i ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Furniture Kayu di Kabupaten Jepara) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh : VERA HARYANI SIBURIAN C2B009005 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
89
Embed
analisis penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJAPADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Furniture Kayudi Kabupaten Jepara)
SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
VERA HARYANI SIBURIANC2B009005
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Vera Haryani Siburian
Nomor Induk Mahasiswa : C2B009005
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan
Judul Usulan Penelitian Skripsi : ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan
Judul Skripsi : ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA
PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
(Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah
Furniture Kayu di Kabupaten Jepara)
Telah dinyatakan lulus ujian skripsi pada tanggal 26 September 2013
Tim Penguji
1. Nenik Woyanti, S.E, M.Si (……………………………………)
2. Darwanto, S.E, M.Si (……………………………………)
3. Fitrie Arianti, S.E, M.Si (……………………………………)
Mengetahui,
Pembantu Dekan I
Anis Chariri, SE, M.Com., Ph.D, AktNIP. 19670809199203100
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Vera Haryani Siburian, menyatakan bahwa
skripsi dengan judul : Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil dan Menengah
(Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Furniture Kayu di Kabupaten Jepara), adalah
hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam
skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan
gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai
tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin itu,
atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas baik
disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi saya yang saya ajukan
sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar
dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Semarang, September 2013
Yang membuat pernyataan,
(Vera Haryani Siburian)NIM : C2B009005
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
(Yakobus 5:16b)
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-
Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
(Yeremia 29:11)
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi
berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna.”
(Einstein)
Kupersembahkan skripsi inisebagai bentuk rasa syukurku kepada King of majesty “Jesus Christ”,
Papa dan Mamaku tercinta, serta adik-adikku tersayang.
vi
ABSTRACT
Industrialization is one of the goverment’s ways to increase the economical development,that the main goal is to give more chance to work. The efforts to recruit workers cannot beseparated from some factors that have an effect on it, such as the growth of the population andworkers, the economic development and the recruitment of worker and not to deny the otherefforts that can raise higher productivity through any other programs. One of the ways toenlarge the recruitment of workers is by developing industry mainly industry which focuses onwork production. Developing work production industries will raise the capacity of theproduction so it can make job oppotunities. Industrial Departement of Central Java, JeparaRegency’s data show that micro and middle industries are the most available and need the mostemployees in Jepara’s Regency is wood furnitue industries. The main goal of this researh is toanalize the recruitment of employees at micro and middle wood furniture industries in Jepara’sRegency and also to find out the influence variables.
The method of this analysis is multiple linear regression with double log method. Datathat used in this research is based on premier data that got from directly interview with microand middle wood furniture entrepreneurs at Jepara Regency belonging to prepared questionlist.
The result of this research summarize that working capital has positive and significantinfluence for labor requirements of micro and middle wood furniture industry at Jepara’sRegency, labor’s productivity has positive and significant influence for labor requirements ofmicro and middle wood furniture industry at Jepara’s Regency, labor’s wage has negative andsignificant influence for labor requirements of micro and middle wood furniture industry atJepara’s Regency and the business age has positive and significant influence for laborrequirements of micro and middle wood furniture industry at Jepara’s Regency.
Keywords : labor recruitment, working capital, labor’s productivity, labor’s wage, the businessage.
vii
ABSTRAK
Industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah untukpercepatan pembangunan ekonomi, yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan kesempatankerja. Usaha penyerapan tenaga kerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya,seperti perkembangan jumlah penduduk dan angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi dankebijaksanaan mengenai penyerapan tenaga kerja itu sendiri. Salah satu cara untuk memperluaspenyerapan tenaga kerja adalah melalui pengembangan industri terutama industri yang bersifatpadat karya. Pengembangan industri padat karya akan menyebabkan kapasitas produksimeningkat sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja. Data Dinas Perindustrian JawaTengah Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa jumlah industri kecil dan menengah palingbanyak dan penyerapan tenaga kerja paling tinggi di Kabupaten Jepara adalah industri furniturekayu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyerapan tenaga kerja pada industri kecildan menengah furniture kayu di Kabupaten Jepara serta mengetahui variabel-variabel yangberpengaruh.
Metode analisis dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan model log-log(double log). Data yang digunakan dalam penelitian ini berdasar data primer yang didapatdengan metode wawancara langsung pada pengusaha industri kecil dan menengah furniturekayu di Kabupaten Jepara dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa modal kerja mempunyai hubungan positif dansignifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah furniture kayu diKabupaten Jepara, produktivitas tenaga kerja mempunyai hubungan positif dan signifikanterhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan menengah furniture kayu di KabupatenJepara, upah tenaga kerja mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap penyerapantenaga kerja pada industri kecil dan menengah furniture kayu di Kabupaten Jepara, usia usahamempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecildan menengah furniture kayu di Kabupaten Jepara.Kata Kunci : Penyerapan Tenaga Kerja, Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja, Upah Tenaga
Kerja, Usia Usaha.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Kasih, Karunia, Arahan serta
Anugrah-Nya sehingga tersusunlah skripsi ini yang berjudul “ANALISIS PENYERAPAN
TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus Pada Industri
Kecil dan Menengah Furniture Kayu di Kabupaten Jepara).”
Penulisan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S-1 pada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Penyusunan skripsi ini telah
mendapat bantuan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Diponegoro.
2. Ibu Nenik Woyanti, S.E, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
segala kemudahan, arahan, nasehat, saran dan meluangkan waktu untuk membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Y. Bagio Mudakir MSP selaku dosen wali yang dengan tulus memberikan
bimbingan dan kemudahan selama penulis menjalani masa studi di Universitas
Diponegoro Semarang.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis khususnya jurusan Ilmu Ekonomi
dan Studi Pembangunan yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada
penulis.
5. Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang
yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.
ix
6. Petugas Perpustakaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang,
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Jepara, serta Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Jepara yang telah
memberi bantuan berupa data dan referensi yang bermanfaat.
7. Papa dan Mamaku tercinta Harianto Siburian dan Rusni Dewi Manalu yang dengan
setulus hati memberikan doa, dukungan, motivasi, kasih sayang dan menyerahkan
sepenuhnya anak-anaknya kepada Tuhan. Mood booster in my live, I love you both.
8. Adik-adik andalanku tersayang Veri Haryandi Siburian, Chyntia Haryana Siburian dan
Dianra Milani Siburian, keceriaan dan kepolosan kalian adalah penyemangat untuk terus
berjuang.
9. Hendry Maringan Sibarani satu dari ribuan pariban yang menjadi tautan hati saat ini dan
semoga di masa depan terimakasih untuk doa, dukungan dan setiap cerita yang telah
tertulis.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan IESP angkatan 2009 mulai dari absen pertama hingga
terakhir atas kekompakan dan persaudaraan selama masa perkuliahan.
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 11.2 Perumusan Masalah................................................................................................ 231.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................................ 261.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 292.1 Pengertian Tenaga Kerja .......................................................................................... 29
2.1.1 Landasan Teori................................................................................................... 292.1.1.1 Pengertian Tenaga Kerja...................................................................... 292.1.1.2 Permintaan Tenaga Kerja..................................................................... 312.1.1.3 Permintaan Tenaga Kerja Jangka Pendek............................................ 332.1.1.4 Permintaan Tenaga Kerja Jangka Panjang........................................... 362.1.1.5 Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja ................................................... 382.1.1.6 Fungsi Produksi ................................................................................... 412.1.1.7 Kesempatan Kerja................................................................................ 462.1.1.8 Penyerapan Tenaga Kerja .................................................................... 472.1.1.9 Pengertian Industri ............................................................................... 482.1.1.10 Hubungan Antar Variabel .................................................................... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 583.1 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ........................................ .. 58
3.1.1 Variabel Penelitian............................................................................................. .. 583.1.1 Definisi Operasional Variabel............................................................................ .. 58
3.2 Populasi dan Sampel............................................................................................... .. 603.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................................... .. 643.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... .. 643.5 Metode Analisis...................................................................................................... .. 65
3.5.1 Model Regresi dan Analisis Deskriptif.............................................................. .. 663.5.2 Deteksi Penyimpangan Asumsi Klasik .............................................................. .. 68
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 754.1 Deskriptif Objek Penelitian ...................................................................................... . 75
4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Jepara................................................................... ..754.1.2 Keadaan Demografis Kabupaten Jepara .............................................................. ..764.1.3 Keadaan Perekonomian Kabupaten Jepara ........................................................ .. 794.1.4 Keadaan Industri Kecil ...................................................................................... .. 804.1.5 Karakteristik Responden.................................................................................... .. 81
4.2 Analisis Data .......................................................................................................... .. 994.2.1 Estimasi Model .................................................................................................. .. ..994.2.2 Deteksi Penyimpangan Asumsi Klasik .............................................................. .. ..1014.2.3 Pengujian Statistik Analisis Regresi .................................................................. ....106
4.3 Interprestasi Hasil dan Pembahasan ....................................................................... .. ..1104.3.1 Pengaruh Modal Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja....................................... .. ..1104.3.1 Pengaruh Produktivitas Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ……………… .. 1114.3.1 Pengaruh Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ……………………… .. 1114.3.1 Pengaruh Usia Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ………………….. .. 112
BAB V PENUTUP …………………………………………………………………….. 1145.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….. .. .. 1145.2 Keterbatasan ……………………………………………………………………. . .. 1155.3 Saran ……………………………………………………………………………. . .. 115
Daftar Pustaka................................................................................................................... 117Lampiran ........................................................................................................................... 120
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribusi dan Pertumbuhan Penduduk Berumur 10 TahunKe Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di KabupatenJepara Tahun 2007-2011 .................................................................................... 5
Tabel 1.2 Jumlah Unit Usaha, Distribusi dan Pertumbuhan Industri Kecildan Menengah di Kabupaten Jepara Tahun 2007-2011 ..................................... 8
Tabel 1.3 Jumlah Tenaga Kerja, Distribusi dan Pertumbuhan Tenaga KerjaIndustri Kecil dan Menengah di Kabupaten Jepara Tahun 2007-2011 .............. 11
Tabel 1.4 Volume dan Pertumbuhan Produksi Industri Kecil dan Menengahdi Kabupaten Jepara Tahun 2007-2011.............................................................. 14
Tabel 1.5 Rekapitulasi Jumlah Perkembangan Industri Furniture KayuTahun 2007-2011 di Kabupaten Jepara.............................................................. 15
Tabel 1.6 Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Kabupaten JeparaTahun 2008-2013 ............................................................................................... 16
Tabel 1.7 Produktivitas Industri Pengolahan di Kabupaten JeparaTahun 2007-2011 ............................................................................................... 17
Tabel 1.8 Data Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanamanan Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kabupaten JeparaTahun 2007-2011 ............................................................................................... 19
Tabel 2.1 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi ..................................... 42Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Jepara MenurutLapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000Tahun 2007-2011 ............................................................................................... 3
Gambar 2.1 Fungsi Permintaan Tenaga Kerja ....................................................................... 35Gambar 2.2 Kurva Perbedaan Permintaan Tenaga Kerja Jangka Panjang dan
Jangka Pendek .................................................................................................... 37Gambar 2.3 Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja.................................................................... 39Gambar 2.4 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi Marjinal ...................... 44Gambar 2.5 Model Kerangka Pemikiran ................................................................................. 57Gambar 3.1 Tahap Penarikan Sampel Industri Kecil dan Menengah Furniture Kayu
di Kabupaten Jepara ........................................................................................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan serangkaian usaha
kebijaksanaan pemerintah dalam mencapai suatu hasil yang positif yang
berdampak kepada kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang terus meningkat dan mengarahkan
pembagian pendapatan secara merata disetiap lapisan daerah.
Proses pembangunan suatu negara sering pula dikaitkan dengan proses
industrialisasi. Proses industrialisasi merupakan salah satu perantara menuju
proses pembangunan yang baik dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
dengan memperluas kesempatan bekerja bagi masyarakat. Baswedan (1997)
mengatakan pembangunan industri merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok
kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya
sekedar mencapai fisik saja. Pembangunan ekonomi dalam suatu negara yang
diikuti dengan pertumbuhan penduduk merupakan faktor yang cukup rentan
dalam tingkat keberhasilan pembangunan. Hal ini karena pertumbuhan penduduk
sering sekali diiringi dengan pertambahan jumlah angkatan kerja yang pada
akhirnya dapat menimbulkan permasalahan tersendiri bagi suatu negara. Kondisi
seperti ini terjadi akibat jumlah lapangan pekerjaan yang pergerakannya lambat
2
2
tidak mampu menyeimbangi kondisi pertumbuhan penduduk yang cepat dan
dinamis.
Dumairy (1996) mengatakan produk-produk industrial selalu memiliki
"dasar tukar" (term of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta
menciptakan nilai tambah yang besar dibanding produk-produk sektor lain.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa sektor industri memberikan benang merah
dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Sehingga peran sektor industri
semakin penting dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Sektor industri dibedakan menjadi industri besar dan sedang serta industri
kecil dan rumah tangga. Definisi yang digunakan BPS, industri besar adalah
perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang
adalah perusahaan dengan tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang,
industri kecil dan rumah tangga adalah perusahaan dengan tenaga kerja 5 orang
sampai dengan 19 orang, dan industri rumah tangga adalah perusahaan dengan
tenaga kerja 1 orang sampai 4 orang.
Sejalan dengan pernyataan yang mengatakan bahwa proses industrialisasi
merupakan salah satu perantara menuju proses pembangunan yang baik dan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat, maka peran industri semakin penting dalam
peningkatan perekonomian. Kondisi ini juga berlaku di Kabupaten Jepara.
Kabupaten Jepara memiliki 9 pembagian lapangan usaha yang berperan dalam
memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Jepara dan dalam 5 tahun terakhir terhitung dari tahun 2007 sampai
tahun 2011 pemberi kontribusi tertinggi di Kabupaten Jepara adalah industri
3
3
pengolahan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi persentase Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jepara dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Jepara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000Tahun 2007-2011
Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Jepara 2012, diolah
Gambar 1.1 menunjukkan pertumbuhan kontribusi sektor industri
pengolahan paling besar terhadap PDRB di Kabupaten Jepara, dimana pada tahun
2007 industri pengolahan memberi kontribusi terhadap PDRB sebesar 27,77
persen, pada tahun 2008 sebesar 27,87 persen, tahun 2009 sebesar 27,66 persen,
pada tahun 2010 sebesar 28,19 persen yang mengalami peningkatan sebesar 0,53
persen dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar
0,25 persen dari tahun sebelumnya.
0
5
10
15
20
25
30
2007
Dist
ribus
i Per
sent
ase
PDRB
Kab
upat
en Je
para
Men
urut
Lapa
ngan
Usa
ha A
tas D
asar
Har
ga K
onst
an20
00
3
3
pengolahan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi persentase Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jepara dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Jepara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000Tahun 2007-2011
Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Jepara 2012, diolah
Gambar 1.1 menunjukkan pertumbuhan kontribusi sektor industri
pengolahan paling besar terhadap PDRB di Kabupaten Jepara, dimana pada tahun
2007 industri pengolahan memberi kontribusi terhadap PDRB sebesar 27,77
persen, pada tahun 2008 sebesar 27,87 persen, tahun 2009 sebesar 27,66 persen,
pada tahun 2010 sebesar 28,19 persen yang mengalami peningkatan sebesar 0,53
persen dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar
0,25 persen dari tahun sebelumnya.
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
Pertanian
Pertambangan danPenggalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel danRestoranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Persewaan danJasa PerusahaanJasa-jasa
3
3
pengolahan. Hal ini dapat dilihat dari distribusi persentase Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jepara dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Jepara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000Tahun 2007-2011
Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Jepara 2012, diolah
Gambar 1.1 menunjukkan pertumbuhan kontribusi sektor industri
pengolahan paling besar terhadap PDRB di Kabupaten Jepara, dimana pada tahun
2007 industri pengolahan memberi kontribusi terhadap PDRB sebesar 27,77
persen, pada tahun 2008 sebesar 27,87 persen, tahun 2009 sebesar 27,66 persen,
pada tahun 2010 sebesar 28,19 persen yang mengalami peningkatan sebesar 0,53
persen dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar
0,25 persen dari tahun sebelumnya.
Pertanian
Pertambangan danPenggalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel danRestoranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Persewaan danJasa PerusahaanJasa-jasa
4
4
Sektor industri pengolahan memberi sumbangan/kontribusi paling besar
bagi PDRB Kabupaten Jepara, sehingga sektor industri pengolahan merupakan
sektor pemimpin (leading sector) bagi sektor-sektor lain. Sebagai sektor
pemimpin, industri pengolahan diharapkan mampu memimpin sektor lainnya serta
mampu menjadi sektor yang dapat diandalkan untuk menyerap tenaga kerja
sebanyak mungkin atau memiliki permintaan terhadap tenaga kerja yang tinggi.
Hal ini tentunya menjadikan industri kecil dan menengah memiliki prospek yang
positif untuk terus dikembangkan, dimana industri kecil dan menengah dianggap
mampu menambah penyediaan lapangan pekerjaan sehingga dapat membantu
mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Jepara.
Dari segi ketenagakerjaan di Kabupaten Jepara, sektor industri pengolahan
memberikan kontribusi paling banyak dibanding jenis lapangan usaha yang lain
dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.
5
5
Tabel 1.1Distribusi dan Pertumbuhan Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Jepara Tahun 2007-2011
No. Lapangan UsahaDistribusi ( % ) Pertumbuhan ( r )
Kurva TP adalah kurva produksi total. Kurva tersebut menunjukkan
hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan produksi tersebut. Bentuk TP cekung ke atas apabila tenaga kerja
yang digunakan masih sedikit (yaitu apabila tenaga kerja kurang dari 3). Ini
berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau dibandingkan dengan faktor
produksi lain. Dalam keadaan seperti ini produksi marjinal bertambah tinggi dan
sifat ini dapat dilihat pada kurva MP (kurva produksi marjinal) yang menaik.
Menambah produksi total secepat seperti sebelumnya. Keadaan ini ditunjukkan
AP
MP
TP
Tahap III
270
Jumlah produksi
520
Tahap IITahap I
410
Jumlah Tenaga Kerja
45
oleh (i) kurva produksi marjinal (kurva MP) yang menurun, dan (ii) kurva
produksi total (kurva TP) yang mulai berbentuk cembung keatas.
Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi marjinal adalah
lebih tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva produksi rata-rata, yaitu
kurva AP akan bergerak ke atas atau horizontal. Keadaan seperti ini
menggambarkan bahwa produksi rata-rata bertambah tinggi atau tetap. Pada
waktu 4 tenaga kerja digunakan kurva produksi marjinal memotong kurva
produksi rata-rata. Sesudah perpotongan tersebut kurva produksi rata-rata
menurun ke bawah yang menggambarkan bahwa produksi rata-rata semakin
merosot. Perpotongan diantara kurva MP dan kurva AP menggambarkan
permulaan dari tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata mencapai tingkat
yang paling tinggi.
Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga kerja digunakan. Pada tingkat
tersebut kurva MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut berada
dibawah sumbu datar. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi marjinal
mencapai angka yang negatif. Kurva produksi total (TP) mulai menurun pada
tingkat ini, yang menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang
apabila lebih banyak tenaga kerja digunakan. Keadaan dalam tahap ketiga ini
menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh lebih melebihi
daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut secara
efisien.
46
2.1.1.7 Kesempatan Kerja
Badan Pusat Statistik (2003) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja
pada suatu perusahaan. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga
kerja apabila lapangan pekerjaan yang ada mencukupi atau seimbang dengan
banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan pekerjaan adalah bidang
kegiatan usaha, instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Kesempatan kerja mengandung pengertian bahwa besarnya kesediaan usaha
produksi untuk mempekerjakan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses
produksi, yang dapat berarti lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia
untuk bekerja yang ada dari suatu saat dari kegiatan ekonomi. Kesempatan kerja
dapat tercipta apabila terjadi permintaan tenaga kerja di pasar kerja, sehingga
dengan kata lain kesempatan kerja juga menunjukkan permintaan tenaga kerja
(Sudarsono, 1998).
Kesempatan kerja berubah dari waktu ke waktu, perubahan tersebut terjadi
akibat perubahan dalam perekonomian. Hal ini sesuai dengan konsep dalam
ekonomi bahwa permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan (derived
demand) dari permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dalam
perekonomian. Apabila perekonomian berkembang maka penyerapan tenaga kerja
juga bertambah, pertumbuhan ekonomi mampu membawa pengaruh positif bagi
kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja (Simanjuntak, 2001).
47
2.1.1.8 Penyerapan Tenaga Kerja
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah
permintaan dengan harga. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga
kerja berarti hubungan antara tingkat upah dengan kuantitas tenaga kerja yang
dikehendaki oleh pengusaha untuk dipekerjakan (dibeli). Permintaan pengusaha
atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan
jasa. Orang membeli barang dan jasa karena barang dan jasa tersebut memberikan
kenikmatan tersendiri kepada si pembeli. Sedangkan pengusaha mempekerjakan
seseorang karena orang tersebut membantu memproduksi barang dan jasa untuk
dijual kepada masyarakat yang berperan sebagai konsumen. Dengan kata lain,
pertambahan permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja bergantung
pertambahan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang telah diproduksi.
Permintaan tenaga kerja yang seperti ini dikenal dengan sebutan derived demand
(Simanjuntak, 2001). Pengusaha memperkerjakan seseorang karena membantu
memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu,
kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari kenaikan
permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi.
Kuncoro (2002) mengatakan bahwa penyerapan tenaga kerja adalah
banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya
jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar dan
terbesar diberbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja
disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu,
penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja.
48
Sudarsono (1998) menyatakan bahwa permintaan tenaga kerja berkaitan
dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi
tertentu, permintaan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan
perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi,
antara lain : naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan
yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi dan harga barang
modal, yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi.
Ada perbedaan antara permintaan tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang
diminta oleh perusahaan. Permintaan tenaga kerja adalah keseluruhan hubungan
antara berbagai tingkat upah dan jumlah orang yang diminta untuk dipekerjakan.
Jumlah tenaga kerja yang diminta lebih ditujukan pada kuantitas atau banyaknya
permintaan tenaga kerja pada suatu tingkat upah tertentu (Rejekiningsih, 2004).
Penyerapan tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah atau banyaknya orang
yang bekerja atau dipekerjakan oleh pengusaha industri furniture kayu.
Penyerapan tenaga kerja dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai permintaan
tenaga kerja.
2.1.1.9 Pengertian Industri
Kamus Ekonomi menjelaskan bahwa industri merupakan usaha produktif
terutama dalam bidang produksi atau perusahaan tertentu yang menggunakan
modal dan tenaga kerja dalam jimlah yang relative besar. Sedangkan perusahaan
industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang
dasar menjadi barang jadi atau barang setengah jadi atau dari barang yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya yang terletak disuatu bangunan
49
atau pada lokasi tertentu yang mempunyai catatan administrasi sendiri mengenai
produksi dan struktur biaya, serta ada orang yang bertanggung jawab terhadap
resiko usaha.
Penggolongan sektor industri berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)
dilakukan ke dalam empat golongan yang dilihat dari banyaknya pekerja yang
bekerja pada industri tersebut, yaitu:
1. Industri besar, dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih.
2. Industri sedang, dengan tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang.
3. Industri kecil, dengan tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang.
4. Industri rumah tangga, dengan tenaga kerja 1sampai 4 orang.
2.1.1.10 Hubungan Antara Masing-Masing Variabel Independen Terhadap
Variabel Dependen
Bagian ini menjelaskan tentang teori dan hubungan antara variabel
independen (modal, produktivitas tenaga kerja, upah tenaga kerja dan usia usaha)
terhadap variabel dependen (penyerapan tenaga kerja pada industri kecil
menengah furniture kayu di Kabupaten Jepara).
a. Hubungan Modal dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Modal merupakan subtitusi dari tenaga kerja. Hal ini berdasarkan
fungsi produksi yaitu Q = f (K,L,R,T) dimana K adalah jumlah stok modal,
L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja
dan keahlian keusahawan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat
teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang
dihasilkan oleh berbagai jenis faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama
50
digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat
produksinya. Untuk satu tingkat produksi tertentu dapat digunakan
gabungan faktor produksi yang berbeda (Sukirno, 2011).
Zamrowi ( 2007) mengatakan bahwa modal dan tenaga kerja
merupakan faktor yang penting dan kedua-duanya dapat bersifat saling
mengganti. Masalah modal sering kali disoroti sebagai salah satu faktor
utama penghambat produksi dan dengan demikian juga penggunaan tenaga
kerja. Benefit, 1995 (dalam Zamrowi, 2007) mengatakan bahwa modal juga
dapat digunakan untuk membeli mesin-mesin atau peralatan untuk
melakukan peningkatan proses produksi. Penambahan mesin-mesin atau
peralatan produksi akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, hal
ini dikarekan mesin-mesin atau peralatan produksi dapat menggantikan
tenaga kerja. Jadi semakin banyak modal yang digunakan untuk membeli
mesin-mesin atau peralatan maka menurunkan penyerapan tenaga kerja.
b. Hubungan Produktivitas Tenaga Kerja dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dapat dicapai
dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan per satuan waktu.
Produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran keberhasilan tenaga kerja
menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu (Sumarsono, 2003).
Pertambahan produktivitas kerja dapat mempengaruhi kesempatan
kerja melalui tiga cara (Simanjuntak, 2001) :
1. Peningkatan produktivitas kerja berarti bahwa untuk memproduksi
hasil dalam jumlah sama diperlukan karyawan lebih sedikit. Sebab
51
itu, bila hasil produksi tetap sama sebagian karyawan dapat
dilepaskan. Peningkatan produktivitas kerja menurunkan biaya
produksi per unit barang. Dengan turunnya biaya produksi per unit,
pengusaha dapat menurunkan harga jual barang, oleh sebab itu
permintaan masyarakat akan barang tersebut bertambah.
Pertambahan permintaan akan barang mendorong pertambahan
produksi dan selanjutnya menambah permintaan akan tenaga kerja.
2. Pengusaha dapat memilih menaikkan upah karyawan sehubungan
dengan peningkatan produktivitas kerja. Meningkatnya pendapatan
karyawan akan menambah daya beli mereka, sehingga permintaan
mereka akan konsumsi hasil produksi bertambah juga. Selanjutnya
pertambahan permintaan akan hasil produksi tersebut menaikkan
permintaan akan tenaga kerja.
c. Hubungan Upah Tenaga Kerja dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Upah didefinisikan sebagai upah kompensasi yang diterima oleh satu
unit tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya
(Mankiw, 2006). Simanjuntak (2001) mengatakan bahwa upah bagi
pengusaha dapat dipandang sebagai beban karena semakin besar upah yang
dibayarkan kepada karyawan, maka semakin kecil proporsi keuntungan bagi
pengusaha. Pernyataan Arfida (2003) menjelaskan bahwa ada dua alasan
pokok untuk pembayaran upah ini, yang pertama agar take home pay
pekerja dapat lebih mencukupi kebutuhan dan yang kedua agar
memperlancar pelaksanaan tugas.
52
Kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari
kenaikan upah tenaga kerja (Kuncoro, 2002). Apabila tingkat upah naik
sedangkan harga input lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif lebih
mahal dari input lain. Situasi ini mendorong pengusaha untuk mengurangi
penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal dengan input-input lain yang
harga relatifnya lebih murah guna mempertahankan keuntungan yang
maksimum.
d. Hubungan Usia Industri dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Mead dan Liedholm (dalam Zamrowi, 2007) menjelaskan bahwa
hubungan antara usia perusahaan dan penyerapan tenaga kerja pada industri
kecil di negara-negara berkembang sangat kuat. Industri kecil muda tumbuh
secara substansial lebih cepat rata-rata dari rekan-rekan mereka yang lebih
tua.
2.1.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang membahas tentang
penyerapan tenaga kerja pada industri kecil adalah sebagai berikut :
53
Tabel 2.2Penelitian Terdahulu
No. Pengarang danTahun Judul Tujuan Alat Analisis Hasil Penelitian
1 M. TaufikZamrowi, 2007
Analisis Penyerapan TenagaKerja Pada Industri Kecil(Studi di Industri Kecil Mebeldi Kota Semarang)
Untuk mengetahui besardan arah pengaruh tungkatupah, produktivitas tenagakerja, modal dan non upahtenaga kerja terhadappenyerapan tenaga kerjapada industri mebel diKota Semarang
Analisis RegresiBerganda, denganModel Analisis:LnY = Lnβ0 +β1LnX1 + β2LnX2 +β3LnX3 + β4LnX4 + εdimana:Y = Jumlah tenagakerja yang terserapdalam sebulan.X1 = Tingkat upahpekerja.X2 = Produktivitastenaga kerja.X3 = Modal kerja.X4 = Pengeluarantenaga kerja nonupah.βo= Intersepβ1,β2,β3,β4= Koefisienregresi parsial.e = Faktorpengganggu
Variabel upah, produktivitasdan non upah sentraberpengaruh negative dansignifikan terhadap permintaantenaga kerja. Sedangkanvariabel modal berpengaruhpositif dan signifikan terhadappermintaan tenaga kerja.Secara simultan atau bersama-sama variabel non upah,modal, tingkat upah atau gajidan produktivitas mempunyaipengaruh yang positif dansignifikan.Variabel yang paling dominandalam mempengaruhipenyerapan tenaga kerja padaindustri kecil mebel di KotaSemarang adalah variabelmodal
54
2Heru Setiyadi,2008
Penyerapan Tenaga KerjaPada Industri Kecil Konveksi(Studi Kasus Desa SendangKec. Kalinyamatan Kab.Jepara)
Menganalisis besarnyapengaruh upah, tingkatbiaya bahan baku dantingkat nilai produksiterhadap penyerapantenaga kerja pada industrikecil konveksi desaSendang
Variabel upah dan variabelbiaya bahan baku berpengaruhnegatif sedangkan nilaiproduksi berpengaruh positifterhadap penyerapan tenagakerja di industri kecil konveksi.
3. Nelsen DiyanPratama, 2012
Analisis PertumbuhanPenyerapan Tenaga KerjaPada Industri Kecil diKabupaten Jepara
Menganalisispertumbuhan penyerapantenaga kerja pada industrikecil di Kabupaten JeparaMenganalisis pengaruhvariabel independen(penerimaan kredit modalkerja, jenis industri,tingkat pendidikanpengusaha, modal usahadan usia usaha) terhadappertumbuhan penyerapan
Analisis regresi linierberganda.Y = a + β1X1 + β2X2
+ β3X3 + β4X4 + β5X5
+ edimana :Y = Pertumbuhanpenyerapan tenagakerja pada industria = KonstantaX1 = Penerimaankredit
Variabel penerimaan kreditmempunyai hubungan tidaksignifikan terhadappertumbuhan penyerapantenaga kerja.Variabel jenis industriberpengaruh positif dansignifikan terhadappertumbuhan penyerapantenaga kerja.Variabel pendidikan pengusahaberpengaruh positif dan
55
tenaga kerja pada industrikecil di Kabupaten JeparaMengkaji kembalipenelitian oleh PietRietveld dan YoudiSchipper (1993) mengenaipertumbuhan penyerapantenaga kerja pada industikecil di Kabupaten Jepara
X2 = Tipe/jenisindustriX3 = TingkatpendidikanpengusahaX4 = ModalX5 = Usia usahaindustri kecilβ1-β5 = Koefisiene = Error term regresi