Top Banner
41 Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000 Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana Budidaya pada Dua Ketinggian Tempat yang Berbeda Morphometrics Analyses of Apis cerana Workers Cultivated at Different Altitude Novita, Rustama Saepudin, Sutriyono, , Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu Jalan W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A ABSTRACTS This research aimed to compare the morphometric of worker bees Apis cerana lives at different altitudes which were high altitude (500-<1000 m above sea level) and low altitude (0-100 m above sea level). The experimental animals were 50 Apis cerana collected from each altitudes. A projector microscope (LAS EZ V2.0.0) of 8x magnification was used in body measurement which was conducted in Animal Laboratory University of Bengkulu. Results showed that body weight, length of proboscis, femur length of worker bees of high and low altitude (introduced and local bees) are significantly different (P<0.05). However, the length of tibia, hind metatarsus, width of wings and and the forth abdominal tergit (P>0.05). The highest body weight and hind femur length werel observed in high and low altitudes. Infact, prosbocis length was the highest in low level altitude habitat. In contrasly, the measurement of length of hind femur was the highest in high altitude (kepahiyang) and the the longest proboscis was found in low altitude (Bengkulu city). The results indicate that the differences were due to the adaptation processes to the environment. It can be concluded that the altitude of habitat plays an important role to the morphometric of workers group of Apis cerana. Keywords: Apis cerana, morphometric, the altitude ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan morfometrik lebah madu pekerja Apis cerana berdasarkan perbedaan tempat hidup pada dataran tinggi (500-<1000 m dpl) dan dataran rendah (0-100 m dpl). Penelitian ini menggunakan sampel 50 ekor lebah Apis cerana di setiap lokasi. Pengukuran bagian tubuh lebah madu dilakukan di Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu dengan menggunakan mikroskop projektor (LAS EZ V2.0.0) perbesaran 8 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan (BB), panjang probosis (PP) dan panjang femur tungkai belakang (PFB) lebah madu pekerja di dataran tinggi dan dataran rendah (lebah introduksi dan lebah alami) berbeda nyata (P<0,05), sedangkan panjang tibia, metatarsus tungkai belakang, panjang sayap, lebar sayap dan ukuran tergit ke-4 abdomen secara statistik tidak ada perbedaan (P>0,05). Berat badan dan panjang femur tungkai belakang tertinggi diperoleh pada lebah madu dataran tinggi
16

Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

Jan 24, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

41

Jurnal Sain Peternakan Indonesia ISSN 1978 - 3000

Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana Budidayapada Dua Ketinggian Tempat yang Berbeda

Morphometrics Analyses of Apis cerana Workers Cultivated at Different Altitude

Novita, Rustama Saepudin, Sutriyono, ,

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas BengkuluJalan W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A

ABSTRACTS

This research aimed to compare the morphometric of worker bees Apis cerana livesat different altitudes which were high altitude (500-<1000 m above sea level) and lowaltitude (0-100 m above sea level). The experimental animals were 50 Apis cerana collectedfrom each altitudes. A projector microscope (LAS EZ V2.0.0) of 8x magnification was usedin body measurement which was conducted in Animal Laboratory University ofBengkulu. Results showed that body weight, length of proboscis, femur length of workerbees of high and low altitude (introduced and local bees) are significantly different(P<0.05). However, the length of tibia, hind metatarsus, width of wings and and the forthabdominal tergit (P>0.05). The highest body weight and hind femur length werelobserved in high and low altitudes. Infact, prosbocis length was the highest in low levelaltitude habitat. In contrasly, the measurement of length of hind femur was the highest inhigh altitude (kepahiyang) and the the longest proboscis was found in low altitude(Bengkulu city). The results indicate that the differences were due to the adaptationprocesses to the environment. It can be concluded that the altitude of habitat plays animportant role to the morphometric of workers group of Apis cerana.Keywords: Apis cerana, morphometric, the altitude

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan morfometrik lebah madu pekerjaApis cerana berdasarkan perbedaan tempat hidup pada dataran tinggi (500-<1000 m dpl)dan dataran rendah (0-100 m dpl). Penelitian ini menggunakan sampel 50 ekor lebah Apiscerana di setiap lokasi. Pengukuran bagian tubuh lebah madu dilakukan di LaboratoriumPeternakan Universitas Bengkulu dengan menggunakan mikroskop projektor (LAS EZV2.0.0) perbesaran 8 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan (BB), panjangprobosis (PP) dan panjang femur tungkai belakang (PFB) lebah madu pekerja di datarantinggi dan dataran rendah (lebah introduksi dan lebah alami) berbeda nyata (P<0,05),sedangkan panjang tibia, metatarsus tungkai belakang, panjang sayap, lebar sayap danukuran tergit ke-4 abdomen secara statistik tidak ada perbedaan (P>0,05). Berat badandan panjang femur tungkai belakang tertinggi diperoleh pada lebah madu dataran tinggi

Page 2: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

42

(Kepahiang), sedangkan panjang probosis tertinggi diperoleh pada lebah madu alami didataran rendah (Kota Bengkulu). Ada indikasi bahwa perbedaan ini terjadi dalam upayaproses adaptasi lebah terhadap lingkungan hidupnya. Dari temuan di atas dapatdisimpulkan bahwa ketinggian tempat hidup berpengaruh terhadap morfometrik lebahmadu pekerja Apis cerana.Kata Kunci : Apis cerana, morfometrik, ketinggian tempat

PENDAHULUAN

Indonesia termasuk negaraberiklim tropis dan memilikikeanekaragaman jenis flora danfauna. Salah satu keanekaragamanfauna yang dimiliki adalah lebahmadu. Beberapa macam spesies lebahmadu yang terdapat di Indonesia,yaitu Apis cerana, A. mellifera, A.koschevnikovi (Tingek et al., 1988), A.dorsata (Ruttner, 1988), A. nigrocincta(Hadisoesilo et al., 1995), dan A.andreniformis (Wu dan Kuang., 1987).

Masyarakat pedesaan lebihmemilih untuk membudidayakanlebah madu A. cerana setelah A.mellifera, hal ini karena A. ceranamempunyai daya adaptasi tinggiterhadap iklim tropis, tahan terhadaptungau parasit, agresif dan mudahditernakkan dengan cara yangsederhana (Morse, 1967). SedangkanA. mellifera yang rentan terhadapserangan tungau parasit dan tidakagresif (Gojmerac, 1983). Lebah A.cerana termasuk serangga sosial yanghidup dalam satu koloni. Satu kolonilebah madu terdiri dari satu lebahratu (queen), ratusan lebah jantan(drone), dan ribuan lebah pekerja(worker). Setiap anggota koloni

memiliki spesialisasi tugas dalamtingkatan sosial lebah madu. Untuklebah madu ratu dan lebah madujantan merupakan anggota koloniyang melakukan aktivitas reproduksi.Sedangkan lebah madu pekerjamelakukan aktivitas dalampemenuhan kebutuhan koloni sepertimencari pakan, membuat sarangbahkan mempertahankan koloni.

Potensi pengembangan ataupendayagunaan suatu spesies lebahdidasari oleh keragaman genetik.Keragaman yang tinggi akanmenguntungkan karena berpeluanguntuk lebih mudah beradaptasi padaperubahan lingkungan, sehinggamampu bertahan hidup. Keragamanitu dapat termanifestasi pada ciri-cirimorfologi, morfologi lebah sangatpenting untuk menentukanpertumbuhan spesies lebahsehubungan dengan pengumpulanpolen, karena polen bernutrisi tinggisangat penting bagi pertumbuhanlarva dan perkembangan fisiologislebah pekerja (Keller et al., 2005).Dengan melihat morfometrik dapatmemprediksi produksi dari lebahmadu, karena faktor utamabanyaknya nektar yang dikumpulkanoleh lebah madu adalah kapasitas

Page 3: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

43

kantung madu (Erwan, 2003). Lebihlanjut Erwan (2003) menyatakanbahwa kapasitas kantung madutergantung dari ukuran tubuh darilebah pekerja.

Indonesia termasuk wilayahyang beriklim tropis, sehingga sangatideal untuk mengembangbiakkandan membudidayakan lebah madu,karena rata-rata suhu udaranya 26–35°C. Lebah madu A. cerana dapatdipelihara baik di dataran tinggi,maupun dataran rendah. MenurutMurtidjo (1991), pada temperatur20°C lebah madu mulai aktif dalamusahanya memperoleh nektar danpolen, namun waktu yangdibutuhkan dalam memperolehnektar dan polen relatif pendek,sedangkan pada temperatur sekitar30°C lebah sangat aktif mencarinektar atau polen namun waktu yangdibutuhkan untukmengumpulkannya relatif lama.Sehingga dengan adanya perubahantemperatur akan terjadi adaptasimorfologi (bentuk fisik) yangmerupakan penyesuaian bentuktubuh makhluk hidup terhadaplingkungannya. Namun sampai saatini belum ada informasi mengenaiperbedaan morfometrik dari lebahmadu yang ada di dataran tinggi(Kepahiang) pada ketinggian 500-<1000 m dpl, dan di dataran rendah(Kota Bengkulu) pada ketinggian 0-100 m dpl. Pengukuran morfometrikpada bagian-bagian tubuh lebahmadu untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan morfometriklebah madu pada dua ketinggiantempat yang berbeda.

Tilde et al. (2000) dalampenelitian A. cerana di Filipinadengan menggunakan 101 sampel,menganalisis 39 karakteristik lebahmadu A. cerana, hasilnyamenunjukkan bahwa lebah A. ceranadari daerah Palawan berbeda denganyang ada di daerah bagian Filipinalainnya yaitu memiliki ukuran sayapdan kaki lebih panjang. Mattu danVerma (1984a dan 1984b) yang telahmeneliti morfologi lebah A. cerana didaerah Kashmir (India Utara) padadua ketinggian tempat berbeda, yaitu600-1700 m dpl dan 2000-3000 m dpl,menunjukkan bahwa ukuran tungkaibelakang, sayap depan, beberapatergit dan sternit abdomen lebah dilokasi 600-1700 m dpl lebih kecildaripada bagian-bagian tubuh yangsama pada lebah di lokasi 2000-3000m dpl. Berdasarkan hasil penelitiantersebut perlu dilakukan penelitianlebah madu pada tempat yangberbeda.

Penelitian morfometrik lebahmadu pekerja A. cerana budidayapada dua ketinggian tempat yangberbeda (dataran tinggi 500-<1000 mdpl dan dataran rendah 0-100 m dpl)sangat perlu dilaksanakan.

Penelitian ini bertujuan untukmembandingkan morfometrik lebahmadu pekerja Apis ceranaberdasarkan perbedaan tempat hiduppada dataran tinggi (500-<1000 m

Page 4: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

44

dpl) dan dataran rendah (0-100 mdpl).

MATERI DAN METODEPenelitian ini dilaksanakan

pada bulan April 2013, pengambilansampel lebah madu pekerja Apiscerana dilakukan di daerahKepahiang dan di daerah Bengkulu,kemudian dilakukan pengukuran diLaboratorium Peternakan FakultasPertanian Universitas Bengkulu.

Peralatan dan bahan yangdigunakan dalam penelitian iniantara lain timbangan analitik(kapasitas 210 gram dengan ketelitian0,0001 gram), miskropkopprojektor(LAS EZ V2.0.0, made inSwitzerland), penggaris besi, pinset,botol kecil, perlengkapan keamanandari serangan lebah, alkohol 70%,lebah madu pekerja dan lain-lainyang dianggap perlu.

Prosedur

1. Pengambilan SampelPenelitian ini menggunakan

lebah madu A. cerana yang diambilpada pagi hari (pukul 09:00 wib) daridataran tinggi (Kepahiang) padaketinggian 500-<1000 m dpl, dandataran rendah (Kota Bengkulu) padaketinggian 0-100 m dpl. Adapuncaranya adalah pertama-tamamengambil lebah madu dengan caramemasang kantong plastik beningpada gerbang sarang sehingga lebah

pekerja yang akan terbang keluarsarang terjebak dalam kantong darikoloni yang berbeda yang ada didataran tinggi dan di dataran rendah.Ditiap lokasi dikoleksi masing-masing sebanyak 50 ekor lebahpekerja, kemudian dimasukkan kedalam botol. Lebah dimatikandengan alkohol 70% dan disimpanuntuk pengerjaan lebih lanjut.

2. Penimbangan dan PengukuranPenimbangan sampel

dilakukan di Laboratorium.Peternakan Fakultas PertanianUniversitas Bengkulu, 10 ekor lebahdari masing-masing koloni ditimbanguntuk mendapatkan bobot rata-ratalebah. Sehingga ada masing-masinglima bobot rata-rata lebah daridaerah dataran tinggi dan daerahdataran rendah. Sedangkanpengukuran morfometrik dilakukandengan cara mematikan lebahdengan menggunakan alkohol 70%dan bagian-bagian tubuh yang akandiukur ditempatkan pada kaca objekyang ada di mikroskop projektor(LAS EZ V2.0.0, made inSwitzerland). Pengukuran dilakukanmenggunakan mikroskop projektordengan perbesaran 8 kali.

Pengukuran dilakukanterhadap bagian-bagian tubuh lebah,yaitu panjang probosis (PP), panjangfemur tungkai belakang (PFB),panjang tibia tungkai belakang (PTB),panjang metatarsus tungkai belakang

Page 5: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

45

(PMB), panjang sayap depan (PSD),lebar sayap depan (LSD), dan ukuranlongitudinal tergit ke-4 abdomen(T4L). Sebagai data pendukung akandiamati lingkungan sekitar tempatbudidaya lebah madu pekerja A.cerana.

3. Data yang diperoleh dianalisisanova menggunakan sofware SPSSfor windows ver. 16.0, jika terdapatperbedaan yang nyata maka diujilebih lanjut dengan DMRT (Steel danTorrie, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Klimat Lokasi PenelitianGambaran umum mengenai

kondisi Propinsi Bengkulu. WilayahBengkulu berbentuk memanjangsejajar dengan pantai SamuderaIndonesia dan terletak diantaraLintang Selatan 2° – 5° dan BujurTimur 101°- 104°, dengan luaswilayah 20.000 km2. Iklim di PropinsiBengkulu ditandai dengan jumlahrata-rata curah hujan di ProvinsiBengkulu adalah antara 3.000-4.000mm/tahun dan jumlah hari hujanrata-rata 130-200 hari/tahun, denganbulan basah sepanjang tahun. Suhuudara/bulan rata-rata 26,3°C dengansuhu udara maksimum 32,3°C dansuhu udara minimum 21,9°C.Kelembaban udara rata-rata 84,1%.Sedangkan daerah dataran tinggiKepahiang terletak pada ketinggian500-1000 m dpl, dengan suhu udara

rata-rata 24,0°C (maksimum sebesar29,9°C dan sebesar 19,9°C),kelembaban nisbi rata-rata bulanan >80% (Anonimus, 2013).

Berat Badan Lebah Madu Pekerja

Hasil analisis ragammenunjukkan bahwa perbedaanketinggian tempat berbeda nyata(P<0,05) terhadap berat badan lebahmadu pekerja A. cerana. Berat badantertinggi diperoleh pada daerahdataran tinggi (Kepahiang) yaitu0,072 ± 0.0089 gram dan ukuran beratbadan terendah terdapat pada lebahmadu alami di dataran rendah (KotaBengkulu) yang berkisar 0,055 ±0,0119 gram. Hal ini terjadi karena A.cerana dataran tinggi yang berukuranlebih besar daripada lebah dataranrendah sesuai dengan Bergmann'srule (Begon et al., 1986), yangmenyatakan bahwa hewanendotermik berukuran lebih besar didaerah bersuhu lebih dingindibandingkan hewan endotermik didaerah panas. Secara morfologis,ukuran tubuh A. cerana adalah yangpaling kecil di antara keempat specieslebah madu yang membentuk sarangdi tempat tertutup. Namun demikiandiantara A. cerana sendiri ukurantubuhnya juga berbeda dari satulokasi ke lokasi yang lain(Hadisoesilo, 2001). Berdasarkan datayang diperoleh daerah dataran tinggiKepahiang terletak pada ketinggian500-1000 m dpl, dengan suhu udara

Page 6: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

46

rata-rata 24,0°C, dengan suhu udaramaksimum sebesar 29,9°C dan suhuudara minimum sebesar 19,9°C,kelembaban nisbi rata-rata bulanan >

80%.Tabel 1. Rataan hasil beratbadan lebah madu pekerja A.cerana dilokasi yang berbeda

Koloni

Rataan Berat Badan Lebah Madu (gram)

Kepahiang(Budidaya)

Kota Bengkulu(Budidaya)

Kota Bengkulu(Alami)

1 0,071 ± 0,0089 0,067 ± 0,0097 0,057 ± 0,0153

2 0,076 ± 0,0094 0,067 ± 0,0102 0,049 ± 0,0046

3 0,072 ± 0,0075 0,075 ± 0,0090 0,056 ± 0,0147

4 0,070 ± 0,0091 0,069 ± 0,0134 0,057 ± 0,0118

5 0,070 ± 0,0096 0,070 ± 0,0156 0,056 ± 0,0107

Rataan 0,072 ± 0,0089 a 0,069 ± 0,0118 b 0,055 ± 0,0119 b

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata(P<0,05).

Menurut Ruttner (1988)adaptasi terhadap kondisilingkungan mencerminkanperubahan ukuran lebah pekerja.Roubik dan Ackerman (1987)menambahkan bahwa untuk lebahsosial ukuran tubuh pekerjaumumnya telah dianggap sebagaiadaptasi untuk aktivitas mencarimakan dan mengeksploitasi sumberdaya bunga. Ukuran tubuh sangatmempengaruhi jarak terbang lebah

mencari makanan. Makin besar tubuhlebah maka makin jauh jarakterbangnya. Seperti Trigona sppdengan ukuran 5 cm mempunyaijarak terbang sekitar 600 m (Amano etal., 2000).

Panjang Probosis (PP)

Rataan hasil pengukuranpanjang probosis pada ketinggiantempat yang berbeda disajikan padaTabel 2. di bawah ini:

Tabel 2. Rataan hasil pengukuran Panjang Probosis lebah madu pekerja A. ceranadi lokasi yang berbeda

Koloni Rataan Panjang Probosis (milimeter)

Page 7: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

47

Kepahiang(Budidaya)

Kota Bengkulu(Budidaya)

Kota Bengkulu(Alami)

1 2,652 ± 0,3525 2,775 ± 0,2267 2,891 ± 0,20602 2,651 ± 0,3137 2,694 ± 0,2972 2,924 ± 0,12853 2,532 ± 0,4086 2,773 ± 0,2492 2,907 ± 0,11694 2,641 ± 0,4018 2,905 ± 0,0685 2,574 ± 0,36495 2,455 ± 0,3942 2,671 ± 0,3562 2,793 ± 0,3038

Rataan 2,586 ± 0,3691 b 2,764 ± 0,2609 a 2,818 ± 0,2684 a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata(P<0,05).

Analisis ragam menunjukkanbahwa panjang probosis dipengaruhioleh ketinggian tempat (P<0,05). PadaTabel 2. ditunjukkan bahwa rata-ratapanjang probosis A. cerana tertinggiditemukan pada lebah madu A.cerana yang hidup secara alami didataran rendah (Kota Bengkulu) yangtidak berbeda nyata (P>0,05) jikadibandingkan dengan A. ceranabudidaya di dataran rendah (KotaBengkulu). Jika dibandingkan denganA. cerana di dataran tinggi makapanjang probosis A. cerana di dataranrendah lebih panjang (P<0,05) daripada A. cerana di dataran tinggi(Kepahiang). Hal lain yang terbuktidari penelitian ini adalah bahwaukuran panjang probosis A. ceranamenjadi lebih panjang denganperbedaan ketinggian tempat,perbedaan yang signifikan ini jelasterlihat pada lebah A. cerana yangtelah lama hidup di dataran rendahKota Bengkulu, di bandingkandengan lebah madu yangdibudidayakan di dataran rendahKota Bengkulu dan dataran tinggi

Kepahiang, dengan kisaran tertinggi2,818 ± 0,2684 mm dan terendah 2,586± 0,3691 mm.

Hal itu ditunjukkan juga dariuji statistik, yaitu ukuran tersebutberbeda nyata antara lebah alami daridataran rendah (Kota Bengkulu) danlebah dari dataran tinggi(Kepahiang). Namun hasil sebaliknyaterjadi pada lebah sesama daratanrendah (Kota Bengkulu) yaitu tidakadanya perbedaan nyata panjangprobosis lebah madu budidaya danalami. Mattu dan Venna (1983)menyatakan bahwa panjang probosistidak berkorelasi dengan ketinggiantempat, tetapi lebih dipengaruhi olehfaktor morfologi bunga. Probosisyang berukuran panjang lebih sesuaiuntuk bunga-bunga dengankedudukan nektar yang dalam,sedang probosis ukuran pendekuntuk bunga-bunga dengankedudukan nektar yang dangkal. Halini juga mengindikasikan bahwaukuran probosis di dalam satu kolonilebah merupakan strategi populasiitu untuk memperluas peluang

Page 8: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

48

mendapatkan nektar yang cukup dariberbagai bunga dengan kedudukannektar beragam.

Dalam penelitian ini adaperbedaan vegetasi antara datarantinggi (Kepahiang) dan dataranrendah (Kota Bengkulu). DiKepahiang vegetasi di sekitar sarangdidominasi oleh tanaman kopi, halini sesuai dengan Saepudin et al.(2011) menyatakan bahwa produksilebah madu jauh lebih tinggi didaerah perkebunan kopi karenaketersediaan pakan yang melimpahdan jumlah populasi lebah maduyang tinggi. Sedangkan di Kota

Bengkulu vegetasi di sekitar sarangberaneka ragam seperti sengon, kayumanis, mahoni dan lain-lain. Denganadanya perbedaan vegetasi tersebutada perbedaan jenis bunga yang adadisekitar sarang, perbedaan bunga-bunga tersebut akan menyebabkanperbedaan kedalaman nektar yangdapat berpengaruh terhadap panjangprobosis.Panjang Femur Tungkai Belakang(PFB)

Perbedaan ketinggian tempatterhadap rataan pajang femurtungkai belakang lebah madu pekerjaA. cerana tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan panjang femur tungkai belakang lebah madu pekerja A. cerana dilokasi yang berbeda

KoloniRataan Panjang Femur Tungkai Belakang (milimeter)

Kepahiang(Budidaya)

Kota Bengkulu(Budidaya)

Kota Bengkulu(Alami)

1 2,026 ± 0,2802 2,009 ± 0,1353 1,981 ± 0,17742 2,039 ± 0,1476 2,096 ± 0,0742 2,059 ± 0,16233 2,198 ± 0,0689 2,073 ± 0,1019 2,174 ± 0,14534 2,118 ± 0,0578 2,140 ± 0,1679 1,977 ± 0,15295 2,119 ± 0,1460 2,039 ± 0,0769 1,873 ± 0,1346

Rataan 2,100 ± 0,1667 a 2,071 ± 0,1210 ab 2,013 ± 0,1897 b

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata(P<0,05).

Hasil analisis ragammenunjukkan bahwa panjang femurdipengaruhi oleh ketinggian tempatberbeda nyata (P<0,05) antara lebahmadu dataran tinggi (Kepahiang) dandataran rendah (Kota Bengkulu) yangtertinggi sebesar 2,100 ± 0,1667 mm

dan terendah 2,013 ± 0,1897 mm.Femur merupakan bagian kaki lebahyang digunakan sebagai tumpuanpada saat terbang, sehingga besardan kecilnya femur yang dipengaruhioleh banyaknya aktifitas terbanglebah.

Page 9: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

49

Data pada Tabel 3. ditunjukkanbahwa ukuran panjang femur lebahmadu di dataran tinggi Kepahianglebih panjang di bandingkan dengandataran rendah Kota Bengkulu. Halini dipengaruhi antara lain olehkeadaan lingkungan yang berbeda,Michener (1974), menyatakan bahwafaktor lingkungan yangmempengaruhi aktivitas terbang danmencari polen adalah suhu, angin,curah hujan, kelembaban danintensitas cahaya. Dalam penelitianada perbedaan kondisi lingkungansehingga diperkirakan akanmempengaruhi aktivitas terbang danmencari makan yang selanjutnyaakan berpengaruh padaperkembangan femur tungkaibelakang. Ada perbedaan suhu,kelembaban dan curah hujan antaradataran tinggi (Kepahiang) dandataran rendah (Kota Bengkulu)yaitu Kota Bengkulu suhuudara/bulan rata-rata 26,3°C dengansuhu udara maksimum 32,3°C dansuhu udara minimum 21,9°C.Kelembaban udara rata-rata 84,1%.Sedangkan daerah dataran tinggiKepahiang terletak pada ketinggian500-1000m dpl, dengan suhu udararata-rata 24,0°C (maksimum sebesar29,9°C dan sebesar 19,9°C),kelembaban nisbi rata-rata bulanan >80% (Anonimus, 2013).

Panjang Tibia dan PanjangMetatarsus Tungkai Belakang (PTBdan PMB)

Pada Tabel 4 dan Tabel 5.ditunjukkan bahwa panjang tibiatungkai belakang lebah madu pekerjatidak menunjukkan perbedaan yangnyata (P>0,05), hal serupa dari hasilpanjang metatarsus tungkai belakangyang juga penunjukkan hasil yangtidak berbeda antara dataran tinggiKepahiang dan dataran rendah KotaBengkulu (budidaya maupun alami),dengan kisaran tertinggi panjangtibia tungkai belakang yaitu 2,524 ±0,0952 mm dan panjang metatarsustungkai belakang tertinggi 2,022 ±0,0693 mm.

Hewan mempunyaikemampuan adaptasi terhadapperubahan suhu lingkungan sepertihalnya lebah madu. Perubahanmorfologi untuk tibia tungkaibelakang dan metatarsus tungkaibelakang jika dikaitkan denganaktifitas harian untuk mencari makandan aktifitas lain organ tersebutbukan merupakan tumpuan utama,tetapi di pengaruhi oleh faktorlingkungan yaitu suhu udara. Hal inisesuai dengan Corbet et al. (1993)yang menyatakan bahwa suhu udara(temperatur) merupakan faktorlingkungan yang berpengaruhpenting terhadap aktifitas lebahmadu. Suhu udara, kelembaban danintensitas cahaya berhubungan eratdengan ketersediaan pakan (Hilarioet al., 2000).

Page 10: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

50

Tabel 4. Rataan panjang tibia tungkai belakang lebah madu pekerja A. ceranaberdasarkan dua ketinggian tempat yang berbeda.

KoloniRataan Panjang Tibia Tungkai Belakang (milimeter)

Kepahiang(Budidaya)

Kota Bengkulu(Budidaya)

Kota Bengkulu(Alami)

1 2,514 ± 0,0873 2,462 ± 0,0874 2,502 ± 0,09352 2,466 ± 0,1013 2,549 ± 0,1096 2,478 ± 0,10363 2,504 ± 0,0959 2,514 ± 0,1180 2,538 ± 0,13354 2,500 ± 0,1344 2,594 ± 0,0671 2,479 ± 0,10975 2,539 ± 0,0693 2,503 ± 0,0487 2,416 ± 0,1151

Rataan 2,505 ± 0,0987 a 2,524 ± 0,0952 a 2,483 ± 0,1128 a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan tidak berbedanyata (P>0,05).

Panjang dan Lebar Sayap Depan(PSD dan LSD)

Analisis ragam menunjukkanbahwa panjang dan lebar sayapdepan berdasarkan perbedaanketinggian tempat berpengaruh tidaknyata (P>0,05). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ukuran panjangsayap depan berbeda tidak nyata(P>0.05) antara dataran tinggi dandataran rendah. Panjang sayaptertinggi diperoleh pada daerahdataran tinggi (Kepahiang)ukurannya sebesar 7,680 ± 0,1980 mmdan terendah pada lebah madu alamiyang terdapat di dataran rendah(Kota Bengkulu) yang berkisar 7,513± 0,1646 mm (Tabel 6). Untuk hasilukuran lebar sayap menunjukkanbahwa berbeda tidak nyata padakedua tempat baik yang di daerahdataran tinggi (Kepahiang) maupundataran rendah (Kota Bengkulu) yangbesarnya 2,604 ± 0,1078 mm dan

terendah 2,557 ± 0,1353 mm. Hal inidipengaruhi oleh faktor ada tidaknyasumber pakan di sekitar lokasi, yangpada umumnya lebah tidak terlalujauh dari sarangnya mencarimakanan. Seperti halnya A. ceranayang cenderung menghampiri jenistanaman bunga yang terdekatdengan sarangnya. Kemungkinanlebah madu hanya menemukan padasatu lokasi karena lokasi tersebutdekat dengan sarang. Sesuai denganhasil penelitian Kevanat al. (1995)jarak pencarian pakan A. cerana 100-500 m dari sarang. Faktor lainnyaadalah lingkungan seperti ketinggiandaerah, suhu kelembaban danintensitas cahaya. Menurut Chasanah(2010) suhu udara dan intensitascahaya berpengaruh positif terhadapjumlah individu serangga, sedangkankelembaban berpengaruh negatifterhadap jumlah individu serangga

Page 11: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

51

Tabel 5. Rataan panjang metatarsus tungkai belakang lebah madu pekerja A.cerana berdasarkan dua ketinggian tempat yang berbeda

KoloniRataan Panjang Metatarsus Tungkai Belakang (milimeter)

Kepahiang(Budidaya)

Kota Bengkulu(Budidaya)

Kota Bengkulu(Alami)

1 1,954 ± 0,1283 2,017 ± 0,1011 2,025 ± 0,10502 2,060 ± 0,0678 2,008 ± 0,0451 2,033 ± 0,06423 2,057 ± 0,0708 2,060 ± 0,0524 2,043 ± 0,09384 1,999 ± 0,2194 2,044 ± 0,0483 1,967 ± 0,04085 2,024 ± 0,0605 1,980 ± 0,0666 1,979 ± 0,1141

Rataan 2,019 ± 0,1260 a 2,022 ± 0,0693 a 2,009 ± 0,0907 a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan tidak berbedanyata (P>0,05)

Menurut Guslim (2007)semakin tinggi suatu tempat,semakin rendah suhu di tempattersebut. Demikian juga intensitasmatahari semakin berkurang. Suhudan penyinaran inilah yang nantinyaakan digunakan untukmenggolongkan tanaman apa yang

sesuai untuk dataran tinggi ataudataran rendah. Ketinggian tempatdari permukaan laut juga sangatmenentukan pembungaan tanaman.Tanaman berbuahan yang ditanam didataran rendah berbunga lebih awaldibandingkan dengan yang ditanampada dataran tinggi (Ashari, 2006).

Tabel 6. Rataan panjang sayap lebah madu pekerja A. cerana berdasarkan duaketinggian tempat yang berbeda

Koloni

Rataan Panjang Sayap (milimeter)

Kepahiang(Budidaya)

Kota Bengkulu(Budidaya)

Kota Bengkulu(Alami)

1 7,881 ± 0,2767 7,549 ± 0,1668 7,523 ± 0,16732 7,637 ± 0,1227 7,552 ± 0,0990 7,600 ± 0,19413 7,656 ± 0,1545 7,628 ± 0,0802 7,598 ± 0,11554 7,607 ± 0,1005 7,612 ± 0,0871 7,379 ± 0,07825 7,618 ± 0,1733 7,504 ± 0,1370 7,465 ± 0,1529

Rataan 7,680 ± 0,1980 a 7,569 ± 0,1226 a 7,513 ± 0,1646 a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan tidak berbedanyata (P>0,05).

Page 12: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

52

Tabel 7. Rataan lebar sayap lebah madu lebah madu pekerja A. ceranaberdasarkan dua ketinggian tempat yang berbeda

Koloni

Rataan Lebar Sayap (milimeter)

Kepahiang(Budidaya)

Kota Bengkulu(Budidaya)

Kota Bengkulu(Alami)

1 2,582 ± 0,0919 2,596 ± 0,0763 2,612 ± 0,09152 2,669 ± 0,1591 2,530 ± 0,1518 2,520 ± 0,09593 2,541 ± 0,0709 2,597 ± 0,0954 2,638 ± 0,09254 2,599 ± 0,0838 2,508 ± 0,1681 2,491 ± 0,15965 2,628 ± 0,0775 2,554 ± 0,1626 2,605 ± 0,0670

Rataan 2,604 ± 0,1078 a 2,557 ± 0,1353 a 2,573 ± 0,1143 a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan tidak berbedanyata (P>0,05).

Panjang sayap jugadipengaruhi oleh ada tidaknya pakanyang terdapat sekitar sarang lebahmadu. Di dataran tinggi (Kepahiang)terdapat sumber pakan yang didapatdari pohon kopi dan juga pohon tehyang merupakan tanaman penghasilpolen, sehingga bunga kopi dan tehdapat dimanfaatkan dengan baik.Selain pohon kopi dan pohon tehterdapat juga pohon kaliandradisekitar sarang yang merupakanjenis tanaman pakan lebah yangsangat disukai karena nektar yangdimilikinya (Husaini, 1986). Tetapi,penyebaran tanaman kaliandra dilokasi penelitian tidak merata. Hal inidisebabkan kaliandra bukan tanamanyang dibudidayakan dan hanyaditanam untuk mengisi tempat-tempat kosong. Sedangkan didataran rendah Kota Bengkulusumber pakan yang didapat dari

berbagai ragam tanaman yang hidupdisekitar sarang lebah madu A.cerana.

Ukuran Longitudinal Tergit Ke-4

Abdomen (T4L)

Hasil penelitian menunjukkanbahwa ukuran longitudinal tergit ke-4 abdomen berbeda tidak nyata(P>0,05) antara dataran tinggi(Kepahiang) dan dataran rendah(Kota Bengkulu). Hal ini dapat terjaditergantung dengan lama waktu suatulebah untuk dapat memenuhikantong polen atau kantong nektaryang bervariasi, serta berapa banyakbunga yang harus dikunjungi jugabervariasi. Variasi waktu dan jumlahkunjungan lebah ditentukan olehberbagai faktor, antara lain jarak darisarang, banyaknya nektar atau polenpada bunga, dan melimpahnya

Page 13: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

53

bunga disuatu tempat (Gojmerac,1983).

Pada Tabel 8. ditunjukkanbahwa ukuran longitudinal tergit ke-4 abdomen tertinggi sebesar 3,704 ±0,1903 mm ditemukan di datarantinggi (Kepahiang) dan terendahpada lebah madu A. cerana di dataranrendah (Kota Bengkulu). Hal tersebutterjadi dengan adanya adaptasimorfologi lebah madu terhadapkondisi lingkungan pada keduatempat yang hampir sama, sehinggaperkembangan ukuran longitudinaltergit ke-4 abdomen hampir sama.Pengaruh lain yaitu adanya faktordari luar, seperti makanan sebagaisalah satu kebutuhan utamaperkembangan tubuh lebah. Hal inisesuai dengan Gojmerac (1983), yangmenyatakan sebagian besarkebutuhan protein koloni lebah madudiperoleh dari polen. Protein ini

sangat penting untuk pertumbuhandan perkembangan tubuh lebah.Pada larva lebah, protein ini dapatmemperbaiki jaringan tubuh danmenjalankan fungsi tubuh lainnya.Morse dan Hooper (1985)menyatakan bahwa, seperti hewanyang lain lebah madu jugamembutuhkan vitamin dan mineralyang dihasilkan dari polen. Dalampenelitian ini kondisi lingkungan,khususnya sumber pakan cukuptersedia di sekitar sarang sehinggakecukupan pakan seperti protein,vitamin dan mineral hampir samauntuk kedua lokasi. Kesamaankondisi lingkungan, khususnyasumber pakan yang tercukupimenghasilkan tingkat perkembanganukuran longitudinal tergit ke-4abdomen yang hampir sama.

Tabel 8. Rataan ukuran longitudinal tergit ke-4 abdomen lebah madu pekerja A.cerana berdasarkan dua ketinggian tempat yang berbeda

KoloniRataan Ukuran Longitudinal Tergit ke-4 Abdomen (milimeter)

Kepahiang (Budidaya)Kota Bengkulu

(Budidaya)Kota Bengkulu

(Alami)1 3,593 ± 0,1836 3,607 ± 0,2486 3,723 ± 0,11262 3,683 ± 0,1895 3,675 ± 0,1497 3,586 ± 0,14943 3,757 ± 0,1695 3,704 ± 0,1533 3,628 ± 0,22634 3,709 ± 0,2449 3,730 ± 0,1154 3,587 ± 0,13885 3,777 ± 0,1483 3,694 ± 0,2238 3,666 ± 0,1228

Rataan 3,704 ± 0,1903 a 3,682 ± 0,1807 a 3,638 ± 0,1577 a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan tidak berbedanyata (P>0,05).

Page 14: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

54

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa ada perbedaanmorfologi lebah di daerah datarantinggi dan dataran rendah yangmeliputi berat badan dan bagiantubuh yang terdiri dari panjangprobosis (PP), dan panjang femurtungkai belakang (PFB). Berat badandan panjang femur tertinggidiperoleh pada lebah madu didataran tinggi (Kepahiang),sedangkan panjang probosis tertinggidiperoleh pada lebah madu alami didataran rendah (Kota Bengkulu).

SARAN

Untuk mengetahui apakahperubahan morfometrik berpengaruhterhadap produksi madu maka,diperlukan penelitian lebih lanjuttentang hubungan antaramorfometrik dengan produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Amano, K., T. Nemoto.,and T.AHeard. 2000. What arestingless bees and why andhow to use them as croppollinator? A review JARQ 34:183-190.

Anonimus. 2013. Kondisi Geografisdan Administrasi WilayahKabupaten

Kepahiang.http://kepahiangkab.go.id/index.php/profil-daerah/kondisi-geografis-dan-administrasi-wilayah. 28 Mei2013.

Ashari, S. 2006. MeningkatkanKeunggulan Berbuahan TropisIndonesia, Penerbit Andi,Yogyakarta.

Begon, M., J. L. Harper., and C. R.Townsed. 1986. Ecology.Blacwell Scientific,Oxford.

Chasanah, L. R. 2010.Keanekaragaman danFrekuensi KunjunganSerangga Penyerbuk sertaEfektivitasnya dalamPembentukan Buah Hoyamultiflora Blume(Asclepiadaceae). (Thesis).Insitut Pertanian Bogor,Bogor.

Corbet SA.,M. Fussell., R. Ake., A.Fraser.,andC. Gunson. 1993.Temperature and pollinationactivity of social bees. EcolEntomol 18:17-30.

Erwan. 2003. Pemanfaatan Nira Arendan Nira Kelapa Serta PolenAren Sebagai Pakan LebahUntuk Meningkatkan ProduksiMadu Apis cerana . [Tesis].Program Pascasarjana. InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Gojmerac, W. L. 1983. Bees,Beekeping, Honey and

Page 15: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

55

Pollination. AVI PublishingCompany, Inc. Westport,Conecticut.

Guslim. 2007. Agroklimatologi.USUPress, Medan.

Hadisoesilo, S. 2001.Keanekaragaman SpesiesLebah Madu Asli Indonesia.Biodiversitas. 2 (1):123-128.

Hadisoesilo, S., G.W. Otis., andM.Meixner. 1995. Two distinctpopulations of cavity nestinghoney bees (Hymenoptera,Apidae) in South Sulawesi,Indonesia. Apidologie 68: 399-407.

Hilario SD, Imperatriz-fonseca V.L.,klainert A. de MP. 2000. Flightactivity and colony strength inthe stingless bee meliponabicolor-bicolor (Apidae,melliponinae). Rev Brasil Biol60:299-306.

Husaeni EA. 1986. Potensi ProduksiNektar dari Tegakan KaliandraBunga Merah (Calliandracalotyrsus Meissn.). Di dalam:Pembudidayaan Lebah Maduuntuk PeningkatanKesejahteraan Masyarakat.Prosiding Lokakarya;Sukabumi, 20-22 Mei 1986.Perum Perhutani. hlm: 87-91.

Keller, I., P. Fluri., and A. Imdorf.2005. Pollen nutrition andcolony development in honey

bees-part II. Bee Word. 86: 27-34.

Kevan P. G., R. W. K. Punchihewa.,and C. F. Greco. 1995. Foragingrange for Apis cerana and itsimplications for honeyproduction and apiarymanagement in Kevan PG(ed.), The Asiatic Hive Bee:Apiculture, Biology, and Rolein Sustainable Development inTropical and Subtropical Asia.Ontario, Canada: Enviroquest:223-228.

Mattu, V. K., andL. R. Verma. 1984a.Comparative morphometricstudies on the Indian honeybeeof the North. West Himalayas.2. Wing JApic Res 23(1):3-10.

Mattu, V. K., and L. R. Verma. 1984b.Comparative morphometricstudies on the Indian honeybeeof the North. West Himalayas.3. Hind leg, tergites andsternit. J.zool 199: 1-29.

Michener, C.D. 1974. The SocialBehaviour of The Bees. TheBelknap of Harvard UnivPress, Cambridge.

Morse, R. A., and T. Hooper. 1985.The Illustrated Encyclopedia ofBeekeeping. BlanfordPress,England.

Murtidjo, B. A. 1991. MemeliharaLebah Madu.PenerbitKanisius,Yogyakarta

Page 16: Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana ... · Penelitian morfometrik lebah madu pekerja A. cerana budidaya pada dua ketinggian tempat yang berbeda (dataran tinggi 500-

56

Roubik, D. W., and J. D. Ackerman.1987. Long-term ecology ofeuglossine orchid-bees(Apidae: Euglossini) inPanama. Oecologia73:321-333.

Ruttner, F. 1988. Biogeography andTaxonomy ofHoneybees.Springer-Verlag:Berlin

Saepudin, R., A. M. Fuah., dan L.Abdullah. 2011. PeningkatanProduksi Lebah Madu MelaluiPenerapan Sistem Integrasidengan Kebun Kopi.Universitas Bengkulu,Bengkulu, Indonesia..

Steel, R.G.D, dan J.H. Torrie. 1993.Prinsipdan Prosedur StatistikaSuatu Pendekatan Biometrik.Terjemahan: M. Syah. PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Tilde, A.C., S. Fuchs., N. Koeniger.,and C. R. Cervancia. 2000.Morphometric diversity ofApis cerana Fabr. within thePhilippines, Apidologie 31:249–264.

Tingek, S., M. Mardan., T. E.Rinderer., N. Koeniger., andand G.Koeniger. 1988. Therediscovery of Apis vetchi Maa1953: The Sabah honeybee.Apidologie 19: 97-102

Wu, Y., and B. Kuang. 1987. Twospecies of small honeybee-a

study of the genus Micrapis.Bee World 68: 153-155