Top Banner
PERCOBAAN 6 Aldehid dan Keton: Sifat Dan Reaksi Kimia I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji asam kromat. 2. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji Tollens. 3. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji iodoform. 4. Menentukan perbedaan antara senyawa keton dengan aldehid dengan uji 2,4- dinitrofenilhidrazin. 5. Menentukan jenis sampel aldehid dan keton pada sampel A, B, C dan D II. Teori Dasar Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol dan dapat mengalami reaksi adisi dan oksidasi. Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam dan dapat mengalami reaksi polimerisasi. Aldehid memiliki struktur dan unsur
12

aldehid dan keton

Apr 03, 2023

Download

Documents

Randi Yusuf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: aldehid dan keton

PERCOBAAN 6

Aldehid dan Keton: Sifat Dan Reaksi Kimia

I. Tujuan Percobaan

1. Menentukan perbedaan antara senyawa keton

dengan aldehid dengan uji asam kromat.

2. Menentukan perbedaan antara senyawa keton

dengan aldehid dengan uji Tollens.

3. Menentukan perbedaan antara senyawa keton

dengan aldehid dengan uji iodoform.

4. Menentukan perbedaan antara senyawa keton

dengan aldehid dengan uji 2,4-

dinitrofenilhidrazin.

5. Menentukan jenis sampel aldehid dan keton pada

sampel A, B, C dan D

II. Teori Dasar

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung

sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau

dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat

lebih reaktif daripada alkohol dan dapat mengalami

reaksi adisi dan oksidasi. Aldehid dapat dioksidasi

menjadi asam dan dapat mengalami reaksi

polimerisasi. Aldehid memiliki struktur dan unsur

Page 2: aldehid dan keton

karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Struktur

rumus senyawa ini adalah R-CHO, dimana -R adalah

alkil dan –CHO adalah gugus fungsi aldehida (Hart,

1998).

Keton adalah suatu senyawa organik yang

memiliki sebuah gugus karbonil yang terikat pada

dua gugus alkil. Keton bersifat polar karena gugus

karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap

(volatile) daripada alkohol dan asam karboksilat.

Struktur dari keton sama seperti aldehid, yang

terdiri atas atom-atom karbon (C), hidrogen (H) dan

oksigen (O) dengan rumus struktur R-CO-R’, dengan R

adalah alkil dan –CO- adalah gugus fungsi keton

(Fessenden, 1997).

Aldehid mudah teroksidasi sedangkan keton

sedikit sulit teroksidasi. Aldehi memiliki sifat

yang lebih reaktif dibandingkan senyawa keton

terhadap reaksi adisi nukleofilik (Antony, 1992).

Karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen

yang terikat pada oksigen maka tidak terjadi ikatan

hidrogen seperti alkohol. Sebaliknya aldehid dan

keton adalah senyawa polar yang dapat membentuk

gaya tarik-menarik elektrostatika yang relatif kuat

antar molekulnya, bagian positif sebuah molekul

akan tertarik pada bagian negatif dari molekul yang

lain (Respah, 1986).

Page 3: aldehid dan keton

III. Data Pengamatan

1. Uji Asam kromat

Sampel Warnaawal Pengamatan Gambar

Page 4: aldehid dan keton

Formaldehid Bening Warnaoranye

Aseton Bening Warnaoranye

Sampel A Bening Warnacoklat

Sampel B Bening Warnacoklatmuda

Sampel C Bening Warnaoranyeterang

Sampel D Beningoranye

Warnacoklatdankeruh

Page 5: aldehid dan keton

2. Uji Tollens

Sampel Warnaawal Pengamatan Gambar

Aseton Bening Tidakberubah

Formaldehid Bening Keruh

Sampel A Bening Keruh

Sampel B Bening Keruh, abu-abu

Page 6: aldehid dan keton

Sampel C Bening Keruh

Sampel D Beningoranye Putih

3. Uji Iodoform

Sampel Warnaawal Pengamatan Gambar

Aseton Bening Terbentuk endapan kuning

SampelA

Bening Tidak terjadi reaksi

SampelB

Bening Tidak terjadi reaksi

SampelC

Bening Tidakterjadireaksi

Page 7: aldehid dan keton

SampelD

Bening oranye

Tidakterjadireaksi

4. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin

Sampel Warnaawal Pengamatan Gambar

Formaldehid Bening

Terdapatbanyakendapan

Aseton BeningTidak

terdapatendapan

Sampel A BeningTidak

terjadireaksi

Sampel B BeningTidak

terjadireaksi

Sampel C BeningTidak

terjadireaksi

Sampel D Beningoranye

Tidakterjadireaksi

Page 8: aldehid dan keton

IV. Pembahasan

Pengujian aldehid dan keton ini, tabung reaksi

diberi label sesuai dengan nama turunan aldehid,

keton dan senyawa tak dikenal yang akan

diidentifikasi. Pertama yaitu uji asam kromat,

dengan meneteskan 4 tetes asam kromat, tabung

digoyangkan dan dibiarkan 10 menit untuk melihat

perubahan warna. Pada aldehid yang teroksidasi akan

muncul perubahan warna dari coklat kemerahan –

berasal dari Cr6+,berwarna kemerahan, menjadi hijau

karena kromat yang tereduksi menjadi Cr3+ (warna

hijau ) sedangkan pada keton tidak. Alhasil tidak

ada campuran yang memiliki warna akhir hijau, hal

ini menandakan bahwa sampel-sampel tersebut bukan

senyawa aldehid. Berikut data hasil pengamatan uji

asam kromat; sampel A dan B terjadi perubahan wana

menjadi coklat yang berarti kedua sampel tersebut

merupakan alkohol primer atau sekunder. Selain itu

sampel C tidak mengalami perubahan warna yang

berarti sampel C adalah senyawa alkohol. Sampel D

terbentuk endapan yang menunjukkan senyawa fenol.

Pada uji tolens, persiapan dibuat oleh dua

pihak yaitu oleh analis dan oleh praktikan. Oleh

analis, disiapkan reagen Tollens ke dalam labu

Page 9: aldehid dan keton

erlenmeyer 25 ml dan mencampurkan 5 ml perak nitrat

95% dalam 5 ml NaOH 10%. Kemudian ditambah larutan

amoniak 10% tetes demi tetes sambil digoyang agar

lebih cepat bercampur. Terus digoyang sampai

terlihat produk berupa endapan coklat yang

menunjukkan perak oksida mulai melarut.

Kemudian oleh praktikan pada uji Tollens,

dilarutkan 5 tetes senyawa aldehid dan keton yang

berada pada tabung reaksi masing-masing dengan

bis(2-etoksietil)eter atau bisa juga dengan pelarut

eter lainnya. Pelarut tersebut dilakukan tetes demi

tetes. Kemudian ditambahkan 2 ml reagen Tollens dan

diaduk atau digoyang agar larut dan bercampur.

Setelah itu tabung reaksi dipanaskan pada penangas

air selama 5 menit pada suhu 60 oC. Aldehid dapat

teroksidasi oleh Tollens dan terbentuknya logam

perak hasil reduksi dari ion Ag+ Hasilnya

asetaldehid tidak mengalami perubahan warna, sampel

A berwarna keruh, sampel B keruh, abu-abu, sampel C

keruh dan sampel D bening putih.

Uji selanjutnya adalah uji iodoform, dengan

menambah 2 ml air kedalam masing-masing sampel yang

akan diuji, digoyang agar bereaksi dan bercampur.

Apabila senyawa tidak larut, perlu ditambahkan

dioksan tetes demi tetes sambil diaduk sampai

campuran homogon. Ditambahkan 2 ml larutan NaOH 6 M

Page 10: aldehid dan keton

dan diaduk serta ditempatkan campuran yang ada pada

tabung reaksi kedalam penangas air 60 oC selama 3-

4 menit. Selagi campuran dipanaskan dalam penangas

air, larutan I2/KI ditambahkan tetes demi tetes,

kemudian dikeluarkan sebentar untuk digoyang/

diaduk agar, persebaran partikel merata

(tercampur). Setelah itu dimasukkan kembali ke

dalam penangas air sampai warna coklat bertahan

selama 2 menit di dalam tabung. Langkah

selanjutnya, ditambah larutan NaOH 6 M tetes demi

tetes sambil digoyang, sampai warna coklat hilang.

Pada kondisi ini tabung reaksi tetep disimpan dalam

penangas air. Setelah 5 menit diangkat, dan

terlihat hasilnya yakni; sampel A, B, C dan D tidak

menghasilkan endapan kuning (tidak bereaksi).

Uji terakhir adalah dengan mencampurkan tiap

sampel di dalam tabung reaksi dengan 20 tetes 2,4-

dinitrofenilhidrazin. Hasil positifnya muncul

endapan pada formaldehid (banyak)-indikasi senyawa

aldehid- sedangkan sampel A, B, C dan D tidak

memberikan endapan artinya tidak terjadi reaksi.

Sampel A,B,C dan D dapat dikatakan senyawa yang

mengandung gugus keton atau juga bukan senyawa

bergugus aldehid atau keton.

Page 11: aldehid dan keton

V. Kesimpulan

Diperoleh perbedaan antara senyawa aldehid dan

keton , pada uji asam kromat terdeteksi senyawa

aldehid jika sampel teroksidasi dan berwarna hijau

tua, senyawa keton terdeteksi sedikit kehijauan.

Pada uji Tollens aldehid diketahu dari hasil

pembentukan cermin perak, sedangkan keton diketahui

keberadaannya jika sampel tidak bereaksi. Uji

iodoform menunjukkan senyawa aldehid dan keton

dengan indikasi endapan kuning. Uji sampel dengan

2,4 dinitrofenilhidrazin menghasilkan endapan putih

untuk sampel mengandung aldehid dan tidak bereaksi

pada sampel mengandung keton. Untuk sampel A, B, C

dan D bukanlah aldehid ataupun keton karena tidak

menunjukkan adanya hasil indikasi atau efek reagen

yang sesuai dengan referensi.

VI. Daftar Pustaka

Antony, C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.

Bandung:

Page 12: aldehid dan keton

Institut Teknologi Bandung.

Fessenden, R.J. dan Joan, S.F. 1997. Dasar-Dasar

Kimia Organik

Jakarta: Erlangga.

Hart, Harold. 1998. Kimia Organik. Jakarta:

Erlangga.

Mayo, D.W., Pike, R.M., Forbes, D.C. 2011.

Microscale Organic

Laboratory: with Multistep and Multiscale Syntesis,

5th edition,. John Willey & Sons. New York.

P. 61-67; 129-140.

Pasto, D., Johnson, C., Miller, M. 1992.

Experiments and Techniques in

Organic Chemistry. Prentice Hall Inc., New

Jersey. P. 47-55; 396-398.

Respah. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta:

Aksara Baru.

Williamson. 1999. Macroscale and Microscale Organic

Experiments, 3rd

edition. Boston. P 82-121.