Top Banner
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI DESA LULUT KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR AGUS SETIAWAN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
76

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

Mar 07, 2019

Download

Documents

dangphuc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM

BROILER DI DESA LULUT KECAMATAN

KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR

AGUS SETIAWAN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan

Usaha Peternakan Ayam Broiler di Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal

Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2016

Agus Setiawan

NIM H34134044

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

ABSTRAK

AGUS SETIAWAN. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler di

Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh

WAHYU BUDI PRIATNA.

Usaha peternakan yang banyak diminati adalah peternakan ayam broiler

karena memiliki permintaan yang tinggi. Kabupaten Bogor merupakan salah satu

daerah sentra produksi daging ayam broiler di Jawa Barat. Penelitian ini

bertujuan untuk (1) menganalisis kelayakan usaha ternak ayam broiler ditinjau

dari aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan

hukum, aspek sosial dan budaya serta aspek lingkungan (2) menganalisis

kelayakan usaha ternak ayam broiler ditinjau dari aspek finansial (3) menganalisis

tingkat kepekaan (sensitivitas) kelayakan usaha peternakan ayam broiler.

Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2015

dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari

wawancara langsung dengan pemilik peternakan dan data sekunder melalui

internet dan literatur yang relevan. Adapun analisis yang digunakan yaitu analisis

kualitatif dan kuantitatif, dimana analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif

menggambarkan sistem usaha dan aspek nonfinansial serta analisis kuantitatif

yang digunakan yaitu analisis kelayakan finansial. Berdasarkan hasil analisis

aspek non finansial dan finansial usaha peternakan ayam broiler layak untuk

dilanjutkan, karena dilihat dari nilai NPV sebesar Rp632 149 173, Net B/C sebesar

3.23, IRR sebesar 71.68 persen dan PP sebesar 2.8 tahun, dengan discount rate

6.5 persen. Hasil analisis switching value menunjukkan usaha peternakan ayam

broiler sangat sensitif terhadap kenaikan harga pakan sebesar 15.53 persen

penurunan harga jual sebesar 47.42 persen, sedangkan kenaikan harga DOC

sebesar 65.22 persen pada peternakan ayam broiler ini tidak sensitif.

Kata kunci : kelayakan, broiler, switching value

ABSTRACT

AGUS SETIAWAN. Analysis feasibility of chicken farmer broiler in the village

Lulut, Klapanunggal, Bogor Sub-District. Supervised by WAHYU BUDI

PRIATNA.

Broiler chicken husbandry is the most favorited kind of husbandry because

it has high level of demand of its product. Bogor is one of regions in West Java t

has of the central areas of broiler meat production in West Java. The study aims to

(1) analyze feasibility enterprise of chicken farmer broiler look from non financial

aspects as aspects market, the technical aspects, aspect management and legal,

aspect social and cultural and environmental aspects (2) analyze feasibility

enterprise of chicken farmer broiler look from financial aspects (3) analyzed

levels of sensitivity feasibility of chicken farmer broiler. This research was

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

conducted in November to December 2015 by using primary and secondary data.

The primary data obtained from interviews with farm owner and secondary data

through the internet and relevant literature. The analysis used the analysis of

qualitative and quantitative, which is a descriptive qualitative analysis describes

the system as well as the business and non-financial aspects of the quantitative

analysis that is used is a financial analysis. Based on analysis of financial and

non-financial aspects of business broiler farms appropriate to proceed, as seen

from the NPV of IDR632 149 173, Net B / C by 3.23, amounting to 71.68 percent

IRR and PP of 2.8 years, with a discount rate of 6.5 percent. The results of the

analysis indicate switching value broiler chicken farm is very sensitive to rising

feed prices by 15.53 percent and the decrease in selling price by 47.42 percent,

while the DOC price increase of 65.22 percent in broiler chicken farms is not

sensitif.

Key words : feasibility, broiler, switching value

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM

BROILER DI DESA LULUT KECAMATAN

KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR

AGUS SETIAWAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2015 ini adalah

kelayakan usaha, dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam

Broiler di Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna,

M.Si selaku pembimbing, Ibu Prof. Dr. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji

utama di sidang skripsi, Bapak Ferryanto W. Karokaro, SP, M.Si selaku dosen

penguji komisi pendidikan di sidang skripsi, Ibu Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM

selaku dosen evaluator di kolokium, dan Priscilla Maulina Juliani Siregar selaku

pembahas di seminar hasil penelitian yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing, mengarahkan, dan mendukung sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan

kepada Bapak Ade Sumarna yang telah membantu selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah (Sahundin), ibu (Endang

Setiawati), adik-adik (Meri Heryati dan Ussy Apriliani) serta seluruh keluarga,

atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada

seluruh rekan-rekan di Babakan Fakultas dan Alih Jenis Agribisnis IPB, yang

telah memberikan semangat serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2016

Agus Setiawan

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan 5

Manfaat 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

Kajian Kelayakan Usaha Berdasarkan Aspek Non Finansial 6

Kajian Kelayakan Usaha Berdasarkan Aspek Finansial 9

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Kerangka Pemikiran Teoritis 11

Pengertian Analisis Kelayakan Bisnis 11

Aspek Non Finansial 12

Aspek Finansial 15

Kerangka Pemikiran Konseptual 17

METODE PENELITIAN 19

Lokasi dan Waktu Penelitian 19

Jenis dan Sumber Data 19

Metode Pengumpulan Data 19

Metode Pengolahan dan Analisis Data 20

Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial 20

Aspek Pasar 20

Aspek Teknis 20

Aspek Manajemen dan Hukum 21

Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya 21

Aspek Lingkungan 21

Analisis Kelayakan Aspek Finansial 21

Analisis Switching Value 24

Asumsi-Asumsi Dasar 25

GAMBARAN UMUM 25

Gambaran Umum Daerah Penelitian 25

Gambaran Umum Peternakan Ayam Broiler 26

HASIL DAN PEMBAHASAN 27

Analisis Aspek Non Finansial 27

Aspek Pasar 28

Aspek Teknis 29

Aspek Manajemen dan Hukum 35

Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya 36

Aspek Lingkungan 36

Analisis Aspek Finansial 37

Arus Biaya (Outflow) 39

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

viii

Analisis Laba Rugi 43

Analisis Kriteria Kelayakan Investasi 43

SIMPULAN DAN SARAN 46

Simpulan 46

Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 46

RIWAYAT HIDUP 58

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

ix

DAFTAR TABEL

1 Kontribusi populasi ayam broiler Jawa Barat terhadap nasional pada

tahun 2010-2014 1

2 Kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi

daging di Provinsi Jawa Barat (ton) 2

3 Populasi ayam broiler yang menjadi sentra peternakan di Provinsi

Jawa Barat tahun 2013 (ekor) 2

4 Populasi dan kontribusi ayam broiler (ekor) tahun 2009 - 2013 di

Kabupaten Bogor terhadap populasi ayam broiler Provinsi Jawa Barat 3

5 Data penduduk Desa Lulut menurut mata pencaharian tahun 2015 26

6 Jumlah penggunaan pakan ayam broiler 31

7 Penerimaan penjualan ayam broiler hidup 38

8 Penerimaan penjualan kotoran ayam 38

9 Biaya investasi pada peternakan ayam broiler 39

10 Biaya tetap usaha peternakan ayam broiler 40

11 Biaya variabel usaha peternakan ayam broiler 42

12 Hasil analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler 45

13 Hasil analisis perhitungan switching value 45

DAFTAR GAMBAR

1 Hubungan antara NPV dan IRR 16

2 Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha peternakaan

ayam broiler di Desa Lulut Kabupaten Bogor 18

3 Layout peternakan ayam broiler di lokasi penelitian 30

4 Kandang pada peternakan ayam broiler 31

5 Proses produksi pada peternakan ayam broiler 35

6 Surat perijinan usaha peternakan ayam broiler 36

7 Hubungan NPV dan IRR di lokasi penelitian 44

DAFTAR LAMPIRAN

1 Rincian biaya penyusutan investasi peternakan ayam broiler 48

2 Proyeksi laba rugi peternakan ayam broiler 49

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

x

3 Proyeksi arus kas peternakan (cash flow) ayam broiler 50

4 Analisis switching value peternakan ayam broiler karena harga DOC

naik sebesar 65.22 persen 52

5 Analisis switching value peternakan ayam broiler karena harga pakan

naik sebesar 15.53 persen 53

6 Analisis switching value peternakan ayam broiler karena harga jual

ayam broiler turun sebesar 47.42 persen 54

7 Dokumentasi peternakan ayam broiler di lokasi penelitian 55

8 Pola produksi ayam broiler 57

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan luas wilayah

tercatat 37 173.97 Km2 dan merupakan salah satu sentra peternakan ayam broiler

di Indonesia (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015). Hal ini dapat

dilihat dari informasi pada Tabel 1 yang menunjukan kontribusi populasi ayam

broiler di Jawa Barat terhadap populasi ayam broiler nasional.

Tabel 1 Kontribusi populasi ayam broiler Jawa Barat terhadap nasional pada

tahun 2010-2014

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015)

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa populasi ayam broiler mengalami

fluktuasi dengan rata-rata kontribusi populasi ayam di Provinsi Jawa Barat

terhadap populasi nasional sebesar 49.45 persen, dalam kurun waktu lima tahun

dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Data Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan tahun 2015 ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2010

sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan kontribusi populasi ayam broiler

yang diakibatkan karena adanya perubahan kondisi cuaca yang menyebabkan

timbulnya penyakit pada ayam broiler yaitu penyakit flu burung (avian influenza/

H5N1), sehingga hal ini juga berdampak kepada tingkat konsumsi daging ayam

mengalami penurunan. Pada tahun 2014 kontribusi ayam broiler mulai mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena pada

tahun 2014 pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan melakukan program dimana salah satunya setiap peternakan mendapatkan

fasilitas pendampingan di dalam melakukan perawatan hewan ternak khususnya

pada aspek kesehatan hewan. Peningkatan pertumbuhan populasi ternak ayam

broiler di Provinsi Jawa Barat pada tahun tersebut mengindikasikan adanya

pertumbuhan populasi ternak yang akan meningkatkan produksi daging ayam

broiler (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015).

Daging ayam broiler merupakan produk dari subsektor peternakan yang

produksinya semakin meningkat dikarenakan untuk mengimbangi jumlah

permintaan daging ayam broiler yang semakin meningkat. Hampir seluruh

kalangan masyarakat menyukai daging ayam yang kaya akan protein mulai dari

anak-anak, orang dewasa maupun orang tua, serta daging ayam broiler juga

memiliki cita rasa yang enak dan memberikan kontribusi positif bagi kesehatan

tubuh manusia. Selain itu, daging ayam broiler memiliki kontribusi positif

Tahun Jawa Barat (Ekor) Nasional (Ekor) Kontribusi (%)

2010 497 814 154 986 871 712 50.44

2011 583 263 441 1 177 990 869 49.51

2012 610 436 303 1 244 402 016 49.05

2013 645 229 707 1 344 191 104 48.00

2014 744 833 919 1 481 871 723 50.26

Rata-rata 616 315 504 1 247 065 485 49.45

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

2

terhadap produksi daging secara keseluruhan di Provinsi Jawa Barat. Kontribusi

total produksi daging ayam broiler terhadap produksi daging di Jawa Barat pada

tahun 2009 sampai tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kontribusi total kuantitas daging ayam broiler terhadap produksi daging

di Provinsi Jawa Barat (ton)

No Tahun Daging Ayam Broiler Produksi Daging Kontribusi (%)

1 2009 365 573 524 163 69.74

2 2010 399 745 550 717 72.59

3 2011 492 413 646 796 76.13

4 2012 498 862 648 112 76.97

5 2013 563 529 709 702 79.40

Rata-rata 464 024 615 898 74.97

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013)

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa daging ayam broiler memberikan

kontribusi sangat besar bagi produksi daging di Jawa Barat. Pada tahun 2009

sampai dengan tahun 2013, kontribusi daging ayam broiler mengalami

peningkatan dengan rata-rata mencapai angka 74.97 persen. Hal ini menunjukkan

bahwa ayam broiler merupakan jenis ternak yang sangat penting untuk

dikembangkan karena dapat membantu perekonomian masyarakat terutama di

Provinsi Jawa Barat.

Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa kabupaten yang menjadi sentra

produksi ayam broiler dan salah satunya adalah Kabupaten Bogor, pemilihan

Kabupaten Bogor didasarkan pada pertumbuhan populasi di daerah ini yang

paling tinggi. Kabupaten Bogor merupakan salah satu kawasan yang memiliki

jumlah populasi ayam broiler terbesar dibandingkan dengan kawasan lainnya di

Provinsi Jawa Barat dengan jumlah populasi ternak dalam satu tahun sebanyak

158 265 152 ekor ayam broiler pada tahun 2013. Adapun populasi ayam broiler

dalam satu periode di Provinsi Jawa Barat tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Populasi ayam broiler yang menjadi sentra peternakan di Provinsi Jawa

Barat tahun 2013 (ekor)

No Kabupaten/Kota Jumlah

1 Kab Bogor 158 265 152

2 Kab Sukabumi 69 286 216

3 Kab Indramayu 65 074 952

4 Kab Ciamis 112 239 336

5 Kab Karawang 84 506 104

Sumber : Badan Pusat Statistik Peternakan Provinsi Jawa Barat (2013)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provinsi Jawa Barat, secara statistik populasi ayam broiler di Kabupaten

Bogor sejak tahun 2009 hingga 2013 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat

dari populasi dan kontribusi ayam broiler Kabupaten Bogor terhadap populasi

ayam broiler di Jawa Barat tahun 2009 sampai tahun 2013 pada Tabel 4.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

3

Tabel 4 Populasi dan kontribusi ayam broiler (ekor) tahun 2009 - 2013 di

Kabupaten Bogor terhadap populasi ayam broiler Provinsi Jawa Barat

Tahun Kabupaten Bogor Jawa Barat Kontribusi

(%)

2009 114 907 968 455 258 895 25.24

2010 126 174 240 497 814 154 25.35

2011 137 400 256 583 263 441 23.56

2012 141 478 096 610 436 303 23.18

2013 158 265 152 645 229 707 24.53

Rata-rata 135 645 142 558 400 500 24.37

Sumber : Dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Jawa Barat (2013)

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa Kabupaten Bogor memiliki

perkembangan populasi yang baik pada peternakan ayam broiler. Hal ini

didukung dengan rata-rata kelajuan peningkatan populasi sebesar 135 645 142

ekor dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Selain itu, Kabupaten Bogor juga

termasuk salah satu kabupaten yang cukup memiliki kontribusi dalam

penambahan jumlah populasi di provinsi Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dari

rata-rata kontribusi sebesar 24.37 persen dalam kurun waktu lima tahun, mulai

dari tahun 2009 hingga 2013. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten

Bogor cukup berperan penting bagi peternakan ayam broiler di Provinsi Jawa

Barat. Peningkatan populasi di Kabupaten Bogor tersebut berhasil karena

ditunjang dengan pengelolaan manajemen yang baik, mulai dari manajemen

produksi, keuangan, sumber daya manusia, dan manajemen pemasaran.

Pengelolaan manajemen yang baik di dalam usaha peternakan ayam broiler

tentunya akan meningkatkan tingkat produksi daging ayam, dimana kita ketahui

untuk saat ini permintaan ayam broiler terus mengalami peningkatan. Hal ini

disebabkan karena banyak masyarakat yang mulai beralih mengkonsumsi daging

ayam sebagai sumber protein hewani menggantikan daging sapi yang saat ini

harganya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daging ayam. Harga daging

ayam yang relatif lebih murah dibandingkan daging sapi sebagai sumber gizi bagi

masyakarat terjadi akibat mulai banyaknya bisnis di bidang peternakan ayam

broiler yang dilakukan oleh perusahaan peternakan yang berskala besar

(komersil), peternakan skala rakyat yang bekerja sama dengan perusahaan melalui

pola kemitraan dan peternakan skala rakyat non kemitraan atau mandiri. Hal

inilah yang mengakibatkan banyaknya produksi daging ayam broiler sehingga

ketersediaan daging ayam broiler cenderung lebih stabil dibandingkan dengan

produksi daging sapi.

Peternakan ayam broiler skala rakyat non kemitraan atau mandiri

menjadikan pemilik peternakan sebagai pengambil keputusan bisnis yang harus

memiliki kompetensi yang baik untuk mengelola usahanya, yang akan

berpengaruh besar terhadap keberhasilan usahanya. Kemampuan manajemen

yang baik harus ditunjang dengan infrastruktur peternakan yang memadai.

Infrastruktur yang memadai dapat ditunjukan dengan kemudahan akses keluar dan

masuk peternakan, jaringan listrik dan telepon, sumber air, tersedianya peralatan

dan lain-lain. Selain itu, usaha pertanian sangatlah sensitif terhadap perubahan

lingkungan, baik lingkungan ekstenal maupun internal. Hal ini disebabkan

berbagai faktor diantaranya adalah kenaikan biaya bahan baku, adanya gangguan

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

4

penyakit, dan sebagainya. Perubahan tersebut diduga akan langsung

mempengaruhi komponen cashflow yang pada akhirnya akan mempengaruhi net

benefit dan mengubah kelayakan investasi yang dilakukan peternak atas kandang

yang didirikan.

Perumusan Masalah

Peternakan skala rakyat non kemitraan atau mandiri saat ini masih belum

banyak di usahakan oleh para peternak ayam broiler di Kabupaten Bogor. Di sisi

lain, Kapubaten Bogor memiliki potensi yang baik mulai dari kondisi alam dan

lingkungan yang mendukung serta akses yang mudah dari berbagai wilayah di

Jabodetabek. Selain itu, saat ini dapat diketahui bahwa produksi daging ayam

broiler memiliki potensi penjualan yang cukup baik, dimana banyak masyarakat

yang mulai beralih mengkonsumsi daging ayam sebagai sumber protein hewani

menggantikan daging sapi yang harganya relatif lebih tinggi. Adapun

pengusahaan peternakan ayam broiler ini dapat dilakukan secara non kemitraan

atau mandiri dan lokasi yang mudah terjangkau dari wilayah-wilayah perkotaan

yang cenderung masyarakatnya banyak mengkonsumsi daging ayam.

Salah satu lokasi yang dilakukan usaha peternakan ayam broiler yaitu di

Desa Lulut, kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor dengan melakukan

peternakan ayam broiler skala rakyat non kemitraan atau mandiri. Dimana

peternakan seperti ini dapat dikelola langsung oleh pemilik dan didukung oleh dua

orang tenaga kerjanya yang masing-masing memiliki tugas untuk mengurus setiap

kandang yang ada di peternakan. Jumlah produksi ayam yang usahakan sebanyak

10 000 ekor ayam. Peternakan ayam broiler ini memiliki lahan seluas kurang lebih

1 000 meter2. Usaha ini sudah berjalan sekitar empat tahun yang lalu tepatnya

pada Tahun 2011 sampai dengan sekarang. Namun pemilik usaha peternakan

ayam broiler ini belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat (benefit)

yang diperoleh atas investasi kandang yang telah dikeluarkan dengan sistem non

kemitraan atau mandiri. Hal ini dikarenakan belum pernah dilakukan perhitungan

secara khusus dari pihak pemilik sendiri. Walaupun telah berjalan selama empat

tahun, hal ini belum berarti usaha tersebut telah layak baik dilihat dari aspek non

finansial maupun aspek finansial. Pemilihan lokasi peternakan di daerah ini

didasari pada berbagai aspek pertimbangan.

Aspek pertama adalah skala usaha yang dikerjakan peternakan skala rakyat

dengan kapasitas produksi dibawah 15 000 ekor per siklus. Aspek kedua adalah

pengalaman kerja operasional pemilik peternakan dalam mengelola peternakan

ayam broiler. Dari kedua aspek pertimbangan tersebut diharapkan gambaran yang

muncul dari peternakan merupakan jawaban terbaik yang dapat menjawab

permasalahan yang diangkat. Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba untuk

menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler non kemitraaan atau

mandiri di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Selain itu, pada usaha peternakan ini juga terdapat beberapa kemungkinan

terjadinya perubahan-perubahan yang dapat terjadi di dalam kegiatan usaha yang

tentu saja mempengaruhi kelayakan usaha peternakan ayam ini. Perubahan-

perubahan tersebut antara lain terjadi pada harga DOC, harga pakan, dan harga

jual ayam. Perubahan-perubahan tersebut tentu dapat mempengaruhi kelayakan

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

5

usaha ternak ayam broiler dari segi finansial sehingga perlu dilakukan analisis

sensitivitas karena adanya perubahan-perubahan tersebut. Di sisi lain, penentuan

kelayakan dari suatu usaha dilakukan melalui analisis-analisis lebih mendalam

terhadap berbagai aspek yang terkait. Menurut Nurmalina et al. (2014), terdapat

berbagai aspek utama yang harus dianalisa, yaitu aspek: pasar, teknis, manajemen

dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, lingkungan, serta finansial. Aspek pasar,

teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budidaya, serta lingkungan

merupakan aspek non finansial yang akan dipaparkan secara deskriptif.

Sedangkan aspek finansial akan dipaparkan secara kuantitatif.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana tingkat kelayakan usaha peternakan ayam broiler di lokasi

penelitian jika dilihat dari aspek non finansial (aspek pasar, teknis, manajemen

hukum, sosial ekonomi budaya, dan lingkungan)?

2. Bagaimana tingkat kelayakan usaha peternakan ayam broiler di lokasi

penelitian jika dilihat dari aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, PP)

berdasarkan investasi kandang yang telah dilakukan?

3. Bagaimana tingkat kepekaan kelayakan usaha peternakan ayam broiler di

lokasi penelitian dengan kemungkinan terjadinya kenaikan harga pakan, DOC

dan penurunan harga jual ayam?

Tujuan

Adapun tujuan dari adanya penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler berdasarkan aspek non

finansial.

2. Menganalisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler berdasarkan aspek

finansial dengan investasi kandang yang telah dilakukan.

3. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan usaha ternak ayam broiler terhadap

kemungkinan terjadinya kenaikan harga DOC, harga pakan dan penurunan

harga jual ayam.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak :

1. Bagi penulis meningkatkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu

studi kelayakan bisnis yang diperoleh dalam perkuliahan sekaligus sebagai

referensi bisnis yang dapat dilakukan di sektor peternakan.

2. Bagi perusahaan sebagai referensi bisnis dan pertimbangan dalam

pengembangan usaha ternak yang akan dijalankan sehingga dapat dijadikan

bahan evaluasi bagi kelangsungan usaha.

3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

bahan rujukan bagi pembaca dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

6

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mengenai analisis kelayakan usaha ayam

broiler yang mencakup:

1. Komoditas yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah ayam broiler

yang diusahakan oleh peternakan ayam broiler milik Bapak Ade Sumarna di

Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Barat.

2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa hasil wawancara dan

diskusi langsung dengan pihak peternak ayam broiler dan data sekunder

berupa data mengenai harga pada Desember 2015.

3. Kajian masalah yang diteliti difokuskan pada analisis kelayakan usaha ayam

broiler dan alat analisis switching value terhadap kemungkinan terjadinya

kenaikan harga DOC, harga pakan dan penurunan harga jual ayam.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Kelayakan Usaha Berdasarkan Aspek Non Finansial

Beberapa penelitian terdahulu yang melakukan analisis kelayakan usaha

diantaranya dilakukan oleh Saputra (2011) dan Sianturi (2011). Saputra (2011)

meneliti mengenai kelayakan investasi pada peternakan ayam broiler sedangkan

Sianturi (2011) meneliti mengenai kelayakan usaha ayam ras petelur. Pada

penelitian yang dilakuan Saputra (2011) dan Sianturi (2011) jenis ayam yang

dijadikan penelitian berbeda yaitu ayam ras pedaging (broiler) dan ayam ras

petelur. Akan tetapi terdapat kesamaan diantara keduanya yaitu sama-sama ingin

melihat kelayakan usaha yang dijalankan. Analisis kelayakan usaha yang mereka

lakukan tidak hanya dari sisi aspek finansial saja tetapi dari aspek nonfinansial

juga. Aspek nonfinansial yang dilihat adalah aspek pasar, aspek teknis dan

teknologi, aspek organisasi dan manajemen, aspek hukum, aspek sosial,

ekonomi,dan budaya serta aspek lingkungan.

Pada penelitian Saputra (2011) aspek pasar mengenai ayam broiler milik

Bapak Marhaya dapat dilihat dari sisi permintaan, penawaran, dan pemasaran

output, dimana peternakan Bapak Marhaya sudah terjalin kerjasama dengan

perusahaan Dramaga Unggas Farm. Berapapun jumlah ternak yang diusahakan

oleh Bapak Marhaya, Dramaga Unggas Farm pasti akan membeli ayam broiler

tersebut. Sehingga untuk pasar ayam broiler Bapak Marhaya sudah terjamin,

karena sudah memiliki pasar yang tetap. Pemasaran output yang dilakukan oleh

Bapak Marhaya hanya kepada Dramaga Unggas Farm saja. Hal ini dilihat dari

saluran pemasaran ayam broiler pada peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya. Menurut Saputra (2011) usaha peternakan Bapak Marhaya layak

berdasarkan aspek pasarnya. Hal tersebut dilihat dari permintaan ayam broiler

kepada Bapak Marhaya oleh Dramaga Unggas Farm. Sedangkan pada penelitian

Sianturi (2011) mengenai ayam ras petelur pada Dian Layer Farm yang dilihat

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

7

dari peluang pasar dan bauran pemasarannya. Peluang pasar Dian Layer Farm

memiliki prospek yang baik. Hal ini dikarenakan tidak adanya pesaing DLF dalam

usaha peternakan ayam ras petelur disekitar daerah peternakan yaitu Desa

Sukadamai. Selain itu, jumlah permintaan telur kepada DLF terus meningkat, hal

ini dilihat dari informasi permintaan telur atau market share dari DLF.

Menurut Sianturi (2011) DLF juga layak secara pasar, karena dilihat dari

jumlah permintaan dan penawaran yang ada sehingga dapat meningdikasikan

adanya peluang pasar serta bauran pemasaran yang dilakukan oleh DLF. Hingga

saat ini DLF belum mampu memenuhi keseluruhan permintaan yang ada di

perusahaan. Dari penelitian Saputra (2011) pada usaha peternakan Bapak

Marhaya yang pasarnya sudah terjamin dan penelitian Sianturi (2011) pada DLF

yang belum ada jaminan pasar yang pasti, keduanya menyimpulkan bahwa usaha

yang dijalankan oleh Bapak Marhaya maupun DLF layak secara aspek pasar

dilihat dari apabila output dari usaha tersebut masih memiliki permintaan maka

usaha tersebut dapat dikatakan layak secara pasar. Hasil analisis dari kedua

penelitian tersebut dapat ditarik sebuah indikator layaknya aspek pasar adalah

masih adanya permintaan dari output yang dihasilkan.

Selain itu, aspek teknis dan teknologi pada penelitian Saputra (2011)

mengenai kelayakan usaha peternakan Bapak Marhaya dilihat dari penentuan

lokasi budidaya, luasan produksi, letak sumber bahan bakunya, sarana dan

prasarana, serta proses pembesaran ayam broiler. Dari lokasi budidaya, usaha

peternakan Bapak Marhaya memiliki lokasi yang cukup strategis. Hal ini dilihat

dari lokasi kandang yang didirikan cukup jauh dari pemukiman warga sehingga

tidak menimbulkan polusi. Disisi lain, lokasi menuju kekandang mudah dilalui

oleh sarana transportasi. Kualitas air di lokasi kandang memenuhi standar baku.

Luasan produksi usaha peternakan ayam broiler Bapak Marhaya sebanyak 6 000

ekor ayam broiler, yang mana sudah memenuhi skala ekonomis minimum. Letak

sumber bahan baku yang dipakai peternakan milik Bapak Marhaya adalah

pasokan dari sebuah perusahaan kemitraan Dramaga Unggas Farm yang terletak

di jalan Raya Dramaga, sehingga mudah untuk dijangkau. Sarana prasarana dan

pemeliharaan yang dilakukan pada peternakan Bapak Marhaya sudah sesuai

dengan teori budidaya ayam yang kebanyakan dilakukan oleh peternakan lainya.

Sehingga menurut Sianturi (2011) usaha peternakan ayam broiler milik Bapak

Marhaya layak secara teknis. DLF mampu memenuhi persyaratan yang ideal

dalam aspek teknis sehingga layak secara teknis. Sedangkan pada penelitian

Sianturi (2011) kelayakan aspek teknis dilihat dari lokasi kandang, budidaya dan

teknologi saja.

Tidak jauh berbeda dengan penelitian Saputra (2011) dimana untuk melihat

lokasi kandang yang baik dan strategis yaitu apabila kandang yang didirikan

berada jauh dari tempat pemukiman warga, kemudian budidaya ayam ras petelur

yang dilakukan oleh DLF sudah sesuai dengan prosedur. Teknologi yang

digunakan oleh DLF yaitu mesin pembuat pakan dan saluran instalasi air yang

memudahkan dalam proses produksi. Menurut Saputra (2011) DLF telah

memenuhi persyaratan yang ideal dalam aspek teknis. Sehingga usaha DLF secara

teknis dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Dari kedua hasil penelitian Saputra

(2011) dan Sianturi (2011) kelayakan aspek teknis secara tidak langsung dapat

dikatakan layak apabila lokasi kandang yang didirikan berada jauh dari tempat

pemukiman warga, kemudian budidaya yang dilakukan harus sudah sesuai dengan

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

8

idealnya atau umumnya budidaya usaha ternak yang dilakukan, serta teknologi

yang digunakan sudah tepat guna. Hasil kedua penelitian, indikator yang dilihat

pada aspek teknis berbeda-beda, namun indikator utama aspek teknis dapat

dikatakan layak dilihat dari penentuan lokasi usahanya. Apabila lokasi usahanya

sesuai dengan usaha yang dijalankan maka secara teknis dapat dikatakan layak,

selain lokasi usaha indikator kedua adalah akses terhadap sarana dan prasarana,

kemudahan dalam akses terhadap sarana dan prasarana juga akan menentukan

layak atau tidaknya suatu usaha berdasarkan aspek teknisnya, indikator ketiga

adalah dilihat dari proses budidaya yang dilakukan. Apabila budidaya yang

dilakukan menghasilkan suatu output maka secara teknis dapat dikatakan layak.

Pada aspek organisasi dan manajemen penelitian yang dilakukan oleh

Saputra (2011) di peternakan Bapak Marhaya masih sangat sederhana. Struktur

organisasi yang disusun sangatlah sederhana yaitu Bapak Marhaya sebagai

pemilik peternakan dan satu orang yang mengurus kegiatan operasional

peternakan dengan bantuan dan pengawasan pemilik. Jika dilihat secara kasat

mata memang sangat sederhana, akan tetapi mampu membuat kegiatan

pembesaran ayam broiler mampu berjalan dengan lancar. Dilihat dari

pengelolaannya usaha milik Bapak Marhaya juga layak secara manajemen yaitu

sudah mampu menghasilkan output dari usaha yang dijalankannya. Penelitian

yang dilakukan Sianturi (2011) aspek manajemen yang dilakukan sudah sangat

baik. Struktur organisasi yang dimiliki sudah terdapat job description masing-

masing pekerja dan wewenang yang cukup jelas sehingga memberikan

kemudahan dan koordinasi diantara karyawan. Sehingga DLF layak secara

manajemennya. Dari kedua penelitan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha

milik Bapak Marhaya dan DLF layak secara manajemen apabila mampu

menjalankan usaha dengan baik dan menghasilkan output dari usaha yang

dijalankan tersebut. Indikator layaknya aspek manajemen dari kedua penelitian

tersebut dapat dilihat dari struktur organisasinya. Meskipun struktur organisasinya

sederhana maupun tidak sederhana apabila dalam menjalankannya dapat

menghasilkan output dari usaha yang dijalankan, maka secara manajemen usaha

tersebut dapat dikatakan layak.

Pada aspek hukum penelitian Saputra (2011) Sampai saat ini Bapak

Marhaya belum terdaftar sebagai peternak ayam broiler di Dinas Kabupaten

Bogor. Ijin yang dilakukan baru berupa ijin lisan dari masyarakat sekitar melalui

Kepala Desa. Sedangkan pada penelitian Sianturi (2011) perusahaan DLF telah

memiliki ijin yang cukup dalam menjalankan usahanya, akan tetapi ada beberapa

ijin yang perlu diurus agar tidak terjadi permasalahan nantinya. Dari kedua

penelitan aspek hukum usaha Bapak Marhaya dan DLF layak dilakukan dilihat

dari ijin yang dimiliki walaupun belum semuanya terpenuhi, tetapi setidaknya dari

lingkungan sekitar dan Kepala Desa sudah memberikan ijin. Sehingga akan

memudahkan untuk memproses ijin selanjutnya. Dari penelitian tersebut dapat

disimpulkan indikator layaknya aspek hukum yang utama dilihat dari ijin

masyarakat sekitar, RT/RW, serta kepala desa. Apabila ijin tersebut sudah

didapatkan maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Indikator selanjutnya

adalah hukum lainnya yang diperlukan pada usaha yang dijalankan. Apabila

semua hukum yang harus dilakukan sudah dimiliki maka usaha tersebut dapat

dikatakan layak secara aspek hukum.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

9

Pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan penelitian Saputra

(2011) pada ternak ayam broiler milik Bapak Marhaya memiliki dampak positif

dan negatif, dimana dampak negatifnya usaha ternak Bapak Marhaya

menghasilkan bau yang menyebabkan polusi, dan dampak positifnya mampu

mempekerjakan seorang karyawan sebagai anak kandang. Sampai saat ini usaha

ternak Bapak Marhaya belum mendapatkan komplain dari masyarakat sekitar

mengenai bau kotoran ayam, karena pada usaha peternakan Bapak Marhaya selalu

dibersihkan setiap kali habis panen, dan untuk menghindari timbulnya

permasalahan dengan warga dan sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Bapak

Marhaya memberikan ayam broiler saat panen pada rumah-rumah warga yang

berada disekitar lokasi kandang ternak. Pada aspek ekonominya dilihat dari

penyerapaan tenaga kerja. Sedangkan pada penelitian Sianturi (2011) juga layak

secara aspek sosial, hal ini dikarenakan lokasi DLF yang berada diatas bukit dan

sedikit terlindungi oleh pepohonan yang dapat mengurangi bau.

Selain itu DLF memiliki tenag kerja khusus untuk membersihkan kotoran

ayam setiap harinya agar kandang tetap bersih dan terhindar dari penyakit, dan

juga DLF memanfaatkan limbah kotorannya dengan baik yaitu dijadikan pupuk

kandang sama halnya pada peternakan milik Bapak Marhaya. Aspek ekonominya

dilihat dari penyerapan tenaga kerja yang dimiliki oleh Bapak Marhaya. Serta

aspek lingkungannya dilihat dari bagaimana Bapak Marhaya mengelola limbah

dari usaha yang dijalankannya. Dari kedua penelitian indikator aspek sosial adalah

dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari adanya usaha yang dijalankan dan

bagaimana menanganinya. Indikator aspek ekonomi dilihat dari penyerapan

tenaga kerja dari adanya usaha. Indikator aspek lingkungan adalah bagaimana

pengelolaan limbah yang dihasilkan dari usaha yang dijalankan. Apabila suatu

usaha dapat menangani dampak dari usahanya dengan baik, dan mampu menyerap

tenaga kerja, serta mampu mengelola limbah yang dihasilkannya dengan baik

maka secara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan layak untuk dijalankan.

Kajian Kelayakan Usaha Berdasarkan Aspek Finansial

Kajian pada penelitian ini juga akan melakukan analisis aspek kelayakan

finansial. Analisis kelayakan finansial tidak jauh berbeda dengan penelitan

sebelumnya. Pada aspek finansial akan dilakukan perhitungan semua biaya yang

dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh, dan akan dimasukan kedalam arus

kas (cashflow). Arus kas (cashflow) ini terdiri dari komponen arus penerimaan

(inflow) dan arus pengeluaran (outflow). Hasil arus kas yang diperoleh akan

dilakukan analisis aspek finansial melalui analisi laba rugi, penilian kriteria

investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C,

dan Payback Period (PP), serta dilakukan perhitungan analisis sensitivitas.

Perbedaan pada penelitian ini dilakukan pada peternakan ayam broiler milik

Bapak Ade Sumarna, dimana kepemilikan usaha hanya dimiliki oleh pemilik

sehingga keuntungan secara pasti akan dikuasai oleh pemilik usaha. Berbeda

halnya dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada usaha ternak kelompok

dengan modal yang digunakan berasal dari pemerintah. Selain itu juga, perbedaan

pada penelitian sebelumnya dimana usaha yang dijalankan memiliki jumlah

ternak yang lebih banyak dari pada peternakan ayam broiler milik Bapak Ade

Sumarna, serta terdapat data historis mengenai perubahan- perubahan baik dari

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

10

komponen arus penerimaan (inflow) maupun dari arus pengeluaran (outflow).

Sehingga pada penelitian ini hanya dilakukan analisis sensitivitas saja. Hasil dari

analisis sensitivitas akan terlihat komponen mana yang lebih sensitif terhadap

layak atau tidaknya usaha peternakan ayam broiler milik Bapak Ade Sumarna.

Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk melihat pendapatan bersih

setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Penelitian terdahulu yang menganalisis

laporan laba rugi untuk menilai analisis kelayakan usahanya yaitu Karmidi (2012)

yang meneliti tentang analisis kelayakan peternakan ayam broiler pada kemitraan

inti plasma studi kasus plasma Agus Suhendar dan penelitian Matjuri (2012) yang

meneliti tentang analisis kelayakan usaha ayam broiler berkualitas organik pada

perusahaan CV Tritunggal Sejahtera. Pada kedua penelitian modal yang

digunakan bersumber dari modal sendiri sehingga dalam perhitungan laporan laba

rugi tidak ada biaya bunga. Hasil penelitian Matjuri (2012) CV Tritunggal

Sejahtera memperoleh keuntungan sebesar Rp93 404 438 per tahun. Pada

penelitian Karmidi (2012) peternakan Agus Suhendar memperoleh laba bersih

selama 5 tahun sebesar Rp57 454 335. Dari kedua penelitian analisis laporan laba

rugi hanya digunakan untuk nilai pajak yang diperoleh. Karena nilai pajak

tersebut nantinya akan dimasukkan pada analisis cashflow.

Analisis kriteria penilaian investasi ini diperoleh dari hasil perhitungan

cashflow. Ada beberapa penelitian yang melakukan analisis kelayakan usaha

dengan menilai analisis kriteria investasi yang dilakukan. Penelitian Fakhrudin

(2013) melakukan analisis finansial budidaya ayam petelur di Desa Cihideung

Udik Kabupaten Bogor dengan hasil NPV pada skala usaha pemeliharaan 5 000

ekor ternak sebesar Rp232 226 621 dan NPV pada skala usaha pemeliharaan 90

000 ekor sebesar Rp2 698 694 890. Hasil perhitungan NPV yang didapatkan

berdasarkan jumlah ternak yang berbeda memberikan hasil yang berbeda. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa semakin besar skala usaha yang dijalankan maka hasil

NPV yang diperoleh semakin besar pula. IRR yang diperoleh pada skala

pemeliharaan 5 000 ekor sebesar 47 persen dan IRR pada skala pemeliharaan 90

000 ekor sebesar 30 persen. Dimana hal ini mununjukkan bahwa usaha tersebut

layak karena IRR lebih besar dari Discount Rate (DR) sebesar 10 persen. Hasil

Net B/C rasio pada skala pemeliharaan 5 000 ekor adalah 2.27 yang artinya

benefit yang diperoleh adalah 2.27 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Net B/C

rasio pada skala pemeliharaan 90 000 ekor adalah 1.53 yang artinya benefit yang

diperoleh adalah 1.53 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Hasil perhitungan

IRR dan Net B/C pada skala usaha yang lebih besar akan menghasilkan IRR dan

Net B/C yang semakin kecil. Pada hasil perhitungan payback periode (PP) pada

skala pemeliharaan 5 000 ekor yaitu 2 tahun 3 bulan dan pada skala pemeliharaan

90 000 ekor selama 2 tahun 10 bulan.

Setelah melakukan analisis kriteria investasi perlu dilakukan analisis

sensitivitas untuk melihat variabel atau komponen inflow atau outflow manakah

yang paling mempengaruhi kelayakan suatu usaha yang dijalankan. Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan Komalasari (2008) yang menggunakan

perhitungan switching value pada analisis kelayakan finansial peternakan ayam

broiler terpadu. Pada penelitian Komalasari (2008), usaha peternakan ayam broiler

terpadu tersebut dengan kapasitas 25 000 ekor. Perubahan-perubahan pada

komponen inflow adalah penurunan harga jual ayam broiler dan perubahan pada

komponen outflow adalah kenaikan harga DOC ayam broiler. Hasil penelitian

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

11

Komalasari (2008) menunjukkan hasil perhitungna analisis switching value pada

perubahan penurunan harga jual ayam broiler yang masih dapat terjadi yaitu

sebesar 11.08 persen dan kenaikan harga DOC yang boleh terjadi yaitu sebesar

62.73 persen. Dari hasil analisis switching value mengindikasikan bahwa usaha

peternakan ayam broiler terpadu lebih sensitif bila terjadi perubahan penurunan

harga jual ayam broiler dibandingkan dengan terjadinya kenaikan harga DOC.

Pada analisis nilai pengganti guna melihat perubahan maksimum yang boleh

terjadi agar usaha peternakan ayam buras pedaging pada Kelompok Tani Sehati

agar masih tetap layak untuk dijalankan. Variabel yang akan dilihat perubahannya

yaitu dari komponen inflow (penurunan harga jual ayam buras pedaging) dan

outfow (peningkatan harga pakan ayam buras pedaging). Dari hasil tersebut akan

terlihat seberapa besar perubahan maksimum yang akan terjadi.

Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam

menganalisis kelayakan usaha. Hasil penelitian terdahulu dapat memberikan

masukan bagi penulis mengenai sejauh mana penelitian sebelumnya mengkaji

studi kelayakan usaha. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan penulis sebagai

referensi dalam melakukan penelitian dengan topik analisis kelayakan usaha

peternakan ayam broiler.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Usaha merupakan suatu kegiatan investasi yang menggunakan sejumlah

sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat dalam periode waktu

tertentu. Investasi adalah suatu kegiatan pengadaan barang modal dengan nilai

yang besar ataupun memiliki umur pakai ekonomis lebih dari satu tahun.

Perhitungan dalam analisis sebuah kegiatan investasi tidak dapat menggunakan

analisis laba rugi saja namun perlu dilakukan perhitungan yang memasukkan

komponen nilai uang terhadap waktu yang biasa disebut dengan studi kelayakan

usaha (Nurmalina et al. 2014).

Studi kelayakan usaha merupakan salah satu langkah awal yang dapat

digunakan untuk menilai tingkat kelayakan usaha yang akan dikerjakan. Selain itu

perhitungan ini juga dapat dipakai pada usaha yang sedang berjalan jika

perhitungan kelayakannya belum pernah dilakukan selama usaha berjalan. Dari

perhitungan analisis kelayakan finansial akan diperoleh informasi megenai

kelayakan usaha dari sisi finansial (Nurmalina et al. 2014).

Pengertian Analisis Kelayakan Bisnis

Definisi usaha pertanian secara luas adalah kegiatan usaha yang rumit

karena menggunakan sumber-sumber daya untuk memperoleh keuntungan atau

manfaat sedangkan definisi usaha pertanian secara sempit adalah suatu kegiatan

investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital

yang dapat menghasilkan keuntungan-keuntungan atau manfaat-manfaat setelah

beberapa periode waktu (Gittinger 1986). Mengkaji kelayakan suatu usulan usaha

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

12

bertujuan mempelajari usaha tersebut dari segala segi secara profesional agar

nantinya setelah diterima dan dilaksankan betul-betul dapat mencapai hasil sesuai

dengan yang direncanakan. Jika kedua definisi ini digabungkan maka kajian

kelayakan suatu usaha pertanian ditujukan untuk mempelajari penggunaan

sumberdaya khususnya sumberdaya alam utuk memperoleh manfaat dari berbagai

aspek sehingga ketika usaha tersebut dilaksanakan dapat memperoleh hasil sesuai

dengan yang diharapkan. Analisis suatu kelayakan bisnis perlu

mempertimbangkan berbagai aspek yang mungkin terlibat dan satu sama lain

saling berkaitan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan terbagi

dalam dua kelompok yaitu aspek finansial dan aspek non finansial. Banyaknya

aspek yang perlu diperhatikan dalam suatu studi kelayakan sangat tergantung

kepada karakteristik dari masing-masing bisnis (Nurmalina et al. 2014).

Aspek Non Finansial

Aspek non finansial pada umumnya dianalisis secara kualitatif dan tidak

terkait dengan biaya dan manfaat yang bersifat kuantitatif. Terdapat enam aspek

non finansial yang dibahas pada penelitian ini.

1. Aspek Pasar

Menurut Umar (2007) pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan

pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran

untuk membentuk suatu harga. Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa

pasar merupakan suatu kelompok orang yang diorganisasikan untuk

melakukan tawar menawar sehingga dengan demikian terbentuk harga.

Menurut Rangkuti (2006) pemasaran merupakan suatu kegiatan yang

dipengaruhi oleh faktor sosial budaya politik ekonomi dan manajerial.

Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut masing-masing individu

maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan

menciptakan menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai

komoditi. Terdapat unsur taktik pemasaran dalam aspek pemasaran dapat

dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Diferensiasi berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam

berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran

inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan

dengan dilakukan oleh perusahaan lain.

b. Bauran Pemasaran (marketing mix) adalah kelompok kiat pemasaran yang

digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran.

Konsep marketing mix merupakan segala usaha yang dapat perusahaan

lakukan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Komponen-

komponen pokok marketing mix yaitu produk (product), harga (price),

tempat (place), dan promosi (promotion). Produk (product) merupakan

kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan pada pasar sasaran. Harga

(price) merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk

mendapatkan produk. Tempat (place) menunjukan berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan dan tersedia bagi konsumen. Promosi

(promotion) merupakan bagian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mengkombinasikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan

konsumen sasaran agar membelinya.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

13

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Studi aspek teknis dan teknologi mengungkapkan kebutuhan apa yang

diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan.

Berdasarkan kajian teknologi perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi

adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Antisipasi perkembangan teknologi

perlu dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat

meningkatkan efektivitas efisiensi dan ekonomi sehingga akhirnya produk

yang dihasilkan mampu bersaing di pasar. Menurut Umar (2007), tujuan studi

aspek teknik dan teknologi adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan

pilihan teknologi rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak

layak baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin.

Aspek teknis merupakan berbagai aspek yang berkaitan dengan pembagunan

unit usaha secara teknis. Dalam aspek teknis ini akan dikaji mengenai

perencanaan kapasitas produksi ketersediaan bahan baku dan bahan

penunjang serta penentuan lokasi produksi atau lokasi usaha. Sedangkan pada

aspek teknologi akan dikaji mengenai teknologi yang digunakan dalam proses

produksi. Aspek teknis juga membahas tentang lokasi bisnis, luas produksi,

proses produksi, layout, pemilihan jenis teknologi dan equipment. (Nurmalina

et al. 2014).

a. Lokasi Usaha

Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi usaha

dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel

bukan utama. Penggolongan ke dalam kedua kelompok tersebut tidak

mengandung kekakuan, artinya dimungkinkan untuk berubah golongan

sesuai dengan ciri utama output dan bisnis yang bersangkutan. Variabel

utama antara lain ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga

listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan

varibel bukan utama yaitu hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan

keadaan tanah, sikap dari masyarakat setempat, dan rencana masa depan

perusahaan.

b. Luas Produksi

Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk

mencapai keuntungan yang optimal. Beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan,

tersedianya kapasitas mesin-mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja

pengelola proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen

perusahaan, kemampuan adanya perubahan teknologi produksi dimasa

yang akan datang.

c. Proses Produksi

Proses produksi adalah tahapan-tahapan kegiatan produksi dalam

menghasilkan suatu output yang siap jual atau dipasarkan. Proses produksi

dikenal adanya tiga jenis proses yaitu proses produksi yang terputus-putus

(intermiten), kontinu, dan kombinasi. Dalam hal ini sistem kontinu akan

lebih baik digunakan karena lebih mampu menekan risiko kerugian akibat

fluktuasi harga dan efektivitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan

dengan sistem terputus. Kecuali untuk kegiatan budidaya tanaman

semusim yang umumnya mengacu kepada proses produksi yang terputus-

putus.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

14

d. Layout

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan

fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Kriteria yang dapat digunakan

untuk evaluasi layout khususnya pabrik antara lain adanya konsentrasi

dengan teknologi produksi, adanya arus produk dalam proses yang lancar

dari proses satu ke proses yang lain, penggunaan ruangan yang optimal,

kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi,

minimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk

keselamatan tenaga kerja.

e. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi

adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat

ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria-kriteria yang lain sperti

ketepatan jenis teknologi, keberhasilan penggunaan jenis teknologi

tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-ciri yang mendekati lokasi

dengan lokasi bisnis, kemampuan pengetahuan penduduk (masyarakat)

setempat dan kemungkinan pengembangannya, pertimbangan

kemungkinan adanya teknologi lanjutan. Selain itu, perlu diperhatikan

penggunaan teknologi yang tepat baik dalam penggunaan potensi ekonomi

lokal dan kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat. Pemilihan

mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat

sekali. Apabila pengadaan teknologi tidak terpisah dari mesin yang

ditawarkan, maka praktis jenis teknologi, mesin dan peralatan yang akan

dipergunakan telah menjadi satu.

3. Aspek Organisasi dan Manajemen

Menurut Umar (2007), tujuan aspek manajemen adalah untuk mengetahui

apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan

dilaksanakan dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan

layak atau sebaliknya. Perencanaan organisasi dan manajemen dalam

pembangunan proyek dan implementasi berdasarkan perencanaan

pengorganisasian actuating dan pengendalian. Aspek organisasi dan

manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan

bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Apabila bentuk dan sistem

pengelolaan telah dapat ditentukan secara teknis dan berdasarkan pada

kegiatan usaha disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai

untuk menjalankan kegiatan tersebut. Berdasarkan struktur organisasi yang

ditetapkan kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang

diperlukan.

4. Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan

digunakan, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan

menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat

dan izin. Aspek hukum dari suatu usaha diperlukan dalam hal mempermudah

dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerja sama

(networking) dengan pihak lain (Nurmalina et al. 2014).

5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Dalam aspek sosial dan ekonomi yang dinilai adalah seberapa besar bisnis

mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

15

keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan

kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, serta adanya pemerataan

kesempatan kerja dan pengaruh bisnis terhadap lingkungan sekitar lokasi

bisnis. Dari aspek ekonomi, suatu bisnis dapat memberikan peluang

peningkatan pendapatan masyarakat, Pendapatan Asli Daerah (PAD),

pendapatan dari pajak dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Suatu bisnis

tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima

dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan (Nurmalina et al. 2014).

6. Aspek Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting

diperhatikan sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Hal itu dilakukan

untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi

dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak

yang timbul ada yang langsung memengaruhi pada saat kegiatan

usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian

dimasa yang akan datang. Aspek lingkungan mempelajari bagaimana

pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan. Pertimbangan tentang sistem

alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan

menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang

akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Nurmalina

et al. 2014).

Aspek Finansial

Menurut Umar (2007), tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi

kelayakan usaha adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan

biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran

dan pendapatan. Hasil pengolahan data kuantitatif yang digunakan untuk aspek

finansial yang disajikan dalam bentuk tabulasi yang dilakukan secara manual.

Metode analisis yang dianggap relevan untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai

dalam penulisan kajian pengembangan usaha ini adalah :

1. Analisis Kelayakan Investasi

Analisis kelayakan investasi yang akan digunakan adalah menggunakan

analisis cashflow yang disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu

periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut

dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-

penggunaannya (Umar 2007). Analisis kelayakan investasi terdiri dari :

a. Net Present Value (NPV)

Suatu usaha dapat dikatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang

diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan

biaya disebut dengan manfaat bersih atau arus kas bersih NPV atau nilai

kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value biaya atau

jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis

(Nurmalina et al. 2014). Tiga kriteria ukuran kelayakan investasi menurut

metode NPV yaitu :

i. NPV lebih besar dari nol (NPV > 0) artinya, usaha layak secara

finansial dan menguntungkan sehinnga dapat dilaksanakan.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

16

ii. NPV sama dengan nol (NPV = 0) artinya, usaha layak namun

keuntungan masih relatif kecil dari tingkat suku bunga yang

digunakan karena itu keputusan diserahkan kepada pihak manajemen.

iii. NPV lebih kecil dari no (NPV < 0) artinya, usaha tersebut tidak layak

secara finansial karena keuntungan lebih kecil dari biaya yang

dikeluarkan.

b. Manfaat biaya bersih atau Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan

manfaat bersih yang bernilai negatif. Terdapat tiga kriteria ukuran

kelayakan investasi menurut metode Net B/C yaitu:

i. Net B/C Ratio lebih dari satu (Net B/C > 1) artinya, usaha tersebut

menguntungkan atau layak untuk dijalankan.

ii. Net B/C Ratio sama dengan satu (Net B/C = 1) artinya, usaha tersebut

tidak menguntungkan atau tidak merugikan.

iii. Net B/C Ratio kurang dari satu (Net B/C < 1) artinya, usaha tersebut

tidak menguntungkan atau tidak layak dijalankan (Nurmalina et al.

2014).

c. Internal Rate of Return (IRR)

Kelayakan bisnis juga dinilai dari seberapa besar pengembalian usaha

terhadap investasi yang ditanamkan. Hal ini dapat ditunjukan dengan

mengukur besaran IRR. IRR adalah tingkat discount rate yang

menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari

perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis

dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari Opportunity Cost of

Capital-nya. Perhitungan IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan

metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang

menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi

(yang menghasilkan NPV negatif) (Nurmalina et al. 2014).

Gambar 1 Hubungan antara NPV dan IRR Sumber: Nurmalina et al. (2014)

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

17

d. Payback Period (PP)

Menurut Umar (2007), Payback Period (PP) adalah suatu periode yang

diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash

investment) dengan menggunakan aliran kas dengan kata lain payback

period merupakan rasio initial cash investment dengan cash inflow-nya

yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini

dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Jika

payback period lebih pendek dari umur usaha maka usaha dikatakan

menguntungkan jika payback period lebih panjang dari umur usaha maka

usaha tersebut tidak menguntungkan.

e. Proyeksi Laba/Rugi

Proyeksi laba/rugi digunakan untuk menghitung besarnya pajak

penghasilan dari laba operasional yang digunakan untuk penentuan Net

B/C NPV dan IRR. Laba bersih dapat diperoleh dari selisih laba

operasional dan pajak penghasilan (Umar 2007).

f. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis dalam menentukan bagaimana

distribusi pengembalian yang mungkin untuk usaha dipengaruhi oleh

perubahan salah satu variabel input (Keown et. al dalam Saputra, 2011).

Analisis sensitivitas dilakukan pada sebuah proyek dengan memakai tiga

kemungkinan perubahan, yaitu (Siahaan, 2009):

i. Variabel unit penjualan dinaikkan atau diturunkan sebesar presentase

tertentu, sementara lainnya konstan.

ii. Variabel penyusutan diubah, dinaikkan atau diturunkan sebesar

presentase tertentu, sementara variabel input lainnya dianggap

konstan.

iii. Cost of kapital (k) diubah, sementara variabel lainnya dianggap

konstan.

Kerangka Pemikiran Konseptual

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta peningkatan

pendapatan masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

dalam pemenuhan gizi, khususnya protein hewani. Peristiwa ini tak diimbangi

dengan usaha pengembangan ternak potong lainnya, sehingga populasi ternak

besar seperti sapi, kerbau ataupun ternak kecil sebagai ternak potong akan sangat

menurun. Oleh karena itu berkembanglah usaha ternak ayam broiler untuk

mengimbangi kebutuhan protein hewani masyarakat. Usaha ternak ayam broiler

dipandang dapat memberikan keuntungan yang besar dalam kurun waktu yang

singkat, karena ayam broiler memiliki siklus hidup yang pendek.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan tahun 2015, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra

penghasil ayam broiler yang cukup besar di Indonesia. Kabupaten Bogor adalah

salah satu penghasil ayam broiler terbesar pertama setelah Kabupaten Ciamis,

Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Sukabumi. Dalam

penelitian ini usaha peternakan non kemitraan atau mandiri berjalan dengan baik.

Namun peternak belum mengetahui secara pasti seberapa besar manfaat (benefit)

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

18

yang diperoleh atas investasi kandang yang telah dikeluarkan. Hal ini dikarenakan

belum pernah dilakukan perhitungan secara khusus dari pihak pemilik sendiri.

Walaupun usaha telah berjalan, hal ini belum berarti usaha peternakan tersebut

telah layak baik dilihat dari aspek non finansial maupun aspek finansial.

Penelitian ini menggunakan studi kelayakan bisnis dengan analisis non finansial

dan analisis finansial. Analisis non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis,

aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen dan hukum serta aspek lingkungan

dan analisis finansial meliputi penilaian Net Present Value (NPV), Internal Rate

of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period (PP).

Hasil penelitian kemudian akan dianalisis kembali dengan analisis switching

value untuk menghitung tingkat kepekaan usaha terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi dalam usaha peternakan ayam broiler. Komponen yang digunakan

yaitu kenaikan harga DOC, harga pakan dan penurunan harga jual ayam menjadi

fokus pada analisis switching value. Sehingga pada kondisi-kondisi tertentu yang

menyebabkan peternak harus lebih bertindak secara efisien agar keuntungan

peternak tetap tinggi. Hasil dari analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang keberlanjutan usaha yang

akan dilakukan.

Penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi peternakan ayam broiler untuk

menjalankan pengembangkan usaha. Apabila hasil analisis kelayakan menunjukan

bahwa pengembangan usaha ini layak, maka pengembangan usaha ini dilanjutkan,

dan apabila tidak layak, maka tidak dilakukan pengkajian ulang oleh peneliti.

Adapun kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan usaha peternakaan

ayam broiler di Desa Lulut Kabupaten Bogor

analisis switching value Pengembangan usaha

Peternakan Ayam Brolier Skala Rakyat Non Kemitraan

Investasi Kandang yang telah dilakukan

Aspek Non Finansial

Aspek Pasar

Aspek Teknis

Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Aspek Lingkungan

Analisis Kelayakan Usaha

Aspek Finansial

NPV

IRR

Net B/C

PP

Laba-Rugi

Belum dilakukan perhitungan cashflow oleh pemilik peternakan

Tidak Layak Layak

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

19

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di peternakan ayam broiler non kemitraan atau

mandiri yang terletak di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

beberapa pertimbangan yaitu skala usaha yang dikerjakan peternakan masih dalam

lingkup peternakan skala rakyat dengan kapasitas produksi dibawah 15 000 ekor

per siklus. Selanjutnya pengalaman kerja operasional pemilik peternakan dalam

mengelola peternakan ayam broiler. Selain itu, dimana Kabupaten Bogor

merupakan sentra peternakan ayam broiler terbesar di Provinsi Jawa Barat.

Peternakan ayam broiler ini juga dipilih berdasarkan pertimbangan adanya potensi

untuk pengembangan usaha karena bertambahnya permintaan dari pihak

konsumen. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada

bulan November 2015 sampai dengan bulan Desember 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang berkaitan dengan

permasalahan yang dikaji. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di

lokasi penelitian dan wawancara langsung dengan pemilik, tenaga kerja, dan

masyarakat di sekitar lingkungan usaha peternakan. Kegiatan wawancara

dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kegiatan usaha yang dilakukan di

peternakan baik dari aspek non finansial maupun dari aspek finansial.

Data sekunder diperoleh melalui penelusuran studi pustaka dari berbagai

literatur baik dari buku internet hasil publikasi dinas atau instansi pemerintah

terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Peternakan dan Kesehatan

Kabupaten Bogor serta Provinsi Jawa Barat, Perpustakaan LSI IPB dan berbagai

pustaka lainnya seperti majalah jurnal dan skripsi terdahulu yang relevan dengan

topik penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer yaitu dengan

cara pengamatan langsung atau observasi di lapangan serta melakukan wawancara

langsung dan mendalam dengan menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner

kepada pihak pengelola peternakan yang terdiri dari pemilik dan karyawan serta

instansi yang terkait seperti Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.

Metode pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pencarian di internet dan

studi literatur yang relevan. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu daftar

pertanyaan (kuesioner), alat pencatat, dan alat dokumentasi elektronik (foto

digital, dan foto handphone).

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

20

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Analisis kualitatif merupakan analisis yang dilakukan dengan cara deskriptif

untuk menggambarkan sistem usaha dan aspek non finansial yang terdiri dari

aspek pasar, aspek teknis, manajemen dan hukum dari usaha budidaya ayam

broiler skala rakyat di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Analisis secara kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan

investasi. Metode kuantitatif yang akan digunakan adalah analisis kelayakan

finansial berdasarkan kriteria NPV, Net B/C, PP, dan IRR serta analisis

sensitivitas. Data kuantitatif diolah menggunakan kalkulator dan komputer dengan

microsoft excel 2007.

Analisis Kelayakan Aspek Non Finansial

Analisis yang akan dilakukan terhadap aspek non finansial disesuaikan

dengan skala usaha proyek, semakin besar skala usaha yang dilakukan maka

analisis kelayakan non finansial juga akan semakin kompleks. Pada penelitian ini

aspek yang akan dikaji adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan

aspek hukum, aspek sosial dan ekonomi, serta aspek lingkungan.

Aspek Pasar

Aspek pasar menempati urutan yang pertama dalam studi kelayakan

pengembangan usaha ternak ayam broiler dikatakan layak apabila tidak terdapat

masalah pemasaran yang dapat menghambat jalannya pengembangan usaha

peternakan ayam broiler sehingga seluruh hasil produksi ayam broiler yang

dihasilkan dapat diterima oleh pasar. Selain itu produk yang dihasilkan sesuai

dengan permintaan pasar dan dapat bersaing atau memiliki keunggulan

dibandingkan produk serupa yang dihasilkan oleh pesaing. Pendekatan yang

dilakukan dalam analisis aspek pasar menggunakan bauran pemasaran yang terdiri

dari produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

Menurut Nurmalina et al. (2014) aspek pasar dan pemasaran dikatakan layak

apabila strategi yang digunakan efektif dan efisien dalam mengatasi permasalahan

terhadap komponen tersebut, sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar yang

dimiliki perusahaan.

Aspek Teknis

Aspek teknis meliputi proses pembangunan bisnis secara teknis dan

pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun sehingga pada

pengembangan usaha peternakan ayam broiler ini dapat dikatakan layak dalam

aspek teknis bila lokasi peternakan mampu menunjang pengembangan usaha

tersebut luas produksi sudah optimal, layout peternakan seseuai sehingga mampu

memperlancar proses produksi, pemilihan teknologi sedah tepat, kondisi kandang,

pemberian pakan dan air, penanganan penyakit pada ayam broiler, serta

penanganan pasca panen telah tepat sehingga tidak menghambat jalannya

pengembangan usaha.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

21

Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen pada penelitian ini lebih difokuskan pada sumber daya

manusia yang akan mengelola usaha pengembangan ayam broiler. Aspek

manajemen yang dikaji terkait empat fungsi manajemen (perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) bentuk struktur organisasi,

deskripsi jabatan, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Sedangkan aspek

hukum yang dikaji dalam penelitian ini terkait dengan izin dalam menjalankan

usaha bentuk badan usaha maupun sertifikat-sertifikat yang dimiliki oleh pihak

peternak. Menurut Nurmalina et al (2014), aspek manajemen dikatakan layak

apabila alokasi pengorganisasian sumber daya dapat berjalan dengan baik sesuai

dengan kebutuhan serta implementasi pekerjaan yang dapat mendukung

pencapaian tujuan dan target perusahaan. Aspek hukum dari suatu usaha sangat

diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat

menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.

Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Aspek sosial yang dikaji dalam penelitian ini terkait dengan dampak yang

ditimbulkan terhadap lingkungan sosial sekitar kegiatan usaha seperti perbaikan

mutu hidup masyarakat, ketersediaan lapangan kerja baru, peningkatan keahlian

masayarakat dalam budidaya ayam broiler, serta dapat mengurangi pengangguran.

Menurut Nurmalina et al. (2014) dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang

akan dinilai adalah seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi,

dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Suatu bisnis dapat diterima oleh

masyarakat sekitar apabila secara sosial, budaya, dan ekonomi memberikan

kesejahteraan.

Aspek Lingkungan

Perlunya analisis dampak lingkungan dilakukan karena dapat memberikan

gambaran kepada pelaku usaha tentang dampak yang dapat ditimbulkan suatu

usaha terhadap lingkungan jika dijalankan. Menurut Nurmalina et al. (2014),

aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis terhadap lingkungan apakah

dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan yang semakin baik atau semakin

buruk. Aspek ini menunjang keberlangsungan suatu bisnis suatu pengembangan

usaha dikatakan layak apabila usaha yang didirikan tidak memberikan dampak

yang merugikan misalnya dengan pengelolaan limbah peternakan yang kurang

baik sehingga dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.

Analisis Kelayakan Aspek Finansial

Aspek finansial mengkaji tentang perhitungan berapa jumlah dana yang

dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis.

Aspek finansial bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan

memiliki manfaat. Keadaan tersebut membuat pelaku usaha perlu mengkaji

rencana investasi secara tepat agar modal yang ada dikeluarkan sesuai dengan

rencana. Analisis aspek finansial pada pengembangan usaha peternakan ayam

broiler ini menggunakan kriteria kelayakan investasi yang meliputi Net Present

Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), dan

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

22

analisis switching value untuk melihat kepekaannya terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi dalam mempengaruhi kelayakan investasi.

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih yang diterima

perusahaan selama umur usaha pada tingkat diskonto tertentu. Suatu usaha

dikatakan layak jika jumlah seluruh manfaat biaya yang diterima melebihi biaya

yang dikeluarkan, atau jika NPV lebih besar dari pada nol. Nilai yang dihasilkan

oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang rupiah. Menurut Nurmalina

et al. (2014), rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai

berikut : n

tt

tt

i

CBNPV

1 1

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun ke-t

Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t

n = Umur usaha (tahun)

t = Periode (1 2 3 … )

i = Discount rate (%)

Kriteria Penilaian :

NPV > 0 Usaha layak secara finansial dan menguntungkan sehingga dapat

dilaksanakan

NPV = 0 Usaha layak namun keuntungan masih relatif kecil dari tingkat suku

bunga yang digunakan karena itu keputusan diserahkan kepada pihak

manajemen

NPV < 0 Usaha ini tidak layak secara finansial karena keuntungan lebih kecil

dari biaya yang dikeluarkan

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan

manfaat bersih yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2014) Secara matematis

Net B/C dapat dinyatakan sebagai berikut :

Net B/C =

t

ttn

1t

t

ttn

1t

i)(1

CB

i)(1

CB

dimana 0

0

tt

tt

CB

CB

Keterangan :

Bt = Manfaat pada tahun ke-t

Ct = Biaya pada tahun ke-t

i = Discount rate (%)

t = Tahun

n = Umur usaha

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

23

Kriteria penilaian :

Net B/C > 1 Usaha layak secara finansial dan menguntungkan sehingga dapat

dilaksanakan

Net B/C < 1 Usaha ini tidak layak secara finansial karena tambahan biaya yang

dikeluarkan lebih besar dari manfaat bersih yang diterima

Internal Rate of Return (IRR)

Kelayakan usaha juga dinilai dari seberapa besar pengembalian usaha

terhadap investasi yang ditanamkan. Hal ini dapat ditunjukan dengan mengukur

besaran IRR IRR adalah tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama

dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan

persentase (%). Sebuah usaha dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari

Opportunity Cost of Capital-nya. Perhitungan IRR umumnya dilakukan dengan

menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah

(yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang

menghasilkan NPV negatif) (Nurmalina et al. 2014) berikut rumus IRR :

)( 12

21

11 iix

NPVNPV

NPViIRR

Keterangan :

i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = Nilai NPV positif

NPV2 = Nilai NPV negatif

Payback Period (PP)

Payback period (PP) atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan

perhitungan terhadap lamanya periode waktu yang diperlukan oleh suatu usaha

untuk dapat mengembalikan biaya invesatasi. Perhitungan dilakukan dengan cara

nilai manfaat bersih yang terdapat pada cashflow didiskontokan dan

dikomulatifkan. Semakin kecil angka yang dihasilkan, semakin cepat tingkat

pengembalian suatu investasi, sehingga usaha yang dijalankan semakin baik untuk

dikembangkan. Menurut Nurmalina et al. (2014) secara matematis rumus yang

digunakan dalam perhitungan PP adalah sebagai berikut :

Keterangan :

I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

Kriteria penilaian :

Lamanya periode waktu pengembalian biaya investasi harus lebih cepat

dibandingkan umur usaha yang diproyeksikan dalam cashflow, semakin cepat

pengembalian biaya investasi maka semakin baik usaha tersebut untuk dijalankan.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

24

Analisis Switching Value

Analisis switching value digunakan untuk melihat dampak dari suatu

keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan

analisis ini adalah menilai apa yang akan terjadi dengan analisis kelayakan usaha

apabila terjadi perubahan-perubahan dalam perhitungan biaya dan manfaat.

Apakah kelayakan usaha kegiatan investasi sensitif tidak terhadap perubahan yang

terjadi. Selain itu, analisis switching value merupakan slah satu perlakuan

terhadap kepastian (Gittinger,1968). Analisis switching value dilakukan dengan

cara mengubah besarnya variabel-variabel penting, masing-masing dapat terpisah

atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang diketahui

atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-

variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan (NPV, IRR, Net B/C).

Analisis sensitivitas dilakukan karena adanya perubahan-perubahan harga

output dan biaya operasional. Suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai

pengganti (switching value). Switching value ini merupakan perhitungan untuk

mengukur “perubahan maximum’ dari perubahan suatu komponen inflow

(penurunan harga output penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow

(peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi) yang masih dapat

ditoleransi agar usaha masih tetap layak. Oleh karena itu perubahan tidak boleh

melebihi nilai tersebut. Bila melebihi nilai tersebut maka bisnis dinyatakan tidak

layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan

terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0).

Perbedaan yang mendasar antara analisis sensitivitas yang biasa dilakukan

dengan switching value adalah pada analisis sensitivitas besarnya perubahan

sudah diketahui secara empirik (misal penurunan harga output 20 persen)

bagaimana dampaknya terhadap hasil kelayakan. Sedangkan pada perhitungan

switching value perubahan tersebut harus dicari misalnya berapa perubahan

maksimum dari penurunan harga output yang masih dapat ditoleransi agar bisnis

masih tetap layak. Hal ini menunjukan bahwa harga output tidak boleh turun

melebihi nilai pengganti tersebut. Bila melebihi nilai pengganti (switching value)

tersebut maka bisnis tersebut tidak layak atau NPV<0. Analisis switching value

dapat dilakukan dengan menghitung secara coba-coba perubahan maksimum yang

boleh terjadi akibat perubahan di dalam komponen inflow atau outflow misal

kenaikan biaya produksi penurunan volume produksi dan penurunan harga

output (Nurmalina et al. 2014).

Komponen yang umum digunakan dalam perhitungan switching value

adalah kenaikan harga bahan baku dan penurunan harga jual atau penurunan

jumlah penerimaan sehingga didapat batas minimum kelayakan usaha yang

disebabkan terjadinya penurunan harga produk yang sering berubah dan

disesuaikan. Dalam analisis switching value secara langsung dapat dipilih

sejumlah nilai yang dapat melakukan perubahan terhadap masalah yang dianggap

penting. Nilai switching value diperoleh dengan cara trial and error yaitu

melakukan perubahan pada variabel switching yang besar pengaruhnya pada

tingkat kelayakan usaha dan sangat mungkin mengalami perubahan diwaktu yang

akan datang selama umur usaha. Perubahan dilakukan dengan cara menurunkan

atau meningkatkan variabel switching sehingga nilai NPV menjadi sama dengan

nol, IRR sama dengan nilai discount rate, dan Net B/C sama dengan satu.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

25

Asumsi-Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Harga dan biaya variabel diasumsikan sama setiap tahun (konstan) selama

umur usaha, tidak ada kenaikan walaupun dalam kenyataan fluktuasi atau

pengaruh faktor lain mempengaruhi terjadinya fluktuasi pada harga dan

biaya variabel.

2. Harga lahan pada usaha peternakan ini apabila dijual di asumsikan dengan

minimal harga yang sama pada saat pembelian.

3. Umur proyek analisis kelayakan usaha peternakan ayam ini adalah 5 tahun

berdasarkan aset penting yaitu kandang.

4. Discount Rate (DR) yang digunakan 6.5 persen hal ini disebabkan karena

seluruh modal yang digunakan dalam usaha peternakan ayam broiler ini

adalah modal sendiri, sehingga mengacu pada suku bunga deposito Bank

Rakyat Indonesia sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR)

dengan per Desember 2015 sebesar 6.5 persen.

5. Kapasitas maksimal kandang adalah adalah 10 000 ekor ayam broiler.

6. Siklus produksi selama 26 hari dengan berat ayam yang dihasilkan pada saat

panen 1.2 kg/ekor.

7. Jumlah periode produksi di tahun pertama sebanyak tujuh periode

sedangkan untuk tahun berikutnya delapan periode karena di periode

pertama tahun pertama digunakan untuk persiapan kegiatan usaha.

8. Harga jual ayam broiler yang digunakan adalah Rp20 500 per ekor berupa

ayam hidup.

9. Penyusutan investasi dihitung berdasakan metode garis lurus

10. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 46 tahun 2013 tentang tarif umum PPH Wajib Pajak

Badan Dalam Negeri yang menetapkan pajak sebesar 1 persen per tahun

dari hasil penerimaan, dengan ketentuan total penerimaan tidak melebihi 4.8

miliar dan pajak sebesar 25 persen dengan ketentuan total penerimaan

melebihi 4.8 miliar. Ketentuan ini diasumsikan tetap hingga akhir umur

usaha..

GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum Daerah Penelitian

Desa Lulut merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Klapanunggal

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas wilayah 2 271 350

Ha yang terdiri dari empat Dusun, delapan Rukun Warga (RW) dan 41 Rukun

Tetangga (RT). Desa ini berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain:

Sebelah Utara : Desa Bantarjati dan Nambo Kec. Klapanunggal

Sebelah Timur : Desa Ligarmukti Kec. Klapanunggal

Sebelah Selatan : Desa Leuwikaret Kec. Klapanunggal

Sebelah Barat : Desa Gunung Sari Kec.Citeureup

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

26

Desa ini memiliki potensi alam yang baik, yaitu penggunaan lahan untuk

ladang atau huma sebesar 897 022 Ha. Selain itu, lahan juga digunakan untuk

perumahan dengan luas sebesar 454 905 Ha dan untuk persawahan sebesar 38 Ha.

Lahan yang tersisa dari Desa Lulut ini digunakan untuk jalan, pemakaman,

perkantoran, lapangan olahraga, bangunan pendidikan dan bangunan peribadatan

(Data Monografi Desa Lulut Tahun 2015). Berdasarkan data demografi tahun

2015, diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Lulut adalah sebesar 13 119 jiwa.

Selain itu, Penduduk Desa Lulut memiliki mata pencaharian ekonomi yang paling

dominan terdapat di Desa Lulut adalah pegawai swasta, buruh pabrik, pedagang,

buruh bangunan, usaha pertanian. Usaha pertanian tersebut akan potensial bagi

pertumbuhan ekonomi pedesaan jika dapat dikembangkan dengan

memberdayakan sumberdaya manusia produktif. Adapun data penduduk Desa

Lulut menurut mata pencaharian tahun 2015 di tunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Data penduduk Desa Lulut menurut mata pencaharian tahun 2015

No. Keterangan Jumlah (Orang) %

1. Petani 591 13.63

2. Pedagang 548 12.64

3. Pegawai Negeri 21 0.48

4. TNI/Polri 2 0.05

5. Pensiunan/Purnawirawan 7 0.16

6. Swasta 1 569 36.19

7. Buruh Pabrik 625 14.42

8. Pengrajin 5 0.12

9. Buruh Bangunan 415 9.57

10. Penjahit 10 0.23

11. Tukang Las 7 0.16

12. Tukang Ojek 73 1.68

13. Bengkel 5 0.12

14. Sopir Angkutan 52 1.20

15. Lain-lain 405 9.34 Sumber : Data Monografi Kantor Desa Lulut (2015)

Gambaran Umum Peternakan Ayam Broiler

Peternakan ayam broiler dalam penelitian ini milik Bapak Ade Sumarna dan

merupakan peternakan ayam broiler dengan skala rakyat serta tidak melakukan

kerjasama atau kemitraan dengan pihak lain. Peternakan ayam broiler ini berada

di Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Peternakan ini hanya

melakukan kegiatan pembesaran ayam broiler, dimulai sejak tahun 2011.

Pemilihan lokasi yang berada jauh dari lingkungan masyarakat, dan dekat sumber

air berupa sungai dan dekat dengan jalur transportasi menjadi dasar penetuan

lokasi, jarak dari jalan raya desa sampai dengan lokasi peternakan sekitar ± 350

meter dan jarak lokasi peternakan dengan rumah penduduk sekitar ± 1.5 km. Hal

tersebut cukup baik dalam mendukung kelangsungan usaha karena cukup jauh dan

cukup hening untuk ayam dapat berproduksi dengan baik. Peternakan ini memiliki

lahan sekitar 1 000 m2. Jumlah produksi ayam broiler mencapai 10 000 ekor per

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

27

produksi, dengan jumlah kandang satu unit. Peternakan dilengkapi dengan tempat

tinggal bagi pekerja, gudang sebagai tempat penyimpanan peralatan kegiatan

operasional, penyimpanan pakan dan kandang.

Kandang yang dimiliki adalah berupa bangunan berbentuk persegi panjang,

bertingkat dengan tinggi sekitar tiga meter, dan untuk rangka kandang terbuat dari

kayu bambu yang panjangnya sekitar empat meter, atap kandang sendiri terbuat

dari asbes. Asbes dipilih karena kuat, tahan lama, dan mudah dalam perbaikan

jika terjadi kerusakan. Peternakan ini melakukan pemasaran dengan para

pedagang pengumpul ayam broiler di daerah jabodetabek. Proses pemasaran

dilakukan dengan cara pihak pedagang pengumpul akan menelpon kepada pemilik

peternakan yaitu Bapak Ade Sumarna, lalu Bapak Ade Sumarna akan

mempersiapakan ayam broiler untuk dikirim.

Selain itu, pada peternakan ini juga memiliki kondisi lingkungan yang

hening dan nyaman bagi ayam agar produksi dapat optimal, seluruh lingkungan

kandang berada didalam area yang di batasi pagar kayu, dengan tinggi sekitar

empat meter, tujuannya dibuat adalah agar seluruh aktivitas atau kegiatan dapat

terkontrol dengan baik, dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti

pencurian, gangguan hama, dan memudahkan dalam mengontrol orang yang

masuk dan keluar perusahaan, karena hanya terdapat satu pintu keluar dan masuk.

Bangunan gudang pakan dan peralatan untuk kegiatan produksi dalam perusahaan

ini adalah satu bagian, dan dekat dengan tempat tinggal karyawan. Hal ini dibuat

agar kegiatan dalam gudang tersebut mudah diamati, baik ketika pakan datang

maupun kegiatan produksi lainnya.

Pada peternakan ayam broiler ini juga terdapat dua orang tenaga kerja,

dimana tenaga kerja merupakan hal yang penting dalam usaha peternakan ayam

broiler karena mereka akan menentukan bagaimana perusahaan ini akan berjalan,

jika perusahaan memiliki tenaga kerja yang baik dan berkualitas baik pengetahuan

dan mentalnya maka usaha ini akan maju dan berkembang, tetapi jika tenaga kerja

hanya mampu bekerja saja tanpa memiliki integritas dalam hal kecil sekalipun

maka perusahaan akan sulit berkembang. Tenaga kerja di perusahaan ini berasal

dari daerah sekitar peternakan, proses perekrutan tenaga kerja ini dilakukan oleh

pihak pemilik peternakan dan proses penerimaan tenaga kerja di peternakan ini

tidak begitu sulit, hanya memenuhi syarat yaitu bersedia bekerja diposisi yang

telah ditentukan oleh pemilik, dan mempunyai mental yang baik artinya jujur,

ulet, dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Aspek Non Finansial

Analisis dari aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

usaha peternakan ayam broiler di lokasi penelitian yang terletak di Desa Lulut,

Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat layak untuk

dilaksanakan. Aspek nonfinansial yang dikaji terdiri dari dari aspek pasar, aspek

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

28

teknis, aspek manajaemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi, budaya dan

aspek lingkungan.

Aspek Pasar

Pasar merupakan aspek yang penting karena akan menentukan

keberlangsungan usaha peternakan ini dimasa yang akan datang, sehingga

perusahaan dapat menentukan seberapa besar atau target yang akan diproduksi.

Selain itu, aspek ini juga adalah salah satu aspek yang menjadi sumber

pendapatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional. Pada

penelitian ini akan dilihat permintaan, penawaran, dan strategi pemasaran.

1. Permintaan dan Penawaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa permintaan lebih

besar dari pada penawaran yang ada. Menurut pemilik pada awalnya untuk

permintaan ayam broiler dipengaruhi oleh kondisi seperti hari besar atau

hari raya, namun melihat kondisi saat ini dimana banyak masyarakat yang

mulai banyak beralih mengkonsumsi daging ayam sebagai pengganti daging

sapi akibat daging sapi yang mahal sehingga menyebabkan permintaan pada

kondisi normal yang mencapai 10 000 ekor ayam broiler dengan berat ayam

adalah 1.2 kg/ekor. Jumlah ayam yang dipelihara di batasi dengan kapasitas

kandang ayam yang dimiliki peternakan ini. Rata-rata per periode

peternakan ini mampu memelihara DOC sebanyak 10 000 ekor. Ayam

broiler dari peternakan ini di distribusikan kepada pemilik usaha rumah

makan dan para penjual daging ayam yang berada di daerah Depok,

Cibinong, Bogor, dan Jakarta.

Kondisi berbeda terjadi ketika memasuki hari besar atau hari libur

permintaan ayam broiler dapat mencapai lebih dari 10 000 ekor per

produksi sehingga peluang pasar masih ada. Selain itu, pemilik sendiri

mengatakan bahwa dimasa yang akan datang konsumsi daging ayam broiler

akan terus naik dikarenakan pendapatan masyarakat rata-rata meningkat,

dan daging ayam broiler juga memiliki harga yang murah dibandingkan

sumber protein hewani yang lain seperti daging sapi. Selain itu lebih efisien

dalam pengolahan dan penyimpanan artinya konsumen tidak perlu

pengolahan yang kompleks dalam mengolahnya untuk dikonsumsi. Selama

ini, berdasarkan keterangan pemilik peternakan seluruh produksi habis

terjual dan peternakan ini masih belum mampu memenuhi permintaan ayam

broiler dari para konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa menurut aspek

pasar bahwa usaha ini dikatakan layak untuk dilaksanakan dan

dikembangkan.

2. Pemasaran Output

Produk atau output peternakan ini adalah daging ayam dan kotoran ayam.

Kotoran ayam dijual dalam bentuk karungan dengan berat sekitar 50 kg

dengan harga Rp4 000 per karung. Daging ayam adalah produk utama dari

usaha ini, dimana harga daging sebesar Rp20 500 per ekor. Pemasaran

dilakukan dengan cara menelepon kepada pihak konsumen minimal satu

hari sebelum panen. Produk berupa ayam broiler yang masih hidup dan

dimuat ke dalam mobil pick up dan dikirim dengan biaya pengiriman atau

transportasi ditanggung oleh pembeli atau konsumen sehingga konsumen

hanya menunggu di tempat atau rumah makan miliknya. Peternakan ayam

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

29

broiler ini sudah memiliki pelangan tetap atau saluran pemasaran yang tetap

dengan sistem pembayaran tunai yaitu setelah ayam broiler diterima

konsumen maka konsumen tersebut langsung melunasi pembayaran,

sehingga aspek pemasaran layak.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan analisis aspek pasar yang

terdiri dari permintaan, penawaran dan startegi pemasaran yang dilakukan oleh

Peternakan ini adalah layak untuk dilaksanakan. Menurut Jumingan (2009) salah

satu indikator usaha dikatakan layak secara aspek pasar adalah terdapat

permintaan dari produk yang dihasilkan. Permintaan terhadap ayam broiler yang

dihasilkan oleh Peternakan Ayam Broiler di lokasi penelitian masih belum dapat

dipenuhi atau masih banyak. Pemasaran produk atau output ini sudah memiliki

pelanggan tetap dan strategi pemasaran yang baik sehingga pemasaran dapat

dikatakan layak.

Aspek Teknis

1. Lokasi peternakan dan kandang

Lokasi peternakan adalah aspek penting karena jika lahan atau lokasi

tidak layak maka usaha tidak dapat dilaksanakan dengan baik, lokasi usaha

yang baik bagi peternakan adalah jauh dari pemukiman masyarakat. Hal ini

agar masyarakat tidak terkena dampak negatif dari usaha peternakan usaha ini

seperti bau dari limbah yang dihasilkan. Lokasi juga harus mempunyai sumber

air bersih yang cukup karena air adalah hal penting yang akan mendukung

kegiatan budidaya dan operasional peternakan, akses transportasi yang baik

dan jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan sehingga proses pengiriman dapat

berjalan dengan baik. Selain itu, lokasi peternakan juga harus memiliki

jaringan listrik yang memadai untuk mendukung kegiatan usaha peternakan

yang sedang berjalan seperti untuk mesin, penerangan dan mempermudah

proses kegiatan dimalam hari.

Usaha peternakan ayam broiler ini memiliki jarak dari jalan raya desa

sampai sekitar ± 350 meter dan jarak lokasi peternakan dengan rumah

penduduk sekitar ± 1.5 km. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan agar usaha

dapat berjalan dengan baik dengan aman dalam jangka waktu yang cukup

lama, dan lokasi tersebut terhindar dari kebisingan akibat lalu lintas kendaraan

sehingga ayam akan dapat tenang dalam proses pembesaran. Akses jalan dari

kandang sampai jalan raya besar sudah cukup baik, walaupun belum dilapisi

dengan aspal tapi sudah cukup aman bagi kendaraan untuk membawa ayam

broiler dengan aman. Ketersedian sumber air sudah cukup baik terdapat dua

sumber air yang digunakan yaitu sumber air sungai dan air sumur yang

ditampung dalam tandon berukuran 10 000 liter yang digunakan ketika sumber

air sungai kotor atau tidak layak digunakan. Pasokan listrik sudah mempunyai

gardu listrik tersendiri yang difasilitasi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)

sehingga kebutuhan listrik sudah terpenuhi jika terjadi pemadaman listrik oleh

PLN. Peternakan ini mempunyai sebuah Generator Set (Genset) untuk

memenuhi ketika pemadaman terjadi. Luas peternakan ayam broiler ini yaitu

1 000 m2

, digunakan untuk satu kandang bertingkat dengan ukuran 7 x 49

meter yang diisi 10 000 ekor ayam. Terdapat mess tempat para pekerja

beristirahat, gudang yang digunakan untuk peralatan kegiatan operasional

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

30

maupun pakan yang terdiri dalam satu bangunan. Layout peternakan ayam

brolier pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Keterangan :

K : Kandang

M : Mess Karyawan

G : Gudang

T : Tower Air/ Tendon Air

PK : Pintu Kandang

TK : Tempat Karantina

S : Sumur

PM : Pintu Masuk

Gambar 3 Layout peternakan ayam broiler di lokasi penelitian

Kandang ayam pada peternakan ayam broiler ini bertingkat atau memiliki

dua lantai dengan menggunakan atap dari asbes dengan kerangka yang terdiri

dari kayu bambu dengan panjang rata-rata empat meter, sedangkan pondasinya

terbuat dari bagunan tembok beton dengan tinggi 4 meter. Kandang yang

digunakan yaitu berukuran 49 x 7 meter dan kandang tersebut ditutup

menggunakan terpal sebagai pelindung kandang dari hujan serta kandang ini

dapat menampung sekitar 10 000 ekor ayam. Bagian dasar kandang dilapisi

oleh terpal sehingga kotoran dapat tertampung sehingga kotoran akan mudah

dibersihkan dan akan lebih cepat kering. Selain itu pada setiap penjuru kandang

diletakkan blower yang berfungsi untuk mengeringkan kotoran ayam. Lokasi

kandang dibuat atau didesain agar matahari dapat masuk di pagi hari dan ayam

tidak kepanasan disiang hari. Dilihat dari lokasi kandang yang ada, peternakan

ayam broiler ini sudah sesuai dengan ketentuan perkandangan. Adapun umur

ekonomis kandang yaitu 10 tahun dan kandang pada peternakan ayam broiler

ini dapat dilihat pada Gambar 4.

K

M

G

S

P

M

TK

P

K T

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

31

Gambar 4 Kandang pada peternakan ayam broiler Sumber : Dokumentasi di lokasi penelitian, 2015

2. Bibit Ayam Broiler (DOC)

Usaha peternakan ayam broiler ini menggunakan bibit ayam berumur

satu hari atau DOC (Day Old Chick). Bibit yang digunakan oleh Peternakan

Ayam Broiler di lokasi penelitian adalah jenis Strain Cobb-500 yang dibeli

dari beberapa perusahaan seperti PT Charoen Pokphand dengan harga Rp3

000,- per ekor. Jenis yang biasa digunakan adalah Strain Cobb karena dirasa

lebih baik dalam kemampuan bertahan hidup karena tingkat kematian yang

rendah sekitar 0.3 sampai 3 persen.

3. Pakan

Manajemen pemberian pakan haruslah sangat baik agar tidak ada pakan

yang terbuang begitu saja, pemberian pakan harus disesuaikan dengan

kebutuhan ayam untuk hidup karena kelebihan atau kekurangan pakan yang

diberikan akan berakibat pada Food Convertion Rate (FCR). Semakin tinggi

maka ayam akan mengkonsumsi pakan lebih banyak sehingga biaya akan

lebih banyak atau besar. Pakan yang digunakan di peternakan ini diperoleh

dari PT Charoen Pokphand, dimana pakan ini terdiri dari jenis pakan 510

(boster) untuk umur 1-10 hari dan 511 L untuk umur 11-21 hari dan 512 L

(jenis pelet) yang diberikan umur 22 hari sampai panen dengan harga Rp6

000 per kg. Adapun jumlah penggunaan pada peternakan ayam broiler

dilokasi penelitian dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah penggunaan pakan ayam broiler

Umur Feed Intake Ayam Strain Cobb-500

Kg gr/ekor/hari gr/ekor/minggu

Minggu 1 (7 hari) 21 147 0.147

Minggu 2 (7 hari) 65 455 0.455

Minggu 3 (7 hari) 106 742 0.742

Minggu 4 (5 hari) 144 720 0.720

Total Penggunaan Pakan 2 064 2.1

Berdasarkan jumlah penggunaan pakan ayam broiler Strain Cobb-500

yang ditunjukkan pada tabel 6, maka jumlah pakan yang digunakan dalam

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

32

setiap periode produksi ayam broiler di lokasi penelitian yaitu sebesar 2.1

kg per ekor atau 21 000 kg pakan yang digunakan untuk 1 000 ekor ayam

broiler per satu periode produksi selama 26 hari.

4. Obat-obatan, Vitamin dan Vaksin

Obat-obatan dan vaksin merupakan bagian dari pencegahan dan

penanggulangan penyakit yang terjadi pada suatu peternakan ayam.

Sementara vitamin digunakan untuk membantu meningkatkan kekebalan

tubuh ayam dari penyakit, mengurangi tingkat stress pada ayam, dan

meningkatkan performa ayam. Pemberian vaksin pada peternakan ini terdiri

dari dua macam vaksin yaitu ND (new castle disease) dan gumboro.

Pelaksanaan vaksinasi di peternakan menggunakan aturan yang berlaku

sesuai dengan kebutuhan. Vaksinasi sudah dimulai sejak ayam berumur

empat hari, DOC diberikan vaksin ND dengan cara tetes mata dan suntik

bawah kulit (subcutaneous) pada sore hari dengan suhu ruang 27 oC.

Tujuannya agar vaksin yang digunakan tetap hidup karena tidak terkena

matahari langsung dan fase ini adalah fase yang menjadi awal dalam

keberhasilan terhadap kesehatan ternak dan persentase ayam terkena

penyakit relatif rendah. Vaksinasi dilanjutkan pemberian vaksin gumboro

pada ayam berumur 14 hari dengan cara memberikannya melalui air minum.

Vaksinasi diberikan melalui air minum pada waktu sore hari yaitu pukul

18.00 WIB. Untuk pengendalian terhadap hama dan ekstoparasit seperti

kutu ataupun lalat dilakukan penyemprotan dengan desinfektan setiap

harinya. Pemberian vitamin dilakukan secara terus menerus mulai dari ayam

berumur satu hari sampai panen yang disesuaikan dengan berat badan ayam

dan standar pakan. Vitamin yang digunakan di peternakan ini bermacam-

macam, salah satunya yaitu vitamin elektrolit. Vitamin ini berbentuk serbuk

halus berwarna kuning kemerahan. Cara pemberian vitamin ini pada pagi

hari bersamaan dengan pakan.

5. Proses Produksi

Proses produksi dalam usaha budidaya ayam broiler dilakukan secara

kontinyu, dimana ayam broiler yang diproduksi setiap periode dan tidak

mengenal musim kawin pada bulan-bulan tertentu. Sehingga ayam broiler

ini tersedia setiap bulannya sepanjang tahun. Proses produksi ayam broiler

mulai dari DOC hingga ayam broiler siap dipanen (siap dijual)

membutuhkan waktu selama 26 hari. Berikut adalah proses produksi ayam

broiler di lokasi penelitian :

a. Persiapan kandang

Persiapan kandang merupakan kegiatan paling awal dari usaha

budidaya ayam broiler dalam setiap periode produksi. Persiapan untuk

kandang baru lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan dengan

kandang yang telah dipakai pada periode produksi sebelumnya.

Persiapan kandang yang dilakukan di peternakan ayam broiler ini

dimulai dengan membuang segala kotoran dari kandang, mengeluarkan

seluruh peralatan, menyapu bersih semua bagian kandang, lalu

menyemprot seluruh bagian kandang dengan mesin penyemprot

bertekanan tinggi sehingga tidak ada kotoran yang tertinggal,

dilanjutkan dengan menyikat lantai menggunakan cairan detergen.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

33

Hal ini dilakukan untuk membersihkan kandang dari kuman

penyakit. Terlebih lagi untuk kandang yang telah digunakan dalam

periode sebelumnya. Seluruh peralatan kandang dicuci dengan

desinfektan kemudian dikeringkan. Kandang yang telah bersih,

kemudian disemprot dengan formalin dan setelah kering seluruh

permukaan kandang ditaburi kapur. Kegiatan selanjutnya adalah

memasang lingkar pembatas, alat pemanas, menaburkan sekam setebal

lima centimeter. Penyemprotan desinfektan dilakukan sekali lagi,

kemudian meletakkan alas koran di atas sekam dan memasang peralatan

kembali. Kandang diistirahatkan selama tujuh sampai sepuluh hari.

b. Proses pemeliharaan

Proses pemeliharaan ayam dimulai sejak DOC yang baru berumur

satu hari diantarkan ke lokasi peternakan. DOC yang digunakan oleh

peternakan ini yaitu strain Hobb. Menurut peternak, setelah sepuluh

hari kandang diistirahatkan, DOC didatangkan. Hal pertama yang

dilakukan oleh pihak peternakan ketika DOC datang adalah dengan

memberikan air minum yang dicampur dengan air gula, kemudian jenis

pakan yang diberikan yaitu 510 (Boster). Hal ini dilakukan selama satu

minggu untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam agar terhindar dari

penyakit, selain itu juga sebagai upaya untuk mengurangi tingkat stres

DOC ketika dalam perjalanan menuju peternakan. Pemeliharaan DOC

pada minggu pertama atau biasa disebut dengan periode pemanasan

adalah periode paling penting dalam siklus kehidupan ayam, karena

DOC mengalami proses adaptasi dengan lingkungan baru.

Periode ini juga merupakan masa pembentukan kekebalan tubuh

dan masa awal pertumbuhan semua organ tubuh. Pemanas dipasang

baik siang dan malam, tirai penutup tidak dibuka untuk mencapai suhu

yang diinginkan. Pada umur empat sampai enam hari dilakukan

vaksinasi ND, kemudian terpal sebagai lapisan di atas sekam diangkat

dengan maksud untuk mengganti sekam. Sekam diganti secara rutin

jika dirasa bau amoniak menyengat dan mulai basah serta luas brooder

disesuaikan dengan pertambahan berat badan dan kepadatan. Sekam

sudah mulai diangkat sedikit demi sedikit agar ayam tidak stres dan bau

amoniak dapat berkurang. Sekam sudah mulai diangkat sedikit demi

sedikit agar ayam tidak stres dan bau amoniak dapat berkurang. Pada

minggu kedua tirai dibuka sepertiga bagian bawahnya, pemanas hanya

digunakan pada malam hari saja atau pada saat udara dingin, dan

dilakukan vaksin Gumboro pada umur 13-14 hari.

Pemberian pakan mulai diberikan langusng pada tempat pakan,

jenis pakan yang digunakan pada minggu kedua adalah 511 L (propan).

Pada minggu ini dilakukan penimbangan berat badan ayam dengan

mengambil beberapa sampel ayam broiler. Pemeliharaan minggu

ketiga, pada saat cuaca panas di siang hari bagian bawah tirai dibuka

2/3 bagian, pemberiaan pakan yang digunakan pada minggu ketiga dan

seterusnya adalah 512 L (pelet), pakan diletakkan pada tempat pakan

yang digantung setinggi jangkauan ayam untuk memudahkan ayam

makan. Setelah itu dilakukan penyemprotan desinfektan dan antiseptik.

Penggunaan pemanas sudah dapat diberhentikan pada saat minggu

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

34

keempat dan minggu kelima, begitupun tirai sudah dapat dibuka

seluruhnya, dan hanya digunakan apabila suhu udara dingin atau pada

saat hujan. Menjelang panen, penimbangan berat badan dilakukan

setiap minggunya demi mengetahui perkembangan pertumbuhan pada

ayam. Kegiatan umum yang dilakukan setiap hari mulai dari minggu

pertama hingga minggu kelima adalah mengamati tingkat laku ayam,

tinja, keseragaman pertumbuhan, mendengar suara ayam, memisahkan

ayam yang kerdil dan yang sakit, membuang ayam jauh dari kandang

dan menghitung mortalitas dan penggunaan pakan.

c. Proses pemanenan

Proses pemanenan merupakan proses akhir dari pemeliharaan ayam

untuk sampai kepada pelanggan atau konsumen yaitu pedagang ayam

dan pemilik rumah makan. Proses pemanenan harus dilakukan dengan

hati-hati dan dengan tenaga kerja yang ahli di bagiannya, Hal yang

harus dilakukan pada saat akan panen adalah mempersiapkan peralatan

(timbangan dan sekat bambu) dan tenaga kerja panen. Biasanya

konsumen atau pelanggan peternakan ini datang sendiri ke peternakan.

Peralatan yang dibutuhkan pada saat pemanenan sudah disediakan dan

pada saaat penimbangan dilakukan sedikit demi sedikit dengan

menggunakan sekat bambu sebagai pembatas sesuai dengan jumlah

tenaga kerja pada saat panen dan jenis kendaraan.

Waktu pemanenan sudah direncanakan sebelumnya pada saat awal

pemeliharaan, karena biasanya pada waktu ayam berumur 26 hari

sampel ayam yang sudah ditimbang dengan rata-rata 1.2 kilogram per

ekor adalah sebagai patokan peternak sesuai dengan permintaan

konsumen. Waktu panen yang sudah direncanakan dapat berubah

karena situasi dan kondisi saat sebelum pemanenan dimulai, seperti

karena pengaruh cuaca yang dapat membuat ayam rentan terkena

penyakit dan akhirnya ayam memiliki bobot yang tidak sesuai dengan

permintaan konsumen. Harga hasil produksi ayam broiler bagi peternak

ditentukan oleh harga yang berlaku dipasaran.

Berdasarkan analisis aspek teknis dan produksi, lahan dan kandang

produksi yang memenuhi kriteria, pengadaan bibit dan pakan yang tepat

waktu dan berkualitas, pengadaan dan manajemen kesehatan yang

disiplin dan teratur, pengadaan bahan-bahan penunjang tanpa

mengesampingkan kegunaannya tetap mengutamakan bahan yang

terbaik dan tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang cekatan dan

berpengalaman dalam bidangnya, jujur dan pekerja keras, dan proses

produksi yang sistematis dapat disimpulkan usaha peternakan ayam

broiler ini layak untuk dijalankan. Adapun proses produksi pada

peternakan ayam broiler dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

35

Gambar 5 Proses produksi pada peternakan ayam broiler

Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek manajemen berkaitan dengan manajemen dan tata kelola usaha

peternakan ayam broiler. Usaha peternakan ayam broiler ini merupakan usaha

milik perorangan berdasarkan kepemilikan modalnya, namun dalam menjalankan

seluruh kegiatan operasional peternakan, pemilik peternakan dibantu oleh dua

orang tenaga kerja. Kekuasaan dan wewenang dalam mengambil keputusan serta

pengarahan mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan oleh tenaga kerja

menyangkut seluruh kegiatan di peternakan, dikoordinir langsung oleh pemilik

peternakan. Meskipun masih sederhana, struktur organisasi di peternakan ayam

broiler ini sudah mampu memisahkan jenis pekerjaan dan pembagian tugas

dengan cukup jelas.

Pemilik hanya bertindak sebagai pengawas dan pengambil keputusan,

datang seminggu sekali atau dua kali untuk mengecek kondisi dan jalannya usaha

peternakan. Selain sebagai pemilik modal, pemilik juga melakukan komunikasi

dengan pihak Konsumen. Beliau menyerahkan pelaksanaan pekerjaan lapangan

kepada kedua tenaga kerjanya tersebut yang tinggal di mess, dan sudah

mendapatkan tugas untuk menjaga kandang. Penanggung jawab lapangan dalam

hal ini kedua tenaga kerja tersebut bertugas mengontrol manajemen pemeliharaan

yang terjadi di peternakan ayam broiler, memastikan seluruh proses produksi

berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan yang ditetapkan oleh pemilik peternakan

itu sendiri. Penanggung jawab lapangan yaitu kedua tenaga kerja tersebut harus

segera melapor ke pemilik apabila terjadi permasalahan pada kandang jika terjadi

permasalahan seperti kondisi ayam yang terkena penyakit dan menyebabkan

kematian. Angka mortalitas di atas yang ditetapkan (3 persen). Pemilik peternakan

biasanya akan mendatangkan petugas penyuluh lapangan dokter hewan (PPL)

untuk mengecek atau mengontrol keadaan ayam di peterakan. Selain itu, kedua

tenaga kerja juga diwajibkan mencatat seluruh kegiatan produksi dan pada saat

panen. Dilihat dari aspek manajemen dan organisasi, usaha peternakan ayam

broiler ini layak untuk dijalankan, karena memiliki pembagian tugas yang jelas

kepada penanggung jawab lapang yaitu kedua tenaga kerja tersebut, terperinci dan

tertulis, sehingga organisasi dan manajemen usaha berjalan dengan baik.

Persiapan kandang (7- 10 hari)

- Pembersihan kandang

- Penyemprotan kandang

- Pemasangan peralatan

(lingkar pembatas, alat

pemanas, penaburan

sekam)

Proses Pemeliharaan (13-14 hari)

- Pemberian pakan dan

minum

- Pemberian vaksinasi

- Pemantauan secara rutin

- Penimbangan berat ayam Proses pemanenan (pada umur 26 hari)

- Melakukan penyortiran

ayam sesuai berat badan

- Menghubungi pihak

konsumen

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

36

Peternakan ayam broiler ini adalah peternakan mandiri atau non kemitraan

dan sudah berbentuk perusahaan perorangan. Pada kegiatan usaha ini, pemilik

peternakan tidak melakukan kerjasama dengan pihak manapun sehingga tidak

terdapat ketentuan-ketentuan yang disepakati dengan pihak lain. Mengenai

perizinan peternakan sendiri, peternakan ayam broiler ini telah mendapatkan izin

dari RT/RW setempat dan penduduk sekitar, dimana izin yang diperoleh dari

penduduk sekitar yaitu berupa tanda tangan dari 70 KK yang ada di sekitar

peternakan tersebut, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadi konflik akibat

limbah usaha. Selain itu, dari aspek hukum, usaha peternakan ayam broiler ini

telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Keterangan Domisili

Usaha (SKDU), dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), sehingga berdasarkan hal

tersebut dari sisi aspek hukum usaha ini layak untuk dijalankan.

Gambar 6 Surat perijinan usaha peternakan ayam broiler

Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Usaha peternakan ayam broiler pasti memiliki dampak bagi lingkungan

sekitar baik secara ekonomi maupun sosial. Peternakan ayam broiler ini terletak di

Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor berdiri di atas lahan

seluas 1 000 meter² yang merupakan lahan milik sendiri kemudian dijadikan

usaha peternakan ayam broiler. Peternakan ayam broiler ini memiliki dua tenaga

kerja yang berasal dari penduduk sekitar yang membuktikan bahwa peternakan

ayam broiler ini memiliki dampak secara ekonomi pada daerah sekitar dalam hal

pengurangan jumlah pengangguran walaupun hanya dua orang ditambah lagi jika

pengembangan usaha ini dilakukan maka akan menambah kesempatan kerja untuk

masyarakat sekitar. Selain itu, pemilik juga berkontribusi terhadap masyarakat

sekitar dengan memberikan sumbangan kepada masyarakat sekitar yang dikelola

oleh pihak RT/RW maupun pengelola masjid dan memberikan ayam broiler yang

telah dipanen kepada penduduk sekitar ketika panen sebanyak satu ekor per KK

pada setiap periode produksinya.

Aspek Lingkungan

Dampak dari peternakan ayam broiler ini adalah limbah kotoran ayam dan

sekam padi. Pada peternakan ayam broiler ini, limbah-limbah kotoran ayam dan

sekam padi tersebut dijual ke petani-petani yang memiliki sawah dan kebun di

daerah sekitar. Biasanya pembeli langsung mengambil sendiri ke peternakan

untuk membeli kotoran ayam tersebut. Dari hasil penjualan kotoran ayam tersebut

maka pemilik peternakan dapat menambah penghasilan selain dari hasil penjualan

produksi ayamnya itu sendiri. Peternakan ayam ini berdiri di radius 1.5 Km dari

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

37

rumah penduduk, sehingga peternakan ini tidak menimbulkan polusi udara yang

membuat perumahan warga di sekitar mencium bau tidak sedap karena limbah

udara yang dihasilkan dari peternakan dan kotoran ayam tersebut. Selain itu,

pemilik sudah mendapatkan izin dari seluruh warga yang rumahnya dekat maupun

jauh dengan peternakan dan memberikan bantuan kepada warga sekitar melalui

RT/RW sehingga warga tidak protes. Selain itu peternakan ini juga dapat

dijadikan sebagai sarana pembelajaran dan penelitian bagi pihak-pihak yang ingin

mengetahui lebih dalam mengenai usaha peternakan ayam broiler. Hasil dari

analisis aspek ekonomi dan sosial dapat dikatakan bahwa usaha peternakan ayam

broiler yang dilakukan oleh peternakan ini tidak merugikan lingkungan sekitar,

sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Analisis Aspek Finansial

Peternakan ini merupakan usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang

menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha

peternakan ayam broiler ini adalah skala usaha peternakan rakyat dengan jumlah

ayam yang dipelihara sebanyak 10 000 ekor per periode. Pada penelitian ini

analisis kelayakan dilakukan untuk mengetahui kelayakan investasi usaha

peternakan yang telah dilakukan. Berikut komponen arus kas (cashflow) yang ada

dalam usaha peternakan ayam broiler di lokasi penelitian:

Arus Penerimaan (Inflow)

Arus penerimaan (Inflow) pada usaha peternakan ayam broiler ini terdiri

dari tiga sumber yaitu penerimaan dari penjualan ayam broiler hidup, penjualan

kotoran ayam, dan nilai sisa. Inflow merupakan segala sesuatu yang dapat

meningkatkan pendapatan sebuah usaha.

1. Penerimaan Penjualan

Penerimaan penjualan yang diperoleh peternakan berasal dari penjualan

ayam broiler, penjualan kotoran ayam, dan perolehan insentif FCR. Penjualan

ayam dihitung dari 10 000 DOC yang dipelihara dikurangi dengan angka

mortalitas tiga persen, dikalikan dengan harga pada bulan Desember 2015

yaitu Rp20 500 per ekor. Kapasitas pemeliharaan ayam broiler per periodenya

adalah 10 000 ekor. Pada setiap pembelian DOC sebanyak 10 000 ekor,

pemilik peternakan memperoleh DOC sebanyak 10 200 ekor. Hal ini

disebabkan karena setiap pembelian 1 box DOC terdiri dari 102 DOC sehingga

dengan pembelian DOC sebanyak 100 box maka DOC yang diperoleh

sebanyak 10 200 DOC.

Selain itu, peternakan ayam broiler ini juga menggunakan batas angka

mortalitas dengan riwayat kematian ayam di peternakan ini maka angka

mortalitas setiap periode adalah 3 persen, sehingga ayam broiler yang

dihasilkan adalah 9 894 ekor, dengan harga Rp20 500 per ekor yang diambil

dari harga ayam broiler di pasaran pada Bulan Desember 2015. Pemanenan

dilakukan saat ayam berumur 26 hari, bobot rata-rata mencapai 1.2 kilogram

per ekornya. Dalam satu tahun terjadi delapan kali masa panen. Pembeli

langsung datang ke kandang untuk membeli ayam broiler dari peternakan ini

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

38

dan dibantu oleh penanggung jawab lapang. Adapun penerimaan penjualan

ayam broiler hidup di peternakan ayam broiler ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Penerimaan penjualan ayam broiler hidup Tahun Panen

per

periode

(ekor)

Bobot

panen

(kg/ekor)

Harga

(Rp/

ekor)

Jumlah

periode

produksi

Penerimaan per

periode

(Rp)

Penerimaan per

tahun

(Rp)

1 9 894 1.2 20 500 7 202 827 000 1 419 789 000

2 9 894 1.2 20 500 8 202 827 000 1 622 616 000

3 9 894 1.2 20 500 8 202 827 000 1 622 616 000 4 9 894 1.2 20 500 8 202 827 000 1 622 616 000 5 9 894 1.2 20 500 8 202 827 000 1 622 616 000

Total penerimaan ayam broiler hidup 7 910 253 000

Berdasarkan perhitungan penerimaan pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa

penerimaan yang berasal dari penjualan ayam hidup selama lima tahun pada

tahun adalah sebesar Rp7 910 253 000. Hasil tersebut didapat dari perkalian

antara jumlah ayam broiler yang dipanen per periode setelah dikurangi angka

mortalitas 3 persen yaitu 9 894 ekor dengan bobot panen sebesar 1.2 kilogram

per ekor dengan harga jual tetap Rp20 500 per ekor dengan jumlah periode

yang dilakukan dalam satu tahun yaitu delapan periode namun untuk tahun

pertama sebanyak tujuh periode karena satu periode digunakan untuk persiapan

kegiatan usaha.

2. Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam

Penerimaan peternakan ayam broiler ini juga bersumber dari hasil

penjualan kotoran ayam yang dijual dengan harga Rp4 000 per karung atau per

50 kilogram. Setiap periode rata-rata menghasilkan 120 karung kotoran ayam.

Pembeli datang dan mengambil sendiri kotoran ayam yang akan dibelinya.

Penerimaan peternakan yang berasal dari penjualan kotoran ayam dapat dilihat

pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8 Penerimaan penjualan kotoran ayam Tahun Kotoran per

periode

(Karung)

Harga

(Rp/karung)

Jumlah

periode

Penerimaan

per periode

(Rp)

Penerimaan

per tahun

(Rp)

1 120 4 000 7 480 000 3 360 000

2 120 4 000 8 480 000 3 840 000

3 120 4 000 8 480 000 3 840 000

4 120 4 000 8 480 000 3 840 000

5 120 4 000 8 480 000 3 840 000

Total penerimaan penjualan kotoran ayam 18 720 000

3. Nilai sisa

Nilai sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama umur

usaha. Nilai sisa dihitung di akhir proyek dan dimasukkan ke dalam komponen

inflow. Nilai sisa ini digolongkan menjadi salah satu komponen penerimaan

usaha yang diperoleh dari sisa biaya modal investasi yang tidak terpakai

setelah umur ekonomis habis pada saat akhir umur usaha. Penentuan umur

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

39

ekonomis alat investasi berdasarkan pengalaman pemilik peternakan dalam

pemakaian alat investasi tersebut. Perkiraan nilai sisa didasarkan pada harga

jual pada tingkat penjual barang bekas (tukang loak). Perhitungan nilai sisa ini

dilakukan dengan metode garis lurus dimana penentuan nilainya berdasarkan

nilai beli barang investasi dibagi dengan umur ekonomisnya kemudian

dikalikan tahun sisanya. Total nilai sisa pada usaha peternakan ayam broiler ini

adalah sebesar Rp313 470 000 yang perhitungannya dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Arus Biaya (Outflow)

Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan usaha. Outflow usaha peternakan

ayam broiler dibagi menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional.

Outflow menunjukkan pengeluaran biaya-biaya yang mengakibatkan pengurangan

kas pada aliran cashflow. Pengurangan ini diakibatkan biaya-biaya yang harus

dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha seperti kegiatan investasi dan

kegiatan operasional usaha. Biaya investai dikeluarkan pada saat awal pendirian

usaha dan kemudian dilakukan re-investasi jika umur ekonomis telah habis

sementara usaha masih terus berjalan. Sedangkan biaya operasional usaha adalah

biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung yang terdiri dari

biaya tetap dan biaya variabel.

1. Biaya Investasi

Tabel 9 Biaya investasi pada peternakan ayam broiler No Alat investasi Satuan Jumlah Harga Satuan Nilai total

1 Lahan meter2 1000 300 000 300 000 000

2 Kandang Unit 1 80 000 000 80 000 000

3 Mess tenaga kerja Unit 1 57 000 000 57 000 000

4 Instalasi air Unit 1 300 000 300 000

5 Drum air Unit 10 100 000 1 000 000

6 Tempat pakan Unit 120 27 000 3 240 000

7 Tempat minum Unit 120 25 000 3 000 000

8 Sapu lidi Unit 2 10 000 20 000

9 Mesin diesel Unit 1 1 500 000 1 500 000

10 Pompa air Unit 1 450 000 450 000

11 Terpal plastik Meter 1030 11 500 11 845 000

12 Sumur Unit 1 2 000 000 2 000 000

13 Instalasi listrik Unit 1 500 000 500 000

14 Ember plastik Unit 2 50 000 100 000

15 Timbangan Unit 2 600 000 1 200 000

16 Sekop Unit 2 60 000 120 000

17 Blower Unit 4 2 000 000 8 000 000

18 Lampu Unit 20 23 000 460 000

19 Alat pembatas/seng Meter 40 7 000 280 000

20 Cangkul Unit 2 60 000 120 000

21 Alat seprot/steam Unit 1 3 700 000 3 700 000

22 Motor Unit 1 16 000 000 16 000 000

23 Handphone Unit 1 1 500 000 1 500 000

Total 492 335 000

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan barang

modal ketika memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan pada

usaha peternakan ayam broiler meliputi biaya pembangunan kandang, mess

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

40

tenaga kerja, gudang, instalasi air, drum air, tempat pakan, tempat minum, sapu

lidi, mesin diesel, pompa air, terpal plastik, sumur, instalasi listrik, ember

plastik, timbangan,sekop, blower, lampu, alat pembatas/seng, cangkul, alat

semprot/steam, motor, dan handphone.

Total biaya investasi yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha

peternakan ayam broiler yaitu Rp492 335 000 dimana keseluruhan biaya

investasi dikeluarkan dari modal sendiri tanpa bantuan pinjaman dari pihak

bank atau lembaga keuangan lain. Reinvestasi juga dilakukan untuk mengganti

peralatan atau komponen invesatasi yang umur ekonomisnya sudah habis

dalam paruh perjalanan usaha dimana umur usaha pada analisis cashflow

belum berakhir. Kegiatan reinvestasi pada usaha peternakan ayam broiler ini

terjadi pada tahun keempat, keenam, ketujuh, kesepuluh, dan untuk barang-

barang tertentu reinvestasi setiap tahun. Biaya investasi pada peternakan ayam

broiler dapat dilihat pada Tabel 9.

2. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama usaha berjalan.

Biaya operasional usaha peternakan ayam broiler dibagi menjadi dua jenis

yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

a. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang besarnya tidak dipengaruhi

langsung oleh jumlah produksi. Ada atau tidaknya produksi, biaya tetap

akan terus dikeluarkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha peternakan

ayam broiler ini terdiri dari gaji tenaga kerja, biaya listrik, tunjangan hari

raya, pajak motor, PBB, biaya pulsa, biaya pemeliharaan kandang, dan

biaya penyusutan. Rincian untuk biaya tetap yang dikeluarkan pada usaha

peternakan ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Biaya tetap usaha peternakan ayam broiler

No Jenis Biaya

Tetap Satuan Jumlah

Nilai per

Periode

Produksi

(Rp)

Nilai Total

per Periode

Produksi

(Rp)

Nilai Total

per Tahun

(Rp)

1 Gaji tenaga

kerja orang 2 4 850 000 9 700 000 77 600 000

2 Biaya listrik bulan 1 850 000 850 000 10 200 000

3 Biaya Sosial periode 1 1 000 000 1 000 000 8 000 000

4 Tunjangan hari

raya orang 2 1 000 000 2 000 000 2 000 000

5 Pajak :

a. Motor

200 000

b. PBB

210 000

6 Biaya pulsa bulan 1 200 000 200 000 1 600 000

7

Biaya

pemeliharan

kandang

unit 1 250 000 250 000 2 000 000

8 Biaya

penyusutan 37 055 000

Total Biaya Tetap

138 865 000

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

41

i. Gaji tenaga kerja

Biaya tetap terbesar pada usaha peternakan ayam broiler ini adalah untuk

gaji tenaga kerja. Gaji tenaga kerja di pertenakan ayam broiler ini di

tentukan berdasarkan jumlah ayam broiler yang hidup pada saat di panen

dengan gaji untuk tenaga kerja yaitu Rp490 per ekor, sehingga untuk setiap

tenaga kerja pada setiap periodenya dengan jumlah 10 000 ekor dengan

mortalitas 3 persen menjadi 9 894 ekor yaitu sebesar Rp4 850 000. Tenaga

kerja pada peternakan ayam broiler ini terdiri dari 2 orang, sehingga biaya

tetap tenaga kerja yang harus dikeluarkan per periodenya adalah Rp4 850

000 dikali 2 yaitu sebesar Rp9 700 000. Dalam setahun terjadi delapan kali

periode, maka biaya gaji karyawan dalam setahun Rp77 600 000.

ii.Biaya listrik

Biaya listrik yang dikeluarkan per periode kurang lebih Rp850 000 per

bulan sehingga dalam satu tahun biaya listrik yang dikeluarkan adalah

sebesar Rp10 200 000.

iii.Biaya sosial

Biaya sosial ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh peternakan ayam

broiler ini sebagai kontribusi untuk masyarakat sekitar kandang. Setiap

periode produksi, pemilik mengeluarkan Rp1 000 000 untuk kegiatan

masyarakat sekitar peternakan.

iv.Tunjangan hari raya

Biaya tunjangan hari raya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja di

peternakan ayam broiler ini kurang lebih Rp2 000 000 per tahun untuk 2

orang tenaga kerja.

v.Pajak

Biaya pajak yang dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp410 000 untuk

pajak motor dan pajak bumi dan bangunan (PBB).

vi. Biaya pulsa

Biaya pulsa yang dikeluarkan sebagai sarana komunikasi pada peternakan

ayam broiler ini per periode produksi adalah sebesar Rp200 000, maka

dalam setahun pemilik peternakan ayam broiler ini mengeluarkan biaya

pulsa sebesar Rp1 600 000.

vii. Biaya pemeliharaan kandang

Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan kandang per periode sebesar

Rp250 000, maka biaya yang dikeluarkan dalam setahun adalah sebesar Rp2

000 000.

viii. Biaya penyusutan

Biaya penyusutan yang dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp37 055 000,

maka total biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh pemilik peternakan

ayam broiler ini sebesar Rp138 865 000.

b. Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah

produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam

broiler ini terdiri dari biaya DOC, pakan, obat-obatan, sekam, kayu bakar

dan BBM. Rincian harga dan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

42

Tabel 11 Biaya variabel usaha peternakan ayam broiler

No Jenis Biaya

Variabel Satuan Jumlah

Nilai Satuan

(Rp)

Nilai Total Per

Tahun (Rp)

1 Pembelian DOC ekor 10 000 3 000 240 000 000

2 Pembelian pakan

Pakan 510 (boster) kg 5 500 6 000 264 000 000

Pakan 511 L kg 7 000 6 000 336 000 000

Pakan 512 L kg 8 500 6 000 408 000 000

Total biaya pakan kg 21 000 6 000 1 008 000 000

3 Pembelian obat-

obatan ekor 10 000 300 24 000 000

4 Pembelian sekam karung 200 5 000 8 000 000

5 Pembelian kayu

bakar unit 3 350 000 8 400 000

6 BBM liter 20 7 400 1 184 000

Total Biaya Variabel 1 289 584 000

i. Day Old Chick (DOC)

Harga DOC diasumsikan sama pada setiap tahunnya yaitu sebesar Rp3 000

per ekor, yang merupakan harga rata-rata DOC yang sering digunakan

oleh peternakan.

ii. Pakan

Harga pakan diasumsikan sama yaitu sebesar Rp6 000 per kg, untuk

menghasilkan 1.2 kg ayam maka dibutuhkan 2.1 kg pakan per periode,

maka biaya pakan untuk satu ekor DOC yaitu 2.1 kg per ekor dikalikan

harga pakan Rp6 000 yaitu sebesar Rp12 600.

iii. Obat-obatan

Harga obat-obatan diasumsikan sama tiap periodenya untuk jumlah DOC

sebanyak 10 000 ekor. Setiap DOC menghabiskan biaya sebesar Rp300,

maka biaya obat-obatan yang dikeluarkan peternakan ini per tahun yaitu

sebesar Rp24 000 000.

iv.Biaya sekam

Kebutuhan sekam untuk satu kali produksi sebanyak 200 karung. Biaya

yang dikeluarkan untuk pembelian sekam adalah Rp5 000 per karung,

sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk sekam per tahun adalah

sebesar Rp8 000 000.

v. Biaya kayu bakar

Pemanas kandang yang digunakan pada peternakan ayam broiler ini adalah

kayu bakar yang dimasukkan ke drum. Kebutuhan biaya untuk pemanas

kandang ini adalah Rp350 000 per periode, sehingga dalam satu tahun

biaya yang dikeluarkan untuk pemanas kandang yaitu Rp8 400 000.

vi.Biaya BBM

Kebutuhan BBM untuk satu kali produksi sebanyak 20 liter. Hal ini

digunakan untuk kendaraan yaitu motor dan mesin diesel. Biaya yang

dikeluarkan untuk pembelian BBM adalah Rp7 400 per liter, sehingga

total biaya yang dikeluarkan untuk sekam per tahun adalah sebesar Rp1

184 000.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

43

Dalam perhitungan cash flow peternakan ayam broiler ini diasumsikan

bahwa nilai dari biaya variabel adalah sama cateris paribus sehingga nilainya

akan sama. Besarnya nilai biaya variabel mempengaruhi produk secara langsung

dan pada usaha peternakan ayam broiler ini biaya variabel yang paling tinggi

adalah biaya pembelian DOC dan pakan.

Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui

perkembangan usaha pada periode waktu tertentu, komponen yang terdapat di

analisis laba rugi adalah penerimaan, biaya operasional, penyusutan, dan pajak

penghasilan. Laba bersih diperoleh dari penerimaan total yang dikurangi oleh

biaya variabel dan operasional. Terdapat juga komponen yang mengurangi

penerimaan yaitu penyusutan dan pajak penghasilan. Penyusutan adalah biaya atas

barang investasi yang disusutkan setiap tahunya dengan mengetahui nilai sisa

barang investasi tersebut, perhitungan nilai penyusutan dilakukan dengan metode

garis lurus yaitu nilai beli dikurangi nilai sisa lalu dibagi umur ekonomis barang

tersebut. Nilai sisa adalah komponen penerimaan yang dihitung pada akhir

periode. Selain itu, nilai sisa merupakan nilai suatu barang yang telah habis masa

ekonomisnya tetapi masih memiliki nilai ekonomi jika dijual. Pada usaha

peternakan perusahaan ayam broiler ini besarnya penyusutan dari tahun pertama

sampai tahun ke lima adalah sebesar Rp37 055 000.

Hasil perhitungan analisis laba rugi digunakan untuk perhitungan cashflow

yaitu komponen pajak penghasilan yang diperoleh di laporan laba rugi. Pajak

penghasilan akan mengurangi penerimaan, besarnya pajak sudah diatur pada

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2013 tentang tarif umum

PPH Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang menetapkan pajak sebesar 1 persen

per tahun dari hasil penerimaan yang berjumlah lebih kecil dari 4.8 Milyar dan 25

persen dari hasil penerimaan yang berjumlah lebih besar dari 4.8 Milyar.

Ketentuan ini diasumsikan tetap hingga akhir umur bisnis. Berdasarkan laporan

laba rugi pada usaha peternakan ayam broiler ini pada tahun pertama usaha

peternakan ini sudah memperoleh keuntungan sebesar Rp153 551 000, sedangkan

pada tahun berikutnya peternakan memperoleh keuntungan sebesar Rp181 742

440. Rincian analisis laba rugi dapat dilihat pada Lampiran 3.

Analisis Kriteria Kelayakan Investasi

Analisis kriteria kelayakan investasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan

usaha peternakan ayam broiler ini dilihat dari aspek finansial. Modal usaha

peternakan ini seluruhnya adalah modal sendiri, sehingga penentuan DF

berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai

bank utama didalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 6.5 persen.

Kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam analisis ini adalah Net Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C),

dan Payback Period (PP).

1. Net Present Value (NPV)

Nilai NPV didapatkan dari proyeksi cashflow, nilai ini menjadi kriteria

kelayakan investasi karena merupakan gambaran bagaimana usaha ini dapat

menghasilkan keuntungan bagi pengusahanya. Pada peternakan ayam

broiler ini nilai NPV didapatkan sebesar Rp632 149 173 dalam lima tahun,

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

44

6.5 %

IRR

71.68 % DR

Rp4 671 012 904

artinya dalam setiap tahun nya manfaat yang diperoleh pada usaha

peternakan ayam broiler ini yaitu Rp126 429 835 atau Rp15 803 729 setiap

periode, sehingga usaha peternakan ini layak untuk dijalankan karena usaha

peternakan memiliki nilai NPV lebih dari nol.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Nilai IRR mengambarkan kemampuan peternakan ini dalam melakukan

pengembalian atas modal yang telah dikeluarkan. Maka ketika IRR sama

dengan nilai DR yaitu 6.5 persen maka usaha peternakan ini tidak

menghasilkan keuntungan bersih, karena NPV yang dihasilkan bernilai nol.

Pada usaha peternakan ini didapatkan nilai IRR sebesar 71.68 persen,

sehingga usaha ini layak dijalankan karena nilai IRR lebih besar dari DR,

hubungan IRR dengan NPV dapat dilihat pada Gambar 9.

NPV

Gambar 7 Hubungan NPV dan IRR di lokasi penelitian

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Kriteria kelayakan investasi Net B/C adalah kriteria kelayakan yang

mengambarkan seberapa besar manfaat atau benefit yang diterima dari

investasi yang dikeluarkan atau cost. Usaha dikatakan layak jika nilai Net

B/C>1. pada usaha peternakan ayam broiler ini nilai Net B/C adalah 3.23

yang berarti setiap Rp1 yang dikeluarkan sebagai biaya akan menghasilkan

manfaat bersih Rp3.23, sehingga usaha peternakan ayam broiler ini layak

untuk dijalankan karena nilai Net B/C >1.

4. Payback Periode (PP)

Payback Period adalah salah satu kriteria kelayakan investasi yang

menunjukan seberapa lama modal investasi yang dikeluarkan dapat kembali

atau secara umum Payback Period melihat seberapa cepat waktu

pengembalian modal investasi. Penentuan kelayakan usaha ini adalah jika

Payback Period kecil dari umur proyek maka usaha layak dijalankan. Pada

usaha peternakan ayam broiler ini nilai Payback Period yang diperoleh

sebesar 2.8 artinya modal investasi kembali dalam waktu sekitar dua tahun

delapan bulan, setelah usaha dijalankan. Usaha peternakan ini memiliki

umur usaha 5 tahun, sehingga usaha ini layak dijalankan karena Payback

Period lebih kecil dari umur usaha.

Rp632 149 173

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

45

Tabel 12. Hasil analisis kelayakan investasi peternakan ayam broiler

Kriteria Kelayakan Hasil Penilaian Keterangan

NPV Rp632 149 173 Layak

NET B/C 3.23 Layak

IRR 71.68 persen Layak

PP 2.8 Layak

Berdasarkan hasil dari kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, Net B/C,

IRR, dan payback period (PP) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12. Maka

dapat dikatakan bahwa usaha peternakan ayam broiler ini layak untuk dijalankan,

karena sudah memenuhi kriteria kelayakan investasi yaitu NPV lebih besar dari

nol, IRR lebih besar dari discount rate, Net B/C lebih besar dari satu dan payback

period (PP) lebih kecil dari umur bisnis. Secara terperinci arus kas (cash flow)

dilihat pada Lampiran 3.

Analisis Switching Value

Analisis switching value digunakan untuk mengukur perubahan maksimum

dari perubahan suatu komponen inflow ataupun outflow yang masih dapat

ditoleransi agar usaha masih tetap layak untuk dijalankan. Perubahan ini

ditentukan dengan menguji secara coba-coba sampai berapa % perubahan yang

bisa terjadi dengan masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi seperti

NPV sama dengan nol, IRR sama dengan umur usaha, dan Net B/C sama dengan

satu.

Nilai peubah dalam analisis ini adalah perubahan terhadap kenaikan harga

DOC, kenaikan harga pakan, dan penurunan harga jual ayam broiler.

Pertimbangan penggunaan nilai pengganti (switching value) kenaikan harga pakan

dikarenakan pakan merupakan komponen biaya terbesar dari keseluruhan biaya

yang dikeluarkan peternakan dan begitu pula harga DOC. Selain itu, harga pakan

dari perusahaan yang fluktuasi ini membuat pihak peternakan perlu

memperhatikan komponen ini, dikarenakan input pakan merupakan komponen

utama dalam kegiatan operasional produksi ayam broiler, karena ayam broiler

sangat membutuhkan pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Penurunan

harga jual ayam dilakukan untuk melihat berapa penurunan harga jual ayam yang

dapat ditoleransi. Hasil analisis perhitungan switching value dapat dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 13. Hasil analisis perhitungan switching value

Kriteria Persentase (%)

Kenaikan Harga DOC 65.22

Kenaikan Harga Pakan 15.53

Penurunan Harga Jual 47.42

Berdasarkan analisis switching value terhadap kenaikan harga DOC,

kenaikan harga pakan, dan penurunan harga jual, maka dapat dilihat bahwa

batasan terhadap kenaikan harga DOC yaitu sebesar 65.22 persen, kenaikan harga

pakan 15.53 persen, serta penurunan harga jual ayam 47.42 persen. Hal ini

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

46

menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam sangat

sensitif terhadap usaha peternakan ayam broiler, sedangkan kenaika harga DOC

tidak sensitif terhadap peternakan ayam broiler. Jika usaha menghadapi kondisi

perubahan melebihi batas tersebut maka usaha tidak layak untuk terus dijalankan

secara finansial.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan November sampai

Desember 2015 pada usaha peternakan ayam broiler di lokasi penelitian yaitu di

Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor Jawa Barat dapat

disimpulkan:

1. Analisis aspek non finansial yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek

manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial budaya lingkungan usaha

peternakan ayam broiler ini layak untuk dijalankan.

2. Analisis aspek finansial dengan investasi kandang yang telah dilakukan

pada usaha peternakan ayam broiler ini telah memenuhi kriteria kelayakan

sehingga dikatakan layak untuk dilaksanakan.

3. Analisis switching value pada usaha peternakan broiler ini sangat sensitif

terhadap kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual, sedangkan pada

kenaikan harga DOC pada usaha peternakan ayam broiler yang dijalankan

tidak sensitif.

Saran

Hasil analisis sensitivitas peternakan ayam broiler ini cukup sensitif

terhadap kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual, sehingga untuk

mengantisipasi hal tersebut, pihak peternak dapat melakukan kerjasama dengan

perusahaan penyedia pakan agar memiliki harga tetap untuk penyediaan pakan

dan peternak harus dapat melihat kondisi pasar terhadap perubahan harga jual

ayam.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Populasi ayam broiler yang menjadi sentra

peternakan di Provinsi Jawa Barat: Jakarta.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Barat. 2013. Kontribusi

produk daging tahun 2012. Jawa Barat: Dinas Peternakan dan Kesehatan

Hewan Provinsi Jawa Barat.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

47

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik peternakan.

Jakarta: Direktorat Jendral Peternakan.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Statistik peternakan.

Jakarta: Direktorat Jendral Peternakan.

Fakhruddin, RS. 2013. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan

Ayam Broiler Di Desa Cihideung Udik, Kabupaten Bogor [Skrpsi]. Bogor

(ID). Institut Pertanian Bogor.

Gittinger, JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Penerjemah

Slamet Utomo dan Komel Mangiri. Jakarta (ID): Universitas Indonesia-

Press.

Jumingan. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Teori & Pembuatan Proposal

Kelayakan. Yustianti F, editor. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Kantor Kelurahan Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal. 2015. Data monografi

Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Jawa Barat.

Karmidi JSM. 2012. Analisis kelayakan usaha peternakan ayam broiler pada

kemitraan inti plasma [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Komalasari L. 2008. Kelayakan finansial peternakan ayam broiler terpadu

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: Prehalindo.

Matjuri. 2012. Analisis kelayakan usaha ayam broiler berkualitas organik pada

perusahaan CV Tritunggal Sejahtera Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID):

Departemen Agribisnis FEM-IPB.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta (ID):

PT Gramedia Pustaka Utama

Rasyaf M. 2008. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Saputra EE. 2011. Analisis kelayakan investasi peterakan ayam broiler pada

kodisi risiko (Studi kasus : Peternakan rakyat milik Bapak Marhaya

Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor

(ID). Institut Pertanian Bogor.

Siahaan H. 2009. Manajemen Risiko pada Perusahaan dan Birokarasi. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Sianturi ECJ. 2011. Analisis kelayakan usaha ayam ras petelur pada Dian Layer

Farm di Desa Sukadamai Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta (ID): PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

48

Lampiran 1 Rincian biaya penyusutan investasi peternakan ayam broiler

Sumber : Peternakan Ayam Broiler, 2015

No Alat investasi Satuan Jumlah Harga persatuan Nilai total Umur

ekonomis

Tahun

sisa Nilai sisa

Penyusutan per

tahun

1 Lahan :

Lahan milik sendiri meter2 1000 300 000 300 000 000 - - 319 500 000 0

2 Kandang :

Kandang untuk kapasitas 10.000

ekor unit 1 80 000 000 80 000 000 10 0

0 8 000 000

3 Mess tenaga kerja unit 1 57 000 000 57 000 000 10 0 0 5 700 000

4 Instalasi Air unit 1 300 000 300 000 10 0 0 30 000

5 Drum air unit 10 100 000 1 000 000 5 0 0 200 000

6 Tempat pakan unit 120 27 000 3 240 000 3 2 2 160 000 360 000

7 Tempat minum unit 120 25 000 3 000 000 3 2 2 000 000 333 333

8 Sapu Lidi unit 2 10 000 20 000 1 0 0 20 000

9 Mesin diesel unit 1 1 500 000 1 500 000 5 0 0 300 000

10 Pompa air unit 1 450 000 450 000 5 0 0 90 000

11 Terpal Plastik meter 1030 11 500 11 845 000 3 2 7 896 667 1 316 111

12 Sumur unit 1 2 000 000 2 000 000 10 0 0 200 000

13 Instalasi listrik unit 1 500 000 500 000 10 0 0 50 000

14 Ember Plastik unit 2 50 000 100 000 3 2 66 667 11 111

15 Timbangan unit 2 600 000 1 200 000 5 0 0 240 000

16 Sekop unit 2 60 000 120 000 3 2 80 000 13 333

17 Blower unit 4 2 000 000 8 000 000 5 0 0 1 600 000

18 Lampu unit 20 23 000 460 000 1 0 0 460 000

19 Alat Pembatas/Seng meter 40 7 000 280 000 3 2 186 667 31 111

20 Cangkul unit 2 60 000 120 000 3 2 80 000 13 333

21 Alat Seprot/Steam unit 1 3 700 000 3 700 000 5 0 0 740 000

22 Motor unit 1 16 000 000 16 000 000 10 0 0 1 600 000

23 Handphone unit 1 1 500 000 1 500 000 3 2 1 000 000 166 667

Total 492 335 000 332 970 000 21 475 000

48

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

49

Lampiran 2 Proyeksi laba rugi peternakan ayam broiler

URAIAN TAHUN

1 2 3 4 5

PENERIMAAN

1. Penjualan ayam 1.419.789.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000

2. Penjualan kotoran 3.360.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000

TOTAL PENERIMAAN 1.423.149.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.626.456.000

BIAYA OPERASIONAL

BIAYA VARIABEL

Pembelian DOC 210.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000

Pembelian pakan 882.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000

Pembelian obat-obatan 21.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

Pembelian sekam 7.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

Pembelian Kayu Bakar 7.350.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000

BBM 1.036.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000

TOTAL BIAYA VARIABEL 1.128.386.000 1.289.584.000 1.289.584.000 1.289.584.000 1.289.584.000

BIAYA TETAP

Gaji tenaga kerja :

Penanggung jawab lapang 67.900.000 77.600.000 77.600.000 77.600.000 77.600.000

Biaya listrik 9.350.000 10.200.000 10.200.000 10.200.000 10.200.000

Biaya Sosial 7.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

Tunjangan hari raya 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

Pajak :

a. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

b. PBB 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000

Biaya pulsa 1.400.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000

Biaya pemeliharan kandang 1.750.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

Biaya penyusutan 37.055.000 37.055.000 37.055.000 37.055.000 37.055.000

TOTAL BIAYA TETAP 126.865.000 138.865.000 138.865.000 138.865.000 138.865.000

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 1.255.251.000 1.428.449.000 1.428.449.000 1.428.449.000 1.428.449.000

LABA KOTOR 167.898.000 198.007.000 198.007.000 198.007.000 198.007.000

BUNGA (0%) 0 0 0 0 0

LABA OPERASIONAL 167.898.000 198.007.000 198.007.000 198.007.000 198.007.000

PAJAK PENGHASILAN (1%) 14.231.490 16.264.560 16.264.560 16.264.560 16.264.560

LABA BERSIH 153.666.510 181.742.440 181.742.440 181.742.440 181.742.440

TOTAL

880.636.270

RATA-RATA

176.127.254

Sumber : Peterrnakan Ayam Broiler, 2015

49

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

50

Lampiran 3 Proyeksi arus kas peternakan (cash flow) ayam broiler

URAIAN TAHUN

1 2 3 4 5

INFLOW

1. Penjualan ayam 1.419.789.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000

2. Penjualan kotoran 3.360.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000

3. Nilai sisa 313.470.000

TOTAL INFLOW 1.423.149.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.939.926.000

OUTFLOW

BIAYA INVESTASI

Lahan :

Lahan milik sendiri 300.000.000

Kandang : Kandang untuk

kapasitas 10.000 ekor 80.000.000

Mess tenaga kerja 57.000.000

Instalasi Air 300.000

Drum air 1.000.000

Tempat pakan 3.240.000 3.240.000

Tempat minum 3.000.000 3.000.000

Sapu Lidi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000

Mesin diesel 1.500.000

Pompa air 450.000

Terpal Plastik 11.845.000 11.845.000

Sumur 2.000.000

Instalasi listrik 500.000

Ember Plastik 100.000 100.000

Timbangan 1.200.000

Sekop 120.000 120.000

Blower 8.000.000

Lampu 460.000 460.000 460.000 460.000 460.000

Alat Pembatas/Seng 280.000 280.000

Cangkul 120.000 120.000

Alat Seprot/Steam 3.700.000

Motor 16.000.000

Handphone 1.500.000 1.500.000

TOTAL INVESTASI 492.335.000 480.000 480.000 20.685.000 480.000

BIAYA OPERASIONAL

BIAYA VARIABEL

Pembelian DOC 210.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000

Pembelian pakan 882.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000

Pembelian obat-obatan 21.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

Pembelian sekam 7.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

50

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

51

Pembelian Kayu Bakar 7.350.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000

BBM 1.036.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000

TOTAL BIAYA

VARIABEL 1.128.386.000 1.289.584.000 1.289.584.000 1.289.584.000 1.289.584.000

BIAYA TETAP

Gaji tenaga kerja : Penanggung jawab

lapang 67.900.000 77.600.000 77.600.000 77.600.000 77.600.000

Biaya listrik 9.350.000 10.200.000 10.200.000 10.200.000 10.200.000

Biaya Sosial 7.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

Tunjangan hari raya 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

Pajak :

a. Motor 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000

b. PBB 210.000 210.000 210.000 210.000 210.000

Biaya pulsa 1.400.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000

Biaya pemeliharan kandang 1.750.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

TOTAL BIAYA

TETAP 89.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000 Pajak penghasilan

(1%) 14.231.490 16.264.560 16.264.560 16.264.560 16.264.560

TOTAL OUTFLOW 1.724.762.490 1.408.138.560 1.408.138.560 1.428.343.560 1.408.138.560

NET BENEFIT (Infllow-outflow) (301.613.490) 218.317.440 218.317.440 198.112.440 531.787.440

Discount Factor 6,5%

0,939

0,882

0,828

0,777

0,730

PV per tahun

(283.205.155)

192.481.598

180.733.894

153.997.374

388.141.462

PV B

1.336.290.141

1.433.980.030

1.346.460.122

1.264.281.805

1.415.914.812

PV C

1.619.495.296

1.241.498.433

1.165.726.228

1.110.284.431

1.027.773.350

PV (+)

915.354.328

PV(-)

(283.205.155)

NPV Rp632.149.173

NET B/C 3,23

IRR 71,68%

RATA-RATA NET BENEFIT 172.984.254

TOTAL INVESTASI 492.335.000

PP 2,8

Sumber : Peterrnakan Ayam Broiler, 2015

52

Proyeksi arus kas peternakan (cash flow) ayam broiler (lanjutan)

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

52

Lampiran 4 Analisis switching value peternakan ayam broiler karena harga DOC

naik sebesar 65.22 persen

URAIAN TAHUN

1 2 3 4 5

INFLOW

1. Penjualan ayam 1.419.789.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000

2. Penjualan kotoran 3.360.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000

3. Nilai sisa 313.470.000

TOTAL INFLOW 1.423.149.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.939.926.000

TOTAL

INVESTASI 492.335.000 480.000 480.000 20.685.000 480.000

BIAYA VARIABEL

Pembelian DOC 346.970.843 396.538.106 396.538.106 396.538.106 396.538.106

Pembelian pakan 882.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 Pembelian obat-

obatan 21.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

Pembelian sekam 7.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

Pembelian Kayu Bakar 7.350.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000

BBM 1.036.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000

TOTAL BIAYA

VARIABEL 1.265.356.843 1.446.122.106 1.446.122.106 1.446.122.106 1.446.122.106 TOTAL BIAYA

TETAP 89.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000

Pajak penghasilan (1%) 14.231.490 16.264.560 16.264.560 16.264.560 16.264.560

TOTAL OUTFLOW 1.861.733.333 1.564.676.666 1.564.676.666 1.584.881.666 1.564.676.666

NET BENEFIT

(Infllow-outflow) (438.584.333) 61.779.334 61.779.334 41.574.334 375.249.334 Discount Factor

6,5%

0,939

0,882

0,828

0,777

0,730

PV per tahun

(411.816.275)

54.468.323

51.143.965

32.316.690

273.887.298

PV B

1.336.290.141

1.433.980.030

1.346.460.122

1.264.281.805

1.415.914.812

PV C

1.748.106.416

1.379.511.707

1.295.316.157

1.231.965.116

1.142.027.514

PV (+)

411.816.275

PV(-)

(411.816.275)

NPV (Rp0)

NET B/C 1,00

IRR 6,50% RATA-RATA NET

BENEFIT 20.359.600

TOTAL INVESTASI 492.335.000

PP 24,2

Sumber : Peterrnakan Ayam Broiler, 2015

53

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

53

Lampiran 5 Analisis switching value peternakan ayam broiler karena harga pakan

naik sebesar 15.53 persen

URAIAN TAHUN

1 2 3 4 5

INFLOW

1. Penjualan ayam 1.419.789.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000

2. Penjualan kotoran 3.360.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000

3. Nilai sisa 313.470.000

TOTAL INFLOW 1.423.149.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.939.926.000 TOTAL

INVESTASI 492.335.000 480.000 480.000 20.685.000 480.000

TOTAL BIAYA VARIABEL 1.265.356.843 1.446.122.106 1.446.122.106 1.446.122.106 1.446.122.106

TOTAL BIAYA

TETAP 89.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000 Pajak penghasilan

(1%) 14.231.490 16.264.560 16.264.560 16.264.560 16.264.560

TOTAL OUTFLOW 1.861.733.333 1.564.676.666 1.564.676.666 1.584.881.666 1.564.676.666

NET BENEFIT (Infllow-outflow) (438.584.333) 61.779.334 61.779.334 41.574.334 375.249.334

Discount Factor 6,5%

0,939

0,882

0,828

0,777

0,730

PV per tahun

(411.816.275)

54.468.323

51.143.965

32.316.690

273.887.298

PV B

1.336.290.141

1.433.980.030

1.346.460.122

1.264.281.805

1.415.914.812

PV C

1.748.106.416

1.379.511.707

1.295.316.157

1.231.965.116

1.142.027.514

PV (+)

411.816.275

PV(-)

(411.816.275)

NPV Rp0

NET B/C 1,00

IRR 6,50%

RATA-RATA NET BENEFIT 20.359.600

TOTAL

INVESTASI 492.335.000

PP 24,2

Sumber : Peterrnakan Ayam Broiler, 2015

54

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

54

Lampiran 6 Analisis switching value peternakan ayam broiler karena harga jual

ayam broiler turun sebesar 47.42 persen

URAIAN TAHUN

1 2 3 4 5

INFLOW

1. Penjualan ayam 746.550.131 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000 1.622.616.000

2. Penjualan kotoran 3.360.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000 3.840.000

3. Nilai sisa 313.470.000

TOTAL INFLOW 749.910.131 1.626.456.000 1.626.456.000 1.626.456.000 1.939.926.000 TOTAL

INVESTASI 492.335.000 480.000 480.000 20.685.000 480.000

BIAYA VARIABEL

Pembelian DOC 210.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000 240.000.000

Pembelian pakan 882.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000 1.008.000.000

Pembelian obat-obatan 21.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

Pembelian sekam 7.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

Pembelian Kayu

Bakar 7.350.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000

BBM 1.036.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000 1.184.000 TOTAL BIAYA

VARIABEL 1.128.386.000 1.289.584.000 1.289.584.000 1.289.584.000 1.289.584.000

TOTAL BIAYA TETAP 89.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000 101.810.000

Pajak penghasilan (1%) 14.231.490 16.264.560 16.264.560 16.264.560 16.264.560

TOTAL OUTFLOW 1.724.762.490 1.408.138.560 1.408.138.560 1.428.343.560 1.408.138.560

NET BENEFIT

(Infllow-outflow) (974.852.359) 218.317.440 218.317.440 198.112.440 531.787.440 Discount Factor

6,5%

0,939

0,882

0,828

0,777

0,730

PV per tahun

(915.354.328)

192.481.598

180.733.894

153.997.374

388.141.462

PV B

704.140.968

1.433.980.030

1.346.460.122

1.264.281.805

1.415.914.812

PV C

1.619.495.296

1.241.498.433

1.165.726.228

1.110.284.431

1.027.773.350

PV (+)

1.166.534.760

PV(-)

(915.354.328)

NPV Rp0

NET B/C 1,27

IRR 6,50% RATA-RATA NET

BENEFIT 38.336.480

TOTAL INVESTASI 492.335.000

PP 12,8

Sumber : Peterrnakan Ayam Broiler, 2015

55

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

55

Lampiran 7 Dokumentasi peternakan ayam broiler di lokasi penelitian

Pemberian pakan dan minum ayam broiler di lokasi penelitian

Kandang dan mess tenaga kerja

Peralatan pemeliharaan kandang dan tempat minum ayam broiler

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

56

Kayu bakar dan tendon air di lokasi peternakan

Ayam Broiler yang siap di panen dan lokasi sekitar kandang

Pemilik peternakan Bapak Ade Sumarna dan gudang penyimpanan peralatan

peternakan

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

57

Lampiran 8 Pola produksi ayam broiler

Periode Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1

2

3

4

5

6

7

8

Keterangan : warna merah adalah kegitan pemeliharaan ayam broiler

warna kuning adalah kegiatan panen ayam broiler

warna hitam adalah kegiatan persiapan kandang

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian

58

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di di Desa Gunung Agung, Kecamatan Sekampung Udik,

Kabupaten Lampung Timur tanggal 11 Agustus 1992. Penulis merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Sahundin dan Ibu Endang Setiawati.

Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Setelah lulus

SMA penulis melanjutkan kuliah di Politeknik Negeri Lampung pada Jurusan

Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Agribisnis melalui jalur PMKAB dan setelah

satu semester kegiatan kuliah berlangsung, penulis memperoleh beasiswa PPA

(Peningkatan Prestasi Akademik) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Perguruan

Tinggi (Dirjen DIKTI). Penulis aktif di Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) English Club Politeknik Negeri Lampung serta menjabat sebagai Leader

Division of Membership dalam periode 2010-2011 dan menjabat sebagai Vice

President pada periode 2011-2012.

Setelah lulus dari Diploma dan memperoleh gelar Ahli Madya pada Tahun

2013, penulis melanjutkan pendidikan Sarjana pada Program Alih Jenis

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor (IPB) pada tahun yang sama. Selama menjadi mahasiswa, penulis bekerja

di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Cabang Pembantu Mayor

Oking Cibinong, Bogor dan Kantor Cabang Pembantu Sentul, Bogor.