Top Banner
ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN BERDASARKAN KONSENTRASI KLOROFIL-a, NITRAT DAN ORTOFOSFAT (Skripsi) Oleh M. RIFKI NUR HUDA PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018
41

ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

Mar 12, 2019

Download

Documents

lynhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN

BERDASARKAN KONSENTRASI KLOROFIL-a, NITRAT DAN

ORTOFOSFAT

(Skripsi)

Oleh

M. RIFKI NUR HUDA

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE TROPIC STATE IN WATER OF PASARAN ISLAND

BASED ON THE CONCENTRATION OF CHLOROPHYLL-a, NITRATE

AND ORTHOPHOSPHATE

By

M. Rifki Nur Huda

Pasaran Island is the closest island which is ± 5 km from Bandar Lampung.

The high activity i n that island can be a source of nutrients in the water such

as nitrate and phosphate. The concentration of nitrate and phosphate will affect

the concentration of chlorophyll-a and the tropic state in waters. When the tropic

state in waters belongs to the eutrophic category, it can be potentially occurrence

of blooming algae that can be harmful f o r marine life and also for human. The

main objective of this research was to determine the tropic state of Pasaran Island

water by chlorophyll-a, nitrate, and orthophosphate. The research was conducted

from May to July 2017. Sampling was done by using purposive sampling method

and do once in a month. The water samples were analyzed at the Center

Development of Marine Aquaculture (BBPBL) Lampung. Data analyze were

using Principal Component Analysis (PCA) by software Past13 and Surfer14.

These results indicate that waters around the Pasaran Island are classified as

eutrophic category. In this study, the amount of nitrates and phosphates into the

water was positively correlated with the concentration of chlorophyll-a and

tropic state in waters of Pasaran Island.

Keywords: The tropic state in waters, chlorophyll-a, PCA, eutrophic, blooming

algae

Page 3: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

ABSTRAK

ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN

BERDASARKAN KONSENTRASI KLOROFIL-a, NITRAT DAN

ORTOFOSFAT

Oleh

M. Rifki Nur Huda

Pulau Pasaran merupakan pulau terdekat yang berjarak ± 5 km dari pusat kota

Bandar Lampung. Tingginya aktivitas masyarakat di Pulau Pasaran dapat menjadi

sumber nutrien ke perairan antara lain nitrat dan fosfat. Konsentrasi nitrat dan fosfat

akan berpengaruh terhadap konsentrasi klorofil-a dan tingkat kesuburan perairan.

Ketika tingkat kesuburan perairan termasuk kategori eutrofik maka dapat

berpotensi terjainya ledakan populasi alga (blooming alga) yang dapat berbahaya

bagi biota laut bahkan manusia. Penelitian analisis kesuburan perairan Pulau

Pasaran bertujuan untuk mengkaji kesuburan perairan Pulau Pasaran berdasarkan

klorofil-a, nitrat dan ortofosfat. Penelitian ini dilakukan di Pulau Pasaran pada bulan

Mei-Juli 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling dan dilakukan pada setiap bulan. Sampel air dianalisis di Balai

Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Data yang diperoleh

dianalisis menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) dan

distribusi sebaran horizontal klorofil-a, nitrat, ortofosfat. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa perairan di sekitar Pulau Pasaran tergolong dalam kategori

eutrofik. Dalam hal ini, besarnya nitrat dan fosfat yang masuk ke perairan

berkorelasi positif dengan konsentrasi klorofil-a dan kesuburan perairan Pulau

Pasaran.

Kata kunci: Kesuburan perairan, klorofil-a, metode PCA, eutrofik, blooming alga

Page 4: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN

BERDASARKAN KONSENTRASI KLOROFIL-a, NITRAT DAN

ORTOFOSFAT

Oleh

M. RIFKI NUR HUDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERIKANAN

Pada

Program Studi Budidaya Perairan

Jurusan Perikanan dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.
Page 6: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.
Page 7: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.
Page 8: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Muhammad Rifki Nur Huda. Lahir di

Padang Cermin, 25 Agustus 1994 sebagai anak ketiga

dari pasangan Bapak Gunawan Rendra dan Ibu

Haryani. Penulis mengawali pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri 1 Sumber Jaya pada tahun 2001-2007.

Pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Padang Cermin,

setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Padang Cermin pada tahun 2010-2013. Tahun

2013 penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Perikanan dan Kelautan,

Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

melalui jalur PMPAP.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa

Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) sebagai Anggota Bidang Kerohanian

periode 2014-2015, dan pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Kerohanian

Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) periode 2015-2016.

Penulis melaksanakan Praktik Umum pada tahun 2016 di Balai Besar Perikanan

Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah dengan judul “Deteksi

Parasit Pada Udang Vanamei di BBPBAP Jepara”. Penulis juga telah

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2017 di Desa Margo

Lestari, Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan.

Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah

“Mikrobiologi Akuatik”, “Penyakit dan Parasit Organisme Akuatik” dan

“Pengenalan Masyarakat Perikanan”. Penulis melakukan penelitian pada bulan

Mei-Juli 2017 dengan judul penelitian “Analisis kesuburan perairan Pulau Pasaran

berdasarkan konsentrasi klorofil-a, nitrat, dan ortofosfat”.

Page 9: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

Aku persembahkan karya ini sebagai tanda baktiku kepada kedua orang

tuaku

“Bapak dan Ibu yang tanpa lelah berusaha dan mendo’akan agar anak-

anaknya menjadi orang baik dan bermanfaat untuk orang lain”

Semoga karya ini dapat menjadi salah satu kebanggaan bagi kalian.

---------000--------

Page 10: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kesuburan

Perairan Pulau Pasaran Berdasarkan Konsentrasi Nitrat dan Ortofosfat” yang

merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Universitas

Lampung. Penulis menyadari bahwa kelancaran dari skripsi ini tidak lepas dari

dukungan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dalam waktu yang telah ditentukan.

Dengan segenap rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dilandasi

dengan kerendahan hati, ungkapan terima kasih yang tulus dan ikhlas penulis

sampaikan kepada:

1. Kedua Orang tuaku Pak Gunawan Rendra dan Ibu Haryani yang selalu

memberikan kasih sayang, dukungan materi, serta do’a yang diberikan tanpa

henti demi kelancaran, keselamatan dan kesuksesan penulis.

2. Prof. Dr. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

4. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si. selaku pembimbing I atas kesediaan meluangkan

waktu dan kesabarannya memberikan bimbingan, dukungan, masukan dan

saran.

5. Bapak Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi., M.Si. selaku pembimbing II atas

kesediaan meluangkan waktu dan kesabarannya memberikan bimbingan,

dukungan, masukan dan saran.

6. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si selaku pembahas yang telah

memberikan saran dalam proses penulisan skripsi ini.

7. Bapak Qadar Hasani, S.Pi., M.Si dan Eko Efendi, S.T., M.Si selaku

Pembimbing Akademik atas bimbingan dan arahan selama ini.

Page 11: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

8. Mas Hai’, Mas Idil, Tia yang telah memberikan bantuan moril, semangat dan

do’a selama proses kuliah.

9. Dosen Perikanan dan Kelautan Universtas Lampung, atas pelajaran yang

telah di berikan.

10. Tim “Skripsi Do or Die” Kurno dan Wede, semoga kita bisa menjadi tim lagi

di lain waktu.

11. Tim Keramba: Rio, Riki, Wahyu, Anripal, Aji S, Enggi, Pak Warli, Ika, Ema,

Ida, Nia, Rufaida, Mita, Diah, Binti, Dewi, Yunop, Juli, Yeni.

12. Keluarga BDPI 2013 dan Keluarga Besar Perikanan dan Kelautan Unila.

13. Presidium dan Pengurus Hidrila periode 2015-2016.

14. Pengurus HIMAPIK Unila.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan sampai saat ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Januari 2018

Penyusun,

dto

M. Rifki Nur Huda

Page 12: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

1.4 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

2.1 Kesuburan perairan ............................................................................. 5

2.2 Unsur Hara ......................................................................................... 6

2.3 Nitrogen (N) ....................................................................................... 6

2.4 Fosfor (P) ........................................................................................... 8

2.5 Klorofil-a ........................................................................................... 9

2.6 Parameter fisika kimia perairan ......................................................... 11

2.6.1 Suhu ............................................................................................ 11

2.6.2 Salinitas ...................................................................................... 12

2.6.3 pH ............................................................................................... 13

2.6.4 Oksigen terlarut .......................................................................... 14

2.6.5 Kecepatan arus ............................................................................ 15

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 16

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 16

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 17

3.3 Prosedur Penelitian............................................................................. 17

3.3.1 Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel .................................. 17

3.3.2 Pengukuran Parameter Fisika Kimia Perairan .......................... 19

3.3.3 Pengukuran Klorofil-a, Nitrat, dan Fosfat................................. 19

Page 13: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

iii

3.4 Analisis Data ...................................................................................... 21

3.4.1 Kontur Permukaan Klorofil-a ........................................................ 21

3.4.2 Analisis Komponen Utama ............................................................ 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 22

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 22

4.2 Distribusi Klorofil-a, Nitrat, dan Fosfat ............................................. 24

4.3 Analisis Komponen Utama ................................................................ 37

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 40

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 40

5.2 Saran ................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41

LAMPIRAN ................................................................................................... 44

Page 14: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Tingkat kesuburan perairan ............................................................... 9

2 Letak stasiun pengambilan sampel .................................................... 17

3 Parameter, alat, dan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel

fisika kimia ......................................................................................... 19

4 Tingkat kesuburan perairan ................................................................ 35

5 Keragaman data analisis komponen utama ........................................ 37

Page 15: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1 Struktur kerangka pikir penelitian ................................................... 4

2 Siklus materi di ekosistem perairan ..................................................... 10

3 Peta lokasi penelitian dan letak stasiun pengamatan ....................... 16

4 Konsentrasi klorofil-a, nitrat dan ortofosfat pada bulan Mei .......... 22

5 Konsentrasi klorofil-a, nitrat dan ortofosfat pada bulan Juni .......... 23

6 Konsentrasi klorofil-a, nitrat dan ortofosfat pada bulan Juli ........... 23

7 Distribusi klorofil-a (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Mei 2017 ................................................................................ 25

8 Distribusi klorofil-a (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Juni 2017 ................................................................................ 26

9 Distribusi klorofil-a (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Juli 2017 ................................................................................. 27

10 Distribusi nitrat (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Mei 2017 ................................................................................ 28

11 Distribusi nitrat (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Juni 2017 ................................................................................ 29

12 Distribusi nitrat (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Juli 2017 ................................................................................. 30

13 Distribusi ortofosfat (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Mei 2017 ................................................................................ 32

14 Distribusi ortofosfat (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Juni 2017 ................................................................................ 33

15 Distribusi ortofosfat (mg/l) di perairan Pulau Pasaran

bulan Juli 2017 ................................................................................. 34

16 Kurva biplot antara parameter sumbu 1 dan parameter sumbu 2 .... 38

Page 16: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Deskripsi stasiun pengamatan ......................................................... 45

2 Kondisi stasiun penelitian ................................................................ 46

3 Konsentrasi klorofil-a, nitrat dan ortofosfat (mg/l) ......................... 47

4 Kualitas air pada tiap stasiun pengamatan ....................................... 47

5 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ........................... 48

6 Hasil Analisis Komponen Utama .................................................... 51

Page 17: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesuburan perairan pada umumnya dihubungkan dengan konsentrasi nutrien dalam

badan perairan. Tinggi rendahnya kandungan klorofil-a sangat erat hubungannya

dengan pasokan nutrien yang berasal dari darat melalui aliran sungai yang masuk

ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat. Nitrat dan

ortofosfat merupakan nutrien yang dapat dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton,

dimana konsentrasi fitoplankton erat kaitannya dengan kesuburan perairan.

Tingkat kesuburan suatu perairan dapat diindikasikan dari tingginya konsentrasi

klorofil-a di perairan tersebut. Klorofil-a adalah suatu pigmen aktif dalam sel

fitoplankton yang mempunyai peranan penting dalam proses fotosintesis di

perairan. Klorofil-a dapat digunakan sebagai indikator pengukur kesuburan suatu

perairan karena klorofil-a identik dengan adanya fitoplankton yang merupakan

sumber makanan utama bagi organisme laut. Selain itu, kesuburan perairan juga

sering dijadikan bahan kajian untuk eutrofikasi, karena apabila zat hara yang

dimanfaatkan oleh klorofil-a berlebihan, maka akan terjadi eutrofikasi di perairan

tersebut.

Fosfat dan nitrat sangat penting keberadaannya dilautan. Kedua zat tersebut

dimanfaatkan oleh fitoplankton sebagai nutrien untuk tumbuh dan berkembang.

Namun jika konsentrasi terlalu tinggi maka dapat menyebabkan blooming yang

berdampak negatif bagi biota air lainnya. Menurut Ardiwijaya (2002), konsentrasi

klorofil-a dan unsur hara akan semakin meningkat jika mendekati daerah pantai dan

akan menurun jika mendekati laut lepas. Hal ini disebabkan sumber masukan unsur

hara semakin banyak di daerah sekitar pantai dan semakin sedikit saat mendekati

laut lepas, disebabkan semakin jauh dengan aktivitas di daratan.

Pulau Pasaran merupakan pulau terdekat yang berjarak ± 5 km dari pusat kota

Bandar Lampung. Selain itu, di Pulau Pasaran juga terdapat muara dari aliran sungai

Page 18: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

2

Way Belau. Berbagai aktivitas masyarakat terdapat di Pulau Pasaran, antara lain

kegiatan budidaya ikan di KJA, penangkapan ikan di laut, industri rumah tangga,

lalu lintas kapal, pasar tradisional, dan kegiatan lainnya. Aktivitas masyarakat

tersebut dapat menjadi sumber masukan nitrat dan ortofosfat di perairan. Apabila

konsentrasi nitrat dan ortofosfat tinggi maka dapat berpotensi blooming alga.

Blooming alga dapat menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat Pulau Pasaran,

khususnya di sektor perikanan. Kerugian di bidang perikanan budidaya diantaranya

kematian massal pada ikan yang dibudidayakan karena rendahnya DO di perairan.

Penelitian mengenai analisis kesuburan perairan Pulau Pasaran menjadi penting

untuk dikaji disebabkan karena Pulau Pasaran menerima beban nutrien secara masif

yang berasal dari kegiatan pertanian, pasar tradisional, dan pembuangan limbah

ikan, limbah domestik maupun limbah industri. Masukan nutrien dari daratan

tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki korelasi yang sangat

kuat terhadap kehidupan biota perairan terutama klorofil-a fitoplankton sebagai

indikator tingkat kesuburan perairan. Akan tetapi peningkatan nutrien yang terus

menerus dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan eutrofikasi dan

memperburuk kualitas perairan teluk, ditambah lagi belum adanya penelitian

mengenai status tingkat kesuburan di perairan Pulau Pasaran akan dapat

mempersulit penanganan penanggulangan pencemaran nutrien penyebab

eutrofikasi dan pengelolaan perairan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis distribusi horizontal klorofil-a fitoplankton

sebagai indikator tingkat kesuburan perairan, serta menganalisis hubungan klorofil-

a dengan ketersediaan unsur hara N dan P di perairan. Oleh karena itu berdasarkan

uraian tersebut, maka penting untuk dilakukan kajian kesuburan perairan di sekitar

Pulau Pasaran.

Page 19: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

3

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kesuburan perairan Pulau Pasaran

berdasarkan konsentrasi klorofil-a, nitrat dan ortofosfat.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi kepada

masyarakat mengenai tingkat kesuburan perairan berdasarkan kandungan klorofil-

a, nitrat dan ortofosfat di perairan Pulau Pasaran.

1.4 Kerangka Pemikiran

Sumber nitrat dan ortofosfat di perairan berasal dari alam dan kegiatan

antropogenik. Sumber nitrat dan ortofosfat tersebut akan terbawa oleh aliran air

sungai lalu masuk ke perairan muara dan laut. Keberadaan nitrat dan ortofosfat di

perairan berpengaruh terhadap konsentrasi klorofil-a. Selanjutnya konsentrasi

klorofil-a dapat dijadikan sebagai indikator kesuburan perairan. Apabila kesuburan

perairan tersebut berlebih (eutrofik) maka dapat berpotensi terjadinya blooming

alga. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kesuburan

perairan Pulau Pasaran. Struktur kerangka pemikiran disajikan pada (Gambar 1).

Page 20: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

4

Sumber nitrat dan fosfat di perairan

Alami Antropogenik

Keberadaan nitrat dan fosfat di perairan

Konsentrasi nitrat Konsentrasi ortofosfat

Konsentrasi klorofil-a

Gambar 1. Struktur kerangka pikir penelitian

Indikator kesuburan perairan

Analisis kesuburan perairan

Page 21: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesuburan Perairan

Kesuburan perairan adalah kapasitas atau kemampuan perairan untuk menyediakan

unsur hara yang sesuai bagi kehidupan fitoplankton sehingga dapat menghasilkan

produksi yang optimum. Perairan yang subur mengandung banyak unsur hara yang

dapat mendukung kehidupan organisme di perairan, terutama fitoplankton dan alga

dalam mempercepat pertumbuhan dan kelimpahannya (Purwohadiyanto dkk,

2006).

Tingkat kesuburan suatu perairan sangat menentukan jumlah biomassa sumber daya

perikanan yang tumbuh di dalamnya. Kesuburan perairan biasanya dihubungkan

dengan konsentrasi nutrien dalam badan perairan. Tinggi rendahnya kandungan

klorofil-a sangat erat hubungannya dengan pasokan nutrien yang berasal dari darat

melalui aliran sungai yang masuk ke badan perairan. Saat konsentrasi nutrien terlalu

tinggi, maka akan terjadi peristiwa eutrofikasi (Linus, 2016). Menurut Effendi

(2003) eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan air oleh unsur hara berupa

bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya

peningkatan produktivitas primer perairan. Pada umumnya zat hara tersebut berupa

nitrat dan fosfat. Beberapa elemen seperti silikon, manga dan vitamin merupakan

faktor pembatas bagi pertumbuhan alga, akan tetapi elemn-elemen ini tidak dapat

menjadikan perairan mengalami eutrofikasi meskipun memasuki badan air dalam

jumlah yang cukup banyak.

Kesuburan perairan dapat terbagi menjadi tiga kategori yaitu oligotrofik,

mesotrofik dan eutrofik. Perairan oligotrofik merupakan perairan dengan unsur

hara dan produktivitas yang rendah, perairan mesotrofik merupakan peralihan

antara oligotrofik dan eutrofik sedangkan eutrofik yaitu perairan dengan kadar

unsur hara tinggi serta memiliki tingkat kecerahan dan kadar oksigan terlarut yang

rendah (Effendi, 2003).

Page 22: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

6

Menurut United States Environment Protection Agency (USEPA) in Henderson-

Seller dan Markland (1987), ada enam indikatorutama yang dipakai untuk

mendeteksi terjadinya eutrofikasi, yaitu 1) Konsentrasi oksigen terlarut di lapisan

hipolimnion menurun, 2) konsentrasi unsur hara meningkat, 3) padatan tersuspensi

meningkat, 4) dominasi diaotom akan digantikan oleh populasi ganggang biru atau

ganggang hijau, 5) penetrasi cahaya menurun, 6) konsentrasi fosfat meningkat.

2.2 Unsur Hara

Unsur hara merupakan salah satu faktor terpenting dalam menunjang pertumbuhan

fitoplankton. Dalam pertumbuhannya, fitoplankton membutuhkan unsur hara

makro (C, H, O, N, S, P, Mg, Ca, Na, dan Cl) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu,

Zn, Si, Mo, dan Co) (Reynolds, 1984). Di antara unsur hara ini, N dan P seringkali

menjadi faktor pembatas pertumbuhan fitoplankton di perairan (Henderson-Seller

dan Markland, 1987). Faktor pembatas adalah sesuatu yang dapat menurunkan

tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem.

Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai jika faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Selanjutnya menurut

Effendi (2003) apabila di suatu perairan mendapat sedikit unsur hara maka perairan

tersebut akan mengalami produktivitas primer dan biomassa yang rendah. Namun

apabila konsentrasi unsure hara di suatu perairan terlalu tinggi maka perairan

tersebut akan berpotensi mengalami eutrofikasi.

2.3 Nitrogen (N)

Nitrogen berada di lautan dalam bentuk ikatan-ikatan organik, nitrat, nitrit, amonia,

nitrogen oksida, dan nitrogen dalam bentuk molekular bebas (gas). Selain itu,

nitrogen juga terdapat dalam bentuk molekul-molekul protein pada organisme yang

telah mati kemudian diuraikan menjadi bentuk anorganik oleh serangkaian

organisme pengurai, terutama bakteri pembentuk nitrat. Bagi fitoplankton, nitrat

diperlukan dalam proses pembentukan protoplasma dan sintesis bahan organik

dalam proses fotosintesis (Kabul, 2000).

Page 23: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

7

Keberadaan nitrat, nitrit, dan amonia di perairan merupakan rangkaian nutrien yang

tak dapat dipisahkan. Dari ketiga bentuk tersebut, nitrit berada dalam keadaan labil,

artinya nitrit merupakan bentuk sementara dalam proses oksidasi antara amonia dan

nitrat (APHA, 1992). Jumlah nitrit di perairan pada umumnya hanya sedikit karena

di perairan yang kaya oksigen biasanya nitrit langsung dioksidasi menjadi nitrat

(Goldman dan Horme, 1983). Menurut Sumarlinah (2000), jika terdapat banyak

nitrit di suatu perairan menunjukkan proses perombakan bahan organik dengan

kadar oksigen terlarut sangat rendah. Selain itu, menurut Effendi (2003), kadar nitrit

di perairan tidak boleh melebihi 0,05 mg/l karena dapat bersifat racun bagi

organisme perairan.

Amonia merupakan hasil dekomposisi utama dari protein tumbuhan maupun

hewan yang telah mati. Pada suhu dan tekanan normal, amonia di perairan berada

dalam bentuk gas. Kadar amonia berbanding lurus dengan pH dan suhu perairan.

Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut (Effendi, 2003)

Dalam keadaan aerob, unsur amonia diubah menjadi nitrit oleh bakteri

nitrosomonas, kemudian diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrobakter (Ruttner,

1965). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut

Menurut Raymont (1980) dalam Ishak (2010), nitrogen dalam bentuk anorganik

yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan adalah nitrat, nitrit, dan amonia. Proses

terjadinya perombakan material-material yang mengandung nitrogen dalam batuan

dilakukan oleh mikroorganisme. Nitrogen diubah dari amino-nitrogen (R-NH2)

Page 24: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

8

berturut-turut menjadi ammonium (NH4+), kemudian menjadi nitrit (NO2) dan

kemudian menjadi nitrat (NO3).

Pada kondisi perairan alami, kadar nitrat hampir tidak pernah melebihi 0,1 mg/liter.

Jika kadar nitrat lebih dari 5 mg/liter menunjukkan adanya pencemaran

antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan feses hewan. Selain itu,

konsentrasi nitrat dapat digunakan untuk pengelompokan tingkat kesuburan

perairan. Konsentrasi nitrat antara 0-1 mg/liter termasuk kategori perairan

oligotrofik, konsentrasi 1-5 mg/liter tergolong ke dalam perairan mesotrofik, dan 5-

50 mg/liter tergolong ke dalam perairan eutrofik (Wetzel, 1975).

2.4 Fosfor (P)

Fosfor adalah salah satu unsur esensial bagi metabolisme sel organisme dan

produktivitas perairan (Ruttner, 1965). Unsur fosfor di dalam perairan terdapat

dalam bentuk senyawa anorganik, yaitu ortofosfat (PO43-), metaortofosfat (P3O9

3-),

dan poliortofosfat (P3O105-) serta dalam bentuk organik di dalam tubuh organisme.

Menurut Effendi (2003) sumber fosfor di perairan dapat berasal dari pelapukan

batuan mineral dan kegiatan antropogenik seperti limbah industri dan domestik.

Meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, fosfat juga menjadi unsur pembatas

pertumbuhan pada fitoplankton. Kandungan fosfat di perairan pada umumnya tidak

lebih dari 0,1 mg/l. Apabila terdapat kandungan fosfor yang cukup tinggi atau

melebihi kebutuhan normal maka akan terjadi eutrofikasi. Proporsi perbandingan

N:P yang mendekati kebutuhan fitoplankton dalam air laut adalah 15:1 (Goldman

dan Horne, 1983).

Keberadaan fosfat di perairan alami relatif kecil dan kadarnya lebih sedikit dari

nitrogen. Sumber alami fosfat di perairan adalah pelapukan batuan mineral dan

dekomposisi bahan organik. Sumber antropogenik fosfor adalah limbah industri

dan limbah domestik. Ketika berada di perairan, ortofosfat merupakan bentuk

Page 25: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

9

fosfor yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tumbuhan akuatik (Effendi, 2003).

(Effendi, 2003).

Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dimanfaatkan oleh fitoplankton sebagai

produsen di perairan. Oleh karena itu ortofosfat dapat mempengaruhi kesuburan

suatu perairan. Menurut Wetzel (1975), berdasarkan kadar ortofosfat, perairan

diklasifikasikan menjadi tiga (Tabel 3).

Tabel 1. Tingkat kesuburan perairan

Ortofosfat (mg/l) Tingkat kesuburan

0,003 – 0,01 oligotrofik

0,011 – 0,03 mesotrofik

0,031 – 0,1 eutrofik

Sumber: (Wetzel, 1975)

Keberadaan fosfor yang berlebihan dan ditambah dengan keberadaan nitrogen

dapat menyebabkan ledakan pertumbuhan alga di perairan (blooming alga), dimana

alga yang berlimpah ini dapat membentuk lapisan pada permukaan air, dan akan

menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari sehingga dapat berdampak

merugikan bagi ekosistem perairan tersebut ( Effendi, 2003)

2.5 Klorofil-a

Klorofil-a merupakan pigmen utama yang terkandung di dalam tumbuhan yang

melakukan fotosintesis (Dring, 1990). Hal ini disebabkan klorofil-a adalah bagian

terpenting dalam proses fotosintesis. Klorofil-a terdapat pada sebagian besar

fitoplankton yang hidup di perairan laut (Nontji, 1977).

Dring (1990) menyatakan bahwa klorofil-a merupakan satu-satunya pigmen yang

dapat mendistribusikan energi cahaya yang diserap untuk proses fotosintesis,

adapun pigmen lainnya hanya mentransfer energi cahaya yang diserapnya ke

klorofil-a. Oleh karena itu, secara umum dapat didefinisikan bahwa klorofil-a

Page 26: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

10

merupakan pigmen yang terlibat langsung dalam proses transformasi energi cahaya

menjadi energi kimia. Secara kimiawi, proses fotosintesis dapat dinyatakan sebagai

berikut :

Proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton merupakan salah satu sumber

oksigen di perairan. Fitoplankton sebagai penghasil oksigen serta bahan organik

mempunyai peranan penting dalam rantai makanan di ekosistem perairan, sehingga

seluruh kehidupan di laut secara langsung atau tidak langsung bergantung pada

hasil fotosintesis fitoplankton (Gambar 2).

Gambar 2. Siklus materi di ekosistem perairan (Wati, 2002)

Menurut Reynolds (1990), komposisi dan kelimpahan fitoplankton terus

mengalami perubahan pada berbagai skala atau tingkatan sebagai respon terhadap

perubahan kondisi lingkungan baik secara fisik, biologi, maupun kimia.

Menurut Hakanson dan Bryann (2008) dalam Marlian (2015), tingkatan status

trofik atau kesuburan perairan dikategorikan menjadi empat. Kategori tersebut

Page 27: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

11

didasarkan pada konsentrasi klorofil-a di suatu perairan. Apabila konsentrasi

klorofil-a <2 µg/l maka dikategorikan ke dalam perairan oligotrofik, perairan

dengan konsentrasi klorofil-a 2-6 µg/l dikategorikan ke dalam mesotrofik, perairan

dengan konsentrasi klorofil-a >6 µg/l dikategorikan ke dalam eutrofik.

2.6 Parameter fisika kimia perairan

2.6.1 Suhu

Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan yang mempengaruhi laju

fotosintesis dan pertumbuhan fitoplankton di perairan. Tingkat percepatan proses-

proses dalam sel akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu hingga

mencapai batas tertentu (berkisar antara 25 - 40°C) (Reynolds, 1990). Secara tak

langsung, suhu menentukan struktur kerapatan air (water density). Semakin dalam

perairan, suhu akan semakin rendah dan kerapatan air meningkat sehingga

menyebabkan berkurangnya laju penenggelaman plankton (Raymont, 1981).

Suhu air dipengaruhi oleh: radiasi cahaya matahari, suhu udara, cuaca dan lokasi.

Radiasi matahari merupakan faktor utama yang mempengaruhi naik turunnya suhu

air. Sinar matahari menyebabkan panas air di permukaan lebih cepat disbanding

badan air yang lebih dalam. Densitas air turun dengan adanya kenaikan suhu

sehingga permukaan air dan air yang lebih dalam tidak dapat tercampur dengan

sempurna. Hal ini akan menyebabkan terjadinya stratifikasi suhudalam badan air,

dimana akan terbentuk tiga lapisan air yaitu: epilimnion, hypolimnion dan

thermocline. Epilimnion adalah lapisan atas yang suhunya tinggi. Hypolimnion

ialah lapisan bawah yang suhunya rendah. Sedangkan termoklin adalah lapisan

yang berada di antara epilimnion dan hypolimnion yang suhunya turun secara

drastis (Boyd, 1990).

Air mempunyai kapasitas yang besar untuk menyimpan panas sehingga suhunya

relatif konstan dibandingkan dengan suhu udara. Perbedaan suhu air antara pagi dan

siang hari hanya sekitar 2°C, misalnya suhu pagi 28°C suhu siang 30°C. Energi

cahaya matahari sebagian besar diabsorpsi di lapisan permukaan air, semakin ke

Page 28: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

12

dalam energinya semakin berkurang. Konsentrasi bahan-bahan terlarut di dalam air

akan menaikkan penyerapan panas. Terjadinya transfer panas dari lapisan atas ke

lapisan bawah tergantung dari kekuatan pengadukan air (angin, kincir, dan

sebagainya) (Boyd, 1990).

Suhu berpengaruh terhadap keberadaan suatu spesies maupun komunitas tertentu

yang cenderung bervariasi dengan berubahnya suhu. Hal ini disebabkan, suhu dapat

menjadi suatu faktor pembatas bagi beberapa fungsi biologis hewan air seperti

migrasi, pemijahan, efisiensi makanan, kecepatan renang, perkembangan embrio,

dan kecepatan metabolisme. Pengaruh suhu terhadap proses respirasi dan

metabolisme berlanjut terhadap pertumbuhan dan proses fisiologis serta siklus

reproduksinya (Hutabarat dan Evan, 1986). Setiap jenis biota akuatik mempunyai

kemampuan beradaptasi terhadap suatu rentang suhu tertentu. Keberadaan suhu di

perairan estuaria selain dipengaruhi oleh sinar matahari juga dipengaruhi oleh

resultan dari percampuran antara air tawar dengan air laut yang berbeda suhunya

(Nybakken, 1988).

2.6.2 Salinitas

Salinitas adalah jumlah gram garam yang terlarut dalam 1 kilogram air. Salinitas

dinyatakan dalam satuan per mil. Air laut adalah air murni yang di dalamnya terlarut

berbagai zat dan gas. Satu contoh air laut dengan berat 1.000 gram akan berisi

kurang lebih 35 gram senyawa-senyawa terlarut yang secara kolektif disebut garam.

Pada umumnya 96,5% air laut berupa air murni dan 3,5% zat terlarut (Nybakken,

1988).

Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air.

Dalam budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/∞) atau ppt (part

perthousand) atau gram/liter (Supono, 2014). Tujuh ion utama yaitu: sodium,

potassium, kalium, magnesium, klorida, sulfat, dan bikarbonat mempunyai

kontribusi besar terhadap besarnya salinitas, sedangkan yang lain dianggap kecil

(Boyd, 1990). Salinitas berpengaruh terhadap tekanan osmotik air. Semakin tinggi

Page 29: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

13

salinitas, semakin tinggi tekanan osmotik air. Ikan sangat sensitif terhadap

perubahan salinitas yang mendadak. Pada salinitas > 45 ppt ikan sangat sulit untuk

beradaptasi (Widiadmoko, 2013).

2.6.3 pH

pH merupakan gambaran jumlah aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Secara

umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan

suatu perairan. Perairan dengan nilai pH=7 adalah netral, pH< 7 dikatakan kondisi

perairan bersifat basa. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH

dan nilai pH yang sesuai pada umumnya berkisar 7-8,5. Nilai pH sangat

mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan

berakhir jika pH rendah (Effendi, 2003).

Nilai pH didefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion Hidrogen [H+]

yang mempunyai skala antara 0-14. pH mengindikasikan apakah air tersebut netral,

basa atau asam. Air dengan pH di bawah 7 termasuk asam dan diatas 7 termasuk

basa. pH merupakan variabel kualitas air yang dinamis dan berfluktuasi sepanjang

hari. Pada perairan umum yang tidak dipengaruhi aktivitas biologis yang tinggi,

nilai pH jarang mencapai diatas 8,5 (Boyd, 2002).

Perubahan pH ini merupakan efek langsung dari fotosintesis yang menggunakan

CO2 selama proses tersebut. Ketika fotosintesis terjadi pada siang hari, CO2 banyak

terpakai dalam proses tersebut. Turunnya konsentrasi CO2 akan menurunkan

konsentrasi H+ sehingga menaikkan pH air. Sebaliknya pada malam hari semua

organisme melakukan respirasi yang menghasilkan CO2 sehingga pH menjadi

turun. Fluktuasi pH yang tinggi dapat terjadi jika densitas plankton tinggi (Boyd,

2002).

Perubahan derajat keasaman di perairan dapat mengganggu proses metabolism

organisme perairan. Derajat keasaman yang kurang dari 6 dapat menyebabkan

proses metabolisme organisme tidak lancar. Jika pH mencapai 4 dapat mematikan

Page 30: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

14

organisme perairan, sedangkan jika pH lebih dari 9 juga dapat berdampak buruk

bagi organisme perairan (Hynes, 1978). Kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan

kerang hijau yaitu 6-9 (Kusumawati et al. 2015).

Menurut Barus (2001), organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang

mempunyai nilai pH netral dengan toleransi antara asam lemah dengan basa lemah.

pH yang ideal umumnya berkisar 7-8,5, kondisi perairan yang bersifat sangat asam

maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme.

2.6.4 Oksigen terlarut

Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) merupakan variabel kualitas air yang

sangat penting dalam kegiatan budidaya. Semua organisme akuatik membutuhkan

oksigen terlarut untuk metabolisme. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada

suhu dan salinitas. Kelarutan oksigen akan turun jika suhu dan temperatur naik.

Oksigen masuk dalam air melalui beberapa proses. Oksigen dapat terdifusi secara

langsung dari atmosfer setelah terjadi kontak antara permukaan air dengan

udarayang mengandung oksigen 21% (Boyd, 1990).

Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) di perairan berasal dari difusi udara

maupun hasil fotosintesis seperti tumbuhan air dan fitoplankton (Goldman dan

Horne, 1983). Selain itu, Heddy dan Kurniati (1994) menyatakan bahwa oksigen

terlarut di perairan berasal dari difusi udara serta fotosintesis yang dipengaruhi

densitas tanaman, cahaya, dan lama penyinaran. Adapun reduksi oksigen terlarut

dipengaruhi oleh respirasi organisme, dan penguraian zat organik oleh

mikroorganisme. Proses nitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa parameter

diantaranya adalah oksigen terlarut. Pada kadar oksigen terlarut < 2 mg/l maka

reaksi dan proses nitrifikasi akan berjalan lambat (Novotny dan Olem 1994).

Pada saat cuaca mendung atau hujan dapat menghambat pertumbuhan fitoplankton,

karena kekurangan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Kondisi ini akan

menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut karena oksigen tidak dapat

Page 31: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

15

diproduksi, sementara organisme akuatik tetap mengkonsumsi oksigen.

Keterbatasan sinar matahari menembus badan air dapat juga disebabkan oleh

tingginya partikel yang ada dalam kolom air, baik karena bahan organik maupun

densitas plankton yang terlalu tinggi. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya

fotosintesis mikroalga yang ada di perairan (Hargreaves, 1999).

2.6.5 Kecepatan arus

Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal maupun horizontal sehingga

menuju keseimbangan, atau dapat dikatakan gerakan air yang sangat luas yang

terjadi di seluruh perairan di dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu

massa air yang disebabkan oleh angin atau perbedaan densitas atau pergerakan

gelombang panjang (Andarini, 2014). Adapun menurut Effendi (2003), arus

merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari masa air menuju kestabilan yang

terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil dari resultan

dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom dan dasar perairan.

Hasil dari gerakan masa air adalah vektor yang mempunyai besaran kecepatan dan

arah. Ada dua jenis gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal. Gaya internal

seperti densitas air, tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Effendi, 2003).

Page 32: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Pasaran, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota

Bandar Lampung, pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2017. Kegiatan

penelitian meliputi survei lokasi, penentuan stasiun penelitian, pengambilan

sampel, dan analisis sampel di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL)

Lampung. Pengambilan sampel dilakukan setiap bulan selama 3 bulan berturut-

turut di 5 stasiun pengamatan di sekitar perairan Pulau Pasaran. Peta lokasi

penelitian dan koordinat stasiun pengamatan disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 1.

Gambar 3. Peta lokasi penelitian dan letak stasiun pengamatan

Page 33: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

17

Tabel 2. Letak stasiun pengambilan sampel

Stasiun Lokasi Titik Koordinat

A Muara Sungai Way Belau 5°27’35.234” LS dan

105°15’56.294” BT

B Perairan mangrove 5°27’33.832” LS dan

105°15’49.050” BT

C Perairan Dermaga Cungkeng 5°27’35.639” LS dan

105°15’44.070” BT

D Perairan sekitar KJA 5°28’05.600” LS dan

105°15’36.700” BT

E Perairan sebelah tenggara Pulau Pasaran 5°28’00.000” LS dan

105°16’03.729” BT

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah botol sampel 300 ml,

refraktometer, termometer, pH meter, tabung reaksi, spektrofotometer,

turbidimeter, alat titrasi, botol sampel, coolbox, kantung plastik, kertas label, alat

tulis, kamera, dan, peralatan analisis kimia di laboratorium. Adapun bahan yang

digunakan meliputi air sampel, kertas saring, akuades, dan bahan analisis kimia di

laboratorium.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel

Penentuan stasiun pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling, yaitu sampel diambil dari beberapa stasiun tertentu untuk mewakili

keadaan keseluruhan perairan (Ayuningsih, 2014). Menurut Notoatmodjo (2010),

metode purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang berdasarkan

atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun kriteria

tertentu. Secara sederhana, purposive sampling dapat dikatakan sebagai

pengambilan sampel tertentu secara sengaja sesuai persyaratan (sifat-sifat,

karakteristik, ciri-ciri, kriteria) sampel. Oleh sebab itu dengan menggunakan

Page 34: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

18

metode purposive samplin, diharapkan hasil pengukuran sampel pada masing-

masing stasiun pengamatan dapat menggambarkan kondisi perairan Pulau Pasaran.

Stasiun A terletak di muara Sungai Way Belau. Muara sungai ini juga digunakan

sebagai dermaga baru bagi kapal nelayan di Pulau Pasaran. Kondisi air di stasiun A

berwarna coklat keruh dan seringkali terlihat sampah yang mengotori perairan.

Bagian tenggara muara terdapat rawa yang ditumbuhi semak-semak. Kuat arus di

stasiun A berkisar 3-8 cm/dt. Stasiun A diharapkan dapat mewakili kondisi perairan

Pulau Pasaran karena menjadi salah satu jalur masuk bagi sumber nitrat dan

ortofosfat yang berasal dari aliran Sungai Way Belau menuju ke perairan laut.

Adapun stasiun B terletak di perairan area mangrove. Perairan ini berada di sebelah

utara Pulau Pasaran. Kondisi air di stasiun B berwarna keruh kecoklatan dan tidak

terlihat sampah yang mengotori perairan. Kuat arus berkisar 5-7 cm/dt.

Stasiun C terletak di perairan Dermaga Cungkeng yang masih sering digunakan

oleh masyarakat setempat. Hampir setiap hari perairan dermaga ini menjadi tempat

lalu lintas kapal nelayan. Kondisi air keruh dan berwarna kecoklatan. Kuat arus

berkisar antara 4-5 cm/dt. Selain itu terlihat banyak sampah yang mengotori

perairan. Sampah ini berasal dari limbah rumah tangga yang berada di sekitar

dermaga serta kapal nelayan yang melintas di perairan tersebut.

Stasiun D terletak di perairan sekitar keramba jaring apung (KJA) di sebelah barat

Pulau Pasaran. Kondisi perairan di stasiun D bersih tidak tercemar oleh sampah.

Air di stasiun D terlihat jernih kehijauan dan kuat arus berkisar 4-7 cm/dt. Letaknya

yang dekat dengan KJA mewakili masukan nitrat dan ortofosfat di perairan Pulau

Pasaran. Adapun stasiun E terletak di sebelah tenggara Pulau Pasaran. Stasiun ini

berhadapan dengan daerah Panjang. Kondisi airnya jernih dan tidak tercemar oleh

sampah dengan kuat arus 10-13 cm/dt. Stasiun E diharapkan dapat mewakili

kondisi perairan Pulau Pasaran yang sedikit terpengaruh oleh daratan sehingga

dapat menjadi pembanding dengan stasiun lainnya.

Page 35: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

19

3.3.2 Pengukuran Parameter Fisika Kimia Perairan

Pengukuran parameter fisika meliputi suhu, salinitas, dan arus. Adapun parameter

kimia yang diukur meliputi pH, DO, amoniak, nitrat dan ortofosfat. Metode

pengukuran parameter fisika kimia tertera pada Tabel 2.

Tabel 3. Parameter, alat, dan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel

fisika kimia

No Parameter Satuan Alat Keterangan

1 Suhu °C Thermometer In situ

2 Salinitas °/°° Refraktometer, In situ

3 Arus m/detik Tali, bola, stopwatch In Situ

4 pH - pH-meter In situ

5 DO mg/l DO meter In situ

6 Nitrat mg/l Botol sampel Laboratorium

7 Amoniak mg/l Botol sampel Laboratorium

8 Ortofosfat mg/l Botol sampel Laboratorium

9 Klorofil-a mg/l Spektrofotometer Laboratorium

3.3.3 Pengukuran Klorofil-a, Nitrat, dan Ortofosfat

Pengukuran klorofil-a, nitrat, dan ortofosfat dilakukan dengan tahapan

pengambilan sampel air dan analisis di laboratorium. Pengambilan air laut sebagai

sampel dilakukan dengan menggunakan botol air mineral yang diberi tali dan

pemberat. Air sampel kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel 300 ml. Botol

sampel lalu ditempatkan di dalam styrofoam untuk selanjutnya dianalisis di Balai

Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.

Metode pengukuran nitrat BBPBL Lampung dilakukan dengan cara menyaring 5

ml air sampel menggunakan whatman paper no.42. Setelah itu air yang sudah

disaring dimasukkan ke dalam breaker glass 50 ml. Kemudian ditambahkan 1 tetes

sodium arsenit, 0,25 ml brucine, 5 ml asam sulfat, lalu diaduk dan didiamkan

Page 36: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

20

selama 10 menit. Setelah itu diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang λ 410 nm, lalu catat hasil pengukurannya.

Pada penelitian ini, fosfat yang diukur adalah ortofosfat. Prosedur pengukuran

ortofosfat di BBPBL Lampung dilakukan dengan menyaring sampel air laut

sebanyak 50 ml menggunakan whatman paper berdiameter 0,45 µm. Setelah itu air

yang telah disaring dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml, dan ditambahkan 1

tetes indikator pp (jika terbentuk warna merah muda, tambahkan H2SO4 setetes

demi setetes hingga warna hilang). Sebanyak 8 ml larutan campuran tersebut

ditambahkan ke dalam masing-masing larutan standar, lalu diaduk hingga

homogen, kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang λ

880 nm. Nilai absorbansi dan transmisi masing-masing larutan standar dibuat grafik

X-Y sehingga membentuk grafik linier. Kemudian dicatat konsentrasi hasil

pengukurannya.

Adapun prosedur pengukuran konsentrasi klorofil-a di BBPBL Lampung dilakukan

dengan menyaring 200 ml air sampel menggunakan kertas saring GF/F

menggunakan vacuum pump. Setelah itu ekstrak klorofil yang ada di kertas saring

dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi 10 ml aseton. Tabung reaksi

tersebut lalu dibungkus dengan alumunium foil dan simpan dalam suhu dingin

selama 1 hari. Kemudian disiapkan cuvet dan dibilas dengan aseton, lalu dibilas

lagi dengan ekstraksi sampel yang ada di dalam aseton. Cuvet kemudian diisi

dengan larutan ekstraksi sampel dan diukur degan spektrofotometer pada panjang

gelombang (λ) 665 nm dan 750 nm. Setelah itu ditambahkan 2 tetes HCl 10% ke

dalam cuvet tersebut dan didiamkan selama 1 menit. Kemudian diukur kembali

menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang yang sama (λ 665 nm

dan 750 nm). Selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan persamaan Parsons

Timothy R., et.al. (1989).

Page 37: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

21

3.4 Analisis Data

3.4.1 Kontur Permukaan Klorofil-a

Setelah nilai klorofil-a, nitrat dan ortofosfat pada masing-masing stasiun diketahui.

Data kemudian didistribusikan dengan menggunakan Surfer14, yaitu dengan

menggunakan interpolasi terhadap nilai parameter yang terdapat pada masing-

masing stasiun. Hasil interpolasi kemudian disajikan dalam bentuk kontur secara

horizontal, yang kemudian ditumpuk ke dalam peta perairan Pulau Pasaran. Jumlah

kontur yang dibuat sebanyak 5 buah, sesuai dengan jumlah pengambilan sampel.

3.4.2 Analisis Komponen Utama

Analisis komponen utama (Principal Component Analysis – PCA) digunakan

untuk mengetahui hubungan antara parameter pengelompokan stasiun berdasarkan

variabel fisika-kimia perairan. Analisis komponen utama merupakan suatu

pendekatan analisis statistik multivariabel yang dapat digunakan untuk

menginterpretasi hasil pengukuran parameter-parameter terkait. Untuk

memudahkan analisis tersebutr digunakan perangkat lunak Past13.

Page 38: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan

konsentrasi klorofil-a, nitrat dan ortofosfat, perairan Pulau Pasaran termasuk

kategori perairan eutrofik dan berpotensi menimbulkan terjadinya blooming alga.

5.2 Saran

Perairan Pulau Pasaran termasuk perairan yang tidak sesuai untuk budidaya ikan

namun masih memungkinkan untuk budidaya kerang atau rumput laut dengan

terlebih dulu memperhatikan parameter pendukung lain.

Page 39: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

41

DAFTAR PUSTAKA

Andarini, 2014. Studi parameter kimia fisika perairan pantai muara sungai untuk

kesesuaian lahan budidaya tambak udang di Kecamatan Sinjai Timur

Kabupaten Sinjai. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar. 53 hal.

Anderson, D.M. 2009. Approaches to monitoring, control and management of

harmful algae blooms (HABs). Ocean coastal management. 52 (7), 342-

347.

APHA (American Public Health Association). 1992. Standard methods for the

examination of water and wastewater. 18th ed. Washington D.C. 93 hal.

Ardiwijaya, Ricke R., 2002. Distribusi klorofil-a dan hubungannya dengan

kandungan unsur hara serta kelimpahan fitoplankton di Teluk Semangka,

Lampung. Skripsi. FPIK-IPB. Bogor. 64 hal.

Ayuningsih, M.S. 2014. Distribusi kelimpahan fitoplankton dan klorofil-a di

Teluk Sekumbu Kabupaten Jepara: hubungannya dengan kandungan

nitrat dan fosfat di perairan. Diponegoro journal of maquares 3, 138-147

hal.

Barus, 2001. Pengantar limnologi, studi tentang ekosistem sungai dan danau.

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA USU, Medan. 67 hal.

Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Departement of

Fisheries and Allied Aquacultures. Auburn University, Albama, USA.

Boyd, C.E. 2002. Understanding Pond pH. Global Aquaculture Advocate. June.

Dring, M.J. 1989. Light harvesting and pigment composition in narine

phytoplankton and macroalgae. In: Herring, P.J., Campbell, A.K.,

Whitfield, M. and Maddock, L., Eds., Light and Life in the Sea,

Cambridge University Press, Cambridge, 89-103 hal.

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan

lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal.

Goldman, C.R. Dan A.J. Horne. 1983. Limnology. Mc.GrawHill International

Book Company. Tokyo. 447-448 hal.

Heddy, S. dan M. Kurniati. 1994. Prinsip-prinsip dasar ekologi, suatu bahasan

tentang kaidah ekologi dan penerapannya. PT. Grafindo Persada.

Jakarta. 271 hal.

Page 40: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

42

Henderson-Seller, B dan H.R. Markland. 1987. Decaying lake : the origin and

control of eutrophication. John Wiley dan Sons. Chicester. 264 hal.

Hoagland, P., dkk. 2014. The human health effects of Florida Red Tide (FRT)

blooms: an expanded analysis. Environmental international, 68, 144-153.

Hutabarat, S. dan S. M. Evan. 1986. Pengantar Oceanografi. Universitas

Indonesia Press. Jakarta.

Irawan, Ade. 2014. Fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) di Pantai Ringgung

Teluk Lampung, pengaruhnya dengan tingkat kematian ikan yang

dibudidayakan pada karamba jaring apung. Jurnal Penelitian Pertanian

Terapan. Vol. 15 (1): 48-53 hal.

Ishak. 2010. Distribusi fosfat, nitrat, derajat keasaman, dan oksigen terlarut di

perairan Belitung. LIPI Press. Jakarta. 236-247 hal.

Kabul, R.S.E. 2000. Kandungan zat hara di perairan Teluk Lampung pada bulan

Agustus dan September 1999. Skripsi. FPIK-IPB. Bogor. 92 hal.

KMNLH. 2004. Surat Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan

hidup No. 51/MENKLH/2004 tanggal 6 April 2004: 5 hal.

Liaw,W.K. 1969. Chemical and biological studies of fish pond and reservoir in

Taiwan, Chinese America Joint Commision on Rural. Recontruction

Fish.

Linus Y. 2016. Status kesuburan perairan berdasarkan kandungan klorofil-a di

Perairan Bungkutoko Kota Kendari. Jurnal Manajemen Sumber Daya

Perairan, 2(1): 101-111 hal.

Marlian, Neneng. 2015. Distribusi horizontal fitoplankton sebagai indikator

tingkat kesuburan perairan di Teluk Meulaboh Aceh Barat. Jurnal Ilmu

Pertanian Indonesia (JIPI). Vol.20 (3): 272-279 hal.

McNaughton, S.J., dan L. L. Wolf. 1990. Ekologi umum. Diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia oleh S.P. Seputro, Srigondo B., dan Soedarsono. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta.

Nontji, A. 1977. Distribution of chlorophyll-a in Banda Sea by the end of

upwelling season. Jurnal Penelitian Laut Indonesia. Vol. 14.

Notoatmodjo, 2010. https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-

purposive-sampling.html.

Page 41: ANALISIS KESUBURAN PERAIRAN PULAU PASARAN …digilib.unila.ac.id/30124/22/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ke badan perairan. Nutrien tersebut diantaranya nitrat dan ortofosfat.

43

Novotny, V. dan Olem, H. 1994Water quality, prevention, identification, and

management of diffuse pollution. Van Nostrans Reinhold, New York. 330

hal.

Nybakken,J.W. 1988. Biologi laut : suatu pendekatan ekologi. Diterjemahkan

oleh Eidman, M., Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo, S. Sukardjo.

PT. Gramedia. Jakarta. 459 hal.

Purwohadiyanto, Prapti S., Sri A. 2006. Pemupukan dan kesuburan perairan

budidaya. Universitas Brawijaya Fakultas Perikanan Jurusan Budidaya.

Malang

Raymont, J.E.G 1981. Plankton dan produktivitas bahari. Diterjemahkan oleh

Koesoebiono. FPIK-IPB. Bogor. 824 hal.

Reynolds, C.S. 1984. The ecology of freshwater phytoplankton. Cambridge

University Press. Cambridge. 384 hal.

Ruttner, F. 1965. Fundamentals of limnology. University of Toronto Press.

Canada. 287 hal.

Soeseno, S. 1974. Limnologi. Departemen Pertanian. Direktorat Jendral

Perikanan. Jakarta. 111 h.

Sumarlinah. 2000. Hubungan komunitas fitoplankton dan unsur hara N dan P di

Danau Sunter Selatan, Jakarta Selatan. Skripsi. FPIK-IPB. Bogor. 50

hal.

Supono. 2014. Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan (Buku Ajar).

Bandar lampung. Universitas Lampung

Wati, Surika. 2002. Sebaran horizontal klorofil-a dan parameter oseanografi

serta hubungan antara keduanya di Laut China Selatan. Skripsi. FPIK-

IPB. Bogor

Wetzel, R.G. 1975. Limnology. W.B. Saunders Co. Philadelphia, Pennsylvania.

930-931 hal.

Widiadmoko, W. (2013). Pemantauan Kualitas Air Secara Fisika dan Kimia di

Perairan Teluk Hurun Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut

(BBPBL) Lampung. Politeknik Negeri Lampung. Bandar Lampung.