STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH PRODUSEN PANGAN OLAHAN TEPUNG NUSANTARA (Studi Kasus : CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan) Skripsi Oleh : Ria Ambar Pratiwi NIM. 108092000019 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
135
Embed
strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAHPRODUSEN PANGAN OLAHAN TEPUNG NUSANTARA
(Studi Kasus : CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan)
Skripsi
Oleh :
Ria Ambar PratiwiNIM. 108092000019
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1434 H / 2013 M
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAHPRODUSEN PANGAN OLAHAN TEPUNG NUSANTARA
(Studi Kasus : CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan)
RIA AMBAR PRATIWI
108092000019
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Bidang Agribisnis
Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1434 H / 2013 M
PENGESAIIAN UJIAN
Skripsi dengan judut Strategi pengernbangan l-Isaha x".il MenengahPrbdusen Pangan olahan Tepung Nusantara (studi Kasus: cv. Arum a-yu,Tangerang selatan), yang ditulis oleh Ria Ambar pratiwi, Nim 10gog200001gtelah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyaft Fakultas Sains danTeknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Senin,23 Januari 2013- Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana pertanian pada program studi Agribisnis.
Menyetujui,
NIP. 19s40916 198101 1001
Pembimbing I
I{.. Mudatsir Naiamuddin. MMNrP. 19650422 20A112 I 001
Mengetahui,
Penguji II
Pembimbing II
NIP. 19780329 200803 2 A$
Dekan Ketua
2001 12 I 00r
ii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN
Jakarta, Desember 2013
Ria Ambar Pratiwi108092000019
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ria Ambar PratiwiJenis Kelamin : WanitaTempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Maret 1990Agama : IslamKewarganegaraan : IndonesiaStatus : Belum MenikahAlamat : Perumahan Bumi Puspiptek Asri Jl. Delima III i No. 34
2008-2013 : Program S1 Agribisnis Fakultas Sains dan TeknologiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2005-2008 : Al-Zaytun International School, Indramayu, Jawa Barat2002-2005 : Al-Zaytun International School, Indramayu, Jawa Barat1997-2002 : SDN PUSPIPTEK Serpong
1. Juara 2 Lomba Basket Tim Naba Al-Azrhoq Tahun 2003 MTs Al-Zaytun2. Juara 3 Lomba Hockey Tim Kelas III IPA 6 Tahun 2005 MA Al-Zaytun3. Peserta Terpilih Performing Launching (Pianika) Pembukaan PON (Pekan
Olahraga Nasional) Tahun 2005 MA Al-Zaytun4. Juara Harapan II Lomba Baris Berbaris LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)
Tahun 20065. Juara 3 Lomba Tim Dance Performing Penutupan Perpisahan Angkatan 4 MA
Al-Zaytun Tahun 2008
1. Sekretaris Organisasi Siswa Angkatan 4 MA Al-Zaytun periode 20062. Anggota Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) periode 2005-20083. Ketua Tim 11 Distribusi dan Peliputan Berita Pembagian Sembako dalam
Rangka Menyambut Iedul Adha 1428 H / 2007 M MA Al-Zaytun4. Anggota Organisasi Siswa Bidang Ekonomi dan Jurnalistik periode 2007-20085. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sosial Ekonomi
Pertanian/Agribisnis periode 2008-20106. Sekretaris Komisi C Organisasi ISMPI (Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian
Indonesia) periode 2011
DATA DIRI
Riwayat Pendidikan
Prestasi
Pengalaman Organisasi
iv
1. Praktek Kerja Lapang (PKL) BPPT-Bioteknologi PUSPIPTEK Serpong2012
2. Freelance Surveyor PT. Sinar Sosro Legok, Tangerang 2010-20133. Administration PT. Polaritas Multitrans Teknologi, Tangsel 20124. Freelance Surveyor Lembaga Survey Indonesia (LSI) 20125. Teaching Assisten SDI Al-Azhar 15 Pamulang 2013
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya, serta
dapat dipertanggung jawabkan.
Hormat saya,
Ria Ambar Pratiwi
Pengalaman Kerja
v
RINGKASAN
RIA AMBAR PRATIWI 108092000019, Strategi Pengembangan Usaha KecilMenegah Produsen Pangan Olahan Tepung Nusantara (Studi Kasus : CV. ArumAyu, Tangerang Selatan). Di bawah bimbingan Mudatsir Najamuddin dan RizkiAdi Puspita Sari.
Ketahanan pangan merupakan benteng bagi ketahanan nasional. Saat ini,
pola konsumsi karbohidrat di Indonesia mengarah pada satu budaya
ketergantungan terhadap beras dan tepung terigu, terlihat dari data tahun 2012
konsumsi rata-rata beras masyarakat Indonesia mencapai 139,15 kg per kapita per
tahun, diikuti dengan import gandum di Indonesia mencapai 5,46 juta ton, guna
memenuhi kebutuhan akan tepung terigu. Salah satu upaya untuk meningkatkan
ketahanan pangan adalah melalui program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis sumberdaya lokal.
CV. Arum Ayu merupakan perusahaan yang terletak di Wilayah Tangerang
Selatan, yang telah menjalankan usahanya di bidang pangan berbasis sumberdaya
lokal sejak tahun 2007. Selama perjalanan usahanya, sampai saat ini CV. Arum
Ayu masih tergolong usaha kecil dilihat dari cash flow tahunan yang masih di
bawah Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). Perusahaan yang
bergerak di bidang pangan nusantara saat ini sudah menjadi kompetitif, dilihat
dari semakin berkembangnya perusahaan di bidang ini terutama perusahaan yang
berada dekat dengan sumber bahan baku, sehingga perusahaan perlu
mengembangkan usahanya untuk menghadapi laju persaingan.
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah, 1) mengidentifikasi faktor-
faktor lingkungan internal dan eksternal dalam pengembangan CV. Arum Ayu, 2)
menyusun alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan CV.
Arum Ayu, 3) merumuskan strategi yang menjadi prioritas dalam pengembangan
CV. Arum Ayu. Penelitian ini dilakukan di CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan.
Waktu dilaksanakaannya penelitian ini adalah pada bulan Januari 2013 sampai
dengan bulan September 2013. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah data primer yang didapat dari sumber eksternal perusahaan, dan data
vi
sekunder yang diperoleh dari sumber internal perusahaan. Metode yang digunakan
adalah metode wawancara, kuestioner, dan observasi.
Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha CV. Arum Ayu
dengan menggunakan alat analisis matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan
2.3.1. Model Manajemen Strategi ................................................................ 162.3.2. Analisis Lingkungan Bisnis ............................................................... 172.3.3. Pengembangan Usaha ........................................................................ 17
5.2. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ........................ 59
5.2.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan .............................................. 605.2.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman ................................................... 67
5.3. Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu .................. 76
5.3.1. Tahap Masukan (Input)...................................................................... 765.3.2. Tahap Pencocokan ............................................................................ 785.3.3. Tahap Pengambilan Keputusan.......................................................... 85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 89
7. Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 s/d 8 ............................................ 36
8. Nama dan Jabatan Responden ........................................................................ 37
9. Beberapa Penghargaan yang Telah Diraih CV. Arum Ayu ........................... 40
10. Daftar Harga Produk CV. Arum Ayu .......................................................... 46
11. Keadaan Iklim di Tangerang Selatan ........................................................... 54
12. Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan ................................... 55
13. Komoditas Pertanian yang Diproduksi di Tangerang Selatan ..................... 56
14. Pembiayaan Pengembangan Usaha CV. Arum Ayu .................................... 65
15. Daftar Kekuatan dan Kelemahan CV. Arum Ayu ....................................... 67
16. Perundang-Undangan dan Peraturan tentang Pangan Nusantara .................. 68
17. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Usaha Rakyat ......................... 71
18. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Pangan BantenTahun 2010-2011 ......................................................................................... 72
19. Daftar Peluang dan Ancaman CV. Arum Ayu ............................................. 75
8. Dokumentasi Tempat Produksi CV. Arum Ayu Ciputat ................................ 111
9. Struktur Organisasi CV. Arum Ayu ............................................................... 113
10. Data Pengunjung dan Pelanggan CV. Arum Ayu......................................... 114
11. Data Beberapa Produsen Pengolah Pangan Nusantara ................................ 115
12. Daftar Anggota Pelatihan CV. Arum Ayu .................................................... 116
13. Daftar Perbandingan Harga Produk CV. Arum Ayu dengan HargaRata-Rata Pasar ............................................................................................. 118
14. Daftar UKM Produsen Roti dan Kue di Tangsel ......................................... 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia dan ketahanan
pangan adalah benteng terakhir ketahanan nasional, sehingga dapat dikatakan
boleh saja kita menunda pembangunan kecuali pembangunan ketahanan pangan.
(Louhenapessy, 2006: 1). Masalah utama ketahanan pangan di Indonesia adalah
ketergantungan masyarakat terhadap beras dan tepung terigu sebagai sumber
karbohidrat utama (Badan Ketahanan Pangan, 2012).
Penduduk di beberapa wilayah di Indonesia masih mengkonsumsi pangan
alternatif seperti gaplek, beras jagung, sagu ataupun ubi jalar, tetapi fakta
menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata beras masyarakat Indonesia masih
mencapai angka 139,15 kg per kapita per tahun pada tahun 2012 (Badan Pusat
Statistik, 2012) diikuti dengan kebutuhan akan gandum di Indonesia yang terus
meningkat setiap tahunnya, tidak kurang 5,46 juta ton gandum di import dari
mancanegara, guna memenuhi kebutuhan akan tepung terigu (Asosiasi Produsen
Tepung Terigu Indonesia, Februari 2012).
Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pangan yang
beragam, bergizi, seimbang, dan aman, dan diikuti juga dengan semakin
meningkatnya konsumsi terigu yang merupakan bahan pangan impor (BKP,
2012). Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras dan tepung terigu
dapat terlihat dalam Gambar 1.
2
Gambar 1. Jalur Konsumsi Karbohidrat di IndonesiaSumber : Badan Ketahanan Pangan, 2009
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa jalur konsumsi karbohidrat di Indonesia
sebesar 78% berasal dari padi, 17% berasal dari gandum import, dan hanya 5%
yang berasal dari umbi dan biji-bijian lokal. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal di Indonesia masih sangat
minim sebagai substitusi sumber karbohidrat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah melalui
penganekaragaman pangan atau biasa disebut dengan istilah diversifikasi pangan,
maka dari itu Badan Ketahanan Pangan membuat perencanaan jalur konsumsi
karbohidrat berbasis tepung nusantara sebagai alternatif dari jalur konsumsi
karbohidrat di Indonesia, yang disajikan dalam Gambar 2.
Consumer
Processing
On-farm
Kontribusi Terhadap 78% 5% 17%Asupan Energi
Nasi Mie, Roti, Pasta
Tepung Terigu
Gandum Import
Kudapan (snack)
Tepung
Ubi, Biji2, LokalPadi
Beras
3
Gambar 2. Ide Jalur Konsumsi Karbohidrat Berbasis Tepung NusantaraSumber : Badan Ketahanan Pangan, 2009
Pada Gambar 2 disusun jalur konsumsi karbohidrat dari sumber daya lokal
yang berpotensi dapat mensubstitusi beras dan tepung terigu, direncanakan dalam
jangka waktu dekat konsumsi beras berkurang menjadi 70%, gandum import
berkurang menjadi 15% dan tepung substitusi dari sumber daya lokal meningkat
menjadi 15%. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sumberdaya
lokal yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat untuk
substitusi beras dan tepung terigu, sehingga dibentuklah Peraturan Presiden
Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Pangan Lokal yang merupakan
salah satu langkah penting bagi upaya ketahanan pangan berkelanjutan dan
pengembangan kualitas manusia Indonesia yang prima (BKP, 2009).
Menurut Peraturan Gubernur Banten Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Kebijakan P2KP Berbasis Sumber Daya Lokal, efektivitas P2KP akan tercapai
Consumer
Processing
On-farm
2015 70% 15% 15%
Nasi
Beras
Padi
“Berascampur”
“Berasnon padi”
Kudapan(snack)
Mie, Roti,Pasta
Tepung TepungTerigu
Ubi2, Biji2,Lokal
Gandumimport
4
apabila upaya internalisasi didukung dan berjalan seiring dengan pengembangan
bisnis pangan di berbagai wilayah dan daerah. Salah satu wilayah yang sudah
menjalankan program P2KP adalah wilayah Tangerang Selatan, melalui Usaha
Kecil Menengah (UKM).
UKM yang aktif dalam pengembangan pangan olahan tepung nusantara di
Kota Tangerang Selatan adalah CV. Arum Ayu. CV. Arum Ayu didirikan pada
tahun 2013 dengan tujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada
masyarakat mengenai pangan berbasis sumberdaya lokal melalui pengenalan
aneka ragam tepung nusantara serta manfaatnya, mempromosikan dan
memasarkan aneka produk pangan olahan dari tepung nusantara serta mendorong
partisipasi masyarakat terutama pelaku usaha kecil supaya lebih kreatif dan
inovatif melalui pengembangan kulinari berbasis sumber daya lokal.
CV. Arum Ayu merupakan pelopor UKM pangan berbasis sumberdaya
lokal se-Provinsi Banten. CV. Arum Ayu mendapat dukungan penuh dari Dewan
Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Banten dalam hal mensosialisasikan dan
mengkampanyekan program pengembangan pangan nusantara kepada masyarakat.
Posisi tersebut menunjukan bahwa CV. Arum Ayu berpotensi menjadi wadah
pemberdayaan masyarakat dan penggerak dinamika perekonomian wilayah di
bidang pangan nusantara.
Selama perjalanan usahanya, CV. Arum Ayu masih tergolong usaha kecil
dilihat dari cash flow tahunan yang masih di bawah Rp. 2.500.000.000,- (dua
milyar lima ratus juta rupiah), namun CV. Arum Ayu mampu bertahan dalam
usahanya mewujudkan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Saat ini, perusahaan
5
yang bergerak di bidang pangan nusantara sudah menjadi kompetitif dilihat dari
semakin berkembangnya perusahaan di bidang ini (Lampiran 11), terutama
perusahaan yang berada dekat dengan sumber bahan baku, sehingga perusahaan
perlu mengembangkan usahanya untuk menghadapi laju persaingan. Alasan
tersebut diatas menjadi latar belakang penulis untuk mengambil judul penelitian
Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Produsen Pangan Olahan Tepung
g. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor prioritas dengan
bobot kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas yang bersangkutan
dengan nilai prioritas dari tingkat bawah.
36
h. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu (1) pengolahan
horizontal dan (2) pengolahan vertikal. MPI dan MPG harus memenuhi
persyaratan Rasio Inkonsistensi (RI).
1. Pengolahan Horizontal, terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan Vektor
Prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang
memilik RI tinggi. Nilai RI berdasarkan jumlah n dapat dilihat dalam Tabel
7. Nilai RI yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang
mempunyai tingkat konsistensi yang baik. Hal ini karena RI merupakan
tolok ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan
berpasangan dalam suatu matriks pendapat (Saaty, 1993).
Tabel 7. Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 s/d 8Orde (n) Indeks Acak (RI)
2 0.003 0.584 0.905 1.126 1.247 1.328 1.41
Sumber : Saaty (1993) dalam Marimin dan Maghfiroh (2010)
2. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hierarki
Pada pengisian judgement pada tahap MPB (Matriks Banding Berpasangan)
terdapat kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam membandingkan
elemen satu dengan elemen yang lainnya, sehingga diperlukan suatu uji
konsistensi. Penyimpangan dalam AHP diperbolehkan dengan toleransi
rasio inkonsistensi di bawah 10 persen. Langkah ini dilakukan dengan
mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang
37
bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan
pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai
dengan dimensi masing-masing matriks.
3.4. Responden Ahli
Sumber-sumber informasi yang tidak terdokumentasi didapatkan dari para
ahli. Seseorang dapat dikatakan ahli apabila mampu melaksanakan sesuatu dengan
pengetahuan yang dibutuhkan, yaitu berupa kemampuan mengumpulkan data dan
informasi kompleks, serta kemampuan menginterpretasikan data sebagai suatu
kegiatan terencana seperti proses pengambilan keputusan (Han & Kim (1989)
dalam Munggarani: 19). Pemilihan ahli memerlukan kriteria-kriteria tentang ahli,
yang kemudian disebut dengan pakar. Klasifikasi pakar ini lebih didasarkan pada
lama kerja dan kewenangannya (dapat terdidik secara formal maupun otodidak) di
suatu posisi kegiatan teknik tertentu.
Responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa pakar terkait judul
penelitian. Penentuan banyaknya responden dilakukan secara sengaja sesuai
dengan kebutuhan penelitian yang terdiri dari pihak internal perusahaan. Nama
dan jabatan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Nama dan Jabatan RespondenNo Nama Jabatan1 Dra. Ambarwati Esti Pertiwi, SH Pimpinan dan Pemilik2 Ir. Hernawan Edipurnomo Manajer Keuangan3 Nurul Mulyati Manajer Produksi4 Tuti Suparti Manajer Pemasaran
Sumber : CV. Arum Ayu, 2013
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
CV. Arum Ayu adalah sebuah home industry yang dikelola oleh pasutri
Bapak Hernawan Edipurnomo dan Ibu Ambarwati Esti Pertiwi. Nama Arum Ayu
diambil dari nama kedua anak mereka. CV. Arum Ayu menyajikan hidangan sehat
untuk keluarga dari bahan-bahan alami. Mengangkat umbi yang tidak dilirik
menjadi pangan primadona, dengan cara memanfaatkan umbi-umbian yang fungsi
dan nilai gizinya tidak kalah dengan terigu, bahkan lebih sehat, karena alami dan
tanpa bahan kimia, serta dapat dibudidayakan di seluruh daerah di Indonesia tanpa
mengenal musim tanam. Mengkonsumsi tepung umbi-umbian sangat baik karena
tidak mengandung bahan kimia apapun, bebas gluten dan sangat sehat serta aman.
Selain itu juga bisa membantu menyediakan konsumsi bagi anak-anak penderita
autis atau penderita alergi.
Ibu Ambarwati mulai menekuni masalah pengolahan umbi-umbian pada
tahun 2007. Selain memproduksi olahan pangan nusantara, CV. Arum Ayu juga
mengadakan pelatihan pengolahan pangan nusantara dan pelatihan kewirausahaan
di berbagai tempat. Diawali dengan mengundang masyarakat sekitar lingkungan
rumah, sampai akhirnya dibentuklah komunitas BEC (Bintaro Enterpreuneur
Club) yang anggotanya tidak terbatas pada ibu-ibu yang suka memasak saja tapi
dari berbagai hobi dan keterampilan lain yang dimiliki serta dapat menjadi
tambahan penghasilan keluarga (wirausaha). Kini BEC memiliki anggota lebih
39
dari 650 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. BEC melibatkan para ibu
rumah tangga dalam pengembangan pangan nusantara, karena seorang ibu
mempunyai peran yang sangat penting sebagai jendela informasi.
CV. Arum Ayu juga memberikan penyuluhan tentang gizi dan sosialisasi
diversifikasi pangan kepada masyarakat, tidak hanya di Tangerang Selatan saja
tapi ke seluruh Indonesia sejak tahun 2008 sampai sekarang. Pada tahun 2010,
Arum Ayu menyelenggarakan acara bekerjasama dengan Pusat Kajian Makanan
Tradisional (PKMT) UGM dan BKPD Prov. Banten dengan tema Kado Cinta
untuk Tubuh Kita dalam Bintaro Healthy Local Food Festival. Diapresiai oleh
Ibu Ani SBY, Gubernur Banten, Kepala BKP Kementrian Pertanian, Kementrian
Perdagangan, serta Kementrian Pekerjaan Umum RI. CV. Arum Ayu menjadi
mitra kerja BKPD Prov. Banten untuk membantu sosialisasi program
penganekaragaman pangan dan memberikan pelatihan ke berbagai Kelompok
Wanita Tani, PKK, Posyandu, Mahasiswa Perhotelan, siswa sekolah TK-
SMA/SMK, Dharma Wanita, dll.
Ibu Ambarwati menjadi panutan dalam membangun ketahanan pangan
nasional, wilayah dan rumah tangga sebagai lingkungan masyarakat yang terkecil,
merintis dan mengembangkan usaha pangan nusantara berbasis tepung umbi-
umbian di daerah perkotaan untuk menjadi bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM)
dengan memberdayakan masyarakat. Pada tahun 2011 CV. Arum Ayu mulai
mendapat berbagai penghargaan.
Selanjutnya, pada tahun 2012 dibentuklah UKM Karya Cipta Mandiri
sebagai wadah para pelaku usaha kecil menengah yang mengolah pangan berbasis
40
sumberdaya lokal. Sampai akhirnya pada tahun 2013, CV. Arum Ayu bersama
anggota Koperasi Karya Cipta Mandiri mendapat piagam penghargaan dari
Museum Rekor Dunia-Indonesia atas pemecahan rekor pengolah menu berbahan
baku umbi-umbian terbanyak (533 menu olahan) pada 23 Maret 2013. Berbagai
penghargaan lainnya yang telah diraih semenjak tahun 2011 diantaranya yaitu
Adhikarya Pangan Nusantara tahun 2011 (Kategori Pelopor Ketahanan Pangan
Nasional) diberikan langsung di Istana Negara oleh Presieden Susilo Bambang
Yudhoyono selaku Ketua DKP. Rincian penghargaan lainnya dapat dilihat dalam
Tabel 9. Beberapa foto penghargaan yang didapatkan oleh CV. Arum Ayu dapat
dilihat dalam Lampiran 8.
Tabel 9. Beberapa Penghargaan yang Telah Diraih CV. Arum AyuTahun Jenis Penghargaan2011 Juara I Adhikarya Pangan Nusantara (Kategori Pelopor Ketahanan
Pangan Nasional)2011 Pemenang Perempuan Inspiratif Nova untuk naskah “Kreativitas &
Wirausaha” terbaik pilihan Nova2011 Pelopor Ketahanan Pangan yang Telah Mengembangkan,
Mensosialisasikan, dan Mempromosikan Olahan Pangan Lokal2012 Tokoh Perempuan Pelopor Ketahanan Pangan2013 Perintis Pangan Lokal Alternatif yang Sehat dan Ramah Lingkungan2013 Pemecah Rekor MURI kategori Pengolahan Makanan Berbahan
Dasar Umbi Terbanyak (533 menu)Sumber : CV. Arum Ayu, 2013
4.2. Visi , Misi dan Tujuan Perusahaan
CV. Arum Ayu memiliki visi “Menjadi sebuah perusahaan produsen olahan
pangan nusantara terkemuka dan dikenal dalam bidang inovasi produk yang
berkualitas dengan menempatkan segi kesehatan produk sebagai prioritas utama
serta mengintegrasikan aktivitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan
41
sumber daya alam melalui pemberdayaan masyarakat”. Adapun misi perusahaan
sebagai berikut :
1. Menyediakan aneka ragam pangan nusantara berbahan baku tepung nusantara,
secara konsisten dan berkesinambungan dengan melibatkan unsur masyarakat.
2. Mempelopori usaha sosialisasi pangan nusantara kepada generasi muda agar
mengenal dan mencintai makanan asli Indonesia dalam usaha memperkuat
ketahanan pangan nasional.
3. Berusaha menjadi penggerak dalam meningkatkan kualitas dan
mempromosikan pangan nusantara sehingga meningkatkan daya saing bangsa.
4. Membantu program pemerintah dalam mempercepat penganekaragaman
pangan berbasis pangan nusantara.
Tujuan dari di berdirikannya CV. Arum Ayu adalah :
1. Sebagai sumber informasi dan promosi produk pangan nusantara, serta sumber
edukasi kepada masyarakat luas tentang pangan berbasis sumber daya lokal,
berupa aneka ragam pangan nusantara serta manfaatnya, hasil teknologi
pengolahan yang memenuhi syarat keamanan pangan.
2. Mendorong partisipasi masyarakat, terutama pelaku UKM, agar lebih kreatif
dan inovatif melalui pengembangan kuliner berdasarkan kearifan dan budaya
lokal.
42
4.3. Lokasi dan Keadaan Perusahaan
CV. Arum Ayu memiliki empat cabang tempat usaha, yaitu Jl. Ciputat
Baru No. 19 Sawah Lama Tangerang Selatan, Jl. Sumatra Blok G1 No. 36 Nusa
Loka BSD Tangerang Selatan, Ruko Fresia Garden No. 22 Jl. Jombang Raya
Bintaro Sektor 9 Tangerang Selatan, dan Jl. Bintaro Tengah Blok O2 No. 8,
Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi ini, selain karena berada dekat dengan pusat
kota, juga karena usaha CV. Arum Ayu ini telah menjadi bagian dari usaha yang
telah dirintis oleh keluarga pemilik CV. Arum Ayu yang menggunakan keempat
cabang tempat usaha tersebut sebagai rumah makan gudeg Bu Djoeminten, guna
mengefisienkan biaya yang harus dikeluarkan.
Dapur utama sebagai tempat produksi utama roti dan kue di tempatkan di
Ciputat. Selain sebagai dapur utama, juga sebagai pusat pelayanan terpadu pangan
nusantara yang berfungsi sebagai sarana promosi, konsultasi, penjualan dan
pemesanan produk olahan pangan nusantara. Bangunan didesain secara minimalis
dengan memberikan kesan bersih, rapi dan nyaman dengan konsep open kitchen
agar masyarakat yang datang berkunjung dapat tahu bagaimana proses produksi
yang dilakukan.
4.4. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur organisasi yang dimiliki oleh CV. Arum Ayu terbilang masih
sederhana (Lampiran 9). Dimana hanya terdiri dari pimpinan, manajer keuangan,
manajer produksi, manajer pemasaran, kasir, dan distributor, dan karyawan bagian
produksi. Hal ini membuat setiap karyawan dapat merangkap beberapa pekerjaan.
43
Perekrutan tenaga kerja sebagai karyawan selama ini diambil alih oleh pihak
pemilik perusahaan. Pihak pemilik perusahaan memilih mengefektifkan tenaga
kerja yang ada, dibandingkan dengan melakukan perekrutan.
Jumlah SDM CV. Arum Ayu saat ini adalah 15 orang, yang terdiri dari
seorang pemimpin sekaligus pemilik, seorang manajer keuangan, seorang manajer
produksi, dan seorang manajer pemasaran, serta 3 orang bagian kasir di tiap
cabang, 3 orang karyawan bagian produksi, 5 orang karyawan bagian distribusi
dan pemasaran. Jumlah sumberdaya manusia yang dimiliki oleh CV. Arum Ayu
yang terbatas, membuat karyawan yang ada dituntut untuk memiliki keahlian
lebih dalam hal produksi.
Karyawan bagian produksi harus memenuhi persyaratan minimal yaitu
memiliki keahlian dibidang produksi roti dan kue, para karyawan tersebut juga
akan diberikan pelatihan tambahan yang diberikan oleh pemilik usaha dan
manajer produksi untuk dapat menunjang pekerjaan mereka. Seluruh SDM CV.
Arum Ayu juga dituntut untuk dapat mengetahui mengenai pangan nusantara.
44
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
5.1.1. Identifikasi Faktor Internal
Lingkungan internal ditinjau dari sudut pandang fungsional perusahaan
meliputi unsur pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, sumber daya manusia,
dan sistem informasi manajemen. Faktor-faktor tersebut yang telah diidentifikasi
di CV. Arum Ayu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pemasaran
Usaha CV. Arum Ayu tergolong usaha rumah tangga. Aspek pemasaran dapat
ditinjau dari STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning) dan 4P (product,
price, place, dan promotion). Segmentasi dari CV. Arum Ayu adalah
masyarakat umum yang peduli dengan kesehatan. Berikut ini merupakan target
pasar dari CV. Arum Ayu :
1. Penduduk usia lanjut (diatas 55 tahun) yang membutuhkan healthy food
2. Penduduk usia produktif (20-55 tahun) yang membutuhkan pangan yang
terjangkau
3. Penduduk dalam masa pertumbuhan (dibawah 20 tahun) yang
mengadakan seminar dan workshop, serta bekerjasama dengan perguruan
tinggi.
Dilihat dari keseluruhan usaha CV. Arum Ayu dalam mempromosikan
produknya dapat dikatakan cukup intensif untuk pengembangan usahanya ke
depan. Dikatakan intensif karena dapat dilaksanakan sekitar 2-3 kali dalam
seminggu, melalui sosialisasi pelatihan masyarakat, yang pada akhirnya dapat
mengangkat nama CV. Arum Ayu ke media TV, radio, dan surat kabar yang
62
meliputnya. Biaya promosi berasal dari biaya untuk membuat produk tester
seharga Rp. 250.000,- per acara. Pameran hasil produk mampu meningkatkan
tingkat penjualan sebesar 15% - 20% seperti yang dirasakan CV. Arum Ayu
saat memasarkan produknya pada serangkaian acara pameran produk pangan
nusantara di beberapa tempat.
3. Sistem usaha yang diterapkan
Sistem usaha yang diterapkan di CV. Arum Ayu berupa sistem usaha gotong
royong, dengan melihat masyarakat sebagai sistem sosial, artinya masyarakat
terdiri dari bagian-bagian yang saling kerjasama untuk mewujudkan tujuan
bersama, dimana antara produsen yang satu dengan yang lainnya bergotong
royong untuk memenuhi pesanan pelanggan. Masyarakat tersebut berasal dari
anggota pelatihan yang diadakan oleh perusahaan, saat ini sudah ada sekitar 15
anggota aktif dari total 75 anggota pelatihan yang menjadi mitra kerja dalam
sistem gotong royong yang berasal dari daerah Tangerang Selatan (Lampiran
12).
4. Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangerang Selatan
Produk pangan nusantara hasil produksi CV. Arum Ayu telah mendapatkan
hak paten sebagai produk khas Tangerang Selatan, karena potensi usaha ini
dapat dilaksanakan di daerah mana saja berkat bahan baku yang dapat tumbuh
di berbagai daerah maka CV. Arum Ayu mengambil langkah awal dengan
mematenkan produknya.
Pendaftaran Paten Untuk memperoleh perlindungan Paten, harus didaftarkan
ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual-Departemen Hukum dan
63
HAM (Ditjen HKI-DepkumHAM). Hak paten diajukan pada 20 Desember
2011, dengan syarat usaha berjalan 18 bulan setelah pengajuan, dan harus
mengadakan perpanjangan 5 tahun sekali dengan nomor permohonan
D002011052204.
5. Daya inovasi dan kreativitas SDM
Adanya pelatihan SDM dan dukungan penuh dari pemilik CV. Arum Ayu,
menumbuhkan rasa percaya diri terhadapa produk yang mereka produksi
sehingga mereka sudah dapat mengembangkan inovasi dan kreativitasnya.
Kreatif adalah menciptakan ide atau gagasan baru yang mampu menghasilkan
produk baru yang belum ada sebelumnya dan bisa digunakan oleh masyarakat.
Daya inovasi adalah pembaruan yang bertujuan memberikan nilai lebih pada
suatu produk dengan ide baru yang berbeda dengan produk lainnya
(http://www.equator-news.com).
Bukti dari perkembangan daya inovasi dan kretivitas SDM CV. Arum Ayu
adalah keberhasilan CV. Arum Ayu bersama anggota pelatihannya yang telah
memiliki menu terbanyak hasil olahan pangan nusantara sebanyak 533 jenis
kue dan roti yang tercatat dalam rekor MURI.
6. Sikap SDM dalam menerima kritik
Produk yang ditawarkan oleh CV. Arum Ayu merupakan produk yang masih
terbilang baru dan belum banyak masyarakat yang dapat menerimanya sebagai
pengganti makanan berbahan baku tepung terigu, sehingga tidak sedikit
masyarakat yang memberikan kritik terhadap jenis usaha CV. Arum Ayu.
64
Berkat pelatihan kewirausahaan yang diadakan bagi para SDM di CV. Arum
Ayu menjadikan mereka terlatih dalam merespon segala bentuk kritikan
dengan baik.
Terdapat 4 faktor yang menjadi kelemahan CV. Arum Ayu, yaitu :
1. Harga jual produk
Kontinuitas ketersediaan bahan baku sangat berpengaruh pada harga. Semakin
banyak permintaan dan penawaran sedikit, maka harga bahan baku pangan
nusantara cenderung mahal. Pada musim panen, harga cenderung turun. (BKP
Kementan RI, 2012). Akibat dari permasalahan bahan baku yang ada,
menyebabkan produk CV. Arum Ayu sebagai pelaku usaha pangan nusantara
menjadi lebih mahal harganya dibanding produk lain yang ada di pasaran,
perbandingan harga tersebut dapat dilihat dalam Lampiran 13.
2. Permodalan usaha
Modal yang dijadikan dana untuk menjalankan usaha sejak tahun 2007 adalah
secara mandiri, belum pernah UKM ini mendapat bantuan dana baik dari
pemerintah ataupun swasta. UKM ini masih memerlukan dukungan anggaran
dari berbagai pihak untuk pengembangan usahanya.
Modal merupakan hal yang sangat utama untuk keberlanjutan usaha. Selama
ini, para petani dan pengolah tepung yang berbahan baku lokal seperti ubi
kayu, sagu, ganyong, dan lain sebagainya merasa kesulitan dalam mengajukan
modal kepada lembaga keuangan, seperti perbankan, koperasi maupun fasilitas
kredit yang ditawarkan pemerintah lainnya. Kelompok dan jenis usaha yang
65
dilakukan belum cukup meyakinkan lembaga keuangan untuk mendapatkan
dana sebagai bantuan modal (BKP Kementan RI, 2012). Total biaya untuk
pengembangan usaha CV. Arum Ayu adalah sebesar Rp. 81.750.000, dengan
rincian dalam Tabel 14.
Tabel 14. Pembiayaan Pengembangan Usaha CV. Arum Ayu
No. Perlengkapan Jumlah(unit) Jumlah (Rp)
1 Rak dinding 4 (empat) Rp. 5.000.000,-2 Etalase 3 (tiga) Rp. 7.500.000,-3 Meja produksi stainless steel 1 (satu) Rp. 4.500.000,-4 Kursi pengunjung 10 (sepuluh) Rp. 3.000.000,-5 Billboard 2 (dua) Rp. 3.000.000,-6 Brosur/leaflet 2 (dua) rim Rp. 1.000.000,-7 Standing banner 4 (empat) Rp. 500.000,-8 Packaging produk 2 (dua) produk Rp. 5.000.000,-9 Mesin mie 1 (satu) Rp. 5.000.000,-10 Alat proofing 1 (satu) Rp. 9.500.000,-11 Mixer roti 1 (satu) Rp. 7.500.000,-12 Oven bakery 1 (satu) Rp. 10.000.000,-13 Kompor gas + tabung 1 (satu) Rp. 750.000,-14 Kukusan 2 (dua) Rp. 500.000,-15 Vacum frying 5 kg 1 (satu) Rp. 20.000.000,-
Jumlah Rp. 81.750.000,-Sumber : CV. Arum Ayu (2012)
Data rincian dalam Tabel 14 tersebut akan digunakan untuk pengembangan
usaha dan diajukan kepada lembaga keuangan, namun perusahaan telah
mendapat penolakan pengajuan bantuan dana dari beberapa lembaga keuangan
penyedia modal usaha.
3. Pengembangan produk baru
Merupakan tantangan bagi CV. Arum Ayu untuk dapat menyesuaikan produk
dengan tuntutan konsumen yang dapat menciptakan mega tren pangan dunia,
dengan mementingkan segi kesenangan (berupa penampilan makanan yang
menarik, segar, dan beraroma), segi kenyamanan (berupa ketersediaan produk
66
makanan segar sepanjang hari dan mereduksi lama waktu memasak/siap saji)
dan dari segi kesehatan (berupa makanan organik, sarat gizi, dan bebas zat
aditif) (Wilerang, 2012). Berdasarkan data terakhir yang didapat BPS Tangsel
pada tahun 2010, mengenai pengeluaran per kapita per bulan warga Tangsel
yaitu untuk makanan jadi (roti, biskuit, kue basah, bubur, bakso, dll) adalah
sebesar 9,62%, pasta (mie instan, mie basah, bihun, makaroni, mie kering)
sebesar 1,04 sedangkan untuk umbi-umbian (ketela pohon, ketela rambat,
kentang, dll) adalah sebesar 0,22%. Konsumsi umbi-umbian yang hanya
sebesar 0,22% tersebut membuat perusahaan harus dapat menyamai produknya
dengan produk hasil olahan tepung terigu yang sudah beredar di pasaran seperti
makanan jadi dan pasta, namun untuk dapat mengangkat produk olahan umbi-
umbian, maka selain memasuki pangsa pasar dari produk olahan tepung terigu,
seharusnya perusahaan dapat mengembangkan produk baru yang berbeda
dengan produk hasil olahan tepung terigu.
4. Manajemen perusahaan
Perusahaan memiliki struktur organisasi sederhana (Lampiran 9) dan masih
bersifat fungsional. Hal ini dilihat dari masih terdapatnya karyawan yang
rangkap tugas. Karyawan bidang pemasaran masih diperbantukan dalam
kegiatan produksi maupun di bidang lain saat diperlukan. Manajemen
pembukuan keuangan pun masih perlu ditata ulang, agar keuangan usaha CV.
Arum Ayu dapat lebih terlihat rincian keuntungan usahanya, agar kemudian
dapat memilih strategi pengembangan usaha yang lebih tepat.
67
Tabel 15. Daftar Kekuatan dan Kelemahan CV. Arum AyuNo Kekuatan No Kelemahan1 Produk yang ditawarkan 1 Harga jual produk2 Promosi yang dilakukan 2 Permodalan usaha3 Sistem usaha yang diterapkan 3 Pengembangan produk baru4 Memiliki hak paten sebagai
produk khas Tangsel4 Manajemen perusahaan
5 Daya inovasi dan kreativitasSDM
6 Sikap SDM dalam menerimakritik
5.2.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Hasil dari identifikasi faktor eksternal didapatkan beberapa hal yang
menjadi peluang serta ancaman CV. Arum Ayu. Berdasarkan hal tersebut, maka
sejumlah peluang dan ancaman dapat diperoleh penyusun yang secara ringkas
dapat dilihat pada Tabel 19. Terdapat 3 faktor yang menjadi peluang bagi
perkembangan usaha CV. Arum Ayu, yaitu :
1. Kebijakan pemerintah
Sebelum adanya program pemerintah mengenai diversifikasi pangan, CV.
Arum Ayu sudah mulai berjalan. Saat ini, para pelaku usaha yang bergerak di
bidang pangan khususnya yang menggunakan sumber daya alam lokal
mendapat dukungan pemerintah karena bersinergi dengan program pemerintah.
Mengingat tingginya konsumsi warga Tangsel, pemerintah setempat
mengeluarkan kebijakan agar semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
dan 450 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) wajib mengonsumsi
pangan nusantara, seperti umbi-umbian, jagung, dan kacang-kacangan untuk
menekan angka impor. Pewajiban konsumsi pangan nusantara bagi SKPD dan
PPTK ini juga untuk meningkatkan produksi pangan nusantara di lahan yang
68
tersisa. Hasil survei terakhir, PPH (pola pangan harapan) Tangsel baru
mencapai 74,5 persen, namun dengan kebijakan yang dibuat walikota, ada
harapan pada tahun 2015 mendatang, PPH itu mencapai 95 persen
(tangselkota.com, 2013). Beberapa peraturan lainnya yang mendukung
keberlangsungan usaha ini diantaranya seperti terlihat dalam Tabel 16.
Tabel 16. Perundang-Undangan dan Peraturan tentang Pangan NusantaraPerundang-Undangan
dan Peraturan Kandungan Isi
PP No 68 tahun 2002terntang Ketahanan Pangan
dan PerkembanganPenganekaragaman Pangan
(BAB VI, Pasal 13)
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang terusberkembang dari waktu ke waktu, upaya penyediaanpangan dilakukan dengan mengembangkan sistemproduksi pangan yang berbasis pada sumber daya,kelembagaan, dan budaya lokal, mengembangkanefisiensi sistem usaha pangan, mengembangkanteknologi produksi pangan, mengembangkan saranadan prasarana produksi pangan dan mempertahankandan mengembangkan lahan produktif.
Peraturan Presiden(Perpres) No. 22 Tahun2009 tentang kebijakan
percepatanpenganekaragaman
konsumsi pangan berbasissumber daya lokal
Merupakan upaya mengantisipasi penurunanproduksi akibat perubahan iklim dan alih fungsilahan. Gerakan percepatan ini dibarengi upayapengembangan bisnis dan industri pangan lokal,dengan harapan akan mengurangi konsumsi danimpor beras juga gandum.
Peraturan MenteriPertanian Nomor 43 Tahun
2009 tentang GerakanPercepatan
PenganekaragamanKonsumsi Pangan, Berbasis
Sumberdaya Lokal
Diharapkan adanya himbauan Penggunaan PanganLokal dalam pertemuan/ rapat/ pertemuan ataupunacara resmi lainnya.
Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 18 Tahun
2012tentang Pangan
Bahwa negara berkewajiban mewujudkanketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhankonsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, danbergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupundaerah hingga perseorangan secara merata di seluruhwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiasepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya,kelembagaan, dan budaya lokal;
Sumber : Berbagai sumber (diolah)
69
2. Media pemberdayaan bagi masyarakat
CV. Arum Ayu didukung oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas
Koperasi dan UKM, dan BKPD Banten melaksanakan pelatihan bagi
masyarakat untuk dapat mengolah tepung nusantara menjadi produk pangan
seperti roti dan kue, sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat pun dapat
meningkatkan taraf hidupnya dengan berwirausaha dan produk CV. Arum Ayu
dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Daftar anggota pelatihan dapat dilihat
dalam Lampiran 12.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat atau
mereka yang kurang beruntung dalam sumbedaya pembangunan didorong
untuk mandiri dan mengembangkan kehidupan sendiri (Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan, 2011).
3. Teknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan produk sangat penting bagi perkembangan usaha pangan
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usaha. CV. Arum Ayu sudah
didukung oleh PKMT UGM dalam pengembangan teknologi produksinya,
yang saat ini berupa teknologi penepungan.
Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi
yang dianjurkan karena lebih tahan lama disimpan, mudah dicampur (dibuat
komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), mudah dibentuk dan lebih cepat
dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis (BKP, 2012).
70
Terdapat 7 faktor yang dapat menjadi ancaman bagi CV. Arum Ayu, yaitu :
1. Skim kredit yang berlaku
Salah satu kendala yang dihadapi CV. Arum Ayu dalam usahanya adalah
keterbatasan modal. Kementerian Pertanian dalam mengatasi keterbatasan
modal para pelaku usaha, telah mengembangkan fasilitas pembiayaan dalam
bentuk program skim kredit dengan subsidi bunga dan penjaminan. Program
skim kredit yang telah dikembangkan adalah Kredit Ketahanan Pangan dan
Energi (KKP-E), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi
Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan kredit
Usaha Rakyat (KUR). KKP-E, KPEN-RP, KUPS adalah program skim kredit
dengan suku bunga, sementara KUR adalah program skim kredit dengan
penjaminan. Dana kredit sepenuhnya berasal dari bank pelaksana. KUR adalah
kredit modal kerja dan atau kredit investasi yang diberikan oleh perbankan
kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K) yang
memiliki usaha produktif yang didukung dengan program penjaminan. Sasaran
petani, kelompok tani dan Gapoktan termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah. Tingkat besar kredit maksimum Rp. 500 juta/nasabah. Perusahaan
penjamin memberikan jaminan 70% dari kredit/pembiayaan yang diberikan
perbankan. Penilaian kelayakan usaha dan keputusan kredit sepenuhnya
menjadi kewenangan Bank Pelaksana (http://cybex.deptan.go.id/).
Perkembangan tingkat suku bunga dari tahun 2012 ke tahun 2013 dapat dilihat
dalam Tabel 17.
71
Tabel 17. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Usaha RakyatTahun Besar Plafon Nilai (%)/tahunKUR ≥ Rp. 5 juta s/d Rp. 500 juta2012 13,68 %2013 6,84 %
KUR Mikro ≤ Rp. 5 juta2012 22% - 24%2013 11,4 %
Sumber : Departemen Pertanian (data diolah, 2013)
Menurut pemilik CV. Arum Ayu, tingkat suku bunga KUR tersebut diatas
masih tinggi bagi pelaku usaha yang baru berkembang seperti perusahaan
miliknya.
2. Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar pertanian
Bahan baku yang digunakan oleh CV. Arum Ayu mayoritas berasal dari daerah
Banten. Menurunnya hasil produksi tanaman pangan daerah Banten
menyebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan pada
triwulan I 2011. Angka pertumbuhan pada sektor pertanian diperkirakan hanya
mencapai level 3,04% atau melambat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar 6,68%. Perlambatan tersebut dikarenakan oleh semakin
berkurangnya luas lahan tanaman pangan akibat lahan pertanian terkonversi
menjadi lahan industri dan pemukiman yang pada akhirnya diperkirakan dapat
menurunkan produksi tanaman pangan sesuai Angka Ramalan I (ARAM I)
tahun 2011 (BPS Banten, 2011). Perkembangan luas lahan dan produksi
tanaman pangan Banten dapat dilihat pada Tabel 18.
72
Tabel 18. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Pangan BantenTahun 2010-2011
No Komoditi Luas Lahan (Ha) Produksi (ton)2010 2011 2010 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya konversi lahan juga
berdampak pada tanaman pangan ubi kayu dan ubi jalar, yang mengalami
penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 baik dari segi luas lahan maupun dari
segi jumlah produksi. Hal ini dapat berdampak pada ketersediaan bahan baku
CV. Arum Ayu yang didominasi oleh ubi kayu dan ubi jalar.
3. Kemungkinan adanya pendatang baru
Setiap pendatang baru yang masuk ke industri ini tentunya akan memiliki
dampak tertentu bagi CV. Arum Ayu. Hal ini salah satunya karena
kecenderungan perilaku masyarakat yang selalu ingin mencoba hal yang baru.
Ketika muncul suatu produk baru, maka akan terjadi suatu periode yang
dinamakan shifting dimana saat itu masyarakat akan berpaling untuk mencoba
produk baru dan hal ini akan berlangsung untuk beberapa waktu tertentu.
Alasan mengapa pendatang baru tertarik untuk ikut terjun dalam persaingan
industri ini adalah karena masih luasnya pangsa pasar yang ada di Indonesia
yang belum tercakup seluruhnya oleh produsen pangan nusantara yang ada
73
sekarang, bahan baku yang berupa tepung dengan teknologi pengolahan
pangan yang mudah ditiru, serta adanya visi Indonesia Mandiri Pangan dari
pemerintah membuka peluang untuk munculnya pendatang baru di industri ini.
4. Bahan baku yang digunakan
Bahan baku yang digunakan oleh CV. Arum Ayu berasal dari daerah Lebak,
Pandeglang, Serang, Sleman, dan Gn. Putri. Bahan baku yang digunakan masih
memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :
a. Hambatan dari pihak petani yang belum dapat memproduksi tepung
nusantara secara massal menyebabkan ketersediaan dan jumlahnya menjadi
belum terkontrol kontinuitasnya.
b. Jaminan mutu dari tepung nusantara belum ditetapkan, sehingga belum ada
standarisasi dari bahan baku. Hal tersebut menyebabkan para pelaku usaha
produsen pengolah tepung nusantara harus jeli terhadap tepung nusantara
dari pemasok, karena kualitas produk dapat ditentukan dari bahan baku
utamanya yaitu tepung nusantara.
c. Masih langkanya tepung nusantara yang belum diproduksi secara massal
menyebabkan tidak sedikit para pengolah tepung memanfaatkan situasi
dengan menaikkan harga jual tepungnya dengan harga yang cukup tinggi,
ditambah lagi belum adanya penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi) dari
tepung nusantara.
5. Pola konsumsi pangan masyarakat
Perubahan dari gaya hidup masyarakat menyebabkan pola konsumsi pangan
masyarakat menjadi lebih cenderung memilih makanan sumber karbohidrat
74
yang berasal dari beras dan tepung terigu. Berdasarkan data Susenas BPS 2009,
diketahui bahwa beras memiliki kontribusi terhadap asupan energi masyarakat
Indonesia sebesar 78%, tepung terigu 17%, sedangkan umbi-umbian hanya
menyumbang sebesar 5%. Hal ini dapat terjadi karena umbi-umbian adalah
pangan yang masih dianggap sebagai pangan inferior oleh masyarakat,
sehingga CV. Arum Ayu setidaknya harus merubah pola pikir masyarakat
mengenai umbi-umbian dengan memberikan kelebihan pada produknya.
6. Maraknya produk berbahan baku tepung terigu
Tepung terigu diolah dari biji gandum melalui proses penggilingan kemudian
berhasil dikembangkan menjadi beragam makanan. Produk olahan tepung
terigu yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi berbagai negara termasuk
Indonesia adalah roti dan mie. Produk jadi lainnya kue, biskuit, pastry, dan
masih banyak lagi (Bogasari.com).
Tepung terigu mudah diperoleh dengan harga yang relatif terjangkau. Produk
pangan berbahan baku tepung terigu juga telah mampu diproduksi secara
massal, sehingga mampu menguasai pasar.
Produk berbahan baku sumberdaya lokal belum bisa diproduksi secara massal.
Dilihat dari aspek pemasaran, sebagian besar pemasaran produk pangan
nusantara masih bersifat lokal pada level kabupaten atau propinsi. Kondisi ini
menyebabkan produk olahan pangan nusantara belum mampu bersaing dengan
beras dan terigu, karena harganya masih lebih tinggi akibat dari biaya produksi
yang belum efisien (BKP Kementan RI, 2012).
75
7. Keberadaan pesaing
Persaingan usaha di bidang pangan memang cukup ketat, mengingat selera
masyarakat yang beragam ditentukan oleh budaya di tiap-tiap daerah, sehingga
para pelaku usaha pangan sudah ada yang memilih beralih pada usaha
pengolahan pangan yang dibuat seunik mungkin untuk menarik konsumen,
termasuk industri roti dan kue. Sedikitnya terdapat 25 UKM roti dan kue yang
tersebar dan terdaftar di Tangsel (Dinkop dan UKM, 2011 dan
Indowebster.com, 2012), baik dalam skala menengah maupun kecil (Lampiran
14). Usaha tersebut berada dalam skala usaha yang berbeda, menawarkan
variasi produk yang berbeda serta desain tempat dan toko yang berbeda, namun
secara langsung maupun tidak langsung usaha tersebut dapat menjadi pesaing
bagi CV. Arum Ayu.
Tabel 19. Daftar Peluang dan Ancaman CV. Arum AyuNo Peluang No Ancaman1 Kebijakan pemerintah 1 Skim kredit yang berlaku
2Media pemberdayaan bagimasyarakat 2 Adanya konversi lahan pertanian
ke penggunaan di luar pertanian
3 Teknologi pengolahan pangan 3 Kemungkinan adanya pendatangbaru
4 Bahan baku yang digunakan
5 Pola konsumsi pangan masyarakat
6 Maraknya produk berbahan bakutepung terigu
7 Keberadaan pesaing
76
5.3. Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu
5.3.1. Tahap Masukan (Input)
Tahap masukan merupakan tahap lanjutan setelah dilakukan identifikasi
faktor-faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. Data-data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan alat input matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External
Factor Evaluation (EFE) (Lampiran 4). Alat input tersebut merupakan alat untuk
membuat keputusan kecil menyangkut kepentingan relatif dari faktor internal dan
eksternal untuk perumusan strategi secara lebih efektif.
5.3.1.1. Analisis Matriks IFE
Analisis lingkungan internal CV. Arum Ayu mengidentifikasi beberapa
faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Terdapat enam faktor kunci kekuatan
yaitu produk yang ditawarkan, promosi yang dilakukan, sistem usaha yang
diterapkan, memiliki hak paten sebagai produk khas Tangerang Selatan, daya
inovasi dan kreativitas SDM, dan sikap SDM dalam menerima kritik. Faktor
kelemahan yang teridentifikasi ada empat faktor kunci yaitu harga jual produk,
permodalan usaha, pengembangan produk baru, dan manajemen perusahaan.
Proses pembobotan dilakukan terhadap faktor-faktor internal dengan
menggunakan metode Paired Comparison dan untuk proses pemberian rating
dilakukan dengan melihat keefektifan strategi CV. Arum Ayu terhadap faktor
internal perusahaan. Berdasarkan hasil dari kedua proses yang dilakukan terhadap
responden (Tabel 8), maka akan menghasilkan matriks IFE (Lampiran 5).
77
Pada Tabel 20. ditunjukan bahwa variabel yang menjadi faktor kekuatan
utama bagi CV. Arum Ayu adalah produk yang ditawarkan dan daya inovasi dan
kreativitas SDM dengan nilai 0,456. Faktor kelemahan utama bagi CV. Arum Ayu
adalah pengembangan produk baru dengan nilai 0,108 dan harga jual produk
dengan nilai 0,117. Setelah menjumlahkan seluruh nilai dari faktor-faktor strategis
internal, dihasilkan total IFE sebesar 2,957.
Tabel 20. Matriks IFE
Faktor Internal RataanBobot
RataanRating
TotalSkor
Produk yang ditawarkan 0,114 4 0,456Promosi yang dilakukan 0,089 4 0,356Sistem usaha yang diterapkan 0,089 4 0,356Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel 0,096 4 0,383Daya inovasi dan kreativitas SDM 0,114 4 0,456Sikap SDM dalam menerima kritik 0,104 4 0,417Harga jual produk 0,100 1,25 0,125Permodalan usaha 0,096 1,5 0,144Pengembangan produk baru 0,108 1 0,108Manajemen perusahaan 0,090 1,75 0,158
Jumlah 1 29,5 2,957
5.3.1.2. Analisis Matriks EFE
Analisis lingkungan eksternal CV. Arum Ayu mengidentifikasi beberapa
faktor peluang dan ancaman perusahaan. Terdapat 3 faktor kunci peluang yaitu
kebijakan pemerintah, media pemberdayaan bagi masyarakat, dan teknologi
pengolahan pangan. Faktor ancaman yang teridentifikasi ada 7 faktor kunci yaitu
skim kredit yang berlaku, adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar
pertanian, kemungkinan adanya pendatang baru, bahan baku yang digunakan, pola
konsumsi pangan masyarakat, maraknya produk berbahan baku tepung terigu, dan
keberadaan pesaing.
78
Proses pembobotan dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal dengan
menggunakan metode Paired Comparison dan untuk proses pemberian rating
dilakukan dengan melihat keefektifan strategi CV. Arum Ayu terhadap faktor
eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil dari kedua proses yang dilakukan
terhadap responden, maka akan menghasilkan matriks EFE (Lampiran 5).
Pada Tabel 21, ditunjukan bahwa variabel yang menjadi faktor peluang utama
bagi CV. Arum Ayu adalah media pemberdayaan bagi masyarakat dan teknologi
pengolahan pangan dengan nilai 0,446. Faktor ancaman utama bagi CV. Arum
Ayu adalah pola konsumsi pangan masyarakat dengan nilai 0,107 dan bahan baku
yang digunakan dengan nilai 0,114. Setelah menjumlahkan seluruh nilai dari
faktor-faktor strategis internal, dihasilkan total EFE sebesar 2,126.
Tabel 21. Matriks EFE
Faktor Eksternal RataanBobot
RataanRating
TotalSkor
Kebijakan pemerintah 0,089 3,75 0,334Media pemberdayaan bagi masyarakat 0,111 4 0,446Teknologi pengolahan pangan 0,111 4 0,446Skim kredit yang berlaku 0,107 1,25 0,134Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luarpertanian 0,104 1,25 0,131
Kemungkinan adanya pendatang baru 0,063 2 0,125Bahan baku yang digunakan 0,114 1 0,114Pola konsumsi pangan masyarakat 0,107 1 0,107Maraknya produk berbahan baku tepung terigu 0,095 1,25 0,118Keberadaan pesaing 0,097 1,75 0,171
Jumlah 1 21,25 2,126
5.3.2. Tahap Pencocokan
5.3.2.1. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)
Analisis IE dilakukan untuk mempertajam hasil evaluasi dan analisis yang
telah dilakukan sebelumnya. Analisis ini akan menghasilkan matriks IE yang
79
berguna untuk mengetahui posisi CV. Arum Ayu saat ini, sehingga dapat
memberikan pilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi CV. Arum Ayu sangat
penting untuk pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan
perubahan yang terjadi di dalam dunia usaha.
Berdasarkan total skor yang didapat dari hasil analisis matriks IFE dan EFE,
maka selanjutnya dapat dipetakan posisi CV. Arum Ayu dalam matriks IE. Total
skor IFE yang diperoleh sebesar 2,957 menggambarkan bahwa CV. Arum Ayu
berada dalam kondisi internal sedang, sedangkan total skor EFE sebesar 2,126
menggambarkan bahwa CV. Arum Ayu memiliki kondisi eksternal yang rata-rata.
Pada Gambar 5, terlihat bahwa posisi CV. Arum Ayu berada di divisi V dimana
posisi tersebut digambarkan sebagai strategi pertahankan dan pelihara, alternatif
strategi market penetration (penetrasi pasar) dan product development
(pengembangan produk) merupakan strategi yang bisa digunakan dalam divisi ini.
Strategi market penetration (penetrasi pasar) berusaha meningkatkan pangsa
pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar.
Strategi ini secara luas digunakan baik sendirian maupun dikombinasikan dengan
strategi lainnya. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual,
meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang
ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas (David, 2008 : 233).
Strategi product development (pengembangan produk) adalah strategi yang
mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi
produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang yang
besar (David, 2008 : 235).
80
Gambar 5. Hasil Pemetaan Matriks Internal-Eksternal
5.3.2.2. Analisis Matriks SWOT
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam matriks SWOT merupakan hasil perpaduan keempat faktor strategis dari
matriks IFE dan EFE. Analisis SWOT akan menghasilkan rumusan berbagai
alternatif strategi yang tepat dalam mengembangkan CV. Arum Ayu berdasarkan
hasil dari pengolahan matriks IE serta dari tinjauan pustaka dan hasil wawancara
dengan straff perusahaan. Hasil dari identifikasi faktor-faktor tersebut akan
dimasukkan kedalam matriks SWOT (Lampiran 6) untuk selanjutnya dicocokan
menjadi strategi yang tepat.
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi
3,0
Sedang
2,0
Rendah
1,0
Total SkorBobot EFE
Total Skor Bobot IFE
81
Berbagai alternatif strategi yang dihasilkan antara lain sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO)
a. Meningkatkan jumlah tenaga penjual (S3, O2)
Adanya penerapan sistem usaha gotong royong dalam perusahaan dapat
menjadi media pemberdayaan bagi masyarakat untuk mendukung
peningkatan pendapatan rumah tangga masyarakat, sehingga
memungkinkan bagi perusahaan untuk menambah jumlah tenaga penjual
dari masyarakat yang telah mengikuti serangkaian acara pelatihan-pelatihan
yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Peningkatan jumlah tenaga
penjual harus diimbangi dengan peningkatan jumlah peserta pelatihan.
Peningkatan jumlah peserta pelatihan sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan pangsa pasar.
b. Meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengembangan konsumsi pangan
nusantara (S1, S2, S4, S5, S6, O2)
Strategi ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan event-event yang
bertemakan pangan nusantara seperti lomba cipta menu dari olahan berbagai
umbi-umbian dan pemberian penghargaan. Diharapkan lebih ditargetkan
untuk para pelaku usaha pengolah pangan berbasis tepung terigu.
2. Memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan (WO)
a. Memanfaatkan peran pemerintah daerah (W1, W2, O1)
Melibatkan peran serta aktif segenap pemangku kepentingan (stakeholders)
sebagai entry point perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian
(fokus analisis) perundang-undangan dan peraturan yang ada melalui
82
pendekatan sosial dan advokasi di bidang pangan nusantara. Terlebih CV.
Arum Ayu sudah dipercaya oleh Walikota Tangerang Selatan, Ketua BKPD
Banten, dan badan pemerintahan lainnya di Tangerang Selatan sebagai
UKM yang memiliki potensi terhadap pengembangan pangan nusantara,
sehingga diharapkan permasalahan harga jual produk yang mahal dan
permodalan usaha yang terbatas dapat teratasi.
b. Melakukan pengembangan produk baru (W3, O3)
Adanya perkembangan dari teknologi pengolahan pangan termasuk pangan
nusantara memungkinkan bagi perusahaan untuk melaksanakan
pengembangan produk baru yang disesuaikan dengan pola konsumsi pangan
masyarakat. Setelah mengetahui bahwa produk berbahan baku tepung terigu
telah merajai pasar Indonesia termasuk daerah Tangerang Selatan maka ada
baiknya perusahaan menciptakan produk yang baru, tidak hanya menyerupai
produk hasil olahan tepung terigu. Terlebih lagi CV. Arum Ayu didukung
penuh oleh PKMT (Pusat Kajian Makanan Tradisional) UGM sehingga
dapat meringankan biaya penelitian dan pengembangan (litbang).
3. Mengoptimalkan kekuatan untuk mengantisipasi ancaman (ST)
a. Melakukan penetrasi pasar (S1, S2, S3, S4, S5, S6, T3, T7)
Tujuan dari penetrasi pasar adalah untuk meningkatkan pangsa pasar,
seperti yang telah dijelaskan oleh David dalam bukunya dan disesuaikan
dengan kondisi CV. Arum Ayu strategi penetrasi pasar yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan dengan meningkatkan usaha publisitas
83
produk melalui peningkatan promosi dan informasi melalui media massa
cetak dan elektronik.
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan
nusantara (S1, S2, S3, S4, S5, S6, T2, T7)
Strategi ini dapat dilaksanakan melalui sosialisasi yang merata, agar
masyarakat dari kalangan ibu rumah tangga serta siswa TK, SD, SMP,
SMA, SMK, perguruan tinggi hingga wilayah perkantoran bisa terjangkau.
Diharapkan adanya kerjasama dengan pemerintah untuk pemetaan wilayah
sosialisasi.
4. Mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi ancaman (WT)
a. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan (W4, T3, T7)
Guna menahan laju persaingan dari luar, perlu adanya pembenahan
terhadap sistem manajemen perusahaan, seperti pembenahan pembukuan
keuangan produk, agar lebih terlihat keuntungan yang didapat per
bulannya, serta penambahan tenaga kerja agar pembagian tugas yang sudah
dibentuk dalam struktur organisasi dapat dijalankan sesuai bagian masing-
masing SDM, sehingga tidak ada lagi SDM yang rangkap tugas.
b. Pemanfaatan sumberdaya lahan (W1, W2, T2, T4)
Pemanfaatan sumberdaya lahan untuk penanaman tanaman umbi-umbian,
terutama lahan tidur dan tidak produktif, serta melibatkan masyarakat
melalui aksi kolektif dan inisiatif, diharapkan dapat mengatasi masalah
konversi lahan pertanian dan masalah bahan baku yang digunakan.
84
c. Peningkatan kerjasama dengan lembaga non pemerintah dan kelompok
masyarakat yang peduli terhadap pangan nusantara (W1, W2, T1, T2, T3,
T4, T5, T6, T7)
Untuk mengatasi kelemahan terhadap harga jual produk dan permodalan
usaha juga untuk mengantisipasi ancaman bagi CV. Arum Ayu, perlu
adanya peningkatan kerjasama dengan LSM maupun dari masyarakat yang
peduli terhadap pangan nusantara. Hal ini diperlukan agar CV. Arum Ayu
memiliki kontrak jangka panjang dengan konsumen di lembaga swasta
maupun negeri sehingga dapat terus mengikat konsumen dan menjaga
harga jual produk agar tetap dapat bersaing.
Dilihat dari keseluruhan alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dalam
matriks SWOT tersebut diatas, dapat dijalankan searah dengan visi, misi, dan
tujuan perusahaan. Berdasarkan visi, misi, dan tujuan, perusahaan menjalankan
usaha dengan tiga fungsi utama yaitu sebagai penyedia produk pangan nusantara,
sebagai sumber edukasi mengenai pangan nusantara, dan sebagai pemberdaya
bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang pangan nusantara.
Keseluruhan alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan merupakan tahapan-
tahapan dalam rangka pengembangan usaha berfokus pada pengembangan
produk, peningkatan edukasi masyarakat mengenai pangan nusantara, serta
peningkatan kewirausahaan di bidang pangan nusantara.
85
5.3.3. Tahap Pengambilan Keputusan
5.3.3.1. Identifikasi Model Analisis Hierarki Proses (AHP)
Analisis strategi pengembangan CV. Arum Ayu dilakukan dengan
menggunakan metode AHP. Tahap awal dari metode ini adalah dengan menyusun
struktur hierarki strategi pengembangan. Penyusunan struktur hierarki dilakukan
berdasarkan studi pustaka, wawancara dengan staff CV. Arum Ayu serta analisis
terhadap lingkungan internal dan eksternal. Struktur hierarki untuk pengembangan
CV. Arum Ayu ini terdiri dari tiga tingkat (Gambar 6) dengan penilaiannya
dilakukan melalui pengisian kuesioner AHP.
Setelah seluruh matriks individu setiap responden telah memenuhi syarat
konsistensi maka dilakukan pengolahan lanjut untuk menggabungkan matriks
individu manjadi matriks pendapat gabungan, kemudian dilakukan analisis
vertikal matriks gabungan untuk mengetahui hasil prioritas elemen terhadap
sasaran utama atau fokus yaitu strategi pengembangan CV. Arum Ayu.
Pada tingkat satu terdapat fokus utama yakni strategi pengembangan CV.
Arum Ayu yang merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dari pemilihan
alternatif strategi dalam penelitian ini. Tingkat kedua merupakan profil strategi
yang terdiri dari profil strategi SO, profil strategi WO, profil strategi ST, dan
profil strategi WT. Atas dasar keberadaan matriks SWOT, maka pada tingkat tiga
yang merupakan tingkat terakhir dalam struktur hierarki ini diuraikan sembilan
alternatif strategi yang dapat dipilih dari hasil profil strategi.
86
5.3.3.2. Analisis Model dari Hasil Pengolahan AHP
Pengolahan AHP yang dilakukan pada tingkat ke-2 yaitu profil strategi
dimana terdiri dari strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT (Tabel
22). Berdasarkan hasil pengolahan pada tingkat ke-2 (Lampiran 7), prioritas
utama pada tingkat ini adalah strategi WO dengan skor tertinggi (0,27), dengan
demikian diperlukan upaya untuk memanfaatkan peluang untuk mengatasi
kelemahan.
Tabel 22. Hasil Pengolahan Tingkat DuaProfil Strategi VP Prioritas
Strategi SO 0,25 3Strategi WO 0,27 1Strategi ST 0,26 2Strategi WT 0,22 4
Pengolahan AHP yang dilakukan pada tingkat ke-3 yaitu alternatif strategi
dimana terdiri dari hasil pengolahan pada tingkat ke-2 (Tabel 23). Berdasarkan
hasil pengolahan tersebut (Lampiran 7), maka dihasilkan 9 alternatif strategi, yaitu
(1) meningkatkan jumlah tenaga penjual (0,54) (2) meningkatkan apresiasi
masyarakat dalam pengembangan konsumsi pangan nusantara (0,46) (3)
memanfaatkan peran pemerintah daerah (0,41) (4) melakukan pengembangan
produk baru (0,59) (5) melakukan penetrasi pasar (0,58) (6) meningkatkan
pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan nusantara (0,42) (7)
memperbaiki sistem manajemen perusahaan (0,36) (8) pemanfaatan sumberdaya
lahan (0,33) (9) peningkatan kerjasama dengan lembaga non pemerintah dan
kelompok masyarakat yang peduli terhadap pangan nusantara (0,32).
87
Tabel 23. Hasil Pengolahan Tingkat TigaAlternatif Strategi VP % Prioritas
Meningkatkan jumlah tenaga penjual 0,54 54% 3
Meningkatkan apresiasi masyarakat dalam
pengembangan konsumsi pangan nusantara0,46 46% 4
Memanfaatkan peran pemerintah daerah 0,41 41% 6
Melakukan pengembangan produk baru 0,59 59% 1
Melakukan penetrasi pasar 0,58 58% 2
Meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen
terhadap pangan nusantara0,42 42% 5
Memperbaiki sistem manajemen perusahaan 0,36 36% 7
Pemanfaatan sumberdaya lahan 0,33 33% 8
Peningkatan kerjasama dengan lembaga non
pemerintah dan kelompok masyarakat yang peduli
terhadap pangan nusantara
0,32 32% 9
Berdasarkan proses tersebut dihasilkan alternatif utama yang terpilih dalam
strategi pengembangan CV. Arum Ayu yaitu melakukan pengembangan produk
baru (0,59), kemudian disusul melakukan penetrasi pasar (0,58), dimana bobot
dari kedua alternatif strategi tersebut tidak jauh berbeda. Diharapkan dengan
adanya pengembangan produk baru yang dapat mengikuti pola konsumsi pangan
masyarakat dapat juga meningkatkan produksi dan produktivitas perusahaan
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada lingkungan internal (IFE) CV. Arum Ayu, yang menjadi faktor kekuatan
utama adalah produk yang ditawarkan dan daya inovasi serta kreativitas SDM
dengan nilai 0,456. Faktor kelemahan utama bagi CV. Arum Ayu adalah
pengembangan produk baru dengan nilai 0,108 dan harga jual produk dengan
nilai 0,117. Pada lingkungan eksternal (EFE) CV. Arum Ayu yang menjadi
faktor peluang utama bagi CV. Arum Ayu adalah media pemberdayaan bagi
masyarakat dan teknologi pengolahan pangan dengan nilai 0,446. Faktor
ancaman utama bagi CV. Arum Ayu adalah pola konsumsi pangan masyarakat
dengan nilai 0,107 dan bahan baku yang digunakan dengan nilai 0,114.
2. Berdasarkan hasil matriks Internal-Eksternal (IE) strategi inti yang dapat
dilakukan perusahaan merupakan strategi pertahankan dan pelihara.
Berdasarkan hasil analisis SWOT didapatkan sembilan alternatif strategi bagi
perusahaan, yaitu (1) meningkatkan jumlah tenaga penjual (0,54) (2)
meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengembangan konsumsi pangan
nusantara (0,46) (3) memanfaatkan peran pemerintah daerah (0,41) (4)
melakukan pengembangan produk baru (0,59) (5) melakukan penetrasi pasar
(0,58) (6) meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan
nusantara (0,42) (7) memperbaiki sistem manajemen perusahaan (0,36) (8)
90
pemanfaatan sumberdaya lahan (0,33) (9) peningkatan kerjasama dengan
lembaga non pemerintah dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap
pangan nusantara (0,32).
3. Hasil proses matriks AHP, alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam
pengembangan CV. Arum Ayu yaitu melakukan pengembangan produk baru
dengan nilai 0,59 dan melakukan penetrasi pasar dengan nilai 0,58. Dimana
bobot kedua alternatif strategi tersebut tidak jauh berbeda.
6.2. Saran
Dari hasil penelitian ini, penyusun mencoba memberikan sumbang saran
bagi pengembangan CV. Arum Ayu antara lain :
1. Agar perusahaan dapat menjadikan alternatif-alternatif strategi yang dhasilkan
sebagai acuan pengambilan keputusan bagi CV. Arum Ayu, terutama strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk baru.
2. Perusahaan sebaiknya lebih fokus terhadap orientasi bisnis, sebagai usaha
untuk pengembangan bisnisnya.
3. Peningkatan kemitraan dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) yang ada
di Tangerang Selatan diperlukan agar dapat melakukan aksi kolektif dalam
penggunaan lahan tidur dan tidak produktif serta meningkatkan kemitraan
dengan pihak swasta maupun pemerintah daerah dalam rangka penambahan
modal usaha.
91
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo). Februari, 2012: Jakarta.
Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI. 2009-2012. RoadmapDiversifikasi Pangan Edisi 2 2011-2015: Jakarta.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2010
Badan Pusat Statistik Banten. 2011.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Survei Sosial Ekonomi Nasional: Jakarta.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012. Data Tingkat Suku Bunga Kredit BankUmum. BPS: Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. 2010-2012.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Selatan. 18 Oktober 2013.
Daftar Produsen Makanan dan Minuman Daerah Banten. Juli 2012.Indowebster.com. Diunduh pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul 10.17WIB.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis: Ed. Ketujuh. PT. Prenhalindo:Jakarta.
David, Fred R. 2008. Manajemen Strategis. Salemba Empat: Jakarta.
Departemen Pertanian. 2010. http://cybex.deptan.go.id. Diunduh pada 28 Juli2013 pukul 08.51 WIB.
Dinas Kesehatan RI. 2009: Jakarta.
Dinas Koperasi dan UKM. Portal Resmi Pemerintah. 25 Maret 2013.http://dinkopukm.22.mu. Diunduh pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul09.42 WIB.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2013: Jawa Barat.
Equator news. SDM yang Kreatif, Inovatif, dan Produktif. 5 September 2012.http://www.equator-news.com. Diunduh pada tanggal 01 Januari 2013 pukul03.24 WIB.
92
Gardjito, Murdijati; Djuwardi, Anton; dan Harmayani, Eni. 2013. PanganNusantara Karakteristik dan Prospek untuk Percepatan DiversifikasiPangan. Kencana Prenada Media Group: Yogyakarta.
Kajian Ekonomi Regional Banten. Triwulan I 2011: Serang.
Kasmir. 2011. Kewirausahaan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kaswid. 2006. Analisis Strategi Pemasaran PT. Pasar Ikan Higienis,Pejompongan. [Skripsi]. Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sainsdan Teknologi, UIN: Jakarta.
Louhenapessy, J. E. 2006. Pengembangan Ketahanan Pangan. [Jurnal Ilmiah]:Jakarta.
Marimin dan Magfiroh, Nurul. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keptusandalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Press: Bogor.
Munggarani, Sylva. 2007. Strategi Pengembangan Wisata Agro Goalpara,Sukabumi. [Skripsi]. Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains danTeknologi, UIN: Jakarta.
Nurmagribah, Mira. 2006. Strategi Pengembangan Usaha (Studi Kasus PadaDiana Bakery Kota Bekasi, Jawa Barat. [Skripsi]. Sarjana Sosial EkonomiPertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN: Jakarta.
Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan. 03 Maret 2013. tangselkota.com.Diunduh pada Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.52 WIB.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 tentang Gerakan PercepatanPenganekaragaman, himbauan Penggunaan Pangan Lokal.
Peraturan Presiden No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan Pasal 9.
Peraturan Presiden Republik Indonesia. Nomor 22 tahun 2009 tentang KebijakanPercepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis SumberDaya Lokal: Jakarta.
Peraturan Gubernur Banten Nomor 9 Tahun 2010 tentang Kebijakan PercepatanPenganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber DayaLokal: Banten.
93
Jusuf-Staf Khusus Presiden-Bidang Pangan dan Energi-Politik Pangan Indonesia–Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian. 03 Januari2013. http://www.setneg.go.id. Diunduh pada 28 Agustus 2013 pukul 10.45WIB.
PT. Bogasari Flour Mills. 27 Januari 2011. Bogasari.com. Diunduh pada tanggal27 Maret 2013 pukul 09.17 WIB.
Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan.Dinas Pertanian RI.2009-2012: Jakarta.
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis ReorientasiKonsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. GramediaPustaka Utama: Jakarta.
Russel, Edward-Walling. 2010. 50 Terobosan Manajemen. Essensi, ErlanggaGroup: Jakarta.
Tabloid Sinartani. Tepung Nusantara untuk Ketahanan Pangan. 27 Januari 2011.http://tabloidsinartani.com. Diunduh pada tanggal 23 Januari 2013 padapukul 10.13 WIB.
Tisnawati, Ernie dan Saefullah, Kurniawan. 2009. Pengantar Manajemen EdisiPertama. Kencana Pernada Media Group: Jakarta.
Trijadi, Meidina, 2006. Strategi Pengembangan Usaha (Studi Kasus Pada DianaBakery Kota Bekasi, Jawa Barat. [Skripsi]. Sarjana Sosial EkonomiPertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN: Jakarta.
Tripomo, Tedjo dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Rekayasa Sains: Bandung.
Umar, Husein. 2008. Strategic Management in Action : Konsep, Teori, danTeknik Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business UnitBerdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha MikroKecil Menengah.
Winardi. 2010. Asas-Asas Manajemen. CV. Mandar Maju: Bandung.
Welirang, Fransiscus. 2012. Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional.Seminar Ketahanan Pangan Strategis. Dipresentasikan pada 10 Oktober2012. Institut Teknologi Indonesia: Serpong.
94
Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Bobot Matriks IFE dan EFE
Responden : Jabatan :
Kuestioner ini dibuat untuk menentukan bobot dari faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Petunjuk pengisian
Berilah bobot untuk faktor yang lebih penting dibandingkan dengan
faktor-faktor lainnya.
2. Penentuan nilai bobot berdasarkan pada informasi berikut :
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan
eksternal yang tersedia untuk kuestioner ini adalah dengan memberikan
nilai 1, 2, atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara
sebagai berikut :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
95
Lampiran 1 (Lanjutan)
Faktor-Faktor Penentu Internal A B C D E F G H I J
Produk yang ditawarkan A
Promosi yang dilakukan B
Sistem usaha yang diterapkan C
Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel D
Daya inovasi dan kreativitas SDM E
Sikap SDM dalam menerima kritik F
Harga jual produk G
Pengembangan produk baru H
Permodalan usaha I
Manajemen perusahaan J
96
Lampiran 1 (Lanjutan)
Faktor-Faktor Penentu Eksternal A B C D E F G H I J
Kebijakan pemerintah A
Teknologi pengolahan pangan B
Media pemberdayaan bagi masyarakat C
Skim kredit yang berlaku D
Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar pertanian E
Kemungkinan adanya pendatang baru F
Bahan baku yang digunakan G
Pola konsumsi pangan masyarakat H
Maraknya produk berbahan baku tepung terigu I
Keberadaan pesaing J
97
Lampiran 2. Kuesioner Penentuan Rating Matriks IFE dan EFE
Pemberian Nilai Peringkat (Rating) Terhadap Faktor Internal dan Eksternal :
1. Petunjuk PengisianTentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usahadibanding dengan pesaing usaha sejenis, dibawah ini dengan caramemberikan tanda pada pilihan Bapak/Ibu.
2. Penentuan nilai rating internal berdasarkan pada informasi berikut :
Rating Definisi Nilai4
3
2
1
Jika faktor tersebut merupakan kekuatan utama (sangatkuat) bagi perusahaanJika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil bagiperusahaanJika faktor tersebut merupakan kelemahan kecil bagiperusahaanJika faktor tersebut merupakan kelemahan utama (sangatlemah) bagi perusahaan
3. Penentuan nilai rating eksternal berdasarkan pada informasi berikut :
Rating Definisi Nilai4321
Respon perusahaan sangat bagus / superiorRespon perusahaan bagusRespon perusahaan sama rata-rataRespon perusahaan buruk
98
Lampiran 2 (Lanjutan)
Faktor Strategis Internal Rataan Rating
Kekuatan 4 3 2 1
Produk yang ditawarkan
Promosi yang dilakukan
Sistem usaha yang diterapkan
Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel
Daya inovasi dan kreativitas SDM
Sikap SDM dalam menerima kritik
Kelemahan
Harga jual produk
Permodalan usaha
Pengembangan produk baru
Manajemen perusahaan
Faktor Strategis Eksternal Rataan Rating
Peluang 4 3 2 1
Kebijakan pemerintah
Media pemberdayaan bagi masyarakat
Teknologi pengolahan pangan
Skim kredit yang berlakuAdanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luarpertanianKemungkinan adanya pendatang baru
Bahan baku yang digunakan
Ancaman
Pola konsumsi pangan masyarakat
Maraknya produk berbahan baku tepung terigu
Keberadaan pesaing
99
Lampiran 3. Kuesioner Analisis Hierarki Proses (AHP)
Pengantar :Metode AHP merupakan teori umum pengukuran untuk menemukan skala rasiodari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinyu. Dalam penelitianini metode AHP digunakan untuk menentukan prioritas strategi pengembanganUKM CV. Arum Ayu dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitasnya,untuk kemudian direkomendasikan pada perusahaan CV. Arum Ayu sebagaiacuan pelaksanaan pengembangan UKM pangan berbasis sumberdaya lokalterutama tepung umbi-umbian.
Nama-nama responden :1. Dra. Ambarwati Esti Pertiwi, SH (Pemilik dan Manajer Perusahaan)2. Ir. Hernawan Edipurnomo (Koord.Bag.Keuangan)3. Nurul Mulyati (Koord.Bag.Produksi)4. Tuti Suparti (Koord.Bag.Pemasaran)
Fokus : Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu
Faktor Penentu :S1: Produk yang ditawarkan, S2: Promosi yang dilakukan, S3: Sistem usahayang diterapkan, S4: Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel, S5: Dayainovasi dan kreativitas SDM, dan S6: Sikap SDM dalam menerima kritik,W1: Harga jual produk, W2: Permodalan usaha, W3: Pengembangan produk baru,dan W4: Manajemen perusahaanO1: Kebijakan pemerintah, O2: Media pemberdayaan bagi masyarakat,dan O3: Skim kredit yang berlakuT1: Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar pertanian,T2: Adanya kemungkinan pendatang baru, T3: Bahan baku yang digunakan,T4: Teknologi pengolahan pangan, T5: Pola konsumsi pangan masyarakat,T6: Maraknya produk berbahan baku tepung terigu, dan T7: Keberadaan pesaing
Alternatif Strategi (AS):AS1 = Meningkatkan jumlah tenaga penjualAS2 = Meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengembangan konsumsi
pangan nusantaraAS3 = Memanfaatkan peran pemerintah daerahAS4 = Melakukanpengembangan produk baruAS5 = Melakukan penetrasi pasarAS6 = Meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan
nusantaraAS7 = Memperbaiki sistem manajemen perusahaanAS8 = Pemanfaatan sumberdaya lahanAS9 = Peningkatan kerjasama dengan lembaga non pemerintah dan kelompok
masyarakat yang peduli terhadap pangan nusantara
100
Lampiran 3 (Lanjutan)
Tabel Isian AHP
Petunjuk pengisian :
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan 2 elemen, perlu
pengertian yang menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dengan
relevansinya terhadap kriteria yang mempengaruhi perumusan strategi
pengembangan CV. Arum Ayu. Dalam penyusunan skala kepentingan ini
digunakan patokan sebagai berikut :
Tingkat Kepentingan Definisi13579
2, 4, 6, 8
Sama pentingnya dibanding yang lainModeret pentingnya dibanding yang lainKuat pentingnya dibanding yang lainSangat kuat pentingnya dibanding yang lainEkstrim pentingnya dibanding yang lainNilai diantara dua penilaian yang berdekatan
Keterangan :
Kotak dibawah garis diagonal diisi kebalikannya. Responden cukup mengisi
bagian atas diagonal dengan pengertian nilai perbandingan. Elemen vertikal dan
horizontal bernilai kebalikan dari masing-masing elemen yang telah diisi terlebih
dahulu.
101
Lampiran 3 (Lanjutan)
Profil Strategi
IE SO WO ST WTMengoptimalkan kekuatan untukmemanfaatkan peluang SO 1,00
Memanfaatkan peluang untuk mengatasikelemahan WO 1,00
Mengoptimalkan kekuatan untukmengantisipasi ancaman ST 1,00
Mengatasi kelemahan untuk mengantisipasiancaman WT 1,00
Profil Alternatif Strategi
SO AS1 AS2
Meningkatkan jumlah tenaga penjual AS1 1,00
Meningkatkan apresiasi masyarakat dalampengembangan konsumsi pangan nusantara AS2 1,00
WO AS3 AS4
Memanfaatkan peran pemerintah daerah AS3 1,00
Melakukan pengembangan produk baru AS4 1,00
ST AS5 AS6
Melakukan penetrasi pasar AS5 1,00
Meningkatkan pengetahuan masyarakatkonsumen terhadap pangan nusantara AS6 1,00
WT AS7 AS8 AS9
Memperbaiki sistem manajemen perusahaan AS7 1,00
Pemanfaatan sumberdaya lahan AS8 1,00
Peningkatan kerjasama dengan lembaga nonpemerintah dan kelompok masyarakat yang peduliterhadap pangan nusantara
AS9 1,00
102
Lampiran 4. Hasil Pembobotan Responden
Pakar 1. Pemilik dan Pemimpin Perusahaan
Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 2 2 2 2 2 3 19 0,106
B 2 2 1 3 1 1 2 2 2 16 0,089
C 2 2 2 3 3 2 2 2 2 20 0,111
D 2 3 2 3 2 1 2 2 2 19 0,106
E 2 1 1 1 2 1 2 2 2 14 0,078
F 2 3 1 2 2 2 2 2 2 18 0,100
G 2 3 2 3 3 2 2 1 2 20 0,111
H 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20 0,111
I 2 2 2 2 2 2 3 1 2 18 0,100
J 1 2 2 2 2 2 2 1 2 16 0,089
TOTAL 17 20 16 17 22 18 16 16 18 20 180 1,000
Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 1 3 1 2 1 3 17 0,094
B 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106
C 2 2 2 3 3 2 3 1 3 21 0,117
D 2 2 2 3 3 2 2 1 3 20 0,111
E 3 2 1 1 3 2 2 2 2 18 0,100
F 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 0,056
G 3 2 2 2 2 3 2 2 2 20 0,111
H 2 2 1 2 2 3 2 2 2 18 0,100
I 3 2 3 1 2 3 2 2 2 20 0,111
J 1 2 1 3 2 2 2 2 2 17 0,094
TOTAL 19 17 15 16 18 26 16 18 14 21 180 1,000
103
Lampiran 4 (Lanjutan)
Pakar 2. Manajer Keuangan
Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 3 3 2 3 2 2 2 2 21 0,117
B 2 2 1 3 1 1 1 2 2 15 0,083
C 1 2 2 3 3 2 2 2 3 20 0,111
D 1 3 2 3 2 2 2 2 2 19 0,106
E 2 1 1 1 2 1 2 2 3 15 0,083
F 1 3 1 2 2 2 2 2 2 17 0,094
G 2 3 2 2 3 2 2 1 2 19 0,106
H 2 3 2 2 2 2 2 2 2 19 0,106
I 2 2 2 2 2 2 3 2 2 19 0,106
J 2 2 1 2 1 2 2 2 2 16 0,089
TOTAL 15 21 16 17 21 19 17 17 17 20 180 1,000
Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 1 1 1 2 3 2 16 0,090
B 2 2 2 2 3 2 2 2 3 20 0,112
C 2 2 2 3 3 2 3 3 2 22 0,124
D 2 2 2 2 3 2 2 3 1 19 0,107
E 3 2 1 2 3 2 2 2 1 18 0,101
F 3 1 1 1 1 1 1 1 2 12 0,067
G 3 2 2 2 2 3 2 2 2 20 0,112
H 2 2 1 2 2 3 2 2 2 18 0,101
I 1 2 1 1 2 3 2 2 2 16 0,090
J 2 1 2 1 3 2 2 2 2 17 0,096
TOTAL 20 16 14 15 18 24 16 18 20 17 178 1,000
104
Lampiran 4 (Lanjutan)
Pakar 3. Manajer Produksi
Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20 0,111
B 2 3 3 2 2 1 2 2 1 18 0,100
C 2 1 2 1 1 1 1 1 2 12 0,067
D 2 1 2 1 1 2 1 1 2 13 0,072
E 2 2 3 3 3 1 2 2 1 19 0,106
F 2 2 3 3 1 1 1 1 1 15 0,083
G 2 3 3 2 3 3 1 1 2 20 0,111
H 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0,128
I 1 2 3 3 2 3 3 2 2 21 0,117
J 1 3 2 2 3 3 2 1 2 19 0,106
TOTAL 16 18 24 23 17 21 16 13 15 17 180 1,000
Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 1 1 1 2 3 1 15 0,083
B 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106
C 2 2 2 3 3 1 2 3 1 19 0,106
D 2 2 2 2 3 2 2 3 1 19 0,106
E 3 2 1 2 3 2 2 2 2 19 0,106
F 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0,061
G 3 2 3 2 2 3 2 2 2 21 0,117
H 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 0,106
I 1 2 1 1 2 3 2 2 2 16 0,089
J 3 2 3 3 2 3 2 2 2 22 0,122
TOTAL 21 17 17 17 17 25 15 17 20 14 180 1,000
105
Lampiran 4 (Lanjutan)
Pakar 4. Manajer Pemasaran
Internal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 3 2 2 3 2 3 3 22 0,122
B 2 2 1 2 1 1 2 2 2 15 0,083
C 2 2 2 3 3 2 2 2 2 20 0,111
D 1 3 2 3 2 1 2 2 2 18 0,100
E 2 2 1 1 2 1 2 2 3 16 0,089
F 2 3 1 2 2 2 2 2 3 19 0,106
G 1 3 2 3 3 2 2 1 2 19 0,106
H 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20 0,111
I 1 2 2 2 2 2 3 1 2 17 0,094
J 1 2 2 2 1 1 2 1 2 14 0,078
TOTAL 14 21 16 18 20 17 17 16 19 22 180 1,000
Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 1 1 1 1 3 3 16 0,089
B 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106
C 2 2 2 1 3 1 1 3 3 18 0,100
D 2 2 2 3 3 2 2 3 3 22 0,122
E 3 2 3 1 3 2 2 2 2 20 0,111
F 3 1 1 1 1 2 1 1 1 12 0,067
G 3 2 3 2 2 2 2 2 3 21 0,117
H 3 2 3 2 2 3 2 2 3 22 0,122
I 1 2 1 1 2 3 2 2 2 16 0,089
J 1 2 1 1 2 3 1 1 2 14 0,078
TOTAL 20 17 18 14 16 24 15 14 20 22 180 1,000
106
Lampiran 5. Matriks IFE dan EFE
No Faktor Strategis Internal Bobot Responden Rataan
Bobot
Rating Responden Rataan
Rating
Rataan
Nilai1 2 3 4 1 2 3 4
1 Produk yang ditawarkan 0,106 0,117 0,111 0,122 0,114 4 4 4 4 4 0,456
2 Promosi yang dilakukan 0,089 0,083 0,100 0,083 0,089 4 4 4 4 4 0,356
3 Sistem usaha yang diterapkan 0,078 0,083 0,106 0,089 0,089 4 4 4 4 4 0,356
4 Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel 0,100 0,094 0,083 0,106 0,096 4 4 4 4 4 0,383
5 Daya inovasi dan kreativitas SDM 0,111 0,106 0,128 0,111 0,114 4 4 4 4 4 0,456
6 Sikap SDM dalam menerima kritik 0,100 0,106 0,117 0,094 0,104 4 4 4 4 4 0,417
7 Harga jual produk 0,111 0,111 0,067 0,111 0,100 1 1 2 1 1,25 0,125
Strength (S)1. Produk yang ditawarkan2. Promosi yang dilakukan3. Sistem usaha yang diterapkan4. Memiliki hak paten sebagai produk
khas Tangsel5. Daya inovasi dan kreativitas SDM6. Sikap SDM dalam menerima kritik
Weakness (W)1. Harga jual produk2. Permodalan usaha3. Pengembangan produk baru4. Manajemen perusahaan
Opportunity (O)1. Kebijakan pemerintah2. Media pemberdayaan bagi masyarakat3. Teknologi pengolahan pangan
Strategi SO1. Meningkatkan jumlah tenaga penjual
(S3, O2)2. Meningkatkan apresiasi masyarakat
dalam pengembangan konsumsipangan nusantara (S1, S2, S4, S5, S6,O2)
Strategi WO1. Memanfaatkan peran pemerintah
daerah (W1, W2, O1)2. Melakukan pengembangan produk
baru (W3, O3)
Threath (T)1. Skim kredit yang berlaku2. Adanya konversi lahan pertanian ke
penggunaan diluar pertanian3. Kemungkinan adanya pendatang baru4. Bahan baku yang digunakan5. Pola konsumsi pangan masyarakat6. Maraknya produk berbahan baku
tepung terigu7. Keberadaan pesaing
Strategi ST1. Melakukan penetrasi pasar (S1, S2, S3,
S4, S5, S6, T3, T7)2. Meningkatkan pengetahuan
masyarakat konsumen terhadap pangannusantara (S1, S2, S3, S4, S5, S6, T2,T7)
Strategi WT1. Memperbaiki sistem manajemen
perusahaan (W4, T3, T7)2. Pemanfaatan sumberdaya lahan (W1,
W2, T2, T4)3. Peningkatan kerjasama dengan
lembaga non pemerintah dankelompok masyarakat yang peduliterhadap pangan nusantara (W1, W2,T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7)
109
Lampiran 7. Matriks Pendapat Gabungan
Profil Strategi
IE SO WO ST WT VE VP VA VB Tmax CI CRSO 1,00 0,88 1,00 1,25 0,25 0,25 1,03 4,13 4,13 0,04 0,05
WO 1,25 1,00 1,00 1,25 0,27 0,27 1,23 4,50
ST 1,00 1,00 1,00 1,25 0,26 0,26 1,09 4,25
WT 0,88 0,88 0,88 1,00 0,22 0,22 0,80 3,63
1,00 16,50
Profil Alternatif Strategi
SO AS1 AS2 VE VP VA VB T-max CI CRAS1 1,00 1,25 0,54 0,54 1,23 2,00 2,00 0,00 0,00AS2 0,88 1,00 0,46 0,46 0,85 2,00
1,00 4,00
WO AS3 AS4 VE VP VA VB T-max CI CRAS3 1,00 0,75 0,41 0,41 0,73 2,00 2,00 0,00 0,00AS4 1,50 1,00 0,59 0,59 1,46 2,00
1,00 4,00
110
Lampiran 7 (Lanjutan)
ST AS5 AS6 VE VP VA VB T-max CI CRAS5 1,00 1,63 0,58 0,58 1,51 2,00 2,00 0,00 0,00
Lampiran 8. Dokumentasi Tempat Produksi CV. Arum Ayu Ciputat
a. Gerai, Tepung Nusantara, Penghargaan dan Alat Produksi CV. Arum Ayu
112
Lampiran 8 (Lanjutan)
- Produk CV. Arum Ayu
113
Lampiran 9. Struktur Organisasi CV. Arum Ayu
Pimpinan dan PemilikPerusahaan
Manajer Keuangan Manajer Pemasaran Manajer Produksi
Kasir Distributor Karyawan Produksi
114
Lampiran 10. Data Pengunjung dan Pelanggan CV. Arum Ayu
1 Kementrian Pertanian RI2 Kementrian Pekerjaan Umum RI3 Kementrian Perdagangan & Ekonomi Kreatif RI4 Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara RI5 Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI6 Kementrian Pemuda & Olahraga RI7 Kementrian Koordinator Perekonomian RI8 Kementrian Koordinator Keuangan RI9 Kementrian BUMN RI10 Kantor Sekretariat Negara RI11 Dharma Wanita/PKK/KWT (Serang, Pandeglang, Cilegon, Lebak, Tangerang,
dan Tangsel)12 Dinas Pertanian & Kelautan Provinsi DKI Jakarta13 Dharma Wanita Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian RI14 Kantor Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, Permata Bank, CIMB Niaga, Bank of
Tokyo, Commonwealth Bank, Bank HSBC, dan BI15 Kantor Pajak Cipulir, Gatot Subroto, Kalibata16 Indosat17 Lottemart18 Kantor Walikota Jakarta Timur19 Yayasan Kehati20 RS. Primer Bintaro, RS. Persahabatan Jakarta Timur, dan Eka Hospital BSD
Tangerang Selatan21 Yayasan Pendidikan Pembangunan Jaya Bintaro (TK-Perguruan Tinggi)22 STP Trisakti23 UIN Syarif Hidayatullah24 Universitas Muhammadiyah Jakarta25 PT. Shang Hyang Seri26 Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah di Jakarta27 PT. Pertani28 PT. Nutrifood29 Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan30 Dinas Koperasi & UKM Kota Tangerang Selatan31 Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Tangerang Selatan32 Kantor Walikota Kota Tangerang Selatan33 Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Kota
Tangerang Selatan34 STP Sahid Pondok Cabe
115
Lampiran 11. Data Beberapa Produsen Pangan Nusantara
No NamaPerusahaan
Alamat Produk
1BioSnack
Ninetie
Pondok Cilegon Indah
Blok C60 no. 23
Cilegon 42423, Banten
Keripik Buah buahan (Keripik
Nangka, Salak Pondoh, Nanas,
Mangga, Carica, Labu Kuning dll)
2
CV. Pilar
Mas
Indonesia
Villa Taman Cibodas –
Jl. Dahlia IV Blok M7/3
Tangerang 15138,
Banten
Inovasi keripik pisang yang menjadi
trend market saat ini, dengan potongan
chips berbentuk mewah
3Sinmar
Trading
Dadap Tangerang
Tangerang, Banten
Makanan ringan ( snack) seperti wafer
, snack puff dan kerupuk terbuat dari
tepung tapioka dan terigu
4Republik
TeloJawa Timur Aneka olahan ubi ungu
5 D’Mulya Jawa Barat Egg Roll Ganyong
6
Toko
Lancar
Indonesia
Jawa Timur Aneka olahan ubi ungu
7Adi
KharismaJawa Tengah Aneka olahan ubi ungu
8Kacang
Umpet.comOnline Shop
Aneka camilan olahan kacang dan
singkong
9Eppy
WinaningsihJawa Barat Brownies Tepung Mocaf
116
Lampiran 12. Daftar Anggota Pelatihan CV. Arum Ayu
NO NAMA ALAMAT1 Siti Nurseha Kp. Parigi Rt 002/004 Pondok Aren2 Ratu Nuraeni Jln Cilenggang Rt 006/02 Serpong3 Siti Jubaidah Pondok Serut Rt 001/010 Pondok Aren4 Etih Jln KH Dewantoro RT Rt 001/015 Ciputat5 Sarian Griya Asli Blok G 8 /4A Rt 053/007 serpong Utara6 Yanti Srihayati Jl Suka damai 004/04 Serua indah Ciputata7 Fitria Anggraeni Jl Tidore Jombang Kramat Rt 003/017 Ciputat8 Supriatin Pondok Pesantren Madinatunnaja Rt 004/0179 Ida Rustiani Pondok Pakulonan Rt 02/05 Pakulonan Ser-Ut10 Yuningsih Jl Kramat Rt 008/010 Rengas Ciputat Timur11 Nurul Chotimah Jl Jalak II no 85 Rt 001/05 Ciputat12 Hartini Kp Sawah No 15 Rt 001/005 Ciputat13 Henny Sri Handoyo Jl Pisok XX EB 25 No 13 RT 003/013 Pondok Ranji Ciputat
Timur14 Lala Laura Oktavia BSD Blok F Sektor 1-5 RT 003/02 Lengkong Gudang15 Amanda Novianti Pondok Pakulonan Rt 002/005 Serpong Utara16 Imronah Kp Gardu Rt 24/01 Buaran Serpong17 Muriati Kp Gardu Rt 003/001 Buaran Serpong18 Liah Kp Jelupang RT 009/03 Serpong Utara19 Kartini Kp Dongkal Rt 004/05 Pondok Jagung Timur20 Sri wahyuni Perum Pakujaya Rt 004/005 Serpong utara21 Tuti Suparti Kp Sawah GG Harapan II Rt02/05 Ciputat22 Nining Sekarningsih Kp Serpong Rt002/002 Serpong23 Hernawan Eddy P Ciputat Baru No 19 Rt 001/005 Ciputat24 Lilis Hariyanti Jl Ciputat Baru No 29 Rt 001/005 Ciputat25 Eri Siti Maryam Jl WR Supratman Rt 002/ 004 Ciputat Timur26 Hj Sri Susiawati Jl. Pondok Jagung Timur Rt 006/002 Serpong utara27 Liza Ambarwati Rawa buntu Rt 001/001 Serpong28 Reny Pujayanti Kp. Kejaren Rt 009/003 Serpong utara29 Rosita Betawi Agung Kedaung Rt 007/003 Pamulang30 Puspita Dewi Kampung Rawa Rt 01/011 Jombang31 Tarmini Jl. Pisang Rt 007/ 006 Serpong Utara32 Sutinah Jl. Kihajar Dewantoro Rt 001/005 Ciputat33 Ertati Jl. Benda Barat 14 B-14/20 Rt 007/010 Pamulang34 Irma Irawati Cipayung Rt 002/001 Ciputat35 Uliyah Kp. Gunung Rt 003/ 004 Ciputat36 Lusi Elia Lidawati Perum Villa TEKNO Serpong Rt 001 /003 Setu37 Piyah Jl. Cipunagara II/B Rt 002/ 008 Ciputat38 Umroh Jl. Cipunagara II B Rt 002/ 008 Ciputat39 Mamah Jl. KH Dewantoro Rt 001/005 Ciputat40 Mohamad Nur Jl. KH Dewantoro Rt 003/ 003 Ciputat41 Tuty Nurhasanah Jl. Benda Barat 14A Blok B-15/14 Rt 007/ 010 Pamulang42 Wati Maryati Kp. Pondok Aren Rt 005/ 005 Pondok Aren43 Hamdi PD Pesantren MADINA TUJANNAH Rt 004/ 017 ciputat44 Eni Sunarti Cimanggis Rt 002/ 003 Ciputat
117
Lampiran 12 (Lanjutan)
NO NAMA ALAMAT45 Yayam Mariyam Cimanggis Rt 004/ 002 Ciputat46 Selviani Griya Asri Blok B-8/ 19 Serpong Utara47 Sudarmi Jl. Citarum Rt 003/ 003 Ciputat48 Eliyanah Jl. KH Dewantoro Rt 001/ 005 Ciputat49 Puji Hastuti Kp. Wates Rt 003/ 003 Serpong Utara50 Sri Ningsih Kp. Dongkal Rt 004/ 005 Serpong Utara51 Nur Hetty. S Jl. Kasuari I HB. 4/3 Rt 001/ 009 Pondok Aren52 Toiyah Jl Kh Dewantoro Rt 001/015 Ciputat53 Hadijah Jl KH Dewantoro Rt 003/05 Ciputat54 Ismail Suhendar Jl Kp Rawa lele Rt 003/006 Jombang Ciputat55 Siti Rohaya Kp Pondok Aren Rt 005/005 Pondok Aren56 Nurlailah Jl Citarum Raya Rt 002/03 N0 4 Ciputat57 Ruminah Jl KH Dewantoro Rt 002/05 Ciputat58 Eny Hartani Cimanggis Cipayung Rt 002/03 Ciputat59 Aminah Jl Cimandiri No 23 Rt 001/008 Ciputat60 HJ. Nani Udin Jl KH Dewantoro Rt 001/005 Ciputat61 Reni Haviani Jl Benda Barat Rt 007/010 Pamulang62 Susiana Jl Cendrawasih Rt 001/01 Cipayung Ciputat63 Hj.R. Intihana Pondok Aren RT 05/05 Pondok Aren64 Maya Sopah Jl Bayangkara Rt 002/005 Pondok Jagung Timur65 Amdatun Kasim Kp Dongkal Rt 002/05 Pndok Jagung Timur66 Novita Leviyanti Jl Dewantoro Rt 01/05 Ciputat67 Lena Brisdiana Jl KH Dewantoro RT 01/05 Ciputat68 Sri Sunarsih Jl Pakulonan Rt 003/04 Serpong Utara69 Sri Mulyani Perumahan Pakulonan Rt 002/004 Serpong Utara70 Elis Susilawati Pondok Pakulonan Rt 03/004 Serpong Utara71 Nemsih Kp Dongkal Rt 002/05 Pondok Jagung Timur72 Nurlaela Jl KH Dewantoro Rt 001/05 Ciputat73 Rozali Nur Jl Kihajar Dewantoro Rt 002/015 Ciputat74 Ridwan Zaelani Pompes Madinatunnaja Jl Jombang Rawa Lele No 97 Ciputat75 Agus Trian. K Pondok Pucung
118
Lampiran 13. Daftar Perbandingan Harga Produk CV. Arum Ayu denganHarga Rata-Rata Pasar
Jenis produk Harga produk
di CV. Arum Ayu
Harga rata-rata produk
di pasaran
Tortila Cassava Rp. 12.000,- (150 gr) Rp. 10.000 (150 gr)
Sus Kering Rp. 15.000,- (100 gr) Rp. 15.000 (100 gr)
Egg Roll Ganyong Rp. 15.000,- (150 gr) Rp. 10.000 (150 gr)
Cheese Stick Rp. 15.000,- (150 gr) Rp. 12.000 (150 gr)
Krebi Rp. 15.000,- (150 gr) Rp. 10.000 (150 gr)
Pia Ubi Ungu Rp. 20.000,- / kotak (isi 6) Rp. 17.000/kotak (isi 6)
Bakpao Ubi Rp. 3.500,-/biji Rp. 3.000-Rp. 4.000 /biji
Tepung Brownies Kukus Rp. 20.000,- (400 gr) Rp. 13.500,- (400 gr)
Nasi Kotak
Rp. 27.000,- (nasi, ayam
bakar, bihun, oseng buncis,
telur orak arik, semur
daging, dan emping garut )
Rp. 17.000 – Rp. 30.000
(menu lengkap)
Rainbow Cake
(22 cm, standar )Rp. 200.000,- Rp. 199.000 – Rp. 300.000
119
Lampiran 14. Daftar UKM Produsen Roti dan Kue di Tangerang Selatan
Nama Daerah Nama Toko Alamat Produk
Ciputat
SnackyJl.KH Dewantara 61,Ciputat Aneka kreasi
singkong
Kriuk Snack danClassy Snack
Jl. Bakti No. 33, Ciputat Aneka snack
Toko KueSalahudin
Pasar Jombang BlokB/80, Jombang , Ciputat Aneka kue