ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN PADA USAHA PERSEORANGAN “TIRTO MAS FARM” DI KELURAHAN BEDURI KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh : AMALIA NUR WAHIDAH NIM. 135080400111001 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
98
Embed
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN ...repository.ub.ac.id/6518/1/AMALIA NUR WAHIDAH.pdfii ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN PADA USAHA PERSEORANGAN “TIRTO MAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN PADA USAHA PERSEORANGAN “TIRTO MAS FARM” DI KELURAHAN BEDURI
KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR
SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh : AMALIA NUR WAHIDAH NIM. 135080400111001
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
ii
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN PADA USAHA PERSEORANGAN “TIRTO MAS FARM”DI KELURAHAN BEDURI
KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR
SKRIPSI
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh : AMALIA NUR WAHIDAH NIM. 135080400111001
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2017
iii
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan Skripsi yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan Skripsi ini
hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, Agustus 2017 Mahasiswa
( AMALIA NUR WAHIDAH )
NIM. 135080400111001
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Tinta hitam diatas kertas putih tertulis dengan rapi yang tak menunjukkan
rasa letihnya, ucapan rasa syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis
mampu menyusun serta menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu yang berjudul
“Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Patin Pada Usaha Perseorangan
Tirto Mas Farm di Kelurahan Beduri Kabupaten Ponorogo”
Bantuan dan Dukungan yang diberikan kepada penulis sehingga mampu
bertahan dan berdiri dengan tegap disini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi hingga terselesaikan secara langsung maupun tidak langsung:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kelancaran dan pertolongan
2. Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa dan dukungan sehingga di beri
kemudahan dan tetap bertahan sejauh ini dalam menyelesaikan laporan
skripsi.
3. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Dr.
Ir. Anthon Efani, MP selaku dosen pembimbing 2 yang telah bersedia
memberikan waktunya untuk membimbing penyusunan laporan Skripsi
sehingga dapat terselesaikan. Penulis sampaikan terimakasih atas
kesabaran, arahan, ilmu yang telah diberikan selama proses penulisan
skripsi.
4. Bapak Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP selaku dosen penguji 1 dan Ibu
Wahyu Handayani, S.Pi,. MBA, MP selaku dosen penguji 2 yang telah
bersedia memberikan waktunya. Penulis ucapkan terimakasih atas ilmu,
saran dan pertanyaan selama proses ujian berlangsung.
vi
5. Bapak Aji Wicaksono selaku pemilik usaha pembesarn ikan patin “Tirto Mas
Farm” di Kelurahan Beduri, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo
yang telah memberikan informasi selama penelitian.
6. Keluarga besarku Nenek, Kakek, Tante Fitri, Tante Elik, Om Didit, Om
Wahyu, Dek Alfi, Dek Aziz dan Dek Syahdan terimakasih untuk doa yang
selalu kalian ucapkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
tepat waktu.
7. Ifa Fajarika dan Helmi Yunitasari yang telah memberi bantuan, dukungan
dan semangat serta canda tawa yang berhasil kalian selipkan di kehidupan
penulis yang dapat menghilangkan penat sejenak kepada penulis sehingga
Laporan Skripsi dapat terselesaikan.
8. Hafiz Nurdiansyah terimakasih telah menemani penulis dengan penuh
kesabaran ketika terjatuh selama ini, selalu memberikan doa, dukungan dan
bantuan setiap penulis membutuhkanya. Semoga setiap pengorbananmu
tidak akan sia-sia dan semoga kelak menjadi orang sukses.
9. Seluruh teman-teman AP angkatan 2013 terimakasih atas bantuan yang
kalian berikan secara langsung maupun tidak langsung selama awal menjadi
mahasiswa baru hingga menjadi sekarang. Semoga menjadi orang yang
sukses dunia akhirat.
Malang, Agustus 2017
Penulis
vii
RINGKASAN AMALIA NUR WAHIDAH. 135080400111001.Skripsi tentang Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Patin Pada Usaha Perseorangan “Tirto Mas Farm” di Kelurahan Beduri, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS dan Dr. Ir. Anthon Efani, MP.)
Ikan Patin merupakan salah satu komoditi yang memiliki sifat
menguntungkan untuk dibudidaya. Kebutuhan protein hewani masyarakat semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Selain itu prospek pasar domestik dan pasar luar negeri ikan patin sangat baik namun, tingkat produksi ikan patin di Indonesia masih tergolong rendah untuk mengisi kebutuhan pasar. Tirto Mas Farm adalah satu-satunya usaha yang membudidaya ikan patin di Ponorogo.
Penelitian ini dilaksanakan pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” di Kelurahan Beduri, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo pada bulan Mei 2017. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan aspek teknis, aspek manajemen dan aspek pemasaran pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”. (2) Untuk menganalisis aspek finansiil jangka pendek dan jangka panjang usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”, (3) Untuk menganalisis tingkat sensitivitas pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Jenis data penelitian yaitu data kuantitatif dan data kualitatif sedangkan, sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Aspek teknis pada usaha ini meliputi lokasi usaha yang mudah dijangkau; sarana terdiri dari kolam dan peralatan usaha; prasarana yang digunakan adalah sumber air yang berasal dari sumur pompa, akses jalan dalam kondisi baik, alat komunikasi yang digunakan adalah handphone; faktor produksi yang digunakan adalah benih, pakan dan tenaga kerja; proses produksi dimulai dari persiapan kolam, penebaran benih ikan patin, pemeliharaan ikan patin serta pemanenan; hasil produksi selama setahun sebesar 72 Ton. Aspek manajemen meliputi perencanaan secara garis besar dilakukan oleh pemilik usaha sedangkan, perencanaan detailnya dilakukan tenaga kerja; pengorganisasian yang ada yaitu pemilik usaha memberikan tugas langsung kepada tenaga kerja; penggerakan dilakukan pemilik usaha dengan memberikan pengarahan dan motivasi; dan pengawasan dilakukan oleh salah satu tenaga kerja yang sudah dipercaya pemilik usaha. Aspek pemasaran meliputi strategi pemasaran terdiri dari segmentasi pasar dengan tidak membagi konsumen berdasarkan kelasnya, target pasar yang dipilih adalah pasar konsumen yaitu pasar tradisional Ngawi, posisi pasar yang dilakukan yaitu selalu memasok ikan patin ke pedagang pengumpul; bauran pemasaran meliputi produk berupa ikan patin hidup, penentuan harga sesuai harga pasar yaitu sebesar Rp. 15.500/kg, promosi tidak dilakukan karena hasil langsung dipasarkan ke pedagang pengumpul, tempat usaha mudah dijangkau; dan saluran pemasaran yang diterapkan yaitu mulai dari pembudidaya ke pedagang pengumpul kemudian dijual ke pengecer setelah itu baru dijual ke konsumen.
Analisis finansiil jangka pendek pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto
Mas Farm” meliputi modal sebesar Rp. 1.352.399.667; biaya total sebesar Rp.
viii
739. 264. 667; penerimaan sebesar Rp. 1.116.000.000; keuntungan sebesar Rp. 376.735.333; R/C Ratio sebesar 1,51; rentabilitas sebesar 50,96%; dan
BEPsales sebesar Rp. 154.540.483 serta BEPunit sebanyak 9.970 kg. Sedangkan finansiil jangka panjang meliputi Net Present Value (NPV) diperoleh nilai sebesar Rp. 1. 399. 364.360; Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C) sebesar 3,28; Internal Rate of Return (IRR) sebesar 61%; dan Payback Periode (PP)
selama 1 tahun 6 bulan. Analisis finansiil jangka pendek dan jangka panjang pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” dalam kondisi normal layak dan menguntungkan untuk dijalankan.
Analisis sensitivitas pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” pada tingkat kenaikan biaya maksimum sebesar 34%, tingkat penurunan benefit maksimum sebesar 23% serta tingkat kenaikan biaya dan penurunan benefit secara bersamaan sebesar 13% masih layak untuk dijalankan dan selebihnya usaha tidak layak untuk dijalankan.
Pemilik usaha diupayakan untuk membuat surat izin usaha sebagai legalitas untuk memudahkan dalam penyuluhan dan pengenalan teknologi baru untuk budidaya ikan patin. Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Pertanian bidang Perikanan dan Kelautan turut serta membantu pembudidaya dalam mengembangkan usaha budidaya ikan patin dengan mengadakan penyuluhan dan pelatihan. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai strategi pengembangan usaha pembesaran ikan patin.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyajikan Laporan Skripsi yang berjudul
Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Patin Pada Usaha Perseorangan
“Tirto Mas Farm” di Kelurahan Beduri, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten
Ponorogo , Jawa Timur. Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang
meliputi aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek finansiil jangka
pendek maupun jangka panjang serta analisis sensitivitas.
Diharapkan dengan tersusunnya Laporan Skripsi ini dapat bermanfaat,
terutama bagi mahasiswa program studi Agrobisnis Perikanan. Karena itu sangat
disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih
dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Malang, Agustus 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3 1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 5 2.2 Deskripsi Ikan Patin ..................................................................................... 8 2.3 Studi Kelayakan Usaha ............................................................................... 10 2.3.1 Aspek Teknis ......................................................................................... 11
III. METODE PENELITIAN .................................................................................... 32 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................ 32 3.2 Jenis dan Metode Penelitian ........................................................................ 32 3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 33 3.4 Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 34 3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................... 34 3.6 Analisis Data ............................................................................................... 35
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...................................................... 45 4.1 Letak Geografis dan Topografis .................................................................. 45 4.2 Keadaan penduduk .................................................................................... 45 4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 45 4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................ 46 4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................... 47 4.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan di Ponorogo ......................................... 47 4.4 Gambaran Umum Usaha ............................................................................ 48
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 50
Pengkajian ulang untuk mengetahui besaran ekspansi yang layak
TIDAK LAYAK
Ekspansi usaha
Analisis sensitivitas
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
32
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada usaha perseorangan “Tirto Mas Farm” di
Kelurahan Beduri, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa
Timur. Tempat penelitian ini dipilih secara sengaja berdasarkan pertimbangan
bahwa “Tirto Mas Farm” adalah satu-satunya usaha budidaya Ikan patin
bergerak pada kegiatan pembesaran di Kecamatan Ponorogo. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Mei 2017.
3.2 Metode dan Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Nawawi (2012), metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subyek/orang penelitian (seorang, lembaga, masyarakat
dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran
obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Nawawi (2012), studi kasus merupakan penelitian yang memusatkan diri
secara intensif terhadap satu obyek tertentu dengan mempelajarinya sebagai
suatu kasus. Data yang terkumpul disusun dan dipelajari menurut urutanya dan
dihubungankan dengan satu sama lain secara menyeluruh dan integral agar
menghasilkan gambaran dari kasus yang diselidiki. Pada taraf akhir studi kasus
harus mampu menemukan cara yang dapat ditempuh untuk melakukan
perbaikan terhadap aspek yang menunjukkan kelainan kasus yang diselidiki.
33
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Menurut Nawawi (2012), data kualitatif banyak digunakan dalam
penelitian filosofis dan sebagian digunakan dalam penelitian deskriptif yang
dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian sedangkan, jenis data kuantitatif
dinyatakan dalam bentuk angka baik yang berasal dari transformasi data
kualitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif.
Sumber data pada penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data primer
dan sekunder yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer ialah data yang berupa teks hasil wawancara dan diperoleh
melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam
penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti (Sarwono,2006).
Data yang akan diambil langsung pada penelitian diperoleh dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan dari hasil observasi serta wawancara. Data yang
dikumpulkan meliputi data lokasi usaha, sarana dan prasarana yang
digunakan,faktor produksi pada usaha, proses pembesaran Ikan Patin, hasil
produksi, fungsi manajemen pada usaha, struktur organisasi, sejarah berdirinya
usaha, strategi pemasaran yang dilakukan pada usaha tersebut, bauran
pemasaran, saluran pemasaran yang ada, permodalan usaha, biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk usaha, dan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha
pembesaran ikan patin.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang bersumber pada data statistik yang
dikumpulkan oleh beberapa instansi atau lembaga (Mantra,2008). Data sekunder
yang akan dikumpulkan meliputi data geografis dan topografi daerah penelitian,
34
keadaan umum penduduk di daerah penelitian dan keadaan umum perikanan di
Kabupaten Ponorogo. Sumber data didapat dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ponorogo, serta literatur dari internet ataupun buku.
3.4 Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil
sampel secara sengaja atau purposive sampling. Menurut Nawawi (2012), pada
teknik ini pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian dan ukuran
sampel tidak dipermasalahkan. Unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan
kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Cara pengambilan sampel secara purposive sampling dalam penelitian ini
dilakukan dengan menentukan responden yang benar-benar mengetahui
informasi tentang usaha pembesaran Ikan patin“Tirto Mas Farm”. Responden
yang dipilih yaitu pemilik usaha dan tenaga kerja yang terlibat dalam usaha
pembesaran Ikan patin“Tirto Mas Farm”.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi, gambaran dan
keterangan yang berkaitan dengan studi kelayakan yang akan diteliti. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala–gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan
data apabila sesuai dengan tujuan penelitian,direncanakan dan dicatat secara
sistematis serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya
(Usman dan Purnomo,2014). Tahap observasi dilakukan dengan pengamatan
terhadap lokasi penelitian.
35
b. Wawancara
Keberhasilan dalam mendapatkan data atau informasi dari obyek yang
diteliti sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan
wawancara. Proses wawancara akan berhasil apabila pewawancara berkemauan
mendengarkan dengan sabar,dapat melakukan interaksi dengan orang lain
secara baik dan dapat mengemas pertanyaan dengan baik (Sarwono,2006).
Tahap wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung
dengan pihak terkait yaitu pemilik usaha dan tenaga kerja mengenai lokasi
usaha, sarana dan prasarana yang digunakan,faktor produksi pada usaha,
proses pembesaran ikan patin, hasil produksi, fungsi manajemen pada usaha,
struktur organisasi, sejarah berdirinya usaha, strategi pemasaran yang dilakukan
pada usaha tersebut, bauran pemasaran, saluran pemasaran yang ada,
permodalan usaha, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usaha, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi usaha pembesaran ikan patin.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengambilan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan dokumentasi adalah biayanya
relatif murah,waktu dan tenaga lebih efisien. Kelemahannya adalah data yang
diambil dari dokumen cenderung sudah lama dan kalau ada yang salah maka
peneliti juga ikut salah dalam mengambil datanya. Data yang dikumpulkan
dengan teknik ini cenderung data sekunder (Usman dan Purnomo,2014).
Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu melalui pengumpulan data
dari Badan Pusat Statistik Ponorogo mengenai data keadaan umum lokasi
penelitian.
3.6 Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014), menyatakan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
36
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori,menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis data ini digunakan untuk menjawab
tujuan dari penelitian. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab
tujuan mengenai aspek teknis, aspek pemasaran dan aspek manajemen
sedangkan, analisis deskriptif kuantitatif digunakan sebagai analisis aspek
finansiil dan sensitivitas. Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut.
3.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif merupakan proses pencarian dan penyusunan
data sistematik melalui transkrip wawancara,catatan lapang dan dokumentasi
yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang
ditemukan. Menyusun data berarti menggolongkan dalam pola atau tema.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis data ialah kegiatan analisis
mengkategorikan data untuk mendapat pola hubungan, tema, menaksir apa yang
bermakna serta menyampaikan kepada orang lain (Usman dan Purnomo,2014).
Pada penelitian ini, data dianalisis menggunakan analisis deskriptif
kualitatif untuk mengetahui gambaran mengenai aspek pada usaha pembesaran
Ikan patin Tirto Mas Farm yaitu aspek pemasaran, aspek teknis, dan aspek
manajemen. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi, kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif.
Aspek Teknis
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aspek teknis pada usaha
pembesaran Ikan patin meliputi lokasi usaha, prasarana dan sarana budidaya,
37
faktor produksi usaha pembesaran ikan patin, proses kegiatan budidaya Ikan
patin mulai dari persiapan kolam, persiapan benih, pakan, pemeliharaan Ikan
patin sampai proses pemanenan Ikan patin yang dilakukan dalam usaha
pembesaran Ikan patin pada Tirto Mas Farm serta hasil produksi yang diperoleh.
Aspek Manajemen
Aspek manajemen dikaji untuk mengetahui sumberdaya manusia dalam
menjalankan jenis pekerjaan pada usaha pembesaran ikan patin pada Tirto Mas
Farm. Penelitian pada aspek manajemen yang dilakukan dalam perencanaan
usaha pembesaran ikan patin di “Tirto Mas Farm” berkaitan dengan faktor
produksi yang akan digunakan, penentuan jumlah kolam yang akan difungsikan.
Penelitian pada aspek manajemen yang dilakukan dalam pengorganisasian
usaha pembesaran ikan patin di “Tirto Mas Farm” dilihat dari pemilik usaha
dalam membagi pekerjaan dan memberi pengarahan kepada tenaga kerja.
Selain itu, struktur organisasi dan koordinasi tenaga kerja pada usaha tersebut
juga penting agar bisa berjalan dengan efisien serta maksimal. Penelitian pada
aspek manajemen yang dilakukan dalam penggerakan usaha pembesaran ikan
patin di “Tirto Mas Farm” dengan melihat kesesuaian hasil kinerja yang dilakukan
tenaga kerja. Penelitian pada aspek manajemen yang dilakukan dalam
pengawasan usaha pembesaran ikan patin di “Tirto Mas Farm” dengan melihat
aktivitas tenaga kerja yang dilakukan untuk menghidari kerugian atau
penyimpangan pada usaha.
Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran yang akan diteliti pada usaha ini adalah strategi
pemasaran (segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar), bauran
pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) dan saluran pemasaran yang
diterapkan dalam usaha pembesaran ikan patin pada “Tirto Mas Farm”.
38
3.6.2 Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis data pada penelitian kuantitatif bersifat deduktif,uji empiris teori
yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas
dengan menggunakan sarana statistik (Sarwono,2006).
Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis aspek finansiil
meliputi aspek finansiil jangka pendek, aspek finansiil jangka panjang dan
analisis sensitivitas pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”. Tahap
ini data kuantitatif dikumpulkan dari lapang, kemudian dianalisis menggunakan
bantuan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2007 yang akan ditampilkan
dalam bentuk tabulasi sehingga dapat dijelaskan secara deskriptif . Adapun
penjabaran masing-masing aspek finansiil jangka pendek, aspek finansiil jangka
panjang dan analisis sensitivitas adalah sebagai berikut.
Aspek Finansiil Jangka Pendek
a. Permodalan
Menurut Primyastanto (2011), modal usaha merupakan barang atau uang
yang bersama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang baru.
Modal usaha tersebut berupa modal tetap dan modal kerja.
b. Biaya Total
Menurut Primyastanto (2011), rumus biaya total adalah sebagai berikut.
Dimana:
TC = Total Cost
FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
TC = FC + VC
TC
=
FC
+
VC
TC
=
FC
+
39
c. Penerimaan
Menurut Soekartawi (2003), penerimaan secara umum dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Dimana:
TR = Penerimaan (Rp/unit)
P = Harga (Rp)
Q = Jumlah barang (unit)
d. R/C
Menurut Soekartawi (2001), untuk mengetahui perbandingan antara
penerimaan dan biaya yang dikeluarkan petani ikan dalam usaha maka rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut.
Apabila :
R/C > 1, maka usaha tersebut dapat dikatakan menguntungkan (layak)
R/C = 1, maka usaha tersebut dapat dikatakan impas
R/C < 1, maka usaha tersebut dapat dikatakan mengalami kerugian
TR = P X Q
R/C = 𝑻𝑹
𝑻𝑪
40
e. Keuntungan
Menurut Soekartawi (2003), Keuntungan diperoleh dari penerimaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan untuk produksi dengan rumus sebagai
berikut:
Dimana:
Π = Keuntungan
TR = Penerimaan
TC = Total Biaya
f. Rentabilitas
Menurut Primyastanto (2011), Rentabilitas secara umum dirumuskan
sebagai berikut:
Dimana:
R = Rentabilitas (%)
L = Jumlah keuntungan yang diperoleh selama periode tertentu (Rp)
M = Modal yang digunakan untuk menghasilkan laba (Rp)
g. Break Event Point (BEP)
Menurut Riyanto (2001), Break Event Point dapat dirumuskan sebagai
berikut.
π = TR - TC
R = M
L X 100 %
41
BEP atas dasar sales
Dimana :
FC = Biaya tetap
VC = Variabel cost
S = Nilai penjualan (jumlah penerimaan)
BEP atas dasar unit (BEP unit):
Dimana :
FC = biaya tetap
p = harga per unit
v = biaya variabel per unit
Atau:
s
vc
FCBEP
1
vp
FCBEP
BEP unit = asatuanh
BEPsales
arg
42
Aspek Finansiil Jangka Panjang
a. NPV ( Net Present Value)
Menurut Gray (2007), rumus perhitungan Net Present Value adalah
sebagai berikut.
Dimana:
Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun
Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun
n= jumlah tahun
i= tingkat suku bunga (diskonto)
Dengan kriteria :
NPV > 0 = Layak
NPV < 0 = Tidak layak/ rugi
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Menurut Gray (1997) dalam Supit (2015), Net B/C digunakan untuk
ukuran tentang efisiensi dalam penggunaan modal. Rumus perhitungan Net
Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah sebagai berikut.
ti)(1
CtBtΣ
n
1tNPV
n
i
i
i
n
i
BN
BN
CNetB
1
1
)(
)(
/
43
Kriteria investasi berdasarkan Net B/C adalah:
Net B/C =1, maka NPV = 0, artinya proyek tidak menguntungkan
ataupun rugi
Net B/C > 1, maka NPV > 0, artinya proyek menguntungkan
Net B/C < 1, maka NPV < 0, artinya proyek tidak
menguntungkan/merugi
c. IRR (Internal Rate of Return)
Menurut Supit (2015), Internal Rate of Return dapat dirumuskan sebagai
berikut :
IRR = '"
"'
'' NPV
iiNPVNPV
i
Keterangan :
I’ = tingkat suku bunga pada interpolasi pertama (lebih kecil)
I” = tingkat suku bunga pada interpolasi kedua (lebih besar)
NPV’ = nilai NPV pada discount rate pertama (positif)
NPV” = nilai NPV pada discount rate kedua (negatif)
Kriteria perhitungan IRR :
Jika IRR > discount rate yang telah ditentukan, maka usaha layak
dijalankan.
Jika IRR < discount rate yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak
dijalankan.
Jika IRR < discount rate yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak
dijalankan
IRR = '"
"'
'' NPV
iiNPVNPV
i
44
d. Payback Period (PP)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), perhitungan yang digunakan dalam
menghitung masa pengembalian modal investasi sebagai berikut.
Analisis Sensitivitas
Menurut Rahmawati (2011), Analisa sensitivitas dilakukan untuk menguji
kembali suatu analisis kelayakan usaha agar dapat terlihat pengaruh yang akan
terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah atau adanya kesalahan dalam dasar-
dasar perhitungan biaya dan manfaat. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan
dengan mengubah suatu unsur atau dengan mengkombinasikan unsure lain,
kemudian menentukan pengaruh pada hasil analisis. Analisis Switching Value
dilakukan secara coba-coba terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
sehingga dapat diketahui tingkat kenaikan ataupun penurunan maksimum yang
boleh terjadi agar usaha budidaya masih dapat memperoleh keuntungan normal
(NPV = 0).
Menurut Sulistyo (2015), analisis sensitivitas dapat ditinjau atas dua
perpektif yaitu:
1. Sensitivitas terhadap dirinya sendiri yaitu sensitivitas pada kondisi break
event point saat NPV = 0 atau AE = 0 atau jumlah faktor bunga = 0.
2. Sensitivitas terhadap alternatif lain, biasanya ditemukan jika terdapat (n)
alternatif yang harus dipilih salah satunya untuk dilaksanakan.
𝑃𝑃 =𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑘𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Topografi
Lokasi penelitian dilaksanakan pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto
Mas Farm” di Kelurahan Beduri. Secara geografis Kelurahan Beduri terletak di
Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur dengan luas
wilayah Kelurahan Beduri 1,29 Km2. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan
Beduri dengan daerah disekitarnya adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Gupolo, Bareng dan Ngunut
Sebelah Timur : Kelurahan Keniten
Sebelah Selatan: Kelurahan Jingglong
Sebelah Barat : Kelurahan Nambangrejo, Gandukepuh dan Sragi
Topografi Kelurahan Beduri merupakan dataran rendah yang terletak
pada ketinggian ± 129 meter di atas permukaan laut dan memiliki jumlah hari
hujan 57 hari pada tahun 2015 dengan jumlah curah hujan terbesar terjadi pada
bulan februari mencapai 412 mm.
4.2 Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk sekitar usaha “Tirto Mas Farm” di Kelurahan Beduri,
Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo dapat diketahui berdasarkan jumlah
penduduk, mata pencaharian dan tingkat pendidikan.
4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari data statistik Ponorogo tahun 2016 dapat
diketahui bahwa jumlah penduduk Kelurahan Beduri berjumlah 2.401 jiwa pada
Tahun 2015. Jumlah tersebut terbagi atas penduduk laki-laki sebanyak 1.197
jiwa dengan presentase 49,85 % dan jumlah penduduk perempuan sebanyak
46
1.204 jiwa dengan persentase 50,15 %. Dapat disimpulkan bahwa jumlah
penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Data
jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai
berikut.
Tabel 2. Data penduduk berdasarkan jenis kelamin Kelurahan Beduri
Jenis Kelamin Jumlah ( Jiwa ) Persentase (%)
Laki-Laki 1.197 49,85Perempuan 1.204 50,15Jumlah Penduduk 2.401 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Ponorogo, 2016
4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan data yang diperoleh dari data statistik Ponorogo tahun 2016
dapat diketahui bahwa sebagian besar mata pencaharian pokok masyarakat
Kelurahan Beduri adalah sebagai Buruh Tani sebanyak 249 jiwa. Mata
pencaharian penduduk Kelurahan Beduri diurutan kedua adalah Perdagangan
sebanyak 233 jiwa. Selain itu penduduk Kelurahan Beduri yang memiliki mata
pencaharian lainnya sebesar 255 jiwa, jumlah tersebut bermata pencaharian
selain petani, pengusaha industri, buruh industri, pengusaha bangunan, buruh
bangunan, angkutan, PNS, pegawai swasta, TNI/POLRI dan pensiunan. Jumlah
penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data penduduk berdasarkan mata pencaharian Kelurahan Beduri
Mata Pencaharian Jumlah ( Jiwa ) Persentase (%)
Petani 221 15,8Buruh Tani 249 17,8Pengusaha Industri 26 1,8Buruh Industri 37 2,6Pengusaha Bangunan 4 0,3Buruh Bangunan 76 5,5Perdagangan 233 16,6Angkutan 30 2,2Pegawai Negeri Sipil 39 2,7Pegawai Swasta 221 15,7TNI-Polri 10 1,4Pensiunan 21 1,5Lainnya 255 17,9
Sumber : Badan Pusat Statistik Ponorogo, 2016
47
4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari data statistik Ponorogo tahun 2016
dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk yang mendominasi adalah
tamatan SD sebanyak 543 jiwa. Selanjutnya peringkat kedua yang diduduki
yaitu tamatan SLTA sebanyak 522 jiwa. Tingkat pendidikan peringkat ketiga
yaitu Belum atau tidak sekolah sebanyak 387 jiwa. Pada peringkat keempat
diduduki oleh jenjang tamat Perguruan Tinggi sebanyak 266 jiwa. Penduduk
Kelurahan Beduri yang belum atau tidak tamat SD sebanyak 259 jiwa. Tingkat
penduduk suatu daerah akan mempengaruhi keadaan sosial ekonomi dalam
daerah tersebut. Apabila kualitas sumberdaya masyarakat baik maka kondisi
sosial ekonomi suatu daerah tersebut baik dan sebaliknya apabila kualitas
sumberdaya masyarakatnya rendah maka kondisi sosial ekonomi daerah juga
cenderung rendah terutama dalam memanfaatkan sumberdaya alam wilayah
tersebut. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Kelurahan
Beduri
Tingkat Pendidikan Jumlah ( Jiwa ) Persentase (%)
Tamat Perguruan Tinggi 266 11,1Tamat SLTA 522 21,7Tamat SLTP 424 17,7Tamat SD 543 22,6Belum / Tidak Tamat SD 259 10,8Belum / Tidak Sekolah 387 16,1
Sumber : Badan Pusat Statistik Ponorogo, 2016
4.3 Keadaan Umum Perikanan di Kabupaten Ponorogo
Perikanan di Kabupaten Ponorogo terdiri dari budidaya di perairan umum
dan budidaya di kolam. Luas areal perairan umum 252,19 Ha dengan jumlah
produksi sebesar 20,89 ton. Luas areal lahan untuk budidaya kolam 20,89 Ha
dengan jumlah produksi sebesar 1.643,71 ton. Jumlah produksi kolam lebih
48
besar dibandingkan dengan jumlah produksi perairan umum. Jenis ikan hasil
produksi perairan umum adalah Baung putih, Nilam, Udang, Katak dan lainnya.
Hasil produksi perairan umum terbesar adalah jenis ikan Nilam yang diproduksi
Kecamatan Ngebel sebesar 6.560 kg pada Tahun 2015. Sedangkan pada
budidaya di kolam, jenis ikan yang dihasilkan adalah Lele sebesar 1.369,08 ton,
Gurami sebesar 158,70 ton, Nila sebesar 106,94 ton, dan Patin sebesar 9 ton.
Jumlah RTP budidaya kolam di Kabupaten Ponorogo yaitu 2.096 orang (Badan
Pusat Statistik Ponorogo, 2016).
4.4 Gambaran Umum Usaha
Tirto Mas Farm terletak di jalan Mliwis, Kelurahan Beduri, Kecamatan
Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Tirto Mas Farm merupakan usaha perorangan
yang bergerak di bidang perikanan yaitu usaha pembesaran ikan patin. Produk
yang dihasilkan pada usaha “Tirto Mas Farm” adalah ikan patin segar. Usaha
pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” ini belum memiliki surat izin usaha.
Usaha ini mempunyai luas lahan sebesar 5.850 m2. Lahan tersebut meliputi
kolam pembesaran patin, mess karyawan, tempat parkir, dan gudang. Kolam
pembesaran ikan patin berukuran 3,5 m x 12 m berjumlah 30 kolam. Usaha
perikanan milik Bapak Aji didirikan dengan nama Tirto Mas Farm pada tahun
2009. Pembangunan usaha dimulai pada tahun 2007 sampai akhir tahun 2008.
Awalnya pemilik usaha membudidayakan ikan lele di kolamnya selama 5 tahun.
Pemilik usaha kemudian mencoba untuk membudidayakan ikan patin pada tahun
2014. Hal tersebut dilakukan karena pedagang pengumpul ikan lele di Ponorogo
tidak mau mengambil ikan lele yang siap dipanen ketika banyak pembudidaya
ikan lele lain juga memanen ikan lele serta jumlah pesaing budidaya ikan lele
sudah banyak di Ponorogo sehingga pemilik usaha beralih pada budidaya ikan
49
patin yang memiliki peluang usaha. Pemilihan lokasi Usaha ini cukup strategis
karena berada di kawasan pedesaan tetapi dekat dengan pasar.
Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” ini memiliki jumlah
tenaga kerja sebanyak 2 orang. Lokasi usaha mudah dijangkau oleh kendaran
roda dua maupun roda empat dan jalan menuju lokasi usaha sudah beraspal.
Pemilik usaha mendapatkan pellet yang didistribusikan PT. CARGIL melalui
distributor Tulungagung. Benih ikan patin diperoleh dari pedagang pengumpul
dari Ngawi.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Aspek Teknis
Aspek teknis adalah salah satu aspek yang berpengaruh terhadap usaha
yang dijalankan. Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” meliputi lokasi usaha, sarana dan prasarana, faktor produksi (input),
proses pembesaran ikan patin, serta hasil produksi yang dihasilkan (output).
Aspek aspek tersebut saling berkaitan dengan tujuan untuk keberhasilan usaha
yang dijalankan berkaitan dengan input dan output yang dihasilkan. Berikut
adalah uraian dari aspek teknis tersebut.
a. Lokasi usaha
Lokasi usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” berada di jalan
Mliwis, Kelurahan Beduri, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Daerah
tersebut termasuk daerah yang tidak terlalu tinggi sumber pencemarannya dan
berada di kawasan lahan pertanian yang berdekatan dengan sungai sehingga
dapat dikatakan lokasi usaha ini terletak di daerah rawan banjir. Lokasi usaha
berada di tempat terbuka sehingga kolam mendapatkan penyinaran matahari
yang cukup. Tempat usaha ini mudah dijangkau karena berada di daerah
pedesaan tetapi tidak jauh dari perkotaan
b. Sarana
Sarana merupakan sesuatu yang digunakan untuk mendukung dalam
pencapaian tujuan. Sarana yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan patin
“Tirto Mas Farm” yaitu kolam dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
kegiatan usaha pembesaran ikan patin. Sarana kolam dan peralatan dapat
diuraikan sebagai berikut.
51
1. Kolam
Sarana yang penting dalam usaha pembesaran ikan patin adalah kolam
sebagai tempat pemeliharaan ikan patin. Kolam yang digunakan pada usaha
pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” adalah kolam beton yang berbentuk
empat persegi panjang berjumlah 30 unit. Ukuran kolam pembesaran ikan
patin “Tirto Mas Farm” sebesar 3,5 m x 12 m. Pada sisi kolam terdapat
saluran masuk (inlet) dan saluran keluar (outlet) untuk air. Bagian dasar
kolam dibuat caren berbentuk empat persegi didekat saluran pembuangan
dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 30 cm. Tinggi pematang dari dasar kolam
adalah 80 cm – 130 cm dengan tingkat kemiringan sebesar 0,5 % mengarah
ke saluran pembuangan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam
pengeringan kolam dan pemanenan ikan patin. Gambar kolam dapat dilihat
pada Gambar 3.
Gambar 3. Kolam Pembesaran Ikan Patin
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” dapat di lihat pada Tabel 5.
52
Tabel 5. Peralatan yang digunakan pada usaha pembesaran ikan patin“Tirto Mas Farm”
No.
Nama Alat Kegunaan Gambar
1. Jaring Untuk menangkapikan patin dalamjumlah banyak
2. Timbangandigital
Untuk menimbangberat ikan patin
3. Keranjang Sebagai wadahsementara ikanpatin waktuditimbang
Dilanjutkan
53
Lanjutan Tabel 5. Peralatan yang digunakan pada usaha pembesaran ikanpatin “Tirto Mas Farm”
No. Nama Alat Kegunaan Gambar
4. Seser Untuk menangkapikan patin dalamjumlah sedikit
5. Jerigen Sebagai wadahsementara benih
6. Bak plastik Untuk wadahsementara
7. Sabit Untukmembersihkanrumput
Dilanjutkan
54
Lanjutan Tabel 5. Peralatan yang digunakan pada usaha pembesaran ikanpatin “Tirto Mas Farm”
No. Nama Alat Kegunaan Gambar
8. Gerobaksorong
Untuk mengambilpakan dari gudang
9. Pipa Untuk saluran airinlet dan outlet
c. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang
berlangsungnya suatu proses. Prasarana yang digunakan pada usaha
pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” adalah sumber air, akses jalan, alat
komunikasi dan instalasi listrik. Prasarana dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Sumber air
Sumber air merupakan komponen yang penting untuk kelangsungan hidup
dari ikan patin saat di kolam. Sumber air yang digunakan pada usaha
pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” berasal dari sumur pompa. Jumlah
sumur yang dimiliki sebanyak 3 unit dengan kualitas air yang baik.
55
2. Akses jalan
Keadaan jalan menuju lokasi usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
di Kelurahan Beduri sudah cukup baik dan memadai. Hal ini dikarenakan
semua jalan yang melintasi Kelurahan tersebut sudah diaspal dan kondisi
jalan dalam keadaan baik serta tidak berlubang. Kondisi jalan ini
memudahkan usaha sebagai penunjang dalam usaha pembesaran ikan
patin.
3. Alat Komunikasi
Komunikasi sangat penting terkait dengan kegiatan pemasaran. Alat
komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu usaha. Salah
satu peran alat komunikasi adalah sebagai alat penghubung kepada pembeli
atau konsumen. Alat komunikasi yang digunakan oleh pemilik usaha untuk
menghubungi pedagang pengumpul adalah handphone. Komunikasi yang
dilakukan pemilik usaha yaitu dengan pedagang pengumpul serta distributor
yang menjual pakan. Alat komunikasi sangat membantu antara pembudidaya
ikan patin dengan pedagang pengumpul ketika ikan patin siap dipanen.
4. Instalasi listrik
Listrik memiliki peranan saat berlangsungnya suatu usaha pembesaran.
Tenaga listrik digunakan untuk memberikan penerangan dan menggerakkan
pompa air agar air mengalir ke kolam. Daya listrik yang digunakan pada
usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” sebesar 900 Watt dengan
jumlah 3 unit. Pembeliaan listrik pada usaha ini dengan menggunakan token.
d. Faktor Produksi (Input)
Faktor produksi adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
memproduksi barang. Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
faktor produksi yang digunakan adalah sebagai berikut.
56
1. Benih
Benih ikan patin yang digunakan pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto
Mas Farm” adalah benih ikan patin yang berukuran 4 cm. Benih ukuran 4 cm
tersebut langsung dimasukkan kedalam kolam pembesaran ikan patin. Benih
ikan patin diperoleh dari pedagang pengumpul yang berasal dari Ngawi.
Benih ikan patin biasanya dikirim langsung ke lokasi usaha oleh pedagang
pengumpul Ngawi. Transaksi dilakukan secara langsung setelah benih
sampai di lokasi usaha “Tirto Mas Farm”. Harga benih ikan patin ukuran 4 cm
yaitu Rp. 250/ekor. Ketersediaan benih ikan patin cukup ada karena
pedagang pengumpul memperoleh benih ikan patin dari Balai Benih Ikan
Ngawi.
2. Pakan
Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” menggunakan pakan
buatan atau pellet yang diperoleh melalui distributor di Tulungagung. Ada tiga
macam pakan yang digunakan dalam usaha ini yaitu pellet PF 7404, pellet
PF 7404-1, dan pellet Presto 2ml. Setiap satu kali produksi menghabiskan
540 sak pakan pellet PF 7404, 450 sak untuk pellet PF 7404-1, dan 720 sak
untuk pellet Presto 2ml. Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
hanya menggunakan pakan pellet dan tidak menggunakan pakan pengganti
atau pakan alternatif. Pellet diperoleh dari PT. CARGIL yang didistribusikan
melalui distributor Tulungagung. Ketersediaan pakan cukup baik karena
distributor selalu siap kirim jika pemilik usaha menghubunginya.
3. Tenaga kerja
Pada usaha ini, tenaga kerja berasal dari desa Slahung dengan jumlah 2
orang . Pada saat pemanenan tidak ada tenaga kerja tambahan. Tenaga
57
kerja memiliki jam kerja yaitu 8 jam/hari dan upah yang diterima sebesar Rp.
1.000.000 yang dibayarkan satu bulan sekali. Rata-rata pendidikan terakhir
tenaga kerja pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” adalah
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
e. Proses produksi
Produksi adalah suatu proses transformasi untuk mengubah berbagai
banyak input atau sumber – sumber daya menjadi output berupa barang dan
jasa, sehingga manfaatnya meningkat. Usaha “ Tirto Mas Farm ” merupakan
usaha yang bergerak dibidang penyediaan ikan patin hidup, proses produksi ikan
patin dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Persiapan kolam
Kolam yang digunakan pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
yaitu kolam beton berukuran 3,5 x 12 m. Tahap pertama dalam persiapan
kolam yaitu membuka saluran pembuangan untuk mengeringkan kolam
dengan membuang semua sisa air dari siklus air sebelumnya, membersihan
kolam dari lumpur dan rumput dipinggir kolam. Langkah selanjutnya
kemudian menutup saluran pembuangan dan mengisi kolam dengan air
kolam dari kolam pembesaran ikan patin yang belum dipanen menggunakan
selang. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan plankton
sebagai pakan alami benih ikan patin. Kolam diisi air hingga ketinggian air
mencapai 100 cm.
2. Penebaran benih Ikan Patin
Setelah kolam sudah siap, benih ikan patin yang dikirim pedagang
pengumpul langsung dimasukkan ke dalam kolam pembesaran tanpa
dilakukan pendederan terlebih dahulu. Benih ikan patin yang tiba tidak
58
dilakukan penyesuaian terhadap lingkungan air baru. Kegiatan penebaran
benih dilakukan pada waktu pagi hari. Benih yang ditebarkan berukuran 4
cm dengan padat tebar 2.000 ekor/ kolam.
3. Pemeliharaan Ikan Patin
Pemeliharaan ikan patin dilakukan dalam kurun waktu 6-7 bulan satu kali
produksi. Pemeliharaan ikan patin meliputi pemberian pakan dan
pengecekan kualitas air kolam. Pemberian pakan ikan patin dimulai dari
benih tiba sampai panen. Pakan yang digunakan adalah pakan buatan atau
pelet namun, benih ikan patin yang baru dimasukkan kedalam kolam tidak
diberikan pakan pelet terlebih dahulu agar benih ikan patin memakan
plankton yang tersedia dikolam selama satu minggu benih ikan baru
diberikan pakan pelet. Frekuensi pemberian pakan pelet 2 kali sehari yaitu
pagi sekitar pukul 08.00 dan sore hari sekitar pukul 16.00. Jenis pakan dan
jumlah pemberian pakan ikan patin berubah setiap bulannya karena harus
menyesuaikan dengan pertumbuhan ikan patin. Semakin besar ikan maka
pakan yang diberikan juga semakin banyak. Apabila nafsu makan ikan patin
menurun maka ikan perlu diberikan vitamin. Pengecekan kualitas air
dilakukan dengan mengganti air kolam serta mengontrol kondisi ikan. Setiap
hari air kolam dibuang sekitar 5 cm untuk membuang kotoran ikan yang
berada didasar kolam kemudian air diisi ulang sampai mencapai ketinggian
air semula. Pada budidaya ika patin, serangan hama dan penyakit tergolong
sedikit karena ikan patin memiliki daya tahan yang baik dengan kondisi
lingkungan.
4. Pemanenan Ikan Patin
Kegiatan terakhir yang dilakukan pada pembesaran ikan patin adalah
pemanenan. Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
59
pemanenan dilakukan secara parsial atau tidak keseluruhan. Sebelum
dilakukan pemanenan, ikan patin dipuasakan atau tidak diberi makan selama
sehari untuk menghindari kematian. Panen ikan patin menggunakan jaring
dengan cara menggiring ikan patin dari bagian hilir ke bagian hulu. Kegiatan
pemanenan dilakukan oleh tenaga kerja sebanyak 2 orang. Ikan Patin yang
sudah terjaring kemudian dipilih yang berukuran 300 gram – 1kg lalu
dimasukkan ke keranjang untuk ditimbang. Setelah ditimbang, ikan patin
dimasukkan ke wadah sementara yaitu drum. Waktu pemanenan dilakukan
pada waktu suhu rendah yaitu pada pagi hari. Hal tersebut dilakukan agar
ikan patin yang akan dipanen tidak mengalami stress. Pada saat panen perlu
menghindari terjadinya luka pada ikan patin karena dapat menurunkan nilai
jual ikan patin.
Proses produksi ikan patin mulai dari persiapan lahan sampai pemanenan
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bagan proses produksi ikan patin
Persiapan Kolam Budidaya
Penebaran Benih Ikan
Patin
Pemeliharaan Ikan Patin
Pengecekan Kualitas Air
Kolam
Pemberian pakan
Pemanenan
60
f. Hasil Produksi (Output)
Siklus produksi pembesaran ikan patin selama setahun dilakukan
sebanyak dua kali. Hasil produksi ikan patin sekali produksi sebesar 36 ton
sedangkan, total produksi ikan patin selama setahun sebesar 72 Ton. Setiap
kolam menghasilkan ikan patin sebanyak 1,2 ton dengan jumlah kolam yang
difungsikan sebanyak 30 unit kolam. Ikan patin yang dijual memiliki ukuran
terkecil sebesar 300 gram dan paling besar ukuran 1 kg.
5.2 Aspek Manajemen
Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”, aspek manajemen
yang ada masih cukup berjalan dengan baik. Adapun aspek manajemen tersebut
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan adalah
sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan oleh pemilik usaha pembesaran ikan patin
“Tirto Mas Farm”yaitu pemilik usaha memberikan petunjuk perencanaan secara
garis besar sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas
tenaga kerja. Perencanaan dalam penyediaan bahan baku berupa benih ikan
patin ukuran 4 cm yang jumlahnya menyesuaikan kolam yang kosong dengan
perkiraan padat tebar 2.000 ekor/kolam. Perencanaan ketersediaan tenaga kerja
apabila ada tenaga kerja yang ingin keluar, maka tenaga kerja tersebut harus
membawa pengganti yang baru. Perencanaan ketersediaan pakan yaitu
melakukan order sebulan sebelum pakan yang ada di gudang habis. Apabila
terjadi keterlambatan dalam pengiriman pakan, maka pakan diganti dengan jenis
lain untuk sementara waktu sampai pakan tersedia. Perencanaan persiapan
kolam dengan merencanakan jumlah kolam yang akan difungsikan untuk
penebaran benih. Perencanaan pada usaha ini dapat dikatakan baik untuk aspek
61
teknis sedangkan, untuk aspek pemasaran dan finansiil perencanaan masih
belum ada sehingga pemilik usaha juga perlu melakukan perencanaan dari segi
pemasaran dan finansiil agar usaha dapat berjalan menjadi lebih baik.
b. Pengorganisasian
Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”, pengorganisasian
yang ada yaitu pemilik usaha sekaligus pemimpin memberikan tugas kepada
tenaga kerja. Pemilik usaha sebagai penanggungjawab dari pengadaan bahan
baku, sarana prasarana yang digunakan dan komunikasi dengan pedagang
pengumpul berkaitan pemasaran ikan patin. Tenaga kerja bekerja pada kegiatan
teknis usaha pembesaran ikan patin mulai dari persiapan kolam, penebaran
benih ikan patin, pemberian pakan, pengontrolan air, pembersihan kolam dan
pemanenan ikan patin. Struktur organisasi usaha ini adalah organisasi lini yaitu
pemilik usaha memberikan tugas kepada tenaga kerja tanpa melalui perantara.
Pada usaha ini tidak ada pelimpahan wewenang dan tenaga kerja hanya
mendapat perintah serta bertanggungjawab pada pemilik usaha. Pada usaha ini
belum ada pengelompokkan pekerjaan sesuai tugas, wewenang dan
tanggungjawab namun, pemilik usaha dan tenaga kerja saling berkoordinasi
untuk mencapai tujuan. Usaha pembesaran ikan patin dapat dikatakan belum
berjalan dengan baik. Struktur organisasi pada usaha pembesaran ikan patin
“Tirto Mas Farm” dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur organisasi pada usaha pembesaran ikan patin“Tirto Mas Farm”
PEMILIK USAHA“BAPAK AJI”
TENAGA KERJA“TUKIRAN”
TENAGA KERJA“BAGUS”
62
c. Penggerakan
Penggerakan dilakukan oleh pemilik usaha sendiri dengan mengarahkan
tugas dari tenaga kerja yang bekerja tidak sesuai dengan tujuan. Penggerakan
tersebut meliputi instruksi dalam pemberian pakan, pengontrolan kualitas air dan
pemanenan. Pemilik usaha mampu mempengaruhi tenaga kerja sehingga
tenaga kerja mengerjakan tugas dengan baik. Tenaga kerja dapat bekerja tanpa
adanya paksaan karena pemilik usaha memiliki sikap positif terhadap tenaga
kerja dan tidak otoriter dalam mengarahkan tugas. Penggerakan yang dilakukan
oleh pemilik usaha pada usaha ini cukup baik karena selalu ada komunikasi
antara pemilik usaha dengan tenaga kerja untuk saling bekerjasama dalam
mencapai tujuan.
d. Pengawasan
Pengawasan dilakukan untuk menghindari kerugian dari usaha untuk
diperbaiki. Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”, pengawasan
dilakukan oleh Pak Tukiran yaitu salah satu tenaga kerja yang sudah dipercaya
oleh pemilik usaha. Pengawasan yang dilakukan hanya pada kegiatan teknis
meliputi pengawasan dalam penebaran benih, kondisi air maupun ikan, sarana
yang rusak, pemberian pakan dan pengawasan kolam agar tidak terjadi
pencurian. Apabila terjadi penyimpangan, maka Pak Tukiran harus mengetahui
kesalahan tersebut dan segera melaporkan penyimpangan yang terjadi kepada
pemilik usaha. Pengawasan pada usaha ini cukup baik dari aspek teknis
sedangkan pengawasan pada aspek pemasaran dan finansiil belum ada.
5.3 Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran yang pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” meliputi strategi pemasaran (segmentasi pasar, target pasar dan posisi
63
pasar), bauran pemasaran (product, price, place,promotion) dan saluran
pemasaran yang diuraikan sebagai berikut.
a. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran bertujuan untuk mengetahui investasi atau bisnis
yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik atau tidak oleh karena itu perlu
melakukan strategi bersaing yang tepat. Pada usaha pembesaran ikan patin
“Tirto Mas Farm” strategi pemasaran meliputi segmentasi pasar, target pasar dan
posisi pasar.
Segmentasi pasar
Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai pembagian pasar menjadi
beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk
yang berbeda pula. Segmentasi pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” tidak membagi konsumen menjadi beberapa kelompok karena produk ikan
patin hidup dijual kepada pedagang pengumpul dan tidak melayani penjualan
dalam bentuk eceran. Kegiatan pemasaran dilakukan sepenuhnya oleh
pedagang pengumpul yang berasal dari Ngawi. Pedagang pengumpul menjual
ikan patin tersebut ke pengecer yang ada di pasar tradisional Ngawi.
Target pasar
Target pasar adalah memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih
untuk dilayani. Target pasar dari produk ikan patin hidup adalah pasar
konsumen. Pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul ini membidik
pasar tradisional Ngawi sebagai target pasar. Pada usaha pembesaran ikan patin
“Tirto Mas Farm” belum membidik pasar industri karena produk belum mampu
memenuhi standar ikan patin yang diinginkan oleh pasar industri, sehingga
hanya pasar tradisional yang dijadikan target pasar sasaran.
64
Posisi pasar
Posisi pasar merupakan sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon
pelanggan atau strategi komunikasi terhadap konsumen agar calon konsumen
memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk
tersebut. Posisi pasar yang dilakukan pada produk ini adalah pemilik usaha
memiliki pembeli tetap (pedagang pengumpul) dan selalu memasok ikan patin
pada pedagang pengumpul.
b. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix terdiri dari produk, harga, tempat
dan promosi. Bauran pemasaran pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” dapat diuraikan sebagai berikut.
Produk
Ikan yang dihasilkan pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
adalah ikan patin hidup. Keunggulan yang dimiliki pada usaha ini yaitu dapat
menyediakan ikan patin hidup berkualitas karena tidak menggunakan bahan
kimia dalam membudidayakan. Produk ikan patin ini belum memiliki deversifikasi
produk karena pengetahuan pemilik usaha yang masih minim dan belum ada
penyuluhan dari Dinas Pertanian Ponorogo terkait dengan olahan ikan berbahan
dasar ikan patin.
Harga
Harga yang ditawarkan pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” ukuran 1-3 ekor/kg sebesar Rp. 15.500,-/kg. Penetapan harga tersebut
menyesuaikan dengan harga pasar. Harga ikan patin tidak terlalu sering
mengalami fluktuasi harga atau cenderung tetap, sehingga pemilik usaha jarang
mengalami kerugian.
65
Promosi
Promosi merupakan suatu upaya untuk memberitahukan atau
menawarkan produk dengan tujuan menarik calon konsumen agar membelinya.
Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”, kegiatan promosi tidak
dilakukan karena hasil panen ikan patin langsung dipasarkan kepada pedagang
pengumpul saja. Promosi pada usaha ini tergolong pasif dan belum
mempromosikan ikan patin hidup.
Tempat
Usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” berlokasi di Jalan Mliwis,
Kelurahan Beduri, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Letak usaha ini
cukup strategis karena mudah dijangkau. Akses menuju lokasi usaha mudah
untuk dijangkau dengan transportasi, berada tidak jauh dengan perkotaan.
c. Saluran Pemasaran
Saluran distribusi yang dilakukan pada usaha pembesaran ikan patin
“Tirto Mas Farm” yaitu saluran pemasaran melalui pedagang pengumpul yang
berasal dari Ngawi. Usaha ini tidak melayani penjualan secara eceran atau
langsung ke konsumen. Apabila ada konsumen yang datang ke kolam pada saat
panen kemudian konsumen ingin membeli ikan patin tersebut, maka pemilik
usaha memberikan ikan patin secara gratis. Pedagang pengumpul biasanya
sekali mengambil ikan patin sebanyak 4 kwintal. Proses pemasaran dilakukan
ketika ikan patin sudah siap panen, dua hari sebelum panen pemilik usaha
melakukan komunikasi dengan pedagang pengumpul.Transaksi jual beli
dilakukan setelah kegiatan pemanenan dengan sistem pembayaran langsung.
Saluran pemasaran dimulai dari pembudidaya ikan patin “Tirto Mas Farm” yang
dijual kepada pedagang pengumpul yang berasal dari Ngawi dengan harga Rp.
66
15.000/ kg. Kemudian pedagang pengumpul Ngawi tersebut menjual ke
pedagang pengecer di pasar Ngawi dengan harga Rp. 18.500/kg. Terakhir ikan
patin dijual ke konsumen akhir pasar Ngawi dengan harga Rp. 21.000/kg.
Saluran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Saluran pemasaran ikan patin pada usaha pembesaran ikanpatin “Tirto Mas Farm”
5.4 Aspek Finansiil
Aspek finansiil adalah aspek yang digunakan dalam menentukan
kelayakan suatu usaha. Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
analisis yang digunakan adalah analisis finansiil jangka pendek dan analisis
finansiil jangka panjang. Analisis finansiil jangka pendek meliputi permodalan,
biaya produksi, penerimaan, R/C ratio, keuntungan, Rentabilitas dan BEP.
Analisis finansiil jangka panjang meliputi NPV, IRR, Net B/C, Payback Periode,
dan sensitivitas. Aspek finansiil jangka pendek dan jangka panjang dapat
diuraikan sebagai berikut.
5.4.1 Aspek Finansiil Jangka Pendek
Analisis jangka pendek digunakan untuk memperkirakan pembiayaan
selama satu tahun pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”. Analisis
jangka pendek dapat diuraikan sebagai berikut.
Pembudidaya
66
15.000/ kg. Kemudian pedagang pengumpul Ngawi tersebut menjual ke
pedagang pengecer di pasar Ngawi dengan harga Rp. 18.500/kg. Terakhir ikan
patin dijual ke konsumen akhir pasar Ngawi dengan harga Rp. 21.000/kg.
Saluran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Saluran pemasaran ikan patin pada usaha pembesaran ikanpatin “Tirto Mas Farm”
5.4 Aspek Finansiil
Aspek finansiil adalah aspek yang digunakan dalam menentukan
kelayakan suatu usaha. Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
analisis yang digunakan adalah analisis finansiil jangka pendek dan analisis
finansiil jangka panjang. Analisis finansiil jangka pendek meliputi permodalan,
biaya produksi, penerimaan, R/C ratio, keuntungan, Rentabilitas dan BEP.
Analisis finansiil jangka panjang meliputi NPV, IRR, Net B/C, Payback Periode,
dan sensitivitas. Aspek finansiil jangka pendek dan jangka panjang dapat
diuraikan sebagai berikut.
5.4.1 Aspek Finansiil Jangka Pendek
Analisis jangka pendek digunakan untuk memperkirakan pembiayaan
selama satu tahun pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”. Analisis
jangka pendek dapat diuraikan sebagai berikut.
Pedagangpengumpul Pengecer
66
15.000/ kg. Kemudian pedagang pengumpul Ngawi tersebut menjual ke
pedagang pengecer di pasar Ngawi dengan harga Rp. 18.500/kg. Terakhir ikan
patin dijual ke konsumen akhir pasar Ngawi dengan harga Rp. 21.000/kg.
Saluran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Saluran pemasaran ikan patin pada usaha pembesaran ikanpatin “Tirto Mas Farm”
5.4 Aspek Finansiil
Aspek finansiil adalah aspek yang digunakan dalam menentukan
kelayakan suatu usaha. Pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
analisis yang digunakan adalah analisis finansiil jangka pendek dan analisis
finansiil jangka panjang. Analisis finansiil jangka pendek meliputi permodalan,
biaya produksi, penerimaan, R/C ratio, keuntungan, Rentabilitas dan BEP.
Analisis finansiil jangka panjang meliputi NPV, IRR, Net B/C, Payback Periode,
dan sensitivitas. Aspek finansiil jangka pendek dan jangka panjang dapat
diuraikan sebagai berikut.
5.4.1 Aspek Finansiil Jangka Pendek
Analisis jangka pendek digunakan untuk memperkirakan pembiayaan
selama satu tahun pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”. Analisis
jangka pendek dapat diuraikan sebagai berikut.
Konsumen
67
a. Permodalan
Menurut Agustina (2015), Modal merupakan barang atau uang yang
dipergunakan untuk menjalankan usaha agar tetap berlangsung. Ada tiga jenis
modal yang dikeluarkan yaitu modal investasi awal, modal kerja dan modal
operasional. Modal yang digunakan pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto
Mas Farm” adalah modal tetap dan modal kerja. Modal tetap meliputi lahan,
5.5 Faktor yang mempengaruhi usaha pembesaran ikan patin
Setiap usaha pasti memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya
usaha,baik faktor pendukung atau faktor penghambat yang dapat memperlancar
jalannya usaha. Berikut adalah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”.
a. Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung kelancaran usaha pembesaran ikan patin
“Tirto Mas Farm” adalah sebagai berikut.
78
1. Produksi tidak tergantung musim karena ikan patin memiliki sifat seperti
ikan lele yang dapat bertahan hidup pada musim hujan dan kemarau
sehingga usaha masih bisa berjalan.
2. Pesaing budidaya ikan patin masih sedikit karena sebagian besar
pembudidaya di Ponorogo membudidayakan ikan lele.
b. Faktor Penghambat
Faktor-faktor yang menghambat usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” sebagai berikut:
1. Usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” belum memiliki surat izin
usaha.
2. Belum ada pembagian tugas secara terstruktur dari tenaga kerja pada
usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
3. Belum ada penyuluhan dan pelatihan dari Dinas Pertanian bidang
Perikanan mengenai budidaya ikan patin.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada usaha pembesaran ikan
patin “Tirto Mas Farm” mengenai Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan
Patin “Tirto Mas Farm” di Kelurahan Beduri Kecamatan Ponorogo Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aspek teknis yang ada pada usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm”
ini meliputi lokasi usaha, sarana dan prasarana, faktor produksi, proses
produksi, hasil produksi. Aspek manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Aspek pemasaran meliputi
strategi pemasaran, bauran pemasaran dan saluran pemasaran.
2. Aspek finansiil jangka pendek dan jangka panjang pada usaha pembesaran
ikan patin “Tirto Mas Farm” dalam kondisi normal layak dan menguntungkan
untuk dijalankan.
3. Usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas Farm” masih layak dijalankan
apabila tingkat kenaikan biaya maksimum sebesar 34%, tingkat penurunan
benefit maksimum sebesar 23% serta tingkat kenaikan biaya dan penurunan
benefit secara bersamaan sebesar 13% selebihnya usaha tidak layak untuk
dijalankan.
6.2 Saran
Saran yang diberikan untuk usaha pembesaran ikan patin “Tirto Mas
Farm” adalah sebagai berikut.
1. Untuk pemilik usaha, diupayakan membuat surat izin usaha untuk
memudahkan dalam penyuluhan dan pengenalan teknologi baru untuk
budidaya.
80
2. Untuk Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Pertanian bidang
Perikanan dan Kelautan turut serta membantu pembudidaya dalam
mengembangkan usaha budidaya dengan mengadakan penyuluhan dan
pelatihan.
3. Untuk peneliti lain, diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai
strategi pengembangan usaha pembesaran ikan patin.
DAFTAR PUSTAKA
Adida. 2014. Efisiensi Pemasaran Benih Ikan Gurami Ukuran ‘Nguku’ ditinjau dariKeragaan Pasar di Kelurahan Duren Seribu Depok Jawa Barat. JurnalManajemen Perikanan dan Kelautan. Vol 1.No.1.
Agustina, Tri Siwi. 2015. Kewirausahaan Teori dan Penerapan pada Wirausahadan UKM di Indonesia. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Amirullah. 2015. Pengantar Manajemen. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Badan Pusat Statistik Ponorogo. 2016. Kecamatan Ponorogo dalam Angka 2016.Ponorogo.
Bidayani, Endang. 2007. Analisa Usaha Budidaya Ikan Patin dan Lele DumboHasil Subtitusi Pelet dengan Usus Ayam di Kolong Bekas PenambanganTimah. AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan Vol.1(1): 21-27.
Dahuri, R. 2000. Prospek Bisnis Perikanan dan Kelautan Indonesia. Agrimedia :6 (1): 26-29.
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur. 2015. Laporan TahunanStatistik Perikanan Budidaya di Jawa Timur Tahun 2015. DirektoratJendral Perikanan Budidaya Kementrian Perikanan Republik Indonesia.
Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Negeri. 2013. Warta Ekspor Ikan PatinHasil Alam Bernilai Ekonomi dan Berpotensi Ekspor Tinggi. KementrianPerdagangan Republik Indonesia.
Dwirosyadha, Ganang Arytra. 2008. Analisis Finansial Penggunaan LampuPetromak sebagai Pemanas pada Budidaya Pembenihan Ikan Patin NusaHias Farm di Desa Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea, KabupatenBogor Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
Effendi, Irzal dan Oktariza, W. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Google image. 2017. Ikan Patin. www. Google. Com. Diakses pada tanggal 2
Februari 2017 pukul 12.45 WIB.
Gray, C., P. Simanjuntak, L.K. Sabur,P.F.L. Maspaitella, dan R.C.G. Varley.
2007. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harianto. 2003. Kajian Kelayakan Usaha Ekspor Ikan Kerapu Dengan PenerapanAlat Pengangkutan Darat Dan Teknik Kemasan Pengiriman Udara. JurnalSains dan Teknologi Indonesia, Vol. 5, No. 5, hal: 180-183.
Hasnibar, Sesni., Hamdi Hamid dan Lamun Bathara. 2014. Strategi PemasaranProduk Olahan Ikan Patin (Pangasius sutci) di Desa Koto MesjidKecamatan xiii Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. UniversitasRiau: Riau.
Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UnitPenerbit dan Percetakan AMP YKPN.
82
Ibrahim, Yacob M. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). PT Rineka Cipta,Jakarta.
Ismail, Indradi, Dian Wijayanto, Taufik Yulianto dan Suroto. 2013. AnalisisKelayakan Usaha Perikanan Laut Kabupaten Kendal. Jurnal SaintekPerikanan Vol.8(2): 52-56.
Kadariah, 2001. Evaluasi Proyek : Analisis Ekonomis. Lembaga Penerbitan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Kadariah., Lien Karlina dan Clive Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek EdisiRevisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:Jakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media Group :Jakarta.
Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2012.Analisis Usaha Pembesaran Ikan
Patin. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya: Jakarta
Kottler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta : Prenhallindo.
Kurniawan, R.P., Eni Istiyanti dan Uswatun Hasanah. 2013. Analisis Usahatani
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Di Lahan Tegalan Desa
Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Surya Agritama
Vol.II No.1 Maret 2013. Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah
Purworejo. Purworejo.
Mahyuddin, Idiannor., Emmy Sri Mahreda., Rina Mustika.,dan Irma Febrianty.2014. Analisis Kelayakan dan Sensitivitas Harga Input Pada UsahaBudidaya Ikan Lele dalam Kolam Terpal di Kota Banjarbaru ProvinsiKalimantan Selatan. EnviroScienteae 10: 9-17.
Mantra,Ida Bagoes. 2008. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Martha, Ronny. 2006. Analisis Kelayakan Industri Fillet Ikan Patin Beku(Pangasius hypophthalmus) di Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor: FakultasTeknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Maulana, Mochammad Evan Setya. 2008. Analisis Kelayakan Usaha PembuatanBandeng Isi Pada BANISI di kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung,Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Nawawi, H. Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah MadaUniversity Press: Yogyakarta.
Pernandes, Judhi Eka., Lamun Bathara., dan Viktor Amrifo. 2016. The ProspectsOf Shark Catfish (Pangasius hypothalmus) Farming Development InKelurahan Palas, Rumbai Subdistricts, Pekanbaru City, Riau Province.Faculty of Fishieries and Marine Scinces. University of Riau
83
Prahasta, A. dan M. Hasanawi. 2009. Agribisnis Ikan Patin. Pustaka Grafika:Bandung.
Primyastanto, M. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai Aplikasi DariTeori Studi Kelayakan Usaha Perikanan). UB Press. UniversitasBrawijaya. Malang. https://www. google. co.id/webhp?sourceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&ie=UTF8#q=FEASIBILITY+STUDY+USAHA+PERIKANAN+primyastanto. Diakses tanggal 1Februari 2017.
Rahmawati, Rini. 2011. Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin PadaAlma Fish Farm di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. FakultasEkonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Riska, Fiya Fajriya. 2015. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Lele(Clarias sp.) Pada Usaha Perseorangan Toni Makmur di KawasanAgropolitan Desa Kauman Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang, JawaTimur. Skripsi. FPIK UB: Malang.
Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Gajah Mada UniversityPress : Yogyakarta.
Rohmawati, Oom. 2010. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan HiasAir Tawar Pada Arifin Fish Farm, Desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara,Kota Bogor. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen. InstitutPertanian Bogor.
Rosalina, Dwi. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele di KolamTerpal di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah. Maspari Journal6(1): 20-24.
Saefuddin, E. Mubarok. 2015. Ekonomi Manajerial Dan Strategis Bisnis. InMedia: Jakarta.
Sarwono,Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Soekartawi. 2013. Agribisnis dan Aplikasinya. Rajawali Press: Jakarta.
Soekartiwi. 2003. Manajemen Pemasaran. Salemba Empat : Jakarta.
Sugiyono .2014. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharno. 2007. Ekonomi Manajerial. Andi Yogyakarta : Yogyakarta.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Andi : Yogyakarta.
Supit, R. Maria. 2015. Evaluasi Kelayakan Usaha Pengolahan Daging Buah Pala
(Studi Kasus Usaha Pengolahan Daging Buah Pala di Desa Karegesan
Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara). Fakultas Pertanian.
Universitas Sam Ratulangi : Manado.
Susanto, H. dan Amri, K. 1999. Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya, Jakarta.
84
Taufik, M. Ani Muani, dan Radian. 2013. Analisis Kelayakan Investasi UsahaPembenihan Ikan di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Kabupaten Kubu Raya.Jurnal Social Economic of Agriculture. Vol.2(2): 60-67.
Umar, H. 2000. Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metoda dan Kasus. PTGramedia Pustaka Utama, Jakarta
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis (Teknik Menganalisis KelayakanRencana Bisnis secara Komprehensif). PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Usman,Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2014. Metode PenelitianSosial.Jakarta : Bumi Aksara.
Wild World Found Indonesia. 2015. Better Management Practices (BMP) IkanPatin Siam Sistem Kolam, Keramba Jaring Tancap dan Keramba JaringApung. WWF-Indonesia : Jakarta.