Prosiding Seminar Geoleknologi Kontribusi llmu Kebumlan Dalam Pembangunan Berkelanjwan Bandung i Desember 2007 ISBN : 928-979-799-2j5-s Alterasi Dan Mineralisasi Hidrotermal Pada Batuan Volkanik Formasi Hulusimpang Daerah Bengkulu Dan Lampung di Kawasan Sayap Barat Pegunungan Bukit Barisan, Sumatera Sri Indarto, Iwan Setiawan, Iskandar Zulkarnain, Sudarsono, Fikri M. Fiqih, dan Ahmad Fauzi Pusat Penelitian Geotelorclogi - LPI, Kompleks LIZI, Jl. Sanglariang, Bandung. Abstrak: Batuan volkanik anggota Formasi Hulusimpang yang terdapat di Bengkulu dan Lampung relatif sama. Daerah Bengkulu terdiri basalt porfiri, andesit porfiri, andesit basaltik, trakhit porfiri, latit porfiri, tufa batuan, dan disertai urat kalsit dan urat kuarsa, Sedangkan batuan di Lampung terdiri dari : basalt porfiri, andesit porhri, andesit basaltik, andesit hornblenda, trakhit porfiri, latit porfiri, tufa batuan/ tufa breksi, dasit porfiri. Sebagian batuan telah teralterasi, yang terdiri dari propilitik, filik, dan argilik. Propilitik lebih dominan, yang dicirikan oleh klorit, karbonat dan epidot. Sedangkan filik ditunjukkan mineral ubahan serisit, silika, adapun argilik oleh munculnya mineral lempung yang banyak. Mineral logam yang didapatkan Bengkulu dan Lampung sama jenisnya yaitu mineral sulfida yang ditunjukkan munculnya pirit, kalliopirit, sfalerit. Mineral logam ini menunjukkan tekstur pengisian pada rongga batuan (cavity fillings) dan penggantian pirit oleh kalkopirit (replacements). Kadang - kadang didapatkan Au (emas) mengisi rongga - rongga batuan atau retakan pirit. Gabungan data petrografi, mineragrafi, unsur utama kimia batuan, dan pengukuran inklusi fluida, bahwa mineralisasi daerah Bengkulu dan Lampung adalah mineralisasi emas epitermal-mesotermal bersulfida renndah. Kata Kunci : Propilitilq filik, argilik, emas, epitermal, mesotermal, bersulfida rendatr. PENDAHULUAN Paper ini menuliskan tentang jenis alterasi dan mineralisasi yang terdapat di Bengkulu dan Lampung, khususnya pada Formasi Hulusimpang. Lokasi penelitian : Di Bengkulu antara lain Rejang Lebong (Muaraaman) dan Lebong Tandai. Untuk daerah Lampung di wilayah Kabupaten Tanggamus meliputi : Ulu Semung, Guring, dan Putidoh. Formasi Hulusimpang di Pegunungan Bukit Barisan, disusun oleh batuan volkanik : lava andesit-basalt, breksi volkanik, tufa yang mengalami ubahan, kadang-kadang terdapat urat kuarsa, dan mineral sulfida, berumur Oligo- Miosen, sering berhubungan dengan pengendapan emas dan logam dasar (Amin dkk., 1994, dan Gafoer, dkk., 1992). Hubungan kegiatan magma dengan pembentukan zona alterasi dan mineralisasi dapat dijelaskan dengan gambar kartun berikut (Iskandar 2., 2004), bahwa proses alterasi tidak selalu membawa mineralisasi (Gambar 1). METODA Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan data sekunder berupa literatur hasil penelitian terdahulu, dan peta geologi. Pengamo-ilan conto batuan yang mewakili Formasi Hulusimpang dikoleksi langsung saat melakukan penelitian lapangan. Conto batuan yang telah diambil akan dipililih untuk dianalisis di laboratorium. 165
9
Embed
Alterasi Dan Mineralisasi Hidrotermal Volkanik di Bukit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Prosiding Seminar Geoleknologi Kontribusi llmu Kebumlan Dalam Pembangunan BerkelanjwanBandung i Desember 2007 ISBN : 928-979-799-2j5-s
Alterasi Dan Mineralisasi Hidrotermal Pada Batuan Volkanik FormasiHulusimpang Daerah Bengkulu Dan Lampung di Kawasan Sayap BaratPegunungan Bukit Barisan, Sumatera
Sri Indarto, Iwan Setiawan, Iskandar Zulkarnain, Sudarsono, Fikri M. Fiqih, dan Ahmad FauziPusat Penelitian Geotelorclogi - LPI, Kompleks LIZI, Jl. Sanglariang, Bandung.
Abstrak: Batuan volkanik anggota Formasi Hulusimpang yang terdapat di Bengkulu dan Lampung relatifsama. Daerah Bengkulu terdiri basalt porfiri, andesit porfiri, andesit basaltik, trakhit porfiri, latit porfiri, tufabatuan, dan disertai urat kalsit dan urat kuarsa, Sedangkan batuan di Lampung terdiri dari : basalt porfiri,andesit porhri, andesit basaltik, andesit hornblenda, trakhit porfiri, latit porfiri, tufa batuan/ tufa breksi, dasitporfiri. Sebagian batuan telah teralterasi, yang terdiri dari propilitik, filik, dan argilik. Propilitik lebihdominan, yang dicirikan oleh klorit, karbonat dan epidot. Sedangkan filik ditunjukkan mineral ubahan serisit,silika, adapun argilik oleh munculnya mineral lempung yang banyak. Mineral logam yang didapatkanBengkulu dan Lampung sama jenisnya yaitu mineral sulfida yang ditunjukkan munculnya pirit, kalliopirit,sfalerit. Mineral logam ini menunjukkan tekstur pengisian pada rongga batuan (cavity fillings) danpenggantian pirit oleh kalkopirit (replacements). Kadang - kadang didapatkan Au (emas) mengisi rongga -rongga batuan atau retakan pirit.
Gabungan data petrografi, mineragrafi, unsur utama kimia batuan, dan pengukuran inklusi fluida,bahwa mineralisasi daerah Bengkulu dan Lampung adalah mineralisasi emas epitermal-mesotermal bersulfidarenndah.
Kata Kunci : Propilitilq filik, argilik, emas, epitermal, mesotermal, bersulfida rendatr.
PENDAHULUAN
Paper ini menuliskan tentang jenis alterasi danmineralisasi yang terdapat di Bengkulu danLampung, khususnya pada Formasi Hulusimpang.Lokasi penelitian : Di Bengkulu antara lain RejangLebong (Muaraaman) dan Lebong Tandai. Untukdaerah Lampung di wilayah KabupatenTanggamus meliputi : Ulu Semung, Guring, danPutidoh.
Formasi Hulusimpang di Pegunungan BukitBarisan, disusun oleh batuan volkanik : lavaandesit-basalt, breksi volkanik, tufa yangmengalami ubahan, kadang-kadang terdapat uratkuarsa, dan mineral sulfida, berumur Oligo-Miosen, sering berhubungan dengan pengendapanemas dan logam dasar (Amin dkk., 1994, danGafoer, dkk., 1992).
Hubungan kegiatan magma denganpembentukan zona alterasi dan mineralisasi dapatdijelaskan dengan gambar kartun berikut (Iskandar2., 2004), bahwa proses alterasi tidak selalumembawa mineralisasi (Gambar 1).
METODA
Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan datasekunder berupa literatur hasil penelitianterdahulu, dan peta geologi. Pengamo-ilan contobatuan yang mewakili Formasi Hulusimpangdikoleksi langsung saat melakukan penelitianlapangan. Conto batuan yang telah diambil akandipililih untuk dianalisis di laboratorium.
165
Gambar l. Hubungan kegiatan magmatik denganpembentukan alterasi dan mineralisasi.
Analisis yang digunakan antara lain petrografi,yaitu menggunakan mikroskop polarisasi (NilanUFX-Dp untuk mengidentifikasi mineral di dalam
batuan dan penamaan batuannya secara akurat,yang dilakukan di laboratorium Fisika Mineral,Puslit Geoteknologi LIPI. Analisis kimia batuanterdiri dari unsur utama (Major Elements -- ME),unsur jejak (frace Elements : TE), dan unsur
tanah jarang (Rare Earth Elements : REE),
menggunakan metoda ICP-MS, untukmendapatkan karakter geokimia batuan, yang
dilakukan di Activ ation Lab oratorie s Ltd., Canada.
GEOLOGI UMUM
Formasi Hulusimpang tersebar di sepanjang Sayap
Barat Pegunungan Bukit Barisan, yang dialasi oleh
batuan produk gunungapi berumur Oligo-Miosenyang sering berhubungan dengan pengendapan
emas dan logam dasar. Batuan produk gunungapiFormasi Hulusimpang terdiri dari lava yang
berkomposisikan andesit-basalt, breksi gunungapi
dan tufa yang telah terubah bersusunan andesit-
basalt dengan tebal 700m (Gafoer dkk., 1992).
Amin dkk., 1994 menyebutkan batuan FormasiHulusimpang sering terdapat urat kuarsa, dan
mineral sulfida. Di daerah Bengkulu, sekitarLebong Sulit, formasi ini dijumpai kontak jarij emari (int erfinge r ing) dengan batulempun g tufaan
bersisipan batupasir anggota Formasi
Seblat/Toms. Di atas Formasi Seblat secara tidak
selaras ditumpangi oleh Formasi Bal /Tmbaberumur Miosen, yang terdiri dari breksi
gunungapi epiklastika dengan tebal 300m, dan
dkk.,l992), dan di Lampung (Amin, dkk,t994,
intrusigranit (Tmgr).
Aktifitas dan produk gunungapi pada KalaOligo-Miosen yang membentuk FormasiHulusimpang ini diyakini menjadi batuan induk(hostrock) endapan emas dan logam dasar di UluKetenong (Rejang Lebong), Lebong Tambang(Muaraaman), Lebong Tandai (Bengkulu Utara),dan Ulu Semung,Way Kerap, Putidoh (KotaAgung , Lampung). Produk gunungapi daerah lainyang masih termasuk di dalam kawasan Sayap
Barat Pegunungan Bukit Barisan dengan karakterfisik yang sama dapat diberi nama yang berbed4seperti produk gunungapi tak teruraikan diPasaman, Bonjol, dan produk gunungapi berumurMiosen di Painan. Namun secara fisik dan
stratigrafi batuan-batuan tersebut meski-punterpisah oleh jarak yang berjauhan, masih dapat
disebandingkan dengan produk gunungapi berumurOligo - Miosen anggota Formasi Hulusimpang diBengkulu (Gafoer, dkk., 1992, Kusnama, AndiMangga, dkk., 1993). Produk gunungapi di Sayap
Barat Pegunungan Bukit Barisan, Sumatera begituluas penyebarannya, khususnya FormasiHulusimpang, sehingga formasi iiri dijadikan studikarakter mineralogi dan petrologi, dan salah satu
hasilnya ditulis mengenai alterasi dan mineralisasihidrotermal daerah Bengkulu dan Lampung.
Daerah penelitian Bengkulu termasuk ke dalam
Cekungan Bengkulu dan Pegunungan BukitBarisan, terletak di bagian barat dari daratan
Sumatera, berbatasan dengan busur gunungapi(Gambar 2). Sedimentasi di cekungan Bengkuludiawali pada Kala Oligosen dan masih terus
berlangsung hingga kini di wilayah lepas pantai.
Kegiatan gunungapi di daerah Pegunungan
Barisan tampak menonjol pengaruhnya terhadap
sedimentasi yang diendapkan di cekungan
Bengkulu, yang berarah baratlaut - tenggara dan
makin muda ke arah barat (Andi Mangga, dkk.,
1987). Batuan yang berumur Oligo-Miosensebagian besar terubah dan termineralisasi oleh
batuan terobosan berumur Miosen Tengah.
Mineralisasi yang terjadi mengendapkan mineral
bijih seperti emas, perak dan tembaga pada daerah
tertentu. Struktur yang penting di daerah ini adalah
Sesar Semangko yang merupakan sesar geser
166
l,0llgoser
iliosen Awal
har Smur
lvtrto ounungaplB{ai@CeluBmlr,|$hiu Buklt
ruran,r ffin t$1n ffi*r.r1g=11, ._mil-ffioro,------r<\\-Y\'-_EIMT -\ r'l|uturtn/{ns
| | niluR
|(onptetr8mcd'-.- ltrud '--. '-.i \\
IARAT
liliosen lengah Brsr Busur
PlioPleistoseialung
Ring Muto
\-\r | |
tl(e*l
EdumArxrpfi
tu{lftodsilik
TII{UR
';___l \ \-\
0'6h[r ---...
Eornnsbenit \-...
Gambar 2. Evolusi Cekungan Bengkulu dan Pegunungan Bukit Barisan (Andi Mangga, dkk., 1987).
menganan dein diduga telah berkembang sejakKapur atau Oligosen, yang terdiri atas beberapasegmen yang arahnya sejajar dengan pulauSumatera.
Daerah Lampung batuan volkanik anggotaForinasi Hulusimpang banyak tersebar di sebelahbarat sepanjang lereng pantai barat hingga tanjungdi sekitar Teluk Semangka wilayah KabupatenTangamus Kota Agung (Amin dkk.,l994), dansebagian tersingkap di lereng sebelah timur yaitu didaerah Pematang Kamtur, Tanjung Karang (AndiMangga, dkk., 1993).
HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
Data Lapangan
Daerah Bengkulu, batuan volkanik anggotaFormasi Hulusimpang dapat ditemukan di UluKetenong, Lebong Sulit, Lebong Tambang (RejangLebong), Muaraaman, dan daerah Lebong Tandai(Bengkulu Utara). Batuan yang didapatkan tufabatuan, tufa riolitik, lava andesit, basalt, tersingkapdi Ulu Ketenong dan Lebong Tandai. Breksivolkanik didapatkan di Lebong Sulit (Muaraaman).
Disamping batuan volkanik didapatkan batuanterobosan berupa granit diduga berkaitan denganbatuan volkanik Formasi Hulusimpang, initersingkap di S. Lepak Besar Muaraaman.
Daerah Lampung, didapatkan lava andesit,basalt yang didapatkan di Guring, Ulu Semung,tufa batuan, breksi volkanik ditemukan di Putidoh,dan granit di Ketapang, Way Kerap, diorit dandasit di Bengkonat.
Data Laboratorium
Analisis Petrografi
Analisis petrografi terhadap 61 sampel batuan dariFormasi Hulusimpang, terdiri daii 39 sampelberasal dari Bengkulu (Gambar 3), dan 22 sampelberasal .dqi Lampung (Gambar 4), menunjukkankomposisi mineralogi yang bervariasi.
Batuan-batuan di Bengkulu dapatdiklasifikasikan menjadi basalt porfiri, andesitporfiri, andesit basaltik, trakhit porfiri, monzonit,latit porfiri, tufa batuan, urat kalsit, urat kuarsa(Tabel 1). Analisis ini menggunakan klasifikasibatuan dari Travis, dkk., 1955.
167
Gambar 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Batuan (a) dan Peta Geologi daerah Rejang Lebong(b) (modifikasi dari Gafoer, dkk., 1992).
Gambar 4. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Batuan(modifikasi dari Amin, dkk., 1994).
Batuan Formasi Hulusimpang baik yangditemukan di Bengkulu dan Lampung, telahmengalami alterasi hidrothermal membentuk zona
- zona, seperti zona propilitik, filik dan argilik.Zona propi-litik lebih dominan dibanding zonaalterasi filik dan argilik. Pada zona propilitikubahan mineral batuan dicirikan oleh munculnyaklorit, karbonat, epidot, mineral bijih. Sedangkan
dan Peta Geologi daerah Tanggamus, Kota Agung
zona filik dicirikan oleh serisit, adularia dan silika.Zona argilik dicirikan oleh mineral lempung.Pengelompokan alterasi ini berdasarkan asosiasimineral-mineral ubahan yang terjadi, denganmengacu kepada. Corbe[ dkk., 1996.
Berdasarkan tiga zona alterasi tersebut dapatdiinterpretasikan bahwa di daerah Bengkulu danLampung telah terbentuk batuan - batuan yangkemung-kinan berbeda komposisi mineralnya ataujenis batuannya. Zona propilitik diduga banyakbatuan beku yang bersifat me-nengah - basa,
seperti andesit dan basalt. Sedangkan filik danargilik mineral ubahannya mencerminkan mineral
Tidak tampak adanya overprint antara tigazona alterasi tersebut karena alterasi terjadi pada
batuan beku yang berbcda - beda sifatrya. Namun
t69
diduga mineralisasi mulai terbentuk paling tidakbersamaan dengan propi litisasi.Tabel 2. Petrografi Batuan Gunungapi FormasiHulusimpang daerah Kab. Tanggamus, Kota AgungLampung
Mineral logam di daerah Bengkulu dan Lampungterdapat sedikit perbedaan. Daerah Bengkulukhususnya di Lebong Tandai (Sri Indarto, dk.,2007) dapat terlihat pirit dan kalkopirit, sfalerit,emas. Sedangkan daerah Lampung didapatkanpirit, kalkopirit, galena, sfalerit, kadang-kadangterlihat emas berukuran halus (Setiawan I., dkk.,2005). Tekstur yang terjadi pada mineral logamtermasuk emas umumnya mengisi rongga - rongga(cavity Jtllings) di dalam urat kuarsa maupun tufagelas batuan teralterasi. Emas kadang-kadangmengisi retakan - retakan pirit. Sebagian laintampak tekstur penggantian (replacement) pirit
oleh kalkopirit. Kenampakan tekstur tersebutdiinterpretasikan bahwa mineralisasi dapatterbentuk pada zona epitermal mesotermalbersulfida rendah.
Inklusi Fluida
Daerah Bengkulu untuk pengukuran inklusi fluidasampel dari batuan berupa urat kuarsa daerah UluKetenong dan Lebong Tandai. Kedua lokasitersebut menunjukkan suhu homogenisasi berkisar: (l80oC - 330oC) untuk daerah Ulu Ketenong,dan (200oC - 300"C) untuk daerah Lebong Tandai.Sedangkan daerah Lampung tidak didapatkansampel yang dapat diukur.
t70
Analisis Geokimia
Sejumlah 14 sampel batuan dari Bengkulu dan 12sampel dari Lampung telah dianalisis untuk unsurutama (Major Elements), unsur jejak (TraceElements) dan unsur tanah jarang (Rare EarthElements). Semua sampel tersebut dikoleksi dariberbagai lokasi, dan diklasifikasikan sebagaianggota Formasi Hulusimpang.
Analisis geokimia dilakukan untukmendapatkan karakter kimia batuan-batuanvolkanik yang diklasifikasikan sebagai anggotaFormasi Hulusimpang. Berasumsi bahwa batuanyang termasuk anggota Formasi Hulusimpang akanmenunjukkan karakter kimia batuan yangmempunyai hubungan genetik. Jika tidak memilikihubungan genetik maka seharusnya batuan initidak bisa dikelompokkan ke dalam FormasiHulusimpang. Untuk itu dapat dilihat padakomposisi unsur utama (Major Elements).
Unsur Utama (Major Elements)
Sampel dari Bengkulu, seperti Air Ketaun,sebagian Ulu Ketenong dan Lebong Tambangsudah mengblami alterasi, ini terlihat pada nilaiLOI > 2,5oA. Sebaliknya dengan sampel yang'dikoleksi dari Lampung pada umumnya masihdalam kondisi segar yang ditunjukkan oleh LOI<2,5oh, hanya I sampel dari desa CukuhPandan/Ketapang Lampung yang memiliki kondisirelatif sudah terubah. Berdasarkan kandunganSiO2nya batuan Formasi Hulusimpang dariBengkulu memiliki komposisi basalt hingga riolit(Tabel 3). Sedangkan batuan dari Lampungmemiliki komposisi berkisar dari basalt hinggadasit (Tabel4).
Beberapa perbedaan yang dapat dilihat padakedua tabel tersebu! mengindikasikan rekri sta lisasipada mineral utama menjadi mineral sekunder(ubahan) akibat proses hidrothermal. perubahan
tersebut terjadi karena mobilitas unsur-unsur itusendiri yang terpengaruh oleh kondisi yang baru,akibat proses hidrothermal, seperti unsur Mg danCa sebagai mineral penyusun utama di dalamplagioklas dan piroksen keluar membentuk mineralsekunder seperti klorit, epidot, karbonat, danmineral lempung (Tabel3 dan Tabel4).
Gabungan dari data lapangan, dan laboratoriumbaik petrografi, mineragrafi, inklusi fluida, unsurutama kimia batuan, dapat diinterpretasikan bahwabatuan yang diasumsikan sebagai anggota FormasiHulusimpang daerah Bengkulu dan Lampungadalah batuan volkanik dan plutonik yang bersifatbasa hingga asam. Variasi batuan tersebut terdiridari basalt, andesit, diorit, monsonit, andesit,trakhit, sienit, granit, riolit, dan tufa batuan.Batuan batuan tersebut sebagian menga-lamialterasi, yang ditunjukkan oleh terjadinya mineral-mineral ubahan (alterasi). Bengkulu dan Lampungsemen-tera alterasinya dapat dibedakan menjaditiga jenis, yaitu : l. propilitik yang umum teq'adipada batuan andesit dan basalt, yang ditandaimunculnya mineral klorit, karbonat, dan epidot, 2.alterasi filik yang terjadi pada sienit yang ditandaimuncul-nya serisit, silika, 3. argilik umumnyaterjadi pada latit, tufa, riolit yang ditandai olehmineral lempung, silika. Batuan teralterasi tersebutdapat dibuktikan dengan nilai LOI pada hasilanalisis unsur utama kimia batuan, yang besarnya> 2,5 0h.
Data mineragrafi menunjukkan bahwa daerahBengkulu dan Lampung menunjukkan adanyamineral sulfida yang hampir mirip komposisinya,yang terdiri dari pirit, kalkopirit, sfalerit. Namundaerah Bengkulu tidak terlihat adanya galena,sedangkan daerah Lampung didapatkan galena.Kadang-kadang diser-tai logam Au (emas) yangterdapat di dalam rongga batuan dan urat kuarsamaupun retakan pirit. Tekstur yang tam-pak terjadipengisian rongga-rongga batuan oleh minerallogam dan penggan-tian (replacement) piit olehkalkopirit. Ini dapat terbentuk pada kondisiepitermal - mesotermal dengan mineral-mineralsulfi-da yang berderajat rendah.
Data analisis inklusi fluida untuk daerahBengkulu khususnya Lebong Tandai dan UluKetenong (Rejang Lebong) menunjukkan suhuhomogenisasi berkisar (l 80oC-330oC), sedangkandaerah Lampung sementara tidak didapatkansampel yang dapat diukur. Suhu tersebut setaradengan suhu pembentukan mineral-lisasi pada zonaepitermal - mesotermal.
Gabungan dari seluruh data tersebut, bahwabatuan volkanik daerah Bengkulu dan Lampungkhususnya Rejang Lebong sekitamya dan LebongTandai telah terjadi alterasi dan mineralisasi emasepitermal - mesotermal bersulfida rendah. Batuan
t7r
volkanik yangmengalamialterasidanmineralisasi FormasiHulusimpang.ini merupakan salah satu ciri dari batuan anggotaTabel 3. Unsur Utama (Major Elements) Bengkulu
Alterasi dan mineralisasi yang terjadi diBengkulu khususnya daerah Rejang Lebongdan sekitarnya dan Lebong Tandai, sertaLampung khususnya daerah Ulu Semung,Ketapang, Putidoh,Way Kerap dapatdisimpulkan seperti berikut :
Alterasi dan mineralisasi yang te{adi dikedua lokasi Bengkulu dan Lampungmempunyai kesamaan. Alterasinya propilitik,filik, dan argilik, sedangkan mineralisasinyajenis sulfida rendah yang terdiri dari pirit,kalkopirit, sfalerit, dan kadang didapatkanlogam emas. Mineral-mineral logam tersebutmenunjukkan tekstur pengisian pada ronggabahran dan sebagian terjadi penggantiandiantara mineral logam. Pengukuran inklusifluida dari urat kuarsa khususnya daerahBengkulu dapat menunjukkan suhu yangsetara dengan suhu pembentukanmineralisasi pada zona epitermalmesotermal. Suhu ini sesuai denganpembentukan alterasi dan tekstur minerallogam yang terjadi, sehingga mendukungjenis mineralisasi yang terbentuk diBengkulu dan Lampung, yaitu mineralisasiemas 'epitermal-mesotermal
bersulfidarendah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis menyampaikanterima kasih kepada Kepala Pusat PenelitianGeoteknologi-LlPl atas kepercayaannyauntuk melakukan penelitian mineralisasi didaerah Bengkulu dan Lampung. Terimakasih juga disampaikan kepada PanitiaSeminar 2007Geoteknologi-LIPI
Pusat Penelitianyang akan
mempublikasikan hasil penelitian ini didalam proseding. Terima kasih disampaikanjuga kepada semua pihak yang telahmembantu penelitian di lapangan maupun dilaboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, T.C., Sidarto, S., Santosa danGunawan, W., 1994, Geologi Lembar
Kota Agung, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.
Andi Mangga, S., Gafoer, S., dan Sarwono, N.,1987, Hubungan Hubungan geologi antarkepulauan Mentawai dan daratan Sumaterabagian selatan pada Tersier, PuslitbangGeologi.
Andi Mangga, S., Amirudin, Suwarti, T., Gafoer, S.,Sidarto, 1993, Peta Geologi Lembar TanjungKarang, Sekala I : 250000, Pusat PenelitianGeologi Bandung.
Corbett, G.J., Leach, T.M., 1996, Southwest PacificRim Gold-Copper Systems : Structure,Alteration, Mineralization, Manual .for anExploration Worl<shop, Presented at Jakarta, NorrhSydney Australia.
Gafoer, S., Amin, TC., dan Pardede, R., 1992,Kastowo, Gerhard, W., Leo, 1973, Peta geologiLembar Benglailu, Sumatera, skala I : 250.000,P3 Geologi Bandung
Iskandar Zulkamaain, Sri Indarto, Sudarsono, IwanSetiawan, danKuaswandi, 2004, Genesa danPotensi Mineralisasi Emas Di Sepanjang SayapBarat Pegunungan Bukit Barisan ; KasusDaerah Kota Agung dan sekiturnya, LampungSelatan, Laporan Penelitian, Pusat PenelitianGeoteknologi - LIPI.
Kusnama, R., Pardedo, S., Andi Mangga, Sidarto,1992, Peta geologi lembar Sungai Penuh danKetaun, Sumatra, sekala I : 250.000, PPPG.Bandung.
Setiawan I., Zulkamain I., Indarto S., danSudarsono, 2005, Alterasi dan mineralisasi disepanjang Sayap Barat Pegunungan BukitBarisan: Studi kasus Daerah Kabupaten KotaAgung, Lampung, Majalah Riset danPertambangan, Puslit Geoteknologi LIPI, Jilid15, No. l, tahun 2005.
Sri Indarto, Iskandar Zulkamain, Iwan Sefiawan,Sudarsono, 2007, Petrografi dan Mineralisasipada batuan volkanik Formasi Hulusimpang,Daerah Lebong Tandai, Kabupaten BengkuluUtara, Propinsi Bengkulu, HAGI- IAGI, JointConvention Bali (JCB) 2007. Travis, R.B.,1955, Classification of lgneous Rocl<s, Quarterlyof the Colorado Schoo of Mines, vol. 55, no.l.