Top Banner
ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN PADA MALAM BAINE DALAM RANGKAIAN UPACARA PERKAWINAN SUKU PESISIR KOTA SIBOLGA TESIS OLEH DWI IRNA HASANA TANJUNG NIM. 167037003 PROGRAM STUDI MAGISTER PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
191

ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

75

ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN

PADA MALAM BAINE DALAM RANGKAIAN UPACARA

PERKAWINAN SUKU PESISIR KOTA SIBOLGA

TESIS

OLEH

DWI IRNA HASANA TANJUNG

NIM. 167037003

PROGRAM STUDI MAGISTER

PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

i

ABSTRAK

Tesis ini, menganalisis tiga aspek dalam pertunjukan Tari Saputangan

pada malam baine dalam konteks upacara adat perkawinan suku Pesisir Sibolga,

yaitu; (1). Struktur, (2). Fungsi, dan (3). Makna, dari penyajian Tari Saputangan,

dalam konteks upacara adat perkawinan masyarakat Pesisir Sibolga. Peneliti

menggunakan metode penelitian deskriftif kualitatif dengan empat tahapan

sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan penulisan laporan.

Selain itu peneliti menggunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan

behubungan dengan judul diatas, antara lain teori struktur tari, teori fungsi dan

teori makna. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa struktur Tari

Saputangan terdiri dari elemen-elemen tari yang saling mendukung dan berkaitan

untuk mewujudkan harapan dari seluruh pelaku yang terlibat, dilihat dari gerak,

pola lantai, tata busana, musik, tata rias, tempat penyajian, dan pelaku. Tari

Saputangan juga dilihat dari aspek fungsi yaitu; Fungsi Primer (Ritual, Ungkapan

Pribadi, Estetik), Fungsi Sekunder, Fungsi Pengungkapan Emosional, Fungsi

Hiburan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara

Adat, dan Fungsi Pengintegrasian Masyarakat. Sedangkan aspek makna dianalisis

dari struktur Tari Saputangan dan elemen pendukungnya. Dari keseluruhan

analisis ini, tanpak jelas, bahwa Tari Saputangan merupakan tari yang menjadi

milik masyarakat Pesisir Sibolga yang memberikan pesan dalam kehidupan muda-

mudi.

Kata kunci : perkawinan, tari sapu tangan, struktur, fungsi, makna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

ii

ABSTRACT

This thesis analyzes three aspects in the Saputangan Dance performance on the

night of the baine in the context of the traditional marriage ceremony of the

Pesisir Sibolga tribe, namely; (1). Structure, (2). Function, and (3) Meaning, from

the presentation of Saputangan Dance, in the context of the traditional marriage

ceremony of the Sibolga Coastal community. Researchers used a qualitative

descriptive research method with four stages before going to the field, field work,

data analysis, and report writing. In addition, researchers used several theories that

were considered relevant and related to the title above, including dance structure

theory, function theory and meaning theory. Based on the results of the study, it is

known that the structure of the Saputangan Dance consists of dance elements that

support each other and are related to realize the expectations of all the actors

involved, seen from motion, floor patterns, fashion, music, make-up, presentation,

and performers. Saputangan dance is also seen from the aspect of function,

namely; Primary Function (Ritual, Personal Expression, Aesthetic), Secondary

Function, Emotional Disclosure Function, Entertainment Function,

Communication Function, Ratification Function of Social Institutions and

Customary Ceremonies, and Community Integration Function. While the aspect

of meaning is analyzed from the structure of the Saputangan Dance and its

supporting elements. From this whole analysis, it is clear that the Saputangan

Dance is a dance that belongs to the Sibolga Coastal community which gives a

message in the lives of young people.

Keywords: marriage, handkerchief dance, structure, function, meaning

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

iii

PRAKATA

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SAW atas berkat,

rahmat, dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini dengan

baik. Tesis ini berjudul Analisis Struktur, Fungsi, dan Makna Tari Saputangan

dalam Tata Cara Pernikahan Malam Barinai Pada Suku Pesisir Kota Sibolga.

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjeng pendidikan

S-2 dan memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn) pada Program Magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera

Utara. Tesis ini berisikan hasil penelitian mengenai Tari Saputangan pada malam

baine dalam rangkaian upacara perkawinan suku Pesisir Kota Sibolga. Pokok

permasalahan yang dibahas adalah; bagaimana struktur, fungsi dan makna Tari

Saputangan pada malam baine dalam rangkaian upacara perkawinan suku Pesisir

Kota Sibolga. Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak atas penyelesaian tesis ini, tentu saja bantuan maupun

dukungan yang diterima peneliti sangat berarti bagi penyelesaian tesis ini, untuk

itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., sebagai Rektor Universitas

Sumatera Utara, dan segenap jajarannya yang telah menata dan

bertanggung jawab atas segala urusan akademik Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., sebagai Dekan Fakultas Universitas

Sumatera Utara dan segenap jajarannya yang telah memfasilitasi urusan

akademik Fakultas Ilmu Budaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

iv

3. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D selaku ketua Prodi

Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, atas

arahan dan bimbingan akademis kepada peneliti.

4. Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., selaku sekertaris Prodi Magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, atas bimbingan

akademis dan juga arahan kepada peneliti.

5. Bunda Yusnizar Heniwaty, S.ST, M.Hum, Ph.D., selaku Dosen

Pembimbing yang yang telah memberikan banyak nasehat, motivasi,

terus memberikan semangat dan memberikan waktunya untuk

membimbing penulis agar tesis ini terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing

yang yang telah memberikan banyak arahan dan memberikan waktunya

untuk membimbing penulis agar tesis ini terselesaikan dengan baik.

7. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.S., selaku Dosen Prodi

Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni sekaligus sebagai dosen

penguji tesis ini.

8. Ibu Dr. Dardanila, M.Hum., selaku Dosen Prodi Magister Penciptaan dan

Pengkajian Seni sekaligus sebagai dosen penguji tesis ini.

9. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Prodi Magister Penciptaan dan Pengkajian

Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmunya kepada peneliti.

10. Bapak Drs. Ponisan selaku pegawai staf administrasi Prodi Magister

Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

v

11. Sumatera Utara. Yang telah banyak membantu menyelesaikan segala

urusan administrasi selama perkuliyahan.

12. Bapak Sahriman Irawadi Hutajulu, dan Ibu Siti Zubaidah, S.Pd, M.M.,

sebagai informan kunci yang bersedia memberikan informasi terkait tesis

ini, juga kepada informan pendukung Bapak Chairil Siregar dan Ibu

Dahlia Sinaga yang telah bersedia membantu peneliti.

13. Kedua orang tua peneliti Ayah H. Maswardin Tanjung, S.Pd., dan Umak

Hj. Mardiana Sinaga, S.Pd., yang telah mendukung peneliti baik nasehat,

materi, motivasi, do’a dan kasih sayang sebagai orang tua serta segala hal

keperluan peneliti.

14. Kedua mertua peneliti Bapak Kapten Inf. Mangantan Tua Lumban Tobing,

dan Ibu Rivera Hutabarat, yang telah memberikan dukungan, motivasi

dan mendo’akan peneliti

15. Abang Pratu Ivan Reimando Lumban Tobing, yang telah setia menemani,

membimbing dalam proses penyelesaian tesis ini dan juga mendukung

secara moril, materi, motivasi, do’a dan memberikan kasih sayang

sebagai suami.

16. Abang Sabrian Anugrah Tanjung, S.I.Kom., kakak ipar Widya Ningsi,

A.Md.Keb., keponakan Al Farezy Ridya Tanjung, yang telah

memberikan dukungan secara moril kepada peneliti.

17. Adik-adik Sanggar Cecek Dance Company (CDC) yang telah memberikan

motivasi dan banyak bantuan dalam proses penelitian lapangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

vi

18. Teman-teman kuliyah di Program Studi Magister Penciptaan dan

Pengkajian Seni USU seangkatan 2016 dan 2017 atas segala bantuan dan

kerja samanya yang telah terbangun selama ini.

Peneliti mengucapkan maaf bila ada kata yang kurang berkenan, oleh

karena tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka peneliti mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat membangun pada penulisan tesis ini. Akhir kata, peneliti

berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu penulisan tesis ini.

Peneliti berharap kiranya hasil tesis ini dapat berguna bagi dunia penelitian seni

pada umumnya, dan bagi kesenian Sikambang khususnya pada masyarakat Pesisir

Kota Sibolga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Dwi Irna Hasana Tanjung, S.Pd.

NIM : 167037003

Tempat/ Tanggal Lahir : Sibolga, 7 Juni 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Nomor Handphone : 082276199503

Alamat : JL. Midin Hutagalung No. 38, Kelurahan Aek

Habil, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga.

Pekerjaan : Guru Seni Budaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

viii

PENDIDIKAN

1. Pendidikan Anak Usia Dini

Di TK Aisyiyah Bustanul Atfal Sibolga Lulus Tahun 1999

2. Sekolah Dasar

Di SD Muhammadiyah 03 Sibolga Lulus Tahun 2005

3. Sekolah Menegah Pertama

Di SMP Negeri 1 Sibolga Lulus Tahun 2008

4. Sekolah Menegah Atas

Di SMA Negeri 1 Sibolga Lulus Tahun 2011

5. Sarjana Jurusan Sendratasik

Program Studi Pendidikan Seni Tari

Universitas Negeri Medan (UNIMED) Lulus Tahun 2016

6. Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni

di Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara (USU) Lulus Tahun 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

ix

PERNYATAAN

Dengan ini saya mengatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang perna diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan Sepanjang Pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang perna ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang sedang tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka

Medan, September 2019

DWI IRNA HASANA TANJUNG

NIM. 167037003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

xii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... xi

PERNYATAAN .............................................................................................. xiii

TURNITIN ...................................................................................................... xiv

DAFTAR ISI ................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

DAFTAR TABEL........................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Pokok Masalah .................................................................................. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................... 9

1.4 Studi Kepustakaan ............................................................................ 10

1.5 Konsep dan Teori .............................................................................. 16

1.5.1 Konsep ...................................................................................... 16

1.5.1.1 Struktur ......................................................................... 17

1.5.1.2 Tari ............................................................................... 18

1.5.1.3 Kesenian Sikambang .................................................... 21

1.5.1.4 Tari Saputangan ............................................................ 23

1.5.1.5 Masyarakat ................................................................... 23

1.5.1.6 Adat Perkawinan Masyarakat Pesisir Sibolga .............. 24

1.5.1.7 Baralek .......................................................................... 25

1.5.1.8 Anak Daro .................................................................... 26

1.5.2 Teori .......................................................................................... 27

1.5.2.1 Teori Struktur ............................................................... 28

1.5.2.2 Teori Fungsionalisme ................................................... 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

xiii

1.5.2.3 Teori Semiotika ............................................................ 36

1.6 Metode Penelitian ............................................................................. 37

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 39

1.6.1.1 Observasi ...................................................................... 40

1.6.1.2 Wawancara ................................................................... 41

1.6.1.3 Dokumentasi ................................................................. 42

1.6.1.4 Lokasi Penelitian .......................................................... 43

1.6.1.5 Kerja Laboratorium ...................................................... 43

1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................... 44

BAB II ETNOGRAFI MASYARAKAT PESISIR SIBOLGA ................ 46

2.1 Gambaran Umum Kota Sibolga ......................................................... 46

2.1.1 Letak Geografis ......................................................................... 46

2.1.2 Masyarakat Pesisir Kota Sibolga .............................................. 50

2.1.3 Bahasa Masyarakat Pesisir Sibolga .......................................... 52

2.1.4 Sistem Kekerabatan .................................................................. 56

2.1.5 Mata Pencaharian Masyarakat Pesisir Sibolga ........................ 58

2.1.6 Pariwisata Kota Sibolga ........................................................... 61

2.2 Adat Pesisir Kota Sibolga .................................................................. 62

2.2.1 Adat Kelahiran (Turun Karai) ................................................... 63

2.2.2 Sunat Rasul .............................................................................. 64

2.2.3 Kematian ................................................................................... 64

2.2.4 Kanduri Pasi (Maurei Lawik) ................................................... 65

2.2.5 Manyonggot .............................................................................. 66

2.2.6 Mamogang atau Mandi Balimou ............................................. 67

2.2.7 Adat Pernikahan ....................................................................... 67

2.2.7.1 Marisik .......................................................................... 68

2.2.7.2 Mengantar (Mangantek Kepeng) .................................. 68

2.2.7.3 Maminang (Melamar) ................................................... 69

2.2.7.4 Ijab Qabul .................................................................... 70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

xiv

2.2.7.5 Malam Baine ............................................................... 71

2.2.7.6 Mamulangi Jajak atau Ngunduh ................................... 72

2.2.8 Kesenian Sikambang ................................................................ 73

BAB III ANALISIS STRUKTUR GERAK TARI SAPU TANGAN ...... 75

3.1 Susunan Upacara Malam Baine ......................................................... 75

3.2 Struktur Tari Saputangan .................................................................. 77

3.2.1 Tema ......................................................................................... 84

3.2.2 Gerak ........................................................................................ 84

3.2.3 Iringan Musik ............................................................................ 85

3.2.4 Tata Busana atau Kostum ......................................................... 91

3.2.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................... 94

3.2.6 Tata Rias .................................................................................. 95

3.2.7 Pelaku ....................................................................................... 96

3.2.7.1 Pelaksana Upacara ........................................................ 97

3.2.7.2 Pembawa Acara ............................................................ 98

3.2.7.3 Penari ............................................................................ 99

3.2.7.4 Pemusik ........................................................................ 101

3.2.7.5 Penonton ...................................................................... 102

3.2.8 Properti ...................................................................................... 103

3.2.9 Pola Lantai ................................................................................ 104

BAB VI FUNGSI DAN MAKNA TARI SAPU TANGAN ....................... 126

4.1 Tari Saputangan dalam Kehidupan Masyarakat Pesisir Sibolga ....... 126

4.2 Fungsi Tari Saputangan .................................................................... 127

4.2.1 Fungsi Primer (Ritual, Ungkapan Pribadi, Estetik) .................. 128

4.2.2 Fungsi Sekunder ....................................................................... 132

4.2.3 Fungsi Pengungkapan Emosional ............................................. 134

4.2.4 Fungsi Hiburan.......................................................................... 135

4.2.5 Fungsi Komunikasi ................................................................... 136

4.2.6 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Adat .......... 137

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

xv

4.2.7 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat ........................................ 138

4.3 Makna Tari Saputangan .................................................................... 139

4.3.1 Susunan Tarian.......................................................................... 140

4.3.2 Makna Gerak ............................................................................ 142

4.3.3 Pola Lantai ................................................................................ 151

4.3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pertunjukan ........................... 153

4.3.5 Musik ........................................................................................ 156

4.3.6 Syair .......................................................................................... 160

4.4 Hubungan Struktur Tari, Fungsi, dan Makna ................................... 163

BAB V PENUTUP ............................................................................. 167

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 167

5.2 Saran ................................................................................................. 168

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 170

DAFTAR INFORMAN .................................................................................. 173

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pintu Masuk Kota Sibolga ........................................................... 46

Gambar 2.2 Letak Geografis Kota Sibolga ...................................................... 47

Gambar 2.3 Bagan Sibolga dan Tempat Menjemur Ikan ................................ 60

Gambar 2.4. Manyonggot (7 bulanan) ............................................................ 67

Gambar 2.5 Ijab Qabul ..................................................................................... 70

Gambar 2.6 Malam Baine ............................................................................... 71

Gambar 2.7 Kesenian Sikambang dalam Upacara Perkawinan ...................... 74

Gambar 3.1 Alat Musik Gandang Sikambang ................................................. 88

Gambar 3.2 Alat Musik Akordion .................................................................. 88

Gambar 3.3 Alat Musik Tiup Sikngkadu ......................................................... 89

Gambar 3.4 Tata Busana atau Kostum Penari Laki-laki ................................. 94

Gambar 3.5 Tata Busana atau Kostum Penari Perempuan ............................. 94

Gambar 3.6 Penari berada di Pelataran Pelaminan .......................................... 101

Gambar 3.7 Pemusik berada di Pelataran Pelaminan ...................................... 102

Gambar 3.8 Penonton ...................................................................................... 102

Gambar 3.9 Properti Tari Saputangan .............................................................. 103

Gambar 4.1 Pola gerak permainan Saputangan yang mendominasi tarian ...... 145

Gambar 4.2 Ragam pembuka ........................................................................... 146

Gambar 4.3 Pola gerak perkenalan ................................................................. 147

Gambar 4.4 Berputar menyatukan Saputangan ............................................... 149

Gambar 4.5 Berjalan seiring menyilang Saputangan ....................................... 150

Gambar 4.6 Penyajian tari Saputangan ............................................................ 155

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Wilayah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Sibolga ..................... 48

Tabel 2.2 Rincian penduduk menurut Kecamatan ........................................... 49

Tabel 2.3 Rincian masyarakat menurut Suku ................................................ 50

Tabel 2.4 Rincian masyarakat berdasarkan Agama ....................................... 52

Tabel 2.5 Bahasa Pesisir Sibolga ................................................................... 53

Tabel 2.6 Penggunaan Bahasa Suku Melayu Pesisir Sibolga ........................ 55

Tabel 2.7 Jenis-jenis Nelayan ......................................................................... 58

Tabel 3.1 Ragam Penyajian Tari Saputangan ................................................. 79

Tabel 3.2 Susunan penyajian Tari Saputangan ............................................... 80

Tabel 3.3 Terjemahan Syair Lagu .................................................................... 90

Tabel 3.4 Pola Gerak ....................................................................................... 106

Tabel 3.5 Deskripsi ragam Tari Saputangan .................................................. 110

Tabel 4.1 Petanda dan Penanda dalam Ragam Tari Saputangan ................... 142

Tabel 4.2 Hubungan Syair dan tarian ............................................................. 160

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kota Sibolga merupakan wilayah di Provinsi Sumatera Utara, terletak pada

kawasan Kabupaten Tapanuli Tengah, yang sebagian besar wilayahnya berdiri di

atas daratan pantai. Sehingga hampir seluruh penduduknya bermukim di dataran

pantai yang rendah, dengan ketinggian berkisar antara 0 – 150 meter dari atas

permukaan laut. Kota Sibolga memiliki empat Kecamatan yakni: Kecamatan

Sibolga Selatan, Kecamatan Sibolga Sambas, Kecamatan Sibolga Utara, dan

Kecamatan Sibolga Kota. Kota Sibolga dikenal dengan sebutan kota ikan karna

mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, dan Kota Sibolga disebut juga

dengan kota berbilang kaum, sebutan ini bukan hanya semboyan belaka,

masyarakat kota ini terdiri dari berbagai etnis yang memiliki kekayaan budaya

yang beragam. Tercatat lebih kurang 13 (tigabelas) suku yang tinggal di Kota

Sibolga, yakni: Batak Toba, Melayu, Padang, Mandailing, Nias, Dairi, Karo,

Simalungun, Aceh, Jawa, Cina, India dan Pesisir. Budaya Pesisir adalah yang

mendominasi sebagai salah satu kota yang terletak di Pesisir pantai. Selain

kebudayaan, kesenian juga berperan penting dalam eksistensi kota tersebut salah

satunya kesenian Pesisir atau disebut juga kesenian Sikambang.

Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh

manusia sebagai makhluk sosial. Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata

hidup, merupakan kegiatan manusia yang mencerminkan nilai budaya yang

dikandungnya. Pada dasarnya tata kehidupan dalam masyarakat merupakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

2

pencerminan yang konkrit dari nilai budaya yang bersifat abstrak. Suriasumantri

(1982:27) mengatakan:

Keseluruhan dari frase kebudayaan tersebut sangat erat

hubugannya dengan pendidikan, sebab semua materi yang

terkandung dalam suau kebudayaan diprileg manusia secara sadar

leawat proses belajatr. Lewat kegiatan inilah diteruskan kebudayaan

dari generasi yang satu kegenerasi selanjutnya. Dengan demikian

kebuayaan direruskan dari waktu ke waktu. Kebudayaan yang telah

lalu bereksistensi pada masa kini dan kebudayan masa kini

disampaikan ke masa yang akan datang”

Dari keseluruhan etnik yang ada di dunia ini, tidak satupun yang menurut

para ahli yang tidak menyisihkan waktunya untuk memenuhi kepuasan akan rasa

keindahan. Betapapun sulitnya kehidupan dari suatu masyarakat, mereka tidak

akan menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk mencari makan dan

perlindungan semata-mata. Sebaliknya bagi masyarakat yang hidup di lingkungan

yang lebih menguntungkan dengan segala kemudahannya akan lebih banyak

menyisihkan waktu bagi karya-karya yang mengungkapkan rasa keindahan. Hal

ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kesenian sebagai ungkapan rasa keindahan

merupakan salah satu kebutuhan manusia yang bersifat universal. Demikian pula

halnya dengan berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, yang mendiami

Nusantara dari Sabang hingga Merauke.

Berkaitan dengan nilai-nilai budaya, Sieber dalam Budhisantoso (1992:24)

mengatakan :

“Penghias kehidupan itu sebagai upaya memperindah atau

melengkapi dalam arti baik, sopan, dan sesungguhnya,

mengandung arti tertentu. Oleh karena itu, sekurang-kurangnya

ada dua aspek kesenian yang perlu diperhatikan, yaitu konteks

estetika atau penyajiannya yang mencakup bentuk dan keahlian

yang melahirkan gaya. Dan konteks arti yang mencakup pesan

dan kaitan lambang-lambangnya. Dalam rangka menguraikan

kedua aspek ini, tidak mungkin bicara soal ekspresi perasaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

3

dan gagasan dengan cara memuaskan rasa keindahan tanpa

memperhatikan bentuk dan arti. Selain itu tidak mungkin

berbicara soal kesenian tanpa memperhatikan pesan-pesan

yang terkandung secara simbolis, di samping kegiatan

keseniannya itu sendiri sebagai perwujudan fungsionalisanya

sebagai suatu subsistem kebudayaan”.

Kesenian Sikambang pada umumnya tidak dipergunakan pada upacara

keagamaan ataupun upacara yang berkaitan denan keprcayaan, tetapi hanya untuk

hiburan dan acara sunat rasul (khitanan), penyambutan, penobatan, turun karai

(turun tanah), menakalkan anak (mengayun anak), memasuki rumah baru,

peresmian dan pertunjukan kesenian atau pagelaran. Kesenian Sikambang yang

berisi tari dan nyanyian dengan diiringi musik tradisi khas Pesisir Sibolga berupa

akordion, biola, gendang Pesisir. Pada pernikahan masyarakat Pesisir Sibolga,

disertakan kesenian Sikambang dengan menyertakan nyanyian dan pantun-pantun

yang dibawakan secara bergantian. Pantun-pantun berisi nasehat-nasehat penting,

dimana isi pantun-pantun tersebut tergantung pada pekerjaan kedua pengantin

yang terwujud petuah sindiran dan ungkapan perasaan bagi kedua mempelai, yaitu

Marapulai (pengantin pria) dengan Anak Daro (pengantin wanita).

Pernikahan pada masyarakat Pesisir Sibolga memiliki tata cara dan aturan

pelaksanaannya. Dimulai dari marisik, meminang, bertunangan, menghantar

mahar, menentukan hari, sampai kepada acara saling kunjungan keluarga kedua

belah pihak (Tapanggi) hingga akad nikah (pernikahan). Selain itu, ada acara adat

yang dilakasanakan pada malam hari sebelum pernikahan, yang disebut malam

baine atau barinai. Kegiatan ini dilakukan di rumah pengantin perempuan.

Maksud dari upacara tersebut adalah malam ketika kedua pengantin memakai inai

di tangan dan kaki mereka. Pelaksanaan acara adat pernikahan ini, harus sesuai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

4

dengan upacara adat yang dianut masyarakat Pesisir di Kota Sibolga yaitu adat

sumando.

Adat sumando merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan pada saat

malam baine dalam rangka persiapan untuk acara pernikahan atau perkawinan,

pada saat malam ini dilaksanakan kegiatan kesenian Sikambang yang di dalamnya

terdapat tari, musik dan nyanyian. Adapun beberapa tarian yang termasuk dalam

adat sumando yakni : tari Saputangan, tari Payung, tari adok, tari sampaya, tari

galombang duo baleh, tari Sikambang botan, tari dampeng (randai), tari cek siti,

tari perak-perak, tari anak. Tarian-tarian tersebut diiringi musik Sikambang.

Sikambang berasal dari dua kata yaitu si dan kambang. Secara umum masyarakat

Pesisir Sibolga mengartikan Sikambang sebagai sebuah ansambel musik dimana

didalam Sikambang terdapat beberapa lagu dan tari yang disajikan saat kegiatan

malam baine. Musik Sikambang bercorak petuah, berirama lagu, dan berwujud

tari.

Tari memiliki unsur-unsur yang dapat mendukung sebuah pertunjukan

atau disebut juga elemen pokok tari yakni gerak tari, tema, desain lantai, tata rias,

tata busana, tempat pertunjukan, properti, dan musik iringan. Unsur-unsur atau

elemen-elemen tersebut menjadi pedoman dalam tari yang menunjukkan pesan

dan tujuan dari pertunjukan tari tersebut agar masyarakat dapat mengerti maksud

dan tujuan yang terdapat pada tarian tersebut. Seni tari juga dapat menjadi media

komunikasi antara penyaji dan penikmat yang diungkapkan melalui media gerak

sebagai komunikasi nonverbal.

Struktur pada pertunjukan tari Saputangan memakai birama 4/4 yang

disajikan oleh sepasang penari pria dan wanita yang dilakukan dari awal tarian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

5

hingga akhir tari dimana dalam struktur tariannya penari memakai properti

saputangan sebagai simbol pengikat terhadap muda-mudi yang menjalin kasih.

Dalam penyajiannya tarian ini juga memerlukan ruang yang sedang untuk

melakukan gerakannya. Tari Saputangan memiliki ciri tarian yang tidak

menonjolkan bentuk tubuh karena tarian ini banyak dipengaruhi oleh konsep

keislaman di mana nilai kesopan menjadi nilai utama.

Tari Saputangan merupakan tarian dalam kesenian Sikambang yang

menjadi tari pembuka dalam rangkaian kesenian Sikambang. Tari ini biasa

ditarikan pada saat acara penyambutan, penobatan, pertunjukan dan pernikahan

pada acara adat malam barinai. Pada penyajiannya tari ini ditarikan oleh pria dan

wanita, dalam tarian ini diiringi oleh lagu Kapri yang dinyayikan oleh pemain

musik dan dalam nyanyiannya mengandung lirik yang berupa nasihat atau

wejangan kepada sipembuat acara. Tari ini disebut dengan tari Saputangan karena

sepasang penari memakai properti sapu tangan dalam melakukan tari ini. Nama

lain dari tari Saputangan adalah tari Kapri, tari Kapri atau tari Saputangan

memiliki makna yang menggambarkan curahan hati dan perasaan seorang pemuda

terhadap wanita yang dicintainya di saat terang bulan. Karena pada saat terang

bulan para pemuda tidak turun ke laut sehingga pada saat itulah kesempatan bagi

mereka untuk bertemu dalam merapatkan hubungan silaturahmi. Saputangan

memiliki makna sebagai lambang pengikat dalam sebuah hubungan. Sesuai

dengan makna gerakan tari Saputangan ini yang menceritakan tentang bagaimana

muda-mudi berkenalan ditunjukkan pada gerak double step, kemudian dari

perkenalan mereka malu-malu walau sudah saling mengenal wajah masing-

masing pasangan ditunjukkan dalam gerak mundur, gerak batuka tampek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

6

(bertukar tempat), dalam ragam ini antara pasangan terkesan sudah mulai terjadi

komunikasi. Terbukti antara pasangan sudah saling mendatangi tempat (rumah)

masing-masing pasangan. Kemudian dalam ragam sairing sajalan (seiring

sejalan) antara pasangan sudah terjadi komunikasi yang baik sehingga pasangan

ini sudah bisa jalan bersama. Saat manyilang (menyilang) saputangan memiliki

arti bahwa pasangan muda-mudi sudah saling setia, sekata, dan sejalan.

Melangkah dengan gaya zigzag seraya menggantung saputangan sejajar bahu,

dalam ragam ini terlukis pasangan muda-mudi sudah saling percaya. Kemudian

dalam ragam mengikat saputangan, tersirat pasangan muda-mudi etnis Pesisir

sudah mengikat janji untuk bersama mengharungi bahtera rumah tangga.

Tari Saputangan dalam kesenian Sikambang pada adat pernikahan Pesisir

Sibolga berfungsi untuk mengingatkan kembali kepada kedua mempelai

bagaimana mereka mulai saling mengenal dan mulai menjalin rasa cinta satu sama

lain dan juga untuk memberikan gambaran kepada masyarakat yang hadir pada

acara malam baine itu bagaimana layaknya muda-mudi masyarakat Pesisir

tersebut melakukan perkenalan dan menjalin bahtera rumah tangga.

Keunikan menari dan perpaduan antara Talibun (nyanyian-nyayian pantun

yang dipersembahkan kepada pengantin yang sedang bersanding dan dinyanyikan

secara bergantian oleh pemain musik Sikambang) lagu nyanyian Kapri yang

melambangkan keromantisan anak daro (pengantin wanita) dan marapule

(pengantin pria). Adapun Jenis-jenis alat musik dan klasifikasinya yang dipakai

dalam mengiringi lagu dan tarian adalah gandang Sikambang (membranophone),

gandang batapik (membranophone), singkadu (aerophone), canang (aerophone)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

7

yang dulunya dilakukan dengan bersiul (baisiu), terbuat dari tembaga (carano)

dipadukan dengan biola serta harmonika (sekarang diganti akordion).

Tata busana yang digunakan oleh penari dalam tari Saputangan berwarna

kuning, perempuan memakai sanggul rambut, ditambah dengan accessories

goyang-goyang yang diletakkan dibagian sanggul rambut, baju kurung, dan rok

panjang. Sedangkan laki-laki memakai tutup kepala yakni peci, baju teluk belanga

dan celana longgar, kemudian memakai sisamping yaitu kain sarung atau songket

yang dibentuk sejajar dan diikatkan kepinggang tepatnya di atas lutut.

Mengingat agar tari Saputangan selalu tetap hidup dan berkembang dalam

kehidupan masyarakat Pesisir Kota Sibolga. Penelitian ini merupakan salah satu

upaya untuk menjaga dan melestarikan. Berdasarkan latar belakang di atas,

peneliti merasa tertarik dan ingin mengangkat tarian tersebut menjadi topik

penelitian dengan judul “Analisis Struktur, Fungsi, dan Makna Tari

Saputangan pada Malam Baine dalam rangkaian Upacara Perkawinan

Suku Pesisir Kota Sibolga”

1.2 Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini terfokus

pada:

1. Bagaimana Struktur tari Saputangan yang digunakan dalam kesenian

Sikambang pada malam baine dalam rangkaian perkawinan suku Pesisir

Sibolga ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

8

2. Bagaimana Fungsi tari Saputangan yang digunakan dalam Kesenian

Sikambang pada malam baine dalam rangkaian perkawinan suku Pesisir

Sibolga ?

3. Bagaimana Makna yang digunakan dalam Kesenian Sikambang pada

malam baine dalam rangkaian perkawinan suku Pesisir Sibolga ?

Dalam pembahasan ini akan menjelaskan struktur tari Saputangan dan

mendeskripsikan bagaimana penyajian pada tari Saputangan dimana peneliti akan

mendeskripsikan mengenai pola-pola gerakan, pola ragam, pola kalimat, struktur

penyajian tari, susunan pola lantai, tata rias, properti yang digunakan. Setelah

mendeskripsikan keseluruhan pola tersebut tentunya akan mendapat makna di

balik tarian yang disajikan. Dalam mendeskripsikan pola-pola gerakan tari

Saputangan peneliti juga akan menyambungkan dengan musik pengiring yang

dipakai dalam mengiringi tari Saputangan untuk mengkaji hubungan tari

Saputangan dengan musik pengiring yang disajikan oleh vokal, akordion, dan

gendang Sikambang. Musik pengiring menjadi satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dalam mencari struktur tari Saputangan yang mana musik dan tari

memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya untuk mencari tujuan dari tari

tersebut.

Pada pembahasan Fungsi, peneliti akan mendeskripsikan bagaimana

peranan dan tujuan fungsi tari Saputangan dalam kebudayaan Pesisir Sibolga yang

mana fungsi dari tari tersebut digunakan dalam berbagai kegiatan kesenian yang

ada di daerah Pesisir Sibolga terutama pada pernikahan masyarakat Pesisir

Sibolga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

9

Pada pembahasan makna Tari Saputangan maka nantinya akan dibahas

secara rinci lagi mengenai makna gerak terkandung dalam tari Saputangan dan

secara keseluruhan mencakup makna budaya yang terkandung dalam setiap

gerakan yang dilakukan dalam tari Saputangan berdasarkan pola-pola gerakan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian nantinya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan Struktur yang dilakukan penari dalam

menarikan tari Saputangan.

2. Untuk menganalisis Fungsi yang terdapat dalam tari Saputangan.

3. Untuk memahami Makna yang ada pada tari Saputangan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian yang diwujudkan dalam laporan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menambah referensi bagi lembaga-lembaga pendidikan (sekolah)

sehingga dapat digunakan oleh guru kesenian sebagai bahan

pembelajaran maupun lembaga kebudayaan.

2) Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah dalam rangka kegiatan

pengembangan kesenian masyarakat Pesisir Kota Sibolga.

3) Mengenal kebudayaan masyarakat Pesisir Kota Sibolga dan

berupaya untuk melestarikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

10

4) Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan seni tari di

perpustakaan.

5) Menjadi bahan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan.

1.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu proses pencarian literatur dan sumber

bacaan yang nantinya dapat memperlancar proses penelitian. Studi kepustakaan

ini dimaksud juga untuk mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap

fenomena sesuai dengan topik kajian. Dalam tinjauan kepustakaan ini akan

dikemukakan mengenai pemahaman konsep terhadap kajian yang dilakukan,

kajian kepustakaan hasil-hasil penelitian dan landasan teori. Studi pustakaan ini

merupakan sumber bacaan yang didapat dari buku, majalah, artikel dan referensi

lain yang bersumber dari mana saja termasuk internet.

Dari hasil studi kepustakaan yang dilakukan, penelitian tari Saputangan

dalam tata cara pernikahan malam barinai pada masyarakat Pesisir Kota Sibolga

masih sulit didapat. Namun peneliti menemukan beberapa buku maupun hasil

penelitian berbentuk skripsi dan tesis yang mampu dijadikan sebagai data awal

pendukung peneliti untuk lebih memahami kebudayaan dimasyarakat Pesisir

Sibolga. Diharapkan data awal ini bisa menjadi jembatan dalam penyelesaian

penelitian ini nantinya. Tentunya hasil yang didapatkan dalam penelitian haruslah

mampu dipertanggung jawabkan. Adapun reverensi skripsi atau tesis yang peneliti

masukkan sebagai data awal antara lain:

Usman Hutagalung (2003) Skripsi ini berjudul ”Sejarah Kesenian

Sikambang Di Pesisir Barat Tapanuli,”. Kesenian Sikambang merupakan kesenian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

11

masyarakat yang terdapat di Pesisir Barat Tapanuli, khususnya Kota Sibolga dan

Kabupaten Tapanuli Tengah. Kedua daerah ini merupakan pengguna Kesenian

Sikambang. Hal itu masih ada sampai sekarang. Awal terciptanya Kesenian

Sikambang ada dua sumber yakni: dari legenda Putri Runduk dari kerajaan Barus

yang dipimpin oleh Raja Jaya dana dan dari nelayan yang menangkap ikan di

pulau Mursala mendengar nyanyian yang kemudian diulanginya setiba di daratan

yang kemudian berkembang jadi Kesenian Sikambang. Dalam perkembangannya

Kesenian Sikambang memadukan beberapa unsur antara lain: musik, tarian,

senandung dan pantun. Kesenian ini mengemban falsafah-falsafah kontemporer

yang penuh dengan makna, berirama lagu dan berwujud tari. Uniknya, Kesenian

Sikambang bukanlah akulturasi yang terserap dari kebudayaan tetangga seperti

Batak dan Minangkabau, tetapi kesenian dari warisan peradaban kerajaan Pesisir

yang terdapat di Pesisir Barat Tapanuli. Secara garis besar Kesenian Sikambang

ada tiga, yaitu: Sikambang sebagai seni, Sikambang sebagai hiburan dan

Sikambang sebagai fungsi sosial. Penulisan skripsi ini menggunakan metode

sejarah yang meliputi tahapan-tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi dan

historiografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang sejarah Kesenian

Sikambang yang terdapat di Pesisir Barat Tapanuli dengan periodeisasi dari tahun

1990-2003. Semakin berkembangnya teknologi keberadaan Kesenian Sikambang

mulai mengalami pergeseran. Hal itu terjadi karena pengaruh dari arus globalisasi

yang berkembang saat ini. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi Kesenian

Sikambang di Pesisir Barat Tapanuli. Pada tahun 1990 Kesenian Sikambang

masih dipergunakan masyarakat Pesisir sebagai sarana hiburan. Menjelang tahun

2000 Kesenian Sikambang mulai mengalami kemunduran. Kemunduran tersebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

12

terjadi bukan tidak memiliki penerus, akan tetapi disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain: perkembangan budaya modern, keengganan generasi muda,

berkurangnya minat masyarakat dan efisiensi. kondisi ini dikhawatirkan akan

memudarkan Kesenian Sikambang di Pesisir Barat Tapanuli, untuk itu peran

pimpinan adat masyarakat Pesisir Kota Sibolga Tapanuli Tengah, peran

Pemerintah dibantu oleh masyarakat yang mendukung Kesenian Sikambang

sangat diperlukan untuk mempertahankan dan melestarikan Kesenian Sikambang.

Skripsi ini sebagai acuan untuk membahas perkembangan kesenian Sikambang

sebagai kesenian yang dimiliki masyarakat Pesisir Sibolga.

Mitri Ady Manalu, (2006). Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatra

Utara. Mengangkat judul skripsinya : “Peranan Musik Sikambang Dalam Upacara

Perkawinan Adat Sumando Di Masyarakat Pesisir Tapanuli Tangah Sibolga”

yang didalam skripsinya membahas peranan musik Sikambang dalam suatu acara

pernikahan adat masyarakat Pesisir Sibolga, dalam pelaksanaannya banyak

melewati rentetan pristiwa atau tatanan acara dalam kegiatan tersebut.

Kontribusinya ialah dalam pembahasan tesis nantinya akan lebih luas membahas

mengenai struktur, fungsi dan makna tari Saputangan dalam kesenian Sikambang.

Nila Wahyudi Lubis, (2011) dalam skripsinya yang berjudul

“Eksistensi Dan Makna Simbolik Tari Dampeng Dalam Upacara Adat

sumando Pada Etnis Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga”. Penelitian ini

membahas tentang tari yang ada pada daerah Pesisir di Kabupaten Tapanuli

Tengah yaitu tari Dampeng yang terdapat dalam upacara adat pernikahan

masyarakat Pesisir Sibolga. Skripsi ini menambah wawasan pengetahuan peneliti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

13

untuk mengetahui lagi tentang tata acara yang dilalui pada proses pernikahan pada

masyarakat Pesisir Sibolga.

Evi Nenta Sipahutar, (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Fungsi Dan

Struktur Tari Anak Yang Diiringi Musik Sikambang Dalam Upacara Adat

Perkawinan Masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah Di Kecamatan Sibolga

Kota”. Perkawinan pada masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah memiliki

tata cara dan aturan pelaksanaannya. Dimulai dari Risik-risik (memastikan

seorang calon), Sirih Tanyo (bertanya kesediann calon), Maminang (menanyakan

uang mahar), Manganta kepeng (mengantar uang mahar yang telah disepakati),

Mato Karajo ( akad nikah), Adat Malam Sikambang, Manjalang-jalang (mohon

doa restu orangtua laki-laki). Selain itu ada upacara adat yang dilaksanakan pada

malam hari sebelum perkawinan, acara adat ini disebut “Malam Bainai” atau

“ber-inai” yang dipakai pada kaki dan tangan pengantin, adat ini lakukan dirumah

pengantin masing-masing. Pada mulanya memasang inai tidak saja upaya

menampilkan kecantikan pada bagian dari anggota tangan pengantin, namun juga

menurut kepercayaan zaman dahulu, kegiatan memerahkan kuku-kuku jari calon

pengantin ini juga mengandung arti magis. Ujung-ujung jari yang dimerahkan

dengan daun inai dan dibalut daun sirih, memiliki kekuatan untuk melindungi

pengantin dari kemungkinan ada manusia yang iri dengan calon pengantin. Kuku-

kuku yang telah diberi pewarna merah yang berarti juga selama ia berada dalam

kesibukan menghadapi berbagai macam perhelatan perkawinannya itu ia akan

tetap terlindung dari segala mara bahaya. Pelaksanaan upacara adat perkawinan

ini tidak terlepas dari iringan musik dan tari yang disebut Kesenian Musik

Sikambang. Sikambang berasal dari dua kata yaitu “Si” dan “Kambang”. Secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

14

umum masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah mengartikan Sikambang

sebagai salah satu jenis kesenian pada masyarakat Pesisir, kesenian tersebut

bercorakkan petuah, berirama lagu, dan berwujud tari. Jenis alat musik yang

dipakai untuk mengiringi Nyanyian dan Tarian dalam Kesenian Sikambang adalah

Gandang Sikambang, Gandang Batapik, Singkadu, Carano yang biasa digunakan

untuk mengatur tempo pada musik, dan Akordion. Berbagai macam tarian yang

diiringi dengan Kesenian Sikambang yaitu Tari Adok, Tari Saputangan yang

diiringi Lagu Kapri, Tari Payung, Tari Perak-Perak, Tari Sampaya, Tari Anak

yang diiringi Lagu Sikambang dan lain sebagainya. Namun yang menjadi fokus

dalam skripsi ini adalah Tari Anak yang terkait dalam konteks Upacara Adat

Perkawinan Masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli tengah tepat nya di Kecamatan

Sibolga Kota. Tari Anak ini dibawakan oleh sepasang penari laki-laki dan

perempuan dewasa. Awalnya tari ini menjadi tarian yang selalu dipakai dalam

setiap Upacara Adat Perkawianan masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman kedudukan tarian ini pun perlahan

bergerser. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi, yang mana penggunaannya

sekarang ini memakan biaya yang cukup mahal. Namun demikian, masih ada

sebagian masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah yang menggunakan tarian

ini dalam upacara adat perkawinan. Dalam konteks perkawinan Tari Anak ini

diiringi dengan iringan musik dan lagu Sikambang. Teks Lagu Sikambang ini

berisikan tentang nasihat-nasihat, doa, dan ungkapan rasa bahagia/sukacita dari

orang tua kepada kedua mempelai, dan semuanya diwujudkan dalam bentuk

sebuah tarian. Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi pokok permasalahan

dalam tulisan ini adalah sejauh apa fungsi Tari Anak dalam kebudayaan, terutama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

15

pada Upacara Adat Perkawianan Masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah,

serta melihat bagaimana bentuk struktur dari Tari Anak tersebut dalam Upacara

Perkawinan Masyarakat Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah. Untuk mengkaji

permasalahan diatas maka penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan melakukan kerja lapangan serta kerja laboratorium. Dengan tersedianya

data serta narasumber di lokasi penelitian maka akan memungkinkan studi ini

dilakukan. Dalam skripsi ini dapat membantu peneliti untuk lebih mengenal tari-

tari yang terdapat didalam kesenian Sikambang.

Tesis seorang alumni mahasiswi dari jurusan Pengkajian dan Penciptaan

Seni Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara (USU); Suci Purnanda, (2017).

Juga mengajukan penelitian untuk tesis S-2 dengan judul “Tari Inai pada Upacara

Malam Barinai masyarakat Melayu di Kota Binjai: Analisis struktur dan Makna,

yang berfokus pada upacara malam berinai, pembahasan tentang struktur dan

makna Tari Inai yang dilakukan dalam masyarakat melayu. Dalam tesis ini dapat

membantu peneliti untuk lebih memahami upacara adat malam barinai, analisis

struktur dan makna pada tari Saputangan.

H. A. Hamid, (1995) dalam buku yang berjudul “Bunga Rampai Tapanuli

Tengah. Sibolga Tapian Nauli. Dalam buku ini dapat membantu peneliti dalam

memahami konsep kekerabatan masyarakat pesisir dan konsep kebudayaan, tradisi

yang ada di daerah Pesisir Sibolga khususnya membahas tentang adat pernikahan

masyarakat Pesisir Sibolga.

Saiful Anwar Matondang Yuda Setiawan, (2015) dalam buku yang

berjudul “Teori Kebudayaan” terdapat reverensi yang membahas mengenai teori

yang mendukung peneliti dalam membahas aspek budaya yang terdapat pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

16

masyarakat Pesisir Sibolga khususnya pada saat upacara adat pernikahan

masyarakat Pesisir Sibolga.

Malinowski yang berjudul “Teori Fungsional dan Struktural” kaitannya

dalam penulisan tesis ialah sebagai panduan teori untuk mencari fungsi dan

struktur tari Saputangan pada upacara pernikahan malam barinai pada masyarakat

Pesisir Sibolga. Nantinya untuk membantu peneliti dalam membahas pola gerakan

dan sikap tari Saputangan dalam upacara pernikahan masyarakat Pesisir Sibolga.

Pada kaitan masyarakat Pesisir Sibolga teori ini berujuk pada individu

masyarakat.

1.5 Konsep dan Teori

1.5.1 Konsep

Pengertian konsep adalah unsur penelitian yang terpenting merupakan

devinisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak

suatu fenomena sosial atau fenomena alami (Singarimbun dan Sofian

Efendi,1982:17). Konsep dapat memiliki tingkat generalisasi yang

berbeda.Semakin dekat suatu konsep kepada realita semakin mudah konsep itu

diukur. Banyak konsep ilmu sosial sangat abstrak terutama yang merupakan unsur

dari teori yang sangat umum (Grand Theory).

Konsep diartikan juga sebagai gagasan abstrak atau ide yang di

digeneralisaikan untuk melukiskan suatu gejala dengan ciri-ciri tertentu.

Pengertian konsep menurut Ratna adalah sebagai alat untuk memahami suatu

gejala, konsep berada diluar gejala. Setiap kata, bahkan setiap simbol adalah

konsep. Konsep dibedakan menjadi leksikal dan operasional (2010:465-466).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

17

Menurut Melly G. Tan (dalam koentjaraningrat, 1994:21), konsep atau

pengertian merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. Ia sebagai definisi secara

singkat dari kelompok fakta atau gejala. Untuk itu, guna memperluas wawasan

dan mempertajam sensitifitas teoritis dalam rangka memahami realitas, maka

penelitian ini mengemukakan pemahaman beberapa konsep yang secara langsung

berkaitan dengan topik penelitian yang peneliti kaji.

1.5.1.1. Sruktur

Struktur adalah susunan yang saling berkaitan, terdiri dari bagian-bagian

yang secara fungsional berhubungan satu sama lain. Struktur menunjukan pada

tata hubungan antara bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Berbicara mengenai

struktur orang biasanya menggunakan analogi organis, salah satu analogi yang

banyak dipetik. Organisme merupakan sebuah aktualisasi dari sel-sel dan

pembentukan jaringan yang diatur hubungannya satu dengan yang lainnya, bukan

secara kolektif tetapi sebagai sistem terpadu yang rumit dari molekul-molekul.

Sistem hubungan unit-unitnya dijalin dalam sebuah struktur organik. Istilah-istilah

yang digunakan disini bukanlah strukturnya sendiri, ini adalah kumpulan dari

unit-unit (sel atau molekul) yang diatasi oleh sebuah struktur misalnya : dalam

sebuah tata hubungan, organisme memiliki struktur. Jadi struktur ini didefinisikan

sebagai satuan tata hubunga diantara entitas yang ada (Brown dalam Anya

Peterson terjemahan Widaryanto 2007: 68-69).

Secara struktural bentuk gerak tari bisa diamati berdasarkan watak gerak

yaitu gerak feminim dan gerak maskulin, jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak

maknawi, unsur-unsur gerak yaitu motif gerak, frase gerak, gugus gerak dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

18

kalimat gerak, serta gerak bagian tubuh meliputi gerak kaki, gerak kepala, gerak

badan, dan gerak tangan. Kesatuan bentuk gerak atau yang lebih kecil lagi disebut

unsur gerakdan motif gerak. Setiap bentuk tari memiliki ciri spesifik yang selaras

dengan motif gerak yang membentuknya, dan motif itu sendiri merupakan unit

dari kombinasi antara gerak dan unsur sikap.

Berkaitan dengan struktur tari saputangan, maka kajian ini akan melihat

bagaimana susunan tari akan salaing berkaitan di antara elemen-elemen

pembangun dalam tari. Secara konsep kajian, ini melihat penyajian tari

Saputangan dalam konteks perkaiwinan, dimana susunan tari merupakan

gambaran dari cerita perjalanan percintaan muda-mudi Pesisir Sibolga. Melalui

wujud tari, tampak pesan-pesan dari si pencipta tarian.

Dalam Tari Saputangan, bentuk dan struktur merupakan dua hal yang tak

terpisahkan, bentuk merupakan organisasi keseluruhan dari hubungan antar

karakteristik dalam tari, maksudnya adalah pengorganisasian seluruh tatanan

gerak yaitu mulai dari motif gerak atau kesatuan unsur gerak baik unsur gerak

kepala, badan, tangan dan kaki. Keseluruhan gerak tari tersebut merupakan

perwujudan dari tataran gerak dengan sebuah bentuk tari yang merupakan

rangkaian gerak yang terdiri dari motif, frase, kalimat, gugus sampai pada bentuk

keseluruhan dalam tari (Soeharto 1983: 18-19).

1.5.1.2 Tari

Tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak.

berirama, dan berjiwa yang harmonis. Indah bukan hanya hal-hal yang halus dan

bagus saja, melainkan sesuatu yang memberikan kepuasan batin manusia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

19

Gerak yang kasar, keras, kuat dan lainnya bisa merupakan gerak yang indah.

Berjiwa biasa diartikan memberi kekuatan yang bisa menghidupkan. Jadi, gerak

yang telah di bentuk tanpa dan berirama tersebut seakan hidup dan dapat

memberikan pesan yang dapat kita mengerti dan berarti. Harmonis adalah

kesatuan yang selaras dari keindahan yang bergerak, berirama, dan berjiwa

tersebut (kussudiardjo, dalam Wahyudiyanto 2008:11).

Tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif, sebab dalam kerangka

wujudnya tempat dibentuk oleh berbagai disiplin seni yan lain misalnya, sastra

musik, seni rupa, dan seni drama. Tari pada waktu itu masih sebagai bentuk

pengungkapan yang bersahaja dan sangat tunduk pada kepentingan adat serta

religi. Perkembangan selanjutnya, tari tidak lagi menjadi bagian dari aktivitas adat

atau religi, tetapi kehadiran tari menjadi berdiri sendiri sebagai sebuah ekspresi

seni yang mandiri (Hidayat,2005:26).

Dalam seni tari, tenaga sangat dibutuhkan karena dengan tenaga, tari yang

ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa

dan emosi, bukan dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan dan

diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang

mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi sipenari (Sumardjo, 2010:28).

Dalam seni tari juga terdapat beberapa bagian devinisi tari seperti tari yang

dipakai dalam suatu upacara ritual. Tari upacara ritual erat hubungannya dengan

kepentingan-kepentingan agama, dan adat. Pada tari upacara memiliki nilai sacral

dan magis. Tari upacara sebagai media persembahan dan pemujaan tehadap

kekuasaan-kekuasaan yang lebih tinggi, dengan maksud untuk mendapatkan

perlindungan dari yang kuasa dan untuk mengusir penyakit serta makhluk halus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

20

yang memnggangu, meminta kebahagiaan, keselamatan, dan kesejahtraan hidup

masyarakat. Pada bangsa primitif tari memegang peranan penting. Tari menjadi

media untuk maksud-maksud tertentu, kehendak jiwa manusia itu sendiri

dimanifestasikan atau direalisasikan menjadi bentuk gerak tari. Kekuatan yang

ditimbulkan oleh situasi ini menjadikan penari-penarinya mengalami trance (tidak

sadarkan diri). Tarian ini mempunyai gerak, pola lantai, iringan dan elemen-

elemen tari yang lainnya yang sangat sederhana, adapun ciri-ciri tari upacara

adalah sebagai berikut:

1. Materi tari meniru gerak-gerak alam (gerak imitatif).

2. Suasan mistis, magis, religius.

3. Perbendaraan gerak sangat sederhana dalam jumlah yang terbatas.

4. Ungkapan gerak didorong oleh kekuatan kehendak jiwa (karsa).

5. Perwujudan gerak tari sangat berkaitan dengan rangkaian konteks

peristiwa.

6. Menimbulkan situasi magis dan mistik.

7. Penghayatan tari terbatas pada lingkungan adat setempat.

8. Musik pengiring sederhana

9. Dilakukan secara kolektif

10. Tata rias dan busan sederhana

11. Pola lantai sederhana, biasanya hanya berbentuk lingkaran dan berbanjar.

Nenek moyang kita percaya bahwa didalam tubuh kita terdapat kekuatan.

kekuatan itu kemudian memunculkan kepercayaan-kepercayaan, yaitu anamisme

dan dinamisme. Mereka percaya bahwa semua benda yang ada di alam semesta ini

memiliki roh atau kekuatan gaib. Oleh karena itu, mereka meminta keselamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

21

dan kebahagiaan kepada benda yang memiliki roh atau kekuatan gaib tersebut

dengan jalan melakukan ritual atau upacara. Upacara tersebut diwujudkan dalam

bentuk tari tarian. Selain dalam upacara ritual tari juga kerap dijumpai dalam

konteks hiburan. Sebuah tarian dapat tercipta karena adanya perasaan benci, cinta,

bahkan perang. Selain itu, dapat pula tercipta karena hubungan persahabatan dan

pergaulan yang terjalin, tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada

alam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tarian dapat berfungsi sebagai

sarana pergaulan.

Selain berfungsi sebagai sarana pergaulan, tarian dapat juga berfungsi

sebagai sarana hiburan. Hal ini karena dalam perkembangan tarian daerah tidak

hanya di pentaskan di daerahnya masing-masing, tetapi juga dipentaskan di

gedung-gedung kesenian dan bahkan kemancanegara sebagai sarana hiburan

(Khasanah,2009:8).

1.5.1.3 Kesenian Sikambang

Kesenian Sikambang mulanya berasal dari nama seorang dayang Putri

Runduk yang bernama Sikambang Bandahari. Secara umum masyarakat Pesisir

Sibolga Tapanuli Tengah mengartikan Sikambang sebagai salah satu jenis

kesenian pada masyarakat Pesisir, dimana kesenian tersebut bercorakkan petuah,

berirama lagu, dan berwujud tari. Kesenian Sikambang merupakan seni panggung

yang terdapat di Pesisir Barat Tapanuli karena menggabungkan beberapa alat

musik, tari dan dipertontonkan. Jumlah penarinya kurang lebih empat orang,

masing-masing berpasangan dengan iringan musik dan nyanyian yang sifatnya

berupa nasehat yang dinyanyikan oleh seorang pemusik dan dinyanyikan secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

22

bergantian. Dalam kesenian Sikambang terdapat beberapa lagu dan tarian yang

masing-masing memiliki tujuan tertentu pada setiap tariannya.

Kesenian Pesisir Sibolga dikenal dengan nama Sikambang yang

mempunyai ciri khas tersendiri baik dalam bentuk alat musik, irama, maupun lirik

lagunya. Kesenian Sikambang pada umumnya ditampilkan dalam upacara-upacara

adat di masyarakat Pesisir Sibolga yang dimainkan oleh anak alek dan dimainkan

pada malam sebelum acara pernikahan masyarakat Pesisir Sibolga. Dalam

penyajiannya tari-tari Pesisir Sibolga akan selalu diiringi oleh musik dan nyanyian

berupa syair yang dinyanyikan oleh pemusik yang berupa sebuah pesan-pesan

untuk sepasang kekasih yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan.

Dalam masyarakat Pesisir Sibolga terdapat ragam bentuk dan jenis tari yang biasa

dilakukan pada malam sebelum pernikahan. Berikut ini merupakan jenis tari-

tarian yang ada pada masyarakat Pesisir Sibolga:

1. Tari Saputangan yang diiringi dengan lagu Kapri.

2. Tari Payung yang diiringi dengan lagu Kapulo Pinang.

3. Tari Selendang yang diiringi dengan lagu Duo.

4. Tari Pedang yang diiringi dengan lagu Sikambang Botan.

5. Tari Kipas yang diiringi dengan lagu Perak-perak.

6. Tari Pahlawan yang diiringi dengan lagu Simati Dibunuh.

7. Tari Adok yang diiringi dengan lagu Adok.

8. Tari Anak yang diiringi dengan lagu Sikambang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

23

1.5.1.4 Tari Saputangan

Tari Saputangan merupakan tari pembuka dalam rentetat kegiatan musik

dan tari dalam kesenian Sikambang. Dalam penyajiannya tari Saputangan

merupakan tarian yang diperuntungkan untuk muda-mudi di Pesisir Sibolga,

dalam tari tersebut memakai properti saputangan sebagai media tari, dimana

dalam pengertiannya saputangan merupakan simbol pengikat terhadap hubungan

muda-mudi yang menjalin hubungan yang serius hingga sampai kepada

pernikahan. Dalam penyajiannya tari Saputangan dimainkan bersamaan dengan

musik pengiring dan nyanyian yang berupa pantun yang di nyanyikan secara

bergantian yang memiliki birima A-B-A-B, dalam tiap ungkapan katanya

memiliki pesan nasehat kepada muda-mudi yang sebentar lagi akan melakukan

hubungan ke jenjang pernikahan. Nasehat yang lantunkan oleh penyanyi juga

beragam berdasarkan hal yang mereka alami maupun kelak yang akan dialami, isi

syairnya berisi mulai dari perkenalan mereka hingga pada tingkat jalinan yang

sah. Dalam pertunjukannya tari Saputangan di tarikan oleh muda-mudi yang

berpasang-pasangan dari awal penyajian hingga akhir penyajian dimana dalam

tarian ini dimainkan dalam birama 4/4. Tari Saputangan dilakukan pada malam

hari sebelum upacara pernikahan keesokan harinya.

1.5.1.5 Masyarakat

Masyarakat merupakan satu kesatuan golongan yang mendiami suatu

lokasi tertentu dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti; sekolah,

keluarga, perkumpulan. Masyarakat juga merupakan salah satu satuan sosial

sistem, atau kesatuan hidup manusia. Menurut Koentjaraningrat (1994)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

24

masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat bersambung dan terikat oleh suatu rasa

identitas yang sama. Masyarakat Pesisir sibolga memiliki sistem kekerabatan

yanag dikenal dengan adat sumando yang diikuti masyarakat Pesisir Tapanuli

Tengah dan Sibolga.

Adat sumando merupakan ikatan batin yang sangat kuat baik itu dalam

hubungan kekeluargaan dan persaudaraan dimana keputusan mengenai masalah

adat dan keluarga dikatakan tidak sah, tanpa melibatkan semua musyawarah

anggota keluarga baik dari keluarga pihak laki-laki, maupun pihak perempuan

yang telah bersatu dengan adat sumando Pesisir dan disahkan berdasarkan agama

Islam, dan didalam adat sumando Pesisir garis keturunan ditarik dari pihak laki-

laki (patrilinear) dimana dalam hal ini pihak Ayah di masyarakat Pesisir adalah

orang yang pertama mengambil keputusan dalam suatu rumah tangga dan apabila

dalam keluarga tersebut lahir anggota keluarga baru dalam hal ini anak, maka si

anak akan memakai gelar / marga yang dimiliki Ayah

1.5.1.6 Adat Pernikahan Masyarakat Pesisir Sibolga

Pernikahan dalam masyarakat Pesisir Sibolga memiliki beberapa rentetan

dalam pelaksanaannya, mulai dari Dimulai dari Risik-risik (memastikan seorang

calon), Sirih Tanyo (bertanya kesediann calon), Maminang (menanyakan uang

mahar), Manganta kepeng (mengantar uang mahar yang telah disepakati), Mato

Karajo (akad nikah), Adat Malam Sikambang, Manjalang-jalang (mohon doa

restu orangtua laki-laki). Selain itu ada upacara adat yang dilaksanakan pada

malam hari sebelum perkawinan, acara adat ini disebut Malam Baine. Pada malam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

25

baine akan digelar kegiatan kesenian Sikambang dimulai dengan tari Saputangan

yang diiringi oleh lagu Kapri sebagai pembuka. Tarian ini berupa tarian muda

mudi dimana menceritakan tentang bagaimana perkenalan hingga meneruskan

hubungan ke jenjang pernikahan, tentunya dalam tarian tersebut ada musik dan

nyanyian sebagai pengiring tari, dimana nyanyian pada tari Saputangan berisi

nasehat atau wejangan yang dilantukan oleh pemain musik Sikambang. Pada

perkawinan masyarakat Pesisir diwaktu belakangan ini sudah sangat jarang

dijumpai perkawinan yang memakai kesenian Sikambang dalam perkawinannya

mengingat besarnya biaya yang akan dikeluarkan oleh pihak yang akan

melangsungkan perkawinan.

1.5.1.7 Baralek

Istilah baralek adalah istilah yang digunakan masyarakat Minangkabau

untuk menyebutkan sebuah kegiatan pesta yang merujuk pada pesta perkawinan

dan pesta untuk pengangakatan penghulu atau disebut juga dengan “baralak

gadang”. Dari sisi kata, kata baralek terdiri dari kata kerja, alek/pesta, yang

dilakukan oleh suku Minagkabau dalam berbagai kegiatan seperti “ pernikahan,

pengangkatan penghulu, membangun rumah dan sebagainya, namun baralek lebih

identik dan dikenal dengan acara respsi perkawinan ala adat Minangkabau,

dengan tata dan cara masing-masing dalam pelaksanaanya. Secara gadis besar tata

cara yang dilakukan merujuk kepada aturan adat baku di Minangkabau dan tidak

melanggar tuntunan syariat Islam.

Kata baralek juga digunakan oleh suku Melayu Pesisir Sibolga untuk

menunjukkan kegiatan pesta perkawinan, dengan tata cara yang tidak jauh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

26

berbeda dengan baralek bagai suku Minangkabau. Penyebutan “baralek” ,

dikarenakan, suku Minangkabau banyak mendiami daerah Sibolga sejak lama,

mereka berbaur dengan masyarakat setempat dan masyarakat pendatang lainnya,

serta menikah dengan suku-suku lain. kelompok masyarakat ini kemudian

membentuk kelompok baru, yang dikenal dengan suku Melayu Pesisir Sibolga.

Adat istiadat yang dilakukan banyak mengadopsi dari kebudayaan Minangkabau,

seperti pemakaian bahasa, kesenian, dan lain-lainnya termasuk adat perkawinan.

Dalam konteks kegiatan malam baine dalam rangkaian perkawinan Pesisir

Sibolga, tari Saputangan merupakan bagian dari acara bersama kesenian

sikambang dengan tari Saputangan dimana tarian ini sebagai tarian pembuka dari

kesenian sikambang dan sebagai bagian dari prosesi adat.

1.5.1.8 Anak Daro

Anak daro adalah sebutan bagi pengantin perempuan di Minangkabau.

Istilah anak daro sendiri berasal dari kata anak dan dara yang artinya anak

perempuan. Pasangan dari anak daro disebut marapulai (laki-laki) setelah sah

dalam agama dan adat karena telah melakukan pernikahan sebelumnya. Pada saat

ini anak daro tidak hanya ditemukan di acar baralek saja, tapi dapat juga berada

di acara lainnya. Seperti pada acara pawai budaya, lomba pakaian adat, dan pada

kegiatan adat lainnya.

Seorang anak daro jelas dikenali dari pakaiannya, yang terdiri dari sunting

(accesoris untuk kepala) lengkap dengan baju tradisional yang didominasi warna-

warna merah dan kuning keemasan. Sunting menjadi pertanda seorang anak daro.

Pada awalnya sunting yang dikenakan terbuat dari logam emas, namun sekarang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

27

sunting terbuat dari perak dan logam meski warnanya tetap kuning keemasan.

Motif bunga yang menghiasi sunting menjadi simbol anak daro yang sedang

mekar-mekarnya. Disamping sebagai hiasan kepala, sunting juga menyimpan

filosofi yang dilihat dari ukuran yang cukup besar dan berat yang memiliki arti,

bahwa seorang wanita dituntut kuat secara fisik ia juga harus kuat memikul

tanggungjawab dalam rumah tangga nantinya.

Pada acara malam bainai, anak daro biasanya memakai sunting yang

kecil, serta memakai baju khusus yang disebut baju tokah. Baju tokah dilengkapi

dengan selendang yang disilangkan di dada calon pengantin perempuan (anak

daro). Kegiatan ritual malam baine ini dimaksudkan untuk menjaga calon anak

doro dari terhindar dari hal-hal buruk.

1.5.2 Teori

Teori merupakan suatu cara dimana dapat mengaitkan hal-hal tertentu

sampai bisa mengatasi masalah yang terjadi dalam topik pembahasan yang

peneliti teliti. Dalam memecahkan suatu permasalahan peneliti berpedoman pada

beberapa teori yang berkaitan tentang struktur, fungsi dan makna dalam tari

Saputangan Pesisir Sibolga. Marckward et al (1990:302), berpendapat bahwa teori

memiliki tujuh pengertian, yaitu:

1. Sebuah rancangan atau skema yang terdapat dalam pikiran saja, namun

pada prinsip-prinsip verifikasi dengan cara eksperimen atau pengamatan.

2. Sebuah bentuk prinsip dasar ilmu pengetahuan dan peranan ilmu

pengetahuan.

3. Abstrak pengetahuan yang selalu dilawankan dengan praktik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

28

4. Penjelasan awal atau rancangan hipotesis, sebagai ide atau yang

mengarahkan seseorang.

5. Spekulasi atau hipotesis, sebagai ide atau yang mengarahkan seseorang.

6. Dalam matematika berarti sebuah rancangan hasil atau sebuah bentuk

teorema, yang menghadirkan pandangan sistematis dari beberapa subjek.

7. Ilmu pengetahuan tentang komposisi musik, yang membedakannya

dengan seni yang dilakukan atau seni yang di eksekusi.

Untuk mengkaji objek penelitian yang peneliti lakukan peneliti memakai

beberapa teori yaitu:

1.5.2.1 Teori Struktur

Dalam mencari struktur tari Saputangan, peneliti akan menganalisis dan

mendeskripsikan pola gerakan-gerakan yang disajikan dalam tari Saputangan.

Dimana nantinya peneliti akan mendeskripsikan pola gerakan satu ke pola

gerakan lainnya dan menjabarkan secara terperinci maksud dalam gerakan

tersebut. Landasan teori ini akan difungsikan untuk mempertajam analisis untuk

mengembangkan kepekaan atas fenomena di dalam eksistensi tari Saputangan.

Dengan demikian penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji maupun

membuktikan suatu teori, melainkan sebagai alat untuk menguji maupun

membuktikan suatu teori. Dalam teori ini juga akan membantu dalam

menganalisis beberapa elemen penting sebagai pendukung dalam tari Saputangan

seperti; penari, gerak, pola lantai, properti, busana, musik iringan dan pendukung

tari lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

29

Strukturalisme pada hakikatnya adalah sebuah komperatif, sebab

strukturalisme berusaha menemukan isomorfim dalam dua atau lebih isi. Sekali

unit-unit, bagian-bagian, atau elemen-elemen itu dipisahkan secara analitis,

mereka dapat digabungkan, digabungkan ulang, dan ditransformasikan untuk

menciptakan model-model baru. Strukturalisme berusaha untuk mengidentifikasi

elemen-elemen menyeluruh melalui prosedur-prosedur sistematis, dimana metode

analisis adalah strukturalis ketika makna, menurut obyek yang dianalisis, diambil

bergantung pada susunan bagian-bagiannya.

Menurut teori, strukturanalisme bekerja dengan sistem makna tertutup yang

elemen-elemennya dapat diperoleh dan dipisahkan menurut beberapa prinsip atau

aturan. Dengan demikian fenomena-fenomena semacam itu dapat dipahami

sebagai sistem penandaan atau simbol yang terbuka untuk dikaji.

Budiman (1999: 111-112), berpendapat bahwa strukturalisme adalah cara

berpikir tentang dunia secara khusus memperhatikan persepsi dan deskripsi

mengenai struktur, yaitu di dalamnya akan menitik beratkan pada usaha mengkaji

fenomena seperti mitos, ritual, relasi-relasi kekerabatan dan sebagainya.

Disamping itu, strukturalisme memandang beberapa dokumen sebagai obyek fisik

aktual atau tersusun secara konkrit, sebagai “teks”, fenomena teoritis yang

dihasilkan oleh definisi-definisi dan operasi-operasi teoritis (Foucoult, 1973: 47).

Sumandiyo Hadi dalam bukunya yang berjudul Kajian Tari Teks dan

Konteks menyatakan bahwa kajian tekstual artinya fenomena tari dipandang

sebagai bentuk fisik (teks) yang relatif berdiri sendiri, yang dapat dibaca, ditelaah

atau dianalisis secara tekstual atau “men-teks” sesuai dengan konsep

pemahamannya. Semata-mata tari merupakan bentuk atau struktur yang nampak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

30

secara empirik dari luarnya saja atau surface struktur tidak harus mengaitkan

dengan struktur dalamnya (deep structur). Adanya suatu kesamaan dalam

menganalisa tari dan karawitan secara tekstual, maka berangkat dari pemahaman

di atas, paradigma yang digunakan dalam menganalisis tekstual tari Saputangan

antara lain: analisis komposisi, dan analisis penanda.

Dalam Penelitian nantinya peneliti lebih terfokus memakai teori yang

dikemukakan oleh Sumandiyo Hadi untuk mendeskripsikan pola gerakan tari

Saputangan dari satu pola gerakan ke pola gerakan berikutnya. Adanya suatu

kesamaan dalam menganalisa tari Saputangan secara tekstual, maka berangkat

dari pemahaman di atas, paradigma yang digunakan dalam menganalisis tekstual

tari Saputangan adalah analisis komposisi yang akan mendeskripsikan bagaimana

uraian mengenai beberapa elemen yang dimiliki tari Saputangan antara lain:

Penari, gerak, pola lantai, properti, busana, musik iringan, dan pendukung

pertunjukan.

1.5.2.2 Teori Fungsionalisme

Untuk mengkaji fungsi sosio budayanya tari Saputangan dalam kebudayaan

masyarakat Pesisir Sibolga maka peneliti menggunakan beberapa teori dari para

pakar teori fungsionalisme. Teori fungsionalisme adalah salah satu teori yang

dipergunakan dalam ilmu sosial, yang menekankan pada saling ketergantungan

antara istitusi-institusi (pranata) dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat

tertentu. Analisis fungsi menjelaskan bagaimana susunan sosial didukung oleh

fungsi institusi seperti negara, agama, keluarga, aliran, dan pasar terwujud.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

31

Radcliffe-Brown mengemukakan bahawa fungsi sangat berkait erat dengan

struktur sosial masyarakat. Bahwa struktur sosial itu hidup terus, sedangkan

individu-individu dapat berganti setiap saat. Dengan demikian, Radcliffe-Brown

melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu masyarakat,

mengemukakan bahawa fungsi adalah sumbangan satu bagian aktivitas kepada

keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya. Tujuan fungsi adalah

untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi internal, seperti yang

diuraikannya

By the definition here offered „function‟ is the contribution which a partial

activity makes of the total activity of which it is a part. The function of a

perticular social usage is the contribution of it makes to the total social life

as the functioning of the total social system. Such a view implies that a

social system ... has a certain kind of unity, which we may speak of as a

functional unity. We may define it as a condition in which all parts of the

social system work together with a sufficient degree of harmony or internal

consistency, i.e., without producing persistent conflicts can neither be

resolved not regulated (1952:181).

Dalam kaitannya dengan tari Saputangan pada upacara perkawinan adat

Sibolga, maka tari ini adalah salah satu aktivitas dari sekian banyak aktivitas etnik

Minangkabau, yang tujuannya adalah untuk mencapai harmoni atau konsistensi

internal. Tari saputangan dan musik iringannya adalah bahagian dari sistem sosial

yang bekerja untuk mendukung tegaknya budaya Pesisir Sibolga.

Teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh

seorang pakar yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu

Bronislaw Malinowski (1884-1942). Lahir di Cracow, Polandia, sebagai putra

keluarga bangsawan Polandia. Radcliffe-Brown (1881-1955), seorang ahli lain

dalam antropologi sosial berdasarkan teorinya mengenai prilaku manusia pada

konsep fungsionalisme. Radcliffe-Brown mengatakan, bahwa berbagai aspek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

32

prilaku sosial, bukanlah berkembang untuk memuaskan kebutuhan individual, tapi

justru timbul untuk mempertahankan struktur sosial masyarakat. Struktur sosial

dari suatu masyarakat adalah seluruh jaringan dari hubungan-hubungan sosial

yang ada.

Selanjutnya Malinowski dalam Koentjaraningrat, 1987:167), menyatakan

bahwa pemikiran Malinowski mengenai syarat-syarat metode geografi

berintergrasi secara fungsional yang dikembangkannya dalam kuliah-kuliahnya

tentang metode-metode penelitian lapangan dalam masa penulisannya ketiga buku

etnografi mengenai kebudayaan Trobriand selanjutnya, menyebabkan bahwa

konsepnya mengenai fungsi sosial dari adat, tingkah laku manusia, dan pranata-

pranata sosial menjadi mantap juga. Dalam hal itu ia membedakan antara fungsi

sosial dalam tiga tongkat abstraksi yaitu:

1. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap adat, tingkah

laku manusia dan pranata sosial yang lain dalam masyarakat

2. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi kedua mengenai pengaru atau efeknya, seperti yang

dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang bersangkutan

3. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada

tingkat abstraksi ketiga mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap kebutuhan

mutlat untuk berlangsungnya secara intergrasi dari suatu sistem sosial yang

tertentu.

Menurut peneliti teori fungsional ini memfokuskan pada fungsi-fungsi

sosial budaya pada apa penyebabnya. Bagi Malinowski penyebab fungsi itu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

33

adalah pada kebutuhan dasar manusia sebagai individu-individu. Sementara

menurut Radcliffe-Brown fungsi itu muncul untuk memenuhi sistem sosial yang

telah dibangun berdasarkan kesepakatan Bersama.

Curt Sachs (1963:5) seorang ahli musik dan tari dari Belanda juga

mengemukakan fungsi tari pada masyarakat dalam bukunya yang berjudul World

History of the Dance mengutarakan bahwa fungsi tari secara mendasar ada dua,

yaitu (1) Tari berfungsi untuk tujuan magis, dan (2) Tari berfungsi sebagai media

hiburan atau tontonan. Pakar lainnya Gertrude Prokosch Kurath yang

mengemukakan adanya 14 fungsi tari dalam masyarakat, yaitu (1) sebagai media

inisiasi (upacara pendewasaan), (2) sebagai media percintaan, (3) sebagai media

persahabatan atau kontak sesial, (4) sarana untuk perkawinan atau pernikahan,

(5)sebagai pekerjaan atau matapencaharian, (6) sebagai media untuk sarana

kesuburan atas pcrtanian, (7) sebagai sarana untuk perbintangan, (8) sebagai

sarana untuk ritualperburuan, (9) sebagai imitasi satwa, (10) sebagai imitasi

peperangaa, (11) sebagai sarana pengobatan, (12) sebagai ritual kematian, (13)

sebagai bentuk media untuk pemanggilan roh, dan (14) sebagai komedian (lawak).

Soedarsono membagi fungsi tari ke dalam 3 kelompok besar dengan

berdasar pada pengamatan terhadap tari tersebut. Adapun pembagian fungsi tari

menurut Soedarsono adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan terhadap tarian yang difungsikan sebagai upacara. Fungsi tari

sebagai upacara, pemujaan atau ritual memiliki cirri-ciri yakni dipentaskan

pada waktu, tempat dan penari yang terpilih serta dilengkapi dengan

sesajian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

34

2. Pengamatan terhadap tarian yang difungsikan sebagai hiburan pribadi. Tari

yang berfungsi sebagai hiburan bagi pribadi dicirikan dengan gerakan

yang spontan contohnya saat ada pertunjukan musik di hajatan lalu

seseorang secara spontan ikut menari. Ini adalah hiburan secara pribadi

menurut Soedarsono.

3. Pengamatan terhadap tarian yang difungsikan sebagai penyajian yang

estetis. Tari yang berfungsi sebagai sajian estesis adalah seni tari yang

dipersiapkan sebaik mungkin untuk dipentaskan pada khalayak umum baik

itu di gedung kesenian ataupun media semacam televisi.

Dalam penelitian nantinya peneliti akan menggunakan teori Fungsionalisme

yang dikemukakan oleh Radcliffe-Brown sebagai acuan untuk mencari fungsi tari

Saputangan pada upacara pernikahan masyarakat Pesisir Sibolga, digunakannya

teori ini karena peneliti melihat peran masyarakat maupun organisasi budaya

dalam menyepakati fungsi tari tersebut dalam suatu kegiatan budaya masyarakat

Pesisir Sibolga.

Sejalan dengan pendapat Soedarsono, Jazuli (1994:4–46) mengatakan bahwa

fungsi tari diantaranya adalah untuk upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai

pertunjukan, dan tari sebagai media pendidikan.

A. Tari untuk sarana Upacara

Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1). Upacara keagamaan yaitu jeinis tari yang diguakan dalam perisritiwa

keagamaan . jenis tarian semacam I n masih bias dilihat di pulau Bali sebagai

pusat prkembangan agama HJindu. Jenis tarian in I diselenggarakan di pura-

pura pada waktu tertntu dan merupakan tarian esaji yang bersifat religi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

35

2). Upacara adat berkaitan dengan peristiwa alamiah. Upacara adat merupakan

upacara yang berlangsung sesuai dengan kepentingan masyarakat di

lingkungannya. Selama adat masih dipergunakan upacara semacam itu akan

berlangsung terus secara turun temurun.

3). Upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia, adalah upacara

yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang erat hubungannya dengan

keberadaan hidup manusia, seperti kelahiran, kedewasaan, perkawinan, dan

kematian. Juga peristiwa kebutuhan hidupnya, seperti berburu, berperang,

penyembuhan dari sakit, penyambutan dan sebagainya. Jenis tari-tarian ini

banyak kita jumpai didaerah-daerah di Indonesia.

B. Tari sebagai Hiburan.

Tarian ini lebih menitik beratkan kepada pemberian kepuasan perasaan, tanpa

mempunyai tujuan yang lebih dalam dengan tujuan untuk hiburan itu sendiri.

C. Tari sebagai Seni Pertunjukan atau tontonan.

Seni Pertunjukan adalah seni yang dipertunjukkan untuk menarik perhatian bila

ditonton. Seni pertunjukan memerlukan pengamatan yang lebih serius daripada

sekedar untuk hiburan. Penyajiannya selalu mempertimbangkan nilai-nilai artistik,

sehingga penikmat dapat memperoleh pengalaman estetis dari hasil

pengamatannya.

D. Tari sebagai Media Pendidikan.

Pendidikan seni merupakan pendidikan sikap estetis guna membantu

membentuk manusia seutuhnya yang seimbang dan selaras dengan perkembangan

fungsi jiwa, perkembangan pribadi yang memperhatikan lingkungan sosial,

budaya, dan dalam hubungannya dengan Tuhan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

36

1.5.2.3 Teori Semiotika

Untuk mengkaji makna tari yang terkandung dalam tari Saputangan, peneliti

menggunakan teori semiotik. Selanjutnya teori ini digunakan dalam usaha untuk

memahami bagaimana makna diciptakan akan dikomunikasikan melalui sistem

simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dua tokoh perintis semiotika

ialah Ferdinand de Saussure seorang ahli bahasa dari Swiss dan Charles sanders

Pierce, seorang filosof dari Amerika Serikat. Saussure melihat bahasa sebagai

sistem yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi (sound

image) atau signifier yang berhubungan dengan konsep (signified). Setiap bahasa

memiliki lambang bunyi tersendiri.

Semiotika atau semiologi adalah kajian terhadap tanda-tanda (sign) serta

tanda-tanda yang digunakan dalam prilaku manusia. Definisi yang sama pula

dikemukakan oleh salah seorang pendiri teori semiotika, yaitu pakar linguistik

dari Swiss yaitu Ferdinand de Saussure. Menurutnya semiotika merupakan kajian

mengenai “kehidupan tanda-tanda dengan masyarakat yang mengguanakan tanda-

tanda itu”. Meskipun kata-kata ini telah dipergunakan oleh filosof Inggris abad

ke-17 yaitu John Locke, gagasan semiotika sebagai sebuah modus interdisiplin

ilmu, dengan berbagai contoh fenomena yang berbeda dalam berbagai lapangan

studi, baru muncul kepermukaan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,

ketika munculnya karya-karya Saussure dan karya-karya filosof Amerika Serikat,

Charles Sanders Peirce.

1. Charles Sanders Peirce menggunakan segitiga makna yang terdiri dari

tanda, object dan interpretant. Tanda adalah suatu yang berbentuk fisik yang

dapat ditangkap oleh panca indra manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

37

kepada hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol,

ikon, dan indeks, acuan tanda ini disebut object (konteks sosial).

2. Ferdinand de Saussure membagi kedalam dua bagian yaitu penanda dan

pertanda. Penanda adalah wujud fisik yang dapat dikenal melalui wujud karya tari

saputangan. Dalam konteks penelitian ini adalah struktur tari saputangan yang

terdapat dalam karya tari suku Pesisir Sibolga dalam acara pesta perkawinan,

khususnya yang difungsikan dalam acara malam baine. Sedang pertanda adalah

makna yang terungkap melalui konsep, fungsi atau nilai-nilai yang terkandung di

dalam tari saputangan. Eksistensi semiotik Saussure adalah relasi antara penanda

dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi.

Berdasarkan teori semiotik Saussure, tari saputangan akan di lihat dari sisi

penanda dan petanda dalam perwujudannya pada acara malam baine.

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan, (Koentjaraningrat, 1997:16). Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami

permasalahan yang telah ditetapkan. peneliti juga menerapkan penelitian

kualitatif, yaitu tahap sebelum ke lapangan (pra-lapangan), Tahap kerja lapangan,

Analisis data dan penulisan laporan 27 (Moleong, 2002:109). Di samping itu,

untuk mendukung metode penelitian yang dikemukakan oleh Moleong, peneliti

juga menggunakan kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (laboratory

work). Hasil dari kedua disiplin ini kemudian digabungkan menjadi satu hasil

akhir. Untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penulisan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

38

ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data. Dalam hal ini digunakan

dua macam metode, yakni menggunakan daftar pertanyaan tertulis

(questionnaires), dan menggunakan wawancara (interview). Untuk melengkapi

pengumpulan data dengan daftar pertanyaan maupun wawancara tersebut, dalam

penelitian ini digunakan pengamatan (observation) dan penggunaan catatan harian

(Djarwanto, 1984:25). Nantinya metode ini akan membantu mencari bagaimana

sebuah gerakan dilakukan dalam sebuah tarian bagaimana pola dalam tarian

tersebut dan mendeskripsikannya. Deskriptif menurut sukardi (2003: 15) adalah

metode yang berusaha menggambarkan obyek atau subyek yang diteliti sesuai

dengan apa adanya. Tujuannya adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik obyek yang diteliti secara tepat.

Dijelaskan secara deskriptif, ialah data yang dikumpulkan bukanlah angka-

angka, dapat berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Hal tersebut sebagai akibat

dari metode kualitatif. Semua yang dikumpulkan mungkin dapat menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti. Ciri ini merupakan ciri yang sejalan dengan

penamaan kualitatif (Djajasudarma, 1993: 15).

Dalam memeroleh data atau informasi dilapangan harus melewati tahapan-

tahapan seperti deskripsi, reduksi, dan seleksi yang mana akan dilakukan secara

berulang-ulang untuk mencapai data yang kongkrit dari beberapa reverensi terkait

topik pembahasan. Untuk meneliti tari Saputangan pada malam sebelum

pernikahan masyarakat Pesisir Sibolga , peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Miller (1990: 3), yang

mengatakan “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

39

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan

peristilahannya.”

Penelitian kualitatif dapat dibagi dalam empat tahapan yaitu:

1. Tahap sebelum ke lapangan.

2. Pekerjaan lapangan.

3. Analisa data.

4. Penulisan laporan.

Pada tahap sebelum ke lapangan peneliti mempersiapkan segala macam

kebutuhan dalam melakukan penelitian nantinya. Pada tahap ini perlu dilakukan

banyak persiapan sebelum terjun ke lapangan dan merancang segala keperluan

nantinya dimana sebelum pergi kelapangan peneliti haru paham tentang wilayah

penelitiannya dan dapan memilih informan dengan baik.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakuakan pekerjaan lapangan, peneliti sudah harus

mempersiapkan kebutuhannya pada saat di lapangan agar tidak menghambat

dalam penelitian nantinya. Seorang peneliti harus mampu mendapatkan informasi

sebanyak mungkin untuk dapat diseleksi dengan lebih baik. Dalam hal ini peneliti

harus mempersiapkan alat bantu seperti kamera digital, dan catatan lapangan.

Pengamatan langsung dengan obyek yang diteliti untuk merasakan suasan yang

tercipta disana dan merekam nya untuk menjadi panduan atau pengingat dalam

penulisan karya ilmiah nantinya.

Dalam tahap menganalisis data peneliti mengorganisasikan data yang telah

terkumpul dari catatan dilapangan baik berupa, foto, studi kepustakaan, rekaman,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

40

dan sebagainya kedalam suatu pola atau kategori. Deskripsikan keadaan setempat

antara lain lokasi penelitian dan keadaan alamnya, sistem kekerabatan, jumlah

penduduk dan sebagainya, banyak didapatkan dari masyarakat melalui berbagai

macam sumber. Metode penelitian ini harus dibuat secara lengkap dan terperinci

untuk mencapai hasil yang baik dalam penulisan tesis.

1.6.1.1 Observasi

Menurut M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur (2012: 165) metode

observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun

ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,

kegiatan, benda -benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Metode observasi

merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subyek penelitian

seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu keadaan tertentu (Ida Bagus

Mantra dalam Djunaidi)

Observasi digunakan untuk mengetahui kondisi fisik lokasi penelitian,

kondisi geografis desa, jumlah penduduk dan mata dan pencatatan terhadap apa

yang penulis teliti. Selanjutnya observasi juga dilkukan nuntuk mengetahui

struktur, fungsi dan makna dari tari Saputangan. Tari Saputangan merupakan

suatu kegiatan yang dilihat langsung dalam aspek struktur yaitu gerak, pola lantai,

busana, dan tata rias penari Saputangan. Untuk itu peneliti harus memahami

setidaknya sedikit tentang kegiatan yang dilakukan tersebut untuk dapat

memahami lebih luas bagaimana struktur, fungsi dan makna tari Saputangan

tersebut. dalam hal ini peneliti melakukan observasi langsung untuk mendapat

data-data sesuai topik, namun observasi yang digunakan adalah observasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

41

nonpartisipan, sebab dalam pengamatan ini penulis tidak ikut aktif di kegiatan

tersebut.

1.6.1.2 Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data atau

memeroleh informasi secara langsung dan bertatap muka dengan informan yang

menguasai bidang tersebut, sehingga mendapatkan gambaran lengkap tentang

obyek yang sedang diteliti. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitihan

ini adalah wawancara terpimpin yang sifatnya pribadi. Karena dalam wawancara

ini berhadapan langsung dengan orang yang diwawancarai, dengan pedoman

pertanyaan yang sudah dipersiapkan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Informan yang dilibatkan dalam wawancara ini

adalah :

a. Pendukung tari saputangan (penari, pemain musik, penyanyi, pimpinan grup

kesenian sikambang

Para pendukung kesenian sikambang yang dimaksud adalah pendukung

yang terlibat langsung dalam penyajian kesenian sikambang. Wawancara ini

dilakukan untuk mengetahuan bentuk pertunjukan, fungsi, urutan gerak, busana,

pola lantai, property, dan iringan dalam penyajian tari saputangan. Narasumber

pendukung yakni, bapak Chairil Siregar pemain musik sikambang dan Ibu Dahlia

Sinaga sebagai penaridalam kesenian sikambang, untuk menambah data dan

mendapatkan hasil penelitian yang akurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

42

b. Masyarakat setempat

Masyarakat setempat yang dimaksud adalah masyarakat yang tahu tentang

seluk beluk tari saputangan, untuk mendapatkan informasi tentang partisipasinya

atau tanggapan tentang tari saputangan, penggunaannya, perkembangannya serta

fungsi dari tari saputangan tersebut.

c. Orang yang berkompenten ( instansi yang terkait di desa tersebut ).

Orang yang berkompeten di sini adalah tokoh adat, penyelenggara acara

malam baine. Wawancara ini untuk mendapatkan informasi tentang asal-usul tari

saputangan disajikan dalam acara malam baine, pengunaannya, perkembangan

dan pelestariannya, fungsi tari saputangan, kondisi geografis daerah dan

masyarakat setempat.

Wawancara dilakukan kepada dua orang narasumber pokok yang benar-

benar paham tentang tari Saputangan dan kesenian Sikambang Pesisir Sibolga

yakni bapak Syahriman Irawadi Hutajulu (Pak Sayang) bekerja sebagai kepala

lingkungan kelurahan Aek Manis, beliau seorang seniman sikambang yang

bergelut di bidang musik sikambang dan Ibu Siti Zubaidah bekerja sebagai kepala

sekolah SMP negri 1 Sibolga, beliau seorang seniman sikambang yang bergelut di

bidang tari sikambang. Peneliti juga mewawancarai narasumber pendukung yakni,

bapak Chairil Siregar pemain musik sikambang dan Ibu Dahlia Sinaga penari

sikambang, untuk menambah data dan mendapatkan hasil penelitian yang akurat.

1.6.1.3 Dokumentasi

Dalam penelitian nantinya peneliti akan menggunakan media rekaman suara

memakai handphone Oppo F5, dokumentasi foto menggunakan kamera SLR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

43

Canon dan rekaman vidio menggunakan handicam canon, menggunakan alat-alat

tulis seperti buku tulis kiko, pensil 2b, dan pulpen my gel, dalam rangka untuk

mendokumentasikan hasil penelitian agar mencapai hasil yang maksimal. Peneliti

merekam setiap aktivitas yang terjadi disetiap penelitian baik itu rekaman

wawancara atau pertunjukan kesenian Sikambang khususnya tari Saputangan.

Dokumentasi juga didapatkan dari dokumen-dokumen sebelumnya tentang

pelaksanaan acara malam baine dengan penyertaan tari saputangan, yang

dilakukan oleh beberapa penyelenggara pesta perkawinan. Dokumentasi ini

diperlukan sebagai penguatan data untuk kelengkapan hasil penelitian.

1.6.1.4 Lokasi Penelitian

Dalam tulisan ini akan dibahas lokasi penelitian tentang tari Saputangan

yang dilaksanakan pada saat malam barinai di daerah Kota Sibolga, tepatnya di

kecamatan Sibolga selatan, kelurahan Aek habil, jalan Midin Hutagalung. Yang

mana masyarakatnya lebih sering mengadakan acara malam baine dengan adat

sumando memakai kesenian sikambang, Pemilihan tempat ini dikarenakan

seniman-seniman yang mengerti tarian ini berdomisili di daerah tersebut.

1.6.1.5 Kerja Laboratorium

Setelah data yang diperlukan dapat, kemudian data penelitian ini diolah

dengan menggunakan teknik kualitatif yaitu, dengan mendeskripsikan makna,

fungsi, gerak, pola lantai, busana, dan tata rias tari Saputangan dan memilih-milih

data yang akan dimasukkan kedalam tulisan karya ilmiah untuk dapat

dipertanggung jawabkan. Jika data yang dirasa masih kurang lengkap, maka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

44

peneliti melengkapinya dengan menjumpai informan kunci atau informan lain

sampai memiliki data yang cukup.

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini direncanakan terdiri dari 5 (enam) bab. Bab I terdiri dari Latar

Belakang Masalah mengenai tari Saputangan yang dilakukan pada malam baine

sebelum acara pernikahan masyarakat Pesisir Sibolga, Rumusan Masalah, Tujuan

dan manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Konsep, Teori, Metode Penelitian,

Lokasi Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab ini memfokuskan mengenai tari

Saputangan dan mengetahui struktur, fungsi dan makna dalam sebuah penyajian

tari Saputangan pada upacara perkawinan masyarakat Pesisir Sibolga. Dan untuk

menyelesaikan penulisan ini peneliti menggunakan teori strukturalisme, teori

fungsional dan teori semiotika.

Pada bab II nantinya peneliti akan memfokuskan tentang etnografi

masyarakat Pesisir Sibolga dimana nantinya peneliti akan membuat tulisan

mengenai keadaan alam, sistem pencaharian, gaya bahasa, sistem kepercayaan,

dan kesenian.

Pada bab III peneliti akan memfokuskan mengenai susunan upacara malam

baine, struktur tari Saputangan, susunan penyajian Tari Saputangan, tema, gerak,

iringan musik, tata busana atau kostum, tempat dan waktu pelaksanaan

pertunjukan, tata rias, pelaku dalam tarian tersebut, peneliti akan mendeskripsikan

tiap-tiap pola gerakan, yang dilakukan pada saat menarikan tari Saputangan.

Pada bab IV peneliti akan mendeskripsikan mengenai fungsi dan makna dari

tari Saputangan dimana nantinya peneliti akan mencari data-data mengenai fungsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

45

sebenarnya dari tarian tersebut dan bagaimana kedudukan fungsinya pada adat-

istiadat masyarakat Pesisir Sibolga. Peneliti juga akan mendeskripsikan mengenai

makna pada tiap-tiap gerakan yang dilakukan penari, baik itu membahas gerakan

tari, busana yang dipakai maupun tata rias yang digunakan pada saat tari

Saputangan disajikan.

Pada bab V merupakan sebuah kesimpulan dan saran yang akan peneliti

lakukan untuk perkembangan kesenian Sikambang khusus nya tari Saputangan

dan sebagai bab penutup dalam penyelesain tesis yang berjudul “Analisis

Struktur, Fungsi, Dan Makna Tari Saputangan Pada Malam Baine Dalam

Rangkaian Pernikahan Suku Pesisir Kota Sibolga”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

46

BAB II

ETNOGRAFI MASYARAKAT PESISIR SIBOLGA

2.1 Gambaran Umum Kota Sibolga

Kota Sibolga adalah salah satu kota yang berada dalam wilayah Provinsi Sumatera

Utara yang berstatus sebagai Kotamadya. Sibolga sejak lama dijuluki sebagai

Sibolga Kota Ikan karena mayoritas penduduk Kota Sibolga bekerja sebagai

Nelayan dan salah satu kota penghasil ikan.

Photo 2.1 Pintu Masuk Kota Sibolga

(Dok. Dwi Irna Hasana, 2019)

2.1.1 Letak Geografis

Kota Sibolga merupakan daerah yang terletak di wilayah pesisir pantai

barat Sumatera Utara. Kota Sibolga berjarak lebih kurang 340 km dari Kota

Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Posisinya berada pada sisi pantai Teluk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

47

Tapian Nauli menghadap ke arah Samudera Hindia. Seluruh wilayahnya

berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah di sebelah Timur, Selatan, dan

Utara. Sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Gambar 2.2 Letak Geografis Kota Sibolga

(Sumber.www.kotasibolga.go.id)

Di Sumatera Utara, Kota Sibolga menjadi daerah yang memiliki luar wilayah

paling kecil dibanding daerah-daerah lain di Sumatera Utara, dengan luas sebesar

10,77 km². Secara geografis kota sibolga teletak antara 1º 44’ Lintang Utara dan

98º 47’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah adalah sebelah Timur, Selatan

dan Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Tapanuli Tengah, dan sebelah

Barat dengan Teluk Tapian Nauli.

Berdasarkan topografi daerah, Kota Sibolga berada di daratan pantai, lereng,

dan pegunungan. Terletak pada ketinggian berkisar antara 0 - 150 meter dari atas

permukaan laut, dengan kemiringan lahan kawasan kota ini bervariasi antara 0-

20% sampai lebih dari 40%. Cuaca yang dimiliki bersuhu panas dengan suhu

maksimum mencapai 32ºC dan minimum 21.6ºC, dan curah hujan cenderung

tidak teratur di sepanjang tahunnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

48

Kota Sibolga dikelilingi pulau-pulau seperti; 1) Pulau Poncan Gadang,

Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik, Pulau Sendok dan Pulau Panjang, dan

sungai-sungai yakni: Aek Doras, Sihopo-hopo, Aek Muara Baiyon dan Aek

Horsik.Dengan kondisi wilayah yang sebagian besar perairan, masyarakat Kota

Sibolga banyak yang menjadi nelayan sebagian besar mata pencaharian

masyarakat tersebut.

Jumlah penduduk kota Sibolga menurut catatan badan pusat statistik kota Sibolga

yang dikeluarkan oleh kantor BPS Sibolga untuk laporan tahun 2013 dengan data

laporan tahun 2014, terlihat bahwa jumlah penduduk Sibolga adalah 85.981 jiwa

dengan luas wilayah daerah 10,77 Km² dan jumlah RT 18.694. Menurut badan

pusat statistik (BPS), wilayah administratif Kota sibolga terdiri dari 4 kecamatan

dan 17 kelurahan, banyak lingkungan kecamatan dan kelurahan di kota sibolga,

diantaranya adalah :

Tabel 2.1. wilayah kecamatan dan kelurahan di kota Sibolga

No Kecamatan Kelurahan Banyak

lingkungan

1 Sibolga Utara Sibolga Ilir 4

Angin Nauli 5

Huta Tonga-tonga 4

Huta Barangan 3

Simare-mare 4

2 Sibolga Kota Kota Baringin 4

Pasar Baru 4

Pasar Baringin 4

Pancuran Garobak 4

3 Sibolga Selatan Aek Habil 4

Aek Manis 4

Aek Patrombunan 4

Aek Muara Pinang 4

4 Sibolga Sambas Pancuran Dewa 4

Pancuran Bambu 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

49

Pancuran Pinang 4

Pancuran Kerambih 4

Sumber data: Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

(BUDPARPORA) Kota Sibolga

Adapun luas wilayah, jumlah penduduk, dan jumlah RT menurut kecamatan

berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Sibolga tahun 2013 adalah sebagai berikut

:

Tabel 2.2. Rician Penduduk Menurut Kecamatan

Kecamatan

Luas

wilayah

(Km²)

Jumlah Penduduk Kepadatan

(Jiwa/Km²)

Jumlah

RT Lk Pr Lk +

Pr

Sibolga Utara 3,33 10.107 10.239 20.346 6.110 4.651

Sibolga Kota 2,73 7.194 7.417 14.611 5.352 3.391

Sibolga Selatan 3,14 15.419 15.14 30.559 9.732 6.302

Sibolga Sambas 1,57 10.380 10.085 20.465 13.035 4.350

Sibolga 10,77 43.100 42.881 85.981 7.983 18.694

Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Sibolga Tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa kepadatan penduduk yang lebih

banyak terjadi pada kecamatan Sambas, yang mana luas wilayah yang paling kecil

disbandingkan dengan luas wilayah tiga kecamatan lainnya dan memiliki jumlah

penduduk 20.465 jiwa. Hal ini berkenaan bahwa kecamatan Sambas berada pada

wilayah bibir pantai dan paling banyak potensi terhadap sumber daya hasil lautnya

dimana masyarakat setempat mengandalkannya sebagai mata pencaharian. Selain

itu dapat kita lihat pula dengan total jumlah penduduk 85.981 jiwa ini lah

keberagaman suku membaur, hidup berdampingan, berkomunikasi dan saling

berinteraksi dalam ruang lingkup yang sama yaitu yang ada di daerah Kota

Sibolga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

50

2.1.2 Masyarakat Pesisir Kota Sibolga

Masyarakat pesisir kota Sibolga merupakan masyarakat yang heterogen, terdiri

dari berbagai suku yang beraneka ragam baik yang berasal dari Sumatera Utara

maupun diluar Sumatera Utara bahkan di luar dari negara Indonesia. Oleh karena

itu pemerintah kota Sibolga memiliki motto atau semboyan Negeri Berbilang

Kaum. Hal ini dapat dibuktikan dengan keanekaragaman suku yang ada didalam

daerah ini, adapun rincian suku yang terdapat di kota Sibolga adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.3 Rincian Masyarakat Menurut Suku

No Suku Jumlah

1. Melayu 2,364

2. Minangkabau 9,403

3. Mandailing 5,908

4. Karo 453

5. Pakpak 121

6. Simalungun 347

7. Tapanuli/Toba 44,494

8. Dairi 149

9. Nias 9,115

10. Jawa 5,514

11. Cina 3,338

12. Aceh 2,142

13. Lainnya 1,016

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Sibolga Tahun 2010

Dilihat dari komposisi suku yang ada di Sibolga, terlihat suku Batak

Tapanuli menjadi suku mayoritas, disamping suku Minangkabau dan Melayu.

Komposisi suku ini juga memperlihatkan budaya yang ada di Sibolga terwakili

dari ke tiga suku ini yang dapat di lihat dari penggunaan bahasa, penggunaan adat,

yang mencampurkan dari ke tiga suku tersebut. Selain itu suku Melayu Pesisir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

51

Sibolga merupakan suku Melayu yang terwujud dari keragaman budaya suku

yang ada, dengan memunculkan suku Melayu Pesisir Sibolga.

Diagram 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Suku

Masyarakat di daerah Pesisir Sibolga mayoritas beragama Islam dan

bersukukan Pesisir serta masyarakat tersebut memiliki ciri Melayu Pesisir,

sebagaimana yang kita ketahui bahwa Melayu identik denganIslam. Bukan hanya

etnis Melayu, etnis Minangkabau juga identik dengan Islam sehingga budaya

yang terserap pada daerah pesisir ini sangat erat kaitannya antara melayu, Minang

dan Islam.

Dilihat dari tabel di atas, jumlah penduduk yang bersukukan Batak lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bersukukan Melayu maupun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

52

Minang sebagai tiga suku yang dominan pada wilayah Sibolga. Hal ini berkenaan

dengan wilayah dalam yang berada di pegunungan dan daerah sekitar Sibolga

yang menunjang proses perdagangan pada pelabuhan Sibolga yang ikut

bertransaksi dalam hubungan dagang menetap dan tinggal di wilayah ini,

termasuklah Mandailing, Karo, Toba, dan Pakpak Dairi.

Adapun rincian agama yang dianut oleh masyarakat pesisir Sibolga adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.4. Rincian Masyarakat Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah

1. Islam 47.358

2. Kristen Protestan 29.729

3. Kristen Katolik 3.741

4. Hindu 2

5. Budha 2.512

6. Khong Hu Chu 14

7. Lainnya 9

Sumber: Badan PusatStatistik Tahun 2010 (www.bps.go.id)

Berdasarkan tabel di atas, agama yang paling banyak dianut oleh

masyarakat Pesisir Sibolga adalah Islam. Sehingga segala bentuk budaya maupun

adat istiadat yang ada di dalamnya masih berkaitan dengan agama islam termasuk

kesenian yaitu kesenian Sikambang.

2.1.3 Bahasa Masyarakat Pesisir Kota Sibolga

Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan keinginan dan maksud

seseorang kepada orang lain dengan berbagai cara, yang diartikan juga dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

53

bertutur sapa. Bahasa pesisir merupakan bahasa yang dipakai masyarakat pesisir

Sibolga dalam berinteraksi antara sesamanya. Bahasa pesisir merupakan bahasa

dari daerah lain diluar daerah pesisir Sibolga, seperti bahasa Minang dan Batak.

Walaupun bahasa pesisir Sibolga mempunyai persamaan kalimat dengan daerah

lain, namun fungsi dan penempatannya sangat berbeda menurut artinya misalnya

seperti yang ada di bawah ini :

Tabel 2.5 Bahasa Pesisir Sibolga

No. Sebutan Artinya Keterangan

1. Kau Perempuan Bahasa untuk memanggil

perempuan

2. Ang Laki-laki Bahasa untuk memanggil laki-laki

3. Ambo Aku Bahasa untuk memanggil diri

sendiri

4. Aya Ayah Bahasa untuk memanggil Ayah

kandung

5. Umak Ibu Bahasa untuk memanggil Ibu

Kandung

6. Ogek, kauti,

kaatcu, kaki

tam, tuannadik

Abang Bahasa untuk memanggil abang

(saudara laki-laki)

7. Uning Kakak Bahasa untuk memanggil kakak

perempuan tertua

8. Teta/Ceanga Kakak Bahasa untuk memanggil kakak

perempuan yang ditengah

9. Teti/Cecek Kakak Bahasa untuk memanggil kakak

perempuan yang paling kecil

10. Tauti Eda/adik/kakak

ipar

Bahasa untuk memanggil iparan

baik kakak/adik

11. Taelok Kakak/adik ipar

Ibu

Bahasa untuk memanggil ipar dari

Ibu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

54

12. Etek Adik Ibu Bahasa untuk memanggil adik

perempuan ibu

13. Tuo Kakak Ibu Bahasa untuk memanggil kakak

perempuan Ibu

14. Mamak/mamak

tuan

Adik/abang ibu

laki-laki

Bahasa untuk memanggil

adik/abang Ibu laki-laki bahasa

untuk suami dari mami

15. Mami Istri dari Mamak

iparan Ibu

Bahasa untuk memanggil Istri dari

Mamak

16. Oncu Kakak/adik

perempuan Ayah

Bahasa untuk memanggil

kakak/adik perempuan dari Ayah

17. Pak Oncu Suami dari Oncu

iparan ayah

Bahasa untuk memanggil suami

dari oncu

18. Pak Etek Bapak yang paling

kecil

Bahasa untuk memanggil adik laki-

laki yang paling kecil dari ayah/Ibu

19. Mak Etek Ibu yang paling

kecil

Bahasa untuk memanggil adik

perempuan Ayah/Ibu yang paling

kecil

20. Mak Tanga Ibu yang ditengah Bahasa untuk memanggil kakak

nomor 2 dari Ayah/Ibu

21. Pak Tanga Bapak yang

ditengah

Bahasa untuk memanggil abang

nomor 2 dari Ayah/Ibu

22. Mak Tuo Ibu yang paling tua Bahasa untuk memanggil kakak

tertua dari ayah/Ibu

23. Pak Tuo Bahasa untuk memanggil Abang

tertua dari ayah/Ibu

24. Utci

Iyak

Nenek

Nenek

Panggilan untuk ibu dari ibu

Panggilan untuk ibu dari bapak

25. Angku Kakek Panggilan untuk bapak dari bapak

atau bapak dari ibu

26. Munyang Kakek buyut Panggilan untuk kakek dari bapak

atau ibu

Sumber data: Buku Seni Budaya Pesisir 1 Siti Zubaidah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

55

Beberapa kalimat dalam bahasa Pesisir Sibolga :

Tabel 2.6 Penggunaan Bahasa Suku Melayu Pesisir Sibolga

No Kalimat Terjemahan

1. Ala dikecekkan Iyak kadimunak

kapatang, jangan juo kalua mugarib

beko tasopo, tapi ndak munak

dangakan, kini rasokanla

Sudah dikatakan nenek pada

kalian kemarin, jangan juga

keluar di waktu menjelang

magrib, nanti kalian keteguran,

tapi kalian tidak dengarkan,

sekarang rasakanlah

2. Diamisuk nan lalu la pai ambo karuma

kauti nandak manyalasekan utang

piutang kito tu,tapi katonyo pulang

inyo dari lawikla kito salasekan

Dua hari yang lalu sudah pergi

saya kerumah abang mau

menyelesaikan hutang piutang

kita itu, tapi katanya sepulangnya

iya dari lautla kita selesaikan

3. Barisuk jangan lupo munak dah

sabalum kasikola pai dulu antekkan

kue kociko ka munyang

Besok jangan lupa kalian ya

sebelum pergi kesekolah

antarkan dulu kue koci ini kepada

kakek buyut

4. Pintak lida munak tu lai dah, munak

katokan ala jadi nan baralek tu

rupunyo saminggu lai anyo

Mulut kalian itu dah, kalian

bilang sudah jadi yang nikah itu

rupanya seminggu laginya

Berdasarkan dari contoh kalimat di atas, terlihat pemakaian bahasa yang

mencampurkan bahasa Minangkabau, Tapanuli dan Melayu, terutama dalam kata-

kata:

1). Pada Kalimat no 1. Menggunakan bahasa Minangkabau yang bercampur

dengan bahasa Melayu

2). Pada kalimat no 3 menggunakan bahasa Minangkabau bercampur dengan

bahasa Batak Tapanuli (kasikola)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

56

Dari contoh di atas, terlihat bahasa-bahasa yang semula di pakai oleh masing-

masing suku, kemudian membentuk bahasa baru yang menjadi bahasa Sibolga.

Selain pemakaian bahasa, adat yang digunakan oleh masyarakat Sibolga juga

merupakan pencamuran dari adat-adat yang di pakai oleh masing-masing suku,

dengan tetap memegang ajaran dalam agama Islam. Hal ini tanpak dalam

penggunaan adat Sumando yang merupakan adat dari budaya Minangkabau, dan

adat malam berinai yang juga dipakai oleh suku Minagkabau dan melayu. Dengan

demikian, Suku melayu Pesisir Sibolga menjadi suku yang berbeda dengan suku

Melayu lainnya di Sumatera Utara

2.1.4 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan dalam kebudayaan Melayu Pesisir Sibolga, dapat kita lihat

berdasarkan sistem adat. Dalam sistem adat Melayu, sistem kekerabatan tentang

hal yang harus dimiliki oleh anggota keluarga adalah sama, baik dari pihak bapak

maupun pihak ibu. Masing-masing mendapat perlakukan yang sama termasuk hak

adat bagi anak perempuan dan anak laki-laki. Dengan demikian termasuk ke

dalam sistem patrilineal1. Namun dalam pembagian harta pusaka, maka

pembagiannya dilakukan berdasarkan pada hukum Islam (syarak), yang terlebih

dahulu mengatur pembahagian yang adil terhadap hak syarikat, yaitu harta yang

1 1Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak

bapak. Kata ini seringkali disamakan dengan patriarkhat atau patriarkhi, walaupun pada dasarnya artinya berbeda. Patrilineal berasal dari dua kata, yaitu patri (bahasa Latin) yang berarti "bapak," dan linea (bahasa Latin) yang berarti "garis." Jadi patrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak bapak. Sementara itu, patriarkhai berasal dari dua kata yang lain, yaitu pater yang berarti bapak dan archein (bahasa Yunani) yang berarti memerintah. Jadi, patriarkhi berarti kekuasaan berada di tangan bapak atau pihak laki-laki. (sumber: id.wikipedia.org/Wiki/Matrilineal). Selain itu ada pula adatyang mendasarkan penarikan garis keturunan baik dari pihak ibu maupun ayah. Adat yang seperti ini disebut dengan bilateral.2Baca skripsi Hery Gunawan “Analisis Musik Galombang Pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Minangkabau di Kota Medan.” Medan: Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, tahun 2011.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

57

diperolehi bersama dalam sebuah pernikahan suami-isteri, Hak ini tidak

mengenal harta bawaan dari masing-masing pasangan. Harta yang ada

didasarkan pada pengertian pendapatan yang dicari bersama, yang artinya

mencakupi: (1) suami berusaha dan mencari rezeki di luar rumah; (2) isteri

berusaha mengurus rumah tangga, membela dan mendidik anak-anak. Hak

masing-masing adalah 50 %, separuh dari harta pencarian, hingga kini hukum ini

tetap dilakukan.

Dengan perlakuan di atas, terlihat bahwa, adat dan agama tidak bertentangan.

Hukum-hukum yang dilakukan dalam masyarakat sesuai dengan ajaran Islam,

sehingga filosopy Melayu yang menyatakan “adat bersendi Syarak, syarak

bersendi pada kitab Alquran” adalah tepat. Adat dan Agama menjadi pegangan

yang keduanya diperlukan dalam menjalani kehidupan dan menjadi pagar dalam

semua permasalahan.

Masyarakat Melayu Sibolga juga mengenal sistem-sistem kekerabatan yang

berdasarkan pada hirarki vertikal, namun di karenakan daerah mereka yang

berbatasan dengan Sumatera Barat, sehingga mereka banyak mencampurkan adat

istiadat Minangkabau dalam kehidupan mereka, termasuk dalam hal menyapa.

Penyapaan dimulai dari sebutan yang tertua sampai yang muda. Penyapaan

digunakan dalam peristilahan kekerabatan seperti: (1) mintuo, kedua orang tua

isteri; (2) besan sebutan antara orang tua isteri terhadap orang tua sendiri atau

sebaliknya; (3) minantu, panggilan kepada suami atau isterinya anak; (4) ipa,

suami saudara perempuan atau isteri saudara laki-laki, demikian juga panggilan

pada saudara-saudara mereka; (5) umak, yaitu panggilan untuk ibu berasal

daripada kata mak, yang berarti ibu atau bunda, yang melahirkan kita; (9) aya,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

58

kata asalnya ayah, yang berarti ayah; (10) abang, yang berasal daripada kata

bak atau bah yang artinya saudara tua laki-laki; (11) kakak, berasal daripada

kata kak, yang berarsaudara tua perempuan; (13) adik, yang berasal daripada

kata dik, artinya saudara lelaki atau perempuan yang lebih muda.

Peristilahan ini merupakan sistem adat yang dipegang teguh suku Melayu

dalam bertutur yang menunjukkan sopan santun dalam berkomunikasi dengan

sesama baik dari anak-anak hingga orang tua. Saat ini istilah-istilah ini sudah

jarang terdengar, dan sudah tergantikan dengan istilah baru, dikarenakan adanya

perkembangan dari perkawinan antar suku yang memunculkan istilah baru.

2.1.5 Mata Pencaharian Masyarakat Pesisir Kota Sibolga

Masyarakat Pesisir Sibolga memiliki mata pencaharian yang bervariasi

mulai dari petani (bersawah padi dan palawija, berkebun karet dan kelapa),

sebagai pedagang atau yang sering disebut dengan “Onan”, tukang becak,

Kepegawaian (negeri dan swasta), ABRI, Bidang jasa sebagai buruh, dan yang

paling dominan adalah sebagai nelayan, ada beberapa jenis nelayan seperti yang

ada dibawah ini :

Tabel 2.7 Jenis-jenis nelayan

No. Jenis Nelayan Cara menangkap ikan

1. Nelayan Pamukek Nelayan ini menggunakan pukat atau jarring

untuk menangkap ikan dilaut, yang digerakkan

oleh mesin maupun tenaga manusia untuk

menarik jarring dan mengangkat ikan tangkapan

2. Nelayan Panjaring Nelayan ini pekerjaannya menangkap ikan di

laut dengan mempergunakan jarring yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

59

digerakkan oleh mesin dan tenaga manusia

bersama-sama baik ditengah laut maupun di tepi

pantai.

3. Pukek Tapi Nelayan ini pekerjaannya menangkap ikan

dengan pukat di tepi pantai dengan

mempergunakan tenaga manusia yang ditarik

dari kejauhan 1 km dari pantai bersama-sama

dan biasanya para Nelayan Pamuge akan

membeli ikan yang telah siap dipasarkan kepada

masyarakat ditempat penangkapan ikan.

4. Nelayan Pamuge Nelayan ini pekerjaannya membeli ikan dari

nelayan di tengah laut, dari para nelayan

penjaring atau nelayan yang menangkap ikan di

tengah laut.

5. Nelayan Paralong-

along (Parlanja)

Nelayan ini pekerjaannya membeli ikan pada

Nelayan Pamuge di tepi pantai dan para nelayan

paralong-along/perlanja menjajakan ikan kepada

masyarakat dalam kampong.

6. Nelayan Panjamu Nelayan ini pekerjaannya hanya menjemur ikan

yang telah dibelinya dari nelayan penjaring dan

kemudian setelah ikan kering maka akan dijual

kepada nelayan pagudang (orang yang membeli

ikan yang sudah kering untuk dipasarkan

kedaerah lain).

7. Nelayan

Pangudang

Nelayang ini pekerjaannya sebagai pembeli ikan

yang sudah dijemur oleh nelayan panjamu untuk

dikumpulkan di tempat pergudangannya dan

dijual kepada para pedagang ikan dari luar kota

Sibolga.

Sumber data: wawancara bersama para nelayan di gudang tempat para nelayan

mengumpulkan ikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

60

Potensi utama perekonomian bersumber dari perikanan, pariwisata, jasa,

perdagangan dan industri maritim. Hasil utama perikanan, antara lain: ikan gurafu,

ikan tuandeman, ikan kakap, ikan gambolo, ikan aso-aso, ikan teter, ikan pari,

ikan iyu, ikan kape-kape, ikan sisik (tuna), ikan sijagik (lauk talang), ikan bawal

(lauk bawal), ikan maning, udang, ikan sariding, ikan sinangi, ikan sigadangmato,

ikan tongkol, ikan timpik, ikan tanggiri sokkam, ikan tanggiri batang, ikan macco

aji, ikanbalato ace,ikan patca pariuk, ikan situhuk, ikan simandogok, ikan kerong,

ikan gaguk, ikan buntal dan ikan teri.

Photo 2.3: Bagan Sibolga dan tempat menjemur ikan

(Sumber : www.sibolgakota.go.id)

Mata pencaharian sebagai nelayan yang menjadi penghasilan utama

masyarakat Sibolga, juga memberikan pemaknaan sendiri dalam kesenian

Sibolga. Kesenian Sikambang sebagai kesenian tradisi mereka, merupakan

perwujudan dari kegiatan-kegiatan para nelayan dalam memenuhi kehidupannya.

Kehidupan nelayan memberikan insfirasi bagi para seniman untuk menciptakan

kreasi mereka sebagai ungkapan dalam mewujudkan harapan dan keinginan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

61

Di dalam tari saputangan sebagai topik analisis tesis ini, sebagian

memunculkan kehidupan nelayan yang terlihat dari makna pada pola lantai yang

berjalan kearah samping kanan dan kiri secara bergantian dan berulang,

menunjukkan adanya lika-liku dalam mencari ikan. Melalui pola kehidupan

masyarakatnya, maka terciptalah karya baru.

2.1.6 Pariwisata Kota Sibolga

Kota Sibolga mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang memiliki

sejarah budaya yang panjang dan serta memiliki keindahan alam pantai laut,

memiliki sederetan pulau serta pemandangan laut, sehingga daerah ini menjadi

titik sentra wisatawan. Pulau-pulau yang berpotensi mengembangkan wisata

bahari adalah: Pulau Mursala, Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau

Kalimantung, Pulau sendok dan pulau situngkus.

Kota Sibolga juga sebagai tempat transit masyarakat/pendatang/wisatawan yang

ingin mengunjungi pulau Nias. Sehingga kota Sibolga juga menjadi tempat utama

tersentuhnya pariwisata. Banyak tempat-tempat indah yang dapat dikunjungi

selain, hasil laut yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Sibolga,

untuk dapat dinikmati. Selain obyek wisata, kuliner, kota Sibolga juga

menyimpan budaya yang disertakan dalam berbagai kegiatan oleh masyarakatnya.

Salah satu budaya (kesenian) yang ada adalah Tari Saputangan yang menjadi

topik dalam kajian ini, didukung dengan bercampurnya budaya Minangkabau

dengan budaya Melayu pesisir, sehingga memunculkan bentuk-bentuk budaya

baru.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

62

Akulturasi yang terjadi diantara suku-suku ini, memberikan warna baru dalam

kebudayaan yang mereka miliki, untuk dapat dijadikan sebagai komoditi

pariwisata., seperti penggunaan bahasa sehari-hari yang banyak mengadopsi dari

bahasa Minangkabau. Selain itu, kesenian yang dimiliki suku Sibolga juga

terpengaruh oleh budaya Minangkabau, salah satunya adalah kesenian dampeng

yang berisi berbagai bentuk seni di dalamnya, dengan pengaruh Minang yang

begitu kuat, tetapi tetap tidak meninggalkan budaya Melayu Pesisir.

2.2 Adat Pesisir Kota Sibolga

Menurut Jalaluddin Tunsam 1660 “Adat” adalah kebiasaan: Adat adalah

gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,

kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dikerjakan di sebuah daerah. Apabila

adat itu tidak dikerjakan maka akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi

tidak tertulis oleh masyarakat setempat kepada pelaku yang dianggap

menyimpang.

Masyarakat Melayu Pesisir Sibolga sendiri adalah masyarakat yang

dinamis, yang menjunjung tinggi nilai-nilai universal, kebenaran, keadilan, dan

menghormati perbedaan. Dengan menggunakan konsep adat yang terdiri dari: 1)

adat yang sebenar adat, 2) adat yang teradat, 3) adat yang diadatkan, dan 4) adat

istiadat. Masing-masing konsep adat ini diuraikan dalam adat pertama adalah

hukum alam merupakan kewajaran yang ditakdirkan oleh Allah SWT, adat yang

ke-dua merupakan sistem kepemimpinan, adat yang ke-tiga berkaitan dengan

kebiasaan-kebiasaan yang kemudian menjadi bagian dari adat, dan ke-empat

berkaitan dengan aktifitas-aktifitas upacara. Kesemua konsep adat ini berdasarkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

63

pada ajaran Islam, termasuk penerapannya dalam seni pertunjukan, dalam hal ini

Tari Saputangan yang diklasifikasikan sebagai tari Upacara yang disajikan pada

upacara perkawinan suku Melayu Pesisir Sibolga.

Kehidupan masyarakat Pesisir Sibolga tidak terlepas dari adat yang sudah

ada dari turun-temurun dan masih di lestarikan hingga saat ini. Sebagai mana yang

telah di sebutkan bahwa masyarakat Pesisir identik dengan Islam sehingga adat

istiadat yang ada masih berkenaan dengan agama Islam. Baik dari segi aturan dan

tata cara, permohonan mengharapkan Ridho Allah SWT, dan sebagainya. Adat

istiadat yang masih dilaksanakan adalah sebagai berikut :

2.2.1 Adat kelahiran (Turun Karai)

Kegiatan adat yang ada di masyarakat Pesisir Sibolga digunakan dalam seluruh

aktifitas mereka, mulai dari acara kelahiran hingga kematian. Acara adat kelahiran

atau turun rumah biasa disebut dengan Turun Karai atau Turun Mandi adalah

sebuah acara adat yang dilakukan oleh masyarakat pesisir di Sibolga untuk

mengucap syukur kepada Maha Pencipta atas lahirnya seorang anak. Acara ini

dilaksanakan setelah 40 hari kelahiran si anak tersebut. Pada acara turun karai

disediakan itak-itak makanan khas sibolga dan dibagikan kepada seluruh tetangga,

selain makanan khas sibolga lainnya.

Acara turun karai, saat ini sudah jarang dilakukan, walau masih ada beberapa

kelompok masyarakat yang tetap mempertahankan acara turun kurai ini di dalam

keluarganya. Acara turun karai, dilakukan juga sebagai bentuk kebahagiaan

dengan telah lahirnya penerus yang dapat meneruskan silsilah keluarganya, walau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

64

mereka tidak menyandang nama suku seperti suku Minangkabau ataupun suku

Batak.

2.2.2 Sunat Rasul

Acara khitan (sunat Rasul) adalah bagian dari sunnah Rasul yang tidak pernah

dilewatkan oleh komunitas adat pesisir Sibolga. Karena di dalamnya ada nilai-

nilai ritual dan sakral yang tertanam dalam sanubari etnis pesisir. Besar kecilnya,

upacara syukur sunat Rasul ini, tergantung pada kemampuan ekonomi orangtua,

bagi yang mampu ada yang menyembelih kambing atau ayam, bahkan paling

tidak dengan 3 (tiga) butir telur ayam, untuk mengupah anak yang dikhitankan.

Acara sunat rasul menjadi kebahagiaan sendiri bagi anak-anak yang akan

melaksanakannya, ditemani oleh orang tua dan keluarganya. Sunat rasul biasanya

dilakukan seorang anak laki-laki yang telah berusia 6 tahun hingga 15tahun.

Apabila usia sudah melewati batas tersbut, biasanya remaja laki-laki tersebut akan

malu, dan enggan untuk merayakannya.

2.2.3 Kematian

Kematian adalah siklus kehidupan yang terakhir di hadapi manusia. Masyarakat

adat Pesisir Sibolga juga memiliki kekhasan dalam hubungan adat kematian.

Setiap ada yang meninggal dunia mulai dari bayi hingga orang tua, menurut adat

Pesisir Sibolga harus segera dikebumikan sesuai dengan hukum Islam, yang tidak

boleh menunggu lama. Walaupun sebahagian keluarga belum bisa hadir

secepatnya dikarekan kondisi dan keadaan yang tidak memungkinkan. Namun

sesuai ajaran Islan pelaksanaan fardhu kifayahnya harus segera dilaksanakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

65

Setelah jenazah dikebumikan, sebagian masyarakat Pesisir Sibolga juga

melaksanakan tahlillan 3 malam berturut-turut, tahlillan malam ke-7 dan malam

ke-40. Maka para saudara, tetangga, sanak family berdatangan ke rumah duka

untuk manjanguk (tukam/melayat), menyampaikan turut berduka cita atas

kehilangan salah satu keliuarganya. Masyarakat biasanya akan dating secara

beramai-ramai selain penyampaian duka cita, juga turut membantu prosesi

pemakaman, prosesi tahlilan dari hari pertama hingga hari terakhir. Ada kebiasaan

yang dilakukan pada malam tahlilan pada malam terakhir, di mana pihak keluarga

dan masyarakat yang datang akan menyiapkan dan membawa makanan sebagai

ungkapan terimakasih.

2.2.4 Kanduri Pasi (Maurei lawik)

Kanduri Pasi disebut juga dengan Maurei Lawik mempunyai maksud menguras

laut atau jamuan laut dan mempersembahkan sesuatu kepada raja-raja laut yang

gaib agar bersahabat dengan alam sehingga nelayan tidak mendapat gangguan di

laut, dan nelayan mendapat rejeki ikan yang banyak. Pelaksanaan kanduri pasai

biasanya dilakukan pada malam hari dengan acara ritual yang telah dilakukan

sebelumnya.

Kanduri pasi dilaksanakan dan dipercayai dapat membantu mereka ketika melaut,

untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan dan hasil yang memuaskan. Acara

ini dilanjutkan karena melaut merupakan pekerjaan yang dominan dilakukan oleh

suku Pesisir Sibolga, sesuai dengan daerah wilayah mereka yang dikelilingi oleh

lautan.Selain laut telah menyediakan hasil yang cukup untuk dapat dimanfaatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

66

dan menghidupi mereka, sehingga dengan penuh rasa syukur mereka mengadakan

kanduri pasi.

2.2.5 Manyonggot

Manyonggot adalah sebuah perayaan masyarakat pesisir Sibolga untuk kehamilan

7 bulanan anak pertama dengan memberikan makanan dan memberikan pesan-

pesan berupa nasihat kepada ibu/istri yang sedang hamil tanpa diketahui oleh ibu

yang hamil tersebut. Acara manyonggot sangat menarik, karena menjadi hadiah

bagi para ibu/istri yang sedang hamil, dan sebagai pemberian perhatian untuk

kehangatan serta terimakasih dari suami, orang tua dan keluarga besarnya.

Acara manyonggot biasanya dilakukan bagi para ibu/istri yang menjalani hamil

untuk anak pertama, dan untuk anak kedua dan seterusnya, acara manyonggot

tidak dilakukan. Penyediaan segala kelengkapan dalam acara ini dipersiapkan oleh

orang tua dan suami dari ibu yang hamil, dengan penyiapan bermacam jenis

makanan yang disukai. Acara ini sangat dinanti bagi para calon ibu yang hamil

pertama kalinya dengan tidak diketahui kapan kejutan itu diberikan.Keluarga yang

mempersiapkan segala sesuatunya, dapat menyimpan kejutan dengan tidak

diketahui oleh calon ibu, karena persipan yang dilakukan tidak dilaksanakan di

rumah calon ibu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

67

Photo 2.4 Manyonggot (7 bulanan)

(Dok. Dwi Irna Hasana, 2019)

2.2.6 Mamogang atau Mandi Balimou

Mamogang atau Mandi Balimou adalah sebuah tradisi yang menjadi sebuah

momen yang di jadikan masyarakat Pesisir Sibolga untuk mensucikan diri

menyambut bulan suci ramadhan bersama sanak saudara. Acara ini dilaksanakan

pada saat menjelang masuknya bulan ramadhan.

2.2.7 Adat Pernikahan

Adat pernikahan di daerah pesisir Sibolga disebut dengan adat Sumando.Sumando

bagi adat pesisir Sibolga di artikan sebagi satu kesatuan, yakni pertambahan atau

percampuran satu keluarga dengan keluarga lain yang diikat dengan tali

pernikahan menurut hukum Islam dan di syahkan dengan suatu acara peresmian

yang disebut dengan baralek.

Adat perkawinan pada masyarakat adat pesisir Sibolga, juga memiliki kekhasan,

meski memiliki kemiripan dan kesamaan dengan etnik Minang dan etnik lainnya

tapi dia memiliki pesan adat tersendiri. Berikut ini adalah tahapan kegiatan adat

perkawinan pesisir Sibolga :

2.2.7.1 Marisik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

68

Marisik adalah satu kegiatan pihak keluarga laki-laki untuk menyelidiki anak

wanita yang bakal jadi calon istrinya. Marisik ini dilakukan dengan santai dan

beberapa orang tua (keluarga), biasanya dilakukan keluarga pihak laki-laki yang

disebut Telangkai. Telangkai inilah yang menyelidiki perempuan dengan

melakukan bertandang atau bincang-bincang dengan keluarga perempuan.

Disinilah pihak keluarga laki-laki menyampaikan niat baik mereka untuk

melamar, menentukan waktu maminang atau pelamaran, mengadakan

pertunangan, pernikahan dan biaya yang dibutuhkan untuk seluruh kegiatan adat

pernikan.

2.2.7.2 Mengantar (Mangantek Kepeng)

Adapun kegiatan yang diadakan dirumah marapulai atau pihak laki-laki saat

mangantek kepeng menjelaskan kepada para undangan bahwa kegiatan

mengantar uang ketempat perempuanyang selanjutnya akan mengadakan

pertunangan. Pihak keluarga marapulai menjelaskan besarnya uang antaran,

kemudian uang antaran tersebut dimasukkan kedalam kampi berwarna kuning

yang telah dilengkapi dengan syarat-syarat adat seperti jarum-benang, imballo-

lilin, dan kemiri. Kemudian bilal atau pegawai mesjid mendo’akan keberangkatan

(mangarak).

Setelah mangarak marapulai, bertepat di depan rumah anak daro dilaksanakan

Dampeng ( syair pantun nasehat dalm musik dan tari) dan disambut dengan tari

Randai. Sesampainya dirumah anak daro (pengantin wanita) marapulai di uang

yang ada di dalam kampi digendong oleh ibu saudara dari pihak marapulei

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

69

dibelakang ibu tersebut diiringi oleh rombongan keluarga baik itu bapak-bapak,

ibu-ibu sesampainya dirumah anak daro sejenak menunggu isyarat masuk.

Setelah pihak marapulei dipersilahkan masuk, pihak anak daro menaburkan beras

kunyit. Rombongan perempuan dari pihak laki-laki yang membawa uang antaran

dipersilahkan mengambil tempat duduk di bawah langit-langit dan tabir adat yang

telah di persiapkan pihak anak daro.

2.2.7.3 Maminang (Melamar)

Pada saat maminang harus mengundang tokoh-tokoh agama, warga masyarakat,

sanak family dan kenajiaran mesjid dengan menyuguhkan hidangan wajib saat

melamar yaitu Nasi Tue. Dari pihak anak daro (pengantin wanita) seseorang yang

dituakan bertanya kepada pihak marapulai (pengantin pria) tentang maksud dan

tujuan kedatangan mereka dan dijawab oleh pihak marapulai mereka menjelaskan

bahwa mereka datang untuk kewajiban yang telah disepakati seperti besarnya

mahar, uang dan lain-lain. Setelah itu pihak anak daro membenarkan kesepatan

dan melanjutkan pernikahan.

Musyawarah yang dilakukan pada acara maminang mendapatkan kesepakatan,

dengan diterimanya lamaran dari pihak calon laki-laki oleh pihak calon

perempuan. Pada saat acara ini juga ditanyakan penentuan jadwal pelaksanaan

upacara perkawinan, yang didalamnya terdapat rangkaian malam bainai dan

pernikahan. Maminang sebagai tempat awal dari mulainya hubungan kedua

pasangan dan dua keluarga yang dilakukan dengan penuh kebaikan untuk

mengharapkan kerakhmatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

70

Maminang memberikan kepastian bagi kedua calon pengantin akan kelanjutan

hubungan yang sudah mereka jalani sebelumnya, dan biasanya acara maminang

dan pernikahan tidak membutuhkan waktu lama sesuai dengan ajaran Islam.

2.2.7.4 Ijab qabul

Ijab qabul dilaksanakan dirumah anak daro (mempelai perempuan). Ijab qabul

dilakukan bapak kandung atau saudara kandung mempelai perempuan di mana

pada saat ijab qabul anak daro disembunyikan setelah ijab qabul selesai maka

anak daro dan marapulai baru bisa disandingkan. Ijab qabul di laksankan oleh

tuan kadhi/penghulu, pengantin laki-laki, bapak kandung penganti perempuan,

serta 2 saksi.

Gambar 2.5 Ijab Qabul (Dok. Dwi Irna Hasana, 2019)

2.2.7.5 Malam baine

Pada saat malam baine ada 2 kegiatan malam baine yang di laksanakan oleh anak

daro dan marapulei, pertama malam baine bacilok yaitu saat malam sebelum ijab

qabul, dimana kedua pasangan pengantin ini melakukan ritual malam barinai di

rumah masing-masing, pihak keluarga pengantin perempuan mengantarkan inai ke

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

71

rumah pihak keluarga laki-laki dan marapulei dipakaikkan inai tersebut oleh

induk inang yang datang dari pihak keluarga perempuan dan memakai pakaian

adat Pesisir Sibolga. Kedua malam barinai basanding kedua pengantin sudah bisa

memakai inai berdampingan atau bersamaan karena sudah melaksanakan ijab

qabul,memakai pakaian adat Pesisir Sibolga, kedua tangan mereka dihiasi dengan

ine, dan dihibur oleh serangkain kesenian Sikambang.

Gambar 2.6 Malam Barinai

(Dok. Dwi Irna Hasana, 2019)

Dalam pertunjukan serangkaian kesenian Sikambang pada saat malam baine yang

mana lima tari dan lagu wajib yang dipertunjukkan merupakan bagian yang terikat

dan tidak terpisahkan satu sama lain. Tarian dan lagu tersebut harus dinyanyikan

secara lengkap dan sesuai urutan karena tari dan tersebut menggambarkan siklus

kehidupan seorang manusia. Dimulai dari tari sapu tangan yang diiringi Lagu

kapri menggambarkan proses kehidupan sepasang remaja dalam masa

perkenalannya. Selanjutnya, tari payung yang diiringi lagu kapulo pinang

digambarkan dengan seorang laki-laki memakai payung untuk melindungi

kekasihnya. Ini menjelaskan bahwa hubungan tersebut telah tumbuh rasa cinta dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

72

rasa peduli sehingga ingin saling melindungi satu sama lain. Kemudian, tari

selendang yang diiringi lagu duo dimana laki-laki dan perempuan saling

mengikatkan selendangnya. Ini menjelaskan bahwa sepasang kekasih tersebut

sudah siap untuk mengikat hubungannya dengan pernikahan. Tari sampaya yang

diiringi Lagu dampeng berisikan nasihat-nasihat kehidupan dalam menjalankan

rumah tangga nanti. Lalu, tari anak yang diiringi lagu sikambang yang

melambangkan kasih sayang seorang suami terhadap istrinya dan seorang ayah

terhadap anaknya. Musik sikambang pada saat malam baine mengiringi tarian

yang disajikan saat malam baine dan menghibur anak daro dan marapulei dengan

talibun (pantun bersahut-sahutan).

2.2.7.6 Memulangi jajak atau ngunduh (pesta di rumah pengantin pria atau

marapulai)

Pesta perkawinan adat Pesisir Sibolga biasanya dilakukan di rumah perempuan

terlebih dahulu setelah malam baine keesokan harinya marapulai yang pulang

setelah malam baine pun datang untuk melaksanakan kegiatan pesta pernikahan

dari pihak pengantin perempuan. Setelah pernikahan selesai marapulai di jemput

dalam adat pesisir dinamakan dengan Tajapuk dan mempersiapkan pesta

pernikahan dari pihak laki-laki yang telah disepakati. Duomisuk (dua hari)

sebelum diadakan pesta pernikahan pihak laki-laki anak daro sudah diantarkan

kerumah pihak laki-laki.

2.2.8 Kesenian Sikambang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

73

Seni budaya zaman dahulu seperti tari, lagu, pantun dan talibun hadir bak

gayung bersambut dengan menunjukkan kepribadian masyarakat Pesisir yang

memiliki perasaan halus dan tenggang rasa yang tinggi sesuai dengan alamnya,

seperti malam disinari bulan, alunan ombak dan riak gelombang ombak gulung-

menggulung saling ikut satu sama lain (Radjoki 2012:47).

Kesenian Sikambang merupakan kesenian yang memadukan antara musik, tarian,

senandung, pantun yang berisikan nasihat, ungkapan perasaan, sindiran, dan kasih

sayang.Selain dilakukan dalam adat pernikahan, kesenian Sikambang ini juga

dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan lainnya seperti penyambutan tamu-tamu

yang dihormati, hari jadi Kota Sibolga dan hari-hari besar lainnya.

Di dalam adat pernikahan pemain kesenian sikambang disebut dengan

anak Alek.Anak Alekmerupakan sebutan untuk pemain musik dan penari

sikambang. Penyajian kesenian sikambang selalu diiringi Talibun(nyanyian

pantun bersahut-sahutan), berikut ini merupakan jenis tari-tarian yang dipakai

kesenian Sikambang:

1. Tari Sapu Tangan

2. Tari Payung

3. Tari Adok

4. Tari Sampaya

5. Tari Perak-Perak

6. Tari Sikambang Botan

7. Tari Anak

8. Tari Galombang Duobaleh

9. Tari Dampeng (Randei)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

74

Gambar 2.7 Kesenian Sikambang dalam acara perkawinan

(Dok. Dwi Irna Hasana, 2019)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

75

BAB III

ANALISIS STRUKTUR GERAK TARI SAPU TANGAN

3.1 Susunan Upacara Malam Bainai

Pelaksanaan upacara malam baine mengikuti konsep dalam adat Minangkabau

yaitu agama dan adat. Sebelum sampai pada tahap pernikahan, terlebih dahulu

mengikuti tahap melamar yang dilanjutkan dengan tahap malam bainai. Pada

tahapan ini, dilakukan proses memakaikan inai di kuku jari-jari tangan dan kaki

serta punggung tangan, sebagai persyaratan dalam upaya penjagaan terhadap

keterlaksanaan upacara perkawinan. Pelaksanaan malam baine dilakukan di

rumah calon pengantin perempuan, dengan menyertakan kesenian sikambang

sebagai bagian dari materi acara.

Tahapan-tahapan dalam malam baine, dimulai dengan kesiapan dari seluruh

perangkat/pendukung acara, seperti, kesenian sikambang, daun inai yang telah

dihaluskan, keluarga calon pengantin perempuan yang terdiri dari ninik mamak,

urang sumando, dan kerabat, serta tokoh agama/ulama/ustad yang nantinya akan

memimpin doa keselamatan, dan calon pengantin perempuan. Pengantin laki-laki

pada acara ini tidak turut serta dihadirkan, hanya sebahagian daun inai akan di

bawa ke rumah calon pengantin laki-laki untuk dikenakan.

Adapun susunan acara dalam malambainai yaitu:

1. Pemberian ucapan selamat datang bagi seluruh undangan yang diwakili

oleh salah seorang dari keluarga, atas kehadiran seluruh tamu undangan.

2. Pemberian ucapan nasihat dari orang tua kepada calon pengantin yang

dilanjutkan dengan pembacaan doa untuk meminta keridhoan dari Allah

SWT, agar jalannya acara malam baine dapat dilaksanakan dengan baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

76

Selain itu doa juga dipanjatkan agar calon pengantin tidak mendapat

gangguan dari hal-hal yang buruk.

3. Penyajian tari saputangan yang diawali dengan nyanyian dari kesenian

sikambang yang membawakan lagu kapri sebagai pengiring tarian. Setelah

selesai tari saputangan dilanjutkan dengan tari selendang dengan iringan

lagu duo

4. Pemasangan daun inai kepada calon pengantin yang dikenakan oleh orang

tua pengantin. Saat ini pemasangan inai dilakukan sebelum pelaksanaan

malam bainai, atau sesudah kesenian sikambang selesai sekitar pukul 12

malam.

5. Penyajian tari payung dengan iringan lagu kapulo pinang, yang

dilanjutkan dengan tari selendang dengan iringan lagu duo. Penyajian

kedua tari ini, merupakan rangkaian dari tata aturan penyajian sikambang.

6. Pelepasan daun inai dari kuku jari-jari calon pengantin.

7. Prosesi akhir dari malam baine dengan penyajian musik sikambang (biasa

disebut dengan badampeng) hingga selesai acara. Pada penyajian musik

sikambang dinyanyikan lagu-lagu yang bersifat hiburan yang dapat

dinikmati oleh seluruh keluarga dan tamu yang ada.

Penyajian tarian pada malam baine sebelumnya tidak hanya disajikan empat tarian

saja seperti yang diuraikan di atas, namun masih ada beberapa lagi tarian yang

disertakan seperti; tari perak-perak dan tari cek siti, namun saat ini hanya empat

tarian di ataslah yang disajikan. Dikarenakan dua tarian berikutnya sudah banyak

yang tidak mengenal, sehingga hanya empat tarian saja yang disajikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

77

Prosesi pelaksanaan malam baine, dianggap sudah selesai apabila pemasangan

inai dengan diawali tari saputangan siap disajikan. Penempatan tari saputangan

pada awal tarian merupakan kesepakatan yang sudah dijalani secara turun

temurun, dan menjadi adat yang tertuang dalam konsep adat mereka. Hal ini

dikarenakan, adanya kepercayaan dari masyarakat yang mengkhawatirkan adanya

gangguan ghaib kepada calon pengantin. Sehingga diperlukan ritual untuk

menolak segala macam gangguan tersebut, demi keselamatan seluruh pelaksana

upacara, terutama kepada calon pengantin.

Pelaksanaan malam baine, dengan penyertaan tarian bukan hanya sebagai ritual

saja, penyertaan tarian dan badampeng, akan memberikan hiburan bagi

penyelenggara untuk dapat mempersiapkan diri dalam melaksanakan kegiatan di

keesokan harinya, yang merupakan hari yang paling sakral bagi setiap manusia

yang akan berumah tangga. Penyajian tari Saputangan pada acara ritual malam

baine, menempatkan tari saputangan sebagai tari ritual, walaupun tidak setiap

upacara perkawinan akan melaksanakan malam baine dengan menyertakan tari.

Banyak penyebab yang mulai tidak disertakannya malam bainai dengan

kelengkapan tarian, antara lain; 1) faktor dana (harus menyiapkan dana yang

cukup besar untuk meminta jasa penari dan pemusik), 2) tidak ada keharusan

acara malam baine dalam agama Islam, 3) kesiapan waktu yang tidak dimiliki

oleh semua orang, dan lain sebagainya.

3.2 Struktur Tari Saputangan

Didalam menganalisis tentang strukturalisme, menurut Budiman

(1999:111-112), strukturalisme adalah sebuah cara berpikir tentang dunia yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

78

secara khusus memperhatikan persepsi dan deksripsi mengenai struktur, yaitu di

dalamnya akan menitik beratkan pada usaha mengkaji fenomena seperti mitos,

ritual, relasi-relasi kekerabaratan dan sebagainya. Penjelasan struktural berusaha

untuk mengidentifikasi, mengolah dan menyusun unit-unit dalam sebuah sistem

untuk menemukan hubungan atau pola yang lebih mendalam dan mendasar dari

suatu kejadian atau serangkaian kejadian. Hubungan atau pola yang mendasar ini

merupakan penjelasan yang berusaha untuk menyelidiki fenomena berdasarkan

pada aturan-aturan, prinsip-prinsip, atau konveksi yang menghasilkan makna.

Strukturalisme versi budiman dalam penelitian ini digunakan untuk dapat

memahami dan membaca tari saputangan didalam kesatuan pertunjukan yang

saling terikat satu dengan yang lain, yaitu : (1). Deskrispi struktur ragam gerak

tari, meliputi istilah atau penyebutan nama ragam gerak, (2). Koreografi, meliputi

tampilan, formasi (pola lantai), (3) Musik pengiring, terdiri dari gendang sebagai

mat tempo, biola dan akordion sebaga melodi. (4) Busana dan properti.

Pendapat yang sama dikemukaan oleh soedarsono (1974:75) bahwa bentuk sebuah

pertunjukan dapat dilihat dari keseluruhan elemen-elemen yang terdapat dalam

tari tersebut. Adapun elemen-elemen yang dimaksud adalah gerak, musik, kostum,

perlengkapan, pola lantai, penari dan tempat pertunjukan. Keseluruhan elemen-

elemen tersebut merupakan satu kesatuan struktur yang saling berkaitan.

Dengan demikian analisis struktural dalam tari sapu tangan ini adalah bentuk

penyajian yang tidak terlepas dari segala unsur-unsur utama tari, baik itu tema

tarian, gerak tarian, ragam tarian, pola lantai, properti, tata busana, tata rias, musik

iringan, tempat pertunjukan serta unsur-unsur pendukung dan pelengkap tari,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

79

seperti penari, pemusik, penikmat dan penyelenggara acara yang menampilkan

tarian tersebut.

Tabel 3.1 Ragam Penyajian Tari Saputangan

No Pola Ragam Uraian Keterangan

1. Ragam I

Menghormat, Putar

Kanan, Putar Kiri, Tuka

Tampek.Putar kanan

ditampek pasangan,

putar kida ditampek

pasangan, puta kida

ditampek pasangan,

pulang balik katampek

sabalumnyo, puta kanan

ditampek samulo, puta

kida ditampek samulo

Perbedaan bentuk gerak

yang terdiri dari 4 motif

1. Motif gerak

menghormat dengan

mengangkat kedua

tangan ke depan

2. Motif gerak

menyilangkan

saputangan

3. Motif gerak

mengayunkan kedua

tangan disamping

kanan dan kiri

bergantian

4. Motif gerak

menyatukan

saputangan dan

berjalan bersisian

dengan arah hadap

yang berlawanan

Pola-pola gerak dilakukan

dengan memfokuskan

pada permainan

saputangan, badan yang

ditekukkan sedikit,

langkah kaki celatuk

lambat, mengikuti tempo

musik

Pandangan penari tidak

boleh tajam, terutama pada

penari perempuan.

Semua pola gerak

adalah sama baik

yang dilakukan oleh

penari laki-laki

maupun penari

perempuan

Perbedaan pada tiap

ragam hanya pada

arah hadap yang

dilakukan secara

berbalasan dengan

arah kanan dan kiri. 2. Ragam II

Posisi membuat pola C

(tuka tampek pasangan

kambali katampek

samulo), maju

kasamling kanan

pasangan, mundur

marentak, maju

kasamping kida

pasangan, mundur

marentak, puta kanan

ditampek samulo, puta

kida ditampek samulo

3. Ragam III

Posisi mambentuk pola

C (tuka tampek

pasangan lamgsung

kambali katampek

samulo, maju

kasamping kanan

pasangan, angkek sapu

tangan bawok baputa,

bale putanyo tatap

mangangket sapu

tangan, balik katampek

samulo, maju bahadoan,

antek sapu tangan, balas

antek sapu tangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

80

4. Ragam IV

Posisi mambentuk C

(tuka tampek psangan

langsung kambali

katampek samulo, maju

kasamping kanan

pasangan, ikek sapu

tangan baputa, balas

puta tatap mangilek

sapu tangan, balik

katampek samulo

Tabel 3.2 Susunan penyajian tari Saputangan

No Penanda Pertanda Dokumentasi

1. Hormat Memiliki makna sopan

dan santun sebelum mulai

menari, yang berarti

mohon izin kepada seluruh

masyarakat yang hadir.

2. Putar Kanan dan

putar kiri

Memiliki makna melihat

hati masing-masing dari

calon pasangannya apakah

cocok atau tidak (saling

mengajuk hati masing-

masing).

3. Tukar tempat

Mamiliki makna

memperkenalkan ke

keluarga masing-masing,

apakah muda-mudi itu bisa

menyesuaikan dirinya

dengan keluarga atau tidak

(untuk mengambil hati

masing-masing keluarg

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

81

4. Putar kanan dan

putar kiri

Penyesuaian diri pada

masing-masing keluarga

5. Kembali ketempat

semula

gambaran tentang keluarga

calon masing-masing,

dengan menceritakan

situasi dan keadaan calon

pasangan dan keluarganya

sehingga dapat kesesuaian

diantara kedua belah pihak

dengan keluarga seluruh

sanak saudara.

6. Putar kanan dan

putar kiri

Penjelasan pada masing-

masing keluarga tentang

pasangannya

7. Maju ke depan

berhadapan dan

mundur merentak,

lalu berputar arah

kanan dan kiri

masing-masing berusaha

untuk mengambil hati

keluarga dan mengajuk

hati dari masing-masing

keluarga secara hati-hati,

serta menceritakan

keadaan keluarga masing-

masing

8. Maju ke samping

kanan.

Memiliki makna pihak

perempuan dan pihak laki-

laki masing-masing

berusaha untuk mengambil

hati dari masing-masing

keluarga secara hati-hati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

82

9. Angkat sapu tangan

dan balas dengan

tukar arah hadap

Kedua keluarga sudah

sepakat untuk menjalin

hubungan yang baik dan

melanjutkannya ke jenjang

pernikahan

10. Kembali ketempat

semula

Memiliki makna sudah

dapat gambaran tentang

keluarga calon masing-

masing, dengan membawa

berita tersebut ke

keluarganya pula untuk

menceritakan bahwa

keduanya sudah sepakat

untuk membina hubungan

yang baik.

11. Maju berhadapan,

seperti gerak pada

no 10 dengan pola

gerak yang sama

namun makna yang

berbeda

Memiliki keduanya sudah

mantap hatinya untuk

membina hubungan yang

baik dan siap menghadapi

tantangan apapun yang

akan datang.

12. Antar sapu tangan

dan balas pada arah

kiri

pasangan itu sudah siap

untuk membina hubungan

sampai ke jenjang

pernikahan dan sudah

mendapat persetujuan dari

kedua belah pihak,

sehingga pasangan itu

saling mengantarkan satu

sama lain dalam setiap

pertemuan mereka

13. Kembali ke tempat

semula.

pasangan sudah siap

membina hubungan ke

Gerak sama dengan pola

no

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

83

jenjang pernikahan dengan

persetujuan dari kedua

belah pihak.

14. Putar kanan dan

putar kiri

kedua belah pihak saling

bersilaturahmi dengan

mengadakan musyawarah

mufakat tentang hubungan

yang akan dijalani

Pola gerak sama dengan

no… dengan makna

berbeda

15. Ikat sapu

tangan/putar, dan

balas dengan arah

sebaliknya

Memiliki makna

bahwasanya pasangan itu

sudah mengikat janji untuk

sehidup semati dalam

membina rumah tangga

yang baik sampai beranak

cucu.

16. Kembali ketempat

semula, lalu putar

kanan dan kiri

Pasangan itu sudah selesai

melaksankan niat yang ada

sehingga sudah terbentuk

keluarga yang

diharapkannya dan

masing-masing keluarga

menerima

Pola gerak sama dengan

no

17. Hormat Memiliki makna sopan

dan santun setelah menari

dengan gerakan hormat

artinya mereka sudah

selesai menari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

84

3.2.1 Tema

Tema merupakan salah satu unsur yang sangat penting di dalam sebuah

karya seni. Tema berkaitan erat dengan fokus atau pun dasar yang dipakai oleh

seniman untuk mengembangkan sebuah ide dalam kreatifitasnya yang menjadi

sebuah karya seni seperti seni tari.Dalam menggarap tari apa saja bisa dijadikan

sebagai tema, kejadian sehari-hari, pengalaman hidup dan lain sebagainya. Seperti

tari sapu tangan bertemakan perkenalan antar pemuda dan pemudi yang sedang

mencari pasangan hidup dengan mengenal pasangan mereka pilih dengan baik,

baik menurut pandangan mereka sendiri, orang tua, serta masyarakat sekitar.

3.2.2 Gerak

Dalam pembahasan gerak tari menurut Tengku Lukman Sinar (1986:5) tari

adalah segala gerak yang berirama atau segala gerak yang dimaksudkan untuk

menyatakan keindahan ataupun kedua-duanya. Gerak merupakan substansi yang

paling dasar dan alat ekspresi dalam tari medianya adalah tubuh manusia. Dengan

gerak tari berbicara dan berkomunikasi dengan penikmatnya untuk

merngungkapkan suatu tujuan, ungkapan ekspresi melalui gerak tersebut

merupakan suatu imajinasi yang dituangkan dalam bentuk simbol. Menurut Smith

(1985:6) “bentuk” merupakan sesuatu yang dapat dibedakan dari materi yang

ditata. Bentuk tari merupakan hasil dari keseluruhan di dalam koreografi. Jadi,

bentuk adalah wujud rangkaian-rangkaian gerak.

Unsur gerak dalam tari mempunyai tiga unsur yakni tenaga, ruang dan

waktu dimana tari sapu tangan memiliki tenaga yang sedang, ruang yang sempit

dan waktu yang lambat. Gerak juga merupakan perpindahan dari suatu tempat

ketempat yang lain seperti ragam gerak tari sapu tangan setiap proses perpindahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

85

dari ragam satu ke ragam yang lain mengalami proses perpindahan. Gerak dalam

tari adalah gerak yang sudah mengalami proses penghalusan dan perombakan,

seperti dalam ragam gerak tari sapu tangan yang berasal dari gerakan silat yang

diperhalus menjadi sebuah tarian, seperti yang ada dalam deskripsi tari sapu

tangan dibawah ini :

3.2.3 Iringan Musik

Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan

lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau naluri

ritmis. Semula manusia menggunakan suaranya dengan teriakan, jeritan dan

tangisan guna mengungkapkan perasaannya, seperti gembira, takut, terharu,

marah, dan sebagainya. Curt Sachs dalan bukunya World History of The Dance

mengatakan, bahwa pada zaman pra-sejarah andaikata musik dipisahkan dari tari,

maka musik itu tidak memiliki nilai artistik apa pun. Hal ini bisa kita lihat pada

musik primitif yang sering menggunakan suara-suara untuk mengiringi tariannya

sebagai ungkapan emosi atau penguat ekspresinya.

Keberadaan musik di dalam tari mempunyai tiga aspek dasar yang erat kaitannya

dengan tubuh dan kepribadian manusia, yaitu melodi, ritme, dan dramatik. Melodi

didasari oleh nada, pengertiannya adalah alur nada atau rangkaian nada-nada.

Ritme adalah degupan dari musik yang sering ditandai oleh aksen atau tekanan

yang diulang-ulang secara teratur. Dramatik yaitu suara-suara yang dapat

memberikan suasana-suasana tertentu.

Dalam tari, fungsi musik dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) sebagai

pengiring, (2) sebagai pemberi suasana, (3) sebagai illustrasi tari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

86

a. Sebagai pengiring tari berarti peranan musik hanya untuk mengiringi atau

menunjang penampilan tari, sehingga tak banyak ikut menentukan isi tarinya.

Dalam perkembangan musik sebagai pengiring tari telah banyak kita jumpai suatu

iringan tari yang disusun secara khusus. Artinya meskipun fungsi musik hanya

untuk mengiringi tetapi juga harus bisa memberikan dinamika atau membantu

memberi daya hidup tarinya.

b. Musik sebagai pemberi suasana tari. Dalam fungsi ini musik sangat cocok

dipergunakan untuk dramatari, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk yang

bukan dramatari. Sebab di dalam dramatari banyak terdapat pembagian adegan-

adegan atau babak-babak pada alur cerita yang akan dipertunjukkan untuk

menghadirkan suasana-suasana tertentu.

Musik sebagai illustrasi atau pengantar tari. Pengertiannya adalah tari yang

menggunakan musik baik sebagai pengiring atau pemberi suasana pada saat-saat

tertentu saja,tergantung kebutuhan garapan tari. Pada dasarnya bentuk iringan tari

dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk internal dan bentuk eksternal. Iringan

internal adalah iringan tari yang berasal atau bersumber dari diri penarinya, seperti

tarikan nafas, suara-suara penari, efek dari gerakan-gerakan penari berupa tepukan

tangan dan hentakan kaki, dapat pula bunyi-bunyi yang ditimbulkan dari busana

dan perlengkapan yang dikenakan oleh para penari. Sedangkan iringan eksternal

adalah iringan tari yang bersumber dari luar diri penari. Misalnya berupa

nyanyian, puisi, suara-suara, instrumen gamelan, orkestra musik, perkusi, dan

sebagainya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

87

Musik tari sapu tangan diiringi musik tradisi pesisir (sikambang), musik pengiring

pada pelaksanaan tari sapu tangan adalah musik kapri2 mengandung makna yang

sangat berguna untuk kehidupan masyarakat pesisir, dimana musik tari sapu

tangan yaitu musik kapri tersebut mengalun sendu, halus dan mengikuti suara hati

masyarakat pesisir yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan.

Riak kehidupan masyarakat pesisir sebagai nelayan, susah, senang sakit yang

ditanggung di laut tersebut sehingga tidak ada waktu untuk bercengkerama dalam

mencari tambatan hati kecuali berdendang dengan musik kapri pada waktu terang

bulan karena pada waktu itulah para nelayan tidak turun ke laut dan mereka pun

beristirahat dan berdendang dengan musik kapri. Musik kapri menggunakan alat-

alat musik yang terdiri dari:

berikut:

1. Gandang sikambang adalah alat musik membranofon pukul langsung

(directly struck membranophones) yang badannya terbuat dari kayu bulat

yang salah satu sisinya dilapisi kulit sedangkan sisi lainnya dibiarkan

kosong. Sisi yang kosong diganjal dengan kayu tipis diikat dengan rotan.

Gandang sikambang berfungsi sebagai pembawa ritme yang konstan

dalam ensambel.

2Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian tentang musik kapri, menjelaskan bahwa Musik kapri

merupakan musik pengiring dari tari saputangan yang terdiri dari dua jenis musik yaitu kapri

gabungan, dan musik kapri instrument.Musik kapri gabungan artinya lagu kapri diirngi dengan

alat musik yang biasanya terdiri dari tujuh buah gendang, satu biola, satu buah accordion, satu

buah singkadu, dan vocal (penyanyi).Musik gabungan ini biasa disajikan untuk mengiringi tari

saputangan. Sementara msuik kapri instrument artinya musik yang dimnainkan tanpa adanya

vocal atau penyanyui dengan alat musik berupa tujuh buah gendang, satu buah biola, dan satu

buah accordion. Biasanya musik ini dipakai untuk mengiringi silat atau pencak silat gaombang

duo baleh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

88

Gambar 3.1 Alat musik Gandang Sikambang

(Dokumentasi Dwi Irna Hasana, 2019)

2. Biola adalah alat musik kordofon lute kotak berleher (necked box lute

chordophones) yang dawainya digesek dengan alat gesek untuk

menghasilkan bunyi. Biola berperan sebagai pembawa melodi.

3. Akordeon adalah alat musik aerofon reed-bebas (free-reed aerophones)

yang dimainkan dengan cara mengembang-kempiskan kantung udara

sambil memainkan tombol-tombol akor dengan jari-jari kiri sedangkan

jari-jari kanan memainkan tuts melodi. Akordeon berperan sebagai

pembawa melodi.

Gambar 3.2 Alat musik akordion

(Dokumentasi Dwi Irna Hasana, 2019)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

89

4. Singkadu adalah alat musik aerofon flute tiup-ujung (end-blow flute

aerophones) yang terbuat dari bambu dengan panjang 25 cm memiliki

tujuh lubang nada pada bagian atas yang berjarak 1cm pada masing-

masing lubang. Pada bagian bawah terdapat satu lubang yang berfungsi

untuk mengatur keserasian nada dan suara. Singkadu berperan sebagai

pembawa melodi lagu.

Gambar 3.3 Alat Musik Tiup Singkadu

(Dokumentasi Dwi Irna Hasana, 2019)

Alat musik biola dan akordion merupakan alat musik yang diadaptasi dari alat

musik Eropa yang dibawa oleh Bangsa Eropa pada abad ke-16 yang berdagang

dan mencari rempah-rempah di Pelabuhan Barus. Selanjutnya, alat musik ini

dipakai dalam ensambel sikambang. Alat-alat musik dimainkan untuk mengiringi

vokal atau lagu dalam setiap kesenian sikambang.

Lagu pantun musik kapri mengandung makna yang sangat berguna bagi

kehidupan masyarakat pesisir yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan. Riak

kehidupan sebagai nelayan, susah, senang, sakit yang ditanggungkan di laut

tersebut sehingga tidak ada waktu untuk bercengkerama untuk mencari tambatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

90

hati kecuali pada waktu terang bulan diungkapkan lewat pantun kapri tersebut

merupakan pantun yang paling utama dalam kesenian sikambang.

Adapun pantun syair lagu kapri tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Terjemahan Syair Lagu

Syair Lagu Kapri Terjemahannya

Pulolah pandan jaulah ditanga

Pulolah pandan jaulah ditanga

Dibalik la nyo pulo duo..siangsolah duo

Dibalik pulo siangso la duo

Hancurlah badan dikandung la tanah

Hanculah badan dikandung la tanah

Di budi nan baik juo di kana la juo

Budi nan baik dikana la juo

Kalolah indak karanolah bulan sayang

Kalolah indak karanolah bulan

Dimanolahnyola bintang o adik,

manenggi la hari

Dimano bintang manenggi hari

Kalolah indak karano la tuan sayang

Kalolah indak karano tuan

Indaklahnyo la kami kamari sampe la

Pulau pandan jauhla ditenga

Pulau pandan jauhla ditenga

Dibalik pulau dua... siangsa dua

Dibalik pulau siangsa dua

Hancur badan dikandungla tanah

Hancur badan dikandungla tanah

Budi yag baik oh juga dikenang juga

Budi yang baik dikenang juga

Kalau tidak karena bulan sayang

Kalaula tidak karena bulan

Dimana bintang oh adik, meninggila

hari

Dimanala bintang meniggila hari

Kalau tidak karena tuan sayang

Kalaula tidak karena tuan

Tidakla kami kemari sampaila kemari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

91

kamari

Indaklah kami sampe kamari

Limolah limo buah la dalimo tuan

Limolah limo buah la dalimo

Masaklahnyo sabua o daun dibaliklah

daun

Masaklah sabuah dibaliklah daun

Kasihlah tuan ala ditarimo dendang

Kasihlah tuan ala ditarimo

Indaklahnyo talupo o tahun saribu la

tahun

Indak talupo baribu lah tahun

Pisanglah ame baoklah balai

Pasanglah ame dibaoklah balai

Masaklahnyo sabua o peti didalamlah

peti

Masaklah sabua didalamlah peti

Utanglah ame dapek la dibai

Utanglah ame dapeklah dibai

Utanglah nyo la budi o mati dibaok la

Tidakla kami sampaila kemari

Limalah lima buah delima tuan

Limalah lima buah delima

Masaklahnya sebuah oh daun

dibalikla daun

Masakla sebuah dibalikla daun

Kasihlah tuan sudah diterima

Kasihlah tuan sudah diterima

Tidakla terlupa oh tahun beribula

tahun

Tidak terlupa beribula tahun

Pisang emas bawaklah berlayar

Pisang emas bawaklah berlayar

Masaklah sebuah oh peti didalam peti

Masaklah sebuah didalamla peti

Hutang emas dapat dibayar

Hutang emas dapat dibayar

Hutangnya la budi oh mati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

92

mati

Utanglah budi dibaok la mati

dibawaklah mati

Hutangla budi dibawak la mati

Begitulah pantun lagu kapri yang dinyanyikan masyarakat pesisir ketika

mengiringi tari kapri. Lagu dalam kesenian sikambang memiliki hubungan yang

erat dengan berbalas pantun. Teks lagu kesenian sikambang berupa pantun yang

diambil dari kehidupan masyarakat Suku Pesisir. Pantun terdiri dari dua bagian,

yaitu (1) sampiran pantun diambil dari ungkapan-ungkapan tentang alam, tempat

tinggal dan perihal kehidupan; (2) isi pantun disesuaikan dengan pesan yang ingin

disampaikan, misalnya ekspresi perasaan berupa ungkapan kesedihan dan kasih

sayang, nasihat, pujian dan sindiran.

Pantun yang dibawakan dengan bernyanyi bersifat bersahut-sahutan atau

saling berbalas pantun dari satu pantun ke pantun berikutnya dan begitu

seterusnya. Teks pantun dalam lagu digarap dan disesuaikan oleh pembawanya

dengan melakukan berbagai cara, misalnya pengulangan baris, penambahan

beberapa kata, penambahan kalimat yang berfungsi sebagai penjelasan atau

keterangan, pengurangan kata dan penggantian kata.

3.2.4 Tata Busana atau Kostum

Pakaian yang dipakai oleh penari semula adalah pakaian sehari-hari, namun dalam

perkembangannya, pakaian tari telah disesuaikan dengan kebutuhan tarinya.

Fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk

memperjelas peran-peran dalam suatu sajian tari. Busana tari yang baik bukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

93

hanya sekedar untuk menutup tubuh semata, melainkan juga harus dapat

mendukung desain ruang pada saat penari sedang menari.

Dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Busana tari hendaknya enak dipakai (etis) dan sedap dilihat oleh penonton.

b. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi atau tema tari sehingga

bisa menghadirkan suatu kesatuan keutuhan antara tari dan busananya.

c. Penataan busana hendaknya bisa merangsang imajinasi penonton.

d. Desain busana harus memperhatikan bentuk-bentuk gerak tarinya agar

tidak mengganggu gerakan penari.

e. Busana hendaknya dapat memberi proyeksi kepada penarinya, sehingga

busana itu dapat merupakan bagian dari diri penari.

f. Keharmonisan dalam pemilihan atau memadukan warna-warna sangat

penting, terutama harus diperhatikan efeknya terhadap tata cahaya.

Busana merupakan bagian yang paling penting dari sebuah tarian. Busana pada

tari Saputangan merupakan unsur penting dalam menyiapkan kelengkapan sebuah

tarian. Busana yang dipakai para penari pada tari Saputangan ini adalah busana

yang sering dipakai oleh wanita Melayu dalam kehidupan sehari-hari seperti:

1. Kain sarung/songket: Kain sarung/songket dikenakan dengan posisi kepala

kain berada di depan. Biasanya dipakai kain sarung pelekat atau songket

Batubara, dengan warna merah, hijau dan kuning yang lebih dominan.

Penggunaan ketiga warna ini merupakan warna khas suku Melayu,

dengan warna merah berarti berani sepeti kesatria yang bertanggungjawab

dalam menjaga dan membela keluarga, adat, negara, dan agama. warna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

94

kuning berarti megah, bangsawan yang berderajat tinggi, dan warna hijau

adalah warna dari komunitas muslim sesuai dengan gama yang dianut oleh

suku Melayu. Selain itu pemakaian kain sarung dan songket juga memiliki

makna tersendiri bagi suku Melayu. Saat ini untuk pemakaian kain sudah

dimodifikasi dengan menjadikannya dalam bentuk rok, sehingga

memudahkan penari dalam mengenakannya. Hal ini juga dikarenakan,

dalam satu pementasan dengan durasi 2 jam pertunjukan tentunya

memerlukan materi yang banyak, sehingga untuk memudahkan penari

berganti pakaian, maka dibuatlah kain sarung/songket diganti dengan rok

yang berbagai modifikasi.

2. Baju kebaya panjang/baju kurung: Baju kurung/kebaya dibuat dalam pola

longgar dengan jahitan pada ketiak dibuat dalam pola jahitan 3 bidang

yang biasa disebut dengan kekek, sehingga bentuk baju ini menjadi longgar

dan tidak membentuk badan, dengan demikian kesopanan dalam

berpakaian tetap terjaga. Baju kurung/kebaya dibuat panjang, sampai betis

dengan bahan dibuat dari kain lembut dan jatuh di badan, biasabermotif

bunga. Dalam penggunaan warna baju, biasanya menyelaraskan dengan

warna kain yang dipakai. Pemakaian baju tari Melayu, saat ini sudah

semakin berkembang dengan berbagai pola, mode dan bahan yang

beragam, mengikuti trend yang berkembang, menyesuaikan dengan

kemegahan yang dinginkan dari tujuan perhelatan.

Peci hitam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 115: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

95

Gambar 3.4 Tata busana atau kostum penari laki-laki

(Dok. Dwi Irna Hasana, 2019)

Gambar 3.5 Tata busana atau kostum penari perempuan

(Dok. Dwi Irna Hasana, 2019)

3.2.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pertunjukan

Pada upacara perkawinan dalam rangkaian malam baine masyarakat Pesisir

Sibolga biasanya dilaksanakan di rumah pengantin wanita (anak daro) dengan

mendatangkan tokoh agama, keluarga, sahabat, dan tamu undangan lainnya.

Penempatan pelaksanaan penyajian tari saputangan di rumah pengantin

Baju tangan panjang (teluk belanga)

Celana Panjang

Sisamping (kain pinggang songket

hitam)

Baju kurung

Rok berbahan songket

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 116: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

96

perempuan, dan berada di ruangan yang agak luas, agar penyajian tarian dapat

dinikmati oleh seluruh pengunjung. Selain itu ruang yang luas juga memberikan

kemudahan bagi penari dalam melakukan gerakan dengan jumlah penari yang

lebih banyak.

Rumah-rumah yang dimiliki masyarakat Sibolga biasanya memiliki ruang yang

luas atau halaman yang luas, sehingga memungkin untuk menyajikan tarian.

Selain itu penempatan rumah juga untuk memungkin para tetangga dan

masyarakat yang berada dan yang melewati tempat tersebut, dapat menikmatinya,

yang sekaligus dapat memperlihatkan kesenian tradisi mereka dan tampak lebih

menarik. Namun penyajian tari saputangan juga dapat dilakukan di ruangan kecil

seperti di dalam rumah di depan pelaminan, yang ditarikan oleh sepasang penari.

Hal ini dikarenakan jumlah penari tidak dibatasi, boleh dilakukan oleh sepasang

atau lebih, hanya saja tarian dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

Tari Saputangan disajikan sebagai tari yang mengiringi pemakaian inai pada

malam baine yang dilaksanakan di rumah calon pengantin perempuan. Dalam

konteks penyajiannya, para penari diposisikan di depan pelaminan atau dihalaman

rumah, dengan membentuk pola berpasangan di posisi yang sudah disusun

sebelumnya.

3.2.6 Tata Rias

Untuk memberi kesan terbaik kepada seseorang dalam sebuah Tari Saputangan

tidak hanya gerak tarinya yang serentak, kostum yang seragam akan tetapi wajah

juga menjadi faktor pendukung. Untuk itu diperlukan rias wajah (make up), rias

wajah yang digunakan pada Tari Saputangan ini adalah jenis rias wajah cantik,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 117: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

97

dengan merubah dirinya berbeda dari biasanya. Tidak ada make up khusus atau

make up karakter, antara penari utama dan penari pengiring tidak memiliki

perbedaan. Dengan penggunaan alat-alat rias yang sesuai, maka penataan dari

kelengkapan penyambutan menjadi sempurna.

Rias wajah menjadikan seseorang menjadi berbeda dan menarik, dalam Tari

Saputangan rias wajah ditambah dengan rias rambut, sehingga akan menjadi

rangkaian yang seiring sejalan. Pada zaman dahulu para penari diwajibkan

mempunyai rambut panjang agar dapat disanggul langsung terbuat dari rambut

sendiri. Dengan perubahan zaman, sanggul sudah siap saji, terpisah dan dapat

dibongkar pasang praktis, bentuk-bentuk sanggul yang ada terdiri dari berbagai

bentuk dan dipakai sesuai dengan keinginan dari kelompok menyesuaikan dengan

even. Kadangkala ada satu kelompok yang menarikan Tari Saputangan dalam

berbagai even mengenakan sanggul yang berbeda. Tata rias wajah dan rambut

cantik adalah cerminan dari wanita Melayu dalam menari.

3.2.7 Pelaku

Dalam pertunjukan Tari Saputangan diperlukan sejumlah pelaku yang mendukung

terlaksananya pertunjukan. Pelaku yang berperan dalam acara yang menyertakan

Tari Saputangan meliputi (1) Pelaksana acara; (2) Penari, (3)

Pemusik, (4) Penonton (tamu yang diundang). Berikut penjelasan keempat pelaku

yang berperan dalam setiap acara penyambutan.

3.2.7.1 Pelaksana Upacara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 118: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

98

Dalam setiap acara, pelaksana atau tuan rumah menjadi satu unsur yang harus ada,

karena acara tidak bisa terlaksana apabila pelaksana/tuan rumah tidak ada. Tuan

rumah dalam pelaksanaan penyambutan disesuaikan dengan acara penyambutan

yang diadakan. Apabila acara yang dilakukan acara perkawinan, maka yang

menjadi tuan rumah adalah orang tua dari pengantin yang menyelenggarakan

pesta.

Pelaksana upacara/tuan rumah menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan

dalam acara penyambutan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga akhir dari

acara. Pada hal perencanaan, tuan rumah menyiapkan persiapan acara seperti,

tempat acara, materi acara, transportasi dan akomodasi, siapa yang diundang,

siapa yang akan disambut dan diberi sirih sebagai pemngormatan, pembawa acara,

dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam acara. Persiapan sebelum acara sangat

penting dilakukan sebagai upaya acara dapat terlaksana dengan baik dan tujuan

dari acara dapat tercapai.

Pada tahap pelaksanaan, semua yang terlibat dalam acara harus sudah bersiap

ditempat masing-masing dengan tugas dan tanggungjawab yang sudah diberikan.

Pada tahapan ini, peran penari dan pengiring musik sebagai awal acara menjadi

penting. Penari dan pemusik harus saling bekerjasama agar pertunjukan dapat

dilakukan dengan baik, tidak boleh ada yang mendahului dari aturan yang sudah

ditetapkan dari masing-masing peran. Penari memulai tarian dengan mendengar

alunan nyanyian berupa senandung dari penyanyi sebagai pembuka tarian.

Senandung yang dinyanyikan menjadi tanda bagi penari dengan berlari kecil

memasuki arena acara untuk memulai tugasnya, dan melanjutkan hingga selesai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 119: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

99

tarian. Pada tahapan pelaksanaan ini, semua pihak harus berkordinasi dengan baik

untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin dapat terjadi.

Tahapan akhir berupa penyajian tari Saputangan dengan simbol gerak yang

tertuang dalam bentuk-bentuk gerak dari awal hingga akhir tarian. Tahapan

penyajian tari ini ditandai dengan pemakaian inai di kuku jari-jari calon pengantin

yang dilanjtkan dengan 2 tarian yang kemudian dilanjutkan dengan badampeng.

Acara ini merupakan tahapan akhir acara malam baine.

3.2.7.2 Pembawa Acara

Dalam pelaksanaan malam baine, yang mengatur jalannya acara di ketuai oleh

kapalo ripe yang merupakan tokoh adat. Kapalo ripe menyusun jalannya acara

dengan memberikan penugasan kepada masing-masing pendukung acara. Untuk

yang menanggungjawabi acara diberikan kepada anak alek sebagai pembawa

acara yang diambil langsung dari pemain sikambang.

Anak alek bertanggungjawab untuk menyiapkan segala yang berkaitan dengan tata

cara malam baine. Anak alek harus menguasai acara adat dan menguasai petatah

petitih, untuk lancarnya acara. Pemilihan anak alek yang diambil dari pemain

sikambang, dikarenakan para pemain sikambang sudah menguasai adat yang

diharuskan dalam setiap acara termasuk acara malam baine. Untuk itu, para

pemain sikambang sebelumnya harus belajar tentang adat istiadat dengan segala

tata aturannya.

Anak alek sebelum pelaksanaan acara malam baine. Terlebih dahulu berkordinasi

kepada tuan rumah untuk menentukan siapa-siapa yang akan memberikan kata-

kata nasihat, membawa ucapan doa, yang melekatkan inai pada jari-jari dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 120: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

100

tangan calon anak daro, dan lain sebagainya. Kordinasi juga dilakukanbersama

kapalo ripe, untuk lancarnya acara malam baine.

3.2.7.3 Penari

Pihak lain yang berperan penting dalam acara penyambutan, tentunya adalah para

penari. Tari Saputangan biasanya ditarikan oleh penari perempuan dan laki-laki

berusia remaja hingga dewasa. Jumlah penari tidak terbatas, namun biasa di

sajikan oleh 3 pasang penari, apabila ruang menari yang dipakai kecil, maka

jumlah penari hanya sepasang, dan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Tidak

boleh dilakukan peanri perempuan saja. Para penari harus dapat membawakan

tarian dengan baik, agar tujuan dari penyambutan sebagai kehomatan dapat

tersampaikan.

Para penari dalam kesenian sikambang termasuk penari dalam tari saputangan,

merupakan penari professional yang tidak memiliki hubungan kerabat dengan

keluarga penyelenggara. Penari professional ini di minta dengan mendapat

bayaran atas hasil jerih payahnya. Masing-masing group atau kelompok

sikambang akan berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik, agar dapat

menyajikan kembali dalam acara malam bainai di tempat lain. Biasanya setelah

mereka menampilkan tari saputangan, dan tari-tari lainnya dalam rangkaian

kesenian sikambang, mereka mendapatkan honor berkisar Rp. 50.000 s/d Rp.

75.000, untuk satu kali rangkaian penyajian. Sehingga pelaksanaan pesta

perkawinan dengan rangakaian adat malam baine, tidak bisa dilakukan oleh

semua pesta perkawinan, dengan acara malam bainainya, karena pendanaan yang

cukup besar untuk disediakan. Sehingga tidak memungkinkan bagi keluarga-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 121: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

101

keluarga lain yang kurang mampu, karena acara malam baine juga tidak wajib

untuk dilakukan.

Dalam penggunaan gerak, gerak penari laki-laki dan gerak untuk penari

perempuan tidak memiliki perbedaan, pola gerak yang dilakukan adalah sama,

namun yang membedakan ekspresi dari masing-masing penari dalam

mengungkapkan pesan dalam tarian. Pola-pola gerak yang ada masih

menggunakan gerak-gerak sederhana dari gerak dasar dalam tari Melayu, seperti

gerak langkah kaki celatuk tempo lambat, gerak mengayun, gerak melayah, gerak

berputar, dan lain-lain. Dari keseluruhan rangkaian tarian, tari Saputangan

memiliki empat (4) ragam gerak yang masing-masing ragam merupakan

gambaran dari kisah percintaan. Sehingga tari saputangan menjadi materi dalam

acara malam baine, dan menjadi penyajian pertama dari tari-tari lainnya di

rangkaian sikambang.

Penari merupakan bagian terpenting dalam pertunjukan tari sapu tangan, karena

penari yang akan mempertunjukkan tarian tersebut menjadi pusat perhatian atau

tontonan bagi hadirin yang ada dalam acara tersebut. Sehingga diperlukan penari

yang memiliki daya tarik untuk menarikan tari sapu tangan di pelataran kereta-

kereta (pelaminan) pengantin, dan dalam penyajian tari sapu tangan harus

berpasangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 122: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

102

Gambar 3.6 Penari berada dipelataran pelaminan

(Dokumentasi Dwi Irna Hasana, 2019)

3.2.7.3 Pemusik

Musik iringan tari sapu tangan ditampilkan oleh satu ensambel musik

yakni biola, akordion, singkadu membawakan melodis dan gendang membawakan

irama atau rentak(tempo). Iringan musik dalam tari sapu tangan sangatlah penting,

karena pada dasarnya tari ini mengikuti musik, sebagai pembentuk suasana dan

juga untuk memperjelas alur gerakan tari sehingga tari dapat dinikmati secara

keseluruhan dengan baik. Pemain musik biasanya memainkan musik dalam tari

sapu tangan dibutuhkan sekitar 6 hingga 8 orang, diantaranya 1 orang pemain

biola, 1 orang pemain singkadu, 1 orang pemain akordion, 3 orang pemain

gendang dan 2 orang bertalibun (berlagu atau berpantun), semuanya akan saling

berinteraksi antar sesama pemusik pada saat pertunjukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 123: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

103

Gambar 3.7 Pemusik berada dipelataran pelaminan

(Dokumentasi Dwi Irna Hasana, 2019)

3.2.7.4 Penonton

Penonton yang berhadir juga merupakan bagian dari acara tersebut yang mana

pertunjukan tari sapu tangan menjadi sebuah hiburan yang memiliki pesan moral

bagi penikmatnya untuk mengungkapkan sebuah petuah supaya lebih berhati-hati

dalam memilih pasangan hidup.

Gambar 3.8 Penonton

(Dokumentasi Dwi Irna Hasana, 2019)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 124: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

104

3.2.8 Properti

Properti merupakan benda-benda yang digunakan dalam menari. Properti yang

digunakan juga harus sesuai dengan tema maupun pesan yang diinginkan

disampaikan dalam tarian. Properti yang digunakan pada tari sapu tangan atau

yang disebut juga tari kapri ini adalah sapu tangan, sapu tangan ini melambangkan

suatu pengikat terhadap pemuda-pemudi dalam tarian sapu tangan atau disebut

juga pengikat dalam pernikahan.

Gambar 3.9 Properti Sapu Tangan

(Dokumentasi Dwi Irna Hasana, 2019)

Sapu tangan yang digunbakan terbuat dari kain yang berbahan lembut,

berwarna kuning, dan berbentuk segi empat.Penggunaan kain segi empat

kemudian di lipat membentuk segi tiga, untuk memudahkan dalam

penggunaannya. Saputangan ini dipegang dengan cara menjepit dengan jari

tengah dan jari telunjuk di kedua ujung kain, yag kemudian di mainkan dengan

mengikuti pola-pola gerak yang diciptakan.

Sapu tangan sebagai properti digunakan tidak hanya sebagai pemanis dalam tarian

saja, pemakaian sapu tangan memberikan pemaknaan dalam memperjelas pesan

dan cerita. Sapu tangan menjadi media dalam penyampaian, serta menjaddi media

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 125: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

105

pengikat dalam inti cerita, melalui saputangan tergambar terwujudnya jalinan

kasih, yang ditandai dengan pernikahan.

3.2.9 Pola Lantai

Dalam sebuah tarian, Pola lantai merupakan perjalanan dari masing-masing ragam

yang memunculkan pemaknaan dalam sebuah kaya tari. Selain itu pola lantai juga

akan memperlihatkan tarian menjadi lebih indah, melalui formasi yang dibuat

beragam dan penggunaan level untuk menjelaskan pesan dalam tarian. Pola lantai

dalam tari sapu tangan sangat bervariasi dengan membentuk huruf C atau

setengah lingkaran, membetuk zigzag, horizontal, diagonal dan membentuk huruf

S.

Di bawah ini digambarkan pola lantai dalam tari saputangan yang terdiri dari 15

pola lantai yang masing-masing memberikan pesan dan cerita tentang kisah

percintaan, yang di mulai dari perkenalan, saling mengenal, berjumpa keluarga,

meminang, sampai pada pernikahan.

Dalam pola lantai yang diciptakan, tampak koreografer tidak hanya membuat pola

lantai dengan sesuka hati, namun pola lantai tercipta disesuaikan dengan cerita

dalam masing-masing ragam. Sehingga antara pola lantai dan gerak akan saling

berhubungan, dan melalui pola lantai jelas terlihat pesan yang disampaikan.

Penyusunan pola lantai juga dilihat dari keindahan pemakaian ruang untuk

bergerak (pola lantai), dengan permainan arah hadap permainan ruang dalam

menari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 126: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

106

Tabel 3.4 Pola Gerak

No. Ragam Gerak Pola Lantai

1.

Ragam

I

Hormat dan proes berdiri.

Awal tarian

2.

Idem

Putar kanan.

Arah hadap yang bertukar

kenana dan kiri dengan

memaonkan sapuytanagn

3.

idem

Putar kiri.

Idem

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 127: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

107

4.

idem

Mundur merentak.

Maju 4 langkah lalu berbalik

mundur 4 langkah

5.

iem

Mundur merentak balik.

Idem

6.

Ragam

II

Tukar tempat. Pola lantai

7. Maju kesamping kanan

pasangan. Pola lantai

seraong kanan dan kiri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 128: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

108

8. Angkat saputangan. Pola

lantai berjalan berpindah

tempat

9. Angkat saputangan balas.

Idem

10.

ragam

II.

Kembali keposisi semula.

Sama dengan posisi no 1

11.

Ragam

III

Maju berhadapan.

Pola lantai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 129: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

109

12. Antar sapu tangan maju.

Pola lantai

13. Antar sapu tangan mundur.

Idem dalam bentuk mundur

14.

Ragajm

IV

Ikat sapu tangan

Pola lantai untuk ikat sapu

tangan

15.

Idem

Ikat sapu tangan balas.

Idem

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 130: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

110

Tabel.3.5 Deskripsi Ragam Tari Saputangan

No. Ragam

Gerak

Teknik Gerak Dokumentasi

Kaki Tangan Kepala Badan

1. Hormat

pembuka

/salam

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

Kaki kiri di lipat

sedangkan kaki

kanan sedikit di

angkat seperti

menapak setengah.

Kaki kiri dan kanan

di lipat ke duanya

seperti gerakan

sholat duduk di

antara dua sujud.

Ke dua tangan berada di

samping badan telapak

tangan di tutup dan di

angkat sejajar hitungan

1-4 di angkat sampai

bahu hitungan 5-6 di

kepal hitungan 7 di buka

hitungan 8 turun ke

bawah seperti semula

Kedua tangan berada di

atas paha telapak tangan

di tutup di angkat sejajar

hitungan 1-4 diangkat

sampai bahu hitungan 5-

6 di kepal hitungan 7 di

buka hitungan 8 turun

kebawah untuk

mengambil sapu tangan.

Pandangan ke

depan.

Pandangan ke

depan.

Tegak

lurus ke

depan.

Tegak

lurus

kedepan.

Posisi kak

i saat hormat

2. Proses berdiri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 131: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

111

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

Perlahan-lahan dari

bawah hingga naik

ke atas hitungan 1-

6 proses berdiri 7-8

menghadap ke kiri

arah pasangan.

Gerakan dilakukan

sama \

Hitungan 1-2 sapu tangan

di ambil ujungnya di

letakkan di jari telunjuk

dan jari tengah proses

hitungan 3-4 sapu tangan

berada di sebelah kanan

hitungan 5-6 sapu tangan

di sebelah kiri hitungan

7-8 di sebelah kanan

tangan kiri sejajar dengan

dada tangan kanan sejajar

dengan pinggang

menghadap ke kiri.

Hitungan 1-2

hadap depan

3-4 hadap

kanan 5-6

hadap kiri 7-

8 hadap-

hadapan

bersama

pasangan.

Hitungan

1-2 tegak

3-8

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki,

badan

sedikit di

busungkan

ke depan.

3. Putar kanan

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 132: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

112

Perempuan

(sebelah kiri)

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah, dan

menghadap ke arah

kanan.

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

7-8

menghadap

pasangan.

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

4. Putar kiri

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

7-8

menghadap

pasangan.

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 133: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

113

Perempuan

(sebelah kiri)

kaki kanan

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah, dan

menghadap ke arah

kiri.

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

.

.

5. Tukar tempat

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

Berjalan

membentuk huruf

C ke arah kanan,

kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit tekuk.

Hitungan 1-2 kaki

kanan melangkah,

3-4 di ikuti kaki

kiri melangkah, 5-6

kaki kanan

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah.

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika ke

arah kiri tangan sebelah

kanan sejajar dengan

dada dan tangan kiri

sejajar dengan pinggang .

Jika ke arah kanan

tangan sebelah kiri

sejajar dengan dada dan

tangan kanan sejajar

dengan pinggang.

Hitungan 1-2 kanan,

hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-2

mengikuti

gerak tangan,

hitungan 3-4

melirik

pasangan

hitungan 5-6

mengikuti

gerak tangan

dan 7-8

menghadap

pasangan.

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 134: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

114

6. Putar kanan

Perempuan

(sebelah

kanan)

Pola gerak ini

kemudian

diulang

dengan

berputar

sebaliknya

Gerak ini

kemudian

dilakukan

dengan arah

sebelah

kanan

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah, dan

menghadap ke arah

kanan.

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

7-8

menghadap

pasangan.

.

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 135: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

115

7. Maju

mendekati

pasangan

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah, dan

menghadap ke arah

pasangan.

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika

ke arah kiri tangan

sebelah kanan sejajar

dengan dada dan tangan

kiri sejajar dengan

pinggang . Jika ke arah

kanan tangan sebelah kiri

sejajar dengan dada dan

tangan kanan sejajar

dengan pinggang.

Hitungan 1-2 kanan,

hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-4

mengikuti

gerak tangan,

hitungan 5-8

melirik

pasangan.

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 136: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

116

8. Mundur

merentak

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

♀Perempuan

(sebelah kiri)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 balik 3-8

mundur merentak.

Sapu tangan baik 1-2

hitungan 3-8 sapu tangan

bertemu posisi sapu

tangan di sebelah kanan.

Tangan kanan sejajar

dengan dada, tangan kiri

sejajar dengan pinggang.

Pandangan ke

arah

pasangan

hitungan 1-8.

.

Berbalik

badan dan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki.

9. Pola gerak ini

di ulang

untuk

memulai dari

arah

sebaliknya

10. Putar kanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 137: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

117

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

Setelah arah

kanan

kemudian

gerak diulang

kea rah kiri

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah, dan

menghadap ke arah

kanan.

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

7-8

menghadap

pasangan.

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

11. Maju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 138: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

118

kesamping

kanan

pasangan

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan yang

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah. Maju

ke samping kanan

pasangan.

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

7-8

menghadap

pasangan.

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

12. Angkat sapu

tangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 139: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

119

(putar)

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan yang

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah. Maju

memutar

membentuk

setengah lingkaran

ke arah kanan.

Sapu tangan di angkat

dan di satukan dengan

pasangan sejajar dengan

bahu. Tangan sebelah

kanan mengangkat sapu

tangan tangan seberah

kiri di kepal berada di

pinggang hitungan 1-8.

Pandangan ke

arah sapu

tangan dan

melirik

pasangan

hitungan 1-8.

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan 1-

8.

13. Angkat sapu

tangan

Kaki melangkah

Sapu tangan di angkat

Pandangan ke

Berbalik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 140: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

120

(putar)

kembali

ketempat

♂ Laki-laki

(di samping

kiri)

♀ Perempuan

(di samping

kanan)

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan yang

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah.

Berbalik arah

memutar

membentuk

setengah lingkaran

ke arah kiri

dan di satukan dengan

pasangan sejajar dengan

bahu. Tangan sebelah

kiri mengangkat sapu

tangan, tangan sebelah

kanan di kepal berada di

pinggang hitungan 1-8.

arah sapu

tangan dan

melirik

pasangan

hitungan 1-8.

badan dan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

14. Kembali ke

posisi semula

Kaki melangkah

Sapu tangan di mainkan

Pandangan ke

Badan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 141: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

121

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan yang

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah.

Kembali ketempat

semula.

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

.

arah sapu

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

7-8

menghadap

pasangan.

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

15. Antar sapu

tangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 142: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

122

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

(gerak ini

dilakukan

dengan arah

berbalasan)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah. Maju

kearah depan.

.

Sapu tangan di ayunkan

dan di satukan dengan

pasangan tangan kanan

sejajar dengan dada

tangan kiri sejajar dengan

pinggang hitungan 1-8.

Hitungan 1-2

pandangan

kedepan,

hitungan 3-4

pandangan ke

pasangan,

hitungan 5-6

pandangan

kedepan

hitungan 7-8

pandangan ke

pasangan

Badan

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

16. Kembali ke

posisi semula

Kaki melangkah

Sapu tangan di mainkan

Pandangan ke

arah sapu

Badan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 143: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

123

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan yang

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah.

Kembali ketempat

semula.

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

7-8

menghadap

pasangan.

sedikit di

busungkan

ke depan

serta

mengikuti

gerak

tangan dan

kaki

hitungan

1-8.

selanjutnya

mengulang

gerak

berputar

kanan dan

kiri

17. Ikat sapu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 144: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

124

tangan (balas

putar)

♂ Laki-laki

(samping

kanan)

Perempuan

(samping kiri

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

melangkah,

berbalik 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah,

hitungan 5-6

berada disamping

kanan pasangan

kaki kanan yang

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah berada

di samping kanan

pasangan sekaligus

berputar setengah

lingkaran ke arah

kiri.

Hitungan 1-2 sapu tangan

silang atau X di balik

tangan kiri sejajar dengan

dada tangan kanan sejajar

dengan pinggang, 3-8

berputar ke arah kiri

bersamaan dengan

pasangan.

Pandangan ke

arah

pasangan 1-8.

Badan

sedikit di

busungkan

kedepan

serta

mengikuti

gerak

tangan,

kaki dan

kepala

hitungan

18.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 145: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

125

18. Kembali ke

posisi semula

♂ Laki-laki

(sebelah

kanan)

Perempuan

(sebelah kiri)

(gerakan

diulang untuk

arah sebelah

kanan)

Kaki melangkah

dengan rentak

musik (double step)

kanan, kiri, kanan

lalu kiri, kanan, kiri

dan sedikit

mendak. Hitungan

1-2 kaki kanan

terlebih dahulu

melangkah, 3-4 di

ikuti kaki kiri

melangkah, 5-6

kaki kanan yang

melangkah, 7-8

kaki kiri yang

melangkah.

Kembali ketempat

semula.

Sapu tangan di mainkan

secara bergantian. Jika ke

arah kanan tangan

sebelah kiri sejajar

dengan dada dan tangan

kanan sejajar dengan

pinggang. Jika ke arah

kiri tangan sebelah kanan

sejajar dengan dada dan

tangan kiri sejajar dengan

pinggang. Hitungan 1-2

kanan, hitungan 3-4 kiri,

hitungan 5-6 kanan,

hitungan 7-8 kiri.

Pandangan ke

arah sapu

tangan

hitungan 1-6

mengikuti

gerak tangan

dan kaki serta

7-8

menghadap

pasangan.

.

Badan

sedikit di

busungkan

kedepan

serta

mengikuti

gerak

tangan,

kaki dan

kepala

hitungan

1-8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 146: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

126

BAB IV

FUNGSI DAN MAKNA TARI SAPU TANGAN

4.1 Tari Saputangan dalam Kehidupan masyarakat Pesisir Sibolga

Masyarakat Sibolga mayoritas suku Pesisir Melayu, dalam melaksanakan

kegiatannya berlandaskan pada ajaran agama Islam dan adat istiadat yang juga

dipengaruhi oleh suku Minangkabau dan Tapanuli, Aktifitas-aktifitas kegiatan

yang dilakukan mencerminkan kehidupan beragama dengan menjalankan syariat

dan adat istiadat yang berlaku. Sebagai pemeluk agama Islam, dalam

melaksanakan aktifitas tetap berpegang pada ajaran Islam termasuk dalam

aktifitas berkesenian, mereka tetap menjaga kesopanan, dengan menempatkan

aturan-aturan adat sebagai penjaga/pedoman dalam penyajiannya. Melalui

aktifitas kesenian, banyak hal yang dapat dipelajari, menyangkut dengan tata

tertib, norma, etika, dan estetika yang sarat dengan makna-makna untuk

kehidupan. Sehingga kesenian juga diatur dalam kehidupan mereka.

Tari Saputangan, sebagai tarian yang ada dalam kesenian sikambang, merupakan

tari hiburan yang ada dalam rangkaian upacara perkawinan masyarakat Pesisir

Sibolga. Penyertaan tarian dalam rangkaian acara merupakan bentuk kepedulian,

kepatuhan, terhadap adat yang dijunjung. Tarian dalam rangkaian tersebut

memiliki simbol dan makna dalam pengungkapan kebahagiaan, suka cita pada

kodrat sebagai ummat Nabi Muhammad yang menjalankan sunnahnya untuk

berumah tangga.

Kebahagiaan yang meraka wujudkan tertuang dalam unsur-unsur di dalam tari

Saputangan, bentuk-bentuk gerak, busana, musik iringan, syair, tempat

pertunjukan, merupakan ungkapan masyarakat, yang taat dalam menjalankan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 147: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

127

perintahnya. Sehingga tarian (tari Saputangan), disertakan dalam rangkaian acara

sebagai penyampai pesan dan hiburan bagi seluruh keluarga dan tamu undangan.

Perhatian yang besar pada kesenian, tampak dalam penyajian tari Saputangan

yang dijadikan sebagai tarian awal dalam rangkaian kesenian sikambang, dan

dijadikan sebagai penyambutan dalam acara malam baine yang dilaksanakan

dirumah calon pengantin wanita, dan dilakukan sebelum pelaksanaan pernikahan

dan acara resepsi.

4.2 Fungsi Tari Saputangan

Kajian fungsi tari Saputangan, sesuai dengan teori Soedarsono yang

mengemukakan bahwa fungsi tari pada kelompok-kelompk masyarakat di bagi

menjaddi 3 yaitu sebagai bagian dalam upacara, sebagai hiburan, dan sebagai

penyajian estetis, yang kemudian di lengkapi dalam Soedarsono dan Narawati,

bahwa fungsi tari ada dua yaitu, 1) tari yang berfungsi primer, 2) tari yang

berfungsi sekunder. Fungsi-fungsi tari ini sangat berkait erat dengan struktur

sosial masyarakat, dimana keseluruhan aktifitas yang mereka lakukan akan terus

hidup, walau individu-individu terus berganti. Dengan demikian, pendapat

Soedarsono menjadi tepat dalam menganaalisis fungsi tari saputangan dalam acara

malam baine.

Berkaitan dengan hal tersebut, aktifitas tari Saputangan tampak dilihat dari

bagaimana masyarakat Pesisir Sibolga, menempatkan tariannya dalam aktifitas

kehidupan mereka. Tampak jelas penyertaan tarian yang dilakukan dalam

kegiatan malam baine, yang terkhusus dilakukan untuk pengantin wanita.

Aktifitas ini dilakukan sebagai bentuk harmonisasi dan menjaga kesatuan bagi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 148: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

128

keutuhan keseluruhan perangkat yang ada. Tari Saputangan dengan keseluruhan

elemennya merupakan bahagian dari sistem sosial yang bekerja untuk mendukung

tegaknya budaya Melayu Pesisir. Melalui elemen-elemen tari, (busana, gerak,

musik iringan, syair, penari, tempat, ragam pola), secara internal tari Saputangan

memberikn dukungan pada keberlangsungan sistem sosial, yang intinya

penyatuan seluruh lapisan masyarakat.

Secara eksternal, tari Saputangan dengan keseluruhan elemen di dalamnya,

berfungsi memenuhi institusi sosial dalam aktifitas adat Melayu, salahsatunya

upacara adat perkawinan Melayu. Penyajian tari Saputangan dalam kesenian

sikambang, menjadi bahagian penting dalam tatanan upacara perkawinan adat

Melayu Sibolga. Sementara perkawinan itu sendiri adalah institusi yang berfungsi

utama untuk melanjutkan keturunan generasi penerus suku Melayu. Kemudian

dalam tataran yang lebih luas lagi, tari Saputangan adalah bahagian dari

kebudayaan Melayu, berdasarkan pada aturan dalam adat. Aktifitas kesenian yang

berlandaskan pada konsep adat Melayu yaitu; adat bersendi syarak, dan syarak

bersendi kitabullah. Artinya bahwa kebudayaan Melayu beradasarkan pada adat,

dan wahyu Allah berupa ajaran-ajaran agama Islam. Jadi konsep, kegiatan, tari

Saputangan, adalah bahagian dari adat dan kebudayaan Melayu.

4.2.1 Fungsi Primer (Ritual, Ungkapan Pribadi, Estetik)

Penjelasan tentang fungsi menurut Soedarsono dan Narawati seperti yang sudah

dijelaskan pada Bab I, fungsi tari Saputangan alam upacara perkawinan mencakup

fungsi primer dan fungsi sekunder. Berkaitan dengan hal itu, fungsi primer dalam

tari Saputangan berupa terdapat fungsi ritual, ungkapan pribadi, estetik, dan mata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 149: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

129

pencaharian. Apabila dilihat dari rangkaian acara malam baine, maka fungsi tari

Saputangan adalah sebagai sarana ritual, yang menjadi bagian penting dan

diutamakan untuk memeriahkan acara malam baine. Tarian ini menjadi bagian

tidak terpisahkan dari serangkaian upacara adat perkawinan Melayu, walupun saat

ini penyajian tari Saputangan pada malam berinai sudah mulai ditiadakan,

dikarenakan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Tari Saputangan berfungsi

ritual, dikarenakan penyertaan tari yang dilaksanakan pada awal acara malam

baine, untuk menyambut para tamu dalam mengikuti rangkaian acara yang

dilaksanakan di rumah pengantin wanita, yang dipercayai utnuk menjaga agar

tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Acara ritual malam baine, dilakukan sebagai bentuk penjagaan, pengawasan,

pengamanan, sebelum acara pernikahan dilakukan. Penyertaan tari disiapkan

bersamaan dengan kelengkapan lainnya seperti, daun inai yang akan dilekatkan di

kuku jari-jari pengantin, yang sebelumnya telah dihaluskan dengan acara ritual.

Penyertaan tari dimulai dengan musik sikambang, yang dilanjutkan dengan tari

Saputangan, prosesi pemberian dan pelekatan inai kepada pengantin, dan lain

sebagainya.

Masyarakat Melayu dalam ritual malam berinai, melakukannya dengan tata

aturan yang sudah ditentukan oleh ketua adat, dan tokoh agama, yang menyatu

dalam doa, agar pelaksnaan upacara perkawinan mendapat keberkahan.

Penyelenggara acara (orang tua) pengantin yang sebelumnya telah melakukan

musyawarah dengan keluarga, tetangga yang dituakan, tokoh agama, untuk

menentukan perangkat yang harus ada dalam rangkaian upacara, telah berupaya

mengikuti tata aturan tersebut. Musyawarah dilakukan untuk mendapatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 150: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

130

kebaikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan upacara

perkawinan. Dengan demikian ritual dalam palaksanaan upacara harus dilakukan

denhan sebaik-baiknya.

Selain berfungsi ritual, pada dasarnya semua tari berfungsi sebagai ungkapan

emosional dari pribadi-prinadi yang melakukannya, baik melalui gerak yang

dihasilkan maupun penyajiannya. Ungkapan emosional penyajiannya tertuang

melalui teknik gerak tarian itu sendiri, sehingga daripadanya akan muncul suatu

ungkapan dari setiap gerakan tarian yang disajikan. Pengungkapan gerak tari yang

dihasilkan dari Tari sapu tangan secara otomatis akan menimbulkan emosi bagi

para penari itu sendiri maupun orang yang melihat tari itu. Musik Sikambang

sebagai pengiring tari ini akan berpengaruh juga bagi para pemusik, dimana musik

akan membangkitkan emosi atau semangat untuk menari. Dengan menghayati

setiap musik yang dimainkan, maka akan timbul suatu kesadaran yang dapat

membantu mengekspresikan emosi, baik itu bagi pemain musik maupun para

penari.

Tari Saputangan berfungsi estetik. Penilaian estetika seseorang dipengaruhi oleh

ketajaman penghayatan, suasana emosional, kebebasan, selera, pengalaman,

keleluasaan apresiasi, ide keindahan, kebenaran, kenikmatan, realitas, sistem nilai,

dan rasa aman, karena nilai- nilai tradisi yang telah mapan dalam moral, agama,

prinsip, politik, sosial, dan elemen-elemen magis mungkin tidak disadari adanya.

Menurut Ellfeldt (1976: 136), estetika membahas tentang teori filosofis tanpa

memberi rumus objektif atau bukti-bukti, yang sasarannya untuk membahas

aspek-aspek nilai dari sebuah penghayatan. Pembahasan yang pada kajian yang

berfungsi estetik tari saputangan, bukan berarti melupakan kaitan nilai-nilai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 151: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

131

keindahan tari dengan nilai-nilai budaya Melayu yang lain, karena pertama,

sebuah karya seni tidak bertanggung jawab atas kualitas dan penerimaannya oleh

penonton. Tanggung jawab ini dipikul oleh keadaan budaya asal karya tersebut.

Karya seni bukan sebuah benda yang ditempelkan begitu saja kepada sekelompok

masyarakat. Kedua, karya seni timbul dari kualitas yang menjadi ciri-ciri pokok

dari masyarakat induknya. Jika masyarakat yang menghasilkan berantakan, maka

karya seni yang dihasilkan akan mencerminkan gambaran di atas. Jika masyarakat

yang menghasilkannya kokoh dan moralistik, maka keseniannya pun akan

menggambarkan hal yang serupa (Nikolais, 1956: 74).

Tari saputangan adalah seni tari yang dipadu dengan seni musik, yang menyatu

dalam satu rangkaian, memiliki pesan dari properti saputangan sebagai simbol

ikatan dalam perkawinan. Kesenian ini sudah hidup cukup lama tanpa diketahui

siapa penciptanya, dan berkembang hingga sekarang. Dalam tari saputangan tidak

hanya simbol percintaan yang dimunculkan, namun sebagai sebuah tarian,

keindahan dalam penyajian juga menjadi satu susunan tanpa meninggalkan etika

dari konsep tariannya.

Sebagai sebuah tarian, tentunya penyajiannya bukan hanya melakukan gerak-

gerak saja. Tari Saputangan ditarikan dengan berpasangan artinya dilakukan oleh

penari laki-laki dan perempuan. Dalam menarikannya, penari harus dapat

mengungkapkan pesan dari tarian yang menjelaskan tentang sepasang kekasih

yang berakhir dengan pernikahan. Pola-pola gerak yang dilakukan menunjukkan

percintaan yang tetap menjaga sopan santun dan, menggunakan Saputangan

berwarna kuning sebagai jarak yang menjelaskan bahwa mereka belum mukhrim.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 152: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

132

Sopan, santun menjadi estetik dalam tari Saputangan, dikarenakan kesemua

elemen tari memiliki aturan dalam penyajiannya. Dalam pola-pola gerak terlihat

kehati-hatian penari dalam menari sambil memutar keatas dan kebawah dari

Saputangan yang dijepit di kedua jari. Bentuk kaki yang berjalan dengan langkah

celatuk, memperlihatkan estetik dengan keteraturan dalam menjalankan perintah

agama. Pola-pola ini tidak hanya diciptakan begitu saja, namun mereka

menciptakan dengan patokan adat dan ajaran agama Islam. Sehingga gerak-gerak

yang dihasilkan tidak dinikmati dari bentuk saja, tetapi keindahan akan terlihat

dari pemaknaan yang bertopang pada adat dan agama. Begitu juga dengan elemen

tari lainnya, di mana musik iringan memberi irama dengan ketukan teratur, yang

dijadikan pedoman dalam menari. Ke semua ini memberikan fungsi estetis bagi

masyarakat, bagi penari, dan bagi penikmat.

4.2.2 Fungsi Sekunder

Selain berfungsi primer, tari Saputangan juga memiliki fungsi sekunder. Fungsi

sekuder dalam tari ini terdapat pada fungsi sebagai sarana ekonomi atau mata

pencaharian, dan komunikasi.

1) Sebagai sarana ekonomi;

Di dalam setiap kegiatan, tari Saputangan bukanlah sebagai media utama, namun

di dalamnya terdapat fungsi ekonomis, dimana setiap penyajiannya, pelaku seni

(penari, pemusik) akan mendapatkan dan mengharapkan imbalan, yang biasanya

diterima dalam bentuk uang. Selain untuk imbalan bagi penari, uang yang

diterima juga untuk kebutuhan kelengkapan penyajian tari seperti, make up,

sanggul, sewa busana, perlengkapan tata rias, property dan lain sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 153: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

133

Kebutuhan untuk dana ini tentunya didapatkan dari imbalan yang diterima. Hal ini

juga dilakukan karena suku Melayu tidak mengenal sistem kekerabatan yang

mengharuskan peserta/keluarga untuk menari dalam kelengkapan acara-acara adat

mereka.

Kebutuhan adanya penari khusus dalam menarikan tari Saputangan, tentunya

memberikan peluang untuk berbagai dengan orang lain, dalam mendapatkan

berkah dari upacara adat perkawinan. Penyelenggara dengan khusuk, menyiapkan

rangkaian acara termasuk tarian, namun tidak turut serta dalam menarikannya.

Penyertaan kesenian selain tertuyang dalam tata aturan adat perkawinan, tarian

juga menjadi hiburan bagi seluruh yang hadir.

Kebahagiaan akan tampak dari setiap pelaku dalam acara ini. Ungkapan rasa

senang, bahagia yang menjadi inti pesan dalam tarian tampak jelas dalam wujud

ekspresi yang diberikan.

2). Komunikasi

Musik Sikambang dalam hal ini sebagai musik pengiring Tari Sapu Tangan akan

menghasilkan melodi dan ritem yang baik apabila ada komusikasi dari setiap alat

musik yang dimainkan, maka akan menghasilkan tatanan musik yang baik juga.

Begitu juga dengan Tari Sapu Tangan, masing-masing penari juga harus

melakukan komunikasi yang baik agar setiap gerakan yang dihasilkan juga baik.

Tidak hanya masing-masing penari tetapi penari juag harus saling berkomunikasi

dengan pemusik agar setiap gerak dapat digerakkan dengan baik dan indah sesuai

dengan musik yang dimainkan.

Fungsi komunikasi dari Saputangan juga sebagai perantara untuk berkomunikasi

dengan orang-orang yang melihat tarian ini dan terkhusus dalam acara Adat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 154: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

134

malam berinai ini adalah kedua mempelai. Dimana dalam Tari Saputangan ini

ingin mengkomunikasikan kepada pengantin akan harapan-harapan dalam

mendapatkan sebuah keturunan dan menjaga sebuah keluarga yang baik dan

harmonis kedepannya.

Komunukasi yang diungkap dalam tarian ini merupakan komunikasi non verbal

yang tergambar pada elemen-elemen tari yaitu; elemen gerak, pola lantai, busana,

penari, syair, dan lain sebagainya. Kesemua ini membangun komunikasi berkaitan

dengan pelaksanan upacara perkawinan, yang tentunya mengharapkan

pelaksanaan upacara dapat berjalan baik, dan kedua pengantin akan menjadi

keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah, sesuai dalam ajaran Islam

4.2.3 Fungsi Pengungkapan Emosional

Pada dasarnya semua tari berfungsi sebagai pengungkap emosional, baik melalui

gerak yang dihasilkan maupun penyajiannya. Emosional penyajiannya tertuang

melalui teknik gerak tarian itu sendiri, sehingga daripadanya akan muncul suatu

ungkapan dari setiap gerakan tarian yang disajikan. Pengungkapan gerak tari yang

dihasilkan dari Tari sapu tangan secara otomatis akan menimbulkan emosi bagi

para penari itu sendiri maupun orang yang melihat tari itu. Musik sikambang

sebagai pengiring tari ini akan berpengaruh juga bagi para pemusik, dimana musik

akan membangkitkan emosi atau semangat untuk menari. Dengan menghayati

setiap musik yang dimainkan, maka akan timbul suatu kesadaran yang dapat

membantu mengekspresikan emosi, baik itu bagi pemain musik maupun para

penari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 155: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

135

4.2.4 Fungsi Hiburan

Dalam pelaksanaannya Tari Saputangan dalam acara Adat malam baine ini juga

merupakan sebagai hiburan. Hiburan bagi masyarakat sekitar, keluarga kedua

mempelai dan terutama untuk kedua mempelai. Hal tersebut dapat dilihat dari

masyarakat dan keluarga yang setia menikamati acara malam baine ini sampai

selesai, padahal acara ini selesai sampai tengah malam.

Tari Saputangan dalam upacara perkawinan, selain sebagai pelengkap kegiatan

upacara adat perkawinan, tari ini juga menjadi hiburan bagi masyarakat

(penyelenggara, pengantin, undangan, penari dan pemusik sebagai pengiring

tarian). Kehadiran tari sapu tangan di dalam masyarakat mendapat tempat yang

cukup baik, karena tarian ini tidak hanya disajikan pada kegiatan upacara

perkawinan saja, namun tari sapu tangan juga dapat disajikan pada berbagai

kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungannya. Di

samping berfungsi dalam kegiatan upacara-upacara, tari Saputangan juga

ditampilkan hanya sebagai tontonan saja, untuk membangkitkan rasa estetis pada

masyarakat, dan sebagai hiburan bagi mereka setelah selesai beraktifitas. Tari

sapu tangan sebagai fungsi seni pertunjukan lebih mengarah pada seni hiburan

atau menghibur masyarakat, yang dipentingkan di dalam tariannya adalah sebagai

rasa riang gembira atau ungkapan kegembiraan, dan sebagainya.

Tari saputangan yang berfungsi sebagai tontonan atau hiburan di dalam

masyarakat, dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai hiburan untuk

memberikan kesenangan bagi orang lain. Fungsi hiburan di sini di titik beratkan

agar penonton atau orang lain mendapatkan kesenangan dan kegembiraan.

Sedangkan yang kedua untuk diri pribadi., yang diperuntukkan bagi pihak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 156: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

136

penyelenggara, dan juga untuk penyaji (penari, pemusik). Tari saputangan dapat

berfungsi sebagai hiburan diri pribadi karena kegiatan tari tersebut dapat

memberikan rasa bahagia, rasa senang, dan rasa kepuasan yang dapat dinikmati

menurut selera dan keinginan sendiri. Hal ini dapat tentunya dapat memberikan

dampak yang baik, karena mereka dapat melupakan segala kesulitan dengan

memberikan sajian tarian yang menarik.

Penyajian tari sapu tangan sebagai hiburan dapat dipentaskan untuk merayakan

keberhasilan, memeriahkan peringatan hari-hari besar nasional, menyambut tamu

untuk kepentinga lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, serta disajikan

juga pada paket wisata oleh Departemen Pariwisata, dan sebagainya. Walaupun

terlihat fungsinya lebih menonjol sebagai tontonan atau hiburan, namun hubungan

terhadap nilai-nilai agama da adat sangat erat. Ini terlihat dengan unsure-unsur

yang membangun dalam kesatuan tarian yang memiliki pemaknaan bagi

masyarakatnya.

4.2.5 Fungsi Komunikasi

Musik sikambang dalam hal ini sebagai musik pengiring Tari Saputangan akan

menghasilkan melodi dan ritem yang baik apabila ada komusikasi dari setiap alat

musik yang dimainkan, maka akan menghasilkan tatanan musik yang baik juga.

Begitu juga dengan Tari Saputangan, masing-masing penari juga harus melakukan

komunikasi yang baik agar setiap gerakan yang dihasilkan juga baik. Tidak hanya

masing-masing penari tetapi penari juga harus saling berkomunikasi dengan

pemusik agar setiap gerak dapat digerakkan dengan baik dan indah sesuai dengan

musik yang dimainkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 157: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

137

Fungsi komunikasi dari Sapu Tangan juga sebagai perantara untuk berkomunikasi

dengan orang-orang yang melihat tarian ini dan terkhusus dalam acara Adat

malam baine ini adalah kedua mempelai. Di mana dalam Tari Sapu Tangan ini

ingin mengkomunikasikan kepada pengantin akan harapan-harapan dalam

mendapatkan sebuah keturunan dan menjaga sebuah keluarga yang baik dan

harmonis kedepannya.

Komunukasi yang diungkap dalam tarian ini merupakan komunikasi non verbal

yang tergambar pada elemen-elemen tari yaitu; elemen gerak, pola lantai, busana,

penari, syair, dan lain sebagainya. Ke semua ini membangun komunikasi

berkaitan dengan pelaksanan upacara perkawinan, yang tentunya mengharapkan

pelaksanaan upacara dapat berjalan baik, dan kedua pengantin akan menjadi

keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah, sesuai dalam ajaran Islam.

4.2.6 Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial dan Upacara Adat

Dalam upacara Adat malam baine, fungsi Tari Saputangan sebagai pengesahan

atau menandakan bahwa sedang diadakan acara Adat malam berinai. Musik

sikambang memiliki peranan penting dalam acara tersebut, apalagi jika musik

sikambang tidak ada maka Tarisapu tangan tidak akan berlangsung dalam acara

adat malam baine tersebut. Dengan adanya acara malam baine akan

menyempurnakan acara adat tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan musik Sikambang dalam acara adat malam Sikambang adalah sebagai

fungi pengesahan lembaga sosial dan upacara agama.

Selanjutnya sebagai kegiatan hiburan, tari saputangan juga sebagai penyatu

masyarakat sekitar. Hal ini dibuktikan dengan adanya penampilan tari-tarian dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 158: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

138

musik dalam acara Adat Malam baine ini masyarakat sekitar bersama-sama hadir

dan melibatkan diri membantu terwujudnya acara tersebut. Hal ini juga terlihat

dimana dalam Tari Saputangan keindahan gerak yang dibawakan oleh penari. Ini

terjadi karena adanya kerjasama dan kesatuan dengan musik pengirngnya, karena

kalau tidak ada kekompakan pasti akan terjadi kekacauan diantara pendukung

acara. Dengan demikian kehadiran Tari Saputangan yang diringi Musik

Sikambang ini berfungsi sebagai benda pengintegrasian bagi individu-individu

yang ada didalamnya.

4.2.7 Fungsi Pengintegrasian Masyarakat

Selain berfungsi sebagai hiburan, Tari Saputangan yang diiringi Musik sikambang

juga digunakan untuk menyatukan masyarakat sekitar. Hal ini dibuktikan dengan

adanya penampilan tari-tarian dan musik dalam acara Adat Malam baine ini

masyarakat sekitar bersama-sama hadir dan melibatkan diri membantu

terwujudnya acara tersebut. Hal ini juga terlihat di mana dalam Tari Sapu Tangan

keindahan gerak yang dibawakan oleh penari. Ini terjadi karena adanya kerjasama

dan kesatuan dengan musik pengiringnya, karena kalau tidak ada kekompakan

pasti akan terjadi kekacauan di antara pendukung acara. Dengan demikian

kehadiran Tari Saputangan yang di ringi Musik sikambang ini berfungsi sebagai

benda pengintegrasian bagi individu-individu yang ada didalamnya

4.3 Makna Tari Saputangan

Berdasarkan teori semiotik Saussure yang menjelaskan tentang penanda dan

petanda, maka analisis kajian makna tari saputangan di analisis bedasarkan teori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 159: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

139

tersebut. Pada pemahaman ini Saussure melihat tanda dan simbol dan

penggunaannya atau penafsirannya. Dalam analisisnya Saussure menjelaskan

bahwa tanda tidak hanya dalam benyuk bunyi, tetapi juga dalam bentuk

pemahaman. Yang kemudian berdasarkan ini ia membagi tanda menjadi dua

komponen, yaitu penanda (atau “citra bunyi”) dan petanda (atau “pemahaman”).

Penjelasan ini juga dikuatkan oleh Hjelmslev, bahwa penanda merupakan sesuatu

yang bersifat materialistic (yang bisa di inderakan), sementara petanda adalah

konsep pikiran.

Berdasarkan pemahaman ini, dikaitkan pada penyajian tari saputangan pada acara

malam baine dilihat dari wujud/bentuk tari saputangan sebagai penanda, dan

petanda yang dianalisis dari makna dalam penyajian tari saputangan secara

keseluruhan dengan elemen-elemen pendukungnya. Seperti yang juga di

kemukakan oleh Tengku Luckman Sinar, bahwa sejatinya seni tari, drama, dan

musik adalah hasil kreasi seni dan juga menjadi bagian dari sistem sosial. Begitu

juga dengan penyajian tari saputangan pada masyarakat Pesisir Sibolga, dimana

seni menggerakkan tubuh ini memiliki makna simbolis, baik secara konteks

budaya, estetika maupun identitas kelompok etnik (Wulf, 2010) dan seni

pertunjukan memberikan role of model bagi pemilik kebudayaan dan penonton

yang hadir pada saat ritual, upacara, dan serta peringatan serta ajang

festival/karnaval.

4.3.1 Susunan Tarian

Tari Saputangan dalam rangkaian upacara perkawinan suku Melayu

Sibolga, disajikan melalui rangkaian dalam kesenian sikambang. Tari Saputangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 160: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

140

menjadi tarian awal dari empat tari yang disajikan yaitu 1) tari Saputangan, 2) tari

payung, 3) tari selendang, dan 4) tari anak. Pada awalnya penyajian tari tidak

hanya empat tari saja, tetapi ada beberapa tari lai seperti tari sampaya, tari perak-

perak, dan tari cek siti. Namun saat ini ketiga tarian ini tidak lagi disertakan,

karena masyarakat tidak lagi mengetahui dengan pasti bentuk dari tarian.

Penyajian keempat tarian ditarikan secara berurutan dengan pemasangan inai

setelah tari payung dan dibuka setelah penyajian tari anak. Penjelasan dan fokus

pada tari Saputangan dalam tesis ini, dikarenakan, dalam tari Saputanganlah yang

menjelaskan isi cerita, pemaknaan dari rangkaian upacara perkawinan pada acara

malam baine. Sehingga tarian ini juga disajikan pada awal acara yang dilanjutkan

dengan tari yang lain, dan diakhiri dengan nyanyian yang disebut juga dengan

badampeng.

Pola-pola gerak yang terdapat pada ragam I hingga ragam IV, mencerminkan

jalannya kehidupan dari calon pengantin, yang menjadikan tarian ini diletakkan

pada tahapan 1. Susunan dari pola gerak, pola lantai, arah hadap, dalam masing-

masing ragam juga menjelaskan keteraturan tahapan tarian untuk dilakukan secara

terstruktur. Tahapan ini menunjukkan hubungan tari dalam kehidupan sosial

masyarakat, dengan menempatkan pada posisi di awal. Acara.

Seluruh keluarga, orang tua, beserta tamu undangan khusus mengikuti rangkaian

ini dengan baik, yang menunjukkan jalinan hubungan dalam kehidupan

masyarakat, dengan penempatan posisi dari masing-masing. Sehingga penyajian

tari Saputangan serta rangkaian acara dalam kesenian dampeng, menjadi satu

rangkaian utuh yang tidak dapat dipisahkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 161: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

141

Susunan tarian dengan menempatkan tari Saputangan di awal acara juga

menunjukkan akan dimulainya acara malam berinai, serta memberikan

pengabaran pada seluruh keluarga yang mengikuti, untuk dapat bersiap-siap

melaksanakan malam baine. Malam berinai sendiri menjadi penting dalam

rangakaian upacara perkawinan. Pemasangan inai di jari-jari pengantin, bukan

hanya untuk keindahan saja, tetapi lebih menitik beratkan pada kepercayaan

dalam menjaga jalannya kegiatan acara. Selain itu dihadirinya acara oleh pemuka

agama yang membawakan doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT,

memberikan kekuatan bagi calon pengantin dan seluruh keluarga untuk

keberkahan, keselamatan, dan kelancaran dalam pelaksanaan upacara perkawinan.

Tari Saputangan adalah gambaran hidup masyarakat Sibolga, dengan sistem adat

dan agama yang dijadikan pedoman, untuk membina hubungan diantara manusia

dengan masyarakatnya, manusia dengan TuhanNya, yang tercermin dalam

keseluruhan rangkaian acara adatnya. Berkumpulnya keseluruhan peserta upacara

adat, memberikan pemaknaan hubungan di antara mereka semua yang juga tidak

melupakan ajaran Agama dengan memulai acara setelah selesai waktu sholat (Isa).

Sehingga hubungan antara manusia dengan Tuhan tampak jelas dalam acara ini,

melalui sholat sebagai tempat manusia untuk menghadap Tuhan-Nya, dalam

menunaikan kewajiban. Acara malam baine, juga menjadi tempat berkumpulnya

keluarga, yang sebelumnya jarang bertemukarena berbagai hal, dan sebagai

tempat mendirikan silaturrahim yang dimuliakan dalam Islam.

4.3.2 Makna Gerak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 162: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

142

Kajian makna dengan analisis penanda dan petanda juga dapat dianalisis dan di

kategorikan dalam tabel di bawah ini yang selanjutnya akan dijelaskan dalam

poin-poin yang menuju pada mkana secara keseluruhan.

Tabel 4.1 Petanda dan Penanda dalam Ragam Tari Saputangan

No Unsur dalam

tari

Penanda (bentuk) Pertanda (makna)

1 Gerak

Ragam 1.

Motif gerak menghormat

dengan mengangkat kedua

tangan ke depan

Kesopanan, tanda hormat,

ungkapan memulai suatu

pekerjaan yang diawali

dengan permohonan pada

Allah selaku umat muslim

2 Ragam II Motif gerak menyilangkan

saputangan

Memiliki makna

bahwasanya pasangan itu

sudah mengikat janji untuk

sehidup semati dalam

membina rumah tangga

yang baik sampai beranak

cucu.

3 Ragam III Motif gerak mengayunkan

kedua tangan disamping

kanan dan kiri bergantian

Memiliki makna bahwa

pasangan itu sudah siap

untuk membina hubungan

sampai ke jenjang

pernikahan dan sudah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 163: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

143

mendapat persetujuan dari

kedua belah pihak,

sehingga pasangan itu

saling mengantarkan satu

sama lain dalam setiap

pertemuan mereka

4 Ragam IV Motif gerak menyatukan

saputangan dan berjalan

bersisian dengan arah hadap

yang berlawanan

Memiliki makna pasangan

itu sudah sepakat untuk

menjalin hubungan yang

baik dan melanjutkannya ke

jenjang pernikahan

Catatan: penjabaran dalam ragam-ragam di atas merujuk pada penjabaran pada

bab III, tabel 3.2.

Tari Sapu Tangan memiliki makna tari yang indah untuk menuntun pergaulan

muda-muda dan mudi-mudi sesuai dengan aturan agama dan tata sopan santun

yang hidup dan berkembang di daerah pesisir Sibolga, dimana masing-masing

ragam memiliki makna yang berbeda satu sama lain sesuai dengan gerakannya,

tari ini adalah jenis tari yang menunjukkan ke bahagiaan. Di dalam kesenian

Sikambang hanya tari sapu tangan yang menunjukkan ke gembiraan.

Adapun makna tari yang terkandung dalam gerakan tari sapu tangan atau tari

kapri yaitu menggambarkan tari muda-mudi yang ingin mengajuk hati dalam

memcari pasangan hidupnya, baik menurut pandangannya, menurut pandangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 164: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

144

orang tuanya, dan pandangan masyarakatnya. Hal ini dilakukan agar dapat

melihat hati calon masing-masing biar tidak salah pilih karena menyangkut masa

depan berumah tangga dihari yang akan datang.

Secara makna, bentuk-bentuk gerak dalam tari Saputangan memiliki arti dalam

kehidupan masyarakat Pesisir Sibolga. Tari ini menceritakan tentang kisah

percintaan dari pertemuan pertama hingga pernikahan. Dari keseluruhan susunan

tarian, terdapt 4 (empat) ragam gerak yang masing-masing menceritakan kisah

percintaan.

Bentuk-bentuk gerak yang ada dilakukan secara berulang, dengan pola-pola gerak

yang sama. Apabila diamati, bentuk gerak yang ada dari awal hingga akhir hanya

terdiri dari dua bentuk saja, hanya arah hadap dan pola lantai yang berubah

mengikuti ragam dalam tarian. Bentuk gerak tari Saputangan sangat sederhana

dan lebih mengutamakan pada gerakan memainkan Saputangan yang digerakkan

keatas dan kebawah. Gerakan penari laki-laki dan perempuan tidak memiliki

perbedaan, melakukan gerak berjalan langkah celatuk dengan tempo lambat,

berputar pindah tempat dan kembali ketempat semula, mundur, maju kesamping.

Bentuk gerak yang dilakukan dengan pola lantai dan arah hadaplah yang

menjadikan tarian ini menjadi menarik.

Gambar. 4.1 Pola gerak permainan Saputangan yang mendominasi tarian (Dok,

Dwi Irna Hasana 2019)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 165: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

145

Penentuan empat ragam, menunjukkan empat arah mata angin yang memberikan

pemaknaan bahwa setiap tindakan memiliki arah dan tujuan dan menjauhi

ketersesatan. Selain itu empat arah mata angin juga menunjukkan penerimaan luas

dari masyarakat kepada pasangan yang akan menjalankan hidup berumah tangga.

Ragam I, Motif gerak hormat, menjadi gerak awal dan sebagai pembuka tarian.

memiliki makna sopan dan santun sebelum mulai menari, yang berarti mohon izin

kepada seluruh masyarakat yang hadir, sebagai bentuk kesopanan. Bentuk gerak

meregangkan kedua tangan di depan dada, dengan duduk bersimpuh,

menunjukkan kerendahan hati, kemudaan pikiran, karena pengantin masihlah baru

memulai hidup baru, sehingga banyak hal yang tidak diketahui dan harus

dipelajari. Untuk itu mereka meminta kepada yang tua-tua dapat mengajarkan arti

hidup dalam berumah tangga.

Gambar 4.2 Ragam I, merupakan ragam pembuka dengan sikap badan duduk

bersimpuh (perempuan), laki-laki duduk berlutut, membuka kedua tangan

menghadap kedepan (Dok. Dwi Irna Hasana 2019)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 166: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

146

Ragam II dalam tari Saputangan, dimulai dengan perkenalan dengan keluarga

masing-masing yang ditandai dengan berjalan membentuk huruf C ke arah kiri,

kaki melangkah kanan, kiri, kanan lalu kiri, kanan, kiri dan sedikit menekukkan

kaki, serta berpindah tempat. Bentuk gerak ini memperlihatkan kedua psangan

sudah semakin dekat dan saling memahami serta berjanji yang didekatkan dengan

saling perkenalan dengan keluarga untuk menuju pelamaran.

Gambar 4.3 Pola gerak perkenalan kepada orang tua masing-masing ditandai dengan

bentuk gerak membawa Saputangan kesamping kanan dan kiri bergantian (Dok. Dwi Irna

Hasana 2019).

Masa perkenalan dan penyesuaian diri dengan keluarga dari masing-masing calon

pasangan juga tergambar pada ragam II. Gambaran tentang keluarga calon

masing-masing, akan disampaikan pada keluarganya untuk mendapatkan

kepastian akan kelanjutan hubungan, dan memastikan hati dari kedua pasangan

apakah mereka benar-benar sudah tepat mendapatkan pasangan hidupnya. Selain

kedua calon pengantin, keluarga dan sanak saudara juga perlu untuk mengetahui

bagaimana hubungan di antara keluarga, agar “bibit, bebet, bobot” sesuai dengan

yang diharapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 167: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

147

Bentuk-bentuk gerak untuk penggambaran ini diungkapkan penari dengan

ekspresi dalam mencari kepastian, keseriusan, walau tetap menunjukkan wajah

yang tidak kaku, atau tetap tersenyum dengan pandangan (penari laki-laki) yang

lebih tajam dari penari perempuan. Bentuk-bentuk gerak mengayunkan

Saputangan ke kiri dan kanan, serta melangkah mengikuti tempo musik, adalah

bahagian dari kewaspadaan, keseriusan dalam pemaknaan tarian.

Keraguan, kepastian, ketetapan, sebelum pelamaran merupakan gambaran pada

ragam III. Kedua keluarga sudah sepakat untuk menjalin hubungan yang baik

tanpa adanya keraguan, dikarenakan mereka sudah mendapat gambaran tentang

keluarga calon masing-masing. Berita tentang penerimaan ini tentunya

memberikan kebahagiaan pada calon pengantin, dengan membawa berita tersebut

ke keluarganya untuk menjelaskan bahwa keduanya sudah sepakat dalam

membina hubungan yang baik. Kekhawitaran keluarga dengan menerima berita

bahagia, telah hilang/pupus dengan penerimaan mereka untuk melanjutkan

hubungan kedua calon dalam tahap pelamaran.

Ekspresi kebahagiaan terdapat pada pola lantai serta arah hadap penari (lihat tabel

3.2 no..), menuangkan makna dari ragam III (lihat tabel 4.1 no 3), menjelaskan

tidak ada lagi keraguan di antara calon pengantin maupun kedua keluarga untuk

menerima hubungan ini. Mereka dengan kebahagiaan yang penuh menerima dan

menyiapkan semua keperluan, menuju pelamaran dengan mempersiapkan hal-hal

yang berkaitan dengan acara peminangan. Kedua calon pengantin (anak daro dan

marapulai), turut serta dalam mempersiapkan hari peminangan. Kebahagiaan ini

tampak pada photo di bawah ini, dengan penyatuan saputangan yang diangkat

sejajar kepala, dengan tangan kiri berkacak pinggang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 168: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

148

Gambar 4.4: Berputar dengan menyatukan kedua Saputangan, menunjukkan pola

penerimaan untuk melanjutkan hubungan. (Dok, Dwi Irna Hasana 2019)

Gambar di atas, memperlihatkan bentuk gerak penyatuan Saputangan

sambil melangkah memutar berpindah tempat, menjelaskan keseluruhan isi dari

ragam III. Pola berpindah dengan gerak meletakkan tangan kiri ke pinggang dan

tangan kanan saling menyatu, memberikan pesan yang dalam untuk kebahagiaan

dari sebuah hubungan. Pola ini juga memberikan pemaknaan bahwa sebuah

hubungan tidak bisa didapat dengan begitu saja, penuh liku-liku dan perjuangan

sehingga mendapat kebahagiaan. Pemaknaan ini juga menunjukkan sebagai

manusia yang akan melanjutkan hidupnya, haruslah siap menerima segala

rintangan, tidak boleh putus asa, karena akan banyak cobaan yang akan

menghadang.

Ragam IV sebagai ragam terakhir dari tari Saputangan, merupakan puncak dari

pencarian kedua calon pengantin dalam mencari pasangan hidupnya. Ragam III

ini ditandai dengan bentuk gerak menyatukan dan menyilangkan Saputangan

sebagai perwujudan dari menyatunya hubungan sampai ke jenjang pernikahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 169: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

149

Bentuk-bentuk gerak yang demikian dengan langkah kaki berjalan seiring ke arah

kanan dan kiri, memutar dan berpindah tempat dengan pola yang sama, menjadi

pola gerak terakhir dalam tari Saputangan. Pemaknaan yang didapat dalam ragam

IV, menunjukkan perjuangan dalam menghadapai segala rintangan yang akan

didapat oleh setiap manusia. Pemaknaan ini, tidak hanya dilalui dengan begitu

saja, tetapi harus dimaknai sebagai pelajaran hidup yang akan mendewasakan

dalam mengambil sikap dan menentukan keputusan.

Gambar 4.5: Berjalan seiring dengan menyilangkan Saputangan menjadi pola

penyatuan hubungan .(Dok, Dwi Irna Hasana 2019)

Hidup tidak hanya diwarnai dengan kebahagiaan, tetapi hidup penuh dengan

segala persoalan yang harus dapat dihadapi dengan penuh ketaqwaan, untuk

mendapatkan segala keinginan. Melalui pola-pola gerak dalam tari Saputangan

banyak pelajaran yang didapat dalam mendapatkan sesuatu.

Dari seluruh rangakain gerak dalam setiap ragam, terlihat bahwa keindahan tidak

hanya dilihat dari bentuk gerak saja, pola lantai, arah hadap yang ciptakan, namun

kedalaman dari isi tarian yang menjadi penting untuk dapat dimaknai. Tari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 170: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

150

Saputangan diciptakan tidak hanya untuk dinikmati secara aspek visual saja, tetapi

makna yang ada dalam tarian yang menjadikan tarian ini menjadi penting,

sehingga tarian ini ditempatkan pada posisi penting dalam rangkaian acara

perkawinan.

Apabila diamati dari sisi bentuk-bentuk gerak, terlihat gerak yang dilakukan dari

awal hingga tarian adalah sama. bentuk gerak yang ada berupa menghormat,

berjalan, berputar, menyatukan Saputangan, yang dilakukan secara berulang.

Namun pengutamaan dari tarian lebih menonjolkan pada sisi makna dalam tarian,

sekaligus sebagai pengajaran dan penghiburan untuk semua yang terlibat dalam

pelaksanaan upacara padat perkawinan.

4.3.3 Pola Lantai

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian gerak, pola lantai dalam tari

Saputangan lebih dominan dalam menunjukkan pemaknaan tarian. Bentuk-bentuk

gerak menyatu terjelaskan dalam pola lantai dan arah hadap, sehingga terlihat

bahwa tari Saputangan memiliki pola gerak yang beragam. Pola lantai tari

Saputangan seperti pola lantai berpasangan yang dilakukan dengan arah maju,

mundur, ke samping kanan dan kiri, berputar, melingkar, dan berganti tempat,

merupakan pola lantai dan sekaligus arah hadap yang menunjang pemaknaan

tarian.

Tari Saputangan biasanya di lakukan secara berpasangan laki-laki dan

perempuan dengan jumlah 2 sampai 6 orang penari. Penentuan jumlah penari

tidak ditentukan, hanya saja penari harus terdiri dari laki-laki dan perempuan,

namun bisa juga ditarikan oleh perempuan dan perempuan tetapi dalam konteks

pertunjukan yang lain. Dengan ketentuan tarian berpasangan, pola lantai yang ada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 171: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

151

merujuk pada isi dari tarian yang lebih menekankan pada kisah percintaan.

Masing-masing pola lantai menceritakan isi dari bentuk gerak seperti pola lantai

berputar (lihat pada tabel 3.2 no 6).

Pola lantai berputar (lihat tabel 3.2 no 2) membuat lingkaran atau putar di

tempat, memberikan pemaknaan yang banyak tentang arti kehidupan. Apabila kita

membuat garis lingkaran, kita akan memulai dari satu titik awal lalu tarik dan

membuat pola melingkar menuju titik tersebut, maka kita akan melihat bahwa ada

sebuah kehidupan dimana jika titik awal adalah kelahiran, maka titik akhir pada

tempat yang sama adalah akhir dari kehidupan itu sendiri. Proses ini merupakan

pencarian dalam menjalani hidup yang lebih baik. Lingkaran memberikan kesan

dinamis, bergerak, memiliki kecepatan, sesuatu nyang berulang, tidak terputus.

Memiliki kualitas, dapat diandalkan, sesuatu yang sempurna, serta kehidupan.

Simbol ini memberikan kesan sebagai suatu peraturan yang tidak terlepas dari

prinsip dasar dan hukum alam, di mana pergerakan manusia dimulai dari lahir,

tumbuh, dan berkembang menjadi anak-anak, dewasa dan seterusnya. Dalam pola

ini ada kewajiban dan ada hak atau sebaliknya, seperti dalam pepatah “siapa

menabur angin, dia menuai badai”.

Selanjutnya pola lantai serong kanan dan serong kiri (lihat pada tabel 3.2 no 7),

atau samping kanan dan samping kiri. Pola lantai ini memberikan kesan sebagai

pembatas, dalam kamus bahasa Indonesia, garis ini memberikan arti melakukan

kecurangan. Berkaitan dengan tari Saputangan, pola lantai serong memberikan

pemaknaan untuk sebagai suami istri nantinya haruslah berlaku jujur dan

melakukan komunikasi yang baik untuk menghindari terjadinya perselisihan.

Setiap perbuatan, baik maupun salah haruslah disampaikan, jangan menyimpan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 172: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

152

permasalahan untuk menyimpan kebaikan, yang sesungguhnya akan

menimbulkan perselisihan.

Selanjutnya posisi satu baris dalam tari saputangan (lihat pada tabel 3.2 no 1)

memberi pemaknaan tentang kebersamaan dalam menjalani hidup dan bersama

untuk menanggung tnggyungjawab sesuai dengan posisi masing-masing, pola

lantai satu garis juga merupakan bentuk kepasrahan, keikhlasan, dalam menerima

cobaan yang datang untuk diselesaikan dan ditanggungjawabi bersama.

Pola lantai satu baris menjadi posisi awal dari tarian, dengan membuat pola duduk

sambil menegakkan tangan menghadap kedepan sebagi bentuk penghormatan.

Dari beberapa pola lantai yang dijelaskan di atas, terlihat bahwa,

penyusunan pola lantai berdasarkan pada arti dalam kehidupan. Para pencipta

tidak hanya berdasar pada pembuatan pola-pola gerak saja, namun pola yang

mereka ciptakan merupakan ungkapan dan pelajaran bagi generasi selanjutnya.

Melalu tarian banyak hal yang didapat tentang bagaimana bersikap, menghormati,

kejujuran, waspada dalam menghadapi rintangan dan cobaan, dan bersyukur. Arti

dalam kehidupan menjadi inti cerita dari tari Saputangan, untuk dapat dimaknai,

bahwa hidup hanya sekali, jadi berbuatlah baik, beramal sholeh, dan tidak

berpasrah diri, serta selalu mendekatkan diri dalam keimanan dan ketaqwaan.

4.3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pertunjukan

Upacara malam berinai suku Melayu dilaksanakan di rumah pengantin perempuan

yang dilakukan pada malam hari sekitar pukul 08.00 malam. Di mulai pukul 08.00

setelah sholat Isa yang menjadi kewajiban bagi umat Islam dilakukan hingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 173: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

153

pukul 12 malam. Pelaksaaan malam berinai ini dihadiri oleh keluarga dan pihak

orang tua pengantin sudah mempersiapkan inai yang akan dikenakan oleh

pengantin laki-laki dan perempuan. Sebelumnya inai akan dilekatkan ke calon

pengantin perempuan dan sebahagian lagi akan dibawa kerumah pengantin laki-

laki. Saat ini, pelekatan inai dilakukan sebelum pelaksanaan malam berinai,

dikarenakan apabila dilekatkan setelah rangkaian acara basikambang selesai,

ditakutkan calon penganting akan terganggu kecapekan, karena harus menunggu

hingga malam, sementara keesokan hari akan melaksanakan adat pernikahan.

Tempat pelaksanaan tari Saputangan disajikan di halaman rumah atau di dalam

rumah (apabila pemilik rumah memiliki ruang yang besar untuk menampung tamu

dan memberikan ruang bagi penari untuk menyajikan tarian) calon pengantin

perempuan. Dikarenakan, kaum perempuan adalah mahluk yang lemah, perlu

dilindungi, dan menjaga agar tidak diganggu oleh mahluk-mahluk gaib.

Masyarakat menganggap dengan pelekatan daun inai yang sudah dihaluskan,

calon pengantin akan terjaga, karena dipercayai mahluk gaib akan masuk ke tubuh

melalui kuku-kuku jari kaki maupun tangan.

Penyajian tari Saputangan di halaman atau di dalam rumah, dilakukan berdasarkan

permintaan dari penyelenggara (orang tua), selain sebagai media dalam rangkaian

adat, tari Saputangan juga menjadi hiburan bagi yang hadir untuk mengikuti

prosesi adat. Semua yang hadir dengan gembira ikut melihat jalannya tarian dari

awal hingga selesai, penyajian ini sekaligus menjadi tontonan yang menarik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 174: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

154

Photo 4.6: Penyajian tari Saputangan di depan pelaminan dalam rumah

Tari Saputangan dalam konteks penyajiannya diposisikan menghadap keluar, agar

penyajiannya dapat dilihat oleh semua orang. Arah hadap ini memberikan

pemaknaan, keterbukaan penyelenggara dalam menerima tamu untuk bersama

memberikan kekuatan kepada calon pengantin perempuan yang akan mengikuti

rangkaian upacara perkawinan keesokan harinya. Selain pada acara malam

berinai, tari Saputangan juga disajikan pada acara resepsi pernikahan, dengan

posisi yang sama pada malam berinai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 175: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

155

4.3.5 Musik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 176: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

156

Transkrifsi musik di atas, merupakan lagu kapri sebagai lagu pengiring tari

saputangan yang memberikan suasan dan penyemangat bagi penari, serta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 177: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

157

memberikan penyampoaian pesan melalui syair-syair yang dibawakan oleh

penyanyi. Iringan musik lagu kapri dalam mengiringi tari Saputangan ini

menggunakan alat instrument Accordion, gendang yang membawa lagu Kapri.

Lagu kapri menjadi pilihan karena syair-syair didalamnya penuh dengan kata-kata

nasihat. Saat ini lagu Kapri hanya dimainkan dalam bentuk instrument sebagai

pengiring tarian tanpa ada nyanyian, seperti pada awal tarian ini ada.

Tempo musik menjadi ketukan/pedoman dalam tarian. Langkah-langkah kaki

berpadu mengikuti irama lagu, menimbulkan henjutan badan yang mencecahkan

kaki ke lantai secara bergantian kiri dan kanan. Musik disini sebagai iringan tarian

menjadi unsur yang mendukung keutuhan tari Saputangan, sehingga dalam

penyajiannya terlihat keharmonisan keduanya yang saling menyatu. Tari tanpa

musik tidak bisa dilakukan, walupun musik hanya berupa ketukan di dalam hati

penari melalui pola-pola gerak tanpa ada instrumen yang mengiringi.

Di sini terlihat bagaimana pentingnya musik dalam mendukung tarian, sehingga

musik menjadi pedoman bagi penari dalam memulai dan mengakhiri tarian. Musik

di dalam tari dijadikan sebagai pengiring tarian, sebagai patokan dalam hitungan,

dan sebagai penambah suasana. Dalam tari Saputangan, musik digunakan sebagai

pengiring tarian dan patokan bagi penari dalam memulai menari. Sebagai

pengiring tarian, musik diciptakan terlebih dahulu, dan penari akan mengikuti

irama musik dalam menyusun pola-pola gerak sehingga menjadi satu tarian.

Musik dengan lagu Kapri menjadi pengiring tari Saputangan, dikarenakan irama

yang ada memberi ketukan yang berbeda pada tarian. Musik dengan lagu Kapri

berirama lambat, tetapi pola gerak pada langkah kaki dilakukan dengan langkah

celatuk (double step) yang biasanya dilakukan dengan tempo cepat. Sekilas hal ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 178: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

158

tidak terbiasa, namun penggunaan tempo lambat dengan gerak celatuk

menunjukkan, dalam melakukan sesuatu pekerjaan hendaklah dilakukan dengan

kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan.

Pola musik lambat memberikan patokan bagi tarian dan memberikan

kewaspadaan pada penari, dikarenakan, tidak ada petanda untuk melakukan

perubahan gerak, sehingga penari harus pokus tetapi tetap dalam ketenangan

untuk menyelesaikan tarian dengan sebaik-baiknya. Selain itu makna

kewaspadaan dan kehati-hatian, harus menjadi sifat yang dimiliki oleh manusia.

Dalam mengerjakan sesuatu hendaklah sifat ini menjadi dasar untuk mengerjakan,

agar didapat hasil sesuai dengan yang diinginkan.

Berkaitan dengan upacara malam bainai, pemaknaan dengan penggunaan musik

dengan lagu Kapri, dijadikan pelajaran bagi keseluruh perangkat yang terlibat,

agar dapat menyiapkan seluruh rangkaian acara. Kesiapan dalam merencanakan

acara menjadi hal yang sangat penting, termasuk dalam mempersiapkan inai

sebagai bahan yang akan dikenakan oleh calon pengantin. Karena inai menjadi

simbol dalam penjagaan bagi calon pengantin yang akan melaksanakan

pernikahan di keesokan harinya. Dalam keseluruhan rangkaian ini, kehati-hatian,

waspada, fokus, harus dijadikan sebagai pedoman dalam persiapannya. Dengan

demikian, pelaksanaan acara malam bainai akan memiliki makna adat, dan tidak

menyalahi aturan dalam agama.

4.3.6 Syair

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 179: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

159

Syair yang dibawakan penyanyi menjadi titik awal untuk penari dalam menarikan

tari saputangan. Syair menjadi penentu, begitu terdengar lantunan syair, maka itu

menjadi petanda bagi penari untuk memulai tarian. Syair juga menjadi pesan

dalam tari saputangan, kata-kata yang menjadi syair tari saputangan memiliki arti

yang dalam bagi calon anak daro, keluarga, dan tamu-tamu yang hadir.

Tabel 4.2. Hubungan Syair dengan Tarian

No Ragam Syair

1. I Pulolah pandan jaulah ditanga

Pulolah pandan jaulah ditanga

Dibalik la nyo pulo duo..siangsolah duo

Dibalik pulo siangso la duo

Hancurlah badan dikandung la tanah

Hanculah badan dikandung la tanah

Di budi nan baik juo di kana la juo

Budi nan baik dikana la juo

2. II Kalolah indak karanolah bulan sayang

Kalolah indak karanolah bulan

Dimanolahnyola bintang o adik, manenggi la hari

Dimano bintang manenggi hari

Kalolah indak karano la tuan sayang

Kalolah indak karano tuan

Indaklahnyo la kami kamari sampe la kamari

Indaklah kami sampe kamari

3. III Limolah limo buah la dalimo tuan

Limolah limo buah la dalimo

Masaklahnyo sabua o daun dibaliklah daun

Masaklah sabuah dibaliklah daun

Kasihlah tuan ala ditarimo dendang

Kasihlah tuan ala ditarimo

Indaklahnyo talupo o tahun saribu la tahun Indak talupo baribu lah tahun

4. IV Pisanglah ame baoklah balai

Pasanglah ame dibaoklah balai

Masaklahnyo sabua o peti didalamlah peti

Masaklah sabua didalamlah peti

Utanglah ame dapek la dibai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 180: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

160

Utanglah ame dapeklah dibai

Utanglah nyo la budi o mati dibaok la mati

Utanglah budi dibaok la mati

Tabel di atas mendeskrifsikan isi dari syair lagu kapri yang digunakan sebagai

syair dalam tari saputangan. Berhubungan dengan pola lantai, maka syair juga

menguatkan dari gambaran pesan yang disampaikan. Pada syair dalam pantun

pertama dan kedua, menjelaskan bahwa budaya Melayu dalam memulai kegiatan

dilakukan dengan rasa hormat dan meminta izin pada seluruh yang hadir untuk

memulai persembahan. Pada syair ini juga menggambarkan awalnya hubungan

dimulai dari perkenalan yang dilanjutkan dengan saling mengajuk untuk

memahami dari pribadi masing-masing pasangan. Apabila di pahami secara teks,

maka teks dalam syair pantun pertama, akan memiliki arti lain. Namun pada tari

saputangan pemaknaan dapat dipahami bahwa dalam mencari pasangan janganlah

dilakukan dengan terburu-buru atau melihat dari balik pulau yang jauh. Sehingga

perkenalan sangat diperlukan untuk dapat memahami pribadi dari masing-masing

pasangan, supaya tidak ada penyesalan.

Pada syair dalam ragam II, menjelaskan bahwasanya pasangan sudah saling

mengenal dan melangkah ke jenjang untuk perkenalan kepada masing-masing

keluarga untuk mendapatkan simpati agar dapat diterima. Pada syair ke dua,

merupakan awal dari isi tarian dengan memberikan pola-pola gerak dan pola

lantai yang bervariasi, memberikan pesan ketidak tenangan, kekhawatiran. Pesan

dari syair ini, juga mencerminkan eksistensi manusia sebagai mahluk sosial, yang

menjadi kewajiban juga menjadi kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 181: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

161

Pemahaman pada syair pada ragam II juga menjelaskan bahwa setelah mulai

mengenal masing-masing pasangan, maka bisalah meneruskan ke jenjang dengan

perkenalan kepada keluarga. Seperti ungkapan “Kalolah indak karano la tuan

sayang, Indaklahnyo la kami kamari sampe la kamari”. Kalimat ini memberikan

pemaknaan tentang menyatunya dua hati, sehingga diperlukan keluarga untuk

dapat mempersatukan mereka dengan perkenalan ke masing-maing keluarga.

Pada syair dalam ragam III kedua pasangan sudah sepakat utuk mengikat janji

untuk sehidup semati dalam membina rumah tangga yang baik sampai beranak

cucu, tertuang dalam syair “Kasihlah tuan ala ditarimo dendang, Indaklahnyo

talupo o tahun saribu la tahun”. Syair ini menjelaskan pemahaman diterimanya

keinginan untuk saling mengikat janji untuk tidak dilanggar atau tidak ditepati.

Pada syair dalam ragam IV janji sehidup semati dilanjutkan dengan meminang

pasangan, dan bermufakat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Syair yang

terdapat pada ragam IV menjelaskan “Utanglah ame dapeklah dibai, Utanglah

nyo la budi o mati dibaok la mati”. Pemaknaan dari syair ke IV ini menjelaskan

bahwa utang emas dapaat dibayar, tetapi utang budi akan dibawa mati,

memberikan arti kehidupan dalam berumah tanaga bukanlah sebuah mainan,

tetapi akan dilakukan sampai akhir hayat. Sehingga perkawinan adalam proses

dalam menjalani hidup yang penuh liku-liku, seperti memiliki utang yang

menjaddi kewajiban untuk melunasinya.

Dari tari saaputangan ini, kita boleh belajar adat, norma, sopan santun dan

memahami bagaimana kehidupan masyarakat Melayu Pesisir Sibolga dalam

menjalanai kehidupannya. Akhirnya bila segala aktivitas pertunjukan ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 182: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

162

dilakukan dengan penghayatan estetik dan etis yang baik, maka segala keinginan

yang diharapkan tentunya dapat dikabulkan.

4.4 Hubungan Struktur Tari, Fungsi, dan Makna

Dalam konteks kegiatan malam bainai, tari saputangan memiliki keterkaitan

dengan struktur tari, fungsi tari dan makna tari pada masyarakat Melayu Pesisir

Sibolga. Hubungan itu berupa hubungan pertunjukan, memiliki bentuk penyajian

yang terstruktur dan memberikan keteraturan dalam penyajiannya.

Secara keseluruhan, keterkaitan dari ketiga kajian ini, menjelaskan bagaimana

masyarakat Melayu Pesisir Sibolga, dalam kehidupan sehari-hari dalam hal ini

yang berhubungan dengan perkawinan. Perkawinan itu sendiri, merupakan ikatan

lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga (berumahtangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

ajaran agama yang dianut. Selain itu perkawinan merupakan ikatan yang kuat

yang didasari oleh perasaan cinta yang sangat mendalamn darui masing-masing

pihak untuk hidup bergaul guna memelihara kelangsungan manusia di bumi

(Bachtiar, 2004).

Dalam kaitannya dengan penyajian tari saputangan, makna perkawinan

memberikan jalan bagi suku Melayu Pesisir dalam mencari pasangan hidup

berdasarkan ikatan cinta dari kedua belah pihak. Pemaknaan ini menjelaskan dari

berbagai unsur dalam tari (gerak, musik, syair, busana, pola lantai, property,

pelaku) yang dianalisis berdasarkan Struktur penyajian tari saputangan.

Dalam ajaran Islam sendiri sebagai agama yang dianut suku melayu Pesisir

menjelaskan bahwa fungsi perkawinan untuk menunjukkan bahwa yang

membedakan manusia dengan binatang adalah dalam hal penyaluran naluri dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 183: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

163

hasrat seksualnya. Manusia menyalurkan hasrat seksualnya dengan perkawinan,

sedangkan binatang tidak dengan perkawinan. Hal ini disyaratkan oleh akal dalam

Firman-Nya:

و هي آياته أى خلق لكن هي أًفسكن أزواجا لتسكٌىا اليها و جعل بيٌكن هىدة و رحوة إى في ذلك لآيات لقىم

يتفكروى

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir” (QS. ar-Rum: 2)

Selain itu perkawinan juga menjadi cara paling baik dan suci untuk mewujudkan

dan mendapatkan anak secara sah, memperoleh anak keturunan menjadi mulia.

Perkawinan juga berfungsi untuk melestarikan kehidupan (reproduksi) manusia,

melaksanakan misi memakmurkan bumi, serta memelihara nasab yang merupakan

kebanggaan manusia yang oleh Islam sangat diperhatikan.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa, perkawinan membawa kebaikan yang

juga menjadi inti dalam acara malam bainai sebagai rangkaian upacara

perkawinan. Penyertaan Tari saputangan menjadi materi dalam acara malam

bainai, memberikan pelajaran bagi calon anak daro dalam berumah tangga, yang

tertuang dari unsur-unsur dalam tari yang saling berkaitan.

Unsur-unsur tari yang diwujudkan dalam sebuah penggambaran cerita perjalanan

kasih sepasang manusia memberikan pemaknaan yang dalam, terlihat dari

penyajian yang harus ditarikan oleh penari laki-laki dan perempuan. Hal ini

tentunya berbeda pada acara lainnya, yang membolehkan seluruh penari adalah

perempuan. Penentuan jenis kelamin merujuk kepada konteks acaranya yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 184: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

164

menjelaskan tentang kisah percintaan suku Melayu Pesisir Sibolga. Didalam kisah

ini banyak pelajaran yang memberikan kebaikan untuk dapat dijadikan pedoman

dalam kehidupan, terutama bagi pasangan-pasangan yang akan berumahtangga.

Selain dari penari (pelaku), keterkaitan dari ke tiga topik ini dapat di lihat dari

pola gerak yang menjelaskan bentuk-bentuk gerak berjalan, berputar, mengayun,

yang saling berhubungan dengan pola lantai, untuk menguatkan inti cerita. Inti

cerita dari tari saputangan diungkapkan melalui pola lantai dari awal hingga akhir

tarian. Dari sisi pola gerak, banyak dilakukan pengulangan dengan pola lantai

yang berbeda, namun kelengkapan dari semua unsur tari menjadi pendukung dari

tari saputangan.

Dilihat dari sisi fungsi tari saputangan, maka dapat dipahami, bahwa tari

saputangan berfungsi sebagai media dalam penyampaian kehendak anak daro,

yang juga menjadi penjaga dari terjadinya kendala atau gangguan yang mungkin

terjadi pada seluruh kegiatan pesta perkawinan. Fungsi tari saputangan juga

menjadi pemererat/penguat hubungan diantara dua keluarga dan masyarakat

sebagai pendukung acara. Di satu sisi tari saputangan sebagai hiburan bagi seluruh

orang yang terlibat, dan di sisi lain sebagai media dalam memulainya sebuah acara

dengan terlebih dahulu memberikan ungkapan syukur kepada Allah SWT,

kemudian penghormatan dan izin kepada semua pihak untuk terselenggaranya

acara.

Penyajian tari saputangan juga memberikan kebahagiaan dan pelajaran bagi

semua pihak, bahwa hubungan kasih harus dijaga serta dilakukan sesuai dengan

ajaran agama Islam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 185: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

165

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Banyak cara yang dilakukan untuk mendapat informasi yang dibutuhkan.

Salah satunya adalah mengumpulkan data dengan melakukan penelitian. Sehingga

hasil penelitian yang terdapat pada Penulisan Tesis pada bab di atas, yang telah

dilaksanakan di daerah Pesisir Sibolga dengan pokok penelitian sebagaimana yang

telah dijabarkan, maka peneliti membuat kesimpulan diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Struktur tari saputangan dapat dilihat dari seluruh elemen utama maupun

pendukung tarian, yang juga dilihat dari susunan penyajian berdasarkan

adat istiadat Pesisir. Tari saputangan termasuk dalam kesenian Sikambang

yang juga menjadi materi dalam acara malam bainai. Secara terstruktur,

tari saputangan memperlihatkan kisah percintaan dimulai dari pekenalan

hingga pada pernikahan yang tertuang dari seluruh elemen tarian.

2. Fungsi Tari Sapu Tangan dilihat dari penyajian tari yang bertujuan sebagai

bagian dari acara adat malam bainai, sebagai hiburan, estetis berdasarkan

Soeadrsono. Berdasarkan teori Soedarsono yang mengkaji dari fungsi

sekunder dan primer tari saputangan memperlihatkan, bahwa taru

saputrangabn menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Pesisir

Sibolga.

3. Makna simbol dari keseluruhan bentuk penyajian tari sapu tangan pada

masyarakat Pesisir Sibolga menggambarkan tentang bagaimana cara

sepasang muda-mudi berkenalan hingga mingikat tali pernikahan. Tari

sapu tangan ini memiliki keberagaman gerak, seirama dengan musik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 186: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

166

pengiringnya yaitu musik Kapri. Sedangkan Bentuk Penyajian tari sapu

tangan harus berpenampilan atau berpakaian sopan. Pada acara pesta

pernikahan dilakukan pada malam hari atau malam barinai (malam

basikambang), yang disajikan secara berpasangan dan diiringi musik

Kapri, begitu juga untuk hiburan bentuk penyajiannya dilakukan bisa

siang, bisa malam sesuai acara yang dibutuhkan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan di atas, maka penulis dapat

memberikan beberapa saran, di antaranya sebagai berikut:

1. Pesisir Sibolga yang terdiri dari masyarakat yang heterogen diharapkan

dapat terus menjaga hubungan kekeluargaan antar suku yang ada di daerah

Pesisir Sibolga.

2. Kepada pemerintah daerah Pesisir Sibolga selalu memberi perhatian, agar

tetap mempertahan atau melestarikan tari sapu tangan supaya tidak punah

sebagai wujud kepedulian terhadap tradisi Pesisir Sibolga.

3. Disarankan kepada seluruh lapisan masyarakat agar senantiasa

menggunakan adat istiadat yang berlaku guna melestarikan budaya yang

nantinya memberikan suatu jati diri atau identitas bagi masyarakat Pesisir

Sibolga.

4. Penulis berharap kepada seniman kesenian Sikambang yang ada di daerah

Pesisir Sibolga agar terus menjaga dan mengembangkan kesenian yang

ada di daerah Pesisir Sibolga dan sekitarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 187: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

167

5. Perlu dilakukan pelestarian budaya dengan mengajarkan kepada generasi

muda untuk mengenal budaya sendiri hingga di masa yang akan datang

agar budaya Pesisir tidak hanya tinggal menjadi sebuah nama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 188: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

168

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, A. 2004. Menikahlah, Maka Engkau Akan Bahagia. Yogyakarta.

Saujana.

Budiman, Kris. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta: LkiS.

Budhisantoso, S. 1980/1981. Tradisi lisan sebagai sumber informasi kebudayaan,

Majalah, Majalah Analisis Kebudayaan.

Djuharie O. Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi.

Bandung:

Yrama Widya

Gusti, O.K bin O.K Zakaria. 2018. Pokok-Pokok Adat Istiadat Perkawinan Suku

Melayu Sumatera Timur. Medan : Universitas Sumatra Utara Press.

Editor:

Muhammad Takari dan Fadlin

Hamid H.A, 1995, Bunga Rampai Tapanuli Tengah. Sibolga Tapian Nauli

Hadi, Sumandiyo, Y, Prof. Dr. 2007. Kajian Tari, Teks, dan Konteks. Yogyakarta

: Pustaka Book Publisher

Hadi, Sumandiyo Y. Prof. Dr. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: PUSTAKA

Hutagalung, H.R Jafar. 2004. Tata Cara Pelaksanaan Perkawinan Dalam Adat

Istiadat Pesisir Sibolga Dan Sekitarnya. Medan : Depdikbud Sibolga.

Hutagalung, Usman. 2003. Sejarah Kesenian Sikambang Di Pesisir Barat

Tapanuli. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Heniwaty, Yusnizar dan Nugrahaningsih, 2012. Tari Identitas dan Resistensi.

Medan : Universitas Negeri Medan.

Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Koentjaraningrat. 1981. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:

Djambatan

Koentjaraningrat. 1994. Penantar Ilmu Antropologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Langer, Susane K. 1957. Problems of Art. New York: Charles Schribner’s Sons.

Lubis, Nila Wahyuni. 2011. Eksistensi Dan Makna Simbolik Tari Dampeng

Dalam Upacara Adat sumando Pada Etnis Pesisir Tapanuli Tengah

Sibolga. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 189: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

169

Lubis, Solly. 1998. Sibolga dan Sekeping Sejarahnya. Dalam Hari Jadi Kota

Sibolga. Sibolga: Pemko Sibolga

Manalu, Mitri Ady. 2006. Peranan Musik Sikambang Dalam Upacara

Perkawinan Adat Sumando Di Masyarakat Pesisir Tapanuli Tangah

Sibolga. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta. PT Bumi Aksara

Matondang, Saiful Anwar dan Yuda Setiawan. 2015. Teori Kebudayaan. Medan.

CV. Perdana Mitra Handalan.

Malinowski. 1944. A Scientific Theory Culture and Other Essays.

Masliannur, Juli Elvina. 2014. Makna Simbol Tari Payung Pada Masyarakat

Pesisir Sibolga di Kecamatan Sibolga Kota Tapanuli Tengah. Skripsi. Medan :

Universitas Negeri Medan

Moleong, J. Lexy. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Reka Sarasin

Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Etnomusicology. New York : The Pree

Press.

Nurwani. 20014. Pengetahuan Tari. Medan : Universitas Negeri Medan Press.

Pasaribu, Syawal. 2014. Bungo Rampai Pesisir Kota Sibolga.

Purnanda, Suci. 2017. Tari Inai Pada Upacara Malam Berinai Masyarakat

Melayu di Kota Binjai : Analisis Struktur dan Makna. Tesis. Medan :

Universitas Sumatera Utara.

Ruwaidah. 2014. Kesenian Sikambang: Prespektif Multikultiral sebagai identitas

Budaya Pesisir Sibolga. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan

Salim dan Syahrum. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Citapustaka Media

Saragih, Amrin. 2011. Semiotik Bahasa.Medan : Universitas Negeri Medan/

Universitas Sumatra Utara

Sinaga, Mario, Yosua. 2016. Analisi Musikal Dan Tekstual Lagu Kapri Yang

disajikan Oleh Bapak Irawadi Hutajulu di Kota Sibolga Tapanuli

Tengah. Medan : Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 190: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

170

Sinar, Lukman dan Tanjung, Syaiful dan Putra Marwansyah. 2010. Mengenal

Adata dan Budaya Pesisir Tapanuli Tengah- Sibolga. Medan : Forkala

Sumut

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sinar, Tengku, Luckman, 1990. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu.

Medan : Perwira.

Sipahutar, Evi, Nenta. 2012. Fungsi Dan Struktur Tari Anak Yang Diiringi Musik

Sikambang Dalam Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Pesisir

Sibolga Tapanuli Tengah Di Kecamatan Sibolga Kota”. Medan :

Universitas Sumatera Utara.

Siregar, Siti Zubaidah. 2008. Tari Tradisional Daerah Pesisir Pantai Barat

Kotamadya Sibolga. Makalah.

Siregar, Siti Zubaidah. 2014. Budaya Pesisir Sibolga kelas 1 SMP. Buku

Pelajaran kurikulum muatan lokal SMP

Sitompul, Marintan, Kartika, Sari. Dalam penelitian ini penulis membahas

tentang Makna Dan Fungsi Simbolis Dalam Tradisi Mangure Lawik

Masyarakat Pesisir Sibolga. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Soedarsono, 1998. Seni dan Keindahan, dalam Pidato Ilmiah. Pengukuhan Guru

Besar Tetap pada Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakrata : 30 Mei 1998

Soedarsono, 1974. Dance in Indonesia. Jakarta : Gunung Agung

Takari, Muhammad, Fadlin. 2014. Ronggeng dan Serampang Dua Belas dalam

Kajian Ilmu-ilmu Seni. Medan : Universitas Sumatera Utara Press.

Takari, Muhammad, Zaidan dan Fadlin, 2014. Adat Perkawinan Melayu Gagasan,

Terapan, Fungsi, dan Kearifannya. Medan : Universitas Sumatra Utara

Press.

Tanjung, Dwi Irna Hasana. 2016. Bentuk Penyajian Tari Sapu Tangan Dalam

Acara Malam Barinai Versi Siti Zubaidah Pada Masyarakat Pesisir

Sibolga. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 191: ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA TARI SAPUTANGAN …

171

DAFTAR INFORMAN

Nama : Syahriman Irawadi Hutajulu (Pak Sayang)

Umur : 51 Tahun

Alamat : Jln. SM. Raja gg. Kenanga Aek Parampunan kota Sibolga

Profesi : Kepala lingkungan Aek Manis dan Seniman Kesenian Sikambang

Musik : Talibun (pelantun nyanyian Sikambang) dan Gandang

Tari : Penari Laki-laki

Nama : Siti Zubaidah, S.Pd, M.M (Ibu Siti)

Umur : 50 Tahun

Alamat : Jln. Tuanku dorong kota Sibolga

Profesi : Kepala Sekolah dan Seniman Kesenian Sikambang

Khususnya tari

Nama : Chairil Siregar (Pak khairil)

Umur : 63 Tahun

Alamat : Jln. Jago-jago

Profesi : Nelayan dan Seniman Kesenian Sikambang

Musik : Talibun (pelantun nyanyian Sikambang) dan Biola

Tari : Penari Laki-laki

Nama : Nahar (Ogek nahar)

Umur : 63 Tahun

Alamat : Jln Midin Hutagalung

Profesi : Nelayan dan Seniman Kesenian Sikambang

Musik : Gandang

Nama : Dahlia Sinaga

Umur : 38 Tahun

Alamat : Jln. Midin Hutagalung

Profesi : Honor perpustakaan dan Seniman Kesenian Sikambang

Khususnya Tari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA