i AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA (APDES) (Study Kasus Desa Malimongeng Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone) SKRIPSI NURLIDIANA 105731127616 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PERTANGGUNGJAWABAN
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA (APDES)
(Study Kasus Desa Malimongeng Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone)
SKRIPSI
NURLIDIANA
105731127616
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PERTANGGUNGJAWABAN
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA (APBDES) (study kasus Desa Malimongeng Kecamatan Kabupaten Bone)
SKRIPSI
NURLIDIANA
105731127616
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSIAS MHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Irwan dan Ibunda Onro yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tak pamrih. Ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus dan
ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntut dan memberi arahan dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Saudara saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberi
semangat hingga akhir studi ini. beserta teman-teman saya Munawwara,
Lisnawati, Trisna Alivia, Nining Atriana dan Seruni Aulia yang senantiasa
memberi semangat, pengertian dan kepercayaan dengan setulus hati. Semoga
apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya
penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
MOTTO
“jangan ingat lelahnya belajar,
tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelak ketika sukses”
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
NURLIDIANA, 2021.” Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) (studi kasus Desa Malimongeng Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone)”. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dibimbing oleh Ibu Asriati, dan Ibu Wa Ode Rayyani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) di Desa Malimongeng Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone. Penulis dalam melakukan Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang digunakan adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian adalah Kantor Desa Malimongeng Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone. Data yang digunakan adalah data primer berupa hasil wawancara dengan perangkat desa dan Masyrakat Desa Malimongeng.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Desa Malimongeng dalam mengelola Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) sudah sesuai dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 namun belum bisa dikatakan akuntabel realisasi anggaran dan perencanaan belum ada kesesuaian hal ini dikarenakan beberapa faktor internal, adapun masalah transparansi Pemerintah Desa Malimongeng sudah transparan dalam mengelola APBDES sedangkan untuk pertanggungjawabannya sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Transparansi, dan Pertanggungjawaban.
xi
ABSTRACT
Nurlidiana, 2021. "Accountability and Accountability of Village Expenditure Budget (APBDES) (case study of Malimongeng Village, Salomekko District, Bone Regency)" Thesis Program Accounting Study Faculty of Economics and Business Supervised by Mrs. Asriati and Mrs. Wa Ode Rayyani, Research This aims to determine how the Accountability and Accountability Accountability Budget for Village Expenditures (APBDES) in Malimongeng Village, Salomekko Subdistrict, Bone District, Penulis in conducting this research using a qualitative method with a descriptive approach used is a case study with data collection techniques in the form of observation interviews and documentation. The object of research is the Malimongeng Village Office, Salomekko District, Bone Regency. The data used is primary data in the form of interviews with village warriors. The result show that the Malimongeng Village Government in managing the Village Budget (APBDES) is in accordance with the Minister Of Home Affairs Regulation Number 20 of 2018 but it cannot be said that the budget realization and planning variables have not been matchet because of several internal factors, as for the transparency problem , the Malimongeng Village Government is already transparent in managing the APBDES while for accountability is in accordance with statutory regulation. Key Words: Accountability, Transparency, and Responsibility
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
ABSTRACT ........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................................ 7
B. Tinjauan Empiris .................................................................................. 28
C. Kerangka Konsep .................................................................................. 64
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 66
xiii
B. Fokus Penelitian .................................................................................... 66
C. Tempat dan Lokasi Penelitian .............................................................. 65
D. Sumber Data ......................................................................................... 65
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 69
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 70
G. Teknik Analisis Data.............................................................................. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ............................................... 77
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 103
B. Saran dan Keterbatasan Penelitian .................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 106
Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan laporan realisasi belanja
desa tahun anggaran 2019 dengan total anggaran Rp.2.128.338.000
teralisasi Rp.1.646.604.800, selisih Rp.482.733.200. Selisih ini
disebabkan oleh jumlah yang terealisasi kurang dari anggaran yang
direncanakan pada bidang penyelenggaraan pemerintah desa jumlah
87
yang direncanakan yaitu Rp.637.001.400 sedangkan yang terealisasi
Rp.335.052.800 sehingga selisihnya Rp.301.984.600, bidang
pelaksanaan pembangunan desa jumlah yang dianggarkan
Rp.1.195.302.000 sedangkan yang teralisasi Rp. 1.116.601.200 sehingga
selisihnya Rp.78.700.800, bidang pembangunan kemasyarakatan
Rp.106.166.900 terealisasi Rp.56.250.000 sehingga selisihnya
Rp.49.916.900, bidang pemberdayaan masyarakat jumlah yang
dianggarkan Rp.111.166.900 terealisasi Rp.22.000.000 sehingga
selisihnya Rp.89.166.900,belanja tak terduga tidak ada anggaran yang
direncanakan sehingga tidak ada realisasi dan selisih, penyertaan modal
jumlah yang dianggarkan Rp.200.000.000 terealisasi Rp.37.000.000
sehingga selisihnya Rp.163.000.000.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Akuntabilitas
Berdasarkan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengelolaan Desa Pasal 2 ayat (1) menerangkan bahwa Pengelolaan
Keuangan Desa diharuskan berdasarkan asas asas Akuntabel,
Transparan, dan Partisipatif serta tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan
Keuangan Desa dilakukan dalam satu tahun yakni mulai 1 januari sampai
dengan 31 Desember tahun berjalan. Selain itu, pengelolaan keuangan
desa juga harus mengikuti prosedur pengelolaan keuangan desa yaitu
Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan, dan
Pertanggungjawaban.
88
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bendahara Desa pada
tanggal 21 Oktober 2020 dengan pertanyaan : apa dasar hukum dalam
menyusun laporan realisasi APBDES?
Adapaun jawaban dari responden yaitu Bendahara Desa
mengatakan bahwa:
“Dasar hukum dalam penyusuan laporan realisasi APBDES yaitu permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Desa, kami disini sebagai pihak Pemerintah Desa sudah menerapkan asas asas,Akuntabel, Transparansi, dan Partisipatif”.
Dari hasil wawancara dengan Bendahara Desa maka dapat
diketahui bahwa dalam menyusun laporan realisasi APBDES sudah sesuai
dengan Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa selain itu Pemerintah Desa juga sudah menerapkan asas-
asas Akuntabel, Transparansi, dan Partisipatif dalam pengelolaan
keuangan APBDES.
Kemudian mengenai waktu yang diperlukan dalam menyusun
laporan realisasi APBDES dengan pertanyaan sebagai berikut: berapa
lama waktu yang dibutuhkan dalam menyusun laporan APBDES?
Adapun jawaban dari responden yaitu Bendahara Desa menyatakan
bahwa :
“waktu yang diperlukan yaitu selambat-lambatnya 6 (enam bulan) setelah berakhirnya tahun anggaran. Kami sebagai pengelola APBDES menyusun anggaran pada bulan Oktober yang kemudian direalisasikan pada bulan maret.” (wawancara 21 Oktober 2020).
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pemerintah
Desa Malimongeng dalam menyusun laporan realisasi anggaran
membutuhkan waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah berakhirnya
89
tahun anggaran, selain itu Pemerintah Desa Malimongeng menyusun
anggaran pada bulan oktober dan direalisasikan pada bulan maret.
Berdasarkan analisa penulis Pemerintah Desa Malimongeng sudah
menyajikan laporan realisasi anggaran sudah tepat waktu dan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa)
Selanjutnya mengenai ketetapan waktu dalam menyusun laporan
realisasi anggaran dengan pertanyaan sebagai berikut: apakah laporan
APBDES dapat diselesaikan dengan tepat waktu?
Adapun jawaban dari responden yaitu Bendahara Desa menyatakan
bahwa:
“Alhamdulillah kami pihak pengelola APBDES sudah menyelesaikan laporan realisasi anggaran dengan tepat waktu dan realisasi anggaran juga selalu tepat sasaran jadi kami kira tidak ada masalah ataupun dalam menyusun laporan realisasi APBDES”. (wawancara 21 Oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dikatakan oleh pengelola
bahwa laporan realisasi anggaran sudah diselesaikan dengan tepat waktu
dan realisasi juga selalu tepat sasaran dan dijelaskan pula bahwa tidak ada
kendala dalam menyusun laporan realisasi APBDES.
Untuk mengkaji lebih lanjut mengenai akuntabilitas Pemerintah Desa
maka penulis mewawancarai salah satu masyarakat Desa Malimongeng
dengan pertanyaan: bagaimana menurut Anda tentang akuntabilitas
Pemerintah Desa dalam mengelola APBDES ?
Dari pertanyaan diatas informan memberikan jawaban dengan
menyatakan bahwa:
“......akuntabilitas Pemerintah Desa dalam mengelola APBDES belum bisa dikatakan akuntabel karena dapat dilihat dari laporan
90
pertanggungjawaban yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, sampai pelaporan belum terlihat secara keseluruhan dalam hal pembangunan dan pembiayaan masyarakat, dapat juga dilihat dari banyaknya perencanaan yang belum terlaksana secara keseluruhan” (wawancara via whatsapp)
Dari hasil wawancara dengan informan diatas maka penulis
menganalisa bahwa memang ada dari beberapa perencanaan yang belum
terlaksana karena disebabkan oleh faktor internal pemerintah itu sendiri.
Maka dari itu hasil analisa penulis berdasarkan tanggapan informan yaitu
pemerintah Desa Malimongeng belum akuntabel dalam mengelola APBDES.
Hal ini dibuktikan dari wawancara selanjutnya dengan informan yang
sama dengan pertanyaan : apakah menurut Anda Pemerintah Desa sudah
akuntabel dalam mengelola APBDES ?
Selanjutnya informan memberikan tanggapannya dengan
menyatakan bahwa :
“menurut saya itu belum akuntabel dalam mengelola APBDES karena dilihat dari sistem pertanggungjawaban aparat desa mulai dari perencanaan dan pelaksanaan nya itu belum terealisasi secara keseluruhan. Di mana pelaksanaan belanja desa di Desa Malimongeng ini belum terlaksana secara keseluruhan hal ini disebabkan karena lambatnya anggaran yang diminta oleh aparat desa belum dicairkan oleh Kepala Daerah sehingga menghambat proses pembangunan di Desa Malimongeng ini”.(wawancara via whatsapp)
Dari hasil wawancara diatas penulis menganalisa bahwa
terhambatnya pembangunan yang ada di ada Desa Malimongeng ini
disebabkan oleh anggaran yang terlambat dicairkan oleh masing-mmasimg
Kepala Daerah yang ada di Desa Malimongeng itu sendiri
Berdasarkan dari keseluruhan hasil wawancara diatas dapat
disimpulkan bahwa Pemerintah Desa sudah membuat laporan realisasi
91
anggaran sesuai dengan peraturan perundang undangan namun belum
dikatakan akuntabel karean disebabkan oleh faktor internal oleh Pemrintah
Desa. Penyebab dari terkendalanya pembangunan di Desa Malimongeng
itu sendiri karena anggaran yang terlambat dicairkan oleh pemerintah
daerah untuk pembanguan di dusun dusun yang ada di Desa
Malimongeng.
2. Transparansi
Keterbukaan informasi keuangan merupakan kewajiban Pemerintah
Desa kepada Masyarakatnya dengan pertimbangan bahwa masyarakat
memiliki hak untuk mendapat informasi keuangan mengenai pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepada pemerintah. Penyelenggaraan
Pemerintahan yang terbuka atau transparan memiliki kriteria yaitu: adanya
pertanggungjawaban yang terbuka, adanya aksebilitas terhadap laporan
realisasi anggaran, adanya publikasi laporan realisasi anggaran hak untuk
mengetahui hasil audit dan ketersediaan informasi Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekertaris Desa mengenai
penerapan Transparansi di Desa Malimongeng dengan pertanyaan sebagai
berikut : apakah prinsip transparansi sudah diterapkan dalam memberikan
informasi keuangan kepada masyarakat ?
Berdasrkan pertanyaan diatas respondeng memberikan jawaban
yaitu sebagai berikut:
“Transparansi atau keterbukaan saya rasa itu sudah kami terapkan di masyarakat di mana setelah menyusun laporan Anggaran pendapatan Belanja Desa kami memasang baleho yang menerangkan mengenai jumlah anggaran yang akan digunakan dalam satu tahun, sebelum pemasangan baleho juga kami sudah musyawarahkan dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh
92
Agama, Pemuda Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD)”. (Wawancara 08 Oktober 2020).
Dari hasil observasi penulis memang benar ada pemasangan baleho
mengenai Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) yang dipasang di
Mesjid Raya Desa Malimongeng. Pemasangan baleho ini bertujuan agar
masyarakat Desa Malimongeng dapat dengan mudah memperoleh
informasi mengenai Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa).
Pemasangan baleho ini juga merupakan wujud dari Transparansi Desa
kepada masyarakat yakni memberikan informasi secara jujur dan terbuka
mengenai Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD).
Untuk meyakinkan masyarakat bahwa laporan Realisasi APBDES
jauh dari kecurangan maka peneliti memberikan pertanyaan kepada
responden yaitu : bagaimana cara bapak meyakinkan kepada masyarakat
bahwa laporan realisasi APBDES jauh dari kecurangan ?
Jawaban responden atas pertanyaan tersebut yaitu :
“Salah satu prinsip pelaksanaan APBDES partisipatif, yang mengelola APBDES adalah Kepala Desa, pelaksananya adalah Desa sedangkan yang membangun adalah masyarakat, selain itu Sekertaris Desa juga menambahkan bahwa masyarakat juga terlibat dalam pelaksanaan,dan masayarakat juga terlibat dalam mendengarkan proses pelaporan Laporan Pertanggungjawaban
(LPJ)”. (wawancara 08 Oktober 2020)
Berdasarkan jawaban informan diatas dan hasil observasi penulis
memang benar bahwa dalam pelaksanaan APBDES pemerintah Desa
Malimongeng selalu melibatkan masyarakat dalam proses pelaporan
APBDES. Tujuan dari keterlibatan masyarakat dalam pelaporan yaitu agar
masyarakat benar-benar yakin dan percaya kepada pemerintah bahwasan
pemerintah sudah cukup transparan dalam mengelola APBDES. Hal ini
93
dibuktikan dari hasil wawancara penulis dengan salah satu masyarakat
Desa Malimongeng dengan pertanyaan : menurut Anda apakah
pemerintah desa Malimongeng sudah cukup transparansi dalam mengelola
APBDES ?
Adapaun jawaban dari informan menyatakan bahwa :
“Pemerintah Desa Malimongeng sudah transparan dalam mengelola APBDES karena beberapa program yang ada di desa ini sudah banyak yang terlaksana seperti perbaikan jalan dan pembangunan saluran drainase, selain itu saya sebagai salah satu masyrakat Desa Malimongeng juga turut serta dalam pertemuan untuk mendengarkan pelaporan APBDES oleh Pemerintah Desa.” (wawancara via whatsapp)
Dari jawaban informan diatas penulis menganalisa bahwa keterlibatan
masyarakat dalam proses pelaporan APBDES sudah membuktikan bahwa
Pemerintah Desa Malimongeng sudah transparan dalam mengelola
APBDES nya. Selain itu pembangunan yang dilaksanakan di Desa
Malimongeng juga sudah membuktikan bahwa Pemerintah sudah
transparan dalam mengelola APBDES nya.
Berdasarkan hasil wawancara selanjutnya dengan informan yang
sama dengan pertanyaan sebagai berikut : bagaimana Anda yakin bahwa
pemerintah desa sudah transparan dalam mengelola APBDES ?
Dari pertanyaan diatas informan memberikan jawabannya yaitu :
“bagaimana saya bisa yakin dengan transparansi Pemerintah Desa yaitu degan adanya perbaikan jalan dan perbaikan saluran drainase serta keterlibatan masyarakat dalam pelaporan itu sudah memberikan bukti bahwa Pemerintah Desa Malimongeng ini sudah transparan dalam mengelola APBDES. Selain itu yang terlibat dalam pembangunan jalan juga adalah masyarakat jadi saya fikir itu sudah meyakinkan kami disini sebagai masyarakat mengenai transparansi Pemerintah Desa”. (wawancara via whatsapp).
94
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa
masyarakat sudah yakin dan mempercayakan pengelolaan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDES) kepada pemerintah dengan
pertimbangan bahwa Pemerintah Desa selalu melibatkan masyarakat mulai
dari proses perencanaan,pelaksanaan, sampai pelaporan dan
pertanggungjawaban. Dengan adanya partisipasi dari masyarakat dalam
proses pembangunan jalan juga merupakan cara Pemerintah Desa
memberikan transparansi pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja
Desa (APBDES).
3. Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES)
Dasar hukum perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDES) adalah Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Pengelolaan Keuangan Desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri ini dapat
dipergunakan oleh Desa dalam menyusun Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) dan melakukan Pengelolaan Keuangan Desa, khususnya
juga dalam mengalokasikan dan/menganggarkan dana untuk pengelolaan
lingkungan hidup di desanya masing masing. Dengan adanya Permendagri
ini maka Pemerintah Desa wajib untuk melaporkan pengelolaan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDES) yang dipercayakan oleh masyarakat
sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban merupakan
kewajiban Pemerintah Desa untuk melaporkan semua kegiatan dan
penggunaan anggaran dalam satu tahun mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban.
95
a. Perencanaan
Perencanaan APBDES adalah kegiatan untuk menafsir
pendapatan dan belanja untuk jangka waktu tertentu dimasa yang
akan datang. Dalam perencanaan pengelolaan keuangan yang
dimaksud adalah perencanaan APBDES. Perencanaan APBDES
harus sesuai dengan yang tercantum dalam Permendagri Nomor 20
Tahun 2018.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Malimongeng
dengan pertanyaan apa dasar hukum dalam perencanaan APBDES ?
Informan memberikan jawaban yaitu sebagai berikut :
“Dasar hukum dalam perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) di Desa Malimongeng ini adalah Permendagri Nomor 20 Tahun 2018. Dan saya rasa juga semua pemerintah desa mengacu pada permendagri ini. Khususnya kami disini mengacu pada permendagri ini miulai dari tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pelaporan, sampai Pertanggungjawaban itu kami laksanakan sesuai yang tertera dalam Permendagri tersebut”. (wawancara 26 Oktober 2020)
Dari hasil wawancara dengan informan diatas maka dapat diketahui
bahwa Pemerintah Desa Malimongeng dalam Perencanaan APBDES
sudah mengacu pada Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 sebagai
pedoman dalam Pengelolaan Keuangan Desa. Dalam Perencanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) selain mengacu pada
Permendagri tersebut juga melibatkan perangkat desa lain nya.
Sebagaimana hasil wawancara yang disampaikan oleh Bapak Asdar
selaku Kepala Desa dengan pertanyaan yaitu : siapa saja yang terlibat
penyusunan APBDES ?
Hasil wawancara dari bapak Kepala Desa mengatakan bahwa :
96
“Dalam menyusun rencana Anggaran Pendapatan Belanja Desa kami dibantu oleh perangkat Desa yaitu Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Tokoh Masyarakat. Saya sebagai Kepala Desa membahas Perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) dan Mempertanggungjawabkan APBDES bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Sekretaris Desa menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dan Dokumen Pelaksana Anggaran sedangkan Bendahara membuat LPJ. Jadi dalam perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) ini kami diskusikan bersama dengan perangkat desa.” (wawancara 26 Oktober 2020).
Dari hasil wawancara diatas Kepala Desa menerangkan bahwa dalam
Perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES ) dibantu oleh
perangkat yakni Sekretaris Desa, Bendahara Desa, dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Masing masing Perangkat Desa
melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya. Kepala Desa bertugas
membuat Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Desa, Melaksanakan
Rencana yang sudah ditetapkan bersama, Melaporkan pelaksanaan
Anggaran dan Mempertanggungjawabkan hasil dari realisasi anggaran
tersebut. Sekretaris Desa mempunyai tugas untuk menyusun Dokumen
Pedoman Anggaran (DPA),membuat Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKP Desa). Bendahara Desa bertugas membuat laporan Rencana
anggaran dan laporan Realisasi Anggaran. Sedangkan BPD mempunyai
fungsi mempertanggungjawabkan dan mengawasi pengelolaan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDES).
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) diawali dengan
dengan kegiatan Perencanaan, perencanaan adalah kegiatan untuk kurun
waktu tertentu di masa yang akan datang. Perencanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDES) dapat disusun sejak bulan Oktober
dan harus ditetapkan dengan Peraturan Desa (Perdes).
97
Sebagaimana dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh
Kepala Desa dengan pertanyaan sebagai berikut : berapa lama waktu yang
dibutuhkan mulai dari awal perencanaansampai akhir perencanaan
APBDES ?
Hasil wawancara dari bapak Kepala Desa mengatakan bahwa:
“Waktu yang diperlukan dari awal sampai akhir perencanaan yaitu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan. Untuk RKP Desa bulan 6 (enam) dan APBDES harus selesai di bulan Desember itu sesuai aturan meskipun pada pelaksanaannya baru dilakukan pada bulan satu. Kami sadari di Desa Malimongeng masih terlambat karena yang pertama Anggaran yang terlambat turun, adanya perubahan-perubahan aturan, dan kami sadar SDM masih kurang”.(wawancara 26 Oktober 2020)
Berdasarkan jawaban dari informan diatas disebutkan bahwa waktu
yang dibutuhkan dalam menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDES) yaitu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan. Perencanaan
disusun pada bulan Oktober dan dan harus diselesaikan pada bulan
Desember akan tetapi pelaksanaannya baru bisa direalisasikan pada bulan
januari karena terkendala oleh tiga faktor yaitu pertama anggaran yang
terlambat turun, kedua adanya perubahan aturan, dan yang ketiga masih
kurangnya Sumber Daya Manusia.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES)
merupakan rangkaian kegiatan untuk melaksanakan rencana dan anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Rencana kegiatan yang sudah
ditetapkan pada tahap perencanaan sebelumnya kemudian dilaksanakan di
lapangan.
Berdasarkan wawancara selanjutnya mengenai kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan dengan pertanyaan sebagai berikut :
98
apakah sudah sesuai antara perencanaan anggaran dengan penggunaan
anggaran ?
Dari pertanyaan diatas informan menyatakan bahwa:
“sebagai pelaksana pemerintahan kami selalu melaksanakan semua rencana yang sudah kami tetapkan sebelumnya begitupun dengan anggaran yang kami anggarkan itu kami realisasikan dan kami pergunakan sebagaimana mestinya walaupun ada beberapa yang tidak terlaksana secara otomatis Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran)”.(wawancara 26 Oktober 2020) Dari hasil wawancara dengan informan diatas dapat dilihat bahwa
antara perencanaan dan pelaksanaan anggaran sudah sesuai dan
terealisasi dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Desa
Malimongeng sudah menggunakan anggaran sesuai dengan
perencanaan dan direalisasikan dengan baik dan dapat dikatakan tepat
sasaran meskipun ada beberapa yang tidak terlaksana dan secara
otomatis akan menjadi silpa (sisa lebih penggunaaan anggaran).
Sebagai pelaksana Pemerintahan yang Transparansi dan Partisipatif
Pemerintah Desa Malimongeng selalu mempublikasikan pelaksanaan
anggarannya kepada masyarakat sebagaimana pertanyaan wawancara
yang menyatakan : apakah penggunaan anggaran selalu di publikasikan
kepada masyarakat sebagai bentuk transparansi pemerintah desa ?
Dari pertanyaan diatas Bapak Asdar memberikan jawabannya sebagai
berikut :
“pelaksanaan penggunaan anggaran kami publikasikan dalam bentuk baleho yang kami pasang didepan Kantor Desa dan di depan Mesjid Raya. Kemudian ada musyawarah setiap januari tahun berjalan setelah lewat tahunnya kami undang masyarakat bersama BPD, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda untuk mendengarkan pelaporan penggunaan anggaran APBDES tahun sebelumnya. (wawancara 26 Oktober 2020)
99
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
Pemerintah Desa Malimongeng sangat Transparan dalam penggunaan
anggaran dimana setiap bulan januari tahun berjalan setelah tahun
anggaran sebelumnya selalu mengadakan musyawarah yang dihadiri oleh
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Badan
Permusyawaratan Daerah (BPD),untuk mendengarkan pelaporan
penggunaan anggaran tahun sebelumnya.
c. Penatausahaan
Penatausahaan adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan, baik
penerimaan maupun pengeluaran dalam satu tahun anggaran. Kegiatan ini
bertumpu pada tugas dan tanggungjawab Bendahara. Hasil dari kegiatan
penerimaan dan pengeluaran ini kemudian dicatat dan dilaporkan sebagai
bentuk pertanggungjawaban.
Dari hasil wawancara penulis dengan informan
Dengan pertanyaan bagaimana penatausahaan dalam pengelolaan
APBDES ?
Adapun jawaban informan atas pertanyaan tersebut yaitu :
“Penatausahaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) itu dilaksanakan per bulan apa yang berjalan dalam bulan itu dilaporkan setiap bulan. setiap pengeluaran dan penerimaan kami catat melalui bendahara desa, melalui Bank dan buku kas ”. (wawancara 26 Oktober 2020)
Berdasarkan pernyataan dari informan diatas dapat disimpulkan
bahwa penatausahaan Anggaran Pendapatan Desa Belanja Desa terdiri
dari dua yaitu penerimaan dan pengeluaran. Prosedur penatausahaan
penerimaan melalui Bendahara Desa, melalui Bank, dan buku kas. Kepala
Desa dengan tegas menyampaikan bahwa Bendahara Desa tidak
100
diperbolehkan membuka rekening atas nama pribadi dengan tujuan
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa selain itu Bendahara
Desa juga tidak diperkenangkan menyimpan uang, cek, dan surat berharga
kecuali sudah diatur dalam undang-undang. Untuk proses transaksi
penerimaan dan pengeluaran melalui Bank pemerintah mempercayakan
pada Bank Mandiri sebagai rekening kas desa. Penerimaan dan
pengeluaran melalui buku kas juga dilakukan melalui buku kas umum, buku
kas pembantu pajak, dan buku bank.
d. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan
menjamin akuntabilitas pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDES), sebagaimana dijelaskan dalam asas Pengelolaan Keuangan
Desa akuntabel, transparansi, dan partisipatif. Hakikat dari pelaporan
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) dapat
dipertanggungjawabkan dari berbagai aspek. Jadi pelaporan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDES) merupakan kewajiban pemerintah
desa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaran pemerintah
desa.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa Malimongeng
mengenai prosedur pelaporan Anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDES) dengan pertanyaan wawancara sebagai berikut : bagaimana
bentuk pelaporan APBDES ?
Dari pertanyaan diatas informan memberikan jawabannya yaitu :
“ Pelaporan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) kami lakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan melalui dua tahap yaitu: laporan semester pertama saya sampaikan kepada Bupati paling lambat akhir bulan juli tahun berjalan,
101
kemudian laporan semester kedua saya laporkan kepada Bupati paling lambat akhir bulan januari tahun berikutnya”. (wawancara 26 Oktober 2020)
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa prosedur
pelaporan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) dilakukan
melalui dua tahap yaitu: semester pertama dilaporkan kepada Bupati paling
lambat akhir bulan juli tahun berjalan dan semester kedua dilaporkan pada
akhir bulan januari tahun berikutnya. Prosedur pelaporan nya juga sesuai
dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh perundang-undangan.
e. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah tahap terakhir dalam pengelolaan
disampaikan kepada Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang teridir dari dua tahap yaitu:
1) Laporan semester pertama disampaikan pada akhir bulan Juli tahun
anggaran.
2) Laporan semester kedua disampaikan pada akhir bulan Januari tahun
berikutnya.
Sebagaimana wawancara dengan Kepala Desa Malimongeng
dengan pertanyaan sebagai berikut : bagaimana mekanisme
pertanggungjawaban APBDES ?
Berdasarkan pertanyaan diatas informan menyatakatan bahwa:
“Mekanismenya sama dengan bentuk pelaporan APBDES yaitu dilaporkan dalam dua semester di mana semester pertama disampaikan pada akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan dan semester kedua disampaikan pada akhir bulan Januari tahun berikutnya”. (wawancara 26 Oktober 2020)
102
Berdasrkan keterangan informan diatas dapat diketahui bahwa
pemerintah desa Malimongeng menyampaikan laporan
pertanggungjawabannya kepada Bupati/Walikota dalam dua semester
sesuai dengan peraturan perundang undangan yaitu semester pertama
disampaikan pada akhir bulan Juli tahun anggaran dan semester kedua
disampaikan pada akhir bulan Januari tahun berikutnya. Dokumen laporan
pertanggungjawaban yang dilampirkan yaitu: pertama, format laporan
realisasi pelaksanaan APBDES. Kedua, format laporan akhir.
Selanjutnya hasil wawancara yang disampaikan oleh informan yang
sama dengan pertanyaan sebagai berikut : apakah laporan
pertanggungjawaban APBDES dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
wujud transparansi pemerintah desa ?
Berdasarkan pertanyaan tersebut informan menyatakan bahwa :
“Iya, kami selalu mempublikasikan semua bentuk pelaksanaan APBDES kepada masyarakat dalam bentuk laporan pertanggungjawaban”. (wawancara 26 Oktober 2020) Dari hasil wawancara diatas dikatakan oleh informan bahwa semua
bentuk pelaksanaan kegiatan selalu di publikasikan kepada masyarakat
sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada
masyarakatnya.
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya dapat diuraikan dan disimpulkan
bahwa:
1. Pemerintah Desa Malimongeng dalam mengelola APBDES nya sudah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu
Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah namun belum bisa dikatakan akuntabel secara keseluruhan
karena Anggaran yang direncanakan belum terealisasi secara
keseluruhan hal ini disebabkan oleh tiga faktor yaitu: pertama, anggaran
yang terlambat turun, yang kedua keterbatan sumber daya manusia dan
yang ketiga adanya perubahan peraturan daerah. Selain itu, faktor lain
yang menyebabkan pemerintah belum akuntabel dalam mengelola
APBDES yaitu ketidakmerataan pembangunan yang hanya
memperhatikan daerah daerah tertentu saja namun kurang
memperhatikan daerah yang terpencil.
2. Pemerintah Desa Malimongeng masih belum bisa dikatakan
transparansi dalam mengelola APBDES meskipun sudah memsang
baliho/spanduk yang dipasang di Mesjid Raya Malimongeng sebagai
papan informasi namun hal ini masih menimbulkan keraguan di
masyarakat mengenai anggaran yang tidak terealisasi secara
keseluruhan.
103
104
3. Pemerintah Desa Malimongeng sangat bertanggungjawab terhadap
Pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) karena
sudah melaporkan seluruh kegiatannya sesuai dengan perundang-
undangan. Sebagaimana tertera dalam peraturan perundang-undangan
Pemerintah Desa melaporkan Anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDES) dua kali dalam satu tahun yaitu semester pertama
dilaporkan pada akhir bulan Juli dan semester kedua dilaporkan pada
akhir bulan januari tahun berjalan.
B. Saran dan Keterbatasan Penelitian
Berdasrkan hasil penelitian penulis menyarankan agar :
1. Pemerintah Desa Malimongeng agar memperhatikan kesesuaian antara
Perencanaan dan Pelaksanaan agar anggaran yang sudah
direncanakan dapat terealisasi secara keseluruhan.
2. Pemerintah Desa Malimongeng juga harus memberikan pelatihan
kepada pengelola terutama bagian keuangan agar pada perencanaan
anggaran tahun berikutnya bisa terealisasi sesuai dengan
perencanaannya.
3. Pemerintah Desa Malimongeng juga harus lebih memperhatikan
pembangunan yang ada di daerah daerah terpencil dan tidak hanya
berfokus pada daerah daerah tertentu saja.
Adapun keterbatasan peneliti dalam penelitian ini yaitu karena adanya
wabah covid-19 maka ada beberapa wawancara dengan informan
dilakukan secara online.
105
DAFTAR PUSTAKA
Agoes,S.,dan Ardana,I.C.2009:14.Etika Profesi Akuntansi.Jakarta:Salemba Empat
Ahyaruddin, M., & Ramadanis, R. (2019). Akuntabilitas dan Transparansi
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Jurnal Akuntansi dan Ekonomika, 9(1), 110-118.
Astuty, E. (2013). Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES)(Studi pada Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2011 di Desa Sareng Kecamatan Geger Kabupaten Madiun). Publika, 1(2).
Damayanti, W. (2018). Transparansi Dan Akuntabilitas Pemerintah Desa
Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi kasus: Desa Tegiri dan Desa Sumberagung Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Faradhiba, L., & Diana, N. (2018). AKUNTABILITAS PEMERINTAHAN DESA
DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDES)(Studi Kasus di Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo-Jombang). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 7(07).
Hanifah, Suci Indah, and Sugeng Praptoyo. "Akuntabilitas dan Transparansi
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes)." Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 4.8 (2015): 1-15.
Herianti, A. S. (2020). Transparansi & Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
TA 2018 di Kecamatan Palakka Menurut Perspektif Keuangan
Publik Islam. Hotimah, H. (2017). Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER).
Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Rayyani, Wa Ode, and Ahmad Abbas. "Akuntabilitas Kinerja dalam Bingkai
Tauhid Sosial: Suatu Refleksi Teologi Al Ma’Un." Kamaya: Jurnal Ilmu Agama 3.2 (2020): 174-190.
Rayyani, Wa Ode, Mohamad Ilham, and Idrawahyuni Idrawahyuni. "Efek
Tingkat Pendidikan, Pemahaman Akuntansi Dan Pelatihan Terhadap Pencatatan Keuangan Gadde-Gadde Di Kelurahan Paccinongang-Gowa." Musamus Accounting Journal 2.1 (2019): 1-11.
Rizal, R., Fitri, S. A., & Rantika, D. (2019). Akuntabilitas dan Transparansi
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2016. Jurnal Al-Iqtishad, 14(1), 20-37.
Sari, R. M. (2015). Akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan
belanja desa (apbdes) di desa bendosari kecamatan ngantru kabupaten tulungagung. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi (KOMPILEK), 7(2), 139-148.
Siahaan, N. R. 2016. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Kabupaten Deli
Serdang. Jurnal tidak diterbitkan. Kabupaten Deli Serdang. Universitas HKBP Nommensen.
Sulistomi.2003:35.Tentang Karakteristik Akuntabilitas Pemerintah. Supheni, I. (2016). Akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah desa dalam
pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa (apbdes)(studi alokasi dana desa tahun anggaran 2015 Di Desa Kerepkidul Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk). Eksis: Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, 11(2).
Suryono, B. Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES). UU Nomor 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 14 Tentang Pemerintah Daerah.
107
LAMPIRAN I PERATURAN DESA
MALIMONGENG NOMOR 1 TAHUN 2020
108
109
110
111
112
113
LAMPIRAN II LAPORAN REALISASI APBDES
T.A 2019
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
LAMPIRAN III
LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI
INFORMAN PENELITIAN
124
125
LAMPIRAN IV
MANUSKRIP
126
Daftar pertanyaan wawancara penelitian skripsi “ Akuntabilitas dan
Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa “
Penelitian ini dirumuskan dalam satu rumusan masalah yaitu :
Bagaimana Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDES) “study kasus Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone” ?
Nama : Muh.Guntur
Jabatan : Bendahara
Hari/Tanggal : Rabu 21 Oktober 2020
Pukul : 14:00-14:30
Wawancara : Online via whats app
Pertanyaan wawancara tentang Akuntabilitas Pemerintah Desa
Lampiran I
Peneliti Apa dasar hukum dalam menyusun laporan APBDES?
Bapak Guntur Dasar hukum dalam penyusuan laporan realisasi
APBDES yaitu Permendagri Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, kami disini
sebagai pihak Pemerintah Desa sudah menerapakan
asas-asas, Akuntabel, Transparansi, dan Partisipatif.
Peneliti Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menyusun
APBDES?
Bapak Guntur waktu yang diperlukan yaitu selambat-lambatnya 6
127
(enam bulan) setelah berakhirnya tahun anggaran.
Kami sebagai pengelola APBDES menyusun anggaran
pada bulan Oktober yang kemudian direalisasikan
pada bulan maret.
Peneliti Apakah Laporan APBDES dapat diselesaikan dengan
tepat waktu?
Bapak Guntur Alhamdulillah kami pihak pengelola APBDES sudah
menyelesaikan laporan realisasi anggaran dengan tepat
waktu dan realisasi anggaran juga selalu tepat
sasaran jadi kami kira tidak ada masalah ataupun
dalam menyusun laporan realisasi APBDES.
Pertanyaan Wawancara Tentang Transparansi
Lampiran II
Nama : Baharuddin, S.Ei
Jabatan :Sekertaris Desa
Hari/Tanggal : Kamis 08 Oktober 2020
Pukul : 10:00-11:00
Wawancara : Kantor Desa Malimongeng
Peneliti Apakah prinsip Transparansi sudah diterapkan dalam
memberikan informasi keuangan kepada masyarakat?
128
Bapak Bahar Transparansi atau keterbukaan saya rasa itu sudah kami
terapkan di masyarakat dimana setelah menyusun
laporan Anggaran Pendapatan Belanja Desa kami
memasang baleho yang menerangkan mengenai jumlah
anggaran yang akan digunakan dalam satu tahun,
sebelum pemasangan baleho juga kami sudah
musyawarahkan dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Pemuda Desa, Badan Permusyawaratan Desa
(BPD).
Peneliti Bagaimana cara bapak meyakinkan masyarakat laporan
realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Desa jauh dari
kecurangan?
Bapak Bahar Salah satu prinsip pelaksanaan APBDES partisipatif,
yang mengelola APBDES adalah Kepala Desa,
pelaksananya adalah Desa sedangkan yang
membangun adalah masyarakat, selain itu Sekertaris
Desa juga menambahkan bahwa masyarakat juga
terlibat dalam pelaksanaan,dan masayarakat juga
terlibat dalam mendengarkan proses pelaporan Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ).
Peneliti Bagaimana Tanggapan masyarakat terhadap informasi
keuangan yang dilaporkan pemerintah desa?
Bapak Bahar Salah satu prinsip pelaksanaan APBDES partisipatif,
yang mengelola APBDES adalah Kepala Desa,
pelaksananya adalah Desa sedangkan yang
129
membangun adalah masyarakat, selain itu Sekertaris
Desa juga menambahkan bahwa masyarakat juga
terlibat dalam pelaksanaan,dan masayarakat juga
terlibat dalam mendengarkan proses pelaporan Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ).
Pertanyaan Wawancara Tentang Pertanggungjawaban
Lampiran III
Nama : Asdar
Jabatan : kepala Desa
Hari/Tanggal : Senin 26 Oktober 2020
Pukul : 10:00-11:00
Wawancara : Kantor Desa Malimongeng
Peneliti Perencanaan Apa dasar hukum dalam merencanakan
APBDES?
Pak Asdar Dasar hukum dalam perencanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Desa
(APBDES) di Desa Malimongeng ini
adalah Permendagri Nomor 20 Tahun
2018. Dan saya rasa juga semua
pemerintah desa mengacu pada
permendagri ini. Khusunya kami disini
130
mengacu pada permendagri ini miulai
dari tahap Perencanaan, Pelaksanaan,
Penatausahaan, Pelaporan, sampai
Pertanggungjawaban itu kami laksanakan
sesuai yang tertera dalam Permendagri
tersebut.
Peneliti Siapa saja yang terlibat dalam
penyusunan APBDES ?
Pak Asdar Dalam menyusun rencana Anggaran
Pendapatan Belanja Desa kami di
bantu oleh perangkat Desa yaitu
Sekretaris Desa, Bendahara Desa,
Badan Permusyawaratan Desa (BPD),
dan Tokoh Masyarakat. Saya
sebagai Kepala Desa membahas
Perencanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDES)
dan Mempertanggungjawabkan APBDES
bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), Sekretaris Desa menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP
Desa) dan Dokumen Pelaksana
Anggaran sedangkan Bendahara
membuat LPJ. Jadi dalam perencanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Desa
131
(APBDES) ini kami diskusikan
bersama dengan perangkat desa.
Peneliti Berapa waktu yang dibutuhkan mulai dari
awal perencanaan sampai akhir
perencanaan ?
Pak Asdar Waktu yang diperlukan dari awal sampai
akhir perencanaan yaitu selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan yang
kemudian kami realisasikan anggaran
nya pada bulan maret tahun berikutnya.
Pelaksanaan
Peneliti Apakah sudah sesuai antara
perencanaan dan penggunaan
anggaran?
Pak Asdar sebagai pelaksana pemerintahan kami
selalu melaksanakan semua rencana
yang sudah kami tetapkan sebelumnya
begitupun dengan anggaran yang kami
anggarkan itu kami realisasikan dan kami
pergunakan sebagaimana mestinya
walaupun ada beberapa yang tidak
terlaksana secara otomatis Silpa (sisa
lebih penggunaan anggaran).
Peneliti Apakah penggunaan anggaran pada
suatu pelaksanaan selalu dipublikasikan
132
kepada masyarakat sebagai bentuk
transparansi pemerintah desa?
Pak Asdar pelaksanaan penggunaan anggaran kami
publikasikan dalam bentuk baleho yang
kami pasang didepan Kantor Desa dan di
depan Mesjid Raya. Kemudian ada
musyawarah setiap januari tahun berjalan
setelah lewat tahunnya kami undang
masyarakat bersama BPD, Tokoh
Agama, Tokoh Pemuda untuk
mendengarkan pelaporan penggunaan
anggaranAPBDES tahun sebelumnya.
Penatausahaan
Peneliti
Bagaimana penatausahaan dalam
pengelolaan APBDES?
Pak Asdar
Penatausahaan Anggaran Pendapatan
Belanja Desa (APBDES) itu dilaksanakan
perbulan apa yang berjalan dalam bulan
itu dilaporkan setiap bula.setiap
pengeluaran dan penerimaan kami catat
melalui bendahara desa, melalui Bank
dan buku kas
Pelaporan
Peneliti
Bagaimana bentuk pelaporan APBDES?
133
Pak Asdar Pelaporan Anggaran Pendapatan Belanja
Desa (APBDES) kami lakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
melalui dua tahap yaitu: laporan semester
pertama saya sampaikan kepada Bupati
paling lambat akhir bulan juli tahun
berjalan, kemudian laporan semester
kedua saya laporkan kepada Bupati
paling lambat akhir bulan januari tahun
berikutnya.
Pertanggung Jawaban
Peneliti
Bagaimana mekanisme pertanggung
jawaban APBDES?
Pak Asdar
Mekanismenya sama dengan bentuk
pelaporan APBDES yaitu dilaporkan
dalam dua semester di mana semester
pertama disampaikan pada akhir bulan
Juli tahun anggaran berjalan dan
semester kedua disampaikan pada akhir
bulan Januari tahun berikutnya.
Peneliti
Apakah laporan pertanggungjawaban
APBDES dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai wujud transparansi
pemerintah desa?
Pak Asdar Iya, kami selalu mempublikasikan semua
134
bentuk kegiatan yang telah kami
lakasanakan pada tahun berjalan.
Pertanyaan Wawancara Akuntabilitas dan Transparansi kepada
Masyarakat
Lampiran IV
Akuntabilitas
Peneliti Bagaimana menurut nda tentang
Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
mengelola APBDES ?
Informan 1 Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
mengelola APBDES belum bisa dikatakan
akuntabel karena dapat dilihat dari laporan
pertanggungjawaban yaitu mulai dari
perencanaan, pelaksanaa, penatausahaan,
sampai pelaporan belum terlihat secara
keseluruhan dalam hal pembangunan dan
pembiayaan masyarakat, dapat juga dilihat
dari banyaknya perencanaan yang belum
terklaksana secara keseluruhan
Peneliti Apakah menurut Anda Pemerintah Desa
sudah akuntabel dalam mengelola
APBDES?
135
Informan 1 menurut saya itu belum akuntabel dalam
mengelola APBDES karena dilihat dari
sistem pertanggungjawaban aparat desa
mulai dari perencanaan dan pelaksanaan
nya itu belum terealisasi secara
keseluruhan. Dimana pelaksanaan belanja
desa di Desa Malimongeng ini belum
terlaksana secara keseluruhan hal ini
disebabkan karena lambatnya anggaran
yang diminta oleh aparat desa belum
dicairkan oleh Kepala Daerah sehingga
menghambat proses pembangunan di Desa
Malimongeng ini
Transparansi
Peneliti Apakah menurut Anda Pemerintah Desa
sudah Transparansi dalam mengelola
APBDES?
Informan 2 Pemerintah Desa Malimongeng sudah
transparan dalam mengelola APBDES
karena beberapa program yang ada di desa
ini sudah banyak yang terlaksana seperti
perbaikan jalan dan pembangunan saluran
drainase, selain itu saya sebagai salah satu
masyrakat Desa Malimongeng juga turut
serta dalam pertemuan untuk
136
mendengarkan pelaporan APBDES oleh
Pemerintah Desa.
Peneliti Bagaimana Anda bisa yakin bahwa
Pemerintah Desa sudah transparan dalam
mengelola APBDES?
Informan 2 bagaimana saya bisa yakin dengan
transparansi Pemerintah Desa yaitu degan
adanya perbaikan jalan dan perbaikan
saluran drainase serta keterlibatan
masyarakat dalam pelaporan itu sudah
memberikan bukti bahwa Pemerintah Desa
Malimongeng ini sudah transparan dalam
mengelola APBDES. Selain itu yang terlibat
dalam pembangunan jalan juga adalah
masyarakat jadi saya fikir itu sudah
meyakinkan kami disini sebagai masyarakat
mengenai transparansi Pemerintah Desa”.
137
LAMPIRAN V
PERSURATAN
138
139
140
141
142
143
144
LAMPIRAN VI
DOKUMENTASI
145
Kantor Desa Malimongeng
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
BIOGRAFI PENULIS
NURLIDIANA nama panggilan Diana/Diah lahir di Bone pada
tanggal 06 Februari 1997 dari pasangan suami istri Bapak
Irwan dan Ibu Onro. Peneliti adalah anak pertama dari tiga
bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Desa
Penanggoosi Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka
Timur. Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SDN 1Iwoimea Jaya masuk
pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010, SMPN 1 Aere masuk pada tahun
2010 dan lulus pada tahun 2013, SMAN 1 Lambandia masuk pada tahun 2013
dan lulus pada tahun 2016, dan mulai tahun 2016 mengikuti progran S1
Akuntansi kampus Universitan Muhammadiyah Makassar sampai dengan
sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini masih terdaftar sebagai
mahasiswi program S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.