1 Analisis Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru di Kecamatan Cengkareng Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun 2013 M. Alif Setiadi, Ema Hermawati Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI e-mail : [email protected]Abstrak Rendahnya persentase rumah sehat diduga ikut memperbesar penularan TB paru. Kecamatan Cengkareng mempunyai prevalensi TB paru tertinggi di Kota Administrasi Jakarta Barat dengan jumlah kasus 825 dan CDR 95% pada tahun 2013, sedangkan cakupan rumah sehat pada tahun 2012 sebesar 51,78%. Tujuan penelitian adalah menganalisis kondisi lingkungan fisik rumah (kepadatan hunian rumah, kepadatan hunian kamar, pencahayaan, suhu udara, kelembaban udara, dan luas ventilasi) dengan kejadian TB paru. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 181 orang suspek TB Paru berumur minimal 15 tahun yang terdaftar di register TB Puskesmas Kecamatan Cengkarang bulan Oktober- Desember tahun 2013 terdiri dari 60 penderita TB paru dan 121 bukan penderita TB paru yang diambil secara propotional stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian TB Paru adalah kepadatan hunian rumah (p-value = 0,011 OR : 2,344), kepadatan hunian kamar (p-value = 0,002 OR : 2,895), kelembaban udara (p-value = 0,022 OR : 2,261) dan luas ventilasi (p-value = 0,034 OR : 0,489). Disarankan penderita TB paru menggunakan masker dan tidak tidur sekamar untuk mencegah infeksi silang, perbaikan kondisi lingkungan fisik rumah secara mandiri atau melalui program pemerintah, penyuluhan TB paru dan rumah sehat di tempat kerja. Kata Kunci : Cengkareng; Kondisi Lingkungan Fisik Rumah;TB Paru Analysis of Home Environment Physical Condition With Incidence of Pulmonary TB at Sub-District of Cengkareng, Administration City of West Jakarta in 2013 Abstract The low percentage of healthy home allegedly enlarge of pulmonary TB transmission. Cengkareng Sub-district has the highest prevalence of pulmonary TB in West Jakarta Administration City with the number of cases 825 and CDR 95% in 2013, while the healthy home coverage in 2012 was 51.78%. The purpose of this study was to analyze the home environment physical condition (home occupancy density, bedroom occupancy density, lighting, air temperature, air humidity, and ventilation wide) with pulmonary TB incidence. This research is an observational cross-sectional design. Sample was 181 people suspected of pulmonary TB at least 15 years old enrolled in the Puskesmas Cengkareng Sub-district TB registration month of October to December 2013 consisted of 60 patients with pulmonary TB and 121 patients were not with pulmonary TB taken by proportional stratified random sampling. The results showed that the variables associated with the incidence of pulmonary TB is home occupancy density (p-value = 0.011 OR: 2.344), bedroom occupancy density (p-value = 0.002 OR: 2.895), air humidity (p-value = 0.022 OR: 2.261) and ventilation wide (p-value = 0.034 OR: 0.489). Recommended pulmonary TB patient using masks and not sleeping roommate to prevent cross-infection, improvement of home physical environment condition independently or through government programs, counseling pulmonary TB and healthy home in workplace. Keywords: Cengkareng; Home Environment Physical Condition; Pulmonary TB Analisis kondisi…, Mokh Alif Setiyadi, FKM UI, 2014
20
Embed
Analisis Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian TB ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Analisis Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru di Kecamatan Cengkareng Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun 2013
Rendahnya persentase rumah sehat diduga ikut memperbesar penularan TB paru. Kecamatan Cengkareng mempunyai prevalensi TB paru tertinggi di Kota Administrasi Jakarta Barat dengan jumlah kasus 825 dan CDR 95% pada tahun 2013, sedangkan cakupan rumah sehat pada tahun 2012 sebesar 51,78%. Tujuan penelitian adalah menganalisis kondisi lingkungan fisik rumah (kepadatan hunian rumah, kepadatan hunian kamar, pencahayaan, suhu udara, kelembaban udara, dan luas ventilasi) dengan kejadian TB paru. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 181 orang suspek TB Paru berumur minimal 15 tahun yang terdaftar di register TB Puskesmas Kecamatan Cengkarang bulan Oktober-Desember tahun 2013 terdiri dari 60 penderita TB paru dan 121 bukan penderita TB paru yang diambil secara propotional stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian TB Paru adalah kepadatan hunian rumah (p-value = 0,011 OR : 2,344), kepadatan hunian kamar (p-value = 0,002 OR : 2,895), kelembaban udara (p-value = 0,022 OR : 2,261) dan luas ventilasi (p-value = 0,034 OR : 0,489). Disarankan penderita TB paru menggunakan masker dan tidak tidur sekamar untuk mencegah infeksi silang, perbaikan kondisi lingkungan fisik rumah secara mandiri atau melalui program pemerintah, penyuluhan TB paru dan rumah sehat di tempat kerja. Kata Kunci : Cengkareng; Kondisi Lingkungan Fisik Rumah;TB Paru Analysis of Home Environment Physical Condition With Incidence of Pulmonary TB at
Sub-District of Cengkareng, Administration City of West Jakarta in 2013
Abstract
The low percentage of healthy home allegedly enlarge of pulmonary TB transmission. Cengkareng Sub-district has the highest prevalence of pulmonary TB in West Jakarta Administration City with the number of cases 825 and CDR 95% in 2013, while the healthy home coverage in 2012 was 51.78%. The purpose of this study was to analyze the home environment physical condition (home occupancy density, bedroom occupancy density, lighting, air temperature, air humidity, and ventilation wide) with pulmonary TB incidence. This research is an observational cross-sectional design. Sample was 181 people suspected of pulmonary TB at least 15 years old enrolled in the Puskesmas Cengkareng Sub-district TB registration month of October to December 2013 consisted of 60 patients with pulmonary TB and 121 patients were not with pulmonary TB taken by proportional stratified random sampling. The results showed that the variables associated with the incidence of pulmonary TB is home occupancy density (p-value = 0.011 OR: 2.344), bedroom occupancy density (p-value = 0.002 OR: 2.895), air humidity (p-value = 0.022 OR: 2.261) and ventilation wide (p-value = 0.034 OR: 0.489). Recommended pulmonary TB patient using masks and not sleeping roommate to prevent cross-infection, improvement of home physical environment condition independently or through government programs, counseling pulmonary TB and healthy home in workplace. Keywords: Cengkareng; Home Environment Physical Condition; Pulmonary TB
Hasil Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Individu Kejadian TB Paru di Kecamatan Cengkareng Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun 2013
Variabel TB paru Bukan TB paru Total
n = 60 % n = 121 % N = 181 % Umur - Tidak produktif 5 8,3 8 6,6 13 7,2 - Produktif 55 91,7 113 93,4 168 92,8 Jenis kelamin - Laki-laki 40 66,7 60 49,6 100 55,2 - Perempuan 20 33,3 61 50,4 81 44,8 Pendidikan - Tidak tamat SD 4 6,7 5 4,1 9 5,0 - Tamat SD 15 25,0 32 26,4 47 26,0 - Tamat SLTP 19 31,7 14 11,6 33 18,2 - Tamat SLTA 22 36,7 69 57,0 91 50,3 - Tamat AK/PT 0 0,0 1 0,8 1 0,6 Pekerjaan - Tidak bekerja 27 45,0 54 44,6 81 44,8 - Bekerja 33 55,0 67 55,4 100 55,2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu, kejadian TB paru lebih banyak pada
responden umur produktif yaitu 15-64 tahun (Kemenkes, 2011) (91,7%), laki-laki (66,7%),
pendidikan tamat SLTA (36,7%) dan bekerja (55,0%).
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Kejadian TB paru di Kecamatan Cengkareng Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun 2013
Variabel TB paru Bukan TB paru Total
n = 60 % n = 121 % N = 181 % Kepadatan Hunian rumah - TMS 41 68,3 58 47,9 99 54,7 - MS 19 31,7 63 52,1 82 45,3 Kepadatan Hunian kamar - TMS 42 70,0 54 44,6 96 53,0 - MS 18 30,0 67 55,4 85 47,0 Pencahayaan - TMS 50 83,3 95 78,5 145 80,1 - MS 10 16,7 26 21,5 36 19,9 Suhu Udara - TMS 33 55,0 63 52,1 96 53,0 - MS 27 45,0 58 47,9 85 47,0 Kelembaban udara - TMS 45 75,0 69 57,0 114 63,0 - MS 15 25,0 52 43,0 67 37,0 Luas Ventilasi - TMS 31 51,7 83 68,6 114 63,0 - MS 29 48,3 38 31,4 67 37,0 TMS : Tidak Memenuhi Syarat MS : Memenuhi Syarat
dan masyarakat dengan memberi masukan perbaikan desain perumahan penduduk pada
program kampung deret khususnya pembuatan jendela dan ventilasi dengan mengacu kepada
luas ventilasi minimal 10% luas lantai rumah, pemasangan genteng kaca, fiber transparan atau
glass box, memperbaiki atap yang bocor, memplester dinding yang tidak kedap air
diprioritaskan di perumahan padat dan kumuh yang kejadian TB paru di masyarakatnya
tinggi. Peneliti lain diharapkan melakukan penelitian dengan cakupan yang lebih luas dan
faktor risiko yang lebih beragam, serta menggunakan metode dan analisis yang berbeda
sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian TB Paru di Kecamatan Cengkareng Kota Administrasi Jakarta
Barat.
Daftar Referensi Achmadi, U.F. (2010). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Jakarta: UI Press. Achmadi, U.F. (2011). Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Cetakan ke-1. Jakarta: Rajawali Pers. Aditama, T.Y. (2005). Tuberkulosis dan Kemiskinan. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 55, Nomor: 2, Pebruari. Jakarta. Adrial. (2005). Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2005. (Tesis). Depok : FKM UI. Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta,. Arliana, S. (2013), Hubungan Kondisi Fisik Rumah, Perilaku, Pengetahuan Dan Karakteristik Penderita Dengan Kejadian Penyakit TB Paru BTA (+) Di Kabupaten Ende Tahun 2013, (Skripsi). Depok: FKM UI. Amin, Z. (2006). Ilmu Penyakit Dalam II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Ayomi, A. C., Setiani, O. (2012) Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Wilayah Sebagai Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 1 / April 2012 Ayunah, Y. (2008). Hubungan Antara Faktor-Faktor Kualitas Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian TB Paru BTA Positif di Kecamatan Cilandak Kotamadya Jakarta Selatan Tahun 2008. (Skripsi). Depok: FKM UI.
Azhar, K., Perwitasari, D. (2013), Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Prevalensi Tb Paru Di Propinsi DKI Jakarta, Banten Dan Sulawesi Utara, Media Litbangkes Vol 23 No. 4, Des 2013, 172-181 Azwar, A. (1996). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Cetakan Kelima. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta (2014). Peta Banjir diakses: 5 Mei 2014 dari http://bpbd.jakarta.go.id/peta-banjir/ Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat. (2011). Jakarta Barat Dalam Angka 2010. Jakarta : BPS Badan Pusat Statistik. (2012). Indikator Perumahan dan Kesehatan Lingkungan Tahun 2011. Jakarta : BPS Besral. (2012). Modul Analisis Data Riset Kesehatan Tingkat Dasar Menggunakan SPSS. Depok: FKM UI. Budiyono, F.X. (2003) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Kota Jakarta Timur Tahun 2003. (Tesis). Depok : FKM UI. Chandra, B. (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Crofton, J. (2002). Tuberkulosis Klinis Edisi 2. Jakarta : Widya Medika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Fatimah, S. (2008). Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb. Paru Di Kab. Cilacap Tahun 2008. (Tesis). Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Gould, D. & Brooker, C. (2008). Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Jakarta : EGC. Hastono, S.P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: FKM UI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 565/Menkes/Per/III/2011 tentang Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2011- 2014 Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011 -‐ 2014. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Laporan Situasi Terkini Perkembangan TB di Indonesia 2012. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Kep.250/Men/XII/2008 Tentang Klasifikasi Dan Karakteristik Data Dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan Jakarta: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Madigan, M.T., et. al (2009). Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition, New Jersey : Pearson Benjamin-Cummings. Mahpudin, A.H. (2006). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah, Sosial Ekonomi dan Respon Biologis Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif pada Penduduk Dewasa di Indonesia (Analisis Data SPTBC Susenas 2004). (Tesis). Depok : FKM UI. Murti, B. (2010). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Edisi Revisi Cetakan Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nainggolan, S. (2011). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Individu dengan Kejadian Penyakit TB Paru BTA (+) di Wilayah Puskesmas Kota Jambi Propinsi Jambi Tahun 2011. (Skripsi). Depok: FKM UI. Noor, N. N. (2008). Dasar Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Cetakan Kedua. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). (2010). Tentang Rumah Sehat diakses: 15 Februari 2014 dari http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=3049&catid=2& Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia (PPTI). (2011). Hubungan Rokok dan TBC diakses:15-2-2014 dari http://www.ppti.info/2011/06/hubungan-rokok-dan-tbc.html Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia (PPTI). (2012). TB di Indonesia Peringkat ke-5 diakses: 15-2-2014 dari http://www.ppti.info/2012/09/tbc-di-indonesia-peringkat-ke-5.html Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia (PPTI). (2013). PPTI Bantu Pasien TB Tidak Mampu diakses: 15-2-2014 dari http://www.ppti.info/2013/03/seminar-sehari.html Puskesmas Kecamatan Cengkareng. (2013). Laporan P2TB Puskesmas Kecamatan Cengkareng Tahun 2013. Jakarta Price, S.A. & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Riyantiningsih, Y. (2010). Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Individu dengan Kejadian TB Paru BTA (+) Penderita Dewasa di Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2010.(Skripsi). Depok: FKM UI. Silviana, I. (2006). Hubungan Lingkungan Fisik Dalam Rumah dengan Kejadian TB Paru BTA (+) di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2005. (Tesis). Depok : FKM UI. Simbolon, D. (2007). Faktor Risiko Tuberkulosis Paru di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2 No.3 Desember 2007 Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner & Suddarth. Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC. Smith P.G & Moss A.R. (2004). Epidemiology of Tuberculosis In Bloom, Barry R. ed, Tuberculosis : Patoghenesis, Protection and Control. Washington DC: American Society for Microbiology Press Suarni, H. (2011), Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit TB Paru di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Oktober 2008 – April 2009, (Skripsi), Depok : FKM UI. Sugiyono.(2007). Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat. (2013). Laporan P2TB Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat 2013. Jakarta Supriyono, D. (2003). Lingkungan Fisik rumah Sebagai Faktor risiko Terjadinya Penyakit TB Paru BTA Positif di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Tahun 2002. (Tesis). Depok : FKM UI. Sutangi. (2003). Hubungan Sumber Penularan Serumah dan Faktor Lain Dengan Kejadian Penyakit TB Paru BTA Positif di Kabupaten Indramayu Tahun 2002. (Tesis). Depok : FKM UI. Suyatno. (2010), Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan Masyarakat, diakses: 15-2-2014 dari http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/05/ Widoyono. (2008). Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga. Wijaya, A.A. (2012). Merokok dan Tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia, vol 8. Jakarta: PPTI.. WHO (2007), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pedoman Ringkas Dipetik pada tanggal 22-3-2014. dari http://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CDS_EPR_2007_8BahasaI.pdf WHO (2010), Global Tuberculosis Control 2010 Dipetik pada tanggal 22-2-2014 dari http://www.who.int/tb/publications/global_report/2010/en/