Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan Perbandingan Kinerja Perusahaan Studi Pada PT. Indosat Tbk Dan PT. Excelcomindo Tbk Proposal Skripsi Untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi Yang dibina oleh Ibu Sutatmi Oleh V. Hervyanto Yuda 307422407527 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI Desember 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan jasa dan industri yang berskala besar, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pencapaian tujuan perusahaan yaitu menghasilkan laba maksimum untuk jangka panjang. Menurut (Amin Widjaja, 2004), Sumber daya manusia yang berkualitas sangat berperan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, mendayagunakan sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan, dan menjalankan strategi bisnis secara optimal. Bagi suatu perusahaan secara keseluruhan sumber daya manusia merupakan kekayaan yang sangat berharga. Kehilangan atau kepindahan sumber daya manusia yang profesional bagi suatu perusahaan merupakan suatu kerugian yang besar karena hal tersebut akan membuang biaya yang telah dikeluarkan oleh
40
Embed
Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia DanPerbandingan Kinerja Perusahaan Studi Pada
PT. Indosat Tbk Dan PT. Excelcomindo Tbk
Proposal SkripsiUntuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi
Yang dibina oleh Ibu SutatmiOleh
V. Hervyanto Yuda307422407527
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS EKONOMIJURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSIDesember 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada perusahaan jasa dan industri yang berskala besar, sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor penting dalam proses pencapaian tujuan perusahaan yaitu
menghasilkan laba maksimum untuk jangka panjang. Menurut (Amin Widjaja, 2004),
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat berperan dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan, mendayagunakan sumber daya-sumber daya lain dalam
perusahaan, dan menjalankan strategi bisnis secara optimal.
Bagi suatu perusahaan secara keseluruhan sumber daya manusia merupakan
kekayaan yang sangat berharga. Kehilangan atau kepindahan sumber daya manusia yang
profesional bagi suatu perusahaan merupakan suatu kerugian yang besar karena hal
tersebut akan membuang biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk membina
atau mendidik sumber daya manusia yang diperolehnya itu. Kerugian lainnya adalah
hilangnya kesempatan memanfaatkan sumber daya manusia tersebut untuk meningkatkan
keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan yang mungkin dapat juga mengancam
kelangsungan hidup perusahaan yang belum mempunyai sistem perekrutan serta
pendidikan sumber daya manusia yang baik.
Apalagi dalam situasi dan kondisi perekonomian sekarang ini, sumber daya manusia
merupakan asset yang paling penting bagi kemajuan usaha perusahaan. Banyak sekali
karyawan yang berhenti bekerja dan terpaksa menganggur (PHK) akibat keadaan
ekonomi yang sulit karena manajemen yang ada pada perusahaan itu tidak baik. Pada
kondisi seperti inilah, suatu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas, guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Dengan perencanaan dan
pengendalian sumber daya manusia akan membantu pihak manajemen untuk :
1. Mengembangkan, mengalokasikan, menghemat, memanfaatkan, dan mengevaluasi sumber
daya manusia dengan baik dan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
2. Memudahkan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya manusia
Untuk memanajemen sumber daya manusia secara baik maka diperlukan
informasi tentang sumber daya manusia yang akurat dan relevan. Akuntansi sumber daya
manusia memberikan informasi kuantitatif maupun kualitatif kepada manajemen
mengenai pemenuhan, pengembangan, pengalokasian, kapitalisasi, evaluasi, dan
penghargaan atas sumber daya manusia.
1.2 Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan suatu penelitian perlu diadakan pembatasan
masalah yang berguna untuk menghindari adanya pembahasan dan persepsi yang berbeda
sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dari pembaca. Penelitian ini dibatasi pada
penerapan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo pada
laporan keuangan tahun 2005, 2006, dan 2007.
1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo? 2. Bagaimana likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 3. Bagaimana profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah
diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 4. Bagaimana leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 5. Bagaimana perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo
2. Likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 3. Profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 4. Leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 5. Perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya akuntansi sumber daya manusia 1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengukuran aktiva SDM menggunakan Historical Cost
2. Biaya akuisisi dan biaya pengembangan diamortisasi untuk periode yang
sama
3. Perlakuan dan penyajian akuntansi SDM dalam laporan keuangan dilakukan dengan
mengintegrasikan akuntansi SDM dalam laporan keuangan konvensional
1.6Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen guna meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai akuntansi sumber daya
manusia dan dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan, serta menjadi sumber
informasi dan bahan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk dijadikan perbandingan
dalam mengadakan penelitian yang sejenis dan cakupannya lebih luas.
3. Bagi Universitas Negeri Malang
Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah di Universitas Negeri Malang agar dapat
dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan bagi yang berkepentingan.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi
Seiring berkembangnya dunia bisnis, perngertian akuntansi mengalami
pengembangan. Akuntansi yang sering disebut accounting adalah “bahasa bisnis” yang
dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya
pada suatu periode (Harahap, 1993:1). Sementara Belkaoui (2000:41) berpendapat bahwa
“Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu menghasilkan informasi
ekonomik yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dalam lingkungannya. Hasilnya
dipresentasikan oleh Financial Accounting
Standard Board (FASB) sebagai “spektrum informasi”. Spektrum tersebut terdiri
dari laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, cara-cara lain dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan disajikan harus sesuai dengan prinsip- prinsip yang
diterima umum.
Prinsip-prinsip akuntansi tersebut yaitu: 1. Prinsip Biaya (Cost Principle)
Prinsip biaya menyatakan biaya perolehan (acquisition cost) atau cost historis merupakan
dasar penilaian yang mewadahi untuk mengakui perolehan semua barang dan jasa,
expense, cost, dan ekuitas sehingga item yang di nilai dengan harga barang pada saat
barang tersebut di beli dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai amortisasi nilai
barang.
2. Prinsip Pendapatan (Revenue Principle) Prinsip ini menspesifikasikan pada sifat komponen-komponen revenue, pengukuran revenue dan waktu pengakuan revenue. 3. Prinsip Penandingan
Prinsip ini menyatakan bahwa expense harus diakui pada periode yang sama dengan
revenue yaitu diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue dan expense
yang terkait kemudian diakui.
4. Prinsip Obyekfitas Prinsip ini menyatakan bahwa kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reabilities prosedur pengukuran yang digunakan. 5. Prinsip Konsistensi
Prinsip ini menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya di catat dan
dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini memiliki implikasi bahwa
penggunaan prosedur atau metode akuntansi akan sama dari waktu ke waktu.
6. Prinsip Pengungkapan penuh Prinsip ini menyatakan tidak ada informasi penting, kepentingan rata-rata dari investor yang dihilangkan atau disembunyikan. 7. Prinsip Konservatisme
Prinsip ini menyatakan apabila perusahaan dihadapkan pada dua pilihan penggunaan
metode atau teknik akuntansi maka di pilih alternatif yang mempunyai dampak paling
kecil bagi pemegang saham. Artinya lebih memilih melaporkan nilai yang rendah untuk
asset dan revenue tetapi memilh nilai tertinggi untuk expense.
8. Prinsip Materialitas Prinsip ini mengharuskan segala sesuatu di nilai material jika item laporan keuangan tersebut mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan, pengklasifikasian,
pelaporan
sert
a penginterprestasian transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi sehingga dapat memberikan
informasi bagi pihak yang berkepentingan.
2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat diharapkan dapat memberikan informasi
yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan oleh manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai laporan keuangan yang unggul
menilai pertanggungjawaban manajemen bertindak demikian supaya pemakai dapat
keputusan ekonomi, mencakup keputusan
untuk mengangkat atau memberhentikan manajemen. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah bagian dari proses laporan keuangan yang meliputi : pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, penganalisaan dan pelaporan keuangan suatu perusahaan. Laporan tersebut termuat dalam laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan IAI (2007) komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :
1. Neraca, merupakan bagian laporan keuangan yang menyajikan berbagai unsur laporan
keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar, meliputi : aktiva, kewajiban dan
ekuitas.
2. Laporan laba rugi, menyajikan berbagai unsur kinerja keuangan (pendapatan dan beban),
serta berbagai kegiatan, transaksi, peristiwa yang menghasilkan pengaruh berbeda
terhadap solvabilitas, resiko, dan prediksi yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
3. Laporan perubahan ekuitas, merupakan komponen laporan keuangan yang
menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode
bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
4. Laporan arus kas, memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan untuk
mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas
dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas
beradaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
5. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera
dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas serta
informasi tambahan seperti kontingensi dan komitmen.
Akuntansi konvensional yang selama ini diterapkan oleh banyak perusahaan
mempunyai kelemahan. Sebagaimana menurut pendapat Harahap (2001:380) menyatakan
bahwa akuntansi konvensional selama ini menilai semua pengeluaran yang berkaitan
dengan investasi sumber daya manusia sebagai biaya
(expense), bukan diakui sebagai aktiva (asset). Penilaian ini mengakibatkan informasi
keuangan yang digunakan bagi pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan
menjadi terdistorsi.
Pada laporan laba rugi, angka yang disajikan sebagai ”laba bersih” tidak
menunjukkan sebenarnya. Hal ini disebabkan pengeluaran untuk memperoleh dan atau
mempertahankan, mengembangkan karyawan dibebankan sebagai biaya pada periode
terjadinya. Pada saat perusahaan melakukan pengeluaran untuk sumber daya manusia
yang besar dalam rangka melindungi atau meningkatkan ”earning
power” pada masa yang akan datang, laba diakui terlalu kecil (understated), sedangkan pada saat pengeluaran untuk sumber daya manusia kecil atau tidak ada, laba diakui terlalu besar (overstated).
Sementara itu neraca tidak menunjukkan keadaan sebenarnya karena angka yang
disajikan sebagai ”total aktiva” tidak termasuk aktiva sumber daya manusia. Oleh karena
itu tidak ada indikasi aktual organisasi dalam aktiva sumber daya manusia. Perlakuan
akuntansi konvensional tanpa akuntansi sumber daya manusia dapat mengarahkan
manajemen untuk melakukan keputusan rabun berkaitan dengan investasi sumber daya
manusia.
2.3 Pengukuran Aktiva dalam Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses
ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Biaya historis (historical cost), aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk
memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya sekarang (momment cost), aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar apabila aktiva yang sama atau setara kas diperoleh.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realizable atau sattlement value), aktiva dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam
pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam melaksanakan usaha normal.
2.4 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia menurut Mangun (1997) sebagaimana di kutip Juwitasari
(2001:25). ”Semua kegiatan manusia yang produktif untuk masyarakat. Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia merupakan semua usaha
manusia yang produktif untuk menghasilkan barang dan jasa bagi kepentingan
masyarakat”. Nawawi (1997: 40) memberikan tiga pengertian tentang sumber daya
manusia, yaitu:
1. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi. 2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material
financial) dalam organisasi bisnis dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (riil) secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensinya dalam organisasi.
Unsur-unsur sumber daya manusia, menurut Gomes (2001:26) meliputi kemampuan
(capabilities), sikap (attitudes), nilai-nilai (values), kebutuhan- kebutuhan (needs), dan karakteristik-
karateristik demografisnya (penduduknya).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah semua orang
dalam organisasi atau perusahaan yang melakukan kegiatan dan mempunyai usaha produktif untuk
mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Sumber daya manusia melaksanakan tiga fungsi yang berbeda dalam melaksanakan
tanggung jawabnya, yaitu : fungsi lini, fungsi koordinatif, dan fungsi jasa atau staf. Dari fungsi
tersebut dapat di simpulkan bahwa manusia merupakan pelaku organisasi yang dengan kemampuan
fisik dan intelektualnya menggerakkan sumber daya lain yang terdapat dalam organisasi sehingga
sumber daya manusia merupakan faktor pengerak organisasi atau perusahaan.
2.5 Asumsi Dasar dan Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Peran perkembangan informasi yang begitu cepat telah memaksa perusahaan meningkatkan
sumber daya manusianya. Untuk mampu bersaing, perusahaan harus berupaya untuk mengoptimalkan
peran informasi ini dalam mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus
berkarakter seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap
lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk
mendapatkan posisi keunggulan bersaing.
Menurut Ikhsan (2008: 66) yang mengutip Davidson dan Weil, mengatakan bahwa asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai. Manusia memberikan jasa sekarang dan masa
yang akan datang, yang tidak dimiliki mesin dan material. Sumber daya yang diinvestasi dapat
dipertanggungjawabkan tanpa kepemilikan.
2. Pengaruh dari gaji manajemen. Nilai dari sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh cara-cara mereka
dikelola. Sikap atau gaya tertentu dari manajemen dapat meningkatkan motivasi karyawan,
meningkatkan produktivitas, sedangkan gaya manajemen yang lain mungkin menurunkan motivasi
dan dengan demikian menurunkan produktivitas.
3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia. Informasi mengenai biaya sumber daya dan nilai-
nilainya adalah perlu untuk pengelolaan manusia yang efektif dan efisien dalam berbagai aspek dari
proses manajemen sumber daya manusia, termasuk perencanaan dan pengendalian dalam akuisisi,
pengembangan, alokasi, komposisi, konservasi dan utilisasi manusia.
Sedangkan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai:
1. Informasi kuantitatif, memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya manusia dalam suatu
organisasi yang dapat digunakan manajemen dan investor dalam pengambilan keputusan.
2. Metode penilaian, memberikan metode penilaian dalam keuntungan sumber daya manusia.
3. Teori dan model, memberikan suatu teori dan variabel-variabel yang relevan untuk menjelaskan nilai
manusia terhadap organisasi formal dalam mengindentifikasi variabel-variabel yang relevan serta
mengembangkan model yang ideal dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Sementara itu Tuannakotta (1986: 256) berpendapat ”Akuntansi Sumber Daya Manusia adalah
proses pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia dan
pengkomunikasian informasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan”. Berdasarkan definisi di atas
terkandung tiga pengertian akuntansi sumber daya manusia, yaitu: indentifikasi nilai-nilai human
resource, pengukuran biaya dan nilai bagi suatu organisasi, dan penyelidikan mengenai dampak
kognitif dalam perilaku sebagai akibat dari informasi tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan
pengukuran nilai ekonomis karyawan atau pegawai suatu perusahaan atau organisasi .
Belkaoui (1994: 344) menyatakan bahwa ”tujuan akuntansi sumber daya manusia adalah
pengindentifikasian sumber daya manusia, dan menyelidiki pengaruh kognitif dan pengaruh informasi
ini pada perilaku manusia”. Hal-hal yang mengenai akuntansi sumber daya manusia, yaitu :
mengkapitalisasi biaya sumber daya manusia ini lebih valid dari pada membiayakannya, informasi
mengenai sumber daya manusia ini tampaknya lebih relevan bagi pengambilan keputusan baik pihak
internal maupun eksternal, akuntansi sumber daya manusia menunjukkan pengakuan secara eksplisit
bahwa manusia adalah sumber daya perusahaan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sumber daya lainnya.Dalam akuntansi sumber daya manusia, sumber daya manusia merupakan
bagian terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu penginfomasian yang efektif dan efisien
sebagai dasar penentuan kebijakan tentang pengelolaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia
memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan baik sekarang dan masa yang akan datang serta
sumber daya manusia mempunyai nilai yang dapat diukur dengan handal berarti memenuhi syarat
diakui dalam laporan keuangan. Hal ini memunculkan akun aktiva sumber daya manusia dan secara
otomatis akan memerlukan pengakuan unsur yang lain, yaitu: biaya sumber daya manusia dan
amortisasi sumber daya manusia.
5. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera
dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas serta
informasi tambahan seperti kontingensi dan komitmen.
Akuntansi konvensional yang selama ini diterapkan oleh banyak perusahaan
mempunyai kelemahan. Sebagaimana menurut pendapat Harahap (2001:380) menyatakan
bahwa akuntansi konvensional selama ini menilai semua pengeluaran yang berkaitan
dengan investasi sumber daya manusia sebagai biaya
2.5 Asumsi Dasar dan Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Peran perkembangan informasi yang begitu cepat telah memaksa perusahaan
meningkatkan sumber daya manusianya. Untuk mampu bersaing, perusahaan harus
berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini dalam mencapai tujuannya.
Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus berkarakter seperti akurat dan tepat
waktu. Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan
adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk
mendapatkan posisi keunggulan bersaing.
Menurut Ikhsan (2008: 66) yang mengutip Davidson dan Weil, mengatakan bahwa asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai. Manusia memberikan jasa sekarang
dan masa yang akan datang, yang tidak dimiliki mesin dan material. Sumber daya yang
diinvestasi dapat dipertanggungjawabkan tanpa kepemilikan.
2. Pengaruh dari gaji manajemen. Nilai dari sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh
cara-cara mereka dikelola. Sikap atau gaya tertentu dari manajemen dapat meningkatkan
motivasi karyawan, meningkatkan produktivitas, sedangkan gaya manajemen yang lain
mungkin menurunkan motivasi dan dengan demikian menurunkan produktivitas.
3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia. Informasi mengenai biaya sumber daya
dan nilai-nilainya adalah perlu untuk pengelolaan manusia yang efektif dan efisien dalam
berbagai aspek dari proses manajemen sumber daya manusia, termasuk perencanaan dan
pengendalian dalam akuisisi, pengembangan, alokasi, komposisi, konservasi dan utilisasi
manusia.
Sedangkan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai:
1. Informasi kuantitatif, memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya manusia dalam
suatu organisasi yang dapat digunakan manajemen dan investor dalam pengambilan
keputusan.
2. Metode penilaian, memberikan metode penilaian dalam keuntungan sumber daya manusia.
3. Teori dan model, memberikan suatu teori dan variabel-variabel yang relevan untuk
menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal dalam mengindentifikasi variabel-
variabel yang relevan serta mengembangkan model yang ideal dalam pengelolaan sumber
daya manusia.
Sementara itu Tuannakotta (1986: 256) berpendapat ”Akuntansi Sumber Daya
Manusia adalah proses pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya
manusia dan pengkomunikasian informasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan”.
Berdasarkan definisi di atas terkandung tiga pengertian akuntansi sumber daya manusia,
yaitu: indentifikasi nilai-nilai human resource, pengukuran biaya dan nilai bagi suatu
organisasi, dan penyelidikan mengenai dampak kognitif dalam perilaku sebagai akibat
dari informasi tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan pengukuran nilai ekonomis
karyawan atau pegawai suatu perusahaan atau organisasi .
Belkaoui (1994: 344) menyatakan bahwa ”tujuan akuntansi sumber daya manusia
adalah pengindentifikasian sumber daya manusia, dan menyelidiki pengaruh kognitif dan
pengaruh informasi ini pada perilaku manusia”. Hal-hal yang mengenai akuntansi sumber
daya manusia, yaitu : mengkapitalisasi biaya sumber daya manusia ini lebih valid dari
pada membiayakannya, informasi mengenai sumber daya manusia ini tampaknya lebih
relevan bagi pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal, akuntansi
sumber daya manusia menunjukkan pengakuan secara eksplisit bahwa manusia adalah
sumber daya perusahaan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sumber daya
lainnya.Dalam akuntansi sumber daya manusia, sumber daya manusia merupakan
bagian terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu penginfomasian yang efektif
dan efisien sebagai dasar penentuan kebijakan tentang pengelolaan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan baik sekarang dan
masa yang akan datang serta sumber daya manusia mempunyai nilai yang dapat diukur
dengan handal berarti memenuhi syarat diakui dalam laporan keuangan. Hal ini
memunculkan akun aktiva sumber daya manusia dan secara otomatis akan memerlukan
pengakuan unsur yang lain, yaitu: biaya sumber daya manusia dan amortisasi sumber
daya manusia.
2.6 Metode Penentuan Nilai Aktiva Sumber Daya Manusia
Aktiva dan pengukurannya memiliki peranan penting dalam menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi kreditor dan investor untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Menurut Chariri dan Ghozali dalam Ikhsan (2008:193) mengatakan bahwa
karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan.
Aktiva perlu didefinisikan karena definisi tersebut akan digunakan untuk
mengidentifikasikan peristiwa ekonomi yang harus diukur, diakui dan dilaporkan dalam
neraca. Banyak definisi yang dikemukakan untuk menunjukkan arti dari aktiva. Menurut
Ikhsan (2008:193) meskipun ada perbedaan dalam definisi tersebut, namun semuanya
tetap mengarah pada karakteristik umum yang melekat pada aktiva. Karakterisitk tersebut
adalah:
1. Adanya karakteristik manfaat di masa mendatang (pemakaian dapat berbeda-beda seperti potensi jasa dan sumber-sumber
ekonomi).
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva.
3. Berkaitan dengan entitas tertentu.
4. Menunjukkan proses akuntansi.
5. Berkaitan dengan dimensi waktu.
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran.
FASB (1980) mendefinisikan aktiva sebagai berikut: ”Aktiva adalah manfaat
ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh
suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki tiga
karakteristik utama yaitu:
a. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang.
b. Dikuasai oleh suatu unit usaha.
c. Hasil dari transaksi masa lalu.
Aktiva dalam kaitannya dengan konsep akuntansi sumber daya manusia merupakan prosedur untuk mendapatkan suatu nilai yang eksplisit terhadap
sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Menurut Ikhsan (2008:195) ada beberapa metode
yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aktiva sumber daya manusia:
a. Kapitalisasi Gaji atau upah
Gaji seseorang dikapitalisasi untuk menentukan nilai orang tersebut. Pendekatan ini terbatas
penggunaannya disebabkan oleh lemahnya hubungan secara langsung antara gaji dan nilai seorang
pekerja bagi perusahaan. Pegawai yang menerima gaji yang sama jarang menyumbangkan nilai yang
sama bagi perusahaan. Masalahnya adalah dalam pemilihan tingkat bunga yang akan digunakan dalam
melakukan kapitalisasi gaji, jangka waktu berapa lama nilai sekarang atas aliran pembayaran gaji
harus dikalkulasi dan gaji jenis mana yang benar- benar akan digunakan. Masalah ini muncul terutama
bila perusahaan sedang membangun fasilitas fisik yang dibiayai dengan dana pinjaman dan jangka
waktunya cukup lama.
b. Biaya-biaya Perolehan
Metode ini menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan aset-aset manusia.
Adapun aturan umum yang digunakan untuk menentukan pengorbanan ekonomi sebagai pengeluaran
kapital adalah:
• Untuk aktiva non moneter yang baru diperoleh/dibeli,
suatu pengeluaran akan dikapitalisasi jika pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
aktiva sampai aktiva yang bersangkutan siap digunakan untuk operasi perusahaan. Jadi semua
pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tersebut harus dikapitalisasi.
• Untuk aktiva yang telah dipakai, pengeluaran akan
dikapitalisasi bila memenuhi syarat-syarat: menambah kapasitas produksi aktiva yang bersangkutan,
menambah umur ekonomis, menambah nilai aktiva.
c. Biaya-biaya Permulaan Pengukuran ini menggunakan biaya-biaya sebenarnya dalam
pengangkatan dan pelatihan personalia, tetapi
sambil
mempertimbangkan pula komponen yang sinergis di antara biaya- biaya dan waktu yang dibutuhkan
para anggota perusahaan untuk dapat menciptakan hubungan kerja yang efektif secara kooperatif.
d. Biaya-biaya Penggantian
Metode ini menilai orang-orang dengan memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan jika
harus menggantikan mereka dengan orang lain dengan tingkat keahlian dan pengalaman yang sama
atau setingkat. Keunggulan konsep ini adalah dalam melakukan penyesuaian atas nilai aset manusia
terhadap kecenderungan harga yang ada dalam perekonomian, dengan cara demikian akan dapat
menghasilkan suatu nilai yang dirasa lebih realistis pada masa inflasi.
e. Metode Tawar-menawar yang Kompetitif
Nilai dari suatu aktiva ditentukan oleh besarnya biaya kesempatan atas aktiva itu, yang merupakan
nilai maksimum aktiva tersebut jika digunakan untuk hal lain. Nilai ini tercipta lewat suatu tawar
menawar yang kompetitif di dalam perusahaan, dengan para manajer investasi saling melakukan
tawar-menawar atas tenaga kerja yang langka dalam perusahaan. Suatu aktiva manusia hanya akan
bernilai jika dia atau orang tersebut merupakan suatu sumber daya yang langka.
f. Metode-metode Nilai Ekonomis
Pendekatan lainnya bagi penilaian aset-aset manusia adalah dengan mengkalkulasi nilai ekonomis
mereka. Konsep ini didasarkan pada adanya pendapat bahwa adanya perbedaan pendapatan saat ini
dan di masa datang antara dua perusahaan yang sejenis adalah karena adanya perbedaan dalam
pengorganisasian manusia mereka.
g. Metode Nilai Sekarang
Pendekatan ini dilakukan dengan cara: Pertama, pembayaran upah selama lima tahun ke depan
ditentukan dan dihitung nilai sekarangnya dengan menggunakan tingkat pengembalian terhadap aset-
aset yang
dimiliki sesuai dengan yang berlaku di pasar pada saat ini. Kedua, menghitung rasio efisiensi
perusahaan, yang merupakan suatu ukuran akan tingkat pengembalian dari perusahaan dibandingkan
rata-rata tingkat pengembalian bagi industri sejenis. Formulanya berdasarkan pada performa
pendapatan perusahaan selama lima tahun ke belakang, tetapi lebih menitikberatkan pada performa di
tahun terakhir dengan maksud untuk menekankan pada efisiensi perusahaan saat ini. Ketiga,
mengalikan nilai sekarang dari pembayaran upah di masa datang dengan rasio efisiensi perusahaan,
yang akan menghasilkan nilai sekarang akan layanan di masa datang dari aktiva-aktiva manusia milik
perusahaan.
2.7 Metode Pencatatan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Pengukuran akuntansi sumber daya manusia dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
aktiva sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Terdapat dua metode pengukuran yang bisa
diterapkan, yaitu : Human Resource
Cost Accountingdan Human Resource Value Accounting. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan, pada penelitian ini menerapkan metode historical cost of human resource karena merupakan dasar pengukuran yang konsisten dengan penetapan akuntansi konvensional.
Karena menurunnya harga perolehan aktiva tetap yang disebabkan semakin menurunnya
nilai manfaatnya, maka diakui adanya penyusutan. Jika dalam aktiva yang berwujud fisik dikenal
sebagai depresiasi, maka dalam akuntansi sumber daya manusia disebut amortisasi. Amortisasi
bertujuan untuk membandingkan konsumsi dari suatu aktiva dengan manfaat yang diperoleh.
Diakuinya pembentukan modal manusia sebagai aktiva, pembebanan biaya tidak dibebankan pada
periode terjadinya melainkan diamortisasi dalam periode yang tidak kurang dari lima tahun.
Selain karena amortisasi, alasan dibiayakannya aktiva sumber daya manusia juga disebabkan
oleh suatu kondisi yang mengharuskan sumber daya manusia untuk disesuaikan, antara lain dapat
disebabkan pengunduran diri pegawai dari perusahaan atas kemauan sendiri, pemecatan, kematian dan
dapat
Opening value adalah persediaan sumber daya manusia di tangan pada awal tahun. Cost of input adalah semua biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam rangka
meningkatkan nilai sumber daya manusia, termasuk biaya perekrutan, pelatihan, pengenalan, dan
pengembangan, biaya transfer masuk pegawai dari unit yang lain, biaya gaji dan upah pegawai baru,
penempatan pegawai.
Cost of output adalah semua biaya yang dibebankan perusahaan terhadap pegawai
karena menurunnya nilai sumber daya manusia, termasuk di dalamnya rugi karena perpindahan
pegawai (baik karena pemecatan atau tidak), keluarnya pegawai sebelum masa amortisasinya habis
dan biaya amortisasi sumber daya manusia.
Setelah dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai bersih dari asset tersebut, maka nilai
tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Tunggal (1994:34-36) terdapat empat metode
yang memungkinkan penyajian investasi sumber daya manusia dalam laporan keuangan :
1. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam surat direksi (president letter)
dari laporan tahunancorporate termasuk informasi mengenai pengeluaran-pengeluaran untuk sumber
daya manusia.
2. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam suatu aktiva tak berwujud (a statement of intangibles).
3. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam laporan performa yang belum
diaudit perusahaan yang menunjukkan investasi sumber daya manusia.
4. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam laporan tahunancorporate dengan
memasukkannya ke laporan keuangan konvensional.
2.8 Perlakuan Akuntansi Sumber Daya Manusia Pengakuan SDM sebagai aktiva didasarkan pada hal sebagai berikut : Kriteria Pengakuan Kesesuaian dengan SAK 2007 pasal 19 - Manfaat Ekonomis - Nilai atau biaya yang
- Mempunyai manfaat ekonomis bagi perusahaan sekarang dan yang akan datang sesuai dengan SAK 2007
pasal 19 paragraf 20.
- Mempunyai nilai yang dapat diukur dengan
dapat diukur - Pengakuan Aktiva - Waktu Pengakuan
handal yaitu biaya akuisisi, biaya pendidikan dan latihan sesuai dengan SAK 2007 pasal 19 paragraf
20.
- Diakui sebagai aktiva SDM pada aktiva lain-lain. Hal ini tidak menyimpang dari SAK 2007.
- Aktiva SDM diakui pada saat dikeluarkan kas untuk biaya akuisisi maupun biaya pengembangan SDM.
2.9 Pengukuran Aktiva SDM 1. Kapitalisasi Aktiva SDM Kapitalisasi SDM di dalam aktiva dapat dihitung sebagai berikut : t BiayaDikla isi BiayaAkuis
siAktiva Kapitalisa
+ = 2. Amortisasi Aktiva SDM Amortisasi Aktiva SDM dapat dihitung sebagai berikut : Amortisasi Tahun 2005 is UmurEkonom AktivaSDM Tahun Amortisasi
= 2005 Dimana umur ekonomis yang digunakan adalah 10 tahun Amortisasi Tahun 2006
+ = is UmurEkonom ahun AktivaSDMT Tahun Amortisasi Tahun Amortisasi 2006 2005 2006 Amortisasi Tahun 2007
+ + = is UmurEkonom ahun AktivaSDMT Tahun Amortisasi Tahun Amortisasi Tahun Amortisasi 2007 2006 2005 2007
3. Investasi Bersih Aktiva SDM
Investasi Bersih Aktiva SDM dapat dihitung sebagai berikut : 2.10 Pencatatan Akuntansi Sumber Daya Manusia 1. Pencatatan Aktiva Aktiva SDM Kas xxxxxx xxxxxx 2. Pencatatan Amortisasi Amortisasi Akuntansi SDM Akumulasi Amortisasi Akuntansi SDM xxxxxx xxxxxx
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan IAI (2007:49) menyatakan
bahwa unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban, dan ekuitas. Dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau
ekuitas, perhatian perlu ditunjukkan pada substansi yang mendasar serta realitas ekonomi dan bukan
hanya bentuk hukumnya. Pencatatan aktiva dilakukan dengan mendebet akun aktiva dan mengkredit
akun kas sebesar harga perolehan. Pada akhir periode dilakukan penyusutan atau depresiasi untuk
aktiva berwujud dan amortisasi untuk aktiva tidak berwujud. Akun depresiasi atau amortisasi dicatat
pada sisi debet dan akumulasi depresiasi di sisi kredit sebagai kumpulan biaya depresiasi pada periode
Qibtiyah (2000) menyatakan bahwa laba, modal sendiri, dan aktiva laporan keuangan yang
menggunakan Akuntansi Sumber Daya Manusia lebih besar dibanding akuntansi konvensional. ROI,
NPM, ROE, dan TATO lebih kecil dibanding akuntansi konvensional. TATO kecil menunjukkan
ketidakefisienan penggunaan aktiva untuk menghasilkan volume penjualan. Sementara itudebt
ratiodan debt to equtiy ratio lebih besar untuk menutupi kewajiban terhadap
pihak luar. Selanjutnya Maysyaroh (2001) menyatakan bahwa penggunaan konsep akuntansi sumber
daya manusia dapat memperbaiki kontribusi laba bersih (sebesar biaya yang dikeluarkan untuk
perolehan dan pengembangan sumber daya manusia) dan peningkatan ROI yang dapat digunakan
sebagai informasi untuk mengambil keputusan manajemen yang tepat. Informasi menunjukkan tingkat
efisiensi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki.
Lebih lanjut lagi Sulistyowati (2003) menyatakan aplikasi akuntansi sumber daya manusia
memunculkan akun baru investasi bersih aktiva sumber daya manusia pada sisi aktiva lain-lain, akun
hutang pajak ditangguhkan, dan laba ditahan dari aktiva sumber daya manusia. Selisih pajak di neraca
sebagai hutang pajak penghasilan yang ditangguhkan dan selisih laba disajikan di neraca sebagai laba
ditahan dari aktiva sumber daya manusia. Penelitian ini menunjukkan laba akuntansi sumber daya
manusia lebih tinggi dibanding penggunaan akuntansi konvensional. Rasio profitabilitas juga lebih
baik dibanding akuntansi konvensional. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muzaqqi (2003) yang
menyatakan bahwa penyusunan laporan keuangan menggunakan akuntansi sumber daya manusia
menunjukkan peningkatan perolehan sisa hasil usaha yang ditransfer ke neraca sehingga terdapat
pertambahan modal. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Pangesti (2003) menyatakan bahwa
konsep akuntansi sumber daya manusia sebaiknya diterapkan di PT. IMDI karena dapat memberikan
informasi kuantitatif khususnya mengenai sumber daya manusia sehingga dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen.
BAB III
(expense), bukan diakui sebagai aktiva (asset). Penilaian ini mengakibatkan informasi
keuangan yang digunakan bagi pemakai laporan keuangan untuk mengambil keputusan
menjadi terdistorsi.
Pada laporan laba rugi, angka yang disajikan sebagai ”laba bersih” tidak
menunjukkan sebenarnya. Hal ini disebabkan pengeluaran untuk memperoleh dan atau
mempertahankan, mengembangkan karyawan dibebankan sebagai biaya pada periode
terjadinya. Pada saat perusahaan melakukan pengeluaran untuk sumber daya manusia
yang besar dalam rangka melindungi atau meningkatkan ”earning
power” pada masa yang akan datang, laba diakui terlalu kecil (understated), sedangkan pada saat pengeluaran untuk sumber daya manusia kecil atau tidak ada, laba diakui terlalu besar (overstated).
Sementara itu neraca tidak menunjukkan keadaan sebenarnya karena angka yang
disajikan sebagai ”total aktiva” tidak termasuk aktiva sumber daya manusia. Oleh karena
itu tidak ada indikasi aktual organisasi dalam aktiva sumber daya manusia. Perlakuan
akuntansi konvensional tanpa akuntansi sumber daya manusia dapat mengarahkan
manajemen untuk melakukan keputusan rabun berkaitan dengan investasi sumber daya
manusia.
2.3 Pengukuran Aktiva dalam Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses
ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Biaya historis (historical cost), aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk
memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya sekarang (momment cost), aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar apabila aktiva yang sama atau setara kas diperoleh.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realizable atau sattlement value), aktiva dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam
pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa
depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan
hasil dalam melaksanakan usaha normal.
2.4 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia menurut Mangun (1997) sebagaimana di kutip Juwitasari
(2001:25). ”Semua kegiatan manusia yang produktif untuk masyarakat. Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia merupakan semua usaha
manusia yang produktif untuk menghasilkan barang dan jasa bagi kepentingan
masyarakat”. Nawawi (1997: 40) memberikan tiga pengertian tentang sumber daya
manusia, yaitu:
1. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi. 2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal
(non material financial) dalam organisasi bisnis dapat diwujudkan menjadi potensi nyata
(riil) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensinya dalam organisasi.
Unsur-unsur sumber daya manusia, menurut Gomes (2001:26) meliputi
kemampuan (capabilities), sikap (attitudes), nilai-nilai (values), kebutuhan- kebutuhan
(needs), dan karakteristik-karateristik demografisnya (penduduknya).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah
semua orang dalam organisasi atau perusahaan yang melakukan kegiatan dan mempunyai
usaha produktif untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Sumber daya manusia melaksanakan tiga fungsi yang berbeda dalam
melaksanakan tanggung jawabnya, yaitu : fungsi lini, fungsi koordinatif, dan fungsi jasa
atau staf. Dari fungsi tersebut dapat di simpulkan bahwa manusia merupakan pelaku
organisasi yang dengan kemampuan fisik dan intelektualnya menggerakkan sumber daya
lain yang terdapat dalam organisasi sehingga sumber daya manusia merupakan faktor
pengerak organisasi atau perusahaan.
2.5 Asumsi Dasar dan Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Peran perkembangan informasi yang begitu cepat telah memaksa perusahaan
meningkatkan sumber daya manusianya. Untuk mampu bersaing, perusahaan harus
berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini dalam mencapai tujuannya.
Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus berkarakter seperti akurat dan tepat
waktu. Tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap lebih dikarenakan
adanya kebutuhan yang sangat dirasakan oleh masing-masing unit bisnis untuk
mendapatkan posisi keunggulan bersaing.
Menurut Ikhsan (2008: 66) yang mengutip Davidson dan Weil, mengatakan bahwa asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai. Manusia memberikan jasa sekarang
dan masa yang akan datang, yang tidak dimiliki mesin dan material. Sumber daya yang
diinvestasi dapat dipertanggungjawabkan tanpa kepemilikan.
2. Pengaruh dari gaji manajemen. Nilai dari sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh
cara-cara mereka dikelola. Sikap atau gaya tertentu dari manajemen dapat meningkatkan
motivasi karyawan, meningkatkan produktivitas, sedangkan gaya manajemen yang lain
mungkin menurunkan motivasi dan dengan demikian menurunkan produktivitas.
3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia. Informasi mengenai biaya sumber daya
dan nilai-nilainya adalah perlu untuk pengelolaan manusia yang efektif dan efisien dalam
berbagai aspek dari proses manajemen sumber daya manusia, termasuk perencanaan dan
pengendalian dalam akuisisi, pengembangan, alokasi, komposisi, konservasi dan utilisasi
manusia.
Sedangkan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai:
1. Informasi kuantitatif, memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya manusia dalam
suatu organisasi yang dapat digunakan manajemen dan investor dalam pengambilan
keputusan.
2. Metode penilaian, memberikan metode penilaian dalam keuntungan sumber daya manusia.
3. Teori dan model, memberikan suatu teori dan variabel-variabel yang relevan untuk
menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal dalam mengindentifikasi variabel-
variabel yang relevan serta mengembangkan model yang ideal dalam pengelolaan sumber
daya manusia.
Sementara itu Tuannakotta (1986: 256) berpendapat ”Akuntansi Sumber Daya
Manusia adalah proses pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya
manusia dan pengkomunikasian informasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan”.
Berdasarkan definisi di atas terkandung tiga pengertian akuntansi sumber daya manusia,
yaitu: indentifikasi nilai-nilai human resource, pengukuran biaya dan nilai bagi suatu
organisasi, dan penyelidikan mengenai dampak kognitif dalam perilaku sebagai akibat
dari informasi tersebut. Hal ini juga berhubungan dengan pengukuran nilai ekonomis
karyawan atau pegawai suatu perusahaan atau organisasi .
Belkaoui (1994: 344) menyatakan bahwa ”tujuan akuntansi sumber daya manusia
adalah pengindentifikasian sumber daya manusia, dan menyelidiki pengaruh kognitif dan
pengaruh informasi ini pada perilaku manusia”. Hal-hal yang mengenai akuntansi sumber
daya manusia, yaitu : mengkapitalisasi biaya sumber daya manusia ini lebih valid dari
pada membiayakannya, informasi mengenai sumber daya manusia ini tampaknya lebih
relevan bagi pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal, akuntansi
sumber daya manusia menunjukkan pengakuan secara eksplisit bahwa manusia adalah
sumber daya perusahaan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sumber daya
lainnya.Dalam akuntansi sumber daya manusia, sumber daya manusia merupakan
bagian terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu penginfomasian yang efektif
dan efisien sebagai dasar penentuan kebijakan tentang pengelolaan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan baik sekarang dan
masa yang akan datang serta sumber daya manusia mempunyai nilai yang dapat diukur
dengan handal berarti memenuhi syarat diakui dalam laporan keuangan. Hal ini
memunculkan akun aktiva sumber daya manusia dan secara otomatis akan memerlukan
pengakuan unsur yang lain, yaitu: biaya sumber daya manusia dan amortisasi sumber
daya manusia.
2.6 Metode Penentuan Nilai Aktiva Sumber Daya Manusia
Aktiva dan pengukurannya memiliki peranan penting dalam menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi kreditor dan investor untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Menurut Chariri dan Ghozali dalam Ikhsan (2008:193) mengatakan bahwa
karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan.
Aktiva perlu didefinisikan karena definisi tersebut akan digunakan untuk
mengidentifikasikan peristiwa ekonomi yang harus diukur, diakui dan dilaporkan dalam
neraca. Banyak definisi yang dikemukakan untuk menunjukkan arti dari aktiva. Menurut
Ikhsan (2008:193) meskipun ada perbedaan dalam definisi tersebut, namun semuanya
tetap mengarah pada karakteristik umum yang melekat pada aktiva. Karakterisitk tersebut
adalah:
1. Adanya karakteristik manfaat di masa mendatang (pemakaian dapat berbeda-beda seperti potensi jasa dan sumber-sumber
ekonomi).
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva.
3. Berkaitan dengan entitas tertentu.
4. Menunjukkan proses akuntansi.
5. Berkaitan dengan dimensi waktu.
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran.
FASB (1980) mendefinisikan aktiva sebagai berikut: ”Aktiva adalah manfaat
ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh
suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki tiga
karakteristik utama yaitu:
a. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang.
b. Dikuasai oleh suatu unit usaha.
c. Hasil dari transaksi masa lalu.
Aktiva dalam kaitannya dengan konsep akuntansi sumber daya manusia merupakan prosedur untuk mendapatkan suatu nilai yang eksplisit terhadap