Top Banner
Analisa Profitabilitas Usaha Tepung Lidah Buaya Mata Kuliah Manajemen BIsnis Hortikultura Di Susun Oleh: Akhmad Muzaki
22

Analisa Profitabilitas Usaha Tepung Lidah Buaya

Jul 01, 2015

Download

Documents

Muzaki Inza
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

Analisa Profitabilitas Usaha Tepung Lidah

Buaya

Mata Kuliah Manajemen BIsnis Hortikultura

Di Susun Oleh:

Akhmad Muzaki

108092000032

Agribisnis 6

Page 2: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Usaha Tepung Lidah Buaya

Indonesia telah dikenal sejak dulu sebagai negara yang kaya akan hasil pertaniannya.

Mulai dari tanaman pangan, sayur, perkebunan, hingga tanaman obat sekalipun. Hal itu terbukti

dengan banyaknya negara-negara eropa yang datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah

yang mereka gunakan sebagai bahan-bahan untuk obat penyakit dan sebagai penghangat badan.

Indonesia memang kaya akan tanaman obat seperti jahe, kunyit, rempah-rempah dan masih

banyak lagi tanaman obat yang berada di Indonesia.

Akan tetapi semenjak perkembangan IPTEK di dunia, banyak di usahakan penelitian-

penelitian di bidang pertanian yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan dunia tanaman,

banyak tanaman-tanaman yang keluar dan masuk di Indonesia. Dan salah satunya adalah lidah

buaya (Aloe vera). Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman asli dari Afrika. Tepatnya

berada di negara Ethiopia. Akan tetapi lidah buaya (Aloe vera) dapat mudah tumbuh di

Indonesia dengan berbagai criteria tanah yang dimiliki oleh Indonesia. Bahkan di daerah

Kalimantan tanaman ini sangat baik pertumbuhannya. Sehingga banyak di daerah Kalimantan

dijadikan tempat budidaya tanaman lidah buaya (Aloe vera).

Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak digunakan

dalam industri farmasi dan terutama dalam dunia kosmetik. Hal ini didasarkan pada faleta bahwa

khasiat lidah buaya sebagai bahan baku kosmetik disebabkan karena adanya bahan aktif yang

mempunyai khasiat farmakologis. Kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalamnya, an tara

lain asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon dan senyawa lainnya

seperti saponin, antrakuinon, kuinon, lignin dan golongan enzim yaitu enzim sellulase, amilase,

protein dan biogenik simulator.

Lidah buaya (Aloe vera) memang banyak digunakan dalam dunia farmasi dan kosmetik.

Tetapi industry pangan juga sudah banyak yang mengolah lidah buaya (Aloe vera) menjadi

berbagai macam makanan dan minuman. Ketika lidah buaya (Aloe vera) dibutuhkan oleh

Page 3: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

farmasi dan kosmetik, lebih banyak digunakan tidak dalam bentuk yang masih pelepah segar.

Akan tetapi sudah dalam bentuk olahannya seperti gel ataupun tepung. Hal itu karena dapat

mempermudah dalam memanfaatkan lidah buaya dalam pembuatan obat ataupun alat-alat

kosmetik.

Lidah buaya (Aloe vera) \dalam bentuk tepung mempunyai beberapa keuntungan dari

pada bentuk gel, yaitu kandungan nutrisinya tidak mudah rusak serta memudahkan dalam

penyimpanan dan transportasi. Rasio bahan baku dan tepung yang dihasilkan 150:1 atau 150 kg

daun menghasilkan 1 kg tepung. Dengan demikian, berdirinya usaha tepung lidah buaya

menuntut ketersediaan bahan baku dalam jumlah besar. Hal ini tentunya dapat menghindarkan

terjadinya kelebihan produksi bahan baku yang kemungkinan dapat menyebabkan jatuhnya harga

lidah buaya segar di pasaran, serta tidak tertampungnya hasil panen petani lidah buaya. Dengan

adanya kepastian pasar dan harga daun lidah buaya segar maka petani lidah buaya dapat

dilindungi dari turunnya harga jual daun lidah buaya yang merugikan. Dalam hal ini perJu

diformulasikan estimasi harga yang merupakan kesepakatan (win win solution) antara petani dan

industri yang saling menguntungkan.

2. Identifikasi Produk dan Bahan Baku

Tepung lidah buaya (Aloe vera powder) merupakan produk olahan yang terbuat dari

tanaman lidah buaya. Tepung lidah buaya lebih di utamakan untuk industry kosmetik dan

industry farmasi. Tepung lidah buaya sendiri lebih banyak dipilih para industry kosmetik dan

farmasi karena tepung lidah buaya lebih tahan lama ketika akan digunakan serta lebih mudah

dalam penggunaannya.

Bahan baku sendiri dari tepung lidah buaya adalah tanaman lidah buaya. Tanaman lidah

buaya terdiri dari beberapa bagian, yaitu batang, daun (pelepah), bunga dan akar. Lidah buaya

memiliki batang yang berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir tidak

terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Tetapi ada

beberapa spesies yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3 – 5 m yang banyak dijumpai di

gurun Afrika Utara dan Amerika.

Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang berdaging tebal, tidak

bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan bagian permukaannya berlapis lilin. Daunnya bersifat

sukulen, yakni mengandung air, getah atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata

Page 4: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

dan bagian bawahnya membulat (cembung). Bagian lain dari lidah buaya adalah bunga. Bunga

lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil dengan panjang 2 – 3 cm . Berwarna kuning

sampai oranye, tersusun sedikit berjuntai melingkari ujung tangkai yang menjulang ke atas

sepanjang 50 – 100 cm. Bagian terakhir dari lidah buaya adalah akar. Lidah buaya memiliki

sistem perakaran yang pendek dengan akar serabut. Panjangnya bisa mencapai 30 – 40 cm.

Taksonominya tanaman lidah buaya adalah sebagai berikut :

Dunia : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Bangsa: Liliflorae

Suku : Liliaceae

Marga : Aloe

Spesies: Aloe barbadensis Miller

3. Permintaan dan Ketersediaan Produk

Kapasitas produksi usaha tepung lidah buaya dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu

permintaan pasar dan ketersediaan bahan baku. Permintaan pasar untuk produksi tepung lidah

buaya didapatkan dari pencarian data dari berbagai industri pemakai tepung lidah buaya

khususnya industri kosmetika yang saat ini kebutuhannya masih dipenuhi dengan pelaksanaan

impor. Permintaan tepung lidah buaya didalam negeri mencapai 28,8 ton/tahun dan

kebutuhannya telah tercukupi oleh produksi lokal sebanyak 5-10 ton/tahun, sehingga masih

terdapat impor sekitar 18,8 ton/tahun. Permintaan tepung lidah buaya dari luar negeri mencapai

110,8 ton/tahun (data dari PT. Aloe Nusantara Utama).

Kapasitas produksi maksimum usaha tepung lidah buaya yang direncanakan dalam usaha

ini adalah 36 ton/tahun atau 3 ton/bulan atau 120 kg/hari tepung lidah buaya dan 90 ton/tahun

tepung kulit lidah buaya sebagai hasil samping. Rendemen tepung lidah buaya adalah sebesar

0,67 % sehingga bahan baku yang dibutuhkan mencukupi pelaksanaan produksi tepung dan

tepung kulit lidah buaya selama satu tahun adalah sebanyak 5400 ton pelepah lidah buaya.

Page 5: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

Untuk memenuhi permintaan pasar yang sudah diprediksi sebelumnya maka perlu adanya

penyediaan dari bahan baku itu sendiri. Dan untuk memenuhi permintaan tepung lidah buaya

yang direncanakan akan mencapai 5400 ton dalam satu tahun itu smaka usaha ini mencoba

membuka kemitraan dengan petani lidah buaya yang berada di Indonesia. Selain itu juga dalam

menjalankan usaha ini, bahan baku tidak semuanya dari petani. Akan tetapi pengusaha mencoba

membuka lahan budidaya sendiri untuk mngantisipasi terjadinya sesuatu hal yang dapat

menjadikan bahan baku kurang. Karena budidaya lidah buaya itu tergantung dari alam, ketika

alam baik dan mendukung maka kebutuhan bahan baku lidah buaya dari petani pasti akan

terpenuhi.

4. Perkembangan Harga dan Preferensi Konsumen

Tepung lidah buaya memang banyak diminati oleh banyak industry kosmetik maupun

farmasi. Industry lokal maupun luar negeri banyak yang membutuhkan tepung lidah buaya untuk

menjalankan industry mereka. Bahkan industry kosmetik dan farmasi luar negeri seperti Jepang

dan Cina rata-rata membutuhkan tepung lidah buaya sebanyak 50 hingga 100 ton dalam setahun

(data PT. Aloe Nusantara Utama).

Dengan banyaknya permintaan konsumen yang dalam hal ini adalah perusahaan kosmetik

dan perusahaan farmasi baik perusahaan lokal dan luar negeri membuat harga dari tepung lidah

buaya menjadi sangat mahal. Harga tepung lidah buaya di pasar lokal maupun pasar

internasional berkisar antara Rp 400.000 hingga Rp 700.000 tergantung dari kualitas dan mutu

dari tepung lidah buaya tersebut.

Page 6: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

BAB II

ANALISA USAHA

Dalam menjalankan usaha pengolahan tepung lidah buaya banyak hal yang perlu

diperhatikan agar tujuan yang diinginkan oleh pelaku usaha. Maka tindakan yang pasti adalah

menganalisis dari usaha itu. Analisis yang dilakukan dapat berupa analisis internal dan analisis

eksternal.

1. Analisis Eksternal

Analisis eksternal ini dapat berupa peluang dan pesaing yang ada di luar sana dalam

menjalankan usaha tepung lidah buaya.

a. Peluang

Ketika menjalankan usaha pengolahan tepung lidah buaya ada beberapa hal yang sangat

menjadikan usaha ini akan maju dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang. Karena

kebutuhan akan tepung lidah buaya setiap tahunnya terus meningkat. Hal itu terjadi akibat

semakin banyaknya perusahaan kosmetik dan perusahaan farmasi yang didirikan sehingga

kebutuhan akan tepung lidah buaya ini di ramalkan akan meningkat dalam jangka waktu 10

tahun ke depan.

Selain itu di Indonesia sendiri sedang dikembangkan budidaya lidah buaya di daerah

Pontianak, Kalimanatan Barat dan pemda setempat menjanjikan akan memberikan pasokan

panen tanaman lidah buaya tiap tahunnya. Sehingga pasokan bahan baku untuk pengolahan

tanaman lidah buaya terutama usaha pengolahan tepung lidah buaya akan selalu tersedia.

Jadi bagi pelaku usaha pengolahan tanaman lidah buaya tidak susah-susah untuk

mengimpor dari Negara lain untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tanaman lidah buaya.

Usaha pengolahan tepung lidah buaya sudah diramalkan akan menjadi usaha yang sangat

berkembang di dunia bisnis pertanian Indonesia. Hal itu karena masih jarangnya pengusaha

yang bergelut dibidang pengolahan tepung lidah buaya. Di Indonesia sendiri baru ada 1

perusahaan pengolahan tepung lidah buaya, yakni PT. Nusantara Utama. Sehingga peluang

dalam menjalankan usaha ini memang sangat besar kesemapatannya.

Page 7: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

Dilihat dari factor harga penjualan dari tepung lidah buaya juga tidak dapat di sepelekan.

Karena harga tepung lidah buaya di pasaran masih berkisar di atas Rp 500.000 per Kg,

apabila pelaku bisnis melihat peluang yang ada maka mereka pasti berfikir ulang untuk

beralih bisnis ke pengolahan tepung lidah buaya yang menjanjikan keuntungan lebih.

b. Ancaman

Apabila dilihat beberapa factor yang menyebabkan ancaman bagi usaha pengolahan

tepung lidah buaya lebih ditekankan pada alam. Karena pada sekarang ini kondisi alam di

Indonesia yang sedang tidak bersahabat atau tidak menentu. Sehingga itu akan

mempengaruhi hasil panen dari budidaya tanaman lidah buaya yang dilakukan oleh para

petani Indonesia. Terkadang alam susah untuk diprediksi keadaanya dan hal itu

menyebabkan ketakutan oleh para petani untuk menanam atau berbudidaya tanaman lidah

buaya. Dan pastinya akan mempengaruhi pasokan bahan baku untuk pengolahan tepung

lidah buaya.

Selain itu adanya pesaing sesama perusahaan pengolahan tepung lidah buaya yang

semakin meningkatkan hasil olahannya atau produknya. Meskipun persaingan di Indonesia

masih terbuka lebar, akan tetapi persaingan dengan perusahaan luar negeri yang tidak bisa

dipastikan. Hal itu karena perusahaan-perusahaan kosmetik dan farmasi yang selaku

konsumen dari tepung lidah buaya menginginkan kualitas dari tepung lidah buaya yang

berkualitas tinggi. Dan itu hanya dimiliki oleh tepung lidah buaya buatan perusahaan luar

negeri yang di impor. Di Indonesia sendiri seperti PT. Nusantara Utama hanya bisa

mnyediakan tepung lidah buaya hanya pada batas kualitas menengah.

2. Analisis Internal

Analisis internal dari usaha pengolahan tanaman lidah buaya menjadi tepung lidah buaya

dapat dilihat dari kekuatan yang dimiliki perusahaan dan juga kelemahan yang dimiliki

perusahaan itu. Factor ini juga sangat perlu untuk diperhatikan keberadaanya karena factor inilah

yang benar-benar akan menjadi kan perusahaan akan berkembang atau tidaknya.

a. Kekuatan

Ketika melihat peluang dari factor eksternal dari analisis ini maka dapat diramalkan kalau

akan banyak pemegang saham yang akan memberikan investasinya untuk perusahaan

pengolahan tepung lidah buaya ini. Sehingga permodalan untuk membangun usaha

Page 8: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

pengolahan tanaman lidah buaya ini menjadi tepung lidah buaya akan mudah di cari. Selain

itu bank-bank yang tersedia juga memberikan pelayanan untuk peminjaman modal usaha

dengan bunga yang cukup ringan. Menurut LPS suku bunga di bank untuk sekarang ini

adalah apada tingkat 7%.

Kekuatan lain yang dimiliki adalah proses produksi tepung lidah buaya yang tidak terlalu

sulit. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek analisis teknis dan tekhnologis yang

dilakukan pada analisis bahan baku yang tersedia, tekhnologi proses produksi tepung lidah

buaya yang mudah dan cepat, kebutuhan mesin proses produksi dan penanganan limbah

yang tepat

- Bahan baku, seperti yang diketahui bahwa di Indonesia memang sedang dilakukan

untuk pengembangan budidaya tanaman lidah buaya terutama di daerah Kalimantan.

Untuk itu sangat mudah bila membutuhkan pasokan bahan baku tanaman lidah buaya

dan juga pada usaha ini menyediakan lahan sendiri untuk penanaman lidah buaya

agar apabila terjadi kekurangan pasokan bisa di ambil dari lahan sendiri. Sehingga

tidak perlu lagi mengimpor bahan baku dari luar negeri yang memang harga nya juga

cukup mahal dibandingkan dengan harga bahan baku dipetani lokal.

- Tekhnologi proses produksi tepung lidah buaya yang mudah dan cepat, pada proses

pengolahan tepung lidah buaya ini sudah menggunakan mesin yang modern sehingga

aklan mempermudah dalam proses produksinya. Berikut proses produksi dari tepung

lidah buaya:

1) Tahapan proses produksi tapung lidah buaya

a) Pencucian

Pelepah lidah buaya yang masuk ke pabrik telah mengalami proses sortasi di

tempat budidaya dengan standar mutu bobot 0,8 kg/pelepah, lebar pelepah

rata-rata 11 cm, dan panjang pelepah 40-60 cm. Tahap awal proses produksi

adalah proses pencucian yang bertujuan untuk membuang sisa-sisa tanah,

residu pupuk, dan kotoran lainnya. Pencucian dialkukan dengan mengalirkan

air ke dalam bak pencuci sehingga pelepah lidah buaya terendam dan terjadi

perputaran air yang dapat memberikan efek pembersihan yang sama pada

setiap pelepah. Pelepah lidah buaya yang telah dicuci ditempatkan pada belt

conveyor untuk dibawa ke tempat pengupasan.

Page 9: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

b) Pengupasan, Proses pengupasan lidah buaya dilakukan dengan mesin

pengupas yang juga langsung memisahkan bagian gel dan kulit lidah buaya.

Gel lidah buaya yang telah terkupas langsung dimasukkan ke mesin

pengekstrak melalui belt conveyor sehingga tidak terjadi reaksi perubahan

warna (browning). Bagian-bagian yang rusak dan busuk juga dibuang pada

saat pengupasan. Kulit pelepah ditampund di dalam bak penampung yang

bersatu dengan mesin pengupasan untuk menunggu proses pembuburan.

c) Pengekstrakan, Pengekstrakan dilakukan pada mesin pengekstrak lidah buaya

dengan proses pembuburan dan penyaringan yang bekerja secara

berkesinambungan. Gel lidah buaya dimasukkan kedalam mesin pengekstrak

untuk dibuburkan dan dilanjutkan dengan penyaringan. Hasil akhir proses

adlah gel lidah buaya yang telah bersih dari ampas, cair dan jernih. Tahap

pengekstrakan tidak memerlukan air sehingga ekstrak lidah buaya tidak

tercampur dengan air.

d) Pengentalan, pengentalan dilakukan pda mesin Reverse Osmosis pada suhu

70 0C. Pengentalan dilakukan untuk mengurangi kadar air pada gel lidah

buaya sehingga akan mempercepat proses pembekuan. Proses pengentalan

dapat menghilangkan air bahan sekitar 43%.

e) Pembekuan, pembekuan bubur lidah buaya dilakukan pda freezer dengan

suhu -18 0C. Hasil pembekuan langsung dimasukkan ke dalam freeze dryer

untuk menghindari terjadinya pembekuan.

f) Pengeringan, padatan bubur lidah buaya ditempatkan pada loyang aluminium

dan dimasukkan ke dalam freeze dryer dengan suhu sebesar -60 0C. Hasil

pengeringan berupa lempeng-lempeng tepung yang harus digiling untuk

menghasilkan tekstur yang seragam.

g) Penggilingan, penggilingan dilakukan dengan hammer mill. Pengilingan

dilakukan untuk menghasilkan produk yang memiliki partikel homogen.

h) Pengemasan, pengemasan dilakukan pada mesin vacuum packaging. Bahan

kemasan adalah berupa drum plastik high densitiy polyethilene (HDPE)

dengan kapasitas bahan kemasan 5 kg. Tepung lidah buaya hasil pengemasan

Page 10: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

disimpan di gudang produk jadi yang memiliki refrigerator untuk

menghambat penggumpalan.

2) Tahapan Proses Produksi Tepung Kulit Lidah Buaya

a) Pembuburan

Pembuburan dilakukan pada mesin yang sama, yaitu mesin pengekstrak lidah

buaya tetapi tidak melalui proses penyaringan, hal tersebut dikarenakan

bagian pembubur dan penyaring pada mesin pengekstrak dapat dipisahkan. 

Hasil akhir proses adalah bubur kulit pelepah yang cukup kental, kandungan

serat yang cukup tinggi, dan masih terdapat sedikit kandungan gel. Bubur

kulit lidah buaya tidak memerlukan proses pengentalan dan dapat lengsung

dikeringkan.

b) Pengeringan

Pengeringan bubur kulit lidah buaya dilakukan denga drum dryer sampai

kadar air bahan maksimum sebesar 12 % dengan waktu sekitar 3 jam. Hasil

pengeringan berupa tepung kulit yang memiliki tekstur cukup kasar dan

warnanya sedikit coklat.

c) Penggilingan

Penggilingan dilakukan dengan hammer mill. Pengilingan dilakukan untuk

menghasilkan produk yang memiliki partikel homogen karena butiran-butiran

tepung kulit lidah buaya hasil pengeringan memiliki tekstur yang sangat tidak

seragam.

d) Pengemasan

Bahan kemasan adalah berupa drum plastik high densitiy polyethilene

(HDPE) dengan kapasitas bahan kemasan 5 kg.

- Kebutuhan mesin proses produksi

Mesin dan peralatan yang dibutuhkan pada industri tepung lidah buaya relatif

mahal karena pembuatan tepung lidah buaya memerlukan teknologi tinggi. Mesin dan

peralatan sebagian harus diimpor sehingga diperlukan devisa untuk pembelanjaan

impor. Mesin-mesin utama yang harus diimpor diantaranya adalah freeze dryer,

vacuum packaging, dan mesin reverse osmosis. Mesin-mesin tambahan seperti freeze,

drum dryer, hammer mill, dan peralatan transportasi dapat disediakan didalam negeri.

Page 11: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

- Penanganan limbah yang tepat

Analisa dampak lingkungan merupakan suatu kegiatan atau kajian yang dilakukan

untuk mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan

pengaruh suatu rencana kegiatan (proyek) terhadap lingkungan. Berdasarkan UU No.

4 Tahun 1982 tentang ketentuan pokok lingkungan hidup, suatu industri yang

mencemarkan lingkungan harus dapat bertanggung jawab dalam penanganan limbah

tersebut. 

Lingkungan proyek industri tepung lidah buaya meliputi tempat pelaksanaan

proyek konstruksi bangunan dan oprasional pabrik dan wilayah sekitar proyek yang

masih merasakan dampak adanya proyek tersebut. Dampak proyek terutama dampak

negatifnya disebabkan oleh adanya pelaksanaan konstruksi dan operasional pabrik.

Dampak negatif tersebut disebabkan oleh adanya limbah yang dikeluarkan oleh

proyek. Limbah yang dihasilkan oleh proyek dapat adalah berupa limbah padat, cair

dan gas yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

1) Pencemaran Udara

Udara dapat tercemar dengan tersebarnya zat padat berupa partikel halus, gas atau

bau. Pencemaran udara dapat terjadi pada saat pelaksanaan konstruksi dan pada

saat pengolahan. Pencemaran udara pada saat konstruksi terjadi karena adanya

debu yang beterbangan, gas karbonmonoksida dari mesin dan knalpot kendaraan.

Pencemaran tidak terlalu berbahaya bagi wilayah disekitar proyek, tetapi pekerja-

pekerja yang berada di tempat pelaksanaan konstruksi dan proyek disarankan

untuk memakai penutup hidung.

2) Pencemaran Air

Pencemaran air karena adanya air bekas cucian pelepah lidah buaya dan air

buangan ampas serat lidah buaya. Air cucian mengandung kotoran berupa residu

pupuk dan tanah tetapi kandungan tersebut tidak membahayakan bagi

lingkungannya dan air buangan ampas hanya mengandung sedikit bahan organik

karena sebagian besar komponen pelepah lidah buaya (98 %) merupakan air

sehingga dapat dialirkan langsung ke badan air.

Page 12: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

b. Kelemahan

Apabila dikaitkan sekarang ini terutama di daerah Jakarta memang sangat sulit untuk

mendapatkan tempat untuk lahan perusahaan yang akan digunakan untuk usaha

pengolahan tepung lidah buaya. Kalau pun ada pasti harga jual dari tanah yang akan

digunakan pastinya akan sangat mahal. Dan hal itu yang menjadi kendala atau kelemahan

dari usaha pengolahan tepuang lidah buaya ini.

3. Analisis Finansial

Asumsi-Asumsi

a. Analisa finansial dilakukan selama 10 tahun.

b. Kapasitas produksi maksimum adalah 36 ton/tahun untuk tepung lidah dan 90 ton/tahun

untuk tepung kulit lidah buaya. Pada tahun ke-1 dan ke-2, proyek berproduksi masing-

masing sebesar 65 % dan 80 % dari kapasitas produksi maksimum. Proyek dapat

berproduksi maksimum pada tahun ke-3.

c. Tingkat suku bunga bank per tahun untuk modal investasi adalah sebesar 19 %

d. Pinjaman terdiri dari pinjaman investasi dan pinjaman modal kerja. Besar perbandingan

modal pinjaman dangan modal sendiri (DER) adalah 65 : 35, pinjaman modal kerja

digunakan untuk biaya dua bulan produksi awal. 

e. Harga produk Rp 1.500,00 dan konstan selama analisa finansial.

f. Tunjangan kesejahteraan pekerja ditetapkan sebesar 20 % dari gaji pokok.

g. Biaya asuransi ditetapkan sebesar 2 % dari nilai investasinya

h. Jumlah hari kerja adalah 25 hari/bulan dan selama 8 jam/hari.

i. Biaya produksi tepung kulit lidah buaya adalah 5 % dari biaya produksi tepung lidah buaya.

j. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Tahun 1994 tentang Pajak

Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan. Perusahaan tidak dikenai pajak bila mengalami

kerugian. Pajak meliputi :

- PBB sebesar 0,1 % (tanah dan bangunan)

- Pajak kendaraan bermotor 0,5 %

- Pajak penghasilan perseroan, jika keuntungan kurang dari 25 jta rupiah, besar pajak

penghasilannya 10 %. Jika keuntungan diantara 25-50 juta rupiah, besar pajak

penghasilannya 10% dari 25 juta ditambah 15% dari keuntungan sisanya. Jika

Page 13: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

keuntungan lebih dari 50 juta rupiah, besar pajak penghasilannya 10% dari 25 juta

rupiah ditambah 15% dari 25 juta kedua ditambah 30% dari keuntungan sisanya.

k. Tahun ke-nol merupakan tahun pembangunan proyek.

l. Harga tanah dan bangunan

a. Harga tanah : Rp 110.000,00/m2

b. Harga bangunan

Pabrik, kantor, dan gudang : Rp 3.500.000,00/m2

Modal invesatasi pendirian usaha pengolahan tepung lidah buaya

No Penggunaan Biaya

1 Pengadaan tanah 22.348.150.000

2 Bangunan 1.127.000.000

3 Sarana penunjang 635.000.000

4 Mesin dan peralatan 7.606.000.000

5 Peralatan kantor 50.600.000

6 Kendaraan 160.000.000

7 Biaya investasi 43.000.000

8 Penanaman lidah buaya 210.000.000

9 Modal kerja 14.608.828.000

10 Bunga selama kontruksi 6.199.619.000

11 Biaya tak terduga 3.963.619.000

Page 14: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

jumlah 56.951.816.055

4.

Perkiraan laba Rugi

Perkiraan laba rugi merupakan sebuah neraca yang mengambarkan keseimbangan

keuangan yang dihasilkan oleh proyek. Perkiraan laba rugi menunjukkan jumlah penerimaan dan

pengeluaran yang diseimbangkan oleh adanya laba atau rugi. Penerimaan pada industri tepung

lidah buaya terdiri dari hasil penjualan tepung lidah buaya dan tepung kulit lidah buaya.

Jumlah penerimaan pada tahun ke-1 adalah Rp. 60.120.406.149 dengan kapasitas

produksinya hanya 65 % dari kapasitas produksi maksimum dan jumlah pengeluaran pada tahun

ke-1 hanya Rp. 20.022.239.412 yang ditambah dengan biaya penyusutan Rp. 1.002.572.000 dan

pajak penghasilan sebesar Rp. 11.734.928.421 sehingga didapatkan laba Rp. 27.360.666.316.

Laba tersebut semakin bertambah pada tahun-tahun berikutnya dengan tercapainya kapasita

Jenis pengeluaran Nilai

A. Biaya tetap

1. TK tidak langsung 580.000.000

2. Biaya Overhead 4.680.453.800

B. Biaya Variable

1. Biaya bahan baku 4.575.600.000

2. Biaya pengendalian mutu 250.000.000

3. Gaji TK langsung 1.300.800.000

Biaya tak terduga 3.217.975.000

14.604.828.800

Page 15: Analisa  Profitabilitas  Usaha Tepung Lidah Buaya

maksimum. Laba terbesar dicapai pada tahun ke-10 sebesar Rp. 53.907.838.820. Pengeluaran

dalam perkiraan laba rugi merupakan pengeluaran operasional yang terdiri dari biaya tetap dan

biaya variable. Biaya tetap meliputi gaji tenaga kerja tidak langsung, pembayaran pokok

pinjaman, dan biaya overhead, sedangkan biaya variable meliputi biaya bahan baku, gaji tenaga

kerja langsung, pengendalian mutu, dan bunga pinjaman.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.aloe-best.com/product-specification-7.html

Dinas Pertanian Kalimantan Barat. 2001. Profil Buah-Buahan Unggulan

Propinsi Kalimantan Barat. Dinas Tanaman Pangan. Kalimantan Barat.

www. Google.com/aloevera

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40458/Rancang%20Bangun

%20Industri_hal%2012.pdf?sequence=1