ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELIGENCES SYSTEM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MALIK IBRAHIM GRESIK “Full Day School” SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: AZIS NURKHOLIK NIM: 073511045 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
92
Embed
ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl... · Keluarga besar Pondok Pesantren Roudlatutt Tholibin Tugurejo Tugu Semarang,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELIGENCES
SYSTEM (MIS)
di SMP YAYASAN ISLAM MALIK IBRAHIM GRESIK
“Full Day School”
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam
Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
AZIS NURKHOLIK
NIM: 073511045
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak
berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini
tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang
penulis jadikan rujukan.
Semarang, 2 Desember 2011
Deklarator,
Azis Nurkholik
NIM: 073511045
iii
Nota Pembimbing
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiya
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan ba
naskah skripsi dengan:
Judul : ANALIS
MATEM
SYSTEM
GRESIK
Nama : Azis Nurk
NIM : 07351104
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matemati
Saya memandang bahwa nas
Tarbiyah IAIN Walisongo un
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
iv
Semarang, Desemb
arbiyah
. Wb.
kan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arah
ALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMB
TEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INT
EM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MAL
ESIK “Full Day School”
is Nurkholik
511045
tematika
wa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan k
ngo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.
Wb.
esember 2011
, arahan dan koreksi
PEMBELAJARAN
INTELIGENCES
MALIK IBRAHIM
kan kepada Fakultas
Nota Pembimbing
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiya
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan ba
naskah skripsi dengan:
Judul : ANALIS
MATEM
SYSTEM
GRESIK
Nama : Azis Nurk
NIM : 07351104
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matemati
Saya memandang bahwa nas
Tarbiyah IAIN Walisongo un
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
v
Semarang, Desember
arbiyah
. Wb.
kan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arah
ALISIS PENERAPAN STRATEGI PEMB
TEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INT
EM (MIS) di SMP YAYASAN ISLAM MAL
ESIK “Full Day School”
is Nurkholik
511045
tematika
wa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan k
ngo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.
Wb.
ember 2011
, arahan dan koreksi
PEMBELAJARAN
INTELIGENCES
MALIK IBRAHIM
kan kepada Fakultas
vi
ABSTRAK
Judul : Analisis Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika
Berbasis Multiple Inteligences System di SMP Yayasan Islam
Malik Ibrahim Gresik “Full Day School”
Penulis : Azis Nurkholik
NIM : 073511045
Skripsi ini membahas penerapan strategi pembelajaran matematika berbasis
Multiple Inteligences System di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim Gresik “Full Day
School”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: 1). Bagaimana
Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple Inteligences System di
SMP YIMI Gresik “Full Day School”, 2). Bagaimana Pelaksanaan Strategi
Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik
“Full Day School”, 3). Bagaimana Sistem Evaluasi Pembelajaran Strategi Pembelajaran
Matematika Berbasis Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day
School”.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian kualitatif.
Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif analisis. Dalam
mengumpulkan datanya menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi,
dokumentasi, dan wawancara/interview. Metode analisis data yang dipakai dengan
sistem triangulasi data untuk menguji keabsahan data yang diperoleh. Data yang
diperoleh dari hasil observasi, interview dan dokumentasi direduksi untuk mendapatkan
kesimpulan yang valid.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; penerapan strategi pembelajaran
matematika berbasis Multiple Intelligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day
School” secara umum telah berjalan dengan baik. Guru telah melakukan proses
perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi pembelajaran sesuai dengan standar proses
pembelajaran sebagaimana diatur dalam permendiknas No. 41 tahun 2007 yang
diintegrasikan dengan konsep Multiple Inteligences System.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebijakan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Q.S. Al-Baqarah :286)
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student
centered) merupakan salah satu solusi atas permasalahan tersebut. Salah satu
system pembelajaran ini adalah pembelajaran berbasis Multiple Inteligences.
Strategi pembelajaran berbasis Multiple Inteligences System (MIS) merupakan
sebuah sebuah strategi pembelajaran yang mengacu pada teori Multiple
Inteligences. Strategi pembelajaran ini mengacu pada keberagaman kompetensi
individual peserta didik, selanjutnya dikembangkan untuk mencapai
kemampuan yang optimal. Penerapan Multiple Inteligences System (MIS)
dalam dunia pendidikan sangat membantu dalam menentukan strategi
pembelajaran paling tepat untuk setiap anak.
Untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences,
guru atau sekolah terlebih dahulu melakukan Multiple Inteligences Research
(MIR). MIR biasanya berbentuk kuisioner yang dibuat untuk mengetahui
kecenderungan kecerdasan peserta didik. Dari hasil MIR akan diketahui gaya
belajar setiap anak dan dipakai sebagai referensi dalam meilih strategi paling
efektif. Strategi pembelajaran merupakan salah satu variabel yang
8 Imam Zakariya Yahya bin Syaraf An Nawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon, Darul Kutub Al- Ilmiah, 676 Hijriah). Hlm. 370.
7
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dengan pemakaian strategi
pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar anak, akan mempermudah
pemahaman anak terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dengan demikian tujuan pembelajaran akan mudah dicapai dan prestasi peserta
didik dapat di atas rata-rata.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti penerapan strategi
pembelajaran matematika berbasis Multiple Inteligences System (MIS).
Sebagai sebuah strategi pembelajaran, Multiple Inteligences System hendaknya
melekat dengan sistem pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu keberhasilan
penerapan strategi pembelajaran ini sangat ditentukan oleh sistem yang
dipakai lembaga pendidikan tersebut.
SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Gresik “Full Day School”
merupakan salah satu sekolah yang menjadi pelopor pelaksanaan Multiple
Inteligeces System (MIS) dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana
dipaparkan oleh Munif Chatib, mantan direktur sekolah YIMI, pada awalnya
SMP YIMI Gresik “Full Day School” merupakan salah satu sekolah yang
terpinggirkan karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini.
Hal ini terjadi tidak bisa lepas dari problem keterbatasan fasilitas maupun
tenaga pendidik, lantaran harus berbagi dengan Madrasah Ibtidaiyah.
Akibatnya sekolah ini hanya diminati oleh peserta didik dari kalangan bawah,
tentunya dengan kompetensi apa adanya.
Menyadari problematika tersebut, akhirnya segenap pengurus yayasan
sepakat untuk melakukan perombakan sistem. Mereka sepakat untuk memilih
Multiple Inteligences System (MIS) karena keunikan dan kelebihanya.
Akhirnya upaya tersebut berhasil, melalui penerapan MIS diintegrasikan
dengan sistem “Full Day School”, sekolah yang awalnya terbelakang ini
akhirnya mampu menjadi salah satu sekolah unggulan meski dengan input
peserta didik yang biasa-biasa saja. Prestasi nilai rata-rata Ujian Nasional
peserta didiknya mampu bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan (termasuk
SMP RSBI) lainnya di kabupaten Gresik.
8
Berdasarkan uraian tentang keunikan Multiple Inteligences System (MIS)
dan pemanfaatanya tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian terkait
“Analisis Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple
Inteligences System (MIS) di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim Gresik
Full Day School”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, antara lain:
1. Bagaimana Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis
Multiple Intelligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”?
2. Bagaimana Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis
Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”?
3. Bagaimana Sistem Evaluasi dalam Strategi Pembelajaran Matematika
berbasis Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day
School”?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui Perencanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis
Multiple Inteligences System yang berjalan di SMP YIMI Gresik “Full
Day School”.
2. Mengetahui Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Matematika berbasis
Multiple InteligencesSystem di SMP YIMI Gresik “Full Day School”.
3. Mengetahui Sistem Evaluasi dalam Strategi Pembelajaran berbasis
Multiple Inteligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan setidaknya memiliki dua manfaat, yakni:
1. Manfaat teoritis
9
a. Memperkaya khazanah keilmuan tentang penyelenggaraan strategi
pembelajaran matematika berbasis Multiple Inteligenges System
b. Memenuhi salah satu persyaratan untun memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai informasi berharga bagi para praktisi pendidikan maupun
lembaga-lembaga terkait dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan.
b. Sebagai referensi baru dalam penerapan sistem pembelajaran
matematika yang lebih baik.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari Indriana Puji (Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Surakarta) yang berjudul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Matematika Berbasis Multiple Intelligences With Games Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (PTK Kelas VII Semester Genap SMP
Nurul Islam Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran: 2010/2011) menunjukkan bahwa
hasil belajar peserta didik dapat meningkat secara aktif dan menikmati proses
pembelajaran. Selain itu, dalam kedua buku Munif Chatib, “Sekolahnya Manusia”
dan “Gurunya Manusia” dipaparkan tentang keberhasilan strategi Multiple
Inteligences System (MIS) untuk meningkatkan prestasi peserta didik di beberapa
sekolah yang menerapkannya.
Berangkat dari beberapa referensi tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan kajian serupa, namun dengan fokus yang berbeda. Adapun
fokus yang menjadi penekanan pada penelitian kali ini mengacu pada rumusan
masalah yakni untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika
berbasis Multiple Inteligences System (MIS) di SMP YIMI Gresik “Full Day
School”. Adapun analisis ditekankan untuk mengidentifikasi kelebihan-
kekurangan dan problematika yang muncul dalam penerapan pembelajarannya.
B. Kerangka Teoritik
1. Analisis
Analisis merupakan kata serapan berasal dari kata bahasa Inggris
analyze yang berarti memisah-misahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, analisis diartikan sebagai bentuk penyelidikan terhadap suatu
11
peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya).1
Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan analisis
meliputi:
a) Analisis Pendahuluan
Analisis persiapan atau pendahuluan ini merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan ketika
melakukan tindakan di lapangan. Hal yang perlu diperhatikan pada
tahap ini mencakup latar belakang sekolah, alasan pemakaian
system, penyusunan rencana pembelajaran, maupun latar belakang
kompetensi peserta didik.
b) Analisis Proses atau Tindakan
Analisis tindakan dilakukan saat praktik pembelajaran
dilaksanakan. Hal-hal yang diamati dalam proses ini adalah respon
peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Pedoman dalam
melakukan analisis proses atau tindakan ini adalah rencana
pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.
c) Analisis Akhir
Analisis akhir dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran dan
merupakan simpulan terhadap proses perencanaan sampai
pelaksaan pembelajaran yang berlangsung. Analisis akhir ini
bertujuan untuk memberikan masukan atau solusi terhadap proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Selanjutnya hal ini dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyususnan rencana
pembelajaran berikutnya.
Adapun analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan
pengamatan lapangan dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
1 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV. Widya
Karya, 2010), hlm. 37
12
yang muncul dalam penerapan pembelajaran Matematika berbasis Multiple
Inteligences System (MIS) di SMP YIMI Gresik “Full Day School”.
2. Strategi Pembelajaran
Hamdani menyatakan secara umum strategi dapat diartikan sebagai
suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada
tujuan.2 Tujuan pembelajaran sendiri terangkum dalam standar kompetensi
yang telah ditentukan oleh guru sebelum melakukan kegiatan belajar megajar.
Upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan ini tentunya mencakup segala
aktivitas yang akan dilakukan terkait perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasi tindakan.
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesa, disebutkan
bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).3 Sebagai sebuah sistem
perencanaan, strategi memiliki peranan penting dalam menentukan
tercapainya tujuan pembelajaran. Karenanya pemilihan strategi pembelajaran
yang tepat oleh setiap guru menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan.
Adapun ciri-ciri strategi menurut Stoner dan Sirait (sebagaimana
dikutip Hamdani), adalah sebagai berikut.
a. Wawasan Waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu
waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan
waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya.
b. Dampak. Walupun hasil akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidak
langsung terlihat untuk jangka waktu yang lama, dampak akhir akan
sangat berarti.
2 Hamdani, Strategi Belajar-Mengajar, hlm. 18 3 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 500
13
c. Pemusatan Upaya. Sebuah strategi yang efektif biasanya
mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap
rentang sasaran yang sempit.
d. Pola Keputusan. Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan
keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-
keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mengikuti pola
yang konsisten.
e. Peresapan. Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang
luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan
operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam
kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua tingkatan organisasi
bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat
strategi.4
Menurut Dick dan Carey (sebagaimana dikutib Hamzah B.
Uno) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran,
yaitu:5
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan secara menarik akan
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara guru
memperkenalkan materi pelajaran hendaknya melalui contoh
ilustrasi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan
menumbuhkan kesadaran pada diri peserta didik mengenai manfaat
belajar. Dalam kegiatan ini setidaknya guru menyampaikan dua hal
penting. Pertama, tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan.
Kedua, apersepsi berupa kegiatan yang menunjukkan keterkaitan
antara materi sebelumnya dengan materi baru yang akan dipelajari.
4 Hamdani, Strategi Belajar-Mengajar, hlm. 18-19 5 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatifdan efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. IV, hlm. 3-7
14
b. Penyampaian Informasi
Penyampaian materi merupakan kegiatan inti dalam proses
pembelajaran. Dalam penyampaian materi ini, guru berpedoman
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik.
c. Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centred,peserta didik merupakan pusat
dari suatu kegiatan belajar. Dalam hal ini dikenal istilah CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif), yang maknanya bahwa proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif
melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
d. Tes
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran.
Serangkaian tes umum yang dilakukan oleh guru ini bertujuan
untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dan tingkat
penguasaan ketrampilan belajar peserta didik.
e. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan lanjutan atau sering yang disebut dengan flow up
hendaknya dilakukan oleh setiap guru. Tindak lanjut ini bisa berupa
remedial bagi peserta didik yang belum tuntas, atau pengayaan
setelah semuanya dinyatakan tuntas.
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran sebagaimana didefinisikan oleh Oemar Hamalik
merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
15
internal material fasilitas dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.6
Pembelajaran secara umum adalah suatu proses belajar mengajar.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya juga suatu proses
yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta
didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbingan/bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar.7
Perlu dipahami pula bahwa aktivitas belajar ditekankan pada
terjadinya perubahan tingkah laku manusia, sehingga belajar cenderung
melakukan aktivitas. Belajar berdasar aktifitas secara umum jauh lebih efektif
daripada yang didasarkan presentasi atau ceramah karena peserta didik tidak
sepenuhnya terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Dave Maler, gerakan fisik dapat meningkatkan proses
mental peserta didik sebab otak manusia yang terlibat dalam dalam gerakan
tubuh (korteks motor) terletak tepat di sebelah bagian otak yang digunakan
untuk berpikir dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, menghalangi
gerakan tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal,
sebab melibatkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.8 Kegiatan belajar
dalam proses pembelajaran merupakan subsistem yang saling berkaitan antara
satu dengan yang lain secara fungsional,sebagaimana firman Allah dalam Al-
qur’an surat An-Nahl ayat 78 berikut:
6 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 57 7 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, cet. 3 (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), hlm. 29. 8 Dave Maier, The Accelerated Learning Hand Book, terj. Rahmani Astuti, (Bandung: Kaifa,
“Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena
pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru.”
Menurut Amin Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim
dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.10
Sementara itu Ismail SM dalam bukunya “PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan)”, menyebutkan bahwa
istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal
dengan istilah Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM).11 Dalam proses pembelajaran melibatkan dua pihak, yaitu
9 Sholeh Abdul Aziz, Abdul Majid, Attarbiyah Waturuqu Al-Tadris, Juz 1, (Mekka : Darul
Ma’arif, t.th), hlm. 169 10 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di
SMP, (Makalah Bahan Penelitian Bagi Guru-Guru Pelajaran Matematika SMP se Jawa Tengah di Semarang tahun 2006), hlm. 1.
11 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Grup, 2008), hlm. 9
17
guru dan peserta didik yang di dalamnya mengandung dua proses sekaligus,
yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning).
Dari penjelasan di atas dapat didefinisikan kembali bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan di dalam tingkah laku yang tampak
sebagai hasil dari pengalamannya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa dimaksud dengan
pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi dalam kegiatan belajar
mengajar yang terjadi antara guru, peserta didik dan lingkungan sekitar dalam
menguasai beberapa kompetensi terkait matematika.
Mengenai pengertian matematika sendiri, ada beberapa pendapat yang
telah dikemukakan oleh beberapa tokoh. Menurut Abdul Halim Fathani,
“matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi
secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan
tentang penalaran yang logika dan masalah yang berhubungan dengan
bilangan.”12
Sementara itu munurut Johnson dan Myklebust (sebagimana dikutip
oleh Mulyono Abdurrahman), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi
praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan
keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Lerner juga mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa
simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan
kuantitas.13
12 Abdul Halim Fathani, Matematika dan Logika, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2009), hlm. 19 13 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1999), hlm. 252
18
Dari beberapa definisi tentang matematika di atas, dapat disimpulkan
bahwa matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan angka, struktur
dan hubungan-hubunganya yang diatur secara terorganisasi menurut urutan
yang logis dan matematis.
Dari berbagai sudut pandang ilmuwan dalam mendefinisikan
matematika, menurut R. Soedjadi, ada beberapa karakteristik matematika
sebagai berikut:14
a. Memiliki objek yang abstrak
b. Bertumpu pada kesepakatan
c. Berpola pikir deduktif
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti
e. Memerhatikan semesta pembicaraan
f. Konsisten dalam sistemnya.
Ada beberapa teori yang mendukung pembelajaran matematika di atas,
diantaranya sebagai berikut:
a. Teori Metakognitif
Arends, mengemukakan pengetahuan metakognitif merupakan
pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau
kemampuan untuk menggunakan strategi-strategi belajar tertentu
dengan benar. Sementara itu Howard, menyatakan keterampilan
metakognitif diyakini memegang peranan penting pada banyak tipe
aktivitas kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian
(attention), ingatan (memory), dan pemecahan masalah.15
14 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Perguruan Tinggi, Departement Pendidikan Nasional, 1990), hlm. 13 15 Teori Belajar dan Pembelajaran _ Teori-teori Klasik _ Teori-teori Belajar Proses _ Teori-
teori Kognitif _ Matematika IPA.htm, diunduh, 25 September 2011.
19
Teori metakognitif ini merekomendasikan agar guru mengakui
keragaman kompetensi yang dimiliki setiap individu. Dengan
demikian peserta didik hendaknya diberikan kemerdekaan untuk
memahami pembelajaran sesuai kompetensinya masing-masing yang
cenderung bervariasi.
b. Teori L. Cronbach dan R. Snow
Konsep Attidute-Treatment-Interaction (ATI) menurut
Cronbach dan Snow bahwa beberapa strategi instruksional berefek dan
berfungsi berbeda-beda pada setiap individu tergantung pada
kemampuan-kemampuan khusus dari individu tersebut. ATI
menyarankan bahwa hasil pembelajaran yang optimal dapat terjadi
apabila metode pengajarannya sesuai dan cocok dengan kemampuan
aptidute dari si anak (individu yang belajar). Hal ini merupakan
kerangka acuan bagi strategi pengajaran yang menggunakan
pendekatan individu.16
c. Teori Spiro, P. Feltovitch dan R. Coulson
Teori ini berpendapat bahwa setiap orang memiliki fleksibilitas
kognitif, yaitu kemampuan untu menyusun pengetahuan yang
dimilikinya ke dalam berbagai hal yang dilakukan pada proses
adaptasi serta merupakan reaksi dari situasi-situasi yang menuntutnya
untuk berubah. Aplikasi teori ini banyak digunakan di dalam metode
pendidikan dan pengajaran yang menekankan pada “cara
pemberian/mempresentasikan” konsep dan informasi dari berbagai
16
Agnes Tri Harjaningrum, dkk., Peranan Orang Tua Dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori Dan Tren Pendidikan, (Jakarta: Prenada, 2007), hlm.14-15
20
sudut pandang untuk memberikan pemahaman yang baik dalam proses
belajar.17
d. Teori Multiple Inteligences Howard Gardner
Teori ini menjelaskan adanya delapan tipe kecerdasan manusia
yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memilih strategi
pembelajaran yang tepat. Metode tersebut mendeteksi gaya belajar
peserta didik, yang memahami apa yang peserta didik mau, dan
memanusiakan manusi.18 Relevansi teori multiple intelligences dengan
pembelajaran matematika adalah penyajian konsep-konsep matematika
akan lebih mengena jika dikaitkan dengan karakter (tipikal) masing-
masing anak. Hal ini sangat penting untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif dan menyenangkan.
4. Multiple Inteligences)
Multilple Inteligences atau yang sering dikatakan dengan sistem
kecerdasan majemuk ditemukan pertama kali oleh Howard Gardner, psikolog
dari Harvard University. Gardner menyatakan bahwa, kecerdasan seseorang
dapat dikelompokkan menjadi delapan jenis, yaitu kecerdasan linguistik,
Teori multiple intelligences bertujuan untuk mentransformasikan
sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap peserta didik dengan
berbagai macam pola pikirnya yang unik. Metode tersebut mendeteksi gaya
belajar peserta didik, yang memahami apa yang mereka mau dan
17
Agnes Tri Harjaningrum, dkk., Peranan Orang Tua Dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori Dan Tren Pendidikan, hlm. 15
18 Munif Chatif, Sekolahnya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII hlm. 10. 19 Adi Gunawan, Born to be genius, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Hlm. 106
21
memanusiakan manusia. Penjelasan lebih lanjut Setidaknya ada 8 macam
kecerdasan yang ditemukan oleh Gardner, yaitu:20
1) Kecerdasan Linguistik
Kecerdaran ini mencakup ranah kemampuan seseorang dalam
mendeskripsikan kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan,
mengembangkan argumen, atau mengungkapkan ekspresi.
2) Kecerdasan Logis-Matematis
Kemampuan untuk menggunakan angka-angka untuk menghitung dan
mendeskripsikan sesuatu dengan konsep matematis, menganalisa
berbagai permasalahan secara logis, menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari, serta menelaah berbagai permasalahan secara
ilmiah.
3) Kecerdasan Musikal
Kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan teknik musical,
merespon terhadap music, menggunakan music sebagai sarana
berkomunikasi, atau menginterpretasikan bentuk dan ide musical.
4) Kecerdasan Spasial
Kemamapuan untuk mengenali pola ruang secara akurat,
menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menerjemahkan pola
ruang secara tepat.
5) Kecerdasan Kinestetik
Kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian anggota tubuh
untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk
mengkonsolidasikan orang lain, dan menggunakannya untuk
menciptakan bentuk ekspresi baru.
20 ----------------, Genius LearningStrategy; Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated
Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2003), hlm. 231-241
22
6) Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan untuk menilai kekuata kelemahan, bakat, ketertarikan diri
sendiri serta menggunakannya untuk menentukan tujuan, menyusun
dan mengembangkan konsep dan teori berdasarkan pemeriksaan ke
dalam diri sendiri, memahami perasaan, intuisi, temperamen, dan
menggunakannya untuk mengekspresikan pandangan pribadi.
7) Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk mengorganisasikan orang lain dan
mengkomunikasikan secara jelas apa yang perlu dilakukan, berempati
kepada orang lain, membedakan dan menginterpretasikan berbagai
jenis komunikasi dengan orang lain, dan memahami intense, hasrat,
dan motivasi orang lain.
8) Kecerdasan Naturalis
Kemampuan untuk mengenali, mengelompokkan dan menggambarkan
berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya.
Temuan terakhir terkait konsep multiple intelligences oleh Gardner
adalah munculnya kecerdasan eksistensial. Intelgensi ini menyangkut
kepekaan dan kemampuan seseorang dalam menjawab persoalan-persoalan
terdalam mengenai eksistensi manusia. Pertanyaan-pertanyaan yang sering
muncul kaitannya dengan kecerdasan ini adalah mengapa aku ada, mengapa
aku mati, apa makna hidup, bagaimana manusia sampai pada tujuan hidup.21
Beberapa poin penting dalam teori kecerdasan berganda Gardner yaitu
sebagai berikut:22
1) Setiap orang memiliki tiap-tiap tipe kecerdasan tersebut
2) Kebanyakan orang bisa mengembangkan tiap kecerdasan itu sampai
pada tingkat kompetensi yang mencukupi
21 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz
Media, 2010), Cet. IV, hlm. 152. 22 Diane Ronis, Pengajaran Matematika sesuai Cara Kerja Otak, terj. Herlina, (Jakarta: PT.
Indeks, 2009), hlm.49
23
3) Kecerdasan biasanya bekerja bersama dengan cara yang rumit
4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.
Beberapa poin penting yang termuat dalam pembelajaran berbasis
Multiple Intelligences System tersebut menunjukkan bahwa strategi ini
mengedepankan prinsip-prinsip humanistic education. Pendidikan harus
memanusiakan manusia, artinya proses pendidikan harus memperhatikan
keragaman potensi setiap individu.
Haggerty (sebagaimana dikutib oleh Baharudin) mengungkapkan ada
beberapa prinsip untuk membantu mengembangkan inteligensi ganda, yaitu:23
1) Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran, seorang guru tidak boleh
terpaku hanya pada satu jenis kemampuan saja, sebab satu jenis
kemampuan saja tidak cukup untuk menjawab persoalan-persoalan
manusia secara menyeluruh.
2) Pendidikan harusnya individual. Setiap karakteristik yang dimiliki
peserta didik mendapat perhatian dalam proses pembelajaran. Mengajar
hanya dengan materi, cara, dan waktu yang sama bagi peserta didik
yang memiliki kemampuan tertentu, jelas tidak menguntungkan bagi
siswa lain. Pada setiap proses pembelajaran guru harus memperhatikan
perbedaan yang dimiliki setiap peserta didik.
3) Pendidikan harus dapat memotivasi peserta didik untuk menentukan
tujuan dan program belajar. Proses pembelajaran yang baik adalah
memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan cara
belajar sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Peserta
didik juga diberi kebebasan untuk mengevaluasi hasil belajarnya.
23 Diane Ronis, Pengajaran Matematika sesuai Cara Kerja Otak,. hlm. 153
24
5. Strategi Pembelajaran Berbasis Multiple Inteligences System
Strategi pembelajaran berbasis Multiple Inteligences System (MIS)
merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mengacu pada teori multiple
intelligences. Pelopor penerapan teori multiple intelligences ke dalam
lembaga pendidikan diantaranya adalah Thomas Amstrong, Diane Ronis
melalui kelas-kelas di Super Camp, California. Sedangkan di Indonesia,
penerapannya dipelopori oleh Munif Chatib, seorang konsultan pendidikan
yang pernah mengkaji multiple intelligences di Havard University.
a. Macam-macam Metodologi Strategi Pembelajaran berbasis Multiple
Inteligences System
Sebagai sebuah strategi, Multiple Inteligences System memliki
beragam bentuk metodologi pembelajaran. Munif Chatib dalam bukunya
“Gurunya Manusia”, menyebutkan beberapa contoh metodologi strategi
pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System, diantaranya:24
1) Strategi Diskusi
Aktivitas :
Peserta didik diminta mendiskusikan topik/tema tetentu sesuai
dengan indikator yang diharapkan.
Multiple Inteligences Approach : Linguistik dan Intrapersonal
2) Strategi Action Research
Aktivitas :
Peserta didik diminta untuk membuat hipotesis terhadap materi
terlebih dahulu. Kemudian hipotesis itu dibukktikan dengan
pengumpulan data lapangan, analis, dan berakhir dengan
kesimpulan.
Multiple Inteligences Approach : Matematis-Logis Dan Naturalis
24 Munif Chatib, Gurunya Manusia, hlm. 138-189
25
3) Strategi Analogi
Aktivitas :
Pemahaman konsep dengan membuat persamaan suatu bentuk
dengan bentuk lainnya, yang menunjukkan adanya hubungan di
intelligences seseorang, membuat YIMI harus merumuskan
instrumen MIO sendiri. Untuk menjamin tingkat akurasi instrumen
ini, sekolah melibatkan guru, konsultan pendidikan dan pakar
psikologi. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk angket, observasi,
dan interview baik kepada peserta didik maupun orang tuanya.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan hal-hal
yang disukai peserta didik dan kegiatan-kegiatan yang sering
dilakukan.
Pelaksanaan MIO dilakukan saat peserta didik pertama kali
masuk sebagai peserta didik baru di SMP YIMI. Hasil MIO
setidaknya memiliki dua fungsi. Pertama, MIO dijadikan sebagai
acuan pembentukan rombongan belajar. Anak-anak dengan
kecenderungan kecerdasan tertinggi yang sama dikelompokkan ke
dalam satu kelas. Dengan demikian gaya belajar peserta didik dalam
satu kelas cenderung sama. Kedua, MIO sebagai acuan guru dalam
memilih strategi pembelajaran paling efektif untuk peserta didik.
Kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik
cenderung identik dengan gaya belajarnya. Dengan demikian, setelah
49
mengetahui gaya belajar peserta didik, guru dapat memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. 7
Dalam praktiknya, SMP YIMI “Full Dal School” hanya
memiliki 6 rombongan belajar untuk kelas VII dan VIII, sedangkan
kelas IX terbagi dalam 7 rombongan belajar. Pagu (jumlah peserta
didik) setiap kelas yang telah ditetapkan sekolah maksimal adalah 25
peserta didik. Hal ini membuat pengelompokan kelas yang dibuat
sekolah tidak mampu mengakomodasi kedelapan kecenderungan
kecerdasan peserta didik sebagaimana hasil MIO. Oleh karenanya
alternatif yang diambil oleh sekolah, dengan mengelompokkan 3
kecenderungan kecerdasan tertinggi peserta didik ke dalam satu
kelas.8
b. Menyusun Program Tahunan (Prota)
Sama halnya guru-guru di sekolah pada umumnya, setiap guru
di SMP YIMI wajib menyusun Prota. Program ini merupakan
program umum yang disusun guru bidang studi untuk setiap kelas
dalam setahun. Rancangan program ini perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran baru dimulai. Dalam
penyusunan program tahunan maupun program semester, guru
berpedoman pada kalender akademik sekolah dan silabus
pembelajaran.9
Secara umum tidak ada perbedaan dalam penyusunan program
tahunan pada sekolah berbasis Multiple Intelligences System seperti
di SMP YIMI, dengan sekolah pada umumnya. Perbedaan hanya
7 Hasil interview dengan Ustadz Khusnul Khuluq, Kepala Urusan Kurikulum SMP YIMI “Full
Day School” pada tanggal 14 November 2011. 8 Hasil Observasi di SMP YIMI selama pelaksanaan penelitian tanggal 1-24 November 2011
9 Hasil Interview dengan Ustadzah Vemy Citra, Guru Matematika SMP YIMI, tanggal 22
Nopember 2011.
50
terdapat dalam penyusunan Program Tahunan yang dibuat oleh guru
bidang studi bersama tim bidang studi tersebut. (lampiran
Dokumentasi Prota)
c. Menyusun Program Semester (Prosem)
Program Semester berisi secara garis besar agenda kegiatan
yang akan dilaksanakan dan ingin dicapai dalam satu semester.
Program Semester merupakan penjabaran dari Program Tahunan.
Pada umumnya program semester berisikan tentang identitas bidang
studi, bulan, pokok bahasan yang ingin disampaikan, jumlah jam
tatap muka, standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai
dan indikator keberhasilan.10
Penyusunan Prosem di SMP YIMI juga tidak berbeda dengan
di sekolah pada umunya. Penyusunan prota dibuat oleh guru bidang
studi bersama Tim bidang studi yang kemudian disahkan oleh
koordinator bidang studi dan kepala sekolah. Di samping itu,
beberapa mata pelajaran ada penambahan jam, seperti Matematika
yang sebenarnya 4 jam sesuai SNP menjadi 6 jam pelajaran dalam
seminggu. Hal yang sama juga dilakukan terhadap mata pelajaran
Bahasa Inggris dan IPA Terpadu dengan alokasi waktu masing-
masing 8 jam pelajaran. (Lampiran Dokumentasi Prosem dan Jadual
Pelajaran)
Kebijakan yang dibuat dengan memberikan jam tambahan
pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan IPA bukan
tanpa alasan. Hal ini mengingat ketiga bidang studi tersebut memiliki
karakteristik materi yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Di
samping tingkat kesulitannya, ketiga materi ini termasuk bidang studi
10 Hasil interview dengan UStadz khusnul Khuluq, Ka Ur. Kurikulum SMP YIMI, tanggal 14
November 2011.
51
yang masuk dalam Ujian Nasional. Berbagai pertimbangan ini
tampaknya yang menjadi pertimbangan sekolah dalam memberikan
jam tambahan terhadap bidang studi-bidang studi tersebut.
d. Menyusun Silabus Pembelajaran
Setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah wajib
menghadirkan silabus pembelajaran. Silabus pembelajaran ini
selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam merencanakan pengembangan silabus setiap guru
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Mengembangkan Indikator
b) Mengidentifikasi materi ajar atau materi pokok
c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran
d) Pengakolasian waktu
e) Pengembangan alat penilaian (Teknik, Bentuk
Instrumen, Contoh Instrumen)
f) Menentukan sumber belajar.
Berdasarkan hasil dokumentasi Silabus pembelajaran,
menunjukkan bahwa guru Matematika SMP YIMI telah melakukan
hal-hal tersebut. (Lampiran Silabus Pembelajaran Matematika)
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan kerangka berisi gambaran umum alur
pembelajaran guru yang akan dilaksanakan. Dalam menyusun
52
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:11
a) Mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin
dicapai setelah proses pembelajaran
b) Mengembangkan materi yang akan diajarkan
c) Menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran
sesuai dengan materi yang akan disampaikan
d) Merencanakan penilaian, yang meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Penyusunan RPP, di SMP YIMI sedikit berbeda dengan
penyusunan RPP di sekolah pada umumnya. Di samping memakai
konsep yang telah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional,
guru juga harus mengitegrasikannya dengan konsep multiple
intelligences. Muatan RPP yang disusun guru SMP YIMI, setidaknya
harus mencakup hal-hal sebagai berikut: (Lampiran RPP Matematika
SMP YIMI)
1. Identitas:
Nama Guru, Sekolah, Bidang Studi, Kelas, Semester, Tanggal.
2. Silabus:
Judul, Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil
Belajar, Indikator Hasil Belajar, Alokasi Waktu
3. Prosedur Aktivitas:
Alpha Zone, Scene Setting, Aktivitas Pembelajaran, Teaching
Aid, Aktivitas yang dinilai,
4. Pengesahan
Tanggal, Tanda tangan Guru Bidang Studi, anda Tangan Guru
Senior, tanda Tangan Kepala Sekolah
11 Hasil interview dengan Ustadz Khusnul Khuluq, Ka Ur Kurikulum, tanggal 15 November
2011.
53
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh guru
dilakukan sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai pada
awal semester. Meski demikian, sekolah tetap memberikan
wewenang kepada setiap guru untuk melakukan perubahan-
perubahan, selama hal itu dilakukan sebelum pelaksanaan
pembelajaran.
Sebelum Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diterapkan di
kelas, setiap guru harus mengkonsultasikannya terlebih dahulu
dengan kepala sekolah, Direktur Pendidikan YIMI dan guru senior.
Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pembelajaran
nantinya akan berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip multiple
intelligences.
2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Aktivitas dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis Multiple
Intelligences System di SMP YIMI Gresik “Full Day School”, secara
garis besar terangkum ke dalam tiga tahapan, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Pendahuluan (Apersepsi)
Dalam pembelajaran berasis Multiple Intelligences System di
SMP YIMI, aktivitas yang dilakukan guru dalam tahap ini meliputi:
1) Ice Breaking/Alpha Zone
Guru mengajak peserta didik melakukan Ice Breaking untuk
menuju Zona Alfa. Hal ini dilakukan agar pikiran peserta didik
menjadi fress kembali dan siap untuk menerima materi yang
baru. Aktivitas yang dilakukan biasanya guru melakukannya
dalam bentuk tebakan-tebakan/kuis, senam singkat, nyanyian
54
atau alunan musik/lagu-lagu.12 Mulai dari sini, guru mulai
memunculkan kesan pembelajaran yang menyenangkan sebelum
peserta didik menerima materi.
Ada pula sebagian guru yang melakukan Ice Breaking di tengah
kegiatan pembelajaran.13 Hal ini bertujuan untuk merefresh
kembali pikiran peserta didik karena rsa jenuh.
2) Warmer
Guru menanyakan kembali materi-materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan
keterkaitan materi sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.14
Kegiatan ini secara otomatis telah dilakukan oleh setiap guru,
khusunya guru matematika. Hal ini dikarenakan materi
matematika bersifat saling terkait, sehingga setiap materi yang
baru berhubungan denga materi sebelumnya. Dengan demikian,
mau tidak mau sebelum menyampaikan materi yang baru, guru
mengulas terlebih dahulu materi yang pernah disampaikan
sebelumnya.
3) Pre Tech
Pada tahap ini guru memberikan arahan terkait prosedur yang
harus dilakukan terkait model pembelajaran yang akan
dilakasanakan. Misalnya dalam model diskusi, guru memberikan
arahan terkait bagaimana pembentukan kelompok dan tugas
masing-masing kelompok. Pre Tech dilakukan bersamaan ketika
12 Observasi Pembelajaran Matematika di kelas VIII B, tanggal 22 November 2011.
13 Observasi Pembelajaran Matematika di Kelas VIII F, tanggal 23 November 2011.
14 Observasi Pembelajaran Matematika di kelas VII A, VII B, dan VII F tanggal 24 November
2011.
55
guru mengkondisikan peserta didik sesuai model pembelajaran
yang ingin dilakukan.15
4) Scene Setting.
Scene Setting menjadi awal dari kegiatan inti pembelajaran.
Aktivitas yang dilakukan guru pada tahap ini adalah mencoba
untuk mengkontekstualkan materi yang akan di sampaikan. Hal
ini dilakukan agar peserta didik mempunyai gambaran riil terkait
materi yang akan dipelajari dengan konteks kehidupan nyata.16
Dengan demikian akan muncul kegairahan peserta didik untuk
mempelajari materi tersebut.
Kegiatan ini juga menjadi bagian penting yang harus dilakukan
guru saat mulai menyampaikan materi pembelajaran. Dalam
menyusun scene setting, guru matematika menghadapi sedikit
permasalahan pada beberapa materi yang cenderung abstrak.
Beberapa materi matematika SMP, seperti bilangan berpangkat,
barisan dan deret bersifat abstrak sehingga guru kesulitan
menyusun scene setting.17 Hal ini berpengaruh terhadap
pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut. Pada materi-
materi semacam ini banyak peserta didik yang mengalami
kesulitan.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
15 Observasi Pembelajaran Matematika di Kelas VII B dan VII A tanggal 24 November 2011.
16 Observasi Pembelajaran Matematika di Kelas VII A. Guru mengkontekstualkan materi Netto,
Tara, Bruto dengan visualisasi bungkus produk barang (Semen, Beras, Pupuk). 17 Hasil interview dengan Ustadz Khusnul Khuluq, yang juga guru Matematika kelas VIII SMP
YIMI, tanggal 21 November 2011.
56
Kegiatan eksplorasi dalam krangka pembelajaran berbasis
Multiple Intelligences System di SMP YIMI, telah termuat dalam
aktivitas Scene Setting pada tahap pendahuluan. Hal ini tidak
menjadi permasalahan, mengingat aktivitas dalam Scening Setting
mengantarkan anak menuju kegiatan inti pembelajaran. Di
samping itu, muatan kegiatan eksplorasi adalah
mengkontekstualkan materi pelajaran. Hal ini sama halnya yang
dilakukan dalam aktivitas Scene Setting.
2) Elaborasi (Prosedur Aktivitas)
Elaborasi merupakan aktifitas melibatkan partisipasi aktif peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran, dalam pembelajaran berbasis
Multiple Intelligences dikenal dengan prosedur aktivitas. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk perwujudan active learning. Pada tahap
ini guru mulai menerapan berbagai strategi atau model
pembelajaran, tergantung situasi dan kondisi kelas dan materi
yang akan disampaikan. Strategi pembelajaran berbasis Multiple
Intelligences System yang dikembangkan di SMP YIMI, mengacu
pada prinsip active learning dan kooperatif learning. Metodologi
yang sering dipakai dalam pembelajaran di SMP YIMI adalah
diskusi, sosio drama, action research, dan analogi.18
Konsep setting kelas dengan pagu 25 peserta didik untuk setiap
kelas, sangat mendukung guru SMP YIMI dalam melakukan
variasi model pembelajaran. Di samping itu, khusus kelas VII
telah didukung dengan perangkat LCD proyektor sehingga guru
semakin leluasa dalam mengembangkan strategi
18 Hasil Interview dengan Ustadzah Vemy Citra, Guru Matematika kelas VII SMP YIMI,
tanggal 22 November 2011.
57
pembelajarannya.19 Hal ini menjadi bagian faktor pendukung
keberhasilan pembelajaran dikelas secara aktif, inovatif dan
menyenangkan.
3) Konfirmasi
Tahap konfirmasi merupakan flow up dari dua tahap sebelumnya
(eksplorasi dan elaborasi). Setelah selesai menyampaikan materi
pelajaran, guru menarik kesimpulan dan memberi umpan balik
kepada peserta didik atas materi yang disampaikannya. Setelah itu,
guru baru mengakhiri kegiatan pembelajarannya.
Beberapa guru terkadang lupa melakukan kegiatan ini.20 Padahal,
hal ini penting untuk mensinergikan pengetahuan peserta didik
dalam memahami materi yang disampaiakan, agar terbentuk
pemahaman yang sama.
c. Kegiatan penutup
Sama halnya dengan kegiatan pembelajaran pada umumnya, setelah
mengakhiri pembelajaran dengan kegiatan penutup. Kegiatan yang
sering dilakukan pada tahap ini adalah penyampaian materi yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, pesan motivasi belajar,
kemudian ucapan salam penutup.
3. Proses Evaluasi Pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung, hal yang tidak
boleh ditinggalkan adalah evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran
yang berlangsung di SMP YIMI “Full Day School” sama halnya dengan
19 Oservasi di Kelas VIIA-VIIF selama proses penelitian.
20 Observasi Pemnelajaran Matematika di kelas VIII B dan VIII F, tanggal 23 November 2011.
58
evaluasi yang berlangsung di sekolah-sekolah pada umumnya, yakni
mencakup dua aspek:21
a. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil pembelajaran atau sering pula disebut dengan
penilaian Kegiatan Belajar Mengajar difokuskan pada peserta didik
dengan mengacu pada indikator hasil belajar yang telah dibuat.
Sebelum melaksanakan pembelajaran guru terlebih dahulu telah
menentukan indikator keberhasilan dan membuat seperangkat
instrumen penilaian. Indikator keberhasilan dibuat bertolak dari tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Sedangkan instrumen penilaian dibuat
dengan memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.22
1) Kognitif
Aspek kognitif mencakup ranah pemahaman peserta didik
terhadap isi materi yang telah disampaiakan oleh guru. Tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh
guru ini dapat dilihat dari benar atau salahnya jawaban-jawaban
yang diberikan. Umumnya guru menilai ranah kognitif peserta
didik dalam bentuk pensekoran.
2) Afektif
Aspek afektif mencakup ranah keterampilan peserta didik
khususnya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.
Dalam pembelajaran matematika, keterampilan ini dilihat dari
bagaimana peserta didik menyelesaikan soal-soal secara
sistematis. Artinya, peserta didik mampu menyelesaikan soal-
21 Hasil interview dengan Ustadz Ahmad Nurhadi, Kepala SMP YIMI, tanggal 14 November
2011 22 Hasil Interview dengan Ustadz Nurhadi, Kepala Sekolah SMP YIMI, tanggal 23 November
2011.
59
soal secara terstruktur sampai ia menemukan hasil atau
jawabannya. Sama dengan aspek kognitif, umumnya guru
memberikan penilaian ranah afektif ini dalam bentuk pensekoran
(rentang 0-10 atau 10-100).
3) Psikomotorik
Sedikit berbeda dengan aspek kognitif dan afektif yang
menekankan pada pengetahuan terhadap materi pembelajaran,
aspek psikomotorik lebih menekankan pada sisi perilaku peserta
didik. Bagaimana sikap, tutur kata, atau perbuatan lain yang
dilakukan peserta didik saat KBM berlangsung dinilai dalam
ranah psikomotorik. Bentuk penilaiaan pada ranah psikomotorik
ini umumnya dalam bentuk huruf (A, B, C, atau D).
Dalam penilaian pembelajaran yang berbasis Multiple
Intelligences System guru atau sekolah tidak menerapkan sistem
peringkat. Sebagaimana yang terjadi di SMP YIMI Gresik “Full Day
School”, ketiga aspek tersebut disajikan apa adanya tanpa
mengakumulasi skor hasil penilaian masing-masing aspek (lampiran
Dokumentasi Format Raport SMP YIMI). Hal ini dilakukan untuk
menghindari munculnya justifikasi peserta didik cerdas atau peserta
didik bodoh. Prinsip yang dipegang dalam penilaian berbasis Multiple
Intelligences System bahwa kemampuan seseorang tidak bisa
digeneralisasikan. Artinya bahwa pada satu aspek seseorang
mengalami kekurangan/kelemahan, akan tetapi pada aspek tertentu
lainnya ia justru memiliki kelebihan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Nurhadi, bahwa anak yang
pandai dalam mata pelajaran Matematika belum tentu pandai pula
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Demikian pula anak yang pandai
60
bermain basket, belum tentu pandai dalam pelajaran matematika. Oleh
karenanya sistem peringkat yang berlaku di sekolah-sekolah pada
umumnya dirasa kurang tepat dengan teori multiple intelligences.23
Di samping itu, sistem penilaian lebih ditekankan saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Guru langsung memberikan
poin-poin kepada peserta didik yang aktif saat KBM, baik dalam
bentuk mengerjakan tugas, presentasi atau bertanya. Sedangkan
penilaian akhir dalam bentuk Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian
Akhir Semester (UAS), maupun Ujian Nasional (UN) tetap
dilaksanakan mengingat prosedur telah menjadi bagia ndari SNP yang
ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.
Hal lain yang sangat berbeda dalam penilaian pembelajaran di
SMP YIMI, adalah guru sangat menghindari pemberian Pekerjaan
Rumah (PR) kepada peserta didik. Hal ini dilakukan mengingat SMP
YIMI juga memakai sistem “Full Day School”. Dikhawatirkan
pemberian tugas-tugas dalam bentuk soal-soal objektif akan
membebani peserta didik, usai beraktifitas di sekolah sehari penuh.
Guru biasanya sekedar meminta peserta didik untuk mempelajari
pelajaran yang telah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Dengan demikian, tugas-tugas dari sekolah semuanya dapat
diselesaikan di sekolah.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Kegiatan evaluasi proses pembelajaran terangkum dalam proses
pengawasan atau supervisi pembelajaran. Hal ini dilaksanakan demi
menjamin kualitas layanan pendidikan. Supervisi yang dilaksanakan di
SMP YIMI melibatkan unsur internal satuan pendidikan maupun unsur
23 Hasil interview dengan Ustadz Ahmad Nurhadi, Kepala SMP YIMI, tanggal 23 November
2011
61
eksternal. Unsur internal sekolah melakukan supervisi kepada setiap
guru dalam tempo enam bulan sekali (satu semester). Petugas supervisor
internal ini terdiri atas Direktur Pendidikan YIMI, Kepala Sekolah dan
Guru Senior. Sementara itu, dari unsur eksternal dilakukan oleh tim
pengawas sekolah yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan setempat.
Kegiatan sipervisi oleh pengawas eksternal ini biasanya bersifat
insidental (tidak terjadwal).
Adapun pengawasan yang dilakukan di SMP YIMI meliputi
beberapa aspek berikut: (Lampiran Dokumentasi Supervisi Pembelajaran
SMP YIMI)
1) Evaluasi perangkat pembelajaran: Evaluasi perangkat
pembelajaran dilakukan terhadap penyusunan Silabus, Prota,
Prosem dan RPP. Mencakup kesesuaian perangkat pembelajaran
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta materi yang akan
pembelajaran dilakukan terhadap perangkat/instrument penilaian
yang dibuat guru.
C. Pembahasan
Pada dasarnya tidak ada perbedaan signifikan dalam penerapan
pembelajaran strategi pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System
dalam bidang studi Matematika dengan bidang studi lainnya. Mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi, guru melaksanakan prosedur yang
sama. Perbedaan hanya muncul pada konten materi yang disampaikan dan
desain guru dalam merancang strategi pembelajarannya.
62
Dari hasil dokumentasi dan pengamatan pembelajaran selama penelitian,
penerapan strategi pembelajaran matematika berbasis Multiple Intelligences
System di SMP YIMI Gresik “Full Day School” dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Analisis Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran didefinisikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu lokasi
waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.24 Perencanaan menjadi pedoman yang harus
dipatuhi guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Oleh karenanya
perencanaan pembelajaran merupakan komponen penting yang harus
dilakukan oleh guru.
Salah satu hal penting yang patut diperhatikan dalam merencanakan
sistem pembelajaran adalah mengetahui kompetensi dasar dan karakter
yang dimiliki oleh peserta didik. Pengetahuan ini dibutuhkan sebagai
bahan pertimbangan menyusun strategi pembelajaran yang efektif untuk
setiap peserta didik. Karakter yang muncul dalam diri setiap anak akan
mempengaruhi gaya belajar anak tersebut. Dengan demikian
pembelajaran akan berjalan efektif apabila gaya mengajar guru sesuai
dengan gaya belajar peserta didik.
Untuk mengetahui gaya belajar peserta didik tersebut, sekolah
berbasis Multiple Intelligences System (MIS) melakukan Multiple
Inteligences Research (MIR)/Multiple Inteligences Observation (MIO).
Sebagaimana yang dilakukan SMP YIMI yang melakukan MIO sebagai
ganti Tes Potensi Akademik (TPA). Dengan menerapkan MIO, sekolah
akan menerima semua peserta didik yang mendaftar sesuai kuota yang
dimiiki. Di samping itu, sekolah/guru memiliki panduan dalam membuat
24 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 17
63
pengelompokan kelas serta penyusunan rencana pembelajaran yang
efektif.
Menurut Yatim Riyanto, ada tujuh langkah untuk menyusun
rencana pembelajaran/unit kurikulum yang menggunakan teori
kecerdasan majemuk:25
a. Memusatkan tujuan pada tujuan dan topik tertentu
b. Menjawab pertanyaan kunci kecerdasan majemuk
c. Mempertimbangkan kemungkinan lain
d. Curah gagasan
e. Memilih kegiatan yang cocok
f. Menyusun rencana pelajaran yang berkesinambungan
g. Menjalankan rencana.
Secara umum penyusunan perencanan pembelajaran yang berjalan
di SMP YIMI telah berjalan sesuai prosedur perencanaan pembelajaran
berbasis Multiple Inteligences System yang dipadukan dengan
Permendiknas Nomor Tahun 2007. Guru telah merancang perangkat
pembelajaran seperti Silabus, Prota, Prosem, dan RPP. Dalam
penyusunan Silabus, Prota dan Prosem di SMP YIMI tidak berbeda
dengan penyusunan yang dilakukan di sekolah pada umumnya.
Di samping itu, penyusunan format masing-masing perangkat
pembelajaran tersebut telah sesuai dan diarahkan ke dalam konsep
pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System. Hal itu salah
satunya tampak dari pelaksanaan MIO di awal kegiatan pembelajaran
sebagai acuan perencanaan pembelajaran yang lain. Penyusunan strategi
pembelajaran dalam RPP juga mengacu pada hasil MIO, agar
pembelajaran berjalan efektif.
25 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, hlm. 244-245
64
Melihat perencanaan pembelajaran yang telah dilakukan di SMP
YIMI tersebut, secara garis besar telah sesuai dengan SNP yang
dipadukan dengan konsep Multiple Inteligences System. Dengan demikian
boleh dikatakan bahwa perencanan pembelajaran berjalan dengan baik.
2. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran yang berjalan di sekolah
biasa dengan di sekolah berbasis Multiple Inteligences System seperti di
SMP YIMI Gresik “Full Day School” tidak jauh berbeda. Perbedaannya
hanya terletak pada pemilihan strategi pembelajaran yang berorientasi
pada gaya belajar setiap anak. Oleh karenanya strategi pembelajaran yang
di kembangkan lebih bervariasi sesuai dengan banyaknya kecenderungan
kecerdasan peserta didik. Artinya gaya mengajar guru harus disesuaikan
gaya belajar peserta didik.
Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang
menyerap, kemampuan mengatur dan mengolah informasi. Sedangkan
gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai guru ketika sedang
melakukan pengajaran.26
Menurut Uyoh Sadullah, dalam interaksi pedagogis27 pendidik
harus memperhatikan minat anak didik, karena dalam diri anak didik akan
muncul perasaan bahwa interaksi dengan pendidik yang sedang dijalani
akan berguna bagi dirinya.28 Hal itu hanya mungkin terjadi apabila yang
menjadi pokok kegiatan dapat menjawab keperluan anak didik dalam
perkembangannya. Lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak didik akan diterima dengan senang oleh anak.
26 Suparman S, Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book Publiser,
2010), hlm. 63 27 Interaksi Pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa/pendidik
untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa. 28 Uyoh Sadullah, dkk., Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 146
65
Di antara ciri pendidik menurut Sadullah, adalah mengenal anak
didik dan membantu anak didik. Seorang pendidik harus mengenal anak
didik secara khusus agar pendidikannya dapat sesuai dengan setiap anak
secara perorangan. Di samping itu, pendidik harus mau membantu anak
didiknya sesuai dengan yang diharapkan anak tersebut. Harus dimaklumi
bahwa setiap anak didik mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri
sendiri, mau bertanggung jawab sendiri dan ingin menentukan sendiri.
Untuk itu, pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak, tapi ingat
pada keinginan anak didiknya tersebut.29 Penjelasan tersebut sangat
mendukung pembelajaran berbasis Multiple Intelligences System yang
menekankan pentingnya keselarasan antara gaya mengajar guru dengan
gaya belajar peserta didik.
Di samping itu, dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan
mampu mengemban tugas sebagai berikut:30
1) Guru sebagai manajer, tugasnya yaitu:
a) Sebagai organisator, guru hendaknya dapat membuat program
yang direncanakan.
b) Sebagai motivator, guru hendaknya mampu member manfaat
belajar dan bekerja pada pesert didiknya.
c) Sebagai koordinator, guru hendaknya mampu mengatur agar
tugas yang diberikan tidak tumpang tindih atau overlap antar
kelompok.
d) Sebagai konduktor, guru hendaknya mampu memberi pimpinan