Page 1
2. LANDASAN TEORI
2.1 Aspek dan Manfaat Perencanaan.
Fungsi pokok manajemen adalah perencanaan, koordinasi dan
pengawasan. Semakin terbatasnya sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh
perusahaan dan semakin kompleknya masalah perusahaan, memaksa pihak
manajemen perusahaan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara
bijaksana, terarah dan terkendalikan dengan efektif dan efisien. Perencanaan
adalah spesifikasi (perumusan) dan tujuan perusahaan yang ingin dicapai
serta penentuan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut,
jadi perencanaan mengandung aspek-aspek sebagai berikut:
• Penentuan tujuan yang akan dicapai.
• Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua
alternatif yang mungkin dipilih.
• Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai
tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
Manfaat penting adanya perencanaan yang baik didalam suatu perusahan
adalah sebagai berikut:
• Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan), maka
pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan
efisiensi setinggi mungkin.
• Dapat untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut
dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas
penyimpangan-penyimpangan yang limbul seawal mungkin.
• Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbuJ dan
mengatasinya secara terarah.
• Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan
perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol.
Page 2
4
2.1 Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan.
Perencanaan adalah pengambilan keputusan sebelum kegiatan dimulai atau
keputusan sekaiang ditujukan untuk waktu yang akan datang, oleh karena itu
dalam menyusun perencanaan perusahaan sebaiknya digunakan pendekatan
system, artinya perencanaan perusahaan merupakan bagian dari system (sub
system) yang semuanya sating bertautan dan berinteraksi dengan berbagai sub
si tern yang lain dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. tCeuntungan perencanaan disusun dengan pendekatan system yaitu
bahwa pendekatan ini memungkinkan manajemen mengetahui dengan jelas
variable-variabel dan kendala-kendala (constrains) kritis serta konsekuensi
interaksi antar sub system satu sama lain. Pendekatan system mengandung
beberapa pengertian pokok sebagai berikut:
• Pendekatan system menggunakan urutan langkah-Iangkah (tindakan-
tindakan) yang logis, rasional dan bertujuan.
* Rumusan tujuan yang akan dicapai dinyatakan secara spesifik (jelas)
dan dapat diukur, sehingga dapat mudah dievaluasi apakah tujuan yang
ditentukan lebih dahulu dapat dicapai.
• Dalam pelaksanaan, semua unsur-unsur yang terlibat bekerja sebagai
suatu system yang terpadu atau terkoordinasi.
Page 3
5
Proses perencanaan dengan pendekatan system dapat digambarkan
sebagai berikut:
Kriteria Alternatif
Analisa - * •
Altematif-AJternatif
Sumber Ekonomi & Kendala
Sintesa
I Pemilihan Alternatif
Pelaksa naan
Umpan Balik {Feedback)
Gambar 2.1. Pendekatan Sistem Dalam Perencanaan
Page 4
6
Keterangan Gambar 2.1.
• Dalam menyusun rencana, lebih dahulu harus ditentukan tujuan yang akan
dicapai.
• Tujuan adalah merupakan obyek yang akan dicapai, maka perlu untuk
dirumuskan secara jelas dan lebih terinci. Rumusan dan tujuan yang jelas
akan mempermudah analisa dan penentuan criteria alternatif-altematif
yang mungkin untuk dipilih.
• Dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh sumber ekonomi (dana)
dan kendala-kendala, sehingga akan mempengaruhi analisa dan pemilihan
alternatif yang diambil
• Atas dasar tujuan yang sudah dirumuskan dengan jelas dan
mempertimbangkan sumber ekonomi dan kendala-kendala, dapat diadakan
analisa untuk mencapai tujuan tersebut dalam bentuk alternatif-altematif
dalam mencapai tujuan.
• Alternatif-altematif yang mungkin dipilih dibuat kriteria setiap altematif
yang jelas dipandang dari segi efekti vitas dan segi efisiensi.
• Dari alternatif yang ada selanjutnya dipilih yang akan digunakan dan
disusun sintesa yang paling efekti f dan efisien.
• Sintesa yang sudah disusun hams diperiksa kembaii dengan tujuan yang
akan dicapai dan sekaligus sebagai umpan balik dalam perencanaan.
• Pelaksanaan akan dilakukan setelah perencanaan disusun dan pelaksanaan
juga mempakan umpan balik untuk mengetahui apakah tujuan dapat
dicapai dan sebagai dasar perbaikan di masa yang akan datang.
Page 5
7
23. Teknik Perencanaan Melalui PERT/Cost System dan CPM.
Semakin kompleksnya masalah perencanaan yang dihadapi perusahaan
senantiasa mendorong pihak manajemen untuk menggunakan teknik-teknik
tertentu yang dapat membantu dalam perencanaan, penyusunan jadwal
kegiatan, pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut PERT dan CPM
adalah dua teknik perencanaan yang sekarang ini banyak dipakai perusahaan
dan sangat membantu manajemen dalam perencanaan, penyusunan jadwal
kegiatan, dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut dengan
menggunakan analisa jaringan kerja (network analysis). PERT adalah
singkatan dari Program Evaluation and Review Technique atau Teknik
Evaluasi dan Peninjauan Kembali Program, dan CPM adalah singkatan dari
Critical Path Method atau Metode Jalur Kritis. Kedua teknik tersebut
membagi suatu proyek besar atau pekerjaan mduk menjadi tugas-tugas atau
peristiwa-peristiwa (events) individual yang lebih kecil dan disusun didalam
suatu jaringan kerja yang logis sehingga jangka waktu dan biaya penyelesaian
proyek atau pekerjaan dapat dikurangi serendah mungkin. PERT memiliki
beberapa perbedaan pokok dengan CPM antara lain ialah bahwa CPM
memasukkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian,
sedangkan dalam PERT diasumsikan bahwa besarnya biaya berubah-ubah
sesuai dengan lamanya waktu dari semua aktiviras yang terdapat dalam suatu
proyek.
Dalam menyusun struktur jaringan kerja terdapat dua elemen dasar yaitu :
• Kegiatan (activity) adalah bagian dari pekerjaan induk atau proyek
yang memerlukan waktu dan biaya untuk menyelesaikannya.
• Peristiwa (event) disebut juga dengan simpul (anode) adalah
merupakan saat permulan dan saat berakhirnya suatu kegiatan.
Didalam gambar struktur jaringan kerja umumnya kegiatan dinyatakan
dengan panah, sedangkan peristiwa dinyatakan dengan lingkaran atau bujur
sangkar.
Page 6
8
Dalam menyusun kegiatan hams ditentukan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan suatu kegiatan, untuk mengatasi factor
ketidakpastian (uncertainly) dapat dilakukan pendekatan untuk menentukan
perkiraan waktu yaitu:
• Perkiraan Waktu Optimistik (Wo) atau The Optimistic Time Estimate.
Perkiraan waku optimistic adalah perkiraan waktu yang paling singkat
yang mungkin bagi penyelesaian suatu kegiatan dengan tidak
memperhitungkan kelambatan atau hambatan didalam melaksanakan
kegiatan. Waktu yang paling optimis adalah perkiraan waktu yang
mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk dapat dicapai
• Perkiraan waktu Pesimistik (Wo) atau The Pesimistic Time Estimate.
Perkiraan waktu pesimistik adalah perkiraan waktu yang paling
maksimum (lama) yang mungkin bagi penyelesaian suatu kegiatan
dengan memperhitungkan banyak hambatan dan keadaan yang tidak
normal (abnormal) pada saat dilaksanakan kegiatan tersebut.
• Perkiraan Waktu Paling Mungkin (WOT) atau The Mast Likely Time
Estimate. Perkiraan waktu yang paling mungkin adalah perkiraan
waktu untuk melaksanakan kegiatan dalam kondisi normal dengan
halangan dan hambatan yang normal, WOT ini akan terletak diantara
Wo dan W/>.
Page 7
9
Ketiga macam perkiraan waktu tersebut (yaitu Wo, W/>, WJW) akan
digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan suatu kegiatan yang disebut
dengan Waktu Harapan (W/») atau disebut dengan Expected Time, dengan
rumus perhitungan:
Wo + 4 W/n + W/>
W/i = 6
Dimana:
W/i = Waktu harapan
Wo = Waktu optimistik
Wm = Waktu paling mungkin
W/> = Waktu pesimistik
Page 8
10
Teknik PERT Cost System dan CPM temtama digunakan oleh perusahaan
yang produksinya berdasarkan pesanan dan baru dapat diselesaikan dalam
jangka waktu yang relatif panjang, misalnya pada : galangan kapal, industn
pesawat terbang, kontraktor konstruksi, dan Iain-lain.
PERT Cost System dan CPM mempunyai manfaat sebagai berikut:
• Membagi suatu proyek besar kedalam proyek-proyek yang lebih kecil
atau yang lebih sering disebut dengan subproyek.
• Menentukan kapan suatu proyek dan bagian-bagian proyek dikerjakan,
bagian proyek mana yang harus dilaksanakan bersama-sama dan bagin
proyek mana yang harus dilakukan berurutan.
• Menentukan besarnya taksiran biaya untuk penyelesaian suatu bagian
proyek, kapan dana tersebut harus disediakan, dan darimana dana
untuk membiayai bagian proyek tersebut dapat diperoleh.
• Atas dasar taksiran besarnya biaya untuk penyelesaian suatu bagian
proyek, manajemen dapat menentukan besarnya harga jual proyek
dalam rangka mengadakan negoisasi atau perundingan dengan pemberi
proyek atau dalam rangka pengajuan tender.
• Setelah taksiran biaya disusun dan negoisasi harga jual proyek
disetujui, manajemen dapat menentukan besarnya taksiran laba proyek.
• Sebagai dasar pengendalian proyek, termasuk tindakan koreksi atas
pelaksanaan proyek atau bagian proyek yang sedang berjalan.
Page 9
11
2.4 Penyelidikan Penyimpangan Biaya
Penyimpangan adalah perbedaan antara anggaran dengan realisasi. Jika
penyimpangan cukup signifikan maka penyimpangan tersebut perlu diselidiki
lebih lanjut. Penyelidikan terhadap penyimpangan dapat diterapkan terhadap
penyimpangan biaya, pendapatan, maupun laba. Penerapan yang paling sering
adalah untuk penyimpangan biaya.
Untuk menyelidiki penyimpangan biaya dapat digunakan beberapa
pendekatan, diantaranya adalah:
1) Pendekatan Pertimbangan Manajemen
Pendekatan ini mendasarkan pada pertimbangan atau intuisi manajemen.
Manajemen menentukan pedoman investigasi penyimpangan berdasarkan
pertimbangan manajemen dengan cara :
a) Menentukan jumlah absolut dalam rupiah penyimpangan yang
hams diselidiki. Kesulitan cara ini adalah menentukan jumlah
rupiah batas absolut penyimpangan yang harus diselidiki.
b) Menentukan persentase penyimpangan dari anggaran atau standar
yang harus diselidiki. Kelemahan pendekatan ini adalah tidak
mempertimbangkan probabilitas antara kegiatan yang "in-controf
dan kegiatan yang "out-of-contror.
Kelemahan pendekatan pertimbangan manajerial tersebut diatas dapat
diatasi dengan menggunakan dua pendekatan statistikal yaitu pendekatan
expected value dan pendekatan statistical quality control. Kedua macam
pendekatan ini cukup sederhana tapi sudah mempertimbangkan
probabilitas "in-contror dan "out-of-controf\ biaya dan manfaat
investigasi, serta mempertimbangkan "upper control limit" (UCL) dan
"lower control limir (LPL).
2) Pendekatan Expected Value
Pendekatan expected value (nilai yang diharapkan) untuk menyelidiki
penyimpangan adalah suatu prosedur untuk membuat keputusan
investigasi yang didasarkan pada minimumisasi expected cost yang
dihubungkan dengan tersedianya alternatif bagi manajemen.
Page 10
12
Tanpa menggunakan model-model kuantitatif, manajemen tidak dapat
dengan obyektif dan masuk akal untuk memutuskan perlu tidaknya suatu
penyimpangan diselidiki. Manajemen juga tidak dapat
mempertimbangkan biaya dan manfaat dari penyelidikan penyimpangan
biaya. Akibatnya, manajemen tidak dapat menjamin penggunaan sumber-
sumber dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Untuk mengembangkan sistem pengendalian manajemen yang
terintegrasi, manajemen perlu mengembangkan dan menggunakan model-
model penyelidikan penyimpangan biaya dianggarkan dibanding dengan
realisasinya.
Penyimpangan biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Penyimpangan yang terjadi pada kegiatan "in-control".
b) Penyimpangan yang terjadi pada kegiatan "out-of-control"
Kemungkinan kegiatan berada pada "in-control" dan "out-of-control"
dapat dinyatakan dalam probabilitas. Probabilitas kegiatan berada pada
"in-control" adalah sebesar pj, dan probabilitas kegiatan berada pada "out-
of-control adalah sebesar p?
Pi Pi P2
+ = ==
P2 1 1
= --
1
P2 Pi
Tindakan (action) disingkat a, yang dapat diputuskan terhadap
penyimpangan yang terjadi pada kegiatan "in-control" (Si) dan "out-of-
control" (S?) hanya ada dua kemungkinan, yaitu:
ai = Tindakan untuk menyelidiki penyimpangan
a2 = Tindakan untuk tidak menyelidiki penyimpangan
Page 11
13
Tindakan penyelidikan atau investigasi penyimpangan memerJukan
biaya penyelidikan atau cost investigation (C).Jika berada pada "out-of-
control" maka setelah dilakukan penyelidikan diperlukan tindakan koreksi
terhadap kegiatan atau anggaran (K). Sebaliknya, jika kegiatan berada
pada "out-of-control" tetapi tidak dilakukan penyelidikan terhadap
penyimpangan dan tidak dilakukan tindakan koreksi maka secara
berkesinambungan menimbulkan kenaikan biaya yang merupakan
kerugian atau lost (L). Jika penyimpangan sifatnya random, berada pada
daerah "in-control" dan tidak dilakukan penyelidikan, maka besarnya
biaya adalah nol.
Tindakan atau Action
(a)
Menyelidiki(ai)
Tidak menyelidiki (a2)
Gambar2.2. ]
Statemen
In-control (pi)
C
0
Uubungan antara Statemei
Out-of-control (P2)
C+K
L
i dan Action
Keterangan Gambar 2.2
(a)
(ai)
(a2)
(Pi)
(P2)
C
K
0
Action atau tindakan
Tindakan untuk menyelidiki penyimpangan
Tindakan untuk tidak menyelidiki penyimpangan
Probabilitas kegiatan berada pada kegiatan "in-control"
Probabilitas kegiatan berada pada kegiatan "'out-of-control'
Biaya penyelidikan
Biaya tindakan koreksi
Penyimpangan "in-control"" yang tidak diselidiki dan tidak
menimbulkan biaya.
Kerugian secara kontinyu yang timbul akibat
penyimpangan "out-of-control" yang tidak diselidiki
Page 12
14
Masalah yang perlu dihadapi pihak manajemen adalah menentukan
batas antara penyimpangan perlu diselidiki dan tidak perlu diselidiki.
Dengan menggunakan expected value biaya jika dilakukan penyelidikan
(Eai) dan expected value biaya jika tidak dilakukan penyelidikan (Ea2)
dapat ditentukan batas penyimpangan yang perlu diselidiki dan tidak perlu
diselidiki.
Batas tersebut ditentukan dengan menghitung break-even
probability sebagai berikut:
Ea, = p,(C) + P2(C + K)
Ea2 = pi (0) + p2 L
Break-even probability dapat tercapai jika Eai = Ea2,
Eai = Ea2
P l ( C ) + P2(C + K) = P l (0 ) + pzL
Probability pi = 1- p2 ; maka:
C P2 =
(L-K)
3) Pendekatan Statistical Quality Control
Model statistika lainnya yang dapat digunakan oleh manajemen
untuk memutuskan melakukan penyelidikan atau tidak melakukan
penyelidikan terhadap penyimpangan adalah dengan menggunakan
pendekatan statistical quality control (SQC). SQC dapat dipakai membuat
pedoman memutuskan penyelidikan penyimpangan dengan menggunakan
"control chart" yang menunjukkan expected cost beserta "upper control
limit (UCL) dan "lower control limit" (LPL).