i ANALISIS PENGARUH CITRA PRODUK, HARGA JUAL PRODUK DAN DESAIN KEMASAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL REMAPO Studi Kasus pada Konsumen Apotek Dharma Husada SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : Kadek Sri Kermawaty NIM : 122214100 PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Embed
ANALISIS PENGARUH CITRA PRODUK, HARGA JUAL PRODUK … · ANALISIS PENGARUH CITRA PRODUK, HARGA JUAL PRODUK DAN DESAIN KEMASAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL REMAPO
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS PENGARUH CITRA PRODUK, HARGA JUAL PRODUK DAN
DESAIN KEMASAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
OBAT HERBAL REMAPO
Studi Kasus pada Konsumen Apotek Dharma Husada
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Kadek Sri Kermawaty
NIM : 122214100
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto:
“apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah
berbuat baik terhadap diri sendiri” (Benyamin Franklin)
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Orang tuaku tercinta, terimakasih untuk segala doa, dukungan, perhatiannya, dan pengorbanan yang sudah diberikan padaku.
kakakkuPutu Kermawan, yang selalu menasihati dan menyemangatiku.
adikku komang satvika yogiswara, ketut shri satya wiweka nanda & ketut shri satya yoga nanda, yang selalu mendukung melalui doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas karunia, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Citra Produk, Harga Jual
Produk Dan Desain Kemasan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Obat Herbal
Remapo: Studi Kasus pada Konsumen Apotek Dharma Husada”. Skripsi ini ditulis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program
Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan,
bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, perhatian, kesabaran, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia
meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, kesabaran,
dukungan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada orang tua saya Prof.Dr.dr.Nyoman Kertia Sp.PD-KR dan Ir Ni Made
Lilis Martini Dewi yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang,
semangat, nasihat untuk selalu sabar dan pantang menyerah dalam berjuang
menuju kesuksesan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................ v
HALAMANAN LEMBAR PERNYATAKAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILIMIAH ......................................................................vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………………. . ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ......................................................................... Xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................... Xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. Xvi
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... xvii
pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming) pasar
dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3) Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan
terhadap perubahan harga.
4) Berbagai jenis biaya harus pertimbangkan dalam menetapkan harga,
termasuk di dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap
dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya
yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya
mecakup mark-upnya.
5) Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang
dan jasa yang ditawarkan perusahaan dan karenanya harus dipertimbangkan
dalam proses penetapan harga.
6) Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan,
nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
7) Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya
dengan menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan
harga diskrimiasi serta harga bauran produk.
Cravens(1996) menyatakan harga mempengaruhi kinerja keuangan
dan juga sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan penentuan posisi
merek. Harga menjadi suatu ukuran tentang mutu produk bila pembeli
mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang kompleks.
Dalam situasi tertentu, pengguna melakukan penilaian atau menghitung-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
hitung tentang apa yang akan mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang
mereka berikan. Dengan demikian, harga merupakan pembatas (trade-off)
untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan diberikan oleh suatu produk
(barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan sejumlah
biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk tersebut (Yazid,1999).
Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu menutup semua
biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan suatu
jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu
memberikan keuntungan yang memuaskan.
Yazid (1999) mengatakan bahwa harga atau biaya sebuah jasa akan
mencakup harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat non-
moneter. Harga yang bersifat moneter mempunyai peranan penting bagi
bagian pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari
konsumen. Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya
non-moneter yang mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan
suatu jasa mencakup (Yasid, 1999) :
1) Waktu
Waktu merupakan komoditas utama bagi sejumlah orang, dan bagi
seseorang yang menawarkan jasa dengan pelayanan yang berbeda kepada
setiap individu, tetapi mempunyai keterbatasan waktu, mereka akan
memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam
mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu
sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2) Upaya-upaya yang bersifat fisik
Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan untuk
memperoleh sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian
jasa dilakukan secara swalayan.
3) Biaya-biaya sensor
Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya
kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas
atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman,
lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
4) Biaya-biaya psikologis
Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa
tertentu, seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya
ketimpangan atau ketidakadilan bahkan rasa takut.
5) Promotion (promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi
penjualan, penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat.
Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen.
c. Tujuan Penetapan harga
Penjualan barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan
yang berbeda satu sama lain antar penjual maupun antar barang yang
satu dengan yang lain. Tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut
(Harini, 2008:55) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1) Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar
keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan untuk
mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang
dihasilkannya.
2) Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk
perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha
pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang
harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun.
3) Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam
pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu,
maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya.
Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan
usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut.
4) Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila
perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui
pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum
memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut.
5) Penetapan harga untuk memaksimalkan laba. Tujuan ini biasanya menjadi
anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai
konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen. Padahal
sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan hidup
memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa
batas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Machfoedz (2005) menguraikan tujuan penetapan harga yaitu meliputi (a)
orientasi laba: mencapai target baru, dan meningkatkan laba, (b) orientasi
penjualan: meningkatkan volume penjualan, dan mempertahankan atau
mengembangkan pangsa pasar. Kemudian tujuan penetapan harga adalah
(Tjiptono, 2002:152) :
1) Berorientasi laba yaitu bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang
dapat menghasilkan laba yang paling tinggi.
2) Berorientasi pada volume yaitu penetapan harga berorientasi pada volume
tertentu.
3) Berorientasi pada citra (image) yaitu bahwa image perusahaan dapat
dibenuk melalui harga.
4) Stabilisasi harga yaitu penetapan harga yang bertujuan untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga perusahaan dengan
harga pemimpin pasar (market leader)
5) Tujuan lainnya yaitu menetapkan harga dengan tujuan mencegah
masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung
penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.
5. Desain Kemasan Produk
a. Definisi Kemasan
Kemasan/packaging berasal dari kata package yang artinya sepadan
dengan kata kerja “membungkus” atau “mengemas” dalam bahasa Indonesia,
sehingga secara harfiah pengertian packaging dapat diartikan sebagai
pembungkus atau kemasan. Maka secara sederhana, kemasan adalah wadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
atau bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan
kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu
barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut
(Saladin, 1996 : 28).
Kotler (1995 : 200) menyatakan pengemasan adalah kegiatan merancang
dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Sedangkan,
Swatha mengartikan (1980 : 139) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-
kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain
pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Secara fungsi wujudnya harus
merupakan kemasan yang mudah dimengerti sebagai sesuatu yang dapat
dibawa, melindungi dan mudah dibuka untuk benda atau produk apapun.
Terpenting ia harus berhasil dalam uji kelayakan sebagai fungsi pengemas,
dapatkah ia menjaga produknya secara keseluruhan, dapatkah ia menjaga untuk
mengkondisikan produk tersebut dalam jangka waktu tertentu dan karena
perpindahan tempat.
Titik Wijayanti (2012) menyatakankemasan mempunyai tujuan dan fungsi
dalam pembuatan produk, yaitu:
1) Memperindah produk dengan kemasan yang sesuai kategori produk.
2) Memberikan keamanan produk agar tidak rusak saat dipajang ditoko.
3) Memberikan keamanan produk pada saat pendistribusian produk.
4) Memberikan informasi pada konsumen tentang produk itu sendiri dalam
bentuk pelabelan.
5) Merupakan hasil desain produk yang menunjukan produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Fungsi Kemasan
Kartajaya (1996) mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging
berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells (Kemasan
melindungi apa yang dijual).” Sekarang, “Packaging sells what it protects
(Kemasan menjual apa yang dilindungi).” 3 Dengan kata lain, kemasan bukan
lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang
dikemasnya. Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai
di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi.
Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor
telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen
tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya
tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut.
Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra
tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal
paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali lebih
enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahanbahan mahal
untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa
yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan
suatu citra yang baik.
c. Faktor-Faktor Desain Kemasan
Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar
harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut (Kartajaya, 1996) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Faktor pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat
menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar
matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya,
kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2) Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga
biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill
atau isi ulang, produk produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-
lain.
3) Faktor pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer
sampai ketangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan
dan pemajangan perludi pertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus
direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai
menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4) Faktor komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk,
citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah
dilihat, dipahami dan 3diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh
sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi
“tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka
fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5) Faktor ergonomic
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah
diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari
kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau
konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada
bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak
licin bila tangan pemakainya terkena minyak.
6) Faktor estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup
pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf,
tata letak atau layout, dan maskot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu
daya tarik visual secara optimal.
7) Faktor identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki
identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk
yang lain.
8) Faktor promosi
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini
kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat
efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
9) Faktor lingkungan
Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam
situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah
kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah
satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990
organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc
Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak
perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan
(environmentally friendly), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai
ulang (reusable). Faktor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital
dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan, terlebih di masa
sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk dituntut untuk dapat
menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapai apabila secara
keseluruhan penampilan produk tidak dibuat semenarik mungkin.
Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh kemasan
tersebut. Penampilan harusdibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat
memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun tidak. Setelah itu,
diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu
melakukan pembelian di tempat penjualan.
d. Desain Kemasan
Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah
kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional dan menciptakan
respons emosional positif yang secara tidak langsung “berkata”, “belilah
saya”. Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan
rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan
penginderaan manusia, 80% adalah penginderaan melalui penglihatan atau
kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain:
warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual
yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara
kasatmata (visual communication). Agar berhasil, maka penampilan sebuah
kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik
praktis (fungsional) (Wirya,1999: 11) :
1) Daya tarik visual (estetika)
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur-
unsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut
dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik
visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor
emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain
yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons
positif tanpa disadarinya. Sering terjadi konsumen membeli suatu produk yang
tidak lebih baik dari produk lainnya walaupun harganya lebih mahal. Dalam
halini dapat dipastikan bahwa terdapat daya tarik tertentu yang mempengaruhi
konsumen secara psikologis tanpa disadarinya. Misalnya produk-produk
sabun mandi yang pada umumnya memiliki komposisi yang tidak jauh
berbeda. Tetapi produk sabun mandi yang dapat menampilkan kelembutan
yang divisualkan dengan baik pada desain kemasannya, diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menggunakan warna-warna lembut (pastel) dan merek dengan font Script atau
Italic (miring) dan memberikan kesan lembut dan anggun akan lebih banyak
dipilih oleh konsumen. Visualisasi yang ditampilkan memberikan efek
psikologis bahwa konsumen akan merasakan kulitnya lebih lembut setelah
menggunakan sabun mandi tersebut.
2) Daya tarik praktis (fungsional)
Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan
penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya
yang perlu dipertimbangkan antara lain(Cenadi, 1998) :
a) Dapat melindungi produk
b) Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan
c) Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman
d) Dapat digunakan kembali (reusable)
e) Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang
f) Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali
dengan jenis produk yang dapat diisi ulang (refill)
Ada tiga alasan penting mengapa estetika penting dalam pemasaran, yaitu
(Wirya, 1999) :
1) Estetika dapat menciptakan loyalitas konsumen dengan memberikan
pengaruh psikologis dan emosional. Contohnya melalui keunikan sebuah logo
pada kemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2) Estetika dapat menjadi standar perusahaan untuk menetapkan harga.
Menurut BerndSchmitt, seorang brand strategist, “When your company or
product provides specificexperience that customers can see, hear, touch and
feel, you are adding value and youcan price that value”.
3) Estetika dapat membuat sebuah produk menjadi berbeda (point of
differentiation). Ditengah persaingan merek yang semakin ketat. Selain
mempertimbangkan estetika, sebuah desain kemasan yang ditujukan untuk
penjualan swalayan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain (Bob
cotton, 1990:171) :
a) Stands out (menonjol)
Kriteria yang paling penting adalah bahwa kemasan harus menonjol. Kalau
kemasan tidak atau kurang menonjol maka ia akan kehilangan fungsinya,
karena suatu produk harus bersaing dengan berpuluh-puluh produk lainnya
dalam kategori yang sama di tempat penjualan. Salah satu cara adalah dengan
penggunaan warna yang cermat, karena konsumen melihat warna jauh lebih
cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan warnalah yang pertama kali
terlihat bila produk berada di tempat penjualan. Warna yang terang akan lebih
terlihat dari jarak jauh, karena memiliki daya tarik dan dampak yang lebih
besar.
b) Contents (Isi)
Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang
terkandung dalam produk. Misalnya, pada kemasan produk-produk makanan
biasanya dicantumkan kandungan gizi produk tersebut dan berapa kalori yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dihasilkan setelah konsumen mengkonsumsi produk tersebut. Desain kemasan
harus sesuai dengan produk yang dikemas. Misalnya, bentuk kemasan botol
untuk produk cair.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Siska Aprilia Sitompul pada tahun 2008 dengan
judul “ Pengaruh Kemasan terhadap Keputusan Pembelian Fanta pada siswa
SMA St. Thomas 1 Medan”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Fanta. Hasil penelitiannya
menunjukkan memorable, easy to read, dan visual protection berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan Portability
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Masrina pada tahun 2011 dengan judul
“Pengaruh Iklan Televisi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU”. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh iklan televisi terhadap keputusan
pembelian produk Molto. Hasil penelitiannya menunjukkan iklan berpengaruh
positif dan signifikan sebesar 41.8% terhadap keputusan pembelian. Penelitian
yang dilakukan oleh Juni Riantro Lumban batu pada tahun 2010 dengan judul:
“Pengaruh Penetapan Harga dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Bioskop 21 Sun Plaza Medan”. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh penetapan harga dan promosi penjualan terhadap
keputusan pembelian tiket bioskop. Hasil penelitiannya menunjukkan harga
dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Berdasarkan telaah pustaka terhadap variabel-variabel yang dibahas dalam
penelitian ini yaitu pengaruh citra produk, harga jual produk dan desain
kemasan produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Maka dapat
ditampilkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
H1
H2
H3
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan
kebenaranya melalui penelitian (Sugiyono, 2004). Berdasarkan tinjauan pustaka
dan penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 :Citra Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian obat
herbal Remapo.
H2 :Harga Jual Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
obat herbal Remapo.
H3 :Desain Kemasan Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian obat herbal Remapo.
Citra Produk
Harga Jual Produk
Desain Kemasan Produk
Keputusan Pembelian konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus di Apotek
Dharma Husada. Suharsimi (2006) menyatakan studi kasus merupakan suatu
penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap
suatu organisasi, intuisi atau gejala-gejala tertentu. Dalam Studi kasus peneliti
mencoba untuk mencermati individu atau satu unit secara mendalam.
Umumnya studi kasus dilakukan karena kebutuhan pemecahan masalah.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pembeli sekaligus konsumen
akhir obat herbal Remapo di Apotek Dharma Husada.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah citra produk, harga jual produk,
desain kemasan produk, dan keputusan pembelian.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2016.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Apotek Dharma Husada, Jalan Gajah Mada
No.40, Lempuyangan, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Terikat (dependent Variable)
Variabel terikat (dependent Variable), adalah variabel yang menjadi pusat
perhatian penelitian karena variabel ini yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat dari adanya variabel independen atau variabel bebas ( Ferdinand, 2006).
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan
pembelian (Y).
b. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya (Variabel terikat). Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah citra produk yang dilambangkan dengan
X1, harga jual produk yang dilambangkan dengan X2 dan desain kemasan
produk yang dilambangkan dengan X3.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2001) merupakan suatu
definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau
menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan
untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional variabel untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Penelitian
Definisi operasional Indikator Sumber
1 Keputusan pembelian
Tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana pembelian benar-benar mengkonsumsi
1. Keyakinan dalam memilih produk. 2. Keputusan membeli produk obat herbal Remapo meskipun mengetahui informasi mengenai produk di tempat lain (pilihan pertama).
Kotler (2005)
2 Citra produk Jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek atau produk tertentu (obat herbal Remapo )
1. Obat herbal Remapo diyakini aman dikonsumsi karena menggunakan bahan alami 2. Aman dikonsumsi dalam jangka panjang 3. Tidak menimbulkan efek samping 4. Memberikan efek positif jika dikonsumsi
Shimp (2003),
3 Harga jual produk
Jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang tertentu.
1. Keterjangkauan harga. 2.Kesesuaian harga dengan kualitas produk. 3. Daya saing harga. 4. Kesesuaian harga dengan manfaat.
Stanton, 1998
4 Desain kemasan produk
Bentuk sekaligus corak pembungkus primer dan sekunder yang berfungsi melindungi produk dan sebagai alat promosi dengan tampilan menarik dan dapat mempengaruhi konsumen.
1. Mudah dipakai 2. Mampu melindungi produk 3. Desain yang menarik 4. Aman dibuka tutup 5. Desain sesuai dengan jenis produk yang dijual
Taufik Amir (2007:145) dan Kotler & Gary Amstrong (2008:354)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Pengukuran Variabel
Skala Pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data pengukuran dari suatu variabel ( Djaali : 2008 ). Skala
pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala
pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu :
Tabel 2.2 Skala Pengukuran Variabel
No. Variabel Skala pengukuran
1 Keputusan Pembelian Skala Likert
2 Citra Produk Skala Likert
3 Harga Jual Produk Skala Likert
4 Desain Kemasan Produk Skala Likert
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat
diamati (Marzuki, 2005). Saifuddin Azwar (2007: 72) menyatakan definisi
operasional adalah suatu definisi yang memiliki arti tunggal dan diterima
secara objektif bilamana indikatornya tidak tampak. Suatu definisi
mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-
karakteristik variabel yang diamati. Agar tidak terjadi kesalahpahaman
dalam memaknai judul skripsi ini, maka perlu dijelaskan tentang definisi
operasional dari judul tersebut sebagai berikut:.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1. Apotek
Kepmenkes RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 menyatakan apotek adalah
suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran
perbekalan farmasi kepada masyarakat. Yang di maksud pekerjaan kefarmasian
Berdasarkah Tabel V.1 tersebut dapat diketahui bahwa seluruh
pernyataan dalam penelitian ini nilai r hitung> r tabel. Oleh karena itu maka
kuisioner dalam penelitian ini dapat dikatakan valid (tepat).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis Cronbach Alpha. Butir – butir pernyataan kuesioner dapat
dikatakan reliabel apabila mempunyai alpha ≥ 0,6. Hasil uji reliabilitas
disajikan pada tabel V.2 berikut ini :
Tabel V.2
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Butir – Butir Pernyataan Kuesioner
Variabel Alpha Status Citra Produk (X1) 0.770 Reliabel Harga Jual Produk (X2) 0.654 Reliabel Desain Kemasan Produk (X3) 0.673 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) 0.628 Reliabel
Dari tabel V.2 dapat dilihat bahwa seluruh butir pernyataan
mempunyai nilai alpha ≥ 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa
instrument penelitian tersebut dinyatakan reliabel (Sekaran, 1992 : 287).
B. Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden yaitu identitas pengunjung yang menjadi responden
dalam penelitian ini yang meliputi, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan
frekuensi berkunjung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1. Jenis kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada
tabel V.3
Tabel V.3
Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden
Jumlah Responden (%)
1 Laki-laki 36 37.5 2 Perempuan 60 62.5 Jumlah 96 100.0
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasar tabel V.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 96 responden yang
dijadikan sampel terdapat 36 orang (37.5%) adalah laki - laki dan 60 orang
(62.5%) adalah perempuan.
2. Umur
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur disajikan pada tabel
V.4
Tabel V.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Persentase(%)
1 < 35 Tahun 9 9.4 2 35 - 50 Tahun 37 38.5 3 > 50 Tahun 48 50.0 4 Tidak menjawab 2 2.1 Jumlah 96 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan tabel V.4, dapat dilihat bahwa mayoritas responden berumur
> 50 Tahun yaitu sebanyak 48 (50.0%), diikuti umur 35 - 50 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sebanyak 37 orang (38.5%), kemudian umur < 35 Tahun sebanyak 9 orang
(9.4%), dan ditemukan responden yang tidak menjawab sebanyak 2
responden (2.1%).
3. Pekerjaan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada
tabel V.6
Tabel V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)
1 Pelajar/ mahasiswa 4 4.2 2 Pengusaha/ wiraswasta 18 18.8 3 Pegawai Negeri/ swasta 52 54.2 4 Lain – lain 22 22.9 Jumlah 96 100.0 Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan tabel V.5, dapat dilihat bahwa mayoritas pekerjaan responden
adalah pegawai negeri/swasta sebanyak 52 orang (54.2%), diikuti lain -
lain sebanyak 22 orang (22.9%), kemudian pengusaha/ wiraswasta
sebanyak 18 orang (18.8%) dan pelajar/ mahasiswa sebanyak 4 orang
(4.2%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
B. Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam mendeskripsikan variabel penelitian, nilai rata-rata masing-masing
responden pada masing-masing variabel dikelompokkan (kategorisasi) dalam 5
kelas, seperti yang telah dijelaskan pada Bab III, yaitu :
Tabel V.6
Skala Data Variabel Penelitian
Skala Data Kelas Kategori 1 1,00 – 1,79 Sangat rendah 2 1,80 – 2,59 Rendah 3 2,60 – 3,39 Cukup 4 3,40 – 4,19 Tinggi 5 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
1. Citra Produk
Kuesioner untuk variabel citra produk menggunakan skala data 1-5, dimana skala
1 (satu) menunjukkan responden memiliki kategori penilaian sangat rendah. Skala
5 (lima) menunjukkan responden memiliki penilaian akan citra produk dengan
kategori sangat tinggi. Skala data 1-5 ini dibuat berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan rumus skala interval (Budiasih, 2012). Adapun hasil penelitian
variabel citra produk adalah sebagai berikut :
Tabel V.7 Rangkuman Hasil Penelitian Variabel Citra Produk
Variabel Nilai rata-
rata keseluruhan
Butir Nilai rata-rata
tiap butir
Citra Produk (X1) 3.9870
1 4.1563 2 3.8229 3 3.8646 4 4.1042
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan hasil penelitian untuk citra produk di atas diketahui rata-rata
skor pelanggan terhadap citra produk berdasarkan perhitungan adalah 3.9870.
Maka dengan menggunakan kategori skala data pada tabel V.6 di atas dapat
disimpulkan bahwa responden memiliki penilaian terhadap citra produk yang
tergolong tinggi.
a. Harga Jual Produk (X2)
Kuesioner untuk variabel harga jual produk menggunakan skala data 1-5,
dimana skala 1 (satu) menunjukkan responden memiliki kategori penilaian
sangat rendah. Skala 5 (lima) menunjukkan responden memiliki penilaian
akan harga jual produk dengan kategori sangat tinggi. Skala data 1-5 ini
dibuat berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus skala interval
(Budiasih, 2012). Adapun hasil penelitian variabel Harga Jual Produk
adalah sebagai berikut :
Tabel V.8 Rangkuman Hasil PenelitianVariabel Harga Jual Produk
Variabel Nilai rata-
rata keseluruhan
Butir Nilai rata-rata
tiap butir
Harga Jual Produk (X2)
3.8880
1 3.9375 2 3.9271 3 3.8542 4 3.8333
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan hasil penelitian untuk harga jual produk di atas diketahui rata-
rata skor pelanggan terhadap citra produk berdasarkan perhitungan adalah
3.8880. Maka dengan menggunakan kategori skala data pada tabel V.6 di
atas dapat disimpulkan bahwa responden memiliki penilaian terhadap harga
jual produk yang tergolong tinggi.
b. Desain Kemasan Produk (X3)
Kuesioner untuk desain kemasan produk menggunakan skala data 1-5,
dimana skala 1 (satu) menunjukkan responden memiliki kategori penilaian
sangat rendah. Skala 5 (lima) menunjukkan responden memiliki penilaian
akan desain kemasan produk dengan kategori sangat tinggi. Skala data 1-5
ini dibuat berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus skala interval
(Budiasih, 2012). Adapun hasil penelitian variabel Desain Kemasan Produk
adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel V.9 Rangkuman Hasil Penelitian Variabel Desain Kemasan Produk
Variabel Nilai rata-
rata keseluruhan
Butir Nilai rata-rata
tiap butir
Desain Kemasan Produk (X3)
3.8229
1 3.9688 2 3.8333 3 3.6042 4 3.8021 5 3.9063
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan hasil penelitian untuk desain kemasan produk di atas diketahui
rata-rata skor pelanggan terhadap citra produk berdasarkan perhitungan
adalah 3.8229. maka dengan menggunakan kategori skala data pada tabel
V.6di atas dapat disimpulkan bahwa responden memiliki penilaian terhadap
desain kemasan produk yang tergolong tinggi.
c. Keputusan Pembelian
Kuesioner untuk keputusan pembelian menggunakan skala data 1-5, dimana
skala 1 (satu) menunjukkan responden memiliki kategori penilaian sangat
rendah. Skala 5 (lima) menunjukan responden memiliki penilaian akan
keputusan pembelian dengan kategori sangat tinggi. Skala data 1-5 ini
dibuat berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus skala interval
(Budiasih, 2012). Adapun hasil penelitian variabel Keputusan Pembelian
adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel V.10 Rangkuman Hasil Penelitian Variabel Keputusan Pembelian
Variabel Nilai rata-
rata keseluruhan
Butir Nilai rata-rata
tiap butir
Keputusan Pembelian (Y)
3.9938
1 3.9792 2 4.0521 3 4.0000 4 4.0312 5 3.9063
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan hasil penelitian untuk keputusan pembeliandi atas diketahui
rata-rata skor pelanggan terhadap citra produk berdasarkan perhitungan
adalah 3.8229. Maka dengan menggunakan kategori skala data pada tabel
V.6 di atas dapat disimpulkan bahwa responden memiliki penilaian
terhadap keputusan pembelian yang tergolong tinggi.
D. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel tak bebas
dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak, yang baik jika
memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji dengan
analisis grafik metode yang digunakan adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan
plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
normal, garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonal.
Gambar V.1.
Uji Normalitas
Berdasarkan hasil data pada gambar V.1, maka dapat diketahui bahwa data
model regresi tersebut menyebar disekitar garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas maka dapat dikatakan bahwa data
terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance
dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadi masalah
multikolinieritas. Jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka
tidak terjadi multikolinieritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel V.11
Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 (Constant) Citra Produk .770 1.299 Harga Jual Produk .694 1.441 Desain Kemasan Produk .820 1.220
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil pada tabel V.8 tersebut, maka dalam model regresi tidak
terjadi multikolinieritas yaitu variabel Citra Produk dan Harga Jual Produk
mempunyai VIF < 10 dan tolerance> 0,1. Hal ini berarti tidak terjadi
Multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian
dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas penelitian ini menggunakan metode dengan melihat pola
titik-titik pada scatterplots regresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar V.2
Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Pada gambar V.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka
dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
E.Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan perhitungan regresi berganda antara Citra Produk dan Harga
Jual Produk terhadap Keputusan Pembelian dengan menggunakan program
SPSS 17, diperoleh hasil sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel V.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig
B Std.
Error Beta 1 (Constant) 2.002 .464 4.318 .000
Citra Produk .298 .123 .260 2.425 .017 Harga Jual Produk .010 .084 .013 .119 .906 Desain Kemasan Produk
.200 .083 .254 2.419 .018
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Dari hasil perhitungan tabel V.9, dapat dilihat kedalam bentuk
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 2.002 + 0.298X1 + 0.010X2 + 0.200X3
F.Uji Hipotesis
1. Uji t (Secara Parsial)
Uji t biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing
koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui signifikansi setidaknya
pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y),
yang dilihat dari inteprestasi hasil di kolom sig. dengan dasar pengambilan
keputusan (Sarjono dan Julianita, 2011):
a. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≤
0,05) maka HA diterima dan H0 ditolak, artinya variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Jika nilai probabilitas lebih besar dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≥
0,05) maka H0 diterima dan HA ditolak, variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat..
a. Prosedur pengujian variabel Citra Produk sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho:b1= 0, artinya Citra Produk tidak berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
Ha:b1 0, artinya Citra Produk berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
2) Menentukan taraf signifikansi 0,05
3) Pengambilan keputusan
P value (sig) 0.05 (α)maka Ha diterima.
P value (sig) > 0.05 (α)maka H0 diterima.
Berdasarkan tabel V.9 dapat diketahui bahwa signifikansi Citra
Produk sebesar 0,017≤0.05 (α) maka Ha diterima atau hipotesis nol
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa Citra Produk berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
b. Prosedur pengujian variabel Harga Jual Produk sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho: = 0, artinya Harga Jual Produk tidak berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
Ha: 0,artinya Harga Jual Produk berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2) Menentukan taraf signifikansi 0,05
3) Pengambilan keputusan
P value (sig) 0.05 (α)maka Ha diterima.
P value (sig) > 0.05 (α)maka H0 diterima
Berdasarkan tabel V.9 dapat diketahui bahwa signifikansi harga jual
produk sebesar 0.906>0.05 (α) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan
bahwa harga jual produk tidak berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
c. Prosedur pengujian variabel Desain Kemasan sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho :b1= 0, artinya Desain Kemasan Produk tidak berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Ha :b1 0, artinya Desain Kemasan Produk berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian
2) Menetukan taraf signifikansi 0,05
3) Pengambilan keputusan
P value (sig) 0.05 (α)maka Ha diterima.
P value (sig) > 0.05 (α)maka H0 diterima
Berdasarkan tabel V.9 dapat diketahui signifikansi Desain Kemasan
Produk sebesar 0,018≤0.05(α) maka Ha diterima, atau hipotesis nol
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa Desain Kemasan Produk
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Uji F (Secara Simultan)
Untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel-variabel independen secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen digunakan uji F.
Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan uji F:
a. Predictors: (Constant), Desain Kemasan Produk, Citra Produk, Harga Jual Produk b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Dilihat dari tabel V.10 di atas diperoleh nilai sig. = 0,000 < 0,05 (α),
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya citra produk, harga jual produk
dan desain kemasan produk berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap keputusan pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
D. Pembahasan
Berdasarkanuji F diperoleh hasil nilai signifikansi (p-value) pada uji simultan
(bersama-sama) nilainya sebesar 0,000 < 0,05 (α), sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya citra produk, harga jual produk dan desain kemasan produk
berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian.
Hal ini memperlihatkan bahwa para konsumen memiliki penilaian yang tinggi
terhadap citra produk, harga jual produk dan desain kemasan produk dalam
melakukan pembelian obat herbal Remapo. Dalam melakukan keputusan
pembelian terhadap obat herbal Remapo, konsumen menganggap bahwa citra
produk, harga jual produk dan desain kemasan produk merupakan hal penting
yang harus dipertimbangkan secara bersama - sama.
Berdasarkan tabel V.12 dapat diketahui signifikansi Citra Produk sebesar
0,017. signifikansi 0,017 lebih kecil dari 0,05 (P value (sig) 0.05 (α)maka
Ha diterima) dan hipotesis nol ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa variabel
Citra Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini
dikarenakan responden sebagai pembeli sekaligus konsumen akhir yakin
bahwa Obat herbal Remapo aman untuk dikonsumsi karena menggunakan
bahan alami, di mana dengan bahan alami tersebut maka Obat herbal Remapo
tidak memberikan efek samping, sehingga aman untuk dikonsumsi dalam
jangka panjang. Hal itulah yang menjadikan obat herbal remapo memiliki
citra positif di benak konsumen. Dengan citra yang positif tersebut maka
konsumen yakin bahwa Obat herbal Remapo memberikan efek yang positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
terhadap kesehatan mereka yang kemudian mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen obat herbal Remapo.
Berdasarkan tabel V.12 dapat diketahui signifikansi harga jual produk
sebesar 0.906.signifikansi 0.906 lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol
diterima, jadi dapat disimpulkan harga jual produk tidak berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal itu dikarenakan harga jual
yang ditawarkan obat herbal Remapo sesuai dengan manfaat yang diperoleh
oleh konsumen, meskipun bagi masyarakat golongan menengah ke bawah,
harga jual obat herbal Remapo terbilang cukup mahal namun konsumen yang
rata – rata merupakan masyarakat yang berada di golongan menengah ke
bawah tetap membeli obat herbal Remapo. Hal ini membuktikan bahwa obat
herbal Remapo mampu bersaing dengan obat herbal sejenis lainnya meskipun
dengan harga yang cukup mahal. Maka berdasarkan hal tersebut, dapat
diketahui bahwa harga jual produk tidak mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen selama obat herbal Remapo dapat memberikan manfaat yang
dibutuhkan oleh konsumen.
Berdasarkan tabel V.12 dapat diketahui signifikansi Desain Kemasan
Produk sebesar 0,018. signifikansi 0,018 0.05 (α) maka Ha diterima dan
H0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa desain kemasan produk
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Obat herbal Remapo
merupakan jenis produk kesehatan, di mana dalam memproduksi produk ini,
perusahaan tidak boleh sembarangan karena hal ini menyangkut nyawa
seseorang. Namun selain dari segi bahan baku dan proses produksi, desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kemasan merupakan salah satu hal yang tidak kalah penting. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji secara parsial, di mana variabel desain kemasan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Responden menganggap bahwa
desain kemasan obat herbal Remapo mudah dibuka dan ditutup kembali bila
akan dipakai, kemudian desain kemasan obat herbal Remapo mampu
melindungi produk sehingga produk aman dan tidak mudah terkontaminasi
dengan udara yang kotor. Selain hal itu, responden juga menganggap bahwa
kemasan obat herbal Remapo memiliki desain yang unik dan menarik serta
memberikan keamanan bagi konsumen untuk membuka atau menutup
kemasan produk, dan yang terpenting adalah desain kemasan obat herbal
Remapo sudah sesuai dengan jenis produk yang dijual yaitu obat herbal.
Kesesuaian yang dimaksud di sini adalah kemasan sekunder pada obat herbal
remapo mayoritas berwarna hijau muda dengan ditambah gambar bahan –
bahan herbal di bagian depan kemasan sehingga konsumen dengan melihat
kemasan sudah tahu produk ini merupakan produk apa dan menggunakan
bahan baku apa. Kemudian kemasan primer yang terbuat dari bahan plastik
yang sudah disesuaikan untuk jenis produk obat-obatan, selain mampu
melindungi produk agar awet, kemasan primer ini juga mudah dan aman
untuk dibuka dan ditutup kembali oleh konsumen. Sehingga desain kemasan
produk sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada Bab V maka peneliti memberikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel citra produk, harga jual produk serta desain kemasan produk
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
Obat Herbal Remapo.
2. Variabel citra produk dan desain kemasan produk berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap keputusan pembelian Obat Herbal Remapo sedangkan
untuk harga jual produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian Obat Herbal Remapo.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis pada Bab V maka peneliti dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Konsumen
Konsumen sebaiknya perlu mengetahui akan manfaat dan kegunaan obat
herbal tersebut. Konsumen jangan hanya terpaku akan harga yang murah dari
produk obat herbal tersebut, karena dalam dunia medis harga obat herbal bukan
sebagai patokan akan kesembuhan pasien melainkan citra produk obat herbal
tersebut yang mencakup manfaat, keamanan dan bahan baku yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Bagi Perusahaan
Citra produk yang dibangun perusahaan sudah masuk ke dalam benak
konsumen. Oleh sebab itu, maka perusahaan harus menjaga dan meningkatkan
kualitas produk tersebut untuk mempertahankan kepercayaan konsumen
terhadap obat herbal Remapo. Desain kemasan produk juga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan dapat
meningkatkan kualitas desain kemasan dengan memberikan inovasi – inovasi
terbaru agar penampilan desain kemasan obat herbal Remapo terlihat lebih
menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Daftar Pustaka
Aaker, A. David., 1996, Building Strong Brands, New York : The Free Press
Aaker, A. David., 1997, Manajemen Ekuitas Merek, Jakarta: Mitra Utama
Assauri, Sofjan, 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Basu, Swastha. 1997. Manajemen pemasaran Modern, Edisi ke -2. Yogyakarta:
Liberty.
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo.(2007). Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta.
Buchari, Alma. 1998. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi ke-2.
Bandung: Alpabeta.
Buchari, Alma. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
CV.Alfabeta.
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. 2003. Pemasaran. Edisi
Kedua.Jakarta :Salemba Empat.
Graham, Cateora. (2007). Pemasaran Internasional Edisi 13. Jakarta: Salemba
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 3.5263 4.3426 3.9937 .15508 96 Std. Predicted Value -3.015 2.250 .000 1.000 96 Standard Error of Predicted Value