Page 1
SKRIPSI
ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN
COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Skripsi
Pada Program Studi Sarjana Teknik Mesin Institut Teknologi-PLN
Disusun Oleh:
Nama : I Gusti Arya Agung Sudiksa
NIM : 2016-12-036
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN BISNIS ENERGI
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
JAKARTA, 2020
Page 2
SKRIPSI
ANALYSIS OF RISK MANAGEMENT SYSTEM ON
COMBUSTION SELECTION IN BALI GAS POWER PLANT
Submitted as a requirement to get a Bachelor Degree
in the Mechanical Engineering Undergraduate Program Institut Teknologi PLN
Arranged by:
Name : I Gusti Arya Agung Sudiksa
NIM : 2016-12-036
MECHANICAL ENGINEERING UNDERGRADUATE PROGRAM
FACULTY OF TECHNOLOGY AND ENERGY BUSINESS
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
JAKARTA, 2020
Page 3
i
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : I Gusti Arya Agung Sudiksa
NIM 201612036
Fakultas/Prodi : FTBE / S1 Teknik Mesin
Judul : ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN
COMBUSTION SELECTION PADA PLTG GAS BALI
Telah disidangkan pada Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020 dan
dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi
Program Studi Sarjana Teknik Mesin Institut Teknologi PLN pada tanggal 22
Agustus 2020
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc., Ph.D.
Dosen Pembimbing Martin Digitally signed by Martin Choirul Fatah
Choirul Fatah Date: 2020.09.08 15:26:13 +07'00'
Andika Widya Pramono. Dr.,Ing.,M.Sc
Ketua Tim Penguji
Digitally signed by Andika W. Pramono
Andika W.DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Institut Teknologi - PLN, CN=Andika W.
Pramono Pramono, [email protected]
Reason: I am approving this document Location: your signing location here
Date: 2020-09-08 14:38:48 Foxit Reader Version: 10.0.1
Hendri, S.T, M.T
Sekretaris Tim Penguji
Digitally signed by Hendri
DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi
dan Bisnis Energi, O=Program Studi
[email protected] Sarjana Teknik Mesin, CN=Hendri,
Reason: I am the author of this
document Location:
Date: 2020-09-08 15:02:51
Foxit Reader Version: 9.4.1
Roswati Nurhasanah, S.T., M.T
Anggota Penguji Roswati Digitally signed by Roswati Nurhasanah DN: OU=Institut Teknologi PLN, O=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, CN=Roswati Nurhasanah,
[email protected]
Nurhasanah Location: your signing location here Reason: I am the author of this document
Date: 2020-09-08 06:26:19
Foxit Reader Version: 10.0.0
Jakarta, 1 September 2020
Mengetahui
Kepala Program Studi S1 Teknik Mesin
(Roswati Nurhasanah, S.T., M.T)
Page 4
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Page 5
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN
COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI” sebagai syarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada program sarjana Fakultas Teknologi dan
Bisnis Institut Teknologi PLN. Dengan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc., Ph.D. Selaku Pembimbing Skripsi Akademik
Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga
proyek skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan ucapan terima
kasih kepada:
1. Seluruh dosen pengampu mata kuliah di Institut Teknologi PLN yang telah
membagikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama penulis menempuh
studi di Institut Teknologi PLN.
2. Seluruh staf dan jajaran dari PT. Indonesia Power Bali PGU yang telah
memberikan ijin dalam melakukan penelitian serta memberi petunjuk dalam
pengerjaan penelitian ini.
3. Orang tua yang telah memberikan semangat, dukungan secara moral dan
material serta selalu memanjatkan doa untuk penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, tentunya penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dan perlu adanya penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis
Page 6
iv
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini dpaat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya civitas akademik IT PLN.
Jakarta, 2020
I Gusti Arya
Agung Sudiksa
Digitally signed by I Gusti Arya Agung Sudiksa DN: C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung Sudiksa, [email protected] Reason: I am the author of this document Location: your signing location here Date: 2020-09-06 23:53:10 Foxit Reader Version: 9.7.2
I Gusti Arya Agung Sudiksa
201612036
Page 7
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Institut Teknologi - PLN, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : I Gusti Arya Agung Sudiksa
NIM 201612036
Program Studi : Sarjana Satu
Departemen : Teknik Mesin
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Jakarta
Pada tanggal :15 Agustus 2020
Yang menyatakan Digitally signed by I Gusti Arya
I Gusti Arya
Agung Sudiksa
Agung Sudiksa
DN: C=ID, OU=S1 Teknik
Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti
Arya Agung Sudiksa, [email protected]
Reason: I am the author of this document
Location: your signing location here
Date: 2020-09-06 23:54:30 Foxit Reader Version: 9.7.2
I Gusti Arya Agung Sudiksa
Page 8
vi
ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI
I Gusti Arya Agung Sudiksa (201612036)
Di bawah bimbingan Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc., Ph.D.
ABSTRAK
Salah satu komponen penting pada PLTG adalah Combustion Selection. Komponen ini berfungsi untuk membakar bahan bakar campuran dengan udara yang telah di padatkan sehingga menghasilkan daya dorong yang besar untuk menggerakan turbin, pada komponen ini sering terjadi kegagalan seperti melting burn out, erosion, overheat, corrosion, heavy coated demage.Tujuan penelitian ini untuk menentukan jenis inspeksi berdasarkan risk ranking (RBI). RBI dilakukan dengan pendekatan FMEA (Failure Mode Effect Analysis) mengunakan matrix 4x5. Hasil analisa menunjukkan resiko very high pada (melting burn out, deposit dan komposisi segitiga api) untuk resiko low pada ( overheating, heavy coated demage, crack dan erosion). Untuk jenis resiko very high jenis inspeksi yang disarankan adalah ( pengujian nozzle dan pengecekan busi setiap 1000 jam sekali). Sementara untuk jenis resiko low jenis inspeksi yang disarankan adalah (melakukan pengujian NDT setiap 8000 jam sekali )
KATA KUNCI : PLTG,COMBUSTION, RBI, INSPACTION, RESIKO
Page 9
vii
ANALYSIS OF RISK MANAGEMENT SYSTEM ON COMBUSTION
SELECTION IN BALI GAS POWER PLANT
I Gusti Arya Agung Sudiksa (201612036)
Under the tutelage of Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc., Ph.D.
ABSTRACT
One of the fundamental components in the gas power plant is Combustion Selection, which designated to burn the fuel with compressed air so that it will generate a thrust to move the turbine. Failure occurs in this component such as melting burn out, erosion, overheat, corrosion, heavy coated damage. This research aims to determine the type of inspaetion based on risk ranking. RBI method applies the FMEA (Failure Mode Effect Analysis),it uses a 4x5 matrix. The risk result show very high on (melting burn out, deposit and fire triangle composition).while for low risk (overheating, heavy coated demage, crack dan erosion). The type of very high risk, the recommended type of inspection is ( nozzle testing and ignition testing every 1000 hour ). While for low risk, the recommended inspection is ( NDT testing every 8000 hour).
Keywords: gas power plant, combustion, RBI, Inspection, risk
Page 10
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................. I
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. II
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................... III
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................. V
ABSTRAK ............................................................................................................ VI
ABSTRACT ......................................................................................................... VII
DAFTAR ISI ....................................................................................................... VIII
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... X
DAFTAR TABLE .................................................................................................. XI
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... XII
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
1.2 PERMASALAHAN PENELITIAN .................................................................................................. 2
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ...................................................................................... 4
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................................................... 5
LANDASAN TEORI .................................................................................... 6
2.1 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................... 6
2.2 LANDASAN TEORI ....................................................................................................................... 9
METODE PENELITIAN .......................................................................... 21
3.1 PERANCANGAN PENELITIAN .................................................................................................. 21
3.2 TEKNIK ANALISIS ...................................................................................................................... 22
3.3 JADWAL PENELITIAN .................................................................. 30
Page 11
ix
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 31
4.1 HASIL ........................................................................................................................................... 31
4.3 PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 33
KESIMPULAN ........................................................................................ 62
5.1 KESIMPULAN .............................................................................................................................. 62
5.2 SARAN ......................................................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 65
Page 12
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gas Turbine ........................................................................................ 9
Gambar 2.2 Combustion Selection ....................................................................... 12
Gambar 2.3 Manajemen Pelaksanaan Inspeksi .................................................... 17
Gambar 2.4 Pendekatan Analisa RBI ................................................................... 20
Page 13
xi
DAFTAR TABLE
Table 2.1 Siklus pemeliharaan PLTG PGU BALI .................................................. 11
Table 2.2 Faktor Kegagalan Tiap Komponen ........................................................ 14
Table 2.3 Penentuan Resiko ................................................................................. 18
Table 4.1 Hasil Kategori Kegagalan ...................................................................... 31
Table 4.5 Frekuensi kegagalan cross fire tube ...................................................... 37
Table 4.6 Frekuensi kegagalan fuel nozzle ........................................................... 38
Table 4.7 Frekuensi kegagalan transition piece .................................................... 38
Table 4.8 Frekuensi kegagalan Ignition ................................................................ 39
Table 4.9 Akibat kegagalan combustion liner ........................................................ 39
Table 4.10 Akibat kegagalan combustion basket .................................................. 40
Table 4.11 Akibat kegagalan cross fire tube ......................................................... 41
Table 4.12 Akibat kegagalan fuel nozzle ............................................................... 41
Table 4.13 Akibat kegagalan transition piece ........................................................ 42
Table 4.14 Akibat kegagalan ignition .................................................................... 42
Table 4.15 Kategori Resiko Komponen Combustion Liner .................................... 43
Table 4.16 Kategori Resiko Komponen Combustion Basket ................................. 44
Table 4.17 Kategori Resiko Komponen Cross Fire Tube ...................................... 45
Table 4.18 Kategori Resiko Komponen Fuel Nozzle ............................................. 46
Table 4.19 Kategori Resiko Komponen Transition Piece ...................................... 47
Table 4.20 Kategori Resiko Komponen Ignition .................................................... 48
Table 4.21 Rekomendasi Inspeksi pada combustion liner..................................... 56
Table 4.22 Rekomendasi Inspeksi pada combustion basket ................................. 57
Table 4.23 Rekomendasi Inspeksi pada cross fire tube ........................................ 58
Table 4.24 Rekomendasi Inspeksi pada fuel nozzle ............................................. 59
Table 4.25 Rekomendasi Inspeksi pada transition piece ...................................... 60
Table 4.26 Rekomendasi Inspeksi pada ignition ................................................... 61
Page 14
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Lembar Bimbingan Proyek Akhir Skripsi .................................... 66
Lampiran B. Nilai Resiko Kegagalan… .......................................................... 65
Lampiran C. Data Kegagalan Setiap Unit Pembangkit… ............................... 68
Lampiran D. Data RCFA PLTG unit 3-4… ..................................................... 72
Page 15
1
1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
Kebutuhan energi di Indonesia saat ini tiap tahun meningkat secara
signifikan kapasitas, sehingga dibutuhkan pembangkit-pembangkit yang
sustainable untuk menunjang kebutuhan listrik. Maka dari itu setiap
pembangkit harus memiliki sistem management pemeliharaan yang baik
untuk menjaga aset-asetnya sehingga dapat melayani masyarakat
Indonesia.
Sistem yang saat ini digunakan sudah baik namun perlunya banyak
inovasi agar mesin-mesin pembangkit lebih realibel dan memiliki life time
asset yang lama dan tentunya mesin-mesin pembangkit listrik haruslah
memilki andalan yang tinggi.
Pemabngkit Listrik memiliki nilai investasi yang sangat tinggi nilainya dan
harus di rawat secara baik agar tidak terjadi sesuatu halyang merugikan
bagi perusahaan kedepannya, maka dari itu dibutuhkan suatu system
yang dapat menjaga aset tersebut agar dapat digunakan dala waktu yang
lama dan terjaga keandalannya.
RBI (Risk Besic Inpection) merupakan sesuatu system yang mengamati
suatu gejala kerusakan sehinga dapat memperkirakan umur suatu
material. Sistem seperti ini akan sangat membantu menaikan nilai guna
suatu peralatan yang ada didalam suatu pembangkit sehingga ke
efektifitasannya di dapat maksimal. Namun pada setiap system terdapat
kelebihan dan kelemahaannya masing-masing, alangkah baiknya jika kita
dapat memadukannya menjadi satu sehingga tercipata sesuatu system
yang sangat baik dan dapat dipergunakan secara terus menerus
kedepanya.
RBI bekerja berdasarkan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), FTA
( Failure Tree Analysis), ETA ( Even Tree Analysis ). Sistem bekerja
berdasarkan kejadian di lapangan yang discope secara matrix dimana
Page 16
2
biasanya matrix yang di gunakan 3x3 , 5x5, 6x6, metode ini memudahkan
mengidentifikasi kondisi suatu pembangkit yang di lihat dari karakter
kerusakan yang terjadi.
Pada system ini menerapkan batasan-batasan yang sebagai gambaran
penanganan yang di lakukan yaitu dari low, medium, serious,dan high ,
dalam batasan-batasan ini nantinya akan diklafikasi metode yang baik
digunakan.
1.2 Permasalahan Penelitian
Turbin gas saat ini banyak digunakan oleh pembangkit-pembangkit
BUMN karena selain ramah lingkungan diantara pembangkit berbahan
bakar fosil yang lainya,PLTG sangat memiliki efisiensi yang tinggi, terlebih
jika di combine dengan PLTU. Maka dari itu dibutuhkan system
pemeliharaan yang sangat baik untuk pembangkit jenis ini.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Saat proses maintenance pembangkit listrik banyak sekali komponen-
komponen pembangkit yang diganti walaupun belum waktunya diganti.
Dengan menggunakan sistem RBI penulis ingin memperpanjang masa
hidup dari komponen-komponen pembangkit ini terkusus pada ruang
bakarnya.
Page 17
3
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah dari skripsi saya adalah :
1). Pembangkit Listrik Tenaga Gas
2). System overhaul pembangkit
3). Mesin pembangkit listrik PGU BALI G2 tipe General Electric
4). Memanfaatkan inspeksi yang sudah dilakukan selama 10 tahun
terakhir sebagai data faktor kegagalan.
5). Penelitian dilakukan difokuskan pada komponen combustion
selection
Page 18
4
1.2.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menurut saya sangat direcomendasikan
yaitu :
1). Bagaimana menentukan demage mechanism pada komponen-
componen combustion selection di PLTG G2 PGU BALI ?
2). Bagaimana cara menentukan kategori resiko yang terjadi pada
PLTG G2 PGU BALI ?
3). Bagaimana menentukan jadwal inspeksi berdasarkan metode
RBI pada komponen di PLTG G2 PGU BALI ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah :
1.3.1 Tujuan dari penelitian ini :
1). Mengetahui demage mechanism pada komponen-komponen
combustion selection di PLTG BALI
2). Mengetahui kategori resiko pembangkit listrik terkhusus pada
komponen combustion selection
3). Mengetahui jadwal inspeksi berdasarkan metode RBI pada
komponen di PLTG BALI
1.3.2 Manfaat dari penelitian ini :
Dapat mengetahui bagaimana cara menentukan damage
mechanism pada pembangkit sehingga dapat menentukan
kategori resiko penyebab kegagalan komponen combustion
selection dan menentukan jadwal inspeksi yang sesuai untuk
masing-masing komponen combustion selection pembangkit
listrik sehingga dapat menaikan reability dan availability
pembangkit listrik
Page 19
5
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa
bagian.
BAB I Pendahuluan
Berisi Tentang latar belakang, identifikasi maslah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat dan sistematika penulisan
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi dasar teori dari topik yang dikaji dan
digunakan sebagai landasan dalam memecahkan
masalah dan menganalisa permasalahan. Terdapat juga
tinjauan pustaka yang isinya berupa jurnal-jurnal serup
yang menganalisa topik yang sama sehngga penulis
mendapatkan pandangan yang luas dalam meneliti.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan terkait langkah-langkah yang
digunakan selama penelitian oleh peneliti guna mencapai
tujuan akhirnya
BAB IV Analisan dan Pembahasan
Bab in berisi tentang analisa hasil dan pembahasan
terkait penelitian yang dilakukan tujuannya untuk
mendapatkan hasil seperti yang sudah dituangkan pada
metodologi penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari analisa yang dilakukan
terhadap permasalahan dan saran hasi penelitian untuk
generasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 20
6
2.1 Tinjauan Pustaka
LANDASAN TEORI
2.1.1 Tinjauan Jurnal-Jurnal yang Berkaitan Dengan Penelitian
Penelitian tentang penerapan RBI pada system pembangkit sudah
dilakukan oleh AMR HAZWAN BIN ABD GAFAR dengan judul
Development Of Risk Assessment Model For Gas Turbine dalam
analisisnya, mereka menggunakan metode Borda. Hasil penelitian
mereka menunjukkan bahwasanya penerapan RBI mengacu pada
proses terjadinya kerusakan pada sebuah komponen.pada sistem
terlebih dahulu komponen-komponen pada pembangkit di pisakan
kembali per sub komponen contohnya seperti turbin yang di pecah
kembali dengan adanya seperti blade turbin , bearing, sudu tetap
turbin dll. Selanjutnya menggunakan matrix 3x3 atau 5x5 dilakukan
observasi untuk mencari penyebab kerusakan yang akan terjadi pada
pembangkit , dengan memperkecil wilayah observasi memudahkan
untuk mengetahui apa saja yang akan mengakibatkan kerusakan
pada suatu komponen setelah didapat apa yang nantinya akan
menyebabkan kerusakan disuatu komponen maka penyebab
kerusakan tersebut akan di kelompokan sesuai komponennya.
Metode borda berperan untuk memperingkatkan suatu penyebab
kerusakan bedasarkan akibat yang terjadi pada sistem pembangkit
nantinya, sistem apa yang mengontrol pada penyebab kerusakan,
frekuensi terjadinya kerusakan pada komponen. Sebagai acuan
metode borda ini menggunakan score pada sistemya yang
menjelaskan peringkat dari kerusakannya apakah tinggi, serius,
sedang, atau rendah. Pada sistem ini nantinya akan di dapat angka-
angka yang menunjukan kadar bahayanya suatu penyebab kerusakan
yang terjadi. (Gafar, 2013)
Page 21
7
Penelitian tentang RBI pada komponen pembangkitan sudah
dilakukan oleh Qathafi & Sulistijono dengan judul Studi Aplikasi
Metode Risk Based Inspection (RBI) Semi-Kuantitatif API 581 pada
Production Separator dalam analisanya menguji komponen
production separator. Production separator sendiri merupakan salah
satu pressure vessel yang mana alat ini memiliki tekanan dan
temperature yang berbeda dari suhu lingkungan untuk menyesuaikan
dengan lingkungan. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode RBI berdasarkan standar API 581. Analisa RBI
berdasarkan metode semi-kuantitatif dapat dihitung dengan
berpedoman pada appendix B-Workbook for semi-quantitative risk
based inspection analysis API RBI 581. Terdapat 5 lembar kerja pada
buku kerja tersebut yaitu bagian A, bagian B, bagian C1, bagian C2,
dan bagian D. Kelima lembar kerja tersebut yang nantinya akan
membentu untuk menghitung konsekuensior kegagalan dan
kemungkinan kegagalan sehingga didapatkan nilai resiko. Hasil yang
didapat berupa kerusakan jenis thinning yaitu penipisan ketebalan
dinding alat akibat adanya korosi local ( localized corrosion ). Metode
Pengecekan yang dapat digunakan yaitu visual, examination,
ultrasonic straight beam, eddy current, flux leakage, radiography dan
dimensional measurement. Mode-mode tersebut merupakan mode
yang paling efektif digunakan untuk jenis kerusakan thinning. Metode
diatas termasuk NDE ( Non-Destructive Examination). Pada penelitian
ini digunakan metode visual examination dan ultrasonic straight beam
sebagai metode inspeksi pada production separator. Hasil yang akhir
yang didapat adalah memiliki 24 bagian yang menempati kategori
resiko medium risk dan 4 bagian yang menempati kategori resiko
medium high risk sehingga penjadwalan inspeksi untuk bagian
dengan tingkat resiko medium risk ada tiga tahun dan untuk medium
Page 22
8
high risk dilakukan detail analysis dan repair. (Qathafi & Sulistijono,
2015)
Penelitian RBI yang sudah pernah dilakukan oleh Nugraha
(2016) dengan judul Study Aplikasi Risk-Besed Inspaction (RBI)
Menggunakan API 581 pada Fuel Gas. Pada penelitian ini lebih
menggunakan metode API 581 kuantitatif. Dari hasil analisa dan
perhitungan yang didapatkan bahwa kemungkinan kegagalan dari alat
in pada kategori 1, dan kunsekuensi kegagalan komponen berada
papda kategori E, sesuai acuan nilai tersebut didapatkan tingkatan
resiko dari alat ini berada pada level medium high. Penyebab alat ini
mempunyai resiko yang cukup tinggi karena sistem fluida yang
mengalir didalamnya cukup berbahaya serta laju aliran dar fluida
cukup tinggi. Interval inspeksi pada komponen ini adalah setiap 5
tahun menggunakan ultrasonic thickness measurement dan visual
examination. Hal ini dikarenakan metode inspeksi tersebut dirasa
sangat cocok untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai
dengan mekanisme kerusakan yang dapat terjadi pada komponen
ini.(Nugraha, 2016)
Beberapa penelitian diatas memiliki kesamaan dengan
penelitian yang penulis lakukan yaitu dalam pengembangan metode
inspeksi RBI. Sedangkan perbedaannya mengenai lokasi
pengambilan data dan objek yang di teliti
Dengan demikian, Penulis tertarik melakukan penelitian tentang
Analisa Sistem Pengelolaan Resiko pada PLTG Bali.
Page 23
9
2.2 Landasan Teori
1.1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Penjelasan mengenai turbin gas menurut Heherwan P.Boyce,
Ph.D.,PE (2016) dalam buku karangannya yang berjudul Gas Turbin
Engineering Handbook Second Edition adalah sebagai berikut. Turbin
gas tipe industri pada umumnya adalah turbin gas medium kapasiti
yangbiasanya menghasilkan daya 5-15MW. Hampir semua jenis
turbin gas memiliki komponen yang sama namun ukurannya yang
memiliki perbedaan dan ketebalan dari casing masing-masing jenis
yang berbeda.
Turbin gas jenis ini biasanya menggunakan design split-shaft yang
efisien dalam operasi pada beban setengah. efisiensinya akan teradi
bila membiarkan bagian gasifier ( bagian yang menghasilkan gas
panas) beroperasi pada efisiensi maksimum kara ketika itu
pembangkit listrik beroprasi sangat baik di rentang kecepatan
tersebut. compressor biasanya terdapat 10-16 tingkatan yang mampu
memproduksi tekanan dengan rasio 5:1 – 15:1. Perancang dari
Gambar 2.1 Gas Turbine (M. P. Boyce, 2002)
Page 24
10
amerika biasanya menggunakan kira-kira 5-10 combustor yang
diletakan secara melingkar. Sedangkan perancang dari eropa
cenderung menggunakan tipe pembakaran samping dan memiliki
suhu masuk turbin yang biasanya lebih rendah dari pada pabrikan dari
amerika (H. Boyce, 2016). Gas turbin secara umum di gambarkan
seperti gambar 2.1 diatas. (M. P. Boyce, 2002)
Turbin gasifier biasanya berupa turbin aksial 2-3 tahap dengan
berpendingn udara dan nozzle pada blade tingkat pertama. Daya
turbin biasanya pada tahap satu atau dua axial-flow turbin. Turbin
dengan tipe terbuka atau open cycle adalah sistem sederhana yang
memiliki effisiensi rendah namun jika menggunakan regenerators
untuk mengolah gas buangnya maka efisiensinya menjadi sangat
meningkat.
Menurut SK KEPUTUSAN DIREKSI NOMOR.238.K/020/IP/2016
Tentang Pedoman Durasi,Interval dan Ruang Lingkup Pemeliharaan
Periodik Unit Pembangkitan di Lingkungan Direktorat Operasi 1
PT.INDONESIA POWER menjelaskan terkait interval pemeliharaan
pembangkit listrik tenaga gas yang di jelaskan sesuai pada table 2.1
di bawah ini sebagai berikut . (PT. INDONESIA POWER, 2016)
Page 25
11
Table 2.1 Siklus pemeliharaan PLTG PGU BALI
PLTG SIKLUS INTERVAL MAX
START
DURASI
(HARI)
PLTG 1 CI- OH = 3.000 – 300 CI = 7 –
(Alsthom HGPI- 4.000 9
Atlantique CI-MI (HSD) HGPI =
PG5341P) OH = 5.000 – 375 26 – 30
6.000 MI = 40
(GAS) – 45
PLTG 2 CI- OH = 3.000 – - CI = 7 –
(General Electric HGPI- 4.000 9
MS 5001) CI-MI (HSD) HGPI =
OH = 5.000 – - 26 – 30
6.000 MI = 40
(GAS) – 45
PLTG 3-4 CI – OH = 5000- 300 CI = 7 –
(Westinghouse HGPI – 6000 (HSD) 9
CW251B11) CI – MI OH = 7000- 375 HGPI =
8000 26 – 30
MI = 45
– 50
Menurut (General Electric Industrial, 1994) penjelasan terkait CI,
HGPI dan MI. Secara lebih jelas akan di jabarkan sebagai berikut :
Page 26
12
1). Combustion Inspaction (CI) adalah Pemeriksaan yang dilakukan
pada seluruh komponen combuster chamber pembangkit listrik
tenaga gas salah satunya mengganti nozzel bahan bakar,
memeriksa pipa-pipa pembakaran , dan crossfire tubes. Bagian-
bagian ini membutuhkan perhatiaan yang penting, seperti operasi
lanjutan sistem pembakaran yang rusak dapat menghasilkan
kehidupan yang singkat bagi komponen-komponen lainnya.
Hot Gas Path Inspaction (HGPI) adalah Pemeriksaan pada
bagian yang dilalui api. Pada inspeksi ini dilakukan pemeriksaan
pada seluruh combustor selection dan ditambah pada sisi blade
turbin namun hanya saja tidak sampai mengangkat poros turbin.
Proses pengecekan ini dilakukan dengan membuka casing dari
turbin.
Major Inspaction (MI) adalah melakukan pemeriksaan pada
seluruh komponen pembangkit listrik tenaga gas. Pada
pemeriksaan ini poros turbin diangkat dan seluruh part dari
pembangkit di inspeksi.
2.2.2 Combustion Selection (Ruang Bakar)
Menurut Boyce (2002) menjelaskan mengenai combuster selection
yaitu sebagai tempat terjadinya proses semua pembakaran dari udara
yang dikompresi pada compressor dengan bahan bakar. Hasil
Gambar 2.2 Combustion Selection(M. P. Boyce, 2002)
Page 27
13
pembakaran berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik
dengan mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang
berfungsi sebagai nozzle untuk turbin yang di jelaskan seperti gambar
2.2 diatas ini.(M. P. Boyce, 2002)
Komponen-komponen penting yang terdapat pada combuster
selection adalah. (M. P. Boyce, 2002)
Combustion chamber, berfungsi sebagai tempat bercampurnya
udara yang dikomprsi oleh compressor dan bahan bakar
Combustion basket, berfungsi sebagai pelindung ruang bakar,
dimana gas hasil pembakaran pada combustion liner akan
ditampung pada komponen ini
Combustion liners, posisinya terdapat didalam combustion
chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
pembakaran.
Fuel nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar
kedalam combustion liner.
Ignitors (spark plug), berfungsi sebagai untuk memercikan bunga
api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan
bakar dan udara dapat terbakar.
Transition pieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk
aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-
sudu turbin gas.
Cross fire tube , berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
Flame detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi
proses pembakaran yang terjadi.
Page 28
14
2.2.3 Macam-Macam Kegagalan pada Ruang Bakar
Faktor kegagalan pada suatu equipment dapat menyebabkan
kerugian yang sangat besar bagi suatu pembangkit. Berikut beberapa
faktor kegagalan yang terjadi pada combustion selection yang di
berikan berupa table 2.2 seperti berikut. (M. P. Boyce, 2002)
Table 2.2 Faktor Kegagalan Tiap Komponen
Komponen Sub Komponen Faktor Kegagalan
Combustion
Selection
Combuster
Chamber
Meledak,creep
Combuster Basket Meledak,creep,
lapisan tahan api
menipis,
Combuster Liner Meledak, creep,
fatigue, lapisan
tahan api menipis
Ignation Tertutup kerak
Flame Detector Tertutup kerak
Transision Pieces Meledak, creep,
fatigue,
Fuel Nozzle Korosi
Cross Fire Tube Creep, fatigue
Page 29
15
2.2.4 Faktor Kegagalan
Faktor kegagalan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan
oleh setiap perusahaan pembangkitan untuk dapat mengatasi bahkan
mengurangi potensi terjadinya suatu kegagalan.
1). Creep
Creep adalah kecenderungan material padat untuk bergerak
perlahan atau berubah bentuk secara permanen di bawah pengaruh
tekanan. Itu adalah hasil pemaparan dalam waktu lama terhadap
tingkat tegangan tinggi yang berada di bawah kekuatan dasar
material. Creep lebih kritis pada material yang terpapar panas untuk
waktu yang lama, dan mendekati titik leleh. Creep selalu berbanding
lurus dengan temperatur
2). Korosi panas
Korosi panas adalah oksidasi yang meluas yang disebabkan oleh
adanya deposit. Deposit tersebut dapat mengandung kontaminan
garam, seperti Na2S04, NaCI, dan V205. Kontaminan ini bergabung
untuk membentuk endapan cair. Tetapi korosi juga dapat ditingkatkan
oleh pengaruh zat padat atau gas. Fenomena ini jelas membatasi
umur material .
3). Erosi
Mesin turbin gas beroperasi di lingkungan yang tidak bersahabat
yang tercemar dengan partikel kecil yang rentan terhadap kerusakan
erosi. Pemeriksaan sejumlah sampel debu alam menunjukkan bahwa
quartz biasanya merupakan unsur erosif yang paling melimpah, jarang
turun di bawah 70% menurut beratnya. Erosi disebabkan oleh
komponen abrasif yang menghilangkan material komponen dari
permukaan. Hal ini menyebabkan sedikit perubahan bentuk dan
peningkatan kekasaran permukaan, terutama pada sisi tekanan.
Page 30
16
4). Kelelahan
Kelelahan adalah kerusakan struktural yang progresif dan
terlokalisasi yang terjadi ketika material mengalami pembebanan
siklik. Nilai tegangan maksimum nominal kurang dari batas tegangan
tarik, dan mungkin di bawah batas tegangan leleh material.
2.2.5 Risk Based Inspection (RBI)
Risk Based Inspection (RBI) merupakan metode yang
menggunakan resiko sebagai dasar untuk melakukan sebuah
inspeksi. Metode ini mengkategorikan perlatan operasional
berdasarkan tingkat resiko yang dimiliki. Hal ini dikarenakan tingkat
resiko pada setiap alat berbeda. Dengan digunakannya metode RBI
maka alat dengan resiko yang tinggi mendapatkan penanganan
khusus dan alat dengan tingkat resiko yang lebih rendah dapat
ditangani sesuai keperluan sehingga dapat mengurangi inspeksi
berlebihan. Adapun tujuan dari Risk Based Inspection akan di jelaskan
pada gambar 2.3 sebagai berikut .(Li et al., 2004)
1). Melindungi komponen dengan mengidentifikasi area yang
memiliki tingkat resiko tinggi.
2). Memperkirakan nilai resiko pada tiap peralatan.
3). Adanya prioritas berdasarkan nilai resiko yang terukur.
4). Merancang rencana inspeksi yang sesuai pada komponen untuk
dilakukan.
5). Secara sistematis mengatur resiko pada kegagalan komponen.
Inspeksi yang lebih efektif dapat mengurangi tingkat resiko
dengan mengurangi frekuensi adanya kegagalan di masa yang
akan datang, melalui tindakan corrective dan preventif yang
dilakukan.
Page 31
17
Gambar 2.3 Manajemen Pelaksanaan Inspeksi (Li et al., 2004)
Resiko dapat dihitung dengan mengalikan frekuensi terjadinya
kerusakan dengan akibat yang ditimbulkan dari resiko tersebut.
Resiko(Risk) =frekuensi terjadinya kerusakan (Probability) × akibat
(Consequence)
Gambar 2.4 Risk Manajement(Li et al., 2004)
Page 32
18
RBI mengunakan sistem matrix dalam menggolongkan tingkatan
resiko dari suatu komponen. Terdapat beberapa matrix yang dapat
digunakan bisa 3 x 3, 5 x 4, atau 6 x 6. Pada matrix ini akan
dikelompokan menjadi very high risk ,high risk ,substantial risk,
moderate risk, dan low risk . Di table 2.3 pada gambar (Gafar, 2013)
berikut:
Table 2.3 Penentuan Resiko
Page 33
19
2.2.7 Manajement Matrix Assessment
Menurut (Ghasemian et al., 2017) matrix kuantitatif dapat
digabungkan dengan matrix kualitatif yang akan membentuk matrix
semi-kualitatif. Pada matrix semi-kualitatif terdapat beberapa
peraturan dasar yaitu :
1). Matrix resiko harus didasarkan pada hasil yang didapatkan pada
dua faktor yaitu kemungkinan kegagalan dan akibat yang di terima
, kedua faktor tersebut haruslah diakui standartnya. (Ghasemian
et al., 2017) Dari kedua faktor tersebut itu lah yang nantinya
membangun hasil resiko yang didapat.
2). Hasil yang didapat berupa faktor kegagalan dan akibat kerusakan
harus dapat dijelaskan secara kualitatif atau berdasarkan data
yang di peroleh dilapangan dan memiliki batasan-batasan yang
menggambarkan keadaan data sebenarnya.
3). Hasil yang didapat R dari penilaian resiko harus menggambarkan
frekuensi terjadinya P kegagalan dan akibat C yang di dapatkan.
4). Mengunakan standar dari MIL-STD-882D yang merupakan
standar yang mudah digunakan dengan matrix 5 x 4.
(Departement of Defense Standard Practice USA, 2010) Pada
penelitian ini penulis menggunakan sistem dari US military
karena sistem ini sangat terkenal dan sangat tepat digunakan
pada sistem penentuan nilai resiko.
Page 34
20
2.2.8 Jenis-Jenis Penelitian Metode RBI
Menurut (American Petroleum Institute, 2008) Risk-Based
Inspection dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif. API 580 membagi jenis-jenis penilaian RBI menjadi 3 jenis,
yaitu kualitatif, semi-kuantitatif, dan kuantitatif. Spektrum analisis
resiko harus dianggap sebagai lanjutan dengan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif menjadi dua ekstrem dari kontinum dan segala sesuatu
di antara menjadi pendekatan semi-kuantitatif seperti ditunjukkan
pada gambar 2.4 sebagai berikut :
Gambar 2.4 Pendekatan Analisa RBI
Page 35
21
Study Literature
METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Berikut ini merupakan perancangan penelitian yang di buat.
Gambar 3.1 Perancangan kegiatan
Menghitung nilai frekuensi .
terjadinya kegagalan
Menghitung nilai akibat yang ditimbulkan
Menentukan Kategori Resiko dari
Hasil P dan C
Menjadwalkan Waktu
Pemeliharaan
Selesai
Menganalisa faktor kerusakan yang
terjadi pada Combuster Selection
Menentukan nilai resiko yang terjadi pada faktor
kegagalan dimasing-masing komponen
Resiko = Frekuensi terjadinya kerusakan (P) x Akibat
Page 36
22
3.2 Teknik Analisis
Penelitian yang digunakan merupakan penelitian jenis semi-kuantitatif
berdasarkan data-data dilapangan yang sudah ada dan
mengaplikasikannya pada metode yang digunakan pada penelitian
3.2.1 Study Literature
Study literature dilakukan untuk dapat memahami RBI (Risk Based
Inspaction). Dapat menentukan nilai resiko dari suatu penyebab
kurasakan yang terjadi pada komponen dan sekaligus dapat
memeringkatkan faktor kegagalan yang terjadi dengan menilai frekuensi
kegagalan dan akibat yang akan terjadi jika terjadi kegagalan. Setelah itu
penulis dapat melakukan identifikasi interwal waktu pemeliharaan yang
baik untuk komponen tersebut berdasarkan data-data pemeliharaan yang
sudah pernah dilakukan oleh suatu pembangkit.
Page 37
23
Fuel Nozzle
3.2.2 Menganalisa Faktor Kegagalan
Tenik menganalisa faktor kegagalan dapat ditunjukan pada diagram
dibawah ini.
Gambar 3.2 Diagram komponen combustion
Pada diagram diatas penulis akan mengambil contoh 6 komponen
yang akan di bahas dan faktor kegagalan akan disajikan dalam bentuk
table 3.3 di bawah ini. 6 contoh ini diambil karena keterbatasan
ketersediaan data yang di dapat.
Pembangkit
Listrik Tenaga
Compressor
Turbin
Combustion
Selection
Cross Fire
Tube
Ignition
Combustion
Liner
Transision
Pieces
Flame
Detector
Combuster
Basket
Page 38
24
Table 3.1 Faktor Kegagalan
Komponen Faktor Kegagalan
Combustion Liner Retak, Meledak dan
Kelelahan Material
Fuel Nozzle Korosi
Transision Pieces Retak, Kelelahan
Material
Ignition Deposit, Erosi
Combustion Basket Retak, Meledak dan
Kelelahan Material
Cross Fire Tube Retak, Kelelahan
Material
3.2.3 Penentuan Nilai Resiko
Menentukan nilai resiko dapat dilakukan dengan mengalikan
frekuensi terjadinya faktor kegagalan dengan akibat yang diakibat jika
terjadinya kerusakan pada sistem tersebut. untuk menentukan faktor-
faktor kegagalan dapat dilakukan dengan table3.4 tentang risk matrix
seperti contoh dibawah ini. (Departement of Defense Standard
Practice USA, 2010)
Page 39
25
Table 3.2 Menentukan Nilai Frekuensi Kegagalan
Menentukan nilai frekuensi terjadinya kegagalan dapat dilakuka
dengan menggunakan standart yang sudah digunakan oleh MIL-STD-
882D[8] pada standar ini digunakan membaginya berdasarkan 5
kategori yaitu Frequent, Probable, Occasional, Remote dan
Improbable dimana setiap kategori menggambarkan kemungkinan
terjadinya kegagalan. Berikut table 3.4 yang menunjukan batasan-
batasan dari setiap kategori. (Departement of Defense Standard
Practice USA, 2010)
Page 40
26
Table 3.3 Frekuensi kemungkinan terjadinya kegagalan
Frequent Greater than 1 in a year
Probable Less than 1 but greater than 0.1 in a year
Occasional Less than 0.1 but greater than 0.01 in a year
Remote Less than 0.01 but greater than 0.001 in a year
Improbable Less than 0.001 in a year
Pada table dijelaskan Frequent memiliki batasan jika kemungkinan
kegagalan dapat terjadi lebih dari 1 kali selama 1 tahun, Probable
memiliki batasan bila kemungkinan terjadinya kegagalan kurang dari
1 setiap tahunnya namun kemungkinan terjadinya 0.1 kejadian di
setiap tahunnya, Occasional memiliki batasan jika kemungkinan
kegagalan kurang dari 0.1 setiap tahunnya namun kemungkinan
kegagalannya lebih dari 0.01 kejadian setiap tahunnya , Remote
memiliki batasan jika kemungkinan kegagalan kurang dari 0.01 setiap
tahunnya namun dapat terjadi 0.001 kejadian setiap tahunnya ,
sedangkan untuk Improbable memiliki batasan dimana kemungkinan
kegagalannya kurang dari 0.001 kejadian setiap tahunnya .
Page 41
27
3.2.4 Menentukan Nilai Akibat Dari Kegagalan (C)
Untuk menentukan nilai dari akibat yang ditimbulkan jika terjadinya
kegagalan pada suatu failure mode. Penulis pengadopsi sistem yang
digunakan oleh MIL-STD-882D, menurut (Departement of Defense
Standard Practice USA, 2010) pada sistem yang digunakan akibat
kegagalan di bedakan berdasrkan 4 kategori , ke empat kategori
tersebut adalah Catastrophic, Critical, Marginal dan Negligible.
Catastrophic merupakan kategori yang paling beresiko sedangkan
Negligible merupakan kategori yang paling rendah resikonya. Untuk
lebih jelasnya akan di sajikan dalam bentuk table 3.5 dibawah ini.
(Departement of Defense Standard Practice USA, 2010)
Table 3.4 Kategori terhadap Kerusakan yang Terjadi
Catastrophic Plant shutdown, and may affect other system
components and environment
Critical Plant shutdown, no other effect
Marginal Degraded performance of plant
Negligible No affect to performance of plant
Pada table dijelaskan bahwa kategori catastrophic dapat
menyebabkan pembangkit berhenti dan kerusakan yang terjadi dapat
merusak komponen-komponen lainnya, critical pada kategori ini
kegagalan yang terjadi menyebabkan pembangkit berhenti namun
tidak mengakibatkan kerusakan pada komponen lainnya, marginal
pada kategori ini kegagalan yang terjadi mengakibatkan turunnya
kinerja dari pembangkit, negligible pada kategori ini tidak adanya efek
yang terjadi pada kinerja pembangkit,
Page 42
28
3.2.5 Menentukan Kategori Resiko
Untuk menentukan nilai dari kategori resiko yang didapan setelah
mendapatkan P dan C . penulis menggunakan sistem yang digunakan
oleh MIL-STD-882D. dimana pada sistem ini akan menghubungkan P
(Frekuensi terjadinya kegagalan) dan C (Akibat yang dapat
ditimbulkan jika terjadi kegagalan) yang didapat setiap failure mode.
Pada sistem ini akan didapat nilai dari 1-20 yang mempresentatifkan
kategori resiko yang didapat. Berikut akan dijelaskan pada table 3.6
dibawah ini sistem yang digunakan. (Departement of Defense
Standard Practice USA, 2010)
Table 3.5 Semi-kuantitatif risk assessment matrix
Page 43
29
Untuk mengetahui kategori yang didapat berdasarkan hasilnya
akan di jelaskan pada table 3.7 dibawah ini. (Departement of Defense
Standard Practice USA, 2010)
Table 3.6 Kategori Resiko
Batasan Kategori Resiko yang dipertanggung
jawabkan
1 – 5 Very High Tidak dapat diterima
6 – 10 High Sulit diterima
11 – 15 Medium Dapat di terima dengan penjelasan
yang logis
16 – 20 Low Dapat diterima tanpa adanya
penjelasan
3.2.6 Menjadwalkan Waktu Pemeliharaan
Penjadwalan waktu pemeliharaan akan ditentukan berdasrkan
data-data pemeliharaan yang sudah pernah dilakukan pada
pembangkit dan ditentukan berdasarkan sesi wawancara dengan
supervaisor senior pada bagia pemeliharaan terkait pengoprasian
pemeliharaan.
Page 44
30
3.3 Jadwal Penelitian
Table 3.7 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN FEB MARET APRIL MEI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Study
Literature
2 Observasi
Lapangan
3 Pengumpulan
Data
4 Analisa
Sistem
5 Pembuatan
Page 45
31
4.1 Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan hasil penelitian yang di dapatkan untuk komponen combustion
selection yang di teliti dengan menggunakan metode RBI dimana data
yang di ambil berdasarkan hasil inspeksi yang telah di lakukan oleh
pembangkit dalam kurun waktu selama 10 tahun terakhir dan dengan data
RCFA dari pembangkit menghasilkan kategori berikut untuk suatu faktor
kegagalan dari pembangkit.
Table 4.1 Hasil Kategori Kegagalan
Komponen Faktor Kegagalan & Kategori Resiko
Very High High Medium Low
Combustion
Liner
Melting
burn out
Hot spot
Overheating
Heavy
coated
demage
Crack
Combustion
Basket
Melting
burn out
Komposisi
segitiga
api
Erosi
Overheating
Heavy
coated
demage
Cross Fire
Tube
Melting
burn out
Hot spot
Erosi
Fuel Nozzle Deposit Erosi
Page 46
32
Transition
Piece
Melting
burn out
Hot spot
Erosi
Heavy
coated
demage
Deposit
Ignition Komposisi
segitiga
api
Page 47
33
4.3 Pembahasan
Berikut merupakan penjelasan terkait pembahasan hasil yang di dapat
pada skripsi ini.
4.3.1 Data general
Data secara umum yang di dapat berdasarkan kegagalan yang di
peroleh unit pembangkit tenaga gas.
Table 4.2 Data Kegagalan Pembangkit
No Komponen Penyebab Waktu Akibat
1 Combustion
Liner
Melting burn
out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2012
5 Desember 2013
Unit Trip
Merusak
komponen lain
Hot spot Hgpi desember 2011 Pembersihan
komponen
Overheating HGPI Desember 2012 Pergantian Unit
Heavy
coated
demage
HGPI Desember 2012 Pergantian unit
Sedikit crack CI Desember 2003 Komponen masih
dapat digunakan
dan di ganti pada
inspeksi
berikutnya
2 Combuster
Basket
Sedikit erosi HGPI Desember 2012 Pergantian unit
Page 48
34
No Komponen Penyebab Waktu Akibat
Komposisi
segitiga api
17 januari 2014 Unit trip
Melting burn
out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2012
5 Desember 2013
Unit Trip
Merusak
komponen lain
Heavy
coated
demage
HGPI Desember 2012 Pergantian unit
Sedikit
korosi
HGPI Januari 2010 Pergantian unit
Overheating HGPI Januari 2010 Pergantian unit
3 Cross Fire
Tube
Melting burn
out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2012
5 Desember 2013
Unit Trip
Merusak
komponen lain
Hot spot HGPI Januari 2010 Pembersihan
HGPI Desember 2011 Pergantian unit
Sedikit erosi HGPI Januari 2010 Pembersihan
4 Fuel Nozzle Erosi HGPI Januari 2010 Pergantian unit
HGPI Desember 2011 Pergantian unit
Deposit 17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2012
5 Desember 2013
Unit trip
Merusak
komponen lain
HGPI Januari 2010 Pergantian unit
HGPI Desember 2011 Pergantian unit
Page 49
35
No Komponen Penyebab Waktu Akibat
5 Transition
Piece
Melting burn
out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2012
5 Desember 2013
Unit Trip
Merusak
komponen lain
Sedikit erosi HGPI Desember 2012 Pergantian unit
Heavy
coated
demage
HGPI Desember 2012 Pergantian unit
Sedikit
deposit
HGPI Desember 2012 Pergantian unit
Hot spot HGPI Desember 2011 Pembersihan Unit
6 Ignition Komposisi
segitiga api
05 Desember 2019
4 maret 2017
Unit trip
Pergantian
komponen
Page 50
36
4.3.3 Frekuensi Terjadinya Kegagalan
Kegagalan yang terjadi pada 10 tahun terakhir yaitu periode tahun
2010 – 2020 pada pembangkit listrik tenaga gas di bali akan di zonasi
mengikuti pedoman dari (Departement of Defense Standard Practice
USA, 2010) seperti tabel di bawah ini.
1). Combustion Liner
Berikut merupakan pemetaan zona frekuensi kegagalan.
Table 4.3 Frekuensi kegagalan combustion liner
No Faktor Kegagalan Jumlah
Kejadian
Frekuensi selama
10 tahun
Zona
1 Melting burn out 4 0,4 Probable
2 Hot spot 1 0,1 Probable
3 Overheating 1 0,1 Probable
4 Heavy coated demage 1 0,1 Probable
5 Sedikit crack 1 0,1 Probable
Page 51
37
2). Combustion Basket
Berikut merupakan pemetaan zona frekuensi kegagalan.
Table 4.4 Frekuensi kegagalan combustion basket
No Faktor Kegagalan Jumlah
Kejadian
Frekuensi selama
10 tahun
Zona
1 Sedikit erosi 1 0.1 Probable
2 Komposisi segitiga api 1 0.1 Probable
3 Melting burn out 4 0.4 Probable
4 Heavy coated demage 1 0.1 Probable
5 Sedikit korosi 1 0.1 Probable
6 Overheating 1 0.1 Probable
3). Cross Fire Tube
Berikut merupakan pemetaan zona frekuensi kegagalan.
Table 4.5 Frekuensi kegagalan cross fire tube
No Faktor Kegagalan Jumlah
Kejadian
Frekuensi selama
10 tahun
Zona
1 Melting burn out 4 0,4 Probable
2 Hot spot 2 0,2 Probable
3 Sedikit erosi 1 0,1 Probable
Page 52
38
1). Fuel nozzle
Berikut merupakan pemetaan zona frekuensi kegagalan.
Table 4.6 Frekuensi kegagalan fuel nozzle
No Faktor Kegagalan Jumlah
Kejadian
Frekuensi selama
10 tahun
Zona
1 Erosi 2 0,2 Probable
2 Deposit 6 0,6 Probable
2). Transition Piece
Berikut merupakan pemetaan zona frekuensi kegagalan.
Table 4.7 Frekuensi kegagalan transition piece
No Faktor Kegagalan Jumlah
Kejadian
Frekuensi selama
10 tahun
Zona
1 Melting burn out 4 0,4 Probable
2 Sedikit erosi 1 0,1 Probable
3 Heavy coated demage 1 0,1 Probable
4 Sedikit deposit 1 0,1 Probable
5 Hot spot 1 0,1 Probable
Page 53
39
3). Ignition
Berikut merupakan pemetaan zona frekuensi kegagalan.
Table 4.8 Frekuensi kegagalan Ignition
No Faktor Kegagalan Jumlah
Kejadian
Frekuensi selama
10 tahun
Zona
1 Komposisi segitiga
api
1 0,1 Probable
4.3.4 Akibat Terjadinya Kegagalan
Akibat yang di sebabkan oleh suatu faktor kegagalan akan di
buatkan zonasi mengikuti podoman dari (Departement of Defense
Standard Practice USA, 2010) seperti tabel di bawah ini.
1). Combustion Liner
Berikut merupakak zona akibat dari kegagalan.
Table 4.9 Akibat kegagalan combustion liner
No Faktor Kegagalan Akibat yang ditimbulkan Zona
1 Melting burn out Unit trip
Merusak komponen lain
Catastrophic
2 Hot spot Pembersiihan
komponen
Negligible
3 Overheating Pergantian unit Negligible
4 Heavy coated
demage
Pergantian unit Negligible
Page 54
40
5 Sedikit crack Pembersihan dan unit
harus di ganti pada
inspeksi berikutnya
Negligible
2). Combustion Basket
Berikut merupakak zona akibat dari kegagalan.
Table 4.10 Akibat kegagalan combustion basket
No Faktor Kegagalan Akibat yang ditimbulkan Zona
1 Sedikit erosi Pergantian unit Negligible
2 Komposisi
segitiga api
Unit Trip Critical
3 Melting burn out Unit trip
Merusak komponen lain
Catastrophic
4 Heavy coated
demage
Pergantian unit Negligible
5 Sedikit korosi Pergantian unit Negligible
6 Overheating Pergantian unit Marginal
Page 55
41
3). Cross Fire Tube
Berikut merupakak zona akibat dari kegagalan.
Table 4.11 Akibat kegagalan cross fire tube
No Faktor Kegagalan Akibat yang ditimbulkan Zona
1 Melting burn out Unit trip
Merusak komponen lain
Catastrophic
2 Hot spot Pembersihan dan pada
inspeksi berikutnya di
lakukan pergantian
Negligible
3 Sedikit erosi Pembersihan Negligible
4). Fuel Nozzle
Berikut merupakak zona akibat dari kegagalan.
Table 4.12 Akibat kegagalan fuel nozzle
No Faktor Kegagalan Akibat yang ditimbulkan Zona
1 Erosi Pergantian unit Negligible
2 Deposit Unit trip
Merusak komponen lain
Di lakukan pergantian
unit
Catastrophic
Page 56
42
5). Transition Piece
Berikut merupakak zona akibat dari kegagalan.
Table 4.13 Akibat kegagalan transition piece
No Faktor Kegagalan Akibat yang ditimbulkan Zona
1 Melting burn out Unit trip
Merusak komponen lain
Catastrophic
2 Sedikit erosi Pergantian unit Negligible
3 Heavy coated
demage
Pergantian unit Negligible
4 Sedikit deposit Pergantian unit Negligible
5 Hot spot Pembersihan unit Negligible
6). Ignition
Berikut merupakak zona akibat dari kegagalan.
Table 4.14 Akibat kegagalan ignition
No Faktor
Kegagalan
Akibat yang ditimbulkan Zona
1 Komposisi
segitiga api
Unit trip Critical
Page 57
43
4.3.5 Menentukan Kategori Resiko
Penentuan kategori resiko pada setiap komponen ini bertujuan
mempermudah pemetaan dari nilai resiko suatu faktor kegagalan
yang mengikuti pedoman dari (Departement of Defense Standard
Practice USA, 2010).
1). Combustion Liner
Kategori resiko yang didapat pada komponen combustion liner
pada setiap faktor kegagalan adalah sebagai berikut.
Table 4.15 Kategori Resiko Komponen Combustion Liner
Dari data tabel di atas diperoleh bahwa melting burn out
memiliki kategori very high risk dan untuk hot spot, overheating,
heavy coated demage, dan crack memiliki kategori low risk
Consequence
Probability
Catastrophic Critical Marginal Negligible
Frequent
Probable Melting
burn out
Hot spot
Overheating
Heavy
coated
demage
Crack
Occasional
Remote
Improbable
Page 58
44
2). Combustion Basket
Kategori resiko yang didapat pada komponen combustion
basket pada setiap faktor kegagalan adalah sebagai berikut
Table 4.16 Kategori Resiko Komponen Combustion Basket
Consequence
Probability
Catastrophic Critical Ma
rgi
nal
Negligible
Frequent
Probable Melting
burn out
Komposisi
segitiga
api
Erosi
Overheating
Heavy
coated
demage
Occasional
Remote
Improbable
Dari data tabel di atas diperoleh bahwa melting burn out dan
komposisi segitiga api memiliki kategori very high risk sedangkan
untuk erosi, overheating, dan heavy coated demage, memiliki
kategori low risk
Page 59
45
3). Cross Fire Tube
Kategori resiko yang didapat pada komponen cross fire tube
pada setiap faktor kegagalan adalah sebagai berikut
Table 4.17 Kategori Resiko Komponen Cross Fire Tube
Consequence
Probability
Catastrophic Critical Marginal Negligible
Frequent
Probable Melting
burn out
Hot spot
Erosi
Occasional
Remote
Improbable
Dari data tabel di atas diperoleh bahwa melting burn out
memiliki kategori very high risk dan untuk hot spot dan erosi
memiliki kategori low risk
Page 60
46
4). Fuel nozzle
Kategori resiko yang didapat pada komponen fuel nozzle pada
setiap faktor kegagalan adalah sebagai berikut
Table 4.18 Kategori Resiko Komponen Fuel Nozzle
Consequence
Probability
Catastrophic Critical Marginal Negligible
Frequent
Probable Deposit Erosi
Occasional
Remote
Improbable
Dari data tabel di atas diperoleh bahwa deposit memiliki
kategori very high risk dan untuk erosi memiliki kategori low risk
Page 61
47
5). Transition Piece
Kategori resiko yang didapat pada komponen transition piece
pada setiap faktor kegagalan adalah sebagai berikut.
Table 4.19 Kategori Resiko Komponen Transition Piece
Consequence
Probability
Catastrophic Critical Marginal Negligible
Frequent Melting
burn out
Probable Hot spot
Erosi
Heavy
coated
demage
Deposit
Occasional
Remote
Improbable
Dari data tabel di atas diperoleh bahwa melting burn out
memiliki kategori very high risk dan untuk hot spot, erosi , heavy
coated demage, dan deposit memiliki kategori low risk
Page 62
48
6). Ignition
Kategori resiko yang didapat pada komponen ignition pada
setiap faktor kegagalan adalah sebagai berikut
Table 4.20 Kategori Resiko Komponen Ignition
Consequence
Probability
Catastrophic Critical Margin
al
Negligible
Frequent
Probable Komposisi
segitiga
api
Occasional
Remote
Improbable
Dari data tabel di atas diperoleh bahwa komposisi segitiga api
memiliki kategori very high risk
Page 63
49
4.3.6 Analisa Faktor Kegagalan
1). Combustio Liner
a). Melting Burn Out
Kegagalan ini terjadi pada combustion liner biasanya
terjadi karena sprei bahan bakar yang di keluarkan oleh fuel
nozzle melebihi zona pembakaran itu menyebabkan bahan
bakar meledak di luar zona tersebut. efeknya suhu yang
sangat panas akan mengenai material yang lapisan tahan
panasnya rendah dan menyebabkan pengikisan dari material
komponen, jika di teruskan maka akan menyebabkan
terjadinya kebocoran pada material tersebut dan merusak
seluruh komponen pada ruang bakar dan jika tidak cepat
terdeteksi akan menyebabkan kebakaran hebat pada
pembangkit.
b). Overheating
Kegagalan ini terjadi pada combustion liner biasanya
Overheating atau sering di sebut kelebihan panas terjadi
karena ada beberapa komponen yang eror atau gagal
berfungsi contohnya pada sehingga menyababkan
overheating, contohnya sprai nozel dari bahan bakar yang
menginjeksikan bahan bakar secara berbeda di setiap liner.
Overheating pada combustion biasanya jika suhu
pembakaran melebihi 600 °C pada pembangkit Alsthom
Atlantique dan General Electric dan 800°C pada
Westinghouse.
c). Hot Spot
Kegagalan yang terjadi pada combustion liner adalah
hot spot atau sering di sebut titik panas, ini terjadi karena ada
desain dari komponen yang melengkung dimana ujung
Page 64
50
lengkungannya biasanya memiliki beban panas yang lebih
besar dari bagian yang lainnya, hot spot dapat menyebabkan
erosi dan crack pada suatu komponen jika tidak di berikan
lapisan tahan api yang lebih pada bagian-bagian tertentu
d). Heavy Coated Demage
Kegagalan Heavy coated demage atau sering disebut
pengelupasan lapisan pelindung komponen dari panas, terjadi
pada combustion liner biasanya terjadi karena terjadinya
overheating di beberapa bagian dari pembangkit yang
mengakibatkan panas berlebih yang di terima pada sisi
tersebut membuat kualitas lapisan tahan api menjadi
berkurang dan apa bila terjadi terus menerus ditakutkan akan
menyebabkan melting burn out bahkan explosion jika panas
yang di terima berlebih yang tentunya akan sangat merugikan
pembangkit.
e). Crack
Kegagalan seperti crack dapat terjadi pada combustion
liner karena dengan terus terpapar panas berlebih dan
menyebabkan terkelupasnya lapisan tahan api
mengakibatkan material mengalami kelelahan dan dapat
mengakibatkan terjadinya retakan pada bagian material
tersebut.
2). Combustion Basket
a). Erosi
Kegagalan yang terjadi pada combustion basket dapat
berupa erosi, walaupun sedikit erosi ini berawal dari adanya
kesalahan dalam kombinasi komposisi dari segitiga api
sehingga menyebabkan terjadinya panas berlebih pada
Page 65
51
material dan dapat juga di timbulkan karena pola operasi dari
pembangkit yang menganut sisitem peaker dimana akan
beroperasi secara tertentu yang dapat menimbulkan adanya
endapan sisa pembakaran yang nantinya dapat
menyebabkan korosi yang saat beroperasi kembali akan
dikeluarkan oleh gas panas namun akibat itu terjadinya
pengikisan material pada bagian yang terkena korosi tersebut.
b). Koposisi Segitiga Api
Kegagalan di sisi ini dapat terjadi pada combustion
basket dikarenakan bisa akibat human eror atau dapat juga
karena adanya pengendapan pada sisi fuel nozzle, deposit ini
akan berakibat fatal bagi komponen karena dapat
mempengaruhi efisiensi pembakaran dari pembangkit karena
jumlah bahan bahan bakar yang masuk keruang bakar
menjadi lebih sedikit. Sehingga komposisi segitiga api
menjadi terganggu.
c). Melting Burn Out
Kegagalan melting burn out yang terjadi pada
combustion basket memiliki alasan yang sama dengan yang
terjadi pada combustion liner yaitu karena sprei bahan bakar
yang di keluarkan oleh fuel nozzle melebihi zona pembakaran
itu menyebabkan bahan bakar meledak di luar zona tersebut.
efeknya suhu yang sangat panas akan mengenai material
yang lapisan tahan panasnya rendah dan menyebabkan
pengikisan dari material komponen, jika di teruskan maka
akan menyebabkan terjadinya kebocoran pada material
tersebut dan merusak seluruh komponen pada ruang bakar
dan jika tidak cepat terdeteksi akan menyebabkan kebakaran
hebat pada pembangkit.
Page 66
52
d). Heavy Coated Demage
Kegagalan berupa heavy coated demage terjadi pada
combustion basket yang penyebabnya serupa dengan yang
terjadi pada combustion liner yaitu terjadinya overheating di
beberapa bagian dari pembangkit yang mengakibatkan panas
berlebih yang di terima pada sisi tersebut membuat kualitas
lapisan tahan api menjadi berkurang dan apa bila terjadi terus
menerus ditakutkan akan menyebabkan melting burn out
bahkan explosion jika panas yang di terima berlebih yang
tentunya akan sangat merugikan pembangkit.
e). Korosi
Korosi terjadi pada combustion basket di karenakan
adanyanya sisa pembangkaran yang terjadi pada combustion
basket akibat adanya pola operasi pembangkit yang
beroperasi secara waktu tertentu sehingga menimbulkan
endapan dari sisa pembakaran bahan bakar meskipun
kadarnya sangat sedikit.
f). Overheating
Faktor kegagalan berupa overheating yang terjadi pada
combustion basket di sebabkan oleh hal yang sama pada
umumnya yaitu karena ada beberapa komponen yang eror
atau gagal berfungsi contohnya pada sehingga menyababkan
overheating, contohnya sprai nozel dari bahan bakar yang
menginjeksikan bahan bakar secara berbeda di setiap liner.
Overheating pada combustion biasanya jika suhu
pembakaran melebihi 600 °C pada pembangkit Alsthom
Atlantique dan General Electric dan 800°C pada
Westinghouse.
Page 67
53
3). Cross Fire Tube
a). Melting Burn Out
Kegagalan ini terjadi pada cross fire tube di karenakan
oleh adanya panas yang tidak normal yang di terima dari
combustion liner sehingga menyebabkan material dari cross
fire tube menjadi mengalami kegagalan. Panas yang tidak
normal tersebut merusak lapisan tahan api dari komponen
yang memiliki lapisan yang lebih tipis dari pada yang di miliki
pada combustion liner, ini menyebabkan melelehnya material
karena tidak dapat menahan panas berlebih dari combustion
liner.
b). Hot Spot
Kegagalan ini terjadi pada cross fire tube karena pada
komponen ini memiliki design yang melengkung sehingga
pada sisi lengkungan tersebut biasanya mengalami hot spot.
Walaupun tidak membahayakan karena pada sisi tersebut
biasanya memiliki lapisan tahan api yang lebih baik namun
jika terjadi panas yang berlebih akan menyebabkan
terkikisnya lapisan tahan api, jika itu terjadi dapat
mengakibatkan crack pada material tersebut.
c). Erosi
Kegagalan ini terjadi pada cross fire tube di sebabkan
oleh adanya panas berlebih pada komponen, biasanya erosi
yang terjadi berupa terkikisnya lapisan tahan api dari
komponen.
Page 68
54
4). Fuel Nozzle
a). Erosi
Erosi yang terjadi pada fuel nozzle lebih banyak di
sebabkan karena pola operasi pembangkit yang hanya
beroperasi sewaktu-waktu ini berakibat adanya sedikit
pengendapan dari sisa bahan bakar yang masih sedikit
tersimpan di dalamnya, sehingga menimbulkan adanya
sedikit korosi.
b). Deposit
Biasanya terjadi pada pembangkit karena kualitas dari
bahan bakar yang kualitasnya kurang baik di tambah lagi
dengan saringan bahan bakar yang kotor sehingga
mengurangi fungsinya, fatalnya jika menyumbat fuel nozzle
akan mengakibatkan pembangkit trip , namun bila sebagian
akan menyebabkan semprotan bahan bakar melewati zona
dari zona pembakaran yang semestinya, inilah yang
menyebabkan dapat terjadinya melting burn out pada material
komponen lainnya.
5). Transition Piece
a). Melting Burn Out
Kegagalan ini terjadi akibat adanya panas berlebih yang
di kirimkan oleh combustion ke pada komponen sehingga
komponen tidak sanggup menerima panas tersebut sehingga
material komponen mengalami pengelupasan dan merusak
lapisan tahan api dari komponen tersebut.
Page 69
55
b). Erosi
Erosi terjadi pada komponen ini kemungkinannya sangat
kecil yang biasanya di sebabkan oleh penipisan lapisan tahan
api oleh paparan panas berlebih yang di terima dari
combustion yang menyebabkan terjadinya erosi.
c). Heavy Coated Demage
Penipisan lapisan tahan api pada komponen ini
disebabkan oleh faktor kegagalan yang hamper sama pada
komponen lainnya yaitu karena terjadinya overheating di
beberapa bagian dari komponen yang mengakibatkan panas
berlebih yang di terima pada sisi tersebut membuat kualitas
lapisan tahan api menjadi berkurang
d). Deposit
Deposit pada komponen ini terjadi sangat jarang bahkan
terjadinya sangat kecil. Namun pada komponen dapat tetap
terjadi karena sistem pola operasi pembangkit sebagai peak
load dimana pembangkit beroperasi sewaktu-waktu sehingga
menyebabkan adanya material yang mengalami korosi ,
korosi ini lah yang menimbulkan sedikit deposit.
e). Hot Spot
Hot spot yang terjadi di komponen ini memiliki
kesamaan penyebabnya dengan yang ada di komponen
lainnya yaitu karena adanya panas berlebih yang di terima
pada satu bagian tertentu saja. Meskipun pada komponen ini
sangat kecil kemungkinan terjadi kegagalan yang besar akibat
hot spot ini namun jika terkena suhu yang sangat extream
maka akan dapat menyebabkan crack pada komponen
sehingga dapat menyebabkan melting burn out pada
komponen ini
Page 70
56
6). Ignition
a). Komposisi Segitiga Api
Pada faktor kegagalan ini biasanya terjadi karena
pebandingan antara udara dan bahan bakar tidak cocok,
kegagalan ini berakibat pembangkit trip dan mengalami gagal
start dengan kegagalan ini menyebabkan kerugian operasi
pada pembangkit.
4.3.7 Penjadwalan Inspeksi
Penjadwalan inspeksi ini bertujuan memudahkan perusahaan
untuk menginspeksi komponen menurut faktor kegagalannya dan
inspeksi jenis apa yang tepat di lakukan pada suatu komponen.
1). Combustion Liner
Berikut merupakan rekomendasi inspeksi yang diberikan oleh
penulis.
Table 4.21 Rekomendasi Inspeksi pada combustion liner
No Faktor Kegagalan Rekomendasi Inspeksi Waktu
1 Melting burn out Pembersihan saringan
bahan bakar
Pengujian nozzle
Rutin setiap 1000 jam
2 Hot spot NDT Rutin setiap 8000 jam
3 Overheating NDT Rutin Setiap 8000 jam
4 Heavy coated
demage
Visual cek
Meningkatkan thickness
dan uniformity coating
hingga ±300 μm
Rutin setiap 4000 jam
5 Sedikit crack NDT Rutin setiap 8000 jam
Page 71
57
2). Combustion Basket
Berikut merupakan rekomendasi inspeksi yang diberikan oleh
penulis.
Table 4.22 Rekomendasi Inspeksi pada combustion basket
No Faktor Kegagalan Rekomendasi Inspeksi Waktu
1 Melting burn out Pembersihan saringan
bahan bakar
Pengujian nozzle
Rutin setiap 1000 jam
2 Komposisi
segitiga api
Pengecekan busi
Pengujian nozzle
Rutin setiap 3000 jam
3 Sedikit erosi Visual cek Rutin Setiap 4000
jam
4 Heavy coated
demage
Visual cek
Meningkatkan
thickness dan
uniformity coating
hingga ±300 μm
Rutin setiap 4000 jam
5 Sedikit korosi NDT Rutin setiap 8000 jam
6 Overheating NDT Rutin setiap 8000 jam
Page 72
58
3). Cross Fire Tube
Berikut merupakan rekomendasi inspeksi yang diberikan oleh
penulis.
Table 4.23 Rekomendasi Inspeksi pada cross fire tube
No Faktor Kegagalan Rekomendasi Inspeksi Waktu
1 Melting burn out kontrol suhu
pembakaran pada
combustion
Pengujian nozzle
bahan bakar
Rutin setiap
operasi
Rutin setiap 1000
jam
2 Hot spot NDT Rutin setiap 8000 jam
3 Sedikit erosi Visual cek Rutin Setiap 4000
jam
Page 73
59
4). Fuel Nozzle
Berikut merupakan rekomendasi inspeksi yang diberikan oleh
penulis.
Table 4.24 Rekomendasi Inspeksi pada fuel nozzle
No Faktor Kegagalan Rekomendasi Inspeksi Waktu
1 Erosi NDT
Visual Cek
Rutin setiap 6000
jam
2 Deposit Pengujian fuel nozzle
Pembersihan fuel oil
treatment
Monitoring pressure
nozzle ruang bakar 1-
8 jika terjadi deviasi >
100 psi
Rutin setiap 1000
jam
Rutin setiap 1000
jam
Setiap operasi
Page 74
60
5). Transition Piece
Berikut merupakan rekomendasi inspeksi yang diberikan oleh
penulis.
Table 4.25 Rekomendasi Inspeksi pada transition piece
No Faktor Kegagalan Rekomendasi Inspeksi Waktu
1 Melting burn out Pembersihan saringan
bahan bakar
Pengujian nozzle
Rutin setiap 1000 jam
2 Sedikit erosi Visual cek Rutin setiap 4000 jam
3 Heavy coated
demage
Visual cek
Meningkatkan
thickness dan
uniformity coating
hingga ±300 μm
Rutin Setiap 4000
jam
4 Sedikit deposit Visual cek Rutin setiap 4000 jam
5 Hot spot NDT Rutin setiap 8000 jam
Page 75
61
6). Iginition
Berikut merupakan rekomendasi inspeksi yang diberikan oleh
penulis.
Table 4.26 Rekomendasi Inspeksi pada ignition
No Faktor Kegagalan Rekomendasi Inspeksi Waktu
1 Komposisi
segitiga api
Pengecekan Busi dan
perlengkapannya
Review persiapan start
dengan jenis bahan
bakar yang akan di
gunakan
Rutin setiap 1000
jam
Setiap start
Page 76
62
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh saat penelitian berlangsung dimana
menentukan kategori resiko yang didapat pada faktor kegagalan pada
pembangkit listrik tenaga gas khususnya pada combustion selection yang
ada di bali hasil yang di dapat berupa :
1). Faktor kegagalan dari combustion selection adalah melting burn
out , korosi, erosi, overheating, heavy coated demage dan
komposisi segitiga api. Data di peroleh laporan RCFA dan
maintenance rutin selama 10 tahun terakhir.
2). Untuk menentukan kategori dari kegagalan penulis menggunakan
reverensi dari MIL-STD-882D. dengan memadukan frekuensi
kejadian dan akibat dari kejadian tersebut sehingga mendapatkan
hasil sebagai berikut, very high terdapat pada faktor kegagalan
yaitu melting burn out, komposisi segitiga api dan deposit, untuk
kategori low terdapat 4 faktor kegagalan yaitu erosion, corosion,
heavy coated demage , dan hot spot.
3). Penentuan jadwal inspeksi dan metode inspeksi di berikan
berdasarkan kategori kegagalan seperti pada fuel nozzle yang
perlu di lakukannya predictive maintenance dengan pengujian
nozzle setiap 1000 jam operasi untuk menghindari melting burn
out pada komponen lain. Untuk faktor kegagalan overheating,
korosi, erosi,penipisan lapisan tahan api, dan deposit dapat di
lakukan inspeksi NDT dan pengecekan visual setiap 2 kali
inspeksi normal berlangsung.
Page 77
63
5.2 Saran
Adapun saran yang di berikan penulis yang perlu diperhatikan
kedepannya adalah :
1). Untuk menentukan kategori resiko ini perlunya menentukan akar
masalah dari terjadinya proses kegagalan yang terjadi pada suatu
komponen untuk dapat mengurangi terjadinya kerugian pada
pembangkit dan perlunya keterbukaan data ats hal tersebut.
Page 78
64
Daftar Pustaka
American Petroleum Institute. (2008). Risk-based Inspection (Issue May 2002).
Boyce, H. (2016). Gas Turbine Engineering Handbook, Second Edition.
https://www.accessengineeringlibrary.com/content/book/9780071839778
Boyce, M. P. (2002). GasTurbine Engineering Handbook. In American Society of Mechanical Engineers.
Departement of Defense Standard Practice USA. (2010). DEPARTMENT OF DEFENSE STANDARD PRACTICE Environment , Safety , and Occupational Health Risk Management Methodology for Systems Engineering (Issue March).
Gafar, A. (2013). Development of Risk Assessment Model for Gas Turbine. September.
General Electric Industrial. (1994). GE Industrial & Power Systems (Vol. 0, Issue June).
Ghasemian, H., Zeeshan, Q., & Firouzi, D. A. (2017). Failure Mode and Effect Analysis of Gas Turbine Power Plant Systems (GTPPSs). January.
Li, D., Zhang, S., & Tang, W. (2004). Risk based inspection planning for ship structures usinq a decision tree method. Naval Engineers Journal, 116(2), 73– 84. https://doi.org/10.1111/j.1559-3584.2004.tb00269.x
Nugraha, A. (2016). Studi Aplikasi Risk-Based Inspection ( Rbi ) Menggunakan Api 581 Pada Fuel Gas Scrubber Research of Application Risk Based Inspection ( Rbi ) Using Api 581 on Fuel.
PT. INDONESIA POWER. (2016). Pedoman up bali (Issue 238).
Qathafi, M., & Sulistijono. (2015). Studi Aplikasi Metode Risk Based Inspection (RBI) Semi-Kuantitatif API 581 pada Production Separator. 4(1).
Page 79
65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Personal
NIM : 2016-12-036
Nama : I Gusti Arya Agung Sudiksa
Tempat/Tgl.Lahir : Denpasar, 19 November 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Belum Kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Program Studi : S1 Teknik Mesin
Universitas : Institut Teknologi PLN
Alamat Rumah : Jalan Padang Gajah III LINK. BALUN. Padang Sambian Kelod. Denpasar Barat. Bali
Telp(Handphone) 088801037300
Email : [email protected]
B. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 2 Gilimanuk - 2004 - 2010
SMP SMPN 3 Tabanan - 2010 – 2013
SMA SMAN 1 Tabanan IPA 2013 – 2016
Page 80
66
UNIVERSITAS Institut Teknologi PLN S1 Teknik Mesin 2016-
Sekarang
Page 81
67
LAMPIRAN
Lampiran A. Lembar Bimbingan Proyek Akhir Skripsi
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR SKRIPSI
Nama Mahasiswa : I Gusti Arya Agung Sudiksa
NIM : 2016 – 12 – 036
Fakultas : Teknologi dan Bisnis Energi
Program Studi : S1 Teknik Mesin
Pembimbing Utama : Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc., Ph.D.
Judul Tugas Akhir : ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN RESIKO PADA
KOMPONEN COMBUSTION SELECTION PLTG
BALI
No.
Hari,Tanggal
Materi Bimbingan
1.
14-12-19 Mengajukan nama dosen pembimbing skripsi serta
mendiskusikan mengenai topik bahasan.
2.
07-01-19 Konsultasi tentang proposal skripsi yang dibahas.
Pembahasan ini mengarah kedalam jenis penjurusan yang
Page 82
68
No.
Hari,Tanggal
Materi Bimbingan
di ambil dan hasil yang di dapat berupa untuk materi lebih
mengarah ke Remaining Life Assessment dan Rekaya
Turbin Gas
3.
10-01-20
Diskusi mengenai permasalahan yang ditemukan dalam
topik bahasan. Pembahasan ini mengarah kedalam
permasalahan yang ada pada turbin gas. Dengan hasil
pembahasan berupa, pltg biasanya dilakukan
pemeliharaan berdasarkan time base dan sering terjadi
proses kegagalan yang di sebabkan oleh kerusakan dari
faktor lingkungan pembangkit dan cara inspeksinya tidak
tecantum dalam manual book maka di butuhkan metode
untuk menangani kasus tersebut yaitu RBI.
4.
04-02-20
Revisi pembahasan skripsi di lakukan untuk mengetahui
tanggapan pembimbing terhadap draft yang di kerjakan
oleh mahasiswa.
5.
17-01-20
Pembahasan mengenai metode yang dilakukan pada
penelitian. Karena dalam RBI terdapat sangat banyak
metode jadi mahasiswa harus memilih metode yang tepat
untuk mengerjakan skripsi ini. Dan hasil yang di peroleh
berupa metode MIL-STD-882D
6.
04-02-20 Melakukan
proposal.
bimbingan sebelum melakukan sidang
Page 83
69
No.
Hari,Tanggal
Materi Bimbingan
7.
17-05-20
Bimbingan tentang pembahasan serta metode yang
digunakan. Setelah data di peroleh mahasiwa mengolah
data sesuai dengan metode yang digunakan.
8.
25-05-20 Mencari solusi atas kendala yang dihadapi karena adanya
pandemic Covid-19
9.
13-06-20 Revisi tentang analisi dan pembahasan serta pembuatan
abstrak.
10.
15-07-20 Bimbingan tentang penyelesaian kesimpulan dan saran
pada penelitian.
11.
20-07-20 Konsolidasi akhir dan evaluasi mengenai skripsi secara
keseluruhan
12.
14-08-20
Pengesahan skripsi.
Jakarta, 31 Agustus 2020
Dosen Pembimbing
(Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc., Ph.D.)
Page 84
70
Lampiran B. Nilai Resiko
Nilai Resiko
Untuk menentukan nilai resiko dari faktor kegagalan yang ada menurut
MIL-STD-882D penilaian resiko di berikan poin seperti table diatas.
Dengan itu makanya faktor kegagalan yang terjadi pada pembangkit listrik
tenaga gas di Bali dapat di katagorikan sebagai berikut :
1). Combustion Liner
Pada komponen combustion liner ini berikut merupakan faktor
kegagalan yang memiliki kategori kegagalan seperti di bawah ini
Table Nilai resiko komponen combustion liner
No Faktor Kegagalan Nilai Kategori
1 Melting burn out 2 Very High
2 Hot spot 16 Low
3 Overheating 16 Low
4 Heavy coated demage 16 Low
5 Sedikit crack 16 Low
Page 85
71
2). Combustion Basket
Pada komponen combustion basket ini berikut merupakan
faktor kegagalan yang memiliki kategori kegagalan seperti di
bawah ini
Table Nilai resiko komponen combustion basket
No Faktor Kegagalan Nilai Kategori
1 Melting burn out 2 Very High
2 Komposisi segitiga api 9 High
3 Overheating 16 Low
4 Heavy coated demage 16 Low
5 Sedikit korosi 16 Low
6 Sedikit erosi 16 Low
3). Cross Fire Tube
Pada komponen cross fire tube ini berikut merupakan faktor
kegagalan yang memiliki kategori kegagalan seperti di bawah ini
Table Nilai resiko komponen cross fire tube
No Faktor Kegagalan Nilai Kategori
1 Melting burn out 2 Very High
2 Hot spot 16 Low
3 Sedikit erosi 16 Low
4). Fuel Nozzle
Pada komponen fuel nozzle ini berikut merupakan faktor
kegagalan yang memiliki kategori kegagalan seperti di bawah ini
Page 86
72
Table Nilai resiko komponen fuel nozzle
No Faktor Kegagalan Nilai Kategori
1 Erosi 16 Low
2 Deposit 2 Very High
5). Transition Piece
Pada komponen transition piece ini berikut merupakan faktor
kegagalan yang memiliki kategori kegagalan seperti di bawah ini
Table Nilai resiko komponen transition piece
No Faktor Kegagalan Nilai Kategori
1 Melting burn out 2 Very High
2 Sedikit erosi 16 Low
3 Heavy coated demage 16 Low
4 Sedikit deposit 16 Low
5 Hot spot 16 Low
6). Ignition
Pada komponen ignition ini berikut merupakan faktor kegagalan
yang memiliki kategori kegagalan seperti di bawah ini
Table Nilai resiko komponen ignition
No Faktor Kegagalan Nilai Kategori
1 Komposisi segitiga api 9 High
Page 87
73
Lampiran C. Data Kegagalan Unit Pembangkit
Alsthom Atlantique
No Komponen Penyebab Waktu Akibat
1 Combustion
Basket
Overheating HGPI Januari 2010 Pergantian Unit
2 Fuel Nozzle Erosi HGPI Januari 2010 Pergantian Unit
3 Transition
Piece
Korosi HGPI Januari 2010 Pergantian Unit
Erosi HGPI Januari 2010 Pergantian Unit
Hot Spot HGPI Januari 2010 Pembersihan
4 Cross Fire
Tube
Hot Spot HGPI Januari 2010
HGPI Desember 2011
Pembersihan
5 Combustion
Liner
Hot spot HGPI Desember 2011 Pergantian Unit
6 Ignition Segitiga Api 05 Desember 2019
4 Maret 2017
Unit Trip
General Electric
No Komponen Penyebab Waktu Akibat
1 Combustion
Basket
Erosi HGPI Desember 2011 Pergantian Unit
Heavy Coated
Demage
HGPI Desember 2012 Pergantian Unit
2 Transition
Piece
Heavy Coated
Demage
HGPI Januari 2010 Pergantian Unit
Erosi HGPI Januari 2010 Pergantian Unit
3 Combustion
Liner
Crack CI Desember 2003 Pergantian Unit
Overheating HGPI Desember 2011 Pergantian Unit
Page 88
74
Westinghouse (3-4)
No Komponen Penyebab Waktu Akibat
1 Combustion
Basket
Melting Burn
Out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2013
14 September 2012
Unit Trip
Merusak
Komponen Lain
2 Transition
Piece
Melting Burn
Out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2013
14 September 2012
Unit Trip
Merusak
Komponen Lain
3 Combustion
Liner
Melting Burn
Out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2013
14 September 2012
Unit Trip
Merusak
Komponen Lain
4 Cross Fire
Tube
Melting Burn
Out
17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2013
14 September 2012
Unit Trip
Merusak
Komponen Lain
5 Fuel Nozzle Deposit 17 Januari 2014
17 Juli 2012
14 Desember 2013
14 September 2012
Unit Trip
Merusak
Komponen Lain
Page 89
75
Lampiran D. Data RCFA PLTG unit 3-4
Page 116
102
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Sidang Tugas Akhir hari : Sabtu, 22 Agustus 2020 Jam: 10.00-11.00
Nama Mahasiswa : I Gusti Arya Agung Sudiksa.
N I M : 201612036
Judul : ANALISA SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI
Oleh sidang ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus menyempurnakan Proyek Akhir/Skripsi dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 22 Agustus, 2020 dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1.Perbaiki skripsi sesuai dengan saran dari dosen penguji.
Apabila dalam jangka waktu tersebut mahasiswa y.b.s tidak dapat menyelesaikan REVISI harus kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi di periode selanjutnya.
Mahasiswa Arya Agung Sudiksa
Pembimbing Martin Ketua Sidang DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi I Gusti
Arya Agung
Digitally signed by I Gusti DN: C=ID, OU=S1 Teknik
Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung Sudiksa,
[email protected] Reason: I am the author of
this document Location: your signing location here
Date: 2020-09-06 23:55:12 Foxit Reader Version: 9.7.2
Choirul Fatah
Digitally signed by Martin Choirul Fatah Date: 2020.09.08 15:26:58 +07'00'
Andika W.
Digitally signed by Andika W. Pramono
dan Bisnis Energi, O=Institut Teknologi - PLN, CN=Andika W. Pramono, [email protected] Reason: I am approving this document Location: your signing location here Date: 2020-09-08 14:40:53 Foxit Reader Version: 10.0.1
I Gusti Arya Agung Sudiksa
Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc., Ph.D.
Andika Widya Pramono, Prof. Dr., Ing., M.Sc
Proyek Akhir/Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Sabtu , 29 Agustus,2020
Mahasiswa Pembimbing Ketua Sidang
I Gusti Arya
Agung Sudiksa
Digitally signed by I Gusti Arya Agung Sudiksa
DN: C=ID, OU=S1 Teknik
Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung Sudiksa, [email protected] Reason: I am the author of this document
Location: your signing location here
Date: 2020-09-06 23:55:38 Foxit Reader Version: 9.7.2
Martin Choirul Fatah
Digitally signed by Martin Choirul Fatah Date: 2020.09.08 15:27:26 +07'00'
Digitally signed by Andika W. Pramono DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi
dan Bisnis Energi, O=Institut Teknologi - PLN, CN=Andika W. Pramono, [email protected]
Reason: I am approving this document Location: your signing location here
Date: 2020-09-08 14:41:23 Foxit Reader Version: 10.0.1
I Gusti Arya Agung
Sudiksa.
Martin Choirul Fatah, S.T., M.Sc.,
Ph.D.
Andika Widya Pramono, Prof. Dr., Ing.,
M.Sc
Pramono Sudiksa
Pramono Andika W.
Page 117
103
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Sidang Tugas Akhir hari : Sabtu, 22 Agustus 2020 Jam: 10.00-11.00
Nama Mahasiswa : I Gusti Arya Agung Sudiksa.
N I M : 201612036
Judul : ANALISA SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI
Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 22 Agustus ,2020 dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Harap segala masukan dari bu ros & pak hendri dapat di akomodir di skripsi
Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi/ Tesis.
Mahasiswa Digitally signed by I Gusti Arya Agung Sudiksa
DN: C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung
Penguji
Digitally signed by Andika W. Pramono DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Institut Teknologi - PLN, CN=Andika W. Pramono,
Agung Sudiksa
Sudiksa, [email protected]
Reason: I am the author of this
document
Location: your signing location here Date: 2020-09-06 23:56:01 Foxit Reader Version: 9.7.2
[email protected] Reason: I am approving this document Location: your signing location here Date: 2020-09-08 14:39:43 Foxit Reader Version: 10.0.1
I Gusti Arya Agung Sudiksa. Andika Widya Pramono. Dr.,Ing.,M.Sc
Proyek Akhir/Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Sabtu , 29 Agustus, 2020
Mahasiswa Penguji
I Gusti Arya
Agung Sudiksa
Digitally signed by I Gusti Arya Agung Sudiksa
DN: C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung Sudiksa, [email protected] Reason: I am the author of this document
Location: your signing location here
Date: 2020-09-06 23:56:24 Foxit Reader Version: 9.7.2
Andika W. Pramono
Digitally signed by Andika W. Pramono DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Institut Teknologi - PLN, CN=Andika W. Pramono, [email protected] Reason: I am approving this document Location: your signing location here Date: 2020-09-08 14:40:14 Foxit Reader Version: 10.0.1
I Gusti Arya Agung Sudiksa. Andika Widya Pramono. Dr.,Ing.,M.Sc
I Gusti Arya Andika W. Pramono
Page 118
104
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Sidang Tugas Akhir hari : Sabtu, 22 Agustus 2020 Jam: 10.00-11.00
Nama Mahasiswa : I Gusti Arya Agung Sudiksa.
N I M : 201612036
Judul : ANALISA SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI
Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 22 Agustus ,2020 dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Tambahkan evaluasi dari kegagalan yang terjadi buat pengelompokan zona kuning, hijau, merah secara keseluruhan
2. Buat evaluasi dari kegagalan yang terjadi 10 tahun di masing-masing unit.
Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi/ Tesis.
Mahasiswa Digitally signed by I Gusti Arya
Penguji Digitally signed by Roswati Nurhasanah
Agung Sudiksa
Agung Sudiksa DN: C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung Sudiksa, [email protected] Reason: I am the author of this document Location: your signing location here Date: 2020-09-06 23:56:49 Foxit Reader Version: 9.7.2
Roswati DN: OU=Institut Teknologi PLN, O=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, CN=Roswati Nurhasanah, [email protected] Reason: I am the author of this document Location: your signing location here
Date: 2020-09-08 06:27:02 Foxit Reader Version: 10.0.0
I Gusti Arya Agung Sudiksa. Roswati Nurhasanah, S.T., M.T
Proyek Akhir/Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Sabtu , 29 Agustus, 2020
Mahasiswa Penguji
I Gusti Arya
Agung Sudiksa
Digitally signed by I Gusti Arya Agung Sudiksa
DN: C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung Sudiksa, [email protected] Reason: I am the author of this document
Location: your signing location here
Date: 2020-09-06 23:57:15 Foxit Reader Version: 9.7.2
Roswati
Digitally signed by Roswati Nurhasanah DN: OU=Institut Teknologi PLN, O=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, CN=Roswati Nurhasanah, [email protected]
Reason: I am the author of this document Location: your signing location here Date: 2020-09-08 06:26:43
Foxit Reader Version: 10.0.0
I Gusti Arya Agung Sudiksa. Roswati Nurhasanah, S.T., M.T
I Gusti Arya
Nurhasanah
Nurhasanah
Page 119
105
FORMULIR Kode
Semester Genap
RANGKUMAN PERBAIKAN SIDANG PROYEK AKHIR /SKRIPSI
Thn Akademik 2019/2020
Halaman 1 Dari 1 Halaman
Sidang Tugas Akhir hari : Sabtu, 22 Agustus 2020 Jam: 10.00-11.00
Nama Mahasiswa : I Gusti Arya Agung Sudiksa.
N I M : 201612036
Judul : ANALISA SISTEM PENGOLAHAN RESIKO KOMPONEN COMBUSTION SELECTION PADA PLTG BALI
Oleh penguji yang bertanda tangan dibawah ini ditetapkan bahwa mahasiswa y.b.s harus menyempurnakan skripsinya dalam waktu satu minggu, yaitu pada tanggal 22 Agustus ,2020 dengan perbaikan – perbaikan sbb :
1. Revisi judul sesuaikan dengan isi
2. Terkait alasan pemilihan komponen halaman 22 jelaskan (sudah sesuaikah)
3. Apakah interval kejadian bisa di jadikan atau dimasukan kedalam analisa – (cek literatur)
Apabila dalam jangka waktu tersebut saya tidak dapat menyelesaikan REVISI dan saya bersedia kembali mengulang mengikuti ujian sidang Proyek Akhir/ Skripsi/ Tesis.
Mahasiswa Digitally signed by I Gusti Arya Agung Sudiksa
DN: C=ID, OU=S1 Teknik Mesin,
O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung
Penguji Digitally signed by Hendri
DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Program Studi Sarjana Teknik Mesin, CN=Hendri,
Agung Sudiksa
Sudiksa, [email protected]
Reason: I am the author of this document
Location: your signing location here
Date: 2020-09-06 23:57:40 Foxit Reader Version: 9.7.2
[email protected] Reason: I am the author of this document
Location:
Date: 2020-09-08 15:04:02 Foxit Reader Version: 9.4.1
I Gusti Arya Agung Sudiksa. Hendri, S.T, M.T
Proyek Akhir/Skripsi telah diperbaiki sesuai yang ditetapkan, pada hari Sabtu , 29 Agustus, 2020
Mahasiswa Penguji
I Gusti Arya
Agung Sudiksa
Digitally signed by I Gusti Arya Agung Sudiksa DN: C=ID, OU=S1 Teknik Mesin, O=IT-PLN, CN=I Gusti Arya Agung Sudiksa, [email protected] Reason: I am the author of this document Location: your signing location here Date: 2020-09-06 23:58:05 Foxit Reader Version: 9.7.2
Hendri
Digitally signed by Hendri DN: C=ID, OU=Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi, O=Program Studi Sarjana Teknik Mesin, CN=Hendri, [email protected] Reason: I am the author of this document Location: Date: 2020-09-08 15:04:57 Foxit Reader Version: 9.4.1
I Gusti Arya Agung Sudiksa. Hendri, S.T, M.T
I Gusti Arya
Hendri