BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan berintikan antara interaksi antara pendidik dengan
peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai
tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat terjadi di
dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Misalnya di
dalam lingkungan keluarga interaksi pendidikan terjadi antara orang
tua dan anak, proses ini terjadi tanpa adanya rencana yang
tertulis. Inilah yang disebut dengan pendidikan informal yaitu
pendidikan yang tidak memiliki kurikulum dan tertulis. Pendidikan
dalam sekolah tentunya ini lebih bersifat formal. Guru sebagai
pendidik telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan
guru dan mempelajari ilmu, keterampilan, dan seni sebagai seorang
guru. Di sekolah guru melakukan interaksi pendidikan secara
terencana dan sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum
formal yang bersifat tertulis.
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori
dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan teori yang
dianutnya. Menurut Zais (dalam Nana Syaodih, 1997: 7) bahwa
kebaikan suatu kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen
tertulisnya saja melainkan harus dinilai dalam proses pelaksanaan
fungsinya di dalam kelas. Kurikulum bukan hanya rencana tertulis
bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi
dalam kelas yang memberikan pedoman dan mengatur lingkungan dan
kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Kemajuan suatu bangsa
dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya
meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik
secara konvensional maupun inovatif, sehingga pendidikan harus
adaptif terhadap perubahan zaman sesuai dengan tuntutan dalam
tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3,
dinyatakan pendidikan memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UU Sikdiknas, 2003: 8)
Inovasi sistem pendidikan yang dilakukan pemerintah agar
tercapainya tujuan pendidikan seperti yang dimaksudkan diatas salah
satunya melakukan perubahan kurikulum sesuai dengan perkembangan
zaman dan kebutuhan. Perubahan tersebut tentunya jauh dari sempurna
dan perlu adanya kritik dan saran dari para akademisi. salah satu
hal yang menjadi kritikan pada kurikulum 2013 ini yaitu tentang
buku guru dan buku siswa. Analisis difokuskan pada unsur sains
(IPA) yang terdapat pada masing-masing kompetensi dasar, indikator,
dan materi. Mayoritas materi yang terdapat dalam buku guru dan
siswa yaitu materi PJOK. Selain itu, terdapat ketidaksesuaian
antara buku siswa dan guru. Penganalisis mengklaim bahwa kurikulum
ini dirancang oleh orang-orang pada bidang studi tertentu.
Analisis yang dilakukan pada buku guru dan siswa ini hanya fokus
pada muatan sains (IPA) yang terdapat dalam materi. Jika unsur
sains (IPA) tidak terdapat dalam suatu kegiatan pembelajaran maka
penganalisis akan menambahkan materi dengan materi yang mengandur
unsur sains (IPA). Pada konteks ini, penganalisis juga merevisi
indikator yang masih kurang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dan
materinya.
2. Rumusan MasalahApakah keberadaan materi IPA kelas I tema 2
Subtema 1 berdasarkan kesesuaian; kecakupan materi; kedalaman
materi; dan penilaian autentik berdasarkan SKL, KI, dan KD; serta
memahami pesan simbolik dan menjabarkan isi yang ada pada buku guru
dan buku siswa kurikulum 2013 sudah terpenuhi?
3. Tujuan
Tujuan analisis ini adalah untuk mengungkap keberadaan materi
IPA kelas I tema 2 Subtema 1 berdasarkan kesesuaian; kecakupan
materi; kedalaman materi; dan penilaian autentik berdasarkan SKL,
KI, dan KD; serta memahami pesan simbolik dan menjabarkan isi yang
ada pada buku guru dan buku siswa kurikulum 2013.BAB II
HASIL DAN PEMBAHASANA. Analisis Buku Guru dan Siswa Kurikulum
2013
Pada ruang lingkup pembelajaran bagian kegiatan pembelajaran
pertama terdapat kata (menggenal) yang tidak memiliki makna dalam
KBBI, seharusnya kata yang tepat (mengenal), berasal dari kata
dasar (kenal) yang mendapat imbuhan me menjadi mengenal sehingga
memiliki makna tahu dan teringat kembali. Terlepas dari kesalahan
teknis dalam pengetikan, maka perlu untuk dilakukan tindakan lebih
lanjut dalam perbaikannya. Hal ini dikarenakan penggunaan buku teks
ini dilakukan secara nasional dan kesalahan-kesalahan kecil yang
terjadi perlu diminimalisir agar tidak terjadi salah tafsir
dikalangan pendidik maupun peserta didik. Berikutnya kesalahan juga
terjadi pada ruang lingkup pembelajaran empat bagian dua. Pada
bagian tersebut terdapat pemenggalan kata yang salah yaitu
berterima kasih, pemenggalan kata yang salah ini dapat menyebabkan
terjadinya perbedaan makna karena terdapat dua kata yang
masing-masing memiliki makna sendiri. Dimana kata berterima
memiliki makna diterima atau dikabulkan sedangkan kasih yaitu
perasaan sayang. Seharusnya pada penulisan kata yang benar yaitu
berterimakasih.
Terkadang antara buku guru dan siswa terdapat ketidaksesuain
yang akhirnya menyebabkan pendidik menjadi kebingungan.
Pengintegrasian semua muatan pelajaran yang kurang lengkap
menimbulkan bias pemahaman . Tentu ini harus disadari oleh para
pendidik agar informasi yang disampaikan tidak menjadi kesalahan
yang dibenarkan. Fokus analisis ini mengenai keberadaan materi IPA
dalam setiap pembelajaran. Hasil yang diperoleh pada buku siswa
bahwa tidak adanya lembar kerja yang membahas tentang IPA maka pada
bagian pemetaan indikator ditambahkan dengan mata pelajaran PJOK
yang bermuatan sains dan perubahan materi pada buku siswa pada
bagian lima yaitu:
Kompetensi Dasar (KD)1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh
perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugerah Tuhan yang tidak
ternilai.
Indikator:
Memasangkan gambar kegiatan olahraga dan alat gerak tubuh yang
digunakan.
Perubahan/penambahan yang terjadi pada pemetaan indikator
mengakibatkan langkah-langkah kegiatannya pada pembelajaran pertama
juga mengalami perubahan. Adapun perubahannya seperti di bawah
ini:
1. Siswa berdiskusi tentang cabang-cabang olahraga yang mereka
ketahui dengan arahan guru.
2. Siswa diminta untuk menyebutkan alat gerak.
3. Siswa mendengarkan pertanyaan-pertanyaan guru sebagai
berikut:
a. Jika kamu ingin bermain sepak bola, alat gerak apa yang kamu
gunakan?
b. Jika kamu ingin bermain bulutangkis, alat gerak apa yang kamu
gunakan?
c. Jika kamu ingin bermain kasti, alat gerak apa yang kamu
gunakan?
4. Siswa diminta menunjukkan pasangan gambar yang salaing
berhubungan di buku siswa dengan menarik garis. Misalnya gambar
bola dengan kakai dan gambar kasti dengan tangan.
5. Kemudian siswa memilih pasangan gambar yang disukai untuk
dijadikan tema dalam menggambar.
6. Siswa menggambar dan mewarnai sesuai tema.
Kekurangan menjadi hasil dari analisis pada bagian ini.
Kekurangan tersebut terdapat di dalam kompetensi dasar mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Di sana menyebutkan bahwa mengenal teks
petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan
kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Pada kompetensi dasar ini
terdapat muatan IPA , namun indikatornya tidak ada yang bermuatan
IPA maka perlu untuk ditambahkan . adapun tambahan indikatornya
adalah menyebutkan tata cara merawat tubuh. Misalnya mandi.
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran memang harus
teratur/berurutan sesuai rencana agar pemahaman peserta didik
terarah. Beberapa hal yang berkaitan tentang bias gender misalnya
tentang olahraga yang kebanyakan digeluti oleh laki-laki, namun
pertanyaan tersebut diajukan kepada seluruh siswa tanpa
memperhatikan siswa perempuan. Bias gender ini terdapat pada bagian
dua yang berbunyi siswa menjawab pertanyaan guru tentang kesukaan
bermain sepak bola. Ketika pertanyaan ini diajukan oleh guru kepada
peserta didik besar kemungkinan mayoritas siswa laki-laki akan
mengacungkan tangan. Sementara siswa perempuan akan diam, atau
bahkan ada beberapa saja yang suka. Pertanyaan semacam ini
hendaknya harus diperhatikan oleh guru agar tidak terkesan
membedakan gender dalam pembelajaran.
Sering menjadi polemik dalam penulisan tata bahasa yang benar,
baik dalam tingkat dasar ataupun atas. Munkin juga orang tidak
mengetahui penulisan awalan yang digabung dengan kata kerja, apakah
tata cara penulisannya digabung atau dipisah. Ini menjadi
permasalahan yang kronis peserta didik tingkat dasar. Bahkan
kesalahan tersebut terjadi dalam buku panduan berskala nasional
yaitu buku panduan guru kurikulum 2013. Kesalahan terletak di
bagian tujuh pada kata di minta seharusnya diminta. Karena minta
merupakan kata kerja dan ditambahkan dengan awalan di maka
penulisannya disambung.
Ada beberapa yang perlu diperbaiki dalam konteks ini yaitu
langkah-langkah kegiatannya. Karena terdapat kekurangan yang
disebabkan adanya tambahan indikator dalam pemetaan indikatornya.
Langkah kegiatan yang mulanya ada 11 langkah menjadi 13 langkah
dengan tambahan dua kegiatan yaitu:
Siswa diminta menebak gambar yang disediakan.
Siswa diminta menyebutkan tata cara merawat tubuh seperti yang
ada pada gambar.
Unsur-unsur pelajaran IPA terlihat pada dua kompetensi dasar
mata pelajaran bahasa Indonesia. Namun indikator tidak sedikitpun
membahas tentang IPA. Indikator lebih menitikberatkan pada
pembahasan bahasa Indonesia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjelaskan bahwa dalam satu kompetensi dasar terdapat
minimal tiga indikator. Dalam pembelajaran tiga (kurikulum 2013)
ini ada dua kompetensi dasar hanya terdapat minimal satu indikator.
Akan tetapi hal ini tidak menjadi fokus analisis, melainkan apakah
dalam setiap kompetensi dasar terdapat indikator yang bermuatan
IPA. Maka mata pelajaran bahasa Indonesia ditambahkan satu
indikator yang mengandung unsur IPA. Hal ini wajib bagi
penganalisis untuk menambahkan materi pada buku siswa mengenai
indikator tambahan tersebut.
Penambahan indikator pada kompetensi dasar bahasa Indonesia
menyebabkan desain dari buku siswa juga mengalami perubahan. Semula
uraian kegiatan pembelajaran 3 dengan materi menyimak cerita
olahraga sambil bermain menjadi materi awal, ketika materi baru dan
langkah-langkah-langkah kegiatan yang baru dimasukkan maka materi
awal akan menjadi materi kedua, begitu seterusnya. Tambahan materi
yang terjadi karena tidak adanya muatan IPA dalam keseluruhan
materi pembelajaran yang terdapat pada buku siswa ataupun guru.
Adapun materi tambahan yang diajukan penganalisis sebagai
berikut:
Materi menyimak cerita olahraga sambil bermain ada beberapa
bagian langkah-langkah kegiatan tidak terdapat kesesuaian dengan
buku siswa. Ketidaksesuaian tersebut ada pada langkah-langkah
kegiatan yang mengarahkan siswa untuk berlatih menyimak melalui
permainan kuda bisik. Sedangkan permainan yang dimaksud tidak ada
dalam buku siswa. Sehingga penganalisis berpendapat bahwa permainan
kuda bisik yang tertera dalam langkah-langkah kegiatan merupakan
kegiatan insidental yang sengaja diselipkan oleh guru sebagai model
pembelajaran. Seharusnya arahan/petunjuk yang terdapat dalam proses
pembelajaran harusnya memiliki acuan yang real dan harus
dicantumkan dalam buku siswa. Dan yang menjadi catatan khusus dari
penganalisis yaitu antara buku guru dan siswa harus benar-benar
padu (sesuai).
Kejanggalan terjadi pada penggunaan kosakata bagian tujuan
pembelajaran. Kalimat yang digunakan yaitu dengan diskusi, siswa
mampu menceritakan apa yang dirasakan setelah berolahraga dengan
tepat. Apakah mungkin siswa kelas 1 mampu melakukan diskusi dengan
tepat sementara kemampuan membacanya kurang. Jadi pemilihan
kata/kegiatan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas
rendah terlebih kelas 1.
Guru yang kreatif merupakan guru yang mampu menjadikan
lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Sumber belajar bukan
hanya pada buku yang dipegang atau menjadi acuannya, melainkan
benda-benda yang ada disekitarnya dan bahkan dirinya sendiri mampu
menjadi media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Cameroon (1992)
(dalam Johnson, 2007: 211) mengatakan bahwa kreativitas adalah
ciptaan alami kehidupan, diri kita sendiri adalah ciptaan. Dan pada
gilirannya, kita ditakdirkan untuk meneruskan kreativitas dengan
menjadikan diri kita kreatif.
Hal ini berkaitan dengan media pembelajaran yang digunakan pada
langkah-langkah pembelajaran 4. Selain buku siswa yang digunakan
sebagai media, tubuh siswa juga sangat penting dijadikan media
pembelajaran yang konkret. Dengan menggunakan tubuh sebagai media
materi pelajaran akan lebih cepat diserap oleh peserta didik.
Indikator pertama pada mata pelajaran bahasa Indonesia mengalami
perubahan pada kata teks deskriptif menjadi teks lagu. Pada buku
siswa tidak terdapat materi dengan menggunakan teks deskriptif.
Materi yang disediakan dalam bentuk lagu yang bertemakan olahraga.
Agar pada pembelajaran 4 ini unsur sainsnya ada maka lagu tersebut
diganti dengan lagu yang bertema panca indra. Perubahan ini juga
berkaitan dengan indikator pertama mata pelajaran SBDP yang semula
menyanyikan lagu bertema olahraga lancar dan percaya diri sesuai
arahan menjadi menyanyikan lagu bertema panca indra dengan lancar
dan percaya diri sesuai arahan.Perubahan indikator menyebabkan
materi, tujuan, media dan alat pembelajaran, serta langkah-langkah
kegiatan mengalami perubahan pula. Tujuan perubahan tersebut agar
unsur IPA masuk dalam pembelajaran ini. Adapun hasil setelah
direvisi menjadi:Bernyanyi Lagu Bertema Dua Mata Saya
Media dan Alat Pembelajaran:
Teks Lagu Dua Mata Saya
Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Siswa memperhatikan teks lagu dua mata saya.
2. Guru mengajarkan lagu dua mata saya.
3. Siswa menyanyikan lagu bersama-sama disertai gerakan yang
mengarah ke anggota tubuh yang terdapat pada teks lagu.
4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
5. Siswa mendengarkan penjelasan tentang menyambung lagu.
Berikut ini adalah aturannya:
a. Setiap kelompok secara bergiliran menyanyikan sebaris
lagu.
b. Guru menunjuk kelompok yang pertama kali menyanyikan baris
pertama lagu.
c. Guru akan menunjuk kelompok menyanyikan lagu secara acak.
d. Setiap kelompok diharapkan selalu dalam keadaan siap.
6. Pada akhir kegiatan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk
menyanyikan lagu tersebut. Kompetensi dasar mata pelajaran bahasa
Indonesia merupakan kompetensi dasar yang terdapat unsur IPA, namun
tidak demikian dengan indikatornya yang sangat jauh berbeda baik
dari segi bahasa terlebih lagi IPA. Indikator yang terdapat pada
mata pelajaran indonesia lebih mengarah pada PJOK, sehingga
indikator tersebut dihapus karena unsur PJOK hampir semua ada pada
mata pelajaran yang tercantum pada pemetaan indikator. Oleh sebab
itu, kami memasukkan indikator yang mengandung unsur IPA, adapun
indikator tambahannya sebagai berikut: Menjawab pertanyaan tentang
teks petunjuk merawat tubuh (cuci tangan).
Mempraktekkan teks petunjuk merawat tubuh (cuci tangan).
Dengan adanya indikator tambahan, tentunya mengakibat materi
pada buku siswa juga ditambah dengan materi baru. Materi yang
disisipkan pada pembelajaran awal yaitu dengan tema cuci tangan,
materinya sebagai berikut:
A. Perencanaan Tindak Lanjut
Dari semua hasil analisis dapat dibuat perencanaan untuk
perbaikan dari berbagai aspek. Hasil analisis dapat dirangkum dalam
tabel sebagai berikut.
FORMAT ANALISIS BUKU GURU
Judul buku: DIRIKU - Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Kelas
: 1 (Satu)Jenjang
: Sekolah DasarTema/Sub : Kegemaranku/ Gemar Berolahraga
NO. ASPEK YANG DIANALISIS HASIL ANALISISTINDAK LANJUT HASIL
ANALISIS
PB 1PB 2PB 3PB 4PB 5PB 6
1. Kesesuaian dengan SKL SSSSSSBisa dilaksanakan
2. Kesesuaian dengan KI KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan
3. Kesesuaian dengan KD KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan
4. Kecukupan materi ditinjau dari:
a. cakupan konsep/materi esensial;
b. alokasi waktu. KS
SS
SKS
SS
SKS
SS
SPerlu perbaikan
Bisa dilaksanakan
5. Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari:
a. Pola pikir keilmuan; dan
b. Karakteristik siswa S
SSSSSSSSSSSBisa dilaksanakan
Bisa dilaksanakan
6. Informasi pembelajaran sesuai Standar Proses SSSSSSBisa
dilaksanakan
7. Penerapan Pendekatan ScientificSSSSSSBisa dilaksanakan
8. Instrumen penilaian autentik SSSSSSBisa dilaksanakan
9.Kolom Interaksi antara guru dengan orang tuaSKSSSSSPerlu
perbaikan
FORMAT ANALISIS BUKU SISWA
Judul buku: DIRIKU - Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Kelas
: 1 (Satu) Jenjang
: Sekolah DasarTema/Sub : Kegemaranku/ Gemar Berolahraga NO.
ASPEK YANG DIANALISIS HASIL ANALISISTINDAK LANJUT HASIL
ANALISIS
PB 1PB 2PB 3PB 4PB 5PB 6
1. Kesesuaian dengan SKL SSSSSSBisa dilaksanakan
2. Kesesuaian dengan KI KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan
3. Kesesuaian dengan KD KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan
4. Kecukupan materi ditinjau dari:
c. cakupan konsep/materi esensial;
d. alokasi waktu. KS
SS
SKS
SS
SKS
SS
SPerlu perbaikan
Bisa dilaksanakan
5. Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari:
c. Pola pikir keilmuan; dan
d. Karakteristik siswa S
SSSSSSSSSSSBisa dilaksanakan
Bisa dilaksanakan
6. Informasi pembelajaran sesuai Standar Proses SSSSSSBisa
dilaksanakan
7. Penerapan Pendekatan ScientificSSSSSSBisa dilaksanakan
8. Instrumen penilaian autentik yang tersedia dalam buku
siswaSSSSSSBisa dilaksanakan
9.Kolom Interaksi antara guru dengan orang tuaSKSSSSSPerlu
perbaikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas ditemukan beberapa fakta di
antaranya: ketidaksesuaian antara buku guru dan buku siswa tentang
materi IPA kelas I tema 2 Subtema 1; kecakupannya belum memadai;
kedalamannya belum memadai; dan penilaian autentik tidak tersedia;
serta pesan simbolik belum sesuai dengan urutannya, dan tidak
tersedia uraian yang menjabarkan isi pada masing-masing gambar.
B. Saran Berdasarkan hasil analisis isi seperti disajikan di
atas, disarankan sebagai berikut.1. Agar sesuai antara buku guru
dan buku siswa hendaknya perlu diadakan seleksi sebelum diterapkan
pada pembelajaran.
2. Agar kecakupan materinya memadai maka KD dan indikator pada
pemetaannya harus memuat materi IPA yang tepat.3. Perlu menambahkan
materi IPA pada setiap kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
kompetensi dasar.4. Perlu dibuat lembar instrumen penilaian
autentik.5. Memberikan penjelasan pada gambar-gambar agar tidak
terjadi bias pemahaman pada gambar yang terdapat pada buku
siswa.Ada beberapa kekeliruan yang diperoleh dari Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) terhadap domain/ranah sikap (afektif),
keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif).
Kekeliruan-kekeliruan tersebut diantaranya, pada domain pengetahuan
(kognitif) terdapat kata menerapkan. Kata tersebut seharusnya
merupakan domain keterampilan (psikomotorik). Berdasarkan taksonomi
Bloom bahwa terdapat enam tingkatan yaitu C1 (mengetahui), C2
(memahami), C3 (menerapkan), C4 (analisis), C5 (sintesis), dan C6
(evaluasi). Inilah yang menjadi dasar perbaikan kata menerapkan
termasuk dalam domain keterampilan (psikomotorik).
IPA
PJOK
menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya
sebagai anugerah Tuhan yang tidak ternilai.
Indikator
memasangkan kegiatan olahraga dengan alat gerak tubuh yang
digunakan.
IPA
Pasangkan kegiatan-kegiatan olahraga dibawa ini dengan alat
gerak!
Gambar kegiatan olahragaGambar alat gerak
(tangan dan Kaki)
IPA
Menyebutkan tata cara merawat tubuh
Terjadi penambahan 2 langkah kegiatan pembelajaran
Terjadi penambahan 2 langkah kegiatan pembelajaran
IPA
Menyebutkan cara menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh
Tujuan pembelajaran:
Dengan tanya jawab siswa dapat menyebutkan cara menjaga
kebugaran tubuh
Media :
Buku siswa
Langkah-langkah kegiatan:
Siswa menyimak guru membacakan teks pendek tentang menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuh
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Siswa menyebutkan kata-kata yang belum dimengerti.
MATERI BUKU SISWA
Dengar cerita yang dibacakan gurumu!
Dewi selalu berolahraga sebelum berangkat ke sekolah
Dewi sadar akan pentingnya manfaat berolahraga
Rajin berolahraga dapat membuat tubuh tetap bugar dan sehat
Olahraga dapat dilakukan setiap saat.
IPA
IPA
IPA
IPA
Uraian kegiatan pembelajaran 6
MENCUCI TANGAN
Tujuan pembelajaran:
Dengan dek bergambar dan praktek langsung siswa dapat
melaksanakan salah atu cara merawat tubuh yaitu mencuci tangan.
Langkah-langkah kegiatan
Siswa menyimak guru yang membacakan teks bergambar tentang cuci
tangan.
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru seputar teks yang
baru dibacakan.
Siswa menyebutkan kata-kata yang belum dimengerti.
Guru mengajak siswa keluar untuk mempraktekkan cara mencuci
tangan yang baik
Penilaian:
Observasi (pengamatan)
Lembar pengamatan praktek mencuci tangan
Nama Baik sekaliBaikCukupPerlu bimbingan4321
Petunjuk:
Basahi kedua telapak tangan dengan air yang mengalir.
Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.
Gosok sela-sela jari hingga bersih.
Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.
Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
perlahan.
Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dan
kemudian dibilas secara keseluruhan.
13