Top Banner
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH PRODUSEN PANGAN OLAHAN TEPUNG NUSANTARA (Studi Kasus : CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan) Skripsi Oleh : Ria Ambar Pratiwi NIM. 108092000019 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
135

strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

Mar 19, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAHPRODUSEN PANGAN OLAHAN TEPUNG NUSANTARA

(Studi Kasus : CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan)

Skripsi

Oleh :

Ria Ambar PratiwiNIM. 108092000019

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAHPRODUSEN PANGAN OLAHAN TEPUNG NUSANTARA

(Studi Kasus : CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan)

RIA AMBAR PRATIWI

108092000019

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Bidang Agribisnis

Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 3: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

PENGESAIIAN UJIAN

Skripsi dengan judut Strategi pengernbangan l-Isaha x".il MenengahPrbdusen Pangan olahan Tepung Nusantara (studi Kasus: cv. Arum a-yu,Tangerang selatan), yang ditulis oleh Ria Ambar pratiwi, Nim 10gog200001gtelah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyaft Fakultas Sains danTeknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Senin,23 Januari 2013- Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana pertanian pada program studi Agribisnis.

Menyetujui,

NIP. 19s40916 198101 1001

Pembimbing I

I{.. Mudatsir Naiamuddin. MMNrP. 19650422 20A112 I 001

Mengetahui,

Penguji II

Pembimbing II

NIP. 19780329 200803 2 A$

Dekan Ketua

2001 12 I 00r

Page 4: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

ii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN

Jakarta, Desember 2013

Ria Ambar Pratiwi108092000019

Page 5: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ria Ambar PratiwiJenis Kelamin : WanitaTempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Maret 1990Agama : IslamKewarganegaraan : IndonesiaStatus : Belum MenikahAlamat : Perumahan Bumi Puspiptek Asri Jl. Delima III i No. 34

Rt.12/Rw.04 Kec. Pagedangan, Kab. TangerangNomor Telp. : +62.87871234202Alamat Email : [email protected]

2008-2013 : Program S1 Agribisnis Fakultas Sains dan TeknologiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2005-2008 : Al-Zaytun International School, Indramayu, Jawa Barat2002-2005 : Al-Zaytun International School, Indramayu, Jawa Barat1997-2002 : SDN PUSPIPTEK Serpong

1. Juara 2 Lomba Basket Tim Naba Al-Azrhoq Tahun 2003 MTs Al-Zaytun2. Juara 3 Lomba Hockey Tim Kelas III IPA 6 Tahun 2005 MA Al-Zaytun3. Peserta Terpilih Performing Launching (Pianika) Pembukaan PON (Pekan

Olahraga Nasional) Tahun 2005 MA Al-Zaytun4. Juara Harapan II Lomba Baris Berbaris LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)

Tahun 20065. Juara 3 Lomba Tim Dance Performing Penutupan Perpisahan Angkatan 4 MA

Al-Zaytun Tahun 2008

1. Sekretaris Organisasi Siswa Angkatan 4 MA Al-Zaytun periode 20062. Anggota Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) periode 2005-20083. Ketua Tim 11 Distribusi dan Peliputan Berita Pembagian Sembako dalam

Rangka Menyambut Iedul Adha 1428 H / 2007 M MA Al-Zaytun4. Anggota Organisasi Siswa Bidang Ekonomi dan Jurnalistik periode 2007-20085. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sosial Ekonomi

Pertanian/Agribisnis periode 2008-20106. Sekretaris Komisi C Organisasi ISMPI (Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian

Indonesia) periode 2011

DATA DIRI

Riwayat Pendidikan

Prestasi

Pengalaman Organisasi

Page 6: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

iv

1. Praktek Kerja Lapang (PKL) BPPT-Bioteknologi PUSPIPTEK Serpong2012

2. Freelance Surveyor PT. Sinar Sosro Legok, Tangerang 2010-20133. Administration PT. Polaritas Multitrans Teknologi, Tangsel 20124. Freelance Surveyor Lembaga Survey Indonesia (LSI) 20125. Teaching Assisten SDI Al-Azhar 15 Pamulang 2013

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya, serta

dapat dipertanggung jawabkan.

Hormat saya,

Ria Ambar Pratiwi

Pengalaman Kerja

Page 7: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

v

RINGKASAN

RIA AMBAR PRATIWI 108092000019, Strategi Pengembangan Usaha KecilMenegah Produsen Pangan Olahan Tepung Nusantara (Studi Kasus : CV. ArumAyu, Tangerang Selatan). Di bawah bimbingan Mudatsir Najamuddin dan RizkiAdi Puspita Sari.

Ketahanan pangan merupakan benteng bagi ketahanan nasional. Saat ini,

pola konsumsi karbohidrat di Indonesia mengarah pada satu budaya

ketergantungan terhadap beras dan tepung terigu, terlihat dari data tahun 2012

konsumsi rata-rata beras masyarakat Indonesia mencapai 139,15 kg per kapita per

tahun, diikuti dengan import gandum di Indonesia mencapai 5,46 juta ton, guna

memenuhi kebutuhan akan tepung terigu. Salah satu upaya untuk meningkatkan

ketahanan pangan adalah melalui program Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis sumberdaya lokal.

CV. Arum Ayu merupakan perusahaan yang terletak di Wilayah Tangerang

Selatan, yang telah menjalankan usahanya di bidang pangan berbasis sumberdaya

lokal sejak tahun 2007. Selama perjalanan usahanya, sampai saat ini CV. Arum

Ayu masih tergolong usaha kecil dilihat dari cash flow tahunan yang masih di

bawah Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). Perusahaan yang

bergerak di bidang pangan nusantara saat ini sudah menjadi kompetitif, dilihat

dari semakin berkembangnya perusahaan di bidang ini terutama perusahaan yang

berada dekat dengan sumber bahan baku, sehingga perusahaan perlu

mengembangkan usahanya untuk menghadapi laju persaingan.

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah, 1) mengidentifikasi faktor-

faktor lingkungan internal dan eksternal dalam pengembangan CV. Arum Ayu, 2)

menyusun alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan CV.

Arum Ayu, 3) merumuskan strategi yang menjadi prioritas dalam pengembangan

CV. Arum Ayu. Penelitian ini dilakukan di CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan.

Waktu dilaksanakaannya penelitian ini adalah pada bulan Januari 2013 sampai

dengan bulan September 2013. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah data primer yang didapat dari sumber eksternal perusahaan, dan data

Page 8: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

vi

sekunder yang diperoleh dari sumber internal perusahaan. Metode yang digunakan

adalah metode wawancara, kuestioner, dan observasi.

Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha CV. Arum Ayu

dengan menggunakan alat analisis matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan

matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Pengolahan matriks IFE

menghasilkan faktor yang menjadi kekuatan utama dalam pengembangan CV.

Arum Ayu, yaitu produk yang ditawarkan dan daya inovasi dan kreativitas sumber

daya manusia (SDM) dengan total skor 0,456, dan faktor yang menjadi kelemahan

utama yaitu faktor pengembangan produk baru dengan total skor 0,108 dan harga

jual produk dengan total skor 0,117. Pengolahan matriks EFE menghasilkan

faktor yang menjadi peluang utama dalam pengembangan CV. Arum Ayu, yaitu

media pemberdayaan bagi masyarakat dan teknologi pengolahan pangan dengan

total skor 0,446, dan faktor yang menjadi ancaman utama yaitu pola konsumsi

pangan masyarakat dengan total skor 0,107 dan faktor bahan baku yang

digunakan dengan total skor 0,114.

Alat analisis matriks Internal-Eksternal (IE) digunakan untuk mengetahui

posisi perusahaan saat ini di lingkungan industri sejenis. Hasil pengolahan matriks

IE menggambarkan posisi CV. Arum Ayu berada pada divisi V yang berarti

strategi diarahkan pada pertahankan dan pelihara (hold and maintenance). Alat

analisis matriks Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) digunakan

untuk mengetahui alternatif strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan

usaha CV. Arum Ayu. Hasil pengolahan matriks SWOT didapatkan 9 alternatif

strategi yang dikembangkan berdasarkan posisi perusahaan pada matriks IE,

dalam hal ini strategi yang mungkin diterapkan yaitu strategi penetrasi pasar dan

pengembangan produk. Alat analisis metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

digunakan untuk mengetahui prioritas strategi pengembangan usaha CV. Arum

Ayu. Hasil pengolahan matriks AHP menunjukan tiga prioritas strategi

pengembangan usaha CV. Arum Ayu dengan skor tertinggi adalah melakukan

pengembangan produk baru (0,59), melakukan penetrasi pasar (0,58), dan

meningkatkan jumlah tenaga penjual (0,54).

Page 9: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT, shalawat serta

salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya. Berkat rahmat, karunia, taufik dan hidayah-

Nya, penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Menengah Produsen Pangan Olahan Tepung Nusantara (Studi Kasus: CV. Arum

Ayu, Tangerang Selatan)” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Acep Sujita dan Ibu Suminar yang telah

memberikan dukungan moril, motivasi, do’a yang tak pernah henti dan kasih

sayang yang begitu melimpah, serta adik-adik tersayang yang selalu

menghibur dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan do’a dan

motivasinya.

2. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

yang telah mengesahkan skripsi saya.

3. Bapak Drs. Acep Muhib, MM, selaku Ketua Program Studi Agribisnis,

Fakultas Sains dan Teknologi, serta selaku dosen penguji II dalam sidang

skripsi saya, yang telah bersedia untuk memberikan saran dan kritik yang

sangat bermanfaat bagi kesempurnaan penulisan skripsi saya.

4. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM, selaku sekretaris Program Studi

Agribisnis, serta selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan arahannya

dengan penuh kesabaran.

5. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan

arahannya dengan penuh kesabaran.

Page 10: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

viii

6. Bapak Dr. Ir. Ahmad Riyadi Wastra selaku dosen penguji I dalam sidang

skripsi saya yang telah bersedia untuk memberikan saran dan kritik yang

sangat bermanfaat bagi kesempurnaan penulisan skripsi saya.

7. Seluruh dosen pengajar Program Studi Agribisnis, yang telah memberikan

pendidikan dan pengajaran selama masa perkuliahan serta seluruh civitas

akademik Fakultas Sains dan Teknologi, yang telah memberikan bantuan

pelayanan akademik hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Ibu Dra. Ambarwati Esti Pertiwi, SH, Bapak Ir. Hernawan Edipurnomo, Mba

Tuti, Mba Uyung, Mba Lastri dan segenap staff CV. Arum Ayu lainnya, yang

telah memberikan arahan, saran, dan informasi untuk penelitian saya.

9. Sahabat sekaligus pendamping, Rival Faturohman, SP, yang tidak pernah

lelah mendampingi, memberikan motivasi, dukungan, serta do’a. Terima

kasih untuk kesabaran, waktu, serta pengertiannya selama ini.

10. Teman seperjuangan Agribisnis 2008, yang terus memberikan semangat dan

mengingatkan dalam penyelesaian skripsi ini: Agriboys’08, Laskar pelangi

(Annisa, Putri, Suci, Rini, Febi, Fitria, Mutia, Rina dan Nurti) serta

Agribob’08 (Dwi, Layna, Kiki dkk).

11. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa

hormat dan terimakasih atas do’a dan dukungannya.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk

kalian semua. Amin. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat,

sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan bagi mereka yang membacanya

terutama bagi penulis sendiri. Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan

dalam penulisan skripsi ini.

Walhamdulillahirabbilalamin,

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Jakarta, Desember 2013

Ria Ambar Pratiwi

Page 11: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

RINGKASAN .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 7

2.1. Definisi dan Karakteristik Usaha Kecil Menengah...................................... 7

2.1.1. Potensi dan Kedudukan UKM dalam Pembangunan......................... 8

2.1.2. Penyusunan Strategi Pengembangan UKM ....................................... 8

2.2. Definisi Pangan ............................................................................................ 9

2.2.1. Pangan Olahan ................................................................................... 102.2.2. Pangan Nusantara............................................................................... 112.2.3. Tepung Nusantara .............................................................................. 11

2.3. Manajemen Strategi ..................................................................................... 14

2.3.1. Model Manajemen Strategi ................................................................ 162.3.2. Analisis Lingkungan Bisnis ............................................................... 172.3.3. Pengembangan Usaha ........................................................................ 17

2.4. Perumusan Strategi....................................................................................... 18

2.5. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 21

Page 12: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

x

2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian.................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 25

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 25

3.2. Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data.......................... 25

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 26

3.3.1. Analisa Matriks IFE dan EFE ........................................................... 273.3.2. Analisa Matriks IE dan SWOT ......................................................... 293.3.3. Analisa Hierarki Proses (AHP) ......................................................... 32

3.4. Responden Ahli............................................................................................ 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................... 38

4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ....................................................... 38

4.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan .............................................................. 40

4.3. Lokasi dan Keadaan Perusahaan ................................................................. 42

4.4. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ................................................... 42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 44

5.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ................................................... 44

5.1.1. Identifikasi Faktor Internal ................................................................ 445.1.2. Identifikasi Faktor Eksternal ............................................................. 49

5.2. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ........................ 59

5.2.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan .............................................. 605.2.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman ................................................... 67

5.3. Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu .................. 76

5.3.1. Tahap Masukan (Input)...................................................................... 765.3.2. Tahap Pencocokan ............................................................................ 785.3.3. Tahap Pengambilan Keputusan.......................................................... 85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 89

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 89

5.2. Saran............................................................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91

LAMPIRAN....................................................................................................... 94

Page 13: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Bobot Faktor Strategi IFE-EFE ...................................................... 28

2. Matriks IFE dan EFE ..................................................................................... 29

3. Matriks Strategi SWOT .................................................................................. 31

4. Nilai Skala Banding Berpasangan .................................................................. 34

5. Matriks Pendapat Individu ............................................................................. 35

6. Matriks Pendapat Gabungan .......................................................................... 35

7. Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 s/d 8 ............................................ 36

8. Nama dan Jabatan Responden ........................................................................ 37

9. Beberapa Penghargaan yang Telah Diraih CV. Arum Ayu ........................... 40

10. Daftar Harga Produk CV. Arum Ayu .......................................................... 46

11. Keadaan Iklim di Tangerang Selatan ........................................................... 54

12. Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan ................................... 55

13. Komoditas Pertanian yang Diproduksi di Tangerang Selatan ..................... 56

14. Pembiayaan Pengembangan Usaha CV. Arum Ayu .................................... 65

15. Daftar Kekuatan dan Kelemahan CV. Arum Ayu ....................................... 67

16. Perundang-Undangan dan Peraturan tentang Pangan Nusantara .................. 68

17. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Usaha Rakyat ......................... 71

18. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Pangan BantenTahun 2010-2011 ......................................................................................... 72

19. Daftar Peluang dan Ancaman CV. Arum Ayu ............................................. 75

20. Matriks IFE .................................................................................................. 77

21. Matriks EFE ................................................................................................. 78

22. Hasil Pengolahan Tingkat Dua .................................................................... 86

23. Hasil Pengolahan Tingkat Tiga..................................................................... 87

Page 14: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jalur Konsumsi Karbohidrat di Indonesia ...................................................... 2

2. Ide Jalur Konsumsi Karbohidrat Berbasis Tepung Nusantara ........................ 3

3. Kerangka Pemikiran Konseptual .................................................................... 24

4. Matriks Internal-Eksternal ............................................................................. 30

5. Hasil Pemetaan Matriks Internal-Eksternal ................................................... 80

6. Model Hierarki Keputusan Pemilihan Strategi PengembanganCV. Arum Ayu ............................................................................................... 88

Page 15: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penentuan Bobot Matriks IFE dan EFE ........................................ 94

2. Kuesioner Penentuan Rating Matriks IFE dan EFE........................................ 97

3. Kuesioner Analisis Hierarki Proses (AHP)..................................................... 99

4. Hasil Pembobotan Responden......................................................................... 102

5. Matriks IFE dan EFE ...................................................................................... 106

6. Matriks SWOT................................................................................................ 108

7. Matriks Pendapat Gabungan ........................................................................... 109

8. Dokumentasi Tempat Produksi CV. Arum Ayu Ciputat ................................ 111

9. Struktur Organisasi CV. Arum Ayu ............................................................... 113

10. Data Pengunjung dan Pelanggan CV. Arum Ayu......................................... 114

11. Data Beberapa Produsen Pengolah Pangan Nusantara ................................ 115

12. Daftar Anggota Pelatihan CV. Arum Ayu .................................................... 116

13. Daftar Perbandingan Harga Produk CV. Arum Ayu dengan HargaRata-Rata Pasar ............................................................................................. 118

14. Daftar UKM Produsen Roti dan Kue di Tangsel ......................................... 119

Page 16: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia dan ketahanan

pangan adalah benteng terakhir ketahanan nasional, sehingga dapat dikatakan

boleh saja kita menunda pembangunan kecuali pembangunan ketahanan pangan.

(Louhenapessy, 2006: 1). Masalah utama ketahanan pangan di Indonesia adalah

ketergantungan masyarakat terhadap beras dan tepung terigu sebagai sumber

karbohidrat utama (Badan Ketahanan Pangan, 2012).

Penduduk di beberapa wilayah di Indonesia masih mengkonsumsi pangan

alternatif seperti gaplek, beras jagung, sagu ataupun ubi jalar, tetapi fakta

menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata beras masyarakat Indonesia masih

mencapai angka 139,15 kg per kapita per tahun pada tahun 2012 (Badan Pusat

Statistik, 2012) diikuti dengan kebutuhan akan gandum di Indonesia yang terus

meningkat setiap tahunnya, tidak kurang 5,46 juta ton gandum di import dari

mancanegara, guna memenuhi kebutuhan akan tepung terigu (Asosiasi Produsen

Tepung Terigu Indonesia, Februari 2012).

Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pangan yang

beragam, bergizi, seimbang, dan aman, dan diikuti juga dengan semakin

meningkatnya konsumsi terigu yang merupakan bahan pangan impor (BKP,

2012). Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras dan tepung terigu

dapat terlihat dalam Gambar 1.

Page 17: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

2

Gambar 1. Jalur Konsumsi Karbohidrat di IndonesiaSumber : Badan Ketahanan Pangan, 2009

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa jalur konsumsi karbohidrat di Indonesia

sebesar 78% berasal dari padi, 17% berasal dari gandum import, dan hanya 5%

yang berasal dari umbi dan biji-bijian lokal. Berdasarkan hal tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal di Indonesia masih sangat

minim sebagai substitusi sumber karbohidrat.

Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah melalui

penganekaragaman pangan atau biasa disebut dengan istilah diversifikasi pangan,

maka dari itu Badan Ketahanan Pangan membuat perencanaan jalur konsumsi

karbohidrat berbasis tepung nusantara sebagai alternatif dari jalur konsumsi

karbohidrat di Indonesia, yang disajikan dalam Gambar 2.

Consumer

Processing

On-farm

Kontribusi Terhadap 78% 5% 17%Asupan Energi

Nasi Mie, Roti, Pasta

Tepung Terigu

Gandum Import

Kudapan (snack)

Tepung

Ubi, Biji2, LokalPadi

Beras

Page 18: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

3

Gambar 2. Ide Jalur Konsumsi Karbohidrat Berbasis Tepung NusantaraSumber : Badan Ketahanan Pangan, 2009

Pada Gambar 2 disusun jalur konsumsi karbohidrat dari sumber daya lokal

yang berpotensi dapat mensubstitusi beras dan tepung terigu, direncanakan dalam

jangka waktu dekat konsumsi beras berkurang menjadi 70%, gandum import

berkurang menjadi 15% dan tepung substitusi dari sumber daya lokal meningkat

menjadi 15%. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sumberdaya

lokal yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat untuk

substitusi beras dan tepung terigu, sehingga dibentuklah Peraturan Presiden

Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Pangan Lokal yang merupakan

salah satu langkah penting bagi upaya ketahanan pangan berkelanjutan dan

pengembangan kualitas manusia Indonesia yang prima (BKP, 2009).

Menurut Peraturan Gubernur Banten Nomor 9 Tahun 2010 tentang

Kebijakan P2KP Berbasis Sumber Daya Lokal, efektivitas P2KP akan tercapai

Consumer

Processing

On-farm

2015 70% 15% 15%

Nasi

Beras

Padi

“Berascampur”

“Berasnon padi”

Kudapan(snack)

Mie, Roti,Pasta

Tepung TepungTerigu

Ubi2, Biji2,Lokal

Gandumimport

Page 19: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

4

apabila upaya internalisasi didukung dan berjalan seiring dengan pengembangan

bisnis pangan di berbagai wilayah dan daerah. Salah satu wilayah yang sudah

menjalankan program P2KP adalah wilayah Tangerang Selatan, melalui Usaha

Kecil Menengah (UKM).

UKM yang aktif dalam pengembangan pangan olahan tepung nusantara di

Kota Tangerang Selatan adalah CV. Arum Ayu. CV. Arum Ayu didirikan pada

tahun 2013 dengan tujuan untuk memberikan informasi dan edukasi kepada

masyarakat mengenai pangan berbasis sumberdaya lokal melalui pengenalan

aneka ragam tepung nusantara serta manfaatnya, mempromosikan dan

memasarkan aneka produk pangan olahan dari tepung nusantara serta mendorong

partisipasi masyarakat terutama pelaku usaha kecil supaya lebih kreatif dan

inovatif melalui pengembangan kulinari berbasis sumber daya lokal.

CV. Arum Ayu merupakan pelopor UKM pangan berbasis sumberdaya

lokal se-Provinsi Banten. CV. Arum Ayu mendapat dukungan penuh dari Dewan

Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Banten dalam hal mensosialisasikan dan

mengkampanyekan program pengembangan pangan nusantara kepada masyarakat.

Posisi tersebut menunjukan bahwa CV. Arum Ayu berpotensi menjadi wadah

pemberdayaan masyarakat dan penggerak dinamika perekonomian wilayah di

bidang pangan nusantara.

Selama perjalanan usahanya, CV. Arum Ayu masih tergolong usaha kecil

dilihat dari cash flow tahunan yang masih di bawah Rp. 2.500.000.000,- (dua

milyar lima ratus juta rupiah), namun CV. Arum Ayu mampu bertahan dalam

usahanya mewujudkan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Saat ini, perusahaan

Page 20: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

5

yang bergerak di bidang pangan nusantara sudah menjadi kompetitif dilihat dari

semakin berkembangnya perusahaan di bidang ini (Lampiran 11), terutama

perusahaan yang berada dekat dengan sumber bahan baku, sehingga perusahaan

perlu mengembangkan usahanya untuk menghadapi laju persaingan. Alasan

tersebut diatas menjadi latar belakang penulis untuk mengambil judul penelitian

Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Produsen Pangan Olahan Tepung

Nusantara (Studi Kasus: CV. Arum Ayu, Tangerang Selatan).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

manusia akan pangan berdampak pada ketahanan pangan, untuk mengatasi

masalah ketergantungan terhadap beras dan tepung terigu sebagai sumber

karbohidrat utama, pemerintah perlu memberikan informasi dan edukasi kepada

masyarakat mengenai pangan berbasis sumberdaya lokal melalui pengenalan

aneka ragam tepung nusantara serta manfaatnya, mempromosikan dan

memasarkan aneka produk pangan olahan dari tepung nusantara serta mendorong

partisipasi masyarakat terutama pelaku usaha kecil menengah seperti CV. Arum

Ayu yang melakukan pengembangan kulinari berbasis sumberdaya lokal, maka

terdapat peluang untuk dilaksanakannya penelitian ini, dengan rumusan masalah

yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman utama dalam pengembangan CV. Arum

Ayu ?

Page 21: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

6

2. Alternatif strategi apa saja yang tepat dalam pengembangan CV. Arum Ayu ?

3. Strategi apa yang menjadi prioritas dalam pengembangan CV. Arum Ayu ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dalam

pengembangan CV. Arum Ayu.

2. Menyusun alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan CV.

Arum Ayu.

3. Merumuskan strategi yang menjadi prioritas dalam pengembangan CV. Arum

Ayu.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, yaitu :

1. Pemerintah daerah dalam usaha perumusan kebijakan serta program-program

pengembangan UKM produsen pangan olahan tepung nusantara.

2. Perusahaan dalam peningkatan kemampuan pengembangan usaha.

3. Penulis dalam rangka membuka wawasan dan mempelajari segala hal di

masyarakat terutama mengenai UKM yang berbasis pengembangan usaha

pangan olahan tepung nusantara.

4. Pembaca untuk menambah wawasan mengenai penelitian manajemen strategi

UKM produsen pangan olahan tepung nusantara dan menjadi referensi untuk

penelitian lebih lanjut.

Page 22: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Karakteristik Usaha Kecil Menengah (UKM)

Sekalipun terdapat beberapa kontroversi seputar pengertian UKM di

Indonesia, akan tetapi peran UKM dalam perekonomian Indonesia tidak dapat

diabaikan. UKM merupakan jenis usaha yang menjadi pelaku bisnis paling besar

di Indonesia, dan memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan nasional

(Tisnawati dan Kurniawan, 2009: 422).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM) yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, dengan kriteria memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta – Rp. 500 juta per tahun (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan

paling banyak Rp. 300 juta – Rp. 2,5 milyar.

Usaha Menengah menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar, dengan kriteria

Page 23: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

8

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 500 juta - Rp. 10 milyar per tahun

(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan

tahunan paling banyak Rp. 2,5 milyar - Rp. 50 milyar per tahun.

2.1.1. Potensi dan Kedudukan UKM dalam Pembangunan

Potensi UKM menurut Trijadi (2006: 2), meliputi : (a) pengembangan UKM

masih dipercaya sebagai salah satu instrumen pemerataan pendapatan, (b) usaha

skala besar yang semula diandalkan sebagai pemasok dana pembangunan terbesar

mulai menampakkan gejala inefisiensi dan terlalu banyak kebocoran dan ekonomi

biaya tinggi dan (c) UKM memiliki beberapa kekuatan yang masih dapat

diandalkan untuk menyelamatkan perekonomian karena UKM menyediakan

lapangan kerja, penyedia barang-barang murah untuk konsumsi masyarakat luas.

Manajemen usaha kecil pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan manajemen

organisasi bisnis pada umumnya, kecuali dalam hal skala dan jenis usaha yang

dijalankan (Tisnawati dan Kurniawan, 2009: 422).

2.1.2. Penyusunan Strategi Pengembangan UKM

Sebelum melakukan penyusunan strategi pengembangan, terlebih dahulu

dilakukan identifikasi mengenai kondisi perusahaan serta kendala dan peluang di

dalam pengembangannya. Menurut Tisnawati dan Kurniawan (2009: 422) tipologi

atau karakteristik industri kecil dapat pula dinyatakan secara umum menurut

aspek usaha (kelembagaan) dan aspek pengusaha (pelaku).

Page 24: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

9

Aspek usaha ditinjau dari indikator seperti aspek hukum, lokasi usaha, jam

kerja, jumlah dan sumber modal, omzet penjualan, jumlah dan sumber serta

kebutuhan tenaga kerja, dan masalah yang dihadapi (manajemen, pemasaran,

produksi dan pengembangan produk, permodalan dan sumber daya manusia); dan

aspek pengusaha dilihat dari lama usaha, kebutuhan pengembangan keahlian dan

rencana pengembangan usaha. Agar manajemen UKM dapat berjalan dengan

baik, maka terdapat beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh para pengelola

UKM, yaitu kewirausahaan, profesional, inovatif, keluasan jaringan usaha, dan

kemampuan adaptif.

2.2. Definisi Pangan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic need) manusia dan

salah satu hak dasar (basic right) manusia. Menurut Peraturan Gubernur Banten

Nomor 9 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Berbasis Sumber Daya Lokal, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah diperuntukan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan

pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses

penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman.

Pada tahun 2002 diterbitkan Peraturan Presiden (PP) Pasal 9 No. 68 tentang

Ketahanan Pangan yang menyatakan bahwa penganekaragaman pangan

diselenggarakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan memperhatikan

sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal. Penganekaragaman pangan/

Page 25: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

10

diversifikasi pangan menurut Pasal 9 No. 68 adalah proses pemilihan pangan yang

tidak tergantung kepada satu jenis saja, tetapi terhadap bermacam-macam bahan

pangan, mulai dari aspek produksi, aspek distribusi, hingga aspek konsumsi

pangan di tingkat rumah tangga. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun

1996 tentang Pangan (UU Pangan) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai

suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari

tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan

terjangkau.

Selanjutnya tahun 2009 diterbitkan PP No. 22 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya Lokal dan

Peraturan Gubernur No. 9 tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman

Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal, yang berarti anjuran

untuk konsumsi pangan lokal. Pangan lokal merupakan pangan yang mengandung

sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang diproduksi dan

dikembangkan sesuai dengan potensi sumberdaya wilayah dan budaya setempat.

Penganekaragaman konsumsi pangan mengandung pengertian yaitu proses

pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung pada satu jenis

pangan tetapi bermacam-macam bahan pangan (Badan Ketahanan Pangan, 2012).

2.2.1. Pangan Olahan

Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses pengolahan

dengan cara atau metode tertentu. Misalnya pemasakan, pengeringan,

pemanggangan, pemekatan, penyaringan, pendinginan atau pembekuan, dan

Page 26: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

11

sebagainya baik dengan atau tanpa bahan tambahan pangan. Pangan olahan dapat

diproses dari satu atau lebih sumber pangan. Sebagai contoh, daging yang

dibekukan hanya berasal dari daging segar saja, tetapi sosis dapat mengandung

daging, rempah-rempah, garam, dan bahan tambahan pangan seperti emulsifier,

pengental pewarna, antioksidan, pengawet, dan sebagainya (Dinas Pertanian

Tanaman Pangan, 2013).

2.2.2. Pangan Nusantara

Pangan nusantara adalah makanan dan minuman termasuk makanan jajanan

serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama

berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat Indonesia. Produk biasanya

memiliki cita rasa spesifik yang disukai oleh masyarakat setempat, dan dibuat

dengan menggunakan resep warisan dari generasi ke generasi, dengan

menggunakan bahan-bahan dari sumber lokal (Syamsuir, 2012 dalam Gardjito

dkk, 2013 ).

2.2.3. Tepung Nusantara

Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus

tergantung pemakaiannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah

tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya

tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau

hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan (Departemen Pertanian, 2010).

Page 27: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

12

Variasi pangan berbasis terigu lebih banyak ketimbang beras, misalnya mie, roti,

gorengan, dan martabak (http://www.kemenperin.go.id).

Kementerian Pertanian melakukan pengembangan tepung-tepungan yang

dinamakan tepung nusantara untuk mendukung program Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). Tepung nusantara adalah tepung-

tepungan yang dibuat dari sumber daya lokal (Kementerian Pertanian, 2009).

Tepung nusantara terbagi dua yaitu :

1. Tepung yang berasal dari tanaman yang buahnya di dalam tanah seperti aneka

umbi antara lain:

a. Singkong (Cassava), umbi yang dapat diolah sebagai bahan kemasan,

bioetanol dan sumber karbohidrat. Setelah ditepungkan dapat mensubstitusi

penggunaan terigu, dengan harga lebih terjangkau dan sangat natural.

b. Ubi jalar (Ipomoca batatas), ubi jalar memiliki nilai gizi cukup tinggi.

Aneka warna daging umbi menunjukkan kaya akan vitamin dan mineral.

Khusus warna ungu, mengandung antosianin yang berperan sebagai

antioksidan (penangkal berbagai penyakit)

c. Garut (Maranta arundinaceae), umbi dengan kadar gliserin rendah, sangat

cocok bagi penderita diabetes mellitus. Kaya serat pendek (mudah dicerna)

& karbohidrat. Kandungan karbohidrat & zat besi lebih tinggi daripada

tepung terigu & beras giling. Kandungan lemak terendah dibandingkan

tepung terigu & beras giling.

d. Ganyong (Canna edulis kerr), umbi ganyong tersebar diseluruh wilayah

nusantara, dapat dipergunakan sebagai alternarif sumber karbohidrat. Sangat

Page 28: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

13

mudah dicerna. Tepungnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan campuran

bihun dan mie ganyong.

2. Tepung yang berasal dari tanaman yang berpotensi menghasilkan tepung dari

biji (di atas tanah), seperti aneka sereal non gandum dan buah-buahan, antara

lain :

a. Labu kuning (Cucurbita moschata), bahan pangan yang kaya vitamin A, B,

dan C, mineral serta karbohidrat. Khusus daging buah mengandung

antioksidan sebagai penangkal berbagai jenis kanker. Sifat labu (pumpkin)

yang lunak & mudah di cerna serta mengandung karoten (provitamin A)

cukup tinggi, warna labu menjadi daya tarik tersendiri.

b. Jagung (Zea mays L), tepung jagung memiliki warna kuning sama seperti

jagung. Tepung jagung mengandung kadar glukosa yang rendah oleh sebab

itu cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes. Tepung jagung cocok diolah

sebagai bihun, pie maupun roti.

c. Pisang (Musa paradisiaca), pisang kaya vitamin A & C, selain dapat

dimanfaatkan sebagai pencegahan terhadap penyakit juga dipakai sebagai

bahan makanan alternatif karbohidrat. Penggunaannya, saat masih segar

sebagai isian dan penghias kue atau setelah ditepungkan sebagai bahan

dasar pembuatan kue.

d. Sukun (Artocarpus communis), tepung sukun berwarna putih dan memiliki

tekstur halus. Tepung sukun berkhasiat menjaga kesehatan hati, jantung dan

ginjal serta cocok diolah sebagai kue basah, puding, maupun donat.

Page 29: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

14

Kementan mendukung pengembangan tepung nusantara dengan program

pengembangan potensi tepung-tepungan dalam negeri setara dengan tepung

impor, mengembangkan potensi ini menjadi komplementer (pengganti) atau untuk

menjadi teman dari gandum yang dimodifikasi dengan campuran tepung

nusantara, sejak 2007 sudah dibina kelompok petani yang tergabung dalam UPH

(Unit Pengolahan Hasil) petani penghasil tepung nusantara.

(http://tabloidsinartani.com).

2.3. Manajemen Strategi

Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh

para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Strategi berasal dari bahasa

Yunani kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar

atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Pada dasarnya strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan (Umar, 2008: 30).

Menurut Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995) dalam Umar (2008:

31), strategi didefinisikan sebagai suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan

tersebut dapat dicapai. Secara khusus, menurut dua orang pakar strategi Hamel

dan Prahalad (1995) dalam Umar (2008: 31), strategi merupakan tindakan yang

bersifat intermental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di

masa depan, dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat

terjadi bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Page 30: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

15

Pengertian strategi menurut David (2008: 17) yaitu tindakan potensial yang

membutuhkan keputusan manajerial tingkat atas dan sumber daya perusahaan

dalam jumlah besar. Strategi dapat terbentuk dari rumusan misi, nilai-nilai, dan

visi perusahaan (Russel, 2010: 48). Pengertian strategi menurut Gerry Johnson

dan Kevin Scholes dalam Russel (2010: 49) adalah arah dan jangkauan suatu

organisasi dalam jangka panjang, yang mencapai keunggulan organisasi melalui

konfigurasi sumberdayanya dalam suatu lingkungan yang menantang, untuk

memenuhi berbagai kebutuhan pasar dan harapan pihak-pihak yang

berkepentingan. Menurut Ansoff dalam Russel (2010: 51) yang diakui sebagai

bapak manajemen strategis, strategi merupakan suatu aturan untuk membuat

keputusan. Strategi menurut Kasmir (2011: 186) adalah langkah-langkah yang

harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan.

Manajemen strategis (strategic management) dapat didefinisikan sebagai

seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya

(David, 2008: 5). Manajemen strategi menekankan dan mengutamakan

pengamatan dan evaluasi mengenai peluang dan ancaman lingkungan eksternal

perusahaan dengan melihat kekuatan dan kelemahan dalam lingkungan internal

perusahaan. Sementara itu, proses manajemen strategi meliputi empat elemen

dasar yaitu : pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi

dan evaluasi serta pengendalian (Husein, 2008: 16).

Page 31: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

16

2.3.1. Model Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan.

Suatu perubahan dalam salah satu komponen utama yang terdapat dalam model

manajemen strategi dapat menyebakan perubahan pada satu atau semua

komponen lainnya. Model tersebut menunjukkan suatu pendekatan yang jelas dan

praktis untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi

strategi. Tahapan dalam manajemen strategi menurut David (2008: 6), terdiri atas

tiga tahap dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan

kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan. Kerangka kerja dalam formulasi strategi adalah (1) Tahap input,

(2) Tahap pencocokan, (3) Tahap pengambilan keputusan.

2. Implementasi strategi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menentukan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumber daya agar strategi yang diformulasikan dapat berjalan.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas

dasar didalamnya adalah (1) meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang

Page 32: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

17

menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil

tindakan korektif.

2.3.2. Analisis Lingkungan Bisnis

Analisis lingkungan adalah proses awal dari manajemen strategi yang

bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan

mencakup semua faktor baik yang berada didalam, maupun diluar perusahaan

yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. (Purnomo dan

Zulkieflimansyah, 2005:20).

Lingkungan bisnis dapat dibagi atas dua lingkungan, yaitu lingkungan

eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam dua

kategori, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, sementara itu,

lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan (Umar,

2008: 74). Menurut Winardi (2010: 21), lingkungan internal organisasi biasanya

dapat dikendalikan dan lingkungan eksternal dunia luar, seringkali tidak dapat

dikendalikan, dan sulit diprediksi.

2.3.3. Pengembangan Usaha

Winardi (2010: 34) menjelaskan pengembangan dalam arti harfiah adalah

bertambah besar/bertambah sempurna, sedangkan usaha adalah kegiatan atau

aktivitas agar diperoleh hasil lebih baik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,

2011), mendefinisikan pengembangan sebagai proses atau cara yang dilakukan

untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna.

Page 33: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

18

2.4. Perumusan Strategi

Menurut Fred R. David, cara menentukan strategi utama adalah dengan

melakukan tiga tahapan (three-stage) kerangka kerja dengan matriks sebagai

model analisisnya (Umar, 2008: 52)

1. The Input Stage (tahap masukan)

Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu tugas utama yang harus

dipecahkan dalam analisis lingkungan adalah mengidentifikasi kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada dan mungkin akan mempengaruhi

pertumbuhan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Metode yang sering dipakai untuk hal ini adalah dengan mengelompokkan

faktor lingkungan yang diteliti kedalam sebuah matriks. Matriks yang digunakan

untuk lingkungan internal adalah matriks IFE dan untuk lingkungan eksternal

menggunakan matriks EFE.

2. The Matching Stage (tahap pencocokan)

Tahap awal yang dilakukan dalam penentuan strategi mana yang tepat untuk

diterapkan oleh perusahaan digunakan Matriks Internal-Eksternal atau Matriks I-

E. David (2008: 301) mengungkapkan matriks I-E melibatkan divisi-divisi dalam

organisasi kedalam diagram skematis. Oleh karena itu matriks ini disebut juga

sebagai matriks portofolio.

Matriks I-E terbagi atas tiga bagian besar yang memiliki implikasi strategi

yang berbeda (David, 2008: 303).

a. Pertama, divisi yang berada pada sel I, II, IV disebut strategi tumbuh

dan bina.

Page 34: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

19

b. Kedua, divisi yang masuk kedalam sel III, V, VIII terbaik dapat dikelola

dengan strategi pertahankan dan pelihara.

c. Ketiga, divisi yang umum masuk kedalam sel VI, VII, IX adalah panen

atau divestasi.

Tripomo dan Udan (2005: 118), menyatakan analisis matriks SWOT adalah

penilaian atau assessment terhadap hasil identifikasi situasi, untuk menentukan

apakah suatu kondisi dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman. Terdapat empat alternatif strategi yang muncul pada matriks SWOT

yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT.

Strategi SO dalam SWOT ini adalah strategi yang digunakan dengan

memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan (strength) yang dimiliki untuk

memanfaatkan berbagai peluang (opportunity). Strategi WO adalah strategi yang

digunakan perusahaan dengan seoptimal mungkin untuk meminimalkan

kelemahan (weakness) dengan memanfaatkan berbagai peluang (opportunity).

Strategi ST adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan

memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan (strength) untuk mengurangi

ancaman (threat) yang mungkin melingkupi perusahaan. Dan terakhir, strategi

WT adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan (wekaness)

dalam rangka meminimalisasi atau menghindari ancaman (threat) (Rangkuti,

2009: 31).

Page 35: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

20

3. The Decision Stage (tahap pengambilan keputusan)

Pada tahap ini dalam teori David menggunakan matriks Quantitative

Strategies Planning Matrix (QSPM). Pengamatan mendasar tentang sifat manusia,

pemikiran analitik, dan pengukuran membawa pada pengembangan suatu model

yang berguna untuk memecahkan suatu permasalahan secara kuantitatif, model

tersebut adalah Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process-AHP)

yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an untuk

mengorganisir informasi dan pendapat ahli (judgement) dalam memilih alternatif

yang paling disukai (Saaty (1983) dalam Maghfiroh dan Marimin (2011: 140)).

Penggunaan AHP, dapat membuat suatu persoalan diselesaikan dalam suatu

kerangka pemikiran yang terorganisir, sehingga dapat diekspresikan untuk

mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Prinsip kerja AHP

adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik,

dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian dan tertata dalam suatu hierarki.

Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat dikonstruksikan sebagai diagram

bertingkat (hierarki). AHP dimulai dengan goal sasaran lalu kriteria level pertama,

subkriteria, dan akhirnya alternatif. AHP memungkinkan pengguna untuk

memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau alternatif

majemuk terhadap suatu kriteria. Pemberian bobot tersebut secara intuitif, yaitu

dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) (Umar,

2011 : 91).

Page 36: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

21

2.5. Penelitian Terdahulu

Mira Nurmagribah (2006), meneliti mengenai Strategi Pengembangan

Usaha (Studi Kasus Pada Diana Bakery Kota Bekasi, Jawa Barat) dengan

mengggunakan metode SWOT. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa dari

analisis faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matriks SWOT

diperoleh prioritas strategi Diana Bakery adalah strategi SO, yaitu penetrasi pasar,

mempertahankan dan meningkatkan pelayanan untuk menjaga loyalitas pelanggan

dan memanfaatkan bantuan pemerintah. Hasil formulasi strategi dari matriks

SWOT diperoleh sembilan alternatif strategi untuk dijalankan oleh Diana Bakery

dalam mengembangkan usahanya antara lain, yaitu : meningkatkan kegiatan

promosi secara optimal, meningkatkan kapasitas produksi, mengadakan dan

mengikuti pelatihan bagi pimpinan dan karyawan, mempertahankan dan

meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kemampuan manajemen perusahaan

untuk menambah daya saing, memperbaiki kemasan.

Sylva Munggarani (2007), melakukan penelitian yang berjudul Strategi

Pengembangan Wisata Agro Goalpara, Sukabumi dengan menggunakan

metode analisis SWOT dan AHP. Melalui analisis IFE menghasilkan faktor yang

menjadi kekuatan utama dalam pengembangan Wisata Agro Goalpara adalah

adanya dukungan dari pemerintah setempat dan lembaga sosial dengan total skor

0,288 dan yang menjadi kelemahan utama adalah belum adanya pelatihan sumber

daya manusia yang menangani Wisata Agro Goalpara dengan total skor 0,061.

Sedangkan hasil dari pengolahan matriks EFE, faktor yang menjadi peluang

utama adalah ketersediaan lahan untuk pengembangan wisata agro baik

Page 37: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

22

perkebunan maupun sarana pendukung lainnya dengan total skor 0,325 dan yang

menjadi ancaman utama adalah persaingan dunia usaha dengan total skor 0,176.

Matriks IE memposisikan Wisata Agro Goalpara pada Sel II, yaitu tumbuh dan

bina dengan jenis strategi intensif dan integrasi. Dengan melihat jenis strategi

pada matriks IE maka terdapat 9 alternatif strategi yang muncul pada pengolahan

matriks SWOT, untuk mengetahui strategi mana yang menjadi prioritas utama

maka digunakan analisis AHP, dimana secara berturut-turut prioritas strategi

pengembangan Wisata Agro Goalpara adalah : strategi SO, yaitu mengoptimalkan

keunggulan dan pengelolaan wisata agro untuk menangkap kecenderungan selera

konsumen, strategi ST, yaitu dengan meningkatkan fungsi dan peranan klinik

agribisnis sebagai pusat informasi, Strategi WO, yaitu meningkatkan kinerja

pemasaran dan efektivitas promosi untuk menjaring jumlah dan segmen

konsumen yang lebih banyak, dan strategi WT, yaitu meminta peran pemerintah

sebagai fasilitator. Terakhir melalui metode AHP, jenis strategi SO menjadi

pilihan yang tepat dikembangkan lebih lanjut dalam pengembangan strategi utama

perusahaan.

2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini mengambil posisi bahwa untuk melakukan pengembangan

CV. Arum Ayu perlu memperhatikan faktor internal dan eksternal. Kedua faktor

inilah yang mempengaruhi dan menentukan dinamika pengembangan dan

perkembangan UKM. Berdasarkan sisi eksternal kecenderungan dalam aspek

ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan ekologi merupakan beberapa aspek yang

Page 38: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

23

perlu diperhatikan. Sementara sisi internal lebih difokuskan pada aspek dinamika

internal UKM, karakteristik usaha dan fleksibilitas usaha.

Proses penyusunan strategi pengembangan UKM meliputi beberapa proses

utama, yaitu : (1) menganalisis lingkungan internal mencakup faktor-faktor

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sedangkan analisis lingkungan eksternal

mencakup peluang dan ancaman yang dihadapi kemudian diringkas dalam matriks

IFE dan EFE dan dipetakan dalam matriks I-E guna mengetahui posisi

perusahaan, (2) menyusun alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk

pengembangan UKM menggunakan matriks SWOT, (3) merumuskan dan

memilih prioritas strategi pengembangan UKM dengan menggunakan pendekatan

AHP. Secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat disajikan

dalam Gambar 3.

Page 39: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

24

Gambar 3. Kerangka Pemikiran KonseptualKet :

: Alur bagan: Proses penelitian

Matriks IFE

Identifikasi Faktor Internal(Kekuatan dan Kelemahan)

Identifikasi FaktorEksternal

(Peluang dan ancaman)

Identifikasi faktor-faktorlingkungan yang berpengaruh

Prioritas StrategiPengembangan

Pengembangan UsahaCV. Arum Ayu

Matriks EFE

Alternatif strategipengembangan

Analisis Hierarki Proses(AHP)

Posisi Perusahaan

Visi, Misi dan TujuanCV. Arum Ayu

Matriks IE

MatriksSWOT

Page 40: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dilaksanakannya penelitian adalah pada bulan Januari 2013 sampai

dengan September 2013, bertempat di CV. Arum Ayu, Kab.Tangerang Selatan.

Adapun pemilihan lokasi penelitian ini karena CV. Arum Ayu ini merupakan

pelopor Usaha Kecil Menengah (UKM) produsen pangan berbasis tepung

nusantara di daerah Banten, serta telah melaksanakan sejumlah kegiatan

pemberdayaan masyarakat dan telah menerima berbagai penghargaan terhadap

komitmen untuk menjalankan usahanya mendorong program diversifikasi pangan

nusantara. Pertimbangan lain adalah karena adanya potensi yang besar terhadap

usaha pangan berbasis tepung nusantara untuk lebih dikembangkan di Tangerang

Selatan.

3.2. Jenis Data, Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder

yang diperoleh dari sumber internal dan eksternal CV. Arum Ayu. Ukuran data

yang digunakan secara kualitatif dan kuantitatif. Data primer berasal dari

responden sedangkan data sekunder berasal dari dokumen, catatan atau laporan

dalam perusahaan, serta data-data yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS)

RI, BPS Banten, BPS Tangsel, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

(KUKM) Tangsel, Departemen Pertanian (Deptan), Kementerian Pertanian

Page 41: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

26

(Kementan) dan Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Banten. Adapun

metode pengumpulan data tersebut dilakukan dengan kombinasi dari beberapa

kajian sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan antara 2 orang atau lebih bertatap muka dan mendengarkan secara

langsung informasi yang diberikan.

2. Metode kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

mengenai permasalahan yang akan diteliti, dengan cara menyebarkan

kuesioner tersebut kepada responden yang memang mengetahui permasalahan

yang diteliti.

3. Observasi, yaitu peninjauan langsung ke tempat penelitian.

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi dalam penelitian ini diperoleh kemudian diolah secara

kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk

merancang alternatif strategi pengembangan CV. Arum Ayu.

Perumusan strategi dilakukan dalam tiga tahap yakni tahap pertama, adalah

input stage (tahap input data), diantaranya untuk mengidentifikasi faktor-faktor

internal dan eksternal yang berguna untuk meringkas informasi input dasar yang

diperlukan untuk merumuskan strategi dengan menggunakan matriks IFE-EFE.

Tahap kedua, matching stage (tahap pencocokan), untuk menganalisis strategi

alternatif yang layak dengan cara memadukan faktor internal dan eksternal.

Informasi yang diperoleh berasal dari tahap input formulasi dengan menggunakan

Page 42: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

27

Matriks IE dan SWOT. Tahap ketiga, adalah decision stage (tahap keputusan),

untuk menentukan strategi mana yang akan dipilih dari berbagai alternatif yang

ada dengan menggunakan AHP.

3.3.1. Analisis Matriks IFE dan EFE

Ada lima langkah yang harus dikerjakan dalam membuat matriks IFE dan

EFE, yakni :

a. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor internal dengan

melakukan pendaftaran semua kekuatan dan kelemahan, dan mengidentifikasi

faktor eksternal dengan pendaftaran semua peluang dan ancaman yang ada.

b. Penentuan bobot variabel

Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis

internal dan eksternal kepada pihak manajemen atau pakar dengan bantuan

kuesioner (Lampiran 1) yang dibuat berdasarkan Tabel 1, menggunakan

metode “Paired Comparison” (Kinnear dan Taylor (1996) dalam Kaswid

(2006:49)). Metode ini membandingkan secara berpasangan antara dua faktor

secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap industri

dimana perusahaan berada. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom

adalah sebagai berikut :

1 = jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal

2 = jika indikator horizontal sama penting dari indikator vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal

Page 43: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

28

Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Strategi IFE-EFEFaktor Strategi Internal A B … TotalAB…TotalFaktor Strategi Eksternal A B … TotalAB…Total

Sumber : Kinnear dan Taylor (1996) dalam Kaswid (2006)

Bobot setiap variabel utuk pengisian Tabel 1 diperoleh dengan menentukan

nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

α i = Xi

c. Penentuan peringkat rating

Masing-masing faktor juga diberikan peringkat mulai dari angka 1 sampai 4

(Lampiran 2). Peringkat ini menggambarkan seberapa besar efektivitas strategi

yang merespon dari berbagai faktor internal dan eksternal.

d. Penentuan nilai terimbang

Pada langkah ini, setiap bobot pada langkah dua dikalikan dengan peringkat

yang telah ditentukan pada langkah tiga untuk mendapatkan nilai

terimbangnya.

n

∑ Xii = 1

Page 44: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

29

e. Penentuan total nilai terimbang

Langkah terakhir, jumlahkan nilai terimbang untuk setiap variabel guna

mengetahui total nilai tertimbang untuk CV. Arum Ayu. Matriks IFE dan EFE

dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Matriks IFE dan EFEInternal Faktor Bobot Rating Total Skor

Kekuatan12…

Kelemahan12…

Eksternal Faktor Bobot Rating Total SkorPeluang

12…

Ancaman12…

Sumber : Kinnear dan Taylor (1996) dalam Kaswid (2006)

3.3.2. Matriks IE dan SWOT

Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mengumpulkan informasi yang akan

digunakan dalam tahap pencocokan. Terdapat beberapa teknik yang biasa

digunakan dalam tahap pencocokan, namun dalam penelitian ini hanya akan

digunakan dua teknik, yaitu Matriks Internal-Eksternal. Matriks IE dipilih dengan

alasan bahwa melalui matriks IE dapat diketahui kondisi organisasi pada daerah-

daerah di matriks IE sehingga dapat diketahui jenis strategi yang paling sesuai

untuk kasus ini.

Page 45: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

30

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 4. Matriks Internal-Eksternal

Sumbu horizontal pada matriks IE menunjukkan skor total IFE sedangkan

pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Menurut Kinnear dan Taylor

(1996) dalam Kaswid (2006: 303) bahwa skor antara 1 sampai 1,99 pada sumbu

horizontal menunjukkan posisi internal yang lemah, 2,00 sampai 2,99

menunjukkan posisi rata-rata, sedangkan 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi

internal yang kuat. Pada sumbu vertikal skor antara 1 sampai 1,99 menunjukkan

posisi eksternal yang rendah, skor 2,00 sampai 2, 99 menunjukkan posisi eksternal

yang sedang, dan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan pengaruh yang tinggi.

Matriks SWOT merupakan matching tools untuk membantu para manajer

mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO, WO, ST, dan WT. Pada Tabel 3

menunjukan matriks strategi SWOT.

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi3,0

Sedang2,0

Rendah1,0

Total SkorBobot EFE

Total Skor Bobot IFE

Page 46: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

31

Tabel 3. Matriks Strategi SWOTInternal

Eksternal

Strength (S)a.b. dst

Weakness (W)a.b. dst

Opportunity (O)a.b. dst

Strategi SOGunakan kekuatan untukmemanfaatkan peluang

Strategi WOAtasi kelemahan denganmemanfaatkan peluang

Threath (T)a.b. dst

Strategi STGunakan kekuatan untukmenghindari ancaman

Strategi WTMinimalkan kelemahan danhindari ancaman

Sumber : Kinnear dan Taylor (1996) dalam Kaswid (2006)

Analisis SWOT berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif

dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan

dan ancaman dalam pengembangan CV. Arum Ayu.

Ada 6 langkah dalam menyusun matriks SWOT :

a. Membuat daftar kekuatan dan kelemahan kunci internal CV. Arum Ayu

b. Membuat daftar peluang dan ancaman kunci eksternal CV. Arum Ayu.

c. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi SO.

d. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi WO.

e. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi ST.

f. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman ekaternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi WT.

Page 47: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

32

3.3.3.Analisis Hierarki Proses (AHP)

Metode AHP dikembangkan tahun 1970-an digunakan untuk pengambilan

keputusan yang dapat digunakan dalam penentuan atau perencanaan suatu

strategi. Metode ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah

kualitatif yang komplek dengan memakai perhitungan kuantitatif, melalui proses

pengekspresian masalah dimaksud dalam kerangka berpikir yang terorganisir,

sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara

efektif.

Menurut Saaty dalam Marimin dan Maghfiroh (2010: 120), ada delapan

langkah utama tahapan penyelesaian matriks AHP, yaitu sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi persoalan dan merincikan pemecahan masalah yang

diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penguasaan

masalah secara mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan

tujuan, kriteria dan elemen-elemen yang menyusun struktur hierarki.

Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan

pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu

sistem.

b. Membuat struktur hierarki dari sudut pandang manajemen strategi secara

menyeluruh. Penyusunan hierarki ini berdasarkan jenis keputusan yang

diambil. Pada tingkat puncak hierarki ini hanya terdiri dari satu elemen yang

disebut fokus, yaitu sasaran yang bersifat luas. Tingkat di bawahnya dapat

terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar

dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya.

Page 48: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

33

c. Menyusun Matriks Banding Berpasangan. Matriks berpasangan dimulai dari

puncak hierarki yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan

berpasangan antar elemen yang terkait yang ada di bawahnya. Perbandingan

pertama dilakukan pada elemen tingkat dua terhadap fokus yang ada di puncak

hierarki.

d. Mengumpulkan semua perbandingan yang diperlukan dari hasil perbandingan

berpasangan antar elemen. Setelah matriks berpasangan antar elemen dibuat,

dilakukan perbandingan berpasangan antar elemen pada kolom ke-i, dengan

setiap elemen pada baris ke-j. Perbandingan antar elemen tersebut dilakukan

dengan pernyataan “Seberapa kuat elemen pada baris ke-i didominasi atau

dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus puncak hierarki, dibandingkan

dengan kolom ke-i”. Penilaian perbandingan dilakukan dengan mengajukan

kuesioner kepada pihak manajemen atau pakar (Lampiran 3).

e. Memasukkan nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama.

Angka 1 sampai 9 (Tabel 4) digunakan bila F1 lebih mendominasi atau

mempengaruhi sifat fokus puncak hierarki (x) dibandingkan dengan Fj,

sedangkan Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat x

dibandingkan j maka digunakan angka kebalikannya. Kolom pada matriks di

bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya.

Page 49: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

34

Tabel 4. Nilai Skala Banding Berpasangan

TingkatKepentingan Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbang samabesar pada sifat itu

3 Elemen yang satu sedikit lebihpenting daripada yang lainnya

Pengalaman dan pertimbangansedikit menyokong satu elemenatas yang lainnya

5Elemen yang satu sangatpenting daripada elemen yanglainnya

Pengalaman dan pertimbangandengan kuat menyokong satuelemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih pentingdaripada elemen yang lainnya

Satu elemen dengan kuatdisokong dan dominannya telahterlihat dalam praktek

9Satu elemen mutlak lebihpenting daripada elemen yanglainnya

Bukti yang menyokong elemenyang satu atas yang lainnyamemiliki tingkat penegasanyang tertinggi yang mungkinmenguatkan

2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara diantara duapertimbangan yang berdekatan

Kompromi diperlukan di antaradua pertimbangan

Kebalikannya Jika elemen i salah satu angka diatas dibanding elemen j, maka jmemiliki nilai kebalikannya ketika dibanding elemen i.

Sumber : Saaty (1993) dalam Marimin dan Maghfiroh (2010)

f. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gagasan dalam

hierarki tersebut. Perbandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap

tingkat keputusan yang terdapat pada hierarki, berkenaan dengan kriteria

elemen diatasnya. Matriks pembandingan dalam metode AHP dibedakan

menjadi : (1) Matriks Pendapat Individu (MPI), dan (2) Matriks Pendapat

Gabungan (MPG). MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan

individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen

matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j. Matriks pendapat individu dapat dilihat

pada Tabel 5.

Page 50: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

35

Tabel 5. Matriks Pendapat IndividuX A1 A2 A3 … AnA1 A11 A12 A13 … a1nA2 A21 A22 A23 … a2nA3 A31 A32 A33 … a3n… … … … … …An an1 an2 an3 … Ann

Sumber : Marimin dan Maghfiroh (2010)

MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata

geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil

atau sama dengan 10% dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari

MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. Persyaratan MPG yang

bebas dari konflik adalah :

(1) Pendapat masing-masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki

selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat individu yang tertinggi

dengan nilai yang terendah.

(2) Tidak terdapat angka kebalikan (resiprokal) pada baris dan kolom yang sama.

MPG dapat dilihat pada kolom yang sama (Tabel 6).

Tabel 6. Matriks Pendapat GabunganX G1 G2 G3 … Gn

G1 G11 G12 G13 … g1nG2 G21 G22 G23 … g2nG3 G31 G32 G33 … g3n… … … … … …Gn gn1 gn2 gn3 … Gnn

Sumber : Marimin dan Maghfiroh (2010)

g. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor prioritas dengan

bobot kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas yang bersangkutan

dengan nilai prioritas dari tingkat bawah.

Page 51: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

36

h. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu (1) pengolahan

horizontal dan (2) pengolahan vertikal. MPI dan MPG harus memenuhi

persyaratan Rasio Inkonsistensi (RI).

1. Pengolahan Horizontal, terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan Vektor

Prioritas (Vektor Eigen), uji konsistensi dan revisi MPI dan MPG yang

memilik RI tinggi. Nilai RI berdasarkan jumlah n dapat dilihat dalam Tabel

7. Nilai RI yang lebih kecil atau sama dengan 0,1 merupakan nilai yang

mempunyai tingkat konsistensi yang baik. Hal ini karena RI merupakan

tolok ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan

berpasangan dalam suatu matriks pendapat (Saaty, 1993).

Tabel 7. Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 s/d 8Orde (n) Indeks Acak (RI)

2 0.003 0.584 0.905 1.126 1.247 1.328 1.41

Sumber : Saaty (1993) dalam Marimin dan Maghfiroh (2010)

2. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hierarki

Pada pengisian judgement pada tahap MPB (Matriks Banding Berpasangan)

terdapat kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam membandingkan

elemen satu dengan elemen yang lainnya, sehingga diperlukan suatu uji

konsistensi. Penyimpangan dalam AHP diperbolehkan dengan toleransi

rasio inkonsistensi di bawah 10 persen. Langkah ini dilakukan dengan

mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang

Page 52: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

37

bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan

pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai

dengan dimensi masing-masing matriks.

3.4. Responden Ahli

Sumber-sumber informasi yang tidak terdokumentasi didapatkan dari para

ahli. Seseorang dapat dikatakan ahli apabila mampu melaksanakan sesuatu dengan

pengetahuan yang dibutuhkan, yaitu berupa kemampuan mengumpulkan data dan

informasi kompleks, serta kemampuan menginterpretasikan data sebagai suatu

kegiatan terencana seperti proses pengambilan keputusan (Han & Kim (1989)

dalam Munggarani: 19). Pemilihan ahli memerlukan kriteria-kriteria tentang ahli,

yang kemudian disebut dengan pakar. Klasifikasi pakar ini lebih didasarkan pada

lama kerja dan kewenangannya (dapat terdidik secara formal maupun otodidak) di

suatu posisi kegiatan teknik tertentu.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa pakar terkait judul

penelitian. Penentuan banyaknya responden dilakukan secara sengaja sesuai

dengan kebutuhan penelitian yang terdiri dari pihak internal perusahaan. Nama

dan jabatan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nama dan Jabatan RespondenNo Nama Jabatan1 Dra. Ambarwati Esti Pertiwi, SH Pimpinan dan Pemilik2 Ir. Hernawan Edipurnomo Manajer Keuangan3 Nurul Mulyati Manajer Produksi4 Tuti Suparti Manajer Pemasaran

Sumber : CV. Arum Ayu, 2013

Page 53: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

CV. Arum Ayu adalah sebuah home industry yang dikelola oleh pasutri

Bapak Hernawan Edipurnomo dan Ibu Ambarwati Esti Pertiwi. Nama Arum Ayu

diambil dari nama kedua anak mereka. CV. Arum Ayu menyajikan hidangan sehat

untuk keluarga dari bahan-bahan alami. Mengangkat umbi yang tidak dilirik

menjadi pangan primadona, dengan cara memanfaatkan umbi-umbian yang fungsi

dan nilai gizinya tidak kalah dengan terigu, bahkan lebih sehat, karena alami dan

tanpa bahan kimia, serta dapat dibudidayakan di seluruh daerah di Indonesia tanpa

mengenal musim tanam. Mengkonsumsi tepung umbi-umbian sangat baik karena

tidak mengandung bahan kimia apapun, bebas gluten dan sangat sehat serta aman.

Selain itu juga bisa membantu menyediakan konsumsi bagi anak-anak penderita

autis atau penderita alergi.

Ibu Ambarwati mulai menekuni masalah pengolahan umbi-umbian pada

tahun 2007. Selain memproduksi olahan pangan nusantara, CV. Arum Ayu juga

mengadakan pelatihan pengolahan pangan nusantara dan pelatihan kewirausahaan

di berbagai tempat. Diawali dengan mengundang masyarakat sekitar lingkungan

rumah, sampai akhirnya dibentuklah komunitas BEC (Bintaro Enterpreuneur

Club) yang anggotanya tidak terbatas pada ibu-ibu yang suka memasak saja tapi

dari berbagai hobi dan keterampilan lain yang dimiliki serta dapat menjadi

tambahan penghasilan keluarga (wirausaha). Kini BEC memiliki anggota lebih

Page 54: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

39

dari 650 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. BEC melibatkan para ibu

rumah tangga dalam pengembangan pangan nusantara, karena seorang ibu

mempunyai peran yang sangat penting sebagai jendela informasi.

CV. Arum Ayu juga memberikan penyuluhan tentang gizi dan sosialisasi

diversifikasi pangan kepada masyarakat, tidak hanya di Tangerang Selatan saja

tapi ke seluruh Indonesia sejak tahun 2008 sampai sekarang. Pada tahun 2010,

Arum Ayu menyelenggarakan acara bekerjasama dengan Pusat Kajian Makanan

Tradisional (PKMT) UGM dan BKPD Prov. Banten dengan tema Kado Cinta

untuk Tubuh Kita dalam Bintaro Healthy Local Food Festival. Diapresiai oleh

Ibu Ani SBY, Gubernur Banten, Kepala BKP Kementrian Pertanian, Kementrian

Perdagangan, serta Kementrian Pekerjaan Umum RI. CV. Arum Ayu menjadi

mitra kerja BKPD Prov. Banten untuk membantu sosialisasi program

penganekaragaman pangan dan memberikan pelatihan ke berbagai Kelompok

Wanita Tani, PKK, Posyandu, Mahasiswa Perhotelan, siswa sekolah TK-

SMA/SMK, Dharma Wanita, dll.

Ibu Ambarwati menjadi panutan dalam membangun ketahanan pangan

nasional, wilayah dan rumah tangga sebagai lingkungan masyarakat yang terkecil,

merintis dan mengembangkan usaha pangan nusantara berbasis tepung umbi-

umbian di daerah perkotaan untuk menjadi bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM)

dengan memberdayakan masyarakat. Pada tahun 2011 CV. Arum Ayu mulai

mendapat berbagai penghargaan.

Selanjutnya, pada tahun 2012 dibentuklah UKM Karya Cipta Mandiri

sebagai wadah para pelaku usaha kecil menengah yang mengolah pangan berbasis

Page 55: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

40

sumberdaya lokal. Sampai akhirnya pada tahun 2013, CV. Arum Ayu bersama

anggota Koperasi Karya Cipta Mandiri mendapat piagam penghargaan dari

Museum Rekor Dunia-Indonesia atas pemecahan rekor pengolah menu berbahan

baku umbi-umbian terbanyak (533 menu olahan) pada 23 Maret 2013. Berbagai

penghargaan lainnya yang telah diraih semenjak tahun 2011 diantaranya yaitu

Adhikarya Pangan Nusantara tahun 2011 (Kategori Pelopor Ketahanan Pangan

Nasional) diberikan langsung di Istana Negara oleh Presieden Susilo Bambang

Yudhoyono selaku Ketua DKP. Rincian penghargaan lainnya dapat dilihat dalam

Tabel 9. Beberapa foto penghargaan yang didapatkan oleh CV. Arum Ayu dapat

dilihat dalam Lampiran 8.

Tabel 9. Beberapa Penghargaan yang Telah Diraih CV. Arum AyuTahun Jenis Penghargaan2011 Juara I Adhikarya Pangan Nusantara (Kategori Pelopor Ketahanan

Pangan Nasional)2011 Pemenang Perempuan Inspiratif Nova untuk naskah “Kreativitas &

Wirausaha” terbaik pilihan Nova2011 Pelopor Ketahanan Pangan yang Telah Mengembangkan,

Mensosialisasikan, dan Mempromosikan Olahan Pangan Lokal2012 Tokoh Perempuan Pelopor Ketahanan Pangan2013 Perintis Pangan Lokal Alternatif yang Sehat dan Ramah Lingkungan2013 Pemecah Rekor MURI kategori Pengolahan Makanan Berbahan

Dasar Umbi Terbanyak (533 menu)Sumber : CV. Arum Ayu, 2013

4.2. Visi , Misi dan Tujuan Perusahaan

CV. Arum Ayu memiliki visi “Menjadi sebuah perusahaan produsen olahan

pangan nusantara terkemuka dan dikenal dalam bidang inovasi produk yang

berkualitas dengan menempatkan segi kesehatan produk sebagai prioritas utama

serta mengintegrasikan aktivitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan

Page 56: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

41

sumber daya alam melalui pemberdayaan masyarakat”. Adapun misi perusahaan

sebagai berikut :

1. Menyediakan aneka ragam pangan nusantara berbahan baku tepung nusantara,

secara konsisten dan berkesinambungan dengan melibatkan unsur masyarakat.

2. Mempelopori usaha sosialisasi pangan nusantara kepada generasi muda agar

mengenal dan mencintai makanan asli Indonesia dalam usaha memperkuat

ketahanan pangan nasional.

3. Berusaha menjadi penggerak dalam meningkatkan kualitas dan

mempromosikan pangan nusantara sehingga meningkatkan daya saing bangsa.

4. Membantu program pemerintah dalam mempercepat penganekaragaman

pangan berbasis pangan nusantara.

Tujuan dari di berdirikannya CV. Arum Ayu adalah :

1. Sebagai sumber informasi dan promosi produk pangan nusantara, serta sumber

edukasi kepada masyarakat luas tentang pangan berbasis sumber daya lokal,

berupa aneka ragam pangan nusantara serta manfaatnya, hasil teknologi

pengolahan yang memenuhi syarat keamanan pangan.

2. Mendorong partisipasi masyarakat, terutama pelaku UKM, agar lebih kreatif

dan inovatif melalui pengembangan kuliner berdasarkan kearifan dan budaya

lokal.

Page 57: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

42

4.3. Lokasi dan Keadaan Perusahaan

CV. Arum Ayu memiliki empat cabang tempat usaha, yaitu Jl. Ciputat

Baru No. 19 Sawah Lama Tangerang Selatan, Jl. Sumatra Blok G1 No. 36 Nusa

Loka BSD Tangerang Selatan, Ruko Fresia Garden No. 22 Jl. Jombang Raya

Bintaro Sektor 9 Tangerang Selatan, dan Jl. Bintaro Tengah Blok O2 No. 8,

Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi ini, selain karena berada dekat dengan pusat

kota, juga karena usaha CV. Arum Ayu ini telah menjadi bagian dari usaha yang

telah dirintis oleh keluarga pemilik CV. Arum Ayu yang menggunakan keempat

cabang tempat usaha tersebut sebagai rumah makan gudeg Bu Djoeminten, guna

mengefisienkan biaya yang harus dikeluarkan.

Dapur utama sebagai tempat produksi utama roti dan kue di tempatkan di

Ciputat. Selain sebagai dapur utama, juga sebagai pusat pelayanan terpadu pangan

nusantara yang berfungsi sebagai sarana promosi, konsultasi, penjualan dan

pemesanan produk olahan pangan nusantara. Bangunan didesain secara minimalis

dengan memberikan kesan bersih, rapi dan nyaman dengan konsep open kitchen

agar masyarakat yang datang berkunjung dapat tahu bagaimana proses produksi

yang dilakukan.

4.4. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi yang dimiliki oleh CV. Arum Ayu terbilang masih

sederhana (Lampiran 9). Dimana hanya terdiri dari pimpinan, manajer keuangan,

manajer produksi, manajer pemasaran, kasir, dan distributor, dan karyawan bagian

produksi. Hal ini membuat setiap karyawan dapat merangkap beberapa pekerjaan.

Page 58: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

43

Perekrutan tenaga kerja sebagai karyawan selama ini diambil alih oleh pihak

pemilik perusahaan. Pihak pemilik perusahaan memilih mengefektifkan tenaga

kerja yang ada, dibandingkan dengan melakukan perekrutan.

Jumlah SDM CV. Arum Ayu saat ini adalah 15 orang, yang terdiri dari

seorang pemimpin sekaligus pemilik, seorang manajer keuangan, seorang manajer

produksi, dan seorang manajer pemasaran, serta 3 orang bagian kasir di tiap

cabang, 3 orang karyawan bagian produksi, 5 orang karyawan bagian distribusi

dan pemasaran. Jumlah sumberdaya manusia yang dimiliki oleh CV. Arum Ayu

yang terbatas, membuat karyawan yang ada dituntut untuk memiliki keahlian

lebih dalam hal produksi.

Karyawan bagian produksi harus memenuhi persyaratan minimal yaitu

memiliki keahlian dibidang produksi roti dan kue, para karyawan tersebut juga

akan diberikan pelatihan tambahan yang diberikan oleh pemilik usaha dan

manajer produksi untuk dapat menunjang pekerjaan mereka. Seluruh SDM CV.

Arum Ayu juga dituntut untuk dapat mengetahui mengenai pangan nusantara.

Page 59: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

44

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

5.1.1. Identifikasi Faktor Internal

Lingkungan internal ditinjau dari sudut pandang fungsional perusahaan

meliputi unsur pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, sumber daya manusia,

dan sistem informasi manajemen. Faktor-faktor tersebut yang telah diidentifikasi

di CV. Arum Ayu dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemasaran

Usaha CV. Arum Ayu tergolong usaha rumah tangga. Aspek pemasaran dapat

ditinjau dari STP (Segmentation, Targeting, dan Positioning) dan 4P (product,

price, place, dan promotion). Segmentasi dari CV. Arum Ayu adalah

masyarakat umum yang peduli dengan kesehatan. Berikut ini merupakan target

pasar dari CV. Arum Ayu :

1. Penduduk usia lanjut (diatas 55 tahun) yang membutuhkan healthy food

2. Penduduk usia produktif (20-55 tahun) yang membutuhkan pangan yang

terjangkau

3. Penduduk dalam masa pertumbuhan (dibawah 20 tahun) yang

membutuhkan gizi yang tinggi

Page 60: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

45

Adapun Positioning dari CV. Arum Ayu adalah :

“ Produk aneka olahan tepung nusantara (non gluten) sehat, berserat, ramah

terhadap tubuh dan lingkungan, menggunakan pewarna alami tanpa pengawet

dan bahan kimia”.

Berikut merupakan bauran pemasaran yang diterapkan oleh CV. Arum Ayu,

terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi adalah sebagai berikut :

a. Produk (Product)

CV. Arum Ayu menjadi perusahaan yang bergerak di bidang jasa boga,

menyediakan produk olahan tepung nusantara yang mengutamakan segi

kesehatan, keamanan pangan dan memperhatikan penampilan pangan

olahan yang menarik. Beberapa foto produk hasil dokumentasi di CV.

Arum Ayu dapat dilihat dalam Lampiran 8.

b. Harga (Price)

Penetapan harga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor penggunaan bahan

baku, biaya produksi, biaya distribusi, dan harga pesaing. Tabel 10

merupakan beberapa macam produk yang dipasarkan CV. Arum Ayu dan

ukuran kemasan/jumlah isi dalam kemasan/ukuran produk CV. Arum Ayu

beserta harga jual produknya. Harga yang dikenakan untuk semua jenis

produk dapat disesuaikan dengan target pasar yang dibidik serta kualitas

yang dimiliki oleh produk CV. Arum Ayu. Harga produk CV. Arum Ayu

berkisar antara Rp. 12.000 – Rp. 200.000.

Page 61: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

46

Tabel 10. Daftar harga produk CV. Arum AyuUkuran Jenis Produk Harga

Kemasan 150 gr Tortila Cassava Rp. 12.000,-Kemasan 100 gr Sus Kering Tepung Ganyong Rp. 15.000,-Kemasan 150 gr Egg Roll Rp. 15.000,-Kemasan 150 gr Cheese Stick Cassava Rp. 15.000,-Kemasan 150 gr Krebi Rp. 15.000,-Isi 6 biji Pia Ubi Ungu Rp. 20.000,-Isi 6 biji Bakpao Rp. 20.000,-Kemasan 400 gr Tepung Brownies Cassava Kukus Rp. 20.000,-Menu lengkap Nasi Ubi Ungu Rp. 27.000,-22 cm, standar Healthy Cassava Rainbow Cake Rp. 200.000,-

Sumber : CV. Arum Ayu, 2013

c. Distribusi (Place)

Produk CV.Arum Ayu dijual dengan cara display produk di gerai yang ada

di beberapa cabang diantaranya di Jalan Ciputat Baru-Sawah Lama-

Ciputat, Jalan Sumatera Blok G1 Nusa Loka BSD, Ruko Fresia Garden

Nomor 22-Jombang-Ciputat, dan Jl. Bintaro Tengah Blok O 2 No. 8. CV.

Arum Ayu menggunakan satu jenis saluran distribusi, yaitu saluran

distribusi langsung, dimana konsumen dapat memesan produk atau

mengunjungi gerai CV. Arum Ayu.

d. Promosi (Promotion)

Promosi yang dilakukan adalah dengan selalu mengikuti event pameran,

bazar, mengadakan pelatihan dan dijadikan tempat untuk studi banding

mengenai pengolahan pangan nusantara serta penyediaan brosur. Periode

promosi yang dilakukan CV. Arum Ayu adalah 2-3 kali dalam seminggu

untuk periode promosi sosialisasi produk.

Page 62: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

47

2. Keuangan

Modal yang dijadikan dana untuk menjalankan usaha ini didapat secara

mandiri. CV. Arum Ayu belum pernah mendapat bantuan dana baik dari pihak

pemerintah ataupun swasta, sehingga dapat dikatakan masih kurangnya

permodalan untuk produksi maupun untuk pengolahan tepung nusantara.

Rata-rata omset CV. Arum Ayu mencapai + 30% - 50% dari modal per

bulannya, yaitu berkisar + Rp 10.000.000 perbulan saat ini. Pengeluaran CV.

Arum Ayu sebesar + 40% dari keuntungan per bulannya.

3. Produksi dan Operasi

CV. Arum Ayu memiliki dapur utama sebagai tempat produksi utama produk

olahan pangan nusantara yang di tempatkan di Ciputat Baru. Selain sebagai

dapur utama, juga sebagai pusat pelayanan terpadu pangan nusantara yang

berfungsi sebagai sarana promosi, konsultasi, penjualan dan pemesanan produk

olahan pangan nusantara. Bangunan didesain secara minimalis dengan

memberikan kesan bersih, rapi dan nyaman serta dengan konsep open kitchen

agar masyarakat yang datang berkunjung dapat tahu bagaimana proses

produksi yang dilakukan. Fasilitas CV. Arum Ayu meliputi seluruh peralatan

yang menunjang dan memperlancar kelangsungan kegiatan perusahaan,

termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan para karyawan. Fasilitas-fasilitas

tersebut adalah fasilitas produksi, fasilitas kantor, dan fasilitas distribusi. Foto

gerai CV. Arum Ayu di Ciputat, beberapa tepung nusantara dan alat produksi

yang digunakan CV. Arum Ayu, didokumentasikan dalam Lampiran 8.

Page 63: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

48

4. Sumber Daya Manusia

Karyawan di CV. Arum Ayu berjumlah 11 orang dengan tingkat pendidikan

terakhir SMP-SMA, khusus untuk bagian produksi berjumlah tiga orang.

Karyawan berasal dari daerah Jogja, Wonosobo, Lebak, dan Pd. Aren. Sistem

penggajian dilaksanakan per bulan kerja dengan rincian :

- Gaji pokok Rp. 1.000.000,-

- Biaya makan Rp. 900.000,-

- Tempat tinggal Rp. 450.000,- +

Total Rp. 2.350.000,-

CV. Arum Ayu, selain mendiversifikasikan pangan berbahan dasar tepung

nusantara, juga memberdayakan masyarakat Tangerang Selatan pada

khususnya dan masyarakat se-Indonesia pada umumnya, dengan mengadakan

kegiatan pelatihan dan membuka sistem usaha gotong royong, sehingga pada

akhirnya dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya untuk mengurangi

pengangguran di masyarakat. Anggota pelatihan CV. Arum Ayu yang ada di

Tangsel yang telah menjadi mitra kerja berjumlah 15 orang yang berasal dari

ibu-ibu rumah tangga. Sistem perekrutan dilaksanakan oleh pemilik perusahaan

dengan memilih SDM yang melamar, yang direkomendasikan, dan siswa SMK

kejuruan tata boga yang dipilih berdasarkan prestasi, keahlian, pengalaman

dan komitmennya terhadap pengembangan pangan nusantara di Kota

Tangerang Selatan.

Page 64: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

49

5. Sistem Informasi Manajemen

Kegiatan operasional CV. Arum Ayu sudah didukung sistem informasi

manajemen yang dilakukan secara komputerisasi. Peralatan komputer yang ada

sudah digunakan secara optimal sebagai sistem informasi. Kegiatan

operasional yang berupa kegiatan penjualan, para pemasok, pembeli, dan

distributor dapat melalui telepon, faksimili, dan internet.

Saat ini di CV. Arum Ayu dilengkapi dengan sistem e-mail yaitu

[email protected] yang dapat digunakan sebagai sarana

pengiriman berita melalui internet. CV. Arum Ayu memiliki website sendiri

yaitu www.kuesehatarumayu.blogspot.com. Berkembangnya sistem informasi

ini menyebabkan proses pertukaran dari informasi yang menyangkut keuangan,

pemasaran, transportasi, dan lain-lain sudah berjalan baik. Hal ini bertujuan

agar kegiatan produksi dan penjualan dapat berjalan lancar dan kontinyu.

5.1.2. Identifikasi Faktor Eksternal

Lingkungan eksternal dapat diidentifikasi dari dua subkategori yang saling

berkaitan, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Dua sub kategori

tersebut masing-masing memiliki faktor-faktor yang berupa faktor eksternal, hasil

dari identifikasi CV. Arum Ayu yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

5.1.2.1. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan

biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional. Faktor-faktor tersebut

Page 65: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

50

diantaranya yaitu politik, ekonomi, sosial, teknologi dan ekologi. Faktor-faktor

lingkungan jauh yang teridentifikasi dari CV. Arum Ayu adalah sebagai berikut :

1. Politik

Politik pangan merupakan komitmen pemerintah yang ditujukan untuk

mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berbasis kedaulatan pangan

dan kemandirian pangan (www.setneg.go.id, 2013). Adanya kebijakan

pemerintah dalam upaya diversifikasi pangan melalui program Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), dapat menjadi peluang bagi

pengembangan CV. Arum Ayu dan para pengusaha pengolahan pangan

nusantara lainnya.

Pangan nusantara dikembangkan karena Indonesia memiliki keragaman

hayati yang sangat kaya dan belum dimanfaatkan secara optimal. Undang-

undang yang berlaku di Tangsel mengenai P2KP diantaranya adalah (1)

Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang kebijakan

percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya

lokal, yang merupakan upaya mengantisipasi penurunan produksi akibat

perubahan iklim dan alih fungsi lahan. Gerakan percepatan ini dibarengi

upaya pengembangan bisnis dan industri pangan lokal, dengan harapan

akan mengurangi konsumsi dan impor beras juga gandum. (2) Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan

Penganekaragaman, yang diharapkan adanya himbauan Penggunaan

Pangan Lokal dalam pertemuan/rapat/pertemuan ataupun acara resmi

lainnya.

Page 66: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

51

2. Ekonomi

Faktor ekonomi suatu daerah merupakan hal yang sangat penting dalam

menentukan peluang berhasil atau tidaknya sebuah bisnis yang akan

dijalankan. Indikator ekonomi yang akan digunakan untuk menilai peluang

bisnis ini adalah laju pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup, indeks

pembangunan manusia, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Bila dibandingkan dengan Propinsi Banten, perbandingan beberapa indikator

terpilih seperti laju pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup dan indeks

pembangunan manusia, memperlihatkan untuk tahun 2012 Kota Tangerang

Selatan menduduki peringkat pertama untuk semua indikator dari indikator

angka harapan hidup yaitu sebesar 68,65, indikator IPM sebesar 76,01 dan

indikator laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,84 persen (Kajian Ekonomi

Regional Banten, 2011). Hal ini berarti, dengan perkembangan SDM dan

perkembangan usaha di Tangsel yang sudah cukup baik, menjadikan CV.

Arum Ayu dapat dikembangkan menjadi usaha dengan skala yang lebih besar.

Usaha CV. Arum Ayu termasuk usaha yang tidak terlalu berpengaruh oleh

fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, karena input yang digunakan

mayoritas adalah sumber daya domestik dan output yang dihasilkan

dikonsumsi oleh sebagian besar konsumen lokal.

3. Sosial Budaya

Kota Tangerang Selatan menempati posisi kedua setelah Kota Cilegon dalam

hal persentase penduduk miskin yang paling sedikit di Provinsi Banten.

Persentase jumlah kepala dan anggota rumah tangga miskin tertinggi jika

Page 67: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

52

dilihat per kecamatan adalah di Setu dengan 10,93% dan yang terendah adalah

di Ciputat Timur dengan 2,44% (BPS Banten, 2011). Berdasarkan hal tersebut

dapat disimpulkan tepat untuk CV. Arum Ayu membangun tempat usaha di

daerah Ciputat Timur, yang juga dijadikan pusat dari tempat usahanya.

Berdasarkan komposisi penduduk menurut agama yang dipeluk, sebagian besar

penduduk daerah Tangsel memeluk agama Islam, yaitu sebanyak 90,14%.

Penduduk selebihnya memeluk agama Kristen (5,25%), Katholik (3,36%),

Budha (0,92%), Hindu (0,26%), Konghucu (0,03%), dan lainnya (0,03%).

Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dipeluk adalah berdasarkan

pencatatan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (BPS Tangsel,

Oktober 2013). CV. Arum Ayu saat ini sudah memiliki sertifikat produk halal

dari MUI.

Indikator pendidikan yaitu Angka Melek Huruf (AMH) dapat digunakan

sebagai variabel dalam menghitung Indikator Pendidikan Masyarakat (IPM).

AMH Kota Tangerang Selatan tahun 2011 berdasarkan perhitungan BPS

Tangerang adalah sebesar 76,01%, angka tersebut menurun dari angka

perbaikan tahun 2009 yang sebesar 98,17%. Berdasarkan indikator pendidikan

tersebut, CV. Arum Ayu dapat membangun kerjasama dengan beberapa

sekolah dan perguruan tinggi yang ada untuk mempromosikan produknya, agar

masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah pun dapat memiliki pola pikir

pentingnya makanan sehat dan berasal dari produk pangan nusantara.

Salah satu indikator kesehatan yang dapat digunakan adalah Angka Harapan

Hidup (AHH) yang menunjukan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk

Page 68: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

53

dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Berdasarkan

perhitungan BPS Kabupaten Tangerang, AHH Kota Tangerang Selatan tahun

2011 adalah sebesar 68,43, meningkat pada tahun 2012 menjadi 68,65, hal ini

berarti bahwa penduduk Kota Tangerang Selatan rata-rata bisa mencapai usia

68,65 tahun. Selain indikator makro tersebut, kondisi kesehatan masyarakat

juga diantaranya dapat dilihat dari keadaan gizi balita. Dilihat dari keadaan gizi

balita, masih ada balita dengan status gizi buruk, dari 46.833 orang balita yang

ditimbang, sebesar 89,85% dalam keadaan gizi baik, 0,55% gizi buruk, 8,14%

gizi kurang dan 1,46% gizi lebih, sehingga dapat dikatakan penduduk Tangsel

perlu mendapatkan sosialisasi mengenai pentingnya makanan sehat, seperti

pangan nusantara yang mudah diolah sendiri dengan bahan baku lokal yang

mudah diperoleh. Keberadaan CV. Arum Ayu diharapkan dapat membantu

masyarakat Tangsel untuk dapat mengembangkan taraf hidup rumah

tangganya.

4. Teknologi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan pengaruh

positif bagi usaha ini. Adanya alat komunikasi telepon dan handphone akan

memperlancar komunikasi dan bisnis, karena dapat memudahkan CV. Arum

Ayu dalam pemesanan bahan baku kepada agen, juga memudahkan konsumen

yang ingin memesan produk-produk CV. Arum Ayu.

Teknologi informasi komputer memudahkan CV. Arum Ayu mengetahui

besarnya pendapatan usaha, penjualan dan hal-hal yang berhubungan dengan

keuangan dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer Microsoft Office.

Page 69: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

54

Perkembangan teknologi alat produksi, sudah mengikuti perkembangan

teknologi yang terbaru, sehingga mempermudah kegiatan produksi yang

dilakukan oleh CV. Arum Ayu dan dapat meningkatkan kualitas produk.

Teknologi olahan produk CV. Arum Ayu bekerjasama dengan lembaga peneliti

dan lembaga institusi dengan memanfaatkan hasil kegiatan penelitian yang

telah dilakukan para peneliti yang telah bekerjasama dengan CV. Arum Ayu

diantaranya PKMT UGM, Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Banten, dan

Indonesian Chef Association (ICA) DPP Banten. Hal itu akan mengefisienkan

biaya dan waktu yang harus dikeluarkan dalam proses produksinya.

5. Ekologi

Sumber daya alam merupakan pilihan utama yang menjadikan konsentrasi

pengembangan bahan baku pengolahan pangan nusantara. Sumberdaya alam

sangat bergantung pada keadaan iklim dan lahan yang tersedia.

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I

Tangerang pada tahun 2012, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara,

kelembaban udara, intensitas matahari, curah hujan, hari hujan dan rata-rata

kecepatan angin, seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 11.

Tabel 11. Keadaan Iklim di Tangerang SelatanIndikator Ukuran

Temperatur Udara - Minimum 23,4°C (Oktober)- Maksimum 34,2°C (Februari)

Kelembaban Udara 80,0%Intensitas Matahari 49,0%

Curah Hujan - Rata-Rata 154,9 mm- Tertinggi 264,4 mm (Januari)

Hari Hujan Tertinggi 19 hari (Desember).

Kecepatan Angin/tahun - Rata-rata 4,9 km/jam- Maksimum rata-rata 38,3 km/jam

Sumber : BPS Tangsel, Oktober 2013.

Page 70: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

55

Berdasarkan data dari BKP RI (2013), tanaman umbi-umbian dapat

dibudidayakan pada lingkungan yang memiliki rata-rata curah hujan antara

62,5 - 83,3 mm, kelembaban udara 50% - 90%, dan curah hujan 166,7 mm.

Dibandingkan dengan kondisi iklim Tangsel pada Tabel 10, dapat dikatakan

cocok bagi penanaman umbi-umbian, yang dapat ditanam di lahan kering dan

lahan tadah hujan.

Adanya konversi lahan pertanian di Tangerang Selatan ke penggunaan di luar

pertanian dapat menjadi hambatan atau ancaman dalam pengembangan bahan

baku produk pangan nusantara di Tangerang Selatan. Pembangunan

infrastruktur berkelanjutan di bidang perumahan menggeser penggunaan lahan

di bidang pertanian (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Tangerang Selatan, 2010). Berdasarkan data dalam Tabel 12, penggunaan

lahan untuk perumahan memiliki persentase luas penggunaan lahan tertinggi,

yaitu 67,54% dengan luas 9.941,41 Ha, sedangkan persentase luas penggunaan

lahan di bidang pertanian untuk penggunaan sawah, ladang, jasa, situ dan

danau/tambak/kolam sebesar 19,92% dengan luas 2.931,84 Ha.

Tabel 12. Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan

No Jenis Penggunaan Luas(Ha)

Persentase Luas(%)

1 Perumahan 9.941,41 67,54%2 Industri/Kawasan industri 167,61 1,14%3 Perdagangan dan jasa 487,08 3,31%4 Sawah, ladang & jasa 2.794,41 18,99%5 Semak belukar dan rerumputan 366,48 2,49%6 Pasir dan galian 15,27 0,10%7 Situ dan danau/tambak/kolam 137,43 0,93%8 Tanah kosong 809,31 5,50%

Kota Tangerang Selatan 14.719 100%Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan (2010)

Page 71: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

56

Jenis komoditas pertanian yang diproduksi di Tangerang Selatan adalah padi

sawah, tanaman palawija, buah-buahan, dan tanaman hias (Tabel 13).

Berdasarkan hal tersebut, berarti tanaman ubi jalar dan singkong masih

dibudidayakan di daerah Tangsel.

Tabel 13. Komoditas Pertanian yang diproduksi di Tangerang SelatanKomoditas Jenis Komoditas

Padi Sawah- Sawah Irigasi / Teknis- Sawah Tadah Hujan

Tanaman Palawija

- Jagung- Kacang Tanah- Ubi Jalar- Singkong- Sayuran

Tanaman Buah-buahan

- Rambutan- Pepaya- Mangga- Jambu- Belimbing- Pisang

Tanaman Hias- Anggrek Pot- Anggrek Tanah- Artrium

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang (2010)

5.1.2.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri diklasifikasikan berdasarkan model lima kekuatan

persaingan Porter, terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi prospek

perusahaan secara lebih langsung, yaitu ancaman masuknya pendatang baru,

posisi tawar pemasok/daya tawar-menawar pemasok, posisi tawar pembeli/daya

tawar-menawar pembeli, ancaman produk substitusi, dan persaingan diantara

perusahaan yang sudah berada dalam industri. Faktor-faktor tersebut yang telah

teridentifikasi di CV. Arum Ayu dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 72: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

57

1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Ancaman pendatang baru berasal dari bertambahnya produsen olahan pangan

nusantara baik dalam satu daerah maupun dari luar daerah. Alasan mengapa

pendatang baru tertarik untuk ikut terjun dalam persaingan industri ini adalah

karena masih luasnya pangsa pasar yang ada di Indonesia yang belum tercakup

seluruhnya oleh produsen pangan nusantara yang ada sekarang. Selain itu

adanya visi Indonesia Mandiri Pangan dari pemerintah membuka peluang

untuk munculnya pendatang baru di industri ini.

2. Posisi Tawar Pemasok

Alur sistem distribusi dari pemasok bahan baku berupa tanaman umbi,

pengolah tanaman umbi menjadi tepung, hingga ke CV. Arum Ayu terkontrol

dengan jelas dengan sistem kemitraan yang baik, namun bahan baku itu sendiri

memiliki beberapa kelemahan, diantaranya yaitu, belum ada standarisasi,

ketersediaan dan jumlah belum terkontrol kontinuitasnya, belum ada penetapan

HET (Harga Eceran Tertinggi), dan belum adanya subsidi bahan baku. Bahan

baku yang digunakan oleh CV. Arum Ayu saat ini berasal dari mitra CV. Arum

Ayu, yaitu KWT yang memproduksi tepung umbi-umbian di daerah Lebak,

Serang, dan Pandeglang sebagai pemasok sebagian besar tepung yang

dibutuhkan, Sleman (Djogjakarta) sebagai pemasok tepung ganyong, garut, dan

tepung sukun, serta Gn. Putri (Tangerang Selatan) sebagai pemasok tepung

mocaf. Bahan baku dari pemasok diperoleh dengan dua cara, yaitu :

1. Pembelian langsung, seperti : bahan tambahan produk

2. Pembelian melalui agen yang dibagi menjadi dua, yaitu :

Page 73: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

58

a) Mendatangi agen, seperti : pembelian tepung nusantara

b) Memesan bahan kemudian diantar oleh agen, seperti : telur

3. Posisi Tawar Pembeli

Pangan memang merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Seiring dengan

perkembangan informasi yang semakin luas, masyarakat dapat lebih memilih

pangan yang akan dikonsumsi, seperti pangan yang aman, bergizi, berimbang,

dan beragam, sehingga konsumen akan meninjau dari mana pangan yang akan

mereka konsumsi berasal, mulai dari bahan baku dan bahan tambahan produk,

serta kandungan gizi dari produk pangan yang dihasilkan.

Data konsumen dan peserta pelatihan yang berkunjung ke CV. Arum Ayu

beragam dari berbagai kalangan (Lampiran 10), dengan demikian menuntut

CV. Arum Ayu untuk selalu menyediakan dan menawarkan kualitas yang

benar-benar unggul dengan harga yang terjangkau. Terlebih lagi CV. Arum

Ayu masih dalam proses pengembangan, sehingga selalu dibutuhkan adanya

inovasi dan kreativitas SDM serta sarana dan prasarana penunjang yang lebih

lengkap dan menarik untuk meningkatkan arus pembeli dan pengunjung acara

pelatihan.

4. Ancaman Produk Substitusi

Produk pangan nusantara merupakan produk yang ditargetkan dapat menjadi

substitusi dari produk olahan tepung terigu, sehingga dapat dikatakan produk

olahan dari tepung terigu merupakan produk substitusi bagi produk olahan dari

tepung nusantara. Produk substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang

sama, walaupun karakteristiknya berbeda. Selama ini produk olahan berbahan

Page 74: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

59

dasar tepung terigu telah menjadi andalan dan sudah sangat menjadi

ketergantungan para pengusaha bidang pangan dalam menjadikannya bahan

baku utama, pengusaha yang berani beralih menggunakan tepung nusantara

menjadi bahan baku utama produk dari usaha pangannya masih minoritas.

Banyaknya produk berbahan baku tepung terigu yang lebih mudah terjangkau,

menyebabkan konsumen pangan olahan tepung nusantara dapat beralih atau

tetap memilih produk berbahan dasar tepung terigu dibanding produk berbahan

baku tepung nusantara.

5. Persaingan Antar Perusahaan di dalam Industri

CV. Arum Ayu bersama mitra kerjanya di seluruh Kota Tangerang Selatan

memiliki sistem usaha gotong royong, sehingga untuk persaingan antar

perusahaan di dalam industri dalam satu Kota Tangerang Selatan dapat

dikatakan tidak ada masalah. Data dalam Lampiran 11 menunjukan sudah

banyak pengusaha yang menggeluti usaha pengolahan produk pangan

nusantara terutama yang berada dekat dengan sentra bahan baku, baik

pengusaha yang masih berada di lingkup daerah Banten, juga daerah Jawa

Barat dan Jawa Tengah, sehingga untuk persaingan antar perusahaan di dalam

industri di daerah luar Kota Tangerang Selatan harus lebih dicermati oleh CV.

Arum Ayu.

5.2. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Hasil dari identifikasi faktor internal dan eksternal didapatkan beberapa hal

yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman perusahaan. Faktor

Page 75: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

60

strategis yang ada dalam kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman digunakan

untuk menyusun matriks IFE dan EFE guna pengembangan CV. Arum Ayu.

5.2.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor-faktor internal yang dimiliki

oleh perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka sejumlah kekuatan dan

kelemahan dapat diperoleh penyusun yang secara ringkas dapat dilihat pada Tabel

15. Terdapat 6 faktor yang menjadi kekuatan CV. Arum Ayu, yaitu :

1. Produk yang ditawarkan

CV. Arum Ayu menyajikan hidangan yang sehat untuk keluarga dari bahan-

bahan alami. Mengangkat umbi-umbian yang tidak dilirik menjadi pangan

primadona, dengan cara memanfaatkan umbi-umbian yang fungsi dan nilai

gizinya tidak kalah dengan terigu, bahkan lebih sehat, karena alami dan tanpa

bahan kimia, serta dapat dibudidayakan di seluruh daerah di Indonesia.

Menurut Dinkes (2009) makanan yang memenuhi syarat sehat dapat dikenali

dari :

1. Nomor pendaftaran yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan

Makanan (MD atau ML diikuti angka 12 digit) dan Dinas Kesehatan

kabupaten/Kota (P-IRT diikuti angka 12 digit).

2. Label yang berisi keterangan mengenai makanan yang bersangkutan : nama

produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan

alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan makanan ke wilayah

Indonesia, dan batas waktu kadaluarsa.

Page 76: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

61

3. Wadah/kemasan makanan

4. Penampilan fisik makanan, baik bentuk, warna maupun bau.

5. Pemeriksaan kimia dan mikrobiologi.

Berdasarkan syarat makanan sehat tersebut diatas, CV. Arum Ayu telah

memenuhi syarat-syarat tersebut, produk dilihat dari bentuk, warna dan bau

sudah melalui pemeriksaan kimia dan mikrobiologi dari pihak Dinas Kesehatan

dengan nomor Dinkes P-IRT No.806367401209 dan juga telah mendapatkan

sertifikasi halal dari MUI dengan nomor LP-POM No. 173100100050713.

Label keterangan mengenai produk sudah lengkap, serta kemasan makanan

selain menarik juga merupakan kemasan khusus produk pangan.

2. Promosi yang dilakukan

Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh CV. Arum Ayu bekerjasama

dengan mitra kerjanya. Kegiatan promosi tersebut diantaranya mengikuti

pameran lokal dan nasional, display produk pada berbagai event, sosialisasi

pada lembaga formal maupun lembaga non formal, mengadakan pelatihan

pengolahan pangan nusantara, demonstrasi pengolahan pangan nusantara,

mengadakan seminar dan workshop, serta bekerjasama dengan perguruan

tinggi.

Dilihat dari keseluruhan usaha CV. Arum Ayu dalam mempromosikan

produknya dapat dikatakan cukup intensif untuk pengembangan usahanya ke

depan. Dikatakan intensif karena dapat dilaksanakan sekitar 2-3 kali dalam

seminggu, melalui sosialisasi pelatihan masyarakat, yang pada akhirnya dapat

mengangkat nama CV. Arum Ayu ke media TV, radio, dan surat kabar yang

Page 77: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

62

meliputnya. Biaya promosi berasal dari biaya untuk membuat produk tester

seharga Rp. 250.000,- per acara. Pameran hasil produk mampu meningkatkan

tingkat penjualan sebesar 15% - 20% seperti yang dirasakan CV. Arum Ayu

saat memasarkan produknya pada serangkaian acara pameran produk pangan

nusantara di beberapa tempat.

3. Sistem usaha yang diterapkan

Sistem usaha yang diterapkan di CV. Arum Ayu berupa sistem usaha gotong

royong, dengan melihat masyarakat sebagai sistem sosial, artinya masyarakat

terdiri dari bagian-bagian yang saling kerjasama untuk mewujudkan tujuan

bersama, dimana antara produsen yang satu dengan yang lainnya bergotong

royong untuk memenuhi pesanan pelanggan. Masyarakat tersebut berasal dari

anggota pelatihan yang diadakan oleh perusahaan, saat ini sudah ada sekitar 15

anggota aktif dari total 75 anggota pelatihan yang menjadi mitra kerja dalam

sistem gotong royong yang berasal dari daerah Tangerang Selatan (Lampiran

12).

4. Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangerang Selatan

Produk pangan nusantara hasil produksi CV. Arum Ayu telah mendapatkan

hak paten sebagai produk khas Tangerang Selatan, karena potensi usaha ini

dapat dilaksanakan di daerah mana saja berkat bahan baku yang dapat tumbuh

di berbagai daerah maka CV. Arum Ayu mengambil langkah awal dengan

mematenkan produknya.

Pendaftaran Paten Untuk memperoleh perlindungan Paten, harus didaftarkan

ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual-Departemen Hukum dan

Page 78: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

63

HAM (Ditjen HKI-DepkumHAM). Hak paten diajukan pada 20 Desember

2011, dengan syarat usaha berjalan 18 bulan setelah pengajuan, dan harus

mengadakan perpanjangan 5 tahun sekali dengan nomor permohonan

D002011052204.

5. Daya inovasi dan kreativitas SDM

Adanya pelatihan SDM dan dukungan penuh dari pemilik CV. Arum Ayu,

menumbuhkan rasa percaya diri terhadapa produk yang mereka produksi

sehingga mereka sudah dapat mengembangkan inovasi dan kreativitasnya.

Kreatif adalah menciptakan ide atau gagasan baru yang mampu menghasilkan

produk baru yang belum ada sebelumnya dan bisa digunakan oleh masyarakat.

Daya inovasi adalah pembaruan yang bertujuan memberikan nilai lebih pada

suatu produk dengan ide baru yang berbeda dengan produk lainnya

(http://www.equator-news.com).

Bukti dari perkembangan daya inovasi dan kretivitas SDM CV. Arum Ayu

adalah keberhasilan CV. Arum Ayu bersama anggota pelatihannya yang telah

memiliki menu terbanyak hasil olahan pangan nusantara sebanyak 533 jenis

kue dan roti yang tercatat dalam rekor MURI.

6. Sikap SDM dalam menerima kritik

Produk yang ditawarkan oleh CV. Arum Ayu merupakan produk yang masih

terbilang baru dan belum banyak masyarakat yang dapat menerimanya sebagai

pengganti makanan berbahan baku tepung terigu, sehingga tidak sedikit

masyarakat yang memberikan kritik terhadap jenis usaha CV. Arum Ayu.

Page 79: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

64

Berkat pelatihan kewirausahaan yang diadakan bagi para SDM di CV. Arum

Ayu menjadikan mereka terlatih dalam merespon segala bentuk kritikan

dengan baik.

Terdapat 4 faktor yang menjadi kelemahan CV. Arum Ayu, yaitu :

1. Harga jual produk

Kontinuitas ketersediaan bahan baku sangat berpengaruh pada harga. Semakin

banyak permintaan dan penawaran sedikit, maka harga bahan baku pangan

nusantara cenderung mahal. Pada musim panen, harga cenderung turun. (BKP

Kementan RI, 2012). Akibat dari permasalahan bahan baku yang ada,

menyebabkan produk CV. Arum Ayu sebagai pelaku usaha pangan nusantara

menjadi lebih mahal harganya dibanding produk lain yang ada di pasaran,

perbandingan harga tersebut dapat dilihat dalam Lampiran 13.

2. Permodalan usaha

Modal yang dijadikan dana untuk menjalankan usaha sejak tahun 2007 adalah

secara mandiri, belum pernah UKM ini mendapat bantuan dana baik dari

pemerintah ataupun swasta. UKM ini masih memerlukan dukungan anggaran

dari berbagai pihak untuk pengembangan usahanya.

Modal merupakan hal yang sangat utama untuk keberlanjutan usaha. Selama

ini, para petani dan pengolah tepung yang berbahan baku lokal seperti ubi

kayu, sagu, ganyong, dan lain sebagainya merasa kesulitan dalam mengajukan

modal kepada lembaga keuangan, seperti perbankan, koperasi maupun fasilitas

kredit yang ditawarkan pemerintah lainnya. Kelompok dan jenis usaha yang

Page 80: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

65

dilakukan belum cukup meyakinkan lembaga keuangan untuk mendapatkan

dana sebagai bantuan modal (BKP Kementan RI, 2012). Total biaya untuk

pengembangan usaha CV. Arum Ayu adalah sebesar Rp. 81.750.000, dengan

rincian dalam Tabel 14.

Tabel 14. Pembiayaan Pengembangan Usaha CV. Arum Ayu

No. Perlengkapan Jumlah(unit) Jumlah (Rp)

1 Rak dinding 4 (empat) Rp. 5.000.000,-2 Etalase 3 (tiga) Rp. 7.500.000,-3 Meja produksi stainless steel 1 (satu) Rp. 4.500.000,-4 Kursi pengunjung 10 (sepuluh) Rp. 3.000.000,-5 Billboard 2 (dua) Rp. 3.000.000,-6 Brosur/leaflet 2 (dua) rim Rp. 1.000.000,-7 Standing banner 4 (empat) Rp. 500.000,-8 Packaging produk 2 (dua) produk Rp. 5.000.000,-9 Mesin mie 1 (satu) Rp. 5.000.000,-10 Alat proofing 1 (satu) Rp. 9.500.000,-11 Mixer roti 1 (satu) Rp. 7.500.000,-12 Oven bakery 1 (satu) Rp. 10.000.000,-13 Kompor gas + tabung 1 (satu) Rp. 750.000,-14 Kukusan 2 (dua) Rp. 500.000,-15 Vacum frying 5 kg 1 (satu) Rp. 20.000.000,-

Jumlah Rp. 81.750.000,-Sumber : CV. Arum Ayu (2012)

Data rincian dalam Tabel 14 tersebut akan digunakan untuk pengembangan

usaha dan diajukan kepada lembaga keuangan, namun perusahaan telah

mendapat penolakan pengajuan bantuan dana dari beberapa lembaga keuangan

penyedia modal usaha.

3. Pengembangan produk baru

Merupakan tantangan bagi CV. Arum Ayu untuk dapat menyesuaikan produk

dengan tuntutan konsumen yang dapat menciptakan mega tren pangan dunia,

dengan mementingkan segi kesenangan (berupa penampilan makanan yang

menarik, segar, dan beraroma), segi kenyamanan (berupa ketersediaan produk

Page 81: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

66

makanan segar sepanjang hari dan mereduksi lama waktu memasak/siap saji)

dan dari segi kesehatan (berupa makanan organik, sarat gizi, dan bebas zat

aditif) (Wilerang, 2012). Berdasarkan data terakhir yang didapat BPS Tangsel

pada tahun 2010, mengenai pengeluaran per kapita per bulan warga Tangsel

yaitu untuk makanan jadi (roti, biskuit, kue basah, bubur, bakso, dll) adalah

sebesar 9,62%, pasta (mie instan, mie basah, bihun, makaroni, mie kering)

sebesar 1,04 sedangkan untuk umbi-umbian (ketela pohon, ketela rambat,

kentang, dll) adalah sebesar 0,22%. Konsumsi umbi-umbian yang hanya

sebesar 0,22% tersebut membuat perusahaan harus dapat menyamai produknya

dengan produk hasil olahan tepung terigu yang sudah beredar di pasaran seperti

makanan jadi dan pasta, namun untuk dapat mengangkat produk olahan umbi-

umbian, maka selain memasuki pangsa pasar dari produk olahan tepung terigu,

seharusnya perusahaan dapat mengembangkan produk baru yang berbeda

dengan produk hasil olahan tepung terigu.

4. Manajemen perusahaan

Perusahaan memiliki struktur organisasi sederhana (Lampiran 9) dan masih

bersifat fungsional. Hal ini dilihat dari masih terdapatnya karyawan yang

rangkap tugas. Karyawan bidang pemasaran masih diperbantukan dalam

kegiatan produksi maupun di bidang lain saat diperlukan. Manajemen

pembukuan keuangan pun masih perlu ditata ulang, agar keuangan usaha CV.

Arum Ayu dapat lebih terlihat rincian keuntungan usahanya, agar kemudian

dapat memilih strategi pengembangan usaha yang lebih tepat.

Page 82: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

67

Tabel 15. Daftar Kekuatan dan Kelemahan CV. Arum AyuNo Kekuatan No Kelemahan1 Produk yang ditawarkan 1 Harga jual produk2 Promosi yang dilakukan 2 Permodalan usaha3 Sistem usaha yang diterapkan 3 Pengembangan produk baru4 Memiliki hak paten sebagai

produk khas Tangsel4 Manajemen perusahaan

5 Daya inovasi dan kreativitasSDM

6 Sikap SDM dalam menerimakritik

5.2.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman

Hasil dari identifikasi faktor eksternal didapatkan beberapa hal yang

menjadi peluang serta ancaman CV. Arum Ayu. Berdasarkan hal tersebut, maka

sejumlah peluang dan ancaman dapat diperoleh penyusun yang secara ringkas

dapat dilihat pada Tabel 19. Terdapat 3 faktor yang menjadi peluang bagi

perkembangan usaha CV. Arum Ayu, yaitu :

1. Kebijakan pemerintah

Sebelum adanya program pemerintah mengenai diversifikasi pangan, CV.

Arum Ayu sudah mulai berjalan. Saat ini, para pelaku usaha yang bergerak di

bidang pangan khususnya yang menggunakan sumber daya alam lokal

mendapat dukungan pemerintah karena bersinergi dengan program pemerintah.

Mengingat tingginya konsumsi warga Tangsel, pemerintah setempat

mengeluarkan kebijakan agar semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD)

dan 450 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) wajib mengonsumsi

pangan nusantara, seperti umbi-umbian, jagung, dan kacang-kacangan untuk

menekan angka impor. Pewajiban konsumsi pangan nusantara bagi SKPD dan

PPTK ini juga untuk meningkatkan produksi pangan nusantara di lahan yang

Page 83: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

68

tersisa. Hasil survei terakhir, PPH (pola pangan harapan) Tangsel baru

mencapai 74,5 persen, namun dengan kebijakan yang dibuat walikota, ada

harapan pada tahun 2015 mendatang, PPH itu mencapai 95 persen

(tangselkota.com, 2013). Beberapa peraturan lainnya yang mendukung

keberlangsungan usaha ini diantaranya seperti terlihat dalam Tabel 16.

Tabel 16. Perundang-Undangan dan Peraturan tentang Pangan NusantaraPerundang-Undangan

dan Peraturan Kandungan Isi

PP No 68 tahun 2002terntang Ketahanan Pangan

dan PerkembanganPenganekaragaman Pangan

(BAB VI, Pasal 13)

Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang terusberkembang dari waktu ke waktu, upaya penyediaanpangan dilakukan dengan mengembangkan sistemproduksi pangan yang berbasis pada sumber daya,kelembagaan, dan budaya lokal, mengembangkanefisiensi sistem usaha pangan, mengembangkanteknologi produksi pangan, mengembangkan saranadan prasarana produksi pangan dan mempertahankandan mengembangkan lahan produktif.

Peraturan Presiden(Perpres) No. 22 Tahun2009 tentang kebijakan

percepatanpenganekaragaman

konsumsi pangan berbasissumber daya lokal

Merupakan upaya mengantisipasi penurunanproduksi akibat perubahan iklim dan alih fungsilahan. Gerakan percepatan ini dibarengi upayapengembangan bisnis dan industri pangan lokal,dengan harapan akan mengurangi konsumsi danimpor beras juga gandum.

Peraturan MenteriPertanian Nomor 43 Tahun

2009 tentang GerakanPercepatan

PenganekaragamanKonsumsi Pangan, Berbasis

Sumberdaya Lokal

Diharapkan adanya himbauan Penggunaan PanganLokal dalam pertemuan/ rapat/ pertemuan ataupunacara resmi lainnya.

Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 18 Tahun

2012tentang Pangan

Bahwa negara berkewajiban mewujudkanketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhankonsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, danbergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupundaerah hingga perseorangan secara merata di seluruhwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiasepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya,kelembagaan, dan budaya lokal;

Sumber : Berbagai sumber (diolah)

Page 84: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

69

2. Media pemberdayaan bagi masyarakat

CV. Arum Ayu didukung oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas

Koperasi dan UKM, dan BKPD Banten melaksanakan pelatihan bagi

masyarakat untuk dapat mengolah tepung nusantara menjadi produk pangan

seperti roti dan kue, sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat pun dapat

meningkatkan taraf hidupnya dengan berwirausaha dan produk CV. Arum Ayu

dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Daftar anggota pelatihan dapat dilihat

dalam Lampiran 12.

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat atau

mereka yang kurang beruntung dalam sumbedaya pembangunan didorong

untuk mandiri dan mengembangkan kehidupan sendiri (Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan, 2011).

3. Teknologi pengolahan pangan

Teknologi pengolahan produk sangat penting bagi perkembangan usaha pangan

untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usaha. CV. Arum Ayu sudah

didukung oleh PKMT UGM dalam pengembangan teknologi produksinya,

yang saat ini berupa teknologi penepungan.

Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi

yang dianjurkan karena lebih tahan lama disimpan, mudah dicampur (dibuat

komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), mudah dibentuk dan lebih cepat

dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis (BKP, 2012).

Page 85: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

70

Terdapat 7 faktor yang dapat menjadi ancaman bagi CV. Arum Ayu, yaitu :

1. Skim kredit yang berlaku

Salah satu kendala yang dihadapi CV. Arum Ayu dalam usahanya adalah

keterbatasan modal. Kementerian Pertanian dalam mengatasi keterbatasan

modal para pelaku usaha, telah mengembangkan fasilitas pembiayaan dalam

bentuk program skim kredit dengan subsidi bunga dan penjaminan. Program

skim kredit yang telah dikembangkan adalah Kredit Ketahanan Pangan dan

Energi (KKP-E), Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi

Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan kredit

Usaha Rakyat (KUR). KKP-E, KPEN-RP, KUPS adalah program skim kredit

dengan suku bunga, sementara KUR adalah program skim kredit dengan

penjaminan. Dana kredit sepenuhnya berasal dari bank pelaksana. KUR adalah

kredit modal kerja dan atau kredit investasi yang diberikan oleh perbankan

kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM-K) yang

memiliki usaha produktif yang didukung dengan program penjaminan. Sasaran

petani, kelompok tani dan Gapoktan termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan

menengah. Tingkat besar kredit maksimum Rp. 500 juta/nasabah. Perusahaan

penjamin memberikan jaminan 70% dari kredit/pembiayaan yang diberikan

perbankan. Penilaian kelayakan usaha dan keputusan kredit sepenuhnya

menjadi kewenangan Bank Pelaksana (http://cybex.deptan.go.id/).

Perkembangan tingkat suku bunga dari tahun 2012 ke tahun 2013 dapat dilihat

dalam Tabel 17.

Page 86: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

71

Tabel 17. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Usaha RakyatTahun Besar Plafon Nilai (%)/tahunKUR ≥ Rp. 5 juta s/d Rp. 500 juta2012 13,68 %2013 6,84 %

KUR Mikro ≤ Rp. 5 juta2012 22% - 24%2013 11,4 %

Sumber : Departemen Pertanian (data diolah, 2013)

Menurut pemilik CV. Arum Ayu, tingkat suku bunga KUR tersebut diatas

masih tinggi bagi pelaku usaha yang baru berkembang seperti perusahaan

miliknya.

2. Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar pertanian

Bahan baku yang digunakan oleh CV. Arum Ayu mayoritas berasal dari daerah

Banten. Menurunnya hasil produksi tanaman pangan daerah Banten

menyebabkan sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan pada

triwulan I 2011. Angka pertumbuhan pada sektor pertanian diperkirakan hanya

mencapai level 3,04% atau melambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 6,68%. Perlambatan tersebut dikarenakan oleh semakin

berkurangnya luas lahan tanaman pangan akibat lahan pertanian terkonversi

menjadi lahan industri dan pemukiman yang pada akhirnya diperkirakan dapat

menurunkan produksi tanaman pangan sesuai Angka Ramalan I (ARAM I)

tahun 2011 (BPS Banten, 2011). Perkembangan luas lahan dan produksi

tanaman pangan Banten dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 87: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

72

Tabel 18. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Tanaman Pangan BantenTahun 2010-2011

No Komoditi Luas Lahan (Ha) Produksi (ton)2010 2011 2010 2011

1 Padi 406.411 382.995 2.048.047 1.953.5062 Padi sawah 368.009 361.966 1.915.996 1.884.6223 Padi ladang 38.402 21.029 132.051 68.8844 Jagung 8.697 5.671 28.558 18.4085 Kedelai 8.358 9.181 11.662 12.3966 Kacang tanah 13.862 13.328 20.380 18.9117 Kacang hijau 1.652 1.835 1.359 1.5018 Ubi kayu 8.237 7.710 118.979 111.6719 Ubi jalar 3.403 3.294 40.579 39.084

Sumber : BPS Provinsi Banten, 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya konversi lahan juga

berdampak pada tanaman pangan ubi kayu dan ubi jalar, yang mengalami

penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 baik dari segi luas lahan maupun dari

segi jumlah produksi. Hal ini dapat berdampak pada ketersediaan bahan baku

CV. Arum Ayu yang didominasi oleh ubi kayu dan ubi jalar.

3. Kemungkinan adanya pendatang baru

Setiap pendatang baru yang masuk ke industri ini tentunya akan memiliki

dampak tertentu bagi CV. Arum Ayu. Hal ini salah satunya karena

kecenderungan perilaku masyarakat yang selalu ingin mencoba hal yang baru.

Ketika muncul suatu produk baru, maka akan terjadi suatu periode yang

dinamakan shifting dimana saat itu masyarakat akan berpaling untuk mencoba

produk baru dan hal ini akan berlangsung untuk beberapa waktu tertentu.

Alasan mengapa pendatang baru tertarik untuk ikut terjun dalam persaingan

industri ini adalah karena masih luasnya pangsa pasar yang ada di Indonesia

yang belum tercakup seluruhnya oleh produsen pangan nusantara yang ada

Page 88: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

73

sekarang, bahan baku yang berupa tepung dengan teknologi pengolahan

pangan yang mudah ditiru, serta adanya visi Indonesia Mandiri Pangan dari

pemerintah membuka peluang untuk munculnya pendatang baru di industri ini.

4. Bahan baku yang digunakan

Bahan baku yang digunakan oleh CV. Arum Ayu berasal dari daerah Lebak,

Pandeglang, Serang, Sleman, dan Gn. Putri. Bahan baku yang digunakan masih

memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :

a. Hambatan dari pihak petani yang belum dapat memproduksi tepung

nusantara secara massal menyebabkan ketersediaan dan jumlahnya menjadi

belum terkontrol kontinuitasnya.

b. Jaminan mutu dari tepung nusantara belum ditetapkan, sehingga belum ada

standarisasi dari bahan baku. Hal tersebut menyebabkan para pelaku usaha

produsen pengolah tepung nusantara harus jeli terhadap tepung nusantara

dari pemasok, karena kualitas produk dapat ditentukan dari bahan baku

utamanya yaitu tepung nusantara.

c. Masih langkanya tepung nusantara yang belum diproduksi secara massal

menyebabkan tidak sedikit para pengolah tepung memanfaatkan situasi

dengan menaikkan harga jual tepungnya dengan harga yang cukup tinggi,

ditambah lagi belum adanya penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi) dari

tepung nusantara.

5. Pola konsumsi pangan masyarakat

Perubahan dari gaya hidup masyarakat menyebabkan pola konsumsi pangan

masyarakat menjadi lebih cenderung memilih makanan sumber karbohidrat

Page 89: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

74

yang berasal dari beras dan tepung terigu. Berdasarkan data Susenas BPS 2009,

diketahui bahwa beras memiliki kontribusi terhadap asupan energi masyarakat

Indonesia sebesar 78%, tepung terigu 17%, sedangkan umbi-umbian hanya

menyumbang sebesar 5%. Hal ini dapat terjadi karena umbi-umbian adalah

pangan yang masih dianggap sebagai pangan inferior oleh masyarakat,

sehingga CV. Arum Ayu setidaknya harus merubah pola pikir masyarakat

mengenai umbi-umbian dengan memberikan kelebihan pada produknya.

6. Maraknya produk berbahan baku tepung terigu

Tepung terigu diolah dari biji gandum melalui proses penggilingan kemudian

berhasil dikembangkan menjadi beragam makanan. Produk olahan tepung

terigu yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi berbagai negara termasuk

Indonesia adalah roti dan mie. Produk jadi lainnya kue, biskuit, pastry, dan

masih banyak lagi (Bogasari.com).

Tepung terigu mudah diperoleh dengan harga yang relatif terjangkau. Produk

pangan berbahan baku tepung terigu juga telah mampu diproduksi secara

massal, sehingga mampu menguasai pasar.

Produk berbahan baku sumberdaya lokal belum bisa diproduksi secara massal.

Dilihat dari aspek pemasaran, sebagian besar pemasaran produk pangan

nusantara masih bersifat lokal pada level kabupaten atau propinsi. Kondisi ini

menyebabkan produk olahan pangan nusantara belum mampu bersaing dengan

beras dan terigu, karena harganya masih lebih tinggi akibat dari biaya produksi

yang belum efisien (BKP Kementan RI, 2012).

Page 90: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

75

7. Keberadaan pesaing

Persaingan usaha di bidang pangan memang cukup ketat, mengingat selera

masyarakat yang beragam ditentukan oleh budaya di tiap-tiap daerah, sehingga

para pelaku usaha pangan sudah ada yang memilih beralih pada usaha

pengolahan pangan yang dibuat seunik mungkin untuk menarik konsumen,

termasuk industri roti dan kue. Sedikitnya terdapat 25 UKM roti dan kue yang

tersebar dan terdaftar di Tangsel (Dinkop dan UKM, 2011 dan

Indowebster.com, 2012), baik dalam skala menengah maupun kecil (Lampiran

14). Usaha tersebut berada dalam skala usaha yang berbeda, menawarkan

variasi produk yang berbeda serta desain tempat dan toko yang berbeda, namun

secara langsung maupun tidak langsung usaha tersebut dapat menjadi pesaing

bagi CV. Arum Ayu.

Tabel 19. Daftar Peluang dan Ancaman CV. Arum AyuNo Peluang No Ancaman1 Kebijakan pemerintah 1 Skim kredit yang berlaku

2Media pemberdayaan bagimasyarakat 2 Adanya konversi lahan pertanian

ke penggunaan di luar pertanian

3 Teknologi pengolahan pangan 3 Kemungkinan adanya pendatangbaru

4 Bahan baku yang digunakan

5 Pola konsumsi pangan masyarakat

6 Maraknya produk berbahan bakutepung terigu

7 Keberadaan pesaing

Page 91: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

76

5.3. Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu

5.3.1. Tahap Masukan (Input)

Tahap masukan merupakan tahap lanjutan setelah dilakukan identifikasi

faktor-faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman. Data-data yang diperoleh diolah dengan

menggunakan alat input matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External

Factor Evaluation (EFE) (Lampiran 4). Alat input tersebut merupakan alat untuk

membuat keputusan kecil menyangkut kepentingan relatif dari faktor internal dan

eksternal untuk perumusan strategi secara lebih efektif.

5.3.1.1. Analisis Matriks IFE

Analisis lingkungan internal CV. Arum Ayu mengidentifikasi beberapa

faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Terdapat enam faktor kunci kekuatan

yaitu produk yang ditawarkan, promosi yang dilakukan, sistem usaha yang

diterapkan, memiliki hak paten sebagai produk khas Tangerang Selatan, daya

inovasi dan kreativitas SDM, dan sikap SDM dalam menerima kritik. Faktor

kelemahan yang teridentifikasi ada empat faktor kunci yaitu harga jual produk,

permodalan usaha, pengembangan produk baru, dan manajemen perusahaan.

Proses pembobotan dilakukan terhadap faktor-faktor internal dengan

menggunakan metode Paired Comparison dan untuk proses pemberian rating

dilakukan dengan melihat keefektifan strategi CV. Arum Ayu terhadap faktor

internal perusahaan. Berdasarkan hasil dari kedua proses yang dilakukan terhadap

responden (Tabel 8), maka akan menghasilkan matriks IFE (Lampiran 5).

Page 92: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

77

Pada Tabel 20. ditunjukan bahwa variabel yang menjadi faktor kekuatan

utama bagi CV. Arum Ayu adalah produk yang ditawarkan dan daya inovasi dan

kreativitas SDM dengan nilai 0,456. Faktor kelemahan utama bagi CV. Arum Ayu

adalah pengembangan produk baru dengan nilai 0,108 dan harga jual produk

dengan nilai 0,117. Setelah menjumlahkan seluruh nilai dari faktor-faktor strategis

internal, dihasilkan total IFE sebesar 2,957.

Tabel 20. Matriks IFE

Faktor Internal RataanBobot

RataanRating

TotalSkor

Produk yang ditawarkan 0,114 4 0,456Promosi yang dilakukan 0,089 4 0,356Sistem usaha yang diterapkan 0,089 4 0,356Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel 0,096 4 0,383Daya inovasi dan kreativitas SDM 0,114 4 0,456Sikap SDM dalam menerima kritik 0,104 4 0,417Harga jual produk 0,100 1,25 0,125Permodalan usaha 0,096 1,5 0,144Pengembangan produk baru 0,108 1 0,108Manajemen perusahaan 0,090 1,75 0,158

Jumlah 1 29,5 2,957

5.3.1.2. Analisis Matriks EFE

Analisis lingkungan eksternal CV. Arum Ayu mengidentifikasi beberapa

faktor peluang dan ancaman perusahaan. Terdapat 3 faktor kunci peluang yaitu

kebijakan pemerintah, media pemberdayaan bagi masyarakat, dan teknologi

pengolahan pangan. Faktor ancaman yang teridentifikasi ada 7 faktor kunci yaitu

skim kredit yang berlaku, adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar

pertanian, kemungkinan adanya pendatang baru, bahan baku yang digunakan, pola

konsumsi pangan masyarakat, maraknya produk berbahan baku tepung terigu, dan

keberadaan pesaing.

Page 93: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

78

Proses pembobotan dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal dengan

menggunakan metode Paired Comparison dan untuk proses pemberian rating

dilakukan dengan melihat keefektifan strategi CV. Arum Ayu terhadap faktor

eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil dari kedua proses yang dilakukan

terhadap responden, maka akan menghasilkan matriks EFE (Lampiran 5).

Pada Tabel 21, ditunjukan bahwa variabel yang menjadi faktor peluang utama

bagi CV. Arum Ayu adalah media pemberdayaan bagi masyarakat dan teknologi

pengolahan pangan dengan nilai 0,446. Faktor ancaman utama bagi CV. Arum

Ayu adalah pola konsumsi pangan masyarakat dengan nilai 0,107 dan bahan baku

yang digunakan dengan nilai 0,114. Setelah menjumlahkan seluruh nilai dari

faktor-faktor strategis internal, dihasilkan total EFE sebesar 2,126.

Tabel 21. Matriks EFE

Faktor Eksternal RataanBobot

RataanRating

TotalSkor

Kebijakan pemerintah 0,089 3,75 0,334Media pemberdayaan bagi masyarakat 0,111 4 0,446Teknologi pengolahan pangan 0,111 4 0,446Skim kredit yang berlaku 0,107 1,25 0,134Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luarpertanian 0,104 1,25 0,131

Kemungkinan adanya pendatang baru 0,063 2 0,125Bahan baku yang digunakan 0,114 1 0,114Pola konsumsi pangan masyarakat 0,107 1 0,107Maraknya produk berbahan baku tepung terigu 0,095 1,25 0,118Keberadaan pesaing 0,097 1,75 0,171

Jumlah 1 21,25 2,126

5.3.2. Tahap Pencocokan

5.3.2.1. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)

Analisis IE dilakukan untuk mempertajam hasil evaluasi dan analisis yang

telah dilakukan sebelumnya. Analisis ini akan menghasilkan matriks IE yang

Page 94: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

79

berguna untuk mengetahui posisi CV. Arum Ayu saat ini, sehingga dapat

memberikan pilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi CV. Arum Ayu sangat

penting untuk pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan

perubahan yang terjadi di dalam dunia usaha.

Berdasarkan total skor yang didapat dari hasil analisis matriks IFE dan EFE,

maka selanjutnya dapat dipetakan posisi CV. Arum Ayu dalam matriks IE. Total

skor IFE yang diperoleh sebesar 2,957 menggambarkan bahwa CV. Arum Ayu

berada dalam kondisi internal sedang, sedangkan total skor EFE sebesar 2,126

menggambarkan bahwa CV. Arum Ayu memiliki kondisi eksternal yang rata-rata.

Pada Gambar 5, terlihat bahwa posisi CV. Arum Ayu berada di divisi V dimana

posisi tersebut digambarkan sebagai strategi pertahankan dan pelihara, alternatif

strategi market penetration (penetrasi pasar) dan product development

(pengembangan produk) merupakan strategi yang bisa digunakan dalam divisi ini.

Strategi market penetration (penetrasi pasar) berusaha meningkatkan pangsa

pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar.

Strategi ini secara luas digunakan baik sendirian maupun dikombinasikan dengan

strategi lainnya. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual,

meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang

ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas (David, 2008 : 233).

Strategi product development (pengembangan produk) adalah strategi yang

mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi

produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang yang

besar (David, 2008 : 235).

Page 95: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

80

Gambar 5. Hasil Pemetaan Matriks Internal-Eksternal

5.3.2.2. Analisis Matriks SWOT

Faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

dalam matriks SWOT merupakan hasil perpaduan keempat faktor strategis dari

matriks IFE dan EFE. Analisis SWOT akan menghasilkan rumusan berbagai

alternatif strategi yang tepat dalam mengembangkan CV. Arum Ayu berdasarkan

hasil dari pengolahan matriks IE serta dari tinjauan pustaka dan hasil wawancara

dengan straff perusahaan. Hasil dari identifikasi faktor-faktor tersebut akan

dimasukkan kedalam matriks SWOT (Lampiran 6) untuk selanjutnya dicocokan

menjadi strategi yang tepat.

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Kuat Rata-rata Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi

3,0

Sedang

2,0

Rendah

1,0

Total SkorBobot EFE

Total Skor Bobot IFE

Page 96: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

81

Berbagai alternatif strategi yang dihasilkan antara lain sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (SO)

a. Meningkatkan jumlah tenaga penjual (S3, O2)

Adanya penerapan sistem usaha gotong royong dalam perusahaan dapat

menjadi media pemberdayaan bagi masyarakat untuk mendukung

peningkatan pendapatan rumah tangga masyarakat, sehingga

memungkinkan bagi perusahaan untuk menambah jumlah tenaga penjual

dari masyarakat yang telah mengikuti serangkaian acara pelatihan-pelatihan

yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Peningkatan jumlah tenaga

penjual harus diimbangi dengan peningkatan jumlah peserta pelatihan.

Peningkatan jumlah peserta pelatihan sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan pangsa pasar.

b. Meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengembangan konsumsi pangan

nusantara (S1, S2, S4, S5, S6, O2)

Strategi ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan event-event yang

bertemakan pangan nusantara seperti lomba cipta menu dari olahan berbagai

umbi-umbian dan pemberian penghargaan. Diharapkan lebih ditargetkan

untuk para pelaku usaha pengolah pangan berbasis tepung terigu.

2. Memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan (WO)

a. Memanfaatkan peran pemerintah daerah (W1, W2, O1)

Melibatkan peran serta aktif segenap pemangku kepentingan (stakeholders)

sebagai entry point perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian

(fokus analisis) perundang-undangan dan peraturan yang ada melalui

Page 97: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

82

pendekatan sosial dan advokasi di bidang pangan nusantara. Terlebih CV.

Arum Ayu sudah dipercaya oleh Walikota Tangerang Selatan, Ketua BKPD

Banten, dan badan pemerintahan lainnya di Tangerang Selatan sebagai

UKM yang memiliki potensi terhadap pengembangan pangan nusantara,

sehingga diharapkan permasalahan harga jual produk yang mahal dan

permodalan usaha yang terbatas dapat teratasi.

b. Melakukan pengembangan produk baru (W3, O3)

Adanya perkembangan dari teknologi pengolahan pangan termasuk pangan

nusantara memungkinkan bagi perusahaan untuk melaksanakan

pengembangan produk baru yang disesuaikan dengan pola konsumsi pangan

masyarakat. Setelah mengetahui bahwa produk berbahan baku tepung terigu

telah merajai pasar Indonesia termasuk daerah Tangerang Selatan maka ada

baiknya perusahaan menciptakan produk yang baru, tidak hanya menyerupai

produk hasil olahan tepung terigu. Terlebih lagi CV. Arum Ayu didukung

penuh oleh PKMT (Pusat Kajian Makanan Tradisional) UGM sehingga

dapat meringankan biaya penelitian dan pengembangan (litbang).

3. Mengoptimalkan kekuatan untuk mengantisipasi ancaman (ST)

a. Melakukan penetrasi pasar (S1, S2, S3, S4, S5, S6, T3, T7)

Tujuan dari penetrasi pasar adalah untuk meningkatkan pangsa pasar,

seperti yang telah dijelaskan oleh David dalam bukunya dan disesuaikan

dengan kondisi CV. Arum Ayu strategi penetrasi pasar yang dapat

dilaksanakan oleh perusahaan dengan meningkatkan usaha publisitas

Page 98: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

83

produk melalui peningkatan promosi dan informasi melalui media massa

cetak dan elektronik.

b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan

nusantara (S1, S2, S3, S4, S5, S6, T2, T7)

Strategi ini dapat dilaksanakan melalui sosialisasi yang merata, agar

masyarakat dari kalangan ibu rumah tangga serta siswa TK, SD, SMP,

SMA, SMK, perguruan tinggi hingga wilayah perkantoran bisa terjangkau.

Diharapkan adanya kerjasama dengan pemerintah untuk pemetaan wilayah

sosialisasi.

4. Mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi ancaman (WT)

a. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan (W4, T3, T7)

Guna menahan laju persaingan dari luar, perlu adanya pembenahan

terhadap sistem manajemen perusahaan, seperti pembenahan pembukuan

keuangan produk, agar lebih terlihat keuntungan yang didapat per

bulannya, serta penambahan tenaga kerja agar pembagian tugas yang sudah

dibentuk dalam struktur organisasi dapat dijalankan sesuai bagian masing-

masing SDM, sehingga tidak ada lagi SDM yang rangkap tugas.

b. Pemanfaatan sumberdaya lahan (W1, W2, T2, T4)

Pemanfaatan sumberdaya lahan untuk penanaman tanaman umbi-umbian,

terutama lahan tidur dan tidak produktif, serta melibatkan masyarakat

melalui aksi kolektif dan inisiatif, diharapkan dapat mengatasi masalah

konversi lahan pertanian dan masalah bahan baku yang digunakan.

Page 99: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

84

c. Peningkatan kerjasama dengan lembaga non pemerintah dan kelompok

masyarakat yang peduli terhadap pangan nusantara (W1, W2, T1, T2, T3,

T4, T5, T6, T7)

Untuk mengatasi kelemahan terhadap harga jual produk dan permodalan

usaha juga untuk mengantisipasi ancaman bagi CV. Arum Ayu, perlu

adanya peningkatan kerjasama dengan LSM maupun dari masyarakat yang

peduli terhadap pangan nusantara. Hal ini diperlukan agar CV. Arum Ayu

memiliki kontrak jangka panjang dengan konsumen di lembaga swasta

maupun negeri sehingga dapat terus mengikat konsumen dan menjaga

harga jual produk agar tetap dapat bersaing.

Dilihat dari keseluruhan alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dalam

matriks SWOT tersebut diatas, dapat dijalankan searah dengan visi, misi, dan

tujuan perusahaan. Berdasarkan visi, misi, dan tujuan, perusahaan menjalankan

usaha dengan tiga fungsi utama yaitu sebagai penyedia produk pangan nusantara,

sebagai sumber edukasi mengenai pangan nusantara, dan sebagai pemberdaya

bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang pangan nusantara.

Keseluruhan alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan merupakan tahapan-

tahapan dalam rangka pengembangan usaha berfokus pada pengembangan

produk, peningkatan edukasi masyarakat mengenai pangan nusantara, serta

peningkatan kewirausahaan di bidang pangan nusantara.

Page 100: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

85

5.3.3. Tahap Pengambilan Keputusan

5.3.3.1. Identifikasi Model Analisis Hierarki Proses (AHP)

Analisis strategi pengembangan CV. Arum Ayu dilakukan dengan

menggunakan metode AHP. Tahap awal dari metode ini adalah dengan menyusun

struktur hierarki strategi pengembangan. Penyusunan struktur hierarki dilakukan

berdasarkan studi pustaka, wawancara dengan staff CV. Arum Ayu serta analisis

terhadap lingkungan internal dan eksternal. Struktur hierarki untuk pengembangan

CV. Arum Ayu ini terdiri dari tiga tingkat (Gambar 6) dengan penilaiannya

dilakukan melalui pengisian kuesioner AHP.

Setelah seluruh matriks individu setiap responden telah memenuhi syarat

konsistensi maka dilakukan pengolahan lanjut untuk menggabungkan matriks

individu manjadi matriks pendapat gabungan, kemudian dilakukan analisis

vertikal matriks gabungan untuk mengetahui hasil prioritas elemen terhadap

sasaran utama atau fokus yaitu strategi pengembangan CV. Arum Ayu.

Pada tingkat satu terdapat fokus utama yakni strategi pengembangan CV.

Arum Ayu yang merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dari pemilihan

alternatif strategi dalam penelitian ini. Tingkat kedua merupakan profil strategi

yang terdiri dari profil strategi SO, profil strategi WO, profil strategi ST, dan

profil strategi WT. Atas dasar keberadaan matriks SWOT, maka pada tingkat tiga

yang merupakan tingkat terakhir dalam struktur hierarki ini diuraikan sembilan

alternatif strategi yang dapat dipilih dari hasil profil strategi.

Page 101: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

86

5.3.3.2. Analisis Model dari Hasil Pengolahan AHP

Pengolahan AHP yang dilakukan pada tingkat ke-2 yaitu profil strategi

dimana terdiri dari strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT (Tabel

22). Berdasarkan hasil pengolahan pada tingkat ke-2 (Lampiran 7), prioritas

utama pada tingkat ini adalah strategi WO dengan skor tertinggi (0,27), dengan

demikian diperlukan upaya untuk memanfaatkan peluang untuk mengatasi

kelemahan.

Tabel 22. Hasil Pengolahan Tingkat DuaProfil Strategi VP Prioritas

Strategi SO 0,25 3Strategi WO 0,27 1Strategi ST 0,26 2Strategi WT 0,22 4

Pengolahan AHP yang dilakukan pada tingkat ke-3 yaitu alternatif strategi

dimana terdiri dari hasil pengolahan pada tingkat ke-2 (Tabel 23). Berdasarkan

hasil pengolahan tersebut (Lampiran 7), maka dihasilkan 9 alternatif strategi, yaitu

(1) meningkatkan jumlah tenaga penjual (0,54) (2) meningkatkan apresiasi

masyarakat dalam pengembangan konsumsi pangan nusantara (0,46) (3)

memanfaatkan peran pemerintah daerah (0,41) (4) melakukan pengembangan

produk baru (0,59) (5) melakukan penetrasi pasar (0,58) (6) meningkatkan

pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan nusantara (0,42) (7)

memperbaiki sistem manajemen perusahaan (0,36) (8) pemanfaatan sumberdaya

lahan (0,33) (9) peningkatan kerjasama dengan lembaga non pemerintah dan

kelompok masyarakat yang peduli terhadap pangan nusantara (0,32).

Page 102: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

87

Tabel 23. Hasil Pengolahan Tingkat TigaAlternatif Strategi VP % Prioritas

Meningkatkan jumlah tenaga penjual 0,54 54% 3

Meningkatkan apresiasi masyarakat dalam

pengembangan konsumsi pangan nusantara0,46 46% 4

Memanfaatkan peran pemerintah daerah 0,41 41% 6

Melakukan pengembangan produk baru 0,59 59% 1

Melakukan penetrasi pasar 0,58 58% 2

Meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen

terhadap pangan nusantara0,42 42% 5

Memperbaiki sistem manajemen perusahaan 0,36 36% 7

Pemanfaatan sumberdaya lahan 0,33 33% 8

Peningkatan kerjasama dengan lembaga non

pemerintah dan kelompok masyarakat yang peduli

terhadap pangan nusantara

0,32 32% 9

Berdasarkan proses tersebut dihasilkan alternatif utama yang terpilih dalam

strategi pengembangan CV. Arum Ayu yaitu melakukan pengembangan produk

baru (0,59), kemudian disusul melakukan penetrasi pasar (0,58), dimana bobot

dari kedua alternatif strategi tersebut tidak jauh berbeda. Diharapkan dengan

adanya pengembangan produk baru yang dapat mengikuti pola konsumsi pangan

masyarakat dapat juga meningkatkan produksi dan produktivitas perusahaan

dalam melakukan penetrasi pasar.

Page 103: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

88

Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu

SO WO ST WT

Memanfaatkanperan

pemerintahdaerah

Melakukanpengembangan

produk baru

Memperbaikisistem

manajemenperusahaan

Peningkatankerjasama

denganlembaga nonpemerintah

dankelompok

masyarakatyang peduli

terhadappangan

nusantara

Meningkatkanjumlah tenaga

penjual

Meningkatkanapresiasi

masyarakatdalam

pengembangankonsumsipangan

nusantara

Melakukanpenetrasi

pasar

Meningkatkanpengetahuanmasyarakatkonsumenterhadappangan

nusantara

Pemanfaatansumberdaya

lahan

Gambar 6. Model Hierarki Keputusan Pemilihan Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu

0.25 0.27 0.26 0.22

0. 54 0. 46 0. 41 0. 59 0. 58 0. 42 0. 36 0. 33 0. 32

Page 104: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

89

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada lingkungan internal (IFE) CV. Arum Ayu, yang menjadi faktor kekuatan

utama adalah produk yang ditawarkan dan daya inovasi serta kreativitas SDM

dengan nilai 0,456. Faktor kelemahan utama bagi CV. Arum Ayu adalah

pengembangan produk baru dengan nilai 0,108 dan harga jual produk dengan

nilai 0,117. Pada lingkungan eksternal (EFE) CV. Arum Ayu yang menjadi

faktor peluang utama bagi CV. Arum Ayu adalah media pemberdayaan bagi

masyarakat dan teknologi pengolahan pangan dengan nilai 0,446. Faktor

ancaman utama bagi CV. Arum Ayu adalah pola konsumsi pangan masyarakat

dengan nilai 0,107 dan bahan baku yang digunakan dengan nilai 0,114.

2. Berdasarkan hasil matriks Internal-Eksternal (IE) strategi inti yang dapat

dilakukan perusahaan merupakan strategi pertahankan dan pelihara.

Berdasarkan hasil analisis SWOT didapatkan sembilan alternatif strategi bagi

perusahaan, yaitu (1) meningkatkan jumlah tenaga penjual (0,54) (2)

meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengembangan konsumsi pangan

nusantara (0,46) (3) memanfaatkan peran pemerintah daerah (0,41) (4)

melakukan pengembangan produk baru (0,59) (5) melakukan penetrasi pasar

(0,58) (6) meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan

nusantara (0,42) (7) memperbaiki sistem manajemen perusahaan (0,36) (8)

Page 105: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

90

pemanfaatan sumberdaya lahan (0,33) (9) peningkatan kerjasama dengan

lembaga non pemerintah dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap

pangan nusantara (0,32).

3. Hasil proses matriks AHP, alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam

pengembangan CV. Arum Ayu yaitu melakukan pengembangan produk baru

dengan nilai 0,59 dan melakukan penetrasi pasar dengan nilai 0,58. Dimana

bobot kedua alternatif strategi tersebut tidak jauh berbeda.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian ini, penyusun mencoba memberikan sumbang saran

bagi pengembangan CV. Arum Ayu antara lain :

1. Agar perusahaan dapat menjadikan alternatif-alternatif strategi yang dhasilkan

sebagai acuan pengambilan keputusan bagi CV. Arum Ayu, terutama strategi

penetrasi pasar dan pengembangan produk baru.

2. Perusahaan sebaiknya lebih fokus terhadap orientasi bisnis, sebagai usaha

untuk pengembangan bisnisnya.

3. Peningkatan kemitraan dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) yang ada

di Tangerang Selatan diperlukan agar dapat melakukan aksi kolektif dalam

penggunaan lahan tidur dan tidak produktif serta meningkatkan kemitraan

dengan pihak swasta maupun pemerintah daerah dalam rangka penambahan

modal usaha.

Page 106: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

91

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo). Februari, 2012: Jakarta.

Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI. 2009-2012. RoadmapDiversifikasi Pangan Edisi 2 2011-2015: Jakarta.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan, 2010

Badan Pusat Statistik Banten. 2011.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Survei Sosial Ekonomi Nasional: Jakarta.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012. Data Tingkat Suku Bunga Kredit BankUmum. BPS: Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. 2010-2012.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang Selatan. 18 Oktober 2013.

Daftar Produsen Makanan dan Minuman Daerah Banten. Juli 2012.Indowebster.com. Diunduh pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul 10.17WIB.

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis: Ed. Ketujuh. PT. Prenhalindo:Jakarta.

David, Fred R. 2008. Manajemen Strategis. Salemba Empat: Jakarta.

Departemen Pertanian. 2010. http://cybex.deptan.go.id. Diunduh pada 28 Juli2013 pukul 08.51 WIB.

Dinas Kesehatan RI. 2009: Jakarta.

Dinas Koperasi dan UKM. Portal Resmi Pemerintah. 25 Maret 2013.http://dinkopukm.22.mu. Diunduh pada tanggal 23 Oktober 2013 pukul09.42 WIB.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2013: Jawa Barat.

Equator news. SDM yang Kreatif, Inovatif, dan Produktif. 5 September 2012.http://www.equator-news.com. Diunduh pada tanggal 01 Januari 2013 pukul03.24 WIB.

Page 107: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

92

Gardjito, Murdijati; Djuwardi, Anton; dan Harmayani, Eni. 2013. PanganNusantara Karakteristik dan Prospek untuk Percepatan DiversifikasiPangan. Kencana Prenada Media Group: Yogyakarta.

Kajian Ekonomi Regional Banten. Triwulan I 2011: Serang.

Kasmir. 2011. Kewirausahaan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Kaswid. 2006. Analisis Strategi Pemasaran PT. Pasar Ikan Higienis,Pejompongan. [Skripsi]. Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sainsdan Teknologi, UIN: Jakarta.

Louhenapessy, J. E. 2006. Pengembangan Ketahanan Pangan. [Jurnal Ilmiah]:Jakarta.

Marimin dan Magfiroh, Nurul. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keptusandalam Manajemen Rantai Pasok. IPB Press: Bogor.

Munggarani, Sylva. 2007. Strategi Pengembangan Wisata Agro Goalpara,Sukabumi. [Skripsi]. Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains danTeknologi, UIN: Jakarta.

Nurmagribah, Mira. 2006. Strategi Pengembangan Usaha (Studi Kasus PadaDiana Bakery Kota Bekasi, Jawa Barat. [Skripsi]. Sarjana Sosial EkonomiPertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN: Jakarta.

Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan. 03 Maret 2013. tangselkota.com.Diunduh pada Tanggal 23 Oktober 2013 pukul 09.52 WIB.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 tentang Gerakan PercepatanPenganekaragaman, himbauan Penggunaan Pangan Lokal.

Peraturan Presiden No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan Pasal 9.

Peraturan Presiden Republik Indonesia. Nomor 22 tahun 2009 tentang KebijakanPercepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis SumberDaya Lokal: Jakarta.

Peraturan Gubernur Banten Nomor 9 Tahun 2010 tentang Kebijakan PercepatanPenganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber DayaLokal: Banten.

Page 108: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

93

Jusuf-Staf Khusus Presiden-Bidang Pangan dan Energi-Politik Pangan Indonesia–Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian. 03 Januari2013. http://www.setneg.go.id. Diunduh pada 28 Agustus 2013 pukul 10.45WIB.

PT. Bogasari Flour Mills. 27 Januari 2011. Bogasari.com. Diunduh pada tanggal27 Maret 2013 pukul 09.17 WIB.

Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan.Dinas Pertanian RI.2009-2012: Jakarta.

Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis ReorientasiKonsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. GramediaPustaka Utama: Jakarta.

Russel, Edward-Walling. 2010. 50 Terobosan Manajemen. Essensi, ErlanggaGroup: Jakarta.

Tabloid Sinartani. Tepung Nusantara untuk Ketahanan Pangan. 27 Januari 2011.http://tabloidsinartani.com. Diunduh pada tanggal 23 Januari 2013 padapukul 10.13 WIB.

Tisnawati, Ernie dan Saefullah, Kurniawan. 2009. Pengantar Manajemen EdisiPertama. Kencana Pernada Media Group: Jakarta.

Trijadi, Meidina, 2006. Strategi Pengembangan Usaha (Studi Kasus Pada DianaBakery Kota Bekasi, Jawa Barat. [Skripsi]. Sarjana Sosial EkonomiPertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN: Jakarta.

Tripomo, Tedjo dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Rekayasa Sains: Bandung.

Umar, Husein. 2008. Strategic Management in Action : Konsep, Teori, danTeknik Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business UnitBerdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha MikroKecil Menengah.

Winardi. 2010. Asas-Asas Manajemen. CV. Mandar Maju: Bandung.

Welirang, Fransiscus. 2012. Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional.Seminar Ketahanan Pangan Strategis. Dipresentasikan pada 10 Oktober2012. Institut Teknologi Indonesia: Serpong.

Page 109: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

94

Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Bobot Matriks IFE dan EFE

Responden : Jabatan :

Kuestioner ini dibuat untuk menentukan bobot dari faktor internal dan faktor

eksternal.

1. Petunjuk pengisian

Berilah bobot untuk faktor yang lebih penting dibandingkan dengan

faktor-faktor lainnya.

2. Penentuan nilai bobot berdasarkan pada informasi berikut :

Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan

eksternal yang tersedia untuk kuestioner ini adalah dengan memberikan

nilai 1, 2, atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara

sebagai berikut :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 110: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

95

Lampiran 1 (Lanjutan)

Faktor-Faktor Penentu Internal A B C D E F G H I J

Produk yang ditawarkan A

Promosi yang dilakukan B

Sistem usaha yang diterapkan C

Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel D

Daya inovasi dan kreativitas SDM E

Sikap SDM dalam menerima kritik F

Harga jual produk G

Pengembangan produk baru H

Permodalan usaha I

Manajemen perusahaan J

Page 111: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

96

Lampiran 1 (Lanjutan)

Faktor-Faktor Penentu Eksternal A B C D E F G H I J

Kebijakan pemerintah A

Teknologi pengolahan pangan B

Media pemberdayaan bagi masyarakat C

Skim kredit yang berlaku D

Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar pertanian E

Kemungkinan adanya pendatang baru F

Bahan baku yang digunakan G

Pola konsumsi pangan masyarakat H

Maraknya produk berbahan baku tepung terigu I

Keberadaan pesaing J

Page 112: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

97

Lampiran 2. Kuesioner Penentuan Rating Matriks IFE dan EFE

Pemberian Nilai Peringkat (Rating) Terhadap Faktor Internal dan Eksternal :

1. Petunjuk PengisianTentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usahadibanding dengan pesaing usaha sejenis, dibawah ini dengan caramemberikan tanda pada pilihan Bapak/Ibu.

2. Penentuan nilai rating internal berdasarkan pada informasi berikut :

Rating Definisi Nilai4

3

2

1

Jika faktor tersebut merupakan kekuatan utama (sangatkuat) bagi perusahaanJika faktor tersebut merupakan kekuatan kecil bagiperusahaanJika faktor tersebut merupakan kelemahan kecil bagiperusahaanJika faktor tersebut merupakan kelemahan utama (sangatlemah) bagi perusahaan

3. Penentuan nilai rating eksternal berdasarkan pada informasi berikut :

Rating Definisi Nilai4321

Respon perusahaan sangat bagus / superiorRespon perusahaan bagusRespon perusahaan sama rata-rataRespon perusahaan buruk

Page 113: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

98

Lampiran 2 (Lanjutan)

Faktor Strategis Internal Rataan Rating

Kekuatan 4 3 2 1

Produk yang ditawarkan

Promosi yang dilakukan

Sistem usaha yang diterapkan

Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel

Daya inovasi dan kreativitas SDM

Sikap SDM dalam menerima kritik

Kelemahan

Harga jual produk

Permodalan usaha

Pengembangan produk baru

Manajemen perusahaan

Faktor Strategis Eksternal Rataan Rating

Peluang 4 3 2 1

Kebijakan pemerintah

Media pemberdayaan bagi masyarakat

Teknologi pengolahan pangan

Skim kredit yang berlakuAdanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luarpertanianKemungkinan adanya pendatang baru

Bahan baku yang digunakan

Ancaman

Pola konsumsi pangan masyarakat

Maraknya produk berbahan baku tepung terigu

Keberadaan pesaing

Page 114: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

99

Lampiran 3. Kuesioner Analisis Hierarki Proses (AHP)

Pengantar :Metode AHP merupakan teori umum pengukuran untuk menemukan skala rasiodari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinyu. Dalam penelitianini metode AHP digunakan untuk menentukan prioritas strategi pengembanganUKM CV. Arum Ayu dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitasnya,untuk kemudian direkomendasikan pada perusahaan CV. Arum Ayu sebagaiacuan pelaksanaan pengembangan UKM pangan berbasis sumberdaya lokalterutama tepung umbi-umbian.

Nama-nama responden :1. Dra. Ambarwati Esti Pertiwi, SH (Pemilik dan Manajer Perusahaan)2. Ir. Hernawan Edipurnomo (Koord.Bag.Keuangan)3. Nurul Mulyati (Koord.Bag.Produksi)4. Tuti Suparti (Koord.Bag.Pemasaran)

Fokus : Strategi Pengembangan CV. Arum Ayu

Faktor Penentu :S1: Produk yang ditawarkan, S2: Promosi yang dilakukan, S3: Sistem usahayang diterapkan, S4: Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel, S5: Dayainovasi dan kreativitas SDM, dan S6: Sikap SDM dalam menerima kritik,W1: Harga jual produk, W2: Permodalan usaha, W3: Pengembangan produk baru,dan W4: Manajemen perusahaanO1: Kebijakan pemerintah, O2: Media pemberdayaan bagi masyarakat,dan O3: Skim kredit yang berlakuT1: Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaan di luar pertanian,T2: Adanya kemungkinan pendatang baru, T3: Bahan baku yang digunakan,T4: Teknologi pengolahan pangan, T5: Pola konsumsi pangan masyarakat,T6: Maraknya produk berbahan baku tepung terigu, dan T7: Keberadaan pesaing

Alternatif Strategi (AS):AS1 = Meningkatkan jumlah tenaga penjualAS2 = Meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengembangan konsumsi

pangan nusantaraAS3 = Memanfaatkan peran pemerintah daerahAS4 = Melakukanpengembangan produk baruAS5 = Melakukan penetrasi pasarAS6 = Meningkatkan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap pangan

nusantaraAS7 = Memperbaiki sistem manajemen perusahaanAS8 = Pemanfaatan sumberdaya lahanAS9 = Peningkatan kerjasama dengan lembaga non pemerintah dan kelompok

masyarakat yang peduli terhadap pangan nusantara

Page 115: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

100

Lampiran 3 (Lanjutan)

Tabel Isian AHP

Petunjuk pengisian :

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan 2 elemen, perlu

pengertian yang menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dengan

relevansinya terhadap kriteria yang mempengaruhi perumusan strategi

pengembangan CV. Arum Ayu. Dalam penyusunan skala kepentingan ini

digunakan patokan sebagai berikut :

Tingkat Kepentingan Definisi13579

2, 4, 6, 8

Sama pentingnya dibanding yang lainModeret pentingnya dibanding yang lainKuat pentingnya dibanding yang lainSangat kuat pentingnya dibanding yang lainEkstrim pentingnya dibanding yang lainNilai diantara dua penilaian yang berdekatan

Keterangan :

Kotak dibawah garis diagonal diisi kebalikannya. Responden cukup mengisi

bagian atas diagonal dengan pengertian nilai perbandingan. Elemen vertikal dan

horizontal bernilai kebalikan dari masing-masing elemen yang telah diisi terlebih

dahulu.

Page 116: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

101

Lampiran 3 (Lanjutan)

Profil Strategi

IE SO WO ST WTMengoptimalkan kekuatan untukmemanfaatkan peluang SO 1,00

Memanfaatkan peluang untuk mengatasikelemahan WO 1,00

Mengoptimalkan kekuatan untukmengantisipasi ancaman ST 1,00

Mengatasi kelemahan untuk mengantisipasiancaman WT 1,00

Profil Alternatif Strategi

SO AS1 AS2

Meningkatkan jumlah tenaga penjual AS1 1,00

Meningkatkan apresiasi masyarakat dalampengembangan konsumsi pangan nusantara AS2 1,00

WO AS3 AS4

Memanfaatkan peran pemerintah daerah AS3 1,00

Melakukan pengembangan produk baru AS4 1,00

ST AS5 AS6

Melakukan penetrasi pasar AS5 1,00

Meningkatkan pengetahuan masyarakatkonsumen terhadap pangan nusantara AS6 1,00

WT AS7 AS8 AS9

Memperbaiki sistem manajemen perusahaan AS7 1,00

Pemanfaatan sumberdaya lahan AS8 1,00

Peningkatan kerjasama dengan lembaga nonpemerintah dan kelompok masyarakat yang peduliterhadap pangan nusantara

AS9 1,00

Page 117: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

102

Lampiran 4. Hasil Pembobotan Responden

Pakar 1. Pemilik dan Pemimpin Perusahaan

Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 2 2 2 2 2 2 2 3 19 0,106

B 2 2 1 3 1 1 2 2 2 16 0,089

C 2 2 2 3 3 2 2 2 2 20 0,111

D 2 3 2 3 2 1 2 2 2 19 0,106

E 2 1 1 1 2 1 2 2 2 14 0,078

F 2 3 1 2 2 2 2 2 2 18 0,100

G 2 3 2 3 3 2 2 1 2 20 0,111

H 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20 0,111

I 2 2 2 2 2 2 3 1 2 18 0,100

J 1 2 2 2 2 2 2 1 2 16 0,089

TOTAL 17 20 16 17 22 18 16 16 18 20 180 1,000

Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 2 2 1 3 1 2 1 3 17 0,094

B 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106

C 2 2 2 3 3 2 3 1 3 21 0,117

D 2 2 2 3 3 2 2 1 3 20 0,111

E 3 2 1 1 3 2 2 2 2 18 0,100

F 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 0,056

G 3 2 2 2 2 3 2 2 2 20 0,111

H 2 2 1 2 2 3 2 2 2 18 0,100

I 3 2 3 1 2 3 2 2 2 20 0,111

J 1 2 1 3 2 2 2 2 2 17 0,094

TOTAL 19 17 15 16 18 26 16 18 14 21 180 1,000

Page 118: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

103

Lampiran 4 (Lanjutan)

Pakar 2. Manajer Keuangan

Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 3 3 2 3 2 2 2 2 21 0,117

B 2 2 1 3 1 1 1 2 2 15 0,083

C 1 2 2 3 3 2 2 2 3 20 0,111

D 1 3 2 3 2 2 2 2 2 19 0,106

E 2 1 1 1 2 1 2 2 3 15 0,083

F 1 3 1 2 2 2 2 2 2 17 0,094

G 2 3 2 2 3 2 2 1 2 19 0,106

H 2 3 2 2 2 2 2 2 2 19 0,106

I 2 2 2 2 2 2 3 2 2 19 0,106

J 2 2 1 2 1 2 2 2 2 16 0,089

TOTAL 15 21 16 17 21 19 17 17 17 20 180 1,000

Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 2 2 1 1 1 2 3 2 16 0,090

B 2 2 2 2 3 2 2 2 3 20 0,112

C 2 2 2 3 3 2 3 3 2 22 0,124

D 2 2 2 2 3 2 2 3 1 19 0,107

E 3 2 1 2 3 2 2 2 1 18 0,101

F 3 1 1 1 1 1 1 1 2 12 0,067

G 3 2 2 2 2 3 2 2 2 20 0,112

H 2 2 1 2 2 3 2 2 2 18 0,101

I 1 2 1 1 2 3 2 2 2 16 0,090

J 2 1 2 1 3 2 2 2 2 17 0,096

TOTAL 20 16 14 15 18 24 16 18 20 17 178 1,000

Page 119: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

104

Lampiran 4 (Lanjutan)

Pakar 3. Manajer Produksi

Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20 0,111

B 2 3 3 2 2 1 2 2 1 18 0,100

C 2 1 2 1 1 1 1 1 2 12 0,067

D 2 1 2 1 1 2 1 1 2 13 0,072

E 2 2 3 3 3 1 2 2 1 19 0,106

F 2 2 3 3 1 1 1 1 1 15 0,083

G 2 3 3 2 3 3 1 1 2 20 0,111

H 2 2 3 3 2 3 3 2 3 23 0,128

I 1 2 3 3 2 3 3 2 2 21 0,117

J 1 3 2 2 3 3 2 1 2 19 0,106

TOTAL 16 18 24 23 17 21 16 13 15 17 180 1,000

Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 2 2 1 1 1 2 3 1 15 0,083

B 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106

C 2 2 2 3 3 1 2 3 1 19 0,106

D 2 2 2 2 3 2 2 3 1 19 0,106

E 3 2 1 2 3 2 2 2 2 19 0,106

F 3 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0,061

G 3 2 3 2 2 3 2 2 2 21 0,117

H 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 0,106

I 1 2 1 1 2 3 2 2 2 16 0,089

J 3 2 3 3 2 3 2 2 2 22 0,122

TOTAL 21 17 17 17 17 25 15 17 20 14 180 1,000

Page 120: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

105

Lampiran 4 (Lanjutan)

Pakar 4. Manajer Pemasaran

Internal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 2 3 2 2 3 2 3 3 22 0,122

B 2 2 1 2 1 1 2 2 2 15 0,083

C 2 2 2 3 3 2 2 2 2 20 0,111

D 1 3 2 3 2 1 2 2 2 18 0,100

E 2 2 1 1 2 1 2 2 3 16 0,089

F 2 3 1 2 2 2 2 2 3 19 0,106

G 1 3 2 3 3 2 2 1 2 19 0,106

H 2 2 2 2 2 2 2 3 3 20 0,111

I 1 2 2 2 2 2 3 1 2 17 0,094

J 1 2 2 2 1 1 2 1 2 14 0,078

TOTAL 14 21 16 18 20 17 17 16 19 22 180 1,000

Eksternal A B C D E F G H I J Total Bobot

A 2 2 2 1 1 1 1 3 3 16 0,089

B 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106

C 2 2 2 1 3 1 1 3 3 18 0,100

D 2 2 2 3 3 2 2 3 3 22 0,122

E 3 2 3 1 3 2 2 2 2 20 0,111

F 3 1 1 1 1 2 1 1 1 12 0,067

G 3 2 3 2 2 2 2 2 3 21 0,117

H 3 2 3 2 2 3 2 2 3 22 0,122

I 1 2 1 1 2 3 2 2 2 16 0,089

J 1 2 1 1 2 3 1 1 2 14 0,078

TOTAL 20 17 18 14 16 24 15 14 20 22 180 1,000

Page 121: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

106

Lampiran 5. Matriks IFE dan EFE

No Faktor Strategis Internal Bobot Responden Rataan

Bobot

Rating Responden Rataan

Rating

Rataan

Nilai1 2 3 4 1 2 3 4

1 Produk yang ditawarkan 0,106 0,117 0,111 0,122 0,114 4 4 4 4 4 0,456

2 Promosi yang dilakukan 0,089 0,083 0,100 0,083 0,089 4 4 4 4 4 0,356

3 Sistem usaha yang diterapkan 0,078 0,083 0,106 0,089 0,089 4 4 4 4 4 0,356

4 Memiliki hak paten sebagai produk khas Tangsel 0,100 0,094 0,083 0,106 0,096 4 4 4 4 4 0,383

5 Daya inovasi dan kreativitas SDM 0,111 0,106 0,128 0,111 0,114 4 4 4 4 4 0,456

6 Sikap SDM dalam menerima kritik 0,100 0,106 0,117 0,094 0,104 4 4 4 4 4 0,417

7 Harga jual produk 0,111 0,111 0,067 0,111 0,100 1 1 2 1 1,25 0,125

8 Permodalan usaha 0,106 0,106 0,072 0,100 0,096 1 1 2 2 1,5 0,144

9 Pengembangan produk baru 0,111 0,106 0,111 0,106 0,108 1 1 1 1 1 0,108

10 Manajemen perusahaan 0,089 0,089 0,106 0,078 0,090 2 2 1 2 1,75 0,158

1,000 2,957

Page 122: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

107

Lampiran 5 (Lanjutan)

No Faktor Strategis EksternalBobot Responden Rataan

BobotRating Responden Rataan

RatingRataan

Nilai1 2 3 4 1 2 3 4

1 Kebijakan pemerintah 0,094 0,090 0,083 0,089 0,089 4 4 3 4 3,75 0,334

2 Media pemberdayaan bagi masyarakat 0,117 0,124 0,106 0,100 0,111 4 4 4 4 4 0,446

3 Teknologi pengolahan pangan 0,111 0,107 0,106 0,122 0,111 4 4 4 4 4 0,446

4 Skim kredit yang berlaku 0,106 0,112 0,106 0,106 0,107 1 2 1 1 1,25 0,134

5 Adanya konversi lahan pertanian ke penggunaandi luar pertanian 0,100 0,101 0,106 0,111 0,104 1 2 1 1 1,25 0,131

6 Adanya kemungkinan pendatang baru 0,056 0,067 0,061 0,067 0,063 2 2 2 2 2 0,125

7 Bahan baku yang digunakan 0,111 0,112 0,117 0,117 0,114 1 1 1 1 1 0,114

8 Pola konsumsi pangan masyarakat 0,100 0,101 0,106 0,122 0,107 1 1 1 1 1 0,107

9 Maraknya produk berbahan baku tepung terigu 0,111 0,090 0,089 0,089 0,095 1 2 1 1 1,25 0,118

10 Keberadaan pesaing 0,094 0,096 0,122 0,078 0,097 2 2 1 2 1,75 0,171

1,000 2,126

Page 123: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

108

Lampiran 6. Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Strength (S)1. Produk yang ditawarkan2. Promosi yang dilakukan3. Sistem usaha yang diterapkan4. Memiliki hak paten sebagai produk

khas Tangsel5. Daya inovasi dan kreativitas SDM6. Sikap SDM dalam menerima kritik

Weakness (W)1. Harga jual produk2. Permodalan usaha3. Pengembangan produk baru4. Manajemen perusahaan

Opportunity (O)1. Kebijakan pemerintah2. Media pemberdayaan bagi masyarakat3. Teknologi pengolahan pangan

Strategi SO1. Meningkatkan jumlah tenaga penjual

(S3, O2)2. Meningkatkan apresiasi masyarakat

dalam pengembangan konsumsipangan nusantara (S1, S2, S4, S5, S6,O2)

Strategi WO1. Memanfaatkan peran pemerintah

daerah (W1, W2, O1)2. Melakukan pengembangan produk

baru (W3, O3)

Threath (T)1. Skim kredit yang berlaku2. Adanya konversi lahan pertanian ke

penggunaan diluar pertanian3. Kemungkinan adanya pendatang baru4. Bahan baku yang digunakan5. Pola konsumsi pangan masyarakat6. Maraknya produk berbahan baku

tepung terigu7. Keberadaan pesaing

Strategi ST1. Melakukan penetrasi pasar (S1, S2, S3,

S4, S5, S6, T3, T7)2. Meningkatkan pengetahuan

masyarakat konsumen terhadap pangannusantara (S1, S2, S3, S4, S5, S6, T2,T7)

Strategi WT1. Memperbaiki sistem manajemen

perusahaan (W4, T3, T7)2. Pemanfaatan sumberdaya lahan (W1,

W2, T2, T4)3. Peningkatan kerjasama dengan

lembaga non pemerintah dankelompok masyarakat yang peduliterhadap pangan nusantara (W1, W2,T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7)

Page 124: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

109

Lampiran 7. Matriks Pendapat Gabungan

Profil Strategi

IE SO WO ST WT VE VP VA VB Tmax CI CRSO 1,00 0,88 1,00 1,25 0,25 0,25 1,03 4,13 4,13 0,04 0,05

WO 1,25 1,00 1,00 1,25 0,27 0,27 1,23 4,50

ST 1,00 1,00 1,00 1,25 0,26 0,26 1,09 4,25

WT 0,88 0,88 0,88 1,00 0,22 0,22 0,80 3,63

1,00 16,50

Profil Alternatif Strategi

SO AS1 AS2 VE VP VA VB T-max CI CRAS1 1,00 1,25 0,54 0,54 1,23 2,00 2,00 0,00 0,00AS2 0,88 1,00 0,46 0,46 0,85 2,00

1,00 4,00

WO AS3 AS4 VE VP VA VB T-max CI CRAS3 1,00 0,75 0,41 0,41 0,73 2,00 2,00 0,00 0,00AS4 1,50 1,00 0,59 0,59 1,46 2,00

1,00 4,00

Page 125: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

110

Lampiran 7 (Lanjutan)

ST AS5 AS6 VE VP VA VB T-max CI CRAS5 1,00 1,63 0,58 0,58 1,51 2,00 2,00 0,00 0,00

AS6 0,88 1,00 0,42 0,42 0,79 1,00

1,00 4,00

WT AS7 AS8 AS9 VE VP VA VB T-max CI CRAS7 1,00 1,00 1,25 0,36 0,36 1,15 3,25 3,04 0,02 0,04AS8 1,00 1,00 1,00 0,33 0,33 0,99 3,00AS9 0,88 1,00 1,00 0,32 0,32 0,91 2,88

1,00 9,13

Page 126: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

111

Lampiran 8. Dokumentasi Tempat Produksi CV. Arum Ayu Ciputat

a. Gerai, Tepung Nusantara, Penghargaan dan Alat Produksi CV. Arum Ayu

Page 127: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

112

Lampiran 8 (Lanjutan)

- Produk CV. Arum Ayu

Page 128: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

113

Lampiran 9. Struktur Organisasi CV. Arum Ayu

Pimpinan dan PemilikPerusahaan

Manajer Keuangan Manajer Pemasaran Manajer Produksi

Kasir Distributor Karyawan Produksi

Page 129: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

114

Lampiran 10. Data Pengunjung dan Pelanggan CV. Arum Ayu

1 Kementrian Pertanian RI2 Kementrian Pekerjaan Umum RI3 Kementrian Perdagangan & Ekonomi Kreatif RI4 Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara RI5 Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI6 Kementrian Pemuda & Olahraga RI7 Kementrian Koordinator Perekonomian RI8 Kementrian Koordinator Keuangan RI9 Kementrian BUMN RI10 Kantor Sekretariat Negara RI11 Dharma Wanita/PKK/KWT (Serang, Pandeglang, Cilegon, Lebak, Tangerang,

dan Tangsel)12 Dinas Pertanian & Kelautan Provinsi DKI Jakarta13 Dharma Wanita Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian RI14 Kantor Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, Permata Bank, CIMB Niaga, Bank of

Tokyo, Commonwealth Bank, Bank HSBC, dan BI15 Kantor Pajak Cipulir, Gatot Subroto, Kalibata16 Indosat17 Lottemart18 Kantor Walikota Jakarta Timur19 Yayasan Kehati20 RS. Primer Bintaro, RS. Persahabatan Jakarta Timur, dan Eka Hospital BSD

Tangerang Selatan21 Yayasan Pendidikan Pembangunan Jaya Bintaro (TK-Perguruan Tinggi)22 STP Trisakti23 UIN Syarif Hidayatullah24 Universitas Muhammadiyah Jakarta25 PT. Shang Hyang Seri26 Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah di Jakarta27 PT. Pertani28 PT. Nutrifood29 Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan30 Dinas Koperasi & UKM Kota Tangerang Selatan31 Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Tangerang Selatan32 Kantor Walikota Kota Tangerang Selatan33 Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Kota

Tangerang Selatan34 STP Sahid Pondok Cabe

Page 130: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

115

Lampiran 11. Data Beberapa Produsen Pangan Nusantara

No NamaPerusahaan

Alamat Produk

1BioSnack

Ninetie

Pondok Cilegon Indah

Blok C60 no. 23

Cilegon 42423, Banten

Keripik Buah buahan (Keripik

Nangka, Salak Pondoh, Nanas,

Mangga, Carica, Labu Kuning dll)

2

CV. Pilar

Mas

Indonesia

Villa Taman Cibodas –

Jl. Dahlia IV Blok M7/3

Tangerang 15138,

Banten

Inovasi keripik pisang yang menjadi

trend market saat ini, dengan potongan

chips berbentuk mewah

3Sinmar

Trading

Dadap Tangerang

Tangerang, Banten

Makanan ringan ( snack) seperti wafer

, snack puff dan kerupuk terbuat dari

tepung tapioka dan terigu

4Republik

TeloJawa Timur Aneka olahan ubi ungu

5 D’Mulya Jawa Barat Egg Roll Ganyong

6

Toko

Lancar

Indonesia

Jawa Timur Aneka olahan ubi ungu

7Adi

KharismaJawa Tengah Aneka olahan ubi ungu

8Kacang

Umpet.comOnline Shop

Aneka camilan olahan kacang dan

singkong

9Eppy

WinaningsihJawa Barat Brownies Tepung Mocaf

Page 131: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

116

Lampiran 12. Daftar Anggota Pelatihan CV. Arum Ayu

NO NAMA ALAMAT1 Siti Nurseha Kp. Parigi Rt 002/004 Pondok Aren2 Ratu Nuraeni Jln Cilenggang Rt 006/02 Serpong3 Siti Jubaidah Pondok Serut Rt 001/010 Pondok Aren4 Etih Jln KH Dewantoro RT Rt 001/015 Ciputat5 Sarian Griya Asli Blok G 8 /4A Rt 053/007 serpong Utara6 Yanti Srihayati Jl Suka damai 004/04 Serua indah Ciputata7 Fitria Anggraeni Jl Tidore Jombang Kramat Rt 003/017 Ciputat8 Supriatin Pondok Pesantren Madinatunnaja Rt 004/0179 Ida Rustiani Pondok Pakulonan Rt 02/05 Pakulonan Ser-Ut10 Yuningsih Jl Kramat Rt 008/010 Rengas Ciputat Timur11 Nurul Chotimah Jl Jalak II no 85 Rt 001/05 Ciputat12 Hartini Kp Sawah No 15 Rt 001/005 Ciputat13 Henny Sri Handoyo Jl Pisok XX EB 25 No 13 RT 003/013 Pondok Ranji Ciputat

Timur14 Lala Laura Oktavia BSD Blok F Sektor 1-5 RT 003/02 Lengkong Gudang15 Amanda Novianti Pondok Pakulonan Rt 002/005 Serpong Utara16 Imronah Kp Gardu Rt 24/01 Buaran Serpong17 Muriati Kp Gardu Rt 003/001 Buaran Serpong18 Liah Kp Jelupang RT 009/03 Serpong Utara19 Kartini Kp Dongkal Rt 004/05 Pondok Jagung Timur20 Sri wahyuni Perum Pakujaya Rt 004/005 Serpong utara21 Tuti Suparti Kp Sawah GG Harapan II Rt02/05 Ciputat22 Nining Sekarningsih Kp Serpong Rt002/002 Serpong23 Hernawan Eddy P Ciputat Baru No 19 Rt 001/005 Ciputat24 Lilis Hariyanti Jl Ciputat Baru No 29 Rt 001/005 Ciputat25 Eri Siti Maryam Jl WR Supratman Rt 002/ 004 Ciputat Timur26 Hj Sri Susiawati Jl. Pondok Jagung Timur Rt 006/002 Serpong utara27 Liza Ambarwati Rawa buntu Rt 001/001 Serpong28 Reny Pujayanti Kp. Kejaren Rt 009/003 Serpong utara29 Rosita Betawi Agung Kedaung Rt 007/003 Pamulang30 Puspita Dewi Kampung Rawa Rt 01/011 Jombang31 Tarmini Jl. Pisang Rt 007/ 006 Serpong Utara32 Sutinah Jl. Kihajar Dewantoro Rt 001/005 Ciputat33 Ertati Jl. Benda Barat 14 B-14/20 Rt 007/010 Pamulang34 Irma Irawati Cipayung Rt 002/001 Ciputat35 Uliyah Kp. Gunung Rt 003/ 004 Ciputat36 Lusi Elia Lidawati Perum Villa TEKNO Serpong Rt 001 /003 Setu37 Piyah Jl. Cipunagara II/B Rt 002/ 008 Ciputat38 Umroh Jl. Cipunagara II B Rt 002/ 008 Ciputat39 Mamah Jl. KH Dewantoro Rt 001/005 Ciputat40 Mohamad Nur Jl. KH Dewantoro Rt 003/ 003 Ciputat41 Tuty Nurhasanah Jl. Benda Barat 14A Blok B-15/14 Rt 007/ 010 Pamulang42 Wati Maryati Kp. Pondok Aren Rt 005/ 005 Pondok Aren43 Hamdi PD Pesantren MADINA TUJANNAH Rt 004/ 017 ciputat44 Eni Sunarti Cimanggis Rt 002/ 003 Ciputat

Page 132: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

117

Lampiran 12 (Lanjutan)

NO NAMA ALAMAT45 Yayam Mariyam Cimanggis Rt 004/ 002 Ciputat46 Selviani Griya Asri Blok B-8/ 19 Serpong Utara47 Sudarmi Jl. Citarum Rt 003/ 003 Ciputat48 Eliyanah Jl. KH Dewantoro Rt 001/ 005 Ciputat49 Puji Hastuti Kp. Wates Rt 003/ 003 Serpong Utara50 Sri Ningsih Kp. Dongkal Rt 004/ 005 Serpong Utara51 Nur Hetty. S Jl. Kasuari I HB. 4/3 Rt 001/ 009 Pondok Aren52 Toiyah Jl Kh Dewantoro Rt 001/015 Ciputat53 Hadijah Jl KH Dewantoro Rt 003/05 Ciputat54 Ismail Suhendar Jl Kp Rawa lele Rt 003/006 Jombang Ciputat55 Siti Rohaya Kp Pondok Aren Rt 005/005 Pondok Aren56 Nurlailah Jl Citarum Raya Rt 002/03 N0 4 Ciputat57 Ruminah Jl KH Dewantoro Rt 002/05 Ciputat58 Eny Hartani Cimanggis Cipayung Rt 002/03 Ciputat59 Aminah Jl Cimandiri No 23 Rt 001/008 Ciputat60 HJ. Nani Udin Jl KH Dewantoro Rt 001/005 Ciputat61 Reni Haviani Jl Benda Barat Rt 007/010 Pamulang62 Susiana Jl Cendrawasih Rt 001/01 Cipayung Ciputat63 Hj.R. Intihana Pondok Aren RT 05/05 Pondok Aren64 Maya Sopah Jl Bayangkara Rt 002/005 Pondok Jagung Timur65 Amdatun Kasim Kp Dongkal Rt 002/05 Pndok Jagung Timur66 Novita Leviyanti Jl Dewantoro Rt 01/05 Ciputat67 Lena Brisdiana Jl KH Dewantoro RT 01/05 Ciputat68 Sri Sunarsih Jl Pakulonan Rt 003/04 Serpong Utara69 Sri Mulyani Perumahan Pakulonan Rt 002/004 Serpong Utara70 Elis Susilawati Pondok Pakulonan Rt 03/004 Serpong Utara71 Nemsih Kp Dongkal Rt 002/05 Pondok Jagung Timur72 Nurlaela Jl KH Dewantoro Rt 001/05 Ciputat73 Rozali Nur Jl Kihajar Dewantoro Rt 002/015 Ciputat74 Ridwan Zaelani Pompes Madinatunnaja Jl Jombang Rawa Lele No 97 Ciputat75 Agus Trian. K Pondok Pucung

Page 133: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

118

Lampiran 13. Daftar Perbandingan Harga Produk CV. Arum Ayu denganHarga Rata-Rata Pasar

Jenis produk Harga produk

di CV. Arum Ayu

Harga rata-rata produk

di pasaran

Tortila Cassava Rp. 12.000,- (150 gr) Rp. 10.000 (150 gr)

Sus Kering Rp. 15.000,- (100 gr) Rp. 15.000 (100 gr)

Egg Roll Ganyong Rp. 15.000,- (150 gr) Rp. 10.000 (150 gr)

Cheese Stick Rp. 15.000,- (150 gr) Rp. 12.000 (150 gr)

Krebi Rp. 15.000,- (150 gr) Rp. 10.000 (150 gr)

Pia Ubi Ungu Rp. 20.000,- / kotak (isi 6) Rp. 17.000/kotak (isi 6)

Bakpao Ubi Rp. 3.500,-/biji Rp. 3.000-Rp. 4.000 /biji

Tepung Brownies Kukus Rp. 20.000,- (400 gr) Rp. 13.500,- (400 gr)

Nasi Kotak

Rp. 27.000,- (nasi, ayam

bakar, bihun, oseng buncis,

telur orak arik, semur

daging, dan emping garut )

Rp. 17.000 – Rp. 30.000

(menu lengkap)

Rainbow Cake

(22 cm, standar )Rp. 200.000,- Rp. 199.000 – Rp. 300.000

Page 134: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

119

Lampiran 14. Daftar UKM Produsen Roti dan Kue di Tangerang Selatan

Nama Daerah Nama Toko Alamat Produk

Ciputat

SnackyJl.KH Dewantara 61,Ciputat Aneka kreasi

singkong

Kriuk Snack danClassy Snack

Jl. Bakti No. 33, Ciputat Aneka snack

Toko KueSalahudin

Pasar Jombang BlokB/80, Jombang , Ciputat Aneka kue

Toko Kue Buaran Kp. Buaran Rt. 01/02,Serua, Ciputat Aneka kue basah

Toko Aneka Kue Jl. Pembangunan Rt03/04,Serua Indah, Ciputat Aneka kue

Toko Kue SukaDamai

Jl. Suka Damai Rt. 04/04,Serua Indah, Ciputat Aneka kue

Ciputat Timur

Jajan Bintaro Jl Beruang 2 no 100,Ciputat Timur Aneka kue basah

Kue Kering Intan Jl. H. Toran Rt 02/0,Rengas, Ciputat Timur Aneka kue kering

Toko Kue Glatik Jl. Glatik Atas Rt.08/09,Rengas, Ciputat Timur Aneka kue

Pamulang Luqman Group Jl Pinus Barat 1 Blok BNo. 82 Pamulang

Kue ulang tahundan bakery

Pondok Aren

LIrA' s HoMeMadeof Peuyeum Cakes,Banana Cakes &

Klappertaart

Sektor 9, Bintaro JayaKel.Pondok KacangTimur, Kec.Pondok Aren

Aneka kue keringdan kue basah

Toko Kue-KueImpres

Jl. SD Impres Rt 02/06Perigi Lama, PondokAren

Aneka kue

Serpong

Harsali PanduPerkasa

Samosir II H5/6 sektor 14Bumi Serpong Damai Fortune Cookies

Toko KueCilenggang

Kp. Cilenggang Rt. 03/02Serpong Aneka kue

Khansa Donat Kp. Cilenggang 1 Rt.03/01, Serpong Aneka donat

Putri Donat Paku Jaya Rt. 02/01, PakuJaya, Serpong Aneka donat

Toko Kue IbuLucia

Rawa Buntu Utara BlokM No. 5 Sektor 1-2, RawaBuntu, Serpong

Aneka kue

Yogi Kue Jl. Raya Pasar Serpong,Sepong Aneka kue

Page 135: strategi pengembangan usaha kecil menengah produsen ...

120

Lampiran 14 (Lanjutan)

Nama Daerah Nama Toko Alamat Produk

Serpong Utara

LomunarPatisseries

Gading SerpongCupcakes,Mousse Cake ,Tart, Cookies,Pastry, Desserttable, etc

Bless Bakery Jl. Jelupang Utama 25 A,Jelupang, Serpong Utara Aneka roti

Lestia Cake &Bakery

Komp. Ruko ValenciaArcade, Paku Jaya,Serpong Utara

Aneka kue danroti

Fairy Brownies

Graha Raya Bintaro JayaGardenia Loka Blok F3No. 25, Paku Jaya,Serpong Utara

Aneka kuebrownies

Ibu Nasiah KueKeliling

Kp. Kayu Gede Rt. 06/03,Paku Jaya, Serpong Utara Aneka kue

Setu

Pondok KueAvanza

Komp LUK Blok M/2 RT05/02, Setu

Kue kering

Toko Kue PermataPamulang

Jl. Raya PermataPamulang, Bakti Jaya,Setu

Aneka Kue