ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS PELAKU AKUNTANSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo) TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ERLINA WINANTI HAMISENO NIM: S 4307066 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
88
Embed
ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS PELAKU AKUNTANSI ...eprints.uns.ac.id/6923/1/135640908201011481.pdfKonsentrasi : Akuntansi Sektor Publik Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS PELAKU AKUNTANSI
BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo)
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ERLINA WINANTI HAMISENO NIM: S 4307066
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS PELAKU AKUNTANSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DALAM
ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo)
Disusun Oleh:
ERLINA WINANTI HAMISENO
NIM: S4307066
Telah Disetujui Pembimbing
Pada Tanggal Februari 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak Dra. Falikhatun, M.Si., Ak NIP. 196804011993032001 NIP. 196811171994032002
Mengetahui: Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Dr. Bandi, M.Si., Ak NIP. 196411201991031002
ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS PELAKU AKUNTANSI BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DALAM
ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo)
Disusun Oleh:
ERLINA WINANTI HAMISENO
NIM: S4307066
Telah disetujui Tim Penguji
Pada tanggal, Maret 2010
Ketua Tim Penguji : Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com (Hons), Ph.D., Ak. ..……
Sekretaris : Dr. Bandi, M.Si., Ak ..........
Anggota : Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. .....….
Anggota : Dra. Falikhatun, M.Si., Ak ..…....
Mengetahui :
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Dr. Bandi, M.Si., Ak.
NIP. 195708201985031004 NIP. 196411201991031002
PERNYATAAN
Nama : Erlina Winanti Hamiseno
NIM : S4307066
Program Studi : Magister Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ”Analisa Perbedaan Perilaku
Etis Pelaku Akuntansi Berdasarkan Karakteristik Individu dalam Etika Penyusunan
Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi kasus di Kabupaten
Sukoharjo)” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam
tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh atas tesis
tersebut.
Surakarta, Januari 2010
Yang menyatakan,
(Erlina Winanti Hamiseno)
Karya sederhana ini penulis persembahkan teruntuk : § ALLAH SWT untuk semua berkah dan kemudahan yang telah
dilimpahkan
§ Kedua Orang tua, Suamiku, Anakku dan Keluarga besarku
§ Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam perjalananku menempuh dan menyelesaikan studi ini.
PRAKATA
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Segala puji syukur hanya milik Allah, Dzat yang Maha segala-galanya yang
mengatur setiap yang ada di bumi dan di langit. Syukur yang tak terkira penulis haturkan
atas selesainya tesis yang berjudul “Analisis Perilaku Etis Pelaku Akuntansi Berdasarkan
Karakteristik Individu Dalam Etika Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Sukoharjo)”. Tesis ini disusun
guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada program Magister
Akuntansi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan tesis ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun material, secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
ungkapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan
memberikan bantuan kepada peneliti berupa Beasiswa Unggulan Diknas dalam
menyelesaikan studi di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
UNS yang telah memberikan ijin penelitian dan pemberian ilmunya baik
akademis maupun non akademis,
3. Bapak Dr. Bandi, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Magiter Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
4. Ibu Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dra.
Falikhatun, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing II, atas segala informasi, arahan
dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini,
5. Bapak Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com. (Hons), Ph.D.,Ak dan Dr. Bandi, M.Si.,
Ak. selaku Ketua Tim Penguji dan Sekretaris Tim Penguji tesis ini,
6. Para Pejabat Penatusahaan Keuangan dan Bendahara di lingkungan SKPD
Kabupaten Sukoharjo serta seluruh pegawainya yang telah bersedia memberikan
fasilitas serta atas kesediaannya memberikan waktu luang sebagai responden
dalam tesis ini,
7. Mbak Yayuk dan Pak Yok yang telah bersedia memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini, dan
8. Seluruh teman-teman MAKSI angkatan IV dan admisi atas kebersamaan yang
terjalin selama ini, serta semua pihak yang membantu atas terselesaikannya tesis
ini.
Tiada kesempurnaan melainkan milik Allah SWT semata. Seperti halnya tesis
ini yang memerlukan saran dan kritik sebagai masukan bagi perbaikan penelitian di masa
yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan
manfaat terutama bagi Kabupaten Sukoharjo. Terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Surakarta, Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
*signifikan pada a = 5% **signifikan pada a = 10% Sumber: data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan tingkat signifikansi levene’s test untuk variabel
disclosure sebesar 0,977 dan variabel misstate sebesar 0,538. Oleh karena, nilai
signifikansi levene’s test lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka dalam
analisis uji beda t-test menggunakan equal variance assumed.
Analisis uji beda t-test di atas menunjukkan bahwa variabel ketepatwaktuan
mempunyai signifikansi sebesar 0,004 yang artinya lebih kecil dari 5%. Hasil ini
mengindikasikan bahwa di antara internal locus of control dengan external locus of
control terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal ketepatwaktuan terkait dengan etika
pengungkapan dalam laporan keuangan pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan
nilai mean mengindikasikan bahwa pegawai dengan internal locus of control lebih
berperilaku etis terkait pengungkapan laporan keuangan di banding pegawai dengan
eksternal locus of control terkait dengan ketepatwaktuan. Namun dengan tingkat
signifikansi 10%, variabel misstate yang mempunyai signifikansi 0,069, menunjukkan
bahwa di antara internal locus of control dengan external locus of control juga terdapat
perbedaan yang signifikan dalam hal misstate terkait dengan etika pengungkapan dalam
laporan keuangan pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Hasil pengujian tersebut
mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK dan
Bendahara SKPD internal locus of control dan PPK dan Bendahara SKPD dengan
external locus of control dalam etika penyusunan laporan keuangan SKPD yang
dinyatakan dengan disclosure, cost and benefit dan responsibility.
Liliweri (2004) menyatakan bahwa, tipologi orang dengan motif prestasi tinggi
selalu bekerja keras karena dimotivasi oleh prestasi dan reward, sementara dalam sektor
pemerintahan prestasi dan reward untuk penyusunan laporan keuangan belum dilakukan
secara jelas dan tegas. Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena adanya responden
yang hanya berpikir bagaimana cara membuat laporan keuangan saja dan kurang
memperhatikan etika penyusunan laporan keuangan yang berpengaruh terhadap nilai
informasi laporan keuangan yang akan digunakan oleh instansi. Pola pikir tersebut terjadi
pada responden, karena pada sektor pemerintahan pemberian reward kepada pegawai
yang bekerja keras untuk instansi kurang disosialisasi. Dalam sektor pemerintahan juga
tidak terdapat sanksi yang jelas dan tegas jika terjadi kesalahan dalam penyusunan
laporan keuangan, sehingga hal ini dapat memicu kurangnya penerapan etika dalam
penyusunan laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Reiss
dan Mitra (1998) dan Nugrahaningsih (2005), mungkin karena perbedaan sampel yang
digunakan. Reiss dan Mitra (1998) dan Nugrahaningsih (2005), menggunakan responden
para auditor yang berlatar belakang pendidikan yang sesuai di bidangnya, sehingga yang
sangat paham terhadap etika penyusunan laporan keuangan, sementara di pemerintahan
belum tentu penyusunan laporan keuangan ini dipegang oleh pegawai yang berkompeten.
Tabel 19 Hasil Uji Beda
Perilaku Etis berdasarkan Lama Menjabat Lavene’s test t-test F sig t-value sig Disclosure 0,973 0,328 0,892 0,376 Misstate 0,472 0,495 1,373 0,175 z-value sig Responsibility -0,450 0,652 Cost and benefit -1,080 0,280 Ketepatwaktuan -1,683 0,092**
**signifikan pada a = 10% Sumber: data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan tingkat signifikansi levene’s test untuk variabel
disclosure sebesar 0,328 dan variabel misstate sebesar 0,495. Nilai signifikansi levene’s
test lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka dalam analisis uji beda t-test
menggunakan equal variance assumed.
Analisis uji beda t-test di atas yang berkaitan dengan lamanya menjabat para
pegawai yang dikategorikan dalam senior staff dan yunior staff menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan dalam yang signifikan disclosure, cost and benefit,
responsibility, misstate dan ketepatwaktuan. Hasil ini mengindikasikan bahwa diantara
senior staff dan yunior staff tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam disclosure,
cost and benefit, responsibility, misstate dan ketepatwaktuan penyusunan laporan
keuangan SKPD antara PPK dan Bendahara SKPD senior dan PPK dan Bendahara SKPD
yunior. Namun pada tingkat signifikansi 10%, variabel ketepatwaktuan ini mempunyai
signifikansi sebesar 0,092 yang artinya lebih kecil dari 10%. Hal ini mengindikasikan
bahwa diantara senior staff dan yunior staff terdapat perbedaan yang signifikan dalam
ketepatwaktuan penyusunan laporan keuangan SKPD antara PPK dan Bendahara SKPD
senior dan PPK dan Bendahara SKPD yunior. Berdasarkan nilai mean di antara dua
kelompok pegawai mengindikasikan bahwa pegawai yunior lebih etis yang dinyatakan
dengan ketepatwaktuan dibanding dengan pegawai senior.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PPK dan Bendahara SKPD senior dan
PPK dan Bendahara SKPD yunior tidak terdapat perbedaan terkait dengan etika
pengungkapan dalam laporan keuangan, namun terdapat perbedaan di antara keduanya
untuk ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena para
responden masih mempelajari peraturan yang baru tentang peningkatan kualitas
pelaporan keuangan dan prinsip-prinsip akuntansi, sementara dalam hal ketepatwaktuan
penyampaian laporan keuangan antara pegawai senior dan yunior mempunyai perbedaan
karena responden hanya berpikir bagaimana laporan keuangan dibuat secepatnya untuk
segera dilaporkan tanpa memperhatikan etika-etika lainnya dalam pengungkapan laporan
keuangan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yulianti (2005) yang menyatakan
bahwa persepsi antara mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa baru jurusan akuntansi
tidak terdapat perbedaan untuk melakukan disclosure, cost and benefits, dan misstate.
Namun tidak sejalan dengan penelitian Reiss dan Mitra (1998) dan Nugrahaningsih
(2005), mungkin karena perbedaan sampel yang digunakan. Mereka menggunakan
auditor yang sangat paham terhadap etika penyusunan laporan keuangan, baik auditor
senior maupun auditor yunior, sementara di sektor pemerintahan kecenderungan untuk
memahami etika pelaporan keuangan sangat kurang, baik para pegawai senior maupun
yunior.
Tabel 20 Hasil Uji Beda
Perilaku Etis berdasarkan Gender Lavene’s test t-test F sig t-value sig Disclosure 4,056 0,049 1,764 0,083** Misstate 7,024 0,010 2,580 0,013* z-value sig Responsibility -1,472 0,141 Cost and benefit -0,876 0,381 Ketepatwaktuan -2,584 0,010*
*signifikan pada a = 5% **signifikan pada a = 10% Sumber: data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan tingkat signifikansi levene’s test untuk variabel
disclosure sebesar 0,049 dan variabel misstate sebesar 0,010. Nilai signifikansi levene’s
test lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka dalam analisis uji beda t-test
menggunakan equal variance not assumed.
Analisis uji beda t-test di atas menunjukkan bahwa para pegawai yang
dikategorikan dalam pegawai laki-laki dan pegawai perempuan menunjukkan bahwa
variabel misstate mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,013 dan variabel
ketepatwaktuan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,010 yang artinya lebih kecil
dari 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa diantara pegawai pria dan wanita terdapat
perbedaan yang signifikan dalam hal misstate dan ketepatwaktuan terkait dengan etika
pengungkapan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Atas dasar
nilai mean dapat dinyatakan bahwa laki-laki lebih etis dibanding wanita terkait perilaku
etis dalam penyusunan laporan keuangan yang dinyatakan dengan disclosure dan
ketepatwaktuan, namun sebaliknya untuk variabel misstate, wanita lebih etis dibanding
laki-laki. Namun pada tingkat signifikansi 10%, variabel disclosure mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,083, hal ini juga mengindikasikan bahwa diantara pegawai pria dan
wanita terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal disclosure terkait dengan etika
pengungkapan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
Namun demikian untuk variabel responsibility dan cost and benefit
mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara laki-laki dan
perempuan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nugrahaningsih (2005) yang
menyatakan tidak terdapat perbedaan antara auditor pria dan auditor wanita dalam
berperilaku etis. Penelitian Yulianti (2005) juga sesuai dengan hasil penelitian ini, yang
menyatakan bahwa faktor cost & benefit dan responsibility tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara pria dan wanita.
Tabel 21 Hasil Uji Beda
Perilaku Etis berdasarkan Tingkat Equity Sensitivity Lavene’s test t-test F sig t-value sig Disclosure 0,452 0,504 0,507 0,614 Misstate 0,194 0,661 -0,466 0,643 z-value sig Responsibility -0,040 0,968
Cost and benefit -0,119 0,905 Ketepatwaktuan -1,600 0,110
Sumber: data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan tingkat signifikansi levene’s test untuk variabel
disclosure sebesar 0,504 dan variabel misstate sebesar 0,661. Nilai signifikansi levene’s
test yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka dalam analisis uji beda
t-test harus menggunakan equal variance assumed.
Analisis uji beda t-test di atas menunjukkan bahwa tingkat equity sensitivity yang
dikategorikan dalam benevolent dan entitleds menunjukkan bahwa seluruh variabel tidak
mempunyai tingkat signifikansi perbedaan diantaranya. Hasil ini mengindikasikan bahwa
diantara pegawai yang termasuk benevolents dan yang termasuk entitleds tidak
mempunyai tingkat signifikansi perbedaan terkait dengan etika pengungkapan dalam
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Hasil ini tidak sejalan dengan
penelitian Reiss dan Mitra (1998) dan Nugrahaningsih (2005), mungkin karena
perbedaan sampel yang digunakan. Mereka menggunakan auditor yang sangat paham
terhadap etika penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
Liliweri (2004) menyatakan bahwa, tipologi orang dengan motif prestasi tinggi
selalu bekerja keras karena dimotivasi oleh prestasi dan reward sebagai output yang
diterima atas jasa atau input yang diberikan. Untuk sektor pemerintahan pemberian
reward kepada pegawai yang bekerja keras dengan pegawai yang bekerja sekedarnya saja
hamper dapat dikatakan sama. Oleh karena itu, berapapun jumlah input yang diberikan
oleh seorang pegawai kurang lebih akan memperoleh jumlah output atau reward yang
sama. Selain itu, dalam sektor pemerintahan juga tidak terdapat sanksi jika terlambat
dalam penyusunan laporan keuangan.
Tabel 22 Hasil Uji Beda
Perilaku Etis berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Pegawai Levene’s test t-test F Sig t-value sig Disclosure 0,862 0,357 -0,718 0,476 Misstate 1,264 0,266 -0,760 0,451 z-value sig Responsibility -0,300 0,765 Cost and benefit -0,687 0,492 Ketepatwaktuan -0,645 0,519
Sumber: data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan tingkat signifikansi levene’s test untuk variabel
disclosure sebesar 0,357 dan variabel misstate sebesar 0,266. Nilai signifikansi levene’s
test lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka dalam analisis uji beda t-
test harus menggunakan equal variance assumed.
Analisis uji beda t-test di atas menunjukkan bahwa latar pendidikan para pegawai
yang dibedakan dalam pegawai dengan latar belakang pendidikan akuntansi dan non
akuntansi menunjukkan bahwa seluruh variabel tidak mempunyai tingkat signifikansi
perbedaan diantaranya. Hasil ini mengindikasikan bahwa diantara pegawai yang berlatar
belakang pendidikan akuntansi dan non akuntansi tidak mempunyai tingkat signifikansi
perbedaan terkait dengan etika pengungkapan dalam laporan keuangan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Yulianti (2005) yang menguji
perilaku etis penyusunan laporan keuangan di antara mahasiswa jurusan akuntansi dan
mahasiswa jurusan non akuntansi. Tidak adanya perbedaan yang signifikan di antara
pegawai dengan latar belakang akuntansi dan non akuntansi ini dapat disebabkan oleh
alasan bahwa akuntansi sektor pemerintah dalam tahap implementasi awal yang masih
banyak membutuhkan sosialisasi pada para pegawai pemerintah daerah dan dapat pula
didasari oleh alasan bahwa peraturan teknis pelaksanaan akuntansi pemerintah selalu
berubah untuk penyempurnaan sehingga membutuhkan respon yang cepat dari pegawai
pemerintah daerah untuk melakukan penyesuaian dengan peraturan-peraturan yang selalu
baru tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil pengujian data terkait analisa karakteristik individu pegawai Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo dalam etika penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang
telah diperoleh dan dipaparkan dalam bab sebelumnya mendasari pengambilan simpulan
dalam penelitian ini.
1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK dan Bendahara SKPD
dengan internal locus of control dan PPK dan Bendahara SKPD dengan external
locus of control terhadap etika penyusunan laporan keuangan SKPD yang
dinyatakan dengan disclosure, cost and benefit, responsibility dan misstate.
Perbedaan hanya terdapat pada variabel ketepatwaktuan. Namun dalam tingkat
signifikansi 10%, variabel misstate juga menunjukkan perbedaan. Hasil
penelitian ini dapat disebabkan karena adanya responden yang hanya berpikir
bagaimana cara membuat laporan keuangan saja dan kurang memperhatikan
etika penyusunan laporan keuangan yang berpengaruh terhadap nilai informasi
laporan keuangan yang akan digunakan oleh instansi. Pola pikir tersebut terjadi
pada responden, karena pada sektor pemerintahan pemberian reward kepada
pegawai yang bekerja keras untuk instansi kurang disosialisasi. Dalam sektor
pemerintahan juga tidak terdapat sanksi yang jelas dan tegas jika terjadi
kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK dan Bendahara SKPD
senior dan PPK dan Bendahara SKPD yunior terhadap etika penyusunan laporan
keuangan SKPD yang dinyatakan dengan disclosure, misstate, cost and benefit,
responsibility dan ketepatwaktuan. Namun pada tingkat signifikansi 10%,
terdapat juga perbedaan pada variabel ketepatwaktuan. Perbedaan
ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan antara pegawai senior dan
yunior mempunyai perbedaan karena responden hanya berpikir bagaimana
laporan keuangan dibuat secepatnya untuk segera dilaporkan tanpa
memperhatikan etika-etika lainnya dalam pengungkapan laporan keuangan,
sementara pada sektor pemerintahan kecenderungan untuk memahami etika
pelaporan keuangan sangat kurang, baik para pegawai senior maupun yunior.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK dan Bendahara SKPD pria
dan PPK dan Bendahara SKPD wanita terhadap etika penyusunan laporan
keuangan SKPD yang dinyatakan dengan cost and benefit dan responsibility.
Perbedaan hanya terdapat pada variabel misstate dan ketepatwaktuan. Namun
pada tingkat signifikansi 10%, terdapat juga perbedaan pada variabel disclosure
Perbedaan yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya
pria dan wanita itu sama, namun perbedaannya adalah kemampuan yang dimiliki
oleh masing-masing individu ketika menyusun laporan keuangan.
4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK dan Bendahara SKPD
yang merupakan benevolent dan PPK dan Bendahara SKPD yang merupakan
entitleds terhadap etika penyusunan laporan keuangan SKPD yang dinyatakan
dengan disclosure, misstate, cost and benefit, responsibility, dan
ketepatwaktuan. Hal ini dapat disebabkan karena pada sektor pemerintahan
pemberian reward kepada pegawai yang bekerja keras dengan pegawai yang
bekerja sekedarnya saja hampir dapat dikatakan sama. Oleh karena itu,
berapapun jumlah input yang diberikan oleh seorang pegawai kurang lebih akan
memperoleh jumlah output atau reward yang sama. Selain itu, dalam sektor
pemerintahan juga tidak terdapat sanksi jika terlambat dalam penyusunan
laporan keuangan.
5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara PPK dan Bendahara SKPD
yang berlatar belakang pendidikan akuntansi dan PPK dan Bendahara SKPD
yang berlatar belakang pendidikan non akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan SKPD yang dinyatakan dengan disclosure, misstate, cost and
benefit, responsibility, dan ketepatwaktuan.
B. Keterbatasan
Penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian. Keterbatasan yang dimaksud diantaranya bahwa penelitian ini hanya
menggunakan lingkup penelitian Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sehingga jumlah
kuisoner yang disebar hanya 86. Lingkup penelitian yang hanya satu daerah ini dapat
berpengaruh pada jumlah observasi yang rendah sehingga hasil statistik tidak seperti
yang diharapkan dan generalisasi hasil penelitian juga rendah.
Penelitian ini menggunakan lima karakteristik pribadi dan lima ukuran etika
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Penggunaan karakteristik yang terbatas
pada lima ukuran tersebut dapat mempengaruhi hasil dan simpulan dalam penelitian yang
terbatas pula. Sementara itu, penggunaan ukuran etika penyusunan laporan keuangan
yang terbatas pada lima ukuran dapat membatasi hasil karena tidak dapat
mengindentifikasi etika dalam sudut pandang yang lainya.
Keterbatasan lainya yaitu penelitian ini hanya meneliti terhadap perbedaan
karakteristik individu dalam etika penyusunan laporan keuangan saja, tanpa menguji
lebih lanjut pengaruh dari perbedaan tersebut. Sehingga penelitian ini tidak dapat
menjelaskan pengaruh dari berbedaan tersebut.
C. Saran
Simpulan penelitian bahwa terdapat perbedaan etika penyusunan pada kelompok
gender, kelompok lama menjabat dan kelompok locus of control mendasari peneliti untuk
mengajukan rekomendasi pada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk
mempertimbangkan komposisi-komposisi yang terkait dengan gender, lama menjabat
dan locus of control dalam penempatan pegawai. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo perlu
meningkatkan karakteristik pribadi pegawai melalui kegiatan-kegiatan pelatihan, diklat
dan kegiatan lain agar dapat meningkatkan kepercayaan individu masing-masing pegawai
akan kemampuan diri pegawai bersangkutan. Selain itu perlu dilakukan secara berkala
pelatihan di bidang keuangan, sehingga akan diketahui peningkatan kemampuan dalam
pelaporan keuangan.
Penelitian ini juga merekomendasikan pada penelitian berikutnya yang tertarik
menggunakan etika penyusunan laporan keuangan pemerintah sebagai tema penelitian
dan mengembangkan penelitian ini untuk menambahkan ukuran karakteristik lain dan
ukuran etika penyusunan laporan keuangan yang lain agar hasil penelitian yang diperoleh
dapat lebih mendalam. Selain itu, peneliti juga merekomendasikan penelitian berikutnya
untuk dapat menambah lingkup penelitian dengan pemerintah daerah lain agar dapat
diperoleh jumlah responden dan observasi yang lebih banyak sehingga hasil penelitian
yang diperoleh lebih baik dari aspek statistik dan mempunyai kemampuan untuk
generalisasi yang lebih baik pula.
Penelitian ini sebaiknya juga dilanjutkan dengan menguji pengaruh terhadap variabel-
variabel yang berbeda dalam etika penyusunan laporan keuangan tersebut. Sehingga
akan dapat diketahui secara langsung pengaruh karakteristik individu tersebut dalam etika
penyusunan laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh. 2006. “Pengaruh Budaya Organisasi, Locus of Control dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Barat”. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Alvin, A. Arens dan James K. Loebbecke. 1995. Auditing-Suatu Pendekatan Terpadu.
Jilid 1. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Berninghausen, Jutta dan Brigit, Kerstan. 1992. Forging New Paths: Feminist Social Methodology and Rural Women in Java. Zed Books Limited. London and New Jersey.
Chenhall, R.H. dan D. Morris. 1986. The Impact of Structure, Environment and Interdependence on the Perceived Usefullness of Management Accounting Systems. Accounting Review. 61 : 16-35.
Chua, F.C.; M.H.B. Perera; dan M.R. Mathews. 1994. Integration of Ethics into Tertiary Accounting Programmes in New Zealand and Australia. Accounting Education for the 21st Century: the Global Challenge, Edited by Jane O. Burns dan Belvesd E.Needles Jr., Edition 1.Sn: International Association for Accounting Education and Research.
Davenport, Thomas H dan L. Prusak. 1998. Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press
Clikeman, P.M. dan S.L. Henning. 2000. The Socialization of Undergraduate Accounting
Student. Issues in Accounting Education. Vol.15 : 1-15. Falah, Syaiful. 2007. Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap
Sensitivitas Etika. Makalah dalam Simposium Nasional Akuntansi X Makasar. 26-28 September.
Penatausahaan Keuangan terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloqium, and Accounting Workshop. Depok.Indonesia.
Fauzi, Achmad. 2001. Pengaruh Faktor-Faktor Individual terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi. Tesis tidak dipublikasikan. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Structure,Processes. 9th ed.. Times Mirror Higher Education Group, Inc. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hair, J.; R. Anderson; R.Tatham; dan W. Black. 1998. Multivariate Data Analysis.
Prentice-Hall, 5th ed., New York. Harsono, Mugi. 1997. Etika Bisnis sebagai Modal Dasar dalam Menghadapi Era
Perdagangan Bebas Dunia. Perspektif. Januari : 4-9. Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Huseman, R.C., J.D. Hatfield; dan E.W. Miles. 1987. A New Perspective on Equity
Theory : The Equity Sensitive Construct. Academy Management Review 12 (2) : 222-234.
Husien, Muhammad F. 2004. Keterkaitan Faktor-Faktor Organisasional, Individual, Konflik Peran, Perilaku Etis dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen. Makalah Simposium Dwi Tahunan J-AME-R. Yogyakarta.
Khomsiyah dan Nur Indriantoro. 1998. Pengaruh Orientasi Etika terhadap Komitmen,
dan Sensitivitas Etika Akuntan Publik Pemerintah di DKI Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1 Jan : 13-28.
Kidwell, J.M., R.E. Stevens dan A.L. Bethke. 1987. Difference in Ethical Perceptions
Between Male and Female Managers : Myth or Reality?. Journal of Business Ethics. 6 (6) 489-494
Kiger, C.E. 2004. Making Ethics a Pervasive Component of Accounting Education.
Pengendalian. PT Salemba Empat. Jakarta Larkin, Joseph .2000. The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical Dilemmas.
Journal of Business Ethics 23 : 401-409. Ludigdo, Unti dan M. Machfoedz. 1999. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap
Etika Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2 Jan : 1-9. Mardiasmo. 2002. Otonomi Daerah sebagai Upaya Memperkokoh Basis Perekonomian
Daerah. Jurnal Ekonomi Rakyat. Th. I No. 4. Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta. Mardiasmo. 2006. Pewujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi
Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol. 2 (1) Mei : 1-17
Morgan, Ronald B. 1993. Self and Co-Worker Perceptions of Ethics and Their
Relationship to Leadership and Salary. Academy of Management Journal 36 : 200-214.
Muawanah, Umi dan Nur Indriantoro. 2001. Perilaku Akuntan Publik dalam Situasi
Konflik Audit : Peran Locus of Control, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (Mei) : 133-147.
Nugrahaningsih, Putri. 2005. Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam
Etika Profesi (Studi terhadap Peran Faktor-Faktor Individual : Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender, dan Equity Sensitivity). Makalah dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. 15-16 September.
Prasetyo, Priyono P. 2002. Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan antara
Ketidakpastian Lingkungan dengan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5 Jan: 119-136.
Prasetyo, Bagus Budhi. 2004. Persepsi Etis berdasarkan Gender dan Level Hierarkis
Akuntan Publik terhadap Earning Management. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta.
Radtke, R.R. 2000. The Effect of Gender and Setting on Accountants’ Ethically Sensitive
Decisions. Journal of Business Ethics. Apr (24) : 299-312 Rahmawati, Nur Indah. 2003. Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Perilaku Etis
Mahasiswa Akuntansi. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta.
Reiss, Michelle C. dan Kaushik Mitra. 1998. The Effect of Individual Difference Factors
on the Acceptibility of Ethical and Unethical Workplace Behaviors. Jurnal of Business Ethics 17 : 1581-1593.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
-----------------------, Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
----------------------, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Retnowati, Ninuk. 2003. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik
Akuntan Indonesia Studi Kasus di Jawa Tengah. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta.
Robbins, S. P. 1996. Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi, aplikasi. Terjemahan.
Prenhallindo. Jakarta. Satyanugraha, Heru. 2003. Etika Bisnis : Prinsip dan Aplikasi. LPFE Universitas
Trisakti, Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Edisi 4. PT. Salemba Empat.
Jakarta. Simorangkir, O.P.. 2001. Etika : Bisnis, Jabatan, dan Perbankan.. PT. Salemba Empat.
Jakarta. Sihwahjoeni dan M. Gudono. 2000.Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3 (2) Juli: 168-184. Singarimbun, M., dan Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Sukrisno, Agoes. 1996. Pemeriksaan Akuntansi. Edisi Kedua. Lembaga Penerbit FE UI.
Jakarta. Suseno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.
Percetakan Kanisius, Yogyakarta.1987. Yulianti dan Fitriany. 2005. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan
Laporan Keuangan. Makalah dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. 15-16 September.
Young, K. 1956. Social Psychology. McGraw-Hill Publiser. New York.
Walgito, B. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset. Yogyakarta. Widiastuti, Indah. 2003. Pengaruh Perbedaan Level Hierarkies Akuntan Publik dalam
Kantor Akuntan Publik terhadap Persepsi tentang Kode Etik Akuntan Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.3 (1) Feb : 53-65.
Idris, Zahara. 1986. Dasar-dasar Kependidikan. Angkasa Raya. Padang