Top Banner
1 https://polmed.academia.edu/SeyllinOlvira BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya. Kondisi geografis suatu lokasi merupakan salah satu penyebab prosentase jumlah sumber air bervariasi. Sehingga tidak jarang pula tempat yang tidak memiliki sumber air bersih. Walaupun demikian, tempat yang memiliki sumber air dengan debit yang cukup tinggi juga mendapat masalah, misalnya kualitas sumber air yang kurang memenuhi syarat sebagai air minum bahkan kurang memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air bersih. Yang lebih mengherankan lagi masalah tersebut tidak terletak pada kualitasnya tetapi pada sistem distribusinya yang
33

Analisis Air Dilapangan

Dec 10, 2015

Download

Documents

AMAMI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Air Dilapangan

1

https://polmed.academia.edu/SeyllinOlvira

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga

tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi

malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun

kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk

keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,

dan sebagainya. Kondisi geografis suatu lokasi merupakan salah satu penyebab

prosentase jumlah sumber air bervariasi. Sehingga tidak jarang pula tempat yang

tidak memiliki sumber air bersih. Walaupun demikian, tempat yang memiliki

sumber air dengan debit yang cukup tinggi juga mendapat masalah, misalnya

kualitas sumber air yang kurang memenuhi syarat sebagai air minum bahkan

kurang memenuhi syarat untuk dijadikan sumber air bersih. Yang lebih

mengherankan lagi masalah tersebut tidak terletak pada kualitasnya tetapi pada

sistem distribusinya yang kurang maksimal sehingga masyarakat kurang bisa

merasakan keberadaan air bersih tersebut.

Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian

serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar tertentu sudah

cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh

bermacam – macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga

menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya. Pencemaran

air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia dapat menyebabkan terjadinya

krisis air bersih. Itulah sebabnya perlu adanya pengawasan pemerintah dan

penegakan hukum secara benar guna mencegah terjadinya pencemaran air yang

dapat menyebabkan krisis air bersih. Pengawasan dapat dilakukan dengan

Page 2: Analisis Air Dilapangan

2

melakukan uji kualitas air secara berkala untuk mengetahui apakah air yang

tersedia layak untuk digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan sampel dengan parameter

fisik,kimia,bakteriologis.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik

dan benar.

b. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam

pengambilan sampel air dari kran (PDAM) dan cara pengambilan sampel.

c. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam

pengambilan sampel air dari sumur gali (SGL) dan cara pengambilan sam

C. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam

pengambilan sampel untuk pemeriksaan sampel air kran (PDAM) dan air

sumur gali (SGL)

2. Mahasiswa dapat mengetahui tata cara pengambilan sampel air dengan baik

dan benar.

Page 3: Analisis Air Dilapangan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta

makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus

dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi

sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian

sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Air adalah

substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom

hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak

berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan

100 kPa (1bar) dan temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu

pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat

kimia lainnya, seperti garam – garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak

macam molekul organik. Saat ini masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya

air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang

terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin

menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang berdampak negatif

terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.

Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua

makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu,

diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara saksama. Air

merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,

bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus

Page 4: Analisis Air Dilapangan

4

dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk

hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan

secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang

maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air

harus ditanamkan pada segenap pengguna air. Air adalah substansi kimia dengan

rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua ato hidrogen yang terikat

secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa

dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1bar) dan

temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,

yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti

garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Saat ini masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air

yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas

air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri,

domestik, dan kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap sumber daya air,

antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan

gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung

pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan

sumber daya air secara saksama.

B. Pengambilan Sampel Air

1. Lokasi Pengambilan

a. Lokasi Pengambilan Contoh Air di Sungai

Lokasi pengambilan contoh pada aliran sungai perlu ditetapkan karena

untuk mengetahui perubahan kualitas air akibat aktivitas lingkungan

sekitarnya.

Kualitas air alamiah diukur pada lokasi dihulu sungai yang belum

mengalami perubahan oleh kegiatan manusia, sedangkan perubahan kualitas

air diambil pada bagian hilir.

b. Lokasi pengambilan contoh air diwaduk / danau

Sekurang-kurangnya diperlukan 3 lokasi pengambilan contoh yaitu :

sebelum masuk danau, ditengah danau dan setelah keluar danau.

Page 5: Analisis Air Dilapangan

5

2. Titik Pengambilan

a. Sungai

Pengambilan contoh air dilakukan bertujuan untuk mendapatkan contoh air

yang andal. Contoh air yang andal adalah contoh air yang mewakili keadaan

kualitas sumber air tersebut.Agar diperoleh contoh air yang andal tersebut.

Maka titik pengambilan contoh air yang dipilih adalah tempat dimana air

sungai yg betul-betul tercampur dengan baik berdasarkan kecepatan aliran

dan lebar sungai.

b. Danau

Titik pengambilan contoh air didanau berdasarkan pada kedalaman . faktor

yang harus dipertimbangkan adalah titik pengambilan contoh bagian dasar

tidak dipengaruhi oleh endapan atau sedimen.

3. Frekuensi Pengambilan Sampel Air

Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pengambilan contoh air

Kualitas air sungai dan sumber air lainnya pada umumnya selalu berubah dari

waktu ke waktu. Perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

Pergantian musim, limbah yang masuk dan debit sungai. Perubahan tersebut

dapat terjadi sesaat atau terus menerus dalam suatu periode tertentu.

a. Perubahan Sesaat

Disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba dan sering kali tidak bisa

diramalkan. Contoh turunnya hujan lebat akan menyebabkan bertambahnya

debit air yang diikuti oleh terbawanya bahan pencemar dari pengikisan

daerah sekitar.

b. Perubahan Terus menerus

Perubahan terus menerus setiap tahun dapat terjadi karena turunnya hujan

atau turunnnya suhu yang beraturan setiap musim.

Contoh : Kegiatan industri dan pertanian pada suatu daerah aliran sungai

dapat mempengaruhi kualitas air secara teratur selama periode terjadinya

Page 6: Analisis Air Dilapangan

6

kegiatan pembuangan limbah akibat aktivitasnya. Sedangkan kegiatan

domestik dpt menyebabkan perubahan harian dan mingguan.

c. Penentuan Frekuensi

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka frekuensi pengambilan

contoh pada suatu lokasi perlu direncanakan secara sistematis. Tahapannya

adalah pengumpulan informasi :

Faktor-faktor yg mempengaruhi kualitas air yang diperlukan sesuai dengan

pemanfaatannya diperlukan untuk menentukan titik pengambilan

contoh,Pengumpulan data hasil analisa yang ada untuk membantu

memperkirakan kualitas air dan perubahan kualitas air dan kadar unsur-

unsur penting pada lokasi terserbut.

Berdasarkan informasi awal tersebut akan diketahui parameter-

parameter yang melebihi batas-batas kritis sehingga bisa ditentukan

frekuensi pengambilan contoh air yang diperlukan.

4. Alat Pengambilan Sampel Air

Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi oleh pengambil contoh air

sebagai berikut:

a. Terbuat dari bahan yang tidak terpengaruh sifat contoh (misalnya untuk

keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari

logam).

b. Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya.

c. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung / wadah penyimpan

tanpa ada sisa bahan tersuspensi didalamnya.

d. Kapasitas alat 1-5 liter, tergantung dari maksud pemeriksaan

e. Mudah dan aman dibawa.

5. Jenis Unit Pengambil Sampel

a. Alat pengambil contoh sederhana, berupa botol biasa atau ember plastik yg

digunakan pada permukaan air secara langsung.

b. Botol biasa yg diberi pemberat sehingga dapat digunakan untuk mengambil

contoh air pada kedalaman tertentu.

Page 7: Analisis Air Dilapangan

7

c. Alat pengambil contoh otomatis yang dilengkapi dengan alat pengatur

waktu dan volume contoh air yg akan diambil.

6. Pengawetan Sampel Air

Pengawetan contoh air adalah usaha utk menghambat perubahan

komposisi zat-zat tertentu yang ada disuatu contoh. Oleh karena itu meski

contoh sudah diawetkan, pengujian terhadap parameter harus segera dilakukan

agar hasil mencerminkan keadaan contoh pada waktu diambil.

7. Transportasi Sampel Air

Sampel yang telah dimasukkan kedalam wadah segera diberi label, pada

label tersebut, Dicantumkan keterangan :

a. Data sampel :

b. Lokasi :

c. Titik sampel :

d. Sumber :

e. Tgl dan jam pengambilan :

f. Tanggal pengiriman :

g. Pengawet :

h. Nama pengambil sampel :

8. Pengiriman sampel

Apabila jarak tempat pengambilan sampel dan laboratorium Jauh

membutuhkan waktu yang melebihi 3 jam untuk pengiriman) maka sampel air

perlu diawetkan.

Cara pengawetan sampel :

a. Dengan cara pendinginan

Pendinginan ini dapat dilakukan dengan mengepak tempat sampel air

kedalam es dalam wadah yang terisolasi pada Temperatur 4oC-10oC.

b. Dengan cara penambahan bahan pengawet

Sampel dibagi beberapa tempat :1 tempat ditambah H2SO4, HCl untuk

mengawetkan logam dan lemak, ZO. Jumlah asam yg ditambahkan 2 ml

dalam 250 ml sampel. Lalu 1 tempat ditambah basa NaOH untuk

Page 8: Analisis Air Dilapangan

8

mengawetkan sianida (pH 10-11) pada 100 ml. Kemudian 1 tempat

ditambah Toluol untuk mencegah penguapan dari senyawa-senyawa

Nitrogen (Nitrit,Nitrat) Jumlah Toluol yg diperlukan 5 tetes tiap 250 ml

sampel hingga volume 250 ml.1 tempat lagi ditambah Zn.Asetat 2 N untuk

pemeriksaan Sulfida. Jumlah yg ditambahkan 4 tetes tiap 100 ml hingga

volume 100 ml. Terakhir 1 tempat untuk sampel air tanpa pengawet

sebanyak 1 liter.Apabila wadah-wadah contoh telah ditutup rapat

dimasukkan kedalam kotak yg telah dipasang khusus agar contoh tdk

tertumpah selama pengangkutan ke laboratorium.

C. Analisis Air di Lapangan

1. Parameter yang diperiksa di lapangan

a. Bau 

2. Parameter air minum / air bersih :

a. Khlor

b. Warna

c. Suhu

d. Rasa

e. pH

2. Parameter air kolam renang :

a. Bau

b. Oksigen terabsorbsi

c. Khlor bebas

d. Kejernihan

e. pH 

3. Parameter Air Pemandian Umum :

a. Bau

b. BOD

c. pH

d. Kejernihan

e. Minyak 

f. O2 terlarut

Page 9: Analisis Air Dilapangan

9

g. Warna

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal : Kamis, 03 April2014

Jam : 09.00 Wita - Selesai

Tempat : Laboratorium Kimia, Jurusan KesehatanLingkungan.

B. Jenis Kegiatan

Pengenalan alat dan bahan untuk sampling sertacaara pemeriksaan kualitas air

dengan parameter fisik,kimia,dan bakteriologis.

C. Alat dan Bahan

1. Alat tulis

2. Kamera

3. Buku Panduan Praktikum Penyehatan Air

D. Cara Kerja

1. Mendengarkan penjelasan dari pembimbing praktikum tentang alat dan bahan

yang digunakan serta cara sampling dalam praktikum pengambilan dan

pemeriksaan kualitas air dengan parameter fisik,kimia,dan bakteriologis.

2. Mencatat hasil penjelasan dari pembimbing praktikum.

3. Mendemonstrasikan cara sampling dalam praktikum pengambilan dan

pemeriksaan kualitas air dengan parameter fisik,kimia,dan bakteriologis.

Page 10: Analisis Air Dilapangan

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil akhir dari praktikum seperti berikut :

1. Pengambilan contoh Air dari Kran (PDAM)

a. Alat

1) Jirigen volume ± 2-5 liter (Botol Polyethilen).

2) Botol winkler untuk DO volume ± 300 ml.

3) Botol steril untuk MPN coli ± 150 ml ( Botol sampel diisi 0,1 ml

larutan natrium thiosulfat untuk menetralisis cholr pada air kran

sumber PDAM).

4) Box penyimpanan alat-alat sampling bakteriologis.

5) Krustang.

6) Label dan alat tulis.

7) pH meter/pH universal.

8) Termometer.

b. Bahan

1) Sampel air dari kran (sumber air PDAM)

2) Larutan spiritus.

3) Alkohol 70 %.

4) Korek Api.

c. Prosedur

1) Pengambilan contoh air dari kran untuk pemeriksaan sifat fisik dan

kimia air :

a) Menyiapkan jirigen penampung contoh air volume ± 2-5 liter

(Botol PE).

Page 11: Analisis Air Dilapangan

11

b) Kran air dibuka setengahnya, biarkan air mengalir selama 2-3

menit atau dianggap cukup untuk membersihkan air yang melalui

pipa dan kran.

c) Membilas jirigen sebanyak 3 kali dengan contoh air yang akan

diambil.

d) Mengisikan contoh air melalui dinding dalam jirigen sesuai

dengan keperluan pemeriksaan hingga semua bagian jirigen terisi

penuh pastikan posisi pengisian benar dengan menegakkan

botolketika botol mulai terisi penuh untuk mencegah adanya

aerasi.

e) Apabila jirigen sudah terisi penuh tutup mulut jirigen dengan botol

kemudian tutup dengan penutup jirigen, hali ini dilakukan untuk

mencegah aerasi.

f) Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh

yang diambil dari setiap titik harus sama.

g) Lakukan pemeriksaan parameter lapangan sesuai dengan

keperluan pemeriksaan.

2) Pengambilan contoh air dari kran untuk pemeriksaan oksigen

terlarut.

a) Siapkan botol winkler untuk DO volume 300 ml.

b) Kran dibuka penuh, air dibiarkan mengalir selama 2-3 menit atau

dianggap cukup untuk membersihkan aliran dalam pipa dan kran,

kemudian ditutup.

c) Bilas botol winkler sebanyak 3 kalin untuk DO dengan contoh

yang akan diambil.

d) Kran dibuka setengahnya, masukkan air ke dalam botol dengan

posisi mulut botol miring dan air mengalir masuk melalui

dinding botol, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang.

Pastikan posisi botol mulai ditegakkan saat botol mulai terisi

penuh untuk mecegah aerasi.

Page 12: Analisis Air Dilapangan

12

e) si botol sampai penuh & hindarkan selama pengisian, kemudian

botol ditutup.

f) Contoh siap untuk dianalisa di lapangan.

3) Pengambilan contoh air dari kran untuk pemeriksaan

bakteriologis.

a) Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih

dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah

pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi.

b) Kran air dibuka penuh, alirkan air 2-3 menit atau dianggap cukup

untuk membersihkan mulut kran, kemudian tutup kembali.

c) Nyalakan kapas yang diberi cairan spritus pada krustang dengan

korek api.

d) Memanaskan mulut kran sampai timbul uap air keluar;

e) Buka botol sampel dari kertas pelindung (dibuka sampai

setengah saja untuk menghindari kontaminasi). Tutup botol dan

kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang

antara jari-jari tangan (tutup botol jangan ditaruh sembarangan

untuk menghindari kontaminasi). Pengambilan harus dilakukan

secara aseptis.

f) Panasi bibir botol sampel hingga cukup panas.

g) Botol diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan

botol masih ada udara untuk mikroorganisme ( untuk

pemeriksaan bakteriologis).

h) Bibir botol dipanasi lagi hingga cukup panas lalu secepatnya

ditutup kembali.

i) Matikan api pada penjepit krustang.

j) Kemudian di beri label.

k) Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.

2. Pengambilan Contoh Air dari Sumur Gali (SGL)

Page 13: Analisis Air Dilapangan

13

a. Alat

1) Botol timba biasa (ada pemberat).

2) Botol timba tipe casela.

3) Jirigen volume ± 2 – 5 liter (jika ada menggunakan botol PE).

4) Botol winkler untuk DO volume ± 300 ml .

5) Botol untuk MPN Coli ± 150 ml .

6) Box penyimpan alat-alat sampling bakteriologis.

7) Krustang.

8) Label dan alat tulis.

9) Termometer.

10) pH Meter/universal pH.

b. Bahan

1) Sampel air dari sumur gali (SGL).

2) Larutan Spritus.

3) Kapas .

4) Alkohol 70% .

5) Korek api .

c. Prosedur

1) Pengambilan contoh air dari sumur gali untuk pemeriksaan sifat

fisik & kimia air

a) Menyiapkan jirigen penampung contoh air volume ± 2-5 liter.

b) Membilas botol timba dan jirigen penampung dengan contoh air

yang akan diambil sebanyak 3 kali.

c) Contoh air diambil dengan botol timba biasa yang dilengkapi

dengan tali dan pemberat.

d) Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol

masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air

memungkinkan).

e) Setelah terisi penuh, botol diangkat dan dapat dipindahkan ke

dalam jirigen penampung contoh air.

Page 14: Analisis Air Dilapangan

14

f) Harus dihindarkan jangan sampai botol bersentuhan dengan

dinding sumur.

g) Mengisikan contoh air ke dalam jirigen sesuai dengan keperluan

pemeriksaan.

h) Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh

yang diambil dari setiap titik harus sama.

i) Lakukan pemeriksaan parameter lapangan sesuai dengan

keperluan pemeriksaan.

2) Pengambilan contoh air dari sumur gali untuk pemeriksaan

oksigen terlarut

a) Siapkan botol winkler untuk DO volume 300 ml.

b) Bilas botol timba casela dengan contoh air yang akan diambil 3

kali.

c) Bilas botol DO dengan contoh air yang akan diambil 3 kali.

d) Ambil contoh air sesuai prosedur penggunaan alat botol timba

casela.

e) Masukkan contoh air kedalam botol winkler melalui dinding

botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya gelembung udara

selama pengisian, kemudian tutup.

f) contoh air siap untuk dianalisis dilapangan.

3) Pengambilan contoh air dari sumur gali untuk pemeriksaan

bakteriologis

a) Menyiapkan peralatan dan bahan seperti alkohol 70%, cairan

spritus, korek api, kapas, krustang, botol sampel dilengkapi tali

dan pemberat, label dan alat tulis; kemudian masukan dalam box

sampling.

b) Contoh air bisa diambil dengan botol sampel steril secara

langsung. Botol ini dilengkapi dengan tali dan pemberat.

Page 15: Analisis Air Dilapangan

15

c) Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih

dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah

pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi;

d) Pengambilan sampel air sumur gali harus dilakukan oleh 2 orang,

satu yang memegang krustang untuk memanaskan bibir botol

sampel dan yang satunya mangambil sampel air di sumur gali;

e) Sebelum digunakan untuk pengambilan sampel air, kertas

pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyentuh

langsung bagian botol;

f) Buka botol sampel dan tutup botol yang dibungkus dengan kertas

pelindung dan masukkan di kantong untuk menghindari

kontaminasi, panasi bibir botol sampel hingga cukup panas

g) Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan ke dalam sumur

sampai mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila

tinggi air memungkinkan);

h) Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam

sumur dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi;

lakukan pelan-pelan agar tidak menyentuh di dinding sumur

untuk mencegah kontaminasi botol sampel;

i) Botol diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan

botol masih ada udara untuk mikroorganisme (untuk

pemeriksaan bakteriologis); panasi lagi bibir sampel dengan api

lalu tutup secepatnya;

j) Kemudian siap diberi label;

k) Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.

3. Pengambilan Contoh Air dari Sungai

a. Alat

1) Botol timba biasa (ada pemberat).

2) Botol timba tipe casela ( botol PE).

3) Botol winkler untuk DO volume ± 300 ml.

Page 16: Analisis Air Dilapangan

16

4) Botol steril untuk MPN Coli ± 150 ml.

5) Box penyimpan alat-alat sampling bakteriologis.

6) Krustang.

7) Label dan alat tulis.

8) Termometer.

9) pH Meter/universal pH.

b. Bahan

1) Sampel air dari sungai.

2) Larutan Spritus.

3) Kapas.

4) Alkohol 70%.

5) Korek api.

c. Prosedur

1) Pengambilan contoh air dari sungai/danau untuk pemeriksaan

sifat fisik & kimia air

a) Menyiapkan jirigen penampung contoh air volume ± 2-5 liter.

b) Menyiapkan alat pengambil contoh air yang sesuai dengan

keadaan sungai/danau.

c) Contoh air dapat diambil dengan botol timba biasa diatas jembatan

atau menggunakan perahu. Botol ini dilengkapi dengan tali dan

pemberat.

d) Membilas botol timba biasa dan jirigen penampung dengan contoh

air yang akan diambil sebanyak 3 kali.

e) Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol

masuk ke dalam air (lihat petunjuk menentukan titik pengambilan

contoh air pada sungai/danau).

f) Setelah terisi penuh, botol diangkat dan dapat dipindahkan ke

dalam jirigen penampung contoh air.

g) Hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama

pengisian.

Page 17: Analisis Air Dilapangan

17

h) Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh

yang diambil dari setiap titik harus sama.

i) Lakukan pemeriksaan parameter lapangan sesuai dengan

keperluan pemeriksaan.

2) Pengambilan contoh air dari sungai/danau untuk pemeriksaan

oksigen terlarut (DO)

1. Cara langsung

a) Siapkan botol winkler untuk DO volume 300 ml.

b) Bilas botol winkler dengan contoh yang akan diambil 3 kali.

c) Celupkan botol dengan hati-hati kedalam air dengan posisi

mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air masuk

kedalam botol dengan tenang.

d) Isi botol sampai penuh, hindarkan terjadinya turbulensi dan

gelembung udara selama pengisian, kemudian botol ditutup.

e) Contoh siap untuk dianalisa di lapangan.

2. Dengan Menggunakan Botol Timba Casela

a) Siapkan botol DO volume 300 ml.

b) Bilas botol timba dengan contoh yang akan diambil 3 kali.

c) Bilas botol DO dengan contoh yang akan diambil 3 kali.

d) Ambil contoh air sesuai prosedur penggunaan alat botol

timba.

e) Masukkan contoh air kedalam botol DO sampai penuh dan

hindarkan terjadinya gelembung udara selama pengisian,

kemudian tutup.

f) Contoh siap untuk dianalisis dilapangan.

3) Pengambilan contoh air dari sungai/danau untuk pemeriksaan

bakteriologis

a) Menyiapkan peralatan dan bahan seperti alkohol 70%, cairan

spritus, korek api, kapas, krustang, botol sampel dilengkapi tali

Page 18: Analisis Air Dilapangan

18

dan pemberat, label dan alat tulis; kemudian masukan dalam box

sampling.

b) Contoh air bisa diambil dengan botol sampel steril secara

langsung. Botol ini dilengkapi dengan tali dan pemberat.

c) Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih

dahulu dengan menggunakan alkohol 70%, hal ini mencegah

pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi

d) Pengambilan sampel air sungai/danau harus dilakukan oleh 2

orang, satu yang memegang krustang untuk memanaskan bibir

botol sampel dan yang satunya mangambil sampel air di sumur

gali.

e) Sebelum digunakan untuk pengambilan sampel air, kertas

pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyentuh

langsung bagian botol.

f) Buka botol sampel steril dan tutup botol yang dibungkus dengan

kertas pelindung dan masukkan di kantong untuk menghindari

kontaminasi, panasi bibir sampel hingga cukup panas.

g) Tali diurai dan botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol

masuk ke dalam air minimal 10 cm (bila tinggi air

memungkinkan).

h) Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam

sungai dan jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi;

i) Botol diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan

botol masih ada udara untuk mikroorganisme (untuk pemeriksaan

bakteriologis), panasi lagi bibir sampel dengan api lalu tutup

secepatnya.

j) Kemudian siap diberi label.

k) Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.

4. Pemeriksaan Air dengan Menggunakan Chlor Kit

Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O3), Klor (Cl2), klordioksida

(ClO2), dan proses fisik seperti penyinaran dengan ultra-violet, pemanasan dan

Page 19: Analisis Air Dilapangan

19

lain-lain, digunakan untuk desinfeksi air. Dari bermacam-macam zat kimia

yang disebutkan di atas, klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena

harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam

setelah pembubuhannya (residu klor).

Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti amoeba,

ganggang dan lain-lain, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe2+,

Mn2+, dan memecah molekul organis seperti warna. Selama proses tersebut,

klor sendiri direduksi sampai menjadi klorida (Cl-) yang tidak mempunyai

daya desinfeksi. Di samping ini klor juga bereaksi dengan amoniak.

Klor berasal dari gas klor(Cl2), NaOCl, Ca(OCl)2, atau larutan HOCl (asam

hipoklorit).

Breakpoint chlorination (klorinasi titik retak) adalah jumlah klor yang

dibutuhkan, sehingga:

a. Semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi

b. Amoniak hilang sebagai gas N2

c. Masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu

untuk pembasmi kuman-kuman.

Klorida sering terdapat dalam air dalam bentuk terikat maupun bebas.

Kandungan klorida dalam tiap air alam selalu berbeda. Penentuan klorida

sangant penting sebagai awal dari penentuan kadar zat organik. Selain itu juga

kadar klorida yang terlalu tinggi akan mengganggu indra rasa karena

menyebabkan rasa asin dan juga dapat menyebabkan endapan dalam alat

masak / ketel uap di industri.

Cara Kerja :

a. Bilas alat dengan sampel air sebanyak 3 kali, bertujuan untuk membersihkan

alat dan membiasakan alat dengan sampel air.

b. Untuk menentukan kadar khlor pertama reagen yang dimasukkan adalah

reagen 1 sebanyak 7 tetes.

c. Masukkan lagi reagen 2 hanya 1 tetes.

Page 20: Analisis Air Dilapangan

20

B. PEMBAHASAN

Pengambilan contoh air adalah kegiatan pengambilan sampel air di badan air atau

sumber air yang digunakan masyarakat untuk mengetahui kualitas air tersebut.

Sampel air yang diambil harus mewakili keadaan air yang sebenarnya sehingga

dapat dilakukan pemeriksaan dan diketahui kualitas air yang sebenar-benarnya.

Pengambilan contoh air harus dilakukan dengan teliti dan dapat dipertanggung

jawabkan. Beberapa parameter mudah sekali berubah dengan cepat walaupun

sudah dilakukan pengawetan maka harus dilakukan pemeriksaan langsung

dilapangan secara langsung dengan melakukan pengukuran suhu , pH, DO, sisa

chol , baud an rasa, Untuk parameter pemeriksaan kualitas air di laboratorium

adalah kekeruhan, zat organic, nitrat, nitrit, amoniak total, MPN coliform. Untuk

pengambilan sampel dilakukan pengambilan sampel air dengan parameter fisik

dan kimia air. Untuk pengambilan contoh air pada sumur gali atau sungai dapat

digunakan botol timba dengan pemberat , botol PE atau botol casela, Pastikan

pada pengambilan sampel air harus dilakukan dengan benar dan teliti agar tidak

terjadi aerasi atau masuknya gelembung udara. Untuk sampel air kran (PDAM)

bisanya dilakukan pemeriksaan sisa chlor pada air , sehingga dalam pemeriksaan

sampel di lapangan biasanya dilakukan pemeriksaan dengan chor kit. Pastikan

pada pengambilan sampel air harus dilakukan dengan benar dan teliti agar tidak

terjadi aerasi atau masuknya gelembung udara. Untuk pemeriksaan secara

bakteriologis yang paling utama dan wajib adalah mensterilkan tangan

menggunakan alkohol 70%  agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan

sampel air, penuh kehati-hatian dan juga harus aseptis. Lalu alirkan air di kran

selama 1-2 menit cukup membersihkan kran dan panas kan di bibir kran hingga 

mengeluarkan uap air atau bila cukup panas lalu di tutup. Setelah itu, nyalakan

bunsen dan beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan

pinset atau krustang. Buka botol sampel dari kertas pelindung hingga menjadi

setengah, tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan

dipegang antara jari-jari tangan. Lalu panaskan bibir botol sampel hingga cukup

panas lalu isi botol sampel dengan air kran hingga ¾ air dan panas kan lagi bibir

botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan

Page 21: Analisis Air Dilapangan

21

harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis agar sampel air benar-benar mewakili

keadaan yang sebenarnya. Setelah sampel diambil yang harus diingat pastikan

label tertulis dengan benar.

Contoh Label :

Kode Sampel : 003.3

Jenis Sampel : Air Kran / PDAM

Lokasi Pengambilan Sampel : Kran air Laboratorium

Tujuan Pemeriksaan : Bakteriologis

Pengambil Sampel : Seyllina Yuni Olvira

Tanggal Pengambilan : 03 April 2014

Jam : 09.00 WITA

Pengirim Sampel : Seyllina Yuni Olvira

Parameter Pemeriksaan : MPN Coli

Titik Sampel : 3

Tanda Tangan Pengambil Sampel

Seyllina Yuni Olvira

Page 22: Analisis Air Dilapangan

22

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Air merupakan senyawa yg mempunyai rumus molekul H2O. Air merupakan

sesuatu yang sangat penting bagi manusia, rendahnya kualitas air dapat

menyebabkan dampak buruk bagi kehidupan manusia, oleh karena itu sering

dilakukan pengambilan sampel guna pemeriksaan kualitas air dengan parameter

fisik,kimia,dan Bakteriologis pada air.

1. Parameter air minum / air bersih :

a. Bau

b. Khlor

c. Warna

d. Suhu

e. Rasa

f. pH

2. Pemeriksaan kualitas air meliputi :

a. Pemeriksaan fisika,

b. Pemeriksaan kimia,

c. Pemeriksaan mikrobiologi.

A. Saran

Pastikan dalam melakukan pengambilan sampel harus dilakukan dengan

benar dan teliti, hal itu bertujuan agar sampel yang didapat benar-benar mewakili

keadaan air yang akan diperiksa dan hasil yang di dapat mampu dipertanggung

jawabkan.

Page 23: Analisis Air Dilapangan

23