LAPORAN PERCOBAAN I. JUDUL PERCOBAAN Reaksi-reaksi Aldehid dan Keton II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN Selasa, 17 Maret 2015 Pukul 10.30 WIB III. TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami azas-azas reaksi dari senyawa karbonil. 2. Memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton. 3. Memahami jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan senyawa aldehid dan keton. IV. DASAR TEORI Aldehid dan keton merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting dalam kimia organi k , yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah gugus yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu tidak mengherankan jika sifat kimia keduaya hampir sama. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PERCOBAAN
I. JUDUL PERCOBAAN
Reaksi-reaksi Aldehid dan Keton
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN
Selasa, 17 Maret 2015
Pukul 10.30 WIB
III. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami azas-azas reaksi dari senyawa karbonil.
2. Memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton.
3. Memahami jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan
senyawa aldehid dan keton.
IV. DASAR TEORI
Aldehid dan keton merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah satu
dari gugus penting dalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa
yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah gugus
yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika sifat kimia keduaya hampir sama.
Formaldehida adalah gugus yang mudah terbakar, tak berwarna, gas beracun
dengan bau yang menusuk dan menyesakkan. Formaldehida digunakan untuk
membuat plastic terms set damar buatan serta insektisida dan germisida. Sedangkan
larutan formaldehida 37% dalam air (formalin) digunakan untuk mengawetka
spesimen biologi dalam laboratorium/museum karena dapat membunuh germs
(desinfektan). Contoh senyawa aldehid lain adalah asetaldehida yaitu cairan yang
mudah terbakar, tak berwarna, larut dalam air dan baunya merangsang. Asetaldehida
biasanya dipakai dalam pembuatan zat pewarna, plastik, karet sintetis dan lainnya.
1
Aseton adalah keton yang paling penting. Aseton merupakan cairan volatil
(titik didih 56oC) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk
macam-macam senyawa organik, banyak digunakan untuk vernis, lak dan plastik.
Tidak seperti kebanyakan pelarut organik lain, aseton bercampur dengan air dengan
segala perbandingan. Sifat ini digabungkan dengan votalitasnya, membuat aseton
sering digunakan sebagai pengering alat-alat laboratorium. Alat-alat gelas
laboratorium yang masih basah dibilas dengan aseton, dan lapisan aseton yang
menempel kemudian menguap dengan mudah. Salah satu metode pembuatan aseton
ialah melalui dehidrogenasi isopropil alkohol dengan bantuan kawat tembaga.
Karbonil adalah suatu gugus polar, oleh karenanya aldehid dan keton memiliki
titik didih yang lebih tinggi dari daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara.
Karena aldehid dan keton tidak dapat membentuk ikatan hidrogen yang kuat antara
molekul-molekulnya sendiri, maka mereka mempunyai titik didih yang lebih rendah
dari pada alkohol yang berat molekulnya setara.
Melalui gugus karbonil, aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan molekul air. Oleh karenanya aldehid dan keton yang berat molekulnya
rendah memiliki kelarutan yang tinggi dalam air. Aseton dan asetaldehid larut
sempurna dalam air pada semua perbandingan.
Keton tidak mudah dioksidasi, tetapi aldehid sangat mudah teroksidasi
menjadi asam karboksilat yang mengandung atom karbon sama. Keton tidak
menjalankan reaksi yang serupa karena pada oksidasi terjadi pemutusan ikatan
karbon-karbon menghasilkan dua asam karboksilat masing-masing mengandung
atom karbon yang jumlahnya lebih sedikit daripada keton semula. Hampir setiap
regensia yang mengoksidassi suatu alkohol juga mengoksidasi suatu aldehida.
Garam permanganat atau dikromat merupakan zat pengoksidasi yang terpopuler,
tetapi bukanlah satu-satunya reagensia yang dapat digunakan.
Disamping oksidasi oleh permanganat dan dikromat, aldehida dapat
teroksidasi oleh zat pengoksidasi yang sangat lembut seperti : Ag+, atau Cu2+.
Reagensia Tollens (suatu larutan basa (dari) ion kompleks perak ammonia)
digunakan sebagai reagensia uji untuk aldehida. Aldehida itu dioksidasi menjadi
anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag.
Keton tidak dapat dioksidasi oleh reagen Tollens karena keton merupkana oksidator
2
lemah. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding
dalam tabung reaksi. Dengan meluasnya penggunaan spektroskopi, uji Tollens tidak
lagi digunakan untuk uji aldehida. Namun kadang-kadang cermin masih dibuat
dengan cara ini.
R + 2Ag(NH3)2OH R O NH4 + 2Ag↓ + 2NH3 + H2O
cermin perak
Reagen Fehling atau Benedict mengandung ion Cu2+ yang bersifat oksidator
lemah. Ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid tetapi tidak dapat
mengoksidasi gugus keton seperti halnya reagen Tollens. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata setelah dipanaskan. Persamaan reaksinya :
R + 2Cu2+ + 5OH- R O- + Cu2O↓ + 3H2O
endapan merah bata
Reaksi yang lazim dari senyawa-senyawa karbonil adalah reaksi adisi kepada
ikatan rangkap karbonil. Reagen biasanya adalah suatu nukleofil. Aldehid dan
beberapa keton yang tidak mengandung gugus yang besar di sekeliling atom karbon
karbonil bereaksi dengan larutan pekat natrium bisulfit menghasilkan adisi berwujud
hablur berwarna putih. Hasil adisi ini bila bereaksi dengna asam akan membebaskan
kembali senyawa karbonil, sehingga reaksi ini kadang-kadang berguna untuk
memisahkan senyawa karbonil dari campurannya dengan senywa-sneyawa lain.
Pasangan elektron bebas pada atom nitrogen ammonia dan senyawa-senyawa
lain yang sejenis menyebabkan senyawa-senyawa ini boleh bereaksi menghasilkan
fenilhidrazon setelah hasil reaksi yang mula-mula terbentuk membebaskan satu mol
air. Hasil ini sering berwujud hablur, sehingga dapat digunakan (melalui titik
lelehnya) untuk mengenal aldehid dan keton. Reaksi yang sama dengan 2,4-dinitro
fenilhidrazin menghasilkan 2,4-dinitro fenilhidrazon yang biasanya mempunyai titik
leleh yang lebih tinggi.
Hidroksilamin bereaksi dengan senyawa karbonil menghasilkan oksim, yang
dapat pula digunakan untuk pengenalan. Di samping itu, oksim digunakan pula
3
sebagai bahan perantara di dalam sintesis, misalnya pemanasan di dalam suasana
basa menghasilkan hidrokarbon yang sebanding.
Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di sebelah atom karbon karbonil
yang disebut atom karbon alfa merupakan karbon yang bersifat lemah. Ini
disebabkan karena muatan dari anion bertalian (anion enolat) dapat diserahkan ke
atom oksigen yang elektronegatif.
Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon alfa dari aldehid dan keton
mudah diganti oleh halogen di dalam larutan biasa. Reaksi ini didasarkan pada
reaksi yang cepat antara ion enolat dengan halogen. Oleh karena pengaruh tarikan
elektron dari halogen, maka atom hidrogen yang masih ada pada atom karbon alfa
akan lebih asam dan lebih mudah tertukar oleh halogen. Oleh karena itu, gugus metil
yang terikat pada atom karbon karbonil mudah sekali diubah menjadi senyawa
trihalo metil oleh halogen dari basa.
Senyawa trihalo yang dihasilkan ini mudah sekali diuraikan oleh basa
menghasilkan haloform. Oleh karena itu, rekasi ini dapat digunakan untuk
menyediakan iodoform, bromoform, dan kloroform. Biassnya rekasi ini digunakan
untuk menunjukkan adanya metil keton (R-CO-CH3). Senyawa ini bila direaksikan
dengan iodium dan basa segera menghasilkan iodoform yang mengendap sebagai
hablur berwarna kuning dan berbau obat. Oleh karena reagen di dalam reaksi ini
ialah suatu oksidator, maka suatu alkohol yang mengandung suatu gugus (-
CH(OH)3) sehingga akan menghasilkan pengujian yang positif.
R Cl3 + 3OH- R O- + CHI3
iodoform
Karena ion enolat ialah suatu nukleofil, maka ia dapat ditambah kepada gugus
karbonil. Reaksi ini akan menghasilkan suatu ikatan karbon-karbon yang baru,
sehingga sangat berguna di dalam sintesis. Bila aldehid direaksikan dengan larutan
basa yang encer, maka akan berkondensasi sesamanya menghasilkan aldol yang bila
dipanaskan akan menyingkirkan air menghasilkan aldehid tak jenuh, yakni
krotonaldehid.
4
V. ALAT DAN BAHAN
a. ALAT
- Tabung reaksi - Pendingin refluks
- Termometer - Gelas ukur
- Erlenmeyer 50 mL - Pipet tetes
- Corong Hirsch - Pipet kapiler
- Corong Buchner
- Labu penyaring + kertas saring
- Pembakar Bunsen
- Labu dasar bulat 50 mL
b. BAHAN
- Asetaldehid - Larutan jenuh natrium bisulfit
- Sikloheksanon - Larutan HCl
- N-heptaldehid - Reagen fenilhidrasin
- 2-pentanon - Hidroksiamin hidroklorida
- Formalin - Natrium asetat trihidrat
- Isopropil alkohol - Larutan iodium
- Etanol - Es
- Reagen Benedict/Fehling
- Larutan NaOH 10%
- Larutan AgNO3 5%
- Larutan NaOH 5%
- Larutan NH4OH 2%
5
VI. ALUR KERJA
1) Uji Tollens
a. Menyiapkan Reagen Tollens
b. Menyiapkan formalin
c. Uji Tollens
2) Uji Fehling dan Benedict
a. Menyiapkan reagen Fehling
6
2 mL larutan AgNO3 5%
dimasukkan ke dalam tabung reaksi+ 2 tetes larutan NaOH 5%dicampur dengan baik+ larutan NH4OH 2% tetes demi tetes
sambil dikocok
Reagen Tollens
5 tetes formaldehid +5 mL air
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dikocok
Formalin
10 mL larutan Fehling A + 10 ml larutan Fehling B
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dikocok
Reagen Fehling
Endapan larut
Endapan larut
Endapan tidak larut
1 mL reagen Tollens
+ 2 tetesaseton
1 mL reagen Tollens
+ 2 tetessikoheksanon
1 mL reagen Tollens
+ 2 tetesformalin
- dikocok- didiamkan selama 10 menit
- ditempatkan didalam air panas (35-500C) selama 5 menit
1 mL reagen Tollens
+ 2 tetesbenzaldehid
b. Uji Fehling
c. Uji Benedict
3) Adisi Bisulfit
7
- disaring
5 mL NaHSO3 jenuh
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mLdidinginkan dalam air es+ 2,5 mL aseton tetes demi tetes sambil
dikocokdidiamkan selama 5 menit+ 10 mL etanol
Hablur + larutannya
Filtrat Hablur putih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi+ HCl pekat beberapa tetesdiamati yang terjadi
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetesn-heptaldehid
1 mL reagen Benendict
+ beberapa tetesaseton
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetessikloheksanon
ditempatkan didalam air mendidihdidiamkan selama 10-15 menitdiamati perubahan yang terjadi
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetesformaldehid
Hasil Pengamatan
1 mL reagen Fehling
+ beberapa tetesn-heptaldehid
1 mL reagen Fehling
+ beberapa tetesaseton
1 mL reagen Fehling
+ beberapa tetessikloheksanon
- ditempatkan didalam air mendidih- didiamkan selama 10-15 menit- diamati perubahan yang terjadi
1 mL reagen Fehling
+ beberapa tetesformaldehid
4) Pengujian dengan Fenilhidrasin
Tabung I Tabung II
Tabung 3 Tabung 4
8
2,5 mL Fenilhidrasin
dimasukkan ke dalamtabung reaksi
+ 10 tetes benzaldehidditutup dan diguncang
selama 1-2 menit
Hablur Fenilhidrasin
DisaringDicuci dengan air dinginDihablurkan lagi denga
etanolDibiarkan sampai keringDitentukan titik lelehnya
Titik leleh
2,5 mL Fenilhidrasin
dimasukkan ke dalamtabung reaksi
+ 10 tetes sikloheksanonditutup dan diguncang
selama 1-2 menit
Hablur Fenilhidrasin
DisaringDicuci dengan air dinginDihablurkan lagi denga
etanolDibiarkan sampai keringDitentukan titik lelehnya
Titik leleh
2,5 mL 2,4-dinitro-fenilhidrasin
- dimasukkan ke dalamtabung reaksi
- + 10 tetes benzaldehid- ditutup dan diguncang
selama 1-2 menit
Hablur Fenilhidrasin
- Disaring- Dicuci dengan air dingin- Dihablurkan lagi denga
etanol- Dibiarkan sampai kering- Ditentukan titik lelehnya
Titik leleh
2,5 mL 2,4-dinitro-fenilhidrasin
- dimasukkan ke dalamtabung reaksi
- + 10 tetes benzaldehid- ditutup dan diguncang
selama 1-2 menit
Hablur Fenilhidrasin
- Disaring- Dicuci dengan air dingin- Dihablurkan lagi denga
etanol- Dibiarkan sampai kering- Ditentukan titik lelehnya
Benzaldehid + reagen Tollens + dipanaskan = larutan jernih dan terbentuk cermin perak
Formalin + reagen Tollens + dipanaskan = larutan warna abu-abu
Sebelum: Larutan Fehling A = larutan
(aq) + 2[Ag(NH3)2OH] →
+ 2Ag↓ (cincin
perak) + 4NH3 + 2H2O
Formaldehid + reagen Fehling
12
Hasil Pengamatan
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetesn-heptaldehid
1 mL reagen Benendict
+ beberapa tetes aseton
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetessikloheksanon
- ditempatkan didalam air mendidih
- didiamkan selama 10-15 menit- diamati perubahan yang terjadi
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetesformaldehid
2. Uji Fehling dan Benedict
a. Menyiapkan reagen Fehling
b. Uji Fehling
berwarna biru Larutan Fehling B = larutan
tak berwarnaSesudah: Fehling A + Fehling B =
larutan biru tua (reagen Fehling)
Sebelum: Reagen Fehling = larutan
berwarna biru tua Formaldehid = larutan tak
berwarna n-heptaldehid = bahan tidak
tersedia Aseton = larutan tak
berwarna Sikloheksanon = larutan tak
berwarnaSesudah: Reagen Fehling +
Formaldehid = larutan berwarna biru tua
Reagen Fehling + Aseton = larutan berwarna biru tua
Reagen Fehling + Sikoheksanon = larutan berwarna biru tua
Reagen Fehling + Formaldehid + dipanaskan = larutan berwarna biru dan terdapat endapan merah bata
Reagen Fehling + Aseton +
(terdapat endapan merah bata) Aseton + reagen Fehling
(tidak dapat bereaksi) Sikloheksanon + reagen Fehling
(tidak dapat bereaksi) N-heptaldehid + reagen Fehling
O║
C6H13 ─ C ─ H (aq) + 2Cu+ + 5OH- → Cu2O (s) + 3H2O (l) + O
║C6H13─C─O- (aq)
Formaldehid yang termasuk dalam gugud bereaksi denban reagen Fehling membentuk endapan merah bata Cu2O.
Sikloheksanon dan aseton termasuk dalam gugus keton yang tidak dapat membentuk endapan merah bata apabila bereaksi dengan reagen Fehling.
13
10 mL larutan Fehling A + 10 ml larutan Fehling B
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dikocokReagen Fehling
+ beberapa tetesaseton
+ beberapa tetessikloheksanon
+ beberapa tetesformaldehid
Hasil Pengamatan
+ beberapa tetesn-heptaldehid
1 mL reagen Fehling
1 mL reagen Fehling
- ditempatkan didalam air mendidih- didiamkan selama 10-15 menit- diamati perubahan yang terjadi
1 mL reagen Fehling
1 mL reagen Fehling
c. Uji Benedict
dipanaskan = larutan berwarna biru
Reagen Fehling + Sikoheksanon + dipanaskan = larutan berwarna biru dan terdapat dua lapisan
Uji Benedict tidak dilakukan, karena bahan tidak tersedia.
Sebelum: NaHSO3 jenuh = larutan tak
berwarna
14
Hasil Pengamatan
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetesn-heptaldehid
1 mL reagen Benendict
+ beberapa tetesaseton
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetessikloheksanon
- ditempatkan didalam air mendidih- didiamkan selama 10-15 menit- diamati perubahan yang terjadi
1 mL reagen Benedict
+ beberapa tetesformaldehid
3.
Adisi Bisulfit
Aseton = larutan tak berwarna
Etanol = larutan tak berwarna
HCl pekat = larutan tak berwarna
Sesudah: NaHSO3 jenuh + aseton =
larutan tak berwarna NaHSO3 jenuh + aseton +
etanol = larutan putih keruh Larutan putih keruh disaring
= hablur putih dan larutan tak berwarna
Hablur putih + HCl pekat = hablur larut
Sebelum: Fenilhidrasin = larutan
Natrium bisulfit akan mengadisi aseton dan membentuk larutan dengan warna yang sama dengan warna larutan yang sebelumnya, dan membentuk hablur ketika ditambahkan etanol.
Hablur yang disaring diteteskan HCl pekat sehingga hablur menjadi larut.
15
5 mL NaHSO3 jenuh
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL
didinginkan dalam air es
+ 2,5 mL aseton tetes demi tetes sambil dikocok
didiamkan selama 5 menit
+ 10 mL etanol
Hablur + larutannya
Filtrat Hablur putih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
+ HCl pekat beberapa tetes
diamati yang terjadiHasil Pengamatan
4.
Pengujian dengan Fenilhidrasin
berwarna jingga Benzaldehid = larutan tak
berwarna Etanol = larutan tak
berwarna Sikloheksanon = larutan tak
berwarna 2,4-diniro-fenilhidrasin =
bahan tidak tersediaSesudah: Fenilhidrasin + 10 tetes
benzaldehid = larutan keruh berwarna jingga dengan gumpalan berwarna kuning
Fenilhidrasin + 10 tetes sikloheksanon = larutan keruh berwarna kuning dengan gumpalan berwarna jingga
Bahan tidak tersedia
Fenilhidrasin + benzaldehid
+ →
→
Fenilhidrasin + sikloheksanon
+ →
→ H2O
NH2OH ─ HCl (s) + CH3COONa.3H2O
Titik leleh benzaldehid adalah 1240C dan titik leleh sikloheksanon adalah 780C.
16
2,5 mL Fenilhidrasindimasukkan ke dalam
tabung reaksi
+ 10 tetes sikloheksanon
ditutup dan diguncang selama 1-2 menit
Hablur Fenilhidrasin
Disaring
Dicuci dengan air dingin
Dihablurkan lagi denga etanol
Dibiarkan sampai kering
Ditentukan titik lelehnya
Diulangi dengn 2,4-dinitro-fenilhidrasin
Titik leleh
2,5 mL Fenilhidrasin- dimasukkan ke dalamtabung reaksi
- + 10 tetes benzaldehid- ditutup dan diguncang
selama 1-2 menit
Hablur Fenilhidrasin- Disaring- Dicuci dengan air dingin- Dihablurkan lagi denga
etanol- Dibiarkan sampai kering- Ditentukan titik lelehnya- Diulangi denga 2,4-
dinitro-fenilhidrasin
Titik leleh
5.
Pembuatan Oksim
Sebelum: NaOH 5% = larutan tak
(s) + H2O (l) → NH2OH (aq) + CH3COOH (aq) + NaCl (aq) Percobaan tidak
- dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL- + 4 mL air- dipanaskan sampai 350C- + larutan sikloheksanon- ditutup dan diguncangkan selama 1-2 menit
Sikloheksanon padat(zat padat oksim)
- didinginkan dalam air es
Hablur
- disaring- disiram dengan 2 mL air es- disaring dengan kertas saring- ditentukan titik lelehnya
Titik leleh
6.
Reaksi Haloform
berwarna Isopropil alkohol = larutan
tak berwarna 2-pentanon = bahan tidak
tersedia 3-pentanon = bahan tidak
tersedia Aseton = larutan tak
berwarna Iodium = kuning kecoklatanSesudah NaOH + aseton = larutan tak
berwarna NaOH + aseton + iodium =
larutan berwarna kuning + endapan kuning
Bau = seperti obat Isopropil alkohol + aseton =
larutan tak berwarna Isopropil alkohol + aseton +
iodium = larutan berwarna jingga
Bau = seperti obat (+)
Bahan tidak tersedia
+ I2 + 3NaOH
+ 3NaI + 3H2O
+ CHI3
Gugus senyawa metil yang terikat pada atom karbon karbonil diubah menjadi senyawa trihalometil oleh halogen dan basa. Senyawa trihalo mudah diuraikan oleh basa menghasilkan haloform.
NaOH bereaksi dengan aseton menghasilkan endapan kuning (iodoform)
Isopropil alkohol bereaksi dengan aseton tidak menghasilkan endapan kuning (iodoform).
18
Endapan kuning
(Iodoform)
3 mL isopropil alkohol
+ 5 tetes
aseton
3 mL larutan 2-pentanon
+ 5 tetes
aseton
3 mL larutan 3-pentanon
+ 5 tetes
aseton+ larutan iodium
diguncang-guncang sampai warna iodium tidak hilang (kira-kira 10 mL iodium
dicatat perubahan yang terjadi)
3 mL larutan NaOH 5%
+ 5 tetes
aseton
Bau
I2
OH-
I2
OH
7.
Kondensasi Aldol
a)
b)
Percobaan tidak dilakukan, karena bahan tidak tersedia.
19
4 mL larutan NaOH 1%
+ 0,5 mL asetaldehid
digoncangkan dengan baik
dicatat suhunyaBau hasil pengamatan
campuran dididihkan selama 3 menit
dari hasil kondensasi, dicatat baunyaBau tengik
(Krotonaldehid)
10 mL etanol + 1 mL aseton + 2 mL benzaldehid + 5 mL larutan NaOH 5%dimasukkan ke dalam labu 50 mL
disambungkan pada kondensor
direfluks selama 5 menit
didinginkanHablur
dikumpulkan dengan corong Buchner
dicatat titik lelehnyaTitik leleh
20
VIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Uji Tollens
Pada percobaan pertama yaitu uji Tollens untuk membedakan senyawa aldehid
dan keton menggunakan reagen Tollens. Mula-mula, membersihkan alat yang
digunakan untuk uji Tollens kemudian dimasukkan dalam oven untuk dikeringkan.
Lalu menyiapkan reagen Tollens dengan cara memasukkan 2 mL larutan AgNO3 5%
tak berwarna ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 2 tetes larutan NaOH
5% menghasilkan warna larutan warna coklat dengan endapan hitam. Dengan