Top Banner
ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Gina Mahiroh 155020101111046 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019
13

ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

Oct 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Gina Mahiroh

155020101111046

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …
Page 3: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Gina Mahiroh, Al Muizzudin Fazaalloh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Sektor Pariwisata merupakan sektor andalan perekonomian nasional yang memiliki potensi

mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Hal tersebut ditunjukkan dengan pengingkatan yang

terjadi pada perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara, devisa penerimaaan sektor

pariwisata, dan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional Namun dilain sisi pertumbuhan

ekonomi yang menghasilkan pendapatan nasioanl mampu menjadi modal dalam pembangunan

infrastruktur sektor pariwisata dan kualitas sumberdaya sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis arah hubungan sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalu

variabel jumlah kunjungan wisatwan mancanegara dan PDB ADHK (Produk Domestik Bruto Atas

Dasar Harga Konsta) Indonesia. Periode 1969-2017. Penelitian ini menggunakan metode Analisis

Vector Autoregression (VAR) yang meliputi Granger-Causality Test, Johanmsen Co-Integration Test,

Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) dengan hasil

akhir yang menunjukkan terdapat hubungan jangka pendek antara jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara dan pertumbuhan ekonomi, serta terdapat hubungan kausalitas satu arah dari

pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

Analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh dan berperan besar terahdap jumlah

kunjungan wisatawan mancamegara adalah jumlah kunjungan wisatwan mancanegara itu sendiri.

Kata kunci: Sektor Pariwisata, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Pertumbuhan Ekonomi

A. PENDAHULUAN

Perkembangan pertumbuhan ekonomi perlu didukung dengan adanya upaya untuk mencari sumber

pertumbuhan baru yang mengalami peningkatan secara terus menerus salah satu sumber tersebut yaitu

sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sektor andalan perekonomian nasional yang memiliki potensi

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pariwisata merupakan sektor yang belakangan

ini menjadi hal penting dan tidak dapat terpisahkan dari aktifitas manusia terutama menyangkut

kegiatan sosial dan ekonomi. Bahkan pariwisata telah berkembang menjadi salah satu industri terbesar

di dunia, yang ditandai antara lain dengan perkembangan jumlah kunjungan turis dan pendapatan yang

diperoleh dari turis internasional khususnya di Indonesia.

Sektor pariwisata di Indonesia berkembang dengan hasil capaian positif yang ditandai dengan

pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancamegara yang mengalami peningkatan pada tahun

2017. Sehingga membuat Indonesia berada pada urutan kedua setelah Vietnam dan unggul

dibandingkan negara kompetitor ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. Hal

tersebut sejalan dengan peningkatan penerimaan devisa sektor pariwisata, peningkatan peringkat

indeks daya saing pariwisata, dan peningkatan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional mengalami perkembangan dari tahun 2012

hingga tahun 2016. Pada tahun 2012 pariwisata menghasilkan PDB sebesar 326.240,70 miliyar rupiah

perkembangan terjadi sampai pada tahun 2016 yang memperlihatkan adanya peningkatan jika

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan pencapaian sebesar 495.739.80 miliyar

rupiah.Dengan ini dapat di katakan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional yang dihasilkan oleh sektor pariwisata baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap nilai

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

PDB nasional memberikan gambaran keberhasilan yang ditandai dengan peningkatkan kedatangan dan perjalanan wisatawan di Indonesia dan berdampak pada peningkatan PDB sektor pariwisata. Sehingga dengan tingginya kontribusi PDB sektor pariwisata membuktikan betapa pentingnya posisi sektor pariwisata untuk mendorong kemajuan ekonomi.

Fokus dalampenelitian ini yaitu mengkolaborasi arah hubungan antara sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi dengan variabel yang dikhususkan pada wisatwan mancanegara secara nasional.. Dikarenakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang terus meningkat yang dimana dalam perjalanan wisata tentu wisatawan mancanegara melakukan pengeluaran wisata melalui kegiatan konsumsi ataupun penggunaan jasa dalam sektor produksi kegiatan ekonomi penunjang pariwisata. Sehingga dari kunjungan wisman untuk berwisata tersebut tentu akan memberikan dampak multiplier terhadap sektor produksi dalam kegiatan ekonomi di Indonesia, sehingga peneliti ingin melihat apakah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mempunyai pengaruh terhadap pertumuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

B. KAJIAN PUSTAKA

Teori Pertumbuhan Ekonomi Kuznet Menurut Kuznets (1971) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang

dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.

Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan dengan adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,

institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Namun pada

tahap tertentu, kesenjangan distribusi pendapatan akan menurun (Todaro, 2003 dalam Agusalim,

2016).

Kuznets pada tahun 1971 juga mengemukakan enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan

ekonomi (Arsyad, 2010 dalam Arifianto dan Setiyono, 2013) diantaranya sebagai berikut:

Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Tingkat kenaikan produktivitas faktor total yang tinggi.

Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi.

Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.

Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai maju atau sudah maju perekonomiannya

untuk berusaha merambah bagian bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber

bahan baku yang baru.

Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sepertiga bagian

penduduk dunia.

Tourism Led Growth Hypothesis Tourism Led Growth Hypothesis (TLGH) mendalilkan bawa pariwisata merupakan penentu utama

pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang secara keseluruhan. Pendapatan sektor pariwisata dapat

digunakan untuk pembiayaan impor barang modal yang pada gilrannya memberikan dampak untuk

menghasilkan barang dan jasa sehingga mampu menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Brida dkk.2014

dalam Kum dkk,2015).

Economic Driven Tourism Growth Hypothesis (EDTG) Realisasi strategi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara dimulai dengan penerapan

kebijakan yang dirancang dengan baik seperti kebijakan ekonomi, kebijakan perdagangan

internasional, penyusunan struktur pemerintahan, serta kebijakan investasi fisik dan modal manusia.

Kekuatan sosial ekonomi dengan cara tersebut mampu mendorong sektor pariwisata melalui

pengelolaan sektor pariwisata yang lebih baik (Antonakaksi dkk, 2013 dalam Kum dkk,2015).

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan kausalitas searah mempengaruhi sekor pariwisata.

Hubungan kausalitas terbalik ini menunjukkan bahwa perlu adanya usaha untuk meningkatkan

pertumbuhan agar menyebabkan ekspansi pada bidang sektor pariwisata (Lee dan Chang, 2008 dalam

Kum dkk,2015).

C. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian

kuantitatif adalah metode penelitian yang menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian

yang banyak menuntut penggunaan angka. Penelitian kuantitatif dapat memudahkan peneliti dalam

mengolah angka yang nantinya dilakukan dengan analisis regresi menggunakan aplikasi Eviews.

Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang ditetapkan oleh penullis yaitu meneliti tentang peran sektor

pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan melihat pengaruh indikator jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara pada periode 1969-2017 terhadap pertumbuhan ekonomi

Populasi dan Sampling Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke

Indonesia. Dipilihnya wisatawan mancanegara karena perkembangan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Indonesia yang terus mengalami peningkatan yang berpotensi memberikan dampak

ekonomi di sektor pariwisata Indonesia.

Metode Pengupulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa time series selama

kurun waktu tahun 1969-2017 selama 48 tahun, yang diambil dari berbagai sumber untuk periode

tahun 1969-2017. Data berupa PDB atas dasar harga konstan Indonesia dan jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara pada periode 1969-2017.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini didapatkan dari website Worldbank https://www. Worldbank. org,

dan Badan Pusat Statistika Provinsi Bali https://bali. bps.go.id/.

Metode Analisis Untuk menguji pengaruh jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terhadap PDB Indonesia maka

analisis yang digunakan yaitu Vector Autoregression (VAR). Apabila terdapat sejumlah variabel yang

mengandung akar unit dan tidak berkointegrasi satu dengan yang lain, maka variabel yang

mengandung unit root harus dideferensikan dan variabel hasil stasioner hasil differensi dapat

digunakan dalam model VAR. Sedangkan dalam keadaan semua variabel mengandung unit root dan

berkointegrasi, maka dapat digunakan model Vector Error Correction Model (VECM) (Rosadi,2012

dalam Sulistiana dkk,2017).

1. Uji Stasionaritas (Uji Akar Unit)

Uji stasioneritas (uji nakar unit) adalah pengujian yang digunakan untuk membuktikan stabilitas

(normarlitas) pola masing-masing variabel sehingga tidak menghasilkan interpretasi yang keliru.

Metode pengujian Augmented Dickey-Fuller (ADF) test yaitu membandingkan ADF statistik dengan

critical values McKinnon pada tingkat signifikansi 1%, 5%, dan 10% (Nizar, 2011). Uji stasionaritas

data dapat dilakukan dengan menggunakan uji akar unit ADF (Augmented Dickey-Fuller) atau PP

sesuai dengan bentuk trend yang terkandung pada setiap variabel (Widarjono, Agus, 2009).

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

2. Uji Lag Optimum

Uji lag optimum adalah pengujian yang dilakukan melalui penentuan jumlah lag yang akan

digunakan dalam model dengan menentukan kriteria Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz

Information Criterion (SC). Tujuan dari pengujian ini untuk mendapatkan. Pengujian ini dilakukan

untuk mendapatkan lag optimal yang akan digunakan dalam mengestimasi model. Lag yang akan

dipilih dalam penelitian ini adalah model dengan nilai AIC yang paling kecil (Nasution, 2015).

3. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi adalah pengujian yang dilakukan untuk memperoleh hubungan jangka panjang antar

variabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai

estimasi trace statistic lalu dibandingkan dengan Critical Value yang pada penelitian ini digunakan

sebesar 5%. Persamaan dikatakan terkointegrasi bila nilai trace statistic lebih besar dibandingkan

Critical Value (Sukmana dan Yusoff, 2005 dalam Beik dan Aprianti, 2013).

4. Kausalitas Granger

Analisis kausalitas Granger adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

dua arah atau tidak dengan menguji hipotesis nol bahwa “X tidak Granger-cause Y” dan sebaliknya.

Apabila nilai probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata yang biasa digunakan maka hal itu berarti

hipotesis ditolak (Apriadi dkk, 2017).

5. Impulse Response Function (IRF)

Impulse Response Function adalah metode yang digunakan untuk menentukan respon suatu

variabel endogen terhadap suatu shock tertentu. Hal ini dikarenakan shock variabel ke i, misalnya,

tidak hanya berpengaruh terhadap variabel ke i itu saja tetapi ditransmisikan kepada semua variabel

endogen lainnya melalui struktur dinamis (Firdaus, 2011 dalam Apriadi dkk, 2017).

6. Variance Decomposition (VD)

Dekomposisi varian (variance decomposition) adalah metode yang digunakan untuk mengetahui

variabel yang paling berperan penting dalam menjelaskan perubahan suatu variabel. Dalam model

VAR uji variance decomposition bertujuan untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel

inovasi secara individual terhadap respon yang diterima suatu variabel, termasuk inovasi variabel itu

sendiri (Nizar, 2011).

Estimasi Model Penelitian

∑ ∑

Dimana:

= Konstanta

= Koefisien variabel yang akan diestimasi

= Log PDB perkapita sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi pada periode t dan

PDB t-1 merupakan PDB pada periode sebelemnya.

= Log pariwisata tolak ukur sektor pariwisata pada periode t dan pariwisata t-1

merupakan variabel pariwisata pada periode sebelumnya.

µ = stochastic error terms

(1)

(2)

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Dari Estimasi Analisis Vector Autoregression (Var) adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Hasil Uji Unit Root Test

Variabel Derajat Test Critical Probabilitas

Integrasi Statistik Value 5% P-Value

PDB Level -1.817000 -2.923780 0.3681

ADHK Difference 1 -4.907306 -2.925169 0.0002

JUMLAH Level -1.198323 -2.925169 0.6676

WISMAN Difference 1 -4.363869 -2.925169 0.0011

Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019

Hasil uji statsioneritas seperti yang ditunjukan pada tabel 4.1 yaitu menunjukkan bahwa pada level

variabel PDB ADHK memiliki nilai t-statistik -1.817000 lebih kecil dari nilai critical value -2.923780

dan nilai signifikansi p-value sebesar 0.3681 lebih besar dari 0,05. Hal yang sama terjadi pada variabel

jumlah kunjungan wisman ditingkat level dengan nilai t-statistik -1.198323 lebih kecil dari nilai

critical value -2.925169 serta nilai signifikansi p-value sebesar 0.6676 lebih besar dari 0,05. Sehingga

kedua variabel belum stasioner pada tingkat Level, maka guna memperoleh data yang stasioner dapat

dilakukan differencing data, yaitu mengurangi data tersebut dengan data periode sebelumnya sehingga

akan diperoleh data dalam bentuk first difference.

Hasil pengujian pada tingkat difference 1 menunjukkan variabel PDB ADHK dan jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara sudah stasioner karena variabel PDB ADHK memiliki nilai t-

statistik -4.907306 lebih besar nilai critical value sebesar -2.925169 dan nilai signifikansi p-value

sebesar 0.0002 lebih kecil dari 0,05. Begitu juga pada variabel jumlah wisman ditingkat level dengan

nilai t-statistik sebesar -4.363869 lebih besar dari nilai critical value -2.925169 serta nilai signifikansi

p-value sebesar 0.0011 lebih kecil dari 0,05.

Tabel 2: Hasil Uji Lag Optimal

Lag Logl LR FPE AIC SC HQ

0 32.31578 NA 0.000781 -1.478819 -1.39523 -1.44838

1 197.8525 306.8486 2.96e-07 -9.358661 -9.107894* -9.267345*

2 202.8243 8.730953 2.83e-07 -9.406065 -8.988121 -9.253873

3 207.5750 7.879069 2.74e-07 -9.442681 -8.857559 -9.229612

4 212.8849 8.288733 2.59e-07 -9.506582 -8.754282 -9.232636

5 216.5782 5.404831 2.66E-07 -9.491621 -8.572143 -9.156798

6 219.4712 3.951358 2.86e-07 -9.437619 -8.350963 -9.041919

7 227.4310 10.09543* 2.42e-07* -9.630783* -8.376949 -9.174206

8 229.9653 2.966920 2.69e-07 -9.559282 -8.138271 -9.041828

Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019

Hasil uji lag optimal menunjukkan bahwa panjang lag optimal adalah 7 karena ditandai dengan

tanda bintang (*) yang paling banyak sehingga dalam proses lebih lanjut digunakan panjang lag 7.

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

Tabel 3: Hasil Uji Kointegrasi

Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai trace statistic dan maximum eigen statistic

pada none dan at most 1 lebih kecil dari critical value dengan tingkat signifikansi 5%. Dengan

demikian, dari hasil uji kointegrasi mengindikasikan bahwa di antara pergerakan PDB ADHK dan

jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tidak memiliki hubungan stabilitas keseimbangan dan

kesamaan pergerakan dalam jangka panjang.

Tabel 4: Hasil Uji Kausalitas Granger

Hubungan Kausalitas Probabilitas Keterangan

PDB => Jumlah Wisman 0,0044 Berpengaruh

Jumlah Wisman => PDB 0,5748 Tidak Berpengaruh

Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019

Tabel 4 menunjukkan bahwa variabel jumlah kunjungan wisman secara statistik tidak signifikan

mempengaruhi PDB dibuktikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,5748 lebih besar dari 0,05 sehingga

menerima hipotesis nol namun sebaliknya variabel PDB secara statistik signifikan mempengaruhi

variabel jumlah kunjungan wisman yang dibuktikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0044 lebih

kecil dari 0,05 sehingga menolak hipotesis nol. Melalui hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya

terjadi hubungan kausalitas satu arah yaitu antara variabel pertumbu.

Gambar 1: Analisis Impulse Response Function (IRF) PDB ADHK to WISMAN

-.01

.00

.01

.02

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D_LOG_PDB_ADHK to D_LOG_WISMAN

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019

Hypothesized Eigenvalue Trace Critical Probabilitas

No. of CE(s)

Statistic Value 5%

None 0.222546 11.06918 15.49471 0.2073

At most 1 0.018084 0.748213 3.841466 0.3870

Hypothesized Eigenvalue Max Eigen Critical Probabilitas

No. of CE(s)

Statistic Value 5%

None 0.222546 10.32097 14.26460 0.1917

At most 1 0.018084 0.748213 3.841466 0.3870

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa respon PDB ADHK terhadap perubahan jumlah

kunjungan wisman selama 10 periode memberikan respon kecil dan relatif stabil dan cukup

berfluktuatif dimana pada periode ke-2 shock yang terjadi akan menurunkan jumlah kunjungan

wisman namun pada periode ke-4 mengalami kenaikan relatif stabil hingga periode ke-7 mengalami

penurunan kemudian mulai naik pada periode ke-8 hingga mencapai kestabilan pada periode ke-10.

Gambar 2: Analisis Impulse Response Function (IRF) WISMAN to WISMAN

-.03

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of D_LOG_WISMAN to D_LOG_WISMAN

Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.

Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019

Pada gambar 2 variabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara memberikan respon yang besar

dan berfluktuatif, shock yang terjadi pada periode ke-2 akan menaikan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara hingga periode ke-4 dan terus mengalami penurunan hingga periode ke-6. Respon jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara berfluktuatif serta mengalami penurunan hingga periode ke-10

sampai mencapai titik keseimbangan.

Tabel 5: Analisis Variance Decomposition

Periode S.E. D(PDB_ADHK) D(JUMLAH_WISMAN)

1 0.029257 37.41175 62.58825

2 0.031692 41.09203 58.90797

3 0.033094 39.07730 60.92270

4 0.036389 33.17662 66.82338

5 0.039225 31.55161 68.44839

6 0.041841 38.84239 61.15761

7 0.042891 39.00541 60.99459

8 0.043940 41.86904 58.13096

9 0.045637 46.09314 53.90686

10 0.045954 45.68251 54.31749

Sumber: Data Dioleh Eviews 10, 2019

Pada periode ke-2 PDB ADHK memberikan kontribusi sebesar 41,09% dan seterusnya mengalami

penurunan sampai periode ke-5. Pada periode ke-6 shock PDB ADHK terhadap jumlah kunjungan

wisman mengalami peningkatan sampai pada periode ke-9. Pada periode ke-10 kembali mengalami

penurunan dengan besar shock 45,68%.

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

Hubungan Antara Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan

Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh variabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara bersifat tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi namun sebaliknya pertumbuhan ekonomi mempengaruhi jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Triani dan Bandesa

(2018) dalam penelitiannya dikarenakan tingginya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara belum

tentu seimbang dengan tingkat pengeluaran wisatanya sehingga tidak berpengaruh terhadap

permintaan barang dan jasa pada sektor produksi ekonomi lokal.Sesuai dengan hasil penelitian oleh

Kyophilavong dkk, (2017) tidak ditemukannya kesamaan pergerakan jangka panjang antara jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia disebabkan karena

pariwisata hanyalah bagian dari pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan

kausalitas satu arah dimana pertumbuhan ekonomi mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara. Peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi disuatu negara akan memberikan

dampak terhadap pengembangan dan pembangunan kualitas pariwisata di Indonesia, semakin

berkualitas pariwisata di Indonesaia maka akan menambah perspektif baik terhadap pariwisata

nasional serta mampu meningkatkan permintaan sehingga mampu menambah jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara ke Indonesia. Hal ini terjadi sesuai dengan teori (economic driven tourism

growth hypothesis), yang menganggap pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ekspansi pariwisata

(Nizar, 2011) serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kyophilavong dkk, 2017), (Chou

2013), dan (Antonakakis dkk, 2015).

E.KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitihan mengenai analisis pengaruh sektor pariwisata terhadap pertumbuhan

ekonomi pada tahun 1969-2017 maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. PDB ADHK dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia tidak memiliki

persamaan pergerakan dalam jangka panjang karena pariwisata hanyalah bagian dari

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Masih banyak sektor produksi yang memiliki potensi

jangka panjang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2. PDB ADHK dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara memiliki hubungan kausalitas satu

arah dimana PDB ADHK menyebabkan perubahan terhadap jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara. Hal ini sesuai dengan pola hipotesis pertumbuhan pariwisata yang digerakkan

oleh pertumbuhan ekonomi (economic driven tourism growth hypothesis). Selain itu

peningkatan yang terjadi pada pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada peningkatkan modal

pembangunan infrastruktur dan sumberdaya dibidang pariwisata di Indonesia sehingga

membuat kualitas pariwisata Indonesia semakin membaik dan menyebabkan peningkatan

terhadap permintaan pariwisata sehihngga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara yang datang ke Indonesia.

3. Dilihat dari hasil analisis Impluse Response Function (IRF) PDB ADHK memiliki dampak atau

shock kepada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dengan goncangan yang relatif stabil

dan meningkat hingga periode ke-10. Sedangkan untuk analisis variance decomposition

fluktuasi yang terjadi pada PDB ADHK memiliki dampak atau shock kepada jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara lebih banyak dijelaskan oleh perubahan dirinya sendiri dibandingkan

yang mempengaruhinya ketika adanya shock.

Saran

Berdasarkan hasil penelitihan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

1. Pemerintah harus memperhatikan sektor unggulan dalam perekonomian demi mendukung

perkembangan yang terus menerus terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai modal untuk

pembangunan infrastruktur pariwisata dan kualitas sumberdaya pariwisata untuk menarik

minat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia.

2. Pemerintah harus memiliki strategi yang tepat dalam menarik investor asing masuk ke

Indonesia sehingga mampu meningkatkan pendapatan ekonomi untuk pembangunan pariwisata

dan meliberalisasikan sektor pariwisata Indonesia kepada penduduk asing yang berinvestasi ke

Indonesia.

3. Pemerintah sebaiknya mengatur strategi kebijakan antar pemangku kepentingan dalam

mendorong pendapatan sektor ekonomi bidang pariwisata agar pertumbuhan sektor pariwisata

juga mampu berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

4. Dikarenakan keterbatasan penelitian diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat

menambahkan variabel lainnya yang berhubungan sektor ekonomi pariwisata. Sehingga dapat

memberikan gambaran yang lebih luas mengenai faktor apa saja dalam sektor pariwisata

wancanegara yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Agusalim, Lestari. 2015. Pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pedapatan dan desentralisasi di

Indonesia, Vol.20, (No.1) : 53–68.https://www.researchgate.net/publication/309666829_ Pertum

buhan_Ekonomi_Ketimpangan_Pedapatan_Dan_Desentralisasi_Di_Indonesia diakses pada 8

Oktober 2018.

Amnar, Shakhibul., Said,Muhammad, dan Mohd, Nur Syechalad. 2017. Pengaruh pariwisata terhadap

pertumbuhan ekonomi di Kota Sabang. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia. Vol.4 :

13–22. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/ EKaPI/article/view/8508 diakses pada 10 Oktober 2018.

Amri, Khairul. 2017. Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan : Panel Data 8

Provinsi Di Sumatera. Jurnal Ekonomidan Manajemen Teknologi, Vol.1, (No.1). http://journal.le

mbagakita.org/index.php/emt/article/download/22/ 18 diakses pada 15 Oktober 2018.

Antonakakis, Nikolaos., Mina, Dragouni., dan George, Filis. 2015. How strong is the linkage between

tourism and economic growth in Europe ? Economic Modelling Journal, Vol.44 : 142–155.

Https://Doi.Org/10.1016/J.Econmod.2014.10.018 diakses pada 1 Oktober 2018.

Apriadi, Intan., dkk. 2017. Kompetisi dan stabilitas perbankan di Indonesia suatu pendekatan analisis

Panel Vector Autoregression. Jurnal Manajemen, Vol.XXI, (No.1) : 33–54. https://www. research

gate.net/publication//321184217_Kompetisi dan _Stabilitas_ Perbankan_di_ Indonesia_Suatu_

Pendekatan_Analisis_Panel_Vector_Autoregression diakses pada 27 November 2018.

Arifianto, Wildan dan Imam, Setiyono. 2013. Pertumbuhan ekonomi, Terhadap Distribusi Pendapatan

di Indonesia, Vol.1, (No.3). http://jurnal mahasiswa.Unesa .ac.id/index.php/jupe/article/view/3595

diakses pada 10 Oktober 2018.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan, Edisi 5.Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2017. Kawasan Pariwisata.https://www.bkpm. go.id/ images/up

loads/whyinvest_file/Greenlab_BKPM_Web_2017_Materi_Download-Pariwisata-Ind_2017

1023.pdf diakses pada 20 Januari 2019.

Badan Pusat Statistika. 2018. Istilah. https://www.bps.go.id/istilah/ diakses pada 30 November 2018.

Badan Pusat Statistika. 2018. Jumlah Wisatawan Asing Ke Indonesia dan Bali.

https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/09/28/jumlah-wisatawan-asing-ke-bali-dan-indonesia-

1969-2018.html diakses pada 20 Januari 2019.

Bassil, C., M, Hamadeh, dan Samara, N. 2015. The tourism led growth hypothesis : the Lebanese case.

Vol.78, (No.1): 43-45https://doi.org/10.1108/TR-05-2014-0022 diakses pada 15 Februari 2019.

Beik, Irfan Syauqi dan Winda,Nur Aprianti. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Pembiayaan Bank Syariah Untuk Sektor Pertanian Di Indonesia. Vol.13, (No.1):19-36.

http://ejurnal.litban.pertanian.go.id/ index.php/jae/article/ view/4001 diakses pada 20 Januari

2019.

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

Chou, M. C. 2013. Does Tourism Development Promote Economic Growth In Transition Countries ?

A panel data analysis. Economic Modelling, Vol.33: 226-232. https://doi.org/10.1016/j.econm

od.2013.04.024 diakses pada 15 Februari 2019.

Departemen Statistik Bank Indonesia. 2003. Informasi dasar metadata. https://www.bi.go.id/ diakses

pada 30 November 2018.

Diana, Marisa., Dwi, Sulistiowati, dan Syamsul, Hadi. 2017. Analisis sektor ekonomi unggulan di

Provinsi Maluku Utara. Vol.1 : 400–415. http://ejournal.umm.ac.id/ index.php/jie/article/view/ 62

80 diakses pada 16 Oktober 2018.

Gunawan, AS., DJamhur, Hamid., dan Maria Goretti, Wi Endang N.P. 2016. Analisis pengembangan

pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat (Studi pada wisata religi gereja puhsarang kediri).

Jurrnal Administrasi Bisnis, Vol32, (No.1): 1–8. http:// administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

/index.php/jab/ article/view/ 1231 diakses pada 10 Oktober 2018.

Kementerian Pariwisata RI. 2018. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan. http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 10 Oktober 2018.

Kementerian Pariwisata RI. 2018. Keunikan Indonesia. http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 24

Februari 2019.

Kementerian PPN / Bappenas RI. 2016. Pembangunan Pariwisata Tahun 2017. http://www. Bappenas.

go.id/ diakses pada 24 Februari 2019.

Kementerian Pariwisata RI. 2017. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016.

http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 10 Oktober 2018.

Kementerian Pariwisata RI. 2018. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2017.

http://www.kemenpar.go.id/ diakses pada 10 Oktober 2018.

Kum, H.,A., Aslan., dan M, Gungor. 2015. Tourism and Economic Growth : The Case of Next-11

Countries. Vol.5, (No.4): 1975-1081. http://dergipark.gov.tr/download/ article-file/363129 diakses

pada 5 Februari 2019.

Kyophilavong, P., Gallup, J. L., Charoenrat, T., dan Nozaki, K. 2018. Testing tourism-led growth

hypothesis in Laos. Vol.73, (No.2): 242–251. https://doi.org/ 10.1108/TR-03-2017-0034 diakses

pada 15 Februari 2019.

Manek, Marianus dan Rudai, Badrudin. 2016. Pengaruh pendapatan asli daerah dan dana perimbangan

terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Vol.17,

(No.2): 81–98. http://journal.stimykpn.ac.id/index. php/tb/article/view/49 diakses pada 12

Oktober 2018.

Maramis, Christie NJ. 2013. Analisis pertumbuhan ekonomi, konsumsi, investasi, dan ekspor neto di

Indonesia dan Sulawesi Utara sebelum dan sesudah krisis finansial global tahun 2008. Jurnal

Emba, Vol.1, (No.4): 1431–1443. https:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/2922

diakses pada 15 Oktober 2018.

Mudrikah, Alfiah., dkk. 2014. Kontribusi sektor pariwisata terhadap GDP indonesia tahun 2004-2009.

Economics Development Analysis Journal, Vol.3, (No.2) : 362–371. https://journal.unnes.ac.id sj

u/index.php/edaj/article/view/3844 diakses pada 10 Oktober 2018.

Nasution, Yenni SJ. 2015. Analisis Vector Autoregression (Var) terhadap hubungan antara BI rate dan

inflasi. Vol.1, (No.2): 80–104. http://e-journal.perpustakaan stainpsp.net/index.php/at-ijaroh /artic

le/download/99/pdf_14 diakses pada 27 November 2018.

Nasution, Rozaini. 2003. Teknik sampling. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf

diakses pada 30 November 2018.

Nizar, Afdi Muhamad. 2011. Tourism effect on economic growth in Indonesia. http://mpra.ub.uni-

muenchen.de/65628/ diakses pada 27 November 2018.

Nursyamsi. 2015. Hubungan Kausalitas Antara Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah. http://repository.ub.ac.id/107895/

diakses pada 15 Januari 2019.

Oh, Chi-Ok. 2005. The contribution of tourism development to economic growth in the Korean

economy, Jurnal Tourism Management. Vol.26: 29-44 39–44. https//doi.org/10.1016/j.tourman.

2003.09.014 diakses pada 15 Februari 2019.

Pitana, I Gede dan I Ketut, Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: C.V Andi

Offset.

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN SEKTOR PARIWISATA TERHADAP …

Prok, Kristovel. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara selama

periode otonomi daerah 2001-2013. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiens, Vol.15, (No.3) : 1–15.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie /article/download/8758/8319 diakses pada 12 Oktober

2018.

Rodriguez Perez, Jorge V., Francisco, Ledesma Rodríguez., dan María, Santana Gallego. 2015. Testing

dependence between gdp and tourism growth rates, Vol.48 : 268–282. Https://Doi.Org/10.1016/J.

Tourman.2014.11.007 diakses pada 1 Oktober 2018.

Rosita, Musliha, Karim dan Nasrul, Haq. 2016. Strategi pemerintah dalam peningkatan Destinasi

Manajemen Organisasi ( DMO ) pariwisata di Kabupaten Tana Toraja. Jurnal Administrasi

Publik, Vol.2, (No.1). https://journal.unismuh.ac..id/index.php/kolaborasi/article/view/879 diakses

pada 15 Oktober 2018.

Saputra, Adi. 2018. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Tanjung

Kecamatan Koto Kampar Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Vol.5, (No.1) : 1–15.

https://media.neliti.com/media/publications/206589-partisi pasi-masyarakat-dalam-pengemban

gan.pdf diakses pada 15 Oktober 2018.

Siyoto, Sandu dan Ali, Sodik. 2015. Dasar METODElogi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media

Publishing.

Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kansius.

Subardini. 2017. Analisis kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi, Vol. 1, (No.2) : 102–114.

https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/niaga/ article/view/815 diakses pada 10 Oktober 2018.

Sukirno, Sadono. 2017. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan.

Jakarta:Kencana.

Sulistiana, I., Hidayati dan Sumar. 2017. Model Vector Auto Regression ( VAR ) And Vector Error

Correction Model ( VECM ) Approach For Inflation Relations Analysis , Gross Regional

Domestic Product ( GDP ), World Tin Price , Bi Rate And Rupiah Exchange Rate. Jurnal

Ekonomi dan Bisni. http://ojs.ijbe-research . com/index.php/IJBE/article/view/46 diakses pada 16

Januari 2019.

Sun’an, Muammil. 2015. Ekonomi Pembangunan. Bekasi:Mitra Wacana Media.

Supartoyo, YH., Jen, Tatuh, Recky, H. E. Sendouw. 2013. The economic growth and the regional

characteristics : the case of Indonesia: 3–19. https://www.bmeb-bi.org/index.Php/BEMP/article/

view/34 diakses pada 16 Oktober 2018.

Tang, Foon Chord an dan Salah,Abosedra. 2014. The impacts of tourism, energy consumption and

political instability on economic growth in the MENA countries. Energy Policy Journal. Vol,68 :

458–464. Https://Doi.Org/10.1016/J.Enpol./J. Enpol.2014.01.004 diakses pada 1 Oktober 2018.

The World Bank. 2019. GDP (constan 2010 US$ Indonesia). https://data.worldbank.org/indicator/ NY.

GDP.MKTP.KD?locations=ID diakses pada 20 Januari 2019.

Tugcu, CT. 2014. Tourism and economic growth nexus revisited : a panel causality analysis for the case

of the Mediterranean Region. Tourism Management Journal, Vol.42 : 207–212. Https://Doi.Org/

10.1016/J.Tourman.2013.12.007 di akses pada 1 Oktober 2018.

Triani, Ni Komang Devi Sandat. 2015. Pengaruh Jumlah Wisatawan, Pajak, dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertmbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Mayarakat Di Provinsi Bali.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. (No.5), 955-988. http://ejournal.https://ojs.unud.ac.id/index

.php/eep/article/view/z388 01/23 017 diakses pada 10 Maret 2019.

Utomo, TA., Bambang, DY., dan Fauji, JA. 2017. Aplikasi sistem informasi geografis berbasis web dan

android untuk pemilihan jalur alternatif menuju tempat pariwisata (Studi Kasus: Kota Wisata

Cibubur Dan Jungleland, Kabupaten Bogor). Jurnal Geodesi Undip, Vol.6, (No.2) : 1–11.https://

ejournal3.undip.ac.id/ index.php/geodesi/article/view/16250 diakses pada 15 Oktober 2018.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia.

Yudistira, Cokorda Bagus, Wayan Sumarjaya, dan Luh Putu Ida Harini. 2018. Kausalitas kontribusi

industri pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan terhadap pertumbuhan ekonomi. E-Jurnal

Matematika, Vol.7, (No.4) : 330-338. https://doi.org/10.24843/MTK.2018.v07.i04.p222 diakses

pada 10 Februari 2019.