perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Oleh : SYAFIQ FARKHI H0406072 Dosen Pembimbing: 1. Ir. Marcelinus Molo, MS., PhD 2. Dwiningtyas Padmaningrum, SP., MSi FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
102
Embed
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI
BUDIDAYA PADI ORGANIK
(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari,
Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali)
Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Oleh : SYAFIQ FARKHI
H0406072
Dosen Pembimbing:
1. Ir. Marcelinus Molo, MS., PhD
2. Dwiningtyas Padmaningrum, SP., MSi
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI
BUDIDAYA PADI ORGANIK
(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari,
Tabel 2.1 Pengukuran Variabel Budidaya Padi Organik ................................... 40
Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan ........................................... 44
Tabel 4.1 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Tawangsari .... 49
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk di Desa Tawangsari Menurut Umur ................ 50
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk di Desa Tawangsari Menurut Tingkat Pendidikan............................................................................................ 51
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk di Desa Tawangsari Menurut Mata Pencaharian .......................................................................................... 52
Tabel 4.5 Luas Tanam Menurut Komoditas Tanaman Pangan dan Palawija di Desa Tawangsari ............................................................................. 52
Tabel 4.6 Jumlah Ternak Menurut Jenisnya di Desa Tawangsari ..................... 53
Tabel 4.7 Jenis Transportasi di Desa Tawangsari............................................... 54
Tabel 4.8 Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di Desa Tawangsari ................ 55
Tabel 5.1 Sosiomatrik Jaringan Komunikasi Budidaya Padi Organik .............. 60
Tabel 5.2 Sosiomatrik Derajat Koneksi dan Integrasi Individu ......................... 62
Tabel 5.3 Peranan Khusus Responden Dalam Jaringan Komunikasi................ 65
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengolahan Tanah Pada Budidaya Padi Organik ....................................................................... 69
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Benih Pada Budidaya Padi Organik ....................................................................... 71
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pemupukan Pada Budidaya Padi Organik ........................................................................................ 73
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Penanaman Pada Budidaya Padi Organik ........................................................................................ 74
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pemeliharaan Pada Budidaya Padi Organik ........................................................................................ 77
Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Panen Pada Budidaya Padi Organik ................................................................................................. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Tabel 5.10 Distribusi Responden Menurut Tingkat Adopsi Budidaya Padi Organik ................................................................................................. 80
Tabel 5.11 Distribusi Tingkat Adopsi Responden Berdasarkan Peranan Khusus Responden .............................................................................. 81
Tabel 5.12 Tingkat Adopsi Responden Berdasarkan Peranan Khusus Responden ............................................................................................ 82
Tabel 5.13 Korelasi Jaringan Komunikasi Dengan Tingkat Adopsi Budidaya Padi Organik ....................................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Analisis Jaringan Komunikasi Dan Adopsi Inovasi Budidaya Padi Organik ........................................ 37
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Kelompok Tani Marsudi Mulyo ................... 56
Gambar 5.2 Sosiogram Jaringan Komunikasi Budidaya Padi Organik ........... 59
Lampiran 4 Tabulasi Jaringan Komunikasi Dengan Tingkat Adopsi Inovasi Budidaya Padi Organik ..................................................... 108
Lampiran 5 Penerapan Budidaya Padi Organik ................................................ 109
Lampiran 6 Denah Lokasi Sawah ...................................................................... 111
Lampiran 7 Cara Budidaya Padi Organik ......................................................... 112
Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Penelitian .................................................. 122
Lampiran 6 Peta Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Teras .......................... 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
RINGKASAN
Syafiq Farkhi, H0406072. “Analisis Jaringan Komunikasi Dan Adopsi
Inovasi Budidaya Padi Organik (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali)”. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di bawah bimbingan Ir. Marcelinus Molo, MS., PhD dan D. Padmaningrum, SP., MSi.
Program pembangunan pertanian yang dilaksanakan tanpa melibatkan petani dan masyarakat desa sering kurang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Salah satu tujuan dalam pembangunan pertanian adalah meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa. Upaya itu diantaranya diwujudkan dengan cara meningkatkan jumlah produksi pertanian melalui pengenalan teknologi baru.
Sebagai dampak positif berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan masyarakat, maka tantangan yang akan dihadapi adalah bagaimana mengkomunikasikan kemajuan ilmu pengetahuan tersebut kedalam wawasan masyarakat agar kemajuan masyarakat yang diperoleh selama ini dapat dipertahankan serta dapat ditingkatkan melalui penggunaan ilmu dan teknologi yang semakin berkembang. Perlu disadari bahwa peranan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan bermakna sama sekali manakala ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak disebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, peranan komunikasi sangat dibutuhkan terutama dalam menyebarluaskan teknologi pertanian ke dalam masyarakat pedesaan.
Untuk itu, dalam penyebaran teknologi dan informasi kepada masyarakat perlu penelitian analisis jaringan komunikasi supaya mengetahui struktur yang terdapat dimasyarakat. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di kelompok tani Marsudi Mulyo. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik sampling intact system (sensus), dengan sampel sebanyak 16 responden. Untuk mengetahui jaringan komunikasi dalam budidaya padi organik digunakan analisis jaringan komunikasi dan untuk mengetahui peranan khusus seseorang digunakan sosiometri, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi budidaya padi organik digunakan uji korelasi.
Jaringan komunikasi dalam budidaya padi organik pada kelompok tani Marsudi Mulyo terdapat dua buah klik yang memiliki derajat koneksi dan derajat integrasi yang baik (interlocking) yaitu saling mengunci satu sama lain. Peranan khusus seseorang yang terdapat didalam sistem adalah Opinion Leader 2 orang, Liaison 1 orang, Bridge 4 orang, dan Neglectee 1 orang. Tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik sebagian besar responden (81%) tergolong tinggi, yakni mengikuti metode yang dianjurkan. Hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi dalam budidaya padi organik di Kelompok Tani Marsudi Mulyo memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai rs 0,531.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
SUMMARY
Syafiq Farkhi, H0406072. "Communication Network Analysis and Adoption of Organic Rice Farming Innovation (Case Study On Farmers Group Marsudi Mulyo Tawangsari Village, Teras Sub-district, Boyolali District)".Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University of Surakarta. Under The Guidance of Ir. Marcelinus Molo, MS.,PhD and D. Padmaningrum, SP.,MSi.
The agriculture construction program which is carried out without involving farms and society of the village sometimes is less appropriate to the real condition and society's necessity. One of the objectives in agriculture construction is to increase society's welfare and their standard living. The efforts are by increasing the quantity of agriculture production through the introduction of new technology.
As a positive impact of science and technology development and also society's advance, so that the challenge which will be faced is how to communicate it to the societies perception in order to keep and develop what our society achieved. We realize that the role of advance technology will not be meaningful when this knowledge is not being communicated to the society. Thus, the role of communication is really needed especially in spreading agriculture technology to the village.
For that importance, spreading of technology and information to the society needs analysis communication network research in order to know society structure. The method used in this research is descriptive. The location of this research is established as intentional purposive; that is in Marsudi Mulyo farmer group. The sampling process is carried by using intact system sampling technique with 16 respondents. Know to process the network communication of organic rice cultivation, it is used network communication analysis. While to know the relationship between network communication in the cultivation of organic rice, it is used correlation test.
Communication network in the cultivation of organic rice in Marsudi Mulyo farmer group, there are two cliques which have a good connection and integration degree (interlocking); locked each other. There are specific roles of people in this system, such as 2 persons as opinion leader, 1 person as liaison, 4 persons as bridge, and 1 person as neglectee. Besides in the level of respondent's adoption of organic rice cultivation, the allow suggested method with 81 percent which is relatively high. The relationship between network communication and the level of adoption of organic rice cultivation of Marsudi Mulyo farmer group has a significant relationship with 0,531.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI DAN ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI ORGANIK
(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Marsudi Mulyo Di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali)
Sebagai dampak positif berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan masyarakat, maka tantangan yang akan dihadapi adalah bagaimana mengkomunikasikan kemajuan ilmu pengetahuan tersebut kedalam wawasan masyarakat agar kemajuan masyarakat yang diperoleh selama ini dapat dipertahankan serta dapat ditingkatkan melalui penggunaan ilmu dan teknologi yang semakin berkembang. Perlu disadari bahwa peranan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan bermakna sama sekali manakala ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak disebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, peranan komunikasi sangat dibutuhkan terutama dalam menyebarluaskan teknologi pertanian ke dalam masyarakat pedesaan. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja purposive yaitu di kelompok tani Marsudi Mulyo. Pengambilan sampel peserta dilakukan dengan teknik sampling intact system (sensus), dengan sampel sebanyak 16 responden. Untuk mengetahui jaringan komunikasi dalam budidaya padi organik digunakan analisis jaringan komunikasi. Untuk mengetahui peranan khusus seseorang digunakan sosiometri. Untuk mengetahui hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi budidaya padi organik digunakan uji korelasi. Jaringan komunikasi dalam budidaya padi organik pada kelompok tani Marsudi Mulyo terdapat dua buak klik yang memiliki derajat koneksi dan derajat integrasi yang baik (interlocking) yaitu saling mengunci satu sama lain. Peranan khusus seseorang yang terdapat didalam sistem adalah opinion leader 2 orang, liaison 1 orang, bridge 4 orang, neglectee 1 orang. Tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik sebagian besar responden mengikuti metode yang dianjurkan dengan 81 % responden yang tergolong tinggi. Hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai rs 0,531. Kata Kunci: Jaringan Komunikasi, Adopsi Inovasi, Padi Organik
1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM H 0406072 2. Dosen Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pembangunan pertanian yang dilaksanakan tanpa melibatkan
petani dan masyarakat desa sering kurang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat yang sebenarnya. Salah satu tujuan dalam pembangunan pertanian
adalah meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa. Upaya itu
diantaranya diwujudkan dengan cara meningkatkan jumlah produksi pertanian
melalui pengenalan teknologi baru.
Sebagai salah satu komoditas pertanian, padi memiliki peranan penting
dalam dunia pertanian Indonesia, dimana padi atau beras menjadi makanan pokok
masyarakat Indonesia, sehingga ketersediaan beras serta mutu kualitasnya harus
mulai diperhatikan. Untuk mennghasilkan produktifitas beras yang berkualitas
dapat dilakukan melalui konsep pertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan merupakan implementasi dari konsep pembangunan
berkelanjutan pada sektor pertanian. Pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan,
mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan
meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.
Pertanian organik merupakan alternatif yang dapat dilaksanakan untuk
mewujudkan pertanian berkelanjutan (Abadi, 2009).
Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia
sintetis, dengan tujuan untuk menyediakan bahan pangan yang aman bagi
kesehatan dan tidak merusak lingkungan. Berbagai upaya untuk mendukung
pertanian organik telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga-
lembaga non pemerintah. Begitupula dengan berbagai inovasi, telah banyak
berkembang dan dihasikan untuk mendukung perubahan ke arah yang lebih baik.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Beberapa upaya konkret melalui program-program pertanian telah berhasil
diimplementasikan dan diterima oleh sebagian petani di beberapa wilayah.
Namun, tidak jarang inovasi tidak dapat langsung diterapkan oleh petani. Petani
masih perlu waktu yang cukup lama agar inovasi tersebut dapat diadopsi dan
menjadi bagian dari kebutuhan petani sebagai pengguna. Adopsi inovasi sebagai
bagian dari hasil perilaku masyarakat yang saling terkait. Salah satu cara untuk
memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau memahami
hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi
interpersonal (Setiawan, 1983). Oleh karena itu untuk memahami hubungan
sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi. Ketika
dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam
suatu jaringan komunikasi (Setyanto, 1993). Karena struktur hirarkinya yang
ketat, jarak fisik yang jauh dari orang-orangnya, perbedaan yang besar dalam
kompetensinya, dan berbagai tugas khusus yang harus diselesaikan, maka
organisasi harus menciptakan jaringan komunikasi yang beragam (Devito, 1997).
Dengan perspektif manapun, jaringan komunikasi merupakan jenis umum pola
komunikasi kelompok dan dapat dijumpai umumnya komunikasi kelompok dan
organisasi.
Sebagai upaya untuk mengetahui bagaimana hubungan komunikasi yang
terjadi disebuah kelompok tani dalam tingkat adopsi, maka perlunya
pembelajaran didalam kelompok tani tersebut. Mengingat desa Tawangsari
sebagai sentra padi organik serta memiliki kelompok tani yang menjadi rujukan
dan menjadi tempat studi banding, maka perlunya pembinaan serta pengawasan
dari berbagai pihak, karena hal tersebut sebagai upaya penyokong kemajuan
dalam implementasi program budidaya padi organik. Namun dalam upaya
penyokongan tersebut, perlu ditekankan bahwa bantuan yang diberikan tanpa
meninggalkan aspek kemandirian dari petani. Disamping itu, peranan Dinas
Pertanian cukup besar dirasakan oleh petani. Peranan dinas menyangkut masalah
kebijakan atau program yang akan dilaksanakan di Desa Tawangsari, pembinaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
secara teknis kepada petani di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras. Selain itu,
pihak-pihak yang berperan dalam program budidaya padi organik adalah LSM
yang secara aktif membantu lancarnya kegiatan yang berjalan.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana proses penyebaran adopsi padi
organik dan cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani, maka sangat
penting untuk dilakukan analisis jaringan komunikasi yang terjadi dan perilaku
para anggota kelompok dalam mencari informasi dan mengadopsi inovasi.
B. Perumusan Masalah
Kondisi alam, cuaca dan budaya masyarakat di Indonesia sangat mendukung
sektor pertanian karena tanah Indonesia merupakan tanah yang sangat subur dan
produktif sehingga pertanian memang cocok untuk terus dikembangkan. Namun
demikian upaya peningkatan produksi instan melalui intensifikasi dengan
penggunaan pupuk dan pestisida kimia membuat kondisi tanah semakin rendah
tingkat kesuburannya berakibat turunnya hasil produksi. Untuk mengatasinya
para petani mengupayakannya dengan meningkatkan biaya produksi diantaranya
berupa peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk dan
pestisida. Pada awalnya penambahan biaya produksi ini bisa memberikan
peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat produksi
kembali menurun.
Oleh karena itu teroboson inovatif dalam upaya mengembalikan kembali
kesuburan tanah dan produktifitas harus dilakukan. Pada saat ini ada harapan
sebagai solusi terbaik bagi pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil
produksi yaitu melalui pola pertanian dengan metode SRI-Organik. Metode ini
menekankan pada peningkatan fungsi tanah sebagai media pertumbuhan dan
sumber nutrisi tanaman. Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan
sehingga daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan
memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk
nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
terjaga dengan baik, demikian juga dengan taraf kesehatan manusia dengan tidak
digunakannya bahan-bahan kimia untuk pertanian.
Pembangunan pertanian tidak dapat terlepas dari manfaat berkembangnya
ilmu pengetahuan dan komunikasi. Seperti halnya dengan teknologi ataupun ilmu
mengenai budidaya padi organik yang memiliki peranan penting sebagai upaya
menjawab problema masalah yang hadir disektor pertanian, yakni dibutuhkannya
bahan pangan yang secara kuantitas tercukupi dan dari segi kualitas (sehat, aman)
juga tercukupi. Dengan manfaat dari budidaya organik itulah maka sebuah ilmu
dan teknologi perlu disebarkan didalam masyarakat terlebih terhadap petani,
sebagai prioritas untuk pengembangan pertanian yang sehat (budidaya organik)
bisa diwujudkan dan masyarakat umum dapat menikmatinya. Sebagai bagian dari
masyarakat, untuk penyebaran informasi terhadap petani maka perlu melakukan
analisis jaringan komunikasi.
Masyarakat pedesaan memiliki struktur tersendiri dalam menyebarkan
informasi, hal ini didasarkan pada masyarakat pedesaan yang jaringan masyarakat
masih terikat kuat satu sama lain. Dimana dalam masyarakat petani yang
membentuk kelompok tani akan memiliki klik-klik tersendiri yang saling
berhubungan sesuai dengan peran masing-masing individu. Dalam peran masing-
masing individu akan terbentuk fungsi seseorang dalam peranannya menyebarkan
informasi.
Transfer informasi didalam kelompok tani akan mengikuti jaringan
komunikasi yang terbentuk dalam kelompok tani. Dikarenakan pentingnya
informasi dalam pertanian maka diperlukan identifikasi tentang proses jaringan
komunikasi dengan mengetahui peranan masing-masing anggota kelompok tani.
Proses transfer informasi bisa berupa formal maupun informal, dimana proses
tersebut terbentuk dari struktur organisasi dari kelompok tani dan hubungan
interaksi dari antar anggota kelompok tani.
Proses adopsi inovasi teknologi yang dilakukan oleh petani memerlukan
alur komunikasi yang bisa sampai kepada petani sehingga proses adopsi inovasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dapat terealisasikan. Untuk itu pentingnya mengetahui jaringan komunikasi yang
terbentuk dengan memahami peranan khusus seseorang dalam jaringan
komunikasi dan struktur jaringan yang ada, dimana dari hal tersebut akan
diketahui proses penyampaian informasi, karena informasi dalam sebuah
perubahan sangatlah penting. Dalam hal ini peranan khusus seseorang dalam
jaringan komunikasi berupa opinion leader, liaison, bridge, dan neglectee.
Sedangkan untuk struktur jaringan komunikasi adalah pengidentifikasian terkait
dengan derajat keterhubungan individu, derajat keintegrasian individu, dan derajat
keterbukaan sistem.
Demikian pula halnya jaringan komunikasi yang ada pada kelompok tani
Marsudi Mulyo yang didalamnya memiliki struktur jaringan komunikasi
tersendiri seperti masyarakat pedesaan pada umumnya, maka perlu dilakukan
analisis jaringan komunikasi dalam adopsi budidaya padi organik. Disamping itu
oleh karena Desa Tawangsari, Kecamatan Teras sebagai sentra pengembangan
padi organik yaitu produk yang dihasilkan oleh kelompok tani Marsudi Mulyo
antara lain pupuk organik dan beras organik. Hal yang menarik untuk dikaji yaitu
mengenai penerapan petani dalam budidaya padi organik di kelompok tani
Marsudi Mulyo. Adapun permasalahan yang timbul dari uraian tersebut dapat
dijelaskan dalam perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur jaringan komunikasi yang terbentuk dikelompok tani
Marsudi Mulyo?
2. Bagaimana peranan khusus responden dalam jaringan komunikasi budidaya
padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo?
3. Bagaimana tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik di
kelompok tani Marsudi Mulyo?
4. Bagaimana distribusi tingkat adopsi responden berdasarkan peranan khusus
responden di kelompok tani Marsudi Mulyo?
5. Bagaimana hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi
responden dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari
penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Menganalisis struktur jaringan komunikasi yang terbentuk di kelompok tani
Marsudi Mulyo
2. Menganalisis peranan khusus responden dalam jaringan komunikasi budidaya
padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo
3. Menganalisis tingkat adopsi responden dalam budidaya padi organik di
kelompok tani Marsudi Mulyo.
4. Menganalisis distribusi tingkat adopsi responden berdasarkan peranan khusus
responden di kelompok tani Marsudi Mulyo
5. Menganalisis hubungan antara jaringan komunikasi dengan tingkat adopsi
responden dalam budidaya padi organik di kelompok tani Marsudi Mulyo
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya, khususnya dalam
pengembangan pertanian organik.
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya.
4. Bagi petani, dapat memberikan pengetahuan sejauhmana tingkat penerapan
budidaya padi organik dan tipe pertanian organik yang diterapkan di
kelompok tani Marsudi Mulyo, Desa Tawangsari, Kecamatan Teras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
II. LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Komunikasi
a. Pengertian komunikasi
Proses komunikasi diartikan sebagai proses penggunaan
pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling
berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan sampai ada
saling pemahaman atau pesan yang disampaikan oleh semua pihak.
Oleh karena itu, model komunikasi tidak lagi bersifat garis lurus
(linier) tetapi bersifat memusat (convergence) yang menumbuhkan
pemahaman bersama (Schramm, 1977).
Bentuk paling umum dari komunikasi manusia adalah saat
seseorang berbicara pada orang lain. Saat seseorang berbicara pada
orang lain, pengirim menggunakan otak dan suaranya sebagai
pembuat kode (coder) untuk menempatkan komunikasi itu, atau
pesan, menjadi bentuk yang dapat dikirimkan (McLeod, 1995).
Komunikasi adalah sutau proses personal karena makna atau
pemahaman yang diperoleh dari pada dasarnya bersifat pribadi.
Penafsiran atas perilaku perilaku verbal dan non verbal orang lain
yang dikemukakan kepadanya juga menambah penafsiran orang
lain tersebut atas pesan yang ada, dan pada gilirannya mengubah
penafsiran atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan
pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis
(Mulyana, 2001).
Tujuan mempelajari ilmu komunikasi, dapat di katagorikan
kedalam dua hal, yaitu; aspek umum dan aspek khusus. Aspek
pertama bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang ilmu
yang terkit dengan proses komunikasi. Melalui pemahaman ini
para ilmuan dan pelaku komunikasi diharapkan akan dapat
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
melakukan komunikasi dengan baik dan selalu mengalami
perubahan dan kemajuan dalam berkomunikasi. Aspek kedua
diharapkan akan dapat menuntun manusia untuk dapat; a)
Merubah sikap (to change the attitude), b) mengubah
opini/pendapat/pandangan (to change the opinion), c) mengubah
perilaku (to change the behavior), d) mengubah masyarakat (to
change the society) (Padje, 2008)
Proses yang azasi dalam komunikasi adalah penggunaan
bersama. Pengertian ini lebih tepat untuk melukiskan suatu proses
komunikasi daripada kata-kata : mengirim atau menerima.
Mengapa demikian? Karena, penggunaan bersama tidak berarti
bahwa seseorang melakukan sesuatu atau member sesuatu pada
seseorang yang lain. Penggunaan bersama berarti suatu hal yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih bersama-sama. Suatu hal
dimana mereka berpartisipasi secara bergabung atau bersama.
Berpartisipasi artinya berinteraksi dengan fihak-fihak lain dalam
buah pikiran, perasaan atau kegiatan tertentu, jadi saling berbagi
atau menggunakan secara bersamaan atau “to share”. Proses
saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersama, dan
pertalian antara para peserta dalam proses informasi, disebut
komunikasi (Kincaid dan Schramm, 1977).
b. Tujuan komunikasi
Menurut Padje (2008) komunikasi tidak saja berkutat pada
persoalan pertukaran berita dan pesan, akan tetapi juga melingkupi
kegiatan individu dan kelompok terkait dengan tukar menukar data,
fakta dan ide. Bila dilihat dari makna ini, ada beberapa fungsi yang
melekat dalam proses komunikasi; Pertama, informasi,
Teori mengenai adopsi inovasi telah menjadi studi pokok untuk
menentukan bagaimana dan mengapa suatu sistem sosial dapat
menerima teknologi atau gagasan yang berbeda (dianggap sebagai
suatu hal yang baru). Teori yang paling berpengaruh dan telah
diterapkan secara luas adalah teori milik E.M. Rogers "Difusi
Inovasi". Teori ini memfokuskan pada aspek komunikasi dalam
adopsi inovasi dan memandang proses adopsi sebagai hal yang terdiri
atas tiga bagian, yaitu:
1) Invention (penemuan) adalah proses bagaimana gagasan baru
diciptakan atau dikembangkan.
2) Diffusion (penyebaran) adalah proses bagaimana gagasan
dikomunikasikan kepada anggota dari suatu sistem sosial tertentu.
3) Consequences (konsekuensi) adalah perubahan yang terjadi di
dalam sistem sosial, sebagai hasilnya adalah adopsi atau penolakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(Baig, et all, 2005)
c. Faktor-faktor yang menentukan adopsi inovasi
Menurut Lamble (1984) dalam Rollins (1993), adopsi praktek
dan gagasan baru berhubungan dengan sedikitnya lima faktor, yaitu
jenis keputusan untuk mengadopsi, atribut yang dirasa inovasi, saluran
komunikasi yang digunakan, keadaan penerima inovasi/ klien, dan
tingkat usaha praktisi. Suatu fungsi praktisi yang utama adalah untuk
memudahkan adopsi gagasan baru dan praktek atau untuk
mempengaruhi tingkat difusi dan adopsi inovasi oleh klien mereka.
Untuk meningkatkan efektivitas mereka sebagai agen perubahan,
perluasan praktisi harus memahami karakteristik yang unik dari klien
mereka.
Kecepatan adopsi menurut Rogers (1995) adalah kecepatan
relatif pengadopsian inovasi oleh suatu sistem sosial yang diukur dari
jumlah individu yang mengadopsi pada periode waktu tertentu. Salah
satu variabel penjelas kecepatan adopsi suatu inovasi adalah sifat-sifat
inovasi itu sendiri. Tetapi selain sifat-sifat inovasi itu, hal-hal yang
dapat menjadi variabel penjelas kecepatan adopsi adalah tipe
keputusan inovasi, sifat saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyebarkan inovasi dalam proses keputusan inovasi, ciri-ciri sistem
sosial, dan gencarnya usaha agen pembaharu dalam mempromosikan
inovasi.
3. Pertanian Organik dan Budidaya Padi Organik
a. Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan sebuah bentuk solusi baru guna
menghadapi ‘kebuntuan’ yang dihadapi petani sehubungan dengan
maraknya intervensi barang-barang sintetis dalam dunia pertanian
sekarang ini. Dapat disaksikan, mulai dari pupuk, insektisida,
perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang
disintesis dari senyawa-senyawa murni (Heriawan, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Pertanian organik menurut Bahar (2007) dapat diartikan
sebagai praktek pertanian secara alami menggunakan pupuk organik
dan sedikit mungkin melakukan pengolahan tanah. Bila sepenuhnya
mengacu kepada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya
sangatlah sulit bagi petani kita untuk menerapkannya. Oleh karena itu,
pilihan yang dilakukan adalah melakukan pertanian organik
regenaratif, yaitu pertanian dengan prinsip pertanian disertai dengan
pengembalian ke alam masukan-masukan yang berasal dari bahan
organik.
Seymour (1997) dalam Salikin (2003) menjelaskan kriteria
sistem pertanian organik yang diberikan oleh IFOAM (International
Federation Of Agriculture Movement) setidaknya harus memenuhi
enam kriteria standar. Kriteria tersebut antara lain:
1) lokalita, pertanian organik berupaya mendayagunakan potensi
lokalita yang ada sebagai suatu agroekosistem yang tertutup dengan
memanfaatkan bahan baku dari sekitanya.
2) perbaikan tanah, pertanian organik berupaya menjaga, merawat,
dan memperbaiki kualitas kesuburan tanah melalui pemupukan
organik, pergiliran tanaman, konservasi lahan, dan sebagainya.
3) meredam polusi, pertanian organik dapat meredam polusi air dan
udara dengan menhindari pembuangan limbah dan pembakaran
sisa-sisa tanaman secara sembarangan serta menghindari
penggunaan bahan sintetik yang dapat menjadi sumber polusi.
4) kualitas produk, pertanian organik menghasilkan produk-produk
pertanian berkualitas yang memenuhi standar mutu gizi dan aman
bagi lingkungan serta kesehatan.
5) pemanfaatan energi, pengelolaan pertanian organik menghindari
sejauh mungkin penggunaan energy dari luar yang berasal dari
bahan bakar fosil (pupuk kimia, pestisida, dan bahan bakar
minyak).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
6) kesempatan kerja, para petani organik memperoleh kepuasan dan
mampu menghargai pekerja lainnya dengan upah yang layak.
Ketahanan atau keberlanjutan dalam bidang pertanian berkaitan
dengan tingkat produktivitas pertanian. Produktivitas pertanian
tentunya dapat dipertahankan selama beberapa tahun di lokasi yang
sama. Pertanian berkelanjutan terkadang digunakan sebagai sinonim
untuk pertanian organik (Loomis dan Connor, 1992).
b. Tujuan Pertanian Organik
Tujuan jangka panjang yang akan dicapai melalui
pengembangan pertanian organik adalah sebagai berikut:
1) Melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta fungsi
keragaman dalam bidang pertanian.
2) Memasyarakatkan kembali budidaya organik yang sangat
bermanfaat dalam mempertahankan dan meningkatkan
produktivitas lahan sehingga menunjang kegiatan budidaya
pertanian berkelanjutan.
3) Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu
pestisida dan pupuk, serta bahan kimia pertanian lainnya.
4) Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan dari luar
yang berharga mahal dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
5) Meningkatkan usaha konservasi tanah dan air, serta mengurangi
masalah erosi akibat pengolahan tanah yang intensif.
6) Mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi
pertanian organik yang telah dimil iki petani secara turun temurun,
dan merangsang kegiatan penelitian pertanian organik oleh
lembaga penelitian dan universitas.
7) Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara
menyediakan produk-produk pertanian bebas pestisida, residu
pupuk, dan bahan kimia pertanian lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
8) Meningkatkan peluang pasar produk organik, baik domestik
maupun global dengan jalan menjalin kemitraan antara petani dan
pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian.
Menurut Sutanto (2002) adapun jangka pendek yang akan
dicapai melalui pengembangan pertanian organik adalah sebagai
berikut:
1) Ikut serta menyukseskan program pengentasan kemiskinan melalui
peningkatan pemanfaatan peluang pasar dan ketersediaan lahan
petani yang sempit.
2) Mengembangkan agribisnis dengan jalan menjalin kemitraan antara
petani sebagai produsen dan para pengusaha.
3) Membantu menyediakan produk pertanian bebas residu bahan
kimia pertanian lainnya dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat.
4) Mengembangkan dan meningkatkan minat petani pada kegiatan
budidaya organik sebagai mata pencaharian utama maupun
sampingan yang mampu meningkatkan pendapatan tanpa
menimbulkan kerusakan lingkungan.
5) Mempertahankan dan melestarikan produktivitas lahan, sehingga
lahan mampu berproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan generasi sekarang dan mendatang.
c. Budidaya Padi Organik
1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Pengelolaan lahan sawah secara intensif telah berhasil
meningkatkan produksi padi, namun dalam perkembangannya terjadi
penurunan efektivitas dan efisiensi. Gejala tersebut ditandai dengan
penurunan efisiensi pemberian input, melandainya laju kenaikan hasil,
dan tanaman sering mendapat gangguan hama dan penyakit. Masalah
tersebut dapat dipecahkan melalui pendekatan pengelolaan tanaman
dan sumberdaya terpadu atau dikenal dengan istilah Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT). Pendekatan PTT ditempuh dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menerapkan teknologi budidaya spesifik lokasi yang didasarkan pada
karakteristik biofisik dan sosial ekonomi dengan mengintegrasikan
berbagai komponen teknologi yang inovatif, dinamis dan kompatibel
untuk dapat memecahkan masalah setempat, sehingga timbul efek
sinergisme. Berdasarkan hal tersebut dan beberapa hasil pengkajian
menunjukkan bahwa penerapan PTT padi sawah dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan petani (Subrata dan Mayunar, 2008).
Komponen teknologi pilihan PTT (Pengelolaan Tanaman
Terpadu) padi sawah meliputi :
· Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam
· Penggunaan bibit muda (< 21 HSS)
· Tanam dengan jumlah bibit terbatas yaitu antara 1 – 3 bibit
perlubang
· Pengaturan populasi tanaman secara optimum (jajar legowo) 20 X
20 cm
· Pemberian bahan organik berupa kompos atau pupuk kandang serta
pengembalian jerami ke sawah sebagai pupuk dan pembenah tanah
dengan menambahkan pupuk anorganik secara berimbang (N,P,K)
· Pengairan berselang (intermiten irrigation) secara efektif dan
efisien
· Pengendalian gulma dengan landak atau gasrok dan juga dengan
herbisida.
· Panen dan penanganan pasca panen yang tepat.
Perpaduan komponen teknologi dasar dan komponen teknologi
pilihan ini diharapkan dapat memberikan jalan keluar terhadap
permasalahan produktivitas padi dengan didasarkan pada pendekatan
yang partisipatif (Soetardjo, 2012).
2. System of Rice Intensification (SRI)
System of Rice Intensification adalah teknik budidaya padi yang
mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah
pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
meningkatkan produktivitas padi sebesar 50%, bahkan di beberapa
tempat mencapai lebih dari 100%. Metode ini pertama kali ditemukan
secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -1984 oleh Fr.
Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih
dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya,
metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie
Systme de Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris
populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI
(Mutakin, 2009).
Menurut Departemen Pertanian (2007) dalam Anugrah, dkk
(2009), pengertian System of Rice Intensification (SRI) di Indonesia
adalah usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam
pengolahan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok
dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah lingkungan.
Dengan kata lain, System of Rice Intensificatio (SRI) merupakan model
tanam padi yang mengutamakan perakaran yang berbasis pada
pengelolaan tanah, tanaman dan air, dengan tetap menjaga
produktivitas dan mengedepankan nilai ekologis.
Strategi System of Rice Intensification lebih dipusatkan pada
penggunaan bahan organik. Penggunaan bahan organik yang
diintegrasikan dengan teknik pengairan berkala akan mampu
menyediakan hara untuk tanaman padi. Pendekatan System of Rice
Intensification berbentuk paket teknologi yang diyakini dapat
diterapkan pada semua kondisi, komponen teknologi System of Rice
Intensification mudah diadopsi petani, pendekatan pengembangan
System of Rice Intensification adalah sistem belajar orang dewasa
sehingga petani merasa diberi posisi yang tepat sebagai subyek
perubahan (Departemen Pertanian, 2007).
4. Petani
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi
sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan
pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani
berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor
produksi yang diketahui (Hernanto, 1993).
Soejitno dalam Mardikanto dan Sri Sutarni (1982), merumuskan
batasan pengertian petani sebagai berikut : petani adalah penduduk atau
orang-orang yang untuk sementara atau secara tetap memiliki dan atau
menguasai sebidang “tanah pertanian” dan mengerjakannya sendiri, baik
dengan tenaganya sendiri (beserta keluarganya) maupun dengan
menggunakan tenaga orang lain atau orang upahan, termasuk dalam
pengertian “menguasai” di sini adalah menyewa, menggarap (menyakap)
dan memaro (bagi hasil). Sedang buruh tani tidak bertanah tidak masuk
dalam kategori petani.
B. Kerangka Berpikir
Komunikasi adalah proses pesan dari komunikator ke komunikan
sehingga pesan yang disampaikan diterima. Dalam komunikasi masyarakat
melibatkan antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing individu
memiliki kepentingan satu sama lain.
Didalam sebuah sistem komunikasi masyarakat terdapat struktur
jaringan komunikasi yang dalam sosiologi lazim dikonsepsikan sebagai
suatu tipe hubungan antar aktor dengan ditandai oleh bentuk interaksi
timbal balik yang simetris. Setiap hubungan antar individu yang terjalin
dalam masyarakat adalah suatu bentuk jaringan, karena itu dasar hubungan
sosial yang berbeda akan melahirkan jaringan yang berbeda pula. Di
samping itu, dalam menjalin hubungan sosial tersebut, setiap individu
membawa ciri-ciri kepribadiannya sendiri, sehinga masuknya atau
keluarnya seorang individu dalam jalinan hubungan sosial akan
mempengaruhi struktur interaksi yang diciptakan.
Perilaku komunikasi disini dimaksudkan adalah aktivitas individu
masyarakat dalam mencari informasi dan memilih saluran komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang tersedia dalam kaitannya dengan informasi pertanian. Keterhubungan
didalam masyarakat akan membentuk suatu struktur jaringan komunikasi
yang terdapat dalam klik-klik, dimana didalam klik-klik tersebut
menimbulkan peranan khusus seseorang terhadap individu lain dalam
berinteraksi. Peranan khusus individu dapat berupa opinion leader, liasion,
bridge, dan isolate yang memiliki karakteristik peranan tersendiri.
Disamping itu, dalam keterhubungan antar individu didalam klik juga
dapat dilihat terkait dengan indikator yang terbentuk. Indikator yang
terbentuk adalah keterbukaan, keterhubungan, dan integrasi individu yang
saling bermanfaat.
Dalam hal ini hubungan yang terjadi didalam sebuah masyarakat
akan berdampak pada perubahan perilaku pada petani yang disebabkan
proses komunikasi yang berlangsung, dimana dalam suatu interaksi antar
manusia akan terjadi proses saling mempengaruhi dengan pesan yang
disampaikan. Dari perubahan perilaku tersebut disesuaikan dengan
struktur jaringan komunikasi yang terbentuk karena dalam proses yang
berjalan dalam struktur jaringan komunikasi akan berdampak pada isi
pesan yang disampaikan.
Struktur jaringan komunikasi dalam masyarakat yang melibatkan
interaksi antar individu menyebabkan suatu perubahan sikap. Tingkat
perubahan sikap individu dipengaruhi oleh informasi yang diterima,
karena isi pesan dari informasi yang disampaikan akan saling
mempengaruhi satu sama lain. Salah satu proses perubahan yang terjadi
didalam masyarakat adalah adalah adopsi inovasi. Sebagai suatu proses
perubahan, adopsi inovasi merupakan suatu proses perubahan yang
memerlukan informasi sebagai dasar dalam bersikap. Karena
keterhubungan antar individu yang ada dalam masyarakat menyebabkan
interaksi dan proses timbal balik dalam berkomunikasi untuk penerapan
adopsi inovasi.
Berdasarkan uraian sebelumnya, kerangka berpikir yang dapat
dibangun adalah sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Rn op
Gambar. 2.1. Kerangka berpikir analisis jaringan komunikasi dan adopsi inovasi budidaya padi organik (studi kasus pada kelompok tani Marsudi Mulyo di Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali).
C. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka
berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Diduga terdapat hubungan yang signifikan antara jaringan komunikasi
dengan adopsi inovasi budidaya padi organik pada kelompok tani Marsudi
Mulyo di Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.
D. Pembatasan Masalah
1. Responden penelitian adalah petani yang tergabung pada kelompok tani
Marsudi Mulyo di Desa Tawangsari Kecamatan Teras
2. Analisis jaringan komunikasi yang diteliti adalah struktur komunikasi,
peranan khusus individu serta penentuan klik yang terdapat di
kelompok tani Marsudi Mulyo dalam adopsi inovasi padi organik.
3. Tingkat penerapan budidaya padi organik pada kelompok tani Marsudi
Mulyo di Desa Tawangsari Kecamatan Teras berdasarkan pada jaringan
komunikasi.
Tingkat Penerapan Budidaya Padi Organik:
(Y) a. pengolahan tanah b. benih (varietas,
kebutuhan benih dan seleksi benih)
c. pemupukan d. penanaman
(persemaian, tanam bibit, jumlah bibit, jarak tanam)
e. pemeliharaan (pengendalian hama, pengelolaan gulma, pengairan)