BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe
barbadensis Milleer L.) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal
sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut,
penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Di Kalimantan Barat
khususnya kota Pontianak, lidah buaya merupakan salah satu
komoditas unggulan daerah untuk dikembangkan secara komersial.
Sebagai salah satu komoditas unggulan yang ada di kota Pontianak,
maka tanaman Aloe vera harus mendapat perhatian khusus dalam
pembudidayaannya. Aloe vera juga memerlukan nutrisi yang cukup
sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, salah satunya
dengan pemberian pupuk. Pupuk kimia atau pupuk buatan pabrik banyak
dimanfaatkan para petani atau pecinta tanaman untuk menyuburkan
tanah. Pupuk-pupuk buatan ini memang berguna menyuburkan dan
meningkatkan hasil produksi tanaman, namun disamping itu juga
memiliki dampak yang tidak baik bagi lingkungan. Pupuk-pupuk buatan
tersebut diantaranya Urea, KCl, Za, Tsp-36, dan sebagainya banyak
mengandung bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu diperlukan suatu
alternatif lain untuk mendapatkan pupuk yang murah dan sehat.MSG
(Monosodium Glutamat) atau biasa disebut vetsin, selain sebagai
penyedap rasa, bahan ini juga dapat dijadikan pupuk alternatif. MSG
ini dapat dijadikan sebagai pupuk pada tanaman, karena didalamnya
mengandung zat-zat yang dibutuhkan tanaman dan dapat membuat
tanaman semakin subur. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis
menggunakan Vetsin dalam pembudidayaan Lidah buaya sebagai pupuk
alternatif.
1.2 TujuanTujuan dibuatnya makalah ini adalah: Untuk mengetahui
manfaat Vetsin sebagai alternatif baru pengganti pupuk urea bagi
tanaman Lidah buaya. Untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam
vetsin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Lidah buaya.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lidah buaya
2.1.1 Taksonomi Aloe veraDalam taksonomi tumbuhan, Lidah buaya
(Aloe vera L.) diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom:
PlantaeDivisi : SpermatophytaSubdivisi : AngiospermaeKelas :
MonocotyledonaeBangsa : LiliaesSuku : LiliceaeMarga : AloeJenis :
Aloe vera L.
Gambar 2.1 Aloe vera
2.1.2 Mengenal Tanaman Lidah BuayaLidah buaya (Aloe vera) bukan
tanaman yang asing bagi kita. Hal ini terlihat dari banyaknya orang
yang sudah menanam dan memakainya. Bentuk batang tanaman ini pendek
dengan daun seperti tombak. Daun berdiri tegak dan dipinggirnya
berbaris duri yang tidak begitu tajam. Letak daun bersap-sap rapat,
melingkar, serta mempunyai daun yang berwarna hijau berlapis lilin
dan di dalamnya terdapat daging daun yang tebal berwarna
bening.Lidah buaya hampir menyerupai kaktus dan merupakan tanaman
jenis tahunan, keistimewaan dari sifatnya yang patut dikagumi
adalah kemampuannya yang bertahan hidup di daerah kering pada musim
kemarau, yakni dengan cara menutup stomatanya rapat-rapat. Hal itu
dilakukan untuk menghindari kehilangan air ditubuhnya. Di dunia
farmasi, lidah buaya lebih dikenal dengan nama Aloe vera Linn.
Tanaman hortikultura ini keberadaannya telah dikenal sejak lama,
bahkan ibu-ibu sering menanam dipekarangan atau di pot-pot sebagai
penghias rumah.
2.1.3 Sejarah Singkat Lidah BuayaTanaman Lidah buaya sudah
dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Biasanya digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuh luka, perawatan kulit. Tanaman ini
bermanfaat sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik.
Disamping itu, juga sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman
kesehatan. Menurut catatan seorang ahli bumi berkebangsaan Arab
bernama Idris, Lidah buaya merupakan produk dari pulau Socotra di
Yunani dan sudah dikenal sejak abad ke-4 SM. Lidah buaya merupakan
tanaman asli Afrika, tepatnya Ethiofhia, yang termasuk golongan
Liliaceae.Tanaman Lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary
disebelah barat Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetika
sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalam Egyptian Book of
Remedies. Didalam buku itu dikisahkan bahwa pada zaman Cleopatra,
Lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetika dan perawatan
kulit. Pemakaiannya di bidang farmasi pertama kali dilakukan oleh
orang-orang Samaria sekitar tahun 1750 SM. Gambar berwarna Lidah
buaya tertua dan catatannya dibuat di Turki pada tahuan 1552 SM.
Gambar tersebut saat ini masih tersimpan di Universitas Jerman,
Leipzig. Catatannya berisi variasi tanaman Lidah buaya sebagai
bahan baku obat dan kosmetika untuk memperbaiki kulit. Beberapa
sumber menyatakan bahwa Lidah buaya masuk ke Indonesia dibawa oleh
petani keturunan cina pada abad ke-17. Pemanfaatan tanaman ini di
Indonesia masih sedikit,terbatas sebagai tanaman hias di pekarangan
rumah dan digunakan kosmetika sebagai penyubur rambut. Pada tahun
1990 petani di Kalimantan Barat mulai mengusahakan tanaman Lidah
buaya secara komersial yang diolah menjadi minuman Lidah
buaya.2.1.4 Morfologi Lidah buaya termasuk suku Liliaceae.
Liliaceae diperkirakan meliputi 4.000 jenis tumbuhan, terbagi dalam
240 marga, dan dikelompokkan lagi menjadi lebih kurang 12 anak
suku. Daerah distribusinya meliputi seluruh dunia. Lidah buaya
sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis tanaman.Tanaman Lidah buaya
termasuk semak rendah, tergolong tanaman yang bersifat sukulen, dan
menyukai hidup di tempat kering. Batang tanaman pendek, mempunyai
daun yang bersap-sap melingkar (roset), panjang daun 40-90 cm,
lebar 6-13 cm, dengan ketebalan lebih kurang 2,5 cm di pangkal
daun, serta bunga berbentuk lonceng.a) BatangBatang tanaman Lidah
buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir
tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian
terbenam dalam tanah. Namun, ada juga beberapa spesies yang
berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5 M. spesies ini dapat dijumpai
digurun Afrika Utara dan Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh
tunas yang akan menjadi anakan ( sucker).b) Daun Seperti halnya
tanaman berkeping satu lainnya, daun lidah buaya berbentuk tombak
dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang,
berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan;
serta bersifat sukulen, yakni mengandung air,getah,atau lender yang
mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya
membulat (cembung).c) BungaBunga Lidah buaya berbentuk terompet
atau tabung kecil sepanjang 2-3cm, berwarna kuning sampai oranye,
tersusun sedikit berjuntai melingkari ujung tangkai yang menjulang
ke atas sepanjang sekitar 50-100cm. d) AkarLidah buaya mempunyai
system perakaran yang pendek dengan akar serabut yang panjangnya
bisa mencapai 30-40 cm.
2.1.5 Syarat tumbuh1. IklimTanaman Lidah buaya tahan terhadap
segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan dan sinar matahari.
Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya
yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat mengurangi
penguapan pada musim kering. Di daerah yang bersuhu antara 280C
300C tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.2. Ketinggian tempatLidah
buaya dapat tumbuh mulai dari daerah dataran rendah sampai daerah
pegunungan. Di dataran tinggi tanaman ini dapat menghasilkan
bunga.3. TanahTanah yang dikehendaki Lidah buaya adalah tanah
subur, kaya bahan organic, dan gembur. Kesuburan tanah pada lapisan
olah sedalam 30 cm sangat diperlukan karena akarnya pendek. Di
Kalimantan Barat, tanaman tumbuh baik di daerah bertanah gambut
yang pH-nya rendah. Pemberian pupuk kandang dan abu menyebabkan
tanaman memberikan hasil yang cukup baik. meskipun demikian, pH
ideal untuk tanaman lidah buaya adalah 5,5 6. Tanah yang terlalu
asam dapat mengakibatkan tanaman Lidah buaya keracunan logam berat
sehingga menghambat pertumbuhan tanaman Lidah buaya.
2.2 Monosodium Glutamat (MSG)
Gambar 2.2.1 VetsinMonosodium glutamat yang sering disebut
vetsin adalah garam sodium dari asam glutamat. Asam glutamat adalah
suatu asam amino yang merupakan salah satu komponen penting yang
dibutuhkan tubuh. MSG dibuat dari tetes sampingan tebu (molasses)
yang merupakan hasil sampingan gilingan tebu. MSG ditemukan oleh
Profesor Ikeda, berkebangsaan Jepang pada tahun 1970. MSG mudah
larut dalam air. MSG mudah bersenyawa dengan asam amino lainnya
yang akan membentuk protein.
2.3 PupukPupuk merupakan bahan yang digunakan untuk menyuburkan
tanaman. Pupuk yang baik harus memiliki kandungan unsur-unsur C, H,
O, N, P, K, Na, Ca, dan Mg. Unsur-unsur ini merupakan unsur/zat
hara yang sangat dibutuhkan tanaman. Zat hara ini diambil tumbuhan
dari udara, air dan tanah. Pupuk dibedakan menjadi dua, yakni pupuk
organik atau pupuk alam dan pupuk buatan.
2.3.1 Pupuk organikPupuk organik atau pupuk alam berasal dari
sisa tanaman, kotoran hewan ternak atau sampah. Pupuk organik
dibagi menjadi 3 jenis yakni:1. Pupuk kandang yaitu pupuk yang
berasal dari kotoran hewan ternak.2. Pupuk hijau yaitu pupuk yang
berasal dari tanaman yang dimasukkan ke dalam tanah untuk menambah
bahan organik dan unsur hara tanaman.3. Pupuk kompos yaitu pupuk
yang dibuat dengan cara melapapukkan sampah sisa-sisa tanaman yang
dicampur kotoran hewan.Pupuk organik dapat menyuburkan dan
menggemburkan tanah, mengandung lebih banyak jenis unsur dan
penggunaaanya tidak menimbulkan efek samping. Pupuk buatan adalah
pupuk yang dibuat oleh manusia dari zat-zat anorganik. Pupuk buatan
ini contohnya yakni pupuk Urea, ZA, TSP, ZK, NPK dan masih banyak
lagi. Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan dapat menimbulkan
polusi air dan tanah yang akibatnya mengganggu lingkungan
hidup.
BAB 3METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan1. Tanaman Aloe vera2. Media tanaman3. Vetsin
(micin)4. Sendok plastik3.2 Langkah kerja1. Bagi tanaman Aloe vera
menjadi dua kelompok, yaitu tanaman Aloe vera yang dijadikan
variabel kontrol dan tanaman Aloe vera yang dijadikan variabel
bebas.2. Kelompok variabel kontrol terdiri dari satu tanaman dimana
tanaman tersebut tidak diberi vetsin. 3. Kelompok variabel bebas
terdiri dari tiga tanaman dimana setiap tanaman diberikan takaran
vetsin yang berbeda-beda. Tanaman pertama diberikan 1/3 sendok
vetsin, tanaman kedua diberikan 2/3 sendok vetsin dan tanaman
ketiga diberikan 1 sendok vetsin.4. Tanaman Aloe vera yang
merupakan variabel kontrol di siram dengan air biasa setiap minggu
tanpa diberi vetsin, sedangkan tanaman Aloe vera yang merupakan
variabel bebas di siram dengan air biasa setiap minggu dan di beri
vetsin satu bulan sekali.5. Amati perkembangan tanaman Aloe vera
tersebut setiap satu minggu sekali.
BAB 4PEMBAHASAN
Penulis menyediakan 4 tanaman Aloe vera kemudian tanaman
tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah
kelompok tanaman Aloe vera yang di siram air biasa setiap minggunya
tanpa diberi vetsin (variabel kontrol). Kelompok kedua adalah
kelompok tanaman Aloe vera yang disiram air biasa setiap minggunya
dengan diberi vetsin setiap 1 bulan sekali.Tanaman Aloe vera
tersebut disiram dengan air biasa setiap minggu secara teratur.
Setiap minggunya dilakukan pengamatan tentang perkembangan tanaman
Aloe vera. Pengamatan tersebut meliputi; tinggi tanaman, lebar
daun, jumlah daun, keadaan media dan perkembangan lainnya. Berikut
adalah hasil pengamatan terhadap tanaman Aloe vera:
Awal Penanaman
Gambar 4.1 Variabel kontrol Gambar 4.2 Varibel bebas I
Gambar 4.3 Variabel bebas IIGambar 4.4 Variabel bebas III
Akhir Penanaman
Gambar 4.5 Variabel KontrolGambar 4.6 Variabel Bebas I
Gambar 4.7 Variabel Bebas II Gambar 4.8 Variabel Bebas III
Berdasarkan tabel hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa tanaman
pada variabel kontrol tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan
(pertumbuhannya biasa saja) dibanding dengan variabel bebas yang
pertumbuhannya lebih bervariasi.Pada variabel bebas 1,
pertumbuhannya di minggu-minggu awal terlihat lumayan cepat namun
setelah beberapa minggu kemudian pertumbuhannya mulai menurun hal
ini mungkin disebabkan karena faktor cuaca.Pada variabel bebas 2,
pertumbuhan tanamannya hampir tidak berbeda jauh dengan tanaman
pada variabel bebas 1. Namun pada tanaman varibel bebas 2,
pertumbuhannya lebih menurun dibanding dengan tanaman pada variabel
bebas 1.Pada variabel bebas 3, pertumbuhan tanamannya juga lumayan
baik. Bahkan beberapa minggu setelah ditanam, tanaman tersebut
hanpir menghasilkan bunga. Namun, mungkin karena faktor cuaca atau
pemberian vetsin yang terlalu banyak menyebabkan pertumbuhan
tanaman tidak stabil dan tidak jadi menghasilkan bunga.
Kesimpulan:Pemberian vitsin yang terlalu banyak tidak terlalu
berpengaruh pada pertumbuhan lidah buaya. Hal ini mungkin
dikarenakan vitsin hanya dapat memicu pertumbuhan bunga pada
tanaman bunga pada umumnya, sehingga pertumbuhan lidah buaya tidak
terlalu terlihat perubahannya dan cenderung tidak subur.
BAB 5PENUTUP
5.1 Kesimpulan Pemberian Vetsin yang terlalu banyak tidak
terlalu berpengaruh pada pertumbuhan Lidah buaya. Hal ini mungkin
dikarenakan Vetsin hanya dapat memicu pertumbuhan bunga pada
tanaman bunga pada umumnya, sehingga pertumbuhan Lidah buaya tidak
terlalu terlihat perubahannya dan cenderung tidak subur. Vetsin
yang ada di pasaran memiliki kandungan kimia yang dapat menyuburkan
tanaman, yaitu Natrium (Na).
5.2 Saran Di harapkan kita dapat beralih menggunakan pupuk dari
vetsin karena lebih ekonomis, bersih dan ramah lingkungan. Namun,
pemberian vetsin tidak hanya menjadi faktor utama agar tanaman
menjadi subur, cuaca dan lain sebagainya dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman yang kurang baik. Untuk itu kita harus rajin
merawat dan memperhatikan tanaman kita.
Daftar pustakaAnonim. 2011.
http://meynyeng.wordpress.com/2010/06/03/monosodium-glutamat-sebagai-pupuk-alternatif-tanaman-aglaonema/.
Diakses pada 17 Januari 2011Anonim. 2011.
http://artikel-omahijo.blogspot.com/2008/03/vetsin-pupuk.html.
Diakses pada 17 Januari 2011SP Purnawati, Irni. 2002. Khasiat dan
manfaat lidah buaya. PT. Agromedia Pustaka.
12