BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangGardu induk di sebut juga gardu unit pusat
beban yang merupakan gabungan dari transformer dan rangkaian
switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui sistem kontrol
yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya
gardu induk bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat
pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi tegangan
tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan
menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk juga merupakan sub
sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga
listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran
(transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam
pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu
induk lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk
distribusi melalui feeder tegangan menengah.Gardu induk memiliki
sistem proteksi yang berfungsi sebagai sistem pengaman pada
peralatan listrik yang terdapat pada gardu induk yang diakibatkan
oleh gangguan alam, gangguan teknis, kesalahan operasi, dan
penyebab lainya. Sistem proteksi pada gardu induk merupakan
komponen perlengkapan yang sangat penting kegunaannya pada gardu
induk.
1.2 TujuanMakalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata
kuliah sistem proteksi. Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini
yaitu untuk mempelajari lebih dalam mengenai sistem proteksi pada
gardu induk serta mempelajari bagaimana teknik pemasangan dan
fungsinya pada peralatan listrik.
1.3 Batasan MasalahDalam makalah ini kami akan membatasi topik
permasalahan yang akan kami bahas yaitu, mengenai Sistem Proteksi
Pada Gardu Induk.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gardu IndukGardu induk di sebut juga gardu unit
pusat beban yang merupakan gabungan dari transformer dan rangkaian
switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui sistem kontrol
yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya
gardu induk bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat
pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi tegangan
tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan
menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk juga merupakan sub
sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga
listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran
(transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam
pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu
induk lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk
distribusi melalui feeder tegangan menengah.Gardu Induk merupakan
sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari system penyaluran
(transmisi).Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Fungsi gardu induk secara umum :a.
Mentransformasikan daya listrik :1. Dari tegangan ekstra tinggi ke
tegangan tinggi (500 KV/150 KV).2. Dari tegangan tinggi ke tegangan
yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).3. Dari tegangan tinggi ke
tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).4. Dengan frequensi
tetap (di Indonesia 50/60 Hertz).b. Untuk pengukuran, pengawasan
operasi serta pengamanan dari system tenaga listrik.c. Pengaturan
pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan
tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui
proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder-
feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.d. Untuk sarana
telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal
dengan istilah SCADA.e. Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA)
sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat
berasal dari Pembangkit atau dari gardu induk lain.
2.2 KLASIFIKASI GARDU INDUKGardu induk dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa macam menurut dari segi fungsi, segi pemasangan,
dll. Berikut adalah jenis-jenis dari Gardu Induk :1. Gardu induk
(substations) berdasarkan dari pemasangan peralatan dapat
diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu
Induk Pasang Luar (out door substation)Gardu induk jenis pasangan
luar terdiri dari peralatan tegangan tinggi pasangan luar. Pasangan
luar yang dimaksud adalah diluar gedung atau bangunan. Walaupun ada
beberapa peralatan yang lain berada di dalam gedung, seperti
peralatan panel kontrol, meja penghubung (switch board) dan
baterai. Gardu Induk jenis ini ini memerlukan tanah yang begitu
luas namun biaya kontruksinya lebih murah dan pendinginannya
murah.b. Gardu Induk Pasangan Dalam (indoor door substation)Disebut
Gardu induk pasangan dalam karena sebagian besar peralatannya
berada dalam suatu bangunan. Peralatan ini sepertihalnya pada gardu
induk pasangan luar. Dari transformator utama, rangkaian switchgear
dan panel kontrol serta batere semuanya. Jenis pasangan dalam ini
dipakai untuk menjaga keselarasan dengan daerah sekitarnya dan
untuk menghindari bahaya kebakaran dan gangguan suara.c. Gardu
Induk Semi-Pasangan Luar (semi-out door substation)Sebagian
peralatan tegangan tingginya terpasang di dalam gedung dan yang
lainnya dipasang diluar dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi
lingkungan. Karena konstruksi yang berimbang antara pasangan dalam
dengan pasangan luar inilah tipe gardu induk ini disebut juga gardu
induk semi pasangan dalam. d. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah
(underground substation)Sesuai dengan namanya, gardu induk pasangan
bawah tanah hampir semua peralatanya terpasang dalam bangunan bawah
tanah. Hanya alat pendinginan biasanya berada diatas tanah, dan
peralatan-peralatan yang tidak memungkinkan untuk ditempatkan di
bangunan bawah tanah. Gardu induk jenis ini umumnya berada dipusat
kota, karena tanah yang tidak memadai.
2. Gardu induk (substations) berdasarkan dari tegangan dapat
diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu
induk transmisiYaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran
transmisi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industri,
kota, dan sebagainya). Gardu induk transmisi yang ada di PLN adalah
tegangan tinggi 150 KV dan tegangan tinggi 30 KV.b. Gardu induk
distribusiyaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk
transmisi dengan menurunkan tegangannya melalui transformator
tenaga menjadi tegangan menengah (20 KV, 12 KV atau 6 KV) untuk
kemudiantegangan tersebut diturunkan kembali menjadi tegangan
rendah (127/220 V atau 220/380 V) sesuai dengan kebutuhan.3. Gardu
induk (substations) berdasarkan dari fungsinya dapat
diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu
Induk Penaik TeganganMerupakan gardu induk yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan
menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi
pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan
pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh,
maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi
tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.b. Gardu Induk Penurun
TeganganMerupakan gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih
rendah dan menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk terletak
di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan
(beban) dilayani.c. Gardu Induk Pengatur TeganganPada umumnya gardu
induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh
(voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan
alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan
kembali dalam keadaan normal.d. Gardu Induk Pengatur BebanBerfungsi
untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor,
yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor
berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor
atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang
memompakan air kembali ke kolam utama.e. Gardu Induk
DistribusiGardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan
sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat
pusat-pusat beban.
4. Gardu induk (substations) berdasarkan dari isolasi yang
digunakan dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara
lain :a. Gardu induk dengan isolasi udaraMerupakan gardu induk yang
menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu
dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa
gardu induk konvensionalmemerlukan tempat terbuka yang cukup
luas.b. Gardu induk yang menggunakan isolasi gas SF 6Gardu induk
yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau
Gas Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang
sempit.
5. Gardu induk (substations) berdasarkan dari sistem rel/ busbar
yang digunakan dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis,
antara lain :a. Gardu induk sistem ring busbar.Merupakan gardu
induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini,
semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan
lainnya dan membentuk ring (cincin).
b. Gardu induk sistem single busbar.Merupakan gardu induk yang
mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem
ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu
sistem transmisi.c. Gardu induk sistem double busbar.Merupakan
gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem
double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman
beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver
sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak
digunakan.d. Gardu induk sistem satu setengah (on half)
busbar.Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada
umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di
pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar.
Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena
dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan
system (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam
satu diagonal yang terpasang secara deret (seri).
2.3. Peralatan Dan Perlengkapan Gardu IndukGardu induk merupakan
suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa
perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari
jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer.Gardu induk
dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai
dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan
pemeliharaan. ,Secara umum perlatan dan perlengkapan pokok yang ada
di Gardu Induk terdiri dari :1. Transformator DayaTransformator
daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke
tegangan menengah (200 KV) atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan).2. Transformator TeganganTrafo tegangan disebut juga
potensial transformator adalah trafo yang berfungsi menurunkan
tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah,
untuk sumber tegangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi. Fungsi
trafo tegangan (potensial transformer) :1. Memperkecil besaran
tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk
sistem pengukuran atau proteksi.2. Mengisolasi rangkaian sekunder
tehadap rangkaian primer. 3. Memungkinkan standarisasi rating
tegangan untuk peralatan sisi sekunder.
3. Transformator ArusTrafo arus disebut juga current transformer
(CT) berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi
menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran
dan pengaman. Menurut tipe kontruksinya :a. Tipe Cincin
(ring/window tipe)b. Tipe Tangki Minyakc. Tipe cor-coran Cast Resin
(mounded cast resin tipe) Fungsi transformator arus adalah :a.
Menyesuaikan besaran arus pada sistem tenaga listrik menjadi
besaran arus untuk sistem pengukuran atau proteksi.b. Mengisolasi
rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer.c. Memungkinkan
standar arus pengenal pada sisi sekunder
4. Transformator BantuTransformator bantu adalahtrafo yang
digunakan untukmembantu beroperasinya secarakeseluruhan gardu induk
tersebut.Jadi merupakan pasokan utamauntuk alat-alat bantu seperti
motor-motor3 fasa yang digunakansebagai motor pompa sirkulasiminyak
trafo beserta motor-motorkipas pendingin. Yang palingpenting adalah
sebagai pasokan sumber tenaga cadangan sepertisumber DC yang
merupakansumber utama jika terjadi gangguandan sebagai pasokan
tenaga untukproteksi sehingga proteksi tetapbekerja walaupun tidak
adapasokan arus AC.
5. Busbar/ relMerupakan titik pertemuan/hubungan antara
trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan
peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga
listrik/daya listrik. Bahan dari rel terbuat dari bahan tembaga
(bar copper atau hollow conductor). Ada beberapa jenis konfigurasi
busbar yang digunakan hingga saat ini.6. AressterBerfungsi sebagai
alat untuk melindungi isolasi atau mengamankan instalasi (peralatan
listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih yang
diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi
dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian, alat ini bersifat
sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah
dilalui oleh arus kilat sistem pentanahan sehingga akan menimbulkan
tegangan lebih yang tinggi dan tidakmerusak isolasi peralatan
listrik.7. Saklaar Pemisah (PMS)Berfungsi untuk mengisolasikan
peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang
bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian
yang tidak berbeban. Oleh karena itu pemisah tidak boleh
dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam keadaan
berbeban. Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan dalam dan
pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual,
motor, pneumatic atau angin dan hidrolis.8. Pemutus TenagaPemutus
tenaga (PMT) adalah peralatan atau saklar untuk menghubungkan atau
memutuskan suatu rangkaian/jaringan listrik sesuai dengan
ratingnya. PMT memutuskan hubungan daya listrik bila terjadi
gangguaan, baik dalam keadaan berbeban maupun tidak berbeban dan
proses ini di lakukan dengan cepat. Pada waktu menghubungkan atau
memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena
tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus
dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media
udara dan gas SF6.9. Sakelar PentanahanSakelar ini untuk
menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi
untuk menghilangkan/ mentanahkan tegangan induksi pada konduktor
pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem.
Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem
dalam keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).
10. KompensatorKompensator didalam sistem Penyaluran tenaga
Listrik disebut pula alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur
jatuh tegangan pada saluran transmisi atau transformator, dengan
mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk menurunkan rugi
daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang
berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator
sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah
kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt.
11. Rele Proteksi dan Papan AlarmRele proteksi yaitu alat yang
bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik
saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya
kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang
terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan
pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang
tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan
nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara
sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas
untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang
terjadi.12. BateraiSumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi
selalu mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere
dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu
induk. Peranan dari batery sangat penting karena pada saat gangguan
terjadi, batery sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat
kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang digunakan pada
gardu induk :Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai
dapat dibedakan atas dua, yaitu:a. Baterai timah hitam (lead acid
storage batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang.
Baterai timah hitam ada dua macam yaitu:1. Lead-antimony2.
Lead-calciumb. Baterai alkali (alkali stroge batery) : bahan
elektrolitnya adalah larutan alkali (patassium hydroxide). Batery
alkali ada dua macam yaitu:1. Nickel-iron-alkaline storage batery
(NI-Fe batery).2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).
2.4. Sistem Proteksi Gardu IndukSistem proteksi adalah suatu
sistem pengaman pada peralatan listrik yang terdapat pada gardu
induk yang diakibatkan oleh gangguan alam, gangguan teknis,
kesalahan operasi, dan penyebab lainya.
2.4.1. Pemutus TenagaPemutus tenaga (PMT) adalah suatu alat
otomatis yang mampumemutus/menutup rangkaian pada semua kondisi
yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, atau dapat juga
sebagai alat yang dibutuhkan untuk mengontrol jaringan tenaga
listrik dengan membuka circuit dengan menutup circuit (sebagai
sakelar) dengan membawa beban secara pengawasan manual atau
otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan tidak
normal PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi,
sehingga gangguan dapat dipisahkan. Selama beroperasi pada keadaan
normal PMT dapat dibuka dan ditutup tanpa menimbulkan akibat yang
merugikan. Dalam keadaan gangguan atau keadaan yang tidak normal
relay akan mendeteksi dan menutup rangkaian tripping dari PMT maka
akan menggerakkan mekanisme penggerak untuk membuka kontak-kontak
PMT.
2.4.2. Relay ProteksiRelay adalah suatu alat yang bekerja secara
otomatis untuk mengatur/ memasukan suatu rangkaian listrik
(rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain.
Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut : 1.
Elemen pengindera. Elemen ini berfungsi untuk merasakan
besaran-besaran listrik, seperti arus, tegangan, frekuensi, dan
sebagainya tergantung relay yang dipergunakan. Pada bagian ini
besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya, apakah keadaan yang
diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam keadaan normal,
untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding.
2. Elemen pembanding. Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah
terlebih dahulu besaran itu diterima oleh elemen oleh elemen
pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada saat keadaan
normal dengan besaran arus kerja relay. 3. Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada
besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka
PMT atau memberikan sinyal.
Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi adalah untuk
mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang
terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus
mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian
yang lebih besar, dengan cara :1. Mendeteksi adanya gangguan atau
keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau
sistem dan juga manusia.2. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem
yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat
mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang
dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum
mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.
2.4.3. Relay Proteksi BusbarSebagai proteksi utama Busbar adalah
RELE Differensial, yang berfungsi mengamankan pada busbar tersebut
terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu sendiri. Konfigurasi
Busbar ada 3 macam :1. Busbar tunggal ( Single Busbar ).2. Busbar
ganda ( Double Busbar ).3. Busbar 1,5 PMT.Gangguan pada busbar
relatif jarang (kurang lebih 7 %) dibandingkan dengan gangguan pada
penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan gangguan tetapi
dampaknya akan jauh lebih besar dibandingkan pada gangguan
penghantar, terutama jika pasokan yang terhubung ke pembangkit
tersebut cukup besar. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan
di bus jika gangguan tidak segera diputuskan antara lain adalah
kerusakan instalasi, timbulnya masalah stabilitas transient,
dimungkinkan OCR dan GFR di sistem bekerja sehingga pemutusan
menyebar.
2.4.4. Proteksi Trafo TenagaProteksi transrmator daya terutama
bertugas untuk mencegah kerusakan transformator sebagai akibat
adanya gangguan yang terjadi dalam petak/ bay transformator,
disamping itu diharapkan juga agar pengaman transformator dapat
berpartisipasi dalam penyelenggaraan selektifitas sistem, sehingga
pengamanan transformator hanya melokalisasi gangguan yang terjadi
di dalam petak/bay transformator saja.Maksud dan tujuan pemasangan
relay proteksi pada transformator daya adalah untuk mengamankan
peralatan /sistem sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari
atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara :1. Mencegah
kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ketidak normalan
yang terjadi pada transformator atau gangguan pada bay
transformator.2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal
lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.3. Melepaskan
(memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan
instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat
dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya
tetap dapat beroperasi.4. Memberikan pengamanan cadangan bagi
instalasi lainnya.5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu
listrik yang tbaik kepada konsumen. Serta mengamankan manusia
terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.Jenis Proteksi Trafo
tenagaTrafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan,
diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983 Bagian
Satu, C) : Relay arus lebih (Over Current Relay)Berfungsi
mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari
nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus
lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan
hubung singkat. Arus lebih ini dideteksi oleh transformator arus
atau current transformator (CT).Relai arus lebih tak berarah dan
Relai Hubung Tanah Tak berarah atau cukup disebut relai arus lebih
dan relai hubung tanah. Relai ini berfungsi sebagai pengaman
terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa maupun fasa tanah
dan dapat digunakan sebagai :a. Pengaman utama penyulang (jaringan
tegangan menengah)b. Pengaman cadangan pada trafo, generator dan
transmisi.c. Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil
dan radial.d. Pengaman utama motor listrik yang kecil.
Gambar : Pemasangan OCR 3 Phasa
Relay arus hubung tanah (Ground Fault Relay)Rele hubung tanah
merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga
pada pengaman Transformator tenaga.Karakteristik Waktu Kerja
OCR/GFRa. Relai Arus Lebih Seketika (instantenous) Bekerja tanpa
waktu tunda Setelan arus sangat besar Terdapat disisi primer atau
sekunder trafob. Relai Arus Lebih Waktu Tertentu (definite) Bekerja
dengan waktu tunda Waktu kerja relai tidak dipengaruhi besar arus
gangguan Terdapat disisi primer atau sekunder trafoc. Relai Arus
Lebih Waktu Terbalik (Inverse) Bekerja dengan waktu tunda Waktu
kerja relai sangat bergantung dengan besar arus gangguan yang
melalui relai Terdapat disisi primer atau sekunder trafo.
Gambar: Pemasangan secara bersama OCR dan GFR
Relay beban lebihTegangan Menengah (TM) mempunyai bentuk dan
karakteristik sebagai berikut: Pemutus tenaga (circuit-breaker)
tegangan menengah yang dilengkapi dengan rele beban Lebih 3 (tiga)
fasa yang mempunyai karakteristik waktu yang mengacu kepada rumus
cold start dari karakteristik thermis rele beban lebih(over load
relay)yang disesuaikan pada arus nominal untuk daya tersambung
(In)
Relay tangki tanahAlat ini berfungsi untuk mengamankan
transformator bila ada hubung singkat antara bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada
transformator.
Relay ganggauan tanahBerfungsi mengamankan Transformator Daya
dari gangguan hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengaman
trafo.Rele Gangguan Tanah Terbatas ini berfungsi untuk mengamankan
transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator
khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh RELE differential, yang disambung ke instalasi trafo
arus ( CT ) dikedua sisi.
Relay suhuBerfungsi untuk mendeteksi suhu minyak trafo dan
kumparan secara langsung, yang akan membunyikan alarm serta
mentripkan Circuit Breaker
Gambar Relay Suhu
Relay BucholzRelay Bucholz adalah relai yang berfungsi
mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan transformator yang
menimbulkan gas.Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah: Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam
phasa Hubung singkat antar phasa Hubung singkat antar phasa ke
tanah Busur api listrik antar laminasi Busur api listrik karena
kontak yang kurang baik.
Gambar Relay Bucholz
Relay JansenRELE JANSEN ini berfungsi untuk mengamankan pengubah
tap (tap changer) dari transformator. Tap changer adalah alat yang
terpasang pada trafo,berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran
(sekunder) akibat beban maupun variasi tegangan pada sistem
masukannya (input). Tap changer umumnya dipasang pada ruang
terpisah dengan ruang untuk tempat kumparan,dimaksudkan agar minyak
tap changer tidak bercampur dengan minyak tangki utama. Untuk
mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan
padasistem tap changer , digunakan pengaman yang biasa disebut :
RELE JANSEN (bucholznya Tap changer). Jenis dan tipe rele jansen
bermacam-macam bergantung pada merk Trafo: misalnya RS 1000, LF 15
,LF 30. Rele jansen dipasang antara tangki tap changer dengan
konservator minyak tap changer.
Gambar Relay Jansen Relay tekanan lebihRelay Tekanan Lebih ini
berfungsi mengamankan tekanan lebih pada transformator, dipasang
pada transformator tenaga dan bekerja dengan menggunakan
membrane.Tekanan lebih terjadi karena adanya flash over atau hubung
singkat yang timbul pada belitan transformator tenaga yang terendam
minyak, lalu berakibat decomposisi dan evaporasi minyak, sehingga
menimbulkan tekanan lebih pada tangki transformator.
Gambar Relay Tekanan Lebih Lightning arrester(dibahas pada point
2.4.6) Rellay differensialBerfungsi mengamankan transformator
terhadap gangguan di dalam transformator, antara lain adalah
kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan
dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun
beda kumparan.
Gambar Relay Differensial2.4.5. Sistem Pentanahan Titik Netral
Trafo TenagaAdapun tujuan pentanahan titik netral transformator
daya adalah sebagai berikut :1.Menghilangkan gejala-gejala busur
api pada suatu sistem.2.Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang
tidak terganggu (pada fasa yang sehat).3.Meningkatkan keandalan
(realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga
listrik.4.Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang
disebabkan oleh penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike
ground fault).5.Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta
memudahkan dalam menentukan lokasi gangguan. Metoda-metoda
pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai berikut :
1. Pentanahan mengambang (floating grounding)2. Pentanahan melalui
tahanan (resistance grounding)3. Pentanahan melalui reaktor
(reactor grounding)4. Pentanahan langsung (effective
grounding)5.Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat
berubah-ubah (resonant grounding) atau pentanahan dengan kumparan
Petersen (Petersen Coil).
2.4.6. ArresterSurge Arrester merupakan peralatan yang didesain
untuk melindungi peralatan lain dari tegangan surja (baik surja
hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Sebuah
arrester harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan
beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan
berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan
ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah
daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan
lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui
arrester (power follow current) setelah surja petir atau surja
hubung berhasil didisipasikan.Lightning Arrester/ Arrester/ Surge
Arrester memiliki peran penting di dalam koordinasi isolasi
peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester
adalah melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu
induk yang dilindunginya. Panjang lead yang menghubungkan arrester
pun perlu diperhitungkan, karena inductive voltage pada lead ini
ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total paralel
terhadap peralatan yang dilindungi.Spesifikasi Arrester pada
jaringan listrik tegangan menengah:a. Peralatan listrik terpasang
di tengah jaringan 5 kA, 24 kVb. Peralatan listrik terpasang di
ujung jaringan 10 kA, 24 kVc. Jaringan ujung SUTM tanpa peralatan
listrik 10 kA, 24 kVPada LBS pemasangan arrester dipasang atau
dijumper dari jumperan SUTM ke bhusing LBS dan harus lurus sehingga
arus petir akan lebih cepat mengalir ke arrester dan tidak akan
merusak peralatan LBS.2.4.7. Proteksi PetirTujuan dari proteksi
petir pada serandang adalah untuk mengamankan peralatan dan
instalasi dari sambaran langsung surja petir. Ada beberapa model
pengaman petir antara lain Kawat pentanahan/ Earth Wire/ GSW
(Galvanized Steel Wire) yang direntangkan pada serandang,
pemasangan Franklin Rod atau Early Streamer pada bagian atas
serandang. Kawat Pentanahan atau Earth Wire/ GSW adalah peralatan
untuk melindungi peralatan utama dari sambaran surja petir. Kawat
tanah terbuat dari baja yang sudah digalvanis, maupun sudah
dilapisi dengan aluminium. Jumlah Kawat Pentanahan/ EW/ GSW pada
serandang diletakkan pada posisi tertinggi pada serandang tersebut
sehinggga mempunyai sudut perlindungan yang aman (minimum 30
drajat) terhadap peralatan di bawahnya. Pemasangannya dengan cara
menggunakan klem penegang yang dipress atau klem penegang dengan
mur baut.
BAB IIISTUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN BEBAN AUXILIARY PLTU
PERAKPLTU Perak sebagai pembangkit termal yang berperan dalam
menyeimbangkan tegangan pada rating system 150 kV diwilayah
Surabaya Utara dan Madura serta penyuplai daya reaktif. Dalam
beroperasinya PLTU Perak dibutuhkan peralatan auxiliary untuk
mendukung sistem steam generating pada boiler dan turbin Sistem
yang digunakan pada beban Auxiliary PLTU Perak untuk satu unit
terdiri dari 2 (dua) sunber daya, yaitu : 1. Pemakaian sendiri
generator utama 50 MVA, dimana beban auxiliary ini menggunakan daya
sendiri dari generator utama melalui sebuah trafo auxiliary 6 MVA
13.8kV/3.3 kV. 2. Starting, yaitu beban auxiliary memperoleh suplai
daya dari incoming PLN 150 kV melalui sebuah trafo starting 6 MVA
13.8kV/3.3 kV. Penggunaan sistem starting ini digunakan saat
generator mengalami outage atau saat start up sehingga tidak ada
suplai daya dari generator utama.
Gambar 4. Skema kelistrikan beban auxiliary PLTU Perak
Terdapat tiga rating tegangan yang bekerja pada sistem beban
auxiliary PLTU Perak yaitu 1. Tegangan 13.8 kV, merupakan rating
tegangan keluaran generator. Daya keluaran generator ini juga akan
digunakan untuk beban-beban auxiliary PLTU. 2. Tegangan 3.3 kV,
merupakan tegangan keluaran dari trafo auxiliary 13.8/3.3 kV dan
Trafo Starting 150/3.3 kV yang akan menyuplai beban auxiliary
seperti trafo P/C 3.3/0.38 kV, Motor Force Draft Fan, Motor
Circulating Water Pump dan lainnya 3. Tegangan 0.38 kV, merupakan
tegangan untuk menyuplai beban dengan tegangan 0.38 kV melalui
keluaran trafo 3.3/0.38 kV
Low Voltage Circuit Breaker dan Rele arus lebih yang digunakan
pada beban auxiliary PLTU Perak adalah pabrikasi Mitsubishi yaitu
LVCB tipe NF dan relay COC1. Setting rele arus lebih menyesuaikan
dari beban yang terdapat pada sistem beban auxiliary PLTU Perak.
Dengan menelaah sistem koordinasi proteksi, maka diperlukan setting
ulang pada masing-masing rele sehingga didapatkan koordinasi yang
lebih selektif dan efektif. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Meskipun
Pengaman peralatan kelistrikan utama sistem beban auxiliary PLTU
Perak sudah diakomasi oleh pengaman sistem kontrol, namun perlu
kita melakukan optimalisasi pada sistem koordinasi proteksi arus
lebih agar kerusakan dan kesalahan dapat kita minimalisasi. Dalam
artikel ini, penulis menemukan beberapa permasalahan, yaitu : 1.
Kurang optimalnya setting dan koordinasi rele arus lebih pada
sistem beban auxiliary PLTU Perak. 2. Setting proteksi arus lebih
yang statis dan tidak sinergi dengan pola operasi dari sistem
penyuplai daya. 3. Dalam melakukan koordinasi dibutuhkan waktu yang
cepat dan selektifitas dalam mengamankan gangguan.
Untuk melakukan analisis koordinasi sistem pengaman pada beban
auxiliary PLTU Perak, diambil satu tipikal yang mewakili sistem
pengamanan menggunakan pendekatan adaptif. Adapun tipikal yang akan
diambil pada tugas akhir ini adalah Beban auxiliary 380 v, yaitu
yang terdiri dari beban motor pompa, mcc turbin dan mcc boiler
Beban auxiliary 3.3 kV, yaitu trafo P/C Trafo #3 3.3kV/380 V dan
beban motor Beban auxiliary 13.8 kV yaitu trafo auxiliary 13.8 /
3.3 kV
Koordinasi antar rele akan dilakukan mulai dari low voltage
circuit breaker LVCB305, LVCB311, 3 B/L, rele 50-51 #3, 51BA #3
hingga 51A #3. Semua rele tersebut akan dilakukan optimalisasi
koordinasi dan hubungan interlock satu sama lain.
Dari hasil simulasi dan penelaahan koordinasi proteksi arus
lebih yang ditunjang oleh analisis load flow didapat kurva
koordinasi proteksi eksisting seperti pada gambar 5 dan gambar
6
Pada kurva diatas terjadi beberapa setting yang tidak optimal
yaitu : Terjadi overlapping antara rele 50-51#3 dan rele 51BA#3
sehingga selektifitas pada bus 3.3 kV dan kontinuitas operasinya
unit dapat terganggu. Hal dapat terjadi ketika adanya hubung
singkat yang bersifat unbolted yang memiliki besar arus hubung
singkat pada wilayah inverse dari jangkauan rele 50-51#3 Pengaturan
setting nilai arus low set masih terlalu besar dari nilai full load
ampere dari peralatan yang diamankan, yaitu pada rele 50-51#3
terhadap full load ampere primer trafo P/C 3.3/0.38 kV dan rele
51BA#3 terhadap full load ampere sekunder auxiliary trafo #3 .
Rele 51A#3 dan 51BA#3 merupakan rele manufaktur mitsubhisi COC1
dimana juga memiliki fungsi instaneous namun pada setting existing
tidak dipergunakan. Hal ini bisa berakibat lamanya respon pengaman
terhadap adanya gangguan hubung singkat. Arus inrush trafo P/C #3
dianggap sebagai arus gangguan oleh rele 50-51#3
Untuk mengetahui dan menyetting rele diperlukan data hubung
singkat pada setiap bus yaitu :
Berikut kalkulasi dan resetting LVCB dan rele yang berada pada
tipikal koordinasi proteksi
Penyesuaian spesifikasi CB 305 adalah 225 Ampere Instantaneous
Pickup (I>>) 997 A Ihighset
733 Ilowset Sehingga penyesuaian spesifikasi CB 311 adalah 800
Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 1724 Ihighset 14350.4 A
1670.9 A Ilowset Sehingga penyesuaian spesifikasi CB 3B/L adalah
1670.9 Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 14350 A >
IhighsetPada kalkulasi dan resetting diatas dapat diketahui bahwa
jenis LVCB ini memiliki keterbatasan dalam pengaturan time delay.
Hal ini disebabkan oleh tipe circuit breaker yang menggunakan
pengindera termal-magnetik yang fungsinya masing-masing adalah
untuk mengamankan beban berlebih dan hubung singkat. Pada
pengesetan CB 3B/L masih dalam bentuk low magnetic setting. Dapat
diketahui bahwa pada arsiran merah terjadi overlapping sehingga
bila terjadi arus gangguan pada bus 141 (bus beban motor pompa 380
v) sebesar nilai arus gangguan yang diarsir maka CB ini akan
bekerja secara bersamaan. Resiko yang dapat terjadi adalah
hilangnya supply daya untuk tegangan 0.38 kV sesuai dengan table
4.2 [4]. Pada LVCB 311 dilakukan resetting magnetis dari 3200
Ampere menjadi 6400 Ampere
Berikut hasil plotting dari hasil perhitungan dan resetting tap
dan time delay
Setelah dilakukan ploting Time Current Curve untuk koordinasi
rele 13.8 dan 3.3 kV maka ploting koordinasi untuk semua sistem
beban auxiliary PLTU Perak dapat dilakukan dengan hasil seperti
pada gambar 8
Setelah dilakukan perbaikan pada resetting pada koordinasi
proteksi eksisting, maka selanjutnya akan dilakukan studi
koordinasi rele arus lebih yang adaptif berdasarkan cogeneration
unit. Skema suplai beban tersebut dapat direpresentasikan melalui
status circuit breaker yaitu membuka atau menutup. Jika CB 3A/L
menutup menandakan suplai beban auxiliary berasal dari keluaran
generator, dan jika CB 3 AT meutup maka suplai beban auxiliary
berasal dari suplai incoming starting trafo. Hasil kombinasi dari
skema tersebut membentuk 3 (tiga) kombinasi Setiap kondisi dari
group memiliki nilai arus gangguan hubung singkat yang berbeda
akibat koordinasi suplai beban dan perubahan impedansi akibat
komponen beban yang ikut memberi kontribusi. Berikut plotting kurva
yang menggambarkan karakteristik hubung singkat minimum 30 cycle
pada setiap bus pada tipikal tersebut
Dapat dianalisis bahwa adanya signifikansi perbedaan arus hubung
singkat minimum hingga mencapai dua kalinya pada bus 3.3 #3 dan bus
150 dimana pada bus tersebut disensing oleh rele 50-51#3. Hal
tersebut dikarenakan adanya penambahan arus kontribusi karena skema
suplai beban yang diperoleh dari incoming trafo starting melalui CB
3AT. Sehingga dapat dikatakan bahwa rele 50-51#3 adalah rele
cogeneration yang akan mensensing besarnya arus gangguan saat skema
grup 1, grup 2 dan grup 3. Pada skema grup 1 dan grup 2 tidak
dijadikan dasar aplikasi adaptif dikarenakan besar arus gangguannya
mendekati sama.
Karena adanya perbedaan arus gangguan akibat kontribusi sumber
daya, maka untuk mengurangi fault clearing time, maka pada relay
50-51#3 sebagai rele yang menopang arus kontribusi tersebut akan
bekerja secara adaptif mengikuti pola operasi sumber daya.
Untuk mencapai skema adaptif maka dibutuhkan komunikasi antara
rele dengan central control computer. Central control computer ini
akan bekerja sesuai dengan algoritma dibawah ini, dimana perubahan
skema adaptif ditentukan dari kombinasi antara circuit breaker 3AT
dan 3B/H
Dari hasil simulasi dan resetting yang mengikuti skema suplai
daya (adaptif) maka besar fault clearing time dapat diminimalkan
sebesar 100 ms.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULANJaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri
dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan
jaringan) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri
dari banyak peralatan yang berbeda jenis dan karakteristik dan
secara fisik dipisahkan oleh pemutus tenaga (PMT). PMT berfungsi
untuk memisahkan/menghubungkan satu bagian jaringan dengan bagian
lain, baik jaringan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Bagian-bagian jaringan tersebut dapat terdiri dari satu
PMT atau lebih.Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan
energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat
dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari peralatan CT, PT, PMT,
Catu daya dc/ac, relai proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan
dalam suatu rangkaian wiring. Disamping itu diperlukan juga
peralatan pendukung untuk kemudahan operasi dan evaluasi seperti
sistem recorder, sistem scada dan indikasi relai.Fungsi peralatan
proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan
bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat
serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan
atau kerugian yang lebih besar.Sistem Proteksi harus memenuhi
syarat sebagai berikut :- Sensitif yaitu mampu merasakan gangguan
sekecil apapun- Andal yaitu akan bekerja bila diperlukan
(dependability) dan tidak akan bekerja bila tidak diperlukan
(security).- Selektif yaitu mampu memisahkan jaringan yang
terganggu saja.- Cepat yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya.Jika
proteksi bekerja sebagaimana mestinya, maka kerusakan yang parah
akibat gangguan mestinya dapat dihindari/dicegah sama sekali, atau
kalau gangguan itu disebabkan karena sudah adanya kerusakan
(insulation break down di dalam peralatan), maka kerusakan itu
dapat dibatasi sekecilnya. Selain itu bagian sistem/ peralatan yang
dilalalui arus gangguan dapat dihindari dan kestabilan sistem dapat
terjaga.Sebaliknya jika proteksi gagal bekerja atau terlalu lambat
bekerja, maka arus gangguan ini berlangsung lebih lama, sehingga
panas yang ditimbulkannya dapat mengakibatkan kebakaran yang hebat,
kerusakan yang parah pada peralatan instalasi dan ketidak stabilan
sistem. Tangki trafo daya yang menggelembung atau jebol akibat
gangguan biasanya karena kegagalan kerja atau kelambatan kerja
proteksi. Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi juga akan
mengakibatkan bekerjanya proteksi lain disebelah hulunya (sebagai
remote back up) sehingga dapat mengakibatkan pemadaman yang lebih
luas atau bahkan runtuhnya sistem (collapse).Kegagalan atau
kelambatan kerja proteksi dapat disebabkan antara lain oleh :
Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya. Setelan
(seting) relenya tidak benar(kurang sensitif atau kurang cepat).
Baterainya lemah atau kegagaLan sistem DC suply sehingga tidak
mampu mengetripkan PMT-nya. Hubungan kotak kurang baik pada sirkit
tripping atau terputus. Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya
karena kotor, karat, patah atau meleset. Kegagalan PMT dalam
memutuskan arus gangguan yang bisa disebabkan oleh arus gangguanya
terlalu besar melampaui kemampuan pemutusan (interupting
capability), atau kemampuan pemutusannya telah menurun, atau karena
ada kerusakan. Kekurangsempurnaan rangkaian sistem proteksi antara
lain adanya hubungan kontak yang kurang baik. Kegagalan saluran
komunikasi tele proteksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://antara191.blogspot.com/2012/10/gardu-induk.htmlhttp://bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/ProteksiPenghantar.pdfhttp://switchyard-electric.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-gardu-induk.htmlhttp://gikotapinang.files.wordpress.com/2011/11/proteksi-gi.ppthttp://www.undiknas.ac.id/upload/Materi%20Kuliah/Fakultas%20Teknik%20dan%20Informatika/Teknik%20Elektro/I%20Wayan%20Sukadana,%20S.T.,M.T./sistem%20proteksi.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-24221-2210105053-Paper.pdf
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini
saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Inderalaya , Maret 2015
Penyusun
MAKALAH
SISTEM PROTEKSI DAN PERLATAN PROTEKSIPADA GARDU INDUK
Disusun oleh :GAGAH PRAKOSO03121004069
JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA