KONSEP DASAR PENYAKIT TETANUS PADA ANAK A. PENDAHULUAN Tatanus adalah penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi dimasyarakat kelas menengah kebawah. Di RSU Dr.Soetomo sebagian besar pasien tetanus berusia >3 tahun dan <1 minggu . dari seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka sebagai seorang perawat atau bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat. B. PENGERTIAN Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran . (sulistiawati Ningsih & Ninik Wirarti) Tetanus atau Lockjaw merupakan penyakit akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospamin yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani Tetanus atau rahang terkunci (Locjaw) adalah penyakit akut , paralitik apastik yang disebabkan oleh tetanospamin , neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP DASAR PENYAKIT TETANUS
PADA ANAK
A. PENDAHULUAN
Tatanus adalah penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi
dimasyarakat kelas menengah kebawah.
Di RSU Dr.Soetomo sebagian besar pasien tetanus berusia >3 tahun dan
<1 minggu . dari seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka
sebagai seorang perawat atau bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda
kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
B. PENGERTIAN
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme)
tanpa disertai gangguan kesadaran . (sulistiawati Ningsih & Ninik Wirarti)
Tetanus atau Lockjaw merupakan penyakit akut yang menyerang susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospamin yang dihasilkan oleh
Clostridium Tetani
Tetanus atau rahang terkunci (Locjaw) adalah penyakit akut , paralitik
apastik yang disebabkan oleh tetanospamin , neurotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium Tetani
C. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah kuman yang dikenal sebagai Clostridium
Tetani yang masuk dalam tubuh melalui
1. luka tusuk , gigitan binatang , luka bakar
2. luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik
3. OMP , Caries gigi , infeksi telinga
4. pemotongan tali pusat yang tidak steril.
5. penjahitan luka robek yang tidak steril dan dari bekas suntikan Clostridium
Tetani
karakteristik Clostridium Tetani
1
hidup anaerob , membentuk spora yang berbentuk lonjong dengan ujung
yang bulat , khas seperti batang korek api.
Sifat spora ini tahan dalam air mendidih selama 4 jam , obat antiseprik ,
tetapi mati dalam autoclap bila dipanaskan selama 15-20 menit pada suhu
1210C , bila tidak kena cahaya maka spora ini dapat hidup ditanah
berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.
Spora akan berubah menjadi bentuk vegetative dalam keadaan anaerob dan
kemudian berkembang biak.
Memproduksi 2 macam eksotoksin yaitu tetanospamin dan tetanolisin .
tetanospamin merupakan protein dengan berat molekul 150.000 dalton ,
larut dalam air . labil pada panas dan cahaya , rusak dengan enzim
proteolitik , tetapi stabil dalam bentuk murni dan kering.
Tetanospamin disebut juga neurotoksin karena toksin ini melalui beberapa
jalan dapat mencapai susunan syaraf pusat dan menimbulkan gejala berupa
kekakuan (rigiditas) , spasme otot dan kejang mengeluarkan toksin bila
dalam kondisi baik.
Tetanilisin menyebabkan lisis dari sel-sel darah merah.
D PATOFISIOLOGI
Clostridium tetani dalam bentuk spora masuk ke tubuh melalui luka yang
terkontaminasi dengan debu tanah , tinja binatang , pupuk . bila keadaan
menguntungkan dimana tempat luka tersebut menjadi hipoanaerob disertai
terdapatnya jaringan nekrotis , leukosit mati , benda-benda asing maka spora
berubah menjadi vegetatif yang kemudian berkembang . kuman ini tidak
invasive , bila dinding sel kuman lisis maka dilepaskan eksotosin , yaitu
tetanospamin dan tetanolisin . tetanospamin sangat mudah diikat oleh syaraf dan
akan mencapai saraf melalui dua cara :
1. secara local : siabsorbsi melalui junction pada ujung-ujung saraf perifer
motorik melalui axis silindrik kecornu anterior susunan saraf pusat
2. toksin diabrorbsi melalui pembuluh limfe lalu ke sirkulasi darah untuk
seterusnya susunan saraf pusat .
2
E. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia . terutama pada daerah resiko tinggi
dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah
Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak
sehingga resiko penyakit ini didaerah peternakan sangat tinggi . spora kuman
Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran dimana-mana .
F. MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi tetanus umumnya 3-21 hari , namun dapat singkat hanya 1-
2 hari . dan kadang-kadang lebih dari 1 bulan .
Makin pendek masa inkubasi makin jelek prognosisnya . terdapat
hubungan antara jarak tempat invasi clostridium tetani dengan susunan saraf pusat
dan interval antara luka dan permulaan penyakit . dimana makin jauh tempat
invasi maka inkubasi makin panjang.
Secara klinis tetanus ada 3 macam:
1. tetanus umum
gambaran ini termasuk tetanus yang paling sering dijumpai .
terjadinya bentuk ini berhubungan dengan luas dan dalamnya luka bakar
yang luas , luka tusuk yang dalam , furunkolis , ekstraksi gigi , ulkus
dekubitus , dan suntikan hypodermis .
biasanya tetanus timbul secara mendadak berupa kekakuan otot
baik bersifat menyeluruh ataupun hanya sekelompok otot . kekakuan otot
terutama pada rahang (trismus) dan leher (kaku kuduk). 50% penderita
tetanus akan menunjukan trismus .
menurut berat ringannya tetanus dibagi atas :
a) tetanus ringan , trismus >3 cm, tidak disertai kejang umum
walaupun dirangsang
b) tetanus sedang , trismus < 3 cm dan disertai kejang umum bila
dirangsang
c) tetanus berat , trismus < 1 cm dan disertai kejang umum yang
spontan.
Cole dan Youngman (1969) membagi tetanus umum atas :
3
a. grade I ringan
- masa inkubasi > 14 hari
- periode of onset >6 hari
- trismus positif tetapi tidak berat
- sukar makan dan minum tetapi disfagia tidak ada
lokasi kekakuan dekat dengan luka berupa spamse
disekitar luka dan kekakuan umum terjadi beberapa jam
atau hari
b. grade II sedang
- masa inkubasi <4 hari
- periode of onset 3 hari atau kurang
- trismus berat
- disfagia berat
kekakuan umum dan gangguan pernafasan asfiksia ,
ketakutan keringat banyak dan takikardia .
2. tetanus local
tetanus ini sebenarnya merupakan banyak akan tetapi kurang
dipertimbangkan karena gambaran klinis tidak khas.
Bentuk tetanus ini merupakan nyeri , kekakuan otot-otot pada
bagian proximal dari tempat luka . tetanus local adalah bentuk ringan
dengan angka kematian 1% kadang-kadang ini dapat berkembang menjadi
tetanus umum .
3. tetanus Chepalic
merupakan salah satu varian tetanus local . terjadi bentuk ini bila
luka mengenai daerah mata , kulit kepala , muka , telinga , leher , otitis
media kronis dan jarang akibat tonsilektomi. Gejala berupa disfungsi saraf
cranial antara lain N. IV , VII . IX , X , XI , dapat berupa gengguan
sendiri-sendiri maupun kombinasi dan menetap dalam beberapa hari
bahkan berbulan-bulan .
tetanus chepthalik dapat berkembang menjadi tetanus umum . pada
umumnya prognosa bentuk tetanus cheptalik jelek .
4
G. PATHWAY KEPERAWATAN
H. KOMPLIKASI
1) pada saluran pernafasan
oleh karena spasme otot-otot pernafasan dan spasme otot laring dan
seringnya kejang menyebabkan terjadinya asfiksia . karena akumulasi
sekresi saliva serta sukarnya menelan air liur dan makanan atau minuman
sehingga sering terjadi aspirasi pneumonia , atelektasis akibat obstruksi oleh
secret .
pneumothoraks dan mediastinal emfisema biasanya terjadi akibat
dilakukanya trakheostomi.
2) pada kardiovaskuler
komplikasi berupa aktivitas simpatis yang meningkat antara lain takikardi ,
hipertensi , vasokontriksi perifer , dan rangsangan miokardium.
3) pada tulang dan otot
pada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi perdarahan dalam
otot. Pada tulang dapat terjadi raktura columna vertebralis akibatnya kejang
yang terus menerus pada anak dan orang dewasa.
4) komplikasi yang lain
- laserasi lidah akibat kejang
- dekubitus karena penderita berbaring dalam satu posisi saja
- panas yang tinggal karena infeksi sekunder atau toksin yang menyebar
luas dan mengganggu pusat pengatur suhu.
Penyebab kematian penderita tetanus akibat kmplikasi yaitu