ANALISIS PENGARUH KEKUATAN PERSUASI IKLAN TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PADA TELEPON SELULER (HANDPHONE) MEREK NOKIA Studi Kasus Pada Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : P. Denny Hermanto NIM : 012214081 PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
118
Embed
ANALISIS PENGARUH KEKUATAN PERSUASI IKLAN … · Pengaruh Kekuatan Persuasi Iklan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen Pada Telepon Seluler (Handphone) Merek Nokia.” Studi Kasus Pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH KEKUATAN PERSUASI IKLAN TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PADA TELEPON SELULER
(HANDPHONE) MEREK NOKIA Studi Kasus Pada Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
P. Denny Hermanto
NIM : 012214081
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEM FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
MOTTO
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman.
Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu,
Bahwa Kristus Yesus ada dalam diri kamu?
Sebab jika tidak demikian kamu tidak tahan uji.
( 2 Korintus 13:5 )
Hidup adalah anugerah, terimalah
Hidup adalah tantangan, hadapilah
Hidup adalah penderitaan, atasilah
Hidup adalah pertandingan, menangkanlah
Hidup adalah kewajiban, lakukanlah
Hidup adalah kesukaan, nikmatilah
Hidup adalah lagu, nyanyikanlah
Hidup adalah janji, penuhilah
Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah
Hidup adalah kasih, bagikanlah
Hidup adalah kesempatan, gunakanlah
Hidup adalah keindahan, bersyukurlah
(jayapangus)
Tempat untuk berbahagia itu di sini. Waktu untuk berbahagia itu kini. Cara untuk
berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia. (Robert G. Ingersoll)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
My Lord Jesus Christ
Kedua Orang Tuaku
Abang dan adikku
Semua pihak yang telah banyak membantu
vi
P. Denny Hermanto
vii
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KEKUATAN PERSUASI IKLAN TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN PADA TELEPON SELULER
(HANDPHONE) MEREK NOKIA Studi Kasus Pada Desa Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta
P. Denny Hermanto Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma 2007
Tujuan dari penelitian ini adalah, 1) untuk mengetahui karakteristik konsumen telepon seluler merek Nokia, 2) untuk mengetahui apakah ada pengaruh kekuatan persuasi iklan televisi terhadap minat beli ulang konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia.
Sampel adalah sebagian masyarakat Desa Condongcatur sejumlah 100 orang yang menggunakan produk telepon seluler merek Nokia. Teknik analisis data yang digunakan adalah, 1) analisis persentase untuk mengetahui karakteristik konsumen telepon seluler merek Nokia, 2) ana lisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui minat beli ulang konsumen terhadap telepon seluler merek Nokia dan kekuatan persuasi iklan di televisi terhadap minat beli ulang konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) mayoritas konsumen telepon seluler Nokia adalah pria sebanyak 56%, berusia 18 sampai 24 tahun sebanyak 53%, pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 58%, menghuni tempat rumah sewa atau kontrak 39%, dan memiliki uang saku per bulan sebesar Rp 500.000,00,- sampai Rp. 1.000.000,00,- sebanyak 61%. 2) pengaruh kekuatan persuasi iklan televisi terhadap minat beli ulang konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia adalah positif. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan thitung (6,862) > ttabel (1,980) dan nilai signifikans i sebesar 0,000 < 0,05.
viii
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF ADVERTISEMENT PERSUASIVE POWER ON THE CONSUMER INTEREST TO REPURCHASE NOKIA
CELLULAR PHONE
A case study at Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta
P. Denny Hermanto Faculty of Economics
Sanata Dharma University 2007
The objectives of this study were 1) to find out the characteristics of Nokia cellular phone consumers, 2) to find out the influence of persuasive television advertisement power on the consumer interest to repurchase Nokia cellular phone products.
The samples size was 100 individuals, stayed at Condongcatur village who use Nokia cellular phone. The techniques for data analysis were, 1) percentage analysis to find out the characteristics of consumers of Nokia cellular phone, 2) simple regression analysis to find out to the influence of persuasive television advertisement power on the consumers intention to repurchase Nokia cellular phone and the persuasive power of advertisement in the television on the interest to repurchase among the consumers.
The results of study indicated that, 1) majority, 56%, of Nokia cellular phone consumers were male, 53% of the consumers ayed between 18 and 24 years, 58% were university students, 39% live in boarding house, 61% got monthly transfer between Rp 500,000,00,- to Rp. 1,000,000,00,- 2) the influence of television advertisement persuasive power on the interest to repurchase Nokia cellular phone among consumers was positive. It was indicated by the results of calculation that tcount (6,862) > ttable (1,980) and the significance value was 0.000 < 0.05.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan anugerah dan karunianya, karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “Analisis
Pengaruh Kekuatan Persuasi Iklan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen
Pada Telepon Seluler (Handphone) Merek Nokia.” Studi Kasus Pada Desa
Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan
dorongan kepada penulis sehingga sekripsi ini dapat selesai. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. B.R. Diah Utari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
x
serta masukan yang sangat berharga dengan penuh perhatian dan kesabaran
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan memberikan masukan, saran, dan
semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu dan telah memberikan masukan, saran dan kritik.
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 99
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, perkembangan kondisi pasar terus
menunjukkan peningkatan yang begitu cepat. Hal ini disebabkan semakin
banyaknya konsumen mendapat informasi melalui saluran-saluran informasi
yang berkembang saat ini di mana keberadaan segala info rmasi tentang
produk dapat diketahui dengan cepat.
Salah satu sarana yang sering digunakan oleh perusahaan dalam
mengenalkan dan menawarkan produk baru mereka kepada konsumen adalah
melalui iklan, karena iklan dipercaya dapat mendongkrak penjualan oleh
banyak para pengusaha yang mempunyai anggaran cukup besar dapat
digunakan untuk kegiatan promosi. Di mana iklan sebagai pesan yang dapat
mengenalkan produk baru yang ditujukan kepada masyarakat melalui berbagai
media.
Setiap perusahaan dalam membuat iklan harus mampu menyampaikan
pesan atau informasi secara keseluruhan tentang produk, karena iklan yang
menarik dan baik akan mendapatkan tempat yang khusus di hati konsumen.
Daya tarik tersebut memungkinkan konsumen untuk memberi respon pada
produk. Para pemasar harus lebih tahu bagaimana komunikasi ini dapat
berfungsi dengan baik dan mendapat respon apa saja yang dikehendaki dari
konsumen. Dalam hal ini pemasar dapat menanamkan sesuatu ke dalam benak
2
konsumen untuk mempengaruhi merek supaya melakukan kegiatan tertentu
sesuai kehendak pemasar.
Iklan yang dirancang secara khusus agar mampu menunjukkan
kelebihan produk yang ditawarkan sehingga membujuk dan mempengaruhi
konsumen untuk membeli produk. Iklan yang dapat membujuk dan
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk inilah yang disebut sebagai
kekuatan persuasi. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembina dan
Pengembangan Bahasa (1990:196), persuasi adalah bujukan kepada seseorang
dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya.
Kekuatan persuasi iklan yang bersifat membujuk sangat penting bagi
setiap perusahaan yang memiliki persaingan produk yang begitu tinggi seperti
produk elektronik, yaitu komputer, tape, radio, televisi, dan telepon seluler.
Telepon seluler sendiri merupakan produk elektronik yang banyak diminati
oleh konsumen.
Dengan berkembangnya teknologi, setiap konsumen memiliki
kebutuhan, minat dan daya beli yang berbeda-beda pula sehingga perusahaan
menjadikan hal tersebut sebagai peluang yang baik untuk lebih memuaskan
konsumen. Saat ini semakin banyak perusahaan yang memproduksi telepon
seluler sehingga mereka saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan
konsumen. Dengan beraneka ragamnya telepon seluler yang tersedia, dapat
diketahui bahwa produk tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
sehingga konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan serta semakin
selektif dalam menentukan pilihannya.
3
Telepon seluler saat ini tidak hanya dibutuhkan oleh kalangan atas saja
tetapi semua pihak, baik pria maupun wanita maupun dari kalangan muda
sampai tua dengan beraneka ragamnya jenis dan merek yang dijual di pasar
salah satunya adalah produk telepon seluler merek Nokia. Hal ini dapat dilihat
tingginya permintaan akan telepon seluler merek Nokia (menurut hasil polling
dari tabloid pulsa yang terbit disetiap edisinya). Dilihat dari pandangan
masyarakat produk telepon seluler merek Nokia memiliki nilai atau citra
tersendiri khususnya bagi kalangan muda. Telepon seluler merek Nokia ini
dianggap mampu memberikan nilai tambah tersendiri bagi sebagian besar
kalangan kaum muda. Sebagai contoh telepon seluler merek Nokia ini dapat
membujuk semua golongan konsumen dengan menawarkan fitur- fitur yang
menarik dan fasilitas yang lengkap sehingga konsumen dapat
mempergunakannya sesuai kebutuhan mereka. Hal ini dimaksudkan agar
konsumen tertarik dengan penawaran yang diberikan produsen telepon seluler
merek Nokia.
Menurut Masli sebagai Ketua Umum Persatuan Perusahaan
Periklanan Indonesia, suatu perusahaan harus memilih alternatif media
periklanan yang akan digunakan untuk memasarkan produknya kepada
konsumen, seperti televisi, radio, koran, majalah, baliho, dan bioskop. Dua
macam media utama yang digunakan oleh perusahaan untuk memperkenalkan
produk yaitu melalui media televisi dan media cetak (termasuk surat kabar dan
majalah). Iklan melalui media televisi dianggap sangat efektif dalam
memperkenalkan suatu produk.
4
Munculnya televisi- televisi swasta seperti Rajawali Citra Televisi
Indonesia (RCTI), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), SCTV, Anteve,
Indosiar, TRANSTV, TRANS 7, Lativi, dan Global TV saat ini dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Media televisi ini
mengundang para pengiklan tertarik untuk mempromosikan produk-produk
mereka. Sehingga membawa dampak yang sangat luas bagi kehidupan
masyarakat Indonesia, terlebih budaya menonton orang Indonesia lebih tinggi
oleh karena itu televisi sebagai media audio visual mampu memberi pengaruh
yang cukup besar bagi minat beli konsumen (Masli, 2004:22).
Dengan semakin disadarinya bahwa iklan merupakan unsur yang
sangat penting untuk memperkenalkan produk baru agar informasi yang
disampaikan kepada konsumen dapat melekat dibenak mereka dan guna
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan ditengah persaingan yang
begitu ketat ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: ”Analisis Pengaruh Kekuatan Persuasi Iklan Terhadap Minat Beli
Ulang Konsumen Pada Produk Telepon Seluler (Handphone) Merek
Nokia”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan,
umur, status tempat tinggal, dan pendapatan atau uang saku per bulan?
2. Apakah ada pengaruh kekuatan persuasi iklan televisi terhadap minat beli
ulang konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia?
5
C. Batasan Masalah
1. Konsumen dalam hal ini adalah konsumen yang telah membeli dan
menonton iklan produk telepon seluler merek Nokia tersebut di televisi.
2. Konsumen yang diteliti adalah masyarakat Desa Condongcatur,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta baik pria maupun
wanita yang menggunakan telepon seluler merek Nokia.
3. Minat beli ulang konsumen yang memiliki telepon seluler merek Nokia
tetapi setelah melihat iklan telepon seluler merek Nokia berminat untuk
membeli telepon seluler merek Nokia lagi.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, pekerjaan, umur, status tempat tinggal, dan pendapatan atau uang
saku per bulan.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kekuatan persuasi iklan Televisi
terhadap minat beli ulang konsumen, pada produk telepon seluler merek
Nokia.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
tambahan referensi bagi perusahaan telepon seluler merek Nokia dalam
menentukan dan menyampaikan iklan yang mempengaruhi minat beli
6
ulang konsumen di media televisi. Serta mengetahui minat beli ulang
konsumen setelah menonton iklan produk telepon seluler merek Nokia di
televisi.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di
perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dapat digunakan
untuk menambah pengetahuan pembaca.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
penulis serta dapat membandingkan pengetahuan yang telah diperoleh
penulis selama studi dengan keadaan nyata atau riil.
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini terisi teori-teori yang mendukung penelitian yang akan
dilaksanakan dan membantu memecahkan masalah.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini berisi jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, subjek
dan objek penelitian, variabel penelitian, jenis dan sumber data,
7
metode pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengujian
instrumen, teknik analisis data.
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN PRODUK
Bab ini berisi tentang penjelasan secara singkat mengenai gambaran
umum wilayah penelitian yaitu Desa Condongcatur dan gambaran
umum produk.
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis data dan pembahasannya.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis
data serta keterbatasan hasil penelitian.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang paling
penting bagi dunia usaha dalam mencapi tujuannya, yaitu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan, menang dalam
bersaing dan untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Dengan
adanya pemasaran bagi konsumen sendiri juga dapat dengan bebas
menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya.
Menurut Kotler (dalam Andlie, 2005:8), memberikan definisi pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial, dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk nilai.
Sedangkan tujuan pemasaran menurut Peter Druker (dalam Kotler,
1990:4), adalah membuat penjualan berlebihan. Hal ini untuk mengetahui
serta memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau jasa cocok
bagi konsumen agar produk atau jasa tersebut dapat terjual dengan
sendirinya.
2. Manajemen Pemasaran
Apabila manajemen pemasaran melakukan pekerjaannya dengan
baik dalam mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, mengembangkan
produk dan menetapkan harga secara tepat, mendistribusikan dan
mempromosikan secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-
9
barang hasil produksi perusahaan. Kegiatan pemasaran ini haruslah di
koordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Dalam perusahaan,
dikenal istilah manajemen pemasaran yang menurut Kotler (1990:7),
didefinisikan sebagai berikut:
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk maksud mencapai tujuan-tujuan organisasional.
Jadi manajemen pemasaran dapat dirumuskan sebagai suatu proses
manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, penerapan dan
pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
B. Bauran Pemasaran (Marketing mix)
1. Definisi
Marketing mix menurut Kotler (dalam Andlie, 2005:9 ), adalah
seperangakat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Berdasarakan definisi tersebut,
kombinasi dari Marketing mix dapat memberikan kepuasaan terhadap
konsumen. Variabel Marketing mix yang membentuk strategi pemasaran
terdiri atas kebijakan dan prosedur yang akan ditempuh. Jumlah variabel
yang bisa dipakai untuk menciptakan Marketing mix tidak terbatas. Untuk
mempermudah memahami konsep ini, Mc Carthy (dalam Kotler,
1997:82), mengelompokkan berbagai variabel itu kedalam suatu formula
yang terdiri atas empat variabel yaitu: product, price, place, dan
promotion.
10
2. Prinsip 4P
Konsep dasar 4P dalam bauran pemasaran untuk pertama kalinya
diperkenalkan oleh E. Jerome Mc Carthy (dalam Jefkins, 1997:9), yang
kemudian dikembangkan oleh Philip Kotler, dan kini digunakan secara
luas oleh para dosen pemasaran dan juga praktisi. Prinsip 4P ini pada
dasarnya membagi bauran pemasaran menjadi empat bagian utama yakni
Product (produk), Place (tempat), Price (harga), dan Promotion
(promosi). Unsur periklanan masuk ke dalam elemen promosi. Para
penulis Amerika sering menyamakan makna humas dengan makna
publisitas, kemudian publisitas mereka anggap identik dengan promosi.
Namun penafsiran tersebut terlalu sederhana dan cenderung kurang tepat,
karena hal tersebut mengabaikan keterkaitan yang sangat erat antara
berbagai elemen, yang disatukan oleh suatu kaitan yang tidak dapat
dipisahkan. Harga dan distribusi yang ditempatkan ke dalam kategori P
yang lain, sesungguhnya erat kaitannya dengan periklanan. Pengkotak-
kotakan seperti ini akan mengaburkan hubungan erat antara elemen-
elemen yang terkandung dalam masing-masing P (Jefkins, 1997:9).
Penjelasan dari masing-masing P dipaparkan sebagai berikut:
a. Product (produk)
Produk dapat menjadi penentu dalam persaingan perusahaan.
Untuk dapat memperkuat posisi produk, perhatian terhadap segala
unsur atribut produk akan dapat memungkinkan persaingan. Unsur-
unsur tersebut misalnya: kemasan, desain, mutu dan sebagainya.
11
Menurut Kotler (dalam Andlie, 2005:11), produk adalah segala sesuatu
yang ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhan. Produk mencakup semua kebijakan yang berkaitan dengan
produk, misalnya: jenis produk yang akan dijual, kualitas, kemasan
dan desain. Pemahaman dan pengembangan produk akan menguatkan
posisi produk dalam persaingan dengan perusahaan lain. Oleh karena
itu produk menjadi bagian penting dalam manajemen pemasaran untuk
meraih keuntungan pada perekonomian yang ditawarkan dengan
persaingan yang tanpa batas.
b. Price (harga)
Harga menjadi sesuatu yang penting agar produk dapat
diterima dengan baik. Penetapan harga yang tepat akan mendorong
produk laku dipasaran sehingga menguntungkan produsen. Harga
mencakup semua kebijakan yang berkaitan dengan harga, misalnya:
tingkat harga yang direncanakan, pemberian potongan pembelian.
Menurut Kotler (dalam Andlie, 2005:12), harga adalah jumlah uang
dan kemungkinan ditambah dengan beberapa barang yang dibutuhkan
untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya.
Penentuan harga produk harus sesuai dengan produk yang akan
dijual. Jika harga yang ditawarkan diminati konsumen dan konsumen
membeli produk tersebut, berarti penetapan harga sudah baik. Jika
harga yang ditawarkan tidak diminati berarti penetapan harga kurang
12
tepat. Karena pentingnya harga bagi pemasaran produk, maka strategi
penetapan harga harus dipahami dengan tepat.
c. Place (distribusi)
Untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen
diperlukan saluran distribusi. Menurut Swastha (1984:4), saluran
distribusi kadang-kadang disebut saluran perdagangan. Saluran
distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke
konsumen atau pemakai akhir.
Saluran distribusi akan melibatkan produsen, konsumen dan
pialang. Pialang adalah suatu usaha yang berdiri sendiri dan beroperasi
sebagai hubungan antara produsen dan konsumen akhir atau pemakai
dari kalangan industri. Pialang sebagai pihak perantara mempunyai
peran penting yaitu berperan aktif melakukan segala sesuatu yang
menyangkut pembelian dan penjualan barang termasuk melakukan
negosiasi.
d. Promotion (promosi)
Promosi merupakan kegiatan yang dimaksud untuk
menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar
sasaran, untuk memberi tahu tentang keistimewaan, kegunaan dan
tentang keberadaannya untuk mengubah sikap ataupun mendorong
orang untuk bertindak, yaitu tindakan membeli. Menurut Kotler (dalam
Andlie, 2005:13), promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual
13
untuk memperkenalkan produk pada calon konsumen dan membujuk
mereka agar membeli serta mengingatkan kembali konsumen lama
agar melakukan pembelian ulang. Dengan melakukan promosi,
perusahaan akan menginformasikan tentang produk kepada konsumen
disertai dengan pengenalan pemakaian dan cara kerja produk tersebut,
untuk menarik minat konsumen dan mengingatkan konsumen bahwa
konsumen membutuhkan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan.
C. Promosi Penjualan
Definisi promosi penjualan adalah, kegiatan-kegiatan promosi yang
bersifat khusus, biasanya berjangka pendek, yang dilakukan di berbagai
tempat atau titik-titik penjualan (point of sale) atau titik pembelian (point of
purchase). Promosi penjualan maupun publisitas periklanan merupakan salah
satu teknik kegiatan humas.
Perbedaan antara promosi penjualan dengan periklanan adalah pada
teknik penggunaannya menurut John W. Crawford (dalam Susanto,
1991:207), promosi penjualan adalah ”A short term method of reaching a
desired level of sales very quikly”. Promosi penjualan hanya
memperhitungkan hasil cepat dalam jangka pendek. Berbeda dengan
periklanan yang memperhitungkan hasil cepat dalam jangka panjang, hal ini
perlu diketahui, karena hasil promosi penjualan memberikan reaksi positif
lebih cepat dalam jangka pendek, sedangkan hasil periklanan memberikan
reaksi positif lebih lambat namun berjangka panjang (Susanto, 1991:208).
14
D. Merek (Brand)
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksud untuk mengidentifikasi (Kotler dan
Armstrong, 2001:357). Nama merek (brand name) diperlukan untuk
membedakan dalam memasarkan produk hasil suatu pabrik yang satu dengan
pabrik yang lainnya. Dalam perkembangan bisnis yang sangat pesat ini nama
merek semakin menduduki peranan yang besar. Seringkali nama merek
tertentu digunakan sebagai penilai kualitas produk perusahaan oleh banyak
pembeli. Merek dapat digolongkan atas dasar beberapa hal (Kotler dan
Armstrong, 2001:357), yaitu:
1. Dasar pemilikan
a. Merek produsen yakni merek yang dimiliki oleh produsen.
b. Merek distributor yakni merek yang dimiliki oleh distributor.
2. Dasar geografis
a. Merek nasional yaitu merek yang berlaku secara nasional.
b. Merek internasional yaitu merek yang berlaku untuk internasional.
c. Merek regional yaitu merek yang hanya berlaku untuk daerah tertentu
saja.
3. Dasar pentingnya merek
a. Merek primer adalah merek untuk produk yang berkualitas tinggi dan
biasanya untuk kepentingan promosi.
b. Merek sekunder adalah merek yang diciptakan untuk tujuan tertentu
atau sering juga digunakan untuk menjual produk yang berkualitas
rendah.
15
4. Atas dasar banyaknya produk yang menggunakan merek. Merek dalam hal
ini digolongkan menjadi:
a. Merek individual adalah merek untuk satu macam produk saja.
b. Merek kelompok adalah merek untuk beberapa produk (family).
E. Periklanan
Periklanan adalah merupakan usaha untuk memberi informasi tentang
suatu produk atau jasa kepada khalayak dan merupakan suatu gejala
masyarakat modern (Susanto, 1991:186). Strategi pemasaran banyak berkaitan
dengan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus
komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran, maka apa yang harus
dilakukan dalam kegiatan periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai
agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran
perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan harus
mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh
departemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diyakini
dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembelian (Jefkins, 1997:15).
Beberapa faktor yang mempengaruhi sasaran periklanan ialah (Susanto,
1991:264):
1. Sistem pemasaran, seperti penjualan langsung yang dapat mempengaruhi
melalui swalayan pembeli.
2. Sifat pesan, tidak semua iklan mempunyai sebagai sasarannya suatu
penjualan langsung, seperti iklan perusahaan minyak bumi sekedar.
16
3. Memberi informasi kepada masyarakat luas demi peningkatan citra
positifnya.
4. Dampak jangka pendek atau jangka panjang, seperti pembentukan citra
pada calon pembeli mobil-mobil berbagai merk.
5. Pengadaan citra positif terhadap non-pembeli yang digolongkan sebagai
penyalur dan agen produk/jasanya.
6. Membiasakan (familiarzation) khalayak luas dengan jenis produk/jasa
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan
menabung barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan mereka (Schiffman dan Leslie, 1994:6).
25
Dalam perkembangan konsep pemasaran saat ini, mempelajari apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen sangat penting karena dengan
memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran
yang tepat dan efisien. Setidaknya ada dua alasan perilaku konsumen perlu
dipelajari, yaitu (Schiffman dan Leslie, 1994:7) pertama, konsumen sebagai
titik sentral perhatian pemasar dan yang kedua, perkembangan perdagangan
saat ini menunjukkan bahwa lebih banyak produk yang ditawarkan daripada
permintaan. Kelebihan penawaran tersebut bisa disebabkan oleh faktor seperti
kualitas barang tidak layak, tidak memenuhi kebutuhan konsumen, atau
mungkin juga karena tidak mengetahui keberadaan produk tersebut.
Menurut Scheffman dan Leslie (1994:7)
”perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen membuat keputusan untuk menghabiskan sumber mereka yang berharga (waktu, uang, usaha) atas barang yang akan dikonsumsi”. Menurut Swastha dan Handoko (1997:7) ”perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada kegiatan tersebut”.
Menurut Engel (1994:3) ”perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini”
J. Persepsi Konsumen
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh
setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci
untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
26
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.
Menurut Schiffman dan Leslei (1994:162), persepsi didefinisikan
sebagai:
”the process by which an individual selects, organizes, and interprets, stimulus into a meaningful and coherent picture of the world”.
Menurut Irwanto (1996:71)
”persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala atau peristiwa) sampai rangsang tersebut disadari dan dimengerti”.
Menurut Milton (dalam Abdurahman (1993:29)
”konsep persepsi yaitu suatu proses seleksi, organisasi dan interpretasi suatu stimulus pada konsumen”. Setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat
mempengaruhi tanggapan individu konsumen merupakan suatu proses
persepsi konsumen (Schiffman dan Leslie, 1994:8).
K. Minat beli konsumen (Purchase Intention)
Salah satu teori yang dapat menerangkan hubungan anatara sikap,
minat dan perilaku adalah teori reasoned action, yang dikemukakan oleh
Feisbein dan Ajezen (dalam Ika, 2005:34) mengenai model intensi perilaku
(Feisbein’s Behavioral Intention Model). Perilaku seseorang sangat tergantung
pada minatnya, sedangkan, minat berperilaku tergantung pada sikap dan
norma subjektif atas perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat
mempengaruhi sikap norma subjektifnya. Sikap individual terbentuk dari
27
kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting seorang
konsumen, sedangkan, norma subjektif ditentukan oleh keyakinan dan
motivasi bahwa orang penting lain berpendapat sebaiknya melaksanakan atau
tidak berperilaku. Feisbein dan Ajzen (dalam Ika, 2005:34) berpendapat
bahwa, keyakinan menunjukkan informasi yang dimiliki seseorang tentang
suatu objek. Berdasarkan informasi, sikap atau perilaku terhadap suatu objek
merupakan sesuatu yang menguntungkan atau merugikan. Berbagai informasi
yang diterima dan terkumpul pada diri seseorang inilah yang disebut dengan
pengetahuan.
Aspek pengetahuan yang mempengaruhi sikap adalah aspek
pengetahuan yang berisikan aspek positif atau negatif dari suatu
permasalahan. Norma subjektif berisikan keputusan yang dibuat individual
setelah mempertimbangkan pandangan orang-orang yang mempengaruhi
norma subjektif tentang perilaku tertentu. Individual dapat terpengaruh atau
tidak tergantung pada kekuatan kepribadian individual yang bersangkutan
dalam menghadapi kehendak orang lain. Menurut Assael (dalam Ika,
2005:34), kemudian memodifikasi teori aksi reaksi dari Feisbein, seperti
dalam gambar 2.1
28
Gambar 2.1 Teori Aksi Reaksi dari Feisbein Sumber: Assael, H (1992), Consumer Behavior and Marketing Action, 4 th, p. 213, Boston.
Teori aksi reaksi dari Feisbein yang dimodifikasi menunjukkan bahwa
evaluasi atribut produk mempengaruhi konsekuensi yang dirasakan atas merek
yang diyakini dari suatu aksi. (brand beliefs perceived concequences of
actions). Evaluasi keseluruhan suatu aksi (overall evaluation of actions)
dipengaruhi oleh konsekuensi yang dirasakan atas merek yang diyakini dari
suatu aksi norma sosial yang terdiri dari keyakinan normatif (normative
beliefs) dan motivasi (motivation of comply). Evaluasi keseluruhan dari suatu
Evaluasi Atribut produk (ei)
Konsekuensi yang dirasakan atas merek yang diyakini dari suatu aksi (bi)
Norma Sosial
Keyakinan Normatif
Motivasi
Evaluasi Keseluruhan dari Aksi
Minat untuk membeli
Perilaku
29
aksi akan mempengaruhi intensi untuk membeli (intention to buy) dan
akhirnya mempengaruhi perilaku (behavior) seseorang. Feisbein dan Ajzen
(dalam Ika, 2005:36), minat berperilaku (behavioral intention) menunjukkan
probabilitas subjektif seseorang, bahwa seseorang akan melakukan suatu
perilaku atau beberapa perilaku yang berkaitan dengan objek tertentu.
Metode lain yang menunjukkan hubungan sikap perilaku dikemukakan
oleh Bentler dan Speckart (dalam Ika, 2005:36). Model tersebut
mengemukakan satu variabel tambahan dari model sikap terhadap perilaku
Feisbein, yaitu perilaku lampau (past behavior = behavior I). Perilaku yang
lampau dapat mempengaruhi minat (intention) secara langsung dan perilaku
yang akan datang (future behavior = behavior II). Model hubungan sikap
perilaku dari Bentler dan Speckart (dalam Ika, 2005:36) dapat dilihat pada
gambar 2.2
Gambar 2.2 : Model Hubungan Sikap-Perilaku Sumber: Bentler PM dan G Speckart (1979), Model of Attitude
Behavior Relations, Psychological Review, Vol. 86, pp. 452-464.
Berdasarkan model hubungan sikap dan perilaku pada gambar 2.2
dapat dijelaskan bahwa:
Perilaku I
Sikap
Norma Subyektif
Minat Perilaku II
30
1. Perilaku lampau, sikap, dan norma subjektif dapat saling mempengaruhi
antara yang satu dengan yang lain.
2. Sikap dapat mempengaruhi perilaku yang akan datang, baik langsung atau
tidak langsung.
3. Norma subjektif mempunyai pengaruh tidak langsung pada perilaku yang
akan datang.
4. Perilaku lampau dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung pada
perilaku yang akan datang (tidak langsung melalui minat).
Konsumen membentuk intensi untuk membeli produk atau jasa yang
disukai, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Sikap atau pendirian orang lain.
Kekuatan pendirian orang lain dapat mengurangi alternatif yang
disukai seseorang tergantung pada intensitas pendirian negatif orang lain
terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk
menurut i keinginan orang lain. Semakin kuat sikap negatif orang lain, dan
semakin dekat orang lain tersebut, konsumen akan semakin menyesuaikan
intensi pembeliannya.
b. Faktor situasi yang tidak diantisipasi.
Konsumen membentuk suatu intensi pembelian atas dasar faktor-
faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang
diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Bila konsumen
bertindak, tetapi faktor situasi yang tidak diantisipasi terjadi, kemungkinan
akan mengubah minat pembelian tersebut.
31
c. Konsep diri atau kepribadian.
Menurut Kotler (dalam Ika, 2005:38), setiap orang mempunyai
kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pembeli.
Yang dimaksud kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan
sesorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap
dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian orang biasanya
digambarkan dengan istilah seperti: percaya diri, gampang mempengaruhi,
berdiri sendiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, sifat membela diri
dan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang bermanfaat
untuk menganalisis perilaku pembeli dan berdasarkan hal itu kepribadian
dapat diklasifikasi, dianalisis kuat-lemahnya korelasi antara tipe
kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek tertentu. Misalnya,
sebuah perusahaan komputer pribadi mungkin menemukan bahwa banyak
calon pembeli mempunyai kepribadian yang kuat dalam percaya diri,
gampang mempengaruhi, dan mandiri. Hal ini berarti bahwa dapat dipakai
suatu pendekatan periklanan yang memproyeksi kualitas-kualitas tersebut
kepada orang-orang yang membeli atau memiliki komputer.
d. Motivasi
Aspek motivasi dapat mempengaruhi benak calon pembeli ketika
akan melakukan keputusan pembelian. Seseorang menaruh minat untuk
membeli produk telepon seluler merek Nokia. Mengapa demikian?
Apakah yang sebenarnya dia cari? Kebutuhan apakah yang coba dia
puaskan?
32
Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan yang berbeda pada suatu
waktu. Kebutuhan dapat muncul dari fisiologis seperti lapar, dahaga, dan
tidak nyaman. Dan sebagian muncul dari ketegangan psikologis seperti
kebutuhan untuk diakui, harga diri atau merasa diterima oleh lingkungannya.
Apakah seseorang membutuhkan produk telepon seluler karena dia
memang membutuhkan hal itu sebagai kebutuhan fisiologis, atau hanya karena
beberapa teman menggunakannya, maka dia juga ikut menggunakannya.
Kotler (dalam Ika, 2005:38), dua macam bentuk kebutuhan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh pemasar atau perusahaan untuk menarik calon konsumen
melakukan pembelian.
L. Hipotesis
Ada pengaruh kekuatan persuasi iklan televisi secara signifikan
terhadap minat beli ulang konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi
kasus. Studi kasus merupakan suatu penelitian terhadap objek tertentu yang
populasinya terbatas dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada daerah
penelitian (Arikunto, 1990:314).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret
2007.
2. Lokasi penelitian: Penelitian ini dilakukan di Desa Condongcatur,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah masyarakat Desa Condongcatur, Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta baik pria maupun wanita yang
menggunakan telepon seluler merek Nokia.
2. Objek Penelitian
a. Minat beli ulang konsumen terhadap produk telepon seluler merek
Nokia.
34
b. Kekuatan persuasi iklan di televisi terhadap minat beli ulang
konsumen pada iklan telepon seluler merek Nokia yang ditayangkan di
berbagai stasiun televisi seperti RCTI, SCTV, Anteve, Indosiar,
TRANSTV, TRANS 7, Lativi, dan Global TV.
D. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel penelitian yang
dikemukakan, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi atau munculnya gejala atau faktor atau
unsur yang lain (Nawawi, 1990:56). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah kekuatan persuasi isi iklan televisi isi iklan produk telepon seluler
merek Nokia.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada
atau muncul dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1990:57).
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah minat beli ulang
konsumen terhadap produk telepon seluler merek Nokia.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang didapat berupa data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang berasal dari sumber pertama yaitu dari individu
35
(perorangan) sebagai hasil dari wawancara dari hasil pengisian kuesioner.
Sedangkan data sekunder didapat dari buku-buku literatur. Sumber datanya
berasal dari hasil pengisian kuesioner yang dibagikan oleh peneliti dan juga
dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa orang.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Peneliti menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar
pertanyaan kepada responden, untuk mendapatkan pernyataan dan
tanggapan mereka terhadap isi iklan produk telepon seluler merek Nokia
di televisi. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu persuasi isi iklan di televisi,
dan tiap jawaban diberi skor sebagai berikut:
Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Netral (N) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2. Studi Pustaka
Peneliti mencari data-data pendukung lainnya yang akan membantu dalam
penelitian yang mencakup berbagai artikel, majalah-majalah maupun
tulisan-tulisan lainnya yang banyak berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti.
36
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian
(Nawawi, 1990:141). Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan
populasi adalah konsumen yang menonton iklan produk telepon seluler
merek Nokia dan menggunakan produk telepon seluler merek Nokia di
wilayah Desa Condongcatur.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data
sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel adalah sebagian dari populasi
untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1990:145). Dalam penelitian
ini, yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian masyarakat Desa
Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta baik
pria maupun wanita sebanyak 100 responden yang menggunakan produk
telepon seluler merek Nokia.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non
probability sampling, di mana semua unsur populasi tidak mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian (tidak
acak). Jenis non probability sampling yang akan dipakai adalah
Convenience sampling yaitu responden dengan mudah didapatkan dan
dimintai tanggapannya (Arikunto, 1990:125).
37
H. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengukur kesahihan
(validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian. Pengujian
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dan kuesioner
tersebut digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat pengukur
dalam penelitian ini.
1. Uji kesahihan / validitas, untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dapat
mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan
dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing item
dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi Product moment
(Hadi, 2001:44).
Rumusnya:
ΓΧΥ=
( ) ( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑Υ−ΥΝΧ−ΧΝ
ΥΧ−ΧΥΝ2222
Keterangan : ΧΥΓ : korelasi product moment
Ν : jumlah subjek
Χ : skor butir
Υ : skor faktor
Apabila nilai Γ hitung ( )ΧΥΓ yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih
besar dari tabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variasi
tersebut dan dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan valid. Tetapi
apabila nilai Γ hitung yang diperoleh lebih kecil dari Γ tabel maka alat
pengukur yang digunakan tidak valid.
38
2. Uji keandalan / reliabilitas yaitu tingkat kestabilan dari penggunaan teknis
belah dua dengan mengembangkan item-item kuesioner menjadi dua
kelompok (Hadi, 2001:43). Untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik
belah dua, yaitu membagi pertanyaan yang valid menjadi 2 belah antara
kelompok item bernomor genap dengan kelompok item bernomor ganjil.
Selanjutnya dicari koefisien korelasi “product moment” kemudian
dimasukkan ke dalam rumus korelasi “Spearman Brown”. Rumus untuk
menghitung reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Tahap I, dengan menggunakan rumus korelasi “product moment”
(Hadi, 1991:44):
ΧΥΓ = ( ) ( )
( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
Υ−ΥΝΧ−ΧΝ
ΥΧ−ΧΥΝ2222
Keterangan : ΧΥΓ = korelasi product moment
Ν = jumalah sampel
Χ = nilai item yang bernomor ganjil
Υ = nilai item yang bernomor genap
b. Tahap kedua dengan menggunakan rumus korelasi “Spearman
Brown” (Hadi, 1991:44).
ΧΥΓ =( )
gg
gg
Γ+
Γ
1
2
Keterangan : ΧΥΓ = koefisien reliabilitas
ggΓ = koefisien korelasi product moment taraf nyata
5%
39
Apabila ΧΥΓ lebih besar dari Γ tabel, maka berarti kuesioner sebagai
alat pengukur telah memenuhi syarat reliabilitas. Begitu pula
sebaliknya, apabila ΧΥΓ lebih kecil dari Γ tabel, maka berarti
kuesioner tersebut tidak memenuhi syarat reliabilitas.
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Persentase
Analisis persentase digunakan untuk mengetahui karakteristik responden.
Karakteristik itu adalah jenis kelamin, pekerjaan, umur, status tempat
tinggal, dan pendapatan atau uang saku per bulan. Analisis persentase
dengan menggunakan rumus :
P = Ν
xn
Keterangan :
P = jumlah persentase
nx = jumlah yang akan dianalisis
N = jumlah total
2. Analisis Regresi Sederhana
Teknik analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel independent
(pengaruh persuasi isi iklan di televisi) terhadap variabel dependen (minat
beli ulang). Kemudian dibuat persamaannya sebagai berikut (Rangkuti,
1997:64):
40
Y = a + bX
Keterangan : Y = minat beli ulang konsumen (variabel dependen)
a = bilangan konstanta sebagai titik potong
b = koefisien regresi
X = kekuatan persuasi iklan di televisi
Di mana konstanta (a) dan koefisien regresi (b) dapat dicari:
b =( )( )
( )∑ ∑∑ ∑∑
Χ−Χ
ΥΧ−ΧΥ22n
n
a = n
bn
∑∑ Χ−
Υ
Keterangan : Y : minat beli ulang konsumen
X : kekuatan persuasi iklan di televisi
a : nilai konstanta
b : koefisien korelasi
n : jumlah responden
3. Rumusan Hipotesis
0Η : β = 0, artinya variabel kekuatan persuasi iklan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen.
AΗ : β ≠ 0, artinya variabel kekuatan persuasi iklan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen.
41
4. Pengujian Hipotesis (uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel kekuatan persuasi iklan
di televisi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen. Adapun uji t adalah sebagai berikut :
t = ( )1
11
bSb Β−
di mana : Sb =
∑ Χ
−Χ
2_
eS -------------- eS =
2−
−Υ∑ Υ
−
n
Besarnya tingkat signifikansi yang dipaki (a ) = 5%
5. Kriteria penerima atau penolakan hipotesis
Jika: t hitung > t tabel maka 0Η ditolak dan AΗ diterima.
t hitung < t tabel maka 0Η diterima dan AΗ ditolak.
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUK
A. Gambaran Umum Desa Condongcatur
1. Letak, Luas dan Batas
Desa Condongcatur merupakan salah satu desa yang termasuk
wilayah administrasi Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Desa ini terletak kurang lebih 2 km jarak dari Pusat
Pemerintahan Kecamatan, 8 km jarak dari Ibu Kota Kabupaten atau
Kotamadya Daerah Tingkat II, 6 km jarak dari Ibu Kota Propinsi Dati I,
dan 602 km jarak dari Ibu Kota Negara.
Desa Condongcatur yang luasnya sekitar 950 hektar terdiri dari 18
dusun merupakan desa yang luas di wilayah Kecamatan Depok. Wilayah
seluas 950 hektar tersebut terbagi menjadi 2 bagian untuk peruntukan
21,35 hektar untuk jalan, 355 hektar untuk sawah dan ladang, 4,1 hektar
untuk bangunan umum, 535 hektar untuk pemukiman/perumahan, 3,40
hektar untuk pekuburan, dan sisanya 16 hektar untuk keperluan lain.
Untuk penggunaan 0,5 hektar berupa pertokoan/perdagangan, 7 hektar
berupa perkantoran, 0,8 hektar berupa pasar desa, 3 hektar berupa tanah
wakaf, tanah sawah meliputi 18,8 hektar irigasi tehnis, 54 hektar irigasi
setengah tehnis, 20 hektar irigasi sederhana, tanah kering meliputi 410
Batas wilayah Desa Condongcatur secara administratif sebagai
berikut :
Tabel IV. 1 Batas Desa Condongcatur Secara Administratif
Letak Batas Desa/Kelurahan Keterangan
Sebelah Utara Minormatani Ngaglik
Sebelah Selatan Caturtunggal Depok
Sebelah Barat Sinduadi Mlati
Sebelah Timur Maguwoharjo Depok Sumber: Data sekunder dari Desa Condongcatur, 2005
2. Kondisi Geografis
Secara topografis Desa Condongcatur memiliki rata-rata ketinggian
kurang lebih 250 meter di atas permukaan air laut. Secara morfologi Desa
Condongcatur merupakan dataran rendah, sehingga tanahnya cukup subur
untuk usaha pertanian. Suhu udara rata-rata sebesar 26° c, dan suhu
tertinggi sebesar 32° c.
3. Kependudukan
Komposisi penduduk dalam pengertian demografi adalah
komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Variabel tersebut
sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan penduduk di masa
mendatang. Dengan demikian, dari komposisi penduduk dapat digunakan
sebagai landasan untuk berbagai kebijakan yang berkaitan dengan
pembangunan di wilayah desa bersangkutan. Ciri yang bersifat demografis
terdiri dari umur, jenis kelamin, mutasi penduduk, jenis pekerjaan atau
44
mata pencaharian. Dalam pembahasan ini hanya terbatas pada komposisi
penduduk menurut umur, jenis kelamin, dan mata pencaharian.
a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin penting untuk
dikemukakan, karena dengan melihat komposisinya dapat dianalisa
perkembangannya di masa mendatang seperti, pertambahan penduduk,
penduduk usia sekolah, angkatan kerja, dan beban tanggungan kepala
keluarga.
Tabel IV. 2 Komposisi Penduduk Menurut Umur
No Golongan Umur Jumlah 1 00 - 03 tahun 1.411 2 04 - 06 tahun 2.468 3 07 - 12 tahun 3.273 4 13 - 15 tahun 4.384 5 16 - 18 tahun 8.295 6 19 - ke atas 14.066
Jumlah 33.897 Sumber: Data sekunder dari Desa Condongcatur, 2005
Tabel IV. 3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki- laki 17.132 2 Perempuan 16.765
Jumlah 33.897 Sumber: Data sekunder dari Desa Condongcatur, 2005
Penduduk Desa Condongcatur pada tahun 2005 berjumlah 33.897 jiwa,
terdiri dari 17.132 laki- laki dan perempuan 16.765 (tabel IV.2). jumlah
penduduk sebanyak 33.897 jiwa terdiri dari 8.740 kepala keluarga
(KK).
45
b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Distribusi penduduk menurut lapangan pekerjaan atau
matapencaharian di suatu wilayah memiliki peranan yang penting,
karena dapat menggambarkan besarnya penduduk yang
menggantungkan hidup. Selain itu, jenis lapangan pekerjaan yang
ditekuni penduduk secara implisit menggambarkan besarnya
penghasilan, seperti penghasilan buruh industri yang pada umumnya
lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan PNS/Guru di SMU.
Dengan kata lain, komposisi penduduk menurut mata pencaharian
secara makro dapat menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah.
Tabel IV. 4
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Condongcatur, Tahun 2005
No Mata Pencaharian Jumlah Karyawan :
a. Pegawai Negeri Sipil 2.186 b. A B R I 1.468
1
c. S w a s t a 13.820 2 Wiraswasta / Pedagang 1.994 3 Tani 699 4 Pertukangan 455 5 Buruh Tani 380 6 Pensiunan 471 7 Pemulung 37 8 Jasa 440 9 Tidak ada informasi 11.947
Jumlah 33.897 Sumber: Data sekunder dari Desa Condongcatur, 2005
46
c. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Condongcatur
Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa
Condongcatur yang meliputi kedudukan, tugas dan fungsi terdiri atas :
1) Lurah Desa
Lurah Desa berkedudukan sebagai pemimpin pemerintahan
desa, sejajar dan bermitra dengan Badan Perwakilan Desa yang
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab
kepada rakyat melalui Badan Perwakilan Desa dan menyampaikan
laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Camat. Lurah
Desa memimpin penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Perwakilan Desa.
Tugas dan kewajiban Lurah Desa adalah memimpin
penyelenggaraan pemerintahan desa, membina kehidupan
masyarakat desa, membina perekonomian desa, memelihara
ketentraman dan ketertiban masyarakat desa, mendamaikan
perselisihan masyarakat desa, mewakili desanya di dalam dan di
luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukumnya, menajukan
rancangan peraturan desa dan menetapkan peraturan desa setelah
mendapat persetujuan Badan Perwakilan Desa, menjaga kelestarian
adapt-istiadat yang hidup dan berkembang di desa yang
bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan,
dan membuat keputusan Lurah Desa.
47
Lurah Desa mempunyai fungs i antara lain pelaksanaan
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
desa, peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
desa, peningkatan partisipasi dan gotong royong masyarakat dalam
pembangunan desa, pelaksanaan tugas pembantuan yang diberikan
oleh pemerintah propinsi atau daerah, pelaksanaan koordinasi dan
kerjasama dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa.
2) Sekretariat Desa
Sekretariat desa berkedudukan sebagai unsur staf yang
membantu Lurah Desa dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
Sekretariat desa dipimpin oleh seorang Carik Desa yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa.
Sekretariat desa mempunyai tugas melaksanakan
ketatausahaan yang meliputi kearsipan, perpustakaan, personalia
pamong desa, perlengkapan, rumah tangga, dan memberikan
pelayanan administrasi pemerintah desa.
Carik Desa mempunyai fungsi antara lain pelaksanaan
urusan surat-menyurat, kearsipan dan perpustakaan, pelaksanaan
urusan personalia pamong desa, pelaksanaan rencana dan
pelaporan kegiatan pemerintah desa, pelaksanaan urusan
perlengkapan dan rumah tangga pemerintah desa, pelaksanaan
48
pelayanan administrasi pemerintah desa, penyusunan rancangan
peraturan desa dan rancangan keputusan Lurah Desa.
3) Bagian Pemerintahan
Bagian pemerintahan berkedudukan sebagai unsur
pelaksana teknis yang membantu Lurah Desa dalam bidang
pemerintah desa. Bagian pemerintahan dipimpin oleh seorang
kepala bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Lurah Desa dan secara administrasi melalui Carik Desa.
Bagian pemerintah mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan
ketentraman dan ketertiban desa, melaksanakan administrasi
kependudukan, administrasi pertanahan dan pembinaan sosial
politik.
Bagian pemerintahan mempunyai fungsi antara lain
perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan ketentraman dan
ketertiban desa, perencanaan dan pelaksanaan administrasi
kependudukan, perencanaan dan pelaksanaan administrasi
pertanahan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan
social politik, penyusunan rencana peraturan desa dan rencana
keputusan lurah desa sesuai dengan bidang tugasnya, dan
pelaporan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pemerintah desa.
49
4) Bagian Pembangunan
Bagian pembangunan berkedudukan sebagai unsur
pelaksana teknis yang membantu tugas lurah desa dalam bidang
pembangunan. Bagian pembangunan dipimpin oleh seorang kepala
bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
lurah desa dan secara administrasi melalui Carik Desa.
Bagian pembangunan mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembangunan desa,
pengelolaan sarana dan prasarana perekonomian masyarakat desa.
Bagian pembangunan mempunyai fungsi antara lain
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan desa,
peningkatan kegiatan serta pengembangan sarana dan prasarana
perekonomian desa, pengelolaan dan peningkatan penghasilan
tanah-tanah milik desa, peningkatan dan pengembangan sumber-
sumber pendapatan desa, pencatatan dan pelayanan administrasi
dibidang kegiatan pembangunan desa, penyusunan rencana
peraturan desa dan rencana keputusan Lurah Desa sesuai dengan
bidang tugasnya, pelaporan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa.
5) Bagian Kemasyarakatan
Bagian kemasyarakatan berkedudukan sebagai unsur
pelaksana teknis yang membantu tugas Lurah Desa dalam bidang
kemasayarakatan. Bagian kemasyarakatan dipimpin oleh seorang
50
kepala bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Lurah Desa dan secara administrasi melalui Carik Desa.
Bagian kemasyarakatan mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembinaan mental
spiritual keagamaan, nikah, talak, cerai dan rujuk, sosial,
pendidikan, kebudayaan, olah raga, pemuda, perempuan,
kesejahteraan keluarga, dan kesehatan masyarakat.
Bagian kemasyarakatan mempunyai fungsi antara lain
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan keagamaan, pencatatan dan
pelayanan administrasi nikah, talak, cerai dan rujuk, perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan dibidang sosial, perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan dibidang pendidikan dan kebudayaan,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dibidang pemuda, olah raga
dan perempuan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dibidang
kesejahteraan keluarga dan kesehatan masyarakat, penyusunan
rencana peraturan desa dan rencana keputusan Lurah Desa sesuai
dengan bidang tugasnya, pelaporan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan kemasyarakatan.
6) Bagian Umum
Bagian umum berkedudukan sebagai unsur pelaksana
teknis yang membantu Lurah Desa dalam bidang administrasi
kepada masyarakat. Bagian umum dipimpin oleh seorang kepala
bagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
Lurah Desa dan secara administratif melalui Carik Desa.
51
Bagian umum mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan informasi pemerintah
desa, pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, surat-
surat keterangan, rekomendasi dan legalisasi surat-surat lainnya.
Bagian umum mempunyai tugas perencanaan dan
pelaksanaan pelayanan informasi pemerintah desa, perencanaan
dan pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan
sipil, perencanaan dan pelaksanaan pelayanan surat-surat
keterangan, perencanaan dan pelaksanaan pelayanan rekomendasi
dan legalisasi surat-surat lainnya, penyusunan rencana perencanaan
desa dan rencana keputusan Lurah Desa sesuai dengan bidang
tugasnya.
7) Bagian Keuangan
Bagian keuangan berkedudukan sebagai unsur pelaksanaan
teknis yang membantu Lurah Desa dalam bidang keuangan. Bagian
keuangan dipimpin seorang kepala bagian yang berkedudukan
dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah Desa dan secara
administrasi melalui Carik Desa.
Bagian keuangan mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja desa, pengelolaan keuangan, dan sumber
pendapatan desa.
52
Bagian keuangan mempunyai fungsi antara lain
perencanaan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
desa, perencanaan dan pelaksanaan pungutan desa, pengelolaan
keuangan desa, penggalian sumber pendapatan desa, penyusunan
rencana peraturan desa dan rencana keputusan Lurah Desa sesuai
dengan bidang tugasnya.
8) Padukuhan
Padukuhan adalah bagian wilayah desa yang merupakan
lingkungan kerja Dukuh. Padukuhan dipimpin oleh seorang Dukuh
yang berkedudukan sebagai unsur wilayah pelaksana pemerintahan
desa di wilayah kerja masing-masing yang bertanggungjawab
kepada Lurah Desa.
Dukuh mempunyai tugas membantu Lurah Desa dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban di wilayah kerjanya. Dukuh
mempunyai tugas membantu lurah desa dalam melaksanakan tugas
kegiatan lurah desa di wilayah kerjanya, pelaksanaan kegiatan
dibidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan di
wilayah kerjanya, pembinaan ketentraman dan ketertiban
masyarakat di wilayah kerjanya, pelaksanaan peraturan desa,
keputusan lurah desa dan kebijakan lurah desa di wilayah kerjanya,
dan pelaporan pelaksanaan tugasnya kepada Lurah Desa.
53
9) Sekretariat BPD
Sekretariat Badan Perwakilan Desa berkedudukan
sebagaimana unsur staf yang memberikan pelayanan administrasi
kepada Badan Perwakilan Desa. Sekretariat Badan Perwakilan
Desa dipimpin oleh seorang sekretaris Badan Perwakilan Desa
yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah
Desa dan secara administrasi melalui Carik Desa, secara teknis
operasional bertanggungjawab kepada ketua Badan Perwakilan
Desa.
Sekretariat Badan Perwakilan Desa mempunyai fungsi
antara lain melakukan kegiatan ketatausahaan yang meliputi
kearsipan, pengelolaan anggaran, menyiapkan bahan rapat dan
pembuatan risalah Badan Perwakilan Desa. Sekretariat Badan
Perwakilan Desa mempunyai tugas pelaksanaan urusan surat
menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas Badan Perwakilan Desa,
pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga, pelaksanaan
urusan keuangan dan pengelolaan anggaran Badan Perwakilan
Desa, Pelaporan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Badan
Perwakila Desa, pelaksanaan pelayanan administrasi Badan
Perwakilan Desa, pelaksanaan penyiapan bahan rapat dan
pembuatan risalah.
54
Gambar IV.1 Bagan Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Pemerintahan Desa Condongcatur
B. Gambaran Umum Produk Nokia
1. Nokia di Indonesia
Siapa yang tidak mengetahui Nokia? Merek satu ini nyaris identik
dengan telepon genggam. Dengan penguasaan pasar di seluruh dunia
mencapai 39 persen, Nokia juga sekaligus menjadi pemimpin pasar
(market leader) di Indonesia. Sebagai pemimpin pasar, Nokia, harus selalu
menciptakan produk yang selalu lebih baik dari pesaing, sekaligus
memberikan trend ke pasar bahwa Nokia selalu akan memberikan yang
terbaik kepada pelanggan atau user.
55
Sebagai merek yang mendunia, Nokia memiliki kategori produk
yang sangat beragam. Dengan demikian konsumen dimanjakan dengan
berbagai pilihan mulai dari kategori basic, expression, smart classic,
fashion, premium, communicator, tough, hingga music and entertainment,
sporty dan imaging. Untuk produk basic tersedia Nokia seri 3315, 3310,
3210, dll, sedangkan yang fashion pilihannya berderet mulai dari Nokia
8210, 8250, 8310, 7210 dan 7250. Dan tak lupa, bagi mereka yang sporty
tersedia Nokia seri 5210 dan 5100. Artinya, produk Nokia memang
diarahkan untuk segmen konsumen yang berbeda pula. Inilah strategi
Nokia yang terbukti ampuh menjaring pelanggannya.
Dengan beragam produk dengan segmentasi yang berbeda-beda,
maka setiap segmen mempunyai strategi pemasaran yang berbeda pula.
Ambil contoh, untuk segmen fashion Nokia bekerja sama dengan stasiun
musik ternama MTV, meluncurkan beragam kuis dan program hiburan,
bekerja sama dengan perbankan misal Citibank yakni program Easypay,
dsb. Selain itu roadshow digelar di berbagai kota antara lain di Medan,
Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota lainnya.
2. Outlet
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya,
Nokia memiliki jaringan pusat layanan (service center) yang tersebar di
Indonesia. Distribusi produk diserahkan kepada lima distributor, yaitu PT
Penelitian dilakukan untuk menganalisis kekuatan persuasi iklan
terhadap minat beli ulang konsumen pada produk telepon seluler merek
Nokia. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan sejumlah
pertanyaan atau kuesioner kepada responden sebanyak 100 orang sampel.
Kuesioner yang dibagikan kepada konsumen, terdiri atas dua bagian yaitu:
Bagian I : Berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas pribadi
responden.
Bagian II : Berisikan pernyataan untuk memperoleh data tentang
kekuatan persuasi iklan terhadap minat beli ulang konsumen
pada produk telepon seluler merek Nokia di mana
mempunyai lima kategori jawaban.
2. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum kita melakukan penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu
perlu dilakukan pengujian kuesioner untuk mengetahui apakah kuesioner
yang dipakai sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak untuk dipakai.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji seberapa jauh suatu alat
ukur mengukur apa yang diukur. Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik korelasi Pearson product moment. Jika angka
62
korelasi dari perhitungan lebih besar daripada angka kritik tabel
korelasi dengan signifikansi sebesar 5% atau 0,05, maka butir
pertanyaan dikatakan valid atau signifikan dengan rumus :
ΓΧΥ=
( ) ( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑Υ−ΥΝΧ−ΧΝ
ΥΧ−ΧΥΝ2222
Keterangan : ΧΥΓ : korelasi product moment
Ν : jumlah subjek
Χ : skor butir
Υ :skor faktor
Tabel V.1 Rangkuman Validitas
Ν
∑ Χ
∑ Υ
∑ 2X
∑ Υ 2
∑ ΥΧ.
( )( )∑∑ ∑ ΥΧ−ΧΥΝ.
( )∑∑ Χ−ΧΝ 22.
( )∑∑ Υ−ΥΝ 22.
ΧΥΓ
ΧSd
ΥSd
ΧΥΓ . ΥSd - ΧSd
22 ΥΧ+ SdSd
ΥΧΧΥΓ SdSd ...2
30
125
1321
533
58795
5556
1555
365
18809
0,593473194
0,647719252
4,649681734
2,111742218
22,03908046
3,574712638
63
Pengujian hasil dari validitas ini adalah sebagai berikut :
ΓΧΥ=
( ) ( )( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑Υ−ΥΝΧ−ΧΝ
ΥΧ−ΧΥΝ2222
= { } { }18809365
1555x
=168888,2620
1555
= 0,593473194
Kemudian hasil ΧΥΓ = 0,593473194 maka dimasukkan ke dalam
rumus :
( )( ) ( )
( ) ( ){ } ( )( )( ){ }yxxyyx
xyxybt
SdSdSdSd
SdSd
Γ−+
−Γ=Γ
222
=57412638,303908046,22
111742218,2
−
=297018481,4111742218,2
= 0,491443596
= 0,4914
Dari hasil uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan
dinyatakan sahih atau tidak ada yang gugur, yang berarti r hitung yaitu
0,4914 lebih besar dari r tabel yaitu pada taraf signifikansi 5% hasilnya
sebesar 0,239.
64
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya dan diandalkan. Dengan rumus :
xyΓ =( )
gg
gg
Γ+
Γ
1
2
Keterangan : xyΓ = koefisien reliabilitas
ggΓ = koefisien korelasi product moment
taraf nyata 5%
Tabel V.2 Rangkuman Reliabilitas
Ν
∑ Χ
∑ Υ
∑ 2X
∑ Υ 2
∑ ΥΧ.
( )( )∑∑ ∑ ΥΧ−ΧΥΝ.
( )∑∑ Χ−ΧΝ 22.
( )∑∑ Υ−ΥΝ 22.
30
746
575
18754
11253
14394
2870
6104
6965
Reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat kestabilan suatu alat
pengukur dalam mengukur suatu gejala. Semakin tinggi tingkat
reliabilitas, maka semakin stabil kemantapan hasil pengukuran dan
begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat reliabilitas maka
semakin tidak stabil kemantapan hasil pengukuran. Rumus yang
digunakan adalah :
65
( )( ) ( )( ) ( ){ } ( )( )( ){ }yxxyyx
xyxybt
SdSdSdSd
SdSd
Γ−+
−Γ=Γ
222
=( ) ( )69656104
2870x
=303674,6520
2870
= 0,440163548
Setelah melakukan perhitungan ΧΥΓ , kita akan mengetahui
apakah data yang dipakai dapat dipercaya atau tidak, maka kita akan
menghitung pengujian reliabilitas ini dengan rumus Spearman Brown
sebagai berikut :
xyΓ =( )
gg
gg
Γ+
Γ
1
2
=( )
440163548,01440163548,02
+
=440163548,1880327096,0
= 0,611268836
= 0,6113
Dari hasil uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang
telah dilakukakan ternyata semua pertanyaan tersebut dinyatakan andal
atau tidak ada yang gugur, artinya r hitung yaitu 0.6113 lebih besar
dari r tabel.
66
3. Analisis Masalah Pertama
Profil atau gambaran umum konsumen mengenai jenis kelamin,
usia, pekerjaan, status tempat tinggal, dan pendapatan atau uang saku per
bulan dianalisis dengan analisis persentase. Populasi yang diambil adalah
semua konsumen yang menggunakan telepon seluler merek Nokia yang
tinggal di wilayah Desa Condongcatur. Dari populasi tersebut diambil
sampel sebanyak 100 orang responden secara tidak acak untuk mengisi
kuesioner tentang kekuatan persuasi iklan terhadap minat beli ulang
konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia. Dari penelitian yang
dilakukan terhadap 100 responden maka dapat diketahui profil atau
gambaran umum responden sebagai berikut:
a. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Konsumen telepon seluler merek Nokia berdasarkan jenis
kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel V.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Responden No
Jenis Kelamin Dalam Angka Dalam Persentase 1 Pria 56 56% 2 Wanita 44 44%
Jumlah 100 100% Sumber: Data olahan penelitian tahun 2007
Pada tabel di atas menunjukkan karakteristik dari 100 orang
responden yang diteliti, yang termasuk kelompok pria sebanyak 56
orang atau 56%, sedangkan kelompok wanita sebanyak 44 orang atau
44% dari keseluruhan sampel.
67
b. Profil Responden Berdasarkan Usia
Konsumen telepon seluler merek Nokia berdasarkan usia
adalah sebagai berikut :
Tabel V.4 Profil Responden Berdasarkan Usia (Tahun)
Jumlah Responden No Usia
Dalam Angka Dalam Persentase 1 18 - 24 53 53% 2 25 - 30 39 39% 3 31 ke atas 8 8%
Jumlah 100 100% Sumber: Data olahan penelitian tahun 2007
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa usia responden
terbanyak adalah berusia 18 sampai 24 tahun sebanyak 53 orang (53%)
sedangkan yang berusia 25 sampai 30 tahun sebanyak 39 orang
(39%), yang berusia 31 tahun ke atas sebanyak 8 orang (8%).
c. Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan
Konsumen telepon seluler merek Nokia berdasarkan pekerjaan
adalah sebagai berikut :
Tabel V.5 Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan
Jumlah Responden No Pekerjaan
Dalam Angka Dalam Persentase
1 Mahasiswa /i 58 58% 2 Pedagang/wiraswasta 9 9% 3 Pegawai negeri 24 24% 4 Karyawan swasta 9 9%
Jumlah 100 100% Sumber: Data olahan penelitian tahun 2007
68
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar jenis
pekerjaan didominasi oleh mereka yang bekerja sebagai mahasiswa
yaitu sebanyak 58 orang (58%). Sedangkan jumlah responden yang
bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 9 orang (9%), yang bekerja
sebagai pegawai negeri sebanyak 24 orang (24%), dan yang bekerja
sebagai karyawan swasta sebanyak 9 orang (9%).
d. Profil Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal
Konsumen telepon seluler merek Nokia berdasarkan status
tempat tinggal adalah sebagai berikut :
Tabel V.6 Profil Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal
Jumlah Responden No Status Tempat
Tinggal Dalam Angka Dalam Persentase 1 Sewa / Kontrak 39 39% 2 Kost 34 34% 3 Rumah Orang
Tua 23 23%
4 Rumah Saudara 4 4% Jumlah 100 100%
Sumber: Data olahan penelitian tahun 2007
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menghuni rumah sewa kontrak sebanyak 39 orang atau 39%
dari jumlah sampel sebanyak 100 responden. Responden yang
menghuni rumah kost sebanyak 34 orang atau 34%, yang tinggal di
rumah orang tua sebanyak 23 orang atau 23% dan responden yang
tinggal di rumah saudara sebanyak 4 orang atau 4%.
69
e. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan atau Uang Saku Per Bulan
Konsumen telepon seluler merek Nokia berdasarkan
pendapatan atau uang saku per bulan adalah sebagai berikut :
Tabel V.7 Profil Responden Berdasarkan Pendapatan / Uang Saku Per
Bulan
Jumlah Responden No Pendapatan / Uang Saku Per bulan Dalam Angka Dalam Persentase
1 Kurang dari Rp. 500.000,00
10 10%
2 Rp. 500.000,00 – Rp.1.000.000,00
61 61%
3 Lebih dari Rp. 1.000.000,00
29 29%
Jumlah 100 100% Sumber: Data olahan penelitian tahun 2007
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang
memiliki pendapatan atau uang saku per bulan sebesar Rp. 500.000,00
sampai dengan Rp. 1.000.000,00 sebanyak 61 orang atau 61% dari
jumlah sampel, responden yang memiliki uang saku lebih dari Rp.
1.000.000,00 sebanyak 29 orang atau 29%, sedangkan yang memiliki
uang saku kurang dari Rp 500.000,00 sebanyak 10 orang atau 10%
dari jumlah responden.
4. Analisis Masalah Kedua
Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel kekuatan persuasi iklan televisi terhadap minat beli
ulang konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia adalah analisis
Regresi Linier Sederhana.
70
Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis Regresi Linier
Sederhana (dengan bantuan program SPSS 15.0) adalah sebagai berikut :
Tabel V.8
Hasil Perhitungan Regresi
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant) 14.391 4.189 3.436 .001 X Kekuatan
persuasi iklan di televisi
.676 .099 .570 6.862 .000
a Dependent Variable: Y Minat beli ulang sumber : data olahan penelitian tahun 2007 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = a + bx
Y = 14.391 + 0,676x
a. Nilai konstanta persamaan regresi sebesar 14,391 artinya jika kekuatan
persuasi iklan televisi tidak ada maka minat beli ulang konsumen pada
produk telpon seluler merek Nokia akan sebesar 14,391.
b. Koefisien variabel kekuatan persuasi iklan televisi (x) adalah positif.
Hal ini dapat diartikan bahwa kekuatan persuasi iklan televisi
berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen pada produk
telepon seluler merek Nokia sebesar 0,676. Dengan demikian dapat
disimpulkan bila kekuatan persuasi iklan ditingkatkan 1 point maka
minat beli ulang konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia
71
akan meningkat sebesar 0,676. Sebaliknya bila kekuatan persuasi iklan
diturunkan maka minat beli ulang konsumen pada produk telepon
seluler merek Nokia akan turun.
5. Pengujian Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel persuasi iklan
televisi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia.
Langkah- langkah pengujian :
a. Menentukan Hipotesis
0Η : β = 0 variabel kekuatan persuasi iklan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen.
AΗ : β ≠ 0 variabel kekuatan persuasi iklan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
b. Berdasarkan tingkat signifikansi ( )α = 0,05 dan derajat kebebasan (db)
100 - 1 - 1 = 98 diperoleh
c. Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima atau HA ditolak bila – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ho diterima atau HA ditolak bila - t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel
d. Kesimpulan
Nilai thitung yang diperoleh dari tabel V.7 sebesar 6,862 lebih besar dari
ttabel (1,980) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat
diartikan Ho ditolak dan HA diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
72
hipotesis yang menyatakan variabel kekuatan persuasi iklan
berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen pada
produk telepon seluler merek Nokia diterima. Hasil pengujian tersebut
dapat digambarkan ke dalam kurva sebagai berikut:
Thitung = 6,862
Ttabel = 1,980
Gambar V. 1 Kurva hasil pengujian Ttest
B. Pembahasan
1. Pembahasan Profil Responden
Konsumen telepon seluler Nokia terlihat berasal dari masyarakat
dengan berbagai latar belakang usia, pekerjaan, tempat tinggal dan
penghasilan. Hasil pengujian deskriptif menunjukkan berdasarkan jenis
kelamin sebagian besar responden adalah pria sebanyak 56 orang (56%).
Profil konsumen juga didominasi oleh usia 18 sampai 24 tahun
(53%), jumlah yang begitu banyak dibanding usia di atasnya, jadi dapat
dikatakan profil usia 18 sampai 24 lebih sering menyaksikan iklan Nokia
yang ditayangkan di televisi. Sedangkan untuk pekerjaan dan tempat tingal
73
didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. Profil ini sangat berkaitan dengan
mayoritas penduduk Yogyakarta yang kebanyakan adalah pendatang
sebagai pelajar dan mahasiswa, jadi dapat dikatakan bahwa mereka yang
bekerja sebagai mahasiswa dan bertempat tinggal di lingkungan Desa
Condongcatur lebih sering menyaksikan iklan Nokia. Demikian juga
dengan tingkat pendapatan atau uang saku yang mayoritas berpenghasilan
Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000 per bulan jumlah ini lebih sebagai uang
saku per bulan, jadi dapat dikatakan ada minat ulang konsumen untuk
memutuskan membeli telepon seluler Nokia.
2. Pembahasan Kekuatan Persuasi Iklan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan persuasi iklan
televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang
konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia.
Salah satu yang digunakan perusahaan untuk mengenalkan dan
menawarkan produk mereka kepada konsumen adalah melalui iklan,
karena iklan dipercaya sebagai salah satu cara untuk mendongkrak
penjualan oleh kebanyakan perusahaan. Iklan dirancang sedemikian rupa
agar mampu menunjukkan kelebihan produk yang ditawarkan sehingga
dapat membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk
inilah yang disebut sebagai kekuatan persuasi iklan. Kekuatan persuasi
iklan yang bersifat membujuk berperan penting bagi perusahaan yang
memiliki tingkat persaingan produk tinggi, seperti produk telepon seluler.
74
Iklan Nokia yang diiklankan di televisi memperlihatkan
keunggulan-keunggulan dari Nokia diantaranya para aktor dan aktris serta
setting dalam iklan tersebut sangat familiar dengan kehidupan kita sehari-
hari. Isi iklan yang menarik dan mudah diingat yaitu seorang laki- laki
yang tidak punya gairah untuk hidup, kemudian datang segerombolan para
badut yang terjun dari dalam pesawat terbang untuk menghibur laki- laki
tersebut. Dari isi iklan ini dilihat bahwa Nokia ingin menghibur setiap
orang baik dalam keadaan senang maupun sedih lewat berbagai fitur-fitur,
games, jingle, dan bentuk produknya. Dan masih ada hal-hal lain yang
menarik dalam iklan Nokia ini seperti slogan iklan Nokia yaitu “teknologi
yang mengerti anda“ yang menunjukkan bahwa Nokia terkenal dengan
produk ponselnya yang user friendly. Bahkan untuk orang yang
sebelumnya awam dengan ponsel pun akan mudah dan segera bisa
mengoperasikan ponsel buatan Nokia. Itulah mengapa ponsel Nokia
menjadi ponsel paling laris di seluruh dunia. Sehingga diharapkan dengan
menonton iklan Nokia di televisi konsumen dapat dibujuk dan dipengaruhi
untuk membeli ulang produk telepon seluler merek Nokia.
75
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kekuatan persuasi iklan televisi terhadap
minat beli ulang konsumen pada produk telepon seluler merek Nokia dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Masalah yang pertama penulis ingin mengetahui karakteristik responden
telepon seluler merek Nokia. Dari hasil yang diperoleh, menunjukkan
bahwa jenis kelamin sebagian besar responden adalah pria sebanyak 56
orang (56%). Berdasarkan usia, sebagian besar responden berusia antara
18 sampai 24 tahun, yaitu sebanyak 53 orang (53%). Berdasarkan
pekerjaan, sebagian besar responden adalah mahasiswa, yaitu sebanyak 58
orang (58%). Berdasarkan status tempat tinggal, sebagian besar responden
bertempat tinggal di rumah kontrak, yaitu sebanyak 39 orang (39%).
Berdasarkan pendapatan per bulan, sebagian besar responden memiliki
pendapatan antara Rp. 500.000.00,- Rp. 1.000.000.00,- yaitu sebanyak 61
orang (61%).
2. Masalah yang kedua ada pengaruh positif variabel kekuatan persuasi iklan
televisi terhadap minat beli ulang konsumen pada produk telepon seluler
merek Nokia. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan thitung (6,862) >
ttabel (1,980) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
76
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan minat beli ulang konsumen terhadap produk
telepon seluler merek Nokia, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Iklan yang ditayangkan hendaknya mampu menyampaikan isi produk dan
mudah diingat sehingga orang berminat untuk membeli ulang.
2. Slogan dan jingle produk telepon seluler merek Nokia hendaknya menarik
dan lebih baik dari produk telepon seluler yang lain atau pesaingnya.
3. Dalam setiap penayangan iklan di televisi hendaknya didemonstrasikan
keunggulan produk telepon seluler merek Nokia dibandingkan produk
lainnya.
4. Penggunaan model iklan dari kalangan para aktor, artis, selebritis dan
model-model terkenal hendaknya dipertahankan. Sehingga konsumen
merasa terlibat dan turut menjadi bagian dari mereka.
C. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis merasakan masih banyak
menemukan hambatan, kekurangan, dan kelemahan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :
1. Faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen yang dianalisis
dalam penelitian ini hanya kekuatan persuasi iklan.
77
2. Keterbatasan waktu dan biaya, maka penulis hanya mengambil 100 orang
responden yang mudah ditemui dan dimintai tanggapannya untuk
dijadikan sampel.
3. Responden dalam memberikan jawaban terhadap kuesioner dipengaruhi
oleh subjektifitas, maka hasil penelitian bisa bias apabila responden tidak
mengerti maksud dari alternative jawaban-jawaban yang sudah disediakan
oleh peneliti.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman., dkk. (1993). Materi pokok pendidikan IPS 1. Jakarta: Depdikbud. Andlie Liano Anwar. (2005). Analisis Kekuataan Persuasi Iklan Terhadap
Motivasi Beli Konsumen Pada Produk Simcard GSM XL Jempol. Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta (Skripsi tidak dipublikasikan).
Arikunto. (1990). Manajemen Penelitian. Cetakan Pertama. Rineka Cipta: Jakarta Engel, F James. (1994). Perilaku Konsumen. Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara. Hadi, Sutrisno. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala
Nilai dengan Basica. Andi Offset: Jakarta. _____________(2001) Statistik (Jilid I Cetakan 21). Andi Offset: Jakarta. Irwanto, et. al. (1996). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:
APTIK PT. Gramedia Pustaka Utama. Ika Ratih Utami. (2005). Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli
Konsumen. Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta (Skripsi tidak dipublikasikan).
Jakarta: PT. Erlangga Nawawi, Hadari. (1990). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. Masli. (2004). Cakap Kecap (1972-2003); Persatuan Perusahaan Periklanan.
Indonesia: Jakarta. Rangkuti, Freddy. (1997). Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
79
Scheffman, Leon G, and Leslie Lazar Kanuk (1994). Consumer Behavior, Englewood Clifft, New Jersey: A Simon and Sons, Inc.
Susanto. (1991). Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Binacipta: Bandung. Swastha, B. (1984). Azas-Azas Marketing. Edisi Ke-3. Liberty: Yogyakarta. __________dan Handoko, T.H. (1997). Manajemen Pemasaran: Analisis
Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa, (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan Ke-4. Jakarta: Balai Pustaka. www.nokia com.
www.google.com
80
Lampiran 1 Analisis Regresi Linier Berganda
81
Regression Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Y Minat beli ulang 43.00 4.851 100 X Kekuatan persuasi iklan di televisi 42.30 4.086 100
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 X Kekuatan persuasi iklan di televisi(a) . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Y Minat beli ulang Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .570(a) .325 .318 4.007
a Predictors: (Constant), X Kekuatan persuasi iklan di televisi ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 756.155 1 756.155 47.084 .000(a) Residual 1573.845 98 16.060
1
Total 2330.000 99
a Predictors: (Constant), X Kekuatan persuasi iklan di televisi b Dependent Variable: Y Minat beli ulang Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant) 14.391 4.189 3.436 .001
X Kekuatan persuasi iklan di televisi .676 .099 .570 6.862 .000
a Dependent Variable: Y Minat beli ulang
82
Lampiran 2 Hasil Analisis Validitas Dan
Reliabilitas
83
Reliability
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T) KPI Kekuatan persuasi iklan Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted KPI1 39.8667 18.4644 .4914 .7685 KPI2 39.7667 19.4954 .4029 .7781 KPI3 39.8667 17.9816 .4161 .7763 KPI4 40.0333 18.2402 .3792 .7807 KPI5 39.8667 19.2230 .3941 .7780 KPI6 39.9333 18.6851 .3595 .7818 KPI7 40.3667 15.7575 .6174 .7497 KPI8 40.1000 18.4379 .3806 .7798 KPI9 40.2667 16.6161 .7538 .7377 KPI10 40.0000 19.3103 .3573 .7811 KPI11 40.2667 18.4782 .3822 .7795 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 11 Correlation between forms = .4402 Equal-length Spearman-Brown = .6113 Guttman Split-half = .6103 Unequal-length Spearman-Brown =.6127 6 Items in part 1 5 Items in part 2 Alpha for part 1 = .6865 Alpha for part 2 = .7642
84
Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T) MB Minat beli ulang Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted MB1 38.1667 31.7299 .8053 .8956 MB2 38.1000 33.0586 .7366 .8998 MB3 38.5000 32.7414 .7925 .8968 MB4 38.4000 32.9379 .7030 .9017 MB5 38.3333 34.2989 .5120 .9134 MB6 37.9667 39.1368 .3529 .9164 MB7 38.5667 32.6678 .6756 .9036 MB8 38.1000 31.8862 .7854 .8968 MB9 38.2667 32.7540 .7683 .8980 MB10 38.1667 36.7644 .5933 .9084 MB11 38.4333 36.0471 .5998 .9074 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 11 Correlation between forms = .8371 Equal-length Spearman-Brown = .9113 Guttman Split-half = .9035 Unequal-length Spearman-Brown =.9119 6 Items in part 1 5 Items in part 2 Alpha for part 1 = .8408 Alpha for part 2 = .8372