Top Banner
1 ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY CORPORATE GOVERNANCE DISCLOSURE ANYTA Universitas Diponegoro Semarang SITI MUTMAINAH Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT The focus of this research is to test a set of corporate governance mechanisms that include ownership structure and control mechanisms of the organ of the company to the level of voluntary corporate governance disclosure in Indonesia. Ownership structure features and control mechanism over corporate organs, including (1) the concentration of ownership, (2) institutional ownership, (3) the percentage of tradable shares, (4) the proportion of independent commissioners, and (5) the independence of the audit committee. The determination of samples in this study using purposive sampling method. A total of 74 annual reports of companies analyzed and determined the relative disclosure index. Regression analysis showed that the percentage of tradable shares (public ownership) is the only independent variable that has a positive and significant, while the other independent variables showed no significant effect. This study provides empirical evidence for policy makers and regulators of Indonesia to improve the corporate governance mechanisms and transparency of public companies. These findings also contribute to improving the understanding of disclosure behavior among companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Keywords: Corporate Governance Mechanism, Voluntary Disclosure, Annual Report, Relative Disclosure Index
28

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

Feb 27, 2018

Download

Documents

ngocong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

1

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP VOLUNTARY CORPORATE GOVERNANCE DISCLOSURE

ANYTA

Universitas Diponegoro Semarang

SITI MUTMAINAH

Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT

The focus of this research is to test a set of corporate governance

mechanisms that include ownership structure and control mechanisms of the

organ of the company to the level of voluntary corporate governance disclosure in

Indonesia. Ownership structure features and control mechanism over corporate

organs, including (1) the concentration of ownership, (2) institutional ownership,

(3) the percentage of tradable shares, (4) the proportion of independent

commissioners, and (5) the independence of the audit committee.

The determination of samples in this study using purposive sampling

method. A total of 74 annual reports of companies analyzed and determined the

relative disclosure index. Regression analysis showed that the percentage of

tradable shares (public ownership) is the only independent variable that has a

positive and significant, while the other independent variables showed no

significant effect.

This study provides empirical evidence for policy makers and regulators of

Indonesia to improve the corporate governance mechanisms and transparency of

public companies. These findings also contribute to improving the understanding

of disclosure behavior among companies listed in Indonesia Stock Exchange

(BEI).

Keywords: Corporate Governance Mechanism, Voluntary Disclosure, Annual

Report, Relative Disclosure Index

Page 2: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

2

PENDAHULUAN

Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan pelaku

pasar modal pada umumnya, dan investor pada khususnya, akan sangat

menentukan keefektifan fungsi pasar modal. Menurut Ho dan Wong (2001), krisis

keuangan Asia pada tahun 1997 tidak hanya diakibatkan oleh hilangnya

kepercayaan investor, tetapi juga dari kurangnya tata kelola perusahaan yang

efektif dan transparansi pada banyak pasar keuangan Asia dan perusahaan

individu di akhir tahun 1990-an. Berbagai kasus kegagalan dan skandal

perusahaan besar baik di dalam maupun di luar negeri, serta krisis keuangan

global tahun 2008 telah mendorong investor untuk lebih memperhatikan

pengungkapan informasi perusahaan yang bersifat sukarela (voluntary disclosure).

Secara umum diketahui bahwa pengungkapan (disclosure) merupakan

salah satu prinsip yang sangat mendasar dalam sistem tata kelola perusahaaan,

yakni transparansi. Pengungkapan wajib ataupun pengungkapan sukarela adalah

cara yang efektif untuk mempublikasikan informasi terkait kondisi perusahaan

kepada para stakeholder (pemangku kepentingan). Kusumawati (2007)

menyatakan bahwa, “any information published to the market could create

market perception which, afterwards, could give an advantage or disadvantage

for the company itself.” Maksudnya, setiap informasi yang dipublikasikan ke

pasar dapat membentuk persepsi pasar yang, setelah itu, dapat memberikan

keuntungan ataupun kerugian bagi perusahaan.

Tjager,dkk. (2003) dalam Arifin (2005) menyatakan bahwa istilah Corporate

Governance (CG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun

1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadbury Report. Dalam

perkembangannya terdapat beragam definisi terkait CG, baik yang dilandasi oleh

teori pemegang saham (shareholding theory) maupun teori stakeholder

(stakeholding theory).

CG merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi

ekonomi dan pertumbuhan serta meningkatkan kepercayaan investor. CG

Page 3: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

3

melibatkan satu set hubungan antara manajemen perusahaan, dewan, pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya. CG juga memberikan struktur dimana

tujuan perusahaan ditetapkan, dan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut

serta pemantauan kinerja yang telah ditentukan (OECD Principles of Corporate

Governance, 2004). Dari penjelasan tersebut tampak bahwa esensi CG yang

dikemukakan dalam OECD Principles of Corporate Governance 2004

berlandaskan pada teori stakeholder (stakeholding theory). Demikian halnya

dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia tahun 2006 yang

dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).

KNKG (sebelumnya KNKCG atau Komite Nasional Kebijakan Corporate

Governance, 1999) merupakan komite yang dibentuk pemerintah Indonesia

berdasarkan Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor:

KEP/31/M.EKUIN/08/1999 yang kemudian direvisi dalam

KEP/49/M.EKON/11/2004. Komite inilah yang bertugas merekomendasikan dan

mengeluarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia (terakhir

direvisi tahun 2006). Pedoman Umum GCG yang dikeluarkan KNKG (2006) ini

bukanlah merupakan peraturan perundangan, sehingga masing-masing perusahaan

diharapkan mempraktekkan GCG atas dasar kesadaran sendiri. Akan tetapi

prinsip-prinsip yang termuat dalam Pedoman Umum GCG ini diharapkan dapat

menjadi acuan bagi regulator (BAPEPAM, BAPEPAM-LK, dan BEI) dalam

menetapkan peraturan-peraturan sehingga mendukung meluasnya praktek GCG di

Indonesia.

Good Corporate Governance (GCG) harus memberikan insentif yang

tepat bagi manajemen dan dewan guna mencapai tujuan yang menjadi

kepentingan perusahaan dan para pemegang saham, serta harus memfasilitasi

pengawasan yang efektif. Adanya sistem tata kelola perusahaan yang efektif,

dalam sebuah perusahaan individu dan suatu perekonomian secara keseluruhan,

membantu menyediakan level kepercayaan yang diperlukan untuk berfungsinya

ekonomi pasar. Akibatnya, biaya modal menjadi lebih rendah dan perusahaan

Page 4: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

4

didorong untuk menggunakan sumber daya secara lebih efisien, sehingga

mendasari pertumbuhan (OECD Principles of Corporate Governance, 2004).

Menyadari pentingnya mekanisme CG dan kecukupan pengungkapan CG ,

adalah penting untuk melakukan studi yang memfokuskan pada tingkat

pengungkapan praktek CG antara perusahaan di Indonesia. Hal ini didukung

dengan adanya Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor KEP-

134/BL/2006, Peraturan Nomor X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan

Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik, di mana terdapat ketentuan umum

mengenai bentuk dan isi laporan tahunan, yang salah satunya mewajibkan

perusahaan publik untuk memuat uraian singkat mengenai pelaksanaan praktik

tata kelola perusahaan.

Penelitian yang menguji pengaruh mekanisme CG terhadap tingkat

pengungkapan praktek CG telah dilakukan oleh Yuen, et al. (2009) di China, serta

Mohammad dan Sulong (2010) di Malaysia. Penelitian Yuen, et al. (2009)

memfokuskan tingkat pengungkapan praktek CG pada item pengungkapan yang

bersifat sukarela (Voluntary CG Disclosure). Di Indonesia, penelitian mengenai

tingkat pengungkapan praktek CG telah dilakukan oleh Kusumawati (2007),

Safitri (2008), dan Rini (2010). Akan tetapi ketiga penelitian tersebut tidak

memisahkan antara item pengungkapan wajib dan item pengungkapan sukarela.

Berdasarkan hipotesis transaksi pasar modal dalam Healy dan Palepu (2001),

pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara untuk meminimalkan asimetri

informasi dalam perusahaan. Selain itu pengungkapan yang memang telah

diwajibkan oleh regulator dirasa belum memenuhi kebutuhan informasi yang

ingin investor dapatkan dari laporan tahunan perusahaan (Hrasky dan Collet,

2005). Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut maka penelitian ini hanya

akan berfokus pada analisis tingkat pengungkapan CG yang bersifat sukarela saja

(VCGD).

Penelitian ini menggunakan penelitian Desmond C.Y Yuen, et al. (2009)

dalam jurnal yang berjudul “A Case Study of Voluntary Disclosure by Chinese

Page 5: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

5

Enterprises” sebagai jurnal acuan. Fokus penelitian adalah untuk menguji

pengaruh seperangkat mekanisme CG yang meliputi struktur kepemilikan dan

mekanisme kontrol atas organ perusahaan terhadap tingkat VCGD di Indonesia.

Seperangkat mekanisme CG yang digunakan sebagai variabel independen dalam

penelitian ini meliputi konsentrasi kepemilikan, persentase saham yang

diperdagangkan (tradable shares), kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, dan independensi komite audit.

Daftar item VCGD yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari

Pedoman Umum GCG tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG). Pedoman tersebut merekomendasikan 105 item

informasi terkait pengungkapan praktek tata kelola perusahaan. Seluruh item

pengungkapan CG tersebut lalu diperiksa dengan peraturan/perundang-undangan

terkait yang dikeluarkan oleh regulator (KEP-29/PM/2004; KEP- 45/PM/2004;

KEP-82/PM/1996; KEP-86/PM/1996; dan KEP-134/BL/2006), untuk kemudian

ditentukan apakah item-item tersebut tergolong item pengungkapan wajib atau

sukarela. Item pengungkapan yang tergolong item pengungkapan wajib

(tercantum dalam peraturan/perundang-undangan) dikeluarkan dari daftar item

VCGD.

Setelah itu disusunlah daftar item VCGD dalam bentuk kuesioner yang

kemudian disebarkan pada 100 responden untuk diberi skor tentang tingkat

kepentingan suatu item VCGD. Dalam penelitiannya, Yuen, et al. (2009)

mengirimkan 100 kuesioner kepada 100 financial analyst dari Bank of China.

Berbeda dengan Yuen, et al. (2009), penelitian kali ini lebih memfokuskan

penilaian aspek VCGD dari perspektif investor, sehingga responden yang

digunakan dalam penelitian ini lebih mengarah pada profesi-profesi yang terlibat

langsung dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu individual investor

(trader), equity analyst pada perusahaan sekuritas atau reksadana, dan pialang

(broker).

Page 6: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

6

TELAAH TEORI

Stakeholder Theory

Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuen, et al.

(2009), penelitian kali ini mencoba menjelaskan fenomena praktik pengungkapan

VCGD di Indonesia dari perspektif stakeholder theory. Donaldson dan Preston

(1995:87) berpendapat bahwa stakeholder theory merupakan hal yang berkenaan

dengan pengelolaan atau ketatalaksanaan (managerial) dan merekomendasikan

sikap, struktur, dan praktik yang, apabila dilaksanakan secara bersama-sama,

membentuk sebuah filosofi manajemen stakeholder. Zeghal dan Maingot (2008),

dalam penelitiannya mengenai kualitas pengungkapan informasi corporate

governance yang bersifat sukarela pada bank di Kanada, mengemukakan bahwa

pilihan untuk mengungkapkan, dan luas pengungkapan informasi corporate

governance sangat dipengaruhi oleh pertimbangan strategis dari manajemen.

Luas Pengungkapan (Disclosure) dalam Laporan Tahunan

Di Indonesia peraturan mengenai pelaporan dan keterbukaan informasi

tertuang dalam UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Bab X Pasal 86.

Ketentuan yang lebih spesifik mengenai pelaporan perusahaan publik diatur

dalam Peraturan BAPEPAM Nomor VIII.G.2, Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM Nomor: KEP-38/PM/1996 tentang Laporan Tahunan yang berlaku

sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7 Desember 2006, untuk

meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah

Peraturan BAPEPAM-LK Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM-LK Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian

Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik.

Corporate Governance

Cadbury Committee (dikutip dari Arifin, 2005) mendefinisikan corporate

governance sebagai seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara para

pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang

berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal lainnya yang berkaitan

Page 7: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

7

dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Tujuan GCG pada intinya adalah

menciptakaan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (Arifin,

2005:13). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebuah mekanisme GCG

dapat menyediakan perlindungan yang efektif bagi stakeholder (termasuk

investor).

Prinsip-prinsip Corporate Governance

Pelaksanaan praktik corporate governance di Indonesia menganut 5 (lima)

prinsip, yaitu transparency, accountability, responsibility, independency, dan

fairness (TARIF).

1. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus

mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang

disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting

untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku

kepentingan lainnya.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,

terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai

kinerja yang berkesinambungan.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen.

Page 8: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

8

4. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara

independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Struktur Corporate Governance

Struktur dapat diartikan sebagai suatu kerangka dalam organisasi untuk

menerapkan berbagai prinsip sehingga prinsip tersebut dapat dibagi, dijalankan

serta dikendalikan. Struktur corporate governance menunjukkan hubungan antar

berbagai pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal perusahaan, yang

berguna dalam menentukan arahan strategis serta mengawasi kinerja perusahaan.

Umumnya terdapat 2 (dua) model struktur internal corporate governance di

dunia, yaitu The Anglo-American system (one-board system) dan The Continental

Europe system (two-board system). Pada dasarnya struktur governance diatur oleh

Undang-undang sebagai dasar legalitas berdirinya entitas (Arifin, 2005).

Mekanisme Corporate Governance

Mekanisme corporate governance merupakan seperangkat tata cara,

prosedur atau aturan main yang jelas antar berbagai pihak yang telibat dalam

pelaksanaan praktek tata kelola perusahaaan. Menurut Gray dan Radebaugh

(2009), corporate governance terdiri atas dua mekanisme, yaitu mekanisme

internal dan mekanisme eksternal. Walsh dan Seward (1990) menyatakan bahwa,

“ internal, organizationally based mechanisms of corporate control and external,

market-based control mechanisms can be employed to help align the diverse

interests of managers and shareholders”. Artinya, mekanisme pengendalian

perusahaan berbasis organisasi (internal) dan mekanisme pengendalian berbasis

pasar (eksternal) dapat digunakan untuk membantu menyelaraskan beragam

kepentingan manajer dan pemegang saham.

Page 9: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

9

Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Salah satu cara untuk meningkatkan kredibilitas pelaporan perusahaan

adalah melalui pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure) sebuah organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling

berinteraksi, antara lain: (1) aturan-aturan informal yang diadopsi oleh organisasi;

(2) norma-norma akuntansi; dan (3) peraturan pasar. Aturan-aturan informal

sering diproduksi oleh budaya dan kebiasaan perusahaan (Gibbins et al, 1992;

dalam Zeghal dan Maingot, 2008).

Penelitian Terdahulu

Penelitian Yuen, et al. (2009) menguji dampak fitur kepemilikan,

mekanisme tata kelola perusahaan, dan karakteristik spesifik-perusahaan terhadap

pengungkapan sukarela yang disediakan oleh perusahaan publik yang tercatat di

Shanghai Stock Exchange, China. Dengan menggunakan indeks pengungkapan

relatif untuk mengukur tingkat pengungkapan sukarela, studi ini memberikan

bukti empiris bagi para pembuat kebijakan dan regulator China untuk

meningkatkan mekanisme tata kelola perusahaan dan transparansi perusahaan

publik. Temuan ini juga berkontribusi terhadap pemahaman tentang perilaku

pengungkapan antara perusahaan yang dulu sepenuhnya milik negara selama

proses privatisasi di China.

Penelitian yang menguji dampak mekanisme CG terhadap luas

pengungkapan CG juga dilakukan oleh Mohamad dan Sulong (2010) di Malaysia.

Penelitian ini berfokus pada 4 sektor industri terbesar di Bursa Malaysia, yaitu

consumer, industrial, construction, and trading/service sectors. Total sampel

penelitian adalah 80 perusahaan atau 160 observasi (periode tahun 2002 dan

2006). Pemilihan periode ini terkait perubahan status Malaysian Code of

Corporate Governance (MCCG) menjadi pedoman umum yang bersifat wajib

sejak tahun 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, satu-satunya mekanisme

CG yang signifikan terhadap level pengungkapan CG di Malaysia adalah proporsi

anggota keluarga yang duduk dalam dewan.

Page 10: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

10

Penelitian yang dilakukan Kusumawati (2007) bertujuan untuk

memperoleh bukti empiris mengenai hubungan profitabilitas dan level

pengungkapan corporate governance. Kusumawati (2007) menyimpulkan, bahwa:

(a) profitabilitas berpengaruh negatif terhadap level pengungkapan GCG; (b)

ukuran perusahaan dan status auditor berpengaruh positif terhadap level

pengungkapan GCG; (c) listing status dan kepemilikan dispersi memiliki

signifikansi pengaruh yang sangat kecil terhadap level pengungkapan GCG; (d)

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tipe industri dan level

pengungkapan GCG.

Sementara penelitian Safitri (2008) menganalisis tingkat pengungkapan

corporate governance (CG) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index (JII), periode penelitian tahun 2006. Beberapa kesimpulan penting yang

dihasilkan adalah: (a) profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tingkat

pengungkapan CG; (b) ukuran perusahaan dan listing status berpengaruh positif

terhadap tingkat pengungkapan CG; (c) profitabilitas bersama-sama variabel

kontrol lainnya berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan CG; (d) perusahaan

lebih tertarik untuk membuat informasi menjadi transparan dan tersedia bagi

seluruh stakeholder, daripada berfokus pada kebutuhan dan keinginan

shareholder dalam konteks pengungkapan CG . Hal ini didukung oleh hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa katagori yang paling diungkapkan oleh

perusahaan dalam Laporan Tahunan adalah kategori tanggung jawab sosial.

Penelitian Rini (2010) bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi luas pengungkapan corporate governance (CG) dalam laporan

tahunan perusahaan publik di Indonesia. Sampel penelitian terdiri dari 126

perusahaan yang terdaftar dalam BEI, periode penelitian tahun 2007 dan 2008.

Faktor-faktor yang diuji meliputi besaran perusahaan, umur listing perusahaan,

kepemilikan dispersi, perusahaan multinasional, dan ukuran dewan komisaris.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap luas pengungkapan CG, sementara umur listing perusahaan, kepemilikan

Page 11: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

11

dispersi, perusahaan multinasional, dan ukuran dewan komisaris tidak

menunjukkan pengaruh terhadap luas pengungkapan CG.

Pengembangan Hipotesis

Diasumsikan bahwa perusahaan dengan struktur kepemilikan terpusat

akan menjadi enggan untuk mengungkapkan informasi tambahan (informasi yang

bersifat sukarela). Oleh karena itu penelitian ini akan menguji pengaruh antara

konsentrasi kepemilikan dengan tingkat pengungkapan VCGD di Indonesia.

H1: Konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap tingkat

pengungkapan tata kelola perusahaan yang bersifat sukarela

(Voluntary Corporate Governance Disclosure).

Kepemilikan institusional merupakan salah satu bentuk dari kepemilikan

outsider (kepemilikan oleh pihak di luar perusahaan). Dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan semakin

efektif monitoring yang dilakukan pemegang saham terhadap kinerja manajemen

(perusahaan). Oleh karena itu, dari sudut pandang stakeholder theory, manajemen

akan merespon hal tersebut dengan cara meningkatkan level pengungkapan

sukarela perusahaan.

H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan tata kelola perusahaan yang bersifat sukarela

(Voluntary Corporate Governance Disclosure)

Dari perspektif perusahaan, perusahaan diharuskan menyediakan lebih

banyak informasi kepada investor potensial guna meningkatkan daya tarik saham

perusahaan di pasar modal (Meek et al., 1995, dalam Yuen, et al. 2009).

H3: Persentase saham yang diperdagangkan (tradable shares)

berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tata kelola

perusahaan yang bersifat sukarela (Voluntary Corporate Governance

Disclosure)

Good governance harus melindungi dan menjamin tingkat pengembalian

(returns) yang layak bagi pemegang saham minoritas dan melindungi hak-hak

Page 12: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

12

pemegang saham minoritas. Menurut Bai, et al. (2003) dalam Yuen, et al. (2009),

struktur governance yang baik dapat dibentuk oleh dewan independen melalui

pengungkapan yang transparan dan oleh lingkungan hukum yang efektif yang

akan mengurangi kecenderungan perilaku disfungsional pemegang saham

pengendali. Diasumsikan bahwa ketika komposisi Komisaris Independen dalam

suatu perusahaan lebih tinggi maka perusahaan tersebut diharapkan untuk

melakukan lebih banyak pengungkapan sukarela, sehingga dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya withholding information (penahanan informasi) oleh

eksekutif manajemen.

H4: Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan tata kelola perusahaan yang bersifat sukarela

(Voluntary Corporate Governance Disclosure)

Komite Audit merupakan salah satu mekanisme kontrol atas organ

perusahaan yang sangat penting dalam meningkatkan transparansi perusahaan dan

mendorong manajemen agar mengungkapkan lebih banyak informasi. Keefektifan

fungsi Komite Audit dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian terdahulu

(Klein, 2002; Davidson, et al., 2005; dalam Yuen, et al., 2009) mengindikasikan

bahwa terdapat hubungan positif antara independensi komite audit dengan

keefektifan corporate governance.

H5: Independensi Komite Audit berpengaruh positif terhadap tingkat

pengungkapan tata kelola perusahaan yang bersifat sukarela

(Voluntary Corporate Governance Disclosure)

Page 13: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

13

Kerangka Pemikiran

Konsentrasi Kepemilikan

Kepemilikan Institusional

Persentase Saham yang Diperdagangkan

Proporsi Komisaris Independen

Independensi Komite Audit

Level Voluntary Corporate

Governanve Disclosure (VCGD)

H1(-)

H2(+)

H3(+)

H4(+)

H5(+)

Page 14: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

14

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia hingga tahun 2009. Metode penentuan sampel yang digunakan

adalah metode purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. perusahaan tersebut mempublikasikan annual report tahun 2009 yang

dapat diakses melalui website perusahaan dan website BEI;

2. sektor finance dikeluarkan dari sampel akhir;

3. kelengkapan data perusahaan; dan

4. distribusi unstandardized data normal.

Definisi Operasional

a. Variabel Independen

• Dalam penelitian ini konsentrasi kepemilikan diukur dengan menggunakan

persentase kepemilikan pemegang saham terbesar (mayoritas) dalam

perusahaan, di luar saham yang dimiliki oleh publik.

TOP10 = Persentase Kepemilikan Pemegang Saham Mayoritas

• Informasi mengenai proporsi kepemilikan saham oleh institusi (lembaga)

dapat diperoleh dalam laporan tahunan perusahaan publik. Kepemilikan

institusional dapat pula dihitung dengan membandingkan proporsi saham

yang dimiliki oleh institusi (lembaga) dengan jumlah saham yang

diterbitkan perusahaan (Yuen, et al., 2009).

Proporsi Saham yang Dimiliki Institusi (Lembaga)

Jumlah Saham yang Diterbitkan

• Persentase jumlah saham yang diperdagangkan mencerminkan jumlah

kepemilikan masyarakat atau publik yang dapat dihitung dengan

PG =

Page 15: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

15

membandingkan proporsi saham yang diperdagangkan dengan jumlah

saham yang diterbitkan (Yuen, et al., 2009).

Proporsi Saham yang Diperdagangkan

Jumlah Saham yang Diterbitkan

• Proporsi Komisaris Independen diukur dengan membandingkan proporsi

jumlah anggota Komisaris Independen dengan jumlah seluruh anggota

Dewan Komisaris yang ada di perusahaan, seperti dalam penelitian Vasthi

(2010) dan Wijayanti (2009).

Jumlah Anggota Komisaris Independen

Jumlah Seluruh Anggota Dewan Komisaris Perusahaan

• Independensi Komite Audit diukur dengan membandingkan proporsi

jumlah anggota Komite Audit independen dan jumlah seluruh anggota

Komite Audit (Mohamad dan Sulong, 2010).

Jumlah Anggota Komite Audit Independen

Jumlah Seluruh Anggota Komite Audit

b. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan tata

kelola perusahaan yang bersifat sukarela (Voluntary Corporate Governance

Disclosure, disingkat VCGD). Langkah awal dalam pengukuran variabel

dependen penelitian ini adalah penyusunan daftar item VCGD. Berdasarkan

penelitian Rini (2010), Pedoman Umum GCG Tahun 2006 (KNKG)

merekomendasikan 105 item pengungkapan CG yang dikelompokkan dalam 16

kategori. Dari hasil pemeriksaan tersebut di atas, akhirnya diperoleh 11 kategori

yang terdiri dari 34 item VCGD. Setelah daftar item VCGD terbentuk, disusunlah

= Independensi Komite Audit

Komisaris Independen =

TS =

Page 16: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

16

sebuah kuesioner yang berisi 34 item VCGD untuk kemudian dikirimkan kepada

100 responden untuk menentukan derajat kepentingan dari masing-masing item

VCGD tersebut.

Seperti yang dilakukan oleh Yuen, et al. (2009), IPR masing-masing

perusahaan dihitung dengan cara membandingkan jumlah rata-rata skor aktual

perusahaan dengan jumlah rata-rata skor maksimal yang mungkin diperoleh

perusahaan.

IPR = Total Skor Item yang Diungkapkan oleh Perusahaan Skor Maksimum yang Mungkin Diperoleh Perusahaan

Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

berupa skor masing-masing item VCGD yang diperoleh melalui kuesioner yang

telah disebar kepada 100 orang responden melalui e-mail, sedangkan data

sekunder berupa laporan tahunan periode 2009 perusahaan publik (emiten) yang

menjadi sampel dalam penelitian ini. Sumber data sekunder yang digunakan

merupakan publikasi masing-masing emiten pada website perusahaan dan website

BEI (www.idx.co.id).

Metode Analisis

Pengujian- pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai maksimum, minimum, mean, dan standar

deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji

heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

persamaan regresi berganda untuk menguji adanya pengaruh variabel

Page 17: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

17

independen terhadap variabel dependen. Model analisis pengaruh

mekanisme corporate governance terhadap Voluntary Corporate

Governance Disclosure (VCGD) dalam penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut:

IPR = β0 - β1 Top10 + β2PI + β3 TS + β4 INDs+β5 INDAC + ε (3.9)

Keterangan:

IPR = level VCGD

Top10 = konsentrasi kepemilikan

PI = kepemilikan institusional

TS = kepemilikan masyarakat atau publik (tradable shares)

INDs = proporsi komisaris independen

INDAC = independensi komite audit

Pengujian yang digunakan dalam analisis ini adalah uji koefisien

determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji statistik F), dan uji signifikansi

parameter individual (uji statistik t).

Page 18: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

18

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Statistik Deskriptif

Tampilan output SPSS uji statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai mean, standar deviasi, maksimum, serta

minimum. Tampilan tersebut menyajikan hasil analisis statistik deskriptif variabel

dependen dan variabel independen dalam penelitian ini.

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IPR 75 .11 .88 .3967 .20382

TS 75 .06 .85 .3121 .18647

TOP10 75 .09 .90 .4757 .20091

PI 75 .10 .93 .6162 .22595

INDs 75 .20 1.00 .4302 .13760

INDAC 75 .33 1.00 .9038 .19927

Valid N (listwise) 75

Sumber: Output statistik, 2011

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji

Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp. Sig. ( 2-tailed ) = 0,998 lebih besar

dari nilai tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian hipotesis nol yang

menyatakan bahwa data residual berdistribusi normal gagal ditolak.

Artinya, data residual terdistribusi normal.

Page 19: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

19

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

Normal Parameter a,b Mean

Standard Deviation

Most Extreme Difference Absolute

Positive

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp Sig. ( 2-tailed )

75

0,0000

0,0615

0,046

0,032

-0,046

0,396

0,998

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011

Demikian halnya hasil uji normalitas dengan membandingkan nilai Z

statistik dari skewness dan kurtosis dengan nilai Z kritik dari tabel

(Ztabel). Nilai skewness Zhitung< Ztabel, yaitu -0,820<1,96 dan nilai

kurtosis Zhitung< Ztabel, yaitu 1,688<1,96. Berdasarkan analisis grafik

dan statistik di atas dapat diketahui bahwa model regresi telah memenuhi

asumsi normalitas.

b. Uji Multikolonearitas

Hasil pengujian tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (10%). Hasil

perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen

Page 20: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

20

yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi.

Hasil Uji Multikolonearitas: Nilai Tolerance dan VIF

VARIABEL INDEPENDEN TOLERANCE VIF Tradabel Shares 0,325 3,077 Konsentrasi Kepemilikan 0,561 1,784 Kepemilikan Institusional 0,375 2,664 Proporsi Komisaris Independen 0,957 1,045 Independensi Komite Audit 0,928 1,077 Sumber: Output statistik, 2011

c. Uji Heterokedastisitas

Pada tampilan output statistik, terlihat titik-titik yang tersebar secara acak,

tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak

dipakai untuk memprediksi pengungkapan VCGD perusahaan.

3. Analisis Regresi

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 INDAC, INDs,

TS, TOP10, PIa

. Enter

a. All requested variables entered.

Page 21: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

21

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .953a .909 .902 .06371 2.005

a. Predictors: (Constant), INDAC, INDs, TS, TOP10, PI

b. Dependent Variable: IPR

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.794 5 .559 137.678 .000a

Residual .280 69 .004

Total 3.074 74

a. Predictors: (Constant), INDAC, INDs, TS, TOP10, PI

b. Dependent Variable: IPR

Dari tampilan output statistik diketahui bahwa nilai adjusted R Square

sebesar 0,902. Hal ini berarti bahwa 90,2% variasi tingkat VCGD dapat dijelaskan

secara signifikan oleh tradable shares (TS), konsentrasi kepemilikan (Top10),

kepemilikan institusional (PI), proporsi komisaris independen (INDs), dan

independensi komite audit (INDAC) , sedangkan 9,8% variasi tingkat VCGD

dijelaskan oleh variabel lainnnya diluar model. Standard Error of Estimate (SEE)

sebesar 0,06371 menunjukkan bahwa model regresi dapat memprediksi variabel

dependen dengan baik.

Dari hasil pengujian dengan nilai F, terlihat bahwa nilai F = 137,678

dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas signifikansi

lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel tradable shares

(TS), konsentrasi kepemilikan (Top10), kepemilikan institusional (PI), proporsi

komisaris independen (INDs), dan independensi komite audit (INDAC) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat VCGD (IPR).

Page 22: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

22

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .035 .065 .530 .598

TS 1.015 .070 .928 14.562 .000 .325 3.077

TOP10 .028 .049 .028 .570 .571 .561 1.784

PI -.050 .054 -.055 -.935 .353 .375 2.664

INDs .015 .055 .010 .281 .779 .957 1.045

INDAC .062 .039 .061 1.614 .111 .928 1.077

a. Dependent Variable: IPR

Variabel konsentrasi kepemilikan (Top10) memiliki probabilitas signifikansi

sebesar 0,571. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikan lebih besar dari

0,05, sehingga H1 gagal diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

VCGD. Kepemilikan institusional (PI) memiliki probabilitas signifikansi 0,353

(> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H2 gagal diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat VCGD.

Probabilitas signifikansi tradable share (TS) yang sebesar 0,000 (< 0,05),

menunjukkan bahwa tradable share berpengaruh positif dan signifikan terhadap

tingkat VCGD. Maka kesimpulannya adalah H3 gagal ditolak. Pada variabel

propors i komisaris independen (INDs) diperoleh probabilitas signifikansi sebesar

0,779. Dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa H4 gagal diterima. Artinya adalah ukuran dewan komisaris

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat VCGD. Probabilitas

signifikansi independensi komite audit (INDAC) yang sebesar 0,111 atau lebih

besar dari 0,05 menunjukkan bahwa independensi komite audit juga tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat VCGD. Maka kesimpulannya

adalah H5 gagal diterima.

Page 23: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

23

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan 37 kuesioner penelitian yang kembali, diperoleh data bahwa

seluruh item VCGD (34 item) yang digunakan dalam penelitian ini memiliki skor

di atas 4, dan skor IPR maksimum yang mungkin diperoleh perusahaan sebesar

5,59 . Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan informasi terkait

pengungkapan tata kelola perusahaan yang bersifat sukarela (VCGD) di Indonesia

terbilang tinggi. Selain itu, hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-

rata IPR dalam penelitian ini adalah sebesar 0,3967. Ini menandakan bahwa

perusahaan publik di Indonesia telah memiliki tingkat VCGD yang cukup baik

apabila dibandingkan dengan tingkat VCGD di China dalam penelitian Yuen, et

al. (2009) yang hanya sebesar 0,214.

Dari hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat

ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel konsentrasi kepemilikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat VCGD. Arah yang berlawanan antara kepemilikan

manajerial (negatif) dengan kepemilikan asing, institusional dan

pemerintah (positif), menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan perlu

diklasifikasi.

2. Kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat VCGD. Arah yang berlawanan dalam hasil penelitian ini

kemungkinan dikarenakan tidak terdapat pengklasifikasian kepemilikan

oleh institusi yang memiliki hubungan afiliasi atau tidak. Hal ini juga

menunjukkan masih rendahnya tingkat kesadaran perusahaan untuk

melakukan pengungkapan terkait pelaksanaan tata kelola perusahaan yang

bersifat sukarela, meskipun persentase kepemilikan saham oleh institusi

atau lembaga dalam perusahaan publik di Indonesia tergolong cukup

tinggi.

Page 24: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

24

3. Tradable shares yang mencerminkan proporsi kepemilikan publik

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat VCGD. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang

tinggi memiliki tingkat VCGD yang tinggi pula.

4. Variabel proporsi komisaris independen tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap tingkat VCGD. Keputusan mengenai luas

pengungkapan maupun item-item pengungkapan apa saja yang akan

diungkapkan perusahaan lebih didasarkan pada pertimbangan strategis

manajemen, sehingga komposisi komisaris independen yang tinggi dalam

perusahaan tidak otomatis menghasilkan tingkat VCGD yang tinggi pula.

5. Variabel independensi komite audit juga tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat VCGD. Hal ini berarti tingginya komposisi

anggota komite audit independen juga tidak menjamin bahwa perusahaan

akan melakukan pengungkapan tata kelola perusahaan yang lebih luas.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan

dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara lain:

1. Sampel dalam penelitian ini tergolong kecil, yaitu hanya 75 perusahaan

dari total populasi 406 perusahaan.

2. Tingkat VCGD (Indeks Pengungkapan Relatif atau IPR) masing-masing

perusahaan dalam penelitian ini ditentukan atas dasar interpretasi peneliti

setelah melakukan content analysis, yaitu membaca keseluruhan isi

laporan tahunan (annual report) perusahaan yang menjadi sampel

penelitian. Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan penilaian antar

perusahaan karena kondisi subyektifitas dan kecermatan atau ketelitian

peneliti.

3. Karena keterbatasan waktu, adalah sangat sulit untuk meningkatkan

jumlah responden dalam penelitian ini. Penelitian ini mendasarkan tingkat

Page 25: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

25

kepentingan item VCGD di Indonesia pada pendapat 37 orang responden,

dari total 100 kuesioner yang disebar.

Saran

Dengan memperhatikan beberapa keterbatasan penelitian yang telah

disampaikan, maka dapat diberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu

sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah besaran sampel

penelitian, sehingga diharapkan hasil penelitian selanjutnya dapat lebih

digeneralisasi dengan baik.

2. Penilaian IPR dapat dilakukan dengan melibatkan beberapa peneliti

sehingga dapat memperkecil tingkat subyektifitas penilaian indeks

pengungkapan corporate governance.

Page 26: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

26

DAFTAR PUTAKA

Arifin. 2005. “Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan)”. Disampaikan Pada Sidang Senat Guru Besar Universitas Diponegoro Dalam Rangka Pengusulan Jabatan Guru Besar. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Donaldson, Thomas and Lee E. Preston. 1995. “The Stakeholder Theory of The Corporation: Concepts, Evidence, and Implications”. Vol.20, No.1; pp. 65-91. Academy of Management Review.

Ekomadyo, Agus.S. 2006. “Prospek Penerapan Metode Analisis Isi (Content Analysis) Dalam Penelitian Media Arsitektur”. Jurnal Itenas: Jurnal Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni. Vol.2, No.10, Agustus 2006, hal. 51-57.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi ke-3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gray, Sidney.J and L.H.Radebaugh. 2009. International Accounting and Multinational Enterprises. John Wiley&Sons,Inc.

Hadi, Noor. dan Arifin Sabeni. 2002. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Go Publik di BEJ”. Jurnal Maksi, Vol. 1, hal. 90-105.

Healy, P. and Palepu K. 2001. “Information Asymmetry, Corporate Disclosure, and the Capital Markets: A Review of the Empirical Disclosure Literature”, Journal of Accounting and Economics, 31(1-3), pp. 405-440. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=258514. Diakses tanggal 17 Januari 2011. Hrasky, Sue and Peter Collet. 2005. “Voluntary Disclosure of Corporate Governance Practices by Listed Australian Companies”. Vol.13, No.2; March 2015. USA: Blackwell Publishing Ltd. Ho, S.S.M., & Wong, K.S. (2001). “A study of the relationship between corporate governance structures and the extent of voluntary disclosure”. Journal of International Accounting, Auditing & Taxation. Vol.10, No.2, pp.139-157.

Jensen, M.C and William H. Meckling. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs, and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305-360. http:// www.ssrn.com. Diakses tanggal 15 Agustus 2010.

Page 27: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

27

Jensen, Michael C. 2001. “Value Maximization, Stakeholder Theory, and the Corporate Objective.Function”. Monitor Company and M.C. Jensen 2002. Dapat diakses melalui http://papers.ssrn.com/abstract=220671. Diakses tanggal 9 Januari 2011. Kieso, Donald E, Jerry J.Weygant, and Terry D. Warfield. 2007. Intermediate Accounting. Twelfth Edition. Asia: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.

Kamal, Miko. 2010. “Corporate Governance and State-Owned Enterprises: A Study of Indpnesia’s Code of Corporate Governance”. Journal of International Commercial Law and Technology. Vol. 5, Issue 4. pp. 206-224.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Jakarta. Kusumawati, Dwi Novi 2007. “Profitability and Corporate Governance Disclosure: An Indonesian Study”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 10, No. 2, Hal. 131-146.

Maingot, Michael and Daniel Zeghal. 2008. “An Analysis of Corporate Governance Information By Canadian Banks”. Corporate Ownership & Control. Vol.5, Issue 2. Winter 2008.

Mohamad and Sulong. 2010. “Corporate Governance Mechanisms and Extent of Disclosure: Evidence from Listed Companies in Malaysia”. International Business Research. Vol. 3, No. 4; October 2010. pp.216-228. http://www.ccsenet.org/ibr. Diakses tanggal 15 Agustus 2010.

OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). 2004. OECD Principles of Corporate Governance. OECD Publications Service. France: 9-19.

Rini, Amalia Kartika. 2010. “Analisis Luas Pengungkapan Corporate Governance Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Safitri, Ayu. 2008. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tingkat Pengungkapan Corporate Governance. Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Simanjuntak, Lidya Kristina. 2009. “Hubungan Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela di Indonesia (Studi pada perusahaan manufaktur dan non-manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Page 28: ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE …eprints.undip.ac.id/26929/1/Jurnal_Anytax.pdf · commissioners, and (5) ... Transparansi dan distribusi informasi yang merata di kalangan

28

Subroto, Vivi Kumalasari. 2009. “Hubungan Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela di Indonesia (Studi pada perusahaan manufactur yang listing di BEI)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Vasthi, Kartika. 2009. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme CG Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Walsh, James P. and James K. Seward. 1990. “On the Efficiency of Internal and External Corporate Control Mechanism”. Academy of Management Review. Vol.15, No.3, pp. 421-458.

Wijayanti, Deshinta. 2009. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Perusahaan (Studi pada perusahaan sektor keuangan dan non-keuangan yang listing di BEI 2006-2007)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Yuen, C.Y. Desmond, M.Liu, Xu Zhang, and Chan Lu. “A Case Study of Voluntary Disclosure by Chinese Enterprises”. Asian Journal of Finance & Accounting. Vol. 1, No. 2: E6. pp. 118-145. http://www.macrothink.org/ajfa. Diakses tanggal 10 Agustus 2010.