Top Banner
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA” KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR i SKRIPSI Oleh : HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050 PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020
183

analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

Apr 30, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA

SENTOSA” KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

i

SKRIPSI

Oleh :

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020

Page 2: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN

KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA

SENTOSA” KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

ii

SKRIPSI

Diajukan sebagai satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020

Page 3: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

ii

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA” KOTA PROBOLINGGO, JAWA

TIMUR

Oleh:

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050

Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 17 Juli 2020

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Mengetahui, Ketua Jurusan

(Dr. Ir. Edi Susilo, MS) NIP. 19591205 198503 1 003 Tanggal : 9/21/2020

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA) NIP. 19770221 200212 1 008

Tanggal: 9/21/2020

Page 4: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

i

IDENTITAS PENGUJI

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan

Konsumen Ikan Lele Segar di Pokdakan “Wahana

Sentosa” Kota Probolinggo, Jawa Timur

Nama : Hubertus Christian Ferdiansyah

NIM 155080401111050

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

PENGUJI PEMBIMBING

Dosen Pembimbing 1 : Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA.

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING

Dosen Penguji 1 : Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP.

Dosen Penguji 2 : Candra Adi Intyas S.Pi., MP

Tanggal Ujian : 17 Juli 2020

Page 5: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar di

Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota Probolinggo, Jawa Timur” beserta

seluruh isinya benar – benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan

penjiplakan dan pengutipan dengan cara - cara yang tidak sesuai dengan etika

ilmu yang berlaku. Atas pernyataan ini saya sanggup menanggung resiko/sanksi

apabila terjadi di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Malang, 23 Juli 2020 Yang Membuat Pernyataan,

Hubertus Christian Ferdiansyah NIM. 155080401111050

Page 6: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberi bimbingan dan pengalaman selama penyusunan proposal skripsi

sampai penyusunan laporan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP dan Ibu Candra Adi Intyas, S.Pi., MP. selaku

dosen penguji yang telah memberikan petunjuk, informasi serta waktu

sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Bambang Budi Hartono selaku pemilik Pokdakan yang telah

mengizinkan saya untuk melaksanakan penelitian di Pokdakan Wahana

Sentosa Probolinggo.

4. Bapak Dr.Ir.Edi Susilo,MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan

dan Kelautan Universitas Brawijaya.

5. Bapak Rizki Agung Lestariadi, S.pi.,MP.,MBA., Ph.D selaku Ketua Program

Studi Agrobisnis Perikanan Universitas Brawijaya.

6. Kedua orang tua saya yang tidak henti-hentinya memberi dukungan moril,

materil maupun motivasi kepada saya.

Malang, Juli 2020

Penulis

Page 7: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

vi

RINGKASAN

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar Di Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota Probolinggo, Jawa Timur (dibawah bimbingan Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA.)

Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) adalah suatu kumpulan masyarakat yang bergerak di bidang budidaya ikan yang terbentuk dan tumbuh atas dasar adanya kepentingan bersama dengan rasa saling percaya, keserasian dan keakraban untuk bekerjasama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Pokdakan merupakan suatu kelembagaan yang mewadahi masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang perikanan budidaya. Meskipun popularitas produk perikanan terus berlanjut, bisnis ini masih memiliki masalah dengan penjualan produk-produk perikanan tertentu yang tidak merata. Beberapa produk perikanan memiliki nilai penjualan yang relatif rendah, sementara beberapa produk perikanan lainnya memiliki penjualan yang cukup tinggi. Produk dengan volume penjualan rendah akan mengurangi nilai penjualan produk secara keseluruhan. Penting bagi pemilik usaha perikanan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi konsumen untuk membeli ikan segar di Pokdakan Wahanan Sentosa. Oleh karena itu, mereka akan dapat menerapkan pengetahuan ini untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan hasil penjualan mereka.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen dan faktor yang paling dominan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan cara observasi dan menggunakan kuesioner online. Kuesioner online menggunakan google form dengan pemberian skor menggunakan Skala Likert kategori Ordinal, dan penyebaran kuesioner melalui whatsapp rekan peneliti yang ada di lokasi. Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan observasi non-partisipan. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik inferensial: Regresi Linear Berganda dan analisis deskriptif. Analisis statistik inferensial: Regresi Linear Berganda digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk angka yang diperoleh dari kuesioner responden, sedangkan untuk analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data apapun yang berasal dari data primer maupun data sekunder. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan menggunakan metode penelitian survei dan pendekatan kuantitatif. Explanatory research adalah penelitian yang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah hubungan antara kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

Berdasarkan hasil analisis dari ke 4 (empat) jalur hubungan langsung yang menghubungkan 4 (empat) variabel penelitian ini terdapat 3 (tiga) hubungan yang berpengaruh secara signifikan dan 1 (satu) hubungan yang berpengaruh tidak signifikan. Penelitian ini juga mendapat temuan baru yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu (1) Kualitas Produk berpengaruh

Page 8: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

tidak signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (secara parsial); (2) Kualitas Produk, Kewajaran Harga, dan Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.

Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan, data yang diperoleh dari uji dterminasi menunjukkan hasil dari Adjusted R Square sebesar 0.746 yang berarti bahwa kemampuan dari variabel independen yaitu kualitas produk(X1), kewajaran harga(X2), dan kualitas pelayanan (X3) dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen yaitu kepuasan konsumen (Y) sebesar 74,6%, sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada diluar model regresi yang digunakan saat ini.

Hasil perhitungan uji statistik t kualitas produk diperoleh nilai t hitung 0,646 < t tabel 2,026, yang berarti bahwa variabel kualitas produk (secara parsial) berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hasil perhitungan uji statistik t kewajaran harga diperoleh nilai t hitung 2,178 > t tabel 2,026, yang berarti bahwa variabel kewajaran harga (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hasil perhitungan uji statistik t kualitas pelayanan diperoleh nilai t hitung 2,399 > t tabel 2,026, yang berarti bahwa variabel kualitas pelayanan (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai F sebesar 40,212 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel yang diperoleh Ftabel= F(k;n-k)= F(3;38) = 2,85. Sehingga diperoleh nilai Fhitung (40,212) > Ftabel (2,85) maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu penelitian selanjutnya dapat memperluas model penelitian dengan menambahkan variabel lain yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen atau menambahkan variabel lain yang dihasilkan dari kepuasan konsumen seperti niat pembelian kembali atau word of mouth mengingat pada penelitian ini hanya terdapat 3 variabel X dan 1 variabel Y.

Saran untuk pemilik Pokdakan Wahana Sentosa yaitu dalam menentukan strategi pemasaran, pengelola alangkah baiknya memperhatikan faktor-faktor (kualitas produk, kewajaran harga,dan kualitas pelayanan) yang menjadi alasan konsumen untuk membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Berdasarkan hasil pada penelitian ini pemilik Pokdakan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan harga yang terjangkau kepada konsumen karena kualitas pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa agar para konsumen merasa puas dengan apa yang telah mereka dapatkan sehingga akan membuat mereka membeli ikan kembali di Pokdakan Wahana Sentosa. Selain itu, pemilik Pokdakan Wahana Sentosa juga harus selalu memperhatikan kompetisi pasar dalam menjalankan usahanya, karena kompetisi pasar juga berpengaruh besar terhadap respon konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.

viii

Page 9: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan ucapan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar Di Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota

Probolinggo, Jawa Timur” sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana

Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya,

Malang. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melengkapi

kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan dibawah bimbingan Bapak Zainal

Abidin, S.Pi., MP., MBA.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan skripsi ini tentunya ada

kekurangan, maka diharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat

menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya terutama para

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya dan

masyarakat umum.

Malang, Juli 2020

Penyusun

Page 10: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

IDENTITAS PENGUJI ......................................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... vi

RINGKASAN ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4 1.3 Tujuan .............................................................................................. 4 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 6 2.2 Landasan Teori ................................................................................ 8 2.3 Kerangka Konsep Penelitian dan Hipotesis .................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 17 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ............................................... 17

3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 17 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 18 3.4 Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel .................... 18 3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 19 3.6 Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan

(DOVIIP) .......................................................................................... 21 3.7 Metode Analisis Data ..................................................................... 22

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 28 4.1 Profil Pokdakan Wahana Sentosa .................................................. 28 4.2 Karakteristik Responden ................................................................ 29 4.3 Analisis Deskriptif ........................................................................... 33 4.4 Analisis Statistik Inferensial ............................................................ 47 4.5 Temuan Penelitian ........................................................................ 63

Page 11: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

4.6 Perbedaan Penelitian ini dengan Teori dan Penelitian Sebelumnya .................................................................................. 64

4.7 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 66 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 66 5.2 Saran ............................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

LAMPIRAN ........................................................................................................ 76

xi

Page 12: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

xi

DAFTAR TABEL

1. Hasil Penjualan Ikan di Pokdakan Wahana Sentosa Tahun 2019 ............. 2

2. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 5

3. Tabel Penelitian Terdahulu ....................................................................... 7

4. Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan

(DOVIIP) ................................................................................................ 21

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah ............................... 30

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 30

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................... 31

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...................... 31

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 32

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................... 32

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan ................... 33

12. Interpretasi Rata-rata Jawaban Responden ............................................ 34

13. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-

rata skor pada Variabel Kualitas Produk (X1) ......................................... 34

14. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-

rata skor pada Variabel Kewajaran Harga (X2) ....................................... 38

15. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-

rata skor pada Variabel Kualitas Pelayanan (X3) .................................... 41

16. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-

rata skor pada Variabel Kepuasan konsumen (Y) ................................... 44

17. Hasil Uji Validitas .................................................................................... 48

18. Uji Reliabilitas ......................................................................................... 49

19. Uji Normalitas ......................................................................................... 50

Page 13: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

20. Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................ 51

21. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 52

22. Uji Determinasi ....................................................................................... 53

23. Hasil Uji F (simultan) .............................................................................. 54

24. Hasil Uji t (parsial) .................................................................................. 57

xiii

Page 14: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Model Penelitian ..................................................................................... 14

2. P-P Plot Residual ................................................................................... 50

3. Scatterplot .............................................................................................. 52

Page 15: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta lokasi penelitian ............................................................................. 74

2. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 75

Page 16: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Probolinggo adalah kota yang terletak di wilayah pantai utara Pulau

Jawa yang mempunyai wilayah seluas 56,57 km2 dengan garis pantai sepanjang

7 km. Kota Probolinggo mempunyai potensi yang cukup besar di bidang

perikanan dan kelautan. Jenis subsektor potensial yang ada di Kota Probolinggo

terdiri dari subsektor perikanan tangkap, subsektor perikanan budidaya dan

subsektor pengolahan perikanan. Jumlah produksi sektor perikanan tahun 2019

pada subsektor perikanan tangkap sebesar 17.934.930 kg, perikanan budidaya

sebesar 8.084.060 kg dan perikanan olahan sebesar 3.629.848 kg.

Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) adalah kumpulan masyarakat

yang bergerak secara terorganisir di bidang budidaya ikan, mempunyai

pengurus dan aturan-aturan dalam organisasi kelompok yang secara langsung

melakukan usaha pembudidayaan ikan. Pokdakan merupakan suatu

kelembagaan yang mewadahi masyarakat untuk mengembangkan usaha di

bidang perikanan budidaya (KKP, 2017).

Ikan lele adalah salah satu komoditas primadona dari sub sektor

perikanan dikarenakan memiliki prospek yang cukup tinggi. Ikan lele banyak

disukai masyarakat karena merupakan salah satu bahan pangan yang bergizi,

murah, mudah untuk diperoleh dan juga mudah untuk diolah. Pokdakan Wahana

Sentosa merupakan salah satu kelompok pembudidaya ikan yang dapat

dikategorikan sebagai Pokdakan yang cukup aktif dalam upaya untuk memenuhi

kebutuhan ikan khususnya ikan lele di Kota Probolinggo.

Page 17: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

2

Tabel 1. Hasil Penjualan Ikan di Pokdakan Wahana Sentosa Tahun 2019

Bulan Hasil Penjualan (kg) Januari 5.117

Februari 3.802 Maret 4.221 April 2.880 Mei 2.762 Juni 3.225 Juli 3.646 Agustus 4.050 September 2.292 Oktober 3.993 November 3.888

Desember 3.387

Sumber: Data Pokdakan Wahana Sentosa, 2019

Dalam beberapa bulan terakhir Pokdakan Wahana Sentosa dengan salah

satu produknya yaitu ikan lele segar tidak luput dalam menghadapi situasi

persaingan pasar di Probolinggo. Pendapatan yang diperoleh oleh Pokdakan

Wahana Sentosa tidak selalu mengalami kenaikan bahkan cenderung

mengalami penurunan. Semakin banyaknya pesaing baru yang membuka usaha

budidaya ikan lele di Probolinggo menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

menurunnya hasil penjualan di Pokdakan Wahana Sentosa. Oleh sebab itu, perlu

adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan

konsumen ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa untuk mengetahui dan

mengatasi masalah tersebut. Adapun data penjualan di Pokdakan Wahana

Sentosa selama tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 1.

Kepuasan (Satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah

harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka

pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau

senang (Kotler 2006:177). Kajian beberapa literatur yang relevan dengan tujuan

dari penelitian ini antara lain pengaruh pelayanan, harga, kualitas produk, dan

Page 18: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

3

juga kepuasan terhadap keputusan pembelian ulang konsumen dalam membeli

ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.

Kualitas pelayanan (Service Quality) adalah segala bentuk aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Kualitas

pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan

persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka terima/peroleh

dengan pelayanan yang mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut

pelayanan suatu perusahaan.

Menurut Kotler dan Keller (2016:214) mendefinisikan jasa/pelayanan

sebagai berikut: “any act or that one party can offer another that is essensially

intangible and does not result in the ownership of anything. It’s production may or

not to be tied to a physical product.” Artinya jasa atau layanan adalah semua

tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang

pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.

Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produk fisik.

Menurut Kotler & Amstrong, (2001:354) kualitas produk merupakan

senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Maka hanya

perusahaan dengan kualitas produk paling baik yang akan tumbuh dengan

pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari

perusahaan lain.

Faktor yang sangat penting yang dapat memengaruhi kepuasan

konsumen adalah faktor harga. Setelah mengembangkan struktur dan strategi

penetapan harga, perusahaan sering kali menghadapi situasi dimana mereka

harus melakukan perubahan harga atau merespon perubahan harga yang

dilakukan pesaing.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) harga adalah jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

Page 19: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

4

produk/jasa. Sementara Lupiyoadi (2006) menyatakan bahwa harga merupakan

uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh jasa yang diinginkan

dengan membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (The

Consumer’s costs and benefits). Biaya/costs antara lain: waktu dan tenaga, dan

pinjaman, pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga, dan lain-lain

sedangkan manfaat (benefits) meliputi: prestise, pengalaman, pemenuhan

kebutuhan kualitas dan lain-lain. Konsumen biasanya cenderung untuk mencari

harga yang dapat memberikan nilai dan kepuasan yang tinggi.

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang di atas, maka dapat

diajukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang

Memengaruhi Kepuasan Konsumen Ikan Lele Segar di Pokdakan Wahana

Sentosa Probolinggo, Jawa Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah diatas maka peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ikan lele

segar di Pokdakan Wahana Sentosa?

2. Faktor apa yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan

konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hal-hal

berikut:

1. Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ikan lele segar di

Pokdakan Wahana Sentosa.

2. Faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap kepuasan konsumen

ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa.

Page 20: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

5

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, antara lain:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai

faktor-faktor yang dapat memengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan untuk membeli ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa, Kota

Probolinggo, Jawa Timur

2. Kegunaan Praktis

Bagi pihak Pokdakan diharapkan agar penelitian ini dapat

memberi informasi dan masukan, sehingga lebih memperhatikan faktor-

faktor yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli ikan

lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa, seperti faktor pelayanan,

kualitas produk, dan harga.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup digunakan untuk memperjelas masalah yang akan dibahas

agar tidak terjadi pembahasan yang meluas. Adapun ruang lingkup yang

terdapat pada penelitian ini digambarkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Ruang Lingkup Penelitian

No. Komponen Uraian Ruang Lingkup

1.

2.

Objek Penelitian

Responden

Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli Ikan Lele Segar di Pokdakan Wahana Sentosa, seperti: Pelayanan, Kualitas Produk, dan Harga. Konsumen Pokdakan Wahana Sentosa

Page 21: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dengan mengangkat tema yang hampir sama maupun yang sama

dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian terdahulu digunakan

sebagai gambaran proses berpikir dengan didukung penelitian-penelitian yang

logis dan didukung oleh fakta empiris.

Penelitian yang dilakukan oleh Faruk Anil Konuk (2019), tentang

“Pengaruh persepsi kualitas makanan, keadilan harga, persepsi nilai dan

kepuasan terhadap kunjungan pelanggan dan niat dari mulut ke mulut terhadap

restoran makanan organik”. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini

adalah kualitas produk, kewajaran harga, nilai keuntungan, kepuasan, niat

mengunjungi kembali, dan niat dari mulut ke mulut. Temuan pada penelitian ini

menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap kewajaran harga, terhadap nilai keuntungan dan juga terhadap

kepuasan konsumen. Kewajaran harga memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap nilai keuntungan dan kepuasan konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Michael K. Brady dan Christopher J.

Robertson (2001), tentang “Mencari Konsensus tentang Peran Anteseden dari

Kualitas dan Kepuasan Layanan: Studi Lintas Nasional Eksplorasi”. Adapun

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas layanan, kepuasan,

dan niat perilaku. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas

layanan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Layanan

yang berkualitas dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan nilai

kepuasan konsumen.

Page 22: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

7

Tabel 3. Tabel Penelitian Terdahulu

No. Penulis (Tahun)

Judul Penelitian dan Jurnal

Tujuan Penelitian

Sampel Variabel Metode Penelitian

Temuan Penelitian

1. Faruk Anil The Menguji 329 -Kualitas -Kuesioner -Kualitas Konuk influence of sebuah responden Makanan Makanan (2019) perceived hubungan yaitu -Kewajaran adalah food model dari konsumen Harga penentu quality, faktor-faktor yang -Nilai signifikan price

fairness, yang memengaruhi

mengisi kuesioner

Keuntungan -Kepuasan

kewajaran harga

perceived niat pembelian -Niat -nilai value and ulang Mengunjungi keuntungan satisfaction konsumen Kembali memiliki on

customers’

-Niat dari Mulut ke

hubungan signifikan

revisit and Mulut terhadap word-of- kepuasan mouth -Kepuasan intentions memiliki towards

organic

pengaruh positif

food terhadap restaurants Niat mengunjungi kembali dan dari mulut ke mulut -Kualitas Makanan memiliki peran penting terhadap kewajaran

2. Michael K. Brady dan Christopher J. Robertson (2001)

Searching for a consensus on the antecedent role of service quality and satisfaction: an exploratory cross- national study

Untuk mengeksplorasi peran anteseden antara kualitas layanan dan kepuasan dalam pengembangan niat perilaku pelanggan

309 pelanggan makanan cepat saji

-Kualitas Pelayanan -Kepuasan -Niat Perilaku

harga dan nilai keuntungan

Wawancara -Model 1a memberikan kecocokan yang sangat baik, sedangkan kecocokan untuk Model 1b adalah sub-par. -Pelayanan merupakan penentu penting dari niat perilaku, efeknya tidak langsung melalui kepuasan

Page 23: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

8

2.2 Landasan Teori

Untuk mendukung penelitian, perlu dijelaskan teori-teori yang berkaitan

dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam

melakukan penelitian. Landasan teori merupakan teori yang digunakan untuk

menjelaskan tentang variabel dan dijadikan sebagai dasar penelitian.

1. Teori Stimulus Organism Response (S-O-R)

Dalam pembelajaran ilmu Perilaku Konsumen, terdapat teori

mengenai persepsi. Salah satu teori yang berkaitan dengan persepsi

adalah stimulus-organism-response model (SOR). Model ini menjelaskan

hubungan antara tiga komponen utama, yaitu rangsangan (stimulus),

makhluk hidup (organism), dan reaksi terhadap rangsangan (response).

Rangsangan (Stimulus) dapat diartikan sebagai faktor yang

memengaruhi kondisi internal makhluk hidup (Eroglu, et al., 2001). Dalam

pemasaran, rangsangan memiliki variasi bentuk, misalnya tulisan, warna,

gambar, suara, aroma, rasa, dan sebagainya yang ditangkap oleh panca

indera konsumen. Jika dilihat secara lebih dalam, terdapat 2 macam

rangsangan, yaitu rangsangan yang dapat dikendalikan oleh pemasar

dan rangsangan yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar (Kotler &

Keller, 2016). Rangsangan yang dapat dikendalikan oleh pemasar

mencakup seluruh komponen dalam bauran pemasaran, misalnya

tampilan desain produk, diskon produk, distribusi produk, dan beragam

bentuk promosi produk. Sedangkan rangsangan yang tidak dapat

dikendalikan oleh pemasar misalnya kondisi perekonomian, situasi politik,

perubahan teknologi, perubahan kondisi alam, dan perubahan pada nilai-

nilai budaya.

Selain rangsangan, komponen lain dalam model SOR adalah

organism. Organisme secara lebih dalam diartikan sebagai kondisi

Page 24: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

9

perasaan dan kognitif seseorang yang memengaruhi hubungan antara

rangsangan dengan respon (Eroglu, et al., 2001). Menurut Bagozzi (1986)

bahwa organisme di sini merujuk pada proses internal yang terjadi dalam

diri seseorang, yang terdiri dari aktivitas mempersepsikan, merasakan,

dan berpikir. Ketika suatu rangsangan ditangkap oleh panca indera

seorang konsumen, maka ia akan mempersepsikan rangsang tersebut

dengan melibatkan perasaan dan pikirannya, sehingga menentukan

respon terhadap rangsangan tersebut.

Komponen ketiga dalam model SOR adalah respon. Menurut

Donovan dan Bitter (1982) serta Sherman, et. al. (1997), respon hasil

akhir dari proses internal yang terjadi di dalam diri konsumen dan

merupakan keputusan akhir konsumen. Konsumen bisa saja melakukan

pembelian, menunda pembelian, membatalkan pembelian, atau bahkan

menghindari pembelian. Model SOR ini banyak digunakan oleh pemasar

untuk mengetahui bagaimana hubungan antara rangsangan yang

diberikan kepada konsumen dan reaksi konsumen atas rangsangan

tersebut melalui kegiatan membeli, mengkonsumsi, dan menghabiskan.

Dengan mempelajari model ini pemasar diharapkan mampu membuat

informasi sebagai rangsangan (stimulus) yang menarik agar dapat

diekspos oleh konsumen, yang meliputi informasi mengenai produk,

harga, tempat penjualan, dan promosi yang menarik, misalnya dengan

menyelipkan pesang-pesan edukatif dalam promosi. Dengan

menciptakan stimulus yang menarik, diharapkan konsumen dapat

memberikan reaksi yang sesuai dengan yang diharapkan oleh pemasar.

Fokus penelitian ini adalah meneliti tentang “tingkat kepuasan

konsumen”, dimana nilai yang dirasakan oleh konsumen terhadap barang

atau jasa berperan sebagai faktor yang mendasari seberapa besar tingkat

Page 25: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

10

kepuasan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen muncul berdasarkan

perbandingan antara apa yang dia terima dengan harapannya. Apabila,

apa yang telah dia terima sesuai dengan harapan/favorable, maka tingkat

kepuasan yang dihasilkan adalah positif. Sebaliknya, apabila apa yang

telah dia terima tidak sesuai dengan harapan/unfavorable, maka tingkat

kepuasan yang dihasilkan adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa

kepuasan konsumen ditentukan oleh harapan konsumen dengan atribut

favorable dan unfavorable.

2. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah salah satu kunci konstruksi yang

digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam model penelitian.

Berdasarkan teori expectation disconfirmation, kepuasan

dikonseptualisasikan sebagai "ringkasan keadaan psikologis yang

dihasilkan ketika emosi di sekitar ekspektasi yang tidak dikonfirmasi

ditambah dengan perasaan konsumen sebelumnya tentang pengalaman

konsumsi" (Oliver, 1980, hlm. 29). Sejalan dengan definisi “when

consumers' expectations meet satisfaction occurs and otherwise

dissatisfaction will result” yang berarti ketika harapan konsumen

memenuhi kepuasan terjadi dan jika tidak, ketidakpuasan akan terjadi

(Namkung dan Jang, 2007, hal. 90). Kepuasan memiliki dua komponen

yaitu kognitif atau rasional dan afektif atau emosional (Liljander dan

Strandvik, 1997 Bigné et al., 2008). Komponen kognitif meliputi evaluasi

logis dan rasional dari produk yang dibeli, di sisi lain, komponen

emosional termasuk emosi seperti kebahagiaan dan kesenangan yang

menghasilkan konfirmasi harapan (Yu dan Dean, 2001).

Kepuasan pelanggan merupakan konsekuensi dari perbandingan

yang dilakukan oleh pelanggan yang membandingkan antara tingkatan

Page 26: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

11

dari manfaat yang dirasakan terhadap manfaat yang diharapkan oleh

pelanggan. Adapun indikator kepuasan pelanggan (menurut Irawan et al.,

2008), yaitu: 1. Perasaan puas (dalam arti puas akan produk dan

pelayanannya) yaitu ungkapan perasaan puas atau tidak puas dari

pelanggan saat menerima pelayanan yang baik dan produk yang

berkualitas dari perusahaan. 2. Selalu membeli produk yaitu pelanggan

akan tetap memakai dan terus membeli suatu produk apabila tercapainya

harapan yang mereka inginkan. 3. Akan merekomendasikan kepada

orang lain yaitu pelanggan yang merasa puas setelah memakai suatu

produk atau jasa akan menceritakannya kepada orang lain serta mampu

menciptakan pelanggan baru bagi suatu perusahaan. 4. Terpenuhinya

harapan pelanggan setelah membeli produk yaitu sesuai atau tidaknya

kualitas suatu produk atau jasa pasca pembelian suatu produk dengan

harapan yang diinginkan pelanggan.

3. Kualitas Produk

Kualitas produk adalah the characteristic of a product or service

that bear on its ability to satisfy stated or implied customer, yang artinya

kualitas produk adalah karakteristik sebuah produk atau jasa yang

memberikan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan (Kotler

dan Amstrong, 2010:229)

Untuk produk makanan, isyarat kualitas intrinsik meliputi

penampilan, warna, bentuk, dan struktur yang tidak dapat dimodifikasi

tanpa memodifikasi sifat fisik suatu produk (Ophuis dan Trijp, 1995 p.

179). Namun, isyarat ekstrinsik bukan bagian dari komposisi fisik suatu

produk termasuk harga, nama merek, nama toko, negara asal, nutrisi,

dan informasi produksi (Teas dan Agarwall, 2000; Ophuis dan Trijp, 1995,

hal. 179) . Selanjutnya, Namkung dan Jang (2010) berpendapat bahwa

Page 27: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

12

indikator kualitas makanan termasuk kesegaran, kesehatan, rasa dan

penyajian makanan.

4. Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2004), kualitas pelayanan adalah: tingkat

keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Model paling akhir yang

dikembangkan oleh Brady and Cronin (2001), yaitu Hierarchial Model of

Service Quality. Model ini menjelaskan bahwa kualitas jasa terdiri dari tiga

elemen, yaitu: Interaction Quality (Kualitas Interaksi). Pada jenjang

pertama ini menggambarkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan

kualitas jasa. Kualitas interaksi ini terdiri dari tiga indikator, yaitu: (1)

Sikap, persepsi pelanggan swalayan atas sikap pegawai dalam melayani

pembeli. (2)Perilaku, persepsi pelanggan swalayan atas perilaku pegawai

dalam melayani pembeli. (3) Pengalaman, persepsi pelanggan swalayan

atas pengalaman pegawai terhadap pekerjaannya. Outcome Quality

(Kualitas Keluaran). Sedangkan pada jenjang ketiga ini

mengidentifikasikan sub dimensi dari masing-masing item yang

membentuk dimensi-dimensi utama. Kualitas keluaran atas hasil juga

mempunyai tiga indikator, yaitu : (4) Waktu Tunggu, penilaian pelanggan

terhadap pengelolaan waktu tunggu yang harus dilakukan. (5) Faktor

Sosial, penilaian pelanggan lain terhadap reputasi perusahaan. (6)

Valensi, kesan pelanggan atas pengalaman berbelanjanya.

5. Kewajaran Harga

Dari sudut pandang konsumen, harga didefinisikan sebagai "apa

yang diberikan atau dikorbankan untuk mendapatkan suatu produk"

(Zeithaml, 1988). Sebagaimana dibahas di atas, harga juga memberikan

isyarat ekstrinsik bagi konsumen untuk menentukan kualitas produk.

Page 28: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

13

Sebagai kriteria evaluasi harga yang penting, Price Fairness

dikonseptualisasikan sebagai “penilaian konsumen dan emosi terkait

apakah perbedaan (atau kurangnya perbedaan) antara harga penjual dan

harga dari pihak lain yang komparatif masuk akal, dapat diterima, atau

dapat dibenarkan” (Xia et al., 2004, hal. 3). Price Fairness (kewajaran

harga) muncul sebagai "rasa subjektif konsumen tentang harga sebagai

benar, adil, atau sah versus salah, tidak adil, atau tidak sah" (Campbell,

2007, hal.261).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:278) ada empat indikator yang

mencirikan harga yaitu: 1. Keterjangkauan harga yaitu harga yang diberikan oleh

perusahaan terhadap produk mereka dapat dijangkau oleh para konsumennya.

Harga yang sesuai dan terjangkau tentunya akan menjadi pertimbangan

konsumen untuk membeli produk mereka. 2. Kesesuaian harga dengan kualitas

produk yaitu harga yang diberikan oleh perusahan terhadap produknya sesuai

dengan kualitas produk yang mereka hasilkan, misalnya jika harganya tinggi

maka kualitas produk yang diberikan pun memiliki kualitas yang tinggi sehingga

konsumen pun merasa tidak keberatan jika membeli produk tersebut. 3. Daya

saing harga yaitu perusahaan sebaiknya juga memperhatikan bahwa harga yang

diberikan memiiki daya saing yang tinggi terhadap para kompetitornya. Jika

harga yang diberikan terlampau tinggi di atas harga para kompetitor maka produk

tersebut tidak memiliki daya saing yang baik.

Page 29: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

14

Kualitas

Produk

Kewajaran

Harga

Kepuasan

Konsumen

Kualitas

Pelayanan

Gambar 1. Model Penelitian

H3

H

H1

2.3. Kerangka Konsep Penelitian dan Hipotesis

1. Hubungan Antara Kualitas Produk Dengan Kepuasan Konsumen

Kualitas produk memiliki pengaruh yang menonjol pada

profitabilitas perusahaan (Ophuis dan Trijp, 1995, hal. 177). Penelitian

sebelumnya menekankan dua jenis kualitas yang berbeda: kualitas

objektif dan kualitas subjektif (persepsi) (Tsiotsou, 2006). Sementara

kualitas obyektif dikonseptualisasikan sebagai "keunggulan teknis aktual

atau keunggulan produk" (Zeithaml, 1988, hal. 4), kualitas yang dirasakan

mengacu pada "penilaian konsumen tentang keunggulan atau

keunggulan keseluruhan produk". Dengan demikian kualitas produk

merupakan salah satu faktor penentu kepuasan konsumen yang memiliki

pengaruh secara signifikan pada repurchase intention. Berdasarkan

uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1 : kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen

Page 30: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

15

2. Hubungan Antara Kewajaran Harga Dengan Kepuasan Konsumen

Sebagai kriteria evaluasi harga yang penting, Price Fairness

dikonseptualisasikan sebagai “penilaian konsumen terkait apakah

perbedaan (atau kurangnya perbedaan) antara harga penjual dan harga

dari pihak lain yang komparatif, dapat diterima, atau dapat dibenarkan”

(Xia et al., 2004, hal. 3). Price Fairness muncul sebagai "rasa subjektif

konsumen tentang harga sebagai benar, adil atau tidak adil, sah atau

tidak sah" (Campbell, 2007, hal.261). Oleh karena itu, mengacu pada

teori-teori ini, dari sudut pandang pelanggan, harga yang diberikan

pokdakan akan dianggap adil dan dapat diterima jika tingkat harga ini

memberikan keuntungan yang adil bagi perusahaan. Selain itu, harga

ikan segar yang dapat diterima menentukan penilaian pelanggan dan ini

dapat meningkatkan kunjungan ulang. Berdasarkan uraian tersebut, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : kewajaran harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen

3. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen

Kualitas layanan adalah kesan pelanggan tentang keunggulan

relatif dari penyedia layanan dan layanannya, dan mencerminkan

pelanggan sikap keseluruhan terhadap perusahaan (Bitner, 1990;

Zeithaml, 1988). Brady, Cronin and Brand (2002) mengidentifikasi kualitas

layanan sebagai anteseden kepuasan. Dengan demikian, kualitas

layanan merupakan salah satu penentu kepuasan konsumen.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H3 : kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen

Page 31: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

16

4. Hubungan Antara Kualitas Produk, Kewajaran Harga dan Kualitas

Pelayanan Secara Simultan Terhadap Kepuasan Konsumen

Berdasarkan hasil penelitian Qin dan Prybutok (2009) meneliti

aspek-aspek yang memengaruhi kepuasan pelanggan di restoran cepat

saji, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas makanan, nilai yang dirasakan

dan kualitas layanan memengaruhi kepuasan konsumen. Sementara,

penelitian Saidani et al (2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk

dan layanan memengaruhi kepuasan pelanggan.

Faktor lain yang mampu menciptakan kepuasan dan loyalitas

pelanggan adalah harga produk yang terjangkau. Ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Consuegra et al. (2007) yang mengatakan

hal pertama yang perlu dipertimbangkan dalam menghubungkan antara

harga layanan dan loyalitas adalah keadilan harga dan penerimaan

harga, sehingga nilai yang dirasakan sesuai dengan harapan pelanggan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Virlaite et al. (2009),

dapat dibuktikan bahwa ada hubungan erat antara keadilan harga dan

loyalitas konsumen. Chiao dan Bei (2001) juga menemukan hasil yang

serupa, yaitu persepsi keadilan harga memiliki hubungan positif baik

secara langsung maupun tidak langsung.. Berdasarkan uraian tersebut,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4 : kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen

Page 32: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

1

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory

research dengan menggunakan metode penelitian survei dan pendekatan

kuantitatif. Explanatory research adalah penelitian yang menunjukkan hubungan

antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah

hubungan antara kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan

terhadap kepuasan konsumen.

Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), penelitian explanatory adalah

penelitian yang menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2017), pendekatan kuantitatif adalah

metode penelitian survei. Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari

tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan

perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,

wawancara terstruktur, dan lain sebagainya.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka

seperti data isian kuesioner. Guna memperoleh data yang representative, peneliti

mengambil data dari berbagai sumber yang mendukung penelitian yaitu data

primer dan sekunder.

3.2.1 Data Primer

Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah hasil jawaban

responden pada kuesioner yang telah diberikan dan wawancara secara langsung

kepada konsumen yang pernah membeli ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa,

sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013), bahwa pengumpulan data primer

Page 33: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

18

adalah pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara wawancara

langsung, komunikasi melalui telfon, atau komunikasi tidak langsung seperti

surat, email, kuesioner dan lain-lain. Data ini diperoleh secara langsung dari

objek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan

data langsung pada objek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari.

3.2.2 Data Sekunder

Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan berasal dari

penelitian terdahulu, pustaka, literatur yang relevan, dan lembaga terkait yang

mendukung untuk melengkapi penulisan laporan penelitian. Sebagaimana

dijelaskan oleh Sugiyono (2013), bahwa pengumpulan data sekunder adalah

pengumpulan data melalui cara tidak langsung atau harus melakukan pencarian

mendalam terlebih dahulu seperti melalui internet, literatur statistik, buku dan

lain-lain.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo pada

bulan April 2020. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen

ikan lele Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. Peta lokasi penelitian ini dapat

dilihat pada lampiran 1.

3.4 Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini diambil dari konsumen Pokdakan Wahana

Sentosa Probolinggo. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 120 orang.

Pertimbangan pemilihan sampel dilihat berdasarkan pengalaman konsumen

yang pernah membeli ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa. Menurut

Ferdinand (2002) jika ukuran sampel terlalu besar, maka model menjadi sensitif

sehingga sulit untuk mendapatkan goodness of fit. Jumlah sampel yang harus

Page 34: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

19

dipenuhi minimal berjumlah 40 sampel. Ukuran sampel tergantung pada jumlah

indikator dikalikan 5 sampai 10.

Penelitian ini mempunyai 4 variabel dengan jumlah indikator sebanyak 12

indikator. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 41

sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen ikan lele

Pokdakan Wahana Sentosa.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel (Sugiyono, 2017). Dalam non-probability sampling teknik yang dipilih

adalah purposive sampling. Teknik ini adalah suatu teknik memilih sampel

berdasarkan pertimbangan tertentu dan kriteria-kriteria tertentu agar sesuai

dengan yang dikehendaki saat analisis. Dimana peneliti menentukan

pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai

dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan

penelitian. Seringkali jumlah sampel dalam metode ini tidak terlalu besar.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan informasi terkait tujuan penelitian. Teknik pengumpulan

data dapat dilakukan dengan wawancara kuisioner, observasi dan dokumentasi.

3.5.1 Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis. Kuisioner dapat berupa

pertanyaan atau pernyataan yang bersifat tertutup atau terbuka, dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet

(Sugiono, 2017). Kuisioner dalam penelitian ini berbentuk lembaran kertas yang

Page 35: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

20

diberikan secara langsung kepada calon responden. Kuisioner yang diberikan

berupa pilihan jawaban dengan menggunakan Skala Likert kategori Ordinal,

dimana terdapat lima alternatif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, netral, tidak

setuju dan sangat tidak setuju. Cara pemberian nilai berdasarkan jawaban

responden yaitu sangat setuju diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4, netral diberi nilai

3, tidak setuju diberi nilai 2 dan sangat tidak setuju diberi nilai 1.

3.5.2 Observasi

Observarsi merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses pengamatan dan ingatan (Sugiono, 2017).

Sebelum mulai melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi di

Kota Probolinggo dengan mengunjungi beberapa pokdakan yang ada di

Probolinggo. Observasi dilakukan dengan membandingkan pokdakan–pokdakan

tersebut meliputi rating pokdakan, jumlah konsumen tetap dan umum, dan juga

jumlah hasil penjualan ikan di setiap pokdakan. setelah melakukan obeservasi

peneliti menetapkan pokdakan Wahana Sentosa sebagai lokasi penelitian karena

memiliki rating, konsumen tetap, dan juga hasil penjualan terbaik dari pokdakan

lainnya.

3.5.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting

baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi dapat

berupa tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang (Nugroho

Adi, 2015). Dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah memfoto

segala kegiatan terkait dengan penelitian. Selain itu dokumentasi juga

didapatkan dari respon konsumen dan juga profil Pokdakan.

Page 36: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

21

3.6 Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan (DOVIIP)

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan (DOVIIP)

Variabel Indikator dan Kode Item Pernyataan Sumber

(X1) Kualitas Produk

Kualitas produk adalah the characteristic of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied customer, yang artinya kualitas produk adalah karakteristik sebuah produk atau jasa yang memberikan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2010:229)

(X2)

Kewajaran Harga

strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam

pemberian value kepada konsumen dan memengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli (Lupiyoadi, 2001)

(X3)

Kualitas Pelayanan

Menurut Kotler dan Keller (2016) mendefinisikan jasa/pelayanan adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada

variabel. pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produk fisik.

Kesegaran Ikan lele di pokdakan wahana sentosa dalam keadaan segar sehingga menarik secara visual

Kesehatan Pokdakan wahana sentosa menawarkan ikan lele yang sehat sehingga baik untuk kesehatan

Rasa Pokdakan wahana sentosa menjual ikan lele yang segar sehingga memiliki rasa ikan yang lezat

Penyajian produk Pokdakan wahana sentosa menyediakan ikan dalam bentuk segar yaitu masih hidup atau sudah dipotong dan dibersihkan.

Keterjangkauan harga Harga ikan di Pokdakan wahana sentosa terjangkau

sehingga memiliki harga yang masuk akal

Kesesuaian harga Harga ikan di

Pokdakan wahana sentosa sangat masuk akal dan adil sehingga dapat diterima oleh pembeli.

Daya saing harga Harga ikan di Pokdakan Wahana Sentosa sesuai dengan harga ikan di pasar

Kualitas interaksi Karyawan di Pokdakan Wahana Sentosa siap

untuk melayani konsumen dengan baik, sopan, dan ramah

Kualitas keluaran Karyawan di Pokdakan

Wahana Sentosa

bekerja dengan

cekatan sehingga konsumen tidak harus menunggu lama

(Kotler dan Amstrong, 2010:229)

(Lupiyoadi, 2001)

Kotler dan Keller (2016:214)

Page 37: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

22

(Lanjutan tabel 4. Definisi Operasional Variabel, Indikator, dan Item Pernyataan (DOVIIP))

Variabel Indikator dan Kode Item Pernyataan Sumber

(Y1) Kepuasan Konsumen

Kepuasan (Satisfaction) adalah

perasaan senang atau

kecewa seseorang

Kepuasan pembelian Pembeli puas dengan keputusannya untuk membeli ikan lele di Pokdakan wahana sentosa

(Kotler 2006:177)

yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan maka

Kepuasan pemilihan tempat

Pembeli merasa pembelian ikan lele di Pokdakan wahana sentosa merupakan pilihan yang tepat karena memiliki harga dan kualitas ikan yang baik.

pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau senang (Kotler

Kepuasan keputusan Pembeli senang dengan keputusannya untuk membeli ikan di pokdakan wahana sentosa.

2006:177).

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Inferensial

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) terhadap

variabel terikat (dependen), maka dapat dilakukan pengujian dengan

menggunakan Uji Validitas dan Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear

Berganda, Koefisien Determinasi (R2), Uji Simultas (Uji F) dan Uji Parsial (Uji t).

Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16 for

windows.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono, (2016) “Valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk memperoleh data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Validitas alat ukur diuji dengan menghitung korelasi antara nilai yang

Page 38: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

23

diperoleh dari setiap butir pernyataan dengan keseluruhan yang diperoleh

pada alat ukur tersebut. Metode yang digunakan adalah Product

Moment.Untuk menemukan valid atau tidaknya dilakukan dengan

menggunakan program pengolah data SPSS 21 (Statistical Product and

Service Solution), yaitu:

Jika ** korelasinya signifikan dengan tingkat 0,01

Jika * korelasinya signifikan dengan tingkat 0,05

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2016, hlm.168) bahwa reliabilitas adalah hasil

penelitian dimana terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Alpha >0,90 maka reliabilitas sempurna

Alpha antara 0,70-0,90 maka realiabilias tinggi

Alpha antara 0,50-0,70 maka reliabilitas moderat

Alpha antara <0,50 maka reliabilitas rendah

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program

pengolah data SPSS 21 (Statistical Product and Service Solution).

2. Uji Asumsi Klasik

Sesudah dilakukannya pengujian analisis regresi linear berganda

terhadap hipotesis penelitian, perlu dilakukannya uji asumsi klasik atas

data yang telah diolah agar data tersebut menjadi data yang valid dan

tidak bias atau BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Uji asumsi klasik

sendiri terdiri dari Uji Multikolinearitas, Uji Normalitas dan Uji

Heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Menurut Sarjono dan Julianta (2011), Uji normalitas merupakan

suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui data yang kita gunakan

Page 39: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

24

terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas membandingkan

data yang kita miliki dengan data yang terdistribusi secara nomal dan

memiliki nilai mean dan standart deviasi yang sama dengan data yang

kita miliki. Data dikatakan lolos uji normalitas apabila pada grafik normal

P-P Plot titik nya menyebar secara rata disekitar garis diagonal dan tidak

ada titik yang menjauh dari garis. Selain itu jika nilai signifikan pada Uji

Kolmogorov Smirnov bernilai >0,05 maka data tersebut terdistribusi

secara normal atau lolos uji normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Umar (2010), Uji Multikolinearitas merupakan suatu

pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi kolerasi yang

kuat diantara masing-masing variabel independen para model regresi

yang diajukan. Jika terjadi multikolinearitas pada model regresi tersebut,

maka dapat dikatakan data yang digunakan kurang baik dan harus

diatasi. Untuk mengetahui model regresi tersebut terjadi multikolinearitas

atau tidak dapat dilihat dari besaran nilai koefisien kolerasi antar variabel

independen, besaran nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan besaran

nilai Tolerance.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Umar (2010), Uji heteroskedastisitas merupakan

pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah dalam persamaan

model regresi terjadi kesamaan varians dari residual pengamatan yang

dilakukan dengan pengamatan lain. apabila varians dari residual yang

dihasilkan oleh suatu pengamatan dan pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas, sedangkan apabila variansnya berbeda, maka

disebut heteroskedastisitas. Untuk menentukan terjadi atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot,

Page 40: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

25

apabila titik-titik pada grafik menyebar dan menjauhi garis nol maka dapat

dikatakan model regresi tersebut memiliki sifat homoskedastisitas dan

tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Gujarati (2006), regresi linear berganda merupakan

regresi yang memiliki lebih dari satu variabel bebas yang menjelaskan

variabel tidak bebas. Regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas

dalam model regresi. Dalam penelitian ini, model regresi yang dibentuk

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Variabel Kualitas Produk

X2 = Variabel Kewajaran Harga

X3 = Variabel Kualitas Pelayanan

e = Error

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau yang dinotasikan dengan R2

merupakan persentase yang menyatakan variasi variabel tak bebas atau

terikat (Y) yang mampu dijelaskan oleh variabel penjelas atau variabel

bebas (X). Dengan kata lain, R2 dapat memberikan informasi mengenai

seberapa cocok garis regresi yang ditaksir (Gujarati, 2006).

Page 41: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

26

5. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Setiawan dan Kusrini (2010), Uji F digunakan untuk

mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh signifikan secara

serentak terhadap model atau tidak. Dalam uji F terdapat 2 hipotesis

pengujian, yaitu :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0

H1 : minimal terdapat satu βj ≠ 0, j = 1,2,3..., p (p adalah jumlah parameter yang ada dalam model regresi)

Untuk menjawab hipotesis tersebut Fhitung dibandingkan dengan

Ftabel (F - (v1, v2)) dengan v1 = p dan v2 = n - p - 1 dengan permintaan

signifikansi yang digunakan sebesar . Jika nilai Fhitung > F tabel maka

H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya variabel bebas memiliki

pengaruh yang signifikan secara serentak terhadap variabel terikat. Jika

Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang artinya variabel

bebas secara serentak berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

terikat.

6. Uji Parsial (Uji t)

Menurut Setiawan dan Kusrini (2010), Uji t merupakan pengujian

individu yang digunakan untuk menguji apakah nilai koefisien regresi

berpengaruh secara signifikan atau tidak. Dalam uji t terdapat 2 hipotesis

pengujian, yaitu :

H0 : β1 = 0

H1 : β1 ≠ 0, i = 1,2,3..., k

Untuk menjawab hipotesis tersebut t hitung dibandingkan dengan

nilai ttabel (t(α/2.n-k-1). Jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima, yang artinya bahwa variabel independen ke i memiliki pengaruh

yang signifikan secara serentak terhadap variabel dependen. Jika t hitung

Page 42: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

27

< ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang artinya variabel

independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.2 Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif,

dimana data Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh

Sugiyono (2012: 8) yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai respon

konsumen Pokdakan Wahana Sentosa mengenai pengalaman mereka dalam

membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.

Page 43: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

2

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Pokdakan Wahana Sentosa

Pokdakan Wahana Sentosa adalah salah satu Pokdakan terbesar yang

ada di Kota Probolinggo. Pokdakan tersebut berdiri pada tahun 2006 yang

didirikan oleh Bapak Bambang Budi Hartono selaku pemilik usaha tersebut.

Pokdakan Wahana Sentosa terletak di Jalan Sunan Bonang No 17 Kelurahan

Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.

Pokdakan tersebut memiliki luas tanah ± 540 m² yang telah terbagi menjadi 1

ruang penyimpan alat dan pakan, 1 ruang untuk tempat tinggal karyawan dan 17

kolam yang terdiri dari 9 kolam dengan ukuran sedang dan 8 kolam dengan

ukuran besar.

Pokdakan Wahana Sentosa berada pada posisi yang strategis karena

berada di tengah-tengah Kota Probolinggo dan tidak jauh dari pasar. Terdapat

dua pasar yang tidak jauh dari Pokdakan Wahana Sentosa yaitu Pasar

Kempieng dan Pasar Wonoasih. Pasar Kempieng berjarak 2 km sebelah utara

dari Pokdakan Wahana Sentosa, sedangkan Pasar Wonoasih berjarak 3 km

sebelah selatan dari Pokdakan Wahana Sentosa. Kondisi jalan untuk menuju ke

lokasi Pokdakan Wahana Sentosa yaitu berupa batu paping karena lokasinya

berada di dalam gang dengan ukuran lebar jalan 3-4 meter.

Kepengurusan Pokdakan Wahana Sentosa beberapa kali mengalami

pergantian. Pembentukan struktur organisasi di Pokdakan Wahana Sentosa

berdasarkan pada sistem kekeluargaan dan kemampuan yang dimiliki oleh

sumberdaya manusia. Hal ini diharapkan dapat mempermudah pokdakan dalam

mencapai tujuan, mengingat usaha ini masih dalam kategori usaha skala kecil

menengah. Selain itu dalam pelaksanaan manajemen organisasi yang baik

diperlukan hubungan yang baik antara pemilik usaha dan karyawan.

Page 44: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

29

Pada tahun 2011 UKM Wahana Sentosa bukan hanya sebagai

pembudidaya ikan lele saja akan tetapi juga mencoba untuk mengolah hasil

budidaya tersebut menjadi olahan ikan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya ikan

lele yang over size dan kurang diminati oleh para konsumen, sehingga muncul

ide untuk mengolah ikan lele yang over size menjadi olahan bakso ikan sekaligus

untuk meningkatkan nilai jual dari ikan lele tersebut.

Selain itu, Pokdakan Wahana Sentosa juga memiliki visi dan misi dalam

menjalankan usahanya, yaitu: Visi dari Pokdakan Wahana Sentosa adalah

terwujudnya masyarakat mandiri dan sejahtera melalui sektor budidaya ikan air

tawar. Sehingga Pokdakan Wahana Sentosa akan menjadi penggerak

pembaharuan dalam ruang lingkup perikanan air tawar sebagai dasar penunjang

ekonomi kerakyatan. Selain itu diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang

memiliki kemampuan, potensi dan siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan

bangsa dan negara.

Misi Pokdakan Wahana Sentosa yakni peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam dalam

pemenuhan hajat hidup. Kemudian pengembangan organisasi dan manajemen

bagi kesejahteraan anggota serta timbal baliknya terhadap masyarakat serta

melakukan kemitraan usaha antar pembudidaya ikan dengan pemerintah.

4.2 Karakteristik Responden

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang gambaran responden

untuk mendukung dan melengkapi hasil analisis data. Responden dalam

penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli ikan lele di Pokdakan

Wahana Sentosa. Jumlah responden sebanyak 41 orang yang dikelompokan

berdasarkan asal daerah, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, status

pernikahan, pekerjaan dan jumlah pendapatan.

Page 45: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

30

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah

No. Asal Daerah (Kelurahan) Ju

mlah Responden

Perse (Orang)

ntase (%)

1. Jrebeng Wetan 16 39

2. Jrebeng Kulon 9 22 3. Jrebeng Kidul 3 7,3 4. Jrebeng Lor 3 7,3 5. Pilang 3 7,3 6. Mayangan 3 7,3 7. Kareng Lor 1 2,4

8. Sukabumi 3 7,3

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan asal

daerah yaitu kelurahan Jrebeng Wetan dengan jumlah responden sebanyak 16

orang dengan persentase 39%, kelurahan Jrebeng Kulon sebanyak 9 orang

dengan persentase 22%, kelurahan Jrebeng Kidul, Jrebeng Lor, Pilang,

Mayangan dan Sukabumi masing-masing berjumlah 3 responden dengan

persentase 7,3% sedangkan jumlah responden berasal dari daerah Kareng Lor

berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%. Jadi dapat disimpulkan bahwa

jumlah responden terbanyak berasal dari kelurahan Jrebeng Wetan dan

responden terendah berasal dari Kareng Lor berjumlah 1 orang dengan

persentase 2,4%.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1. Perempuan 26 63,4 2. Laki-laki 15 36,6

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis

kelamin yaitu perempuan sebanyak 26 orang dengan persentase 63,4%

sedangkan responden jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang dengan

persentase 36,6%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak

Page 46: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

31

yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 26 orang dengan

persentase 63,4%.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jum lah Responden (Orang) Pers entase (%) 1. 17-20 1 2,4 2. 21-30 22 53,7 3. 31-40 18 43,9 4. 41-50 0 0

5. >50 0 0

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan usia

yaitu usia 17-20 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%, usia 21-30

tahun berjumlah 22 orang dengan persentase 53,7%, usia 31-40 tahun berjumlah

18 orang dengan persentase 43,9%, sedangkan pada usia >40 tahun tidak

terdapat responden. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak

yaitu responden berusia kisaran 21-30 tahun sebanyak 22 orang dengan

persentase 53,7%, sedangkan jumlah responden terkecil berada pada kisaran

umur 17-20 tahun berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

No. Status Pernikahan Jumlah Responden

(orang)

Persentase (%)

1. Belum menikah 10 24,4 2. Sudah menikah sudah punya

anak 3. Sudah menikah belum punya

anak

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

27 65,9

4 9,8

Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan status

pernikahan yaitu belum menikah berjumlah 10 orang dengan persentase 24,4%,

sudah menikah sudah punya anak berjumlah 27 orang dengan persentase

65,9%, dan sudah menikah belum punya anak berjumlah 4 orang dengan

persentase 9,8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak

Page 47: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

32

yaitu responden dengan status pernikahan sudah menikah dan sudah punya

anak sebanyak 27 orang dengan persentase 65,9%, sedangkan jumlah

responden terkecil yaitu responden dengan status pernikahan sudah menikah

tetapi belum punya anak berjumlah 4 orang dengan persentase 9,8%.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 1. SD 0 0 2. SMP 0 0 3. SMA 32 78

4. Sarjana 9 22

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan

pendidikan terakhir yaitu SD dan SMP berjumlah 0 orang, SMA berjumlah 32

orang dengan persentase 78%, dan Sarjana berjumlah 9 orang dengan

persentase 22%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak

yaitu responden yang telah menempuh pendidikan terakhir SMA sebanyak 32

orang dengan persentase 78%, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu

responden yang telah menempuh pendidikan terakhir sarjana berjumlah 9 orang

dengan persentase 22%.

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah Res ponden (orang) Pers entase (%) 1. Pelajar/Mahasiswa/i 3 7,3 2. PNS 4 9,8 3. Pegawai Swasta 11 26,8 4. Wirausaha/Pengusaha 10 24,4 5. Ibu Rumah Tangga 13 31,7

6. TNI/POLRI 0 0

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan

pekerjaan yaitu pelajar/mahasiswa berjumlah 3 orang dengan persentase 7,3%,

PNS berjumlah 4 orang dengan persentase 9,8%, pegawai swasta berjumlah 11

Page 48: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

33

orang dengan persentase 26,8%, wirausaha/pengusaha berjumlah 10 orang

dengan persentase 24,4%, ibu rumah tangga berjumlah 13 orang dengan

persentase 31,7%, sedangkan TNI/POLRI tidak terdapat responden. Jadi dapat

disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu responden dengan

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 13 orang dengan persentase

31,7%, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu responden dengan pekerjaan

sebagai pelajar/mahasiswa berjumlah 3 orang dengan persentase 7,3%.

4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan

No. Jumlah Pendapatan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

1. <2.500.000 25 61 2. 2.500.000-4.000.000 15 36,6 3. >4.000.000 1 2,4

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jumlah

pendapatannya yaitu pendapatan <2.500.000 berjumlah 25 orang dengan

persentase 61%, pendapatan 2.500.000-4.000.000 berjumlah 15 orang dengan

persentase 36,6%, dan pendapatan >4.000.000 berjumlah 1 orang dengan

persentase 2,4%. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak

yaitu responden dengan jumlah pendapatan <2.500.000 sebanyak 25 orang

dengan persentase 61%, sedangkan jumlah responden terkecil yaitu dengan

jumlah pendapatan >4.000.000 berjumlah 1 orang dengan persentase 2,4%.

4.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan statistik yang memiliki fungsi memberi

gambaran atau mendeskripsikan obyek yang sedang diteliti melalui data yang

diperoleh dari sampel atau responden yang memenuhi kriteria sebagaimana

adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum (Sugiyono, 2017). Analisis deskriptif penelitian ini membahas tentang

Page 49: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

34

jawaban responden yang diperoleh dari hasil kuesioner online dimana setiap

responden diwajibkan untuk menjawab seluruh pertanyaan yang terdapat pada

kuesioner. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data kuesioner dari 41

responden yang kemudian diolah lebih lanjut untuk mempermudah pemahaman.

Hasil distribusi dari jawaban responden dijelaskan dalam bentuk frekuensi jumlah

angka presentasi, rata-rata per item, dan per variabel. Pengukuran diberikan

dengan rentang jawaban menggunakan skala likert pada skala 1-5 dengan 1

(sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (cukup setuju), 4 (setuju), 5 (sangat

setuju). Melalui perhitungan ini peneliti akan mendapatkan gambaran tentang

sampel secara garis besar sehingga dapat mendekati kebenaran populasi.

Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bantuan software

statistik. Untuk menentukan kriteria jawaban responden diperlukan interpretasi

skor nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 12. Interpretasi Rata-rata Jawaban Responden

Interval rata-rata Keterangan

1,0 – 1,8 Sangat Rendah / Sangat Jelek 1,8> – 2,6 Rendah / Jelek

2,6> – 3,4 Sedang 3,4> – 4,2 Tinggi / Baik 4,2 – 5 Sangat Tinggi / Sangat Baik

Sumber: Solimun et al., (2017)

4.3.1 Variabel Kualitas Produk

Variabel Kualitas Produk (X1) diukur dengan menggunakan empat

indikator yaitu kesegaran, kesehatan, rasa, penyajian produk. Berdasarkan tabel

di bawah ini dapat diuraikan masing-masing indikator dari variabel kualitas

produk adalah sebagai berikut.

Tabel 13. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor

pada Variabel Kualitas Produk (X1) Jawa ban Re spo nden Rata-

Indikator 1 2 3 4 5 rata F % F % F % F % F % Skor

Kesegaran 1 2,4 0 0 4 9,8 31 75,6 5 12,2 3,95

Kesehatan 1 2,4 0 0 2 4,9 31 75,6 7 17,1 4,04 Rasa 1 2,4 0 0 3 7,3 28 68,3 9 22 4,07

Page 50: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

35

(Lanjutan tabel 14. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata- rata skor pada Variabel Kualitas Produk (X1))

Jawaban Re spo nden Rata-

Indikator 1 2 3 4 5 rata F % F % F % F % F % Skor

Penyajian 1 2,4 0 0 0 0 22 53,7 18 43,9 4,36

Rata-Rata Variabel Kualitas Produk 4,10

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa untuk indikator

kesegaran(X1.1) sebanyak 5 responden (12,2%) yang menyatakan sangat

setuju, sebanyak 31 responden (75,6%) menyatakan setuju, sebanyak 4

responden (9,8%%) menyatakan tidak tahu, dan 1 responden (2,4%)

menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang menyatakan tidak

setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan

setuju bahwa ikan lele yang dijual di Pokdakan Wahana Sentosa terjamin tingkat

kesegarannya. Rata-rata skor untuk indikator perasaan menyenangkan sebesar

3,95 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan

dapat dipertahankan dengan tetap menjaga tingkat kesegaran ikan lele yang

dijual.

Untuk indikator kesehatan (X1.2) sebanyak 7 responden (17,1%)

menyatakan sangat setuju, sebanyak 31 responden (75,6%) menyatakan setuju,

dan sebanyak 2 responden (4,9%) menyatakan tidak tau. Sedangkan responden

yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden (2,4%)

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar

responden menyatakan setuju bahwa tingkat kesehatan ikan lele yang ada di

Pokdakan Wahana Sentosa masih terjamin. Rata-rata skor untuk indikator ini

sebesar 4,04 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik

dan dapat dipertahankan dengan tetap menjaga tingkat kesehatan ikan agar

memiliki kandungan gizi untuk para kosumen.

Page 51: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

36

Untuk indikator Rasa (X1.3) sebanyak 9 responden (22%) menyatakan

sangat setuju, sebanyak 28 responden (68,3%) menyatakan setuju, dan

sebanyak 3 responden (7,3%) menyatakan tidak tau. Sedangkan responden

yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden (2,4%)

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar

responden menyatakan setuju bahwa rasa ikan lele yang ada di Pokdakan

Wahana Sentosa gurih saat dimasak. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar

4,07 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan

dapat dipertahankan dengan tetap menjaga kualitas ikan agar memiliki rasa yang

gurih saat dikonsumsi.

Untuk indikator penyajian (X1.4) sebanyak 18 responden (43,9%)

menyatakan sangat setuju, sebanyak 22 responden (53,7%) menyatakan setuju,

dan sebanyak 1 responden (2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan

responden yang menyatakan tidak tau dan tidak setuju tidak ada. Dengan

demikian maka sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa penyajian

ikan lele yang ada di Pokdakan Wahana Sentosa sesuai dengan permintaan

konsumen. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar 4,36 yang berarti sangat

tinggi/sangat baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah sangat baik dan harus

dipertahankan dengan tetap menyajikan ikan lele sesuai dengan permintaan

konsumen.

Kualitas produk dalam penelitian ini maksudnya adalah kualitas yang

dirasakan pada "penilaian konsumen tentang keunggulan sebuah produk atau

keunggulan keseluruhan". Teori pemanfaatan isyarat berpendapat bahwa

konsumen menggunakan isyarat intrinsik dan ekstrinsik untuk menyimpulkan

kualitas produk tertentu (Olson dan Jacoby, 1972). Untuk produk makanan,

isyarat kualitas intrinsik meliputi penampilan, warna, bentuk, dan struktur yang

tidak dapat dimodifikasi tanpa memodifikasi sifat fisik suatu produk (Ophuis dan

Page 52: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

37

Trijp, 1995). Selanjutnya, Namkung dan Jang (2010) berpendapat bahwa

indikator kualitas produk termasuk kesegaran, kesehatan, rasa dan penyajian

produk.

Hasil analisis terhadap 4 (empat) indikator variabel kualitas produk pada

penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak pada

indikator penyajian lalu dilanjutkan rasa, kesehatan dan kesegaran.

Skor tertinggi terletak pada indikator penyajian sebesar 4,36 yang dimana

skor ini masuk kategori sangat tinggi / sangat baik dan dapat dipertahankan

dengan selalu memberikan pelayanan yang prima, namun dapat lebih

ditingkatkan lagi mengingat skor ini tipis berada dikategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa kualitas produk yang diterima oleh konsumen pada

indikator penyajian ikan lele adalah sangat baik. Penyajian yang diberikan oleh

Pokdakan Sentosa kepada konsumen dapat berupa ikan yang masih hidup

maupun ikan yang sudah dipotong sesuai dengan permintaan konsumen.

Sedangkan skor terendah untuk indikator kesegaran sebesar 3,95 yang

dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan

dengan menjaga tingkat kesegaran ikan, namun juga masih perlu ditingkatkan

dengan meminimalisir luka yang ada pada tubuh ikan agar ikan terlihat segar.

Dalam konteks persaingan maka semua indikator selayaknya mendapatkan skor

yang sangat tinggi atau sangat baik sehingga akan selalu mendapatkan respon

positif dari para konsumen.

Skor rata-rata untuk variabel Kualitas Produk ini adalah 4,10 yang berarti

tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel

Kualitas Produk adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan

ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para

konsumen.

Page 53: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

38

1 2 3 4 5

Penelitian Kualitas Produk jika dihubungkan dengan persepsi konsumen

Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan penilaian yang baik pada variabel Kualitas Produk untuk semua

kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi

responden pada Kualitas Produk ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa adalah

sangat baik.

4.3.2 Variabel Kewajaran Harga

Variabel Kewajaran Harga (X2) diukur dengan menggunakan tiga

indikator yaitu keterjangkauan harga, kesesuaian harga, dan daya saing harga.

Berdasarkan tabel di bawah ini dapat diuraikan masing-masing indikator dari

variabel kewajaran harga adalah sebagai berikut.

Tabel 15. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor pada Variabel Kewajaran Harga (X2)

Jawaban Responden

Indikator Rata-rata

Skor

Rata-Rata Variabel Kewajaran Harga 3,98

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa untuk indikator

keterjangkauan harga (X2.1) sebanyak 6 responden (14,6%) yang menyatakan

sangat setuju, sebanyak 29 responden (70,7%) menyatakan setuju, sebanyak 5

responden (12,2%%) menyatakan tidak tahu, dan 1 responden (2,4%)

menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang menyatakan tidak

setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan

setuju bahwa ikan lele yang dijual di Pokdakan Wahana Sentosa memiliki harga

F % F % F % F % F %

Keterjangkauan 1

harga 2,4 0 0 5 12,2 29 70,7 6 14,6 3,95

Kesesuaian 1 harga 2,4 0 0 5 12,2 28 68,3 7 17,1 3,97

Daya saing 1

harga 2,4 0 0 3 7,3 29 70,7 8 19,5 4,04

Page 54: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

39

yang terjangkau. Rata-rata skor untuk indikator keterjangkauan harga sebesar

3,95 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan

dapat dipertahankan dengan tetap memberikan harga yang terjangkau untuk

para konsumennya.

Untuk indikator kesesuaian harga (X2.2) sebanyak 7 responden (17,1%)

menyatakan sangat setuju, sebanyak 28 responden (68,3%) menyatakan setuju,

dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau. Sedangkan

responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden

(2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar

responden menyatakan setuju bahwa harga ikan lele yang ada di Pokdakan

Wahana Sentosa sesuai dengan harga ikan lele pada umumnya. Rata-rata skor

untuk indikator ini sebesar 3,97 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada

indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan tetap menyesuaikan

harga ikan lele dengan harga ikan di pasar.

Untuk indikator daya saing harga (X2.3) sebanyak 8 responden (19,5%)

menyatakan sangat setuju, sebanyak 29 responden (70,7%) menyatakan setuju,

dan sebanyak 3 responden (7,3%) menyatakan tidak tau. Sedangkan responden

yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden (2,4%)

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar

responden menyatakan setuju bahwa harga ikan lele yang ada di Pokdakan

Wahana Sentosa memiliki harga yang lebih murah daripadaharga ikan lele di

pasar. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar 4,04 yang berarti tinggi/baik.

Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan

tetap memberikan harga yang lebih murah daripada harga ikan di pasar.

Kewajaran harga pada penelitian ini dikonseptualisasikan sebagai

“penilaian dan emosi konsumen terkait apakah perbedaan antara harga ikan lele

di Pokdakan Wahana Sentosa dengan harga ikan lele dari pihak lain komparatif

Page 55: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

40

masuk akal, dapat diterima, atau dapat dibenarkan”. Kewajaran harga muncul

sebagai "perasaan subjektif konsumen tentang harga sebagai benar, adil, atau

sah versus salah, tidak adil, atau tidak sah" (Campbell, 2007).

Hasil analisis terhadap 3 (tiga) indikator variabel Kewajaran Harga pada

penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak pada

indikator daya saing harga lalu dilanjutkan kesesuaian harga dan

keterjangkauan harga.

Skor tertinggi terletak pada indikator daya saing harga sebesar 4,04 yang

dimana skor ini masuk kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan dengan

memberikan harga yang lebih murah dari harga pasar, dan dapat lebih

ditingkatkan lagi mengingat skor ini berada dikategori baik. Hal ini menunjukkan

bahwa kewajaran harga yang diterima oleh konsumen pada indikator daya saing

harga ikan lele adalah baik. Daya saing harga yang diberikan oleh Pokdakan

Sentosa kepada konsumen termasuk harga yang lebih murah dari harga pasar.

Skor terendah untuk indikator keterjangkauan harga sebesar 3,95,

dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan

dengan mempertahankan harga ikan agar terjangkau untuk konsumen, namun

juga masih perlu ditingkatkan dengan cara meminimalisir modal produksi

sehingga dapat menekan nilai jual ikan lele agar harga tetap terjangkau. Dalam

konteks persaingan maka semua indikator selayaknya mendapatkan skor yang

sangat tinggi atau sangat baik sehingga akan selalu mendapatkan respon positif

dari para konsumen.

Skor rata-rata untuk variabel kewajaran harga adalah 3,98 yang berarti

tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel

kewajaran harga adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan

ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para

konsumen.

Page 56: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

41

Penelitian kewajaran harga jika dihubungkan dengan persepsi konsumen

Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan penilaian yang baik pada variabel kewajaran harga untuk semua

kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi

responden terhadap kewajaran harga di Pokdakan Wahana Sentosa adalah baik.

4.3.3 Variabel Kualitas Pelayanan

Variabel Kualitas Pelayanan (X3) diukur dengan menggunakan dua

indikator yaitu kualitas interaksi dan kualitas keluaran. Berdasarkan tabel di

bawah ini dapat diuraikan masing-masing indikator dari variabel kewajaran harga

adalah sebagai berikut.

Tabel 16. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor

pada Variabel Kualitas Pelayanan (X3)

Jawaban Responden Rata- Indikator 1 2 3 4 5 rata

F % F % F % F % F % Skor

Kualitas

Interaksi Kualitas

1

1

2,4

2,4

0

0

0

0

0

5

0

12,2

29

30

70,7

73,2

11

5

26,8

12,2

4,19

3,92

Keluaran

Rata-Rata Variabel Kualitas Pelayanan 4,05

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kualitas

interaksi (X3.1) sebanyak 11 responden (26,8%) yang menyatakan sangat

setuju, sebanyak 29 responden (70,7%) menyatakan setuju, dan 1 responden

(2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang

menyatakan tidak tahu dan tidak setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian

besar responden menyatakan setuju bahwa kualitas interaksi pegawai yang

bekerja di Pokdakan Wahana Sentosa baik dan melayani sesuai dengan

permintaan konsumen. Rata-rata skor untuk indikator perasaan menyenangkan

sebesar 4,19 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik

Page 57: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

42

dan dapat dipertahankan dengan tetap menjaga kualitas interaksi dengan cara

melayani konsumen sesuai dengan permintaan konsumen.

Untuk indikator kualitas keluaran (X3.2) sebanyak 5 responden (12,2%)

menyatakan sangat setuju, sebanyak 30 responden (73,2%) menyatakan setuju,

dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau. Sedangkan

responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1 responden

(2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka sebagian besar

responden menyatakan setuju bahwa pegawai yg bekerja di Pokdakan Wahana

Sentosa bekerja dengan cekatan. Rata-rata skor untuk indikator ini sebesar 3,92

yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan dapat

dipertahankan dengan cara tetap melayani konsumen dengan cepat dan tepat.

Kualitas Pelayanan pada penelitian ini adalah kualitas yang dirasakan

oleh konsumen terkait pelayanan yang diberikan Pokdakan Wahana Sentosa

baik dari segi kecepatan maupun ketepatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ryu

dan Han (2012) yang menyatakan bahwa kombinasi aspek tangible dan

intangible yang tepat akan menghasilkan persepsi layanan yang berkualitas dan

mengarah pada kepuasan konsumen.

Hasil analisis terhadap 2 (dua) indikator variabel Kualitas Pelayanan pada

penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak pada

indikator kualitas interaksi lalu dilanjutkan oleh kualitas keluaran.

Skor tertinggi terletak pada indikator kualiatas interaksi sebesar 4,19

dimana skor ini masuk kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan dan lebih

ditingkatkan lagi dengan memberikan pelayanan yang cermat dan tanggap

dalam melayani permintaan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa Kualitas

Interaksi yang diberikan oleh Pokdakan Wahana Sentosa kepada konsumen

termasuk dalam kategori baik.

Page 58: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

43

Sedangkan skor terendah untuk indikator kualitas keluaran sebesar 3,952

dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat dipertahankan

dengan memberikan pelayanan yang cepat dan cekatan dalam melayani

permintaan konsumen. Dalam konteks persaingan maka semua indikator

selayaknya mendapatkan skor yang sangat tinggi atau sangat baik sehingga

akan selalu mendapatkan respon positif dari para konsumen.

Skor rata-rata untuk variabel kualitas pelayanan adalah 4,05 yang berarti

tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel

kualitas pelayanan adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan

ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para

konsumen.

Penelitian kualitas pelayanan jika dihubungkan dengan persepsi

konsumen Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memberikan penilaian yang baik pada variabel kualitas pelayanan

untuk semua kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan

terakhir, pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan bahwa

persepsi responden pada kewajaran harga jual ikan lele di Pokdakan Wahana

Sentosa adalah baik.

4.3.4 Variabel Kepuasan Konsumen

Variabel Kepuasan Konsumen (Y) diukur dengan menggunakan tiga

indikator yaitu kepuasan pembelian, kepuasan pemilihan tempat, dan kepuasan

keputusan. Berdasarkan tabel di bawah ini dapat diuraikan masing-masing

indikator dari variabel kepuasan konsumen adalah sebagai berikut.

Page 59: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

44

Tabel 17. Distribusi persepsi responden terhadap indikator pernyataan dan rata-rata skor pada Variabel Kepuasan konsumen (Y)

Jawa ban Re spon den Rata-

Indikator 1 2 3 4 5 rata

F % F % F % F % F % Skor Kepuasan 1 2,4 0 0 4 9,8 30 73,2 6 14,6 3,97 Pembelian

Kepuasan 1 2,4 0 0 5 12,2 28 68,3 7 17,1 3,97 Pemilihan

Tempat

Kepuasan 1 2,4 0 0 5 12,2 29 70,7 6 14,6 3,95

Keputusan

Rata-Rata Variabel Kepuasan Konsumen 3,96

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa untuk indikator kepuasan

pembelian (Y1.1) sebanyak 6 responden (14,6%) yang menyatakan sangat

setuju, sebanyak 30 responden (73,2%) menyatakan setuju, sebanyak 4

responden (9,8%%) menyatakan tidak tahu, dan 1 responden (2,4%)

menyatakan sangat tidak setuju. Sedangkan responden yang menyatakan tidak

setuju tidak ada. Dengan demikian sebagian besar responden menyatakan

setuju bahwa mereka puas ketika membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.

Rata-rata skor untuk indikator perasaan menyenangkan sebesar 3,97 yang

berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada indikator ini sudah baik dan dapat

dipertahankan dengan cara tetap konsisten dalam memperlakukan konsumen

agar mampu mendapatkan kepuasan konsumen.

Untuk indikator kepuasan pemilihan tempat (Y1.2) sebanyak 7 responden

(17,1%) menyatakan sangat setuju, sebanyak 28 responden (68,3%)

menyatakan setuju, dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau.

Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1

responden (2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka

sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa Pokdakan Wahana

Sentosa merupakan tempat yang tepat untuk membeli ikan lele. Rata-rata skor

untuk indikator ini sebesar 3,97 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor pada

indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan cara tetap konsisten

Page 60: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

45

dalam memperlakukan konsumen agar mampu mendapatkan kepuasan

konsumen.

Untuk indikator kepuasan keputusan (X4.3) sebanyak 6 responden

(14,6%) menyatakan sangat setuju, sebanyak 29 responden (70,7%)

menyatakan setuju, dan sebanyak 5 responden (12,2%) menyatakan tidak tau.

Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju tidak ada, dan sebanyak 1

responden (2,4%) menyatakan sangat tidak setuju. Dengan demikian maka

sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa keputusan mereka untuk

membeli ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa adalah pilihan yang tepat. Rata-

rata skor untuk indikator ini sebesar 3,95 yang berarti tinggi/baik. Rata-rata skor

pada indikator ini sudah baik dan dapat dipertahankan dengan cara tetap

konsisten dalam memperlakukan konsumen agar mampu mendapatkan

kepuasan konsumen.

Kepuasan konsumen pada penelitian ini adalah kondisi psikologis dan

emosional konsumen yang dihasilkan setelah membeli ikan lele di Pokdakan

Wahana Sentosa. Sejalan dengan definisi ini, ketika harapan konsumen

terpenuhi maka kepuasan akan terjadi dan jika tidak, maka ketidakpuasan akan

terjadi (Namkung dan Jang, 2007). Kepuasan konsumen memiliki dua komponen

yaitu kognitif atau rasional dan afektif atau emosional (Liljander dan Strandvik,

1997 Bigné et al., 2008). Komponen kognitif meliputi evaluasi logis dan rasional

dari produk yang dibeli, sedangkan komponen emosional termasuk emosi seperti

kebahagiaan dan kesenangan yang menghasilkan konfirmasi harapan (Yu dan

Dean, 2001).

Hasil analisis terhadap 3 (tiga) indikator variabel kepuasan konsumen

pada penelitian ini menunjukkan bahwa diperoleh rata-rata skor tertinggi terletak

pada indikator kepuasan pembelian dan kepuasan pemilihan tempat lalu

dilanjutkan kepuasan keputusan.

Page 61: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

46

Skor tertinggi terletak pada indikator kepuasan pembelian dan kepuasan

pemilihan tempat sebesar 3,97, dimana skor ini masuk kategori tinggi / baik.

Kondisi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan cara memperbaiki

segala aspek baik dari segi kualitas produk, kewajaran harga, kualitas pelayanan

maupun memperbaiki fasilitas yang ada agar konsumen nyaman dalam mebeli

ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan yang

dirasakan oleh konsumen pada kepuasan pembelian dan kepuasan penentuan

lokasi di Pokdakan Wahana Sentosa adalah baik.

Sedangkan skor terendah untuk indikator kepuasan keputusan sebesar

3,95, dimana skor ini masih masuk pada kategori tinggi / baik dan dapat

dipertahankan dengan cara memperbaiki fasilitas yang ada agar konsumen

nyaman dalam membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Dalam konteks

persaingan maka semua indikator selayaknya mendapatkan skor yang sangat

tinggi atau sangat baik sehingga akan selalu mendapatkan respon positif dari

para konsumen.

Skor rata-rata untuk variabel kepuasan konsumen adalah 3,96 yang

berarti tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen pada variabel

kepuasan konsumen adalah baik. Oleh karena itu perlu dipertahankan dan

ditingkatkan lagi guna untuk mendapatkan respon yang positif dari para

konsumen.

Penelitian variabel kepuasan konsumen jika dihubungkan dengan

persepsi konsumen Pokdakan Wahana Sentosa menunjukkan bahwa sebagian

besar responden memberikan penilaian yang baik pada variabel kepuasan

konsumen untuk semua kelompok responden berdasarkan jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah penghasilan. Hal ini mengindikasikan

bahwa persepsi responden terhadap kepuasan konsumen di Pokdakan Wahana

Sentosa adalah baik.

Page 62: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

47

4.4 Analisis Statistik Inferensial

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan

menggunakan variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent)

yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan

konsumen ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa. Variabel bebas atau

dependent yang digunakan adalah kepuasan konsumen. Sedangkan untuk

variabel terikat atau independent yang digunakan adalah kualitas produk,

kewajaran harga, dan kualitas pelayanan. Analisis regresi linear berganda

dilakukan dengan menggunakan Software Statistical Program for Social Science

(SPSS) 16 for Windows. Untuk pengujian yang dilakukan yaitu uji validitas dan

reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda , Uji simultan (F),

dan Uji parsial (t).

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk

menentukan valid atau tidaknya sebuah kuesioner (Solimun et al., 2017).

Dalam penelitian ini, cara menguji validitas dengan menggunakan aplikasi

SPSS, dimana jika r hitung > r tabel maka kuesioner dapat dikatakan

valid, tetapi apabila sebaliknya maka kuesioner tidak valid. Nilai R tabel

pada penelitian ini dapat diketahui dengan cara melihat tabel distribusi

Rtabel signifikansi (5%) yaitu N = 41 yang berarti Rtabel memiliki nilai

0.308. Sedangkan jumlah Rhitung dapat diketahui pada tabel di bawah

ini.

Page 63: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

48

Tabel 18. Hasil Uji Validitas

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

Skor_Total Pearson Correlation .890** .876

** .864

** .685

** .874

** .815

** .821

** .797

** .902

** .883

** .840

** .879

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa semua konstruk

memiliki nilai Rhitung lebih besar dari jumlah Rtabel (0,308) Maka dari

hasil di atas dapat disimpulkan bahwa semua angket dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian selanjutnya adalah dengan melihat reliabilitas konstruk

variabel laten yang diukur dengan cronbach’s alpha (CA) dari blok

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X3.1 X3.2 Y1 Y2 Y3 Sk or_Total

X1.1 Pearson Correlation 1 .787** .837

** .598

** .789

** .720

** .694

** .682

** .756

** .703

** .617

** .842

** .890

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X1.2 Pearson Correlation .787

** 1 .718

** .574

** .694

** .777

** .631

** .639

** .771

** .816

** .725

** .747

** .876

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X1.3 Pearson Correlation .837

** .718

** 1 .658

** .794

** .722

** .632

** .583

** .770

** .658

** .626

** .745

** .864

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X1.4 Pearson Correlation .598

** .574

** .658

** 1 .470

** .488

** .593

** .656

** .502

** .414

** .488

** .470

** .685

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .001 .000 .000 .001 .007 .001 .002 .000

X2.1 Pearson Correlation .789

** .694

** .794

** .470

** 1 .781

** .658

** .647

** .768

** .769

** .683

** .799

** .874

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X2.2 Pearson Correlation .720

** .777

** .722

** .488

** .781

** 1 .541

** .620

** .702

** .650

** .571

** .683

** .815

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X2.3 Pearson Correlation .694

** .631

** .632

** .593

** .658

** .541

** 1 .658

** .783

** .723

** .737

** .658

** .821

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X3.1 Pearson Correlation .682

** .639

** .583

** .656

** .647

** .620

** .658

** 1 .676

** .652

** .620

** .647

** .797

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

X3.2 Pearson Correlation .756

** .771

** .770

** .502

** .768

** .702

** .783

** .676

** 1 .844

** .802

** .768

** .902

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y1 Pearson Correlation .703

** .816

** .658

** .414

** .769

** .650

** .723

** .652

** .844

** 1 .901

** .821

** .883

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y2 Pearson Correlation .617

** .725

** .626

** .488

** .683

** .571

** .737

** .620

** .802

** .901

** 1 .732

** .840

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y3 Pearson Correlation .842

** .747

** .745

** .470

** .799

** .683

** .658

** .647

** .768

** .821

** .732

** 1 .879

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Page 64: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

49

indikator yang mengukur konstruk. Menurut Solimun et al., (2017) suatu

kuesioner dikatakan reliabilitas internal konsistensi terpenuhi jika

cronbach’s alpha memiliki nilai > 0,60. Berikut ini merupakan tabel nilai

cronbach’s alpha.

Tabel 19. Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.963 12

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

pengukuran seluruh variabel memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar

dari 0,60. Maka dapat diartikan bahwa seluruh variabel memiliki

reliabilitas yang baik dan terpenuhi.

4.4.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukannya pengujian analisis regresi linear berganda

terhadap hipotesis penelitian, perlu dilakukannya uji asumsi klasik atas data yang

telah diolah agar data tersebut menjadi data yang valid dan tidak bias atau BLUE

(Best Linear Unbias Estimator). Uji asumsi klasik sendiri terdiri dari Uji

Multikolinearitas, Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas. Output dari uji

asumsi klasik dapat dilihat pada Lampiran.

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011), Uji normalitas merupakan pengujian yang

dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi variabel

terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan

salah satunya dengan melihat output grafik P-P Plot di Software

Statistical Program for Social Science (SPSS). Apabila sebaran data

menyebar rata disekitar garis diagonal dan tidak ada yg melenceng jauh,

maka dapat dikatakan data dalam model regresi tersebut lolos asumsi

Page 65: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

50

normalitas. Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-P Plot dan Uji

Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2. P-P Plot Residual

Tabel 20. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 41

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .96168968

Most Extreme Differences Absolute .160

Positive .160

Negative -.146

Kolmogorov-Smirnov Z 1.028

Asymp. Sig. (2-tailed) .242

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa uji normalitas dengan

menggunakan grafik P-P Plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar

secara rata di sekitar garis diagonal sehingga data yang digunakan

Page 66: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

51

berdistribusi secara normal. Pengujian data menggunakan Uji

Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai sebesar 0,242 dapat dikatakan

bahwa data yang digunakan berdistribusi secara normal karena nilai

tersebut lebih dari 0,05. Dalam hal ini maka data yang digunakan dalam

penelitian ini lolos uji normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011), uji multikolinearitas merupakan sebuah

pengujian untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi atau

hubungan yang kuat antara variabel independent (Bebas). Model regresi

yang baik adalah model regresi yang bebas dari terjadinya kasus

multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan cara melihat

nilai Tolerance dan VIF pada output hasil regresi suatu model regresi

dikatakan terjadi multikolinearitas apabila menghasilkan nilai Tolerance ≥

0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 21. Hasil Uji Multikolinearitas

Model Colinearity Statistics

Tolerance VIF

Kualitas Produk (X1) 0,228 4,379 Kewajaran Harga (X2) 0,187 5,358 Kualitas Pelayanan (X3) 0,223 4,493

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan tabel 20, hasil yang diperoleh dari output Tolerance

dan VIF dapat dikatakan bahwa dari tiga variabel independent yaitu

kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan memiliki nilai

Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10 yang berarti

variabel-variabel independent tersebut tidak ada gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian yang dilakukan

untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual

Page 67: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

52

dalam model regresi. Suatu model regresi dikatakan baik apabila tidak

mengalami heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik

scatterplot dari hasil regresi, apabila titik-titik pada scatterplot menyebar

rata di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membetuk

pola tertentu, maka model regresi tersebut tidak terjadi

heteroskedastisitas (Priyatno, 2013).

Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser dan

grafik Scatterplot dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini.

Tabel 22. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardiz ed Coefficients St

andardized Coefficients

T

Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) .320 .744 .430 .670

1 TOTAL_X1 -.003 .091 -.010 -.029 .977

TOTAL_X2 -.180 .131 -.500 -1.372 .178

TOTAL_X3 .315 .181 .581 1.741 .090

Gambar 3. Scatterplot

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan tabel 21 menunjukkan bahwa uji Heteroskedastisitas

dengan menggunakan Uji Glejser menunjukkan bahwa nilai Sig. Variabel

X > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala

Page 68: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

53

Heteroskedastisitas. Berdasarkan grafik Scatterplot, dapat diketahui

bahwa titik-titik pada grafik menyebar rata dan menjauhi garis nol,

sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan memiliki

sifat homoskedastisitas dan lolos uji heteroskedastisitas.

4.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghazali (2011), Koefisien Determinasi digunakan untuk

mengetahui seberapa bagus model yang digunakan untuk menerangkan variasi

dari variabel dependen. Koefisien determinasi mempunyai rentan nilai antara nol

sampai dengan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (mendekati satu)

maka variabel-variabel independen yang digunakan dapat dikatakan mampu

memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi

variasi dari variabel dependen.

Pada penelitian ini, nilai Adjusted R Square digunakan untuk melihat

seberapa besar nilai keragaman yang ada dalam penelitian ini, karena nilai

Adjusted R Square memiliki nilai yang lebih stabil dibanding dengan nilai R2.

Untuk melihat nilai Adjusted R Square yang didapat pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 23. Uji Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .875a .765 .746 1.000 1.503

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan tabel 22, data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil dari

Adjusted R Square sebesar 0.746 yang berarti bahwa kemampuan dari variabel

independen yaitu kualitas produk (X1), kewajaran harga (X2), dan kualitas

pelayanan (X3) dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen yaitu

kepuasan konsumen (Y) sebesar 74,6%, sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang berada diluar model regresi yang digunakan saat ini.

Page 69: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

54

4.4.4 Uji F (simultan)

Menurut Sugiyanto (2009), uji F dilakukan untuk melihat pengaruh

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Pengujuan

ini dilakukan untuk membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Menurut

Ghazali (2011), uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan kedalam model berpengaruh secara simultan atau bersama-sama

terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) dan nilai F berhubungan

dengan erat. Semakin besar nilai koefisien determinasi (R2) maka akan semakin

besar juga nilai F nya. Berikut ini syarat untuk mengetahui apakah semua

variabel bebas yang ada didalam model berpengaruh secara simultan terhadap

variabel terikat. Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, dapat diartikan bahwa

semua variabel bebas secara simultan atau bersama-sama berpengaruh secara

nyata pada variabel terikat.

a. Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, dapat diartikan bahwa semua

variabel bebas berpengaruh tidak nyata pada variabel terikat.

Kemudian langkah selanjutnya membuat hipotesis secara simultan.

Hipotesis secara simultan dalam peneltiian ini adalah sebagai berikut:

a. H0 : Variabel bebas secara simultan berpengaruh tidak signifikan

terhadap variabel terikat.

b. H1 : Variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat

Tabel 24. Hasil Uji F (simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 120.616 3 40.205 40.212 .000a

Residual 36.994 37 1.000

Total 157.610 40

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Page 70: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

55

Berdasarkan tabel 23, hasil perhitungan statistik diperoleh nilai F sebesar

40,212 dengan nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai Ftabel yang diperoleh

Ftabel= F(k;n-k)= F(3;38) = 2,85. Sehingga diperoleh nilai Fhitung (40,212) >

Ftabel (2,85) maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima yang berarti terdapat

pengaruh X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y. Hal tersebut mengartikan

bahwa variabel kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara

simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen.

Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda uji F apabila nilai f hitung

lebih besar dari nilai f tabel (2,85) maka dikatakan signifikan, sehingga hipotesis

4 diterima yang berarti bahwa kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas

pelayanan secara simultan berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan

konsumen, tetapi jika f hitung lebih kecil dari 2,85 maka dikatakan tidak signifikan

atau hipotesis 4 ditolak. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai pengaruh

kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan secara simultan

terhadap kepuasan konsumen nilai f hitung sebesar 40,212 dan nilai signifikansi

5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H4 diterima.

Hasil pada penelitian ini mendukung pada hasil penelitian sebelumnya

Qin dan Prybutok (2009) meneliti aspek-aspek yang memengaruhi kepuasan

pelanggan di restoran cepat saji, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas produk,

nilai yang dirasakan dan kualitas layanan memengaruhi kepuasan konsumen.

Sementara, penelitian Saidani et al (2012) juga menunjukkan bahwa kualitas

produk dan layanan memengaruhi kepuasan pelanggan.

Faktor lain yang mampu menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah

harga produk yang terjangkau. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Consuegra et al. (2007) yang mengatakan hal pertama yang perlu

dipertimbangkan dalam menghubungkan antara harga layanan dan loyalitas

adalah keadilan harga dan penerimaan harga, sehingga nilai yang dirasakan

Page 71: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

56

sesuai dengan harapan pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Virlaite et al. (2009), dapat dibuktikan bahwa ada hubungan erat antara

keadilan harga dan loyalitas konsumen. Chiao dan Bei (2001) juga menemukan

hasil yang serupa, yaitu persepsi keadilan harga memiliki hubungan positif baik

secara langsung maupun tidak langsung.

4.4.5 Uji t (parsial)

Menurut Sugiyanto (2009), uji statistik t digunakan untuk melihat

signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel

terikat, dengan menganggap variabel bebas lainnya konstan. Dalam uji t ini

digunakan hipotesis sebagai berikut:

a. Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima, dapat diartikan bahwa variabel

bebas berpengaruh tidak nyata terhadap variabel terikat.

b. Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak, dapat diartikan bahwa variabel bebas

berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Kemudian langkah selanjut membuat hipotesis secara parsial, hipotesis

secara parsial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. H0 : Variabel bebas secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel terikat.

b. H1 : Variabel bebas secara parsial berpengaruh signifkan terhadap

variabel.

Hasil perhitungan statistik dari nilai uji t dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Page 72: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

57

Tabel 25. Hasil Uji t (parsial)

Model

Unstandardized Coefficients

Coefficientsa

Standardized

Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .155 1.105 .140 .889

TOTAL_X1 .087 .135 .108 .646 .522 .228 4.379

TOTAL_X2 .425 .195 .402 2.178 .036 .187 5.358

TOTAL_X3 .644 .268 .405 2.399 .022 .223 4.493

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah (2020)

Berdasarkan tabel 24, apabila nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima

dan H1 ditolak, sedangkan apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1

diterima. Nilai t tabel yang diperoleh dengan rumus t tabel= t(a/2 ; n-k-1) = t

(0,05/2 ; 41-3-1) = 0,025 ; 37 = 2,026 dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05.

Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel

independent adalah sebagai berikut:

a. Kualitas Produk (X1)

Berdasarkan perhitungan uji statistik t diketahui nilai Sig. untuk

pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,522 > 0,05 dan nilai t hitung

0,646 < t tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang

berarti X1 berpengaruh tidak signifikan terhadap Y. Hasil tersebut

mengartikan bahwa variabel kualitas produk (secara parsial) berpengaruh

tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda apabila nilai t hitung

lebih besar dari t tabel (2,026) maka dikatakan signifikan, sehingga

hipotesis 1 diterima yang berarti bahwa kualitas produk berpengaruh

secara nyata terhadap kepuasan konsumen, tetapi jika t hitung lebih kecil

dari 2,026 maka dikatakan tidak signifikan atau hipotesis 1 ditolak.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai pengaruh Kualitas Produk

Page 73: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

58

terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai t hitung sebesar 0,646

dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H1 ditolak.

Hasil pada penelitian ini bertentangan dengan Teori Stimulus

Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan proses

evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya memengaruhi

respons (Jacoby, 2002). Dari perspektif teori ini, atribut kualitas produk

seperti rasa, bentuk, dan penampilan produk sebagai stimulus dapat

memengaruhi evaluasi internal pelanggan, yang pada gilirannya

meningkatkan kepuasan konsumen dan keinginan mereka untuk kembali

membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian

sebelumnya yang berpendapat bahwa kualitas produk berkontribusi

terhadap kepuasan (Tsiotsou, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh

Kozup et al. (2003) mendukung dampak informasi nutrisi yang

menguntungkan dan klaim kesehatan pada sikap positif terhadap produk

makanan di restoran. Penelitian sebelumnya telah menekankan bahwa

sebagai sumber kepercayaan, konsumen reguler mengevaluasi produk

makanan organik sebagai lebih sehat dan lebih lezat daripada makanan

konvensional (Naspetti dan Raffaele Zanoli, 2014). Selain itu, penelitian

empiris sebelumnya berpendapat bahwa kesehatan yang dirasakan pada

makanan sebagai atribut kualitas dianggap penting untuk kepuasan

konsumen (Kim et al., 2013).

Berdasarkan hasil dari penelitian ini kualitas produk (secara

parsial) berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen yang

berarti responden pada penelitian ini tidak terlalu memperhatikan kualitas

produk ikan lele segar yang terpenting adalah harga murah dan

pelayanan baik karena melihat dari jumlah pendapatan responden

Page 74: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

59

<2.500.000 yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah

golongan menengah ke bawah dan pada dasarnya ikan lele segar yang

dijual di setiap lokasi memiliki kualitas yang sama. Dalam penelitian ini,

kualitas produk diukur menggunakan 4 (empat) indikator. Muatan faktor

pada keempat indikator menunjukkan hasil yang sama, maka keempat

indikator merupakan indikator yang penting dan dapat dikolaborasikan

dalam membentuk variabel kualitas produk. Berdasarkan skor rata-rata

seluruh indikator, Kesegaran memiliki skor rata-rata yang terendah

sehingga perbaikan pada indikator ini menjadi prioritas.

b. Kewajaran Harga (X2)

Berdasarkan perhitungan uji statistik t diketahui nilai Sig. untuk

pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar 0,036 < 0,05 dan nilai t hitung

2,178 > t tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima

yang berarti terdapat pengaruh X2 terhadap Y. Hasil tersebut

mengartikan bahwa variabel kewajaran harga (secara parsial)

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda apabila nilai t hitung

lebih besar dari nilai t tabel (2,026) maka dikatakan signifikan, sehingga

hipotesis 2 diterima yang berarti bahwa kewajaran harga berpengaruh

secara nyata terhadap kepuasan konsumen, tetapi jika t hitung lebih kecil

dari 2,026 maka dikatakan tidak signifikan atau hipotesis 2 ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, nilai pengaruh Kewajaran

Harga terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai t hitung sebesar 2,178

dan nilai signifikansi 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H2 diterima.

Hasil pada penelitian ini merujuk pada teori keadilan. Teori ini

berpendapat bahwa "pihak-pihak yang terlibat dalam pertukaran sosial

membandingkan satu sama lain rasio input mereka ke dalam pertukaran

Page 75: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

60

dengan hasil mereka dari pertukaran" (Bechwati et al., 2009). Fondasi

teoretis lain dari Kewajaran Harga adalah prinsip kepemilikan ganda.

Prinsip ini menyatakan bahwa “dalam transaksi ekonomi, pembeli berhak

atas harga yang adil dan penjual berhak atas laba yang adil” (Haws and

Bearden, 2006, hlm. 304). Berdasarkan prinsip ini, ketika hak satu pihak

diabaikan, timbul persepsi yang tidak adil (Bolton et al., 2003). Selain itu,

ketika harga referensi konsumen di bawah harga eceran, mereka

akhirnya dapat mengevaluasi harga ini sebagai tidak adil (Xia et al.,

2004).

Hasil pada penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya

(Jin et al., 2012; Martín Consuegra et al., 2007; Konuk, 2018). Jika

pelanggan memiliki persepsi tinggi tentang kewajaran harga, maka

kepuasan mereka terhadap restoran makanan organik juga bisa lebih

tinggi. Ini mengungkapkan bahwa menyediakan makanan berkualitas

tinggi sangat penting untuk menciptakan kepuasan konsumen menuju

restoran makanan organik.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kepuasan konsumen

dipengaruhi secara signifikan oleh kewajaran harga sehingga kewajaran

harga memiliki peran penting dalam membentuk persepsi konsumen

Pokdakan Wahana Sentosa. Dalam penelitian ini, kewajaran harga diukur

menggunakan 3 (tiga) indikator. Muatan faktor pada ketiga indikator

menunjukkan hasil yang sama, maka ketiga indikator ini merupakan

indikator yang penting dan dapat dikolaborasikan dalam membentuk

variabel kewajaran harga. Berdasarkan skor rata-rata dari semua

indikator, keterjangkaun harga memiliki skor rata-rata yang terendah

sehingga perbaikan pada indikator ini menjadi prioritas.

Page 76: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

61

c. Kualitas Pelayanan (X3)

Berdasarkan perhitungan uji statistik t diketahui nilai Sig. untuk

pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar 0,022 < 0,05 dan nilai t hitung

2,399 > t tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima

yang berarti terdapat pengaruh X3 terhadap Y. Hasil tersebut

mengartikan bahwa variabel kualitas pelayanan (secara parsial)

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Pada hasil analisis Regresi Linear Berganda apabila nilai t hitung

lebih besar dari nilai t tabel (2,026) maka dikatakan signifikan, sehingga

hipotesis 3 diterima yang berarti bahwa kualitas pelayanan berpengaruh

secara nyata terhadap kepuasan konsumen, tetapi jika t hitung lebih kecil

dari 2,026 maka dikatakan tidak signifikan atau hipotesis 3 ditolak.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai pengaruh Kualitas Pelayanan

terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai t hitung sebesar 2,399 dan

nilai signifikansi 5% atau 0,05 menunjukkan bahwa H3 diterima.

Hasil pada penelitian ini memperluas berlakunya Teori Stimulus

Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan proses

evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya memengaruhi

respons (Jacoby, 2002). Dari perspektif teori ini, atribut kualitas

pelayanan seperti kualitas interaksi dan kualitas keluaran sebagai

stimulus yang dapat memengaruhi evaluasi internal pelanggan, yang

pada gilirannya meningkatkan kepuasan konsumen dan keinginan

mereka untuk kembali membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya milik

Saidani et al (2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan

layanan memengaruhi kepuasan pelanggan. Faktor lain yang mampu

menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah harga produk

Page 77: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

62

yang terjangkau. Qin dan Prybutok (2009) meneliti aspek yang

memengaruhi kepuasan pelanggan di restoran cepat saji, hasilnya

menunjukkan bahwa kualitas makanan, nilai yang dirasakan dan kualitas

layanan memengaruhi kepuasan konsumen.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kepuasan konsumen

dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas pelayanan sehingga kualitas

pelayanan memiliki peran penting dalam membentuk persepsi konsumen

Pokdakan Wahana Sentosa. Dalam penelitian ini, kualitas pelayanan

diukur menggunakan 2 (dua) indikator. Muatan faktor pada kedua

indikator menunjukkan hasil yang sama, maka kedua indikator ini

merupakan indikator yang penting dan dapat dikolaborasikan dalam

membentuk variabel kualitas pelayanan. Berdasarkan skor rata-rata dari

semua indikator, kualitas keluaran memiliki skor rata-rata yang terendah

sehingga perbaikan pada indikator ini menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis dari ke 3 (tiga) jalur yang menghubungkan 4

(empat) variabel dalam penelitian ini, terdapat 3 (tiga) variabel yang berpengaruh

secara signifikan dan 1 (satu) variabel yang berpengaruh tidak signifikan. Ketiga

variabel yang berpengaruh signifikan tersebut ialah (1) Pengaruh kewajaran

harga (secara parsial) terhadap kepuasan konsumen; (2) Pengaruh kualitas

pelayanan (secara parsial) terhadap kepuasan konsumen; dan (3) Pengaruh

kualitas produk, kewajaran harga, dan kualitas pelayanan (secara simultan)

terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan, untuk 1 (satu) variabel yang

berpengaruh tidak signifikan adalah pengaruh kualitas produk (secara parsial)

terhadap kepuasan konsumen. Keempat hubungan tersebut merupakan

hubungan secara langsung.

Page 78: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

63

4.5 Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian

dapat diidentifikasi temuan-temuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Kualitas Produk (secara parsial) berpengaruh tidak signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini bertentangan dengan Teori

Stimulus Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan

proses evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya

memengaruhi respons (Jacoby, 2002). Hasil penelitian ini bertentangan

dengan hasil penelitian sebelumnya yang berpendapat bahwa kualitas

produk berkontribusi terhadap kepuasan (Tsiotsou, 2006).

2. Kewajaran Harga (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Hasil pada penelitian ini merujuk pada teori

keadilan. Teori ini berpendapat bahwa "pihak-pihak yang terlibat dalam

pertukaran sosial membandingkan satu sama lain rasio input mereka ke

dalam pertukaran dengan hasil mereka dari pertukaran" (Bechwati et al.,

2009, p. 2009). Fondasi teoretis lain dari Kewajaran Harga adalah prinsip

kepemilikan ganda. Prinsip ini menyatakan bahwa “dalam transaksi

ekonomi, pembeli berhak atas harga yang adil dan penjual berhak atas

laba yang adil” (Haws and Bearden, 2006). Berdasarkan prinsip ini, ketika

hak satu pihak diabaikan, timbul persepsi yang tidak adil (Bolton et al.,

2003). Selain itu, ketika harga referensi konsumen di bawah harga

eceran, mereka akhirnya dapat mengevaluasi harga ini sebagai tidak adil

(Xia et al., 2004).

3. Kualitas pelayanan (secara parsial) berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Penelitian ini memperluas berlakunya Teori

Stimulus Organism Respon yang menekankan bahwa pengembangan

proses evaluasi internal dipicu oleh stimulus, yang pada gilirannya

Page 79: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

64

memengaruhi respons (Jacoby, 2002). Dari perspektif teori ini, atribut

kualitas pelayanan seperti kualitas interaksi dan kualitas keluaran sebagai

stimulus yang dapat memengaruhi evaluasi internal pelanggan, yang

pada gilirannya meningkatkan kepuasan konsumen dan keinginan

mereka untuk kembali membeli ikan di Pokdakan Wahana Sentosa. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya milik Saidani et al

(2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan layanan

memengaruhi kepuasan pelanggan.

4. Kualitas produk, kewajaran harga dan kualitas pelayanan (secara

simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Hasil pada penelitian ini mendukung pada hasil penelitian sebelumnya

Qin dan Prybutok (2009) meneliti aspek-aspek yang memengaruhi

kepuasan pelanggan di restoran cepat saji, hasilnya menunjukkan bahwa

kualitas makanan, nilai yang dirasakan dan kualitas layanan

memengaruhi kepuasan konsumen. Sementara, penelitian Saidani et al

(2012) juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan layanan

memengaruhi kepuasan pelanggan.

4. 6 Perbedaan Penelitian ini dengan Teori dan Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

serta hasil analisis dan pembahasan, telah ditemukan beberapa perbedaan

antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu : lokasi penelitian dan

objek penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian.

1. Berdasarkan lokasi dan objek penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Konuk, (2019), lokasi penelitian berada di Sakarya, Turkey dengan objek

penelitiannya adalah konsumen restoran makanan organik, Sedangkan

Page 80: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

65

pada penelitian ini berada di Kota Probolinggo, Jawa Timur dengan objek

penelitian konsumen ikan lele segar Pokdakan Wahana Sentosa.

2. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Konuk (2019) dan Brady et al (2001) menggunakan

Metode SEM (Structural Equation Model), sedangkan pada penelitian ini

menggunakan Metode Regresi Linear Berganda.

3. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya Konuk,

(2019) Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen, sedangkan pada penelitian ini kualitas produk (secara parsial)

berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen.

4. 7 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dirancang dengan mengacu pada dukungan teori, kajian

yang logis dan dilakukan sesuai kaidah metode penelitian ilmiah namun tentunya

ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini

dikemukakan sebagai referensi bagi penelitian berikutnya untuk menghasilkan

penelian yang lebih baik. Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pada penelitian ini mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka

penelitian dilakukan dengan bantuan internet sebagai metode untuk

menyebarkan kuesioner online guna untuk mengefisienkan waktu dan biaya

penelitian karena pada saat penelitian dilakukan telah terjadi pandemi

Covid19.

2. Pada penelitian ini memiliki keterbatasan dalam mendapatkan jumlah

responden karena menurunnya jumlah pembeli ikan lele akibat pandemi

Covid19.

Page 81: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

6

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis induktif serta pembahasan hasil analisis

terhadap masing-masing variabel penelitian maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji f dan determinasi menunjukkan bahwa kualitas

produk, kewajaran harga dan kualitas pelayanan secara simultan

(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Determinasi menunjukkan bahwa variasi dari variabel independen yaitu

kualitas produk (X1), kewajaran harga (X2), dan kualitas pelayanan (X3)

mampu menjelaskan variabel dependen yaitu kepuasan konsumen (Y)

sebesar 74,6%. Sedangkan 25,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang berada diluar model regresi yang digunakan saat ini.

2. Hasil uji t menunjukan bahwa kualitas produk (secara parsial)

berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen. Responden

pada penelitian ini tidak terlalu memperhatikan kualitas produk ikan lele

segar yang terpenting adalah harga murah dan pelayanan yang baik.

Dikarenakan mayoritas responden adalah golongan menengah ke bawah

yang memiliki pendapatan rendah. Sedangkan untuk faktor kewajaran

harga dan kualitas pelayanan memiliki hasil berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen. Sehingga hubungan yang dapat

disimpulkan dari variabel tersebut adalah semakin baik kualitas harga dan

pelayanan maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang dirasakan

oleh konsumen.

Page 82: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

67

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti dapat memberikan saran

untuk penelitian selanjutnya dan juga untuk pemilik Pokdakan Wahana Sentosa

dan pemerintah. Saran-saran ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

untuk menentukan keputusan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

5.2.1 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas model penelitian dengan

menambahkan variabel lain yang dapat memengaruhi kepuasan

konsumen atau menambahkan variabel lain yang dihasilkan dari

kepuasan konsumen seperti niat pembelian kembali atau word of mouth

mengingat pada penelitian ini hanya terdapat 3 variabel X dan 1 variabel

Y.

2. Untuk penelitian selanjutnya alangkah baiknya jika dilakukan secara

langsung bertatap muka dengan konsumen agar dapat menggali

informasi yang lebih dalam terkait kepuasan yang dirasakan oleh

konsumen.

5.2.2 Saran untuk Pemilik Pokdakan Wahana Sentosa

1. Dalam menentukan strategi pemasaran, pengelola alangkah baiknya

memperhatikan faktor-faktor (kualitas produk, kewajaran harga dan

kualitas pelayanan) yang menjadi alasan konsumen untuk membeli ikan

di Pokdakan Wahana Sentosa. Berdasarkan hasil pada penelitian ini

pemilik Pokdakan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas

pelayanan serta memberikan harga yang terjangkau kepada konsumen

karena kualitas pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang

berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen Pokdakan

Wahana Sentosa agar para konsumen merasa puas dengan apa yang

Page 83: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

68

telah mereka dapatkan sehingga akan membuat mereka membeli ikan

kembali di Pokdakan Wahana Sentosa.

2. Selain itu, pemilik Pokdakan Wahana Sentosa juga harus selalu

memperhatikan kompetisi pasar dalam menjalankan usahanya, karena

kompetisi pasar juga berpengaruh besar terhadap respon konsumen

dalam menentukan keputusan pembelian.

5.2.3 Saran untuk Pemerintah

1. Sebaiknya pemerintah menyediakan pelatihan khusus untuk masyarakat

yang ingin mendirikan Pokdakan agar mampu menjadi Pokdakan yang

berkualitas baik dari segi produksi maupun pemasaran, sehingga dapat

mengurangi nilai pengangguran dan meningkatkan pendapatan negara.

2. Sebaiknya pemerintah selalu mendukung program yang dibuat oleh

Pokdakan dalam meningkatkan kualitas usahanya dengan cara

memberikan bantuan berupa materi maupun sosialisasi kepada seluruh

Pokdakan yang ada.

Page 84: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

6

DAFTAR PUSTAKA

Adi nugroho. 2015. Pengaruh Kepercayaan Pelanggan, Komitmen Pelanggan, dan Komunikasi Word of Mouth terhadap Loyalitas pelanggan minimarket. Yogyakarta : UNY.

Bagozzi, R.P. 1986. Principles of marketing management. Chicago: Science Research Associates.

Baron dan Byrne. 2008. Psikologi Sosial: Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Basrah Saidani dan Samsul Arifin. 2012. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3 (1).

Basu Swasta, Dharmesta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta.

Bechwati, N.N., Sisodia, R.S., Sheth, J.N. 2009. Developing a model of antecedents to consumers' perceptions and evaluations of price unfairness. J. Bus. Res. 62 (8).

Bei, Lien - Ti. Yu - Ching Chiao. 2001. " Integrated Model for the effects of perceivedproduct, perceived service quality, and perceived price fairness on consumer satisfaction and loyalty". Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behaviour.

Bigne, J., Mattila, A, & Andreu, L. 2008. The Impact of Experiental Consumption Cognitions and Emotions on Behavioral Intentions, Journal of Service Marketing. 22 (4): 303-315.

Bitner MJ. 1990. Evaluating service encounters: the effects of physical surroundings and employee responses. J Mark. 54(2):69-81.

Brady, Cronin, Brand. 2000. Performance-only meansurement of service guality : a replication and extension, Journal of Business Research. 17-31.

Brady, M, K and Robertson, C. J. 2001. Searching for a consensus on the antecedent role of service quality and satisfaction: an exploratory cross-national study. USA. Journal of Bussiness Research 51 53-60.

Brady, M. K., & Robertson, C. J. 2001. Searching for a consensus on the antecedent role of service quality and satisfaction: An exploratory crossnational study. Journal of Business Research. 51(1): 53–60.

Brady, M.K. dan Cronin, J.J. 2001. Some New Thoughts on Conceptualizing Perceived Service Quality: A Hierarchical Approach. The Journal of Marketing 2001; 65(3): 34 – 49.

Campbell, M.C. 2007. Says who?!” How the source of price information and affect influence perceived price (un) fairness. J. Mark. Res. 44 (2): 261–271.

Page 85: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

70

Campbell, N. A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2007. Biologi. Terj. dari Biology, oleh Lestari, R., E. I. M. Adil, N. Anita, Andri, W. F. Wibowo, & W. Manalu. Jakarta: Erlangga.

Consuegra, D., Molina, A., and Esteban, A. 2007. An Integrated Model Of Price, Satisfaction and Loayalty : an Empirical Analysis in Service Sector. Journal of Product & Brand Management. 16 (7): 459-468.

Donovan, R.J. and Rossiter, J.R. 1982. Store atmosphere: an environmental psychology approach. Journal of Retailing. 58 (1): 34-57.

Eroglu S.A., Machleit K.A., Davis, L.M. 2001. Atmospheric qualities of online retailing A conceptual model and implications. Journal of Business Research. 54: 177-184.

Fandy, Tjiptono. 2004. Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi Offset.

Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang:FE UNDIP.

Fernandes, T., Calamote, A. 2016. Unfairness in consumer services: outcomes of differential treatment of new and existing clients. J. Retail. Consum. Serv. 28 36–44.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.

Han, H., Hyun, S.S. 2017. Impact of hotel-restaurant image and quality of physical-environment, service, and food on satisfaction and intention. Int. J. Hosp. Manag. 63 82–92.

Haws, K.L., & Bearden, W.O. 2006.Dynamic pricing and consumer fairness perceptions.Journal of Consumer Research. 33 (3): 304-311.

Huang, Hui-Chun, Chang, Ya-Ting, Yeh, Che-Yi, Liao, Chung-Wei, 2014. Promote the price promotion:The effects of price promotions on customer evaluations in coffee chain stores. Int. J. Contemp. Hosp. Manag. 26 (7): 1065 1082.

Husein, Umar. 2010. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jacoby, J. 2002. Stimulus-organism-response reconsidered: An evolutionary step in modeling (consumer) behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(1): 51-57.

Jin, N., Line, N.D., Merkebu, J. 2016. The effects of image and price fairness: a consideration of delight and loyalty in the waterpark industry. Int. J. Contemp. Hosp. Manag. 28 (9): 1895–1914.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017. Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana Budidaya Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Tahun 2017. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya nomor 53/Per- Djpb/2017.

Page 86: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

71

Kim, S., dan Noh, M. J. 2013. “Determinants influencing consumers' trust and trust performance of social commerce and moderating effect of experience”. Information Technology Journal. 11(10): 1369-1380.

Konuk ,F, A. 2019. The influence of perceived food quality, price fairness, perceived value and satisfaction on customers revisit and word-of- mouth intentions towards organic food restaurants. Turkey. Journal of Retailing and Consumer Services 50, 103-110.

Kotler Philip dan Gary Amstrong. 2010. Principles of Marketing. 13th Edition. Jakarta: Prentice hall.

Kotler, Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P,. dan Amstrong, G. 2008. Marketing An Introduction. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2016. Marketing Management, 15th Edition New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc.

Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Erlangga : Jakarta.

Kotler, Philip. 2006. Manajemen pemasaran, jilid I, Edisi kesebelas, Jakarta, P.T Indeks Gramedia.

Lien-Ti Bei, dan Yu-Ching Chiao. 2001. An Integrated Model For The Effects Of Perceived Product, Perceived Service Quality, And Perceived Price Fairness On Consumer Satisfaction And Loyalty. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behavior. 125-139.

Liljander, V., Strandvik, T. 1997. Emotions in service satisfaction. Int. J. Serv. Ind. Manag. 8 (2): 148–169.

Lupiyoadi dan Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran jasa Edisi kedua. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek. Salemba Empat. Jakarta.

Namin, A. 2017. Revisiting customers’ perception of service quality in fast food restaurants. J. Retail. Consum. Serv. 34 70–81.

Namkung, Y., Jang, S. 2007. Does food quality really matter in restaurants? Its impact on customer satisfaction and behavioral intentions. J. Hosp. Tour. Res. 31 (3): 387–409.

Namkung, Young and SooCheong (Shawn) Jang. 2010. Effect of authentic atmospherics in ethnic restaurants: investigating Chinese restaurants.

Oliver RL. Satisfaction. 1997. A Behavioral Perspective on the Consumer. New York, NY: McGraw-Hill.

Oliver, R.L. 1980. A cognitive model for the antecedents and consequences of satisfaction. J. Mark. Res. 17 (11): 460–469.

Page 87: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

72

Oliver, Riscrd L. 1997. Satisfaction A Behavioral Perspective On The Consumer. McGraw-Hill Education, Singapore.

Olson, J. C. & Jacoby, J. 1972. Cue Utilization in the Quality Perception Process. In Proceedings of the Third Annual Conference of the Association fo Consumer Research,Ed. M. Venkatesan. Iowa City, IA: Association for Consumer Research. (167-169).

Ophuis, P.A.M.O., Trijp, H.C.M.V. 1995. Perceived quality: a market driven and consumer oriented approach. Food Qual. Prefer. 6 177–183.

Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, Yogyakarta, Mediakom.

Qin, H., Prybutok, V.R., Zhao, Q., 2010. Perceived service quality in fast‐food

restaurants: empirical evidence from China. Int. J. Qual. Reliab. Manag. 27 (4): 424–437.

Qin. Hong., Prybutok, Victor. R. 2009. Service quality, customer satisfaction, and behavioral intentions in fast-food restaurants. International Journal of Quality and Service Sciences. 1 (1): 78-95.

Ryu, K., Han, H., Kim, T.H., 2008. The relationships among overall quick-casual restaurant image, perceived value, customer satisfaction, and behavioral intentions. Int. J. Hosp. Manag. 27 (3): 459–469.

Ryu, Lee & Kim. 2012. The influence of the quality of the physical environment, food, and service on restaurant image, customer perceived value, customer satisfaction, and behavioral intentions.

Saidani Basrah dan Samsul Arifin. 2012. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3 (1).

Sherman, E., A. Mathur, and R.B. Smith. 1997. Store environment and consumer purchase behavior: Mediating role of consumer emotions .Psychology & Marketing 14 (4): 361–78.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei ( Editor ), LP3ES, Jakarta

Solimun, Adji A. R. Fernandes, Nurjannah. 2017. Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) Pendekatan WarpPLS. UB Press: Malang.

Sugiyanto. 2009. Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif: Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta.

Page 88: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

73

Teas, R.K., Agarwal, S. 2000. The effects of extrinsic product cues on consumers’ perceptions of quality, sacrifice, and value. J. Acad. Of Mark. Sci 28 (2): 278–290.

Tian-Cole S. And Scott, D. 2004. Examining the Mediating Role of Experience Quality in a Model of Tourist Experiences. Journal of Travel & Tourism Marketing, 16 79-90

Tjiptono Fandy. 2004. Manajemen Jasa, Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi Offset.

Tsiotsou, R. 2006. The role of perceived product quality and overall satisfaction on purchase intentions. Int. J. Consum. Stud. 30 (2): 207–217.

Xia, L., Monroe, K.B., Cox, J.L. 2004. The price is unfair! A conceptual framework of price fairness perceptions. J. Mark. 68 (4): 1–15.

Yu, Y.T., Dean, A. 2001. The contribution of emotional satisfaction to consumer loyalty. Int. J. Serv. Ind. Manag. 12 (3): 234–250.

Zeithaml V A, Bitner M J, Gremler D D. 2009. Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm. McGraw-Hill/Irwin: New York.

Zeithaml, V.A. 1988. Consumer perceptions of price, quality, and value: a means- end model and synthesis of evidence. Journal of Marking 52 2–22.

Zeng, Fue. Hu, Zuohao. Chen, Rong dan Yang, Zhilin. 2009. Determinants of Online Service Satisfaction and Their Impacts On Behavioural Intention. Total Quality Management. 20 (9): 953-969.

Page 89: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

74

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian

Kedai Ola Ole Jl. Sunan Bonang No.17, Jrebeng Wetan, Kec. Kedopak, Kota Probolinggo, Jawa Timur 67231.

Sumber : Google Maps (2020). https://goo.gl/maps/FRedtqr27jXQjdJj9

Page 90: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

75

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian : Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keputusan

Pembelian Ulang Ikan Lele Segar Di Pokdakan “Wahana Sentosa” Kota

Probolinggo, Jawa Timur

Email address :

Nama :

No. Telepon :

Asal Daerah (Alamat rumah, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota) :

Jenis Kelamin :

Laki-laki

Perempuan

Umur (Tahun) :

17-20

21-30

31-40

41-50

>50

Status Pernikahan :

Belum Menikah

Menikah Sudah Punya Anak

Menikah Belum Punya Anak

Pendidikan Terakhir :

SD

SMP

SMA

Sarjana

Pekerjaan :

Pelajar/ Mahasiswa/ i

PNS

Pegawai Swasta

Wirausaha/ Pengusaha

Ibu Rumah Tangga

TNI/ POLRI

Lainnya

Page 91: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

76

(Lanjutan lampiran 2. Kuesioner Penelitian) Jumlah Pendapatan :

<2.500.000

2.500.000 - 4.000.000

<4.000.000

DATA KEPUASAN PELANGGAN (KUALITAS PRODUK)

Keterangan :

(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS = Cukup

Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.

Ikan lele di pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) dalam keadaan segar

sehingga menarik secara visual.

1 2 3 4 5

Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) menawarkan ikan lele yang sehat

sehingga baik untuk kesehatan

1 2 3 4 5

Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) menjual ikan lele yang segar

sehingga memiliki rasa ikan yang lezat

1 2 3 4 5

Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) menyediakan ikan dalam bentuk

segar yaitu masih hidup atau sudah dipotong dan dibersihkan

1 2 3 4 5

DATA KEPUASAN PELANGGAN (KEWAJARAN HARGA)

Keterangan :

(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS = Cukup

Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.

Harga ikan di Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) terjangkau sehingga

memiliki harga yang masuk akal

1 2 3 4 5

Harga ikan di Pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) sangat masuk akal

dan adil sehingga dapat diterima oleh pembeli

1 2 3 4 5

Page 92: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

77

(Lanjutan lampiran 2. Kuesioner Penelitian) Harga ikan di pokdakan wahana sentosa (Bapak Bambang) sesuai dengan

harga ikan di pasar

1 2 3 4 5

DATA KEPUASAN PELANGGAN (KUALITAS PELAYANAN)

Keterangan :

(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS =

Cukup Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.

Karyawan di Pokdakan Wahana Sentosa (Bapak Bambang) siap untuk

melayani konsumen sesuai dengan permintaan konsumen

1 2 3 4 5

Karyawan di Pokdakan Wahana Sentosa (Bapak Bambang) bekerja

dengan cekatan sehingga konsumen tidak harus menunggu lama

1 2 3 4 5

DATA KEPUASAN PELANGGAN (KEPUASAN PELANGGAN)

Keterangan :

(1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) CS =

Cukup Setuju, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju.

Saya puas untuk membeli ikan lele di Pokdakan wahana sentosa

(Bapak Bambang)

1 2 3 4 5

Saya merasa pembelian ikan lele di Pokdakan wahana sentosa

(Bapak Bambang) merupakan pilihan yang tepat

1 2 3 4 5

Saya senang dengan keputusan saya untuk membeli ikan di pokdakan

wahana sentosa (Bapak Bambang)

1 2 3 4 5

Page 93: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

78

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN

KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA”

KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

Oleh :

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020

Page 94: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

79

ARTIKEL SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA” KOTA

PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Oleh:

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050

Telah dipertahankan didepan penguji

pada tanggal 17 Juli 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Zainal Abidin, S.Pi., MP., MBA) NIP. 003 19770221 200212 1 008

Tanggal: 9/21/2020

(Dr. Ir. Edi Susilo, MS) NIP. 19591205 198503 1

Tanggal :9/21/2020

Mengetahui, Ketua Jurusan

Page 95: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

80

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN

KONSUMEN IKAN LELE SEGAR DI POKDAKAN “WAHANA SENTOSA”

KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

Analysis Of Factors That Influence The Consumer Satisfaction Of Fresh Catfish In Wahana Sentosa Fish Culture Group Probolinggo City, East Java

Hubertus Christian Ferdiansyah1, Zainal Abidin2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam membeli ikan lele segar merupakan hal penting bagi pemilik usaha ikan lele dalam meningkatkan jumlah konsumen mereka. Apabila seorang pemilik usaha mampu mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, maka lebih mudah untuk memfokuskan strategi pengelolaan sesuai dengan harapan konsumen, sehingga nantinya jumlah konsumen yang membeli ikan lele dapat mengalami peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen dan faktor yang paling dominan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. Penelitian ini dilaksanakan di Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo pada bulan Juni 2020 dengan cara membagikan kuesioner secara online kepada para konsumen. Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 41 orang. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu Analisis Regresi Linear Berganda. Berdasarkan hasil penelitian uji f, faktor Kualitas Produk, Kewajaran Harga dan Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen. Berdasarkan hasil penelitian uji t, faktor kewajaran harga dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa, sedangkan Kualitas Produk berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan konsumen ikan lele segar di Pokdakan Wahana Sentosa. Saran yang dapat diberikan untuk pemilik usaha yaitu pemilik Pokdakan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan harga yang terjangkau kepada konsumen mereka karena kualitas pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa.

Kata Kunci: Kepuasan Konsumen, Kualitas Produk, Kewajaran Harga, Kualitas Pelayanan

ABSTRACT

Factors that influence the level of customer satisfaction in buying fresh catfish is important for catfish business owners in increasing the number of their consumers. If a business owner is able to identify these factors, it is easier to focus management strategies in accordance with consumer expectations, so that later the number of consumers who buy catfish can increase. The purpose of this study is to determine and analyze the factors that influence consumer satisfaction and the most dominant factor on consumer satisfaction of fresh catfish in Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo. This research was conducted at Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo in June 2020 by distributing questionnaires online to consumers. The number of samples used was 41 people. Analysis of the data used in this study is Multiple Linear Regression Analysis. Based on the results of the f test, Product Quality factors, Price Fairness and Service Quality simultaneously have a significant effect on Consumer Satisfaction. Based on the results of the t-test research, the reasonableness

Page 96: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

81

factor of price and service quality has a significant effect on consumer satisfaction of fresh catfish in Pokdakan Wahana Sentosa, while Product Quality has no significant effect on consumer satisfaction of fresh catfish in Pokdakan Wahana Sentosa. Advice that can be given to business owners is that Pokdakan owners must maintain and improve service quality and provide affordable prices to their consumers because service quality and fairness of prices are factors that significantly influence consumer satisfaction of Pokdakan Wahana Sentosa.

Keywords: Consumer Satisfaction, Product Quality, Price Fairness, Service Quality

1Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 2Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

PENDAHULUAN

Pokdakan (Kelompok

Pembudidaya Ikan) adalah kumpulan

masyarakat yang bergerak secara

terorganisir di bidang budidaya ikan,

mempunyai pengurus dan aturan-aturan

dalam organisasi kelompok yang secara

langsung melakukan usaha

pembudidayaan ikan. Pokdakan

merupakan suatu kelembagaan yang

mewadahi masyarakat untuk

mengembangkan usaha di bidang

perikanan budidaya (KKP, 2017).

Ikan lele adalah salah satu

komoditas primadona dari sub sektor

perikanan dikarenakan memiliki

prospek yang cukup tinggi. Ikan lele

banyak disukai masyarakat karena

merupakan salah satu bahan pangan

yang bergizi, murah, mudah untuk

diperoleh dan juga mudah untuk

diolah. Pokdakan Wahana Sentosa

merupakan salah satu kelompok

pembudidaya ikan yang dapat

dikategorikan sebagai Pokdakan yang

cukup aktif dalam upaya untuk

memenuhi kebutuhan ikan khususnya

ikan lele di Kota Probolinggo.

Dalam beberapa bulan terakhir

Pokdakan Wahana Sentosa dengan

salah satu produknya yaitu ikan lele

segar tidak luput dalam menghadapi

situasi persaingan pasar di

Probolinggo. Pendapatan yang

diperoleh oleh Pokdakan Wahana

Sentosa tidak selalu mengalami

kenaikan bahkan cenderung

Page 97: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

82

mengalami penurunan. Semakin

banyaknya pesaing baru yang

membuka usaha budidaya ikan lele di

Probolinggo menjadi salah satu faktor

yang menyebabkan menurunnya hasil

penjualan di Pokdakan Wahana

Sentosa. Oleh sebab itu, perlu adanya

penelitian mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi kepuasan konsumen

ikan lele di Pokdakan Wahana

Sentosa untuk mengetahui dan

mengatasi masalah tersebut.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan konsumen dan faktor yang

paling dominan berpengaruh terhadap

kepuasan konsumen di Pokdakan

Wahana Sentosa Probolinggo.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode non-probability sampling. Metode

pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling. Penelitian ini

menggunakan pengumpulan data dengan

cara observasi dan menggunakan

kuesioner online. Kuesioner online

menggunakan google form dengan

pemberian skor menggunakan Skala

Likert kategori Ordinal, dan penyebaran

kuesioner melalui whatsapp rekan peneliti

yang ada di lokasi. Observasi yang

dilakukan peneliti menggunakan observasi

non-partisipan. Metode analisis data pada

penelitian ini menggunakan analisis

statistik inferensial: Regresi Linear

Berganda dan analisis deskriptif. Analisis

statistik inferensial: Regresi Linear

Berganda digunakan untuk menganalisis

data yang berbentuk angka yang

diperoleh dari kuesioner responden,

sedangkan untuk analisis deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikan data

apapun yang berasal dari data primer

maupun data sekunder. Populasi pada

penelitian ini adalah konsumen ikan lele di

Pokdakan Wahana Sentosa Probolinggo.

Dalam penelitian ini, jenis

penelitian yang digunakan adalah

explanatory research dengan

menggunakan metode penelitian survei

Page 98: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

83

dan pendekatan kuantitatif.

Explanatory research adalah penelitian

yang menunjukkan hubungan antara dua

Uji Koefisien Determinasi Tabel 1. Uji Determinasi

Model Summaryb

variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, Model R

R Square

Adjusted R Std. Error of Square the Estimate

Durbin- Watson

variabel yang diteliti adalah hubungan

antara kualitas produk, kewajaran harga,

dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan konsumen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis dari ke

4 (empat) jalur hubungan langsung yang

menghubungkan 4 (empat) variabel

penelitian ini terdapat 3 (tiga) hubungan

yang berpengaruh secara signifikan dan 1

(satu) hubungan yang berpengaruh tidak

signifikan. Penelitian ini juga mendapat

temuan baru yang berbeda dengan

penelitian sebelumnya, yaitu (1) Kualitas

Produk berpengaruh tidak signifikan

terhadap Kepuasan Konsumen (secara

1 .875a .765 .746 1.000 1.503

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah

(2020)

Berdasarkan data yang diperoleh

menunjukkan bahwa hasil dari Adjusted R

Square sebesar 0.746 yang berarti bahwa

kemampuan dari variabel independen

yaitu kualitas produk (X1), kewajaran

harga (X2), dan kualitas pelayanan (X3)

dalam menjelaskan variasi perubahan

variabel dependen yaitu kepuasan

konsumen (Y) sebesar 74,6%, sedangkan

25,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang berada diluar model regresi yang

digunakan saat ini.

Uji F (Simultan)

Tabel 2. Hasil Uji F (simultan)

ANOVAb

parsial); (2) Kualitas Produk, Kewajaran

Harga, dan Kualitas Pelayanan secara

Model Sum of Squares

Df Mean Square F Sig.

simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen.

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah

(2020)

Hasil perhitungan statistik

diperoleh nilai F sebesar 40,212 dengan

1 Regression 120.616 3 40.205 40.212 .000a

Residual 36.994 37 1.000

Total 157.610 40

Page 99: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

84

nilai signifikansi 0,000. Sedangkan nilai

Ftabel yang diperoleh Ftabel= F(k;n-k)=

F(3;38) = 2,85. Sehingga diperoleh nilai

Fhitung (40,212) > Ftabel (2,85) maka

dapat disimpulkan bahwa H4 diterima

yang berarti terdapat pengaruh X1, X2,

dan X3 secara simultan terhadap Y. Hal

tersebut mengartikan bahwa variabel

kualitas produk, kewajaran harga, dan

kualitas pelayanan secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap

variabel kepuasan konsumen.

yang dilakukan oleh Consuegra et al.

(2007) yang mengatakan hal pertama

yang perlu dipertimbangkan dalam

menghubungkan antara harga layanan

dan loyalitas adalah keadilan harga dan

penerimaan harga, sehingga nilai yang

dirasakan sesuai dengan harapan

pelanggan.

Uji t (Parsial) Tabel 3. Hasil Uji t (parsial)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Hasil pada penelitian ini

mendukung pada hasil penelitian

sebelumnya Qin dan Prybutok (2009)

Model Coefficients

B Std. Error

Coefficients T Sig.

Beta

meneliti aspek-aspek yang memengaruhi

kepuasan pelanggan, hasilnya

menunjukkan bahwa kualitas produk, nilai

yang dirasakan dan kualitas layanan

memengaruhi kepuasan konsumen.

Sementara, penelitian Saidani et al (2012)

juga menunjukkan bahwa kualitas produk

dan layanan memengaruhi kepuasan

pelanggan.

Faktor lain yang mampu

menciptakan kepuasan dan loyalitas

pelanggan adalah harga produk yang

terjangkau. Ini sesuai dengan penelitian

Sumber: Hasil Output SPSS yang telah diolah

(2020)

Apabila nilai t hitung < t tabel maka

H0 diterima dan H1 ditolak, sedangkan

apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Nilai t tabel yang

diperoleh dengan rumus t tabel= t(a/2 ; n-

k-1) = t (0,05/2 ; 41-3-1) = 0,025 ; 37 =

2,026 dengan nilai signifikansi 5% atau

0,05. Hasil perhitungan statistik diperoleh

nilai t hitung untuk masing-masing variabel

independent adalah sebagai berikut:

1 (Constant) .155 1.105 .140 .889

TOTAL_X1 .087 .135 .108 .646 .522

TOTAL_X2 .425 .195 .402 2.178 .036

TOTAL_X3 .644 .268 .405 2.399 .022

Page 100: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

85

a. Kualitas Produk (X1)

Berdasarkan perhitungan uji

statistik t diketahui nilai Sig. untuk

pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar

0,522 > 0,05 dan nilai t hitung 0,646 < t

tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan

bahwa H1 ditolak yang berarti X1

berpengaruh tidak signifikan terhadap Y.

Hasil tersebut mengartikan bahwa variabel

kualitas produk (secara parsial)

berpengaruh secara tidak signifikan

terhadap kepuasan konsumen.

Hasil penelitian ini bertentangan

dengan hasil penelitian sebelumnya yang

berpendapat bahwa kualitas produk

berkontribusi terhadap kepuasan

(Tsiotsou, 2006). Selain itu, penelitian

empiris sebelumnya berpendapat bahwa

kesehatan yang dirasakan pada makanan

sebagai atribut kualitas dianggap penting

untuk kepuasan konsumen (Kim et al.,

2013).

b. Kewajaran Harga (X2)

Berdasarkan perhitungan uji

statistik t diketahui nilai Sig. untuk

pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar

0,036 < 0,05 dan nilai t hitung 2,178 > t

tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan

bahwa H2 diterima yang berarti terdapat

pengaruh X2 terhadap Y. Hasil tersebut

mengartikan bahwa variabel kewajaran

harga (secara parsial) berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan

konsumen.

Hasil pada penelitian ini

mendukung hasil penelitian sebelumnya

(Jin et al., 2016; Martín Consuegra et al.,

2007; Konuk, 2018). Jika pelanggan

memiliki persepsi tinggi tentang kewajaran

harga, maka kepuasan mereka terhadap

restoran makanan organik juga bisa lebih

tinggi. Ini mengungkapkan bahwa

menyediakan makanan berkualitas tinggi

sangat penting untuk menciptakan

kepuasan konsumen menuju restoran

makanan organik.

c. Kualitas Pelayanan (X3)

Berdasarkan perhitungan uji

statistik t diketahui nilai Sig. untuk

pengaruh X3 terhadap Y adalah sebesar

0,022 < 0,05 dan nilai t hitung 2,399 > t

tabel 2,026, sehingga dapat disimpulkan

bahwa H3 diterima yang berarti terdapat

pengaruh X3 terhadap Y. Hasil tersebut

Page 101: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

86

mengartikan bahwa variabel kualitas

pelayanan (secara parsial) berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan

konsumen.

Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian sebelumnya milik Saidani

et al (2012) juga menunjukkan bahwa

kualitas produk dan layanan memengaruhi

kepuasan pelanggan. Faktor lain yang

mampu menciptakan kepuasan dan

loyalitas pelanggan adalah harga produk

yang terjangkau. Qin dan Prybutok (2009)

meneliti aspek yang memengaruhi

segar yang terpenting adalah harga murah

dan pelayanan baik karena melihat dari

jumlah pendapatan responden yang

menunjukkan bahwa mayoritas responden

adalah golongan menengah ke bawah.

Kewajaran Harga dan Kualitas Pelayanan

berpengaruh signifikan terhadap

Kepuasan Konsumen. Hubungan yang

ditunjukkan pada variabel tersebut dapat

dikatakan bahwa semakin baik kualitas

harga dan pelayanan maka semakin tinggi

pula tingkat kepuasan yang dirasakan

oleh konsumen.

kepuasan pelanggan di restoran cepat

saji, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas

makanan, nilai yang dirasakan dan

Saran

Saran untuk pemilik Pokdakan

kualitas layanan memengaruhi kepuasan

konsumen.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji t menunjukan

bahwa kualitas produk (secara parsial)

berpengaruh tidak signifikan terhadap

kepuasan konsumen yang berarti

responden pada penelitian ini tidak terlalu

memperhatikan kualitas produk ikan lele

Wahana Sentosa yaitu dalam menentukan

strategi pemasaran, pengelola alangkah

baiknya memperhatikan faktor-faktor

(kualitas produk, kewajaran harga,dan

kualitas pelayanan) yang menjadi alasan

konsumen untuk membeli ikan di

Pokdakan Wahana Sentosa. Berdasarkan

hasil pada penelitian ini pemilik Pokdakan

harus mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanan serta

memberikan harga yang terjangkau

kepada konsumen karena kualitas

Page 102: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

87

pelayanan dan kewajaran harga merupakan faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap

kepuasan konsumen Pokdakan Wahana Sentosa agar para konsumen merasa puas dengan

apa yang telah mereka dapatkan sehingga akan membuat mereka membeli ikan kembali di

Pokdakan Wahana Sentosa. Selain itu, pemilik Pokdakan Wahana Sentosa juga harus selalu

memperhatikan kompetisi pasar dalam menjalankan usahanya, karena kompetisi pasar juga

berpengaruh besar terhadap respon konsumen dalam menentukan keputusan pembelian.

DAFTAR PUSTAKA Jin, N., Line, N.D., Merkebu, J. 2016. The effects of image and price fairness: a consideration

of delight and loyalty in the waterpark industry. Int. J. Contemp. Hosp. Manag. 28 (9): 1895–1914.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017. Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana Budidaya Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Tahun 2017. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya nomor 53/Per-Djpb/2017.

Kim, S., dan Noh, M. J. 2013. “Determinants influencing consumers' trust and trust performance of social commerce and moderating effect of experience”. Information Technology Journal. 11(10): 1369-1380.

Konuk ,F, A. 2019. The influence of perceived food quality, price fairness, perceived value and satisfaction on customers revisit and word-of-mouth intentions towards organic food restaurants. Turkey. Journal of Retailing and Consumer Services 50, 103-110.

Qin. Hong., Prybutok, Victor. R. 2009. Service quality, customer satisfaction, and behavioral intentions in fast-food restaurants. International Journal of Quality and Service Sciences. 1 (1): 78-95.

Saidani Basrah dan Samsul Arifin. 2012. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Pada Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3 (1).

Tsiotsou, R. 2006. The role of perceived product quality and overall satisfaction on purchase intentions. Int. J. Consum. Stud. 30 (2): 207–217

Page 103: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

88

MANAJEMEN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI POKDAKAN WAHANA

SENTOSA, KELURAHAN JREBENG WETAN, KECAMATAN KEDOPOK, KOTA

PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

PRAKTEK KERJA MAGANG

Oleh:

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH NIM. 155080401111050

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 104: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

89

MANAJEMEN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI POKDAKAN WAHANA

SENTOSA, KELURAHAN JREBENG WETAN, KECAMATAN KEDOPOK, KOTA

PROBOLINGGO, JAWA TIMUR

PRAKTEK KERJA MAGANG

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Oleh:

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH

NIM. 155080401111050

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 105: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

90

Page 106: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

91

IDENTITAS PENGUJI

Judul : ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI

POKDAKAN WAHANA SENTOSA,KELURAHAN JREBENG

WETAN, KECAMATAN KEDOPOK, KOTA PROBOLINGGO,

JAWA TIMUR

Nama Mahasiswa : HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH

NIM 155080401111050

Program Studi : AGROBISNIS PERIKANAN

PENGUJI PEMBIMBING :

Pembimbing : Dr. Ir. AGUS TJAHJONO, MS

Penguji : Dr. Ir. AGUS TJAHJONO, MS

Tanggal Ujian : 17 Oktober 2018

iv

Page 107: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

92

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bambang Budi Hartono

Instansi :Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp.) di

Pokdakan Wahana Sentosa, Kecamatan Kedopok, Kota

Probolinggo, Jawa Timur

Menerangkan bahwa

Nama : Hubertus Christian Ferdiansyah

NIM 155080401111050

Jurusan : Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

Telah melaksanakan Praktek Kerja Magang pada tempat kami, mulai tanggal 2

Juli 2018 sampai dengan 4 Agustus 2018. Demikian surat keterangan ini atas

perhatiannya terima kasih.

Probolinggo, 4 Agustus 2018 Kepala Instansi

Bambang Budi Hartono

v

Page 108: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

93

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada

1. Allah SWT atas karunia dan kesehatan yang diberikan selama ini sehingga

laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja

Magang (PKM) yang telah meluangkan segenap waktu dan tenaganya untuk

membimbing, memberikan pengarahan dan membantu dalam menyelesaikan

laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini.

3. Bapak Dr. Ir. Edi Susilo, MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan

dan Kelautan,

4. Kedua orang tua dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan

dukungan moril, materil dan doa, sehingga laporan Praktek Kerja Magang

(PKM) dapat terselesaikan dengan lancar.

5. Bapak Bambang Budi Hartono selaku pemilik Pokdakan Wahana Sentosa

yang telah berkenan memberikan izin dan tempat untuk melakukan Praktek

Kerja Magang (PKM).

6. Mas Bambang dan Mas Taufik beserta seluruh karyawan lain yang telah

membimbing dan meluangkan waktu untuk berbagi ilmu pengetahuan selama

Praktek Kerja Magang (PKM).

Malang, 16 Oktober 2018 Penulis

Hubertus Christian F. NIM. 155080401111050

vi

Page 109: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

94

RINGKASAN

HUBERTUS CHRISTIAN FERDIANSYAH. Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp.) di Pokdakan Wahana Sentosa, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Jawa Timur (dibawah bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS.)

Indonesia merupakan negara maritim karena Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan sebagaian besar wilayahnya adalah perairan. Indonesia memiliki 17.504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. total luas laut Indonesia sekitar 3,544 juta km² atau sekitar 70% dari wilayah Indonesia. Kekayaan sumber daya alam di Indonesia yang sangat besar ini menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional sekaligus memiliki potensi yang sangat besar bagi pembangunan kelautan dan perikanan.

Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumberdaya alam perikanan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan mengoptimalisasikan dan memelihara produktivitas sumberdaya perikanan dan kelestarian lingkungan. Sumberdaya perikanan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari ekosistem perikanan yang berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa mendatang.

Potensi produksi perikanan Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun. Dari potensi tersebut hingga saat ini dimanfaatkan sebesar 9 juta ton. Namun, potensi tersebut sebagaian besar berada di perikanan budidaya yang mencapai 57,7 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan 2,08%. Sedangkan potensi perikanan tangkap (laut dan perairan umum) hanya sebesar 7,3 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 65,75%. Salah satu usaha perikanan budidaya di Indonesia adalah pembesaran ikan lele. Menurut Suyanto (2011), pembesaran ikan lele adalah segmen usaha budidaya lele yang mengkhususkan pembesaran benih ikan lele hingga mencapai ukuran konsumsi. Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya pembesaran ikan lele merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembesaran ikan lele.

Metode pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini dilakukan dengan cara partisipasi aktif, observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode pengamatan ikut terlibat (participant observation) masih sering dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan atau partisipasinya, yaitu partisipasi aktif secara penuh dan partisipasi aktif. Pada jenis pertama, peneliti melibatkan diri secara total dalam setiap proses dan aktivitas masyarakat yang diteliti, seperti halnya tinggal bersama, dan menjadi bagian dalam pengambilan peran-peran tertentu dalam aktivitas serta proses yang ada. Pada jenis yang kedua (partisipasi aktif) peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam masyarakat yang diteliti, adanya kontak yang lama dengan ikut serta dalam tatap muka sehari-hari dan ikut serta dalam kegiatan langsung mengikuti kegiatan yang dilakukan.

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang diamati dan mampu menangkap fenomena sesuai dengan subyek dan obyek yang diteliti.

Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) di UKM Wahana Sentosa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Aspek teknis pada

Page 110: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

95

usaha pembesaran ikan lele meliputi sarana dan prasarana penunjang produksi. Sarana meliputi kolam pembesaran, sumber air, peralatan, benih ikan lele, pakan, dan alat transportasi yang digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan lele. Sedangkan prasarana meliputi jalan, penyediaan tenaga listrik, gudang, dan komunikasi yang akan menunjang berjalannya usaha pembesaran ikan lele. Adapun proses produksi pembesaran ikan lele meliputi persiapan kolam, persiapan air, penebaran benih, percampuran dan pemberian pakan, perawatan kualitas air, grading, kontrol penyakit serta pemanenan ikan.

Aspek manajemen dalam usaha pembesaran ikan lele meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Perencanaan berupa perencanaan teknis sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) budidaya pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa, rencana pengadaan benih ikan lele, perencanaan tenaga kerja, perencanaan biaya dan tujuan melakukan usaha pembesaran ikan lele. Pengorganisasian kerja di UKM Wahana Sentosa menggunakan sistem organisasi yang berbentuk garis atau lini dimana arus perintah berasal dari pemilik usaha lalu disampaikan langsung kepada bawahannya lewat jalur perintah seperti garis atasan ke bawahan dengan total karyawan 2 orang. Penggerakan dilakukan oleh pemilik usaha dengan memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan. Pengawasan dilakukan langsung oleh pemilik usaha terkait pengawasan bahan baku, kegiatan teknis apakah sudah sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, pengawasan terhadap para karyawan apakah sudah bekerja sesuai bidangnya dan pengawasan kegiatan pemasaran.

Aspek pemasaran dalam usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa dilakukan secara aktif dan pasif. Harga yang diberikan UKM Wahana Sentosa dikenakan biaya Rp.20.000/kg untuk semua ukuran. Daerah pemasaran ikan lele ini adalah Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Saluran pemasaran dilakukan secara tidak langsung dan langsung.

Aspek finansiil usaha pembesaran ikan lele selama 2,5 bulan pada saat dilakukan Praktek Kerja Magang sudah dapat dikatakan layak dan menguntungkan. Nilai R/C ratio pada usaha pembesaran ikan lele ini sebesar 1,75. BEP Sales Rp. 9.676.869 dan BEP unit 483,84 kg. Rentabilitas 75,1%. Faktor pendukung usaha ini adalah budidaya pembesaran ikan lele menghasilkan daging lele yang berkualitas. Sedangkan faktor penghambat dalam usaha ini adalah iklim dan cuaca yang tidak menentu serta air yang kurang baik menyebabkan ikan mudah terkena penyakit dan mati.

viii

Page 111: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

96

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, serta tak lupa sholawat dan salam

senantiasa tetap tercurah kepa Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Magang (PKM) yang berjudul

“MANAJEMEN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI

POKDAKAN WAHANA SENTOSA, KELURAHAN JREBENG WETAN,

KECAMATAN KEDOPOK, KOTA PROBOLINGGO JAWA TIMUR” sebagai

salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.

Laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini masih jauh dari kata sempurna.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca untuk

membangun kesempurnaan laporan Praktek Kerja Magang (PKM) berikutnya.

Semoga laporan Praktek Kerja Magang (PKM) ini bermanfaat dan dapat

memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Malang,16 Oktober 2018 Penulis

Hubertus Christian F. NIM. 155080401111050

ix

Page 112: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

97

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 7 1.3 Kegunaan .............................................................................................. 8 1.4 Tempat dan Waktu ................................................................................. 9

2. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG ...................................................... 10

2.1 Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Magang ....................................... 10 2.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 14 2.3 Analisis Data ........................................................................................ 15

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG ............................ 21

3.1 Letak Geografis dan Letak Topografis .................................................. 21 3.2 Keadaan Penduduk .............................................................................. 23 3.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan ....................................................... 24

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 28

4.1 Aspek Teknis pada Usaha Pembesaran Ikan Lele ............................... 28 4.2 Aspek Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele ................................ 42 4.3 Aspek Pemasaran Usaha Pembesaran Ikan Lele ................................ 46 4.4 Aspek Finansiil Usaha Pembesaran Ikan Lele...................................... 49 4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Pembesaran Ikan Lele ..... 55

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 56

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 56 5.2 Saran ................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59

LAMPIRAN .................................................................................................... 62

Page 113: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

98

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Lele (Clarias sp.) ...................................................................................... 3

2. Lokasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo ............................................ 22

3. Sumur bor ...................................................................................................... 29

4. Benih Ikan Lele .............................................................................................. 33

5. Pakan ............................................................................................................ 33

6. Sepeda Motor dan Mobil Pick Up ................................................................... 33

7. Keadaan Jalan UKM Wahana Sentosa .......................................................... 34

8. Token Listrik .................................................................................................. 35

9. Penyediaan Tenaga Listrik ............................................................................. 35

10. Saluran Distribusi Tidak Langsung dan Langsung........................................ 49

xi

Page 114: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

99

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang 2018 ........................................... 9

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 23

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja ............................................ 24

4. Kolam Pembesaran ....................................................................................... 29

5. Peralatan ....................................................................................................... 30

xii

Page 115: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

100

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1. Struktur Organisasi di UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo .................... 27

xiii

Page 116: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

101

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Modal Tetap ................................................................................................... 62

2. Modal Lancar ................................................................................................. 63

3. Modal Kerja ................................................................................................... 63

4. Biaya Tetap (Fixed Cost) ............................................................................... 64

5. Biaya Variabel (Variabel Cost) ....................................................................... 64

6. Biaya Total (Total Cost) ................................................................................. 64

7. Penerimaan (Total Revenue) ......................................................................... 64

8. Keuntungan ................................................................................................... 64

9. Break Event Point (BEP) ................................................................................ 65

10. R/C Ratio ..................................................................................................... 66

11. Rentabilitas .................................................................................................. 66

2. Kegiatan selama di Pokdakan Wahana Sentosa ............................................ 67

xiv

Page 117: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

102

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim karena Indonesia adalah negara

kepulauan terbesar di dunia dan sebagaian besar wilayahnya adalah perairan.

Indonesia memiliki 17.504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km.

total luas laut Indonesia sekitar 3,544 juta km² atau sekitar 70% dari wilayah

Indonesia. Kekayaan sumber daya alam di Indonesia yang sangat besar ini

menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional sekaligus memiliki potensi

yang sangat besar bagi pembangunan kelautan dan perikanan (Adlilah, 2010).

Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan

sumberdaya alam perikanan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan mengoptimalisasikan dan

memelihara produktivitas sumberdaya perikanan dan kelestarian lingkungan.

Sumberdaya perikanan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari

ekosistem perikanan yang berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan

untuk menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa

mendatang (Putra, 2011).

Potensi produksi perikanan Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun.

Dari potensi tersebut hingga saat ini dimanfaatkan sebesar 9 juta ton. Namun,

potensi tersebut sebagaian besar berada di perikanan budidaya yang mencapai

57,7 juta ton per tahun dan baru dimanfaatkan 2,08%. Sedangkan potensi

perikanan tangkap (laut dan perairan umum) hanya sebesar 7,3 juta ton per

tahun dan baru dimanfaatkan sebesar 65,75% (Sukandar, 2007).

Salah satu usaha perikanan budidaya di Indonesia adalah pembesaran

ikan lele. Menurut Suyanto (2011), pembesaran ikan lele adalah segmen usaha

budidaya lele yang mengkhususkan pembesaran benih ikan lele hingga

Page 118: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

2

mencapai ukuran konsumsi. Pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya

pembesaran ikan lele merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan

pembesaran ikan lele. Sebenarnya tidak ada persyaratan rumit dalam pemilihan

lokasi budidaya pembesaran ikan lele.

Ikan lele merupakan salah satu hasil perikanan budidaya yang menempati

urutan teratas dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Departemen Kelautan

Perikanan (DKP) menetapkan ikan lele sebagai salah satu komoditas budidaya

ikan air tawar ungggulan di Indonesia. Tingginya angka konsumsi dalam negeri

dan terbukanya pangsa pasar ekspor, memastikan komoditas ikan air tawar ini

menjadi penyumbang devisa negara yang sangat menjanjikan. Ikan lele

merupakan komoditas perikanan budidaya air tawar yang mempunyai tingkat

serapan pasar cukup tinggi. Perkembangan Produksi lele secara nasional dalam

kurun waktu lima tahun terakhir (2011-2015) mengalami peningkatan 21,31 %

per tahun. Dari 337.577 ton pada tahun 2011, menjadi 722.623 ton pada 2015.

Peningkatan produksi lele per tahun yang mencapai 21,31 % ini merupakan

kenaikan terbesar di bandingkan dengan komoditas air tawar lainnya seperti nila,

mas, patin dan gurame (Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, 2016).

Menurut Nasrudin (2010), ikan lele merupakan komoditas budidaya ikan

air tawar yang memiliki rasa enak, harga relatif murah, kandungan gizi tinggi,

pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, toleran terhadap mutu air yang

kurang baik, relatif tahan terhadap penyakit dan dapat dipelihara hampir di

semua wadah budidaya. Dari keunggulan tersebut, maka usaha budidaya ikan

lele dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, peningkatan

kemampuan berusaha dan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat,

terutama berasal dari ikan.

Page 119: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

3

Menurut Bachtiar (2006), ikan lele dikelompokkan dalam taksonomi

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Subkelas : Telestei

Ordo : Ostariophusi

Subordo : Siluridae

Familia : Claridae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias sp

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp.)

Sumber: Google Image (2017)

Di Indonesia sekarang sudah banyak usaha perikanan yang bergerak di

bidang pembesaran ikan lele (Clarias sp.) yang sudah cukup besar. Agar setiap

usaha perikanan dapat berkembang dan bersaing dengan usaha yang lain perlu

adanya inovasi dan memperhatikan beberapa aspek, yaitu aspek teknis, aspek

manajemen, aspek pemasaran dan aspek finansiil. Secara tidak langsung suatu

usaha harus melakukan analisis usaha agar usahanya dapat berkembang.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016), analisis usaha adalah suatu kegiatan

yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan

Page 120: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

4

dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan

dengan menganalisis berbagai macam aspek.

Menurut Ahmad Subagyo (2007), aspek teknis merupakan aspek yang

berkenaan dengan pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara

teknis setelah proyek atau bisnis tersebut selesai dibangun atau didirikan.

Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya

investasi termasuk praoperasional proyek yang akan dilaksanakan. Jadi, analisis

dari aspek operasional adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam

menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi,dan

layout serta kesegiaan mesin-mesin yang akan digunakan.

Sarana yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan lele terdiri dari

lahan, konstruksi kolam, peralatan, pakan, dan obat-obatan. Prasarana yang

digunakan dalam pembesaran ikan lele yaitu jalan, transportasi, pengairan dan

penerangan (Suyanto,2010).

Menurut James et al. (1997) dalam Pinando (2000), manajemen adalah

proses kegiatan yang meliputi kegiatan: merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, mengarahkan, mengendalihkan serta proses penggunaan

sumberdaya dalam rangka untuk mencapai tujuan. Ada beberapa hal yang perlu

dibahas dalam aspek manajemen yaitu:

1. Perencanaan (Planning) Fungsi ini merupakan tindakan untuk menentukan

langkah-langkah yang akan dilaksanakan guna untuk memperoleh sasaran

dan arah yang diinginkan secara terkoordinasi.

2. Pengorganisasian (Organizing) Fungsi ini merupakan pembagian bidang

pekerjaan.

3. Penggerakan (Actuating) Fungsi ini merupakan manajemen yang menstimulir

tindakan-tindakan agar betul-betul dialaksanakan.

Page 121: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

5

4. Pengawasan (Controlling) Fungsi ini merupakan pengaturan terhadap

kegiatan apakah sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan

dalam perencanaan.

Menurut Chasanah (2013), Pemasaran merupakan bagian yang penting

berhubungan dengan pasar, karena pasar yang ada sekarang merupakan pasar

pembeli dimana terjadinya transaksi jual beli tergantung pada kepuusan pembeli

sendiri. Pemasaran sangatlah penting bagi kemajuan dan perkembangan

perusahaan. Sehingga pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh perilaku para

konsumen dan yang penting perusahaan sebagai yang menawarkan barang

hanya bisa mengikuti kehendak konsumen dan bagaimana mengatasi pesaing-

pesaing dari perusahaan yang menciptakan barang-barang sejenis.

Menurut Fuad et al. (2006), bauran pemasaran adalah kegiatan

pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan

perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih

produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi

yang efektif. Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep empat

atau bauran pemasaran (marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga

(price), saluran distribusi (place), promosi (promotion). Untuk mencapai tujuan

pemasaran, keempat unsur tersebut harus saling mendukung, sehingga

keberhasilan di bidang pemasaran diharapkan diikuti oleh kepuasan konsumen.

Menurut Widharta dan Sugiharto (2013), Daerah pemasaran memiliki

fungsi yang cukup penting, yaitu untuk memasarkan barang kepada konsumen.

Jika produk yang dihasilkan cepat rusak, maka sebaiknya ditempatkan di daerah

pemasaran. Tetapi jika produk yang dihasilkan tahan lama, maka penentuan

lokasi industri bisa di tentukan dimana saja. Selain faktor sifat barang, daerah

pemasaran ditentukan juga berdasarkan jumlah penduduk. Suatu wilayah yang

Page 122: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

6

memiliki jumlah penduduk banyak akan sangat baik untuk dijadikan sebagai

daerah pemasaran.

Menurut Kotler (2008), saluran pemasaran adalah saluran yang terdiri dari

tiga saluran pemasaran yaitu: saluran komunikasi yang menyampaikan dan

menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran ini mencakup surat kabar,

majalah, poster dan internet. Pemasaran juga menggunakan saluran distribusi

untuk menggelar, menjual dan menyampaikan kepada pelanggan. Saluran

layanan adalah saluran untuk melakukan transaksi dengan calon pembeli dalam

memilih produk yang terbaik.

Menurut Umar (2003), aspek finansiil merupakan aspek yang dapat

memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban

finansiilnya. Aspek finansiil ini antara lain perhitungan perkiraan jumlah dana

yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta

tetap proyek, yang dipelajari dalam aspek ini meliputi perhitungan permodalan,

biaya produksi, penerimaan, keuntungan, Break Event Point (BEP), R/C ratio dan

rentabilitas.

Faktor pendukung dalam usaha pembesaran ikan lele antara lain

pemeliharan ikan lele relatif lebih mudah, kondisi perairan dan lingkungan usaha

yang sesuai dengan habitat ikan, sumber air dekat dengan lokasi usaha,

tersedianya sumber daya alam dan sumber daya manusia, adanya teknologi

budidaya ikan yang lebih efektif dan lebih efisien, dengan semakin meningkatnya

jumlah penduduk, maka permintaan ikan juga semakin meningkat, usaha

pembesaran ikan lele pada pemasarannya mempunyai jaringan distribusi yang

cukup baik di daerah tertentu (Suyanto, 2010).

Faktor penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele antara lain

peralatan pengontrolan kualitas air yang masih kurang, belum adanya tenaga ahli

Page 123: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

7

khususnya di bidang perikanan yang membantu dalam pelaksanaan usaha,

manajemen pengelolaan masih sederhana, adanya persaingan dengan komoditi

perikanan dan pengusaha perikanan lainnya (Murtidjo, 2001).

Untuk mengetahui dan mempelajari aspek teknis, aspek manajemen,

aspek pemasaran, aspek finansiil dan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha

budidaya pembesaran ikan lele, maka perlu dilakukannya Praktek Kerja Magang

di Pokdakan Wahana Sentosa yang beralamat di Kelurahan Jrebeng Wetan,

Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Pokdakan Wahana

Sentosa merupakan Usaha Kecil Menengah yang bergerak di bidang usaha

budidaya dan pengolahan produk ikan lele (Clarias batrachus).

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk

mengetahui secara langsung dan mendapat gambaran secara jelas dan lengkap

tentang usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa yang

bertempat di Kelurahan Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo,

Jawa Timur.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk

mengetahui dan mempelajari:

1. Aspek teknis pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa yang

meliputi sarana dan prasarana, serta proses produksi pembesaran ikan lele.

2. Aspek manajemen usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana

Sentosa yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling).

Page 124: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

8

3. Aspek pemasaran usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa

yang meliputi bauran pemasaran, daerah pemasaran dan saluran pemasaran.

4. Aspek finansiil usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa

yang meliputi permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan, Break

Event Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C ratio) dan rentabilitas.

Faktor pendukung dan penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele di

Pokdakan Wahana Sentosa.

1.3 Kegunaan

Dengan dilaksanakannya kegiatan praktek kerja magang ini, diharapkan

dapat memberi manfaat maupun informasi bagi:

1. Lembaga Akademis

Sebagai informasi keilmuwan untuk menambah wawasan pengetahuan

dan ketrampilan sebagai bahan informasi dan pedoman untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut baik mahasiswa maupun akademis lainnya.

2. Pemilik Usaha

Sebagai bahan pertimbangan maupun peninjauan kembali dalam

menjalankan usaha pembesaran ikan lele yang telah dilakukan sehingga dapat

mencapai tujuan dan target yang telah ditentukan.

3. Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan usaha yang

berkaitan dengan usaha di sektor perikanan, khususnya pengembangan usaha

pembesaran ikan lele di ota Probolinggo.

4. Masyarakat

Sebagai tambahan wawasan dalam hal sistematika dan proses dalam

usaha pembesaran ikan lele.

Page 125: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

9

1.4 Tempat dan Waktu

Praktek Kerja Magang dilaksanakan di Pokdakan Wahana Sentosa yang

terletak di Kelurahan Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo,

Jawa Timur mulai tanggal 2 Juli 2018 sampai 12 Agustus 2018.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang 2018

No

Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Survei Lokasi

2. Pengajuan Judul

3. Penyusunan Proposal

4. Perizinan Tempat

5. Pelaksanaan Magang

6. Analisis Data

7. Penyusunan Laporan

Page 126: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

10

2. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG

2.1 Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Magang

Metode pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini dilakukan dengan cara

partisipasi aktif, observasi, wawancara dan dokumentasi.

2.1.1 Partisipasi Aktif

Metode pengamatan ikut terlibat (participant observation) masih sering

dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan atau partisipasinya, yaitu partisipasi

aktif secara penuh dan partisipasi aktif. Pada jenis pertama, peneliti melibatkan

diri secara total dalam setiap proses dan aktivitas masyarakat yang diteliti,

seperti halnya tinggal bersama, dan menjadi bagian dalam pengambilan peran-

peran tertentu dalam aktivitas serta proses yang ada. Pada jenis yang kedua

(partisipasi aktif) peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam

masyarakat yang diteliti, adanya kontak yang lama dengan ikut serta dalam tatap

muka sehari-hari dan ikut serta dalam kegiatan langsung mengikuti kegiatan

yang dilakukan (Parwito, 2007).

Partisipasi aktif ini dilakukan dengan ikut serta secara langsung di lapang

dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan usaha pembesaran ikan lele di

Pokdakan Wahana Sentosa. Bentuk partisipasi aktif pada praktek kerja magang

meliputi:

1. Teknis, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:

Mempersiapkan kolam pembesaran ikan lele

Melakukan persiapan air

Melakukan penebaran benih ikan lele

Percampuran dan pemberian pakan ikan lele

Grading ikan lele

Perawatan dan pemanenan ikan lele

Page 127: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

11

2. Manajemen, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:

Ikut serta dalam rapat bulanan untuk mengevaluasi kinerja para karyawan

di Pokdakan Wahana Sentosa

3. Pemasaran, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:

Ikut serta dalam melakukan pemasaran

Melayani konsumen yang datang untuk membeli produk

Memberikan masukkan tentang perluasan daerah pemasaran

4. Finansiil, partisipasi aktif yang akan diikuti meliputi:

Ikut serta dalam pencatatan data finansiil usaha sehingga mengetahui

keluar masuknya uang yang ada dalam usaha pembesaran ikan lele

Mempelajari dan memahami tentang permodalan, biaya produksi,

penerimaan, dan keuntungan

2.1.2 Observasi

Menurut Djaelani (2013), Observasi berasal dari kata observation yang

berarti pengamatan. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati

perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti.

kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang

sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian

sebagaimana subyek yang diamati dan mampu menangkap fenomena sesuai

dengan subyek dan obyek yang diteliti.

Observasi yang dilakukan selama Praktek Kerja Magang (PKM) ini antara

lain adalah sebagai berikut:

Mengikuti dan mengamati kegiatan rutin sehari-hari di Pokdakan Wahana

Sentosa

Page 128: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

12

Mengamati secara langsung sarana dan prasarana yang digunakan dalam

kegiatan pembesaran ikan lele, serta proses produksi di Pokdakan Wahana

Sentosa

Mengamati secara langsung manajemen yang diterapkan pada usaha

pembesaran ikan lele mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) di

Pokdakan Wahana Sentosa

Mengamati secara langsung proses pemasaran yang dilakukan oleh

Pokdakan Wahana Sentosa

2.1.3 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus

diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat

dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung

(tatap muka) maupun secara tidak langsung (Sugiyono, 2012).

Wawancara yang dilakukan selama Praktek Kerja Magang (PKM) ini

adalah melakukan wawancara langsung atau berdialog terhadap narasumber

atau para pekerja di Pokdakan Wahana Sentosa meliputi:

Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai keadaan umum

usaha yang meliputi sejarah dan perkembangan, lokasi, visi dan misi serta

struktur organisasi dari Pokdakan Wahana Sentosa.

Page 129: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

13

Wawancara kepada Mas Bambang mengenai aspek teknis pembesaran ikan

lele yang meliputi sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan

pembesaran ikan lele, serta proses produksi pembesaran ikan lele di

Pokdakan Wahana Sentosa.

Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai aspek

manajemen usaha pembesaran ikan lele yang meliputi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan

pengawasan (controlling) di Pokdakan Wahana Sentosa.

Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai aspek

pemasaran usaha pembesaran ikan lele yang meliputi bauran pemasaran,

daerah pemasaran, dan saluran pemasaran di Pokdakan Wahana Sentosa.

Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai aspek finansiil

usaha pembesaran ikan lele yang meliputi permodalan, biaya produksi,

penerimaan, dan keuntungan di Pokdakan Wahana Sentosa.

Wawancara kepada Bapak Bambang Budi Hartono mengenai faktor

pendukung dan penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan

Wahana Sentosa.

2.1.4 Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan

dan sebagainya. Metode dokumentasi disebutkan sebagai usaha mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dengan metode

dokumentasi yang diamati pada saat praktek kerja bukan benda hidup tetapi

benda mati (Pujianto, 2003).

Page 130: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

14

Untuk dokumentasi yang dilakukan pada Praktek Kerja Magang (PKM)

dengan melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari

dokumen, mencatat semua kegiatan yang berlangsung, pengambilan gambar

tentang layout usaha, sarana dan prasarana pembesaran ikan lele serta proses

produksi pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa.

2.2 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data-data diperoleh. Ada

dua jenis sumber data yang biasanya digunakan dalam penelitian sosial, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder.

2.2.1 Data Primer

Menurut Azwar (2013), data primer diperoleh dari sumber pertama

melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa interview,

observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus dirancang

sesuai dengan tujuannya. Data primer pada umumnya diperoleh ketika

pelaksanaan kegiatan magang yang berupa hasil dari interview, observasi,

prosedur dan teknik pengambilan data.

Pada Praktek Kerja Magang (PKM) di Pokdakan Wahana Sentosa,

adapun data primer adalah sebagai berikut.

Keadaan umum usaha meliputi: sejarah dan perkembangan, lokasi, visi dan

misi serta struktur organisasi.

Aspek teknis meliputi: sarana dan prasarana, serta proses produksi

pembesaran ikan lele.

Aspek manajemen meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling).

Aspek pemasaran meliputi: bauran pemasaran, daerah pemasaran dan

saluran pemasaran.

Page 131: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

15

Aspek finansiil meliputi: permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan,

Break Event Point (BEP), Revenue Cost Ratio (R/C ratio) dan rentabilitas.

Faktor pendukung dan penghambat dalam usaha pembesaran ikan lele.

2.2.2 Data Sekunder

Menurut Azwar (2013), Data sekunder diperoleh dari sumber tidak

langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data

sekunder pada umumnya diperoleh dari media–media atau sumber lain yang

bukan diperoleh secara langsung di lokasi penelitian.

Pada Praktek Kerja Magang (PKM) di Pokdakan Wahana Sentosa,

adapun data sekunder adalah sebagai berikut.

Letak geografis dan topografi wilayah tempat Praktek Kerja Magang

Keadaan penduduk di sekitar daerah Praktek Kerja Magang

Keadaan umum perikanan di sekitar daerah Praktek Kerja Magang

2.3 Analisis Data

Data yang diperoleh dari Praktek Kerja Magang ini akan dianalisis dengan

deskriptif kualitatif.

2.3.1 Deskriptif Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya

dengan menggunakan data empiris. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

kualitatif adalah diarahkan pada latar dan individu secara menyeluruh (holistik),

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,

mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya

pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan

proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat

kriteria untuk memeriksa keabsahan data dan hasil penelitiannya disepakati oleh

kedua belah pihak yang bersangkutan (Marzuki, 2005).

Page 132: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

16

Analisis data yang dilakukan selama Praktek Kerja Magang (PKM) yaitu

dengan menggunakan deskriptif kualitatif, antara lain:

a. Aspek teknis

Data yang diperoleh berkaitan dengan aspek teknis dapat di analisis

menggunakan deskriptif kualitatif. Aspek teknis yang di analisis antara lain

sarana dan prasarana serta proses produksi pembesaran ikan lele di Pokdakan

Wahana Sentosa.

b. Aspek manajemen

Data yang diperoleh berkaitan dengan aspek manajemen dapat di analisis

menggunakan deskriptif kualitatif. Aspek manajemen yang di analisis antara lain

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan

(actuating), dan pengawasan (controlling) di Pokdakan Wahana Sentosa.

c. Aspek pemasaran

Data yang diperoleh berkaitan dengan aspek pemasaran dapat di analisis

menggunakan deskriptif kualitatif. Aspek pemasaran yang di analisis antara lain

meliputi bauran pemasaran, daerah pemasaran dan saluran pemasaran usaha

pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa.

d. Faktor pendukung dan faktor penghambat

Data yang berhubungan dengan faktor pendukung dan faktor

penghambat dari usaha pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa

akan di analisis menggunakan deskriptif kualitatif. Adapun tujuannya untuk

memberikan solusi dan mengetahui prospek kedepan mengenai usaha tersebut.

2.1.1 Deskriptif Kuantitatif

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan

kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari

populasi yang luas. Walaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah

dapat dianalisis, baik melalui rumus-rumus statistik maupun komputer.

Page 133: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

17

Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang identik dengan pendekatan

deduktif, sehingga penelitian ini harus ada landasan teorinya (Marzuki, 2005).

Dalam Praktek Kerja Magang ini, data yang dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif adalah aspek finansiil dalam usaha.

a. Aspek Finansiil

Aspek finansiil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Dalam Praktek Kerja Magang ini analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk

menghitung permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan, Break Even

Point (BEP), Revenue Cost Ratio ( R/C Ratio) dan Rentabilitas.

1. Permodalan

Struktur modal sangatlah penting, karena merupakan inti strategi bisnis

secara keseluruhan. Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan

suatu bauran dana permanen sedemikian rupa agar tujuan manajemen

keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai (Sawir, 2004).

2. Biaya Produksi

Biaya Total

Menurut Tasman dan Havids (2016), TC adalah keseluruhan biaya yang

dikeluarkan dalam menghasilkan output atau penjumlahan biaya tetap dengan

biaya variabel. Maka rumusnya:

Dimana:

TC = Total Cost/biaya total

TFC = Total Fixed Cost/total biaya tetap

TVC = Total Variabel Cost/total biaya tidak tetap

Biaya Tetap

Menurut Ariyanti et al. ( 2014), Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang

jumlahnya tidak berubah kendatipun terjadi perubahan pada volume produksi

TC = TFC + TVC

Page 134: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

18

Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah sebanding dengan

perubahan volume produksi atau penjualan (Ariyanti et al., 2014).

3. Penerimaan

Menurut Masengi (2014), penerimaan yaitu jumlah uang yang diterima

sebelum dipotong total biaya atau biasa disebut pendapatan kotor setiap bulan

dan dinyatakan dalam rupiah (Rp), secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut:

Dimana:

TR = Penerimaan total

P = Harga produk

Q = Jumlah produk yang dihasilkan

4. Keuntungan

Menurut Masengi (2014), laba adalah selisih lebih atau kurang antara

pendapatan dengan beban. Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan

laba. Keuntungan hasil usaha adalah keuntungan bersih, berupa keuntungan

yang diperoleh dari kegiatan usaha dikurangi pajak usaha (bila dipungut).

Secara matematis rumus untuk menghitung keuntungan adalah sebagai

berikut:

Dimana:

π = Keuntungan

TR = Total Revenue (total penerimaan)

TC = Total Cost (total biaya)

TR = P X Q

π = TR – TC

Page 135: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

19

5. Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan keadaan yang menggambarkan

suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita

kerugian. Perusahaan akan mencapai keadaan BEP apabila total penerimaan

sama dengan total biaya. Anlisis BEP atau biasa juga disebut analisis titik impas,

merupakan teknis analisis yang digunakan perusahaan untuk mengetahui atau

merencanakan jumlah produksi perusahaan pada saat tidak untung dan tidak

rugi (Wicaksono, 2007).

Analisis Break Even Point (BEP) yang perhitungannya dilakukan dengan

dua cara, yaitu:

Atas dasar unit

Break Even Point (BEP) berdasarkan unit dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Dimana:

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

P = Price (Harga Jual Per Unit)

V = Variabel Cost (Biaya Variabel Per Unit)

Atas dasar sales

Break Even Point (BEP) berdasarkan sales dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Dimana:

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)

S = Volume Penjualan

Dimana:

BEP sales =

BEP unit =

Page 136: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

20

6. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)

Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) ini digunakan untuk

membandingkan penerimaan dengan biaya yang diperoleh. Apabila hasil R/C

ratio lebih besar dari 1, berarti menunjukan bahwa perusahaan tersebut

menguntungkan (Warisno dan Dahana, 2009).

Analisa Revenue Cost Ratio secara umum dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

TC = Total Cost (Total Biaya)

Kriterianya:

- Apabila nilai R/C > 1, maka usaha tersebut menguntungkan

- Apabila nilai R/C = 1, maka usaha tersebut impas

- Apabila nilai R/C < 1, maka usaha tersebut rugi

7. Rentabilitas

Menurut Riyanto (1995) dalam Primyastanto (2011), rentabilitas suatu

usaha menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tersebut, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

R = Rentabilitas

L = Jumlah keuntungan yang diperoleh selama periode tertentu

M = Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba

R/C = TR / TC

R = x 100%

Page 137: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

21

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG

3.1 Letak Geografis dan Letak Topografis

3.1.1 Letak Geografis

UKM Wahana Sentosa terletak di tengah Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Kota Probolinggo ini terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi

jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Terletak pada 7°43’41” sampai dengan 7°49’04” Lintang selatan dan 133°10’

sampai dengan 113°15’ Bujur Timur. Luas kota Probolinggo tercatat sebesar

56.667 km. Secara administrasi pemerintah Kota Probolinggo terbagi dalam 5

Kecamatan dan 29 Kelurahan (Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo 2018).

UKM Wahana Sentosa tepatnya di Jalan Sunan Bonang Nomor 17

Kelurahan Jrebeng Wetan Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo Jawa Timur.

UKM Wahana Sentosa ini memiliki luas lahan sebesar 540m². Kota Probolinggo

berbatasan langsung dengan :

Sebalah Utara : Selat Madura

Sebelah Timur : Kecamatan Dringu

Sebelah Selatan : Kecamatan Leces

Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih

Page 138: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

22

Gambar 2. Lokasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo

Sumber : Google Maps (2018)

3.1.2 Letak Topografis

Letak topografis Kota Probolinggo terletak 100 km sebelah tenggara

Surabaya. Kota Probolinggo berbatasan dengan selat Madura di sebelah utara,

serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan dan barat. Kota

Probolinggo merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya,

Malang dan Kediri. Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang

dari 50 meter diatas permukaan air laut. Kota Probolinggo merupakan wilayah

yang padat penduduk. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya berdirinya

perumahan. Jumlah penduduk kota Probolinggo mencapai 217 062 jiwa.

Page 139: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

23

3.2 Keadaan Penduduk

3.2.1 Menurut Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan di Kota Probolinggo didominasi oleh lulusan SD / MI sebesar 20759

jiwa atau sebesar 37,3 % dan yang paling sedikit lulusan SLTA / SMA sebesar

16132 jiwa atau sebesar 29 %.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Lulusan Laki-laki Perempuan Total Presentase

1 SD / MI 10311 10448 20759 37,3 %

2 SLTP / MTS 9002 9732 18734 33,7 %

3 SLTA / SMA 9038 7094 16132 29 %

Total 28.351 jiwa 27.274 jiwa 55.625 jiwa 100 %

Sumber : Kantor Desa Jrebeng Wetan, 2018

3.2.2 Menurut Angkatan Kerja

Berdasarkan Tabel 3, Penduduk Desa Jrebeng menunjukkan bahwa

angkatan kerja terbanyak terdapat pada penduduk yamg bekerja sebesar

100142 jiwa atau sebesar 86,1 %.

Page 140: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

24

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja

No. Angkatan Kerja Laki-laki Perempuan Total Presentase

1 Bekerja 59363 40779 100142 86,1 %

2 Penggangguran

Terbuka

3569 1175 4744 4,08 %

3 Pernah Bekerja 2 244 231 2475 2,12 %

4 Tidak Pernah

Bekerja

1 325 944 2269 1,95 %

5 Lainnya 4 494 2 129 6623 5,69 %

Total 70.995 jiwa 45.258 jiwa 116.253

jiwa

99,94 %

Sumber : Kelurahan Jrebeng Wetan, 2018

3.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan

3.3.1 Sejarah dan Perkembangan Pokdakan Wahana Sentosa

Awal dimulanya usaha ini pada tahun 1990, pada masa itu belum

terbentuk suatu ukm. Bapak Bambang Budi Hartono hanya membudidaya ikan

sebagai usaha sampingan. Saat itu beliau masih bekerja sebagai kondektor bis.

Dengan semangat usaha yang besar beliau berhenti menjadi kondektur bis dan

mulai menekuni budidaya ikan.

Ikan yang dipelihara saat itu adalah ikan lele, pada tahun 2006 Bapak

Bambang Budi Hartono memperoleh penghargaan dari Walikota Probolinggo

(H.M Buchori, SH, Msi) karena kegigihannya mengajak masyarakat sekitar untuk

budidaya dan mengonsumsi ikan lele. SK nomor 188.45/3516/KEP/325.012/2008

tanggal 17 September 2008. Kepengurusan UKM Wahana Sentosa beberapa

kali mengalami pergantian, namun karena semangat ketua yang sangat besar

sehingga sampai saat ini UKM Wahana Sentosa menerima bantuan

Page 141: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

25

Pengembangan Mina Usaha Pedesaaan Budidaya dari Kementrian Kelautan dan

Perikanan.

Pada tahun 2011 UKM Wahana Sentosa bukan hanya sebagai

pembudidaya saja akan tetapi mengolah hasil budidaya menjadi olahan ikan.

Olahan ikan ini dikarenakan banyaknya ikan lele yang over size, sehingga

muncul ide untuk mengolah ikan lele yang over size menjadi olahan bakso ikan.

3.3.2 Lokasi Pokdakan Wahana Sentosa

UKM Wahana Sentosa terletak di jalan Sunan Bonang No 17 Kelurahan

Jrebeng Wetan, Kecamatan Kedopok, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa

Timur. Lokasi UKM Wahana Sentosa termasuk strategis karena lokasi yang

bertempat disekitar permukiman warga. Selanjutnya UKM Wahana Sentosa

memiliki luas ± 540 m² dengan 1 ruang penyimpan alat dan pakan, 1 ruang untuk

tempat tinggal karyawan dan memiliki 17 kolam yang terdiri dari 9 kolam dengan

ukuran sedang dan 8 kolam dengan ukuran besar.

3.3.3 Visi dan Misi UKM Wahana Sentosa

Visi dari UKM Wahana Sentosa yakni terwujudnya masyarakat mandiri dan

sejahtera melalui sektor budidaya ikan air tawar. Sehingga UKM Wahana

Sentosa akan menjadi penggerak pembaharuan dakam ruang lingkup perikanan

air tawar sebagai dasar penunjang ekonomi kerakyatan. Selain itu diharapkan

dapat menciptakan masyarakat yang memiliki kemampuan, potensi dan siap

untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Misi UKM Wahana Sentosa yakni peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam dalam

pemenuhan hajat hidup. Kemudian pengembangan organisasi dan manajemen

Page 142: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

26

bagi kesejahteraan anggota serta timbal baliknya terhadap masyarakat serta

melakukan kemitraan usaha antar pembudidaya ikan dengan pemerintah.

3.3.4 Struktur Organisasi

Pembentukan struktur organisasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo

didasarkan pada bakat sumberdaya dan kekeluargaan. Hal ini diharapkan dapat

mempermudah dalam mencapai hasil kegiatan, mengingat usaha ini masih

dalam kategori usaha skala kecil menengah. Selain itu dalam pelaksanaan

manajemen organisasi yang baik diperlukan hubungan antar pemilik usaha dan

karyawan yang baik pula. Pada UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo

hubungan antar pemilik usaha dan karyawan terlihat sangat baik atau guyup.

Dari adanya komunikasi yang baik dan lancar antar pemilik UKM Wahana

Sentosa Kota Probolinggo dengan karyawan begitu juga sebaliknya. Karyawan

dapat menyampaikan pendapatnya kepada pemilik UKM Wahana Sentosa Kota

Probolinggo. Namun adanya perbedaan usia antara pemilik usaha dan karyawan

diharapkan untuk berhati-hati dalam memilih kalimat saat berbicara agar tetap

sopan dan tegas.

Pokdakan Wahana Sentosa Kota Probolinggo mempunyai organisasi

berbentuk garis dan setiap bagian mempunyai tanggung jawab kepada ketua

UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo. Setiap bagian mempunyai tugas

masing-masing akan tetapi meskipun memiliki tugas masing-masing tiap

karyawan dan ketua UKM yang sekaligus sebagai pemilik usaha

mengedepankan kekeluargaan sehingga untuk mencapai tujuan lebih efektif dan

efisien. Adapun struktur organisasi UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo

dapat dilihat pada bagan 1.

Page 143: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

27

Dari hasil Praktik Kerja Magang yang dilakukan, struktur organisasi

tenaga kerja pada Pokdakan Wahana Sentosa Kota Probolinggo adalah:

Bagan 1. Struktur Organisasi di UKM Wahana Sentosa Kota Probolinggo.

Struktur organisasi yang efektif sehingga setiap karyawan dapat

melakukan pekerjaan sesuai urutan dalam struktur atau masing-masing bagian.

Pemilik usaha dan para karyawan juga dapat saling membantu satu sama lain.

Sehingga pengawasan pekerjaan yang dilaksanakan lebih efektif dan efisien.

Ketua UKM

Bambang Budi

Hartono

Sekertari Anggot Bendahar

Rahmat 1. Abdul Iling

2.

Page 144: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Aspek Teknis pada Usaha Pembesaran Ikan Lele

Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan lele meliputi: sarana dan

prasarana, konstruksi kolam, persiapan kolam, persiapan air, penebaran benih,

percampuran dan pemberian pakan, perawatan dan monitoring kualitas air,

grading serta pemanenan ikan.

4.1.1. Sarana

Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk

mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sarana yang digunakan dalam usaha

pembesaran ikan lele di Pokdakan Wahana Sentosa diantaranya:

1. Kolam Pembesaran

Kolam pembesaran yang digunakan oleh Pokdakan Wahana Sentosa

memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Bentuk kolam terbagi menjadi

dua macam, yaitu berbentuk persegi dan persegi panjang. Sementara jenis

kolam hanya ada satu macam yaitu kolam beton. Desain kolam pada bagian

dasar kolam dibuat agak miring dengan kemiringan 10-15o agar air saat dibuang

dapat menuju ke saluran pembuangan. Diluar kolam pembesaran dibuat bak

kontrol agar mempermudah proses pengurangan dan pembuangan air dari

kolam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 145: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

29

Tabel 4. Kolam Pembesaran

No. Alat Volume Jumlah

Unit Gambar

1.

Kolam

Pemanenan

4 m3

4

2.

Kolam

Pembesaran

10 m3

3

Sumber: Wahana Sentosa (2018)

2. Sumber Air

Sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari sumur

bor. Jumlah sumber air di Wahana Sentosa berjumlah 3 sumber. Air yang

berasal dari sumur bor tersebut di pompa ke dalam tandon dan dialirkan ke

kolam melalui pipa paralon di setiap kolam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar 3.

Gambar 3. Sumur bor

Sumber: Wahana Sentosa (2018)

Page 146: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

30

3. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi budidaya pembesaran

ikan lele dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Peralatan

No.

Alat

Fungsi Jumlah

Unit

Gambar

1.

Seser

Untuk

mengambil ikan

dalam kolam

4

2.

Pipa saring

Untuk menahan

ikan agar tidak

keluar saat pipa

saluran dibuka

5

3.

Pipa saluran

Untuk mengatur

keluarnya air

dan kotoran ikan

di dalam kolam

7

4.

Timbangan

Untuk

menimbang

hasil grading,

hasil panen dan

pakan ikan

1

Page 147: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

31

5.

Timbangan

pegas duduk

Untuk

menimbang ikan

yang akan dijual

ke konsumen

2

6.

Ember

Untuk tempat

percampuran

pellet

1

7.

Gayung

Untuk

mengambil

pakan

1

8.

Tong

Untuk tempat

menyimpan

pakan

1

9.

Pompa air

Untuk

memompa air

dalam sumur

3

10.

Ember grading

ikan

Untuk

menggrading

ikan lele

6

11.

Selang air

Untuk

menyalurkan air

dari kran ke bak

penampungan

1

Page 148: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

32

12.

Kran air

Untuk mengatur

aliran air

7

13.

Keranjang

plastik

Untuk tempat

ikan saat panen

2

14.

Sikat

Untuk

membersihkan

kolam

1

15.

Bak

penampungan

Untuk tempat

grading ikan

2

16.

Tandon air

Untuk

menyimpan air

dalam jumlah

besar

1

Sumber: Wahana Sentosa (2018)

4. Benih Ikan Lele

Benih ikan lele merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan usaha

budidaya ikan lele. Pasalnya, resiko kerugian yang diterima oleh pembudidaya

bergantung pada kualitas benih yang dipilih. Benih ikan pada usaha pembesaran

ikan lele di Wahana Sentosa berasal dari pengusaha pembibitan ikan yang ada

di Probolinggo. Benih yang akan ditebar atau digunakan harus berkualitas, dilihat

dari benih tidak cacat fisik, bergerak aktif, dan bentuk tubuh proporsional.

Page 149: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

33

Gambar 4. Benih Ikan Lele

Sumber: Wahana Sentosa (2018) 5. Pakan

Pakan ikan merupakan asupan atau makanan yang diberikan kepada

ikan. Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Pakan yang digunakan pada

usaha pembesaran ikan lele Wahana Sentosa adalah pellet. Pakan diberikan

sebanyak 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari.

Gambar 5. Pakan

Sumber: Wahana Sentosa (2018) 6. Alat Transportasi

Gambar 6. Sepeda Motor dan Mobil Pick Up

Sumber: Wahana Sentosa (2018)

Page 150: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

34

Alat transportasi merupakan sarana yang bisa dikatakan sangat

membantu kegiatan usaha pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa. Alat

transportasi memudahkan para pekerja melakukan mobilisasi yang memang

dibutuhkan saat membeli pakan, mengambil benih dan mengangkut ikan lele

yang siap di pasarkan atau diantar ke pelanggan. Alat transportasi yang

digunakan oleh Wahana Sentosa adalah sepeda motor dan mobil pick up.

4.1.2. Prasarana

Prasarana merupakan segala sesuatu yang dijadikan sebagai penunjang

untu memperlancar suatu proses produksi. Prasarana yang digunakan dalam

usaha pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa diantaranya:

1. Jalan

Prasarana jalan menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam usaha

pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa. Tujuannya untuk memperlancar

kegiatan transportasi dalam mengangkut benih ikan, membeli pakan dan

mengangkut ikan lele yang siap di pasarkan atau diantar ke pelanggan. Kondisi

jalan di daerah Wahana Sentosa berupa batu paping karena lokasinya berada di

dalam gang, sehingga cukup menghambat proses mobilisasi.

Gambar 7. Keadaan Jalan UKM Wahana Sentosa

Sumber: Wahana Sentosa (2018)

Page 151: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

35

2. Penyediaan Tenaga Listrik

Ketersediaan sumber listrik pada usaha pembesaran ikan di Wahana

Sentosa digunakan sebagai penunjang kegiatan operasional, seperti penerangan

tempat budidaya pada malam hari, penerangan kantor, sebagai tenaga pompa

air untuk memompa air sumur ke tandon air kemudian disalurkan ke kolam-kolam

guna menjaga kualitas dan ketersediaan air. Sumber listrik .yang digunakan oleh

UKM Wahana Sentosa berasal dari PLN Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Gambar 9. Penyediaan Tenaga Listrik

Sumber: Wahana Sentosa (2018)

3. Gudang

Gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan. Mulai dari penyimpanan

pakan, mesin pompa, timbangan, dan perlengkapan lainnya. Luas gudang di

UKM Wahana Sentosa yaitu ± 16 m2. Adanya gudang tersebut berfungsi untuk

menjaga peralatan agar tidak hilang.

4. Alat Komunikasi

Alat komunikasi membantu berkomunikasi kepada setiap pihak-pihak yang

terlibat ke dalam usaha pembesaran ikan lele, seperti saat menghubungi

pembudidaya benih untuk menyediakan benih lele sesuai jumlah pesanan dan

menghubungi para pelanggan untuk memberitahukan bahwa lele siap dikirimkan.

Alat komunikasi yang digunakan UKM Wahana Sentosa adalah handpone.

Gambar 8. Token Listrik

Page 152: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

36

4.1.3. Proses Produksi

1. Konstruksi Kolam

Konstruksi kolam yang digunakan oleh Pokdakan Wahana Sentosa

memiliki bermacam bentuk dan ukuran. Sementara jenis kolam yang digunakan

yaitu kolam beton. Pemilihan jenis kolam beton dikarenakan umur kolam lebih

awet dapat bertahan dalam jangka panjang dan dapat digunakan berkali-kali

untuk proses produksi. Desain kolam pada bagian dasar kolam dibuat agak

miring dengan kemiringan 10-15o agar air saat dibuang dapat menuju ke saluran

pembuangan. Diluar kolam pembesaran dibuat bak kontrol agar mempermudah

proses pengurangan dan pembuangan air dari kolam.

2. Persiapan Kolam

Persiapan kolam bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan/daya

dukung kolam, dan produktivitas lahan, dalam rangka memberikan dukungan

bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele. Adapaun tahap-tahap

dalam persiapan kolam adalah sebagai berikut:

Perendaman Kolam

- Setelah kolam jadi kolam direndam penuh dengan air

- Kolam direndam selama 5-7 hari menggunakan antiseptik dengan dosis 2

ppm (2ml /m3)

Pengeringan Kolam

- Air kolam dibuang secara total sampai tidak tersisa

- Dinding dan dasar kolam disiram hingga bersih tidak berlendir

- Kolam yang sudah dibilas dengan larutan tersebut dibiarkan mengering

Pembuatan Pipa Saringan

- Disiapkan pipa sesuai dengan ukuran saluran pembuangan

- Dipotong pipa dengan ketinggian 15 cm

Page 153: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

37

- Lubangi pipa menggunakan bor dengan ukuran lebih kecil dari ikan yang

ditebar

- Pipa saringan lalu siap dipasang

Pengisian Air

- Kolam diisi air dengan ketinggian 30 cm

- Air diberi antiseptik 1 tutup botol

- Lalu biarkan selama 24 jam

3. Persiapan Air

Persiapan air bertujuan untuk mendapatkan parameter kualitas air yang

ideal pada pembesaran ikan lele. Adapun tahap-tahap dalam persiapan air

adalah sebagai berikut:

Pembuatan Fermentasi

Fermentasi dilakukan untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami

dan menjaga perairan kolam dari sinar matahari langsung, adanya plankton yang

paling utama adalah untuk menghasilkan oksigen didalam perairan kolam

sehingga suplai oksigen pada kolam tetap terjaga. Adapun tahapan proses

pembuatan fermentasi ke kolam adalah sebagai berikut:

- Ditimbang Dedak halus sebesar 1 kg

- Timbang pupuk kandang yang telah dikeringkan

- Semua bahan yang sudah ditimbang dan ditakar dijadikan satu di ember

- Ditambahkan air sebanyak 2 liter

- Diaduk secara merata sampai berbentuk seperti adonan semen

- Ditutup ember dengan kantung plastik dan diikat dengan karet ban secara

rapat

- Disimpan ditempat yang teduh dan biarkan selama 24 jam

Penebaran fermentasi

Page 154: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

38

Setelah adonan fermentasi sudah siap lalu dilakukan penebaran

fermentasi ke kolam. Adapun tahapan penebaran fermentasi ke kolam adalah

sebagai berikut:

- Diambil fermentasi yang sudah disimpan selama 24 jam

- Takar 250 gram adonan fermentasi

- Larutkan ke dalam air secukupnya

- Tebar merata dalam kolam pada waktu pagi menjelang siang hari

- Kolam akan berwarna hijau

- Lalu plankton akan tumbuh selama 2-3 hari

- Air yang sudah ditumbuhi plankton dinaikan sampai ketinggian maksimum

4. Penebaran Benih

Penebaran benih yang baik bertujuan untuk menekan tingkat stress dan

kematian benih pada saat penebaran serta mendapatkan tingkat kelangsungan

hidup yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

Pemilihan Benih

Pemilihan benih disini dilakukan agar mendapat benih yang berkualitas,

hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan benih adalah sebagai berikut:

- Benih bergerak aktif

- Benih tidak cacat fisik dan tidak ada luka

- Bentuk berukuran seragam

Penebaran Benih

- Benih yang ada di kantong plastik atau jirigen yang didapatkan dari

pembudidaya benih ikan lele sebelum di tebar diletakkan ke dalam ember

yang berisi air

- Ember di bawa ke kolam pembesaran

Page 155: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

39

- Lakukan proses aklimatisasi (adaptasi lingkungan) sebelum benih ditebar

agar benih tidak stress

- Benih ditebar secara perlahan ke kolam pembesaran

- Benih ditebar pada sore hari

- Setelah benih ditebar ke kolam dan benih sudah menyebar dengan gerakan

aktif diberi pakan sesuai bukaan mulut ikan.

5. Pencampuran Pakan

Pemberian pakan bertujuan untuk memenuhi asumsi kebutuhan nutrisi

yang dibutuhkan ikan lele, dan meningkatkan digestibility pakan serta untuk

memacu sistem metabolisme pencernaan juga antibodi ikan sehingga dapat

memperoleh hasil FCR yang seminimal mungkin. Adapun tahap-tahap dalam

pembuatan pakan adalah sebagai berikut:

- Timbang pakan sebanyak 0,5% dari berat ikan yang ditebar

- Pakan yang sudah ditakar dimasukkan kedalam wadah pencampur

- Tambahkan air sebanyak ±100ml-50ml/kg pakan

- Bahan yang sudah dicampur dengan multivitamin diaduk secara merata

menggunakan sendok

- Tuangkan bahan yang telah dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam bak

yang telah diisi pakan

- Pakan diaduk secara merata

- Setelah pakan tercampur merata pakan diangin-anginkan selama 10-15

menit

- Pakan kering dimasukkan ke dalam tong

6. Pemberian Pakan

Pemberian pakan bertujuan untuk mengatur pemberian pakan agar

kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan ikan lele sehingga

Page 156: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

40

pertumbuhan ikan lele normal dan kondisi lingkungan pembesaran tetap

terkendali. Adapun tahap-tahap dalam pemberian pakan adalah sebagai berikut:

- Diambil pakan yang dimasukkan ke dalam tong dengan gayung

- Tebar pakan ke kolam secara merata

- Pemberian pakan dilakukan dengan cara adlibitum yang terkontrol dimana

pemberian pakan dihentikan ketika ikan mulai bergerak lambat saat makan

- Pakan diberikan 1 hari 3 kali yaitu pagi (08.00), sore (16.00)

- Setelah pemberian pakan dilakukan pencatatan, hal ini bertujuan agar

mengetahui kebutuhan pakan ikan secara tepat.

- Gunakan pakan dengan kandungan protein diatas 30% agar mendapatkan

hasil pembesaran ikan lele yang maksimal.

7. Perawatan Kualitas Air

Perawatan kualitas air bertujuan untuk menjaga kondisi lingkungan media

pemeliharaan ikan sehingga mendapatkan parameter kualitas air yang layak

untuk pertumbuhan ikan lele dan memperoleh hasil budidaya yang lebih

maksimal. Tahapan dalam melakukan perawatan kualitas air adalah sebagai

berikut:

Pembuangan Kotoran

- Pembuangan dilakukan setiap pagi dan sore hari

- Buka pipa sambungan atas

- Biarkan air dasar keluar bersama kotoran

- Tutup kembali pipa sambungan atas setelah kotoran terbuang

- Setelah 4 hari sekali dilakukan pengenceran air dengan cara pengurangan

air 50% kemudian diisi dengan air baru

Page 157: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

41

8. Grading

Grading bertujuan agar ukuran ikan lebih seragam, agar tidak muncul sifat

kanibalisme dan mendapatkan hasil Survival Rate pemeliharaan yang maksimal.

Tahapan grading adalah sebagai berikut:

- Buang air kolam sebanyak 80%

- Siapkan bak penampungan yang sudah diisi air

- Ikan di kolam pembesaran dimasukkan ke dalam bak penampungan

- Grading ikan sesuai dengan ukurannya menggunakan ember grading

- Ikan dimasukkan ke dalam kolam pembesaran sesuai dengan ukurannya

- Grading sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari

- Grading ideal dilakukan setiap 21-25 hari setelah ikan ditebar

9. Kontrol Penyakit

Kontrol penyakit bertujuan untuk memastikan kondisi ikan agar tetap

sehat. Kontrol penyakit dilakukan mulai benih ikan ditebar ke kolam sampai ikan

di panen. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan ikan sakit di

lapangan adalah sebagai berikut:

- Mendiagnosa penyebab primer terjadinya ikan yang sakit.

- Penanganan penyebab primer harus didahulukan.

- Penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan.

- Segera buang ikan yang mati agar tidak menular ke ikan lainnya.

10. Panen Ikan

Panen ikan bertujuan untuk mendapatkan hasil panen yang lebih

maksimal, ukuran sesuai dengan kubutuhan pasar serta FCR 0,7. Adapun tahap-

tahap dalam panen ikan adalah sebagai berikut:

- Buang air kolam budidaya sebanyak 80%

- Isi bak fiber penampungan dengan air

Page 158: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

42

- Setelah air kolam budidaya terbuang, ikan diseser dan dimasukkan dalam

keranjang.

- Ikan ditampung pada bak fiber yang sudah diisi air

- Lalu dilakukan pemilihan ikan konsumsi menggunakan ember grading

berukuran besar.

- Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari

- Pemanenan yang baik dilakukan secara parsial mulai dari 2 bulan

pemeliharaan

- Pemanenan parsial dapat menekan FCR sampai 0,7

4.2 Aspek Manajemen Usaha Pembesaran Ikan Lele

4.2.1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan (planning) adalah merinci tujuan-tujuan yang akan dicapai

dan memutuskan di awal tindakan-tindakan tepat yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut. Aktivitas perencanaan meliputi menganalisis situasi-

situasi saat ini, mengantisipasi masa depan, menentukan sasaran-sasaran,

menentukan jenis aktivitas yang akan dilakukan di perusahaan, memilih strategi

korporat dan bisnis, dan menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

untuk mencapai tujuan organisasi (Bateman dan Snell, 2008).

Pada aspek perencanaan atau planning dalam usaha pembesaran ikan

lele di UKM Wahana Sentosa yang dilakukan adalah perencanaan teknis sesuai

dengan Standart Operational Procedure (SOP) budidaya pembesaran ikan lele di

Wahana Sentosa, rencana pengadaan benih ikan lele, perencanaan tenaga

kerja, perencanaan biaya dan tujuan melakukan usaha pembesaran ikan lele.

Perencanaan teknis sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP)

budidaya pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa meliputi perencanaan

sarana dan prasarana serta melakukan perencanaan kolam hingga proses panen

Page 159: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

43

ikan lele. Rencana pengadaan benih ikan lele sebagai bahan baku untuk

melakukan pembesaran ikan lele. Perencanaan tenaga kerja yaitu

mempersiapkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pembesaran

ikan lele. Perencanaan biaya yaitu perencanaan biaya yang dibutuhkan dalam

proses pembesaran ikan lele mulai dari pra produksi hingga pasca produksi.

Perencanaan kedepannya jika usaha pembesaran ikan lele semakin dikenal

masyarakat dan keuntungan semakin meningkat maka pemilik usaha akan

merelokasi tempat usaha ke tempat yang lebih strategis dan memperbesar

usaha pembesaran ikan lele.

Perencanaan pada usaha pembesaran ikan lele UKM Wahana Sentosa

sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil ikan lele yang dipanen

sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) budidaya pembesaran

ikan lele yaitu setiap kolam dengan volume 4m3 menghasilkan 4000 ekor ikan

lele. Tujuan usaha pembesaran ikan lele mulai tercapai seperti mulai banyak

masyarakat yang ingin belajar budidaya ikan lele. Permintaan ikan lele untuk

konsumsi terus meningkat karena ikan lele memiliki nilai gizi yang tinggi dan juga

harga terjangkau.

4.2.2 Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (organizing) adalah mengoordinasikan manusia,

keuangan, hal yang bersifat informasi, dan sumber daya lainnya yang diperlukan

untuk mencapai tujuan organisasi. Aktivitas-aktivitas pengorganisasian termasuk

menarik orang-orang ke dalam perusahaan, menentukan tanggung jawab

pekerjaan, mengelompokan pekerjaan kedalam unit kerja, menyusun dan

mengalokasikan sumber daya, serta menciptakan kondisi-kondisi yang

memungkinkan orang dan hal-hal lainnya bekerja sama untuk mencapai

kesuksesan maksimum (Bateman dan Snell, 2008).

Page 160: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

44

UKM Wahana Sentosa menggunakan system organisasi yang berbentuk

garis atau lini dimana arus perintah berasal dari pemilik usaha lalu disampaikan

langsung kepada bawahannya lewat jalur perintah seperti garis atasan ke

bawahan. Tujuannya supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan

tanggungjawab serta hubungan kerja sama yang baik antar tenaga kerja.

Pengorganisasian usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa

dipimpin oleh pemilik usaha yaitu Bapak Bambang Budi Hartono. Dalam

pelaksanaannya di lapang pemilik usaha dibantu oleh karyawan yang bertugas

mengkordinir teknisi pembesaran dan marketing. Dua karyawannya bertanggung

jawab atas jalannya proses pembesaran ikan lele. Mulai dari persiapan kolam

sampai panen dan juga proses pemasaran.

Pengorganisasian pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana

Sentosa sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan semua tenaga kerja

sudah menepatkan dirinya sesuai dengan tugas dan tanggungjawab mereka

khusunya pada bidang budidaya pembesaran ikan lele. Sehingga dalam

pelaksanaan semua kegiatan mulai dari kegiatan produksi sampai pemasaran

berjalan lancar.

4.2.3 Penggerakan (Actuating)

Penggerakan (actuating) adalah mengarahkan dan mengelola setiap

sumber daya yang telah dimiliki perusahaan tersebut agar dapat digunakan

sesuai dengan fungsi masing-masing. Setiap sumber daya yang ada harus

diarahkan, dikoordinasikan satu dengan yang lainnya supaya dapat bekerja

optimal untuk mencapai tujuan perusahaan (Rudianto, 2013).

Penggerakan pimpinan usaha di UKM Wahana Sentosa yaitu dengan

memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan. Pimpinan usaha Bapak

Bambang Budi Hartono memberikan pengarahan kepada karyawan agar

Page 161: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

45

melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas, wewenang

dan tanggungjawabnya. Pimpinan usaha memberikan motivasi kepada karyawan

dengan menyediakan makanan setiap hari dan bonus gaji bagi karyawan yang

kinerjanya melebihi target penjualan.

Pengerakan pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa

sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan tenaga kerja yang selalu siap

sedia dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, wawasan

dan skill karyawan yang semakin meningkat, hasil produksi ikan lele yang selalu

meningkat dan meningkatnya keuntungan UKM Wahana Sentosa dari penjualan

ikan lele segar untuk konsumsi.

4.2.4 Pengawasan (Controlling)

Keseluruhan proses manajemen harus terus disempurnakan karena

System dan lingkungan secara dinamis menimbulkan perubahan yang terus

menerus. Pengawasan dilakukan untuk melihat kemungkinan penyempurnaan

tahapan analisis risiko yang diakibatkan perubahan lingkungan. Langkah tersebut

dilanjutkan dengan penambahan serta penyempurnaan perencenaan risiko

perusahaan (Basyaib, 2007).

Pelaksanaan fungsi pengawasan pada usaha pembesaran ikan lele di

UKM Wahana Sentosa dilakukan langsung oleh pemilik usaha. Bapak Bambang

Budi Hartono selaku pemilik usaha melakukan pengawasan langsung setiap

harinya ke UKM Wahana Sentosa. Pengawasan yang dilakukan meliputi

pengawasan bahan baku, kegiatan teknis apakah sudah sesuai dengan Standart

Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, pengawasan terhadap para

karyawan apakah sudah bekerja sesuai bidangnya dan pengawasan kegiatan

pemasaran. Selain itu, agar proses pengawasan berjalan optimal.

Page 162: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

46

Pengawasan pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa

sudah berjalan baik. Hal ini dibuktikan dengan memperoleh hasil panen ikan lele

yang sehat dan berkualitas, kegiatan teknis yang sudah sesuai dengan Standart

Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, para karyawan sudah

melakukan tugasnya sesuai bidangnya dan kegiatan pemasaran yang baik

sehingga konsumen puas.

4.3 Aspek Pemasaran Usaha Pembesaran Ikan Lele

4.3.1 Bauran Pemasaran (4P)

a. Produk (Product)

Berdasarkan kata produk terkandung pengertian yang mencakup segi

fisik dan hal-hal lain yang lebih ditentukan oleh konsumen seperti masalah jasa

yang menyertainya, masalah psikolgis seperti kepuasan pemakaian, simbol

status segi artistik, dan lain sebagainya. Kotler merumuskan sebagai: “hasil akhir

yang mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan hal-hal yang simbolis yang

dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan dan keuntungan

bagi pembelinya (Mursid, 2008).

Produk yang diproduksi oleh UKM Wahana Sentosa adalah ikan lele yang

berkualitas dengan harga yang terjangkau, yang mempunyai daging ikan

berwarna putih, bersih, tidak berbau amis dan tekstur yang padat. Hal tersebut

disebabkan proses pembesaran ikan yang sesuai dengan Standart Operational

Procedure (SOP). Memanfaatkan kolam beton berbentuk persegi dengan volume

4 m3 sebagai sarana budidaya yang terdapat buangan atau outlet di dasar

kolam. Tujuannya untuk mempermudah dalam proses pembuangan kotoran ikan.

Pemberian pakan secara teratur 2 kali dalam sehari sesuai dosis pakan yang

sudah ditentukan. Monitoring kualitas air yang selalu dilakukan setiap hari.

Page 163: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

47

b. Harga (Price)

Menurut Primyastanto (2011), harga merupakan suatu nilai tukar yang

bisa di samakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh

dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu

dan tempat tertentu.

Sesuai dengan kualitas dari ikan lele yang dibesarkan dengan System

Boster. Harga yang diberikan UKM Wahana Sentosa Rp.20.000/kg untuk semua

ukuran. Strategi harga yang dillakukan adalah dengan memberi potongan.

Apabila pembelian ikan lele dengan jumlah besar dan berkelanjutan maka akan

diberi potongan harga. Sehingga pelanggan akan mendapatkan keuntungan

berlipat yaitu mendapatkan ikan lele yang berkualitas dengan harga terjangkau.

c. Promosi (Promotion)

Menurut Primyastanto (2011), promosi merupakan suatu upaya untuk

mebertahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon

konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan memberikan

pelatihan setiap bulanya dan informasi yang terbuka tentang pembesaran ikan

lele dengan System Boster.

Berdasarkan data yang saya peroleh dari Bapak Bambang Budi Hartono,

tidak ada bentuk promosi yang dilakukan oleh UKM Wahana Sentosa. Proses

penyebaran informasi UKM Wahana Sentosa terjadi mulai dari mulut ke mulut

yang dilakukan dari satu konsumen ke konsumen lainnya.

d. Tempat (Place)

Menurut Primyastanto (2011). Penentuan lokasi dan distribusi beserta

sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan

agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta

mendistribusikan barang atau jasa.

Page 164: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

48

Lokasi UKM Wahana Sentosa berada di Kota Probolinggo. Lokasi

tersebut sangat strategis karena dekat dengan tempat tinggal penduduk, pasar

tradisional, pembudidaya benih ikan lele dan jalan raya. Lokasi yang strategis ini

memberi kemudahan usaha pembesaran ikan lele dalam hal pemasaran,

tersedianya benih ikan lele yang melimpah dan tersedianya tenaga kerja yang

berkualitas.

4.3.2 Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran untuk ikan lele di UKM Wahana Sentoasa adalah

Sekitar Kota dan Kabupaten Probolinggo. Kota Probolinggo adalah daerah

pemasaran terbesar karena masyarakatnya banyak yang suka mengkonsumsi

ikan lele. Ikan lele di distribusikan ke wilayah Kota Probolinggo khususnya pada

komplek perumahan, pasar tradisional, rumah makan dan lain-lain.

4.3.3 Saluran Pemasaran

Distribusi merupakan suatu rute atau jalur dalam bentuk jaringan yang

dapat melibakan lembaga lembaga lain produsen untuk mendapat jaringan

dengan konsumen. Objek dalam saluran distribusi ini tidak hanya berupa

jasa atau kombinasi barang dan jasa. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam

saluran distribusi memang lembaga yang mempunyai kepentingan dalam

saluran. (Dharmesta, 2010).

Pada aspek pemasaran, distribusi merupakan salah satu kegiatan penting

yang bertujuan untuk menyalurkan barang hasil produksi kepada konsumen

secara tepat dan cepat. Untuk mendukung kegiatan distribusi produk, maka

diperlukan suatu saluran distribusi agar pendistribusian barang dapat dilakukan

tepat dan merata.

Saluran distribusi merupakan suatu saluran yang menghubungkan suatu

barang produksi kepada konsumen akhir melalui perantara maupun langsung.

Page 165: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

49

Saluran distribusi di UKM Wahana Sentosa terbagai menjadi 2. Pertama, saluran

distribusi secara tidak langsung dilakukan dari produsen ikan lele yaitu UKM

Wahana Sentosa mengirim ke pengepul atau pengolah ikan lele yaitu rumah

makan dan tempat catering. Kedua, saluran distribusi langsung dilakukan

langsung dari produsen ikan lele yaitu UKM Wahana Sentosa memasarkan

langsung kepada konsumen yaitu masyarakat yang tinggal di komplek

perumahan, berjualan di pasar tradisional dan tamu yang datang langsung ke

UKM Wahana Sentosa. Berikut ini merupakan gambar dari saluran distribusi

pemasaran ikan lele dapat dilihat pada gambar 10.

a. Tidak Langsung

b. Langsung

Gambar 10. Saluran Distribusi Tidak Langsung dan Langsung

Sumber: Wahana Sentosa (2018)

4.4 Aspek Finansiil Usaha Pembesaran Ikan Lele

4.4.1 Permodalan

Modal usaha adalah modal yang digunakan ketika memulai usaha. Nilai

modal usaha cukup besar dan umumnya merupakan modal yang bisa dipakai

dalam jangka panjang. Nilai modal usaha juga akan mengalami penyusutan dari

bulan kebulan atau dari tahun ke tahun (Mahyyudin, 2006).

Menurut Riyanto (1984), menyatakan bahwa berdasarkan fungsi

bekerjanya aktiva di bagi menjadi tiga yaitu modal tetap, modal lancar dan modal

kerja. Modal tetap adalah adalah asset perusahaan yang bersifat tetap, tidak

PRODUSEN

PENGEPUL / PENGOLAH

KONSUMEN

PRODUSEN KONSUMEN

Page 166: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

50

berangsur-angsur habis dalam pemakaian, guna menunjang kegiatan usaha

yang dilakukan. Modal lancar adalah modal yang dapat digunakan dalam satu

kali proses produksi, modal lancar dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan setiap

proses produksi. Modal kerja adalah gabungan dari biaya tetap dan biaya

variable. Sedangkan berdasarkan asalnya modal dapat di bedakan menjadi dua

yaitu modal sendiri dan modal asing.

Modal usaha pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa

semuanya berasal dari modal sendiri yaitu modal yang dikeluarkan oleh pemilik

usaha Bapak Bambang Budi Hartono. Modal tetap yang digunakan usaha

sebesar Rp. 305.946.000 yang digunakan untuk tanah, bangunan, kolam, alat

transportasi dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1. Modal lancar

yang digunakan sebesar Rp. 10.437.500 yang digunakan untuk benih ikan lele,

pakan, perawatan, listrik, dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Modal kerja sebesar Rp. 13.705.250 yang digunakan untuk PBB, listrik, gaji

tenaga kerja dll. Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada lampiran 3.

4.4.2 Biaya Produksi

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah elemen biaya yang tidak berubah pada setiap satuan

barang yang diproduksi. Biaya tetap tidak akan berubah meskipun jumlah yang

diproduksi naik. Biaya tetap pada dasarnya telah dibayarkan sehingga tidak ada

keputusan yang dapat mempengaruhi pengeluaran tersebut (Yulinda, 2012).

Biaya tetap pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa

selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 6.955.250. Untuk rincian mengenai biaya

tetap pada usaha pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa dapat dilihat pada

lampiran 4.

Page 167: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

51

b. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel adalah elemen biaya yang berubah-ubah secara langsung

dengan satuan yang diproduksi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bila

suatu elemen biaya bertambah besar karena produksi maka elemen biaya

tersebut adalah biaya variabel (Yulinda, 2012).

Biaya variabel pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana

Sentosa selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 6.750.000. Untuk rincian

mengenai biaya variabel pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana

Sentosa dapat dilihat pada lampiran 5.

c. Biaya Total (Total Cost)

Besarnya biaya produksi jelas berhubungan dengan banyak sedikitnya

jumlah produk yang dihasilkan. Dengan menambah jumlah barang yang

digunakan, biaya produksi akan ikut bertambah. Kalau output atau jumlah produk

yang dihasilka n diperbesar maka biaya total akan bertambah (Gilarso,2003).

Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya

variabel. Sehingga biaya total pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana

Sentosa selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 13.705.250. Untuk rincian

mengenai perhitungan biaya total pada usaha pembesaran ikan lele di UKM

Wahana Sentosa dapat dilihat pada lampiran 6.

4.4.3 Penerimaan

Output atau hasil produksi dijual di pasar dan mendatangkan penerimaan

(revenue). Penerimaan total (total revenue) adalah jumlah produk dikalikan

dengan harga jualnya. Nila TR lebih besar dari pada biaya total (TC), perusahaan

memperoleh laba, sebaliknya nila TR lebih rendah dari pada TC, perusahaan

mengalami kerugian (Gilarso,2003).

Page 168: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

52

Penerimaan merupakan perkalian dari jumlah produk yang terjual dengan

harga per kilogram penjualan. Sehingga penerimaan yang didapatkan pada

usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa setiap 1 siklus (2,5 bulan)

sebesar Rp. 24.000.000. Untuk rincian mengenai perhitungan penerimaan pada

usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa dapat dilihat pada

lampiran 7.

4.4.4 Keuntungan

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Bagi perusahaan

itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas

pengelolaan usaha tersebut. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam

usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena

profitabilitas menunjukkan badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik

di masa yang akan datang (Riyanto, 1984).

Keuntungan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya

total. Sehingga keuntungan yang didapatkan pada usaha pembesaran ikan lele

di UKM Wahana Sentosa setiap 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 10.294.750.

Untuk rincian mengenai perhitungan keuntungan pada usaha pembesaran ikan

lele di UKM Wahana Sentosa dapat dilihat pada lampiran 8.

4.4.5 Break Event Point (BEP)

Perusahaan tidak mengalami rugi dan juga tidak mendapat laba apabila

penerimaan total sama dengan biaya total. Situasi itu disebut break-even atau

titik impas. Perusahaan dikatakan dalam keadaan “keseimbangan” bila jumlah

produksi diatur sedemikian rupa hingga perusahaan mencapai laba maksimal

(Gilarso,2003).

Page 169: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

53

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Magang (PKM) didapatkan biaya tetap

dari hasil pembesaran ikan lele selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar Rp.

6.955.250 sedangkan biaya variabel untuk pembesaran ikan lele selama 1 siklus

(2,5 bulan) adalah sebesar Rp. 6.750.000. Untuk jumlah produksi ikan lele dalam

waktu 1 siklus (2,5 bulan) sebanyak 1.200 kg, sehingga didapatkan besar biaya

variabel setiap kilogramnya adalah 5.625. Harga jual ikan setiap kilogramnya

adalah Rp. 20.000. Untuk penerimaan dari hasil pembesaran ikan lele selama 1

siklus (2,5 bulan) sebesar Rp. 24.000.000. Sehingga didapatkan BEP sales

sebesar Rp. 9.676.869, artinya pembesaran ikan lele di Wahana Sentosa

menguntungkan karena penerimaan pada pembesaran ikan lele lebih besar

daripada BEP sales. Sedangkan untuk BEP unit didapatkan sebesar 483,84 kg,

artinya produksi ikan lele di UKM Wahana Sentosa sudah melebihi dari titik

impas karena jumlah produksi ikan lele lebih besar daripada BEP unit. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa

ini menguntungkan. Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan BEP dapat

dilihat pada lampiran 9.

4.4.6 R/C Ratio

Tingkat pendapatan usaha dapat diukur menggunakan analisis R/C yang

didasarkan pada perhitungan secara finansiil. Jika R/C meningkat menunjukkan

peningkatan penerimaan. Usaha dikatakan layak jika R/C bernilai lebih besar dari

satu (R/C > 1) yang artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau

secara sederhana kegiatan usaha tersebut menguntungkan. Bila R/C bernilai

lebih kecil dari satu (R/C < 1) yang artinya tambahan biaya yang dikeluarkan

akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan

biaya atau kegiatan usaha tersebut mengalami kerugian (Marissa, 2010).

Page 170: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

54

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Magang (PKM) didapatkan total

penerimaan dari hasil pembesaran ikan lele selama 1 siklus (2,5 bulan) sebesar

Rp. 24.000.000 sedangkan biaya total untuk pembesaran ikan lele selama 1

siklus (2,5 bulan) adalah sebesar Rp. 13.705.250. Sehingga didapatkan R/C ratio

sebesar 1,75 yang artinya usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa

menguntungkan dikarenakan setiap tambahan biaya yang dikeluarkan untuk

pembesaran ikan lele akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar yaitu

sebesar 1,75 daripada tambahan biayanya. Untuk rincian mengenai perhitungan

R/C ratio pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa dapat

dilihat pada lampiran 10.

4.4.7 Rentabilitas

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase. rentabilitas ekonomi dapat

ditingkatkan dengan cara meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya suatu rentabilitas itu sendiri (Riyanto,1984).

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Magang (PKM) didapatkan

keuntungan/laba dari hasil pembesaran ikan lele selama 1 siklus (2,5 bulan)

sebesar Rp. 10.294.750 sedangkan biaya total untuk pembesaran ikan lele

selama 1 siklus (2,5 bulan) adalah sebesar Rp. 13.705.250. Sehingga didapatkan

rentabilitas sebesar 75.1%, artinya efisiensi penggunaan total biaya dan

keuntungan UKM Wahana Sentosa untuk pembesaran ikan lele sebesar 75,1%.

Untuk rincian mengenai perhitungan rentabilitas pada usaha pembesaran ikan

lele di UKM Wahana Sentosa dapat dilihat pada lampiran 11.

Page 171: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

55

4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Pembesaran Ikan Lele

4.5.1 Faktor Pendukung Usaha

Pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa memiliki

faktor pendukung usaha. Faktor-faktor pendukung usaha pada pembesaran ikan

lele adalah sebagai berikut:

Tersedianya akses jalan yang cukup bagus dari tempat usaha menuju pusat

kota dan pasar

Meningkatnya minat konsumsi masyarakat terhadap ikan lele segar dan

olahan ikan lele

Budidaya pembesaran ikan lele menghasilkan ikan yang berkualitas

Semakin banyaknya pembudidaya ikan lele

4.5.2 Faktor Penghambat Usaha

Pada usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa memiliki

faktor penghambat usaha. Faktor-faktor penghambat usaha pada pembesaran

ikan lele adalah sebagai berikut:

1. Iklim atau cuaca yang tidak menentu

2. Adanya penyakit yang mengancam ikan lele

3. Kondisi air yang kurang baik

4. Daerah pemasaran yang kurang luas

5. Limbah usaha yang masih di buang ke sungai

Page 172: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

56

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) di UKM

Wahana Sentosa dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan lele meliputi sarana dan prasarana

penunjang produksi. Sarana meliputi kolam pembesaran, sumber air,

peralatan, benih ikan lele, pakan, dan alat transportasi yang digunakan untuk

kegiatan pembesaran ikan lele. Sedangkan prasarana meliputi jalan,

penyediaan tenaga listrik, gudang, dan komunikasi yang akan menunjang

berjalannya usaha pembesaran ikan lele. Adapun proses produksi

pembesaran ikan lele meliputi persiapan kolam, persiapan air, penebaran

benih, percampuran dan pemberian pakan, perawatan kualitas air, grading,

kontrol penyakit serta pemanenan ikan.

2. Aspek manajemen dalam usaha pembesaran ikan lele meliputi perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Perencanaan berupa

perencanaan teknis sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP)

budidaya pembesaran ikan lele di UKM Wahana Sentosa, rencana

pengadaan benih ikan lele, perencanaan tenaga kerja, perencanaan biaya

dan tujuan melakukan usaha pembesaran ikan lele. Pengorganisasian kerja di

UKM Wahana Sentosa menggunakan sistem organisasi yang berbentuk garis

atau lini dimana arus perintah berasal dari pemilik usaha lalu disampaikan

langsung kepada bawahannya lewat jalur perintah seperti garis atasan ke

bawahan dengan total karyawan 2 orang. Penggerakan dilakukan oleh pemilik

usaha dengan memberikan pengarahan dan motivasi kepada karyawan.

Pengawasan dilakukan langsung oleh pemilik usaha terkait pengawasan

bahan baku, kegiatan teknis apakah sudah sesuai dengan Standart

Page 173: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

57

Operational Procedure (SOP) pembesaran ikan lele, pengawasan terhadap

para karyawan apakah sudah bekerja sesuai bidangnya dan pengawasan

kegiatan pemasaran.

3. Aspek pemasaran dalam usaha pembesaran ikan lele di UKM Wahana

Sentosa dilakukan secara aktif dan pasif. Harga yang diberikan UKM Wahana

Sentosa dikenakan biaya Rp.20.000/kg untuk semua ukuran. Daerah

pemasaran ikan lele ini adalah Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo.

Saluran pemasaran dilakukan secara tidak langsung dan langsung.

4. Aspek finansiil usaha pembesaran ikan lele selama 2,5 bulan pada saat

dilakukan Praktek Kerja Magang sudah dapat dikatakan layak dan

menguntungkan. Nilai R/C ratio pada usaha pembesaran ikan lele ini sebesar

1,75. BEP Sales Rp. 9.676.869 dan BEP unit 483,84 kg. Rentabilitas 75,1%.

5. Faktor pendukung usaha ini adalah budidaya pembesaran ikan lele

menghasilkan daging lele yang berkualitas. Sedangkan faktor penghambat

dalam usaha ini adalah iklim dan cuaca yang tidak menentu serta air yang

kurang baik menyebabkan ikan mudah terkena penyakit dan mati.

Page 174: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

58

5.2 Saran

Dari hasil Praktek Kerja Magang pada usaha pembesaran ikan lele milik

Bapak Bambang Budi Hartono, maka penulis memberikan beberapa saran yang

diharapkan dapat meningkatkan usahanya, diantaranya:

1. Segera merelokasikan tempat usaha pembesaran ikan lele ke tempat yang

memiliki air bersih

2. Memperluas daerah pemasaran agar pembesaran ikan lele di UKM Wahana

Sentosa lebih di kenal lagi oleh masyarakat

3. Meminimalisir ikan lele yang terkena penyakit dan mati agar mendapatkan

keuntungan yang lebih maksimal

4. Menyediakan tempat pembuangan limbah atau mengolah limbah menjadi

suatu yang bermanfaat

Page 175: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

59

DAFTAR PUSTAKA

Adlilah, Nudiyal. 2010. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Mas

(Cyprinus carpio) Prespektif Laporan Keuangan Kecamatan Bajeng. Skripsi.

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hassanudin.

Ahmad Subagyo, 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Penerbit PT Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Ariyanti, Retno., Sri Mangesti Rahayu, Achmad Husain. 2014. Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Pengambil Keputusan Manajemen Terhadap Pernecanaan Volume Penjualan Dan Laba. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.11 No.1 Juni 2014.

Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Bachtiar, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Ikan Lele Dumbo. PT Agro

Media Pustaka, Jakarta.

Basyaib, Fachmi. 2007. Manajemen Risiko. Grasindo. Jakarta.

Bateman, T.S dan Snell, S.A. 2008. Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta.

Chasanah, Uswatun Siti. 2013. Pemasaran Sosial Kesehatan. Yogyakarta:

Deepublish.

Dharmesta, 2010. Pemasaran dan Industri Perikanan, Sidoarjo.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2016. Budidaya Lele Sangkuriang. Direktorat Jenderal Budidaya. Departemen Perikanan dan Kelautan, Jakarta.

Djaelani, Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian

Kualitatif. Vol.XX. No.1 FPTK IKIP Veteran Semarang.

Fish Boster Centre. 2013. Standar Operasional Prosedur Pembesaran Ikan Lele

Sistem Boster. Sidoarjo.

Fuad., Burhan., Wijaya. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi. Kanisius. Yogyakarta.

Google Image. 2017. Ikan Lele. https://images.google.com/. Diakses tanggal 10

Juli 2017 pukul 10.05

Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke Tujuh, edisi revisi, PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Page 176: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

60

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2006. Operations Management. 7th Edition. Book 1. New Jersey: Pearson education Inc. Prentice Hall.

Istikharoh, N., M. Primsyastanto, dan Surjatin, 2005. Perencanaan Usaha Pengembangan Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya Malang.

Kasmir dan Jakfar. 2016. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). Prenadamedia Group. Jakarta. 262 hlm.

Kotler, P. 2003. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall, Jakarta.

Mahyyudin, kholish. 2006. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Panebar Swadaya.

Jakarta.

Marissa. 2010. Analisis Pendapatan Usaha Tani Tebu (Studi Kasus PT. PG Rajawali II Unit PG, Tersana Baru, Babakan, Bogor, Jawa Barat). Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Marzuki, M. 2005. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Indonesia: Yogyakarta.

Masengi, G. 2014. Analisis Keuntungan Usaha Rumah Makan El-Shadai di Kawasan Wisata Kuliner Wakeke Manado.

Mursid, 2008. Penunjang Produksi dan Pemasaran. Bandung, Universitas Padjajaran.

Murtidjo, Bambang. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.

Nasrudin. 2010. Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Parwito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta. Lkis Yogyakarta.

Pinando, Drs. Sugeng, M.Pd. 2000. Buku ajar kewirausahaan. Lembaga pengkajian dan pengembangan pendidikan LP3 Universitas Brawijaya. LP3UB.

Primyastanto, Mimit. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai Aplikasi

dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan). Universitas Brawijaya Press. Malang.

Pujianto. 2003. Manajemen Keuangan. Bumi aksara. Jakarta.

Putra, D.Y. 2011. Peran Sektor Perikanan Dalam Perekonomian Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia: Analisis Input-Output. Artikel Pasca Sarjana. Universitas Andalas. Sumatera Barat.

Riyanto, B. 1984. Dasar-dasar Pembelanjaan Usaha. Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta.

Page 177: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

61

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Grasindo. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. PT Gramedia. Jakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke- 17. Bandung: Alfabeta.

Sukandar, Sidik. 2007. Potensi Perikanan Tangkap Rendah

http.//www.mediaindonesia.com

Suyanto, R. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Lele. Penebar Swadaya Jakarta.

Suyanto, R. 2011. Budidaya Ikan Lele. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Tasman, Aulia dan Havidz, Aima. 2016. Ekonomi manajerial dengan pendekatan matematis. Rajawali Pers. 2016. Cetakan ke 4. ISBN. 978-979-769-483-8

Umar, Husein. 2003. Business an Introduction. Jakarta: Gramedia.

Warisno dan Dahana, K. 2009. Investasi Sengon. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wicaksono, Yudhy. 2007. Aplikasi Excel dalam Pengambilan Keputusan Bisnis. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Widharta W.P., Sugiharti, S. 2013. Penyusunan Strategi dan Sistem Penjualan dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. Vol 2. No 1.

Yulinda, 2012. Panduan Lengkap Bisnis dan Ekonomi. Lily Publisher.

Jakarta.

Page 178: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

62

LAMPIRAN

Lampiran 1. Modal Tetap

No.

Modal Tetap

Jumlah

Harga

Total Harga Umur Teknis

Jumlah Penyusutan

per bulan

(Unit) (Rp/Unit) (Rp) (Bulan) (Rp)

1 Tanah 500m2 216.000 108.000.000 - -

2 Bangunan 1 90.000.000 240 375.000

3 Kolam beton 7 3.000.000 21.000.000 120 175.000

4 Sumur bor 1 3.000.000 3.000.000 120 25.000

5 Seser 4 25.000 100.000 40 2.500

6 Pipa saring 5 21.000 105.000 60 1.750

7 Pipa saluran 7 120.000 840.000 60 14.000

8 Timbangan gantung

1 3.000.000 3.000.000 120 25.000

9 Timbangan pegas duduk

2 240.000 480.000 24 20.000

10 Ember 1 15.000 15.000 20 750

12 Gayung 1 20.000 20.000 20 1.000

13 Tong 1 60.000 60.000 24 2.500

14 Pompa air 3 300.000 900.000 120 7.500

15 Ember grading ikan

6 35.000 210.000 60 3.500

16 Selang air 1 30.000 30.000 60 500

17 Kran air 7 18.000 126.000 60 2.100

18 Keranjang plastic

2 30.000 60.000 60 1.000

19 Tandon air 1 6.000.000 6.000.000 120 50.000

20 Mobil 1 60.000.000 60.000.000 120 500.000

21 Motor 1 12.000.000 12.000.000 120 100.000

Jumlah 305.946.000 1.307.100

Page 179: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

63

Lampiran 2. Modal Lancar

No. Modal Lancar Jumlah

(Unit)

Harga

(Rp/unit)

Total Harga

(Rp)

1 Benih Ikan lele 15.000 ekor 100 1.500.000

2 Pakan Ikan lele 450 kg 10.000 4.500.000

3 Listrik 2,5 bulan 100.000 250.000

4 Bensin 2,5 bulan 200.000 500.000

5 Perawatan 2,5 bulan 200.000 500.000

6 PBB 2,5 bulan 75.000 187.500

7 Gaji tenaga kerja 2 orang 1.500.000 3.000.000

Jumlah 10.437.500

Lampiran 3. Modal Kerja

No. Modal Kerja Jumlah

(Unit)

Harga

(Rp/unit)

Total Harga

(Rp)

1 Benih Ikan lele 15.000 ekor 100 1.500.000

2 Pakan Ikan lele 450 kg 10.000 4.500.000

3 Listrik 2,5 bulan 100.000 250.000

4 Bensin 2,5 bulan 200.000 500.000

5 Perawatan 2,5 bulan 200.000 500.000

6 PBB 2,5 bulan 75.000 187.500

7 Gaji tenaga kerja 2 orang 1.500.000 3.000.000

8 Penyusutan 2,5 bulan 1.307.100 3.267.750

Jumlah 13.705.250

Modal Usaha = Modal Tetap + Modal Lancar

= Rp. 305.946.000 + Rp. 10.437.500

= Rp. 316.383.500

Page 180: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

64

Lampiran 4. Biaya Tetap (Fixed Cost)

No. Biaya Tetap Jumlah

(Unit)

Harga

(Rp/unit)

Total Harga

(Rp)

1 Penyusutan 2,5 bulan 1.307.100 3.267.750

2 PBB 2,5 bulan 75.000 187.500

3 Gaji Tenaga Kerja 2 orang 1.500.000 3.000.000

4 Perawatan 2,5 bulan 200.000 500.000

Jumlah 6.955.250

Lampiran 5. Biaya Variabel (Variabel Cost)

No. Biaya Variabel Jumlah

(Unit)

Harga

(Rp/unit)

Total Harga

(Rp)

1 Benih Ikan Lele 15.000 100 1.500.000

2 Pakan Ikan lele 450 kg 10.000 4.500.000

3 Listrik 2,5 bulan 100.000 250.000

4 Bensin 2,5 bulan 200.000 500.000

Jumlah 6.750.000

Lampiran 6. Biaya Total (Total Cost)

Biaya Total (TC) = Biaya Tetap (FC) + Biaya Variabel (VC)

= Rp. 6.955.250 + Rp. 6.750.000

= Rp. 13.705.250

Lampiran 7. Penerimaan (Total Revenue)

No. Produk terjual (Ikan Lele) Jumlah

(kg)

Harga per

Kilogram (Rp) Jumlah (Rp)

1 Harga konsumen 720 20.000 14.400.000

2. Harga pedagang 480 19.000 9.120.000

Jumlah 23.520.000

Lampiran 8. Keuntungan

Keuntungan = TR – TC

= Rp. 23.520.000 – Rp. 13.705.250

= Rp. 9.814.750

Page 181: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

65

Lampiran 9. Break Event Point (BEP)

Perhitungan Sales Mix dan Produk Mix

Sales-Mix :

= Harga konsumen : Harga pedagang

= Rp.14.400.000 : Rp. 9.120.000

= 1,57 : 1

Produk-Mix

= Harga konsumen : Harga pedagang

= 720 : 480

= 1,5 : 1

Perhitungan BEP Sales dan BEP Unit Totalitas:

a. BEP sales (S) Totalitas

=

=

= Rp. 9.754.769

b. BEP unit (Q) Totalitas

=

=

= 497,7 kg

Perhitungan Bep Sales dan BEP unit per produk

Harga pedagang

BEP Sales (S) = × BEP Sales Totalitas

= × Rp. 9.754.769,-

= Rp. 3.782.461,-.

Page 182: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

66

BEP Unit (Q) =

=

= 199 kg.

Harga Konsumen

BEP Sales (S) = × BEP Sales Totalitas

= × Rp. 9.754.769,-

= Rp. 5.972.307,-.

BEP Unit (Q) =

=

= 298,6 kg.

Lampiran 10. R/C Ratio

= 1,71

Lampiran 11. Rentabilitas

= 71,6%

Page 183: analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan konsumen ...

DocuSign Envelope ID: BBB42B26-88C9-48F1-8F8E-0A2AC931FD3D DocuSign Envelope ID: 083D08C5-C220-4F92-91AF-498AC1BD9843

67

Lampiran 12. Kegiatan selama di Pokdakan Wahana Sentosa

Tebar benih Pemberian pakan

Menguras kolam Grading

Menimbang hasil panen Filet ikan lele