Page 1
ANALISIS FAKTOR PENDORONG SISWA
MELANJUTKAN SEKOLAH KE JENJANG SMK
( Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan
Pada Jenjang SMK di Desa Cidokom )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nikiwan Saputra
NIM : 11150150000074
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
Page 2
Nama
NIM
Jurusan/Konsentrasi
Alamat
SURAT PERNYATAAN KARYA ILⅣ IIAⅡ
Yang bertanda tangall di bawah ini:
Nikiwan Saputra
ll150150000074
Pendidikan IPS/Sosiologl
:Dr.Abdul Rozak,M.Si:196909081996031004
:Dr.H.Nurochm,MM:195907151984031003
KPo Cidokom RT 01/01 Desa Cidokolll Kccalllatan
Gunung Sindur Kabupaten Bogor.
ⅣIENYATAKAN DENGAN SESUNGGUⅡ NYA
Bahwa skHpsi yang beゴ udul Analsis Faktor Pendorong Siswa ⅣIelattutkan
Sekolah Ke Je】 可ang SPIIK adalah benar hasil karya sendi五 di bawah bimbingan
dosen:
Nalna Pembilnbing I
NIP
Nalna Pembilnbing II
NIP
Jualsan/Konsentrasi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan S osial/Sosiolo gi
Dengan surat pernyataan yang saya buat dengan sesunggunya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasii karya
sendiri.
Jakarta,27 Januan 2020
11150150000074
Page 3
LEMBAR PERSETUJUAN PEⅣ IBIⅣIBING SKRIPSI
Analsis Faktor Pendorollg Siswa ⅣIelanintkan sekolah Ke Jenjang SⅣIK
(Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang ⅣIenelmpuh Pendidkan Pada Je】 可ang
SⅣIK di Desa Cidokonリ
SkHpsi
Dttukan Kcpada Fakultas lhu Tarbiyah dan Keguruanunmk Melnenuhi Salah
Satu Persyarttan Memperoleh Gelar Sttana PCndidikan(S.Pd)
Oleh:
NШwan SaputraNIⅣI:11150150000074
Menyetujui,
Pembimbing II
Dr.Abdul Rozak,MoSiNIP.196909081996031004
Dro Ho Nurochim.MoM.NIP.195907151984031003
PROGRANIISTUDI TADRIS ILⅣ IU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTASILⅣ IU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAPI NEGERISYARIF ⅡIDAYATULLAⅡ JAKARTA
2020
Page 4
LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi bery'udul "Analisis tr'aktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang SMK
(Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan Pada Jenjang SMK di Desa
Cidokom)" disusun oleh Nikiwan Saputra, NIM 11150150000074, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan telah dinyatakan sah sebagai karya tulis ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta,27」anual■ 2020
Yang Mengesahkan
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
イDro Abdul Rozak.MoSi.
NIP.196909081996031004
Dr.Ho Nurochim.M.M.
NIP.195907151984031003
Page 5
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul
"Analisis Faktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang SMK
(Studi Kasus Pada Siswa Yang sedang Menempuh Pendidikan pada Jenjang
SMK di Desa Cidokom)" yang disusun oleh Nikiwan Saputra, NIM.
11150150000074, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.
Jakarta,27 Januan 2020.
Mengetahui,
Pembimbing II
イDro Abdul Rozak,MoSi
NIP.196909081996031004Dr.Ho Nurochim,M.M.
NIP.195907151984031003
Page 6
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul "Analisis Faktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke
Jenjang.srirk (Studi. Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh pendidikan
Pada Jenjang sMK di Desa cidokom)" oleh Nikiwan Saputra, NIM
11150150000074, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan t.elah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqosah pada targgal 20 Febru ai 2020 dlhadapan dewan penguji.
Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (sl) dalam bidang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta,20「 ebruari 2020
Panitia IIjian ⅣIunaqosah
Tanggal TandaTanganKetua Sidallg(Ketua Jurusan P.IPS)
Dr.IwanPurwalltO.Ⅳ I.PdNIP.197304242008011012
Sekretaris,idang(Sekretari,JuruSan P.IPS)
Andri Noor Ardiansyah.M.SiNIP.198403122015031002
Dosen Pengtti I
Dr.IwanPurwantoo M.PdNIP。 197304242008011012
Dosen Pengull II
Dr.Muhammad Arit M.Pd.NコP.197006061997021002
Dekan FakultasUIN
%t-^'
kO/o,-2020
〔%ぅ
ウ場
dan KegurudnJakarta
Mengetahui
1998032001
Page 7
i
ABSTRAK
Nikiwan Saputra, Analisis Faktor Pendorong Siswa Melanjutkan Sekolah Ke
Jenjang Smk (Studi Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan
Pada Jenjang SMK di Desa Cidokom). Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Latar belakang penelitian ini adalah karena maraknya siswa yang lebih
tertarik melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK ketimbang SMA setelah
tamat SMP/MTs. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang
kenapa siswa-siwa tersebut memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke
jenjang SMK dan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan seorang siswa melanjutkan pendidikannya ke
jenjang SMK di Desa Cidokom RT 01/01 Kecamatan Gunung Sindur. Informan
dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan menggunakan purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pengumpulan data
melalui observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang siswa
memutuskan melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK adalah karena adanya
faktor dorogan dari keluarganya dan teman sebayanya. Kemudian didapati bahwa
faktor keluarga adalah faktor utama seorang siswa memutuskan untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK dan kemudian keputusan seorang
siswa tersebut diperkuat dengan adanya ajakan dari teman sebayanya untuk
melanjutkan pendidikan selanjutnya ke jenjang SMK.
Kata Kunci : Pendidikan, Siswa, Latar Belakang, Faktor
Page 8
ii
ABSTRACT
Nikiwan Saputra, Analysis of Factors that Encourage Students to Continue
School to Middle School (Case Study of Students Attending Education at the
Vocational School Level in Cidokom Village). Thesis Department of Social
Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The background of this study is due to the rise of students who are more
interested in continuing their education to the vocational level rather than high
school after graduating from junior high / MTs. The purpose of this study is to
determine the background why these students decide to continue their education
to the level of vocational school and to find out what are the factors that can
influence a student's decision to continue their education to the level of vocational
school in Cidokom Village RT 01/01 Gunung Sindur District. Informants in this
study amounted to 5 people using purposive sampling. This study uses descriptive
qualitative methods and data collection through observation. The results showed
that the background of students deciding to continue their education to the
vocational level was due to the dorogan factor from their family and peers. Then
it was found that the family factor is the main factor a student decides to continue
his education to the level of vocational school and then the decision of a student is
strengthened by the invitation of his peers to continue further education to the
level of vocational school.
Keywords: Education, Students, Background, Factors
Page 9
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat, hidayah, dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW,
keluarga, sahabat, serta umat-Nya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas selesainya
skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Abdul Rozak M.Si, selaku dosen pembimbing satu yang mana telah
meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,
kritik, dan saran bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
5. Dr. Nurochim M.M, selaku dosen pembimbing dua yang juga telah
meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,
kritik, dan saran bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Orang tua yang saya sayangi serta selalu memberikan motivasi dan
mendukung saya dalam mengerjakan skripsi yaitu Bapak Kiyato dan Ibu
Sukini, juga terimakasih kepada adik kandung tercinta saya, Niya Astuti
yang memberikan motivasi serta dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.
Page 10
iv
8. Teman-teman Rispek Mania, Tomi Rizki Akbar, Reza Dian Fadilla,
Faqihudin yang selalu memberikan dukungan dan perhatianya untuk
senantiasa memotivasi penulis mengerjakan skripsi, juga terimakasih selalu
memberikan semangat.
9. Teman-teman Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya
kelas Sosiologi yang selalu memberi warna dalam kegiatan perkuliahan.
10. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS
11. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat
12. Kakak-kakak Senior Jurusan Pendidikan IPS yang selalu memberikan
dukungan dalam penulis mengerjakan skripsi, juga terimakasih sudah
memberikan semangat.
13. Kepada partisipan (Siswa dan Siswi SMK di Desa Cidokom RT 01/01) yang
telah meluangkan waktunya serta mendukung peneliti untuk menyelesaikan
skripsi ini.
14. Teman-teman Kedai Kopiniki yang selalu memberikan dukungan dan
perhatianya untuk senantiasa penulis mengerjakan skripsi, juga terimakasih sudah
memberikan semangat.
15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan informasi
yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan.
Jakarta, 27 Januari 2020
Penulis
Nikiwan Saputra
Page 11
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SRKIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SRKIPSI
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ABSTRAK...............................................................................................................i
ABSTRACT.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
BAB II .................................................................................................................... 8
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR............................................. 8
A. Kajian Teori ..................................................................................................... 8
1. Pendidikan ................................................................................................... 8
a. Pengertian Pendidikan.........................................................................................8
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua.....................................................................10
c. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)..................................12
2. Interaksi Sosial .......................................................................................... 13
3. Remaja ....................................................................................................... 16
4. Minat...........................................................................................................20
B. Penelitian Relevan ......................................................................................... 22
C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 27
Page 12
vi
BAB III ................................................................................................................. 28
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 28
1. Tempat Penelitian........................................................................................28
2. Waktu Penelitian..........................................................................................29
B. Metode Penelitian .......................................................................................... 30
1. Jenis Penelitian.............................................................................................30
C. Sumber Data ................................................................................................... 31
1. Data Primer ............................................................................................... 31
2. Objek Penelitian dan Informan.................................................................. 31
3. Instrumen Penelitian .................................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 33
1. Observasi ................................................................................................... 33
2. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview) ............................................ 34
3. Dokumentasi .............................................................................................. 35
E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 35
1. Pengumpulan Data .................................................................................... 35
2. Reduksi Data ............................................................................................. 36
3. Penyajian Data ........................................................................................... 36
4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan ....................................................... 37
F. Rencana Pengujian Keabsahan Data Penelitian ............................................. 37
1. Meningkatkan ketekunan Pengamatan ...................................................... 37
2. Triangulasi ................................................................................................. 38
3. Member Check .......................................................................................... 38
BAB IV ................................................................................................................. 39
PEMBAHASAN .................................................................................................. 39
A. Data Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan Jenjang SMK .................. 39
B. Informasi Partisipan ....................................................................................... 42
C. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................................. 43
Page 13
vii
1. Latar Belakang Siswa Memutuskan Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke
Jenjang SMK.................................................................................................. 45
2. Faktor Apa Saja Yang Menentukan Seorang Siswa Memutuskan Untuk
Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang SMK .................................................... 48
a. Faktor Keluarga......................................................................................48
b. Faktor Teman Sebaya.............................................................................53
D. Keterbatasan Dalam Penelitian ...................................................................... 62
BAB V ................................................................................................................... 63
PENUTUP ............................................................................................................ 63
A. Kesimpulan .................................................................................................... 63
B. Implikasi..........................................................................................................64
B. Saran .............................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN
Page 14
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian.............................................................. 29
Tabel 3.2 Pedoman Kisi-kisi Instrumen Wawancara..................................... 33
Tabel 3.3 Daftar Kegiatan Observasi............................................................. 34
Tabel 4.1 Data Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan SMK Di RT 01/01
Desa Cidokom................................................................................ 40
Tabel 4.2 Nama Siswa Yang Akan Dijadikan Informan............................... 41
Page 15
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.................................................................................27
Page 16
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambaran Letak Desa Cidokom........................................................28
Page 17
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi
Lampiran 2 Hasil Observasi Terhadap Siswa SMK Di Desa Cidokom RT 01/01
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Hasil Wawancara
Lampiran 5 Dokumentasi
Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 7 Lembar Uji Referensi
Lampiran 8 Biodata
Page 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia jumlah siswa SMK se-Indonesia sampai dengan tahun ajaran
2017/2018 terdapat 5.020.881 siswa. Dimana Provinsi yang paling banyak
peminatan siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK
adalah Provinsi Jawa Barat dengan 969.171 Siswa.1 Dan pada Kabupaten
Bogor sendiri terdapat 97.586 siswa kemudian pada daerah yang akan
dilakukan penelitian yaitu Kecamatan Gunung Sindur terdapat 1365 siswa
yang menempuh jenjang pendidikan SMK.2 Oleh sebab itu pada saat ini
banyak dari siswa-siswa yang telah tamat SMP/MTS yang mulai meminati
melanjutkan pendidikannya ke jalur SMK, terutama pada Kabupaten
Bogor. Dengan alasan yang bermacam-macam mereka mulai meminati
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK.
Dengan kata lain ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi
minat siswa yang telah tamat SMP/MTs untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang SMK. Karena itu dalam hal ini bahwa ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan seorang siswa dalam memutuskan ingin
melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Apakah selepas SMP/MTs
akan melanjutkannya ke SMA, SMK, MA atau pun lain sebagainya,
namun dalam hal ini lebih menyangkut pada siswa yang memutuskan ingin
melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK. Sebab pada masa-masa
memutuskan suatu hal, siswa yang tergolong masih tahapan remaja ini
sangatlah masih amat labil dan mudah sekali terpengaruh. Jadi dalam
tumbuh kembangnya dalam hal memutuskan sesuatu sifat remaja tidak
lepas dari pengaruh faktor internal maupun eksternal.
1 http://datapokok.ditpsmk.net. diakses pada Senin, 15 Januari 2019
2 http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/pd/2/020500. Diakses pada Minggu, 7 April 2019
Page 19
2
Pendidikan sendiri adalah suatu tahap yang harus dilalui setiap
anak-anak hingga orang dewasa mencari ilmu serta menggali potensi yang
terdapat dalam diri. Dahulu, dari tahun 1950 sampai sekitar tahun 1960
“Ilmu pendidikan” dianggap sebagai padanan dari konsep “Pedagogik” ,
yaitu “manusia dewasa”. Dan „kedewasaan‟ diartikan sebagai
“kemampuan mengambil keputusan mengenai dirinya sendiri pula”. Istilah
yang sangat terkenal pada waktu itu untuk menyatakan konsep
kedewasaan ini ialah zelfverantwoordelijke zelfberpaling. Pendidikan
sangat berpengaruh terhadap pola pikir dari setiap individu. Karena
melalui pendidikan kita tidak hanya akan menerima pengetahuan namun
lebih dari itu pendidikan pun dapat memberikan kita bagaimana cara
bersopan santun dan hal-hal yang benar. Pendidikan akan melatih kita
untuk berpola pikir luas, berpandangan terbuka, dan membuat individu
lebih dewasa dalam menyikapi berbagai hal. Dengan pendidikan maka tiap
individu akan mampu merencanakan masa depannya seperti apa dan dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam hidupnya. Pendidikan sangatlah
penting, sebab melalui pendidikan seorang individu dapat membenarkan
pemikirannya yang salah dan memperkokoh keyakinan atas keputusan
yang telah diambilnya. Kenapa? Sebab melalui pendidikan setiap hal yang
akan diambil dan ditentukan individu telah dipikirkan matang-matang dan
bagaimana kedepannya akan dapat dipertanggung jawabkannya. Karena
melalui pendidikan maka individu tersebut telah mendapatkan gambaran-
gambaran yang akan ia terima atau jalani ketika melakukan suatu hal.
Maka kecil kemungkinan individu yang terdidik dengan baik dan benar
menemui kebingungan pada keputusan yang telah diambilnya. Pendidikan
yang baik pun harus dapat membebaskan anak didik serta memfasilitasi
anak didik guna mengembangkan potensi dan bakat yang dimilikinya.
Karena dengan perlakuan yang baik terhadap anak dalam pendidikan,
maka akan ada pertumbuhan anak yang baik pula. Potensi dan bakat yang
terus berkembang dan terasah menjadikan sang anak dapat menata masa
depannya lebih baik.
Page 20
3
Menurut Soekanto dalam buku sosiologi komunikasi, bentuk umum
proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial
yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia.3 Dalam kehidupan masyarakat, interaksi sosial
sangat diperlukan untuk menjaga hubungan baik secara internal maupun
eksternal. Adapun salah satu contoh yaitu pada diri individu masing-
masing dengan membiasakan dan membangun sikap terbuka terhadap
orang lain sehingga memiliki rasa toleransi dalam menjaga hubungan
baik antar sesama dalam kehidupan masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat pun tiap individu memerlukan
suatu interaksi untuk menjadi makhluk sosial. Sebab dengan adanya
interaksi sosial, masyarakat dapat lebih mudah dalam memahami
karakteristik perbedaan yang dimiliki masyarakat yang lain sehingga
dengan hal ini, dapat meminimalisir akan adanya konflik sosial atau hal-
hal yang dapat memunculkan suatu pertentangan di dalam masyarakat.
Setuju dengan rumusan H. Bonner dalam bukunya, Social Psichologi,
yang dalam garis besarnya berbunyi sebagai berikut: interaksi sosial
adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Definisi ini menggambarkan
kelangsungan timbal-baliknya interaksi sosial antara dua atau lebih
manusia itu.4 Kemudian dapat diketahui bahwa setiap individu dapat
dipengaruhi oleh individu lainnya dan akan terbentuk perilaku individu
dalam kehidupan bermasyarakat yang lahir dari adanya proses interaksi
sosial. Dalam hal ini, sering terjadi terutama antar teman sebaya yang
memiliki solidaritas sosial yang tertanam pada masing-masing individu.
3 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2006), hlm. 55. 4 W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung : Eresco, 1996) Cet. 13, hlm. 57.
Page 21
4
Manusia dalam kehidupannya tidaklah bergantung pada diri
sendiri. Oleh sebab itu hakikatnya manusia diwajibkan dapat berinteraksi
soisal dengan lingkungannya agar menciptakan proses adaptasi yang
sempurna. Karena setiap tindakan atau aktifitasnya pasti membutuhkan
bantuan dari orang lain. Seperti yang terkandung dalam ayat Al-Qur‟an
surat At-Taubah ayat 71:
بعضهم أولياء بعض يأمرون بٲلمعروف وٱلمؤمنىن وٱلمؤمنت
وينهىن عه ٱلمنكر ويقيمىن ٱلصلىة ويؤتىن ٱلزكىة ويطيعىن ٱلله
ورسىلهۥ أولئك سيرحمهم ٱلله إن ٱلله عزيز حكيم
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S At-Taubah ayat 71).5
Dari hal di atas bahwasannya kita mengetahui bahwa interaksi
sosial antar manusia sangatlah diperlukan dan sangatlah penting. Karena
pada dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa
hidup dengan sendirinya. Oleh sebab itu manusia dihadapkan pada kondisi
bahwa meraka harus dapat berinteraksi sosial antar individu dengan
individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Bukan perkara hanya sebatas kewajiban bahwa manusia harus ber interaksi
sosial agar manusia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan
sempurna dan tidak gagal beradaptasi bahkan dalam Al-Qur‟an pun Allah
SWT sangat menganjurkan bagi manusia saling membantu saudaranya
sesama mukmin dan Allah akan memberikan rahmat dan karunia –Nya.
5 http://khalifahcenter.com/q9.71. diakses pada Senin, 7 Mei 2018.
Page 22
5
Oleh karenanya terkadang interaksi sosial dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang sampai kepada keputusan seseorang dalam
pengambilan sebuah keputusan dan tak jarang itu adalah keputusan dalam
memilih sekolah. Terlepas interaksi yang bagaimana, terkadang interaksi
sosial berperan penting dalam mempengaruhi seseorang dalam
menentukan pilihannya dalam hal ini berkaitan tentang minat siswa yang
telah tamat SMP/MTs. Dan tak kalah pentingnya ada beberapa individu
yang dapat terdorong kemauannya dalam hal ini minat melanjutkan
pendidikan ke jenjang SMK yang di pengaruhi oleh dirinya sendiri yang
mempunyai cita-cita atau impian yang sudah direncanakan maupun atas
dasar terpengaruh dari lingkungan sekitarnya seperti keluarga, teman
sebaya, maupun lingkungan tempat berosisalisasi lainnya.
Kemudian dari pada itu masa-masa remaja seperti yang diketahui
pun adalah masa-masa dimana proses pengambilan keputusannya masih
sangat labil. Terkadang dapat mengambil dan membuat keputusannya
sendiri namun terkadang pula hasil dari keputusannya tergantung dari luar
(orang lain). Maka dapat dikatakan pada masa-masa remaja faktor-faktor
ini (internal maupun eksternal) sangat tidak dapat ditebak. Tak dapat
dipungkiri pada hal yang menyangkut peminatan melanjutkan sekolah pun
tak terlepas dari kedua faktor tersebut. Entah remaja tersebut memang
sudah merencanakan untuk masuk SMK dan mempunyai cita-cita atau
impian yang sejalur dengan jurusan yang akan Ia ambil di SMK atau bisa
juga minat remaja tersebut dipengaruhi oleh luar dirinya yang mendorong
siswa untuk memutuskan melanjutkan sekolah ke jenjang SMK yaitu
lingkungan sekitarnya, seperti : keluarga, teman sebaya, maupun
lingkungan tempat tinggalnya. Dan oleh sebab itu maka untuk mengetahui
faktor apa saja yang mempengaruhi pendorong siswa memilih melanjutkan
sekolah ke jenjang SMK kita harus memahaminya. Sebab seperti yang
sebelumnya telah dipaparkan masa-masa remaja adalah masa dimana
seorang siswa terkadang masih labil.
Page 23
6
Di Desa Cidokom khususnya di RT 01/01 sedang maraknya tingkat
minat siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK. Maka dari itu
keinginan untuk mengetahui lebih jelas tentang apa faktor yang melatar
belakangi hal tersebut, yang menurut peneliti menarik untuk diteliti dengan
menjadikan sebagai skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR
PENDORONG SISWA MELANJUTKAN SEKOLAH KE JENJANG
SMK”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya edukasi tentang bagaimana pendidikan jenjang selanjutnya
guna mencapai cita-cita seorang siswa.
2. Maraknya fenomena pergaulan yang hanya sebatas lingkup kecil yang
berpengaruh pada pola pikir tentang pengambilan keputusan jalur
pendidikan.
3. Latar belakang mengapa minat siwa dalam melanjutkan sekolah hanya
terbatas pada jenjang sekolah SMK.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas,
maka masalah yang diteliti dibatasi pada:
1. Cara pengambilan keputusan siswa dalam menentukan pilihan sekolah
pada tahap selanjutnya apakah ada kaitannya dengan interaksi sosial
dengan lingkungannya atau tidak.
2. Faktor yang melatar belakangi seorang siswa memutuskan untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang SMK ?.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
dan pembatasan masalah, maka permasalahan ini dirumuskan sebagai
berikut:
Page 24
7
1. Faktor apa saja yang melatar belakangi seorang siswa memutuskan
untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK ?.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan seorang siswa
memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK.
2. Untuk mengetahui apakah ada atau tidak faktor yang dominan pada
siswa dalam menentukan keputusan ingin melanjutkan sekolah ke
jenjang SMK.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan sosial khususnya tentang
pengetahuan, dampak dan analisis interaksi sosial dikalangan remaja
dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengetahui
faktor apa saja yang menentukan seorang siswa memutuskan untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang SMK ?
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi
tentang faktor apa saja yang menentukan seorang siswa
memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya.
Page 25
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dari pengertian Kamus terlihat bahwa
melalui pendidikan; satu, orang mengalami pengubahan sikap dan
tata laku; dua, orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang
dalam sikap dan tata laku; tiga, proses pendewasaan ini dilakukan
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia tersebut juga dapat dipahami bahwa pendidikan
merupakan proses, cara, dan perbuatan mendidik.1 Jelas, dengan
pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) maka melalui pendidikan seseorang dapat melakukan proses
pengubahan sikap dan perilaku dengan cara adanya peatihan maupun
pengajaran yang dilakukan secara berulang secara baik dan benar.
Kini ditengah kemajuan teknik, ekonomi, dan globalisasi,
sekolah bukanlah satu-satunya tempat belajar. Sekolah demikian
juga institusi pendidikan lainnya untuk dapat bertahan hidup, dimana
pun jua dan kapan pun jua senantiasa, orang harus belajar terus-
menerus. Ia harus belajar ditempat kerjanya, dan dalam hampir
setiap langkah perjalanan hidupnya. Terlebih ia harus belajar ketika
tempat dan pegangan yang dikiranya sudah mapan tiba-tiba guncang
1 Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2011), hal. 8.
Page 26
9
karena pesatnya kemajuan dan mendadaknya perubahan.2 Dengan
demikian pendidikan itu sendiri dapat dikatakan bahwa pendidikan
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Entah itu pada lingkup
kecil seperti dalam keluarga maupun pada lingkup yang lebih luas
seperti lingkungan masyarakat.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.3 Dengan demikian telah dijelaskan bahwa dalam
Undang-Undang pun pendidikan adalah sebuah usaha dimana
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya dengan terencana dan secara sadar demi dapat menata masa
depan yang lebih baik untuk dirinya.
Di masa depan pendidikan kita akan terjamin jika tanggung
jawab pendidikan itu tidak dipikulkan melulu pada bahu sekolah.
Dengan kata lain pendidikan harus dikembalikan kepada masyarakat,
dan anggota masyarakat ikut bersama-sama memikul tanggung
jawab itu.4 Oleh karenanya pendidikan harus dapat menjadi kan
setiap individu menyadari akan perannya pada lingkungan
masyarakat. Sebab dengan mampunya setiap individu menjalankan
perannya di masyarakat, maka akan terciptanya kondisi sosial yang
jauh lebih baik dari sebelumnya. Dengan semua pihak dalam
lingkungan berperan dalam mendidik satu sama lain, maka jelas
2Sindhunata, Menggagas paradigma baru pendidikan Demokrasi, Otonomi, Civil Society,
Globalisasi (Yogyakarta : Kanisius, 2000), hal. 9. 3https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf
diakses pada 23 September 2019 4 Sindhunata, op.cit., hal. 13.
Page 27
10
bahwa pendidikan dapat dilakukan dimana saja tak hanya pada
sekolah saja.
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Pendidikan, Fuad
Ihsan mengatakan bahwa “Tingkat atau jenjang pendidikan adalah
tahap pendidikan yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan
pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran”. Kemudian
seperti yang telah tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun
2003 Pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa jenjang
pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan
jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah
ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah
menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau
bentuk lain yang sederajat.
Menurut Fuad Ihsan “Pendidikan dasar adalah pendidikan
yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan
sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah”. Pendidikan
menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah
menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah
kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk
lain yang sederajat seperti yang termuat pada Undang-undang No. 20
Tahun 2003 Pasal 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
“Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan
Page 28
11
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan
sosial budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan” (Fuad
Ihsan, 2003: 23).5
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (Undang-undang
No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tingkat
Pendidikan Orang Tua adalah tingkat pendidikan menurut jenjang
pendidikan yang telah ditempuh, melalui pendidikan formal di
sekolah berjenjang dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat
yang paling tinggi, yaitu dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan
Tinggi.6
Dengan definisi tentang pendidikan di atas maka pendidikan itu
sangatlah penting. Salah satu elemen penting dari pendidikan adalah
sekolah. Sekolah adalah salah satu elemen penting dari pembentukan
karakter seseorang. Dimana pada tahap menekuni pendidikan di
sekolah seseorang akan menemukan hal-hal baru pada kehidupannya.
Pada sekolah pun seseorang dituntut untuk dapat ikut dan
berpartisipasi dalam lingkungannya dalam mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya maupun memperoleh keterampilan yang belum
dimilikinya. Karena pada dasarnya pendidikan bersifat sangat
dinamis. Sebab pendidikan kini layaknya nyawa pada manusia. Jika
seseorang tak mendalami dalam dunia pendidikan, maka akan
5 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 18
6 Ibid 23
Page 29
12
berdampak negatif bagi dirinya maupun bagi bangsanya. Oleh karena
itu jika tiap individu sejak dini dibekali dengan fasilitas pendidikan
yang baik maka setiap anak akan mempunyai karakter yang kuat.
Selain disekolah pun pendidikan pun dapat didapatkan pada
lingkungan keluarga. Dan peran penting keluarga terhadap sang anak
belajar atau terdidik dari lingkungan keluarganya pun sangat penting,
sebab awal sebelum anak terjun ke dunia pendidikan sekolah maupun
lingkungan yang lebih luas awal mereka belajar ialah pada keluarga.
Sebab dengan sudah terbekalinya seorang individu sebelum terjun
pada pendidikan pada tahap sekolah, maka akan adanya kelanjutan
tahap pendidikan.
c. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Jenjang pendidikan berkelanjutan akan selalu dilaui oleh
seorang siswa dalam proses tumbuh kembangnya dalam segi proses
pembelajaran. Dimulai dari SD, SMP/MTs, SMA/SMU/SMK,
kemudian tingkat Perguruan Tinggi. Semua layaknya harus dilalui
seorang siswa guna menyempurnakan potensi dan membentuk
karakter yang kuat dalam pribadi seorang anak. Pun begitu dalam
tingkat pendidikan jenjang menengah kejuruan, tiap siswa yang ada
didalamnya akan selalu diarahkan untuk selalu berkembang dan
mengasah kemampuannya dalam segi skill dilapangan pekerjaan
langsung.
Oleh sebab itu pembelajaran di SMK menuntut kerjasama yang
baik antara sekolah dan dunia kerja, terutama dalam
mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu diajarkan
kepada peserta didik di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh
Bonch (1978) bahwa pendidikan SMK harus memberi kesempatan
pada peserta didiknya untuk belajar dalam realita yang sebenarnya;
hanya melalui praktek kerja yang berkesinambungan peserta didik
akan memahami kaitan antara teori yang dipelajari di sekolah dengan
Page 30
13
dunia kerja atau industri. SMK melaksanakan proses pembelajaran
proses pembelajaran yang meliputi kelompok mata pelajaran spesifik
SMK yaitu kelompok mata pelajaran normatif, adaftif, dan produktif.
SMK mempunyai kekhususan yang terletak pada kelompok mata
pelajaran produktif. Mata pelajaran ini dikembangkan dengan
mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI).7
Dengan singkat model pembelajaran pendidikan pada SMK
meliputi : Model Pasar, Model Sekolah, Model Pusat Latihan dengan
Perusahaan, Model Sekolah dan Perusahaan, dan Informal Vocational
Education.
Model Pasar adalah model pembelajaran pendidikan kejuruan
yang dilaksanakan sepenuhnya di industri. Model Sekolah adalah
adalah model pemebelajaran kejuruan yang dilaksanakan
sepenuhnyaoleh pihak sekolah. Model Pusat Latihan dengan
Perusahaan adalah model pembelajaran yang diselenggarakan bersama
antara pusat-pusat pelatihan dan industri. Model Sekolah dan
Perusahaan adalah model pembelajaran yang diselenggarakan bersama
antara sekolah dan perusahaan. Informal Vocational Education adalah
model pembelajaran yang lahir dengan sendirinya, atas inisiatif
pribadi atau kelompok untuk memenuhi keterampilan yang tidak dapat
dipenuhi di pendidikan formal yang ada.8
2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial,
tanpa interaksi sosial tidak ada kehidupan bersama. Bertemunya orang
perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan
hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru
7 Iwan Purwanto. “Kontribusi Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa, Persepsi Siswa dan
Guru Tentang Kompetensi Guru, Terhadap Pengembangan Kecakapan Hidup (Life Skills) Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan”. Penelitian tersebut adalah penelitian untuk Disertasi 2010, hlm 30 8 Ibid, hlm 50
Page 31
14
akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk
mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian
dan lain sebagainya.9 Dimana interaksi sosial di sini diartikan sebagai
tahapan dari seseorang melakukan penyesuaian diri antar individu
maupun individu dengan kelompok. Oleh karena itu jika hubungan
yang terjalin berjalan dengan baik maka individu tersebut maka dapat
dikatakan telah melakukan interaksi sosial yang baik.
Dengan proses sosial kita dimasksudkan “cara-cara interaksi
(aksi reaksi yang dapat kita amati apabila individu-individu dan
kelompok-kelompok bertemu dan mengadakan sistem perhubungan
mengenai cara-cara hidup yang telah ada”. Dengan kata lain : apabila
dua orang atau lebih saling berhubungan (mengadakan interaksi),
maka akan terjadi apa yang dinamakan proses sosial. Proses ini dapat
terjadi antara orang dengan orang, orang dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok. Yang satu memberi dorongan kepada
yang lain, yang dibalas dengan reaksi secara timbal balik.10
Interaksi sosial antar manusia selalu berada dalam proses yang
dinamis. Tanpa adanya proses, interaksi sosial hanya terjadi dari satu
pihak ke pihak lain tanpa meninggalkan kesan apa-apa. Proses-proses
interaksi sosial ini ada empat, yaitu:
a. Pertukaran sosial merupakan proses interaksi sosial yang terjadi
karena ada pertukaran perilaku (verbal/non-verbal) yang bermakna
demi meningkatkan hubungan antara dua pihak. Misalnya,
pertukaran informasi karena kebutuhan untuk saling mengetahui;
b. Kerja sama untuk membentuk kesatuan pola pikir dan pola tindak.
Artinya, dua pihak bekerja sama karena memiliki gagasan yang
sama, atau bekerja sama dalam bentuk fisik;
9 Kimball Young dan Reymond, W. Mack dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 54-55. 10
Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 99.
Page 32
15
c. Persaingan menunjukkan bahwa interaksi sosial terjadi karena
kedua pihak sama-sama menginginkan atau membutuhkan barang
atau jasa yang langka. Apalagi jika barang atau jasa tersebut hanya
ada satu, sehingga kedua pihak harus bersaing untuk
mendapatkannya;
d. Konflik merupakan proses interaksi sosial dimana satu pihak
berjuang melawan pihak lain untuk mencapai tujuan yang dicita-
citakan, atau untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan
dibutuhkannya. Kerap kali proses interaksi sosial yang berbentuk
konflik disertai dengan kekerasan psikologis maupun fisik.11
Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat
itu. Mereka saling bertegur sapa, berjabat tangan, saling berbicara atau
mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan
bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu
muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling bertukar tanda-
tanda, interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan
adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam
perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang
disebabkan oleh misal bau keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan
lain sebagainya. Semua itu menimbulkan kesan di dalam pikiran
seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukannya.12
Oleh karena itu dalam hidup manusia tak kan lepas dari sebuah
interaksi sosial. Dengan kata lain maka interaksi sosial adalah
kebutuhan pokok dari keberlangsungan hidup manusia. Tanpa adanya
suatu proses interaksi sosial yang baik maka seorang individu tak kan
dapat menjalani hidup dengan sempurna. Sebab proses sosial sendiri
terbentuk oleh adanya interaksi sosial terlebih dahulu tidak langsung
11
Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultur (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2005), hal. 129. 12
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1990), hlm. 55.
Page 33
16
tiba-tiba terjadi tanpa sebuah proses. Dengan terjadinya proses
interaksi sosial maka individu akan menjadi pribadi yang utuh sebab
individu merupakan suatu kesatuan yang terpadu dan terorganisasi.
3. Remaja
Pada masa remaja, manusia tidak dapat disebut sudah dewasa
tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan
masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan
antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.
Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa
mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk
golongan orang dewasa. Ausubel mengatakan bahwa kalau status
orang dewasa sebagai status primer, artinya status itu diperoleh
berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri dan status anak adalah
status yang diperoleh yaitu tergantung dari apa yang diberikan orang
tua dan masyarakat, maka remaja ada dalam interim sebagai akibat dari
posisi yang sebagai akibat dari posisi yang sebagian diberikan oleh
orang tua dan masyarakat sebagian melalui usaha sendiri yang
selanjutnya memberi prestise tertentu bagi dirinya.13
Jadi dengan
demikian oleh karena status seorang remaja tidak mempunyai tempat
yang jelas, maka akan ada upaya lebih dari seorang remaja untuk
mendapatkan posisi atau tempat dalam keluarga maupun masyarakat.
Sebab masa remaja adalah masa transisi dari posisi anak-anak menuju
masa kedewasaan.
Masa remaja itu merupakan masa transisi, baik biologis,
psikologis, sosial, maupun ekonomis. Masa remaja merupakan masa
yang penuh dengan gejolak keguncangan. Pada masa ini timbul minat
terhadap jenis kelamin lain secara biologis mampu mempunyai anak.
Relatif anak-anak menjadi lebih bijaksana, lebih rumit, dan bertambah
13
Soetjiningsih, Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya, (Jakarta: CV Agung Seto,
2004), hlm. 45
Page 34
17
pandai membuat keputusan-keputusan. Secara hukum anak-anak
remaja sudah boleh bekerja dan mempunyai hak untuk memberikan
suaranya dalam sesuatu pemilihan seperti pemilihan kepala desa (akhir
remaja. Perkembangan selama masa remaja menyangkut serangkaian
proses, ada yang panjang dan ada yang pendek, ada yang lancar, dan
ada pula yang tersendat-sendat. Ada sementara remaja yang lebih awal
matang, ada pula yang lebih lambat.14
Dengan kata lain seorang remaja
sedang mengalami masa-masa peralihan yang sangat amat penting
dalam hidupnya. Dan seorang remaja akan mengalami perasaan yang
tak karuan, karena akan merasakan bimbang jika dihadapkan pada
suatu keadaan.
Dilihat dari bahasa Inggris "teenager", remaja artinya yakni
manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan
perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan
pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman
memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja
menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence"
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki
tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk
golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau
tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994)
bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004:
53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki
masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai
14
M. Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2017), hlm.
41
Page 35
18
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun
bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja
adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa.
Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka
bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal
senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga,
yaitu:
a. Masa remaja awal, 12 - 15 tahun
b. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
c. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa
remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun,
dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192). Definisi
yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan
Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang
usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.15
Sebenarnya tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara
tepat, karena banyak sekali sudut pandang yang dapat digunakan
dalam mendefinisikan remaja. Kata “Remaja” berasal dari bahasa
15
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja. diakses pada Senin, 7 Mei 2018
Page 36
19
Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity (Golinko,
1984, Rice, 1990 ). Banyak tokoh yang memberikan definisi remaja,
seperti De Brun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dan dewasa 16
. Maka karenanya remaja
adalah masa transisi individu guna mencapai fase kedewasaan.
Papalia dan Olds tidak memberikan pengertian remaja secara
eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja
(adolescence). Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun, Sedangkan Anna
Freud berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam
hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana
pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan.17
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai
siapa remaja secara konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga
kriteria yang digunakan; biologis, psikologis, dan sosial ekonomi,
yakni: (1) individu yang berkembang saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual, (2) individu yang mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi
dewasa, dan (3) terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi
yang penuh kepada keadaan yang lebih mandiri.18
16
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana, 2011), hlm. 219 17
Ibid., hlm. 220. 18
S. Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 11
Page 37
20
Oleh karena itu remaja adalah sebuah fase dimana tumbuh
kembang menuju kedewasaan yang sudah pasti dilalui oleh manusia.
Pada masa-masa ini layaknya sebuah pohon yang sedang bertumbuh,
remaja akan banyak menemui berbagai macam situasi dan kondisi.
Dengan lingkungan yang baik maka pohon tersebut akan tumbuh
menjadi pohon yang sehat dan kokoh. Namun sebaliknya, jika pohon
tersebut berada pada lingkungan yang buruk maka tumbuh kembang
pohon tersebut akan bertumbuh menuju pohon yang cenderung tidak
kokoh dan akan cepat tergerus kearah yang negatif. Maka pada fase
remaja ini tiap individu harus mendapatkan bimbingan dan perhatian
dari lingkungannya. Baik pada lingkungan keluarga, teman
sepermainan, sampai pada lingkungan sekolah. Karena masa-masa
remaja sangat rentan terhadap pembentukan karakter yang cenderung
salah jalan. Dan jika telah salah jalan, maka dampak yang dihasilkan
akan buruk atau negatif.
4. Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minatnya. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal
lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
kemudian.19
Jadi minat sendiri timbul oleh adanya dorongan dari
dalam dirinya sendiri. Minat pula dapat berkembang oleh adanya
pengaruh dari luar dirinya sendiri yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu.
19
Djaali, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta; PT Bumi Aksara ), hlm 121
Page 38
21
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional; Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan
pendidikan formal dilakukan secara berjenjang, dengan batas waktu
tertentu untuk lulusnya. Jenjang Pendidikan sekolah juga telah diatur
dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 14 menjelaskan bahwa
jenjang pendidikan terbagi atas Pendidikan Dasar, Pendidikan
Menengah, dan Pendidikan Tinggi.20
Kemudian menurut Slameto dalam bukunya yang berjudul
belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pun
menggolongkannya menjadi beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
1) Faktor Intern adalah faktor yang di dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor ini meliputi tiga aspek, yaitu:
a) Faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan, cacat tubuh.
b) Faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian, bakat, motif,
kematangan, kesiapan. c) Faktor kelelahan.
2) Faktor Eksternal
20
Undang–Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Beserta Penjelasannya. (Bandung: Citra Umbara, 2003).
Page 39
22
a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah.
c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.21
Oleh karena itu minat sendiri terbentuk tak lepas dari proses
sosial yang dilakukan oleh seorang individu selain atas dorongan dari
dirinya sendiri. Minat sendiri akan terbentuk oleh banyak faktor
tergantung bagaimana individu tersebut. Baik faktor internal maupun
eksternal tiap individu akan berbeda secara pencapaian minatnya. Ada
yang dicapai dengan dorongan atas kemauannya sendiri untuk
melakukan suatu hal dan menggapai cita-citanya. Serta ada pula yang
mencapainya atas dasar dorongan dari luar, seperti : keluarga, teman
sebaya, maupun lingkungan masyarakat yang lebih luas. Sebab minat
sendiri merupakan hasil dari pengalaman dan pembelajaran individu
tersebut dari lingkungannya.
B. Penelitian Relevan
Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang “Analisis Faktor
Pendorong Siswa Memilih Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang SMK (Studi
Kasus Pada Siswa Yang Sedang Menempuh Pendidikan Pada Jenjang
SMK Di Desa Cidokom)”, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian
terhadap penelitian yang relevan yaitu :
21
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, ( Jakarta; PT Bumi Aksara
), hlm 54
Page 40
23
1. Penelitian yang berjudul FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI MINAT SISWA SMP MASUK SMK DI KOTA
PONTIANAK, (Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan data
masing – masing variabel dan analisis regresi yang digunakan untuk
pengujian hipotesis siswa SMP masuk SMK di Kota Pontianak)”,
yang dilakukan oleh Winna Dharmayanti dan Sudji Munadi..
Penelitian tersebut adalah penelitian untuk Jurnal Pendidikan Vokasi.
Penelitian dilakukan pada tahun 2014. Penelitian dilakukan di 12
Sekolah SMP Negeri dan SMP Swasta yang ada di enam Kecamatan
kota Pontianak dilakukan pada bulan Februari 2014 sampai dengan
April 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan
jenis penelitian yaitu ex-post facto. Adapun hasil dari penelitian adalah
Berdasarkan hasil analisis data pen-garuh Pemahaman Diri,
Lingkungan, dan Ci-tra SMK terhadap Minat Siswa SMP Masuk SMK
di Pontianak baik secara parsial maupun secara simultan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Distribusi skor variabel
Minat Siswa SMP Masuk SMK mempunyai kecendrungan
dalamkategori Baik dengan rata-rata nilai 41,79, variabel pemahaman
diri mempunyai kecendrungan dalam kategori baik dengan rata-rata
nilai 39,60, variabel lingkun-gan mempunyai kecendrungan dalam
kategori cukup dengan rata-rata nilai 39,60, variabel citra SMK
mempunyai kecenderungan dalam kategori baik dengan rata-rata nilai
33,84. (2)Pemahaman Diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Minat Siswa SMP Masuk SMK di kota Pontianak ditunjukan dengan
nilai r = 0,753; p = 0,000.(3) Lingkungan Siswa berpengaruh positif
dansignifikan terhadap Minat Siswa SMP Masuk SMK di Kota
Pontianak ditunjukan dengan nilai r = 0,527; p = 0,000. (4) Citra SMK
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Siswa SMP Masuk
SMK di Kota Pontianak ditunjukan dengan nilai r = 0,678; p = 0,000.
(5) Pemahaman Diri, Lingkungan Siswa, dan Citra SMK, secara
Page 41
24
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Siswa
SMP Masuk SMK di Kota Pontianak dengan persamaan regresi Y = -
8,735 + 0,749 X1 + 0,126 X2 + 0,453 X3. Nilai R2 regresi linier
berganda sebesar 0,628. Hal ini berarti ketiga variabel independen,
yaitu Pemahaman Diri (X1), Lingkungan Siswa (X2), dan Citra SMK
(X3) mampu menjelaskan perubahan variabel dependen Minat Siswa
SMP Masuk SMK sebesar 62,8%, sisanya (37,2%) dijelaskan oleh
faktor lain selain pemahaman diri, lingkungan siswa, dan citra SMK.22
2. Penelitian yang berjudul FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE
PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI
SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013, yang dilakukan oleh
Ninuk Indriyanti, Siswandari dan Elvia Ivada. Penelitian tersebut
adalah penelitian untuk Jurnal Pendidikan UNS, Vol. 1, No. 2, Hal 1 s/d
10 dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta tahun 2013 dilakukan
pada bulan Februari 2014 sampai dengan April 2014. Penelitian ini
metode deskriptif eksploratif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, adapun simpulan dari penelitian ini adalah : Ada 7
faktor yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi. Ketujuh faktor tersebut adalah a) faktor potensi
diri yang mewakili variabel bakat dengan indikator pengembangan
bakat dan bakat dalam diri, sikap dengan indikator keaktifan, motivasi
dengan indikator dorongan internal, cita-cita dengan indikator
kemapanan, dan prestasi dengan indikator persaingan akademik. b)
Faktor motivasi yang mewakili variabel kepribadian dengan indikator
keyakinan dan pengembangan diri, prestasi dengan indikator beasiswa,
teman- teman dengan indikator bahan pembicaraan, motivasi dengan
indikator dukungan orang tua, dan sikap dengan indikator usaha. c)
22
Winna Dharmayanti dan Sudji Munadi. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
MINAT SISWA SMP MASUK SMK DI KOTA PONTIANAK”. Penelitian tersebut adalah penelitian
untuk Jurnal Pendidikan Vokasi., 2014
Page 42
25
Faktor ekspektasi masa depan yang mewakili variabel prestasi
dengan indikator tingkat prestasi dan kepribadian dengan indikator
masa depan. d) Faktor peluang yang mewakili variabel cita-cita
dengan indikator jenis pekerjaan, pengalaman dengan indikator
kesuksesan, dan motivasi dengan indikator kemudahan memperoleh
pekerjaan. e) Faktor lingkungan sosial yang mewakili variabel
lingkungan masyarakat dengan indikator persepsi masyarakat, teman-
teman dengan indikator pengaruh teman dan sekolah dengan indikator
guru. f) Faktor situasi dan kondisi yang mewakili variabel keluarga
dengan indikator pendapatan orang tua dan pendidikan orang tua dan
pengalaman dengan indikator pengangguran. g) Faktor institusional
yang mewakili variabel sekolah dengan indikator kurikulum. Faktor
yang paling besar mempengaruhi minat siswa melanjutkan ke
perguruan tinggi adalah faktor potensi diri yang mempunyai eigenvalue
7,974 dan mampu memberikan kontribusi33,225% terhadap minat
siswa melanjutkan pendidikan. Faktor ini terdiri dari variabel bakat
dengan indikator pengembangan bakat dan bakat dalam diri, sikap
dengan indikator keaktifan, motivasi dengan indikator dorongan
internal, cita-cita dengan indikator kemapanan, dan prestasi dengan
indikator persaingan akademik.23
3. Penelitian yang berjudul MINAT SISWA SMP NEGERI
MELANJUTKAN KE SMK DITINJAU DARI SOSIAL
EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN BANTUL Untuk jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Rony
Windarto Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan PPs
UNY. Penelitian tersebut adalah penelitian untuk Jurnal Pendidikan.
Penelitian dilakukan pada tahun 2013. Populasi penelitian ini adalah
siswa kelas IX SMP Negeri tahun ajaran 2012/2013 di Kabupaten
Bantul. Dari populasi di atas diambil 17 SMP sebagai sampel
23
Ninuk Indriyanti. “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi”. Penelitian tersebut adalah penelitian untuk Jurnal Pendidikan UNS., 2013
Page 43
26
penelitian, sehingga sampel penelitian menjadi 364 orang, yang diambil
secara proporsional random sampling. Berdasarkan hasil dan
pembahasan penelitian yang dikemukakan di atas maka kesimpulan
yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan siswa dengan
minat siswa SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan sekolah ke
SMK yang dibuktikan dengan thitung sebesar 2,028 lebih besar dari
ttabel sebesar 1,978 (thitung2,028 > ttabel 1,978) dan nilai r = 0,627
yang mempunyai makna nilai pengaruh tersebut moderate dan paling
dominan mempengaruhi minat siswa ke SMK. Sehingga hipotesis
pertama diterima. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
informasi pendidikan dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul
dalam melanjutkan sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan thitung
sebesar 51,088 lebih besar dari ttabel sebesar 1,978 (thitung51,088 >
ttabel 1,978) dan nilai r = -0,181 yang mempunyai makna nilai
pengaruh tersebut lemah. Sehingga hipotesis kedua diterima. 3.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesejahteraan keluarga
dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan
sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan thitung sebesar -58,538 lebih
besar dari ttabel sebesar 1,978 (thitung58,538 > ttabel 1,978) dan nilai r
= -0,227 116 − Jurnal Pendidikan Vokasi Jurnal Pendidikan Vokasi,
Vol 3, Nomor 1, Februari 2013 yang mempunyai makna nilai pengaruh
tersebut lemah. Sehingga hipotesis ketiga diterima. 4. Terdapat
pengaruh yang signifikan antara pemenuhan keluarga dengan minat
siswa SMP di Kabupaten Bantul dalam melanjutkan sekolah ke SMK
yang dibuktikan dengan thitung sebesar -44,959 lebih besar dari ttabel
sebesar 1,978 (thitung44,959 > ttabel 1,978) dan nilai r = -0,156 yang
mempunyai makna nilai pengaruh tersebut lemah. Sehingga hipotesis
keempat diterima. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
lingkungan siswa, informasi pendidikan, kesejahteraan keluarga, dan
pemenuhan keluarga dengan minat siswa SMP di Kabupaten Bantul
Page 44
27
dalam melanjutkan sekolah ke SMK yang dibuktikan dengan dengan R
= 0,648 ; R2 = 0,420; Adjusted R Square 0,414 dan Fhitung sebesar
65,037 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,37 (Fhitung65,037 >Ftabel ).
Sehingga variabel lingkungan siswa, informasi pendidikan,
kesejahteraan keluarga, dan pemenuhan keluarga mampu menjelaskan
tentang variabel independent yang memberikan sumbangan efektif
sebesar 42% terhadap variabel minat siswa. Sedangkan 58% minat
siswa dipengaruhi oleh faktorfaktor selain keempat variabel tersebut.24
C. Kerangka Berpikir
Remaja pada dasarnya adalah makhuk yang masih berada pada fase
labil. Pada dasarnya segala bentuk tindakan remaja sering kali didapati
atau dipengaruhi oleh interaksi sosialnya di lingkungan tempat tinggalnya.
Namun belakangan ini yang peneliti temukan, seringkali remaja lebih
susah beradaptasi dan berinteraksi terhadap lingkungan barunya. Seperti
kebanyakan remaja lainnya, remaja dari latar belakang orang tuanya
adalah orang jawa lebih sering berdiam diri di rumah dan tidak mau
memulai interaksi terlebih dahulu kepada remaja asli di daerah tersebut.
Dalam penelitian ini, permasalahan utama yang akan dikaji adalah
mengenai faktor pendorong seorang siswa di Desa Cidokom RT 01/01
untuk memilih melanjutkan sekolah ke jenjang SMK oleh karenanya ini
perlu di ketahui bagaimana latar belakang yang mendorong terjadinya
pengambilan keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK.
Secara singkat dapat digambarkan kerangka alur pikir dibawah ini :
24
Roni Windarto. “MINAT SISWA SMP NEGERI MELANJUTKAN KE SMK DITINJAU
DARI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN BANTUL”. Penelitian tersebut adalah
penelitian untuk Jurnal Pendidikan Vokasi., 2013
Page 45
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Gambar 3.1
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek Remaja RT
01/01 Desa Cidokom, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
Desa Cidokom sendiri ini adalah salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor serta masih termasuk
bagian dari Provinsi Jawa Barat. Dari segi kondisi lingkungannya
dalam beberapa tahun terakhir terlihat desa ini terus mengalami
perkembangan, baik dalam segi infrastruktrnya maupun masyarakatnya
sendiri. Oleh karenanya mungkin dapat mempengaruhi pola pikir dalam
penentuan siswa dalam melanjutkan sekolahnya.
Pemilihan tempat ini penulis memutuskan berdasarkan pada
kebutuhan penelitian, dan karakteristik responden yang diperlukan serta
didapatkan jumlah sampel yang dikehendaki.
Penelitian ini dilakukan di Desa Cidokom dengan pertimbangan
yang memungkinkan penelitian ini terlaksana yakni :
Page 46
29
a. Diharapkan sampel Remaja yang sedang menempuh di jenjang
SMK Desa Cidokom dapat mewakili secara representatif dari
karakteristik populasi penelitian.
b. Pada Interaksi Sosial Remaja yang sedang menempuh di jenjang
SMK Desa Cidokom.
Pertimbangan waktu, tenaga, biaya dan kemungkinan untuk
pengurusan izin tidak terlalu sulit.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni sampai dengan bulan
Oktober 2019. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut :
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No
Kegiatan
Mei
2019
Juni
2019
Juli
2019
Agustus
2019
September
2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2. Penyusunan
Bab I
Pendahuluan
No
Kegiatan
Oktober
2019
November2
2019
Desember
2019
Januari
2020
Febuari
2020
3. Penyusunan
Bab II
Kajian Pustaka
6 Penyusunan
Bab III
Metode
Penelitian
7 Observasi dan
Penelitian
Page 47
30
8 Penyusunan
Bab IV
Hasil Penelitian
9 Penyusunan
Bab V
Kesimpulan
dan Saran
10 Penyusunan
Laporan
Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Secara umum metode penelitian ialah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti wawancara,
observasi, tes maupun dokumentasi. Sedangkan metode penelitian
merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan
terhadap segala permasalahan.
Berdasarkan masalah yang diajukan, maka dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif sendiri
bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala
berdasarkan pada indikator-indikator yang dia jadikan dasar dari ada
tidaknya suatu gejala yang diteliti. Metode penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (nature setting) disebut juga sebagai metode
etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai kualitatif,
karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. 1
Jenis penelitian ini akan lebih mampu mengungkap berbagai informasi
kualitatif dengan deskripsi yang penuh nuansa yang lebih berharga dari
sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka.
1 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta ,
2008), hlm. 8.
Page 48
31
Menurut Bogdan dan Taylor, jenis penelitian kualitatif ini
merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati, dan dari pendekatan ini dapat diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holistik/menyeluruh.2
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data adalah bahan keterangan suatu objek penelitian yang
diperoleh di lokasi penelitian. Definisi data sebenarnya mirip dengan
definisi informasi, hanya saja informasi lebih ditonjolkan segi
pelayanan, sedangkan data lebih menonjolkan aspek materi.3 Pada
penelitian ini peneliti lebih berfokus dengan menggunakan data primer.
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.4 Yaitu dalam
penelitian ini penulis mengambil data primer berdasarkan kriteria yaitu
informan Siswa SMK di Desa Cidokom, Kecamatan Gunung Sindur,
Kabupaten Bogor.
2. Objek Penelitian dan Informan
Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi.
Spradley mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan social situation atau
situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.5
Berdasarkan hal tersebut maka objek dalam penelitian ini adalah siswa
SMK yang berada di Desa Cidokom Kecamatan Gunung Sindur
2 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif., (Bandung : Remaja Rosdakarya 2002),
hlm. 4. 3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta : Pranada media, 2005), hlm.
129. 4 Ibid., hlm. 132.
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,2009),
hlm. 215.
Page 49
32
Kabupaten Bogor. Kemudian yang lebih peneliti spesifikan pada siswa
yang bertempat tinggal di wilayah Desa Cidokom RT 01/01.
Adapun informan penelitian adalah subjek yang memahami
informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang
memahami ruang lingkup suatu objek penelitian.6 Dalam hal ini,
penentuan informan oleh peneliti harus sesuai dengan pengetahuan
maupun pemahaman dari objek penelitian, dimana hal tersebut dimiliki
oleh informan yang bersangkutan.
Berdasarkan penjelasan atas objek penelitian dan informan di atas,
penentuan informan akan dilakukan dengan teknik Purposive Sampling
karena peneliti menentukan kriteria mengenai responden mana saja
yang dapat dipilih sebagai objek penelitian. Kemudian pengambilan
informan dengan menggunakan anggapan/pendapatnya (judgement)
sendiri, sebagai informan penelitiannya peneliti mengetahui persis siapa
yang akan dipilih sebagai informan. Adapun berdasarkan dengan teknik
pengambilan informan yang akan diteliti secara purposif, dari
keseluruhan siswa yang terdapat di Desa Cidokom yaitu berjumlah 12
orang peneliti hanya mengambil informan (siswa) berjumlah 5 orang,
dimana diantaranya terdiri siswa SMK kelas X dan XI yang bertempat
tinggal di lingkungan RT 01/01 Desa Cidokom Kecamatan Gunung
Sindur Kabupaten Bogor.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Dalam hal ini, penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan kesan yang mendalam terhadap suatu fenomena, dan
kesan yang mendalam tidak akan bisa didapatkan secara maksimal
melalui kuesioner, maka dari itu, dalam penelitian kualitatif yang
menjadi instrumen utamanya peneliti sendiri. Instrumen teknis yang
6 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Pranada Media Group, 2007), hlm.76
Page 50
33
digunakan oleh peneliti adalah pedoman wawancara. Adapun kisi-kisi
dari instrumen wawancara dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2
Pedoman Kisi-kisi Instrumen Wawancara
NO ASPEK MASALAH SUB ASPEK MASALAH KET
1. Latar belakang yang
mempengaruhi minat siswa
memutuskan melanjutkan sekolah
ke jenjang SMK.
1. Alasan memutuskan
melanjutkan ke
jenjang SMK
2. Faktor- faktor yang
mempengaruhi minat siswa
memutuskan melanjutkan sekolah
ke jenjang SMK.
1. Faktor Keluarga
2. Faktor Teman Sebaya
3. Faktor Lingkungan
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan suatu pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya,
selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit.
Adapun yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan.7 Teknik pengumpulan data yang dilakukan
7 Ibid., hlm. 115.
Page 51
34
secara sistematis, yang dilakukan melalui pengamatan secara terus
menerus melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. Dengan
pengamatan langsung ini dapat mengkaji, menangkap dan mengungkapkan
fenomena-fenomena yang ada hubungannya dengan penelitian secara
nyata dan mendalam. Pada penelitian ini yang diobservasi adalah Siswa
SMK kelas X dan XI yang bertempat tinggal di lingkungan RT 01/01 Desa
Cidokom Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Adapun rician
kegiatannya dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3
Daftar Kegiatan Observasi
NO ASPEK YANG DIAMATI KOMENTAR
1. Perilaku Individu
a. Sikap
b. Respon terhadap suatu
hal
2. Interaksi social
c. Intensitas waktu
berkumpul bersama
teman bermain.
d. Cara interaksi dengan
teman bermain.
2. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)
Menurut J. Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai yang memberikan
jawaban jawaban atas pertanyaan tersebut.8
Wawancara dengan Siswa yang baru memasuki jenjang SMK di Desa
8 Moleong, Lexy J, op.cit, hlm. 186.
Page 52
35
Cidokom dengan tujuan menangkap realitas yang sebenarnya mengenai
siswa SMP yang memilih melanjutkan proses belajar dengan memasuki
jenjang SMK di Desa Cidokom. Dalam wawancara ini menggunakan
petunjuk umum wawancara (interview guide). Jenis wawancara ini
mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-
pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok-
pokok ini dilakukan sebelum wawancara dilakukan. Pokok-pokok yang
dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara
hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi
wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat
tercakup seluruhnya.anaan wawancara dan pengurutan pertanyaan
disesuaikan dengan keadaan informan dalam konteks wawancara yang
sesungguhnya.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini adalah pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen. Dengan cara mengadakan pencatatan data dari
dokumen yang ada, angket dan menghimpun data yang ada (foto-foto).
Lincoln dan Guba membedakan antar dokumen dan record. Dokumen ialah
setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan
karena adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan record adalah
setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk
keperluan pengujian atau suatu peristiwa atau menyajikan akunting.9
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Analisa data yang digunakan adalah analisa model interaktif, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga hal tersebut
adalah :
1. Pengumpulan Data
Pada tahap ini, peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan
menggunakan teknik pengumpilan data yang telah ditentukan sejak awal.
9Ibid., hlm. 216-217.
Page 53
36
Proses pengumpulan data sebagaimana diungkap dimuka harus melibatkan
sisi aktor (informan), aktivitas, latar, atau konteks terjadinya peristiwa.10
Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data harus memperhatikan
aspek dari teknik pengumpulan data itu sendiri. Sehingga tidak tidak
terjadi suatu kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang mucul dari catatan-catatan tertulis dari hasil data di lapangan.
Tahap reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-
pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, dibuang, pola-pola
mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebut, cerita-cerita apa
yang berkembang, merupakan pilihan-pilihan analitis.11
Proses seleksi,
pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data (kasar) yang ada pada
penelitian ini dimulai dari sebelum pengumpulan pelaksanaan penelitian
pada saat pengumpulan data berlangsung. Reduksi data berupa pembuatan
singkatan, coding, memusatkan tema dan membuat batas-batas
permasalahan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dimaknai oleh Miles dan Huberman sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati
penyajian data, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang
terjadi dan apa yang harus dilakukan.12
Dengan melihat suatu penyajian
data, peneliti akan mengerti apa yang akan terjadi dan memungkinkan
untuk mengerjakan suatu analisa atau suatu tindakan lain berdasarkan
tindakan tersebut. Susunan penyajian data yang baik dan jelas
10
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif),
(Yogyakarta: Erlangga, 2009), hlm 148. 11
Ibid., hlm.150. 12
Ibid., hlm.151
Page 54
37
sistematikanya akan banyak menolong peneliti sendiri.
4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Dalam tahap akhir analisis data, peneliti menyimpulkan data penelitian.
Adapun verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan
arti suatu data yang telah ditampilkan. Pemberian makna ini tergantung pada
sejauh mana pemahaman dari si peneliti dan interpretasi yang dibuatnya.
Beberapa cara yang dilakukan dalam proses ini, adalah dengan melakukan
pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama, pengelompokkan dan
pencarian kasus-kasus negatif (kasus khas, hal yang berbeda, mungkin pula
menyimpang dari kebiasaan yang ada di masyarakat).13
Dalam hal tersebut,
penarikan kesimpulan oleh peneliti harus sesuai dengan tema yang mana
menjawab suatu rumusan masalah dalam penelitian
Dalam penelitian ini, kesimpulan dibuktikan dengan cara menafsirkan
berdasarkan kategori yang ada sehingga dapat diketahui faktor apa yang
mempengaruhi minat seorang siswa dalam memutuskan melanjutkan
pendidikannya ke jenjang SMK.
F. Rencana Pengujian Keabsahan Data Penelitian
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan realibilitas (referensi). Pada penelitian kualitatif, temuan atau data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi
perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif
tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia,
dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan
berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu untuk menguji keabsahan data
dilakukan dengan :
13
Ibid., hlm.151.
Page 55
38
1. Meningkatkan ketekunan Pengamatan
Meningkatkan ketekunan merupakan salah satu cara mengontrol atau
mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan
disajikan sudah benar atau belum. Meningkatkan ketekunan peneliti dapat
dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian
terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil
penelitian yang telah diperoleh.
2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini adalah triangulasi data atau
yang juga disebut dengan triangulasi sumber, yaitu dengan beberapa sumber
yang berbeda. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
3. Member Check
Member Check adalah salah satu cara yang penting pada akhir
wawancara maupun juga pada saat penelitian berlangsung. Peneliti disini
mengulangi dalam garis besarnya apa yang telah dikatakan oleh informan
dengan maksud agar dapat memperbaiki apabila ada kekeliruan atau
menambah yang masih kurang. Atau peneliti memeriksa hasil wawancara
untuk mendapat pengertian yang tepat atau melihat kekurangan-kekurangan
yang mungkin untuk lebih memantapkan.
Page 56
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti,
dapat disimpulkan bahwa latar belakang siswa dapat memutuskan
melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK adalah antara lain disebabkan
oleh faktor keluarga dan faktor teman sebaya. Pembentukan karakter
perihal kedewasaannya akan dibentuk seiring dengan berbagai keadaan
yang Ia hadapi dan bagaimana penyikapan Ia dalam mengambil sebuah
keputusan yang Ia dapat ciptakan sendiri. entah akan ada keputusan yang
diambil berdasarkan faktor internal dari dalam dirinya sendiri maupun
faktor eksternal yang Ia dapatkan dari lingkungan sekitarnya. Bagi siswa
yang menjadikan faktor keluarga sebagai latar belakang Ia dapat
memutuskan pendidikan yang akan ia jalani menuju jenjang SMK adalah
dikarenakan siswa tersebut memiliki dukungan yang sangat berlebih dari
orang tuanya dan para siswa diberi motivasi serta saran-saran dari orang
tua bahwa setiap pilihan sekolah yang dirasa cocok bagi orang tuanya
dapat menunjang kehidupan siswa nantinya kelak setelah lulus dari jenjang
SMK dan bagi siswa yang menempatkan atau menjadikan faktor keluarga
sebagai faktor yang paling dominan dalam hal Ia dapat memutuskan
pendidikan selanjutnya ke jenjang SMK, Ia pun memposisikan bahwa
faktor dari teman sebaya sebagai faktor setelahnya yang mendukung
keputusannya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK .
Kemudian pada kondisi siswa yang menentukan keputusannya
berdasarkan faktor teman sebaya pun mengungkapkan bahwa, latar
belakang dirinya memutuskan pendidikan ke jenjang SMK atas dasar
ajakan dari teman sebayanya berargumen bahwa agar Ia nantinya tidak
kesulitan lagi dalam berinteraksi sosial dengan teman dilingkungan
barunya. Oleh karenanya Ia memutuskan masuk SMK bersama teman-
Page 57
64
teman yang sudah lama Ia kenal dan memposisikan faktor orang tua
menjadi faktor pendukung keputusannya.
Dari kedua faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa dua yaitu
faktor keluarga dan teman sebaya sangat mempengaruhi seorang siswa
dalam memutuskan pendidikannya untuk masuk ke jenjang SMK.Yang
membedakan hanyalah soal porsi dari setiap faktor tersebut berpengaruh
pada tiap keputusan seorang siswa terhadap pemilihan masuk ke jenjang
pendidikan dalam hal ini SMK
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi pada siswi, orang
tua bahkan masyarakat bagimana mempersiapkan dan menyikapi kejadian
fenomena maraknya siswa yang memutuskan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang SMK, implikasi tersebut dapat berupa implikasi
akademis dan non akademis serta pengetahuan mengenai latar belakang
dan faktor apa yang mempengaruhi keputusan seorang siswa ingin
melajutkan pendidikannya ke SMK. Dampak dari penelitian tentang
pernikahan dikalangan mahasiswi ini antara lain :
Pertama, Untuk para siswa baik yang sedang dihadapkan untuk
memutuskan keberlanjutan tujuan jenjang pendidikannya kemana atau
yang ingin berpikir jauh kedepannya saat telah lulus SMP/MTs memiliki
keinginan dan memiliki keinginan untuk masuk ke dunia SMK, penelitian
ini dapat menjadi referensi apa saja latar belakang kenapa ada siswa yang
memutuskan melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMK dan faktor apa
saja yang menyebabkannya memutuskan melanjutkan pendidikannya ke
jenjang SMK.
Kedua, kepada orang tua, dengan adanya penelitian ini harusnya
dapat menjadikan pembelajaran bagaimana memberikan arahan yang baik
kepada anak, kedekatan dan mengetahui bagaimana keadaan yang terjadi
saat ini, hal ini bertujuan agar orang tua bisa paham bagaimana keadaan
anak yang ingin sedang pada posisi pemilihan jenjang pendidikan,
Page 58
65
bagaimana pun orang tua harus memberikan pendidikan tentang dunia
pendidikan agar orang tua dapat memberi saran dan masukan bagi sang
anak dalam menentukan dan memutuskan kelanjutan dunia
pendidikannya.
Ketiga, kepada masyarakat dengan adanya penelitian ini di
harapkan masyarakat luas harus lebih terbuka dan memberikan respon
positif dalam memberikan masukan kepada siswa-siswa yang sedang
menempuh pendidikan agar dalam memutuskan suatu hal para siswa dapat
melihat jalur pendidikan seperti apa yang cocok baginya kelak.
C. Saran
Dari hasil penelitian tentang Keluarga Dan Teman Sebaya
Mendorong Keputusan Siswa Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang
SMK, ada beberapa hal yang harus dipelajari dan kemudian dijadikan
sebuah saran atau masukan, Adapun saran-saran tersebut ditunjukan
kepada :
1. Bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke dunia SMK
hendaknya terlebih dahulu mempersiapkan diri segala sesuatunya
dengan baik, dari segi apapun dan mengetahui bagaimana konsekuensi
serta tanggung jawab apa saja yang nantinya akan dihadapi pada saat
nanti berada di dunia SMK. Agar keputusan yang diambil dapat
menjadi batu loncatan untuk mencapai cita-cita.
2. Perlu adanya keterbukaan dan kedekatang antara orang tua dengan anak
bagaimana memberikan saran-saran tentang dunia pendidikan. Agar
ketika anak memutuskan ingin masuk ke jenjang pendidikan seperti
apa, orang tua dapat memeberikan saran-saran yang membanu sang
anak.
3. Kepada masyarakat luar harus lebih terbuka dan positif dalam
memahami keputusan seorang siswa dalam hal memutuskan ingin
masuk ke jenjang pendidikan seperti apa,dan tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan ketika masuk pada dunia SMK nantinya bisa
langsung kerja.
Page 59
66
4. Perlu diadakannya suatu bimbingan konseling ataupun penyuluhan agar
siswa nantinya memiliki gambaran yang luas mengenai dunia
pendidikan selanjtnya.
5. Bagi peneliti lain, sebaiknya mencari sumber data yang lebih luas
sehingga menghasilkan data yang lebih dapat diperbandingkan dan
dapat lebih dipertanggung jawabkan kevaliditasan datanya.
Page 60
67
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2007.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Pranada media,
2005.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat), Jakarta: Kencana Prenadamedia
Grup, 2006.
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2011
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.
Gerungan, W. A. Psikologi Sosial, Bandung : Eresco, 1996.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif), Yogyakarta : Erlangga, 2009.
Ihsan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Kencana, 2011.
Lexy J, Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya,
2002.
Lilweri, Alo, Prasangka dan Konflik, Yogyakarta : LKIS Pelangi Aksara, 2005.
Mahmud, M. Dimyati, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : C.V Andi Offset,
2017.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Grafindo
Utama, 2005.
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Jakarta : C.V
Agung Seto, 2004.
Sindhunata Menggagas Paradigma Baru Pendidikan Demokrasi, Otonomi, Civil
Society, Globalisasi, Yogyakarta : Kanisius, 2000
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta,
2008.
Page 61
68
Undang–Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya, Bandung: Citra Umbara,
2003
Wirawan, Sarlito, Psikologi Remaja, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
Jakarta : Prenada Media Group, 2014
Sumber Jurnal :
Iwan Purwanto. “Kontribusi Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa, Persepsi
Siswa dan Guru Tentang Kompetensi Guru, Terhadap Pengembangan
Kecakapan Hidup (Life Skills) Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”.
Ninuk Indriyanti, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi, 2013
Roni Windarto, Minat Siswa Smp Negeri Melanjutkan Ke Smk Ditinjau Dari
Sosial Ekonomi Keluarga Di Kabupaten Bantul, 2013
Winna Dharmayanti dan Sudji Munadi, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat
Siswa Smp Masuk Smk Di Kota Pontianak, 2014
Sumber Internet :
http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/pd/2/020500.
http://datapokok.ditpsmk.net.
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja.
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2
003.pdf
http://khalifahcenter.com/q9.71.
Page 62
BIODATA
Nama lengkap penulis adalah Nikiwan Saputra,
biasa dipanggil “Nikiwan” lahir di Jakarta, 11 April 1998.
Putra dari pasangan Bapak Kiyato dan Ibu Sukini. Penulis
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Alamat email
penulis adalah [email protected]
Penulis mengenyam pendidikan di SDN Cidokom
03 Tahun 2004-2009, SMP Negeri 1 Parung Tahun 2009-
2012, SMA Negeri 1 Parung Tahun 2012-2015, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2020 pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi
Sosiologi.
Skripsi yang penulis buat berjudul “Analisis Faktor Pendorong Siswa
Melanjutkan Sekolah Ke Jenjang SMK (Studi Kasus Pada Siswa Yang
Sedang Menempuh Pendidikan Pada Jenjang Smk Di Desa Cidokom)”.
Skripsi ini dibuat melalui arahan dan bimbingan dari Bapak Dr. Abdul Rozak,
M.Si dan Bapak Dr. H. Nurochim, M.M.