ANALISIS ARGUMENTASI PADA KOLOM OPINI DI SURAT KABAR KOMPAS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Wulan Pusposari 111150130000084 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
152
Embed
ANALISIS ARGUMENTASI PADA KOLOM OPINI DI SURAT KABAR …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS ARGUMENTASI PADA KOLOM OPINI
DI SURAT KABAR KOMPAS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Wulan Pusposari
111150130000084
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Wulan Pusposari (11150130000084). Analisis Argumentasi pada Kolom
Opini di Surat Kabar Kompas. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Di bawah bimbingan: Dr. Makyun Subuki, M.Hum. 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur argumentasi
pada kumpulan tulisan yang terdapat kata “Covid-19” di setiap judul kolom Opini
di koran Kompas versi daring (13 Juli 2020 – 13 Agustus 2020). Secara garis
besar metode penelitian ini disebut deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
bertumpu dengan pengarsipan secara dokumentasi dan penelusuran daring hingga
pengkategorian judul artikel. Teknik analisis data menggunakan teknik analysis
content.
Hasil penelitian yaitu dari 85 artikel yang terkumpul dan terkategorikan
berdasarkan judul artikel, terpilih 10 artikel yang terdapat kata “Covid-19”
disetiap judul kolom Opini di koran Kompas versi daring. Adapun kelengkapan
unsur-unsur argumentasi kesepuluh tulisan tersebut yaitu kesepuluh artikel telah
memenuhi elemen utama unsur-unsur argumentasi yakni claim, data, dan
warrant. Namun kesepuluh artikel tidak mendekati kesempurnaan unsur dengan
memenuhi elemen pelengkap unsur-unsur argumentasi yaitu backing, qualifer,
dan rebuttal. Bahwa dari kesepuluh artikel, tiga artikel hanya memiliki satu
elemen pendukung dan tujuh artikel hanya memiliki dua elemen pendukung.
Kata kunci : Argumentasi, Covid-19, Surat Kabar, Kolom Opini.
ii
ABSRACT
Wulan Pusposari (11150130000084). Argument Analysis in the Opinion
Column in Kompas Newspaper. Thesis, Indonesian Language and Literature
Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Under the guidance of: Dr.
Makyun Subuki, M.Hum. 2020
This study aims to describe the content of the arguments in a collection of
writings that contain the word “Covid-19” in each Opinion column title in the
online version of the Kompas newspaper (13 July 2020 - 13 August 2020).
Broadly speaking, this research method is called qualitative descriptive. Data
collection relies on documenting and online searches to categorizing article titles.
Data analysis techniques using content analysis techniques.
The results of the study were 85 articles that were collected and
categorized based on article titles, 10 were selected with the word “Covid-19” in
each of the Opinion column titles in the online version of the Kompas newspaper.
As for the completeness of the argumentation elements of the ten articles, namely
the ten articles have fulfilled the main elements of the argumentation elements,
namely claim data and warrant. However, the ten articles do not approach the
perfection of the elements by fulfilling the complementary elements of the
argumentation elements, namely backing, qualifer, and rebuttal. That of the ten
articles, three articles only have one supporting element and seven articles only
Yuanita Fitriany & Fatya Permata Anbiya, EYD & Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: Trans Media Pustaka, 2015), h. 265 16
Sri Hapsari Wijayanti dkk., Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h. 131 17
Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 112
10
11. Menurut professor David Zarefsky tentang argumentasi adalah:
“argumentation is both a product and a process. Sometimes our
focus is on messages, the products of argumentation. Messages are
both explicit and implicit. They can be cast into language,
analyzed, and appraised.18
”
Argumentasi adalah produk dan proses. Terkadang fokus kita adalah
pada pesan, produk dari argumentasi. Pesan bersifat eksplisit dan
implisit. Mereka dapat dilemparkan ke dalam bahasa, dianalisis, dan
dinilai.
12. Menurut Trudy Govier tentang argumentasi adalah:
“an actual argument is simply a piece of discourse or writing in
which someone tries to convince others (or himself or herself) of
the truth of a claim by citing reasons on its behalf.19
”
Argumen yang sebenarnya hanyalah sepotong wacana atau tulisan di
mana seseorang mencoba meyakinkan orang lain (atau dirinya sendiri)
tentang kebenaran klaim dengan mengutip alasan atas namanya.
13. Menurut Frans H. Van Eemeren tentang argumentasi adalah:
“Argumentation is an attempt to resolve or prevent a difference of
opinion by critically testing the acceptability of a standpoint that is
in doubt. Although the act of advancing a particular
arguhmentation, just like the act of retracting, doubting, rejecting,
or attacking a particular standpoint, might be initiated by all kinds
of „internal‟ motives, the crucial point is that one can only be held
responsible for what one has put forward, either directly or
indirectly, and for what one, explicitly or implicitly, has committed
oneself to.”20
Argumentasi adalah upaya untuk menyelesaikan atau mencegah
perbedaan pendapat dengan secara kritis menguji penerimaan suatu sudut
pandang yang diragukan. Meskipun tindakan mengajukan argumen
tertentu, seperti tindakan menarik kembali, meragukan, menolak, atau
menyerang sudut pandang tertentu, mungkin diprakarsai oleh semua jenis
18
David Zarefsky, Argumentation: The Study of Effective Reasoning, 2 Edition, (America: United of America, 2005), h. 7 19
Trudy Govier, Problems in Argument Analysis and Evaluation, (Canada: Windsor Ontario Canada, 2012), h. 7 20
Frans H. Van Eemeren, Peter Houtlosser, and A. Francisca Snoeck Henkemans, Eds., Argumentative Indicators A Pragma-Dialectical Study, (Dordrecht: Springer, 2007), h. 2
11
motif 'internal', poin pentingnya adalah bahwa seseorang hanya dapat
dianggap bertanggung jawab atas apa yang telah dikemukakan seseorang,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dan untuk apa yang telah
dilakukan seseorang secara eksplisit atau implisit.
14. Menurut James Bee Freeman tentang argumentasi adalah:
“Argument is a natural process of human communication. As
such, it is basically interpersonal and interactional.21”
Argumen adalah proses alami komunikasi manusia. Dengan demikian,
pada dasarnya bersifat interpersonal dan interaksional.
Melalui pengertian dari para ahli di atas sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa argumentasi adalah:
a. Berfungsi untuk mempengaruhi pembaca dan pendengar.
b. Berfungsi untuk membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran.
c. Berfungsi untuk memperkuat atau menolak suatu gagasan.
d. Produk dan proses dari sebuah pesan.
e. Berguna untuk menyelesaikan atau mencegah perbedaan pendapat.
f. Sebagai proses alami cara berkomunikasi manusia.
Adapun skripsi ini akan lebih fokus pada wacana argumentatif dalam
bentuk tulisan. Sebagai representasi gagasan yang dapat dituangkan dalam
bentuk bacaan. Dengan demikian teks argumentasi yang dikaji merupakan
bagian dari seni menulis.
B. Batasan-batasan Argumentasi
Untuk melihat posisi ilmu argumentasi sebagaimana yang ditulis oleh
profesor David Zarefsky tentang kondisi argumentasi yaitu:
“today, argumentation is an exciting and vibrant field of study.
Though solidly grounded in a renewed understanding of rhetoric, it
also has strong interdisciplinary appeal. Breadth and
interdisciplinarity have both positive and negative attributes. The
21
James B. Freeman, Argument Structure: Representation and theory, (New York: Springer, 2011), h. 44
12
subject has both macro- and micro-levels and both product and
process dimensions.22
”
Saat ini, argumentasi adalah bidang studi yang menarik dan bersemangat.
Meskipun didasarkan pada pemahaman retorika yang diperbarui, ia juga
memiliki daya tarik interdisipliner yang kuat. Luas dan interdisipliner
memiliki atribut positif dan negatif. Subjek memiliki level makro dan mikro
serta dimensi produk dan proses.
Melalui itu, teks argumen secara tradisional terbagi menjadi dua kategori,
yaitu induktif dan deduktif. Dalam berargumen penulis dapat memilih salah
satu atau seringkali menggunakan kedua-duanya.23
Karena dalam setiap
argumentasi, penulis selalu berusaha untuk mengubah keyakinan dan
tindakan pembaca sehingga diselaraskan dengan suatu keyakinan atau
tindakan yang lain, maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah
membatasi persoalannya, dan menetapkan di mana terletak titik atau sasaran
ketidak-sesuaian pendapat antara pengarang dan pembaca.24
Sebab itu sasaran-sasaran dasar yang harus ditetapkan oleh setiap pengarang
argumentasi adalah:
1. Argumentasi itu harus mengandung kebenaran bagi perubahan sikap atau
keyakinan yang diargumentasikan.
2. Pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang dapat
menimbulkan prasangka-prasangka.
3. Sering timbul ketidak-sepakatan dalam penggunaan istilah-istilah.
4. Pengarang harus menetapkan secara tepat titik ketidak-sepakatan yang
diargumentasikan.25
Adapun, pandangan lain juga menyebutkan bahwa, sebuah wacana
dikategorikan argumentasi bila bertolak dari adanya isu atau persoalan yang
kontroversial antara penutur dan mitra tutur. Dalam kaitannya dengan isu
22
David Zarefsky, Op.Cit.,h. 20 23
A. Chaedar Alwasilah dan Senny S. Alwasilah, Op.Cit., h. 116 24
Gorys Keraf, Komposisi, Op.Cit., h. 207 25
Ibid., h. 208
13
tersebut, penutur berusaha menjelaskan alasan-alasan yang logis untuk
meyakinkan mitra tuturnya (pembaca atau pendengar).26
Melalui penjelasan di atas bahwa batasan atau dasar yang menjadi pakem
dalam argumentasi adalah harus mengandung kebenaran dengan tidak
mengangkat isu yang kontroversial atau sukar kebenarannya, termasuk
menghindari istilah yang banyak menimbulkan prasangka, serta harus sepakat
dan konsisten dalam menggunakan istilah, serta pengarang harus menentukan
sikap dengan konsisten atas apa yang menjadi argumentasinya.
C. Ciri-ciri Argumentasi
Adapun hal penting lainnya dalam argumentasi adalah ciri-ciri agumentasi.
Hal ini guna memudahkan pembaca dalam mengenali setiap wacana yang
dibaca maupun pesan yang disimaknya. Tulisan argumentasi tidak berdiri
sendiri, tetapi biasanya digabung dengan eksposisi dan ditunjang oleh
deskripsi.27
Yang sangat dibutuhkan dalam tulisan argumentatif adalah data
penunjang yang cukup, logika yang baik dalam penulisan dan uraian yang
runtut.28
Ciri-ciri argumentasi yang baik yaitu sebagai berikut:
1. Mengandung bukti dan kebenaran.
2. Alasan kuat.
3. Menggunakan bahasa denotatif.
4. Analisis rasional (berdasarkan fakta).
5. Unsur subjektif dan emosional sangat dibatasi (sedapat mungkin tidak
ada).29
Hal yang perlu digarisbawahi adalah poin kelima, bagaimana sebuah
argumentasi yang dibangun harus diperhatikan kadar subjetifitasnya atau
emosionalnya, karena hal ini akan mempengaruhi kualitas produk
argumentasi yang dihasilkan. Penggiringan opini yang tidak bertanggung
26
Suparno Martutik, Op.Cit., h. 4.28 27
Nurudin, Dasar-dasar Penulisan, (Malang: UMM Press, 2010), h. 79 28
Ibid., h.79 29
Nursisto, Op.Cit., h. 43
14
jawab dapat terjadi dalam hal ini. Tidak bertanggung jawab karena hanya
mengedepankan nilai rasa dari sang penulis.
D. Unsur-unsur dalam Argumentasi
Unsur-unsur dalam argumentasi adalah sebagai kerangka sebelum
seseorang mengemukakan argumentasinya. Menurut Etty Indriati bahwa
argumentasi yang kuat harus mengandung:
1. Klaim (claim)
2. Bukti afirmatif (setuju; affirmative evidence) dan bukti kontradiktif
(bantahan; rebuttal evidence)
3. Garansi/justifikasi (warrant)
4. Kompromi (concessions)
5. Dan sumber aset (reservations).30
Adapun menurut Chaedar Alwasilah bahwa ada beberapa komponen sebuah
argumen, yakni sebagai berikut:31
1. Introduction atau lazim disebut exordium (exhortation) to the audience
Pendahuluan untuk menarik minat atau perhatian pembaca, dan
memperkenalkan subjek pembahasan.
2. Thesis
Tesis adalah pernyataan ihwal posisi (sikap) terhadap sebuah isu. Pembaca
digiring oleh penulis untuk menyetujui tesis atau proposisi (pro-posisi,
yakni memihak sebuah posisi).
3. Evidence atau proofs
Bukti-bukti yang disajikan untuk mendukung sebuah tesis.
4. Opposing arguments
Terkadang argumen tandingan perlu disajikan sebelum penulis
meyampaikan argumennya sendiri.
5. Conclusion
30
Etty Indriati, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.79-80 31
A. Chaedar Alwasilah dan Senny S. Alwasilah, Op.Cit., h. 117
15
Kesimpulan maksudnya tiada lain kecuali mengukuhkan tesis yang disebut
sebelumnya.
Lalu pandangan lain oleh Suparno Martutik bahwa, elemen pokok wacana
argumentasi ada 3, yaitu (1) pernyataan (claim), (2) alasan (ground), dan (3)
pembenaran (warrant). Elemen pelengkapnya adalah (1) pendukung
(backing), (2) modal (modal qualifiers), dan (3) sanggahan (rebuttal).
Adapun penjelasan lebih lanjut yakni:32
1. Pernyataan adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan
dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat diterima dengan alasan-alasan
mendasar yang dapat ditunjukkan. Pernyataan merupakan tujuan yang
ingin dicapai oleh penutur. Ada 3 macam pernyataan, yaitu (a) pernyataan
tentang fakta (claim of fact), (b) pernyataan tentang nilai (claim of value),
(c) pernyataan tentang kebijakan (claim of policy).
2. Alasan adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang diperlukan untuk
mendukung pernyataan. Alasan atau bukti pendukung dapat berupa data
statistik, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, materi ilmu
pengetahuan umum maupun pengujian. Semua alasan itu digunakan untuk
mendukung pernyataan.
3. Pembenaran adalah pernyataan yang menunjukan kaidah-kaidah umum
untuk mempertahankan pernyataan. Pembenaran sebagai jembatan
penghubung antara pernyataan dan alasan. Pembenaran berfungsi sebagai
penjelas keadaan tahapan dari alasan ke pernyataan. Apakah langkah dari
alasan ke pernyataan dapat dipertahankan dan diterima secara rasional.
4. Dukungan adalah kriteria yang digunakan untuk membenarkan
pernyataan yang dikemukakan dalam pembenaran. Dalam hal ini,
dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini, pernyataan para pakar,
hasil penelitian atau hasil wawancara.
5. Modal adalah kata atau frasa yang menunjukkan derajat kepastian atau
kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen selalu memiliki modal yang
menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas sebuah pernyataan dapat
32
Suparno Martutik, Op.Cit., h. 4.29 – 4.30
16
diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya. Penanda linguistik
itu disebut juga modal.
6. Modal dibedakan menjadi 2, yaitu modal sebagai (1) penanda kepastian
dan (2) penanda kemungkinan. Adapun kata, frasa atau keterangan yang
digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu, pasti, dan tentu
saja. Sedangkan penanda kemungkinan, antara lain agaknya, kiranya,
rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin,
mungkin sekali, dan masuk akal.
7. Sanggahan/penolakan adalah lingkungan atau situasi di luar kebiasaan
yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan. Jika suatu kondisi
yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat dikontrol dengan
menghadirkan elemen sanggahan/penolakan maka kedudukan argumen
akan semakin kuat. Tentunya, sanggahan tersebut harus benar-benar kuat
pula. Penggunaan elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan
menjadi lebih spesifik. Piranti kohesi yang dapat digunakan untuk
menandai elemen sanggahan, antara lain kecuali, jika, maka, dan jika.33
Menurut Gorys Keraf, metode mengungkapkan yang logis menurut cara-
cara konvensionil, terdiri dari tiga bagian, yaitu: pendahuluan, pembuktian,
dan konklusi atau ringkasan. Adapun pemaparan jelasnya yakni:34
1. Pendahuluan
Penulis harus yakin bahwa maksud dari pada bagian pendahuluan
argumentasi adalah tidak lain dari pada menarik perhatian pembaca,
memusatkan perhatian pembaca kepada argumen, serta menunjukkan dasar
yang sesungguhnya dari argumen itu. Pendahuluan tidak boleh
mengandung hal-hal yang kontroversil atau yang bersifat argumentatif.
Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang diperlukan dalam
bagian pendahuluan, maka penulis hendaknya mempertimbangkan
beberapa segi berikut:
33
Ibid., h. 4.31 34
Gorys Keraf, Komposisi, Op.Cit., h. 217-219
17
Pertama: penulis harus menegaskan mengapa persoalan itu dibicarakan
pada saat ini. Bila dianggap waktunya tepat untuk mengemukakan
persoalan itu, serta dapat dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lainnya
yang mendapat perhatian saat itu, maka fakta-faktanya merupakan suatu
titik tolak yang amat baik.
Kedua: penulis harus menjelaskan juga latar-belakang historis yang
mempunyai hubungan langsung dengan persoalan yang akan
diargumentasikan, sehingga dengan demikian pembaca dapat memperoleh
pengertian dasar mengenai hal tersebut. Namun demikian, apa yang
diuraikan dalam pendahuluan tidak boleh terlalu banyak, karna fungsi
pendahuluan sekedar menimbulkan keinginan-tahu, bukan menguraikan
persoalannya.
Ketiga: dalam bagian pendahuluan penulis argumentasi kadang-kadang
mengakui adanya persoalan-persoalan yang tidak dimaksudkan dalam
argumentasi.
2. Tubuh argumen
Seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian
penulisnya, apakah ia sanggup meyakinkan pembaca bahwa hal yang
dikemukakannya itu benar, sehingga dengan demikian konklusi yang
disimpulkannya juga benar.
Kebenaran dalam jalan pikiran dan konklusi itu mencakup beberapa
kemahiran tertentu: kekritisan dalam proses berpikir, seleksi fakta yang
benar, penyusunan bahan secara baik dan teratur, penyuguhan fakta, -
evidensi, - kesaksian, - premise dan sebagainya dengan benar.
Selama menggarap argumentasinya, penulis harus secara terus-menerus
menempatkan dirinya di pihak pembaca, misalnya dengan menanyakan:
apakah evidensi itu dapat diterima bila ia berada di tempat pembaca;
apakah evidensi itu sungguh-sungguh mempunyai pertalian dengan pokok
persoalan; apakah cara mengemukakan evidensi itu sudah cukup efektif;
apakah tidak ada cara lain yang lebih baik, dan sebagainya.
18
Akhirnya perlu ditegaskan lagi bahwa pengungkapan evidensi itu harus
merupakan suatu proses yang selektif, dengan menyuguhkan bahan-bahan
yang terbaik saja serta menolak evidensi-evidensi yang kurang baik.
3. Kesimpulan atau ringkasan
Dengan tidak mempersoalkan topik apa yang dikemukakan dalam
argumentasi, pengarang harus menjaga agar konklusi yang disimpulkan
tetap memelihara tujuan dan menyegerakan kembali ingatan pembaca
tentang apa yang telah dicapai, dan mengapa konklusi-konklusi itu diterima
sebagai sesuatu yang logis.
Menurut seorang filsuf Inggris bernama Stephen Toulmin, ia menawarkan
sistem logika baru. Unsur-unsur argumentasi menurutnya yaitu terbagi
menjadi enam, yakni:
1. Data, yaitu dorongan untuk membuat klaim, atau fakta-fakta yang
membuat anda percaya bahwa klaim anda adalah benar.
2. Klaim, yaitu kepercayaan bahwa seluruh argumen anda membuktikan
kebenaran.
3. Qualifier, yaitu bagian dari argumen yang mengukur kekuatan atau
paksaan dari klaim.
4. Warrant, yaitu asumsi yang anda harapkan, audiens anda akan berbagi.
Sebuah warrant tersebut mendukung klaim dengan menghubungkannya ke
data.
5. Dukungan, yaitu fakta-fakta yang memperkukuh bukti. Tidak semua
argumen memanfaatkan dukungan secara eksplisit.
6. Pengecualian, yaitu bagian dari argumen yang memungkinkan untuk
mengeculikan tanpa harus menganggap klaim sebagai sesuatu yang benar
secara umum. Pengecualian tidak begitu banyak menyangkal pendapat,
tetapi sebagai antisipasi dan menjawab upaya orang lain untuk
membantahnya.35
35
William Vesterman, Reading and Writing Short Arguments, (New York: McGraw-Hill, 2006), Fifth Edition, h. 7
19
Adapun contoh yang menerangkan unsur-unsur argumentasi ini yaitu:
“Instagram merupakan salah satu media sosial untuk berbagi foto maupun
video. Masuk dalam dunia penjualan, akan ada banyak online shop yang
memanfaatkan peluang pemasaran dari Instagram, walaupun masih terdapat
pula oknum yang melakukan kejahatan lewat Instagram. Artis maupun
selebgram menjadi fokus online shop dalam mempromosikan produknya.
Followers yang banyak, foto yang menarik menjadi syarat agar akun
Instagram online shop-nya dilihat dan dicari banyak orang. Tak hanya
online shop, beberapa orang memanfaatkan peluang Instagram sebagai
ladang penghasilan endorsement. Endorsement sendiri memiliki tujuan dan
maksud tertentu, yang sifatnya saling menguntungkan satu sama lain.”
Claim dalam teks di atas adalah “Banyak online shop yang memanfaatkan
peluang pemasaran dari Instagram, walaupun masih terdapat pula oknum yang
melakukan kejahatan lewat Instagram.”. Claim tersebut yang mendasari pada
pembicaraan dalam artikel ini Maraknya dunia digital menjadikan revolusi
baru dalam dunia pemasaran produk. Claim tersebut tidak berdiri sendiri.
Claim akan kuat kedudukannya apabila data-data yang berkaitan dengan
claim. Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus yang
diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung claim
yakni: “Artis maupun selebgram menjadi fokus online shop dalam
mempromosikan produknya. Followers yang banyak, foto yang menarik
menjadi syarat agar akun Instagram online shop-nya dilihat dan dicari banyak
orang.”. Pernyataan ini merupakan data, sebab para produsen mau tidak mau
harus melirik dunia media sosial yang sedang digandrungi hampir setangah
penduduk dunia, di mana di dalamnya terdapat target konsumen produk
tersebut. Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat Implisit. Warrant dalam teks ini adalah “Karena para pemilik online
shop mengamati orang-orang tertarik melihat produk yang di-share oleh para
artis dan selebgram terkait dengan online shop itu sendiri.”. Pernyataan
tersebut menghubungkan claim dengan data yang ada pada teks tersebut.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Sehingga adanya backing untuk memperkukuh warrant.
20
Backing dalam teks di atas yaitu “Tak hanya online shop, beberapa orang
memanfaatkan peluang Instagram sebagai ladang penghasilan endorsement.
Endorsement sendiri memiliki tujuan dan maksud tertentu, yang sifatnya
saling menguntungkan satu sama lain.”. Unsur selanjutnya yaitu qualifier.
Qualifier adalah bagian dari argumen yang mengukur kekuatan atau paksaan
dari claim. Qualifier dalam teks ini terdapat kata penanda “akan” pada
pernyataan di claim. Unsur argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal
dalam teks ini terdapat kata penanda “walaupun” pada pernyataan di claim.
Dengan demikian pada prinsip unsur-unsur dalam argumentasi poin
pertama adalah pendahuluan yang merupakan sikap awal penulis untuk
memperkenalkan subjek pembahasan, menarik perhatian, bahkan menggiring
pembaca untuk menyetujui/memihak posisi yang diutarakan penulis.
Poin kedua yakni tubuh argumen, berisi sebuah penyusunan argumen
dengan pernyataan/ claim yang dibangun oleh penulis. Pernyataan ini bisa
berisi pernyataan fakta, nilai, dan kebijakan. Selanjutnya diperlukannya bukti-
bukti (evidence) untuk alasan (ground) penulis dalam memperkuat
argumennya. Bukti dapat bersifat afirmatif dan kontradiktif, atau alasan yang
berbentuk data statistik, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental,
materi ilmu pengetahuan umum maupun pengujian. Selanjutnya adalah
pembenaran (warrant) yakni hal-hal umum yang dapat ditunjukkan oleh
penulis untuk menghubungkan antara pernyataan dan alasan yang telah
dibangun. Untuk memberikan garansi/jaminan bahwa apa yang dikemukakan
oleh penulis adalah hal yang rasional (masuk akal). Adapun elemen lain yang
mungkin bisa masuk dalam tahap ini adalah dukungan (backing) yakni
testimoni dan sebagainya yang dapat memberikan nilai pembenaran atas
argumen yang sedang dibangun penulis. Elemen berikutnya adalah modal
yakni kata atau frasa yang menunjukkan nilai lebih untuk dapat lebih
meyakinkan, memberi kepastian/kualitas dari tiap-tiap pernyataan yang
dibangun. Elemen lainnya yaitu sanggahan (rebuttal) juga dapat memperkuat
argumen, dengan menghadirkan elemen sanggahan berarti membuat
21
pernyataan menjadi lebih spesifik. Atau hal ini juga bisa disebut opposing
argument yakni argumen tandingan sebelum penulis mempertajam
argumennya sendiri.
Poin ketiga yaitu kesimpulan, yakni berisikan tentang pengarang yang
harus menjaga pendapatnya agar dapat diterima sebagai konklusi yang logis
dan diyakini.
Namun poin-poin di atas tidaklah harus berurut seperti demikian, karena
teks-teks yang mungkin ditemukan akan kembali ke selera penulis dalam
proses penyajian wacana argumentasinya. Sedangkan skripsi ini akan fokus
pada pembahasan unsur-unsur argumentasi menurut Stephen Toulmin.
E. Skema Argumentasi
Skema argumentasi dirumuskan untuk memudahkan penulis dalam
membangun kerangka berpikir untuk penulisannya, dan untuk pembaca
berfungsi untuk mengetahui arah pola argumentasi yang sedang dibangun
oleh penulis. Sebagaimana Frans menyatakan bahwa:
“Argumentation theorists are also interested in the “internal
organization” of each individual single argumentation. To analyze
the defense mechanism employed in single argumentation, they
refer to justificatory principles that are covered by the concept of
an argument scheme. Argument schemes pertain to the kind of
relationship between the explicit premise and the standpoint that is
established in the argumentation in order to promote a transfer of
acceptability from the explicit premise to the standpoint. Argument
schemes are more or less conventionalized ways of achieving this
transfer.”36
Menurut Frans bahwa para ahli teori argumentasi juga tertarik pada
"organisasi internal" dari masing-masing argumentasi tunggal. Untuk
menganalisis mekanisme pertahanan yang digunakan dalam argumentasi
tunggal, mereka merujuk prinsip justifikasi yang dicakup oleh konsep
argumen skema. Skema argumen berkaitan dengan jenis hubungan antara
premis eksplisit dan sudut pandang yang ditetapkan dalam argumentasi untuk
36
Frans H. Van Emeran dan Rob Grootendorst, A Systemic Theory of Argumentation, (America: Cambrige University Press, 2004), h. 4
22
mempromosikan transfer penerimaan dari premis eksplisit ke sudut pandang.
Skema argumen adalah lebih atau kurang cara konvensional untuk mencapai
transfer ini.
Dalam mencapai transfer itu Gorys menyatakan bahwa proses jalan pikiran
manusia dalam garis besarnya dapat dibedakan atas: meneliti fenomena-
fenomena secara individuil untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan
yang umum, atau mempergunakan kesimpulan-kesimpulan yang umum untuk
meramalkan fenomena-fenomena yang sejenis. Cara-cara itu masing-masing
disebut: induksi dan deduksi.37
Hal ini juga sejalan dengan pernyataan yang
dibangun oleh Frans yakni:
“In his logic, Aristotle distinguishes between two kinds of
arguments: deductive syllogisms and inductive syllogisms. Both
kinds of syllogismsare also used in dialectical arguments, but the
premises of the argument are in dialectic always statements that
are not evidently true but are generally accepted – as Aristotle
says, statements that are acceptable to “the wise or at least the
majority of them.” In rhetorical arguments, the premises need only
be plausible for the audience that is to be convinced. Deductive
and inductive syllogisms are among the means one can use to
confer the plausibility of the premises on the conclusion that is to
be drawn.38
”
Bahwa dalam logikanya, Aristoteles membedakan antara dua jenis
argumen: silogisme deduktif dan silogisme induktif. Kedua jenis silogisme ini
juga digunakan dalam argumen dialektik, tetapi premis argumen tersebut
selalu berupa pernyataan dialektik yang tidak terbukti benar tetapi secara
umum diterima - seperti kata Aristoteles, pernyataan yang dapat diterima oleh
“orang bijak atau setidaknya mayoritas dari mereka.” Dalam argumen
retorika, tempat hanya perlu masuk akal untuk audiens yang harus
diyakinkan. Silogisme deduktif dan induktif adalah salah satu cara yang dapat
digunakan seseorang untuk memberikan kemungkinan masuk akal premis-
premis pada kesimpulan yang harus ditarik.
Melalui hal itu James memaparkan bahwa:
37
Gorys Keraf, Komposisi, Op.Cit., h. 226 38
Frans H. Van Emeran dan Rob Grootendorst, A Systemic Theory of Argumentation, Op.Cit, h. 43
23
“By the microstructure of an argument, we mean its logical form as
studied in deductive or inductive logic. Specifically in formal
deductive logic, microstructural analysis reveals how the
constituent statements of an argument are built up from simple or
atomic components by means of truth functional connectives,
quantifiers, and in some cases other operators such as adverbial
modifiers and modal or propositional attitude connectives. In
inductive logic, microstructural analysis may classify an argument
as instancing inductive enumeration, argument by analogy, or one
of Mill‟s methods. Microstructural analysis thus concerns the
internal structure of the constituent statements of an argument.39
”
Dengan struktur mikro dari suatu argumen, maksud kami adalah bentuk
logisnya sebagaimana dipelajari dalam logika deduktif atau induktif.
Khususnya dalam logika deduktif formal, analisis mikro struktur
mengungkapkan bagaimana pernyataan konstituen dari argumen dibangun
dari komponen atom atau sederhana melalui penghubung fungsional
kebenaran, pembilang, dan dalam beberapa kasus operator lain seperti
pengubah adverbia dan modal atau penghubung sikap proposisional. Dalam
logika induktif, analisis mikro struktur dapat mengklasifikasikan argumen
sebagai instan penghitungan induktif, argumen dengan analogi, atau salah
satu metode Mill. Analisis mikro struktur dengan demikian menyangkut
struktur internal pernyataan konstituen dari suatu argumen.
Adapun skema argumentasi terbagi atas induksi dan deduksi:
7. Induksi
Induksi berarti “menuntun kepada”. Jalan pikiran yang induktif adalah
jalan pikiran yang dimulai dari observasi-observasi atas fenomena-
fenemona yang bersifat individuil kemudian bergerak menuju kepada
suatu hukum yang umum, yang meliputi semua fenomena individuil tadi.40
Adapun pola atau skema argumentasi dalam induksi ada 3 jenis yakni:
a. Generalisasi
Generalisasi yang bersifat induktif adalah penambahan setengah
sadar dari seluruh pengalamannya. Generalisasi adalah proses jalan
39
James B. Freeman, Argument Structure: Representation and theory, Op.Cit, h. 1 40
Gorys Keraf, Komposisi, Op.Cit., h. 226
24
pikiran yang mendahului penyelidikan atas fenomena-fenomena yang
khusus dalam jumlah yang cukup untuk menuju kepada suatu
kesimpulan yang umum mengenai semua hal yang sama.41
b. Analogi
Analogi atau kadang-kadang disebut juga analogi induktif yakni
bertolak dari dua peristiwa yang khusus dan mirip satu sama lain,
kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan
berlaku pula untuk hal yang lain.42
c. Hubungan Kausal
Pada umumnya hubungan kausal dapat terjadi mengikuti tiga pola
yakni sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Hubungan
sebab – akibat bertolak dari suatu sebab yang diketahui kemudian
bergerak menuju kepada suatu kesimpulan sebagai efek yang terdekat.
Sebaliknya akibat – sebab bertolak dari sebuah akibat yang diketahui
kemudian menuju kepada sebuah sebab yang mungkin telah
menimbulkan akibat tadi. Hubungan ketiga adalah hubungan akibat ke
akibat yang hubungan ini bertolak dari suatu akibat menuju kepada
sebuah akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum
yang menimbulkan kedua akibat tadi.43
8. Deduksi
Deduksi berarti menghantar dari sesuatu hal ke sesuatu hal yang lain,
sehingga sebagai suatu istilah deduksi merupakan suatu proses berpikir
yang bertolak dari satu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu
proposisi baru yang terbentuk suatu kesimpulan.44
Hal ini diperkuat oleh
pandangan David yakni:
“Formal argument is deductive in nature.The conclusion
follows necessarily from the premises. The conclusion c ontains
no information not already present (at least implicitly) in the
premises. These properties suggest two corollaries. Deductive
41
Ibid., h. 227 42
Ibid., h. 228 43
Ibid., h. 231 44
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, Op.Cit. ,h. 57
25
reasoning is analytic; it requires no reference to the external
world, and it may be counterfactual. Deductive reasoning does
not add to our store of knowledge; it merely rearranges it.”45
Bahwa argumen formal bersifat deduktif. Kesimpulannya harus mengikuti
dari premis. Kesimpulannya tidak ada informasi yang belum ada
(setidaknya secara implisit) di lokasi. Sifat ini menyarankan dua akibat
wajar. Penalaran deduktif bersifat analitik; ia tidak memerlukan referensi
ke dunia luar, dan mungkin kontrafaktual. Penalaran deduktif tidak
menambah simpanan pengetahuan kami; itu hanya menata ulang itu.
Adapun pola atau skema argumentasi dalam deduksi adalah silogisme,
hal ini dinyataka oleh David yakni:
“The basic unit of reasoning in formal argument is the
syllogism, a structure consisting of two premises and a
conclusion. Three major forms of deductive reasoning:
categorical, conditional, and disjunctive.”46
Bahwa unit dasar penalaran dalam argumen formal adalah silogisme,
struktur yang terdiri dari dua premis dan kesimpulan. Tiga bentuk utama
penalaran deduktif: kategorikal, kondisional, dan disjungtif.
F. Tujuan dan Penalaran dalam Argumentasi
Bagaimana tujuan argumentasi itu bisa hadir, yakni:
“What is the purpose of argument? As van Eemeren has pointed
out, arguments by definition seek to establish something. That
means there is a gap between some claim and acceptance of that
claim. The claim is in doubt and argument seeks to remove the
doubt, thus closing the gap.47
”
Adapun menurut James bahwa apa tujuan dari argumen? Seperti yang
ditunjukkan oleh van Eemeren, argumen berdasarkan definisi berusaha untuk
membangun sesuatu. Itu berarti ada celah antara beberapa klaim dan
penerimaan terhadap klaim itu. Klaim tersebut diragukan dan argumen
berupaya menghilangkan keraguan, sehingga menutup celah tersebut.
45
David Zarefsky, Argumentation: The Study of Effective Reasoning, 2 Edition, Op.Cit., h. 14 46
Ibid., h. 14 47
James B. Freeman, Argument Structure: Representation and theory, Op.Cit, h. 45
26
Nursisto juga mengungkapkan bahwa argumentasi bertujuan mengubah
atau mempengaruhi pikiran pembaca, serta mengubah sikap dan pandangan
pembaca sehingga mereka menyetujui pendapat dan keyakinan kita. Tujuan
tersebut akan tercapai apabila penulis mampu membuktikan dan memberikan
alasan bahwa apa yang kita tuliskan itu benar.48
Sejalan dengan Nurudin yang
juga mengemukakan bahwa, tulisan argumentasi biasanya bertujuan untuk
meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian
dirinya.49
Adapun yang tidak boleh luput dari wacana ini adalah tujuan dari
argumentasi yaitu bagaimana pendapat atau produk argumentasi yang
ditawarkan dapat memberikan keyakinan baru bagi pembaca atau
pendengarnya sehingga mampu mempercayai dan membenarkan atas hasil
produk argumentasi yang dibaca atau didengarnya. Sebagaimana peran tujuan
argumentasi yakni untuk menutup celah atas keberterimaan klaim yang
mungkin dirasa diragukan.
Kemudian tentang penalaran dalam argumentasi seperti menurut
Aristoteles argumen-argumen harus dicari melalui rasio, moral, dan afeksi.50
Adapun dalam membangun sebuah argumen jangan lupakan akal sehat, akal
budi, atau nalar. Kemudian jangan tinggalkan prinsip keberterimaan dengan
nilai-nilai yang ada terhadap gagasan yang dibangun dalam argumentasi.
Serta pelibatan afeksi dalam membangun narasi yang dituliskan untuk
meyakinakan pembaca atau mitra tuturnya.
Pandangan lain yang juga dikemukakan oleh Christopher yakni:
“arguments have a range of types and employ a diversity of
devices, from those that press a historical case using causal
reasoning to those that recommend an economic course of action
by appealing to an authority in the field. They will be characterized
by a particular structure, where one or more statements (premises)
are given in support of a conclusion, and a range of intentions: to
persuade an audience, to resolve a dispute, to achieve agreement
48
Nursisto, Op.Cit., h. 43 49
Nurudin, Op.Cit., h. 78 50
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Op.Cit., h. 9
27
in a negotiation, to recommend an action, or to complete an
inquiry.51
”
Menurut Christoper, argumen memiliki berbagai jenis dan menggunakan
beragam perangkat, dari yang menekan kasus historis menggunakan
penalaran kausal hingga yang merekomendasikan tindakan-tindakan ekonomi
dengan mengajukan banding ke otoritas di lapangan. Mereka akan dicirikan
oleh struktur tertentu, di mana satu atau lebih pernyataan (premis) diberikan
untuk mendukung kesimpulan, dan serangkaian niat: untuk meyakinkan
audiensi, untuk menyelesaikan perselisihan, untuk mencapai kesepakatan
dalam negosiasi, untuk merekomendasikan suatu tindakan, atau untuk
menyelesaikan penyelidikan.
Jadi, argumen dapat berasal dari hal yang masih berkenaan dengan masa
lalu sehingga dapat menggunakan penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan, atau bahkan ke hal penalaran yang sifatnya data
mutlak. Hingga dapat memunculkan pendapat yang menentang guna
melakukan bandingan atas argumen yang dimunculkan pada masa lalu.
Lalu pandangan Gamut yang mengemukakan bahwa:
“Reasoning is something which has various applications, and
important among these traditionally is argumentation.52
”
Gamut menjelaskan bahwa penalaran adalah sesuatu yang memiliki
berbagai aplikasi, dan yang penting di antara ini secara tradisional adalah
argumentasi. Hal yang menarik melihat argumentasi adalah cara atau
kebiasaan yang dilakukan manusia dari dulu untuk berkomunikasi. Hal
lainnya yang diungkap Gamut yakni:
“It is convenient to see an argument as a sequence of sentences,
with the premises at the beginning and the conclusion at the end of
the argument.53
By a valid argument we mean an argument whose
premises and conclusion are such that the truth of the former
involves that of the latter.54
”
51
Christopher W. Tindake, Fallacies and Argumen Appraisal, (New York: Cambridge University Press, 2007), h. 1 52
L. T. F. Gamut, Logic, Language, and Meaning, (Chicago: The University of Chicago Press, 1991), h. 1 53
Ibid., h. 1 54
Ibid., h. 1
28
Sangat nyaman untuk melihat argumen sebagai urutan kalimat, dengan
premis di awal dan kesimpulan di akhir argumen. Kami maksudkan dengan
argumen yang valid adalah argumen yang premis dan kesimpulannya
sedemikian rupa sehingga kebenaran yang pertama melibatkan argumen yang
terakhir. Hal ini dibutuhkan penalaran yang struktur guna mencapai argumen
yang valid dan saling berkesinambungan dengan kebenaran yang diutarakan.
Hal lain yang juga di utarakan Gamut yakni:
“You could say that we restrict ourselves in logic to the results
which an argument yields, which is in a way another
extensionalization: the only thing which really matters about an
argument is whether or not its conclusion is justified by its
assumptions.55
”
Dalam ungkapannya dikatakan bahwa kita membatasi diri kita sendiri
dalam logika untuk hasil yang dihasilkan oleh argumen, yang dengan cara
lain ekstensi: satu-satunya hal yang benar-benar penting tentang argumen
adalah apakah kesimpulannya dibenarkan oleh asumsi atau tidak.
Pandangan berikutnya dari Stephen Toulmin menganai struktur sebagai
landansan penalaran yakni:
“ever since Aristotle it has been customary, when analysing the
micro-structure of arguments, to set them out in a very simple
manner: they have been presented three propositions at a time,
„minor premiss; major premiss; so conclusion‟.56
”
Sejak dari Aristoteles sudah menjadi kebiasaan, ketika menganalisis
struktur mikro argumen, untuk menjabarkannya dengan cara yang sangat
sederhana: mereka telah disajikan tiga proposisi sekaligus, „minor premis;
premis utama; jadi kesimpulannya'. Adapun ungkapan lainnya yakni:
“An argument is like an organism. It has both a gross, anatomical
structure and a finer, as-it-were physiological one. When set out
explicitly in all its detail, it may occupy a number of printed pages
or take perhaps a quarter of an hour to deliver; and within this
time or space one can distinguish the main phases marking the
progress of the argument from the initial statement of an unsettled
problem to the final presentation of a conclusion.57
”
55
Ibid., h. 114 56
Stephen Toulmin, The Uses of Argument, (New York: Cambridge University, 2003), h. 89 57
Ibid., h. 87
29
Argumen seperti organisme. Ia memiliki struktur anatomi yang kasar dan
yang lebih halus, seolah-olah merupakan fisiologis. Ketika ditetapkan secara
eksplisit dalam semua perinciannya, ia mungkin menempati sejumlah
halaman yang dicetak atau mungkin memerlukan seperempat jam untuk
dikirim; dan dalam waktu atau ruang ini seseorang dapat membedakan fase-
fase utama yang menandai perkembangan argumen dari pernyataan awal
masalah yang tidak diselesaikan hingga presentasi akhir suatu kesimpulan.
G. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang serupa baik dari subjek atau objek yang memiliki
kesamaan pada penelitian ini, sehingga diharapkan penulis dapat menambah
khazanah pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca.
1. Penulis menemukan skripsi dengan judul yaitu Struktur dan Strategi
Argumentasi dalam Teks Iklan Berbahasa Perancis karya Esti Lestari.
Esti Lestari menyelesaikan skripsi ini dalam jurusan Sastra Roman
program Studi Perancis, fakultas Sastra, Universitas Indonesia, tahun
1986. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui struktur
dan strategi argumentasi yang sering digunakan dalam iklan. Adapun
ruang lingkup penelitian ini yaitu teks iklan tertulis yang terdapat dalam
berbagai majalah berbahasa Perancis. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode penelitian korpus. Hasilnya menunjukkan bahwa 19 iklan
mengikuti pola Pierre Colombier, sedangkan 56 iklan lainnya memakai
struktur argumentasi yang lebih bervariasi dari pola Pierre Colombier.
Strategi argumentasi yang paling banyak dipakai dalam iklan adalah
strategi argumentasi membujuk, sedangkan 30 iklan lainnya memakai
strategi campuran. Adapun kesamaannya dengan penelitian dalam skripsi
ini yaitu subjek penelitian yang menggunakan wacana argumentasi
sebagai fokus kajiannya.
2. Penulis menemukan skripsi dengan judul yaitu Pola dan Jenis Argumen
pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Ekonomi
karya Claria Francisca Meylani. Claria Francisca Meylani menyelesaikan
30
skripsi ini dalam jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, tahun 2018. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan pola dan jenis argumen bagian pembahasan artikel
jurnal terakreditasi bidang ekonomi. Pendekatan yang diambil dalam
penelitian ini adalah pendekatan teori Toulmin, dkk. (1979) bahwa
argumen memiliki enam elemen yaitu claim, ground, warrant, backing,
modal qualifier, dan possible rebutal. Data yang dipakai dalam penelitian
ini adalah paragraf-paragraf argumentasi bagian pembahasan artikel yang
di dalamnya mengandung elemen-elemen Toulmin. Sampel data yaitu
(JET-T) 2017, (JEPI) 2015, (MATRIX) 2016, dan (MIX) 2016.
Penelitian ini menggunakan metode teknik baca dan catat. Hasil
penelitian yaitu terdapat dua puluh enam argumen dengan lima pola
variasinya. Pola tersebut yaitu (1) pola C-G dengan variasinya, (2) pola
C-G-W dengan variasinya, (3) pola C-G-W-B dengan variasinya, (4) pola
C-G-W-B-M dengan variasinya, dan terakhir (5) pola C-G-W-B-M-Pc
dengan variasinya. Adapun kesamaannya dengan penelitian dalam skripsi
ini yaitu subjek penelitian yang menggunakan wacana argumentasi
sebagai fokus kajiannya.
3. Penulis menemukan E-Jurnal dengan judul yaitu Kohesi Wacana Politik
Pada Rubrik Opini Surat Kabar Harian Kompas karya Yulianto.
Yulianto menerbitkan tulisannya pada tahun 2016 di kampus Universitas
Negeri Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
kohesi (gramatikal dan leksikal) yang membangun wacana opini politik
yang diliat dari penanda kohesi gramatikal dan leksikal. Subjek
penelitian ini adalah artikel-artikel opini politik dalam rubrik opini yang
terdapat pada surat kabar harian Kompas yang berjumlah 5 rubrik opini.
Penelitian ini difokuskan pada aspek-aspek (gramatikal dan leksikal)
yang menjadi sarana kohesi wacana opini politik pada rubrik opini surat
kabar harian Kompas tahun 2015 dan peranan aspek-aspek tersebut
dalam proses menuju teks yang utuh dan padu. Hasil penelitian
31
menunjukkan bahwa kohesi wacana opini politik pada rubrik opini surat
kabar harian Kompas terdiri dari dua aspek, yakni aspek penanda kohesi
gramatikal dan penanda kohesi leksikal. Penanda kohesi gramatikal
berupa pengacuan persona, pengacuan demonstratif, substitusi, ellipsis
dan konjungsi. Pengacuan persona terdiri atas PP1T, PP1J, PP3T,dan
PP3J. Pengacuan demonstratif terdiri atas PDW dan PDT. Subtitusi
terdiri atas SF, SN, dan SD. Konjungsi terdiri atas KSA, KPT, KKO,
2. Membaca dengan cermat keseluruhan data primer dalam penelitian.
3. Mengidentifikasi data pertulisan ke dalam kolom analisis argumentasi.
4. Memberikan interpretasi penelitian berdasarkan hasil identifikasi data
guna mendukung penjelasan dalam analisis yang dilakukan.
40
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Rubrik Opini di Koran Kompas
Analisis ini berdasarkan pada data yang dikumpulkan penulis yakni rubrik
Opini dalam koran Kompas selama satu bulan (13 Juli – 13 Agustus 2020)
yang menghasilkan 85 tulisan. Bersamaan di masa wabah Covid-19 peneliti
menentukan bahan analisis yaitu kumpulan tulisan yang terdapat kata “Covid-
19” disetiap judul kolom Opini pada surat kabar Kompas, sebanyak 10
tulisan. Kesepuluh tulisan tersebut akan dianalisis terkait unsur-unsur
argumentasi yang ada di dalam teks seperti, elemen pokok argumentasi yakni
Claim, Data, Warrant, serta elemen pelengkapnya yakni Backing, Modal, dan
Rebuttal.
Berikut adalah tabel mengenai unsur-unsur argumentasi dari kesepuluh
tulisan dalam rubrik Opini di koran Kompas:
No Judul Tulisan
Unsur-Unsur
Argumentasi
Cla
im (
Per
nyat
aan)
Dat
a (D
ata)
War
rant
(Pem
ben
aran
)
Bac
kin
g (
Dukungan
)
Modal
Qu
alif
iers
(Kat
a/F
rasa
)
Reb
utt
al (
San
ggah
an)
1 Covid-19, “Great Reset”, SDGs v v v v v -
2 Mengapa Masyarakat Anggap
Enteng Covid-19 v v v v v -
3 Covid-19, Perlu Pemantauan
Berkelanjutan di Hilir v v v - v -
4 Apa Setelah Demam Babi
Afrika, Covid-19, dan Flu Babi? v v v - v -
5 Covid-19 dan Kesehatan v v v v v -
41
Masyarakat
6 Covid-19 dan Pembangunan v v v v v -
7 Otopsi Jenazah Korban Covid-
19 v v v - v -
8 Bebas dari Cacar dan Covid-19 v v v v v -
9 Covid-19 dan Aspek Historikal
Struktural BUMN v v v v v -
10 Meluruskan Infodemi Covid-19 v v v v v -
Selanjutnya analisis atau penjelasan terkait data tabel di atas akan dibahas
secara lugas dan rinci berdasarkan kesepuluh tulisan tersebut.
1. Covid-19, “Great Reset”, SDGs
Tulisan pertama yang akan di analisis adalah Covid-19, “Great
Reset”, SDGs dengan penulis Suharso Monoarfa (Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas). Dimuat pada Senin, 13 Juli
2020 dalam rubrik Opini koran Kompas. Teks tersebut akan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur argumentasinya yang terbagi menjadi enam
bagian yakni claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebbutal.
Unsur pertama yaitu claim, claim dapat diartikan sebagai gagasan
pembicaraan. Claim pada artikel opini yang berjudul Covid-19, “Great
Reset”, SDGs adalah:
(1) “tahun 2020 akan selamanya dikenang sebagai periode krisis yang
hanya bisa disetarakan dengan Depresi Besar 1930-an”65
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang mengulik krisis yang tengah terjadi di tahun 2020 ini, krisis
yang hampir melanda seluruh negara begitu pun dengan Indonesia.
Mencoba mencari kesamaan dengan pengalaman dunia akan krisis-krisis
yang pernah terjadi. Sebagaimana dalam sejarah peradaban manusia,
krisis akan membuat perubahan besar. Krisis akan memaksa kita
merefleksikan apa yang salah sebelumnya, lalu apa yang perlu dilakukan
dan diubah untuk mengantisipasi agar krisis tak berulang. Claim tersebut
65
Suharso Monoarfa, “Covid-19, “Great Reset”, SDGs”, Surat Kabar Kompas, Senin, 13 Juli 2020, hal. 10
42
tidak berdiri sendiri. Claim akan kuat kedudukannya apabila terdapat
data-data yang berkaitan dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
a. (2) “di masa pandemi kita menyaksikan Bumi yang semakin
ringkih karena menopang hampir delapan miliar manusia dan
segera berada di “titik kulminasi”.”66
Pernyataan ini merupakan data. Titik kulminasi yang dimaksudkan
yakni proyeksi yang diperkirakan para ilmuwan bahwa 17 tahun
lagi, apabila manusia tetap bersikeras dengan pola kehidupan
seperti saat ini, maka di masa depan dunia akan semakin rentan
menghadapi berbagai krisis. Bagaimana pangan, air, dan energi
akan semakin langka dan menjadi sumber konflik yang tak akan
pernah usai di masa depan.
Kemudian di masa pandemi Covid-19 ini yang menyebabkan krisis
dunia, bumi dalam hal ini sebagai tempat manusia hidup, memiliki
peran penting untuk perlu diperhatikan. Mengingat usia planet
Bumi yang semakin tua. Sebagaimana pernyataan para pakar
mengenai usia planet Bumi yang berdasarkan perkiraan batuan
tertua, umur planet yang kita tinggali ini sekitar 4,5 miliar tahun.
Ilmuwan dari seluruh dunia menggunakan ilmu astronomi, geologi,
kimia, biologi, arkeologi, dan ilmu lainnya untuk menyelidiki
pembentukan bumi serta muncul dan punahnya kehidupan di
Bumi.67
PBB memperkirakan, ada 7,6 miliar penduduk Bumi saat
ini. Angkanya naik terus hingga 9,8 miliar di tahun 2050. Akhir
abad ini, proyeksi mereka jumlah penduduk akan mencapai 11,2
66
Ibid., Suharso Monoarfa, hal.10 67
Akhyari Hananto, Lima Kepunahan Massal dalam Sejarah Bumi. Benarkah kita memasuki kepunahan ke-6?, diunduh pada 22 Agustus 2020 pukul 16:45 https://www.mongabay.co.id/2018/02/09/lima-kepunahan-massal-dalam-sejarah-bumi-benarkah-kita-memasuki-kepunahan-ke-6/
43
miliar.68
Kemudian terkait batas akhir kemampuan Bumi yakni,
berawal dari anggapan bahwa manusia akan kehabisan ruang di
Bumi dianggap tidak masuk akal. Sebab, jika dihitung-hitung total
penduduk dunia 11 miliar jiwa, seharusnya masih banyak sisa
lahan di Bumi. Total daratan Bumi - tidak termasuk wilayah yang
tertutup es - mencapai 13,4 miliar hektare. Namun orang tidak
memperhitungkan bahwa tidak semua wilayah daratan di planet ini
bisa dihuni. Sebab, beberapa wilayah beriklim ekstrem dan ada
juga yang tempatnya terlalu terpencil. Ambil contoh Siberia,
lahannya luas sekali tapi iklimnya ganas. Wilayah Australia bagian
tengah juga demikian, tanahnya terlalu tandus itu sebabnya
penduduk Australia bermukim di wilayah dekat garis pantai. Total,
wilayah yang saat ini dihuni manusia luasnya kurang dari tiga
persen wilayah daratan Bumi. Tapi sebanyak 35% hingga 40%
daratan bumi adalah wilayah pertanian yang berfungsi sebagai
sumber pangan. Di saat jumlah penduduk terus bertambah, maka
yang dikhawatirkan adalah ketersediaan lahan pangan. Lahan yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia
saat ini, menurut penelitian yang dilakukan di Stanford University,
yakni antara 2,7 juta hektare dan 4,9 juta hektare. Sedangkan total
wilayah yang cocok untuk tanaman pangan sebesar 445 juta
hektare. Para peneliti memperkirakan, dengan adanya kenaikan
permintaan akan pangan, biofuel, industri kehutanan, dan sebaran
urbanisasi, cadangan lahan yang ada tersebut akan terkena
dampaknya. Lahan yang tersisa akan habis terpakai pada 2050.69
Dengan demikian terkait angka populasi dalam data telah
tervalidasikan dengan pernyataan dari PBB (Perserikatan Bangsa-
68
Richard Gray, Bisakah Bumi menampung 11,2 miliar orang di akhir abad ini?, diunduh pada Sabtu, 22 Agustus 2020 pukul 20:47 https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-41066355 69
Ibid, diunduh pada Sabtu, 22 Agustus 2020 pukul 20:47, https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-41066355
44
Bangsa) yang merupakan organisasi internasional dengan
anggotanya hampir diseluruh negara bagian dunia. Data (a) ini
menunjukan dukungan terhadap claim, mengingat penjelasan
ilmiah di atas bahwa tingkat populasi juga memiliki peranan
penting sebagai faktor yang dapat memicu krisis. Terlebih krisis
kesehatan yang sedang melanda di tahun 2020 ini yang juga
memberikan dampak terhadap sektor yang lainnya.
b. (3) “Di dunia, Great reset akan menjadi tema besar pertemuan
prestisius Forum Ekonomi Dunia, Indonesia telah
mengarustamakan SDGs dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.”70
Pernyataan ini merupakan data, bahwa Covid-19 telah
menyadarkan atau membangunkan ulang diri kita yang harus
menjalankan kehidupan dengan cara yang berbeda. Penting untuk
kita me-reset ulang apa yang telah kita lakukan sebelumnya,
dengan meninggalkan kebiasaan masa lalu yang tak kompatibel
dengan masa depan.
Adapun WEF (World Economic Forum) atau sering kali di dengar
forum ekonomi dunia yang setiap tahunnya selalu mengadakan
perhelatan dan menghadirkan pemimpin global dari kalangan
pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil. Seruan great reset
dikumandangkan dari podium World Economic Forum. Great reset
bahkan menjadi tema utama forum tahunan WEF yang mulai
didiskusikan di forum-forum daring. Pendiri dan ketua eksekutif
WEF Klaus Schwab bersama Thierry Mallert bahkan meluncurkan
buku "Covid-19: The Great Reset". Buku ini secara mendalam
mengulas agenda perubahan tatanan kehidupan secara masif.
Secara global, keduanya menawarkan great reset di lima sektor.
Yaitu ekonomi, sosial, geopolitik, lingkungan, dan teknologi. Great
reset adalah seruan mengubah sikap personal dan paradigma
menyongsong deru teknologi dan digitalisasi yang tak
terbendung.71
Tujuan RPJMN IV tahun 2020 – 2024 telah sejalan
dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Target-target dari
17 tujuan (goals) dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) beserta indikatornya telah ditampung dalam 7 agenda
pembangunan. Adapun 7 agenda pembangunan tersebut yakni
memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang
berkualitas, mengembangkan wilayah untuk mengurangi
kesenjangan, meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing, membangun kebudayaan dan karakter bangsa,
memperkuat infrastrukur untuk mendukung pengembangan
ekonomi dan pelayanan dasar, membangun lingkungan hidup,
meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim,
memperkuat stabilitas Polhukhankam dan tranformasi pelayanan
publik.72
Dengan demikian kata (b) di atas telah tervalidasikan dengan
kutipan di atas. Bahwa berbagai lembaga dunia dan para ahli
dibidangnya tengah sama-sama berusaha untuk menanggulangi
krisis yang sedang terjadi di tahun 2020 ini. Bagaimana slogan
great reset adalah bukan sekedar ujaran biasa, tetapi menjadi misi
penting dalam mengatasi keberlangsungan populasi dunia agar
terus dapat berjalan dengan baik. Serta upaya pemerintah
Indonesia yang juga turut andil berperan aktif di berbagai lembaga
organisasi internasional. Dengan menyatukan frekuen terhadap
visi yang dibangun oleh global dengan pembangunan yang sedang
71
Jusman Dalle, Pandemi, Momentum Great Reset, diunduh pada Minggu, 23 Agustus 2020 pukul 1:37, https://analisis.kontan.co.id/news/pandemi-momentum-great-reset 72
Ibid, diunduh pada Minggu, 23 Agustus 2020 pukul 2:48, https://www.bappenas.go.id/files/rpjmn/Narasi%20RPJMN%20IV%202020-2024_Revisi%2028%20Juni%202019.pdf
46
dilakukan di dalam negeri sendiri. Tentu data (b) ini mendukung
claim terkait krisis dan peradaban manusia.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini ada dua yaitu:
a. Dinamika krisis yang terjadi erat kaitannya dengan kondisi Bumi
serta kelajuan pertambahan penduduknya.
b. Dengan demikian penting berbagai negara diseluruh belahan
dunia harus hadir dalam mengatur ulang peradaban ini.
Pernyataan tersebut menghubungkan claim dengan data yang ada di
artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Covid-19, “Great Reset”, SDGs ditemukan
backing yaitu:
(4) “Sangat beruntung, dunia telah memiliki Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs), bagi semua pemangku kepentingan, baik
pemerintah maupun nonpemerintah, di seluruh dunia untuk
menjalankan kehidupan berkelanjutan.”73
Backing di atas adalah fakta. SDGs atau istilah yang kerap didengar
yakni Sustainable Development Goals. SDGs adalah cara yang juga
ditempuh dunia untuk menjaga kestabilan peradaban manusia. Hal ini
kerap dibuktikan dengan pernyataan dari situs resmi SDGs yaitu: SDGs
atau Sustainable Development Goals merupakan suatu rencana aksi
global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia,
guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi
lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan
driver/ojek (31), pemuka agama (19), satuan pengamanan (16), buruh
(14), pembantu rumah tangga (13), dosen/guru (12), dan narapidana (5).
Data tersebut dihasilkan dari kajian terhadap 6.416 pasien Covid-19 di
DKI.78
Kemudian terkait rendahnya persepsi masyarakat yang
menunjukan belum siapnya Jakarta untuk normal baru yaitu adanya
pemberitaan bahwa ada kegiatan lomba 17 Agustus di Jakarta Timur
yang dibubarkan oleh Satpol PP. Upaya pembubaran kerumunan peserta
dan penonton lomba yang melibatkan sepuluh personel Satpol PP. Upaya
pembubaran massa dilakukan secara persuasif melalui sosialisasi bahaya
Covid-19 serta edaran dari pemerintah setempat.79
78
Imam Hamdi, Distribusi Pasien Covid-19 di DKI Jakarta, Pelajar dan Mahasiswa Tertinggi, diunduh pada Jumat 18 September 2020 pukul 20:58 https://metro.tempo.co/read/1376269/distribusi-pasien-covid-19-di-dki-jakarta-pelajar-dan-mahasiswa-tertinggi 79
Hariyanto Kurniawan, Lomba 17 Agustus di Jakarta Timur Dibubarkan Paksa oleh Satpol PP, diunduh pada Jumat, 18 September 2020 pukul 21:09 https://www.kompas.tv/article/102172/lomba-17-agustus-di-jakarta-timur-dibubarkan-paksa-oleh-satpol-pp
50
Jakarta sebagaimana adalah Ibu Kota dari Indonesia, segala roda dan
pergerakan berbagai bidang sektor ada di tempat ini. Bahkan menjadi
percontohan bagi kota-kota lainnya. Dengan demikian data ini telah
tervalidasikan dan data ini menunjukkan dukungan terhadap claim,
bahwa persepsi terhadap sesuatu perlu dibangun secara kuat dan kokoh
agar tidak menjadi bias arti dan maksudnya. Mengingat Covid-19 adalah
permasalah global dan menjadi wabah dunia, yang seluruh negara harus
berpartisipasi aktif dan responsif dalam proses penanggulangannya.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Pengetahuan dan
pemahaman penularan Covid-19 harus jadi fokus utama untuk
menyiapkan tatanan kehidupan baru. Pernyataan tersebut
menghubungkan claim dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Mengapa Masyarakat Anggap Enteng Covid-19
ditemukan backing yaitu:
(3) “Sekali lagi yang diperlukan adalah kampanye kesehatan
masyarakat yang masif dan intensif. Untuk ini diperlukan kebijakan,
program, dan kegiatan yang sinkron dan ketat terintegrasi secara
vertikal lintas tingkatan pemerintahan dan secara horizontal lintas
lembaga; serta disampaikan dalam bahasa yang dimengerti
masyarakat.”80
Backing di atas adalah fakta. Sebagaimana program Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kirana
Pritasari mengatakan, kampanye nasional untuk mencegah penyebaran
Covid-19 dibutuhkan agar masyarakat semakin paham pencegahan
penularan virus corona. Kirana mengatakan dalam kegiatan kampanye
80
Abdul Malik Gismar, “Covid-19, “Mengapa Masyarakat Anggap Enteng Covid-19”, Loc.Cit, hal.10
51
nasional itu bahwa "Kita bisa menjaga masyarakat agar bisa menjadi
benteng pertahanan utama untuk melakukan pencegahan dari penyebaran
Covid-19 ini".81
Dengan adanya bukti tersebut menggambarkan bahwa negara memang
sedang bergerak ke arah sana. Sebagaimana kampanye secara
konvensional sebagai usaha indoktrinasi. Bahwa pengetahuan dan
penularan Covid-19 harus dipahami secara meluas, sebagai usaha untuk
menyiapkan tatanan kehidupan baru. Dengan begitu backing di atas
adalah fakta yang mampu mendukung warrant.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “oleh karena itu” pada pernyataan di claim.
Unsur argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir
sama dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan
tanpa harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Mengapa Masyarakat
Anggap Enteng Covid-19 tidak ditemukan atau tidak memiliki unsur
rebuttal terhadap claim.
3. Covid-19, Perlu Pemantauan Berkelanjutan di Hilir
Tulisan ketiga yang akan di analisis adalah Covid-19, Perlu
Pemantauan Berkelanjutan di Hilir dengan penulis Erman Aminullah
(Profesor Riset, Bidang Kebijakan Iptek, LIPI). Dimuat pada Senin, 13
Juli 2020 dalam rubrik Opini koran Kompas. Teks tersebut akan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur argumentasinya yang terbagi menjadi enam
bagian yakni claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebbutal. Unsur
pertama yaitu claim, claim dapat diartikan sebagai gagasan pembicaraan.
81
Irfan Kamil, Ini Kampanye Nasional yang Dilakukan Kemenkes demi Cegah Covid-19, di unduh pada Jumat, 19 September 2020 pukul 21.42 https://nasional.kompas.com/read/2020/09/04/10534021/ini-kampanye-nasional-yang-dilakukan-kemenkes-demi-cegah-covid-19?page=all
52
Claim pada artikel opini yang berjudul Covid-19, Perlu Pemantauan
Berkelanjutan di Hilir adalah:
(1) “Kehidupan normal baru yang menjaga keseimbangan antara
kepentingan kesehatan dan kepentingan ekonomi ditempuh, dengan
membuka kembali kegiatan ekonomi nasional secara bertahap, dan
pada saat yang bersamaan tetap menerapkan protokol kesehatan
dengan disiplin tinggi.”82
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang membangun gagasan terkait kehidupan normal baru sebagai
sikap yang perlu diambil dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini.
Bagaimana kebijakan yang diambil pemerintah dalam penanganan Covid-
19 terkait kehidupan normal baru akan dipengaruhi oleh masukan
informasi ilmiah di bidang epidemilogi serta pertimbangan sosial ekonomi
dan politik. Tentu kebijakan ini membutuhkan kompromi dari para
pemangku kepentingan di bidang kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik.
Beberapa langkah penyesuaian kebijakan juga diambil, mengikuti
perkembangan situasi, kepentingan, informasi, dan angka kasus Covid-19
di lapangan yang dinamis dan terus menaik secara eksponensial. Claim
tersebut tidak berdiri sendiri. Claim akan kuat kedudukannya apabila
terdapat data-data yang berkaitan dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
a. (2) “Tatanan normal baru diterapkan oleh pemerintah awal Juni, saat
kurva penambahan kasus baru Covid-19 belum menunjukkan tanda-
tanda menurun.”83
Pernyataan ini merupakan data. Terkait kebijakan pemerintah yang
membuka kembali kegiatan ekonomi dengan menyimulasikan
pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dengan mulai
82
Erman Aminullah, “Covid-19, Perlu Pemantauan Berkelanjutan di Hilir”, Surat Kabar Kompas, Senin, 13 Juli 2020, hal. 11 83
Ibid, Erman Aminullah, hal. 11
53
membuka kembali akses transportasi, mal, dan pasar, dan disusul
sektor lain secara bertahap.
Sebagaimana untuk memulihkan roda ekonomi agar bisa kembali
berjalan normal, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
sudah menyusun tahapan atau fase pembukaan kegiatan bisnis dan
industri pasca-penyebaran pandemi Covid-19. Adapun timeline fase
new normal untuk pemulihan ekonomi dibagi dalam 5 tahapan: Fase 1
(1 Juni) industri dan jasa dapat beroperasi dengan protokol kesehatan
Covid-19, namun mall belum boleh beroperasi, kecuali toko penjual
masker dan fasilitas kesehatan. Fase 2 (8 Juni) toko, pasar, dan mall
diperbolehkan pembukaan toko namun dengan protokol kesehatan.
Fase 3 (15 Juni) mall tetap seperti fase 2, namun ada evaluasi
pembukaan salon, spa, dan lainnya. Tetap dengan protokol kesehatan
Covid-19. Sekolah dibuka namun dengan sistem shift. Fase 4 (6 Juli)
pembukaan kegiatan ekonomi dengan tambahan evaluasi untuk
pembukaan secara bertahap restoran, cafe, bar, dan lainnya dengan
protokol kebersihan yang ketat. Kegiatan ibadah diperbolehkan
dengan jumlah jamaah dibatasi. Fase 5 (20-27 Juli) evaluasi untuk 4
fase dan pembukaan tempat-tempat atau kegiatan ekonomi dan
kegiatan sosial berskala besar. Akhir Juli/awal Agustus 2020
diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah dibuka.84
Adapun terkait tatanan normal baru yang diterapkan oleh pemerintah
telah tervalidasikan dengan pernyataan dari Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian yang merupakan kementerian dalam
pemerintah Indonesia yang membidangi koordinasi dan sinkroniasi
penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaan di bidang
perekonomian. Dengan menteri yang bertugas adalah Airlangga
84
Muhammad Idris, Mulai 1 Juni, Ini Skenario Tahapan New Normal untuk Pemulihan Ekonomi, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 1:06 https://money.kompas.com/read/2020/05/26/073708726/mulai-1-juni-ini-skenario-tahapan-new-normal-untuk-pemulihan-ekonomi?page=all
54
Hartarto. Data (a) ini menunjukkan dukungan terhadap claim,
mengingatkan bahwa tatanan suatu negara tidak hanya berdiri dari
satu bidang/sektor saja, melainkan banyak bidang dan itu saling
berkesinambungan. Pentingnya untuk menjaga keseimbangan kegiatan
ekonomi di tengah kegiatan kesehatan yang masih menanggulangi
Covid-19 ini.
b. (3) “Selama Juni, jumlah kasus Covid-19 naik dua kali lipat dari
28.000-an menjadi 57.000-an.”85
Pernyataan ini merupakan data. Bahwa pelonggaran PSBB untuk
menuju kehidupan normal baru akan tetapi kasus Covid-19 naik dua
kali lipat. Artinya, penegakan disiplin dengan kepatuhan tinggi
terhadap protokol kesehatan belum berjalan maksimal.
Sebagaimana pemerintah kembali melaporkan penambahan kasus
Covid-19 di Indonesia. Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad
Yurianto mengatakan bahwa hingga hari terakhir di bulan Juni ini,
secara keseluruhan terdapat 56.385 kasus positif COVID-19 di
Indonesia.86
Sejak pertengahan Juni 2020 jumlah kasus baru
terkonfirmasi positif Corona di Indonesia berada di kisaran 1.000
kasus per harinya. Namun hal tersebut tidak serta merta menunjukkan
angka positivity rate juga tinggi. Epidemiolog Gugus Tugas Nasional
Dewi Nur Aisyah menerangkan, positivity rate tidak hanya dilihat dari
angkanya saja, melainkan dari jumlah orang yang diperiksa. Secara
nasional positivity rate Indonesia mencapai 12% yang masih di atas
standar positivity rate yang ditetapkan WHO yaitu sebesar 5%.
Namun jika dibandingkan bulan Mei lalu positivity rate saat ini lebih
rendah. Dewi menambahkan data di bulan Juni dengan rata-rata 8.000
85
Erman Aminullah, “Covid-19, Perlu Pemantauan Berkelanjutan di Hilir”, Loc.Cit, hal. 11 86
Giovani Dio Prasasti, 30 Juni 2020 : Kasus Positif Corona di Indonesia 56.385, Sembuh 24.806, Meninggal 2.876, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 03:06 https://www.liputan6.com/health/read/4292625/30-juni-2020-kasus-positif-corona-di-indonesia-56385-sembuh-24806-meninggal-2876
55
kasus baru dalam satu minggu dan orang yang diperiksa mencapai
55.000 sehingga saat ini positivity rate-nya 12%. Dengan demikian
dapat dikatakan kecepatan penularan melambat dari bulan
sebelumnya. Lebih lanjut Dewi menjelaskan jika angka nasional 12%
maka setiap kabupaten-kota memiliki cerita yang berbeda jika ditelaah
dari jumlah orang positif dibandingkan dengan jumlah orang yang
diperiksa.87
Terkait jumlah kasus Covid-19 selama bulan Juni telah tervalidasikan
oleh pernyataan dari Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Penanganan
Covid-19. Data (b) ini menunjukan dukungan terhadap claim, bahwa
meningkatnya jumlah kasus Covid-19 perlu ditinjau kembali dengan
jumlah uji yang dilakukannya. Dengan demikian terjadi kepaduan
antara keduanya dan hal tersebut tidak bisa disimpulkan hanya dari
salah satu hasilnya. Menjadikan dalam hal ini pemerintah terus
optimis dalam melaksanakan normal baru sebagai bagian dari
perencanaan menjaga keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan
kepentingan ekonomi.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Perlunya pemantauan
berkelanjutan dalam penerapan normal baru sebagai upaya menjaga
kestabilan kondisi negara. Pernyataan tersebut menghubungkan claim
dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
87
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional, Perkembangan COVID-19 Juni, Dr. Dewi: Angka Positivity Rate Lebih Rendah daripada Bulan Mei, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 03:14 https://covid19.go.id/p/berita/perkembangan-covid-19-juni-dr-dewi-angka-positivity-rate-lebih-rendah-daripada-bulan-mei
56
dalam artikel berjudul Covid-19, Perlu Pemantauan Berkelanjutan di Hilir
tidak ditemukan backing dalam artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “dan pada saat” pada pernyataan di claim.
Unsur argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir
sama dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan
tanpa harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Covid-19, Perlu
Pemantauan Berkelanjutan di Hilir tidak ditemukan atau tidak memiliki
unsur rebuttal terhadap claim.
4. Apa Setelah Demam Babi Afrika, Covid-19, dan Flu Babi?
Tulisan keempat yang akan di analisis adalah Apa Setelah Demam
Babi Afrika, Covid-19, dan Flu Babi? dengan penulis Soeharsono
(Mantan Penyidik Penyakit Hewan). Dimuat pada Jumat, 17 Juli 2020
dalam rubrik Opini koran Kompas. Teks tersebut akan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur argumentasinya yang terbagi menjadi enam
bagian yakni claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebbutal. Unsur
pertama yaitu claim, claim dapat diartikan sebagai gagasan pembicaraan.
Claim pada artikel opini yang berjudul Apa Setelah Demam Babi Afrika,
Covid-19, dan Flu Babi? adalah:
(1) “China bagaikan sudah jatuh ditimpa tangga pula.”88
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang menuliskan permasalahan atau wabah-wabah yang dialami oleh
negara China. Wabah pertama yaitu demam babi Afrika, penyakit yang
tidak menular ke manusia ini menyebabkan kematian babi dalam jumlah
yang tidak wajar. Wabah kedua yaitu Covid-19, yang saat ini tengah
menjadi wabah dunia dan masih dalam tahap penanggulangan hampir
88
Soeharsono, “Apa Setelah Demam Babi Afrika, Covid-19, dan Flu Babi?”, Surat Kabar Kompas, Jumat, 17 Juli 2020, hal. 10
57
disetiap negara. Wabah ketiga yaitu flu babi, virus yang penyebabnya
berasal dari babi dan menyebar antar orang yang menyebabkan kematian.
Claim tersebut tidak berdiri sendiri. Claim akan kuat kedudukannya
apabila terdapat data-data yang berkaitan dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
(2) “Agustus 2018, untuk pertama kali China tertular penyakit paling
ganas pada babi, demam babi Afrika. Diperkirakan 25 persen dari
ratusan juta populasi babi mati pada April 2020. Pada bulan Desember
2019 muncul wabah Covid-19, kemudian menjadi pandemi.
Kemudian baru-baru ini peneliti di China menemukan virus flu babi
baru (G4 EA H1N1) yang menulari 10 persen peternak, dan disebut
berpotensi menjadi pandemi (Proceedings of the National Academy of
Sciences).”89
Pernyataan ini merupakan data. Demam babi Afrika yang
menyebabkan kematian babi dengan jumlah yang tidak wajar, ditambah
lalu lintas impor-ekspor babi menjadikan penyebaran virus ini tidak hanya
terjadi di China. Perlu pemantauan dan penulusuran lebih lanjut dalam
penanggulangannya. Demikian pula dengan wabah Covid-19 yang saat ini
tengah menjadi wabah dunia yang menciptakan kebiasaan baru dan masih
dalam tahap penanggulangan di beberapa negara. Flu babi juga menjadi
wabah yang baru muncul di China, flu babi yang menyebar antar orang ini
tetap perlu diwaspadai karena dapat berpotensi menjadi pemicu pandemi.
Sebagaimana wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever
(ASF) menyebabkan ribuan babi mati. Tercatat sejumlah negara
melaporkan kasus kematian babi, mulai dari China, Filipina, hingga
Indonesia. Menurut World Organization for Animal Health African Swine
Fever (ASF) adalah penyakit pendarahan yang sangat menular pada babi
ternak dan liar. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang tersebar di DNA
89
Ibid., Soeharsono, hal.10
58
babi. ASF pertama kali ditemukan di China, Agustus 2018, di kota timur
laut Shenyang. Awalnya ada 45 kasus ASF dengan 5.439 babi terinfeksi
dan 3.841 babi mati. Di China, akibat wabah ASF, harga babi melonjak
sampai ke rekor tertingginya pada November 2019. Menurut data resmi
Biro Statistik Nasional China yang dirilis pada hari Selasa (10/12/2019),
harga daging babi di negara itu melonjak 110% pada November 2019
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut Food and
Agriculture Organization (FAO), sejak Kementerian Pertanian dan Urusan
Pedesaan (MARA) mengkonfirmasi wabah ASF pertama di Provinsi
Liaoning pada 3 Agustus 2018, ada 163 wabah terdeteksi di 32
Provinsi/Daerah Otonomi/Kotamadya/Daerah Administrasi Khusus. Sudah
sekitar 1.193.000 babi dimusnahkan hingga saat ini.90
Pemerintah China melakukan penelusuran kembali kasus pertama
yang teridentifikasi positif terpapar virus corona baru atau 2019-nCoV
hingga beberapa waktu sebelum kasus terkonfirmasi atau hingga 17
November 2019. Melansir dari SCMP, catatan otoritas setempat
menunjukkan bahwa orang pertama yang terinfeksi penyakit corona virus
merupakan penduduk Hubei berusia 55 tahun. Meski begitu, pasien ke-nol
belum dapat dikonfirmasi. Menurut WHO, kasus Covid-19 pertama yang
dikonfirmasi di China pada 8 Desember 2019. Namun, Organisasi
Kesehatan Dunia tersebut tidak melakukan pelacakan terhadap penyakit,
melainkan bergantung pada negara-negara untuk memberikan informasi.
Sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, salah satu
dokter di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, yang merawat beberapa pasien
paling awal, menyebutkan bahwa tanggal infeksi pertama diketahui pada 1
Desember 2019. Tes menunjukkan, seorang pasien di RS Pusat Wuhan
didiagnosis tertular virus corona yang belum diketahui pada 16 Desember
2019. Kendati begitu, komunitas medis di Wuhan tampaknya sadar akan
90
Rehia Sebayang, Teror Flu Babi Bikin Pening, Berawal di China Kini Masuk RI, diunduh pada Sabtu, 19 Juli 2020 pukul 14:10 https://www.cnbcindonesia.com/news/20191227152612-4-126084/teror-flu-babi-bikin-pening-berawal-di-china-kini-masuk-ri/1
59
penyakit tersebut pada akhir Desember 2019. Laporan sebelumnya
menjelaskan, meskipun dokter mengumpulkan sampel dari kasus yang
dicurigai pada akhir Desember, mereka tidak dapat mengonfirmasi temuan
karena terhambat oleh birokrasi, seperti harus mendapatkan persetujuan
dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China. Hal ini
membutuhkan waktu berhari-hari.91
Para peneliti di China menemukan virus flu babi G4 tipe baru yang
disebut bisa memicu pandemi baru. Virus G4 ini merupakan turunan dari
flu babi H1N1. Menurut para peneliti, G4 dianggap sangat berbahaya.
Sebab, inti dari virus ini adalah virus flu burung dengan campuran strain
mamalia di dalamnya. Sementara manusia sama sekali tidak punya
kekebalan terhadap virus ini. Berdasarkan penelitian, virus ini sudah
menular dari hewan ke manusia. Sebanyak 10,4 persen orang yang bekerja
di peternakan babi ternyata sudah terinfeksi flu tersebut. Selain itu, 4,4
persen dari populasi China secara umum juga sudah terpapar virus atau
terinfeksi flu babi G4. Tapi, belum ada bukti virus ini menular antar
manusia. Penularan antar manusia-lah yang menjadi kekhawatiran utama
para peneliti. China saat ini memiliki populasi babi terbesar di dunia.
Namun, menurut Robert Webster seorang peneliti influenza, saat ini masih
menjadi tanda tanya apakah virus ini akan bermutasi dan siap bertransmisi
antar manusia.92
Adapun data di atas telah tervalidasikan dengan kutipan di atas.
Bahwa berbagai permasalahan yang dialami suatu negara, tentu hal ini
akan saling berkesinambungan dengan negara-negara lain. Percepatan
91
Mela Arnani, Kasus Pertama Virus Corona di China Dilacak hingga 17 November 2019, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 14:45 https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/13/111245765/kasus-pertama-virus-corona-di-china-dilacak-hingga-17-november-2019?page=all 92
Albert Ivan Damanik, Flu Babi G4 Virus Baru, Infeksi 4,4 Persen Warga China, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 15:29 https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200630133523-199-519025/flu-babi-g4-virus-baru-infeksi-44-persen-warga-china
60
dunia juga menjadikan hubungan setiap negara saling tertaut erat secara
global. Dalam hal ini China yang sedang menghadapi terpaan badainya.
Mulai dari kasus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF),
Covid-19, dan virus flu babi G4. Tentu data ini mendukung claim terkait
masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh China.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Permasalahan di China
perlu diwaspadai tetapi tidak ikut panik. Pernyataan tersebut
menghubungkan claim dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Apa Setelah Demam Babi Afrika, Covid-19, dan Flu
Babi? tidak ditemukannya backing.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “sudah” pada pernyataan di claim. Unsur
argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir sama
dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan tanpa
harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Apa Setelah Demam Babi
Afrika, Covid-19, dan Flu Babi? tidak ditemukan atau tidak memiliki
unsur rebuttal terhadap claim.
5. Covid-19 dan Kesehatan Masyarakat
Tulisan kelima yang akan di analisis adalah Covid-19 dan Kesehatan
Masyarakat dengan penulis Dono Widiatmoko (Senior Lecture di
University of Derby, Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia). Dimuat pada Jumat, 17 Juli 2020 dalam rubrik Opini koran
Kompas. Teks tersebut akan dianalisis berdasarkan unsur-unsur
61
argumentasinya yang terbagi menjadi enam bagian yakni claim, data,
warrant, backing, qualifier, dan rebbutal. Unsur pertama yaitu claim,
claim dapat diartikan sebagai gagasan pembicaraan. Claim pada artikel
opini yang berjudul Covid-19 dan Kesehatan Masyarakat adalah:
(1) “Kita harus tetap fokus untuk terus membangun kejayaan
Indonesia sebagai bangsa yang kuat dengan mengutamakan kesehatan
setiap warga negaranya.”93
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang membangun gagasan terkait kesehatan masyarakat yang
menjadi amanah pemerintah dan implementasinya bagi para warganya
terlebih saat kondisi pandemi Covid-19 seperti ini. Tindakan-tindakan
dalam membangun kejayaan terutama bidang kesehatan bagi rakyatnya,
tentu tindakan ini bukan hanya yang bersifat penyembuhan tetapi juga
pencegahan. Kedua hal ini dapat berjalan bersamaan. Claim tersebut tidak
berdiri sendiri. Claim akan kuat kedudukannya apabila terdapat data-data
yang berkaitan dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
a. (2) “Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah salah satu program
single-payer terbesar dan paling ambisius di dunia. Diluncurkan pada
Januari 2014, JKN telah mencakup 221 juta orang, atau 83 persen dari
populasi Indonesia pada Mei 2020.”94
Pernyataan ini merupakan data. Bagaimana pemerintah berkomitmen
untuk memastikan keberlanjutan JKN dan memiliki dampak positif
pada hasil kesehatan, perlindungan keuangan, ekuitas kesehatan, dan
pada pasar kesehatan, dan ekonomi secara umum. Akan tetapi defisit
tahunan terus meningkat sehingga menambah tekanan pada sistem
perawatan kesehatan Indonesia.
93
Dono Widiatmoko, “Covid-19 dan Kesehatan Masyarakat”, Surat Kabar Kompas, Jumat, 17 Juli 2020, hal. 11 94
Ibid., Dono Widiatmoko, Hal. 11
62
Berdasarkan situs resmi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
menjelaskan bahwa JKN merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.95
Kemudian
dikutip dari laman resmi BPJS yang menerangkan bahwa kehadiran
Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-
KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan faktanya dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Ini dilihat dari jumlah peserta serta
angka pemanfaatan yang terus meningkat sejak diimplementasikan.
Sampai dengan 10 Januari 2019 jumlah peserta yang terdaftar dalam
Program JKN-KIS telah mencapai 216.152.549 jiwa atau mencakup
82% dari total penduduk Indonesia.96
Adapun terkait alasan kehadiran program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan jumlah penggunanya telah tervalidasikan dengan
kutipan dari masing-masing situs resmi yang bersangkutan. Data (a)
ini menunjukan dukungan terhadap claim, mengingatkan kembali
akan fokus utama dalam membangun bangsa adalah dengan
memberikan perhatian khusus akan kesehatan setiap warga negaranya.
Sebagaimana hal itu juga diatur dalam undang-undang, yang
merupakan acuan dalam menjalankan roda sinergitas bernegara.
95
JKN, Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 20:37, http://www.jkn.kemkes.go.id/detailfaq.php?id=1#:~:text=Jaminan%20Kesehatan%20Nasional%20(JKN)%20merupakan,untuk%20memenuhi%20kebutuhan%20dasar%20kesehatan 96
Humas BPJS, KIS Jadi Program Pemerintah Paling Dirasakan Manfaatnya Versi Alvara Research, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 20:56 https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/post/read/2019/1040/KIS-Becomes-The-Most-Benefited-Government-Program-According-to-Alvara-Research#:~:text=Sampai%20dengan%2010%20Januari%202019,manfaat%20dari%20hadirnya%20program%20ini.
63
b. (3) “Sistem JKN yang kita miliki merupakan pendekatan kuratif. Porsi
yang dialokasikan untuk program-program preventif dengan
peningkatan kesehatan masyarakat, pencegahan, dan pengendalian
penyakit serta pendidikan hanya sekitar 7 persen dari keseluruhan
alokasi anggaran kesehatan 2021.”97
Pernyataan ini merupakan data. Saat slogan mencegah lebih baik
daripada mengobati, namun kegiatan-kegiatan yang dibangun pada
sistem JKN lebih condong pada hal yang bersifat penyembuhan.
Dengan demikian diperlukan program-program yang dapat lebih
mengedukasi untuk suatu pencegahan, terlebih saat pandemi Covid-19
seperti ini.
Sebagaimana pemerintah menetapkan anggaran kesehatan untuk tahun
depan sebesar Rp169,7 triliun atau setara dengan 6,2 persen dari total
belanja negara. Anggaran ini meningkat seiring upaya pemerintah
untuk memenuhi anggaran kesehatan sesuai dengan Undang-Undang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan reformasi
sistem kesehatan akan dilakukan dengan tujuan memperkuat kapasitas
sistem kesehatan baik dari aspek ketahanan kesehatan, pemerataan
pelayanan kesehatan, serta penguatan aspek promotif preventif kepada
masyarakat. "Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah peningkatan
derajat kesehatan masyarakat termasuk kesiapan sistem dalam
menghadapi kondisi terburuk seperti pandemi Covid-19 ini di masa
mendatang," kata dia dalam rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta,
Selasa, 1 September 2020.98
Kemudian Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) menggelar hasil studi terbaru mengenai
sistem Cakupan Kesehatan Semesta (UHC - universal health
coverage) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan. Adalah dr Rina Agustina MSc, PhD, Ketua
97
Dono Widiatmoko, “Covid-19 dan Kesehatan Masyarakat”, Loc.Cit, hal. 11 98
Eko Nordiansyah, 2021, Anggaran Kesehatan Rp169,7 Triliun Termasuk untuk Pengadaan Vaksin, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 21:27 https://www.medcom.id/ekonomi/makro/9K50Vr0k-2021-anggaran-kesehatan-rp169-7-triliun-termasuk-untuk-pengadaan-vaksin
64
Program Studi Doktor Ilmu Gizi FKUI yang mengetuai tim peneliti
tersebut. Di situ ia menyebutkan bahwa studi tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia telah menciptakan skema UHC yang adaptif dan
fleksibel untuk mengakomodit kondisi dan kebutuhan yang beragam.
"Tujuannya menjamin perlindungan risiko keuangan, serta akses
pelayanan kesehatan yang aman, efektif, dan terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat," ujarnya. Menurutnya, sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan BPJS Kesehatan telah menjadi sistem asuransi
dengan skema pembayar premi tunggal terbesar di dunia." Kemudian
periset, menurut Rina, juga merekomendasikan perlunya pendekatan
preventif dan promotif melalui pendekatan preventif universal risk
coverage (program mengurangsi faktor risiko) dan universal cause
coverage (refomasi kebijakan mengenai gaya hidup sehat).99
Adapun terkait anggaran kesehatan dan program JKN telah
tervalidasikan dengan kutipan di atas. Bahwa pemerintah berusaha
untuk mewujudkan segala yang diamanatkan oleh undang-undang
terlebih tentang kesehatan setiap warga negaranya. Kemudian terkait
program JKN adalah penting untuk melakukan tindakan yang lebih
mengedukasi yang bersifat pencegahan disamping tugas pokok untuk
menyembuhkan. Data (b) ini menunjukan dukungan terhadap claim,
memberikan penjelasan terkait paparan anggaran dan program yang
dialokasikan untuk kesehatan guna mewujudkan cita-cita bangsa yang
menjamin kesehatan setiap warga negaranya.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Usaha kuratif yang
berorientasi jangka pendek dan menengah, serta preventif yang
99
Aries Kelana, JKN Perlu Melakukan Pendekatan Preventif dan Promotif Pula, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 21:45 https://www.gatra.com/detail/news/374109-JKN-Perlu-Melakukan-Pendekatan-Preventif-dan-Promotif-Pula
65
berorientasi jangka panjang, harus berjalan beriringan. Pernyataan
tersebut menghubungkan claim dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Covid-19 dan Kesehatan Masyarakat ditemukan
backing yaitu:
(4) “Salah satu contoh fokus program peningkatan kesehatan
masyarakat adalah peningkatan kesehatan ibu dan anak. Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) mencatat, pandemi ini mengakibatkan wanita hamil
dan pasangan enggan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan, bahkan
hanya menjalani pemeriksaan atau menerima kontrasepsi."100
Backing di atas adalah fakta. Dikutip dari laman resmi IBI bahwa
Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan tanggal 24 Juni 1951
dipandang sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut
didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di
Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang
berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil
meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan
bidan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah organisasi profesi bernama
Ikatan Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan, bersifat Nasional,
berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.101
Dengan adanya bukti tersebut menjadi contoh kegiatan atau program
yang berusaha untuk preventif dengan meningkatkan kesehatan ibu dan
anak. IBI sebagai organisasi profesi yang memiliki anggota yang cukup
besar yang anggotanya bekerja pada semua fasilitas pelayanan kesehatan
baik di rumah sakit dan Puskesmas, berperan penting dalam memastikan
bahwa ibu dan anak mendapatkan pelayanan kebidanan yang aman,
100
Dono Widiatmoko, “Covid-19 dan Kesehatan Masyarakat”, Loc.Cit, hal. 11 101
IBI, Sejarah Singkat Ikatan Bidan Indonesia, diunduh pada Sabtu, 19 September 2020 pukul 23:23 https://www.ibi.or.id/id/article_view/A20150113002/sejarah-singkat-ikatan-bidan-indonesia.html#
66
efektif, dan yang terbaik. Dengan begitu backing di atas adalah fakta yang
mampu mendukung warrant.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “setiap” pada pernyataan di claim. Unsur
argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir sama
dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan tanpa
harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Covid-19 dan Kesehatan
Masyarakat tidak ditemukan atau tidak memiliki unsur rebuttal terhadap
claim.
6. Covid-19 dan Pembangunan
Tulisan keenam yang akan di analisis adalah Covid-19 dan
Pembangunan dengan penulis Emil Salim (Pensiunan Dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia). Dimuat pada Senin, 20 Juli 2020 dalam
rubrik Opini koran Kompas. Teks tersebut akan dianalisis berdasarkan
unsur-unsur argumentasinya yang terbagi menjadi enam bagian yakni
claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebbutal. Unsur pertama
yaitu claim, claim dapat diartikan sebagai gagasan pembicaraan. Claim
pada artikel opini yang berjudul Covid-19 dan Pembangunan adalah:
(1) “Covid-19 masa akhirnya belum diketahui. Vaksin yang mujarab
belum diketahui. Karena itu perlu dipelihara suasana dan iklim politik
yang sejuk dan bertanggung jawab. Sangat penting menggunakan
dana keuangan negara yang terbatas untuk menyelamatkan pendidikan
angkatan bonus demografi.”102
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang membangun gagasan terkait permasalahan pandemi Covid-19
dan sikap Indonesia dalam menghadapi bonus demografi ini. Hal ini
bertujuan untuk menjaga pembangunan negara agar tidak mengalami
kemunduran atau ketertinggalan atas pandemi Covid-19 ini. Dengan
102
Emil Salim, “Covid-19 dan Pembangunan”, Surat Kabar Kompas, Senin 20 Juli 2020, hal. 10
67
demikian dibutuhkan proses yang adaftif dalam menyelamatkan generasi
yang ada. Sebagaimana dunia memandang Indonesia sebagai negara kaya
dan beraneka ragam sumber daya alam hayati daratan dan lautan yang
terbentang sepanjang khatulistiwa. Namun rendahnya kualitas sumber
daya manusianya (SDM) menjadikan lambannya tingkat pembangunan
dan rendahnya pendapatan per penduduknya. Fokus dalam peningkatan
kualiatas sumber daya manusia adalah penting di tengah pandemi Covid-
19 agar tidak semakin tertinggal dari negara-negara maju lainnya. Claim
tersebut tidak berdiri sendiri. Claim akan kuat kedudukannya apabila
terdapat data-data yang berkaitan dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
a. (2) “Indonesia mulai memasuki tahap bonus demografi dengan
dominasi kelompok penduduk usia 15-64 tahun yang jumlahnya naik
dari 170,79 juta (2015) ke 193,71 juta jiwa (2045).”103
Pernyataan ini merupakan data. Sebagaimana sejarah bangsa ini
menunjukkan bahwa umumnya Indonesia dipimpin oleh pemimpin
yang mencapai puncak produktivitasnya pada usia 40-50 tahun.
Dengan demikian calon-calon pemimpin pontensial bangsa ini dan
para pengelola pembangunan pada saat Indonesia lepas landas 2045
ada pada mereka yang kini berada pada kelompok usia 15-35 tahun.
Oleh karenanya penting memperioritaskan pembangunan pada
pengembangan kualitas SDM kelompok usia bonus demografi saat ini.
Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi di antara
tahun 2030-2040. Bonus demografi merupakan jumlah penduduk usia
produktif (15 tahun hingga 64 tahun) lebih besar dibandingkan usia
tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Jumlah usia
produktif diprediksi akan mencapai 64 persen dari total jumlah
103
Ibid., Emil Salim, hal. 10
68
penduduk yang diperkirakan sejumlah 297 juta jiwa.104
Dalam situs
Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa definisi mengenai bonus
demografi merujuk pada fenomena penambahan jumlah penduduk
usia kerja yang membawa keuntungan bagi perekonomian. Bonus
demografi didefinisikan sebagai sebuah penambahan penduduk pada
kelompok usia kerja yang walaupun meningkatkan jumlah penduduk
total dipandang sebagai sebuah keuntungan yang tidak terelakan.
Seorang ekonom Sri Moertiningih Adioetomo mengatakan bahwa
pengertian bonus demografi adalah perubahan struktur umur
penduduk karena penurunan kelahiran terus menerus. Dengan
demikian jumlah dan proporsi anak-anak mengecil. Peningkatan usia
harapan hidup menyebabkan anak-anak menjadi dewasa usia kerja.
Era bonus demografi ditandai dengan ledakan penduduk usia kerja.
Ketika kualitas pekerja bagus, produktif, dan berdaya saing maka
bonus demografi membantu memicu pertumbuhan.105
Adapun terkait jumlah penduduk usia produktif serta prediksi ilmiah
terkait bonus demografi telah tervalidasikan dengan kutipan di atas.
Sebagaimana Badan Pusat Statistik yang merupakan lembaga
pemerintah non kementerian sehingga bertanggungjawab langsung
kepada presiden. Tentu hal ini adalah wacana serius yang perlu
dikawal dengan peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Data
(a) ini menunjukkan dukungan terhadap claim, mengingatkan untuk
menyeleksi keperluan darurat dan tidakan dengan menyelamatkan
pendidikan angkatan bonus demografi yang nantinya akan
melanjutkan pembangunan bangsa ini.
104
Umi Faddillah, Bonus Demografi dan Peran Dunia Pendidikan, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 09:58 https://republika.co.id/berita/qdszg0374/bonus-demografi-dan-peran-dunia-pendidikan 105
Ari Welianto, Pengertian Bonus Demografi, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 10:08 https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/27/113000069/pengertian-bonus-demografi?page=all
69
b. (3) “Hingga awal Juli, dilaporkan terdapat 402 kabupaten/kota
berisiko “tinggi-sedang-rendah” dan 112 kabupaten/kota tidak ada
risiko tinggi. Dengan demikian, sekitar 20 persen dari jumlah
kabupaten/kota bisa diterapkan pengajaran tatap muka, sedang sisanya
perlu “pengajaran berjarak” melalui teknologi digital.”106
Pernyataan ini merupakan data. Bahwa di 402 kabupaten/kota ini
perlu dibangun fasilitas komunikasi digital, listrik, dan juga
peningkatan kemampuan pendidikan dalam menguasai teknik
pengajaran digital. Hal ini akan berguna dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas SDM angkatan bonus demografi dengan tetap
menjalankan dunia pendidikan di tengah wabah Covid-19.
Sebagaimana pemerintah menyatakan kasus Covid-19 di Indonesia
terus bertambah karena masih adanya penularan virus corona di
masyarakat. Informasi ini disampaikan pemerintah melalui Satuan
Tugas Penanganan Covid-19 (25/7/2020). Kasus Covid-19 saat ini
sudah tercatat di 34 provinsi atau semua provinsi di Indonesia, dari
Aceh hingga Papua. Dari 34 provinsi itu, ada 471 kabupaten/kota yang
terdampak penularan virus corona.107
Kemudian Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan bersama dengan sejumlah kementerian
mengumumkan siswa yang berada di zona hijau dan kuning Covid-19
kini dapat belajar tatap muka di sekolah. Sebelumnya, dalam Surat
Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, hanya sekolah di zona hijau
saja yang diizinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
Namun, seiring dengan evaluasi dan beragam aspirasi dari banyak
pihak, Kemendikbud memandang perlu dilakukannya penyesuaian
terhadap evaluasi SKB 4 Menteri yang dikeluarkan pada pertengahan
Juni lalu, salah satunya pertimbangan dampak negatif bila
106
Emil Salim, “Covid-19 dan Pembangunan”, Loc.Cit, hal. 10 107
Dian Erika Nugraheny, Rincian Perkembangan Data Covid-19 Indonesia Hingga 25 Juli, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 10:45 https://nasional.kompas.com/read/2020/07/25/16033371/rincian-perkembangan-data-covid-19-indonesia-hingga-25-juli?page=all
70
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilakukan berkepanjangan.108
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga
membuat kurikulum darurat bagi guru, murid, dan orang tua saat
menghadapi pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi COVID-
19. Keputusan ini dibuat setelah mendengar banyaknya keluhan, baik
dari guru, murid, maupun orang tua terkait pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh. Secara umum, kurikulum darurat diambil dari kurikulum
2013, hanya saja ada sejumlah kompetensi dasar yang dipangkas.
Kompetensi dasar yang dipertahankan hanya yang dinilai penting dan
yang berpengaruh terhadap pendidikan di tingkat selanjutnya.109
Adapun terkait jumlah data kota/kabupaten yang terpapar dan program
pendidikan yang digagas selama pandemi Covid-19 ini telah
tervalidasikan dengan pernyataan dari pasukan khusus penanganan
Covid-19 dan dari menteri pendidikan. Data (b) ini menunjukan
dukungan terhadap claim, bahwa data wilayah yang terpapar dengan
strategi pertahanan sistem pendidikan harus selalu dielaborasi bersama
sebagai bagian upaya menjaga kualiatas sumber daya manusia terlebih
wacana bonus demografi ini.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Perhatian pada kualitas
sumber daya manusia di tengah masa pandemi Covid-19 menjadi acuan
dalam wajah negara dimasa depan terlebih keberhasilan pemanfaatan
bonus demografi pada Indonesia. Pernyataan tersebut menghubungkan
claim dengan data yang ada di artikel ini.
108
Ayunda Pininta Kasih, Nadiem: PJJ Berkepanjangan Berdampak Negatif bagi Siswa, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 10:58 https://www.kompas.com/edu/read/2020/08/10/100000171/nadiem--pjj-berkepanjangan-berdampak-negatif-bagi-siswa?page=all 109
Mohammad Bernie, Kemendikbud Buat Kurikulum Darurat PJJ selama COVID-19, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 11:01 https://tirto.id/kemendikbud-buat-kurikulum-darurat-pjj-selama-covid-19-fWuf
71
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Covid-19 dan Pembangunan ditemukan backing
yaitu:
(4) “Kalau kesempatan meningkatkan kualitas generasi muda yang
bakal menjadi soko guru dan pimpinan masyarakat untuk mewujudkan
mimpi Indonesia lepas landas 2045 tidak terwujudkan, Republik
Indonesia akan terperosok ke dalam jurang “negara gagal” yang sulit
bangkit di masa depan.”110
Backing di atas adalah fakta. Keberhasilan suatu negara dalam
mengelola kelompok usia produktif bergantung pada kemampuan negara
tersebut mempersiapkan generasinya agar dapat memanfaatkan celah
kesempatan (window of opportunity) dari bonus demografi. Tidak semua
negara berhasil memanfaatkan bonus demografi. Jepang adalah salah satu
yang sukses, namun Brasil dan Afrika Selatan dinilai gagal. Presiden Joko
Widodo (Jokowi) telah mengingatkan soal bonus demografi yang akan
dialami Indonesia pada 2030-2040. Diprediksi Indonesia akan mengalami
masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-
64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia
di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).111
Dengan adanya bukti tersebut menjadi jelas bahwa bangsa ini perlu
belajar dari pengalaman-pengalaman negara lain. Agar dapat
memadukannya pada proses peninggkatan negara dalam menyukseskan
pemanfaatan bonus demografi ini. Adapaun berbagai latar belakang dan
profesi dapat turut membantu peluang pemanfaatan bonus demografi ini.
Dengan begitu backing di atas adalah fakta yang mampu mendukung
110
Emil Salim, “Covid-19 dan Pembangunan”, Loc.Cit, hal. 10 111
Vania Halim, Bonus Demografi Indonesia perlu Belajar dari Jepang, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 11:29 https://economy.okezone.com/read/2020/02/16/320/2169342/bonus-demografi-ri-perlu-belajar-dari-jepang
72
warrant. Dengan tetap memperhatikan sumber daya manusia di tengah
situasi Covid-19 seperti ini.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “karena itu” pada pernyataan di claim. Unsur
argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir sama
dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan tanpa
harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Covid-19 dan
Pembangunan tidak ditemukan atau tidak memiliki unsur rebuttal
terhadap claim.
7. Otopsi Jenazah Korban Covid-19
Tulisan kedelapan yang akan di analisis adalah Otopsi Jenazah
Korban Covid-19 dengan penulis Djoko Santoso (Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga). Dimuat pada Senin, 3 Agustus 2020
dalam rubrik Opini koran Kompas. Teks tersebut akan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur argumentasinya yang terbagi menjadi enam
bagian yakni claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebbutal. Unsur
pertama yaitu claim, claim dapat diartikan sebagai gagasan pembicaraan.
Claim pada artikel opini yang berjudul Otopsi Jenazah Korban Covid-19
adalah:
(1) “Dengan otopsi, dokter dan coass bisa melihat dengan mata sendiri
(seeing is believing) organ paru jenazah Covid-19 yang dikepung oleh
sel megakariosit sehingga terjadi penggumpalan masif. Semua itu
memberikan konfirmasi langsung dengan impresi kuat, pasien korona
mengalami sesak napas hebat hingga akhirnya gagal bernapas.”112
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang menuliskan tentang manfaat otopsi serta peranannya terlebih
dimasa pandemi Covid-19 seperti ini. Sebagai salah satu langkah yang
112
Djoko Santoso, “Otopsi Jenazah Korban Covid-19”, Surat Kabar Kompas, Senin 3 Agustus 2020, hal. 11
73
diambil dari bagian prosedur medis untuk mengetahui atau
menginvestigasi virus Covid-19 ini. Hal ini bersamaan dengan pendapat
para patolog yang mengatakan bahwa penyelidikan penyebab kematian
yang digali dari otopsi lebih tinggi 10-30 persen dibandingkan tanpa
otopsi. Claim tersebut tidak berdiri sendiri. Claim akan kuat
kedudukannya apabila terdapat data-data yang berkaitan dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
(2)“Ahli patologi Amy Rapkiewicz memimpin tim otopsi New York
University Langone Health. Adapun hasil temuan yaitu beberapa
organ penting seperti paru-paru dipenuhi megakariosit yang
melimpah, pemicu produksi zat pembeku. Akibatnya, darah jadi
menggumpal, pengiriman oksigen tersendat, saluran pernapasan jadi
tersumbat, dan pada tahap yang fatal pasien gagal bernapas. Inilah
yang membantu menjelaskan mengapa pasien Covid-19 kesulitan
bernapas. Temuan Amy dikuatkan Richard Vander Heide, dalam
laporan yang dipublikasikan 10 April di New Orleans. Richard
mengotopsi jenazah pasien berusia 44 tahun di LSU Health. Saat
memotong paru, ditemukan ribuan mikroklot (gumpalan darah sangat
kecil) yang berkontribusi pada penyakit parah dan dekompensasi atau
payah jantung pada pasien Covid-19. Ini keadaan patologis utama,
suatu hal yang tak biasa.”113
Pernyataan ini merupakan data. Temuan ini membuat dan
memengaruhi kalangan dokter untuk memberikan obat pengencer darah
pada pasien Covid-19. Dan studi ini membawa pandangan baru dalam
konteks patofisiologi Covid-19. Serta memberi manfaat praktisnya yakni
menawarkan justifikasi untuk rencana perawatan/pengobatan baru,
termasuk strategi antikoagulasi yang diberlakukan oleh para klinisi.
Sebagaimana otopsi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk
pemeriksaan menyeluruh pada tubuh orang yang telah meninggal.
Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengetahui penyebab dan cara
113
Ibid., Djoko Santoso, hal.11
74
orang tersebut meninggal.114
Dalam bahasa ilmiah, otopsi disebut sebagai
pemeriksaan postmortem atau necropsy. Otopsi adalah pemeriksaan tubuh
orang yang sudah meninggal atau mayat, untuk memastikan penyebab
kematian, melihat tingkat keparahan penyakit yang diderita, dan
mengetahui hasil pengobatan atau pembedahan yang telah dilakukan.
Otopsi dilakukan oleh dokter spesialis forensik. Kata ini berasal dari
bahasa yunani kuno, Autopsia, yang artinya untuk melihat sesuatu
menggunakan mata kepala sendiri.115 Seorang ahli patologis di Amerika
Serikat, Dr. Amy Rapkiewicz terkejut saat menemukan banyak gumpalan
darah di berbagai organ jenazah pasien Covid-19. Fakta baru mengenai
virus corona kembali diungkap para ahli. Dr. Amy Rapkiewicz
menemukan banyak gumpalan darah di berbagai organ jenazah pasien
Covid-19 berdasarkan hasil otopsi. Dilansir dari New York Post, Amy
mengatakan yang mengejutkan dalam pengungkapan fakta ini adalah
gumpalan darah yang terjadi tidak hanya pada pembuluh darah utama.
Hasil temuan itu juga mendapati keberadaan sel sumsum tulang besar atau
megakariosit di tempat yang tidak seharusnya. Dengan kata lain,
penemuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang dipublikasikan oleh
dokter dari Mount Sinai, New York pada April 2020 lalu. Dimana
penelitian sebelumnya melihat bintik-bintik di tubuh pasien yang
disebabkan pengentalan darah dan penggumpalan di beberapa organ.116
Adapun terkait temuan-temuan dalam virus Covid-19 yang berdasar
pada ilmu medis terutama prosedur otopsi telah tervalidasikan dengan
114
Allert Benedicto Leuan Noya, Tujuan di Balik Prosedur Otopsi, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 14:32 https://www.alodokter.com/tujuan-di-balik-prosedur-otopsi#:~:text=Otopsi%20adalah%20prosedur%20medis%20yang,kematian%20seseorang%20dianggap%20tidak%20wajar. 115
Nina Hertiwi Putri, Autopsi Mayat, Apa Tujuannya dan Bagaimana Prosedurnya?, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 14:29 https://www.sehatq.com/artikel/saat-autopsi-mayat-ini-yang-sebenarnya-dilakukan-tim-dokter 116
Anjar Saputra, Mengetahui Foto Ini Ahli Patologis Terkejut, Ada Gumpalan Darah Disetiap Organ Jenazah Pasien Covid-19, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 14:01 https://health.grid.id/read/352240747/mengetahui-foto-ini-ahli-patologis-terkejut-ada-gumpalan-darah-disetiap-organ-jenazah-pasien-covid-19?page=all
75
kutipan di atas. Data ini menunjukan dukungan terhadap claim, bahwa
melalui jalan otopsi seseorang yang ahli dibidangnya dapat mempelajari
pola virus ini, yang diharapkan dapat menemukan cara penawar yang
merupakan solusi dari pandemi Covid-19 ini. Krisis kesehatan yang terjadi
membuat para ahli dibidang kesehatan untuk bekerja lebih extra dalam
berusaha menanggulangi permasalah ini.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Pada Covid-19 ini, otopsi
kembali menunjukkan peran pentingnya, terlebih telah menghasilkan
beberapa temuan penting yang sangat membantu pemetaan keganasan
karakter virus super baru bernama lain SARS CoV-2 ini. Pernyataan
tersebut menghubungkan claim dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Otopsi Jenazah Korban Covid-19 tidak
ditemukannya backing.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “semua itu” pada pernyataan di claim. Unsur
argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir sama
dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan tanpa
harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Otopsi Jenazah Korban
Covid-19 tidak ditemukan atau tidak memiliki unsur rebuttal terhadap
claim.
8. Bebas dari Cacar dan Covid-19
Tulisan kedelapan yang akan di analisis adalah Bebas dari Cacar dan
Covid-19 dengan penulis FX Wikan Indrarto (Dokter Spesialis Anak di RS
76
Panti Rapih, Lektor FK UKDW). Dimuat pada Selasa, 4 Agustus 2020
dalam rubrik Opini koran Kompas. Teks tersebut akan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur argumentasinya yang terbagi menjadi enam
bagian yakni claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebbutal. Unsur
pertama yaitu claim, claim dapat diartikan sebagai gagasan pembicaraan.
Claim pada artikel opini yang berjudul Bebas dari Cacar dan Covid-19
adalah:
(1) “Pelajaran dari keberhasilan bebas dari cacar telah digunakan
untuk menanggapi wabah Covid-19. Seperti pengawasan, penemuan
kasus, pemeriksaan, pelacakan kontak, karantina, dan kampanye
komunikasi untuk menghilangkan informasi yang salah penting untuk
kendalikan Covid-19.”117
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang membangun gagasan terkait pengalaman dunia ini dalam
menghadapi wabah cacar hingga terbebas dari wabah tersebut, dan juga
pengalaman lainnya yang sangat penting untuk dilihat kembali sebagai
rujukan dalam pengambilan sikap saat menangani wabah Covid-19.
Sebagaimana dunia berhasil menyingkirkan cacar berkat solidaritas global
yang luar biasa dan adanya vaksin yang aman efektif, menjadikan
kemenangan umat manusia atas cacar. Claim tersebut tidak berdiri sendiri.
Claim akan kuat kedudukannya apabila terdapat data-data yang berkaitan
dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
a. (2) “Pada 8 Mei 1980, Majelis Kesehatan Dunia ke-33 resmi
menyatakan, “Dunia dan seluruh rakyatnya telah bebas dari penyakit
cacar.” Deklarasi ini menandai berakhirnya satu penyakit infeksi yang
telah merongrong manusia selama setidaknya 3.000 tahun,
menewaskan 300 juta orang pada abad ke-20 saja.”118
117
FX Wikan Indrarto, “Bebas dari Cacar dan Covid-19”, Surat Kabar Kompas, Selasa 4 Agustus 2020, hal. 10 118
Ibid., FX Wikan Indrarto, hal. 10
77
Pernyataan ini merupakan data. Bahwa bebas dari cacar terjadi berkat
upaya global selama 10 tahun yang dipelopori Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dengan melibatkan ribuan petugas kesehatan di seluruh
dunia saat memberikan setengah miliar dosis vaksin untuk membasmi
cacar. Atas kesolidaritasan warga global secara bersama dan kuat,
umat manusia berhasil melewati wabah cacar.
Saat ini warga dunia sedang bergelut melawan pandemi virus corona
galur baru (Covid- 19), Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
virus variola penyebab penyakit cacar, sudah musnah pada 8 Mei
1980 atau 40 tahun lalu. Bahu-membahu memerangi pandemi cacar
yang menelan nyawa jutaan orang di berbagai belahan bumi justru
dilakukan antara dua seteru bebuyutan di era perang dingin yakni
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Secara tidak terduga, AS setuju atas
usul Soviet untuk bekerjasama melawan pandemi cacar yang saat itu
menjangkiti sedikitnya 30 negara dan menewaskan rata-rata 2 juta
orang per tahun. Vaksin cacar ditemukan oleh dokter Edward Jenner
dari Inggris pada 1796, sedangkan vaksinasi massal baru dilakukan
pada awal abad ke-19 atau sekitar 3.000 tahun setelah virus tersebut
merajalela, memangsa jutaan korbannya. Penyakit cacar sangat
menghantui warga dunia saat itu, termasuk para penyintas yang hidup
dengan kebutaan atau cacat tubuh, korbannya pun tidak dipilih-pilih,
termasuk Raja Mesir, Ramses V yang wafat pada abad ke-12 Sebelum
Masehi.119
Adapun terkait kejadian virus cacar telah tervalidasikan dengan
kutipan di atas. Data (a) ini menunjukkan dukungan terhadap claim,
bahwa Covid-19 telah menjadi virus yang mewabah hampir keseluruh
dunia dan diharapkan manusia yang hadir saat ini, dapat membawa
119
Nanang Sunarto, Dunia Pernah Berjaya Menaklukkan Cacar, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 18:11 https://www.kbknews.id/2020/05/09/dunia-pernah-berjaya-menaklukkan-cacar/
78
semangat dan pengalaman instrumen yang dahulu sejarahnya manusia
pernah berhasil mengalahkan virus cacar. Kolaborasi kuat dari
berbagai negara juga menjadi peran penting sebagai nilai yang bisa
diambil dari sejarah perlawanan manusia terhadap virus cacar.
b. (3) “29 Juni 2020, WHO menentukan calon vaksin Covid-19 yang
dikembangkan sejumlah negara: 17 calon vaksin potensial telah
memasuki uji klinis, 132 calon lain dalam evaluasi praklinis.”120
Pernyataan ini merupakan data. Bahwa Organisasi Kesehatan Dunia
pada Senin (29/6/2020) merilis dokumen mengenai kandidat vaksin
virus Corona yang dikembangkan oleh sejumlah negara. Terdapat 17
vaksin COVID-19 potensial yang telah memasuki uji klinis dan 132
kandidat vaksin lainnya dalam evaluasi praklinis. Dalam daftar
tersebut satu kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh
Universitas Oxford dan AstraZeneca telah memasuki tahap uji klinis
fase 3. Fase satu dan dua studi biasanya menguji apakah kandidat
vaksin aman digunakan dan apakah partisipan menghasilkan respon
imun yang diharapkan. Vaksin dinilai bisa digunakan jika telah selesai
melakukan uji klinis fase 3. Berikut daftar kandidat vaksin Corona
yang sudah memasuki uji klinis: Vaksin ChAdOx1-S yang
dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca, Vaksin Ad5-
nCoV yang dikembangkan CanSino Biological Inc dan Beijing
Institute of Biotechnology, Vaksin LNP-encapsulated mRNA yang
dikembangkan Moderna dan NIAID, Vaksin inactivated SARS-CoV-2
yang dikembangkan Wuhan Institute of Biological Products, Vaksin
inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Beijing Institute of
Biological Products, Vaksin inactivated SARS-CoV-2 yang
dikembangkan Sinovac, Vaksin rekombinan SARS-COV-2 dan
partikel nano yang dikembangkan Novavax, Vaksin 3 LNP-mRNAs
yang dikembangkan BioNTech, Fosun Pharm dan Pfizer, Vaksin
inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Institut Biologi Medis,
120
FX Wikan Indrarto, “Bebas dari Cacar dan Covid-19”, Loc.Cit, hal. 10
79
Akademi China, Vaksin DNA SARS-CoV-2 yang dikembangkan
Inovio Pharmaceuticals, Vaksin DNA GX-19 yang dikembangkan
Genexine Consortium, Vaksin Adeno-based yang dikembangkan
Gamaleya Research Institute, Vaksin Protein Subunit yang
dikembangkan oleh Clover Biopharmaceuticals Inc., Glaxosmithkline
dan Dynavax, Vaksin RBD-Dimer yang dikembangkan Anhui Zhifei
Longcom Biopharmaceutical, dan Insititut Mikrobiologi China,
Vaksin LNP-nCoVsaRNA yang dikembangkan Imperial College
London, Vaksin mRNA yang dikembangkan Curevac, Vaksin mRNA
yang dikembangkan Akademi Militer Ilmu Pengetahuan China dan
Walvax Biotech.121
Dengan demikian terkait vaksin untuk virus Covid-19 telah
tervalidasikan oleh kutipan di atas, WHO dalam hal ini merupakan
lembaga internasional yang juga mengambil peran penting dalam
menanggulangi wabah ini. Karena tugas dari lembaga ini yaitu
membasmi penyakit, khususnya penyakit menular yang sudah
menyebar luas. Data (b) ini menunjukan dukungan terhadap claim,
bahwa vaksin yang berfungsi untuk menghasilkan kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit adalah sebagai jalan ikhtiar dalam dunia
medis untuk menanggulangi wabah Covid-19 ini.
c. (4) “Di antara calon yang sudah memasuki uji klinis adalah
inactivated SARS-CoV-2 yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd.
Vaksin ini sudah sampai di Bandung untuk uji klinis tahap tiga setelah
Prof Dr dr Kusnandi Rusmil SpA(K) MM, selaku Ketua Komite Etik
Penelitian Universitas Padjajaran, memberikan persetujuan 27 Juli
2020.122
Pernyataan ini merupakan data. Bahwa juru bicara Satgas COVID-19,
Wiku Adisasmito mengatakan ada tiga vaksin Covid-19 buatan China
121
Khadijah Nur Azizah, WHO Rilis Daftar 17 Kandidat Vaksin Corona Potensial yang Memasuki Uji Klinis, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 20:13 https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5073649/who-rilis-daftar-17-kandidat-vaksin-corona-potensial-yang-memasuki-uji-klinis 122
FX Wikan Indrarto, “Bebas dari Cacar dan Covid-19”, Loc.Cit., hal. 10
80
yang akan dapat diakses di Indonesia. Pemerintah saat ini melakukan
kerja sama dengan Sinovac, Sinopharm, dan CanSino untuk
mendapatkan akses vaksin Covid-19 di Indonesia. Fakta-fakta dari
tiga vaksin buatan China yang akan tersedia di Indonesia. Pertama,
vaksin buatan Sinovac berjenis inactivated. Secara singkat inactivated
vaccine adalah vaksin menggunakan versi lemah atau inaktivasi dari
virus untuk memancing respons imun. Di Indonesia, Biofarma bekerja
sama dengan Sinovac agar Biofarma bisa memproduksi vaksin yang
bernama CoronaVac. Oleh karena itu, uji klinis fase III dilakukan di
Indonesia. Untuk pengujian klinis di Indonesia, Biofarma bekerja
sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran untuk
menyiapkan uji klinis vaksin Covid-19. Kedua, Sama dengan vaksin
yang dikembangkan Sinovac, vaksin Sinopharm juga merupakan
vaksin inactivated virus. Vaksin ini dikembangkan oleh Perusahaan
China National Biotec Group (CNBG) Sinopharm. Vaksin ketiga yang
kemungkinan bisa diakses di Indonesia adalah buatan CanSino. Wiku
mengatakan CanSino adalah perusahaan pertama penerima paten
teknologi pembuatan vaksin Covid-19.123
Adapun terkait vaksin apa saja yang telah diputuskan untuk turut diuji
dan digunakan oleh Indonesia telah tervalidasikan dengan kutipan di
atas berdasarkan pemaparan dari juru bicara Satgas Covid-19. Data
(c) ini menunjukkan dukungan terhadap claim, bahwa negara dalam
hal ini juga tengah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa segera
menanggulangi virus yang sedang mewabah baik di Indonesia juga di
seluruh dunia. Sebagaimana keberhasilan dunia saat menanggulangi
wabah cacar, dalam hal ini Indonesia telah turut mempraktikkannya
dengan bekerja sama bersama negara-negara luar. Karena jika bicara
penanggulangan wabah Covid-19 sejatinya adalah tentang rasa
123
CNN, Mengenal 3 Vaksin Covid-19 China yang Akan Dipakai RI, diunduh pada Minggu, 20 September 2020 pukul 20:32 https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200825194153-185-539259/mengenal-3-vaksin-covid-19-china-yang-akan-dipakai-ri
81
kemanusiaan, yang semua orang berhak untuk terbebas dari wabah ini.
Terpenting dibutuhkan kesolidaritasan yang absolut.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Momentum sertifikasi
bebas dari cacar (freedom from smallpox) mengingatkan kita akan
pentingnya solidaritas lintas sektor secara global plus ilmu pengetahuan
dalam wujud vaksin, yang akan menghasilkan solusi. Pernyataan tersebut
menghubungkan claim dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Bebas dari Cacar dan Covid-19 ditemukan backing
yaitu:
(5) “Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan,
“Ketika dunia menghadapi pandemi Covid-19, kemenangan umat
manusia atas cacar adalah pengingat akan apa yang mungkin
dilakukan ketika semua negara bersatu melawan ancaman masalah
kesehatan bersama.” Dunia berhasil menyingkirkan cacar berkat
solidaritas global yang luar biasa dan adanya vaksin yang aman dan
efektif.”124
Backing di atas adalah fakta. Setelah sekitar 3.000 tahun lamanya
berada di muka bumi, cacar resmi dinyatakan hilang pada 1980 oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejak itu, cacar menjadi satu-satunya
penyakit dalam sejarah manusia yang berhasil diberantas tuntas. "Ini
adalah sukses besar," ujar Profesor Paul Fine, pakar penyakit menular di
London School of Hygiene and Tropical Medicine. Ia menjelaskan ada
banyak kesuksesan yang dicapai di bidang kesehatan masyarakat, mulai
124
FX Wikan Indrarto, “Bebas dari Cacar dan Covid-19”, Loc.Cit., hal. 10
82
dari penyediaan air bersih hingga penemuan antibiotik. Keberhasilan
memberantas cacar adalah salah satu kesuksesan terbesar di bidang ini.125
Dengan adanya bukti tersebut menjadi jelas bahwa semangat
pengalaman dan sejarah itu harus terpupuk dengan tetap optimis dalam
menanggulangi wabah Covid-19 ini. Hingga berita baik nantinya juga
sama kita dengar akan WHO mempublikasikan bebasnya peradaban
manusia dari wabah Covid-19. Dengan begitu backing di atas adalah fakta
yang mampu mendukung warrant.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “seperti” pada pernyataan di claim. Unsur
argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir sama
dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan tanpa
harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Bebas dari Cacar dan
Covid-19 tidak ditemukan atau tidak memiliki unsur rebuttal terhadap
claim.
9. Covid-19 dan Aspek Historikal Struktural BUMN
Tulisan kesembilan yang akan di analisis adalah Covid-19 dan Aspek
Historikal Struktural BUMN dengan penulis Fachry Ali (Salah Satu
Pendiri Lembaga Studi dan Pengembangan Etika Usaha (LSPEU
Indonesia)). Dimuat pada Rabu, 5 Agustus 2020 dalam rubrik Opini koran
Kompas. Teks tersebut akan dianalisis berdasarkan unsur-unsur
argumentasinya yang terbagi menjadi enam bagian yakni claim, data,
warrant, backing, qualifier, dan rebbutal. Unsur pertama yaitu claim,
claim dapat diartikan sebagai gagasan pembicaraan. Claim pada artikel
125
Maria Elena Navas, Covid-19: Cacar, penyakit yang diberantas dalam waktu 200 tahun, satu-satunya yang berhasil dibasmi dalam sejarah manusia, apa yang bisa dipelajari dalam hadapi wabah virus corona, diunduh pada Minggu, 23 September 2020 pukul 21:41 https://www.bbc.com/indonesia/majalah-53050468
83
opini yang berjudul Covid-19 dan Aspek Historikal Struktural BUMN
adalah:
(1) “Maka, usaha Presiden Jokowi menciptakan “duet” Airlangga-
Erick Thohir dengan Budi Sadikin bertindak sebagai asisten, telah
sekaligus menggambarkan sebuah kondisi baru: BUMN-led
Economy.”126
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang menuliskan tentang kebijakan pemerintah dalam bidang
ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Bagaimana penanganan
Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional dibentuk oleh pemerintah
sebagai jalan strategi untuk menanggulangi krisis ekonomi yang terjadi.
Bahwa aksi yang dilakukan Presiden Jokowi ini secara teoritis membuka
momentum baru bagi transformasi peranan BUMN yang jauh lebih berarti.
Claim tersebut tidak berdiri sendiri. Claim akan kuat kedudukannya
apabila terdapat data-data yang berkaitan dengan claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
(2) “Pertama, “duet” Airlangga-Erick Thohir memberikan gambaran
bagaimana negara bertindak dalam situasi krisis tak berpreseden.
Kemudian hal ini memperlihatkan “perombakan” struktur dan hierarki
kewenangan ekonomi dari yang konvensional berlaku. Kedua, krisis
ekonomi akibat Covid-19 ini telah melumpuhkan perekonomian.”127
Pernyataan ini merupakan data. Bahwa banyak kaum pekerja telah
dirumahkan baru-baru ini, kemudian ditambah dengan pengangguran yang
telah berlangsung sebelumnya, keadaan ini melumpuhkan ekonomi.
Dengan demikian dana tertumpuk di dunia perbankan tanpa penyaluran
produktif, tindakan merumahkan kaum pekerja tersebut menahan aksi
belanja perorangan, rumah tangga, serta korporasi (besar dan kecil).
126
Fachry Ali, “Covid-19 dan Aspek Historikal Struktural BUMN”, Surat Kabar Kompas, Rabu 5 Agustus 2020, hal. 10 127
Ibid,. Fachry Ali, hal.10
84
Sebagaimana Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan
pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun
2020 merupakan perwujudan dari konsep gas dan rem sebagaimana yang
telah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.128
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir diamanahi jabatan
sebagai Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 dari Sektor
Ekonomi. Satgas ini baru saja dibentuk oleh Presiden Joko Widodo
(Jokowi) dengan meneken Peraturan Pemerintah atau PP tentang
penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Adapun
struktur Satgas ini yaitu Ketua Satgas Menko Perekonomian Airlangga
Hartarto, Ketua Pelaksana Satgas Menteri BUMN Erick Thohir, Sekret
Eks 1 (Program) Raden Pardede, Sekret Eks 2 (adm) Sesmenko
Perekonomian Susiwijono, Ketua Satgas Penangananan Covid-19: Kepala
BNPB Doni Monardo, dan Ketua Satgas PEN Wamen BUMN 1 Budi
Gunadi Sadikin.129
Adapun terkait strategi program yang dikeluarkan oleh pemerintah
telah tervalidasikan dengan kutipan di atas bahwa Presiden telah
membentuk satuan tugas dengan susunan yang terbarukan, untuk segera
bisa adaptif dan merespon penanggulanan wabah Covid-19 ini, baik dari
sektor kesehatan maupun ekonomi. Data ini menunjukan dukungan
terhadap claim, bagaimana kolaborasi antara ketua Satgas Penanggulangan
Covid-19 yaitu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan ketua
pelaksana yaitu Menteri BUMN Erick Thohir dan ketua Satgas Pemulihan
Ekonomi Nasional yaitu Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin.
128
Bangun Santoso, Penjelasan Istana Soal Pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan PEN, diunduh pada Senin, 21 September 2020 pukul 01:11 https://www.suara.com/news/2020/07/22/105907/penjelasan-istana-soal-pembentukan-komite-penanganan-covid-19-dan-pen 129
Monica Wareza, Jadi Ketua Pelaksana Satgas Covid, Ini Rencana Erick Thohir, diunduh pada Senin, 21 September 2020 pukul 00:54 https://www.cnbcindonesia.com/news/20200720132916-4-173978/jadi-ketua-pelaksana-satgas-covid-ini-rencana-erick-thohir
85
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Pandemi Covid-19, yang
juga tak berpreseden itu, memaksa restukturisasi kewenangan dan
ketegasan dalam strategi kebijakan yang dibuat. Pernyataan tersebut
menghubungkan claim dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Covid-19 dan Aspek Historikal Struktural BUMN
ditemukannya backing yaitu;
(3) “Dalam konteks inilah, BUMN sebagai kekayaan produktif negara
yang telah terkonsolidasikan menjadi tumpuan. Seruan Menteri
Koordinator Kemaritiman Luhut B Pandjaitan kepada direksi BUMN
mengintensifkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN).
Bahwa dalam “kelesuan” ekonomi, BUMN harus tampil sebagai
“benteng” negara dalam penyelamatan perekonomian nasional.”130
Backing di atas adalah fakta. Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan mengingatkan semua
pihak khususnya badan usaha milik negara (BUMN), memberi perhatian
terkait Penguatan Penggunaan Produk Dalam Negeri. Luhut yang juga
menjabat sebagai Ketua Umum Timnas P3DN (Penguatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri) menekankan, mengenai TKDN (Tingkat
Komponen Dalam Negeri) agar menjadi perhatian serius semua pihak,
khususnya bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Pertamina
dan PT PLN. 131
Perpres tentang TKDN dikeluarkan pemerintah untuk
memaksimalkan porsi kandungan dalam negeri untuk semua industri.
Pembuatan Perpres salah satunya dipicu mekanisme gross split terhadap
kerja migas para KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Mekanisme
David Eka Issetiabudi, Luhut Ingatkan BUMN Tingkatkan TKDN, diunduh pada Senin, 21 September 2020 pukul 01:34 https://ekonomi.bisnis.com/read/20200729/257/1272522/luhut-ingatkan-bumn-tingkatkan-tkdn
86
gross split memungkinkan para KKKS mendapat keuntungan lebih apabila
meningkatkan komponen dalam negeri pada usaha hulu migasnya.
Menurut Luhut, rancangan terakhir Perpres TKDN masih fokus
mendorong penggunaan produk dalam negeri. Melalui perpres ini, apabila
pelaku industri tidak memaksimalkan TKDN akan diterapkan sanksi.132
Dengan adanya bukti tersebut menjadi jelas bahwa di tengah kondisi
pandemi Covid-19 ini menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk bahan
belanja negara menggunakan produk-produk dalam negri. Agar
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di dalam negri dan segera
tercipta keseimbangan dalam menanggulangi krisis kesehatan dan krisis
ekonomi. Dengan begitu backing di atas adalah fakta yang mampu
mendukung warrant.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “maka” pada pernyataan di claim. Unsur
argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir sama
dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan tanpa
harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Covid-19 dan Aspek
Historikal Struktural BUMN tidak ditemukan atau tidak memiliki unsur
rebuttal terhadap claim.
10. Meluruskan Infodemi Covid-19
Tulisan kesepuluh yang akan di analisis adalah Meluruskan Infodemi
Covid-19 dengan penulis Hari Kusnanto (Guru Besar Departemen
Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran, UGM).
Dimuat pada Rabu, 12 Agustus 2020 dalam rubrik Opini koran Kompas.
132
Istman, Perpres TKDN Segera Terbit, Begini Penjelasan Menteri Luhut, diunduh pada Senin, 21 September 2020 pukul 01:36 https://bisnis.tempo.co/read/896238/perpres-tkdn-segera-terbit-begini-penjelasan-menteri-luhut/full&view=ok
87
Teks tersebut akan dianalisis berdasarkan unsur-unsur argumentasinya
yang terbagi menjadi enam bagian yakni claim, data, warrant, backing,
qualifier, dan rebbutal. Unsur pertama yaitu claim, claim dapat diartikan
sebagai gagasan pembicaraan. Claim pada artikel opini yang berjudul
Meluruskan Infodemi Covid-19 adalah:
(1) “Informasi yang membingungkan masyarakat (dinamakan
infodemi) kian membanjir pada era pandemi Covid-19. Menjadikan
orang kian bingung dan tak mengambil langkah-langkah efektif
mengendalikan wabah, tetapi justru menghabiskan biaya buat pilihan
yang tak ada gunanya, bahkan mungkin membahayakan.”133
Claim tersebut yang mendasari pada pembicaraan dalam artikel ini.
Pengarang menuliskan tentang konsumsi informasi yang diterima
masyarakat banyak yang membingungkan terlebih informasi tentang
Covid-19. Di tengah era percepatan dengan segala informasi juga bergerak
dengan sangat cepat dan terkadang tak ada filter di dalam sana. Membuat
manusia harus memiliki tameng tersendiri dalam mengkonsumi informasi-
informasi yang beredar. Sebagaimana di tengah bencana atau wabah
penyakit yang kita alami sekarang, biasanya ada dua situasi yang sering
muncul, pertama adalah ketidakberdayaan, dan kedua adalah tawaran
solusi masalah bencana berupa tokoh, barang, atau prosedur tertentu, yang
belum pasti kebenarannya. Claim tersebut tidak berdiri sendiri. Claim akan
kuat kedudukannya apabila terdapat data-data yang berkaitan dengan
claim.
Data dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti yang bersifat khusus
yang diperlukan untuk mendukung claim. Adapun data yang mendukung
claim yakni:
(2)“Analisis interaksi Facebook pada 100 juta orang dengan pelbagai
pandangan berbeda tentang vaksinasi. Uji klinis vaksin masih
berlangsung, tetapi sudah dipetakan bahwa 4,2 juta orang yang
antivaksin lebih terkoneksi dengan mereka (74,1 juta orang) yang
masih belum memutuskan setuju atau tak setuju vaksinasi ketimbang
133
Hari Kusnanto, “Meluruskan Infodemi Covid-19”, Surat Kabar Kompas, Rabu 12 Agustus 2020, hal. 11
88
6,9 juta orang yang mendukung penggunaan vaksin untuk mencegah
Covid-19.”134
Pernyataan ini merupakan data. Masyarakat dibingungkan oleh
tawaran-tawaran solusi mengatasi pandemi saat ini. Dan infodemi dengan
tingkat yang tinggi hanya akan memperkeruh upaya penanggulangan
wabah global. Penting bagi WHO dengan bekerjasama oleh banyak media
platform saat ini guna menyaring informasi yang menyesatkan dan
menampilkan informasi yang terpercaya.
Sebagaimana bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang
mempelajari teknologi pemanfaatan makhluk hidup dalam skala besar
untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia. Peran
bioteknologi khususnya di bidang kesehatan sangat dibutuhkan terutama
dalam mengatasi masalah penyebaran virus Corona (COVID-19). Salah
satu produk bioteknologi di bidang kesehatan adalah vaksin. Vaksin
merupakan bahan antigenic yang digunakan untuk kekebalan terhadap
suatu penyakit yang biasanya mengandung virus atau mikroorganisme
yang telah dimatikan atau dilemahkan.135
China adalah negara yang paling
antusias dengan 97% responden menyatakan mereka ingin divaksinasi,
sementara Rusia paling tidak bersedia dengan hanya 54% tertarik untuk
melakukannya, survei menemukan. Namun, menurut WEF, masih
mengkhawatirkan bahwa sekitar seperempat orang di seluruh dunia tidak
berniat untuk mendapatkan vaksin. Alasan yang paling sering dikutip
untuk tidak menginginkan vaksin adalah kekhawatiran tentang efek
sampingnya, menurut temuan survei. Faktor lain yang disebutkan oleh
responden termasuk persepsi mereka bahwa vaksin mungkin tidak efektif
dan mereka tidak cukup berisiko dari virus.136
134
Ibid., Hari Kusnanto, hal.11 135
Rizal Fathurrohman, Bioteknologi Vaksin, diunduh pada Senin, 21 September 2021 pukul 12:35 https://www.suarapemredkalbar.com/read/opini/16072020/bioteknologi-vaksin-1 136
Hilda Ilhamil Arofah, Survei: 74% Orang Di Dunia Bersedia Diimunisasi Vaksin Covid-19, dinduh pada Senin, 21 September 2020 pukul 12:38
89
Dengan demikian data di atas telah tervalidasikan dengan kutipan di
atas. Bahwa bukan hal yang baru terkait dikotomi pandangan mengenai
vaksin. Bahkan pandangan itu sampai dibawa ke ranah sosial media.
Dimana semua orang dengan bebas dapat mengakses dan membaca
pandangan-pandangan itu. Tentu ini adalah hal yang serius jika tidak
segera disikapi dengan baik. Sebab kunci penanggulangan yang berhasil
atas wabah yang terjadi adalah kerjasama dan kepercayaan. Memberi
kepercayaan kepada yang ahli dibidangnya untuk membuat senjata
perlawanan terhadap wabah. Dan bekerja sama menjaga ketentraman
situasi sosial di masyarakat. Tentu data ini mendukung claim terkait
infodemi saat di masa Covid-19.
Setelah ditemukan data dan claim maka unsur selanjutnya adalah
warrant. Warrant merupakan hubungan antara claim dan data. Warrant
bersifat implisit. Warrant dalam artikel ini yaitu Infodemi bukan hanya
persoalan di Indonesia tetapi juga masalah global, dengan
ketidakpercayaan terhadap ilmu dan ilmuwan, lebih mengandalkan media
sosial, respon tokoh-tokoh negara membingungkan, yang kemudian
banyak memunculkan persepsi lain. Pernyataan tersebut menghubungkan
claim dengan data yang ada di artikel ini.
Unsur selanjutnya yaitu backing. Backing merupakan bukti-bukti yang
memperkukuh fakta. Adanya backing untuk memperkukuh warrant. Di
dalam artikel berjudul Meluruskan Infodemi Covid-19 ditemukannya
backing yaitu;
(3) “Presiden AS Donald Trump pernah menganjurkan penelitian
apakah menyuntikkan diisnfektan dapat mencegah Covid-19, yang
mendapat reaksi keras dari para dokter. Tak kalah membahayakan
anjuran Presiden Brasil Jail Bolsonaro untuk mencegah Covid-19
dengan obat malaria chloroquine tanpa pengawasan dokter. Infodemi
tingkat tinggi memperkeruh upaya penanggulangan wabah global
ketika Trump menuduh WHO antek China karena lambat
mengumumkan pandemi Covid-19.”137
Backing di atas adalah fakta. Presiden Amerika Serikat, Donald
Trump sempat menyatakan pada Kamis (23/4) salah satu cara melawan
virus corona SARS-Cov-2 (Covid-19) adalah dengan menyuntikkan
disinfektan ke dalam tubuh manusia. Trump menyebut disinfektan bisa
melawan virus dalam satu menit. Berikut pernyataan Trump terkait suntik
disinfektan yang ditujukan kepada Koordinator Respons Virus Corona AS,
Deborah Birx, dan pejabat sains di Departemen Keamanan Dalam Negeri,
Bill Bryan, yang dihimpun Dale: "Saya melihat disinfektan, yang mana
dapat merobohkan virus corona dalam satu menit. Kita punya cara untuk
bisa melakukan hal itu, dengan menyuntikkannya ke dalam tubuh manusia
sehingga dapat membersihkan virus yang tertimbun di paru-paru," jelas
Trump. "Jadi, Anda mesti memeriksanya lebih lanjut karena menurut saya
ini menarik," tambah Trump lagi.138
Setelah berbulan-bulan menggembar-
gemborkan obat anti-malaria yang belum terbukti sebagai pengobatan
untuk virus corona, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, mencoba langsung.
Dia memperlihatkan diri menelan pil hydroxychloroquine di media sosial
dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Bolsonaro
mengatakan telah dinyatakan positif mengidap virus corona pada Selasa
(7/7). Dia kemudian mengaku merasa baikan berkat hydroxychloroquine
dan beberapa jam kemudian membagikan video dirinya menelan dosis
ketiga obat tersebut. "Aku percaya hydroxychloroquine. Dan kau?" ujar
presiden Brasil ini sambil tersenyum dalam video tersebut. Sehari
kemudian, Bolsonaro kembali memuji manfaat obat tersebut di Facebook.
Padahal serangkaian penelitian di Inggris dan Amerika Serikat (AS), serta
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah menemukan chloroquine dan
hydroxychloroquine tidak efektif terhadap Covid-19. Bahkan, kadang-
137
Hari Kusnanto, “Meluruskan Infodemi Covid-19”, Loc.Cit., hal. 11 138
CNN, Cek Fakta Sarkasme Donald Trump Soal Suntik Disinfektan, diunduh pada Senin, 21 September 2020 pukul 13:02 https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200425093127-134-497172/cek-fakta-sarkasme-donald-trump-soal-suntik-disinfektan
91
kadang mematikan karena efek sampingnya yang merugikan pada jantung,
dengan beberapa penelitian dibatalkan lebih awal karena efek samping
tersebut.139
Dengan adanya bukti tersebut menjadi jelas bahwa dimasa pandemi
Covid-19 ini sangat riskan seseorang dalam mengeluarkan pandangannya,
terlebih jika orang tersebut adalah tokoh atau figur yang juga berpengaruh.
Hal ini akan membendung infodemi di masyarakat, dan kegamangan akan
sumber informasi yang harus dirujuk. Penting untuk menjaga situasi yang
kondusif disamping mencari solusi untuk menghadapi wabah Covid-19
ini. Meminimalisir infodemi agar masyarakat tidak dirugikan atau tidak
mengambil langkah-langkah yang sebenarnya membahayakan.
Mengembalikan kepercayaan kepada para ahli ilmu kesehatan dengan
tidak terlalu mengandalkan dunia sosial media. Dengan begitu backing di
atas adalah fakta yang mampu mendukung warrant.
Unsur selanjutnya yaitu qualifer. Qualifer adalah bagian dari argumen
yang mengukur kekuatan atau paksaan dari claim. Qualifer dalam artikel
ini terdapat kata penanda “mungkin” pada pernyataan di claim. Unsur
argumentasi yang terakhir yaitu rebuttal. Rebuttal adalah hampir sama
dengan qualifer, bagian yang memungkinkan untuk mengecualikan tanpa
harus menganggap claim sebagai sesuatu yang benar secara umum.
Kendati demikian dalam artikel yang berjudul Meluruskan Infodemi
Covid-19 tidak ditemukan atau tidak memiliki unsur rebuttal terhadap
claim.
Dengan demikian analisis ini menunjukan kelengkapan atas unsur-
unsur argumentasi yang ada pada kesepuluh artikel kolom Opini di surat
kabar Kompas. Dengan hasil kesepuluh artikel ini telah memenuhi syarat
utama sebagai tulisan argumentatif karena terdapat elemen pokok yaitu
139
Dwina Agustin, Kisah Presiden Brasil Kampanye Obat Malaria untuk Covid-19, diunduh pada Senin, 21 September 2020 pukul 13:10 https://republika.co.id/berita/qd9y8e430/kisah-presiden-brasil-kampanye-obat-malaria-untuk-covid19
92
claim, data, dan warrant. Kemudian parameter kesempurnaan artikel
argumentatif menjadi semakin kuat saat meyakinkan pihak lain, jika
ditunjang elemen pelengkap argumentasi yaitu backing, qualifer, dan
rebuttal. Walaupun terdapat tiga artikel yang hanya memiliki satu elemen
pelengkap dan tujuh artikel yang memiliki dua elemen pelengkap.
93
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis unsur-unsur argumentasi pada kumpulan tulisan
yang terdapat kata “Covid-19” disetiap judul kolom Opini di koran Kompas
(13 Juli 2020 – 13 Agustus 2020), maka hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Kolom Opini dalam koran Kompas yang terkumpul dalam rentang waktu 1
bulan secara daring, dengan total jumlah tulisan sebanyak 85 artikel.
Kemudian dikategorikan berdasarkan kata kunci yang sering muncul pada
judul artikel. Hingga peneliti memilih kumpulan tulisan yang terdapat
kategori kata kunci “Covid-19” pada setiap judul, sebanyak 10 artikel dan
menjadi objek dalam penelitian ini. Selanjutnya kesepuluh artikel tersebut
diteliti kelengkapan unsur-unsur argumentasinya yaitu claim, data, warrant,
backing, modal qualifiers, dan rebuttal. Dengan hasil kesepuluh artikel telah
memenuhi elemen utama unsur-unsur argumentasi yaitu claim data, dan
warrant. Namun kesepuluh artikel tidak mendekati kesempurnaan unsur
dengan memenuhi elemen pelengkap unsur-unsur argumentasi yaitu backing,
qualifer, dan rebuttal. Bahwa dari kesepuluh artikel, tiga artikel hanya
memiliki satu elemen pendukung dan tujuh artikel hanya memiliki dua
elemen pendukung.
Kolom Opini dalam koran Kompas dapat dijadikan media untuk
mengetahui unsur-unsur argumentasi. Melalui artikel-artikel yang
mengandung argumentasi, siswa bisa belajar dan mengetahui unsur-unsur
argumentasi. Hingga pada akhirnya siswa mampu menulis paragraf
argumentasi. Dengan demikian siswa diharapkan mampu menulis karangan
argumentasi dengan melihat artikel yang mengandung unsur argumentasi
sebagai acuan.
94
B. Saran
Melalui simpulan di atas, peneliti memberikan beberapa saran yang
membangun bagi pembaca dan khususnya bagi dunia pendidikan di
Indonesia. Bagi guru bahasa Indonesia, agar mampu menyampaikan ciri-ciri
dan struktur argumentasi yang baik dan benar agar pembelajaran dapat
dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kemudian agar siswa mampu
memahami ciri-ciri dan struktur argumentasi di luar jenis teks argumentasi.
Bagi peserta didik, yaitu mampu mengenali teks-teks yang mengandung
unsur argumentasi hingga pada akhirnya mampu menulis argumentasi dengan
benar. Bagi sekolah, diharapakan menyediakan sarana dan prasana agar
menunjang keterampilan peserta didik, dan menunjang pembelajaran
argumentasi. Serta bagi peneliti lain, diharapkan dapat lebih baik lagi dalam
menganalisis argumentasi pada objek penelitiannya.
95
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Fachry, “Covid-19 dan Aspek Historikal Struktural BUMN”, Surat Kabar
Kompas, Rabu, 5 Agustus 2020.
Alwasilah, Chaedar dan Senny S. Alwasilah. 2013. Pokoknya Menulis. Bandung:
Kiblat Buku Utama.
Aminullah, Erman, “Covid-19, Perlu Pemantauan Berkelanjutan di Hilir”, Surat
Kabar Kompas, Senin, 13 Juli 2020.
Basuki, Sulistyo. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Penaku.
Eemeran, Frans H. Van dan Rob Grootendorst. 2004. A Systematic Theory of
Argumentation. New York: University Of Cambridge.
Eemeran, Frans H. Van, Peter Houtlosser, dan A. Francisca Snoeck Henkemans.
2007. Argumentative Indicators A Pragma-Dialectical Study. Dordrecht:
Springer.
Fitriany, Yuanita dan Fatya Permata Anbiya. 2015. EYD & Kaidah Bahasa
Indonesia. Jakarta: Trans Media Pustaka.
Freeman, James B. 2011. Argument Structure: Representation and theory. New
York: Springer.
Gismar, Abdul Malik, “Covid-19, “Mengapa Masyarakat Anggap Enteng Covid-
19”, Surat Kabar Kompas, Senin, 13 Juli 2020.
Govier, Trudy. 2012. Problems in Argument Analysis and Evaluation. Canada:
Windsor Ontario Canada.
Indrarto, FX Wikan, “Bebas dari Cacar dan Covid-19”, Surat Kabar Kompas,
Selasa 4 Agustus 2020.
Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, Gorys. 1978. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
___________. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
___________. 1985. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.