Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Dalam bidang farmasi khususnya kimia farmasi sering dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasi organoleptik, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa. Pada percobaan ini akan dianalisis senyawa antipiretik dan analgetik yaitu dari tablet paracetamol dan methampiron secara kuantitatif yakni dengan menggunakan metode yang disebut dengan metode diazotasi untuk paracetamol dan metode iodimetri untuk metamphiron. Diazotasi merupakan analisis kuantitatif yang berdasar pada reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit sebagai penitrannya yang berlangsung dalam suasana asam dan membentuk garam diazonium, sedangkan iodimetri merupakan analisis kuantitatif yang berdasar pada reaksi reduksi-oksidasi yang dilakukan dengan titrasi secara langsung. Analisis senyawa ini dianggap penting sebagaimana diketahui senyawa ini merupakan zat aktif yang dapat digunakan sebagai analgetik atau penghilang rasa nyeri dan antipiretik atau penurun panas atau demam, sehingga dapat diketahui bagaimana sifat dari senyawa ini seperti kemurniaanya. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini. I.2. Maksud dan tujuan percobaan I.2.1. Maksud percobaan Dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisa obat paracetamol dan methampiron dengan suatu metode.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik
BAB I
PENDAHULUANI.1. Latar belakang
Dalam bidang farmasi khususnya kimia farmasi seringdilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupunkuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasiorganoleptik, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untukmenentukan kadar suatu senyawa.
Pada percobaan ini akan dianalisis senyawa antipiretik dananalgetik yaitu dari tablet paracetamol dan methampiron secarakuantitatif yakni dengan menggunakan metode yang disebut denganmetode diazotasi untuk paracetamol dan metode iodimetri untukmetamphiron.
Diazotasi merupakan analisis kuantitatif yang berdasar padareaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit sebagaipenitrannya yang berlangsung dalam suasana asam dan membentukgaram diazonium, sedangkan iodimetri merupakan analisiskuantitatif yang berdasar pada reaksi reduksi-oksidasi yangdilakukan dengan titrasi secara langsung.
Analisis senyawa ini dianggap penting sebagaimana diketahuisenyawa ini merupakan zat aktif yang dapat digunakan sebagaianalgetik atau penghilang rasa nyeri dan antipiretik atau penurunpanas atau demam, sehingga dapat diketahui bagaimana sifat darisenyawa ini seperti kemurniaanya. Hal inilah yangmelatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.I.2. Maksud dan tujuan percobaan
I.2.1. Maksud percobaanDapat mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisa
obat paracetamol dan methampiron dengan suatu metode.
I.2.2. Tujuan percobaan1. Untuk mengetahui dan memahami cara penentuan kadar paracetamoldengan metode diazotasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara penentuan kadar methampirondengan metode iodometri.I.3. Prinsip percobaan
Analisis senyawa paracetamol menggunakan metode diazotasi denganmelarutkannya dalam senyawa asam, kemudian ditambahkan indikatordalam dan dititrasi dengan NaNO2, sehingga terbentuk garamdiazonium berwarna hijau toska.
Analisis senyawa methampiron menggunakan metode iodimetri denganmenggunakan iodium sebagai penitrannya untuk menentukan kadardari methampiron yang mempunyai potensial reduksi lebih kecildaripada iodium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAII.1. Teori umum
eeIodimetri merupakan titrasi berdasarkan reaksi reduksi-okidasi secara langsung. Iodium merupakan okdidator yang relativkuat dimana iodin akan direduksi menjadi iodida (5).
Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada perpindahanelektron antara titran dan analit. Jenis titrasi ini biasanyamenggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipundemikian penggunaan indikator yang dapat berubah warnanya denganadanya kelebihan titran juga sering digunakan (5).
Analgetik atau obat penghalang rasa sakit adalah zat-zatyang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkankesadaran (berbeda dengan anestesi umum) (6).
II.2. Uraian bahan1. Asam klorida (7:53)
Nama resmi : ACIDUM CHLORIDUMNama lain : Asam kloridaRM/BM : HCl/36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jikadiencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam.
2. Natrium nitrit (7:714)Nama resmi : NATRII NITRITNama lain : Natrium nitritRM/BM : NaNO2/69,00
Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih kekuningan, rapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalametanol 95% P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan : Sebagai penitran.
3. Aquades (7:96)Nama resmi : AQUA DESTILLATANama lain : Air sulingRM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidakmempunyai rasa.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. Tropeolin OOTrayek PH : 1,3-3,2Perubahan warna : merah-kuning.Kegunaan : Sebagai indikator.
5. Metilen biruTrayek PH : 3,0-4,6Perubahan warna : kuning-biruKegunaan : Sebagai indikator.
6. Indikator kanji (7:93)Nama resmi : AMILUM MANIHOTNama lain : Amilum/pati kentangPemerian : Serbuk halus, putih, tidakberbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan : Sebagai indikator.
7. I2 (7:316)Nama resmi : IODUMNama lain : IodiumRM/BM : I/126,91
Pemerian : keping atau butir, berat, mengkilat sepertilogam;hitam kelabu; bau khas.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 300 bagian air, dalam 13bagian etanol (95 %) P. dalam lebih kurang 80 bagian gliserol Pdan dalam lebih kurang 7 bagian karbondisulfida P ; larut dalamkloroform P dan dalam karbontetraklorida P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan : Sebagai penitran.
8. H2SO4 (7:58)Nama resmi : ACIDUM SULFURICUMNama lain : Asam sulfatRM/BM : H2SO4/98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif; tidak berwarna;jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan : Sebagai pelarut.
9. Paracetamol (7:37)Nama resmi : ACETAMYNOFENNama lain : Paracetamol
RM/BM : C8H9NO2 / 151,56Rumus bangun :
OH
NHCOCH3
Pemerian : Hablur atau hablur serbuk putih, tidak berbau, rasapahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dlam 7 bagian etanol 95% p, dalam 17 bagian aseton p, dalam 4 bagian gliserol.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Khasiat : Analgetik-antipiretikum.Kegunaan : Sebagai sampel.
10. Methampiron (8:538)Nama resmi : METHAMPYRONUM Nama lain : Antalgin
RM/BM : C13H16N3NaO4S.H2O / 351,37
Rumus bangun : C6H5
N O CH3
N H2O
NaSO3 CH2 H CH3
CH3
Pemerian : Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan : Sebagai sampel.
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan bahanIII.1.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitubotol semprot, buret, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur,hotplate, karet isap, klem, lumpang dan alu, kertas perkamen,pipet skala 5 ml, sendok tanduk, statif, timbangan analitik,termometer.III.1.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaituaquadest, es batu, HCl P, HCl 0,1 N, H2SO4 0,1 N, indikatorkanji, I2 0,1 N, metilen biru, NaNO2 0,1 N, tablet paracetamoldan methampiron, dan tropeolin OO.III.2. Cara kerja
Penentuan kadar paracetamol1. Ditimbang 302,5 mg tablet paracetamol yang setara dengan 250 mgparacetamol yang telah diserbukkan terlebih dahulu.
2. Paracetamol tersebut ditambahkan 20 ml H2SO4 0,1 N.3. Dipanaskan selama 10 menit.4. Ditambahkan 10 ml aquadest dan HCl P sebanyak 5 ml.5. Larutan tersebut kemudian didinginkan dengan es batu hinggasuhu kurang 150C.
6. Ditambahkan indikator dalam yaitu tropeolin OO dan metilen birusebanyak 3 tetes.
7. Dititrasi dengan NaNO2 hingga warna hijau toska.8. Dihitung volume titrasinya dan dihitung kadarnya. Penentuan kadar methampiron1. Tablet methampiron ditimbang sebanyak 294 mg yang setara dengan
250 mg methampiron.2. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 25 ml di erlenmeyer dan
ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N dan 2 ml indikator kanji.3. Dititrasi dengan larutan iod hingga berwarna biru.4. Dihitung volume titrasinya dan dihitung kadarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan atau
obat yang sering digunakan dalam bidang farmasi dimaksudkan
untuk menentukan kadar dan mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa
kimia seperti yang telah tercantum dalam farmakope dan buku resmi
lainnya. Analisa kuantitatif dapat dibagi menjadi empat, yaitu secara
volumetri, gravimetri, gasometri dan instrument. Metode volumetri ada
yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu sumbangan nyata ilmu kimia kepada ilmu farmasi
ialah bidang pengobatan. Salah satu obat yang sangat sering digunakan
dalam masyarakat adalah obat-obatan golongan analgesik antipiretik.
Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS)
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat
sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata
memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek
samping. Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan antipiretik adalah obat
yang dapat menurunkan suhu tubuh yang tingi. Jadi, analgetik-
antipiretik merupakan obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak
menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Untuk mengetahui cara menganalisa dan menentukan kadar suatu
obat golongan analgetik dan antipiretik.
I.2.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara menganalisa dan menentukan kadar metampiron dalam
sediaan tablet
I.3 Prinsip Percobaan
Berdasarkan reaksi antara metampiron dengan larutan
titran Iodum sebagai oksidator yang dibantu dengan indikator kanji
dalam bereaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Iodimetri yaitu suatu proses analitis secara langsung yang
menggunakan iodin sebagai agen pengoksidasi. Hanya sedikit substansi
yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan
iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah
sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidasi yang cukup kuat
untuk bereaksi secara lengkap dengan ion iodida dan aplikasi
iodometrik cukup banyak. (1)
Analgesik adalah zat-zat yang pada dosis
terapeutikmenghilangkan atau menekan nyeri. Berdasarkan pada kekuatan
efek, mekanisme kerja dan efek samping, obat-obat yang mempunyai efek
analgesik dibagi dalam 3 golongan yaitu :
1. Analgesik mirip opioid dengan efek kuat dan terutama bekerja sentral
sama dengan analgesik narkotik atau hipnoanalgetik. Contohnya semua
opiat atau derivat (semi) sintetiknya.
2. Analgesik yang berefek lemah hingga sedang yang terutama bekerja
perifer. Golongan ini juga mempunyai efek antipiretik dan
antiflogistik atau antirematik. Untuk senyawa yang bekerja analgetik,
antipiretik dan antiflogisik contohnya : derivat asam salisilat (Asam
asetilsalisilat), derivat asam aritasetat (Diklofenak, indometasin),
derivat arilpropionat (ibuprofen). Untuk senyawa bukan asam, yang
hanya bekerja analgetik dan antipiretik contohnya: anilida
(paracetamol), pirazolon yang tidak asam (Metamizol).
3. Analgesik nonopioid tanpa efek antipiretik dan antiflogistik.
Contohnya : flupirtin, nefopam. (2)
Nyeri didefinisikan oleh Asosiasi Internasional untuk
Studi tentang nyeri sebagai sensor yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang
nyata dan potensial kerusakan tersebut. Dalam kondisi normal nsyeri
merupakan hasil daristimulasi reseptor perifer yang mengirimkan
impuls melalui jalur nyeri ke otak.Reseptor rasa
sakit atau nociceptors ada dua jenis dasar :
a. Mechanoheat receptors memiliki ambang rangsangan yang tinggi
dan menyebabkan adanya potensi kerusakan rangsangan yang
berbahaya.Reseptor ini berkaitan dengan cepat, dengan
serat Aδ tipis mielin, dan
stimulasi yang menghasilkan nyeri lokal tajam cepat yang berfungsi
untuk mengaktifkan kembali refleks.
b. Polymodal nociceptors menanggapi hal mekanis, atau suhudan kimia.Res
eptor ini juga diaktifkan oleh komponen sel yang dibebaskan
3. Martindale. The Complete Drug Reference. London: Pharmaceutical Press.
2009
4. Puspitasari, Ika. Cerdas Mengenali Penyakit dan Obat. Yogyakarta: Mizan
Publika.
5. Tim Asisten. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Farmasi. Makassar: Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Kebangsaan. 2013
6. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 1979.
PENDAHULUANAnalgetik merupakan obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. (DEPKES RI, 2007).Antipiretik adalah zat-zat yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh
(demam). (Tjay, dan Kirana. 2010)
Adapun maksud percobaan adalah untuk mengetahui dan menetapkan kadarmetampiron yang terdapat dalam sediaan tablet metampiron secara Iodimetri.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menentukankadar metampiron dalam sediaan tablet metampiron secara Iodimetri.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan titrasi iodimetrisampel dititrasi dengan menggunakan larutan iodide dan menentukan kadarmetampiron dalam tablet metampiron.
TINJAUAN PUSTAKAA. Uraian Tentang Golongan Obat Analgetik Antipiretik
Analgesik atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi ataumenghalang rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah perasaansensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakanjaringan.. Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45o C.
Antipiretik adalah zat-zat yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh(demam). Pada umumnya demam adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakittersendiri. Bila suhu mencapai 40-41o C, barulah terjadi situasi kritis yangbisa menjadi fatal, karena tidak terkendali oleh tubuh. (Tjay Tan Hoam danKirana, 2010).
D. Pembahasan Pada percobaan ini, sebelum melakukan titrasi terlebih dahulu larutansampel metampiron ditambahkan dengan larutan asam klorida 0,02 N. Hal tersebutdilakukan untuk meningkatkan keasamaan metampiron sehingga dapat dititrasi. Dari hasil percobaan diperoleh volume titrasi rata-rata adalah 20 mL.Dengan % K rata-rata 175,68%. Dari hasil perhitungan diperoleh % K Metampiron adalah 175,68%. Hasilini tidak sesuai dengan literatur pada Farmakope Edisi III yakni tidak kurangdari 99 % dan tidak lebih dari 101,0 %.
KESIMPULANDari hasil percobaan penetapan kadar Metampiron dalam tablet, dapat
diambil kesimpulan bahwa volume titrasi rata-rata yaitu 20 mldengan %k metampiron 175,68%,dimana kadar masing-masing Erlenmeyer 1 sampai 3
adalah 181,83%, 172,171%, dan 173,05%, dimana kadar tersebut tidak sesuaidengan syarat yang tertera pada FI Edisi III, yaitu tidak kurang dari 99 % dantidak lebih dari 101,0 %
DAFTAR PUSTAKADonald C. 2009. “Intisari Kimia Farmasi”. EGC ; JakartaDEPKES RI. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. DIRJEN POM ; JakartaDEPKES RI. 1995. “Farmakope Indonesia Edisi IV”. DIRJEN POM ; JakartaDEPKES RI. 2007. “Farmakologi”. Pusdikarsi ; JakartaDEPKES RI. “Pelayanan Informasi Obat”. DIRJEN POM ; JakartaSulistia, G, Ganiswara. 2009. “Farmakologi dan Terapi Edisi V”. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ; JakartaTan, Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2007. “Obat-Obat Penting”. Elex Media ; Jakarta