ANALISIS KONVERGENSI IFRS ATAS PSAK 16 TERHADAP PENYUSUTAN ASET TETAP PADA PT MULTI TERMINAL INDONESIA ANALYSIS OF IFRS CONVERGENCE INTO SFAS No.16 AFFECTION TO FIXED ASSETS DEPRECIATION IN PT MULTI TERMINAL INDONESIA IBRYANDANU PRATAMA 8323097663 Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012
87
Embed
Analisis Konvergensi IFRS Atas PSAK 16 Terhadap Penyusutan Aset Tetap Pada PT Multi Terminal Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KONVERGENSI IFRS ATAS PSAK 16 TERHADAPPENYUSUTAN ASET TETAP PADA PT MULTI TERMINALINDONESIA
ANALYSIS OF IFRS CONVERGENCE INTO SFAS No.16AFFECTION TO FIXED ASSETS DEPRECIATION IN PTMULTI TERMINAL INDONESIA
IBRYANDANU PRATAMA
8323097663
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratanmendapatkan gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas NegeriJakarta
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya pada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini yang berjudul :
Analisis Konvergensi IFRS atas PSAK 16 Terhadap Penyusutan Aset
Tetap pada PT Multi Terminal Indonesia.
Karya ilmiah ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar ahli madya dibidang akuntansi pada
jurusan akuntansi fakultas ekonomi universitas negeri Jakarta.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini dapat diselesaikan
berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak
langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Secara khusus pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada : Bapak Yasser Arafat SE, Akt, M.M. sebagai dosen pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan
karya ilmiah ini dari awal hingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Penulis juga berterimakasih kepada : Dra. Nurahma Hajat, M.Si
selaku dekan fakultas ekonomi, beserta segenap jajarannya yang telah
berupaya meningkatkan situasi kondusif pada fakultas ekonomi. Tak lupa
penulis menyampaikan terimakasih kepada ketua program studi : Rida
Prihatni, SE, AKT, M.SI.
Demikian juga penulis menyampaikan terimakasih kepada seluruh
dosen dan staff administrasi FE-UNJ, termasuk rekan-rekan mahasiswa
yang telah menaruh simpati dan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang
tua, yang dengan kasih sayang dan kesabarannya mendorong penulis
untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………… i
ABSTRACT………………………………………………………… ii
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………… iii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA ILMIAH……………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………… v
DAFTAR ISI………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………… viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1B. Perumusan Masalah....................................................... 2C. Tujuan dan Manfaat Penulisan…………...................... 3
1. Tujuan Penulisan…………………………………. 32. Manfaat Penulisan………………………………. 3
BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoritis……………………………………… 5B. Kerangka Berfikir…………………………………… 20C. Metodologi Penulisan…...…………………………… 21
BAB III. PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kasus……………………………………… 24B. Analisis Kasus………………………………………. 26
BAB IV. KESIMPULAN
A. Kesimpulan…………………………………………… 43B. Saran………………………………………………… 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
NO LAMPIRAN NAMA LAMPIRAN HALAMAN
1 Surat Permohonan Pelaksanaan Observasi 48
2 Surat Persetujuan Pelaksanaan Observasi 49
3 Daftar Aset Tetap Tahun 2010 50
4 Daftar Aset Tetap Tahun 2011 dan 2012 64
5 Wawancara 79
viii
DAFTAR TABEL
NO TABEL NAMA TABEL HALAMAN
2.1 Perbandingan Metode Penyusutan 16
2.2 Perubahan yang terjadi karena Konvergensi IFRS 17
2.3 Ikhtisar perubahan 2007 18
3.1 Laporan Penyusutan Aset Tetap 2010 29
3.2 Beban penyusutan selama tahun 2010 30
3.3 Laporan penyusutan Aset tetap tahun 2011 31
3.4 Beban Penyusutan Aset tetap tahun 2011 32
3.5 Perbandingan Cost Model dan Historical Cost 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic
yang hangat bagi akuntan dan top manajemen pada perusahaan-perusahaan
yang sudah terjun di Bursa Efek global dan juga para akademisi serta para
Auditor yang akan melakukan pemeriksaan pada perusahaan-perusahaan
yang sudah menerapkan IFRS tersebut. Jika sebuah negara menggunakan
IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan
yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti
tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Indonesia pun mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, seperti
yang dilansir IAI pada peringatan HUT nya yang ke – 51. Dengan
mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan
keuanganberdasarkan IFRS.
Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam,
yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi
penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini
2
digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada gradual strategy,
adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara –
negara berkembang seperti Indonesia.
Perusahaan di tempat penulis melakukan penelitian akan melakukan
adopsi melakukan penyesuaian terhadap sistem penilaian IFRS yang telah
menjadi satuan penilaian global, karena tuntutan dari kantor akuntan publik
juga perusahaan ini mengadopsi IFRS karena di nilai lebih relevan dengan
kejadian-kejadian yang ada sekarang
Bedasarkan uraian diatas , mendorong penulis untuk membahas dan
menyusun karya ilmiah dengan judul “Analisis Konvergensi IFRS atas PSAK
16 terhadap Penyusutan Aset Tetap Pada PT Multi Terminal Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan
masalahnya adalah :
“Bagaimana perubahan yang terjadi karena konvergensi IFRS atas
PSAK 16 terhadap penyusutan aset tetap pada PT Multi Terminal
Indonesia?“
3
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan
Tujuan penelitian karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui perubahan
apa saja yang terjadi jika perusahaan melakukan adaptasi terhadap
kovergensi IFRS atas PSAK 16 terhadap penilaian aktiva tetap.
2. Manfaat
Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat mempunyai
manfaat bagi berbagai pihak antara lain :
a. Bagi perusahaan :
1) Sebagai tambahan informasi untuk perusahaan agar di
masa yang akan datang bisa lebih baik dari sebelumnya
2) Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerja dengan
lembaga pendidikan yang bersangkutan
b. Bagi mahasiswa :
1) Sebagai sarana penambah wawasan mahasiswa tentang
apa saja perubahan yang terjadi setelah konvergensi
IFRS
2) Mendapat pengalaman bagaimana aktivitas dunia kerja
yang sebenernya
c. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta :
4
1) Sebagai sarana evaluasi kurikulum pendidikan yang
dijalankan
2) Sebagai sarana untuk menjalin hubungan kerja dengan
perusahaan/instansi yang dituju.
d. Bagi penulis selanjutnya
Sebagai tambahan informasi dan masukan untuk membantu
memberikan gambaran yang lebih jelas bagi para penulis yang
ingin melakukan penulisan mengenai konvergensi IFRS di
Indonesia.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian teoritis
1. Pengertian Aset tetap
James M. Reeve memberikan pengertian tentang asset tetap :
Aset tetap adalah asset yang bersifat jangka panjang atau secararelatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam waktujangka panjang. Aset ini merupakan asset berwujud karena memilikibentuk fisik. Aset ini dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidakdijual sebagai bagian dari kegiatan normal.1
T. P. Gosh memberikan pengertian tentang asset tetap :
Aset tetap atau PPE (Property, Plant, and Equipment) adalah asetberwujud (tangible assets) yang digunakan dalam kegiatanoperasional perusahaan, yang memiliki manfaat lebih dari satu periodeakuntansi. Istilah aset tetap digunakan untuk membedakan denganaset tidak berwujud, yang juga memiliki masa manfaat lebih dari satuperiode akuntansi tetapi tidak memiliki wujud fisik, serta nilainya tidaksepenuhnya dipengaruhi oleh eksistensi fisik dari aset.2
PSAK 16 memberikan pengertian tentang asset tetap :
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barangatau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuanadministratif; dan(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.3
b. Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaatdi masa mendatang.5
4. Pengukuran setelah pengakuan
Menurut PSAK 16 :
PSAK 16 Memberikan kepada suatu entitas suatu opsi kebijakan
akuntansi yang menggunakan model harga perolehan atau model revaluasi .
Model manapun yang akan diadopsi oleh suatu entitas, entitas harus
menerapkan kebijakan tersebut bagi seluruh kelompok dari properti,pabrik,
peralatan. Contoh dari kelompok properti, pabrik, dan peralatan adalah tanah,
tanah berikut bangunannya, pabrik dan mesin-mesin, kendaraan bermotor,
peralatan kantor, perabotan kantor6
5. Model Harga Perolehan
Model harga perolehan (cost model) menurut nandakumar :
Model ini adalah suatu model yang umum digunakan. Apabila entitasmemilih model harga perolehan kemudian digunakan untuk mencatatproperty, pabrik dan perlatan setelah pengakuannya atas dasar hargaperolehannya dikurangi dengan akumulasi penyusutannya dan akumulasirugi karena penurunan nilai asset.7
6. Pengertian penyusutan
Pengertian penyusutan menurut Carl S warren :
5 Ibid6 Ibid7 Nandakumar, Loc.Cit, hal. 97
8
Aset tetap seperti peralatan, gedung, dan pengembangan tanahkehilangan kemampuannya untuk memberikan jasa seiring denganberjalannya waktu. Akibatnya , biaya peralatan gedung ,danpengembangan tanah perlu dipindahkan ke akun beban secarasistematis selama masa kegunaannya. Pemidahan biaya ke bebansecara berkala semacam ini disebut penyusutan atau depresiasi.8
Pengertian Penyusutan menurut PSAK 16 (revisi 2011) :
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkandari suatu aset selama umur manfaatnya.
Semua jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan semakin berkurang
kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya
waktu. Beberapa factor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini
adalah pemakaian , keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia
dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya
kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini
perlu dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud
disebut penyusutan.9
7. Nilai Wajar
Menurut PSAK 16 (revisi 2011) tentang nilai wajar :
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatuaset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuanmemadai dalam suatu transaksi dengan wajar.10
8 Carl S warren, Pengantar akuntansi ( Jakarta : Penerbit salemba empat, 2010 ) hal.89 Soemarso S, suatu pengantar akuntansi (Jakarta : penerbit rineka citra , 1998) hal.2810 IAI,PSAK 16 (Jakarta :IAI ,2007) hal.13
9
Menurut Dewi martini tentang nilai wajar :
Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajibandiselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untukmelakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatutransaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualanakibat kesulitan keuangan.11
Berikut adalah beberapa kelemahan dari pemakaian Historical cost :
a. Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena
pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu akan
dibebani biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang yang
telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat
pencatatan terjadinya biaya tersebut.
b. Nilai aset yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai
yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan
harga daya beli uang terakhir. Di samping itu juga terjadi
perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan pasiva
dalam valuta asing yang dikuasai perusahaan sehingga
mengalami kesulitan dalam perhitungan selisih kurs yang tepat
11 Dewi mahartani, Akuntansi keuangan menengah berbasis PSAK ( Jakarta : Salemba Empat,2012).
10
8. Future Value
Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai investasi
yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang
tetap selama periode tertentu. Untuk menghitung FV bisa
menggunakan fungsi fv() yang ada di microsoft excel. Ada lima
parameter yang ada dalam fungsi fv(), yaitu :
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per
bulan ataupun per tahun.
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal
periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir
periode.
9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penyusutan
Faktor – Faktor yang mempengaruhi biaya penyusutan menurut James M.
Reeve :
1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadapbiaya penyusutan.
11
2. Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva
tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva. Nilai
residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu
karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan
besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah
bagusnya jika di daur ulang.
3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur, yaitu :
Umur fisik : Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva.
Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva
tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun
fungsinya).
umur Fungsional : umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva
tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur
fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat
baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja
aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk
yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan
yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva tersebut sudah
12
tidak sesuai dengan jaman (not fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada
jenis aktiva yang bersifat dekoratif .
Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahanperhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umurekonomis.12
Faktor yang mempengaruhi penyusutan menurut PSAK 16 :
Jumlah Tersusutkan dan Periode Penyusutan
51. Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematissepanjang umur manfaatnya.
52. Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum setiapakhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasisebelumnya maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahanestimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): KebijakanAkuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.
53. Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya,sepanjang nilai residu aset tidak melebihi jumlah tercatatnya. Perbaikan danpemeliharaan aset tidak meniadakan keharusan untuk menyusutkan aset.
54. Jumlah tersusutkan suatu aset ditentukan setelah mengurangi nilairesidualnya. Dalam praktik, nilai residu aset terkadang tidak signifi kansehingga tidak material dalam penghitungan jumlah tersusutkan.
55. Nilai residu aset dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara atau lebihbesar dari jumlah tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka bebanpenyusutan aset tersebut adalah nol, hingga nilai residu selanjutnyaberkurang menjadi lebih rendah dari jumlah tercatatnya.
56. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan,misalnya pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yangdiinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika aset tersebut diklasifi kasikansebagai aset dimiliki untuk dijual (atau aset tersebut termasuk dalamkelompok aset lepasan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual)
12 James M reeve, Op.Cit, hal 8-10
13
sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untukDijual dan Operasi yang Dihentikan dan pada saat aset tersebut dilepaskan.Oleh sebab itu depresiasi tidak dihentikan pengakuannya ketika aset tidakdigunakan atau dihentikan penggunaannya kecuali telah habis disusutkan.Namun, apabila metode penyusutan yang digunakan adalah usage method(seperti unit of production method) maka beban penyusutan menjadi nol bilatidak ada produksi.
57. Manfaat ekonomi masa depan melekat pada aset yang dikonsumsi olehentitas terutama melalui penggunaan aset itu sendiri. Namun, beberapafaktor lain seperti keusangan teknis, keusangan komersial dan keausanselama aset tersebut tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunnyamanfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut. Berkaitan denganhal-hal tersebut di atas, seluruh faktor berikut ini diperhitungkan dalammenentukan umur manfaat dari setiap aset:
(a) ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebutdinilai dengan merujuk pada ekspektasi kapasitas aset atau keluaran fi sikdari aset;
(b) ekspektasi tingkat keausan fisik, yang tergantung pada faktorpengoperasian aset tersebut seperti jumlah penggiliran (shift) penggunaanaset dan program pemeliharaan aset dan perawatannya, serta perawatandan pemeliharaan aset pada saat aset tersebut tidak digunakan(menganggur);
(c) keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan olehperubahan atau peningkatan produksi, atau karena perubahan permintaanpasar atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut; dan
(d) pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturantertentu, seperti berakhirnya waktu penggunaan sehubungan dengan sewa.
58. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkanoleh entitas. Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputipelepasan aset yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atausetelah pemanfaatan sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masadepan yang melekat pada aset. Oleh karena itu, umur manfaat dari suatu
aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari aset tersebut. Estimasi umurmanfaat suatu aset merupakan hal yang membutuhkan pertimbanganberdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.
59. Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan harusdicatat terpisah meskipun keduanya diperoleh sekaligus. Pada umumnya
14
tanah memiliki umur manfaat tidak terbatas sehingga tidak disusutkan,kecuali entitas meyakini umur manfaat tanah terbatas misalnya tanah yangditambang dan tanah digunakan untuk tempat pembuangan akhir*. Bangunanmemiliki umur manfaat terbatas sehingga merupakan aset yang disusutkan.Peningkatan nilai tanah dengan bangunan diatasnya tidak memengaruhipenentuan jumlah yang dapat disusutkan dari bangunan tersebut.
60. Jika biaya perolehan tanah yang di dalamnya termasuk biaya untukmembongkar, memindahkan dan memugar, dan manfaat yang diperoleh daripembongkaran, pemindahan dan pemugaran tersebut terbatas, maka biayatersebut harus disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya. Dalambeberapa kasus, tanah itu sendiri memiliki umur manfaat yang terbatas,dalam hal ini disusutkan dengan cara yang mencerminkan manfaat yangdiperoleh dari tanah tersebut.13
10.Metode penyusutan
Metode penyusutan yang ditulis Carl S warren dalam buku :
a. Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus ini tepat digunakan apabila manfaat ekonomis
yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut setiap periode sama.
Sehingga, apabila metode garis lurus ini menghasilkan beban
penyusutan yang jumlahnya sama setiap periode, maka akan terjadi
pembandingan yang tepat antara pendapatan dengan biaya. Karena
manfaat ekonomis yang diharapkan dari aktiva tetap setiap periode
13 IAI, Op.Cit, hal 26-28
15
sama ini akan menghasilkan pendapatan yang sama setiap periode.
Alasan tambahan yang mendukung metode garis lurus ini adalah
apabila biaya pemeliharaan setiap periode sama. Sehingga
pembandingan yang tepat dapat dilakukan dengan membandingkan
biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan yang tetap periode dengan
pendapatan yang juga sama setiap penyusutan dengan menggunakan
metode garis lurus dapat dirumuskan sebagai berikut :
= ( ℎ – )
b. Metode saldo menurun / saldo menurun ganda (declining /
double declining balance method)
Metode jumlah menurun ini akan menghasilkan beban
penyusutan yang menurun setiap periode. Metode ini beranggapan
bahwa aktiva baru sangat besar peranannya dalam usaha
mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tersebut semakin lama
semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tersebut. Tarif
pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama
untuk setiap tahun.
16
Penyusutan dihitung dengan mengalikan tarif dengan nilai buku yang
semakin kecil.
c. Metode jumlah unit produksi (productive output method)
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan
jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar
satuan hasil produksi, sehingga penyusutan tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. Penyusutan
dihitung sebagai berikut :
Penyusutan per tahun = jumlah produksi setahun x penyusutan per
unit
penyusutan per unit = (harga perolehan-nilai residu)/taksiran jumlah
Jika suatu aset dibeli dengan cara tukar-menukar dengan aset
lain, maka aset harus diukur dengan nilai wajarnya, kecuali transaksi
penukaran tersebut lemah dalam subtansi komersialnya atau nilai
wajar tidak dapat secara andal. Dalam hal ini , aset yang dibeli harus
diukur menurut nilai tercatatnya yang telah ditukar dalam transaksi
tukar menukar tersebut.
28
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan jika PT Multi Terminal
Indonesia mengukur harga perolehan secara relevan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku karena konvergensi IFRS yang terdapat di PSAK.
Dalam penentuan harga perolehan di atas penulis dapat melihat jika PT Multi
Terminal Indonesia diukur pada saat tanggal akuisisi menurut harga setara
kas disini terlihat agar dapat jelas terlihat nilai wajar dari suatu aset tetap.
Jika aset tetap hasil tukar-menukar dengan sama dengan hal sebelumnya
agar terlihat nilai wajar aset tetap.
3. Pengukuran Setelah Pengakuan
Pada PT Multi Terminal Indonesia menggunakan Model Harga
perolehan ( cost model) . Model ini dipilih untuk mencatat properti dan
peralatan setelah pengakuannya atas dasar harga perolehannya dikurangi
dengan akumulasi penyusutannya dan akumulasi rugi karena penurunan nilai
aset (impairment loss).
Pernyataan diatas dapat disimpulkan, bahwa PT Multi Terminal Indonesia
telah memilih dari dua model yang direkomendasikan oleh PSAK 16 yaitu
Model biaya perolehan yang sebelumnya memakai model historical cost atau
biaya histori yang menurut PSAK 16 sudah tidak bisa sebagai panutan lagi.
29
4. Penyusutan Aset Tetap
Pada dasarnya PT Multi Terminal Indonesia melakukan
penghitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus yang
diakui PSAK 16 yang sudah konvergensi IFRS , yang
membedakannya adalah penyusunan adjusment atau penilaian di
akhir tahun yang akan mempengaruhi beban penyusutan .
Adjustment tersebut meliputi penghitungan kembali Umur
ekonomis, nilai residu , dan bagaimana keadaan depresiasi pertahun
yang sebenernya terjadi setelah mengalami penyesuaian yang
dilakukan PT Multi Terminal Indonesia.
Penulis akan menjelaskan bagaimana penyusutan yang terjadi
di tahun 2010 yaitu belum diterapkannya peraturan PSAK yang baru,
penulis akan menjelaskan dengan sebagian data yang di ambil dari
daftar aset tetap PT Multi Terminal Indonesia untuk lebih detil dan jelas
penulis melampirkan daftar aset tetap pada lembar lampiran.
30
Berikut sebagian data aset tetap dari tahun 2010 belum
menggunakan PSAK 16 revisi 2007 (historical cost):
Tabel 3.1
Laporan Penyusutan Aset Tetap 2010
Total Nilai Perolehan Aset tetap Rp 55,746,075,112
Total Beban Penyusutan selama 2010 Rp 6,030,879,244
Akumulasi Penyusutan 2010 Rp 20,755,085,392
Nilai Buku per 31 desember 2010 Rp 34,629,677,232
Tabel 3.2
Beban penyusutan selama tahun 2010
Beban Penyusutan
Januari Rp 466,975,068 Juli Rp 504,215,514
Februari Rp 466,225,818 Agustus Rp 507,964,241
Maret Rp 503,107,987 September Rp 505,465,089
April Rp 504,796,006 Oktober Rp 506,118,370
Mei Rp 504,042,673 November Rp 506,118,370
Juni Rp 504,215,514 Desember Rp 551,634,596
31
Tabel diatas menunjukan sistem garis lurus penyusutan yang
dilakukan oleh PT Multi Terminal Indonesia yang masih berbasis
Historical cost karena Nilai aset yang dicatat dalam neraca akan
mempunyai nilai yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan
perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di samping itu juga
terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan pasiva
dalam valuta asing yang dikuasai perusahaan sehingga mengalami
kesulitan dalam perhitungan selisih kurs yang tepat bahkan Alokasi
biaya untuk depresiasi akan dibebankan terlalu kecil dan
mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.
Di samping itu akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen
perusahaan apabila harus mendasarkan pada laporan akuntansi yang
disusun atas dasar asumsi.
Setelah melihat penilaian aset tetap di tahun 2010 maka penulis
akan menjelaskan bagaimana PT Multi Terminal Indonesia
menerapkan PSAK revisi terbaru pada penghitungan penyusutan aset
tetap dan penyesuaian yang dilakukan pada akhir tahun 2011 yang
akan mempengaruhi beban penyusutan di tahun 2012.
32
Berikut sebagian data aset tetap dari tahun 2011 setelah
menggunakan PSAK 16 revisi 2007 (Cost model):
Tabel 3.3
Laporan penyusutan Aset tetap tahun 2011
Total Nilai Perolehan Aset tetap Rp 55,306,558,180
Total Beban Penyusutan selama 2011
Per 30 November Rp 5,717,028,195
Akumulasi Penyusutan 2011
Per 30 November
Rp 26,471,932,325
Nilai Buku per 30 November 2011 Rp 29,198,020,855
Tabel 3.4
Beban Penyusutan Aset tetap tahun 2011
Beban Penyusutan
Januari Rp 514,765,544 Juli Rp 521,951,271
Februari Rp 514,765,544 Agustus Rp 521,951,271
Maret Rp 514,765,544 September Rp 520,928,729
April Rp 522,140,292 Oktober Rp 520,928,729
Mei Rp 521,951,271 November Rp 520,928,729
Juni Rp 521,951,271 Desember Penyesuaian
33
Terlihat dari tabel diatas belum ada perubahan dalam
penghitungan dasar penyusutan dari aset tetap yang dilakukan PT
Multi Terminal Indonesia namun pada bulan desember terjadi
penyesuaian dan penghitungan kembali umur ekonomis dan nilai
residu dari masing-masing pos aset tetap yang dimiliki PT Multi
Terminal Indonesia
a) Pengukuran kembali Umur ekonomis dan Nilai residu
Pengukuran ini dilakukan pada saat akhir tahun 2011
yang mengakibatkan perubahan pada tahun 2012 yang
akan memperlihatkan nilai atau keadaan aset tetap yang
sebenarnya , berikut pengukuran umur ekonomis dan nilai
residu aset tetap
1) Umur Ekonomis
PT Multi Terminal Indonesia mengukur
kembali umur ekonomis dari masing-masing pos
aset tetap yang dimiliki dengan menggunakan jasa
pengukur profesional. Umur dari masing-masing pos
34
aset tetap bisa dilihat pada Laporan aset tetap yang
telah dilampirkan.
2) Nilai Residu
Nilai residu diukur dengan nilai pasar saat ini
dengan itu dapat terlihat keadaan aset tetap yang
sebenernya dimiliki PT Multi Terminal Indonesia
Rincian pengukuran nilai residu untuk setiap pos aset tetap
yang dimiliki PT Multi Terminal Indonesia :
a. Gedung Permanen
Daftar aset tetap terlampir, pada pos ini nilai residu diukur
10% dari nilai perolehan dengan pertimbangan harga jual
material eks bongkaran .
b. Gedung Semi Permanen
Daftar aset tetap terlampir pada, pada pos ini diukur 5%
dari nilai perolehan dengan pertimbangan harga jual
material eks bongkaran
c. Site Office
35
Daftar aset tetap terlampir , pada pos ini diukur dengan
Harga Jual Besi Bekas Rp 3.500/kg saat ini. Pos aset tetap
ini banyak terbuat dari petikemas (besi) yang sudah tidak
terpakai karena pada aset tetap pada pos ini bersifat
mobile.
d. Alat Berat Bongkar muat
Pada pos ini terdiri dari :
Forklift Top Loader Head Truck Chasis Spreader Racking Floating Fender Fender Conveyor Belt Transfer Datar Hopper Grab Bucket
Daftar aset tetap terlampir per pos di atas , pada pos ini
diukur dengan Harga Jual Besi Bekas Rp 3.500/kg saat
ini. Pos aset tetap ini banyak terbuat dari besi yang jika
sudah tidak terpakai hanya besi yang dijual.
e. Instalasi Fasilitas Bongkar Muat
Pada pos ini terdiri dari:
Instalasi Listrik
36
Instalasi Air Instalasi Komputer
Pada laporan tersebut yang ada nilai residu adalah
instalasi listrik dan air data terlampir dalam karya ilmiah.
Pada laporan tersebut hanya dijelaskan pengukuruan
dari instalasi listrik yang pengukurannya berdasarkan
dengan Harga Jual Besi Bekas Rp 3.500/kg saat ini.
f. Emplasemen
Pada pos ini terdapat dasar perhitungan nilai residu
namun tidak ada penjelasan yang detil bagaimana
mengukur nilai residu tersebut.
g. Kendaraan
Pos ini terdiri dari :
Mobil Motor
Pada pos ini pengukuran dilakukan dengan bagaimana
nilai pasar saat ini didalam laporan tidak detil berapa nilai
pasar pada saat ini hanya ada nilai residu kendaraan.
h. Furniture
Pada pos ini tidak terdapat nilai residu
37
i. Peralatan Non Mekanis dan Komputer
Pada pos ini terdiri dari :
Alat Non Mekanis Komunikasi Komputer Handkey Mesin Jahit CCTV Timbangan
Daftar aset tetap pos ini terlampir. Tidak semua aset
tetap pada pos ini memiliki nilai residu hanya pada sub
Alat non mekanis, komunikasi, beberapa aset komputer ,
CCTV dan timbangan. Pada alat non mekanis diukur
dengan Harga Jual Besi Bekas Rp 3.500/kg saat ini,
selebihnya hanya ada nilai residu bedasarkan harga
pasar saat ini.
b) Perhitungan Nilai residu
Pada akhir tahun 2011 ini dilakukan penghitungan Nilai
residu yang berasal dari perhitungan dasar pehitungan residu pada
saat selesai umur ekonomis (Future value) yang penghitungannya
berasal dari pengukuran di atas.
Nilai residu pada laporan telampir didapat dengan cara:
Pada bangunan permanen dan semi permanen :
Harga perolehan x dasar perhitungan residu saat ini
38
Harga perolehan = Harga perolehan yang telah disesuaikanpada akhir tahun 2011
Dasar perhitungan residu saat ini = berdasarkan nilai pasarpada saat ini
salah satu perhitungan residu aset tetap :
Gedung A (Ex DUT) = Rp 789,590,000 x 10%
= 78,959,000
Perhitungan untuk aset tetap lainnya :
future value x Faktor pengali x banyak unit
Future value = Dasar perhitungan residu saat selesaiumur ekonomis
Faktor pengali = faktor ini bisa sebagai berat alatBanyak unit = Jumlah dari aset tetap yang dimiliki
perusahaan
salah satu perhitungan residu aset tetap :
Site Office 20' = Rp 3,933 x 2000Kg x 1
= Rp 7,865,200
c) Perhitungan Futur Value
Pada PT Multi Terminal Indonesia nilai Future Value
untuk menghitung investasi aset tetap yang akan datang dengan
nilai suku bunga. Dalam menghitung FV aset tetap PT Multi
39
Terminal Indonesia menggunakan fungsi fv() yang ada dimicrosoft
excel dengan parameter :
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per
bulan ataupun per tahun.
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pmt, besar angsuran yang dibayarkan.
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal
periode, jika bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir
periode.
Salah satu perhitungan Future Value aset tetap pada PT Multi
Terminal Indonesia dengan menggunakan formula fungsi pada
microsoft excel :
=FV (Rate,Nper,Pmt,-Pv,Type)
= FV (6%,1,0,-3500,0)
= 3,710
d) Perhitungan Biaya penyusutan setahun
Perhitungan ini untuk melihat penyusutan yang terjadi di
taun 2012 setelah terjadi pengukuran yang baru atas aset tetap
40
pada PT Multi Terminal Indonesia. Biaya penyusutan setahun
terlampir didapat dengan cara :
−Nilai buku = Nilai buku yang telah disesuaikan padaakhir tahun 2011Nilai residu = yang telah di hitung bedasarkan caradiatasUmur ekonomis = umur ekonomis yang telah diukur kembali
Salah perhitungan biaya penyusutan pertahun aset tetap :
Gedung A ( Ex DUT) =, , , ,
= 1,484,276
5. Perbandingan Historical cost dan Fair Value (cost model)
Beradasarkan adaptasi PSAK 16 revisi 2007 atas aset tetap
pada PT Multi Terminal Indonesia dapat membandingkan beban
penyusutan aset tetap yang terjadi.
Penulis membandingkan antar pos penyusutan aset tetap dari
sebagian data yang dilampirkan dalam tabel di bawah ini
41
Tabel 3.5
Perbandingan Beban Penyusutan Historical cost dan Fair Value (cost
model)
Pos Aset TetapBeban Penyusutan
Historical Cost
Beban Penyusutan Fair
Value
Gedung A (Ex Kantor DUT) Rp 1,644,979 Rp 4,482,568
Gedung B (Ex Kantor Pangkalan
IV)
Rp 570,396 Rp 1,554,329
Reach Stacker kap. 5 Tier merk
SMV
Rp 34,083,333 Rp 35,329,657
Reach Stacker kap. 5 Tier merk
Kalmar
Rp 39,951,393 Rp 40,483,505
Head Truck Hino dan Chasis Rp 25,457,670 Rp 24,250,647
Spreader Container Rp 825,008 Rp 730,988
Racking System CDC Nusantara II Rp 2,385,288 Rp 2,611,994
Jaringan Komputer di Gd.II MTI Rp 412,500 Rp 205,417
42
Terlihat dari tabel perbandingan Historical cost dan fair value (cost
model) adaptasi PSAK 16 revisi 2007 mempengaruhi besar beban
penyusutan aset tetap PT Multi Terminal Indonesia , hal tersebut dipengaruhi
karena adanya perbedaan penghitungan dasar beban penyusutan yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Beban penyusutan aset tetap pada PT Multi Terminal Indonesia
setelah adaptasi PSAK 16 revisi 2007 lebih mencerminkan keadaan yang
sebenernya karena beban penyusutan yang dibebankan sesuai dengan
keadaan sebenarnya , hal tersebut dikarenakan adanya penghitungan nilai
ase tetap yang sebenarnya (nilai wajar) pada akhir tahun.
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis terhadap laporan aset tetap
PT Multi Terminal Indonesia telah melakukan adaptasi terhadap PSAK 16
yang sudah konvergensi IFRS dimana sebelumnya yang masih
berpedoman PSAK lama yang menggunakan historical cost yang sudah
tidak lagi diakui di PSAK yang baru, semua itu berpengaruh terhadap
bagaimana perhitungan penyusutan dan beban peyusutan aset tetap
pada PT Multi Terminal Indonesia.
Perubahan yang mendasar adalah tidak lagi menggunakan
historical cost seperti PSAK lama yang menurut KAP pemeriksa dan
pemberi asuransi aset tetap penyusutan yang diakui tidak lagi wajar
adanya atau sudah tidak lagi relevan dengan melakukan perubahan ini
PT Multi Terminal Indonesia pelaporan akan lebih wajar dan sesuai
dengan keadaan yang terjadi saat ini. Perubahan tersebut berpengaruh
dalam penghitungan penyusutan aset tetap yang dimiliki oleh PT Multi
Terminal Indonesia, perubahan yang yang terjadi adalah penghitungan
kembali umur ekonomis dari aset tetap dengan yang ditentukan dengan
44
seberapa besar harapan perusahaan mengukur nilai ekonomis dari aset
tetap, adanya penghitungan dasar nilai residu saat ini dengan
pengukuran sesuai dengan keadaan saat ini dan diukur menurut masing-
masing pos aset tetap dan adanya pengukuran future value sebagai
dasar perhitungan nilai residu dari aset tetap.
Semua perubahan tersebut berdampak pada beban penyusutan
yang terlihat dilaporan aset tetap pada awal tahun 2012, jika dilihat pada
laporannya biaya terlihat lebih besar dari awal tahun 2011 ini disebabkan
karena dasar perhitungan biaya ditetapkan berdasarkan nilai wajar pada
saat ini sehingga nilai bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah, dengan
adanya seperti itu laporan aset tetap pada PT Multi Terminal Indonesia
mencerminkan keadaan yang sebenernya ada sewajarnya pada saat ini.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan semoga dapat
dijadikan pertimbangan, yaitu PT Multi Terminal Indonesia :
1. Diharapkan terus mengikuti perkembangan penyusunan
laporan keuangan yang lebih up-to-date sehingga bisa
menyajikan laporan keuangan yang transparan dan relevan
45
dengan keadaan saat ini, yang terpenting dapat dicerna dan
ditelaah untuk semua pengguna laporan keuangan;
2. Dalam penghitungan penyusutan aset tetap seharusnya
menggunakan metode penyusutan yang ditelaah secara
periodik sesuai dengan isi PSAK 16 karena disetiap pos
aset tetap memiliki karakteristik masing-masing yang tidak
selamanya sesuai dengan metode penyusutan yang
sekarang diterapkan.
46
DAFTAR PUSTAKA
IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Aset Tetap. Jakarta : IAI,2007
Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK . Jakarta :Salemba Empat, 2012
FE UNJ, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Jakarta: FE UniversitasNegeri Jakarta, 2006.
James M. Reeve, dkk. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat, 2007.
Multi Terminal Indonesia, Company Profile. Jakarta : PT Multi TerminalIndonesia, 2010.
Nandakumar Ankarath, dkk. Memahami IFRS . Jakarta : Indeks, 2012.
Sekaran, Uma. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat,2003.
Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar .Jakarta : Salemba Empat, 2004.
Suhertuti, dkk. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah.Jakarta: Irham Publishing, 2011.
Steven M. Bragg, Panduan IFRS. Jakarta : Indeks, 2011.
Sumber dari Internet:
http://www.multiterminal.co.id/mti (diakses pada tanggal 7 oktober 2011)
http://www.adibmubarrok.com/2008/06/future-value-dan-present-value(diakses pada tanggal 14 Mei 2012)
47
48
Lampiran : Surat Permohonan Observasi
49
Lampiran : Surat Persetujuan Observasi
52
Daftar Aset Tetap 2011
NO. JENIS AKTIVA TETAP KODEREKENING
TANGGALPEROLEHAN UNIT UMUR
AKTIVA
TARIFPENYUSUTANPER TAHUN
NILAIPEROLEHAN AWAL
PENAMBAHAN(PENGURANGAN)
NILAI PEROLEHANAKHIR
AKUMULASI PER31 DESEMBER 2009
NILAI BUKU PER31 DESEMBER
2009
AKUMULASIPENYUSUTAN PER31 NOVEMBER 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9 8A01
02
03
B01
GEDUNG DAN BANGUNAN :Gedung Permanen01 Gedung A (Ex Kantor DUT)02 Gedung B (Ex Kantor Pangkalan IV)03 Musholla04 Gedung C (Ex Kantor Survey Tekhnik)05 Workshop06 Gedung A (Ex Kantor DUT)07 Gudang Barang Berbahaya di CDC Banda08 Gedung C (Ex Kantor Survey Tekhnik)09 Gudang Behandle TPK 009
-10 Peluasan Gudang Barang Berbahaya CDC BandaJumlah Gedung Permanen
Gedung Semi Permanen01 Pos dan Gate Out di TPRH02 Pos Gate In 009 X ( Kantor Bea & Cukai )03 Toilet Movable Lapangan Eks Inggom
Jumlah Gudang Barang BerbahayaSite Office01 Site Office 20'02 Site Office 40'03 Site Office 40'04 Site Office 20' pada 207 dan 00705 Site Office di TPK 009X ( 40' & 20 " )06 Site Office 20' di CDC Banda07 Site Office di Inggom (1 x 20' dan 2 x 40')08 Site Office di TPK (40')
KENDARAAN :Mobil01 Mobil APV GX Th.2006 di TPRH 009 X02 Mobil Mitsubishi L300 di TMP03 Mobil Avanza GX Th 200704 Mobil Avanza GX Th 200705 Mobil Merk Honda Accord VTI-L Th.200706 Mobil Merk Honda CRV 2.4 A/T Th.200707 Mobil Mitsubishi Cold Diesel Fe 7108 Mobil Isuzu E2 NKR 55 c/c09 Mobil Avanza GX Th 2009
Jumlah MobilMotor01 Sepeda Motor02 Sepeda Motor03 Sepeda Motor04 Sepeda Motor05 Sepeda Motor06 Sepeda Motor07 Sepeda Motor Supra Fit NF 100 SL
23 Perangkat Komputer, Rackmount,Software UNIX24 Software Freight Forwarding25 Modul Aplikasi Yard & Ship Planning26 Sistem Aplikasi Maintenance & Repair
Peralatan PT. MTI27 Instalasi Fiber Optic (FO) Site Office ke
Gate Out PT. MTI28 Sistem Aplikasi TPK Pasoso29 Sistem Executive Infor.System (EIS) PT. MTI30 Pengembangan Aplikasi SIMPERS dan SIMKEU
- Sistem Aplikasi Restitusi Rumah Sakit- Sistem Aplk. Warehousing Gate CDC Banda- Sistem Aplikasi Pengendalian Arus Kas- Sistem Inf. Persuratan & HRD Payroll- Sistem Manifest On-line WarehousingSoftware Sistem Operasi & Aplikasi Berlisensi
31 Sistem Aplikasi Publikasi Data Transaksi/SMSPortal dan Mesin Server
32 Sistem Aplikasi Freight Forwarding33 Penataan Ruang Server34 DRC ( Disaster Recovery Center )35 Penataan Ruang Server TPRH
Jumlah Komputer 7,682,583,403 - 7,682,583,403 4,234,896,005 3,317,223,398 5,179,133,412
57
NO. JENIS AKTIVA TETAP KODEREKENING
TANGGALPEROLEHAN UNIT UMUR
AKTIVA
TARIFPENYUSUTAN
PER TAHUN
NILAIPEROLEHAN AWAL
PENAMBAHAN(PENGURANGAN)
NILAI PEROLEHANAKHIR
AKUMULASI PER31 DESEMBER 2009
NILAI BUKU PER31 DESEMBER
2009
AKUMULASIPENYUSUTAN PER31 NOVEMBER 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9 804
05
06
07
Handkey01 Handkey System02 Mesin Handkey di 114
Jumlah HandkeyMesin Jahit01 Mesin Jahit Transfer/Batang
Jumlah Mesih JahitCCTV01 CCTV Gudang & Lapangan CDC Banda02 CCTV Gudang & Lapangan CDC Nusantara
GEDUNG DAN BANGUNAN :Gedung PermanenGedung A (Ex Kantor DUT)Gedung B (Ex Kantor Pangkalan IV)MushollaGedung C (Ex Kantor Survey Tekhnik)WorkshopGedung A (Ex Kantor DUT)Gudang Barang Berbahaya di CDC BandaGedung C (Ex Kantor Survey Tekhnik)Gudang Behandle TPK 009Peluasan Gudang Barang Berbahaya CDC Banda
Jumlah Gedung PermanenGedung Semi PermanenPos dan Gate Out di TPRHPos Gate In 009 X ( Kantor Bea & Cukai )Toilet Movable Lapangan Eks Inggom
Jumlah Gudang Barang BerbahayaSite OfficeSite Office 20'Site Office 40'Site Office 40'Site Office 20' pada 207 dan 007Site Office di TPK 009X ( 40' & 20 " )Site Office 20' di CDC BandaSite Office di Inggom (1 x 20' dan 2 x 40')Site Office di TPK (40')
Jaringan Komputer di Gd.II MTIInstalasi Fiber Optic ( FO ) CDC Banda danSisco Switch Kantor Pusat dan TPRH 009Instalasi Fiber Optic Link dari TPRH 009 keKantor Pusat MTIInstalasi Koneksi CDC Banda ke TPRH 009xInstalasi Koneksi Kantor Pusat ke CDC Nustr.Instalasi FO TPRH ke Kantor Pusat
Handy TalkyHandy Talky Type GP 328Hand Held Terminal & Back Up BatteryPengembangan HHT TPRHHand Held Terminal & Back Up Battery TPRH
Jumlah KomunikasiKomputerNote BookNote BookKomputerPrinter HPProyektorNote BookNote BookKomputerNote BookNote BookKomputerNote BookNote BookKomputer Keu, FF, Teknologi & AuditNote Book dan Printer DirutNote Book Direktur Adm & KeuNote Book Direktur OperasionalWireless System TPRHKomputer & JaringanKomputer & JaringanModul Aplikasi KomputerHome Page MTIPerangkat Komputer, Rackmount,Software UNIXSoftware Freight ForwardingModul Aplikasi Yard & Ship PlanningSistem Aplikasi Maintenance & RepairPeralatan PT. MTIInstalasi Fiber Optic (FO) Site Office keGate Out PT. MTISistem Aplikasi TPK PasosoSistem Executive Infor.System (EIS) PT. MTIPengembangan Aplikasi SIMPERS dan SIMKEU- Sistem Aplikasi Restitusi Rumah Sakit- Sistem Aplk. Warehousing Gate CDC Banda- Sistem Aplikasi Pengendalian Arus Kas- Sistem Inf. Persuratan & HRD Payroll- Sistem Manifest On-line WarehousingSoftware Sistem Operasi & Aplikasi BerlisensiSistem Aplikasi Publikasi Data Transaksi/SMSPortal dan Mesin ServerSistem Aplikasi Freight ForwardingPenataan Ruang ServerDRC ( Disaster Recovery Center )Penataan Ruang Server TPRH
Jumlah KomputerHandkey HandkeySystem MesinHandkey di 114
Jumlah HandkeyMesin JahitMesin Jahit Transfer/Batang
Jumlah Mesih JahitCCTVCCTV Gudang & Lapangan CDC Banda CCTVGudang & Lapangan CDC Nusantara Peng.Sistem CCTV Lap Banda, 215X & PasosoPengembangan Sistem CCTV TPRH