Top Banner
ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN BATANG (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (SP) Oleh Sofiyanto NIM: 1110092000041 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
155

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

Oct 28, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN

DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN BATANG

(Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian (SP)

Oleh

Sofiyanto

NIM: 1110092000041

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN

DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN BATANG

(Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis)

Oleh

Sofiyanto

NIM: 1110092000041

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian (SP)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor
Page 4: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 27 April 2015

Sofiyanto

1110092000041

Page 5: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

1. Nama Lengkap : SOFIYANTO

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Tempat, Tanggal Lahir : Batang, 10 Mei 1989

4. Kewarganegaraan : Indonesia

5. Alamat : Jl. Legoso RT: 005/001, Pisangan –

Ciputat Timur - Tangerang Selatan

6. Agama : Islam

7. Status Perkawinan : Belum Menikah

8. Telepon / Hp. : 08788 4474 181 / 0857 800 55476

9. Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN 1. (1995 – 2002) SD Negeri Keborangan

2. (2002 – 2005) SMP Negeri 3 Subah

3. (2007 – 2010) SMK Islam Ruhama, Prog. Adm. Perkantoran

4. (2010–2015) Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN KERJA 1. Magang di PT PLN (Persero), Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Periode : 2 Januari 2009 s.d. 27 Februari 2009

Posisi : Staff Adm. Dalos

2. Bekerja di CV ERA USAHA JAYA

Periode : 1 Agustus 2011 – 1 November 2011

Posisi : Staff Accounting

3. Bekerja di PT SARI BURGER INDONESIA

Periode : 6 Juni – 30 Juli & 3 November 2011 – 25 April 2013

Posisi : Crew Part Time

4. Voulenteer di LEAP Indonesia

Periode : 1 Januari 2012 – 30 Desember 2013

Posisi : Administrasi dan Tutor Computer Class

5. Magang di PT DAPETIN GLOBAL MANDIRI

Periode : 1 Januari 2014 – 30 Maret 2014

Posisi : Adm.

Page 6: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

RINGKASAN

SOFIYANTO, Analisis Peran Sub Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Daerah

Di Kabupaten Batang (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share Analysis).

Di bawah bimbingan Dr. Iskandar Andi Nuhung, M.Si dan Achmad Tjachja

Nugraha, SP, MP

Pembangunan pertanian dalam era globalisasi dihadapkan kepada tuntutan

peningkatan produktivitas dan efisiensi agar dapat berdaya saing di pasar

domestik dan internasional. Untuk peningkatan daya saing tersebut peningkatan

sumber daya lahan perlu diupayakan secara optimal sesuai dengan keunggulan

komparatifnya sehingga mampu menampilkan produktivitas tinggi dalam

pengembangan suatu komoditi. Mengingat terbatasnya Anggaran Perencanaan

Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Batang, maka strategi pembangunan ekonomi

Kabupaten Batang yang perlu menjadi prioritas adalah pembangunan ekonomi

yang berbasis pada sektor unggulan (basis). Perkembangan sektor unggulan

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), serta dapat

mendukung dan mendorong perkembangan sektor perekonomian lainnya, dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional sehingga dapat

meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.

Sektor perekonomian unggulan yang perlu mendapatkan perhatian lebih

oleh pemerintah daerah Kabupaten Batang adalah sektor pertanian. Sektor

tersebut selain memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) juga menyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten

Batang. Namun, disisi lain sektor pertanian semakin kedepan semakin menurun

pertumbuhan dan kontribusinya dari tahun ke tahun. Dengan demikian perlu

adanya upaya dalam memajukan sektor pertanian, mengingat besarnya peran

sektor tersebut baik dalam perekonomian maupun penyerapan tenaga kerja. Upaya

yang perlu dilakukan adalah dengan mengidentifikasi peran masing-masing sub

sektor pertanian untuk memajukan sektor pertanian.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk

1) menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, serta posisi sektor

pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013,

2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor unggulan

dan menganalisis pertumbuhan dan daya saing sub sektor pertanian di Kabupaten

Batang periode 2004-2013, 3) menganalisis rumusan prioritas pengembangan sub

sektor pertanian dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Batang. Metode

analisis yang digunakan adalah pendekatan Location Quotient (LQ) dan analisis

Shift Share (SS).

Hasil penelitian dengan menggunakan Location Quotient (LQ) pada

perekonomian Kabupaten Batang menunjukkan bahwa sektor pertanian di

Kabupaten Batang termasuk sektor unggulan. Berdasarkan analisis Shift Share

(SS) pada perekonomian Kabupaten Batang, sektor pertanian mengalami

pertumbuhan yang lambat (PPij<0). Dilihat dari daya saingnya sektor pertanian

tidak memiliki daya saing yang baik (PPWij<0) dengan sektor yang sama di

daerah lain di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan profil pertumbuhan sektor-

Page 7: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

sektor perekonomian Kabupaten Batang, sektor pertanian berada pada posisi

kuadran III, yang artinya sektor pertanian merupakan sektor terbelakang dalam

perekonomian Kabupaten Batang.

Hasil penelitian selanjutnya dengan menggunakan Location Quotient (LQ)

pada sektor pertanian Kabupaten Batang menunjukkan bahwa sub sektor

pertanian yang menjadi sub sektor pertanian unggulan adalah sub sektor tanaman

perkebunan, sub sektor peternakan dan hasilnya, sub sektor kehutanan, dan sub

sektor perikanan. Berdasarkan analisis Shift Share (SS) pada Sektor pertanian di

Kabupaten Batang, sub sektor yang mengalami pertumbuhan cepat (PPij >0) yaitu

sub sektor peternakan dan hasilnya, sub sektor kehutanan, dan sub sektor tanaman

perkebunan, dengan masing-masing nilai pertumbuhan proporsional 44,09 persen;

7,06 persen; dan 3,98 persen. Dilihat dari daya saingnya, sub sektor pertanian

yang memiliki daya saing yang baik (PPWij>0) yaitu sub sektor perikanan dan sub

sektor tanaman bahan makanan, dengan masing-masing nilai pertumbuhan pangsa

wilayah 69,72 persen dan 4,72 persen. Berdasarkan nilai pergeseran bersih (PB)

sub sektor yang memiliki pertumbuhan progressive (PBij>0) yaitu sub sektor

perikanan, sub sektor kehutanan, dan sub sektor peternakan dan hasilnya, dengan

masing-masing nilai PB 61,00 persen; 3,94 persen; dan 1,46 persen.

Dengan melihat perbandingan pergeseran bersih (PB) dan daya saing

(PPW) sub sektor pertanian Kabupaten Batang periode 2004-2013, maka dapat

ditentukan rumusan prioritas dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Batang,

yaitu sub sektor perikanan dijadikan prioritas pertama, karena sub sektor ini

memiliki daya saing terbaik dan memiliki pertumbuhan yang progressive, yang

ditunjukkan dengan nilai PPW positif (69,72) dan PB positif (61,00); sub sektor

tanaman bahan makanan dijadikan prioritas ke dua, karena sub sektor ini memiliki

daya saing yang baik walaupun pertumbuhannya kurang progressive, ditunjukkan

dengan nilai PPW positif (4,72) dan PB negatif (-1,76); sub sektor kehutanan

dijadikan prioritas ke tiga, karena sub sektor ini tidak berdaya saing namun masih

memiliki pertumbuhan yang progressive, yang ditunjukkan dengan nilai PPW

negatif (-3,12) dan PB positif (3,94); sub sektor peternakan dan hasilnya dijadikan

prioritas ke empat, karena sub sektor ini tidak berdaya saing dan masih memiliki

pertumbuhan yang progressive, yang ditunjukkan dengan nilai PPW negatif (-

42,62) dan PB positif (1,46); selanjutnya sub sektor tanaman perkebunan

dijadikan prioritas ke lima, mengingat sub sektor ini tidak memiliki daya saing

dan pertumbuhannya tidak progressive, yang di tunjukkan dengan nilai PPW dan

PB sama-sama negatif yang nilainya masing-masing -28,65 dan -24,66.

Page 8: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan olah penulis. Shalawat serta salam tidak lupa dipanjatkan kepada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya

yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebaikan.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana pertanian. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan

skripsi ini, terutama kepada :

1. Ayah dan Ibu, orangtuaku tercinta yang selama ini tidak pernah berhenti

memberikan kasih sayang, do’a, serta segala upaya dalam memberikan

dukungan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Iskandar Andi Nuhung, M.Si dan Bapak Achmad Tjahja

Nugraha, SP, MP selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan solusi yang

bermanfaat bagi penulis dalam proses pelaksanaan penelitian dan

penulisan skripsi.

3. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si

selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran

yang bermanfaat demi kesempurnaan penulisan skripsi.

4. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si. selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

5. Ibu Dr. Ir. Elpawati, MP selaku Ketua Program Studi Agribisnis.

6. Bapak Akhmad Mahbubi, SP, MM selaku Sekretaris Program Studi

Agribisnis.

7. Ibu Rizky Adi Puspita Sari, SP, MP selaku Dosen Penasehat Akademik.

Page 9: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar pada Program Studi Agribisnis

yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat, dan nasehat yang

berharga, serta pengalaman kuliah yang tidak terlupakan.

9. Bapak Kepala BAPEDA Kabupaten Batang beserta karyawan yang telah

memberikan izin penulis melaksanakan penelitian dan terbuka

memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penulisan

skripsi.

10. Bapak Kepala BPS Kabupaten Batang beserta karyawan yang telah

terbuka memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

penulisan skripsi.

11. Thanty yang selalu memberikan support dan berbagi pemikiran bersama

penulis.

12. Teman-teman “Tagor Team” Ichsan, Hendrik, Fahmi, Andhika, Adit,

Ilham, Alam, Adrian, Reza, Tirto Agung AW, Riki Natanegara, dan Ricky

Ade atas semangat, dan informasi selama penelitian hingga penulisan

skripsi serta sebagai teman diskusi.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 27 April 2015

Penulis

Page 10: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 10

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 12

1.4. Kegunaan Penelitian................................................................ 12

1.5. Ruang Lingkup ........................................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pembangunan Ekonomi ............................................. 14

2.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi .............................................. 15

2.3. Otonomi Daerah ...................................................................... 20

2.4. Pembangunan Daerah dan Perencanaan Pembangunan

Daerah ..................................................................................... 22

2.5. Pembangunan Pertanian .......................................................... 23

2.6. Peran Sektor Pertanian ............................................................ 25

2.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................. 27

2.8. Teori Ekonomi Basis ............................................................... 29

2.9. Konsep Sektor Unggulan (Basis) ............................................ 32

2.10. Metode Analisis Sektor Unggulan .......................................... 33

2.10.1. Metode Analisis LQ (Location Quotient) ................... 33

2.10.2. Metode Analisis SS (Shift Share) ................................ 34

2.11. Penelitian Terdahulu ............................................................... 36

2.12. Kerangka Pemikiran ................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 44

3.2. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 44

Page 11: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

ii

3.3. Metode Analisis Data .............................................................. 45

3.3.1. Analisis LQ (Location Quotient) ................................... 45

3.3.2. Analisis SS (Shift Share) ............................................... 47

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BATANG

4.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Batang ....................................... 54

4.2. Kependudukan dan Ketenagakerjaan ...................................... 57

4.3. Pendidikan ............................................................................... 59

4.4. Kesehatan ................................................................................ 59

4.5. Keadaan Perekonomian Daerah .............................................. 60

4.6. Keadaan Ekonomi Sektoral ..................................................... 61

4.6.1. Sektor Pertanian ............................................................. 61

4.6.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ........................... 63

4.6.3. Sektor Industri Pengolahan ............................................ 63

4.6.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum .............................. 65

4.6.5. Sektor Bangunan ............................................................ 69

4.6.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ..................... 69

4.6.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi ................................. 70

4.6.8. Sektor Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan .............. 71

4.6.9. Sektor Jasa-Jasa ............................................................. 72

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Sektor-Sektor Unggulan Kabupaten Batang Periode

2004-2013 Berdasarkan Pendekatan Location Quotient ......... 74

5.2. Pertumbuhan dan Daya saing Sektor Pertanian

Berdasarkan Analisis Shift Share (SS) .................................... 79

5.2.1. Pertumbuhan Total PDRB Kabupaten Batang dan

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2013 ...................... 79

5.2.2. Rasio PDRB Total dan Sektoral Kabupaten Batang

dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2013 ................ 83

5.2.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah

Kabupaten Batang Tahun 2004-2013 ............................ 86

5.2.4. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor-Sektor

Unggulan........................................................................ 91

Page 12: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

iii

5.3. Sub Sektor Pertanian Unggulan Kabupaten Batang

Periode 2004-2013 Berdasarkan Pendekatan Location

Quotient (LQ) .......................................................................... 95

5.4. Pertumbuhan PDRB ADHK Sektor Pertanian Kabupaten

Batang dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2013 ............ 97

5.5. Pertumbuhan dan Daya Saing Masing-masing Sub

Sektor Pertanian Berdasarkan Analisis Shift Share (SS) ...... 100

5.5.1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan ...................... 100

5.5.2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan ............................. 104

5.5.3. Sub Sektor Peternakan dan Hasilnya ........................ 105

5.5.4. Sub Sektor Kehutanan ............................................... 107

5.5.5. Sub Sektor Perikanan ................................................ 108

5.6. Rumusan Prioritas Pengembangan Sub Sektor Pertanian

Dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Batang ............. 110

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ........................................................................... 113

6.2. Saran .. ................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 117

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Nilai, Distribusi dan Peringkat PDRB ADHB Tanpa Migas

Menurut Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah Tahun 2012 ...................... 3

Tabel 2. PDRB Kabupaten Batang Tahun 2012 Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2000 ............................................................................. 6

Tabel 3. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Kabupaten Batang .......................... 56

Tabel 4. Nilai LQ Sektor Perekonomian Kabupaten Batang Tahun

2004-2013 ........................................................................................... 75

Tabel 5. Perubahan PDRB Kabupaten Batang Menurut Lapangan

Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2004 dan

2013 (juta rupiah) ............................................................................... 81

Tabel 6. Perubahan PDRB Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan

Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2004 dan

2013 (juta rupiah) ............................................................................... 83

Tabel 7. Rasio PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah .............. 85

Tabel 8. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,

Tahun 2004-2013 ................................................................................ 87

Tabel 9. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional,

Tahun 2004-2013 ................................................................................ 88

Tabel 10. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa

Wilayah, Tahun 2004-2013 ................................................................ 90

Tabel 11. Nilai Persentase PP dan PPW di Kabupaten Batang ........................... 92

Tabel 13. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Batang Tahun

2004-2013 ........................................................................................... 95

Tabel 14. Perubahan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang

Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000,

Tahun 2004 dan 2013 ......................................................................... 98

Page 14: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

v

Tabel 15. Perubahan PDRB Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah

Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000,

Tahun 2004 dan 2013 ......................................................................... 99

Tabel 16. Perbandingan Pergeseran Bersih dan Daya Saing Sub Sektor

Pertanian di Kabupaten Batang Tahun 2004 dan 2013 .................... 111

Page 15: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Sektor Pertanian Kabupaten Batang

Tahun 2008-2012 ........................................................................... 7

Gambar 2. Grafik Persentase Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap

PDRB Kabupaten Batang Tahun 2008-2012 ................................. 8

Gambar 3. Model Analisis Shift Share ........................................................... 36

Gambar 4. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 43

Gambar 5. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian ....................... 52

Gambar 6. Grafik Luas Wilayah Kabupaten Batang Menurut

Kecamatan ................................................................................... 55

Gambar 7. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten

Batang .......................................................................................... 57

Gambar 8. Persentase Penduduk Usia >15 Tahun Menurut Jenis

Lapangan Kerja ............................................................................ 58

Gambar 9. Grafik Komposisi Industri Atas Dasar Harga Konstan,

Tahun 2012 .................................................................................. 64

Gambar 10 Grafik Banyaknya Pemakaian Listrik yang Disalurkan .............. 66

Gambar 11. Grafik Jumlah Pelanggan Listrik di Kabupaten Batang

Tahun 2012 .................................................................................. 66

Gambar 12. Grafik Pertumbuhan Pelanggan PT PLN Persero Tahun

2003-2012 .................................................................................... 67

Gambar 13. Grafik Pertumbuhan Jumlah Pelanggan PDAM .......................... 69

Gambar 14. Grafik Kondisi Jalan di Kabupaten Batang Tahun 2012............. 70

Gambar 15. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian

Kabupaten Batang Periode 2004-2013 ........................................ 93

Gambar 16. Grafik Laju Pertumbuhan Sub Sektor Bahan Makanan

Tahun 2008 – 2012 .................................................................... 101

Page 16: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

vii

Gambar 17. Grafik Konstribusi Sub Sektor Bahan Makanan Tahun

2008 – 2012 ............................................................................... 101

Gambar 18. Grafik Produksi Padi Tahun 2008 – 2012 .................................. 102

Gambar 19. Grafik Produksi Palawija Tahun 2008 – 2012 ........................... 103

Gambar 20. Grafik Laju Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Terhadap PDRB Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2012 .......... 104

Gambar 21. Grafik Laju Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Terhadap PDRB Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2012 .......... 106

Gambar 22. Grafik Laju Kontribusi Sub Kehutanan Terhadap PDRB

Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2012 ...................................... 107

Gambar 23. Grafik Laju pertumbuhan Sub Sektor Perikanan Kabupaten

Batang Tahun 2008 – 2012 ........................................................ 109

Page 17: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Luas Wilayah Kecamatan Tahun 2012 ............................................ 120

Lampiran 2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Tahun 2012

(Ha) .................................................................................................. 121

Lampiran 3. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman

Pangan Tahun 2007-2012 ................................................................ 122

Lampiran 4. Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2012 .......................................................... 123

Lampiran 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dari Jenis

Kelamin Tahun 2012 ....................................................................... 124

Lampiran 6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Batang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013 ............ 125

Lampiran 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa

Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013 ........... 126

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Dengan Metode LQ Di Kabupaten

Batang .............................................................................................. 127

Lampiran 9. Perubahan PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa

Tengah Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013 ............................................... 128

Lampiran 10. Rasio PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013 ............... 129

Lampiran 11. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,

Proporsional dan Pangsa Wiayah Tahun 2004-2013..................... 130

Lampiran 12. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor

Pertanian Kabupaten Batang Atas Dasar Harga Konstan

2000 Tahun 2004-2013.................................................................. 131

Page 18: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

ix

Lampiran 13. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor

Pertanian Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Tahun 2004-2013 ................................................... 132

Lampiran 14. Hasil Perhitungan Dengan Metode LQ di Kabupaten

Batang ............................................................................................ 133

Lampiran 15. Perubahan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang

dan Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013 ............... 134

Lampiran 16. Rasio PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang dan

Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tahun 2004 dan 2013 .................................................................... 135

Lampiran 17. Analisis Shift Share Sub Sektor Pertanian di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,

Proporsional dan Pangsa Wiayah Tahun 2004-2013..................... 136

Lampiran 18. Nilai Pergeseran Bersih (PB), Perbandingan Pergeseran

Bersih dan Daya Saing Sub Sektor Pertanian di

Kabupaten Batang Tahun 2004-2013 ............................................ 137

Page 19: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Visi pembangunan daerah adalah suatu gambaran yang menantang

tentang kondisi daerah yang diinginkan pada akhir periode perencanaan

pembangunan daerah yang direpresentasikan dalam sejumlah sasaran hasil

pembangunan yang akan dicapai melalui berbagai strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan daerah. Penetapan visi pembangunan

daerah sebagai bagian dari perencanaan strategis pembangunan daerah,

merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan pembangunan suatu

daerah mencapai kondisi yang diharapkan. Penyusunan visi pembangunan

daerah Kabupaten Batang untuk masa berlaku tahun 2012-2017 dilakukan

dengan memperhatikan visi pembangunan daerah Kabupaten Batang untuk

jangka panjang yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Kabupaten Batang tahun 2005-2025, yaitu: “Batang yang

sejahtera, maju, mantap, dan mandiri berbasis potensi unggulan”.

Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Batang tahun 2012-2017 mengakomodasikan penekanan pelaksanaan

pembangunan daerah berdasarkan pada pentahapan pembangunan jangka

menengah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJPD Kabupaten

Batang tahun 2005-2025 (BAPEDA Kabupaten Batang, 2014).

Berdasarkan implementasi UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah dan UU RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pusat dan Daerah, membawa konsekuensi pembangunan

Page 20: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

2

tidak lagi dikendalikan secara ketat dari pusat namun sudah diserahkan

kepada daerah kabupaten/kota dalam otonomi daerah yang seluas-luasnya

(Murhaini, 2009). Otonomi daerah yang berkembang saat ini, di satu sisi

memberikan kewenangan yang lebih luas bagi pemerintah daerah dalam

mengatur dan melaksanakan program-program pembangunan di daerahnya,

namun di sisi lain menuntut kesiapan daerah dalam mempersiapkan dan

melaksanakan berbagai kebijakan yang kini bergeser menjadi tanggung

jawab daerah.

Pembangunan daerah di otonomi daerah perlu dilaksanakan secara

terpadu, selaras, serasi dan seimbang serta sesuai dengan prioritas dan

potensi daerah (Tjiptoherijanto, 1997 dalam Lusminah, 2008). Dengan

demikian, pemerintah daerah perlu mengetahui sektor-sektor yang

mempunyai peranan dominan dalam perekonomian daerahnya, sehingga

akan lebih memudahkan pemerintah daerah dalam menetapkan sasaran

pembangunan dan memajukan daerahnya. Dalam pembangunan daerah

kabupaten/kota harus bersinergi dengan pembangunan daerah di atasnya,

yaitu pembangunan daerah Provinsi. Selama periode tahun 2012, dinamika

dan sinergi perekonomian kabupaten/kota se Jawa Tengah telah

menciptakan total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) senilai 482,54

triliun rupiah. Angka tersebut termasuk sektor minyak dan gas bumi (migas)

yang nilainya 58,70 triliun rupiah. Tanpa sumbangan dari sektor migas yang

kontribusinya mencapai 12,17 persen tersebut nilai total PDRB se Jawa

Tengah hanya sebesar 423,83 triliun rupiah (BPS Provinsi Jawa Tengah,

2012).

Page 21: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

3

Melihat PDRB ADHB tanpa migas tahun 2012 dari masing-masing

kabupaten/kota di Jawa Tengah, nilainya sangat beragam. Besar kecilnya

nilai PDRB mencerminkan jumlah dan kekuatan kegiatan ekonomi di

masing-masing kabupaten/kota. Adapun nilai PDRB masing-masing dapat

dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai, Distribusi dan Peringkat PDRB ADHB Tanpa Migas Menurut

Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah Tahun 2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013

No. Kabupaten/KotaPDRB

(Triliun Rp)Share

Rank

2011-2012

1 Semarang *) 54.385 12.83 1→1

2 Cilacap 49.908 11.78 2→2

3 Kudus 36.959 8.72 3→3

4 Brebes 18.027 4.25 4→4

5 Semarang 13.843 3.27 5→5

6 Klaten 13.532 3.19 6→6

7 Kendal 13.432 3.17 7→7

8 Banyumas 12.769 3.01 8→8

9 Sukoharjo 12.262 2.89 9→9

10 Surakarta *) 12.181 2.87 10→10

11 Pati 11.534 2.72 11→11

12 Karanganyar 11.467 2.71 12→12

13 Jepara 11.218 2.65 13→13

14 Boyolali 9.977 2.35 14→14

15 Tegal 9.802 2.31 16↗15

16 Pemalang 9.772 2.31 15↘16

17 Magelang 9.737 2.30 17→17

18 Pekalongan 8.935 2.11 18→18

19 Sragen 8.562 2.02 19→19

20 Banjarnegara 8.210 1.94 20→20

21 Grobogan 8.045 1.90 24↗21

22 Kebumen 7.905 1.87 21↘22

23 Wonogiri 7.944 1.87 22↘23

24 Purworejo 7.871 1.86 23↘24

25 Purbalingga 7.299 1.72 25→25

26 Demak 7.168 1.69 26→26

27 Batang 6.492 1.53 27→27

28 Temanggung 6.198 1.46 28→28

29 Rembang 5.952 1.40 29→29

30 Blora 5.090 1.20 30→30

31 Wonosobo 4.784 1.13 31→31

32 Pekalongan *) 4.636 1.09 32→32

33 Tegal *) 3.082 0.73 33→33

34 Magelang *) 2.614 0.62 34→34

35 Salatiga *) 2.240 0.53 35→35

423.834 100

12.110

*) Kota

Total 35 Kab/Kota

Rata-rata 35 Kab/Kota

Page 22: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

4

Dari data pada Tabel 1 tersebut, besaran PDRB ADHB tanpa migas

kabupaten/kota di Jawa Tengah bervariasi dari 2,240 triliun sampai 45,385

triliun rupiah. Kabupaten/kota dengan PDRB terendah adalah Kota Salatiga

dan yang tertinggi adalah Kota Semarang. Dari sebaran data PDRB ADHB,

tiga kabupaten/kota yaitu Kota Semarang, Kabupaten Cilacap, dan

Kabupaten Kudus nilainya sangat mencolok jauh di atas kabupaten/kota

lainnya. Total nilai PDRB ADHB dari ke tiga kabupaten/kota ini mencapai

141,252 triliun rupiah dengan proporsi 33,33 persen terhadap total PDRB se

Jawa Tengah.

Kabupaten Kudus dengan potensi industri rokok menghasilkan

PDRB sebesar 36,959 triliun rupiah (8,72 persen) menempati posisi ke tiga

terbesar setelah Kota Semarang dan Kabupaten Cilacap dengan nilai PDRB

masing-masing 54,358 triliun rupiah (12,83 persen) dan 49,908 triliun

rupiah (11,78 persen). Pada posisi ke empat dengan jarak yang cukup jauh

ditempati oleh Kabupaten Brebes dengan nilai 18,027 triliun rupiah (4,26

persen). Posisi ke lima dan selanjutnya adalah kabupaten/kota yang

memberikan kontribusi kurang dari 3,30 persen.

Sebagai perbandingan, rata-rata nilai PDRB ADHB dari 35

kabupaten/kota se Jawa Tengah adalah 12,110 triliun rupiah. Hanya 10

kabupaten/kota yang nilai PDRB-nya di atas rata-rata dan 25 kabupaten/kota

lainnya di bawah rata-rata. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

selama tahun 2012 merubah posisi relatif antara kabupaten/kota di Jawa

Tengah. berdasarkan urutan nilai PDRB ADHB tanpa migas kabupaten/kota

se Jawa Tengah tahun 2012, sebanyak 29 kabupaten/kota tidak mengalami

Page 23: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

5

perubahan sementara 6 kabupaten/kota yang lain bergeser posisi. Dua

kabuaten/kota peringkatnya naik dan 4 kabupaten/kota mengalami

penurunan peringkat.

Dilihat dari perekonomian Jawa Tengah pada Tabel 1 tersebut,

Kabupaten Batang hanya menempati posisi peringkat ke 27 dari 35

kabupaten/kota se Jawa Tengah. Dari tahun 2011 sampai 2012 tidak

mengalami perubahan posisi peringkat. Kabupaten Batang hanya

memberikan kontribusi 1,53 persen dari total PDRB ADHB Jawa Tengah

dengan nilai 6,492 triliun rupiah. Sementara itu, jika dilihat dari letak

geografis, Kabupaten Batang merupakan daerah yang terletak di daerah

pesisir dan dilalui oleh jalur Pantai Utara Jawa (Pantura). Hal tersebut

menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Batang merupakan daerah strategis

untuk dikembangkan melalui pembangunan ekonomi. Namun, perlu

diketahui sektor-sektor unggulan apa saja yang memiliki potensi untuk

dikembangkan sehingga dapat dijadikan prioritas dalam pembangunan

daerah di Kabupaten Batang.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Batang (2012), perekonomian

Kabupaten Batang ditopang oleh 9 sektor yaitu sektor pertanian; sektor

pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas

dan air; sektor bangunan; sektor perdagangan, perhotelan dan restoran;

sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan, sewa dan jasa

perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sektor-sektor dominan dalam

pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten

Batang pada tahun 2012 adalah sektor industri pengolahan; sektor pertanian;

Page 24: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

6

sektor perdagangan, restoran dan hotel; sektor jasa-jasa; serta sektor

bangunan. Besarnya kontribusi masing masing sektor tersebut terhadap pada

PDRB Kabupaten Batang tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai

berikut :

Tabel 2. PDRB Kabupaten Batang Tahun 2012 Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000.

Lapangan Usaha PDRB

(Ribuan Rp) (%)

1. Pertanian

a. Tanaman Bahan Pangan

b. Tanaman Perkebunan

c. Peternakan dan Hasilnya

d. Kehutanan

e. Perikanan

648.359.314

361.387.422

119.642.391

88.349.761

17.715.986

61.263.754

24,83

13,84

4,58

3,38

0,68

2,35

2. Pertambangan dan Penggalian 34.087.250 1,31

3. Industri Pengolahan 719.069.352 27,53

4. Listrrik, Gas dan Air Minum 24.466.477 0,94

5. Bangunan 159.246.868 6,10

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 447.527.395 17,14

7. Pengangkutan dan Komunikasi 103.334.591 3,96

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 103.996.234 3,98

9. Jasa-Jasa 371.441.240 14,22

Total PDRB 2.611.528.721 100

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012

Kontribusi sektor industri pengolahan; sektor pertanian; sektor

perdagangan, restoran dan hotel; sektor jasa-jasa; serta sektor bangunan,

terhadap PDRB Kabupaten Batang pada tahun 2012, masing-masing adalah

27,53 persen; 24,83 persen; 17,14 persen; 14,22 persen; dan 6,10 persen.

Sektor industri pengolahan, memberikan kontribusi yang dominan, yaitu

sebesar Rp 719.069.352.000,- atau 27,53 persen dari total PDRB Kabupaten

Batang. Jika dilihat dari distribusi penduduk 15 tahun ke atas menurut

lapangan usaha tahun 2012, ternyata sektor pertanian menjadi gantungan

hidup lebih dari 37 persen penduduk Kabupaten Batang, dimana 127.636

Page 25: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

7

penduduk di Kabupaten Batang bekerja di sektor pertanian, 57.781 orang di

sektor industri, 60.892 orang di sektor perdagangan, 41.359 orang di sektor

jasa, 14.041 orang di sektor angkutan, dan 37.807 di sektor lainnya (BPS

Kabupaten Batang, 2012).

Terkait dengan struktur perekonomiannya dan distribusi tenaga

kerja di Kabupaten Batang, jika melihat pertumbuhan ekonomi sektoral

Kabupaten Batang lima tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2012 sektor

pertanian selalu mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS Kabupaten

Batang tahun 2012, pertumbuhan sektor pertanian tersebut 4,56% pada

tahun 2008; 2,78% pada tahun 2009; 2,95% pada tahun 2010; 2,38% pada

tahun 2011; 1,62% pada tahun 2012.

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Sektor Pertanian Kabupaten Batang

Tahun 2008-2012 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Dengan melihat data-data di atas, strategi pembangunan ekonomi

Kabupaten Batang yang perlu menjadi prioritas adalah pembangunan

ekonomi yang berbasis pada sektor pertanian. Mengingat sektor pertanian di

Kabupaten Batang merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar

(%)

Page 26: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

8

dan memberikan kontribusi terbesar ke dua terhadap PDRB. Perkembangan

sektor pertanian diharapkan dapat mendukung dan mendorong

perkembangan sektor perekonomian lain termasuk di dalamnya sektor

industri, dan perdagangan. Namun, persentase kontribusi sektor pertanian

terus mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Batang tahun

2012, persentase kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Batang terhadap

PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 lima tahun terakhir dari tahun

2008 hingga tahun 2012 menunjukkan tren semakin menurun.

Gambar 2. Grafik Persentase Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB

Kabupaten Batang Tahun 2008-2012 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Tantangan yang dihadapi Kabupaten Batang dalam pelaksanaan

strategi pembangunannya sebagaimana tersebut di atas adalah bagaimana

meningkatkan produktivias dan efisiensi semua sub sektor pertanian dalam

menghasilkan berbagai komoditi pertanian agar dapat memberikan nilai

tambah yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan mengoptimalkan

segala potensi yang dimiliki daerahnya. Peningkatan produktivitas dan

efisiensi semua sub sektor pertanian di Kabupaten Batang dapat dilakukan

apabila pemerintah daerah mengetahui potensi daerahnya.

(%)

Page 27: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

9

Pembangunan pertanian dalam era globalisasi dihadapkan kepada

tuntutan peningkatan produktivitas dan efisiensi agar dapat berdaya saing di

pasar domestik dan internasional. Untuk peningkatan daya saing tersebut

peningkatan sumber daya lahan perlu diupayakan secara optimal sesuai

dengan keunggulan komparatifnya sehingga mampu menampilkan

produktivitas tinggi dalam pengembangan suatu komoditi (Malik, 2006).

Mengingat terbatasnya Anggaran Perencanaan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Batang, maka strategi pembangunan ekonomi Kabupaten Batang

yang perlu menjadi prioritas adalah pembangunan ekonomi yang berbasis

pada sektor unggulan (basis). Perkembangan sektor unggulan diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), serta dapat mendukung

dan mendorong perkembangan sektor perekonomian lainnya, dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional sehingga

dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Pada dasarnya

pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, pemerataan

pembagian pendapatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sektor

perekonomian yang perlu mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah

daerah Kabupaten Batang adalah sektor pertanian. Sektor tersebut selain

memberikan kontribusi besar terhadap PDRB juga menyerap tenaga kerja

terbesar di Kabupaten Batang. Namun, di sisi lain sektor pertanian semakin

ke depan semakin menurun pertumbuhannya dan kontribusinya dari tahun

ke tahun semakin menurun. Dengan demikian perlu adanya upaya dalam

memajukan sektor pertanian, mengingat besarnya peran sektor tersebut baik

Page 28: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

10

dalam perekonomian maupun penyerapan tenaga kerja. Upaya yang perlu

dilakukan adalah dengan mengidentifikasi peran masing-masing sub sektor

pertanian untuk memajukan sektor pertanian.

Dengan analisis peran sektor pertanian dalam pembangunan daerah

di Kabupaten Batang, maka dapat diketahui peran masing-masing sub sektor

pertanian dan potensinya sehingga dapat ditentukan prioritas pengembangan

sub sektor pertanian di Kabupaten Batang. Informasi mengenai peran dan

potensi sub sektor pertanian di Kabupaten Batang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menentukan rencana dan

kebijakan pembangunan pertanian, sehingga pembangunan daerah di

Kabupaten Batang dapat berjalan lebih efisien dan efektif.

1.2. Rumusan Masalah

Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada daerah,

khususnya kabupaten atau kota dalam melaksanakan program-program

pembangunannya, sehingga pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pembangunan akan dapat berjalan lebih cepat dan lebih berkualitas.

Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sangat tergantung pada

kemampuan daerah dalam mengembangkan segenap potensi sektor-sektor

perekonomian yang ada di daerahnya.

Dalam pembangunan daerah, sektor ekonomi yang beragam di

Kabupaten Batang merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

cukup besar perannya dalam pembangunan daerah Kabupaten Batang. Peran

dan fungsi setiap sektornya terus meningkat seiring peningkatan laju

Page 29: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

11

pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Di Kabupaten Batang itu sendiri

memiliki potensi yang beraneka ragam.

Jika dilihat dari PDRB dari tahun ke tahunnya semua sektor

ekonomi sangat berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan

harapannya Pemerintah Daerah Kabupaten Batang memajukan sektor-sektor

ekonomi tersebut. Namun, jika dilihat dari segi Anggaran Perencanaan

Belanja Daerah (APBD) pemerintah tidak mungkin memajukan semua

sektor ekonomi yang ada dengan keterbatasan anggaran yang ada pada

APBD Kabupaten Batang. Maka dari itu, perlu adanya kebijakan untuk

memprioritaskan sektor ekonomi yang termasuk ke dalam sektor ekonomi

ungggulan yang harapannya akan meningkatkan pula sektor ekonomi non

unggulan lainnya.

Hal tersebut yang menyebabkan betapa pentingnya mengetahui

posisi sektor pertanian dalam perekonomian, peran dan potensi semua sub

sektor pertanian serta penentuan prioritas sub sektor pertanian dalam

pembangunan di Kabupaten Batang sehingga pertumbuhan sektor pertanian

yang diharapkan dapat tercapai. Pertumbuhan sektor pertanian dapat

mendorong pertumbuhan sektor perekonomian lainnya sehingga pendapatan

per kapita juga meningkat. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan

potensi sub sektor pertanian perlu juga memperhitungkan daya saing dan

pertumbuhan sub sektor pertanian.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian Analisis Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan Daerah di

Kabupaten Batang periode 2004-2013 adalah sebagai berikut:

Page 30: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

12

1. Bagaimana pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, serta posisi

sektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode

2004-2013?

2. Sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor unggulan dan

bagaimana pertumbuhan dan daya saing sub sektor pertanian di

Kabupaten Batang periode 2004-2013?

3. Bagaimana rumusan prioritas pengembangan sub sektor pertanian dalam

memajukan sektor pertanian di Kabupaten Batang?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, serta posisi

sektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode

2004-2013.

2. Mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

unggulan dan menganalisis pertumbuhan dan daya saing sub sektor

pertanian di Kabupaten Batang periode 2004-2013.

3. Menganalisis rumusan prioritas pengembangan sub sektor pertanian

dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Batang.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan berkaitan

dengan topik penelitian.

Page 31: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

13

2. Bagi pemerintah, sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam

mengambil kebijakan, khususnya dalam perencanaan pembangunan

pada sektor pertanian dalam memajukan sektor tersebut di Kabupaten

Batang.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan wacana dan kajian untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan terutama dalam hal keterkaitan potensi

wilayah dengan pembangunan daerah serta sebagai bahan referensi bagi

penelitian sejenis.

1.5. Ruang Lingkup

1. Penelitian ini memfokuskan pada analisis kontribusi sektor pertanian

terhadap pertumbuhan ekonomi serta peran sub sektor pertanian

Kabupaten Batang pada periode 2004-2013 dengan pendekatan analisis

LQ (Location Quotient) dan SS (Shift Share).

2. Penggunaan analisis Location Qoutient dimaksudkan untuk melihat

sektor-sektor ekonomi dan sub sektor pertanian apa saja yang menjadi

sektor unggulan di Kabupaten Batang, sedangkan Analisis Shift Share

dimaksudkan untuk melihat gambaran pertumbuhan dan daya saing

sektor-sektor tersebut di Kabupaten Batang.

3. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode tahun

2004-2013, karena dilihat dari LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)

Kabupaten Batang menunjukkan bahwa pada periode tersebut LPE

Kabupaten Batang terus meningkat dan lebih baik dari tahun-tahun

sebelumnya.

Page 32: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pembangunan Ekonomi

Menurut Suryana (2000) usaha-usaha yang sedang giat

dilaksanakan oleh negara-negara berkembang (developing countries) di

dunia pada umumnya berorientasi kepada bagaimana memperbaiki atau

mengangkat taraf hidup (Level of living) masyarakat di negara-negara

tersebut agar mereka bisa hidup seperti masyarakat di negara-negara maju.

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan-akan

menjadi semacam kunci keberhasilan suatu negara untuk meningkatkan

taraf hidup warga negaranya.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara

seimbang perencanaan yang teliti mengenai sumberdaya-sumberdaya publik

dan sektor swasta. Petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar dan

organisasi-organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses

perencanaan. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu

daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi (Economic

entity) yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu

sama lain (Arsyad, 1999).

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang

tidak dapat dipisahkan. Pembangunan dimaksudkan menentukan usaha

pembangunan yang berkelanjutan dan tidak menghilangkan sumber asli,

ketika teori dan model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan dan

dasar negara. Konsep pembangunan dikupas dalam teori pertumbuhan dan

Page 33: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

15

pembangunan serta menganalisa dengan melihat kesesuaiannya dalam

konteks negara. Walaupun tidak semua teori atau model dapat digunakan,

namun mengenai peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal

dan pengusaha boleh menjelaskan sebab-sebab berlakunya ketiadaan

pembangunan dalam sebuah negara. Pada peringkat awal, pendapatan per

kapita menjadi pengukur utama bagi pembangunan. Walau bagaimanapun,

melalui perubahan waktu, aspek pembangunan manusia dan pembangunan

alam semakin ditekankan. Pembangunan melihat kepada aspek generasi

yang akan datang melalui masa sekarang. Diumpamakan bahwa konsep

pembangunan dan pertumbuhan tidak ditafsirkan dari perspektif ekonomi

semata-mata tetapi juga disimpulkan dari berbagai disiplin seperti

pendidikan, dan perindustrian (Idris, 2000 dalam Dewi, 2008).

2.2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan

alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sedangkan,

menurut Putong (2003) pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan

nasional secara berarti (dengan meningkatnya pendapatan per kapita) dalam

suatu periode perhitungan tertentu.

Jika kita membicarakan pertumbuhan ekonomi, pasti berbeda dengan

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

keberhasilan pembangunan. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka

semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakatnya di luar indikator yang lain.

Manfaat dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri adalah untuk mengukur

Page 34: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

16

kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional maupun pembangunan

daerahnya (Putong, 2003).

Menurut Tarigan (2005), pertumbuhan ekonomi wilayah adalah

pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah yang

digambarkan oleh kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah

tersebut. Hal ini juga yang nantinya akan menggambarkan kemakmuran daerah

tersebut. Kemakmuran suatu wilayah ditentukan pula dengan seberapa besar

bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana

dari luar wilayah. Setiap negara akan selalu menargetkan laju pertumbuhan

ekonomi yang tinggi pada setiap daerahnya, karena hal itu menggambarkan

kemakmuran di daerah tersebut (Tarigan, 2005).

W.W Rostow dalam Adisasmita (2008) mengemukakan suatu teori

yang membagi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahapan, yaitu

masyarakat tradisional (the traditional society), prasyarat untuk lepas landas

(the precondition for take off), lepas landas (the take off), gerakan ke arah

kedewasaan (the drive to maturity) dan massa konsumsi tinggi (the age of high

mass consumption). Penjelasan pertumbuhan Rostow ini dijelaskan dalam

Arsyad (1999), yaitu sebagai berikut :

1. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang perekonomiannya masih

bertumpu pada sektor pertanian dan memiliki fungsi produksi yang

terbatas dan relatif primitif yang kehidupannya sangat dipengaruhi oleh

nilai-nilai yang turun-menurun dan cenderung kurang rasional.

Page 35: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

17

2. Tahap Prasyarat Lepas Landas (The Precondition For Take Off)

Dalam kondisi ini, merupakan transisi untuk mencapai pertumbuhan yang

mempunyai kekuatan untuk berkembang. Segala sesuatunya dipersiapkan

untuk mencapai pertumbuhan dengan kekuatan sendiri termasuk ilmu

pengetahuan yang akan menghasilkan penemuan baru.

3. Tahap Lepas Landas (The Take Off)

Berlakunya perubahan yang sangat besar dalam masyarakat misalnya

tercipta kemajuan yang pesat dalam inovasi, revolusi politik dan

sebagainya.

4. Tahap Menuju Kedewasaan (The Drive To Maturity)

Dalam kondisi ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi

modern pada sebagian besar faktor produksi. Munculnya pemimpin baru

yang bercorak lebih kepada perkembangan teknologi, kekayaan alam dan

lain-lain.

5. Tahap Konsumsi Tinggi (The Age Of High Mass Consumption)

Konsumsi masal yang tinggi dimana perhatian masyarakat lebih

menekankan kepada permasalahan yang berkaitan dengan konsumsi dan

kesejahteraan masyarakat.

Selain itu menurut Kuznets dalam bukunya Modern Economic Growth

tahun 1966, definisi pertumbuhan ekonomi itu sendiri ialah suatu kenaikan

yang terus-menerus dalam produk per kapita, seringkali diikuti dengan

kenaikan jumlah penduduk dan biasanya dengan perubahan struktural (Jhingan,

2004). Pakar-pakar ekonomi pembangunan pun berpendapat, menurutnya

pertumbuhan ekonomi tersebut berbeda dengan pembangunan ekonomi.

Page 36: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

18

Menurut mereka, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang

telah maju untuk menyebut keberhasilan pembangunannya sedangkan

pembangunan ekonomi itu digunakan untuk negara yang sedang berkembang

(Putong, 2003).

Sebenarnya banyak sekali teori pertumbuhan ekonomi yang berasal

dari pakar-pakar ekonomi terdahulu. Teori klasik yang dikemukakan oleh

Adam Smith melalui bukunya An Inquiry into The Nature and Cause of The

Wealth of Nations yang terbit pada tahun 1917 menyatakan bahwa salah satu

faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan

penduduk. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan

pasar akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Lebih

lanjut, spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga

meningkatkan upah dan keuntungan. Dengan demikian, proses pertumbuhan

akan terus berlangsung sampai seluruh sumber daya termanfaatkan (Tarigan,

2005).

Sementara itu, David Ricardo dalam bukunya The Principles of

Political Economy and Taxation yang terbit pada tahun 1917, menyatakan

pandangan yang bertentangan dengan Adam Smith. Menurutnya,

perkembangan penduduk yang berjalan cepat pada akhirnya akan menurunkan

kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ke taraf yang rendah. Pola pertumbuhan

ekonomi menurut Ricardo berawal dari jumlah penduduk yang rendah dan

sumber daya alam yang relatif melimpah (Tarigan, 2005).

Menurut Keynes, untuk menjamin pertumbuhan yang stabil

pemerintah perlu menerapkan kebijakan fiskal (perpajakan dan belanja

pemerintah), kebijakan moneter (tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar),

Page 37: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

19

dan pengawasan langsung. Keynes mengemukakan bahwa pendapatan total

merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara. Semakin besar

pendapatan nasional, semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkan,

demikian sebaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif.

Permintaan efektif ini ditentukan pada titik saat harga permintaan agregat sama

dengan harga penawaran agregat.

Selain itu Harrod-Domar pun mengemukakkan pandangannya. Dalam

teori ini, Harrod-Domar melengkapi teori Keynes, dimana Keynes melihat

dalam jangka pendek (kondisi statis), sedangkan Harrod-Dommar melihat

dalam jangka panjang (kondisi dinamis). Harrod-Domar menyimpulkan bahwa

pertumbuhan jangka panjang yang mantap, dimana seluruh kenaikan produksi

dapat diserap oleh pasar, hanya dapat dicapai jika memenuhi syarat-syarat

keseimbangan, yaitu g = k = n, dimana g adalah tingkat pertumbuhan output, k

adalah tingkat pertumbuhan modal, dan n adalah tingkat pertumbuhan angkatan

kerja (Priyarsono,et al., 2007).

Proses pertumbuhan menurut pandangan Schumpeter adalah proses

peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang berjalan siklikal.

Pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh para pengusaha berperan dalam

peningkatan kegiatan ekonomi. Dalam proses siklikal tersebut, tingkat

keseimbangan yang baru akan selalu berada pada tingkat yang lebih tinggi

daripada tingkat keseimbangan sebelumnya. Pada intinya, dari semua teori

yang ada sama-sama menjelaskan tentang bagaimana kita mengelola

sumberdaya yang ada (manusia, alam dan teknologi) pada suatu wilayah agar

perekonomian dapat berjalan sesuai harapan (Putong, 2003).

Page 38: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

20

Menurut Adam Smith dalam Boediono (1982), yang memengaruhi

pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan output (GDP) total dan

pertumbuhan penduduk. Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari

3 unsur pokok, yaitu 1) sumber-sumber alam yang tersedia (faktor produksi

tanah), 2) sumber-sumber manusiawi (jumlah penduduk), 3) stok barang kapital

yang ada.

2.3. Otonomi Daerah

Menurut Soenarto (2001), dengan otonomi daerah berarti telah

memindahkan sebagian besar kewenangan yang tadinya berada di

pemerintah pusat diserahkan kepada daerah otonom, sehingga pemerintah

daerah otonom dapat lebih cepat dalam merespon tuntutan masyarakat

daerah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Karena kewenangan

membuat kebijakan (perda) sepenuhnya menjadi wewenang daerah otonom,

maka dengan otonomi daerah pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pembangunan akan dapat berjalan lebih cepat dan lebih berkualitas.

Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sangat tergantung pada

kemampuan keuangan daerah, sumber daya manusia yang dimiliki daerah,

serta kemampuan daerah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada

di daerah otonom.

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Dengan ditetapkannya UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan UU RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Page 39: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

21

Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka

daerah mempunyai hak, wewenang dan kewajiban mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan adanya Undang-Undang

Otonomi Daerah tersebut maka sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah

untuk menangani potensi wilayah yang berada dalam ruang lingkup

pemerintahannya (Murhaeni, 2009).

Otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada daerah,

khususnya kabupaten/kota dalam melaksanakan program-program

pembangunannya. Banyak aspek yang dapat dilakukan secara mandiri di

tingkat pertanggungjawaban suatu program pembangunan. Otonomi daerah

di sisi lain juga menuntut kesiapan daerah dalam mempersiapkan dan

melaksanakan berbagai kebijakan yang kini bergeser menjadi tanggung

jawab daerah. Kesiapan sumber daya manusia dan pemerintah daerah saja

tidak cukup tanpa didukung oleh komponen lain, misalnya kesiapan

masyarakat di daerah dan kondisi sumber daya alam. Daerah dalam konsep

otonomi daerah mempunyai keunikan/karakteristik tersendiri. Karakteristik

tersebut antara lain masing-masing wilayah administratif mempunyai

potensi sumber daya alam, etnis, budaya/tradisi, sumber daya manusia yang

beragam dan khas. Dalam konsep otonomi daerah diharapkan berbagai

potensi yang ada di daerah dapat secara optimal mendukung pelaksanaan

pembangunan (Usman et.al, 2001).

Page 40: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

22

2.4. Pembangunan Daerah dan Perencanaan Pembangunan Daerah

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada

penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan

pada kekhasan daerah yang besangkutan (endogenous development) dengan

menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber

daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada

pengambilan inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses

pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang

peningkatan kegiatan ekonomi (Arsyad, 2004).

Pembangunan daerah pada umumnya mencakup berbagai dimensi

pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap. Pada awalnya, kegiatan

pembangunan daerah biasanya ditekankan pada pembangunan fisik untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi, kemudian diikuti dengan pembangunan

sosial politik. Namun demikian, tahapan ini bukanlah merupakan suatu

ketentuan yang berlaku umum, karena setiap daerah mempunyai potensi

pertumbuhan yang berbeda dengan daerah lain. Potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, kondisi sosial, budaya, ekonomi, ketersediaan

infrastruktur, dan lainnya sangat berpengaruh pada penerapan konsep

pembangunan yang dilaksanakan (Adisasmita, 2006).

Perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan agar semua daerah

dapat melaksanakan pembangunan secara proporsional dan merata sesuai

dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Manfaat perencanaan

pembangunan daerah adalah untuk pemerataan pembangunan atau perluasan

dari pusat ke daerah. Bila perencanaan pembangunan daerah dan

Page 41: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

23

pembangunan daerah berkembang dengan baik maka diharapkan bahwa

kemandirian daerah dapat tumbuh dan berkembang sendiri (mandiri) atas

dasar kekuatan sendiri. Dengan demikian maka kenaikan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut tidak terlalu bergantung dari

pusat tetapi relatif cukup didorong dari daerah yang bersangkutan

(Soekartawi, 1990).

2.5. Pembangunan Pertanian

Secara umum dapat dikemukakan bahwa pembangunan pertanian

diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan

nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mengisi

dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Ini dilakukan melalui pertanian yang maju, efisien, dan tangguh sehingga

makin mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan

mutu dan derajat pengolahan produksi dan menunjang pembangunan

wilayah (Kamaluddin, 1998).

Pembangunan pertanian patut mengedepankan potensi kawasan dan

kemampuan masyarakatnya. Keunggulan komparatif yang berupa sumber

daya alam perlu diiringi dengan peningkatan keunggulan kompetitif yang

diwujudkan melalui penciptaan sumber daya manusia tani yang makin

profesional. Masyarakat tani terutama masyarakat tani tertinggal sebagai

sasaran pemberdayaan masyarakat perlu terus didampingi sebagai manusia

tani yang makin maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Sumber daya

Page 42: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

24

alam dan manusia patut menjadi dasar bagi pengembangan pertanian masa

depan (Wibowo, 2002).

Rencana pembangunan pertanian di masa yang akan datang,

khususnya di era otonomi daerah, perlu disusun berdasarkan suatu konsep

pembangunan pertanian yang mengedepankan eksistensi petani sebagai

produsen yang memerlukan topangan infrastruktur dan kebijakan agar: (i)

proses untuk menghasilkan produk (massa hayati) dapat berlangsung secara

efektif dan efisien, (ii) produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan nilai

ekonominya melalui proses pengolahan yang tepat, (iii) produk yang telah

diolah memiliki ketahanan kualitas terhadap rentang waktu selama proses

pemasaran, (iv) produk memiliki daya saing di pasaran dalam dan luar

negeri (Usman et.al., 2001).

Pembangunan pertanian harus mampu memanfaatkan secara

maksimal keunggulan sumber daya wilayah dan dapat berkelanjutan, maka

kebijaksanaan pembangunan pertanian harus dirancang dalam perspektif

ekonomi wilayah. Pembanguan pertanian dalam konteks wilayah semakin

relevan dengan berlakunya UU RI Nomor 22 dan Nomor 25 tahun 1999,

yang kemudian dijabarkan dalam PP Nomor 2 tahun 2000. Dalam

kebijaksanaan pembangunan pertanian saat ini secara implisit dirancang

dalam perspektif ekonomi wilayah. Hal ini terlihat jelas dari peran daerah

dalam merencanakan dan mengimplementasikan program-program.

Pemerintah Pusat dalam hal ini hanya merancang pelaksanaan yang bersifat

makro, sedangkan Pemerintah Daerah merancang pelaksanaan pencapaian

target sesuai dengan kondisi wilayah. Dalam perspektif kebijakan yang

Page 43: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

25

demikian, maka Pemerintah Daerah benar-benar dituntut agar mampu

melaksanakan kebijakan tersebut secara maksimal, untuk mengelola sumber

daya spesifik lokasi. Sebagai bahan perencanaan diperlukan analisis potensi

wilayah baik dalam aspek biofisik maupun sosial ekonomi. Dalam rangka

memanfaatkan potensi tersebut, peran serta masyarakat secara partisipatif

perlu didorong dan dikembangkan.

2.6. Peran Sektor Pertanian

Peranan sektor pertanian dirasa masih penting walaupun kemajuan

sektor industri berkembang begitu cepat dalam perekonomian suatu daerah.

Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian dapat dilihat dari berbagai

hal, antara lain dilihat dari masih relatif besarnya pangsa sektor pertanian

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian juga merupakan

pemasok bahan baku bagi industri, mampunya sektor ini menyediakan

pangan dan gizi, dapat menyerap banyak tenaga kerja dan semakin

signifikannya kontribusi sektor pertanian dalam meningkatkan ekspor

nonmigas (Soekartawi, 1996).

Peranan sektor pertanian dalam pembangunan yang utama

diantaranya adalah sehubungan dengan pertimbangan-pertimbangan berikut:

1. Sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang memiliki usaha

yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

2. Sektor pertanian di negara berkembang merupakan sumber utama untuk

pemenuhan kebutuhan pokok terutama pangan.

Page 44: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

26

3. Sektor pertanian merupakan sumber atau penyedia input tenaga kerja

yang sangat besar untuk menunjang pembangunan sektor-sektor lainnya,

terutama industri.

4. Sektor pertanian dapat juga berperan sebagai sumber dana dan daya yang

utama dalam menggerakkan dan memacu pertumbuhan ekonomi di

sebagian besar negara berkembang.

5. Sektor pertanian merupakan pasar yang potensial bagi hasil output sektor

modern di perkotaan yang ditumbuhkembangkan.

Pengalaman pembangunan nasional sampai dengan munculnya

krisis ekonomi pada tahun 1997 menunjukkan betapa pentingnya posisi

pembangunan pertanian dalam mendukung perekonomian nasional.

Ketahanan pangan nasional menurun secara drastis, dimana impor beras

nasional mencapai puncaknya pada tahun 1998 dan munculnya krisis

pangan (kelaparan) karena lemahnya akses pangan (daya beli) di beberapa

wilayah di tanah air. Krisis ekonomi dan pangan tersebut merefleksikan

bahwa pembangunan nasional yang tidak didasarkan atas kondisi riil

struktur perekonomian nasional akan rentan terhadap gejolak faktor

eksternal dan tidak berkelanjutan. Kondisi riil perekonomian nasional

tersebut dicirikan oleh dominasi sektor pertanian dan pedesaan dalam GDP

dan kesempatan kerja nasional. Karena itu pembangunan nasional perlu

diarahkan kepada pemanfaatan potensi sumber daya alam, peningkatan

produktivitas tenaga kerja pedesaan, dan pengembangan potensi pasar

dalam negeri yang sangat besar.

Page 45: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

27

2.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tertentu. Menurut BPS

Kabupaten Batang (2012), Produk Domestik Regional Bruto yaitu data

statistik yang disajikan secara series untuk memberikan gambaran kinerja

ekonomi makro dari waktu ke waktu. Sehingga arah perekonomian

regional akan lebih jelas, serta dapat memberikan manfaat untuk berbagai

kepentingan seperti untuk perencanaan, evaluasi, maupun kajian

pembangunan ekonomi.

Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan

pekerjaan, pemerataan pembagian pendapatan, meningkatkan hubungan

ekonomi antar daerah/wilayah dan mengupayakan terjadinya pergeseran

kegiatan ekonomi yang semula dari sektor primer, yaitu sektor yang

bergantung pada jenis lapangan usaha pertanian serta pertambangan dan

penggalian kepada sektor sekunder (lapangan usaha industri pengolahan,

listrik, gas,dan air minum, konstruksi/bangunan) serta sektor tersier

(lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran, angkutan dan

komunikasi, bank/lembaga keuangan, perusahaan persewaan, jasa

pemerintahan dan jasa swasta (BPS Kabupaten Batang, 2012).

Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu PDRB

atas dasar harga berlaku yaitu menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang dihitung dengan menggunakan harga setiap tahunnya. Selain itu

ada PDRB atas harga konstan yaitu menggambarkan nilai tambah barang

Page 46: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

28

dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu

sebagai tahun dasar perhitungannya. PDRB yang akan dianalisis adalah

PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah atas dasar harga

konstan 2000 menurut lapangan usaha periode 2004-2013 (BPS Kabupaten

Batang, 2012).

Ketersediaan data dan penyusunan PDRB ini secara berkala,

bermanfaat untuk memperoleh informasi antara lain (BPS Kabupaten

Batang, 2012):

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi

Apabila angka-angka statistik PDRB disajikan atas dasar harga konstan

akan menunjukkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah baik

keseluruhan maupun per sektor.

2. Tingkat kemakmuran suatu daerah

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin kemakmuran

yang tinggi bagi masyarakat kalau perkembangan penduduk juga tinggi.

Tingginya pertumbuhan pendapatan per kapita lebih menunjukan

perkembangan kemakmuran sebab bila dilihat dari sudut konsumsi,

berarti masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati

barang dan jasa yang lebih banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Untuk

mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah harus tersedia angka

pembanding dari daerah lainnya dan untuk mengetahui

perkembangannya perlu diketahui angka perkembangan pendapatan

secara berkala. Adanya angka pembanding dari pendapatan per kapita

Page 47: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

29

dapat disimpulkan bahwa tingkat kemakmuran suatu daerah lebih baik

dari daerah lainnya. Selain itu dapat dilihat peningkatan kemakmuran

daerah tersebut dari tahun ke tahun.

3. Tingkat inflasi dan deflasi

Penyajian atas harga konstan dan atas harga berlaku dapat dipakai

sebagai indikator untuk melihat tingkat inflasi ataupun deflasi yang

terjadi.

4. Gambaran struktur perekonomian

Angka-angka yang disajikan secara sektoral memperlihatkan tentang

struktur perekonomian suatu daerah, apakah menunjukkan ke arah

daerah yang agraris atau industri. Berdasarkan data dari masing-masing

sektor dapat dilihat peranan atau sumbangan tiap sektor terhadap

jumlah pendapatan secara keseluruhan. Dengan adanya gambaran

perekonomian suatu daerah, merupakan bahan bagi para perencana

ekonomi, baik dikalangan pemerintahan maupun swasta, untuk

menentukan ke arah mana daerah tersebut akan dikembangkan.

2.8. Teori Ekonomi Basis

Teori ekonomi basis menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan barang dan jasa dari suatu daerah. Proses produksi di sektor

industri di suatu daerah yang menggunakan sumber daya produksi (SDP)

lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku, dan output-nya diekspor akan

Page 48: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

30

menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita,

dan penciptaan peluang kerja di daerah tersebut. Pertanyaan yang muncul

dari teori ekonomi basis adalah sanggupkah setiap provinsi memanfaatkan

peluang ekspor yang ada, terutama dalam era otonomi daerah dan era

perdagangan bebas (Tambunan, 2001).

Teori ekonomi basis digunakan untuk mengetahui apakah suatu

sektor merupakan sektor basis atau non-basis. Ada beberapa metode

pengukuran dalam teori ekonomi basis, yaitu metode pengukuran langsung

dan metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat

dengan survei langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang

merupakan sektor basis. Metode ini menentukan sektor basis dengan tepat.

Akan tetapi metode ini memerlukan biaya, waktu, dan tenaga kerja yang

banyak. Mengingat hal tersebut di atas, maka sebagian besar pakar ekonomi

wilayah menggunakan metode pengukuran tidak langsung. Beberapa

metode pengukuran tidak langsung, yaitu: (1) metode melalui pendekatan

asumsi; (2) metode Location Quotient; (3) metode kombinasi 1 dan 2; (4)

metode kebutuhan minimum (Budiharsono, 2001).

Menurut Arsyad (2004), Location Quotient merupakan suatu teknik

yang digunakan untuk memperluas analisis shift share. Teknik ini

membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah

dan derajad self sufficiency suatu sektor. Dalam teknik ini kegiatan ekonomi

suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan:

Page 49: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

31

1. Kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di

luar daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry

basic.

2. Kegiatan ekonomi atau industri yang hanya melayani pasar di daerah

tersebut. Jenis ini dinamakan industry non basic atau industri lokal.

LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif

sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota)

terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala

provinsi atau nasional. Dengan kata lain, LQ dapat menghitung

perbandingan antara share output sektor i di kota dan share output sektor i

di provinsi (Bappenas, 2003) :

Keterangan:

= PDRB sektor i regional

= total PDRB regional

= PDRB sektor i nasional

= total PDRB nasional

LQi > 1 mengindikasikan ada kegiatan ekspor di sektor tersebut atau sektor

basis (B), sedangkan LQi < 1 disebut sektor nonbasis (NB). Ada beberapa

keunggulan dari metode LQ, sebagai berikut:

Page 50: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

32

1. Metode LQ memperhitungkan ekspor langsung dan ekspor tidak

langsung.

2. Metode LQ sederhana dan tidak mahal serta dapat diterapkan pada data

historis untuk mengetahui trend.

Beberapa kelemahan Metode LQ adalah:

1. Berasumsi bahwa pola permintaan di setiap daerah identik dengan pola

permintaan bangsa dan bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor

regional sama dengan produktivitas tiap pekerja dalam industri-industri

nasional.

2. Berasumsi bahwa tingkat ekspor tergantung pada tingkat disagregasi.

2.9. Konsep Sektor Unggulan (Basis)

Sektor unggulan adalah sektor yang dimana keberadaannya

diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan suatu wilayah. Kriteria sektor

unggulan pun sangat bervariasi. Tergantung seberapa besar peranan sektor

tersebut dalam pembangunan wilayah. Salah satu yang dapat memengaruhi

sektor unggulan yaitu faktor anugerah (endowment factors). Dengan adanya

keberadaan sektor unggulan ini sangat membantu dan memudahkan

pemerintah dalam mengalokasikan dana yang tepat sehingga kemajuan

perekonomian akan tercapai.

Sektor basis atau sektor unggulan ini dapat mengalami kemajuan

maupun kemunduran. Hal ini tergantung pada usaha-usaha suatu wilayah

guna meningkatkan sektor unggulan tersebut. Adapun beberapa sebab

Page 51: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

33

kemajuan sektor basis yaitu : 1) perkembangan jaringan transportasi dan

komunikasi, 2) perkembangan pendapatan dan penerimaan daerah, 3)

perkembangan teknologi dan 4) adanya pengembangan prasarana ekonomi

dan sosial. Sedangkan penyebab terjadinya kemunduran pada sektor

unggulan yaitu perubahan permintaan di luar daerah dan kehabisan

cadangan sumberdaya.

Sektor unggulan sangat berperan penting pada suatu pembangunan

wilayah. Hal ini dapat dilihat pada besar kecilnya pengaruh serta

peranannya terhadap pembangunan tersebut, diantaranya (Tarigan, 2005) :

1. Sektor unggulan tersebut memiliki laju pertumbuhan yang tinggi

2. Sektor unggulan tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang

relatif besar

3. Sektor unggulan tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi

baik ke depan maupun ke belakang.

4. Sektor unggulan tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi

2.10. Metode Analisis Sektor Unggulan

2.10.1. Metode Analisis LQ (Location Quotient)

Metode ini dilakukan dengan cara menghitung perbandingan antara

pendapatan di sektor i pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua

sektor di daerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas

terhadap pendapatan semua sektor di daerah atasnya. Ketentuan dalam

metode ini adalah jika nilai LQ > 1 maka sektor i dikategorikan sebagai

sektor basis atau sektor unggulan. Sedangkan jika nilai LQ < 1 maka sektor

Page 52: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

34

i dikategorikan sebagai sektor non-basis atau sektor nonunggulan

(Priyarsono,et al., 2007).

Tambunan (2001), LQ adalah suatu teknik atau metode yang

digunakan untuk lebih memperluas dan memperjelas analisis Shift Share.

Dasar pemikiran metode ini atau dasar teori metode ini adalah teori basis

ekonomi.

Menurut Tarigan (2005), Metode LQ ini yaitu metode yang

membandingkan besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap

besarnya peranan sektor tersebut secara nasional. Analisis ini merupakan

analisis yang sederhana dan sangat menarik bila dilakukan dalam kurun

waktu tertentu.

2.10.2. Metode Analisis SS (Shift Share)

Analisis Shift Share ini pertama kali diperkenalkan oleh Perloff, et

al. pada tahun 1960. Analisis Shift Share ini merupakan metode yang

digunakan untuk menganalisis struktur perekonomian di suatu wilayah.

Selain itu dapat juga digunakan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor

perekonomian suatu wilayah selama dua periode.

Keunggulan utama dari analisis Shift Share yaitu analisis ini

mengenai perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi

dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di suatu wilayah. Kegunaan

Analisis SS ini yaitu melihat perkembangan dari sektor perekonomian suatu

wilayah terhadap perkembangan ekonomi wilayah yang lebih luas, juga

melihat perkembangan sektor-sektor perekonomian jika dibandingkan

Page 53: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

35

secara relatif dengan sektor lain. Analisis ini pun dapat melihat

perkembangan dalam membandingkan besar aktivitas suatu sektor pada

wilayah tertentu dan pertumbuhan antar wilayah (Priyarsono,et al., 2007).

Menurut Budiharsono (2001), secara umum terdapat tiga

komponen pertumbuhan wilayah dalam analisis Shift Share, yaitu :

1. Komponen Pertumbuhan Nasional/PN (National Growth

Component)

Yaitu perubahan produksi atau kesempatan suatu wilayah yang

disebabkan oleh perubahan produksi atau kesempatan kerja nasional

secara umum, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan

dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan

wilayah misalnya devaluasi, kecenderungan inflasi, pengangguran dan

kebijakan perpajakan.

2. Komponen Pertumbuhan Proporsional/PP (Proportional Mix

Growth Component)

Komponen ini tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan

produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan

dalam kebijakan industri (seperti kebijakan perpajakan, subsidi, dan

price support) dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar.

3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah/PPW (Regional Share

Growth Component)

Komponen ini timbul karena peningkatan atau penurunan produksi atau

kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah

lainnya. Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dibandingkan

dengan wilayah lainnya ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses

Page 54: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

36

pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta

kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.

Berdasarkan ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut dapat

ditentukan dan diidentifikasikan perkembangan suatu sektor ekonomi pada

suatu wilayah. Apabila PP + PPW > 0 maka dapat dikatakan bahwa

pertumbuhan sektor ke-i di wilayah ke-j termasuk ke dalam kelompok

progresif (maju). Sementara itu, PP + PPW < 0 menunjukkan bahwa

pertumbuhan sektor ke-i pada wilayah ke-j termasuk pertumbuhannya

lambat.

Gambar 3. Model Analisis Shift Share

Sumber: Budiharsono, 2001

2.11. Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan pendekatan Location Quotient (LQ) dan Analisis

Shift Share (SS) sudah dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang telah

dilakukan oleh Ayu Sri Utami Hendriyani (2012) dengan judul “Analisis

Sektor-Sektor Unggulan Pada Perekonomian Kabupaten Cirebon (Periode

2005-2010)”. Penelitian tersebut menganalisis sektor-sektor ekonomi di

Page 55: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

37

Kabupaten Cirebon yang termasuk sektor unggulan dalam periode 2005-

2010. Data yang digunakan yaitu PDRB Provinsi Jawa Barat tahun 2005-

2010 dan PDRB Kabupaten Cirebon dalam periode 2005-2010 atas dasar

harga konstan tahun 2000. Metode analisis penelitian ini menggunakan

metode Location Quotient (LQ) dan metode analisis Shift Share (SS) dan

alat analisis yang digunakan adalah Microsoft Excel 2007.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis

metode LQ, sektor-sektor perekonomian Kabupaten Cirebon yang termasuk

kedalam sektor unggulan adalah sektor pertanian, sektor

bangunan/konstruksi, sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor perdagangan

hotel dan restoran. Sedangkan berdasarkan analisis Shift Share, sektor

unggulan yang mengalami pertumbuhan yang cepat yaitu terdapat pada

sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan. Sedangkan sektor yang memiliki dayasaing yang baik yaitu

sektor jasa-jasa.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka kebijakan yang

bisa diambil oleh pemerintah Kabupaten Cirebon sebagai bahan

pertimbangan adalah meningkatkan sektor jasa-jasa yang memiliki

dayasaing yang baik juga pertumbuhan yang progressive. Pemerintah

Kabupaten Cirebon pun dalam memajukan sektor jasa-jasa khususnya jasa

hiburan dan rekreasi yaitu dengan cara mengadakan pameran dan peta

wisata. Hal lain yang dapat dijadikan pertimbangan Pemerintah Kabupaten

Page 56: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

38

Cirebon yaitu memberikan anggaran kepada sektor yang tepat yaitu sektor

jasa-jasa agar sektor-sektor tersebut dapat memberikan kontribusi yang

besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cirebon.

Jelita Septina Jamalia (2011) dalam penelitiannya yang berjudul

“Studi Pengembangan Wilayah Kota Tangerang Selatan Melalui Pendekatan

Sektor-Sektor Unggulan”. Penelitian tersebut bertujuan untuk 1) mengetahui

sektor-sektor potensi untuk mengembangkan wilayah Kota Tangerang

Selatan. 2) mengidentifikasi sektor yang menjadi sektor unggulan dalam

pengembangan wilayah Kota Tangerang Selatan. 3) menganalisis

pertumbuhan dan dayasaing sektor-sektor unggulan wilayah Kota

Tangerang Selatan. 4) mengidentifikasi potensi dan prospek sektor pertanian

di Kota Tangerang Selatan. Data yang digunakan adalah data PDRB Kota

Tangerang Selatan periode 2007-2008 dan data PDRB Provinsi Banten

Periode 2007-2008 menurut sektor-sektor ekonomi. Metode analisis yang

digunakan adalah pendekatan Location Quotient (LQ) dan Analisis Shift

Share (SS).

Hasil penelitian dengan menggunakan Location Quotient (LQ)

menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan

di Kota Tangerang Selatan berdasarkan yang terunggul adalah Sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa; Sektor

Bangunan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Berdasarkan

Analisis Shift Share (SS) sektor unggulan yang mengalami pertumbuhan

yang cepat yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (PPij>0). Walaupun

Page 57: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

39

demikian, sektor perdagangan, hotel dan restoran bukan menjadi sektor

unggulan utama. Sektor dengan unggulan pertama dan memiliki

pertumbuhan yang cepat yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa

perusahaan dan njasa-jasa. Dilihat dari dayasaingnya, bahwa sektor

perdagangan, hotel dan restoran secara ekonomi dapat bersaing dengan baik

(PPWij>0) dengan sektor ekonomi yang sama di Kabupaten/Kotamadya lain

di Provinsi Banten. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai laju

pertumbuhan pangsa wilayahnya terbilang baik sebesar 4 persen

dibandingkan dengan sektor-sektor unggulan maupun sektor non unggulan

yang lainnya bernilai negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor

yang nilai PPWij<0 memiliki dayasaing kurang baik pada wilayah

pembandingnya yaitu Provinsi Banten yang lebih luas.

Dari seluruh sektor-sektor unggulan Kota Tangerang Selatan, tidak

semua sektor unggulan mempunyai penyerapan tenaga kerja yang tinggi.

Sektor-sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja yang tinggi adalah

sektor unggulan perdagangan, hotel dan restoran, sektor unggulan industri

dan jasa-jasa. Oleh karena itu untuk meningkatkan perekonomian Kota

Tangerang Selatan, pemerintah hendaknya memprioritaskan dan

mengembangkan sektor-sektor unggulan dan pertumbuhan yang cepat serta

dayasaing tinggi, sektor tersebut menyerap tenaga kerja yang cukup besar.

Akan tetapi pemerintah juga tidak lupa dengan sektor yang harus

dikembangkan yaitu sektor non ungulan pertanian, sektor industri karena

melihat prospek yang bagus untuk pertumbuhan Kota serta menyerap tenaga

kerja yang besar.

Page 58: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

40

Noeke Korsiska Dewi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditi Pertanian di

Kabupaten Ponorogo”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk

mengidentifikasi komoditi pertanian basis di Kabupaten Ponorogo,

mengidentifikasi komponen pertumbuhan pangsa wilayah komoditi

pertanian basis di Kabupaten Ponorogo dan mengidentifikasi komoditi

pertanian yang menjadi komoditi pertanian unggulan di Kabupaten

Ponorogo.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah deskriptif

dengan analisis data yang digunakan yaitu analisis Location Quotient (LQ),

Shift Share serta penggabungan LQ dan Shift Share. Data yang digunakan

adalah data yang berupa nilai produksi komoditi pertanian di Kabupaten

Ponorogo tahun 2004-2005, nilai produksi komoditi pertanian setiap

kecamatan di Kabupaten Ponorogo tahun 2004-2005, Ponorogo dalam

angka tahun 2004-2005 dan harga komoditi pertanian di tingkat produsen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi pertanian di

Kabupaten Ponorogo yang menjadi komoditi pertanian basis adalah Ubi

jalar, manggis, nangka, pepaya, salak, jeruk keprok, sawo, alpukat,

belimbing, jambu air, jambu biji, durian, sirsak, melon, mangga, pisang,

rambutan, bawang putih, bawang merah, buncis, sawi, tomat, bayam, cabai

rawit, terong, kangkung, cabai besar, ketimun, labu, kacang panjang,

cengkeh, tebu, panili, lada, kakao, jahe, kopi, jambu mete, tembakau kerbau,

kuda, kambing, domba, ayam kampung, itik, mentok, sapi, kelinci tawes,

mujaer, lele, udang, katak, jati, mahoni, sono dan pinus. Kecamatan yang

Page 59: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

41

memiliki komoditi pertanian basis terbanyak adalah Kecamatan Ngebel

yaitu sebanyak 25 komoditi sedangkan Kecamatan Ponorogo dan Jetis

memiliki jumlah komoditi pertanian basis terkecil yaitu 1 Komoditi.

Komoditi basis yang memiliki dayasaing wilayah baik di

Kabupaten Ponorogo adalah labu, buncis, bayam, kangkung, cabai rawit,

ketimun, salak, rambutan, mangga, pepaya, jambu biji, jambu air, melon,

manggis, jeruk keprok, pisang, sirsak, belimbing, nangka, cabai besar,

tomat, kopi, jambu mete, tembakau, kakao, lada, panili, tebu, ayam

kampung, kelinci, ayam ras, domba, itik, mentok, kuda, kerbau, mujaer,

katak, tawes, udang, pinus, jati, mahoni dan sono. Kecamatan Ngebel

memiliki jumlah komoditi pertanian yang mampu bersaing terbanyak yaitu

14 komoditi dan Kecamatan Ponorogo memiliki memiliki jumlah komoditi

pertanian yang mampu bersaing terkecil yaitu 1 komoditi. Komoditi

pertanian yang menjadi unggulan di Kabupaten Ponorogo adalah pepaya,

salak, jambu biji, mangga, pisang, rambutan, tomat, cabai besar, jeruk

keprok, jambu air, melon, manggis, buncis, bayam, belimbing, sirsak, tebu,

panili, kakao, kopi, jambu mete, tembakau, lada, kuda, kambing, domba,

ayam kampung, itik, mentok, kelinci, ayam ras, sapi, kerbau, tawes, mujaer,

udang, lele, katak, jati, mahoni, sono, pinus. Kecamatan Ngebel memiliki

komoditi pertanian unggulan terbanyak yaitu 12 komoditi dan Kecamatan

Ponorogo memiliki komoditi pertanian unggulan terkecil yaitu 1 komoditi.

Page 60: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

42

2.12. Kerangka Pemikiran

Kabupaten Batang merupakan daerah yang memiliki berbagai

potensi dan letak daerah yang strategis yaitu di jalur Pantura (Pantai Utara

Jawa). Seharusnya sembilan sektor ekonomi yang dimiliki Kabupaten

Batang dapat lebih ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Batang pun dapat meningkat yang berdampak positif terhadap kesejahteraan

masyarakat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang tidak

terlepas dari adanya sektor-sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten

Batang. Sektor pertanian di Kabupaten Batang merupakan sektor yang

mempunyai peranan dominan dalam perekonomian daerah Kabupaten

Batang. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian bagi

sebagian besar penduduk Kabupaten Batang dan penyumbang kontribusi

terbesar ke dua terhadap PDRB. Sektor pertanian yang terdiri dari 5 sub

sektor yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor tanaman

perkebunan, sub sektor kehutanan, sub sektor peternakan dan sub sektor

perikanan mampu menghasilkan berbagai jenis komoditi pertanian.

Disisi lain sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami

penurunan pertumbuhan dan kontribusinya. Maka dari itu, sektor tersebut

perlu mendapatkan perhatian lebih dalam pembangunan daerah Kabupaten

Batang mengingat terbatasnya APBD Kabupaten Batang. Upaya yang perlu

dilakukan adalah dengan menganalisis peran dan potensi semua sub sektor

pertanian untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian yang nantinya

dapat mendorong pertumbuhan pada sektor lainnya. Analisis ini dilakukan

dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Analisis Shift

Page 61: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

43

Share (SS). Metode LQ digunakan untuk menentukan sektor-sektor

unggulan apa sajakah yang ada di Kabupaten Batang dalam periode 2003-

2013, sedangkan metode analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui

gambaran pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor unggulan tersebut.

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat dijelaskan pada

Gambar 4 sebagai berikut :

Analisis Peran Sektor Pertanian

Dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Batang

Sektor Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

1. Sektor Pertanian

1) Sub Sektor Tanaman

Bahan Makanan

2) Sub Sektor Tanaman

Perkebunan

3) Sub Sektor Peteranakan

dan Hasilnya

4) Sub Sektor Kehutanan

5) Sub Sektor Perikanan

2. Sektor Pertambangan dan

Penggalian

3. Sektor Industri Pengolahan

4. Sektor Listrik, Gas, dan Air

5. Sektor Bangunan

6. Sektor Perdagangan, Hotel,

dan Restoran

7. Sektor Angkutan dan

Komunikasi

8. Sektor Keuangan, Sewa, dan

Jasa Perusahaan

9. Sektor Jasa-Jasa

Posisi Sektor Pertanian dalam Perekonomian

Kabupaten Batang

Analisis Shift

Share (SS)

Analisis Location

Quotient (LQ)

Sektor-Sektor

Unggulan

Pertumbuhan dan

Daya Saing Sektor-

Sektor Unggulan

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

Rumusan Prioritas Pengembangan Sub Sektor Pertanian

dalam Pembangunan Pertanian di Kabupaten Batang

Page 62: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yaitu data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Batang dan Provinsi Jawa Tengah berdasarkan harga konstan tahun 2000

pada periode tahun 2004-2013, serta data-data lain yang mendukung. Data

ini diperoleh dari BPS Pusat, BPS Provinsi Jawa Tengah, BPS Kabupaten

Batang, dan instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini,

berbagai literatur, internet dan sumber-sumber lainnya.

Penulis menggunakan data tahun 2004 sampai tahun 2013 karena

laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang dalam kurun waktu

tersebut mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya. Kabupaten

Batang pun mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 5,26 persen

walaupun mengalami penurunan kembali pada tahun 2012. Selama kurun

waktu tersebut, PDRB Kabupaten Batang juga menunjukkan tren yang

meningkat setiap tahunnya walaupun pada tahun 2012 mengalami

penurunan.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian adalah dengan data sekunder. Data

tersebut terdiri dari PDRB sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha

di Kabupaten Batang periode tahun 2004-2013 dan data PDRB sektor-sektor

Page 63: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

45

ekonomi menurut lapangan usaha Provinsi Jawa Tengah periode tahun

2004-2013, serta data Batang Dalam Angka dan Jawa Tengah Dalam Angka

periode tahun 2004-2013. Data tersebut diperoleh dari BPS (Badan Pusat

Statistik) Kabupaten Batang, BPS Provinsi Jawa Tengah, BPS Pusat, dan

BAPEDA Kabupaten Batang. Selanjutnya, pengolahan datanya penulis

menggunakan program Microsoft Excel 2010.

3.3. Metode Analisis Data

3.3.1. Analisis LQ (Location Quotient)

Metode ini digunakan untuk melihat sektor-sektor yang termasuk

ke dalam kategori sektor unggulan. Selain itu analisis ini merupakan salah

satu indikator yang mampu menunjukkan besar kecilnya peranan suatu

sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah atasnya. Dalam hal

ini dilakukan perbandingan antara pendapatan di sektor i pada daerah bawah

terhadap pendapatan total semua sektor di daerah bawah dengan pendapatan

di sektor i pada daerah atas terhadap pendapatan semua sektor di daerah

atasnya. Secara matematis, rumus LQ dapat dituliskan (Budiharsono, 2001):

Keterangan :

Sib = Pendapatan sektor i pada daerah bawah (Kabupaten Batang)

Sb = Pendapatan total semua sektor daerah bawah (Kabupaten Batang)

Sia = Pendapatan sektor i pada daerah atas (Provinsi Jawa Tengah)

Sa = Pendapatan total semua sektor daerah atas (Provinsi Jawa Tengah)

Page 64: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

46

Ketentuan dalam metode ini adalah jika nilai LQ > 1 maka sektor i

dikategorikan sebagai sektor basis atau sektor unggulan. Nilai LQ yang

lebih dari satu tersebut menunjukkan bahwa pangsa pendapatan pada sektor

i di daerah bawah lebih besar dibanding daerah atasnya dan output pada

sektor i lebih berorientasi ekspor. Artinya, peranan suatu sektor dalam

perekonomian Kabupaten Batang lebih besar daripada peranan sektor

tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah.

Sebaliknya, apabila nilai LQ < 1 maka sektor i dikategorikan

sebagai sektor non-basis atau sektor nonunggulan. Nilai LQ yang kurang

dari satu tersebut menunjukkan bahwa pangsa pendapatan pada sektor i di

daerah bawah lebih kecil dibanding daerah atasnya. Artinya, peranan suatu

sektor dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih kecil daripada peranan

sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah.

Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis LQ yaitu :

1. Pola konsumsi rumahtangga di daerah bawah (Kabupaten Batang)

identik sama dengan pola konsumsi rumahtangga di daerah atasnya

(Provinsi Jawa Tengah)

2. Selera dan pola pengeluaran di suatu daerah dengan daerah lain di

seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah sama besarnya.

3. Setiap penduduk di Kabupaten Batang mempunyai pola permintaan

terhadap suatu barang dan jasa yang sama terhadap pola permintaan

barang dan jasa pada tingkat provinsi Jawa Tengah.

Page 65: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

47

3.3.2. Analisis SS (Shift Share)

Pada umumnya analisis Shift Share (SS) ini dapat digunakan untuk

melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian suatu wilayah selama

periode waktu tertentu. Selain itu, dapat juga melihat dalam daerah bawah

(Kabupaten Batang) sektor-sektor ekonomi mana saja yang memberikan

kontribusi pertumbuhan paling besar terhadap perekonomian daerah atasnya

(Provinsi Jawa Tengah) dan juga untuk mengetahui sektor mana saja yang

mengalami pertumbuhan yang paling cepat di masing-masing wilayah

bawahnya. Kegunaan lainnya, yaitu dapat melihat perkembangan suatu

wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya dan melihat perbandingan

laju sektor-sektor perekonomian disuatu wilayah dengan laju pertumbuhan

nasional serta sektor-sektornya (Budiharsono, 2001).

Adapun langkah-langkah utama dalam analisis Shift Share (SS),

yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan wilayah yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, wilayah

yang akan dianalisis adalah wilayah Kabupaten Batang.

2. Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis. Indikator

kegiatan ekonomi yang digunakan disini adalah pendapatan yang

dicerminkan dari nilai PDRB Kabupaten Batang dan PDRB Provinsi

Jawa Tengah. Sedangkan periode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013.

3. Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Sektor ekonomi yang

akan dianalisis dalam penelitian ini adalah terfokus pada semua sektor

ekonomi berdasarkan lapangan usahanya yang terdiri dari 9 sektor,

Page 66: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

48

yaitu: sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri

pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan/konstruksi;

perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi;

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa yang ada di

Kabupaten Batang untuk melihat peranan, pertumbuhan dan dayasaing,

serta posisi sektor pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang.

Selanjutnya menganalisis peranan, pertumbuhan dan daya saing sub

sektor pertanian untuk melihat peranan dan potensi sub sektor pertanian

dalam mendukung petumbuhan sektor pertanian.

4. Menghitung perubahan indikator ekonomi (Budiharsono, 2001).

a) PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun dasar analisis.

Yi = ∑

Keterangan :

Yi = PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun dasar

analisis

Yij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir

analisis

b) PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun akhir analisis.

Y’i = ∑

Keterangan:

Y’i = PDRB Provinsi Jawa Tengah dari sektor i pada tahun akhir

analisis

Y’ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir

analisis

c) Perubahan indikator kegiatan ekonomi dirumuskan sebagai berikut:

∆ Yij = Y’ij - Yij

Page 67: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

49

d) Presentase perubahan PDRB

persen ∆ Yij = [(Y’ij – Yij)/Yij]*100 persen

Keterangan:

∆Yij = perubahan PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Batang

Yij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar

analisis

Y’ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir

analisis

5. Menghitung rasio indikator kegiatan ekonomi (Budiharsono, 2001).

Rasio ini digunakan untuk melihat perbandingan PDRB sektor

perekonomian di suatu daerah tertentu. Rasio tersebut terdiri dari ri, Ri,

dan Ra.

a) ri (Rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Batang)

ri = (Y’ij – Yij)/Yij

Keterangan:

Yij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar

analisis

Y’ij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun akhir

analisis

b) Ri (Rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah)

Ri = (Y’i – Yi)/Yi

Keterangan:

Yi = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun dasar

analisis

Y’i = PDRB sektor i wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun akhir

analisis

Page 68: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

50

c) Ra (Rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Tengah)

Ra = (Y’… - Y…)/Y…

Keterangan:

Y… = PDRB wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun dasar

analisis

Y’…= PDRB wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun akhir

analisis

6. Menghitung komponen pertumbuhan wilayah (Budiharsono, 2001).

a) Komponen Pertumbuhan Regional (PR)

PRij = (Ra) Yij

Keterangan:

PRij = komponen pertumbuhan regional sektor i untuk wilayah

Kabupaten Batang

Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Tengah

Yij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar

analisis

b) Komponen Pertumbuhan Proposional (PP)

PPij = (Ri-Ra) Yij

Keterangan:

PPij = komponen pertumbuhan proposional sektor i untuk wilayah

Kabupaten Batang

Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah

Ra = rasio PDRB pada wilayah Provinsi Jawa Tengah

Yij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar

analisis

Ketentuan setelah menghitung komponen PP, yaitu sebagai berikut:

a. Jika, PPij < 0 maka menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah

Kabupaten Batang laju pertumbuhannya lambat.

b. Jika, PPij > 0 maka menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah

Kabupaten Batang laju pertumbuhannya cepat.

Page 69: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

51

c) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW)

PPWij = (ri-Ri) Yij

Keterangan:

PPWij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk

wilayah Kabupaten Batang

ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Kabupaten Batang

Ri = rasio PDRB sektor i pada wilayah Provinsi Jawa Tengah

Yij = PDRB sektor i wilayah Kabupaten Batang pada tahun dasar

analisis

Jika :

PPWij > 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Batang

mempunyai daya saing yang tinggi dibandingkan dengan

wilayah lainnya.

PPWij < 0, maka sektor i pada wilayah Kabupaten Batang

mempunyai daya saing yang rendah dibandingkan

dengan wilayah lainnya.

7. Rumus-rumus lainnya yaitu sebagai berikut (Budiharsono, 2001):

a) Perubahan PDRB sektor i pada wilayah j (Kabupaten Batang),

dirumuskan sebagai berikut:

∆Yij = PRij + PPij + PPWij

∆Yij = Y’ij + Yij

b) Dalam bentuk persamaan matematik menjadi:

∆Yij = PRij + PPij + PPWij

Y’ij + Yij = Yij(Ra) + Yij(Ri-Ra) + Yij(ri-Ri)

Page 70: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

52

c) Persentase ketiga pertumbuhan wilayah dirumuskan sebagai berikut:

persen PR = Ra

persen PP = Ri-Ra

persen PPW = ri-Ri

atau

persen PR = (PRij)/Yij * 100 persen

persen PP = (PPij)/Yij * 100 persen

persen PPW = (PPWij)/Yij * 100 persen

8. Menentukan kelompok sektor ekonomi yang ditentukan berdasarkan

pergeseran bersih (Budiharsono, 2001).

PBij = PPij + PPWij

Jika :

PBij > 0, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya

progressive (maju).

PBij < 0, menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya

tidak progressive.

9. Menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian

Untuk menganalisis profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomiannya

dapat dilakukan dengan cara menggunakan bantuan empat kuadran yang

terdapat pada garis bilangan yaitu :

Gambar 5. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian

Sumber : Priyarsono,et al. (2007)

Page 71: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

53

Pada gambar di atas, terdapat garis yang memotong Kuadran II dan

Kuadran IV yang membentuk 45°. Garis tersebut merupakan garis yang

menunjukkan nilai pergeseran bersih.

Dalam gambar tersebut tedapat Kuadran I, II, III dan IV, maka

penjelasannya sebagai berikut :

1. Kuadran I, merupakan kuadran dimana PP dan PPW sama-sama bernilai

positif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang

bersangkutan memiliki petumbuhan yang cepat (dilihat dari nilai PP-nya)

dan memiliki daya saing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan

wilayah-wilayah lainnya (dilihat dari nilai PPW-nya).

2. Kuadran II, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di

wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat (PP-nya bernilai

positif), tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut

dibandingkan dengan wilayah lainnya kurang baik (dilihat dari PPW

yang bernilai negatif).

3. Kuadran III, merupakan kuadran dimana PP dan PPW nya bernilai

negatif. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di wilayah

yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat dengan daya

saing yang kurang baik jika dibandingkan dengan wilayah lain.

4. Kuadran IV, menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi pada wilayah

yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat (dilihat dari PP

yang bernilai negatif), tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor

tersebut baik jika dibandingkan dengan wilayah lainnya (dilihat dari

PPW yang bernilai positif).

Page 72: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

54

BAB IV

KONDISI UMUM KABUPATEN BATANG

4.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Batang

Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang termasuk

wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Batang terletak pada koordinat

antara 6° 51’ 46” dan 7

° 11’ 47” LS dan antara 109

° 40’ 19” dan 110

° 03’

06” BT. Kabupaten Batang terletak pada jalur utama pantura Pulau Jawa

yang menghubungkan Jakarta-Surabaya yaitu terletak 100 km ke arah Barat

dari Kota Semarang. Secara geografis sebagian wilayah Kabupaten Batang

berada di wilayah pesisir, di mana salah satu batas geografis wilayah

Kabupaten Batang bagian Utara adalah Laut Jawa.

Berikut ini adalah batas-batas wilayah geografis Kabupaten

Batang :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten kendal

Sebelah Selatan : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten

Banjarnegara

Sebelah Barat : Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.

Luas wilayah Kabupaten Batang tercatat sebesar 78.864,17 ha atau

788,65 km2 (BPS Kab. Batang, 2012). Luas wilayah ini merupakan luas

wilayah daratan yang dimiliki oleh Kabupaten Batang. Sedangkan luas

wilayah perairan laut sebesar 24.955 ha atau 249,55 km2. Luas wilayah

perairan laut ini diperoleh berdasarkan panjang garis pantai Kabupaten

Page 73: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

55

Batang sebesar 38,75 km dikalikan dengan luas wilayah pengelolaan laut

sebesar 4 mil atau 6,44 km.

Dari total luas wilayah yang telah disebutkan tadi, Kabupaten

Batang terbagi menjadi 15 wilayah kecamatan dengan luas masing-masing

wilayah dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut.

Gambar 6. Grafik Luas Wilayah Kabupaten Batang Menurut Kecamatan

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Dari gambar grafik diatas, terlihat jelas kecamatan yang memiliki

wilayah terluas adalah Kecamatan Subah dengan luas wilayah 8.352,17 Ha

dan kecamatan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan

Warungasem dengan luas 2.355,38 Ha.

Secara administratif Kabupaten Batang terdiri dari 15 (lima belas)

wilayah kecamatan. Di dalam wilayah-wilayah kecamatan tersebut terdapat

239 desa dan 9 kelurahan. Wilayah kecamatan tersebut yaitu sebagai

berikut :

Page 74: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

56

Tabel 3. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Kabupaten Batang

No Kecamatan Desa/Kelurahan

1. Batang Rowobelang, Cepokokuning, Pasekaran, Kalisalak, Kecepak, Klidang

Wetan, Klidang Lor, Kalipucang Wetan, Kalipucang Kulon,

Karanganyar, Denasri Wetan, Denasri Kulon, Watesalit, Proyonanggan

Tengah, Kauman, Karangasem Utara, Karangasem Selatan, Kasepuhan,

Sambong, Proyonanggan Utara, Proyonanggan Selatan.

2. Tulis Wringingintung, Sembojo, Posong, Kaliboyo, Beji, Tulis Simbangdesa,

Simbangjati, Kedungsegog, Kenconorejo, Ponowareng, Siberuk,

Kebumen, Cluwuk, Manggis, Jrakahpayung, Jolosekti.

3. Warungasem Pandansari, Kaliwareng, Pejambon, Sariglagah, Pesaren, Sidorejo,

Cepagan, Masin, Banjiran, Warungasem, Gapuro, Kalibeluk,

Sawahjoho, Candiareng, Lebo, Terban, Menguneng, Sijono.

4. Bandar Tombo, Wonomerto, Wonodadi, Pesalakan, Binangun, Sidayu, Toso,

Kluwih, Wonokerto, Bandar, Tumbrep, Tambahrejo, Pucanggading,

Candi, Wonosegoro, Simpar, Batiombo.

5. Blado Gerlang, Kalitengah, Kembanglangit, Gondang, Bismo, Keteleng,

Kalisari, Besani, Wonobodro, Bawang, Pesantren, Kambangan,

Keputon, Blado, Cokro, Selopajang Barat, Kalipancur, Selopajang

Timur.

6. Wonotunggal Silurah, Sodong, Gringgingsari, Kedungmalang, Sendang,

Wonotunggal, Brokoh, Wates, Brayo, Kemlingi, Sigayam, Kreyo,

Siwatu, Dringo, Penangkan.

7. Subah Menjangan, Karangtengah, Mangunharjo, Tenggulangharjo,

Kalimanggis, Keborangan, Jatisari, Subah, Kumejing, Durenombo,

Clapar, Adinuso, Sengon, Gondang, Kuripan, Kemiri Barat, Kemiri

Timur.

8. Gringsing Surodadi, Sentul, Plelen, Kutosari, Mentosari, Gringsing, Yosorejo,

Krengseng, Sawangan, Ketanggan, Lebo, Kebondalem, Sidorejo,

Tedunan, Madugowongjati.

9. Limpung Ngaliyan, Sukorejo, Tembok, Donorejo, Sidomulyo, Kalisalak,

Limpung, Kepuh, Sempu, Babadan, Plumbon, Amongrogo, Dlisen,

Rowosari, Pungangan, Lobang, Wonokerso.

10. Bawang Pranten, Deles, Gunungsari, Jambangan, Kebaturan, Kalirejo,

Sangubanyu, Wonosari, Jlamprang, Bawang, Candigugur, Pangempon,

Sidoharjo, Surjo, Soka, Sibebek, Getas, Pasusukan, Candirejo, Purbo.

11. Reban Pacet, Mojotengah, Cablikan, Ngroto, Ngadirejo, Reban, Tambakboyo,

Adinuso, Kumesu, Kepundung, Padomasan, Semampir, Wonosobo,

Sojomerto, Karanganyar, Polodoro, Kalisari, Sukomangli, Wonorojo.

12. Tersono Sendang, Banteng, Sumurbanger, Margosono, Sidalang, Plosowangi,

Wanar, Gondo, Rejosari Barat, Boja, Pujut, Tersono, Tanjungsari,

Kebumen, Harjowinangun Barat, Tegalombo, Kranggan, Satriyan,

Harjowinangun Timur, Rejosari Timur.

13. Kandeman Tegalsari, Kandeman, Bakalan, Lawangaji, Depok, Tragung,

Cempereng, Karanganom, Wonokerso, Ujungnegoro, Karanggeneng,

Juragan, Botolambat.

14. Pecalungan Pecalungan, Bandung, Gombong, Randu, Siguci, Pretek, Selokarto,

Gemuh, Gumawang, Keniten.

15. Banyuputih Banyuputih, Kalibalik, Sembung, Kedawung, Dlimas, Luwung,

Kalangsono, Penundan, Banaran, Timbang, Bulu.

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Page 75: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

57

4.2. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Batang tercatat

sebanyak 758.735 jiwa, dengan komposisi laki-laki sebanyak 384.063 jiwa

dan perempuan sebanyak 374.672 jiwa. Selama 10 (sepuluh) tahun terakhir

yaitu dalam rentang tahun 2004-2013, tercatat bahwa jumlah penduduk di

Kabupaten Batang telah mengalami peningkatan sebesar 10,89 persen. Data

kependudukan sebagaimana disajikan pada Gambar 7 sebagai berikut :

Gambar 7. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Batang

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2013

Pada Gambar 7 tersebut, terlihat jelas pada tahun 2013 penduduk

Kabupaten Batang mengalami peningkatan yang signifikan jika

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 penduduk

Kabupaten Batang berjumlah sebanyak 715.115 jiwa dan pada tahun 2013

mengalami peningkatan sebesar 6,10 persen menjadi 758.735 jiwa.

Sementara ditahun-tahun sebelumnya peningkatan jumlah penduduk

Kabupaten Batang rata-rata dibawah satu persen.

Page 76: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

58

Jika dilihat dari persentase penduduk usia di atas 15 tahun menurut

jenis lapangan kerja, sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian

utama dari penduduk Kabupaten Batang. Kondisi ini terlihat dari sebanyak

37.59 persen penduduknya bekerja pada sektor ini (pertanian tanaman

pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan pertanian lainnya). Sektor

pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga tertinggi di Kabupaten

Batang. Sementara itu sektor yang menyerap tenaga kerja terendah adalah

sektor angkutan yang hanya menyerap 4,14 persen. Persentase sektor lainya

seperti sektor perdagangan, sektor industri, sektor jasa, dan sektor lainya

masing-masing menyerap tenaga kerja 17,93 persen, 17,02 persen, 12,18

persen, dan 11,14 persen. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8

sebagai berikut :

Gambar 8. Persentase Penduduk Usia >15 Tahun Menurut Jenis Lapangan Kerja

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2013

Selanjutnya persentase pencari kerja yang ada di Kabupaten Batang

81.31 persen adalah lulusan SLTA, kemudian SMP 10.25 persen, lulusan

SD 3.87 persen, sarjana muda sebesar 2.79 persen, dan lulusan sarjana

Page 77: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

59

sebesar 1.77 persen. Dari seluruh jumlah tenaga kerja yang terdaftar di

Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Batang tercatat 60.93

persen berumur 20-44 tahun, sedangkan sisanya 29.07 persen berumur 10-

19 tahun (BPS Kabupaten Batang, 2012).

4.3. Pendidikan

Persentase penduduk berumur 5 tahun keatas dilihat dari tingkat

pendidikan yang ditamatkan terdapat 30,50 persen penduduk yang

tidak/belum tamat SD, tamat SD 41,65 persen, 16,06 tamat SMP dan 8,86

persen tamat SMA serta 2,93 persen tamat Diploma (I,II,III & IV), Akademi

dan Perguruan Tinggi.

Banyaknya sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan adalah sebagai

berikut : Taman Kanak-kanak (TK) = 242 buah, Sekolah Dasar = 458 buah,

SMP = 77 Buah, SMA/SMK = 31 buah, sedangkan di lingkungan

Departeman Agama terdapat RA/BA sebanyak 117 buah, Madrasah

Ibtidaiyah (MI) sebanyak 118 buah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) = 32

buah, Madrasah Aliyah (MA) = 12 buah dan Madrasah Diniyah 531 buah.

4.4. Kesehatan

Sarana kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam

peningkatan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2012 sarana kesehatan yang

ada di Kabupaten Batang adalah Puskesmas 21 buah, Puskesmas Pembantu

44 buah, Balai Pengobatan Umum 11 buah. Jumlah tenaga kesehatan yang

ada pada RSUD Kabupaten Batang sebanyak 559 orang yang terdiri dari 13

dokter spesialis, 17 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi, 250 orang

Page 78: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

60

perawat dan selebihnya adalah tenaga apoteker, analis, non kesehatan dan

lain-lain.

4.5. Keadaan Perekonomian Daerah

Tahun 2012 pertumbuhan ekonomi nasional relatif lebih rendah

dibandingkan tahun 2011, yaitu 6,1 persen, sedangkan tahun sebelumnya

6,5 persen. Untuk Jawa Tengah, pertumbuhan ekonomi tahun 2012 relatif

lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yaitu 6.3 persen sementara tahun

2011 sebesar 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang pada

tahun 2012 sebesar 5,02 persen, relatif lebih rendah dari tahun 2011 sebesar

5,26 persen. Laju inflasi 3,83 persen lebih tinggi dari inflasi tahun

sebelumnya sebesar 3,01 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 ini

menyebabkan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir

(2008-2012) mencapai 4,53 persen.

Hasil pengolahan PDRB tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan

positif di semua sektor, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 7,79 persen. Sektor pertanian atas

dasar harga berlaku masih tetap memberikan sumbungan terbesar yaitu

27,46 persen. Sektor industri atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan

kontribusi dari 25,61 persen pada tahun 2011 menjadi 26,02 persen pada

tahun 2012.

Page 79: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

61

4.6. Keadaan Ekonomi Sektoral

4.6.1. Sektor Pertanian

1. Pertanian Tanaman Pangan

Produktivitas padi di Kabupaten Batang sebesar 40,24Kw/Ha.

Produksi padi pada tahun 2012 yang sebesar 1.552.854 kwintal sebagian

besar adalah padi sawah. Untuk luas panen dan produksi jagung masing-

masing sebesar 6.781 Ha dan 429.730 Kw, luas panen tanaman ketela

pohon adalah 1.151 Ha dengan produksi sebesar 218.008 Kw,

sedangkan luas panen ketela rambat 468 Ha dengan produksi sebesar

72.986 Kw.

Produksi beberapa jenis sayuran selama beberapa tahun terakhir

mengalami fluktuasi. Produksi bawang merah, bawang putih, kubis, dan

bawang daun masing-masing yaitu 2.776 Kw, 1.461 Kw, 32.614 Kw,

dan 47.174 Kw. Sedangkan produksi petai dan melinjo masing-masing

sebesar 10.493 Kw dan 23.097 Kw (Batang Dalam Angka, 2012).

2. Perkebunan

Luas tanam dan produksi perkebunan besar pada tahun 2012

mengalami sedikit penurunan untuk beberapa komoditas, diantaranya

karet dan kapok. Sedangkan luas tanaman dan produksi perkebunan

rakyat yang pada tahun ini mengalami penurunan antara lain tanaman

kelapa dengan luas 2.670,90 Ha dan produksi 3.918,835 butir, tanaman

kapok randu dengan luas tanam 805,70 Ha dan produksi 156 Kw.

Page 80: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

62

3. Peternakan

Jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Batang adalah

ternak besar yang terdiri dari sapi (potong/perah), kerbau dan kuda,

sedangkan untuk jenis ternak kecil yang terdiri dari kambing, domba

dan babi serta unggas seperti ayam, itik dan angsa. Populasi ternak

besar pada tahun 2012, yaitu sapi, kerbau dan kuda masing-masing

25.945 ekor, 2.270 ekor dan 91 ekor. Kemudian populasi ternak kecil

terdiri dari kambing 67.659 ekor, domba 23.102 ekor dan babi 5.700

ekor. Sedangkan populasi unggas terdiri atas ayam 4.490.393 ekor, itik

144.549 ekor dan angsa 3.307 ekor.

Ternak yang dipotong di RPH selama tahun 2012 terdiri dari

sapi 3.415 ekor, kerbau 26 ekor, kambing 842 ekor dan domba 454

ekor. Produksi telur ayam (ayam ras dan buras) tercatat sebesar

59.478.006 butir, telur itik 8.001.714 butir dan produksi susu sapi

selama tahun ini sebanyak 105.500 liter.

4. Perikanan

Sub sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan

perikanan darat terdiri dari usaha budidaya (tambak, sawah, kolam) dan

perairan umum. Produksi perikanan jenis perikanan laut 25.860.276 Kw;

perikanan darat terdiri, ikan tambak 8.670,4 Kw; udang tambak 333,10

Kw.

5. Kehutanan

Sub sektor kehutanan mencakup dua jenis kegiatan yaitu

penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan lainnya. Kegiatan

Page 81: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

63

penebangan kayu menghasilkan kayu glondongan, kayu bakar, arang

dan abu, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya

berupa kulit kayu, kopal, akar-akaran dan sebagainya.

4.6.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Di wilayah Kabupaten Batang sektor penggalian pada umumnya

adalah penggalian yang dilakukan pengusaha golongan C seluruhnya.

Komoditi yang digali antara lain: pasir, batu kali, batu kapur, dan tanah liat.

4.6.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan berdasarkan jenis barang yang

dihasilkan dirinci menjadi Sembilan sub sektor yaitu: industri makanan,

minuman dan tembakau; industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki;

industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; industri kertas dan barang

cetakan; industri pupuk, kimia dan barang dari karet; industri semen dan

barang lain bukan logam; industri logam dasar besi dan baja; industri alat

angkutan, mesin dan peralatan serta industri barang lainnya yang belum

tercakup di sub-sub sektor di atas.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini, sektor

industri pengolahan dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

1. Industri Besar : jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.

2. Industri Sedang : jumlah tenaga kerja 20 – 99 orang.

3. Industri Kecil : jumlah tenaga kerja 5 – 19 orang.

4. Kerajinan Rumah Tangga : jumlah tenaga kerja 1 – 4 orang.

Page 82: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

64

Separuh lebih industri di Kabupaten Batang adalah industri

makanan, baik dari industri besar/sedang maupun industri kecil dan dan

kerajinan rumah tangga. Industri tersebut sebagian besar menggunakan hasil

pertanian, diantaranya: industri emping, krupuk/kripik, pengolahan hasil

laut, ricemill, tahu/tempe, dan lainnya.

Industri tekstil, kulit dan barang kulit juga merupakan andalan

sektor industri di Batang, dan pada umumnya merupakan industri

besar/sedang. Selain menyerap banyak tenaga kerja juga merupakan

komoditi ekspor.

Industri lainnya yang cukup berperan adalah industri pengolahan

kayu dan hasil hutan lainnya, seperti penggergajian kayu, komponen bahan

bangunan dari kayu, meubel, bak truk, peralatan rumah tangga dari kayu

dan sebagainya. Industri semen dan barang non mineral di Batang terdiri

dari industri batu bata, pemecah batu, paving dan barang sejenisnya. Untuk

melihat komposisi industri yang terdapat di Kabupaten Batang dapat dilihat

pada Gambar 9 sebagai berikut :

Gambar 9. Grafik Komposisi Industri Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Page 83: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

65

Gambar 9 tersebut memberikan gambaran komposisi jenis industri

yang terdapat di Kabupaten Batang. Adapun komposisinya adalah industri

makanan 57,32 persen; industri tekstil 23,47 persen; industri kayu 9,01

persen; non mineral 10,09 persen dan industri lainnya 0,11 persen.

Komposisi tertinggi adalah industri makanan, karena di Kabupaten Batang

memiliki berbagai macam kuliner yang tampak di sepanjang jalur Pantura.

4.6.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum

Sektor ini meliputi tiga sub sektor, yaitu: sub sektor listrik, sub

sektor gas, sub sektor air minum. Dari ketiga sub sektor tersebut, di

Kabupaten Batang hanya dua sub sektor yaitu sub sektor listrik dan sub

sektor air minum. Pada sub sektor listrik, aktifitas yang dicakup meliputi

usaha listrik yang diusahakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sedangkan sub sektor air minum meliputi kegiatan penjernihan air minum

yang dikelola oleh perusahaan air minum yang merupakan public service.

Kebutuhan energi listrik terus meningkat sejalan dengan roda

perekonomian daerah. Jumlah energi listrik yang terjual selama tahun 2012

sebesar 292.577.027 Kwh. Energi listrik tersebut sebagian besar

dimanfaatkan oleh rumah tangga. Dari tahun 2003 hingga 2012 banyaknya

pemakaian listrik yang disalurkan terus mengalami peningkatan tiap

tahunnya. Namun, pada tahun 2007 sempat mengalami penurunan sebesar

3,93 persen dari tahun sebelumnya dan pada tahun selanjutnya terus

mengalami peningkatan, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 10

sebagai berikut:

Page 84: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

66

Gambar 10. Grafik Banyaknya Pemakaian Listrik yang Disalurkan

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2003-2012 (diolah)

Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Batang adalah pelanggan

rumah tangga yang mencapai 94,32 persen; industri 0,004 persen; dan

pelanggan lainnya (kantor, sarana social dan lain-lain) 5,64 persen. Adapun

grafiknya dapat dilihat pada Gambar 11 sebagai berikut :

Gambar 11. Grafik Jumlah Pelanggan Listrik di Kabupaten Batang

Tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Page 85: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

67

Dari gambar 11 tersebut, terlihat pelanggan listrik tertinggi adalah

pelanggan rumah tangga yang berjumlah 143.702 rumah tangga dan

pelanggan listrik terendah adalah pelanggan industri yang berjumlah 60

industri. Sementara itu, pelanggan lainnya yang berjumlah 8.591 pemakai

listrik meliputi sarana sosial dan fasilitas umum.

Jumlah pelanggan tersebut dari tahun 2003 hingga tahun 2012 terus

mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan setiap tahunnya

sebesar 7,29 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 12

sebagai berikut :

Gambar 12. Grafik Pertumbuhan Pelanggan PT PLN Persero Tahun 2003-2012

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2003-2012 (diolah)

Page 86: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

68

Dari grafik tersebut, terlihat jelas pelanggan listrik mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan tertinggi terlihat pada tahun 2011

yang berjumlah 137.472 pelanggan jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, yaitu tahun 2010 yang berjumlah 120.900 pelanggan.

Sementara peningkatan jumlah pelanggan listrik terendah terjadi pada tahun

2009 yang berjumlah 114.901 pelanggan jika dibandingkan tahun

sebelumnya tahun 2008 yang berjumlah 110.475 pelanggan.

Sedangkan kebutuhan air bersih dari tahun ke tahun juga

mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 air bersih yang disalurkan oleh

PDAM Kabupaten Batang sebanyak 5.999.427 m3, dari jumlah tersebut

sebagian besar disalurkan pada rumah/tempat tinggal 84,00 persen, umum

7,86 persen, sisanya disalurkan pada badan sosial/rumah sakit/tempat ibadah

fasilitas umum, instansi pemerintah dan perusahaan/toko. Dari tahun 2003

hingga 2012 jumlah pelanggan PDAM terus mengalami peningkatan tiap

tahunnya, dengan rata-rata peningkatan tiap tahun sebesar 7,96 persen,

selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 13 sebagai berikut :

Page 87: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

69

Gambar 13. Grafik Pertumbuhan Jumlah Pelanggan PDAM

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2003-2012 (diolah)

4.6.5. Sektor Bangunan

Sektor bangunan mencakup kegiatan kontruksi di wilayah

Kabupaten Batang yang dilakukan oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan

yang melakukan pekerjaan kontruksi untuk pihak lain, maupun oleh

kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan

kontruksi.

4.6.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu sub sektor perdagangan

besar dan eceran, hotel, dan sub sektor restoran/rumah makan. Pada

dasarnya kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan perdagangan, penyediaan

akomodasi/hotel serta penjualan makanan dan minuman (seperti restoran,

warung kedai, pedagang keliling dan sejenisnya).

Page 88: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

70

4.6.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Jalan sebagai sarana penunjuang transportasi memiliki peran

penting khususnya transportasi darat. Panjang jalan di Kabupaten Batang

tahun 2012 mencapai 579,53 Km dari panjang jalan tersebut 39,10 persen

dalam kondisi baik, 27,72 persen sedang, dan 33,18 persen rusak.

Gambar 14. Grafik Kondisi Jalan di Kabupaten Batang tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Sub sektor pengangkutan secara umum digolongkan menjadi

kegiatan pengangkutan darat (yang terdiri dari kegiatan angkutan kereta api

dan angkutan jalan raya), angkutan sungai dan danau, angkutan laut serta

angkutan udara. Jasa penunjang angkutan adalah suatu jenis kegiatan yang

menunjang kegiatan pengangkutan seperti terminal/pelabuhan, keagenan,

ekspedisi, bongkar muat, pergudangan dan jalan tol.

Sub sektor komunikasi meliputi kegiatan pengiriman berita/warta,

telepon, telegram, teleks dan sejenisnya. Sebagian besar jasa pelayanan

pengangkutan dan komunikasi ini ditujukan untuk kepentingan umum dan

dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditujuk seperti

PT Telkom, PT Pos Indonesia, PT Kereta Api Indonesia dan lain-lain.

Page 89: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

71

4.6.8. Sektor Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan

1. Sub Sektor Perbankan

Perbankan adalah suatu kegiatan pemberian pelayanan kepada

masyarakat sesuai dengan kegiatan operasional bank yang antara lain

meliputi: simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, pemberian kredit,

pembuatan rekening koran, pengiriman uang, menjual dan membeli

surat-surat berharga, memberikan jaminan bank, menyewakan tempat

menyimpan barang-barang berharga, melaksanakan kliring dan

sebagainya.

2. Sub Sektor Lembaga Keuangan Bukan Perbankan

Yang termasuk lembaga keuangan bukan bank meliputi

perusahaan asuransi, perusahaan pegadaian dan koperasi.

3. Sub Sektor Sewa Bangunan

Sub sektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan

bangunan baik sebagai tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.

4. Sub Sektor Jasa Perusahaan

Cakupan dari sub sektor jasa perusahaan meliputi kegiatan

pemberian jasa hukum dan notaris, jasa angkutan dan pembukuan, jasa

pengolahan dan penyajian data, jassa teknik dan arsitektur, jasa

periklanan, jasa riset dan jasa perusahaan lainnya. Semua jasa ini

biasanya diberikan berdasarkan sejumlah bayaran atau kontrak.

Page 90: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

72

4.6.9. Sektor Jasa-Jasa

Sektor ini mencakup empat sub sektor yaitu sub sektor jasa

pemerintah dan hankam, sub sektor jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa

hiburan serta jasa perorangan dan rumah tangga.

1. Sub Sektor Jasa Pemerintah dan Hankam

Cakupan sub sektor jasa pemerintah dan hankam adalah seluruh

pegawai negeri sipil, TNI dan kepolisian yang benar-benar bekerja di

wilayah Kabupaten Batang.

2. Sub Sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan

Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa pendidikan, jasa

kesehatan dan jasa sosial kemasyarakatan lainnya seperti palang merah

Indonesia, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat,

rumah ibadah dan sejenisnya, terbatas yang dikelola oleh swasta saja.

3. Sub Sektor Jasa hiburan dan Rekreasi

Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor ini adalah seluruh

kegiatan perusahaan/lembaga swasta yang bergerak dalam jasa hiburan,

rekreasi dan kebudayaan, seperti pembuatan dan distribusi film,

penyiaran radio dan televisi, produksi dan pertujukan sandiwara, tari,

musik, serta jasa rekreasi lainnya seperti gelanggang pacuan, sirkus,

taman hiburan dan klub malam. Juga termasuk disini penggubah lagu,

penulis buku, pembuatan lukisan dan sebagainya.

Page 91: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

73

4. Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

Sub sektor ini mencakup segala jenis kegiatan jasa yang pada

umumnya melayani perorangan dan rumah tangga, yang terdiri atas:

a. Jasa perbengkelan/reparasi kendaraan bermotor meliputi perbaikan

kecil-kecilan dari kendaraan roda dua, tiga, dan empat seperti mobil

pribadi, mobil umum, bemo, sepeda montor dan sebagainya.

b. Jasa reparasi lainnya seperti perbaikan/reparasi jam, TV, kulkas,

mesin jahit, sepeda, dan barang-barang rumah tangga lainya.

c. Jasa pembantu rumah tangga termasuk koki, tukang kebun, penjaga

malam, pengasuh bayi dan anak, dan sebagainya.

d. Jasa perorangan lainnya seperti tukang binatu, pemangkas rambut,

tukang jahit, tukang semir sepatu dan sandal, dan lain sebagainya.

Page 92: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

74

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Sektor-sektor Unggulan Kabupaten Batang Periode 2004-2013

Berdasarkan Pendekatan Location Quotient (LQ)

Untuk mengetahui sektor unggulan, pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Location Quotient (LQ).

Pada umumnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator

pendekatan LQ, sehingga dapat lebih menspesifikasi antara sektor unggulan

dan sektor nonunggulan yang perannya berkaitan dengan pendapatan dan

pertumbuhan wilayah Kabupaten Batang.

Penelitian ini menggunakan data PDRB Atas Dasar Harga Konstan

2000 baik PDRB Kabupaten Batang maupun PDRB Provinsi Jawa Tengah.

Periode yang digunakan dari tahun 2004 hingga 2013. Penelitian ini

menggunakan periode tersebut dikarenakan laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Batang pada tahun 2004 hingga tahun 2013 lebih besar daripada

tahun-tahun sebelumnya dan mengalami peningkatan setiap tahunnya,

walaupun mengalami perlambatan pada tahun 2006 dan 2012.

Nilai LQ merupakan indikator untuk menyatakan sektor unggulan

dan nonunggulan. Ketika suatu sektor memiliki nilai LQ lebih besar dari

satu maka sektor tersebut termasuk kedalam sektor unggulan, yang artinya

peranan suatu sektor dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih besar

daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa

Tengah. Hasil perhitungan analisis LQ menurut pendekatan pendapatan

untuk seluruh sektor yang ada di Kabupaten Batang, yaitu sebagai berikut :

Page 93: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

75

Tabel 4. Nilai LQ Sektor Perekonomian Kabupaten Batang Tahun 2004-

2013

* Angka sementara

Sumber : BPS Kabupaten Batang & BPS Jawa Tengah Tahun 2003-2012 (diolah)

Berdasarkan nilai rata-rata LQ pada tabel di atas, sektor ekonomi

yang termasuk pada sektor unggulan di Kabupaten Batang yaitu:

1. Sektor Pertanian

Selama periode 2004–2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sektor pertanian dalam perekoniman Kabupaten Batang lebih

besar daripada kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi

Jawa Tengah. Pesatnya pertumbuhan sektor ini juga dikarenakan

ketersediaan kekayaan alam yang melimpah di Kabupaten Batang.

Kabupaten Batang merupakan salah satu daerah produsen beras yang

terletak di jalur pantura. Selain itu, kontribusi sektor pertanian terhadap

PDRB Kabupaten Batang memberikan andil terbesar ke dua setelah

sektor industri pengolahan. Sektor ini pun menyerap tenaga kerja

terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.

Rata-rata Keterangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) LQ

1. Pertanian 1,28 1,28 1,30 1,34 1,39 1,39 1,41 1,44 1,43 1,45 1,37 Unggulan

2. Pertambangan dan Penggalian 1,44 1,34 1,22 1,20 1,20 1,20 1,18 1,18 1,17 1,16 1,23 Unggulan

3. Industri Pengolahan 0,91 0,91 0,90 0,89 0,85 0,85 0,84 0,84 0,84 0,84 0,87 Nonunggulan

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,88 0,94 1,12 1,12 1,13 1,12 1,10 1,08 1,09 1,07 1,06 Unggulan

5. Bangunan 1,05 1,05 1,07 1,07 1,07 1,06 1,04 1,02 1,02 1,02 1,05 Unggulan

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 0,80 0,80 0,79 0,78 0,79 0,78 0,78 0,77 0,77 0,78 0,78 Nonunggulan

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,79 0,77 0,76 0,73 0,72 0,73 0,73 0,73 0,73 0,72 0,74 Nonunggulan

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,99 1,00 1,01 1,02 1,03 1,00 1,02 1,03 1,02 1,01 1,01 Unggulan

9. Jasa-jasa 1,16 1,18 1,18 1,19 1,25 1,29 1,31 1,34 1,37 1,38 1,26 Unggulan

Lapangan UsahaTahun

Page 94: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

76

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pada periode 2004-2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sektor pertambangan dan penggalian dalam perekonomian

Kabupaten Batang lebih besar daripada kontribusi sektor tersebut dalam

perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Sektor ini merupakan sektor

unggulan peringkat kedua setelah sektor pertanian.

Di wilayah Kabupaten Batang sektor penggalian pada umumnya

adalah penggalian yang dilakukan pengusaha golongan C seluruhnya.

Komoditi yang digali antara lain: pasir, batu kali, batu kapur, dan tanah

liat.

3. Sektor Jasa-jasa

Pada periode 2004-2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sektor jasa-jasa dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih

besar daripada kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi

Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan terjadinya pertumbuhan yang cepat

akibat banyaknya penambahan jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan,

rekreasi, jasa perorangan dan rumah tangga. Jasa sosial kemasyarakatan

seperti dibukanya rumah sakit swasta, klinik swasta, sekolah-sekolah

swasta, lembaga kursus, riset atau penelitian, palang merah, panti

asuhan, panti wedra, Yayasan Pemeliharaan Anak Cacat (YPAC), rumah

ibadah dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun

swasta yang ada di Kabupaten Batang.

Jasa rekreasi di Kabupaten Batang juga terus berkembang yang

diantaranya pengadaan bioskop, klub malam, taman hiburan, kolam

Page 95: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

77

renang dan kegiatan hiburan lainnya. Sedangkan jasa perseorangan dan

rumah tangga juga mengalami peningkatan seperti jasa-jasa reparasi

alat-alat rumah tangga, pemangkas rambut dan salon kecantikan,

elektronik, foto studio, tukang jahit, pembantu rumah tangga dan lain

sebagainya.

4. Sektor Bangunan

Pada periode 2004-2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sektor bangunan dalam perekonomian Kabupaten Batang

lebih besar daripada kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian

Provinsi Jawa Tengah. Sektor ini berkembang pesat karena didukung

kondisi kurangnya bangunan-bangunan fasilitas umum dan kebutuhan

perumahan warga di daerah Kabupaten Batang. Mengingat pertumbuhan

jumlah penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan, maka

kebutuhan akan bangunan berupa rumah juga meningkat.

Sektor bangunan ini mencakup kegiatan pembangunan fisik ,

baik yang digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya yang

dilakukan oleh perusahaan kontruksi maupun yang dilakukan oleh

perorangan. Misalnya kondisi terkini Kabupaten Batang membangun

berbagai infrastruktur seperti jalan desa, sarana irigasi dan sebagainya.

Bangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Batang dengan tujuan agar

fasilitas-fasilitas umum untuk masyarakat Kabupaten Batang dapat

menjadi jauh lebih berkembang dan lengkap.

Page 96: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

78

5. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum

Jika dilihat dari hasil analisis LQ diatas, sektor ini sempat bukan

merupakan sektor unggulan yaitu pada tahun 2004 dan 2005, namun

pada tahun selanjutnya dimulai dari tahun 2006 ke atas masuk ke dalam

golongan sektor unggulan. Pada periode 2004-2013 berdasarkan nilai

rata-rata koefisien LQ > 1, maka artinya kontribusi sektor listrik, gas,

dan air minum dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih besar

daripada kontribusi sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa

Tengah.

Sektor listrik, gas dan air minum mengalami pertumbuhan yang

pesat karena didorong oleh kebutuhan listrik dan air minum oleh rumah

tangga dan industri di Kabupaten Batang. Selain itu, sektor ini memiliki

peran yang sangat penting karena sebagai sumber utama energi

penggerak mesin-mesin produksi pada industri pengolahan. Untuk itu

perlu adanya dorongan yang kuat oleh pemerintah Kabupaten Batang.

6. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Pada periode 2003-2012, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dalam

perekonomian Kabupaten Batang lebih besar daripada kontribusi sektor

tersebut dalam perekonomian provinsi Jawa Tengah. Di Kabupaten

Batang kegiatan asuransi, dana pensiun, pegadaian, koperasi simpan

pinjam, dan lembaga pembiayaan mengalami peningkatan setiap

tahunnya.

Page 97: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

79

Hal ini didukung oleh meningkatnya sektor pertanian, jasa-jasa

dan sektor unggulan lainnya yang menyebabkan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan pun meningkat. Sedangkan sektor

persewaan di Kabupaten Batang mencakup kegiatan usaha persewaan

bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal

maupun sarana fasilitas umum. Sedangkan sektor jasa perusahaan di

Kabupaten Batang mencakup kegiatan pemberian jasa hukum, jasa

pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan atau arsitek dan teknik,

jasa periklanan dan riset pemasaran, serta jasa persewaan mesin,

peralatan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan analisis LQ pada Tabel 4, adapun sektor-sektor

perekonomian Kabupaten Batang yang termasuk ke dalam sektor

nonunggulan yaitu : sektor industri pengolahan; sektor perdagangan,

restoran dan hotel; dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

5.2. Pertumbuhan dan Dayasaing Sektor Pertanian Berdasarkan Analisis

Shift Share (SS)

5.2.1. Pertumbuhan Total PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2004-2013

Berdasarkan nilai riil PDRB Kabupaten Batang pada tahun 2004

atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp 1,92 triliun dan

meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp 2,75 triliun, sehingga pada

periode 2004-2013 terjadi peningkatan dengan pertumbuhan sekitar Rp

0,83 triliun. Persentase pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang pada

periode 2004 hingga 2013 menunjukkan peningkatan sebesar 43,12 persen

(Tabel 5).

Page 98: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

80

Pada Tabel 5 terlihat jelas bahwa persentase pertumbuhan sektor

perekonomian tertinggi adalah sektor listrik, gas dan air minum yaitu

sebesar 95,19 persen. Sektor tersebut mengalami pertumbuhan yang pesat,

karena didukung oleh meningkatnya pendapatan masyarakat yang

tercermin dari pertumbuhan PDRB tiap tahunnya meningkat. Peningkatan

rata-rata dari tahun 2004 hingga 2013 sebesar 3,87 persen. Di sisi lain

pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor bangunan juga sangat

mempengaruhi kebutuhan listrik, karena pada sektor indusri listrik

merupakan sumber energi yang sangat mendukung proses produksi seperti

pengerak mesin-mesin industri dan peralatan pendukung lainnya.

Sementara pada sektor bangunan, dengan meningkatnya industri

perumahan maka jumlah kebutuhan listrik pun meningkat. Pada tahun

2004 kontribusi sektor listrik, gas dan air minum terhadap PDRB

Kabupaten Batang adalah sebesar Rp 13,27 miliar dan meningkat pada

tahun 2013 menjadi sebesar Rp 25,91 miliar, terjadi peningkatan sebesar

Rp 12,64 miliar dengan persentase pertumbuhan 95,19 persen. Adapun

tabel pertumbuhan pertumbuhan PDRB Kabupaten Batang, yaitu sebagai

berikut :

Page 99: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

81

Tabel 5. Perubahan PDRB Kabupaten Batang Menurut Lapangan Usaha

Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2004 dan 2013 (juta

rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Persentase pertumbuhan sektor perekonomian terendah terjadi

pada sektor pertanian yang tumbuh sebesar 22,32 persen. Pada tahu 2004

kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Batang adalah

sebesar Rp 518,43 miliar dan meningkat pada tahun 2013 menjadi sebesar

Rp 668,02 miliar. Selama periode 2004 hingga 2013 sektor ini meningkat

sebesar Rp 149,59 miliar. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

pertumbuhan sektor pertanian diantaranya faktor iklim yang tidak menentu

yang mengakibatkan gagal panen, kekeringan pada musim kemarau

panjang akibat pendangkalan sungai-sungai yang digunakan sebagai

irigasi pada lahan pertanian, mahalnya harga pupuk dan obat-obatan serta

maraknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian sehingga

mempengaruhi produktivitas hasil pertanian. Berdasarkan data yang

bersumber dari BPS Jawa Tengah tahun 2012, pada tahun 2008 hingga

2012 konversi lahan sawah menjadi lahan non sawah yaitu seluas 88

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Pertanian 518.432,69 668.023,87 149.591,18 28,85

2. Pertambangan dan Penggalian 27.027,50 35.794,26 8.766,77 32,44

3. Industri Pengolahan 565.348,09 754.637,61 189.289,52 33,48

4. Listrik, Gas dan Air Minum 13.274,51 25.910,15 12.635,64 95,19

5. Bangunan 110.361,49 168.596,88 58.235,39 52,77

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 321.473,64 481.033,63 159.559,99 49,63

7. Pengangkutan dan Komunikasi 72.575,58 109.106,18 36.530,61 50,33

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 67.336,02 113.245,35 45.909,33 68,18

9. Jasa-jasa 223.150,63 390.132,30 166.981,68 74,83

Jumlah Total PDRB 1.918.980,13 2.746.480,23 827.500,10 43,12

TahunLapangan Usaha ∆ PDRB

Page 100: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

82

hektar. Pada tahun 2008 lahan sawah seluas 22.568 hektar menjadi 22.480

hektar pada tahun 2012.

Sementara itu, hal yang sama terjadi pada Provinsi Jawa Tengah,

pada tahun 2004 nilai riil PDRB Provinsi Jawa Tengah atas dasar harga

konstan 2000 adalah sebesar Rp 135,79 triliun dan meningkat pada tahun

2013 menjadi Rp 223,10 triliun (Tabel 6). Sedangkan pertumbuhan PDRB

Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar Rp 87,31 triliun

(64,30 persen).

Pada Tabel 6 terlihat jelas bahwa persentase pertumbuhan sektor

ekonomi tertinggi adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar

88,24 persen. Sektor ini pada tahun 2004 memberikan kontribusi terhadap

PDRB Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 1,33 triliun dan pada tahun 2013

meningkat menjadi Rp 2,50 triliun. Sedangkan persentase laju

pertumbuhan sektor ekonomi terendah terjadi pada sektor pertanian, yaitu

sebesar 331,14 persen. Pada tahun 2004 kontribusi sektor pertanian

terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar Rp 28,60 triliun dan

meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp 37,51 triliun. Selama periode

2004 hingga 2013 sektor ini mengalami peningkatan sebesar Rp 8,90

triliun.

Sektor yang memiliki nilai perubahan PDRB terbesar dan

terendah. Sektor yang memiliki perubahan nilai PDRB terbesar yaitu

sektor industri pengolahan sebesar Rp 29,10 triliun. Nilai ini diperoleh dari

selisih antara PDRB sektor industri pengolahan tahun 2013 sebesar Rp

44,00 triliun dengan PDRB sektor industri pengolahan tahun 2004 sebesar

Page 101: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

83

Rp 73,10 triliun. Adapun selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 di

bawah ini :

Tabel 6. Perubahan PDRB Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan

Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2004 dan 2013

(juta rupiah)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Sektor yang mengalami perubahan PDRB terendah yaitu sektor

listrik, gas dan air minum yaitu sebesar Rp 908,08 miliar. Nilai ini

diperoleh dari selisih antara PDRB sektor listrik, gas dan air minum tahun

2013 sebesar Rp 1,97 triliun dengan PDRB sektor listrik, gas dan air

minum tahun 2004 sebesar Rp 1,06 miliar.

5.2.2. Rasio PDRB Total dan Sektoral Kabupaten Batang dan Provinsi

Jawa Tengah tahun 2004-2013

Semua sektor perekonomian Kabupaten Batang dan Provinsi

Jawa Tengah pada umumnya mengalami peningkatan. Di setiap sektor

perekonomian mempunyai rasio yang berbeda-beda baik pada PDRB

Kabupaten Batang maupun Provinsi Jawa Tengah. Rasio yang dimiliki

setiap sektor pada umumnya terlihat terlihat dari nilai Ra, Ri dan ri. Nilai

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Pertanian 28.606.237,28 37.513.957,62 8.907.720,34 31,14

2. Pertambangan dan Penggalian 1.330.759,58 2.504.980,10 1.174.220,52 88,24

3. Industri Pengolahan 43.995.611,83 73.092.337,30 29.096.725,47 66,14

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1.065.114,58 1.973.195,73 908.081,15 85,26

5. Bangunan 7.448.715,40 13.449.631,46 6.000.916,06 80,56

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 28.343.045,24 50.209.544,03 21.866.498,79 77,15

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6.510.447,43 12.238.463,10 5.728.015,67 87,98

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4.826.541,38 9.073.225,04 4.246.683,66 87,99

9. Jasa-jasa 13.663.399,59 23.044.405,96 9.381.006,37 68,66

Jumlah Total PDRB 135.789.872,31 223.099.740,34 87.309.868,03 64,30

∆ PDRBLapangan UsahaTahun

Page 102: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

84

Ra diperoleh dari perhitungan selisih antara jumlah PDRB Provinsi Jawa

Tengah tahun 2013 dengan Jumlah PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun

2004 dibagi dengan jumlah PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 2004.

Antara tahun 2004-2013 nilai Ra adalah sebesar 0,64 (Tabel 6) Hal ini

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah

meningkat sebesar 0,64.

Nilai Ri diperoleh dari perhitungan selisih antara PDRB Provinsi

Jawa Tengah sektor i pada tahun 2013 dengan PDRB Provinsi Jawa

Tengah sektor i pada tahun 2004 dibagi dengan PDRB Provinsi Jawa

Tengah sektor i tahun 2004. Kontribusi pada setiap sektor perekonomian

mengalami peningkatan, sehingga seluruh sektor perekonomian memiliki

nilai Ri yang positif.

Nilai Ri terbesar terdapat pada sektor pertambangan dan

penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan, ketiga sektor tersebut memiliki nilai yang

sama yaitu sebesar 0,88. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan sektor

tersebut adalah terbesar dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah.

Sedangkan nilai Ri terkecil terdapat pada sektor pertanian, yaitu sebesar

0,31. Hal ini terjadi karena sektor pertanian mengalami laju pertumbuhan

yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 7, sebagai berikut:

Page 103: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

85

Tabel 7. Rasio PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah

Sumber : BPS Kabupaten Batang & Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Selanjutnya nilai ri diperoleh dari perhitungan selisih antara

PDRB sektor i di Kabupaten Batang tahun 2013 dengan PDRB sektor i

Kabupaten Batang tahun tahun 2004 dibagi dengan PDRB Kabupaten

Batang sektor i tahun 2004. Nilai ri terbesar terdapat pada sektor listrik,

gas dan air minum, yaitu sebesar 0,95 karena sektor ini didukung oleh

peningkatan kebutuhan listrik dan peningkatan jumlah pelanggan listrik

maupun pelanggan PDAM yang setiap tahunnya meningkat.

Sedangkan nilai ri terkecil terdapat pada sektor pertanian yaitu

sebesar 0,29. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang diantaranya

faktor kekeringan, cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan gagal

panen, mahalnya sarana produksi pertanian, maraknya konversi lahan

pertanian menjadi nonpertanian sehingga sektor pertanian mengalami laju

pertumbuhan yang menurun dan kecil.

1. Pertanian 0,64 0,31 0,29

2. Pertambangan dan Penggalian 0,64 0,88 0,32

3. Industri Pengolahan 0,64 0,66 0,33

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,64 0,85 0,95

5. Bangunan 0,64 0,81 0,53

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 0,64 0,77 0,50

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,64 0,88 0,50

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,64 0,88 0,68

9. Jasa-jasa 0,64 0,69 0,75

riRiLapangan Usaha Ra

Page 104: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

86

5.2.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten Batang Tahun

2004-2013

Suatu pembangunan wilayah dipengaruhi oleh faktor-faktor

komponen pertumbuhan wilayah. Komponen pertumbuhan wilayah

tersebut terdiri dari komponen pertumbuhan regional (PR), komponen

pertumbuhan proporsional (PP), dan komponen pertumbuhan pangsa

wilayah (PPW).

Komponen pertumbuhan regional diperoleh dari hasil perhitungan

antara rasio PDRB Provinsi Jawa Tengah (Ra) dikali dengan PDRB

Kabupaten Batang sektor i tahun tahun dasar analisis (2004). Ketiga

komponen pertumbuhan wilayah tersebut terjadi disebabkan oleh adanya

perubahan kebijakan ekonomi di tingkat provinsi dan adanya perubahan

dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian pada sektor-sektor

perekonomian Kabupaten Batang. Jika dilihat secara keseluruhan,

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2004 hingga

2013 telah mempengaruhi peningkatan PDRB Kabupaten Batang sebesar

Rp 1,23 triliun (64,30 persen).

Berdasarkan Tabel 8, sektor-sektor perekonomian yang ada di

Kabupaten Batang mengalami peningkatan kontribusi. Sektor

perekonomian yang memiliki peningkatan kontribusi terbesar yaitu

terdapat pada sektor industri pengolahan sebesar Rp 363,50 miliar. Hal ini

didorong dengan adanya peningkatan jumlah unit usaha industri yang

terdapat di Kabupaten Batang. Peningkatan rata-rata jumlah usaha industri

dari tahun 2005 hingga 2012 sebanyak 77 unit usaha industri (BPS

Page 105: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

87

Kabupaten Batang, 2012). Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi

terendah yaitu sektor listrik, gas dan air minum sebesar Rp 70,96 miliar.

Sementara itu, sektor pertanian mengalami peningkatan kontribusi terbesar

kedua yaitu Rp 333,34 miliar. Adapun selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel di bawah ini :

Tabel 8. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Tahun

2004-2013

Sumber : BPS Kabupaten Batang & Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian merupakan sektor yang sangat

dipengaruhi oleh perubahan kebijakan pemerintah di tingkat Provinsi Jawa

Tengah. Jika terjadi perubahan kebijakan pemerintah, maka kontribusi

sektor tersebut beserta subsektornya akan mengalami perubahan.

Selanjutnya pertumbuhan proporsional, diperoleh dari hasil kali

antara PDRB Kabupaten Batang sektor i tahun dasar analisis (2004)

dengan selisih antara Ri dan Ra. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel 9 sebagai berikut:

Juta Rupiah % PRij

1. Pertanian 333.340,69 64,30

2. Pertambangan dan Penggalian 17.378,08 64,30

3. Industri Pengolahan 363.506,25 64,30

4. Listrik, Gas dan Air Minum 8.535,21 64,30

5. Bangunan 70.959,98 64,30

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 206.700,40 64,30

7. Pengangkutan dan Komunikasi 46.664,48 64,30

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 43.295,56 64,30

9. Jasa-jasa 143.480,89 64,30

Total 1.233.861,54

Lapangan UsahaPertumbuhan Regional (PRij)

Page 106: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

88

Tabel 9. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional,

Tahun 2004-2013

Sumber : BPS Kabupaten Batang & Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Semua sektor ekonomi pada tabel tersebut memiliki nilai PP

positif (PPij > 0), kecuali sektor pertanian. Sektor yang memiliki nilai PP

positif artinya sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dalam

perekonomian. Sektor ekonomi yang memiliki persentase PP tertinggi

adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 23,94 persen. Sektor

ini memiliki pertumbuhan tercepat di Kabupaten Batang. Pada periode

2004-2013 industri perumahan di Kabupaten Batang mengalami

peningkatan, sehingga permintaan terhadap bahan bangunan hasil dari

sektor pertambangan dan penggalian meningkat. Selanjutnya sektor

perekonomian yang memiliki nilai persentase PP negatif (PPij < 0) adalah

sektor pertanian. Sektor ini memiliki nilai presentase PP terendah yaitu

-33,16 persen. Itu menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki

pertumbuhan yang lamban dalam perekonomian di Kabupaten Batang. Hal

tersebut dikarenakan beberapa faktor yang diantaranya faktor iklim yang

tidak menentu yang mengakibatkan gagal panen, kekeringan pada musim

Juta Rupiah % PPij

1. Pertanian (171.905,50) (33,16)

2. Pertambangan dan Penggalian 6.470,14 23,94

3. Industri Pengolahan 10.389,63 1,84

4. Listrik, Gas dan Air Minum 2.782,19 20,96

5. Bangunan 17.950,65 16,27

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 41.314,69 12,85

7. Pengangkutan dan Komunikasi 17.188,89 23,68

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15.950,75 23,69

9. Jasa-jasa 9.729,70 4,36

Total (50.128,86)

Lapangan UsahaPertumbuhan Proporsional (PPij)

Page 107: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

89

kemarau panjang akibat pendangkalan sungai-sungai yang digunakan

sebagai irigasi pada lahan pertanian, mahalnya harga pupuk dan obat-

obatan serta maraknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian

sehingga mempengaruhi produktivitas hasil pertanian beberapa daerah

Provinsi Jawa Tengah yang mempengaruhi produktivitas pertanian di

seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah termasuk Kabupaten Batang.

Selanjutnya pada Tabel 10 dapat dilihat tentang komponen

pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) dengan ketentuan yaitu sektor yang

memiliki nilai PPWij > 0 atau positif maka sektor tersebut termasuk

kedalam sektor yang memiliki daya saing yang baik. Sedangkan sektor

yang memiliki nilai PPWij < 0 atau negatif maka sektor tersebut termasuk

dalam sektor yang memiliki daya saing yang kurang baik.

Pada Tabel 10, sektor unggulan yang memiliki nilai PPW positif

(PPWij > 0) adalah sektor listrik, gas dan air minum dan sektor jasa-jasa.

Sektor listrik, gas dan air minum memiliki nilai PPW sebesar Rp 1,32

miliar (9,93 persen), sedangkan sektor jasa-jasa memiliki nilai PPW

sebesar Rp 13,77 miliar (6,17 persen). Sektor-sektor tersebut termasuk

kedalam sektor unggulan yang memiliki daya saing yang baik. Sektor

unggulan lainnya yang memiliki nilai PPW negatif (PPWij < 0) adalah

sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor bangunan;

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Adapun selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut:

Page 108: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

90

Tabel 10. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah,

Tahun 2004-2013

Sumber : BPS Kabupaten Batang & Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Nilai PPW sektor pertanian yaitu sebesar Rp -11,84 miliar (-2,28

persen); sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar Rp -15,08

miliar (-55,80 persen); sektor bangunan yaitu sebesar Rp -30,67 miliar (-

27,80 persen); dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu

sebesar Rp -13,34 miliar (-19,81 persen). Sektor-sektor tersebut termasuk

kedalam sektor unggulan yang memiliki daya saing yang kurang baik.

Pada Tabel 10 terlihat bahwa sektor nonunggulan semuanya memiliki nilai

PPW negatif (PPWij < 0) adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar

Rp -184,61 miliar (-32,65 persen); sektor perdagangan, restoran dan hotel

yaitu sebesar Rp -88,45 miliar (-27,52 persen); dan sektor pengangkutan

dan komunikasi yaitu sebesar Rp -27,32 miliar (37,65 persen). Sektor-

sektor tersebut termasuk kedalam sektor nonunggulan yang memiliki daya

saing yang kurang baik.

Sektor unggulan yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah

terbesar adalah sektor listrik, gas dan air minum yaitu sebesar 9,93 persen,

Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPWij)

Juta Rupiah % PPWij

1. Pertanian (11.844,01) (2,28)

2. Pertambangan dan Penggalian (15.081,45) (55,80)

3. Industri Pengolahan (184.606,37) (32,65)

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1.318,24 9,93

5. Bangunan (30.675,24) (27,80)

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel (88.455,09) (27,52)

7. Pengangkutan dan Komunikasi (27.322,77) (37,65)

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (13.336,98) (19,81)

9. Jasa-jasa 13.771,09 6,17

Total (356.232,58)

Lapangan Usaha

Page 109: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

91

hal ini dikarenakan daya saing sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan

sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan sektor

yang memiliki laju PPW terkecil adalah sektor pertambangan dan

penggalian yaitu sebesar -55,80 persen, hal ini dikarenakan di daerah

Kabupaten Batang sektor penggalian masih berupa usaha bersekala kecil.

Komoditi yang digali antara lain: pasir, batu kali, batu kapur, dan tanah

liat yang jumlahnya terbatas. Hal ini mengakibatkan daya saing sektor

pertambangan dan penggalian menjadi rendah dan kurang baik.

Pada Tabel 10 sektor pertanian memiliki nilai PPW Rp 11,84

miliar dengan nilai persentase PPW -2,28. Hal tersebut menunjukkan

bahwa sektor tersebut daya saingnya tidak terlalu rendah, karena di

Kabupaten Batang sebagian besar wilayahnya adalah lahan pertanian dan

secara geografis terletak di daerah pesisir sehingga komoditi perikanan

sangat potensial di sana.

5.2.4. Pertumbuhan dan Dayasaing Sektor-sektor Unggulan

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini

akan melihat daya saing dan pertumbuhan dari sektor pertanian di

Kabupaten Batang. Untuk melihat profil pertumbuhan sektor pertanian di

Kabupaten Batang dapat dilakukan dengan bantuan empat kuadran yang

terdapat pada garis bilangan.

Nilai-nilai yang terdapat pada empat kuadran tersebut diperoleh

dari nilai persentase pertumbuhan proporsional (PP) dan nilai persentase

pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Berdasarkan nilai-nilai tersebut

Page 110: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

92

nantinya dapat terlihat masing-masing sektor pada setiap kuadran. Adapun

nilai persentase pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa

wilayah, yaitu sebagai berikut :

Tabel 11. Nilai Persentase PP dan PPW di Kabupaten Batang

Sumber : BPS Kabupaten Batang & Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Jika dilihat secara keseluruhan, nilai persentase pertumbuhan

proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah hanya terdapat dua sektor

yang ke dua nilainya bersifat positif. Sektor-sektor tersebut yaitu sektor

listrik, gas dan air minum dan sektor jasa-jasa. Selanjutnya, sektor yang

memiliki nilai PP dan PPW keduanya negatif dan nilai persentase

keduanya terendah adalah sektor pertanian. Hal tersebut menunjukkan

bahwa sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lambat dan semakin

menurun serta memiliki daya saing yang rendah dibandingkan daerah lain

di Provinsi Jawa Tengah. Mengingat besarnya peran sektor pertanian

dalam perekonomian di Kabupaten Batang terutama pada besarnya

kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Batang dan besarnya penyerapan

tenaga kerja, maka perlu adanya analisis lebih lanjut mengenai peran sub

sektor pertanian dalam pembangunan daerah di Kabupaten Batang.

1. Pertanian (33,16) (2,28)

2. Pertambangan dan Penggalian 23,94 (55,80)

3. Industri Pengolahan 1,84 (32,65)

4. Listrik, Gas dan Air Minum 20,96 9,93

5. Bangunan 16,27 (27,80)

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 12,85 (27,52)

7. Pengangkutan dan Komunikasi 23,68 (37,65)

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 23,69 (19,81)

9. Jasa-jasa 4,36 6,17

Lapangan Usaha % PP % PPW

Page 111: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

93

Analisis tersebut untuk menganalisis sub sektor pertanian apa saja yang

menjadi sub sektor unggulan dan bagaimana pertumbuhan dan daya saing

sub sektor pertanian di Kabupaten Batang. Sehingga dapat diketahui

bagaimana rumusan prioritas pengembangan sub sektor pertanian dalam

memajukan sektor pertanian secara keseluruhan.

Untuk mengetahui posisi sektor pertanian dalam perekonomian di

Kabupten Batang, berikut adalah profil pertumbuhan sektor-sektor

ekonomi yang dapat diihat secara keseluruhan dalam ke empat kuadran,

yaitu sebagai berikut :

Gambar 12. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian

Kabupaten Batang Periode 2004-2013

70.00 PPW

60.00

I50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00

-20.00

-30.00

-40.00

III -50.00 II

-60.00

-70.00

-10.00

PP

IV

10 20 30 40 50-50 -40 -30 -20 -10

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Minum

Bangunan

Perdagangan, Restoran dan Hotel

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa

Page 112: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

94

Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa profil pertumbuhan

sektor-sektor perekonomian Kabupaten Batang periode 2004 hingga 2013

terlihat pada setiap kuadrannya yaitu kuadran I, II, III, dan IV sebagai

berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis, pada kuadran I terdapat sektor listrik, gas

dan air minum dan sektor jasa-jasa. Hal ini artinya, sektor-sektor

tersebut memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki daya

saing yang tinggi untuk wilayah tersebut jika dibandingkan dengan

wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah.

2. Pada kuadran II terdapat sektor pertambangan dan penggalian; sektor

industri pengolahan; sektor bangunan; sektor perdagangan, restoran

dan hotel; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan. Artinya sektor-sektor tersebut

memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tetapi memiliki daya saing

yang rendah untuk wilayah tersebut dibandingkan dengan wilayah lain

di Provinsi Jawa Tengah.

3. Pada kuadran III terdapat sektor pertanian, yang artinya bahwa sektor

ini memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan memiliki daya saing

yang rendah jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa

Tengah.

4. Sedangkan pada kuadran IV tidak terdapat sektor apapun yang artinya

tidak ada sektor perekonomian di Kabupaten Batang yang memiliki

laju pertumbuhan yang lambat, tetapi memiliki daya saing yang tinggi

dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah.

Page 113: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

95

5.3. Sub Sektor Pertanian Unggulan Kabupaten Batang Periode 2004-2013

Berdasarkan Pendekatan Location Quotient (LQ)

Nilai LQ merupakan indikator untuk menyatakan sektor unggulan

dan nonunggulan. Ketika suatu sektor memiliki nilai LQ lebih besar dari

satu maka sektor tersebut termasuk ke dalam sektor unggulan, yang artinya

peranan suatu sektor dalam perekonomian Kabupaten Batang lebih besar

daripada peranan sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa

Tengah. Hasil perhitungan analisis LQ menurut pendekatan pendapatan

untuk seluruh sub sektor pertanian yang ada di Kabupaten Batang, yaitu

sebagai berikut :

Tabel 13. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Batang Tahun 2004-2013

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Berdasarkan nilai rata-rata LQ pada tabel di atas, sub sektor

pertanian yang tidak termasuk sub sektor pertanian unggulan adalah sub

sektor tanaman bahan makanan. Sub sektor tersebut memiliki nilai koefisien

LQ < 1 (0,81), yang artinya kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan

dalam perekoniman Kabupaten Batang lebih kecil daripada kontribusi sub

sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya,

Rata-rata Keterangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 LQ

1. Tanaman Bahan Makanan 0,76 0,78 0,80 0,82 0,83 0,83 0,83 0,82 0,80 0,80 0,81 Nonunggulan

2. Tanaman Perkebunan 2,44 2,29 2,02 1,92 1,89 1,88 1,96 1,96 1,99 1,96 2,03 Unggulan

3. Peternakan dan Hasilnya 1,25 1,20 1,14 1,01 0,98 0,97 0,95 0,95 0,98 0,96 1,04 Unggulan

4. Kehutanan 1,57 1,33 1,47 1,55 1,62 1,57 1,50 1,49 1,55 1,56 1,52 Unggulan

5. Perikanan 1,05 1,15 1,42 1,48 1,47 1,48 1,59 1,60 1,64 1,69 1,46 Unggulan

Lapangan UsahaTahun

Page 114: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

96

sub sektor pertanian yang termasuk pada sub sektor unggulan di Kabupaten

Batang yaitu:

1. Sub Sektor Perkebunan

Selama periode 2004–2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sub sektor perkebunan dalam sektor pertanian Kabupaten

Batang lebih besar daripada kontribusi sub sektor tersebut dalam sektor

pertanian Provinsi Jawa Tengah.

2. Sub Sektor Peternakan dan Hasilnya

Selama periode 2004–2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sub sektor peternakan dan hasilnya dalam sektor pertanian

Kabupaten Batang lebih besar daripada kontribusi sub sektor tersebut

dalam sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah.

3. Sub Sektor Kehutanan

Selama periode 2004–2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sub sektor kehutanan dalam sektor pertanian Kabupaten

Batang lebih besar daripada kontribusi sub sektor tersebut dalam sektor

pertanian Provinsi Jawa Tengah.

4. Sub Sektor Perikanan

Selama periode 2004–2013, nilai koefisien LQ > 1, yang artinya

kontribusi sub sektor perikanan dalam sektor pertanian Kabupaten

Batang lebih besar daripada kontribusi sub sektor tersebut dalam sektor

pertanian Provinsi Jawa Tengah.

Page 115: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

97

5.4. Pertumbuhan PDRB ADHK Sektor Pertanian Kabupaten Batang dan

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004-2013

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian Kabupaten Batang

pada tahun 2004 atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp

518,43 miliar dan meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp 668,02 miliar,

sehingga pada periode 2004-2013 terjadi peningkatan sekitar Rp 149,59

miliar. Persentase pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Batang

pada periode 2004 hingga 2013 menunjukkan peningkatan sebesar 28,85

persen (Tabel 14). Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa persentase

pertumbuhan sub sektor pertanian tertinggi adalah pada sub sektor

perikanan yaitu sebesar 92,14 persen, dengan nilai peningkaan sebesar Rp

30,77 miliar. Sub sektor perikanan memiliki pertumbuhan tertinggi karena

didukung oleh faktor geografis yaitu terletak di daerah pesisir dan dilalui

oleh jalur pantura, serta semakin meningkatnya jumlah budidaya

perikanan oleh masyarakat. Daerah pesisir merupakan daerah yang sangat

potensial dalam memproduksi komoditi perikanan. Sementara persentase

petumbuhan terendah terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan, yaitu

6,48 persen dengan peningkatan nilai sebesar Rp 7,54 miliar.

Semua sub sektor pertanian dari tahun 2004 – 2013 mengalami

peningkatan nilai dan mengalami pertumbuhan. Adapun tabel

pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Batang, yaitu sebagai

berikut :

Page 116: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

98

Tabel 14. Perubahan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang Menurut

Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2004

dan 2013 (juta rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Dari data pada Tabel di atas terlihat sub sektor yang mengalami

peningkatan nilai tertinggi adalah sub sektor tanaman bahan makanan,

yaitu sebesar Rp 83.847,52 miliar. Hal tersebut dikarenakan nilai output

yang dihasilkan pada sektor ini sangat besar jika dibandingkan dengan sub

sektor pertanian lainnya. Selanjutnya, sub sektor yang memiliki

peningkatan nilai terendah adalah sub sektor kehutanan, yaitu sebesar Rp

4.666,28 miliar. Hal ini dikarenakan nilai output yang dihasilkan pada sub

sektor ini lebih kecil jika dibandingkan dengan sub sektor pertanian

lainnya. Peningkatan sub sektor lainnya, yaitu sub sektor tanaman

perkebunan; sub sektor peternakan dan hasilnya; dan sub sektor perikanan

masing-masing sebesar Rp 7.541,66 miliar; Rp 22.763,95 miliar; dan

30.771,77 miliar

Sementara itu, hal yang sama juga terjadi pada Provinsi Jawa

Tengah, pada tahun 2004 nilai riil PDRB sektor pertanian Provinsi Jawa

Tengah atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar Rp 28,61 triliun dan

meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp 37,51 triliun, dengan peningkatan

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Tanaman Bahan Makanan 285.439,23 369.286,75 83.847,52 29,37

2. Tanaman Perkebunan 116.472,63 124.014,29 7.541,66 6,48

3. Peternakan dan Hasilnya 69.820,27 92.584,22 22.763,95 32,60

4. Kehutanan 13.302,86 17.969,14 4.666,28 35,08

5. Perikanan 33.397,69 64.169,46 30.771,77 92,14

Jumlah Total PDRB 518.432,68 668.023,86 149.591,18 28,85

Lapangan UsahaTahun

∆ PDRB

Page 117: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

99

nilai sebesar Rp 8,90 triliun. Pada Tabel 15 terlihat bahwa persentase

pertumbuhan sub sektor pertanian tertinggi adalah pada sub sektor

peternakan dan hasilnya, yaitu sebesar 75,23 persen. Hal tersebut

dikarenakan pemerintah telah mengupayakan pembinaan dan pelatihan

peternakan, serta pemberian fasilitas pendukung. Sementara itu, sub sektor

pertanian yang memiliki persentase pertumbuhan terendah adalah sub

sektor perikanan. Hal tersebut dikarenakan sub sektor ini hanya

berkembang pesat dan berpotensi pada wilayah pesisir. Karena tidak

semua daerah di Provinsi Jawa Tengah memiliki wilayah pesisir.

Persentase pertumbuhan sub sektor lainnya selengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 15 sebagai berikut :

Tabel 15. Perubahan PDRB Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah

Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000,

Tahun 2004 dan 2013 (juta rupiah)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Dari data pada Tabel di atas, sub sektor yang memiliki perubahan

nilai tertinggi dan terendah adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan

sub sektor kehutanan dengan masing-masing nilai sebesar Rp 5,10 triliun

dan Rp 178,93 miliar. Sub sektor tanaman bahan makanan memiliki

perubahan nilai tertinggi karena sebagian besar pertanian di jawa tengah

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Tanaman Bahan Makanan 20.679.734,58 25.777.283,67 5.097.549,09 24,65

2. Tanaman Perkebunan 2.634.349,91 3.559.549,75 925.199,84 35,12

3. Peternakan dan Hasilnya 3.076.706,09 5.391.172,08 2.314.465,99 75,23

4. Kehutanan 468.457,78 647.386,14 178.928,36 38,20

5. Perikanan 1.746.988,92 2.138.565,98 391.577,06 22,41

Jumlah Total PDRB 28.606.237,28 37.513.957,62 8.907.720,34 31,14

∆ PDRBLapangan UsahaTahun

Page 118: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

100

mengupayakan komoditi dari sub sektor tersebut, seperti padi, palawija,

buah-buahan dan sayur-sayuran, serta sebagian besar petani di Jawa

Tengah mengupayakan komoditi tersebut, sehingga nilai output yang

dihasilkan pada sektor ini menjadi besar. Besarnya perubahan nilai sub

sektor lainnya seperti sub sektor tanaman perkebunan; sub sektor

peternakan dan hasilnya; dan sub sektor kehutanan, masing-masing

sebesar Rp 925,20 miliar; Rp 2,31 triliun; dan Rp 178,93 miliar.

5.5. Pertumbuhan dan Dayasaing Masing-Masing Sub Sektor Pertanian

Berdasarkan Analisis Shift Share (SS)

5.5.1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan

Di Kabupaten Batang sub sektor tanaman bahan makanan

merupakan bukan sub sektor unggulan yang ditunjukkan dengan nilai

koefisien LQ < 0 (0,81), yang artinya kontribusi sub sektor tanaman bahan

makanan dalam perekoniman Kabupaten Batang lebih kecil daripada

kontribusi sub sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah.

Sedangkan berdasarkan analisis Shift Share sub sektor ini memiliki nilai

pertumbuhan proporsional (PP) negatif (-6,49 persen), yang artinya sub

sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Batang memiliki

pertumbuhan yang lambat. Hal tersebut ditunjukkan dengan laju

pertumbuhan sub sektor ini lima tahun terakhir yaitu tahun 2008 – 2012

semakin menurun, dapat dilihat pada Gambar 15 sebagai berikut:

Page 119: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

101

Gambar 16. Grafik Laju Pertumbuhan Sub Sektor Bahan Makanan

Tahun 2008 – 2012.

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

Dari grafik di atas terlihat jelas sub sektor tanaman bahan

makanan mengalami penurunan setiap tahunnya. Sementara itu jika dilihat

dari konstribusinya sub sektor ini juga mengalami penurunan setiap

tahunnya.

Gambar 17. Grafik Konstribusi Sub Sektor Bahan Makanan

Tahun 2008 – 2012.

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

Dari grafik di atas terlihat jelas konstribusi sub sektor ini setiap

tahunnya mengalami penurunan kontribusi. Hal ini terjadi karena produksi

komoditi-komoditi sub sektor ini mengalami penurunan jumlah produksi.

Komoditi utama sub sektor ini adalah padi yang lima tahun terakhir (2008-

(%)

(%)

Page 120: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

102

2012) cenderung mengalami penurunan jumlah produksi yang dapat

dilihat pada grafik sebagai berikut :

Gambar 18. Grafik Produksi Padi Tahun 2008 – 2012 (Kw).

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

Pada gambar 17 tersebut terlihat jelas pada tahun 2008 jumlah

produksi padi sebesar 2.113.990 Kw dan pada tahun 2009 sebesar

2.028.842 Kw sehingga mengalami penurunan sebesar 85.147 Kw di tahun

2009. Di tahun 2010 jumah produksi meningkat 126.566 Kw menjadi

2.155.408 Kw. Pada tahun selanjutnya tahun 2011 dan 2012 kembali

mengalami penurunan jumlah produksi. Kemudian hal yang sama juga

terjadi pada komodi palawija yang hampir setiap tahunnya pengalami

penurunan jumlah produksi, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 18

sebagai berikut :

Page 121: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

103

Gambar 19. Grafik Produksi Palawija Tahun 2008 – 2012.

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

Dari gambar di atas, produksi komoditi palawija yang terdiri dari

jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kedelai, kacang hijau,

dan kentang setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan. Hal

tersebut tentunya perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk

meningkatkan jumlah produksi komoditi-komoditi tersebut, mengingat

besarnya kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB di Kabupaten Batang.

Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) sub

sektor tanaman bahan makanan memiliki nilai PPW positif (4,72 persen),

yang artinya sub sektor ini memiliki daya saing yang baik. Hal ini

ditunjukkan bahwa Kabupaten Batang merupakan produsen padi. Sebesar

28,44 persen (22.433,13 Ha) dari total luas wilayah Kabupaten Batang

dimanfaatkan untuk lahan sawah (BPS Kabupaten Batang, 2012). Selain

itu, Secara geografis kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan

Page 122: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

104

kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan sehingga

komoditi yang dihasilkan beragam. Jika, dilihat dari nilai pergeseran

bersih (PB), sub sektor ini memiliki nilai PB negatif (-1,76) yang artinya

sub sektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Batang memiliki

pertumbuhan yang tidak progressive.

5.5.2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Di Kabupaten Batang sub sektor tanaman perkebunan merupakan

sub sektor unggulan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien LQ > 0

(2,03), yang artinya kontribusi sub sektor tanaman perkebunan dalam

perekoniman Kabupaten Batang lebih besar daripada kontribusi sub sektor

tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan

berdasarkan analisis Shift Share sub sektor ini memiliki nilai pertumbuhan

proporsional (PP) positif (3,98 persen), yang artinya sub sektor tanaman

perkebunan di Kabupaten Batang memiliki pertumbuhan cepat. Hal

tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya kontribusi sub sektor ini

terhadap PDRB Kabupaten Batang pada lima tahun terakhir yaitu tahun

2008-2012, selengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 20. Grafik Laju Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan Terhadap

PDRB Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2012.

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

(%)

Page 123: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

105

Pada Gambar 19 tersebut, terlihat jelas kontribusi sub sektor ini

setiap tahunnya cenderung meningkat. Pada tahun 2008 sub sektor ini

memiliki kontribusi terhadap PDRB ADHK sebesar 17,57 persen; pada

tahun 2009 mengalami peningkatan kontribusi menjadi 17,95 persen.

Namun, pada tahun 2010 mengalami penurunan kontribusi menjadi 17,63

persen. Di tahun selanjutnya, tahun 2011 dan 2012 kembali mengalami

peningkatan kontribusi terhadap PDRB ADHK masing-masing menjadi

18,18 persen dan 18,45 persen.

Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah sub sektor

tanaman perkebunan memiliki nilai PPW negatif (-28,65 persen), yang

artinya sub sektor ini tidak memiliki daya saing dibandingkan daerah lain

di Provinsi Jawa tengah. Hal tersebut dikarenakan komoditi yang

dihasilkan dari sub sektor ini kurang memiliki keunggulan komparatif,

yang di antaranya sebagian besar komoditi ini merupakan usaha skala

kecil yang lokasinya tersebar, pemanfaatan lahan untuk komoditi-komoditi

sub sektor ini masih kecil sehingga komoditi yang dihasilkan relatif

rendah. Jika, dilihat dari nilai pergeseran bersih (PB), sub sektor ini

memiliki nilai PB negatif (-24,66) yang artinya sub sektor tanaman

perkebunan di Kabupaten Batang memiliki pertumbuhan yang tidak

progressive.

5.5.3. Sub Sektor Peternakan dan Hasilnya

Di Kabupaten Batang sub sektor peternakan dan hasilnya

merupakan sub sektor unggulan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien

Page 124: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

106

LQ > 0 (1,04), yang artinya kontribusi sub sektor peternakan dan hasilnya

dalam perekoniman Kabupaten Batang lebih besar daripada kontribusi sub

sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan

berdasarkan analisis Shift Share sub sektor ini memiliki nilai pertumbuhan

proporsional (PP) positif (44,09 persen), yang artinya sub sektor

peternakan dan hasilnya di Kabupaten Batang memiliki pertumbuhan

cepat. Hal tersebut tercermin dari laju kontribusi sub sektor ini terhadap

PDRB Kabupaten Batang lima tahun terakhir (2008-2012) semakin

meningkat setiap tahunnya.

Gambar 21. Grafik Laju Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan

Terhadap PDRB Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2012.

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

Dari grafik di atas terlihat jelas dari tahun 2008–2012 setiap

tahunnya sub sektor ini mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB

Kabupaten Batang. Kontribusi rata-rata setiap tahunnya yaitu sebesar

12,89 persen. Sedangkan laju pertumbuhan rata-rata pada tahun 2008 –

2012, yaitu sebesar 4,19 persen (BPS Kabupaten, 2012).

Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah sub sektor

peternakan dan hasilnya memiliki nilai PPW negatif (-42,62 persen), yang

artinya sub sektor ini tidak memiliki daya saing dibandingkan daerah lain

(%)

Page 125: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

107

di Provinsi Jawa tengah. Hal tersebut dikarenakan komoditi yang

dihasilkan dari sub sektor ini kurang memiliki keunggulan komparatif.

Usaha peternakan di Kabupaten Batang pada umumnya masih berskala

kecil dan wilayahnya tersebar. Jika, dilihat dari nilai pergeseran bersih

(PB), sub sektor ini memiliki nilai PB positif (1,46) yang artinya sub

sektor peternakan dan hasilnya di Kabupaten Batang memiliki

pertumbuhan yang progressive.

5.5.4. Sub Sektor Kehutanan

Di Kabupaten Batang sub sektor kehutanan merupakan sub sektor

unggulan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien LQ > 0 (1,52), yang

artinya kontribusi sub sektor kehutanan dalam perekoniman Kabupaten

Batang lebih besar daripada kontribusi sub sektor tersebut dalam

perekonomian Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan berdasarkan analisis

Shift Share sub sektor ini memiliki nilai pertumbuhan proporsional (PP)

positif (7,06 persen), yang artinya sub sektor Kehutanan di Kabupaten

Batang memiliki pertumbuhan cepat. Hal tersebut tercermin dari laju

kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Batang lima tahun

terakhir (2008-2012) yang dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini :

Gambar 22. Grafik Laju Kontribusi Sub Kehutanan Terhadap PDRB Kabupaten

Batang Tahun 2008 – 2012.

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

(%)

Page 126: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

108

Dari Gambar 21 tersebut, terlihat kontribusi sub sektor kehutanan

terhadap PDRB Kabupaten Batang dari tahun 2008 – 2012 masing-masing

yaitu 2,74 persen pada tahun 2008; 2,66 persen pada tahun 2009; 2,71

persen pada tahun 2010; 2,76 persen pada tahun 2011; dan 2,73 persen

pada tahun 2012. Sedangkan laju pertumbuhan rata-rata dari tahun 2008 –

2012 adalah sebesar 2,14 persen.

Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah sub sektor

peternakan dan hasilnya memiliki nilai PPW negatif (-3,12 persen), yang

artinya sub sektor ini kurang memiliki daya saing dibandingkan daerah

lain di Provinsi Jawa tengah. Hal ini terkait jumlah luas lahan hutan di

Kabupaten Batang lebih kecil jika di bandingkan daerah lain di Provinsi

Jawa Tengah dan tingginya ilegal loging yang tercermin dari banyaknya

kerusakan hutan di sana. Jika, dilihat dari nilai pergeseran bersih (PB), sub

sektor ini memiliki nilai PB positif (3,94) yang artinya sub sektor

kehutanan di Kabupaten Batang memiliki pertumbuhan yang progressive.

5.5.5. Sub Sektor Perikanan

Di Kabupaten Batang sub sektor perikanan merupakan sub sektor

unggulan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien LQ > 0 (1,46), yang

artinya kontribusi sub perikanan dalam perekoniman Kabupaten Batang

lebih besar daripada kontribusi sub sektor tersebut dalam perekonomian

Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan berdasarkan analisis Shift Share sub

sektor ini memiliki nilai pertumbuhan proporsional (PP) negatif (8,72

persen), yang artinya sub sektor perikanan di Kabupaten Batang memiliki

pertumbuhan lambat. Hal tersebut tercermin dari laju pertumbuhan sub

Page 127: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

109

sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Batang lima tahun terakhir (2008-

2012) cenderung menurun, selengkapnya dapat dilihat pada gambar grafik

sebagai berikut :

Gambar 23. Grafik Laju pertumbuhan Sub Sektor Perikanan Kabupaten Batang

Tahun 2008 – 2012.

Sumber: BPS Kabupaten Batang, 2012 (diolah)

Pada gambar grafik di atas terlihat pada tahun 2008 sub sektor

perikanan mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen kemudian pada

tahun 2009 sub sektor ini mengalami penurunan tajam sebesar -0,18

persen di bandingkan tahun sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 2010

mengalami pertumbuhan kembali sebesar 6,53 persen. Pada tahun

selanjutnya, kembali mengalami penurunan 6,05 persen pada tahun 2011

dan 5,70 persen pada tahun 2012.

Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah sub sektor

perikanan memiliki nilai PPW positif (69,72 persen), yang artinya sub

sektor ini memiliki daya saing yang baik dibandingkan daerah lain di

Provinsi Jawa tengah. Secara geografis Kabupaten memiliki keunggulan

komparatif jika dibandingkan daerah lain dilihat dari sub sektor perikanan.

Kabupaten Batang merupakan daerah yang memiliki wilayah pesisir dan

dilalui jalur pantura yang tentunya komoditi perikanan sangat potensial

(%)

Page 128: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

110

dan strategis untuk dikembangkan. Daerah pesisir merupakan daerah yang

memiliki kekayaan laut yang melimpah. Jika, dilihat dari nilai pergeseran

bersih (PB), sub sektor ini memiliki nilai PB positif (61,00) yang artinya

sub sektor kehutanan di Kabupaten Batang memiliki pertumbuhan yang

progressive.

5.6. Rumusan Prioritas Pengembangan Sub Sektor Pertanian Dalam

Pembangunan Daerah Di Kabupaten Batang.

Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) hampir semua

sub sektor pertanian termasuk sub sektor unggulan, terkecuali sub sektor

tanaman bahan makanan, yang artinya kontribusi masing-masing sub sektor

unggulan tersebut dalam perekoniman Kabupaten Batang lebih besar

daripada kontribusi sub sektor tersebut dalam perekonomian Provinsi Jawa

Tengah. Dalam upaya meningkatkan peran sub sektor pertanian terhadap

pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Batang, Pemerintah Kabupaten

Batang perlu memprioritaskan sub sektor unggulan. Sub sektor unggulan

yang perlu diprioritaskan Pemerintah dalam pembangunan daerah

Kabupaten Batang dapat dilihat dalam analisis lebih lanjut, yaitu

perbandingan pergeseran bersih dan daya saingnya. Adapun analisisnya

dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut :

Page 129: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

111

Tabel 16. Perbandingan Pergeseran Bersih dan Dayasaing Sub Sektor

Pertanian di Kabupaten Batang Tahun 2004 dan 2013 (juta

rupiah)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2009 dan 2013 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis di atas, sub sektor pertanian yang

memiliki daya saing adalah sub sektor tanaman bahan makanan dengan nilai

PPW 4,72 dan sub sektor perikanan dengan nilai PPW 69,72, yang di

tunjukkan dengan nilai PPW positif. Sementara sub sektor lainnya tidak

memiliki daya saing karena memiliki nilai PPW negatif. Selanjutnya sub

sektor pertanian yang meiliki pertumbuhan progressive adalah sub sektor

peternakan dan hasilnya dengan nilai PB 1,46; sub sektor kehutanan dengan

nilai PB 3,94; dan sub sektor perikanan dengan nilai PB 61,00. Ketiga sub

sektor tersebut memiliki nilai PB yang positif. Selebihnya sub sektor

tanaman bahan makanan dan sub sektor perkebunan memiliki nilai PB

negatif. Sub sektor pertanian yang memiliki dayasaing yang baik dan

pertumbuhan progressive adalah sub sektor perikanan.

Berdasarkan Tabel 16, maka dalam pembangunan daerah di

Kabupaten Batang pemerintah perlu merumuskan prioritas pembangunan

karena mengingat keterbatasan APBD. Dengan penentuan prioritas tersebut

diharapkan pembangunan daerah dapat terlaksanan dengan efektif, sehingga

Peringkat Sektor Dayasaing Pergeseran

Unggulan (LQ) (PPW) % Bersih (PB) %

1. Tanaman Bahan Makanan Nonunggulan 4,72 (1,76)

2. Tanaman Perkebunan Unggulan (28,65) (24,66)

3. Peternakan dan Hasilnya Unggulan (42,62) 1,46

4. Kehutanan Unggulan (3,12) 3,94

5. Perikanan Unggulan 69,72 61,00

Sektor Ekonomi

Page 130: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

112

dapat mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan sektor perekonomian

lainnya. Sektor pertanian di Kabupaten Batang memiliki peranan yang

sangat besar dalam perekonomian disana. Selain memberi kontribusi yang

sangat besar terhadap PDRB, sektor ini juga merupakan matapencaharian

utama sebagian besar penduduk di Kabupaten Batang. Adapun yang perlu

dijadikan prioritas pertama dalam pembangunan pertanian di Kabupaten

Batang adalah sub sektor perikanan, karena sektor ini selain memilki daya

saing terbaik juga memiliki pertumbuhan yang sangat progressive.

Selanjutnya prioritas ke dua adalah sub sektor tanaman bahan makanan,

karena walaupun pertumbuhannya kurang progressive, namun sektor ini

memiliki daya saing yang baik. Prioritas ke tiga adalah sub sektor

kehutanan, karena sub sektor ini memiliki pertumbuhan yang progressive

dan daya saingnya tidak terlalu rendah. Prioritas ke empat adalah sub sektor

peternakan dan hasilnya, karena sub sektor ini walaupun memiliki daya

saing kurang baik namun memiliki pertumbuhan yang progressive.

Kemudian yang perlu dijadikan prioritass ke lima adalah sub sektor tanaman

perkebunan, karena sub sektor ini memiliki daya saing terendah dan tidak

memiliki pertumbuhan progressive.

Page 131: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

113

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ), sektor pertanian

termasuk kedalam sektor unggulan di Kabupaten Batang dengan nilai

koefisien LQ 1,37. Sedangkan dengan pendekatan analisis shift share

sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lambat dengan nilai PP

negatif (-33,16). Jika dilihat dari daya saingnnya, sektor pertanian tidak

memiliki daya saing yang baik, dengan nilai PPW negatif (-2.28).

Selanjutnya berdasarkan profil pertumbuhan sektor-sektor ekonomi

Kabupaten Batang, sektor pertanian berada pada posisi kuadran III atau

sektor terbelakang dalam perekonomian di Kabupaten Batang.

2. Sub sektor pertanian yang termasuk kedalam sub sektor pertanian

unggulan di Kabupaten Batang pada periode 2004-2013 adalah sub

sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan hasilnya, sub

sektor kehutanan, dan sub sektor perikanan. Berdasarkan pendekatan

analisis sihft share masing-masing sub sektor pertanian di Kabupaten

Batang memiliki pertumbuhan dan daya saing yang berbeda-beda.

Adapun pertumbuhan dan daya saing masing-masing sub sektor

pertanian, yaitu :

1) Sub sektor tanaman bahan makanan, memiliki pertumbuhan yang

lambat dengan nilai PP negatif (-6,49). Sektor ini memiliki daya saing

Page 132: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

114

yang baik dengan nilai PPW positif (4,72). Jika dilihat dari nilai

pergeseran bersih (PB) sektor ini memiliki pertumbuhan yang tidak

progressive, dengan nilai PB < 0 (-1,73).

2) Sub sektor tanaman perkebunan memiliki pertumbuhan yang cepat

dengan nilai PP positif (3,98). Sektor ini tidak memiliki daya saing

yang baik dengan nilai PPW negatif (-28,65). Jika dilihat dari nilai

pergeseran bersih (PB) sektor ini memiliki pertumbuhan yang tidak

progressive, ditunjukkan dengan nilai PB < 0 (-24,66).

3) Sub sektor peternakan dan hasilnya memiliki pertumbuhan yang cepat

dengan nilai PP positif (44,09). Sektor ini tidak memiliki daya saing

yang baik dengan nilai PPW negatif (-42,62). Jika dilihat dari nilai

pergeseran bersih (PB) sektor ini memiliki pertumbuhan yang

progressive, ditunjukkan dengan nilai PB > 0 (1,46).

4) Sub sektor kehutanan memiliki pertumbuhan yang cepat dengan nilai

PP positif (7,06). Sektor ini tidak memiliki daya saing yang baik

dengan nilai PPW negatif (-3,12). Jika dilihat dari nilai pergeseran

bersih (PB) sektor ini memiliki pertumbuhan yang progressive,

ditunjukkan dengan nilai PB > 0 (3,94).

5) Sub sektor perikanan memiliki pertumbuhan yang lambat dengan nilai

PP negatif (-8,72). Sektor ini memiliki daya saing yang baik dengan

nilai PPW positif (69,72). Jika dilihat dari nilai pergeseran bersih (PB)

sektor ini memiliki pertumbuhan yang progressive, yang ditunjukkan

dengan nilai PB > 0 (61,00).

Page 133: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

115

3. Dengan menggunakan perbandingan pergeseran bersih dan daya saing

serta mempertimbangkan terbatasnya APBD, maka pembangunan

pertanian di Kabupaten Batang dapat dirumuskan berdasarkan

prioritasnya. Adapun rumusan prioritasnya yaitu: sub sektor perikanan

dijadikan prioritas pertama, sub sektor tanaman bahan makanan dijadikan

prioritas ke dua, sub sektor kehutanan dijadikan prioritas ke tiga, sub

sektor peternakan dan hasilnya dijadikan prioritas ke empat, selanjutnya

sub sektor tanaman perkebunan dijadikan prioritas ke lima,

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam upaya peningkatan peran sektor pertanian dalam pembangunan

daerah di Kabupaten Batang, hendaknya pemerintah Kabupaten Batang

memprioritaskan sub sektor pertanian yang memiliki daya saing yang

baik dan memiliki pertumbuhan progressive (sub sektor perikanan dan

sub sektor tanaman bahan makanan) karena sangat potensial untuk

dikembangkan, dengan cara mengalokasikan dana yang tepat kepada sub

sektor tersebut, sehingga akan dapat meningkatkan kontribusi terhadap

PDRB Kabupaten Batang.

2. Pemerintah Kabupaten Batang diharapkan dapat lebih memperhatikan

sektor pertanian. Mengingat sektor pertanian dalam profil pertumbuhan

sektor-sektor perekonomian Kabupaten Batang menempati posisi

terbelakang, upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah dengan

mendorong pertumbuhan sektor ini, sehingga kedepannya selain laju

Page 134: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

116

pertumbuhannya semakin progressive juga akan meningkatkan daya

saing sektor ini. Dengan majunya sektor pertanian tentunya dapat

mendorong pertumbuhan sektor lain.

3. Pemerintah juga perlu memperhatikan sub sektor pertanian yang

pertumbuhannya lambat dan daya sainnya rendah dengan melakukan

upaya yang dapat mendorong pertumbuhan dan daya saing sub sektor

tersebut agar kedepannya dapat tumbuh optimal dan daya saingnya

meningkat. Upaya yang perlu dilakukan antara lain dengan

meningkatkan infrastruktur masing-masing sub sektor pertanian,

mengoptimalkan penyuluhan pertanian untuk mendorong peningkatan

produksi dan produktifitas hasil pertanian di masing-masing sub sektor,

membenahi kelembagaan pertanian. Upaya tersebut dilakukan agar nilai

output sektor pertanian dapat meningkat sehingga kontribusi terhadap

PDRB Kabupaten Batang juga meningkat.

Page 135: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

117

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. 2006. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Adisasmita, R. 2008. Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Arsyad, L. 1999. Ekonomi Pembangunan. STIE. Yayasan Keluarga Pahlawan.

Yogyakarta.

Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.

BPFE – UGM. Yogyakarta.

Arsyad, L., 2004. Ekonomi Pembangunan. Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

BAPEDA., 2014. Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Batang Tahun 2013. BAPEDA Kabupaten Batang.

Bappenas, 2003. Modul Isian Daerah untuk Simrenas.

http://www.bappenas.go.id/files/3813/5230/1299/modul-isian-

simrenas__20081122231253__947__0.pdf. Diakses pada tanggal 10

September 2014.

Boediono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas

Gajah Mada. Yogyakarta.

BPS., 2005. Batang dalam Angka 2005. BPS Kabupaten Batang.

BPS., 2005. Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah 2005. BPS Provinsi

Jawa Tengah.

BPS., 2007. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang 2007. BPS

Kabupaten Batang.

BPS., 2008. Batang dalam Angka 2008. BPS Kabupaten Batang.

BPS., 2009. Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah 2009. BPS Provinsi

Jawa Tengah.

BPS., 2012. Batang dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Batang.

BPS., 2012. Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah 2012. BPS Provinsi

Jawa Tengah.

Page 136: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

118

BPS., 2012. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang 2012. BPS

Kabupaten Batang.

BPS., 2012. Tinjauan PDRB Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah 2012. BPS

Provinsi Jawa Tengah.

BPS., 2013. Jawa Tengah dalam Angka 2013. BPS Provinsi Jawa Tengah.

Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan

Lautan. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Dewi, Noeke Korsiska. 2008. Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis

Komoditi Pertanian di Kabupaten Ponorogo. Skripsi pada Prodi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agribisnis Fakultas Pertanian USM Surakarta: tidak

diterbitkan.

Hendriyani, Ayu Sri Utami. 2012. Analisis Sektor-Sektor Unggulan Pada

Perekonomian Kabupaten Cirebon (Periode 2005-2010). Skripsi pada

Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

Bogor: tidak diterbitkan.

Jamallia, Jelita Septina. 2011. Studi Pengembangan Wilayah Kota Tangerang

Selatan Melalui Sektor-Sektor Unggulan. Skripsi pada Prodi Agribisnis

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: tidak

diterbitkan.

Jhingan, M.L. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Wilayah. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Kamaluddin, R., 1998. Pengantar Ekonomi Pembangunan: Dilengkapi dengan

Analisis Beberapa Aspek Pembangunan Ekonomi Nasional. Lembaga

Penelitian Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.

Lusminah., 2008. Analisis Potensi Wilayah Kecamatan Berbasis Komoditi

Pertanian Dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Cilacap. Skripsi

pada Prodi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis Fakultas Pertanian USM

Surakarta: tidak diterbitkan.

Murhaini, H. Suriansyah. 2009. Kewenangan Pemerintah Daerah Mengurus

Bidang Pertanahan. LaksBang Justitia. Surabaya.

Priyarsono, D.S, Sahara, dan Muhammad, F. 2007. Ekonomi Regional.

Universitas Terbuka. Jakarta.

Putong, I. 2003. Pengantar Ekonomi Micro dan Macro. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan. CV Rajawali.

Jakarta.

Page 137: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

119

Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian untuk Mengentaskan Kemiskinan. UI

Press. Jakarta.

Soenarto, 2001. Otonomi Daerah dan Pelayanan Publik.

http://www.pu.go.id/itjen/buletin/3031otoda.htm. Diakses pada tanggal 5

Agustus 2014.

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Salemba

Empat. Jakarta.

Tambunan, T.T.H., 2001. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. PT

Bumi Aksara. Jakarta.

Usman, W., Isnan F.N., dan Bayu M., 2001. Pembangunan Pertanian di Era

Globalisasi. LP2KP Pustaka Karya. Yogyakarta.

Wibowo, R., 2002. Pertanian dan Pangan: Bunga Rampai Prmikiran Menuju

Ketahanan Pangan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Page 138: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

120

Lampiran 1 : Luas Wilayah Kecamatan Tahun 2012

Luas Wilayah Kecamatan Tahun 2012

No. Kecamatan Luas Persentase

1 Wonotunggal 5.235,27 6,64

2 Bandar 7.332,80 9,30

3 Blado 7.838,92 9,94

4 Reban 4.633,38 5,88

5 Bawang 7.384,51 9,36

6 Tersono 4.932,98 6,26

7 Gringsing 7.276,64 9,23

8 Limpung 3.341,66 4,24

9 Banyuputih 4.442,50 5,63

10 Subah 8.352,17 10,59

11 Pecalungan 3.618,97 4,59

12 Tulis 4.508,78 5,72

13 Kandeman 4.175,67 5,29

14 Batang 3.434,54 4,36

15 Warungasem 2.355,38 2,99

Jumlah 78.864,17 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Page 139: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

121

Lampiran 2 : Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Tahun 2012 (Ha)

1 Wonotunggal 1.726,43 868,08 954,37 - 1,50 1.487,58 - 197,31 5.235,27

2 Bandar 2.412,74 1.413,30 1.846,28 - 0,02 632,58 797,87 230,01 7.332,80

3 Blado 1.139,98 410,18 2.009,12 - - 2.709,58 690,78 879,28 7.838,92

4 Reban 1.461,25 516,64 1.842,39 - 1,64 368,84 307,00 135,62 4.633,38

5 Bawang 1.691,41 399,51 2.431,58 - 1,21 2.617,35 218,00 25,45 7.384,51

6 Tersono 1.908,71 540,08 1.569,50 - - 619,64 195,75 99,30 4.932,98

7 Gringsing 1.921,86 799,69 1.543,20 - 67,36 850,70 1.903,76 190,07 7.276,64

8 Limpung 1.878,87 597,73 565,89 - 0,08 204,63 - 94,46 3.341,66

9 Banyuputih 622,36 467,06 1.582,83 - - 425,66 1.184,55 160,03 4.442,49

10 Subah 1.168,68 676,36 2.175,43 - 31,39 1.894,26 1.664,02 742,03 8.352,17

11 Pecalungan 1.031,64 875,21 1.378,81 - - 201,83 - 131,48 3.618,97

12 Tulis 1.334,12 650,44 1.359,74 - 2,00 181,00 210,00 771,48 4.508,78

13 Kandeman 1.591,65 1.082,20 1.284,61 - 19,04 - - 198,17 4.175,67

14 Batang 1.396,20 1.357,22 335,17 - 12,20 - - 333,75 3.434,54

15 Warungasem 1.147,23 847,36 285,52 - 3,70 - - 71,57 2.355,38

2012 22.433,13 11.501,06 21.164,44 - 140,14 12.193,65 7.171,73 4.260,01 78.864,16

2011 22.462,41 11.472,28 21.164,44 - 140,14 12.193,65 7.171,73 4.259,51 78.864,16

2010 22.479,12 11.456,58 21.164,44 - 139,14 12.193,65 7.171,73 4.259,50 78.864,16

2009 22.479,12 11.456,58 21.164,44 - 139,14 12.193,65 7.171,73 4.259,50 78.864,16

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Tegal/

Huma

Bangunan

Pekarangan

Lahan

sawah

Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Tahun 2012 (Ha)

Jumlah

No. Kecamatan JumlahLainnyaPerkebunan

Hutan

Rakyat/

Negara

TambakPadang

Rumput

Page 140: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

122

Lampiran 3 : Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Pangan Tahun 2007-2012

Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata Luas Produksi Rata-rata

Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha) Panen (Kw) (Kw/Ha)

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2007 40.110 2.201.931 54,90 115 4.142 36,02 6.491 394.683 60,80 2.246 507.008 225,74 1.392 183.270 131,66 1.934 21.574 11,16 2 20 10,00 16 112 7,00 1.951 389.150 199,46

2 2008 41.201 2.108.290 51,17 222 5.700 25,68 8.306 641.185 77,20 1.732 521.822 301,28 667 94.864 142,22 1.264 22.608 17,89 12 102 8,50 25 184 7,36 1.570 301.316 191,92

3 2009 42.178 2.014.567 47,76 544 14.275 26,24 8.873 542.096 61,10 1.826 468.208 256,41 542 75.185 138,72 1.240 19.209 15,49 24 250 10,42 6 48 8,00 1.432 279.207 194,98

4 2010 44.883 2.152.279 47,95 119 3.129 26,29 7.451 500.430 67,16 1.733 448.060 258,55 565 74.140 131,22 614 6.880 11,21 8 73 9,13 - - - 1.274 217.729 170,90

5 2011 43.547 1.875.569 43,07 5 132 26,30 8.261 515.239 62,37 1.401 367.706 262,46 375 49.500 132,00 443 4.652 10,50 77 860 11,17 4 42 10,50 1.272 247.050 194,22

6 2012 38.590 1.552.854 40,24 195 5.850 30,00 6.781 429.730 63,37 1.151 218.008 189,41 463 72.986 157,64 370 4.180 11,30 1 13 13,00 8 82 10,24 1.215 226.118 186,11

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2010, 2012 & 2014

Kedelai Kacang Hijau Kentang

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman PanganTahun 2007 - 2012

No Tahun

Padi Sawah Padi Gogo Jagung Ketela Pohon Ketela Rambat Kacang Tanah

Page 141: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

123

Lampiran 4 : Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012

1 Wonotunggal 6.202 278 62 278 271 1.860 2.380 1.647 464 1.769 15.211

2 Bandar 9.337 601 138 295 667 1.971 5.381 3.431 1.498 3.298 26.617

3 Blado 6.416 1.014 22 191 2.143 1.766 2.637 2.202 801 1.987 19.179

4 Reban 8.158 2.249 15 122 187 3.551 2.286 1.308 503 1.128 19.507

5 Bawang 9.309 661 27 1.023 1.994 7.054 3.649 2.471 637 1.643 28.468

6 Tersono 8.409 64 25 464 168 3.467 2.252 2.018 492 1.811 19.170

7 Gringsing 8.287 687 415 416 275 1.719 4.429 2.453 1.388 3.734 23.803

8 Limpung 5.982 72 41 264 245 3.638 4.433 2.561 1.007 2.061 20.304

9 Banyuputih 3.386 516 185 204 154 2.584 3.676 1.998 864 1.812 15.379

10 Subah 8.243 950 239 221 285 3.191 3.392 2.757 1.389 2.301 22.968

11 Pecalungan 7.144 329 39 180 179 2.512 1.779 1.071 407 1.366 15.006

12 Tulis 4.704 405 309 322 149 1.612 2.859 1.971 1.174 2.179 15.684

13 Kandeman 4.815 3.009 1.925 268 161 3.514 3.306 1.618 525 2.375 21.516

14 Batang 2.679 427 5.484 293 215 11.669 13.106 10.852 2.006 8.225 54.956

15 Warungasem 2.431 20 74 190 28 7.673 5.327 3.001 886 2.118 21.748

95.502 11.282 9.000 4.731 7.121 57.781 60.892 41.359 14.041 37.807 339.516

28,13 3,32 2,65 1,39 2,10 17,02 17,93 12,18 4,14 11,14 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Banyaknya Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012

Persentase

Jumlah

JumlahLainnyaAngkutan

TransportasiJasaPerdagangan

Industri

PengolahanNo. Kecamatan Perkebunan

Pertanian

LainnyaPeternakanPerikanan

Pertanian

Tanaman

Pangan

Page 142: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

124

Lampiran 5 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dari Jenis Kelamin

Tahun 2012

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dari Jenis Kelamin Tahun 2012

Kelompok Umur

Laki-Laki Perempuan Jumlah

00 - 04

34.715

33.573

68.288

05 - 09

38.808

36.613

75.421

10 - 14

39.475

37.824

77.299

15 - 19

37.004

35.581

72.585

20 - 24

29.492

31.069

60.561

25 - 29

28.829

30.465

59.294

30 - 34

27.674

29.244

56.918

35 - 39

28.200

28.402

56.602

40 - 44

23.510

22.063

45.573

45 - 49

18.649

17.425

36.074

50 - 54

14.257

14.028

28.285

55 - 59

11.401

11.680

23.081

60 - 64

10.534

12.146

22.680

65 - 69

6.612

7.828

14.440

70 +

8.041

9.973

18.014

Jumlah

357.201

357.914

715.115

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2012

Page 143: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

125

Lampiran 6 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)

1. Pertanian 518.432,69 528.506,92 541.316,98 563.280,61 588.955,82 605.312,85 623.190,59 638.035,76 648.359,31 668.023,87

2. Pertambangan dan Penggalian 27.027,50 26.901,39 27.435,50 28.090,35 28.673,08 29.960,04 31.279,58 32.376,86 34.087,25 35.794,26

3. Industri Pengolahan 565.348,09 580.360,54 583.043,70 593.024,84 606.302,42 619.606,51 649.546,80 686.721,17 719.069,35 754.637,61

4. Listrik, Gas dan Air Minum 13.274,51 15.230,25 18.857,38 19.720,09 20.503,23 21.258,49 22.506,74 23.172,00 24.466,48 25.910,15

5. Bangunan 110.361,49 115.423,25 120.804,10 127.569,41 133.589,68 139.410,30 145.049,22 150.738,15 159.246,87 168.596,88

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 321.473,64 329.633,50 337.360,56 348.461,67 357.797,43 373.744,88 393.674,64 416.847,08 447.527,40 481.033,63

7. Pengangkutan dan Komunikasi 72.575,58 73.929,39 75.669,98 77.696,67 79.935,44 84.963,22 91.043,73 97.640,88 103.334,59 109.106,18

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 67.336,02 69.827,98 73.400,62 77.715,76 82.337,54 85.668,57 90.431,71 96.484,21 103.996,23 113.245,35

9. Jasa-jasa 223.150,63 232.963,63 244.412,62 257.414,57 271.759,91 290.691,98 315.786,38 344.749,50 371.441,24 390.132,30

Jumlah Total PDRB 1.918.980,13 1.972.776,84 2.022.301,43 2.092.973,97 2.169.854,55 2.250.616,83 2.362.509,41 2.486.765,62 2.611.528,72 2.746.480,23

Pertumbuhan 2,07 2,80 2,51 3,49 3,67 3,72 4,97 5,26 5,02 5,17

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2005, 2010, 2012 & 2014

*) Angka sementara

Tahun

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013 (Jutaan Rupiah)

Lapangan Usaha

Page 144: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

126

Lampiran 7 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 r) 2012 *) 2013**)

1. Pertanian 28.606.237,28 29.924.642,25 31.002.199,11 31.862.697,60 32.880.707,86 34.101.148,13 34.956.425,39 35.399.800,56 36.712.340,43 37.513.957,62

2. Pertambangan dan Penggalian 1.330.759,58 1.454.230,59 1.678.299,61 1.782.886,65 1.851.189,43 1.952.866,70 2.091.257,42 2.193.964,23 2.355.848,88 2.504.980,10

3. Industri Pengolahan 43.995.611,83 46.105.706,52 48.189.134,86 50.870.785,69 55.348.962,88 57.444.185,45 61.387.556,40 65.439.443,00 69.012.495,82 73.092.337,30

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1.065.114,58 1.179.891,98 1.256.430,34 1.340.845,17 1.408.666,12 1.489.552,65 1.614.857,68 1.711.200,96 1.820.436,99 1.973.195,73

5. Bangunan 7.448.715,40 7.960.948,49 8.446.566,35 9.055.728,78 9.647.593,00 10.300.647,63 11.014.598,60 11.753.387,92 12.573.964,87 13.449.631,46

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 28.343.045,24 30.056.962,75 31.816.441,85 33.898.013,93 35.226.196,01 37.766.356,61 40.054.938,34 43.159.132,59 46.719.025,28 50.209.544,03

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6.510.447,43 6.988.425,75 7.451.506,22 8.052.597,04 8.581.544,49 9.192.949,90 9.805.500,11 10.645.260,49 11.486.122,63 12.238.463,10

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4.826.541,38 5.067.665,70 5.399.608,70 5.767.341,21 6.218.053,96 6.701.533,13 7.038.128,91 7.503.725,18 8.206.252,08 9.073.225,04

9. Jasa-jasa 13.663.399,59 14.312.739,86 15.442.467,70 16.479.357,72 16.871.569,54 17.724.216,37 19.029.722,65 20.464.202,99 21.961.937,06 23.044.405,96

Jumlah Total PDRB 135.789.872,31 143.051.213,89 150.682.654,74 159.110.253,79 168.034.483,29 176.673.456,57 186.992.985,50 198.270.117,92 210.848.424,04 223.099.740,34

Pertumbuhan 5,13 5,35 5,33 5,59 5,61 5,14 5,84 6,03 6,34 5,81

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2010, 2012 & 2014

r) Angka revisi

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Lapangan UsahaTahun

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013 (Jutaan Rupiah)

Page 145: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

127

Lampiran 8 : Hasil Perhitungan Dengan Metode LQ Di Kabupaten Batang

Rata-rata Keterangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) LQ

1. Pertanian 1,28 1,28 1,30 1,34 1,39 1,39 1,41 1,44 1,43 1,45 1,37 Unggulan

2. Pertambangan dan Penggalian 1,44 1,34 1,22 1,20 1,20 1,20 1,18 1,18 1,17 1,16 1,23 Unggulan

3. Industri Pengolahan 0,91 0,91 0,90 0,89 0,85 0,85 0,84 0,84 0,84 0,84 0,87 Nonunggulan

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,88 0,94 1,12 1,12 1,13 1,12 1,10 1,08 1,09 1,07 1,06 Unggulan

5. Bangunan 1,05 1,05 1,07 1,07 1,07 1,06 1,04 1,02 1,02 1,02 1,05 Unggulan

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 0,80 0,80 0,79 0,78 0,79 0,78 0,78 0,77 0,77 0,78 0,78 Nonunggulan

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,79 0,77 0,76 0,73 0,72 0,73 0,73 0,73 0,73 0,72 0,74 Nonunggulan

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,99 1,00 1,01 1,02 1,03 1,00 1,02 1,03 1,02 1,01 1,01 Unggulan

9. Jasa-jasa 1,16 1,18 1,18 1,19 1,25 1,29 1,31 1,34 1,37 1,38 1,26 Unggulan

Lapangan UsahaTahun

HASIL PERHITUNGAN DENGAN METODE LQ DI KABUPATEN BATANG TAHUN 2004-2013

Page 146: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

128

Lampiran 9 : Perubahan PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

2004 dan 2013

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Pertanian 518.432,69 668.023,87 149.591,18 28,85

2. Pertambangan dan Penggalian 27.027,50 35.794,26 8.766,77 32,44

3. Industri Pengolahan 565.348,09 754.637,61 189.289,52 33,48

4. Listrik, Gas dan Air Minum 13.274,51 25.910,15 12.635,64 95,19

5. Bangunan 110.361,49 168.596,88 58.235,39 52,77

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 321.473,64 481.033,63 159.559,99 49,63

7. Pengangkutan dan Komunikasi 72.575,58 109.106,18 36.530,61 50,33

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 67.336,02 113.245,35 45.909,33 68,18

9. Jasa-jasa 223.150,63 390.132,30 166.981,68 74,83

Jumlah Total PDRB 1.918.980,13 2.746.480,23 827.500,10 43,12

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Pertanian 28.606.237,28 37.513.957,62 8.907.720,34 31,14

2. Pertambangan dan Penggalian 1.330.759,58 2.504.980,10 1.174.220,52 88,24

3. Industri Pengolahan 43.995.611,83 73.092.337,30 29.096.725,47 66,14

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1.065.114,58 1.973.195,73 908.081,15 85,26

5. Bangunan 7.448.715,40 13.449.631,46 6.000.916,06 80,56

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 28.343.045,24 50.209.544,03 21.866.498,79 77,15

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6.510.447,43 12.238.463,10 5.728.015,67 87,98

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4.826.541,38 9.073.225,04 4.246.683,66 87,99

9. Jasa-jasa 13.663.399,59 23.044.405,96 9.381.006,37 68,66

Jumlah Total PDRB 135.789.872,31 223.099.740,34 87.309.868,03 64,30

Perubahan PDRB Kabupaten Batang Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013 (Jutaan Rupiah)

∆ PDRB

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013 (Jutaan Rupiah)

Perubahan PDRB Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha

Lapangan UsahaTahun

Lapangan Usaha ∆ PDRBTahun

Page 147: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

129

Lampiran 10 : Rasio PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013

1. Pertanian 0,64 0,31 0,29

2. Pertambangan dan Penggalian 0,64 0,88 0,32

3. Industri Pengolahan 0,64 0,66 0,33

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,64 0,85 0,95

5. Bangunan 0,64 0,81 0,53

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 0,64 0,77 0,50

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,64 0,88 0,50

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,64 0,88 0,68

9. Jasa-jasa 0,64 0,69 0,75

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013

Rasio PDRB Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengan

riRiLapangan Usaha Ra

Page 148: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

130

Lampiran 11 : Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Batang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,

Proporsional dan Pangsa Wiayah Tahun 2004-2013

Juta Rupiah % PRij

1. Pertanian 333.340,69 64,30

2. Pertambangan dan Penggalian 17.378,08 64,30

3. Industri Pengolahan 363.506,25 64,30

4. Listrik, Gas dan Air Minum 8.535,21 64,30

5. Bangunan 70.959,98 64,30

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 206.700,40 64,30

7. Pengangkutan dan Komunikasi 46.664,48 64,30

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 43.295,56 64,30

9. Jasa-jasa 143.480,89 64,30

Total 1.233.861,54

Juta Rupiah % PPij

1. Pertanian (171.905,50) (33,16)

2. Pertambangan dan Penggalian 6.470,14 23,94

3. Industri Pengolahan 10.389,63 1,84

4. Listrik, Gas dan Air Minum 2.782,19 20,96

5. Bangunan 17.950,65 16,27

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 41.314,69 12,85

7. Pengangkutan dan Komunikasi 17.188,89 23,68

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 15.950,75 23,69

9. Jasa-jasa 9.729,70 4,36

Total (50.128,86)

Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPWij)

Juta Rupiah % PPWij

1. Pertanian (11.844,01) (2,28)

2. Pertambangan dan Penggalian (15.081,45) (55,80)

3. Industri Pengolahan (184.606,37) (32,65)

4. Listrik, Gas dan Air Minum 1.318,24 9,93

5. Bangunan (30.675,24) (27,80)

6. Perdagangan, Restoran dan Hotel (88.455,09) (27,52)

7. Pengangkutan dan Komunikasi (27.322,77) (37,65)

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (13.336,98) (19,81)

9. Jasa-jasa 13.771,09 6,17

Total (356.232,58)

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional Tahun 2004-2013

Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Batang

Pertumbuhan Regional (PRij)

Lapangan Usaha

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Tahun 2004-2013

Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Batang

Lapangan UsahaPertumbuhan Proporsional (PPij)

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional Tahun 2004-2013

Lapangan Usaha

Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Batang

Page 149: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

131

Lampiran 12 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Kabupaten Batang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

2004-2013

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)

1. Tanaman Bahan Makanan 285.439,23 296.836,18 308.458,30 323.295,97 345.173,28 353.249,73 362.509,29 362.413,57 361.387,42 369.286,75

2. Tanaman Perkebunan 116.472,63 111.296,85 100.797,99 103.088,91 103.475,91 108.681,78 109.872,49 115.986,13 119.642,39 124.014,29

3. Peternakan dan Hasilnya 69.820,27 69.828,81 71.541,20 71.998,79 72.791,37 75.985,81 79.253,03 84.090,63 88.349,76 92.584,22

4. Kehutanan 13.302,86 16.251,15 14.927,02 15.952,47 16.120,61 16.093,87 16.903,00 17.586,52 17.715,99 17.969,14

5. Perikanan 33.397,69 34.293,92 45.592,45 48.944,46 51.394,64 51.301,65 54.652,77 57.958,91 61.263,75 64.169,46

Jumlah Total PDRB Sektor Pertanian 518.432,68 528.506,91 541.316,96 563.280,60 588.955,81 605.312,84 623.190,58 638.035,76 648.359,31 668.023,86

Pertumbuhan (2,19) 1,94 2,42 4,06 4,56 2,78 2,95 2,38 1,62 3,03

Sumber : BPS Kabupaten Batang, 2005, 2010, 2012 & 2014

*) Angka sementara

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Kabupaten Batang

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013 (Jutaan Rupiah)

Sub Sektor PertanianTahun

Page 150: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

132

Lampiran 13 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

2004-2013

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 r) 2012*) 2013**)

1. Tanaman Bahan Makanan 20.679.734,58 21.507.487,27 22.120.970,77 22.335.544,19 23.150.206,55 23.912.094,91 24.587.491,51 24.559.128,85 25.427.512,90 25.777.283,67

2. Tanaman Perkebunan 2.634.349,91 2.747.119,29 2.854.270,38 3.041.564,58 3.061.080,00 3.251.610,00 3.147.265,37 3.276.056,48 3.411.458,95 3.559.549,75

3. Peternakan dan Hasilnya 3.076.706,09 3.292.244,97 3.603.302,51 4.033.969,27 4.155.830,07 4.408.535,28 4.665.006,67 4.905.554,99 5.107.200,13 5.391.172,08

4. Kehutanan 468.457,78 693.825,67 580.320,98 582.294,07 555.656,45 579.230,53 630.780,66 652.913,15 645.799,07 647.386,14

5. Perikanan 1.746.988,92 1.683.965,05 1.843.334,47 1.869.325,49 1.957.934,78 1.949.677,41 1.925.881,19 2.006.147,09 2.120.369,38 2.138.565,98

Jumlah Total PDRB Sektor Pertanian 28.606.237,28 29.924.642,25 31.002.199,11 31.862.697,60 32.880.707,85 34.101.148,13 34.956.425,40 35.399.800,56 36.712.340,43 37.513.957,62

Pertumbuhan (15,40) 4,61 3,60 2,78 3,19 3,71 2,51 1,27 3,71 2,18

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2005, 2010, 2012 & 2014

r) Angka revisi

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

Sub Sektor PertanianTahun

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2013 (Jutaan Rupiah)

Page 151: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

133

Lampiran 14 : Hasil Perhitungan Dengan Metode LQ di Kabupaten Batang

Rata-rata Keterangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) LQ

1. Tanaman Bahan Makanan 0,76 0,78 0,80 0,82 0,83 0,83 0,83 0,82 0,80 0,80 0,81 Nonunggulan

2. Tanaman Perkebunan 2,44 2,29 2,02 1,92 1,89 1,88 1,96 1,96 1,99 1,96 2,03 Unggulan

3. Peternakan dan Hasilnya 1,25 1,20 1,14 1,01 0,98 0,97 0,95 0,95 0,98 0,96 1,04 Unggulan

4. Kehutanan 1,57 1,33 1,47 1,55 1,62 1,57 1,50 1,49 1,55 1,56 1,52 Unggulan

5. Perikanan 1,05 1,15 1,42 1,48 1,47 1,48 1,59 1,60 1,64 1,69 1,46 Unggulan

TahunLapangan Usaha

HASIL PERHITUNGAN DENGAN METODE LQ DI KABUPATEN BATANG

Page 152: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

134

Lampiran 15 : Perubahan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang dan Provinsi

Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

2000 Tahun 2004 dan 2013

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Tanaman Bahan Makanan 285.439,23 369.286,75 83.847,52 29,37

2. Tanaman Perkebunan 116.472,63 124.014,29 7.541,66 6,48

3. Peternakan dan Hasilnya 69.820,27 92.584,22 22.763,95 32,60

4. Kehutanan 13.302,86 17.969,14 4.666,28 35,08

5. Perikanan 33.397,69 64.169,46 30.771,77 92,14

Jumlah Total PDRB 518.432,68 668.023,86 149.591,18 28,85

Persen

2004 2013 % ∆ PDRB

1. Tanaman Bahan Makanan 20.679.734,58 25.777.283,67 5.097.549,09 24,65

2. Tanaman Perkebunan 2.634.349,91 3.559.549,75 925.199,84 35,12

3. Peternakan dan Hasilnya 3.076.706,09 5.391.172,08 2.314.465,99 75,23

4. Kehutanan 468.457,78 647.386,14 178.928,36 38,20

5. Perikanan 1.746.988,92 2.138.565,98 391.577,06 22,41

Jumlah Total PDRB 28.606.237,28 37.513.957,62 8.907.720,34 31,14

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013 (Jutaan Rupiah)

Perubahan PDRB Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha

Lapangan UsahaTahun

∆ PDRB

Perubahan PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013 (Jutaan Rupiah)

Lapangan UsahaTahun

∆ PDRB

Page 153: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

135

Lampiran 16 : Rasio PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa

Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013

Rasio PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 dan 2013

Lapangan Usaha

Ra Ri ri

1. Tanaman Bahan Makanan

0,31

0,25

0,29

2. Tanaman Perkebunan

0,31

0,35

0,06

3. Peternakan dan Hasilnya

0,31

0,75

0,33

4. Kehutanan

0,31

0,38

0,35

5. Perikanan

0,31

0,22

0,92

Page 154: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

136

Lampiran 17 : Analisis Shift Share Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Batang

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional

dan Pangsa Wiayah Tahun 2004-2013.

Juta Rupiah % PRij

1. Tanaman Bahan Makanan 88.883,16 31,14

2. Tanaman Perkebunan 36.268,51 31,14

3. Peternakan dan Hasilnya 21.741,39 31,14

4. Kehutanan 4.142,39 31,14

5. Perikanan 10.399,73 31,14

Total 161.435,19

Juta Rupiah % PPij

1. Tanaman Bahan Makanan (18.522,47) (6,49)

2. Tanaman Perkebunan 4.637,39 3,98

3. Peternakan dan Hasilnya 30.781,22 44,09

4. Kehutanan 938,66 7,06

5. Perikanan (2.913,84) (8,72)

Total 14.920,96

Juta Rupiah % PPWij

1. Tanaman Bahan Makanan 13.486,83 4,72

2. Tanaman Perkebunan (33.364,24) (28,65)

3. Peternakan dan Hasilnya (29.758,66) (42,62)

4. Kehutanan (414,77) (3,12)

5. Perikanan 23.285,88 69,72

Total (26.764,97)

Lapangan UsahaPertumbuhan Pangsa Wilayah (PPWij)

Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Batang

Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Batang

Lapangan UsahaPertumbuhan Regional (PRij)

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional Tahun 2004-2013

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional Tahun 2004-2013

Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Batang

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Tahun 2004-2013

Lapangan UsahaPertumbuhan Proporsional (PPij)

Page 155: ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM ......pertanian dalam perekonomian di Kabupaten Batang periode 2004-2013, 2) mengetahui sub sektor pertanian apa saja yang menjadi sub sektor

137

Lampiran 18 : Nilai Pergeseran Bersih (PB), Perbandingan Pergeseran Bersih dan

Dayasaing Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Batang Tahun

2004-2013

Juta Rupiah % PB

1. Tanaman Bahan Makanan (5.035,64) (1,76)

2. Tanaman Perkebunan (28.726,85) (24,66)

3. Peternakan dan Hasilnya 1.022,56 1,46

4. Kehutanan 523,89 3,94

5. Perikanan 20.372,04 61,00

Total (11.844,01)

Peringkat Sektor Dayasaing Pergeseran

Unggulan (LQ) (PPW) % Bersih (PB) %

1. Tanaman Bahan Makanan Nonunggulan 4,72 (1,76)

2. Tanaman Perkebunan Unggulan (28,65) (24,66)

3. Peternakan dan Hasilnya Unggulan (42,62) 1,46

4. Kehutanan Unggulan (3,12) 3,94

5. Perikanan Unggulan 69,72 61,00

Sektor Ekonomi

Perbandingan Pergeseran Bersih dan Daya Saing Sub Sektor Pertanian

Nilai Pergeseran Bersih (PB) Sub Sektor Pertaniandi Kabupaten Batang Tahun 2004 - 2013

di Kabupaten Batang Tahun 2004 - 2013

Lapangan UsahaPergeseran Bersih (PB)