Top Banner
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN EKSPATRIAT SEBAGAI WAJIB PAJAK DALAM NEGERI INDONESIA (STUDI KASUS EKSPATRIAT FILIPINA) LAPORAN MAGANG JOSHUA MICHAEL 0906525384 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013 Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013
97

ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

Dec 13, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK

PENGHASILAN EKSPATRIAT SEBAGAI WAJIB PAJAK

DALAM NEGERI INDONESIA

(STUDI KASUS EKSPATRIAT FILIPINA)

LAPORAN MAGANG

JOSHUA MICHAEL

0906525384

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2013

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 2: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK

PENGHASILAN EKSPATRIAT SEBAGAI WAJIB PAJAK

DALAM NEGERI INDONESIA

(STUDI KASUS EKSPATRIAT FILIPINA) HALAMN JUDUL

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

JOSHUA MICHAEL

0906525384

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2013

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 3: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

ii Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 4: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

iii Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 5: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

iv Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 6: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

v Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME karena atas RahmatNya

penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan magang ini dengan baik dan tepat

waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak, penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan laporan magang ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Tubagus Chairul A. S.E., M.E., S.H selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu di sela-sela padatnya pekerjaan. Terima

kasih atas kesediaan Bapak dalam memberikan kritik, saran, serta masukan

selama proses penulisan laporan magang ini.

2. Bapak Heru Sudarisman S.E., Msc dan Munir M. Ali S.E., MBA selaku

dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bermanfaat

dalam revisi laporan magang ini.

3. Ibu Dr. Sylvia Veronica NPS. S.E., Ak. selaku pembimbing akademis

penulis selama menempuh kuliah di FEUI.

4. Deloitte Tax Solutions – Global Employer Services (DTS – GES) yang

telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan kegiatan

magang.

5. Bapak Reinhard Daniel H. Aritonang selaku Senior Manager dari DTS –

GES serta seluruh staf dari DTS – GES atas dukungan, saran, dan

informasi yang telah diberikan selama proses pembuatan laporan magang

ini.

6. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa, serta

selalu mendampingi penulis di saat susah maupun senang.

7. Teman-teman Geng “You Don’t Say” yang telah menemani penulis selama

kuliah di FEUI baik dalam suka maupun duka: Abi, Adit, Aji, Devin, Ega,

Novita, Pascal, Riko, Riri, dan Rizki Antono. Persahabatan bagai

kepompong!

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 7: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

vi Universitas Indonesia

8. Teman seperjuangan penulis selama magang, Gilan Gustari. Terima kasih

atas kebersamaannya selama kegiatan magang berlangsung.

9. Seluruh tim kepanitiaan yang pernah penulis ikuti di FEUI. Terima kasih

atas pembelajaran dan kerja samanya.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, naumun

turut berkontribusi dalam penulisan laporan ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih jauh dari

sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan adanya masukan-masukan dari

berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Semoga laporan magang ini dapat

memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

Depok, Juli 2013

Penulis

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 8: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

vii Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 9: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Joshua Michael

Program Studi : Akuntansi

Judul : Analisis Perlakuan dan Penghitungan Pajak Penghasilan

Ekspatriat Sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri Indonesia

(Studi Kasus Ekspatriat Filipina)

Laporan ini menjelaskan perlakuan dan penghitungan Pajak Penghasilan pada

ekspatriat Filipina sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri Indonesia yang bekerja di

Indonesia. Perlakuan dan penghitungan Pajak Penghasilan dijelaskan dengan

menggunakan kasus dari berbagai macam kondisi ekspatriat. Praktik perlakuan

dan penghitungan Pajak Penghasilan akan dibandingkan dengan peraturan

perpajakan yang berlaku. Laporan ini juga menjelaskan dampak dari adanya

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari Singapura pada

posisi pajak ekspatriat saat pelaporan SPT Tahunan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa praktik perlakuan dan penghitungan Pajak Penghasilan telah

sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Kata kunci:

Ekspatriat; Pajak Penghasilan; Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan; Posisi

pajak

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 10: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Joshua Michael

Study Program : Accounting

Title : Income Tax Treatment and Calculation Analysis of

Expatriate as Indonesian Tax Resident (Case Study of

Filipino Expatriate)

This report explains the income tax treatment and calculation for Filipino

expatriate as Indonesian tax resident who works in Indonesia. Income tax

treatment and calculation are explained by using various cases of expatriate

conditions. The practice of tax treatment and calculation will be compared to the

tax regulations that have been determined. This report also explains about the

impact of expatriate overseas employment income on expatriate tax position at the

filing time of annual income tax return. The results from this report show that the

practice of tax treatment and calculation in accordance with tax regulations that

have been determined.

Key words:

Employment income; Expatriate; Income tax; Tax position

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 11: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... ii

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ vii

ABSTRAK .............................................................................................................. viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ....................................................... 1

1.2 Waktu dan tempat Pelaksanaan Magang ................................................... 2

1.3 Pelaksanaan Magang Secara Umum ......................................................... 2

1.4 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 7

1.5 Pembatasan Masalah ............................................................................... 10

1.6 Tujuan Pembahasan Masalah .................................................................. 11

1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang ................................................. 11

BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 13 2.1 Konsep Dasar Perpajakan........................................................................ 13

2.1.1 Definisi dan Fungsi Pajak ........................................................... 13

2.1.2 Penghasilan Menurut Undang-Undang Perpajakan Indonesia .... 15

2.1.3 Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan ............................... 16

2.2 Pajak Penghasilan Orang Pribadi ............................................................ 17

2.2.1 Komponen-Komponen Dalam Penghitungan Pajak

Penghasilan Orang Pribadi .......................................................... 17

2.2.2 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang

Pribadi ......................................................................................... 24

2.3. Yurisdiksi Pemungutan Pajak Penghasilan ............................................. 28

2.4. Dasar Penentuan Status Tax Residency ................................................... 29

2.4.1 Menurut Undang-Undang Perpajakan Indonesia ........................ 29

2.4.2 Menurut Undang-Undang Perpajakan Filipina ........................... 30

2.4.3 Menurut Undang-Undang Perpajakan Singapura ........................ 31

BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN ............................................................................ 33 3.1 Profil Deloitte ......................................................................................... 33

3.2 Profil PT. X Indonesia ............................................................................ 36

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 12: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

xi Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................. 40 4.1 Analisis Status Tax Residency Dari Mr. F .............................................. 41

4.2 Analisis Perlakuan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan

Pekerjaan Yang Diterima Oleh Mr. F ..................................................... 42

4.3 Perlakuan dan Penghitungan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan

Dengan Pekerjaan Yang Diterima Oleh Mr. F Sebagai Wajib Pajak

Dalam Negeri .......................................................................................... 45

4.3.1 Kondisi I: Mr. F Sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri Orang

Pribadi di Tahun Pertamanya Ditempatkan di Indonesia ............ 46

4.3.2 Kondisi II: Mr. F Sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri Orang

Pribadi di Tahun Setelah Tahun Pertamanya Ditempatkan di

Indonesia dan Tidak Akan Meninggalkan Indonesia di Tahun

Tersebut ....................................................................................... 53

4.4 Analisis Dampak Adanya Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan

Yang Bersumber Dari X Pte Ltd Singapura Pada Posisi Pajak Mr. F

Saat Pelaporan SPT Tahunan .................................................................. 62

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 65 5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 65

5.2 Saran ........................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 67

LAMPIRAN ............................................................................................................. 70

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 13: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

xii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ringkasan Bukti Pemotongan PPh 21 Mr. F dari PT. X Indonesia

Tahun 2011 ................................................................................................ 47

Tabel 4.2 Tarif Pajak Atas Penghasilan Kena Pajak Bagi Wajib Pajak Orang

Pribadi Dalam Negeri ................................................................................ 48

Tabel 4.3 Penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F Tahun 2011 ................................ 48

Tabel 4.4 Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 Mr. F Untuk Tahun 2012 ............. 52

Tabel 4.5 Ringkasan Bukti Pemotongan PPh 21 Mr. F Tahun 2012 dari PT. X

Indonesia – Jakarta .................................................................................... 53

Tabel 4.6 Ringkasan Bukti Pemotongan PPh 21 Mr. F Tahun 2012 dari PT. X

Indonesia – Salatiga ................................................................................... 54

Tabel 4.7 Rincian Gaji dan Tunjangan Relokasi Mr. F Selama Tahun 2012 ........... 55

Tabel 4.8 Detail Penghasilan Luar Negeri Mr. F Selama Tahun 2012 ..................... 56

Tabel 4.9 Penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F Tahun 2012 ................................ 57

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 14: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ilustrasi Struktur Organisasi Deloitte Indonesia ..................................... 70

Lampiran 2 Ilustrasi Struktur Organisasi Grup ABC ................................................. 71

Lampiran 3 Formulir 1721-A1 Mr. F Tahun 2011 .................................................... 72

Lampiran 4 Formulir 1770 S, 1770 S-I, dan 1770 S-II Mr. F Tahun 2011................ 73

Lampiran 5 Formulir 1721-A1 Mr. F Tahun 2012 .................................................... 76

Lampiran 6 Certificate of Income Mr. F dari X Pte Ltd Singapura Tahun 2012 ....... 78

Lampiran 7 Formulir 1770 S, 1770 S-I, dan 1770 S-II Mr. F Tahun 2012................ 79

Lampiran 8 SSP PPh Pasal 29 Mr. F Tahun 2012 ..................................................... 83

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 15: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam

Harahap (1994) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan,

peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-

transaksi, dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan

penafsiran hasil-hasilnya. Akuntansi dapat dikatakan sebagai seni karena orang

yang ingin memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun

langsung dalam dunia praktik/kerja. Dewasa ini, untuk mampu bersaing di dunia

kerja, lulusan perguruan tinggi harus mempunyai keterampilan dan kompetensi

yang memadai. Lulusan perguruan tinggi tidak hanya dituntut untuk memiliki

kemampuan akademis semata, tetapi juga dituntut untuk memiliki kecakapan pada

soft skill lain yang dapat mendukung karirnya.

Sejalan dengan misi dari Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia yaitu menghasilkan lulusan yang mampu bersaing secara

global, maka Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

menyelenggarakan program magang sebagai salah satu pilihan karya akhir yang

disyaratkan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Program magang dibentuk

sebagai suatu “laboratorium latihan” bagi mahasiswa dalam menerapkan teori dan

pengetahuan yang diterima di ruang kuliah ke dalam kehidupan kerja nyata yang

didesain secara terstruktur.

Program magang juga dimaksudkan untuk menerapkan program link &

match bagi mahasiswa agar ilmu yang telah dipelajarinya menjadi tepat guna dan

berhasil guna di tempat kerja di masa mendatang.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 16: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

2

Universitas Indonesia

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

Penulis melaksanakan program magang di Deloitte Tax Solutions (DTS).

DTS merupakan salah satu divisi dari Deloitte Indonesia yang bertugas untuk

melayani jasa konsultasi perpajakan bagi perusahaan-perusahaan lokal dan

multinasional yang beroperasi di Indonesia. Penulis ditempatkan pada subdivisi

Global Employer Services (GES) yang menangani masalah perpajakan orang

pribadi (Individual Taxation). Sebagian besar klien GES berasal dari luar

Indonesia (ekspatriat), namun ada juga yang merupakan Warga Negara Indonesia

yang bekerja di dalam negeri atau di luar negeri. Kegiatan magang ini berlangsung

selama kurang lebih 4 bulan, terhitung sejak tanggal 4 Februari 2013 hingga 31

Mei 2013.

1.3 Pelaksanaan Magang Secara Umum

Selama menjalani program magang di subdivisi GES, penulis bertugas

membantu para Senior Associate dalam memberikan konsultasi perpajakan

kepada para klien, sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Aktivitas yang dilakukan penulis pada divisi ini, diantaranya adalah

sebagai berikut:

Melakukan proses registrasi NPWP bagi ekspatriat yang akan

bekerja di Indonesia

Dalam hal ini penulis bertugas untuk mempersiapkan serta memeriksa

kelengkapan dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan proses registrasi

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Adapun dokumen yang menjadi

persyaratan dalam melakukan registrasi NPWP bagi ekspatriat antara lain:

formulir pendaftaran wajib pajak orang pribadi, fotokopi Izin

Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA), fotokopi Kartu Izin Tinggal

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 17: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

3

Universitas Indonesia

Terbatas (KITAS), fotokopi paspor, surat kuasa khusus untuk mengurus

pendaftaran wajib pajak, fotokopi KTP dari penerima kuasa, dan fotokopi

NPWP perusahaan yang mempekerjakan ekspatriat tersebut. Setelah

semua dokumen yang diperlukan tersedia, maka selanjutnya registrasi

NPWP dari ekspatriat tersebut akan diproses ke Kantor Pelayanan Pajak

(KPP). Jika ekspatriat menginginkan untuk segera mendapat NPWP,

penulis akan melakukan proses registrasi NPWP secara online (e-

Registration). Setelah melakukan e-Registration pada website

http://ereg.pajak.go.id, ekspatriat kemudian akan memperoleh Surat

Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS). Setelah kartu NPWP dan Surat

Keterangan Terdaftar (SKT) diperoleh dari KPP, maka kartu NPWP dan

SKT tersebut akan diserahkan kepada ekspatriat yang bersangkutan untuk

mereka simpan, sampai mereka nantinya memutuskan untuk

meninggalkan Indonesia selama-lamanya.

Melakukan proses permohonan penghapusan (deregistrasi) NPWP

bagi ekspatriat yang akan meninggalkan Indonesia

Dalam hal ini penulis bertugas untuk mempersiapkan serta memeriksa

kelengkapan dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan proses

deregistrasi NPWP. Adapun dokumen yang menjadi persyaratan dalam

melakukan registrasi NPWP bagi ekspatriat antara lain: kartu NPWP dan

SKT, surat pernyataan dari ekspatriat bahwa yang bersangkutan akan

meninggalkan Indonesia selama-lamanya sehubungan dengan telah

berakhirnya masa tugas dengan perusahaan, surat pernyataan dari

perusahaan bahwa karyawan mereka (ekspatriat) akan meninggalkan

Indonesia selama-lamanya sehubungan dengan telah berakhirnya masa

tugas dengan perusahaan, formulir pendaftaran dan perubahan data wajib

pajak, surat kuasa khusus untuk menyampaikan permohonan penghapusan

NPWP, surat kuasa khusus untuk membantu dalam rangka pemeriksaan

pajak berikut penandatanganan Surat Pernyataan Persetujuan Hasil

Pemeriksaan dan Berita Acara oleh KPP sehubungan dengan permohonan

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 18: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

4

Universitas Indonesia

penghapusan NPWP, dan fotokopi Exit Permit Only (EPO). EPO adalah

ijin keluar untuk tidak kembali yang diberikan oleh perusahaan terkait

kepada ekspatriat ketika ekspatriat tersebut akan kembali ke negeranya,

baik karena ekspatriat tersebut telah habis masa kontraknya dengan

perusahaan atau karena dideportasi. Setelah semua dokumen yang

diperlukan tersedia, maka selanjutnya deregistrasi NPWP akan diproses

pada KPP yang memproses registrasi NPWP dari ekspatriat tersebut.

Menyiapkan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

Dalam menyiapkan SPT Tahunan, penulis perlu memeriksa ketersediaan

data-data perpajakan dan kelengkapan lain yang dibutuhkan dari klien

dan/atau perusahaan terkait. Data-data perpajakan yang diperlukan (jika

ada), seperti jumlah dan identitas tanggungan, penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan yang berasal dari luar Indonesia yang tidak diberikan

oleh perusahaan terkait, program insentif (yang tidak tercantum pada form

1721-A1), penghasilan istri sehubungan dengan pekerjaan yang berasal

dari luar Indonesia yang tidak diberikan oleh perusahaan yang

mempekerjakan istri (jika istri bekerja di Indonesia), pendapatan bunga,

dividen, sewa, dan lain-lain, serta harta dan kewajiban yang dimiliki oleh

wajib pajak diperoleh lewat Tax Organizer (GlobalAdvantage Organizer)

yang dapat diberikan kepada ekspatriat baik dalam bentuk hardcopy

maupun softcopy. Sedangkan kelengkapan lain yang dibutuhkan misalnya

formulir 1721-A1, surat kuasa khusus (bila dikuasakan), fotokopi surat

pernyataan penghasilan dari luar negeri (jika ada), fotokopi IMTA/EPO

(untuk wajib pajak orang pribadi inbound), dan lain-lain. Penulis

kemudian menyiapkan SPT Tahunan, yang disesuaikan dengan peraturan-

peraturan perpajakan di negara lain yang berkaitan dengan ekspatriat

masing-masing.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 19: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

5

Universitas Indonesia

Mengembalikan bukti lapor dari Kantor Pelayanan Pajak beserta

salinan SPT Tahunan asli ke ekspatriat (return original)

SPT Tahunan yang disiapkan oleh penulis selalu dibuat rangkap satu,

dimana SPT Tahunan pertama dilapor ke KPP, sedangkan SPT Tahunan

kedua dikembalikan ke ekspatriat beserta bukti lapor dari KPP. Hal ini

dikarenakan jika sewaktu-waktu KPP melakukan pemeriksaan pajak,

ekspatriat dapat menunjukkan dokumen yang diperlukan tersebut kepada

pemeriksa.

Menghubungi klien dan Kantor Pelayanan Pajak

Dalam melakukan proses registrasi dan deregistrasi, penulis perlu

menghubungi klien untuk meminta data-data yang diperlukan. Selain itu

pada proses penyiapan SPT Tahunan, jika hasil penghitungan perpajakan

menunjukkan status kurang bayar (yang disebabkan oleh adanya

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang berasal dari luar negeri

yang belum dipotong pajak), penulis akan mengonfirmasi ekspatriat untuk

mengetahui apakah ekspatriat tersebut memilih setuju dengan

penghitungan yang telah dibuat penulis, atau memilih untuk tidak

mengungkapkan penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang berasal

dari luar negeri yang belum dipotong pajak tersebut. Begitu pula jika hasil

penghitungan perpajakan menunjukkan status lebih bayar, penulis juga

akan mengonfirmasi ekspatriat untuk mengetahui apakah yang

bersangkutan ingin PPh lebih bayar tersebut direstitusikan, atau memilih

untuk tidak mengklaim kelebihan bayar tersebut. Selain menghubungi

klien, penulis juga terkadang menghubungi KPP, sesuai keperluan yang

diinginkan. Hal tersebut diantaranya ketika ada pemeriksaan pajak,

pertanyaan seputar wajib pajak, dan lain sebagainya.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 20: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

6

Universitas Indonesia

Membantu proses pembayaran pajak dan penyampaian SPT

Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak

Penulis ikut membantu proses pembayaran PPh Pasal 25 atas angsuran

pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib

Pajak setiap bulannya, PPh Pasal 29 atas SPT Tahunan kurang bayar, serta

membantu proses penyampaian SPT Tahunan ke KPP.

Melakukan pekerjaan administratif lainnya

Penulis bertanggung jawab atas dokumentasi berkas-berkas perpajakan

ekspatriat. Dokumen-dokumen perpajakan tiap-tiap ekspatriat ditempatkan

dalam sebuah map hijau yang di dalamnya terdiri atas 5 bagian, yaitu: (1)

Data, bagian untuk menyimpan data-data perpajakan yang diperoleh

penulis dari ekspatriat tersebut, seperti GlobalAdvantage Organizer,

fotokopi formulir 1721-A1, fotokopi IMTA, dll; (2) Art. 25 Monthly Tax

Installment, bagian untuk menyimpan fotokopi SSP PPh Pasal 25 pada

tahun fiskal berjalan beserta bukti penerimaan negara; (3) Draft SPT 1770

& Calculation, bagian untuk menyimpan draf pembuatan SPT Tahunan;

(4) Compilation Report & Correspondence, bagian untuk menyimpan

fotokopi penghitungan PPh yang diserahkan kepada klien beserta fotokopi

dokumen korespondensi dengan klien, dan (5) Final Tax Return, bagian

untuk menyimpan fotokopi SPT Tahunan yang dilaporkan ke KPP yang

dilengkapi dengan fotokopi bukti lapor dari KPP.

Selain melakukan dokumentasi atas berkas-berkas perpajakan, penulis

juga ditugaskan untuk melakukan update atas GlobalAdvantage (GA)

Tracker. GA Tracker adalah sebuah perangkat lunak yang khusus

dirancang oleh Deloitte untuk mengelola dan memantau informasi atas

proyek yang sedang dikerjakan dari awal hingga proyek tersebut selesai.

GA Tracker memungkinkan Deloitte untuk mengelola prosedur kepatuhan

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 21: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

7

Universitas Indonesia

dan membantu klien dalam berinteraksi dengan Deloitte maupun dengan

karyawan mereka.

Tugas lainnya yang dilakukan penulis adalah mempersiapkan dokumen

yang akan dikirimkan ke klien. Pada umumnya dokumen tersebut akan

dikirimkan oleh kurir yang khusus bekerja untuk DTS, namun jika

situasinya sangat mendesak untuk dikirimkan segera, maka penulis yang

akan mengirimkan dokumen tersebut langsung ke tempat klien.

1.4 Latar Belakang Masalah

Pada Pasal 2 ayat 3(a) UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 disebutkan

bahwa orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia melebihi 183 hari dalam

jangka waktu 12 bulan atau mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia

akan dikategorikan sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri. Namun jika tidak

melebihi 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan tidak mempunyai niat untuk

tinggal di Indonesia, maka orang pribadi tersebut akan dikategorikan sebagai

Subjek Pajak Luar Negeri dan untuk itu orang pribadi tersebut akan dikenakan

PPh Pasal 26 atas penghasilan bruto yang diterimanya.

Ketentuan pajak tersebut menjadi dasar bagi ekspatriat yang akan bekerja

di Indonesia untuk dapat dikategorikan sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri,

sehingga atas penghasilannya tersebut dikenakan PPh Pasal 21 seperti layaknya

pekerja dalam negeri dengan mendapatkan pengurangan Biaya Jabatan dan

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Setelah dikategorikan sebagai Subjek

Pajak Dalam Negeri, ekspatriat harus mendaftarkan diri di KPP untuk

mendapatkan NPWP. Jika ekspatriat tersebut tidak memiliki NPWP, maka sesuai

UU PPh Pasal 21 ayat (5a), ekspatriat tersebut akan dikenakan pemotongan pajak

20% lebih besar dari tarif pajak yang dikenakan kepada pemilik NPWP.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 22: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

8

Universitas Indonesia

Pada beberapa kasus berdasarkan pengalaman penulis dalam menyiapkan

SPT Tahunan bagi ekspatriat, ekspatriat yang telah berstatus sebagai Subjek Pajak

Dalam Negeri masih memiliki keterkaitan ekonomi dengan negara lain. Salah satu

penyebab terjadinya hal tersebut yaitu ekspatriat yang bekerja pada perusahaan

multinasional telah ditugaskan di berbagai negara sebelum ditempatkan di

Indonesia. Selain itu ada juga ekspatriat yang memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari luar negeri.

Indonesia menganut sistem perpajakan worldwide income, yang berarti

setiap penghasilan yang diperoleh ekspatriat di luar negeri juga termasuk objek

pajak di Indonesia. Hal ini sesuai dengan UU PPh Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi:

“(1) Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,

dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk :

a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,

komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk

lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini;

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

c. laba usaha;

d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau

penyertaan modal;

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 23: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

9

Universitas Indonesia

2) keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan

lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham,

sekutu, atau anggota;

3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha;

4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah

dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan

atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil

termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan,

sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,

kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang

bersangkutan;

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai

biaya;

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang;

g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen

dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa

hasil usaha koperasi;

h. royalti;

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 24: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

10

Universitas Indonesia

l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;

m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n. premi asuransi;

o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang

terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.”

Selain menggunakan peraturan perpajakan Indonesia, pembahasan kasus-

kasus tersebut juga harus dikaitkan dengan peraturan perpajakan dari negara asal

ekspatriat (Filipina) dan negara sumber penghasilan luar negeri (Singapura).

1.5 Pembatasan Masalah

Terdapat berbagai macam bentuk penghasilan, baik yang berasal dari

dalam negeri maupun dari luar negeri seperti yang disebutkan dalam UU PPh

Pasal 4 ayat (1), salah satu contohnya adalah penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan yang diterima ekspatriat dari luar negeri. Pada laporan ini, penulis

membatasi pembahasan jenis penghasilan luar negeri pada penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang diterima ekspatriat yang bersumber dari

Singapura. Kasus yang dipilih adalah ekspatriat Filipina yang bekerja di

Indonesia. Pembatasan tersebut dilakukan karena selama pelaksanaan program

magang, penulis mengamati fenomena banyaknya perusahaan multinasional di

Indonesia yang mempekerjakan ekspatriat yang berasal dari Filipina, dan

beberapa ekspatriat Filipina tersebut tidak hanya memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari Indonesia, namun mereka juga

memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari luar

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 25: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

11

Universitas Indonesia

negeri. Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan tersebut terdiri dari gaji pokok,

bonus, dan tunjangan relokasi.

1.6 Tujuan Pembahasan Masalah

1. Menganalisis perlakuan dan penghitungan PPh atas penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang diterima oleh ekspatriat Filipina

sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri.

2. Menganalisis dampak yang timbul dari adanya penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan yang bersumber dari Singapura pada penghitungan PPh

orang pribadi ekspatriat saat pelaporan SPT Tahunan.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang

Laporan magang ini terdiri dari lima bab dan terdapat lampiran yang

mendukung isi laporan magang ini, rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Bab 1 Pendahuluan

Bab 1 berisi latar belakang pelaksanaan magang, waktu dan tempat

pelaksanaan magang, pelaksanaan magang secara umum, latar belakang

masalah, pembatasan masalah, tujuan pembahasan masalah, dan

sistematika penulisan laporan magang.

2. Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 menjelaskan tentang landasan teori yang mendasari analisis dan

pembahasan yang akan disajikan pada Bab 4. Landasan teori dibuat

dengan menggunakan referensi dari berbagai sumber, antara lain buku

umum, Undang-Undang Perpajakan, serta produk hukum lainnya yang

berkaitan dengan topik bahasan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 26: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

12

Universitas Indonesia

3. Bab 3 Profil Perusahaan

Bab 3 berisi gambaran singkat perusahaan tempat penulis melaksanakan

program magang. Hal-hal yang dibahas antara lain gambaran singkat

tentang struktur dan jasa-jasa yang disediakan oleh Deloitte dan PT. X

Indonesia.

4. Bab 4 Analisis dan Pembahasan

Bab 4 menguraikan analisis dan pembahasan mengenai perlakuan

perpajakan pada ekspatriat Filipina yang memperoleh penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari Jepang serta dampak

yang ditimbulkannya pada penghitungan PPh ekspatriat di Indonesia pada

saat pelaporan SPT Tahunan.

5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab 5 berisi kesimpulan atas pembahasan masalah yang diangkat dalam

laporan ini dan juga saran dari penulis atas topik terkait.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 27: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

13 Universitas Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Perpajakan

2.1.1 Definisi dan Fungsi Pajak

Brotodihardjo (1981) mengemukakan beberapa pendapat pakar tentang

definisi pajak, beberapa diantaranya seperti dalam kutipan berikut:

1. Mr. Dr. N. J. Feldmann

―Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh terutang kepada

penguasa, (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum),

tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup

pengeluaran-pengeluaran umum.‖

2. Prof. Dr. M.J.H. Smeets

―Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-

norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra-

prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya

adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.‖

3. Dr. Soeparman Soemahamidjaja

―Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya

produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai

kesejahteraan umum.‖

4. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

―Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa-timbal

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 28: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

14

Universitas Indonesia

(kontra-prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum.‖

Berdasarkan empat pengertian pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa

ada 5 unsur yang melekat dalam pengertian pajak, yaitu:

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang-undang;

2. Sifatnya dapat dipaksakan;

3. Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh

pembayar pajak;

4. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara, baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah; dan

5. Digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah demi

kepentingan masyarakat umum.

Menurut Ilyas dan Burton (2010), pajak mempunyai dua fungsi, yaitu:

1. Fungsi Budgeter, yaitu fungsi yang terletak di sektor publik, yaitu fungsi

untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan UU

berlaku yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai

pengeluaran negara.

2. Fungsi Regulerend, yaitu fungsi bahwa pajak-pajak tersebut akan

digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang

letaknya diluar bidang keuangan.

Dalam perkembangannya, fungsi pajak tersebut dapat dikembangkan dan

ditambah dua fungsi lainnya, yaitu:

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 29: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

15

Universitas Indonesia

3. Fungsi Demokrasi, yaitu fungsi yang merupakan perwujudan dari sistem

gotong royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi

kemaslahatan manusia.

4. Fungsi Redistribusi, yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur

pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.

2.1.2 Penghasilan Menurut Undang-Undang Perpajakan Indonesia

Pada Pasal 4 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

penghasilan didefinisikan sebagai “setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun

dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa

pun”.

Berdasarkan Penjelasan UU PPh Pasal 4 ayat (1), pengertian penghasilan

dalam Undang Undang ini tidak memperhatikan adanya penghasilan dari sumber

tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan

ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-

sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan

pembangunan. Jika dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis

kepada Wajib Pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi:

1. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas

seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris,

akuntan, pengacara, dan sebagainya;

2. penghasilan dari usaha dan kegiatan;

3. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak

seperti bunga, dividen, royalti, sewa, keuntungan penjualan harta atau hak

yang tidak dipergunakan untuk usaha, dan lain sebagainya; dan

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 30: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

16

Universitas Indonesia

4. penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang, hadiah, dan lain

sebagainya.

Sedangkan dilihat dari penggunaannya, penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi

dan dapat pula ditabung untuk menambah kekayaan wajib pajak.

Terkait dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam mata uang

asing, Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal 7 ayat (1)

menjelaskan bagaimana menilai suatu penghasilan yang diperoleh dalam mata

uang asing. Menurut peraturan tersebut, penghitungan PPh Pasal 21 didasarkan

pada nilai tukar (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku pada

saat pembayaran penghasilan tersebut atau pada saat dibebankan sebagai biaya.

2.1.3 Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan

Pembahasan pada laporan ini akan berfokus pada penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan yang diterima oleh Ekspatriat Filipina atas pekerjaan yang

dilakukan di Singapura. Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang

diperoleh ekspatriat Filipina tersebut bersumber dari 2 negara, yaitu Indonesia dan

Singapura. Oleh karenanya perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai konsep

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan.

Thuronyi (1998) menyampaikan pendapat Burns dan Krever yang

menjelaskan bahwa definisi dasar dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

(employment income) harus mencakup semua kompensasi yang secara langsung

ataupun tidak langsung terkait dengan hubungan kerja, termasuk diantaranya

yaitu:

1. gaji, upah, atau imbalan lainnya yang diberikan pada karyawan

2. natura/kenikmatan

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 31: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

17

Universitas Indonesia

3. tunjangan yang diberikan pemberi kerja untuk kepentingan

karyawan/anggota keluarganya

4. setiap penggantian yang diberikan pemberi kerja atas pengeluaran

karyawan yang timbul karena pelaksanaan tugas pekerjaannya

5. pembayaran yang diberikan oleh pemberi kerja terkait kesepakatan dengan

karyawan untuk setiap kondisi pekerjaan/perubahannya

6. setiap pembayaran yang diberikan pemberi kerja atas pemutusan hubungan

kerja

7. setiap kompensasi yang diterima atas kehilangan dari total

sebagian/seluruh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

8. pensiun karena pengunduran diri serta pensiun tambahan

9. setiap pembayaran untuk mengamankan perjanjian negatif dari karyawan

10. pemberian/hadiah yang diberikan pemberi kerja untuk karyawan

selama/berdasarkan pekerjaan

Burns dan Krever menambahkan bahwa penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan dapat mengecualikan beberapa balas jasa yang diberikan kepada

karyawan karena tidak memberikan nilai tambah secara ekonomi, dan tunjangan

sosial yang akan dibebaskan dari pajak dalam rangka mencapai tujuan sosial

tertentu.

2.2 Pajak Penghasilan Orang Pribadi

2.2.1 Komponen-Komponen Dalam Penghitungan Pajak Penghasilan

Orang Pribadi

1. Penghasilan Bruto

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal

10 ayat (1), jumlah Penghasilan Bruto yang diterima atau diperoleh penerima

penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh jumlah penghasilan yang

diterima atau diperoleh dalam suatu periode atau pada saat dibayarkan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 32: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

18

Universitas Indonesia

2. Penghasilan Neto

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal

10 ayat (3), besarnya Penghasilan Neto bagi Pegawai Tetap yang dipotong PPh

Pasal 21 adalah jumlah seluruh Penghasilan Bruto dikurangi dengan:

a. biaya jabatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

250/PMK.03/2008 Pasal 1 ayat (1), besarnya biaya jabatan yang dapat

dikurangkan dari Penghasilan Bruto ditetapkan sebesar 5% (lima persen)

dari Penghasilan Bruto, setinggi-tingginya Rp 500.000,00 (lima ratus ribu

rupiah) sebulan atau Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun;

b. iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana

pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau

badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang

dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan.

3. Penghasilan Tidak Kena Pajak

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 7 ayat (1), Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP) per tahun diberikan paling sedikit sebesar:

1. Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)

untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;

2. Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan

untuk Wajib Pajak yang kawin;

3. Rp15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah)

tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan

penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1); dan

4. Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan

untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,

paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 33: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

19

Universitas Indonesia

Namun demikian, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.

162/PMK.011/2012 tentang penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP), besarnya PTKP per tahun menjadi sebagai berikut:

a. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri

Wajib Pajak orang pribadi;

b. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk

Wajib Pajak yang kawin;

c. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk

setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,

paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Ketentuan mengenai penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak

tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2013.

4. Penghasilan Kena Pajak

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal

10 ayat (2), besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah sebagai berikut:

a. bagi Pegawai Tetap dan penerima pensiun berkala, sebesar Penghasilan

Neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP);

b. bagi Pegawai Tidak Tetap, sebesar Penghasilan Bruto dikurangi PTKP;

c. bagi Bukan Pegawai, sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah

Penghasilan Bruto dikurangi PTKP per bulan.

5. PPh Pasal 21

Berdasarkan UU PPh Pasal 21, PPh Pasal 21 adalah Pajak Penghasilan

yang dikenakan atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau

kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 34: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

20

Universitas Indonesia

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal 1

ayat (7), penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi

dengan status sebagai Subjek Pajak dalam negeri yang menerima/memperoleh

penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21

sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, termasuk

penerima pensiun. Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

31/PJ/2012 Pasal 3, penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 tersebut

termasuk di antaranya adalah:

1. Pegawai

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal

1 ayat (9), yang dimaksud dengan pegawai adalah orang pribadi yang

bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja

baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu

pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh

imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian

pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk

orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri.

Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012

Pasal 1 ayat (10) dan (11), pegawai tetap adalah pegawai yang menerima

atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur,

termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas, serta

pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu

tertentu yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah

tertentu secara teratur, sedangkan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas

adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang

bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil

pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang

diminta oleh pemberi kerja.

2. Penerima Pensiun

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 35: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

21

Universitas Indonesia

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal 1

ayat (14), penerima pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang

menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di

masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima

tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.

3. Bukan Pegawai

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal 1

ayat (12), penerima penghasilan bukan pegawai adalah orang pribadi

selain pegawai tetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas yang

memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari

Pemotong PPh Pasal 21 sebagai imbalan jasa yang dilakukan

berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan.

Penerima penghasilan bukan pegawai yang dimaksud meliputi:

a) tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,

akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;

b) pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang

sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat pelukis, dan

seniman lainnya;

c) olahragawan;

d) penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;

e) pengarang, peneliti, dan penerjemah;

f) pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem

aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial

serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

g) agen iklan;

h) pengawas atau pengelola proyek;

i) pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi

perantara;

j) petugas penjaja barang dagangan;

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 36: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

22

Universitas Indonesia

k) petugas dinas luar asuransi;

l) distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan

kegiatan sejenis lainnya

4. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap

sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan yang sama

5. Mantan Pegawai

6. Peserta Kegiatan

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal 1

ayat (13), peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu

kegiatan tertentu, termasuk mengikuti rapat, sidang, seminar, lokakarya

(workshop), pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau kegiatan lainnya dan

menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan keikutsertaannya

dalam kegiatan tersebut. Peserta kegiatan yang dimaksud meliputi:

a) peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga,

seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;

b) peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;

c) peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara

kegiatan tertentu;

d) peserta pendidikan dan pelatihan;

e) peserta kegiatan lainnya.

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 menurut Peraturan Direktur

Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012 Pasal 5 ayat (1) adalah:

a) penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap, baik berupa

Penghasilan yang Bersifat Teratur maupun Tidak Teratur;

b) penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur

berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;

c) penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari

tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya

melewati jangka waktu 2 (dua) tahun sejak pegawai berhenti bekerja;

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 37: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

23

Universitas Indonesia

d) penghasilan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas, berupa upah

harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang

dibayarkan secara bulanan;

e) imbalan kepada Bukan Pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,

fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun

sebagai imbalan sehubungan jasa yang dilakukan;

f) imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang

representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan

nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun;

g) penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur

yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan

pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap pada perusahaan

yang sama;

h) penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan

lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan

pegawai; atau

i) penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun

yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-31/PJ/2012

Pasal 25 ayat (1), jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong merupakan kredit pajak

bagi penerima penghasilan yang dikenakan pemotongan untuk tahun pajak yang

bersangkutan, kecuali PPh Pasal 21 yang bersifat final.

6. PPh Pasal 24

Penghasilan yang diterima/diperoleh dari luar negeri tentu akan dikenakan

pajak di luar negeri. Untuk menghindari pengenaan pajak berganda, UU PPh

Pasal 24 menyebutkan bahwa atas pengenaan pajak di luar negeri, Wajib Pajak

dapat mengkreditkan pajak yang telah dibayarnya di luar negeri terhadap pajak

terutang yang ada di Indonesia sebesar PPh yang telah dibayar/terutang di luar

negeri, tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak terutang.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 38: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

24

Universitas Indonesia

7. PPh Pasal 25

Berdasarkan UU PPh Pasal 25, PPh Pasal 25 merupakan angsuran pajak

dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk

setiap bulan. Secara umum, besarnya angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar Pajak

Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:

1. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21

dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22; dan

2. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh

dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,

dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

2.2.2 Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Berdasarkan Buku Panduan Pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Wajib Pajak Orang Pribadi No. PJ.091/KUP/B/007/2013-00, SPT Tahunan PPh

adalah formulir yang harus diisi Wajib Pajak yang telah memiliki Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) untuk melaporkan identitas diri, harta, kewajiban/utang,

penghasilan, dan penghitungan pajaknya setiap tahun. Formulir SPT Tahunan

untuk Orang Pribadi terbagi atas 3 jenis, yaitu:

1. Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan antara lain dari usaha

dan/atau pekerjaan bebas, wajib mengisi formulir SPT Tahunan 1770. Formulir

1770 terdiri dari Induk dan lampiran (1770 - I,1770 - II,1770 - Ill dan 1770 - IV).

Formulir 1770 - IV isinya adalah “harta pada akhir tahun”, “kewajiban/utang pada

akhir tahun” dan “susunan anggota keluarga”. Formulir 1770 - III isinya adalah:

penghasilan yang dikenakan pajak final dan/atau bersifat final, penghasilan yang

tidak termasuk objek pajak, dan penghasilan istri yang dikenakan pajak secara

terpisah. Formulir 1770 - II isinya adalah “daftar pemotongan/pemungutan PPh

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 39: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

25

Universitas Indonesia

oleh pihak lain, PPh yang dibayar/dipotong di luar negeri dan PPh ditanggung

pemerintah”. Formulir 1770 - I isinya adalah penghitungan Penghasilan Neto

dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak yang

menggunakan pembukuan, penghitungan Penghasilan Neto dalam negeri yang

menggunakan norma penghitungan Penghasilan Neto, penghasilan dalam negeri

sehubungan dengan pekerjaan (tidak termasuk penghasilan yang dikenakan PPh

bersifat final), dan penghasilan dalam negeri lainnya (tidak termasuk penghasilan

yang dikenakan PPh bersifat final). Formulir 1770 Induk (halaman terdepan)

isinya adalah identitas dan Penghasilan Neto (angka-angkanya berasal dari

lampiran 1770), penghasilan kena pajak, PPh terutang, kredit pajak, hasil

penghitungan PPh, daftar lampiran serta pernyataan Wajib Pajak yang disertai

tanda tangannya.

2. Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi

kerja (sebagai karyawan) atau lebih dan/atau penghasilan lainnya yang bukan dari

usaha atau pekerjaan bebas, wajib mengisi formulir SPT Tahunan 1770 S.

formulir SPT Tahunan 1770 S yang terdiri dari induk dan lampiran (1770 S - I,

dan 1770 S - II). Formulir 1770 S - II isinya adalah “penghasilan yang dikenakan

PPh final dan/atau bersifat final”, “daftar harta pada akhir tahun”, “daftar

kewajiban/utang pada akhir tahun” dan “daftar susunan anggota keluarga”.

Formulir 1770 S - I, isinya adalah “Penghasilan Neto dalam negeri lainnya”,

“penghasilan yang tidak termasuk objek pajak” dan “daftar

pemotongan/pemungutan PPh oleh pihak lain dan PPh yang Ditanggung

Pemerintah”. Formulir 1770 S Induk (halaman terdepan) isinya adalah identitas

dan Penghasilan Neto (angka-angkanya berasal dari lampiran 1770 S),

penghasilan kena pajak, PPh terutang, kredit pajak, hasil penghitungan PPh, daftar

lampiran serta pernyataan Wajib Pajak yang disertai tandatangannya.

3. Orang Pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari hanya satu

pemberi kerja yang jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp

60.000.000 dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali dari bunga bank

dan bunga koperasi, wajib mengisi formulir SPT Tahunan 1770 SS. Formulir

1770 SS ini sangat sederhana sekali yaitu hanya mengisi identitas dan jumlah

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 40: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

26

Universitas Indonesia

keseluruhan harta dan kewajiban pada akhir tahun dan tanda tangan Wajib Pajak.

Formulir ini tidak berdiri sendiri tetapi harus melampirkan bukti pemotongan PPh

atas penghasilan dari pemberi kerja.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengisi SPT Tahunan PPh

adalah:

1. Formulir dipersiapkan

Formulir SPT Tahunan PPh dapat diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak atau

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) terdekat atau

dapat mengunduh (men-download) di website http://www.pajak.go.id.

2. Data yang akan dilaporkan dipersiapkan

Bagi Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan

bebas, yang dipersiapkan:

Neraca dan laporan laba rugi (bagi Orang Pribadi yang menyelenggarakan

pembukuan) atau rekapitulasi bulanan peredaran bruto (bagi Orang Pribadi

yang menyelenggarakan pencatatan)

Bukti pemotongan PPh atas penghasilan yang berasal dari dalam negeri

maupun luar negeri (apabila ada penghasilan yang dipotong oleh pemberi

penghasilan)

Sesuai dengan Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-

39/PJ/2008, dalam menghitung besarnya penghasilan dan PPh Pasal 21

yang terutang untuk tahun takwim yang bersangkutan dari setiap pegawai

tetap yang jumlah Penghasilan Neto nya melebihi PTKP, Pemotong Pajak

menggunakan Formulir 1721-A1. Pengisian Formulir 1721-A1 dilakukan

dalam jangka waktu dua bulan setelah tahun takwim berakhir.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 41: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

27

Universitas Indonesia

Rincian penghasilan selain yang berasal dari usaha dan/atau pekerjaan

bebas

Bukti pembayaran, seperti pembayaran Zakat yang dibayar ke Badan Amil

Zakat atau Iembaga Amil Zakat atau pembayaran Sumbangan Keagamaan

yang sifatnya wajib ke lembaga yang disahkan oleh Kementerian Agama,

atau pembayaran Fiskal Luar Negeri

Rincian harta dan kewajiban (hutang), misalnya untuk rumah dan tanah

cukup melihat SPPT PBB-nya, untuk kendaraan lihat BPKB-nya, dan

dokumen lainya yang menunjukan kepemilikan harta

Data lainnya, seperti Daftar Susunan Keluarga

3. Pengisian SPT Tahunan PPh hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

Yang diisi terlebih dahulu adalah formulir lampiran, bukan induknya;

Di setiap lembar jangan lupa mengisi identitas seperti narna, NPWP dan

tahun pajaknya;

Jangan lupa membubuhkan tanda tangan, karena jika tidak SPT yang anda

laporkan dianggap tidak sah;

Sebelum SPT dikirim/disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau

melalui tempat lain yang di tunjuk, jika SPT menunjukkan kurang bayar,

kekurangan tersebut harus dibayar paling lambat sebelum SPT

disampaikan ke KPP dan bukti pembayaran tersebut dilampirkan pada

SPT tersebut. Pembayaran dapat dilakukan di kantor pos atau bank.

Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-39/PJ/2008,

batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh WP OP adalah 3 (tiga) bulan

setelah akhir Tahun Pajak (31 Maret). SPT Tahunan yang terlambat/tidak

disampaikan akan dikenai sanksi administrasi berupa denda Rp 100.000

untuk SPT Tahunan yang terlambat/tidak disampaikan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 42: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

28

Universitas Indonesia

2.3 Yurisdiksi Pemungutan Pajak Penghasilan

Menurut Ilyas dan Burton (2010), yang dimaksud dengan yurisdiksi

pemungutan Pajak Penghasilan adalah batas kewenangan oleh suatu negara dalam

memungut Pajak Penghasilan bagi warga negaranya. Yurisdiksi pemungutan

Pajak Penghasilan merupakan salah satu cara pemungutan Pajak Penghasilan yang

didasarkan pada tiga asas. Asas-asas tersebut diantaranya adalah:

1. Asas Tempat Tinggal/Domisili

Asas tempat tinggal merupakan asas pemungutan Pajak Penghasilan

berdasarkan tempat tinggal individu. Suatu negara hanya dapat memungut

Pajak Penghasilan terhadap semua individu yang bertempat tinggal di

negara tersebut atas seluruh penghasilan dimana pun diperoleh. Negara

yang menganut asas tempat tinggal akan menentukan dalam undang-

undangnya berapa lama batas waktu bagi individu yang bertempat tinggal

di negara tersebut hingga dapat dianggap sebagai subjek pajak.

UU PPh Indonesia menganut asas tempat tinggal. Hal ini dapat dilihat

dalam UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 2 ayat (3)

yang secara khusus mendefinisikan subjek pajak dalam negeri.

2. Asas Kebangsaan

Asas kebangsaan merupakan asas pemungutan Pajak Penghasilan yang

didasarkan pada kebangsaan suatu negara. Suatu negara akan memungut

Pajak Penghasilan kepada setiap individu yang mempunyai kebangsaan

negara tersebut, meskipun individu tersebut tidak bertempat tinggal di

negara yang bersangkutan.

UU PPh Indonesia tidak menganut asas kebangsaan. Di dalam UU No. 36

Tahun 2008 pasal 2 ayat (4) disebutkan bahwa individu yang tidak

bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari

183 hari dianggap sebagai subjek pajak luar negeri. Menurut Peraturan

Direktur Jenderal Pajak No. PER-2/PJ/2009 Pasal 3, atas penghasilan yang

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 43: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

29

Universitas Indonesia

diterima atau diperoleh subjek pajak luar negeri dan telah dikenai pajak di

luar negeri, tidak dikenai Pajak Penghasilan di Indonesia.

3. Asas Sumber

Asas sumber merupakan asas pemungutan Pajak Penghasilan yang

didasarkan pada sumber atau tempat penghasilan berada. Apabila sumber

penghasilan berada di suatu negara, maka negara tersebut berhak

memungut Pajak Penghasilan kepada setiap individu yang memperoleh

penghasilan dari sumber penghasilan tersebut berada.

UU PPh Indonesia menganut asas sumber. Hal ini tercantum dalam UU

PPh Pasal 4 ayat (1), yang menunjukkan bahwa Indonesia menganut

prinsip pengenaan pajak terhadap seluruh penghasilan yang diterima dari

seluruh dunia (worldwide income).

2.4 Dasar Penentuan Status Tax Residency

2.4.1 Menurut Undang-Undang Perpajakan Indonesia

Berdasarkan UU PPh Pasal 2 ayat (2), subjek pajak dibedakan menjadi

subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. Bagi orang pribadi,

subjek pajak dalam negeri adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di

Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan

puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang

dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat

tinggal di Indonesia. Sedangkan subjek pajak luar negeri adalah orang pribadi

yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia

tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua

belas) bulan.

Namun demikian tidak semua orang asing (pribadi) yang bertempat

tinggal di Indonesia digolongkan sebagai subjek pajak. UU PPh Pasal 3 ayat (1b)

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 44: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

30

Universitas Indonesia

dan (1d) menyebutkan bahwa orang asing (pribadi) yang tidak termasuk subjek

pajak adalah:

a. pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat

lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka

yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan

syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima

atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut

serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik; dan

b. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat bukan

warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau

pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

2.4.2 Menurut Undang-Undang Perpajakan Filipina

Undang-Undang Pajak Penghasilan Filipina (National Internal Revenue

Code of 1997 Republic Act No. 8424) Title II Chapter I Section 22 E

mendefinisikan “nonresident citizen” sebagai:

SEC. 22. Definitions - When used in this Title:

―(E) The term "nonresident citizen" means:

(1) A citizen of the Philippines who establishes to the satisfaction of the

Commissioner the fact of his physical presence abroad with a definite intention to

reside therein.

(2) A citizen of the Philippines who leaves the Philippines during the taxable year

to reside abroad, either as an immigrant or for employment on a permanent basis.

(3) A citizen of the Philippines who works and derives income from abroad and

whose employment thereat requires him to be physically present abroad most of

the time during the taxable year.‖

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 45: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

31

Universitas Indonesia

Perlakuan perpajakan terhadap “citizen‖ dan “nonresident citizen‖

Filipina diatur sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Filipina

(National Internal Revenue Code of 1997 – Republic Act No. 8424) Title II

Chapter II Section 23, yang berbunyi sebagai berikut:

SEC. 23. General Principles of Income Taxation in the Philippines

―Except when otherwise provided in this Code:

(A) A citizen of the Philippines residing therein is taxable on all income derived

from sources within and without the Philippines;

(B) A nonresident citizen is taxable only on income derived from sources within

the Philippines‖

2.4.3 Menurut Undang-Undang Perpajakan Singapura

Undang-Undang Pajak Penghasilan Singapura (Singapore Income Tax

Act) Chapter 134 Part I: “Preliminary‖ – Section 2(1) mendefinisikan “individual

resident‖ sebagai:

Interpretation

2.—(1) In this Act, unless the subject or context otherwise requires —

―resident in Singapore‖ —

(a) in relation to an individual, means a person who, in the year preceding the

year of assessment, resides in Singapore except for such temporary absences

therefrom as may be reasonable and not inconsistent with a claim by such person

to be resident in Singapore, and includes a person who is physically present or

who exercises an employment (other than as a director of a company) in

Singapore for 183 days or more during the year preceding the year of

assessment.‖

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 46: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

32

Universitas Indonesia

Perlakuan perpajakan terhadap “individual resident‖ dan “individual

nonresident‖ Singapura diatur sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan

Singapura (Singapore Income Tax Act) Chapter 134 Part III: “Imposition of

Income Tax‖ – Section 10(1), yang berbunyi sebagai berikut:

Charge of income tax

10.—(1) Income tax shall, subject to the provisions of this Act, be payable at the

rate or rates specified hereinafter for each year of assessment upon the income of

any person accruing in or derived from Singapore or received in Singapore from

outside Singapore in respect of —

(a) gains or profits from any trade, business, profession or vocation, for whatever

period of time such trade, business, profession or vocation may have been carried

on or exercised;

(b) gains or profits from any employment;

(c) [Deleted by Act 29/65]

(d) dividends, interest or discounts;

(e) any pension, charge or annuity;

(f) rents, royalties, premiums and any other profits arising from property; and

(g) any gains or profits of an income nature not falling within any of the

preceding paragraphs.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 47: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

33 Universitas Indonesia

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

Penulis melaksanakan program magang di Deloitte Tax Solutions (DTS)

dan ditempatkan pada sub-divisi Global Employer Services (GES). Dalam

program magang ini, penulis ditugaskan untuk menangani masalah perpajakan

orang pribadi dari manajer penjualan sebuah perusahaan yang mengembangkan,

memproduksi, dan menjual berbagai bahan kimia yang digunakan dalam

pembuatan makanan & minuman. Demi menjaga kerahasiaan informasi, identitas,

dan data perusahaan, untuk selanjutnya perusahaan yang menjadi subjek

penelitian penulis akan disebut sebagai PT. X Indonesia yang merupakan anak

perusahaan dari X N.V. Belanda. X N.V. Belanda merupakan afiliasi dari Grup

ABC.

3.1 Profil Deloitte

Deloitte Touche Tohmatsu Limited, yang dikenal sebagai Deloitte,

merupakan organisasi swasta yang menjadi narasumber yang melakukan jasa

audit, perpajakan, konsultasi dan penasehat keuangan kepada sektor publik dan

swasta dari berbagai jenis industri di seluruh dunia. Deloitte berbentuk

hukum Swiss Verein, yaitu suatu organisasi keanggotaan berdasarkan Undang-

Undang Sipil Swiss (Swiss Civil Code), dimana setiap anggotanya merupakan

badan hukum tersendiri dan independen. Secara global, anggota Deloitte tersebar

di lebih dari 150 negara dan memiliki sekitar 200.000 staf. Kantor pusat global

Deloitte berkedudukan di Manhattan, New York dan mempunyai wilayah operasi

yang tersebar di berbagai regional di seluruh dunia.

Deloitte Southeast Asia Ltd. berada dalam wilayah operasi Asia Tenggara

yang berlokasi di Brunei, Guam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,

Thailand, dan Vietnam. Deloitte Southeast Asia Ltd. beserta afiliasinya memiliki

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 48: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

34

Universitas Indonesia

lebih dari 250 partner dengan total 5.500 staf yang tersebar di 22 lokasi. Deloitte

Indonesia saat ini memiliki 30 partner dan lebih dari 800 staf yang berlokasi di

Jakarta dan Surabaya. Jasa Deloitte Indonesia disediakan oleh Osman Bing Satrio

dan Eny, PT. Deloitte Konsultan Indonesia, serta Deloitte Tax Solutions (DTS).

Jasa-Jasa Deloitte Indonesia

Jasa-jasa yang disediakan Deloitte Indonesia meliputi:

Advisory & Assurance, meliputi Due Diligence dan International

Financial Reporting Standard (IFRS)

Risk Consulting, meliputi Internal Audit, Control Insurance, Security and

Privacy Service, serta Risk Management

Financial Advisory, meliputi merger, acquisition, disposals, capital

raising, valuations, strategic and general corporate advice, project

finance and public private partnership, corporate advisory, dan

transaction services.

Tax

Di Indonesia, jasa perpajakan Deloitte disediakan oleh Deloitte Tax

Solutions (DTS). DTS menawarkan berbagai jasa pelayanan pajak sebagai

fasilitas pengembangan klien serta implementasi solusi pajak kreatif yang

dilengkapi strategi bisnis dengan meminimalkan dampak pajak atas

transaksi maupun aktivitas yang dilakukan oleh klien.

DTS memberikan keahlian khusus mereka dalam bidang-bidang berikut:

1. Business Tax Services

Menangani dan memberikan solusi untuk masalah perpajakan bagi

perusahaan-perusahaan dari berbagai jenis industri, di antaranya: Tax

Compliance Services, Tax Controversy Services, dan Advisory and

Consulting Services.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 49: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

35

Universitas Indonesia

2. Cross-Border Tax

Cross-Border Tax terbagi menjadi dua, yaitu Merger and Acquisitions

dan Transfer Pricing.

Merger and Acquisitions: Menangani dan memberikan solusi

untuk permasalahan perpajakan yang timbul akibat kegiatan

penggabungan usaha, baik lewat merger maupun akuisisi.

Transfer Pricing: Menangani permasalahan perpajakan seputar

perusahaan yang mempunyai indikasi hubungan isimewa

sehingga diperkirakan menggunakan system Transfer Pricing.

DTS membantu menganalisis nilai Arm’s length yang wajar

digunakan untuk transaksi antar perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa.

3. Global Employer Services (GES)

Global Employer Services (GES) menangani masalah perpajakan

orang pribadi (Individual Taxation), meliputi: Tax Compliance, Tax

Audit, Tax Consulting, Formalities for employer and expatriate

employees. Sebagian besar klien GES berasal dari luar Indonesia

(ekspatriat), namun ada juga yang merupakan Warga Negara Indonesia

yang bekerja di dalam negeri atau di luar negeri.

4. Indirect Tax

Indirect Tax terbagi menjadi dua, yaitu VAT (Value Added Tax) dan

Customs and Global Trade.

VAT: Menangani dan memberikan solusi pada masalah

perpajakan seputar Value Added Tax atau disebut juga Pajak

Pertambahan Nilai (PPN).

Customs and Global Trade: Memberikan solusi pada masalah

perpajakan yang berkaitan dengan peraturan fiskal maupun

non-fiskal agar perusahaan terhindar dari kewajiban dan sanksi-

sanksi perpajakan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 50: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

36

Universitas Indonesia

3.2 Profil PT. X Indonesia

PT. X Indonesia merupakan anak perusahaan dari X N.V. Belanda. X N.V.

Belanda merupakan afiliasi dari grup perusahaan ABC. Grup ABC merupakan

perusahaan industri makanan dan minuman berbasis susu yang berkantor pusat di

Belanda. Grup ABC memusatkan kegiatan operasional sejenis dalam sebuah grup

bisnis. Terdapat empat grup bisnis yang dimiliki Grup ABC, tiap-tiap grup bisnis

dibentuk berdasarkan kelompok produk. Dua dari empat grup bisnis yang dimiliki

Grup ABC juga terhubung dengan wilayah tertentu:

Consumer Products Europe

Consumer Products Europe memproduksi susu segar, minuman berbasis

susu, krim, krimer kopi, yoghurt, dan makanan pencuci mulut di regional

Eropa Barat, termasuk diantaranya: Belanda, Benelux, Jerman, Perancis,

Italia, Polandia, Portugal, Spanyol, Hongaria, Rumania, Yunani, Rusia,

dan Inggris Raya.

Consumer Products International

Consumer Products International memproduksi susu segar, susu bubuk,

susu kental manis, yoghurt, dan makanan pencuci mulut di regional Eropa

Timur, Asia, dan Afrika, termasuk diantaranya: Timur Tengah (Arab

Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Qatar, Kuwait and Yaman),

Nigeria, Malaysia/Singapura, Vietnam, Thailand, Indonesia, RRC, dan

Hong Kong.

Cheese, Butter & Milkpowder

Terdapat tiga unit usaha dalam grup bisnis ini yang dikelompokkan atas

jenis produk yang diproduksi, yaitu unit usaha keju, unit usaha olahan

keju, serta unit usaha mentega & susu bubuk. Setiap unit usaha

memproduksi keju, olahan keju, serta mentega & susu bubuk bagi

konsumen Grup ABC di seluruh dunia.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 51: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

37

Universitas Indonesia

Ingredients

Grup bisnis Ingredients memproduksi bahan-bahan yang diperlukan dalam

pembuatan makanan dan minuman yang berbasis susu. Terdapat 5 afiliasi

usaha dari Grup ABC yang dikelompokkan dalam grup bisnis Ingredients,

salah satunya adalah X N.V. Belanda.

X N.V. Belanda dan anak perusahaannya bertanggung jawab dalam

mengembangkan, memproduksi, dan menjual berbagai bahan yang berbasis

proses emulsifikasi (proses pencampuran substansi kimia yang sulit untuk

dicampurkan), spray drying (proses penyemprotan cairan dengan bahan kimia

tertentu untuk mengubah bentuk cairan menjadi bubuk), dan enkapsulasi (proses

pembungkusan bahan dengan menggunakan bahan lainnya). Klien dapat

menggunakan bahan-bahan yang diproduksi oleh X N.V. Belanda dan anak

perusahaannya untuk meningkatkan efisiensi produksi, ataupun menghilangkan

rasa dan bau dari bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan. X N.V.

Belanda memiliki kantor penjualan serta pabrik produksi yang tersebar di

beberapa negara, seperti Jerman, Singapura, dan Indonesia.

PT. X Indonesia berdiri sejak tahun 2005 dan merupakan perusahaan

dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA), dimana seluruh saham PT. X

Indonesia dimiliki oleh X N.V. Belanda. PT. X Indonesia memiliki kantor

penjualan yang berlokasi di Jakarta, sementara pabrik produksinya berlokasi di

Salatiga. Kantor penjualan PT. X Indonesia di Jakarta terdaftar pada KPP Pratama

Jakarta Pasar Minggu, sedangkan pabrik produksi PT. X Indonesia di Salatiga

terdaftar pada KPP Pratama Salatiga. Baik kantor penjualan maupun pabrik

produksi dari PT. X Indonesia memiliki status wajib pajak tunggal (keduanya

memiliki kode seri NPWP dengan tiga digit terakhir 000). Sejak bulan Juli 2012,

kantor penjualan PT. X Indonesia yang berlokasi di Jakarta ditutup, sehingga saat

ini PT. X Indonesia hanya memiliki pabrik produksi yang berlokasi di Salatiga.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 52: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

38

Universitas Indonesia

Produk – Produk PT. X Indonesia

Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. X Indonesia adalah berbagai

jenis bahan yang berbasis proses emulsifikasi, spray drying, dan enkapsulasi.

Bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk berbagai segmen industri makanan

dan minuman, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Foamers

Foamers merupakan bahan yang digunakan untuk menciptakan lapisan

busa yang stabil dan tampak menarik pada minuman instan, seperti

cappuccino dan minuman coklat.

2. Creamers for coffee, tea and chocolate drinks

PT. X Indonesia memproduksi krimer nabati dan non-nabati yang

digunakan untuk menambah cita rasa pada kopi, teh, dan minuman coklat.

3. Creamers for savoury

PT. X Indonesia memproduksi krimer multi fungsi dengan kadar lemak

bervariasi yang dapat digunakan untuk sup instan, saus, dan berbagai

macam bumbu penyedap masakan.

4. Fat filled milk powders and creams powders

PT. X Indonesia memproduksi susu bubuk kaya lemak dan krim bubuk

yang cocok digunakan sebagai bahan untuk membuat bumbu penyedap

dan produk roti.

5. Fat or oil powders

PT. X Indonesia memproduksi bubuk kaya lemak yang cocok digunakan

sebagai bahan untuk membuat sup, saus, dan produk roti.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 53: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

39

Universitas Indonesia

6. Cocoa-based powders

PT. X Indonesia memproduksi bubuk coklat yang dapat digunakan sebagai

minuman coklat instan atau bahan makanan dan minuman lainnya.

7. Nutritional oil powders

PT. X Indonesia memproduksi bubuk minyak terenkapsulasi yang

mengandung asam lemak tak jenuh seperti EPA dan DHA yang ideal

digunakan sebagai tambahan nutrisi untuk balita.

8. Topping bases

PT. X Indonesia memproduksi bubuk yang berasal dari lemak nabati dan

pengemulsi yang digunakan sebagai bahan untuk membuat whipped

cream, mousse, es krim, dan kue-kue.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 54: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

40 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang telah disebutkan dalam

tujuan pembahasan masalah sebelumnya, yaitu perlakuan dan penghitungan PPh

atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang diterima oleh ekspatriat

Filipina dari PT. X Indonesia dan X Pte Ltd Singapura. Selain itu dalam bab ini

juga akan dilakukan analisis atas dampak yang timbul dari adanya penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari X Pte Ltd Singapura pada

penghitungan PPh orang pribadi ekspatriat saat pelaporan SPT Tahunan. Demi

menjaga kerahasiaan informasi, identitas, dan data ekspatriat, penulis akan

menyamarkan nama ekspatriat Filipina yang akan dibahas pada laporan ini. Untuk

selanjutnya ekspatriat yang bersangkutan akan disebut sebagai Mr. F.

Mr. F bekerja sebagai manajer penjualan PT. X Indonesia yang bekerja

berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu dan menerima atau

memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur. Mr. F mulai

bekerja di PT. X Indonesia sejak 1 Januari 2011 dan dikontrak selama 2 tahun 3

bulan. Mr. F telah menikah dan mempunyai anggota keluarga (anak) yang

menjadi tanggungan sepenuhnya sebanyak 3 orang (K/3). Sebelum bekerja di PT.

X Indonesia pada 1 Januari 2011, Mr. F bekerja di X Pte Ltd Singapura. Pada

tahun 2012, karena satu dan lain hal Mr. F diminta untuk kembali bekerja di X Pte

Ltd Singapura selama 5 bulan, dari bulan Agustus 2012 s/d Desember 2012.

Selama bekerja di X Pte Ltd Singapura, Mr. F tetap menerima penghasilan dari

PT. X Indonesia. Pada tahun 2013 Mr. F kembali bekerja di PT. X Indonesia

hingga kontraknya dengan PT. X Indonesia berakhir pada bulan Maret 2013.

Pada tahun 2011, Mr. F terdaftar pada kantor penjualan di Jakarta dan

mengurus keperluan perpajakannya di KPP Pratama Depok. Pada tahun 2012, Mr.

F masih terdaftar pada kantor penjualan di Jakarta hingga bulan Juni 2012. Pada

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 55: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

41

Universitas Indonesia

tanggal 1 Juli 2012 kantor penjualan PT. X Indonesia yang berlokasi di Jakarta

ditutup, dan kemudian Mr. F dipindahkan ke pabrik produksi di Salatiga. Oleh

karena itu sejak bulan Juli 2012 Mr. F terdaftar pada pabrik produksi di Salatiga,

namun Mr. F tetap mengurus keperluan perpajakannya pada KPP Pratama Depok.

Mr. F meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya pada bulan Maret 2013.

4.1 Analisis Status Tax Residency Dari Mr. F

Sebelum melakukan analisis perpajakan dari Mr. F, pertama-tama akan

dilakukan analisis status tax residency dari Mr. F. Analisis akan dilakukan

berdasarkan pada peraturan perpajakan Indonesia, Filipina dan Singapura untuk

mengetahui status Tax Residency dari Mr. F di masing-masing negara tersebut.

Dengan mengetahui status tax residency Mr. F di masing-masing negara tersebut,

maka akan dapat diketahui kewajiban perpajakan Mr. F di masing-masing negara

tersebut atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang diterima oleh Mr. F,

baik yang bersumber dari PT. X Indonesia maupun X Pte Ltd Singapura.

Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, apabila seorang individu

tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau

memiliki niat untuk tinggal di Indonesia, maka sesuai dengan UU PPh Pasal 2

ayat (3), individu tersebut dikategorikan sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri.

Dikarenakan Mr. F telah menandatangani perjanjian kerja terkait dengan

penempatannya di Indonesia, maka Mr. F dapat dikategorikan sebagai Subjek

Pajak Dalam Negeri.

Undang-Undang Pajak Penghasilan Filipina (National Internal Revenue

Code of 1997 Republic Act No. 8424) Title II Chapter I Section 22 E

mendefinisikan resident citizen sebagai individu yang memiliki tempat tinggal

permanen di Filipina, atau individu yang memiliki niat untuk kembali ke Filipina

ketika sedang berada di luar Filipina. Sedangkan nonresident citizen adalah

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 56: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

42

Universitas Indonesia

individu yang mempunyai niat untuk bertempat tinggal di luar Filipina (ayat 1),

baik sebagai imigran atau tenaga kerja permanen (ayat 2) maupun tenaga kerja

kontrak, yang mewajibkan individu tersebut untuk berada di luar Filipina selama

180 hari atau lebih sepanjang tahun fiskal tersebut (ayat 3). Berdasarkan ketentuan

tersebut, Mr. F digolongkan sebagai nonresident citizen karena Mr. F merupakan

tenaga kerja kontrak yang bertempat tinggal di luar Filipina selama lebih dari 180

hari sepanjang tahun fiskal tersebut.

Undang-Undang Pajak Penghasilan Singapura (Singapore Income Tax

Act) Chapter 134 Part I: “Preliminary” – Section 2(1) mendefinisikan individual

resident sebagai individu yang bertempat tinggal di Singapura, termasuk individu

yang berada ataupun bekerja di Singapura selama 183 hari atau lebih selama tahun

fiskal tersebut. Jika tidak memenuhi ketentuan tersebut maka individu

dikategorikan sebagai individual nonresident. Berdasarkan ketentuan tersebut, Mr.

F digolongkan sebagai individual nonresident karena pada tahun 2012 Mr. F

bekerja di Singapura selama kurang dari 183 hari (dari bulan Agustus 2012 s/d

Desember 2012) sepanjang tahun fiskal tersebut.

4.2 Analisis Perlakuan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan

Pekerjaan Yang Diterima Oleh Mr. F

Berdasarkan Penjelasan UU PPh Pasal 2 ayat (2), sebagai subjek pajak

dalam negeri, Mr. F menjadi Wajib Pajak Dalam Negeri apabila telah

menerima/memperoleh penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP). Sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan No.

164/KMK.03/2002 tentang Kredit Pajak Luar Negeri, sebagai Wajib Pajak Dalam

Negeri Mr. F terutang pajak atas Penghasilan Kena Pajak yang berasal dari

seluruh penghasilan termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar

negeri.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 57: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

43

Universitas Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Filipina (National

Internal Revenue Code of 1997 Republic Act No. 8424) Title II Chapter II Section

23, sebagai nonresident citizen, Mr. F wajib membayar pajak di Filipina hanya

atas penghasilan yang bersumber dari Filipina. Oleh karena itu, Mr. F tidak wajib

membayar pajak di Filipina atas penghasilan yang bersumber dari Singapura.

Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Singapura (Singapore

Income Tax Act) Chapter 134 Part III: “Imposition of Income Tax” – Section

10(1), Mr. F sebagai individual nonresident wajib membayar pajak di Singapura

atas penghasilan yang bersumber dari Singapura. Hal ini dikarenakan Singapura

mengadopsi basis perpajakan territorial (asas sumber), dimana untuk dapat

menjadi subjek pajak penghasilan di Singapura, sumber penghasilan harus berasal

dari Singapura. Dijelaskan lebih lanjut pada Singapore Income Tax Act Chapter

134 Part XII: “Deduction of Tax at Source” – Section 45(1) bahwa penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang diterima atau diperoleh individual nonresident

wajib dipotong oleh pemberi kerja yang berkedudukan di Singapura.

Untuk meringankan beban pajak berganda yang dapat terjadi karena

pengenaan pajak di Singapura atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Mr.

F dari X Pte Ltd Singapura, peraturan perpajakan Indonesia telah mengatur

mekanisme pengkreditan pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas

penghasilan dari luar negeri, melalui UU PPh Pasal 24 ayat (1) dan (2) yang

berbunyi sebagai berikut:

“(1) Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar

negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan

terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-Undang ini dalam tahun pajak

yang sama.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 58: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

44

Universitas Indonesia

(2) Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar

pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh

melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-Undang ini.”

Faktanya, Mr. F tidak dapat memberikan bukti pemotongan Pajak Penghasilan

dari X Pte Ltd Singapura atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Mr. F dari

X Pte Ltd Singapura selama tahun 2012. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Keputusan

Menteri Keuangan No. 164/KMK.03/2002 tentang Kredit Pajak Luar Negeri,

untuk melaksanakan pengkreditan pajak luar negeri, Wajib Pajak wajib

menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan dilampiri

Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri, fotokopi Surat

Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri, dan dokumen pembayaran

pajak di luar negeri. Karena tidak terdapat lampiran yang diperlukan untuk

melaksanakan pengkreditan pajak luar negeri, maka tidak terdapat pengkreditan

PPh Pasal 24 terhadap PPh yang terutang di Indonesia pada tahun 2012.

Namun demikian, PPh terutang pada tahun 2012 sejumlah Rp 48,886,150

tetap dibayar oleh Mr. F. PPh terutang yang sedemikian besar diduga ditanggung

oleh perusahaan. Dapat dilihat pada Penghasilan Mr. F Tahun 2012, tidak terdapat

komponen Tunjangan Pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kemungkinan X Pte Ltd Singapura memberlakukan kebijakan bahwa Pajak

Penghasilan ditanggung oleh perusahaan, dimana Pajak yang seharusnya dipotong

atas gaji karyawan ditanggung oleh perusahaan, namun tidak diperlakukan

sebagai penambah penghasilan karyawan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 59: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

45

Universitas Indonesia

4.3 Perlakuan dan Penghitungan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan

Dengan Pekerjaan Yang Diterima Oleh Mr. F sebagai Wajib Pajak Dalam

Negeri

Dalam subbab ini akan dibahas perlakuan dan penghitungan pajak bagi

Mr. F sebagai wajib pajak dalam negeri yang mempunyai sumber penghasilan dari

PT. X Indonesia (Jakarta & Salatiga) dan X Pte Ltd Singapura.

Bentuk penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang diterima Mr. F

berupa gaji bulanan, baik dari PT. X Indonesia (Jakarta & Salatiga) dan X Pte Ltd

Singapura, kemudian bonus yang dibayarkan sekali pada akhir tahun (Salatiga),

serta tunjangan relokasi dari X Pte Ltd Singapura yang juga hanya dibayarkan

sekali, yaitu pada bulan Agustus 2012 (one time relocation allowance). Informasi

lebih detail mengenai penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber

dari X Pte Ltd Singapura dapat dilihat pada Surat Pernyataan Penghasilan Luar

Negeri yang diterbitkan langsung oleh X Pte Ltd Singapura.

Penghasilan dalam bentuk gaji bulanan dan tunjangan relokasi dari X Pte

Ltd Singapura diterima Mr. F dalam nilai Dollar Singapura (SGD) sesuai dengan

yang tertera pada Surat Pernyataan Penghasilan Luar Negeri. Akan tetapi untuk

keperluan pelaporan SPT Tahunan, perlu dilakukan konversi atas penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang diterima dari X Pte Ltd Singapura dengan

menggunakan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal pembayaran

penghasilan tersebut.

Karakteristik penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang berbeda-

beda menyebabkan terjadinya perbedaan perlakuan dan penghitungan pajak Mr. F

di Indonesia diantara dua kondisi berikut, yaitu:

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 60: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

46

Universitas Indonesia

1. Tahun pertama Mr. F ditempatkan di Indonesia (Tahun 2011); dan

2. Tahun setelah tahun pertama Mr. F ditempatkan di Indonesia dan tidak

akan meninggalkan Indonesia di tahun tersebut (Tahun 2012).

Perlakuan dan penghitungan pajak Mr. F pada tahun terakhirnya berada di

Indonesia (Tahun 2013) tidak dibahas dalam laporan ini, karena Formulir 1721-

A1 untuk tahun takwim 2013 belum disediakan oleh PT. X Indonesia – Salatiga

sebagai pemotong pajak.

Perlakuan pajak terhadap penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang

diterima Mr. F dari PT. X Indonesia dan X Pte Ltd Singapura, serta penghitungan

Pajak Penghasilan Mr. F di Indonesia pada saat penyampaian SPT Tahunan, akan

dibahas dengan menggunakan contoh kasus dari kedua kondisi diatas.

4.3.1 Kondisi I: Mr. F Sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi di

Tahun Pertamanya Ditempatkan di Indonesia

Pada Januari 2011 Mr. F (K/3) mulai bekerja di kantor penjualan PT. X

Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Atas pekerjaannya tersebut, selama

tahun 2011 Mr. F memperoleh penghasilan berupa Gaji Pokok dari PT. X

Indonesia sebesar Rp 429,568,309 dan Bonus yang dibayarkan sekali pada akhir

tahun sebesar Rp 20,434,845. Atas penghasilan tersebut PT. X Indonesia telah

memotong PPh Pasal 21 sebesar Rp 75,720,750, dengan bukti pemotongan

(formulir 1721-A1) tertanggal pada 31 Januari 2012.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 61: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

47

Universitas Indonesia

Tabel 4.1 – Ringkasan Bukti Pemotongan PPh 21 Mr. F dari PT. X Indonesia

Tahun 2011

No. Keterangan Jumlah

1 Penghasilan Bruto:

Gaji Pokok

Bonus

Rp 429,568,309

Rp 20,434,845

2 Pengurangan:

Biaya Jabatan

Rp 6,000,000

3 Penghitungan PPh Pasal 21:

Penghasilan Neto

Penghasilan Neto (Setahun/Disetahunkan)

PTKP

PKP (Setahun/Disetahunkan)

PPh 21 atas PKP

PPh 21 Terutang

PPh 21 yang Dipotong

Rp 444,003,154

Rp 444,003,154

Rp 21,120,000

Rp 422,883,154

Rp 75,720,750

Rp 75,720,750

Rp 75,720,750

Sumber: Formulir 1721-A1 Mr. F Tahun 2011

Selama tahun 2011, Mr. F tidak memperoleh penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan yang berasal luar negeri.

Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang untuk Tahun yang Berakhir

pada 31 Desember 2011

Secara umum Penghasilan Kena Pajak dari Wajib Pajak Dalam Negeri

adalah seluruh Penghasilan Neto yang disetahunkan dikurangi dengan

Penghasilan Tidak Kena Pajak. Untuk menghitung jumlah PPh 21 Terutang,

Penghasilan Kena Pajak kemudian dikalikan dengan tarif pajak bagi Wajib

Pajak Dalam Negeri, sesuai dengan UU PPh Pasal 17 ayat (1a).

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 62: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

48

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 – Tarif Pajak Atas Penghasilan Kena Pajak Bagi Wajib Pajak

Orang Pribadi Dalam Negeri

Lapisan PKP Tarif

s/d Rp 50,000,000 5%

Di atas Rp 50,000,000 s/d Rp 250,000,000 15%

Di atas Rp 250,000,000 s/d Rp 500,000,000 25%

Di atas Rp 500,000,000 30%

Sumber: Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1a)

Detil penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F pada tahun 2011 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 – Penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F Tahun 2011

Penghasilan

Total

(Rp)

Penghasilan

Dalam Negeri

(Rp.)

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 63: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

49

Universitas Indonesia

Penghasilan Mr. F Tahun 2011:

1. Gaji Pokok

2. Bonus

Total Penghasilan Mr. F Tahun

2011

Penghasilan Bruto

Pengurangan:

Biaya Jabatan

Penghasilan Neto

Penghasilan Neto Disetahunkan

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak

(Dibulatkan)

Pajak Penghasilan

Rp 50 juta pertama (5%)

Rp 200 juta berikutnya

(15%)

Rp 250 juta berikutnya

(25%)

> Rp 500 juta (30%)

PPh 21 atas PKP

Setahun/Disetahunkan

Kredit Pajak:

1. PPh 21 (PT. X

Indonesia)

PPh 21 Terutang

Angsuran PPh 25 (Maret 2012 –

Februari 2013)

429,568,309

20,434,845

450,003,154

450,003,154

(6,000,000)

444,003,154

444,003,154

(21,120,000)

422,883,154

422,883,000

2,500,000

30,000,000

43,220,750

-

75,720,750

(75,720,750)

NIHIL

NIHIL

429,568,309

20,434,845

450,003,154

450,003,154

(6,000,000)

444,003,154

444,003,154

(21,120,000)

422,883,154

422,883,000

2,500,000

30,000,000

43,220,750

-

75,720,750

Sumber: Data Olahan

Rincian penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F pada tahun 2011 adalah

sebagai berikut:

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto sebesar Rp 450,003,154 merupakan jumlah

penghasilan yang sebenarnya diperoleh Mr. F selama tahun 2011, yang

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 64: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

50

Universitas Indonesia

terdiri dari total gaji pokok sebesar Rp 429,568,309 dan bonus yang

dibayarkan sekali pada akhir tahun sebesar Rp 20,434,845.

Pengurangan: Biaya Jabatan

Jumlah Biaya Jabatan yang diperbolehkan adalah sebesar 5% dari

Penghasilan Bruto, dengan batasan paling tinggi sebesar Rp 6,000,000

setahun. Karena 5% dari Rp 450,003,154 = Rp 22,500,158 lebih besar

dari Rp 6,000,000, maka jumlah Biaya Jabatan yang diperbolehkan

adalah sebesar Rp 6,000,000.

Penghasilan Neto

Penghasilan Neto sebesar Rp 444,003,154 diperoleh dengan

mengurangkan Penghasilan Bruto sebesar Rp 450,003,154 dengan

Biaya Jabatan sebesar Rp 6,000,000.

Penghasilan Neto Disetahunkan

Penghasilan Neto Disetahunkan jumlahnya sama dengan Penghasilan

Neto, yaitu sebesar Rp 444,003,154, karena masa perolehan

penghasilan meliputi satu tahun takwim, yaitu dari bulan Januari 2011

s/d Desember 2011.

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 7 ayat (1), jumlah

Penghasilan Tidak Kena Pajak dari Mr. F dihitung dengan ketentuan

sebagai berikut:

Untuk Mr. F sebagai pegawai tetap: Rp 15,840,000

Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin: Rp 1,320,000

Tambahan untuk tanggungan sepenuhnya (3 orang anak): Rp

3,960,000

Total Penghasilan Tidak Kena Pajak: Rp 21,120,000

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 65: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

51

Universitas Indonesia

Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 422,883,154 diperoleh dengan

mengurangkan Penghasilan Neto Disetahunkan sebesar Rp

444,003,154 dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak sebesar Rp

21,120,000. Sesuai dengan UU PPh Pasal 17 ayat (4), jumlah

Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah

penuh, menjadi Rp 422,883,000.

Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan dihitung dengan mengalikan Penghasilan Kena

Pajak dengan tarif UU PPh Pasal 17 ayat (1)

Lapisan PKP s/d Rp 50,000,000 = 5% * Rp 50,000,000 = Rp

2,500,000

Lapisan PKP di atas Rp 50,000,000 s/d Rp 250,000,000 = 15% * Rp

200,000,000 = Rp 30,000,000

Lapisan PKP di atas Rp 250,000,000 s/d Rp 500,000,000 = 25% * Rp

172,883,000 = Rp 43,220,750

Lapisan PKP di atas Rp 500,000,000 = 30% * Rp 0 = Rp 0

Total Pajak Penghasilan Mr. F tahun 2011 = Rp 2,500,000 + Rp

30,000,000 + Rp 43,220,750 = Rp 75,720,750.

PPh 21 Terutang

PPh 21 Terutang adalah NIHIL, yang diperoleh dengan mengurangkan

Pajak Penghasilan (PPh 21 atas PKP Setahun/Disetahunkan) sebesar

Rp 75,720,750 dengan total kredit pajak sebesar Rp 75,720,750.

Perlu diketahui bahwa Mr. F menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP

2011 sebelum tanggal jatuh tempo, yaitu pada tanggal 29 Maret 2012, sehingga

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 66: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

52

Universitas Indonesia

Mr. F terbebas dari sanksi administrasi berupa denda Rp100.000 untuk SPT

Tahunan yang terlambat/tidak disampaikan.

Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 Untuk Tahun 2012

Jumlah angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun 2012 adalah nihil, sesuai

dengan penghitungan dalam lampiran tersendiri yang ditunjukkan oleh

tabel berikut ini:

Tabel 4.4 – Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 Mr. F Untuk Tahun 2012

Penghasilan Neto Seluruhnya

Penghasilan Neto Tidak Teratur

Penghasilan Neto Teratur

Penghasilan Neto Teratur - Disetahunkan

PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak - Pembulatan

Pajak Penghasilan

< 50,000,000 @5%

50,000,000 – 250,000,000 @15%

250,000,000 – 500,000,000 @25%

>500,000,000 @30%

PPh Terutang

Kredit Pajak

PPh Pasal 21

Total Kredit Pajak

PPh yang menjadi dasar penghitungan PPh Pasal 25

Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 2012

444,003,154

-

444,003,154

444,003,154

(21,120,000)

422,883,154

422,883,000

2,500,000

30,000,000

43,220,750

-

(75,720,750)

75,720,750

(75,720,750)

NIHIL

NIHIL

Sumber: Data Olahan

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 67: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

53

Universitas Indonesia

4.3.2 Kondisi II: Mr. F Sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi

di Tahun Setelah Tahun Pertamanya Ditempatkan di Indonesia dan Tidak

Akan Meninggalkan Indonesia di Tahun Tersebut

Selama tahun 2012 Mr. F (K/3) memperoleh penghasilan dari PT. X

Indonesia berupa gaji pokok dari 2 sumber, yaitu kantor penjualan di Jakarta

(Januari 2012 s/d Juni 2012) dan pabrik produksi di Salatiga (Juli 2012 s/d

Desember 2012). Pada bulan Januari s/d Juni 2012, Mr. F mendapatkan

penghasilan berupa gaji dari PT. X Indonesia yang berlokasi di Jakarta sebesar Rp

244,373,690 dan atas penghasilan tersebut PT. X Indonesia (Jakarta) telah

memotong PPh Pasal 21 sebesar Rp 42,703,375, dengan bukti pemotongan

(formulir 1721-A1) tertanggal pada 1 Februari 2013. Sedangkan dari bulan Juli

s/d Desember 2012, Mr. F memperoleh penghasilan berupa gaji dari PT. X

Indonesia yang berlokasi di Salatiga sebesar Rp 175,596,860 dan bonus yang

dibayarkan sekali pada akhir tahun sebesar Rp 23,856,840. Atas penghasilan

tersebut PT. X Indonesia – Jakarta telah memotong PPh Pasal 21 sebesar Rp

31,473,375, dengan bukti pemotongan (formulir 1721-A1) tertanggal pada 1

Februari 2013.

Tabel 4.5 – Ringkasan Bukti Pemotongan PPh 21 Mr. F Tahun 2012 dari PT.

X Indonesia – Jakarta

No. Keterangan Jumlah

1 Penghasilan Bruto:

Gaji Pokok

Rp 244,373,690

2 Pengurangan:

Biaya Jabatan

Rp 3,000,000

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 68: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

54

Universitas Indonesia

3 Penghitungan PPh Pasal 21:

Penghasilan Neto

Penghasilan Neto (Setahun/Disetahunkan)

PTKP

PKP (Setahun/Disetahunkan)

PPh 21 atas PKP

PPh 21 Terutang

PPh 21 yang Dipotong

Rp 241,373,690

Rp 482,747,380

Rp 21,120,000

Rp 461,627,000

Rp 85,406,750

Rp 42,703,375

Rp 42,703,375

Sumber: Formulir 1721-A1 Mr. F Tahun 2012

Tabel 4.6 – Ringkasan Bukti Pemotongan PPh 21 Mr. F Tahun 2012 dari PT.

X Indonesia – Salatiga

No. Keterangan Jumlah

1 Penghasilan Bruto:

Gaji Pokok

Bonus

Rp 175,596,860

Rp 23,856,840

2 Pengurangan:

Biaya Jabatan

Rp 3,000,000

3 Penghitungan PPh Pasal 21:

Penghasilan Neto

Penghasilan Neto Masa Sebelumnya

Penghasilan Neto (Setahun/Disetahunkan)

PTKP

PKP (Setahun/Disetahunkan)

PPh 21 atas PKP

PPh 21 yang Telah Dipotong Masa

Sebelumnya

PPh 21 Terutang

Rp 196,453,700

Rp 241,373,690

Rp 437,827,390

Rp 21,120,000

Rp 416,707,000

Rp 74,176,750

Rp 42,703,375

Rp 31,473,375

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 69: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

55

Universitas Indonesia

PPh 21 yang Dipotong Rp 31,473,375

Sumber: Formulir 1721-A1 Mr. F Tahun 2012

Selain itu Mr. F juga memperoleh penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan yang berasal dari luar negeri berupa Gaji Pokok dan Tunjangan

Relokasi dari X Pte Ltd Singapura yang hanya dibayarkan sekali pada bulan

Agustus 2012 (one time relocation allowance). Rincian Gaji Pokok dan

Tunjangan Relokasi yang diterima Mr. F dari X Pte Ltd Singapura dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 – Rincian Gaji dan Tunjangan Relokasi Mr. F Selama Tahun 2012

Sumber: Certificate of Income Mr. F dari X Pte Ltd Singapura Tahun 2012

Perlakuan Terhadap Gaji dan Tunjangan

Data terperinci dari Gaji Pokok dan Tunjangan Relokasi yang diperoleh

Mr. F dari X Pte Ltd Singapura selama tahun 2012, nilai tukar Dollar

Singapura terhadap Rupiah yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan

total Gaji Pokok & Tunjangan Relokasi tersebut dalam nilai Rupiah dapat

dilihat pada tabel berikut:

Gaji

SGD

Tunjangan Alokasi

SGD

Agustus 2012 2,906 8,295

September 2012 2,906 -

Oktober 2012 2,906 -

November 2012 2,906 -

Desember 2012 2,906 -

Total 14,530 8,295

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 70: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

56

Universitas Indonesia

Tabel 4.8 – Detail Penghasilan Luar Negeri Mr. F Selama Tahun 2012

Tanggal

Pembayaran

Kurs

Pajak *)

(SGD)

Penghasilan Luar Negeri

Total

(IDR)

Gaji

Pokok

Tunjangan

Relokasi

Gaji Pokok Tunjangan

Relokasi

(SGD) (SGD) (IDR) (IDR)

31/8/2012 7,615.51 2,906 8,295 22,130,672 63,170,655 85,301,327

30/9/2012 7,784,80 2,906 - 22,622,629 - 22,622,629

31/10/2012 7,869.43 2,906 - 22,868,564 - 22,868,564

30/11/2012 7,880.06 2,906 - 22,899,454 - 22,899,454

31/12/2012 7,964.17 2,906 - 23,143,878 - 23,143,878

Total 14,530 8,295 113,665,197 63,170,655 176,835,852

*) Konversi menggunakan Kurs Pajak pada tanggal pembayaran

Sumber: Diolah Kembali Berdasarkan Certificate of Income Mr. F

Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang Untuk Tahun yang Berakhir

pada 31 Desember 2012

Pada kasus Mr. F terdapat tambahan Penghasilan Neto yang bersumber

dari luar negeri berupa Tunjangan Relokasi dari X Pte Ltd Singapura yang

hanya dibayarkan sekali, yaitu pada bulan Agustus 2012. Karena tidak

terdapat lampiran yang diperlukan untuk melaksanakan pengkreditan

pajak luar negeri, maka tidak terdapat pengkreditan PPh Pasal 24 terhadap

PPh yang terutang di Indonesia pada tahun 2012.

Detil penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F pada tahun 2012 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 71: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

57

Universitas Indonesia

Tabel 4.9 – Penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F Tahun 2012

Penghasilan

Total

(Rp)

Penghasilan Diperoleh Dari

Dalam Negeri (Rp) Luar Negeri

(Singapura)

Jakarta Salatiga (Rp.)

(Jan-Jul) (Jul-Des)

Penghasilan Mr. F Tahun 2012:

1. Gaji Pokok

2. Tunjangan Relokasi

3. Bonus

Total Penghasilan Mr. F Tahun

2012

Penghasilan Bruto

Pengurangan:

Biaya Jabatan

Penghasilan Neto

Penghasilan Neto Disetahunkan

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak

(Dibulatkan)

Pajak Penghasilan

Rp 50 juta pertama (5%)

Rp 200 juta berikutnya

(15%)

Rp 250 juta berikutnya

(25%)

> Rp 500 juta (30%)

PPh 21 atas PKP

Setahun/Disetahunkan

Kredit Pajak:

1. PPh 21 (PT. X

Indonesia – Jakarta, Jan-

Jun)

2. PPh 21 (PT. X

Indonesia – Salatiga,

Jul-Des)

PPh 21 Terutang

Angsuran PPh 25 (Maret 2013 –

Februari 2014)

*) Wajib Pajak telah meninggalkan

Indonesia selama-lamanya sejak 7

Maret 2013

533,635,747

63,170,655

23,856,840

620,663,242

620,663,242

(6,000,000)

614,663,242

614,663,242

(21,120,000)

593,543,242

593,543,000

2,500,000

30,000,000

62,500,000

28,062,900

123,062,900

(42,703,375)

(31,473,375)

48,886,150

NIHIL *)

244,373,690

-

-

244,373,690

244,373,690

(3,000,000)

241,373,690

175,596,860

-

23,856,840

199,453,700

199,453,700

(3,000,000)

196,453,700

113,665,197

63,170,655

-

176,835,852

176,835,852

-

176,835,852

Sumber: Data Olahan

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 72: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

58

Universitas Indonesia

Rincian penghitungan Pajak Penghasilan Mr. F pada tahun 2012 adalah

sebagai berikut:

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto sebesar Rp 620,663,242 merupakan jumlah

penghasilan yang sebenarnya diperoleh Mr. F selama tahun 2012, yang

terdiri dari:

Penghasilan Bruto diperoleh dari PT. X Indonesia – Jakarta: Gaji

pokok sebesar Rp 244,373,690.

Penghasilan Bruto diperoleh dari PT. X Indonesia – Salatiga: Gaji

pokok sebesar Rp 175,596,860 ditambah dengan Bonus yang

dibayarkan sekali pada akhir tahun sebesar Rp 23,856,840, total

sebesar Rp 199,453,700.

Penghasilan Bruto diperoleh dari X Pte Ltd Singapura: Gaji pokok

sebesar Rp 113,665,197 ditambah dengan Tunjangan Relokasi yang

dibayarkan sekali pada bulan Agustus 2012 sebesar Rp 63,170,655,

total sebesar Rp 176,835,852.

Pengurangan: Biaya Jabatan

Penghitungan Biaya Jabatan pada penghasilan yang diperoleh Mr. F

dari PT. X Indonesia – Jakarta

Jumlah Biaya Jabatan yang diperbolehkan adalah sebesar 5% dari

Penghasilan Bruto, dengan batasan paling tinggi sebesar Rp 3,000,000

selama 6 bulan masa kerja Mr. F di Jakarta. Karena 5% dari Rp

244,373,690 = Rp 12,218,685 lebih besar dari Rp 3,000,000, maka

jumlah Biaya Jabatan yang diperbolehkan pada penghasilan yang

diperoleh Mr. F dari PT. X Indonesia – Jakarta adalah sebesar Rp

3,000,000.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 73: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

59

Universitas Indonesia

Penghitungan Biaya Jabatan pada penghasilan yang diperoleh Mr. F

dari PT. X Indonesia – Salatiga

Jumlah Biaya Jabatan yang diperbolehkan adalah sebesar 5% dari

Penghasilan Bruto, dengan batasan paling tinggi sebesar Rp 3,000,000

selama 6 bulan masa kerja Mr. F di Salatiga. Karena 5% dari Rp

199,453,700 = Rp 9,972,685 lebih besar dari Rp 3,000,000, maka

jumlah Biaya Jabatan yang diperbolehkan pada penghasilan yang

diperoleh Mr. F dari PT. X Indonesia – Salatiga adalah sebesar Rp

3,000,000.

Penghitungan Biaya Jabatan pada penghasilan yang diperoleh Mr. F

dari X Pte Ltd Singapura

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 250/PMK.03/2008

tentang, penghasilan bruto yang dapat dikurangi Biaya Jabatan

hanyalah Penghasilan Bruto yang bersumber dari Indonesia. Oleh

karena itu, tidak ada Biaya Jabatan yang dapat dikurangkan dari

Penghasilan Bruto yang bersumber dari X Pte Ltd Singapura.

Penghasilan Neto

Penghitungan Penghasilan Neto yang diperoleh Mr. F dari PT. X

Indonesia – Jakarta

Penghasilan Neto yang diperoleh Mr. F dari PT. X Indonesia – Jakarta

sebesar Rp 241,373,690 diperoleh dengan mengurangkan Penghasilan

Bruto yang diperoleh Mr. F dari PT. X Indonesia – Jakarta sebesar Rp

244,373,690 dengan Biaya Jabatan sebesar Rp 3,000,000.

Penghitungan Penghasilan Neto yang diperoleh Mr. F dari PT. X

Indonesia – Salatiga

Penghasilan Neto yang diperoleh Mr. F dari PT. X Indonesia –

Salatiga sebesar Rp 196,453,700 diperoleh dengan mengurangkan

Penghasilan Bruto yang diperoleh Mr. F dari PT. X Indonesia –

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 74: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

60

Universitas Indonesia

Salatiga sebesar Rp 199,453,700 dengan Biaya Jabatan sebesar Rp

3,000,000.

Penghitungan Penghasilan Neto yang diperoleh Mr. F dari X Pte Ltd

Singapura

Penghasilan Neto yang diperoleh Mr. F dari X Pte Ltd Singapura

sebesar Rp 176,835,852 sama dengan jumlah Penghasilan Bruto yang

diperoleh Mr. F dari X Pte Ltd Singapura, karena tidak ada Biaya

Jabatan yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto yang

bersumber dari X Pte Ltd Singapura.

Total Penghasilan Neto Mr. F di tahun 2012 = Rp 241,373,690 + Rp

196,453,700 + Rp 176,835,852 = Rp 614,663,242

Penghasilan Neto Disetahunkan

Penghasilan Neto Disetahunkan jumlahnya sama dengan Total

Penghasilan Neto, yaitu sebesar Rp 614,663,242, karena masa

perolehan penghasilan di Indonesia meliputi satu tahun takwim, yaitu

dari bulan Januari 2012 s/d Desember 2012.

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 7 ayat (1), jumlah

Penghasilan Tidak Kena Pajak dari Mr. F dihitung dengan ketentuan

sebagai berikut:

Untuk Mr. F sebagai pegawai tetap: Rp 15,840,000

Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin: Rp 1,320,000

Tambahan untuk tanggungan sepenuhnya (3 orang anak): Rp

3,960,000

Total Penghasilan Tidak Kena Pajak: Rp 21,120,000

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 75: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

61

Universitas Indonesia

Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 593,543,242 diperoleh dengan

mengurangkan Penghasilan Neto Disetahunkan sebesar Rp

614,663,242 dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak sebesar Rp

21,120,000. Sesuai dengan UU PPh Pasal 17 ayat (4), jumlah

Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah

penuh, menjadi Rp 593,543,000.

Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan dihitung dengan mengalikan Penghasilan Kena

Pajak dengan tarif UU PPh Pasal 17 ayat (1)

Lapisan PKP s/d Rp 50,000,000 = 5% * Rp 50,000,000 = Rp

2,500,000

Lapisan PKP di atas Rp 50,000,000 s/d Rp 250,000,000 = 15% * Rp

200,000,000 = Rp 30,000,000

Lapisan PKP di atas Rp 250,000,000 s/d Rp 500,000,000 = 25% * Rp

250,000,000 = Rp 62,500,000

Lapisan PKP di atas Rp 500,000,000 = 30% * Rp 93,543,000 = Rp

28,062,900

Total Pajak Penghasilan Mr. F tahun 2011 = Rp 2,500,000 + Rp

30,000,000 + Rp 62,500,000 + Rp 28,062,900 = Rp 123,062,900

PPh 21 Terutang

PPh 21 Terutang tahun 2012 dari Mr. F menunjukkan posisi pajak

kurang bayar. Jumlah PPh Pasal 29 (PPh 21 kurang bayar) dari Mr. F

pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 48,886,150, diperoleh dengan

mengurangkan Pajak Penghasilan (PPh 21 atas PKP

Setahun/Disetahunkan) sebesar Rp 123,062,900 dengan total kredit

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 76: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

62

Universitas Indonesia

pajak dari PT. X Indonesia – Jakarta sebesar Rp 42,703,375 dan dari

PT. X Indonesia – Salatiga sebesar Rp 31,473,375.

Mr. F telah melunasi seluruh PPh Pasal 29 di tahun 2012 sebesar Rp

48,886,150 dengan bukti Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29

tertanggal pada 21 Maret 2013.

Perlu diketahui bahwa Mr. F menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP

2012 sebelum tanggal jatuh tempo, yaitu pada tanggal 28 Maret 2013, sehingga

Mr. F terbebas dari sanksi administrasi berupa denda Rp100.000 untuk SPT

Tahunan yang terlambat/tidak disampaikan.

Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 Untuk Tahun 2013

Jumlah angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun 2013 adalah nihil. Hal ini

disebabkan karena Mr. F akan meninggalkan Indonesia untuk selama-

lamanya pada tanggal 7 Maret 2013, sehingga Mr. F harus melunasi semua

kewajiban perpajakannya sebelum meninggalkan Indonesia.

4.4 Analisis Dampak Adanya Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan

Yang Bersumber Dari X Pte Ltd Singapura Pada Posisi Pajak Mr. F Saat

Pelaporan SPT Tahunan

Terdapat 3 (tiga) posisi pajak yang mungkin terjadi di saat pelaporan SPT

Tahunan, yaitu nihil, kurang bayar, dan lebih bayar. Nihil terjadi apabila jumlah

PPh terutang sama dengan jumlah kredit pajak (jumlah pajak yang dibayar), atau

tidak ada PPh terutang dan tidak ada kredit pajak. Sementara itu kurang bayar

terjadi apabila jumlah kredit pajak lebih kecil dibandingkan jumlah PPh terutang.

Sebaliknya lebih bayar terjadi apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada

jumlah PPh terutang.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 77: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

63

Universitas Indonesia

Selama tahun 2011, Mr. F tidak menerima penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan yang bersumber dari luar negeri. Oleh karena itu, tidak ada PPh

Pasal 24 yang dapat dikreditkan terhadap pajak terutang dalam tahun 2011. Hal

tersebut menyebabkan kredit pajak Mr. F di tahun 2011 hanya terdiri dari PPh

Pasal 21 yang telah dipotong oleh PT. X Indonesia dan telah dilunasi seluruhnya

oleh Mr. F dengan Surat Setoran Pajak (SSP). Jumlah PPh terutang yang sama

dengan jumlah kredit pajak menyebabkan Mr. F akan berada pada posisi pajak

nihil.

Pada tahun 2012, Mr. F akan berada pada posisi pajak kurang bayar. Hal

ini dikarenakan pada tahun 2012, Mr. F juga menerima penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan yang bersumber dari X Pte Ltd Singapura. Namun demikian,

tidak terdapat bukti pemotongan pajak penghasilan dari X Pte Ltd Singapura atas

penghasilan yang diperoleh Mr. F dari X Pte Ltd Singapura selama tahun 2012.

Karena tidak terdapat lampiran yang diperlukan untuk melaksanakan pengkreditan

pajak luar negeri, maka tidak terdapat pengkreditan PPh Pasal 24 terhadap PPh

yang terutang di Indonesia pada tahun 2012. Hal ini menyebabkan jumlah PPh

terutang menjadi lebih besar dibandingkan jumlah kredit pajak.

Berdasarkan Buku Panduan Pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Wajib Pajak Orang Pribadi No. PJ.091/KUP/B/007/2013-00, kekurangan

pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan tersebut harus dibayar

lunas sebelum SPT Tahunan disampaikan. Batas waktu penyampaian SPT

Tahunan PPh WP OP adalah 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak (31 Maret).

Apabila pembayaran/penyetoran PPh dilakukan setelah tanggal jatuh tempo,

Wajib Pajak akan dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan dari

pajak yang terlambat disetorkan, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo

pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung

penuh satu bulan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 78: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

64

Universitas Indonesia

Mr. F telah melunasi seluruh PPh Pasal 29 di tahun 2012 sebesar Rp

48,886,150 dengan bukti Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 tertanggal pada

21 Maret 2013. Dikarenakan Mr. F telah membayar/menyetor PPh Pasal 29

sebelum tanggal jatuh tempo, maka Mr. F terbebas dari sanksi administrasi berupa

bunga 2% per bulan dari pajak yang terlambat disetorkan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 79: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

65 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perlakuan dan penghitungan Pajak Penghasilan yang dilakukan oleh

Deloitte Tax Solutions – GES atas penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan yang diterima oleh ekspatriat Filipina (Mr. F) sebagai Wajib

Pajak Dalam Negeri, telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang

berlaku di Indonesia.

2. Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari Singapura

akan menentukan posisi pajak ekspatriat di tahun tersebut. Pada akhir

tahun pertama ekspatriat ditempatkan di Indonesia, ekspatriat berada pada

posisi pajak nihil. Akan tetapi ketika ekspatriat juga menerima penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan yang bersumber dari Singapura, ekspatriat

berada pada posisi pajak kurang bayar. Hal ini dikarenakan tidak terdapat

lampiran yang diperlukan untuk melaksanakan pengkreditan pajak luar

negeri, sehingga tidak terdapat pengkreditan PPh Pasal 24 terhadap PPh

yang terutang di Indonesia pada tahun tersebut. Dengan demikian, jumlah

PPh terutang menjadi lebih besar dibandingkan jumlah kredit pajak.

Kondisi ini berlaku ketika ekspatriat tidak memiliki penghasilan lain selain

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, dan pemotongan PPh Pasal 21

oleh pemberi kerja di Indonesia telah diperhitungkan sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku, tanpa adanya kesalahan penghitungan.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 80: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

66

Universitas Indonesia

5.2 Saran

1. Direktorat Jenderal Pajak perlu mengeluarkan peraturan/ketentuan

perpajakan yang secara khusus mengatur tentang perlakuan perpajakan

bagi ekspatriat Filipina yang bekerja di Indonesia. Hal ini didasarkan pada

kenyataan bahwa perusahaan multinasional di Indonesia yang

mempekerjakan ekspatriat yang berasal dari Filipina jumlahnya semakin

bertambah dari waktu ke waktu.

2. Jika Mr. F ingin mengkreditkan PPh Pasal 24 terhadap PPh yang terutang

di Indonesia, Mr. F harus dapat memberikan bukti pemotongan Pajak

Penghasilan dari X Pte Ltd Singapura atas penghasilan yang diterima atau

diperoleh Mr. F dari X Pte Ltd Singapura.

3. Agar pengaturan perpajakan Mr. F menjadi lebih efisien, Mr. F sebaiknya

mengurus keperluan perpajakannya di KPP Pratama Salatiga setelah

dipindahkan ke pabrik produksi PT. X Indonesia di Salatiga.

4. Penulis berharap pada penulisan laporan selanjutnya dengan topik yang

hampir serupa, kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada laporan ini

dapat diperbaiki.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 81: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

67 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, R. Santoso. (1981). Pengantar Hukum Pajak (Cetakan

Kesembilan). Jakarta-Bandung: PT. Eresco.

Bureau of Internal Revenue Republic of the Philippines. National Internal

Revenue Code of 1997 – Republic Act No. 8424.

Direktorat Jenderal Pajak. (2013). Panduan Pengisian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Nomor PJ.091/KUP/B/007/2013-

00.

-------------. (n.d.). Tata Cara Pendaftaran NPWP Dengan Sistem e-Registration.

Direktur Jenderal Pajak. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

39/PJ/2008 tentang Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pasal

21 Tahun 2008 Beserta Petunjuk Pengisiannya.

-------------. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-2/PJ/2009 tentang

Perlakuan Pajak Penghasilan Bagi Pekerja Indonesia di Luar Negeri.

-------------. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 tentang

Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan

Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 82: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

68

Universitas Indonesia

Harahap, Sofyan Syafri. (1994). Akuntansi Aktiva Tetap: Akuntansi, Pajak,

Revaluasi, Leasing. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ilyas, Wirawan B., dan Burton, Richard. (2010). Hukum Pajak (Edisi 5). Jakarta:

Penerbit Salemba Empat.

Inland Revenue Authority of Singapore. Income Tax Act Chapter 134 (Original

Enactment: Ordinance 39 of 1947) – Revised Edition 2008: An Act to

impose a tax upon incomes and to regulate the collection thereof.

Menteri Keuangan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Keuangan Nomor

164/KMK.03/2002 tentang Kredit Pajak Luar Negeri.

-------------. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.03/2008 tentang

Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun Yang Dapat Dikurangkan dari

Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan.

-------------. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 tentang

Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.

Patra, M. Taufiq. (2011). Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Ekspatriat

Sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri Indonesia (Studi Kasus Ekspatriat

Jepang). Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 83: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

69

Universitas Indonesia

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan

Keempat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan.

Thuronyi, Victor. (1998). Tax Laws Design and Drafting (Vol. 2). International

Monetary Fund.

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 84: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

70

Universitas Indonesia

Chief Executive Officer

DELOITTE

INDONESIA Reputation Risk

Leader

Chief Operating Officer:

Osman Sitorus

Chief Financial Officer:

Fachruddin Ramli

HR & Learning Partner:

Dorothea Henny

Clents & Market Leader:

Osman Sitorus

AUDIT & ENTERPRISE

RISK SERVICES

Legal Form:

Partnership

Legal Entity’s Name:

Osman Bing Satrio &

Rekan

Managing Partner:

Osman Sitorus

TAX

Legal Form:

Partnership

Legal Entity’s Name:

Deloitte Tax Solutions

Managing Partner:

Firdaus Asikin

Deputy Managing

Partner:

Melissa Himawan

FINANCIAL

ADVISORY

Legal Form:

Partnership

Legal Entity’s Name:

PT Deloitte Konsultan

Indonesia

Managing Director:

Claudia Lauw Lie Hong

Lampiran 1: Ilustrasi Struktur Organisasi Deloitte Indonesia (telah diolah kembali)

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 85: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

71

Universitas Indonesia

Lampiran 2: Ilustrasi Struktur Organisasi Grup ABC (telah diolah kembali)

GRUP ABC

Corporate Centre

Consumer

Products

Europe

Ingredients Cheese,

Butter, &

Milkpowder

Consumer

Products

International

Olahan

Keju

Mentega &

Susu Bubuk

Keju X N.V.

Belanda

I (2)

I (3)

I (4)

I (5)

Belanda

Benelux

Jerman

Perancis

Italia

Polandia

Portugal

Spanyol

Hongaria

Rumania

Yunani

Rusia

Inggris Raya

Timur Tengah

Nigeria

Malaysia/

Singapura

Vietnam

Thailand

Indonesia

RRC

Hong Kong

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 86: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

72

Universitas Indonesia

Lampiran 3: Formulir 1721 – A1 Mr. F Tahun 2011

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 87: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

73

Universitas Indonesia

Lampiran 4: Formulir 1770 S, 1770 S-I, dan 1770 S-II Mr. F Tahun 2011

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 88: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

74

Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 89: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

75

Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 90: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

76

Universitas Indonesia

Lampiran 5: Formulir 1721 – A1 Mr. F Tahun 2012

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 91: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

77

Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 92: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

78

Universitas Indonesia

Lampiran 6: Certificate of Income Mr. F Dari X Pte Ltd Singapura Tahun 2012

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 93: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

79

Universitas Indonesia

Lampiran 7: Formulir 1770 S, 1770 S-I, dan 1770 S-II Mr. F Tahun 2012

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 94: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

80

Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 95: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

81

Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 96: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

82

Universitas Indonesia

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013

Page 97: ANALISIS PERLAKUAN DAN PENGHITUNGAN PAJAK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350996-TA-Joshua Michael.pdf · ANALISIS . PERLAKUAN DAN . PENGHITUNGAN PAJAK . ... 2. Bapak Heru Sudarisman

83

Universitas Indonesia

Lampiran 8: SSP PPh Pasal 29 Mr. F Tahun 2012

Analisis perlakuan ..., Joshua Michael, FE UI, 2013