TUGASCOMPOUNDING AND DISPENSING
ANALISIS RESEPDokter Spesialis Anak
Oleh:(Kelas B)
Rangga Adi260112140514Rianto Adi P260112140516Hedi
Hermansyah260112140536Maulana Malik Ibrahim260112140544Ardy
Ferdiawan260112140560Arvenda Rezky Pratama 260112140596Alvina Arum
P260112140598Ulfa Tri Wahyuni260112140610Nurul Asih
R260112140612
PROGRAM STUDI APOTEKERFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS
PADJAJARANJATINANGOR2013
19
Resep Dokter Spesialis Anakdr. D., Sp. A. (K)SPESIALIS ANAK
KONSULTANPraktek:Jl. Buah Batu259Telp. (022) 7313403 BandungSIP:
445/2701 DINKES / 190 SIP III DSP / III / 12Bandung,
23-03-20R/sedrofen syrTremenza tab no. IIIm.f. da in syrS 2ddcth
1
R/praxion syrS 3 ddcth 1
R/oroxinsyrS 3ddcth
Pro: Hani Umur: 4tahunAlamat: -
A. Kelengkapan ResepNama Dokter
SIP Dokter
Alamat Dokter
Tanggal Penulisan Resep
Tanda tangan / Paraf Dokter-
Nama Pasien
Alamat Pasien -
Umur Pasien
Jenis Kelamin Pasien-
Berat Badan Pasien -
Nomor Telepon Pasien-
B. Komponen ObatNama Obat1. Sedrofen2. Tremenza3. Praxion4.
Oroxin
Potensi Obat-
Dosis obat1. Sedrofen syr
2. Tremenza tab no. IIIm.f. da in syrS 2ddcth 1
3. Praxion syrS 3 ddcth 1
4. OroxinsyrS 3ddcth
C. Deskripsi PenyakitRinitis AlergiRinitis alergi adalah
penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien
atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama
serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan
ulangan dengan alergen spesifik tersebut. Menurut WHO ARIA
(Allergic Rinitis and its Impact on Asthma, 2001) rhinitis alergi
adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore,
rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
yang diperantarai oleh Ig E.Gejala rinitis alergik atau alergi
hidung dapat dicetuskan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah
pajanan udara dingin, debu, uap, bau cat, polusi udara, tinta
cetak, bau masakan, bubuk detergen, makanan atau bau minuman
beralkohol. Selama ini banyak pendapat mengatakan bahwa alergen
penyebab pada bayi dan anak sering disebabkan oleh makanan alergen
ingestan, sedangkan alergen inhalan lebih berperan dengan
bertambahnya usia. Padahal ternyata setelah dicermati makanan masih
banyak berpengaruh juga pada gangguan alergi hidung pada dewasa.
Manifestasi klinis reaksi hipersensitivitas tipe I pada telinga,
hidung dan tenggorok anak menjelang usia 4 tahun jarang
ditemukan.Manifestasi alergi pada hidung paling sering terjadi
dibandingkan dengan organ lain, karena fungsi hidung sebagai
penyaring partikel dan alergen hirup untuk melindungi saluran
pernapasan bagian bawah. Partikel yang terjaring di hidung akan
dibersihkan oleh sistem mukosilia.Histamin merupakan mediator
penting pada gejala alergi di hidung. Hal ini berbeda dengan alergi
saluran napas bagian bawah (lihat bab tentang asma bronkial dan
reaksi hipersensitivitas). Histamin bekerja langsung pada reseptor
histamin selular, dan secara tidak langsung melalui refleks yang
berperan pada bersin dan hipersekresi. Melalui sistem saraf otonom,
histamin menimbulkan gejala bersin dan gatal, serta vasodilatasi
dan peningkatan permeabilitas kapiler yang menimbulkan gejala
beringus encer (watery rhinorrhoe) dan edema lokal. Reaksi ini
timbul segera setelah beberapa menit pasca pajanan alergen.Refleks
bersin dan hipersekresi sebetulnya adalah refleks fisiologik yang
berfungsi protektif terhadap antigen yang masuk melalui hidung.
Iritasi sedikit saja pada daerah mukosa dapat seketika menimbulkan
respons hebat di seluruh mukosa hidung. Newly formed mediator
adalah mediator yang dilepas setelah terlepasnya histamin, misalnya
leukotrien (LTB4, LTC4), prostaglandin (PGD2), dan PAF. Efek
mediator ini menyebabkan vasodilatasi dan meningkatnya
permeabilitas vaskular sehingga menyebabkan gejala hidung tersumbat
(nasal blockage), meningkatnya sekresi kelenjar sehingga
menimbulkan gejala beringus kental (mucous rhinorrhoe).Kurang lebih
50% rinitis alergik merupakan manifestasi reaksi hipersensitivitas
tipe I fase lambat. Gejala baru timbul setelah 4-6 jam pasca
pajanan alergen akibat reaksi inflamasi jaringan yang
berkepanjangan. Prostaglandin (PGD2) banyak terdapat di sekret
hidung ketika terjadi fase cepat, tetapi tidak terdapat pada fase
lambat, karena mediator ini banyak dihasilkan oleh sel mast. Fase
cepat diperankan oleh sel mast dan basofil, sedangkan fase lambat
lebih diperankan oleh basofil.Gejala rinitis alergik fase lambat
seperti hidung tersumbat, kurangnya penciuman, dan hiperreaktivitas
lebih diperankan oleh eosinofil. Mekanisme eosinofilia lokal pada
hidung masih belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa teori mekanisme
terjadinya eosinofilia antara lain teori meningkatnya kemotaksis,
ekspresi molekul adhesi atau bertambah lamanya hidup eosinofil
dalam jaringan.Sejumlah mediator peptida (sitokin) berperan dalam
proses terjadinya eosinofilia. Sitokin biasanya diproduksi oleh
limfosit T, tapi dapat juga oleh sel mast, basofil, makrofag, dan
epitel. IL-4 berperan merangsang sel limfosit B melakukan isotype
switch untuk memproduksi IgE, di samping berperan juga meningkatkan
ekspresi molekul adhesi pada epitel vaskuler (VCAM-1) yang secara
selektif mendatangkan eosinofil ke jaringan. IL-3 berperan
merangsang pematangan sel mast. IL-5 berperan secara selektif untuk
diferensiasi dan pematangan eosinofil dalam sumsum tulang,
mengaktifkan eosinofil untuk melepaskan mediator, dan memperlama
hidup eosinofil dalam jaringan. Akibat meningkatnya eosinofil dalam
jaringan maka terjadilah proses yang berkepanjangan dengan keluhan
hidung tersumbat, hilangnya penciuman, dan hiperreaktivitas
hidung.
Manifestasi KlinisManifestasi klinis rinitis alergik baru
ditemukan pada anak berusia di atas 4-5 tahun dan insidensnya akan
meningkat secara progresif dan akan mencapai 10-15% pada usia
dewasa. Manifestasi gejala klinis rinitis alergik yang khas
ditemukan pada orang dewasa dan dewasa muda. Pada anak manifestasi
alergi dapat berupa rinosinusitis berulang, adenoiditis, otitis
media, dan tonsilitis.Sesuai dengan patogenesisnya, gejala rinitis
alergik dapat berupa rasa gatal di hidung dan mata, bersin, sekresi
hidung, hidung tersumbat, dan bernapas melalui mulut. Sekret hidung
dapat keluar melalui lubang hidung atau berupa post nasal drip yang
ditelan. Hidung tersumbat dapat terjadi bilateral, unilateral atau
bergantian. Gejala bernapas melalui mulut sering terjadi pada malam
hari yang dapat menimbulkan gejala tenggorokan kering, mengorok,
gangguan tidur, serta gejala kelelahan pada siang hari. Gejala lain
dapat berupa suara sengau, gangguan penciuman dan pengecapan, dan
gejala sinusitis. Gejala kombinasi bersin, ingusan, serta hidung
tersumbat adalah gejala yang paling dirasakan mengganggu dan
menjengkelkan.Anak yang menderita rinitis alergik kronik dapat
mempunyai bentuk wajah yang khas. Sering didapatkan warna gelap
(dark circle atau shiners) serta bengkak (bags) di bawah mata. Bila
terdapat gejala hidung tersumbat yang berat pada anak, sering
terlihat mulut selalu terbuka yang disebut sebagai adenoid face.
Keadaan ini memudahkan timbulnya gejala lengkung palatum yang
tinggi, overbite serta maloklusi. Anak yang sering menggosok hidung
karena rasa gatal menunjukkan tanda yang disebut allergic
salute.Menurut saat timbulnya, maka rinitis alergik dapat dibagi
menjadi rinitis alergik intermiten (seasonal-acute-occasional
allergic rhinitis) dan rinitis alergik persisten
(perennial-chronic-long duration rhinitis). Rinitis alergik
intermiten Rinitis alergik intermiten mempunyai gejala yang hilang
timbul, yang hanya berlangsung selama kurang dari 4 hari dalam
seminggu atau kurang dari empat minggu. Rinitis alergik musiman
yang sering juga disebut hay fever disebabkan oleh alergi terhadap
serbuk bunga (pollen), biasanya terdapat di negara dengan 4 musim.
Terdapat 3 kelompok alergen serbuk bunga yaitu: tree, grass serta
weed yang tiap kelompok ini berturut-turut terdapat pada musim
semi, musim panas dan musim gugur. Penyakit ini sering terjadi
yaitu pada sekitar 10% populasi, biasanya mulai masa anak dan
paling sering pada dewasa muda yang meningkat sesuai bertambahnya
umur dan menjadi masalah pada usia tua. Gejala berupa rasa gatal
pada mata, hidung dan tenggorokan disertai bersin berulang, ingus
encer dan hidung tersumbat. Gejala asma dapat terjadi pada puncak
musim. Gejala ini akan memburuk pada keadaan udara kering, sinar
matahari, serta di daerah pedesaan. Rinitis alergik persisten
Rinitis alergik persisten mempunyai gejala yang berlangsung lebih
dari 4 hari dalam seminggu dan lebih dari 4 minggu. Gejala rinitis
alergik ini dapat terjadi sepanjang tahun, penyebabnya terkadang
sama dengan rinitis non alergik. Gejalanya sering timbul, akan
tetapi hanya sekitar 2-4 % populasi yang mengalami gejala yang
berarti. Rinitis alergik biasanya mulai timbul pada masa anak,
sedangkan rinitis non alergik pada usia dewasa. Alergi terhadap
tungau debu rumah merupakan penyebab yang penting, sedangkan jamur
sering pada pasien yang disertai gejala asma dan kadang alergi
terhadap bulu binatang. Alergen makanan juga dapat menimbulkan
rinitis tetapi masih merupakan kontroversi. Pada orang dewasa
sebagian besar tidak diketahui sebabnya. Gejala rinitis persisten
hampir sama dengan gejala hay fever tetapi gejala gatal kurang,
yang mencolok adalah gejala hidung tersumbat. Semua penderita
dengan gejala menahun dapat bereaksi terhadap stimulus nonspesifik
dan iritan.
Sedangkan klasifikasi rinitis alergik yang baru menurut ARIA
terdapat dua jenis sesuai dengan derajat beratnya penyakit. Rinitis
alergik dibagi menjadi rinitis alergik ringan (mild) dan rinitis
alergik sedang-berat (moderate-severe). Pada rinitis alergik
ringan, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya (seperti
bersekolah, bekerja, berolahraga) dengan baik, tidur tidak
terganggu, dan tidak ada gejala yang berat. Sebaliknya pada rinitis
alergik sedang-berat, aktivitas sehari-hari pasien tidak dapat
berjalan dengan baik, tidur terganggu, dan terdapat gejala yang
berat.
DiagnosisRiwayat atopi dalam keluarga merupakan faktor
predisposisi rinitis alergik yang terpenting pada anak. Pada anak
terdapat tanda karakteristik pada muka seperti allergic salute,
allergic crease, Dennies line, allergic shiner dan allergic face
seperti telah diuraikan di atas, namun demikian tidak satu pun yang
patognomonik.Harus diperhatikan dengan cermat gejala: bersin
berulang, rinore encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan
mata gatal, kadang disertai lakrimasi.
Tanda Lain Yang menyertai Pada rinoskopi anterior : mukosa
edema, basah, berwarna pucat disertai sekret encer yang banyak.
Bila gejala persisten, mukosa inferior tampak hipertrofi. Allergic
shiner : terdapat bayangan gelap di daerah bawah mata karena stasis
vena sekunder akibat obstruksi hidung. Allergic salute :
menggosok-gosok hidung karena gatal Allergic crease : garis
melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah Facies adenoid :
mulut sering terbuka dengan lengkung langit-langit yang tinggi,
sehingga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi geligi
Cobblestone appearance : dinding posterior faring tampak granuler
dan edema Dinding lateral faring menebal Geographic tongue : lidah
tampak seperti gambaran peta.Pemeriksaan THT dapat dilakukan dengan
menggunakan rinoskopi kaku atau fleksibel, sekaligus juga dapat
menyingkirkan kelainan seperti infeksi, polip nasal atau tumor.
Pada rinitis alergik ditemukan tanda klasik yaitu mukosa edema dan
pucat kebiruan dengan ingus encer. Tanda ini hanya ditemukan pada
pasien yang sedang dalam serangan. Tanda lain yang mungkin
ditemukan adalah otitis media serosa atau hipertrofi
adenoid.Meskipun tes kulit dapat dilakukan pada semua anak tetapi
tes kulit kurang bermakna pada anak berusia di bawah 3 tahun.
Alergen penyebab yang sering adalah inhalan seperti tungau debu
rumah, jamur, debu rumah, dan serpihan binatang piaraan, walaupun
alergen makanan juga dapat sebagai penyebab utama namun sering
diabaikan. Susu sapi sering menjadi penyebab walaupun uji kulit
sering hasilnya negatif. Uji provokasi hidung jarang dilakukan pada
anak karena pemeriksaan ini tidak menyenangkan.Pemeriksaan in vitro
(RAST, ELISA) untuk alergen spesifik hasilnya kurang sensitif
dibandingkan dengan tes kulit dan lebih mahal. Kadar normal IgE
total dan IgE spesifik pada anak lebih rendah dibandingkan dengan
dewasa. Kurang dari setengah penderita rinitis alergik anak
mempunyai kadar IgE total yang meningkat. Adapun kadar IgE total
serum pada bayi adalah 0-1 IU/ml yang meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia dan menetap setelah usia 20-30 tahun (100-150
IU/ml), kemudian menurun sesuai dengan bertambahnya
usia.Pemeriksaan sekret hidung dilakukan untuk mendapatkan sel
eosinofil yang meningkat >3% kecuali pada saat infeksi sekunder
maka sel neutrofil segmen akan lebih dominan. Gambaran sitologi
sekret hidung yang memperlihatkan banyak sel basofil, eosinofil,
juga terdapat pada rinitis eosinofilia nonalergik dan mastositosis
hidung primer.
Diagnosa Banding Rinitis Vasomotor Disebut juga vasomotor
catarrh, vasomotor rhinorrhea, nasal vasomotor instability, atau
juga non-allergic perennial rhinitis. Adalah suatu keadaan
idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi,
eosinofilia, perubahan hormonal (kehamilan, hipertiroid), dan
pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-blocker, aspirin,
klorpromazin dan obat topikal hidung dekongestan). Rinitis ini
digolongkan menjadi non-alergi bila tidak dapat diidentifikasi
dengan pemeriksaan alergi yang sesuai. Gejala sering dicetuskan
oleh berbagai rangsangan non-spesifik, seperti asap/rokok, bau yang
menyengat, parfum, minuman beralkohol, makanan pedas, udara dingin,
pendingin dan pemanas ruangan, perubahan kelembaban, perubahan suhu
luar, kelelahan, dan stress/emosi. Gejala yang timbul mirip dengan
rinitis alergi, namun gejala yang dominan adalah hidung tersumbat,
bergantian kiri dan kanan (tergantung posisi pasien). Selain itu
terdapat rinore yang mukoid atau serosa. Keluhan ini jarang
disertai dengan gejala mata. Gejala dapat memburuk pada pagi hari
waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim,
udara lembab, juga oleh karena asap rokok dan sebagainya.
Berdasarkan gejala yang menonjol, kelainan ini dibedakan dalam 3
golongan, yaitu: Golongan bersin (sneezers), gejala biasanya
memberikan respon yang baik dengan terapi antihistamin dan
glukokortikosteroid topikal. Golongan rinore (runners), gejala
dapat diatasi dengan pemberian anti kolinergik topikal Golongan
tersumbat (blockers), kongesti, umumnya memberikan respon yang baik
dengan terapi glukokortikosteroid topikal dan vasokonstriktor
lokal. Diagnosis ditegakkan dengan cara eksklusi, yaitu
menyingkirkan adanya rinitis infeksi, alergi, okupasi, hormonal dan
akibat obat. Dalam anamnesis dicari faktor yang mempengaruhi
timbulnya gejala. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak
gambaran yang khas berupa edema mukosa hidung, konka berwarna merah
gelap/merah tua, tetapi dapat pula pucat. Hal ini perlu dibedakan
dengan rinitis alergi. Permukaan konka dapat licin atau
berbenjol-benjol (hipertrofi). Pada rongga hidung terdapat sekret
mukoid, biasanya sedikit. Akan tetapi pada golongan rinore, sekret
yang ditemukan ialah serosa dan banyak jumlahnya. Pemeriksaan
laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis
alergi. Kadang ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung, akan
tetapi pada jumlah sedikit. Tes cukil kulit biasanya negatif. Kadar
Ig E spesifik tidak meningkat. Rinitis Medikamentosa Rinitis
medikamentosa adalah suatu kelainan hidung berupa gangguan respons
normal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor
topikal (tetes hidung atau semprot hidung) dalam waktu lama dan
berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap.
Dapat dikatakan bahwa hal ini disebabkan oleh pemakaian obat yang
berlebihan (drug abuse). Pasien mengeluh hidungnya tersumbat terus
menerus dan berair. Pada pemeriksaan tampak edema atau hipertrofi
konka dengan sekret hidung yang berlebihan. Apabila diberi tampon
adrenalin, edema konka tidak berkurang.
PengobatanPenatalaksanaan rinitis alergik pada anak terutama
dilakukan dengan penghindaran alergen penyebab dan kontrol
lingkungan. Medikamentosa diberikan bila perlu, dengan antihistamin
oral sebagai obat pilihan utama. Imunoterapi pada anak diberikan
secara selektif dengan tujuan pencegahan. Jenis-jenis terapi
medikamentosa akan diuraikan di bawah ini Antihistamin-H1 oral
Antihistamin-H1 oral bekerja dengan memblok reseptor H1 sehingga
mempunyai aktivitas anti alergi. Obat ini tidak menyebabkan
takifilaksis. Antihistamin-H1 oral dibagi menjadi generasi pertama
dan kedua. Generasi pertama antara lain klorfeniramin dan
difenhidramin, sedangkan generasi kedua yaitu
setirizin/levosetirizin dan loratadin/desloratadin. Generasi
terbaru antihistamin-H1 oral dianggap lebih baik karena mempunyai
rasio efektifitas/keamanan dan farmakokinetik yang baik, dapat
diminum sekali sehari, serta bekerja cepat (kurang dari 1 jam)
dalam mengurangi gejala hidung dan mata, namun obat generasi
terbaru ini kurang efektif dalam mengatasi kongesti hidung. Efek
samping antihistamin-H1 generasi pertama yaitu sedasi dan efek
antikolinergik. Sedangkan antihistamin-H1 generasi kedua sebagian
besar tidak menimbulkan sedasi, serta tidak mempunyai efek
antikolinergik atau kardiotoksisitas. Antihistamin-H1
lokalAntihistamin-H1 lokal (misalnya azelastin dan levokobastin)
juga bekerja dengan memblok reseptor H1. Azelastin mempunyai
beberapa aktivitas anti alergik. Antihistamin-H1 lokal bekerja
sangat cepat (kurang dari 30 menit) dalam mengatasi gejala hidung
atau mata. Efek samping obat ini relatif ringan. Azelastin
memberikan rasa pahit pada sebagian pasien. Kortikosteroid
intranasal Kortikosteroid intranasal (misalnya beklometason,
budesonid, flunisolid, flutikason, mometason, dan triamsinolon)
dapat mengurangi hiperreaktivitas dan inflamasi nasal. Obat ini
merupakan terapi medikamentosa yang paling efektif bagi rinitis
alergik dan efektif terhadap kongesti hidung. Efeknya akan terlihat
setelah 6-12 jam, dan efek maksimal terlihat setelah beberapa hari.
Kortikosteroid topikal hidung pada anak masih banyak
dipertentangkan karena efek sistemik pemakaian lama dan efek lokal
obat ini. Namun belum ada laporan tentang efek samping setelah
pemberian kortikosteroid topikal hidung jangka panjang. Dosis
steroid topikal hidung dapat diberikan dengan dosis setengah dewasa
dan dianjurkan sekali sehari pada waktu pagi hari. Obat ini
diberikan pada kasus rinitis alergik dengan keluhan hidung
tersumbat yang menonjol. Kortikosteroid oral/IMKortikosteroid
oral/IM (misalnya deksametason, hidrokortison, metilprednisolon,
prednisolon, prednison, triamsinolon, dan betametason) poten untuk
mengurangi inflamasi dan hiperreaktivitas nasal. Pemberian jangka
pendek mungkin diperlukan. Jika memungkinkan, kortikosteroid
intranasal digunakan untuk menggantikan pemakaian kortikosteroid
oral/IM. Efek samping lokal obat ini cukup ringan, dan efek samping
sistemik mempunyai batas yang luas. Pemberian kortikosteroid
sistemik tidak dianjurkan untuk rinitis alergik pada anak. Pada
anak kecil perlu dipertimbangkan pemakaian kombinasi obat
intranasal dan inhalasi. Kromon lokal (local chromones) Kromon
lokal (local chromones), seperti kromoglikat dan nedokromil,
mekanisme kerjanya belum banyak diketahui. Kromon intraokular
sangat efektif, sedangkan kromon intranasal kurang efektif dan masa
kerjanya singkat. Efek samping lokal obat ini ringan dan tingkat
keamanannya baik. Obat semprot hidung natrium kromoglikat sebagai
stabilisator sel mast dapat diberikan pada anak yang kooperatif.
Obat ini biasanya diberikan 4 kali sehari dan sampai saat ini tidak
dijumpai efek samping. Dekongestan oral Dekongestan oral seperti
efedrin, fenilefrin, dan pseudoefedrin, merupakan obat
simpatomimetik yang dapat mengurangi gejala kongesti hidung.
Penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit jantung harus
berhati-hati. Efek samping obat ini antara lain hipertensi,
berdebar-debar, gelisah, agitasi, tremor, insomnia, sakit kepala,
kekeringan membran mukosa, retensi urin, dan eksaserbasi glaukoma
atau tirotoksikosis. Dekongestan oral dapat diberikan dengan
perhatian terhadap efek sentral. Pada kombinasi dengan
antihistamin-H1 oral efektifitasnya dapat meningkat, namun efek
samping juga bertambah. Dekongestan intranasal Dekongestan
intranasal (misalnya epinefrin, naftazolin, oksimetazolin, dan
xilometazolin) juga merupakan obat simpatomimetik yang dapat
mengurangi gejala kongesti hidung. Obat ini bekerja lebih cepat dan
efektif daripada dekongestan oral. Penggunaannya harus dibatasi
kurang dari 10 hari untuk mencegah terjadinya rinitis
medikamentosa. Efek sampingnya sama seperti sediaan oral tetapi
lebih ringan. Pemberian vasokonstriktor topikal tidak dianjurkan
untuk rinitis alergik pada anak di bawah usia l tahun karena batas
antara dosis terapi dengan dosis toksis yang sempit. Pada dosis
toksik akan terjadi gangguan kardiovaskular dan sistem saraf pusat.
Antikolinergik intranasal Antikolinergik intranasal (misalnya
ipratropium) dapat menghilangkan gejala beringus (rhinorrhea) baik
pada pasien alergik maupun non alergik. Efek samping lokalnya
ringan dan tidak terdapat efek antikolinergik sistemik. Ipratropium
bromida diberikan untuk rinitis alergik pada anak dengan keluhan
hidung beringus yang menonjol. Anti-leukotrien Anti-leukotrien,
seperti montelukast, pranlukast dan zafirlukast, akan memblok
reseptor CystLT, dan merupakan obat yang menjanjikan baik dipakai
sendiri ataupun dalam kombinasi dengan antihistamin-H1 oral, namun
masih diperlukan banyak data mengenai obat-obat ini. Efek
sampingnya dapat ditoleransi tubuh dengan baik.Rinitis alergik pada
masa anak akan bertambah berat dengan bertambahnya usia. Kadangkala
rinitis alergik dapat merupakan masalah pada usia tua. Dengan
mengetahui faktor penyebab, dengan penghindaran dapat mengurangi
kekerapan timbulnya gejala. Penggunaan beberapa jenis medikamentosa
profilaksis juga dapat mengurangi gejala yang timbul.
BATUKBatuk bukanlah suatu penyakit, namun meknisme perlindungan
tubuh, khususnya saluran pernapasan untuk membersihkan saluran
napas dari benda asing yang masuk. Udara yang keluar dari paru-
paru ketika batuk akan membuat segala sesuatu yang menghambat pada
saluran pernapasan keluar, baik berupa benda asing, cairan atau
lendir, sehingga saluran pernapasan menjadi lebih bersih.Batuk
alergi pada anak bisa disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya batuk
alergi karena zat-zat yang berterbangan dan terhirup oleh anak
(debu, bulu binatang, asap rokok, serbuk sari bunga, dan bahan
kimia yang disemprot seperti minyak wangi dan obat nyamuk), cuaca
dingin, dan zat-zat yang terdapat didalam makanan, seperti zat
pewarna, pengawet, dan sebagainya. Jadi, bisa saja anak mengalami
batuk alergi karena mengonsumsi makanan tertentu atau karena
terpapar oleh cuaca dingin. Dengan penanganan yang tepat, batuk
alergi pada si kecil tidak akan berulang. Maka, dengan demikian
resiko asma pun dapat dicegah. batuk alergi pada anak dapat diobati
secara bertahap tergantung dari tingkat keparahan gejalanya.
FARINGITISFaringitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan peradangan dari faring (terletak di bagian belakang dari
tenggorokan), yang biasanya menyebabkan rasa sakit ketika menelan.
Ini adalah hal yang sangat sering terjadi dan seringkali
menunjukkan gejala sakit tenggorokan. Faringitis umumnya disebabkan
oleh infeksi virus, seperti influenza (flu). Infeksi bakteri
seperti radang tenggorokan, suatu reaksi alergi, atau refluks asam
lambung juga dapat menyebabkan faringitis. Contohnya bakteri yang
termasuk dalam Streptococcus Grup A dan bakteri lain yang lebih
jarang seperti corynebacterium dan arcanobacterium. Kebanyakan
kasus faringitis terjadi pada musim yang lebih dingin. Penyakit ini
seringkali menyebar di antara anggota keluarga. Faringitis biasanya
sembuh sendiri tanpa komplikasi.
TONSILITISTonsilitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan adanya peradangan pada tonsil, yang menyebabkan sakit
tenggorokan, kesulitan untuk menelan, dan demam. Tonsil merupakan
kelenjar getah bening di bagian belakang mulut dan di atas
tenggorokan. Tonsil berperan dalam menyaring bakteri dan
kuman-kuman untuk melindungi tubuh dari infeksi. Tonsilitis dapat
terjadi karena infeksi virus atau bakteri. Infeksi virus adalah
penyebab paling umum pada tonsilitis. Infeksi ini dapat menyebar
dari satu orang ke orang lain melalui kontak tangan, menghirup
droplet dari udara setelah seseorang dengan tonsilits bersin atau
berbagi alat atau sikat gigi dengan orang yang terinfeksi. Infeksi
bakteri disebabkan oleh Streptococcus pyogenes, bakteri yang
menyebabkan strep throat (radang tenggorokan). Ada 2 tipe
tonsilitis: akut dan kronis. Tonsilitis akut ditandai dengan onset
mendadak atau bertahap dari suatu sakit tenggorokan sedangkan
tonsilitis kronis adalah infeksi menetap pada tonsil. Tonsilitis
sering hilang dengan sendirinya tanpa perlu dilakukan perawatan.
Namun, pada kasus berat, prosedur umum yang disebut tonsilektomi
diperlukan untuk mengangkat tonsil tersebut.
D. Deskripsi ObatMerk DagangSedrofen
KandunganSefadroksil monohidrat.
IndikasiInfeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran
kencing (ISK), faringitis, tonsilitas, infeksi berat karena bakteri
Gram Negatif.
Mekanisme AksiSefadroksil berikatan dengan satu atau lebih
protein pengikat penisilin (PBPs) yang menghambat langkah akhir
transpeptidasi sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri,
sehingga menghambat biosintesis dan menahan perakitan dinding sel
yang mengakibatkan kematian sel bakteri. Sefadroksil ini tidak
aktif terhadap Proteus, Pseudomonas, Enterobacter, Morganella,
Serratia dan monocytogen Listeria.
Dosis250 mg; 500 mg.
Pemberian ObatDapat dikonsumsi bersamaan dengan atau tanpa
makanan. Dikonsumsi bersamaan dengan makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI.
KontraindikasiHipersensitif terhadap sefalosporin, porfiria.
Perhatian KhususPenderita alergi penisilin, gangguan fungsi
ginjal, hamil, menyusui.
Efek SampingReaksi alergi, reaksi hipersensitif, mual, muntah,
diare.
Interaksi ObatGentamisin atau tobramisin, probenesid.
Golongan ObatObat keras.
ProdusenInterbat
KemasanSirup 60 mL Rp. 29.000
Gambar
ISO vol.47. 2012. Hal:152-153
Merk DagangTremenza
KandunganPseudoefedrin HCl 60 mg (30 mg), tripolidin HCl 2.5 mg
(1.25 mg) tiap tablet (5 mL sirup).
IndikasiMeringankan gejala flu karena alergi pada saluran nafas
yang memerlukan dekongestan dan antihistamin.
Mekanisme AksiTriprolidin hidroklorida, sebuah antagonis
reseptor histamin H1 dengan sifat obat penenang ringan dan
antimuskarinik. Pseudoefedrin, sebuah agonis reseptor - dan
-Adrenergik, memperantarai vasokonstriksi melalui stimulasi
langsung reseptor -Adrenergik dari mukosa pernapasan.
DosisSehari 3-4 x. Dewasa dan anak > 12 tahun = 1 tablet atau
2 sdtk. Anak 6-12 tahun = tablet atau 1 sdtk. Anak 2-5 tahun
sdtk.
Pemberian ObatDapat dikonsumsi bersamaan dengan atau tanpa
makanan.
KontraindikasiPenyakit saluran napas bawah (asma),
hipersensitif, penderita gejala hipertensi, glaukoma, diabetes,
arteri koroner, terapi penghambat MAO.
Perhatian KhususKehamilan dan menyusui, anak < 2 tahun. Dapat
mempengaruhi kemampuan untuk mengendarai kendaraan atau
mengoperasikan mesin.
Efek SampingKekeringan pada mulut, hidung dan tenggorokan.
Sedasi, pusing, koordinasi terganggu, tremor, insomnia, halusinasi,
tinnitus.
Interaksi Obat-
Golongan ObatObat keras.
ProdusenSanbe Farma
Kemasan10 10 (Rp. 83.500/kotak)
Gambar
ISO vol.47. 2012. Hal:518-519
Merk DagangPraxion
KandunganParasetamol.
IndikasiMeredakan demam karena flu dan setelah imunisasi.
Meredakan nyeri misalnya, sakit kepala atau sakit gigi.
Mekanisme AksiParasetamol bertindak sebagai analgesik.
Menghasilkan antipiresis dengan menghambat pusat pengatur panas di
hipotalamus. Aktivitas anti-inflamasi yang lemah berkaitan dengan
inhibisi dari sintesis prostaglandin dalam SSP.
DosisSirup: 2-5 tahun = sehari 3-4 kali 1-2 sdt.
Pemberian ObatDapat dikonsumsi bersamaan dengan atau tanpa
makanan.
KontraindikasiGagal hati atau ginjal.
Perhatian KhususUS FDA (Pregnant category: B)
Efek SampingKelainan darah, reaksi alergi kulit dan lainnya.
Interaksi ObatAlkohol, antikoagulan oral, aspirin,
fenobarbital.
Golongan ObatObat bebas.
ProdusenPharos
KemasanSirup 60 mL (Rp. 20.900/botol).
Gambar
ISO vol.47. 2012. Hal:39
Merk DagangOroxin.
KandunganPer 5 mL mengandung:Oxomemazine 1.65 mg, guaifenesin
33.3 mg.
IndikasiMengurangi batuk berdahak disertai dengan kondisi
alergi.
DosisDewasa dan anak-anak > 12 tahun (BB > 40 kg) 10 mL 4
x sehari. Anak-anak 10-12 tahun (BB = 30-40 kg) 10 mL 3-4 kali
sehari, 6-10 tahun (BB = 20-30 kg) 10 mL 2-3 kali sehari, 2-6 tahun
(BB = 10-20 kg) 5 mL 2-3 kali sehari.
Pemberian Obat-
KontraindikasiRiwayat agranulositosis, risiko retensi urin yg
berhubungan dengan gangguan uretroprostatik & glaukoma sudut
tertutup.
Perhatian KhususManula yang rentan terhadap hipotensi
ortostatik, vertigo, obat penenang; konstipasi kronis; resiko
hipertrofi prostat; gangguan kardiovaskular; gangguan fungsi
hati/ginjal. Anak-anak < 2 tahun.
Efek SampingSedasi atau mengantuk, kekeringan selaput lendir,
konstipasi.
Interaksi ObatAlkohol, sultoprida.
Golongan Obat
ProdusenPharos
Kemasan60 mL x 1 (Rp. 25.300/botol)
Gambar-
E. Penyiapan Obat1. Perhitungan DosisObatDosis NyataDosis
ReferensiKesesuaian
OroxinSehari: 3 x 3,75 ml = 11,25 ml2-6 tahun 5ml2-3 x per
harisesuai
PraxionSekali: 120 mg/5 x 5 ml = 120 mgSehari: 120 mg x 3 = 360
mgSekali: 120 mg/5ml2-5 tahun 5ml3-4 x per harisesuai
TremenzaSehari: 2 x 3 tablet = 6 tablet2-5 tahun 2,5 ml3-4 x per
hari
SedrofenSekali: 125 mg/5 x 7,5 ml = 187,5 mgSehari: 187,5 x 2 =
375 mgSehari : 25-30 mg/kg BBatau 250 mg 450 mg
sesuai
Note:1. Isi tiap tablet tremenza adalah Pseudoephedrine HCl 60
mg dan Triprolidine HCl 2,5 mg.Tiap 5 ml (1 sendok takar) Tremenza
Sirup mengandung Pseudoephedrine HCl 30 mg dan Triprolidine HCl
1,25 mg.2. Apoteker harus menanyakan berat badan pasien, untuk
menghitung keakuratan dosis
1. Penyiapan Resep 1. Tablet tremenza diambil tiga buah,
kemudian digerus. 1. Serbuk tremenza kemudian dimasukkan ke dalam
botol sedrofen1. Ditambahkan air sebanyak kurang lebih setengah
dari botol tersebut1. Tutuplah botol rapat-rapat, kemudian kocok
botol dalam keadaan terbalik.Setelah dikocok permukaan syrup akan
terlihat dibawah tanda. 1. Tambahkan air lagi sampai batas tanda
dan kocok sampai homogen 1. Setelah dicampur, sirup digunakan
maksimal 8 hari 1. Pemberian Etiket
1. Dispensing Apoteker harus memastikan apakah penerima resep
tersebut benar Apoteker harus memberikan informasi, cara penggunaan
obat, dosis, dan penyimpanan obat kepada orang tua pasien Apoteker
harus memastikan bahwa orang tua pasien sudah paham dan mengerti
tentang apa yang sudah disampaikan dengan cara meminta orang tua
pasien mengulangi kembali informasi tersebut
F. Pembahasan Administrasi resep
Dari resep diatas:Secara administrasi, pada resep tersebut tidak
tercakup nomor resep, tandatangan/paraf dokter, dan tidak adanya
alamat pasien. Nomor resep seharusnya memang dicantumkan, hal ini
ditujukan untuk meminimalisasi kemungkinan kesalahan dalam
penebusan obat nantinya. Tetapi biasanya, ketika obat ini ditebus,
maka apotek yang akan memberikan nomor resep.Tandatangan/paraf
dokter merupakan ketentuan administrasi lain yang harus ada pada
resep. Tetapi pada resep ini, dokter tidak memberikan keduanya
karena dirasa sudah terwakili oleh kop nama dan SIP dalam resepnya.
Alamat pasien juga merupakan ketentuan administrasi yang perlu
tertera, tetapi dalam resep ini, alamat pasien tidak diperlukan
karena obat-obat yang diberikan bukan obat golongan narkotika(i)
Pembahasan Kesesuaian FarmasetikaObatBentuk sediaanKejelasan dalam
resep
SedrofenTremenzaSirup
praxionSirup
oroxinsirup
Pemberian bentuk sediaan berupa sirup terhadap pasien berumur 4
tahun dinilai sudah tepat karena pasien masih mengalami kesulitan
menelan obat berbentuk padatan. Pemberian sediaan dalam bentuk
sirup akan lebih meningkatkan kepatuhan pasien anak terhadap
penggunaan obat dibandingkan dengan penggunaan dalam bentuk sediaan
tablet(ii) Pembahasan IndikasiBerdasarkan obat-obatan yang
diresepkan, pasien didiagnosa menderita batuk berdahak, penggunaan
parasetamol diberikan karena pasien mengalami gejala demam, dimana
demam merupakan gejala yang menunjukan adanya infeksi oleh bakteri
maka dari itu diresepkan sedrofen sebagai antibiotik. Yang menjadi
faktor digunakannya sedrofen adalah batuk yang tak kunjung sembuh
atau berdasarkan tanda pada dahak dan ingus pasien yang berwarna
hijau pekat. Penggunaan tremenza berfungsi sebagai antihistamin dan
kandungan pseudoefedrin dalam tremenza dapat melegakan hidung
tersumbat pada pasien. Oroxin diresepkan karena kandungan
oxomemazine dan guaifenesin digunakan untuk mengurangi batuk
berdahak.
G. KIE (Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi)Pasien atas nama
Hana, berumur 4 tahun, didiagnosa mengalami rinitis alergi, radang
tenggorokan disertai batuk berdahak. Pasien di berikan sirup
sedrofen sebagai antibiotik untuk mengatasi infeksi atau radang
tenggorokan, disertai tremenza, antihistamin untuk meringankan
gejala rinitis alergi. Sirup sedrofen dan tremenza tersebut
diberikan sehari dua kali atau setiap 12 jam sekali,1 sendok teh.
Sirup boleh diminum sebelum atau sesudah makan. Apoteker harus
mengingatkan dan menginformasikan kepada orang tua pasien bahwa
sedrofen harus dihabiskan, karena bila disisakan, bisa terjadi
resistensi bakteri terhadap obat. Kandungan tremenza dalam sirup
tersebut, dapat menimbulkan efek samping seperti mulut kering,
tremor, halusinasi, atau pusing, jadi sebaiknya pasien mengurangi
aktivitas di luar, dan memperbanyak istirahat di rumah.Obat kedua
adalah sirup Praxion, isinya parasetamol, sebagai penurun gejala
demam maupun pusing. Diminum 3 kali sehari atau setiap 8 jam
sekali, 1 sendok teh. Boleh diminum sebelum atau sesudah makan.
Diminum setiap 8 jam untuk mempertahankan kadarnya dalam darah atau
menjaga efektifitas obat. Apabila pasien sudah tidak lagi demam
atau pusing, pemakaian obat ini bisa dihentikan.Selanjutnya, sirup
Oroxin sebagai obat batuk berdahak. Diminum 3 kali sehari, sendok
teh. Efek samping yang mungkin muncul adalah mengantuk dan
konstipasi atau sulit buang air besar. Apoteker harus mengingatkan
apabila memang ada gejala efek samping yang muncul, seperti reaksi
alergi dan hipersensitif dari penggunaan obat, maka Tn. Rangga
dapat langsung menghubungi apoteker atau dokter untuk
tindaklanjutnya. Obat-obat ini harus dikocok sebelum diminum,
kemudian disimpan di tempat sejuk dan kering serta terhindar dari
sinar matahari langsung.Untuk terapi non farmakologi disarankan
pasien untuk istirahat yang cukup, mengkonsumsi makanan yang
bergizi termasuk buah dan sayuran juga disarankan untuk banyak
minum untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau
rasa gatal serta menghindari paparan debu.
Dialog Konseling
Tn. Rangga: Assalamualaikum Ibu.Asisten Apoteker: Waalaikumsalam
Pak, ada yang bisa dibantu?Tn. Rangga: Saya mau menebus resep Ibu.
Ini resepnya (sambil menyerahkan resep kepada asisten
apoteker)Asisten Apoteker: Baik, saya lihat dulu resepnya Pak. Atas
nama Hana, 4 tahun?Tn. Rangga: Iya Ibu betul, anak saya.Asisten
Apoteker: Baik, silakan ditunggu sebentar ya Pak, saya persiapkan
dulu obatnya.Tn. Rangga: Iya baik Ibu.Asisten apoteker kemudian
menunjukan resep Hana kepada apoteker untuk memastikan ketepatan
resep. Apoteker menyetujui resep tersebut untuk kemudian dicek
ketersediaan obat dan harganya.
***
Setelah sekitar 15 menit menunggu.Asisten Apoteker: Resep atas
nama Hana 4 tahun?Tn. Rangga: Iya Ibu.AsistenApoteker: Pak, obat
untuk adik Hana sudah kami cek kelengkapan dan harganya. Obatnya
mau ditebus semuaPak?Tn. Rangga: Iya langsung saya bayar ya
Ibu.AsistenApoteker: Baik, Bapak silakan bayar obatnya di kasir
ya.Tn. Rangga: Baik bu.(Membayar di kasir)***
Apoteker: Selamat pagi Pak.Tn. Rangga: Pagi Bu.Apoteker:
Perkenalkan Pak, saya Ulfa, apoteker yang sedang bertugas hari ini.
Dengan Bapak..?Tn. Rangga: Rangga Bu.Apoteker: Pak Rangga, terkait
obat yang diresepkan untuk adik Hana, untuk menjelaskan mengenai
cara pakai dan informasi obat lainnya, apakah Bapak punya waktu 10
menit untuk konseling?Tn. Rangga: Oh iyaboleh Bu.Apoteker: Baik,
mari silakan masuk ke ruang konseling Pak.Tn. Rangga: (Bersama
apoteker memasuki ruang konseling)
***
Setelah duduk.Apoteker: Pak, saya sudah melihat resepnya. Ini
resep untuk adik Hana, 4 tahun, anak Bapak?Tn. Rangga: Iya benar
Bu, anak saya.Apoteker: Sejak kapan dan bagaimana tepatnya Bapak
mengetahui Hana sakit?Tn. Rangga: Kata istri saya, sejak bangun
pagi 3 hari yang lalu dia demam, suhu tubuhnya naik sampai 38C,
ditambah batuk berdahak, hidung meler dan tersumbat. Dia juga
mengeluh sulit menelan.Apoteker: Lalu apa kata dokter tentang
penyakit dan obat Hana Pak?Tn. Rangga:Kata dokter,Hana terken
arinitis alergi, radang tenggorokan ditambah batuk berdahak, harus
banyak istirahat dan perbanyak minum air. Dokter meresepkan
antibiotik, obat alergi, pereda demam, dan obat batuk
berdahak.Apoteker: Apa kata dokter tentang harapan setelah minum
obatnya Pak?Tn. Rangga: Katanya ya semoga setelah minum obat,
demam, radang, dan batuknya sembuh gitu Bu.Apoteker: Baik, sebelum
ke dokter apa Bapak sudah memberikan obat lain untuk mengatasi
demam atau batuk Hana,Pak? Tn. Rangga: Belum Bu, saya dan Ibunya
juga belum memberi obat apapun.Apoteker: Apa ada obat lain yang
sedang rutin Hana konsumsi saat ini, vitamin? obat herbal atau jamu
mungkin?Tn. Rangga: Tidak Bu, tidak ada.Apoteker: Baik, selama ini
apa Hanaada alergi obat Pak?Tn. Rangga: Sejauh ini tidak ada,
alhamdulillah anaknya jarang sakit Bu. Apoteker: Baik kalau begitu.
Akan saya jelaskan ya Pak, jadi disini Hana diresepkan 3 obat
sirup. Ada sirup sedrofen disertai zat aktif tremenza, diminum
sehari dua kali atau setiap 12 jam sekali, 1 sendok teh, boleh
diminum sebelum atau sesudah makan. Ini antibiotik untuk mengatasi
radangnya Pak. Harus dihabiskan. Walau Hana sudah tidak demam lagi
atau sudah sehat, obat ini tetap harus diminum sampai habis. Karena
kalau disisakan, bisa terjadi resistensi bakteri terhadap obatnya
Pak. Kalau sudah resisten, saat Hana terkena radang lagi nanti,
tidak bisa lagi sembuh dengan obat ini. Mungkin baru bisa sembuh
dengan level antibiotik yang lebih tinggi lagi, yang lebih mahal
lagi, begitu.Tn. Rangga:Ok Bu, nanti saya bilang ke Ibunya.
Apoteker:Baik, nah sirup ini juga disertai tremenza untuk mengatasi
gejala rinitis alergi Pak. Obat ini dapat menimbulkan efek samping
seperti mulut kering, tremor, halusinasi, ataujuga pusing, jadi
sebaiknya dik Hana kurangi dulu aktivitas di luarnya, perbanyak
istirahat di rumah seperti kata dokter.Kemudian ini sirup Praxion,
isinya parasetamol, untuk penurun demam.Diminum 3 kali sehari atau
setiap 8 jam sekali, 1 sendok teh.Boleh diminum sebelum atau
sesudah makan.Tn. Rangga:Harus 8 jam sekali Bu? Itu baiknya jam
berapa saja minumnya ya?Apoteker: Iya sebaiknya 8 jam sekali untuk
mempertahankan kadarnya dalam darah Pak, untuk menjaga efektifitas
obatnya. Bisa diminum jam 5 pagi, jam 1 siang, dan jam 9 malam
sebelum dik Hana tidur. Dan kalau memang dik Hana sudah tidak lagi
demam atau pusing, untuk pemakaian obat ini bisa dihentikan.Tn.
Rangga: Oh okelah, nanti saya sampaikan ke Ibunya.Apoteker:Baik,
terakhir, ini sirup Oroxin untuk batuk berdahaknya. Sama, diminum 3
kali sehari, sendok teh. Efek samping yang mungkin muncul adalah
mengantuk dan konstipasi atau sulit buang air besar. Untuk
penggunaan obat ini dan obat-obat yang saya jelaskan tadi, apabila
memang ada gejala efek samping yang muncul, seperti reaksi alergi
dan hipersensitif, Pak Rangga atau Ibu bisa langsung menghubungi
kami, apoteker atau dokter untuk tindaklanjutnya. Oh ya sebelum
diminum, obat-obat ini harus dikocok dahulu. Untuk penyimpanan,
obat-obat ini harus disimpan di tempat sejuk dan kering serta
terhindar dari sinar matahari langsung. Bagaimana Pak, ada lagi
yang ingin ditanyakan?Tn. Rangga:Tidak Bu, ok.Apoteker:Dik Hana
aktivitas sehari-hari biasanya apa Pak?Tn. Rangga: Dia senang
bermain di luar, dan selesai main dia suka minum minuman manis yang
dingin Bu. Kesukaannya.Apoteker: Oh, iya sebaiknya dik Hana
perbanyak istirahat dulu ya Pak dan minuman manis yang dinginnya
mungkin bisa diganti dulu dengan air madu hangat.Konsumsi buah dan
sayuran juga disarankan, perbanyak minum untuk membantu
mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau rasa gatal serta
hindari paparan debu. Pantang makan makanan berminyak seperti
goreng-gorenganjuga ya Pak. Tn. Rangga: Oke Bu, bisalah diatur
nanti dibantu sama Ibunya. Ibunya harus menemani anaknya jadi saya
yang kesini.Apoteker: Baik Pak Ada lagi yang ingin ditanyakan?Tn.
Rangga: Tidak Bu, cukup.Apoteker:Baik. Boleh ulangi apa yang saya
jelaskan tadi Pak?Tn. Rangga:Oke, jadi obatnya ada 3 sirup, sirup
sedrofen dan tremenza, antibiotik, harus dihabiskan. Karena kalau
disisakan, bisa jadi resisten. Tremenza untuk alergi, sirup diminum
sehari dua kali 1 sendok teh. Efek sampingnya bisa menimbulkan
halusinasi atau pusing, jadi harus di rumah aja istirahat. Kemudian
sirup Praxion, untuk penurun demam. Diminum 3 kali sehari atau
setiap 8 jam sekali, 1 sendok teh. Bisa diminum jam 5 pagi, jam 1
siang, dan jam 9 malam sebelum tidur. Kalau sudah tidak lagi demam
atau pusing, pemakaiannya bisa dihentikan. Terakhir, sirup Oroxin
untuk batuk berdahak, diminum 3 kali sehari, sendok teh. Semua obat
ini, kalau memang ada gejala efek samping yang muncul seperti
alergi, bisa langsung menghubungi Bu Ulfa atau Pak dokter. Sebelum
diminum, kocok dulu. Untuk penyimpanan, di tempat sejuk dan kering,
terhindar dari sinar matahari langsung.Apoteker: Lengkap! Untuk
saran selain obatnya Pak?Tn. Rangga: Oh ya. Perbanyak istirahat di
rumah, minuman manis yang dinginnya bisa diganti dulu dengan air
madu hangat. Konsumsi buah dan sayuran. Sama pantang makan makanan
berminyak seperti goreng-gorengan.Apoteker: Baikterima kasih Pak.
Mungkin sekian dulu konselingnya hari ini. Terima kasih atas
waktunya, semoga dik Hana, Bapak, dan keluarga sehat selalu.Tn.
Rangga: Ya, sama-sama terima kasih Bu. Saya pamit.
Assalamualaikum.Apoteker: Waalaikumsalam..***DAFTAR PUSTAKA
http://allergycliniconline.com/2012/03/22/rinitis-alergi-dan-penanganannya/http://www.pengobatanalergi.com/penanganan-batuk-alergi-pada-anak/http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/faringitis-_-951000103806http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/tonsilitis-_-9510001031012