This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 661
Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Non-Performing Financing pada Bank Umum Syariah Analysis iof ithe iinfluence iof iinternal iand iexternal ifactors ion inon-performing ifinancing iin
iIslamic icommercial ibanks Framesa iJanuari iRahmah Program Studi D4 Keuangan Syariah Politeknik Negeri Bandung Email: [email protected]
Abstract: Islamic banking at the moment is one of the most important things in the economy in
Indonesia. Non Performing Financing (NPF) is one of the ratio that is considered by Islamic banking. NPF is an indicator that shows the risk of payment failure in the financing provided by Islamic banking. This study aims to analyze the influence of internal factors and external factors on Non-Performing
Financing. The study was conducted at Islamic Commercial Banks in Indonesia for the 2014-2018
period. The internal variables used are the Capital Adequacy Ratio (CAR) and the Financing to
Deposit Ratio (FDR) and the external variables used are the inflation rate, Gross Domestic Product (GDP) and the BI Rate. The results of the research shown by the t test show that partially the CAR
and BI Rate variables have a negative effect on NPF meanwhile FDR, inflation and GDP variables
have no effect on NPF.
Keywords: NPF, CAR, FDR, Inflation, GDP and BI Rate.
1. Pendahuluan
Bank iSyariah ipada iawalnya idikembangkan isebagai ihasil idari sebuah keinginan kelompok
ekonom idan ipraktisi iperbankan imuslim iyang iberupaya menyediakan jasa transaksi keuangan yang dijalankan berdasarkan prinsip Syariah. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan iPerbankan
Syariah idi iIndonesia idapat idikatakan icukup ipesat. iPesatnya iperkembangan iPerbankan iSyariah iini dapat idilihat idari ijumlah iBank iUmum iSyariah idi iIndonesia iyang iterus imeningkat idari itahun ike
tahun, ijumlah ibank imeningkat idari ihanya i9 iBank iUmum iSyariah ipada itahun i2009 ihingga ipada
tahun i2018 itercatat iada i13 iBank iUmum iSyariah iyang beroperasi di iIndonesia. iDengan
Dilansir dari portal berita online www.kontan.co.id, Jasa Otoritas Keuangan (OJK) menegaskan bahwa likuiditas pada akhir tahun 2018 masih dalam keadaan yang longgar. Hal ini ditunjukkan dengan rasio pembiayaan dibanding Dana iPihak iKetiga (DPK) atau disebut Financing
to iDeposit iRatio i(FDR) per agustus 2018 sebesar 89,6% yang dapat dilihat dari Statistik Perbankan Syariah bulan Agustus 2018. Dengan artian bahwa Perbankan Syariah masih memiliki dana yang cukup besar untuk idisalurkan idalam ibentuk ipembiayaan ikepada imasyarakat kedepannya. Peningkatan FDR yang terjadi sejak bulan Mei 2018 disebabkan karena adanya peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan iyang idiberikan ioleh ibank Syariah. Namun, menurut (Hidayah, 2019) peningkatan jumlah penyaluran pembiayaan ini dapat memicu pembiayaan ibermasalah iatau iNon
Performing iFinancing i(NPF). Dengan meningkatnya jumlah ipembiayaan iyang diberikan oleh bank, maka NPF juga akan meningkat. Peningkatan NPF merupakan indikasi bahwa bank dalam kondisi yang tidak baik karena semakin tinggi Non iPerforming iFinancing iatau iNPF, isemakin itinggi irisiko
kredit iyang iakan idihadapi ioleh ibank iSyariah. Menurut (Frianto, 2012) iRisiko ikredit iadalah irisiko
jatuh itempo iatau isesudahnya. iRisiko iyang itinggi iini iakan imempengaruhi ipermodalan ibank Syariah itu sendiri.
Gambar 1. Grafik Perbandingan Perkembangan NPF dan Jumlah Pembiayaan pada BUS Periode i2014-2018 idalam ipersen i(%)
Berdasarkan iGambar i1. idi iatas idapat dilihat adanya perkembangan jumlah pembiayaan dan jumlah NPF selama 5 tahun yang berfluktuatif. Namun, selama tahun penelitian tersebut ternyata terjadi kesenjangan antara jumlah pembiayaan dan jumlah NPF yang dapat dilihat pada tahun 2015 dimana jumlah pembiayaan naik menjadi 35,81% akan tetapi terjadi penurunan NPF yang turun menjadi 4,84%, kemudian pada tahun 2018 jumlah pembiayaan naik menjadi 36,56% sedangkan NPF turun menjadi 3,26%. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan pembiayaan tidak selamanya diikuti dengan kenaikan NPF.
Pembiayaan bermasalah dapat terjadi karena adanya faktor penyebab dari sisi internal maupun sisi eksternal. Menurut (Anisa & Tripuspitorini, 2019) faktor iinternal imerupakan ifaktor yang iberasal idari ikegiatan ioperasional idi idalam ibank iitu isendiri iyang idituangkan idalam ikinerja
bank seperti NPF, CAR, FDR, dan ROE. Faktor ieksternal ibank imerupakan ifaktor iyang iberasal bukan idari kegiatan operasional ibank, tetapi bisa berasal dari faktor makroekonomi. Menurut (Tripuspitorini & Setiawan, 2020) makroekonomi ditujukan untuk mempelajari bagaimana perekonomian bekerja sebagai isuatu ikeseluruhan, idengan idemikian ihubungan-hubungan isebab
Menurut iApriyanthi et al. (2020) dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari Bank Syariah dihadapkan ipada iberbagai imacam irisiko iyang iberkaitan idengan ifungsinya isebagai iintermediary atau
iterjadinya ipembiayaan ibermasalah iatau NPF. Bank syariah dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pembiayaan, perlu melakukan ipembinaan idan iregular imonitoring, iyaitu
idengan imemonitoring secara iaktif idan isecara ipasif. Agar terhindar dari NPF bank perlu berhati-hati dalam menilai calon nasabah. Bank perlu menelaah permohonan pembiayaan yang diajukan agar bank memperoleh keyakinan bahwa usaha yang dibiayai layak untuk dijalankan.
2.2. Capital iAdequacy iRatio i(CAR)
Capital iAdequacy iRatio (CAR) iadalah besarnya rasio iminimum iperbandingan iantara imodal risiko idengan iaktiva iyang imemiliki irisiko. iCAR imemperlihatkan iseberapa ibanyak iaktiva bank yang mengandung risiko i(kredit, ipenyertaan, isurat iberharga, itagihan ipada ibank ilain) iikut idibiayai dari imodal ibank isendiri. Menurut Dendawijaya (2005) CAR imerupakan iindikator ikemampuan
bank iuntuk imenutupi ipenurunan iaktivanya isebagai iakibat idari ikerugian-kerugian ibank iyang
disebabkan ioleh iaktiva iyang imengandung irisiko. i
2.3. Financing ito iDeposit iRatio i(FDR)
Menurut iVeithzal, (2007) FDR adalah irasio iyang imenggambarkan iperbandingan iantara
ditarik ikesimpulan ibahwa iFDR iadalah irasio iyang imenunjukkan itingkat kemampuan bank syariah dalam mengembalikan dana ikepada ipihak iketiga imelalui ikeuntungan iyang diperoleh dari pembiayaan-pembiayaan yang telah idilakukan ibank isyariah.
2.4. Inflasi
Menurut BI inflasi adalah kondisi imeningkatnya iharga-harga isecara iumum idan iterjadi iterus-menerus. iKenaikan iharga iini menyebabkan adanya tekanan ipada perekonomian negara terutama
ibagi ekonomi masyarakat iyang imenjadi nasabah pembiayaan bank isyariah. Terjadinya iinflasi juga akan menimbulkan penurunan daya beli masyarakat.
2.5. Gross Domestic Product (GDP)
Menurut Fathonah & Hermawan (2020) GDP adalah nilai ibarang iatau ijasa iyang idiproduksi ioleh suatu negara dengan ifaktor iproduksi imilik iwarga itersebut idan inegara iasing. GDP juga digunakan sebagai indikator untuk imempelajari iperekonomian isebuah inegara idari iwaktu ike
iwaktu, maupun sebagai indikator untuk imembandingkan ibeberapa ikondisi perekonomian.
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 664
2.6. BI Rate
Menurut BI suku bunga dapat ididefinisikan sebagai suatu ikebijakan iiyang iimencerminkan
Bank iUmum iSyariah iadalah ibank iyang melakukan kegiatan iusahanya iberdasarkan iprinsip
isyariah iyang beroperasi di Indonesia. Bank Syariah melakukan kegiatan operasionalnya yang berupa penghimpunan dana dalam ibentuk itabungan, igiro idan ideposito iserta penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan. Dalam melakukan kegiatan usahanya yaitu pembiayaan, Bank Umum Syariah memiliki irisiko iberupa ipembiayaan ibermasalah idimana itingkat ipembiayaan ibermasalah dicerminkan dalam irasio iNon iPerforming iFinancing. Beberapa rasio berupa CAR dan FDR yang diambil dari rasio keungan merupakan ifaktor iinternal iyang idapat imempengaruhi itingkat
ipembiayaan ibermasalah ipada iBank Umum Syariah. i iIndikator imakro iekonomi iberupa iinflasi idan
ifaktor ieksternal iyang idapat imempengaruhi itingkat ipembiayaan ibermasalah pada Bank Umum Syariah.
2.1. Hipotesis Penelitian 1. Pengaruh iFDR iterhadap iNPF
Rasio FDR imenunjukkan ibesarnya ijumlah ipembiayaan iyang idisalurkan ioleh ibank ikepada nasabah, ini artinya isemakin itinggi irasio iFDR iakan mengakibatkan jumlah dana yang disalurkan meningkat. iHal iini ijuga imenunjukkan ibahwa ketika rasio ijumlah ipembiayaan meningkat akan menimbulkan risiko kredit yang tinggi pula. Dengan kata lain, ketika rasio FDR meningkat maka NPF pun akan meningkat. Hasil penelitian iyang idilakukan ioleh i(Nugraini, 2015) mengatakan
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 665
bahwa iFDR iberpengaruh signifikan postif.
H1: FDR iberpengaruh ipositif iterhadap iNPF
2. Pengaruh iCAR iterhadap iNPF
CAR merupakan faktor utama dalam menentukan apakah bank mampu iuntuk imenutupi ipenurunan iaktiva-aktivanya isebagai iakibat idari iadanya ikerugian ibank. CAR juga erat kaitannya dengan ATMR. Nilai iATMR iyang irendah idapat imenunjukkan ibahwa irisiko ikredit iatau
diwakilkan ioleh irasio iCAR iharus imampu imenutupi iseluruh irisiko iusaha iyang idihadapi ioleh bank, termasuk irisiko ikerugian iyang iterjadi iakibat iterjadinya ipembiayaan ibermasalah. Apabila CAR meningkat maka dapat diartikan bahwa nilai ATMR irendah. Dengan inilai iATMR iyang rendah
maka idapat idiketahui ibahwa irisiko ipembiayaan ijuga irendah. iHasil ipenelitian iyang dilakukan oleh (Nugraini, 2015) dan imenunjukkan ibahwa ivariabel iCAR iberpengaruh inegatif terhadap iNPF. i i
H2: iCAR iberpengaruh inegatif iterhadap iNPF
3. Pengaruh iinflasi iterhadap NPF
Inflasi dianggap dapat membawa dampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kondisi keuangan perusahaan. Naiknya harga barang komoditi dan jasa dalam jumlah yang besar akan menurunkan daya beli dan jumlah konsumsi masyarakat. Dengan menurunnya daya beli dan jumlah konsumsi masyarakat dapat menurunkan minat masyarakat dalam berinvestasi. Hal ini dapat menyebabkan adanya penurunan tingkat pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga penurunan pembiayaan ini juga akan menurunkan rasio Non iPerforming
iFinancing (NPF). Hasil penelitian iyang idilakukan ioleh i (Mutamimah & Chasanah, 2012) menunjukkan ibahwa iinflasi iberpengaruh inegatif iterhadap iNPF
H3: iInflasi iberpengaruh inegatif iterhadap iNPF
4. Pengaruh iGDP iterhadap iNPF
GDP merupakan gambaran idari banyaknya jumlah barang idan ijasa yang mampu dihasilkan produsen dalam isatu iperiode itertentu. iDengan meningkatnya jumlah produksi barang dan jasa tersebut maka akan meningkatkan pendapatan riil masyarakat yang kemudian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya pendapatan riil perusahaan maupun masyarakat akan meningkatkan jumlah konsumsi dan investasi di Bank iSyariah. iHal iini ijuga idapat
meningkatkan ijumlah ipembiayaan iyang idiberikan kepada masyarakat, dengan meningkatnya jumlah pembiayaan akan meningkatkan rasio Non Performing Financing (NPF). iHasil ipenelitian yang dilakukan ioleh (Popita, 2013) menunjukkan ibahwa iGDP iberpengaruh ipositif iterhadap iNPF.
H4: iGDP iberpengaruh ipositif iterhadap iNPF
5. Pengaruh iBI iRate iterhadap iNPF
Bank syariah menggunakan BI Rate sebagai benchmark atau tolak ukur untuk menentukan tingkat bagi hasil agar bank isyariah imampu ibersaing idengan itingkat isuku ibunga ibank
konvensional. Dengan demikian diharapkan ketika bank syariah mampu meningkatkan bagi hasil, masyarakat lebih tertarik untuk meminjam dana dari bank syariah ketimbang bank konvensional. Ketika BI iRate imeningkat, imaka iproduk ipembiayaan ibank iakan isemakin ibanyak. Namun kenaikan pembiayaan ini tidak luput dari meningkatnya risiko pembiayaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika BI iRate imeningkat iakan meningkatkan besarnya NPF bank syariah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hernawati & Puspasari, 2018) menunjukkan ibahwa iBI iRate
berpengaruh ipositif isignifikan iterhadap iNPF.
H5: iBI iRate iberpengaruh ipositif iterhadap iNPF
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 666
3. Metode iPenelitian 3.1. Objek iPenelitian
Populasi idari ilaporan iini iadalah iseluruh iBank iUmum iSyariah iyang iterdaftar idi iOtoritas
iSyariah iyang iberoperasi idi iIndonesia idari iperiode i2014-2018.
3.2. Jenis idan iSumber iData
Jenis idata iyang idigunakan iadalah idata isekunder idalam ibentuk itime iseries idan cross section yang
ibersifat ikuantitatif iyaitu idata berupa angka-angka. Data iyang idigunakan berupa inflasi, BI Rate dan GDP diperoleh idari iLaporan iBank iIndonesia idan iWorld iBank, isedangkan idata iCAR, iFDR idan
iNPF idiperoleh idari iLaporan iKeuangan iyang idipublikasikan ioleh imasing-masing ibank.
3.3. Teknik iPengumpulan iData
Teknik pengumpulan data iyang idigunakan dalam ipenelitian iini iadalah iteknik idokumentasi.
iData idiambil dan dikumpulkan dari laman resmi masing-masing web. Periodisasi data penelitian yang mencakup data iselama iperiode itahun i2014 isampai idengan itahun i2018.
Non iPerforming iFinancing iadalah iukuran irisiko ipembiayaan iyang iada idi iPerbankan isyariah. i
iRisiko ikredit iatau ipembiayaan imerupakan isalah isatu iutama ikondisi isuatu ibank memburuk. NPF dapat terjadi karena pengaruh dari berbagai kondisi, di antaranya kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Financing ito iDeposit iRatio adalah iperbandingan iantara jumlah pembiayaan iyang idiberikan
ioleh ibank idengan idana ipihak iketiga iyang berhasil dikumpulkan atau dihimpun oleh ibank. iFDR menggambarkan kemampuan ibank isyariah idalam mengembalikan dana kepada ipihak iketiga iatau nasabahnya.
Analisis regresi data panel dilakukan agar dapat mengetahui seberapa kuat pengaruh kelima variabel iindependen iterhadap ivariabel idependen ibaik isecara iparsial imaupun isecara isimultan.
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 669
4. HASIL idan iPEMBAHASAN 4.1. Rancang iUji
4.1.1. Uji iKetepatan iModel 4.1.1.1.Uji iChow
Tabel. i1 iUji iChow
UjiChow merupakan uji yang dilakukan untuk menentukan apakah common effect imodel iatau
ifixed ieffect imodel yang ipaling ibaik iuntuk idigunakan idalam ipemodelan idata panel. Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat dilihat hasil bahwa nilai probabilitasnya sebesar 0,0000 < 0,05 sehingga model yang dipilih adalah fixed effect.
4.1.1.2. Uji Hausman Tabel. 2 iUji iHausman
Uji iHausman dilakukan untuk menentukan apakah fixed ieffect imodel iatau irandom ieffect imodel iyang paling tepat iuntuk idigunakan idalam pemodelan data ipanel. Berdasarkan hasil ipengujian
Durbin-Watson stat 1.336406 Prob(F-statistic) 0.316730
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 671
Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel di atas, diketahui bahwa probabilitas masing-masing variabel berada di atas 0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian bahwa hasil uji heteroskedastisitas tidak ada nilai probabilitas masing-masing variabel yang kurang dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.
Berdasarkan ihasil pengujian yang ditunjukkan pada itabel idi iatas, idiketahui inilai Durbin-Watson adalah sebesar i1,0349. iHal iini sesuai dengan kriteria pengujian bahwa jika nilai Durbin-Watson berada diantara nilai -2 dan 2 maka data terbebas dari autokorelasi. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak memiliki masalah autokorelasi.
4.1.4. Uji Hipotesis 4.1.4.1. Uji t atau uji signifikansi
Tabel. 9 Uji t
Berikut penjelasan masing-masing hipotesis dari hasil pengujian regresi data panel di atas yaitu sebagai berikut:
Pada tabel 4.9 menunjukkan nilai isignifikansi idari iFDR iyaitu isebesar i0,1476 iyang ilebih ibesar idari itaraf isignifikansi i0,05 idan imempunyai ikoefisien iregresi isebesar i1,679888 isehingga idapat idisimpulkan ibahwa ivariabel iFDR itidak iberpengaruh iterhadap iNPF. iMaka isecara iparsial iH1 iditolak.
Pada tabel di atas diperoleh nilai signifikansi dari BI Rate yaitu sebesar 0,0361 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 dan mempunyai koefisien regresi sebesar -1,556192, sehingga
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/20/20 Time: 12:55
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.941160 9.383958 0.419989 0.6765
Mean dependent var 0.713105 Adjusted R-squared 0.120279
S.D. dependent var 0.518619 S.E. of regression 0.486430
Sum squared resid 10.41103 F-statistic 2.339900
Durbin-Watson stat 1.034989 Prob(F-statistic) 0.057298 Unweighted Statistics R-squared 0.252079 Mean dependent var 1.413800
Sum squared resid 17.09014 Durbin-Watson stat 0.630499
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 672
dapat disimpulkan bahwa variabel BI Rate berpengaruh negatif signifikan terhadap NPF. Maka secara parsial H5 ditolak.
4.1.4.2. Uji F atau uji simultan Tabel. 10 Uji F
Berdasarkan tabel idi iatas imenunjukkan ibahwa nilai Prob(F-Statistic) sebesar 0,057298. Karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa FDR, CAR, inflasi, GDP, dan BI Rate secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap NPF H6 ditolak.
Berdasarkan itabel idi iatas idapat idiketahui ibahwa ibesarnya iadjusted iR2 iyaitu isebesar i0,1202 atau
sebesar 12.02%. Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan variabel FDR, CAR, inflasi, GDP, dan BI Rate terhadap NPF yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 12,02% dan sisanya sebesar 87,98% dijelaskan oleh variabel yang lain iyang itidak iterdapat idalam ipenelitian
ibermasalah iyang isebanding. iHal iini menunjukkan bahwa jumlah dana di sektor perbankan syariah sudah idigunakan isecara imaksimal idalam imenyalurkan ipembiayaan. iHasil ipenelitian iini isejalan
idengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh i i(Nugraini, 2015) idan i i(Popita, 2013) menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap NPF.
4.2.2. Capital iAdequacy iRatio i(CAR) iberpengaruh iterhadap iNon iPerforming
iFinancing i(NPF)
Pengujian hipotesis ikedua idalam ipenelitian iini iuntuk ivariabel ikedua iyaitu iCAR imemiliki ipengaruh inegatif isignifikan iterhadap iNPF. iHal iini imenunjukan ibahwa isemakin ikenaikan atau penurunan CAR akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan atau penurunan NPF Bank Umum Syariah. iNilai iATMR iyang irendah idapat imenunjukkan ibahwa iresiko
Mean dependent var 0.713105 Adjusted R-squared 0.120279
S.D. dependent var 0.518619 S.E. of regression 0.486430
Sum squared resid 10.41103 F-statistic 2.339900
Durbin-Watson stat 1.034989 Prob(F-statistic) 0.057298 Unweighted Statistics R-squared 0.252079 Mean dependent var 1.413800
Sum squared resid 17.09014 Durbin-Watson stat 0.630499
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 673
ibank, termasuk risiko kerugian yang disebabkan oleh adanya pembiayaan bermasalah. Dengan demikian CAR merupakan ifaktor ipenting idalam imitigasi irisiko iyang idilakukan ioleh ibank isyariah
iterkait ikemungkinan iterjadinya ipembiayaan ibermasalah. iHasil ipenelitian iini isejalan idengan penelitian yang dilakukan oleh (Nugraini, 2015) dan (Dinnul, 2016) yang imenyatakan ibahwa
ivariabel iCAR iberpengaruh inegatif iterhadap iNPF. i
Inflasi iyang iterjadi idi itahun ipenelitian iini imengalami iperubahan iyang cukup berfluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Meskipun terjadi kenaikan inflasi pada beberapa tahun penelitian, kenaikan ini tidak separah pada saat kenaikan inflasi yang menyebabkan krisis moneter pada tahun i1997/1998 iyang imencapai ihyper iinflation iatau ipada isaat itahun i2008 iterjadi ikrisis
ekonomi iglobal idimana itingkat iinflasi idi iIndonesia imencapai i11,06%. iKenaikan iatau ipenurunan
inflation i(inflasi isatu idigit). iSehingga idapat idisimpulkan ibahwa ikenaikan iatau ipenurunan iinflasi pada itahun ipenelitian iini itidak memberikan dampak berarti bagi kenaikan atau penurunan tingkat NPF. Hasil penelitian ini sejalan idengan ipenelitian iyang idilakukan ioleh i(Manafe, 2017) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap NPF.
Pengujian hipotesis ikeempat dalam penelitian ini untuk variabel keempat yaitu GDP tidak memiliki pengaruh terhadap NPF. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kenaikan atau penurunan GDP hanya akan memberikan sedikit pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan NPF pada Bank Umum Syariah.
Saat perekonomian sektor makro meningkat maka akan meningkatkan aktivitas ekonomi. Dengan imeningkatnya iaktivitas iekonomi, imaka iakan iberdampak ipada ipeningkatan ipendapatan
imenurun ikarena ibank syariah juga menggunakan iBI iRate isebagai idasar idalam imenentukan
imargin idan ibagi ihasil dalam pembiayaan. Tingginya margin dan bagi hasil pembiayaan akan mengurangi atau menurunkan minat masyarakat dalam mengajukan pembiayaan. Dengan menurunnya pembiayaan maka risiko terjadinya pembiayaan bermasalah pun ikut menurun. Hasil
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 674
i0,057298. iKarena iprobabilitasnya ilebih ibesar idari i0,05 imaka idapat idikatakan ibahwa iFDR, iCAR, iinflasi, iGDP, idan iBI iRate secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap NPF. Berdasarkan
itabel ihasil iuji iR iSquare ididapatkan inilai i iadjusted iR2 isebesar i0,1202 atau sebesar 12.02%. Dapat
idisimpulkan ibahwa ikemungkinan variabel iFDR, iCAR, iinflasi, iGDP, idan iBI iRate iterhadap iNPF
Berdasarkan ihasil ipenelitian imengenai ipengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap Non Performing Financing pada bank umum syariah di Indonesia tahun 2014-2018 dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Secara parsial variabel CAR dan BI Rate berpengaruh negatif terhadap NPF, yang berarti
apabila terjadi kenaikan pada variabel CAR atau BI Rate akan mengakibatkan penurunan pada
variabel NPF dan sebaliknya. Sedangkan variabel FDR, inflasi dan GDP tidak berpengaruh
terhadap NPF, yang berarti apabila terjadi kenaikan atau penurunan pada variabel FDR, inflasi
dan GDP tidak akan memberikan perubahan pada variabel NPF.
b) Secara simultan variabel CAR, FDR, inflasi, GDP dan BI Rate tidak berpengaruh terhadap
NPF, yang berarti bahwa variabel NPF dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel CAR dan
BI Rate.
Dengan imenggunakan iprinsip isyariah ipada ipengelolaan ibank isyariah idi iIndonesia
Amanah, T. (2019). Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Pembiayaan Bermasalah Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Raden Intan Repository, 53(9), 1689β1699.
Anisa, L. S., & Tripuspitorini, F. A. (2019). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Finance Murabahah, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Maps (Manajemen Perbankan Syariah), 52β64.
Apriyanthi, R., Purbayanti, R., & Setiawan. (2020). Faktor β Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Sektor Konstruksi Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Probankβ―: Jurnal Ekonomi dan Perbankan, 5(1).
Dendawijaya, L. (2005). Manajamen Lembaga Keuangan. Jurnal Akuntansi.
Dinnul, A. (2016). Inflasi, Gross Domesctic Product (GDP), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Finance To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Non Performing Financing (NPF) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. I-Economics.
Fathonah, A. S., & Hermawan, D. (2020). Estimasi Pengaruh Faktor Internal Bank dan Stabilitas Makroekonomi Terhadap Profitabilitas Dengan Mediasi Rasio Pembiayaan Bermasalah di Pt Bank Muamalat Indonesia. Jurnal Maps (Manajemen Perbankan Syariah), 3(2), 93β108.
Frianto, P. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. in Manajemen Dana dan Kesehatan Bank.
Gujarati, D. N. (2006). Econometria BΓ‘sica. in Basic Econometrics.
Hernawati, H., & Puspasari, O. R. (2018). Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Pembiayaan Bermasalah. Journal Of Islamic Finance And Accounting.
Hidayah, A. N. (2019). Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Terjadinya Non Performing Financing Pada Pt. Bank Negara Indonesia Syariah Periode 2011-2018.
Manafe, Y. E. (2017). Pengaruh Inflasi Terhadap Non Performing Financing (NPF) Pada Pt. Bank Syariah Mandiri di Indonesia. Eprint Uin Raden Fatah Palembang, 12β21.
Mutamimah, S., & Chasanah, N. Z. (2012). Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (Jbe).
Nugraini, Y. (2015). Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Non Performing Financial (NPF) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Unissula Repository, 1β28.
Padmantyo, S. (2011). Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Kredit Macet di Indonesia. Laporan Penelitian Intensif Reguler Kompetitif., 1 Of 21.
Popita, M. S. A. (2013). Non Performing Financing. Determinan Non Performing Financing (NPF) Bank
Framesa iJanuari iRahmah, Leni Nur Pratiwi, Iwan Setiawan
Journal of Applied Islamic Economics and Finance ISSN: 2746-6213 (Online) | 676
Pembiayaan Rakyat Syariah (Bprs) di Indonesia Tahun 2011-2015.
Santoso, S. (2012). Panduan Lengkap Spss Versi 20. in Pt Elex Media Komputindo.
Siamat, D. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. βKebijakan Moneter dan Perbankan.β Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Edisi Kesatu.
Suliyanto. (2011). Uji R. in Ekonometrika Terapan.
Tripuspitorini, F. A., & Setiawan. (2020). Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan,8 (1), 2020, 121-132, 8(1), 121β132.
Veithzal, R. And Others. (2007). Bank And Financial Institute Management. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.
Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eviews. Edisi Ketiga. in Upp Stim Ykpn. Yogyakarta.