Kode/Rumpun: 574/Akuntansi LAPORAN HASIL PENELITIAN ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN SEPEDA MOTOR DI KALANGAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MEDAN Dibiayai dengan DIPA Polmed.Kemendikbud Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Nomor: 235/PLS.2/PM/2013 Oleh: ASMALIDAR,S.E.,M.Si NIDN 0019047205 Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2013
48
Embed
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN SEPEDA ... · PDF filekemudahan suku cadang dan biaya perawatan sepeda motor yang terjangkau. ... Sedangkan Suzuki menjadi merek sepeda
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kode/Rumpun: 574/Akuntansi
LAPORAN HASIL PENELITIAN
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN
SEPEDA MOTOR DI KALANGAN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Dibiayai dengan DIPA Polmed.Kemendikbud
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan
Nomor: 235/PLS.2/PM/2013
Oleh:
ASMALIDAR,S.E.,M.Si NIDN 0019047205
Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(UPPM)
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat selesai dilaksanakan. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh fenomena banyaknya masyarakat yang menggunakan sepeda motor
sepeda motor sebagai moda transportasi dalam kegiatan sehari-hari, termasuk mahasiswa
Politeknik Negeri Medan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang faktor-faktor yang
medorong mahasiswa untuk menggunakan sepeda motor dan bagaimana upaya yang dapat
diambil agar mahasiswa menggunakan alternative moda transporatasi lainnya. Dengan
demikian, dapat diambil kebijakan untuk mengurangi kemacetan jalan raya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu penelitian ini,
terutama kepada Politeknik Negeri Medan dan Kementrian Pendidikan Nasional yang
mendanai penelitian ini. Terima kasih juga diucapkan kepada seluruh mahasiswa Politeknik
Negeri Medan yang menjadi responden penelitian ini.
Medan, Oktober 2013
Peneliti
iii
ABSTRAK
Kebutuhan alat transportasi yang semakin meningkat sudah tidak dapat dihindari lagi.
Apalagi kemampuan masyarakat untuk memperoleh atau menggunakan alat transportasi
semakin meningkat akibat pendapatan masyarakat yang juga semakin meningkat. Hal ini juga
berlaku bagi mahasiswa di Politeknik Negeri Medan, yang menggunakan sepeda motor
berbagai merek sebagai moda transportasi sehari-hari. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam menggunakan sepeda
motor sebagai moda transportasi dan faktor-faktor yang menjadi menjadi pertimbangan
dalam pemilihan brand sepeda motor tertentu. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analitical Hierarchy Process (AHP) yang dapat menunjukkan hirarki
prioritas mahasiswa memilih salah satu brand tertentu. Variabel keputusan dalam pemilihan
suatu brand yang dianalisis dalam penelitian ini adalah harga, model, perawatan, harga suku
cadang, pemakaian bahan bakar, kemudahan mendapatkan suku cadang dan harga jual
kembali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang menjadi pertimbangan
dalam membeli sepeda motor adalah kenyamanan sepeda motor, pertimbangan adalah harga
jual kembali sepeda motor, keiritan sepeda motor dalam mengkonsumsi bahan bakar serta
kemudahan suku cadang dan biaya perawatan sepeda motor yang terjangkau. Sedangkan
ketersediaan varian sepeda motor dan harga sepeda motor bukan merupakan faktor penting
yang menjadi pertimbangan dalam membeli sepeda motor. Merek sepeda motor yang paling
disukai mahasiswa Politeknik Negeri Medan adalah Honda. Kemudian disusul oleh Yamaha
dan Kawasaki. Sedangkan Suzuki menjadi merek sepeda motor yang kurang digemari oleh
mahasiswa.
Keywords: Analitical Hierarchy Process, brand, moda transportasi, pilihan sepeda motor
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan Penelitian 3
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Teori Permintaan 4
2.2. Bauran Pemasaran 4
2.3. Brand 6
2.4. Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian 8
BAB III METODE PENELITIAN 10
3.1. Jenis dan Sumber Data 10
3.2. Lokasi Penelitian 10
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 11
3.4. Metode Analisis 11
3.5. Penerapan Model AHP dalam Identifikasi Faktor Penentu
Konsumen dalam Memilih Sepeda Motor
20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN 22
4.1. Karakteristik Responden 22
4.2. Faktor Pendorong Penggunaan Sepeda Motor sebagai Moda
Transportasi Utama
27
4.3. Faktor Pertimbangan dalam Pemilihan Merek Sepeda Motor 29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 31
5.1. Kesimpulan 31
5.2. Saran 31
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman
Gambar 3.1 Struktur Hirarki Penelitian 21
Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden 22
Gambar 4.2 Asal Responden 23
Gambar 4.3 Jumlah Sepeda Motor yang Dimiliki oleh Rumah Tangga
Responden
23
Gambar 4.4 Cara Responden Membeli Sepeda Motor 24
Gambar 4.5 Kondisi Sepeda Motor yang Dibeli Responden 25
Gambar 4.6 Kepemilikan Surat Izin Mengemudi 26
Gambar 4.7 Faktor Penentu Pembelian Sepeda Motor 29
Gambar 4.8 Merek Sepeda Motor yang Dipilih Mahasiswa 30
vi
DAFTAR TABEL
No Judul Tabel Halaman
Tabel 1.1 Produksi, Penjualan dan Ekspor Sepeda Motor Indonesia 2
Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Berpasangan 16
Tabel 3.2 Skala Penilaian Perbandingan 17
Tabel 3.3 Pembangkit Random (RI) 19
Tabel 4.1 Jangka Waktu Responden Mengganti Sepeda Motor yang Lama
dengan yang Sepeda Motor Baru
24
Tabel 4.2 Jenis Moda Transportasi ke Kampus yang Lebih Disenangi 26
Tabel 4.3 Faktor Pendorong Mahasiswa Menggunakan Sepeda Motor ke
Kampus
27
Tabel 4.4 Pilihan Moda Transportasi jika Terjadi Peningkatan Harga BBM 28
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Tabel Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 34
Lampiran 2 Hasil Print Out Analisis AHP dengan Expert Choice 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun
terakhir. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 2005
– 2010 mencapai 5,7% per tahun (BPS, 2011). Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
tersebut menyebabkan kebutuhan alat transportasi yang cukup tinggi pula. Untuk
menjalankan aktivitasnya sehari-hari, masyarakat membutuhkan alat transportasi semakin
besar. Ditambah lagi pertumbuhan penduduk Indonesia yang rata-rata mencapai 1,49% setiap
tahun, sehingga pada tahun 2010 berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
Indonesia mencapai 237,6 juta.
Kebutuhan alat transportasi yang semakin meningkat sudah tidak dapat dihindari lagi.
Apalagi kemampuan masyarakat untuk memperoleh atau menggunakan alat transportasi
semakin meningkat akibat pendapatan masyarakat yang juga semakin meningkat. Pada tahun
2005, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia sebesar US$ 1.250. Pendapatan per kapita
tersebut meningkat sebesar 107% pada tahun 2010, menjadi US$ 2.590 (setara dengan
Rp24,3 juta). Besarnya pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat, menyebabkan
masyarakat memiliki kemampuan untuk membeli alat transportasi seperti mobil, sepeda
motor dan lain-lain. Khususnya bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, saat ini
sepeda motor menjadi pilihan yang paling utama sebagai alat transportasi. Berdasarkan data
BPS jumlah sepeda motor di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 28,5 juta unit meningkat
jumlahnya menjadi 61,1 juta unit pada tahun 2010 atau tumbuh 114 persen.
Pemilihan sepeda motor sebagai alat transportasi bagi masyarakat golongan menengah ke
bawah dilatarbelakangi pada berbagai faktor seperti pendapatan yang masih belum begitu
besar, transpotasi umum yang semakin buruk, harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang
murah, keiritan penggunaan BBM, dan pengaturan waktu perjalanan yang lebih fleksibel.
Faktor lain yang juga mendukung meningkatnya penggunaan sepeda motor di kalangan
masyarakat yakni mudahnya masyarakat membeli sepeda motor dengan cara kredit. Beberapa
lembaga pembiayaan seperti ADIRA, WOM Finance, dan lain-lain memberikan kemudahan
2
bagi masyarakat khususnya masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah untuk
membeli sepeda motor.
Pada saat ini pasar sepeda motor dikuasai oleh beberapa brand seperti Honda, Yamaha,
Suzuki dan Kawasaki. Produksi sepeda motor tersebut sudah dilakukan di Indonesia, bahkan
Indonesia sudah mampu mengekspor sebagian sepeda motor yang diproduksi ke luar negeri.
Pada tahun 2006, produksi sepeda motor Indonesia berjumlah 4.458.886 unit. Lima tahun
kemudian (2011), produksi sepeda motor Indonesia menjadi 8.006.293 unit atau tumbuh
79,5%. Besarnya pertumbuhan produksi sepeda motor Indonesia menunjukkan bahwa
permintaan sepeda motor di Indonesia semakin meningkat.
Tabel 1.1 Produksi, Penjualan dan Ekspor Sepeda Motor Indonesia
Tahun Produksi Penjualan Ekspor
2006 4.458.886 4.428.274 42.448
2007 4.722.521 4.688.263 25.632
2008 6.264.265 6.215.831 62.968
2009 5.884.021 5.881.777 29.815
2010 7.395.390 7.398.644 29.395
2011 8.006.293 8.043.535 31.357
Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2012
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa produksi dan penjualan sepeda motor di
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun 2006 hingga 2010.Hanya saja
pada tahun 2009, jumlah produksi dan penjualan mengalami penurunan dibanding tahun
2008, diakibatkan terjadinya krisis ekonomi global. Namun pada tahun 2010, produksi dan
penjualan sepeda motor mengalami peningkatan kembali. Hingga tahun 2011, produknya
telah mencapai 8.006.293, sedangkan penjualannya mencapai 8.043.535. Setiap hari
penjualan sepeda motor mencapai 24.429 unit per hari. Lebih besarnya statistik penjualan
sepeda motor dibandingkan produksi sepeda motor menunjukkan adanya sepeda motor impor
yang masuk ke Indonesia. Saat ini dalam Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI),
yang menjadi anggotanya antara lain Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kanzen, dan TVS.
Sedangkan brand sepeda motor lainnya masih tidak begitu besar kontribusinya, dan brand ini
diimpor dari negara asalnya. Kelebihan dari produksi sepeda motor Indonesia diekspor ke
beberapa negara.
3
Bagi mahasiswa, sepeda motor juga merupakan alat transportasi yang paling banyak
digunakan. Penggunaan sepeda motor menjadi alternatif moda transportasi yang mendukung
kegiatan mobilitas mahasiswa. Brand sepeda motor yang digunakan mahasiswa juga sangat
beragam, namun hampir keseluruhannya masih terkonsentrasi pada brand tertentu seperti
Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Persaingan yang ketat membuat para produsen
sepeda motor mengarahkan penjualannya kepada mekanisme pasar, bagaimana
memposisikan pemasar untuk selalu dapat mengembangkan inovasi bentuk dan fitur sepeda
motor.
Berdasarkan data dari AISI (2012), pencapaian penjualan sepeda motor cukup beragam.
Sepanjang Januari hingga April 2012, produsen Honda berhasil membukukan penjualan
1.408.744 unit, pada bulan April 2012, produk Honda mampu terserap pasar sebanyak
344.349 unit. Catatan apik ini membawa Honda di peringkat pertama pasar motor di Tanah
Air, meninggalkan kompetitor lainnya. Sementara itu, Yamaha berada di posisi kedua.
Produsen berlambang garpu tala ini menorehkan penjualan 236.185 unit di bulan April,
adapun total penjualan dari Januari-April sebanyak 948.473 unit. Posisi selanjutnya masing-
masing diisi oleh Suzuki dan Kawasaki. Total penjualan Suzuki dari Januari-April sebanyak
168.084 unit, sedangkan di bulan April mereka menjual 30.385 unit. Kawasaki yang masih
mengandalkan segmen motor sport mencatatkan penjualan sebanyak 9.717 unit di bulan lalu,
dengan total penjualan 41.210 unit sepanjang 2012. Dengan demikian persaingan penjualan
sepeda motor di Indonesia cukup tinggi.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat maka produsen sepeda motor harus
mampu memberikan kepuasan terhadap konsumennya seperti menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik, harga lebih murah, suku cadang yang terjamin, dan performa mesin.
Mahasiswa sebagai salah satu konsumen sepeda motor juga memiliki faktor-faktor
pendukung dalam memilih satu brand tertentu.
Berdasar uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis tentang Faktor Penentu pemilihan
sepeda motor di kalangan mahasiswa Politeknik negeri Medan. Di samping itu, semakin
banyaknya jumlah siswa menyebabkan semakin banyaknya kenderaan bermotor. Peminatan
terhadap sepeda motor tertentu didukung oleh beberapa faktor. Kajian ini akan mengalisis
faktor yang mempengaruhi pemilihan kenderaan roda dua pada Mahasiswa Politeknik
Medan.
4
1.2. Permasalahan Penelitian
Masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor apa yang mendorong mahasiswa Politeknik Negeri Medan menggunakan sepeda
motor sebagai moda tranportasi ke kampus?
2. Faktor-faktor apakah yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan brand sepeda motor
bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis faktor-faktor yang mendorong mahasiswa Politeknik Negeri Medan
menggunakan sepeda motor sebagai moda transportasi ke kampus
2. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan brand sepeda
motor bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Medan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang faktor utama yang menyebabkan mahasiswa Politeknik
negeri Medan menggunakan sepeda motor sebagai moda tranportasi ke kampus.
2. Menjelaskan faktro-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan brand sepeda
motor oleh mahasiswa Politeknik Negeri Medan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara sederhana, pemilihan seseorang terhadap pembelian suatu barang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Dalam teori mikro ekonomi ditunjukkan bahwa ada pengaruh yang negatif
antara harga barang dan jumlah barang yang diminta. Dalam pengembangannya faktor-faktor
yang menentukan seseorang dalam memilih sepeda motor dapat dilandasi oleh beberapa
variabel seperti faktor keamanan, kenyamanan, biaya, waktu, fitur kenderaan dan promosi.
2.1.Teori Permintaan
Permintaan merupakan jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen pada tingkat
harga yang berlaku tertentu. permintaan (demand) sebagai barang atau jasa yang rela dan
mampu dibeli oleh konsumen. Sementara itu, Sukirno (2002) menjelaskan teori permintaan
sebagai bagaimana seseorang atau atau konsumen sebagai pembeli memiliki sikap bahwa jika
harga suatu barang semakin meningkat maka jumlah barang yang diminta menjadi semakin
menurun.
Hukum permintaan menjelaskan bahwa ada hubungan negatif antara harga dan permintaan.
Hukum permintaan menyatakan bahwa bila harga suatu barang mengalami kenaikan maka
permintaan akan mengalami penurunan.
Selain harga, faktor yang dapat mempengaruhi permintaan barang antara lain adalah selera,
trend, promosi, pendapatan masyarakat, dan lain-lain. Dengan berubahnya variabel-variabel
tersebut maka akan menyebabkan terjadinya perubahan pada permintaan barang.
2.2. Bauran Pemasaran
Dalam meningkatkan penjualannya, maka salah upaya yang dilakukan oleh produsen adalah
melaksanakan bauran pemasaran atau marketing mix. Kegiatan ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang positip terhadap penjualan produk. Persaingan industri sejenis
yang semakin ketat, menyebabkan setiap perusahan harus dapat melakukan strategi bauran
pemasaran yang tepat sehingga dapat memenangkan persaingan.
Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan mengkombinasikan empat variabel
dalam strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Menurut
6
Swasta dan Irawan (2002), marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur
harga, kegiatan promosi dan kegiatan distribusi.
Adapun penjelasan terhadap kegiatan-kegiatan dalam bauran pemasaran adalah:
1. Produk (Product)
Produk adalah variabel pemasaran yang berhubungan langsung dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen. Produk dari suatu barang merupakan bagian terpenting dari kegiatan
pemasaran karena jika produsen yang menghasilkan produk yang tidak baik, maka produk
tersebut akan tidak disenangi oleh konsumen. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan
keinginan konsumen dan dengan demikian produk tersebut menjadi diminati oleh masyarakat
dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi produsen.
2. Harga (Price)
Harga merupakan nilai dari suatu barang yang ditetapkan oleh produsen. Respon yang
diberikan oleh responden dapat bernilai positip dan dapat pula bernilai negatip. Produsen
akan berespon positip jika harga barang masih lebih rendah dibandingkan harga barang
sejenis di wilayahnya atau masyarakat merasa bahwa barang yang dibeli olehnya masih
relatif terjangkau. Penentuan harga harus berlandaskan kepada harga barang sejenis,
perbedaan produk yang dipasarkan, dan biaya memproduksi barang tersebut.
3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran suatau barang. Hal ini
disebabkan karena promosi dapat menimbulkan perubahan dari perusahaan. Promosi tidak
hanya dilakukan oleh perusahaan atau penjual jasa tetapi juga oleh pembeli yang sering
menggunakanannya dengan menggunakan biro jasa promosi.
4. Tempat (Place)
Tempat mengacu kepada dimana barang tersebut akan dipasarkan. Suatu wilayah memiliki
kekhasan masing-masing. Keputusan suatu pimpinan perusahaan untuk menjual suatu produk
pada suatu barang dapat berbeda harganya untuk tempat lain.
7
2.3. Brand
Brand atau merek merupakan atribut yang mencerminkan identitas yang dapat membedakan
suatu produk perusahaan dengan produk pesaing. Brand perlu diciptakan, dipelihara,
dilindungi untuk meningkatkan citra suatu produk. Para pakar pemasaran mengatakan bahwa
pemberian brand adalah seni dan bagian yang paling penting dalam pemasaran. Selain itu,
brand juga dapat membantu perusahaan untuk menjelaskan posisi pasar dari produk. Brand
menjadi cerminan bagaimana kualitas, nilai, dan karakter dari suatu produk.
Pengertian brand menurut Simamora (2001) adalah nama, tanda, istilah, symbol, desain atau
kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensial (membedakan)
barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain. Sedangkan Lamb,
Hair dan McDaniel (2001) berpendapat bahwa pengertian brand sebagai suatu nama, istilah,
symbol, desain atau gabungan keempatnya, yang mengindentifikasikan produk para penjual
dan membedakannya dari produk pesaing.
Pada hakikatnya brad mengindentifikasikan penjual dan pembeli. Menurut Kotler (2000),
brand memiliki enam tingkatan yakni:
1. Atribut (merek mengingatkan pada atribut-artibut tertentu)
2. Manfaat (merek diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional)
3. Nilai (merek menggambarkan nilai dari produsen)