Top Banner
Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Dalam bidang farmasi khususnya kimia farmasi sering dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasi organoleptik, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa. Pada percobaan ini akan dianalisis senyawa antipiretik dan analgetik yaitu dari tablet paracetamol dan methampiron secara kuantitatif yakni dengan menggunakan metode yang disebut dengan metode diazotasi untuk paracetamol dan metode iodimetri untuk metamphiron. Diazotasi merupakan analisis kuantitatif yang berdasar pada reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit sebagai penitrannya yang berlangsung dalam suasana asam dan membentuk garam diazonium, sedangkan iodimetri merupakan analisis kuantitatif yang berdasar pada reaksi reduksi-oksidasi yang dilakukan dengan titrasi secara langsung. Analisis senyawa ini dianggap penting sebagaimana diketahui senyawa ini merupakan zat aktif yang dapat digunakan sebagai analgetik atau penghilang rasa nyeri dan antipiretik atau penurun panas atau demam, sehingga dapat diketahui bagaimana sifat dari senyawa ini seperti kemurniaanya. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini. I.2. Maksud dan tujuan percobaan I.2.1. Maksud percobaan Dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisa obat paracetamol dan methampiron dengan suatu metode.
23

Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

Feb 05, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

BAB I

PENDAHULUANI.1. Latar belakang

Dalam bidang farmasi khususnya kimia farmasi seringdilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupunkuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasiorganoleptik, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untukmenentukan kadar suatu senyawa.

Pada percobaan ini akan dianalisis senyawa antipiretik dananalgetik yaitu dari tablet paracetamol dan methampiron secarakuantitatif yakni dengan menggunakan metode yang disebut denganmetode diazotasi untuk paracetamol dan metode iodimetri untukmetamphiron.

Diazotasi merupakan analisis kuantitatif yang berdasar padareaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit sebagaipenitrannya yang berlangsung dalam suasana asam dan membentukgaram diazonium, sedangkan iodimetri merupakan analisiskuantitatif yang berdasar pada reaksi reduksi-oksidasi yangdilakukan dengan titrasi secara langsung.

Analisis senyawa ini dianggap penting sebagaimana diketahuisenyawa ini merupakan zat aktif yang dapat digunakan sebagaianalgetik atau penghilang rasa nyeri dan antipiretik atau penurunpanas atau demam, sehingga dapat diketahui bagaimana sifat darisenyawa ini seperti kemurniaanya. Hal inilah yangmelatarbelakangi dilakukannya percobaan ini.I.2. Maksud dan tujuan percobaan

I.2.1. Maksud percobaanDapat mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisa

obat paracetamol dan methampiron dengan suatu metode.

Page 2: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

I.2.2. Tujuan percobaan1.  Untuk mengetahui dan memahami cara penentuan kadar paracetamoldengan metode diazotasi.

2.  Untuk mengetahui dan memahami cara penentuan kadar methampirondengan metode iodometri.I.3. Prinsip percobaan

  Analisis senyawa paracetamol menggunakan metode diazotasi denganmelarutkannya dalam senyawa asam, kemudian ditambahkan indikatordalam dan dititrasi dengan NaNO2, sehingga terbentuk garamdiazonium berwarna hijau toska.

  Analisis senyawa methampiron menggunakan metode iodimetri denganmenggunakan iodium sebagai penitrannya untuk menentukan kadardari methampiron yang mempunyai potensial reduksi lebih kecildaripada iodium.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAII.1. Teori umum

eeIodimetri merupakan titrasi berdasarkan reaksi reduksi-okidasi secara langsung. Iodium merupakan okdidator yang relativkuat dimana iodin akan direduksi menjadi iodida (5).

Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada perpindahanelektron antara titran dan analit. Jenis titrasi ini biasanyamenggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipundemikian penggunaan indikator yang dapat berubah warnanya denganadanya kelebihan titran juga sering digunakan (5).

Analgetik atau obat penghalang rasa sakit adalah zat-zatyang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkankesadaran (berbeda dengan anestesi umum) (6).

Page 3: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

II.2. Uraian bahan1.    Asam klorida (7:53)

Nama resmi                  : ACIDUM CHLORIDUMNama lain                     : Asam kloridaRM/BM                          : HCl/36,46

Pemerian           : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jikadiencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan                    : Sebagai pemberi suasana asam.

2.    Natrium nitrit (7:714)Nama resmi                  : NATRII NITRITNama lain                     : Natrium nitritRM/BM                          : NaNO2/69,00

Pemerian                    : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih kekuningan, rapuh.

Kelarutan                 : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalametanol 95% P.Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan                    : Sebagai penitran.

3.    Aquades (7:96)Nama resmi                  : AQUA DESTILLATANama lain                     : Air sulingRM/BM                          : H2O/18,02

Page 4: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

Pemerian                      : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidakmempunyai rasa.Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik.

4.    Tropeolin OOTrayek PH                    : 1,3-3,2Perubahan warna      : merah-kuning.Kegunaan                    : Sebagai indikator.

5.    Metilen biruTrayek PH                    : 3,0-4,6Perubahan warna      : kuning-biruKegunaan                    : Sebagai indikator.

6.    Indikator kanji (7:93)Nama resmi                  : AMILUM MANIHOTNama lain                     : Amilum/pati kentangPemerian                      : Serbuk halus, putih, tidakberbau.

Kelarutan                : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)P.Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan                    : Sebagai indikator.

7.    I2 (7:316)Nama resmi                  : IODUMNama lain                     : IodiumRM/BM                          : I/126,91

Pemerian                       : keping atau butir, berat, mengkilat sepertilogam;hitam kelabu; bau khas.

Kelarutan                   : larut dalam lebih kurang 300 bagian air, dalam 13bagian etanol (95 %) P. dalam lebih kurang 80 bagian gliserol Pdan dalam lebih kurang 7 bagian karbondisulfida P ; larut dalamkloroform P dan dalam karbontetraklorida P.Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan                    : Sebagai penitran.

Page 5: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

8.      H2SO4 (7:58)Nama resmi                  : ACIDUM SULFURICUMNama lain                     : Asam sulfatRM/BM                          : H2SO4/98,07

Pemerian                : Cairan kental seperti minyak, korosif; tidak berwarna;jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan                    : Sebagai pelarut.        

9.    Paracetamol (7:37)Nama resmi                  : ACETAMYNOFENNama lain                     : Paracetamol

RM/BM                          : C8H9NO2 / 151,56Rumus bangun           :

                                                                  OH

                                                              NHCOCH3

Pemerian               : Hablur atau hablur serbuk putih, tidak berbau, rasapahit.

Kelarutan                     : Larut dalam 70 bagian air, dlam 7 bagian etanol 95% p, dalam 17 bagian aseton p, dalam 4 bagian gliserol.Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik.Khasiat                         : Analgetik-antipiretikum.Kegunaan                    : Sebagai sampel.

10. Methampiron (8:538)Nama resmi                  : METHAMPYRONUM         Nama lain                     : Antalgin

Page 6: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

RM/BM                          : C13H16N3NaO4S.H2O / 351,37

Rumus bangun           :                                                                                                                                                            C6H5

                                                                                   N                                                                  O                 CH3

                                                                               N              H2O

      NaSO3    CH2      H                CH3

                                               

                                                                                      CH3

Pemerian             : Serbuk  hablur;     putih   atau putih kekuningan.Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan                    : Sebagai sampel.

BAB III

METODE KERJA

Page 7: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

III.1. Alat dan bahanIII.1.1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitubotol semprot, buret, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur,hotplate, karet isap, klem, lumpang dan alu, kertas perkamen,pipet skala 5 ml, sendok tanduk, statif, timbangan analitik,termometer.III.1.2. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaituaquadest, es batu, HCl P, HCl 0,1 N, H2SO4 0,1 N, indikatorkanji, I2 0,1 N, metilen biru, NaNO2 0,1 N, tablet paracetamoldan methampiron, dan tropeolin OO.III.2. Cara kerja

 Penentuan kadar paracetamol1.  Ditimbang 302,5 mg tablet paracetamol yang setara dengan 250 mgparacetamol yang telah diserbukkan terlebih dahulu.

2.  Paracetamol tersebut ditambahkan 20 ml H2SO4 0,1 N.3.  Dipanaskan selama 10 menit.4.  Ditambahkan 10 ml aquadest dan HCl P sebanyak 5 ml.5.  Larutan tersebut kemudian didinginkan dengan es batu hinggasuhu kurang 150C.

6.  Ditambahkan indikator dalam yaitu tropeolin OO dan metilen birusebanyak 3 tetes.

7.  Dititrasi dengan NaNO2 hingga warna hijau toska.8.  Dihitung volume titrasinya dan dihitung kadarnya. Penentuan kadar methampiron1.    Tablet methampiron ditimbang sebanyak 294 mg yang setara dengan

250 mg methampiron.2.    Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 25 ml di erlenmeyer dan

ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N dan 2 ml indikator kanji.3.    Dititrasi dengan larutan iod hingga berwarna biru.4.    Dihitung volume titrasinya dan dihitung kadarnya.

Page 8: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik
Page 9: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

BAB I

PENDAHULUAN

I.1   Latar Belakang

                 Analisis  kuantitatif terhadap bahan-bahan atau

obat  yang sering digunakan  dalam bidang farmasi dimaksudkan

untuk  menentukan kadar dan mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa

kimia seperti yang telah  tercantum dalam farmakope dan buku resmi

lainnya. Analisa kuantitatif  dapat dibagi menjadi empat, yaitu secara

volumetri, gravimetri, gasometri dan instrument. Metode volumetri ada

yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu sumbangan nyata ilmu kimia kepada ilmu farmasi

ialah bidang pengobatan. Salah satu obat yang sangat sering digunakan

dalam masyarakat adalah obat-obatan golongan analgesik antipiretik.

Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS)

merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat

sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata

memiliki  banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek

samping.  Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa

nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan antipiretik adalah obat

yang dapat menurunkan suhu tubuh yang tingi. Jadi, analgetik-

antipiretik merupakan obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak

menurunkan suhu tubuh yang tinggi.

I.2   Maksud dan Tujuan Percobaan

        I.2.1 Maksud Percobaan

Page 10: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

       Untuk mengetahui cara menganalisa dan menentukan kadar suatu

obat golongan  analgetik dan antipiretik.

        I.2.2 Tujuan Percobaan

1.    Mengetahui cara menganalisa dan menentukan kadar metampiron  dalam

sediaan tablet

I.3   Prinsip Percobaan

          Berdasarkan reaksi antara metampiron dengan larutan

titran Iodum sebagai oksidator yang dibantu dengan indikator kanji

dalam bereaksi.

BAB II

Page 11: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

TINJAUAN PUSTAKA

II.1.  Teori  Umum

       Iodimetri yaitu suatu proses analitis secara langsung yang

menggunakan iodin sebagai agen pengoksidasi. Hanya sedikit substansi

yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan

iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah

sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidasi yang cukup  kuat

untuk bereaksi secara lengkap dengan ion iodida dan aplikasi

iodometrik cukup banyak. (1)

       Analgesik adalah zat-zat yang pada dosis

terapeutikmenghilangkan atau menekan nyeri. Berdasarkan pada kekuatan

efek, mekanisme kerja dan efek samping, obat-obat yang mempunyai efek

analgesik dibagi dalam 3 golongan yaitu :

1.    Analgesik mirip opioid dengan efek kuat dan terutama bekerja sentral

sama dengan analgesik narkotik atau hipnoanalgetik. Contohnya semua

opiat atau derivat (semi) sintetiknya.      

2.    Analgesik yang berefek lemah hingga sedang yang terutama bekerja

perifer. Golongan ini juga mempunyai efek antipiretik dan

antiflogistik atau antirematik. Untuk senyawa yang bekerja analgetik,

antipiretik dan antiflogisik contohnya : derivat asam salisilat (Asam

asetilsalisilat), derivat  asam aritasetat (Diklofenak, indometasin),

derivat arilpropionat (ibuprofen). Untuk senyawa bukan asam, yang

hanya bekerja analgetik dan antipiretik contohnya: anilida

(paracetamol), pirazolon yang tidak asam (Metamizol).

Page 12: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

3.    Analgesik nonopioid tanpa efek antipiretik dan antiflogistik.

Contohnya : flupirtin, nefopam. (2)

      Nyeri didefinisikan oleh Asosiasi Internasional untuk

Studi tentang  nyeri sebagai sensor yang tidak menyenangkan dan

pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang

nyata dan potensial kerusakan tersebut. Dalam kondisi normal nsyeri

merupakan  hasil daristimulasi reseptor perifer yang mengirimkan

impuls melalui jalur nyeri ke otak.Reseptor rasa

sakit atau nociceptors ada dua  jenis dasar :

a.    Mechanoheat receptors memiliki ambang rangsangan yang tinggi

dan menyebabkan adanya potensi kerusakan  rangsangan yang

berbahaya.Reseptor ini berkaitan dengan cepat, dengan

serat Aδ tipis mielin, dan

stimulasi yang  menghasilkan nyeri lokal tajam cepat yang berfungsi

untuk mengaktifkan kembali refleks.

b.    Polymodal nociceptors menanggapi hal mekanis, atau suhudan  kimia.Res

eptor ini juga diaktifkan oleh komponen sel yang dibebaskan

setelahkerusakan jaringan. Impuls ditransmisikan perlahan

sepanjang seratunmyelinated tipe C dan menghasilkan rasa sakit,

lemah dengan serangan lokal pada rasa sakit yang berjalan lambat. (3)

       Metampiron/ antalgin selain memliki sifat analgetik, juga

memiliki sifat antispasmu. Spasmus adalah kejang otot yang menyertai

nyeri (biasanya nyeri visceral). Antalgin juga memiliki efek samping

mengganggu pembentukan komponen darah (diskrasia darah, sperti

Page 13: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

sulitnya darah menggumpal, anemia dan penurunan trombosit. Penderita

yang memiliki gangguan darah sebaiknya menghindari analgetik golongan

ini. (4)

Antipiretik adalah zat-zat yang digunakan untuk menurunkan suhu

tubuh (demam). Pada umumnya demam adalah suatu gejala dan bukan

merupakan penyakit tersendiri. Bila suhu mencapai 40o C, barulah

terjadi situasi kritis yang bisa menjadi fatal, karena tidak

terkendali oleh tubuh. (5.)

Rumus bangun dan nama kimia metampiron

  

II.2 Uraian Bahan (5)

1.    Aquadest  (FI edisi III hal. 96)

Nama resmi     : Aqua Destillata

Page 14: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

Nama lain        : Air suling, Aquadest

RM/BM             : H2O/18,02

Pemerian        : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa,tidak mempunyai bau

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan       : Pelarut

2.    Metampiron

Nama resmi     : METHAMPYRONUM

Nama lain        : Antalgin, metampiron

RM/ BM            : C13H16N2NaO4S. H2O/ 351, 37

Pemerian         : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan.

Kegunaan       : Analgetikum, antipiretikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

3.    Iodium (FI edisi IIII hal.316)

Nama resmi         : IODUM

Rumus molekul  : I

Berat molekul      : 126,91

Pemerian             : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam, hitam

kelabu bau khas.

Page 15: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

Kelarutan             : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian

etanol (95%) P dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih

kurang 4 bagian karbondisulfida P larut dalam kloroform P dan dalam

karbontetraklorida P.

Kegunaan           :  antiseptikum ekstern, anti jamur

Penyimpanan     : dalam wadah tertutup rapat

4.    Asam klorida (Ditjen POM, 1979 : 53)

            Nama resmi       : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

            Nama Lain         : Asam klorida

            RM/BM               : HCl/36,46

            Pemerian           : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang,

jika diencerkan dengan 2 bagian air, uap dan bau hilang. 

            Kegunaan         : Zat tambahan

            Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup rapat

5.    Indikator kanji (FI edisi III hal.694)

Pati dilarutkan dalam 5 ml air dicukupkan hingga 100 ml kemudian

diaduk sambil dididihkan kemudian didinginkan lalu disaring.

Page 16: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

BAB III

METODE KERJA

III.I. Alat dan Bahan

III.1. Alat-alat yang digunakan yaitu

       Buret, corong , gelas ukur, beaker, erlenmeyer, kertas

perkamen, pipet tetes, pipet skala, statif, timbangan analitik, lap

halus.

III.2. Bahan-bahan yang digunakan yaitu:

Bahan yang digunakan yaitu metampiron, aquadest, asam klorida,

larutan iodium, dan  indikator kanji.

III.2.  Cara Kerja

1.    Ditimbang dengan seksama 250 mg metampiron.

2.    Dilarutkan dalam 25 ml aquadest

3.    Ditambahkan HCl 0,01 N sebanyak 10 ml

4.    Ditambahkan larutan kanji 1%  sebanyak 1 ml

5.    Ditambahkan asam klorida sebanyak 1 ml

6.    Dititrasi dengan larutan baku I2  0,1 N hingga larutan yang berwarna

biru.

Page 17: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1.  HASIL PENGAMATAN

No.

sampelvolumetitrasi(ml)

Perubahanwarna

1Metampiro

n6,7  ml Bening-biru

IV.2.  PERHITUNGAN

IV.3.  REAKSI

Page 18: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

                                                                       

                                                                  

BAB IV

PEMBAHASAN

            Pada percobaan analisa antibiotik/ antipiretik ini sampel

yang digunakan adalah metampiron dalam bentuk sediaan tablet. Metode

yang digunakan adalah metode Iodimetri. Iodimetri yaitu salah satu

titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi iodimetri termasuk

jenis titrasi langsung yang dapat digunakan untuk menetapkan senyawa-

senyawa yang bersifat reduktor.

Untuk penetapan kadar metampiron pertama-tama sampel dalam

bentuk tablet digerus hingga menjadi serbuk kemudian ditimbang

sebangak 250 kemudian dilarutkan dalam 25 ml aquadest kemudian

ditambahkan larutan HCl 0,01 N sebanyak 10 ml kemudian ditambahkan

indikator kanji sebanyak 1 ml lalu dititrasi dengan larutan baku I20,1

N dicapai titik akhir titrasi yaitu saat  larutan bening berubah

menjadi biru.

Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh volume titrasi yaitu

6,7  ml. Titran yang digunakan adalah larutan iod standar (I2). Hasil

penetapan kadar yang didapatkan pada sampel metampiron adalah  X%. Hal

ini tidak sesuai dengan persyaratan persen kadar yang terdapat dalam

Page 19: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

literatur Farmakope Indonesia edisi III kadar metampiron yaitu tidak

kurang dari 99% dan tidak lebih dari 101%. Hal ini terjadi karena pada

saat percobaan terjadi kesalahan saat praktikum yaitu larutan yang

hendak dititrasi yang telah mengalami penambahan kanji tidak

didinginkan dan dititrasi dalam suhu ruang sehingga larutan kanji

sukar bereaksi dan sulit membentuk larutan yang berwarna biru.

Page 20: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

BAB V

PENUTUP

V. 1.  Kesimpulan

1.    Dari hasil percobaan diperoleh titik akhir titrasi adalah 6,7  ml

2.    Kadar yang didapatkan pada sampel metampiron adalah X  % Hal ini

tidak sesuai dengan persyaratan persen kadar yang terdapat dalam

literatur Farmakope Indonesia edisi III kadar metampiron yaitu tidak

kurang dari 99% dan tidak lebih dari 101%.

V. 2.  Saran

Sebagai praktikan kami sangat mengharapkan bimbingan dan arahan

dari asisten baik saat praktikum maupum pembuatan laporan yang benar

dan sistematis.

                  

Page 21: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

DAFTAR PUSTAKA

1.    A.L Underwood.  Analisa Kimia Kuanitatif. Jakarta: Erlangga. 2002

2.    Schmitz , gery. Farmakologi dan Toksinologi Edisi 3. Jakarta: EGC. 2008

3.    Martindale. The Complete Drug Reference. London: Pharmaceutical Press.

2009

4.    Puspitasari, Ika. Cerdas Mengenali Penyakit dan Obat. Yogyakarta: Mizan

Publika.

5.    Tim Asisten.  Penuntun  Praktikum  Kimia  Analisis  Farmasi. Makassar: Sekolah

Tinggi Ilmu Farmasi Kebangsaan. 2013

6.    Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta:  Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. 1979.

 

PENDAHULUANAnalgetik merupakan obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa

nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. (DEPKES RI, 2007).Antipiretik adalah zat-zat yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh

(demam). (Tjay, dan Kirana. 2010)

Page 22: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

Adapun maksud percobaan adalah untuk mengetahui dan menetapkan kadarmetampiron yang terdapat dalam sediaan tablet metampiron secara Iodimetri.

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan menentukankadar metampiron dalam sediaan tablet metampiron secara Iodimetri.

Adapun prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan titrasi iodimetrisampel dititrasi dengan menggunakan larutan iodide dan menentukan kadarmetampiron dalam tablet metampiron.

TINJAUAN PUSTAKAA.  Uraian Tentang Golongan Obat Analgetik Antipiretik

Analgesik atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi ataumenghalang rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah perasaansensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakanjaringan.. Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45o C.

Antipiretik adalah zat-zat yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh(demam). Pada umumnya demam adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakittersendiri. Bila suhu mencapai 40-41o C, barulah terjadi situasi kritis yangbisa menjadi fatal, karena tidak terkendali oleh tubuh. (Tjay Tan Hoam danKirana, 2010).

D.  Pembahasan       Pada percobaan ini, sebelum melakukan titrasi terlebih dahulu larutansampel metampiron ditambahkan dengan larutan asam klorida 0,02 N. Hal tersebutdilakukan untuk meningkatkan keasamaan metampiron sehingga dapat dititrasi.       Dari hasil percobaan diperoleh volume titrasi rata-rata adalah 20 mL.Dengan % K rata-rata 175,68%.       Dari hasil perhitungan diperoleh % K Metampiron adalah 175,68%. Hasilini tidak sesuai dengan literatur pada Farmakope Edisi III yakni tidak kurangdari 99 % dan tidak lebih dari 101,0 %.

KESIMPULANDari hasil percobaan penetapan kadar Metampiron dalam tablet, dapat

diambil kesimpulan bahwa volume titrasi rata-rata yaitu 20 mldengan %k metampiron 175,68%,dimana kadar masing-masing Erlenmeyer 1 sampai 3

Page 23: Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik

adalah 181,83%, 172,171%, dan 173,05%, dimana kadar tersebut tidak sesuaidengan syarat yang tertera pada FI Edisi III, yaitu tidak kurang dari 99 % dantidak lebih dari 101,0 %

DAFTAR PUSTAKADonald C. 2009. “Intisari Kimia Farmasi”. EGC ; JakartaDEPKES RI. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. DIRJEN POM ; JakartaDEPKES RI. 1995. “Farmakope Indonesia Edisi IV”. DIRJEN POM ; JakartaDEPKES RI. 2007. “Farmakologi”. Pusdikarsi ; JakartaDEPKES RI. “Pelayanan Informasi Obat”. DIRJEN POM ; JakartaSulistia, G, Ganiswara. 2009. “Farmakologi dan Terapi Edisi V”. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia ; JakartaTan, Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2007. “Obat-Obat Penting”. Elex Media ; Jakarta