ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. ANTAM Tbk, PERIODE TAHUN Oleh : Nanda Budia Putra Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Email : [email protected]ABTRAK Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih mudah dipahami jika data tersebut diperbandingkan dengan menggunakan rasio keuangan. Namun demikian, dalam laporan keuangan tersebut perlu dilakukan interprestasi untuk menterjemahkan hasil yang sudah didapat untuk mengetahui lebih lanjut keadaan dan perkembangan financial perusahaan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Antam Tbk, periode 2007-2011 dilakukan untuk menentukan potensi atau menilai kinerja keuangan perusahaan yang terjadi dalam periode waktu tersebut yang sangat diperlukan bagi pihak internal dalam hal ini perusahaan yang bersangkutan untuk menentukan atau mengambil keputusan, maupun bagi pihak eksternal sebagai dasar mengambil keputusan dalam menentukan investasi. Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan, Analisis Rasio, PT. Antam Tbk. Pendahuluan Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prospek atau pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003). Laporan keuangan yang sudah dianalisis sangat diperlukan oleh pemimpin perusahaan atau manajemen sebagai alat untuk pengambilan keputusan lebih lanjut di masa yang akan datang. Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu sedangkan menurut Martono (2007) laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan
38
Embed
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. ANTAM Tbk, …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5564/1/jurnal... · C. Jenis laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No.1 (Revisi 1998)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. ANTAM Tbk, PERIODE TAHUN
Oleh : Nanda Budia Putra
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih mudah dipahami jika data tersebut diperbandingkan dengan menggunakan rasio keuangan.
Namun demikian, dalam laporan keuangan tersebut perlu dilakukan interprestasi untuk menterjemahkan hasil yang sudah didapat untuk mengetahui lebih lanjut keadaan dan perkembangan financial perusahaan sesuai dengan kebutuhan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Antam Tbk, periode 2007-2011 dilakukan untuk menentukan potensi atau menilai kinerja keuangan perusahaan yang terjadi dalam periode waktu tersebut yang sangat diperlukan bagi pihak internal dalam hal ini perusahaan yang bersangkutan untuk menentukan atau mengambil keputusan, maupun bagi pihak eksternal sebagai dasar mengambil keputusan dalam menentukan investasi.
Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan, Analisis Rasio, PT. Antam Tbk.
Pendahuluan
Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prospek atau pertumbuhan potensi
perkembangan yang baik bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian,
2003). Laporan keuangan yang sudah dianalisis sangat diperlukan oleh pemimpin
perusahaan atau manajemen sebagai alat untuk pengambilan keputusan lebih lanjut di
masa yang akan datang.
Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu
sedangkan menurut Martono (2007) laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan pada saat tertetu, umumnya laporan keuangan merupakan
sebuah media informasi yang mencatat dan merangkum segala aktivitas perusahaan serta
digunakan untuk melaporkan keadaan dan posisi perusahaan kepada pihak yang
berkepentingan, terutama pada pihak kreditur, investor, dan manajemen perusahaan itu
sendiri, untuk menggali lebih banyak lagi informasi yang terkandung dalam suatu laporan
keuangan maka diperlukan suatu analisis laporan keuangan apabila suatu informasi
disajikan dengan benar, informasi itu sangat berguna bagi perusahaan dalam pengambilan
keputusan dan untuk mengetahui kinerja keuangan.
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis laporan
keuangan yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio-rasio yang biasanya
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain rasio likuiditas,
solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas (Martono, 2007).
Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Laporan Keuangan
Munawir (1988) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas perusahaan tersebut. Baridwan (1992) menyatakan laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Sofyan (2007) laporan keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, sedangkan
menurut Martono dan Agus (2008) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertetu, laporan
keuangan merupakan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
perusahanan sehingga menjadi perhatian berbagai pihak yang berkepentingan (Sawir,
2003).
Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang terdapat dalam laporan
keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan hasil dari proses kegiatan aktivitas
perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak didalam perusahaan
maupun di luar perusahaan, informasi yang berguna tersebut misalnya tentang
kemampuan perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek, kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga pinjaman, dan keberhasilan perusahaan dalam
meningkatkan besarnya modal sendiri (Sawir, 2003).
Analisis rasio dalam banyak hal mampu memberikan indikator dan gejala-gejala
yang muncul dari kondisi disekitarnya, melalui analisis rasio terhadap laporan keuangan,
akan dapat diketahui posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang bersangkutan,
dimana dari hasil analisis laporan keuangan tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan. Analisis laporan keuangan
adalah menguraikan pos-pos keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan
yang lain baik antara data yang kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat (Harahap, 1999).
Menurut Halim (2007) terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan perusahaan tetapi analisis rasio merupakan hal yang
sangat umum digunakan, yang menghubungkan dua data keuangan (neraca atau laporan
laba rugi), baik secara individu atau kombinasi dari keduanya, dengan cara membagi satu
dengan yang lainnya.
Halim (2007) mengemukakan jenis-jenis rasio keuangan utama yang umumnya
digunakan untuk melakukan analisis adalah sebagai berikut:
1.Rasio digunakan untuk mengukur manajemen
2.Rasio untuk mengukur efisiensi operasi manajemen
3.Rasio untuk mengukur kebijakan keuangan perusahaan.
B. Tujuan laporan Keuangan
Menurut standar akuntansi keuangan (1994) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
C. Jenis laporan Keuangan
Berdasarkan PSAK No.1 (Revisi 1998) ada lima jenis laporan keuangan pokok
yang dihasilkan, antara lain:
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan secara sistematis tentang harta, hutang, serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu Secara spesifik neraca dimaksudkan membantu
pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan dan kemampuan untuk
menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
2. Laporan Laba/Rugi
Merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang penghasilan-penghasilan dan
biaya-biaya serta laba/rugi bersih suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini
dianggap laporan akuntansi terpenting dalam laporan tahunan.
3.Laporan Perubahan Ekuitas
Merupakan laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah awal
periode menjadi jumlah pada akhir periode.
4.Laporan Arus Kas (cashflow statement)
Merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dibedakan
menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, tujuan pokok aliran kas
adalah untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembiayaan kas perusahaan
selama periode tertentu, tujuan kedua laporan arus kas investasi, pendanaan dan operasi
perusahaan selama periode tertentu.
D. Pengelompokkan Rasio Keuangan
Berikut ini adalah pengelompokkan rasio keuangan menurut Riyanto (2001):
1. Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)
Yang tergolong dalam rasio ini adalah semua data yang diambil atau bersumber dari
neraca, misalnya: current ratio, acid test ratio, current assets to total asset ratio, current
PT. Antam Tbk, menunjukkan bahwa rasio pada tahun 2007 sampai tahun 2008
mengalami kenaikan sebesar 72%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang lancar dapat dipenuhi oleh aktiva lancar setelah di
kurangi oleh persediaan. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami penurunan
sebesar 60%, hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang lancar yang tidak terpenuhi oleh aktiva lancar. Pada tahun 2010
sampai tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 119%, hal ini menunjukkan adanya
penurunan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar. Rasio yang kurang
dari 100% menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu membayar hutang lancar
dengan aktiva yang lebih likuid.
c. Cash Ratio
Tabel 3
Cash Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Kas Hutang lancar Rasio
2007 4.743.875.109 1.818.063.474 260%
2008 3.284.218.532 725.941.574 452%
2009 2.773.582.727 747.531.096 371%
2010 4.308.242.737 1.989.071.312 216%
2011 5.639.678.574 855.829.583 658%
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki cash ratio
sebesar 260% pada tahun 2007, pada tahun 2008 sebesar 452%, pada tahun 2009
sebesar 371%, pada tahun 2009 sebesar 371%, pada tahun 2010 sebesar 216%, pada
tahun 2011 sebesar 658%. Hal ini menunjukkan tingkat cash ratio dari tahun ketahun
mengalami naik turun. Pada tahun 2007 sampai 2008 cash ratio mengalami kenaikan
sebesar 192%, hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan membayar
hutang lancar dengan baik. Pada tahun 2009 sampai 2010 mengalami penurunan
sebesar 155%, hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang lancar. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 442%, hal ini menunjukkan peningkatan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang lancar.
Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Total Equity Ratio
Tabel 4
Total Debt to Total Equity Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Total hutang Modal sendiri Rasio
2007 3.292.364.227 8.750.106.229 37%
2008 2.130.970.294 8.063.137.821 26%
2009 1.748.127.419 8.148.939.490 21%
2010 2.709.896.801 9.580.098.225 28%
2011 4.429.191.527 10.772.043.550 41%
Total debt to total equity ratio pada tahun 2007 menunjukkan tingkat rasionya sebesar
37%, tahun 2008 menunjukkan tingkat rasionya sebesar 26%, pada tahun 2009 rasionya
sebesar 21%, pada tahun 2010 rasionya sebesar 28%, sedangkan tahun 2011 rasionya
sebesar 41%. Pada tahun 2007 sampai thun 2008 mengalami penurunan sebesar 11%, hal
ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam menjamin total
hutang terhadap modal sendiri. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan
sebesar 7%, sedangkan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 juga mengalami kenaikan
sebesar 13%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam
menjamin total hutang terhadap modal sendiri.
b. Total Debt to Total Assets Ratio
Tabel 5
Total Debt to Total Assets Ratio
PT. Antam Tbk
Periode 2007-2011
Tahun Total Hutang Total Aktiva Rasio 2007 3.292.364.227 12.043.690.940 27% 2008 2.130.970.294 10.245.040.780 20% 2009 1.748.127.419 9.939.996.438 17% 2010 2.709.896.801 12.310.732.099 22% 2011 4.429.191.527 15.201.235.077 29%
Total debt to total asset ratio menunjukkan nilai rasionya pada tahun 2007 sampai tahun 2008
mengalami penurunan sebesar 7%, hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan
perusahaan dalam menjamin hutang lancar terhadap total aktiva sedangkan pada tahun 2009
sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 5% dan pada tahun 2010 sampai 2011
mengalami kenaikan sebesar 7%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
perusahaan dalam menjamin total hutang terhadap total aktiva.
c. Long Term Debt to Equity Ratio
Tabel 6 Long Term Debt to Equity Ratio
PT. Antam Tbk Periode 2007-2011
Tahun Hutang Jangka panjang
Modal Sendiri Rasio
2007 1.474.300.753 8.750.106.229 16%
2008 1.405.028.720 8.063.137.821 17%
2009 1.000.596.323 8.148.939.490 12%
2010 720.825.489 9.580.098.225 7%
2011 3.573.361.944 10.772.043.550 33%
Long Term Debt to Equity Ratio pada PT. Antam Tbk, menunjukkan nilai
rasionya dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 1%, hal
ini menunjukkan penurunan kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang
jangka panjang berupa kewajiban imbalan kerja terhadap modal sendiri. Pada
tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 5%, hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2010
sampai tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 26%, hal ini menunjukkan
penurunan kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang jangka panjang
terhadap modal sendiri
Rasio Aktivitas a. Total Asset Turn Over
Tabel 7 Total Asset Turn Over
PT. Antam Tbk Periode 2007-2011
Tahun Penjualan Bersih Jumlah Aktiva Rasio 2007 12.008.202.498 12.043.690.940 99 kali 2008 9.591.981.138 10.245.040.780 93 kali 2009 8.711.370.255 9.939.996.438 87 kali 2010 8.744.300.219 12.310.732.099 71 kali 2011 10.346.433.404 15.201235.077 68 kali
Pada tabel 7 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2007 sampai 2008
mengalami penurunan sebesar 6 kali, pada tahun 2009 sampai tahun 2010
mengalami penurunan sebesar 16 kali, sedangkan pada tahun 2010 sampai tahun
2011 mengalami penurunan sebesar 3 kali, hal ini menunjukkan adanya
penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan terhadap