Analisis Emiten Non‐Finansial BEI (2009)‐CAPITAL MARKET TRENDS 2008‐2009 1 CAPITAL PRICE Research Center for Capital Market, Portfolio Management, Corporate Finance and Economics PT Aneka Tambang Tbk: The Traditionalist Dr. Perdana Wahyu Santosa dan Rahmadita Gayuh Dirgantoro, MM., Ak. Profil emiten PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968, bergerak di bidang pertambangan yaitu menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan tambang. Penjualan terbesar ANTM berasal dari komoditas ferronickel (38%), nickel ore (35%), emas dan besi (25%), serta sisanya bauksit (2%). Wilayah eksplorasi nikel ANTM meliputi Halmahera dan Sulawesi Tenggara, sementara emas meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Tenggara. Sebesar lebih dari 97% penjualan ANTM adalah ekspor. Sumber: ANTM, kuartal III 2008 Profil sektor Selama 2003‐2007, harga nikel (dan komoditas sejenis lainnya) melonjak seiring pertumbuhan ekonomi dunia, sedangkan produksinya tidak mengimbangi permintaannya. Sumber: London Metal Exchange (2009)
Fundamental and Trend analysis of PT Aneka Tambang, Tbk: Long term performance of Sales, NPM, Net Income, Capital Structure, Market Value Added, Market Risk and Market Perception 2002-2008
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Emiten Non‐Finansial BEI (2009)‐CAPITAL MARKET TRENDS 2008‐2009
1 CAPITAL PRICE Research Center for Capital Market, Portfolio Management, Corporate Finance and Economics
PT Aneka Tambang Tbk: The Traditionalist Dr. Perdana Wahyu Santosa dan Rahmadita Gayuh Dirgantoro, MM., Ak.
Profil emiten PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968, bergerak di bidang pertambangan yaitu menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan tambang. Penjualan terbesar ANTM berasal dari komoditas ferronickel (38%), nickel ore (35%), emas dan besi (25%), serta sisanya bauksit (2%). Wilayah eksplorasi nikel ANTM meliputi Halmahera dan Sulawesi Tenggara, sementara emas meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Tenggara. Sebesar lebih dari 97% penjualan ANTM adalah ekspor.
Sumber: ANTM, kuartal III 2008
Profil sektor Selama 2003‐2007, harga nikel (dan komoditas sejenis lainnya) melonjak seiring pertumbuhan ekonomi dunia, sedangkan produksinya tidak mengimbangi permintaannya.
Sumber: London Metal Exchange (2009)
Analisis Emiten Non‐Finansial BEI (2009)‐CAPITAL MARKET TRENDS 2008‐2009
2 CAPITAL PRICE Research Center for Capital Market, Portfolio Management, Corporate Finance and Economics
Namun di awal 2008, harga nikel mengalami penurunan akibat krisis global yang menurunkan permintaan nikel pada industri automotif, konstruksi, dan mesin pesawat. Harga tertinggi nikel sempat berada di level USD52.179 per ton pada Maret 2007.
Financial Highlight 2002‐2008 Sampai dengan perdagangan 22 April 2010, saham ANTM ditutup di posisi Rp 2.500 dan terus meningkat terdongkrak kenaikan harga nikel dunia seiring pulihnya ekonomi global. Pada akhir November 2007, saham ANTM berada pada level tertingginya dan ditutup di atas Rp5.000 dengan nilai transaksi sebesar Rp1,24 triliun.
Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah (2008)
Sepanjang tahun 2002‐2007, ANTM mampu meningkatkan sales dengan rata‐rata pertumbuhan per tahun (CAGR) sebesar 47,65%. Pada tahun 2006 dan 2007, perusahaan membukukan pertumbuhan sales yang tinggi (71,25% dan 113,31%). Profitabilitas perusahaan juga meningkat dengan CAGR 87,97% untuk operating profit dan 90,98% untuk net income.
Growth 2002‐2007
CAGR CAGR
Sales 47.65% Total Equity 35.21%Operating Profit 87.97% Total Assets 37.08%
Net Income 90.98% CAGR: Compound Annual Growth Rate
Sumber: ANTM, diolah (2009)
Pendapatan dan profitabilitas perusahaan meningkat secara konsisten hingga akhir tahun 2007 seiring melonjaknya harga nikel dan logam utama di dunia yang menjadi komoditas andalan ANTM. Sejak 2002, semakin tinggi net income, marjin laba bersih (net profit margin/NPM; dihitung dari net income dibagi penjualan) yang dihasilkan ANTM cenderung semakin tinggi, sehingga semakin baik ANTM mengelola biaya operasional. NPM mewakili tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola
Analisis Emiten Non‐Finansial BEI (2009)‐CAPITAL MARKET TRENDS 2008‐2009
3 CAPITAL PRICE Research Center for Capital Market, Portfolio Management, Corporate Finance and Economics
biaya‐biaya untuk mengkonversi sales menjadi laba aktual. NPM ANTM tercatat sebesar 42,74%, meningkat dibandingkan tahun‐tahun sebelumnya.
Sumber: ANTM, diolah (2008)
Kinerja saham perusahaan terus meningkat sepanjang April 2003‐April 2007, ditunjukkan dengan peningkatan shareholder market value added (MVA) terhadap equity book value (BV) hingga mencapai lebih dari 500% (April 2007), kemudian turun pada April 2008 (menjadi 240,68%). MVA/BV adalah selisih antara harga saham (market value) perusahaan dengan nilai buku ekuitas (book value). Nilai MVA/BV yang positif memberikan indikasi ANTM telah memberikan nilai tambah terhadap nilai buku ekuitasnya. Makin tinggi nilai MVA makin baik.
Sumber: ANTM, diolah (2009)
Market risk perusahaan cenderung berada di sekitar nilai 1,55‐1,57, kecuali pada April 2004 (0,96) dan April 2005 (1,36). Market risk ANTM mulai stabil sejak periode April 2006. Market risk (yang dinotasikan dengan koefisien beta) menggambarkan risiko yang terkait dengan pergerakan pasar, atau risiko sitematis (systematic risk). Market risk yang bernilai lebih dari 1 mengindikasikan harga saham perusahaan berfluktuasi lebih besar dibandingkan fluktuasi pasar. Ketika market (IHSG) bergerak sebesar 1, maka ANTM bergerak sebesar 1.36. Gambar di atas sekaligus menggambarkan hubungan risk‐return pasar; menghubungkan risiko pasar dan return pasar di atas nilai bukunya. Saat ini, meningkatkan kapitalisasi pasar (market capitalization) adalah tujuan perusahaan (emiten) yang penting; untuk mengarahkan (men‐drive) persepsi kesuksesan ekonomis dan untuk membantu
Analisis Emiten Non‐Finansial BEI (2009)‐CAPITAL MARKET TRENDS 2008‐2009
4 CAPITAL PRICE Research Center for Capital Market, Portfolio Management, Corporate Finance and Economics
perusahaan mencapai tujuan strategisnya. Sebagai ukuran (metric) kinerja perusahaan, market capitalization merefleksikan kinerja saat ini (current performance) dan ekspektasi masa depan (future expectation). Keputusan investasi investor tidak hanya didasarkan pada kondisi makroekonomi dan mikroekonomi, namun juga sangat dipengaruhi oleh apa yang disebut dengan persepsi pasar (market perception). Di sinilah, CAPITAL PRICE meng‐‘kuantifikasi’ persepsi yang pada dasarnya merupakan ukuran kualitatif. Ukuran kinerja perusahaan tradisional seperti price‐to‐earning (P/E) ratio, market‐to book (M/B) ratio, dan market value added (MVA) belum secara eksplisit merefleksikan pentingnya ekspektasi pertumbuhan (growth expectation). Hasilnya, perusahaan seringkali mengejar pendekatan ‘value’ management yang mengabaikan peluang untuk tumbuh, bahkan mempertaruhkan kehidupan jangka panjang (going concern) perusahaan. Growth value map (metric) adalah diagnostic tool yang dapat digunakan untuk menilai (assess) urgensi strategis perusahaan dalam penciptaan nilai (value). Metrik ini membandingkan (benchmark) kinerja perusahaan dengan pasar yang spesifik (dalam hal ini 82 perusahaan pilihan CAPITAL PRICE), melalui tiga dimensi: kinerja keseluruhan (diukur dengan M/B value), profitabilitas, dan pertumbuhan.
Sumber: CAPITAL PRICE (2009)
Selama 2006‐2007, ekspektasi pasar terhadap profitabilitas perusahaan jangka pendek (CP) dan ekspektasi pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan (FGO) berada di atas rata‐rata perusahaan lainnya. Secara umum, ANTM berada pada kuadran III (tradisionalist) dimana ekspektasi pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan (FGO) berada di bawah rata‐rata perusahaan lainnya, sedangkan ekspektasi pasar terhadap profitabilitas perusahaan jangka pendek (CP) jauh berada di atas rata‐rata. Pasar modal memiliki ekspektasi yang rendah atas potensi pertumbuhan dari ANTM, walaupun ANTM memiliki profit yang relatif tinggi dalam jangka pendek. Ekspektasi rendah ini dapat merupakan akibat dari aspirasi manajemen atau investor relation ANTM yang belum maksimal; yang membuat pasar menilai terlalu rendah (undervalue) ANTM.
Analisis Emiten Non‐Finansial BEI (2009)‐CAPITAL MARKET TRENDS 2008‐2009
5 CAPITAL PRICE Research Center for Capital Market, Portfolio Management, Corporate Finance and Economics
Recent Development Pada September 2008, perusahaan melakukan finalisasi persetujuan kredit dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) senilai US$325 juta (Rp3 triliun) untuk pembangunan proyek Chemical Grade Alumina di Tayan, Kalimantan Barat. Perusahaan mengalokasikan dana pembelian saham kembali (buy back) sebesar Rp200 miliar yang berasal dari kas internal. Proses buy back direncanakan selama periode 13 Oktober 2008 hingga 12 Januari 2009. ANTM tengah melakukan akusisi dan menjalankan beberapa mega proyek, salah satunya berupa kerjasama dengan BHP Billiton dalam penambangan nikel laterit di Halmahera dan Papua dengan nilai investasi mencapai Rp36,3 triliun. ANTM tengah melakukan studi penghematan bahan bakar, yaitu membangun PLTU dengan skim Independen Power Producer (IPP) guna menurunkan biaya produksi feronikel. Efisiensi ANTM juga didukung dengan program cash preservation dan menempatkan skala prioritas proyek, serta merevisi anggaran 2009 sebagai antisipasi penurunan harga komoditas dan penggunaan bijih Pomalaa dengan kadar yang lebih rendah untuk menghemat biaya transportasi. Business outlook Kinerja ANTM sepanjang tahun 2008 sedikit tertekan akibat penurunan harga nikel, namun dalam jangka panjang nikel masih merupakan komoditas utama sebagai bahan baku dasar pembuatan stainless steel. Untuk mengantisipasi penurunan kinerja, ANTM melakukan diversifikasi usaha guna mengurangi ketergantungan terhadap nikel. Note: Artikel riset keuangan ini pernah dimuat di harian Investor Daily hal. 11 (Markets and Corporates) dan menjadi materi Talk Show CAPITAL MARKET REVIEW di PAS FM pada 2009.