ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN J.CO DONUTS AND COFFEE Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Oleh : Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri NIM : 052214031 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
180
Embed
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS ...repository.usd.ac.id/14334/2/052214031_Full.pdf · ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN J.CO DONUTS AND
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN J.CO DONUTS AND COFFEE
Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Oleh :
Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri
NIM : 052214031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN J.CO DONUTS AND COFFEE
Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Oleh :
Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri
NIM : 052214031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
P E R S E M B A H A N
Karya ini kupersembahkan untuk :
Allah Bapa Disurga dan Bunda Maria
Kesembuhan dan semangat hidup Papaku Drs. Yohanes Murdijanto
Nurtjahjono dan Mamaku Margaretta Dyah
Teladan Adikku Paulus Gugi Sukma Perdana
Mas Agusta Satriya, S.E tersayang
Almamaterku di Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Sanata
Dharma
v
MOTTO
Prayer is the vital breath of the Christian; not the thing that makes him alive,
but the evidence that he is alive (Oswald Chambers)
Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu,
yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu
tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak
menyangkal nama-Ku
(Relevation 3:8)
Ia menuntun aku dijalan yang benar oleh karna nama-Nya. Sekalipun aku
berjalan dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku, gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku
(Mazmur 23)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Februari 2010
Penulis
Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat serta syukur penulis persembahkan kepada Tuhan
Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul
“Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen J.Co
Donuts and Coffee”. Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang
dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing
penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin
mbak Riska, mbak Putri, mbak Harpi dan dek Titik), you are my sweetfriend...
15. Seluruh temanku Manajemen angkatan 2005 dan 2004.
16. Mas Frans dan Mas Yuli di Sekretariat Fakultas Ekonomi yang selalu
membantu saya.
17. Pusat Studi Ignasian Sanata Dharma yang telah memberikan saya ilmu
pengetahuan selama saya kerja paruh waktu.
18. Responden kuisioner yang telah berkenan meluangkan waktu untuk mengisi
kuisioner saya. Terima kasih, tanpa kalian skripsi ini tak ada artinya.
19. Untuk semua orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
atas dukungan dan partisipasinya.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 28 Februari 2010
Penulis,
Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri
x
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN J.CO DONUTS AND COFFEE
Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Marketing Mix yang meliputi variabel produk, harga, promosi, dan tempat/distribusi terhadap Loyalitas konsumen secara simultan; (2) pengaruh Marketing Mix terhadap Loyalitas konsumen secara parsial. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan melaui kuesioner. Sampel sebanyak 100 orang yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Produk dan Tempat/distribusi secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas konsumen. (2) Produk, Harga, Promosi, dan Tempat/distribusi secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Loyalitas konsumen.
xi
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON THE INFLUENCE OF THE MARKETING MIX ON CUSTOMER LOYALTY OF J.CO DONUTS AND COFEE
A case of study on Economics Faculty students of Sanata Dharma University,
Yogyakarta
Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The aims of the research were toexamine: (1) the effect simultaneous of Marketing mix variables on Customer loyalty and (2) the partial effect of Marketing mix variables on Customer loyalty. This research was a case of study. Sample technique was purposive sampling. Data were collected by distributing questionnaires.
The research sample consisted of 100 respondents were of the Economic Faculty, Sanata Dharma University, Yogyakarta. The research variables were Marketing mix and the Loyalty of customers. Data analysis technique were multiple linear regression and simple linear regression. Based on the analysis, the results were as follows : (1) Partially, product and place influenced Customer loyalty (2) Simultaneously, variables of product, price, promotion and place influenced Customer loyalty.
xii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri Nomor Mahasiwa : 052214031 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen J.Co Donuts and Coffee. Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Februari 2010
Yang menyatakan, Marcellina Dhiar Radhite Murdiana Putri
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................. xi
LEMBAR PENYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 3
B. Rumusan Masalah .............................................................. 7
C. Batasan Masalah ................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 9
F. Sistematika Penulisan........................................................ 10
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemasaran .......................................................................... 12
B. Konsep Pemasaran ............................................................. 12
C. Manajemen Pemasaran....................................................... 15
D. Bauran Pemasaran.............................................................. 16
E. Produk................................................................................. 16
1. Strategi Produk ............................................................ 19
perilaku konsumen, pembuatan keputusan pembelian, Loyalitas
konsumen, kepuasan konsumen, hubungan antar variabel,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis.
BAB III. Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai metode dan instrumen yang
digunakan dalam penenitian, yang terdiri dari : jenis penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, devinisi variabel dan pengukurannya,
metode pengujian kuisioner, regresi linear berganda, uji
signifikasi.
BAB IV. Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan mengenai sejarah berdirinya perusahaan,
perkembangan perusahaan, struktur organisasi, aspek
pemasaran perusahaan, proses produksi, personalia dan
permodalan.
10
BAB V. Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini, penulis memberikan analisis dan tanggapan
terhadap apa yang penulis teliti, yang terdiri dari analisis
instrumen, yaitu analisis validitas dan reliabilitas dan analisis
data yang berupa profil responden serta analisis regresi linear
berganda.
BAB VI. Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan
Berdasarkan analisis data dengan disertai pembahasan, sebagai
bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan dari
keseluruhan analisis data, saran, dan keterbatasan dalam
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh pihak perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya untuk berkembang dan memperoleh laba. Sehingga
pemasaran sangat penting dan tak terpisahakan dari kegiatan perusahaan.
Pemasaran adalah:
“Proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya“ ( Kotler & Amstrong, 2008:6 ).
B. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran suatu perusahaan diarahkan untuk memenuhi
tujuan guna memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan
pembeli/konsumen.
Konsep pemasaran menurut Philip Kotler (2002:22) :
“Menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih”.
Konsep pemasaran menurut Philip Kotler (1997:14) dibedakan
menjadi :
1. Konsep Produksi
Bahwa konsumen akan memakai produk yang tersedia dan selaras
12
dengan kemampuannya, oleh karenanya manajemen harus
berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi.
2. Konsep Produk
Bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan kualitas dan
prestasi paling baik, serta keistimewaan yang menonjol, karena itu
organisasi harus merencanakan usaha terus-menerus dalam perbaikan
produk.
3. Konsep Penjualan
Mengatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup bayak produk
kecuali organisasi menjalankan usaha promosi dan penjualan yang
kokoh.
4. Konsep Pemasaran
Kunci untuk menggapai tujuan organisasional adalah terdiri dari penentu
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari yang dilakukan pesaing.
5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan atau Sosial
Menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan,
keinginan dan minat dari “target market” dan memberikan kepuasan
secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mempertahankan dan
mempertinggi kesejahteraan masyarakat.
Sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan
untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan kemudian
memuaskan keinginan-keinginan itu yang tentu pada akhirnya perusahaan
13
bertujuan untuk memperoleh laba.
Ada tiga faktor penting yang dapat dipakai sebagai dasar dalam konsep
pemasaran (Dharmmesta dan Handoko, 2000:6-8) :
1. Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen harus :
a. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan
dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sarana
penjualan, karena perusahaan tidak mungkin memenuhi segala
kebutuhan pokok konsumen, maka perusahaan harus memiliki
kelompok pembeli tertentu, bahkan kebutuhan tertentu dari
kelompok pembeli tersebut.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya. Perusahaan dapat
menghasilkan barang-barang dengan tipe model yang berbeda-beda
dan dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai,
dan menafsirkan keinginan serta perilaku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau
model yang menarik.
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengitegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap
bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang
14
terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan
perusahaan dapat direalisir. Selain itu harus terdapat juga penyesuaian
dan koordinasi antar produk, harga, saluran distribusi, dan promosi
untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan konsumen.
3. Kepuasan konsumen
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang
akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen
yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa perusahaan harus
berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus
mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.
C. Manajemen Pemasaran
Apabila manajemen pemasaran melakukan pekerjaannya dengan baik
dalam mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan produk
dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan mempromosikan
secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang hasil
produksi perusahaan. Kegiatan pemasaran ini haruslah di koordinasikan dan
dikelola dengan cara yang baik. Dalam perusahaan, dikenal istilah
manajemen pemasaran yang menurut Kotler (2001:18) adalah adalah proses
analisis, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran
yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dari definisi tentang manajemen pemasaran di atas dapat
15
disimpulkan bahwa mamajemen pemasaran adalah suatu proses manajemen
yang meliputi penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan/organisasi.
D. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Salah satu konsep utama dalam konsep pemasaran modern adalah
bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini dilakukan oleh perusahaan setelah
perusahaan merumuskan strategi pemasaran.
Definisi bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu :
“ Kumpulan alat pemasaran taktis terkendali – produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi – yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran “ ( Kotler & Amstrong, 2008:62 ).
E. Produk (Product)
Dalam pemasaran, perusahaan menawarkan produk dan jasa dengan
harapan konsumen dapat memperoleh produk yang diinginkannya sehingga
kebutuhannya dapat terpenuhi. Produk adalah kombinasi barang dan jasa
yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Yang termasuk dalam
produk adalah ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan
layanan (Kotler & Amstrong, 2008:62 ).
Menurut A. Yudi Yuniarto (Hand Out Pengantar Bisnis, 2001:89-90),
produk dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Klasifikasi produk konsumen berdasarkan kebiasaan pembelian
konsumen:
16
a. Confinience Product
Produk yang relatif tidak mahal dan sering dibeli sehingga konsumen
hanya perlu usaha minimal dalam pembeliannya. Misalnya ; gula,
beras, koran, bensin, minyak tanah dan sebagainya.
b. Shopping Product
Produk yang memerlukan usaha khusus dalam pembeliannya,
dimana konsumen perlu membandingkan produk dalam hal merek,
harga, kualitas, jasa dan lain-lainnya. Misalnya : mobil, TV, Program
S1/D3 di perguruan tinggi dan sebagainya.
c. Specialty Product
Produk yang mempunyai keunikan sehingga konsumen mau
melakukan usaha-usaha khusus dalam pembeliannya. Misalnya :
mobil antik/kuno, guci kuno, lukisan karya Leonardo Da Vinci dan
sebagainya.
d. Unsought goods
Barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalaupun
konsumen tahu tidak terpikirkan untuk membelinya. Misalnya :
asuransi jiwa dan peti mati.
2. Klasifikasi produk industri berdasarkan kegunaanya dalam proses
produksi:
a. Bahan mentah
Bahan baku dasar yang digunakan untuk memproduksi produk akhir.
17
Bahan mentah ini diambil dari alam, maka sering disebut sebagai
sumber daya alam.
b. Peralatan
Mesin dan peralatan lain yang digunakan dalam proses produksi atau
kegiatan administrasi.
c. Komponen produk
Bagian dari produk yang bisa berupa barang akhir atau barang
setengah jadi. Komponen produk ini bisa dikenali secara fisik
sebagai bagian dari suatu produk akhir.
d. Bahan proses
Bahan yang langsung digunakan dalam proses produksi dan tidak
bisa dikenali secara fisik dalam produk akhir.
e. Perlengkapan
Alat yang digunakan untuk melancarkan proses produksi tetapi tidak
menjadi bagian dari produk akhir.
f. Jasa industrial
Produk yang tak berbentuk (jasa) yang digunakan perusahaan dalam
operasinya.
1. Strategi Produk
Produk dibuat semenarik mungkin dan memiliki nilai tinggi
sehingga dapat mendorong konsumen kearah pembelian. Strategi produk
yang biasa digunakan oleh perusahaan menurut Kotler&Amstrong
18
(2001:357) adalah :
a. Pemberian merek (branding)
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksud untuk mengidentifikasi
(Kotler dan Armstrong, 2001:357). Nama merek (brand name)
diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan produk hasil
suatu pabrik yang satu dengan pabrik yang lainnya. Dalam
perkembangan bisnis yang sangat pesat ini nama merek semakin
menduduki peranan yang besar. Seringkali nama merek tertentu
digunakan sebagai penilai kualitas produk perusahaan oleh banyak
pembeli. Merek dapat digolongkan atas dasar beberapa hal, yaitu
(Kotler dan Armstrong, 2001:357) :
1) Dasar pemilikan
2) Merek produsen yakni merek yang dimiliki oleh produsen.
3) Merek distributor yakni merek yang dimiliki oleh distributor.
b. Dasar geografis
1) Merek nasional yaitu merek yang berlaku secara nasional.
2) Merek internasional yaitu merek yang berlaku untuk
internasional
3) Merek regional yaitu merek yang hanya berlaku untuk daerah
tertentu saja.
c. Dasar pentingnya merek
1) Merek primer adalah merek untuk produk yang berkualitas tinggi
19
dan biasanya untuk kepentingan promosi.
2) Merek sekunder adalah merek yang diciptakan untuk tujuan
tertentu atau sering juga digunakan untuk menjual produk yang
berkualitas rendah.
d. Atas dasar banyaknya produk yang menggunakan merek.
1) Merek individual adalah merek untuk satu macam produk saja.
2) Merek kelompok adalah merek untuk beberapa produk (family).
2. Tingkatan Produk
Menurut Kotler (dalam Christina, 2004:16) dalam merencanakan
penawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui 5 tingkat produk. Tiap
tingkat produk menambahkan lebih banyak nilai bagi pelanggan, dan
kelimanya membentuk suatu hirarki nilai pelanggan. Kelima tingkatan
tersebut adalah :
a. Tingkat paling dasar adalah manfaat inti (core benefit), yaitu jasa
atau manfaat dasar yang sesunggguhnya dibeli pelanggan.
b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu
menjadi produk dasar (basic product).
c. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapakan suatu produk yang
diharapkan (expected product).
d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk yang
ditingkatkan (augment product) yang memenuhi keinginan
pelanggan itu melampaui harapan mereka.
20
e. Pada tingkat kelima terdapat produk potensial (potential producut)
yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya
akan dialami oleh produk tersebut dimasa yang akan datang.
Jika produk yang ditingkatkan menggambarkan apa yang termasuk
dalam produk tersebut saat ini, maka produk tersebut potensial
menunjukkan evolusi yang mungkin terjadi. Disinilah perusahaan-
perusahaan membedakan penawarannya.
F. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau
jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan
Armstrong 2001:439). Harga produk yang semakin lama semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan para pemilik usaha
juga ikut menyesuaikan dalam penetapan harga.
1. Strategi Harga
Penetapan harga selain dipengaruhi faktor internal seperti tujuan
pemasaran perusahaan dan strategi dalam bauran pemasaran juga
dipengaruhi faktor eksternal seperti ; sifat pasar, persaingan dan faktor
lingkungan makro. Strategi penetapan harga yang biasa digunakan
perusahaan menurut Kotler dan Amstrong (2004:468), yaitu :
21
a. Strategi Penetapan Harga pada Produk Baru
1) Penetapan harga untuk menyaring pasar (market-skimming
pricing)
Perusahaan yang menyiapkan produk baru bisa menerapkan
market-skimming pricing yaitu dengan menetapkan harga tinggi
untuk mengambil “sebagian/skim” pendapatan di pasar selapis
demi selapis (Kotler dan Amstrong, 2004:468). Harga perkenalan
produk perdana akan dibuat setinggi mungkin, kemudian setelah
muncul pesaing maka harga akan diturunkan sesuai pasar. Dalam
menerapkan strategi ini harus memenuhi ketentuan :
a) Mutu dan citra produk harus mendukung harga yang tinggi,
dan harus ada cukup banyak pembeli yang menginginkan
produk tersebut.
b) Biaya produksi untuk volume yang lebih kecil tidak sangat
tinggi sehingga dapat membatalkan keuntungan penetapan
harga yang lebih tinggi.
c) Pesaing harus tidak dapat memasuki pasar dengan mudah dan
memotong harga yang tinggi tersebut.
2) Penetapan harga dengan penetrasi pasar (market-penetration
pricing)
Perusahaan yang menerapkan market penetration pricing
menetapkan harga jual awal terendah untuk menembus pasar
22
secara cepat dan dalam untuk menarik banyak sekali pembeli
dengan cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar (Kotler
dan Amstrong, 2004:468). Penetapan harga ini harus mengikuti
ketentuan :
a) Pasar harus sangat peka terhadap harga sehingga harga yang
rendah menghasilkan pertumbuhan pasar lebih lanjut.
b) Biaya produksi dan distribusi harus turun ketika volume
penjualan meningkat.
c) Harga yang rendah harus membantu mencegah masuknya
pesaing dan penetapan harga penetrasi harus
mempertahankan posisi harga rendahnya karena jika tidak
keuntungan dari harga mungkin hanya sementara.
b. Penetapan Harga Bauran Produk
1) Penetapan harga lini produk (product line pricing)
Menetapkan tingkatan-tingkatan harga di antara berbagai produk
dalam sebuah lini produk yang berdasarkan pada perbedaan-
perbadaan biaya di antara produk-produk tersebut, ervaluasi
pelanggan terhadap fitur-fitur yang berbeda-beda, dan harga-
harga para pesaing (Kotler dan Amstrong 2004:469).
2) Penetapan harga produk pilihan (optional product pricing)
Perusahaan menggunakan optional product pricing untuk
menawarkan atau menjual produk-produk opsional (tambahan)
atau produk aksesori yang yang melengkapi produk utama
23
(Kotler dan Amstrong 2004:470). Maka perusahaan harus dapat
memutuskan harga untuk produk utamanya dan harga untuk
produk pelengkap, yaitu :
a) Penetapan harga produk kaptif (captive-product pricing)
Perusahaan menetapkan harga untuk produk-produk yang
harus digunakan bersama produk utama (Kotler dan
Amstrong 2004:470). Biasanya menerapkan strategi produk
harga terikat dimana perusahaan menetapkan harga yang
lebih rendah untuk produk utama dan menetapkan mark up
yang tinggi untuk produk pelengkapnya.
b) Penetapan harga produk sampingan (by- product pricing)
Pada saat perusahaan memproduksi produk utamanya
seringkali tercipta produk sampingan. Bila produk sampingan
perusahaan mempunyai nilai sedangkan memerlukan biaya
untuk pembuangannya dan akan mempengaruhi penetapan
harga produk utama, maka produk sampingan tersebut
seringkali dikomersialkan. By- product pricing digunakan
untuk memasarkan produk sampingan dengan menerima
berapapun harga yang diperoleh. Hal ini menbuat produsen
mampu mengurangi beban biaya produk utama untuk
membuatnya lebih kompetitif (Kotler dan Amstrong
2004:471).
c) Penetapan harga bundelan produk (product bundle pricing)
24
Perusahaan seringkali menggabungkan beberapa produk
mereka dan menawarkan bundelan produk tersebut dengan
potongan harga (Kotler dan Amstrong 2004:472).
2. Strategi Penyesuaian Harga
Ada lima macam strategi penyesuaian harga yang bisa dipilih oleh
perusahaan dalam praktek bisnis, yaitu :
a. Penetapan harga diskon
Biasanya perusahaan mengurangi harga untuk memberikan
penghargaan kepada konsumen atas tanggapan-tanggapan pelanggan
seperti membayar lebih awal atau ikut mempromosikan produk
(Kotler dan Amstrong 2004:473).
b. Penetapan harga tersegmentasi (segmented pricing)
Perusahaan seringkali akan menyesuaikan harga dasar mereka untuk
memperhitungkan penetapan harga terhadap pelanggan, produk atau
lokasi. Dalam penetapan harga tersegmentasi, perusahaan akan
menjual produk atau jasa dalam dua atau beberapa tingkat harga.
Strategi penetapan ini akan efektif apabila pasar terbagi-bagi dalam
segmen-segmen dan masing-masing segmen menunjukkan
perbedaan tingkat permintaan (Kotler dan Amstrong 2004:474).
c. Penetapan harga psikologis (psylogical pricing)
Penetapan harga psikologis adalah pendekatan penetapan harga yang
mempertimbangkan psikologi harga dan tidak semata-mata harga
ekonomi; harga digunakan untuk mengatakan sesuatu tentang produk
25
(Kotler dan Amstrong 2004:475).
d. Penetapan harga promosi (promotional pricing)
Perusahaan sewaktu-waktu akan menerapkan harga produk secara
temporer dibawah daftar harga, dan kadang-kadang bahkan dibawah
biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek. Strategi ini
biasanya diterapkan pada musim-musim tertentu untuk menarik lebih
banyak pelanggan (Kotler dan Amstrong 2004:478).
e. Penetapan harga geografis (geographic pricing)
Perusahaan menerapkan harga yang berbeda pada produknya
terhadap konsumen sesuai perbedaan letak geografisnya. Semakin
jauh jarak yang harus ditempuh dalam mendistribusikan produk
maka harga akhir yang diberikan akan semakin tinggi (Kotler dan
Amstrong 2004:479).
G. Tempat/distribusi
Pengertian tempat/distribusi menurut Kotler (2004:508) menyatakan
bahwa distribusi merupakan sekumpulan organisasi yang saling bergantung
yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan
atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.
Dalam kegiatan distribusi ada 4 saluran yang biasa digunakan
perusahaan yaitu (Kotler dan Amstrong 2004:514-516):
1. Sistem saluran distribusi konvensional
Saluran yang terdiri atas satu atau lebih produsen, pedagang besar , dan
26
pengecer yang independent. Masing-masing merupakan perusahaan
terpisah yang berusaha memaksimalkan laba masing-masing, bahkan
dengan mengorbankan laba sistem secara keseluruhan (Kotler dan
Amstrong 2004:514).
2. Sistem pemasaran vertikal (Vertical Market System/VMS)
Suatu struktur saluran distribusi dimana produsen, grosir, dan juga
pengecer bertindak sebagai suatu sistem yang satu. Anggota saling
memiliki satu sama lain, memiliki kontrak dengan mereka, atau
menggunakan kekuatan yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak
(Kotler dan Amstrong 2004:514).
Sistem ini muncul untuk mengatasi sistem saluran kontroversional, yang
terdiri atas :
a. SPV Korporasi
Sistem pemasaran vertikal yang menggabungkan sejumlah tahap
produksi dan distribusi yang berurutan kedalam kepemilikan tunggal.
Kepimpinan saluran dibangun melalui kepemilikan bersama (Kotler
dan Amstrong 2004:514) .
b. SPV Berdasarkan perjanjian
Sistem pemasaran vertikal yang dimana sejumlah perusahaan
independent pada tingkatan produksi dan distribusi yang berbeda,
bergabung bersama melaui perjanjian untuk memperoleh
penghematan dan dampak penjualan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan yang dapat mereka raih sendiri (Kotler dan
27
Amstrong 2004:515).
c. SPV Terkelola (administrea VMS)
Sistem pemasaran vertikal yang mengkoordinasikan tahap- tahap
produksi dan distribusi yang berurutan, tidak melalui ikatan
kepemilikan ataupun perjanjian melainkan melalui ukuran dan
kekuatan salah satu pihak ( Kotler dan Amstrong 2004:516).
3. Sistem pemasaran horisontal
Pengaturan saluran dimana dua atau lebih perusahaan pada tingkatan
yang sama untuk mempelajari peluang pemasaran yang baru (Kotler dan
Amstrong 2004:516).
4. Sistem pemasaran hibrida (hybrid marketing channels)
Sistem distribusi banyak saluran dimana suatu perusahaan membentuk
dua atau lebih saluran pemasaran untuk mencapai satu atau lebih segmen
pelanggan (Kotler dan Amstrong 2004:517).
H. Promosi
Promosi menurut Philip Kotler (2005:369) merupakan sekumpulan
sarana insentif yang berbeda, kebanyakan jangka pendek, yang dirancang
untuk menstimulasi pembelian produk khusus atau layanan yang lebih cepat
dan lebih besar oleh pelanggan atau perdagangan. Promosi meliputi semua
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
Karena promosi merupakan ujung tombak pemasaran, maka
28
dibutuhkan strategi promosi yang benar-benar sesuai. Strategi yang banyak
dilakukan perusahaan adalah ( Kotler dan Amstrong 2004:639):
1. Pemasangan iklan (adversting)
Pemasangan iklan merupakan bentuk promosi non pribadi yang
dibayar mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang
teridentifikasi (Kotler dan Amstrong 2004:639). Pemasangan iklan ini
biasanya diselenggarakan dengan media perantara yaitu media cetak dan
elektronik. Dalam melaksanakan kegiatan periklanan ini terdapat dua
keputusan penting yang harus diikuti :
a. Menentukan iklan yang harus disampaikan kepada pasar yang
dituju.
b. Memilih media yang paling sesuai dengan tujuan.
2. Penjualan secara perorangan (personal)
Sistem promosi melalui penjualan perorang yang merupakan
kegiatan presentasi lisan yang disajikan dalam suatu percakapan dengan
satu atau lebih calon pembeli yang dimaksudkan untuk menciptakan
penjualan. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi langsung antara penjual
dan pembeli. Komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak
bersifat individual dan dua arah sehingga penjual dapat langsung
memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan pembeli
(Kotler dan Amstrong 2004:623).
3. Promosi penjualan
Promosi penjualan mencakup sekumpulan besar alat-alat promosi-
29
kupon, kontes, tranksaksi banting harga, bingkisan (premium), dan lain-
lain-yang semuanya mempunyai banyak ciri yang unik (Kotler dan
Amstrong 2004:624).
Dalam melaksanakan kegiatan promosi pihak penyelenggara harus
mengikuti ketentuan berikut agar dapat mencapai tujuan promosi dengan
baik:
a. Modifikasi tingkah laku
Promosi dilakukan dengan berusaha merubah tingkah laku dan
persepsi konsumen, atau memperkuat tingkah laku yang telah ada
kearah mendorong sikap pembelian barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
b. Memberitahu
Kegiatan promosi dapat dimaksudkan untuk memberitahu pasar yang
dituju tentang penawaran produk dan jasa perusahaan. Promosi yang
bersifat informasi pada umumnya lebih sesuai dilaksanakan pada
tahap awal dari siklus kehidupan produk atau introduction.
c. Membujuk
Promosi yang sifatnya membujuk umumnya kurang disuakai.
Biasanya bentuk promosi ini dilaksanakan untuk mendorong
pembelian dengan menciptakan kesan positif. Jenis promosi sifat ini
akan lebih dominant jika produk atau jasa yang ditawarkan mulai
memasuki tahap pertumbuhan atau tahap growth dalam siklusnya.
30
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merk produk di hati konsumen dan penting
dilaksanakan selama tahap kedewasaan atau maturity dalam siklus
hidup produk. Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk paling tidak
mempertahankan konsumen yang ada.
I. Perilaku Konsumen
American marketing Association (dalam Olson dan Peter,1999:6-9)
mendefinisikan prilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara
pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia
melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka”. Paling tidak ada tiga ide
penting dalam definisi diatas:
1. Perilaku konsumen adalah dinamis
Pertama, definisi diatas menekankan bahwa perilaku konsumen itu
dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta
masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis
perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap
bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang
sama disepanjang waktu, pasar, dan industri. Disamping itu, suatu
strategi yang berhasil pada titik tertentu dapat saja gagal total dititik
yang lain. Dengan demikian, sifat dinamis perilaku konsumen adalah hal
31
yang membuat pengembangan strategi pemasaran menjadi tugas yang
menarik maupun menantang.
2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi.
Hal kedua yang ditekankan dari definisi perilaku konsumen adalah
keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian
disekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami
apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa
yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian
disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
3. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran
Hal terakhir yang ditekankan dalam perilaku konsumen dalam
definisi perilaku konsumen adalah pertukaran diantara para individu. Hal
ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definsi
pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataannya,
peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan
konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.
J. Keputusan Pembelian
1. Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan pembelian pada dasarnya merupakan
proses pemecahan masalah. Konsumen, baik individu maupun
32
pembelian organisasi akan melalui suatu proses dalam memutuskan
produk atau merk apa yang akan dibeli. Walupun pada akhirnya mereka
akan membeli barang-barang yang berbeda yang disebabkan pada
perbedaan karakteristik pribadi (kebutuhan, manfaat yang dicari, sikap,
nilai, pengalaman masa lalu, dan gaya hidup) dan pengaruh sosial
(perbedaan kelas sosial, kelompok rujukan, atau kondisi keluarga). Maka
dalam pengambilan keputusan akan dipengaruhi juga oleh perilaku
pembelian konsumen.
Menurut Philip Kotler (2002:202) ada empat jenis perilaku
pembelian, antara lain:
a. Perilaku Pembelian yang rumit
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga langkah, yaitu
pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut,
membangun sikap tentang produk tersebut dan membuat pilihan
pembelian yang cermat. Konsumen mempunyai perilaku pembelian
yang kompleks jika mempunyai keterlibatan tinggi dan menyadari
adanya perbedaan merek yang signifikan.
b. Perilaku Pembelian yang mengurangi ketidaknyamanan
Perilaku pembelian dengan keterlibatan tinggi ini, konsumen sangat
terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan
diantara berbagai merek. Perilaku ini didasari oleh fakta bahwa
pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko.
c. Perilaku Pembelian karena kebiasaan
33
Perilaku pembelian ini mempunyai keterlibatan konsumen yang
rendah dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan atau tidak
adanya loyalitas terhadap suatu merek tertentu, misalnya pembelian
garam, permen, dan lain-lain.
d. Pembelian yang mencari variasi
Perilaku pembelian ini ditandai dengan perilaku pembelian
konsumen yang rendah, namun ada perbedaan merek yang
signifikan. Dalam situasi ini, konsumen akan melakukan peralihan
merek dengan pembeli merek yeng lain, misalnya kue kering.
Konsumen akan memilih kue kering yang merek lain karena ingin
mencari rasa yang berbeda.
2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Perusahaan yang jeli akan melakukan riset atas proses keputusan
pembelian kategori produk mereka.
Dalam proses keputusan pembelian konsumen akan melalui
beberapa tahap (Philip Kotler, 2002:204), antara lain:
a. Pengenalan Masalah/Identifikasi Masalah
Proses keputusan dipicu oleh keinginan dan kebutuhan yang tidak
terpenuhi. Proses pembelian dilakukan saat pembeli mengenali
sebuah masalah atau kebutuhan.
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Sesudah pembeli menyadari
34
adanya masalah atau kebutuhan, maka pembeli mencari informasi
tentang produk yang akan membantu memecahkan masalah atau
memuaskan kebutuhan.
c. Evaluasi Alternatif
Untuk mengevaluasi produk, konsumen harus melakukan
perbandingan dari berbagai merek produk, berupan ciri-ciri atau
keistimewaan produk yang diinginkan pembeli. Konsumen
dihadapkan pada pemilihan merek-merek alternatif dalam berbagai
pilihan. Oleh karena itu, konsumen harus melakukan evaluasi
altenatif pembelian.
d. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-
merek dalam kumpulan pilihan. Kemudian dari preferensi atas
merek-merek tersebut, konsumen membentuk niat untuk membeli
produk yang paling disukai.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah mebeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat
produk dibeli, melainkan berlanjut hinnga periode pasca pembelian.
Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian, dan pemakaian produk kepada masyarakat. Oleh karena
itu perusahaan harus berusaha memastikan tercapainya kepuasan
konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.
35
K. Loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen berarti kesetiaan konsumen untuk berbelanja di
lokasi ritel tertentu. Mempertahankan keunggulan bersaing dapat membantu
menarik perhatian dan mempertahankan para konsumen yang loyal.
Mempunyai konsumen yang loyal adalah metode yang penting dalam
mempertahankan keuntungan dari para pesaing, mengingat memiliki
konsumen yang loyal berarti konsumen memiliki keengganan untuk menjadi
pelanggan pada ritel-ritel pesaing (Christina, 2006:58-59).
Beberapa cara dalam membangun Loyalitas konsumen menurut
Christina, 2006:59 adalah :
1. Mengembangkan strategi yang jelas dan tepat.
2. Menciptakan hubungan emosional dengan para konsumen melalui
program loyalitas, misalnya Alfa menawarkan program AFC (Alfa
Family Club), Carrefour dengan Kartu Belanja Carrefour, Matahari
dengan MCC (Matahari Club Card).
3. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth)
yang menguntungkan bagi perusahaan. Rekomendasi dari mulut ke
mulut (word-of-mouth) mejadikan pelanggan sebagai kelompok yang
dijadikan acuan (reference group). Reference group adalah satu atau
lebih orang-orang yang digunakan seseorang sebagai dasar pertimbangan
untuk kepercayaan, perasaan, dan perilaku. Kelompok ini mempengaruhi
keputusan belanja dengan (Christina, 2006:46) :
a. Menawarkan informasi
36
b. Menyediakan penghargaan untuk perilaku pembelian yang spesifik
c. Penambahan citra diri pelanggan
Arti loyalitas menurut Dick dan Basu (dalam Husein Umar, 2003:16)
adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek dan pemasok,
berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang
yang konsisten. Definisi ini mencakup dua hal penting, yaitu loyalitas
sebagai perilaku dan loyalitas sebagai sikap.
Kombinasi kedua komponen akan menghasilkan empat situasi
kemungkinan, seperti gambar berikut:
Perilaku Pembelian Ulang
Kuat Lemah
Rendah
Sikap
Tinggi
Gambar II.1
Kombinasi komponen sikap dengan perilaku pembelian ulang
Sementara itu, untuk mengaitkan antara tingkat kepuasan dan tingkat
loyalitas menurut Schanaars (dalam Husein Umar, 2003:16) akan dihasilkan
empat alternatif situasi, yaitu :
Latent
Loyalitas Loyalty
Spurious No
Loyalty Loyalty
37
Loyalitas
Rendah Tinggi
Rendah
Kepuasan
Tinggi
Gambar II.2
Situasi tingkat kepuasan dan tingkat loyalitas
Kondisi failures dicirikan dengan kondisi tidak puas dan tidak loyal,
forced loyalty dicirikan sebagai kondisi tidak puas, namun ada perasaan
terikat pada program promosi yang dicanangkan perusahaan sehingga tetap
menjadi loyal. Sedangkan defectors dicirikan sebagai tingkat kepuasan yang
tinggi, tetapi merasa tidak harus terikat dengan produk tersebut, dan
successes dicirikan sebagai konsumen yang merasa puas dan paling
mungkin untuk memberikan word of mouth yang positif.
Adapun definisi Loyalitas konsumen pada suatu merek adalah
kesetiaan konsumen dalam membeli barang atau jasa dalam melakukan
pembelian ulang barang atau jasa tersebut secara terus-menerus, kebiasaan
ini termotivasi dan sulit diubah dalam pembelian barang atau jasa yang
sama, sering berakar dalam keterlibatan yang tinggi (Peter dan Olson,
2000:89). Loyalitas tercipta apabila pelanggan dalam hal ini konsumen
produk Jco Donut merasa puas terhadap produk yang dikonsumsinya dan
melakukan pembelian secara berulang pada merek yang sama.
Forced
Failures Loyalty
Defectors Successes
38
L. Hubungan Antar Variabel
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Hubungan antara Produk dengan Loyalitas konsumen
Konsumen dengan berbagai latar belakang, memiliki berbagai
macam kebutuhan, hal ini menjadi kesempatan bagi para produsen untuk
menciptakan berbagai tingkat kualitas suatau produk. Produsen yang
peka terhadap selera pasar akan mampu menghasilkan produk yang
mampu memenuhi kebutuhan konsumen tentunya akan membuat
produk tersebut akan berdaya saing tinggi.
Bila produsen atau perusahaan mampu menciptakan produk secara
tepat, dengan melempar produknya kepasar sasaran yang benar, maka
akan timbul kepuasan konsumen, yang mampu mempengaruhi Loyalitas
konsumen akan produk tersebut, dimana konsumen telah merasa adanya
kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi produk J.Co dibandingkan
produk lain.
Dari sisi produk, J.Co punya keunggulan produk sehingga digemari
banyak orang. Salah satunya, terletak pada freshness dan duality
ingredients-nya sehingga setiap donat yang diterima pembeli selalu
dalam keadaan fresh. Keanekaragaman produk J.Co Donuts, bisa dilihat
dari kualitas bahan bakunya, kreasi rasa donat, kemasan produk donat
yang digunakan sehingga semakin memperlihatkan keistimewaan
produk tersebut. Bervariasinya kreasi produk donat yang diciptakan, tak
39
lain untuk menarik minat konsumen ketahap yang lebih lanjut yaitu
Loyalitas konsumen.
2. Hubungan antara Harga dengan Loyalitas konsumen
Penetapan harga yang sesuai merupakan hal yang sangat penting,
karena untuk barang konsumsi, terutama dalam produk J.Co Donuts,
harga merupakan salah satu unsur sensitif dalam pemasaran suatu
produk. Penentuan harga yang tepat, baik dari sisi biaya produksi
maupun perolehan laba haruslah benar-benar dihitung secara cermat.
Pada produk J.Co Donuts, tentunya harga yang ditetapkan sudah
berdasarkan kebijakan perusahaan atau produsen. Bila harga sesuai
dengan daya beli konsumen, konsumen mampu membeli produk yang
ditawarkan, dan dengan harga yang kompetitif tersebut diharapkan
konsumen tetap loyal terhadap produk-produk J.Co karena harga
produknya kompetitif dengan produk lain. Adanya pemberian harga
khusus atau discount khusus pada event tertentu juga diharapkan
produsen supaya konsumen J.Co tetap loyal pada produk-produknya.
3. Hubungan antara Tempat/distribusi dengan Loyalitas konsumen
Tempat atau distribusi yang sesuai sangat menunjang kegiatan
pemasaran. Dalam hal ini, J.Co berusaha mewujudkan tempat yang
nyaman menurut persepsi konsumen. Letak gerai J.Co yang strategis,
fasilitas parkir yang disediakan, kenyamanan dan kebersihan ruang
makan, dan fasilitas hotspot, dan WiFi area yang diberikan gerai J.Co
40
Donuts inilah yang diharapkan oleh perusahaan mampu membuat
konsumen loyal kepada produk maupun perusahaan itu sendiri.
4. Hubungan antara Promosi dengan Loyalitas konsumen
Banyak cara yang digunakan J.Co. Donuts untuk berpromosi antara
lain dengan melalui media iklan baik iklan di media cetak, internet,
komunitas sosial maupun media lain yang tujuannya untuk
meningkatkan penjualan perusahaan. Promosi-promosi tersebut tentunya
dilakukan perusahaan untuk berusaha mengenalkan produk maupun
untuk menarik konsumen baru. Perusahaan tentunya telah mengatur
strategi promosi dengan baik sehingga konsumen bisa loyal terhadap
produk J.Co.
Selain menggunakan media sebagai sarana promosi J.Co juga
menggunakan media dapur terbuka yang menjadi ciri khas perusahaan
yang tidak dimiliki pesaing lain sebagai sarana promosi langsung kepada
setiap konsumen yang datang. Dari media dapur terbuka, konsumen
dapat melihat secara langsung proses mengolah bahan sampai tercipta
menjadi suatu produk yang berkualitas sehingga semakin meyakinkan
bahwa produk yang diterima selalu dalam keadaan fresh. Semua upaya
J.co dalam mempromosikan produknya dengan berbagai cara tentunya
sangat diharapkan perusahaan untuk membuat konsumen loyal terhadap
produk maupun perusahaan.
M. Penelitian Terdahulu
41
Penelitian sebelumnya juga dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
penelitian pengembangan. Yaitu dengan memiliki masalah lain yang masih
berhubungan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang tidak
dilakukan mengenai pengaruh Marketing mix terhadap Loyalitas konsumen,
sebagai berikut :
1. Fransisca Sri Indriati. M (2003) meneliti tentang evektifitas bauran
pemasaran bagi peningkatan brand loyalty PT. Merapi Gelanggang
Wisata Yogyakarta. Hasil penelitiannya, adalah : hasil regresi linear
berganda menyimpulkan bahwa variabel kebijakan bauran pemasaran
yang terdiri dari: produk, harga, distribusi dan promosi efektif mampu
mempengaruhi peningkatan brand loyalty dari kosumen lama dan baru,
hal tersebut ditunjukkan oleh Thitung < Ttabel = 2,060. Hasil dari analisis T-
test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan berarti dari efektifitas
bauran pemasaran dalam mempengaruhi kosumen lama dan baru untuk
menggunakan jasa perusahaan, kecuali utnutk variabel harga karena
Thitung > Ttabel = 2,004. Nilai grand mean variabel produk, harga, distribusi
dan promosi dari kedua belah kelompok konsumen berada di atas tiga.
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran perusahaan
telah dilaksanakan dengan efektif.
2. Poerwanto (2008) Pengaruh Marketing mix terhadap Loyalitas
konsumen kartu pra bayar IM3 (studi kasus mahasiswa STAIN
Surakarta). Variabel yang diteliti adalah produk, harga, tempat, dan
promosi dan kaitan pengaruhnya terhadap Loyalitas konsumen. Sampel
42
penelitian yang diambil adalah konsumen yang menggunakan kartu pra
bayar IM3 yang juga merupakan mahasiswa STAIN Surakarta,
kemudian hasil penelitian dianalisis menggunakan regresi linear
berganda dan menggunakan bantuan program spss 11.5. Penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui (1) Mengetahui apakah ke 4 variabel
marketing mix berpengaruh terhadap Loyalitas konsumen secara parsial
dan bersama-sama. (2) Untuk mengetahui variabel manakah yang lebih
dominan berpengaruh terhadap Loyalitas konsumen. Dari perhitingan
Regresi Linear Berganda ditemukan persamaan :
Y=0.959+0.214.X1+0.161.X2+0.238.X3+0.150.X4 dengan variabel
tempat mendapatkan hasil sebesar 0.238. Uji F menghasilkan F hitung
sebesar 22,950 dengan nilai probabilitas (sig) yang hasilnya di atas level
signifikan 0.05 atau 5%. Keempat variabel dari (X1) Produk, (X2)
Harga, (X3) Tempat, (X4) Promosi secara bersama-sama memberi
pengaruh terhadap variabel Y(Loyalitas konsumen). Uji t menghasilkan
(X1) Produk 2.017, (X2) Harga 2.164, (X3) Tempat 2.471, (X4) Promosi
2.020. Dikarenakan nilai probabilitas dibawah/diatas level signifikan
0.05 atau 5% dari seluruh faktor secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y (Loyalitas konsumen). Hasil dari
Keterangan: Y : Variabel dependent (customer loyalty) Βo : Konstanta dari persamaan regresi B1 : Koefisien regresi dari variabel produk X1 : Skor dimensi produk B2 : Koefisien regresi dari variabel harga X2 : Skor dimensi harga Β3 : Koefisien regresi dari variabel tempat/distribusi X3 : Skor dimensi tempat (distribusi) B4 : Koefisien regresi dari variabel promosi X4 : Skor dimensi promosi
Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 17.0
H. Uji Signifikasi
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual, dapat
diukur dari Goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut
signifikan secara statistik, apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
67
kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali,
2005:83).
1. Koefisien Determinasi ( 2R )
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
antara variabel dependen dengan variabel independen atau mengetahui
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien
determinasi dapat dihitung dengan rumus:
iTerkorelasTotalKuadrat Jumlah iTerkorelasKuadrat Jumlah 2 =R
Dalam analisis regresi linier berganda, koefisien determinasi
mengukur proporsi atau prosentase sumbangan variabel penjelas yang
masuk ke dalam model terhadap varian naik turunnya variabel Y secara
bersamaan.
a. Nilai R2 selalu positif, sebab merupakan rasio dan 2 jumlah kuadrat
(yang nilainya juga selalu positif)
b. Nilai 0 ≤ R2 ≤ 1
R2 = 0 berarti tidak ada hubungan antara X dan Y, atau model
regresi yang tidak terbentuk, tidak dapat untuk meramalkan Y.
R2 = 1 berarti garis regresi yang terbentuk, dapat meramalkan Y
secara sempurna.
Semakin dekat nilai R2 ke 1, makin tepat garis regresi yang
terbentuk untuk meramalkan Y. Meskipun demikian, perlu diperhatikan
bahwa dengan bertambah banyaknya variabel penjelas, maka nilai R2
68
selalu meningkat. Hal ini dikarenakan variabel yang ditimbulkan
kadangkala, tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Y.
Sehingga dalam banyak kasus penggunaan R2 yang disesuaikan (R2
Adjusted dilambangkan dengan R2/), lebih tepat. Dengan adanya koreksi
dalam nilai R2 yang disesuaikan, maka nilainya tidak akan selalu naik
bilamana ditambahkan variabel penjelas. Besarnya R2 yang disesuaikan
diperoleh dari persamaan yang dikemukakan Sugiarto dan Harijono
(dalam Daniel, 2008:45) :
( ) ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
−−−
−−=1
111 22
knnRR
Keterangan: R2 : Koefisien determinasi. K : Banyaknya variabel penjelas. N : Banyaknya data.
2. Uji t
Uji T-test digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji T-test
dihitung dengan rumus (Siagian, 2000: 253) sebagai berikut :
bhitung S
bt β−=
Keterangan : b = koefisien regresi β = slope hipotesis Sb = Estimasi standar error dari slope
69
Statistik uji t diatas akan memiliki distribusi t, dengan derajat bebas
sebesar 2−n . Adapun aturan pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut :
a. Ho = b = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen).
b. Ha = b = 0 (ada pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen).
Jika nilai tabelhitung tt > , maka Ho ditolak, sebaliknya, jika tabelhitung tt <
maka Ho diterima.
3. Uji F
Uji F-test pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel atau terikat. Rumus untuk
menghitung F-hitung, sebagai berikut (Siagian, 2000: 248):
11 2
2
−−−
=
knR
kR
Fhit
Keterangan: R2 : Koefisien determinasi K : Banyaknya variabel dependen N : Banyaknya sampel
Dirumuskan sebagai berikut :
a. Ho diterima bila tabelhitung FF ≤ .
Jika Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
70
b. Ha diterima bila tabelhitung FF ≥ .
Jika Ha diterima, berarti ada pengaruh variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN J.Co Donuts DAN FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
A. Gambaran Umum J.Co Donuts & Coffee
1. Sejarah Singkat dan Perkembangan J.Co Donuts and Coffee
J.Co didirikan oleh Johnny Andrean lulusan Vidal Sasson Academy, London.
Johnny memang bukan sosok asing di percaturan bisnis Tanah Air. Johnny
Andrean dikenal sebagai pengusaha salon dengan merek nama dirinya yang
memiliki lebih dari 200 cabang di seluruh Indonesia. Johnny pula yang
memperkenalkan gaya baru berjualan roti lewat waralaba BreadTalk yang
dibawa dari Singapura. Ide untuk menciptakan J.Co awalnya karena “dendam”
pada makanan yang bernama donuts yang merupakan makanan kesukaannya.
Johnny menilai makanan berlubang di tengahnya ini tergolong berat dan
mengenyangkan. Paradigma ini ingin dia ubah terlebih pengalaman Johnny
yang sering mencicipi donuts dengan berbagai rasa dan keunikan saat jalan-
jalan di Amerika Serikat, semakin memperkuat dirinya untuk membuat donuts
sendiri. Mulanya, Johnny ingin membeli salah satu hak waralaba yang sudah
eksis di Amerika Serikat Dia memilih menyempurnakan bentuk dan rasa
donuts yang pernah dicicipinya khususnya dari sisi kualitas bahan baku dan
proses produksi. Sepulangnya ke Indonesia, dikembangkanlah toko donuts
dengan konsep, bentuk dan rasa, yang mirip dengan toko-toko donuts di
Amerika Serikat. Johnny melihat sejauh ini belum ada toko donuts di Indonesia
yang pengunjungnya bisa melihat proses pembuatannya secara langsung
71
seperti Krispy Kreme yang menjadi salah satu inspirasi Johnny. Terpenting
lagi, Johnny ingin menjadikan donuts buatannya istimewa, bisa menjadi life
style dan konsep store-nya yang open kitchen dan belum pernah ada di
Indonesia, pengunjung bisa menyaksikan atraksi pembuatan donuts mulai dari
pengadonan, sampai siap disajikan (SWA, 2009). J.Co Donuts and Coffee
diresmikan pertama kali pada 26 Juni 2005. Saat ini J.Co telah beroperasi
sebanyak 51 outlet di Indonesia, 4 outlet di Kuala Lumpur, dan 2 outlet di
Singapura. Tidak berhenti hanya di Malaysia dan Singapura, J.Co juga
merencanakan untuk mengembangkan sayapnya di negara-negara lain
sperti China, Plilipina, Brune Darussalam serta sejumlah negara lainnya.
Perkembangan J.Co luar biasa, bila dirata-rata tiap bulan pertumbuhan
penjualan mencapai 2%-5%. J.Co tidak memiliki pesaing yang head to
head, karena pasar J.Co meliputi tiga produk inti, yakni donuts, minuman
coffee dan non-coffee (SWA, 2009).
2. Profil Usaha
(gambar IV.1) logo J.Co Donuts and Coffee
Nama Usaha : J.Co Donuts and Coffee
Pendiri : Johnny Andrean
72
Didirikan : Lippo Karawaci, Indonesia 26 Juni
Letak : Jakarta/Indonesia
Industri : Restoran cepat saji
Induk Usaha : Johnny Andrean Group
Slogan : Sharing The J.CO Way'
Situs : http//:www.jcodonuts.com/
Konsep pelilihan logo : Warna oranye merepresentasikan
dinamika, warna cokelat, sebagai
warm colour lebih menginginkan
profil J.Co Donuts and Coffee
terlihat hangat, gambar merak
dalam bulatan yang berarti J.Co
tidak ingin terlihat angkuh di mata
konsumen, burung merak sendiri
menggambarkan cinta kasih.
Prestasi Usaha :
“Marketing Award" sebagai brand yang memiliki produk paling
berinovasi di tahun pertama, "Best Donuts2006" dari "Free Magazine dan
“The Integrated Marketing STrategy Champion 2008" dari majalah
bisnis SWA dan MarkPlys&Co.
Jaringan sosial masyarakat :
73
a. J.Co Safari : program field trip yang dilakukan di outlet J.Co dimana peserta
diberikan pengalaman dalam mempelajari proses pembuatan donut beserta
bahan-bahannya.
b. J.Co Reach Out : program pengumpulan dana atau fundraising yang terbuka
bagi sekolah-sekolah atau institusi dan organisasi yang membutuhkan dana.
3. Produk
Produk-produk J.Co Donuts and Coffee telah disajikan dengan sistem
dan proses yang sama di beberapa negara di ASIA yang memiliki
pengawasan ketat terhadap kualitas makanan, misalnya: Malaysia dan
Singapore. Setiap donut yang dibuat telah melalui uji coba dan
konsultasi dengan pakar donut yang berada di Amerika Serikat, produk kopi yang
disajikan juga telah melalui uji coba dan konsultasi dengan ahli kopi dari Italia. Bahan baku
produk yang digunakan hampir semua impor. Hal ini menunjukkan
komitmen J.Co Donuts and Coffee pada kualitas produk dan reputasinya.
Bahan baku produk yang digunakan hampir semua impor. J.Co Donuts
berbeda dari produk donut yang dikenal di tanah air selama ini. J.Co
Donuts bertekstur lebih lembut dengan ukuran tipis. Topping-nya lebih
bervariasi, baik dari segi bahan maupun cara penyajiannya. Ada donut
dengan topping kenari, buah blackberry, keju cair, juga campuran gula
dan madu (glazzy donuts) (MIX, 2006:48-49). Berikut adalah beberapa
macam produk yang disajikan di J.Co Donuts and Coffee.
74
1. Donuts
a. Donut Hazle Dazzle (topping hazelnut chocolate dan filling coffe cream
di dalam lingkaran donut)
b. JPOPS atau Baby Donuts (donut aneka topping pilihan yang tersedia
dalam ukuran mini)
c. Choco Forest (topping kombinasi coklat black forest dan fresh dark
cherry)
d. Al Caponne (topping coklat putih asli Belgia dan badam California)
e. Cheese Me Up (donut dengan topping utama keju yang berasal dari
Selandia Baru)
f. Berry Shot (donut glazzy dengan topping fresh berry di bagian
tengahnya)
g. Mango Blitz (donut glazzy dengan topping mango di bagian tengahnya)
h. Jacky Chunk (donut dengan topping utama coklat dan kacang)
i. Crunchy Crunchy (donut dengan topping utama crunc coklat yang
renyah)
j. Copa Banana (donut dengan topping utama coklat dipadu selai banana
dibagian tengah)
k. Tira Miss U (donut dengan topping utama tiramisu)
l. Miss Green T (donut dengan topping utama green tea)
m. Mochabela (donut dengan topping utama mocha)
n. Glazzy donuts (donut dengan topping campuran gula dan madu)
o. Coco Loco (donut dengan topping coklat)
p. Dates O’Yummy (donut dengan topping buah kurma)
75
2. Minuman
a. Frezze (minuman dengan topping whipped cream dan taburan dark
chocolate)
b. Green T Frezze (minuman dengan kemurnian teh hijau MACHA
yang diimpor dari Jepang)
c. Choco Melt (lelehan dark Belgium Chocolate yang disajikan
bersama dengan susu segar)
d. Oreo Freeze blend (varian terbaru dengan rasa oreo creamy yang
memikat dan menjadi salah satu best seller)
e. Toffee-O (minuman dengan ramuan special yang beraroma kopi
namun tetap tanpa kandungan kopi).
f. Kopi Arabika (mengunakaan biji kopi yang berasal dari Brazil,
Kolombia, Kosta Rika, Guatemala dan Indonesia)
g. J.Cool Yogurt (soft yogurt dengan kandungan less fat dan
tersedia dengan 16 topping dari buah-buahan premium seperti
fresh strawberry, fresh longan, fresh new zealand kiwi, orange
ataupun beberapa jenis topping yang berkualitas dan unik lainnya
seperti almonds dari California, mochi, caviar belgium chocolate,
crunchy crunchy, oreo, funky nuts, dan jelly,).
h. Minuman kurma ‘Cappuccino Dates’ (topping whipped cream
dan fresh kurma (dates) di bagian tengah)
i. Dates Vanilla Freeze (keunikan minuman ini terdapat pada
potongan buah kurma asli pilihan dari negara Timur Tengah yang
76
dicampurkan pada bubuk powder, ice, ditambah topping whipped
cream di atasnya)
j. Jackfruit Cinno (minuman dari buah nangka yang segar
dipadukan dengan sensasi Italian roasted coffee khas J.Co
Indosat, Administrator. (2009). Pengaruh Program Pemasaran SMS Lingo Produk IM3 Terhadap Loyalitas Pelanggan PT Indosat Tbk. Skripsizone.
Irawati, Dewi Christina. (2004). Analisis Pengaruh Efektifitas Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen. Skripsi Terdahulu :Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Salemba Empat.
Kotler, Philip dan Armstrong. (2001). Dasar-dasar Pemasaran. (alih bahasa : Alex Sindoro). Jilid 1.Edisi 9. Jakarta : Indeks.
Kotler, Philip dan Gary, A. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 2. Jakarta: PT. Erlangga.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta: Pearson Education Asia.
Kotler, Philip dan Armstrong. (2004). Dasar-dasar Pemasaran. (alih bahasa : Alex Sindoro). Jilid 2.Edisi 9. Jakarta : Indeks.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, P & Amstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Penerbit Erlangga.
Malhotra, N.K. (2005). Riset Pemasaran. (Edisi keempat. Jilid 1). PT. Indeks Kelompok Gramedia.
MIX. (2006) Marketing, Selling, PR, Promotion & Media. Kelompok Media Majalah SWA. Jakarta.
Olson, Jerry C. dan Peter, P.J. (1999). Consumer Behaviour. Prilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. (alih bahasa : Damos Sihombing, editor, Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga.
Olson Jerrry, Peter Paul. (2000). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Poerwanto. (2008). Pengaruh Marketing mix Terhadap Loyalitas konsumen Kartu Pra bayar IM3. STAIN Surakarta.
Samuel, Hatane. (2006). Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Toko Modern Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Intervening. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol.1. No.2. Oktober 2006.
Sari, Intan Ayu dan Chamdi Nur. (2007). Analisis Efektivitas Marketing Mix terhadap Loyalitas Konsumen Pasca Terjadinya Wabah Penyakit Flu Burung (Avian Influenza). UNS Surakarta. Skripsizone.
Santosa, Purbayu. (2007). Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga. Penerbit Erlangga
Siagian, Dergibson. (2000). Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT Gramedia.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono, DR, Prof. (2005). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Sunyoto, Danang SE., SH., MM. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta : Amara Books.
SWA. (2009). Jakarta Pusat.
Tjiptono, F. (2000). Strategi Pemasaran, Cetakan Kedua, Andi Offset, Yogyakarta.
Umar, Husein. (2003) . Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa . Jakarta : Ghalia Indonesia.
Utami, Christina Whidya. (2006). Manajemen Ritel-Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta : Salemba Empat.
Wisanto, Bagus Daniel. (2008). Pengaruh Marketing Mix (Product, Promotion, Place, Price), Pelayanan, dan Brand Image dari Apotik K-24 Terhadap Loyalitas Konsumen. Skripsi Terdahulu : UKDW.Yogyakarta.
Yuniarto, Yudi A. (2005). Hand Out Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi USD.
LAMPIRAN I
Kepada
Yth. Saudara/Saudari
Pelanggan J.Co. Donuts, Malioboro Mall
Yogyakarta
Dengan Hormat,
Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah saya pada kesempatan ini
memohon kepada Saudara/Saudari meluangkan waktu sejenak untuk memberi
pendapat atas pernyataan dan pertanyaan dalam kuesioner mengenai Pengaruh
Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen J.Co Donuts . Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menyusun skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh
Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen J.Co Donuts. Penelitian ini
saya lakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengakhiri Program Studi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Keberhasilan penelitian ini sangat ditentukan oleh bantuan Saudara/Saudari
dalam menjawab seluruh pertanyaan yang tersedia. Penelitian ini hanya untuk
keperluan penulisan karya ilmiah yaitu skripsi dan tidak untuk dipublikasikan.
Saya akan menjamin dan bertanggungjawab atas rahasia Saudara/Saudari dalam
pengisian kuesioner ini.
Atas perhatian, bantuan dan kerjasama dari Saudara/Saudari, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Marcellina Dhiar Radhite Murdiana P
KUESIONER
Bagian I : Identitas Responden
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan anda
yang sebenarnya.
1. Jenis kelamin Anda :
a. Pria b. Wanita
2. Domisili Anda :
a. Yogyakarta b. Luar Yogyakarta,
yaitu...........
3. Usia Anda saat ini :
a. < 20 tahun c. >25 tahun
b. 21-25 tahun
4. Pendapatan Anda perbulan?
a. <Rp. 500.000 d. Rp. 1.500.000-Rp.
1.999.999
b. Rp. 500.000-Rp.999.999 e. >Rp. 2.000.000
c.Rp. 1.000.000-Rp.1.499.999
5. Frekuensi Anda dalam melakukan pembelian produk J.Co Donuts dalam 1
bulan?
a. 1-2 kali
b. 3-4 kali
c. 5-6 kali
d.> 6 kali
Bagian II : Petunjuk Pengisian Kuisioner
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat saudara
dengan cara memberikan tanda (√ ) pada kolom yang tersedia.
Setiap pertanyaan mempunyai 5 alternatif jawaban :
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Bagian III : Kuisioner
A. Berkaitan dengan Produk
NO
PERNYATAAN
SS
S
N
TS
STS
1 Kemasan produk J.Co Donuts mampu
membangkitkan minat beli anda.
2 Bentuk dan variasi produk yang anda
inginkan sudah dapat anda jumpai di
J.Co Donuts.
3 Rasa manis dari produk J.Co Donuts,
sudah sesuai dengan yang anda
harapkan.
4 Anda puas bila membeli produk J.Co
Donuts.
5 Adanya jaminan atau garansi produk,
setiap kali anda membeli produk J.Co
Donuts.
B. Berkaitan dengan Harga
NO
PERNYATAAN
SS
S
N
TS
STS
6 Harga produk J.Co Donuts pada
umumnya sudah sesuai dengan daya beli
masyarakat/konsumen.
7 Harga produk J.Co Donuts yang anda
beli, sudah sesuai dengan kualitasnya.
8 Adanya harga promosi dari perusahaan
membuat anda tertarik
9 Kadang pada produk J.Co yang anda
beli, mendapatkan potongan harga yang
menarik.
C. Berkaitan dengan Promosi
NO
PERNYATAAN
SS
S
N
TS
STS
10 Anda dapat memperoleh informasi
produk J.Co Donuts dengan mudah dan
jelas dikarenakan adanya promosi
berupa iklan dimedia cetak maupun
internet dari perusahaan.
11 Apabila J.Co Donuts melakukan
promosi baik media cetak, internet
maupun promosi perusahaan,
kebenarannya dapat dipercaya
12 Adanya promosi melalui iklan yang
mampu menarik minat beli Anda.
D. Berkaitan dengan Tempat (distribusi)
NO
PERNYATAAN
SS
S
N
TS
STS
13 Gerai J.Co Donuts yang berlokasi di
Malioboro Mall mudah dijangkau atau
strategis.
14 Fasilitas dan suasana di ruang makan
yang yang disediakan oleh J.Co Donuts
membuat Anda merasa nyaman.
15 Adanya tempat parkir yang disediakan
oleh pihak Malioboro Mall semakin
mendukung anda untuk membeli produk
J.Co Donuts.
16 Adanya fasilitas hotspot area yang
disediakan oleh J.Co Donuts membuat
A nda merasa senang makan di Gerai
J.Co Donuts.
17 Menurut Anda, kebersihan di ruang
makan yang disediakan oleh pihak J.Co
Donuts selalu terjamin
E. Berkaitan dengan Loyalitas Konsumen
NO
PERNYATAAN
SS
S
N
TS
STS
18 Nama Jco. Donuts selalu terlintas dalam
benak Anda apabila Anda ingin makan
Donuts.
19 Anda selalu senang untuk datang dan
membeli kembali produk J.Co Donuts.
20 Dengan mempertimbangkan harga,
produk, distribusi, dan promosi yang
sudah sesuai menurut Anda, Anda lebih
memilih J.Co Donuts
21 Anda belum atau tidak memikirkan
alternatif tempat lain untuk makan
Donuts selain Jco. Donuts.
22 Anda akan merekomendasikan J.Co
Donuts kepada teman, saudara atau
kenalan anda apabila mereka ingin
membeli Donuts.
LAMPIRAN II
Tabel Deskripsi Responden
No. Res.
Program Studi
Th. Angkatan
Jenis Kelamin Domisili Usia Pendapatan Frek. Pemb.
Produk J.co Donut
1 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 2 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 3 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 4 Manajemen 2005 pria Luar Yogya 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 5 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 6 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 7 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 8 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 9 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 10 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 11 Manajemen 2005 pria Luar Yogya 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 12 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 13 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 14 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 15 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 16 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 17 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 18 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 19 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 20 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 500.000-999.999 3-4 kali 21 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 22 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 23 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 24 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 25 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 26 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 27 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 28 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali
29 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 30 Manajemen 2004 pria Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 31 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 32 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 33 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 34 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 35 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 36 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 37 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 38 Manajemen 2005 pria Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 39 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 40 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 41 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 42 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 43 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 44 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 45 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 46 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 47 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 48 Manajemen 2004 pria Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 49 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 3-4 kali 50 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 51 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 52 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 53 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 54 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 3-4 kali 55 Manajemen 2005 pria Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 56 Manajemen 2006 pria Luar Yogya 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 57 Manajemen 2006 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 58 Manajemen 2006 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 59 Manajemen 2006 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 60 Manajemen 2006 pria Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali
61 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 62 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 63 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 64 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 65 Manajemen 2004 pria Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 66 Manajemen 2004 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 67 Manajemen 2004 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 68 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 69 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 70 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 71 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 72 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 73 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 74 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 75 Manajemen 2004 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 76 Manajemen 2004 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 77 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 78 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 79 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun < 500.000 1-2 kali 80 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 81 Manajemen 2005 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 82 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 83 Manajemen 2004 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 84 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 85 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 86 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 87 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 88 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 89 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 90 Manajemen 2005 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 91 Manajemen 2004 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 92 Manajemen 2004 pria Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali
93 Manajemen 2004 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 94 Manajemen 2005 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali 95 Manajemen 2006 wanita Luar Yogya 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 3-4 kali 96 Manajemen 2006 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 97 Manajemen 2006 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 98 Manajemen 2006 wanita Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 99 Manajemen 2006 pria Yogyakarta 21-25 tahun 500.000-999.999 1-2 kali 100 Manajemen 2006 pria Yogyakarta 21-25 tahun 1.000.000-1.499.999 1-2 kali