ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SETELAH IPO (Studi Kasus IPO Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010) Dini Fitriani Marsono, SE, M.Adv, Acc, Akt. ABSTRACT Initial Public Offering (IPO) is the term of company’s activity to sell stocks to public in primary markets. Those primary market listed stocks are generally preffered by investors since they give initial return. The initial return will indicate the occurrence of stocks underpricing when the stocks generally listed and traded in secondary market. Underpricing is a condition in which the stock price at the time of initial offering relatively less expensive than the price in secondary market. Fourty five listed companies were choosen and analyzed by using multiple regression. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the occurrence of underpricing in Indonesia Stock Exchange for the period 2005-2010. Those examined factors are Return on Assets, Earnings per Share, the offering size (Proceeds), the size of the company, the percentage of stock quotes, and the age of the company. The results of the partial regression analysis showed that the Return on Assets, Earning per Share and the offering size (proceeds) significantly influence underpricing. While simultaneously the company quantity, the percentage of stock quotes, and the age of the company had no significant influence to underpricing Keyword: Underpricing Return on Assets, Earning per Share, proceeds, company size,percentaqe of public offering , company age
35
Embed
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …eprints.undip.ac.id/35669/1/Jurnal-Dini_Fitriani-C2C008040.pdf · tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public karena
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANGMEMPENGARUHI UNDERPRICING SETELAH IPO(Studi Kasus IPO Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010)
Dini FitrianiMarsono, SE, M.Adv, Acc, Akt.
ABSTRACT
Initial Public Offering (IPO) is the term of company’s activity to sell stocks to publicin primary markets. Those primary market listed stocks are generally preffered by investorssince they give initial return. The initial return will indicate the occurrence of stocksunderpricing when the stocks generally listed and traded in secondary market. Underpricingis a condition in which the stock price at the time of initial offering relatively less expensivethan the price in secondary market.
Fourty five listed companies were choosen and analyzed by using multiple regression.The purpose of this study was to analyze the factors that influence the occurrence ofunderpricing in Indonesia Stock Exchange for the period 2005-2010. Those examined factorsare Return on Assets, Earnings per Share, the offering size (Proceeds), the size of thecompany, the percentage of stock quotes, and the age of the company.
The results of the partial regression analysis showed that the Return on Assets,Earning per Share and the offering size (proceeds) significantly influence underpricing.While simultaneously the company quantity, the percentage of stock quotes, and the age ofthe company had no significant influence to underpricing
Keyword: Underpricing Return on Assets, Earning per Share, proceeds, companysize,percentaqe of public offering , company age
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan
adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan
operasionalnya. Penambahan dana, misalnya dengan masuknya investor baru,
tentu tidak secara langsung berarti peningkatan likuiditas kepemilikan.
Perusahaan yang belum menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan
kebutuhan dana dengan menempuh beberapa alternatif (Jogiyanto, 2003).
Pertama, menjual saham langsung kepada pemegang saham yang sudah ada
sebelumnya. Kedua, menjual saham kepada karyawan melalui Employee Stock
Ownership Plan (ESOP). Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak
dibagi (dividend reinvestment plan). Keempat, menjual langsung saham
kepada pembeli tunggal (misalnya, investor institusional). Kelima, menjual
saham kepada publik lewat pasar saham. Menjual saham kepada publik
melalui pasar modal ini disebut juga dengan go public.
Initial Public Offerings (IPO) adalah suatu peristiwa ketika untuk
pertama kalinya suatu perusahaan menjual atau menawarkan sahamnya
kepada khalayak ramai (publik) di pasar modal. Sebagian orang masih
menganggap bahwa IPO merupakan salah satu cara termudah dan termurah
bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana sebagai konsekuensi dari
semakin besarnya atau berkembangnya perusahaan serta meningkatnya
kebutuhan dana untuk investasi. Untuk itu banyak perusahaan menempuh
langkah IPO sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan kebutuhan dana.
Ketika perusahaan akan melakukan IPO, perusahaan harus membuat
prospektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM
(Husnan, 2001). Informasi prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu
informasi akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi/laba, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan.
Informasi non akuntansi adalah informasi selain laporan keuangan seperti
underwriter (penjamin emisi), auditor independen, konsultan hukum, nilai
2
penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan
informasi lainnya. Investor menggunakan informasi keuangan dan non-
keuangan yang ada dalam prospektus ketika mereka membuat investasi di
pasar modal. Oleh karena itu prospektus merupakan salah satu kunci dari
berhasil tidaknya suatu IPO.
Pada saat perusahaan melakukan IPO, investor belum dapat mengetahui
banyak informasi mengenai perusahaan tersebut. Investor hanya memperoleh
informasi dari prospektus yang diterbitkan perusahaan sebelum melakukan
penawaran perdana. Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam
prospektus itulah investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian
terhadap perusahaan tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini
dapat digunakan investor untuk membuat berbagai keputusan atau
kesimpulan. Misalnya, apakah investor akan membeli saham perusahaan
tersebut, apakah prospek perusahaan tersebut bagus, dan apakah harga saham
perdana yang ditawarkan relatif sesuai atau wajar dengan kondisi perusahaan
Harga saham perdana biasanya dipengaruhi oleh biaya emisi di pasar
modal. Biaya tersebut meliputi: biaya administrasi, biaya pencatatan awal,
biaya untuk mengikuti peraturan pasar yang ditentukan, biaya penerbitan
prospektus untuk publikasi, public expose, dan fee akuntan. Para emiten
dengan bantuan pihak penjamin emisi mencoba untuk meyakinkan bahwa
penetapan harga cukup tinggi untuk menutup biaya-biaya tersebut.
Disamping juga punya alasan yang menarik yang dapat diterima oleh para
penanam modal. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menganalisis
penetapan harga perdana, dan hasilnya menemukan bahwa harga saham
perdana umumnya di bawah harga pasar (underpriced) (Martani, 2003).
Underpricing adalah adanya selisih positif antara harga saham di pasar
sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau saat IPO. Selisih harga
inilah yang dikenal sebagai initial return (IR) atau positif return bagi
investor. Kondisi ini mendorong para penanam modal untuk membeli saham.
Selanjutnya harga akhirnya kuat pada suatu titik keseimbangan tertentu
antara kekuatan permintaan dan penawaran.
3
Salah satu contoh perusahaan yang mekalukan IPO di periode
penelitian adalah PT Krakatau Steel. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. go
public dengan melepaskan 3.155.000.000 saham baru ke publik dan
mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2010.
Saham perdana (initial public offering/IPO) yang ditawarkan melalui proses
a. Predictors: (Constant), AGE, PPS, PROCEEDS, EPS, ROA, SIZE
b. Dependent Variable: IR
Hasil pengujian secara simultan menunjukkan nilai F sebesar 7.809
dengan signifikansi pengujian sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara
simultan underpricing dapat dijelaskan oleh variasi variable ROA,
EPS, Besaran perusahaan, Ukuran Penawaran (Proceeds) ,Umur
perusahaan, prosentase penawaran saham secara bersama-sama.
4.4.3 Hasil Pengujian R2(Koefisien Determinan)
Nilai Adjusted R Square menunjukkan seberapa besar pengaruh
variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan
variabilitas total dari variabel dependen.
Tabel 4.4.3 Hasil Pengujian R2(Koefisien Determinan)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .743a .552 .481 444.07806
a. Predictors: (Constant), AGE, PPS, PROCEEDS, EPS, ROA, SIZE
b. Dependent Variable: IR
Adjusted R Square sebesar 0,481 hal ini menunjukkan pengaruh semua
variabel independen yaitu AGE, ROA, PROCEEDS, PPS, EPS, SIZE
terhadap IR adalah 48,1%. Hal ini berarti bahwa variabel berpengaruh
terhadap initial return. Hasil ini menunjukkan variabel independen yang
digunakan mampu menjelaskan variabilitas dari initial return sebesar
48,1%. , sedangkan sisanya 51,9% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain
di luar model.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran
bagi penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
31
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh variabel keuangan dan non-
keuangan terhadap Initial Return. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang melakukan Go Public dan Initial Public Offerings (IPO) di
Indonesia pada periode tahun 2005–2010 yang memenuhi karakteristik
penyampelan. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pengujian-pengujian
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan uji asumsi klasik yang dipakai yaitu dengan menggunakan uji
multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas dapat disimpulkan bahwa semua
model regresi telah memenuhi syarat asumsi klasik.
2. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang dilakukan terhadap
perusahaan yang melakukan IPO tahun 2005-2010 diperoleh hasil bahwa :
a. Terdapat pengaruh negative yang signifikan Return On Asset terhadap
initial return.
b. Terdapat pengaruh positif yang signifikan Earning Per Share terhadap
initial return.
c. Terdapat pengaruh positif yang signifikan Ukuran Penawaran (Proceeds)
terhadap initial return.
d. Tidak ada pengaruh yang signifikan Besaran Perusahaan terhadap initial
return.
e. Tidak ada pengaruh yang signifikan prosentase saham yang ditawarkan
kepada publikterhadap initial return.
f. Tidak ada pengaruh yang signifikan umur perusahaan terhadap initial
return.
3. Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,481 yang berarti variasi perubahan
Underpricing dipengaruhi Return On Asset, Earning Per Share, Ukuran
Penawaran (Proceeds), Ukuran Perusahaan, Prosentase Penawaran Saham,dan
Umur Perusahaan adalah sebesar 48,1%, sedangkan sisanya 51,9%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.
3. Dapat disimpulkan bahwa faktor–faktor yng mempengaruhi underpricing pada
perusahaan di Indonesia pasca IPO periode 2005-2010 adalah Return On
Asset (ROA) , Earning per shares (EPS) dan Ukuran penawaran (Proceeds).
32
4. Dapat disimpulkan juga bahwa variable yang mempengaruhi underpricing
pada perusahaan di Indonesia pasca IPO periode 2005-2010 hanya variable
keuangan saja.
5.2 Keterbatasan
Penulis telah berusaha sebaik-baiknya untuk menyusun penelitian ini.
Meskipun demikian penulis menyadari bahwa penelitian ini masih mengandung
keterbatasan-keterbatasan, antara lain :
1) Sampel yang digunakan hanya perusahaan yang melakukan Go Public dan IPO
dengan kriteria penyampelan untuk periode 2005 – 2010.
2) Terjadi krisis keuangan dunia pada periode penelitian yaitu pada pertengahan
tahun 2008 sehingga mungkin menyebabkan perubahan struktur data.
3) Model penelitian hanya mempertimbangkan variabel keuangan berupa : ROA,
EPS, proceeds, size firm; dan variabel non-keuangan berupa persentase
penawaran saham, umur perusahaan.
5.3 Saran
Untuk keperluan penelitian di masa mendatang, agar diperoleh hasil yang
lebih baik dan akurat, perlu diperhatikan faktor – faktor sebagai berikut :
1) Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan periode sampel yang lebih
luas.
2) Jika penelitian menggunakan sampel pada periode krisis perlu
mempertimbangkan adanya perubahan struktur data.
3) Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah beberapa
variabel lain yang diduga mempengaruhi tingkat underpricing.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert,1997,” Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”, Mediasoft Indonesia.
Ardiansyah,, Misnen, 2004, “ Pengaruh variable Keuangan Terhadap Return Awaldan Return 15 Hari Setelah IPO Serta Moderasi Besaran PerusahaanTerhadap Hubungan Antara Variable keuangan dengan Return Awal danReturn 15 Hari Setelah IPO”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,Vol.7No.2Mei.
Ardiansyah, Misnen , 2003,” Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Return Awaldan Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta”, SimposiumNasional Akuntansi VI, IAI, hal 360 – 380.
Beatty, Randolph P, 1989, “Auditor Reputation and the Pricing of Initial publicOffering”, Journal of Financial economic, Vol.15.
Chisty, Muhammad R.K., Iftekhar Hassan and Stephen D. Smith, 1996,”A Noteon Underwriter Competition and Initial Public Offerings”, Journal ofbusiness Finance and Accounting, 23(5)& (6), Juli.
Daljono, 2000, “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Initial ReturnSaham Yang Listing di BEJ Th 1990 – 1997”, Simposium NasionalAkuntansi III, IAI, hal 556 – 571.
Durukan, M. Banu, 2002,”The Relationship between IPO return and FactorsInfluencing IPO performance : Case of Istambul Stock Exchange”,Manajerial Finance, Vol.28, No.2.
Ernyan dan Suad Husnan (2002),”Perbandingan Underpricing Penerbitan SahamPerdana Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan di pasar ModalIndonesia”, Jurnal Ekonomi dan bisnis Indonesia, vol.17, no 4.
Ghozali, Imam, 2009, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,Semarang, Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Mudrik Al Mansur, 2002, “Analisis Faktor – Faktor YangMempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnisdan Akuntansi Vol. 4, No. 1, April, hal 74 – 88.
Gujarati, Damodar (terjemahan), 1978, “Basic Econometrics”, Erlangga, Jakarta.
Gumanti, 2002, “Underpricing dan Biaya – Biaya di Sekitar Initial PublicOffering”, Wahana Vol. 5, No 2, Agustus, hal 135-147.
Husnan, Suad , 2001, “Dasar – Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas”,Edisi Ketiga, AMP YKPN, Yogyakarta.
Indrantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999, ” Metode Penelitian Bisnis : UntukAkuntansi dan Manajemen”. BPFE : Yogyakarta
Jogiyanto, 2003, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Ketiga, BPFE,Yogyakarta.
Jones, Charles P., 1999,” Investments Analysis and Management, 7th
edition”,NY: John Wiley & Sons, Inc, New York.
Martani, Dwi, 2003,” Pengaruh Informasi Selama Proses Penawaran TerhadapInitial Return Perusahaan Yang Listing di Bursa Efek Jakarta Dari Tahun1990 – 2000”, Simposium Nasional Akuntansi VI, IAI, hal 1299 – 1313.
Nasirwan, 2000, “Reputasi Penjamin Emisi, Return Awal, Return 15 Hari SetelahIPO dan Kinerja Perusahaan 1 Tahun Setelah IPO di BEJ”, SimposiumNasional Akuntansi II, IAI, September.
Nurhidayati, Siti dan Nur indriantoro, 1998, “Analisis Faktor-faktor yangBerpengaruh terhadap Tingkat Underpriced pada Penawaran Perdanadi Bursa Efek Jakarta”, Journal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.13,No1.
Purwanto, Agus, 2010, “Modul Pasar Modal dan Pasar Uang”, Semarang.
Rosyati dan Arifin Sabeni, 2002, “Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiUnderpricing Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta(Tahun 1997-2000)”, Simposium Nasional Akuntansi V, IAI, September.
Santoso, Singgih, 2000, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, Edisi Kedua,PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sulistio, Helen, 2005, “Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansiterhadap Initial Return : Studi Pada Perusahaan yang Melakukan InitialPublic Offering di Bursa Efek Jakarta”,SimposiumNasionalAkuntansiVIII,IAI,September.
Sunariyah, 2003, “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Edisi Ketiga, UPP AMPYKPN, Yogyakarta.
Trisnawati, Rina, 1999, “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham diPasar Modal”, Simposium Nasional Akuntansi.
Yolana, Chastina dan Dwi Martani, 2005 ,”Variabel-Variabel yangMempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdanadi BEJ Tahun 1994-2001”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI,September.