Pendahuluan Menyandang predikat guru tak harus lulusan universitas jurusan keguruan atau yang sejenisnya. Namun dengan tekad luhur dalam berbagi ilmu, apapun bisa dilakukan siapa pun orangnya. Sebab pendidikan berlaku untuk semua orang. Kepedulian sesama dan kebangkitan menularkan kecerdasan mungkin menjadi ujung tombak dari pada menanti uluran tangan pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemuda di Tangerang, Banten bernama Solihin. Dia mendirikan komunitas Anak Langit. Komunitas Anak Langit adalah lembaga swadaya masyarakat yang berkonsentrasi memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran pada anak jalanan. Persinggungannya dengan anak jalanan semasa kuliah menanamkan rasa cinta dan kehendak berbagi ilmu kepada mereka yang kurang beruntung. Awalnya, diakui Solihin mengajak para anak jalanan ke meja belajar tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebab ternyata anak-anak jalanan menjadi sumber penghidupan keluarga. Apalagi pandangan miring masyarakat tentang keberadaan anak-anak jalanan. Sebelum mulai belajar, anak-anak jalanan mendapat bimbingan agama yakni salat dan doa bersama. Hal ini dianggap penting sebagai jembatan pendidikan dasar bagi anak-anak. Selanjutnya Solihin mengajarkan berbagai pelajaran formal dibantu sukarelawan yang kebanyakan mahasiswa. Untuk biaya operasional, Solihin mendapat dari dermawan. Memang tak banyak. Namun bisa untuk makan sehari-hari dan menyekolahkan sejumlah anak didiknya ke sekolah 1 | Page
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pendahuluan
Menyandang predikat guru tak harus lulusan universitas jurusan keguruan atau yang
sejenisnya. Namun dengan tekad luhur dalam berbagi ilmu, apapun bisa dilakukan siapa pun
orangnya. Sebab pendidikan berlaku untuk semua orang. Kepedulian sesama dan kebangkitan
menularkan kecerdasan mungkin menjadi ujung tombak dari pada menanti uluran tangan
pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemuda di Tangerang, Banten bernama Solihin. Dia
mendirikan komunitas Anak Langit.
Komunitas Anak Langit adalah lembaga swadaya masyarakat yang berkonsentrasi
memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran pada anak jalanan. Persinggungannya dengan
anak jalanan semasa kuliah menanamkan rasa cinta dan kehendak berbagi ilmu kepada mereka
yang kurang beruntung. Awalnya, diakui Solihin mengajak para anak jalanan ke meja belajar
tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebab ternyata anak-anak jalanan menjadi sumber
penghidupan keluarga. Apalagi pandangan miring masyarakat tentang keberadaan anak-anak
jalanan.
Sebelum mulai belajar, anak-anak jalanan mendapat bimbingan agama yakni salat dan
doa bersama. Hal ini dianggap penting sebagai jembatan pendidikan dasar bagi anak-anak.
Selanjutnya Solihin mengajarkan berbagai pelajaran formal dibantu sukarelawan yang
kebanyakan mahasiswa. Untuk biaya operasional, Solihin mendapat dari dermawan. Memang tak
banyak. Namun bisa untuk makan sehari-hari dan menyekolahkan sejumlah anak didiknya ke
sekolah formal. Saat ini, ada lebih dari lima anak lulusan sekolah Anak Langit yang sudah
kembali ke masyarakat.
1 | P a g e
Komunitas Anak LangitJl Akses Tanah Gocap, Tangerang (021) 68124088-98809128
Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif
untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.Suatu usaha
hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau
masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek
merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat (bahasa Inggris: beneficiaries) atau
obyek saja.1
Dari definisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu
mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir
diri masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali
seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi, kemampuan untuk
mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi sesuai dengan
kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Pemerintah, sebagai ‘agen perubahan’ dapat menerapkan kebijakan pemberdayaan
masyarakat miskin dengan tiga arah tujuan, yaitu enabling, empowering, dan protecting.
Enabling maksudnya menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
untuk berkembang. Sedangkan empowering, bertujuan untuk memperkuat potensi atau daya
yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, yakni dengan menampung
berbagai masukan dan menyediakan prasarana dan sarana yang diperlukan. Protecting, artinya
melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah.2
Pendekatan pemberdayaan pada intinya memberikan tekanan pada otonomi pengambilan
keputusan dari suatu kelompok masyarakat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi,
1 Wikwpedia, Pemberdayaan Masyarakat, Artikel Diakses Pada Tanggal 5 Januari 2011, http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberdayaan_masyarakat
2 Kartasasmita, Pemberdayaan: Enabling, Empowering, and Protecting, Artokel diakses pada tanggal 5
Januari 2011, http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-enabling-empowering-and-protecting.html#more-90
2 | P a g e
langsung (melalui partisipasi) demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengalaman
langsung.3
Konsep pemberdayaan masyarakat ini lebih luas hanya semata-mata memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan
lebih lanjut (safety net). Belakangan ini konsep tersebut dikembangkan sebagai upaya mencari
alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari
upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang oleh Friedmann disebut sebagai
alternative development, yang menghendaki inclusive democracy, economic growth, gender
equality and intergenerational equity.4
Dalam menyikapi persoalan kemiskinan di wilayah perkotaan, maraknya rumah singgah
dan komunitas-komunitas pengamen di tiap kota ternyata memberikan dampak positif bagi anak-
anak jalanan. Seperti Komunitas Anak langit dan komunitas Muzaki kota Tangerang, KPJ
Rangkasbitung, KPJ Cilegon, KPJ Serang, dan KPJ Pandeglang. Setidaknya mereka mempunyai
tempat berteduh, saling berbagi, dan mengatasi persoalan secara bersama-sama. Di sanalah
dibutuhkan para pendamping yang bisa mengarahkan dan menjadi orang tua kedua, orang tua
sosiologis bagi mereka.
Proses pengorganisasian masyarakat ini akan mengarah pada terbentuknya kader
masyarakat yang kemudian bersama fasilitator mendorong peran aktif masyarakat, dalam proses
pengukuhan lembaga komunitas sebagai representasi masyarakat yang akan berperan sebagai
motor penggerak masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah berbasis komunitas di
wilayahnya.5
Profil
Berawal di tahun 2005, kegelisahan melihat anak-anak muda yang menyesaki jalanan,
terbesit rasa tanggung jawab mengangkat dan membawa anak-anak itu ke arah yang lebih terang,
jauh dari ganasnya kehidupan jalanan. Tidak sedikit sekarang penghuni anak langit yang sudah
3 Kartasasmita, Pemberdayaan: Enabling, Empowering, and Protecting, Artokel diakses pada tanggal 5 Januari 2011, http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-enabling-empowering-and-protecting.html#more-90
4 Kartasasmita, Pemberdayaan: Enabling, Empowering, and Protecting, Artokel diakses pada tanggal 5 Januari 2011, http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-enabling-empowering-and-protecting.html#more-90
5Burhanudin, Water and Sanitation, Artikel Diakses Pada Tanggal 5 Januari 2011,http://www.dimsum.its.ac.id/id/?page_id=9
3 | P a g e
mengenyam pendidikan formal, bahkan ada yang sampai merasakan bangku universitas. Pucuk
masa depan pun tersingkap tahap demi tahap.
Komunitas anak langit dibentuk bersama oleh beberapa orang dengan latar belakang yang
berbeda. Namun, mereka memiliki satu visi untuk membentuk komunitas ini. Mereka membentuk
komunitas anak langit dengan maksud sebagai tempat untuk bermain dan belajar untuk anak-anak yang
singgah di sini. Anak-anak bebas melakukan apa saja sesuai dengan apa yang mereka inginkan asal
perilaku mereka tetap dijaga. Mereka belajar mengenai sopan santun, agama, kemandirian dan beberapa
pelajaran yang ada disekolah. Anak-anak diajarkan pula berkreatifitas sesuai dengan imajinasi mereka.
Oleh karena itu, mereka diharapkan menjadi pribadi yang terampil, cerdas, mandiri, kreatif dan berakhlak
mulia.
Lokasi anak langit terletak di pinggiran sungai Cisadane, di Jl. Tanah Gotjap Tangerang.
Tempat ini dibangun dengan konsep yang ramah dan hijau. Ketika memasuki tempat ini, Anda langsung
disambut dengan ramah. Anda sebaiknya merasakan, mendalami, dan mengenal orang-orang yang ada
didalamnya sebelum bertanya lebih banyak. Tempat anak langit terbuka selama 24 jam. Beberapa
ruangan yang dapat Anda temui adalah ruang belajar, perpustakaan, office, musholla, dapur dan saung-
saung.
Di bantaran sungai Cisadane,Tangerang, berdiri tegak sebuah bangunan bercorak
anyaman bambu, beratap jerami, rimbun, dan dari sana tersembul sinar dari sebuah harapan.
Mereka menyebut dirinya anak langit, keluarga anak langit, keluarga yang terdiri dari ratusan
kepala yang tetap mengangkat dagunya melawan kerasnya hari.
Di sini mereka dibimbing untuk mengembangkan potensi dan kreatifitas diri, melukis,
bermain perkusi, dan membuat berbagai karya tangan di samping pendidikan formal. Tak sedikit
dari mereka yang menggoreskan kilau prestasi, salah satunya adalah menjuarai kempo tingkat
nasional. Kelompok perkusi anak langit pun sudah malang melintang mengisi acara di
Jabodetabek dan Bandung. Tak kalah, acara sekelas Urban fest pun pernah dirasakan mereka.
Tidak ada bangunan dari tembok. Tidak ada kamar-kamar beserta tempat tidurnya. Tidak
ada teras didepan rumah. Juga, tidak ada atap dari genting. Yang ada hanya dua buah saung dari
bambu. Di sebuah tanah liar, seluas hampir 1000 meter. Dulunya tanah tersebut, hanya
ditumbuhi ilalang setinggi hampir 5 meter. Tidak ada yang mau masuk kedalam. Tapi sebelas
orang, yang peduli dengan nasib anak jalanan, bekerja keras, menyulap tanah tidak terurus tadi
menjadi dreamland.
4 | P a g e
Pulau impian bagi mereka, anak-anak jalanan. Sebutan dreamland, sebenernya saya
sendiri yang bikin seh, karena tanah tersebut, berada di tengah kali Cisadane, Tangerang. Jadi,
serasa ada di dreamland gitu. Fantasi tingkat tinggi . Sembari berangan-angan juga disitu ada
roller coaster sama rumah yang terbuat dari coklat. Setelah sebelumnya membayangkan
petualangan kesebelas penemu pulau tadi, seperti adegan film columbus yang menemukan benua
Amerika.
Kesebelas orang tadi telah melakukan sebuah petualangan lebih dahsyat dibanding
pembuat dreamland itu sendiri. ada yang menjadi PNS, mantan anak jalanan, juga aktivis. Dan
diantaranya, baru tiga orang yang sudah saya temui. Pertama, uwak Husein, tapi karena
kesibukannya, seingga ia jarang ada di tempat. Kedua, bang Edi, yang penampilannya ng-punk
abis dengan muka yang sangar. Tapi, ternyata dia S.Ag, tidak disangka, sarjana agama. Berbicara
dengan bang Edi, harus siap-siap kena serangan jantung. Karena orangnya ceplas-ceplos n blak-
blakan. Benar-benar tidak ada basa-basi. Nah, yang terakhir ketemu, ketika saya datang itu,
namanya bang Mi’ing, menemani saya ngobrol.
Berdasarkan hubungan mereka dengan keluarga, terdapat dua kategori anak jalanan, yaitu
children on the street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan
kategori, yaitu children in the street atau sering disebut juga children from families of the street.
Pengertian untuk children on the street adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di
jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam
kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah
setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun
masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun
dengan jadwal yang tidak rutin. Children of the street adalah anak-anak yang menghabiskan
seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia
memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya. Dan Children in the street atau
children from the families of the street adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya
di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.
Program-Program
Anak-anak adalah karunia Allah yang sangat mulia, sangatnya tidak semua anak yang
hidup layak. Banyak dari mereka yang harus berjuang keras untuk demi mendapatkan sekeping