UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN INTERVENSI EDUKASI PADA PASIEN RAWAT INAP IPD LANTAI 7 ZONA A RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO KARYA ILMIAH AKHIR NERS IIN MUTHMAINAH S.,S.Kep. 1006823280 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013 Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
101
Embed
ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN … Muthmainah.pdf · kebutuhan oksigen dan nutrisi bagi tubuh. Kelainan struktur dan fungsi jantung tersebut berasal dari penyakit jantung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN
PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN
INTERVENSI EDUKASI PADA PASIEN RAWAT INAP IPD
LANTAI 7 ZONA A RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
IIN MUTHMAINAH S.,S.Kep.
1006823280
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
DEPOK
JULI 2013
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN
PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DENGAN
INTERVENSI EDUKASI PADA PASIEN RAWAT INAP IPD
LANTAI 7 ZONA A RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
IIN MUTHMAINAH S.,S.Kep.
1006823280
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
DEPOK
JULI 2013
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini. Penulisan KIAN ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners pada Fakultas
ilmu Keperawatan Universitas indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa praktik profesi sampai
pada masa penyusunan karya tulis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
2. Ibu Henny Permatasari, SKp., M.Kep, Spp. Kom sebagai koordinator
Praktik klinik keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (PK
KKMP).
3. Ibu Riri Maria, SKp., MANP selaku koordinator Karya Ilmiah Akhir Ners
(KIAN)..
4. Ibu Yulia, SKp., M.N., Ph.D. selaku pembimbing penulisan karya ilmiah
akhir yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
mengarahkan dan membimbing saya dalam penyusunan KIAN ini.
5. Ibu Ns. Yeane Anastania SKp selaku kepala ruangan dan CI di ruang
rawat Lt 7 Gedung A RSCM yang memberikan bimbingan di lahan
praktik.
6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan secara materi
ataupun dukungan moral dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini,
terutama pada suami saya tercinta Syaiful Anwar, anak saya Hana Rizqi
Mumtaza, mama beserta keluarga di Subang, dan ibu mertua yang
menggantikan tugas saya dalam menjaga anak selama masa perkuliahan.
Jazakallah khoron katsiir.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
v
7. Adik saya Nurul Febrian yang senantiasa siap membantu saya dalam
proses pembuatan KIA ini dari awal sampai akhir. Jazakallah khoiron
katsiir.
8. Rekan-rekan Program program Ners Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia terutama rekan kelompok yang selalu membantu
dan memahami kondisi saya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut berperan
dalam penyelesaian karya ilmiah akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Allah Subhanahuwata’ala berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah
akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan pelayanan keperawatan di
rumah sakit.
Depok, Juli 2013
Penulis
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Iin Muthmainah Suhendar, S.Kep.
Program studi : Ilmu Keperawatan
Judul : Analisa Praktik Klinik Keperawatan Masyarakat Perkotaan pada
Penyakit Gagal Jantung Kongestif dengan Intervensi Edukasi
Pada Pasien Rawat Inap IPD Lantai 7 Zona A RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo
Masyarakat perkotaan memiliki risiko relatif lebih tinggi untuk mengalami
penyakit kardiovaskuler termasuk penyakit gagal jantung dibandingkan dengan
masyarakat rural. Intervensi edukasi pada pasien rawat inap diharapkan dapat
meningkatkan kondisi klinis pasien gagal jantung kongestif. Karya ilmiah akhir
ini bertujuan untuk menganalisa asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gagal
jantung kongestif menurut konsep kesehatan masyarakat perkotaan dan intervensi
edukasi berdasarkan evidence base. Intervensi edukasi diberikan saat pasien pulih
dan saat akan pulang. Edukasi dapat meningkatkan kondisi klinis, meningkatkan
ketaatan terhadap self-care dan dapat menurunkan biaya perawatan pada pasien
gagal jantung.
Kata kunci: Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan; gagal jantung;
edukasi; rawat inap
ABSTRACT
Name : Iin Muthmainah Suhendar
Major : Nursing
Title : Analysis of urban health clinical nursing practice in patient with
congestif heart failure in IPD Room at 7th
floor Zone A RSUP
Cipto Mangunkusumo
Urban community have a higher risk factor of cardiovascular heart disease
include heart failure than rural community. Patient health education intervention
is expected to improve clinical outcomes in patient with congestif heart failure.
This final clinical nursing report aimed to analyze nursing care for patient Mr. S
with congestive heart failure based on urban health concepts and inpatient
education intervention based on existing evidence based. Patient health education
could improve clinical outcomes, increase self care adherence, and reduce
hospitalization cost.
Keywords: urban health nursing; heart failure; inpatient health education
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
viii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………….……ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………………...vi
ABSTRAK………………………………………………………………...........vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR SKEMA............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xviii Universitas Indonesia
2. Penurunan curah
jantung yang
berhubungan dengan
penurunan
kontraktilitas ventrikel
kiri, perubahan
frekuensi, irama, dan
konduksi elektrikal.
Tujuan:
Dalam waktu 7x24 jam
penurunan curah jantung
dapat teratasi
Kriteria hasil:
- Tanda vital dalam batas
normal: TD 120/80
mmHg, nadi 80-100
x/mnt, RR 20x/mnt
- Nilai CVP normal 0-8
cmH2O
- Distensi vena jugular
berkurang atau hilang
- Sesak hilang atau
berkurang
- Suara napas vesikuler
- Tidak ada asites
- Disritmia terkontrol atau
hilang
- Urin cukup > 0.5-1
cc/kgBB/jam
- Berperan dalam aktivitas
- Tidak terjadi aritma,
denyut jantung dan irama
jantung teratur
- CTR kurang dari 3 detik
Mandiri
1. Monitor tanda-tanda vital.
Observasi tekanan darah
(observasi hipotensi atau
hipertensi) dan frekuensi napas
2. Observasi frekuensi, irama
jantung , monitor terjadinya
disritmia jantung dan lakukan
EKG 12 lead secara rutin setiap
hari jika terjadi disritmia atau
perubahan pada EKG.
3. Auskultasi bunyi jantung,
pantau munculnya BJ S3 dan S4
4. Palpasi nadi perifer
5. Pantau adanya keluaran urin,
catat keluaran dan
kepekatan/konsentrasi urin
1. Hipotensi mengindikasikan penurunan
cardiak output disebabkan penurunan
perfusi arteri koroner. Hipertensi
mengindikasikan kondisi vasokonstriksi
kronik seperti pada kondisi ansietas.
Peningkatan frekuensi napas
mengindikasikan kelelahan atau
peningkatan kongesti paru.
2. Biasany terjadi takikardia meskipun pada
saat istirahat untuk mengompensasi
penurunan kontraktilitas ventrikel, PAT,
PVC, dan AF. Disritmia umum berkenaan
dengan GJK meskipun lainnya juga terjadi
3. S1 dan S2 mungkin lemah karena
menurunya kerja pompa, irama gallop
umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai
aliran darah ke dalam serambi yang
disensi, murmur dapat menunjukkan
inkompetensi/stenosis mitral.
4. Penurunan curah jantung menunjukkan
menurunnya nadi, radial, popliteal, dorsalis
pedis, dan postibial. Nadi mungkin cepat
hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi,
dan pulsus alteran (denyut kuat lain
dengan denyut lemah) mungkin ada.
5. Giinjal berespon untuk menunjukkan curah
jantung dengn menahan ciran dan natrium,
keluaran urin biasanya menurun selama
tiga hari karena perpindahan cairan ke
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xix Universitas Indonesia
6. Istirahatkan klien dengan tirah
baring optimal
7. Atur posisi tirah baring yang
ideal. Kepala tempat tidur harus
dinaikkan 20 sampai 30 cm (8-
10 inci) atau klien didudukkan
di kursi
8. Observasi perubahan ada
sensorik. Contoh: letargi,
cemas, dan depresi
jaringan tetapi dapat meningkat pada
malam hari sehingga cairan kembali ke
sirkulasi.
6. Melalui inaktivitas, kebutuhan pemompaan
jantung diturunkan.Selain itu, untuk
menurunkan seluruh kebutuhan kerja pada
jantung, tirah baring membantu dalam
menurunkan beban kerja dengan
menurunkan volume intravaskuler melalui
induksi diuresis berbaring.
Istirahat akan mengurangi kerja jantung,
meningkatkan tenaga cadangan jantung,
dan menurunkan tekanan darah. Istirahat t
juga mengurangi kerja otot pernapasan dan
penggunaan oksigen. Frekuensi jantung
menurun yang akan memperpanjang
periode diastole pemulihan, sehingga
memperbaiki efisiensi kontraksi jantung.
7. Untuk mengurangi kesulitan bernapas dan
mengurangi jumlah darah yang kembali ke
jantung sehingga dapat mengurangi
kongesti paru. Pada posisi ini aliran balik
vena ke jantung (preload) dan paru
berkurang, kongesti paru berkurang, serta
penekanan hepar ke diagfragma menjadi
minimal. Klien yang dapat berrnapas
hanya pada posisi tegak (ortopnea) dapat
didudukkan di sisi tempat tidur
8. Dapat menunjukkan tidak adekuatnya
perfusi serebral sekunder terhadap
penurunan curah jantung.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xx Universitas Indonesia
9. Berikan istirahat psikologi
dengan lingkungan yang tenang
10. Berikan oksigen tambahan
dengan nasal kanul/masker
sesuai indikasi
11. Hindari manuver dinamik
seperti berjonkok sewaktu
melakukan BAB dan mengepal-
ngepalkan tangan
12. Kolaborasi untuk pemberian
diet jantung : pembatasan
natrium
Kolaborasi
13. Kolaborasi untuk pemberian
obat
a. Inotropik (dopamin,
dobutamin)
b. Diuretik, furosemid (lasix),
9. Stres emosi menghasilkan vasokonstriksi
yang terkait, meningkatakn tekanan darah,
dan meningkatkan frekuensi/kerja jantung.
10. Meningkatakan sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokardium guna melawan efek
hipoksia/iskemia.
11. Berjongkok menigkatkan aliran balik vena
dan resistensi arteri sistemik secara
simultan menyebabkan kenaikan volume
sekuncup (stroke volume) dan tekanan
arteri. Peregangan ventrikel kiri yang
bertambah akan meningkatkan beban kerja
jantung secara simultan. Latihan isometrik:
mengepal-ngepalkan tangan (handgrip)
secara terus menerus selama 20-30 detik
meningkatkan resistensi arteri sistemik,
tekanan darah, dan ukuran jantung. Latihan
ini akan meningkatakan beban kerja
jantung.
12. Mengatur diet sehingga kerja dan
ketegangan otot jantung minimal dan
status nutrisi terpelihara, sesuai dengan
selera dan pola makan klien. Pembatasan
natrium dituunjukkan untuk mencegah,
menggatur, dan mengurangi edema seperti
pada hipertensi atau gagal jantung.
a. Untuk meningkatkan kontraktilitas
jantung, efek dari inotropik dosis
sedang- tinggi juga dapat
meningkatkan heart rate
b. Penuruanan preload paling banyak
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxi Universitas Indonesia
sprironolakton (aldakton)
c. Digoxin (lanoxin)
d. Captropil (capoten),
lisinopril (prinvil), enapril
(vasotec)
e. Antikoagulan, contoh
heparin dosis rendah
warfarin (coumadin)
f. Pemberian cairan IV,
pembatasan jumlah total
sesuai dengan indikasi,
hindari cairan garam
digunakan dalam mengobati pasien
dengan curah jantung relatif normal
ditambah dengan gejala kongesti
.diuretik blok reabsorpsi diuretik,
sehingga memerngaruhi reabsorsi
natrium dan air.
c. Meningkatakn kekuatan kontraksi
miokardium dan memperlambat
frekuensi jantung dengan menurunkan
volume sirkulasi (vasodilator) dan
tahanan vaskular sistemik
(arteriodilator) juga kerja ventrikel.
d. Meningkatkan kekuatan kontraksi
miokardium dan memperlambat
frekuensi jantung dengan menurunkan
konduksi dan memperlambat periode
refraktori angiotensin dalam paru serta
menurunkan vasokontriksi, SVR, dan
TD.
e. Dapat digunakan secara profilaksis
untuk mencegah pembentukan
trombus/emboli pada adanya faktor
risiko seperti statis vena, tirah baring,
disritmia jantung, dan riwayat episode
sebelumnya.
f. Oleh karena adanya penigkatan
tekanan ventrikel kiri, pasien tidak
dapat meneoleransi peningkatan
volume cairan (preload). Pasien juga
mengeluarkan sedikit nattrium yang
menyebabkan retensi cairan dan
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxii Universitas Indonesia
g. Pantau seri EKG dan
perubahan foto dada
meningkatkan kerja miokard
g. Depresi segmen ST dan datarnya
gelombang T dapat terjadi karena
penigkatan kebutuhan oksigen.. Foto
dada dapat menunjukkan pembesaran
jantung dan perubahan kongesti
pulmonal.
3. Kelebihan volume
cairan yang
berhubungan dengan
kelebihan cairan
sistemik, perembesan
cairan interstisial di
sistemik sebagai
dampak sekunder dari
penurunan curah
jantung, gagal jantung
kanan.
Tujuan
Dalam waktu 3x24 jam
tidak terjadi kelebihan
volume cairan sistemik
Kriteria hasil:
- Klien tidak sesak napas
- Edema ekstremitas
berkurang
- Pitting edema (-)
- Produksi urin >600
ml/hr
Intervensi
1. Kaji adanya edema ekstremitas
2. Kaji tekanan darah
3. Kaji distensi vena jugularis
4. Ukur intake dan output
5. Timbang berat badan
6. Beri posisi yang membantu
drainase ekstremitas, lakukan
latihan gerak pasif
1. Curiga gagal kongestif/kelebihan volume
cairan
2. Sebagai salah satu cara untuk mengetahui
peningkatan jumlah cairan yang dapat
diketahui dengan meningkatkan beban
kerja jantung yang dapat diketahui dari
meningkatnya tekanan darah
3. Peningkatan cairan dapat membebani
fungsi ventrikel kanan yang dapat
dipantau melalui pemeriksaan vena
jugularis.
4. Penurunan curah jantung mengakibatkan
gangguan perfusi ginjal, retensi
natrium/air, dan penurunan keluaran urine.
5. Perubahan tiba-tiba berat badan
manunjukkan gangguan keseimbangan
cairan.
6. Meningkatkan venous return dan
mendorong berkurangnya edema perifer.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxiii Universitas Indonesia
Kolaborasi
7. Berikan diet tanpa garam
8. Retriksi cairan 600-1000 cc/24
jam
9. Berikan diuretic, contoh:
furosemide, sprinolakton,
hidronolakton
10. Pantau data laboratorium
elektrolit kalium.
7. Natrium meningkatkan retensi cairan dan
menigkatkan volume plasma yang
berdampak terhadap peningkatan beban
kerja jantung dan akan membuat
kebutuhan miokard meningkat
8. Mengurangi beban volume cairan di
jantung
9. Diuretic bertujuan untuk menurunkan
volume plasma dan menurunkan retensi
cairan di jaringan sehingga menurunkan
risiko terjadinya edema paru
10. Hipokalemia dapat membatasi keefektifan
terapi.
4. Intoleransi aktivitas
yang berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplai oksigen
ke jaringan dengan
kebutuhan sekunder
dari penurunan curah
jantung.
Tujuan:
Aktivitas klien sehari-hari
terenuhi dan meningkatnya
kemampuan beraktivitas.
Kriteria hasil:
Klien menunjukan
kemampuan beraktivitas
secara bertahap tanpa
gejala-gejala yang berat,
terutama mobilisasi di temat
tidur.
Mandiri
1. Catat frekuensi jantung: irama;
dan perubahan TD, selama dan
sesudah aktivitas.
2. Tingakatkan istirahat, batasi
aktivitas, dan berikan aktivitas
senggang yang tidak berat.
3. Anjurkan klien untuk
menghindari peningkatan
tekanan abdomen, misal:
mengejan saat defekasi.
4. Jelaskan pola peningkatan
bertahap dari tingkat aktivitas.
Contoh: bangun dari kursi, bila
tidak ada nyeri lakukan
ambulasi, kemudian istirahat
1. Respon klien terhadap akitvitas dapat
mengindikasikan adanya penurunan
oksigenasi miokard.
2. Menurunkan kerja miokard/konsumsi
oksigen.
3. Dengan mengejan dapat mengakibatkan
bradikardi, menurunkan curah jantung dan
takikardia, serta peningkatan TD.
4. Aktivitas yang mau memberikan kontrol
jantung, meningkatkan regangan, dan
mencegah aktivitas berlebihan.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxiv Universitas Indonesia
selama 1 jam setelah makan.
5. Pertahankan klien pada posisi
tirah baring sementara sakit
akut.
6. Tingkatkan klien duduk di kursi
dan tinggikan kaki klien.
7. Pertahankan rentang gerak pasif
selama sakit kritis.
8. Evaluasi tanda vital saat
kemajuan aktivitas terjadi.
9. Berikan waktu istirahat di
antara waktu aktivitas.
10. Pertahankan penambahan O2
sesuai kebutuhan.
11. Monitor respon klien selama
aktivitas, observasi dispnea,
sianosis, kerja dan frekuensi
naas, sertakeluhan subjektif.
Kolaborasi
12. Rujuk dan kolaborasi ke
program rehabilitasi jantung.
5. Untuk mengurangi beban jantung.
6. Untuk meningkatkan venous return.
7. Meningkatkan kontraksi otot sehingga
membantu venous return.
8. Untuk mengetahui fungsi jantung bila
dikaitkan dengan aktivitas.
9. Untuk mendapat cukup resolusi bagi tubuh
dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.
10. Untuk meningkatakn oksigenasi jaringan.
11. Melihat dampak dari aktivitas terhadap
fungsi jantung.
12. Meningkatkan jumah oksigen yang ada
untuk pemakaian miokardium sekaligus
mengurangi ketidaknyamanan sampai
dengan iskemia.
5. Risiko
ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
tidak adekuatnya
produksi insulin
Tujuan
Kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi dalam 3x 24 jam
Kriteria hasil:
- Pasien menungngkapkan
tidak ada mual dan nafsu
makan baik
Mandiri
1. Kaji status nutrisi pasien
2. Timbang berat badan pasien dan
lakukan secara berkala 3 hari
sekali atau sesuai indikasi
3. Ukur Indeks Massa Tubuh
pasien
1. Menentukan kebutuhan nutrisi pasien
2. Berat badan indicator status nutrisi pasien.
Dapat menentukan Basal Massa Indeks
dan merencanakan terapi nutrisi
3. Keutuhan nutrisi tubuh ditentukan juga
oleh BMI
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxv Universitas Indonesia
- Berat badan pasien
dalam rentang ideal
- Intake makanan sesuai
dengan kebutuhan
tubuh, Indeks Massa
Tubuh (BMI)
- Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
- Nilai Hb dalam batas
normal
- Kadar glukosa tubuh
dalam rentang toleransi
4. Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi status nutrisi
pasien
5. Monitoring gula darah pasien
secara periodic sesuai indikasi
6. Monitor nilai laboratorium yang
terkait dengan status nutrisi
seperti albumin, Hb,
transferring, elektrolit
7. Monitor kadar serum lipid
seperti kolesterol total, low
density lipoprotein (LDL)
kolesterol, high density
lipoprotein (HDL) kolesterol,
dan trigliserida
8. Kaji pengetahuan pasien dan
keluarga tentang diet diabetic
9. Kaji pola makan dan aktivitas
pasien
10. Konsultasikan dengan ahli diet
untuk mengidentifikasi dan
merencanakan keutuhan nutrisi
pasien
11. Libatkan pasien dan keluarga
4. Banyak faktor yang mempengaruhi status
nutrisi sehingga perlu diketahui penyebab
kurang nutrisi dan merencanakan
pemenuhan nutrisi
5. Perubahan kadar gula darah dapat terjadi
setiap saat serta dapat menentukan
perencanaan kebutuhan kaloti
6. Penurunan albumin indikasi penurunan
protein, penurunan Hb indikasi penurunan
eritrosit darah, penurunan transferring
indikasi penurunan serum protein. Kadar
otassium dan sodium menurun pada
malnutrisi
7. Peningkatan kadar lemak dapat
meningkatkan resiko penyakit jantung dan
stroke
8. Pasien DM rentan terjadi komplikasi
sehingga pasiend an keluarga harus
memahami komplikasi akut dan kronik
9. Aktivitas latihan yang rutin membantu
menurunkan komplikasi penyakit jantung
dan menurunkan kadar gula darah
10. Bagaimanapun juga ahli gizi lebih
kompeten dalam penentuan dan
merencanakan kebutuhan nutrisi pasien
11. Keluarga dan pasien merupakan subjek
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxvi Universitas Indonesia
dalam merencanakan kebutuhan
nutrisi
12. Laksanakan program terapi
seperti pemberian obat
antidiabetik atau insulin
13. Monitoring tanda-tanda adanya
hipoglikemia
14. Berikan pendidikan kesehatan
tentang diet DM, obat-obatan
dan resiko tidak mentaati apa
yang sudah diprogramkan dan
program aktivitas
15. Berikan dukungan yang positif
jika pasien mampu
melaksanakan program nutrisi
dengan benar
dan objek yang dapat menentukan sesuai
dengan sumber daya yang dimiliki dan
memberikan keyakinan rencana program
nutrisi dapat dilaksanakan
12. Pengobatan merupakan bagian yang tidak
tepisahkan dari peningkatan status nutrisi
pasien
13. Pemberian obat antidiiabetik atau insulin
dapat menimbulkan hipoglikemia
14. Pasien kooperatif dalam program
pemulihan status nutrisi
15. Memberikan motivasi dan percaya diri
pasien untuk tetap melaksanakan program
diet.
6. Defisit perawatan diri Tujuan
Defisit perawatan diri tertasi
dalam waktu 1x24 jam
Kriteria hasil
- Klien mampu
membersihkan tubuh
sendiri dengan bantuan
minimal
- Klien tampak bersih dan
rapi
- Klien melakukan mandi
& hygiene lainnya
Mandiri
1. Tentukan tingkat
ketergantungan klien dalam
melakukan higiene saat ini
2. Bantu klien dalam melakukan
higiene saat klien masih lelah
dan sesak saat melakukan
aktivitas
3. Fasilitasi klien dalam
melakukan hygiene, anjurkan
klien mandi menggunakan
1. Mengidentifikasi kebutuhan intervensi
yang dibutuhkan.
2. Aktivitas fisik dapat meningkatkan
kebutuhan oksigen, meningkatkan
kelelahan, dan dapat meningkatkan rasa
sesak saat kondisi penurunan cardiak
output dan oedema paru masih berat.
3. Membantu klien dalam melakukan
aktifitas hygiene tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxvii Universitas Indonesia
- Tidak tercium bau tak
sedap
- Baju dan celana klien
ganti setiap hari
shower/pancuran.
4. Dukung kemandirian klien
dalam melakukan hygiene
tubuh dan bantu klien hanya
jika diperlukan sesuai
kemampuan.
4. Melakukan hygiene untuk dirinya akan
meningkatkan perasaan harga dirinya.
Kegagalan dapat menyebabkan
keputusasaan dan depresi.
Sumber: Deongoes (2000); Wilkinson & Ahern (2009)
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
Lampiran 2
xxviii Universitas Indonesia
CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN BPK S DENGAN CHF Fc II-III
Tangal Dx
Keperawatan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
15/05/13
Pk 20.00
Kerusakan
pertukaran gas
1. Memberikan posisi semi
fowler
2. Memantau status respirasi,
auskultasi suara napas
3. Memantau status mental
4. Melanjutkan pemberian terapi
oksigen 3 lt/mnt
5. Melatih napas dalam dan
batuk efektif
6. Melanjutkan pemberian terapi
furosemide 5 mg/jam sesuai
program
S: masih sedikit sesak
O:
- RR 22-24x/mnt, menggunakan NC 3 lt/mnt
- Suara napas vesikuler, ronchi basah halus
bilateral, wheezing (-/-)
- Kesadaran CM
- Klien dapat melakukan teknik napas dalam
dan batuk efektif dg benar
A: masalah kerusakan pertukaran gas masih
ada
P: lanjutkan intervensi pemantauan status
respirasi dan status mental, pemberian terapi
oksigen dan terapi furosemide
Iin M
15/05/13
Pk 20.00
Penurunan
curah jantung
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Observasi frekuensi dan irama
jantung
3. Auskultasi bunyi jantung
4. Observasi nadi perifer
5. Mengistirahatkan klien
dengan tirah baring optimal
6. Menempatkan posisi tirah
baring dengan posisi semi
fowler
7. Menganjurkan klien untuk
menghindari manuver
haemodinamik seperti
mengedan saat BAB
8. Melakukan pemberian terapi
furosemide, captopril,
amlodipin, dan ascardia
sesuai program
9. Pantau pengeluaran urin
S: masih merasa lemah dan lelah dengan
aktivitas ringan
O:
- TD 120/80 mmHg, HR 90x/mnt, irama
reguler, nadi perifer kuat
- Akral hangat
- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
- Klien masih tampak lemah dan lelah
- Pengeluaran urin: 2000cc/24 jam
A:
masalah penurunan curah jantung masih ada
P:
lanjutkan pemantauan parameter
haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan
pemberian terapi gagal jantung sesuai
program.
Iin M
15/05/13
Pk 20.00
Kelebihan
volume cairan
1. Memantau kondisi edema
ekstrimitas
2. Memantau TTV, distensi vena
jugularis
3. Mengukur intake-output dan
balance cairan
4. Retriksi pemberian cairan
1000cc/24 jam
5. Memberikan posisi kaki
disangga dengan 1 bantal
6. Melanjutkan pemberian terapi
furosemide drip , dan KSR
oral sesuai program terapi
7. Melakukan pemantauan nilai
lab elektrolit/3 hari
S: masih ada bengkak di kaki
O:
- TD 120/80 mmHg, nadi 90x/mnt,
- Terdapat pitting edema +2 pada tungkai
- JVP 5 + 3 cmH2O
- Intake : 1000 cc/24 jam
- Output : urin: 2000cc/24 jam
IWL: 600 cc/24 jam
- Balance : - 1600cc/24 jam
A: masalah kelebihan volume cairan masih ada
P:
Lanjutkan intervensi pemantauan
kelebihan volume cairan, pemantauan
status hidrasi, perhitungan intake-output
dan balance cairan, pemberian terapi
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxix Universitas Indonesia
8. Timbang berat badan secara
berkala/3 hari
diuretik dan suplemen elektrolit, dan
pementauan nilai lab elektrolit/3 hari
Iin M
15/05/13
Pk 20.00
Intoleransi
aktivitas
1. Pantau kemempuan aktivitas
klien
2. Mempertahankan kondisi
tirah baring selama klien
mengalami peningkatan
respon lelah saat aktivitas
3. Meningkatkan kemampuan
mobilitas secara bertahap
sesuai kemampuan
4. Melakukan pemantauan
respon klien terhadap
aktivitas ,TD, nadi dan RR
sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
5. meningkatkan istirahat, batasi
aktivitas saat terdapat
kelelahan yang berambah
6. kolaborasi dengan rehabilitasi
medik
S: masih lelah dan sesak dengan aktivitas
ringan
O:
- klien masih tampak sering terbaring di
tempat tidur, tampak lelah dg aktivitas
ringan di tempat tidur
- terdapat dispneu saat aktivitas di tempat
tidur
- TTV setelah aktivitas TD 10/80 mmHg,
RR 24 x/mnt, nadi 100x/mnt.
A: masalah intoleransi aktivitas masih ada
P:
Pantau kemampuan klien dalam beraktivitas,
tingkatkan aktivitas klien secara bertahap
sesuai kemampuan, kaji respon klien terhadap
aktivitas dan pertahankan kondisi tirah baring
jika masih terdapat lelah dan sesak dg
aktivitas ringan in bed.
Iin M
15/03/13
Pk 20.00
Risiko ketidak
seimbangan
nutrisi: kurang
dari kebutuhan
1. Melakukan identifikasi faktor
yang mempengaruhi status
nutrisi klien
2. Monitoring gula darah klien
secara periodik
3. Melakukan pemantauan pola
makan dan aktivitas klien
4. Monitoring tanda-tanda
hipoglikemia
5. Melakukan pengkajian
pengetahuan klien mengenai
diet diabetes
6. Memberikan terapi insulin
sesuai nilai gula darah dan
nsesuai program terapi
(kelipatan 3)
7. Kolaborasi pemberian diet
DM 1700 kkal.
S: kadang-kadang masih ada mual tetapi tidak
muntah
Klien mengatakan tidak ada pntang
makanan selam di rumah, dan belum
mengetahui mengenai diet diabetes
O:
- Porsi makan klien habis ½ porsi, selingan
habis
- Tidak terdapat tanda-tanda hipoglikemia
- Klien belum memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai diet diabetes
- GDKH pk 06.00 235
11.00 267
16.00 246
A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan masih ada
P: lanjutkan intervensi monitoring porsi
makan, pemantauan GDKH dan pemberian
insulin sesuai program, serta pemantauan
tanda-tanda hipoglikemia.
Iin M
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxx Universitas Indonesia
15/05/13
Pk 20.00
Defisit
perawatan diri
1. Menentukan tingkat
ketergantungan klien
2. Memfasilitasi klien untuk
melakukan hygiene di tempat
tidur
3. Memotivasi keluarga untuk
membantu klien melakukan
hygiene di tempat tidur
4. Mendukung kemandirian
klien untuk melakukan
hygiene tubuh sesuai
kemampuan
S: masih merasa lelah dan sesak saat
beraktivitas di tempat tidur
O:
- Tingkat kemandirian klien + 2 (semi
ketergantungan dalam melakukan hygiene)
- Klien masih tampak lelah dan sesak , RR
24x/mnt dengan aktivitas di tempat tidur
- Hygiene dibantu keluarga, mandi dengan
lap di tempat tidur
- Klien belum sikat gigi, kerena keluarga
belum membawa perlengkapan oral
hygiene
- Baju dan celana klien masih belum diganti,
karena keluarga belum membawa baju
ganti buat klien
A: masalah defisit perawatan gigi masih ada
P: fasilitasi dan dukung kemampuan klien
dalam melakukan hygiene di kamar mandi
secara bertahap jika kondisi memungkinkan.
Iin M
16/05/13
Pk. 20.00
Kerusakan
pertukaran gas
1. Memantau status respirasi,
auskultasi suara napas
2. Memantau status mental
3. Melanjutkan pemberian terapi
oksigen 3 lt/mnt
4. Melanjutkan pemberian terapi
furosemide 5 mg/jam sesuai
program
S: masih ada sesak
O:
- RR 20-24x/mnt, menggunakan NC 3 lt/mnt
- Suara napas vesikuler, ronchi basah halus
bilateral, wheezing (-/-)
- Kesadaran CM
- Batuk (+), sekret (+) warna putih, jumlah
sedikit
A: masalah kerusakan pertukaran gas masih
ada
P: lanjutkan intervensi pemantauan status
respirasi dan status mental, pemberian terapi
oksigen dan terapi furosemide, pantau nilai
saturasi O2
Iin M
16/05/13
Pk 20.00
Penurunan
curah jantung
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Observasi frekuensi dan irama
jantung
3. Auskultasi bunyi jantung
4. Observasi nadi perifer
5. Mengistirahatkan klien
dengan tirah baring optimal
6. Menempatkan posisi tirah
baring dengan posisi semi
fowler
7. Menganjurkan klien untuk
menghindari manuver
haemodinamik seperti
mengedan saat BAB
8. Melakukan pemberian terapi
furosemide, captopril,
amlodipin, dan ascardia
S:merasa lemah lemah dan lelah setelah
selesai pemeriksaan echocardiografi pk 18.300
WIB
O:
- TD 118/77 mmHg, HR 97x/mnt, irama
reguler, nadi perifer kuat, saturasi O2
100%, akral hangat
- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
- Klien masih tampak lebih lemah dan lelah
- Hasil echo: dilatasi RA, RV, LA, LV, EF
menurun menjadi 25 %, TAPSE 15
- Pengeluaran urin urin: 2500cc/24 jam
A:
masalah penurunan curah jantung masih ada
P:
lanjutkan pemantauan parameter
haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxxi Universitas Indonesia
sesuai program
9. Pantau pengeluaran urin
pemberian terapi gagal jantung sesuai
program, mengistrirahatkan klien saat merasa
kelelahan.
Iin M
16/05/13
Pk 20.00
Kelebihan
volume cairan
1. Memantau kondisi edema
ekstrimitas
2. Memantau TTV, distensi vena
jugularis
3. Mengukur intake-output dan
balance cairanan
4. Retriksi volume cair 1000
cc/24 jam
5. Memberikan posisi kaki
disangga dengan 1 bantal
6. Melanjutkan pemberian terapi
furosemide drip , dan KSR
oral sesuai program terapi
7. Rencana melakukan
pemantauan nilai lab
elektrolit/3 hari
8. Timbang berat badan secara
berkala/per 3 hari
S: bengkak di kaki masih ada
O:
- TD 118/77 mmHg, nadi 97x/mnt,
- Terdapat pitting edema +2 pada tungkai
- JVP 5 + 2 cmH2O
- Intake : 960 cc/24 jam
- Output : urin: 2500cc/24 jam
IWL: 600 cc/24 jam
- Balance : - 2140 cc/24 jam
A: masalah kelebihan volume cairan masih ada
P:
Lanjutkan intervensi pemantauan kelebihan
volume cairan, pemantauan status hidrasi,
perhitungan intake-output dan balance cairan,
pemberian terapi diuretik dan suplemen
elektrolit, dan pementauan nilai lab elektrolit
besok, konfirmasi penurunan dosis iv
furosemide drip.
Iin M
16/05/13
Pk 20.00
Intoleransi
aktivitas
1. memantau perkembangan
kemempuan aktivitas klien
2. Mempertahankan kondisi
tirah baring selama klien
mengalami peningkatan
respon lelah saat aktivitas
3. Meningkatkan kemampuan
mobilitas secara bertahap
sesuai kemampuan
4. Melakukan pemantauan
respon klien terhadap
aktivitas ,TD, nadi dan RR
sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
5. meningkatkan istirahat, batasi
aktivitas saat terdapat
kelelahan yang berambah
6. kolaborasi dengan rehabilitasi
medik
S: sudah bisa duduk, tetapi masih terasa pusing
O:
- klien tampak mulai sering duduk di tempat
tidur, namun sering terlihat tirah baring
kembali saat merasa pusing, masih tampak
lelah dg aktivitas ringan di tempat tidur
- TTV setelah aktivitas TD 125/80 mmHg,
RR4 22x/mnt, nadi 100x/mnt.
A: masalah intoleransi aktivitas masih ada
P:
Pantau perkembangan kemampuan klien dalam
beraktivitas, tingkatkan aktivitas klien secara
bertahap sesuai kemampuan, kaji respon klien
terhadap aktivitas, tingkatkan kemampuan
aktivitas in bed 1.7 mets.
Iin M
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxxii Universitas Indonesia
16/03/13
Pk 20.00
Risiko ketidak
seimbangan
nutrisi: kurang
dari kebutuhan
1. Melakukan identifikasi faktor
yang mempengaruhi status
kondisi makan klien saat ini
2. Monitoring gula darah klien
secara periodik
3. Melakukan pengkajian
pengetahuan klien mengenai
diet diabetes
4. Memberikan terapi insulin
sesuai nilai gula darah dan
nsesuai program terapi
(kelipatan 3)
.
S: kadang-kadang masih ada mual tetapi
tidak muntah
Setelah diberikan penjelasan mengenai
penyakit DM dan tatalaksanan penyakit
DM, klien mengatakan sudah
O:
- Porsi makan klien habis 2/3 porsi, selingan
habis
- GDS masih belum stabil
- Klien dapat mengulang kembali definisi
DM, tanda dan gejala, penyebab dan 5
pilar tatalaksana DM termasuk pengaturan
diet dengan bantuan perawat
- GDKH pk 06.00 134
11.00 271
16.00 230
A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan masih ada
P: lanjutkan intervensi monitoring porsi
makan, pemantauan GDKH dan pemberian
insulin sesuai program, serta pemantauan
tanda-tanda hipoglikemia.
Iin M
16/05/13
Pk 20.00
Defisit
perawatan diri
1. Memotivasi keluarga untuk
membantu klien melakukan
hygiene di kamar mandi
secara bertahap
2. Mendukung kemandirian
klien untuk melakukan
hygiene tubuh sesuai
kemampuan
S: sudah mandi dengan di lap di tempat tidur
tidak menggunakan sabun, klien mengatakan
akan mandi di kamar mandi jika sudah tidak
terpasang selang kateter
O:
- Klien tampak lebih bersih
- Bau tidak sedap sudah berkurang
- Baju dan celana klien sudah ganti
A: masalah defisit perawatan gigi masih ada
P: fasilitasi dan dukung kemampuan klien
dalam melakukan hygiene di kamar mandi
secara bertahap jika kondisi memungkinkan,
menganjurkan klien mandi menggunakan
shower.
Iin M
17/05/13
Pk. 20.00
Kerusakan
pertukaran gas
1. Memantau status respirasi,
auskultasi suara napas
2. Memantau status mental
3. Melanjutkan pemberian terapi
oksigen 3 lt/mnt
4. Melanjutkan pemberian terapi
furosemide iv 2x 40 mg
5. Memantau nilai saturasi,
AGD dan CXR ulang
S: sesak sudah berkurang, masih terasa sedikit
sesak saat berjalan di sekitar tempat tidur
O:
- RR 20-22x/mnt, menggunakan NC 2 lt/mnt
- Sat O2 98-100&
- Suara napas vesikuler, ronchi basah halus
berkurang, wheezing (-/-)
- Kesadaran CM
- Batuk jarang, produksi sputum tidak ada
A: masalah kerusakan pertukaran gas masih ada
P: lanjutkan intervensi pemantauan status
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxxiii Universitas Indonesia
respirasi dan status mental, pemberian terapi
oksigen dan terapi furosemide, pantau nilai
saturasi O2
Iin M
17/05/13
Pk 20.00
Penurunan
curah jantung
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Observasi frekuensi dan irama
jantung
3. Observasi terjadinya hipotensi
orthostatik saat aktivitas
4. Auskultasi bunyi jantung
5. Observasi nadi perifer
6. Melakukan pemberian terapi
furosemide, captopril,
amlodipin, dan ascardia
sesuai program
7. Pantau pengeluaran urin
8. Menganjurkan klien untuk
tidak melakukan valsava
manuver: tidak mengedan saat
BAB
S: lemah dan lelah sudah berkurang, sudah
bisa berjalan di sekitar tempat tidur tanpa rasa
pusing, hanya merasa sedikit sesak.
O:
- TD 153/68 mmHg, HR 86x/mnt, irama
reguler, nadi perifer kuat, saturasi O2 98-
100%, akral hangat
- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
- Klien dapat BAB tanpa mengedan
- Pengeluaran urin urin: 800 cc/24 jam
A:
masalah penurunan curah jantung masih ada
P:
lanjutkan pemantauan parameter
haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan
pemberian terapi gagal jantung sesuai
program, mengistrirahatkan klien saat merasa
kelelahan.
Iin M
17/05/13
Pk 20.00
Kelebihan
volume cairan
1. Memantau kondisi edema
ekstrimitas
2. Memantau TTV, distensi vena
jugularis
3. Mengukur intake-output dan
balance cairanan
4. Retriksi volume cairan 1000
cc/24 jam
5. Melanjutkan pemberian terapi
furosemide iv 2x 40 mg , dan
KSR oral sesuai program
terapi
6. melakukan pemeriksaan nilai
pemantauan nilai lab elektrolit
7. Melakukan off catheter urin
dan memberikan terapi
furosemide iv (intermitten)
sesuai program terapi
S: bengkak di kaki sudah berkurang
O:
- TD 153/68 mmHg, nadi 86 x/mnt,
- pitting edema +1 pada tungkai
- JVP 5 + 2 cmH2O
- Intake : 1000 cc/24 jam
- Output : urin: 800 cc/24 jam
IWL: 600 cc/24 jam
- Balance : - 400 cc/24 jam
- Hasil lab elektrolit: Na 134 mmol/L,
kalium 3.80 mmol/L, Chlorida 82.7
mmol/L, calsium 7.9 mg/dl.
A: masalah kelebihan volume cairan masih
ada
P:
Lanjutkan intervensi pemantauan kelebihan
volume cairan, pemantauan status hidrasi,
perhitungan intake-output dan balance cairan,
pemberian terapi diuretik dan suplemen
elektrolit, dan pementauan nilai lab elektrolit/3
hari
Iin M
17/05/13
Pk 20.00
Intoleransi
aktivitas
1. Memantau perkembangan
kemempuan aktivitas klien
2. Meningkatkan kemampuan
mobilitas secara bertahap
sesuai kemampuan, berjalan
disekitar tempat tidur dan
berjalan ke kamar mandi
S: sudah berjalan di sekitar tempat tidur dan
sudah ke kamar mandi 1x, masih terasa sedikit
lelah dan sedikit sesak setelah berjalan ke
kamar mandi
O:
- TTV sebelum ke kamar mandi TD 145/85
mmHg, nadi 86 x/mnt, RR 18 x/mnt.;
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxxiv Universitas Indonesia
3. Melakukan latihan ROM aktif
bagian ekstrimitas di tempat
tidur
4. Melakukan pemantauan
respon klien terhadap
aktivitas ,TD, nadi dan RR
sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
5. meningkatkan istirahat, batasi
aktivitas saat terdapat
kelelahan yang berambah
7. kolaborasi dengan rehabilitasi
medik untuk meningkatkan
program latihan
sesudah ke kamar mandi TD 150/90
mmHg, Nadi 100x/mnt, RR 20-22x/mnt.
- Latihan ROM aktif pd ektrimitas
dilakukan dengan baik
A: masalah intoleransi aktivitas masih ada
P:
Pantau perkembangan kemampuan klien dalam
beraktivitas, tingkatkan aktivitas klien secara
bertahap sesuai kemampuan, kaji respon klien
terhadap aktivitas, tingkatkan kemampuan
aktivitas in bed 1.7 - 2 mets (program
rehabilitasi jantung).
Iin M
17/03/13
Pk 20.00
Risiko ketidak
seimbangan
nutrisi: kurang
dari kebutuhan
1. Memotivasi klien untuk
menghabiskan porsi
makannya
2. Monitoring gula darah klien
secara periodik
3. Memberikan terapi insulin
sesuai nilai gula darah dan
nsesuai program terapi
(kelipatan 3)
4. Memberikan tambahan terapi
glikuidon 3x30 mg sesuai
program terapi dokter
.
S: mual sudah berkurang
O:
- Porsi makan klien habis 2/3 sampai habis 1
porsi, selingan habis
- GDKH pk 06.00 158
11.00 353
16.00 221
A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan masih ada
P: lanjutkan intervensi monitoring porsi
makan, pemantauan GDKH sabtu-minggu dan
pemberian insulin dan glikuidon sesuai
program
Iin M
17/05/13
Pk 20.00
Defisit
perawatan diri
1. Memotivasi keluarga untuk
membantu klien melakukan
hygiene di kamar mandi,
dampingi klien saat
melakukan hygiene di kamar
mandi
2. Mendukung kemandirian
klien untuk melakukan
hygiene tubuh sesuai
kemampuan
S: sudah mandi di kamar mandi menggunakan
shower, dan sudah gosok gigi, masih merasa
lelah namun sudah jauh berkurang
dibandingkan sebelumnya
O:
- Klien tampak lebih bersih dan seegar
- Tidak tercium bau tidak sedap
- Baju dan celana klien sudah ganti
- Rambut klien rapi disisir
- Gigi klien tampak lebih bersih
A: masalah defisit perawatan diri teratasi Iin M
18/05/13
Pk. 20.00
Kerusakan
pertukaran gas
1. Memantau status respirasi,
auskultasi suara napas
2. Melanjutkan pemberian terapi
furosemide iv 2x 40 mg
3. Memantau nilai saturasi,
AGD dan CXR ulang
S: sudah tidak ada sesak
O:
- RR 18-20x/mnt, nasal kanul sudah dilepas
- Sat O2 98-100%
- Suara napas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing
(-/-)
- Kesadaran CM
- CXR ulang (18/06/13) : kesan oedema paru
perbaikan, tidak ada effeusi pleura
- AGD (18/05/13) dengan room air pH 7.355
PaO2 125mmHg, PCO2 40 mmHg HCO3 20
mmHg BE -2
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxxv Universitas Indonesia
A: masalah kerusakan pertukaran teratasi
Iin M
18/05/13
Pk 20.00
Penurunan
curah jantung
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Observasi frekuensi dan irama
jantung
3. Auskultasi bunyi jantung
4. Observasi nadi perifer
5. Melakukan pemberian terapi
furosemide, captopril,
amlodipin, dan ascardia
sesuai program
6. Memberikan terapi tambahan
aldactone 1x25mg sesuai
program terapi dokter
7. Pantau pengeluaran urin
S: masih terasa sedikit lemah dan lelah, tapi
jauh lebih baik dari sebelumnya, sudah tidak
ada sesak saat pergi ke kamar mandi
O:
- TD 130/75mmHg, HR 84x/mnt, irama
reguler, nadi perifer kuat, akral hangat
- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
- Pengeluran urin 1000cc/24 jam
A:
masalah penurunan curah jantung masih ada
P:
lanjutkan pemantauan parameter
haemodinamik, pemantauan keluaran urin dan
pemberian terapi gagal jantung sesuai program
Iin M
18/05/13
Pk 20.00
Kelebihan
volume cairan
1. Memantau kondisi edema
ekstrimitas
2. Memantau TTV, distensi vena
jugularis
3. Mengukur intake-output dan
balance cairanan
4. Retriksi volume cairan 1000
cc/24 jam
5. Memberikan terapi
furosemide oral 2x 40 mg ,
aldactone 1x25mg dan KSR
oral sesuai program terapi
6. Menimbang berat badan klien
7. Memberikan pendidikan
kesehatan persiapan klien
pulang mengenai retriksi
cairan 1000cc/24 jam,
pembatasan intake garam
yang berlebihan, dan timbang
berat badan secara berkala.
S: bengkak di kaki mulai hilang
Klien mengatakan mengerti penjelasan
perawat /
O:
- TD 130/75 mmHg, nadi 84 x/mnt,
- pitting edma (-)
- JVP 5 + 0 cmH2O
- Intake : 1000 cc/24 jam
- Output : urin: 1000 cc/24 jam
IWL: 500 cc/24 jam
- Balance : - 600 cc/24 jam
- BB 60 kg (tetap)
- Klien dapat menyebutkan kembali batasan
cairan 1000cc/24 jam, membatasi
konsumsi garam dan menimbang berat
badan secara berkala.
A: masalah kelebihan volume cairan masih
ada
P:
Lanjutkan intervensi pemantauan kelebihan
volume cairan, pemantauan status hidrasi,
perhitungan intake-output dan balance cairan,
pemberian terapi diuretik dan suplemen
elektrolit, dan pementauan nilai lab elektrolit/3
hari
Iin M
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxxvi Universitas Indonesia
18/05/13
Pk 20.00
Intoleransi
aktivitas
1. Memantau perkembangan
kemempuan aktivitas klien
2. Meningkatkan kemampuan
mobilitas secara bertahap
sesuai kemampuan, berjalan
disekitar tempat tidur dan
berjalan ke kamar mandi
3. Melakukan pemantauan
respon klien terhadap
aktivitas ,TD, nadi dan RR
sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
S: dapat berjalan ke tempat tidur dan berjalan
di sekitar kamar tanpa rasa sesak
O:
- TTV sebelum berjalan di sekitar kamar TD
130/75, nadi 84 x/mnt, RR 16 x/mnt.;
sesudah berjalan di sekitar kamar 130/80
kmmHg, Nadi 96 x/mnt, RR 20x/mnt
- Klien berjalan dengan minimal rasa lelah
A: masalah intoleransi aktivitas masih ada
P:
Pantau perkembangan kemampuan klien
dalam beraktivitas, tingkatkan aktivitas klien
secara bertahap sesuai kemampuan, kaji
respon klien terhadap aktivitas, tingkatkan
kemampuan aktivitas out of bed 1.7 - 2 mets
sampai berjalan ke luar kamar (5-8 m)
Iin M
18/03/13
Pk 20.00
Risiko ketidak
seimbangan
nutrisi: kurang
dari kebutuhan
1. Memotivasi klien untuk
menghabiskan porsi
makannya
2. Monitoring gula darah klien
secara periodik
3. Memberikan terapi diabetes
glikuidon 3x30 mg sesui
sesuai program terapi
4. Memberikan edukasi klien
persiapan pulang mengenai
kontrol gula darah secara
teratur, dan meminum terapi
obat diabetes secara teratur
serta menghabiskan porsi
makan sesuai anjuran gizi.
S: sudah tidak ada mual, makan habis
O:
- Porsi makan klien habis 2/3 sampai habis 1
porsi, selingan habis
- GDKH pk 06.00 84
11.00 115
16.00 104
A: masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan teratasi
RTL:
evaluasi ulang edukasi mengenai diet DM,
dan terapi diabetes sebelum klien pulang
Iin M
20/05/13
Pk 15.00
Penurunan
curah jantung
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Observasi frekuensi dan irama
jantung, auskultasi bunyi
jantung, observasi nadi perifer
3. Melakukan pemberian terapi
furosemide, aldactone,
captopril, amlodipin, dan
ascardia sesuai program
4. Pantau pengeluaran urin
5. Memberikan edukasi
mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan pada klien gagal
jantung di rumah meliputi
kontrol secara teratur, minum
obat gagal jantung dan
antihipertensi secara rutin,
membatasi konsumsi garam
dan makanan yang banyak
mengandung garam, tidak
mengedan saat BAB
S: tidak ada sesak saat berjalan ke luar
kamar, sedikit merasa lelah
- Klien dan keluarga mengatakan mengerti
penjelasan perawat
- Klien mengatakan 3 hari akan kontrol ke
poli jantung
O:
- TD 110/70 mmHg, HR 80x/mnt, irama
reguler, nadi perifer kuat, akral hangat
- BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
- Pengeluran urin 800cc/10 jam
- Klien dan keluarga dapat menjelaskan
kembali hal-hal yang harus diperhatikan
pada klien gagal jantung di rumah dengan
bantuan minimal
A:
Curah jantung optimal dengan terapi gagal
jantung
Klien pulang pukul 16.00
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
lanjutan
xxxvii Universitas Indonesia
Iin M
20/05/13
Pk 15.00
Kelebihan
volume cairan
1. Memantau kondisi edema
ekstrimitas
2. Memantau TTV, distensi vena
jugularis
3. Mengukur intake-output dan
balance cairanan
4. Retriksi volume cairan 1000
cc/24 jam
5. Memberikan terapi
furosemide oral 2x 40 mg ,
aldactone 1x25mg dan KSR
oral sesuai program terapi
6. Mengevaluasi ulang
pengetahuan klien dan
keluarga tentang retriksi
cairan, penggunaan terapi
diuretik dan pemantauan
penambahan berat badan
secara berkala serta kontrol
secara teratur.
S: bengkak di kaki sudah hilang
Klien dan keluarga mengatakan mengerti
penjelasan perawat
O:
- TD 110/70mmHg, nadi 80x/mnt,
- Tidak terdapat edema pada tungkai
- JVP 5 + 0 cmH2O
- Intake : 600cc/10 jam
- Output : urin: 800cc/10 jam
- Balance : -200 cc/10 jam belum termasuk
IWL
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan
kembali batasan cairan 1000cc/24 jam,
membatasi konsumsi garam dan
menimbang berat badan secara berkala di
puskesmas.
A:
masalah kelebihan volume cairan teratasi
dengan retriksi cairan, dan pemberian terapi
diuretik
Klien pulang pkl 16.00
Iin M
20/05/13
Pk 20.00
Intoleransi
aktivitas
1. Memantau perkembangan
kemempuan aktivitas klien
2. Meningkatkan kemampuan
mobilitas secara bertahap
sesuai kemampuan, berjalan
keluar kamar
3. Memberikan edukasi
mengenai aktivitas yang
dilakukan di rumah
ditingkatkan secara bertahap
sesuai kemampuan,,
menghindari aktivitas berat
dan segera beristirahat saat
lelah beraktivitas, mandi
menggunakan shower atau
pancuran.
S: dapat berjalan ke luar kamar tanpa sesak
dan minimal rasa lelah.
Klien dan keluarga mengatakan mengerti
dengan penjelasan perawat mengenai aktivitas
di rumah
O:
- TTV sebelum berjalan ke luar kamar TD
110/70, nadi 80 x/mnt, RR 16 x/mnt.;
sesudah berjalan di sekitar kamar 120/80
kmmHg, Nadi 90 x/mnt, RR 20x/mnt
- Klien berjalan dengan minimal rasa lelah
- Klien dan keluarga dapat menjelaskan
kembali aktivitas di rumah dengan
minimal bantuan
A: masalah intoleransi aktivitas teratasi
Klien pulang pukul 16.00. Iin M
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
16
Program Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia http://fikui.ac.ui.id
Created by: UY 2013 1
Iin Muthmainah S.
Program Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia http://fikui.ac.ui.id
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
2
Dear patient,
Jika anda mengalami gagal jantung, anda mungkin akan
sangat bertanya-tanya. Apa yang akan terjadi jika saya
menderita gagal jantung? Bagaimana gagal jantung mem-
pengaruhi hidup saya? Dapatkah gagal jantung disem-
buhkan?
Gagal jantung meruipakan penyakit yang serius.. Tetapi
anda dapat mengatasi gejala agar tetap sehat dan tidak
sering mendatangi rumah sakit karenanya. Buku ini
akan menolong anda untuk mempelajari bagaimana
mengontrol diri anda terhadap gejala gagal jantung. Ter-
dapat uraian tentang diet, latihan dan hidup sehat.
Salam hangat,
Penulis
Program Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia http://fikui.ac.ui.id
15
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..…
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..…
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………..…
C a t a t a nC a t a t a nC a t a t a n
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
14
M e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a n
Terapi lain yang mungkin diresepkan dokter:
Diuretics. Membantu ginjal menurunkan kadar garam dan air dari da-
rah. Diuretic membuat pengeluaran urin lebih banyak. Hal tersebut
membantu menurunkan peningkatan level cairan pada pasien gagal
jantung.
Aldosteron inhibitors. Memblok fungsi aldosteron. Aldosteron meru-
pakan hormon untuk menahan air dan garam dalam tubuh.
Digoxin. Menguatkan pompa jantung dan dapat pula mengontrol
gangguan irama jantung.
Hanya dokter anda yang memberikan pengobatan tepat untuk terapi anda.
Jangan menambah atau menghentikan obat tanpa
sepengetahuan dokter.
3
Dear patient,
Jika anda mengalami gagal jantung, anda mungkin akan
sangat bertanya-tanya. Apa yang akan terjadi jika saya
menderita gagal jantung? Bagaimana gagal jantung mem-
pengaruhi hidup saya? Dapatkah gagal jantung disem-
buhkan?
Gagal jantung meruipakan penyakit yang serius.. Tetapi
anda dapat mengatasi gejala agar tetap sehat dan tidak
sering mendatangi rumah sakit karenanya. Buku ini
akan menolong anda untuk mempelajari bagaimana
mengontrol diri anda terhadap gejala gagal jantung. Ter-
dapat uraian tentang diet, latihan dan hidup sehat.
Salam hangat,
Penulis
Table of contents
Pengantar 4
Gejala Umum Gagal Jantung 6
Kapan Meminta Bantuan? 7
Membatasi Ausupan Garam 8
Membatasi Kolesterol dan Lemak 9
Latihan 10
Perubahan gaya Hidup sehat 11
Self Care 12
Medikasi dan Pengobatan Pilihan 13
Catatan 14
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
4
Pengan ta rPengan ta rPengan ta r
Apa itu gagal jantung?
Gagal jantung dikenal juga sebagai congestive heart failure ( CHF ) , adalah
kondisi jantung yang tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.
Apa penyebabnya?
Gagal jantung seringkali berkembang akibat adanya beberapa kondisi ter-
tentu yang merusak atau melemahkan jantung, seperti:
Penyakit arteri koroner
Tekanan darah tinggi ( hipertensi )
Kerusakan katup jantung
Kerusakan otot jantung ( k ardiomiopati )
Radang otot jantung ( miokarditis )
Kelainan jantung bawaan
Aritmia jantung ( Irama jantung abnormal )
Penyekit kronis lainnya speerti diabetes, anemia berat, hipertiroidisme,
hipotiridisme, emfisema dan lupus
Adanya virus yang menyerang otot jantung, infeksi berat, reaksi alergi,
pembekuan darah di paru-paru, penggunaan obat tertentu
13
M e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a nM e d i k a s i d a n P e n g o b a t a n P i l i h a n
Medikasi dan pengobatan pilihan
Medikasi memegang peranan penting dalam mengobati gagal jantung.
Pengobatan juga mencegah perburukan penyakit.
Pengobatan gagal jantung dapat berbeda satu pasien dengan pasien
lainnya. Dokter akan meresepkan obat berdasarkan penyebab gagal jan-
tung dan tingakat keparahan penyakit gagal jantung anda. Namun
demikina pasien akan mendapatkan terapi berikut ini kecuali pada be-
berapa kondisi pasien tidak mendapatkan terapi tersebut
ACE ( Angiotensin converting enzim ) Inhibitor membantu menu-
runkan tekanan darah, dan membantu menceah perburukan kondisi
gagal jantung.
Angiotensin II reseptor blocker ( ARB ) . Membantu menurunkan te-
kanan darah.
Beta bloker. Mencegah peningkatan kecepatan irama jantung, juga
membantu menurunkan tekanan darah.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
12
P e r a w a t a n M a n d i r i ( S e l f C a r e )P e r a w a t a n M a n d i r i ( S e l f C a r e )P e r a w a t a n M a n d i r i ( S e l f C a r e )
Self care:
Lakukan program rencana terapi mandiri ( Self-care program ) untuk
gagal jantung
Minum obat sesuai program terapi
Timbang berat badan setiap hari
Diet rendah garam
Monitor tanda dan gejala setiap hari
Berhenti minum alkohol
Kontrol berat badan ( j ika over weight/memiliki penyakit diabetes )
Latihan fisik secara rutin
Berhenti merokok
Mengetahui kapan saatnya konsultasi ke dokter/perawat
Menjadikan program terapi sebagai rencana seumur hidup anda
5
Pengan ta rPengan ta rPengan ta r
Penceahan
Perubahan gaya hidup dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan gagal
jantung, yaitu meliputi:
Hindari merokok dan konsumsi alkohol
Mengontrol kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi ( hipertensi ) ,
kadar lemak tinggi, dan diabetes
Rutin olehraga
Pola makan sehat
Menjaga berat badan yang sehat
Hindari stres
Komplikasi
Berbagai macam komplikasi yang dapat muncul akibat gagal jantung,
diantaranya:
Kerusakan atau gagal ginjal
Gangguan pada katup jantung
Kerusakan hati
Serangan jantung dan stroke
Gagal jantung dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kematian
Hati-hati
Gagal jantung dapat mengancam jiwa dan menyebabkan kematian
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
6
G e j a l a U m u m G a g a l J a n t u n gG e j a l a U m u m G a g a l J a n t u n gG e j a l a U m u m G a g a l J a n t u n g
Ge ja la umum gaga l j an t ung d ian t a ranya :
Bernapas pendek. Jika terasa sesak saat bernapas, khususnya saat tidak
beraktivitas. Hal ini terjadi karena cairan telah memasuki paru-paru, se-
hingga mengakibatkan sulit bernapas. Kondisi seperti ini biasanya terjadi
lebih buruk saat malam hari. Karena saat berbaring, cairan menumpuk di
paru-paru.
Sering batuk. Jika sering batuk. Dan biasanya batuk lebih sering terjadi saat
malam hari.
Denyut jantung cepat atau detak jantung kencang. Jika jantung terasa ber-
debar lebih cepat dan kencang.
Lelah dan lemas. Jika anda merasa lelah dan lemas, dan anda tidak dapat
bekerja dan melakukan aktivitas rutin. Bahkan aktivitas seperti menaiki
tangga dan membawa barang bawaan pun akan sulit.
Bengkak pada pergelangan kaki, kaki dan/atau perut. Daerah tersebut
adalah daerah yang mungkin terjadi penumpukan cairan. Akibatnya akan
terjadi pembengkakan. Sepatu, cicin, dan pakaian akan terasa lebih sempit.
Pembengkakan ini akan terjadi lebih buruk saat bangun tidur.
Kehilangan nafsu makan dan/atau mual. Jika anda merasa tidak ingin
makan padahal seharusnya anda merasa lapar. Dan jika anda merasakan
sakit perut atau mual.
Berat badan meningkat. Saat terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh,
maka tubuh akan berubah menjadi lebih berat. Sehingga anda harus me-
ngontrol berat badan anda setiap hari.
11
P e r u b a h a n G a y a H i d u p S e h a tP e r u b a h a n G a y a H i d u p S e h a tP e r u b a h a n G a y a H i d u p S e h a t
Anda dapat merubah gaya hidup anda agar dapat tetap sehat. Rubahlah
gaya hidup anda secara perlahan agar menjadi sebuah kebiasaan. Tulis juga
apa yang ingin anda rubah dan tulis apa yang telah anda rubah. Hal in dapat
membantu anda untuk memutuskan bagaimana anda merubah gaya hidup
anda dan dari mana anda ingin merubah gaya hidup anda.
Pantau tanda dan gejala Gagal Jantung
Pantau selalu tanda dan Gejala gagal jantung. Hubungi tenaga kesehatan
jika ditemukan ditemukan tanda dan gejala yang semakin memburuk.
Kurangi Stress
Stress dapat membuat tekanan darah meningkat dan membuat jantung
bekerja lebih keras. Sehingga menimbulkan tanda dan gejala gagal jantung
yang semakin memburuk. Mencoba rileks dan mencegah hal-hal yang dapat
menimbulkan stress merupakan hal yang dapat dilakukan.
Berhenti Meminum Alkohol
Alkohol dapat membuat jantung sulit untuk bekerja. Oleh karena itu tenaga
kesehatan selalu menyarankan kepada penderita gagal jantung untuk ber-
henti meminum alkohol.
Berhenti Merokok
Merokok dapat merusak paru-paru dan jantung sehingga membuat gejala
gagal jantung semakin parah. Dan jauhi tempat dimana terdapat orang yang
merokok.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
10
L a t i h a nL a t i h a nL a t i h a n
Jantung adalah sebuah otot, dan berlatih atau melakukan aktivitas fisik dapat
membuat jantung anda lebih kuat. Banyak alasan mengapa berlatih menjadi
hal yang baik untuk anda. Berlatih juga dapat dapat membantu anda menu-
runkan berat badan dan menjaga berat badan anda tetap sehat. Selain itu,
dapat menurunkan resiko terjadinya gejala gagal jantung, menurunkan kadar
kolesterol dan tekanan darah. Stress yang dialami dapat diturunkan melalui
latihan yang dilakukan dan memberikan energi lebih banyak. Jika latihan dila-
kukan secara rutin, maka sirkulasi di dalam tubuh anda akan berjalan dengan
baik.
Bagaimana latihan yang dapat dilakukan?
Berjalan, merupakan hal terbaik
Gunakan sepatu dan pakaian yang nyaman
Biasakan berlatih dalam waktu yang sama setiap harinya sehingga men-
jadi sebuah rutinitas
Jangan berlatih saat cuaca sangat panas atau dingin, selesai makan,
atau jika tubuh meresa kurang sehat
Lakukan latihan aktivitas secara bertahap sesuai kemempuan
Jauhi aktivitas seperti mengenggkat beban berat yang dapat membuat
menahan napas
7
K a p a n M e m i n t a B a n t u a n ?K a p a n M e m i n t a B a n t u a n ?K a p a n M e m i n t a B a n t u a n ?
Mintalah bantuan petugas kesehatan saat:
1. Tanda dan gejala emergensi gagal jantung
Cari pertolongan emergensi ke rumah sakit dengan segera jika terjadi:
Nyeri dada >15 menit dan tidak hilang dengan nitroglycerin
Peristen sesak napas atau sesak yang bertambah berat
Saat merasa pusing dan ingin pingsan
2. Tanda dan gejala urgent gagal jantung
Cari pertolongan ke rumah sakit segera jika terjadi:
Peningkatan sesak napas atau terjadi sesak saat istirahat
Sulit istirahat kerena sulit bernapas, seperti tiba-tiba terbangun saat
tidur karena kesulitan bernapas
Memerlukan lebih dari satu bantal saat tidur / memerlukan posisi
duduk saat tidur
Berdebar, merasa terjadi peningkatan irama jantung secara terus
menerus dan membuat rasa pusing.
Batuk berbusa warna pink ( f rothy/pink sputum )
Merasa pusing dan ingin pingsan
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013
8
M e m b a t a s i A s u p a n G a r a mM e m b a t a s i A s u p a n G a r a mM e m b a t a s i A s u p a n G a r a m
Penderita gagal jantung membutuhkan makanan dengan kandungan garam
yang rendah, atau sering disebut dengan diet rendah garam. Garam meru-
pakan mineral yang tidak banyak dipergunakan tubuh. Terlalu banyak
mengkonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi akan menahan air
dalam tubuh sehingga jantung harus bekerja lebih keras saat memompakan
darah. Hal ini dapat menimbulkan gejala yang serius.
The American Assosiation menyebutkan bahwa penderita gagal jantung
harus mengkonsumsi makanan dengan kadar garam kurang dari 2000 mg/
hari. Mungkin ini terdengar sangat banyak, tetapi kenyataannya tidak.
1 sendok makan garam, mengandung 2300 mg kandungan sodium. Jadi,
anda harus benar-benar teliti dengan makanan yang dimakan dan diminum.
Hal yang perlu diperhatikan dirumah:
Memasak dengan sedikit garam
Tambahkan lemon pada makanan
yang mengandung kadar garam
tinggi
Gunakan bumbu-bumbuan rendah
garam
Kurangi kadar garam pada makanan
favorit anda
Makan makanan yang masih segar
yang tidak mengandung banyak
garam sebagai pengawet
Jika terdapat makanan dengan
garam yang tinggi rendam
dahulu
Tanyakan dokter untuk
makanan pengganti yang dapat
dimakan
9
M e m b a t a s i K o l e s t e r o l d a n L e m a kM e m b a t a s i K o l e s t e r o l d a n L e m a kM e m b a t a s i K o l e s t e r o l d a n L e m a k
Membatasi Kolesterol:
Kolesterol merupakan minyak seperti lemak. Kolesterol dapat
ditemukan di dalam darah dan sel tubuh. Kolesterol ini dihasilkan oleh hati,
dan banyak diproduksi saat anda memakan makanan seperti daging sapi,
kambing, daging unggas, ikan, dan produk makan instan.
Terlalu banyak makan dengan kolesterol tinggi akan mengakibatkan
tertimbunnya kolesterol di dalam dinding aliran darah. Selanjutnya dapat
menyumbat saluran arteri anda. Hal ini menyebabkan terjadinya penyakit
arteri koroner. Dan mengakibatkan gagal jantung. Jadi, yang harus dilakukan
adalah mengurangi kolesterol dalam diet yang andal lakukan.
Membatasi Lemak
Mulailah tinggalkan lemak jenuh. Lemak jenuh ini paling banyak terdapat
dalam makanan yang berasal dari hewan seperti daging sapi, ayam, babi,
dan susu kotak. Lemak jenuh dapat membuat kolesterol anda meningkat. Hal
ini dapat menyebabkan penyakit arteri koroner dan serangan jantung. Selain
itu juga dapat menyebabkan jantung anda melemah. Lemak tak jenuh mono-
saturated fats ) berasal dari sayur-sayuran. Lemak ini dapat membuat koles-
terol anda menurun. Monosaturated fats dapat ditemukan di dalam
minyak kacang, alpukat, zaitun, dan macam-macam kacang-kacangan dan
biji-bijian.
Analisis praktik ..., Iin Muthmainah, FIK UI, 2013