-
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RAPID ENTIRE
BODY ASSESSMENT (REBA) PADA PERKANTORAN SKK
MIGAS
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh
DEGI DESKA SARI
41615010074
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
-
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan Kepada Allah SWT, karena telah
memberikan ridho dan karunia-Nya serta kesehatan bagi penulis,
sehingga
penulis dapat melaksanakan dan menyusun laporan kerja
praktek.
Pelaksanaa kerja praktek ini dilaksanakan dibagian perkantoran
SDM
( Sumber Daya Manusia ) di SKK Migas dengan judul “ANALISA
POSTUR KERJA DENGAN METODE RAPID ENTIRE BODY
ASSESSMENT (REBA) PADA PERKANTORAN SKK
MIGAS”. Penyusun laporan ini merupakan bentuk pertanggung
jawaban
kepada pihak jurusan mengenai hasil kerja praktek selama kurang
lebih 1
bulan.
Dalam pelaksanaan dan penyusun laporan kerja praktek ini tidak
lepas
dari bantuan pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan
dukungan
kepada penulis. Untuk itu penulis bermaksud mengucapkan
terimakasih
kepada :
1. Orang tua dan keluarga atas doa, dukungan dalam kerja
praktek
2. Ir. Torik, MT selaku dosen pembimbing program studi
Teknik
Industri Universitas Mercu Buana
3. Dr. Ade Mutiara selaku pembimbing kerja praktek di SKK
Migas
4. Bapak, Ibu, serta Teman – teman SKK Migas selalu
menyemangati
saya dalam melaksanakan kegiatan dan pembuatan laporan kerja
praktek.
5. Felixius Munaba yang selalu memberikan doa dan dukungan
6. Rekan – rekan perkuliahan yang senantiasa memberikan
dukungan.
Dalam menyusun laporan ini penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dikarenakan terbatasnya kemampuan,
pengetahuan
dan pengalaman yang di miliki, Maka penulis mengharapkan
atas
kritikan serta saran agar memenuhi perbaikan dan
kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun
pembaca pada umumnya.
Jakarta, 28 September 2018
Penulis
-
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..…1
1.1 Latar Belakang …………….………………………………………………1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ………………………………………………………..2
1.3 Batasan Masalah …………………………………………………………….2
1.4 Metode Kerja Praktek………………………………………………………..2
1.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek ………………………………………….5
1.6 Lokasi Kerja Praktek ………………………………………………………..5
1.7 Sistematika Penulisan………………………………………………………..6
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN…………………………………7
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ….………………………..………...7
2.2 Logo, Visi dan Misi Perusahaan .………………………………………….8
2.2.1 Logo Perusahaan …………………………..………………………..8
2.2.2 Visi Perusahaan ……………………………….…..…………..…...8
2.2.3 Misi Perusahaan …..………………………………..………………8
2.3 Kebijakan Mutu ………………………………….………………………….9
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan …………….…………………………...10
2.5 Lokasi Perusahaan ………………………….……………………………10
2.6 Pengaturan Jam Kerja…………………….……..……………………….….12
BAB III TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..13
3.1 Definisi Ergonomi …………………………………………………….…13
3.2 Prinsip – Prinsip Ergonomi ………………………………………….…..14
3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Ergonomi …………………………………….15
3.4 Postur ……………………………………………………………………..17
3.5 Metode REBA ( Rapid Entire Body Assessment ) ………………………19
3.6 Aplikasi Ergo @ WSH ………………………………………………….26
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA………………………28
4.1 Pengumpulan Data ………………………………………………………28
4.2 Pengolahan Data ……………………………………………………………37
-
v
4.2.1 Hasil Perhitungan REBA ………………………..………………..49
4.2.2 Postur Tubuh Berdasarkan Software Ergo @ WSH………….………52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………67
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….……..67
5.2 Saran ……………………………………………………………….…….67
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………68
-
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
........................................................... 5
Tabel 2.1 Waktu Kerja Pegawai SKK
Migas.........................................................
12
Tabel 3.1 Skor Bagian Batang Tubuh
(Trunk).......................................................
20
Tabel 3.2 Skor Bagian Leher (Neck)
......................................................................
21
Tabel 3.3 Skor Bagian Kaki (Legs)
........................................................................
22
Tabel 3.4 Skor Grup A REBA dan Beban
.............................................................
22
Tabel 3.5 Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
................................................. 23
Tabel 3.6 Skor Bagian Pergelangan Tangan (Wrist)
.............................................. 24
Tabel 3.7 Skor Grup B REBA dan Coupling
......................................................... 24
Tabel 3.8 Penilaian Skor Tabel C dan Skor Aktivitas
........................................... 25
Tabel 3.9 Level Akhir dari Skor REBA
.................................................................
26
Tabel 3.10 Activity Score
.......................................................................................
26
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B
........................................................ 29
Tabel 4.2 Tabel Cara Perhitungan REBA
..............................................................
37
Table 4.3 Skor Bagian Batang Tubuh
....................................................................
38
Tabel 4.4 Skor Bagian Leher
.................................................................................
38
Tabel 4.5 Skor Bagian Kaki
...................................................................................
38
Tabel 4.6 Skor Grup A REBA
...............................................................................
39
Tabel 4.7 Skor Bagian Lengan Atas
......................................................................
39
Tabel 4.8 Skor Bagian Pergelangan Tangan
.......................................................... 40
Tabel 4.9 Skor Grup B
REBA................................................................................
40
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA
.....................................................................
41
Tabel 4.11 Grand Score Grup A dan B
..................................................................
49
Tabel 4.12 Hasil resiko REBA
...............................................................................
50
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
......................... 53
-
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Flowchart Kerja Praktek
......................................................................
4
Gambar 2.1 Logo BP
Migas.....................................................................................
8
Gambar 2.2 Logo SKK Migas
.................................................................................
8
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
......................................................... 10
Gambar 2.4 Lokasi SKK Migas
.............................................................................
11
Gambar 3.1 Postur Tubuh Saat Duduk
..................................................................
18
Gambar 3.2 Postur Tubuh Saat Mengangkat Beban
.............................................. 18
Gambar 3.3 Postur Tubuh Bagian Batang Tubuh (Trunk)
..................................... 20
Gambar 3.4 Postur Tubuh Bagian Leher (Neck)
.................................................... 21
Gambar 3.5 Postur Tubuh Bagian Kaki (Legs)
...................................................... 21
Gambar 3.6 Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
............................... 23
Gambar 3.7 Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
............................... 24
Gambar 3.8 Postur Tubuh Bagian Pergelangan Tangan (Wrist)
............................ 24
Gambar 4.1 Skor Bagian Lengan Bawah
...............................................................
39
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya industri saat ini, perusahaan tentu
akan
memproduksi produk dan jasa yang memiliki kualitas yang bermutu.
Dengan hal
ini, tentu perusahaan akan berusaha untuk memuaskan konsumennya
dengan
bantuan kerja keras dari setiap pegawainya. Manusia adalah salah
satu sumber daya
yang paling berpengaruh dan dominan sebagai tenaga kerja
terutama dalam
kegiatan produksi secara manual Apabila operator mudah mengalami
kelelahan
maka hasil pekerjaan yang dilakukan operator tersebut juga akan
mengalami
penurunan dan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan.
(Susihno, 2013)
Kerja keras dari setiap pegawai perlu diperhatikan. Bagi suatu
perusahaan
postur tubuh saat bekerja perlu mendapat perhatian tersendiri.
Masalah yang sering
dihadapi oleh pegawai adalah ketidaknyamanan dan resiko atas
kejadian yang
dilakukan dalam keseharian. Postur kerja yang sering diakibatkan
oleh letak
fasilitas yang kurang sesuai dengan enthropometri operator
sehingga
mempengaruhi kinerja operator.
Postur kerja yang tidak alami misalnya postur kerja yang selalu
berdiri,
jongkok, membungkuk, mengangkat dan mengangkut dalam waktu yang
lama
dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu
anggota tubuh.
Kelelahan dini pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit
akibat kerja dan
kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian.
Sejauh ini banyak penelitian yang mencoba menganalisa postur
kerja misalnya
menggunakan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment).
Keistimewaan dari
metode REBA yaitu mampu untuk menganalisis pengaruh pada beban
postural
selama penanganan kontainer yang dilakukan dengan tangan atau
bagian tubuh
lainnya, memungkinkan untuk melakukan penilaian terhadap
aktivitas otot yang
disebabkan oleh posisi kerja, karena terjadinya perubahan postur
yang tak terduga
atau tiba-tiba dan lain-lain (Tarwaka, 2014)
-
2
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi
(SKK Migas) bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha
hulu minyak dan gas
bumi berdasarkan kontrak kerja sama. Pembentukan lembaga ini
dimaksudkan supaya
pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara
dapat memberikan
manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara. Oleh sebab
itu, para pegawai
sangat diharapkan dapat bekerja dengan nyaman dalam bekerja
sehingga tidak
terjadinya kelelahan dalam bekerja sedikitpun agar tujuan
tercapai.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan kerja praktek
ini adalah :
1. Mengevaluasi postur kerja pegawai dan penunjang di SKK Migas
bagian
perkantoran
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang diamati dalam kerja praktek ini adalah
:
1. Pengamatan postur kerja pegawai dan penunjang SKK Migas
dilakukan khusus
pegawai tetap SKK Migas Lantai 22 - 39
2. Pengamatan dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2018 hingga 11
Oktober 2018
3. Pendekatan metode dan pembahasan yang dilakukan dalam kerja
praktek ini hanya
melingkupi metode REBA (Rapid Entire Body Assessment)
1.4 Metode Kerja Praktek
Metode yang digunakan dalam kerja praktek ini merupakan metode
gabungan,
yang menyatukan antara studi pustaka yang Penulis lakukan dengan
data-data yang
diperoleh dari lokasi kerja praktek.
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam kerja praktek ini, antara
lain :
a. Persiapan Kerja Praktek
-
3
Melakukan persiapan dengan memahami dan mempersiapkan materi
yang akan
digunakan dalam melakukan analisa, menentukan metode apa saja
yang akan
digunakan dalam menganalisa permasalahan yang ada.
b. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah yang terjadi di lingkungan kerja pada
perkantoran SKK
Migas, dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan kerja
para pegawai.
Masalah yang diteliti merupakan faktor – faktor yang
mempengaruhi kinerja para
pegawai, khususnya bagian ergonomi postur kerja.
c. Penetapan Tujuan Penelitian
Menentukan tujuan penelitian yang akan dilakukan, dengan
menganalisa K3
sehingga mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja
para pegawai di
Wisma Mulia khususnya SKK Migas.
d. Studi Pustaka
Pemilihan materi serta metode apa saja yang akan digunakan untuk
melakukan
pengolahan data. Pada tahap ini Penulis mencari, mengumpulkan
dan mempelajari
literatur yang berkaitan dengan kerja praktek ini, yang nantinya
dapat digunakan
sebagai acuan dan kerangka berpikir bagi perancangan dan
pengembangan kerja
praktek.
e. Melakukan Observasi Langsung Di Lapangan
Pelaksanaan observasi lapangan dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi real dari
perusahaan pada saat ini, terutama yang berkaitan dengan objek
yang akan diteliti.
Pelaksanaan observasi dilakukan pada SKK Migas.
f. Identifikasi Data Yang Diperlukan
Mengumpulkan data postur kerja pegawai yang terjadi di lantai 22
hingga 39, serta
seberapa banyak jumlah tenaga kerja yang aktif dan waktu kerja
yang mereka
lakukan.
g. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode yang
telah ditentukan sebelumnya, pengembangan metode yang digunakan
dapat
-
4
dilakukan dengan bimbingan baik terhadap pembimbing lapangan
maupun terhadap
dosen pembimbing.
h. Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan pengolahan serta analisis terhadap data yang
diperoleh, maka
dapat ditarik kesimpulan serta memberikan saran dari hasil kerja
praktek yang sudah
dilakukan yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
improvement.
Berikut merupakan Flowchart Kerja Praktek yang dilakukan dalam
periode 20
Agustus 2018 – 11 Oktober 2018 pada SKK Migas yaitu :
Gambar 1.1 Flowchart Kerja Praktek
Sumber : Pengolahan Data
Identifikasi Data
Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa data
permintaan dan data mengenai postur
kerja dari seorang pegawai dan
penunjang
Pengolahan Data
Data yang didapat diolah
berdasarkan metode di
perusahaan
Kesimpulan & Saran
Identifikasi
Tujuan Penelitian
Studi Kepustakaan
Pengertian Ergonomi
Bagaimana postur kerja
yang sesuai dengan
prosedur kerja
Metode REBA
Observasi Lapangan
Profil Perusahaan
Kondisi Perusahaan
Penentuan permasalahan
yang diatasi (Melihat
postur kerja di SKK
-
5
1.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
Jadwal pelaksanaan kerja praktek dimulai dengan persiapan,
penyusunan,
pengumpulan data serta pengolahan data. Periode pengumpulan data
pada SKK Migas
dimulai sejak 20 Agustus 2018 – 11 Oktober 2018.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
Sumber : Pengolahan Data
1.6 Lokasi Kerja Praktek
Lokasi yang dijadikan objek kerja praktek dalam pengumpulan dan
pengolahan
data adalah sebagai berikut:
Nama Perusahaan :SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi)
Deskripsi :Perusahaan ini merupakan perusahaan yang dibentuk
oleh
pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden
(perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
No Kegiatan Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Kerja
Praktek
2
Penyusunan Dan
Pengajuan Proposal
Kerja Praktek
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan Laporan
Akhir
-
6
Alamat :Jl. Gatot Subroto Kav. 42 RT.3/RW.2, Kuningan Barat,
Mampang Prapatan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12710
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam laporan penulisan kerja praktek ini, untuk mendapatkan
hasil yang
teratur, terarah dan mudah dipahami, maka penulisan disusun
dengan menggunakan
sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang,
perumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika
penulisan laporan.
BAB II. Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan gambaran umum perusahaan tentang profil, dan
berbagai
hal yang berkaitan dengan perusahaan yang menjadi tempat kerja
praktek.
BAB III. Tinjauan Pustaka
Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori yang
berhubungan dan
berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas serta merupakan
tinjauan
kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir.
BAB IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Hasil dari kerja praktek berisikan pengumpulan data yaitu data
umum
perusahaan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang
tersedia dari
perusahaan.
BAB V. Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari pengolahan data secara
menyeluruh serta
diberikan juga saran, baik untuk pihak perusahaan maupun untuk
pengembangan
penelitian selanjutnya.
-
7
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak
dan Gas Bumi) dahulu bernama BP Migas (Badan Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi) adalah lembaga yang dibentuk Pemerintah
Republik
Indonesia pada tanggal 16 Juli 2002 sebagai pembina dan pengawas
Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) di dalam menjalankan kegiatan
eksplorasi,
eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia. Sejarah dengan
dinamika industri
migas di dalam negeri, Pemerintah menerbitkan Undang – Undang
Minyak dan Gas
Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU
tersebut, Pertamina
beralih bentuk menjadi PT. Pertamina (Persero) dan melepaskan
peran gandanya.
Peran regulator diserahkan ke lembaga pemerintah sedangkan
Pertamina hanya
memegang satu peran sebagai operator murni.
Peran regulator di sektor hulu selanjutnya di jalankan oleh BP
Migas yang
dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator di sektor
hilir dijalankan oleh
BPH Migas yang dibentuk dua tahun setelahnya pada tahun 2004. Di
sektor hulu,
Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai entitas
bisnis yang
merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan
eksplorasi dan
eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan
transportasi pipa migas, jasa
pemboran dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini
merupakan wujud
implementasi amanat UU No. 22 tahun 2001 yang mewajibkan PT.
Pertamina
(Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha
hulunya
sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
Sejalan dengan pembentukan PT. Pertamina EP yang didirikan pada
13
September 2005 maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina
(Persero)
telah menandatangi Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Migas
(Sekarang SKK
Migas).
-
8
2.2 Logo, Visi dan Misi Perusahaan
Gambar 2.1 Logo BP Migas Gambar 2.2 Logo SKK Migas
(Sumber : SKK Migas) (Sumber : SKK
Migas)
Setiap perusahaan pasti mempunyai logo,visi dan misi yang akan
diterangkan dalam
menjalankan perusahaannya, begitu pula dengan SKK Migas (Satuan
Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi). Berikut ini adalah
uraian :
2.2.1 Logo Perusahaan
Arti logo yang berwarna merah melambangkan gas sedangkan warna
hijau menggambarkan
minyak.
2.2.2 Visi Perusahaan
Menjadi mitra proaktif dan terpercaya dalam mengoptimalkan
manfaat industri hulu minyak dan
gas bumi bagi bangsa dan seluruh pemangku kepentingan serta
menjadi salah satu lokomotif
penggerak aktifitas ekonomi Indonesia.
2.2.3 Misi Perusahaan
A. Melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian Kontrak Kerja
Sama kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi untuk menjamin efektivitas, efisiensi, dan
tetap menjaga kelestarian
lingkungan hidup.
B. Melakukan sinergi dengan pemangku kepentingan dan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama
(KKKS) untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas
Indonesia.
-
9
C. Meningkatkan budaya kerja yang kondusif melalui sinergi,
koordinasi, serta penerapan sistem
manajemen perubahan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
D. Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional untuk
lebih mampu bersaing
di tingkat nasional, regional, dan internasional.
E. Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi
yang sebesar-besarnya bagi
perekonomian nasional dan mengembangkan serta memperkuat posisi
industri hulu minyak
dan gas bumi Indonesia.
2.3 Kebijakan Mutu
SKK Migas berkomitmen untuk selalu menjamin efektivitas dan
efisiensi kegiatan usaha
hulu minyak dan gas bumi guna memberikan kemakmuran untuk
rakyatnya dengan prinsip “P R
U D E N T” :
A. PROFESSIONAL: Berpikir dan bertindak sesuai dengan standar
yang berlaku dalam
melaksanakan pekerjaan.
B. RESPONSIVE: Memberikan reaksi/respon secara cepat dengan cara
yang tepat dan positif
dalam pelaksanaan pekerjaan.
C. UNITY IN DIVERSITY: Mampu menerima, mengakui, menghargai, dan
mensinergikan
keragaman untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama.
D. DECISIVE: Berani mengambil keputusan sesuai dengan kewenangan
berdasarkan
pertimbangan rasional dan dengan melihat implikasi/ risiko dari
keputusan yang dibuat.
E. ETHICS: Bertindak sesuai dengan norma-norma, peraturan
dan/atau etika bisnis yang berlaku
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
jabatan.
F. NATION FOCUSED: Memahami dan berupaya memaksimalkan potensi
dan kemampuan
nasional dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas
sehari-hari.
G. TRUSTWORTHY: Dapat dipercaya dan diandalkan dalam
melaksanakan tugas pokok dan
fungsi serta kewenangan jabatan.
-
10
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi pada perusahaan SKK Migas dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
(Sumber : skkmigas.go.id)
2.5 Lokasi Perusahaan
Kantor pusat SKK Migas berlokasi di Wisma Mulia lantai 30 Jl.
Jendral Gatot Subroto
No 42 Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12710.
-
11
Gambar 2.4 Lokasi SKK Migas
(Sumber : Google Maps)
SKK Migas memiliki 2 (dua) plan, yaitu :
Plan pertama dimana tempat penulis melaksanakan kerja praktik
terdapat di Jakarta
Selatan yang beralamat di : Wisma Mulia Lantai 35, Jl. Gatot
Subroto Kav 42
Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Kota Jakarta Selatan, DKI
Jakarta 12710.
Plan kedua yang terdapat di Karawang dengan alamat : Jl. Tekno I
Blok B 5-7
Sektor XI, Taman Tekno BSD, Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten
15314
-
12
2.6 Pengaturan Jam Kerja
Pengaturan jam kerja untuk hari senin sampai dengan jum’at
adalah sebagai berikut
Tabel 2.1 Waktu Kerja Pegawai SKK Migas
Waktu Kerja 07.00 – 15.30 WIB
Istirahat 11.30 – 12.30 WIB
Jumlah hari kerja dalam 1 minggu adalah 5 hari. Apabila
dilakukan lembur bisa
dilebihkan hingga pukul 18.00 WIB.
-
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi Ergonomi
Ergonomi merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Yunani.
Ergonomi
terdiri dari dua suku kata, yaitu: “ergon” yang berarti ‘kerja’
dan “nomos” yang
berarti ‘hukum atau aturan’. Dari kedua suku kata tersebut,
dapat ditarik
kesimpulan bawa ergonomi adalah hukum atau aturan tentang kerja
atau yang
berhubungan dengan kerja. Secara singkat bisa disebut bahwa
ergonomi adalah
ilmu kerja.
Berikut beberapa definisi ergonomi menurut para ahli:
a. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan
elemen – elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang
mengaplikasikan
teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem
yang optimal,
dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi berhubungan
pula dengan
optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan
manusia di tempat
kerja, di rumah ataupun di tempat rekreasi ( Irhash, 2010 )
b. Definisi ergonomi menurut Ginting Rosnani (2010) adalah suatu
cabang
keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi –
informasi mengenai
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu
sistem
kerja, sehingga orang dapat hidup dan juga bekerja pada suatu
sistem yang baik
yaitu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan melalui
pekerjaan yang
efektif dan efisien.
Ergonomi berhubungan optimasi, kesehatan, efisiensi, kenyamanan
dan
keselamatan di tempat kerja, dirumah dan tempat rekreasi.
Ergonomi juga bisa
disebut Human Factors. Ergonomi juga dipakai oleh beberapa ahli
di bidangnya
semisal ahli arsitektur, ahli anatomi, perancangan produk,
fisioterapi, fisika, terapi
pekerjaan, psikologi dan teknik industri.
Ergonomi juga berperan pada desain pekerjaan di suatu organisasi
seperti
-
14
penentuan jumlah jam istirahat, meningkatkan variasi kerja dan
pemilihan jadwal pergantian
waktu kerja. Ergonomi bisa juga berperan sebagai desain
perangkat lunak karena dengan
semakin begitu banyaknya pekerjaan yang berhubungan dengan
komputer.
3.2 Prinsip – Prinsip Ergonomi
Dalam memahami prinsip – prinsip ergonomi semakin mempermudah
adanya evaluasi
setiap tugas dan pekerjaan walaupun ilmu pengetahuan dalam
ergonomi terus mengalami
kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan yang terus
berubah.
Prinsip ergonomi adalah suatu pedoman yang dalam penerapannya
ergonomi di tempat
kerja. Berdasarkan pendapat Baiduri dalam sautu diklat kuliah
ergonomi, sedikitnya terdapat 12
prinsip ergonomi antara lain:
1. Mengurangi beban berlebihan
2. Mencakup jarang ruang
3. Minimalisasi gerakan statis ( berulang )
4. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti
5. Bekerja dalam posisi atau postur normal
6. Menempatkan peralatan berada dalam jangkauan
7. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan
8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
9. Meminimalisasi titik beban
10. Melakukan gerakan, olahraga dan juga peregangan saat
bekerja
11. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh
Selain itu secara umum prinsip – prinsip ergonomi terbagi atas 5
point diantaranya
sebagai berikut:
1. Kegunaan (Utility) artinya setiap produk yang dihasilkan
memiliki manfaat kepada
seseorang dalam mendukung aktivitas atau kebutuhan secara
maksimal tanpa mengalami
suatu kesulitan ataupun masalah dalam kegunaannya. Contohnya
prinsip ergonomi ini
yakni: kemeja diberi kancing untuk memudahkan mengenakan dan
melepaskan.
2. Keamanan (Safety) artinya setiap produk yang dihasilkan
memiliki fungsi yang memiliki
manfaat tanpa resiko yang membahayakan keselamatan ataupun yang
ditimbulkan dapat
-
15
merugikan bagi pemakainya. Contohnya,saku baju diberi tutup dan
kancing agar benda tidak
mudah jatuh.
3. Kenyamanan (Comfortability) artinya produk yang dihasilkan
memiliki tujuan yang sesuai
atau tidak mengganggu aktivitas dan upayakan mendukung aktivitas
seseorang. Contohnya,
kain yang dipilih dari serat lembut, sejuk dan menyerap
keringat
4. Keluwasan (Flexibility) artinya dapat digunakan untuk
kebutuhan dalam kondisi ataupun
fungsi ganda. Contohnya, baju diberi saku agar dapat menyimpan
benda – benda kecil
5. Kekuatan (Durability) artinya harus awet dan juga tahan lama
dan tidak mudah rusak jika
digunakan. Contohnya, bahan baju terbuat dari kain yang awet dan
dijahit kuat.
3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Ergonomi
Menurut Mira (2009) dalam Wardaningsih (2010) ada beberapa aspek
dalam penerapan
ergonomi yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Faktor manusia
Penataan dalam sistem kerja menuntut faktor manusia sebagai
pelaku/pengguna menjadi
titik sentralnya. Pada bidang rancang bangun dikenal istilah
Human Centered Design (HCD)
atau perancangan berpusat pada manusia. Perancangan dengan
prinsip HCD, berdasarkan pada
karakter – karakter manusai yang akan berinteraksi dengan
produknya. Sebagai titik sentral maka
unsur keterbatasan manusia haruslah menjadi patokan dalam
penataan suatu produk yang
ergonomis.
Faktor pembatas yang tidak boleh dilampaui agar dapat bekerja
dengan aman, nyaman dan
sehat, yaitu : faktor dari dalam diri (internal factors) seperti
: umur, jenis kelamin, ukuran tubuh,
dll dan faktor dari luar (external factor) yakni meliputi :
penyakit, gizi, lingkungan kerja, sosial,
dll.
2. Faktor Antropometri
Antropometri yaitu pengukuran yang sistematis terhadap tubuh
manusia, terutama seluk
beluk baik dimensional ukuran dan bentuk tubuh manusia.
Antropometri yang merupakan
ukuran tubuh digunakan untuk merancang atau menciptakan suatu
sarana kerja yang sesuai
dengan ukuran tubuh penggunanya. Ukuran alat kerja menentukan
sikap, gerak dan posisi
tenaga kerja, dengan demikian penerapan antropometri mutlak
diperlukan guna menjamin
adanya sistem kerja yang baik. Ukuran alat – alat kerja erat
kaitannya dengan tubuh
-
16
penggunanya. Jika alat – alat tersebut tidak sesuai, maka tenaga
kerja akan merasa tidak nyaman
dan akan lebih lamban dalam bekerja yang dapat menimbulkan
kelelahan kerja atau gejala
penyakit otot yang lain akibat melakukan pekerjaan dengan cara
yang tidak alamiah.
3. Faktor Sikap Tubuh dalam Bekerja
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap
sarana kerja akan menentukan
efisensi, efektivitas dan produktivitas kerja, selain SOP
(Standard Operating Procedures) yang
terdapat pada setiap jenis pekerjaan.
Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya
sikap menjangkau barang
yang melebihi jangkauan tangannya harus dihindarkan. Penggunaan
meja dan kursi kerja ukuran
baku oleh orang yang memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi
atau sikap duduk yang terlalu
tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil
kerjanya.
4. Faktor Manusia dan Mesin
Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan menimbulkan
suatu hubungan
timbal balik antara manusia sebagai pelaku dan mesin sebagai
sarana kerjanya. Dalam proses
produksi, hubungan ini menjadi sangat erat sehingga merupakan
satu kesatuan. Secara
ergonomis, hubungan antara manusia dengan mesin haruslah
merupakan suatu hubungan yang
selaras, serasi dan sesuai.
5. Faktor Pengorganisasian Kerja
Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu
istirahat, waktu lembur
dan lainnya yang dapat menentukan tingkat kesehatan dan
efisiensi tenaga kerja. Diperlukan pola
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat yang baik, terutama
untuk kerja fisik yang berat. Jam
kerja selama 8 (delapan) jam/hari diusahakan sedapat mungkin
tidak terlampaui. Apabila tidak
dapat dihindarkan, perlu diusahakan group kerja baru atau
perbanyakkan kerja shift.
6. Faktor Pengendalian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang manusiawi merupakan faktor pendorong bagi
kegairahan dan
efisiensi kerja. Sedangkan lingkungan kerja yang buruk
(melampaui nilai ambang batas yang
telah ditetapkan), yang melebihi toleransi manusia untuk
menghadapinya, tidak hanya akan
menurunkan produktivitas kerja tetapi juga akan menyebabkan
penyakit akibat kerja, kecelakaan
kerja, pencemaran lingkungan sehingga tenaga kerja dalam
melaksanakan pekerjaannya tidak
mendapat rasa aman, nyaman sehat dan selamat.
-
17
Terdapat berbagai faktor lingkunga kerja yang berpengaruh
terhadap kesehatan, keselamatan
dan efisiensi serta produktivitas kerja, yaitu faktor fisik
seperti : pengaruh kebisisngan ,
penerangan, iklim kerja, getaran. Faktor kimia seperti :
pengaruh bahan kimia, gas, uap, debu.
Faktor fisiologis seperti : sikap dan cara kerja, penentuan jam
kerja dan istirahat, kerja gilir, kerja
lembur. Faktor psikologis seperti : suasana tempat kerja,
hubungan antar pekerja dan yang
terakhir faktor biologis seperti infeksi karena bakteri, jamur,
virus, cacing, dsb.
3.4 Postur
Postur adalah pergerakkan aktif dan merupakan hasil dari banyak
pergerakkan tubuh yang
sebagian besar memiliki karakter yang saling menguatkan
(Bridger, 2003) dalam (Angkoso R,
2012). Pembagian postur kerja dalam ergonomi didasarkan atas
posisi tubuh dan pergerakkan.
Berdasarkan posisi tubuh, postur kerja dalam ergonomic terdiri
dari :
1. Posisi Netral (Neutral Posture), yaitu postur dimana seluruh
anggota tubuh berada pada
posisi yang wajar dan kontraksi pada otot tidak berlebihan
sehingga anggota tubuh, jaringan
syaraf lunak dan tulang tidak mengalami pergeseran, pembebanan
dan kontraksi yang
berlebihan.
2. Postur Janggal (Awkward Posture) yaitu postur dimana posisi
tubuh (lutut, sendi dan
punggung) secara signifikan menyimpang dari posisi netral pada
saat melakukan aktivitas yang
disebabkan oleh keterbatasan tubuh manusia dalam menghadapi
beban dalam waktu yang lama.
Selain itu, postur janggal membutuhkan energi yang lebih besar,
oleh karena itu semakin banyak
energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi janggal
tersebut, sehingga dampak pada
kerusakan otot rangka semakin besar (Bridger, 1995) dalam
(Angkoso, 2012)
Memperbaiki postur kerja pegawai maupun penunjang seperti pada
gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Postur Tubuh Saat Duduk
-
18
(Sumber : Ergo @ WSH)
Sedangkan untuk para penunjang di bagian pengangkatan beban
(Arsip) adalah sebagai
berikut :
Langkah 1 :Memastikan postur mengangkat yang tepat
Langkah 2 : Bergerak mendekati objek dan tekuk lutut untuk
mengambil objek
Langkah 3 : Pegang objek dengan kuat dan dekatkan dengan tubuh
Anda
Langkah 4 : Angkat objek dengan meluruskan kaki, menjaga
punggung tetap lurus
Langkah 5 : Memiliki firasat kuat pada objek sebelum pindah
Gambar 3.2 Postur Tubuh Saat Mengangkat Beban
(Sumber : Ergo @ WSH)
Hal – hal yang berkaitan dengan peningkatan risiko terhadap
postur janggal antara lain :
1. Persendian yang bergerak melebihi posisi netral
2. Otot berkontraksi pada level tekanan tinggi
3. Banyaknya gerakkan postur tersebut
4. Lamanya waktu terhadap postur janggal (OHSCO, 2007) dalam
(Angkoso R, 2012)
3.5 Metode REBA ( Rapid Entire Body Assessment )
REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode dalam
bidang ergonomic
yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher,
punggung, lengan, pergelangan tangan
dan kaki seorang pekerja. REBA memiliki kesamaan yang mendekati
metode RULA (Rapid
Upper Limb Assessment), tetapi metode REBA tidak sebaik metode
RULA yang menunjukkan
pada analisis pada keunggulan yang sangat dibutuhkan dan untuk
pergerakan pada pekerjaan
berulang yang diciptakan, REBA lebih umum, dalam penjumlahan
salah satu sistem baru dalam
analisis yang didalamnya termasuk faktor – faktor dinamis dan
statis bentuk pembebanan
-
19
interaksi pembebanan perorangan, dan konsep baru berhubungan
dengan pertimbangan dengan
sebutan “The Gravity Attended” untuk mengutamakan posisi dari
yang paling unggul.
Metode REBA telah mengikuti karakteristik, yang telah
dikembangan untuk memberikan
jawaban untuk keperluan mendapatkan peralatan yang bisa
digunakan untuk mengukur pada
aspek pembebanan fisik para pekerja. Analisa dapat dibuat
sebelum atau setelah sebuah
interferensi untuk mendemonstrasikan resiko yang telah
dihentikan dari sebuah cedera yang
timbul. Hal ini memberikan sebuah kecepatan pada penilaian
sistematis dari resiko sikap tubuh
dari seluruh tubuh yang bisa pekerja dapatkan dari
pekerjaannya.
Pengembangan dari percobaan metode REBA adalah :
1. Untuk mengembangkan sebuah sistem dari analisa bentuk tubuh
yang pantas untuk resiko
musculoskeletal pada berbagai macam tugas.
2. Untuk membagi tubuh kedalam bagian – bagian untuk pemberian
kode individual,
menerangkan rencana perpindahan.
3. Untuk mendukung sistem penilaian aktivitas otot pada posisi
statis (kelompok bagian, atau
bagian dari tubuh), dinamis (aksi berulang, contohnya
pengulangan yang unggul pada
veces/minute, kecuali berjalan kaki), tidak cocok dengan
perubahan posisi yang cepat.
4. Untuk menggapai interaksi atau hubungan antara seorang dan
beban adalah penting dalam
manipulasi manual, tetapi itu tidak selalu bisa dilakukan dengan
tangan.Termasuk sebuah
faktor yang tidak tetap dari pengambilan untuk manipulasi beban
manual.
5. Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai
akhir dengan indikasi dalam
keadaan terpaksa
Metode REBA juga dilengkapi dengan faktor coupling, beban
eksternal aktivitas kerja.
Dalam metode ini, segmen – segmen tubuh dibagi menjadi dua
group, yaitu group A dan group
B. Group A terdiri dari punggung (batang tubuh), leher, dan
kaki. Sedangkan group B terdiri dari
lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Penilaian
postur kerja pada masing – masing
group tersebut didasarkan pada postur – postur dibawah ini:
A. Penilaian Postur Tubuh REBA Grup A
Postur tubuh grup A terdiri atas batang tubuh (trunk), leher
(neck) dan kaki (legs).
a. Batang Tubuh (Trunk)
-
20
Gambar 3.3 Postur Tubuh Bagian Batang Tubuh (Trunk)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada
Tabel 3.1
Tabel 3.1 Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
b. Leher (Neck)
Gambar 3.4 Postur Tubuh Bagian Leher (Neck)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
-
21
Skor penilaian untuk leher (neck) dapat dilihat pada Tabel
3.2
Tabel 3.2 Skor Bagian Leher (Neck)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
c. Kaki (Legs)
Gambar 3.5 Postur Tubuh Bagian Kaki (Legs)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Skor penilaian untuk kaki (legs) dapat dilihat pada Tabel
3.3
Tabel 3.3 Skor Bagian Kaki (Legs)
.
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh dan kaki
dimasukkan ke Tabel 3.4 untuk
mengetahui skornya.
-
22
Tabel 3.1 Skor Grup A REBA dan Beban
Table A
Neck
1 2 3
Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Trunk
Posture
Score
1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 6
2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7
3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8
4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9
5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Tabel A merupakan penggabungan nilai dari group A untuk skor
postur tubuh, leher dan
kaki. Sehingga didapatkan skor tabel A. Kemudian skor tabel A
dilakukan penjumlahan terhadap
besarnya beban atau gaya yang dilakukan operator dalam
melaksanakan aktivitas.
Skor A adalah penjumlahan dari skor tabel A dan skor beban atau
besarnya gaya. Skor
tabel A ditambah 0 (nol) apabila berat beban atau besarnya gaya
dinilai 10 Kg. Pertimbangan mengenai tugas atau pekerjaan kritis
dari
pekerja, bila terdapat gerakan perputaran (twisting) hasil skor
berat beban ditambah 1 (satu).
B. Penilaian Postur Tubuh REBA Grup B
Postur tubuh grup B terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan
bawah (lower arm) dan
pergelangan tangan (wrist)
a. Lengan Atas (Upper Arm)
-
23
Gambar 3.6 Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm)
dapat dilihat pada Tabel
3.5
Tabel 3.5 Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
b. Lengan Bawah (Lower Arm)
Gambar 3.7 Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
c. Pergelangan Tangan (Wrist)
-
24
Gambar 3.8 Postur Tubuh Bagian Pergelangan Tangan (Wrist)
Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
-
25
Skor penilaian untuk ostur tubuh pergelangan tangan (wrist)
dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.26 Skor Bagian Pergelangan Tangan (Wrist)
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Tabel 3.7 Skor Grup B REBA dan Coupling
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Tabel B merupakan penggabungan nilai dari group B untuk skor
postur lengan atas,
lengan bawah, dan pergelangan tangan.
Tabel B merupakan penggabungan nilai dari group B untuk skor
postur lengan atas,
lengan bawah, dan pergelangan tangan. Sehingga didapatkan skor
tabel B. Kemudian skor tabel
B dilakukan penjumlahan terhadap perangkai atau coupling dari
setiap masing-masing bagian
tangan.
Skor B adalah penjumlahan dari skor tabel B dan perangkai atau
coupling dari setiap
masing-masing bagian tangan. Skor tabel B ditambah 0 (nol) yang
berarti good atau terdapat
pegangan pada beban dan operator mengangkat beban hanya dengan
mengunakan separuh
tenaga, ditambah 1 (satu) yang berarti fair atau terdapat
pegangan pada beban walaupun bukan
merupakan tangkai pegangan dan operator mengangkat beban dengan
dibantu mengunakan
tubuh lain, ditambah 2 (dua) yang berarti poor atau tidak
terdapat pegangan pada beban, dan
Table B
Lower Arm
1 2
Wrist 1 2 3 1 2 3
Upper Arm Score
1 1 2 2 1 2 3
2 1 2 3 2 3 4
3 3 4 5 4 5 5
4 4 5 5 5 6 7
5 6 7 8 7 8 8
6 7 8 8 8 9 9
-
26
ditambah 3 (tiga) yang berarti unacceptable tidak terdapat
pegangan yang aman pada beban dan
operator mengangkat beban tidak dapat dibantu oleh angota tubuh
lain.
Untuk memperoleh skor akhir (grand score), skor yang diperoleh
untuk postur tubuh
grup A dan grup B dikombinasikan ke Tabel C. Kemudian skor REBA
adalah penjumlahan dari
skor C dan skor aktivitas. Berikut ini adalah tabel skor C dan
skor aktivitas.Tabel 3.8
Tabel 3.8 Penilaian Skor Tabel C dan Skor Aktivitas
Score A (score
form table A
+load/force score)
Table C
Score B, (table B value + coupling score)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Skor C ditambah 1 (satu) dengan skor aktifitas apabila satu atau
beberapa bagian tubuh
bergerak secara statis untuk waktu yang lebih dari satu menit,
terdapat beberapa pengulangan
pergerakan 4 (empat) kali dalam satu menit (belum termasuk
berjalan), dan pergerakan atau
perubahan postur lebih cepat dengan dasar yang tidak stabil.
Tahap terakhir dari REBA menilai
action level dari hasil final skor REBA.
Berikut ini adalah tabel Action Level dari metode REBA.
Tabel 3.9 Level Akhir dari Skor REBA
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
-
27
Tabel 3.10 Activity Score
+1 : 1 atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari satu
menit
+2 : Penggulangan gerakan dalam rentang waktu singkat, diulang
lebih dari 4 kali permenit
(tidak termasuk berjalan)
+3 : Gerakan menyebabkan perubahan atas pergersersan postur yang
cepat dari posisi
awal
Sumber: Hignett, 2000
3.6 Aplikasi Ergo @ WSH
Ergo @ WSH dimaksudkan untuk profesional WSH dan masyarakat
umum. Profesional
WSH dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengidentifikasi
bahaya ergonomis di tempat
kerja dan memberikan rekomendasi untuk mencegah keluhan
muskuloskeletal. Aplikasi ini juga
dapat membantu meningkatkan kesadaran umum tentang postur yang
baik. Anda akan
menemukan bahwa ergo @ WSH mudah digunakan untuk:
1. Mengevaluasi postur duduk dan angkat menggunakan foto dan
video
2. Menerima kiat tentang cara memperbaiki postur
3. Memantau perubahan postur dan keluhan kesehatan seiring waktu
Berbagi hasil analisis
postur via Facebook , Twitter, email
4. Terima kiat latihan peregangan
5. Setel pengingat olahraga
-
28
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengambilan data yang dilakukan dalam Kerja Praktek ini adalah
pada
pemeriksaan dari 34 titik sampling dari 15 lantai pada gedung
Wisma Mulia
terutama pegawai SKK Migas. Cara pengambilan sample yang
dilakukan
pada kerja praktek ini adalah pengambilan acak berdasarkan area
atau cluster
sampling.
Penulis menggunakan aplikasi “ERGO@WSH” agar mempermudah
dalam perhitungan sudut.
Dari data yang dikumpulkan, terdapat berbagai pekerja SKK
Migas
dengan bagian unit yang berbeda.
1) Manager terdiri dari 5 orang
2) Pegawai tetap terdiri dari 11 orang
3) Penunjang terdiri dari 8 orang
4) Arsip terdiri dari 4 orang
5) dan, CCTV terdiri dari 1 orang
-
29
Tabel hasil perhitungan sudut para pegawai dan penunjang SKK
Migas
dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
1 Abi 15°20° +
miringduduk
30° + lengan
tertopang90°
-
30
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
4 Adjie A 0 - 20° In extention
duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° -
60°
20° - 45° +
lengan
tertopang
90° 0° + berputar
5 Achmad0° +
berputar
20° +
berputarDuduk
30° + lengan
tertopang90° 0° + berputar
6 Beny W 0° 10°
duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° -
60°
30° + lengan
tertopang90°
< 15° +
berputar
7 Chandra 0° - 20° 0° - 20°
duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° -
60°
30° + lengan
tertopang90° < 15 + berputar
-
31
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
8 DedyIn
extentionIn extention
duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° -
60°
0° + lengan
tertopang80° >15 °+ berputar
9 Deny 10° 0° - 20°
duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° -
60°
20° + lengan
tertopang100° < 15° + berputar
10 Dama 0° - 20° 10° Duduk50° + lengan
tertopang100° < 15°
11 Ella 10° 10° Duduk35° + lengan
tertopang60° < 15°
-
32
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
12 Halida 0° + miring 10° Duduk
20° - 45° +
lengan
ditopang
100°< 15° +
berputar
13 Hari 10° 10°
Duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° -
60°
15° + lengan
di topang0°-60° 15° + berputar
14 Indra> 20° ( In
extention )0° - 20° Duduk
20° - 45° +
lengan
ditopang
90° 15°
-
33
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
16 Nurdin20° +
miring0° + miring
Duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° - 60°
0° 80° >15°
17 Rudi 10° 0° Duduk 0° 80° >15°
18 Shinta 15° 20° Duduk20° + lengan
ditopan100° >15°
19 TunaryoIn
extention20° Duduk
35° + lengan
ditopang0° - 60° >15°
-
34
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
20 Turino10° +
miring0° duduk
0° + lengan
ditopang95° < 15°
21Veronika
(M)0° 10° Duduk
40° + lengan
ditopang100° < 15° + berputar
22 Widi (M) 0°25° +
miring
Duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° - 60°
35° + lengan
ditopang80°
-
35
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
24 Zainul 0° 0°
Duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° - 60°
30° + lengan
ditopang85° < 15° + berputar
25Shinta
(M)0° 10°
Duduk,
lutut
bertekuk
diantara
30° - 60°
10° + lengan
ditopang80° > 15° + berputar
26Julius
(M)
In
extention
In
extentionDuduk
50° + lengan
ditopang50° < 15°
27Firsi
(BSD)0°
30° +
miringDuduk
0° + lengan
ditopang90° > 15° + berputar
-
36
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
28Desta
(M)10° 10° Duduk
55° + lengan
ditopang70° 15° + berputar
29Adi K
50° > 20°
Kaki
tidak
seimbang
dan lutut
bertekuk
diantara
30° - 60°
40° 115° > 15° + berputar
30Adi
(Arsip)0° 0°
Tertopang
, tidak
duduk
0° 100° > 15° + berputar
31Tunaryo
(Arsip)0°
0° +
beputarTopang 45° - 90° 65°
> 15° +
berputar
-
37
Tabel 4.1 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
32 Irfan 25° 0°
Ditopang
, lutut
bertekuk
30° - 60°
35° 60° >15° + berputar
4.2 Pengolahan Data
Dari pengukuran sudut yang terdapat dalam Tabel 4.1,maka dapat
dihitung
dalam pengolahan data dan perhitungan postur tubuh yang
tercantum pada Tabel
4.2 yang berada di bawah.
Perhitungan postur tubuh ini berdasarkan perhitungan postur
tubuh pada
penilaian postur tubuh Grup A dan Tabel Grup B untuk REBA.
Tabel 4.2 Cara Perhitungan REBA
No Nama FotoGrup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
1 Abi 15°20° +
miringduduk
30° + lengan
tertopang90°
-
38
Table 4.3 Skor Bagian Batang Tubuh
Mendapat nilai 2 + 1 untuk leher karena membentuk sudut 20° dan
leher
miring ke samping
Tabel 4.4 Skor Bagian Leher
Mendapat nilai 1 karena posisi kaki adalah tertopang rata /
duduk.
Tabel 4.5 Skor Bagian Kaki
Maka dari itu, hasil dari grup A yang didapat oleh Abi adalah
4
-
39
Tabel 4.6 Skor Grup A REBA
Table ANeck
1 2 3
Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TrunkPostureScore
1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 62 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 73 2 4 5 6 4 5
6 7 5 6 7 84 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 95 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9
Dan untuk nilai pada Grup B, Abi mendapat nilai 2 + 1 untuk
upper arm
karena membentuk sudut 30° dan kondisi lengan tertopang
Tabel 4.7 Skor Bagian Lengan Atas
Mendapat nilai 1 untuk lower arm karena membentuk sudut 90°
Gambar 4.1 Skor Bagian Lengan Bawah
Dan mendapat nilai 1 + 1 untuk pergelangan tangan karena
melebihi sudut
15° dari titik tumpu dan berputar.
-
40
Tabel 4.8 Skor Bagian Pergelangan Tangan
Maka dari itu, pada grup B Abi mendapat nilai 4 dapat dilihat di
tabel
dibawah ini
Tabel 4.9 Skor Grup B REBA
Table BLower Arm
1 2Wrist 1 2 3 1 2 3
Upper Arm Score
1 1 2 2 1 2 32 1 2 3 2 3 43 3 4 5 4 5 54 4 5 5 5 6 75 6 7 8 7 8
86 7 8 8 8 9 9
-
41
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA
No Nama Foto
Grup A
Hasil
Grup B
HasilTrunk
Nec
kLegs Upper
Lowe
rWrist
1 Abi 2 2+1 1 4 2+1 1 1+1 4
2 Ani 1 1 1 1 2+1 2 1 4
3 Adi K 2 1 1 2 2+1 2 1 4
4 Adjie A 2 2 1+1 4 2+1 1 1+1 4
-
42
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A
HasilGrup B
HasilTrunk Neck Legs Upper Lower Wrist
5 Achmad 1+1 2+1 1 4 2+1 1 1 3
6 Beny W 1 1 1+1 2 2+1 1 1+1 4
7 Chandra 2 1 1+1 3 2+1 1 1 3
8 Dedy 2 2+1 1+1 4 1+1 1 2+1 3
-
43
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A
HasilGrup B
HasilTrunk Neck Legs Upper Lower Wrist
9 Deny 2 1 1+1 3 2+1 1 1+1 4
10 Dama 2 1 1 2 3+1 2 1 5
11 Ella 2 1 1 2 2+1 1 1 3
12 Halida 1+1 1 1 2 2+1 2 1+1 5
-
44
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A
HasilGrup B
HasilTrunk Neck Legs Upper Lower Wrist
13 Hari 2 1 1+1 3 1+1 2 1+1 2
14 Indra 2 1 1 2 2+1 1 1 3
15 Nuli 2 1 1+1 3 1+1 1 2 2
16 Nurdin 2+1 1+1 1+1 5 1 1 2 2
-
45
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A
HasilGrup B
HasilTrunk Neck Legs Upper Lower Wrist
17 Rudi 2 1 1 2 2+1 1 2 4
18 Shinta 2 1 1 2 2+1 1 2 4
19 Tunaryo 2 1 1 2 2+1 2 2+1 5
20 Turino 2+1 1 1 2 1+1 1 1 1
-
46
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A
HasilGrup B
HasilTrunk Neck Legs Upper Lower Wrist
21
Veronik
a
(M)
1 1 1 1 2+1 2 1+1 5
22Widi
(M)1 1+1 1+1 1 2+1 1 1+1 4
23 Yusuf 2 1 1+1 3 3+1 1 1 4
24 Zainul 1 1 1+1 2 2+1 1 1+1 4
-
47
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A
HasilGrup B
HasilTrunk Neck Legs Upper Lower Wrist
25Shinta
(M)1 1 1+1 2 1+1 1 2+1 3
26Julius
(M)2 2 1 3 3+1 2 1 5
27Firsi
(BSD)1 3+1 1 3 1+1 1 2+1 3
28Desta
(M)1 1 1 1 3+1 1 1+1 4
-
48
Tabel 4.10 Tabel perhitungan REBA (Lanjutan)
No Nama FotoGrup A
HasilGrup B
HasilTrunk Neck Legs Upper Lower Wrist
29Adi
( Arsip )3 2 1+1 6+1 2 2 1+1 3+2
30Adi
(Arsip)1 1+1 1+2 3+1 1 2 2+1 3+2
31Tunaryo
(Arsip)1 1+1 1 1+1 3 1 2+1 5+1
32 Irfan 1 1 1+2 3+1 2 1 2+1 3+1
-
49
4.2.1 Hasil Perhitungan REBA
Hasil dari perhitungan REBA diatas, didapatnya nilai skor Grup C
yang
dapat menentukan resiko - resiko yang diterima oleh pegawai SKK
Migas terdapat
pada Tabel 4.12. Grand Score C ini dapat dilihat pada Tabel
4.11
No Nama Foto Grup A Hasil Grup B Hasil
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
1 Abi 2 2+1 1 4 2+1 1 1+1 4
Pada postur kerja Abi, mendapat skor 4 untuk grup A dan skor 4
untuk
Grup B. Maka untuk melihat skor pada grup C bisa melihat di
tabel dibawah ini :
Tabel 4.11 Grand Score Grup A dan B
Score A (score
form table A
+load/force score)
Table C
Score B, (table B value + coupling score)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7
2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8
3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8
4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9
5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9
6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10
7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11
8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11
9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12
10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12
11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
-
50
Tabel 4.12 Hasil resiko REBA
No Nama Score Action Level
A B C Level
Aksi
Score
REBA
Level
Resiko
Aksi
1 Abi 4 4 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan perubahan
2 Ani P 1 4 2 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
3 Adi K 2 4 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
4 Adjie A 4 4 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
5 Achmad 4 3 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
6 Beny W 2 4 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
7 Chandra 3 3 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan
-
perubahan
8 Dedy 4 3 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan perubahan
9 Deny 3 4 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
10 Dama 2 5 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
11 Ella 2 3 2 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
12 Halida 2 5 3 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
13 Hari 3 2 4 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
14 Indra 2 3 2 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
15 Nuli 3 2 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
-
51
Tabel 4.12 Hasil resiko REBA( (Lanjutan)
No Nama
Score Action Level
A B CLevel
Aksi
Score
REBA
Level
ResikoAksi
16 Nurdin 5 2 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
17 Rudi 2 4 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
18 Shinta 2 4 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan
-
perubahan
19 Tunaryo 2 5 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
20 Turino 2 1 1 0 1Sangat
Rendah
Resiko masih dapat diterima dan
tidak perlu dirubah
21Veronika
(M)1 5 3 1 2 sd 3 Rendah
Mungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
22Widi S
(M)1 4 2 1 2 sd 3 Rendah
Mungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
23 Yusuf 3 4 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
24 Zainul 2 4 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan
-
perubahan
25Shinta
(M)2 3 2 1 2 sd 3 Rendah
Mungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
26Julius
(M)3 5 4 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan perubahan
27 Firsi 3 3 3 1 2 sd 3 RendahMungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
28Desta
(M)1 4 2 1 2 sd 3 Rendah
Mungkin dibutuhkan perubahan -
perubahan
29Adi
(Lifting)6 5 8 3 8 sd 10 Tinggi
Kondisi berbahaya, oleh karena itu
perlu dilakukan pemeriksaan dan
perubahan dengan segera
-
52
Tabel 4.12 Hasil resiko REBA( (Lanjutan)
No Nama
Score Action Level
A B CLevel
Aksi
Score
REBA
Level
ResikoAksi
30 Adi (Angkat) 4 5 5+1 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
31Tunaryo
(Lifting)2 6 4+1 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan
perubahan
32Irfan
(BSD)4 4 4+1 2 4 sd 7 Sedang Butuh pemeriksaan dan perubahan
Ketidaksesuaian postur kerja yang dialami oleh para pegawai
ataupun
penunjang, disebabkan oleh beberapa faktor,Antara lain :
1) Manusia
a) Pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle
repetitive work)
merupakan karakter pekerjaan dan penyakit kerja akan menjadi
fokus dan
bahasan yang penting
2) Material
a) Peletakan alat - alat kerja dalam stasiun kerja
b) Pada ketinggian kursi hampir seluruh kursi pekerja sudah
nyaman untuk
digunakan pada saat bekerja, namun masih terdapat kursi untuk
penunjang
yang tidak dapat diatur ketinggian kursinya
4.2.2 Postur Tubuh Berdasarkan Software Ergo @WSH
Resiko yang diterima oleh setiap pegawai tentu berasal dari
kesalahan
postur tubuh yang berbeda dengan yang lain hal ini disebabkan
oleh cara
pegawai SKK Migas melakukan aktivitas keseharian saat
bekerja.
Ketidak sesuaian postur kerja pegawai mengakibatkan penyakit
kerja atau
kesalahan postur tubuh yang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
:
-
53
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
No Nama Foto Masalah Perubahan
1 Abi
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat danmenyebabkan
keteganganmata
2. Tangan ditempatkan terlalurendah dan dapatmenyebabkan
keteganganbahu
1. Mata harus berjarak kurang lebih 50- 100 cm dari layar
2. Keyboard diletakkan pada jarakdan ketinggian yang
memungkinkanbahu rileks dengan lengan bawahsejajar dengan
lantai
2 Ani
1. Kepala miring terlalu keatas
2. Pinggang terlalu condongke depan
3. Tinggi kursi terlalu rendah
1. Menjaga leher agar tetap tegak tapitidak tegang
2. Sesuaikan sandaran menggunakanbantal untuk mempertahankan
postur Spada tubuh
3. Menaikkan tempat duduk sehinggalutut memiliki tinggi yang
sama dengantempat duduk.
3 Adi K
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tangan ditempatkan terlalutinggi
1. Mata harus berjarak kurang lebih 50- 100 cm dari layar
2. Keyboard diletakkan pada jarakdan ketinggian yang
memungkinkanbahu rileks dengan lengan bawahsejajar dengan
lantai
-
54
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
4 Adjie A
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Monitor terlalu dekat
3. Kepala miring terlalu keatas
4. Pinggang terlalu condongke depan
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Letakkan monitor dengan jarak50 - 70 cm
3. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
4. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
5 Achmad
1. .Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Kepala miring terlalu keatas
3. Pinggang terlalu condongke depan
4. Tinggi kursi terlalu rendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
3. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
6 Beny W
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tangan ditempatkanterlalu tinggi
3. Tinggi kursi terlalu rendah
4. Mouse ditempatkan terlalujauh
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Letakkan monitor dengan jarak50 - 70 cm
3. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
4. Mengatur jarak dan ketinggianmouse agar pergelangan
tangantetap lurus
-
55
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
7 Chandra
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tinggi kursi terlalu rendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
8 Dedy
1. .Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Kepala miring terlalu keatas
3. Pinggang terlalu condongke depan
4. Tinggi kursi terlalu rendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
3. Sesuaikan sandaran menggunakanbantal untuk
mempertahankanpostur S pada tubuh
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
9 Deny
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tinggi kursi terlalu rendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk
-
56
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
10 Dama
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Monitor terlalu dekat
3. Tangan ditempatkanterlalu rendah / dekat
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Ltakkan monitor dengan jarak 50- 70 cm
3. Keyboard diletakkan pada jarakdan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
11 Ella
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Kepala miring terlalu keatas
3. Pinggang terlalucondong ke depan
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
3. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
12 Halida
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tangan ditempatkanterlalu rendah
3. Pinggang terlalucondong kedepan
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Keyboard diletakkan pada jarakdan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
3. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
-
57
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
13 Hari
1. Tangan ditempatkanterlalu rendah
2. Monitor terlalu dekat
3. Pinggang terlalucondong ke depan
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Keyboard diletakkan pada jarakdan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
2. Letakkan monitor dengan jarak50 - 70 cm
3. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
14 Indra 1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Kepala miring terlalu keatas
3. Mouse ditempatkanterlalu jauh
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
3. Mengatur jarak dan ketinggianmouse agar pergelangan
tangantetap lurus
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
15 Nuli
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
-
58
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
16 Nurdin
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tangan ditempatkanterlalu rendah
3. Monitor terlalu dekat
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Keyboard diletakkan padajarak dan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
3. Letakkan monitor dengan jarak50 - 70 cm
4. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
17 Rudi
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Tangan ditempatkanterlalu rendah
3. Pinggang terlalucondong ke depan
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Keyboard diletakkan padajarak dan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
3. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh\
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
18 Shinta Sudut mata tidak benar untukmelihat
Mata harus berjarak kurang lebih 50 -100 cm dari layar
-
59
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
19 Tunaryo
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Kepala miring terlalujauh ke bawah
3. Tangan ditempatkanterlalu tinggi
4. Pinggang terlalucondong ke depan
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
3. Keyboard diletakkan padajarak dan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
4. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
20 Turino
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Kepala miring terlalu keatas
3. Mouse ditempatkanterlalu jauh
4. Monitor terlalu dekat
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
3. Mengatur jarak dan ketinggianmouse agar pergelangan
tangantetap lurus
4. Letakkan monitor dengan jarak50 - 70 cm
21Veronika
(M)
Sudut mata tidak benar untukmelihat
Mata harus berjarak kurang lebih 50 -100 cm dari layar
-
60
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
22 Widi (M)
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Pinggang terlalucondong kedepan
3. Monitor terlalu dekat
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
3. Ltakkan monitor dengan jarak 50- 70 cm
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
23 Yusuf
1. Kepala miring terlalu kebawah
2. Pinggang terlalucondong ke depan
3. Tinggi kursi terlalurendah
1. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
2. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
3. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
24 Zainul
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Mouse diletakkan terlalujauh
3. Pinggang terlalucondong kedepan
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Mengatur jarak dan ketinggianmouse agar pergelangan
tangantetap lurus
3. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
-
61
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
25Shinta
(M)
1. Kepala miring terlalubawah
2. Tangan ditempatkanterlalu rendah
3. Pinggang terlalu tegak
4. Tinggi kursi terlalurendah
1. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
2. Keyboard diletakkan padajarak dan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
3. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
26Julius
(M)
1. Kepala miring terlalu keatas
2. Tangan diletakkan terlalurendah
3. Tinggi kursi terlalurendah
1. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
2. Keyboard diletakkan padajarak dan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
3. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
27Firsi
(BSD)
1. Sudut mata tidak benaruntuk melihat
2. Kepala miring terlalu kebawah
3. Mouse ditempatkanterlalu rendah
1. Mata harus berjarak kurang lebih50 - 100 cm dari layar
2. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
3. Mengatur jarak dan ketinggianmouse agar pergelangan
tangantetap lurus
-
62
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
No Nama Foto Masalah Perubahan
28Desta
(M)
1. Kepala miring terlalurendah
2. Pinggang terlalu tegak
3. Lutut diletakkan terlalutinggi
4. Tangan diletakkan terlalutinggi
5. Mouse ditempatkan terlalurendah
1. Menjaga leher agar tetap tegaktapi tidak tegang
2. Sesuaikan sandaranmenggunakan bantal untukmempertahankan
postur S padatubuh
3. Keyboard diletakkan padajarak dan ketinggian yangmemungkinkan
bahu rileksdengan lengan bawah sejajardengan lantai
4. Menaikkan tempat duduksehingga lutut memiliki tinggiyang sama
dengan tempat duduk.
5. Mengatur jarak dan ketinggianmouse agar pergelangan
tangantetap lurus
29
Adi K
1. Tidak ada tumpuan untukkaki / lutut
2. Badan terlalu bungkuksehingga akanmenyebabkan nyeri
padapinggang
3. Cara pengangkatanbeban yang tidakmeringankan
1. Memberikan pegangan yangsesuai, genggaman tangan
atauindentasi pada objek untukpegangan yang lebih baik
2. Bergerak mendekati objek dantekuk lutut untuk
mengambilobjek
3. Bergerak mendekati objek dantekuk lutut untuk
mengambilobjek
4. Pegang objek dengan kuat dandekatkan dengan tubuh Anda
5. Angkat objek denganmeluruskan kaki, menjagapunggung tetap
lurus
6. Memiliki firasat kuat pada objeksebelum pindah
-
63
Tabel 4.13 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Pegawai
(Lanjutan)
Berdasarkan hitungan REBA dapat diketahui bahwa :
1) Resiko tertinggi diterima oleh Adi saat melakukan
pengangkatan sehingga
membutuhkan pemeriksaan dan perubahan dengan segera
2) Resiko terendah diterima oleh Turino sehingga tidak
memerlukan perubahan
No Nama Foto Masalah Perubahan
30Adi
(Arsip)
1. Tidak ada tumpuan untukkaki / lutut
2. Cara pengangkatanbeban yang tidakmeringankan
1. Bergerak mendekati objek dantekuk lutut untuk
mengambilobjek
2. Pegang objek dengan kuat dandekatkan dengan tubuh Anda
3. Angkat objek denganmeluruskan kaki, menjagapunggung tetap
lurus
4. Memiliki firasat kuat pada objeksebelum pindah
31Tunaryo
(Arsip)
Cara pengangkatan bebanyang tidak meringankan
Pegang objek dengan kuat dandekatkan dengan tubuh Anda
32 Irfan
1. Tidak ada tumpuan untukkaki / lutut
2. Badan terlalu bungkuksehingga akanmenyebabkan nyeri
padapinggang
3. Cara pengangkatanbeban yang tidakmeringankan
1. Bergerak mendekati objek dantekuk lutut untuk
mengambilobjek
2. Pegang objek dengan kuat dandekatkan dengan tubuh Anda
3. Angkat objek denganmeluruskan kaki, menjagapunggung tetap
lurus
4. Memiliki firasat kuat pada objeksebelum pindah
-
64
Berdasarkan aplikasi ergo @ WSH dapat diketahui bahwa :
1) Resiko tertinggi diterima oleh Desta, hal ini dikarenakan
ketidaksesuaian
postur tubuh yang dilakukan saat bekerja
2) Resiko terendah diterima oleh Veronika dan Shinta, karena
memiliki sedikit
hal dalam ketidaksesuaian postur tubuh yang dilakukan saat
bekerja
-
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal, antara
lain:
1) Menurut perhitungan REBA dengan didukung aplikasi ergo @ WSH
didapatkan bahwa
pegawai dan penunjang perkantoran di SKK Migas umumnya memiliki
tingkat level resiko
yang rendah (tidak beresiko) akan tetapi, ada 1 tempat di bagian
arsip yang memiliki level
resiko tinggi dengan nilai 8.
5.2 Saran
Saran yang penulis dapat diberikan untuk perusahaan SKK Migas
sebagai berikut:
1) Mengurangi beban yang diangkut oleh penunjang bagian arsip
dengan cara memaksimalkan
beban kotak yang berisi dokumen arsip tetap berkisar 1 hingga 5
kg.
2) Memberikan pegangan atau tumpuan agar penunjang bagian arsip,
sehingga operator
mengangkat beban dengan separuh tenaga.
3) Memperbaiki postur tubuh dengan cara mengurangi sudut di
bagian upper arm dan lower
arm saat pengambilan dokumen arsip.
-
66
DAFTAR PUSTAKA
Antoni, S., dkk. 2016. Perancangan Meja Konveyor Sebagai
Media
Pembelajaran Untuk Mempertimbangkan Faktor Antrpometri di
Laboratorium Analisa Perancangan Kerja Fakultas Teknik.
Universitas
Pancasakti Tegal.
Ginting, R. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu
Husein T, dkk. 2009. Perancangan Sistem Kerja Ergonomis Untuk
Mengurangi
Tingkat Kelelahan. Universitas Mercu Buana. Jakarta. Fakultas
Teknik.
Iridiastadi H, Yassierli. 2016. Ergonomi Suatu Pengantar.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Setiawan, P. 2016. Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja
Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten-Jawa
Tengah-
Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta.
Susanti, L., Yuliandra, B., Zadry, H. 2015. Pengantar Teknik
Industri diakses
padahttps://www.researchgate.net/publication/313531615_Pengantar_Ergon
omi_Inodustri
Tarwaka, 2014. Ergonomi Industri; Dasar - dasar Pengetahuan
Ergonomi dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press
https://www.researchgate.net/publication/313531615_Pengantar_Ergonomi_Industrihttps://www.researchgate.net/publication/313531615_Pengantar_Ergonomi_Industri
1. Cover.pdf (p.1)2. Lembar Pernyataan.pdf (p.2)3. Lembar
Pengesahan.pdf (p.3)4. Kata pengantar.pdf (p.4)5. Daftar Isi.pdf
(p.5-6)6. Daftar Tabel.pdf (p.7)7. Daftar Gambar.pdf (p.8)8. Bab
1.pdf (p.9-14)9. Bab 2.pdf (p.15-20)10. Bab 3.pdf (p.21-35)11. Bab
4.pdf (p.36-72)BAB IVPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA4.1 Pengumpulan
Data4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Hasil Perhitungan REBA 4.2.2 Postur
Tubuh Berdasarkan Software Ergo @ WSH
12. Bab 5.pdf (p.73)13. Daftar Pustaka.pdf (p.74)