ANALISIS DAMPAK KENAIKAN INFLASI TERHADAP HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PER SEKTOR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) Studi kasus pada Pojok Bursa Efek Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma , Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh : Vaschalis David Suswanto Nim : 052214006 PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
104
Embed
ANALISIS DAMPAK KENAIKAN INFLASI TERHADAP HARGA … · Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. ... Harga dan volume perdagangan saham di sektor apa saja yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS DAMPAK KENAIKAN INFLASI TERHADAP HARGA DAN
VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PER SEKTOR SAHAM DI BURSA
EFEK INDONESIA ( BEI )
Studi kasus pada Pojok Bursa Efek Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma , Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh :
Vaschalis David Suswanto
Nim : 052214006
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
v
ABSTRAK
ANALISIS DAMPAK KENAIKAN INFLASI TERHADAP HARGA DANVOLUME PERDAGANGAN SAHAM PER SEKTOR SAHAM DI BURSA
EFEK INDONESIA ( BEI )
Vaschalis David SuswantoUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kenaikan inflasi terhadapharga dan volume perdagangan saham per sektor saham di Bursa Efek Indonesia(BEI).
Penelitian ini dilakukan selama bulan April sampai Agustus 2008 di PojokBursa Efek Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi. Populasi yang digunakandalam penelitian ini adalah keseluruhan data tentang harga dan volume perdagangansaham yang terdaftar di BEI bulan Januari 2003-Desember 2007. Sampel dalampenelitian ini adalah sebanyak 121 saham, dan pengambilannya menggunakan teknikProportional Random Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisisregresi linear sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa inflasi tidak berpengaruh negatifsecara signifikan terhadap harga saham secara umum. Inflasi berpengaruh secarasignifikan terhadap harga saham di sektor Industri barang-barang konsumsi, Propertidan Real Estate, dan Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi. Inflasi tidakberpengaruh positif secara signifikan terhadap volume perdagangan. Inflasiberpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan sahm di sektor Industridasar dan Kimia, Keuangan, dan Perdagangan, Jasa dan Investasi.
vi
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INFLATION ON PRICE AND TRADE VOLUMEOF SHARES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Vaschalis David SuswantoUniversity of Sanata Dharma
Yogyakarta 2009.
This research aims to know the influence of inflation on volume and priceof shares listed in Indonesian Stock Exchange.
This research was conducted in April until August 2008 using data base ofStock Exchange of Economics Faculty University of Sanata Dharma, Yogyakarta.Data were collected using observation. The population is the entire data onvolume and price of shares in listed Indonesian Stock Exchange from January2003 to Desember 2007. Samples of this research were 121 shares, which weretaken using Proportional Random Sampling. Data analysis techniques used wasSimple Linear Regression Analysis.
Results of this research showed that inflation did not influencesignificantly the share price in general. Inflation influenced share prices in thesectors of Consumption Goods Industry, Property and Real Estate, andInfrastructure and Utility and Transportation sectors. Inflation generally did notinfluence on traded volumes of shares. Inflation influenced the traded volume ofshares only in Chemical and Elementary Industry, Finance, Commerce, andService and Invesment sectors.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah Bapa atas
karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Dampak Kenaikan Inflasi Terhadap Harga dan Volume
Perdagangan Saham per Sektor Saham Di Bursa Efek Indonesia (BEI): Studi
Kasus pada Pojok Bursa Efek Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Romo Rektor DR. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. Selaku Rektor
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., Selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D., Selaku dosen pembimbing I, yang
telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, MM., Selaku dosen pembimbing II, yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih
baik.
ix
6. Bapak dan ibuku tercinta, Vincent, Via yang telah memberikan kasih
sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan penghidupan
yang layak bagiku. Bapak maaf david tidak bisa mendapatkan IPK diatas
Bapak.
7. Mas Andi Purno yang telah memberikan waktu, perhatian, kesabaran dalam
menemani mengerjakan skripsi ini. Mas sudah kubuktikan kalau aku sudah
lulus. Terimakasih ya mas.
8. Yovinta Endah Lestari (Dedek) tersayang, makasih ya dek udah banyak
CTTH Citatah Industri Marmer TbkSumber : Data Sekunder
Tabel. VI. 3. Industri dasar dan kimia
Kode EmitenALMI Alumindo Light Metal Inds. TbkINAI Indal Alumunium Industry TbkJKSW Jakarta Kyoei Steel Works TbkLMSH Lion Mesh P. TbkTBMS Tembaga Mulia Semanan TbkCLPI Colorpak Indonesia TbkDPNS Duta Pertiwi Nusantara TbkEKAD Ekadharma Internasional TbkINCI Intanwijaya Internasional TbkSOBI Sorini Agro Asia Corporindo TbkAPLI Asiaplast Industries TbkBRNA Berlina TbkFPNI Fatrapolindo Nusa Industri TbkDSUC Daya Sakti Unggul Corp. TbkTIRT Tirta Mahakam Resources TbkSAIP Surabaya Agung Industri P. TBk
Sumber : Data Sekunder
40
Tabel. VI. 4. Aneka industri
Kode EmitenAUTO Astra Otoparts TbkGDYR Goodyear Indonesia TbkPRAS Prima Alloy Steel TbkSMSM Selamat Sampurna TbkCNTB Saham Seri B ( Centex Tbk )INDR Indorama Sintetics TbkKARW Karwell Indonesia TbkMYRX Hanson International TbkMYRXP Saham Seri B Hanson InternatioPOLY Polysindo Eka Perkasa TbkRDTX Roda Vivatex TbkTEJA Texmaco Jaya TbkBATA Sepatu Bata TbkSIMM Surya Intrindo Makmur TbkJECC Jembo Cable Campany TbkKBLI GT Kabel Indonesia TbkVOKS Voksel Electric TbkSCCO Supreme Cable Manufacturing CoASIA Asia Grain International TbkIKBI Sumi Indo Kabel Tbk
Sumber : Data Sekunder
Tabel. VI. 5. Industri barang-barang konsumsi
Kode EmitenADES Ades Waters Indonesia TbkAISA Tiga Pilar Sejahtera Food TbkDLTA Delta Djakarta TbkMYOR Mayora Indah TbkSKLT Sekar Laut TbkULTJ Ultra Jaya Milk TbkHMSP H. M. Sampoerna TbkRMBA Bentoel International Inv. TbkPYFA Pyridam Farma TbkSQBB Bristol-Myers Squibb IndonesiaMRAT Mustika Ratu TbkTCID Mandom Indonesia TbkKDSI Kedawung Setia Industrial TbkLMPI Langgeng Makmur Plastic I Tbk
Sumber : Data Sekunder
41
Tabel. VI. 6. Properti
Kode EmitenBIPP Bhuwanatala Indah Permai TbkBKSL Sentul City TbkBMSR Bintang Mitra Semestaraya TbkCKRA Ciptojaya Kontrindoreksa TbkCTRA Ciputra Development TbkCTRS Ciputra Surya TbkDART Duta Anggada Realty TbkDUTI Duta Pertiwi TbkJIHD Jakarta Int. I Hotel & Dev TbkKIJA Kawasan Industri Jakabeka TbkPUDP Pudjiadi Prestige Limited TbkPWON Pakuwon Jati TbkRODA Roda Panggon Harapan Tbk
Sumber : Data Sekunder
Tabel. VI. 7. Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
Kode EmitenHITS Humpuss Intermoda Trans TbkMIRA Mitra Rajabasa TbkSMDR Samudra Indonesia TbkZBRA Zebra Nusantara TbkPTRO Petrosea Tbk
Sumber : Data Sekunder
Tabel. VI. 8. Keuangan
Kode EmitenBABP Bank Bumiputra Indonesia TbkBEKS Bank Eksekutif International TbkBNLI Bank Permata TbkBNII Bank International Ind TbkBVIC Bank Victoria Int I TbkLPBN Bank Lippo TbkMEGA Bank Mega TbkBFIN BFI Finance Indonesia TbkTRUS Trus Finance Indonesia TbkAKSI Asia Kapitalindo Securities TbkKREN Kresna Graha Sekurindo TbkUNIT Nusantara Inti Corpora TbkASDM Asuransi Dayin Mitra TbkPNIN Panin Insurance Tbk
42
GSMF Equity Development InvesmentLPPS Lippo Securities TbkMTFN Capitalinc Investment Tbk
Sumber : Data Sekunder
Tabel. VI. 9. Perdagangan, Jasa dan Investasi
Sumber : Data Sekunder
Kode EmitenAIMS Akbar Indo Makmur Stimec TbkGEMA Gema Grahasarana TbkHEXA Hexindo Adiperkasa TbkKONI Perdana Bangun Pusaka TbkSDPC Millennium Pharmacom Int. TbkTGKA Tigaraksa Satria TbkTMPI AGIS TbkTURI Tunas Ridean TbkWAPO Wahana Phonix Mandiri TbkWICO Wicaksana Overseas Int I TbkMPPA Matahari Putra Prima TbkALFA Alfa Retailindo TbkHERO Hero Supermarket TbkRIMO Rimo Catur Lestari TbkTKGA Toko Gunung Agung TbkBAYU Bayu Buana TbkFAST Fast Food Indonesia TbkMAMI Mas Murni Indonesia TbkPANR Panorama Sentrawisata TbkPNSE Pudjiadi & Sons Estate TbkSHID Hotel Sahid Jaya TbkABBA Abdi Bangsa TbkIDKM Indosiar Karya Media TbkSCMA Surya Citra Media TbkDNET Dyaviacom Intrabumi TbkITTG Integrasi Teknologi TbkLMAS Limas Centric Indonesia TbkLPLI Lippo E-NET TbkMITI Mitra Investindo Tbk
43
BAB V
ANALISIS DATA
Untuk mengetahui apakah kenaikan inflasi berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga dan volume perdagangan saham per sektor saham maka
perlu dilakukan teknik analisis data menggunakan sampel saham-saham per sektor
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2003-2007. Langkah-
langkah pengujiannya adalah :
A. Menghitung rata-rata saham
Menghitung rata-rata saham yang dijadikan sampel dengan bantuan program
Excel, sehingga didapatkan tabel rata-rata harga dan volume perdagangan saham di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2003-2007.
B. Menguji signifikansi hipotesis H1a
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham secara
umum di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H1a : Inflasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap harga saham
secara umum di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh persamaan regresi : Y =
1118,756 + 1262,578X1. Besar koefisien regresi adalah 1262,578 dengan
nilai t hitung sebesar 0,777 dimana t hitung lebih besar dari t tabel -1,64,
maka dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham secara keseluruhan di BEI.
44
b. Kesimpulan
inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham secara
umum.
C. Menguji signifikansi hipotesis H1b
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan saham per sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H1b : Inflasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap volume
perdagangan saham per sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi Y =
3096796136,640 – 11328332641,110X2. Besar koefisien regresi adalah
11328332641,110 dengan nilai t hitung sebesar -1,766 dimana t hitung lebih
kecil dari t tabel +1,64, maka dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham secara
keseluruhan di BEI.
b. Kesimpulan
inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham secara umum.
D. Menguji signifikansi hipotesis H2a
H2a : Harga saham perusahaan di Sektor Industri dasar dan kimia; Aneka industri;
Industri barang-barang konsumsi; Properti dan real estate; Infrastruktur,
utilitas dan transportasi; Keuangan; Perdagangan, jasa dan investasi
terpengaruh secara signifikan oleh kenaikan inflasi.
45
Setelah melihat secara keseluruhan dampak kenaikan inflasi melalui IHSG
maka juga akan melihat dampak kenaikan inflasi terhadap harga saham di setiap
sektornya:
1. Sektor Pertanian
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Pertanian.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Pertanian.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh persamaan regresi : Y =
2768,898 –3204,444X1. Besar koefisien regresi adalah -3204,444 dengan
nilai p-value sebesar 0,663 dimana lebih besar dari 0,1, maka dapat
disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham di Sektor Pertanian.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
sektor Pertanian.
2. Sektor Pertambangan
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Pertambangan.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Pertambangan.
46
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
722108,73 - 4249852X1. Besar koefisien regresi adalah -4249852
dengan nilai p-value sebesar 0,634 dimana lebih besar dari 0,1, maka
dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham di Sektor Pertambangan.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Pertambangan.
3. Sektor Industri dasar dan kimia
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Industri dasar dan kimia.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Industri dasar dan kimia.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
598,793 + 474,777X1. Besar koefisien regresi adalah 474,777 dengan
nilai p-value sebesar 0,378 dimana lebih besar dari 0,1, maka dapat
disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham di Sektor Industri dasar dan kimia.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham Sektor
Industri dasar dan kimia.
47
4. Aneka Industri
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Aneka Industri.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Aneka Industri.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
1811,402 + 445,188X1. Besar koefisien regresi adalah 445,188 dengan
nilai p-value sebesar 0,469 dimana lebih besar dari 0,1, maka dapat
disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham di Sektor Aneka Industri.
b. Kesimpulan
inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Aneka Industri.
5. Industri barang-barang konsumsi
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Industri barang-barang konsumsi.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Industri barang-barang konsumsi.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
2309,010 + 10791,630X1. Besar koefisien regresi adalah 10791,630
dengan nilai p-value sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari 0,1, maka
48
dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham di Sektor Industri barang-barang konsumsi.
b. Kesimpulan
Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di Sektor
Industri barang-barang konsumsi.
6. Sektor Properti dan Real Estate
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Properti dan real estate.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Properti dan real estate.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
413,118 – 850,699X1. Besar koefisien regresi adalah – 850,699 dengan
nilai p-value sebesar 0,043 dimana lebih kecil dari 0,1 maka dapat
disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham di Sektor Properti dan real estate.
b. Kesimpulan
Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di Sektor
Properti dan real estate.
7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi.
49
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
1244,650 + 11213,918X1. Besar koefisien regresi adalah 11213,918
dengan nilai p-value sebesar 0,000 dimana lebih kecil dari 0,1, maka
dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham di Sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi.
b. Kesimpulan
Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di Sektor
Infrastruktur, utilitas dan transportasi.
8. Sektor Keuangan
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Keuangan.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Keuangan.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
369,051 + 358,064X1. Besar koefisien regresi adalah 358,064 dengan
nilai p-value sebesar 0,311 dimana lebih besar dari 0,1, maka dapat
disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham di Sektor Keuangan.
50
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Keuangan.
9. Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Perdagangan, jasa dan investasi.
H2a : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Perdagangan, jasa dan investasi.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
566,416 – 173,693X1. Besar koefisien regresi adalah –173,693dengan
nilai p-value sebesar 0,572 dimana lebih besar dari 0,1, maka dapat
disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham di Sektor Perdagangan, jasa dan investasi.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham di
Sektor Perdagangan, jasa dan investasi.
Hipotesis H2a dapat dijawab dengan melihat dari nilai p-value atau nilai
signifikansinya sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H2a ditolak. Karena harga
saham yang terpengaruh secara signifikan oleh inflasi hanya Sektor Industri Barang-
barang Konsumsi; Sektor Properti dan Real Estate; serta Sektor Infrastruktur, Utilitas
dan Transportasi artinya bahwa harga saham di Sektor Industri barang-barang
51
konsumsi; Sektor Properti dan real estate; serta Sektor Infrastruktur, utilitas dan
transportasi terpengaruh secara signifikan oleh kenaikan kenaikan inflasi.
E. Menguji Signifikansi Hipotesis H2b
Perumusan Hipotesis .
H2b : Volume perdagangan saham perusahaan di Sektor Industri dasar dan kimia;
Aneka industri; Industri barang-barang konsumsi; Properti dan real estate;
Infrastruktur, utilitas dan transportasi; Keuangan; Perdagangan, jasa dan
investasi terpengaruh secara signifikan oleh kenaikan inflasi.
Setelah melihat secara keseluruhan dampak kenaikan inflasi melalui volume
perdagangan total maka akan dilihat juga dampak kenaikan inflasi di setiap
sektornya yaitu :
1. Sektor Pertanian
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan saham di Sektor Peranian.
H2b : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Peranian.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
32690489 + 62610566X2. Besar koefisien regresi adalah 62610566
dengan nilai p-value sebesar 0,711 dimana lebih besar dari 0,1, maka
dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap volume perdagangan saham di Sektor Peranian.
52
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Peranian.
2. Sektor Pertambangan
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Pertambangan.
H2b: Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Pertambangan.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
134204123,640 - 62610566X2. Besar koefisien regresi adalah -62610566
dengan nilai p-value sebesar 0,127 dimana lebih besar dari 0,1, maka
dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap volume perdagangan saham di Sektor Pertambangan.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Pertambangan.
3. Sektor Industri dasar dan kimia
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Industri dasar dan kimia.
H2b :Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Industri dasar dan kimia.
53
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
134204123,640 - 376075079X2. Besar koefisien regresi adalah -
376075079 dengan nilai p-value sebesar 0,059 dimana lebih kecil dari
0,1 maka dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh secara signifikan
terhadap volume perdagangan saham di Sektor Industri dasar dan kimia.
b. Kesimpulan
Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Industri dasar dan kimia.
4. Sektor Aneka industri
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Aneka industri.
H2b : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Aneka industri.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
2877931,379 – 14905693,235X2. Besar koefisien regresi adalah -
14905693,235 dengan nilai p-value sebesar 0,151 dimana lebih besar dari
0,1, maka dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap volume perdagangan saham di Sektor Aneka industri.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Aneka industri.
54
5. Sektor Industri barang-barang konsumsi
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Industri barang-barang konsumsi.
H2b :Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Industri barang-barang konsumsi.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
16798264 – 69199209,173X2. Besar koefisien regresi adalah -
69199209,173 dengan nilai p-value sebesar 0,637 dimana lebih besar dari
0,1, maka dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap volume perdagangan saham di Sektor Industri barang-
barang konsumsi.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Industri barang-barang konsumsi.
6. Sektor Properti dan Real Estate
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Properti dan real estate.
H2b :Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Properti dan real estate.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
33099469,189 – 26180622,934X2. Besar koefisien regresi adalah -
55
26180622,934 dengan nilai p-value sebesar 0,861 dimana lebih besar dari
0,1, maka dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap volume perdagangan saham di Sektor Properti dan
real estate.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Properti dan real estate.
7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi.
H2b : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
9341595,768 - 56250221X2. Besar koefisien regresi adalah -56250221
dengan nilai p-value sebesar 0,158 dimana lebih besar dari 0,1, maka
dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap volume perdagangan saham di Sektor Infrastruktur, utilitas dan
transportasi.
b. Kesimpulan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi.
56
8. Sektor Keuangan
a. Perumusan hipotesis :
HO1b : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Keuangan.
H2b : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Keuangan.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
55912670,667 – 269891646,759X2. Besar koefisien regresi adalah -
269891646,759 dengan nilai p-value sebesar 0,019 dimana lebih kecil
dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh secara
signifikan terhadap volume perdagangan saham di Sektor Keuangan.
b. Kesimpulan
Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
saham di Sektor Keuangan.
9. Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
a. Perumusan hipotesis :
HO : Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume
perdagangan di Sektor Perdagangan, jasa dan investasi.
H2b :Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan
di Sektor Perdagangan, jasa dan investasi.
Hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien regresi : Y =
23652990 - 145051070753X2. Besar koefisien regresi adalah -
145051070753 dengan nilai p-value sebesar 0,052 dimana lebih kecil
57
dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh secara
signifikan terhadap volume perdagangan saham di Sektor Perdagangan,
jasa dan investasi.
b. Kesimpulan
nflasi berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham
di Sektor Perdagangan, jasa dan investasi.
Hipotesis H2b dapat dijawab dengan melihat dari nilai p-value atau tingkat
signifikansinya sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H2b ditolak karena hanya
volume perdagangan saham di Sektor Industri dasar dan kimia; Keuangan;
Perdagangan, jasa dan investasi yang terpengaruh secara signifikan oleh kenaikan
inflasi.
F. Menguji Signifikansi Hipotesis H3a
H3a : Harga saham perusahaan di Sektor Aneka industri dan Properti
dibandingkan sektor lainnya paling dominan terpengaruh secara
signifikan oleh inflasi.
Hipotesis ini dapat dijawab dengan melihat koefisien determinasi. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa H3a ditolak karena harga saham yang paling
dominan dipengaruhi oleh kenaikan inflasi adalah sektor Industri barang-barang
konsumsi.
G. Menguji Signifikansi Hipotesis H3b
H3b : Volume perdagangan saham perusahaan di Sektor Aneka industri dan
Properti dibandingkan sektor lainnya paling dominan terpengaruh secara
signifikan oleh inflasi.
58
Hipotesis ini dapat dijawab dengan melihat dari koefisien determinasi.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H3b ditolak karena volume perdagangan
yang paling dominan terpengaruh adalah Sektor Keuangan.
H. Pembahasan
Hasil penelitian mengenai Analisis Dampak Kenaikan Inflasi terhadap Harga
dan Volume Perdagangan Saham per Sektor Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dapat diketahui bahwa inflasi memang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga dan volume perdagangan saham secara keseluruhan yang dilihat melalui
IHSG. Inflasi berpengaruh secara signifikan di beberapa sektor sektor di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Pada harga saham diperoleh persamaan regresi Y= 1118,756 + 1262,578x
dengan nilai t hitung 0,777 yang berarti bahwa inflasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham dan nilai koefisien determinasi 0,010 atau 1 persen
inflasi berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang 99 persen dipengaruhi
oleh faktor yang lain. Karena harga saham dipengaruhi berbagai macam faktor baik
faktor dari luar maupun faktor dari dalam perusahaan.
Pada volume perdagangan saham diperoleh persamaan regresi Y=
3096796136,110 – 11328332641,110x dengan nilai t hitung -1,766 yang berarti
bahwa inflasi tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap volume
perdagangan dan nilai koefisien determinasi 0,051 atau 5,1 persen inflasi
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham sedangkan yang 94,9 persen
dipengaruhi oleh faktor yang lain. Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui
bahwa investor juga melihat faktor yang lain yaitu kurs mata uang dan harga minyak
59
dunia, karena jika harga minyak meningkat maka akan meningkatkan harga BBM.
Jika BBM meningkat akan membuat biaya produksi mengalami peningkatan dan
memukul daya beli konsumen sehingga barang yang diproduksi tidak laku terjual
dan akan mengalami penumpukan persedian. Faktor-faktor ini yang membuat
investor tidak terlalu mempertimbangkan faktor inflasi.
Setelah melihat secara keseluruhan maka kita juga akan melihat per sektornya
di Bursa Efek Indonesia yaitu :
1. Sektor Pertanian
Sektor Pertanian yang hanya terdiri dari beberapa saham saja
sehingga perubahan harga dan volume perdagangan sebagian saham di sektor
ini mencerminkan kondisi di sektor ini.
Pada sektor Pertanian inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga dan volume perdagangan saham. Nilai koefisien determinasi
untuk harga saham adalah 0,003 artinya bahwa hanya 0,3 persen inflasi
mempengaruhi harga saham di Sektor Pertanian dan 99,7 persen dipengaruhi
oleh faktor yang lain. Volume perdagangan saham koefisien determinasinya
0,002 artinya hanya 0,2 persen inflasi mempengaruhi volume perdagangan
saham di Sektor Pertanian sedangkan 99,8 persen dipengaruhi oleh faktor
lain. Hal ini karena investor melihat harga pasar komoditas dan kurs serta
permintaan untuk produk-produk industri manufaktur.
2. Sektor Pertambangan
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga dan volume
perdagangan saham untuk Sektor Pertambangan. Nilai koefisien determinasi
60
harga saham 0,004 artinya hanya 0,4 persen inflasi mempengaruhi harga
saham dan 99,6 persen dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai koefisien
determinasi volume perdagangan saham 0,040 artinya hanya 4 persen inflasi
mempengaruhi volume perdagangan saham dan 96 persen dipengaruhi faktor
lain.
Koefisien-koefisien determinasi tersebut dapat memberikan informasi
bahwa untuk Sektor Pertambangan ini para investor lebih banyak melakukan
tindakan menahan sahamnya dan melihat perkembangan yang terjadi, karena
para investor juga melihat harga minyak dunia dan kurs nilai mata uang.
3. Sektor Industri dasar dan Kimia
Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
sedangkan untuk volume perdagangannya inflasi mempengaruhi secara
signifikan. Nilai koefisien determinasi harga saham 0,013 artinya hanya 1,3
persen inflasi mempengaruhi harga saham dan 98,7 persen dipengaruhi oleh
faktor lain. Nilai koefisien determinasi volume perdagangan saham 0,060
artinya hanya 6 persen inflasi mempengaruhi volume perdagangan saham dan
94 persen dipengaruhi faktor lain.
Koefisien-koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa untuk
Sektor Industri dasar dan kimia ini kenaikan inflasi justru membuat investor
memburu saham-saham sebagai kesempatan untuk membeli dan
menahannya. Hal ini dikarenakan investor yakin bahwa perkembangan
sektor ini sangat menjanjikan karena di sektor ini kebutuhan untuk industri
selanjutnya terdapat.
61
4. Sektor Aneka Industri
Pada sektor Aneka industri inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham dan volume perdagangannya. Nilai koefisien
determinasi harga saham 0,009 artinya hanya 0,9 persen inflasi
mempengaruhi harga saham dan 99,1 persen dipengaruhi oleh faktor lain.
Nilai koefisien determinasi volume perdagangan saham 0,035 artinya hanya
3,5 persen inflasi mempengaruhi volume perdagangan saham dan 96,5 persen
dipengaruhi faktor lain.
Sektor Aneka Industri terdiri dari Otomotif dan komponennya; tekstil
dan garmen; alas kaki dan lainnya. Produk dari sektor ini sebagian besar
memang untuk di ekspor sehingga investor mempertimbangkan kurs mata
uang yang membuat investor tidak terlalu mempertimbangkan faktor inflasi.
5. Industri Barang-barang Konsumsi
Pada Sektor industri barang-barang konsumsi inflasi berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham, tetapi untuk volume perdagangannya
inflasi tidak mempengaruhi secara signifikan. Nilai koefisien determinasi
harga saham 0,224 artinya 22,4 persen inflasi mempengaruhi harga saham
dan 77,6 persen dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai koefisien determinasi
volume perdagangan saham 0,004 artinya hanya 0,4 persen inflasi
mempengaruhi volume perdagangan saham dan 99,6 persen dipengaruhi
faktor lain.
Di sektor Industri barang-barang konsumsi kenaikan inflasi membuat
harga saham meningkat dan tidak mempengaruhi volume perdagangannya,
62
hal ini dikarenakan pemerintah menetapkan beberapa langkah seperti
pengurangan pajak dan memberikan subsidi pada barang-barang konsumsi
pokok tertentu dengan tujuan membatasi dampak kenaikan harga barang-
barang dan semakin menurunnya angka kemiskinan.
6. Sektor Properti dan Real Estate
Pada sektor Properti dan real estate inflasi berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham dan untuk volume perdagangan saham
inflasi tidak mempengaruhi secara siginifikan. Nilai koefisien determinasi
harga saham 0,069 artinya 6,9 persen inflasi mempengaruhi harga saham dan
93,1 persen dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai koefisien determinasi volume
perdagangan saham 0,001 artinya hanya 0,1 persen inflasi mempengaruhi
volume perdagangan saham dan 99,9 persen dipengaruhi faktor lain.
Pada Sektor Properti dan Real Estate kenaikan inflasi akan membuat
suku bunga menjadi tinggi sehingga suku bunga untuk kredit kepemilikan
rumah juga akan meningkat. Hal ini membuat permintaan untuk produk
sektor ini juga menurun. Namun untuk volume perdagangannya juga
menurun jika terjadi kenaikan inflasi karena investor cenderung menunggu
karena sektor ini sangat terpengaruh oleh tingkat suku bunga.
7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
Pada sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi inflasi berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham dan untuk volume perdagangannya
inflasi tidak mempengaruhi secara signifikan. Nilai koefisien determinasi
harga saham 0,218 artinya 21,8 persen inflasi mempengaruhi harga saham
63
dan 78,2 persen dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai koefisien determinasi
volume perdagangan saham 0,034 artinya hanya 3,4 persen inflasi
mempengaruhi volume perdagangan saham dan 96,6 persen dipengaruhi
faktor lain.
Hal ini karena produk dari saham ini seperti gas, jalan tol, bandara,
pelabuhan, telekomunikasi dan transportasi memang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh dikeluarkannya paket kebijakan
ekonomi terpadu ( Inpres No.6-2007 ) yang isinya mencakup pembaruan dari
tiga paket sebelumnya, yaitu paket perbaikan investasi, percepatan
infrastruktur, dan reformasi sektor keuangan serta paket kebijakan
pemberdayaan sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Paket kebijakan
baru tersebut memasukkan juga tentang PP Pelaksanaan Penanaman Modal
dan penyingkatan waktu pengurusan ijin investasi di Indonesia. yang
membuat kenaikan inflasi berpengaruh positif terhadap harga saham.
8. Sektor Keuangan
Pada sektor keuangan inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham sedangkan untuk volume perdagangannya inflasi
mempengaruhi secara signifikan. Nilai koefisien determinasi harga saham
0,018 artinya hanya 1,8 persen inflasi mempengaruhi harga saham dan 98,2
persen dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai koefisien determinasi volume
perdagangan saham 0,092 artinya 9,2 persen inflasi mempengaruhi volume
perdagangan saham dan 90,8 persen dipengaruhi faktor lain.
64
Sektor ini terdiri dari Bank, Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Efek,
Asuransi, dan Lainnya sehingga investor akan melihat dari suku bunga,
kondisi ekonomi makro dan kurs mata uang dan tidak mempertimbangkan
faktor inflasi.
9. Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
Pada sektor Perdagangan, jasa dan investasi inflasi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham dan untuk volume perdagangannya
inflasi mempengaruhi secara signifikan. Nilai koefisien determinasi harga
saham 0,006 artinya hanya 0,6 persen inflasi mempengaruhi harga saham dan
99,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai koefisien determinasi volume
perdagangan saham 0,064 artinya 6,4 persen inflasi mempengaruhi volume
perdagangan saham dan 93,6 persen dipengaruhi faktor lain.
Kenaikan inflasi akan langsung berdampak di sektor ini karena
konsumen pasti akan menunda rencana untuk membeli barang dan jasa yang
merupakan produk dari sektor ini. Kenaikan inflasi membuat volume
perdagangan menurun dikarenakan pendapatan di bidang komputer yang
mengalami peningkatan setiap waktunya, serta di bidang hiburan yang
mengalami peningkatan kemudian sektor pariwisata. Hal tersebut yang
membuat para pemegang saham menunggu dan menahan saham mereka saat
terjadi kenaikan inflasi.
Dari hasil perhitungan pengaruh Inflasi terhadap harga dan volume
perdagangan saham dari Januari 2003-Desember 2007 maka diperoleh hasil seperti
yang terangkum dalam tabel rangkuman hasil penelitian sebagai berikut :
65
Tabel. V. 1. Rangkuman Hasil Penelitian Pengaruh inflasi terhadap harga saham.
Sektor Keterangan
Harga saham secara umum Tidak signifikanPertanian Tidak signifikanPertambangan Tidak signifikanIndustri dasar dan Kimia Tidak signifikanAneka Industri Tidak signifikanIndustri Barang-Barang Konsumsi SignifikanProperti dan Real Estate SignifikanInfrastruktur, Utilitas dan Transportasi SignifikanKeuangan Tidak signifikanPerdagangan, Jasa dan Investasi Tidak signifikan
Tabel. V. 2. Rangkuman Hasil Penelitian Pengaruh inflasi terhadap volumeperdagangan saham.
Sektor KeteranganVolume Perdagangan Secara Umum Tidak SignifikanPertanian Tidak signifikanPertambangan Tidak signifikanIndustri dasar dan Kimia SignifikanAneka Industri Tidak signifikanIndustri Barang-barang Konsumsi Tidak signifikanProperti dan Real Estate Tidak signifikanInfrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tidak signifikanKeuangan SignifikanPerdagangan, Jasa dan Investasi Signifikan
66
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa inflasi tidak secara
langsung mempengaruhi harga dan volume perdagangan saham di semua sektor
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan yang terjadi sangat cepat
sehingga jika lihat pada saat pembukaan harga setiap awal bulannya maka akan
menunjukkan pengaruh yang bervariasi. Hal ini karena banyak faktor yang
mempengaruhi harga dan volume perdagangan saham, baik faktor ekternal
maupun internal.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Untuk para investor dan pelaku pasar modal agar lebih memperhitungkan
inflasi dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi walaupun
inflasi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga dan volume
perdagangan saham.
2. Untuk para Emiten di Sektor Properti dan Real Estate agar mampu menjaga
harga sahamnya sehingga harga sahamnya tidak turun pada saat inflasi tinggi
karena jika harga sahamnya jatuh maka arus kas yang diterima menjadi
berkurang pada saat menerbitkan saham baru.
67
3. Untuk penelitian berikutnya agar menggunakan lebih dari satu variabel untuk
melihat harga dan volume perdagangan saham.
C. Keterbatasan
Dalam penelitian ini, penulis menyadari adanya keterbatasan penelitian.
Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Banyak faktor yang seharusnya ikut diperhatikan yang mempengaruhi harga
dan volume perdagangan saham. Misalnya faktor ekternal diluar perusahaan
dan faktor internal dari dalam perusahaan.
2. Tidak terdapatnya data tentang inflasi mingguan sehingga tidak bisa dilihat
perubahannya. Karena terlalu cepat harga dan volume perdagangan saham
berubah.
68
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007a. “Pengaruh Tingkat Bunga SBI, Nilai Kurs Dolar AS, dan TingkatInflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)”.www.Jurnalskripsi.com.
Anonim. 2007b. “Pengaruh Tingkat Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar AS, dan TingkatInflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Studi di Bursa EfekJakarta)”. www.media-8.com.
Anonim. 2008a. “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Biaya Modal danVolume Perdagangan Sagam Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Webskripsi.blog.dada.net.
Anonim. 2008b. “Inflasi Januari 2008 Tertinggi Selama Empat Tahun CerminKegagalan Pemerintah”.www.google.com.
Gunawan, Anton Hermanto. 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia :Jakarta : Gramedia Jakarta.
Joyigianto, H. M. 2003. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi : Yogyakarta : BPFEYogyakarta.
Lim, T.S. 2008. “Petunjuk Praktis Bagi Pemodal Saham di Bursa Efek Indonesia”.www.investasiku.biz.
Malik. 2008. “Investasi Sektor SDA, Sangat Menjanjikan”. www.metroriau.com.
Moch, Nazir. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta :Ghalia Indonesia.
Sutrisno Hadi. 2000. Statistik 2. Yogyakarta : Andi Offset.
Vierly. 2007. “Pengaruh Pengumuman Merger Bursa Efek Jakarta dan Bursa EfekSurabaya Terhadap Trading Volume Activity Pada Perusahaan Publik yangTerdaftar Di BEJ”. http://vierlystory.blogspot.com.
LAMPIRAN
1
Lampiran 1. IHSG Regression Harga saham
Model Summaryb
.102a .010 -.007 620.0381599 .010 .604 1 58 .440
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), inflasia.
Dependent Variable: hargab.
Coefficientsa
1071.183 191.269 5.600 .000
1568.697 2018.829 .102 .777 .440
(Constant)
inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: hargaa.
2
Lampiran 2. IHSG Regression Volume Perdagangan
Model Summaryb
.226a .051 .035 1825324455 .051 3.119 1 58 .083
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), inflasia.
Dependent Variable: volumeb.
Coefficientsa
2971606332.892 563074974.745 5.277 .000
-10496836593.421 5943210585.3 -.226 -1.766 .083
(Constant)
inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: volumea.
3
Lampiran 3. Regression Harga Saham Pertanian
Model Summaryb
.057a .003 -.014 2245.74191 .003 .192 1 58 .663
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Pertanianb.
Coefficientsa
2768.898 692.765 3.997 .000
-3204.444 7312.079 -.057 -.438 .663
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pertaniana.
4
Lampiran 4. Regression Harga Saham Pertambangan
Model Summaryb
.063a .004 -.013 2728373.83 .004 .229 1 58 .634
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Pertambanganb.
Coefficientsa
722108.7 841647.1 .858 .394
-4249852 8883517 -.063 -.478 .634
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pertambangana.
5
Lampiran 5. Regression Harga Saham Industri Dasar dan Kimia
Model Summaryb
.116a .013 -.004 164.1398496 .013 .789 1 58 .378
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Industri_Dasar&Kimiab.
Coefficientsa
598.793 50.634 11.826 .000
474.777 534.435 .116 .888 .378
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Industri_Dasar&Kimiaa.
6
Lampiran 6. Regression Harga Saham Aneka Industri
Model Summaryb
.095a .009 -.008 187.5182598 .009 .532 1 58 .469
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Aneka_Industrib.
Coefficientsa
1811.402 57.846 31.314 .000
445.188 610.555 .095 .729 .469
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Aneka_Industria.
7
Lampiran 7. Regression Harga Saham Industri Barang Konsumsi
Model Summaryb
.474a .224 .211 809.4875724 .224 16.765 1 58 .000
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Industri_B&Kb.
Coefficientsa
2309.010 249.710 9.247 .000
10791.630 2635.671 .474 4.094 .000
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Industri_B&Ka.
8
Lampiran 8. Regression Harga Saham Properti dan Real Estate
Model Summaryb
.263a .069 .053 126.0244871 .069 4.298 1 58 .043
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Properti_&_REb.
Coefficientsa
413.118 38.876 10.627 .000
-850.699 410.333 -.263 -2.073 .043
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Properti_&_REa.
9
Lampiran 9. Regression Harga Saham Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
Model Summaryb
.467a .218 .205 855.8628402 .218 16.194 1 58 .000
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Ifra_Utilitas_Tb.
Coefficientsa
1244.650 264.016 4.714 .000
11213.918 2786.668 .467 4.024 .000
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ifra_Utilitas_Ta.
10
Lampiran 10. Regression Harga Saham Keuangan
Model Summaryb
.133a .018 .001 107.6240411 .018 1.044 1 58 .311
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Keuanganb.
Coefficientsa
369.051 33.200 11.116 .000
358.064 350.421 .133 1.022 .311
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keuangana.
11
Lampiran 11. Regression Harga Saham Perdagangan, Jasa dan Investasi
Model Summaryb
.074a .006 -.012 93.8758826 .006 .323 1 58 .572
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Perdagangan_J&Ib.
Coefficientsa
566.416 28.959 19.559 .000
-173.693 305.658 -.074 -.568 .572
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Perdagangan_J&Ia.
12
Lampiran 12. Regression Volume Perdagangan Pertanian
Model Summaryb
.049a .002 -.015 51553757.0 .002 .139 1 58 .711
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Pertanianb.
Coefficientsa
32690488.938 1.6E+07 2.056 .044
62610566.073 1.7E+08 .049 .373 .711
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pertaniana.
13
Lampiran 13. Regression Volume Perdagangan Pertambangan
Model Summaryb
.199a .040 .023 74679538.7 .040 2.392 1 58 .127
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Pertambanganb.
Coefficientsa
134204123.640 2.3E+07 5.826 .000
-376075079.104 2.4E+08 -.199 -1.547 .127
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Pertambangana.
14
Lampiran 14. Regression Volume Perdagangan Industri Dasar
Model Summaryb
.245a .060 .044 2378430.74 .060 3.705 1 58 .059
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: industri_dab.
Coefficientsa
2877931.379 733696.9 3.923 .000
-14905693.235 7744111 -.245 -1.925 .059
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: industri_daa.
15
Lampiran 15. Regression Volume Perdagangan Aneka Industri
Model Summaryb
.188a .035 .019 21439413.6 .035 2.116 1 58 .151
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Aneka_Industrib.
Coefficientsa
16821115.638 6613617 2.543 .014
-101552377.738 7.0E+07 -.188 -1.455 .151
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Aneka_Industria.
16
Lampiran 16. Regression Volume Perdagangan Industri Barang Konsumsi
Model Summaryb
.062a .004 -.013 44751746.1 .004 .226 1 58 .637
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Industri_BKb.
Coefficientsa
16798264.891 1.4E+07 1.217 .229
-69199209.173 1.5E+08 -.062 -.475 .637
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Industri_BKa.
17
Lampiran 17. Regression Volume Perdagangan Properti dan Real Estate
Model Summaryb
.023a .001 -.017 45657765.3 .001 .031 1 58 .861
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Propertib.
Coefficientsa
33099469.189 1.4E+07 2.350 .022
-26180622.934 1.5E+08 -.023 -.176 .861
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Propertia.
18
Lampiran 18. Regression Volume Perdagangan Infrastruktur, Utilitas dan Infrastruktur
Model Summaryb
.184a .034 .017 12086082.2 .034 2.043 1 58 .158
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Ifra_Utilitas_Tb.
Coefficientsa
9341595.768 3728307 2.506 .015
-56250221.989 3.9E+07 -.184 -1.429 .158
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Ifra_Utilitas_Ta.
19
Lampiran 19. Regression Volume Perdagangan Keuangan
Model Summaryb
.303a .092 .076 34262375.7 .092 5.853 1 58 .019
Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Inflasia.
Dependent Variable: Keuanganb.
Coefficientsa
55912670.667 1.1E+07 5.290 .000
-269891646.759 1.1E+08 -.303 -2.419 .019
(Constant)
Inflasi
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keuangana.
20
Lampiran 20. Regression Volume Perdagangan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi