-
Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan
dan
Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS Terhadap Minat Membayar
Zakat
Profesi Para Muzakki
(Studi Dosen dan Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha
Saifuddin Jambi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
OLEH :
Digo Armando Siregar
NIM : SES 141275
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2018
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
PERSEMBAHAN
Sebagai ucapan terimakasih, cinta dan kasih sayang yang tulus,
ku persembahkan
Skripsi ini kepada:
1. Ayahanda Guntur Siregar & Ibunda Reni Afzawita
tercinta
2. Adik ku tersayang
3. Adikku tercinta, Nursusanti
4. Seluruh keluarga besarku, Serta sahabat-sahabat ku
tersayang
Teruntuk kedua orangtuaku yang telah mengasuh, membesarkan
serta
mendidikku dengan sepenuh hati dan sabar serta tanpa lelah,
terus mendengar
semua cerita suka maupun dukaku walaupun terkadang aku
mengeluh.
Dan terimakasih kepada Nursusanti, yang selalu membantu
dalam
penyelesaian skripsi ini hingga benar-benar selesai, yang selalu
memberikan
semangat serta doanya.
Dan teruntuk seluruh keluarga besarku, terimakasih atas doa dan
semangat
yang selalu kalian berikan.
Dan dosen pembimbingku maupun dosen-dosen yang selalu memberi
Ilmu
dalam penyelesaian skripsi ini.
Serta sahabat-sabat yang selalu mendukung, mendoakan, serta
mengulurkan tangannya diasaat aku terjatuh, dan seluruh
teman-teman Ekonomi
Syariah angkatan 2014 khususnya Perbankan A, mereka para sahabat
sekaligus
teman baikku yang telah mengenalkan arti sebuah keluarga,
sahabat dan arti
kebersamaan.
-
v
MOTTO
ِلِهْم َصدَقَةاُخْذِمْن أَْمو
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka”
QS. At-Taubah (9) : 103
-
vi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tingkat
Pengetahuan
Zakat, Tingkat Pendapatan, Tingkat Kepercayaan secara simultan
terhadap Minat
Membayar Zakat Profesi dan Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat
Pendapatan,
Tingkat Kepercayaan secara parsial terhadap Minat Membayar Zakat
Profesi.
Adapun jenis penelitian ini adalah kuantitatif-deskriptif.
Penelitian ini di lakukan
di UIN STS Jambi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Dosen dan
Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yang
berjumlah 685 orang. Sedangkan sampel penelitian berjumlah 87
orang Dosen
dan Karyawan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat
Pengetahuan Zakat,
Tingkat Pendapatan, dan Tingkat Kepercayaan berpengaruh secara
simultan
terhadap Minat Membayar Zakat Profesi dengan nilai Fhitung
sebesar 19,316 >
Ftabel 2,70 dengan taraf signifikansi 0,000 (Sig < 0,05).
Berdasarkan hasil
pengujian parsial (uji t) antara variabel Tingkat Pengetahuan
Zakat, Tingkat
Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan terhadap Minat Membayar Zakat
Profesi
berpengaruh secara simultan dengan nilai thitung untuk variabel
Tingkat
Pengetahuan Zakat adalah sebesar 7,602, Tingkat Pendapatan
sebesar 5,256 dan
Tingkat Kepercayaan sebesar 4,664 dan dari ketiga variabel
tersebut memiliki
nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (1,984) dengan
tingkat signifikan masing-
masing variabel dibawah 0,05. Dengan demikian berarti ketiga
variabel tersebut
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Membayar Zakat.
Diantara variabel Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan
dan Tingkat
Kepercayaan yang secara parsial memiliki pengaruh yang paling
dominan
terhadap variabel Minat Membayar Zakat adalah adalah variabel
Pengetahuan
Zakat. Hal ini dikarenakan dari hasil thitung 7,602 > ttabel
1,984 dengan tingkat
signifikan 0,000.
Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan,
Tingkat
Kepercayaan dan Minat Membayar Zakat Profesi
-
vii
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat
dan
hidayah-Nya atas selesainya skripsi ini, dengan judul “Analisis
Pengaruh
Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat
Kepercayaan
kepada BAZNAS Terhadap Minat Membayar Zakat Profesi Para
Muzakki
(Studi Kasus Dosen dan Karyawan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha
Saifuddin Jambi)” untuk memenuhi tugas akhir pada program studi
Ekonomi
Syariah konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Untuk
melaksanakan
tugas tersebut saya sebagai penulis menjalankannya dengan
sungguh-sungguh,
namun tidak terlepas dari berbagai hambatan-hambatan dan
rintangan, maka dari
itu penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan-kesalahan
baik dalam pelaksanaan nanti maupun dalam pembuatan skripsi
ini.
Selesainya skripsi ini juga tidak lepas dari adanya berbagai
pihak yang
telah memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan sehingga
skripsi ini selesai.
Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih atas
dukungan pihak yang
telah membantu baik dari segi moril maupun materil, terutama
sekali kepada
Yang Terhormat:
1. Dosen pembimbing skripsi saya Bapak Drs. Fathuddin Abdi SM.
Hk., M.M
selaku dosen pembimbing 1 saya dan Ibu Efni Anita., M.E. Sy
selaku dosen
pembimbing 2 saya. Yang selalu menyediakan waktu untuk saya
dalam
berkonsultasi mengenai apapun yang terkait dengan skripsi
saya.
-
viii
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, Bpk Dr. Subhan Rahman, MA Yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan penelitian
skripsi,
yang merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Strata satu (S1)
pada Program Studi Ekonomi Syariah bidang Perbankan Syariah.
3. Ketua Jurusan FEBI, Bpk Dr. Sucipto, MA. Yang telah
memberikan banyak
pemahaman, penjelasan, serta sosialisasi mengenai pembuatan
skripsi.
4. Ayah dan Ibu saya tercinta yang selalu memberikan support
kepada saya,
selalu memberikan semangat, dukungan moril maupun materil, serta
kasih
sayang dan Do’anya sampai saat ini.
5. Teman-teman seperjuangan, anak-anak Perbankan A yang tidak
bisa saya
sebutkan namanya satu persatu.
Keikhlasan hati semuanya semoga Allah SWT mencatatnya sebagai
amal
shaleh, karena Dia-lah sebaik-baiknya pemberi balasan. Akhirnya
dengan
mengharap ridha-Nya semoga skripsi ini bermanfaat meskipun
dengan berbagai
keterbatasan yang terdapat didalamnya.
Jambi, 2018
DIGO ARMANDO SIREGAR
SES.141275
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
........................................................................
i
NOTA DINAS
...............................................................................................
ii
PERSEMBAHAN
........................................................................................
iii
MOTTO
........................................................................................................iv
ABSTRAK
......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR
...................................................................................vi
DAFTAR ISI
..............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
.........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR
..................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.................................................................
1
B. Rumusan Masalah
..........................................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
....................................................... 9
D. Batasan Masalah
...........................................................................
10
E. Kerangka Teori
.............................................................................
11
F. Tinjauan Pustaka
..........................................................................
33
G. Hipotesis
......................................................................................
35
-
x
H. Kerangka Pemikiran
.....................................................................
35
BAB II METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
....................................................... 37
B. Pendekatan Penelitian
...................................................................
37
C. Jenis dan Sumber
Data..................................................................
38
1. Data Primer
............................................................................
38
2. Data Sekunder
........................................................................
39
D. Teknik Pengumpulan Data
............................................................ 39
1. Kuesioner
...............................................................................
39
2. Dokumentasi
...........................................................................
39
E. Skala Pengukuran Data
.................................................................
40
F. Populasi dan Sampel
.....................................................................
41
1. Populasi
..................................................................................
41
2. Sampel
....................................................................................
41
G. Instrumen Penelitian
.....................................................................
43
1. Uji Validitas
...........................................................................
43
2. Uji Reliabilitas
........................................................................
43
H. Metode dan Teknik Analisis Data
................................................. 43
1. Metode Analisis Data
..............................................................
43
a. Uji Asumsi Klasik
.............................................................
43
1. Uji Normalitas
.............................................................
43
2. Uji Multikolinearitas
................................................... 44
3. Uji Hetereskedastisitas
................................................ 44
-
xi
b. Uji Hipotesis
.....................................................................
45
1. Uji Simultan (F)
.......................................................... 45
2. Uji Parsial (T)
.............................................................
45
3. Koefisien Determinasi (R)
........................................... 45
2. Teknik Analisi Data
................................................................
45
I. Defenisi Operasional
....................................................................
47
J. Sistematika Penulisan
...................................................................
48
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Perkembangan UIN STS Jambi
........................................ 50
B. Perubahan IAIN Menjadi UIN STS Jambi
.................................... 53
C. Visi dan Misi UIN STS Jambi
...................................................... 54
D. Tujuan UIN STS Jambi
................................................................
54
E. Program Prioritas UIN STS Jambi
................................................ 55
F. Fakultas
........................................................................................
55
G. Fakultas UIN STS Jambi
..............................................................
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
1. Hasil Penelitian
.................................................................................
57
A. Gambaran Umum Responden
....................................................... 57
B. Uji Coba Statistik
.........................................................................
59
1. Uji Validitas Instrument
.......................................................... 59
2. Uji Reliabilitas
........................................................................
62
C. Uji Asumsi Klasik
........................................................................
64
1. Uji Normalitas
........................................................................
64
-
xii
2. Uji Multikolinearitas
...............................................................
65
3. Uji Heterokedastisitas
.............................................................
66
D. Uji
Hipotesis.................................................................................
68
1. Uji F (Simultan)
......................................................................
68
2. Uji T (Parsial)
.........................................................................
68
3. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
............................................ 70
E. Teknik Analisis Data
....................................................................
71
2. Pembahasan
......................................................................................
72
1. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan
dan Kepercayaan Secara Parsial terhadap Minat
Membayar Zakat Profesi Dosen dan Karyawan UIN STS
Jambi
...................................................................................................
72
2. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan
dan Kepercayaan Secara Simultan terhadap Minat
Membayar Zakat Profesi Dosen dan Karyawan UIN STS
Jambi
...................................................................................................
74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
..................................................................................
76
B. Saran
······································································
77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Dana Zakat dan Infaq di BAZNAS Provinsi Jambi
.......... 6
Tabel 1.2 Jumlah Dana Zakat Perguruan Tinggi
.......................................... 6
Tabel 1.3 Jumlah Dosen Berdasarkan Kepangkatan
................................... 7
Tabel 1.4 Jumlah PNS Strktural UIN STS Jambi Tahun 2018
..................... 8
Tabel 1.5 Tinjauan Pustaka
.......................................................................
33
Tabel 2.1 Jumlah Dosen dan karyawan UIN STS Jambi
............................ 41
Tabel 2.2 Defenisi Operasional
.................................................................
47
Tabel 3.1 Nama-nama Tokoh terkemuka UIN STS Jambi
......................... 52
Tabel 3.2 Nama-nama Rektor UIN STS Jambi dari Tahun
1967-sekarang . 52
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan Umur
............................... 57
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir .......... 58
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan
Perbulan ....... 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pengetahuan Zakat
........... 59
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Pendapatan
...................... 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat
Kepercayaan..................... 61
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Membayar Zakat
................. 61
-
xiv
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Pengetahuan
Zakat ....... 62
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Pendapatan
................... 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Kepercayaan
............... 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Membayar Zakat
............ 64
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas
...................................................... 65
Tabel 4.13 Hasil Uji F
...............................................................................
68
Tabel 4.14 Hasil Uji
T...............................................................................
69
Tabel 4.15 Hasil Uji R2
.............................................................................
70
Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
................................... 71
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
··················································· 65
Gambar 4.2 Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas
····························· 67
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia zakat memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomi.
Pada
satu dekade terakhir, zakat mengalami perkembangan yang pesat
jika dilihat dari
pertumbuhannya. Namun, pertumbuhan zakat tersebut masih sangat
jauh dengan
potensi zakat sebenarnya. Menurut Kahf, total potensi zakat di
negara-negara
anggota OIC berkisar antara 1,8 – 4,34 persen dari total PDB.
Jika potensi zakat
ini dikalikan dengan PDB harga berlaku tahun 2010 dari
negara-negara anggota
OIC, maka potensi zakat dunia mencapai USD 600 miliar (Beik,
2015).
Potensi zakat di Indonesia sangat besar. Hal tersebut juga sudah
disadari
oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian BAPPENAS, yang
telah
mengintegrasikan program-program zakat di OPZ kedalam program
nasional
pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). Selain itu,
BAPPENAS juga
memasukkan zakat kedalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah
Indonesia
(MAKSI) yang diluncurkan pada tahun 2015. Berdasarkan MAKSI,
BAZNAS
diarahkan sebagai koordinator dalam pengaturan, pengumpulan, dan
distribusi
zakat nasional, dengan Kementerian Agama sebagai regulator dan
pengawas
kinerja BAZNAS.
Terdapat beberapa studi yang membahas mengenai potensi zakat
di
Indonesia. Pertama, studi PIRAC menunjukkan bahwa potensi zakat
di Indonesia
memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan
survei ke 10
-
2
kotabesar di Indonesia, PIRAC menunjukkan bahwa potensi
rata-rata zakat
permuzakki mencapai Rp. 684.550,00 pada tahun 2007, meningkat
dari
sebelumnya Yaitu Rp. 416.000,00 pada tahun 2004. Kedua, PEBS
FEUI
menggunakan pendekatan jumlah muzakki dari populasi Muslim
Indonesia
dengan asumsi 95 persen muzakki yang membayar zakat, maka
dapat
diproyeksikan potensi penghimpunan dana zakat pada tahun 2009
mencapai Rp.
12,7 triliun (Indonesia Economic Outlook, 2010). Ketiga,
penelitian yang
dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa
potensi
zakat nasional dapat mencapai Rp. 19,3triliun. Keempat,
penelitian Firdaus (2012)
menyebutkan bahwa potensi zakat nasional pada tahun 2011
mencapai angka 3,4
persen dari total PDB, atau dengan kata lain potensi zakat di
Indonesia
diperkirakan mencapai Rp. 217 triliun. Jumlah ini meliputi
potensi penerimaan
zakat dari berbagai area, seperti zakat di rumah tangga,
perusahaan swasta,
BUMN, serta deposito dan tabungan. Kelima, menurut penelitian
BAZNAS,
potensi zakat nasional pada tahun 2015 sudah mencapai Rp. 286
triliun.
Namun potensi zakat di Indonesia masih mengalami kesenjangan
yang
cukup tinggi antara potensi zakat dengan penghimpun dana
zakatnya.
Kesenjangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti:
1. Rendahnya kesadaran wajib zakat (muzakki), rendahnya
kepercayaan terhadap
BAZ dan LAZ, dan perilaku muzakki yang masih berorientasi jangka
pendek,
desentralis dan interpersonal.
2. Basis zakat yang tergali masih terkonsentrasi pada beberapa
jenis zakat
tertentu, seperti zakat fitrah dan profesi.
-
3
3. Masih rendahnya insentif bagi wajib zakat untuk membayar
zakat, khususnya
terkait zakat sebagai pengurang pajak sehingga wajib zakat tidak
terkena
beban ganda (Indonesia Economic Outlook 2010).
Dalam indokator kinerja kunci tahun 2017 target pengumpulan
zakat
nasional dicanangkan sebesar 6 triliun rupiah. Target
pengumpulan ini di
distribusikan kepada BAZNAS, BAZNAS provinsi dan BAZNAS
kabupaten/kota
serta LAZ.1
Organisasi Pengelolah Zakat % Jumlah
BAZNAS 4.00 240,000,000,000
BAZNAS provinsi dan kab/kota 56.00 3.360.000.000.000
LAZ 40.00 2.400.000.000.000
Total 100 6.000.000.000.000
Sumber OUTLOOK ZAKAT 2017 PUSKAS BAZNAS
Dari target 3 triliun rupiah realisasi zakat pada tahun 2017
hanya sebesar
Rp158,752,636,318.85 yang terkumpul oleh BAZNAS berarti masih
ada
ketimpangan atau kurang sadar dan pemahaman tentang zakat
sehingga minat
bayar masyarakat muslim masih rendah.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan BAZNAS Provinsi
Jambi
Tahun 2017 pada 52 Dinas Instansi di lingkungan Pemenrintah
Provinsi Jambi
dan yang setingkat dengannya, diketahui Zakat dan Infak yang
dapat dikumpulkan
oleh BAZNAS Provinsi Jambi sebesar Rp. 3.826.872.078,26.
Penghimpunan ini
1 BAZNAS rencana kerja dan anggaran tahun 2017
-
4
meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp.
2.633.212.250,00.
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, terkumpul dana ZIS
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Dana Zakat dan Infaq di BAZNAS Provinsi Jambi
Tahun Jumlah Dana Terhimpun
Zakat Infaq
2014 2.002.186.550,90 184.255.470,00
2015 2.283.673.369,00 215.884.201,00
2016 2.467.019.011,00 166.193.239,00
2017 3.607.117.016,26 219.755.062,00 Sumber: BAZNAS Provinsi
Jambi
Dari beberapa Lembaga dan Instansi pemerintah, Perguruan
Tinggi
merupakan salah satu bagian dari lembaga yang menyetorkan
zakatnya ke
BAZNAS Provinsi Jambi. Perguruan Tinggi yang terdata di BAZNAS,
yaitu UIN
STS Jambi, UNJA, UNBARI, ASM Jambi, STMIK NH, STIE
Muhammadiyah,
dan Universitas Terbuka.2
Tabel 1.2
Jumlah Dana Zakat Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
UIN STS Jambi 12.132.000 9.450.000 13.500.000 16.200.000
13.500.000
UNJA
UNBARI 13.580.000 13.642.000 12.914.569 14.308.000
16.005.143
ASM Jambi
STMIK NH
STIE Muhammadiyah
Universitas Terbuka Sumber Data: BAZNAS Provinsi Jambi
2 BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Provinsi Jambi
-
5
Berdasarkan tabel 1.2 dari beberapa Perguruan Tinggi yang
terdata di
BAZNAS hanya UIN STS Jambi dan UNBARI yang rutin menyetorkan
dana
zakat kepada BAZNAS. Akan tetapi pada Tahun 2014 dana zakat yang
disetorkan
UIN STS Jambi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun
2013,
dan pada Tahun 2017 dana zakat yang disetorkan juga mengalami
penurunan bila
dibandingkan dengan Tahun 2016. Dan jika dibandingkan dengan
UNBARI pada
Tahun 2017 dana zakat yang disetorkan UIN STS Jambi kepada
BAZNAS juga
lebih kecil. UIN STS Jambi merupakan salah satu lembaga
perguruan tinggi
negeri di Provinsi Jambi dengan jumlah Dosen dan Karyawan yang
berstatus PNS
dan Non PNS berjumlah 685 orang
Tabel 1.3
Jumlah Dosen Berdasarkan Kepangkatan
No Jabatan Pascasarjana
Fak Adab
dan
Humaniora
Fak
Ekonomi
dan Bisnis
Islam
Fak
Syariah
Fak
Dakwah
Fak
Ushuluddin
Fak Ilmu
Tarbiyah
dan
Perguruan
Jumlah
Total
Dosen
PNS
%
1
Penata
Muda
0 0 0 0 1 2 2 5 1,56%
2
Penata
Muda TK I
0 8 8 6 1 1 22 46 14,33%
3 Penata 1 7 0 7 3 5 25 48 14,95%
4
Penata TK
I
8 10 11 9 2 7 25 73 22,74%
5 Pembina 7 5 19 11 7 33 91 30,21%
6
Pembina TK I
7 1 1 4 1 2 11 27
9,65%
7
Pembina Utama
Muda
4 0 1 3 0 1 4 13
3,11%
8
Pembina
Utama
Madya
7 0 1 1 0 1 0 10
4,05%
9
Pembina
Utama
3 0 0 0 0 0 2 5
1,57%
Jumlah 37 35 32 49 19 25 124 321
100,00%
-
6
Sumber Data: LPM UIN STS Jambi
Tabel 1.4
Jumlah PNS Strktural UIN STS Jambi Tahun 2018
Tenaga Kontrak Tenaga Kontrak Keamanan
Kepala Biro 2
140 30
Kepala Bagian 10
Kepala Sub Bagian 29
JFU 76
JFT 16
Jumlah Total 133 140 30 Sumber Data: LPM UIN STS Jambi
Berdasarkan tabel 1.3 potensi zakat profesi UIN STS Jambi
berdasarkan
kepangkatandengan asumsi gaji pokok Rp. 5.000.000 potensi zakat
UIN STS
Jambi berjumlah Rp. 56.750.000.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
mengangkat
skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Pengetahuan Zakat,
Tingkat
Pendapatan dan Tingkat Kepercayaan Kepada BAZNAS Terhadap
Minat
Membayar Zakat Profesi Para Muzakki (Studi Dosen dan
Karyawan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang
menarik
untuk diteliti adalah:
1. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat
Pendapatan,
dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara simultan terhadap
minat
membayar zakat profesi?
-
7
2. Seberapa besar Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat
Pendapatan,
dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara parsial terhadap
minat
membayar zakat profesi?
3. Dari ketiga Variabel tersebut, variabel mana yang paling
dominan
mempengaruhi minat membayar zakat profesi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui besar pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat,
Tingkat
Pendapatan, dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara
simultan
terhadap minat membayar zakat profesi.
2. Untuk mengetahui besar Pengaruh Tingkat Pengetahuan Zakat,
Tingkat
Pendapatan, dan Tingkat Kepercayaan kepada BAZNAS secara
parsial
terhadap minat membayar zakat profesi.
3. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi
minat
membayar zakat profesi.
b. Manfaat
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai
referensi dalam
penelitian selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
masyarakat dalam
upaya meningkatkan minat membayar zakat.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
BAZNAS dan
lembaga zakat lain untuk meningkatkan kredibilitas pelayanan
menjadi lebih
baik lagi.
-
8
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan penelitian ini menjadi lebih sfesifik, maka
penulis
melakukan pembatasan masalah, dimana penelitian ini hanya
dilakukan di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Adapun
responden
dalam penelitian ini adalah seluruh Dosen dan Karyawan UIN STS
Jambi.
-
9
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Zakat
Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazka-zakah. Oleh karena
kata
dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih,
baik dan bertambah.
Dengan makna tersebut, orang yang telah mengeluarkan zakat
diharapkan hati dan
jiwanya akan menjadi bersih, sebagaimana firman Allah swt dalam
surat at-
Taubah: 103, yang berbunyi:3
يِهْم ِبَها َوَصل ِ َعلَْيِهْم ۖ إِنَّ َصََلتََك َسَكٌن لَُهْم ۗ
ُرُهْم َوتَُزك ِ ُخْذ ِمْن أَْمَواِلِهْم َصدَقَةً تَُطه ِ
ُ َسِميٌع َعِليمٌ َوَّللاَّ
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.4 QS. At-Taubah (9) :
103
Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan
bersih
pula. Dari ayat diatas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan
para muzakki
(orang yang mengeluarkan zakat) dapat membersihkan dan
mensucikan hati
manusia, tidak lagi mempunyai sifat yang tercela terhadap harta,
seperti sifat
rakus dan kikir.
3 Fakhruddin, Fiqih dan.... hlm 13 4 At-Taubah (9) : 103
-
10
Secara etimologi (lughah/bahasa), al-zakah berarti al-numuw wa
al-
ziyadah. Terkadang juga diartikan dengan kata al-thaharah
(suci), seperti dalam
QS. Asy- Syam: 9, yang berbunyi:
َزكَّاَهاقَْد أَْفلََح َمْن
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa
itu.5 QS. Ash-
Syam (91) : 9
Menurut Abdurrahman al-Jaziri, kata zakat secara bahasa bermakna
al-
tathhir wa al-nama’. Sedangkan secara terminologi zakat adalah
pemilikan harta
yang dikhususkan kepada mustahiq (penerima)nya dengan
syarat-syarat tertentu.
Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya al-fiqh al-islami wa Adillatuh
mengungkapkan
beberapa defenisi zakat menurut para ulama mazhab:
a. Menurut Malikiyah, zakat adalah mengeluarkan bagian yang
khusus dari harta
yang telah mencapai nisabnya untuk yang berhak menerimanya, jika
milik
sempurna dan mencapai haul selain barang tambang, tanaman dan
rikaz.
b. Hanafiyah mendefinisikan zakat adalah kepemilikan bagian
harta tertentu dari
harta tertentu untuk orang/pihak tertentu yang telah ditentukan
oleh syari’
(Allah swt untuk mengharapkan keridhoan-Nya.
c. Syafi’iyyah, zakat adalah nama bagi sesuatu yang dikeluarkan
dari harta dan
badan dengan cara tertentu.
5 Ash-Syam (91) : 9
-
11
d. Menurut Hanabilah, zakat adalah hak yang wajib dalam harta
tertentu untk
kelompok tertentu pada waktu tertentu.6
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa, zakat
adalah
harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi
syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh agama dan disalurkan kepada orang-orang yang
telah ditentukan
pula, yaitu delapan golongan yang berhak menerima zakat.
Tujuan zakat adalah untuk membersihkan dan memberkahi harta
para
pembayar zakat (muzakki) dan menolong sesama dengan menyalurkan
kepada
yang berhak menerima dana zakat tersebut (mustahik). Mustahik
yang berhak
menurut Al-Quran Surat At-Taubah (9) : 60 terdiri dari 8
golongan atau asnaf,
yang artinya:
دَقَاُت ِللْ َقاِب إِنََّما الصَّ فُقََراِء َواْلَمَساِكيِن
َواْلعَاِمِليَن َعلَْيَها َواْلُمَؤلَّفَِة قُلُوبُُهْم َوفِي الر
ِ
ُ َعِليٌم َحِكيمٌ ِ ۗ َوَّللاَّ ِ َواْبِن السَّبِيِل ۖ فَِريَضةً
ِمَن َّللاَّ َواْلغَاِرِميَن َوفِي َسِبيِل َّللاَّ
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orangorang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan
untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”.7 QS. At-
Taubah (9) : 60
6 Fakhruddin, Fiqih dan.... hlm 16-17 7 At-Taubah (9) : 60
-
12
Adapun delapan asnaf tersebut adalah:8
1. Fakir
Al-fuqara adalah bentuk jama’ dari al-faqir. Al-faqir menrut
mazhab
Syafi’i dan Hambali adalah orang yang tidak memiliki harta benda
dan pekerjaan
yang mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Menurut mazhab
Hnanafi
adalah orang yang tidak memiliki barang apa-apa di bawah nisab
menurut hukum
zakat sah. Menurut mazhab Maliki faqir adalah orang yang
mempunyai harta,
sedangkan hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam masa
satu tahun.9
2. Miskin
Orang miskin ialah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi
penghasilannya tidak dapat dipakai untuk memenuhi hajat
hidupnya. Seperti
orang yang memerlukan sepuluh, tetapi dia hanya mendapatkan
delapan sehingga
masih belum dianggap baik dari segi makanan, pakaian serta
tempat tinggal.
3. Amil (Pengumpul Zakat)
Amil adalah orang-orang yang bekerja memungut zakat. Panitia
harus
memiliki sifat jujur dan menguasai hukum zakat. Yang boleh
dikategorikan
sebagai panitia zakat adalah orang yang di tugasi mengambil
sepersepuluh
(Al’asyir); penulis (Al-katib); pembagi zakat untuk para
mustahiq-nya, penjaga
harta yang dikumpulkan.
8 Sayyid sabiq, Ringkasan Fiqh Sunnah, (Jakarta: PUSTAKA
AL-KAUTSAR, 2013),
hlm 212-217 9 Fahrur Mu’iz, ZAKAT A-Z: Panduan Mudah, Lengkap,
dan Praktis tentang Zakat
(Solo: Tinta Medina, 2011), hlm 124
-
13
4. Muallaf
Muallaf adalah orang-orang yang masih lemah niatnya dalam
memeluk
Islam, maka seorang pemimpin perlu membujuk hatinya dengan
pemberian
sebagian zakat itu diharapkan orang-orang yang setaraf dengannya
ikut masuk
Islam.10
5. Riqab
Riqab adalah budak yang akan membebaskan dirinya. Untuk
membebaskan diri harus menebusnya dengan sejumlah uang dengan
Tuannya
karena perlu mendapatkan bantuan, maka ia berhak menerima
pemberian zakat.11
6. Gharimin (orang yang memiliki utang)
Yaitu orang yang berhutang untuk kepentingan yang bukan maksiat
dan
tidak sanggup membayarnya. Atau orang yang berhutang untuk
mendamaikan
orang yang bersengketa dan atau orang yang berhutang untuk
memelihara
persatuan umat Islam, maka hutang mereka bisa dibayar dengan
zakat.12
7. Fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah para pejuang yang
berperang
di jalan Allah yang tidak digaji oleh markas komando mereka
karena yang mereka
lakukan hanya berperang.13
10 Abdul Rochim dan Fathoni, Syariat Islam: Tafsir Ayat-Ayat
Ibadah, Edisi I, Jakarta
Rajawali, Cet. Ke-1, 1987, hlm 255 11 Moh, Rifa’i dkk,Kifayatul
Ahyar, (terj), (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1997) Jilid. I, hlm
143 12 Enizar dkk, Rintrprtasi Pendayagunaan ZIS Menuju
Efektifitas Pemanfaatan ZIS
(Jakarta: Piramedia, 2004) hlm 22 13 Muhammad Abu Zahrah, Zakat
Dalam Persfektif Sosial, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet.
IV, 2004) hlm 146
-
14
8. Ibnu Sabil (orang yang sedang dalam perjalanan)
Orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang-orang
yang
bepergian (musafir) untuk melaksanakan suatu hal yang baik
(tha’ah) tidak
termasuk maksiat.14
2. Landasan Hukum Zakat
Nabi Muhammad SAW menerima perintah zakat setelah beliau
berhijrah
ke Madinah Al-Munawwarah. Kewajiban melaksanakan zakat ini
terdapat pada
ayat-ayat yang diturunkan di kota Madinah yang kemudiannya
diperkuat oleh
Sunnah Nabi Muhammad SAW, baik mengenai nisab, jumlah,
syarat-syarat, jenis,
dan bentuk-bentuk pelaksanaan yang konkrit dan kuat.15
a. Al-Qur’an
1. Al-Baqarah (2) : 43
اِكِعينَ َكاةَ َواْرَكعُوا َمَع الرَّ ََلةَ َوآتُوا الزَّ
َوأَقِيُموا الصَّ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-
orang yang ruku'.16 QS. AL-Baqarah (2) : 43
2. Al-An’am (6) : 141
ْرَع ُمْختَِلفًا َوُهَو الَِّذي أَْنَشأَ َجنَّاٍت َمْعُروَشاٍت
َوَغْيَر َمْعُروَشاٍت َوالنَّْخَل َوالزَّ
اَن ُمتََشابًِها َوَغْيَر ُمتََشابٍِه ۚ ُكلُوا ِمْن ثََمِرِه
إِذَا أَثَْمَر َوآتُوا مَّ ْيتُوَن َوالرُّ أُُكلُهُ َوالزَّ
ْلُمْسِرفِينَ َحقَّهُ يَْوَم َحَصاِدِه ۖ َوََل تُْسِرفُوا ۚ
إِنَّهُ ََل يُِحبُّ ا
14 Panduan Zakat Praktis Kementrian Agama Islam Republik
Indonesia, hlm 69 15 Gustian Djuanda dkk, Pelaporan Zakat Pengurang
Pajak Penghasilan (Jakarta; PT.
Raja Grafindo Persada, 2006) hlm 14 16 AL-Baqarah (2) : 43
-
15
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung
dan yang
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan
kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan17. QS. Al-An’am (6) :
141
b. Hadist
ُ َعْنُهَما: ) أَنَّ اَلنَِّبيَّ صلى هللا عليه وسلم َبعَثَ
ُمعَاذًا َعنِ اِْبنِ َعبَّاٍس َرِضيَ َّللَاَّ
َ قَدِ اِْفتََرضَ َعلَْيِهمْ َصدَقَةً رضي هللا عنه إِلَى
اَْليََمنِ ( فَذََكرَ اَْلَحِديَث, َوفِيِه: ) أَنَّ َّللَاَّ
فِي أَْمَواِلِهْم, تُْؤَخذُ ِمنْ أَْغنِيَاِئِهْم, فَتَُردُّ فِي
فُقََرائِِهمْ ( ُمتَّفَقٌ َعلَْيِه, َواللَّْفظُ ِلْلبَُخاِري ِ
Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengutus Mu'adz
ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu-- dan didalamnya
(beliau bersabda):
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta
mereka yang
diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan
kepada orang-
orang fakir di antara mereka." Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut Bukhari.18
17 Al-An’am (6) : 141
18
https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html
diakses
pada Jumat, 28-09-2018, pukul 15:03
https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html
-
16
ٍ رضي هللا عنه أَنَّ اَْلعَبَّاَس رضي هللا عنه ) َسأََل
اَلنَّبِيَّ صلى هللا عليه َوَعْن َعِلي
, َص لَهُ ِفي ذَِلَك ( َرَواهُ اَلت ِْرِمِذيُّ , فََرخَّ وسلم
فِي تَْعِجيِل َصدَقَتِِه َقْبَل أَْن تَِحلَّ
َواْلَحاِكم ُ
Dari Ali bahwa Abbas bertanya kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam
penyegeraan pengeluaran zakat sebelum waktunya, lalu beliau
mengizinkannya.
Riwayat Tirmidzi dan Hakim.19
3. Harta Yang Wajib di Zakati
Harta dalam bahasa Arab disebut al-amwal yang merupakan jama’
atau
plural (menunjukkan arti banyak) dari kata al-mal (bentuk
mufrad, menunjukkan
arti tunggal. Menurut Yusuf al-Qardawi harta adalah segala
sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya.
20
Selanjutnyadengan mengutip pendapat Ibn Asyr, Yusuf al-Qardhawi
mengatakan
bahwa kekayaan pada mulanya berarti emas dan perak, tetapi
kemudian berubah
pengertiannya menjadi sgala barang yang disimpan dan
dimiliki.21
Menurut pendapat beberapa ulama dibawah ini adalah tentang
macam
harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, diantaranya adalah:
a. Abdurrahman al-Jaziri mengatakan bahwa harta yang wajib
dikeluarkan
zakatnya ada lima macam, yaitu hewan ternak (unta, sapi dan
kambing), emas dan
19
https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html
diakses pada Jumat,
28-09-2018, pukul 15:04 20 Yusuf al-Qardhawi, Op. Cit, hlm 124
21 Yusuf al-Qardhawi, Ibid
https://hamzahjohan.blogspot.com/2015/08/hadits-hadits-tetang-zakat.html
-
17
perak, barang dagangan, barang tambang dan rikaz (barang
temuan), serta
tanaman-tanaman dan buah-buahan.
b. Sayyid Sabiq mengatakan bahwa harta yang waib dikeluarkan
zakatnya adalah
emas, perak, hasil tanaman, buah-buahan, barang-barang
perdagangan, binatang
ternak, madu, barang tambang dan barang temuan (harta
karun).22
c. Ibnu Qayyim al-Juaziyah dalam kitabnya Zad al-Ma’ad
mengatakan bahwa
harta yang menjadi sumber zakat yang diekemukakan secara
terperinci dalam al-
Qur’an dan Hadist ada empat jenis, yaitu tanam-tanaman dan
buah-buahan, hewan
ternak, emas dan perak serta harta perdagangan.
d. Wahbah al-Zuhaili mengatakan bahwa harta yang wajib dizakati
ada lima, yaitu
nuqud (emas,perak dan surat-surat berharga), barang tambang dan
barang temuan,
barang perdagangan, tanam-tanaman dan buah-buahan, dan hewan
ternak (unta,
sapi dan kambing). Kemudian wahbah juga mengutip pendapat Abu
Hanifah yang
mewajibkan kuda untuk dizakati.
e. Hasbi al-Shiddiqiy membagi harta yang wajib dizakati dibagi
menjadi dua,
yaitu harta-harta zhahir (al-amwal al-zhahirrah), yaitu
binatang, tumbuh-
tumbuhan dan buah-buahan, dan harta-harta yang tersembunyi
(al-amwal al-
bathinah), yaitu emas, perak, dan barang perniagaan.
f. Ibnu Rusyd juga membagi harta yang wajib dikeluarkan zakatnya
menjadi dua,
yaitu, pertama yang disepakati dua macam dari barang tambang
(emas dan perak),
tiga macam dari hewan (unta, sapi dan kambing), dua macam dari
buah-buahan
(kurma dan kismis). Kedua, yang diperselisihkan, yaitu emas yang
dibuat pakaian.
22 Sayyid sabiq, Op. Cit, hlm 190
-
18
Menurut Mali, Laits dan Syafi’i barang tersebut tidak dizakati,
sedangkan
menurut Abu Hanifah wajib dikeluarkan zakatnya.23
Dari pendapat-pendapat diatas, secara umum memang terdapat
beberapa
jenis kekayaan yang disebutkan dan diperingatkan al-Qur’an untuk
dikeluarkan
zakatnya sebagai hak Allah, yaitu:24
1. Emas dan perak, dalam QS. At-Taubah: 34
ْهبَانِ لَيَأُْكلُ ونَ أَْمَوالَ النَّاِس بِاْلبَاِطلِ يَا
أَيَُّها الَِّذينَ آَمنُوا إِنَّ َكثِيًرا ِمنَ األْحبَارِ
َوالرُّ
ِ ةَ َوَل يُْنِفقُوَنَها فِي َسِبيلِ َّللاَّ ِ َوالَِّذينَ
يَْكنزونَ الذََّهبَ َواْلِفضَّ َويَُصدُّونَ َعنْ َسِبيلِ
َّللاَّ
ْرُهمْ ِبعَذَابٍ أَِليمٍ فَبَش ِ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar
dari orang-
orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
harta
orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari
jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”25
2. Tanaman dan buah-buahan, dalam QS. Al-An’am: 141
ْرَع ُمْختَِلفًا أُُكلُهُ َوُهَو الَِّذي أَْنَشأَ َجنَّاٍت
َمْعُروَشاٍت َوَغْيَر َمْعُروَشاٍت َوالنَّْخَل َوالزَّ
اَن ُمتََشاِبًها َوَغيْ َر ُمتََشابٍِه ُكلُوا ِمْن ثََمِرِه
إِذَا أَثَْمَر َوآتُوا َحقَّهُ َيْوَم مَّ ْيتُوَن َوالرُّ
َوالزَّ
َحَصاِدِه َوََل تُْسِرفُوا إِنَّهُ ََل يُِحبُّ
اْلُمْسِرفِينَ
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya,
23 Fakhruddin, FIQH dan Manajemen.... Op. Cit 89-90 24Rozalinda,
EKONOMI ISLAM Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi
(Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 254-256 25 At-Taubah (9) :
34
-
19
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.”26
3. Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang dapat diperjualbelikan untuk
meraih
keuntungan dari berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti
alat-alat, pakaian,
makanan, perhiasan, dll.27
4. Barang Tambang dan Hasil Laut,
Ma‟din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam
perut
bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah,
tembaga, marmer,
giok, minyak bumi, batu-bara dan sebagainya.
Rikaz adalah harta yang terpendam di dalam tanah dari zaman
dahulu
atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta
atau barang
yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai
pemiliknya.
Para ulama berbeda pendapat tentang barang tambang yang
wajib
dikeluarkan zakatnya. Imam Ahmad mengatakan, dia adalah seluruh
benda yang
dikeluarkan dari bumi dan punya nilai, seperti emas, perak,
besi, kuningan, dan
timah dan ia wajib telah mencapai satu nisab baik dengan dirinya
sendiri maupun
dengan nilainya.28
26 Al-An’am (6) : 141 27 Gustian Juanda, dkk, Pelaporan Zakat
Pengurang Pajak Penghasilan, ( Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm 22 28 Sulaiman Al-faifi, Ringkasan
Fikih Sunnah, (Solo: Ummul Qura, 2012), hlm 249
-
20
4. Pengertian Zakat Profesi
Zakat profesi atau zakat atas penghasilan adalah suatu istilah
yang
muncul dewasa ini. Adapun istilah ulama’ salaf, zakat profesi
biasanya disebut
dengan al-mal al-mutafad. Yang termasuk dalam kategori zakat al
mal mustafad
adalah pendapatan yang dihasulkan dari profesi non-zakat yang
dijalani, seperti
gaji pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, dan lain-lain,
atau rezeki yang
dihasilkan secara tidak terduga seperti undian, kuis berhadiah
(yang tidak
mengandung unsur judi), dan lain-lain.
Pendapatan profesi adalah buah dari hasil kerja menguras otak
dan
keringat yang dilakukan oleh setiap orang. Contoh dari
pendapatan profesi adalah
gaji, upah, insentif atau nama lainnya disesuaikan dengan jenis
profesi yang
dikerjakan baik itu pekerjaan yang mengandalkan kemampuan otak
atau
kemampuan fisik lainnya dan bahkan kedua-duanya.29
Yusuf al-Qardawi menyatakan bahwa barangkali bentuk
penghasilan
yang paling menyolok pada zaman sekarang ini adalah apa yang
diperoleh dari
pekerjaan dan profesinya. Pekerjaan yang menghasilkan uang ada
dua macam:30
Pertama: pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung
kepada orang lain,
berkat kecekatan tangan atau otak. Penghasilan yang diperoleh
dengan cara ini
merupakan penghasilan profesional, seperti penghasilan seorang
dokter, insinyur,
advokat seniman, penjahit, tukang kayu dan lain-lainnya.
Kedua:pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak lain, baik
pemerintah,
perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah yang
diberikan dengan
29 Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat:
Mengomunikasikan Kesadaran dan
Membangun Jaringan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm 73 30 Yusuf
al-Qardhawi, Hukum Zakat... hlm 459
-
21
tangan, otak, ataupun keduanya. Penghasilan dari pekerjaan
seperti itu berupa gaji,
upah, ataupun honorarium.
Semua penghasilan melalui kegiatan profesional, apabila telah
mencapai
nisbah maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini berdasarkan
nash-nash yang
bersifat umum, misalnya firman Allah swt dalam QS.
Adz-dzaariyaat (51): 19
َوفِي أَْمَواِلِهْم َحقٌّ ِللسَّائِِل َواْلَمْحُرومِ
Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta
dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.31 QS.
Adz-dzaariyaat (51): 19
Imam al-Qurthubi sebagaimana dikutip oleh Wahbah al-Zuhaili
dalam
kitabnya al-tafsir al-munir menyatakan bahwa pendapat yang
paling kuat tentang
makna haqqun adalah ukuran yang telah diketahui secara syara’,
yaitu zakat. Hal
ini juga diperkuat oleh ibn al-Araby dan al-Jashash. Muhmmad ibn
Sirin dan
Qatadah mengatakan bahwa kata haqqun dalam ayat tersebut
bermakna zakat
wajib.32
Zakat yang berasal dari profesi ini sudah disepakati oleh para
ulama-
ulama berikut untuk wajib dikenakan zakat. Perbedaan pendapat
hanya tentang
haul.33
a. Menurut Abu Hanifah: mal mustafad tidak dizakati sebelum
sempurna satu
tahun di tangan pemiliknya, kecuali apabila pemiliknya mempunyai
harta
sejenis yang pada permualaan tahun sudah mencapai satu nisab,
maka mal
mustafad itu dipungut zakatnya bersamaan,
31 Adz-dzaariyaat (51): 19 32 Fakhruddin, FIQH dan Manajemen....
hlm 139 33 Fakhruddin, FIQH dan Manajemen.... hlm 140-141
-
22
b. Menurut Malik: mal mustafad tidak dizakati sebelum sempurna
setahun, baik
sipemilik mempunyai harta yang sejenis, kecuali tentang
ternak.
c. Menururt Syafi’i: mal mustafad tidak dizakati sebelum
setahun, meskipun si
pemilik mempunyai harta yang sejenis, kecuali anak ternaknya
sendiri, maka
mal mustafad yang berupa anak ternaknya sendiri dizakati
mengikuti
induknya.
d. Menurut Ibn Hazm: mengkritik penafsiran ulama sebelumnya, ia
mengatakan
bahwa pendapat-pendapat tersebut tanpa dalil sama sekali.
Menurutnya,
semua harta itu disyaratkan setahun, baik harta mal mustafad
maupun tidak.
e. Menurut Daud al-Zahiri, mal mustafad wajib zakat tanpa syarat
sampai
setahun.
f. Menurut Yusuf al-Qardhawi, mal mustafad, seperti gaji
pegawai, upah buruh,
penghasilan dokter, pengacara, pemborong, dan penghasilan modal
diluar
perdagangan, persewaan mobil, perahu dan penerbangan, hotel, dan
tempat
hiburan, wajib dikenakan zakat dan tidak disyaratkan sampai
setahun, akan
tetapi dizakati pada waktu menerima pendapatan tersebut.
Nisab zakat profesi dan cara perhitungannya
Nisab merupakan batas minimal atau jumlah minimal harta yang
dikenai
kewajiban zakat. Karena zakat profesi ini tergolong baru,
nisabnya pun mesti yang
dikembalikan kepada zakat zakat yang lain, yang sudah ada
ketentuan hukumnya.
Ada dua kemungkinan yang dapat di kemukakan untuk ukuran
zakat
profesi ini.
-
23
1. Disamakan dengan nisab zakat emas dan perak yaitu dengan
mengkiaskannya
kepada emas dan perak sebagai standar nilai uang yang wajib di
zakati yakni 20
dinar atau 93,6 gram emas.
2. Disamakan dengan zakat hasil pertanian yaitu 5 wasq (sekitar
750 kg beras).
Diterimanya penghasilan dari profesi tersebut sejumlah 5 atau
10% sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan.34
5. Pendapatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil
kerja
(usaha atau sebagainya). 35 Sedangkan pendapatan dalam kamus
manajemen
adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan
organisasi lain dalam
bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.36
Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai
banyaknya
penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat
dihasilkan
seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.
Reksoprayitno
mendefinisikan: “Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai
total penerimaan
yang diperoleh pada periode tertentu”. Dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima
oleh para
anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas
jasa atau faktor-
faktor produksi yang telah disumbangkan.37
34 Agus Marimin dan Tia Nur Fitria, Zakat Profesi (Zakat
Penghasilan) Menurut Hukum
Islam, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Vol 01, No 01, Maret 2015
35Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), hlm. 185
36 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2003), hlm. 230
37 Reksoprayitno, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi,
(Jakarta: Bina Grafika,
2004), hlm. 79
-
24
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya
suatu
daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat
dikatakan bahwa
kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan
dari konsumsi
maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk
berjaga-jaga apabila
baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga
mempengaruhi
tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan
masyarakat
suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan
kemajuan daerah
tersebut tinggi pula.38
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa konsep
pendapatan harus dipusatkan perhatiannya kepada arus masuk
daripada asset yang
ditimbulkan, dan harus dipusatkan kepada pencapaian barang dan
jasa oleh
perusahaan.
Selain itu terdapat dua konsep yang sangat erat berhubungan
dengan
masalah proses pendapatan yaitu:
a. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process) adalah suatu
konsep
tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasarkan pada
asumsi bahwa
semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam rangka mencapai
hasil yang
meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun
pengumpulan
piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan
berdasarkan
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut
melakukan
kegiatan produksi.
38 Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi
pada Pegawai
Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”, Journal
Ekonomika Universitas Almuslim
Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7: 9
-
25
b. Proses realisasi pendapatan (Realization Process) adalah
proses pendapatan
yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan
dan terjual
atas kontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap
terakhir
kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan
atau diserahkan
kepada pelanggan dan jika kontrak penjualan mendahului produksi
barang
atau jasa maka pendapatan belum dikatakan terjadi. Proses
realisasi
pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
a. Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain
melalui proses
penjualan yang sah.
b. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan
aktiva
lancar.39
6. Kepercayaan
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai
suatu
objek, atributnya, dan manfaatnya. Berdasarkan konsep tersebut,
maka
pengetahuan konsumen sangat terkait dengan pembahasan sikap
karena
pengetahuan konsumen adalah kepercayaan konsumen. Kepercayaan
konsumen
atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu
produk
memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut
tersebut.40
Kepercayaan (trust) secara umum dapat diartikan sebagai
kepercayaan
kepada pihak lain dikarenakan pihak tersebut dapat dipercaya.
Seseorang atau
perusahaan dapat dipercaya karena mempunyai integritas yang
tinggi yang
39 http://eprint.radenfatah.ac.id/131/2/BAB%252011.pdf Diakses
pada Rabu, 28-02-2018
pukul 10.07 WIB 40 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan
Penerapannya dalam Pemasaran,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2011), hlm. 165-166.
http://eprint.radenfatah.ac.id/131/2/BAB%252011.pdf
-
26
dihubungkan dengan kualitas seperti konsisten, berkompeten,
jujur, adil,
bertanggung jawab, sangat menolong, dan baik hati
(kebajikan).41
Menurut Mowen dan Minor menjelaskan bahwa kepercayaan
konsumen
adalah “Semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua
kesimpulan
yang dibuat konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya.
Objek dapat berupa
produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang
memiliki
kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur
yang mungkin
dimiliki atau tidak dimiliki oleh oleh objek. Sedangkan manfaat
adalah hasil
positif yang diberikan kepada konsumen. Kepercayaan secara umum
dipandang
sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan relationship.Tanpa
adanya kepercayaan,
suatu relationship tidak akan bertahan dalam jangka waktu yang
panjang.42
Imam Al-Qusairi mengatakan bahwa kata shadiq ‘orang
yangjujur’
berasal dari kata shidq ‘kejujuran’. Kata shiddiq adalah bentuk
penekanan
(mubalaghah) dari shadiq dan berarti orang yang mendominasi
kejujuran. Dengan
demikian, di dalam jiwa seseorang yang jujur itu terdapat
komponen nilai ruhani
yang memantulkan berbagai sikap yang berpihak kepada kebenaran
dan sikap
moral yangterpuji.43
41 Mokhamad Arwani, dkk, “Peran Karakteristik Individu Sebagai
Moderator Pengaruh
Kepuasan, Kepercayaan dan Komitmen Terhadap Loyalitas (Studi
pada Nasabah Bank Syariah di
Kabupaten Kudus)”, Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 4 Nomor 2,
Desember, 2011, hlm. 159-170
42 Nurul Widyawati, “Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen Serta
Bauran Pemasaran
Jasa terhadap Loyalitas Konsumen di Hotel Zakiyah Medan”, Jurnal
Ekitas, Vol. 12, 2008, hlm.
74-96
43 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Gema Insani
Press, Jakarta, 2002),
hlm. 80
-
27
Pelaku bisnis yang jujur dan amanah akan dikumpulkan kelak
diakhirat
bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’.Sedangkan mereka semua
di akhirat
tidak memiliki tempat melainkan di surga. Dalam sebuah hadis,
Rasulullah SAW
bersabda:
دُوُق ُ َعلَْيِه َوَسلََّم قَاَل التَّاِجُر الصَّ ِ َصلَّى
َّللاَّ َعْن أَبِي َسِعيٍد َعْن النَّبِي
ِد يِقيَن َوالشَُّهدَاءِ يُن َمَع النَّبِيِ يَن َوالِص ِِ
األَم
رواه الترمذي
“Dari Abu Sa’id r.a. dari Rasulullah SAW. Bersabda.‘Seorang
pebisnis yang
yang jujur lagi amanah, maka ia akan bersama para nabi,
shiddiqin dan
syuhada’.” (H.R. Turmudzi)
Dalam kepercayaan terdapat dimensi reliable. Dimensi
reliable
(kehandalan) yang berkenaan dengan kemampuan untuk memberikan
jasa yang
dijanjikan secara terpercaya dan akurat. Pelayanan akan dapat
dikatakan reliabel
apabila dalam perjanjian yang telah diungkapkan dicapai secara
akurat. Ketepatan
dan keakuratan inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan konsumen
terhadap
lembaga penyedia layanan jasa. Dalam konteks ini, Allah juga
menghendaki
setiap umatNya untuk menepati janji yang telah dibuat dan
dinyatakan
sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat
91 yang
artinya:
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah meneguhkannya,
sedang
-
28
kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah
sumpah itu),
sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.44
Kepercayaan didefinisikan sebagai keinginan untuk menggantungkan
diri
pada mitra bertukar yang dipercayai. Green yang dikutip oleh
Fasochah
menyatakan bahwa komponen-komponen kepercayaan adalah:
a. Kredibilitas
Kredibilitas berarti bahwa karyawan jujur dan katakatanya
dapat
dipercaya. Kredibilitas harus dilakukan dengan kata-kata, bentuk
lain yang
berhubungan adalah believability dan truthfulness.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berarti sesuatu yang bersifat reliable atau dapat
dihandalkan.
Ini berarti berhubungan dengan kualitas individu/organisasi.
Reliabilitas harus
dilakukan dengan tindakan, bentuk lain yang berhubungan adalah
predictability
dan familiarity.
c. Intimacy
Kata yang berhubungan adalah integritas yang berarti karyawan
memiliki
kualitas sebagai karyawan yang memiliki prinsip moral yang kuat.
Integritas
menunjukkan adanya internal consistency, ada kesesuaian antara
apa yang
dikatakan dan dilakukan, ada konsistensi antara pikiran dan
tindakan. Selain itu
integritas menunjukkan adanya ketulusan.45
44
https://ridwan202.wordpress.com/2013/02/11/kualitas-pelayanan-dalam-islam/
Diakses
Rabu, 28-02-2018 45 Fasochah, Analisis Pengaruh Kepercayaan dan
Kualitas Layanan terhadap Loyalitas
Pelanggan dengan Kepuasan Konsumen sebagai variabel Mediasi
(Studi Pada RS Darul
Istiqomah Kaliwungu Kendal), Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi,
No. 13, 2013, hlm. 1-22
https://ridwan202.wordpress.com/2013/02/11/kualitas-pelayanan-dalam-islam/
-
29
7. Minat
Menurut Hurlock dalam Rahmanto, mengartikan minat sebagai
sumber
motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan
mereka lakukan
bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat
sesuatu itu
mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap
sesuatu itu yang
pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi
dirinya.46
Minat merupakan aspek psikis yang dimiliki seseorang yang
menimbulkan rasa suka atau tertarik terhadap sesuatu dan mampu
mempengaruhi
tindakan orang tersebut. Minat mempunyai hubungan yang erat
dengan dorongan
dalam diri individu yang kemudian menimbulkan keinginan untuk
berpartisipasi
atau terlibat pada suatu yang diminatinya. Seseorang yang
berminat pada suatu
obyek maka akan cenderung merasa senang bila berkecimpung
didalam obyek
tersebut sehingga cenderung akan memperhatikan perhatian yang
besar terhadap
obyek. Perhatian yang diberikan tersebut dapat diwujudkan dengan
rasa ingin tahu
dan mempelajari obyek tersebut.47
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:48
1. The Factor Inner Urge : Rangsangan yang datang dari
lingkungan atau ruang
lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang
akan mudah
menimbulkan minat.
2. The Factor Of Social Motive : Minat seseorang terhadap obyek
atau sesuatu
hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
manusia dan
46 Santy Andriyani, Minat Kerja Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknologi
Agroindustri, FPTK UPI Universitas Pendidikan Indonesia, 2013 47
http://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdf Diakses pada Rabu, 28-02-2018
pukul 16.17 WIB 48 http://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdf Diakses pada
Rabu, 28-02-2018 pukul 16.17 WIB
http://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdfhttp://eprints.uny.ac.id/7795/3/pdf
-
30
oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi
agar dapat
status social yang tinggi pula.
3. Emosional Factor : Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai
pengaruh
terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu
dalam suatu
kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan
dapat
menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.
Sebaliknya
kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang
berkembang.
F. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.5
Tinjauan Pustaka
N
o
Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Eka Satrio Dan
Dodik Siswanto
(2016)
Analisis Faktor
Pendapatan,
Kepercayaan Dan
Religiusitas Dalam
Mempengaruhi Minat
Muzakki Untuk
Membayar Zakat
Penghasilan Melalui
Lembaga Amil Zakat
Variabel Terikat: Minat
Variabel Bebas: Pendapatan,
Kepercayaan, Dan Religiusitas
Hasil penelitian
empiris
menunjukkan
bahwa variabel
Pendapatan,
Kepercayaan,
Dan Religiusitas
berpengaruh
secara signifikan
terhadap minat
muzakki berzakat
melalui Lembaga
Amil Zakat.
-
31
2 Hanwar Ahmad
Sidiq
(2015)
Pengaruh Pengetahuan
Zakat, Tingkat
Pendapatan,
Religiusitas Dan
Kepercayaan Kepada
Organisasi Pengelola
Zakat Terhadap Minat
Membayar Zakat Pada
Lembaga Amil Zakat
(Studi Kasus Terhadap
Muzakki di Fakultas
Agama Islam dan
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Muhammadiyah
Surakarta)
Variabel Terikat: Minat
membayar Zakat
Variabel Bebas: Pengetahuan
Zakat, Tingkat Pendapatan,
Religiusitas Dan Kepercayaan
Berdasarkan hasil
analisis yang
dilakukan maka
diperoleh
kesimpulan,
Pengetahuan
zakat, Tingkat
kepercayaan,
berpengaruh
signifikan
terhadap minat
membayar zakat
pada lembaga
amil zakat.
Sedangkan
Sedangkan untuk
variabel tingkat
pendapatan dan
tingkat
religiusitas tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap minat
membayar zakat
pada lembaga
amil zakat.
3 Nurul Huda &
Abdul Gofur
(2012)
Analisis Intensi
Muzakkî Dalam
Membayar Zakat
Profesi
Variabel Terikat: Intensi
Muzakki
Variabel Bebas: Sikap, Norma
Subjective, Kendali Perilaku,
Penghasilan, Pendidikan, Dan
Pengetahuan
Berdasarkan
analisis multiple
regression dapat
diketahui bahwa
secara bersama-
sama variabel
Sikap, Norma
Subjective,
Kendali Perilaku,
Penghasilan,
Pendidikan, Dan
Pengetahuan
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap variabel
Intensi muzakkî.
4 Muhammad Abdul
Aziz
(2015)
Pengaruh pemahaman,
religiusitas dan
kondisiKeuangan
muzaki terhadap
kepatuhan zakat
Variabel Terikat: Kepatuhan
Zakat Profesi
Variabel Bebas: Pemahaman,
ReligiusitasdanKondisiKeuangan
Berdasarkan hasil
analisis
yangdilakukan,
secara parsial
hanya variabel
-
32
Profesi di kota
yogyakarta
pemahaman
muzaki yang
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
kepatuhan zakat
profesi,
sedangakan
religiusitas dan
kondisi keuangan
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
kepatuhan zakat
profesi.
Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terletak pada
variabel bebas yang digunakan pada penelitian Nurul Huda dan
Abdul Ghofur
(2012), pada penelitiannya Nurul dan Abdul menggunakan enam
variabel bebas,
yaitu Sikap, Norma Subjectif, Kendali Perilaku, penghasilan,
pendidikan dan
pengetahuan, dimana lima variabel bebasnya berbeda, dan
perbedaan selanjutnya,
terletak pada objek dan lokasi penelitiannya.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal
yang
dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga menuntun/mengarahkan
penyelidikan
selanjutnya.49
Adapun dalam penelitian ini, yang digunakan adalah hipotesis
alternative
yang disingkat Ha dan hipotesis nol yang selanjutnya disingkat
Ho. Ha disebutkan
juga sebagai hipotesis kerja atau hipotesis penelitian (research
hypothesis).
Ha adalah lawan atau bandingan dari Ho. Ha cenderung dinyatakan
dalam
kalimat positif sedangkan Ho dinyatakan dalam kalimat
negative.50
49Husein Umar,Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
(Jakarta: Rajawali Pers,
2014), hlm. 104
-
33
Jadi, dari uraian diatas, maka penulis telah menyusun hipotesis
sebagai
berikut:
Ho: Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat
Kepercayaan
terhadap BAZNAS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap
terhadap Minat membayar zakat profesi para muzakki.
Ha : Tingkat Pengetahuan Zakat, Tingkat Pendapatan dan Tingkat
Kepercayaan
terhadap BAZNAS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Minat
membayar zakat profesi para muzakki.
H. Kerangka Pemikiran
Tingkat pengetahuan zakat merupakan hal penting yang dapat
mempengaruhi Minat muzakki dalam membayar zakat profesi. Apabila
tingkat
pengetahuan zakat muzakki rendah, maka kemungkinan besar muzakki
tersebut
tidak akan membayar zakat. Selanjutnya, factor kedua yang
mempengaruhi minat
muzakki dalam membayar zakat profesi adalah Tingkat pendapatan.
Tingkat
pendapatan merupakan instrument penting dalam kesadaran diri
muzakki dalam
membayar zakat, karena kadar zakat profesi yang dikeluarkan
dihitung dari
seberapa besar pendapatan yang telah mencapai nisab. Terakhir,
factor yang
mempengaruhi minat muzakki dalam membayar zakat profesi adalah
Tingkat
kepercayaan kepada BAZNAS.
50Dewi, Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Syariah Terhadap
Kinerja Keuangan di
Bank Rakyat Indonesia Syariah Kota Jambi, (Skripsi: UIN STS
Jambi, 2017), hlm, 22
-
34
Ket: Berpengaruh secara Parsial
Berpengaruh secara Simultan
Pengetahuan Zakat
(X1)
Minat
(Y)
Tingkat Pendapatan
(X2)
Tingkat Kepercayaan
(X3)
-
35
-
37
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara langsung kepada Dosen dan
Karyawan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl.
Jambi-Muaro Bulian
Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi, Kode Pos. 36363 Telp.
0741 5841 18.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian mix methods, yaitu suatu
langkah
penelitian dengan menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam
penelitian, yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian campuran merupakan
pendekatan penelitian
yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan
penelitian
kuantitatif.41 Sedangkan menurut Sugiyono mix methods adalah
metode penelitian
dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian sekaligus,
kualitatif dan
kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga akan
diperoleh data yang
lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif.42
Penelitian ini menggunakan teknik campuran bertahap. Menurut
Creswell, strategi ini merupakan strategi dimana peneliti
menggabungkan data
yang ditemukan dari satu metode dengan metode lainnya.43
Strategi ini dapat
dilakukan dengan interview terlebih dahulu untuk mendapatkan
data kualitatif lalu
41 Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed.Yogyakarta : Pustaka Pelajar hlm 5 42 Sugiyono, Metode
Penelitian Pendidikan (pPendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2012) hlm 18
43 Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan..... hlm
313
-
38
diikuti dengan data kuantitatif, dalam hal ini menggunakan
survey. Strategi ini
menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Dalam stretegi ini tahap
pertama adalah
mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif kemudian diikuti
oleh
pengumpulan dan menganalisis yang dibangun berdasarkan hasil
awal
kualitatif. Bobot atau prioritas ini diberikan pada data
kuantitatif.
b. Strategi eksploratoris sekuensial. Strategi ini kebalikan
dari strategi
eksplanatoris sekuensial, pada tahap pertama peneliti
mengumpulkan dan
menganalisis data kualitatif kemudian mengumpulkan data
kuantitatif dan
menganalisisnya pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil dari
tahap
pertama. Bobot utama pada strategi ini adalah pada data
kualitatif.
c. Strategi transformatif sekuensial. Pada strategi ini peneliti
menggunakan
perspektif teori untuk membentuk prosedur-prosedur tertentu
dalam
penelitian. Dalam model ini peneliti boleh memilih untuk
menggunakan
salah satu dari dua metode dalam tahap pertama, dan bobotnya
dapat
diberikan pada salah satu dari keduanya.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
44 Data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik
perhitungan
matematika dan statistik.
Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder.
44 J. Supranto, “Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran”,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), hlm 20
-
39
1. Data primer
Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri
oleh
perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya. Data
primer merupakan
data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan
seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang
biasa dilakukan
oleh peneliti. Data primer diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner kepada
responden yang merupakan objek penelitian sedangkan data
sekunder merupakan
data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga
pengumpul data yang
kemudian dipublikasi.45
Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data
langsung yang
diperoleh dari Dosen dan Karyawan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi melalui teknik pengisian kuesioner yang
dilakukan oleh Dosen
dan Karyawan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diperoleh dari hasil
pengumpulan
dan pengolahan sendiri oleh peneliti, melainkan dilakukan oleh
orang lain atau
lembaga tertentu. Meskipun demikian, data tersebut sangat
mendukung
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Data sekunder
dalam penelitian
ini didapatkan dari buku liteteratur, jurnal, skripsi dan
internet.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan datanya yaitu
dengan
menggunakan
45 Husein Umar, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis”, (Jakarta; Rajawali
Pers, 2014), hlm 42
-
40
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan
tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.46 Kuesioner pada penelitian ini
dibagikan kepada
100 responden dari Dosen dan Karywan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari
pencatatan
sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat,
buku, undang-
undang, dan sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan
sebuah
pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan,
pemakaian dan
penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan
keterangan
dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk
kegunaan
dari arsip perpustakaan dan kepustakaan.47
E. Skala Pengukuran Data
Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Menurut
Kinnear (1988), skala likert ini berhubungan dengan pernyataan
tentang sikap
seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju,
senang-tidak senang dan
baik-tidak baik. Responden diminta mengisi perntyataan dalam
skala ordinal
(sebagian ahli menyebutnya interval).48 Skala likert digunakan
untuk mengukur
46 Sugiyono,,,,,, hlm 199 47
https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumentasi Diakses pada, Sabtu
03-03-2018 pukul
17.34 WIB 48 Ibid, hlm 71
https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumenhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bukti&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Informasihttps://id.wikipedia.org/wiki/Karanganhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wasiat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Bukuhttps://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Arsiphttps://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaanhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kepustakaan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumentasi
-
41
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena
sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item
instrumen yang dapat berupa pertanyaan.
Dalam penelitian ini, untuk menilai jawaban responden
peneliti
menggunakan skala Likert dengan jawaban berikut:
Jawaban Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
RR Ragu Ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
duitetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda
alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang
-
42
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh
subyek/obyek itu.49
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Dosen dan
Karyawan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dengan
rincian sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Dosen dan Karyawan UIN STS Jambi
Dosen PNS
(Orang)
Dosen Tetap Non
PNS (Orang)
Pegawai Strukturial UIN
PNS (Orang)
Pegawai Kontrak
UIN (Orang) Jumlah
321 61 133 170 685 Sumber: Data Primer
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak
mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi
tersebut.50
Sampel dari penelitian ini adalah Dosen dan Karyawan Universitas
Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Jumlah sampel didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin
yang
melakukan penentuan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 10%
dengan
kepercayaan 95% terhadap populasi. Penentuan jumlah sampel
dengan
menggunakan rumus Slovin dipilih karena praktis dan telah
terbukti
keakuratannya. Rumus Slovin adalah sebagai berikut:
49 Ibid, hlm 117 50 Ibid, hlm 118
-
43
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁 𝑒2
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih
dapat ditolerir atau diinginkan (10%)
Dengan jumlah populasi sebanyak 685 orang, maka penentuan
besaran
sampelnya dilakukan sebagai berikut:
𝑛 = 𝑁
1+𝑁 𝑒2 𝑛 =
685
1+685 (0,1)2
𝑛 = 685
1 + 685 (0,01) 𝑛 =
685
1 + 6,85
𝑛 = 685
7,85 𝑛 = 87𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
G. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Untuk memastikan bahwa kuisioner yang digunakan dalam
penelitian
mampu mengukur variabel penelitian dengan baik agar mendapatkan
hasil yang
sesuai, Dimana jika a>0,3 menunjukan variabel tersebut
valid.51
2. Uji Reliabilitas
Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban
seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengujian
51Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D . . . . Hlm 117
-
44
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cornbach’s alpha,
dimana jika
a>0,6 menunjukkan instrumen tersebut reliable.52
H. Metode dan Teknik Analisis Data
1. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini, metode analisis data yang digunakan oleh
peneliti
yaitu menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis yaitu:
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen,
independen
atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.
Mendeteksi
apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
dengan
menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data
menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya,
maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.53
2. Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
ditemukan
model korelasi yang kuat antar variable independen. Jika
variable independen
saling berkorelasi, maka variable-variable ini tidak ortogonal.
Variable ortogonal
aalah variable independen sama dengan nol. Multokoliearitas
dapat dilihat dari
nilai tolerance dan lawannya dan variance inflation factor
(VIF). Nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang
umum dipakai
52 Ibid 53 Husein Umar, “ Metode Penelitian..... hlm 181
-
45
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance < 0,10 atau
sama dengan VIF > 10.
3. Uji Heterokedastisitas
Dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah model regresi
terjadi
ketidaksamaan variansi dan resdual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika
varian tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut
heterokedastisistas. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi
heterokedastisistas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan
grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual. Jika
titik-titik pada grafik
tidak menunjukkan pola yang jelas dan menyebar di atas dan di
bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
b. Uji hipotesis
1. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variable-variable
independen
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variable
dependen.
Hipotesis alternatof (Ha) tidak semua parameter simultan sama
dengan nol dan
hipotesis nol (Ho) yang di uji adalah apakah semua parameter
dalam model sama
dengan nol.
2. Uji Parsial (Uji T)
Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variable
independen terhadap variable dependen. Ha yang diuji adalah
suatu parameter
yang tidak sama dengan nol dan Ho adalah suatu parameter yang
sama dengan nol.
-
46
Cara melakukannya adalah degan membandingkan nilai statistik t
dengan titik
kritis menurut tabel, apabila t hitung > t tabel maka Ha
diterima.
3. Koefisien Determinasi (R2)
R2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam
menerangkan variasi variable dependen. Dalam penelitian ini
perhitungan R2
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variable independen
dalam
menjelaskan variable dependen.
2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda.
Regresi Linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih
variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel
independen mengala