Page 1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA
SENTOSA” KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
i
SKRIPSI
Oleh :
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
Page 2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN
KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA
SENTOSA” KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
ii
SKRIPSI
Diajukan sebagai satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020
Page 3
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA” KOTA PROBOLINGGO, JAWA
TIMUR
Oleh:
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050
Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 17 Juli 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Mengetahui, Ketua Jurusan
(Dr. Ir. Edi Susilo, MS) NIP. 19591205 198503 1 003 Tanggal : 9/21/2020
Menyetujui, Dosen Pembimbing
(Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA) NIP. 19770221 200212 1 008
Tanggal: 9/21/2020
Page 4
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
i
IDENTITAS PENGUJI
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan
Konsumen Ikan Lele Segar di Pokdakan “Wahana
Sentosa” Kota Probolinggo, Jawa Timur
Nama : Hubertus Christian Ferdiansyah
NIM 155080401111050
Program Studi : Agrobisnis Perikanan
PENGUJI PEMBIMBING
Dosen Pembimbing 1 : Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA.
PENGUJI BUKAN PEMBIMBING
Dosen Penguji 1 : Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP.
Dosen Penguji 2 : Candra Adi Intyas S.Pi., MP
Tanggal Ujian : 17 Juli 2020
Page 5
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar di
Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota Probolinggo, Jawa Timur” beserta
seluruh isinya benar – benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan
penjiplakan dan pengutipan dengan cara - cara yang tidak sesuai dengan etika
ilmu yang berlaku. Atas pernyataan ini saya sanggup menanggung resiko/sanksi
apabila terjadi di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Malang, 23 Juli 2020 Yang Membuat Pernyataan,
Hubertus Christian Ferdiansyah NIM. 155080401111050
Page 6
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberi bimbingan dan pengalaman selama penyusunan proposal skripsi
sampai penyusunan laporan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP dan Ibu Candra Adi Intyas, S.Pi., MP. selaku
dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, informasi serta waktu
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Bambang Budi Hartono selaku pemilik Pokdakan yang telah
mengizinkan saya untuk melaksanakan penelitian di Pokdakan Wahana
Sentosa Probolinggo.
4. Bapak Dr.Ir.Edi Susilo,MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan
dan Kelautan Universitas Brawijaya.
5. Bapak Rizki Agung Lestariadi, S.pi.,MP.,MBA., Ph.D selaku Ketua Program
Studi Agrobisnis Perikanan Universitas Brawijaya.
6. Kedua orang tua saya yang tidak henti-hentinya memberi dukungan moril,
materil maupun motivasi kepada saya.
Malang, Juli 2020
Penulis
Page 7
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
vi
RINGKASAN
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar Di Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota Probolinggo, Jawa Timur (dibawah bimbingan Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA.)
Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) adalah suatu kumpulan masyarakat yang bergerak di bidang budidaya ikan yang terbentuk dan tumbuh atas dasar adanya kepentingan bersama dengan rasa saling percaya, keserasian dan keakraban untuk bekerjasama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pokdakan merupakan suatu kelembagaan yang mewadahi masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang perikanan budidaya. Meskipun popularitas produk perikanan terus berlanjut, bisnis ini masih memiliki masalah dengan penjualan produk-produk perikanan tertentu yang tidak merata. Beberapa produk perikanan memiliki nilai penjualan yang relatif rendah, sementara beberapa produk perikanan lainnya memiliki penjualan yang cukup tinggi. Produk dengan volume penjualan rendah akan mengurangi nilai penjualan produk secara keseluruhan. Penting bagi pemilik usaha perikanan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi konsumen untuk membeli ikan segar di Pokdakan Wahanan Sentosa. Oleh karena itu, mereka akan dapat menerapkan pengetahuan ini untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan hasil penjualan mereka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen dan faktor yang paling dominan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan cara observasi dan menggunakan kuesioner online. Kuesioner online menggunakan google form dengan pemberian skor menggunakan Skala Likert kategori Ordinal, dan penyebaran kuesioner melalui whatsapp rekan peneliti yang ada di lokasi. Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan observasi non-partisipan. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik inferensial: Regresi Linear Berganda dan analisis deskriptif. Analisis statistik inferensial: Regresi Linear Berganda digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk angka yang diperoleh dari kuesioner responden, sedangkan untuk analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data apapun yang berasal dari data primer maupun data sekunder. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan menggunakan metode penelitian survei dan pendekatan kuantitatif. Explanatory research adalah penelitian yang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah hubungan antara kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil analisis dari ke 4 (empat) jalur hubungan langsung yang menghubungkan 4 (empat) variabel penelitian ini terdapat 3 (tiga) hubungan yang berpengaruh secara signifikan dan 1 (satu) hubungan yang berpengaruh tidak signifikan. Penelitian ini juga mendapat temuan baru yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu (1) Kualitas Produk berpengaruh
Page 8
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
tidak signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (secara parsial); (2) Kualitas Produk, Kewajaran Harga, dan Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.
Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan, data yang diperoleh dari uji dterminasi menunjukkan hasil dari Adjusted R Square sebesar 0.746 yang berarti bahwa kemampuan dari variabel independen yaitu kualitas produk(X1), kewajaran harga(X2), dan kualitas pelayanan (X3) dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen yaitu kepuasan konsumen (Y) sebesar 74,6%, sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada diluar model regresi yang digunakan saat ini.
Hasil perhitungan uji statistik t kualitas produk diperoleh nilai t hitung 0,646 < t tabel 2,026, yang berarti bahwa variabel kualitas produk (secara parsial) berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hasil perhitungan uji statistik t kewajaran harga diperoleh nilai t hitung 2,178 > t tabel 2,026, yang berarti bahwa variabel kewajaran harga (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hasil perhitungan uji statistik t kualitas pelayanan diperoleh nilai t hitung 2,399 > t tabel 2,026, yang berarti bahwa variabel kualitas pelayanan (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai F sebesar 40,212 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel yang diperoleh Ftabel= F(k;n-k)= F(3;38) = 2,85. Sehingga diperoleh nilai Fhitung (40,212) > Ftabel (2,85) maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu penelitian selanjutnya dapat memperluas model penelitian dengan menambahkan variabel lain yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen atau menambahkan variabel lain yang dihasilkan dari kepuasan konsumen seperti niat pembelian kembali atau word of mouth mengingat pada penelitian ini hanya terdapat 3 variabel X dan 1 variabel Y.
Saran untuk pemilik Pokdakan Wahana Sentosa yaitu dalam menentukan strategi pemasaran, pengelola alangkah baiknya memperhatikan faktor-faktor (kualitas produk, kewajaran harga,dan kualitas pelayanan) yang menjadi alasan konsumen untuk membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Berdasarkan hasil pada penelitian ini pemilik Pokdakan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan harga yang terjangkau kepada konsumen karena kualitas pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa agar para konsumen merasa puas dengan apa yang telah mereka dapatkan sehingga akan membuat mereka membeli ikan kembali di Pokdakan Wahana Sentosa. Selain itu, pemilik Pokdakan Wahana Sentosa juga harus selalu memperhatikan kompetisi pasar dalam menjalankan usahanya, karena kompetisi pasar juga berpengaruh besar terhadap respon konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
viii
Page 9
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan ucapan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar Di Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota
Probolinggo, Jawa Timur” sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana
Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya,
Malang. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melengkapi
kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan dibawah bimbingan Bapak Zainal
Abidin, S.Pi., MP., MBA.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan skripsi ini tentunya ada
kekurangan, maka diharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat
menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya terutama para
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya dan
masyarakat umum.
Malang, Juli 2020
Penyusun
Page 10
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
IDENTITAS PENGUJI ......................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... vi
RINGKASAN ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4 1.3 Tujuan .............................................................................................. 4 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 6 2.2 Landasan Teori ................................................................................ 8 2.3 Kerangka Konsep Penelitian dan Hipotesis .................................... 14
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 17 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................... 17
3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 17 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 18 3.4 Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel .................... 18 3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 19 3.6 Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan
(DOVIIP) .......................................................................................... 21 3.7 Metode Analisis Data ..................................................................... 22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 28 4.1 Profil Pokdakan Wahana Sentosa .................................................. 28 4.2 Karakteristik Responden ................................................................ 29 4.3 Analisis Deskriptif ........................................................................... 33 4.4 Analisis Statistik Inferensial ............................................................ 47 4.5 Temuan Penelitian ........................................................................ 63
Page 11
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
4.6 Perbedaan Penelitian ini dengan Teori dan Penelitian Sebelumnya .................................................................................. 64
4.7 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 65
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 66 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 66 5.2 Saran ............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN ........................................................................................................ 76
xi
Page 12
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
xi
DAFTAR TABEL
1. Hasil Penjualan Ikan di Pokdakan Wahana Sentosa Tahun 2019 ............. 2
2. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 5
3. Tabel Penelitian Terdahulu ....................................................................... 7
4. Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan
(DOVIIP) ................................................................................................ 21
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah ............................... 30
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 30
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................... 31
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...................... 31
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 32
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................... 32
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan ................... 33
12. Interpretasi Rata-rata Jawaban Responden ............................................ 34
13. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-
rata skor pada Variabel Kualitas Produk (X1) ......................................... 34
14. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-
rata skor pada Variabel Kewajaran Harga (X2) ....................................... 38
15. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-
rata skor pada Variabel Kualitas Pelayanan (X3) .................................... 41
16. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-
rata skor pada Variabel Kepuasan konsumen (Y) ................................... 44
17. Hasil Uji Validitas .................................................................................... 48
18. Uji Reliabilitas ......................................................................................... 49
19. Uji Normalitas ......................................................................................... 50
Page 13
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
20. Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................ 51
21. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 52
22. Uji Determinasi ....................................................................................... 53
23. Hasil Uji F (simultan) .............................................................................. 54
24. Hasil Uji t (parsial) .................................................................................. 57
xiii
Page 14
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
xi
DAFTAR GAMBAR
1. Model Penelitian ..................................................................................... 14
2. P-P Plot Residual ................................................................................... 50
3. Scatterplot .............................................................................................. 52
Page 15
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Peta lokasi penelitian ............................................................................. 74
2. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 75
Page 16
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Probolinggo adalah kota yang terletak di wilayah pantai utara Pulau
Jawa yang mempunyai wilayah seluas 56,57 km2 dengan garis pantai sepanjang
7 km. Kota Probolinggo mempunyai potensi yang cukup besar di bidang
perikanan dan kelautan. Jenis subsektor potensial yang ada di Kota Probolinggo
terdiri dari subsektor perikanan tangkap, subsektor perikanan budidaya dan
subsektor pengolahan perikanan. Jumlah produksi sektor perikanan tahun 2019
pada subsektor perikanan tangkap sebesar 17.934.930 kg, perikanan budidaya
sebesar 8.084.060 kg dan perikanan olahan sebesar 3.629.848 kg.
Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) adalah kumpulan masyarakat
yang bergerak secara terorganisir di bidang budidaya ikan, mempunyai
pengurus dan aturan-aturan dalam organisasi kelompok yang secara langsung
melakukan usaha pembudidayaan ikan. Pokdakan merupakan suatu
kelembagaan yang mewadahi masyarakat untuk mengembangkan usaha di
bidang perikanan budidaya (KKP, 2017).
Ikan lele adalah salah satu komoditas primadona dari sub sektor
perikanan dikarenakan memiliki prospek yang cukup tinggi. Ikan lele banyak
disukai masyarakat karena merupakan salah satu bahan pangan yang bergizi,
murah, mudah untuk diperoleh dan juga mudah untuk diolah. Pokdakan Wahana
Sentosa merupakan salah satu kelompok pembudidaya ikan yang dapat
dikategorikan sebagai Pokdakan yang cukup aktif dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan ikan khususnya ikan lele di Kota Probolinggo.
Page 17
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
2
Tabel 1. Hasil Penjualan Ikan di Pokdakan Wahana Sentosa Tahun 2019
Bulan Hasil Penjualan (kg) Januari 5.117
Februari 3.802 Maret 4.221 April 2.880 Mei 2.762 Juni 3.225 Juli 3.646 Agustus 4.050 September 2.292 Oktober 3.993 November 3.888
Desember 3.387
Sumber: Data Pokdakan Wahana Sentosa, 2019
Dalam beberapa bulan terakhir Pokdakan Wahana Sentosa dengan salah
satu produknya yaitu ikan lele segar tidak luput dalam menghadapi situasi
persaingan pasar di Probolinggo. Pendapatan yang diperoleh oleh Pokdakan
Wahana Sentosa tidak selalu mengalami kenaikan bahkan cenderung
mengalami penurunan. Semakin banyaknya pesaing baru yang membuka usaha
budidaya ikan lele di Probolinggo menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
menurunnya hasil penjualan di Pokdakan Wahana Sentosa. Oleh sebab itu, perlu
adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan
konsumen ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa untuk mengetahui dan
mengatasi masalah tersebut. Adapun data penjualan di Pokdakan Wahana
Sentosa selama tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 1.
Kepuasan (Satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah
harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka
pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau
senang (Kotler 2006:177). Kajian beberapa literatur yang relevan dengan tujuan
dari penelitian ini antara lain pengaruh pelayanan, harga, kualitas produk, dan
Page 18
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
3
juga kepuasan terhadap keputusan pembelian ulang konsumen dalam membeli
ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.
Kualitas pelayanan (Service Quality) adalah segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Kualitas
pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan
persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka terima/peroleh
dengan pelayanan yang mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut
pelayanan suatu perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2016:214) mendefinisikan jasa/pelayanan
sebagai berikut: “any act or that one party can offer another that is essensially
intangible and does not result in the ownership of anything. It’s production may or
not to be tied to a physical product.” Artinya jasa atau layanan adalah semua
tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang
pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produk fisik.
Menurut Kotler & Amstrong, (2001:354) kualitas produk merupakan
senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Maka hanya
perusahaan dengan kualitas produk paling baik yang akan tumbuh dengan
pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari
perusahaan lain.
Faktor yang sangat penting yang dapat memengaruhi kepuasan
konsumen adalah faktor harga. Setelah mengembangkan struktur dan strategi
penetapan harga, perusahaan sering kali menghadapi situasi dimana mereka
harus melakukan perubahan harga atau merespon perubahan harga yang
dilakukan pesaing.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) harga adalah jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
Page 19
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
4
produk/jasa. Sementara Lupiyoadi (2006) menyatakan bahwa harga merupakan
uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh jasa yang diinginkan
dengan membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (The
Consumer’s costs and benefits). Biaya/costs antara lain: waktu dan tenaga, dan
pinjaman, pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga, dan lain-lain
sedangkan manfaat (benefits) meliputi: prestise, pengalaman, pemenuhan
kebutuhan kualitas dan lain-lain. Konsumen biasanya cenderung untuk mencari
harga yang dapat memberikan nilai dan kepuasan yang tinggi.
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka dapat
diajukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar di Pokdakan Wahana
Sentosa Probolinggo, Jawa Timur”.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah diatas maka peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ikan lele
segar di Pokdakan Wahana Sentosa?
2. Faktor apa yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan
konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hal-hal
berikut:
1. Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ikan lele segar di
Pokdakan Wahana Sentosa.
2. Faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan konsumen
ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa.
Page 20
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
5
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak, antara lain:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai
faktor-faktor yang dapat memengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk membeli ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa, Kota
Probolinggo, Jawa Timur
2. Kegunaan Praktis
Bagi pihak Pokdakan diharapkan agar penelitian ini dapat
memberi informasi dan masukan, sehingga lebih memperhatikan faktor-
faktor yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli ikan
lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa, seperti faktor pelayanan,
kualitas produk, dan harga.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup digunakan untuk memperjelas masalah yang akan dibahas
agar tidak terjadi pembahasan yang meluas. Adapun ruang lingkup yang
terdapat pada penelitian ini digambarkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Ruang Lingkup Penelitian
No. Komponen Uraian Ruang Lingkup
1.
2.
Objek Penelitian
Responden
Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli Ikan Lele Segar di Pokdakan Wahana Sentosa, seperti: Pelayanan, Kualitas Produk, dan Harga. Konsumen Pokdakan Wahana Sentosa
Page 21
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya dengan mengangkat tema yang hampir sama maupun yang sama
dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian terdahulu digunakan
sebagai gambaran proses berpikir dengan didukung penelitian-penelitian yang
logis dan didukung oleh fakta empiris.
Penelitian yang dilakukan oleh Faruk Anil Konuk (2019), tentang
“Pengaruh persepsi kualitas makanan, keadilan harga, persepsi nilai dan
kepuasan terhadap kunjungan pelanggan dan niat dari mulut ke mulut terhadap
restoran makanan organik”. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini
adalah kualitas produk, kewajaran harga, nilai keuntungan, kepuasan, niat
mengunjungi kembali, dan niat dari mulut ke mulut. Temuan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap kewajaran harga, terhadap nilai keuntungan dan juga terhadap
kepuasan konsumen. Kewajaran harga memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap nilai keuntungan dan kepuasan konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Michael K. Brady dan Christopher J.
Robertson (2001), tentang “Mencari Konsensus tentang Peran Anteseden dari
Kualitas dan Kepuasan Layanan: Studi Lintas Nasional Eksplorasi”. Adapun
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas layanan, kepuasan,
dan niat perilaku. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas
layanan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Layanan
yang berkualitas dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan nilai
kepuasan konsumen.
Page 22
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
7
Tabel 3. Tabel Penelitian Terdahulu
No. Penulis (Tahun)
Judul Penelitian dan Jurnal
Tujuan Penelitian
Sampel Variabel Metode Penelitian
Temuan Penelitian
1. Faruk Anil The Menguji 329 -Kualitas -Kuesioner -Kualitas Konuk influence of sebuah responden Makanan Makanan (2019) perceived hubungan yaitu -Kewajaran adalah food model dari konsumen Harga penentu quality, faktor-faktor yang -Nilai signifikan price
fairness, yang memengaruhi
mengisi kuesioner
Keuntungan -Kepuasan
kewajaran harga
perceived niat pembelian -Niat -nilai value and ulang Mengunjungi keuntungan satisfaction konsumen Kembali memiliki on
customers’
-Niat dari Mulut ke
hubungan signifikan
revisit and Mulut terhadap word-of- kepuasan mouth -Kepuasan intentions memiliki towards
organic
pengaruh positif
food terhadap restaurants Niat mengunjungi kembali dan dari mulut ke mulut -Kualitas Makanan memiliki peran penting terhadap kewajaran
2. Michael K. Brady dan Christopher J. Robertson (2001)
Searching for a consensus on the antecedent role of service quality and satisfaction: an exploratory cross- national study
Untuk mengeksplorasi peran anteseden antara kualitas layanan dan kepuasan dalam pengembangan niat perilaku pelanggan
309 pelanggan makanan cepat saji
-Kualitas Pelayanan -Kepuasan -Niat Perilaku
harga dan nilai keuntungan
Wawancara -Model 1a memberikan kecocokan yang sangat baik, sedangkan kecocokan untuk Model 1b adalah sub-par. -Pelayanan merupakan penentu penting dari niat perilaku, efeknya tidak langsung melalui kepuasan
Page 23
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
8
2.2 Landasan Teori
Untuk mendukung penelitian, perlu dijelaskan teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam
melakukan penelitian. Landasan teori merupakan teori yang digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel dan dijadikan sebagai dasar penelitian.
1. Teori Stimulus Organism Response (S-O-R)
Dalam pembelajaran ilmu Perilaku Konsumen, terdapat teori
mengenai persepsi. Salah satu teori yang berkaitan dengan persepsi
adalah stimulus-organism-response model (SOR). Model ini menjelaskan
hubungan antara tiga komponen utama, yaitu rangsangan (stimulus),
makhluk hidup (organism), dan reaksi terhadap rangsangan (response).
Rangsangan (Stimulus) dapat diartikan sebagai faktor yang
memengaruhi kondisi internal makhluk hidup (Eroglu, et al., 2001). Dalam
pemasaran, rangsangan memiliki variasi bentuk, misalnya tulisan, warna,
gambar, suara, aroma, rasa, dan sebagainya yang ditangkap oleh panca
indera konsumen. Jika dilihat secara lebih dalam, terdapat 2 macam
rangsangan, yaitu rangsangan yang dapat dikendalikan oleh pemasar
dan rangsangan yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar (Kotler &
Keller, 2016). Rangsangan yang dapat dikendalikan oleh pemasar
mencakup seluruh komponen dalam bauran pemasaran, misalnya
tampilan desain produk, diskon produk, distribusi produk, dan beragam
bentuk promosi produk. Sedangkan rangsangan yang tidak dapat
dikendalikan oleh pemasar misalnya kondisi perekonomian, situasi politik,
perubahan teknologi, perubahan kondisi alam, dan perubahan pada nilai-
nilai budaya.
Selain rangsangan, komponen lain dalam model SOR adalah
organism. Organisme secara lebih dalam diartikan sebagai kondisi
Page 24
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
9
perasaan dan kognitif seseorang yang memengaruhi hubungan antara
rangsangan dengan respon (Eroglu, et al., 2001). Menurut Bagozzi (1986)
bahwa organisme di sini merujuk pada proses internal yang terjadi dalam
diri seseorang, yang terdiri dari aktivitas mempersepsikan, merasakan,
dan berpikir. Ketika suatu rangsangan ditangkap oleh panca indera
seorang konsumen, maka ia akan mempersepsikan rangsang tersebut
dengan melibatkan perasaan dan pikirannya, sehingga menentukan
respon terhadap rangsangan tersebut.
Komponen ketiga dalam model SOR adalah respon. Menurut
Donovan dan Bitter (1982) serta Sherman, et. al. (1997), respon hasil
akhir dari proses internal yang terjadi di dalam diri konsumen dan
merupakan keputusan akhir konsumen. Konsumen bisa saja melakukan
pembelian, menunda pembelian, membatalkan pembelian, atau bahkan
menghindari pembelian. Model SOR ini banyak digunakan oleh pemasar
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara rangsangan yang
diberikan kepada konsumen dan reaksi konsumen atas rangsangan
tersebut melalui kegiatan membeli, mengkonsumsi, dan menghabiskan.
Dengan mempelajari model ini pemasar diharapkan mampu membuat
informasi sebagai rangsangan (stimulus) yang menarik agar dapat
diekspos oleh konsumen, yang meliputi informasi mengenai produk,
harga, tempat penjualan, dan promosi yang menarik, misalnya dengan
menyelipkan pesang-pesan edukatif dalam promosi. Dengan
menciptakan stimulus yang menarik, diharapkan konsumen dapat
memberikan reaksi yang sesuai dengan yang diharapkan oleh pemasar.
Fokus penelitian ini adalah meneliti tentang “tingkat kepuasan
konsumen”, dimana nilai yang dirasakan oleh konsumen terhadap barang
atau jasa berperan sebagai faktor yang mendasari seberapa besar tingkat
Page 25
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
10
kepuasan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen muncul berdasarkan
perbandingan antara apa yang dia terima dengan harapannya. Apabila,
apa yang telah dia terima sesuai dengan harapan/favorable, maka tingkat
kepuasan yang dihasilkan adalah positif. Sebaliknya, apabila apa yang
telah dia terima tidak sesuai dengan harapan/unfavorable, maka tingkat
kepuasan yang dihasilkan adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
kepuasan konsumen ditentukan oleh harapan konsumen dengan atribut
favorable dan unfavorable.
2. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah salah satu kunci konstruksi yang
digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam model penelitian.
Berdasarkan teori expectation disconfirmation, kepuasan
dikonseptualisasikan sebagai "ringkasan keadaan psikologis yang
dihasilkan ketika emosi di sekitar ekspektasi yang tidak dikonfirmasi
ditambah dengan perasaan konsumen sebelumnya tentang pengalaman
konsumsi" (Oliver, 1980, hlm. 29). Sejalan dengan definisi “when
consumers' expectations meet satisfaction occurs and otherwise
dissatisfaction will result” yang berarti ketika harapan konsumen
memenuhi kepuasan terjadi dan jika tidak, ketidakpuasan akan terjadi
(Namkung dan Jang, 2007, hal. 90). Kepuasan memiliki dua komponen
yaitu kognitif atau rasional dan afektif atau emosional (Liljander dan
Strandvik, 1997 Bigné et al., 2008). Komponen kognitif meliputi evaluasi
logis dan rasional dari produk yang dibeli, di sisi lain, komponen
emosional termasuk emosi seperti kebahagiaan dan kesenangan yang
menghasilkan konfirmasi harapan (Yu dan Dean, 2001).
Kepuasan pelanggan merupakan konsekuensi dari perbandingan
yang dilakukan oleh pelanggan yang membandingkan antara tingkatan
Page 26
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
11
dari manfaat yang dirasakan terhadap manfaat yang diharapkan oleh
pelanggan. Adapun indikator kepuasan pelanggan (menurut Irawan et al.,
2008), yaitu: 1. Perasaan puas (dalam arti puas akan produk dan
pelayanannya) yaitu ungkapan perasaan puas atau tidak puas dari
pelanggan saat menerima pelayanan yang baik dan produk yang
berkualitas dari perusahaan. 2. Selalu membeli produk yaitu pelanggan
akan tetap memakai dan terus membeli suatu produk apabila tercapainya
harapan yang mereka inginkan. 3. Akan merekomendasikan kepada
orang lain yaitu pelanggan yang merasa puas setelah memakai suatu
produk atau jasa akan menceritakannya kepada orang lain serta mampu
menciptakan pelanggan baru bagi suatu perusahaan. 4. Terpenuhinya
harapan pelanggan setelah membeli produk yaitu sesuai atau tidaknya
kualitas suatu produk atau jasa pasca pembelian suatu produk dengan
harapan yang diinginkan pelanggan.
3. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah the characteristic of a product or service
that bear on its ability to satisfy stated or implied customer, yang artinya
kualitas produk adalah karakteristik sebuah produk atau jasa yang
memberikan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan (Kotler
dan Amstrong, 2010:229)
Untuk produk makanan, isyarat kualitas intrinsik meliputi
penampilan, warna, bentuk, dan struktur yang tidak dapat dimodifikasi
tanpa memodifikasi sifat fisik suatu produk (Ophuis dan Trijp, 1995 p.
179). Namun, isyarat ekstrinsik bukan bagian dari komposisi fisik suatu
produk termasuk harga, nama merek, nama toko, negara asal, nutrisi,
dan informasi produksi (Teas dan Agarwall, 2000; Ophuis dan Trijp, 1995,
hal. 179) . Selanjutnya, Namkung dan Jang (2010) berpendapat bahwa
Page 27
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
12
indikator kualitas makanan termasuk kesegaran, kesehatan, rasa dan
penyajian makanan.
4. Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono (2004), kualitas pelayanan adalah: tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Model paling akhir yang
dikembangkan oleh Brady and Cronin (2001), yaitu Hierarchial Model of
Service Quality. Model ini menjelaskan bahwa kualitas jasa terdiri dari tiga
elemen, yaitu: Interaction Quality (Kualitas Interaksi). Pada jenjang
pertama ini menggambarkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas jasa. Kualitas interaksi ini terdiri dari tiga indikator, yaitu: (1)
Sikap, persepsi pelanggan swalayan atas sikap pegawai dalam melayani
pembeli. (2)Perilaku, persepsi pelanggan swalayan atas perilaku pegawai
dalam melayani pembeli. (3) Pengalaman, persepsi pelanggan swalayan
atas pengalaman pegawai terhadap pekerjaannya. Outcome Quality
(Kualitas Keluaran). Sedangkan pada jenjang ketiga ini
mengidentifikasikan sub dimensi dari masing-masing item yang
membentuk dimensi-dimensi utama. Kualitas keluaran atas hasil juga
mempunyai tiga indikator, yaitu : (4) Waktu Tunggu, penilaian pelanggan
terhadap pengelolaan waktu tunggu yang harus dilakukan. (5) Faktor
Sosial, penilaian pelanggan lain terhadap reputasi perusahaan. (6)
Valensi, kesan pelanggan atas pengalaman berbelanjanya.
5. Kewajaran Harga
Dari sudut pandang konsumen, harga didefinisikan sebagai "apa
yang diberikan atau dikorbankan untuk mendapatkan suatu produk"
(Zeithaml, 1988). Sebagaimana dibahas di atas, harga juga memberikan
isyarat ekstrinsik bagi konsumen untuk menentukan kualitas produk.
Page 28
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
13
Sebagai kriteria evaluasi harga yang penting, Price Fairness
dikonseptualisasikan sebagai “penilaian konsumen dan emosi terkait
apakah perbedaan (atau kurangnya perbedaan) antara harga penjual dan
harga dari pihak lain yang komparatif masuk akal, dapat diterima, atau
dapat dibenarkan” (Xia et al., 2004, hal. 3). Price Fairness (kewajaran
harga) muncul sebagai "rasa subjektif konsumen tentang harga sebagai
benar, adil, atau sah versus salah, tidak adil, atau tidak sah" (Campbell,
2007, hal.261).
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:278) ada empat indikator yang
mencirikan harga yaitu: 1. Keterjangkauan harga yaitu harga yang diberikan oleh
perusahaan terhadap produk mereka dapat dijangkau oleh para konsumennya.
Harga yang sesuai dan terjangkau tentunya akan menjadi pertimbangan
konsumen untuk membeli produk mereka. 2. Kesesuaian harga dengan kualitas
produk yaitu harga yang diberikan oleh perusahan terhadap produknya sesuai
dengan kualitas produk yang mereka hasilkan, misalnya jika harganya tinggi
maka kualitas produk yang diberikan pun memiliki kualitas yang tinggi sehingga
konsumen pun merasa tidak keberatan jika membeli produk tersebut. 3. Daya
saing harga yaitu perusahaan sebaiknya juga memperhatikan bahwa harga yang
diberikan memiiki daya saing yang tinggi terhadap para kompetitornya. Jika
harga yang diberikan terlampau tinggi di atas harga para kompetitor maka produk
tersebut tidak memiliki daya saing yang baik.
Page 29
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
14
Kualitas
Produk
Kewajaran
Harga
Kepuasan
Konsumen
Kualitas
Pelayanan
Gambar 1. Model Penelitian
H3
H
H1
2.3. Kerangka Konsep Penelitian dan Hipotesis
1. Hubungan Antara Kualitas Produk Dengan Kepuasan Konsumen
Kualitas produk memiliki pengaruh yang menonjol pada
profitabilitas perusahaan (Ophuis dan Trijp, 1995, hal. 177). Penelitian
sebelumnya menekankan dua jenis kualitas yang berbeda: kualitas
objektif dan kualitas subjektif (persepsi) (Tsiotsou, 2006). Sementara
kualitas obyektif dikonseptualisasikan sebagai "keunggulan teknis aktual
atau keunggulan produk" (Zeithaml, 1988, hal. 4), kualitas yang dirasakan
mengacu pada "penilaian konsumen tentang keunggulan atau
keunggulan keseluruhan produk". Dengan demikian kualitas produk
merupakan salah satu faktor penentu kepuasan konsumen yang memiliki
pengaruh secara signifikan pada repurchase intention. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1 : kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen
Page 30
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
15
2. Hubungan Antara Kewajaran Harga Dengan Kepuasan Konsumen
Sebagai kriteria evaluasi harga yang penting, Price Fairness
dikonseptualisasikan sebagai “penilaian konsumen terkait apakah
perbedaan (atau kurangnya perbedaan) antara harga penjual dan harga
dari pihak lain yang komparatif, dapat diterima, atau dapat dibenarkan”
(Xia et al., 2004, hal. 3). Price Fairness muncul sebagai "rasa subjektif
konsumen tentang harga sebagai benar, adil atau tidak adil, sah atau
tidak sah" (Campbell, 2007, hal.261). Oleh karena itu, mengacu pada
teori-teori ini, dari sudut pandang pelanggan, harga yang diberikan
pokdakan akan dianggap adil dan dapat diterima jika tingkat harga ini
memberikan keuntungan yang adil bagi perusahaan. Selain itu, harga
ikan segar yang dapat diterima menentukan penilaian pelanggan dan ini
dapat meningkatkan kunjungan ulang. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2 : kewajaran harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen
3. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen
Kualitas layanan adalah kesan pelanggan tentang keunggulan
relatif dari penyedia layanan dan layanannya, dan mencerminkan
pelanggan sikap keseluruhan terhadap perusahaan (Bitner, 1990;
Zeithaml, 1988). Brady, Cronin and Brand (2002) mengidentifikasi kualitas
layanan sebagai anteseden kepuasan. Dengan demikian, kualitas
layanan merupakan salah satu penentu kepuasan konsumen.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H3 : kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen
Page 31
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
16
4. Hubungan Antara Kualitas Produk, Kewajaran Harga dan Kualitas
Pelayanan Secara Simultan Terhadap Kepuasan Konsumen
Berdasarkan hasil penelitian Qin dan Prybutok (2009) meneliti
aspek-aspek yang memengaruhi kepuasan pelanggan di restoran cepat
saji, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas makanan, nilai yang dirasakan
dan kualitas layanan memengaruhi kepuasan konsumen. Sementara,
penelitian Saidani et al (2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk
dan layanan memengaruhi kepuasan pelanggan.
Faktor lain yang mampu menciptakan kepuasan dan loyalitas
pelanggan adalah harga produk yang terjangkau. Ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Consuegra et al. (2007) yang mengatakan
hal pertama yang perlu dipertimbangkan dalam menghubungkan antara
harga layanan dan loyalitas adalah keadilan harga dan penerimaan
harga, sehingga nilai yang dirasakan sesuai dengan harapan pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Virlaite et al. (2009),
dapat dibuktikan bahwa ada hubungan erat antara keadilan harga dan
loyalitas konsumen. Chiao dan Bei (2001) juga menemukan hasil yang
serupa, yaitu persepsi keadilan harga memiliki hubungan positif baik
secara langsung maupun tidak langsung.. Berdasarkan uraian tersebut,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H4 : kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen
Page 32
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
1
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory
research dengan menggunakan metode penelitian survei dan pendekatan
kuantitatif. Explanatory research adalah penelitian yang menunjukkan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah
hubungan antara kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan
terhadap kepuasan konsumen.
Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), penelitian explanatory adalah
penelitian yang menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2017), pendekatan kuantitatif adalah
metode penelitian survei. Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,
wawancara terstruktur, dan lain sebagainya.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka
seperti data isian kuesioner. Guna memperoleh data yang representative, peneliti
mengambil data dari berbagai sumber yang mendukung penelitian yaitu data
primer dan sekunder.
3.2.1 Data Primer
Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah hasil jawaban
responden pada kuesioner yang telah diberikan dan wawancara secara langsung
kepada konsumen yang pernah membeli ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa,
sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013), bahwa pengumpulan data primer
Page 33
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
18
adalah pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara wawancara
langsung, komunikasi melalui telfon, atau komunikasi tidak langsung seperti
surat, email, kuesioner dan lain-lain. Data ini diperoleh secara langsung dari
objek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada objek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari.
3.2.2 Data Sekunder
Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan berasal dari
penelitian terdahulu, pustaka, literatur yang relevan, dan lembaga terkait yang
mendukung untuk melengkapi penulisan laporan penelitian. Sebagaimana
dijelaskan oleh Sugiyono (2013), bahwa pengumpulan data sekunder adalah
pengumpulan data melalui cara tidak langsung atau harus melakukan pencarian
mendalam terlebih dahulu seperti melalui internet, literatur statistik, buku dan
lain-lain.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo pada
bulan April 2020. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen
ikan lele Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. Peta lokasi penelitian ini dapat
dilihat pada lampiran 1.
3.4 Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini diambil dari konsumen Pokdakan Wahana
Sentosa Probolinggo. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 120 orang.
Pertimbangan pemilihan sampel dilihat berdasarkan pengalaman konsumen
yang pernah membeli ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa. Menurut
Ferdinand (2002) jika ukuran sampel terlalu besar, maka model menjadi sensitif
sehingga sulit untuk mendapatkan goodness of fit. Jumlah sampel yang harus
Page 34
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
19
dipenuhi minimal berjumlah 40 sampel. Ukuran sampel tergantung pada jumlah
indikator dikalikan 5 sampai 10.
Penelitian ini mempunyai 4 variabel dengan jumlah indikator sebanyak 12
indikator. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 41
sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen ikan lele
Pokdakan Wahana Sentosa.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel (Sugiyono, 2017). Dalam non-probability sampling teknik yang dipilih
adalah purposive sampling. Teknik ini adalah suatu teknik memilih sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu dan kriteria-kriteria tertentu agar sesuai
dengan yang dikehendaki saat analisis. Dimana peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian. Seringkali jumlah sampel dalam metode ini tidak terlalu besar.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi terkait tujuan penelitian. Teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan wawancara kuisioner, observasi dan dokumentasi.
3.5.1 Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis. Kuisioner dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan yang bersifat tertutup atau terbuka, dapat diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet
(Sugiono, 2017). Kuisioner dalam penelitian ini berbentuk lembaran kertas yang
Page 35
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
20
diberikan secara langsung kepada calon responden. Kuisioner yang diberikan
berupa pilihan jawaban dengan menggunakan Skala Likert kategori Ordinal,
dimana terdapat lima alternatif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, netral, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Cara pemberian nilai berdasarkan jawaban
responden yaitu sangat setuju diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4, netral diberi nilai
3, tidak setuju diberi nilai 2 dan sangat tidak setuju diberi nilai 1.
3.5.2 Observasi
Observarsi merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses pengamatan dan ingatan (Sugiono, 2017).
Sebelum mulai melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi di
Kota Probolinggo dengan mengunjungi beberapa pokdakan yang ada di
Probolinggo. Observasi dilakukan dengan membandingkan pokdakan–pokdakan
tersebut meliputi rating pokdakan, jumlah konsumen tetap dan umum, dan juga
jumlah hasil penjualan ikan di setiap pokdakan. setelah melakukan obeservasi
peneliti menetapkan pokdakan Wahana Sentosa sebagai lokasi penelitian karena
memiliki rating, konsumen tetap, dan juga hasil penjualan terbaik dari pokdakan
lainnya.
3.5.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting
baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi dapat
berupa tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang (Nugroho
Adi, 2015). Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah memfoto
segala kegiatan terkait dengan penelitian. Selain itu dokumentasi juga
didapatkan dari respon konsumen dan juga profil Pokdakan.
Page 36
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
21
3.6 Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan (DOVIIP)
Tabel 4. Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan (DOVIIP)
Variabel Indikator dan Kode Item Pernyataan Sumber
(X1) Kualitas Produk
Kualitas produk adalah the characteristic of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customer, yang artinya kualitas produk adalah karakteristik sebuah produk atau jasa yang memberikan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2010:229)
(X2)
Kewajaran Harga
strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam
pemberian value kepada konsumen dan memengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli (Lupiyoadi, 2001)
(X3)
Kualitas Pelayanan
Menurut Kotler dan Keller (2016) mendefinisikan jasa/pelayanan adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada
variabel. pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produk fisik.
Kesegaran Ikan lele di pokdakan wahana sentosa dalam keadaan segar sehingga menarik secara visual
Kesehatan Pokdakan wahana sentosa menawarkan ikan lele yang sehat sehingga baik untuk kesehatan
Rasa Pokdakan wahana sentosa menjual ikan lele yang segar sehingga memiliki rasa ikan yang lezat
Penyajian produk Pokdakan wahana sentosa menyediakan ikan dalam bentuk segar yaitu masih hidup atau sudah dipotong dan dibersihkan.
Keterjangkauan harga Harga ikan di Pokdakan wahana sentosa terjangkau
sehingga memiliki harga yang masuk akal
Kesesuaian harga Harga ikan di
Pokdakan wahana sentosa sangat masuk akal dan adil sehingga dapat diterima oleh pembeli.
Daya saing harga Harga ikan di Pokdakan Wahana Sentosa sesuai dengan harga ikan di pasar
Kualitas interaksi Karyawan di Pokdakan Wahana Sentosa siap
untuk melayani konsumen dengan baik, sopan, dan ramah
Kualitas keluaran Karyawan di Pokdakan
Wahana Sentosa
bekerja dengan
cekatan sehingga konsumen tidak harus menunggu lama
(Kotler dan Amstrong, 2010:229)
(Lupiyoadi, 2001)
Kotler dan Keller (2016:214)
Page 37
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
22
(Lanjutan tabel 4. Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan (DOVIIP))
Variabel Indikator dan Kode Item Pernyataan Sumber
(Y1) Kepuasan Konsumen
Kepuasan (Satisfaction) adalah
perasaan senang atau
kecewa seseorang
Kepuasan pembelian Pembeli puas dengan keputusannya untuk membeli ikan lele di Pokdakan wahana sentosa
(Kotler 2006:177)
yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan maka
Kepuasan pemilihan tempat
Pembeli merasa pembelian ikan lele di Pokdakan wahana sentosa merupakan pilihan yang tepat karena memiliki harga dan kualitas ikan yang baik.
pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau senang (Kotler
Kepuasan keputusan Pembeli senang dengan keputusannya untuk membeli ikan di pokdakan wahana sentosa.
2006:177).
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Statistik Inferensial
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) terhadap
variabel terikat (dependen), maka dapat dilakukan pengujian dengan
menggunakan Uji Validitas dan Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear
Berganda, Koefisien Determinasi (R2), Uji Simultas (Uji F) dan Uji Parsial (Uji t).
Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16 for
windows.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono, (2016) “Valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk memperoleh data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Validitas alat ukur diuji dengan menghitung korelasi antara nilai yang
Page 38
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
23
diperoleh dari setiap butir pernyataan dengan keseluruhan yang diperoleh
pada alat ukur tersebut. Metode yang digunakan adalah Product
Moment.Untuk menemukan valid atau tidaknya dilakukan dengan
menggunakan program pengolah data SPSS 21 (Statistical Product and
Service Solution), yaitu:
Jika ** korelasinya signifikan dengan tingkat 0,01
Jika * korelasinya signifikan dengan tingkat 0,05
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2016, hlm.168) bahwa reliabilitas adalah hasil
penelitian dimana terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Alpha >0,90 maka reliabilitas sempurna
Alpha antara 0,70-0,90 maka realiabilias tinggi
Alpha antara 0,50-0,70 maka reliabilitas moderat
Alpha antara <0,50 maka reliabilitas rendah
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program
pengolah data SPSS 21 (Statistical Product and Service Solution).
2. Uji Asumsi Klasik
Sesudah dilakukannya pengujian analisis regresi linear berganda
terhadap hipotesis penelitian, perlu dilakukannya uji asumsi klasik atas
data yang telah diolah agar data tersebut menjadi data yang valid dan
tidak bias atau BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Uji asumsi klasik
sendiri terdiri dari Uji Multikolinearitas, Uji Normalitas dan Uji
Heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Menurut Sarjono dan Julianta (2011), Uji normalitas merupakan
suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui data yang kita gunakan
Page 39
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
24
terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas membandingkan
data yang kita miliki dengan data yang terdistribusi secara nomal dan
memiliki nilai mean dan standart deviasi yang sama dengan data yang
kita miliki. Data dikatakan lolos uji normalitas apabila pada grafik normal
P-P Plot titik nya menyebar secara rata disekitar garis diagonal dan tidak
ada titik yang menjauh dari garis. Selain itu jika nilai signifikan pada Uji
Kolmogorov Smirnov bernilai >0,05 maka data tersebut terdistribusi
secara normal atau lolos uji normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Umar (2010), Uji Multikolinearitas merupakan suatu
pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi kolerasi yang
kuat diantara masing-masing variabel independen para model regresi
yang diajukan. Jika terjadi multikolinearitas pada model regresi tersebut,
maka dapat dikatakan data yang digunakan kurang baik dan harus
diatasi. Untuk mengetahui model regresi tersebut terjadi multikolinearitas
atau tidak dapat dilihat dari besaran nilai koefisien kolerasi antar variabel
independen, besaran nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan besaran
nilai Tolerance.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Umar (2010), Uji heteroskedastisitas merupakan
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah dalam persamaan
model regresi terjadi kesamaan varians dari residual pengamatan yang
dilakukan dengan pengamatan lain. apabila varians dari residual yang
dihasilkan oleh suatu pengamatan dan pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas, sedangkan apabila variansnya berbeda, maka
disebut heteroskedastisitas. Untuk menentukan terjadi atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot,
Page 40
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
25
apabila titik-titik pada grafik menyebar dan menjauhi garis nol maka dapat
dikatakan model regresi tersebut memiliki sifat homoskedastisitas dan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Gujarati (2006), regresi linear berganda merupakan
regresi yang memiliki lebih dari satu variabel bebas yang menjelaskan
variabel tidak bebas. Regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas
dalam model regresi. Dalam penelitian ini, model regresi yang dibentuk
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Variabel Kualitas Produk
X2 = Variabel Kewajaran Harga
X3 = Variabel Kualitas Pelayanan
e = Error
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau yang dinotasikan dengan R2
merupakan persentase yang menyatakan variasi variabel tak bebas atau
terikat (Y) yang mampu dijelaskan oleh variabel penjelas atau variabel
bebas (X). Dengan kata lain, R2 dapat memberikan informasi mengenai
seberapa cocok garis regresi yang ditaksir (Gujarati, 2006).
Page 41
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
26
5. Uji Simultan (Uji F)
Menurut Setiawan dan Kusrini (2010), Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh signifikan secara
serentak terhadap model atau tidak. Dalam uji F terdapat 2 hipotesis
pengujian, yaitu :
H0 : β1 = β2 = β3 = 0
H1 : minimal terdapat satu βj ≠ 0, j = 1,2,3..., p (p adalah jumlah parameter yang ada dalam model regresi)
Untuk menjawab hipotesis tersebut Fhitung dibandingkan dengan
Ftabel (F - (v1, v2)) dengan v1 = p dan v2 = n - p - 1 dengan permintaan
signifikansi yang digunakan sebesar . Jika nilai Fhitung > F tabel maka
H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya variabel bebas memiliki
pengaruh yang signifikan secara serentak terhadap variabel terikat. Jika
Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang artinya variabel
bebas secara serentak berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
terikat.
6. Uji Parsial (Uji t)
Menurut Setiawan dan Kusrini (2010), Uji t merupakan pengujian
individu yang digunakan untuk menguji apakah nilai koefisien regresi
berpengaruh secara signifikan atau tidak. Dalam uji t terdapat 2 hipotesis
pengujian, yaitu :
H0 : β1 = 0
H1 : β1 ≠ 0, i = 1,2,3..., k
Untuk menjawab hipotesis tersebut t hitung dibandingkan dengan
nilai ttabel (t(α/2.n-k-1). Jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang artinya bahwa variabel independen ke i memiliki pengaruh
yang signifikan secara serentak terhadap variabel dependen. Jika t hitung
Page 42
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
27
< ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang artinya variabel
independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
3.7.2 Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif,
dimana data Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh
Sugiyono (2012: 8) yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai respon
konsumen Pokdakan Wahana Sentosa mengenai pengalaman mereka dalam
membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.
Page 43
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
2
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Pokdakan Wahana Sentosa
Pokdakan Wahana Sentosa adalah salah satu Pokdakan terbesar yang
ada di Kota Probolinggo. Pokdakan tersebut berdiri pada tahun 2006 yang
didirikan oleh Bapak Bambang Budi Hartono selaku pemilik usaha tersebut.
Pokdakan Wahana Sentosa terletak di Jalan Sunan Bonang No 17 Kelurahan
Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.
Pokdakan tersebut memiliki luas tanah ± 540 m² yang telah terbagi menjadi 1
ruang penyimpan alat dan pakan, 1 ruang untuk tempat tinggal karyawan dan 17
kolam yang terdiri dari 9 kolam dengan ukuran sedang dan 8 kolam dengan
ukuran besar.
Pokdakan Wahana Sentosa berada pada posisi yang strategis karena
berada di tengah-tengah Kota Probolinggo dan tidak jauh dari pasar. Terdapat
dua pasar yang tidak jauh dari Pokdakan Wahana Sentosa yaitu Pasar
Kempieng dan Pasar Wonoasih. Pasar Kempieng berjarak 2 km sebelah utara
dari Pokdakan Wahana Sentosa, sedangkan Pasar Wonoasih berjarak 3 km
sebelah selatan dari Pokdakan Wahana Sentosa. Kondisi jalan untuk menuju ke
lokasi Pokdakan Wahana Sentosa yaitu berupa batu paping karena lokasinya
berada di dalam gang dengan ukuran lebar jalan 3-4 meter.
Kepengurusan Pokdakan Wahana Sentosa beberapa kali mengalami
pergantian. Pembentukan struktur organisasi di Pokdakan Wahana Sentosa
berdasarkan pada sistem kekeluargaan dan kemampuan yang dimiliki oleh
sumberdaya manusia. Hal ini diharapkan dapat mempermudah pokdakan dalam
mencapai tujuan, mengingat usaha ini masih dalam kategori usaha skala kecil
menengah. Selain itu dalam pelaksanaan manajemen organisasi yang baik
diperlukan hubungan yang baik antara pemilik usaha dan karyawan.
Page 44
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
29
Pada tahun 2011 UKM Wahana Sentosa bukan hanya sebagai
pembudidaya ikan lele saja akan tetapi juga mencoba untuk mengolah hasil
budidaya tersebut menjadi olahan ikan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya ikan
lele yang over size dan kurang diminati oleh para konsumen, sehingga muncul
ide untuk mengolah ikan lele yang over size menjadi olahan bakso ikan sekaligus
untuk meningkatkan nilai jual dari ikan lele tersebut.
Selain itu, Pokdakan Wahana Sentosa juga memiliki visi dan misi dalam
menjalankan usahanya, yaitu: Visi dari Pokdakan Wahana Sentosa adalah
terwujudnya masyarakat mandiri dan sejahtera melalui sektor budidaya ikan air
tawar. Sehingga Pokdakan Wahana Sentosa akan menjadi penggerak
pembaharuan dalam ruang lingkup perikanan air tawar sebagai dasar penunjang
ekonomi kerakyatan. Selain itu diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang
memiliki kemampuan, potensi dan siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Misi Pokdakan Wahana Sentosa yakni peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam dalam
pemenuhan hajat hidup. Kemudian pengembangan organisasi dan manajemen
bagi kesejahteraan anggota serta timbal baliknya terhadap masyarakat serta
melakukan kemitraan usaha antar pembudidaya ikan dengan pemerintah.
4.2 Karakteristik Responden
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang gambaran responden
untuk mendukung dan melengkapi hasil analisis data. Responden dalam
penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli ikan lele di Pokdakan
Wahana Sentosa. Jumlah responden sebanyak 41 orang yang dikelompokan
berdasarkan asal daerah, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, status
pernikahan, pekerjaan dan jumlah pendapatan.
Page 45
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
30
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah
No. Asal Daerah (Kelurahan) Ju
mlah Responden
Perse (Orang)
ntase (%)
1. Jrebeng Wetan 16 39
2. Jrebeng Kulon 9 22 3. Jrebeng Kidul 3 7,3 4. Jrebeng Lor 3 7,3 5. Pilang 3 7,3 6. Mayangan 3 7,3 7. Kareng Lor 1 2,4
8. Sukabumi 3 7,3
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan asal
daerah yaitu kelurahan Jrebeng Wetan dengan jumlah responden sebanyak 16
orang dengan persentase 39%, kelurahan Jrebeng Kulon sebanyak 9 orang
dengan persentase 22%, kelurahan Jrebeng Kidul, Jrebeng Lor, Pilang,
Mayangan dan Sukabumi masing-masing berjumlah 3 responden dengan
persentase 7,3% sedangkan jumlah responden berasal dari daerah Kareng Lor
berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
jumlah responden terbanyak berasal dari kelurahan Jrebeng Wetan dan
responden terendah berasal dari Kareng Lor berjumlah 1 orang dengan
persentase 2,4%.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
1. Perempuan 26 63,4 2. Laki-laki 15 36,6
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin yaitu perempuan sebanyak 26 orang dengan persentase 63,4%
sedangkan responden jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang dengan
persentase 36,6%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak
Page 46
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
31
yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 26 orang dengan
persentase 63,4%.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun) Jum lah Responden (Orang) Pers entase (%) 1. 17-20 1 2,4 2. 21-30 22 53,7 3. 31-40 18 43,9 4. 41-50 0 0
5. >50 0 0
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan usia
yaitu usia 17-20 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%, usia 21-30
tahun berjumlah 22 orang dengan persentase 53,7%, usia 31-40 tahun berjumlah
18 orang dengan persentase 43,9%, sedangkan pada usia >40 tahun tidak
terdapat responden. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak
yaitu responden berusia kisaran 21-30 tahun sebanyak 22 orang dengan
persentase 53,7%, sedangkan jumlah responden terkecil berada pada kisaran
umur 17-20 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%.
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
No. Status Pernikahan Jumlah Responden
(orang)
Persentase (%)
1. Belum menikah 10 24,4 2. Sudah menikah sudah punya
anak 3. Sudah menikah belum punya
anak
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
27 65,9
4 9,8
Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan status
pernikahan yaitu belum menikah berjumlah 10 orang dengan persentase 24,4%,
sudah menikah sudah punya anak berjumlah 27 orang dengan persentase
65,9%, dan sudah menikah belum punya anak berjumlah 4 orang dengan
persentase 9,8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak
Page 47
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
32
yaitu responden dengan status pernikahan sudah menikah dan sudah punya
anak sebanyak 27 orang dengan persentase 65,9%, sedangkan jumlah
responden terkecil yaitu responden dengan status pernikahan sudah menikah
tetapi belum punya anak berjumlah 4 orang dengan persentase 9,8%.
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 1. SD 0 0 2. SMP 0 0 3. SMA 32 78
4. Sarjana 9 22
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan
pendidikan terakhir yaitu SD dan SMP berjumlah 0 orang, SMA berjumlah 32
orang dengan persentase 78%, dan Sarjana berjumlah 9 orang dengan
persentase 22%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak
yaitu responden yang telah menempuh pendidikan terakhir SMA sebanyak 32
orang dengan persentase 78%, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu
responden yang telah menempuh pendidikan terakhir sarjana berjumlah 9 orang
dengan persentase 22%.
4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Res ponden (orang) Pers entase (%) 1. Pelajar/Mahasiswa/i 3 7,3 2. PNS 4 9,8 3. Pegawai Swasta 11 26,8 4. Wirausaha/Pengusaha 10 24,4 5. Ibu Rumah Tangga 13 31,7
6. TNI/POLRI 0 0
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan
pekerjaan yaitu pelajar/mahasiswa berjumlah 3 orang dengan persentase 7,3%,
PNS berjumlah 4 orang dengan persentase 9,8%, pegawai swasta berjumlah 11
Page 48
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
33
orang dengan persentase 26,8%, wirausaha/pengusaha berjumlah 10 orang
dengan persentase 24,4%, ibu rumah tangga berjumlah 13 orang dengan
persentase 31,7%, sedangkan TNI/POLRI tidak terdapat responden. Jadi dapat
disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu responden dengan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 13 orang dengan persentase
31,7%, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu responden dengan pekerjaan
sebagai pelajar/mahasiswa berjumlah 3 orang dengan persentase 7,3%.
4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan
No. Jumlah Pendapatan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
1. <2.500.000 25 61 2. 2.500.000-4.000.000 15 36,6 3. >4.000.000 1 2,4
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jumlah
pendapatannya yaitu pendapatan <2.500.000 berjumlah 25 orang dengan
persentase 61%, pendapatan 2.500.000-4.000.000 berjumlah 15 orang dengan
persentase 36,6%, dan pendapatan >4.000.000 berjumlah 1 orang dengan
persentase 2,4%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak
yaitu responden dengan jumlah pendapatan <2.500.000 sebanyak 25 orang
dengan persentase 61%, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu dengan
jumlah pendapatan >4.000.000 berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%.
4.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan statistik yang memiliki fungsi memberi
gambaran atau mendeskripsikan obyek yang sedang diteliti melalui data yang
diperoleh dari sampel atau responden yang memenuhi kriteria sebagaimana
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2017). Analisis deskriptif penelitian ini membahas tentang
Page 49
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
34
jawaban responden yang diperoleh dari hasil kuesioner online dimana setiap
responden diwajibkan untuk menjawab seluruh pertanyaan yang terdapat pada
kuesioner. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data kuesioner dari 41
responden yang kemudian diolah lebih lanjut untuk mempermudah pemahaman.
Hasil distribusi dari jawaban responden dijelaskan dalam bentuk frekuensi jumlah
angka presentasi, rata-rata per item, dan per variabel. Pengukuran diberikan
dengan rentang jawaban menggunakan skala likert pada skala 1-5 dengan 1
(sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (cukup setuju), 4 (setuju), 5 (sangat
setuju). Melalui perhitungan ini peneliti akan mendapatkan gambaran tentang
sampel secara garis besar sehingga dapat mendekati kebenaran populasi.
Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bantuan software
statistik. Untuk menentukan kriteria jawaban responden diperlukan interpretasi
skor nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 12. Interpretasi Rata-rata Jawaban Responden
Interval rata-rata Keterangan
1,0 – 1,8 Sangat Rendah / Sangat Jelek 1,8> – 2,6 Rendah / Jelek
2,6> – 3,4 Sedang 3,4> – 4,2 Tinggi / Baik 4,2 – 5 Sangat Tinggi / Sangat Baik
Sumber: Solimun et al., (2017)
4.3.1 Variabel Kualitas Produk
Variabel Kualitas Produk (X1) diukur dengan menggunakan empat
indikator yaitu kesegaran, kesehatan, rasa, penyajian produk. Berdasarkan tabel
di bawah ini dapat diuraikan masing-masing indikator dari variabel kualitas
produk adalah sebagai berikut.
Tabel 13. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor
pada Variabel Kualitas Produk (X1) Jawa ban Re spo nden Rata-
Indikator 1 2 3 4 5 rata F % F % F % F % F % Skor
Kesegaran 1 2,4 0 0 4 9,8 31 75,6 5 12,2 3,95
Kesehatan 1 2,4 0 0 2 4,9 31 75,6 7 17,1 4,04 Rasa 1 2,4 0 0 3 7,3 28 68,3 9 22 4,07
Page 50
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
35
(Lanjutan tabel 14. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata- rata skor pada Variabel Kualitas Produk (X1))
Jawaban Re spo nden Rata-
Indikator 1 2 3 4 5 rata F % F % F % F % F % Skor
Penyajian 1 2,4 0 0 0 0 22 53,7 18 43,9 4,36
Rata-Rata Variabel Kualitas Produk 4,10
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa untuk indikator
kesegaran(X1.1) sebanyak 5 responden (12,2%) yang menyatakan sangat
setuju, sebanyak 31 responden (75,6%) menyatakan setuju, sebanyak 4
responden (9,8%%) menyatakan tidak tahu, dan 1 responden (2,4%)
menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang menyatakan tidak
setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan
setuju bahwa ikan lele yang dijual di Pokdakan Wahana Sentosa terjamin tingkat
kesegarannya. Rata-rata skor untuk indikator perasaan menyenangkan sebesar
3,95 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan
dapat dipertahankan dengan tetap menjaga tingkat kesegaran ikan lele yang
dijual.
Untuk indikator kesehatan (X1.2) sebanyak 7 responden (17,1%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 31 responden (75,6%) menyatakan setuju,
dan sebanyak 2 responden (4,9%) menyatakan tidak tau. Sedangkan responden
yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden (2,4%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa tingkat kesehatan ikan lele yang ada di
Pokdakan Wahana Sentosa masih terjamin. Rata-rata skor untuk indikator ini
sebesar 4,04 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik
dan dapat dipertahankan dengan tetap menjaga tingkat kesehatan ikan agar
memiliki kandungan gizi untuk para kosumen.
Page 51
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
36
Untuk indikator Rasa (X1.3) sebanyak 9 responden (22%) menyatakan
sangat setuju, sebanyak 28 responden (68,3%) menyatakan setuju, dan
sebanyak 3 responden (7,3%) menyatakan tidak tau. Sedangkan responden
yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden (2,4%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa rasa ikan lele yang ada di Pokdakan
Wahana Sentosa gurih saat dimasak. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar
4,07 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan
dapat dipertahankan dengan tetap menjaga kualitas ikan agar memiliki rasa yang
gurih saat dikonsumsi.
Untuk indikator penyajian (X1.4) sebanyak 18 responden (43,9%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 22 responden (53,7%) menyatakan setuju,
dan sebanyak 1 responden (2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan
responden yang menyatakan tidak tau dan tidak setuju tidak ada. Dengan
demikian maka sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa penyajian
ikan lele yang ada di Pokdakan Wahana Sentosa sesuai dengan permintaan
konsumen. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar 4,36 yang berarti sangat
tinggi/sangat baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah sangat baik dan harus
dipertahankan dengan tetap menyajikan ikan lele sesuai dengan permintaan
konsumen.
Kualitas produk dalam penelitian ini maksudnya adalah kualitas yang
dirasakan pada "penilaian konsumen tentang keunggulan sebuah produk atau
keunggulan keseluruhan". Teori pemanfaatan isyarat berpendapat bahwa
konsumen menggunakan isyarat intrinsik dan ekstrinsik untuk menyimpulkan
kualitas produk tertentu (Olson dan Jacoby, 1972). Untuk produk makanan,
isyarat kualitas intrinsik meliputi penampilan, warna, bentuk, dan struktur yang
tidak dapat dimodifikasi tanpa memodifikasi sifat fisik suatu produk (Ophuis dan
Page 52
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
37
Trijp, 1995). Selanjutnya, Namkung dan Jang (2010) berpendapat bahwa
indikator kualitas produk termasuk kesegaran, kesehatan, rasa dan penyajian
produk.
Hasil analisis terhadap 4 (empat) indikator variabel kualitas produk pada
penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak pada
indikator penyajian lalu dilanjutkan rasa, kesehatan dan kesegaran.
Skor tertinggi terletak pada indikator penyajian sebesar 4,36 yang dimana
skor ini masuk kategori sangat tinggi / sangat baik dan dapat dipertahankan
dengan selalu memberikan pelayanan yang prima, namun dapat lebih
ditingkatkan lagi mengingat skor ini tipis berada dikategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas produk yang diterima oleh konsumen pada
indikator penyajian ikan lele adalah sangat baik. Penyajian yang diberikan oleh
Pokdakan Sentosa kepada konsumen dapat berupa ikan yang masih hidup
maupun ikan yang sudah dipotong sesuai dengan permintaan konsumen.
Sedangkan skor terendah untuk indikator kesegaran sebesar 3,95 yang
dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan
dengan menjaga tingkat kesegaran ikan, namun juga masih perlu ditingkatkan
dengan meminimalisir luka yang ada pada tubuh ikan agar ikan terlihat segar.
Dalam konteks persaingan maka semua indikator selayaknya mendapatkan skor
yang sangat tinggi atau sangat baik sehingga akan selalu mendapatkan respon
positif dari para konsumen.
Skor rata-rata untuk variabel Kualitas Produk ini adalah 4,10 yang berarti
tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel
Kualitas Produk adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan
ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para
konsumen.
Page 53
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
38
1 2 3 4 5
Penelitian Kualitas Produk jika dihubungkan dengan persepsi konsumen
Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memberikan penilaian yang baik pada variabel Kualitas Produk untuk semua
kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi
responden pada Kualitas Produk ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa adalah
sangat baik.
4.3.2 Variabel Kewajaran Harga
Variabel Kewajaran Harga (X2) diukur dengan menggunakan tiga
indikator yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga, dan daya saing harga.
Berdasarkan tabel di bawah ini dapat diuraikan masing-masing indikator dari
variabel kewajaran harga adalah sebagai berikut.
Tabel 15. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor pada Variabel Kewajaran Harga (X2)
Jawaban Responden
Indikator Rata-rata
Skor
Rata-Rata Variabel Kewajaran Harga 3,98
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa untuk indikator
keterjangkauan harga (X2.1) sebanyak 6 responden (14,6%) yang menyatakan
sangat setuju, sebanyak 29 responden (70,7%) menyatakan setuju, sebanyak 5
responden (12,2%%) menyatakan tidak tahu, dan 1 responden (2,4%)
menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang menyatakan tidak
setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan
setuju bahwa ikan lele yang dijual di Pokdakan Wahana Sentosa memiliki harga
F % F % F % F % F %
Keterjangkauan 1
harga 2,4 0 0 5 12,2 29 70,7 6 14,6 3,95
Kesesuaian 1 harga 2,4 0 0 5 12,2 28 68,3 7 17,1 3,97
Daya saing 1
harga 2,4 0 0 3 7,3 29 70,7 8 19,5 4,04
Page 54
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
39
yang terjangkau. Rata-rata skor untuk indikator keterjangkauan harga sebesar
3,95 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan
dapat dipertahankan dengan tetap memberikan harga yang terjangkau untuk
para konsumennya.
Untuk indikator kesesuaian harga (X2.2) sebanyak 7 responden (17,1%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 28 responden (68,3%) menyatakan setuju,
dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau. Sedangkan
responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden
(2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa harga ikan lele yang ada di Pokdakan
Wahana Sentosa sesuai dengan harga ikan lele pada umumnya. Rata-rata skor
untuk indikator ini sebesar 3,97 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada
indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan tetap menyesuaikan
harga ikan lele dengan harga ikan di pasar.
Untuk indikator daya saing harga (X2.3) sebanyak 8 responden (19,5%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 29 responden (70,7%) menyatakan setuju,
dan sebanyak 3 responden (7,3%) menyatakan tidak tau. Sedangkan responden
yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden (2,4%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa harga ikan lele yang ada di Pokdakan
Wahana Sentosa memiliki harga yang lebih murah daripadaharga ikan lele di
pasar. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar 4,04 yang berarti tinggi/baik.
Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan
tetap memberikan harga yang lebih murah daripada harga ikan di pasar.
Kewajaran harga pada penelitian ini dikonseptualisasikan sebagai
“penilaian dan emosi konsumen terkait apakah perbedaan antara harga ikan lele
di Pokdakan Wahana Sentosa dengan harga ikan lele dari pihak lain komparatif
Page 55
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
40
masuk akal, dapat diterima, atau dapat dibenarkan”. Kewajaran harga muncul
sebagai "perasaan subjektif konsumen tentang harga sebagai benar, adil, atau
sah versus salah, tidak adil, atau tidak sah" (Campbell, 2007).
Hasil analisis terhadap 3 (tiga) indikator variabel Kewajaran Harga pada
penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak pada
indikator daya saing harga lalu dilanjutkan kesesuaian harga dan
keterjangkauan harga.
Skor tertinggi terletak pada indikator daya saing harga sebesar 4,04 yang
dimana skor ini masuk kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan dengan
memberikan harga yang lebih murah dari harga pasar, dan dapat lebih
ditingkatkan lagi mengingat skor ini berada dikategori baik. Hal ini menunjukkan
bahwa kewajaran harga yang diterima oleh konsumen pada indikator daya saing
harga ikan lele adalah baik. Daya saing harga yang diberikan oleh Pokdakan
Sentosa kepada konsumen termasuk harga yang lebih murah dari harga pasar.
Skor terendah untuk indikator keterjangkauan harga sebesar 3,95,
dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan
dengan mempertahankan harga ikan agar terjangkau untuk konsumen, namun
juga masih perlu ditingkatkan dengan cara meminimalisir modal produksi
sehingga dapat menekan nilai jual ikan lele agar harga tetap terjangkau. Dalam
konteks persaingan maka semua indikator selayaknya mendapatkan skor yang
sangat tinggi atau sangat baik sehingga akan selalu mendapatkan respon positif
dari para konsumen.
Skor rata-rata untuk variabel kewajaran harga adalah 3,98 yang berarti
tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel
kewajaran harga adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan
ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para
konsumen.
Page 56
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
41
Penelitian kewajaran harga jika dihubungkan dengan persepsi konsumen
Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memberikan penilaian yang baik pada variabel kewajaran harga untuk semua
kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi
responden terhadap kewajaran harga di Pokdakan Wahana Sentosa adalah baik.
4.3.3 Variabel Kualitas Pelayanan
Variabel Kualitas Pelayanan (X3) diukur dengan menggunakan dua
indikator yaitu kualitas interaksi dan kualitas keluaran. Berdasarkan tabel di
bawah ini dapat diuraikan masing-masing indikator dari variabel kewajaran harga
adalah sebagai berikut.
Tabel 16. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor
pada Variabel Kualitas Pelayanan (X3)
Jawaban Responden Rata- Indikator 1 2 3 4 5 rata
F % F % F % F % F % Skor
Kualitas
Interaksi Kualitas
1
1
2,4
2,4
0
0
0
0
0
5
0
12,2
29
30
70,7
73,2
11
5
26,8
12,2
4,19
3,92
Keluaran
Rata-Rata Variabel Kualitas Pelayanan 4,05
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kualitas
interaksi (X3.1) sebanyak 11 responden (26,8%) yang menyatakan sangat
setuju, sebanyak 29 responden (70,7%) menyatakan setuju, dan 1 responden
(2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang
menyatakan tidak tahu dan tidak setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian
besar responden menyatakan setuju bahwa kualitas interaksi pegawai yang
bekerja di Pokdakan Wahana Sentosa baik dan melayani sesuai dengan
permintaan konsumen. Rata-rata skor untuk indikator perasaan menyenangkan
sebesar 4,19 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik
Page 57
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
42
dan dapat dipertahankan dengan tetap menjaga kualitas interaksi dengan cara
melayani konsumen sesuai dengan permintaan konsumen.
Untuk indikator kualitas keluaran (X3.2) sebanyak 5 responden (12,2%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 30 responden (73,2%) menyatakan setuju,
dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau. Sedangkan
responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden
(2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar
responden menyatakan setuju bahwa pegawai yg bekerja di Pokdakan Wahana
Sentosa bekerja dengan cekatan. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar 3,92
yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan dapat
dipertahankan dengan cara tetap melayani konsumen dengan cepat dan tepat.
Kualitas Pelayanan pada penelitian ini adalah kualitas yang dirasakan
oleh konsumen terkait pelayanan yang diberikan Pokdakan Wahana Sentosa
baik dari segi kecepatan maupun ketepatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ryu
dan Han (2012) yang menyatakan bahwa kombinasi aspek tangible dan
intangible yang tepat akan menghasilkan persepsi layanan yang berkualitas dan
mengarah pada kepuasan konsumen.
Hasil analisis terhadap 2 (dua) indikator variabel Kualitas Pelayanan pada
penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak pada
indikator kualitas interaksi lalu dilanjutkan oleh kualitas keluaran.
Skor tertinggi terletak pada indikator kualiatas interaksi sebesar 4,19
dimana skor ini masuk kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan dan lebih
ditingkatkan lagi dengan memberikan pelayanan yang cermat dan tanggap
dalam melayani permintaan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa Kualitas
Interaksi yang diberikan oleh Pokdakan Wahana Sentosa kepada konsumen
termasuk dalam kategori baik.
Page 58
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
43
Sedangkan skor terendah untuk indikator kualitas keluaran sebesar 3,952
dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan
dengan memberikan pelayanan yang cepat dan cekatan dalam melayani
permintaan konsumen. Dalam konteks persaingan maka semua indikator
selayaknya mendapatkan skor yang sangat tinggi atau sangat baik sehingga
akan selalu mendapatkan respon positif dari para konsumen.
Skor rata-rata untuk variabel kualitas pelayanan adalah 4,05 yang berarti
tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel
kualitas pelayanan adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan
ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para
konsumen.
Penelitian kualitas pelayanan jika dihubungkan dengan persepsi
konsumen Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memberikan penilaian yang baik pada variabel kualitas pelayanan
untuk semua kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan bahwa
persepsi responden pada kewajaran harga jual ikan lele di Pokdakan Wahana
Sentosa adalah baik.
4.3.4 Variabel Kepuasan Konsumen
Variabel Kepuasan Konsumen (Y) diukur dengan menggunakan tiga
indikator yaitu kepuasan pembelian, kepuasan pemilihan tempat, dan kepuasan
keputusan. Berdasarkan tabel di bawah ini dapat diuraikan masing-masing
indikator dari variabel kepuasan konsumen adalah sebagai berikut.
Page 59
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
44
Tabel 17. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor pada Variabel Kepuasan konsumen (Y)
Jawa ban Re spon den Rata-
Indikator 1 2 3 4 5 rata
F % F % F % F % F % Skor Kepuasan 1 2,4 0 0 4 9,8 30 73,2 6 14,6 3,97 Pembelian
Kepuasan 1 2,4 0 0 5 12,2 28 68,3 7 17,1 3,97 Pemilihan
Tempat
Kepuasan 1 2,4 0 0 5 12,2 29 70,7 6 14,6 3,95
Keputusan
Rata-Rata Variabel Kepuasan Konsumen 3,96
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa untuk indikator kepuasan
pembelian (Y1.1) sebanyak 6 responden (14,6%) yang menyatakan sangat
setuju, sebanyak 30 responden (73,2%) menyatakan setuju, sebanyak 4
responden (9,8%%) menyatakan tidak tahu, dan 1 responden (2,4%)
menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang menyatakan tidak
setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan
setuju bahwa mereka puas ketika membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.
Rata-rata skor untuk indikator perasaan menyenangkan sebesar 3,97 yang
berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan dapat
dipertahankan dengan cara tetap konsisten dalam memperlakukan konsumen
agar mampu mendapatkan kepuasan konsumen.
Untuk indikator kepuasan pemilihan tempat (Y1.2) sebanyak 7 responden
(17,1%) menyatakan sangat setuju, sebanyak 28 responden (68,3%)
menyatakan setuju, dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1
responden (2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka
sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa Pokdakan Wahana
Sentosa merupakan tempat yang tepat untuk membeli ikan lele. Rata-rata skor
untuk indikator ini sebesar 3,97 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada
indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan cara tetap konsisten
Page 60
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
45
dalam memperlakukan konsumen agar mampu mendapatkan kepuasan
konsumen.
Untuk indikator kepuasan keputusan (X4.3) sebanyak 6 responden
(14,6%) menyatakan sangat setuju, sebanyak 29 responden (70,7%)
menyatakan setuju, dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1
responden (2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka
sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa keputusan mereka untuk
membeli ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa adalah pilihan yang tepat. Rata-
rata skor untuk indikator ini sebesar 3,95 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor
pada indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan cara tetap
konsisten dalam memperlakukan konsumen agar mampu mendapatkan
kepuasan konsumen.
Kepuasan konsumen pada penelitian ini adalah kondisi psikologis dan
emosional konsumen yang dihasilkan setelah membeli ikan lele di Pokdakan
Wahana Sentosa. Sejalan dengan definisi ini, ketika harapan konsumen
terpenuhi maka kepuasan akan terjadi dan jika tidak, maka ketidakpuasan akan
terjadi (Namkung dan Jang, 2007). Kepuasan konsumen memiliki dua komponen
yaitu kognitif atau rasional dan afektif atau emosional (Liljander dan Strandvik,
1997 Bigné et al., 2008). Komponen kognitif meliputi evaluasi logis dan rasional
dari produk yang dibeli, sedangkan komponen emosional termasuk emosi seperti
kebahagiaan dan kesenangan yang menghasilkan konfirmasi harapan (Yu dan
Dean, 2001).
Hasil analisis terhadap 3 (tiga) indikator variabel kepuasan konsumen
pada penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak
pada indikator kepuasan pembelian dan kepuasan pemilihan tempat lalu
dilanjutkan kepuasan keputusan.
Page 61
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
46
Skor tertinggi terletak pada indikator kepuasan pembelian dan kepuasan
pemilihan tempat sebesar 3,97, dimana skor ini masuk kategori tinggi / baik.
Kondisi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan cara memperbaiki
segala aspek baik dari segi kualitas produk, kewajaran harga, kualitas pelayanan
maupun memperbaiki fasilitas yang ada agar konsumen nyaman dalam mebeli
ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan yang
dirasakan oleh konsumen pada kepuasan pembelian dan kepuasan penentuan
lokasi di Pokdakan Wahana Sentosa adalah baik.
Sedangkan skor terendah untuk indikator kepuasan keputusan sebesar
3,95, dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat
dipertahankan dengan cara memperbaiki fasilitas yang ada agar konsumen
nyaman dalam membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Dalam konteks
persaingan maka semua indikator selayaknya mendapatkan skor yang sangat
tinggi atau sangat baik sehingga akan selalu mendapatkan respon positif dari
para konsumen.
Skor rata-rata untuk variabel kepuasan konsumen adalah 3,96 yang
berarti tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel
kepuasan konsumen adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan
ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para
konsumen.
Penelitian variabel kepuasan konsumen jika dihubungkan dengan
persepsi konsumen Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian
besar responden memberikan penilaian yang baik pada variabel kepuasan
konsumen untuk semua kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan
bahwa persepsi responden terhadap kepuasan konsumen di Pokdakan Wahana
Sentosa adalah baik.
Page 62
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
47
4.4 Analisis Statistik Inferensial
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent)
yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan
konsumen ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa. Variabel bebas atau
dependent yang digunakan adalah kepuasan konsumen. Sedangkan untuk
variabel terikat atau independent yang digunakan adalah kualitas produk,
kewajaran harga, dan kualitas pelayanan. Analisis regresi linear berganda
dilakukan dengan menggunakan Software Statistical Program for Social Science
(SPSS) 16 for Windows. Untuk pengujian yang dilakukan yaitu uji validitas dan
reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda , Uji simultan (F),
dan Uji parsial (t).
4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk
menentukan valid atau tidaknya sebuah kuesioner (Solimun et al., 2017).
Dalam penelitian ini, cara menguji validitas dengan menggunakan aplikasi
SPSS, dimana jika r hitung > r tabel maka kuesioner dapat dikatakan
valid, tetapi apabila sebaliknya maka kuesioner tidak valid. Nilai R tabel
pada penelitian ini dapat diketahui dengan cara melihat tabel distribusi
Rtabel signifikansi (5%) yaitu N = 41 yang berarti Rtabel memiliki nilai
0.308. Sedangkan jumlah Rhitung dapat diketahui pada tabel di bawah
ini.
Page 63
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
48
Tabel 18. Hasil Uji Validitas
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
Skor_Total Pearson Correlation .890** .876
** .864
** .685
** .874
** .815
** .821
** .797
** .902
** .883
** .840
** .879
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa semua konstruk
memiliki nilai Rhitung lebih besar dari jumlah Rtabel (0,308) Maka dari
hasil di atas dapat disimpulkan bahwa semua angket dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian selanjutnya adalah dengan melihat reliabilitas konstruk
variabel laten yang diukur dengan cronbach’s alpha (CA) dari blok
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X3.1 X3.2 Y1 Y2 Y3 Sk or_Total
X1.1 Pearson Correlation 1 .787** .837
** .598
** .789
** .720
** .694
** .682
** .756
** .703
** .617
** .842
** .890
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X1.2 Pearson Correlation .787
** 1 .718
** .574
** .694
** .777
** .631
** .639
** .771
** .816
** .725
** .747
** .876
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X1.3 Pearson Correlation .837
** .718
** 1 .658
** .794
** .722
** .632
** .583
** .770
** .658
** .626
** .745
** .864
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X1.4 Pearson Correlation .598
** .574
** .658
** 1 .470
** .488
** .593
** .656
** .502
** .414
** .488
** .470
** .685
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000 .001 .007 .001 .002 .000
X2.1 Pearson Correlation .789
** .694
** .794
** .470
** 1 .781
** .658
** .647
** .768
** .769
** .683
** .799
** .874
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X2.2 Pearson Correlation .720
** .777
** .722
** .488
** .781
** 1 .541
** .620
** .702
** .650
** .571
** .683
** .815
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X2.3 Pearson Correlation .694
** .631
** .632
** .593
** .658
** .541
** 1 .658
** .783
** .723
** .737
** .658
** .821
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X3.1 Pearson Correlation .682
** .639
** .583
** .656
** .647
** .620
** .658
** 1 .676
** .652
** .620
** .647
** .797
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
X3.2 Pearson Correlation .756
** .771
** .770
** .502
** .768
** .702
** .783
** .676
** 1 .844
** .802
** .768
** .902
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Y1 Pearson Correlation .703
** .816
** .658
** .414
** .769
** .650
** .723
** .652
** .844
** 1 .901
** .821
** .883
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Y2 Pearson Correlation .617
** .725
** .626
** .488
** .683
** .571
** .737
** .620
** .802
** .901
** 1 .732
** .840
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Y3 Pearson Correlation .842
** .747
** .745
** .470
** .799
** .683
** .658
** .647
** .768
** .821
** .732
** 1 .879
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Page 64
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
49
indikator yang mengukur konstruk. Menurut Solimun et al., (2017) suatu
kuesioner dikatakan reliabilitas internal konsistensi terpenuhi jika
cronbach’s alpha memiliki nilai > 0,60. Berikut ini merupakan tabel nilai
cronbach’s alpha.
Tabel 19. Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.963 12
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
pengukuran seluruh variabel memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar
dari 0,60. Maka dapat diartikan bahwa seluruh variabel memiliki
reliabilitas yang baik dan terpenuhi.
4.4.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukannya pengujian analisis regresi linear berganda
terhadap hipotesis penelitian, perlu dilakukannya uji asumsi klasik atas data yang
telah diolah agar data tersebut menjadi data yang valid dan tidak bias atau BLUE
(Best Linear Unbias Estimator). Uji asumsi klasik sendiri terdiri dari Uji
Multikolinearitas, Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas. Output dari uji
asumsi klasik dapat dilihat pada Lampiran.
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011), Uji normalitas merupakan pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi variabel
terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan
salah satunya dengan melihat output grafik P-P Plot di Software
Statistical Program for Social Science (SPSS). Apabila sebaran data
menyebar rata disekitar garis diagonal dan tidak ada yg melenceng jauh,
maka dapat dikatakan data dalam model regresi tersebut lolos asumsi
Page 65
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
50
normalitas. Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-P Plot dan Uji
Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2. P-P Plot Residual
Tabel 20. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 41
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .96168968
Most Extreme Differences Absolute .160
Positive .160
Negative -.146
Kolmogorov-Smirnov Z 1.028
Asymp. Sig. (2-tailed) .242
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa uji normalitas dengan
menggunakan grafik P-P Plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar
secara rata di sekitar garis diagonal sehingga data yang digunakan
Page 66
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
51
berdistribusi secara normal. Pengujian data menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai sebesar 0,242 dapat dikatakan
bahwa data yang digunakan berdistribusi secara normal karena nilai
tersebut lebih dari 0,05. Dalam hal ini maka data yang digunakan dalam
penelitian ini lolos uji normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2011), uji multikolinearitas merupakan sebuah
pengujian untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi atau
hubungan yang kuat antara variabel independent (Bebas). Model regresi
yang baik adalah model regresi yang bebas dari terjadinya kasus
multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan cara melihat
nilai Tolerance dan VIF pada output hasil regresi suatu model regresi
dikatakan terjadi multikolinearitas apabila menghasilkan nilai Tolerance ≥
0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 21. Hasil Uji Multikolinearitas
Model Colinearity Statistics
Tolerance VIF
Kualitas Produk (X1) 0,228 4,379 Kewajaran Harga (X2) 0,187 5,358 Kualitas Pelayanan (X3) 0,223 4,493
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan tabel 20, hasil yang diperoleh dari output Tolerance
dan VIF dapat dikatakan bahwa dari tiga variabel independent yaitu
kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan memiliki nilai
Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 yang berarti
variabel-variabel independent tersebut tidak ada gejala multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual
Page 67
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
52
dalam model regresi. Suatu model regresi dikatakan baik apabila tidak
mengalami heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik
scatterplot dari hasil regresi, apabila titik-titik pada scatterplot menyebar
rata di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membetuk
pola tertentu, maka model regresi tersebut tidak terjadi
heteroskedastisitas (Priyatno, 2013).
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser dan
grafik Scatterplot dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.
Tabel 22. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardiz ed Coefficients St
andardized Coefficients
T
Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .320 .744 .430 .670
1 TOTAL_X1 -.003 .091 -.010 -.029 .977
TOTAL_X2 -.180 .131 -.500 -1.372 .178
TOTAL_X3 .315 .181 .581 1.741 .090
Gambar 3. Scatterplot
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan tabel 21 menunjukkan bahwa uji Heteroskedastisitas
dengan menggunakan Uji Glejser menunjukkan bahwa nilai Sig. Variabel
X > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
Page 68
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
53
Heteroskedastisitas. Berdasarkan grafik Scatterplot, dapat diketahui
bahwa titik-titik pada grafik menyebar rata dan menjauhi garis nol,
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan memiliki
sifat homoskedastisitas dan lolos uji heteroskedastisitas.
4.4.3 Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghazali (2011), Koefisien Determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa bagus model yang digunakan untuk menerangkan variasi
dari variabel dependen. Koefisien determinasi mempunyai rentan nilai antara nol
sampai dengan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (mendekati satu)
maka variabel-variabel independen yang digunakan dapat dikatakan mampu
memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi
variasi dari variabel dependen.
Pada penelitian ini, nilai Adjusted R Square digunakan untuk melihat
seberapa besar nilai keragaman yang ada dalam penelitian ini, karena nilai
Adjusted R Square memiliki nilai yang lebih stabil dibanding dengan nilai R2.
Untuk melihat nilai Adjusted R Square yang didapat pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 23. Uji Determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .875a .765 .746 1.000 1.503
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan tabel 22, data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil dari
Adjusted R Square sebesar 0.746 yang berarti bahwa kemampuan dari variabel
independen yaitu kualitas produk (X1), kewajaran harga (X2), dan kualitas
pelayanan (X3) dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen yaitu
kepuasan konsumen (Y) sebesar 74,6%, sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang berada diluar model regresi yang digunakan saat ini.
Page 69
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
54
4.4.4 Uji F (simultan)
Menurut Sugiyanto (2009), uji F dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Pengujuan
ini dilakukan untuk membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Menurut
Ghazali (2011), uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan kedalam model berpengaruh secara simultan atau bersama-sama
terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) dan nilai F berhubungan
dengan erat. Semakin besar nilai koefisien determinasi (R2) maka akan semakin
besar juga nilai F nya. Berikut ini syarat untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas yang ada didalam model berpengaruh secara simultan terhadap
variabel terikat. Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, dapat diartikan bahwa
semua variabel bebas secara simultan atau bersama-sama berpengaruh secara
nyata pada variabel terikat.
a. Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, dapat diartikan bahwa semua
variabel bebas berpengaruh tidak nyata pada variabel terikat.
Kemudian langkah selanjutnya membuat hipotesis secara simultan.
Hipotesis secara simultan dalam peneltiian ini adalah sebagai berikut:
a. H0 : Variabel bebas secara simultan berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel terikat.
b. H1 : Variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat
Tabel 24. Hasil Uji F (simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 120.616 3 40.205 40.212 .000a
Residual 36.994 37 1.000
Total 157.610 40
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Page 70
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
55
Berdasarkan tabel 23, hasil perhitungan statistik diperoleh nilai F sebesar
40,212 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel yang diperoleh
Ftabel= F(k;n-k)= F(3;38) = 2,85. Sehingga diperoleh nilai Fhitung (40,212) >
Ftabel (2,85) maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima yang berarti terdapat
pengaruh X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y. Hal tersebut mengartikan
bahwa variabel kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara
simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen.
Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda uji F apabila nilai f hitung
lebih besar dari nilai f tabel (2,85) maka dikatakan signifikan, sehingga hipotesis
4 diterima yang berarti bahwa kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas
pelayanan secara simultan berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan
konsumen, tetapi jika f hitung lebih kecil dari 2,85 maka dikatakan tidak signifikan
atau hipotesis 4 ditolak. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai pengaruh
kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara simultan
terhadap kepuasan konsumen nilai f hitung sebesar 40,212 dan nilai signifikansi
5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H4 diterima.
Hasil pada penelitian ini mendukung pada hasil penelitian sebelumnya
Qin dan Prybutok (2009) meneliti aspek-aspek yang memengaruhi kepuasan
pelanggan di restoran cepat saji, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas produk,
nilai yang dirasakan dan kualitas layanan memengaruhi kepuasan konsumen.
Sementara, penelitian Saidani et al (2012) juga menunjukkan bahwa kualitas
produk dan layanan memengaruhi kepuasan pelanggan.
Faktor lain yang mampu menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah
harga produk yang terjangkau. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Consuegra et al. (2007) yang mengatakan hal pertama yang perlu
dipertimbangkan dalam menghubungkan antara harga layanan dan loyalitas
adalah keadilan harga dan penerimaan harga, sehingga nilai yang dirasakan
Page 71
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
56
sesuai dengan harapan pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Virlaite et al. (2009), dapat dibuktikan bahwa ada hubungan erat antara
keadilan harga dan loyalitas konsumen. Chiao dan Bei (2001) juga menemukan
hasil yang serupa, yaitu persepsi keadilan harga memiliki hubungan positif baik
secara langsung maupun tidak langsung.
4.4.5 Uji t (parsial)
Menurut Sugiyanto (2009), uji statistik t digunakan untuk melihat
signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel
terikat, dengan menganggap variabel bebas lainnya konstan. Dalam uji t ini
digunakan hipotesis sebagai berikut:
a. Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima, dapat diartikan bahwa variabel
bebas berpengaruh tidak nyata terhadap variabel terikat.
b. Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak, dapat diartikan bahwa variabel bebas
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Kemudian langkah selanjut membuat hipotesis secara parsial, hipotesis
secara parsial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. H0 : Variabel bebas secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel terikat.
b. H1 : Variabel bebas secara parsial berpengaruh signifkan terhadap
variabel.
Hasil perhitungan statistik dari nilai uji t dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Page 72
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
57
Tabel 25. Hasil Uji t (parsial)
Model
Unstandardized Coefficients
Coefficientsa
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .155 1.105 .140 .889
TOTAL_X1 .087 .135 .108 .646 .522 .228 4.379
TOTAL_X2 .425 .195 .402 2.178 .036 .187 5.358
TOTAL_X3 .644 .268 .405 2.399 .022 .223 4.493
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)
Berdasarkan tabel 24, apabila nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima
dan H1 ditolak, sedangkan apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1
diterima. Nilai t tabel yang diperoleh dengan rumus t tabel= t(a/2 ; n-k-1) = t
(0,05/2 ; 41-3-1) = 0,025 ; 37 = 2,026 dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05.
Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel
independent adalah sebagai berikut:
a. Kualitas Produk (X1)
Berdasarkan perhitungan uji statistik t diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,522 > 0,05 dan nilai t hitung
0,646 < t tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang
berarti X1 berpengaruh tidak signifikan terhadap Y. Hasil tersebut
mengartikan bahwa variabel kualitas produk (secara parsial) berpengaruh
tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda apabila nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (2,026) maka dikatakan signifikan, sehingga
hipotesis 1 diterima yang berarti bahwa kualitas produk berpengaruh
secara nyata terhadap kepuasan konsumen, tetapi jika t hitung lebih kecil
dari 2,026 maka dikatakan tidak signifikan atau hipotesis 1 ditolak.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai pengaruh Kualitas Produk
Page 73
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
58
terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai t hitung sebesar 0,646
dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H1 ditolak.
Hasil pada penelitian ini bertentangan dengan Teori Stimulus
Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan proses
evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya memengaruhi
respons (Jacoby, 2002). Dari perspektif teori ini, atribut kualitas produk
seperti rasa, bentuk, dan penampilan produk sebagai stimulus dapat
memengaruhi evaluasi internal pelanggan, yang pada gilirannya
meningkatkan kepuasan konsumen dan keinginan mereka untuk kembali
membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
sebelumnya yang berpendapat bahwa kualitas produk berkontribusi
terhadap kepuasan (Tsiotsou, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh
Kozup et al. (2003) mendukung dampak informasi nutrisi yang
menguntungkan dan klaim kesehatan pada sikap positif terhadap produk
makanan di restoran. Penelitian sebelumnya telah menekankan bahwa
sebagai sumber kepercayaan, konsumen reguler mengevaluasi produk
makanan organik sebagai lebih sehat dan lebih lezat daripada makanan
konvensional (Naspetti dan Raffaele Zanoli, 2014). Selain itu, penelitian
empiris sebelumnya berpendapat bahwa kesehatan yang dirasakan pada
makanan sebagai atribut kualitas dianggap penting untuk kepuasan
konsumen (Kim et al., 2013).
Berdasarkan hasil dari penelitian ini kualitas produk (secara
parsial) berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen yang
berarti responden pada penelitian ini tidak terlalu memperhatikan kualitas
produk ikan lele segar yang terpenting adalah harga murah dan
pelayanan baik karena melihat dari jumlah pendapatan responden
Page 74
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
59
<2.500.000 yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
golongan menengah ke bawah dan pada dasarnya ikan lele segar yang
dijual di setiap lokasi memiliki kualitas yang sama. Dalam penelitian ini,
kualitas produk diukur menggunakan 4 (empat) indikator. Muatan faktor
pada keempat indikator menunjukkan hasil yang sama, maka keempat
indikator merupakan indikator yang penting dan dapat dikolaborasikan
dalam membentuk variabel kualitas produk. Berdasarkan skor rata-rata
seluruh indikator, Kesegaran memiliki skor rata-rata yang terendah
sehingga perbaikan pada indikator ini menjadi prioritas.
b. Kewajaran Harga (X2)
Berdasarkan perhitungan uji statistik t diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar 0,036 < 0,05 dan nilai t hitung
2,178 > t tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima
yang berarti terdapat pengaruh X2 terhadap Y. Hasil tersebut
mengartikan bahwa variabel kewajaran harga (secara parsial)
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda apabila nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel (2,026) maka dikatakan signifikan, sehingga
hipotesis 2 diterima yang berarti bahwa kewajaran harga berpengaruh
secara nyata terhadap kepuasan konsumen, tetapi jika t hitung lebih kecil
dari 2,026 maka dikatakan tidak signifikan atau hipotesis 2 ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, nilai pengaruh Kewajaran
Harga terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai t hitung sebesar 2,178
dan nilai signifikansi 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H2 diterima.
Hasil pada penelitian ini merujuk pada teori keadilan. Teori ini
berpendapat bahwa "pihak-pihak yang terlibat dalam pertukaran sosial
membandingkan satu sama lain rasio input mereka ke dalam pertukaran
Page 75
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
60
dengan hasil mereka dari pertukaran" (Bechwati et al., 2009). Fondasi
teoretis lain dari Kewajaran Harga adalah prinsip kepemilikan ganda.
Prinsip ini menyatakan bahwa “dalam transaksi ekonomi, pembeli berhak
atas harga yang adil dan penjual berhak atas laba yang adil” (Haws and
Bearden, 2006, hlm. 304). Berdasarkan prinsip ini, ketika hak satu pihak
diabaikan, timbul persepsi yang tidak adil (Bolton et al., 2003). Selain itu,
ketika harga referensi konsumen di bawah harga eceran, mereka
akhirnya dapat mengevaluasi harga ini sebagai tidak adil (Xia et al.,
2004).
Hasil pada penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
(Jin et al., 2012; Martín Consuegra et al., 2007; Konuk, 2018). Jika
pelanggan memiliki persepsi tinggi tentang kewajaran harga, maka
kepuasan mereka terhadap restoran makanan organik juga bisa lebih
tinggi. Ini mengungkapkan bahwa menyediakan makanan berkualitas
tinggi sangat penting untuk menciptakan kepuasan konsumen menuju
restoran makanan organik.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kepuasan konsumen
dipengaruhi secara signifikan oleh kewajaran harga sehingga kewajaran
harga memiliki peran penting dalam membentuk persepsi konsumen
Pokdakan Wahana Sentosa. Dalam penelitian ini, kewajaran harga diukur
menggunakan 3 (tiga) indikator. Muatan faktor pada ketiga indikator
menunjukkan hasil yang sama, maka ketiga indikator ini merupakan
indikator yang penting dan dapat dikolaborasikan dalam membentuk
variabel kewajaran harga. Berdasarkan skor rata-rata dari semua
indikator, keterjangkaun harga memiliki skor rata-rata yang terendah
sehingga perbaikan pada indikator ini menjadi prioritas.
Page 76
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
61
c. Kualitas Pelayanan (X3)
Berdasarkan perhitungan uji statistik t diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar 0,022 < 0,05 dan nilai t hitung
2,399 > t tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima
yang berarti terdapat pengaruh X3 terhadap Y. Hasil tersebut
mengartikan bahwa variabel kualitas pelayanan (secara parsial)
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda apabila nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel (2,026) maka dikatakan signifikan, sehingga
hipotesis 3 diterima yang berarti bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
secara nyata terhadap kepuasan konsumen, tetapi jika t hitung lebih kecil
dari 2,026 maka dikatakan tidak signifikan atau hipotesis 3 ditolak.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai pengaruh Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai t hitung sebesar 2,399 dan
nilai signifikansi 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H3 diterima.
Hasil pada penelitian ini memperluas berlakunya Teori Stimulus
Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan proses
evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya memengaruhi
respons (Jacoby, 2002). Dari perspektif teori ini, atribut kualitas
pelayanan seperti kualitas interaksi dan kualitas keluaran sebagai
stimulus yang dapat memengaruhi evaluasi internal pelanggan, yang
pada gilirannya meningkatkan kepuasan konsumen dan keinginan
mereka untuk kembali membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya milik
Saidani et al (2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan
layanan memengaruhi kepuasan pelanggan. Faktor lain yang mampu
menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah harga produk
Page 77
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
62
yang terjangkau. Qin dan Prybutok (2009) meneliti aspek yang
memengaruhi kepuasan pelanggan di restoran cepat saji, hasilnya
menunjukkan bahwa kualitas makanan, nilai yang dirasakan dan kualitas
layanan memengaruhi kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kepuasan konsumen
dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas pelayanan sehingga kualitas
pelayanan memiliki peran penting dalam membentuk persepsi konsumen
Pokdakan Wahana Sentosa. Dalam penelitian ini, kualitas pelayanan
diukur menggunakan 2 (dua) indikator. Muatan faktor pada kedua
indikator menunjukkan hasil yang sama, maka kedua indikator ini
merupakan indikator yang penting dan dapat dikolaborasikan dalam
membentuk variabel kualitas pelayanan. Berdasarkan skor rata-rata dari
semua indikator, kualitas keluaran memiliki skor rata-rata yang terendah
sehingga perbaikan pada indikator ini menjadi prioritas.
Berdasarkan hasil analisis dari ke 3 (tiga) jalur yang menghubungkan 4
(empat) variabel dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) variabel yang berpengaruh
secara signifikan dan 1 (satu) variabel yang berpengaruh tidak signifikan. Ketiga
variabel yang berpengaruh signifikan tersebut ialah (1) Pengaruh kewajaran
harga (secara parsial) terhadap kepuasan konsumen; (2) Pengaruh kualitas
pelayanan (secara parsial) terhadap kepuasan konsumen; dan (3) Pengaruh
kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan (secara simultan)
terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan, untuk 1 (satu) variabel yang
berpengaruh tidak signifikan adalah pengaruh kualitas produk (secara parsial)
terhadap kepuasan konsumen. Keempat hubungan tersebut merupakan
hubungan secara langsung.
Page 78
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
63
4.5 Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian
dapat diidentifikasi temuan-temuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Kualitas Produk (secara parsial) berpengaruh tidak signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini bertentangan dengan Teori
Stimulus Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan
proses evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya
memengaruhi respons (Jacoby, 2002). Hasil penelitian ini bertentangan
dengan hasil penelitian sebelumnya yang berpendapat bahwa kualitas
produk berkontribusi terhadap kepuasan (Tsiotsou, 2006).
2. Kewajaran Harga (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Hasil pada penelitian ini merujuk pada teori
keadilan. Teori ini berpendapat bahwa "pihak-pihak yang terlibat dalam
pertukaran sosial membandingkan satu sama lain rasio input mereka ke
dalam pertukaran dengan hasil mereka dari pertukaran" (Bechwati et al.,
2009, p. 2009). Fondasi teoretis lain dari Kewajaran Harga adalah prinsip
kepemilikan ganda. Prinsip ini menyatakan bahwa “dalam transaksi
ekonomi, pembeli berhak atas harga yang adil dan penjual berhak atas
laba yang adil” (Haws and Bearden, 2006). Berdasarkan prinsip ini, ketika
hak satu pihak diabaikan, timbul persepsi yang tidak adil (Bolton et al.,
2003). Selain itu, ketika harga referensi konsumen di bawah harga
eceran, mereka akhirnya dapat mengevaluasi harga ini sebagai tidak adil
(Xia et al., 2004).
3. Kualitas pelayanan (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Penelitian ini memperluas berlakunya Teori
Stimulus Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan
proses evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya
Page 79
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
64
memengaruhi respons (Jacoby, 2002). Dari perspektif teori ini, atribut
kualitas pelayanan seperti kualitas interaksi dan kualitas keluaran sebagai
stimulus yang dapat memengaruhi evaluasi internal pelanggan, yang
pada gilirannya meningkatkan kepuasan konsumen dan keinginan
mereka untuk kembali membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya milik Saidani et al
(2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan layanan
memengaruhi kepuasan pelanggan.
4. Kualitas produk, kewajaran harga dan kualitas pelayanan (secara
simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Hasil pada penelitian ini mendukung pada hasil penelitian sebelumnya
Qin dan Prybutok (2009) meneliti aspek-aspek yang memengaruhi
kepuasan pelanggan di restoran cepat saji, hasilnya menunjukkan bahwa
kualitas makanan, nilai yang dirasakan dan kualitas layanan
memengaruhi kepuasan konsumen. Sementara, penelitian Saidani et al
(2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan layanan
memengaruhi kepuasan pelanggan.
4. 6 Perbedaan Penelitian ini dengan Teori dan Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
serta hasil analisis dan pembahasan, telah ditemukan beberapa perbedaan
antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu : lokasi penelitian dan
objek penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian.
1. Berdasarkan lokasi dan objek penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Konuk, (2019), lokasi penelitian berada di Sakarya, Turkey dengan objek
penelitiannya adalah konsumen restoran makanan organik, Sedangkan
Page 80
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
65
pada penelitian ini berada di Kota Probolinggo, Jawa Timur dengan objek
penelitian konsumen ikan lele segar Pokdakan Wahana Sentosa.
2. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Konuk (2019) dan Brady et al (2001) menggunakan
Metode SEM (Structural Equation Model), sedangkan pada penelitian ini
menggunakan Metode Regresi Linear Berganda.
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya Konuk,
(2019) Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen, sedangkan pada penelitian ini kualitas produk (secara parsial)
berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen.
4. 7 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dirancang dengan mengacu pada dukungan teori, kajian
yang logis dan dilakukan sesuai kaidah metode penelitian ilmiah namun tentunya
ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini
dikemukakan sebagai referensi bagi penelitian berikutnya untuk menghasilkan
penelian yang lebih baik. Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pada penelitian ini mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka
penelitian dilakukan dengan bantuan internet sebagai metode untuk
menyebarkan kuesioner online guna untuk mengefisienkan waktu dan biaya
penelitian karena pada saat penelitian dilakukan telah terjadi pandemi
Covid19.
2. Pada penelitian ini memiliki keterbatasan dalam mendapatkan jumlah
responden karena menurunnya jumlah pembeli ikan lele akibat pandemi
Covid19.
Page 81
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
6
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis induktif serta pembahasan hasil analisis
terhadap masing-masing variabel penelitian maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji f dan determinasi menunjukkan bahwa kualitas
produk, kewajaran harga dan kualitas pelayanan secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Determinasi menunjukkan bahwa variasi dari variabel independen yaitu
kualitas produk (X1), kewajaran harga (X2), dan kualitas pelayanan (X3)
mampu menjelaskan variabel dependen yaitu kepuasan konsumen (Y)
sebesar 74,6%. Sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang berada diluar model regresi yang digunakan saat ini.
2. Hasil uji t menunjukan bahwa kualitas produk (secara parsial)
berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen. Responden
pada penelitian ini tidak terlalu memperhatikan kualitas produk ikan lele
segar yang terpenting adalah harga murah dan pelayanan yang baik.
Dikarenakan mayoritas responden adalah golongan menengah ke bawah
yang memiliki pendapatan rendah. Sedangkan untuk faktor kewajaran
harga dan kualitas pelayanan memiliki hasil berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen. Sehingga hubungan yang dapat
disimpulkan dari variabel tersebut adalah semakin baik kualitas harga dan
pelayanan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen.
Page 82
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
67
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti dapat memberikan saran
untuk penelitian selanjutnya dan juga untuk pemilik Pokdakan Wahana Sentosa
dan pemerintah. Saran-saran ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk menentukan keputusan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
5.2.1 Saran untuk Penelitian Selanjutnya
1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas model penelitian dengan
menambahkan variabel lain yang dapat memengaruhi kepuasan
konsumen atau menambahkan variabel lain yang dihasilkan dari
kepuasan konsumen seperti niat pembelian kembali atau word of mouth
mengingat pada penelitian ini hanya terdapat 3 variabel X dan 1 variabel
Y.
2. Untuk penelitian selanjutnya alangkah baiknya jika dilakukan secara
langsung bertatap muka dengan konsumen agar dapat menggali
informasi yang lebih dalam terkait kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen.
5.2.2 Saran untuk Pemilik Pokdakan Wahana Sentosa
1. Dalam menentukan strategi pemasaran, pengelola alangkah baiknya
memperhatikan faktor-faktor (kualitas produk, kewajaran harga dan
kualitas pelayanan) yang menjadi alasan konsumen untuk membeli ikan
di Pokdakan Wahana Sentosa. Berdasarkan hasil pada penelitian ini
pemilik Pokdakan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan serta memberikan harga yang terjangkau kepada konsumen
karena kualitas pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang
berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen Pokdakan
Wahana Sentosa agar para konsumen merasa puas dengan apa yang
Page 83
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
68
telah mereka dapatkan sehingga akan membuat mereka membeli ikan
kembali di Pokdakan Wahana Sentosa.
2. Selain itu, pemilik Pokdakan Wahana Sentosa juga harus selalu
memperhatikan kompetisi pasar dalam menjalankan usahanya, karena
kompetisi pasar juga berpengaruh besar terhadap respon konsumen
dalam menentukan keputusan pembelian.
5.2.3 Saran untuk Pemerintah
1. Sebaiknya pemerintah menyediakan pelatihan khusus untuk masyarakat
yang ingin mendirikan Pokdakan agar mampu menjadi Pokdakan yang
berkualitas baik dari segi produksi maupun pemasaran, sehingga dapat
mengurangi nilai pengangguran dan meningkatkan pendapatan negara.
2. Sebaiknya pemerintah selalu mendukung program yang dibuat oleh
Pokdakan dalam meningkatkan kualitas usahanya dengan cara
memberikan bantuan berupa materi maupun sosialisasi kepada seluruh
Pokdakan yang ada.
Page 84
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
6
DAFTAR PUSTAKA
Adi nugroho. 2015. Pengaruh Kepercayaan Pelanggan, Komitmen Pelanggan, dan Komunikasi Word of Mouth terhadap Loyalitas pelanggan minimarket. Yogyakarta : UNY.
Bagozzi, R.P. 1986. Principles of marketing management. Chicago: Science Research Associates.
Baron dan Byrne. 2008. Psikologi Sosial: Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Basrah Saidani dan Samsul Arifin. 2012. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3 (1).
Basu Swasta, Dharmesta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.
Bechwati, N.N., Sisodia, R.S., Sheth, J.N. 2009. Developing a model of antecedents to consumers' perceptions and evaluations of price unfairness. J. Bus. Res. 62 (8).
Bei, Lien - Ti. Yu - Ching Chiao. 2001. " Integrated Model for the effects of perceivedproduct, perceived service quality, and perceived price fairness on consumer satisfaction and loyalty". Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behaviour.
Bigne, J., Mattila, A, & Andreu, L. 2008. The Impact of Experiental Consumption Cognitions and Emotions on Behavioral Intentions, Journal of Service Marketing. 22 (4): 303-315.
Bitner MJ. 1990. Evaluating service encounters: the effects of physical surroundings and employee responses. J Mark. 54(2):69-81.
Brady, Cronin, Brand. 2000. Performance-only meansurement of service guality : a replication and extension, Journal of Business Research. 17-31.
Brady, M, K and Robertson, C. J. 2001. Searching for a consensus on the antecedent role of service quality and satisfaction: an exploratory cross-national study. USA. Journal of Bussiness Research 51 53-60.
Brady, M. K., & Robertson, C. J. 2001. Searching for a consensus on the antecedent role of service quality and satisfaction: An exploratory crossnational study. Journal of Business Research. 51(1): 53–60.
Brady, M.K. dan Cronin, J.J. 2001. Some New Thoughts on Conceptualizing Perceived Service Quality: A Hierarchical Approach. The Journal of Marketing 2001; 65(3): 34 – 49.
Campbell, M.C. 2007. Says who?!” How the source of price information and affect influence perceived price (un) fairness. J. Mark. Res. 44 (2): 261–271.
Page 85
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
70
Campbell, N. A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2007. Biologi. Terj. dari Biology, oleh Lestari, R., E. I. M. Adil, N. Anita, Andri, W. F. Wibowo, & W. Manalu. Jakarta: Erlangga.
Consuegra, D., Molina, A., and Esteban, A. 2007. An Integrated Model Of Price, Satisfaction and Loayalty : an Empirical Analysis in Service Sector. Journal of Product & Brand Management. 16 (7): 459-468.
Donovan, R.J. and Rossiter, J.R. 1982. Store atmosphere: an environmental psychology approach. Journal of Retailing. 58 (1): 34-57.
Eroglu S.A., Machleit K.A., Davis, L.M. 2001. Atmospheric qualities of online retailing A conceptual model and implications. Journal of Business Research. 54: 177-184.
Fandy, Tjiptono. 2004. Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi Offset.
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang:FE UNDIP.
Fernandes, T., Calamote, A. 2016. Unfairness in consumer services: outcomes of differential treatment of new and existing clients. J. Retail. Consum. Serv. 28 36–44.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.
Han, H., Hyun, S.S. 2017. Impact of hotel-restaurant image and quality of physical-environment, service, and food on satisfaction and intention. Int. J. Hosp. Manag. 63 82–92.
Haws, K.L., & Bearden, W.O. 2006.Dynamic pricing and consumer fairness perceptions.Journal of Consumer Research. 33 (3): 304-311.
Huang, Hui-Chun, Chang, Ya-Ting, Yeh, Che-Yi, Liao, Chung-Wei, 2014. Promote the price promotion:The effects of price promotions on customer evaluations in coffee chain stores. Int. J. Contemp. Hosp. Manag. 26 (7): 1065 1082.
Husein, Umar. 2010. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jacoby, J. 2002. Stimulus-organism-response reconsidered: An evolutionary step in modeling (consumer) behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(1): 51-57.
Jin, N., Line, N.D., Merkebu, J. 2016. The effects of image and price fairness: a consideration of delight and loyalty in the waterpark industry. Int. J. Contemp. Hosp. Manag. 28 (9): 1895–1914.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017. Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana Budidaya Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Tahun 2017. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya nomor 53/Per- Djpb/2017.
Page 86
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
71
Kim, S., dan Noh, M. J. 2013. “Determinants influencing consumers' trust and trust performance of social commerce and moderating effect of experience”. Information Technology Journal. 11(10): 1369-1380.
Konuk ,F, A. 2019. The influence of perceived food quality, price fairness, perceived value and satisfaction on customers revisit and word-of- mouth intentions towards organic food restaurants. Turkey. Journal of Retailing and Consumer Services 50, 103-110.
Kotler Philip dan Gary Amstrong. 2010. Principles of Marketing. 13th Edition. Jakarta: Prentice hall.
Kotler, Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P,. dan Amstrong, G. 2008. Marketing An Introduction. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2016. Marketing Management, 15th Edition New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc.
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Erlangga : Jakarta.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen pemasaran, jilid I, Edisi kesebelas, Jakarta, P.T Indeks Gramedia.
Lien-Ti Bei, dan Yu-Ching Chiao. 2001. An Integrated Model For The Effects Of Perceived Product, Perceived Service Quality, And Perceived Price Fairness On Consumer Satisfaction And Loyalty. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behavior. 125-139.
Liljander, V., Strandvik, T. 1997. Emotions in service satisfaction. Int. J. Serv. Ind. Manag. 8 (2): 148–169.
Lupiyoadi dan Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran jasa Edisi kedua. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Salemba Empat. Jakarta.
Namin, A. 2017. Revisiting customers’ perception of service quality in fast food restaurants. J. Retail. Consum. Serv. 34 70–81.
Namkung, Y., Jang, S. 2007. Does food quality really matter in restaurants? Its impact on customer satisfaction and behavioral intentions. J. Hosp. Tour. Res. 31 (3): 387–409.
Namkung, Young and SooCheong (Shawn) Jang. 2010. Effect of authentic atmospherics in ethnic restaurants: investigating Chinese restaurants.
Oliver RL. Satisfaction. 1997. A Behavioral Perspective on the Consumer. New York, NY: McGraw-Hill.
Oliver, R.L. 1980. A cognitive model for the antecedents and consequences of satisfaction. J. Mark. Res. 17 (11): 460–469.
Page 87
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
72
Oliver, Riscrd L. 1997. Satisfaction A Behavioral Perspective On The Consumer. McGraw-Hill Education, Singapore.
Olson, J. C. & Jacoby, J. 1972. Cue Utilization in the Quality Perception Process. In Proceedings of the Third Annual Conference of the Association fo Consumer Research,Ed. M. Venkatesan. Iowa City, IA: Association for Consumer Research. (167-169).
Ophuis, P.A.M.O., Trijp, H.C.M.V. 1995. Perceived quality: a market driven and consumer oriented approach. Food Qual. Prefer. 6 177–183.
Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, Yogyakarta, Mediakom.
Qin, H., Prybutok, V.R., Zhao, Q., 2010. Perceived service quality in fast‐food
restaurants: empirical evidence from China. Int. J. Qual. Reliab. Manag. 27 (4): 424–437.
Qin. Hong., Prybutok, Victor. R. 2009. Service quality, customer satisfaction, and behavioral intentions in fast-food restaurants. International Journal of Quality and Service Sciences. 1 (1): 78-95.
Ryu, K., Han, H., Kim, T.H., 2008. The relationships among overall quick-casual restaurant image, perceived value, customer satisfaction, and behavioral intentions. Int. J. Hosp. Manag. 27 (3): 459–469.
Ryu, Lee & Kim. 2012. The influence of the quality of the physical environment, food, and service on restaurant image, customer perceived value, customer satisfaction, and behavioral intentions.
Saidani Basrah dan Samsul Arifin. 2012. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3 (1).
Sherman, E., A. Mathur, and R.B. Smith. 1997. Store environment and consumer purchase behavior: Mediating role of consumer emotions .Psychology & Marketing 14 (4): 361–78.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei ( Editor ), LP3ES, Jakarta
Solimun, Adji A. R. Fernandes, Nurjannah. 2017. Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) Pendekatan WarpPLS. UB Press: Malang.
Sugiyanto. 2009. Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta.
Page 88
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
73
Teas, R.K., Agarwal, S. 2000. The effects of extrinsic product cues on consumers’ perceptions of quality, sacrifice, and value. J. Acad. Of Mark. Sci 28 (2): 278–290.
Tian-Cole S. And Scott, D. 2004. Examining the Mediating Role of Experience Quality in a Model of Tourist Experiences. Journal of Travel & Tourism Marketing, 16 79-90
Tjiptono Fandy. 2004. Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi Offset.
Tsiotsou, R. 2006. The role of perceived product quality and overall satisfaction on purchase intentions. Int. J. Consum. Stud. 30 (2): 207–217.
Xia, L., Monroe, K.B., Cox, J.L. 2004. The price is unfair! A conceptual framework of price fairness perceptions. J. Mark. 68 (4): 1–15.
Yu, Y.T., Dean, A. 2001. The contribution of emotional satisfaction to consumer loyalty. Int. J. Serv. Ind. Manag. 12 (3): 234–250.
Zeithaml V A, Bitner M J, Gremler D D. 2009. Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm. McGraw-Hill/Irwin: New York.
Zeithaml, V.A. 1988. Consumer perceptions of price, quality, and value: a means- end model and synthesis of evidence. Journal of Marking 52 2–22.
Zeng, Fue. Hu, Zuohao. Chen, Rong dan Yang, Zhilin. 2009. Determinants of Online Service Satisfaction and Their Impacts On Behavioural Intention. Total Quality Management. 20 (9): 953-969.
Page 89
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
74
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian
Kedai Ola Ole Jl. Sunan Bonang No.17, Jrebeng Wetan, Kec. Kedopak, Kota Probolinggo, Jawa Timur 67231.
Sumber : Google Maps (2020). https://goo.gl/maps/FRedtqr27jXQjdJj9
Page 90
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
75
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian : Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keputusan
Pembelian Ulang Ikan Lele Segar Di Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota
Probolinggo, Jawa Timur
Email address :
Nama :
No. Telepon :
Asal Daerah (Alamat rumah, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota) :
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
Umur (Tahun) :
17-20
21-30
31-40
41-50
>50
Status Pernikahan :
Belum Menikah
Menikah Sudah Punya Anak
Menikah Belum Punya Anak
Pendidikan Terakhir :
SD
SMP
SMA
Sarjana
Pekerjaan :
Pelajar/ Mahasiswa/ i
PNS
Pegawai Swasta
Wirausaha/ Pengusaha
Ibu Rumah Tangga
TNI/ POLRI
Lainnya
Page 91
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
76
(Lanjutan lampiran 2. Kuesioner Penelitian) Jumlah Pendapatan :
<2.500.000
2.500.000 - 4.000.000
<4.000.000
DATA KEPUASAN PELANGGAN (KUALITAS PRODUK)
Keterangan :
(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS = Cukup
Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.
Ikan lele di pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) dalam keadaan segar
sehingga menarik secara visual.
1 2 3 4 5
Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) menawarkan ikan lele yang sehat
sehingga baik untuk kesehatan
1 2 3 4 5
Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) menjual ikan lele yang segar
sehingga memiliki rasa ikan yang lezat
1 2 3 4 5
Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) menyediakan ikan dalam bentuk
segar yaitu masih hidup atau sudah dipotong dan dibersihkan
1 2 3 4 5
DATA KEPUASAN PELANGGAN (KEWAJARAN HARGA)
Keterangan :
(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS = Cukup
Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.
Harga ikan di Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) terjangkau sehingga
memiliki harga yang masuk akal
1 2 3 4 5
Harga ikan di Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) sangat masuk akal
dan adil sehingga dapat diterima oleh pembeli
1 2 3 4 5
Page 92
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
77
(Lanjutan lampiran 2. Kuesioner Penelitian) Harga ikan di pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) sesuai dengan
harga ikan di pasar
1 2 3 4 5
DATA KEPUASAN PELANGGAN (KUALITAS PELAYANAN)
Keterangan :
(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS =
Cukup Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.
Karyawan di Pokdakan Wahana Sentosa (Bapak Bambang) siap untuk
melayani konsumen sesuai dengan permintaan konsumen
1 2 3 4 5
Karyawan di Pokdakan Wahana Sentosa (Bapak Bambang) bekerja
dengan cekatan sehingga konsumen tidak harus menunggu lama
1 2 3 4 5
DATA KEPUASAN PELANGGAN (KEPUASAN PELANGGAN)
Keterangan :
(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS =
Cukup Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.
Saya puas untuk membeli ikan lele di Pokdakan wahana sentosa
(Bapak Bambang)
1 2 3 4 5
Saya merasa pembelian ikan lele di Pokdakan wahana sentosa
(Bapak Bambang) merupakan pilihan yang tepat
1 2 3 4 5
Saya senang dengan keputusan saya untuk membeli ikan di pokdakan
wahana sentosa (Bapak Bambang)
1 2 3 4 5
Page 93
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
78
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN
KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA”
KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh :
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
Page 94
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
79
ARTIKEL SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA” KOTA
PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Oleh:
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050
Telah dipertahankan didepan penguji
pada tanggal 17 Juli 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui, Dosen Pembimbing
(Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA) NIP. 003 19770221 200212 1 008
Tanggal: 9/21/2020
(Dr. Ir. Edi Susilo, MS) NIP. 19591205 198503 1
Tanggal :9/21/2020
Mengetahui, Ketua Jurusan
Page 95
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
80
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN
KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA”
KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
Analysis Of Factors That Influence The Consumer Satisfaction Of Fresh Catfish In Wahana Sentosa Fish Culture Group Probolinggo City, East Java
Hubertus Christian Ferdiansyah1, Zainal Abidin2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam membeli ikan lele segar merupakan hal penting bagi pemilik usaha ikan lele dalam meningkatkan jumlah konsumen mereka. Apabila seorang pemilik usaha mampu mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, maka lebih mudah untuk memfokuskan strategi pengelolaan sesuai dengan harapan konsumen, sehingga nantinya jumlah konsumen yang membeli ikan lele dapat mengalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen dan faktor yang paling dominan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. Penelitian ini dilaksanakan di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo pada bulan Juni 2020 dengan cara membagikan kuesioner secara online kepada para konsumen. Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 41 orang. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu Analisis Regresi Linear Berganda. Berdasarkan hasil penelitian uji f, faktor Kualitas Produk, Kewajaran Harga dan Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen. Berdasarkan hasil penelitian uji t, faktor kewajaran harga dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa, sedangkan Kualitas Produk berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa. Saran yang dapat diberikan untuk pemilik usaha yaitu pemilik Pokdakan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan harga yang terjangkau kepada konsumen mereka karena kualitas pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa.
Kata Kunci: Kepuasan Konsumen, Kualitas Produk, Kewajaran Harga, Kualitas Pelayanan
ABSTRACT
Factors that influence the level of customer satisfaction in buying fresh catfish is important for catfish business owners in increasing the number of their consumers. If a business owner is able to identify these factors, it is easier to focus management strategies in accordance with consumer expectations, so that later the number of consumers who buy catfish can increase. The purpose of this study is to determine and analyze the factors that influence consumer satisfaction and the most dominant factor on consumer satisfaction of fresh catfish in Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. This research was conducted at Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo in June 2020 by distributing questionnaires online to consumers. The number of samples used was 41 people. Analysis of the data used in this study is Multiple Linear Regression Analysis. Based on the results of the f test, Product Quality factors, Price Fairness and Service Quality simultaneously have a significant effect on Consumer Satisfaction. Based on the results of the t-test research, the reasonableness
Page 96
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
81
factor of price and service quality has a significant effect on consumer satisfaction of fresh catfish in Pokdakan Wahana Sentosa, while Product Quality has no significant effect on consumer satisfaction of fresh catfish in Pokdakan Wahana Sentosa. Advice that can be given to business owners is that Pokdakan owners must maintain and improve service quality and provide affordable prices to their consumers because service quality and fairness of prices are factors that significantly influence consumer satisfaction of Pokdakan Wahana Sentosa.
Keywords: Consumer Satisfaction, Product Quality, Price Fairness, Service Quality
1Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 2Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
PENDAHULUAN
Pokdakan (Kelompok
Pembudidaya Ikan) adalah kumpulan
masyarakat yang bergerak secara
terorganisir di bidang budidaya ikan,
mempunyai pengurus dan aturan-aturan
dalam organisasi kelompok yang secara
langsung melakukan usaha
pembudidayaan ikan. Pokdakan
merupakan suatu kelembagaan yang
mewadahi masyarakat untuk
mengembangkan usaha di bidang
perikanan budidaya (KKP, 2017).
Ikan lele adalah salah satu
komoditas primadona dari sub sektor
perikanan dikarenakan memiliki
prospek yang cukup tinggi. Ikan lele
banyak disukai masyarakat karena
merupakan salah satu bahan pangan
yang bergizi, murah, mudah untuk
diperoleh dan juga mudah untuk
diolah. Pokdakan Wahana Sentosa
merupakan salah satu kelompok
pembudidaya ikan yang dapat
dikategorikan sebagai Pokdakan yang
cukup aktif dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan ikan khususnya
ikan lele di Kota Probolinggo.
Dalam beberapa bulan terakhir
Pokdakan Wahana Sentosa dengan
salah satu produknya yaitu ikan lele
segar tidak luput dalam menghadapi
situasi persaingan pasar di
Probolinggo. Pendapatan yang
diperoleh oleh Pokdakan Wahana
Sentosa tidak selalu mengalami
kenaikan bahkan cenderung
Page 97
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
82
mengalami penurunan. Semakin
banyaknya pesaing baru yang
membuka usaha budidaya ikan lele di
Probolinggo menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan menurunnya hasil
penjualan di Pokdakan Wahana
Sentosa. Oleh sebab itu, perlu adanya
penelitian mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi kepuasan konsumen
ikan lele di Pokdakan Wahana
Sentosa untuk mengetahui dan
mengatasi masalah tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan konsumen dan faktor yang
paling dominan berpengaruh terhadap
kepuasan konsumen di Pokdakan
Wahana Sentosa Probolinggo.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode non-probability sampling. Metode
pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Penelitian ini
menggunakan pengumpulan data dengan
cara observasi dan menggunakan
kuesioner online. Kuesioner online
menggunakan google form dengan
pemberian skor menggunakan Skala
Likert kategori Ordinal, dan penyebaran
kuesioner melalui whatsapp rekan peneliti
yang ada di lokasi. Observasi yang
dilakukan peneliti menggunakan observasi
non-partisipan. Metode analisis data pada
penelitian ini menggunakan analisis
statistik inferensial: Regresi Linear
Berganda dan analisis deskriptif. Analisis
statistik inferensial: Regresi Linear
Berganda digunakan untuk menganalisis
data yang berbentuk angka yang
diperoleh dari kuesioner responden,
sedangkan untuk analisis deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan data
apapun yang berasal dari data primer
maupun data sekunder. Populasi pada
penelitian ini adalah konsumen ikan lele di
Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo.
Dalam penelitian ini, jenis
penelitian yang digunakan adalah
explanatory research dengan
menggunakan metode penelitian survei
Page 98
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
83
dan pendekatan kuantitatif.
Explanatory research adalah penelitian
yang menunjukkan hubungan antara dua
Uji Koefisien Determinasi Tabel 1. Uji Determinasi
Model Summaryb
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, Model R
R Square
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate
Durbin- Watson
variabel yang diteliti adalah hubungan
antara kualitas produk, kewajaran harga,
dan kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis dari ke
4 (empat) jalur hubungan langsung yang
menghubungkan 4 (empat) variabel
penelitian ini terdapat 3 (tiga) hubungan
yang berpengaruh secara signifikan dan 1
(satu) hubungan yang berpengaruh tidak
signifikan. Penelitian ini juga mendapat
temuan baru yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya, yaitu (1) Kualitas
Produk berpengaruh tidak signifikan
terhadap Kepuasan Konsumen (secara
1 .875a .765 .746 1.000 1.503
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah
(2020)
Berdasarkan data yang diperoleh
menunjukkan bahwa hasil dari Adjusted R
Square sebesar 0.746 yang berarti bahwa
kemampuan dari variabel independen
yaitu kualitas produk (X1), kewajaran
harga (X2), dan kualitas pelayanan (X3)
dalam menjelaskan variasi perubahan
variabel dependen yaitu kepuasan
konsumen (Y) sebesar 74,6%, sedangkan
25,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang berada diluar model regresi yang
digunakan saat ini.
Uji F (Simultan)
Tabel 2. Hasil Uji F (simultan)
ANOVAb
parsial); (2) Kualitas Produk, Kewajaran
Harga, dan Kualitas Pelayanan secara
Model Sum of Squares
Df Mean Square F Sig.
simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah
(2020)
Hasil perhitungan statistik
diperoleh nilai F sebesar 40,212 dengan
1 Regression 120.616 3 40.205 40.212 .000a
Residual 36.994 37 1.000
Total 157.610 40
Page 99
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
84
nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai
Ftabel yang diperoleh Ftabel= F(k;n-k)=
F(3;38) = 2,85. Sehingga diperoleh nilai
Fhitung (40,212) > Ftabel (2,85) maka
dapat disimpulkan bahwa H4 diterima
yang berarti terdapat pengaruh X1, X2,
dan X3 secara simultan terhadap Y. Hal
tersebut mengartikan bahwa variabel
kualitas produk, kewajaran harga, dan
kualitas pelayanan secara simultan
memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel kepuasan konsumen.
yang dilakukan oleh Consuegra et al.
(2007) yang mengatakan hal pertama
yang perlu dipertimbangkan dalam
menghubungkan antara harga layanan
dan loyalitas adalah keadilan harga dan
penerimaan harga, sehingga nilai yang
dirasakan sesuai dengan harapan
pelanggan.
Uji t (Parsial) Tabel 3. Hasil Uji t (parsial)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Hasil pada penelitian ini
mendukung pada hasil penelitian
sebelumnya Qin dan Prybutok (2009)
Model Coefficients
B Std. Error
Coefficients T Sig.
Beta
meneliti aspek-aspek yang memengaruhi
kepuasan pelanggan, hasilnya
menunjukkan bahwa kualitas produk, nilai
yang dirasakan dan kualitas layanan
memengaruhi kepuasan konsumen.
Sementara, penelitian Saidani et al (2012)
juga menunjukkan bahwa kualitas produk
dan layanan memengaruhi kepuasan
pelanggan.
Faktor lain yang mampu
menciptakan kepuasan dan loyalitas
pelanggan adalah harga produk yang
terjangkau. Ini sesuai dengan penelitian
Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah
(2020)
Apabila nilai t hitung < t tabel maka
H0 diterima dan H1 ditolak, sedangkan
apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Nilai t tabel yang
diperoleh dengan rumus t tabel= t(a/2 ; n-
k-1) = t (0,05/2 ; 41-3-1) = 0,025 ; 37 =
2,026 dengan nilai signifikansi 5% atau
0,05. Hasil perhitungan statistik diperoleh
nilai t hitung untuk masing-masing variabel
independent adalah sebagai berikut:
1 (Constant) .155 1.105 .140 .889
TOTAL_X1 .087 .135 .108 .646 .522
TOTAL_X2 .425 .195 .402 2.178 .036
TOTAL_X3 .644 .268 .405 2.399 .022
Page 100
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
85
a. Kualitas Produk (X1)
Berdasarkan perhitungan uji
statistik t diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar
0,522 > 0,05 dan nilai t hitung 0,646 < t
tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H1 ditolak yang berarti X1
berpengaruh tidak signifikan terhadap Y.
Hasil tersebut mengartikan bahwa variabel
kualitas produk (secara parsial)
berpengaruh secara tidak signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
Hasil penelitian ini bertentangan
dengan hasil penelitian sebelumnya yang
berpendapat bahwa kualitas produk
berkontribusi terhadap kepuasan
(Tsiotsou, 2006). Selain itu, penelitian
empiris sebelumnya berpendapat bahwa
kesehatan yang dirasakan pada makanan
sebagai atribut kualitas dianggap penting
untuk kepuasan konsumen (Kim et al.,
2013).
b. Kewajaran Harga (X2)
Berdasarkan perhitungan uji
statistik t diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar
0,036 < 0,05 dan nilai t hitung 2,178 > t
tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H2 diterima yang berarti terdapat
pengaruh X2 terhadap Y. Hasil tersebut
mengartikan bahwa variabel kewajaran
harga (secara parsial) berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
Hasil pada penelitian ini
mendukung hasil penelitian sebelumnya
(Jin et al., 2016; Martín Consuegra et al.,
2007; Konuk, 2018). Jika pelanggan
memiliki persepsi tinggi tentang kewajaran
harga, maka kepuasan mereka terhadap
restoran makanan organik juga bisa lebih
tinggi. Ini mengungkapkan bahwa
menyediakan makanan berkualitas tinggi
sangat penting untuk menciptakan
kepuasan konsumen menuju restoran
makanan organik.
c. Kualitas Pelayanan (X3)
Berdasarkan perhitungan uji
statistik t diketahui nilai Sig. untuk
pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar
0,022 < 0,05 dan nilai t hitung 2,399 > t
tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H3 diterima yang berarti terdapat
pengaruh X3 terhadap Y. Hasil tersebut
Page 101
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
86
mengartikan bahwa variabel kualitas
pelayanan (secara parsial) berpengaruh
secara signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian sebelumnya milik Saidani
et al (2012) juga menunjukkan bahwa
kualitas produk dan layanan memengaruhi
kepuasan pelanggan. Faktor lain yang
mampu menciptakan kepuasan dan
loyalitas pelanggan adalah harga produk
yang terjangkau. Qin dan Prybutok (2009)
meneliti aspek yang memengaruhi
segar yang terpenting adalah harga murah
dan pelayanan baik karena melihat dari
jumlah pendapatan responden yang
menunjukkan bahwa mayoritas responden
adalah golongan menengah ke bawah.
Kewajaran Harga dan Kualitas Pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Konsumen. Hubungan yang
ditunjukkan pada variabel tersebut dapat
dikatakan bahwa semakin baik kualitas
harga dan pelayanan maka semakin tinggi
pula tingkat kepuasan yang dirasakan
oleh konsumen.
kepuasan pelanggan di restoran cepat
saji, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas
makanan, nilai yang dirasakan dan
Saran
Saran untuk pemilik Pokdakan
kualitas layanan memengaruhi kepuasan
konsumen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji t menunjukan
bahwa kualitas produk (secara parsial)
berpengaruh tidak signifikan terhadap
kepuasan konsumen yang berarti
responden pada penelitian ini tidak terlalu
memperhatikan kualitas produk ikan lele
Wahana Sentosa yaitu dalam menentukan
strategi pemasaran, pengelola alangkah
baiknya memperhatikan faktor-faktor
(kualitas produk, kewajaran harga,dan
kualitas pelayanan) yang menjadi alasan
konsumen untuk membeli ikan di
Pokdakan Wahana Sentosa. Berdasarkan
hasil pada penelitian ini pemilik Pokdakan
harus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pelayanan serta
memberikan harga yang terjangkau
kepada konsumen karena kualitas
Page 102
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
87
pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap
kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa agar para konsumen merasa puas dengan
apa yang telah mereka dapatkan sehingga akan membuat mereka membeli ikan kembali di
Pokdakan Wahana Sentosa. Selain itu, pemilik Pokdakan Wahana Sentosa juga harus selalu
memperhatikan kompetisi pasar dalam menjalankan usahanya, karena kompetisi pasar juga
berpengaruh besar terhadap respon konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.
DAFTAR PUSTAKA Jin, N., Line, N.D., Merkebu, J. 2016. The effects of image and price fairness: a consideration
of delight and loyalty in the waterpark industry. Int. J. Contemp. Hosp. Manag. 28 (9): 1895–1914.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017. Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana Budidaya Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Tahun 2017. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya nomor 53/Per-Djpb/2017.
Kim, S., dan Noh, M. J. 2013. “Determinants influencing consumers' trust and trust performance of social commerce and moderating effect of experience”. Information Technology Journal. 11(10): 1369-1380.
Konuk ,F, A. 2019. The influence of perceived food quality, price fairness, perceived value and satisfaction on customers revisit and word-of-mouth intentions towards organic food restaurants. Turkey. Journal of Retailing and Consumer Services 50, 103-110.
Qin. Hong., Prybutok, Victor. R. 2009. Service quality, customer satisfaction, and behavioral intentions in fast-food restaurants. International Journal of Quality and Service Sciences. 1 (1): 78-95.
Saidani Basrah dan Samsul Arifin. 2012. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3 (1).
Tsiotsou, R. 2006. The role of perceived product quality and overall satisfaction on purchase intentions. Int. J. Consum. Stud. 30 (2): 207–217
Page 103
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
88
MANAJEMEN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI POKDAKAN WAHANA
SENTOSA, KELURAHAN JREBENG WETAN, KECAMATAN KEDOPOK, KOTA
PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
PRAKTEK KERJA MAGANG
Oleh:
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Page 104
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
89
MANAJEMEN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI POKDAKAN WAHANA
SENTOSA, KELURAHAN JREBENG WETAN, KECAMATAN KEDOPOK, KOTA
PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
PRAKTEK KERJA MAGANG
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Oleh:
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH
NIM. 155080401111050
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Page 105
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
90
Page 106
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
91
IDENTITAS PENGUJI
Judul : ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI
POKDAKAN WAHANA SENTOSA,KELURAHAN JREBENG
WETAN, KECAMATAN KEDOPOK, KOTA PROBOLINGGO,
JAWA TIMUR
Nama Mahasiswa : HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH
NIM 155080401111050
Program Studi : AGROBISNIS PERIKANAN
PENGUJI PEMBIMBING :
Pembimbing : Dr. Ir. AGUS TJAHJONO, MS
Penguji : Dr. Ir. AGUS TJAHJONO, MS
Tanggal Ujian : 17 Oktober 2018
iv
Page 107
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
92
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Bambang Budi Hartono
Instansi :Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp.) di
Pokdakan Wahana Sentosa, Kecamatan Kedopok, Kota
Probolinggo, Jawa Timur
Menerangkan bahwa
Nama : Hubertus Christian Ferdiansyah
NIM 155080401111050
Jurusan : Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan
Program Studi : Agrobisnis Perikanan
Telah melaksanakan Praktek Kerja Magang pada tempat kami, mulai tanggal 2
Juli 2018 sampai dengan 4 Agustus 2018. Demikian surat keterangan ini atas
perhatiannya terima kasih.
Probolinggo, 4 Agustus 2018 Kepala Instansi
Bambang Budi Hartono
v
Page 108
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
93
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada
1. Allah SWT atas karunia dan kesehatan yang diberikan selama ini sehingga
laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Magang (PKM) yang telah meluangkan segenap waktu dan tenaganya untuk
membimbing, memberikan pengarahan dan membantu dalam menyelesaikan
laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini.
3. Bapak Dr. Ir. Edi Susilo, MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan
dan Kelautan,
4. Kedua orang tua dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan
dukungan moril, materil dan doa, sehingga laporan Praktek Kerja Magang
(PKM) dapat terselesaikan dengan lancar.
5. Bapak Bambang Budi Hartono selaku pemilik Pokdakan Wahana Sentosa
yang telah berkenan memberikan izin dan tempat untuk melakukan Praktek
Kerja Magang (PKM).
6. Mas Bambang dan Mas Taufik beserta seluruh karyawan lain yang telah
membimbing dan meluangkan waktu untuk berbagi ilmu pengetahuan selama
Praktek Kerja Magang (PKM).
Malang, 16 Oktober 2018 Penulis
Hubertus Christian F. NIM. 155080401111050
vi
Page 109
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
94
RINGKASAN
HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH. Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp.) di Pokdakan Wahana Sentosa, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS.)
Indonesia merupakan negara maritim karena Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan sebagaian besar wilayahnya adalah perairan. Indonesia memiliki 17.504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. total luas laut Indonesia sekitar 3,544 juta km² atau sekitar 70% dari wilayah Indonesia. Kekayaan sumber daya alam di Indonesia yang sangat besar ini menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional sekaligus memiliki potensi yang sangat besar bagi pembangunan kelautan dan perikanan.
Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumberdaya alam perikanan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan mengoptimalisasikan dan memelihara produktivitas sumberdaya perikanan dan kelestarian lingkungan. Sumberdaya perikanan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari ekosistem perikanan yang berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa mendatang.
Potensi produksi perikanan Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun. Dari potensi tersebut hingga saat ini dimanfaatkan sebesar 9 juta ton. Namun, potensi tersebut sebagaian besar berada di perikanan budidaya yang mencapai 57,7 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan 2,08%. Sedangkan potensi perikanan tangkap (laut dan perairan umum) hanya sebesar 7,3 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 65,75%. Salah satu usaha perikanan budidaya di Indonesia adalah pembesaran ikan lele. Menurut Suyanto (2011), pembesaran ikan lele adalah segmen usaha budidaya lele yang mengkhususkan pembesaran benih ikan lele hingga mencapai ukuran konsumsi. Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya pembesaran ikan lele merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembesaran ikan lele.
Metode pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini dilakukan dengan cara partisipasi aktif, observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode pengamatan ikut terlibat (participant observation) masih sering dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan atau partisipasinya, yaitu partisipasi aktif secara penuh dan partisipasi aktif. Pada jenis pertama, peneliti melibatkan diri secara total dalam setiap proses dan aktivitas masyarakat yang diteliti, seperti halnya tinggal bersama, dan menjadi bagian dalam pengambilan peran-peran tertentu dalam aktivitas serta proses yang ada. Pada jenis yang kedua (partisipasi aktif) peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam masyarakat yang diteliti, adanya kontak yang lama dengan ikut serta dalam tatap muka sehari-hari dan ikut serta dalam kegiatan langsung mengikuti kegiatan yang dilakukan.
Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang diamati dan mampu menangkap fenomena sesuai dengan subyek dan obyek yang diteliti.
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) di UKM Wahana Sentosa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Aspek teknis pada
Page 110
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
95
usaha pembesaran ikan lele meliputi sarana dan prasarana penunjang produksi. Sarana meliputi kolam pembesaran, sumber air, peralatan, benih ikan lele, pakan, dan alat transportasi yang digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan lele. Sedangkan prasarana meliputi jalan, penyediaan tenaga listrik, gudang, dan komunikasi yang akan menunjang berjalannya usaha pembesaran ikan lele. Adapun proses produksi pembesaran ikan lele meliputi persiapan kolam, persiapan air, penebaran benih, percampuran dan pemberian pakan, perawatan kualitas air, grading, kontrol penyakit serta pemanenan ikan.
Aspek manajemen dalam usaha pembesaran ikan lele meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Perencanaan berupa perencanaan teknis sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) budidaya pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa, rencana pengadaan benih ikan lele, perencanaan tenaga kerja, perencanaan biaya dan tujuan melakukan usaha pembesaran ikan lele. Pengorganisasian kerja di UKM Wahana Sentosa menggunakan sistem organisasi yang berbentuk garis atau lini dimana arus perintah berasal dari pemilik usaha lalu disampaikan langsung kepada bawahannya lewat jalur perintah seperti garis atasan ke bawahan dengan total karyawan 2 orang. Penggerakan dilakukan oleh pemilik usaha dengan memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan. Pengawasan dilakukan langsung oleh pemilik usaha terkait pengawasan bahan baku, kegiatan teknis apakah sudah sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, pengawasan terhadap para karyawan apakah sudah bekerja sesuai bidangnya dan pengawasan kegiatan pemasaran.
Aspek pemasaran dalam usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa dilakukan secara aktif dan pasif. Harga yang diberikan UKM Wahana Sentosa dikenakan biaya Rp.20.000/kg untuk semua ukuran. Daerah pemasaran ikan lele ini adalah Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Saluran pemasaran dilakukan secara tidak langsung dan langsung.
Aspek finansiil usaha pembesaran ikan lele selama 2,5 bulan pada saat dilakukan Praktek Kerja Magang sudah dapat dikatakan layak dan menguntungkan. Nilai R/C ratio pada usaha pembesaran ikan lele ini sebesar 1,75. BEP Sales Rp. 9.676.869 dan BEP unit 483,84 kg. Rentabilitas 75,1%. Faktor pendukung usaha ini adalah budidaya pembesaran ikan lele menghasilkan daging lele yang berkualitas. Sedangkan faktor penghambat dalam usaha ini adalah iklim dan cuaca yang tidak menentu serta air yang kurang baik menyebabkan ikan mudah terkena penyakit dan mati.
viii
Page 111
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
96
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, serta tak lupa sholawat dan salam
senantiasa tetap tercurah kepa Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Magang (PKM) yang berjudul
“MANAJEMEN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI
POKDAKAN WAHANA SENTOSA, KELURAHAN JREBENG WETAN,
KECAMATAN KEDOPOK, KOTA PROBOLINGGO JAWA TIMUR” sebagai
salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca untuk
membangun kesempurnaan laporan Praktek Kerja Magang (PKM) berikutnya.
Semoga laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini bermanfaat dan dapat
memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Malang,16 Oktober 2018 Penulis
Hubertus Christian F. NIM. 155080401111050
ix
Page 112
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
97
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 7 1.3 Kegunaan .............................................................................................. 8 1.4 Tempat dan Waktu ................................................................................. 9
2. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG ...................................................... 10
2.1 Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Magang ....................................... 10 2.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 14 2.3 Analisis Data ........................................................................................ 15
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG ............................ 21
3.1 Letak Geografis dan Letak Topografis .................................................. 21 3.2 Keadaan Penduduk .............................................................................. 23 3.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan ....................................................... 24
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 28
4.1 Aspek Teknis pada Usaha Pembesaran Ikan Lele ............................... 28 4.2 Aspek Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele ................................ 42 4.3 Aspek Pemasaran Usaha Pembesaran Ikan Lele ................................ 46 4.4 Aspek Finansiil Usaha Pembesaran Ikan Lele...................................... 49 4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Pembesaran Ikan Lele ..... 55
5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 56
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 56 5.2 Saran ................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59
LAMPIRAN .................................................................................................... 62
Page 113
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
98
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan Lele (Clarias sp.) ...................................................................................... 3
2. Lokasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo ............................................ 22
3. Sumur bor ...................................................................................................... 29
4. Benih Ikan Lele .............................................................................................. 33
5. Pakan ............................................................................................................ 33
6. Sepeda Motor dan Mobil Pick Up ................................................................... 33
7. Keadaan Jalan UKM Wahana Sentosa .......................................................... 34
8. Token Listrik .................................................................................................. 35
9. Penyediaan Tenaga Listrik ............................................................................. 35
10. Saluran Distribusi Tidak Langsung dan Langsung........................................ 49
xi
Page 114
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
99
DAFTAR TABEL Tabel Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang 2018 ........................................... 9
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 23
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja ............................................ 24
4. Kolam Pembesaran ....................................................................................... 29
5. Peralatan ....................................................................................................... 30
xii
Page 115
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
100
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
1. Struktur Organisasi di UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo .................... 27
xiii
Page 116
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
101
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Modal Tetap ................................................................................................... 62
2. Modal Lancar ................................................................................................. 63
3. Modal Kerja ................................................................................................... 63
4. Biaya Tetap (Fixed Cost) ............................................................................... 64
5. Biaya Variabel (Variabel Cost) ....................................................................... 64
6. Biaya Total (Total Cost) ................................................................................. 64
7. Penerimaan (Total Revenue) ......................................................................... 64
8. Keuntungan ................................................................................................... 64
9. Break Event Point (BEP) ................................................................................ 65
10. R/C Ratio ..................................................................................................... 66
11. Rentabilitas .................................................................................................. 66
2. Kegiatan selama di Pokdakan Wahana Sentosa ............................................ 67
xiv
Page 117
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
102
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim karena Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia dan sebagaian besar wilayahnya adalah perairan.
Indonesia memiliki 17.504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km.
total luas laut Indonesia sekitar 3,544 juta km² atau sekitar 70% dari wilayah
Indonesia. Kekayaan sumber daya alam di Indonesia yang sangat besar ini
menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional sekaligus memiliki potensi
yang sangat besar bagi pembangunan kelautan dan perikanan (Adlilah, 2010).
Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan
sumberdaya alam perikanan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan mengoptimalisasikan dan
memelihara produktivitas sumberdaya perikanan dan kelestarian lingkungan.
Sumberdaya perikanan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari
ekosistem perikanan yang berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa
mendatang (Putra, 2011).
Potensi produksi perikanan Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun.
Dari potensi tersebut hingga saat ini dimanfaatkan sebesar 9 juta ton. Namun,
potensi tersebut sebagaian besar berada di perikanan budidaya yang mencapai
57,7 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan 2,08%. Sedangkan potensi
perikanan tangkap (laut dan perairan umum) hanya sebesar 7,3 juta ton per
tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 65,75% (Sukandar, 2007).
Salah satu usaha perikanan budidaya di Indonesia adalah pembesaran
ikan lele. Menurut Suyanto (2011), pembesaran ikan lele adalah segmen usaha
budidaya lele yang mengkhususkan pembesaran benih ikan lele hingga
Page 118
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
2
mencapai ukuran konsumsi. Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya
pembesaran ikan lele merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembesaran ikan lele. Sebenarnya tidak ada persyaratan rumit dalam pemilihan
lokasi budidaya pembesaran ikan lele.
Ikan lele merupakan salah satu hasil perikanan budidaya yang menempati
urutan teratas dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Departemen Kelautan
Perikanan (DKP) menetapkan ikan lele sebagai salah satu komoditas budidaya
ikan air tawar ungggulan di Indonesia. Tingginya angka konsumsi dalam negeri
dan terbukanya pangsa pasar ekspor, memastikan komoditas ikan air tawar ini
menjadi penyumbang devisa negara yang sangat menjanjikan. Ikan lele
merupakan komoditas perikanan budidaya air tawar yang mempunyai tingkat
serapan pasar cukup tinggi. Perkembangan Produksi lele secara nasional dalam
kurun waktu lima tahun terakhir (2011-2015) mengalami peningkatan 21,31 %
per tahun. Dari 337.577 ton pada tahun 2011, menjadi 722.623 ton pada 2015.
Peningkatan produksi lele per tahun yang mencapai 21,31 % ini merupakan
kenaikan terbesar di bandingkan dengan komoditas air tawar lainnya seperti nila,
mas, patin dan gurame (Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, 2016).
Menurut Nasrudin (2010), ikan lele merupakan komoditas budidaya ikan
air tawar yang memiliki rasa enak, harga relatif murah, kandungan gizi tinggi,
pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, toleran terhadap mutu air yang
kurang baik, relatif tahan terhadap penyakit dan dapat dipelihara hampir di
semua wadah budidaya. Dari keunggulan tersebut, maka usaha budidaya ikan
lele dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, peningkatan
kemampuan berusaha dan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat,
terutama berasal dari ikan.
Page 119
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
3
Menurut Bachtiar (2006), ikan lele dikelompokkan dalam taksonomi
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Telestei
Ordo : Ostariophusi
Subordo : Siluridae
Familia : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp
Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp.)
Sumber: Google Image (2017)
Di Indonesia sekarang sudah banyak usaha perikanan yang bergerak di
bidang pembesaran ikan lele (Clarias sp.) yang sudah cukup besar. Agar setiap
usaha perikanan dapat berkembang dan bersaing dengan usaha yang lain perlu
adanya inovasi dan memperhatikan beberapa aspek, yaitu aspek teknis, aspek
manajemen, aspek pemasaran dan aspek finansiil. Secara tidak langsung suatu
usaha harus melakukan analisis usaha agar usahanya dapat berkembang.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2016), analisis usaha adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
Page 120
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
4
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan
dengan menganalisis berbagai macam aspek.
Menurut Ahmad Subagyo (2007), aspek teknis merupakan aspek yang
berkenaan dengan pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara
teknis setelah proyek atau bisnis tersebut selesai dibangun atau didirikan.
Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya
investasi termasuk praoperasional proyek yang akan dilaksanakan. Jadi, analisis
dari aspek operasional adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi,dan
layout serta kesegiaan mesin-mesin yang akan digunakan.
Sarana yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan lele terdiri dari
lahan, konstruksi kolam, peralatan, pakan, dan obat-obatan. Prasarana yang
digunakan dalam pembesaran ikan lele yaitu jalan, transportasi, pengairan dan
penerangan (Suyanto,2010).
Menurut James et al. (1997) dalam Pinando (2000), manajemen adalah
proses kegiatan yang meliputi kegiatan: merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, mengarahkan, mengendalihkan serta proses penggunaan
sumberdaya dalam rangka untuk mencapai tujuan. Ada beberapa hal yang perlu
dibahas dalam aspek manajemen yaitu:
1. Perencanaan (Planning) Fungsi ini merupakan tindakan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan dilaksanakan guna untuk memperoleh sasaran
dan arah yang diinginkan secara terkoordinasi.
2. Pengorganisasian (Organizing) Fungsi ini merupakan pembagian bidang
pekerjaan.
3. Penggerakan (Actuating) Fungsi ini merupakan manajemen yang menstimulir
tindakan-tindakan agar betul-betul dialaksanakan.
Page 121
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
5
4. Pengawasan (Controlling) Fungsi ini merupakan pengaturan terhadap
kegiatan apakah sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan
dalam perencanaan.
Menurut Chasanah (2013), Pemasaran merupakan bagian yang penting
berhubungan dengan pasar, karena pasar yang ada sekarang merupakan pasar
pembeli dimana terjadinya transaksi jual beli tergantung pada kepuusan pembeli
sendiri. Pemasaran sangatlah penting bagi kemajuan dan perkembangan
perusahaan. Sehingga pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh perilaku para
konsumen dan yang penting perusahaan sebagai yang menawarkan barang
hanya bisa mengikuti kehendak konsumen dan bagaimana mengatasi pesaing-
pesaing dari perusahaan yang menciptakan barang-barang sejenis.
Menurut Fuad et al. (2006), bauran pemasaran adalah kegiatan
pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan
perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih
produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi
yang efektif. Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep empat
atau bauran pemasaran (marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga
(price), saluran distribusi (place), promosi (promotion). Untuk mencapai tujuan
pemasaran, keempat unsur tersebut harus saling mendukung, sehingga
keberhasilan di bidang pemasaran diharapkan diikuti oleh kepuasan konsumen.
Menurut Widharta dan Sugiharto (2013), Daerah pemasaran memiliki
fungsi yang cukup penting, yaitu untuk memasarkan barang kepada konsumen.
Jika produk yang dihasilkan cepat rusak, maka sebaiknya ditempatkan di daerah
pemasaran. Tetapi jika produk yang dihasilkan tahan lama, maka penentuan
lokasi industri bisa di tentukan dimana saja. Selain faktor sifat barang, daerah
pemasaran ditentukan juga berdasarkan jumlah penduduk. Suatu wilayah yang
Page 122
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
6
memiliki jumlah penduduk banyak akan sangat baik untuk dijadikan sebagai
daerah pemasaran.
Menurut Kotler (2008), saluran pemasaran adalah saluran yang terdiri dari
tiga saluran pemasaran yaitu: saluran komunikasi yang menyampaikan dan
menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran ini mencakup surat kabar,
majalah, poster dan internet. Pemasaran juga menggunakan saluran distribusi
untuk menggelar, menjual dan menyampaikan kepada pelanggan. Saluran
layanan adalah saluran untuk melakukan transaksi dengan calon pembeli dalam
memilih produk yang terbaik.
Menurut Umar (2003), aspek finansiil merupakan aspek yang dapat
memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban
finansiilnya. Aspek finansiil ini antara lain perhitungan perkiraan jumlah dana
yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta
tetap proyek, yang dipelajari dalam aspek ini meliputi perhitungan permodalan,
biaya produksi, penerimaan, keuntungan, Break Event Point (BEP), R/C ratio dan
rentabilitas.
Faktor pendukung dalam usaha pembesaran ikan lele antara lain
pemeliharan ikan lele relatif lebih mudah, kondisi perairan dan lingkungan usaha
yang sesuai dengan habitat ikan, sumber air dekat dengan lokasi usaha,
tersedianya sumber daya alam dan sumber daya manusia, adanya teknologi
budidaya ikan yang lebih efektif dan lebih efisien, dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk, maka permintaan ikan juga semakin meningkat, usaha
pembesaran ikan lele pada pemasarannya mempunyai jaringan distribusi yang
cukup baik di daerah tertentu (Suyanto, 2010).
Faktor penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele antara lain
peralatan pengontrolan kualitas air yang masih kurang, belum adanya tenaga ahli
Page 123
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
7
khususnya di bidang perikanan yang membantu dalam pelaksanaan usaha,
manajemen pengelolaan masih sederhana, adanya persaingan dengan komoditi
perikanan dan pengusaha perikanan lainnya (Murtidjo, 2001).
Untuk mengetahui dan mempelajari aspek teknis, aspek manajemen,
aspek pemasaran, aspek finansiil dan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha
budidaya pembesaran ikan lele, maka perlu dilakukannya Praktek Kerja Magang
di Pokdakan Wahana Sentosa yang beralamat di Kelurahan Jrebeng Wetan,
Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Pokdakan Wahana
Sentosa merupakan Usaha Kecil Menengah yang bergerak di bidang usaha
budidaya dan pengolahan produk ikan lele (Clarias batrachus).
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk
mengetahui secara langsung dan mendapat gambaran secara jelas dan lengkap
tentang usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa yang
bertempat di Kelurahan Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo,
Jawa Timur.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk
mengetahui dan mempelajari:
1. Aspek teknis pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa yang
meliputi sarana dan prasarana, serta proses produksi pembesaran ikan lele.
2. Aspek manajemen usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana
Sentosa yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling).
Page 124
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
8
3. Aspek pemasaran usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa
yang meliputi bauran pemasaran, daerah pemasaran dan saluran pemasaran.
4. Aspek finansiil usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa
yang meliputi permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan, Break
Event Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C ratio) dan rentabilitas.
Faktor pendukung dan penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele di
Pokdakan Wahana Sentosa.
1.3 Kegunaan
Dengan dilaksanakannya kegiatan praktek kerja magang ini, diharapkan
dapat memberi manfaat maupun informasi bagi:
1. Lembaga Akademis
Sebagai informasi keilmuwan untuk menambah wawasan pengetahuan
dan ketrampilan sebagai bahan informasi dan pedoman untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut baik mahasiswa maupun akademis lainnya.
2. Pemilik Usaha
Sebagai bahan pertimbangan maupun peninjauan kembali dalam
menjalankan usaha pembesaran ikan lele yang telah dilakukan sehingga dapat
mencapai tujuan dan target yang telah ditentukan.
3. Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan usaha yang
berkaitan dengan usaha di sektor perikanan, khususnya pengembangan usaha
pembesaran ikan lele di ota Probolinggo.
4. Masyarakat
Sebagai tambahan wawasan dalam hal sistematika dan proses dalam
usaha pembesaran ikan lele.
Page 125
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
9
1.4 Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Magang dilaksanakan di Pokdakan Wahana Sentosa yang
terletak di Kelurahan Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo,
Jawa Timur mulai tanggal 2 Juli 2018 sampai 12 Agustus 2018.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang 2018
No
Kegiatan
Bulan Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Survei Lokasi
2. Pengajuan Judul
3. Penyusunan Proposal
4. Perizinan Tempat
5. Pelaksanaan Magang
6. Analisis Data
7. Penyusunan Laporan
Page 126
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
10
2. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG
2.1 Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Magang
Metode pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini dilakukan dengan cara
partisipasi aktif, observasi, wawancara dan dokumentasi.
2.1.1 Partisipasi Aktif
Metode pengamatan ikut terlibat (participant observation) masih sering
dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan atau partisipasinya, yaitu partisipasi
aktif secara penuh dan partisipasi aktif. Pada jenis pertama, peneliti melibatkan
diri secara total dalam setiap proses dan aktivitas masyarakat yang diteliti,
seperti halnya tinggal bersama, dan menjadi bagian dalam pengambilan peran-
peran tertentu dalam aktivitas serta proses yang ada. Pada jenis yang kedua
(partisipasi aktif) peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam
masyarakat yang diteliti, adanya kontak yang lama dengan ikut serta dalam tatap
muka sehari-hari dan ikut serta dalam kegiatan langsung mengikuti kegiatan
yang dilakukan (Parwito, 2007).
Partisipasi aktif ini dilakukan dengan ikut serta secara langsung di lapang
dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan usaha pembesaran ikan lele di
Pokdakan Wahana Sentosa. Bentuk partisipasi aktif pada praktek kerja magang
meliputi:
1. Teknis, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:
Mempersiapkan kolam pembesaran ikan lele
Melakukan persiapan air
Melakukan penebaran benih ikan lele
Percampuran dan pemberian pakan ikan lele
Grading ikan lele
Perawatan dan pemanenan ikan lele
Page 127
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
11
2. Manajemen, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:
Ikut serta dalam rapat bulanan untuk mengevaluasi kinerja para karyawan
di Pokdakan Wahana Sentosa
3. Pemasaran, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:
Ikut serta dalam melakukan pemasaran
Melayani konsumen yang datang untuk membeli produk
Memberikan masukkan tentang perluasan daerah pemasaran
4. Finansiil, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:
Ikut serta dalam pencatatan data finansiil usaha sehingga mengetahui
keluar masuknya uang yang ada dalam usaha pembesaran ikan lele
Mempelajari dan memahami tentang permodalan, biaya produksi,
penerimaan, dan keuntungan
2.1.2 Observasi
Menurut Djaelani (2013), Observasi berasal dari kata observation yang
berarti pengamatan. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati
perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti.
kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian
sebagaimana subyek yang diamati dan mampu menangkap fenomena sesuai
dengan subyek dan obyek yang diteliti.
Observasi yang dilakukan selama Praktek Kerja Magang (PKM) ini antara
lain adalah sebagai berikut:
Mengikuti dan mengamati kegiatan rutin sehari-hari di Pokdakan Wahana
Sentosa
Page 128
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
12
Mengamati secara langsung sarana dan prasarana yang digunakan dalam
kegiatan pembesaran ikan lele, serta proses produksi di Pokdakan Wahana
Sentosa
Mengamati secara langsung manajemen yang diterapkan pada usaha
pembesaran ikan lele mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) di
Pokdakan Wahana Sentosa
Mengamati secara langsung proses pemasaran yang dilakukan oleh
Pokdakan Wahana Sentosa
2.1.3 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung
(tatap muka) maupun secara tidak langsung (Sugiyono, 2012).
Wawancara yang dilakukan selama Praktek Kerja Magang (PKM) ini
adalah melakukan wawancara langsung atau berdialog terhadap narasumber
atau para pekerja di Pokdakan Wahana Sentosa meliputi:
Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai keadaan umum
usaha yang meliputi sejarah dan perkembangan, lokasi, visi dan misi serta
struktur organisasi dari Pokdakan Wahana Sentosa.
Page 129
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
13
Wawancara kepada Mas Bambang mengenai aspek teknis pembesaran ikan
lele yang meliputi sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan
pembesaran ikan lele, serta proses produksi pembesaran ikan lele di
Pokdakan Wahana Sentosa.
Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai aspek
manajemen usaha pembesaran ikan lele yang meliputi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan
pengawasan (controlling) di Pokdakan Wahana Sentosa.
Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai aspek
pemasaran usaha pembesaran ikan lele yang meliputi bauran pemasaran,
daerah pemasaran, dan saluran pemasaran di Pokdakan Wahana Sentosa.
Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai aspek finansiil
usaha pembesaran ikan lele yang meliputi permodalan, biaya produksi,
penerimaan, dan keuntungan di Pokdakan Wahana Sentosa.
Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai faktor
pendukung dan penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan
Wahana Sentosa.
2.1.4 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan
dan sebagainya. Metode dokumentasi disebutkan sebagai usaha mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dengan metode
dokumentasi yang diamati pada saat praktek kerja bukan benda hidup tetapi
benda mati (Pujianto, 2003).
Page 130
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
14
Untuk dokumentasi yang dilakukan pada Praktek Kerja Magang (PKM)
dengan melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari
dokumen, mencatat semua kegiatan yang berlangsung, pengambilan gambar
tentang layout usaha, sarana dan prasarana pembesaran ikan lele serta proses
produksi pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa.
2.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data-data diperoleh. Ada
dua jenis sumber data yang biasanya digunakan dalam penelitian sosial, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder.
2.2.1 Data Primer
Menurut Azwar (2013), data primer diperoleh dari sumber pertama
melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa interview,
observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus dirancang
sesuai dengan tujuannya. Data primer pada umumnya diperoleh ketika
pelaksanaan kegiatan magang yang berupa hasil dari interview, observasi,
prosedur dan teknik pengambilan data.
Pada Praktek Kerja Magang (PKM) di Pokdakan Wahana Sentosa,
adapun data primer adalah sebagai berikut.
Keadaan umum usaha meliputi: sejarah dan perkembangan, lokasi, visi dan
misi serta struktur organisasi.
Aspek teknis meliputi: sarana dan prasarana, serta proses produksi
pembesaran ikan lele.
Aspek manajemen meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Aspek pemasaran meliputi: bauran pemasaran, daerah pemasaran dan
saluran pemasaran.
Page 131
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
15
Aspek finansiil meliputi: permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan,
Break Event Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C ratio) dan rentabilitas.
Faktor pendukung dan penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele.
2.2.2 Data Sekunder
Menurut Azwar (2013), Data sekunder diperoleh dari sumber tidak
langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data
sekunder pada umumnya diperoleh dari media–media atau sumber lain yang
bukan diperoleh secara langsung di lokasi penelitian.
Pada Praktek Kerja Magang (PKM) di Pokdakan Wahana Sentosa,
adapun data sekunder adalah sebagai berikut.
Letak geografis dan topografi wilayah tempat Praktek Kerja Magang
Keadaan penduduk di sekitar daerah Praktek Kerja Magang
Keadaan umum perikanan di sekitar daerah Praktek Kerja Magang
2.3 Analisis Data
Data yang diperoleh dari Praktek Kerja Magang ini akan dianalisis dengan
deskriptif kualitatif.
2.3.1 Deskriptif Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya
dengan menggunakan data empiris. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
kualitatif adalah diarahkan pada latar dan individu secara menyeluruh (holistik),
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,
mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya
pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan
proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat
kriteria untuk memeriksa keabsahan data dan hasil penelitiannya disepakati oleh
kedua belah pihak yang bersangkutan (Marzuki, 2005).
Page 132
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
16
Analisis data yang dilakukan selama Praktek Kerja Magang (PKM) yaitu
dengan menggunakan deskriptif kualitatif, antara lain:
a. Aspek teknis
Data yang diperoleh berkaitan dengan aspek teknis dapat di analisis
menggunakan deskriptif kualitatif. Aspek teknis yang di analisis antara lain
sarana dan prasarana serta proses produksi pembesaran ikan lele di Pokdakan
Wahana Sentosa.
b. Aspek manajemen
Data yang diperoleh berkaitan dengan aspek manajemen dapat di analisis
menggunakan deskriptif kualitatif. Aspek manajemen yang di analisis antara lain
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), dan pengawasan (controlling) di Pokdakan Wahana Sentosa.
c. Aspek pemasaran
Data yang diperoleh berkaitan dengan aspek pemasaran dapat di analisis
menggunakan deskriptif kualitatif. Aspek pemasaran yang di analisis antara lain
meliputi bauran pemasaran, daerah pemasaran dan saluran pemasaran usaha
pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa.
d. Faktor pendukung dan faktor penghambat
Data yang berhubungan dengan faktor pendukung dan faktor
penghambat dari usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa
akan di analisis menggunakan deskriptif kualitatif. Adapun tujuannya untuk
memberikan solusi dan mengetahui prospek kedepan mengenai usaha tersebut.
2.1.1 Deskriptif Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan
kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari
populasi yang luas. Walaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah
dapat dianalisis, baik melalui rumus-rumus statistik maupun komputer.
Page 133
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
17
Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang identik dengan pendekatan
deduktif, sehingga penelitian ini harus ada landasan teorinya (Marzuki, 2005).
Dalam Praktek Kerja Magang ini, data yang dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif adalah aspek finansiil dalam usaha.
a. Aspek Finansiil
Aspek finansiil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Dalam Praktek Kerja Magang ini analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk
menghitung permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan, Break Even
Point (BEP), Revenue Cost Ratio ( R/C Ratio) dan Rentabilitas.
1. Permodalan
Struktur modal sangatlah penting, karena merupakan inti strategi bisnis
secara keseluruhan. Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan
suatu bauran dana permanen sedemikian rupa agar tujuan manajemen
keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai (Sawir, 2004).
2. Biaya Produksi
Biaya Total
Menurut Tasman dan Havids (2016), TC adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan dalam menghasilkan output atau penjumlahan biaya tetap dengan
biaya variabel. Maka rumusnya:
Dimana:
TC = Total Cost/biaya total
TFC = Total Fixed Cost/total biaya tetap
TVC = Total Variabel Cost/total biaya tidak tetap
Biaya Tetap
Menurut Ariyanti et al. ( 2014), Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang
jumlahnya tidak berubah kendatipun terjadi perubahan pada volume produksi
TC = TFC + TVC
Page 134
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
18
Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah sebanding dengan
perubahan volume produksi atau penjualan (Ariyanti et al., 2014).
3. Penerimaan
Menurut Masengi (2014), penerimaan yaitu jumlah uang yang diterima
sebelum dipotong total biaya atau biasa disebut pendapatan kotor setiap bulan
dan dinyatakan dalam rupiah (Rp), secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:
Dimana:
TR = Penerimaan total
P = Harga produk
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
4. Keuntungan
Menurut Masengi (2014), laba adalah selisih lebih atau kurang antara
pendapatan dengan beban. Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan
laba. Keuntungan hasil usaha adalah keuntungan bersih, berupa keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan usaha dikurangi pajak usaha (bila dipungut).
Secara matematis rumus untuk menghitung keuntungan adalah sebagai
berikut:
Dimana:
π = Keuntungan
TR = Total Revenue (total penerimaan)
TC = Total Cost (total biaya)
TR = P X Q
π = TR – TC
Page 135
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
19
5. Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) merupakan keadaan yang menggambarkan
suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita
kerugian. Perusahaan akan mencapai keadaan BEP apabila total penerimaan
sama dengan total biaya. Anlisis BEP atau biasa juga disebut analisis titik impas,
merupakan teknis analisis yang digunakan perusahaan untuk mengetahui atau
merencanakan jumlah produksi perusahaan pada saat tidak untung dan tidak
rugi (Wicaksono, 2007).
Analisis Break Even Point (BEP) yang perhitungannya dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
Atas dasar unit
Break Even Point (BEP) berdasarkan unit dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana:
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
P = Price (Harga Jual Per Unit)
V = Variabel Cost (Biaya Variabel Per Unit)
Atas dasar sales
Break Even Point (BEP) berdasarkan sales dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana:
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
S = Volume Penjualan
Dimana:
BEP sales =
BEP unit =
Page 136
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
20
6. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) ini digunakan untuk
membandingkan penerimaan dengan biaya yang diperoleh. Apabila hasil R/C
ratio lebih besar dari 1, berarti menunjukan bahwa perusahaan tersebut
menguntungkan (Warisno dan Dahana, 2009).
Analisa Revenue Cost Ratio secara umum dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)
Kriterianya:
- Apabila nilai R/C > 1, maka usaha tersebut menguntungkan
- Apabila nilai R/C = 1, maka usaha tersebut impas
- Apabila nilai R/C < 1, maka usaha tersebut rugi
7. Rentabilitas
Menurut Riyanto (1995) dalam Primyastanto (2011), rentabilitas suatu
usaha menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
R = Rentabilitas
L = Jumlah keuntungan yang diperoleh selama periode tertentu
M = Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
R/C = TR / TC
R = x 100%
Page 137
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
21
3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG
3.1 Letak Geografis dan Letak Topografis
3.1.1 Letak Geografis
UKM Wahana Sentosa terletak di tengah Kota Probolinggo, Jawa Timur.
Kota Probolinggo ini terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi
jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.
Terletak pada 7°43’41” sampai dengan 7°49’04” Lintang selatan dan 133°10’
sampai dengan 113°15’ Bujur Timur. Luas kota Probolinggo tercatat sebesar
56.667 km. Secara administrasi pemerintah Kota Probolinggo terbagi dalam 5
Kecamatan dan 29 Kelurahan (Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo 2018).
UKM Wahana Sentosa tepatnya di Jalan Sunan Bonang Nomor 17
Kelurahan Jrebeng Wetan Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo Jawa Timur.
UKM Wahana Sentosa ini memiliki luas lahan sebesar 540m². Kota Probolinggo
berbatasan langsung dengan :
Sebalah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Kecamatan Dringu
Sebelah Selatan : Kecamatan Leces
Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih
Page 138
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
22
Gambar 2. Lokasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo
Sumber : Google Maps (2018)
3.1.2 Letak Topografis
Letak topografis Kota Probolinggo terletak 100 km sebelah tenggara
Surabaya. Kota Probolinggo berbatasan dengan selat Madura di sebelah utara,
serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan dan barat. Kota
Probolinggo merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya,
Malang dan Kediri. Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang
dari 50 meter diatas permukaan air laut. Kota Probolinggo merupakan wilayah
yang padat penduduk. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya berdirinya
perumahan. Jumlah penduduk kota Probolinggo mencapai 217 062 jiwa.
Page 139
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
23
3.2 Keadaan Penduduk
3.2.1 Menurut Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan di Kota Probolinggo didominasi oleh lulusan SD / MI sebesar 20759
jiwa atau sebesar 37,3 % dan yang paling sedikit lulusan SLTA / SMA sebesar
16132 jiwa atau sebesar 29 %.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Lulusan Laki-laki Perempuan Total Presentase
1 SD / MI 10311 10448 20759 37,3 %
2 SLTP / MTS 9002 9732 18734 33,7 %
3 SLTA / SMA 9038 7094 16132 29 %
Total 28.351 jiwa 27.274 jiwa 55.625 jiwa 100 %
Sumber : Kantor Desa Jrebeng Wetan, 2018
3.2.2 Menurut Angkatan Kerja
Berdasarkan Tabel 3, Penduduk Desa Jrebeng menunjukkan bahwa
angkatan kerja terbanyak terdapat pada penduduk yamg bekerja sebesar
100142 jiwa atau sebesar 86,1 %.
Page 140
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
24
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja
No. Angkatan Kerja Laki-laki Perempuan Total Presentase
1 Bekerja 59363 40779 100142 86,1 %
2 Penggangguran
Terbuka
3569 1175 4744 4,08 %
3 Pernah Bekerja 2 244 231 2475 2,12 %
4 Tidak Pernah
Bekerja
1 325 944 2269 1,95 %
5 Lainnya 4 494 2 129 6623 5,69 %
Total 70.995 jiwa 45.258 jiwa 116.253
jiwa
99,94 %
Sumber : Kelurahan Jrebeng Wetan, 2018
3.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan
3.3.1 Sejarah dan Perkembangan Pokdakan Wahana Sentosa
Awal dimulanya usaha ini pada tahun 1990, pada masa itu belum
terbentuk suatu ukm. Bapak Bambang Budi Hartono hanya membudidaya ikan
sebagai usaha sampingan. Saat itu beliau masih bekerja sebagai kondektor bis.
Dengan semangat usaha yang besar beliau berhenti menjadi kondektur bis dan
mulai menekuni budidaya ikan.
Ikan yang dipelihara saat itu adalah ikan lele, pada tahun 2006 Bapak
Bambang Budi Hartono memperoleh penghargaan dari Walikota Probolinggo
(H.M Buchori, SH, Msi) karena kegigihannya mengajak masyarakat sekitar untuk
budidaya dan mengonsumsi ikan lele. SK nomor 188.45/3516/KEP/325.012/2008
tanggal 17 September 2008. Kepengurusan UKM Wahana Sentosa beberapa
kali mengalami pergantian, namun karena semangat ketua yang sangat besar
sehingga sampai saat ini UKM Wahana Sentosa menerima bantuan
Page 141
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
25
Pengembangan Mina Usaha Pedesaaan Budidaya dari Kementrian Kelautan dan
Perikanan.
Pada tahun 2011 UKM Wahana Sentosa bukan hanya sebagai
pembudidaya saja akan tetapi mengolah hasil budidaya menjadi olahan ikan.
Olahan ikan ini dikarenakan banyaknya ikan lele yang over size, sehingga
muncul ide untuk mengolah ikan lele yang over size menjadi olahan bakso ikan.
3.3.2 Lokasi Pokdakan Wahana Sentosa
UKM Wahana Sentosa terletak di jalan Sunan Bonang No 17 Kelurahan
Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa
Timur. Lokasi UKM Wahana Sentosa termasuk strategis karena lokasi yang
bertempat disekitar permukiman warga. Selanjutnya UKM Wahana Sentosa
memiliki luas ± 540 m² dengan 1 ruang penyimpan alat dan pakan, 1 ruang untuk
tempat tinggal karyawan dan memiliki 17 kolam yang terdiri dari 9 kolam dengan
ukuran sedang dan 8 kolam dengan ukuran besar.
3.3.3 Visi dan Misi UKM Wahana Sentosa
Visi dari UKM Wahana Sentosa yakni terwujudnya masyarakat mandiri dan
sejahtera melalui sektor budidaya ikan air tawar. Sehingga UKM Wahana
Sentosa akan menjadi penggerak pembaharuan dakam ruang lingkup perikanan
air tawar sebagai dasar penunjang ekonomi kerakyatan. Selain itu diharapkan
dapat menciptakan masyarakat yang memiliki kemampuan, potensi dan siap
untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Misi UKM Wahana Sentosa yakni peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam dalam
pemenuhan hajat hidup. Kemudian pengembangan organisasi dan manajemen
Page 142
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
26
bagi kesejahteraan anggota serta timbal baliknya terhadap masyarakat serta
melakukan kemitraan usaha antar pembudidaya ikan dengan pemerintah.
3.3.4 Struktur Organisasi
Pembentukan struktur organisasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo
didasarkan pada bakat sumberdaya dan kekeluargaan. Hal ini diharapkan dapat
mempermudah dalam mencapai hasil kegiatan, mengingat usaha ini masih
dalam kategori usaha skala kecil menengah. Selain itu dalam pelaksanaan
manajemen organisasi yang baik diperlukan hubungan antar pemilik usaha dan
karyawan yang baik pula. Pada UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo
hubungan antar pemilik usaha dan karyawan terlihat sangat baik atau guyup.
Dari adanya komunikasi yang baik dan lancar antar pemilik UKM Wahana
Sentosa Kota Probolinggo dengan karyawan begitu juga sebaliknya. Karyawan
dapat menyampaikan pendapatnya kepada pemilik UKM Wahana Sentosa Kota
Probolinggo. Namun adanya perbedaan usia antara pemilik usaha dan karyawan
diharapkan untuk berhati-hati dalam memilih kalimat saat berbicara agar tetap
sopan dan tegas.
Pokdakan Wahana Sentosa Kota Probolinggo mempunyai organisasi
berbentuk garis dan setiap bagian mempunyai tanggung jawab kepada ketua
UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo. Setiap bagian mempunyai tugas
masing-masing akan tetapi meskipun memiliki tugas masing-masing tiap
karyawan dan ketua UKM yang sekaligus sebagai pemilik usaha
mengedepankan kekeluargaan sehingga untuk mencapai tujuan lebih efektif dan
efisien. Adapun struktur organisasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo
dapat dilihat pada bagan 1.
Page 143
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
27
Dari hasil Praktik Kerja Magang yang dilakukan, struktur organisasi
tenaga kerja pada Pokdakan Wahana Sentosa Kota Probolinggo adalah:
Bagan 1. Struktur Organisasi di UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo.
Struktur organisasi yang efektif sehingga setiap karyawan dapat
melakukan pekerjaan sesuai urutan dalam struktur atau masing-masing bagian.
Pemilik usaha dan para karyawan juga dapat saling membantu satu sama lain.
Sehingga pengawasan pekerjaan yang dilaksanakan lebih efektif dan efisien.
Ketua UKM
Bambang Budi
Hartono
Sekertari Anggot Bendahar
Rahmat 1. Abdul Iling
2.
Page 144
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
28
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Aspek Teknis pada Usaha Pembesaran Ikan Lele
Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan lele meliputi: sarana dan
prasarana, konstruksi kolam, persiapan kolam, persiapan air, penebaran benih,
percampuran dan pemberian pakan, perawatan dan monitoring kualitas air,
grading serta pemanenan ikan.
4.1.1. Sarana
Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sarana yang digunakan dalam usaha
pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa diantaranya:
1. Kolam Pembesaran
Kolam pembesaran yang digunakan oleh Pokdakan Wahana Sentosa
memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Bentuk kolam terbagi menjadi
dua macam, yaitu berbentuk persegi dan persegi panjang. Sementara jenis
kolam hanya ada satu macam yaitu kolam beton. Desain kolam pada bagian
dasar kolam dibuat agak miring dengan kemiringan 10-15o agar air saat dibuang
dapat menuju ke saluran pembuangan. Diluar kolam pembesaran dibuat bak
kontrol agar mempermudah proses pengurangan dan pembuangan air dari
kolam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Page 145
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
29
Tabel 4. Kolam Pembesaran
No. Alat Volume Jumlah
Unit Gambar
1.
Kolam
Pemanenan
4 m3
4
2.
Kolam
Pembesaran
10 m3
3
Sumber: Wahana Sentosa (2018)
2. Sumber Air
Sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari sumur
bor. Jumlah sumber air di Wahana Sentosa berjumlah 3 sumber. Air yang
berasal dari sumur bor tersebut di pompa ke dalam tandon dan dialirkan ke
kolam melalui pipa paralon di setiap kolam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 3.
Gambar 3. Sumur bor
Sumber: Wahana Sentosa (2018)
Page 146
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
30
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi budidaya pembesaran
ikan lele dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Peralatan
No.
Alat
Fungsi Jumlah
Unit
Gambar
1.
Seser
Untuk
mengambil ikan
dalam kolam
4
2.
Pipa saring
Untuk menahan
ikan agar tidak
keluar saat pipa
saluran dibuka
5
3.
Pipa saluran
Untuk mengatur
keluarnya air
dan kotoran ikan
di dalam kolam
7
4.
Timbangan
Untuk
menimbang
hasil grading,
hasil panen dan
pakan ikan
1
Page 147
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
31
5.
Timbangan
pegas duduk
Untuk
menimbang ikan
yang akan dijual
ke konsumen
2
6.
Ember
Untuk tempat
percampuran
pellet
1
7.
Gayung
Untuk
mengambil
pakan
1
8.
Tong
Untuk tempat
menyimpan
pakan
1
9.
Pompa air
Untuk
memompa air
dalam sumur
3
10.
Ember grading
ikan
Untuk
menggrading
ikan lele
6
11.
Selang air
Untuk
menyalurkan air
dari kran ke bak
penampungan
1
Page 148
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
32
12.
Kran air
Untuk mengatur
aliran air
7
13.
Keranjang
plastik
Untuk tempat
ikan saat panen
2
14.
Sikat
Untuk
membersihkan
kolam
1
15.
Bak
penampungan
Untuk tempat
grading ikan
2
16.
Tandon air
Untuk
menyimpan air
dalam jumlah
besar
1
Sumber: Wahana Sentosa (2018)
4. Benih Ikan Lele
Benih ikan lele merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan usaha
budidaya ikan lele. Pasalnya, resiko kerugian yang diterima oleh pembudidaya
bergantung pada kualitas benih yang dipilih. Benih ikan pada usaha pembesaran
ikan lele di Wahana Sentosa berasal dari pengusaha pembibitan ikan yang ada
di Probolinggo. Benih yang akan ditebar atau digunakan harus berkualitas, dilihat
dari benih tidak cacat fisik, bergerak aktif, dan bentuk tubuh proporsional.
Page 149
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
33
Gambar 4. Benih Ikan Lele
Sumber: Wahana Sentosa (2018) 5. Pakan
Pakan ikan merupakan asupan atau makanan yang diberikan kepada
ikan. Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Pakan yang digunakan pada
usaha pembesaran ikan lele Wahana Sentosa adalah pellet. Pakan diberikan
sebanyak 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari.
Gambar 5. Pakan
Sumber: Wahana Sentosa (2018) 6. Alat Transportasi
Gambar 6. Sepeda Motor dan Mobil Pick Up
Sumber: Wahana Sentosa (2018)
Page 150
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
34
Alat transportasi merupakan sarana yang bisa dikatakan sangat
membantu kegiatan usaha pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa. Alat
transportasi memudahkan para pekerja melakukan mobilisasi yang memang
dibutuhkan saat membeli pakan, mengambil benih dan mengangkut ikan lele
yang siap di pasarkan atau diantar ke pelanggan. Alat transportasi yang
digunakan oleh Wahana Sentosa adalah sepeda motor dan mobil pick up.
4.1.2. Prasarana
Prasarana merupakan segala sesuatu yang dijadikan sebagai penunjang
untu memperlancar suatu proses produksi. Prasarana yang digunakan dalam
usaha pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa diantaranya:
1. Jalan
Prasarana jalan menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam usaha
pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa. Tujuannya untuk memperlancar
kegiatan transportasi dalam mengangkut benih ikan, membeli pakan dan
mengangkut ikan lele yang siap di pasarkan atau diantar ke pelanggan. Kondisi
jalan di daerah Wahana Sentosa berupa batu paping karena lokasinya berada di
dalam gang, sehingga cukup menghambat proses mobilisasi.
Gambar 7. Keadaan Jalan UKM Wahana Sentosa
Sumber: Wahana Sentosa (2018)
Page 151
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
35
2. Penyediaan Tenaga Listrik
Ketersediaan sumber listrik pada usaha pembesaran ikan di Wahana
Sentosa digunakan sebagai penunjang kegiatan operasional, seperti penerangan
tempat budidaya pada malam hari, penerangan kantor, sebagai tenaga pompa
air untuk memompa air sumur ke tandon air kemudian disalurkan ke kolam-kolam
guna menjaga kualitas dan ketersediaan air. Sumber listrik .yang digunakan oleh
UKM Wahana Sentosa berasal dari PLN Kota Probolinggo, Jawa Timur.
Gambar 9. Penyediaan Tenaga Listrik
Sumber: Wahana Sentosa (2018)
3. Gudang
Gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan. Mulai dari penyimpanan
pakan, mesin pompa, timbangan, dan perlengkapan lainnya. Luas gudang di
UKM Wahana Sentosa yaitu ± 16 m2. Adanya gudang tersebut berfungsi untuk
menjaga peralatan agar tidak hilang.
4. Alat Komunikasi
Alat komunikasi membantu berkomunikasi kepada setiap pihak-pihak yang
terlibat ke dalam usaha pembesaran ikan lele, seperti saat menghubungi
pembudidaya benih untuk menyediakan benih lele sesuai jumlah pesanan dan
menghubungi para pelanggan untuk memberitahukan bahwa lele siap dikirimkan.
Alat komunikasi yang digunakan UKM Wahana Sentosa adalah handpone.
Gambar 8. Token Listrik
Page 152
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
36
4.1.3. Proses Produksi
1. Konstruksi Kolam
Konstruksi kolam yang digunakan oleh Pokdakan Wahana Sentosa
memiliki bermacam bentuk dan ukuran. Sementara jenis kolam yang digunakan
yaitu kolam beton. Pemilihan jenis kolam beton dikarenakan umur kolam lebih
awet dapat bertahan dalam jangka panjang dan dapat digunakan berkali-kali
untuk proses produksi. Desain kolam pada bagian dasar kolam dibuat agak
miring dengan kemiringan 10-15o agar air saat dibuang dapat menuju ke saluran
pembuangan. Diluar kolam pembesaran dibuat bak kontrol agar mempermudah
proses pengurangan dan pembuangan air dari kolam.
2. Persiapan Kolam
Persiapan kolam bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan/daya
dukung kolam, dan produktivitas lahan, dalam rangka memberikan dukungan
bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele. Adapaun tahap-tahap
dalam persiapan kolam adalah sebagai berikut:
Perendaman Kolam
- Setelah kolam jadi kolam direndam penuh dengan air
- Kolam direndam selama 5-7 hari menggunakan antiseptik dengan dosis 2
ppm (2ml /m3)
Pengeringan Kolam
- Air kolam dibuang secara total sampai tidak tersisa
- Dinding dan dasar kolam disiram hingga bersih tidak berlendir
- Kolam yang sudah dibilas dengan larutan tersebut dibiarkan mengering
Pembuatan Pipa Saringan
- Disiapkan pipa sesuai dengan ukuran saluran pembuangan
- Dipotong pipa dengan ketinggian 15 cm
Page 153
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
37
- Lubangi pipa menggunakan bor dengan ukuran lebih kecil dari ikan yang
ditebar
- Pipa saringan lalu siap dipasang
Pengisian Air
- Kolam diisi air dengan ketinggian 30 cm
- Air diberi antiseptik 1 tutup botol
- Lalu biarkan selama 24 jam
3. Persiapan Air
Persiapan air bertujuan untuk mendapatkan parameter kualitas air yang
ideal pada pembesaran ikan lele. Adapun tahap-tahap dalam persiapan air
adalah sebagai berikut:
Pembuatan Fermentasi
Fermentasi dilakukan untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami
dan menjaga perairan kolam dari sinar matahari langsung, adanya plankton yang
paling utama adalah untuk menghasilkan oksigen didalam perairan kolam
sehingga suplai oksigen pada kolam tetap terjaga. Adapun tahapan proses
pembuatan fermentasi ke kolam adalah sebagai berikut:
- Ditimbang Dedak halus sebesar 1 kg
- Timbang pupuk kandang yang telah dikeringkan
- Semua bahan yang sudah ditimbang dan ditakar dijadikan satu di ember
- Ditambahkan air sebanyak 2 liter
- Diaduk secara merata sampai berbentuk seperti adonan semen
- Ditutup ember dengan kantung plastik dan diikat dengan karet ban secara
rapat
- Disimpan ditempat yang teduh dan biarkan selama 24 jam
Penebaran fermentasi
Page 154
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
38
Setelah adonan fermentasi sudah siap lalu dilakukan penebaran
fermentasi ke kolam. Adapun tahapan penebaran fermentasi ke kolam adalah
sebagai berikut:
- Diambil fermentasi yang sudah disimpan selama 24 jam
- Takar 250 gram adonan fermentasi
- Larutkan ke dalam air secukupnya
- Tebar merata dalam kolam pada waktu pagi menjelang siang hari
- Kolam akan berwarna hijau
- Lalu plankton akan tumbuh selama 2-3 hari
- Air yang sudah ditumbuhi plankton dinaikan sampai ketinggian maksimum
4. Penebaran Benih
Penebaran benih yang baik bertujuan untuk menekan tingkat stress dan
kematian benih pada saat penebaran serta mendapatkan tingkat kelangsungan
hidup yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Pemilihan Benih
Pemilihan benih disini dilakukan agar mendapat benih yang berkualitas,
hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan benih adalah sebagai berikut:
- Benih bergerak aktif
- Benih tidak cacat fisik dan tidak ada luka
- Bentuk berukuran seragam
Penebaran Benih
- Benih yang ada di kantong plastik atau jirigen yang didapatkan dari
pembudidaya benih ikan lele sebelum di tebar diletakkan ke dalam ember
yang berisi air
- Ember di bawa ke kolam pembesaran
Page 155
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
39
- Lakukan proses aklimatisasi (adaptasi lingkungan) sebelum benih ditebar
agar benih tidak stress
- Benih ditebar secara perlahan ke kolam pembesaran
- Benih ditebar pada sore hari
- Setelah benih ditebar ke kolam dan benih sudah menyebar dengan gerakan
aktif diberi pakan sesuai bukaan mulut ikan.
5. Pencampuran Pakan
Pemberian pakan bertujuan untuk memenuhi asumsi kebutuhan nutrisi
yang dibutuhkan ikan lele, dan meningkatkan digestibility pakan serta untuk
memacu sistem metabolisme pencernaan juga antibodi ikan sehingga dapat
memperoleh hasil FCR yang seminimal mungkin. Adapun tahap-tahap dalam
pembuatan pakan adalah sebagai berikut:
- Timbang pakan sebanyak 0,5% dari berat ikan yang ditebar
- Pakan yang sudah ditakar dimasukkan kedalam wadah pencampur
- Tambahkan air sebanyak ±100ml-50ml/kg pakan
- Bahan yang sudah dicampur dengan multivitamin diaduk secara merata
menggunakan sendok
- Tuangkan bahan yang telah dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam bak
yang telah diisi pakan
- Pakan diaduk secara merata
- Setelah pakan tercampur merata pakan diangin-anginkan selama 10-15
menit
- Pakan kering dimasukkan ke dalam tong
6. Pemberian Pakan
Pemberian pakan bertujuan untuk mengatur pemberian pakan agar
kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan ikan lele sehingga
Page 156
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
40
pertumbuhan ikan lele normal dan kondisi lingkungan pembesaran tetap
terkendali. Adapun tahap-tahap dalam pemberian pakan adalah sebagai berikut:
- Diambil pakan yang dimasukkan ke dalam tong dengan gayung
- Tebar pakan ke kolam secara merata
- Pemberian pakan dilakukan dengan cara adlibitum yang terkontrol dimana
pemberian pakan dihentikan ketika ikan mulai bergerak lambat saat makan
- Pakan diberikan 1 hari 3 kali yaitu pagi (08.00), sore (16.00)
- Setelah pemberian pakan dilakukan pencatatan, hal ini bertujuan agar
mengetahui kebutuhan pakan ikan secara tepat.
- Gunakan pakan dengan kandungan protein diatas 30% agar mendapatkan
hasil pembesaran ikan lele yang maksimal.
7. Perawatan Kualitas Air
Perawatan kualitas air bertujuan untuk menjaga kondisi lingkungan media
pemeliharaan ikan sehingga mendapatkan parameter kualitas air yang layak
untuk pertumbuhan ikan lele dan memperoleh hasil budidaya yang lebih
maksimal. Tahapan dalam melakukan perawatan kualitas air adalah sebagai
berikut:
Pembuangan Kotoran
- Pembuangan dilakukan setiap pagi dan sore hari
- Buka pipa sambungan atas
- Biarkan air dasar keluar bersama kotoran
- Tutup kembali pipa sambungan atas setelah kotoran terbuang
- Setelah 4 hari sekali dilakukan pengenceran air dengan cara pengurangan
air 50% kemudian diisi dengan air baru
Page 157
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
41
8. Grading
Grading bertujuan agar ukuran ikan lebih seragam, agar tidak muncul sifat
kanibalisme dan mendapatkan hasil Survival Rate pemeliharaan yang maksimal.
Tahapan grading adalah sebagai berikut:
- Buang air kolam sebanyak 80%
- Siapkan bak penampungan yang sudah diisi air
- Ikan di kolam pembesaran dimasukkan ke dalam bak penampungan
- Grading ikan sesuai dengan ukurannya menggunakan ember grading
- Ikan dimasukkan ke dalam kolam pembesaran sesuai dengan ukurannya
- Grading sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
- Grading ideal dilakukan setiap 21-25 hari setelah ikan ditebar
9. Kontrol Penyakit
Kontrol penyakit bertujuan untuk memastikan kondisi ikan agar tetap
sehat. Kontrol penyakit dilakukan mulai benih ikan ditebar ke kolam sampai ikan
di panen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan ikan sakit di
lapangan adalah sebagai berikut:
- Mendiagnosa penyebab primer terjadinya ikan yang sakit.
- Penanganan penyebab primer harus didahulukan.
- Penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan.
- Segera buang ikan yang mati agar tidak menular ke ikan lainnya.
10. Panen Ikan
Panen ikan bertujuan untuk mendapatkan hasil panen yang lebih
maksimal, ukuran sesuai dengan kubutuhan pasar serta FCR 0,7. Adapun tahap-
tahap dalam panen ikan adalah sebagai berikut:
- Buang air kolam budidaya sebanyak 80%
- Isi bak fiber penampungan dengan air
Page 158
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
42
- Setelah air kolam budidaya terbuang, ikan diseser dan dimasukkan dalam
keranjang.
- Ikan ditampung pada bak fiber yang sudah diisi air
- Lalu dilakukan pemilihan ikan konsumsi menggunakan ember grading
berukuran besar.
- Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari
- Pemanenan yang baik dilakukan secara parsial mulai dari 2 bulan
pemeliharaan
- Pemanenan parsial dapat menekan FCR sampai 0,7
4.2 Aspek Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele
4.2.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) adalah merinci tujuan-tujuan yang akan dicapai
dan memutuskan di awal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Aktivitas perencanaan meliputi menganalisis situasi-
situasi saat ini, mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran-sasaran,
menentukan jenis aktivitas yang akan dilakukan di perusahaan, memilih strategi
korporat dan bisnis, dan menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi (Bateman dan Snell, 2008).
Pada aspek perencanaan atau planning dalam usaha pembesaran ikan
lele di UKM Wahana Sentosa yang dilakukan adalah perencanaan teknis sesuai
dengan Standart Operational Procedure (SOP) budidaya pembesaran ikan lele di
Wahana Sentosa, rencana pengadaan benih ikan lele, perencanaan tenaga
kerja, perencanaan biaya dan tujuan melakukan usaha pembesaran ikan lele.
Perencanaan teknis sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP)
budidaya pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa meliputi perencanaan
sarana dan prasarana serta melakukan perencanaan kolam hingga proses panen
Page 159
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
43
ikan lele. Rencana pengadaan benih ikan lele sebagai bahan baku untuk
melakukan pembesaran ikan lele. Perencanaan tenaga kerja yaitu
mempersiapkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pembesaran
ikan lele. Perencanaan biaya yaitu perencanaan biaya yang dibutuhkan dalam
proses pembesaran ikan lele mulai dari pra produksi hingga pasca produksi.
Perencanaan kedepannya jika usaha pembesaran ikan lele semakin dikenal
masyarakat dan keuntungan semakin meningkat maka pemilik usaha akan
merelokasi tempat usaha ke tempat yang lebih strategis dan memperbesar
usaha pembesaran ikan lele.
Perencanaan pada usaha pembesaran ikan lele UKM Wahana Sentosa
sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil ikan lele yang dipanen
sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) budidaya pembesaran
ikan lele yaitu setiap kolam dengan volume 4m3 menghasilkan 4000 ekor ikan
lele. Tujuan usaha pembesaran ikan lele mulai tercapai seperti mulai banyak
masyarakat yang ingin belajar budidaya ikan lele. Permintaan ikan lele untuk
konsumsi terus meningkat karena ikan lele memiliki nilai gizi yang tinggi dan juga
harga terjangkau.
4.2.2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) adalah mengoordinasikan manusia,
keuangan, hal yang bersifat informasi, dan sumber daya lainnya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Aktivitas-aktivitas pengorganisasian termasuk
menarik orang-orang ke dalam perusahaan, menentukan tanggung jawab
pekerjaan, mengelompokan pekerjaan kedalam unit kerja, menyusun dan
mengalokasikan sumber daya, serta menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan orang dan hal-hal lainnya bekerja sama untuk mencapai
kesuksesan maksimum (Bateman dan Snell, 2008).
Page 160
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
44
UKM Wahana Sentosa menggunakan system organisasi yang berbentuk
garis atau lini dimana arus perintah berasal dari pemilik usaha lalu disampaikan
langsung kepada bawahannya lewat jalur perintah seperti garis atasan ke
bawahan. Tujuannya supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan
tanggungjawab serta hubungan kerja sama yang baik antar tenaga kerja.
Pengorganisasian usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa
dipimpin oleh pemilik usaha yaitu Bapak Bambang Budi Hartono. Dalam
pelaksanaannya di lapang pemilik usaha dibantu oleh karyawan yang bertugas
mengkordinir teknisi pembesaran dan marketing. Dua karyawannya bertanggung
jawab atas jalannya proses pembesaran ikan lele. Mulai dari persiapan kolam
sampai panen dan juga proses pemasaran.
Pengorganisasian pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana
Sentosa sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan semua tenaga kerja
sudah menepatkan dirinya sesuai dengan tugas dan tanggungjawab mereka
khusunya pada bidang budidaya pembesaran ikan lele. Sehingga dalam
pelaksanaan semua kegiatan mulai dari kegiatan produksi sampai pemasaran
berjalan lancar.
4.2.3 Penggerakan (Actuating)
Penggerakan (actuating) adalah mengarahkan dan mengelola setiap
sumber daya yang telah dimiliki perusahaan tersebut agar dapat digunakan
sesuai dengan fungsi masing-masing. Setiap sumber daya yang ada harus
diarahkan, dikoordinasikan satu dengan yang lainnya supaya dapat bekerja
optimal untuk mencapai tujuan perusahaan (Rudianto, 2013).
Penggerakan pimpinan usaha di UKM Wahana Sentosa yaitu dengan
memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan. Pimpinan usaha Bapak
Bambang Budi Hartono memberikan pengarahan kepada karyawan agar
Page 161
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
45
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas, wewenang
dan tanggungjawabnya. Pimpinan usaha memberikan motivasi kepada karyawan
dengan menyediakan makanan setiap hari dan bonus gaji bagi karyawan yang
kinerjanya melebihi target penjualan.
Pengerakan pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa
sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan tenaga kerja yang selalu siap
sedia dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, wawasan
dan skill karyawan yang semakin meningkat, hasil produksi ikan lele yang selalu
meningkat dan meningkatnya keuntungan UKM Wahana Sentosa dari penjualan
ikan lele segar untuk konsumsi.
4.2.4 Pengawasan (Controlling)
Keseluruhan proses manajemen harus terus disempurnakan karena
System dan lingkungan secara dinamis menimbulkan perubahan yang terus
menerus. Pengawasan dilakukan untuk melihat kemungkinan penyempurnaan
tahapan analisis risiko yang diakibatkan perubahan lingkungan. Langkah tersebut
dilanjutkan dengan penambahan serta penyempurnaan perencenaan risiko
perusahaan (Basyaib, 2007).
Pelaksanaan fungsi pengawasan pada usaha pembesaran ikan lele di
UKM Wahana Sentosa dilakukan langsung oleh pemilik usaha. Bapak Bambang
Budi Hartono selaku pemilik usaha melakukan pengawasan langsung setiap
harinya ke UKM Wahana Sentosa. Pengawasan yang dilakukan meliputi
pengawasan bahan baku, kegiatan teknis apakah sudah sesuai dengan Standart
Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, pengawasan terhadap para
karyawan apakah sudah bekerja sesuai bidangnya dan pengawasan kegiatan
pemasaran. Selain itu, agar proses pengawasan berjalan optimal.
Page 162
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
46
Pengawasan pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa
sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan memperoleh hasil panen ikan lele
yang sehat dan berkualitas, kegiatan teknis yang sudah sesuai dengan Standart
Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, para karyawan sudah
melakukan tugasnya sesuai bidangnya dan kegiatan pemasaran yang baik
sehingga konsumen puas.
4.3 Aspek Pemasaran Usaha Pembesaran Ikan Lele
4.3.1 Bauran Pemasaran (4P)
a. Produk (Product)
Berdasarkan kata produk terkandung pengertian yang mencakup segi
fisik dan hal-hal lain yang lebih ditentukan oleh konsumen seperti masalah jasa
yang menyertainya, masalah psikolgis seperti kepuasan pemakaian, simbol
status segi artistik, dan lain sebagainya. Kotler merumuskan sebagai: “hasil akhir
yang mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan hal-hal yang simbolis yang
dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan dan keuntungan
bagi pembelinya (Mursid, 2008).
Produk yang diproduksi oleh UKM Wahana Sentosa adalah ikan lele yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau, yang mempunyai daging ikan
berwarna putih, bersih, tidak berbau amis dan tekstur yang padat. Hal tersebut
disebabkan proses pembesaran ikan yang sesuai dengan Standart Operational
Procedure (SOP). Memanfaatkan kolam beton berbentuk persegi dengan volume
4 m3 sebagai sarana budidaya yang terdapat buangan atau outlet di dasar
kolam. Tujuannya untuk mempermudah dalam proses pembuangan kotoran ikan.
Pemberian pakan secara teratur 2 kali dalam sehari sesuai dosis pakan yang
sudah ditentukan. Monitoring kualitas air yang selalu dilakukan setiap hari.
Page 163
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
47
b. Harga (Price)
Menurut Primyastanto (2011), harga merupakan suatu nilai tukar yang
bisa di samakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh
dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu
dan tempat tertentu.
Sesuai dengan kualitas dari ikan lele yang dibesarkan dengan System
Boster. Harga yang diberikan UKM Wahana Sentosa Rp.20.000/kg untuk semua
ukuran. Strategi harga yang dillakukan adalah dengan memberi potongan.
Apabila pembelian ikan lele dengan jumlah besar dan berkelanjutan maka akan
diberi potongan harga. Sehingga pelanggan akan mendapatkan keuntungan
berlipat yaitu mendapatkan ikan lele yang berkualitas dengan harga terjangkau.
c. Promosi (Promotion)
Menurut Primyastanto (2011), promosi merupakan suatu upaya untuk
mebertahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan memberikan
pelatihan setiap bulanya dan informasi yang terbuka tentang pembesaran ikan
lele dengan System Boster.
Berdasarkan data yang saya peroleh dari Bapak Bambang Budi Hartono,
tidak ada bentuk promosi yang dilakukan oleh UKM Wahana Sentosa. Proses
penyebaran informasi UKM Wahana Sentosa terjadi mulai dari mulut ke mulut
yang dilakukan dari satu konsumen ke konsumen lainnya.
d. Tempat (Place)
Menurut Primyastanto (2011). Penentuan lokasi dan distribusi beserta
sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan
agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta
mendistribusikan barang atau jasa.
Page 164
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
48
Lokasi UKM Wahana Sentosa berada di Kota Probolinggo. Lokasi
tersebut sangat strategis karena dekat dengan tempat tinggal penduduk, pasar
tradisional, pembudidaya benih ikan lele dan jalan raya. Lokasi yang strategis ini
memberi kemudahan usaha pembesaran ikan lele dalam hal pemasaran,
tersedianya benih ikan lele yang melimpah dan tersedianya tenaga kerja yang
berkualitas.
4.3.2 Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran untuk ikan lele di UKM Wahana Sentoasa adalah
Sekitar Kota dan Kabupaten Probolinggo. Kota Probolinggo adalah daerah
pemasaran terbesar karena masyarakatnya banyak yang suka mengkonsumsi
ikan lele. Ikan lele di distribusikan ke wilayah Kota Probolinggo khususnya pada
komplek perumahan, pasar tradisional, rumah makan dan lain-lain.
4.3.3 Saluran Pemasaran
Distribusi merupakan suatu rute atau jalur dalam bentuk jaringan yang
dapat melibakan lembaga lembaga lain produsen untuk mendapat jaringan
dengan konsumen. Objek dalam saluran distribusi ini tidak hanya berupa
jasa atau kombinasi barang dan jasa. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam
saluran distribusi memang lembaga yang mempunyai kepentingan dalam
saluran. (Dharmesta, 2010).
Pada aspek pemasaran, distribusi merupakan salah satu kegiatan penting
yang bertujuan untuk menyalurkan barang hasil produksi kepada konsumen
secara tepat dan cepat. Untuk mendukung kegiatan distribusi produk, maka
diperlukan suatu saluran distribusi agar pendistribusian barang dapat dilakukan
tepat dan merata.
Saluran distribusi merupakan suatu saluran yang menghubungkan suatu
barang produksi kepada konsumen akhir melalui perantara maupun langsung.
Page 165
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
49
Saluran distribusi di UKM Wahana Sentosa terbagai menjadi 2. Pertama, saluran
distribusi secara tidak langsung dilakukan dari produsen ikan lele yaitu UKM
Wahana Sentosa mengirim ke pengepul atau pengolah ikan lele yaitu rumah
makan dan tempat catering. Kedua, saluran distribusi langsung dilakukan
langsung dari produsen ikan lele yaitu UKM Wahana Sentosa memasarkan
langsung kepada konsumen yaitu masyarakat yang tinggal di komplek
perumahan, berjualan di pasar tradisional dan tamu yang datang langsung ke
UKM Wahana Sentosa. Berikut ini merupakan gambar dari saluran distribusi
pemasaran ikan lele dapat dilihat pada gambar 10.
a. Tidak Langsung
b. Langsung
Gambar 10. Saluran Distribusi Tidak Langsung dan Langsung
Sumber: Wahana Sentosa (2018)
4.4 Aspek Finansiil Usaha Pembesaran Ikan Lele
4.4.1 Permodalan
Modal usaha adalah modal yang digunakan ketika memulai usaha. Nilai
modal usaha cukup besar dan umumnya merupakan modal yang bisa dipakai
dalam jangka panjang. Nilai modal usaha juga akan mengalami penyusutan dari
bulan kebulan atau dari tahun ke tahun (Mahyyudin, 2006).
Menurut Riyanto (1984), menyatakan bahwa berdasarkan fungsi
bekerjanya aktiva di bagi menjadi tiga yaitu modal tetap, modal lancar dan modal
kerja. Modal tetap adalah adalah asset perusahaan yang bersifat tetap, tidak
PRODUSEN
PENGEPUL / PENGOLAH
KONSUMEN
PRODUSEN KONSUMEN
Page 166
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
50
berangsur-angsur habis dalam pemakaian, guna menunjang kegiatan usaha
yang dilakukan. Modal lancar adalah modal yang dapat digunakan dalam satu
kali proses produksi, modal lancar dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan setiap
proses produksi. Modal kerja adalah gabungan dari biaya tetap dan biaya
variable. Sedangkan berdasarkan asalnya modal dapat di bedakan menjadi dua
yaitu modal sendiri dan modal asing.
Modal usaha pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa
semuanya berasal dari modal sendiri yaitu modal yang dikeluarkan oleh pemilik
usaha Bapak Bambang Budi Hartono. Modal tetap yang digunakan usaha
sebesar Rp. 305.946.000 yang digunakan untuk tanah, bangunan, kolam, alat
transportasi dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1. Modal lancar
yang digunakan sebesar Rp. 10.437.500 yang digunakan untuk benih ikan lele,
pakan, perawatan, listrik, dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Modal kerja sebesar Rp. 13.705.250 yang digunakan untuk PBB, listrik, gaji
tenaga kerja dll. Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada lampiran 3.
4.4.2 Biaya Produksi
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah elemen biaya yang tidak berubah pada setiap satuan
barang yang diproduksi. Biaya tetap tidak akan berubah meskipun jumlah yang
diproduksi naik. Biaya tetap pada dasarnya telah dibayarkan sehingga tidak ada
keputusan yang dapat mempengaruhi pengeluaran tersebut (Yulinda, 2012).
Biaya tetap pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa
selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 6.955.250. Untuk rincian mengenai biaya
tetap pada usaha pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa dapat dilihat pada
lampiran 4.
Page 167
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
51
b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya variabel adalah elemen biaya yang berubah-ubah secara langsung
dengan satuan yang diproduksi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bila
suatu elemen biaya bertambah besar karena produksi maka elemen biaya
tersebut adalah biaya variabel (Yulinda, 2012).
Biaya variabel pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana
Sentosa selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 6.750.000. Untuk rincian
mengenai biaya variabel pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana
Sentosa dapat dilihat pada lampiran 5.
c. Biaya Total (Total Cost)
Besarnya biaya produksi jelas berhubungan dengan banyak sedikitnya
jumlah produk yang dihasilkan. Dengan menambah jumlah barang yang
digunakan, biaya produksi akan ikut bertambah. Kalau output atau jumlah produk
yang dihasilka n diperbesar maka biaya total akan bertambah (Gilarso,2003).
Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya
variabel. Sehingga biaya total pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana
Sentosa selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 13.705.250. Untuk rincian
mengenai perhitungan biaya total pada usaha pembesaran ikan lele di UKM
Wahana Sentosa dapat dilihat pada lampiran 6.
4.4.3 Penerimaan
Output atau hasil produksi dijual di pasar dan mendatangkan penerimaan
(revenue). Penerimaan total (total revenue) adalah jumlah produk dikalikan
dengan harga jualnya. Nila TR lebih besar dari pada biaya total (TC), perusahaan
memperoleh laba, sebaliknya nila TR lebih rendah dari pada TC, perusahaan
mengalami kerugian (Gilarso,2003).
Page 168
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
52
Penerimaan merupakan perkalian dari jumlah produk yang terjual dengan
harga per kilogram penjualan. Sehingga penerimaan yang didapatkan pada
usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa setiap 1 siklus (2,5 bulan)
sebesar Rp. 24.000.000. Untuk rincian mengenai perhitungan penerimaan pada
usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa dapat dilihat pada
lampiran 7.
4.4.4 Keuntungan
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Bagi perusahaan
itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas
pengelolaan usaha tersebut. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam
usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena
profitabilitas menunjukkan badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik
di masa yang akan datang (Riyanto, 1984).
Keuntungan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya
total. Sehingga keuntungan yang didapatkan pada usaha pembesaran ikan lele
di UKM Wahana Sentosa setiap 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 10.294.750.
Untuk rincian mengenai perhitungan keuntungan pada usaha pembesaran ikan
lele di UKM Wahana Sentosa dapat dilihat pada lampiran 8.
4.4.5 Break Event Point (BEP)
Perusahaan tidak mengalami rugi dan juga tidak mendapat laba apabila
penerimaan total sama dengan biaya total. Situasi itu disebut break-even atau
titik impas. Perusahaan dikatakan dalam keadaan “keseimbangan” bila jumlah
produksi diatur sedemikian rupa hingga perusahaan mencapai laba maksimal
(Gilarso,2003).
Page 169
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
53
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Magang (PKM) didapatkan biaya tetap
dari hasil pembesaran ikan lele selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp.
6.955.250 sedangkan biaya variabel untuk pembesaran ikan lele selama 1 siklus
(2,5 bulan) adalah sebesar Rp. 6.750.000. Untuk jumlah produksi ikan lele dalam
waktu 1 siklus (2,5 bulan) sebanyak 1.200 kg, sehingga didapatkan besar biaya
variabel setiap kilogramnya adalah 5.625. Harga jual ikan setiap kilogramnya
adalah Rp. 20.000. Untuk penerimaan dari hasil pembesaran ikan lele selama 1
siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 24.000.000. Sehingga didapatkan BEP sales
sebesar Rp. 9.676.869, artinya pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa
menguntungkan karena penerimaan pada pembesaran ikan lele lebih besar
daripada BEP sales. Sedangkan untuk BEP unit didapatkan sebesar 483,84 kg,
artinya produksi ikan lele di UKM Wahana Sentosa sudah melebihi dari titik
impas karena jumlah produksi ikan lele lebih besar daripada BEP unit. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa
ini menguntungkan. Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan BEP dapat
dilihat pada lampiran 9.
4.4.6 R/C Ratio
Tingkat pendapatan usaha dapat diukur menggunakan analisis R/C yang
didasarkan pada perhitungan secara finansiil. Jika R/C meningkat menunjukkan
peningkatan penerimaan. Usaha dikatakan layak jika R/C bernilai lebih besar dari
satu (R/C > 1) yang artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan
menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau
secara sederhana kegiatan usaha tersebut menguntungkan. Bila R/C bernilai
lebih kecil dari satu (R/C < 1) yang artinya tambahan biaya yang dikeluarkan
akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan
biaya atau kegiatan usaha tersebut mengalami kerugian (Marissa, 2010).
Page 170
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
54
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Magang (PKM) didapatkan total
penerimaan dari hasil pembesaran ikan lele selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar
Rp. 24.000.000 sedangkan biaya total untuk pembesaran ikan lele selama 1
siklus (2,5 bulan) adalah sebesar Rp. 13.705.250. Sehingga didapatkan R/C ratio
sebesar 1,75 yang artinya usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa
menguntungkan dikarenakan setiap tambahan biaya yang dikeluarkan untuk
pembesaran ikan lele akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar yaitu
sebesar 1,75 daripada tambahan biayanya. Untuk rincian mengenai perhitungan
R/C ratio pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa dapat
dilihat pada lampiran 10.
4.4.7 Rentabilitas
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase. rentabilitas ekonomi dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya suatu rentabilitas itu sendiri (Riyanto,1984).
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Magang (PKM) didapatkan
keuntungan/laba dari hasil pembesaran ikan lele selama 1 siklus (2,5 bulan)
sebesar Rp. 10.294.750 sedangkan biaya total untuk pembesaran ikan lele
selama 1 siklus (2,5 bulan) adalah sebesar Rp. 13.705.250. Sehingga didapatkan
rentabilitas sebesar 75.1%, artinya efisiensi penggunaan total biaya dan
keuntungan UKM Wahana Sentosa untuk pembesaran ikan lele sebesar 75,1%.
Untuk rincian mengenai perhitungan rentabilitas pada usaha pembesaran ikan
lele di UKM Wahana Sentosa dapat dilihat pada lampiran 11.
Page 171
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
55
4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Pembesaran Ikan Lele
4.5.1 Faktor Pendukung Usaha
Pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa memiliki
faktor pendukung usaha. Faktor-faktor pendukung usaha pada pembesaran ikan
lele adalah sebagai berikut:
Tersedianya akses jalan yang cukup bagus dari tempat usaha menuju pusat
kota dan pasar
Meningkatnya minat konsumsi masyarakat terhadap ikan lele segar dan
olahan ikan lele
Budidaya pembesaran ikan lele menghasilkan ikan yang berkualitas
Semakin banyaknya pembudidaya ikan lele
4.5.2 Faktor Penghambat Usaha
Pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa memiliki
faktor penghambat usaha. Faktor-faktor penghambat usaha pada pembesaran
ikan lele adalah sebagai berikut:
1. Iklim atau cuaca yang tidak menentu
2. Adanya penyakit yang mengancam ikan lele
3. Kondisi air yang kurang baik
4. Daerah pemasaran yang kurang luas
5. Limbah usaha yang masih di buang ke sungai
Page 172
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
56
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) di UKM
Wahana Sentosa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan lele meliputi sarana dan prasarana
penunjang produksi. Sarana meliputi kolam pembesaran, sumber air,
peralatan, benih ikan lele, pakan, dan alat transportasi yang digunakan untuk
kegiatan pembesaran ikan lele. Sedangkan prasarana meliputi jalan,
penyediaan tenaga listrik, gudang, dan komunikasi yang akan menunjang
berjalannya usaha pembesaran ikan lele. Adapun proses produksi
pembesaran ikan lele meliputi persiapan kolam, persiapan air, penebaran
benih, percampuran dan pemberian pakan, perawatan kualitas air, grading,
kontrol penyakit serta pemanenan ikan.
2. Aspek manajemen dalam usaha pembesaran ikan lele meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Perencanaan berupa
perencanaan teknis sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP)
budidaya pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa, rencana
pengadaan benih ikan lele, perencanaan tenaga kerja, perencanaan biaya
dan tujuan melakukan usaha pembesaran ikan lele. Pengorganisasian kerja di
UKM Wahana Sentosa menggunakan sistem organisasi yang berbentuk garis
atau lini dimana arus perintah berasal dari pemilik usaha lalu disampaikan
langsung kepada bawahannya lewat jalur perintah seperti garis atasan ke
bawahan dengan total karyawan 2 orang. Penggerakan dilakukan oleh pemilik
usaha dengan memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan.
Pengawasan dilakukan langsung oleh pemilik usaha terkait pengawasan
bahan baku, kegiatan teknis apakah sudah sesuai dengan Standart
Page 173
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
57
Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, pengawasan terhadap
para karyawan apakah sudah bekerja sesuai bidangnya dan pengawasan
kegiatan pemasaran.
3. Aspek pemasaran dalam usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana
Sentosa dilakukan secara aktif dan pasif. Harga yang diberikan UKM Wahana
Sentosa dikenakan biaya Rp.20.000/kg untuk semua ukuran. Daerah
pemasaran ikan lele ini adalah Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo.
Saluran pemasaran dilakukan secara tidak langsung dan langsung.
4. Aspek finansiil usaha pembesaran ikan lele selama 2,5 bulan pada saat
dilakukan Praktek Kerja Magang sudah dapat dikatakan layak dan
menguntungkan. Nilai R/C ratio pada usaha pembesaran ikan lele ini sebesar
1,75. BEP Sales Rp. 9.676.869 dan BEP unit 483,84 kg. Rentabilitas 75,1%.
5. Faktor pendukung usaha ini adalah budidaya pembesaran ikan lele
menghasilkan daging lele yang berkualitas. Sedangkan faktor penghambat
dalam usaha ini adalah iklim dan cuaca yang tidak menentu serta air yang
kurang baik menyebabkan ikan mudah terkena penyakit dan mati.
Page 174
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
58
5.2 Saran
Dari hasil Praktek Kerja Magang pada usaha pembesaran ikan lele milik
Bapak Bambang Budi Hartono, maka penulis memberikan beberapa saran yang
diharapkan dapat meningkatkan usahanya, diantaranya:
1. Segera merelokasikan tempat usaha pembesaran ikan lele ke tempat yang
memiliki air bersih
2. Memperluas daerah pemasaran agar pembesaran ikan lele di UKM Wahana
Sentosa lebih di kenal lagi oleh masyarakat
3. Meminimalisir ikan lele yang terkena penyakit dan mati agar mendapatkan
keuntungan yang lebih maksimal
4. Menyediakan tempat pembuangan limbah atau mengolah limbah menjadi
suatu yang bermanfaat
Page 175
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
59
DAFTAR PUSTAKA
Adlilah, Nudiyal. 2010. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Prespektif Laporan Keuangan Kecamatan Bajeng. Skripsi.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hassanudin.
Ahmad Subagyo, 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Penerbit PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Ariyanti, Retno., Sri Mangesti Rahayu, Achmad Husain. 2014. Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Pengambil Keputusan Manajemen Terhadap Pernecanaan Volume Penjualan Dan Laba. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.11 No.1 Juni 2014.
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Bachtiar, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Ikan Lele Dumbo. PT Agro
Media Pustaka, Jakarta.
Basyaib, Fachmi. 2007. Manajemen Risiko. Grasindo. Jakarta.
Bateman, T.S dan Snell, S.A. 2008. Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta.
Chasanah, Uswatun Siti. 2013. Pemasaran Sosial Kesehatan. Yogyakarta:
Deepublish.
Dharmesta, 2010. Pemasaran dan Industri Perikanan, Sidoarjo.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2016. Budidaya Lele Sangkuriang. Direktorat Jenderal Budidaya. Departemen Perikanan dan Kelautan, Jakarta.
Djaelani, Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Kualitatif. Vol.XX. No.1 FPTK IKIP Veteran Semarang.
Fish Boster Centre. 2013. Standar Operasional Prosedur Pembesaran Ikan Lele
Sistem Boster. Sidoarjo.
Fuad., Burhan., Wijaya. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi. Kanisius. Yogyakarta.
Google Image. 2017. Ikan Lele. https://images.google.com/. Diakses tanggal 10
Juli 2017 pukul 10.05
Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke Tujuh, edisi revisi, PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Page 176
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
60
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2006. Operations Management. 7th Edition. Book 1. New Jersey: Pearson education Inc. Prentice Hall.
Istikharoh, N., M. Primsyastanto, dan Surjatin, 2005. Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya Malang.
Kasmir dan Jakfar. 2016. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). Prenadamedia Group. Jakarta. 262 hlm.
Kotler, P. 2003. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall, Jakarta.
Mahyyudin, kholish. 2006. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Panebar Swadaya.
Jakarta.
Marissa. 2010. Analisis Pendapatan Usaha Tani Tebu (Studi Kasus PT. PG Rajawali II Unit PG, Tersana Baru, Babakan, Bogor, Jawa Barat). Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Marzuki, M. 2005. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia: Yogyakarta.
Masengi, G. 2014. Analisis Keuntungan Usaha Rumah Makan El-Shadai di Kawasan Wisata Kuliner Wakeke Manado.
Mursid, 2008. Penunjang Produksi dan Pemasaran. Bandung, Universitas Padjajaran.
Murtidjo, Bambang. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.
Nasrudin. 2010. Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Parwito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta. Lkis Yogyakarta.
Pinando, Drs. Sugeng, M.Pd. 2000. Buku ajar kewirausahaan. Lembaga pengkajian dan pengembangan pendidikan LP3 Universitas Brawijaya. LP3UB.
Primyastanto, Mimit. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai Aplikasi
dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan). Universitas Brawijaya Press. Malang.
Pujianto. 2003. Manajemen Keuangan. Bumi aksara. Jakarta.
Putra, D.Y. 2011. Peran Sektor Perikanan Dalam Perekonomian Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia: Analisis Input-Output. Artikel Pasca Sarjana. Universitas Andalas. Sumatera Barat.
Riyanto, B. 1984. Dasar-dasar Pembelanjaan Usaha. Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta.
Page 177
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
61
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Grasindo. Jakarta.
Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. PT Gramedia. Jakarta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke- 17. Bandung: Alfabeta.
Sukandar, Sidik. 2007. Potensi Perikanan Tangkap Rendah
http.//www.mediaindonesia.com
Suyanto, R. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Lele. Penebar Swadaya Jakarta.
Suyanto, R. 2011. Budidaya Ikan Lele. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Tasman, Aulia dan Havidz, Aima. 2016. Ekonomi manajerial dengan pendekatan matematis. Rajawali Pers. 2016. Cetakan ke 4. ISBN. 978-979-769-483-8
Umar, Husein. 2003. Business an Introduction. Jakarta: Gramedia.
Warisno dan Dahana, K. 2009. Investasi Sengon. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wicaksono, Yudhy. 2007. Aplikasi Excel dalam Pengambilan Keputusan Bisnis. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Widharta W.P., Sugiharti, S. 2013. Penyusunan Strategi dan Sistem Penjualan dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. Vol 2. No 1.
Yulinda, 2012. Panduan Lengkap Bisnis dan Ekonomi. Lily Publisher.
Jakarta.
Page 178
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
62
LAMPIRAN
Lampiran 1. Modal Tetap
No.
Modal Tetap
Jumlah
Harga
Total Harga Umur Teknis
Jumlah Penyusutan
per bulan
(Unit) (Rp/Unit) (Rp) (Bulan) (Rp)
1 Tanah 500m2 216.000 108.000.000 - -
2 Bangunan 1 90.000.000 240 375.000
3 Kolam beton 7 3.000.000 21.000.000 120 175.000
4 Sumur bor 1 3.000.000 3.000.000 120 25.000
5 Seser 4 25.000 100.000 40 2.500
6 Pipa saring 5 21.000 105.000 60 1.750
7 Pipa saluran 7 120.000 840.000 60 14.000
8 Timbangan gantung
1 3.000.000 3.000.000 120 25.000
9 Timbangan pegas duduk
2 240.000 480.000 24 20.000
10 Ember 1 15.000 15.000 20 750
12 Gayung 1 20.000 20.000 20 1.000
13 Tong 1 60.000 60.000 24 2.500
14 Pompa air 3 300.000 900.000 120 7.500
15 Ember grading ikan
6 35.000 210.000 60 3.500
16 Selang air 1 30.000 30.000 60 500
17 Kran air 7 18.000 126.000 60 2.100
18 Keranjang plastic
2 30.000 60.000 60 1.000
19 Tandon air 1 6.000.000 6.000.000 120 50.000
20 Mobil 1 60.000.000 60.000.000 120 500.000
21 Motor 1 12.000.000 12.000.000 120 100.000
Jumlah 305.946.000 1.307.100
Page 179
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
63
Lampiran 2. Modal Lancar
No. Modal Lancar Jumlah
(Unit)
Harga
(Rp/unit)
Total Harga
(Rp)
1 Benih Ikan lele 15.000 ekor 100 1.500.000
2 Pakan Ikan lele 450 kg 10.000 4.500.000
3 Listrik 2,5 bulan 100.000 250.000
4 Bensin 2,5 bulan 200.000 500.000
5 Perawatan 2,5 bulan 200.000 500.000
6 PBB 2,5 bulan 75.000 187.500
7 Gaji tenaga kerja 2 orang 1.500.000 3.000.000
Jumlah 10.437.500
Lampiran 3. Modal Kerja
No. Modal Kerja Jumlah
(Unit)
Harga
(Rp/unit)
Total Harga
(Rp)
1 Benih Ikan lele 15.000 ekor 100 1.500.000
2 Pakan Ikan lele 450 kg 10.000 4.500.000
3 Listrik 2,5 bulan 100.000 250.000
4 Bensin 2,5 bulan 200.000 500.000
5 Perawatan 2,5 bulan 200.000 500.000
6 PBB 2,5 bulan 75.000 187.500
7 Gaji tenaga kerja 2 orang 1.500.000 3.000.000
8 Penyusutan 2,5 bulan 1.307.100 3.267.750
Jumlah 13.705.250
Modal Usaha = Modal Tetap + Modal Lancar
= Rp. 305.946.000 + Rp. 10.437.500
= Rp. 316.383.500
Page 180
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
64
Lampiran 4. Biaya Tetap (Fixed Cost)
No. Biaya Tetap Jumlah
(Unit)
Harga
(Rp/unit)
Total Harga
(Rp)
1 Penyusutan 2,5 bulan 1.307.100 3.267.750
2 PBB 2,5 bulan 75.000 187.500
3 Gaji Tenaga Kerja 2 orang 1.500.000 3.000.000
4 Perawatan 2,5 bulan 200.000 500.000
Jumlah 6.955.250
Lampiran 5. Biaya Variabel (Variabel Cost)
No. Biaya Variabel Jumlah
(Unit)
Harga
(Rp/unit)
Total Harga
(Rp)
1 Benih Ikan Lele 15.000 100 1.500.000
2 Pakan Ikan lele 450 kg 10.000 4.500.000
3 Listrik 2,5 bulan 100.000 250.000
4 Bensin 2,5 bulan 200.000 500.000
Jumlah 6.750.000
Lampiran 6. Biaya Total (Total Cost)
Biaya Total (TC) = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC)
= Rp. 6.955.250 + Rp. 6.750.000
= Rp. 13.705.250
Lampiran 7. Penerimaan (Total Revenue)
No. Produk terjual (Ikan Lele) Jumlah
(kg)
Harga per
Kilogram (Rp) Jumlah (Rp)
1 Harga konsumen 720 20.000 14.400.000
2. Harga pedagang 480 19.000 9.120.000
Jumlah 23.520.000
Lampiran 8. Keuntungan
Keuntungan = TR – TC
= Rp. 23.520.000 – Rp. 13.705.250
= Rp. 9.814.750
Page 181
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
65
Lampiran 9. Break Event Point (BEP)
Perhitungan Sales Mix dan Produk Mix
Sales-Mix :
= Harga konsumen : Harga pedagang
= Rp.14.400.000 : Rp. 9.120.000
= 1,57 : 1
Produk-Mix
= Harga konsumen : Harga pedagang
= 720 : 480
= 1,5 : 1
Perhitungan BEP Sales dan BEP Unit Totalitas:
a. BEP sales (S) Totalitas
=
=
= Rp. 9.754.769
b. BEP unit (Q) Totalitas
=
=
= 497,7 kg
Perhitungan Bep Sales dan BEP unit per produk
Harga pedagang
BEP Sales (S) = × BEP Sales Totalitas
= × Rp. 9.754.769,-
= Rp. 3.782.461,-.
Page 182
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
66
BEP Unit (Q) =
=
= 199 kg.
Harga Konsumen
BEP Sales (S) = × BEP Sales Totalitas
= × Rp. 9.754.769,-
= Rp. 5.972.307,-.
BEP Unit (Q) =
=
= 298,6 kg.
Lampiran 10. R/C Ratio
= 1,71
Lampiran 11. Rentabilitas
= 71,6%
Page 183
DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843
67
Lampiran 12. Kegiatan selama di Pokdakan Wahana Sentosa
Tebar benih Pemberian pakan
Menguras kolam Grading
Menimbang hasil panen Filet ikan lele