Top Banner
ANALISA RESEP 1 KELENGKAPAN RESEP Sesuai Ketentuan Lengkap/Tida k Keterangan Identitas dokter lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt diganti dengan kop instansi (poliklinik) Superscript io Nama, alamat, nomor izin klinik Tidak Alamat dan no izin klinik tidak dicantumkan Tempat dan Lengkap - POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM Dr. Putri Mataram, 6/6-13 R/ B complex no X Vitamin C no X Amoksisilin no X m.f.pulv. no X 3ddI paraf R/ Paracetamol syr no I 3ddIC paraf Pro : Agung Umur : 5 tahun Alamat : Cakranegara
52

Analisa Resep Kelompok c 2

Jan 02, 2016

Download

Documents

Bryan De Hope

blalalalalalala
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisa Resep Kelompok c 2

ANALISA RESEP 1

KELENGKAPAN RESEP

Sesuai Ketentuan

Lengkap/Tidak

Keterangan

Identitas dokter lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt

diganti dengan kop instansi (poliklinik)

Superscriptio Nama, alamat,

nomor izin klinik

Tidak Alamat dan no izin klinik tidak dicantumkan

Tempat dan

tanggal penulisan

resep

Lengkap -

Simbol R/ Lengkap -

Nama, umur,

alamat pasien

Lengkap -

Inscriptio R/1 Tidak - BSO tiap-tiap obat seharusnya dituliskan

sebelum nama bahan obat

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM

Dr. Putri Mataram, 6/6-13

R/ B complex no X

Vitamin C no X

Amoksisilin no Xm.f.pulv. no X∫3 d d I

parafR/ Paracetamol syr no I

∫ 3 d d I Cparaf

Pro : AgungUmur : 5 tahunAlamat : Cakranegara

Page 2: Analisa Resep Kelompok c 2

- Dosis amoksilin seharusnya dicantumkan

- Ketiga obat tersebut seharusnya tidak

boleh dipuyer

R/2 Tidak - Cara pemberian seharusnya I cth (sendok

plastik) bukan C (sendok makan)

Subcriptio R/1 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak lengkap

Paraf/Tanda

tangan

R/1 Lengkap -

R/2 Lengkap

ANALISA RESEP

Obat

1. Dosis Obat

a. Dosis obat dalam resep

R/1

Pada resep tersebut tidak disebutkan BSO masing-masing obat, untuk obat

amoksisilin dosis obat yang akan digunakan tidak dicantumkan. Namun pada resep

ini seharusnya antara vitamin dan amoksisilin tidak dipuyer karena merupakan obat

simptoms dan obat causal.

R/2

Parasetamol sirup (1 sendok makan, 15 ml)

Untuk resep ini untuk penggunaannya, tidak dicantumkan sediaan dosis yang tersedia

di pasaran. Dilihat dari sediaan generik yang ada di pasaran untuk parasetamol sirup

yakni, 120 mg / 5 ml maka seharusnya cara pemberian obat dengan sentok plastik

(cth) bukan dengan sendok makan (C). Sedangkan untuk pemberian obatnya berupa

sirup, untuk anak usia 5 tahun, pemilihannya sudah tepat.

Page 3: Analisa Resep Kelompok c 2

b. Dosis obat seharusnya

R/1

Amoksisilin untuk anak di bawah 10 tahun sebaiknya 125 mg setiap 8 jam

R/2

Vitamin C untuk profilaksis 25-75 mg sehari

R/3

Vitamin B kompleks 10-25 mg/hari

R/4

Paracetamol untuk anak 1-5 tahun, dosis 120 – 250 mg setiap 4 – 6 jam / hari,

maksimum 4 dosis / 24 jam

2. Jadwal pemberian

Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan

Amoksisilin 3x sehari Sebelum

makan

Setiap 8 jam Seharusnya tidak

dipuyer bersama

vitamin.

Parasetamol maksimum

4 dosis / 24

jam

Sebelum

atau

setelah

makan

Setiap 4-6 jam Sehusnya

diberikan dengan

sendok plastik

(cth) sesuai

bentuk sediaan di

pasaran yaitu

120mg/5ml

Vitamin Boleh diberikan

ataupun tidak.

3. Interaksi obat

– Pada R/1 tidak terdapat interaksi antara kedua kombinasi obat dan vitamin, walaupun

sebenarnya kombinasi obat dan vitamin tersebut tidak boleh jika dipuyer

– Tidak terdapat interaksi antara obat pada R/1 dan R/2.

Page 4: Analisa Resep Kelompok c 2

SEHARUSNYA PENULISAN RESEP 1

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram

Surat Ijin 12345Dr. Putri Mataram, 6/6-13

R/ syr B complex lag I∫ 1 d d I C

parafR/ tabVitamin C 50 mg no X

∫ 1 d d I tabparaf

R/ syr Amoksisilin ml 100 lag I∫3 d d I cth

parafR/ syr Paracetamol ml 60 lag I

∫ prn 4 d d I cth paraf

Pro : AgungUmur : 5 tahunAlamat : Cakranegara

Page 5: Analisa Resep Kelompok c 2

ANALISA RESEP 2

KELENGKAPAN RESEP

Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak

Keterangan

Identitas dokter Lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt

diganti dengan kop instansi (poliklinik)

Superscriptio Nama, alamat, nomor izin klinik

Tidak Alamat dan no. Izin klinik tidak dicantumkan

Tempat dan tanggal penulisan resep

Lengkap -

Simbol R/ Lengkap -Nama, umur, alamat pasien

Lengkap Alamat pasien tidak lengkap

Inscriptio Obat 1 Tidak - BSO tidak dicantumkan

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM

Dr. Cantik Mataram, 1/6-13

R/GG no IIIDMP no IIIParasetamol no IIIKotrimoksazol no III

m.f.pulv no XII∫ 3ddI pulv paraf

Pro : AnitaUmur : 3 tahunAlamat: dasan agung

Pro : Tn. SugengUmur : 16 tahunAlamat : Unram

Page 6: Analisa Resep Kelompok c 2

- Dosis obat tidak dicantumkan- Sebaiknya nama obat tidak disingkat

Obat 2 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat tidak dicantumkan- Sebaiknya nama obat tidak disingkat

Obat 3 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan

Obat 4 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan

Signatura Resep Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan sebelum atau sesudah makan

Paraf/Tanda tangan

Resep Lengkap -

ANALISA RESEP

Obat

1. Dosis Obat

Dosis obat pertama

GG (Glyceryl Guaiacolate) no III

Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan

untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga

dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk  Glyceryl Guaiacolate ada beberapa

sediaannya yaitu kapsul dan larutan.Bentuk sediaan tablet dengan dosis, 50 mg atau

100 mg untuk setiap tablet. Sirup dengan dosis 100mg/5ml . Untuk dosis pada anak-

anak yaitu 2-6 tahun : liquid/syrup, dosis secara oral 50 sampai 100 mg setiap 4 jam;

dosis maksimum 600 mg/hari

Obat kedua

DMP (dextrometorphan) no III

Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan

untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga

Page 7: Analisa Resep Kelompok c 2

dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk  Dekstrometorfan HBr terdapat

sediaan tablet 15 mg, sirup 10mg/5 ml dalam botol 60 ml. Anak-anak 1mg/kgBB/hari

(dibagi dalam 3-4 dosis).

Obat ketiga yaitu

Parasetamol no III

Paracetamol untuk anak 1-5 tahun, dosis 120 – 250 mg setiap 4 – 6 jam / hari,

maksimum 4 dosis / 24 jam

Obat keempat yaitu

Kotrimoksazol no III

Pada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan

untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan

Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg dan

Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet

forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800

mg.Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40

mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu – 6 bulan :

120 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia

6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2

kali sehari.

Pada resep racikan ini juga tidak rasional untuk diracik karena kotrimoksazole merupakan

antibiotik yang sudah ditentukan lama pemberian obatnya dan obat-obat antibiotik harus

diminum secara habis sedangkan untuk paracetamol, gg dan dmp merupakan pengobatan

simptomatik, sehingga tidak rasional untuk diracik. Pada resep juga terdapat gg dan dmp dimana

gg merupakan ekspektoran dan dmp merupakan antitusif tidak rasional juga untuk diracik

karena fungsi obatnya berbeda. Selain itu juga pada resep tidak dicantumkan bentuk sediaan

obatnya, karena obat yang bisa diracik itu memiliki beberapa macam syarat yaitu :

Obat tidak bersalut

Kemudian tidak boleh mencampurkan obat dengan jadwal minum yang

berbeda (t ½ berbeda)

Page 8: Analisa Resep Kelompok c 2

Untuk polifarmaka; tidak boleh mengkombinasikan obat simptomatik dengan

obat kasusal. Contohnya antibiotik dengan obat-obatan simptomatik

Tidak boleh mencampurkan obat yang memilki jadwal minum sama yaitu

misalnya 3 kali sehari tetapi waktunya berbeda misalnya ada yang sebelum

makan dan ada yang setelah makan

Tidak boleh mencampur senyawa oksidan dengan vitamin C

Tidak boleh mengkombinasikan obat dengan efek yang berbeda

Sehingga pada resep racikan di atas karena tidak rasional maka dibuat terpisah saja, karena pada

resep tersebut terdapat dua macam obat batuk yaitu gg dan dmp, maka dipilih salah satunya

sesuai dengan keluhan pasien, misalnya untuk batuk berdahak diberikan GG. Untuk anak-anak

terutama dibawah 6 tahun sebaiknya diberikan sediaan sirup. Sehingga kita dapatkan 3 resep

obat yaitu GG, Parasetamol dan Kotrimoksazole.

2. Interaksi obat

Awalnya terjadi ketidakcocokan antara dmp dan GG, namun setelah kita keluarkan DMP

dari resep maka tidak akan terjadi reaksi obat dari parasetamol, kotrimoksazole dan GG

Page 9: Analisa Resep Kelompok c 2

SEHARUSNYA PENULISAN RESEP

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram

Surat Ijin 12345Dr. Cantik Mataram, 1 Juli 2013

R/ syr Glyceryl Guaiacolate ml 60 lag IS.p.r.n 3 d.d I Cth

paraf

R/ Syr Paracetamol ml 60 lag 1S.p.r.n 4.d.d.I Cth

paraf

R/ Syr Kotrimaoksazol ml 60 lag 1S 2d.d I Cth a.c

paraf

Pro : AnitaUmur : 3 tahunAlamat: Dasan agung

Page 10: Analisa Resep Kelompok c 2

ANALISA RESEP 3

KELENGKAPAN RESEP

Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak

Keterangan

Identitas dokter Lengkap No. SIP tidak dicantumkan, tp dapat diganti dengan kop klinik

Superscriptio Nama, alamat, nomor izin klinik

Tidak Alamat dan no. izin klinik tidak dicantumkan

Tempat dan tanggal penulisan resep

Lengkap -

Simbol R/ Lengkap -Nama, umur, alamat pasien

Tidak Alamat pasien tidak lengkap

Inscriptio R/1 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis tidak dicantumkan

R/2 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis tidak dicantumkan

R/3 Tidak - BSO tidak dicantumkan- Dosis obat seharusnya dicantumkan

Signatura R/1 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika diperlukan saja (signa pro re nata)

R/2 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM

Dr. Yuyu Mataram, 1/6-13

R/ Diaform no XS 3 dd I

parafR/ Loperamid no X

S 3 dd Iparaf

R/ Kotrimoksazol no XS 3 dd I

paraf

Pro : Tn. SugengUmur : 16 tahunAlamat : Unram

Page 11: Analisa Resep Kelompok c 2

diperlukan saja (signa pro re nata)R/3 Tidak - Seharusnya dicantumkan penggunaan

sebelum atau sesudah makanParaf/Tanda tangan

R/1 Lengkap -

R/2 LengkapR/3 Lengkap

ANALISA RESEP

Obat

1. Dosis ObatDosis obat dalam resepR/1Diaform no Xs. 3 da IPada resep tersebut seharusnyadicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 550 mg kaolin dan 20 mg pectin, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu) yakni jika masih diare tiap BAB. Dosis obat seharusnya untuk dewasa 2,5 tablet tiap diare maksimal 15 tablet dalam 24 jam.

R/2Loperamid no. Xs. 3 da IPada resep tersebut seharusnyadicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu)yakni jika masih diare tiap BAB.Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 2 mg, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dosis obat seharusnya : diare akut awalnya 4 mg, diikuti dengan 2 mg setelah setiap selesai BAB encer. Maksimal 16 mg sehari

R/3Kotrimoksazols. 3 da IPada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg dan Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800 mg. Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu – 6 bulan : 120

Page 12: Analisa Resep Kelompok c 2

mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan – 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 – 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari.

2. Jadwal pemberian

Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan

Diaform - Tiap BAB - Maksimal 15 tablet dalam 24 jam.

Loperamid - Tiap BAB - Maksimal 8 tablet perhari

Kotrimoxazol 3x sehari Setiap 8 jam Diberikan segera sesudah makan.

3. Interaksi obat– Pada obat antibiotik kotrimoxazol tidak memiliki interaksi dengan obat antidiare,

kombinasi ini sesuai karena antibiotik yang bertujuan menghambat bakteri dan pengurangan jumlah keluarnya cairan dari dalam tubuh untuk mencegah terjadi dehidrasi.

– Obat anti diare diaform bekerja sebagai absorben yang berfungsi menyerap cairan, sedangkan loperamid bekerja dengan anti motilitas dan anti sekresi. Pada penggunaan klinis, obat antidiare cukup hanya dengan satu saja, tidak efektif jika digunakan 2 obat antidiare bersamaan.

Page 13: Analisa Resep Kelompok c 2

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram

Surat Ijin 12345Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013

R/ Tab Neo Diaform no XS.p.r.n t.d.d tab I

paraf

R/ Tab Kotrimoxazol mg 480 no XXS b.d.d IItab a.c

paraf

Pro : SugengUmur : 16 tahunAlamat : UNRAM

Pro : Tn. AladinUmur : 40 tahunAlamat : Perumnas

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMMataram

Surat Ijin 12345Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013

R/ Tab Loperamid mg 2 no XS.p.r.n 8 d.d.d I tab

paraf

R/ Tab Kotrimoxazol mg 480 no XXS b.d.d IItab a.c

paraf

Pro : SugengUmur : 16 tahunAlamat : UNRAM

Pro : Tn. AladinUmur : 40 tahunAlamat : Perumnas

PENULISAN RESEEP : dapat dpilih satu resep dibawah ini yakni loperamid dengan kotrimoxazol atau diaform dengan kotrimoxazol.

Page 14: Analisa Resep Kelompok c 2

ANALISIS RESEP 4

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM

dr. Ganteng Mataram, 17 juni 2013

R/Demacolin tab no.X

s.3.d.d. 1

paraf

R/ Salbutamol 4 mg no.X

s.3.d.d. 1

paraf

R/ Captopril 25 mg no.XX

s.2.d.d. 1

paraf

Pro : Tu Aladin

Usia : 40 tahun

Alamat : Perumnas

Page 15: Analisa Resep Kelompok c 2

Sesuai

Ketentuan

Lengkap/Tidak

Keterangan

Identitas dokter lengkap No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt

diganti dengan kop instansi (poliklinik)

Superscriptio Nama, alamat,

nomor izin

klinik

Tidak Alamat dan no izin klinik tidak

dicantumkan

Tempat dan

tanggal

penulisan resep

Lengkap -

Simbol R/ Lengkap -

Nama, umur,

alamat pasien

Lengkap -

Inscriptio R/1 Tidak - BSO bisa ditulis didepan atau

sebelum/setelah nama bahan obat

- Dosis Demakolin seharusnya

dicantumkan

- Aturan pakai seharusnya dituliskan

s.p.r.n. karena hanya digunakan jika

perlu saja

R/2 Tidak - BSO obat seharusnya dituliskan

sebelum/setelah nama bahan obat

- Aturan pakai yang dicantumkan kurang

lengkap

- Aturan pakai seharusnya dituliskan

s.p.r.n. karena hanya digunakan jika

perlu saja

R/3 - BSO obat seharusnya dituliskan

Page 16: Analisa Resep Kelompok c 2

sebelum/setelah nama bahan obat

- Aturan pakai yang dicantumkan kurang

lengkap

Subcriptio R/1 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak

lengkap

R/2 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak

lengkap

R/3 Tidak - Petunjuk penggunaan obat tidak

lengkap

Paraf/Tanda

tangan

R/1 Lengkap

-R/2 Lengkap

R/3 Lengkap

ANALISA RESEP

Obat

4. Dosis Obat

a. Dosis obat dalam resep

R/1

BSO obat sudah dicantumkan walaupun setelah nama bahan obat

Pada resep tersebutaturan pakai obat demakolin yang ditulisakan masih kurang

lengkap, seharusnya dicantumkan s.p.r.n. dan berapa tablet setiap minum.

R/2

Salbutamol 4 mg

Untuk resep ini jenis BSO tidak dicantumkan

Aturan pakai yang dicantumkan masih kurang lengkap, seharusnya dicantumkan

s.p.r.n. dan berapa tablet setiap minum.

R/3

Page 17: Analisa Resep Kelompok c 2

Captopril 25 mg

Untuk resep ini jenis BSO tidak dicantumkan

Aturan pakai yang dicantumkan masih kurang lengkap, seharusnya dicantumkan

berapa tablet setiap minum

b. Dosis obat seharusnya sudah sesuai seperti yang dituliskan di resep

5. Jadwal Pemberian

Nama Obat Interval Waktu Durasi Keterangan

Demakolin - Sesudah

makan

- Digunakan jika

ada keluhan

Salbutamol - Sesudah

makan

- Digunakan jika

ada keluhan,

maksimal

3-4x/hari. Sekali

minum

maksimal 8 mg.

Captopril 2x/hari Sesudah

makan

Setiap 12

jam

Dosis

pemeliharaan

maksimal 50

mg/hari

6. Interaksi obat

– Tidak ada interaksi antara R/1, R/2 dan R/3.

Page 18: Analisa Resep Kelompok c 2

PENULISAN RESEP SEHARUSNYA:

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

Surat Izin 12345

Nama :dr. Ganteng

Mataram, 17 juni 2013

R/Tab Demacolin no.X

s.p.r.n.t.d.d. Itab

paraf

R/ Tab Salbutamol mg 4 no.X

s.p.r.n.t.d.d. I tab

paraf

R/Tab Captopril mg 25 no.XX

s.b.d.d. I tab

paraf

Pro : Tu Aladin

Usia : 40 th

Alamat : Perumnas

Page 19: Analisa Resep Kelompok c 2

ANALISIS RESEP 5

Nama struktur resep Sub struktur resep Koreksi

Kop resep Alamat lengkap instansi, No Telp.

Alamat lengkap instansi, no telp, SIP

Nama dokter Nama dokter Seharunya nama lengkap, no telp, sebaiknya mencantumkan SIP

R/ (pertama) BSO Sebelum nama obat di tulis BSO

Jika dimaksud merek dagang antasida hanya tersedia satu sediaan tablet 200 mg.

Dosis Dewasa 1-2 tablet pc atau an. Diulang sesuai kebutuhan

Aturan pakai Baik kapan saja, sehingga tidak perlu dicantumkan . baik sebelum maupun sesudah makan

R/ (Kedua) BSO BSO (Tab) di cantumkan sebelum nama obat

Dosis Tidak dicantumkan karena hanya satu sediaan . Sediaan ini merupakan kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Tidak ada aturan tertentu, dosis dapat dinaikkan sesuai kebutuhan.

Aturan pakai Tidak ada aturan tertentu

R/ (Ketiga) BSO BSO (Tab) di cantumkan sebelum nama obat

Dosis Tersedia satu dosis tablet 10 mg

Aturan Pakai Diantara d.d dan jumlah tabel dituliskan BSOnya

Page 20: Analisa Resep Kelompok c 2

POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAMAlamat

Dr. Putra Mataram, 6 Juli 2013

R/ Tab Antasida no X S p.r.n t.d.d. s.n.e

paraf

R/ Tab Caviplex no XS p.r.n u.d.d

paraf

R/ Tab Metoclopramid 10 mg no XS p.r.n t.d.d a.c

paraf

Pro : CucukUmur : 18 tahunAlamat : FKIP

Pro : Tn. AladinUmur : 40 tahunAlamat : Perumnas

Diminum saat lambung dalam keadaan kosong, sebelum makan.

Identitas Alamat Di perjelas. Menggunakan alamat pasien yang lengkap bukan asal instansi

SEHARUSNYA PENULISAN RESEP

Page 21: Analisa Resep Kelompok c 2

SOAL KASUS 1

Penulisan Resep untuk Kasus di Atas

dr. Cantik

SIP No: 300/123/UP/DINKES

Praktek:

Jl. Sakura Raya G no. 12BTN SWETA,

Telp:(0370)674010

Mataram, 15 Juni 2013

R/ Tab Nifedipine mg 10 No. XIV

S.t.d.d. Tab. I

paraf

R/ Tab Paracetamol mg 500 No. XI

S.p.r.n. t. d. d.Tab. I

paraf

Pro : Hani

Umur : 30 tahun

Alamat : Jl. Akasia No. 21, Cakranegara

Seorang ibu hamil, 30 tahun datang memeriksakan kehamilannya yang kedua di puskesmas. Saat ini kehamilannya memasuki usia 4 bulan. Ibu tersebut mengeluh, dalam 1 minggu terakhir ini sering sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD: 160/100 mmHg, N: 86x/menit, edema tungkai (-). Sejak mengetahui dirinya hamil, pasien rajin memeriksakan kandungannya. Pada ANC sebelumnya TD ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama tidak dirasakannya pada kehamilan pertama. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria (+), glukosa urine (-). Oleh dokter yang merawatnya, pasien ini diberikan obat antihipertensi dan analgetik.

Page 22: Analisa Resep Kelompok c 2

SOAL KASUS 2

Seorang laki-laki 40 tahun datang berobat ke praktik dokter swasta dengan keluhan selalu lapar,

haus, dan sering kencing sejak 1 bulan terakhir ini. Hasil Anamnesis, pasien mempunyai

riwayat DM dalam keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tekanan darah

170/100 mmHg, N: 80 x/ menit dan P 20x/menit, TB 160 cm, BB 90 kg. Oleh dokter yang

memeriksanya, pasien kemudian dirujuk ke laboratorium untuk memeriksa gula darahnya. Gula

darah yang diminta oleh dokter adalah gula darah puasa dan 2 jam PP. Pasien diminta untuk

kembali besok dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tadi pagi,

ditemukan GDP: 200 mg/dl, GD 2 jamPP 250 mg/dl, kolesterol total 250 mg/dl, Tg 300 mg/dl,

HDL 30 mg/dl. Dokter kemudian meresepkan obat 2 macam antidiabetik oral, anti hipertensi dan

obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor.

a. Tujuan masing-masing obat yang diberikan

1. Tujuan antidiabetik oral :

a. Jangka pendek: untuk mengurangi keluhan yang muncul seperti poliuri, polifagi,

polidipsi

b. Jangka panjang: memperlambat laju perkembangan komplikasi mikrovaskuler

dan makrovaskular.

2. Tujuan anti hipertensi : Menurunkan hipertensi < 130/80 mmHg

3. Tujuan obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor : menghambat

sintesis kolesterol

b. Penulisan resep

1. Antidiabetik oral

a. Pilihan Golongan

BIGUANIDA

Mekanisme : menurunkan glukoneogenesis di hati dan ginjal,

memperlambat absorpsi glukosa dari saluran cerna sehingga sesuai

diberikan pada pasien yang mengeluh selalu lapar.

TIAZOLIDINEDION

Mekanisme : menurunkan resistensi insulin dengan mengatur gen yang

terlibat dalam metabolisme lipid dan glukosa, transduksi sinyal insulin,

Page 23: Analisa Resep Kelompok c 2

diferensiasi adiposit, bekerja di jaringan adipose dengan meningkatkan

ambilan dan pemakaian glukosa, penggunaan jangka panjang berfungsi

menurunkan TGL, mengurangi peningkatan LDL, HDL.

b. Pilihan Obat

Metformin

Mekanisme : Tidak menyebabkan kenaikan BB, tidak menyebabkan

hiperglikemi, menurunkan risiko makrovaskular dan mikrovaskular

sehingga sesuai dengan pasien dengan IMT : 35 (obese II).

Plioglitazon

Mekanisme : Memperbaiki profil lipid, mengurangi trigliserida—

PPAR-α, mengurangi kelainan makrovaskular (IM, stroke)

c. Dosis obat

Metformin : oral tablet 500 mg selama 3 kali sehari, sesudah makan

Plioglitazon : oral tablet 15-30 mg 1 kali sehari dalam kombinasi dengan

metformin, diminum sebelum atau sesudah makan.

2. Antihipertensi

a. Pilihan Golongan

Beta bloker

Karena merupakan drug of choice hipertensi

b. Pilihan Obat

Labetalol

Karena merupakan drug of choice hipertensi

c. Dosis obat

Oral : dosis awal 100 mg (50 mg pada usia lanjut) selama 2 kali sehari, diminum bisa

sebelum dan sesudah makan, setelah 14 hari ditingkatkan 200 mg selama 2 kali sehari

sampai dosis maksimal 800 mg per hari dosis terbagi 2 kali sehari.

3. Obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor

a. Pilihan golongan

HMG CoA reduktase inhibitor

Page 24: Analisa Resep Kelompok c 2

menghambat sintesis kolesterol sehingga mengurangi peningkatan LDL,

kolesterol dan trigliserida.

b. Pilihan obat

Pravastatin

menghambat sintesis kolesterol, menurunkan LDL 20-40%, menurunkan

TG 10-20%, meningkatkan HDL 3-10% serta obat ini tidak memiliki

interaksi obat dengan obat lainnya dibandingkan jenis obat pada golongan

HMG CoA reduktase inhibitor.

c. Dosis obat

10-40 mg 1 kali sehari, sebelum tidur

Page 25: Analisa Resep Kelompok c 2

dr. Carla FaniaSIP No : 300/123/UP/DINKES

Praktek :Jl. Komputer No. 4, Kr. Bedil No. Telp : 0370 - 643560

Mataram, 13 Juni 2013

R/ Tab Metformin mg 500 No.XXIS t.d.d. tab I p.c

Cf

R/ Tab Pliogitazon mg 15 No.VIIS u.d.d. tab I p.c

Cf

R/ Tab Labetalol mg 100 No.XIVS u.d.d.tab I p.c

Cf

R/Tab Pravastatin mg 10 No. VIIS u.d.d.tab I p.c

Cf

Pro : AdamUmur : 40 tahunAlamat : Jalan Beo no.1 Ampenan

Page 26: Analisa Resep Kelompok c 2

SOAL KASUS 3

Seorang mahasiswa berumur 18 tahun datang ke poliklinik unram dengan keluhan nyeri ulu hati yang dialami sejak kemarin. Mahasiswa tersebut juga merasa mual muntah. Sejak kuliah dia memang sudah sering mengalami keluhan yang sama, namun beberapa hari terakhir keluhan memberat. Dari anamnesa dokter diketahui belakangan ini ia memang sangat sibuk dengan tugas kuliah sehingga merasa stress dan sering telat makan. Dokter memberikan obat berupa antasida yang dikombinasikan dengan simetikon, obat anti muntah dan H2 bloker.

a. Permasalahan

- Nyeri ulu hati

- Mual, muntah

b. Daftar kelompok obat yang sesuai tujuan terapi

Terapi:

Penetral asam lambung dan mengurangi rasa nyeri : Antacid

Penghambat muntah : antiemetic ( Antagonis 5HT3)

Mencegah kekambuhan : AH2

Page 27: Analisa Resep Kelompok c 2

c. Penilaian kelompok obat yang manjur

Kelompok obat

Efficacy Safety suitability

Antasid menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak peptik

meninggikan pH sehingga akan menurunkan aktivitas pepsin.

ES: terutama akibat penggunaan dosis besar jangka lama: sindroma susu alkali (hiperkalsemia, alkalosis, kalsifikasi dan terbentuknya batu ginjal), osteomalasia, osteoporosis, antasid yang mengandung magnesium menimbulkan diare dan yang mengandung alumunium menimbulkan konstipasi.

CI: orang dengan insufiensi ginjal, payah jantung.

Antagonis reseptor histamin H2

Struktur homolog dengan histamin, kerjanya memblokir efek histamin pada sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk memproduksi asam lambung.

ES : diare, sakit kepala, mengantuk, kelelahan, nyeri otot, gangguan ssp dan konstipasi. Ginekomasti pada pria dan galaktorea pada wanita pada penggunaan simetidin.

CI: gangguan SSP, gangguan hepar dan gangguan ginjal

Antagonis Dopamin

Antagonis reseptor D2 yang spesifik. Meningkatkan peristaltik esofagus, lambung dan usus; Meningkatkan tonus sfingter kardia dengan meningkatkanpembebasan ACh di pleksus myenterikus

Indikasi : penurunan refluk gastroesofagus, esofagitis, dispepsia non ulkus/fungsional, gastroparesis (DM, anoreksia nervosa), mual, muntah

Efek samping : EPS, restlesness, ngantuk, lemah, agranulocytosis, methemoglobinemia

Page 28: Analisa Resep Kelompok c 2

Obat Efficacy Safety Suitability costNatriumbikarbonattablet 500 mg

Menetralkan asam lambung dengan cepat karena daya larutnya yang tinggi

ES: alkalosis sistemik, edema, perforasi lambung

(untuk mengobati asidosis sistemik, membuat urine alkali, dan penggunaan lokal pada pruritus)KI: gangguan hati dan ginjal, penyakit jantung, kehamilan, hindari penggunaan jangka panjang

Botol1000 tabletRp.12.188

Alumunium hidroksida

Daya menetralkan asam lambung lambat

ES:Eksresi alumunium fosfat meningkat, menimbulkan sindrom deplesi fosfat, konstipasi, mual, muntah dan onstruksi usus.

Indikasi: Untuk megobati tukak peptik, nefrolitiasis fosfat dan absorben pada keracunanKI: hipofosfatemia

Magnesium Hidroksida

Onset lebih lama dari kalsium karbonat tapi lebih cepat dari alumunium hidroksida, dosis lebih besar dari kalsium karbonat

Efek samping Diare, kelainan neurologi, jantung, alkaliuria.

KI: hipofosfatemia

Kalsium karbonat tablet 500 mg

onset cepat, masa kerjanya lama, dan daya menetralkan asamnya tinggi

Fenomena acid rebound, tinja menjadi keras, kerusakan ginjal, hiperkalsemia, alkalosis, milk alkali sindrom

KI: insufiensi ginjalBotol 100 tablet Rp.5403

Simetikon Mengurangi gas lambung, sehingga tekanan dalam perut yang disebabkan oleh gas dapat dikurangi.

ES: Mual, sakit perut, mulut kering, mengantuk, pusing, atau sembelit.

KI : bayi neonatus dan prematur

Cimetidine Absorpsinya dari usus baik ( lebih kurang 90 %), plasma t 1/2 nya pendek yaitu hanya 2 jam, dalam hati hanya 25 %

ES : jarang terjadi yaitu berupa diare, nyeri otot, pusing- pusing, dan reaksi-reaksi kulit.

Dosis : Pengobatan : Sehari 3-4 kali @ 200 mg – 400 mg

Page 29: Analisa Resep Kelompok c 2

dimetabolisme menjadi sulfoksida dan bersama sisanya yang tidak diubah dikeluarkan terutama melalui ginjal.

PPemberian obat bersama makanan memberikan efek yang lebih baik karena absorpsinya dihambat dan efeknya bisa lebih lama.

Cimetidin dapat melintasi plasenta maka sebaiknya tidak digunakan untuk wanita hamil dan menyusui.

Pencegahan : Sehari 1 kali @ 400 mg , malam hari

Domperidone Obat sebagai antagonis reseptor dopamin di otak sehingga dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Dapat melakukan penyembuhan lesi esofageal, meningkatkan tonus LES serta mempercepat pengosongan lambung.

Efek samping: mulut kering, gatal di kulit, vertigo, diare, gejala peningkatan sekresi prolaktin

Dosis 3x10mg/hari

Dr. Metha Riri Satriana

SIP : SS-2008/VI/2011

Alamat rumah / Praktek :

Jl. Sukses terus 17

Mataram

Mataram, 10 Juni 2013

R/ Magnesium Hidroksida tab 200 mg no. VS 3 dd tab I p.c. p.r.n.

ParafR/ Simetikon tab 20 mg no. V

S 3 dd tab I p.c. p.r.nParaf

R/ Cimetidine tab 200 mg no. VS 4 dd tab I a.c. a.n.

Paraf

Page 30: Analisa Resep Kelompok c 2

R/ Domperidone tab 10 mg no. VS 3 dd tab I a.c.

Paraf

Nama : M

Alamat :

Umur : 18 tahun

SOAL KASUS 4

seorang anak laki-laki, umur 4 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan

demam sejak kemarin. Pasien mempunyai riwayat penyakit asma yang sering kambuh jika batuk

pilek. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : suhu 38,5 C, Ronci basah (+) di kedua lapang paru,

wheezing positif. Dokter kemudian memberikan penatalaksanaan berupa mukolitik dan

ekspektoran, analgetik dan bronkiolitik, serta antibiotic

A. Tujuan pemberian obat

1. Mukolitik dan Ekspektoran :Mukolitik berfungsi untuk mengurangi dari

kekentalan dahak sehingga dahak menjadi lebih mudah dikeluarkan. Sedangkan

ekspektoran berfungsi merangsang pengeluaran secret bronkus

No Nama generic Nama dagang

1 Bromoheksin HC

Tabl 8 mg

Eliksir 4 mg/ ml

1. Bisolvon

2. Mucohexin

3. Mucosulvan

2 Gliseril Guaiakolat 50-100 mg Gliseril Guakolat

3 Obat Batuk Hitam OBH

4 Ambroksol HCL

Syr !5 mg / 5 ml

1. Ambroxol

2. Mucopect

Page 31: Analisa Resep Kelompok c 2

3. Interpect

Dari obat tersebut yang saya gunakan adalah Bisolvon Eliksir karena banyak

terdapat di apotik

2. Analgetik : berfungsi menurunkan set point suhu tubuh

no Nama generick Nama dagang

1 Asam Asetil salisilat (Asetosal,

Aspirin

Tablet 100 mg, tablet 500 mg,

tablet 80 mg dan tablet 160 mg

1. Farmasal (100 mg)

2. Asetosal (500 mg )

3. Aspilet (80 mg )

4. Ascardia (160 mg )

2 Metampiron (Antalgin,

Despiron)

1. Antalgin

2. Novalgin

3 Parasetamol tablet 500 mg 1. Parasetamol

2. Pamol

3. Sanmol

4 Asam Mefenamat 1. Asam mefenamat

2. Ponstan

3. Datan

4. Mefinal

Dari obat analgetik di atas yang saya gunakan adalah parasetamol tapi saya

bentuk menjadi serbuk atau pulvis agar mempermudah untuk anak umur 4 tahun

3. Bronkiolitik : mengurangi spasme otot-otot pernafasan akibat asma

no Nama generic Nama dagang

1 Aminofilin tab 200 mg

Inj 24 mg/ml

Supp 200 mg

Benzokain 60 mg

Aminofilin

2 Dexametason tab 0,5 mg 1. Dexametason

2. Cetadexon

Page 32: Analisa Resep Kelompok c 2

3. Kalmethason

4. Indekson

3 Efedrin HCL tab 25 mg Efedrin HCL

4 Ephinefrine (adrenalin ) inj 0,1% Ephinefrine Hcl

5 Terbutalin inhaler (aerosol ) Terbutalin inhaler

Untuk obat bronkiolitik saya lebih menggunakkan terbutalin inhaler karena lebih

mudah dan lebih cepat dalam meredakan asma.

4. Antibiotik : antimikroba untuk mengobati infeksi bakteri

No Nama generic Nama dagang

1 Amoksisilin komb syr 5 ml

Amoksisilin 500 mg

As Klavulanat 250 mg

1.Claneksi

2. Clavamox

3. Auspilic

2 Ampisilin tab 250 mg, 500 mg 1. Ampicilin

2. Kalpicilin

3. Sanpicilin

4. Arcocilin

3 Dikloksasilin kaps 125-250 mg Dikloosasiklin

Dari obat tersebut yang saya pilih adalah Amoksisilin karena terdapat sediaan

sirup yang lebih enak dicerna pada anak umur 4 tahun dan juga lebih gampang

dicari di apotik

B. Dosis Obat yang sesuai

1. Mukolitik dan Ekspektoran

Nama Generik : Bromoheksin HC Eliksir 4 mg / ml

Nama Dagang : Bisolvon sirup dosis untuk anak kurang dari 5 th 1,5 mg/ml 3 x

sehari

2. Analgetik

Page 33: Analisa Resep Kelompok c 2

Nama Generik : Parasetamol Sirup 120 mg /5 ml

Nama Dagang : Sanmol dosis 200- 400 mg /hari jadi bisa diberikan 2 x sehari

3. Bronkiolitik

Nama Generik : Terbutalin Sulfat inhaler 0,25 mg / dosis

Nama dagang : Bricasma Inhaler /Turbuhaler 0,25 mg / dosis 3x 1

4. Antibiotik

Nama Generik : Amoksisilin tablet 125 mg

Nama Dagang : Amoksisilin tablet 125 mg amoksisilin tablet di puyer dengan

ditambah saccaractum latum sebanyak 15 bungkus

C. Penulisan Resep

Page 34: Analisa Resep Kelompok c 2

dr Diana Mardilasari Jalan Guru bangkol no 12 mataram

SIP :SS-2008/VI/2013 --------------------------------------------------------------------------------------

Mataram, 1/6-13

R/ Bisolvon syr 4 mg / ml Lag 1 S.t.d.d CTh---------------------------------------------------------------------------------- paraf

R/ Parasetamol Syr 120 mg / 5 ml Lag 1S.p.r.n b.d.d Syr 1 Cth

-----------------------------------------------------------------------------paraf

R/ Amoksisilin tab 125 mg Sac.Lact.q.s

m.f.i.a. dtd no XV S t.d.d Pulv 1 Pc-----------------------------------------------------------------------------paraf R/ Bricasma Ihn 0,25 mg s.p r.n t.d.d inh--------------------------------------------------------------------------paraf Nama; Gordon Umur : 4 tahun Alamat jalan mayura no 14

Pro : GordonUmur : 4 tahunAlamat : Pagesangan

Page 35: Analisa Resep Kelompok c 2

Seorang balita umur 16 bulan diantar oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB encer

sejak tadi malam disertai dengan muntah. Dari anamnesa diketahui BAB encer lebih dari 8

kali sehari disertai dengan lendir dan bau amis. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan

umum agak lemah, mata sedikit cekung, bibir kering dan turgor lambat. Dokter kemudian

memberikan penatalaksanaan berupa oralit dan zink.

SOAL KASUS 5

Daftar masalah :

- Anamnesis :

o Balita umur 16 bulan

o BAB encer sejak tadi malam lebih dari 8 kali sehari

o BAB disertai lendir dan bau amis

o muntah

- Pemeriksaan fisik

o keadaan umum agak lemah

o mata sedikit cekung

o bibir kering

o turgor lambat

- Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih

cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi

dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan

rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam

Page 36: Analisa Resep Kelompok c 2

- Penatalaksanaan yang diberikan : oralit dan zink

- Tujuan pemberian :

o Oralit : Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari

rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak

tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur. Oralit saat ini

yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah,

yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang

terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita

tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat

pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat

dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).

o Zink : Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam

tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase),

dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan

hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang

mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI,

2011). Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan

tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi

volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan

berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat

anak mengalami diare.

Dosis pemberian Zinc pada balita:

a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.

o Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara

pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan

Page 37: Analisa Resep Kelompok c 2

No Nama Obat Cara Kerja Obat Tujuan Pemberian Dosis dan cara penggunaan

1. Zink menstabilkan struktur

membran dan

memodifikasi fungsi

membran dengan cara

berinteraksi dengan

oksigen, nitrogen dan

ligan sulfur

makromolekul

hidrofilik serta

aktivitas antioksidan.

Zink melindungi

membran dari efek

agen infeksius dan

dari peroksidasi lemak

dengan meningkatkan

pembentukan

immunoglobulin A

sekretori

Untuk mencegah

terjadinya dehidrasi

dapat dilakukan

mulai dari rumah

tangga dengan

memberikan oralit

osmolaritas rendah,

dan bila tidak

tersedia berikan

cairan rumah tangga

seperti air tajin, kuah

sayur.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari

walaupun diare sudah berhenti.

Cara pemberian tablet zinc :

Larutkan tablet dalam 1 sendok

makan air matang atau ASI,

sesudah larut berikan pada anak

diare

a. Umur < 6 bulan : ½ tablet (10

mg) per hari selama 10 hari

b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20

mg) per hari selama 10 hari.

2. Oralit Oralit merupakan

cairan yang terbaik

bagi penderita

diare untuk

mengganti cairan

yang hilang.

Untuk mencegah

terjadinya dehidrasi

dapat dilakukan

mulai dari rumah

tangga dengan

memberikan oralit

osmolaritas rendah,

dan bila tidak

tersedia berikan

cairan rumah tangga

Umur Jumlah

oralit

yang

diberikan

tiap BAB

Jumlah

oralit yang

disediakan

di rumah

< 12

bulan

50-100

ml

400

ml/hari ( 2

bungkus)

1-4

tahun

100-200

ml

600-800

ml/hari

Page 38: Analisa Resep Kelompok c 2

seperti air tajin, kuah

sayur, air matang.

( 3-4

bungkus)

> 5

tahun

200-300

ml

800-1000

ml/hari (4-

5 bungkus)

Dewasa 300-400

ml

1200-2800

ml/hari

Pemberian oralit untuk anak usia 1-4 tahun :

100-200 ml dalam sekali minum setiap setelah anak BAB

Oralit di larutkan satu bungkus langsung dalam kurang lebih 100 ml air

Dalam satu sachet oralit mengandung 100 ml

Pemberian zinc untuk anak-anak pasca diare:

Dosis zinc untuk anak-anak 10-20 mg setiap harinya

Zinc dapat diberikan 10-14 tablet

Zinc diminum satu tablet sehari

Setiap satu tablet mengandung 20 mg zinc

Page 39: Analisa Resep Kelompok c 2

Penulisan Resep untuk Kasus di Atas

Dr. xxxx

DSP/50005/03.P/75B

Jl. xxxx – Mataram, Telp. xxxx

Dr. Putri Mataram, 13 Juni 2013

R/ sachet oralit no. XX

s.ad.libparaf

R/tab zinc 20 mg no.XIV

S 1 dd 1tab paraf

Pro : bayi XUmur : 16 bulanAlamat : Cakranegara