1 Komparasi Hasil Kajian KPPU dan Kemenko Perekonomian – Studi Kasus Kenaikan Harga Kedelai Dalam Negeri Hasil laporan terhadap media KPPU (Juli 2012), menyatakan adanya indikasi penyalahgunaan kekuatan monopoli (dalam bentuk kartel) dari pasar komoditas kedelai oleh dua importir besar kedelai di Indonesia (yang memiliki CR2 1 sebesar 74,66%) terkait dengan lonjakan harga kedelai domestik yang lebih besar dari 25% selama 2 bulan terakhir. Adanya excess domestic demand juga diduga kuat menjadi kenaikan harga kedelai domestik (sebesar 71% harus diisi via impor). Staf Ahli Menko Perekonomian bidang Persaingan Usaha mencoba mengkaji kenaikan harga kedelai domestik, dengan mengajukan beberapa hipotesis: 1. Apakah ada korelasi antara harga kedelai domestik dengan harga kedelai impor ; 2. Apakah terdapat korelasi antara harga kedelai domestik dengan harga kedelai internasional. Jika terbukti terdapat korelasi positif yang cukup kuat diantara keduanya, maka dapat dikatakan bahwa dugaan kartel impor dan hubungannya dengan kenaikan harga kedelai domestik adalah tidak signifikan. I. Latar Belakang Masalah Sejak awal tahun 2012, kedelai (Soybeans, dengan kode HS6 120100 ataupun SITC 22220) mengalami kenaikan harga yang relatif stabil dengan nilai akumulasi harian rata – rata sekitar 6,25 % di pasar domestik, sedangkan sampai bulan Juli 2012, akumulasi harian rata – rata kenaikan harga kedelai impor 2 menurut data Kementrian Perdagangan mengalami kenaikan sebesar 7,6% 3 . Namun jika diperbandingkan dengan data dari GEM - Worldbank (akses Agustus 2012), didapatkan kenaikan harga dunia yang cukup signifikan perubahannya dari bulan Juni 2012 ke akhir bulan Juli 2012, yaitu sebesar 26,8% untuk harga kedelai dunia secara umum. Secara umum data dari Kemendag maupun Worldbank mengalami fluktuasi yang hampir sama secara rata – rata bulanan, namun untuk bulan Juli 2012, terdapat perubahan harga dalam skala Global akibat bencana kekeringan di Amerika Latin (sebagai eksportir terbesar kedelai dunia). Tren linear antara harga domestik dengan harga impor secara grafikal dapat dijelaskan dengan baik, namun fluktuasi harga domestik dengan harga internasional nampaknya perlu dikaji lebih dalam lagi. Kenyataannya, kenaikan harga domestik untuk kedelai ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap keranjang inflasi nasional (dari data SEKI Bank Indonesia, inflasi nasional mengalami kenaikan sebesar 0.06% selama bulan Juni menuju bulan Juli 2012). 1 CR2 atau Concentration Ratio dari market share 2 Perusahaan terbesar dalam suatu pasar. CR merupakan ciri khas dari pasar Oligopoli (Martin, 2000), dan semakin besar persentase CR, semakin besar kemungkinan penyalahgunaan posisi dominan, salah satu bentuknya adalah adanya kartel usaha. 2 Dari statistik BPS (2012), impor disini adalah berasal dari beberapa negara eksportir kedelai terbesar ke Indonesia selama tahun 2012, seperti Amerika Serikat. Selama dua bulan terakhir, Amerika Serikat maupun Amerika Latin (eksportir terbesar kedelai dunia) mengalami kekeringan dan gagal panen. Perbedaan data harga kedelai impor dan harga kedelai dunia dari Kementrian Perdagangan dengan data Worldbank dikarenakan data impor Indonesia hanya mengambil dari rata – rata harga negara yang diimpor oleh Indonesia, sedangkan harga dunia mencakup seluruh eksportir kedelai dalam skala global. 3 Keduanya berasal dari data statistik Kementrian Perdagangan bulan Agustus tahun 2012 (http://www.kemendag.go.id/harga_kebutuhan_pokok_nasional/ ), diolah oleh penulis.
Hasil analisis temporer persoalan impor dan harga kedelai Indonesia (backup)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Komparasi Hasil Kajian KPPU dan Kemenko Perekonomian – Studi Kasus Kenaikan Harga
Kedelai Dalam Negeri
Hasil laporan terhadap media KPPU (Juli 2012), menyatakan adanya indikasi penyalahgunaan
kekuatan monopoli (dalam bentuk kartel) dari pasar komoditas kedelai oleh dua importir besar
kedelai di Indonesia (yang memiliki CR21 sebesar 74,66%) terkait dengan lonjakan harga kedelai
domestik yang lebih besar dari 25% selama 2 bulan terakhir. Adanya excess domestic demand juga
diduga kuat menjadi kenaikan harga kedelai domestik (sebesar 71% harus diisi via impor).
Staf Ahli Menko Perekonomian bidang Persaingan Usaha mencoba mengkaji kenaikan harga kedelai
domestik, dengan mengajukan beberapa hipotesis: 1. Apakah ada korelasi antara harga kedelai
domestik dengan harga kedelai impor ; 2. Apakah terdapat korelasi antara harga kedelai domestik
dengan harga kedelai internasional. Jika terbukti terdapat korelasi positif yang cukup kuat diantara
keduanya, maka dapat dikatakan bahwa dugaan kartel impor dan hubungannya dengan kenaikan harga
kedelai domestik adalah tidak signifikan.
I. Latar Belakang Masalah
Sejak awal tahun 2012, kedelai (Soybeans, dengan kode HS6 120100 ataupun SITC 22220)
mengalami kenaikan harga yang relatif stabil dengan nilai akumulasi harian rata – rata sekitar 6,25 %
di pasar domestik, sedangkan sampai bulan Juli 2012, akumulasi harian rata – rata kenaikan harga
kedelai impor2 menurut data Kementrian Perdagangan mengalami kenaikan sebesar 7,6%
3. Namun
jika diperbandingkan dengan data dari GEM - Worldbank (akses Agustus 2012), didapatkan kenaikan
harga dunia yang cukup signifikan perubahannya dari bulan Juni 2012 ke akhir bulan Juli 2012, yaitu
sebesar 26,8% untuk harga kedelai dunia secara umum. Secara umum data dari Kemendag maupun
Worldbank mengalami fluktuasi yang hampir sama secara rata – rata bulanan, namun untuk bulan Juli
2012, terdapat perubahan harga dalam skala Global akibat bencana kekeringan di Amerika Latin
(sebagai eksportir terbesar kedelai dunia).
Tren linear antara harga domestik dengan harga impor secara grafikal dapat dijelaskan dengan baik,
namun fluktuasi harga domestik dengan harga internasional nampaknya perlu dikaji lebih dalam lagi.
Kenyataannya, kenaikan harga domestik untuk kedelai ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap
keranjang inflasi nasional (dari data SEKI Bank Indonesia, inflasi nasional mengalami kenaikan
sebesar 0.06% selama bulan Juni menuju bulan Juli 2012).
1 CR2 atau Concentration Ratio dari market share 2 Perusahaan terbesar dalam suatu pasar. CR merupakan ciri khas dari pasar Oligopoli (Martin, 2000), dan semakin besar persentase CR, semakin besar kemungkinan penyalahgunaan posisi dominan, salah satu bentuknya adalah adanya kartel usaha. 2 Dari statistik BPS (2012), impor disini adalah berasal dari beberapa negara eksportir kedelai terbesar ke Indonesia selama tahun 2012, seperti Amerika Serikat. Selama dua bulan terakhir, Amerika Serikat maupun Amerika Latin (eksportir terbesar kedelai dunia) mengalami kekeringan dan gagal panen. Perbedaan data harga kedelai impor dan harga kedelai dunia dari Kementrian Perdagangan dengan data Worldbank dikarenakan data impor Indonesia hanya mengambil dari rata – rata harga negara yang diimpor oleh Indonesia, sedangkan harga dunia mencakup seluruh eksportir kedelai dalam skala global. 3 Keduanya berasal dari data statistik Kementrian Perdagangan bulan Agustus tahun 2012
(http://www.kemendag.go.id/harga_kebutuhan_pokok_nasional/ ), diolah oleh penulis.