ANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH DALAM FILM “KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY TIANA ROSA Oleh: Apriliana Sholehah 1113051000225 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020
115
Embed
ANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH DALAM FILMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51140... · 2020. 6. 30. · C. Sinopsis Film Ketika Mas Gagah Pergi . D. Para Pemain
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH DALAM FILM
“KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY TIANA
ROSA
Oleh:
Apriliana Sholehah
1113051000225
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020
ABSTRAK
Apriliana Sholehah
Analisis Semiotika Pesan Dakwah dalam film “ Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa
Film sebagai media hiburan kini mulai tak asing
mengangkat tema maupun simbol-simbol Islam, Penerimaan
masyarakat terhadap kehadiran film-film Islam membuat
beberapa produser mencoba mengangkat genre ini. Film “Ketika
Mas Gagah Pergi” menarik perhatian saya. Film dengan pesan
dakwah didalamnya disisipkan dalam beberapa scene.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pertanyaannya
adalah bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam
film ketika Mas Gagah Pergi? dan apa spesan-pesan dakwah di
setiap scene yang dipilij yang terkandung di dalam film, dan apa
narasi dakwah yang dipakai untuk menggambarkannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes.Terdapat
tiga bidang kajian dalam semiotika yaitu, denotasi, konotasi dan
mitos. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi non partisipan.
Proses komunikasi antar pribadi antara orangtua dengan
anak dan kakak dengan adiknya yang terkandung dalam film ini
menunjukan pola kompemporer, dan pada alur berpola simetris.
Kata kunci: semiotika film, semiotika Roland Barthes,
komunikasi antar pribadi, Film Ketika Mas Gagah Pergi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi robbil’alamin, Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang ini. Adapun pengajuan skripsi ini
ditujukan sebagai pemenuhan beberapa ketentuan kelulusan pada
jenjang perkuliahan Strata I di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Melalui penyusunan skripsi ini tentunya penulis sadar
akan banyak ditemukan kekurangan pada laporan ini. Baik itu
dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas bahan observasi
yang penulis tampilkan.
Dengan sepenuh hati, penulis pun sadar bahwa skripsi ini
masih penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, oleh sebab itu
penulis memerlukan saran serta kritik yang membangun yang
dapat menjadikan skripsi ini lebih baik.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil. Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada segenap pihak yang telah
memberikan dukungan, baik itu berupa bantuan, doa maupun
dorongan, dan beragam pengalaman selama proses penyelesaian
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Suparto, M.Ed., Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. Cecep Castrawijaya,
MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Armawati Arbi M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, , serta Dr. H. Edi Amin, MA selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Dr. H. Sunandar M.Ag selaku dosen pembimbing, tiada kata
yang sangat pantas terucap selain rasa terima kasih yang
mendalam atas kesediannya meluangkan waktu, dan tenaga untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga
Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan, kesehatan dan
kebaikan setiap saat kepada beliau dan keluarganya.
4. Nunung Khoiriyah, M.A. selaku Dosen Penasehat Akademik
KPI Angkatan 2013 yang telah memberikan masukan dan
dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang pernah mengajar penulis selama penulisan menimba Ilmu.
Semoga berkah dan bermanfaat di dunia dan akhirat
6. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas yang telah membantu penulis dalam pencarian bahan
dan referensi untuk skripsi ini
7. Penulis dan semua crew Film Ketika Mas Gagah Pergi yang
memberikan izin untuk melalukan penelitian atas judul film ini.
8. Kedua orang tua tercinta, yang tanpa lelah memberikan
dukungan dan doa, semangat yang tak kenal lelah mendoakan
anaknya menggapai gelar sarjana, dan materi yang telah begitu
banyak mereka berikan, dan memotivasi penulis agar senantiasa
semangat dalam mencari ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.
demi menyelesaikan skripsi ini
9. Terimakasih kepada keluarga, adik-adik saya Nuri dan Rizki
Novan dan Kakek-nenek saya yang memberikan semangat dan
doa tanpa henti kepada penulis
10. Sahabat perjuangan KPI E 2013 yang selalu berusaha
memupuk tali pertemanan dari semester 1 sampai saat ini.
Terutama Elfira, Farah Diba, Putri, Winda, Ismi, Gabyla, Sandra,
Jeky, Indor. Dan teman-teman lainnya yang memberikan
semangat dalam menulis skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat saya lainnya, yaitu Dhea Anggilia, Winda
(things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tifak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate).
Analisis semiotika modern dikembangkan oleh Ferdinand De Saussure, ahli
linguistik dari benua Eropa dan Charles Sanders Pierce, seorang filosof asal benua
Amerika. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi yang
membagi tanda menjadi dua komponen yaitu penanda (signifier) yang terletak
pada tingkatan ungkapan dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik
1 J.D Parera, Teori Semantik (Edisi Kedua), (Jakarta, Erlangga, 2004) Hal 41
2 Benny H.Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, 2001, Hal 140 3Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta, PT. Jalasutra 2013 Hal 22
31
seperti huruf, kata, gambar, dan bunyi dan komponen yang lain adalah pertanda
(signified) yang terletak dalam tingkatan isi atau gagasan dari apa yang
diungkapkan, serta sarannya bahwa hubungan kedua komponen ini adalah
sewenng-wenang yang merupakan hal penting dalam perkembangan semiotik.
Sedangkan bagi Pierce, beliau lebih memfokuskan diri pada tiga aspek tanda yaitu
dimensi ikon, indeks, dan simbol (Berger, 2000: 3-4).4
Teori Semiotika diterapkan untuk menganalisis gejala-gejala budaya dan
menjadi acuan bagi beberapa pendekatan untuk menganalisis tanda-tanda
arsitektur, Pengaruh dari Saussure terutama berlangsung melalui pengaruh dari
linguistik struktural yang dikembangkan oleh Levi-Strauss, sedangkan dari Pierce
dan Morris langsung berpengaruh pada antropologi (Masinambow), dalam Ratih,
2016:2). Semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian
disempurnakan menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua
faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi
yang khas didalam masyarakat mana pun. Oleh karena itu, lebih lanjut Teeuw
mendefinikan semiotika adalah ilmu sastra yang sungguh-sungguh mencoba
menemukan konvensi-konvensi yang memungkinkan adanya makna (Teuw,
1984:6, 143).
Dalam teori semiotika modern saat ini, tanda konvensional dibagi menjadi
tanda verbal dan nonverbal. Tanda konvensional memenuhi kebutuhan psikologis
fundamental, ia memungkinkan manusia untuk menguraikan dan, karenanya,
mengingat dunia. 5 Metode semiotika meliputi baik studi tanda-tanda sinkronik
maupun diakronik, istilah yang diperkenalkan oleh Saussure. Sinkronik merujuk
pada studi tanda-tanda pada satu titik waktu tertentu, biasanya masa kini,
sedangkan diakronik yang merujuk pada studi cara-cara tanda berubah, dalam
bentuk dan makna, sepanjang masa. Sebagai contoh kasus, perhatikanlah kata
person (orang), sekarang kita menggunakan kata itu untuk merujuk pada “orang”,
Namun, analisis diakronik menunjukan bahwa ini bukan makna aslinya. 6
4 Jafar Lantowa, Nila Mega Marahyu, Muh. Khairussibyan, Semiotika, Metode, dan Penerapan dalam
Penelitian Sastra, (Jakarta, PT. DEEPUBLIS, Agustus 2017) Hal 2
5Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna(Buku Teks Dasar mengenai Semiotika dan Ilmu
Komunikasi, ( Yogyakarta, JALASUTRA, April 2012) Hal 10
6Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna(Buku Teks Dasar mengenai Semiotika dan Ilmu
Komunikasi, ( Yogyakarta, Jalasutra, April 2012) Hal 12
32
2. Tanda Dalam Semiotik
Tanda atau sign adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam
artian manusia yang menggunakannya. Hal ini terdiri atas studi tentang tanda yang
berbeda,cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara
tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya.
Berbicara konsep tanda, maka tidak bisa dilepaskan dengan konsep makna.
Semua model makna memiliki bentuk yang luas dan mirip. Masing-masing
mmerhatikan tiga unsur yang mesti ada dalam setiap studi tentang makna, antara
lain: (a). Tanda (b). Acuan tanda (c). Pengguna tanda. Sebuah tanda menandakan
sesuatu selain dirinya sendiri. Dan makna adalah hubungan antara suatu objek
atau idea dalam suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersaa seperangkat teori
yang amat luas berurusan dengan sibol, bahasa, wacana dan bentuk nonverbal,
teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan
bagaimana tanda disusun. 7
Sign
Interpretant Object
Gambar 2.1
3. KONSEP SEMIOTIK ROLAND BARTHES
Roland Barthes lahir di Cherbourg-Octeville dari keluarga kelas menengah
Protestan dan dibesarkan di Bayonne, Kota kecil dekat pantaiAtlantik di sebalah
barat daya Perancis tahun 1915 dan meninggal tahun 1980. Ayahnya, seorang
perwira angkatan laut, meninggal dalam sebuah pertempuran di Laut Utara
sebelum usia Barthes genap mencapai satu tahun. Barthes kecil diasuh oleh Ibu,
Kakek dan neneknya. Dan Barthes sendiri beliau adalah filsuf, kritikus sastra, dan
semiolog Perancis yang paling eksplisit mempraktikan semiologi Ferdinand de
Saussure, bahkan mengembangkan semiologi itu menjadi metode untuk
menganalisa kebudayaan. Barthes menerbitkan tiga buku, S/Z, Mythologies, dan
The Fashion System, sebagai tiga dokumen yang menunjukan usaha
7www.academia.edu Diakses pada 27 April 2019
33
pengembangannya yang merupaya untuk mengeksplisitkan kode-kode narasi
yang berlaku dalam suatu naskah realis.8
Semiotika pada perkembangannya menjadi perangkat teori yang digunakan
untuk mengkaji kebudayaan manusia. Semiotik juga didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh
kebudayaan sebagai tanda. Barthes dalam karyanya (1957) menggunakan
pengembangan teori tanda de Saussure (penanda dan petanda) sebagai upaya
menjelaskan bagaimana kita dalam kehidupan masyarakat didominasi oleh
konotasi. Konotasi adalah pengembangan segi petanda (makna atau isi suatu
tanda) oleh pemakai tanda sesuai dengan sudut pandangnya.9 Secara sederhana,
kajian semiotik Barthes bisa dijabarkan sebagai denotasi dan konotasi, dan
berkembang menjadi mitos.
Tabel Gambar 2.1
Semiotik Barthes Uraian Contoh
Denotasi Makna sesungguhnya, atau
sebuah fenomena yang
tampak dengan panca
indera, atau bisa disebut
deskripsi dasar.
Coca-cola merupakan
minuman soda yang
diproduksi oleh PT. Coca-
cola Company, dengan
warna kecoklatan dan
kaleng berwarna merah
Konotasi Makna-makna kultural
yang muncul atau
konstruksi budaya
sehingga ada sebuah
penggeseran makna, tetapi
tetap melekat pada
simbol/tanda tersebut
Coca-cola adalah minuman
yang identik dengan
budaya modern. Menjadi
produk yang cenderung
kapitalis. Dan dengan
mengkonsumsi Coca-cola,
seorang individu tampak
modern dan bisa dikatakan
memilikipemikiran budaya
populer.
8 John Lechte, 50 Filsuf Kontemporer, (Yogyakarta, 2001) Hal 196
9 Benny H Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta:2008) Hal 112
34
Teori semiotik Barthes hampir secara harfiah diturunkan dari teori bahasa
menurut de Saussure. 10 Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani Kuno
“analisis” yang berarti melepaskan. Analisis terbentuk dari dua suku kata, yaitu
ana yang berarti kembali, dan luein yang berarti melepas, jika di gabungkan maka
artinya adalah melepas kembali. Atau menguraikan. Secara umum, arti analisis
adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti menguraikan,
membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali
menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.
Dan definisi analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia “Analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dan sebagainya) dan juga penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahan arti keseluruhan.11
4. KAITAN DENGAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu penting dalam pembahasan
teori komunikasi. Karena komunikasi antar pribadi merupakan aktivitas
komunikasi rutin yang di alami seseorang di setiap harinya.Komunikasi antar
pribadi merupakan komunikasi antar individu – individu ( little john, 1999 ).
Di lain sisi, komunikasi antar pribadi merupakan interaksi tatap muka antar
dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima serta menanggapi secara langsung
pula ( M. Hardjana, 2003:85 ). Pendapat senada mengatakan bahwa komunikasi
antar pribadi merupakan komunikasi antara orang – orang secara tatap muka,
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi sorang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal ( Deddy Mulyana 2008:81).
5. Thoriqah (Metode) Dapat diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan pelaksanaan dakwah tersebut.
6. Atsar (Efek Dakwah) sangat penting sekali artinya dalam proses komunikasi,
terutama bagi dakwah yang berisiajakan atau panggilan untuk berbuat baik,
melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran berdasarkan ajaran Islam.
50
BAB III
PROFIL SINGKAT
FILM KETIKA MAS GAGAH PERGI
A. Sekilas Gambaran Umum Tentang Film Ketika Mas Gagah Pergi
Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) merupakan film yang berawal dari novel
dan novellet legendaris karya Helvy Tiana Rosa, yang ditulis tahun 1992 dan
diterbitkan pertama kali tahun 1997.Novel KMGP ini juga merupakan tugas
kuliah Helvytahun 1992 di Fakultas Sastra UI, yaitun mata kuliah Penulisan
Populer yang diampu Ismail Marahimin. Kisah ini mendapat nilai paling tinggi,
tahun 1997 saat diterbitkan sebagai buku, KMGP diberi pengantar oleh Ismail
Marahimin.
Dalam pengantar buku ini Ismail Marahimin menyebut Helvy sebagai
“Penulis Pejuang Islami”.Kisah KMGP dimuat pertama kali di Majalah Annida
yang terbit 10 September 1993. Syuting pertama film KMGP 10 September 2015.
Terbit pertama kali sebagai buku tahun 1997 dan laku 10.000 eksemplar dalam
seminggu, sebelum dicetak sebagai buku.Dan kini buku KMGP sudah dicetak
ulang 39 kali oleh 3 penerbit yang berbeda dan diperkirakan telah dibaca jutaan
orang.Seluruh royalti penjualan buku KMGP sejak dulu hingga sekarang
disumbangkan untuk kegiatan sosial, diantaranya untuk berbagai kampanye
membaca, pelatihan menulis ke berbagai daerah di Indonesia, sebagian lagi
disumbangkan untuk anak-anak Palestina. Terkait film bila mencapai 1 juta
penonton, rencananya sebagian keuntungan akan diberikan I milyar untuk
pendidikan anak-anak Indonesia Timur dan 1 Milyar lagi untuk pendidikan anak-
anak Palestina.
Film yang bercerita tentang hubungan keluarga, hijrah dan keindahan islam.
Beragam tokoh muda yang muncul kerap menyerukan kebaikan dan kecerdasan
pemuda-pemudi Islam.Kini film ini dipinang untuk dialihkan ke film layar
lebar.Skenario dipercayakan kepada penulis skenario dan sutradara film
dokumenter Fredy Aryanto. Untuk sutradara, Helvy Tiana Rosa, sang penulis
51
mempercayakan kepada Firman Syah. Film yang diproduksi oleh PT
Indobroadcast & Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini diperankan oleh Hamas Syahid,
Aquino Umar, Musaji wijayanto dan Izzatun Niswah Ajrina.
Film ini mengambil syuting di Jakarta dan Ternate Maluku Utara ini turut
untuk mengangkat bagian dari Indonesia Timur yang tak kalah indah. Pada
September 2014 Helvy keliling ke 100 kota untuk survey penonton dengan biaya
sendiri.Dan kemudian Film ini dibuat dari dana patungan para pembacanya di
seluruh Indonesia. Memunculkan 4 pemeran utama baru namun didukung 30
cameo aktor/aktris papan atas Indonesia, Seperti Wulan Guritno, Ustadz Salim A
Fillah, Mathius Muchus, Epi Kusnandar dan lainnya. Film yang dibuat dengan
tim istimewa yang hampir semuanya pernah meraih piala citra. Dan Film ini lebih
dari 50% keuntungannya akan didedikasikan untuk dana kemanusiaan bekerja
sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Lembaga ini mensupport film ini
karena merasa banyak kemasaan visi misi dengan KMGP.
Dalam film disinggung sedikit tentang persoalan kemanusiaan di
Palestina.Saat dibawa kerumah-rumah produksi, mereka ingin menghapus hal
tersebut dalam film, namun Helvy mempertahankannya selama 12 tahun.
Ternyata nama pemeran utama film KMGP adalah Hammas Syahid Izzussin,
sebuah nama yang akan selalu mengingkatkan kita pada Palestina.
Gaung film ‘Ketika Mas Gagah Pergi’ dibiosko Indonesia emang tak
sebesar ‘Comic 8 Part 2’ yang dalam seminggu sukses meraup sejuta
penonton.Keterbatasan layar serta durasi penayangan bioskop juga ikut
mendorong gagalnya film yang digarap sutradara Firmansyah di Tanah
Air.Meskipun begitu animo penonton untuk meyaksikan film tidaklah surut.
Menurut sang penulis, film ini hanya mendapat 68 layar dari jumlah bioskop di
Indonesia. Tetapi setelah turun layar, Film KMGP ini justru mendapat permintaan
dari dalam dan luar negri untuk kembali ditayangkan, permintaan bahkan
mencapai 100 kota di Indonesia. Yang lebih mengharukan film ini akan keliling
ke 20 negara diantaranya Mesir dan Hongkong.
B. Sinopsis Film Ketika Mas Gagah Pergi
Film yang berkisah tentang cinta yang mengubah Gagah pemuda tampan,
pintar dan disukai banyak wanita menjadi dekat dengan Allah, lebih baik dan
52
lebih peduli pada sesama dan lingkungan.Tapi perubahan in imembuat adiknya,
Gita gadisgaul dan tomboy nan cuek marah dan merasa terasingkan. Gita
kemudian menemukan pencerahan lewat Yudi, pemuda misterius di angkutan
umum, juga Nadia, gadis cantik serta cerdas yang menemukan identitas Islamnya
saat studi di negeri Paman sam.
Film bernuansa islami ini sangat dirasa cocok untuk remaja-remaja saat
ini, cerita gadis yang menapatkan hidayah dan penuh bumbu-bumbu khas teenlit.
Film yang mengisahkan perubahan dramatis seorang pemuda yang sebelumnya
belum begitu mengenal islam menjadi mencintainya sepenuh hati lewat persepsi
pandang adiknya film yang sangat informative dalam memberikan gambaran
kehidupan dan bagaimana sebaiknya dalam bersikap. Film dengan alur yang
ringan. Bnayak sebelumnya penonton yang akhirnya menemukan hidayah.
Mereka sungguh menangis dan merenungi jalan hidup mereka.
C. Profil HelvyTiana Rosa
Gambar 3.1
Menamilkan sosok Helvy Tiana Rosa
Helvy Tiana Rosa lahir 2 April 1970 di Medan, Sumatra Utaea. Sastrawan
kebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi,
cerita pendek, novel, dan esai sastra yang dimuat di berbagai media massa. Helvy
merupakan pendiri Forum Lingkar Pena, Teater Bening, dan turut membesarkan
majalah Annida. Tahun 2015 Helvy memulai kariernya sebagai Produser lewat
film Ketika Mas Gagah Pergi yang diangkat dari karya sastra pertamanya yang
diterbitkan sebagai buku tahun 1997.
53
Kakak dari seorang penulis buku dan cerpen terkenal di Indonesia yaitu
Asma Nadia. Mereka sama-sama berkiprah dibidang yang sama, kesusastraan.
Sejak usia muda, helvy sudah mengakrabi dunia seni, utamanya pada puisi dan
prosa. Selain tulis-menulis, dia juga menggeluti dunia seni peran dengan
bergabung dengan Teater 78 dan menulis beberapa naskah drama. Lulusan dari
Fakultas Sastra Universitas Indonesia, dengan konsentrasi program stusi sastra.
Di kampus itu, aktivitas seni dan organisasi Helvy semakin meningkat. Tercatat
dia menjadi ketua Teater Bening (1990-1993), menjadi staf Pengabdian
Masyarakat Senat Mahasiswa FSUI (1991-1992) dan Litbang Senat Mahasiswa
FSUI (1993-1994). Helvy juga pernah duduk di Litbang Senat Mahasiswa UI
(1994-1995). Selama di UI Helvy memenangi berbagai perlombaan menulis yang
diadakan FSUI maupun UI, antara lain lomba resensi buku sastra, lomba resensi
buku yang kian mengasah kemampuannya menuliskan cerpen. Mulai saat itu
karya-karyanya mulai terpublikasikan di sejumlah media massa. Helvy menikah
dengan Widanardi Satryaomo (TOMI) 28 Januari 1995, dikaruniai Abdurahman
Faiz yang juga seorang penulis 12 buku dan pelopor seri Kecil-kecil Punya Karya
(KKPK) serta Nadya Paramitha. Berbagai penghargaan telah diterima oleh Helvy,
atas karya-karyanya yang mnginspirasi generasi muda.
Menurut Helvy, menulis itu berjuang, mencintai, membagikan cinta dan
mencerahkan. Hindari tulisan yang bersifat menggurui, Menulis untuk kebaikan
diri sendiri. Dalam menghasilkan suatu tulisan yang bermanfaat, beliau
memposisikan diri sebagai penulis sekaligus pembaca. Menurut beliau, novelnya
yaitu ‘Ketika Mas Gagah Pergi’ telah ditawari oleh 3 Production House, namun
Bunda Helvy menolak dikarenakan ada beberapa permintaan pihak Production
House yang bermaksud ingin merubah beberapa bagian dalam novelnya.
Contohnya seperti adegan perbincangan tentang jilbab dan adegan penanaman
pohon dalam film yang hendak ditiadakan.
Ada satu hal yang membuat saya makin terkesan pada bunda Helvy. Beliau
mengatakan bahwa forum penulisannya yang dia dirikan membuka pintu selebar-
lebarnya pada orang-orang yang punya minat kepenulisan tanpa memandang
adanya perbedaan baik itu suku, agama dan latar belakang.
Wanita yang meraih setidaknya 30 penghargaan ini, diantara Muslimah
Inspirasi Indonesia versi Majalah Annida 2002, The 500 Most Influental Muslims
in The World (500 Tokoh muslim paling berpengaruh di dunia) versi Royal
54
Islamic Studies Centre, Jordan 2001. Wanita Indonesia Inspiratif dari Tabloid
Wanita Indonesia 2008, Indonesia Berprestasi Awards 2007, Ikon Perempuan
Indonesia versi Majalah Gatra 2007, Duta Baca Nasional Pos Wanita Keadilan
2007, Dosen Beprestasi Universitas Negeri Jakarta 2008. Dan mash banyak
lainnya. Semoga kita bisa mengikuti jejak beliau dan menginspirasi muslimah di
luar saat lewat karya yang bermanfaat dan bisa dijadikan pedoman bagi lainnya.
Amiin
D. Profil Pemain Film Ketika Mas Gagah Pergi
1. Hammas Syahid Izzudin
Gambar 3.2
Menampilkan sosok Hammas Syahid pemeran Gagah
Hammas Syahid adalah aktor yang lahir 11 Maret 1992, sulung dari empat
bersaudara merupakan alumni dari Universitas Airlangga Surabaya(Unair).
Bahkan yulyani, ibunda dari Hammas Syahid adalah orang pertama yang turut
membedah buku ini di tahun 1997 di Surabaya, beliau terharu dan menangis
membaca nya hingga 20 kali. Dia melihat cover buku yang menampilkan sosok
seorang pemuda gagah dari belakang, yang hanya terlihat punggungnya. Yulyani
lantas berpikir siapakah pemeran Mas Gagah bila difilmkan kelak, Ia sangat
berharap bisa melihat sosok tersebut dari depan. Mashaa Allah 18 tahun kemudian
ternyata anak sulungnya lah yang menjadi Mas Gagah.
Uniknya Hammas sejak 2011 sudah mendengar tentang casting film ini,
namun karena tidak aktif di social media,D ia selalu tertinggal berita sampai
dengan casting ditutup. Saat casting dibuka kembali awal 2015 via Yotube,
Hammas baru tahu di hari terakhir, Videonya masuk jam 1 dini hari sebelum
pendaftaran sebagai peran Mas Gagah ini ditutup. Pria peraih penghargaan Best
55
Islamic Actor dari film “Ketika Mas Gagah Pergi’ pada tahun 2016. Tak hanya
jago acting serta menjadi seorang entrepeneur muda. Sosok tampan ini merupakan
seorang penghafal Al-Quran.
Tokoh Mas Gagah terinspirasi oleh dua mahasiswa, abang dari teman Helvy,
yang dikenalnya saat kelas 2 SMA. Juga terinspirasi dari seorang muslimah
bernama Gita yang kehilangan abangnya tepat dihari pertama ia memutuskan
untuk mengenakan jilbab. Hammas yang berperan sebagai Mas Gagah ini
merupakan sosok anak muda gaul model tampan dan cerdas dan bergaya hidup
mewah. Hammas menceritakan pengalaman ekstrem yang ia jalani dan nyaris
membahayakan nyawanya. Adegan tenggelam yang mengharuskan dia tahan
nafas 15 detik dengan pemberat. Walaupun ada safety guard.
2. Aquino Umar
Gambar 3.3
Menampilkan Aquino Umar berperan sebagai Gita
Perempuan kelahiran Bogor 22 April 1995. Pemeran Gita Ayu Pertiwi ini
merasa mendapat berkah luar biasa dipercaya sebagai pemeran utama film ini.
Aslinya ia sangat berbeda dengan sosok Gita. Karena justru sangat feminim.
Bakan ia tidak mengetahui KMGP ini bergenre religi. Saat Aquino datang ke
lokasi syuting bahkan hanya mengenakan celana pendek. Aquino Umar termasuk
sosok Muslimah yang terpanggil untuk berhijrah berkat sebuah film.
Film Ketika Mas Gagah Pergi membuatnya bertekad mengenakan hijab
setelah menonton filmnya tergerak untuk berhijab dengan sendirinya. Ada
kebiasaan yang dirahasiakan dari public. Aquino memanfaatkan sela waktu
56
syutingnya untuk membaca Al-Quran. Amalan itu sendiri cukup dirahasiakannya.
Sebab dirinya takut dika dibilang riya. Helvy tidak salah pilih pemain, lolos
casting, Aquino dikarantina kemudian saat ia pertama kalinya bertemu dengan
lawan mannya Hammas Syahid yang memerankan Mas Gagah.
Tokoh Gita yang merupakan adik dari mas gagah mulanya tidak memakai
jilbab, tetapi kemudian berhijab dalam sekuel kedua dengan judul berbeda yaitu
Duka Sedalam Cinta. Mahasiswi jurusan ekonomi ini mengatakan tawaran
pekerjaan datang tersaring dengan sendirinya. Dalam proses syuting film ini dia
menuturkan ada sesi yang mengharuskan ia menangis dari pukul 20:00 hingga
pukul 05:00 pagi. Menurutnya konsekuensi peran tersebut sangat menantang dan
membuatnya mengeksplorasi memori sedih dalam hidup.
3. Masaji Wijayanto
Gambar 3.4
Menampilkan Masaji Wijayanto pemeran Yudhi
Priakelahiran Bandar Lampung, 7 Juni 1997adalah model dan actor
berkebangsaanIndonesia.Tokoh Yudhistira Arifin (Yudi) anak jalanan penuh
kejutan yang gemar memakai baju kotak-kotak, muncul dalam sambungan KMGP
tahun 1997 di Majalah Annida dengan judul “Lelaki Tak Bernama”. Juara 1
Cover Boy sebuah majalah tahun 2012. Jangan bayangkan ia dengan mudah
mendapatkan peran Yudi di dalam KMGP ini. Selain harus mengikuti audisi untuk
mendapatkan peran tersebut, Masaji juga mesti menjalani karantina selama 3
bulan untuk belajar acting, public speaking, hingga belajar agama Islam. Ia
mengaku KMGP mengubah hidupnya dan menambah kedekatannya pada Allah.
Dalam film KMGP ini karakter Yudi dan apa yang ia lakukan, ditulis berdasarkan
57
karakter penulis. Hal-hal yang dilakukan Yudi pernah dilakukan penulisnya
diberbagai angkutan umum dan tempat-tempat lainnya.
Cowok yang memerankan karakter Yudhistira Arifin ini mengaku terkesan
dengan film yang diangkat dari novel besutan Helvy Tiana Rosa. Diceritakan
masaji bahwasosok Yudi merupakan sahabat masa kecil dari tokoh utama, yaitu
Mas Gagah, masa kecil mereka lalui dengan penuh pertengkaran, lalu suatu ketika
mereka dipertemukan kembali saat sudah sama-sama dwasa. Mereka pertama kali
bertemu yaitu di Ternate. Untuk medalami perannya, Aj rela melakukan ceramah
langsung di depan public dengan menaiki bus kota. Ceramah aji rupanya menarik
perhatian salah satu penumpang.Penumpang bertatto tersebut menanyakan secara
lantang perbedaan hijrah dan tobat. Dia menyakan sampai 3 kali.
Dia merasa film ini memiliki keunikan tersendiri dibanding film –film religi
yang biasanya mengangkat tema poligami. Menurutnya film ini dapat
menginspirasi orang-orang di luar sana yang salah jalan dan ingin berubah ke arah
yang lebih baik lagi.
4. IzzahAjrina
Gambar 3.5
Menampilkan sosok Izzah pemeran Nadia
Nama Izzah Ajrina memang belum banyak dikenal public. Gadis cantik asal
Surabaya ini memang baru pertama kali bermain film yaitu film Ketika Mas
Gagah Pergi. Pemeran Nadia hayuningtyas ini mengaku membaca KMGP saat
kelas 1 SMP. KMGP adalah buku sastra Indonesia pertama yang ia baca. Demi
berperan sebagai Nadia di film KMGP ini Izzah pun harus memilih untuk
58
meninggalkan studi lanjutan S2 nya ke Negeri Sakura Jepang. Izzah mengambil
jurusan biologi S1 di Universitas Airlangga, Surabaya.
Helvy mengaku melihat sosok Izzah Ajrina ketika turun dari pesawat dan
langsung membayangkan sosok karakter Nadia di film bisa diperannya. Karakter
Nadia di film yang muslimah berjilbab cerdas tegas dan berkelas dirasa cocok
sekali dengannya.
E. Profil Produser dan Kru Ketika Mas Gagah Pergi
Tim Produksi Nama
Producer Helvy Tiana Rosa
Director Firmansyah
Executive Producer Muhammad Imam Akbari
Andi Cahyadi
Co Producer Tomi Satryatomo
Pemain Hammas Syahid
Aquino Umar
Izzah Ajrina
Masaji Wijayanto
Epi Kusnandar
Wulan Guritno
Rojct Manager Egi Sugaryadi
Oky Septrianto
Editing Film Rizal Basri
Music Illustration Dwiki Dharmawan
Sound Recordist Adi Maulana
Sinematografi Monodzky
Line Producer Eka Wulandari
59
Screenplay Fredy Aryanto
60
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Film terdiri dari banyak tanda dan memiliki pesan yang ingin disampaikan oleh si
pembuat film itu sendiri. Untuk itu kita belajar semiotika komunikasi yang dimaksudkan
sebagai ilmu tanda, ini berarti mempelajari semiotika sama dengan kita mempelajari
tentang berbagai tanda. Secara lebih tepatnya didefinisikan sebagai penggunaan ‘tanda-
tanda’ gambar, suara dan sebagainya untuk menampilkan ulang sesuatu yang diserap,
diindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik. 19
Dalam film terdapat banyak pesan yang dideskripsikan di dalamnya, salah
satunya pesan tentang bagaimana cara kita berpakaian, apa yang kita makan, dan cara
kita bersosialisasi sebetulnya juga mengomunikasikan hal-hal mengenai diri kita, dan
dengan begitu, dapat kita pelajari sebagai tanda.20Pakaian adalah cabang semiotika yang
memusatkan diri pada makna objek dan artefak material yang lebih disebut semiotika
artifaktual, atau disebut semiotika pakaian, Seperti objek atau artefak umum lainnya, kita
menafsirkan pakaian sebagai tanda yang mewakili hal-hal seperti kepribadian, status
sosial, dan karakter keseluruhan si pemakai. Sekali lagi, metode dasar pakar semiotika
yaitu menanyakan apa, bagaimana, dan mengapa sesuatu memiliki makna yang kini
dimilikinya, berlaku pula pada pakaian. Untuk memahami secara konkret bagaimana
pakaian dapat menjadi penanda, bayangkan situasi ketika pakaian dirancang untuk
menegaskan pada kita bahwa pakaian membentuk diri seseorang. Kenyataanya apa yang
dipakai pemain dalam film juga bisa menyimpulkan karakter apa yang dimainkan oleh si
pemain. Misalnya seorang dengan pakaian kyai. Sudah pasti artis tersebut memerankan
peran sebagai seorang kyai atau pemuka agama.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis pesan dakwah yang terdapat dalam
film Ketika Mas Gagah Pergi menggunakan semiotika Roland Barthes yang membagi
tanda menjadi tiga tingkatan makna, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos.
19 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta, PT. Jalasutra 2013 Hal 3 20 Drs. Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Hal 21
61
Tabel 4.1 : Hasil Analisis
Scene Potongan Adegan
1
Keterangan Gambar:
Pada scene ini menit ke 15:06 yang berlokasikan di bandara ini
menampilkan adegan Gagah yang berpamitan pada Gita dan
mamahnya, Gita keberatan sang kakak pergi ke Ternate karena
Gita akan sangat merindukannya ditambah lagi di anggap
disana susah sinyal, “disana tuh ga ada sinyal ya, yah gita kan
jadi ga 61 ias skype-an mah sama mas Gagah” keluh Gita.
“yaelah namanya juga pedalaman Git, pulau gitu, udahlah
kamu engga usah khawatirin mas Gagah” timpa Gagah pada
adiknya. Sangat terlihat kekompakan antara adik dan kakak ini.
Mamah berpesan kepada Gagah untuk menjaga diri karena
akan jauh dari keluarganya.
Dialog/Audio:
Gagah: Mah, titip adik gagah ya, Bye mama, Bye gita
Type of shot: Medium Close Up
Sosok tubuh manusia mendominasi frame, namun latar
belakang tidak lagi mendominasi
62
Tabel Analisis 4.2
Scene Potongan Adegan
2
Keterangan Gambar:
Pada scene ke menit 16:10 ini yang berlokasi di bandara
memperlihatkan kepulangan Gagah dari Ternate, lengkap
dengan perubahan karakter dan gaya berpakaian. Gagah terlihat
lebih santun dengan gaya berpakaiannya yang sekarang. Hal itu
disambut dengan keheranan dari mama dan Gita.
Dialog/ Audio:
Gagah: Assalamualaikum
Type Of shot:Medium Close Up
Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran setengah
penuh
Dialog/Audio:
Gita:Walaikumsalam
Type of shot: Medium Close Up
63
Tabel analisis 4.3
Scene Potongan Adegan
3
Keterangan Gambar:
Scene yang berlatarkan di ruang tamu rumahnya, dimana
Gagah duduk sambil membaca buku Islami, diselingi dengan si
mbok yang mengantarkan teh pada Gagah dan berucap
“Terima kasih ya mbok” hal ini sangat jarang terjadi dimana
Gagah tidak pernah berlaku seperti itu sebelumnya. Gita yang
menyadari sang kakak sedang berada di ruang tamu, lalu
mengirimi kakaknya pesan singkat messanger. Tapi dihiraukan
begitu saja oleh Gagah, Hal inilah yang membuat amarah Gita
meluap dan merasakan perubahan dalam diri kakaknya. Gagah
menjelaskan kepada Gita “sebenarnya mas pengen jelasin
kekamu, tapi waktunya belum tepat” jelas Gagah. Gita dengan
amarah menjawab penjelasan sang kakak “dulu mas gagah tuh
cerita apaan aja tau sama Gita, tapi sekarang? Emangnya mas
Gagah anggap Gita apa? Ngeselin banget ih.
Dialog/Audio:
Gita: 2 bulan 18 hari sejak mas gagah balik dari ternate, mas
gagah jadi berubah
Gagah: berubah apaan?
Gita: itu jenggot apaan?
Type of Shot: Medium Close up
64
Dialog/ Audio:
Gita: sejak mas gagah pulang dari ternate mas Gagah berubah
drastis. Emangnya diajarin apaan sih mas disana? Hah?
Type of shot: Medium Close Up
Tabel Analisis 4.4
Scene Potongan Adegan
4
Keterangan Gambar:
Pada scene di menit 18:42 ini yang berlatar di mobil, saat
perjalanan mengantarkan Gita ke sekolah, sembari di mobil,
Gagah meluangkan waktu untuk membaca Al-Quran dan
mendengarkan sholawat melalui type recorder di mobil. Gita
yang dari tadi memperhatikan kakaknya terlihat sangat risih
melihatnya. “Git kalem git, udah biarin mas aja yang bawa
mobilnya” seru Gagah yang melihat adiknya mengerem
mendadak membuat mobil dibelakang terkejut dan hampir
65
terjadi kecelakaan. Gita mengeluh tidak bisa focus karena
kakaknya melantunkan shalawat.
Dialog/Audio:
Gita: Ngapain sih mas komat-kamit mulu dari tadi? Kalo Gita
ga konsen gimana? Tuhkan lagu itu lagi, ganti dong mas.
Gagah: Astagfirullah, Ini lagu ga seperti dulu gita, yang dulu
belum tentu mendatangkan manfaatnya apalagi pahala.
Gita: emang kita orang arab?
Gagah: Ini nashid git, bukansekedar nyanyian, tapi dzikir,
dzikit kepada Allah.
Type of Shot: Medium Long Shot
Dialog/Audio:
Gita: Kenapa selera musik mas jadi berubah gitu sih. Kenapa
kita ga dengerin lagu kita yang dulu? Kan lebih asyik. Please
deh mas heran. Pengeng mas kuping Gita, tiap hari
dengerinnya lagu gituan mulu. Gita ga tahan, mulai besok mas
gausah anter Gita kesekolah ya. Gita mau naik bus aja.
Type of Shot: Medium Long shot
Dailog/Audio:
66
Gagah: mungkin akhir-akhir ini mama dan gita ngerasa ada
yang beda dengan Gagah. Gagah Cuma sedang melakukan
sesuatu yang Gagah anggap itu benar. Waktu gagah diternat
ketemu kyai hebat namanya kyai Gufron. Subhanaallah
orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya pun luar biasa,
disana mas mengisi waktu luang dengan mengaji hati mas
menjadi tenang. Dan dunia terasa lebih terang. Disana mas
belajar hakikat islam yang sebenernya. Beliau meunjukan
bahwa Islam itu begitu indahGita: Hebat banget sih dia mas
bisa bikin mas berubah.Dan aku ga ngerti yang mas omongin.
Lebay
Type of Shot: Medium Long Shot
67
Tabel Analisis 4.5
Scene Potongan Adegan
5
Keterangan gambar:
Scene yang berlatarkan dikampus, disaat gagah di ejek oleh
teman-temannya yang dulu sering bermain dan nongkrong
bareng dikampus. Gagah berjalan bersama gerombolan anak
rohis, teman baru yang lebih sering menghabiskan waktu
dengan melakukan hal yang bermanfaat seperti sekarang ini.
Teman-teman gagah merasa heran dengan perubahan sikap dan
penampilan yang sangat drastis. Gagah di nilai sangat islami
dengan baju kokoh lengkap dengan jenggot barunya.
Dialog/Suara:
Teman gagah: gah kemana aja lo? Ga pernah nongkrong lagi
sama kita sejak your style fresh from the oven kaya gini. Gah
gue mau nanya klo lo pake kumis kaya apa ya? Ya kaya kucing
hahaha.
Gagah: nah klo gapake kumis sama jenggot kaya apa?
Assalamualaikum saya pergi ya.
Type of Shot: Medium Long Shot
68
Tabel Analisis 4.6
Scene Potongan Adegan
6
Keterangan Gambar:
Scene di menit 30:47 ini memperlihatkan Yudi yang baru
sampai dirumah dan disambut dengan kemarahan sang abah,
“Abah dan umi hanya punya kamu dan kakakmu”. Abah
mengingatkan anaknya yaitu Yudi untuk meneruskan beliau
berdakwah di masjid dan pesantren. Tapi Yudi menolaknya
dengan dalih, “dakwah bisa dilakukan dimana saja tidak hanya
di masjid dan pesantren tapi di seluruh muka bumi ini, abah
kan yang mengajarkan yudi seperti itu” bela Yudi. Hal ini lah
yang membuat kemarahan abah memuncak.
Dialog/Audio:
Abi: santri-santri abah ikut kata abah, abah ga ngerti apa
maunya kamu nak, padahal kamu kan anak abah sendiri.
Astagfirullah kamu kan sudah dewasa semestinya kamu ngerti
apa yang abah inginkan. Kamu ga perlu pergi ke tempat
theater, bantu-bantu orang diluar sana
Yudi: Dakwah abah
Abah: Dakwah ya disini ditempat seperti ini, bukan di bus
seperti yang kamu lakukan.
Type Of Shot: Medium Close Up
69
Tabel Analisis 4.7
Scene Potongan Adegan
7
Keterangan Gambar:
Scene ini memperlihatkan Gita memanggil Gagah dikamar
karena ada temannya sedangbertamu. “Assalamualaikum, mas
tuh ada trisia nyariin mas tuh” ungkap Gita. Gagah dengan
70
wajah bingung kembali menuruti permintaan Gita untuk turun
menemui trisia di ruang tamu. Trisia bermaksud mengajak
gagah untuk menekuni dunia modeling lagi, karena ada
beberapa agency yang masih membutuhkan Gagah sebagai
model mereka. Hal ini disampaikan oleh trisia yang tidak
percaya bahwa Gagah sudah berhijrah. Mamahnya Gagah lalu
menjelaskan kalau ajakan trisia akan sia-sia karena Gagah pasti
akan menolaknya. Trisia yang kembali bertemu gagah setelah
sekian lama terkejut dengan penampilan Gagah, trisia
menjulurkan tangan dan berkata “Apakabar..” yang langsung
ditepis oleh Gagah. Hal ini membuat Trisia kaget dan mulai
percaya bahwa Gagah sudah berhijrash, Trisian lalu pulang
kerumah karena ajakannya kepada Gagah untuk menekuni
modeling kembali sia-sia. Dan kebetulan ada teman rohis
gagah dari kampus yang datang kerumah. “Mah, gagah ngaji
dulu ya diatas sama teman-teman, Assalamualaikum” ungkap
Gagah.
Dialog/Audio:
Gita: sok suci banget sih mas pake ga mau salaman segala
sama trisia, jangan kaya gitu dong itu sama aja ga menghargai
orang mas, lagian kan kita sekeluarga udah deket sama dia
Gagah: justru karena mas menghargai dia, makanya mas begitu
Gagah: gita tau ga klo orang sunda salaman? Ga sentuhan tapi
tetap santun, itu yang bagus.
Gita: kok bawa-bawa orang sunda segala sih? Ga nyambung.
Gagah: Sebentar ya dek manis, nih baca Hadist Aisyah SA:
Demi Allah. Rasulullah tidak pernah berjabat tangan kecuali
dengan mahromnya. Bukankah Rasulullah teladan terbaik?
Gita: sekarang mas lebih ngerti agama dari pada gita, tapi
kenapa sih tepatin janji aja ga 70oin
Gagah: Astagfirullah gita, bukan begitu maksud mas
Type of Shot: Long Shot
71
Dialog/Audio:
Mama: gagah apa sih yang kamu lakuin? Kenapa mesti seprti
ini? Mama tau apa yang kamu kerjakan itu baik dan benar, tapi
bukan berarti kamu tidak 71oin menjaga adik kamu.
Type of Shot: Medium Close Up
Tabel 4.8
Scene Potongan Adegan
8
Keterangan Gambar:
Pada scenemenitke 49:03 ini menampilkanGagah yang
menyampaikan keluh kesah nya dan menjelaskan keadaan
keluarganya yang menentang perubahan Gagah kepada kyai
Gufron melalui telepon.
Dialog/Audio:
Kyai Gufron: bersabarlah gagah, pasrahkan semua kepada
Allah setelah kita sungguh-sungguh berhijrah. Gagah: meski
orang-orang yang saya sayangi menjauhi saya pak kyai?
Kyai: Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi
kemampuan umatNya,berbahagialah jika kita sabar dan
berhasil melampaui ujianudio:
Type of Shot: Long Shot
72
Tabel Analisis 4.9
Scene Potongan Adegan
9
Keterangan Gambar:
Scene yang berlatar kan angkutan umum ini menampilkan
Yudi yang secara sengaja menaiki bus dan berceramah dengan
lantang, dan di jawab oleh semua penumpang “yaelah ceramah
lagi, bus lain aja deh, pusing nih kita tanggal tua” seru salah
satu penumpang. Adegan ini sangat kontras dengan realita
sekarang ini. Banyak orang yang tidak suka ketika ada orang
yang menyeramahi mereka.Terlebih di dalam angkutan umum,
mereka butuh kenyaman tanpa ada pengamen atau lainnya
yang menurut mereka sangat mengganggu.
Dialog/Audio:
Yudi: Saudara-saudara sekalian, Allah memberikan saya setitik
ilmu yang harus disampaikan dan diamalkan. Saudara-
saudaraku, Mengapa Allah mengajarkan kita berbaik sangka,
karena berbaik sangka mengukuhkan tali persaudaraan.
73
Gita: heh mas, Cari duit jangan Cuma cuap-cuap 73oing
Type of Shot: Long Shot
Tabel Analisis 4.10
Scene Potongan Adegan
10
Keterangan Adegan:
Scene di menit ke 59:00 ini yang memperlihatkan perdebatan
antara Gita dan Gagah, Gita tidak bisa terima dengan sikap
yang diambil Gagah, rencana backpackeran yang direncanakan
mereka sejak awal, sirna begitu saja karena Gagah lebih
memilih menggunakan uang mereka untuk membantu anak-
anak jalanan di Rumah Cinta. “Mas, gita pikir klo kita
backpackerannya jadi, kita bisa ngobrol dari hati ke hati.
Kenapa sih mas jadi kaya gini? Emang kyai mas ngajarin gini
ya? Mas lebih ngerti agama tapi belajar nepatin janji sama
adiknya aja ga bisa” keluh Gita. “Mas ngerti tapi gausah bawa-
bawa kyai de” jawab Gagah. “Loh benerkan semenjak mas
kenal dengan kyai itu kita jadi berantem terus gini kan, rumah
rasanya panas. Mas Gagah pasti ikut aliran sesat” jawab Gita.
Mamah yang mendengar pertikaian mereka menasehati gagah.
Gita lalu keluar dari kaar kakaknya dengan menangis dan
keluhan yang keras sehingga mama merasa kasihan dengan
Gita, Gita merasa kehangatan yang diberikan kakaknya hilang
begitu saja smenjak Gagah memutuskan untuk berhijrah.
Dialog/Audio:
Mama:Gah ini kenapa sih? Mamah tau apa yang kamu lakukan
74
itu baik dan benar, tapi itu bukan berarti kamu tidak bisa
menjaga adik kamu, satu hal lagiDengan kamu yang sekarang,
ga sehat inigah,bukan keluarga seperti ini yang mama mau
Type of Shot: Medium Shot
Tabel Analisis 4.11
Scene Potongan Adegan
11
Keterangan Gambar:
Scene yang berlakang belakang pemukiman kumuh dan rumah
cinta yang didirikan Gagah dan para preman untuk anak-anak
kecil belajar mengaji dan membaca. Mamah yang pergi
bersama Gagah kesana merasakan kenyamanan dan sangat
bangga dengan anaknya.
Dialog/Audio:
Mama: Mamah terharu gah dengan apa yang kamu lakukan
Type Of Shot: Medium Long Shot
75
Keterangan Gambar:
Gita mencari pengertian fisabilillah di internet.
Dialog/Audio:
Gita: itu bukannya fisabilillah? Kok lagi sama ibu-ibu itu sih?
Gita: eh kenalin nama gue git..a
Yudi: maaf de, saya harus pergi Inshaa Allah kita ketemu
lagi.Assalamualaikum
Type of Shot: Close Up
Tabel Analisis 4.12
Scene Potongan Adegan
12
Keterangan Gambar:
Scene dengan latar belakang di sekolah ini, pada saat Gita
menceritkan Yudi kepada teman-temannya, “Guys kalian tau
ga setiap gue naik angkutan umum, ketemu cowok lagi
ceramah tentang agama” ucap Gita. “Sebenarnya tuh cowo
76
ngapain sih git? Gue mau nanya deh kalo orang ceramah itu
kan harusnya di masjid atau mushola, tapi itu dia ngapain
deh? Terus penumpangnya dimintain uang berapa” jawab
temannya. “ Dia itu ga minta uang non, cape deh gue jelasin
ke lo, gue gatau dia orasi gitu deh” jawab Gita. Gita merasa
akhir-akhir ini dipertemukan dengan orang-orang yang
berhijrah seperti kakaknya, Tika dan mama. Gita sempat
berfirasat apakah ini hidayah Allah kepadanya lewat orang-
orang terdekatnya.
Dialog/Audio:
Gita: by the way, lo jadi suka main sama anak rohis sih?tapi
keren-keren juga sih ya orangnya.
Type of Shot: Medium Close Up
Tabel Analisis 4.13
Scene Potongan Adegan
13
Keterangan Gambar:
Scene yang berlatakan di tempat pembuangan sampah kali
angke, dimana ini adalah lokasi para preman berada, dan
Rumah Cinta di bentuk, beberapa preman protes kepada Gagah
karena ada beberapa warga yang mengira mereka menyebarkan
ilmu sesat dengan di bukanya Rumah Cinta. Rumah Cinta
adalah tempat dimana para anak kecil bisa belajar membaca
dan mengaji, dengan keberadaan bangunan yang layak untuk
mereka, menjadi motivasi tersendiri untuk anak-anak tesebut,
Rumah Cinta dibangun dari dana patungan ke 3 preman
77
tersebut dan dana patungan Gagah dan anak-anak rohis
kampusnya. Tidak lupa dibantu oleh mama Gagah sendiri. Dan
hingga tercipta Rumah Cinta seperti sekarang ini.
Dialog/Audio:
Ketua preman: masa kita dikira ngumpulin anak-anak untuk
ikut aliran sesat, kejam banget mereka
Type of Shot: Long Shot
Tabel Analisis 4.14
Scene Potongan Adegan
14
Keterangan Gambar:
Scene ini berlatar belakang di gedung tempat diaakannya
pernikahan. Pernikahan teman Gagah, Yudi dan kolega dari
ayah Yudi dan para santri di pesantrn tempat ayah Yudi
memberikan ceramah. Moment dimana Gita diajak oleh
kakaknya menghadiri pernikahan dengan konsep islami,
dimana antara tamu laki-laki dan peremupuan dipisah menurut
syariat Islam. Dan Gita merasa asing dengan pernikahan seperti
ini.
Dialog/Audio:
Gita: Ternyata dia anaknya kyai Gufron yang terkenal itu
78
Type of Shot: Medium Long Shot
Tabel Analisis 4.15
Scene Potonga Adegan
15
Keterangan gambar:
Pada scene ini memperlihatkan Gita merasa terkejut dengan
perubahan penampilan sahabatnya yaitu Tika, Tika terlihat
menggunakan hijab saat berada di sekolah, hal ini bertolak
belakang dengan penampilan Tika sebelumnya.
Dialog/Audio:
Gita: Tika? Kenapa lo jadi kaya gini? Kenapa lo jadi lebay
kaya mas gagah
Tika: emangnya salah pake jilbab? Gue udah memantapkan
hati gue dari 3 bulan lalu tau git.
Type of Shot:Medium Close Up
79
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Dalam Fim Ketika Mas Gagah Pergi
Dalam analisis semiotika Roland Barthes, pada dasarnya ada perbedaan antara
denotasi dan konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang
dimengerti oleh Barthes. Makna denotasi merupakan makna nyata yang ditampilkan
oleh penanda terhadap objek, Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti
sebagai makna harfiah, makna yang sesungguhnya, bahkan kadang kala juga
dirancukan dengan referensi atau acuan, Proses denotasi ini biasanya mengacu kepada
penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi,
bagi Barthes dan pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama,
sementara konotasi merupakan tingkat kedua.
Dalam hotasi diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan sensor atau represi
politis. Sedangkan makna konotasi merupakan kunci dalam analisis semiotik Roland
Barthes, Makna konotasi adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respon
mengandung nilai-nilai emosional. Dan konotasi merupakan hasil proses
pengembangan dalam cara manusia memaknai tanda. Contoh yang paling mudah
dipahami adalah, seperti telah kita ketahui dari bidang bahasa dan mengandung
prinsip-prinsip linguistik yang diteruskan dari konsep signifiant-signifie dari ilmu
yang mengkaji “kehidupan tanda” dalam masyarakat. Kemudian mitos sebagaimana
kebudayaan memaknai tentang realitas yang ditampilkan oleh tanda tersebut.
Dalam penelitian ini dengan menggunakan metode semiotik, film yang
berdurasi 1 jam 39 menit ini. Tanpa mengurangi esensi cerita secara keseluruhan,
peneliti akhirnya dapat mengidentifikasi menjadi 13 (tiga belas) scene yang berkaitan
dengan rumusan masalah yang ingin diteliti. Peneliti membagi scene tersebut menjadi
potongan-potongan shot dengan klasifikasi mengenai simbol yang mengandung pesan
dakwah yang terdapat dari film Ketika Mas Gagah Pergi.
80
B. Pesan Dakwah
1. Scene 1
Makna kekeluargaan
Tabel 5.1
Makna Denotasi Denotasi dari scene ini dengan mengambil lokasi di
bandara memperlihatkan Gagah pergi meninggalkan
mama dan adiknya Gita untuk melakukan penelitian
skripsi di ternate, gagah dengan penampilan khas
khas gaya anak ibu kota itu tampak melambaikan
tangan ke arah mama dan adiknya, tanpa
mengucapkan salam atau sekedar mencium tangan
mamanya.
Makna Konotasi Makna konotasi yang terkandung dalam scene ini
adalah kekeluargaan. Gagah yang tampak sangat
mencintai adiknya. Hubungan yang terlihat sangat
harmonis dan penuh kehangatan. Gagah yang
berpesan kepada mamanya untuk menjaga gita disaat
gagah masih melakukan penelitian skripsi. Tetapi
terlihat dalam adegan tidak adanya sikap
menghormati dengan cara mengucapkan
Assalamualaikum atau bahkan mencium tangan
orang tuanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, salam menjadi
kebiasaan sesama umat muslim. Memberikan salam
sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat
beragama. Islam sendiri menjelaskan dalam hadist
Rasulullah SAW yaitu: “ Kamu sekalian tidak akan
masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian
tidaklah beriman sebelum kamu saling mencintai,
maukan kamu aku tunjukan sesuatu yang apabila
kamu mengerjakannya maka kamu sekalian akan
saling mencintai? yaitu sebarkanlah salam di antara
81
kamu sekalian.” HR. Muslim
Cuplikan adegan ini menunjukan pudar dan
berubahnya budaya mengucapkan salam, budaya
salam sekarang lebih dipengaruhi oleh budaya luar
khususnya dikalangan remaja seperti “hai, hello,
what’s up”. Tuntutan perubahan itu pasti ada, tapi
semakin kesini banyak orang yang merasakan bahwa
penggunaan ucapan salam dengan salah diartikannya,
contohnya: banyak yang salah paham, salam itu
disamakan dengan ucapan minta izin masuk rumah
atau Cuma dianggap ucapan sapaan saja, jadi hilang
makna sebenarnya dari salam.
Mitos Mitos yang dibentuk dari scene ini adalah mengenai
bagaimana sebuah keluarga yang tidak begitu
mengenal Islam menerapkan aturan Islam di dalam
kehidupannya. Islam adalah agama yang
mengajarkan akhlak yang luhur. Banyak yang
menganggap ucapan salam menjadi sesuatu yang
sepele sehingga terkadang lupa untuk mengucapkan.
Allah subhanahu wa ta’la berfirman:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa